Kota Bandar Lampung - Ditjen Cipta Karya

45 downloads 252 Views 407KB Size Report
daerah lain di Pulau Sumatera harus melewati Bandar Lampung bila ... Masyarakat Lampung terdiri atas berbagai suku antara lain Lampung, Rawas, Melayu,.
PROFIL KABUPATEN / KOTA

KOTA BANDAR LAMPUNG LAMPUNG

KOTA BANDAR LAMPUNG

ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk ibu kota Propinsi Lampung. Kota yang terletak di sebelah barat daya Pulau Sumatera ini memiliki posisi geografis yang sangat menguntungkan. Letaknya di ujung Pulau Sumatera berdekatan dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara. Kota ini menjadi pertemuan antara lintas tengah dan timur Sumatera. Kendaraan dari daerah lain di Pulau Sumatera harus melewati Bandar Lampung bila menuju ke Pulau Jawa. Pada umumnya kendaraan tersebut transit di terminal Rajabasa. Keluar dan masuknya kendaraan baik bus, angkutan kota maupun minibus ke terminal ini, ternyata mampu mendatangkan pemasukan bagi Pendapatan Asli Daerah Sendiri (PADS) Kota Bandar Lampung yang pada tahun anggaran 200 mencapai Rp 11,9 milyar. Angkutan jalan raya mampu menyumbang Rp 273 milyar dari total kegiatan ekonomi tahun 2000. Sumbangan lapangan usaha ini paling besar dibanding angkutan lain misalnya air. Banyaknya kendaraan yang keluar masuk melewati Bandar Lampung ini menambah padatnya jalan-jalan kota. Sejalan dengan perkembangan kota, kendaraan pribadi maupun umum pun semakin menjamur, ditambah lagi dengan kendaraan pengangkut hasil bumi dari pelosok daerah Propinsi Lampung yang akan dikirim ke Bandar Lampung sebagai pusat perdagangan provinsi. Tabel IV. 1 LUAS WILAYAH KOTA BANDAR LAMPUNG No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kecamatan Tanjungkarang Pusat Tanjungkarang Timur Tanjungkarang Barat Telukbetung Utara Telukbetung Selatan Telukbetung Barat Panjang Sukarame Kedaton Total Sumber: BPS Kota Bandar Lampung

Luas (Km²) 4,95 21,10 41,01 6,25 5,39 24,12 27,16 27,46 35,52 192,96

Wilayah Kota Bandar Lampung merupakan daerah perkotaan yang terus berkembang dari daerah tengah ke daerah pinggiran kota yang ditunjang fasilitas perhubungan dan penerangan. Pengembangan kota ditandai dengan tumbuhnya kawasan permukiman, namun demikian daerah pinggiran belum terlihat jelas ciri perkotaannya. Pada tahun 2001 Kota Bandar Lampung dimekarkan dari 9 Kecamatan dan 84 kelurahan menjadi 13 kecamatan dan 98 kelurahan. Orientasi Wilayah Secara geografis wilayah Kota Bandar Lampung berada antara 50º20’-50º30’ LS dan 105º28’-105º37’ BT dengan luas wilayah 192.96 km2 dengan batas-batas sebagai berikut : o Batas Utara : Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan o Batas Selatan : Kecamatan Padang Cermin, Ketibung dan Teluk Lampung, Kabupaten Lampung Selatan o Batas Timur : Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan o Batas Barat : Kecamatan Gedungtataan dan Padang Cermin Kabupaten Lampung Selatan Kota Bandar Lampung berada di bagian selatan Propinsi Lampung (Teluk Lampung) dan ujung selatan Pulau Sumatera. Menurut kondisi topografi, Propinsi Lampung dapat dibagi ke dalam 5 (lima) satuan ruang, yaitu: Daerah berbukit sampai bergunung, dengan ciri khas lereng-lereng yang curam dengan kemiringan lebih dari 25% dan ketinggian rata-rata 300 meter dpl. Daerah ini meliputi Bukit Barisan, kawasan berbukit di sebelah Timur Bukit Barisan, serta Gunung Rajabasa. o Daerah berombak sampai bergelombang, yang dicirikan oleh bukit-bukit sempit, kemiringan antara 8% hingga 15%, dan ketinggian antara 300 meter sampai 500 meter dpl. Kawasan ini meliputi wilayah Gedong Tataan, Kedaton, Sukoharjo, dan Pulau Panggung di Daerah Kabupaten Lampung Selatan, serta Adirejo dan Bangunrejo di Daerah Kabupaten Lampung Tengah. o Dataran alluvial, mencakup kawasan yang sangat luas meliputi Lampung Tengah hingga mendekati pantai sebelah Timur. Ketinggian kawasan ini berkisar antara 25 hingga 75 meter dpl., dengan kemiringan 0% hingga 3%. Dataran rawa pasang surut di sepanjang pantai Timur dengan ketinggian 0,5 hingga 1 meter dpl. 5. Daerah aliran sungai, yaitu Tulang Bawang, Seputih, Sekampung, Semangka, dan Way Jepara. o

