2Konsentrasi Promosi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Hasanuddin ..... Jurnal Manajemen Pelayanan PS IKM Universitas Gajah Mada.
KOMPETENSI PROMOSI KESEHATAN PADA PETUGAS PENYULUH KESEHATAN PUSKESMAS DI WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA SAMARINDA EFFORTS AND PATTERN SEARCH SEXUALLY TRANSMITTED INFECTIONS (IMS) WOMEN SEX WORKERS IN THE CITY OF GREATER FLASH PROSTITUTION SAMARINDA Melliyani Agustini1, Mappeaty Nyorong2, Darmawansyah3 1
Dinas Kesehatan Kota Samarinda Konsentrasi Promosi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin 3 Konsentrasi Administrasi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanudin 2
Alamat Korespondensi: Melliyani Agustini Dinas Kesehatan Kota Samarinda Hp : 081351443777
[email protected]
ABSTRAK Salah satu upaya kesehatan dasar yang merupakan program minimal dan harus dilaksanakan setiap Puskesmas adalah Program Promosi Kesehatan dengan melaksanakan berbagai kegiatan promosi hidup bersih dan sehat dengan indikator keberhasilan adalah perbaikan perilaku sehat masyarakat. Penelitian ini bertujuan menganalisis kompetensi promosi kesehatan pada petugas penyuluh kesehatan puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Samarinda. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan total informan sebanyak 7 orang, teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, dasar-dasar komunikasi ditunjukkan dengan penyuluhan yang dapat dimengerti oleh sebagian masyarakat.Pemegang program Promosi Kesehatan berkolaborasi dengan pemegang program lain yang ada di Puskesmas.Selain itu juga bekerja sama dengan pihak terkait.Kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan di Puskesmas untuk membantu orang dalam menentukan pilihan-pilihan kesehatan dilakukan melalui konseling. Partisipasi masyarakat dalam bentuk pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat belum optimal. Belum banyak kebijakan-kebijakan kesehatan yang dibuat di Puskesmas. Jadi dapat disimpulkan bahwa, Petugas promosi kesehatan di puskesmas sudah banyak mengerti mengenai media yang digunakan dalam promosi kesehatan, terutama untuk penyuluhan. Sebagian puskesmas sudah bekerja sama dengan media untuk promosi kesehatan. Kata kunci : kompetensi, promosi kesehatan, puskesmas
ABSTRACT This study aims to analyze the competence on health promotion of the health counselor of public health centers in the area of Samarinda Health Department.This research is a qualitative study with a total of 7 people informer, in-depth interviews technique of data collection, observation and document review.The results showed that the fundamentals of communication is really important which is indicated by the brief counseling so that the community could easily understand. The implementer of health Promotion program should collaborate with the holder of the other programs in the Public Health Center (Puskesmas). They also should run the program along with related parties.Helping people in determining the choices of health care choices through counseling. Community participation in the form of empowering people to improve public health is not optimal. There is only a few health policies are made in the health public center. So, On the other side, many health promotion counselor already have pretty good undersanding about the media used in health promotion, particularly for the counseling. Some public health centers are already working with the media for health promotion. Keywords: competence, health promotion, public health center
PENDAHULUAN Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. (Notoatmodjo, 2005) Puskesmas (Health Centre) adalah suatu kesatuan organisasi fungsionil yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh kepada masyarakat dalam satu wilayah kerja tertentu dalam bentuk usaha-usaha kesehatan pokok, bersifat fungsionil dan langsung berada dalam pengawasan administratif maupun teknis dari Dinas Kesehatan. (Amriyati, 2003) Salah satu upaya kesehatan dasar yang merupakan program minimal dan harus dilaksanakan setiap Puskesmas adalah Program Promosi Kesehatan dengan melaksanakan berbagai kegiatan promosi hidup bersih dan sehat dengan indikator keberhasilan adalah perbaikan perilaku sehat masyarakat. Upaya pemberdayaan kesehatan masyarakat yang dilakukan melalui kegiatan antara lain pendekatan advokasi kesehatan, bina suasana masyarakat dan gerakan pemberdayaan masyarakat. Pendekatan tersebut dapat dilakukan kepada masyarakat oleh tenaga promosi kesehatan masyarakat di Puskesmas dengan kegiatan kampanye kesehatan melalui penyebarluasan informasi kesehatan (penyuluhan) untuk kelompok masyarakat, individual dan keluarga. (Hapsara, 2004.) Tenaga promosi kesehatan masyarakat Puskesmas adalah tenaga kesehatan masyarakat yang diberi tugas untuk menangani program promosi kesehatan masyarakat di Puskesmas.kompetensi adalah kombinasi spesifik antara pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu kegiatan khusus. Kompetensi inilah yang seharusnya dipahami dan dimiliki oleh seorang petugas promosi kesehatan terutama di Puskesmas. (Ismoyo, 2009) Berdasarkan hal tersebut di atas perlu dilakukan penelitian untuk menganallisis penerapan promosi kesehatan berdasarkan kompetensi petugas penyuluh kesehatan puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Samarinda.
