Laporan Tahunan - IDX

37 downloads 11241 Views 9MB Size Report
tersebar di beberapa lokasi di Indonesia, dengan materi pendidikan dan pengembangan yang berkelanjutan, baik ...... dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT) telah diterapkan ...... di dalam bangunan tersebut, maka program K3 yang.
Laporan Tahunan

2012

BRI kembali mencatat prestasi yang membanggakan di tahun 2012 dengan berlandaskan kinerja yang berkualitas. Penerapan Good Corporate Governance (GCG) secara konsisten telah memandu perusahaan dalam menjalankan operasional usaha sehingga mampu meningkatkan kepercayaan stakeholders, corporate value dan menjamin pertumbuhan yang berkelanjutan. Dengan menjunjung tinggi prinsip GCG, BRI yakin dapat meraih tujuan menjadi the most valuable bank di Indonesia.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

1

Implementasi tata kelola secara konsisten mendukung peningkatan kinerja usaha kami yang berkelanjutan Pada tahun 2012, dengan implementasi tata kelola perusahaan yang konsisten diiringi dengan efisiensi operasi perusahaan menghasilkan pertumbuhan aset yang berkualitas serta tingkat profitabilitas yang tinggi. Hal tersebut tercermin dalam rasio profitabilitas yang berada di atas rata-rata industri perbankan di Indonesia.

ROA

5,15%

*

Data Bank saja

*

2

BOPO

59,93%

*

Data Bank saja

*

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laba Bersih

ROE

38,66%* Rp18,69 T *Data Bank saja

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

3

Kredit

22,92%

NP L (G r oss)

1,83%

Dana P ihak Ketiga

17,15%

4

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Pelaksanaan kebijakan yang prudent secara konsisten memberi kontribusi pada pertumbuhan aset berkualitas kami Berlandaskan pada prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik, BRI telah menerapkan kebijakan kredit yang prudent tanpa mengabaikan prospek bisnis yang menjanjikan sehingga menghasilkan pertumbuhan aset yang berkualitas. Pertumbuhan tersebut didukung oleh dana pihak ketiga yang berhasil tumbuh dengan struktur yang sehat, tercermin dari dominasi sumber dana murah yang mencapai sekitar 60% dari total dana pihak ketiga.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

5

ba a s a N g n i n e k e R

h

a t u j 2 ±4

6

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Tata kelola menjadi panduan kami dalam mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan Di tengah semakin agresifnya kompetisi di industri perbankan, BRI tetap mampu mempertahankan kapasitasnya baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran kredit. Pencapaian tersebut tidak terlepas dari penerapan prinsip tata kelola yang baik seiring dengan inovasi produk dan layanan sehingga mendukung kemampuan BRI untuk mempertahankan dan mengembangkan basis nasabah yang loyal.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

7

Kami memberikan layanan perbankan yang lengkap dan berkualitas didukung oleh jaringan usaha yang tersebar luas BRI semakin mengokohkan posisi sebagai bank umum terbesar dengan ragam produk dan layanan terlengkap yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan perbankan seluruh lapisan masyarakat di manapun mereka berada. Praktik-praktik dalam tata kelola yang baik berperan dalam pengembangan produk dan layanan berkualitas. Pencapaian ini diperkuat dengan jaringan usaha yang tersebar di seluruh wilayah yang mencakup 9.052 unit kerja (mulai dari Kantor Pusat, Kantor Wilayah, Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, BRI Unit, sampai Kantor Kas dan TerasBRI) serta 59.241 jaringan e-Channel (ATM, KiosK, CDM, EDC dan e-Buzz).

8

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

9.052

Unit Kerja

yang seluruhnya terhubung secara real time online

59.2gan4e-1 C hanne l Jar in

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

9

Tata kelola yang baik memberi hasil yang terbaik bagi pertumbuhan kami

10

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

2 1

Infrastr ukt ur TI

Data Center

Disaster Recovery C enter

Jumlah Pusat Pendidikan

7

Tersebar di seluruh Indonesia

BRI berhasil mencatat pertumbuhan yang berkualitas dan meletakkan landasan yang kuat untuk terus tumbuh secara berkelanjutan melalui penerapan tata kelola perusahaan yang baik, infrastruktur TI yang handal serta peningkatan kompetensi dan integritas SDM Upaya tersebut diatas bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan nasabah dan memberikan imbal hasil optimal kepada para stakeholders.

Ni l ai K omp o sit CG Se l f Assesmgeonrti G Kate

IK SANGAT BA

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

11

Ikhtisar Keuangan Ikhtisar Data Keuangan dalam Rp miliar

2008

Angka dari Laporan Keuangan Konsolidasi 2009 2010 2011

2012

Neraca Total Aset

246.077

316.947

404.286

469.899

551.337

Total Aset Produktif

228.781

299.063

379.696

432.647

499.042

Kredit - Gross

161.108

208.123

252.489

294.515

362.007

Total Liabilitas

223.720

289.690

367.612

420.079

486.455

Obligasi Rekap Pemerintah Dana Pihak Ketiga

16.352

15.027

13.626

8.996

4.316

201.537

255.928

333.652

384.264

450.166

- Giro

39.923

50.094

77.364

76.779

80.075

- Tabungan

88.077

104.463

125.990

154.133

184.365

- Deposito

73.538

101.371

130.298

153.353

185.726

7.599

21.284

17.297

19.361

15.784

22.357

27.257

36.673

49.820

64.882

Liabilitas berbeban bunga lainnya Modal/Ekuitas Laba Rugi Pendapatan Bunga: - Dengan Bunga Obligasi Pemerintah

28.097

35.334

44.615

48.164

49.610

- Tanpa Bunga Obligasi Pemerintah

26.166

33.528

43.109

47.053

49.004

Pendapatan Bunga Bersih - Dengan Bunga Obligasi Pemerintah

19.651

23.049

32.889

34.427

36.484

- Tanpa Bunga Obligasi Pemerintah

17.721

21.244

31.382

33.316

35.878

Pendapatan Operasional Lainnya Biaya Operasional Lainnya Biaya CKPN

2.535

3.270

5.545

5.776

8.390

(10.997)

(11.960)

(16.114)

(17.086)

(19.491) (2.700)

(2.844)

(5.799)

(7.917)

(5.533)

Laba Sebelum Pajak

8.822

9.891

14.908

18.756

23.860

Laba Bersih Tahun Berjalan

5.958

7.308

11.472

15.088

18.687 18.681

Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk

N/A

N/A

11.472

15.083

Laba yang dapat diatribusikan kepada kepentingan non pengendali

N/A

N/A

Nihil

5

6

Laba rugi komprehensif

N/A

N/A

11.559

15.296

18.681 18.652

Laba Komprehensif yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk

N/A

N/A

11.559

15.288

Laba Komprehensif yang dapat diatribusikan kepada kepentingan non pengendali

N/A

N/A

Nihil

8

29

248.50

304.75

478.36

628.91

778.93

Laba Bersih per Saham (Rp) Rasio Keuangan

Angka Bank Saja

Permodalan Rasio Kecukupan Modal (CAR) *

13,18%

13,20%

13,76%

14,96%

16,95%

N/A

2,59%

2,19%

1,79%

1,19%

Aset Produktif Aset Produktif& Non Produktif bermasalah terhadap total aset produktif dan aset non produktif Aset Produktif Bermasalah CKPN aset keuangan terhadap aset produktif Kredit Bermasalah (NPL Gross)

2,18%

2,68%

2,24%

1,85%

1,46%

N/A

4,29%

4,58%

4,51%

3,43%

2,80%

3,52%

2,78%

2,30%

1,78%

Profitabilitas ROA

4,18%

3,73%

4,64%

4,93%

5,15%

ROE

34,50%

35,22%

43,83%

42,49%

38,66%

NIM

10,18%

9,14%

10,77%

9,58%

8,42%

BOPO

72,65%

77,66%

70,86%

66,69%

59,93%

79,93%

80,88%

75,17%

76,20%

79,85%

Likuiditas LDR Kepatuhan Persentase Pelanggaran BMPK - Pihak Terkait

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

- Pihak Tidak Terkait

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Persentase Pelampauan BMPK - Pihak Terkait

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

- Pihak Tidak Terkait

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Nihil

Giro Wajib Minimum Posisi Devisa Netto

5,57%

5,90%

8,05%

9,33%

10,64%

13,55%

5,22%

4,45%

5,49%

3,00%

Catatan: Angka kinerja keuangan tersebut diatas merupakan laporan keuangan konsolidasi BRI dengan entitas perusahaan anak untuk tahun 2011 dan 2012: PT Bank BRISyariah, PT BRI Agroniaga Tbk.. BRI Remittance Co. Ltd, sedangkan untuk tahun 2010 hanya dengan PT BRISyariah. Rasio keuangan menggunakan data bank saja. * Mulai 2004 sudah memperhitungkan risiko pasar dan mulai 2010 sudah memperhitungkan risiko operasional

12

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Total Aset

Total Kredit

(dalam Rp miliar)

(dalam Rp miliar)

Pendapatan Bunga dan Pendapatan Bunga Bersih (dalam Rp miliar) Pendapatan Bunga

551.337 2012 469.899 404.286

2010

316.947

2009

2012 294.515

2011

252.489

2010 2009

246.077

2008

2008

208.123 161.108

2008

2009 2008

2.813

384.264 333.652

2010

2.102

2009

1.767

2008

ROE

255.928 201.537

38,66

43,83

7.308 5.958

CAR

(dalam %)

59,93

16,95

2012 42,49

11.472

2010

2008

(dalam %)

2012

15.088

2011

2009

BOPO

(dalam %)

18.687 2012

2011

2010

28.097 19.651

450.166

3.367

2011

34.334 23.049

(dalam Rp miliar)

2012

2010

44.615 32.889

Laba Bersih

3.928 2012 2011

2011

2009

(dalam Rp miliar)

(dalam Rp miliar)

36.484 48.164 34.427

2010

Dana Pihak Ketiga

Fee Based Income

49.610

362.007 2012

2011

Bunga Bersih

2011 2010

2009

35,22

2009

2008

34,50

2008

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

2012 66,69 70,86 77,66 72,65

2011 2010

14,96 13,76

2009

13,20

2008

13,18

13

Peristiwa Penting Januari 8 18 25

Launching Produk BRIzzi di Bali Financial Lecture: Pasca-Investment Grade What’s Next? Seminar Refleksi 2011 & Outlook 2012 - Dengan Akselerasi Kinerja, BUMN Siap Menghadapi Dampak Krisis

Februari 28

• Paparan Kinerja Keuangan BRI Tahun 2011 • Penandatanganan Kerjasama BRI dan Pemerintah Kabupaten Bogor tentang Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan

Maret 7 14 28

Pameran Adikriya Penandatanganan MoU antara BRI dan Kementerian Perumahan Rakyat Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan BRI Tahun 2012

April 26 27

Penandatanganan MoU antara BRI dan Telkomvision Penandatanganan perjanjian kredit investasi antara BRI dan Petrokimia Gresik

Mei 1

6

• Penandatanganan Letter of Intent antara BRI dan Banco Nacional Comercial De Timor Leste • Penandatanganan MoU antara BRI dan Industrial Bank of Korea Pembukaan BRI Prioritas di wilayah Kanwil BRI Yogyakarta

Juni 1 26

14

Penandatanganan perjanjian kredit sindikasi proyek jalan tol Gempol-Pasuruan CSR Berbagi Kacamata BUMN Peduli

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Juli 20

Penandatanganan perjanjian kerjasama antara BRI dan PTPN IX mengenai penyaluran pinjaman Program Kemitraan

Agustus 10

Buka Puasa Bersama 3.500 Anak Yatim Piatu

15

Kunjungan dan Pemberian Beasiswa Apresiasi dari BRI kepada Paskibraka Nasional 2012

September 4 10

CSR Beasiswa kepada Mahasiswa Universitas Terbuka CSR Bantuan Pengadaan Kapal Pintar

Oktober 16 22-23

Kunjungan Kamar Dagang dan Industri Afrika Selatan International Microfinance Conference 2012 di Yogyakarta

November 2 4 28

Launching produk BRI Mobile Pameran Indocomtech (31 Oktober-4 November 2012) Public Expose BRI Tahun 2012

Desember 16 23

Sunday Festival Family Day HUT BRI ke 117

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

15

Penghargaan dan Sertifikasi

Best Bank 5 Consecutive Years Majalah Investor

Forbes Global 2000 The World’s Biggest Public Companies (2000 Perusahaan Publik Terbesar di Dunia) Forbes

Top 10 dari 300 Bank dengan ROE terbaik di seluruh Asia dan 10 Bank terbesar dalam Pembagian Dividen Tabloid Asian

16

I R B a j r e n i k n a i a p a Penc e lah t 2 1 0 2 n u h a t a m se la i s a i s e r p a n a k t a p a d men k a ih p i r a d n a u k a dan peng ng i ndependen. ekster nal ya

Best of the year 2011 for Indonesia The Banker Award 2011

Banking Service Excellence Award 2012 5th Overall Performance for Commercial Bank MRI & Infobank

The Most Valuable Brand in Indonesia Product Category: Banks SWA

Banking Service Excellence Award 2012 1st Best SMS Banking MRI & Infobank

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

7th Anniversary Indonesia Property & Bank Award 2012 The Most Admired Mortgage Banking Kategori Produk: Bank BUMN/Umum Berkinerja Sangat Bagus Majalah Property dan Bank

Investor Awards Best Listed Company 2012 Emiten Terbaik Sektor Perbankan Majalah Investor

Social Business Innovation Award 2012 atas Inovasi di Bidang Pemberdayaan UMKM Warta Ekonomi

25 Listed Company in Sustainable Responsible Investment (SRI) KEHATI Index Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia

Kesetiakawanan Award 2012 Kategori Lembaga Pembiayaan Departemen Sosial RI

Service Quality Award 2012 untuk BRI Prioritas Carre

Sertifikasi ISO 9001:2008 SNI ISO 9001:2008

Sentra Operasi BRI telah beroperasi dengan sistem manajemen kualitas yang sesuai dengan ISO 9001:2008 untuk bidang Provision of Payment System by RTGS, Clearing and Remmittance. Sertifikasi dari Lloyd’s Register Quality Assurance, pada tanggal 12 Desember 2012 dan berlaku sampai dengan tanggal 12 Desember 2015

ISO 9001:2008

Layanan Contact Center (LCC) BRI telah beroperasi dengan sistem manajemen kualitas yang sesuai dengan ISO 9001:2008. Sertifikasi dari Verification New Zealand Limited pada tanggal 5 Desember 2011 dan berlaku sampai dengan tanggal 5 Desember 2014

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

17

Daftar Isi

19558 R Halaman

Tinejancuaanna SBtrisatneisgis 2013

18

Ikhtisar Keuangan

12

Komposisi Pemegang Saham

70

Peristiwa Penting

14

Kondisi Pasar Modal dan Kinerja Saham

71

Penghargaan dan Sertifikasi

16

Dividen dan Kebijakan Dividen

72

Obligasi Sub-Ordinasi

73

Laporan Manajemen

21

Sambutan Komisaris Utama

22

Tinjauan Operasional

74

Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Tahun 2012

26

Prospek dan Strategi Umum

76

Pengelolaan Sumber Daya Manusia

78

Dewan Komisaris

30

Pemasaran

86

Sambutan Direktur Utama

32

Teknologi Informasi

94

Direksi

42

Sentra Operasi

96

Pernyataan dan Tanggung Jawab Laporan Tahunan 2012

44

Manajemen Aktiva Tetap dan Pengadaan Barang Jasa

98

Profil Perusahaan

46

Informasi Umum Perusahaan

48

Sekilas BRI

50

Milestone

51

Visi Misi

52

Nilai-nilai Utama Perusahaan

53

Produk dan Jasa

54

Peta Wilayah Operasional/Jaringan Kantor

56

Foto Jaringan Kerja

58

Struktur Organisasi

Manajemen Risiko

100

Analisis dan Pembahasan Manajemen

153

Tinjauan Umum

156

Tinjauan Bisnis

158



Bisnis Mikro dan Program

159



Bisnis Ritel

164



Bisnis BUMN dan Korporasi

172



Bisnis Internasional

175



Bisnis Treasury dan Jasa Penunjang Pasar Modal

178

60

Entitas Anak dan Asosiasi

62

Tinjauan Keuangan

182

Lembaga Penunjang Pasar Modal

63



Laporan Laba Rugi

183



Laporan Posisi Keuangan

190

Informasi Bagi Investor

65



Arus Kas

198

Ikhtisar Saham

66



Rasio Keuangan

199

Ikhtisar Obligasi

67 68

Belanja Barang Modal Dan Komitmen Untuk Belanja Barang Modal

200

Kronologi Pencatatan Saham



Management Stock Option Plan

69



Informasi Keuangan Lainnya

201



Informasi Material Lain

203

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Halaman

Halaman

190

100

Manajemen Risiko

Lap oran Posisi Keuangan

Halaman

294wing

W hist leblo System

Entitas Anak Usaha

210

Tanggung Jawab Terhadap Komunitas

310



PT Bank BRI Syariah

210

Program CSR Perusahaan

312



PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk.

212



BRI Remittance Co. Ltd

213

Informasi Perusahaan

316

Profil Komisaris

318

Tata Kelola Perusahaan

214

Profil Direksi

322

Tujuan Penerapan Tata Kelola Perusahaan

216

Profil Komite Dewan Komisaris

326

Penilaian Penerapan Tata Kelola Perusahaan

217

Daftar Pejabat Senior

329

Road Map Penerapan GCG

219

Alamat Kantor

330

Pedoman, Struktur dan Kebijakan Tata Kelola Perusahaan

221

Unit Kerja

331

Alamat Kontak Bagi Pembaca

332

Rapat Umum Pemegang Saham

228

Hubungan Komisaris dan Direksi

231

Laporan Keuangan

335

Dewan Komisaris

233 240

Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan Konsolidasian

336

Direksi Komite

253

Laporan Auditor Independen

338

Sekretariat Perusahaan

272

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian

339

Sistem Pengendalian Intern

276

Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 343

Fungsi Kepatuhan

277

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian

346

Tata Kelola TI (IT Governance)

281

Laporan Arus Kas Konsolidasian

349

Audit Intern

284

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian

351

Audit Ekstern

288

Kode Etik dan Budaya Perusahaan

289

Lampiran

531

Whistleblowing System

294

Press Release 2012

531

Perkara Hukum

297

Korespondensi dengan Bapepam-LK dan BEI

534

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

299

Referensi Bapepam-LK

538

Asas dan Komitmen

300

Tanggung Jawab Terhadap Konsumen/Nasabah

302

Tanggung Jawab Ketenagakerjaan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja

306

Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan

309

Halaman

538

Referensi Bape PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

pam-LK 19

Kesuksesan BRI dalam mempertahankan pertumbuhan yang berkualitas menunjang pencapaian kinerja yang optimal dan menciptakan fondasi yang kuat untuk pertumbuhan berkelanjutan.

Total CAR

16,95%* *Data Bank saja

Tier1 CAR

15,86%* *Data Bank saja

20

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

21

Sambutan Komisaris Utama

T

ahun 2012 sebagai tahun ekspansi yang dilaksanakan dengan prudent sesuai dengan prinsip tata kelola terbaik yang didukung dengan pengembangan jaringan kerja berbasis teknologi informasi terkini dengan hasil membanggakan, berupa kenaikan laba bersih 23,86% mencapai Rp18,69 triliun, berasal dari peningkatan pendapatan bunga bersih, perbaikan kualitas dan outstanding kredit, efisiensi operasional dan kontribusi fee based income yang semakin meningkat.

Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia yang diberikan sehingga pada tahun 2012 Perseroan dapat mencapai kinerja yang sangat baik. Berdasarkan indikator-indikator makro ekonomi, pada tahun 2012 perekonomian global mengalami perlambatan sejalan dengan penurunan pada perkiraan pertumbuhan ekonomi negara di emerging market di Asia dan negara-negara di kawasan Eropa (Euro Zone). Sedangkan untuk potret perekonomian Indonesia pada tahun 2012, inflasi yaitu sebesar 4,30%, indeks harga saham gabungan mengalami kenaikan sebesar 12,94%, dan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,23%.

22

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Bunasor Sanim Komisaris Utama/Komisaris Independen

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

23

Pencapaian kinerja Perseroan tahun 2012 mengalami peningkatan yang sangat baik dibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya. Hal tersebut tercermin dalam besaran dan rasio keuangan pokok tahun 2012, seperti total aset sebesar Rp551,34 triliun atau naik 17,33%, kredit yang disalurkan sebesar Rp362,01 triliun atau naik 22,92%, dana pihak ketiga sebesar Rp450,17 triliun atau naik 17,15%, pendapatan bunga bersih sebesar Rp36,48 triliun atau naik 5,97%, laba setelah pajak sebesar Rp18,69 triliun atau naik 23,86%, dan non performing loan gross sebesar 1,83% atau mengalami perbaikan dibandingkan tahun 2011 sebesar 2,32%. Disamping itu, jaringan kantor Perseroan dengan dukungan teknologi informasi yang semakin handal mengalami penambahan sebanyak 977 Unit Kerja baru, yang terdiri dari 15 Kantor Cabang, 43 Kantor Cabang Pembantu, 125 BRI Unit, 44 Kantor Kas, 500 TerasBRI dan 250 TerasBRI Keliling. Dewan Komisaris menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh jajaran Perseroan dan stakeholders atas kerja keras dan dukungan yang telah diberikan selama tahun 2012 sehingga pencapaian kinerja Perseroan lebih baik dibandingkan pencapaian kinerja tahun sebelumnya. Perekonomian Indonesia tahun 2013 diprediksi berpotensi untuk tumbuh tinggi, didorong oleh potensi pasar domestik Indonesia yang menjadi pull factor untuk investasi, permintaan domestik yang terus tumbuh, ketersediaan dan kualitas infrastruktur menjadi prioritas Pemerintah untuk meningkatkan investasi, dan angka inflasi diperkirakan masih terjaga di level yang rendah. Terkait hal tersebut, Dewan Komisaris optimis bahwa kinerja Perseroan tahun 2013 akan mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2012. Upaya untuk meningkatkan kinerja Perseroan pada tahun 2013 membutuhkan dukungan semua stakeholders terutama seluruh keluarga besar Perseroan yang tersebar di seluruh Indonesia. Berbagai initiative strategy yang telah dirumuskan perlu diimplementasikan dengan baik oleh para pihak atau Unit Kerja terkait, terutama dalam menghadapi persaingan segmen UMKM dan produk keuangan non bank. Seluruh kegiatan Perseroan harus dilakukan sesuai dengan strategi aset, strategi dana, strategi permodalan, pertumbuhan non organik, strategi fee based income, dan support strategy yang telah dirumuskan. Selain itu, seluruh pekerja Perseroan harus memegang teguh kode etik pekerja dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

24

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Destination Statement Perseroan pada tahun 2013 yaitu menjadi “Bank dengan Pertumbuhan Bisnis Mikro, Kecil, dan Menengah Terbaik di Indonesia” sejalan dengan concern Dewan Komisaris mengingat perkembangan dunia usaha yang dinamis dan kompetitif, terlebih status Perseroan sebagai listed company sehingga seluruh jajaran Perseroan yang tersebar di seluruh Indonesia senantiasa dituntut untuk menjalankan tugasnya dengan semaksimal mungkin, sehingga destination statement tersebut dapat terwujud. Pada tahun 2013, Dewan Komisaris sebagai organ Perseroan senantiasa berupaya untuk meningkatkan kualitas dalam melaksanakan tugas di bidang pengawasan, sekaligus bekerjasama secara harmonis dengan jajaran Direksi sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan kekuatan dan bimbingan serta kemudahan bagi kita semua. Aamiin. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bunasor Sanim Komisaris Utama/Komisaris Independen

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

25

Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris Tahun 2012 Pendahuluan Sebagai wujud atas pelaksanaan tugas utama Dewan Komisaris Perseroan yang pada pokoknya menjalankan fungsi pengawasan, maka Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris selama tahun 2012 dituangkan dalam buku Laporan Tahunan Perseroan. Laporan ini merupakan uraian secara garis besar atas pelaksanaan tugas pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris, yang dimaksudkan supaya stakeholders memperoleh informasi mengenai kegiatan atau aktifitas Dewan Komisaris dalam melaksanakan pengawasan tersebut. Pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris selama tahun 2012 dilaksanakan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan dimaksudkan antara lain supaya Dewan Komisaris mengetahui bahwa Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris dapat dilaksanakan dengan baik, prinsip-prinsip good corporate governance dan manajemen risiko dilaksanakan dengan tertib pada seluruh unit organisasi, dan operasional Perseroan dalam memberikan layanan dapat berjalan secara maksimal. Pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris pada prinsipnya berupa pengawasan aktif dengan melakukan pembahasan atas pencapaian kinerja secara berkala dan juga melakukan kunjungan kerja ke UnitUnit kerja. Disamping itu, dilakukan pula pengawasan pasif berupa evaluasi atau telaahan atas operasional bank berdasarkan laporan-laporan yang diterima oleh Dewan Komisaris. Dalam melakukan pengawasan, Dewan Komisaris didukung oleh Komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris, yaitu Komite Audit, Komite Pengawasan Manajemen Risiko, dan Komite Nominasi dan Remunerasi.

