(Kajian Nilai-nilai Teologi-Moralitas Kisah Nabi Ibrahim Perspektif. Muhammad A
. ..... demikian kisah-kisah al-Qur'an tidak sama dengan kisah imajinatif lainnya.
KISAH NABI IBRAHIM DALAM AL-QUR’AN (Kajian Nilai-nilai Teologi-Moralitas Kisah Nabi Ibrahim Perspektif Muhammad A. Khalafullah dan M. Quraish Shihab)
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Bidang Ilmu Theologi Islam (S.Th.I) Oleh: Kholilurrahman Aziz 05530054
JURUSAN TAFSIR DAN HADITS FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2010
ii
iii
iv
MOTO
bersemayam sempana di jembala gembala duliat jelita bapakku Ibrahim keturunan intan dua cahaya pancaran bunda berlainan putra
kini kami bertikai pangkai di antara dua, mana mutiara Jauhari ahli lalai menilai lengah langsung melewat abad aduh kekasihku
padaku semua tiada berguna hanya satu kutunggu hasrat merasa dikau dekat rapat serupa Musa di puncak Tursina (Puisi Amir Hamzah)
(Hassan Hanafi)
PERSEMBAHAN
Skiripsi ini kupersembahkan bagi semua yang konsen terhadap kajian al-Qur’an.
ABSTRAK Secara garis besar, kisah yang terdapat dalam al-Qur’an mengandung dua unsur pokok yang sangat penting, yakni unsur teologi dan unsur moral. Kedua unsur tersebut merupakan materi dakwah al-Qur’an untuk menunjukkan kebenaran risalah yang dibawa para nabi dan rasul yang diutus oleh Allah. Dari materi dakwah al-Qur’an tersebut diharapkan manusia dapat mengambil hikmah dan pelajaran, baik dari nilai teologi maupun nilai moralnya. Seperti kisah-kisah lain dalam al-Qur’an, kisah Nabi Ibrahim tentunya juga mengandung dua materi dakwah al-Qur’an tersebut. Sebab pada dasarnya, kisah yang ada dalam al-Qur’an sepenuhnya merupakan mediator untuk menyampaikan pesan Tuhan yang ada di dalamnya. Oleh karenanya, penelitian ini diarahkan untuk mengungkap pesan yang ada dibalik kisah Nabi Ibrahim dalam al-Qur’an tersebut. Untuk melakukan pembacaan pada kisah Nabi Ibrahim tersebut, penulis mengacu pada karya dua tokoh, yakni Muhammad A. Khalafullah dan M. Quraish Shihab, dengan rumusan masalah yang akan dipecahkan, bagaimana pandangan kedua tokoh tersebut tentang kisah Nabi Ibrahim ini? Serta nilai teologi-moralitas seperti apa yang hendak disampaikan dalam materi kisah tersebut? Dipilihnya kedua karya tokoh ini sebagai acuan sekaliagus obyek penelitian didasari oleh beberapa pertimbangan, yaitu pertama, belum adanya peneliti yang mencoba membandingkan pemikiran keduanya. kalaupun ada hanya sebatas penelitian tokoh pertokoh. Kedua, terkait dengan letak geografis keduanya yang berbeda. Perbedaan letak geografis dan latar belakang keilmuan, memungkinkan untuk mempengaruhi penafsiran keduanya. Maka dari itu penelitian ini sangat urgen untuk melihat sisi perbedaan dan persamaan keduanya dalam menafsirkan kisah al-Qur’an. Metode yang penulis pakai dalam penelitian ini adalah analisiskomparatif, yakni dengan menganalisis karya kedua tokoh tersebut tentang kisah Nabi Ibrahim, dengan pendekatan historis- biografis. Selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang cukup berarti bagi khazanah keilmuan Islam, terutama di bidang kajian tafsir al-Qur’an. Setelah penulis melakukan deskripsi dan analisis terhadap penafsiran Khalafullah dan Quraish Shihab tentang kisah Nabi Ibrahim, maka penulis mendapatkan kesimpulan bahwa pesan teologi yang dimaksudkan dalam kisah Nabi Ibrahim adalah bentuk ketauhidan yang utuh hanya kepada Allah, yang menyadari tentang hakikat wujud Tuhan yang hakiki. Adapun nilai moral dalam kisah Nabi Ibrahim ini adalah, pertama adanya sikap pengorbanan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Kedua, sikap dialogis-demokratis dalam menyampaikan pesan Tuhan. Ketiga, sikap santun dan toleran terhadap orang lain. Keempat, kesabaran dalam menghadapi kegagalan berdakwah (berusaha). Kelima, sikap peduli terhadap sesama manusia, terutama faqir miskin. Khalafullah dengan Quraish Shihab menyepakati bahwa hendaknya suatu kisah dalam al-Qur’an tidak dilihat dari segi historisitasnya, akan tetapi dilihat sebagai teks yang mengandung pesan-pesan Ilahiah. Namun, pada level tertentu Quraish Shihab tetap meyakini sepenuhnya bahwa kisah al-Qur’an itu merupakan fakta sejarah dan benar-benar terjadi. Hal ini yang menjadikannya berbeda dengan Khalafullah yang meyakini bahwa tidak semua kisah al-Qur’an memiliki fakta sejarah, karena menurutnya sebagian besar kisah al-Qur’an bersifat khayali.