Tabel IV. 2 TATA GUNA LAHAN PROVINSI LAMPUNG Guna Lahan Areal hutan Belukar Padang rumput Ladangan Lataran tinggi Sawah Perkebunan Perairan darat Permukiman

Luas (Km2) 6.863 8.880 2.264 5.200 3.962 601 4.422 71 3.113

Dominasi penggunaan lahan berupa belukar dan area hutan seluas 17 ribu km2. Area lahan sawah seluas 601 km2, perkebunan seluas 4.422 km2, sedangkan area pemukiman seluas 3.113 km2.

PENDUDUK Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Masyarakat Lampung terdiri atas berbagai suku antara lain Lampung, Rawas, Melayu, Pasemah dan Semendo. Masyarakat Lampung bentuknya yang asli memiliki struktur hukum adat yang tersendiri, bentuk masyarakat hukum adat tersebut berbeda antara kelompok masyarakat yang satu dengan yang lainnya, kelompok-kelompok tersebut menyebar di berbagai tempat di daerah Lampung. Penduduk pendatang yang menetap di Propinsi Lampung diperkirakan mencapai 84 %. Kelompok etnis terbesar adalah Jawa (30%), Banten/Sunda (20%), Minangkabau (10%), Semendo (12 %). Kelompok etnis lain yang cukup banyak jumlahnnya adalah Bali, Batak, Bengkulu, Bugis, China, Ambon, Aceh, Riau, dan lain-lain. Banyaknya penduduk pendatang ini akibat adanya progam relokasi yang dilakukan sejak tahun 1905 oleh pemerintah kolonial Belanda dengan memindahkan petani dari Bagelan Jawa Tengah dan membangun Kota Wonosobo dan Kota Agung. Kemudian tahun 1932 – 1937 ada pembukaan lahan transmigrasi baru di Kota Metro, Pringsewu, dan berbagai kota lainnya. Program transmigrasi ini terus berlangsung hingga akhir dekade 80-an. Karakteristik mata pencaharian penduduk pendatang pada umumnya memiliki kekhasan dalam beradaptasi. Sebagai contoh pendatang asal Pati – Jawa Tengah yang semula sebagai petambak lebih memilih usaha tambak di lokasi barunya. Semula mereka berbudidaya bandeng dan jenis ikan lainnya, tetapi seiring dengan perkembangan tren budidaya udang windu mereka beralih ke jenis yang lebih menguntungkan ini ditambah lagi dengan dukungan dari pihak pemberi modal. Demikian pula dengan pendatang dari etnis Bugis yang terkenal sebagai pelaut lebih memilih menjadi nelayan. Pendatang dari Jawa yang semula petani lebih memilih usaha di bidang pertanian dan perkebunan. Tabel IV. 3 DATA PENDUDUK TAHUN 2000/2001 Jumlah Penduduk pada Tahun 2000 Jumlah Penduduk Perkotaan pada Tahun 2000 Tingkat Pertumbuhan Penduduk Rata-rata per Tahun selama periode 1990-2000 Kepadatan Penduduk

743.109 jiwa 743.109 jiwa 1,55%

Jumlah Penduduk Usia Kerja pada Tahun 2001

38,7 jiwa/ha luas wilayah 87,2 jiwa/ha luas kawasan perkotaan 405.109 jiwa

Jumlah Penduduk Bekerja pada Tahun 2000

320.532 jiwa

Jumlah Penyerapan tenaga Kerja Pada Tahun 2000

637 orang

Tabel IV. 4 JUMLAH PENDUDUK PER KECAMATAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2000 Kecamatan Kedaton Sukarame Tanjungkarang pusat Tanjungkarang Barat Tanjungkarang Timur Telukbetung Utara Telukbetung Barat Telukbetung Selatan Panjang Kemiling Rajabasa Sukabumi Tanjung Seneng Jumlah

Penduduk Laki-laki 40.175 22.845 35.954 23.680 39.415 31.903 42.839 46.248 28.536 18.884 10.719 23.928 14.173 379.299

Perempuan 40.084 24.373 38.399 22.998 34.665 31.092 42.940 43.990 30.482 18.586 10.799 24.329 15.300 378.037

Jumlah 80.259 47.208 74.353 46.678 74.080 62.995 85.779 90.238 59.018 37.470 21.518 48.257 29.473 757.336

