KESEPIAN PADA PRIA USIA LANJUT YANG MELAJANG RARA ...

76 downloads 3211 Views 844KB Size Report
karena diusia ini banyak kehilangan kontak sosial dengan seseorang. Tujuan penelitian ini ... dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesepian pada pria usia lanjut yang melajang. Dalam ... psikologis terdapat empat subfaktor yang muncul yaitu kurang adanya dukungan ... sosial kita memerlukan hubungan interpersonal.
KESEPIAN PADA PRIA USIA LANJUT YANG MELAJANG RARA OKTARIA Fakultas Psikologi Univesitas Gunadarma Abstrak Setiap orang membutuhkan seseorang dalam hidupnya seperti melakukan perkawinan yang merupakan ikatan diantara dua insan yang berbeda. Namun tidak semua orang menikah, ada yang memilih hidup melajang. Pada awalnya menganggap melajang itu mengasyikkan, namun dengan seiringnya waktu tmbul kesepian yang mengakibatkan rasa tertekan terutama ketika memasuki usia lanjut karena diusia ini banyak kehilangan kontak sosial dengan seseorang. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui penyebab pria usia lanjut melajang, mengetahui gambaran kesepian pada pria usia lanjut yang melajang dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesepian pada pria usia lanjut yang melajang. Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus dan subjek penelitian ini adalah pria usia lanjut yang melajang dengan usia 60 tahun. Adapun jumlah subjek yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak satu orang. Berdasarkan hasil penelitian mengenai penyebab pria usia lanjut melajang dapat disimpulkan bahwa, pertama yaitu subjek menjalin hubungan dengan wanita selalu tidak disetujui oleh ibunya dengan alasan perilakunya kurang bagus. Kedua yaitu subjek tidak mempunyai pekerjaan, dalam hal ini subjek mengatakan bahwa dirinya putus dengan pacarnya karena dirinya sampai saat ini belum memiliki pekerjaan. Ketiga yaitu masalah kesehatan, menurut subjek penyebab dirinya tidak bekerja karena subjek sakit selama sepuluh tahun. Terdapat gambaran kesepian subjek. Gambaran ini memperlihatkan sikap dan perilaku subjek menunjukan kesepian. Gambaran yang pertama kesepian perilaku, dua subtema yang muncul yaitu, tidak memiliki teman dekat atau sahabat, dan merasa sendiri. Yang kedua kesepian kognitif, dua subtema yang muncul yaitu, tidak ada teman untuk berbagi cerita, dan merasa tidak cocok untuk bergaul dengan orang lain. Yang ketiga kesepian emosional, dua subtema yang muncul yaitu, merasa sedih tidak memiliki pasangan, merasa tidak ada satu pun orang yang memahaminya. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi kesepian subjek. Pertama faktor psikologis terdapat empat subfaktor yang muncul yaitu kurang adanya dukungan dari lingkungan, kurangnya percaya diri, kepribadian yang tidak sesuai dengan lingkungan, dan ketakutan menanggung resiko sosial. Pada faktor situasional terdapat dua subfaktor yang muncul yaitu takut di kenal orang lain, dan kehidupan di dalam rumah. Kata kunci : Kesepian, pria usia lanjut, melajang

yang membujang atau sekarang yang

PENDAHULUAN

dikenal

Latar Belakang Masalah

dengan

istilah

lajang

jumlahnya sekitar 1,71 % pada tahun Manusia

sebagai

makhluk

2000.

sosial tidak akan pernah lepas dari Para lajang yang memilih

hubungannya dengan orang lain. kita

menjalani hidup sendiri atau hidup

memerlukan hubungan interpersonal

melajang bukanlah suatu hal tanpa

secara mendalam dengan seseorang

masalah

sehingga

dapat

arti

mudah dijalankan oleh seseorang.

tersendiri

di

hidupnya.

Mereka yang menjalani kehidupan

Hubungan

yang

Sebagai

makhluk

sosial

memiliki dalam

demikian

akan

sehingga

dapat

dengan

melajang harus berani mengambil

meningkat terus sehingga sampai

segala

resiko

pada suatu perkawinan.

permasalahan

dari

yang

segala

akan

timbul

nantinya. Menurut Hurlock (1991) Perkawinan merupakan salah satu bentuk perkembangan ketika kita meningkat dewasa. Menurut Husein

(2006)

perkawinan

merupakan ikatan diantara dua insan yang mempunyai banyak perbedaan baik dari segi fisik, asuhan keluarga, pergaulan, cara berpikir (mental), pendidikan dan lain hal.

antara pria dan wanita terdapat perbedaan

dalam

menjalani

kehidupan melajang. Untuk wanita biasanya diwarnai stres jika belum menikah. Berbeda dengan para pria yang tidak mempersalahkan kapan mereka menikah karena mereka tahu bahwa pria dapat saja menikah kapan pria mau. Banyak pria yang tetap

Namun demikian, ternyata

membujang karena ingin menikmati

tidak semua orang dewasa menikah.

kebebasan sebagai bujangan, atau

Hal ini terlihat dari data-data sensus

karena

penduduk

penelitian.

mempersembahkan waktu dan tenaga

statistik

mereka sampai mantap dalam karier.

Menurut Indonesia

maupun sumber

data

(2008),

mengenai

penduduk yang berusia 15-49 tahun

mereka

ingin

Kebanyakan orang yang tidak menikah, mempunyai alasan yang

kuat

untuk

tetap

membujang.

seiringnya waktu timbul perasaan

Menurut Baron (dalam Andryana,

kesepian (Santrock, 2002). Menurut

2007), alasan pria tidak menikah

Nowan

yaitu mereka menganggap komitmen

(2008)

kesepian

adalah

perasaan

yang

timbul

akibat

jangka panjang atau menikah akan

kebutuhan

yang

merusak hubungan indah yang telah

kehadiran

terjalin, lalu mereka menganggap

berkomunikasi, untuk mempunyai

menikah membuat mereka tidak

relasi intim dengan orang lain,

sebebas

takut

ataupun kebutuhan akan dukungan,

dengan perceraian, trauma karena

penerimaan, dan penghargaan dari

kegagalan yang dialami kedua orang

orang lain akan keberadaan dirinya.

hidup

tuanya,

dan

melajang,

terkadang

pria

mempunyai sifat pembosan. Selain itu ada survey yang dilakukan oleh majalah Femina (2006) terhadap 60 pria dan didapat beberapa alasan mengapa mereka masih melajang yaitu

ada

35

%

suara

yang

mengatakan pria merasa lebih bebas tidak menikah atau tidak ingin kebebasannya dikekang, ada 29 % suara yang mengatakan ingin 100 % fokus untuk berkarier, lalu 20 % suara

yang

mengatakan

belum

merasa mapan dan ada 16 % suara yang mengatakan belum menemukan pasangan yang tepat.

mengasyikkan,

hidup

akan

lain,

untuk

orang

Beberapa

penelitian

menggunakan skala kesepian yang dikembangkan oleh University of California of Los Angeles (UCLA Loneliness Scale) mendapatkan hasil bahwa pria memiliki rata-rata skor kesepian yang lebih tinggi daripada wanita (Brehm, 1992). Borys dan Perlman

(dalam

Brehm,

1992)

mengatakan perbedaan jenis kelamin dalam

tingkat

kesepian

dapat

tergantung pada jenis pertanyaan yang

diajukan.

dilakukan

Bila

dengan

pengukuran menggunakan

UCLA Loneliness Scale, dimana dalam skala tersebut tidak muncul

Pada awalnya para lajang menganggap

mendesak

sendiri

namun

itu

dengan

kata kesepian secara terang-terangan, maka

subjek

pria

dilaporkan

memiliki tingkat kesepian yang lebih

tinggi daripada wanita. Sedangkan

lebih menyenangkan, atau beranjak

bila pengukuran kesepian dilakukan

dari waktu yang penuh manfaat

dengan

terang-terangan

(Hurlock, 1991). Dimana dalam usia

menyebutkan kata kesepian. Maka

ini banyak kehilangan kontak sosial

didapatkan hasil sebaliknya yakni

karena pola hidupnya semasa muda

subjek

cenderung konsentrasi pada pada

wanita

memiliki

tingkat

kesepian yang lebih tinggi daripada

pekerjaan

pria. Borys dan Perlman (dalam

mempunyai banyak waktu bergaul

Brehm, 1992) mengemukakan bahwa

dan berorganisasi dan membuat masa

hal ini disebabkan karena pria pada

pensiunnya bingung apa yang harus

umumnya

mengakui

dilakukan dan dengan siapa akan

secara terang-terangan bahwa dirinya

mengadakan kontak dan komunikasi.

mengalami kesepian.

Selain itu, terkadang jauh dari Tuhan

lebih

Seseorang

sulit

yang

kesepian

cenderung menyalahkan diri sendiri atas kekurangan mereka. Sebagai contoh,

mereka

menunjukkan

keterbukaan diri yang tidak tepat, perhatian untuk diri sendiri sebagai ganti perhatian terhadap pasangan atau

ketidakmampuan

untuk

membangun keintiman yang nyaman (Frankel

dan

Prentice

dalam

Santrock, 2002). Terutama ketika mereka memasuki usia lanjut dimana usia lanjut itu sendiri adalah periode penutup

dalam

rentang

hidup

kantor

dan

tidak

sehingga para usia lanjut merasa tidak berguna dan berdampak pada upaya menarik diri dari pergaulan sosial (Hanum, 2000). Disamping itu, kesepian para usia lanjut dapat disebabkan pengalaman traumatis, yaitu trauma yang disebabkan oleh meninggalnya

orang

yang

amat

dicintai. Peristiwa tersebut dapat menenggelamkan seseorang dalam kesepian yang sangat mendalam dan masuk dalam suasana kegelapan (Hulme dalam Hanum, 2000) Dari

uraian

di

atas

seseorang, yaitu suatu periode di

disimpulkan bahwa setiap orang

mana

membutuhkan

seseorang

telah

“beranjak

jauh” dari periode terdahulu yang

interpersonal

hubungan secara

mendalam

dengan seseorang, bukan sekedar

kesepian yang dialami dan faktor-

hubungan yang basa-basi melainkan

faktor yang mempengaruhi kesepian

hubungan yang bermakna, seperti melalui perkawinan yang merupakan ikatan diantara dua insan yang

Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

berbeda. Namun, tidak semua orang

Studi

menikah, ada yang memilih untuk

memberi

hidup sendiri atau melajang. Mereka

kajian

yang hidup melajang harus berani

psikologi sosial dan psikologi

mengambil

ini

diharapkan

masukan

terhadap

psikologi

khususnya

resiko

atas

segala

perkembangan

yang

akan

timbul

masalah kesepian dan menjadi

permasalahan nantinya.

kasus

Diantaranya

kesepian,

bahan

mengenai

acuan

bagi

peneliti

perasaan ini dapat menimbulkan

selanjutnya,

perasaan tertekan pada diri seseorang

berkaitan dengan kesepian pada

yang

pria usia lanjut yang lajang.

melajang

terutama

ketika

memasuki usia lanjut yang mana dalam usia ini banyak kehilangan kontak sosial dan menarik diri dari pergaulan

sosial

karena

pola

hidupnya yang salah semasa muda. Disamping

itu,

juga

karena

pengalaman traumatis yang terjadi pada diri usia lanjut yaitu kehilangan orang yang dicintainya.

yang

telah

penelitian

ini

yang

2. Manfaat Praktis Peneliti

berharap

pada

studi

kasus ini dapat menjadi acuan bagi

para

psikolog

dalam

memberikan saran dan masukan bagi yang mengalami masalah kesepian pada pria usia lanjut yang belum menikah agar dapat bangkit dari rasa kesepian dan bertindak

Tujuan Penelitian Berdasarkan

terutama

permasalahan

disebutkan,

maka

bertujuan

untuk

mengetahui sebab-sebab pria usia lanjut hidup melajang, gambaran

dengan

langkah positif.

langkah-

penghargaan dari orang lain akan

TINJAUAN PUSTAKA

keberadaan dirinya.

Kesepian Peplau (dalam Baron kesepian

dan

&

adalah

Menurut

Perlman

Gierveld

(dalam

Bryne,

2002)

Latifa, 2008) kesepian adalah kondisi

suatu

reaksi

isolasi

sosial

yang

subyektif

emosional dan kognitif terhadap

(subjective social isolation), dimana

dimilikinya hubungan yang lebih

situasi yang dialami individu tersebut

sedikit dan lebih tidak memuaskan

dirasa tidak menyenangkan dan tidak

daripada yang diinginkan oleh orang

diragukan lagi terjadi kekurangan

tersebut.

kualitas hubungan (lack of quality of relationship).

Sedangkan

Hanum

(2008)

kesepian merupakan kondisi dimana orang

merasa

tersisih

kelompoknya,

tidak

eksistensinya,

tidak

Berdasarkan

pengertian

dari

diatas disimpulkan bahwa kesepian

diakui

adalah suatu reaksi emosional dan

diperhatikan

kognitif

dimana

orang

merasa

oleh orang-orang sekitarnya, tidak

tersisih dari kelompoknya, tidak ada

ada tempat berbagi rasa, terisolasi

tempat berbagi rasa, terisolasi dari

dari

lingkungan sehingga menimbulkan

lingkungan

sehingga

menimbulkan rasa sunyi, sepi, pedih dan tertekan.

Ciri-ciri Kesepian

Menurut kesepian timbul

Nowan

adalah akibat

(2008)

perasaan

yang

kebutuhan

yang

mendesak akan kehadiran orang lain, untuk

berkomunikasi,

mempunyai

relasi

intim

untuk dengan

orang lain, ataupun kebutuhan akan dukungan,

rasa sunyi, sepi, pedih dan tertekan.

penerimaan,

dan

Menurut

Nowan

(2008)

menyebutkan bahwa orang yang kesepian memandang

ada

masalah eksistensi

dalam dirinya

(merasa tidak berguna, merasa gagal, merasa terpuruk, merasa sendiri, merasa tidak ada yang peduli, dan perasaan negatif lainnya).

Sedangkan

menurut

adalah orang yang kesepian merasa

psychology Today Magazine (2003)

dirinya tidak berguna, merasa gagal,

menyebutkan bahwa orang kesepian

merasa tidak ada satu pun orang

merasa tidak mampu bergaul dengan

yang

orang lain, merasa tidak ada satu pun

merasakan

orang yang memahaminya, merasa

disekelilingnya,

depresi, dan merasa cemas.

cenderung

Menurut Baron & Bryne (2005)

orang

cenderung

yang

untuk

kesepian

menjadi

tidak

tidak

mau

mendengar

keterbukaan intim dari orang lain dan cenderung membuka diri mereka baik terlalu sedikit atau terlalu banyak,

merasakan

kesia-siaan

(hopelessness), dan merasa putus

tidak

adanya

cinta

merasa

tidak

depresi,

bahagia

merasakan

dan

kesia-siaan

(hopelessness). Tipe-tipe Kesepian

bahagia dan tidak puas dengan diri sendiri,

memahaminya,

Menurut Weiss (dalam Sears dkk,

1991)

perasaan

kesepian

tersebut dapat dibedakan kedalam 2 (dua) tipe, yaitu : a. Kesepian Emosional (Emotional Loneliness) Kesepian ini terjadi karena

asa. Menurut

Robinson

(1994)

menyebutkan bahwa orang yang kesepian

merasa

kelompoknya,

terasing

tidak

dari

merasakan

adanya cinta disekelilingnya, merasa tidak ada yang peduli dengan dirinya dan merasakan kesendirian, serta merasa sulit untuk mendapatkan teman.

tidak adanya figur kelekatan dalam hubungan intimnya, seperti anak yang tidak ada orang tuanya atau orang dewasa yang tidak memiliki pasangan atau teman dekat. Kesepian emosional dapat terjadi karena tidak adanya orang

hubungan lain,

perhatian

satu

dekat

dengan

kurangnya

adanya

sama

lain.

Jika

individu merasakan hal ini, meskipun Berdasarkan ciri-ciri diatas

disimpulkan bahwa ciri-ciri kesepian

dia berinteraksi dengan orang banyak dia akan tetap merasa kesepian.

b. Kesepian Situasional (Situational Loneliness)

yang

Kesepian ini terjadi ketika sesorang kehilangan integrasi sosial atau komunitas yang terdapat teman dan hubungan sosial. Kesepian ini disebabkan karena ketidakhadiran orang lain dan dapat diatasi dengan

Sedangkan menurut Sadler (dalam Latifa, 2008) ada lima tipe kesepian, yaitu :

Manakala

melibatkan

lakukan

untuk

mengatasi hal itu sekarang. c. Culture Shock Terjadi pindah

ketika

ke

individu

suatu

lingkungan

kebudayaan baru. Kosmik

(Cosmic

dengan

kesepian

Loneliness) Dikenal eksistensial

suatu

individu

merindukan seseorang yang dahulu dekat

ia

yaitu

perasaan

ketidakmungkinan untuk menjalin

Interpersonal Loneliness

pernah

dapat

d. Kesepian

hadirnya orang lain.

a.

kesejahteraannya dan tidak ada hal

dengannya kesedihan

mendalam

sehingga

mencari-cari

orang

dan yang

individu baru

untuk

dicintai. Tapi jika menemukan orang yang potensial menjadi pasangan baru sebelum ia mampu mengatasi

hubungan

yang

sempurna

dengan orang lain. e. Kesepian

Psikologikal

(Psychological Loneliness) Kesepian

ini

datang

dari

kedalaman hati individu, baik itu yang berasal dari situasi masa kini ataupun sebagai reaksi dari traumatrauma masa lalu.

kesedihan terdahulu, maka individu

Menurut

akan takut atau menolak.

mendefinisikan tiga penggolongan

b. Kesepian

Sosial

(Social

Perasaan

ketika

individu

(2000),

kesepian yaitu: a. Kesepian

Loneliness)

Bruno

Kognitif

(Cognitive

Loneliness)

tidak ingin terpisah dari kelompok

Kesepian kognitif terjadi jika

sosial yang dianggap penting bagi

individu mempunyai sedikit teman

untuk berbagi pikiran atau gagasan

tersebut.

yang dianggap penting.

perilaku

b. Kesepian Perilaku (Behavioral Loneliness) Kesepian perilaku terjadi bila anda kurang atau tidak mempunyai teman

sewaktu

berjalan

atau

melakukan kegiatan di luar rumah, misalnya anda ingin nonton film atau ingin makan di restoran tapi anda tidak memiliki seorang teman yang anda kenal yang bisa di ajak. c. Kesepian Emosional (Emotional

Sedangkan atau

kesepian

juga

kesepian

situasional adalah kesepian yang terjadi

karena

ketidakhadiran

seseorang atau tidak mempunyai teman

untuk

diajak

melakukan

kegiatan di luar rumah dan dapat di atasi

dengan

hadirnya

sesorang.

Kesepian kognitif terjadi akibat tidak mempunyai atau kurang memiliki teman untuk berbagi pikiran atau gagasan yang dianggap penting. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesepian

Loneliness) Kesepian jenis ini terjadi bila

Menurut Middlebrook (dalam

individu membutuhkan kasih sayang

Turnip,

tapi tidak mendapatkannya. Inilah

mempengaruhi

kesepian yang sangat penting dan

sebagai berikut :

sangat buruk dampaknya.