KATA PENGANTAR
!
" # $" %
" &
Segala puji bagi Allah Swt yang telah memberikan petunjuk, pertolongan dan kekuatan, serta limpahan nikmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulisan tugas akhir ini bisa tercapai. Tentunya hal yang paling wajar dalam penelitian ini adalah ada, bahkan banyak, kekurangan dan kesalahan. Sangatlah tidak wajar, bahkan mendekati mustahil, apabila penelitian ini sempurna. Kesempurnaan hanyalah milik Dzat Yang Mahasempurna. Oleh karenanya, krtik dan saran yang membangun dari berbagai pihak senantiasa diharapkan untuk menjadi bahan perbaikan dan tambahan dari kekurangan yang ada pada penelitian ini. Di samping itu, penulis menyadari bahwa selesainya tugas akhir ini tidak terlepas dari banyak pihak yang telah membantu dan terlibat dalam proses penulisan ini, baik bantuan materi maupun komentar, do’a dan motivasi yang memungkinkan penulis menyelesaikan tugas akhir ini. Dengan itu, penulis mengucapkan terimakasih yang tulus dan mendalam kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. M. Amin Abdullah selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2. Dekan Fakultas Ushuluddin, Ibu Dr. Sekar Ayu Aryani, M.A. beserta Pembantu Dekan. 3.
viii
4. Ketua Jurusan Tafsir Hadis, Bapak Dr. Suryadi, M.Ag, beserta Sekretaris Jurusan, Bapak Dr. Ahmad Baidhawi, M.Ag. yang secara tidak langsung telah memberikan motivasi kepada penulis. 5. Bapak Dr. Phil. Sahiron Syamsuddin, M.A, selaku pembimbing I dan Dr. H. Abdul. Mustaqim, M.Ag selaku pembimbing II, sekaligus sebagai Penasihat Akademik. Keduanya merupakan inspirator dan motivator yang begitu melekat pada penulis, ”aku ingin seperti mereka”, kata yang sering terbersit dalam hati penulis. Di sela-sela kesibukan keduanya, mereka telah sempat meluangkan waktu untuk penulis dalam rangka memberikan arahan, bimbingan kritik dan koreksi terhadap hasil penulisan skripsi ini. 6. Kedua Orangtua penulis, Abd. Aziz dan Khalilah, entah apa yang harus penulis katakan, penulis benar-benar malu. Entah akan jadi apa anak bandelmu ini. Entah kenapa anakmu ini masih seperti yang dulu, tidak bisa belajar dengan benar, sehingga pilihan untuk sekolah di Jurusan Tafsir-Hadits menjadi begitu lama untuk ditempuh. 7. Mas Fatharrozi yang sering mengingatkanku untuk selalu bijak dalam mengelola waktu, (mator kaso’on Cak pon epaengak agih). Untuk keluarga semuanya yang telah sabar memberi suport terhadapa penulis, terutama kedua keponakanku, Makinul Aziz dan Dina Khilyatus Sofiyah. Kalianlah inspirasiku. 8. Semua guru-guru, kiai dan ustadz yang pernah mengajar penulis dari sejak kecil hingga sekarang. Tanpa mereka semua, penulis tidak akan seperti sekarang (mele’ pengetahuan).