BAHAN DAN METODE Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dilakukan di Puskesmas di Wilayah Dinas Kesehatan Kota Samarinda.Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam, dokumentasi dan observasi. Data dianalisis dengan menggunakan Analisis Konten yakni dengan reduksi data, pengolahan data kemudian interpretasi data. HASIL PENELITIAN Hasil penelitian menjelaskan kompetensi promosi kesehatan pada Petugas Penyuluh
Kesehatan
Puskesmas
di
Wilayah
Kerja
Dinas
Kesehatan
Kota
Samarinda.Informan dalam penelitian ini sebanyak 7 orang dari Petugas Promosi Kesehatan Puskesmas yang ada di wilayah Kota Samarinda.Dari 7 orang informan tersebut, 1 orang adalah fungsional promkes, 2 orang sudah mengikuti pelatihan jafung promkes tapi belum fungsional promkes, dan 4 orang belum mengikuti pelatihan jafung promkes. Dasar-dasar Komunikasi Komunikasi antar orang yang baik merupakan dasar keberhasilan promosi kesehatan, baik dalam konteks konsultasi dengan pasien, percakapan dengan sejawat atau permohonan dengan atasan.Komunikasi yang baik berarti komunikasi yang jelas, berjalan dua arah tanpa ada pengurangan pesan antara yang diberi dan diterima. untuk melihat dasar-dasar komunikasi informan sebagai petugas promosi kesehatan adalah dengan melihat kegiatan mereka dalam penyuluhan, seperti hasil wawancara berikut ini : “….penyuluhan sempat bikin spanduk dan kita pakai leaflet.Biasanya penyuluhan kami sesuaikan dengan musim,saat musim hujan, tentang demam berdarah. Saat Lebaran tentang borax dan makanan-makanan. Sementara ini kalo kita tanya jawab mereka ngerti aja dan antusias aja. Biasanya kalo penyuluhan, leaflet dibagi dan habis itu kita menjelaskan, setelah itu ada sesi Tanya jawab, kalo tidak mengerti biasanya mereka ada yang ditanyakan….”
(NH, Pusk Temindung).
Dari apa yang mereka sampaikan, tidak semua masyarakat bisa mengerti atau paham. Hal ini terlihat dari kutipan informan berikut: “…masyarakat menangkap saja (mengerti) dengan apa yang disampaikan. Masyarakat bisa mengerti…bisa juga tidak. Tapi untuk tau mereka mengerti kita harus liat langsung dengan perubahan tingkah laku mereka…”
(EW, Pusk Juanda).
Selain itu, petugas promosi kesehatan puskesmas ini sering juga mengalami hambatan-hambatan dalam menyampaikan informasi-informasi kesehatan. Seperti yang terlihat dalam kutipan berikut ini: “…..kalo untuk menyampaikan ke masyarakat (informasi kesehatan) ada seeh hambatan. Masyarakat kadang tidak menerima….”