26

Sistematika laporan pengawasan yang dituangkan dalam laporan tahun ini meliputi uraian secara garis besar mengenai Rekomendasi Pengawasan dan Pencapaian Kinerja Perseroan tahun 2012.

Rekomendasi Pengawasan 1. Perkreditan Dewan Komisaris senantiasa memberi rekomendasi agar penyaluran kredit dilakukan dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian dan disertai dengan peningkatan kualitas pengendalian intern, sehingga target kualitas kredit di akhir tahun 2012 dapat tercapai. Dewan Komisaris mendukung langkah-langkah dan kebijakan Direksi dalam meningkatkan ekspansi kredit melalui strategi trickle down business. Selain itu Dewan Komisaris selalu berperan aktif memberikan saran dan masukan dalam forum konsultasi kredit antara Direksi dan Komisaris yang dilaksanakan untuk pemberian kredit kepada Kreditur dalam jumlah tertentu.

2. Pendanaan Dewan Komisaris senantiasa memberi rekomendasi dan saran agar Perseroan mengupayakan peningkatan dana murah sehingga tingkat bunga yang diberikan kepada nasabah dapat lebih kompetitif dibandingkan dengan Bank pesaing. Pencapaian target kenaikan dana pihak ketiga pada tahun 2012 agar selalu dilakukan secara berkesinambungan sepanjang tahun, sehingga dapat mendukung pencapaian target ekspansi kredit. Sedangkan terkait rencana penerbitan Global Bond pada tahun 2013, agar dilaksanakan dengan berdasar pada analisa yang cermat, dan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku, serta term & condition yang paling menguntungkan bagi Perseroan.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

3. Pendapatan dan Beban Dewan Komisaris senantiasa memberi rekomendasi dan saran agar Perseroan mengupayakan peningkatan pendapatan yang bersumber dari pendapatan selain bunga antara lain melalui aktifitas trade finance, remittance, cash management, dan transactional account dengan memanfaatkan jaringan Unit Kerja BRI yang tersebar di seluruh Indonesia. Sedangkan terkait dengan beban, Dewan Komisaris senantiasa memberi saran agar Perseroan senantiasa mengupayakan peningkatan efisiensi.

4. Permodalan Dewan Komisaris merekomendasikan agar pertumbuhan modal Perseroan dioptimalkan bersumber dari laba Perseroan.

5. Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia memiliki peran yang sentral dalam Perseroan, oleh karena itu Dewan Komisaris senantiasa memberi perhatian khusus terhadap pengelolaan SDM Perseroan. Selama tahun 2012 Dewan Komisaris telah memberikan berbagai saran dan rekomendasi kepada Manajemen terkait dengan pengelolaan SDM, antara lain tentang akselerasi pemenuhan SDM untuk mendukung pertumbuhan bisnis dengan tetap memperhatikan peningkatan kualitas SDM melalui penyempurnaan kualitas pendidikan dan pelatihan, serta internalisasi dan penerapan budaya Perusahaan. Dalam pelaksanaan strategi pengembangan karir, Dewan Komisaris selalu menekankan pengalaman yang disertai kompetensi dan kualitas kepemimpinan, serta memberi perhatian khusus terhadap pengembangan kompetensi dan pengalaman para pekerja baru yang merupakan calon-calon bankir profesional di masa depan. Selain itu Dewan Komisaris juga mendukung langkah-langkah perbaikan kebijakan di bidang ketenagakerjaan dan implementasinya yang telah dilakukan oleh Manajemen guna mendukung strategi bisnis Perseroan. Dewan Komisaris menekankan

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

perlunya peningkatan peran Teknologi Informasi dengan pemenuhan sarana dan prasarana untuk mendukung SDM dalam operasional Perusahaan dalam rangka meningkatkan produktifitas dan kinerja SDM.

6. Teknologi Informasi Teknologi Informasi merupakan salah satu aspek penting dalam upaya meningkatkan efisiensi sekaligus layanan kepada nasabah, oleh karena itu dipandang perlu untuk menitikberatkan pada fokus utama yaitu: a. Peningkatan kehandalan jaringan guna selalu menjamin tersedianya layanan prima kepada nasabah. b. Optimalisasi Teknologi Informasi guna mendukung peningkatan akurasi, kecepatan, dan kualitas operasional Perusahaan.

7. Pengendalian Intern Fokus perhatian dalam proses pengendalian intern yaitu terhadap hasil pemeriksaan auditor internal dan eksternal, dan tindak lanjut yang dilakukan terhadap hal tersebut. Peningkatan monitoring oleh Manajemen BRI terhadap tindak lanjut yang dilakukan oleh Unit Kerja atas hasil pemeriksaan audit tersebut, termasuk juga terkait tenggat waktu dan upaya perbaikan yang dilakukan oleh Unit Kerja merupakan hal yang sangat penting yang harus menjadi perhatian Manajemen, disamping upaya lain yaitu optimalisasi peran dan fungsi Manajemen Risiko di setiap Unit Kerja BRI.

8. Penyertaan Modal Penyertaan modal kepada Anak Perusahaan didahului dengan kajian secara komprehensif, dilakukan dengan menerapkan prinsip kehatihatian dan sesuai dengan peraturan yang terkait dengan Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait, serta didasari dengan strategi pengembangan Anak Perusahaan yang lebih baik, sinergis, dan saling menguntungkan, yang disertai dengan pengawasan terhadap pelaksanaan rencana bisnis Anak Perusahaan.

27

9. Belanja Modal Penyusunan anggaran belanja modal diselaraskan dengan perencanaan proyek selama tahun 2012. Selain itu, penggunaan anggaran tersebut perlu dioptimalisasikan supaya layanan kepada nasabah dapat ditingkatkan.

10. Jaringan Kantor Penambahan jaringan Unit Kerja perlu diimbangi dengan peningkatan koordinasi antar Unit Kerja sehingga terjadi sinkronisasi dan dapat mendukung pencapaian target yang telah ditetapkan. Adapun koordinasi yang dimaksud mencakup: a. Sumber Daya Manusia, terkait manning analysis, penetapan formasi, dan pemenuhan formasi dilakukan dengan koordinasi aktif antar Unit Kerja yang terlibat. b. Teknologi Informasi, terkait pengadaan e-channel, dilakukan antara Divisi Teknologi Sistem Informasi, Divisi Manajemen Aktiva Tetap dan Logistik, Divisi Jaringan Kerja Bisnis Mikro, Divisi Jaringan Kerja Bisnis Ritel, dan Unit Kerja pengguna. c. Logistik pendukung, terkait pengadaan tanah, gedung, dan sarana serta prasarana Kantor dilakukan oleh Divisi Manajemen Aktiva Tetap dan Logistik dan Unit Kerja pengguna.

11. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) Optimalisasi penggunaan dan penyaluran dana PKBL agar menjadi perhatian seluruh Unit Kerja yang terkait dengan berdasarkan pada ketentuan yang berlaku. Adapun pencatatan dan pertanggungjawaban penggunaan dan penyaluran dana tersebut harus dilakukan dengan baik sesuai dengan kaidah akuntansi yang berlaku.

28

Kinerja Perseroan tahun 2012 1. Keuangan Kinerja keuangan Perseroan pada akhir tahun 2012 mengalami peningkatan dibandingkan dengan kinerja keuangan Perseroan pada akhir tahun 2011, antara lain terlihat dari peningkatan dan perbaikan beberapa parameter yaitu: a. Total aset sebesar Rp551,34 triliun, naik sebesar 17,33% dibandingkan posisi akhir Desember 2011 sebesar Rp469,90 triliun. b. Kredit yang disalurkan mencapai Rp362,01 triliun, naik sebesar 22,92% dibandingkan posisi Desember 2011 sebesar Rp294,52 triliun. c. Dana pihak ketiga mencapai Rp450,17 triliun, naik sebesar 17,15% dibandingkan posisi Desember 2011 sebesar Rp384,26 triliun. d. Non performing loan gross sebesar 1,83% atau mengalami perbaikan dibandingkan posisi Desember 2011 sebesar 2,32%. e. Pendapatan bunga bersih sebesar Rp36,48 triliun, naik sebesar 5,97% dibandingkan posisi Desember tahun 2011 yaitu Rp34,43 triliun. f. Total laba setelah pajak sebesar Rp18,69 triliun, naik sebesar 23,86% dibandingkan total laba setelah pajak pada akhir Desember 2011 sebesar Rp15,09 triliun. Peningkatan kinerja keuangan yang tercermin pada indikator utama di atas merupakan hasil kerja seluruh jajaran Perseroan yang melaksanakan seluruh program kerja dan kegiatan yang tertuang dalam RKAP tahun 2012 yang berisi target-target kualitatif dan kuantitatif. Peran Dewan Komisaris dalam kaitannya dengan RKAP adalah memberikan persetujuan dan pengesahan RKAP sebelum digunakan sebagai pedoman oleh seluruh jajaran Perseroan.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

2. Rentabilitas Rentabilitas Perseroan tetap memberikan kinerja yang baik, dimana kredit merupakan salah satu kekuatan utama dalam pencapaian laba, tercermin pada perolehan laba tahun 2012 sebesar Rp18,69 triliun. Pencapaian kinerja laba didukung pula dengan membaiknya kualitas kredit.

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Demikian Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris atas pelaksanaan usaha Perseroan tahun 2012 Dewan Komisaris PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Demikian Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris atas pelaksanaan usaha Perseroan tahun 2012.

3. Permodalan Realisasi CAR (bank) sebesar 16,95%, diatas CAR minimum yang dipersyaratkan oleh BI yaitu sebesar 8%. Hal ini menunjukkan komposisi permodalan Perseroan sangat sehat karena didominasi oleh modal inti yang mayoritas berasal dari laba.

4. Kualitas Kredit Perseroan terus berusaha menjaga kualitas kredit dengan baik, Hal tersebut tampak pada hasil yang cukup positif yaitu angka Non Performing Loan (NPL) gross pada tahun 2012 sebesar 1,83%, mengalami perbaikan yang cukup signifikan dibandingkan angka Non Performing Loan (NPL) gross pada tahun 2011 yaitu sebesar 2,32%.

Perubahan Susunan Dewan Komisaris Perseroan Tahun 2012 Dalam kesempatan ini, kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Sdr. Agus Suprijanto atas segala sumbangsih dan komitmennya selama menjabat sebagai Komisaris BRI. Kami juga menyampaikan ucapan selamat datang kepada Sdr. Mustafa Abubakar sebagai Wakil Komisaris Utama, Sdr. Vincentius Sonny Loho sebagai Komisaris dan Sdr. Ahmad Fuad sebagai Komisaris Independen, dengan harapan kerja sama dan koordinasi yang baik dapat kita bangun dan wujudkan bersama demi pertumbuhan berkelanjutan BRI.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

29

Dewan Komisaris

1

30

2

3

4

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

5

1.

Tinjauan Operasional

6

Heru Lelono

5.

Bunasor Sanim

6.

Komisaris Utama/Komisaris Independen

3.

Adhyaksa Dault

Komisaris Independen

4.

Aviliani

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

7

Komisaris

2.

Analisis & Pembahasan Manajemen

Informasi Perusahaan

8

Vincentius Sonny Loho Komisaris

Mustafa Abubakar Wakil Komisaris Utama

7.

Hermanto Siregar Komisaris

8.

Ahmad Fuad

Komisaris Independen

Komisaris Independen

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

31

Sambutan Direktur Utama

T

ahun 2012 bagi BRI merupakan tahun pembentukan landasan yang kokoh bagi pertumbuhan yang sustainable ke depan. Hal ini dilaksanakan dengan pertumbuhan bisnis yang prudent sesuai dengan prinsip tata kelola yang baik yang didukung dengan pengembangan jaringan kerja berbasis teknologi informasi terkini dengan hasil membanggakan. Pertumbuhan kredit yang prudent dengan fokus pada perbaikan kualitas kredit, perluasan basis nasabah dan optimalisasi jaringan kerja mampu menghasilkan pendapatan bunga bersih sebesar Rp36,48 triliun, penurunan NPL menjadi 1,83%, yang ditunjang oleh kenaikan fee based income yang pada akhirnya menghasilkan pencapaian laba bersih sebesar Rp18,69 triliun atau naik sebesar 23,86% dibandingkan laba bersih tahun 2011.

Assalamualaikum Wr. Wb. Segala puji syukur kepada Allah SWT kami panjatkan, karena berkat rahmat-Nya BRI dapat melalui tahun 2012 dengan hasil yang baik. Atas nama Direksi BRI, perkenankan kami menyampaikan beberapa pencapaian utama kinerja BRI selama tahun buku 2012 kepada para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.

Kondisi Perekonomian dan Perbankan Indonesia tahun 2012 Ketahanan ekonomi Indonesia ditengah ketidakpastian perekonomian global selama tahun 2012 terlihat cukup baik. Ekonomi Indonesia tumbuh 6,23% selama tahun 2012 dengan didorong oleh konsumsi rumah tangga dan investasi. Kuatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga sejalan dengan naiknya tingkat kepercayaan konsumen dan terjaganya daya beli masyarakat. Sementara tingginya investasi didorong oleh tingginya permintaan pasar domestik yang dibarengi oleh optimisme pelaku usaha.

32

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Sofyan Basir Direktur Utama

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

33

Komposisi PDB Menurut Penggunaan

54,56

Kontributor utama pertumbuhan perekonomian Indonesia adalah konsumsi domestik, terutama konsumsi rumah tangga yang mencapai 54,56% dari PDB

25,81

24,26

2012 (%)

33,16

8,89

Konsumsi

Pengeluaran Pemerintah

Investasi

Ekspor

Impor

Inflasi selama tahun 2012 sebesar 4,30% (yoy), atau masih berada pada kisaran target inflasi Bank Indonesia yang ditetapkan sebesar 4,5% + 1%. Tekanan terhadap nilai tukar Rupiah terjadi selama tahun 2012, diakibatkan oleh tingginya impor. Namun, mendekati akhir tahun 2012 intensitas tekanan nilai tukar tersebut berangsur menurun. Selama tahun 2012 nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar berkisar pada Rp8.892-Rp9.707/US Dollar. Stabilitas sistem keuangan dan fungsi intermediasi perbankan selama tahun 2012 juga terlihat terjaga cukup baik. Kinerja industri perbankan yang solid tercermin pada tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) yang tercatat sebesar 17,43% jauh diatas batasan minimum 8%. Kualitas kredit juga terjaga dengan baik, tercermin pada tingkat NPL (gross) sebesar 1,87% yang berada jauh dibawah batasan maksimum NPL sebesar 5%. Pertumbuhan kredit dibulan Desember (yoy) 2012 tercatat sebesar 22,97%, didominasi oleh pertumbuhan kredit produktif sekaligus mencerminkan kondisi dan sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Kinerja Bisnis BRI di tahun 2012 Pertumbuhan Kredit yang Prudent dan Berkualitas dengan Tetap Berfokus pada Segmen Mikro, Kecil dan Menengah Salah satu pencapaian strategis BRI selama tahun 2012 adalah berhasilnya BRI membukukan pertumbuhan kredit yang berkualitas. Hal ini tercermin pada terus menurunnya tingkat Non Performing Loan (NPL) dari 2,32% di akhir tahun 2011 menjadi 1,83% di tahun 2012, dibawah target internal maksimum NPL sebesar 3% dan jauh dibawah batasan maksimum NPL BI yang sebesar 5%. Dengan tingkat pertumbuhan kredit BRI yang prudent di sekitar 22,92% selama tahun 2012, fakta bahwa NPL tetap dapat diturunkan tanpa harus memacu pertumbuhan diluar batas prinsip kehati-hatian mencerminkan bahwa portofolio kredit BRI selama tahun 2012 merupakan portofolio kredit yang sehat dan berkualitas.

34

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Hal penting lainnya yang dicapai selama tahun 2012 adalah pelaksanaan rencana strategis BRI untuk tetap fokus kepada segmen Mikro, Kecil dan Menengah (MKM). Pencapaian terhadap rencana strategis ini tercermin dari besarnya porsi kredit kepada segmen ini, yang mencapai 75% dari total kredit yang disalurkan BRI selama tahun 2012. Dari semua segmen kredit, Kredit Mikro merupakan kontributor terbesar, mencapai 30,7% dari total kredit yang diberikan. Revitalisasi bisnis yang dilakukan di segmen Bisnis Mikro selama tahun 2011, juga mulai menampakkan hasilnya di tahun 2012. Revitalisasi yang meliputi perluasan customer base, penambahan kapasitas tenaga pemasaran kredit, perluasan jaringan serta product development berjalan sesuai yang diharapkan. Di sisi perluasan jaringan, BRI telah menambah 125 BRI Unit, 500 TerasBRI dan 250 TerasBRI keliling, sesuai dengan target pembukaan outlet tahun 2012. Bahkan dengan mempertimbangkan kinerja dan potensi bisnisnya, selama tahun 2012, 14 Kantor Cabang Pembantu telah ditingkatkan skala usahanya menjadi Kantor Cabang, 6 Kantor Kas menjadi Kantor Cabang Pembantu dan 26 TerasBRI menjadi BRI Unit. Perluasan jaringan kerja tersebut diikuti dengan meningkatnya produktivitas outlet selama tahun 2012, khususnya pada TerasBRI. Produktivitas TerasBRI tercatat sebesar Rp2,99 miliar per teras untuk kredit dan Rp1,27 miliar per Teras untuk simpanan, meningkat dari posisinya di tahun 2011 yang sebesar Rp2,21 miliar per Teras untuk kredit dan Rp0,73 miliar per Teras untuk simpanan. Proses revitalisasi bisnis mikro BRI mulai memperlihatkan hasil pada triwulan kedua 2012, sebagaimana terlihat pada bertambahnya jumlah rekening pinjaman dan simpanan mikro BRI. Jumlah rekening Kredit Mikro BRI mencapai 5,5 juta rekening, meningkat dari di tahun 2011 yang tercatat sebesar 5,29 juta rekening. Di sisi Simpanan juga terjadi peningkatan, dari 21,85 juta rekening di tahun 2011 menjadi 24,97 juta rekening di tahun 2012. Besarnya jumlah rekening dalam portofolio kredit dan simpanan mikro BRI menunjukkan bahwa Bisnis Mikro BRI mampu menjangkau hingga grass root community yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Dengan profil yang demikian, maka tidak dapat dipungkiri bahwa BRI dengan model bisnisnya telah membantu mewujudkan upaya finansial inclusion di Indonesia dengan tanpa meninggalkan prinsip-prinsip bisnis perbankan yang sehat dan sustainable.

Penghimpunan Dana Dari sisi dana pihak ketiga, BRI berhasil melaksanakan rencana strategisnya dalam hal penghimpunan dana untuk tetap fokus pada sumber dana murah. Selama tahun 2012 terlihat dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun BRI terus tumbuh dengan komposisi dana murah yang optimal. Komposisi dana murah terhadap total dana pihak ketiga mencapai sekitar 60% sesuai target komposisi simpanan ideal yang ditetapkan. Tabungan mencatat pertumbuhan yang paling stabil dan relatif lebih tinggi dibanding jenis simpanan lainnya. Selama tahun 2012, tabungan BRI tumbuh sebesar 19,61% atau mencapai Rp184,37 triliun dan pertumbuhan dana giro sebesar 4,29% atau mencapai Rp80,08 triliun. Dana deposito tumbuh 21,11% atau mencapai Rp185,73 triliun, sehingga komposisi dana murah BRI adalah 58,74% dan dana mahal sebesar 41,26%. Komposisi dan struktur nasabah simpanan BRI menunjukkan bahwa BRI mempunyai sumber dana murah yang stabil untuk mendukung pertumbuhan kredit dan bisnis lainnya secara berkesinambungan.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

35

Pengembangan e-banking dan Fee Based Income

Operasional BRI kini didukung oleh total 9.052 unit kerja konvensional yang dilengkapi dengan infrastruktur teknologi informasi yang handal serta 59.241 e-channel.