9. Kang Jeky (Muzakki), yang telah rela bolak-balik kekost memberikan pinjaman buku pada penulis, dan selalu bertanya kapan skripsi saya selesai. Si Boy (Syaichuddin) anggota Madhab Gratis, yang telah meluangkan waktu ketika penulis mintai masukan tentang penulisan ini, dan Paonk (Fatkhul Hadi) yang telah dengan rela meminjami penulis printer secara gratis dengan jasa antarnya ke kost. Sungguh saya sangat berterimakasih. Serta kawankawan penulis dan semua pihak (tidak bisa disebut satu persatu) yang telah membantu dan terlibat selama studi, terutama dalam proses penyelesaian skripsi ini. Untuk mereka semua, penulis tidak bisa membalas apa-apa kecuali hanya memohon kepada Allah Swt. semoga kebaikan mereka semua mendapatkan balasan yang terbaik
Akhir kata,
semoga karya ini bermanfaat, walaupun hanya sebiji
. Amin........!!
Yogyakarta, 04 Januari 2010
Khalilurrahman Aziz NIM.: 05530054
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL…………………………………………………….....
i
HALAMAN NOTA DINAS……………………………………………....
ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………...
iii
HALAMAN SURAT PERNYATAAN........................................................
iv
HALAMAN MOTO.....................................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………...
vi
HALAMAN ABSTRAK……………………………...................................
vii
HALAMAN KATA PENGANTAR……………………………………....
viii
HALAMAN DAFTAR ISI ………………………………………………
xi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN…………………………..
xiii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah …………………………………....
1
B. Rumusan Masalah …………………………………………..
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………..
9
D. Telaah Pustaka..………………………………………………
9
E. Metode Penelitian……………………………………………
12
F. Sistematika Pembahasan……………………………………..
13
BAB II. TINJAUAN UMUM KISAH AL-QUR’AN A.
Definisi Kisah al-Qur’an…………………………………..
16
B.
Tipologi Kisah al-Qur’an………………………………….
20
C.
Karakteristik Kisah al-Qur’an……………………………..
32
D.
Fenomena Pengulangan Kisah…………………………….
36
BAB III. SETTING BIOGRAFI DAN SKETSA PEMIKIRAN A.
Biografi Muhammad A. Kahalafullah…………………….
B.
Biografi Muhamamd Quraish Shihab…………………….
BAB IV !
$% &
"
! "
#
$ !
42 54
!
#
#
! A.
Sinopsis Kisah Nabi Ibrahim .......................... ...................
B.
Nilai Teologi Kisah Nabi Ibrahim ......................................
C.
Nilai Moral Kisah Nabi Ibrahim..........................................
D.
Analisis Kritis......................................................................
71 74 96 109
BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan………………………………………………...... 116 B. Saran-saran………………………………………………….. 118 DAFTAR PUSTAKA ………………….………………………………... CURRICULUM VITAE............................................................................ LAMPIRAN................................................................................................
119 123 124
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan Skripsi ini berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan 0543b/U/1987. A. Konsonan Tunggal
Huruf Arab
Nama
Huruf Latin
Nama
Alif
Tidak dilambangkan
Tidak dilambangkan
ba’
b
be
ta’
t
te
sa’
s
es (dengan titik di atas)
jim
j
je
ha’
h
ha (dengan titik di bawah)
kha
kh
ka dan ha
dal
d
de
al
z
zet (dengan titik di atas)
ra’
r
er
zai
z
zet
sin
s
es
syin
sy
es dan ye
sad
s
es (dengan titik di bawah)
dad
d
de (dengan titik di bawah)
ta
t
te (dengan titik di bawah)
za
z
zet (dengan titik di bawah)
‘ain
‘
koma terbalik
gain
g
ge
fa
f
ef
qaf
q
qi
kaf
k
ka
lam
l
‘el
mim
m
‘em
nun
n
‘en
waw
w
w
ha’
h
ha
hamzah
'
apostrof
ya
Y
ye
B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah ditulis Rangkap !"#
ditulis
Muta'addidah
%$
ditulis
‘iddah
C. Ta’ marbutah di Akhir Kata ditulis h &'()
ditulis
Hikmah
&*$
ditulis
'illah
+,- . /0
ditulis
Kar mah al-auliy '
/12- +0
ditulis
Zak h al-fitri
ditulis
A
ditulis
fa'ala
ditulis
i
D. Vokal Pendek _____ 3
fathah
4!5 66666 7
kasrah
/0 666866
dammah
9:;
ha. Keampuhan yang sifatnya intrinsik inilah yang sering ditegaskan dalam ayat-ayat al-Qur’an. al-Qur’an menekankan keampuhan “yang tersembunyi” yang tercermin dalam pernyataan bahwa seandainya alQur’an diturunkan pada gunung ia akan tunduk dan hancur lebur.6 Pernyataan ini memiliki efek pada manusia bukan saja bersifat mental, bahkan tubuh orang yang takut kepada Tuhan akan gemetar apabila mendengarnya, dan hati mereka menerima peringatan Allah.7 Kisah al-Qur’an adalah salah satu kajian yang sering diangkat oleh ulama pengkaji al-Qur’an. Ia merupakan partikel yang terdapat dalam alQur’an, dan merupakan metode dialektika yang dipakai oleh al-Qur’an untuk menyampaikan pesan-pesan Ilahi pada manusia. Karena selain sebagai penghibur Nabi, kisah al-Qur’an mempunyai maksud dan tujuan memberi
8
-*
$
$ & ;
$
421' ! F
?