(RF, Pusk Sidomulyo). Bekerja Dengan Kelompok Pelaksanaan promosi kesehatan di Puskesmas lebih mengarah kepada kemitraan yaitu suatu kerjasama formal antara individu-individu, kelompok-kelompok, atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu, dalam hal ini adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan.Hal ini digambarkan dalam kutipan berikut: “……penyuluhan kerjasama dengan Co Ass (mahasiswa), praktek cuci tangan di sekolah-sekolah kerjasama dg petugas gigi. UKS dengan petugas UKS (penjaringan) dan petugas gizi serta kesling. Pembelajaran ibu hamil (senam ibu) dengan KIA, senam lansia dengan petugas lansia, pelatihan kader jumantik dengan P2M, pelatihan kadarzi dengan petugas gizi dan PKK, ASI ekslusif dengan PKK….”
(DN, Pusk Sempaja). Membantu Orang Menentukan Pilihan-pilihan Kesehatan Untuk membantu masyarakat dalam menentukan pilhan-pilhan kesehatan, petugas promosi kesehatan di Puskesmas harus terlebih dahulu membuat masyarakat mau terbuka mengenai masalah-masalah kesehatan mereka, seperti yang terlihat dalam wawancara berikut ini : “…..(mereka) mau terbuka tetapi setiap orang berbeda-beda keluhannya……biasanya pada pasien2 di Poli Lansia yang kena TB, DM, HT dan jantung, misalnya merokok itu sudah kebiasaan, ada yang mau mengikuti (untuk berubah atau berhenti) ada juga yang menerima kenyataan……”
(RF, Pusk Sidomulyo). Kemudian setelah mereka terbuka mengenai masalah-masalah kesehatan mereka, petugas promosi kesehatan bekerja sama dengan petugas pemegang program yang lain yang berhubungan dengan keluhan-keluhan kesehatan yang mereka sampaikan, memberikan pilihan-pilhan kesehatan kepada mereka melalui konseling, seperti yang terlihat dalam wawancara berikut ini : “……untuk mereka yang mempunyai penyakit biasanya kami menganjurkan pasien yang sering batuk/TB agar tidak merokok lagi, bagi pasien DM/HT agar mematuhi diet sesuai dengan pedoman gizi, kebersihan diri dan lingkungan bagi pasien ISPA dan DBD, anjurkan pola hidup sehat sesuai kemampuan mereka….”
(RF, Pusk Sidomulyo). Kegiatan Dengan Masyarakat Dalam kegiatan promosi kesehatan oleh petugas promosi kesehatan di puskesmas, peran serta atau partisipasi masyarakat ini belum begitu terlihat, hanya beberapa
puskesmas yang sudah menjalankan pemberdayaan masyarakat. Seperti yang terlihat dalam kutipan berikut ini: “…...susah, belum bisa, sampai sekarang belum tau caranya, kebanyakan dalam bentuk dasawisma dan desa siaga banyak menggunakan dana masyarakat. Sudah pendekatan dengan ibu Lurah tapi belum bisa, hanya kader2nya yang aktif……”
( SD, Pusk Lempake)
Mengubah Kebijakan serta pelaksanaannya Pada tingkat puskesmas, kebijakan-kebijakan yang dibuat itu diharapkan bisa membuat perubahan derajat kesehatan yang ada di wilayah kerja puskesmas.Namun, kebijakan yang ada masih dalam ruang lingkup yang kecil untuk bisa mempengaruhi kesehatan.Berdasarkan wawancara pada petugas promosi kesehatan, sebagian besar puskesmas belum mempunyai kebijakan kesehatan.Seperti yang tercantum dalam kutipan berikut ini: “….belum ada kebijakan di puskesmas….”
(NH, Pusk Temindung) “….untuk kebijakan belum ada, baru usaha untuk kesana….”