Pengembangan e-banking melalui pembangunan e-channel merupakan implementasi rencana jangka panjang BRI untuk mengembangkan fee based income sebagai sumber pendapatan selain pendapatan bunga, sekaligus rencana jangka panjang untuk menjadi payment gateway dalam sistem keuangan Indonesia. Hal ini dilakukan dengan terus mengembangkan e-banking serta melalui pembangunan e-channel secara berkelanjutan. Dalam pembangunan e-channel, selama tahun 2012 BRI telah mempunyai 14.292 ATM, merupakan jaringan ATM terbesar diantara bank bank di Indonesia dengan lokasi ATM yang tersebar luas hingga ke seluruh pelosok Indonesia. Selain ATM, e-chanel BRI juga didukung oleh 44.715 unit EDC serta layanan phone banking, SMS banking dan internet banking. Hasil dari semua usaha pengembangan e-banking dalam tahun 2012 adalah peningkatan fee based income yang berasal dari peningkatan transaksi e-banking. Pertumbuhan fee yang berasal dari transaksi yang dilakukan di ATM BRI mencatat pertumbuhan tertinggi kedua setelah fee yang berasal dari trade finance. Pemegang debit card juga mengalami peningkatan yang merupakan proxy dari potensi peningkatan transaksi e-banking dan fee based income. Semua pengembangan jaringan baik konvensional maupun e-channel, merupakan salah satu cara untuk mencapai target sebagai bank yang berperan sebagai national payment gateway dalam sistem perekonomian Indonesia yang inklusif dan mampu menjangkau segmen UMKM yang merupakan core business BRI.

Pencapaian Laba dan Kondisi Permodalan Penerapan strategi yang tepat dan konsisten yang diikuti oleh komitmen serta kerja keras dari jajaran manajemen beserta seluruh pekerja membuahkan hasil yang menggembirakan. Pada akhir tahun 2012, BRI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp18,69 triliun, atau meningkat 23,86% dari posisi tahun 2011 yang tercatat sebesar Rp15,09 triliun disertai Net Interest Margin (NIM) yang mencapai 8,42%. Selain pertumbuhan bisnis yang berkualitas, kenaikan laba bersih BRI juga dengan ditunjang terjaganya efisiensi operasional, tercermin dari rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang tercatat sebesar 59,93%, dan Cost Efficiency Ratio yang dapat dijaga berada pada 43,11% pada akhir tahun 2012.

Kendala yang Dihadapi dan Solusinya Kendala yang dihadapi dalam pengembangan bisnis BRI terutama adalah pemenuhan sumber daya manusia secara tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan pengembangan bisnis. Penerapan sistem yang tepat dan efisien dalam pemenuhan tenaga pemasaran merupakan salah satu hal yang kritikal dalam menunjang pengembangan bisnis BRI, terutama pada segmen bisnis mikro yang sangat mengandalkan ketersediaan tenaga Mantri (petugas kredit mikro BRI) sebagai ujung tombak. Prinsip community banking yang diterapkan oleh BRI dalam pengembangan bisnis mikronya menuntut ketersediaan tenaga Mantri yang mempunyai pengetahuan tentang budaya dan praktek bisnis lokal yang mendalam disertai integritas yang tinggi. Selama tahun 2012, BRI telah melakukan penambahan Mantri sebanyak 6.727 orang, sehingga rasio mantri per BRI unit menjadi 3,1 orang per BRI unit di tahun 2012 meningkat dari 2,01 orang per BRI unit di tahun 2011. Peningkatan rasio ini mencerminkan peningkatan kapasitas unit mikro BRI dalam ekspansi bisnis mikro BRI pada tahun-tahun mendatang.

36

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Fee based income BRI naik 16,64% menjadi sebesar Rp3,93 triliun. Tata Kelola Perusahaan – Menuju GCG Excellence Penerapan Tata Kelola Perusahaan atau Good Corporate Governance (GCG) di BRI dilaksanakan secara bertahap, dimulai dengan perumusan, implementasi, evaluasi dan monitoring dengan target pencapaian GCG excellence yaitu suatu kondisi dimana GCG dilaksanakan secara konsisten di seluruh sendi dan lapisan organisasi serta menjadi nafas kehidupan organisasi. Proses penyusunan kebijakan dan pelaksanaan prinsip-prinsip GCG di BRI berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, The Indonesian Corporate Governance Code dan GCG Charter BRI yang telah disempurnakan sebanyak 3 (tiga) kali sesuai dengan perkembangan yang ada. Tahapan penerapan GCG selanjutnya yaitu implementasi telah pula dilaksanakan dan akan disempurnakan secara berkelanjutan. Tahapan implementasi GCG yang telah dilaksanakan antara lain meliputi sosialisasi internal dalam rangka peningkatan awareness terhadap GCG, pengembangan GCG Tools yang meliputi pengembangan whistleblowing system, sistem pengaduan nasabah, penerapan e-procurement, pembentukan Pakta Integritas, dan OPRA system. Untuk alat monitoring pelaksanaan GCG juga telah dikembangkan Dashboard Kepatuhan yang berperan sebagai early warning system terhadap pelaksanaan GCG BRI Tahap selanjutnya meliputi pelaksanaan monitoring dan evaluasi, antara lain meliputi pelaksanaan assessment GCG BRI baik secara self assessment maupun third party assessment, evaluasi kinerja Perusahaan berdasarkan indikator penilaian yang telah ditentukan serta evaluasi kebijakan dan sistem BRI secara berkala. Tahap implementasi monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkelanjutan guna tercapainya GCG Excellence. Selama tahun 2012 telah dilaksanakan berbagai kegiatan implementasi yang antara lain meliputi kegiatan sosialisasi secara internal maupun eksternal, serta review dan penyempurnaan kebijakan terkait GCG di BRI.

Laba bersih

23,86% mencapai

Rp18,69

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

triliun 37

Evaluasi dilaksanakan melalui Self Assessment GCG sesuai Peraturan Bank Indonesia dengan hasil kualifikasi “SANGAT BAIK”. Sedangkan assessment dari third party dilaksanakan melalui proses riset dan pemeringkatan Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang diselenggarakan oleh The Indonesia Institute of Corporate Governance (IICG) bekerjasama dengan majalah SWA menghasilkan predikat BRI sebagai “Bank yang Terpercaya” GCG merupakan komitmen yang sangat teguh dilaksanakan oleh Manajemen dan seluruh pekerja BRI. Komitmen pelaksanaan GCG tersebut dinyatakan secara tertulis dalam misi BRI butir ke-2 yaitu “Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh SDM yang profesional dengan melaksanakan praktek Good Corporate Governance”. Kesungguhan akan pelaksanaan GCG juga tercermin dari dipilihnya GCG sebagai tema tahunan untuk tahun 2012, yaitu menjadi bank terbaik di Indonesia dengan praktik-praktik Good Corporate Governance yang baik.

Manajemen Risiko Manajemen risiko yang handal merupakan hal yang mutlak diperlukan oleh bank dengan skala operasi luas yang disertai dengan pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan seperti BRI. Untuk mendapatkan suatu sistem manajemen risiko serta untuk menjaga obyektivitas penilaian dan pengukuran manajemen risiko, maka fungsi manajemen risiko di BRI merupakan fungsi yang independen terhadap fungsi bisnis dan fungsi audit. Pengelolaan manajemen risiko BRI dilaksanakan dengan konsep tiga baris pertahanan atau Three Lines of Defense. First Line of Defense yaitu unit kerja bisnis/operasional dengan aktivitas fungsional sebagai pihak yang bertanggung jawab melaksanakan fungsi pengendalian interen dan menjaga kualitas output dan proses bisnis sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan. Second line of defense adalah unit kerja manajemen risiko yang memantau penerapan manajemen risiko BRI sesuai toleransi risiko dan Third Line of Defense adalah unit kerja audit internal yang berfungsi melakukan pengendalian melalui evaluasi kepada first line dan second line of defense serta melaporkan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris secara independen. BRI menerapkan kerangka pengelolaan risiko secara terpadu (enterprise-wide risk management) untuk mengendalikan delapan jenis risiko melalui penerapan empat pilar yang terdiri dari pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit yang senantiasa dievaluasi dan diperbaharui secara berkala sesuai dengan perkembangan operasional dan bisnis BRI, pengembangan proses manajemen risiko dan sistem informasi manajemen risiko, serta sistem pengendalian interen.

Pengembangan Human Capital: Estafet Kepemimpinan yang Berkelanjutan BRI sangat menyadari pentingnya sumber daya manusia dalam pengembangan dan kesinambungan bisnis BRI Untuk itu, BRI secara berkelanjutan mempersiapkan future leaders melalui Program Pengembangan Staf (PPS) dimana setiap management trainee yang direkrut akan mengikuti program pendidikan intensif selama 13 bulan penuh. Selama tahun 2012 BRI telah merekrut 509 calon pekerja , baik dari sumber internal maupun eksternal, untuk mengikuti PPS. Ujian akhir dari para peserta diawasi dan dinilai langsung oleh tim Direksi. Setelah mereka lulus, sepanjang karir mereka di BRI akan terus diisi dan ditempa melalui program pendidikan berjenjang, pelatihan dan pengalaman kerja yang membuka wawasan selain mengasah keterampilan. Oleh karenanya, manajemen human capital BRI merupakan suatu rangkaian kegiatan operasional yang terintegrasi

38

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

dalam kerangka Arsitektur Human Capital, mulai dari planning, recruiting, developing, retaining and performance monitoring, sampai dengan terminating. Pengembangan Human Capital BRI didukung oleh keberadaan 7 (tujuh) sentra pendidikan yang tersebar di beberapa lokasi di Indonesia, dengan materi pendidikan dan pengembangan yang berkelanjutan, baik hard skill maupun soft skill pekerja.

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan – Sinergi Untuk Tumbuh Bersama BRI melaksanakan program tanggung jawab sosial secara terpadu, meliputi kegiatan yang berorientasi pada pemenuhan tanggung jawab konsumen berupa pemberian produk dan layanan perbankan yang berkualitas, pemenuhan kesejahteraan karyawan, partisipasi pada kegiatan pengelolaan lingkungan, pemenuhan kewajiban kepada Pemerintah Daerah/Pusat serta partisipasi dalam mengembangkan kehidupan masyarakat sekitar melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang terencana dan terkonsep dengan baik. Sebagai salah satu bank papan atas dengan dukungan jaringan layanan dan jangkauan terluas di Indonesia dengan fokus segmen usaha UMKM, BRI memiliki komitmen dan peran yang tinggi untuk menggerakkan dan meningkatkan perekonomian rakyat. Dalam merealisasikan Program Kemitraan, selain memberikan dana pinjaman berbunga lunak, BRI melakukan pembinaan kepada para mitra binaan. Pembinaan dilaksanakan dengan terencana dan melibatkan pihak ketiga yang kompeten, sehingga pada periode tertentu usaha mitra binaan tersebut dapat berkembang secara substansial untuk kemudian beralih status menjadi nasabah komersial BRI yang loyal. Agar program pengawasan dan pembinaan berjalan dengan efektif dan efisien, BRI memprioritaskan pembentukan cluster-cluster usaha dalam penyaluran Dana Program Kemitraan.

BRI telah menerapkan manajemen risiko yang pada prinsipnya terdiri dari three lines of defense untuk menjaga obyektivitas penilaian dan pengukuran manajemen risiko.

Sementara dalam merealisasikan program Bina Lingkungan, BRI memprioritaskan program peningkatan kesehatan, pendidikan, dan pelestarian alam. Pilihan prioritas didasarkan pada pertimbangan adanya sinergi dengan penyaluran dana Program Kemitraan. Penyaluran dana Bina Lingkungan dilakukan dalam bentuk program BRI Peduli dan BUMN Peduli. Selama tahun 2012, BRI telah menyalurkan dana PKBL sebesar Rp398,98 miliar, yang terdiri dari realisasi dana Program Kemitraan sebesar Rp145,97 miliar dan Bina Lingkungan sebesar Rp253,01 miliar.

Prospek Usaha Tahun 2013 Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sekitar 6,3% – 6.8% di tahun 2013 (sumber: Bank Indonesia), yang didukung oleh konsumsi domestik dan investasi yang tetap kuat, meningkatnya masyarakat golongan menengah, serta semakin bertambahnya komposisi jumlah penduduk usia produktif, maka BRI melihat industri perbankan di Indonesia mempunyai prospek bisnis yang menjanjikan. Adapun untuk BRI yang mempunyai fokus pada pengembangan segmen MKM dengan jaringan kerja yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, maka BRI akan berada pada posisi terdepan untuk menangkap potensi bisnis ini. Hal ini didukung dengan kebijakan BRI untuk semakin meningkatkan kemampuan infrastruktur teknologi dan sistem informasinya, sehingga akan semakin mampu memenuhi kebutuhan produk dan layanan perbankan nasabahnya.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

39

BRI menyalurkan dana P KBL total sebesar Rp406,44 miliar, terutama untuk membentuk cluster usaha rakyat dan membantu peningkatan kesehatan, pendidikan dan pelestarian alam.

Mempertimbangkan hal-hal tersebut, di tahun 2013, BRI telah mentargetkan untuk melakukan akselerasi ekspansi kreditnya terutama di segmen MKM dengan tetap mengutamakan pertumbuhan yang berkualitas. Pertumbuhan di sisi aset akan diimbangi dengan pertumbuhan pada sisi liabilities, dengan mengutamakan pada pertumbuhan dana murah dan menjaga komposisi dana murah pada kisaran 60% dari total dana pihak ketiga. Sebagai upaya peningkatan kontribusi fee based income, BRI juga akan semakin meningkatkan aktifitas layanan jasa perbankannya berupa peningkatan jumlah pengguna e-channel dan e-banking serta jumlah transaction-based fee.

Rencana Strategis BRI tahun 2013 Sejak awal didirikan, fokus usaha BRI adalah pada segmen usaha mikro, kecil dan menengah. Dengan jaringan kerja yang terbesar dan terluas di Indonesia, BRI akan senantiasa berusaha untuk terus meningkatkan kinerjanya dengan terus melakukan ekspansi untuk mempertahankan dan bahkan memperluas pangsa pasar dengan terus memperluas jangkauan pelayanan hingga ke lapisan grass root community. Untuk tahun 2013 BRI akan tetap fokus pada pelayanan segmen MKM, baik melalui market penetration maupun market development di sisi perkreditan maupun penghimpunan dana. Market penetration di sisi perkreditan dilaksanakan dengan optimalisasi existing product pada existing market dengan meningkatkan kualitas dan menambah fitur produk yang ada sehingga terjadi peningkatan penggunaan produk dan jasa oleh nasabah. Penyaluran kredit kepada sektor korporasi juga akan tetap dilakukan terutama pada sektor-sektor yang memberikan peluang trickle down business ke segmen MKM. Di sisi penghimpunan dana, market penetration dilaksanakan untuk memperbaiki struktur dana BRI. Pengembangan dana akan difokuskan pada dana murah yaitu tabungan dan giro ritel untuk mencapai komposisi ideal 60% dana murah terhadap total dana pihak ketiga. Guna mencapai komposisi tersebut, BRI akan terus melakukan pengembangan dan penyempurnaan sistem teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas layanan bagi nasabah sehingga mampu meningkatkan penggunaan produk simpanan BRI. Pengembangan fitur e-banking juga akan terus dilakukan untuk meningkatkan transaksi e-channel yang menghasilkan peningkatan fee based income. Product Linkage juga akan terus dikembangkan sehingga terjadi cross selling yang lebih intensif. Strategi market development akan dilaksanakan dengan melakukan ekspansi kredit yang difokuskan kepada segmen UMKM. Market development di sisi perkreditan juga akan dilaksanakan melalui diversifikasi pembiayaan ke sektor-sektor yang menjadi tulang punggung Master Plan Perencanaan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Seluruh ekspansi kredit tersebut diatas akan dilaksanakan dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian sehingga kualitas kredit dapat terjaga. Pelaksanaan strategi market development ini akan didukung oleh peningkatan kualitas dan kuantitas para account officer/tenaga pemasar, peningkatan service level agreement (SLA) perkreditan, serta cross selling yang dapat memberikan optimal return bagi BRI.

40

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Disisi penghimpunan dana pihak ketiga, strategi market development dilaksanakan melalui perluasan program-program penjualan produk mass banking dan e-banking ke segmen/pasar baru serta penciptaan program-program penjualan bagi nasabah. Selain penetrasi dan pengembangan pasar, pada tahun 2013 BRI juga akan terus melakukan pengembangan produk dan jasa perbankan guna memenuhi dan mengantisipasi kebutuhan nasabah yang terus berkembang seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan perkembangan demografi – sosiologis penduduk Indonesia. Hal lain yang tak kalah strategis yang harus dilakukan untuk menjamin keberlangsungan bisnis BRI adalah penyiapan human capital. Untuk itu di tahun 2013, BRI secara berkelanjutan akan melakukan rekrutmen pekerja dengan memprioritaskan pemenuhan formasi jajaran bisnis/ marketing. Untuk tujuan jangka panjang, BRI juga akan terus melakukan penyempurnaan kebijakan pengembangan karir dengan membangun talent management system dan pengembangan assessment center, penyempurnaan sistem reward dan punishment untuk mendorong produktifitas pekerja dengan tetap memperhatikan ketentuan ketenaga kerjaan, kondisi pasar dan kemampuan finansial perusahaan. Akselerasi pertumbuhan bisnis juga akan dilakukan melalui pertumbuhan non-organik atau integrasi horizontal. Untuk itu BRI akan terus melakukan kajian guna mengidentifikasi peluang akuisisi dengan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan utama adalah terciptanya nilai tambah, adanya sinergi bisnis, serta mendukung fokus bisnis BRI kepada MKM. Di tahun 2013, BRI juga akan melakukan perbaikan struktur pendanaan valas yang diperlukan untuk pembiayaan valas, sehingga didapatkan struktur dana yang lebih bersifat jangka panjang, dalam skema pembiayaan yang bersifat natural hedging. Di masa mendatang, kami terus berusaha memberikan pencapaian yang terbaik kepada seluruh pemangku kepentingan BRI, dimana pencapaian tersebut tidak hanya berasal dari komitmen dan kerja keras manajemen dan seluruh pekerja BRI namun juga berasal dari dukungan dan kepercayaan Dewan Komisaris, pemegang saham, nasabah dan mitra usaha BRI.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Sofyan Basir Direktur Utama

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

41

Direksi

1

42

2

3

4

5

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

6

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

7

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

8

9

1. Djarot Kusumayakti

5. Lenny Sugihat

2. Asmawi Syam

6. Sarwono Sudarto

Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN

3. Sofyan Basir Direktur Utama

4. Gatot Mardiwasisto

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Direktur Pengendalian Risiko Kredit

Direktur Operasional

7. Suprajarto

10

Informasi Perusahaan

11

9. Randi Anto

Direktur Kepatuhan

10. Achmad Baiquni Direktur Keuangan

11. A. Toni Soetirto

Direktur Bisnis Konsumer

Direktur Jaringan dan Layanan

8. Sulaiman Arif Arianto Direktur Bisnis Komersial

Direktur MSDM

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

43

Surat Pernyataan Anggota Dewan Komisaris tentang Tanggung Jawab atas Laporan Tahunan 2012 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Tahun 2012 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Perusahaan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Bunasor Sanim Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen

Mustafa Abubakar Wakil Komisaris Utama

44

Heru Lelono

Hermanto Siregar

Vincentius Sonny Loho

Komisaris

Komisaris

Komisaris

Aviliani

Adhyaksa Dault

Ahmad Fuad

Komisaris Independen

Komisaris Independen

Komisaris Independen

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Surat Pernyataan Anggota Direksi tentang Tanggung Jawab atas Laporan Tahunan 2012 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam Laporan Tahunan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Tahun 2012 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Perusahaan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

Sofyan Basir Direktur Utama

Sarwono Sudarto

Achmad Baiquni

Sulaiman Arif Arianto

Direktur Operasional

Direktur Keuangan

Direktur Bisnis Komersial

Lenny Sugihat

A.Toni Soetirto

Asmawi Syam

Direktur Pengendalian Risiko Kredit

Direktur Bisnis Konsumer

Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN

Suprajarto

Djarot Kusumayakti

Randi Anto

Gatot Mardiwasisto

Direktur Jaringan dan Layanan

Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Direktur Kepatuhan

Direktur Manajemen Sumber Daya Manusia

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

45

Profil Perusahaan

46

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

BRI merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia yang sekaligus merupakan salah satu bank yang memberikan layanan microbanking terbesar di dunia.

Bank terbesar dengan

9.052

Unit Kerja

di seluruh Indonesia

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

47

Informasi Umum Perusahaan Nama Perusahaan

: PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Bidang Usaha

: Perbankan

Pendirian Perusahaan

: 18 Desember 1968

Dasar Hukum Pendirian : Undang-Undang No. 21 Tahun 1968 Kepemilikan

: Pemerintah Indonesia 56,75% Publik 43,25%

Modal Dasar

: Rp15.000.000.000.000

Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh

: Rp6.617.291.000.000

Pencatatan di Bursa

: Saham Perseroan telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 10 November 2003 dengan kode perdagangan BBRI.

KANTOR PUSAT Gedung BRI I Jl. Jend Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210 No Telp : (62-21) 251-0244, 251-0254, 251-0264, 251-0269, 251-0279 No Fax : (62-21) 250-0065,0250-0077 Website: www.bri.co.id Alamat Kontak Divisi Sekretariat Perusahaan Gedung BRI I Lt. 20 Jl. Jend. Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210 Email: [email protected] Call center: 14017/(62-21) 500 017/5798 7400

48

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Rating BRI STANDARD AND POORS (Mei 2012) Outlook

Stable

Long Term Foreign Issuer Credit

BB+

Long Term Local Issuer Credit

BB+

Short Term Foreign Issuer Credit

B

Short Term Local Issuer Credit

B

MOODY’S (Januari 2013) Outlook

Stable

Bank Deposit

Baa3/P-3

Bank Financial Strength

D+

Baseline Credit Assessment

(Ba1)

Adjusted Baseline Credit Assessment

(Ba1)

FITCH (Oktober 2012) Long Term Foreign Currency IDR

BBB-, Stable Outlook

Short Term Foreign Currency IDR

F3

Support Rating Floor

BBB-

Support Rating

2

Viability Rating

bb+

National LongTerm Rating

AAA (idn), Stable Outlook

Rupiah Subordinated Debt

A+ (idn)

PEFINDO (Juni 2012) National Rating

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

id AAA, Stable Outlook

49

Sekilas BRI PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (“BRI”,“Bank”, atau “Perseroan”) berdiri sejak 16 Desember 1895 di Purwokerto, Jawa Tengah. Sebagai bank komersial tertua, BRI konsisten memberikan pelayanan kepada segmen mikro, kecil dan menengah (MKM) dan hingga saat ini BRI tetap mampu menjaga komitmen tersebut di tengah kompetisi industri perbankan Indonesia. Pemegang saham mayoritas BRI adalah Pemerintah Republik Indonesia dengan jumlah kepemilikan saham mencapai 56,75%, sementara sisanya sebesar 43,25% dimiliki oleh pemegang saham publik. Dukungan pengalaman dan kemampuan yang matang di dalam memberikan layanan perbankan, terutama pada segmen MKM, membuat BRI mampu mencatat prestasi selama 8 tahun berturut-turut sebagai bank dengan laba terbesar dan berhasil menduduki peringkat kedua dalam hal aset di antara industri perbankan Indonesia. Keberhasilan ini adalah hasil kerja keras segenap insan BRI yang secara terus menerus berinovasi dan mengembangkan produk dan jasa perbankan bagi semua segmen bisnis.