- *
3 677@ 3
/3 B ( ,- 1 ( C 0 ( 5 # ! 3 677+ 3 E9
D
0
3
- 2 (
5 6+=
0 G ( H;
03
-*
3 (- *
!
- 2 1
( 5
pelajaran, tuntunan, bimbingan, peringatan dan menjelaskan pelbagai prinsipprinsip dakwah agama Islam.8 Pemaparan kisah atau cerita dalam al-Qur’an telah melahirkan berbagai pemahaman pada orang-orang yang membacanya. Terutama ketika cerita itu menyisakan ruang-ruang yang perlu diisi imajinasi.9 Namun dengan demikian kisah-kisah al-Qur’an tidak sama dengan kisah imajinatif lainnya. Ada unsur moral dan pembelajaran yang hendak disampaikan dalam materi kisah tersebut. Secara keseluruhan kisah dalam al-Qur’an dimuat dalam 35 surat dan sebanyak 1600 ayat. Dalam kisah-kisah tersebut digunakan gaya bahasa yang sangat variatif, perintah ataupun ajaran moral disampaikan secara tidak langsung sehingga pesan yang disampaikan kepada manusia sebagai penikmat sekaligus sasaran kisah ini akan lebih mengena.10 Salah satu kisah yang ada di dalam al-Qur’an adalah kisah Nabi Ibrahim. Kisah ini terdapat pada 186 ayat yang tersebar di 25 surat. Dalam beberapa karya ilmiah kisah Nabi Ibrahim sudah sering menjadi obyek penelitian untuk mengungkap nila-nilai yang terdapat dalam kisah tersebut, khususnya nilai teologis. Karena pada setiap ayat yang menceritakan Nabi Ibrahim tidak lepas dari ajaran tauhid, dan sebab itu pula Nabi Ibrahim disebut sebagai bapak monoteisme. H
!