Sumber: Dinas Kependudukan Kota Bandar Lampung 2000

Sebaran dan Kepadatan Penduduk Menurut data tahun 2001, Kota Bandar Lampung dibagi atas 9 kecamatan (sekarang sudah dimekarkan menjadi 13 kecamatan), dengan jumlah penduduk terbanyak adalah Kecamatan Kedaton dengan 136.685 jiwa. Sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Telukbetung Selatan dengan 16.215 jiwa/km2 . Tabel IV. 5 JUMLAH DAN KEPADATAN PENDUDUK No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Total

Kecamatan Tanjungkarang Pusat Tanjungkarang Timur Tanjungkarang Barat Telukbetung Utara Telukbetung Selatan Telukbetung Barat Panjang Sukarame Kedaton

Penduduk Jumlah Kepadatan 69.982 14.138 75.296 3.568 99.785 2.433 56.565 9.050 87.399 16.215 52.500 2.177 68.652 2.528 95.885 3.492 136.685 3.848 742.749 3.849

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung 2001

Tenaga Kerja Tenaga kerja yang dimaksud adalah penduduk yang diatas 15 tahun. Pada tahun 1997 sebanyak 472.454 jiwa, pada tahun 1998 sebanyak 490.374 jiwa, dan pada tahun 1999 sebanyak 495.038 jiwa

EKONOMI Kondisi Perekonomian Daerah Tabel IV. 6 DISTRIBUSI PERSENTASE KEGIATAN EKONOMI Th.2000 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9

BIDANG Perdagangan, Hotel, dan Restoran Bangunan Listrik Gas, dan Air Bersih Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan Jasa – jasa Pertanian Industri Pengolahan Pertambangan dan Penggalian

JUMLAH (%) 22.78 7.88 1.11 13.23 6.64 14.00 4.10 29.82 0.44

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung

DISTRIBUSI PERSENTASE KEGIATAN EKONOMI 2000 Pertambangan dan Penggalian; 0,44%

Industri Pengolahan; 29,82%

Perdagangan, Hotel, dan Restoran; 22,78% Bangunan; 7,88% Listrik Gas, dan Air Bersih; 1,11%

Pertanian; 4,10%

Jasa – jasa;

Keuangan; 6,64%

14,00%

Pengangkutan dan Komunikasi; 13,23%

Dari data tahun 2000, kontribusi yang cukup signifikan membangun perekonomian Kota Bandar Lampung yaitu sektor industri pengolahan dan penggalian (29,82%), kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran (22,78%), sektor jasajasa (14%), sektor pengangkutan dan komunikasi (13,23%). Sedangkan sektor lainnya (20,17%) meliputi sektor pertambangan, pertanian, bangunan listrik, dan gas rata-rata 3-4%.

REALISASI TOTAL EKSPORT TAHUN 2000 ($ US) - Kopi - Lada hitam - Pisang segar

26,000,000.00 5,800,000.00 58,976.00

Komoditi ekspor non migas pada tahun 2000 sekitar 32 juta U$ dengan jenis komoditi seperti kopi, lada hitam dan pisang segar, industri pengolahan. Volume ekspor pada tahun 2000 sebanyak 3.016.417 ton, sedangkan volume impor sebanyak 492.764 ton. Industri Utama ™ industri pengolahan ™ perdagangan ™ jasa

Produk Utama ™ keripik pisang ™ industri mpek-mpek ™ industri marmer ™ industri tahu tempe ™ usaha rotan dan ukiran ™ usaha kain tapis dan sulam usus Neraca Perdagangan (Export-Import) pada Tahun 2000 ™ Volume ekspor

: 3.016.417 ton

™ Volume impor

: 492.764 ton

™ Selisih ekspor atas impor sebesar

: 2.523.653 ton

PDRB per kapita tahun 1999 yang rendah (tahun 1999 Rp 978.000,- atas dasar harga konstan tahun 1993), kemampuan PAD yang masih belum optimal digali untuk mendukung pembangunan daerah (dengan tingkat pertumbuhan sebesar rata-rata 25%), dan rendahnya jiwa kewiraswastaan untuk membangun ekonomi keluarga, merupakan isu dominan yang masih menonjol. Tabel IV. 7 PERKEMBANGAN NERACA PERDAGANGAN (TON) PROVINSI LAMPUNG TAHUN 19972001 1997