1997)

faktor

yang

kesepian

adalah

a. Faktor Psikologis

Berdasarkan uraian di atas

1) Kesepian Eksistensial

kesepian emosional adalah kesepian

Keterbatasan manusia yang

yang terjadi akibat tidak adanya figur

terpisah

kelekatan dalam hubungan intim

sehingga seseorang tersebut

dengan seseorang dan juga kurang

tidak

perhatian

perasaan dan pengalaman

satu

sama

lain,

jika

dari

mungkin

individu merasakan hal ini, meskipun

dengan

dia berinteraksi dengan orang banyak

seseorang

dia akan tetap merasa kesepian dan

mengambil

bisa berdampak buruk bagi individu

orang

orang

lain

berbagi

lain

tersebut

dan harus

keputusan

sendiri

dan

menghadapai

ketidakpastian.

hal ini dapat menyebabakan timbulnya gejala kesepian

2) Pengalaman Traumatis Kehilangan seseorang yang sangat dekat secara tiba-tiba bias

harapannya tidak terpenuhi,

menyebabkan

orang

pada orang itu. 5) Kurangnya percaya diri Kesepian dapat terjadi bila

merasa kesepian, tetapi akan

seseorang

lebih

mengungkapkan

sanggup

kesepian

mentolerir

bila

sering

kurang

sepenuhnya

dapat diri

dan

hanya

mengalaminya atau orang itu

mampu berhubungan secara

sendiri yang mulai menjauh

formil saja. Kalaupun bisa

dari

berhubungan sosial dengan

orang

yang

dekat

padanya. 3) Kurang

cukup dukungan

dari

lingkungan

baik,

tetap

saja

merasa kurang dilibatkan. 6) Kepribadian

yang

tidak

Seseorang bisa mengalami

sesuai dengan lingkungan

kesepian bila merasa tidak

Orang-orang

sesuai

temperamen tertentu seperti

dengan

lingkungannya,

sehingga

pemalu

yang

dan

yang

tidak

orang tersebut menganggap

mampu berhubungan sosial

dirinya

akan

diabaikan

dan

ditolak oleh lingkungan. 4) Krisis

dalam

diri

menarik

diri

dari

lingkungan. dan

7) Ketakutan

menanggung

kegagalan

resiko sosial

Seseorang bisa kehilangan

Seseorang

semangat dan menghindar

untuk terlalu dekat dengan

dari

orang lain, karena khawatir

lingkungannya

merasa terganggu

harga

bila

merasa

takut

dirinya

akan

karena

sosial dilihat sebagai sesuatu

ditolak.

Kedekatan

yang berbahaya dan penuh resiko.

Rutinitas

dikenal

yang

secara orang

cenderung

seperti

mandi akan menyebabkan

1) Takut dikenal orang lain Seseorang

dirumah

adanya jam makan, tidur,

b. Faktor Situasional

oleh

4) Kehidupan di dalam rumah

takut

mendalam lain

akan

menghilangkan

kesempatan

untuk

kejenuhan pada pelakunya. 5) Perubahan pola-pola dalam keluarga Kehadiran orang lain dalam sebuah

keluarga

akan

berhubungan dekat dengan

menyebabkan terganggunya

orang lain, sehingga orang

hubungan

tersebut tidak punya teman

keluarga.

berbagi rasa.

anggota

6) Pindah tempat

2) Nilai-nilai yang berlaku pada lingkungan sosial Nilai-nilai seperti

antar

Seringnya pindah dari satu tempat ke tempat lain akan

yang

dianut

privasi

dan

kesuksesan

dapat

menyebabkan

seseorang

menyebabkan

seseorang

yang tidak dapat menjalin hubungan dengan

yang lingkungan

akrab baru,

merasa kesepian karena ia

sehingga akan menimbulkan

merasa terikat oleh nilai

kesepian.

tersebut.

7) Terlalu

3) Kehidupan di luar rumah Rutinitas

diluar

rumah

besarnya

suatu

organisasi Bila populasi dalam sebuah

seperti sekolah, kuliah dan

organisasai

kerja

menyebabkan

akan sulit bagi seseorang

kehangatan

untuk mengenal satu sama

kurangnya

hubungan seseorang dengan orang-orang tertentu.

terlalu

lain secara lebih dekat.

besar,

8) Desain arsitektur bangunan Bentuk

bangunan

kolektif)

tidak

yang

berfungsi. Kondisi seperti itu

canggih juga berpengaruh

terjadi dalam suasana krisis,

terhadap interaksi sosial. Hal

dimana

ini

tidak terpenuhi dan bertemu

mengingat

bangunan-

bangunan

dapat

menyebabkan menjadi dimana

masyarakat individualistis

interaksi

sosial

menjadi terbatas. Menurut ditinjau

(kesadaran

dari

Hanum sudut

(2008), sosiologis

penyebab kesepian pada lanjut usia antara lain karena beberapa hal sebagai berikut:

kebutuhan-kebutuhan

dengan

keadaan

berfungsinya

tidak

aturan-aturan

masyarakat pada akhirnya orang merasa

kehilangan

dalam

kehidupan

arah

di

sosialnya.

Lanjut usia yang mengalami kesepian

dan

disebabkan dalam

depresi

dapat

ketidakmampuan

menyesuaikan

diri

(maladjustment) dengan kondisi lingkungannya. Mereka merasa

a. Teralienasi (Terasing)

kecewa dan frustasi dengan

Perasaan dapat disebabkan oleh

keadaan yang ada sehingga

adanya perasaan terasing dalam

mendorong untuk menarik diri

kehidupan

dari partisipasi di masyarakat.

sosial

sehingga

merasa dirinya sendiri di dunia. Penderitaan akan kesepian ini semakin

menyiksa

karena

merasa tidak mempunyai kawan untuk berbagi rasa dan terisolasi dari kehidupan bermasyarakat. b. Anomie

c. Perubahan

pada

pola

kekerabatan

dalam

kekerabatan Nilai

kehidupan

keluarga

semakin

lemah. Mengarah pada bentuk keluarga inti, lanjut usia tidak jarang terpisah jauh dari anak

Suatu situasi ketika terjadi suatu

cucu akibat proses urbanisasi.

keadaan tanpa aturan, yaitu

Lanjut usia ditinggalkan oleh

collective

anggota keluarga dan kurang

conciousness

diperhatikan,

dan

banyak

g. Merasakan

keterasingan,

diantara mereka hidup sendiri

kesendirian dan perasaan tidak

dan

Keterpisahan

bahagia

lanjut usia dari anggota keluarga

sekitar.

kesepian.

menyebabkan

mereka

tidak

intensif mendapat perhatian dan

terhadap

lingkungan

Lajang Pengertian Lajang

kesejahteraan. Oleh karena itu, Menurut

perasaan sepi dan tertekan kerap mewarnai para lanjut usia yang ditinggalkan orang-orang yang

Nowan

(2008)

lajang adalah kondisi seseorang yang masih sendiri atau yang belum mempunyai pasangan dengan latar

dicintainya.

belakang bermacam-macam. Dampak dari Kesepian Adapun

dampak

Sedangkan

dari

kesepian menurut Robinson (1994)

Wikipedia

menurut

(2008)

lajang

adalah

seseorang yang tidak menikah, dan

yaitu :

tidak mempunyai hubungan khusus a. Mengalami

rendah

diri,

dengan orang lain.

bergantung pada teman untuk Menurut

membangun harga dirinya.

c. Tidak ingin berusaha untuk terlibat pada kegiatan sosial. kesulitan

memperlihatkan

diri

untuk dalam

berkelakuan dan takut untuk berkata ya atau tidak untuk hal

mereka yang hidup melajang adalah mereka yang belum menikah, tidak terlibat

e. Takut bertemu orang lain dan

tentang diri sendiri.

hubungan

dan

homoseksual

heteroseksual

serta tidak menjalani kehidupan suami istri secara terbuka, seperti

pernikahan.

menghindari situasi baru. persepsi

dalam

tinggal serumah tanpa suatu ikatan

yang tidak sesuai.

f. Mempunyai

(dalam

Prestasi, 2006) menjelaskan, bahwa

b. Menyalahkan diri sendiri.

d. Mempunyai

Stein

Berdasarkan negatif

diatas

lajang

kesimpulan adalah

kondisi

seseorang yang belum menikah atau

Namun

yang belum mempunyai pasangan.

melakukannya, tidak

Stereotipe terhadap Lajang Cargen dan Melko (dalam Prestasi,

2006)

menyebutkan

beberapa stereotipe yang ada pada masyarakat

mengenai

seseorang

yang belum menikah :

Masyarakat

percaya

yang

bahwa

tidak

menikah

tergolong

“tidak

Perkawinan

merupakan

normal”. salah

satu tugas perkembangan dalam diri individu sehingga pada usia tertentu

seharusnya

seseorang

sudah menikah.

ia

pasangan.

Mencari pelepasan seksual pada sembarangan

orang

melakukan

atau

masturbasi

dipersepsikan sebagai kegagalan dalam proses perkembangan.

belum

Kemungkinan

individu

dewasa. masih

terikat pada orangtuanya, belum berpengalaman

Bahwa

mereka

yang

dan

individu

masih bersibuk dengan dirinya sendiri.

tidak

menikah dipersepsikan sebagai lebih bebas mempunyai lebih banyak waktu dan kesempatan karena tidak terikat keluarga. e. Kebahagiaan dan Kesepian Disatu pihak “hidup sendiri” sebagai

menyenangkan,

Mereka yang belum menikah

lebih bebas

menentukan pilihan dan dan tidak

terlalu

banyak

pilihan

sehingga mereka lebih bahagia. Di pihak lain mereka memulai segalanya

sendiri,

mengambil

keputusan sendiri tanpang ada orang lain tempat berbagi suka dan duka.

c. Penyimpangan Seks Masih dipertanyakan bagaimana seseorang

dapat

mengingat

memiliki

digambarkan

b. Tidak Dewasa

dianggap

tidak

d. Kebebasan

a. Menyimpang

mereka

ia

yang

normal

memenuhi kebutuhan seksualnya.

f. Kemakmuran Mereka yang hidup sendiri tidak harus mengeluarkan biaya untuk

keluarga seperti biaya untuk

Menurut Stein (dalam Prestasi,

anak. Pengeluaran hanya untuk

2006) alasan yang sering terdengar

dirinya sendiri. Dengan demikian

dari mereka yang hidup sendiri ialah

mereka dapat memenuhi segala

sulitnya mencari pasangan yang

kebutuhan.

tepat.