(:
d: 45-47) Dawam
Raharjo
menyebutkan
bahwa
ada
beberapa
ciri
keistimewaan Nabi Ibrahim dari pada nabi-nabi sebelumnya. Pertama, ia memperoleh pengertian tentang Tuhan melalui suatu proses perjuangan berpikir sejak muda dengan cara observasi dan pengamatan. Kedua ia menyebarkan dan memperjuangkan keyakinannya itu kepada berbagai bangsa. Ketiga, ia adalah orang yang teruji dengan berbagai perintah dan larangan Allah, dan karena itu ia dipilih sebagai pemimpin umat manusia, sebagaimana dikatakan al-Qur’an.11 Pengukuhan atas Nabi Ibrahim sebagai bapak monoteisme bukan hanya terbatas pada tradisi lisan, tapi secara langsung berada pada titik jantung agama, yakni al-Qur’an. Dalam kitab suci inilah ketetapan-ketetapan Nabi Ibrahim terpaparkan. Ia dalam tradisi agama-agama monoteis disanjung sebagai orang yang berpikiran terlalu maju waktu itu tentang Tuhan,12 sehingga perbuatannya menghancurkan patung-patung sesembahan warga Babilonia mendapatkan penentangan yang cukup keras bahkan dari ++
I
" ) ( 5,
+6
( 0
0
' 0 A
1
"
*23 2.-0 6776 3 ?H * 03 B ( 0
"- 2
1
$ & 3 3
/ ' 5-
-
D
2
!- 0
,- -1 "3
( "- 6776 3
0 2 21 C3 0 ++
2 -. 2 -. - / 13
orangtuanya. Dalam persepsi Nabi Ibrahim tidak masuk akan menyembah batu yang bisu dan tuli yang tidak bisa memberikan modharat.13 Demikian pentingnya kisah Nabi Ibrahim dalam al-Qur’an sehingga tidak sedikit materi kisahnya dijadikan obyek penelitian oleh pemerhati alQur’an. Maka dengan itu, selanjutnya penulis dalam meneliti kisah Nabi Ibrahim ini akan mengacu pada dua buah karya yang mempunyai keterkaitan panafsiran mengenai kisah Nabi Ibrahim tersebut, yakni penafsiran Muhammad A. Khalafullah dalam kitab
#
$
D
$ &
, dan penafsiran Muhammad.Quraish Shihab dalam kitab Tafsir alMisbah. Ada beberapa alasan akademik mengapa penulis meneliti penafsiran kedua tokoh tersebut. Pertama, Khalafullah dan Quraish Shihab sama-sama berangkat dari pandangan bahwa
$ &
)
,
sehingga benuk penafsiran keduanya merupakan jawaban atas realitas yang melingkupi pada zamannya. Kedua, sejauh pengamatan penulis, belum ada penelitian yang berusaha mendialogkkan kedua tokoh tersebut secara serius, tajam dan kritis. Kebanyakan penelitian yang ada masih mencerminkan penelitian tokoh pertokoh, sehingga belum terlihat perbedaan dan persamaan dalam menafsirkan al-Qur’an. Ketiga, metodologi yang dipakai keduanya dalam menafsirkan alQur’an, terutama materi kisah, yang berbeda. Khalafullah menggunakan metode sastra yang ia kembangkan dari gurunya, Amin al-Khulli. Di mana +=
$
/ ' & 86 8;
dipakai oleh Khalafullah untuk melihat pada psikologi ayat al-Qur’an ketika memaparkan kisah-kisahnya. Metode Khalafullah ini berimplikasi pada penafsirannya yang tidak melihat pada aspek historisitas kisah dalam alQur’an.
Sedangkan
Quraish
menggunakan metode ( J
Shihab
dalam
menafsirkan
al-Qur’an
, di mana bentuk penafirannya berupa
menjelaskan makna dan kandungan ayat secara menyeluruh. Dalam metode ini ada upaya penafsir untuk menanamkan ide, yang berlatar belakang ilmu, kepahaman dan keahlian yang dimilki dalam menafsiri ayat itu.14 Selain alasan-alasan di atas ada alasan yang mendasar dari sebuah kajian tokoh. Lebih-lebih dalam studi komparatif, adalah perbedaan seting geografis di mana keduanya tinggal dan menjalani aktifitas keilmuan, yang tentunya hal itu sangat berpengaruh pada bentuk penafsiran keduanya.
B.
Rumusan Masalah Mengacu kepada latar belakang di atas, maka selanjutnya tulisan ini
akan diarahkan untuk menjawab dua masalah yang coba akan dipecahkan sebagai berikut: bagaimanakah pandangan Muhammad A. Khalafullah dan Muhammad Quraish Shihab terhadap kisah Nabi Ibrahim dalam al-Qur’an? Serta nilai teologi-moral seperti apa yang hendak disampaikan dalam materi kisah tersebut?
+@
+?
- /
3
D
0 &
(
3 92
3 421'
( 5
3 677@ 3
3
C.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian a. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman tentang kisah Nabi Ibrahim dalam perspektif kedua tokoh yang dikaji. b. Penelitian ini juga bertujuan untuk membaca titik temu antara pemikiran Muhammad A. Khalafullah dengan Muhammad Quraish Shihab. 2. Kegunaan Penelitian a. Secara akademis, penelitian ini merupakan satu sumbangan sederhana bagi pengembangan studi al-Qur’an. Dan untuk kepentingan studi lanjutan, diharapkan juga berguna sebagai bahan acuan, referensi dan lainnya bagi para penulis lain yang ingin memperdalam studi tokoh dan pemikiran. b. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu pengetahuan dalam ranah studi keislaman pada umumnya dan studi al-Qur’an pada khususnya.
