4 Mar 2014 ... Program Studi S-1 Ilmu Hubungan Internasional ... sejumlah kasus, lingkup
penanganan korupsi politik bahkan telah berjalan melintasi batas- ...
Program Studi S-1 Ilmu Hubungan Internasional Jurusan Ilmu Hubungan Internasional FISIPOL Universitas Gadjah Mada SILABUS
Korupsi Politik sebagai Isu Global Nur Rachmat Yuliantoro & Luqman-nul Hakim
[email protected],
[email protected] Setiap Selasa, Ruang BA 301, 12.30-14.30, 4 Maret – 10 Juni 2014
Pengantar Korupsi adalah salah satu masalah paling serius yang merusak sendi-sendi dasar sistem politik dan ekonomi di hampir semua negara. Ia juga mengancam keberlangsungan dan peningkatan pencapaian pembangunan. Di banyak tempat, korupsi telah mengambil bentuk yang beragam, mulai dari apa yang disebut sebagai petty corruption yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari, korupsi birokratik, sampai dengan korupsi di kalangan dunia usaha. Dalam kuliah ini, korupsi dikaji dalam kaitannya dengan sistem politik. Inilah korupsi politik, yang pada umumnya terjadi saat penetapan keputusan di tingkatan tertinggi sistem politik sebuah negara. Korupsi politik, yang pada mulanya dipahami sebagai ‘penyakit’ negara dunia ketiga, ternyata kian berkembang sehingga ditemui pula di negara-negara maju. Mungkin tidak terlalu berlebihan jika dikatakan bahwa saat ini hampir semua negara, dengan sistem politik yang beragam, rentan terhadap serangan korupsi politik. Beberapa rejim otoriter – yang mendapatkan dan mempertahankan legitimasi melalui korupsi politik – telah runtuh, namun beberapa lagi masih bertahan. Banyak lembaga nasional dan internasional, bersama-sama dengan unsur masyarakat sipil lainnya, berperang melawan korupsi politik karena dampak merusaknya sangat berbahaya. Dalam sejumlah kasus, lingkup penanganan korupsi politik bahkan telah berjalan melintasi batas-batas negara alias transnational. Korupsi politik, pendeknya, telah menjadi isu bersama masyarakat global. Kuliah ini dirancang untuk menanamkan kesadaran akan bahaya korupsi politik, sekaligus memberi peluang analisis terhadap berbagai kasus dalam upaya mencoba menemukan langkahlangkah yang dapat dijangkau untuk melawannya di berbagai tingkatan. Tujuan Dengan mengikuti kuliah ini, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mengetahui dan memahami apa itu korupsi politik; 2. Mengetahui dan memahami isu-isu yang terkait dengan korupsi politik, misalnya sistem-sistem politik, sosial budaya, ekonomi, hukum, masyarakat sipil, dan demokratisasi; 3. Mempelajari dan membandingkan pengalaman beberapa negara akan korupsi politik; serta 4. Mengetahui dan membandingkan upaya penanganan korupsi politik lintas-negara dan di tingkat global.