Mereka

sulit

untuk

mendapatkan pasangan yang cocok

g. Fanatik pada pekerjaan Mengingat mereka yang hidup sendiri tidak harus memikirkan

yang sesuai dengan keinginannya. Selain

itu

menurut

Dariyo

keluarga, maka waktu mereka

(2003), sebagian orang menempuh

lebih tercurah sepenuhnya pada

cara hidup tidak menikah karena

pekerjaan.

didasari oleh :

Mereka

biasanya

berhasil mencapai posisi yang cukup tinggi.

a. Masalah Ideologi atau Panggilan Agama Individu

Sebab-sebab Pria Melajang Kebanyakan

orang

yang

suatu

yang

mempercayai

keyakinan

tertentu

belum menikah, mempunyai alasan

(misalnya ideologi politik atau

yang kuat untuk tetap membujang.

agama tertentu) dan berusaha

Menurut Baron (dalam Andryana,

untuk

2007) alasan pria tidak menikah

keyakinan tersebut, ia memilih

yaitu mereka menganggap komitmen

kehidupan untuk tidak menikah

jangka panjang atau menikah akan

(single life).

merusak hubungan indah yang indah yang telah terjalin, lalu mereka menganggap mereka

menikah

tidak

membuat

sebebas

hidup

melajang, takut pada perceraian, trauma

karena

kegagalan

yang

dialami kedua orang tuanya, dan terkadang pembosan.

pria

mempunyai

sifat

mempertahankan

b. Trauma Perceraian Bagi sebagian orang, perceraian merupakan suatu hal yang biasa. Kerap kali setelah menikah, tidak berapa lama kemudian, akhirnya

perkawinan

hancur

karena masing-masing pasangan yang

hidup

sendiri.

Bagaimanapun

peristiwa

perceraian memberikan dampak luka batin yang tidak mungkin dapat dilupakan seumur hidup setiap

orang,

baik

wanita

maupun pria.

yang ditentukan individu yang bersangkutan. e. Ingin

Kehidupan

Pribadi secara Bebas Hidup sendiri ialah hidup yang betujuan untuk menyenangkan

c. Tidak Memperoleh Jodoh

diri

tanpa

diganggu

setiap

diciptakan

Tuhan,

mempunyai

jaodoh

sendiri-

Diyakini

bahwa

kebutuhan hidup pribadi. Dalam

kelahiran, jodoh, dan kematian

hal ini, orang menganut paham

ada di tangan Tuhan. Artinya,

kebebasan. Artinya, seseorang

Tuhanlah

menentukan

bebas menentukan arah dan

semua itu. Namun, adakalanya

perjalanan hidup sendiri, tanpa

seorang individu sampai pada

diganggu ataupun mengganggu

masa

orang lain.

yang

tua

ataupun

individu

sendiri

Sebenarnya,

sendiri.

pasti

sampai

orang lain. Apa pun aktivitas yang

pasangan hidup (jodoh) yang tepat

dan

bahkan

tidak

mempunyai keturunan. Telanjur

dilakukan

diharapkan

kematiannya, tidak mempunyai

d.

Menjalani

dapat

Berdasarkan seseorang

seseorang, memenuhi

sebab-sebab

tidak

menikah

disimpulkan bahwa seseorang tidak menikah khususnya pria yaitu trauma

Memikirkan

pada

perceraian

yang

mungkin

Karier Pekerjaan

dialaminya ataupun kegagalan dari

Tidak menutup kemungkinan,

orang tuanya, panggilan agama, tidak

individu yang mencapai jenjang

memperoleh jodoh dan terlanjur

karier

merasa

memikirkan pekerjaan atau karier

jodoh

dan sulit mencari pasangan yang

tinggi

kesulitan

akan

memperoleh

yang diharapkan karena individu (calon pasangan) yang datang tidak sesuai dengan kriteria

tepat.

Keuntungan dan Kerugian dari

bantuan istri sebab ia tidak

Hidup Melajang.

memilikinya.

Tentunya

kehidupan

para

lajang tidak terlepas dari berbagai

Usia Lanjut Pengertian Usia Lanjut

pengalaman yang menyenangkan dan menyedihkan.

Menurut

(dalam

Dariyo,

2003)

mengungkapkan keuntungan yang

beberapa

maupun

dialami

Menurut Sabri (1993) usia

Santrock

keterbatasan

mereka

dalam

menjalani kehidupannya. Beberapa keuntungan yang dirasakan bagi

lanjut periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini di mulai dari umur 60 sampai mati, yang ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun.

mereka yang hidup sendiri ialah : a. Individu merasa dapat menikmati kebebasan

dalam

melakukan

berbagai aktivitas tanpa ada yang

Sedangkan menurut Hurlock (1991) usia tua adalah periode penutup

b. Kemandirian dalam pengambilan keputusan. Individu benar-benar merasakan kehidupan privasi.

rentang

hidup

seseorang, yaitu suatu periode di mana

mengganggunya.

dalam

seseorang

telah

“beranjak

jauh” dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh manfaat. Menurut Widiyatun (1996)

Sedangkan

kerugian

yang

dirasakan mereka adalah :

sudah sangat tua, ada rasa takut

a. Kesulitan dalam memenuhi

menghadapinya dan ditandai dengan kemunduran fungsi organ.

kebutuhan seksual. b. Kesulitan

usia lanjut adalah masa merasa

ketika

dalam

menderita

sakit.

periode penutup dalam rentang hidup

Bagi pria yang hidup sendiri,

seseorang yang dimulai dari usia 60

tidak mungkin ia meminta

tahun sampai mati dimasa di usia ini

keadaan

Jadi,

usia

lanjut

adalah

sudah merasa sangat tua, dan adanya

perubahan

yang

bersifat

fisik

psikologis,

perubahan

maupun psikologis serta ditandai

sistem

kemunduran fungsi organ.

penampilan seksual,

Ciri-ciri Usia Lanjut Adapun berkaitan

ciri-ciri

dengan

yang

penyesuaian

pribadi dan sosialnya. Menurut Sabri (1993) adalah sebagai berikut :

menonjol sebagai akibat dari usia yaitu

ketuaan

perubahan

dan

serta

kemampuan kecenderungan

sikap yang canggung dan kikuk. d. Keterkaitan

terhadap

agama

bertambah dan sering di pusatkan pada masalah tentang kematian pada usia tersebut yang bersifat

a. Ada perubahan individu yang

lanjut,

saraf,

pada

pribadi

tidak

abstrak

seperti

masa-masa sebelumnya.

yang

e. Diantara sekian banyak bahaya

bersifat fisik mendahului ketuaan

fisik yang bersifat umum yang

psikologis

merupakan ciri usia lanjut, ialah

yang

merupakan

kejadian yang bersifat umum. b. Ada

beberapa

hambatan

yang

dari

bersifat jasmaniah, kurang gizi,

penyesuaian diri dan sosial yang

gigi banyak yang tanggal dan

khas bagi usia lanjut, misalnya

hilangnya kemampuan seksual.

meningkatnya

masalah

penyakitan,

ketergantungan

f. Bahaya yang bersifat psikologis

fisik dan ekonomi pada orang

meliputi kepercayaan terhadap

lain, membentuk kontak sosial

pendapat

baru, mengembangkan keinginan

lanjut,

dan minat dan minat baru dan

perasaan

kegiatan untuk memanfaatkan

perubahan

waktu luang yang jumlahnya

perubahan fisik, perubahan pola

meningkat.

hidup, perasaan bersalah karena

c. Perubahan yang umum terjadi pada masa ini adalah perubahan yang menyangkut kemampuan motorik,

perubahan

kekuatan

fisik, perubahan dalam fungsi

klise

perasaan tidak tidak

menganggur.

tentang

usia

rendah

diri,

berguna, enak

akibat

Sedangkan menurut Hurlock (1991) ciri-ciri usia lanjut adalah :

karena menua terjadi dengan laju yang

berbeda

pada

masing-

masing jenis kelamin.

a. Periode kemunduran Pemunduran pada usia lanjut

c. Dinilai

dengan

kriteria

yang

sebagian datang dari faktor fisik

berbeda

yang merupakan suatu perubahan

Pada waktu anak-anak mencapai

pada sel-sel tubuh bukan karena

remaja,

penyakit

lanjut dalam cara yang sama

proses

khusus menua.

tapi

karena

menilai

usia

itu

dengan penilaian orang dewasa,

pemunduran usia lanjut juga

yaitu dalam hal penampilan diri

datang dari faktor psikologis

dan apa yang dapat dan tidak

yaitu sikap tidak senang terhadap

dapat

diri sendiri, orang lain, pekerjaan,

mengetahui bahwa hal tersebut

dan kehidupan pada umumnya

merupakan

dapat

kriteria yang amat umum untuk

menuju

Selain

mereka

keadaan

uzur,

dilakukannya.

Dengan

merupakan

dua

karena perubahan pada lapisan

menilai

otak.

orang berusia lanjut melakukan

b. Perbedaan individual pada efek menua Orang

menjadi

berbeda

tua

secara

karena

mereka

mempunyai sifat bawaan yang berbeda, sosioekonomi dan latar pendidikan yang berbeda, dan pola

hidup

yang

berbeda.

Perbedaan kelihatan di antara orang-orang yang mempunyai jenis kelamin yang sama, dan semakin

nyata

dibandingkan

bila

dengan

usia

mereka

banyak

segala apa yang dapat mereka sembunyikan atau samarkan yang menyangkut tanda-tanda penuaan fisik dengan memakai pakaian yang biasa dipakai orang muda dan

berpura-pura

mempunyai

tenaga muda. Inilah cara mereka untuk menutupi dan membuat ilusi bahwa mereka belum lanjut usia. d. Stereotipe pada orang lanjut usia

pria

Pendapat klise yang telah dikenal

wanita

masyarakat tentang usia lanjut

adalah pria dan wanita yang

perasaan yang tidak menunjang

keadaan fisik dan mentalnya

proses

loyo,

seseorang.

usang,

sering

pikun,

jalannya membungkuk, dan sulit hidup bersama dengan siapa pun, karena hari-harinya yang penuh manfaat telah lewat, sehingga perlu dijauhkan dari orang-orang yang lebih muda.

penyesuaian

g. Penyesuaian

yang

sosial

buruk

merupakan ciri-ciri usia lanjut Karena sikap sosial yang tidak menyenangkan bagi kaum usia lanjut, yang nampak dalam cara orang memperlakukan mereka,

e. Sikap sosial terhadap usia lanjut

maka tidak heran lagi kalau

Pendapat klise tentang usia lanjut

banyak

mempunyai pengaruh yang besar

mengembangkan

terhadap usia lanjut maupun

yang tidak menyenangkan. Hal

terhadap orang berusia lanjut.