D.
Telaah Pustaka Pembahasan kisah nabi Ibrahim dalam al-Qur’an bukanlah kajian
yang sama sekali baru. Telah banyak peneliti yang mencoba mengungkap pesan moral yang ada dibalik kisah tersebut. Misalnya saja Ismail Lubis dalam tulisannya yang berjudul “Segi-segi Filsafat Pendidikan Islam Pada Kisah Nabi Ibrahim Dalam al-Qur’an”.15 Dalam tulisannya tersebut Ismail Lubis
+8
%
00
%
4
D3 / / 0 * 1 3 ( 0 0 (- / (
$ & 3 67783
0 +=
( /3
.
#
(
membagi pada tiga pesan moral yang terdapat kisah Nabi Ibrahim yakni, pertama proses penanaman akidah yang benar kedalam jiwa keluarga dan kaumnya adalah berkaitan dengan pertanyaan esensi dalam pendidikan yaitu bagaimana cara memperoleh pengetahuan. Kedua, tujuan yang hendak dicapai oleh Nabi Ibrahim dalam menanamkan akidah tersebut adalah untuk mendapatkan ridha Allah dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Ketiga, kisah Nabi Ibrahim mengandung konsep-konsep pendidikan Islam yang terdapat dalalm agama, manusia, ilmu, hikmah, keadilan dan amal perbuatan. Konsep hikmah dalam kisah ini mengandung nilai filosofi yang amat luas. Karya akademis lain terkait dengan kisah Nabi Ibrahim adalah buku karya Sayyid Mahmud al-Qimni, Nabi Ibrahim Titik Temu Titik Tengkar Agama-Agama. Dalam bukunya ini ia mengkaji kisah nabi Ibrahim dalam tiga kitab suci yakni al-Qur’an, Taurat dan Injil. Baginya hal yang terpenting yang ditegaskan oleh al-Qur’an tentang Nabi Ibrahim adalah status Ibrahim sebagai founding father agama Islam (millah Islam),16 guna menguatkkan pendapatnya ini ia mengutip Q. S Ali Imran: 67, sebagai berikut:
“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi Dia adalah seorang yang lurus, lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah Dia Termasuk golongan orang-orang musyrik.” (Q.S Ali Imran: 67)
+;
(- *
'' 0 0 $ & 0 ' 0 421'
3 ( 5
/ / 3 677@ 3
(
;
(
- 1
1
1
3
Penelitian yang dilakukan oleh al-Qimmi ini berangkat dari kegelisahan untuk mencarikan titik temu kisah Nabi Ibrahim dalalm alQur’an, Injil, dan Taurat. Di sisi lain dia juga meninjau dari segi kesejarahan kisah nabi Ibrahim. Fakta yang ia temukan bahwa tidak sedikit pun data-data arkeologis dan situs-situs peninggalan eksistensi Nabi Ibrahim.17 Selain Itu penelitian yang dilakukan oleh al-Qimmi hampir sama dengan yang dilakukan oleh Nurul Yusuf dalam Skripsinya. Ia mengkaji kisah Nabi Ibrahim dalam al-Qur’an dan Injil saja tanpa Taurat. Ia mencoba merefleksikan keagamaan Nabi Ibrahim dalam Islam dan Kristen.18 Berbeda dengan yang lainnya, Syihabuddin Qalyubi dalam mengkaji materi kisah Nabi Ibrahim, ia menggunakan teori stilistika, di mana teori ini masih jarang digunakan dalam mengkaji al-Qur’an. Dalam bukunya, Stilistika al-Qur’an, Makna di Balik Kisah Ibrahim ia menyebutkan bahwa kisah Nabi Ibrahim ditampilkan dalam beberapa fragmen yang tersebar dalam beberapa surat dengan menggunakan pilihan kosa kata dan gramatika yang has. Dalam bukunya tersebut ia mencoba mengungkap kehasan makna, baik dari segi gramatika dari setiap fragmen yang ditampilkan dengan tujuan memperoleh makan yang utuh dari kisah Nabi Ibrahim tersebut.