Selain terus mengembangkan jaringan kerja konvensional yang saat ini telah berjumlah 9.052 unit kerja, BRI juga terus mengembangkan layanan e-banking, dengan jumlah ATM mencapai 14.292, yang merupakan jaringan ATM terbesar di Indonesia

50

Dengan reputasinya sebagai penyedia layanan microbanking yang telah mengakar di tengah masyarakat Indonesia, BRI senantiasa mengembangkan layanannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. BRI terus berupaya menyelaraskan perkembangan bisnisnya dengan perkembangan demografi masyarakat yang merambah ke wilayah perkotaan, yang ditandai dengan munculnya sentra ekonomi baru di seluruh wilayah Indonesia. Selain fokus pada segmen MKM, BRI juga terus mengembangkan berbagai produk consumer banking dan layanan institusional bagi masyarakat perkotaan. Untuk mendukung upaya tersebut, BRI terus mengembangkan jaringan kerja sehingga kini tercatat sebagai bank terbesar dalam hal jumlah unit kerja di Indonesia, yaitu berjumlah 9.052 unit kerja termasuk 3 unit kerja luar negeri, yang seluruhnya terhubung secara real time online. BRI juga terus mengembangkan layanan e-banking yang dapat diakses masyarakat melalui internet, telepon, pesan singkat (Short Message Service/SMS), maupun melalui layanan e-channel lainnya seperti Automatic Teller Machine (ATM), Cash Deposit Machine (CDM), Electronic Data Capture (EDC), dan KiosK. BRI juga berupaya merambah layanan perbankan bagi pengusaha skala mikro yang beroperasi di dalam pasarpasar tradisional melalui TerasBRI yang diluncurkan sejak akhir tahun 2009. TerasBRI ini ditujukan untuk menjangkau pedagang di pasar tradisional yang sebelumnya belum tersentuh oleh layanan perbankan secara optimal. Sebagai bank yang beroperasi di tengah populasi masyarakat terbesar keempat di dunia, BRI berupaya untuk tetap menjadi partner utama bagi masyarakat Indonesia di dalam mengembangkan perekonomiannya Kelebihan BRI ini diyakini mampu menstimulus pertumbuhan perekonomian secara berkesinambungan di masa mendatang sejalan dengan perbaikan kualitas kehidupan masyarakat Indonesia.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Raden Aria Wiriatmaja pada tanggal 16 Desember 1895, mendirikan De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden, sebuah badan pengelola dana masjid di Purwokerto yang bertugas mengelola dan menyalurkan dana kepada masyarakat dengan skema yang sederhana.

Milestone

Lembaga ini sempat mengalami beberapa kali perubahan nama, yakni Hulp-en Spaarbank der Inlandshe Bestuurs Ambtenareen (1895), De Poerwokertosche Hulp Spaar-en Landbouw Credietbank atau Volksbank dan kembali mengalami perubahan nama menjadi Centrale Kas Voor Volkscredietwezen Algemene (1912). Tahun 1934 berubah menjadi Algemene Volkscredietbank (AVB), hingga pada masa pendudukan Jepang, AVB berganti nama menjadi Syomin Ginko (1942-1945).

1895

Pada tanggal 22 Februari 1946, Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946, mengubah nama Syomin Ginko menjadi Bank Rakyat Indonesia (BRI) sebagai bank pemerintah yang menjadi ujung tombak dalam mendukung pembangunan perekonomian nasional.

Sesuai Undang-Undang Perbankan No.7 Tahun 1992, BRI berubah status badan hukum menjadi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero).

Sesuai Undang-Undang No. 21 Tahun 1968, Pemerintah kembali menetapkan nama Bank Rakyat Indonesia dengan status sebagai bank umum.

2007

1960

Pemerintah mengubah nama BRI menjadi Bank Koperasi Tani Nelayan (BKTN).

1968

1992 2003

1946

Tanggal 10 November 2003, BRI menjadi Perusahaan Terbuka melalui pencatatan saham perdana di Bursa Efek Jakarta (kini Bursa Efek Indonesia/BEI) dengan ticker “BBRI”. Kini saham BRI tergabung dalam indeks saham LQ-45 dan menjadi salah satu saham unggulan (blue chip) di BEI.

BRI melakukan akuisisi Bank Jasa Artha yang kemudian dikonversi menjadi PT Bank BRISyariah.

2009 Interkoneksi realtime on line seluruh jaringan kerja yang pada saat itu berjumlah 6.480 unit kerja.

2012 2011 • Tanggal 11 Januari 2011, melaksanakan pemecahan nilai nominal saham dengan perbandingan 1:2. • Tanggal 3 Maret 2011, penandatanganan Akta Akuisisi saham PT Bank Agroniaga Tbk. antara BRI dengan Dana Pensiun Perkebunan (Dapenbun). • Tanggal 16 Desember 2011, penandatanganan Instrument of Transfer dan Bought and Sold Notes antara BRI dengan PT Asuransi Jiwa BRIngin Jiwa Sejahtera atas saham BRIngin Remittance Co. Ltd. (Hong Kong).

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012





Jaringan ATM BRI mencapai 14.292 merupakan jaringan ATM terbesar di Indonesia Tanggal 12 Desember 2012, Bank BRI memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2008 sistem manajemen kualitas dalam bidang “Provision of Payment System by RTGS, Clearing and Remittance”.

51

Visi Misi

Menjadi Bank Komersial Terkemuka yang Selalu Mengutamakan Kepuasan Nasabah

• Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat • Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dan teknologi informasi yang handal dengan melaksanakan manajemen risiko serta praktik Good Corporate Governance (GCG) yang sangat baik • Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders)

52

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Nilai-nilai Utama Perusahaan Integritas Bertaqwa, penuh dedikasi, jujur, selalu menjaga kehormatan dan nama baik, serta taat pada Kode Etik Perbankan dan Peraturan yang berlaku.

Profesionalisme Bertanggung jawab, efektif, efisien, disiplin, dan berorientasi ke masa depan dalam mengantisipasi perkembangan, tantangan dan kesempatan.

Kepuasan Nasabah Memenuhi kebutuhan dan memuaskan nasabah dengan memberikan pelayanan yang terbaik, dengan tetap memperhatikan kepentingan Perusahaan, dengan dukungan SDM yang terampil, ramah, senang melayani dan didukung teknologi unggul.

Keteladanan Konsisten bertindak adil, bersikap tegas dan berjiwa besar serta tidak memberikan toleransi terhadap tindakan yang tidak memberikan keteladanan.

Penghargaan Kepada SDM Merekrut, mengembangkan, dan mempertahankan SDM yang berkualitas serta memperlakukan pekerja berdasarkan kepercayaan, keterbukaan, keadilan dan saling menghargai sebagai bagian dari Perusahaan dengan mengembangkan sikap kerjasama dan kemitraan. Memberikan penghargaan berdasarkan hasil kerja individu dan kerjasama tim yang menciptakan sinergi untuk kepentingan Perusahaan.

Statement Nilai-nilai Utama Perusahaan tersebut ditetapkan melalui Surat Keputusan Direksi No: S-16-DIR/SSS/SDM/04/99 tanggal 26 April 1999.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

53

Produk dan Jasa Produk Simpanan 1. 2. 3. 4. 5. 6.

BritAma Rupiah BritAma Dollar BritAma Junio Simpedes Simpedes TKI Tabungan Haji

7. 8. 9. 10. 11.

Deposito BRI Rupiah Deposito BRI Dollar Deposit on Call (DOC) GiroBRI Rupiah GiroBRI Valas

8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.

Kredit SPBU Kredit Resi Gudang Kredit Pemilikan Gudang KMK Talangan SPBU Kredit Batubara Kredit PPTKIS dan TKI Kredit Pre-Financing

2.

Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) • KKB Langsung • KKB Kerjasama

3.

Kredit Multi Guna (KMG)

Produk Pinjaman Kredit Mikro Kupedes

Kredit Ritel Komersial 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Kredit Agunan Kas Kredit Investasi (KI) Kredit Modal Kerja (KMK) KMK Ekspor KMK Konstruksi KMK Konstruksi BO-I Kredit Waralaba

15. 16. 17. 18.

Kredit Post-Financing Distributor Financing Briguna Karya Briguna Purna

Kredit Konsumer 1.

Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) • Home Ownership program Kerjasama dengan instansi maupun perusahaan-perusahaan • KPR Kerjasama • KPR Individu • KPRS

Kredit Usaha Rakyat

Kredit Menengah/Korporasi

1. 2. 3. 4.

1. 2. 3. 4. 5. 6.

KUR Mikro BRI KUR Ritel BRI KUR TKI BRI KUR Tanaman Keras

Kredit Program 1. 2. 3. 4. 5.

54

Kredit Modal Kerja (KMK) Kredit Modal Kerja Ekspor (KMK-E) Kredit Modal Kerja Impor (KMK-I) Kredit Modal Kerja Konstruksi (KMK-K) Kredit Investasi Kredit Sindikasi

Kredit Pengembangan Energi Nabati & Perkebunan (KPEN-RP) Kredit Ketahanan Pangan& Energi (KKPE) Kredit Koperasi Primer untuk Anggota (KPPA) Resi Gudang (Subsidi dan Komersial) KUPS (Kredit Usaha Pembibitan Sapi)

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Jasa Bank Jasa Bisnis

Jasa Layanan Bisnis Internasional

1. 2.

1.

Bank Garansi Kliring

Jasa Keuangan 1. 2. 3. 4. 5.

Bill Payment Penerimaan Setoran Transaksi Online Tranfer dan LLG Visa on Arrival

Kelembagaan 1. 2.

SPP Online Cash Management BRI

e-channel dan e-banking 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

ATM BRI SMS Banking BRI Phone Banking BRI Internet Banking BRI e-BUZZ Kiosk BRI Mini ATM BRI BRIZZI MOCASH

2.

Layanan Impor a. Penerbitan Letter of Credit b. Penerbitan Amendement L/C c. Fasilitas Kredit Impor i. Pre-Impor Financing (Penangguhan Jaminan Impor) ii. Post-Impor Financing (KMKI/Trust Receipt) Layanan Ekspor a. Advising L/C b. L/C Confirmation c. Jasa Penagihan Ekspor i. Outward Documentary Collection ii. Outward Clean Collection d. Pre-Shipment Financing i. Post-Shipment Financing Negosiasi Wesel Ekspor ii. Diskonto Wesel Ekspor Berjangka iii. Rediskonto Wesel Ekspor Berjangka

3. 4. 5. 6. 7. 8.

Refinancing L/C Risk Participation Banker Acceptance USD Local Setlement Guarantee (Standby L/C) Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) 9. Bill Purchase Financing 10. Money Changer 11. BRI Remittance

Layanan Treasury 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Transaksi Valuta Asing/Foreign Exchange Transaksi Swap Transaksi Forward Jasa Wali Amanat Jasa Agen Penjual Efek Jasa Kustodian Dana Pensiun Lembaga Keuangan BRI (DPLK BRI)

Produk Konsumer Kartu Kredit 1. 2.

Kartu Kredit Visa Kartu Kredit Mastercard

Catatan: Penjelasan mengenai Produk dan Jasa dapat dijumpai pada Sub Bab “Tinjauan Bisnis”

BRI Priority Banking

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

55

Peta Wilayah Operasional Banda Aceh

Medan

Pekanbaru Padang

Palembang

Banjarmasin

Jakarta 1, 2 & 3 Semarang

Surabaya

Bandung

Denpasar Yogyakarta

yang a j r e k it n u uan Terdapat r iibse lur uh pe l o sok tersebar d ter masuk 3 unit Indonesi a, berada di luar neger i kerja yang

Malang

Saat ini BRI melayani seluruh nasabah melalui 9.052 unit kerja dan jaringan e-channel yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. BRI mengoperasikan 7 jenjang kantor pelayanan, terdiri dari Kantor Pusat, 18 Kantor Wilayah, 446 Kantor Cabang (termasuk 3 Unit Kerja Luar Negeri), 545 Kantor Cabang Pembantu, 914 Kantor Kas, 5.000 BRI Unit, 1.778 TerasBRI, dan 350 TerasBRI Keliling. Pada tahun 2012 BRI telah menambah 15 Kantor Cabang, 43 Kantor Cabang Pembantu, 44 Kantor Kas, 125 BRI Unit, 500 TerasBRI dan 250 TerasBRI Keliling. Dengan mempertimbangkan kinerja dan potensi bisnisnya,14 Kantor Cabang Pembantu telah ditingkatkan skala usahanya menjadi Kantor Cabang, 6 Kantor Kas menjadi Kantor Cabang Pembantu dan 26 TerasBRI menjadi BRI Unit.

56

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Manado

Jayapura

Makassar

Kantor Wilayah

2008 Kantor Pusat

2009

2010

2011

2012

1

1

1

1

1

Kantor Wilayah

14

17

18

18

18

Kantor Cabang

379

406

413

431

446

Kantor Cabang Pembantu

337

434

470

502

545

Kantor Kas

179

728

822

870

914

4.417

4.538

4.649

4.849

5.000

BRI Unit Pos Pelayanan Desa

68

TerasBRI

68

0

0

0

217

617

1.304

1.778

100

350 9.052

TerasBRI Keliling Jumlah Unit Kerja Operasional

5.395

6.409

6.990

8.075

Kantor Inspeksi

14

14

14

14

16

Total Unit Kerja

5.409

6.423

7.004

8.089

9.068

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

57

Foto Jaringan Kerja

58

Kantor Wilayah Makassar, Sulawesi Selatan

Kantor Cabang Cut Mutia, Jakarta

Kantor Cabang Pembantu Tugumulyo, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan

BRI Unit Sikur, Selong, NTT

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

h u r lu e s , 9 0 0 2 n u h a Sejak t e lah t I R B ja r e k n a g in jar t ime l a e r a r a c e s i s k e n o k ter

on-li ne

Kantor Kas Gambir, Jakarta

TerasBRI Mandalika, Mataram, NTB

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Sentra Layanan Prioritas Semarang, Jawa Tengah

59

Struktur Organisasi RUPS

DIREKSI Direktur Utama Sofyan Basir

Direktur Bisnis UMKM

Direktur Bisnis Konsumer

Direktur Bisnis Komersial

Direktur Bisnis Kelembagaan & BUMN

Direktur Jaringan & Layanan

Direktur Keuangan

Djarot Kusumayakti

A. Toni Soetirto

Sulaiman Arif Arianto

Asmawi Syam

Suprajarto

Achmad Baiquni

Divisi Kebijakan & Pengembangan Bisnis Mikro

Divisi Dana & Jasa

Divisi Bisnis Umum

Divisi Hubungan Lembaga 1

Divisi Jaringan Kerja Bisnis Ritel

Divisi Akuntansi Manajemen & Keuangan

Agus Katon ES

Widodo Januarso

Dedy Ihsan*

I Komang Sudiarsa

R. Sophia Alizsa

Irwan Rinaldi

Divisi Pembinaan Bisnis Mikro 1

Divisi Kartu Kredit

Divisi Agribisnis

Divisi Hubungan Lembaga 2

Divisi Jaringan Kerja Bisnis Mikro

Divisi Treasury

Tri Wintarto

Mohamad Helmi

Kuswiyoto

Agus Noorsanto

Anita Retnani*

Henri*

Divisi Pembinaan Bisnis Mikro 2

Divisi Kredit Konsumer

Divisi Bisnis BUMN 1

Divisi Layanan

Divisi Bisnis Internasional

Johanes Saragih

Joice Farida Rosandi

M. Sodo Harisetyanto

Luki Presisa Budi Utami

Isnen Sutopo

Divisi Bisnis Ritel & Menengah

Divisi Marketing Communication

Divisi Bisnis BUMN 2

Khairullah

A. Firman Taufick

Benni O. Kailani

Divisi Bisnis Program & Kemitraan Teten Djaka Triana

Kantor Wilayah

Unit Kerja Luar Negeri

Kantor Cabang Perusahaan Anak

KCP

KK

BRI Unit

TerasBRI

60

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

DEWAN KOMISARIS

Direktur Pengendalian Risiko Kredit

Direktur Operasional

Direktur MSDM

Direktur Kepatuhan

Lenny Sugihat

Sarwono Sudarto

Gatot Mardiwasisto

Randi Anto

Divisi Administrasi Kredit

Divisi Sentra Operasi

Divisi Kebijakan & Pengembangan SDM

Divisi Manajemen Risiko

Audit Intern

Arief Tjatur Widodo

Edy Utomo

Ganefi

Rico Rizal Budidarmo

Ali Mudin

Divisi Restrukturisasi & Penyelesaian Kredit Bermasalah

Divisi Teknologi & Sistem Informasi

Divisi Operasional SDM

Divisi Kepatuhan

Divisi Sekretariat Perusahaan

Edi Priyono*

Zulhelfi Abidin

Siswarin Dwi Hendarsapti

M. Jarot Eko Winarno

Muhamad Ali

Divisi Analisis Risiko Kredit

Divisi Manajemen Aktiva Tetap & Pengadaan Properti

Divisi Pengelolaan Pekerja Kontrak & Outsourcing

Divisi Perencanaan Strategis & Pengembangan Bisnis

Susy Liestiowaty

Wisto Prihadi

Denny Arsamanggala

Hexana Tri Sasongko

Divisi Pengadaan Barang dan Jasa

Divisi Hukum

Sunuaji Noor Widiyanto

Hadi Susanto

Divisi Pendidikan & Pelatihan

Kantor Pusat Retno Surdini

Kantor Cabang Khusus

Kantor Inspeksi

Garis Supervisi/Pembinaan Garis Koordinasi Komite Dewan Komisaris: Komite Audit, Komite Nominasi & Remunerasi, Komite Pengawasan Manajemen Risiko Komite Direksi : Komite Manajemen Risiko, Komite Kebijakan Perkreditan, Komite Kredit, Komite Aset dan Liabilitas (Assets and Liabilities Committee/ALCO), Komite Kebijakan SDM, Komite Pengarah Teknologi dan Sistem Informasi (Information System and Technology Steeering Committee/ITSC), Komite Pengarah Project Management Office (PMO) Steering Committee *Pejabat sementara

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

61

Entitas Anak dan Asosiasi Nama Perusahaan

Jenis Usaha

Tanggal Penyertaan BRI

Persentase Kepemilikan BRI

Mulai Beroperasi

Alamat

ENTITAS ANAK PT Bank BRISyariah

Bank Umum Syariah

19 Desember 2007

99,99% 16 Oktober 2008

Jl. Abdul Muis No. 2-4, Jakarta

PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk.

Bank Umum Swasta Nasional

3 Maret 2011

79,78% 8 Februari 1990

Plaza GRI Jl. HR. Rasuna Said Blok X2 No.1, Jakarta

BRI Remittance Co.Ltd

Perusahaan Remittance

16 Desember 2011

Pembiayaan

1 Agustus 1983

100% 7 April 2005

Lippo Center, Tower II, Room 1115, 11/F, 89 Queensway, Admiralty, Hong Kong

ENTITAS ASOSIASI PT BTMU-BRI Finance

62

45,00% 1 Agustus 1983

Wisma 46 Lantai 10-Kota BNI, jalan Jenderal Sudirman Kav. 1 Jakarta

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Lembaga Penunjang Pasar Modal Akuntan Publik Purwantono, Suherman, & Surja (Ernst & Young) Indonesian Stock Exchange Building Tower 2, Lantai 7 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Telp. (62-21) 5289 5000

Biro Administrasi Efek PT Datindo Entrycom Jl. Jend. Sudirman Kav. 34-35 Jakarta 10220 Telp. (62-21) 570 9009

Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Indonesia Stock Exchange Building Tower I, Lantai 5 Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 Telp. (62-21) 5299 1003 Fax. (62-21) 5299 1129

Akses Informasi Informasi untuk pemegang saham, berita terbaru dan informasi umum tentang Perseroan dapat diperoleh melalui:

Lembaga Pemeringkat Efek PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Panin Tower Senayan City Lantai 17 Jl. Asia Afrika Kav. 19, Jakarta

SEKRETARIAT PERUSAHAAN

PT Fitch Rating Indonesia Prudential Tower Lantai 20 Jl. Jend Sudirman Kav. 79, Jakarta 12190 Telp. (62-21) 5795 7755 Fax. (62-21) 5795 7750

Jakarta 10210 - Indonesia

Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Telp. (62-21) 575 1966 Fax. (62-21) 570 0916 Website: www.bri.co.id

Moody’s Singapore Pte. Ltd. 50th Raffles Place #23-06 Singapore Land Tower, Singapore 048623

Email: [email protected]

Standard & Poors 30 Cecil Street #17-01/08 Prudential Tower, Singapore 049712 Telp. (65) 6438 2881 Fax. (65) 6438 2321

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

63

Harga saham BBRI di akhir tahun 2012 mencapai Rp6.950 meningkat 16x dibandingkan harga saat IPO. Kapitalisasi pasar BRI senilai Rp169,74 triliun, terbesar keenam di BEI dan merupakan saham yang termasuk kedalam Index LQ45.