ini cenderung diwujudkan dalam

Dan kebanyakan pendapat klise

bentuk

tersebut

menyenangkan,

dengan tingkat kekerasan yang

maka sikap sosial tampaknya

berbeda pula. Mereka yang pada

cenderung tidak menyenangkan.

lalunya

tidak

f. Menua membutuhkan perubahan peran Karena sikap sosial yang tidak menyenangkan bagi kaum usia lanjut,

pujian

hasilkan peran

yang

mereka

dihubungkan

dengan

usia

bukan

dengan

orang

usia

konsep

perilaku

yang

sulit

menyesuaikan

diri

diri

buruk

dalam cenderung

untuk semakin jahat ketimbang mereka

yang

dalam

menyesuaikan diri pada masa lalunya

mudah

dan

menyenangkan. h. Keinginan

menjadi

muda

keberhasilan mereka. Perasaan

kembali sangat kuat pada usia

tidak

lanjut

berguna

dan

tidak

diperlukan lagi bagi usia lanjut

Dewasa

menumbuhkan rasa rendah diri

dilakukan untuk menjadi muda

dan

kembali seperti obat-obatan telah

kemarahan,

yaitu

suatu

ini

berbagai

cara

mengambil

alih

tugas-tugas

Menurut

Hurlock

(1991)

tersebut yang mencoba menahan

tugas

ketuaan, tukang sihir, ilmu gaib

adalah menyesuaikan diri dengan

digunakan untuk mencapai tujuan

menurunnya

tersebut.

timbul

kesehatan, menyesuaikan diri dengan

orang-orang yang bisa membuat

masa pensiun dan berkurangnya

orang tetap awet muda, yang

penghasilan

dipercayai mempunyai kekuatan

menyesuaikan diri dengan kematian

magis

pasangan

hidup,

membentuk

hubungan

dengan

orang-orang

Kemudian

untuk

mengubah

usia

lanjut menjadi lebih muda lagi. Tugas Perkembangan Usia Lanjut Tugas lanjut

perkembangan

menurut

Lesmana

usia

(dalam

Sabri, 1993) adalah : a. Menyesuaikan

diri

dengan

penurunan kekuatan fisik dan kesehatan. b. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun

dan

penurunan

pendapatan. c. Menyesuaikan

diri

dengan

kematian pasangan. d. Memantapkan secara eksplisit bahwa ia ada pada kelompok usianya itu. e. Mengadopsi dan mengadaptasi peran sosial secara fleksibel f. Menetapkan

pengaturan

kehidupan yang memuaskan.

seusia,

perkembangan

kekuatan

(income)

membentuk

usia

fisik

lanjut

dan

keluarga,

pengaturan

kehidupan fisik yang memuaskan dan menyesuaikan diri dengan peran sosial secara luwes. Kesepian Pada Pria Usia Lanjut Yang Melajang Perkawinan merupakan salah satu bentuk perkembangan ketika kita meningkat dewasa. Menurut Husein

(2006)

perkawinan

merupakan ikatan diantara dua insan yang mempunyai banyak perbedaan baik dari segi fisik, asuhan keluarga, pergaulan, cara berpikir (mental), pendidikan dan lain hal. Walaupun begitu

pentingnya

perkawinan

namun tidak semua orang menikah. Belum menikah atau yang kita kenal lajang banyak kita temui pada saat ini. Stein (dalam Prestasi,

2006) menjelaskan, bahwa mereka

(Derlega

yang hidup melajang adalah mereka

Kuswidiyasari, 2007)

yang belum menikah, tidak terlibat dalam hubungan heteroseksual dan homoseksual serta tidak menjalani kehidupan suami istri secara terbuka, seperti tinggal serumah tanpa suatu ikatan pernikahan. Pada

dan

Menurut

Margulis

dalam

Giervield

(dalam

Latifa, 2007) Kesepian merupakan fenomena dapat dialami oleh siapa saja, usia berapapun, dan sepanjang kehidupan manusia termasuk pada usia lanjut. Dimana usia lanjut itu

mereka

sendiri adalah periode penutup dalam

menganggap hidup sendiri itu hal

rentang hidup seseorang, yaitu suatu

yang biasa, namun dengan seiringnya

periode di mana seseorang telah

waktu timbul perasaan kesepian

“beranjak

(Santrock, 2002). Kesepian bukan

terdahulu yang lebih menyenangkan,

hanya menyangkut tidak adanya

atau beranjak dari waktu yang penuh

orang lain di sekitarnya, melainkan

manfaat (Hurlock, 1991). Dimana

kesepian merupakan akibat dari tidak

dalam usia lanjut juga lebih terkait

adanya orang lain yang tepat yang

dengan berkurangnya kontak sosial,

dapat membantu seseorang untuk

berkurangnya

memenuhi

dengan berkurangnya teman atau

tertentu

awalnya

kebutuhan-kebutuhan dalam

interaksi

sosial,

jauh”

dari

peran

periode

sosial

baik

relasi akibat kurangnya aktivitas di

didukung dengan keyakinan bahwa

luar

tidak

akan

menimbulkan kesepian lebih cepat

berlangsung lama. Jadi bila mana

bagi orang lanjut usia (Suhartini,

merasa tidak ada orang yang tepat

2008)

adanya

baginya

seseorang

untuk

mencurahkan

perasaannya dan dalam hal ini bisa berlangsung

lama

maka

orang

tersebut cenderung merasa kesepian, walaupun di sekitarnya banyak orang

rumah

sehingga

akan

Menurut Mandasari (2007) wanita yang mengalami kesepian cenderung memiliki tingkat kesepian yang tinggi dibandingkan dengan pria

hal

ini

karakteristik

disebabkan wanita

yang

karena lebih

mungkin mengakui dirinya kesepian

sosial, dan menarik diri dalam

dan lebih membutuhkan teman untuk

pergaulan sosial.

berbagi pikiran dan pengalaman dibandingkan pria. Pria lebih banyak mengingkari

kesepian

METODE PENELITIAN Dalam

yang

penelitian

ini,

dialaminya. Salah satu alasan untuk

pendekatan yang digunakan peneliti

hal

yang

adalah metode kualitatif dengan

kesepian kurang dapat diterima dan

pendekatan penelitian studi kasus.

lebih sering ditolak secara sosial.

Poerwandari

Menurut stereotip jenis kelamin, pria

adalah fenomena khusus yang hadir

dianggap

pantas

dalam suatu konteks yang terbatasi

mengekspresikan emosinya, dan pria

(bounded context), meski batas-batas

yang menyatakan dirinya kesepian

antara fenomena dan konteks tidak

yang

sepenuhnya jelas. Sedangkan Denzin

tersebut

adalah

pria

kurang

berarti

menyimpang

dari

harapan tersebut. Menurut Knupfer dkk (dalam Matondang, 1991) pria lajang dengan usia lanjut memiliki sedikit arti dalam berhubungan dengan orang lain dibandingkan dengan wanita lajang dengan usia lanjut. Ini berarti pria lajang dengan usia lanjut lebih terisolasi memiliki sedikit teman serta pengalaman interpersonal yang

usia lanjut yang belum menikah cenderung merasa kesepian. Hal ini lebih terkait berkurangnya kontak

studi

kasus

dan Lincoln (dalam Heru Basuki, 2006) studi kasus adalah suatu bentuk penelitian (inquiry) atau studi tentang suatu masalah yang memiliki sifat

kekhususan

dapat

dilakukan

(particularity), baik

dengan

pendekatan

kualitatif

maupun

kuantitatif,

dengan

sasaran

perorangan

(individual)

maupun

kelompok, bahkan masyarakat luas. Dalam penelitian ini subjek

sedikit pula. Dari uraian di atas bahwa pria

(2001)

yang

diperlukan

berjumlah

satu

orang adalah pria usia lanjut, usia 60 tahun ke atas yang melajang.

Dalam mengumpulkan datadata,

penulis

membutuhkan

alat

bantu (instrumen penelitian) yaitu : Pedoman wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan berkenaan

yang

dengan

masalah

penelitian. Pedoman wawancara ini disusun berdasarkan mengapa pria usia lanjut melajang, bagaimana gambaran kesepian pria usia lanjut yang melajang, dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesepian pada pria usia lanjut yang melajang. Dalam pedoman observasi dicatat hal-hal penting yang terjadi selama wawancara. Catatan ini berisikan deskripsi

tentang

hal-hal

yang

diamati, yang dianggap penting oleh peneliti, misalnya penampilan dan gerak-gerik

responden

selama

wawancara yang dirasakan penting, gangguan-gangguan yang dialami saat wawancara, dan lain-lain. Alat perekam berguna sebagai alat bantu pada saat wawancara, agar penulis dapat

benar-benar

berkonsentrasi

pada saat pengambilan data tanpa harus

berhenti

untuk

mencatat

jawaban-jawaban responden. Dalam pengumpulan

data,

baru

dapat

dipergunakan

setelah

penulis

memperoleh ijin dari subjek untuk menggunakan alat tersebut selama proses wawancara berlangsung. Keakuratan Penelitian Untuk

menjaga

keakuratan

penelitian,

peneliti

menggunakan

triangulasi

penelitian:

teori,

triangulasi

triangulasi metodologis,

triangulasi data dan peneliti. Hasil dan Analisis Dalam pelaksanaan penelitian ini, observasi dan wawancara dilakukan secara terpisah, pada hari yang berbeda.

Hal ini dilakukan, agar

peneliti mendapatkan data yang lebih akurat.

Pelaksanaan

observasi

dilakukan dirumah tanggal 14 Maret 2009

dan di warung dekat rumah

subjek pada tanggal 31 Maret 2009. Wawancara dengan subjek dilakukan sebanyak dua kali pada tanggal 30 Mei 2009 dan 20 Febuari 2009 sedangkan

significant

other

dilakukan sebanyak tiga kali tanggal 23 Maret 2009, 4 Juli 2009, dan 13 Juni 2009.

tidak subjek kenal, lalu subjek

Analisis Hasil Observasi Saat peneliti datang ke rumah

terlihat menghindar dari tamu-tamu

subjek dan melaksanakan observasi

tersebut dan subjek menuju ke

pertama,

belakang rumah tetangganya itu.

subjek

memakai

kaos

berwarna biru donker dan celana pendek

bahan

berwarna

coklat.