1998

1999

2000

Ekspor

1.374.753

1.665.878

1.602.638

2.290.515

2.545.927

Impor

8.353.038

5.906.526

4.407.581

4.045.491

4.090.373

Surplus/defisit

6.978.285

4.240.648

2.804.943

1.754.976

1.544.446

Ekspor

1.374.753

1.665.878

1.602.638

2.290.515

2.545.927

Impor

3.217.507

272.795

1.994.936

2.068.481

2.059.061

Surplus/defisit

1.842.754

1.393.083

-392.298

222.034

486.866

Uraian

2001

DENGAN MIGAS

TANPA MIGAS

Data tentang endapan mineral di Propinsi Lampung belum tersedia dengan lengkap, sehingga potensi dari endapan bahan tambang tersebut belum diketahui dengan pasti. Berdasarkan literatur pada peta geologi Provinsi Lampung dapat diidentifikasi terdapatnya bahan-bahan tambang, diantaranya: ™ Minyak bumi, terdapat di sebelah timur laut Propinsi Lampung, Mesuji, Menggala, Kotabumi dan Sukadana. ™ Uranium, terdapat di Bukit Arahan sebelah barat daya Way Semangka, Gedong Surian, Bukit Semoang dan Bukit Lematang di Timur Teluk Betung serta Pulau Tabuan. ™ Batubara Muda, terdapat di Way Pidada di bagian hulu Way Tulang Bawang dan Kecamatan Abung Barat di Lampung Utara.

™ Mineral Besi, terdapat di sebelah timur Sukadana dan di sekitar Labuan Maringgai. - Emas dan Perak, terdapat di sebelah barat daya Way Semangka, di hulu Way Rilau dan Pemerihan, Blambangan Umpu, Kasui, Kedondong dan Padang Cermin. ™ Marmer, terdapat di Hulu Way Rilau disebelah barat Way Semangka, Bukit Arahan, Way Perihan, Gedung Tataan dan Tegineneng. ™ Sumber air panas dan gas bumi, di Natar, Way Ngarip, Kota Agung dan Way Muli

Keuangan Daerah Tabel IV. 8 ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH 2001 PENERIMAAN - Bagian sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu - Bagian pendapatan asli daerah - Bagian dana perimbangan - Bagian pinjaman daerah - Bagian lain-lain penerimaan yang sah TOTAL PENGELUARAN - Belanja rutin - Belanja pembangunan TOTAL

JUMLAH (Rp) 6,388,591,484.61 19,412,922,000.00 181,166,400,000.00 206,967,913,484.61 163,607,923,484.61 43,359,990,000.00 206,967,913,484.61

Dari sisi penerimaan APBD Kota Bandar Lampung pada tahun 2001, penerimaan daerah yang berasal dari Dana Perimbangan merupakan yang terbesar yaitu sekitar 87% atau sekitar 181,1 milyar dari sekitar 206,9 milyar, sedangkan penerimaan yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah menyumbang sekitar 9% atau sekitar 19,4 milyar. Sedangkan penerimaan lain yaitu sebesar 6,3 milyar yang berasal dari sisa anggaran tahun lalu. Dari sisi pengeluaran, anggaran terbesar, diperuntukkan bagi belanja rutin yaitu hampir sekitar 80% atau sekitar 163,6 milyar, sedangkan untuk belanja pembangunan, dialokasikan hanya sebesar 43,3 milyar atau sekitar 20%. Dengan alokasi dana pembangunan yang cukup kecil dibandingkan dengan alokasi untuk belanja rutin, salah satu pertimbangan yang dipakai dalam menentukan kebijakan pengelolaan anggaran belanja seperti sebagai berikut; Belanja pembangunan difokuskan pada sektor yang bersifat cost recovery. Penerimaan PAD kota Bandar Lampung perlu ditingkatkan seiring dengan berlakunya UU tentang Otonomi Daerah melalui optimalisasi sumber-sumber pendanaan yang selama ini ada, selain berusaha menciptakan sumber-sumber pendanaan baru, baik dari penerimaan sektor pajak maupun perusahaan daerah.

FASILITAS UMUM dan SOSIAL Pendidikan Jumlah Sekolah Dasar di Kota Bandar Lampung pada tahun 2001 adalah 303 unit, sedangkan jumlah SLTP mengalami peningkatan dari 116 unit pada tahun 1997 menjadi 130 unit pada tahun 2001. Jumlah SLTA di Kota Bandar Lampung tidak

mengalami perubahan sejak tahun 1997 yaitu sebanyak 95 unit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel IV. 9 JUMLAH SEKOLAH DI KOTA BANDAR LAMPUNG No.