Harga saham BBRI

16x

dari harga saat IPO

Kapitalisasi Saham BRI

Rp169,74 triliun

64

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Informasi Bagi Investor

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

65

Ikhtisar Saham Grafik Perkembangan Harga dan Volume Perdagangan Saham BRI

200

9000

160

Harga (Rupiah)

7000

140 120

6000

100 5000

Volume (Juta Lembar)

180

8000

80 60

4000

40 3000

20

2000

0 Jan-11

Apr-11

Jul-11

Oct-11

Jan-12

Apr-12

Volume

Jul-12

Okt-12

Des-12

Harga

Perkembangan Harga Saham BRI Tahun Kalender

Harga Lembar/Saham

Pembukaan

Tertinggi

Terendah

Jumlah Saham (Lembar)

Volume Transaksi (Lembar)

Penutupan

Nilai

Frekuensi (Kali)

Kapitalisasi Pasar

(Rp triliun)

(Rp triliun)

(Rp) 2011*

5.250

7.250

4.525

6.750

24.669.162.000

9.245.899.500

620.745

56,58

164,85

Triwulan I*

5.250

5.375

4.525

5.750

24.669.162.000

2.561.502.500

151.173

13,90

140,43

Triwulan II

5.750

6.600

5.650

6.500

24.669.162.000

1.961.571.500

123.095

12,30

158,75

Triwulan III

6.500

7.250

5.000

5.850

24.669.162.000

2.812.699.500

187.527

18,02

142,87

Triwulan IV

5.850

7.050

5.150

6.750

24.669.162.000

1.910.126.000

158.950

12,36

164,85

2012

6.850

7.850

5.150

6.950

24.669.162.000

7.909.920.000

510.037

53,41

169,74

Triwulan I

6.850

7.250

6.400

6.950

24.669.162.000

2.084.086.000

139.315

14,17

169,74

Triwulan II

7.000

7.150

5.150

6.350

24.669.162.000

2.500.207.500

152.642

15,61

155,08

Triwulan III

6.400

7.550

6.250

7.450

24.669.162.000

1.719.729.500

108.461

11,97

181,95

Triwulan IV

7.450

7.850

6.800

6.950

24.669.162.000

1.605.929.500

109.619

11,66

169,74

* harga saham setelah dilakukan stock split pada tanggal 11 Januari 2011 dengan rasio 1:2

66

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Ikhtisar Obligasi Kronologis Obligasi Sub Ordinasi Uraian

Tanggal Emisi

Obligasi Sub Ordinasi I

9 Januari 2004

Jangka Waktu 10 tahun (Opsi beli di tahun ke-6)

Nilai Emisi (Rp)

Jatuh Tempo

500.000.000.000 9 Januari 2014

Kupon • 13,5% p.a. (tahun 1 s.d.6)

Rating

Listing

Outstanding (Rp)

id AA+ (Pefindo)

Bursa Efek Telah dilakukan Surabaya pelunasan tanggal 11 Januari 2010

A+ (idn) (Fitch)

Bursa Efek 2.000.000.000.000 Indonesia

• 23,5% p.a. (tahun 7 s.d.10) dibayar triwulanan Obligasi Sub Ordinasi II

22 Desember 2009

5 tahun

2.000.000.000.000 22 Desember 2014

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

10,95% p.a. (tahun 1 s.d. 5) dibayar triwulanan

67

Kronologi Pencatatan Saham Pemilik Saham Tahun

Pemerintah Jumlah

Masyarakat %

Jumlah

Nominal (Rp)

Total Jumlah Saham Disetor Akhir Periode

%

Nilai Modal Disetor Akhir Periode (Rp juta)

Keterangan

2003

7.000.000.000

59,50

4.764.705.000

40,50

500

11.764.705.000

5.882.353 IPO, Tanggal 10 November 2003 Jumlah Saham setelah IPO 11.764.705.000 (tercatat di BEJ)

2004

7.000.000.000

59,07

4.850.090.500

40,93

500

11.850.090.500

5.925.045 Exercise MSOP

85.385.500

2005

7.000.000.000

58,16

5.035.700.500

41,84

500

12.035.700.500

6.017.850 Exercise MSOP

185.610.000

2006

7.000.000.000

56,97

5.286.421.500

43,03

500

12.286.421.500

6.143.211 Exercise MSOP

250.721.000

2007

7.000.000.000

56,83

5.317.800.500

43,17

500

12.317.800.500

6.158.900 Exercise MSOP

31.379.000

2008

7.000.000.000

56,79

5.325.299.500

43,21

500

12.325.299.500

6.162.650 Exercise MSOP

7.499.000

2009

7.000.000.000

56,77

5.329.852.500

43,23

500

12.329.852.500

6.164.926 Exercise MSOP

4.553.000

2010

7.000.000.000

56,75

5.334.581.000

43,25

500

12.334.581.000

6.167.291 Exercise MSOP

4.728.500

2011

14.000.000.000

56,75

10.669.162.000

43,25

250

24.669.162.000

6.167.291 Stock split 1 : 2 tanggal 11 Januari 2011

2012

14.000.000.000

56,75

10.669.162.000

43,25

250

24.669.162.000

6.167.291

Pemecahan Nilai Nominal Saham (Stock Split) BRI secara efektif melakukan aksi korporasi (Corporate Action) berupa pemecahan nilai nominal saham (Stock Split) pada tanggal 11 Januari 2011 dengan rasio 1:2, sehingga nilai nominal saham berubah dari semula Rp500 menjadi Rp250 per lembar sahamnya. Kronologis pencatatan saham terkait aksi korporasi tersebut adalah sebagai berikut: Pemilik Saham Keterangan

Pemerintah Jumlah

68

Sebelum Stock Split

7.000.000.000

Setelah Stock Split

14.000.000.000

Nominal (Rp)

Masyarakat %

56,75%

Jumlah

Total Jumlah Saham Disetor

%

5.334.581.000

43,25%

500

12.334.581.000

56,75% 10.669.162.000

43,25%

250

24.669.162.000

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Management Stock Option Plan Sesuai keputusan RUPS Luar Biasa tanggal 3 Oktober 2003, BRI menyelenggarakan Program Opsi Pembelian Saham bagi Manajemen (Management Stock Option Plan/MSOP). Jumlah saham yang diterbitkan dalam MSOP BRI adalah sebanyak 588.235.250 lembar. MSOP dilaksanakan dalam tiga tahap yakni MSOP Tahap I, MSOP Tahap II dan MSOP Tahap III. Pelaksanaan MSOP Tahap I dan II mengacu pada peraturan Bapepam-LK terdahulu sedangkan pelaksanaan MSOP Tahap III sudah mengacu pada Peraturan Bapepam-LK No. IX.D.4 dan Peraturan BEI No.1-A Lamp. Keputusan Direksi BEJ No. Kep.305/BEJ/07-2004 tentang Pencatatan Efek. Masing-masing tahapan MSOP memiliki vesting period selama satu tahun. Saham MSOP yang telah di-exercise sampai dengan berakhirnya seluruh tahapan MSOP adalah sebesar 569.876.000 lembar. Eksekusi opsi tersebut menyebabkan tambahan equity perusahaan sebesar Rp1.366.089.110.750,00. Masa exercise MSOP Tahap I, II dan III telah berakhir masing-masing pada tanggal 9 November 2008, dan 9 November 2009, dan 9 November 2010. Sampai dengan

569.876.000 Jumlah Saham MSOP BRI yang telah di exercise akhir masa exercise, terdapat 4,30 juta lembar MSOP Tahap I, 5,25 juta lembar MSOP Tahap II, dan 8,82 juta lembar MSOP tahap III yang tidak di-exercise. Berakhirnya periode pelaksanaan MSOP Tahap III tersebut mengakhiri rangkaian program MSOP BRI Tahap I-Tahap III yang dimulai bersamaan dengan IPO BRI tanggal 10 November 2003.

Tahapan MSOP Tahapan Jumlah Saham MSOP MSOP (Lembar)

Komposisi

Tanggal dimulainya MSOP

Tanggal Berakhirnya Tahapan MSOP

Harga Pelaksanaan Per Lembar Saham

Saham diexcercise (Lembar)

Tahap I

235.294.100

40%

10 November 03

9 November 08

962,50

230.999.000

Tahap II

235.294.100

40%

10 November 04

9 November 09

1.750,00

230.047.000

Tahap III

117.647.050

20%

10 November 05

9 November 10

Jumlah

588.235.250

Sesuai aturan Bapepam-LK dan BEI

108.830.000

569.876.000

Penambahan Modal dari MSOP (dalam Rp juta)

Tahap I

Tahap II

Tahap III

Modal Disetor

115.500

115.024

54.415

284.938

Agio

106.837

287.559

474.490

868.886

27.117

80.889

10.259

212.265

249.454

483.471

633.164

1.366.089

Modal Lain-Lain (Lembar Saham x option value) Jumlah

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Jumlah

69

Komposisi Pemegang Saham Jumlah Pemegang Saham BRI sampai dengan akhir tahun 2012 adalah sebanyak 17.065 pemegang saham atau mengalami peningkatan 42,15% jika dibandingkan tahun 2011 yaitu sebanyak 12.005. Negara Republik Indonesia tetap merupakan pemegang saham mayoritas BRI dengan kepemilikan saham sebesar 56,75% dan sisanya sebesar 43,25% dimiliki oleh masyarakat dengan kepemilikan saham masing-masing tidak lebih dari 5%.

Komposisi Kepemilikan Saham

56,75%

56,75 35,83 2012 (%)

Saham BRI dimiliki oleh negara Republik Indonesia

7,42

Pemodal Asing

Jumlah Pemegang Saham Negara Publik Pemodal Nasional Perorangan Karyawan Pemerintah Institusi Koperasi Yayasan Dana Pensiun Asuransi Perseroan Terbatas Reksa Dana Pemodal Asing Perorangan Badan Usaha Asing Total

70

1 17.064 15.376 11.617 3.230 1 555 3 25 193 58 138 138 1.688 48 1.640 17.065

2012 Jumlah Lembar Saham 14.000.000.000 10.669.162.000 1.831.330.849 267.451.062 94.326.500 318.000 1.469.235.287 31.500 21.681.000 208.766.700 394.948.500 429.152.137 414.655.450 8.837.831.151 1.355.500 8.836.475.651 24.669.162.000

Pemodal Nasional

Negara RI

Komposisi (%) 56,75 43,25 7,42 1,08 0,38 0,00 5,96 0,00 0,09 0,85 1,60 1,74 1,68 35,83 0,01 35,82 100,00

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Kondisi Pasar Modal dan Kinerja Saham Kondisi pasar modal Indonesia turut terpengaruh oleh kondisi perekonomian global yang masih belum kondusif. Hal ini tampak dari penurunan nilai transaksi harian sebesar 8,79% menjadi sebesar Rp4,55 triliun dibandingkan transaksi harian sepanjang tahun 2011 yang sebesar Rp4,95 triliun. Selain turunnya nilai transaksi harian, nilai transaksi asing juga cenderung menurun. Namun demikian, pada tanggal penutupan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia, berhasil membukukan angka penutupan pada level 4.316,69 yang berarti naik 12,94% dari level indeks 3.821,99 pada akhir tahun 2011 lalu. Selain itu frekuensi transaksi harian juga mengalami kenaikan 7,36% sebesar 113.454 kali transaksi. Perkembangan yang menggembirakan lainnya, sepanjang tahun 2012 yang masih dibayangi krisis global, terdapat 23 emiten baru yang berhasil melantai di bursa. Hal tersebut menunjukkan tetap tingginya minat investor menanamkan dananya di pasar modal Indonesia. Seluruh perkembangan tersebut membuat nilai kapitalisasi pasar saham di BEI mencapai angka sebesar Rp4.127 triliun, naik 16,67% dari nilai angka Rp3.537 triliun di akhir tahun 2011. Nilai tersebut membuat rasio kapitalisasi pasar saham terhadap PDB naik menjadi sebesar 55,6% dari angka tahun sebelumnya, 46,7%. Mengingat perekonomian global tahun 2013 diprediksikan lebih baik, seperti halnya dikemukakan oleh IMF maupun biro riset McKinsey dan ahli ekonomi lainnya, maka kondisi pasar saham modal Indonesia di tahun 2013 diperkirakan akan lebih menarik.

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

papan utama, saham BBRI tercatat sebagai anggota saham blue chips LQ 45 (45 saham terlikuid di BEI), Jakarta Islamic Index, Indeks Bisnis-27, Indeks Kompas 100 dan Indeks Sri Kehati. Sebagaimana kondisi bursa pada tahun 2012 perkembangan harga saham BBRI berfluktuasi mengikuti perkembangan kondisi perekonomian dan sentimen pasar modal global. Fluktuasi harga saham BBRI di tahun 2012 berkisar dari harga terendah sebesar Rp5.150 dan harga tertinggi tercatat sebesar Rp7.850. Volume transaksi juga berkurang 14,45% menjadi total 7.909,9 juta lembar saham. Sebagai salah satu saham unggulan, saham BBRI dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp169,74 triliun per akhir Desember 2012, turut terkena imbas sentimen pasar yang membuat investor cenderung berhatihati dengan kinerja saham keuangan. Sebagaimana diketahui, krisis perekonomian global dalam beberapa tahun belakangan berawal dari krisis keuangan yang melanda kawasan Eropa maupun Amerika Serikat. Mengingat sektor keuangan dan perbankan global saat ini sudah semakin terintegrasi, maka guncangan pada sektor ini akan dengan cepat direspon oleh investor di pasar modal. Pada triwulan kedua, harga saham BBRI sempat menunjukkan penurunan yang cukup tajam. Saat itu pemicu penurunan harga saham BBRI maupun indeks pasar saham global adalah berita kegagalan negara Uni Eropa mencapai kata sepakat mengenai upaya mengatasi defisit anggaran di beberapa negara anggotanya. Berita tersebut membuat indeks pasar modal di seluruh dunia turun cukup tajam.

Kinerja Saham BRI Saham BRI, dengan kode perdagangan BBRI, mulai tercatat dan diperdagangkan di BEI (dahulu BEJ) sejak tanggal 10 November 2003. Saat ini selain tercatat di

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

71

Pada akhir triwulan ke dua tersebut, harga saham BRI juga mengalami penurunan harga hingga sebesar 28,9% menjadi sebesar Rp5.150 dari harga posisi tertinggi di semester I yang sebesar Rp7.250, dengan volume perdagangan yang meningkat karena banyaknya investor yang berusaha keluar dari pasar modal. Namun demikian seiring dengan perkembangan perekonomian dunia yang mulai menunjukkan titik terang, dan mulai meningkatnya angka permintaan barang di China serta tumbuhnya perekonomian nasional, harga saham BBRI kembali meningkat. Sebagaimana diketahui fokus usaha BRI adalah segmen MKM dengan pemasaran produk lebih berorientasi memenuhi kebutuhan domestik. Perbaikan kinerja BRI, sebagaimana tercermin dari perbaikan NPL, peningkatan kredit yang prudent dan peningkatan laba bersih yang cukup tinggi yang kemudian di informasikan secara rutin pada pelaku pasar, direspon positif oleh investor, sehingga saham BBRI di akhir tahun ditutup meningkat sebesar 2,95% dari posisi penutupan akhir tahun 2011, menjadi sebesar Rp6.950.

Dividen dan Kebijakan Dividen Pembagian dividen BRI dilakukan setelah disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Pembagian dividen dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa faktor seperti tingkat kesehatan keuangan Perseroan dan kebutuhan dana Perseroan untuk ekspansi usaha. Sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada tanggal 28 Maret tahun 2012, BRI melakukan pembayaran dividen final tahun buku 2011 sebesar 20% dari laba bersih atau senilai Rp3.016.587.862.754. Rasio pembayaran dividen ini sama dengan rasio pembayaran dividen untuk tahun buku 2010 yang ditetapkan oleh RUPST 2011, sebesar 20%. Nilai dividen per saham yang dibayarkan pada tanggal 15 Mei 2012 adalah sebesar Rp122,28, atau naik 31,5% dari nilai pembayaran dividen per saham tahun 2010 yang sebesar Rp93,01.

Pembayaran Dividen BRI Tahun Dividen

Tanggal Pembayaran

2003

23 Juli 2004

2004

Jumlah Dividen (Rp miliar)

Dividen per Lembar Saham* (Rp)

Rasio Pembayaran Dividen

990

42,1

75,01%

5 Juli 2005

1.816

76,47

50,00%

2005

10 Juli 2006

1.904

78,09

50,00%

2006

2 Juli 2007

2.129

86,52

50,00%

2007

7 Juli 2008

2.419

98,17

50,00%

2008

3 Juli 2009

2.085

84,41

35,00%

2009

1 Juli 2010

2.192

88,91

30,00%

2010

15 Juni 2011

2.294

93,01

20,00%

2011

15 Mei 2012

3.017

122,28

20,00%

* Data dividen per lembar saham merupakan dividen setelah dilakukan stock split dengan rasio 1:2 pada tanggal 11 Januari 2011

Pada tahun 2009 dan tahun 2010 BRI melakukan pembagian dividen interim, masing-masing sebesar Rp45,74 per lembar saham dan Rp45,93 per lembar saham yang pelaksanaannya sesuai dengan UU PT No. 40 tahun 2007. Besarnya dividen interim tersebut sudah masuk didalam perhitungan dividen tahunan yang telah disebutkan di atas.

72

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Pembayaran Dividen Interim Tahun Dividen

Tanggal Pembayaran

Dividen per Lembar Saham (Rp)

2009

16 Desember 2009

45,74

2010

Desember 2010

45,93

Kebijakan pembagian dividen BRI diatur dalam Prospektus pada saat IPO, yakni pada bagian “Pembagian Dividen”, yang menyatakan bahwa BRI akan memberikan dividen dengan memperhatikan kondisi keuangan dan rencana pengembangan usaha. Penetapan besaran dividend pay-out rasio dan/atau jumlah dividen tiap tahun buku dilakukan melalui RUPS.

Nilai dividen tahun buku 2011 yang dibagikan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp122,28 persaham, naik 31,52% dari tahun sebelumnya.

Obligasi Sub-Ordinasi Pada bulan Desember 2009 BRI menerbitkan Obligasi Subordinasi II dalam denominasi Rupiah dengan jangka waktu 5 tahun dan tingkat bunga 10,95% yang tercatat di bursa pada tanggal 22 Desember 2009. Fitch memberikan rating A+ (idn) terhadap Obligasi Subordinasi dan BRI berhasil menghimpun dana sebesar Rp2 triliun dalam penerbitan Obligasi tersebut.

Penerimaan hasil Penawaran Umum Obligasi Subordinasi ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi terkait, seluruhnya digunakan perusahaan sebagai modal pelengkap sesuai dengan ketentuan BI, yang dimanfaatkan seluruhnya untuk ekspansi kredit sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Selama tahun 2012, BRI tidak menerbitkan obligasi maupun efek bersifat hutang lainnya.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

73

Tinjauan Operasional

74

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Penerapan strategi yang tepat dan konsisten serta terjaganya efisiensi operasional merupakan pendukung kinerja usaha BRI yang optimal

BOP O

59,93%* *Data Bank saja

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

75

Prospek dan Strategi Umum Prospek Di tahun 2012 perlambatan pertumbuhan ekonomi negara-negara di Amerika maupun Eropa mulai menahan laju pertumbuhan di negara-negara emerging market terutama yang berbasis ekspor ke negara tersebut melalui penurunan harga komoditas dan volume perdagangan. Namun demikian diperkirakan tahun 2013 kondisi perekonomian global akan lebih baik. Oleh karenanya pertumbuhan ekonomi dunia di tahun 2013 diproyeksikan sebesar 3,4%, naik dibandingkan proyeksi tahun 2012 sebesar 3,1%. Proyeksi tersebut dapat tercapai apabila pengaruh dari kebijakan penurunan defisit anggaran fiskal (Fiscal Cliff) di AS, pelemahan pertumbuhan lebih lanjut di Cina dan Jepang serta semakin berlarutnya prospek penyelesaian krisis Eropa dapat diminimalisir. Di tahun 2013, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan tetap didominasi oleh konsumsi dan arus investasi yang tetap kuat, didorong oleh meningkatnya jumlah golongan masyarakat yang berpendapatan menengah dan meningkatnya komposisi jumlah penduduk usia produktif. Ekspor diperkirakan juga akan mengalami perbaikan sejalan dengan membaiknya perekonomian beberapa negara mitra dagang utama dan diversifikasi perdagangan ke negara-negara selain Eropa dan Amerika Serikat, meskipun masih dibayangi ketidakpastian kondisi perekonomian global. Dengan perkembangan tersebut, Pemerintah memperkirakan perekonomian Indonesia akan tumbuh pada kisaran 6,3%-6,8% (Sumber: Bank Indonesia) dengan inflasi tetap di jaga pada kisaran 4,5% ± 1%.

BRI dengan fokus kegiatan di segmen MKM yang berientasi pada pertumbuhan ekonomi domestik diyakini akan tetap memiliki prospek kinerja yang lebih optimal.

76

Di Indonesia, rasio kredit perbankan terhadap PDB sebesar 31.2% yang masih jauh di bawah negara-negara Asia Tenggara menunjukkan bahwa penetrasi perbankan masih rendah. Selain itu, berdasarkan data Kemenkop UKM, tahun 2011 Indonesia memiliki lebih dari 55 juta wirausaha mikro, kecil dan menengah dimana baru sepertiganya yang tersentuh oleh perbankan. Dilihat dari aspek geografis, pertumbuhan ekonomi di luar pulau Jawa yang lebih besar dari pulau Jawa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Halhal tersebut di atas menunjukkan besarnya potensi pertumbuhan bagi perbankan Indonesia terutama bagi BRI yang fokus kepada segmen usaha mikro, kecil dan menengah. Berdasarkan kondisi tersebut di atas, perbankan Indonesia perlu mempersiapkan langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan kinerja bisnisnya dengan risiko yang optimal. Dalam menghadapi berbagai tantangan eksternal maupun prospek usaha di masa mendatang serta untuk mencapai tujuannya di tahun 2013 menjadi Bank dengan Pertumbuhan segmen Mikro, Kecil dan Menengah (MKM) Terbaik di Indonesia maka Bank BRI telah mengkaji dan menyusun strategi pertumbuhan usaha di masa mendatang. Fokus bisnis akan tertuju pada peningkatan outstanding dan jumlah nasabah di segmen MKM, peningkatan jumlah pengguna e-channel dan e-banking serta jumlah transaction-based fee untuk meningkatkan fee based income, pembentukan SDM yang profesional sesuai bidang tugas masing-masing dan perluasan pasar luar negeri.