(EW, Pusk Juanda) Menggunakan dan Memproduksi Materi Promosi Kesehatan Materi mengajar dan alat belajar seperti leaflet, poster dan video banyak dipakai dalam praktik promosi kesehatan. Petugas promosi kesehatan di Puskesmas juga banyak yang menggunakan media tersebut saat mereka melaksanakan promosi kesehatan. Seperti yang tercantum dalam kutipan berikut ini: “…..untuk penyuluhan menggunakan LCD, alat peraga, sikat gigi….pada penyuluhan bahaya merokok di SMA kita menggunakan poster-poster atau gambar-gambar dan video…..”
(DN, Pusk Sempaja) Bekerja dengan Media Massa Media massa merupakan saluran komunikasi bagi sejumlah orang; televisi, radio, majalah dan Koran, buku, display dan pameran.Berdasarkan wawancara dengan petugas promosi kesehatan di puskesmas, baru beberapa puskesmas yang sudah bekerja sama dengan media untuk promosi kesehatan.Seperti yang tercantum dalam kutipan berikut ini : “……bekerja sama dengan SMP yaitu Radio Galas berupa dialog interaktif, seperti penyuluhan tapi lebih interaktif, pertanyaan lewat sms. Ini merupakan radio nya SMP…..”
(SD, Pusk Lempake)
Sebenarnya dari Dinas Kesehatan Kota sudah mengkoordinir untuk memuat berita di Koran mengenai kegiatan-kegiatan Puskemas yang terbit setiap dua hari sekali.
PEMBAHASAN Penelitian ini menunjukkan bahwa Petugas promosi kesehatan di puskesmas sebagian sudah melakukan komunikasi kesehatan melalui penyuluhan-penyuluhan yang dilakukan mereka. Dalam penyuluhan yang diberikan, berlangsung komunikasi dua arah, ini dilihat dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh masyarakat yang menerima penyuluhan. Selain itu, penyuluhan yang diberikan bisa diterima oleh masyarakat. Penelitian tersebut juga diungkapkan oleh fitriani dalam penelitiannya, bahwa tugas pokok penyuluhan kesehatan masyarakat adalah melaksanakan kegiatan advokasi, pembinaan suasana dan gerakan pemberdayaan masyarakat, melakukan penyebarluasan informasi, membuat rancangan media, melakukan pengkajian/penelitian perilaku masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan, serta merencanakan intervensi dalam rangka pengembangan perilaku masyarakat yang mendukung kesehatan. Selain itu petugas penyuluh kesehatan masyarakat juga mempunyai peran, fungsi dan kompetensi. (Fitriani, 2011) Penyuluhan dilakukan di sekolah-sekolah, posyandu, langsung di masyarakat dan di Puskesmas sendiri.Beberapa penyuluhan yang diberikan di sekolah antara lain mengenai bahaya merokok, kesehatan reproduksi, kesehatan gigi dan mulut, dan narkoba.Sedangkan penyuluhan di posyandu, masyarakat dan puskesmas antara lain mengenai PHBS, DBD, Kesehatan Ibu dan Anak, kadarsi, penyakit diare dan DBD. Bekerja dalam kelompok di puskesmas lebih mengacu kepada kemitraan, yaitu upaya untuk melibatkan berbagai sektor, kelompok masyarakat, lembaga pemerintahan maupun bukan pemerintahan, untuk bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan prinsip dan peranan masing-masing. Petugas promosi kesehatan di Puskesmas sudah menjalankan kerja dalam kelompok. Dalam melaksanakan promosi kesehatan, petugas promosi berkolaborasi dengan pemegang program yang lain di Puskesmas, seperti dokter, petugas gigi, petugas gizi, petugas kesling, pemegang program Pemberantasan penyakit menular, serta petugas KIA.Petugas promosi kesehatan di Puskesmas juga bermitra dengan Sekolah-sekolah, mahasiswa, Instansi-instansi Pemerintah maupun non pemerintah, seperti kecamatan, kelurahan, PKK dan Universitas-universitas, serta pengajian untuk meningkatkan derajat kesehatan di masyarakat.