Sekolah

97/98

98/99

1 2. 3

SD SLTP SLTA

302 116 95

304 110 95

00/Mrt 2001 303 130 95

Sumber: Pendidikan dan Perpustakaan Kota Bandar Lampung 2001

Untuk pendidikan tingkat tinggi terdapat 3 pendidikan tinggi negeri dan 14 pendidikan tinggi swasta di kota Bandar Lampung. Pendidikan tinggi negeri tersebut adalah: 1. UNILA (Universitas Lampung) 2. IAIN ( Institut Agama Islam Negeri) 3. Akademi Perawat Sedangkan pendidikan swasta yang ada di Kota Bandar Lampung adalah; 1. UBL (Universitas Bandar Lampung) 2. UNISAB (Universitas Saburai) 3. UTB (Universitas Tulang Bawang) 4. Universitas Muhamadiyah 5. STKIP (Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan) 6. AAN (Akademi Administrasi Negara) 7. A2L (Akademi Akuntansi Lampung) 8. Akademi Pertanian Surya Dharma 9. ABA (Akademi Bahasa Asing) 10. Akademi Manajemen Keuangan 11. Akademi Pendidikan Kesehatan 12. STMIK Darmajaya 13. AMIK Mitra Lampung 14. AMIK Master Fasilitas Kesehatan Tabel IV. 10 SARANA KESEHATAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.

Jenis Sarana Puskesmas Non TT Puskesmas TT Puskesmas Pembantu Puskesmas Keliling Posyandu Balai Pengobatan Rumah Bersalin Rumah Sakit Bersalin RSAM RS. ABRI RS. Swasta Apotik Toko Obat Berizin Klinik Spesialis Jumlah TT Rs.P/S Jumlah TT. RSB + RB Praktek Dr Swasta Laboratorium P/S

Jumlah 20 2 55 20 555 37 18 1 1 1 4 51 74 615/849 265 235 2/9

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, 2001

PRASARANA dan SARANA PERMUKIMAN Komponen Air Bersih Sebagian besar masyarakat tidak terlayani oleh PDAM, kalaupun ada perumahan yang terlayani air bersih namun waktu mengalirnya tidak teratur dan di beberapa daerah ada yang hanya mengalir pada saat malam hari sampai dini hari sehingga mengganggu waktu istirahat. Jumlah sambungan air minum: 18,7% dari jumlah KK. Khusus di Perumahan Korpri (Kecamatan Sukarame) bangunan PDAM sudah ada, tapi tidak ada sambungan pipa ke rumah-rumah. Sumber-sumber PDAM Way Rilau Kota Bandar Lampung meliputi air permukaan dan air dalam tanah dengan kapasitas produksinya sebagai berikut: 1. Mata air di Tanjung Iman, Way Rilau, Way Pancuran I, Way Pancuran II, Batu Putih I, Batu Putih II, Way Gudang, Way Linti I dan II, Ega Harap, Way Kandis I, Way Kandis II dan Way Kandis III dengan kapasitas sebesar 120 l/det. Sumber mata air terletak di daerah yang relatif tinggi, yaitu pada elevasi 300 sampai 227 sehingga kecuali dari air Batu Putih, Way Pancuran dan Way Rilau yang menggunakan pompa untuk mengalirkan ke reservoir Kemiling, yang lainnya dapat mengalir secara gravitasi ke reservoir-reservoir distribusi. 2. Air Permukaan Way Kuripan, WTP I dan WTP II dengan total kapasitas 450 l/det. Total Kapasitas produksi air 570 l/det. Air baku dari Way Kuripan mengalir yang terletak pada elevasi 15 harus dipompa agar masuk ke dalam WTP 1 dan 2 di Sumur Putri. Selanjutnya diolah, dan secara gravitasi ditampung dalam reservoir Sumur Putri untuk kemudian di pompa ke reservoir Palapa dan Rasuna Said. Selanjutnya melalui 6 (enam) reservoir, yaitu reservoir Langkapura, Kemiling, Cimeng, Palapa, Rasuna Said dan Sumur Putri, air didistribusikan secara gravitasi ke enam daerah yaitu zone 300, 231, 185, 145, 108, dan 75. Nama atau nomor zone ini diambil berdasarkan elevasi operasi dari reservoir yang melayaninya. Peningkatan kapasitas produksi dapat ditambah dari air permukaan yang memungkinkan untuk dieksplorasi seperti Sungai Way Sekampung dengan Kapasitas rata-rata sebesar 2000 l/det dan sumber air baku dan sumber air baku dari sungai Way Rilau dan Sumber lainnya dengan kapasitas rata-rata 1.400 l/dt Tabel IV. 11 RESERVOIR, ZONE DISTRIBUSI DAN KECAMATAN YANG DILAYANI Reservoir

Kapasitas (m3)

elevasi

Zone

/thdibangun Kemiling/1973 Langkapura/1993 Cimeng/1992

1.000 500 2.000

231/227 314/316 189/186

Distribusi 231 314 185

Sumur Putri

4.000

76/72

75

Sumber : PDAM Way Rilau, 1996

Kecamatan Terlayani Tj. Karang Barat Tj. Karang Barat Tj. Karang Pusat Tj Karang Barat Sukarame Kedaton T. Betung Utara T. Betung Barat T. Betung Selatan Panjang