Rencana Strategis 2013 Untuk mendukung strategi umum di tahun 2013, BRI telah menyusun strategi dengan mempertimbangkan kompetensi inti yang telah dikuasai segenap jajaran manajamen, baik di tingkat pusat, wilayah hingga ke unit kerja terdepan. Selain itu, proyeksi kondisi perekonomian Indonesia, agenda pemilu di tahun 2014 dan kebijakan regional seperti penerapan ASEAN Economic Community di tahun 2015 turut dipertimbangkan. BRI meyakini bahwa dengan menjalankan strategi positioning di kancah perbankan Indonesia dengan berbasiskan kompetensi inti yang telah dikuasai dan dikembangkan sejak lama, BRI akan mampu mencatatkan kinerja yang tetap optimal di tahun-tahun mendatang dengan sumber pendapatan berasal dari bunga pinjaman dan fee based.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Pertumbuhan aset BRI akan dilakukan secara prudent sesuai dengan kondisi permodalan, kecepatan pemenuhan sumber daya manusia, pengembangan teknologi informasi dan perubahan kebijakan dari regulator. Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut maka arah kebijakan BRI untuk tahun 2013 adalah: 1. Mengembangkan potensi fee-based income dan meningkatkan pendapatan bunga dengan cara: a. Fokus ekspansi kredit pada segmen MKM dan penetrasi segmen korporasi yang memberi trickledown business pada kegiatan segmen MKM. b. Menjaga komposisi sumber dana murah (giro dan tabungan) yang optimal sesuai dengan perkembangan kondisi perekonomian dan perkembangan bisnis BRI. c. Perluasan jaringan dan peningkatan aktifitas layanan jasa perbankan untuk meningkatkan fee based income. 2. Ekspansi bisnis melalui strategi market penetration, market development dan product development, yakni: a. Market penetration, yakni optimalisasi posisi BRI yang kini memiliki jaringan kerja yang terhubung secara real time online di seluruh Indonesia serta customer base terbesar, melalui: • Peningkatan aktivitas cross selling dan integrated marketing dalam penjualan produk dan jasa bank. • Pemanfaatan jaringan kerja secara optimal untuk memperkokoh competitiveness BRI di segmen UMKM. • Meningkatkan kualitas produk dan jasa bank untuk mempertahankan dan meningkatkan loyalitas nasabah. • Meningkatkan kuantitas dan kualitas e-channel BRI. b. Market Development, yakni melayani seluruh lapisan masyarakat di seluruh pelosok Indonesia dengan secara selektif memasuki pasar yang selama ini belum terlayani oleh BRI, melalui: • Optimalisasi basis nasabah dan jaringan kerja untuk menjaring nasabah baru/potensi pasar baru. • Pengembangan jaringan kerja ke luar negeri yang potensial.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

c. Product Development, yakni melengkapi produk yang ada dengan features baru maupun menciptakan produk-produk baru untuk mempertahankan competitiveness BRI di industri keuangan. Langkah yang dilakukan mencakup: • Kerja sama dengan institusi keuangan non bank untuk product bundling. • Pengembangan produk pinjaman dan simpanan dengan skema/fitur yang customized dan sesuai kebutuhan nasabah. 3. Persiapan menghadapi Basel III, khususnya mengenai struktur modal, melalui optimalisasi portofolio pinjaman dengan mempertimbangkan efisiensi alokasi modal, perbaikan kualitas aset dan upaya penguatan modal. 4. Mewujudkan konsep financial inclusion melalui perluasan akses layanan financial dengan dukungan jaringan kerja sesuai potensi bisnis. Pembukaan outlet baru yang dilakukan secara selektif dan cermat. 5. Mendukung proyeksi pertumbuhan bisnis yang sustainable, BRI melakukan pembukaan outlet konvensional dan e-channel secara selektif dengan memperhitungkan faktor internal dan eksternal. 6. Sejalan dengan strategi perusahaan, BRI memprioritaskan pemenuhan formasi untuk jabatan bisnis/marketing. Selain itu, BRI juga melakukan penyempurnaan kebijakan pengembangan karier dengan membangun talent management system dan mengoptimalkan assessment center menjadi development center. Penyempurnaan sistem reward and punishment juga dilakukan agar mendorong produktivitas pekerja dengan tetap memperhatikan ketentuan ketenagakerjaan, kondisi pasar dan kemampuan finansial perusahaan. Rencana strategis yang diterapkan secara spesifik untuk masing-masing segmen operasional dapat dilihat pada uraian mengenai segmen bisnis terkait, yakni pada bahasan “Tinjauan Bisnis”.

77

Pengelolaan Sumber Daya Manusia n secara Pr oses pengelo laan SDM di laksanaka rekrutmen dan se leksi, terintegrasi, mulai dari perencanaan, erja sampai dengan kin en jem na ma a, jas l ba im , an ng ba em peng pengakhiran hubungan kerja. daya kerja BR I, bu n pa ra ne pe ng ku du di ut eb rs te es Pr os ormasi SDM serta ot omat isasi pr oses me lal ui sistem inf guna mewujud kan G, GC ip ins pr ipins pr da pa an om ed berp ofesional, Pr oduktif Sumber Daya Manusia BR I yang Pr dan Sejahtera

78

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Penerapan strategi pengelolaan SDM BRI dilakukan berdasarkan kompetensi, kinerja dan komunikasi yang efektif sehingga terbentuk jajaran SDM yang profesional, produktif dan sejahtera sebagai aset utama perusahaan.

Arsitektur Sdm Bri Strategi pengelolaan SDM di breakdown dalam road map program kerja pengelolaan SDM yang ditetapkan setiap 5 (lima) tahun dan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Program kerja pengelolaan SDM untuk tahun 2012 adalah: a. Penyempurnaan kebijakan pembinaan karier b. Penyempurnaan sistem manajemen kinerja

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

c. Penyempurnaan kebijakan kompensasi dan benefit d. Integrasi MSDM dengan teknologi informasi e. Perubahan kebijakan yang terkait peraturan disiplin Program tersebut merupakan bagian dari kerangka Arsitektur SDM BRI yang disusun secara komprehensif, sistematis dan terukur, mulai dari aktivitas planning, acquiring, developing, retaining and maintaining, performance management dan terminating. Dengan dukungan sistem informasi manajemen mengintegrasikan business process pengelolaan SDM, data dan informasi dapat disajikan dengan akurat dan komprehensif.

VISI dan MISI BRI VISI, MISI dan STRATEGI MANAJEMEN SDM

Pemutusan Hubungan Kerja (Terminating)

Manajemen Kinerja (Performance Management)

(Retaining/maintaining)

Menjaga/Mempertahankan SDM

(Developing)

Pengembangan SDM

(Acquiring)

Rekrutmen, Seleksi dan Penempatan SDM

(Planning)

Perencanaan SDM

(Profesional, Produktif dan Sejahtera)

KOMPETENSI SDM SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Good Corporate Governance

Corporate Culture

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

79

Pengembangan Kompetensi dan Profesionalisme BRI mengembangkan perencanaan tenaga kerja (manpower planning) yang mampu mengintegrasikan kebutuhan SDM secara tepat dan akurat sesuai dengan rencana dan strategi perusahaan. Proses perencanaan kebutuhan SDM mengacu pada Corporate Plan BRI (jangka panjang), Rencana Bisnis Bank/RBB (jangka menengah) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan/RKAP (jangka pendek) yang diselaraskan dengan karakteristik unik Perusahaan yang berfokus pada UMKM sehingga membutuhkan dukungan banyak tenaga kerja dengan komposisi tenaga marketing lebih dominan daripada tenaga non-marketing.

Pemenuhan Sumber Daya Manusia Mengingat karakteristik unik perusahaan yang fokus kepada UMKM, perkembangan usaha dan jangkauan operasi dan yang berkembang dengan cepat, BRI melakukan pemenuhan jabatan baik melalui kegiatan mutasi (promosi dan rotasi) pekerja maupun rekrutmen dan seleksi dari sumber internal dan eksternal sesuai dengan kebutuhan Perusahaan. Proses pemenuhan tersebut dilakukan secara obyektif, terbuka, adil dan setara tanpa diskriminasi dengan tetap memperhatikan kualitas maupun kompetensi dasar para kandidat melalui program pengembangan staf (PPS) untuk mencetak kader

INTERNAL

G

KARTA - B - JA AN YOGYA NG KA DU

R ASSA - PADA AK N

PENDIDIKAN PENGEMBANGAN

PENDIDIKAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN TRAINING BASED COMPETENCIES

EKSTERNAL

PENDIDIKAN PENGENALAN

INTERNAL

ART

SURABAYA

-M

PENDIDIKAN APLIKASI EKSTERNAL

80

pemimpin BRI, program pengembangan residen staf (PPRS) untuk mencetak kader pemimpin BRI masa depan di wilayah Indonesia Timur, pendelegasian wewenang rekrutmen ke tingkat Kantor Wilayah, mengikuti maupun mengadakan job fair yang diselenggarakan di beberapa Lembaga/Perguruan Tinggi ternama dan proses perekrutan dan seleksi pekerja secara online. Melalui strategi rekrutmen tersebut, selama tahun 2012, BRI telah menambah jumlah pekerja sebesar 13.855 orang, terdiri dari PPS BRI 509 orang, Marketing 8.536 orang, Support 652 orang dan Outsourcing 4.158 orang. Learning and Developing BRI memberikan kesempatan yang cukup dan setara kepada seluruh pekerja untuk mengembangkan diri dan kariernya melalui peningkatan pengetahuan maupun keterampilan. Dalam melaksanakan pengembangan kompetensi dan keahlian serta pengembangan karir tersebut, BRI memberi kesamaan hak kepada seluruh pekerja, tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, gender, dan kondisi fisik. Secara garis besar, program pengembangan pekerja BRI digambarkan dalam bagan ringkas sebagai berikut:

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Supervisor Development Program (sdp) Assistant Manager Development Program (amdp) Manager Development Program (mdp) Senior Manager Development Program Assistant Vice President Development Program (avpdp) Vice President Development Program (VPDP)

SESPIBANK (LPPI) 1. Program Pengembangan Staf (Pps) 2. Frontiliner & Administration, dll SPESIFIK, Contoh: 1. Credit 2. Operation 3. Marketing, dll GENERIK Contoh: Produk dan Jasa BRI

Workshop/Seminar/Khusus (Dn/Ln), dll

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Program training bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pekerja sehingga tercipta pekerja yang bertalenta unggul dan siap untuk menduduki jabatan strategis di perusahaan. Selain training menyeluruh, BRI mendukung pengembangan karir pekerja melalui pelaksanaan pelatihan khusus yang terencana, pengayaan, job enrichment dan job enlargement. Pengembangan karir ini menggunakan sistem talent pool yang melibatkan dukungan sistem TI sebagai bagian dari pengembangan Talent Management System. Adapun beberapa program training yang telah diselenggarakan selama tahun 2012, diantaranya adalah sebagai berikut: Program dan Peserta Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan yang diselenggarakan selama tahun 2012 Jenis Pendidikan

Jumlah Peserta

A. Pendidikan Pengembangan 1. Supervisor Development Program

3.641

2. Assistant Manager Development Program

3.441

3. Manager Development Program

257

4. Senior Manager Development Program

65

5. Assistant Vice President Development Program

93

6. Vice President Development Program Jumlah

32 7.529

B. Pendidikan Pengenalan 1. Program Pengembangan Staf

1.210

2. Frontliner & Administration

11.533

3. Marketing

10.601

4. Administrasi 5. Audit Jumlah

817 306 24.467

C. Pendidikan Aplikasi 1. Credit 2. Operation 3. Marketing 4. Public Course 5. Sertifikasi 6. Lain-lain 7. Risk Management Jumlah

8.102 13.567 6.582 134.459 988 15.101 842 179.641

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Program training bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pekerja sehingga tercipta pekerja yang bertalenta unggul dan siap untuk menduduki jabatan strategis di perusahaan. Selain mengikuti pelatihan secara intensif, karyawan juga diikutkan dalam training-training publik yang sesuai dengan kebutuhan pekerjaannya sehingga target pelatihan minimum satu kali dalam satu tahun dapat dicapai. Alokasi Dana Pengembangan Kompetensi SDM Selama tahun 2012, tidak kurang dari 500 training dan pengembangan yang dilakukan BRI, baik secara umum maupun khusus, dan diikuti oleh 211.637 peserta. Total biaya investasi dalam rangka peningkatan kompetensi dan profesionalisme pekerja tersebut adalah sebesar Rp484,9 miliar. Rasio biaya pelatihan terhadap biaya personalia pada 2012 sebesar 5,26%, lebih besar dari tahun 2011 yang sebesar 5,16%. Hal ini menunjukkan bahwa pada 2012 BRI lebih banyak memberikan kesempatan kepada pekerja untuk mengembangkan kompetensinya melalui berbagai program pelatihan yang diadakan. Retaining and Maintaining Untuk menarik calon pekerja potensial, mempertahankan pekerja kompeten dan meningkatkan motivasi serta memberikan apresiasi, BRI memiliki program kompensasi yang bersifat variabel (insentif dan bonus) untuk pekerja yang mencapai dan melampaui target kinerja. Selain itu, setiap tahunnya terdapat Kenaikan Upah Pokok berdasarkan Kinerja (Merit Increase) dengan memperhatikan pencapaian target laba perusahaan secara nasional.

81

Penyempurnaan kebijakan kompensasi di atas selalu dilakukan oleh BRI dengan memperhatikan aspek fairness. Selain memberikan kompensasi dan fasilitas kepada pekerja selama dalam hubungan kerja, BRI juga memberikan hal tersebut setelah berakhirnya hubungan kerja.

yang mencapai Rp8,33 triliun. Namun demikian BRI memandang alokasi dana ini merupakan investasi yang dapat dipertanggung jawabkan. Pengukuran manfaat dana belanja pekerja dan komitmen investasi untuk peningkatan kompetensi pekerja diantaranya dilakukan melalui perhitungan rasio produktivitas pekerja dan rasio belanja pelatihan.

Kesejahteraan Pekerja Upah minimum yang diberikan kepada pekerja telah berada di atas upah minimum yang berlaku di setiap wilayah dimana Perusahaan beroperasi. Selain itu, BRI juga memberikan jaminan kesehatan, tunjangan hari raya keagamaan dan mengikut sertakan pekerja tetapnya dalam program tunjangan hari tua, program pensiun manfaat pasti, program pensiun iuran pasti serta melindungi pekerja dari risiko-risiko kesehatan dan kecelakaan kerja melalui kepersertaan dalam asuransi yang relevan. Kontribusi perusahaan pada program-program pensiun serta perlindungan kesehatan dan kecelakaan kerja tersebut di atas mencapai 7,9% dari total biaya personalia. Dampak keuangan pengelolaan SDM Penambahan jumlah pekerja dan pemenuhan berbagai hak-haknya membuat alokasi dana operasional untuk pekerja meningkat. Untuk tahun 2012, biaya tenaga kerja mencapai Rp9,21 triliun atau meningkat 10,7% dari total alokasi dana belanja pekerja di tahun 2011

Rasio produktivitas pekerja (laba dibagi jumlah pekerja) pada 2012 sebesar Rp255,02 juta per pekerja, lebih tinggi dibandingkan 2011 yang sebesar Rp164,6 juta per pekerja. Menunjukkan adanya peningkatan produktivitas pekerja dalam berkontribusi terhadap pencapaian target laba perusahaan.

Hubungan Industrial Pekerja dijamin untuk berserikat, berkumpul dan menyampaikan pendapat dengan pembentukan Serikat Pekerja BRI (SP-BRI). SP-BRI tercatat di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jakarta Selatan dengan nomor bukti pencatatan: 357/I/P/V/2005 tanggal 17 Mei 2005. Kebijakan yang berkaitan dengan hak dan kewajiban pekerja selalu dikomunikasikan dengan melibatkan Serikat Pekerja. Untuk menjamin hak-hak pekerja, Perusahaan dan Serikat Pekerja telah membuat 5 (lima) kali Perjanjian Kerja Bersama yang berlaku setiap 2 tahun sekali.

Pekerja dijamin untuk berserikat, berkumpul dan menyampaikan pendapat

82

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Selain PKB, BRI membentuk Forum Kerjasama Bipartit yang bertujuan untuk menyelaraskan kepentingan perusahaan dan kepentingan Pekerja serta menyelesaikan keluhan dari Pekerja. Selain itu, untuk meminimalisasi hambatan komunikasi antara Pekerja dengan Perusahaan, maka Perusahaan memiliki Whistle Blower System yang sejak 12 Maret 2009 dan dimonitor langsung oleh Direktur Utama.

Analisis & Pembahasan Manajemen

Status

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

2010

2011

2012

33.296

33.357

34.936

2.441

4.780

36.155

MPP

996

944

791

Trainee

911

963

743

Pekerja Tetap Pekerja Kontrak

Profil Sdm Bri

Pekerja Alih Daya

38.068

45.486

30.789

Pada akhir tahun 2012, jumlah total pekerja BRI adalah 72.625 orang, naik dibandingkan posisi akhir tahun 2011 yang berjumlah 40.044 orang. Kenaikan terbesar jumlah pekerja pada tahun 2012 lalu terjadi seiring dengan peningkatan aktivitas bisnis dan operasional BRI, diantaranya peningkatan jumlah unit layanan BRI yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan perubahan status pekerja frontliner BRI khususnya Teller dan Customer Service dari pekerja alih daya menjadi pekerja kontrak BRI. Hal ini sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 13/25/ PBI/2011 tanggal 9 Desember 2011 tentang Prinsip Kehatihatian bagi bank Umum yang melakukan Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Pihak Lain.

Jumlah Pekerja BRI

75.712

85.530

103.414

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Informasi Perusahaan

Dari sisi tingkat pendidikan, mayoritas pekerja BRI adalah lulusan jenjang pendidikan Diploma dan Strata 1 dengan jumlah dan komposisi yang semakin meningkat. Untuk strata pendidikan SLTP dan SLTA, jumlah dan komposisinya semakin berkurang. Adapun profil komposisi pekerja BRI menurut pendidikan dan jenjang jabatan adalah sebagai berikut:

83

Tingkat Turnover Selama tahun 2012, tercatat 393 pekerja BRI mengundurkan diri atau berhenti bekerja, mayoritas disebabkan karena telah memasuki masa pensiun. Dengan demikian, maka tingkat turnover BRI adalah sebesar 1,14%, Angka tersebut sangat rendah dan merupakan salah satu hasil dari penciptaan lingkungan kerja yang kondusif. Untuk itu, BRI berkomitmen terus menjaga lingkungan kerja yang baik demi terciptanya suasana yang sehat, aman, nyaman dan menumbuhkan semangat berkarya serta berinovasi pada seluruh jajaran pekerja BRI.

Tingkat turnover BRI adalah sebesar 1,14%

Pengelolaan Sdm yang Terintegrasi Jumlah pekerja berdasarkan tingkat pendidikan Pendidikan

2010

2011

2012

Strata 3

2

5

7

Strata 2

1.107

1.034

1.073

Strata 1

23.691

26.780

39.591

Diploma

4.053

4.847

25.915

SLTA/Setingkat

8.749

7.334

6.017

SLTP/Setingkat

42

44

22

37.644

40.044

72.625

Jumlah Pekerja BRI* *belum termasuk pekerja alih daya

Jumlah pekerja berdasarkan level organisasi Jabatan

2011

2012

70

67

67

Vice President

101

103

106

Assistant Vice President

382

380

429

Senior Manager

575

584

633

Manager

554

582

581

3.318

2.925

3.295

Officer

10.510

10.662

10.998

Assistant

22.134

24.741

56.516

Jumlah Pekerja BRI*

37.644

40.044

72.625

Executive Vice President

Assistant Manager

*belum termasuk pekerja alih daya

84

2010

Dengan sebaran wilayah operasional yang luas dan jumlah SDM yang besar, pengeloaan SDM secara efisien dan akurat merupakan tantangan bagi BRI. Oleh karena itu, BRI telah mengembangkan Sistem Informasi Manajemen (SIM) SDM yang terintegrasi sehingga BRI mampu memelihara database SDM, memenuhi hak-hak pekerja, memberi informasi kebijakan SDM terkait hak-hak pekerja, dan mengembangkan saluran komunikasi yang kondusif antara pekerja dengan manajemen. SIM SDM ini merupakan dasar dari pengembangan Office Automation dan implementasi Employee Self Service (ESS) dengan tujuan efisiensi seluruh aspek pengelolaan kebutuhan SDM. Seiring dengan perkembangan operasional BRI yang terus meningkat dan kebutuhan informasi pengelolaan SDM yang semakin up to date dan akurat, BRI mengembangkan berbagai aplikasi baru meliputi: 1. System and Product In Data Processing, sebagai program utama untuk mengelola database pekerja serta memproses seluruh haknya. 2. CV Offline, program untuk menyajikan data pekerja secara cepat dan mobile. 3. Sistem Manajemen Kinerja Online (SMK Online), program untuk membantu pekerja mempersiapkan Rencana Sasaran Kinerja (RSK), bimbingan dan evaluasi di akhir tahun. 4. Aplikasi Formasi dan Pengisian, merupakan program untuk menyajikan data formasi pekerja di Unit Kerja BRI di seluruh Indonesia dan pengisiannya.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Program-program tersebut melengkapi aplikasi sebelumnya, seperti Call Center SDM, Web Portal SDM maupun konseling dengan dukungan teknologi informasi.

Internalisasi Budaya Perusahaan Sejalan dengan pertumbuhan Perusahaan, semakin disadari bahwa Budaya Kerja memiliki peranan penting dalam mendukung visi misi Perusahaan. Hal tersebut dapat terwujud apabila setiap Pekerja BRI berperilaku baik dan benar secara pribadi dan profesional dalam melaksanakan tugasnya karena memiliki sense of belonging yang tinggi terhadap perusahaan. Oleh karena itu, budaya kerja BRI dirumuskan dengan menggali nilai-nilai yang diyakini oleh seluruh Pekerja sebagai nilai-nilai unggul yang dapat mendukung pencapaian kinerja terbaik bagi perusahaan, yaitu terdiri dari integritas, profesionalisme, kepuasan nasabah, keteladanan, penghargaan kepada SDM. Hingga saat ini, nilai-nilai Budaya Kerja (core values) yang menjadi landasan berpikir, bertindak, serta berperilaku bagi setiap insan BRI telah mampu mendukung pencapaian kinerja terbaik perusahaan. Namun demikian, evaluasi atas implementasi Budaya Kerja tetap dilakukan untuk memastikan bahwa core values yang dimiliki Perusahaan dapat menjawab tantangan di masa mendatang terutama dalam persaingan bisnis di sektor MKM yang merupakan core bussiness BRI. Atas dasar tersebut, maka pada Tahun 2012 Perusahaaan memulai Revitalisasi Budaya Kerja sebagai upaya penguatan Budaya Kerja.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Bersamaan dengan program revitalisasi implementasi Budaya Kerja, secara continue dilaksanakan Forum Peningkatan Kinerja di seluruh unit kerja sebagai bentuk partisipasi aktif Pekerja dalam penciptaan strategi dan tindakan yang dapat meningkatkan kinerja di setiap unit kerja. Forum Peningkatan Kinerja juga merupakan sarana dalam mentransformasi Budaya Kerja ke seluruh unit kerja, sehingga peningkatan kinerja dapat selaras dengan rencana kerja perusahaan. Budaya kerja merupakan salah satu materi yang selalu disampaikan dalam setiap pendidikan reguler yang bersifat refreshing, sehingga diharapkan nilai-nilai budaya kerja semakin mengakar pada setiap Pekerja. Untuk memastikan nilai-nilai budaya kerja terlaksana dengan baik di seluruh unit kerja, maka telah ditunjuk para Change Agent di masing-masing wilayah yang berkewajiban untuk mempertahankan dan mengawasi implementasi Budaya Kerja di unit kerjanya. Pencanangan tahun 2012 sebagai tahun Good Corporate Governance (GCG) juga menegaskan komitmen BRI untuk menindak dengan tegas (zero tolerance) atas setiap pelanggaran yang bertentangan dengan etika dan Peraturan Perusahaan. Hal tersebut juga menunjukkan komitmen BRI untuk menjadikan Budaya Kerja Perusahaan sebagai jiwa bagi pekerja BRI dalam berkarya.