Untuk membantu masyarakat dalam menentukan pilihan-pilhan kesehatan, petugas promosi kesehatan di Puskesmas terlebih dahulu membuat masyarakat mau terbuka mengenai masalah-masalah kesehatan yang mereka hadapi.Setelah mereka terbuka mengenai masalah-masalah kesehatan mereka, petugas promosi kesehatan memberikan pilihan-pilhan kesehatan kepada mereka melalui konseling. Konseling biasanya dilakukan bekerja sama dengan petugas pemegang program yang lain yang berhubungan dengan keluhan-keluhan kesehatan yang mereka sampaikan. Partisipasi masyarakat adalah ikut sertanya seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan permasalahan-permasalahan di masyarakat. Partisipasi masyarakat di bidang kesehatan berarti keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan mereka sendiri. Partisipasi masyarakat masih kurang untuk mengatasi masalah kesehatan mereka sendiri.Petugas promosi kesehatan di Puskesmas belum bisa optimal memberdayakan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan mereka sendiri. Pemberdayaan masyarakat di Puskesmas sebenarnya sebagian sudah terlihat, walau pun belum optimal. Pemberdayaan ini dapat dilihat dalam pelaksanaan program-program PHBS di masyarakat yang melibatkan peran masyarakat secara langsung, kemudian juga kader-kader kesehatan, Kelurahan sampai Kecamatan.Usaha Kesehatan lain yang berbasis masyarakat adalah posyandu yang dilaksanakan puskesmas setiap bulan, Gerakan Sayang Ibu dan Kelurahan Siaga. Beberapa puskesmas belum mempunyai kebijakan kesehatan dan sebagian sudah mengarah untuk membuat kebijakan kesehatan. Namun ada juga yang sudah membuat kebijakan-kebijakan kecil di Puskesmas, seperti kebijakan kawasan bebas jentik dalam suatu wilayah tertentu, dan kebijakan larangan merokok di RT-RT sekitar Puskesmas. Belum adanya kebijakan-kebijakan kesehatan di sebagian Puskesmas, disebabkan petugas promosi kesehatan puskesmas belum mengerti seperti apa bentuk kebijakankebijakan kesehatan tersebut. Mereka menganggap hanya atasan yang boleh membuat kebijakan-kebijakan kesehatan.Seharusnya promotor kesehatan juga harus mampu membuat
kebijakan-kebijakan
kesehatan dengan
tujuan untuk mengambil alih
permasalahan kesehatan di masyarakat. Petugas - petugas promosi kesehatan di Puskesmas sudah menggunakan media promosi untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan kepada masyarakat dan untuk membantu mereka pada saat menyampaikan pesan kesehatan dalam penyuluhan. Media
promosi yang banyak digunakan mereka adalah LCD, leaflet dan poster, belum banyak yang menggunakan video film untuk alat bantu mereka. Hal ini juga terlihat dari data yang ada di Dinas Kesehatan kota Samarinda ( 2011), bahwa untuk penyebaran informasi
kesehatan melalui berbagai media salah satunya
adalah media cetak.Seperti puskesmas Lempake yang sudah menggunakan leaflet, madding dan spanduk untuk menyampaikan informasi-informasi kesehatan (antara lain : HIV, DM, bahaya rokok, imunisasi, DBD, posyandu, dan lain-lain).Selain itu puskesmas Sempaja dan Puskesmas Temindung juga menggunakan leaflet, poster dan spanduk untuk menyampaikan informasi-informasi kesehatan. Karena keterbatasan pengetahuan dari petugas promosi kesehatan di puskesmas, sebagian besar mereka belum mampu memproduksi media promosi kesehatan sendiri. Seperti leaflet, flipchart, poster dan video film, petugas promosi kesehatan di puskesmas masih berharap dari Dinas Kesehatan Kota. Sebagian puskesmas sudah bekerja sama dengan media untuk promosi kesehatan. Seperti Puskesmas Lempake yang sudah bekerja sama dengan radio Galas dari sekolah SMP untuk penyuluhan interaktif. Hal ini juga terlihat dari data yang ada di Dinas kesehatan Kota Samarinda, bahwa Puskesmas Lempake melakukan penyebaran informasi kesehatan melalui media radio dalam bentuk dialog interaktif mengenai TB, Gizi seimbang, DM, Penyakit pada anak, Kejang demam, hipertensi, kampanye PIN, DBD, diare, pola makan balita, katarak, kesehatan gigi dan kesehatan jantung. ( Dinkes Samarinda, 2011), Sebagian puskesmas juga membuat berita tentang kesehatan yang dimuat di Koran lokal dan dikirim melalui Dinas Kesehatan Kota.