+? +H
%
00
%
'' 0
0 4
$
3
/ /
D3 / / 0 * 1 3 ( 0 0 (- / (
3 $ & 3 67783
8
%
% ' & 8 12
83
Al-An’am: 74-83
-D
@ C& G )DB*"
G
)
%
A
% F"# & 51 I 8 3& 8 3
9 ES
*:$
0 !H @ 1*# /*
5# T J$
"U > 8 1
R @ >8
> @ /$
& ' ,* > 8 - IB
8
! 0N &
;% 11
9
!
0 1 0!
) >8 1
0! - =6 )
0 , & :$
> 8 J>
% 0!
"# 8 ! -
!
=6
) @
0!
%% " K K - L
)
ES
%B '
& (5V
4 =6
)
%F 5#
&XO ) : 37*
&
:* OQ
, ?
- , & )
,
& A
I
& @ "6 #
:
)," Z : N!"
BH '
"#
"
:$
$" @
T:$ 5 S:*,
B
,?
'@YP OQ
2* 5 8
3
3""A
' -
>8
0/ - 9 =6 3
Al-Ankabut: 24-27
37*
;
) 3H ! ' X O 9 ES / A
S?
91
8
/ A /*
YY^ "
*2
/ [$J
15
"
) &
8 ES / A
P& S@ F L
!$ *,
' &e .4 ]
;
8 ,* f & I 4
f $
_P "
4^
8 % `_
O, , "A&
0/
&7
0 f; a
8 0N 1 / h" @ $ *, U
;% "# 16
9798
As-Shafat: 99-108
$ !8
&
9H9 .:$ 9 ES 4 !
3%
(-
9H% .:$C
[$
18
102
103104
Al-Kahfi: 46
Hud: 69-76
-
- !
9H; "6 !L U
9H *:$
T ' /
9H "#
!
f $
ZZ& d j
3
e1?
F )$
.]E 3 )
,
%H _ @
&
T
2> ? !
@ YZ
e
b#c
8 /*
T
"
> ' B dj
>! /
U
, ) 0@ F @F ' '
"
4 8
@b
"# !
4 3=
, 2 /*
k& 91
'
9HL "# ?"
9H
*&
/ &
& - @
8 'M B
7`i
U
& %C
/ A > 8 'M "
ca !) /
/ $!
ES > 8
9HH "#
9HB "6 17
- *&
9 ES UY^B > 8 Y`H
8&
0!
!
/80 G 8 )
=6
" 1
8
8 0/
T
P: V / 2B
9 S !?, - &e," & 1 0#"
/*B 6 ,
! f
FF "6 C
7`i
3
*:*,%g ). .
;
! -L
1 " ) AD" )
>8 (
@
8
*
2B /, K 2 !m 8 0/," bl / 8
%9
%; T$*!?
S@Yc
- /`Y - - &
,* 5 0/, 0!
$ '_
[
(- - ND*
)
]D &
d
T
)
C" @
& "# ? " 9
%L f *]n f $`Y 0/
4 8 8
/h
1
% T$$ & 2N
d o
'
105
Qf
At-Taubah: 114
&
) /$
)
:$
/ & ; L" )- (
'
bl jJ
V*
-
"# " 0!
0/ 0
106
0/ & "6 #
AlMumtahanah: 4
'
" 0!&
&'
)@ KV
9 82
:$
f
/*
h
106
Maryam: 47
6-
8
p&
8 -
,
-
W 3*
0/ - 9 =6 3
V* A
- 3*
" # " 3* S
>8 %
22
107
/*a" :# "U -
Maryam: 46
T
Y!Z
@
/ *& S ?
23
109
Luqman: 1415
5
?
C
g
&e," YRZ
& 3 3 & & 3 ' V*
j ! 3* 21
:$
, /
, & Rq@
> 8 ) 0N
B ; - F@YP & -
dN
df
,h
&
NB
9 T:$ 20
%
)bl @ F 8 0/ - ) %
19
8
/"@ F : ;
B
- 3=
)
?
0/& /, `Y /
[$J
* >8
- 3 `[ +*r
$UG
h
3
2
& 6 *&
2,M ' 8 ! B
, 1&h
8 0/,
1'
? G - !
U:,4 h
' "#& 5
9
j !
," Z L " 5