85

Pemasaran Program pemasaran terpadu bertujuan untuk memberi kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah baru maupun existing dalam mengenal produk dan fitur produk jasa perbankan BRI, termasuk meningkatkan akses layanan Guna mencapai target sepanjang tahun 2012 baik dalam hal penyaluran kredit maupun penghimpunan dana masyarakat serta penyediaan jasa perbankan, BRI berupaya untuk tetap menjaga dan meningkatkan pangsa pasar melalui program pemasaran terpadu. Program ini memberikan kemudahan kepada nasabah baru maupun nasabah existing untuk mengenali produk jasa perbankan dan fitur produk baru BRI, memberikan kemudahan akses serta memberikan kenyamanan pada nasabah dalam melakukan berbagai aktivitas. Programprogram tersebut dijelaskan dalam uraian berikut: Peningkatan Awareness Jangkauan bisnis mikro, kecil dan menengah BRI hingga grass root community yang tersebar ke seluruh pelosok Indonesia tidak lepas dari hasil program akusisi maupun retensi pasar yang dilakukan selama tahun 2012. Untung Beliung BritAma, Pesta Rakyat Simpedes, BRI Peduli Pasar Rakyat, Panen Bulanan Simpedes dan Grebeg Pasar adalah beberapa program yang dilaksanakan BRI untuk memasarkan produk pinjaman Kupedes, KUR, produk simpanan BritAma, Simpedes serta produk e-banking. Dengan pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut yang langsung menyentuh komunitas dalam masyarakat, BRI dapat membangun terus awareness terhadap produk dan layanan BRI bagi calon nasabah baru maupun nasabah existing. Selain kegiatan pemasaran tersebut, untuk meningkatkan brand awareness, BRI juga berpartisipasi pada berbagai pameran berskala nasional maupun internasional dengan mengikutsertakan nasabah sebagai peserta pameran serta menyelenggarakan mudik bersama nasabah Kupedes dan Simpedes. Peningkatan Pangsa Pasar Untuk meningkatkan pangsa pasar, BRI juga aktif memasarkan produknya kepada mitra BUMN, melakukan cross selling produk serta memanfaatkan trickle down business dari nasabah korporasi dan BUMN. Kemitraan dengan BUMN dilakukan melalui

86

penyelenggaran acara yang menyediakan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan para mitra. Sedangkan strategi cross selling yang dilakukan BRI memberikan pelayanan closed-system financing bagi nasabah baru maupun nasabah existing. Untuk itu, antar direktorat melakukan koordinasi intensif sehingga nasabah baru semakin meningkat di tahun 2012. Trickle down business yang berasal dari nasabah segmen bisnis BUMN dan korporasi juga meningkatkan performa segmen lain seperti segmen bisnis ritel dan menengah. Strategi penjualan juga semakin diintensifkan dengan memanfaatkan database nasabah, pihak ketiga (dealer/ developer), walk in customer maupun implant banking seperti program Home Ownership Program (HOP) dan Car Ownership Program (COP) dengan beberapa perusahaan besar. Pengembangan Fitur Produk Pengembangan fitur produk melalui modifikasi kegunaan maupun pengenalan fitur baru juga merupakan salah satu strategi pemasaran BRI kepada nasabah baru maupun nasabah existing. Pengembangan ini disesuaikan dengan memperhatikan kebutuhan dan karakter nasabah di tiap segmen. Peningkatan Akses Layanan Pengembangan jaringan baik dalam bentuk konvensional maupun e-channel merupakan salah satu strategi pemasaran BRI untuk memberikan kemudahan dan meningkatkan pelayanan kepada nasabah. Pengembangan infrastruktur ini dilakukan secara ekstensifikasi maupun intensifikasi. Strategi ekstensifikasi dilakukan melalui pembukaan unit kerja di wilayah baru sedangkan intensifikasi ditujukan untuk memaksimalkan potensi bisnis pada daerah yang telah terdapat unit kerja BRI. Peningkatan akses layanan nasabah melalui e-channel yang difokuskan kepada penambahan jaringan ATM, penyebarluasan SMS banking dan Mocash yang bertujuan untuk mempermudah jangkauan kepada nasabah serta meningkatkan efisiensi operasional.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Salah satu strategi pemasaran lainnya adalah pengembangan jaringan elektronik seperti BRI mobile. Sarana ini dirancang agar lebih user friendly sehingga nasabah dapat lebih mudah memperoleh informasi rekening, dan melakukan transaksi perbankan secara online melalui BRI. Semua pengembangan di atas dilakukan untuk memastikan Service Level Agreement (SLA) yang memuaskan. Sementara strategi pemasaran yang diterapkan secara spesifik untuk masing-masing segmen operasional dapat dilihat pada uraian mengenai segmen bisnis terkait, yakni pada bahasan “Tinjauan Bisnis”. Di sisi sumber daya manusia, BRI melakukan penambahan tenaga pemasar dan juga meningkatkan kualitas pengetahuan mengenai produk dan jasa melalui pelatihan kepada tenaga pemasar sehingga mereka dapat memasarkan produk dan jasa yang lengkap sesuai dengan kebutuhan nasabah. Dengan semakin meningkatnya kualitas tersebut, tenaga pemasar BRI dapat menjadi professional business advisor bagi nasabah.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Marketing Communication Kegiatan marketing communication memiliki misi menjadikan seluruh produk, jasa, dan layanan BRI mempunyai brand yang kuat untuk menunjang kegiatan pemasaran serta pertumbuhan penjualan produk, jasa dan layanan BRI. Melalui komunikasi pemasaran yang optimal maka diharapkan akan tercapai brand awareness dan positioning yang unik, tepat dan relevan dari seluruh produk, jasa dan layanan BRI di benak setiap target market, sehingga keberhasilan ekspansi usaha dapat lebih terjamin. Untuk mencapai misi tersebut BRI merancang strategi komunikasi pemasaran yang di aplikasikan secara berkesinambungan selaras dengan penilaian kondisi industri perbankan dan sasaran perkembangan usaha. Pada tahun 2012, kegiatan marketing communication selain difokuskan pada produk-produk yang secara substansi berbasis individu/massal baik pada sisi funding maupun lending juga difokuskan pada upaya membangun image perbankan transaksional untuk menciptakan corporate brand Bank BRI.

87

Program marketing communication mengenai retail funding menjadi prioritas utama mengingat peran strategisnya untuk menjamin stabilitas pendanaan dan juga price competitiveness. Selain itu, segmen mikro, kecil dan menengah (MKM) yang menjadi pilar bisnis juga BRI mendapat prioritas khusus untuk menjamin keberlanjutan-aspek awareness terhadap brand BRI. Di tahun 2012, program marketing communication mulai menyasar pengenalan produk-produk dan layanan BRI yang berbasis business to business (B2B) dengan strategi komunikasi yang sesuai dengan business nature target market. Aktifitas e-Banking BRI juga menjadi prioritas pelaksanaan program, dengan business nature tujuan meningkatkan komposisi fee based income melalui aktivitas transaksi elektronik. Keseluruhan program yang dilaksanakan tersebut ditujukan untuk mendukung upaya BRI menjelma sebagai The Biggest National Payment Gateway dalam beberapa tahun mendatang.

Realisasi Kegiatan Berbagai kegiatan komunikasi pemasaran yang dilaksanakan sepanjang tahun 2012, mencakup diantaranya pengenalan produk: 1. Tabungan BRI BritAma (Untung Beliung BritAma). 2. Tabungan BRI Simpedes (Pesta Rakyat Simpedes, Panen Bulanan Simpedes dan Mudik Bersama Kupedes dan Simpedes). 3. Tabungan BRI Junio (Kerjasama merchant: Timezone, Theme Park: Ancol, Jatim Park, WaterBoom, Funland, Bali Bird Park, Bali Zoo, dan lain-lain). 4. E-Banking (Program Undian Gemerlap e-Banking BRI). 5. Brizzi (Program merchant discount di merchantmerchant kategori food & beverages, public service, fashion dan mini market). 6. Kartu Kredit BRI. Program-program rentention & acquisition di berbagai merchant ternama Fashion, Gadget, Airlines, Hotel & Resto , Beauty and Health, BRI Travel Service, BRING dan sebagainya. 7. BRI Prioritas (White Lotus, Ante Prima dan Blitzmegaplex). 8. BRIGuna.

88

Penghargaan dibidang Marketing Communication Berbagai kegiatan marketing communication dan realisasi kualitas layanan yang baik, membuat beberapa brand produk BRI mendapatkan penghargaan dari pihak ketiga, yaitu sebagai berikut: 1. Tabungan BRI Junio – Peringkat Pertama Kategori Tabungan Junior Top Brand Index 2012 dari Majalah Marketing. 2. Tabungan BritAma – Peringkat Kedua Kategori Tabungan Top Brand Index 2012 dari Majalah Marketing. 3. Deposito BRI – Peringkat Ketiga Kategori Deposito Top Brand Index 2012 dari Majalah Marketing. 4. Tabungan BritAma dan Tabungan Simpedes – Peringkat Pertama Kategori Tabungan Satria Brand Award 2012. 5. Tabungan BritAma – Word of Mouth Marketing 2012 dari Majalah SWA. 6. SMS Banking BRI – Peringkat Pertama Banking Service Excellent Award dari Majalah Infobank. 7. Phone Banking BRI – Peringkat Ketiga Banking Service Excellent Award dari Majalah Infobank. 8. Internet Banking & Mobile Banking Terbaik – Consumer Excellent Award dari Majalah SWA. 9. Indonesia Brand Champion Award 2012 – Predikat Silver untuk kategori Most Popular Bank Umum dari MarkPlus. 10. Peringkat Pertama Net Promoter Loyalty Award 2012 untuk kategori Saving Account dari Majalah SWA. 11. The Most Valuable Brand Kategori Bank Umum dari Mars, Metro TV dan Majalah SWA.

Pengembangan Jaringan Realisasi Ekspansi Jaringan di Tahun 2012 Pengembangan jaringan kerja bisnis ritel di tahun 2012 meliputi pembukaan 15 Kantor Cabang, 43 Kantor Cabang Pembantu dan 44 Kantor Kas. Terkait pengembangan jaringan kerja tersebut, 14 Kantor Cabang Pembantu ditingkatkan statusnya menjadi Kantor Cabang dan 6 Kantor Kas menjadi Kantor Cabang Pembantu. Sementara itu, untuk

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

pengembangan bisnis mikro, pada tahun 2012 telah dibuka 125 BRI Unit baru dan 26 TerasBRI yang ditingkatkan menjadi BRI Unit sehingga total BRI Unit per Desember 2012 mencapai 5.000 BRI Unit. Selain itu, telah dibuka 500 TerasBRI dan 250 TerasBRI Keliling selama tahun 2012.

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Pertumbuhan Jumlah Jaringan ATM dan EDC BRI

Informasi Perusahaan

59.007

38.882

Selain BRI Unit, sejak tahun 2009 BRI juga telah mengembangkan jaringan kerja baru berupa TerasBRI. Pada tahap awaI, TerasBRI dibuka di tengah pasar tradisional guna memudahkan pedagang pasar untuk menabung, mengajukan pinjaman, serta melakukan transaksi perbankan lainnya, tanpa harus meninggalkan aktivitas bisnisnya. Sampai dengan tahun 2012 BRI kini BRI telah memiliki 1.778 TerasBRI dan 350 TerasBRI Keliling. Selain pembukaan BRI Unit dan TerasBRI baru, selama tahun 2012 BRI meningkatkan status 26 TerasBRI menjadi BRI Unit dengan tujuan mengoptimalkan pelayanan kepada nasabah.

Pertumbuhan Jumlah Jaringan Kerja BRI 9.052

8.056 6.971 6.323 5.312

217 728

617 822

100

350 1.778 914 TerasBRI Keliling

179

TerasBRI

4.417

4.538

4.649

4.849

5.000

Kantor Kas BRI Unit Kantor Cabang Pembantu

337 379

434 406

470 413

502 431

545 442

2008

2009

2010

2011

2012

18.804

10.176 1.796 1.796 2008 EDC

31.590

12,719 14.292

6.398 3.778

2009

6,085

7.292

2010

2011

2012

ATM

Selama tahun 2012, BRI menambah 7.000 ATM, 13.125 EDC (Electronic Data Capture) dan 3 CDM (Cash Deposit Machine) sehingga dengan penambahan tersebut sampai dengan akhir Desember 2012, BRI telah memiliki 14.292 ATM, 44.715 EDC, 92 CDM dan 42 e-Buzz. Dengan seluruh tambahan tersebut layanan perbankan BRI per akhir tahun 2012 telah didukung oleh jaringan kerja yang meliputi 9,052 unit kerja (termasuk Kantor Wilayah dan Unit Kerja Luar Negeri) dan 59.241 e-Channel (Lihat juga tabel “Profil BRI-Jaringan Kerja” dan uraian “Tinjauan Bisnis-Bisnis Konsumer”)

1.304 870

44.715

Kantor Cabang

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Selain penambahan jaringan kerja konvensional, selama tahun 2012 BRI melakukan berbagai program lain untuk meningkatkan optimalisasi fungsi dan kualitas operasional jaringan melalui: 1. Standarisasi tampilan unit kerja operasional dan e-channel dengan tujuan meningkatkan kenyamanan nasabah saat bertransaksi. 2. Meningkatkan frekuensi pelatihan bagi pekerja BRI Unit dan TerasBRI agar dapat memberikan pelayanan yang lebih efektif kepada nasabah mikro.

89

Transaksi e-Banking

SMS Banking

ATM

Jumlah Transaksi

Jumlah Transaksi

(dalam juta transaksi)

(dalam juta transaksi) 46.6

789.2

482.7

25.4 266.9 9.5

144.2

5.6

2009

2010

2011

2012

Jumlah Pengguna

2009

2010

2011

2012

Jumlah Pemegang Kartu

(dalam ribuan)

(dalam juta) 3.366

17.0

10.5 1.592 6.8 4.5

620 244

2009

2010

2011

2012

Nilai Transaksi

2009

2010

2011

2012

Nilai Transaksi

(Rp triliun)

(Rp triliun)

429.2

7.7

249.6 2.8 126.5 0.3

2009

71.6

0.8

2010

2011

2012

2009

2010

2011

2012

Transaksi e-Banking tumbuh secara siginifikan dalam empat tahun terakhir, baik dari sisi jumlah transaksi maupun nilai transaksi, yang didukung oleh basis nasabah yang besar.

90

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

3. Pembukaan Priority Lounge, Kantor Layanan Pensiun dan Kredit Pegawai dan Sentra Layanan Prioritas. 4. Penempatan e-channel: ATM, EDC dan SSPP (Self Services Passbook Printer) untuk mengoptimalkan layanan perbankan dan meningkatkan, efisiensi, dan efektivitas jaringan e-channel BRI. 5. Mengembangkan aplikasi teknologi guna mempercepat proses kredit di BRI Unit, TerasBRI, dan TerasBRI Keliling.

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

standar kriteria SLA istimewa yang ditetapkan sebelumnya, termasuk percepatan jenjang karir yang lebih cepat disertai pemberian reward dan recognition yang menarik. Sebagai hasil dari peningkatan layanan kepada nasabah ini, BRI Prioritas memperoleh peringkat Diamond pada Service Quality Award dari Caree – CCSL.

Upaya Peningkatan Kepuasan Pelanggan

Peningkatan Layanan Sebagai bagian implementasi strategi pemasaran untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas nasabah, BRI senantiasa berupaya meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah sehingga memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan bisnis dalam jangka panjang. Hal tersebut sejalan dengan visi BRI yaitu memberikan layanan yang cepat, akurat, aman, ramah dan nyaman kepada semua nasabah dan menjadikan layanan BRI sebagai barometer layanan perbankan. Langkah strategis yang telah dilakukan BRI untuk meningkatkan kualitas layanan antara lain dengan menerapkan service level agreement (SLA) dan menetapkan rating layanan untuk seluruh unit kerja. BRI kemudian juga menyelenggarakan program Service Quality Campaign 1-96 dengan target pencapaian masuk dalam peringkat 5 besar bank dengan layanan terbaik. Untuk menjamin peningkatan kualitas dan keterampilan para pekerja di jajaran lini layanan bank, BRI menyelenggarakan kompetisi “SQ Vaganza” bagi frontliners BRI di seluruh Indonesia guna mengasah product knowledge para frontliners. Selain peningkatan kompetensi dan kualitas pelayanan, BRI memberikan benefit tertentu kepada para frontliner yang mampu memenuhi

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Selain berbagai langkah strategis tersebut di atas, BRI juga melakukan berbagai inisiatif pengembangan kualitas layanan sebagai berikut: 1. Menindaklanjuti keluhan nasabah melalui satu pintu dan mengawasi penyelesaian keluhan nasabah. Keluhan pelanggan bisa disampaikan dengan mudah melalui program “Call Center BRI” dan dipastikan langkah-langkah penyelesaian yang sebaik-baiknya. 2. Melakukan standarisasi layanan dan meningkatkan kepuasan nasabah melalui SQ coaching, SQ monitoring Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan Unit serta kegiatan refreshing course mengenai produk dan kebijakan. 3. Meningkatkan service skill dan service leadership dengan memberikan pelatihan kepada pekerja terkait di Kantor Cabang seluruh Indonesia. 4. Menentukan cabang percontohan (Center of Excellence) dalam hal kualitas layanan di masingmasing Kantor Wilayah 5. Menyusun program percepatan perbaikan kualitas layanan melalui program SQ Assurance & Improvement. 6. Melaksanakan fungsi response center yang mengacu pada Service Level Agreement (SLA) dengan cara meningkatkan infrastruktur help desk. 7. Meningkatkan skill dan knowledge para operator help desk dengan pelatihan Service Quality minimal setahun sekali.

91

Peningkatan Kualitas Layanan BRI melakukan peningkatan kualitas layanan secara terus menerus dengan menetapkan target perbaikan layanan dari berbagai sisi, antara lain: 1. Perbaikan proses layanan, dengan formulasi kebijakan, mengadakan sosialisasi, pembinaan dan monitoring prosedur operasional dan layanan; implementasi kebijakan layanan maju, serta menyusun dan menyempurnakan Service Level Agreement (SLA). 2. Premises, dengan melaksanakan assurance kebersihan, kerapihan, kenyamanan, penempatan merchandising, kelengkapan brosur dan tampilan ATM on/off site. 3. Monitoring, dengan melakukan survey implementasi kualitas layanan secara menyeluruh, bekerja sama dengan pihak ketiga. 4. Perbaikan kualitas data nasabah, dengan melakukan tunggalisasi data nasabah, pengkinian data nasabah sesuai profil risiko nasabah, integrasi sistem data nasabah pada sistem pendukung

92

di luar core system BRI (Brinets) dan pemilihan kualitas data nasabah terbaik diantara Unit Kerja Operasional (UKO) di seluruh Indonesia. 5. Perbaikan kebijakan operasional, dengan melaksanakan Business Process Reengineering, melakukan pemisahan dan penyempurnaan fungsi Petugas Operasional. 6. Pengembangan Contact center, dengan memanfaatkan telesales/telemarketing untuk penjualan produk dan jasa Bank, serta sentralisasi complaint handling.

Survey Kepuasan Nasabah Sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas layanan kepada nasabah, BRI secara rutin melakukan survey persepsi nasabah mengenai tingkat kualitas layanan BRI. Survey tersebut dilakukan secara internal maupun oleh pihak independen. Survey internal dilakukan minimal dua kali dalam setahun oleh setiap unit kerja operasional BRI di seluruh Indonesia yang pengumpulan datanya didukung oleh sistem

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

teknologi informasi. Sedangkan survey kepuasan nasabah oleh pihak independen dilakukan setiap triwulan disertai perbandingan dengan kompetitor di industri perbankan. Survey juga dibedakan berdasarkan skala nasional maupun berdasarkan kota kecil dan kota besar serta daerah di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa. Kedua survey tersebut baik yang dilakukan oleh BRI mapun pihak independen menggunakan sampling target responden dari seluruh segmen dengan latar belakang pendidikan, pekerjaan dan umur yang bervariasi.

mengalami perbaikan, yaitu meningkat sebesar 2,14 poin dari nilai 81,94 menjadi 84,08. Selain itu survei terakhir yang dilaksanakan tahun 2011 menunjukkan kenaikan peringkat kualitas pelayanan dari Peringkat 7 Menjadi Peringkat 5.

Berdasarkan hasil survey oleh pihak independen maupun secara internal menunjukkan bahwa tingkat kepuasan nasabah BRI terus meningkat secara konsisten dalam hampir semua aspek dibandingkan dengan beberapa bank lain. Namun demikian terdapat beberapa catatan yang perlu mendapatkan perhatian di masa mendatang di antaranya perlunya perbaikan dalam pelayanan dan fitur produk serta jasa BRI. Survey kepuasan nasabah ini akan digunakan sebagai acuan dalam perbaikan mutu layanan BRI sehingga mendekati persepsi kepuasan nasabah terhadap layanan jasa perbankan yang ideal dan diharapkan meningkatkan loyalitas nasabah BRI.

The Best HR Retention Program (Bronze)

Informasi Perusahaan

Selain hasil survei MRI tersebut, di tahun 2012, BRI juga menerima berbagai penghargaan dibidang kualitas layanan, yakni: Penghargaan di tahun 2012

The Best Contact Center Operation (Silver) The Best Talent – Paduan Suara (Gold) The Best Telesales (Bronze) The Quality Assurance Staf (Bronze) The Best Team Leader (Bronze) The Best Manager (Platinum dan Silver) Audit surveillance

ISO 9001:2008

VNZ Certification

Pencapaian Kualitas Layanan Berbagai upaya serius yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas layanan tersebut mendapatkan apresiasi dan pengakuan dari pihak independent. Hasil survei Marketing Research Indonesia terhadap 19 Bank tahun 2010 menunjukkan, kualitas pelayanan BRI

BR I Pr ior itas mempero leh peri ngkat Diamond pada Ser vice Q ualit y Award dari C aree – CCSL.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

93

Teknologi Informasi Pengembangan Teknologi Informasi dilakukan secara terusmenerus dan berkelanjutan guna mendorong peningkatan produktifitas dan efisiensi serta meningkatkan kualitas tata kelola di bidang operasional. BRI mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan Teknologi dan Sistem Informasi (TSI) sebagai salah satu komponen pendukung utama kegiatan bisnis yang handal, optimal dan real time online. Dengan dukungan teknologi tersebut BRI mampu memberikan layanan sesuai standar Service Level Agreement (SLA) yang kompetitif, meningkatkan produktifitas dan efisiensi serta mengurangi risiko operasional melalui: 1. Penerapan Business Continuity and Disaster Recovery Plan untuk menjaga kesinambungan operasional bisnis, meningkatkan kepercayaan nasabah dan memitigasi risiko operasional akibat kegagalan teknologi informasi. 2. Pengawasan keamanan sistem secara berkesinambungan melalui enterprise monitoring system. 3. Pelaksanaan Security Awareness Program kepada seluruh pekerja secara rutin untuk meningkatkan kepedulian terhadap keamanan penggunaan teknologi informasi di BRI. 4. Penerapan best practice sistem pengamanan teknologi informasi yang lebih luas berdasarkan ISO 27001:2005 serta regulasi dan peraturan baru Bank Indonesia dan Pemerintah. Dalam rangka mendukung pencapaian Bank BRI menjadi bank modern, BRI telah menyusun dan melaksanakan program pengembangan TSI secara bertahap dan berkelanjutan sejak tahun 2008. Program tersebut dinamakan Information Technology Strategic Plan (ITSP) BRI tahun 2008-2013, yang pada dasarnya terbagi kedalam beberapa tahap pengembangan, yaitu: 1. Penyediaan access channel yang luas dilengkapi dengan fitur standar, beragam dan terintegrasi. 2. Adopsi leading-edge IT (Information Technology) tren dunia perbankan. 3. Penyediaan akses data yang lengkap secara realtime online.