KESIMPULAN DAN SARAN Komunikasi kesehatan melalui penyuluhan di lakukan di sekolah-sekolah, posyandu, langsung di masyarakat dan di Puskesmas sendiri.Petugas promosi kesehatan di Puskesmas sudah menjalankan kerja dalam kelompok untuk melaksanakan promosi kesehatan.Untuk membantu masyarakat menentukan pilihan-pilihan kesehatan di Puskesmas dilakukan dengan konseling.Pemberdayaan masyarakat masih kurang dan baru sebagian kecil Puskesmas yang mengerti tentang kebijakan.Petugas promosi kesehatan di Puskesmas sudah banyak menggunakan media promosi untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan kepada masyarakat, namun sebagian besar mereka belum mampu memproduksi media promosi kesehatan sendiri.Dan sebagian sudah bekerja sama dengan media untuk
promosi kesehatan serta membuat berita tentang kesehatan yang dimuat di Koran lokal dan dikirim melalui Dinas Kesehatan Kota. Adapun saran penelitian ini diharapkan pihak terkait mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat, contohnya PHBS sehingga derajat kesehatan masyarakat dapat lebih meningkat, Petugas promosi kesehatan masyarakat di Puskesmas, diharapkan lebih bisa mengembangkan kebijakan kesehatan di puskesmas seperti kebijakan Kawasan Tanpa Rokok, Dinas Kesehatan Kota Samarinda sebaiknya mengadakan pelatihan jabatan fungsional untuk petugas promosi kesehatan puskesmas yang belum mengikuti pelatihan, Dinas Kesehatan Kota Samarinda sebaiknya mengadakan pelatihan pembuatan media promosi untuk petugas promosi kesehatan di Puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA Amriyati, (2003). Kinerja Perawat Ditinjau dari Lingkungan Kerja dan Karakteristik Individu. Jurnal Manajemen Pelayanan PS IKM Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Depkes RI, (2010). Buku Panduan Strategi Promosi Kesehatan di Indonesia. Direktorat Promosi Kesehatan, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial, Jakarta. Dinkes Kota Samarinda, (2011). Profil Dinas Kesehatan Dinkes Kota Samarinda. (2011). Profil Promkes Fitriani, S, (2011). Promosi Kesehatan. Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta. Hapsara, H.H., 2004. Pembangunan Kesehatan di Indonesia, Prinsip, Dasar, Kebijakan, Perencanaan dan Kajian Masa Depan. Cetakan I, Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Ismoyo, (2009). Kompetensi Promotor dan Pendidik Kesehatan dalam Interaksi. Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI, Jakarta. Kaswan, (2011). Pelatihan dan Pengembangan untuk Meningkatkan Kinerja SDM. Alfabeta, Bandung. Sugiono, (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta, Bandung. Notoatmodjo, S, (2005). Promosi Kesehatan dan Aplikasi. Rineka Cipta, Jakarta. Saryono, Anggraeni, M.D., (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Kesehatan. Cetakan Pertama, Nuha Medika, Yogyakarta.