Reservoir /thdibangun Palapa/1981

Rasuna Said

Kapasitas (m3)

elevasi

Zone

5.100

145/139

Distribusi 145

1.000

96/92

108

KecamatanTerlayani T. Betung Utara Tj. Karang Timur Tj. Karang pusat Kedaton Sukarame T. Betung Utara T. Betung Selatan

Jumlah total pelanggan Way Rilau sebanyak 32.380 pelanggan dengan jumlah air yang disalurkan sebanyak 9.949.384 m3 dengan nilai air terjual sebesar Rp. 7,8 milyar dengan tingkat pelayanan 30% dan kehilangan air 30%. Distribusi selengkapnya akan disajikan pada tabel berikut. Tabel IV. 12 DISTRIBUSI AIR BERSIH PER BULAN Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah

Distribusi 816.443 797.221 818.560 876.610 797.006 830.824 828.522 848.253 869.541 836.931 840.239 789.244 9.949.384

Nilai (ribu Rp) 620.385,23 625.568,70 632.976,74 683.201,31 620.090,46 640.259,21 642.930,78 668.713,65 678.975,59 670.011,93 674.322,44 621.741,96 7.779.177,97

Sumber: Bandar Lampung Dalam Angka 2000

Tabel IV. 13 JUMLAH PELANGGAN AIR MINUM DI KOTA BANDAR LAMPUNG MENURUT GOLONGAN KONSUMEN

No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Kategori Pelanggan

Jumlah Pelanggan

Rumah Tangga ( Tempat Tinggal) Instansi Pemerintah Industri Niaga Sosial Pelabuhan Jumlah 2000

29.007 381 15 2.446 530 1 32.380

Air Minum yang Disalurkan Banyaknya (m3) Nilai (Rp. 000) 8.223.783 5.207.470,00 370.686 383.354,88 17.742 54.133,65 923.996 1.760.021,60 371.092 153.934,33 42.086 220.263,50 9.949.385 7.779.177,95

Sumber: Bandar Lampung Dalam Angka 2000

Tabel IV. 14 KEBUTUHAN AIR BERSIH KOTA BANDAR LAMPUNG Jumlah Penduduk 757.336 Sumber : Analisa

Kapasitas Produksi Eksisting l/dt l/hari 771 66.614.400

Kebutuhan ideal Kota Besar 135 l/orang/hari

Kebutuhan Total (Lt//hr)

Selisih (Lt//hr)

102.240.360

35.625.960

Dari tabel tersebut diatas, maka Kota Bandar Lampung dengan jumlah penduduk 757.336 jiwa, membutuhkan air bersih sebesar 102.240.360 liter/hari. Jumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 135 liter/orang/hari. Namun PDAM Way Rilau Kota Bandar Lampung baru dapat memproduksi sebanyak 66.614.400 liter/hari atau sekitar 65%. Sehingga masih dibutuhkan kapasitas produksi sebanyak 35.625.960 liter/hari, atau 412,3 liter/detik. Komponen Persampahan Jumlah volume sampah per hari di Kota Bandar Lampung sejumlah 246.75 m3, dilayani dengan menggunaan kendaraan operasional pengangkut sejumlah 23 kendaraan dengan rotasi per harinya 61 rotasi. Pengelolaan sampah dilakukan oleh dinas persampahan. Tabel IV. 15 JUMLAH KENDARAAN, ROTASI DAN VOLUME SAMPAH TERANGKUT TAHUN Kecamatan

Jumlah Kendaraan (Unit)

Tanjung Karang Pusat Tanjung Karang Timur Tanjung Karang Barat Kedaton Sukarame Teluk Betung Utara Teluk Betung Selatan Teluk Betung barat Panjang Jumlah