Halaman 1 dari 6
Silabus Korupsi Politik sebagai Isu Global 2014 – S1 HI UGM
Penilaian Penilaian untuk kuliah ini akan terdiri dari empat komponen: 1. Kehadiran dan keaktifan dalam kelas. Sesuai dengan ketentuan Fakultas, mahasiswa yang jumlah kehadirannya kurang dari 3/4 dari total jumlah pertemuan tercatat tidak dibolehkan mengikuti ujian akhir. Artinya, jika ada 13 pertemuan tercatat untuk kuliah ini, maka mahasiswa diharuskan tercatat minimal 10 kali untuk bisa mengikuti ujian akhir. Namun demikian, mengingat mengikuti kuliah dan ujian adalah hak mahasiswa, ada sedikit perubahan pada ketentuan di atas: a) Semua mahasiswa mata kuliah ini pada dasarnya dibolehkan mengikuti ujian akhir, tetapi untuk mereka yang tercatat hadir 9 atau 8 kali, nilai ujian akhir berkurang 10 atau 15 dari total 40 yang bisa didapat. b) Bagi mahasiswa yang tercatat hadir hanya 7 kali atau kurang, tidak ada nilai untuk ujian akhir. Bukti catatan kehadiran yang dipergunakan adalah yang diterbitkan oleh Unit Pelayanan Kuliah, Bagian Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas. Di samping kehadiran, setiap pertanyaan dan komentar dalam kelas akan sangat dihargai. Jumlah kehadiran dan keaktifan dalam kelas menyumbang 15% dari nilai akhir. 2. Tugas kelompok: presentasi dan diskusi kelas. Para peserta kelas ini akan dikelompokkan untuk membuat risalah/film pendek/poster untuk dipresentasikan dan didiskusikan. Tema untuk tugas kelompok ini harus terlebih dahulu dikonsultasikan dengan dosen pengampu untuk disetujui. Sebanyak 20% dari nilai akhir akan berasal dari sini. 3. Ujian Tengah Semester. Hasil ujian dalam bentuk tertulis ini akan memberikan 25% dari nilai akhir. 4. Esai Opini. Untuk komponen penilaian terakhir, yaitu Ujian Akhir Semester (UAS), mahasiswa diminta membuat esai opini singkat dengan ketentuan sebagai berikut: (a) Berisikan sebuah isu yang mahasiswa anggap sebagai penting untuk didiskusikan; diharapkan tidak bersifat deskriptif belaka, tetapi juga memuat posisi mahasiswa bersangkutan tentang isu yang ditulisnya. (b) Ditulis sepanjang-panjangnya dalam LIMA halaman A4; menggunakan huruf jenis Times News Roman 12pt; jarak antarbaris 1,5; serta batas-batas kiri, atas, bawah 2,5 cm dan batas kanan 3 cm. Referensi/kepustakaan bisa ditulis di halaman terpisah. (c) Disampuli dengan menggunakan SAMPUL TUGAS yang bisa diunduh di http://rachmat.staff.ugm.ac.id. Penulisan esai HARUS mengikuti ketentuan-ketentuan sebagaimana tercantum pada Sampul Tugas. Esai yang diberi sampul selain Sampul Tugas tidak akan dinilai. (d) Batas waktu pengumpulan esai adalah 90 MENIT setelah awal waktu ujian pada hari/tanggal yang ditetapkan Fakultas untuk UAS kuliah ini. Selain itu, sesuai dengan ketentuan pada Sampul Tugas, esai juga harus dikirim pada hari yang sama via email ke
[email protected] (akun ini khusus untuk pengumpulan tugas; untuk pertanyaan dan komentar mengenai kelas, gunakan akun yang ada di awal silabus). Nilai esai opini ini, meliputi penilaian atas L-S-B-R (logika, substansi, bahasa, dan referensi), menyumbang 40% dari nilai akhir. Ingin bebas dari tugas menulis esai? Mahasiswa yang tulisannya tentang korupsi politik dimuat di media massa nasional/lokal sampai dengan tanggal ujian akhir kuliah ini dibebaskan dari tugas menulis Esai Individu dan secara otomatis mendapatkan nilai 4,00 atau 3,75 untuk komponen kelima ini.