Pada

saat

observasi

berlangsung

subjek

mengenakan

Subjek terlihat sibuk karena sedang

kaos berwarna merah dengan celana

membantu

pendek

ibunya

membetulkan

berwarna

hitam.

Subjek

jemuran. Subjek tersenyum melihat

terlihat asyik sedang mengobrol

peneliti

dengan

dan

menyuruh

peneliti

teman-temannya.

Disana

menunggu sebentar. Subjek terlihat

terlihat tetangga subjek bertanya

mengeluh saat memperbaiki jemuran

kepada subjek perihal kenapa subjek

dan terlihat tidak puas akan hasil

keluar rumah dan subjek tersenyum

yang subjek kerjakan. Tidak lama

sambil menjawab bahwa dirinya

kemudian

sedang bosan di rumah. Dan subjek

subjek

dating

sambil

membawa makanan dan minuman

terlihat

buat peneliti. Saat peneliti mengobrol

menggelengkan

dengan

berkata

subjek,

tetangga

subjek

senyum-senyum kepala

maksudnya

apa

dan sambil ketika

meminta bantuan subjek dan subjek

ditanya salah satu tetangga subjek

menjawab

membantu

yang menanyakan kepada subjek

tetangganya tersebut. Subjek dalam

yang subjek tidak mengerti, subjek

membuat

sambil

juga gak berkata ”saya gak ngerti

mengobrol dengan tetangga subjek

maksudnya apa, maklum dah tua”.

yang yang lain. Saat itu subjek

Tidak

bertanya kepada salah satu tetangga

seseorang

tentang kapan tetangganya itu di

undangan kepada subjek yang akan

kubur.

sedang

diberikan kepada ibu subjek dan

mengobrol, datang para tamu yang

subjek mengucapkan terima kasih

hadir ke rumah tetangganya itu, di

pada orang tersebut. Setelah orang

sana subjek terlihat jadi salah tingkah

tersebut pergi, tiba-tiba salah satu

karena yang datang rata-rata orang

tetangga subjek menanyakan siapa

akan

papan

Ketika

terlihat

subjek

lama

kemudian yang

datang

memberikan

yang menikah, lalu subjek menjawab

keadaan ibu subjek yang sedang

bahwa yang menikah adalah anak

sakit-sakitan dan subjek menjelaskan

teman mengaji ibu subjek. Kemudian

keadaan ibu subjek sudah membaik.

salah satu tetangga subjek terlihat sambil bercanda menanyakan kepada subjek

kapan

Mendengar subjek

subjek

menikah.

pertanyaan

terlihat

terkejut,

tersebut namun

subjek hanya senyum-senyum tanpa menjawab pertanyaan tersebut. Tidak lama kemudian subjek berdiri dan pergi

mengambil

makanan

dari

warung tersebut dan duduk kembali dengan tempat duduk yang berbeda. Subjek duduk di tempat yang agak jauh dari tetangga-tetangga subjek, di sana terlihat subjek memisahkan diri dan subjek terlihat mengeluh dan merasa tidak nyaman berada di warung tersebut. Di sana juga terlihat subjek melihat-lihat surat undangan dan subjek mengatakan kapan ya saya bisa nikah. Kemudian salah satu tetangga subjek menghampiri subjek dan

menanyakan

Analisis Hasil Wawancara

kepada

subjek

tentang pekerjaan subjek karena tetangga subjek hendak meminta tolong untuk memperpanjang KTP dan subjek bersedia untuk membantu tetangga subjek tersebut. Tetangga subjek tersebut juga menanyakan

Dari

hasil

wawancara

terdapat bahwa penyebab subjek melajang dikarenakan subjek putus dengan pacar subjek selama ini karena

ibu

subjek

tidak

setuju

dengan hubungan mereka karena perilaku pacar subjek tidak bagus. Selain itu juga dikarenakan subjek belum memiliki pekerjaan bahkan dengan pacarnya yang terakhir pun subjek Walaupun

memutuskan sempat

hubungan. bertunangan

karena modal nikah belum cukup. Dan terakhir, penyebab selanjutnya menurut subjek bahwa subjek selama ini tidak bekerja salah satunya karena sakit lumpuh selama 10 tahun dan selama sakit subjek tidak dapat melakukan apapun. subjek dulunya memiliki teman dekat atau sahabat tetapi sekarang sudah pindah karena memiliki keluarga dan di lingkungan rumah subjek hanya teman biasa yang tidak terlalu dekat dan subjek saat ini belum memiliki pacar yang

bisa subjek berkelu kesah sebagai

ditanya oleh orang-orang sekitar

pengganti sahabat subjek meskipun

tentang

di

Meski pada awalnya subjek bersikap

lingkungan

memiliki

rumah,

teman

atau

subjek keluarga.

biasa

kapan

saja

subjek

terhadap

menikah.

orang-orang

Selanjutnya, subjek suka merasa

sekitar. Selain itu, subjek merasa

malu

dirinya

dirinya canggung dalam situasi ramai

saudara-saudara

apabila berhadapan dengan orang

subjek tetapi dengan teman-teman

yang lebih dari subjek, sehingga

subjek, subjek suka bercerita. Namun

terkadang merasa minder karena

karena

subjek merasa sudah tua, tidak punya

bercerita

kepada

ibu

tentang

dan

teman-temannya

sudah

pindah jadi subjek hanya sesekali

pekerjaan

dan

saja bertemu dan juga subjek merasa

sehingga

subjek

terkadang tidak mengerti dengan apa

bersosialisasi dengan orang yang

yang dibicarakan oleh orang yang

lebih dari subjek. Dan subjek merasa

usianya lebih muda subjek karena

takut untuk dekat dengan perempuan

subjek menganggap dirinya sudah

karena merasa tidak punya pekerjaan

tua. Dan yang terakhir, subjek

dan juga subjek merasa tidak muda

terkadang

lagi sehingga membuat subjek takut

merasa

sedih

karena

belum

menikah

tidak

bisa

belum memiliki pasangan hingga

untuk

saat ini padahal semestinya di usia

psikologis ada juga faktor situasional

subjek sekarang seharusnya sudah

dimana subjek sempat berkenalan

menikah,

bahkan

dengan wanita tetapi tidak berani

dan

membawa ke rumah karena subjek

terkadang berpikir tidak ada yang

merasa takut jika wanita yang baru

mengerti

subjek

subjek kenal mengetahui keadaan

merasa capek jika ditanya kapan

subjek sebenarnya. Selain itu, subjek

menikah. dua faktor yang yang

merasa

mempengaruhi kesepian subjek yang

rutinitas

pertama

membantu

punya

seharusnya

anak

punya

dirinya

faktor

cucu

karena

psikologis

yaitu

subjek merasa dirinya tidak nyaman dan bosan karena terlalu sering

ditolak.

Selain

terkadang sehari-hari

membersihkan

faktor

bosan

dengan

yang

ibunya rumah

hanya seperti

sehingga

subjek biasanya keluar rumah untuk

berpikir

menghilangkan rasa bosan tersebut.

dan lain hal. Oleh karena itu

(mental),

pendidikan

setiap orang yang ingin menikah tujuan sebelumnya yaitu ingin

Pembahasan 1.

Penyebab Pria Usia lanjut Melajang Berdasarkan

penelitian

dilakukan

peneliti

yang

menyimpulkan penyebab

tentang

subjek

melajang.

Terdapat tiga penyebab yang muncul mengapa pria usia lanjut melajang yaitu tidak di restui oleh orang tua, tidak memiliki pekerjaan, masalah kesehatan Penyebab yang pertama yaitu tidak di restui oleh orang tua. Subjek dalam menjalani hubungan dengan lawan jenis selalu putus dan salah satu penyebabnya karena orang tua subjek yang tidak menyetujuinya dengan pacar

alasan subjek

perilaku kurang

dari

bagus.

Menurut Husein (2006) bahwa pernikahan merupakan ikatan diantara

dua

insan

yang

mempunyai banyak perbedaan, baik dari segi fisik, asuhan keluarga,

pergaulan,

cara

menyatukan dua keluarga yang berbeda. Akan tetapi jika salah satu

dari

keluarga

tidak

maka

tujuan

menyetujuinya

tersebut belum tercapai. Penyebab

yang

kedua

yaitu tidak memiliki pekerjaan. Subjek

dalam

hubungan

juga

menjalani harus

putus

karena subjek sendiri belum memiliki

pekerjaan.

Menurut

Femina (2006) bahwa seseorang jika

ingin

menikah

apalagi

seorang pria salah satunya harus hidup

mapan.

merasa

kurang

Karena

pria

percaya

diri

untuk datang ke rumah calon mertua atau pacar jika belum memiliki pekerjaan atau belum mapan. Penyebab yang ketiga yaitu Menurut

masalah

kesehatan.

subjek

penyebab

dirinya selama ini tidak bekerja karena sepuluh

subjek

sakit

tahun.

selama Karena

penyakitnya ersebut subjek tidak

bisa

melakukan

apa-apa.

sahabat

dan

merasa

sendiri.

Menurut Husein (2006) salah

Selanjutnya kesepian kognitif, di

syarat menikah adalah harus

sini juga terdapat dua subtema

sehat jasmani dan rohani. Untuk

yaitu tidak teman untuk bercerita

itu setiap individu yang ingin

dan merasa tidak cocok bergaul

menikah harus memenuhi syarat

dengan orang lain. Kesepian

tersebut dan juga kesehatan

emosional yang juga memiliki

merupakan masalah terpenting

subtema yaitu tidak memiliki

bagi

pasangan dan merasa tidak satu

setiap

orang.

Menurut

Hanum (2008) kesehatan adalah harga

yang

ternilai

Pertama yaitu kesepian

harganya. Tidak perduli berapa

perilaku, subtema yang pertama

pun

tidak memiliki teman dekat atau

umur,

tidak

pun orang yang memahaminya.

kesehatan

harus

dijaga.

sahabat.