3 3 2 2 3 3 3 2 2 23

Rotasi 8 7 6 6 6 9 7 9 3 61

Volume Sampah per Hari 32 30.5 24.2 25.25 25.25 36 28 31 14 246.75

Sumber : Dinas Kebersihan Kota Bandar Lampung tahun 2000

Tabel IV. 16 KEBUTUHAN PENANGANAN SAMPAH KOTA BANDAR LAMPUNG Jumlah Penduduk

Timbulan Sampah Kota Metro

Perkiraan timbulan sampah total

Sampah yang terangkut saat ini

Selisih

757.336

3,25 liter/orang/hari

2.461,34 m3

246,75 m3

2.214,59 m3

Sumber : Analisa

Sesuai dengan standar kota Besar, yaitu tingkat timbulan sampah sebanyak 3,25 liter/orang/hari, Kota Bandar Lampung dengan jumlah penduduk 757.336 jiwa, menghasilkan 2.461,34 m3 timbulan sampah. Jumlah ini didapatkan dari jumlah penduduk x 3,25/1000. Namun Kota Bandar Lampung baru dapat mengelola sebanyak 246,75 m3. Sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 2.214,59 m3 atau 89%. Jumlah ini cukup besar, sehingga Dinas Persampahan Kota Bandar Lampung perlu bekerja keras untuk dapat melayani kebutuhan penduduk akan penanganan masalah sampah. Masalah Utama Lingkungan Kota Bandar Lampung 1. Pengerukan Bukit 2. Sampah di pesisir laut 3. Sanitasi pemukiman wilayah pantai

Komponen Sanitasi/Limbah Cair Sampai saat ini, Kota Bandar Lampung belum memiliki sistem jaringan air limbah untuk menampung dan menyalurkan limbah perkotaan, 88% dari rumah tangga memiliki kakus sendiri, 5 % memanfaatkan kakus umum dan 7 % selebihnya memanfaatkan lahan di sekitarnya atau selokan/parit karena tidak memiliki kakus, dan bahkan di alur sungai, dan yang paling buruk kondisinya terdapat pada alur Way Galih dan Way Lunik. Pada umumnya air limbah dari kamar mandi dan dapur dialirkan secara terpisah dari buangan manusia. Secara keseluruhan 57% air limbah kamar mandi dan dapur (limbah rumah tangga) dialirkan ke saluran atau alur drainase dan 40% lainnya dialirkan ke lubang rembesan. Pemkot Bandar Lampung saat ini belum memiliki peraturan dan belum melaksanakan pengawasan terhadap dimensi atau standar ukuran septic tank dan sistem rembesan setempat. Maka saluran drainase kota yang pada umumnya berupa alur sungai alami menjadi tempat pembuangan effluen dari septictank serta air limbah rumah tangga. Dalam RIK 1984-2004 dinyatakan bahwa jumlah air limbah rumah tangga diperkirakan sebesar 70% dari konsumsi air bersih. Penampungan air limbah diusulkan menggunakan suatu sistem jaringan air limbah. Selanjutnya air limbah yang terkumpul dialirkan ke suatu Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang akan dibangun di Kelurahan Bumi Waras, dekat Muara Way Kunyit. Namun hingga saat ini rencana tersebut belum terealisasi. Apabila melihat kondisi topografi yang memungkinkan dibangun IPAL adalah di daerah Kali Balok, tepatnya di daerah pertemuan antara alur Way Halim dengan Way Awi yang membentuk suatu sungai yaitu Way Kuala. Way Kuala paling banyak menerima limbah, baik limbah rumah tangga maupun pabrik yang berlokasi pada sebelah hulu Way Kuala. Dan adanya areal yang memadai. Komponen Drainase Kualitas air yang mengaliri sungai-sungai di kota mengalami tingkat pencemaran baik dari limbah domestik maupun perusahaan sudah melebihi ambang batas. Hal ini disebabkan karena jaringan drainase selain berfungsi menerima dan mengalirkan limpahan air permukaan juga berfungsi sebagai tempat pembuangan limbah domestik, industri maupun aktivitas perkotaan lainnya. Sebagian besar sistem jaringan memanfaatkan saluran alami dan sebagian kecil saluran dan pasangan batu kali yang didukung oleh topografi yang menguntungkan untuk pengaliran. Sungai-sungai yang ada di Bandar Lampung merupakan jenis sungai yang bercabang, ruas-ruas sungai / anak sungai yang menyusun alur aliran yang terbesar dan terpanjang diklasifikasikan sebagai saluran drainase primer. Sedangkan anak sungai / cabang sungai yang bermuara ke alur tersebut disebut saluran drainase sekunder dan seterusnya sebagai saluran kuarter. Beberapa daerah genangan hujan dapat diidentifikasikan pada 34 lokasi dengan luasan total 56,376 Ha. Areal terluas yang menderita akibat genangan air hujan ini Kecamatan Panjang Utara dengan luas areal 3 Ha.

Tabel IV. 17 LOKASI BANJIR DI KOTA BANDAR LAMPUNG No. 1. 2. 3. 4.

Kecamatan Kedaton Tk. Pusat Tk. Timur Tb. Utara

5.

Tb. Selatan

6. 7.