Halaman 2 dari 6
Silabus Korupsi Politik sebagai Isu Global 2014 – S1 HI UGM
KETENTUAN PENTING berkenaan dengan ketidakhadiran dalam kelas atau UTS, pengurangan nilai esai opini, keterlambatan pengumpulan esai, dan penjiplakan: Bagi mahasiswa yang tidak bisa hadir dalam pertemuan kelas atau tidak bisa mengikuti UTS pada tanggal yang telah ditetapkan Fakultas, maka ketidakhadirannya tidak dimasukkan ke dalam catatan atau kepadanya bisa diberikan ujian pengganti/susulan hanya dan jika hanya ia sakit dan diharuskan untuk beristirahat (dibuktikan dengan surat keterangan dokter yang sah; surat harus asli dan bertanggal sebelum atau saat ujian) atau keluarga intinya mendapatkan musibah (dikuatkan dengan surat pemberitahuan yang sah). Surat keterangan/pemberitahuan dalam kedua kasus di atas harus segera disampaikan kepada dosen pengampu. Mahasiswa akan mendapatkan pengurangan nilai esai opini jika ia tidak memenuhi ketentuanketentuan yang tertera pada Sampul Tugas dan/atau hadir kurang dari yang dipersyaratkan untuk mendapatkan nilai penuh tanpa pemotongan (lihat poin 1). Pengurangan nilai juga diberlakukan kepada mahasiwa yang mengumpulkan Esai Opini melebihi tenggat waktu yang dibolehkan (lihat poin 5). Esai Opini yang dikumpulkan selepas tenggat ini akan mendapatkan pengurangan nilai sebanyak 2,5 poin setiap jam keterlambatan dengan pembulatan ke atas. Sebagai contoh, bila waktu ujian akhir kuliah ini dimulai pada pk. 12.30, maka tenggat waktu pengumpulan Esai Individu adalah pk. 14.00. Mahasiswa X mengumpulkan Esai Individu pada pk. 15.05. Meski terlambat 65 menit, ia dihitung sebagai terlambat dua jam dan nilai untuk esainya akan berkurang sebanyak 5 poin. Mahasiswa yang terbukti dengan sah melakukan penjiplakan (sebagian, seluruhnya, salin(terjemah)-tempel, dengan atau tanpa mencantumkan sumber referensi) dalam esai opininya akan langsung mendapatkan nilai E untuk kuliah ini, bukan hanya esainya. Mahasiswa bersangkutan juga bisa diajukan ke Fakultas untuk mendapatkan sanksi akademis sesuai dengan peraturan yang berlaku. Topik Pertemuan Mingguan dan Bahan Bacaan * Bacaan berkode W adalah bacaan wajib yang akan disediakan oleh dosen pengampu.
Pertemuan I 04/03/2014
Pengantar: Mengapa Belajar tentang Korupsi Politik? Penjelasan Silabus dan Penyepakatan ‘Aturan Main’. Kaufmann, D. ‘Corruption: The Facts’, Foreign Policy, vol. 107, Summer 1997, pp. 114131. [W] Tanzi, V., ‘Corruption around the world: causes, consequences, scope and cures’, IMF Staff Papers, vol. 45, no. 4, December 1998, p. 559, .[W] Senior, I., Corruption – the World’s Big C: Cases, Causes, Consequences, Cures, The Institute of Economic Affairs, London, 2006, pp. 17-53. Mauro, P., ‘Corruption: Causes, Consequences, and Agenda for Further Research’, Finance & Development, vol. 35, no. 1, March 1998, pp. 11-14.
Pertemuan II 11/03/2014
Apa itu Korupsi Politik dan Bagaimana Mempelajarinya? Heywood, P., ‘Political Corruption: Problems and Perspectives’, Political Studies, vol. 45, no. 3, 1997, pp. 417-435. [W] Amundsen, I., Political Corruption, U4 Issue No. 6, Chr. Michelsen Insitute, Bergen, 2006, . [W] Amundsen, I., Political corruption: an introduction to the issues, Chr. Michelsen Institute, 1999, . Friedrich, C.J., ‘Corruption Concepts in Historical Perspective’, dalam Heidenheimer, A.J., Johnston, M. & LeVine, V.T. (eds.), Political Corruption: A Handbook, Transaction Publishers, New Brunswick, 1989, pp. 15-24. Halaman 3 dari 6
Silabus Korupsi Politik sebagai Isu Global 2014 – S1 HI UGM
Girling, J., Corruption, Capitalism and Democracy, Routledge, New York, 1997, pp. 1-41. Goudie, A.W. & Stasavage, D., ‘A framework for the analysis of corruption’, Crime, Law and Social Change, vol. 29, no. 2, January 1998, pp. 113-159. Hodess, R., ‘Introduction’, dalam Transparency International, Global Corruption Report 2004 – Special Focus: Political Corruption, Pluto Press, London, 2004, pp. 1-12. Lancaster, T.D. & Montinola, G.R., ‘Toward a methodology for the comparative study of political corruption’, Crime, Law & Social Change, vol. 27, no. 3, January 1997, pp. 185-206. Svensson, J., ‘Eight Questions about Corruption’, Journal of Economic Perspectives, vol. 19, no. 3, Summer 2005, pp. 19-42. Pertemuan III 18/03/2014
Korupsi dan Sistem Politik Jain, A.K., ‘Power, politics, and corruption’, dalam Jain, A.K. (ed.), The Political Economy of Corruption, Routledge, New York, pp. 3-10. [W] Rose-Ackerman, S., ‘Political corruption and democratic structures’, dalam Jain (ed.), pp. 35-62. [W] Bracking, S., ‘Political Development and Corruption: Why ‘Right Here, Right Now!’?’, dalam Bracking, S. (ed.), Corruption and Development: The Anti-Corruption Campaigns, Palgrave Macmillan, Hampshire, 2007, pp. 3-27. Nye, J., ‘Corruption and Political Development: A Cost Benefit Analysis’, dalam Heidenheimer, A.J. (ed.), Political Corruption: Readings in Comparative Analysis, Holt, Rinehart and Winston, New York, 1970, pp. 564-578. Khan, M.K., ‘The Role of Civil Society and Patron-Client Networks in the Analysis of Corruption’, in Corruption and Integrity Improvement Initiatives in Developing Countries, UNDP, New York, 1998, pp. 111-114, .