2. Gambaran Pria

Usia

teman

dulunya

Kesepian

pada

memiliki

Lanjut

yang

sahabat, namun sekarang mereka

dekat

atau

sudah pindah karena mereka

Melajang Pada penelitian

Subjek

pertanyaan kedua

sudah

memiliki

keluarga.

mengenai

Walaupun di lingkungan rumah

gambaran kesepian, dilihat dari

subjek memiliki teman tetapi

hasil

hasil

tidak sedekat dengan sahabat

observasi kesepian yang terdapat

subjek. Dimana subjek berbicara

beberapa

yang

dengan teman subjek di rumah

menggambarkan kesepian pada

hanya seputar tentang pekerjaan

diri subjek. Gambaran-gambaran

dan menanyakan keadaan ibu

ini memperlihatkan bahwa sikap

subjek. Menurut Bruno (2000)

dan

subjek

kesepian perilaku terjadi karena

menunjukkan kesepian seperti

anda merasa kurang atau tidak

kesepian perilaku yang terdapat

punya

dua subtema yang muncul yaitu

berbicara. Sedangkan menurut

tidak memiliki teman dekat atau

Weiss

wawancara

dan

gambaran

perilaku

teman

(dalam

untuk

Latifa,

diajak

2007)

kesepian

perilaku

dikaitkan

adalah tidak ada teman untuk

dengan kesepian sosial yang

berbagi cerita. Dimana subjek

dihubungan dengan ketiadaan

hanya sesekali saja bercerita

social

di

atau jika mereka bertemu antara

kurangnya

subjek dengan sahabat subjek.

kerabat, teman atau orang-orang

Di samping itu subjek merasa

dari lingkup sosial yang sama.

malu dengan ibu subjek dan

network

akibatkan

oleh

Subtema

dimana

kedua

saudara-saudara subjek. Menurut

yaitu merasa sendiri. Subjek

Bruno (2000) kesepian kognitif

mengatakan punya

yang

dirinya

belum

terjadi jika individu mempunya

dan

belum

sedikit teman untuk berbagi

pacar

mengetahui kapan subjek punya

pikiran

pacar sehingga terkadang subjek

dianggap penting.

merasa iri dengan orang-orang

atau

gagasan

Subtema

yang

yang

kedua

yang sudah menikah karena

adalah merasa tidak cocok untuk

menurut subjek banyak seperti

bergaul

dia tapi sudah menikah. Menurut

Dimana subjek terkadang tidak

Nowan

kesendirian

mengerti apa yang di bicarakan

akibat belum punya pasangan

oleh orang yang usianya lebih

akan dapat dirasakan sebagai hal

muda dari subjek, karena subjek

yang

merasa dirinya sudah tua dan

(2008)

baik

ataupun

buruk,

dengan

orang

lain.

tergantung dari masing-masing

berbeda

individu menyikapinya. Namun

Hurlock (1991) pada usia lanjut

terkadang

timbul

sebagian

orang

jaman.

perbedaan

Menurut

individual

menyikapinya dengan berbagai

pada efek menua karena orang

masalah

iri

yang menjadi tua mempunyai

punya

sifat bawaan yang berbeda, sosio

melihat

seperti teman

merasa sudah

pasangan. Kesepian

ekonomi dan latar pendidikan yang

kedua

yaitu kesepian kognitif dimana subtema pertama yang muncul

yang berbeda dan pola hidup yang berbeda.

Kesepian

ketiga

dkk, 1991) kesepian emosional

emosional

dapat terjadi karena tidak adanya

dimana subtema pertama yang

hubungan dekat dengan orang

muncul adalah merasa sedih

lain, kurang adanya perhatian

tidak

pasangan.

satu sama lain. Jika individu

Dimana subjek merasa sedih

merasakan hal ini, meskipun dia

karena sampai saat ini belum

berinteraksi

menemukan

banyak dia akan tetap merasa

yaitu

yang

kesepian

memiliki

pasangan

dan

seharusnya seusia subjek sudah menikah. Menurut Bruno (2000) Kesepian jenis ini terjadi bila individu

membutuhkan

kasih

sayang

tapi

tidak

mendapatkannya.

Sedangkan

dengan

orang

kesepian. 3. Faktor-faktor

yang

mempengaruhi kesepian Pada penelitian

pertanyaan ketiga

mengenai

faktor-faktor

yang

menurut Weiss (dalam Sears

mempengaruhi

dkk, 1991) Kesepian ini terjadi

Menurut Middlebrook (dalam

karena

Turnip,

tidak

adanya

figur

1997)

kesepian.

faktor

yang

kelekatan

dalam

hubungan

intimnya.

Jika

individu

kesepian di bagi dua, yaitu

merasakan hal ini, meskipun dia

faktor psikologis dan faktor

berinteraksi

situasional

dengan

orang

mempengaruhi

dari

timbulnya

dua

faktor

banyak dia akan tetap merasa

tersebut

kesepian.

mempengaruhi subjek di hasil

Subtema

kedua

penelitian

adalah merasa tidak satu pun

psikologis

orang

kurangnya

yang

yang

memahaminya.

dua-duanya

ini.

Pada

terdapat dukungan

faktor adanya dari

Dimana subjek merasa tidak ada

lingkungan, kurangnya percaya

yang

dan

diri, kepribadian yang tidak

subjek merasa capek jika di

sesuai dengan lingkungan dan

tanya

menikah.

ketakutan menanggung resiko

Menurut Weiss (dalam Sears

sosial. Pada faktor situasional

mengerti

kapan

dirinya

mau

terdapat adanya takut dikenal

situasi ramai dan juga apabila

orang lain dan kehidupan di

berhadapan dengan orang-orang

dalam rumah. Jika dilihat dari

yang lebih dari subjek sehingga

kedua

faktor

terkadang subjek merasa minder

psikologis dan faktor situasional,

karena takut salah berbicara

faktor psikologis yang cukup

dengan

mendukung

subjek merasa sudah tua dan

faktor

kesepian

antara

mempengaruhi

subjek

faktor

akan

tetapi

situasional

juga

mendukung mempengaruhi sehingga

mereka

belum

dan

menikah

Middlebrook

karena

Menurut

(dalam

Turnip,

untuk

1997) Kesepian dapat terjadi

kesepian

bila seseorang kurang dapat

merasa

mengungkapkan diri sepenuhnya

subjek

kesepian.

dan hanya mampu berhubungan

Dari faktor psikologis,

secara formil saja. Kalaupun

subfaktor yang pertama kurang

bisa berhubungan sosial dengan

adanya

cukup baik, tetap saja merasa

dukungan

dari

lingkungan. Subjek merasa tidak

kurang dilibatkan.

nyaman dan bosan karena terlalu

Subfaktor yang ketiga

sering di tanya oleh orang

yaitu kepribadian yang tidak

sekitar kapan ingin menikah.

sesuai

dengan

Menurut Middlebrook (dalam

Subjek

merasa

Turnip, 1997) Seseorang bisa

bersosialisasi dengan orang yang

mengalami kesepian bila merasa

lebih tinggi status sosialnya dan

tidak

dengan

juga subjek merasa malu karena

lingkungannya, sehingga orang

dirinya sudah tua tetapi sampai

tersebut

saat

sesuai

menganggap

diabaikan

dan

ditolak

dirinya oleh

lingkungan. Subfaktor yang kedua

ini

lingkungan. dirinya

belum

bisa

memiliki

pekerjaan dan belum menikah. Menurut Middlebrook (dalam Turnip, 1997) Orang-orang yang

adalah kurangnya percaya diri.

temperamen

Subjek merasa canggung dalam

pemalu dan yang tidak mampu

tertentu

seperti

berhubungan

sosial

akan

menarik diri dari lingkungan.

yaitu

orang

lain

akan

menghilangkan

cenderung kesempatan

Subfaktor yang keempat

untuk

ketakutan

dengan orang lain, sehingga

menanggung

berhubungan

resiko sosial. Subjek merasa

orang

takut

teman berbagi rasa.

untuk

tersebut

tidak

dekat

punya

dekat

dengan

karena

subjek

Subfaktor yang kedua

merasa dirinya tidak muda lagi.

yaitu kehidupan di dalam rumah.

Oleh karena itu subjek merasa

Subjek mengatakan jika merasa

takut di tolak oleh perempuan.

bosan di rumah biasanya subjek

Menurut Middlebrook (dalam

keluar rumah. Karena kesibukan

Turnip, 1997) Seseorang merasa

subjek hanya membantu ibunya

takut untuk terlalu dekat dengan

di rumah seperti membersihkan

orang lain, karena khawatir akan

rumah. Menurut Middlebrook

ditolak. Kedekatan sosial dilihat

(dalam Turnip, 1997) rutinitas di

sebagai sesuatu yang berbahaya

rumah

dan penuh resiko

makan, tidur, makan, mandi

perempuan

seperti

adanya

jam

Dari faktor situasional,

akan menyebabkan kejenuhan

sub faktor yang pertama yaitu

pada pelakunya. Menurut Weiss

takut di kenal orang lain. Subjek

(dalam Latifa, 2007) kesepian

pernah

dengan

terjadi dimana individu merasa

perempuan tetapi subjek tidak

bosan dengan aktivitas sama dan

berani di bawa ke rumah karena

juga jika kurangnya kerabat,

subjek takut jika perempuan

teman atau orang-orang dari

yang

lingkup yang yang sama.

berkenalan

baru

di

kenalnya

mengetahui keadaan subjek yang sebenarnya yang pengangguran dan

sudah

Middlebrook

tua

Menurut

(dalam

Turnip,

1997) Seseorang yang takut dikenal secara mendalam oleh

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai kesepian pria usia lanjut yang melajang bahwa :

1.