Sukarame Panjang

Lokasi Banjir (Kelurahan) Rajabasa, Kedaton, Labuhan ratu Pasir Gintung, Palapa, Durian Payung, Enggal Campang Raya, Kedamaian Pengajaran, Gulak Galik, Sumur Batu, Kupang Kota, Kupang Teba, Kupang Raya, Gunung Mas. Bumi Waras, Telukbetung, Kangkung, Pesawahan, Garuntang, Sukaraja, Pecoh Raya, Ketapang, Way Lunik. Sukarame, Gunung Sulah Pidada, Panjang Utara

Lama Banjir = waktu hujan = waktu hujan 1 – 6 jam 0,5 – 2 jam 0,5 jam – 2 hari 0,5 – 7 jam 2 jam – 2 hari

Sumber; Dinas Bina Marga dan Permukiman, 2000

Komponen Jalan Di bidang jalan dan jembatan, telah dibangun ruas jalan baru dan peningkatan jaringan jalan lama mencapai panjang 6.963 km dengan tingkat kepadatan mencapai 233,7 km/1000 km2. Selain itu telah dirintis pembangunan jalan Lintas Timur Sumatera yang menghubungkan Bakauhuni dengan wilayah Sumatera Selatan sepanjang 550 km. Di samping itu jalur kereta api semakin berperan melayani angkutan penumpang dan barang melalui lintas Bandar Lampung Baturaja-Prabumulih ke Lahat-Lubuk Linggau atau ke Prabumulih Palembang. Tabel IV. 18 Data Pembangunan Jalan Panjang jalan total tahun 2001 Luas wilayah Panjang jalan rusak Kepadatan Jalan Ratio Jalan Perkerasan

:900.230 km :192 km2 :405.990 km :4,8 km per 1 km2 luas wilayah :88,5 % terhadap total luas jalan

Kondisi transportasi di pusat Kota Bandar Lampung (Kec.Tanjung Karang Pusat, Tanjung Karang Barat, Teluk Betung Utara) sudah cukup memadai dengan banyaknya angkutan umum yang beroperasi sampai 24 jam serta ditunjang dengan kondisi jalan yang lebar dan tak berlubang. Kemacetan yang cukup parah sering terjadi di daerah pasar dan terminal. Hal tersebut disebabkan karena kondisi pasar yang tidak teratur dan memenuhi hampir setengah badan jalan. Sedangkan untuk kecamatan yang berada di pinggir kota, akses transportasi tidak terlalu baik. Tabel IV. 19 DATA PELABUHAN TERSEDIA Darat ™ ™ ™ ™ ™

Terminal Rajabasa Termimal Sukaraja Terminal Kemiling Terminal Panjang Terminal Pasar bawah

Laut ™ ™ ™ ™

Pelabuhan Panjang Pelabuhan Srengsem Tempat pelelangan ikan Lempasing Pelabuhan Batu Serampok

Bentuk jaringan jalan dalam Kota Bandar Lampung terdiri dari jalan kolektor primer (jalan propinsi) dan jaringan jalan kolektor sekunder menghubungkan jalan-jalan dalam kota dan jalan ke batas kelurahan/ kecamatan. Selain itu terdapat jaringan jalan lokal sekitar kompleks perkantoran Pemda, jalan lingkar kota dan jalan-jalan yang menghubungkan permukiman-permukiman dalam Kota Bandar Lampung.

Tabel IV. 20 PERKEMBANGAN PANJANG JALAN KOTA BANDAR LAMPUNG MENURUT KELAS JALAN DALAM KM. Kelas Jalan I II III III.A III.B III.C Tidak dirinci Jumlah

Tahun 1998 48.038 196.255 512.124 69.780 826.198

Tahun 1999 49.038 298.718 552.564 900.320

Tahun 2000 298.718 582.053 929.809

Sumber: Dinas Bina Marga dan Permukiman Kota Bandar Lampung

Tabel IV. 21 KEADAAN DAN PANJANG JALAN DI KOTA BANDAR LAMPUNG 2000 Uraian I. JENIS PERMUKAAN a. Diaspal b. Kerikil/Onderlag c. Tanah/Awcas d. Tidak dirinci Jumlah II. KONDISI JALAN a. Baik b. Sedang c. Rusak d. Rusak Berat e. Tidak Dirinci Jumlah III. KELAS JALAN a. Kelas I b. Kelas II c. Kelas III d. Kelas III A e. Kelas III B f. Kelas III C g. Kelas Tidak dirinci Jumlah Sumber : Dinas PU Kota Bandar Lampung

Panjang Jalan (Km) 590.3379 232.109 106.321 928.809 150.193 270.447 134.701 57.799 316.669 929.809 49.038 298.718 582.053 929.809

Laporan Final Updating Profil dan Kebutuhan Prasarana dan Sarana Perkotaan Kota Besar dan Metropolitan

BANDAR LAMPUNG

PT. Perencana Djaja Ciptalaras

IV-15