Pertemuan IV 25/03/2014
Isu Pembangunan Ekonomi dalam Korupsi Politik Bardhan, P., ‘Corruption and development: a review of issues’, Journal of Economic Literature, vol. 35, no. 3, September 1997, pp. 1320-1346. [W] Gray, C.W. & Kaufmann, D., ‘Corruption and Development’, Finance & Development, vol. 35, no. 1, March 1998, pp. 7-10. [W] Johnston, M., Syndromes of Corruption: Wealth, power and democracy, Cambridge University Press, 2005, pp. 16-35. Girling, pp. 42-85.
Pertemuan V 01/04/2014
Korupsi Politik dan Sistem Sosial-Budaya Huntington, S.P., ‘Modernization and Corruption’, dalam Heidenheimer, Johnston & LeVine (eds.), pp. 377-388. [W] Hooker, J., ‘Corruption from a cross-cultural perspective’, Cross Cultural Management, vol. 16, no. 3, 2009, pp. 251-267. [W] Husted, B.W., ‘Wealth, Culture, and Corruption’, Journal of International Business Studies, vol. 30, no. 2, 1999, pp. 339-359. Senior, pp. 177-181. Myrdal, G., ‘Corruption as a Hindrance to Modernization in South Asia’, dalam Heidenheimer, Johnston & LeVine (eds.), pp. 405-421. Wertheim, W.F., ‘Sociological Aspects of Corruption in Southeast Asia’, dalam Heidenheimer (ed.), pp. 195-211.
Pertemuan VI 08/04/2014
Melawan Korupsi Politik: Kerja Sama Global Eigen, P., ‘A Coalition to Combat Corruption: TI, EITI, and Civil Society’, dalam Rotberg, R. (ed.), Corruption, Global Security and World Order, Brookings Institution, 2009, pp. 416-429. [W] Halaman 4 dari 6
Silabus Korupsi Politik sebagai Isu Global 2014 – S1 HI UGM
Ivanov, K.S., ‘The Limits of a Global Campaign against Corruption’, dalam Bracking (ed.), pp. 28-45. [W] Lambsdorff, J.G., ‘The Organization of Anti-Corruption: Getting Incentives Right’, dalam Rotberg (ed.), pp. 389-415. ‘Legal hurdles: immunity, extradition and the repatriation of stolen wealth’, Global Corruption Report 2004, pp. 89-109. Quah, J.S.T., ‘Singapore’s Anti-Corruption Strategy: Is this Form of Governance Transferable to Other Asian Countries?’, dalam Kidd, J.B. & Richter, F-J. (eds.), Corruption and Governance in Asia, Palgrave Macmillan, Hampshire, 2003, pp. 180-197. Senior, pp. 184-197. Stolen Asset Recovery (StAR) Initiative: Challenges, Opportunities and Action Plans, The World Bank, Washington, D.C., 2007, . Kpundeh, S.J., ‘Political Will in Fighting Corruption’, in Corruption and Integrity Improvement Initiatives in Developing Countries, UNDP, New York, 1998, . Pertemuan VII 15/04/2014