Mengapa subjek melajang

perilaku

yaitu :

yaitu subjek dalam menjalin hubungan dengan wanita selalu disetujui

dengan

oleh

alasan

ibunya

perilakunya

kurang bagus. Penyebab yang kedua

yaitu

subjek

tidak

mempunyai pekerjaan, dalam hal ini subjek mengatakan bahwa dirinya putus dengan pacarnya karena menyerah pada keadaan karena dirinya sampai saat ini belum Penyebab masalah

memiliki yang

pekerjaan. ketiga

kesehatan,

yaitu

menurut

subjek penyebab dirinya tidak bekerja

karena

subjek

sakit

selama sepuluh tahun. 2.

menunjukkan

kesepian. Penyebab yang pertama

tidak

subjek

Gambaran yang pertama kesepian

yaitu, pertama tidak memiliki teman dekat atau sahabat, di mana dulunya subjek memiliki teman dekat atau sahabat, namun sekarang mereka sudah pindah karena mereka sudah memiliki keluarga. Subtema yang kedua merasa sendiri, subjek saat ini belum memiliki pasangan yang bisa subjek berkeluh kesah atau apapun sebagai

yaitu :

kesepian

hasil subjek

terdapat beberapa gambaran yang menggambarkan kesepian subjek. Gambaran-gambaran

pengganti

subjek.

sahabat

Walaupun

lingkungan

rumah,

di subjek

memiliki teman atau keluarga

kesepian subjek yang melajang

penelitian

terdapat

dua subtema yang muncul

Bagaimana gambaran

Berdasarkan

perilaku,

ini

memperlihatkan bahwa sikap dan

Gambaran yang kedua kesepian kognitif, terdapat dua subtema yang muncul yaitu, pertama tidak ada teman untuk berbagi cerita, di mana subjek hanya sesekali saja bercerita atau

jika

bertemu

antara

subjek dengan sahabat subjek. Di samping itu subjek merasa malu

jika

ingin

bercerita

dengan ibu subjek dengan saudara-saudara

subjek.

Subtema yang kedua yaitu

3.

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi kesepian subjek yang melajang yaitu :

merasa tidak cocok untuk

Dari

hasil

penelitian

bergaul dengan orang lain, di

terdapat

mana subjek terkadang tidak

mempengaruhi kesepian subjek

mengerti

di

diantaranya faktor psikologis dan

bicarakan oleh orang yang

faktor situasional. Pada faktor

usianya

psikologis

apa

yang

lebih

muda

dari

dua

faktor

yang

terdapat

empat

subjek, karena subjek merasa

subfaktor yang muncul yaitu

dirinya sudah tua dan berbeda

yang pertama kurang adanya

jaman.

dukungan dari lingkungan, di

Gambaran

ketiga

kesepian emosional, terdapat dua subtema yang muncul yaitu, pertama merasa sedih tidak memiliki pasangan, di mana subjek merasa sedih karena sampai saat ini belum menemukan pasangan yang seharusnya

seusia

subjek

sudahmenikah. Subtema yang kedua yaitu merasa tidak ada satu

pun

memahaminya,

orang

yang

di

mana

subjek merasa tidak ada yang mengerti dirinya dan subjek merasa capek jika ditanya kapan mau menikah.

mana Subjek mengatakan pada awalnya

dirinya

biasa

saja

dengan apa yang dikatakan oleh orang-orang

sekitar

tentang

kapan subjek menikah. Namun, karena terlalu sering ditanya subjek merasa bosan dan tidak nyaman

ketika

ditanya

oleh

orang di sekitar. Sehingga subjek berpikir tidak ada yang mengerti dirinya . Subfaktor

yang

kedua

yaitu kurangnya percaya diri, di mana subjek merasa canggung dalam situasi ramai dan juga apabila berhadapan dengan orang yang lebih dari subjek sehingga terkadang subjek merasa minder karena

takut

salah

berbicara

dengan

mereka

dan

karena

Subfaktor

yang

kedua

yaitu

subjek merasa sudah tua dan

kehidupan di dalam rumah, di

belum menikah. Subfaktor yang

mana subjek biasanya keluar

ketiga yaitu kepribadian yang

rumah jika merasa bosan, karena

tidak sesuai dengan lingkungan,

kesibukan

di mana subjek merasa dirinya

hanya

membantu

tidak bisa bersosialisasi dengan

rumah

seperti

orang yang lebih tinggi status

rumah.

sosialnya dan juga merasa malu karena dirinya sudah tua tetapi sampai saat ini belum menikah dan tidak mempunyai pekerjaan. Subfaktor yang keempat yaitu ketakutan

menanggung

resiko

sosial, di mana subjek merasa

subjek

sehari-hari ibunya

di

membersihkan

Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut : 1. Untuk Subjek a. Subjek disarankan untuk lebih

dengan

membuka diri dalam bergaul

perempuan karena subjek merasa

dengan orang lain dengan

dirinya tidak muda lagi. Oleh

melibatkan diri pada kegiatan-

karena itu subjek merasa takut di

kegiatan

tolak oleh perempuan.

dengan keterampilan subjek.

takut

untuk

dekat

Pada faktor situasional terdapat

dua

subfaktor

yang

muncul yaitu yang pertama takut di kenal orang lain, di mana subjek pernah berkenalan dengan perempuan tetapi subjek tidak berani ke rumah karena subjek takut perempuan yang baru di kenalnya mengetahui keadaan subjek

yang

sebenarnya.

yang

berkaitan

b. Subjek juga disarankan agar berpikir

secara

positif

sehingga tidak menutup diri dalam bergaul dengan orang lain dan bertindak dengan langkah-langkah positif agar dapat

bangkit

dari

rasa

kesepian. 2. Untuk keluarga diharapkan dapat memberikan

dukungan

sosial

kepada subjek agar subjek dapat

membangun bertindak

dirinya dengan

agar

oneliness. Diakses tanggal 28

langkah-

langkah positif.

September 2008 Andryana, D. (2007). 10 alasan

3. Untuk peneliti selanjutnya

kenapa pria takut menikah.

Untuk peneliti selanjutnya diharapkan

dapat

Http://en.wikipedia.org/wiki/single_(

melakukan

relationship). Diakses tanggal 28 september 2008.

penelitian dengan melihat faktorfaktor lain yang mempengaruhi

Baron, R. A & Bryne, D. (2005).

kesepian pada usia lanjut dan

Psikologi

lebih mendalam lagi. Selain itu

Edisi kesepuluh. Jakarta : PT.

juga dapat meneliti dari sudut

Erlangga.

pandang yang berbeda misalnya

Brehm.

sosial.

(1992).

Jilid

II.

Intimate

dengan melihat dukungan sosial

relationship. (2nd ed.). New

pada usia lanjut khususnya pada

York : Mc Graw Hill Inc.

pria serta penyebab lain yang

Bruno, F. J. S. (2000). Conguer

menyebabkan kesepian pada usia

loneliness

lanjut. Sehingga dapat dilihat

menaklukkan kesepian. Alih

perbedaan kesepian yang dialami

Bahasa :Sitanggang. Jakarta :

dari sudut pandang yang berbeda.

PT.

Dariyo, (2006).

melajang.

Alasan Dalam

pria

majalah

Femina. Edisi 6-12 April 2006. No 14 Halaman 39. Jakarta

Gramedia

Pustaka

A.

(2003).

Psikologi

perkembangan muda.

Jakarta

dewasa :

PT.

Grasindo. Hanum, F. (2008). Menuju hari tua bahagia. Yogyakarta : UNY

Anonim. (2003). Effect loneliness. Dalam

cara

Utama.

DAFTAR PUSTAKA Anonim.

:

Psychology

Today

Magazine. Http://en.wikipedia.org/wiki/l

Press

Heru

Basuki,

A.

M.

(2006).

Penelitian kualitatif untuk

diterbitkan).

Depok

:

Universitas Indonesia.

kemanusiaan

Moleong, L. Z.. (1990). Metode

danbudaya. Jakarta : Penerbit

penelitian kualitatif. Bandung

Gunadarma.

: PT Remaja Rosdakarya.

ilmu-ilmu

Husein.

(2006).

Pernikahan.

Narbuko, C & Achmadi, A. (2003).

Diakses

Metode penelitian. Jakarta :

www.sasak.net.

tanggal 3 Oktober 2008.

Bumi Aksara.

Hurlock, E. B. (1991). Psikologi perkembangan:

suatu

pendekatan

sepanjang

rentang

Nowan. (2008). Jomblo asyik gila. Jakarta : PT Gramedia. Poerwandari,

E.

K.

(2001).

kehidupan.

Pendekatan kualitatif untuk

Penterjemah : Istiwidyawati

penelitian perilaku manusia.

dan Soedjarwo. Jakarta :

Jakarta

Erlangga.

Pengembangan

Kuswidyasari, E. (2007). Kesepian

(LPSP3)

bercerai.

Indonesia.

tidakditerbitkan).

Depok

Lembaga dan

pendidikan

pada dewasa muda yang baru (skripsi

:

psikologi Universitas

:

Prestasi, E. D. (2006). Perasaan

Fakultas Psikologi Unversitas

kesepian pada wanita dewasa

Gunadarma

lajang.

Latifa. (2007). Jenis dan dinamika

(skripsi

diterbitkan). Depok : Fakultas

loneliness pada masyarakat

Psikologi

modern.

Gunadarma.

Dalam

jurnal

tidak

Universitas

psikologi. Tanggal 7 Febuari

Robinson, K. (1994). Loneliness.

2007. Jakarta : Universitas Al

Http://en.wikipedia.org.wiki/l

Azhar Indonesia.

oneliness. Diakses tanggal 28

Matondang. kesepian

(1991). pada

Perasaan pria

dan

wanita lajang. (skripsi tidak

september 2008. Sabri, M. A. (1993). Pengantar psikologi

umum

dan

perkembangan.

Jakarta

:

J.

W.

(2002).

Perkembangan masa hidup : life-span development. Jilid (5nd

II.

ed.).

Jakarta

:

Erlangga. Sears, D. O & Taylor, S. E & Peplau, L. A. (1991). Social (7nd

psychology. Englewood

Cliff

ed.). NJ

:

Prentice Hall International, Inc. Statistik Indonesia. (2008). Singulate mean

age

at

marriage

(SMAM).www.datastatistikIndonesia.com/component/op tion,com_search/itemid,132/i ndex.php?searchword=pendu duk-36k. Diakses tanggal 3 oktober 2008. Turnip,

S.

S.

(1997).

Cara

menanggulangi penghayatan loneliness

pada

muda.(skripsi

dewasa tidak

diterbitkan). Depok : Fakultas Psikologi

Unversitas

Indonesia. Widiyatun, T. R. (1996). Psikologi (perilaku manusia). Jakarta : Chandra Pratama.

(2008).

Single.

Http://en.wikipedia.org/wiki/

Pedoman Ilmu Jaya. Santrock,

Wikipedia.

single_(relationship). Diakses tanggal 28 september 2008.