Korupsi Politik di Indonesia Hadiz, V.R., ‘The State of Corruption: Indonesia’, dalam Bhargava, V. & Bolongaita, E. (eds.), Challenging Corruption in Asia: Case Studies and a Framework for Action, The World Bank, Washington, D.C., 2004, pp. 209-235. [W] King, D.Y., ‘Corruption in Indonesia: A Curable Cancer?’, Journal of International Affairs, vol. 53, no. 2, Spring 2000, pp. 603-624. [W] Davidson, J.S., ‘Politics-as-usual on trial: regional anti-corruption campaigns in Indonesia’, The Pacific Review, vol. 20, no. 1, March 2007, pp. 75-99. Hamilton-Hart, N., ‘Anti-corruption strategies in Indonesia’, Bulletin of Indonesian Economic Studies, vol. 37, no. 1, 2001, pp. 65-82. McLeod, R., ‘Soeharto’s Indonesia: a better class of corruption’, Agenda, vol. 7, no. 2, 2000, pp. 99-112. Robertson-Snape, F., ‘Corruption, collusion and nepotism in Indonesia’, Third World Quarterly, vol. 20, no. 3, 1999, pp. 589-602. Smith, T.M., ‘Corruption, Tradition, and Change in Indonesia’, dalam Heidenheimer, Johnston & LeVine (eds.), pp. 423-440. Davidsen, S., Juwono, V. & Timberman, D.G., Curbing Corruption in Indonesia 20042006: A Survey of National Policies and Approaches, USINDO in cooperation with Centre for Strategic and International Studies, Jakarta, 2006. Quah, J.S.T., ‘Causes and Consequences of Corruption in Southeast Asia: A Comparative Analysis of Indonesia, the Philippines and Thailand’, Asian Journal of Public Administration, vol. 25, no. 2, December 2003, pp. 235-66. Rinaldi, T., Purnomo, M. & Damayanti, D., Memerangi Korupsi di Indonesia yang Terdesentralisasi - Studi Kasus Penanganan Korupsi Pemerintahan Daerah, Justice for the Poor Project- Bank Dunia, Jakarta, 2007.
Ujian Tengah Semester (22 atau 29/04/2014) Pertemuan VIII Pola Korupsi Politik di Rezim Politik yang Beragam – Studi Kasus: Korupsi Politik 06/05/2014 di Negara-negara Berkembang Presentasi dan Diskusi Seri ke-1 Pertemuan IX 13/05/2014
Pola Korupsi Politik di Rezim Politik yang Beragam – Studi Kasus: Korupsi Politik di Negara-negara dengan Ekonomi yang Bertransisi Presentasi dan Diskusi Seri ke-2 Halaman 5 dari 6
Silabus Korupsi Politik sebagai Isu Global 2014 – S1 HI UGM
Pertemuan X 20/05/2014
Pola Korupsi Politik di Rezim Politik yang Beragam – Studi Kasus: Korupsi Politik di Negara-negara Afrika Presentasi dan Diskusi Seri ke-3
Pertemuan XI 27/05/2014
Melawan Korupsi Politik: Peran Lembaga Pemberantas Korupsi Presentasi dan Diskusi Seri ke-4
Bertepatan dengan libur Isra’ Mi’raj, akan diganti dengan tanggal lain
Pertemuan XII 03/06/2014
Melawan Korupsi Politik: Peran Media dan Masyarakat Sipil Presentasi dan Diskusi Seri ke-5
Pertemuan XIII Penutup: Apa yang Telah Dipelajari? 10/06/2014 Baird, V., ‘Can the root be stopped?’, New Internationalist, No. 396, December 2006, pp. 2-5. [W] Jain, A.K., ‘Controlling power and politics’, dalam Jain (ed.), pp. 214-219. [W] Bull, M.J. & Newell, J.L., ‘Conclusion: Corruption in Contemporary Democracies’, dalam Bull, M.J. & Newell, J.L. (eds.), Corruption in Contemporary Politics, Palgrave Macmillan, Hampshire, 2003, pp. 234-247. Girling, pp. 150-176. Ujian Akhir Semester (pengumpulan esai opini, 24/06 atau 01/07/2014)
Silabus ini telah tersedia secara daring pada 27 Februari 2014.
Halaman 6 dari 6