94

4. Implementasi (near) zero downtime. 5. Penggunaan multimedia dan paperless technology. Berbagai program mengenai pengembangan TI yang dijalankan selama tahun 2012 sesuai dengan roadmap ITSP tersebut diuraikan secara ringkas sebagai berikut.

Penyediaan Access Channel BRI mengembangkan berbagai fitur berbasis TI untuk meningkatkan perolehan fee-based income dari layanan jasa perbankan. Selain keragaman fitur, pada tahun 2012 BRI juga menambah jumlah maupun area coverage dari berbagai infrastruktur berbasis TI yang dimilikinya. Program-program yang dilakukan dalam rangka perluasan access channel meliputi: 1. Penambahan jumlah, perluasan coverage dan fiturfitur ATM, EDC/Mini ATM, Kiosk dan CDM. 2. Peningkatan fitur dan kapasitas Internet Banking, Mobile Banking, SMS Banking dan Phone Banking. 3. Pemanfaatan smart card untuk mendukung bisnis bank BRI. 4. Pengembangan Priority Banking – Customer Portofolio Management. 5. Peningkatan fitur jasa-jasa pembayaran untuk pihak ketiga. 6. Pengembangan Prepaid Card e-Money (BRIZZI). 7. Pengembangan aplikasi Delivery Remittance dan keagenan Remittance di berbagai negara.

Adopsi leading-edge IT, Tren Dunia Perbankan Berbagai program yang dilaksanakan mencakup: 1. Peningkatan interaksi nasabah dengan BRI melalui e-channel dan Internet Banking 2. Pengembangan e-money 3. Adopsi Green IT (operasional TI yang ramah lingkungan) 4. IT best practice features meliputi COBiT, I.T.I.L, ISO 27001

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Akses Data Realtime Online yang Aman dan Handal

Analisis & Pembahasan Manajemen

e-Channel

2008

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

2009

2010

2011

2012

ATM

97

110

124

159

194

1. Menyediakan akses data yang lengkap secara, realtime online dan secure untuk keperluan auditor internal maupun eksternal. 2. Menerapkan teknologi sekuriti melalui line encryption dan two/three factors authentication dengan integritas data. 3. Menerapkan tata kelola proses TI dan sekuriti berdasarkan best practice berstandar internasional serta regulasi perbankan di Indonesia.

EDC

44

80

136

160

218

Mobile Banking

21

28

38

49

82

7

15

24

87

113

31

33

33

33

3

0

25

41

56

63

CDM

62

64

64

159

194

Kiosk

22

23

23

23

23

0

0

0

0

26

Implementasi (near) zero downtime

Jumlah Fitur

1. Redundansi jaringan (VSAT & MPLS) untuk unitunit kerja. 2. Clustering server untuk level Kantor Pusat s/d Unit Kerja terkecil, 3. Shared Processing DC & DRC, 4. Optimalisasi Gedung Teknologi Informasi sebagai primary site data center. 5. Aktivasi Kantor Pusat sebagai secondary site/hotsite.

Beberapa fitur aplikasi pokok dan kegunaannya yang dikembangkan selama tahun 2012 diantaranya adalah: 1. Host-to-Host merupakan aplikasi kerjasama dengan pihak ke tiga yang bersifat real time contoh: H2H dengan PDAM tentang pembayaran tagihan air, H2H Rumah Sakit tentang pembayaran tagihan pasien 24 jam, H2H Perguruan Tinggi tentang pembayaran SPMB, SPP online, dan biaya kursus. 2. Cash Management System (CMS) merupakan solusi layanan perbankan berbasis internet yang memungkinkan perusahaan melakukan transaksi keuangan sendiri secara langsung melalui fasilitas online. 3. BRI Mobile merupakan aplikasi yang dikembangkan pada mobile devices untuk melaksanakan transaksi perbankan BRI. Saat ini telah dikembangkan dalam platform Android, Apple, dan Blackberry.

Multimedia & Paperless Technology Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasioal, BRI juga merancang dan memanfaatkan peran IT, melalui: 1. Video conference untuk semua Unit Kerja Operasional, 2. Managerial Dashboard & Reporting (Data Warehouse&Portal DWH) 3. Knowledge Management & e-Learning 4. Workflow & Document Management, 5. Online audit tools (BRISMA)

Pengembangan Fitur Pengembangan fitur aplikasi berbasis TI (e-channel) merupakan salah satu upaya yang ditempuh BRI untuk mengoptimalkan ketersediaan infrastruktur dan meningkatkan perolehan fee-based income. Selama tahun 2012, BRI telah mempunyai tidak kurang dari 923 fitur e-channel baru, dengan perincian sebagai berikut.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Cash Management Phone Banking Internet Banking

SSB (Self Service Banking) BRILink

Informasi Perusahaan

0

7

7

7

7

287

394

499

742

923

Pengembangan SDM Bidang TI Selain mengembangkan program, menambah fiturfitur aplikasi dan melakukan upgrading peralatan infrastruktur TI, BRI melaksanakan program peningkatan kompetensi SDM di bidang TI. Peningkatan kompetensi tersebut dilakukan melalui pemberian berbagai training yang relevan. Selama tahun 2012, BRI menyelenggarakan tidak kurang 83 subjek training di bidang TI. Mata pelajaran dalam training tersebut bervariasi, mulai tingkat dasar, aplikasi, program sertifikasi keahlian, manajemen risiko di bidang TI, hingga tahap programmer bagi pengembangan fiturfitur aplikasi.

95

Sentra Operasi Efisiensi operasional dengan tujuan cost reduction yang dilaksanakan secara intensif oleh BRI telah memperhatikan inherent risk, antara lain melalui penerapan paperless settlement transaksi e-banking dan sentralisasi penyelesaian selisih kas ATM. Hal ini memberi andil terhadap penurunan biaya overhead dan sejalan dengan semangat green banking. Guna mendukung kelancaran transaksi operasional perbankan di lebih dari 9.000 outlet jaringan kerja BRI dan e-channel yang terkoneksi secara real time online, BRI telah membangun Sentra Operasi yang handal dan efisien, yang mampu memproses jutaan transaksi perhari dengan berbagai macam kompleksitas jenis transaksi serta jumlah database nasabah yang masif. Sentra Operasi BRI bertanggung jawab dalam pemrosesan dan monitoring transaksi operasional perbankan baik yang terkait dengan transaksi melalui e-banking maupun transaksi keluar melalui kliring, RTGS, atau Remittance. Untuk menjamin tercapainya target memiliki sentra operasi sesuai dengan international best practice yang berlaku di dunia perbankan, BRI telah membangun sistim operasional yang fully centralized, fast, zero defect, dan low risk. Sistem operasi tersebut juga memiliki sistem kontrol yang terpadu (integrated monitoring & control system), sesuai kebutuhan BRI.

Penyempurnaan Proses Bisnis dan Efisiensi Operasional BRI terus berupaya melakukan penyempurnaan proses bisnis internal dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas operasional untuk mengoptimalkan kecepatan dan ketepatan layanan yang menjamin kepuasan nasabah. Oleh karena itu, BRI melakukan evaluasi, menyempurnakan internal business process seluruh transaksi back office secara konsisten dan mengimplementasikan enterprise reconciliation. Efisiensi operasional dengan tujuan cost reduction yang dilaksanakan secara intensif oleh BRI telah memperhatikan inherent risk, antara lain melalui penerapan paperless settlement transaksi e-banking

96

dan sentralisasi penyelesaian selisih kas ATM. Hal ini memberi andil terhadap penurunan biaya overhead dan sejalan dengan semangat green banking.

Perkembangan Transaksi e-banking Bri Total transaksi e-banking di tahun 2012 mencapai 895 juta transaksi (rata-rata 2,5 juta transaksi per hari) meningkat signifikan sebesar 51% dibanding jumlah transaksi di tahun 2011 dengan total nilai transaksi mencapai angka Rp459 triliun. Peningkatan jumlah transaksi tersebut sejalan dengan peningkatan jumlah kartu yang beredar, yakni mencapai 17 juta kartu ATM/ Debit aktif di akhir tahun 2012. Transaksi e-banking terbesar dilakukan melaui channel ATM sebesar 789,2 juta transaksi, meningkat 63% dari jumlah transaksi tahun 2011 dengan nilai sebesar Rp482,7 triliun.

Perkembangan Transaksi Rtgs dan Kliring Di tahun 2012 total transaksi incoming RTGS BRI mencapai nilai transaksi sebesar Rp7,29 triliun meningkat 50% dari tahun 2011, dengan jumlah transaksi mencapai 1,23 juta transaksi. Sejalan dengan hal tersebut, nilai transaksi outgoing RTGS juga meningkat 50% dibanding tahun 2011 mencapai Rp7,29 triliun dengan 1,29 juta transaksi. Peningkatan juga terjadi untuk Kliring Penyerahan Masuk (Debet Masuk) dengan total transaksi mencapai Rp99 triliun meningkat 5% dibanding tahun 2011 dengan jumlah transaksi mencapai 3,46 juta transaksi, sedangkan transaksi Kliring Penyerahan Keluar (Debet Keluar) mencapai Rp37 triliun meningkat 76%

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

dibanding tahun 2011 (713 ribu transaksi). Sementara untuk Kliring Kredit, total transaksi inward mencapai Rp52 triliun meningkat 48% dari tahun 2011 dengan 8,28 juta transaksi, sedangkan transaksi outward mencapai Rp37 triliun meningkat 3% dari tahun 2011 dengan 3,19 juta transaksi.

Perkembangan Transaksi Remittance Jumlah total Incoming Remittance Kerjasama yang berasal dari 28 lembaga kerjasama telah mencapai 1,63 juta transaksi dengan nilai equivalen USD586 juta. Sementara transaksi Incoming Remittance Non Kerjasama pada tahun 2012 mencapai 94 ribu transaksi, dengan nilai transaksi sebesar (equivalen) USD16,6 juta Transaksi Outgoing Remittance di tahun 2012 mencapai 38 ribu transaksi dengan nominal equivalen USD19,6 juta.

Sertifikasi ISO 9001:2008 (Quality Management System) Pelaksanaan kegiatan sentra operasi dalam rangka mendukung tata kelola perusahaan yang baik telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 dari Badan Sertifikasi LQRA (Lioyds Quality Registration Assurance)

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

yang telah diakreditasi oleh Badan Akreditasi Internasional - UKAS (United Kingdom Accreditation Service) dan Komite Akreditasi Nasional dengan ruang lingkup “Provision of Payment System by RTGS, Clearing and Remittance”.

Sasaran Strategis 2013 Memasuki tahun 2013, BRI telah menyiapkan rencana strategis terkait proses operasional guna meningkatkan kinerja operasional serta pelayanan kepada nasabah melalui berbagai program, mencakup: 1. Business Process Re-engineering dengan mengefisienkan fungsi Back Officer, Unit Kerja untuk meningkatkan kualitas layanan. 2. Membentuk Sentra Operasi Regional untuk transaksi kliring debet yang berkedudukan di Kantor Cabang Koordinator. 3. Melakukan implementasi Standar ISO 9001:2008 Quality Management System yang terfokus pada Bagian Produksi Kartu dan Bagian Penyeiesaian Komplain. 4. Sentralisasi Rekonsiliasi dan Penyelesaian Selisih Cash Deposit Machine. 5. Otomasi Pembukuan Pembayaran Kartu Kredit melalui fasilitas RTGS dan Kliring.

97

Manajemen Aktiva Tetap dan Pengadaan Barang Jasa Sejalan dengan perkembangan bisnis dan perluasan jaringan kerja, BRI berupaya melakukan pengelolaan aktiva tetap dan memenuhi kebutuhan pengadaan barang dan jasa (logistik) setiap unit kerja secara optimal. Untuk itu, proses pemenuhan kebutuhan aktiva tetap dan logistik dilaksanakan secara cepat, fleksibel, efisien dan efektif dengan tetap memperhatikan kaidah Good Corporate Governance (GCG) agar BRI tidak kehilangan momentum pertumbuhan bisnis. Pengelolaan v tetap yang efisien dan akurat diimplementasikan dengan penggunaan Sistem Informasi Manajemen Aktiva Tetap (SIM-AT) sedangkan proses pengadaan yang transparan dan fair diwujudkan dengan pengembangan aplikasi e-Procurement dalam pengadaan barang dan jasa sehingga tata kelola perusahaan yang baik dan benar dapat terwujud didalam seluruh proses yang dilakukan.

Transparansi Pengadaan dan Efisiensi Pengelolaan Aktiva Tetap melalui e-Procurement dan SIM-AT BRI melakukan pengembangan aplikasi e-Procurement dalam proses pengadaan, sehingga pemenuhan barang dan jasa untuk seluruh unit kerja dapat dilaksanakan secara lebih transparan, adil, tidak diskriminatif, serta akuntabel. Selain itu, pengembangan terhadap aplikasi Sistem Informasi Manajemen Aktiva Tetap (SIM-AT) telah berhasil dilaksanakan. Hal ini memastikan bahwa manajemen aktiva tetap BRI dapat berjalan dengan transparan, akuntabel, dan akurat mulai dari distribusi, pengakuan aset, asuransi, pajak, sampai dengan pelepasan aset tersebut.

BRI mengembangkan aplikasi e-procurement untuk mewujudkan transparansi dan fairness dalam pengadaan barang dan jasa sebagai wujud penerapan praktek-praktek tata kelola yang baik.

98

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

BRI akan terus melakukan penyempurnaan dan evaluasi terhadap kebijakan, antara lain dengan menyusun service level agreement kegiatan kelogistikan dengan tetap memperhatikan prinsip Good Corporate Governance (GCG).

Strategi Manajemen Aktiva Tetap dan Pengadaan Barang dan Jasa tahun 2013 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Optimalisasi organisasi dan proses bisnis dan penyesuaian kebijakan-kebijakan kelogistikan. Standarisasi gedung dan prasarana seiring dengan pendelegasian dan desenstralisasi pengadaan. Percepatan penyediaan Sistem informasi Manajemen AT yang handal dan terintegrasi. Implementasi sistem e-Office. Optimalisasi aset. Implementasikan standarisasi proses bisnis dan sisdur yang ada untuk pengukuran SLA dalam rangka persiapan Sertifikasi ISO. 7. Standarisasi barang dan jasa seiring dengan pendelegasian dan desenstralisasi pengadaan.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

99

Manajemen Risiko Manajemen Risiko memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pengelolaan risiko bank guna mendukung pencapaian tujuan perusahaan melalui dua aspek, yaitu melindungi modal dan mengoptimalkan hubungan risk dan return. Dengan skala operasi yang luas dan kegiatan usaha yang terus meningkat, maka BRI menerapkan pola pengelolaan risiko secara terpadu di seluruh lini organisasi, dikenal sebagai enterprise-wide risk management. Manajemen Risiko dalam organisasi BRI merupakan salah satu fungsi yang bersifat independen, fungsi bisnis dan terhadap fungsi audit. Ketiga fungsi tersebut berperan aktif dalam menerapkan manajemen risiko dengan tingkat kewenangan yang berbeda.

Gambaran Umum Sistem Manajemen Risiko Pengelolaan Manajemen Risiko BRI diimplementasikan dengan konsep tiga garis pertahanan (three lines of defense), yaitu: 1. Garis pertahanan pertama (first line of defense) adalah unit kerja bisnis/operasional dengan aktivitas fungsional, sebagai pihak yang bertanggung jawab melaksanakan fungsi pengendalian intern dan menjaga kualitas output dan proses bisnis sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan. 2. Garis pertahanan kedua (second line of defense) adalah unit kerja manajemen risiko yang memantau penerapan manajemen risiko BRI sesuai toleransi risiko dan menetapkan kebijakan, pedoman dan

limit risiko unit kerja bisnis/operasional secara independen agar eksposur secara keseluruhan sampai pada batas yang dapat ditoleransi serta tidak melampaui kemampuan modal BRI. 3. Garis pertahanan ketiga (third line of defense) adalah unit kerja audit internal yang berfungsi melakukan pengendalian melalui evaluasi kepada first line dan second line of defense serta memberikan laporan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris secara independen.

Struktur Organisasi Manajemen Risiko BRI menerapkan kerangka pengelolaan risiko secara terpadu (enterprise-wide risk management) untuk mengendalikan delapan jenis risiko yang menyertai kegiatan usaha. Kerangka tersebut meliputi penerapan empat pilar pengelolaan risiko yang terdiri dari (1) Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, (2) Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit, (3) Proses manajemen risiko dan sistem informasi manajemen risiko, serta (4) Sistem pengendalian intern. Penerapan keempat pilar di atas sebagai berikut: 1. Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi

Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab atas efektivitas penerapan manajemen risiko di BRI. Untuk itu Dewan Komisaris dan Direksi harus memahami risiko yang dihadapi BRI dan memegang peranan penting dalam mendukung dan mengawasi keberhasilan penerapannya di seluruh unit kerja.

“Pengelolaan Risiko Bank secara menyeluruh dilakukan melalui penerapan enterprise-wide risk management dengan konsep three lines of defense yang dilengkapi Kebijakan Umum Manajemen Risiko (KUMR) serta proses evaluasi berkala untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko.”

100

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional



Dalam melakukan pengawasan dan pengelolaan eksposur risiko bisnis dan penetapan Sistem Manajemen Risiko BRI, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Pengawasan Manajemen Risiko di tingkat Komisaris melalui Komite Pengawas Manajemen Risiko (KPMR) dan jajaran Direksi BRI dibantu oleh Risk Management Committee (RMC) sebagai komite tertinggi dalam sistem manajemen risiko BRI yang berangggotakan seluruh anggota Direksi dan pejabat satu tingkat di bawah Direksi BRI yang ditunjuk. RMC bersifat non-struktural dan independen terhadap unit kerja operasional.



KPMR bertugas melakukan pengawasan terhadap kebijakan dan implementasi manajemen risiko yang dilakukan oleh Direksi. Sedangkan RMC bertugas untuk memberikan rekomendasi kepada

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Direktur Utama dalam merumuskan kebijakan, menyempurnakan pelaksanaan kebijakan, mengevaluasi perkembangan dan kondisi profil risiko, serta memberikan saran-saran dan langkahlangkah perbaikan untuk membahas permasalahan yang spesifik pada jenis risiko tertentu dan membutuhkan putusan segera, dilakukan rapat RMC yang bersifat terbatas, atau yang disebut sub-RMC. Terdapat 3 (tiga) sub-RMC yaitu CRMC (Credit Risk Management Committee), MRMC (Market Risk Management Committee), dan ORMC (Operational Risk Management Committee), yang dibentuk untuk membahas permasalahanpermasalahan yang menyangkut risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional dan risiko lainnya. Bagan struktur Organisasi Manajemen Risiko BRI adalah sebagai berikut:

KOMISARIS Komite Pengawas Manajemen Risiko

DIREKSI

DIREKTUR UTAMA

Komite Manajemen Risiko (Risk Management Committee)

UKO*

Supporting Risk Taking Unit

Credit Risk Management Committee

Operation Risk Management Committee

Market Risk Management Committee Audit Intern

Supporting Risk Taking Unit

DIVISI MANAJEMEN RISIKO

Bagian Risiko Kredit Credit Risk Policy

Bank’s Portfolio

Operation Risk Management Committee

Bagian Risiko Pasar Enterprise Risk

*Unit Kerja Operasional

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

101

2. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit

Dasar-dasar kebijakan manajemen risiko BRI dipaparkan dalam Kebijakan Umum Manajemen Risiko BRI (KUMR BRI) yang merupakan kebijakan tertinggi di bidang manajemen risiko di BRI. KUMR BRI merupakan panduan dalam membangun BRI sebagai bank yang melaksanakan manajemen risiko sesuai ketentuan yang berlaku.



KUMR diterjemahkan secara terperinci dan dituangkan dalam Pedoman Pelaksanaan Penerapan Manajemen Risiko (P3MR) yang berisi tahapan dalam proses manajemen risiko, antara lain identifikasi risiko, pengukuran risiko, pemantauan risiko, dan pengendalian risiko. BRI juga telah memiliki kebijakan dan prosedur penetapan limit risiko antara lain: a. Pedoman Penerapan Manajemen Risiko dlm Penggunaan Teknologi Informasi. b. Kebijakan Produk dan Aktivitas Baru. c. Kebijakan Profil Risiko. d. Prosedur Penetapan Limit Risiko Kredit. e. Kebijakan Pengelolaan Instrumen Keuangan. f. Kebijakan Manajemen Risiko Likuiditas. g. Penerapan Manajemen Risiko pada KPR dan KKB BRI h. Penerapan Manajemen Risiko untuk Aktivitas Kerjasama Pemasaran dengan Perusahaan Asuransi (Bancassurance) i. Penetapan Transaksi dan Limit Risiko Pasar Instrumen Aset Keuangan terkait Aktivitas Treasury j. Kebijakan dan metodologi Credit Risk Rating dan Credit Risk Scoring. k. Metodologi Probability of Default (PD), Loss Given Default (LGD), dan Exposure at Deafult (EAD) sesuai karakteristik kredit. l. Metodologi risk based pricing/risk premium m. Penetapan limit konsentrasi kredit per segmen bisnis

102

Prosedur dan penetapan limit risiko untuk setiap jenis risiko yang wajib dikelola dalam seluruh produk dan kegiatan usaha BRI harus disesuaikan dengan tingkat risiko yang akan diambil (risk appetite), dengan memperhatikan pengalaman yang dimiliki dalam mengelola risiko dimaksud. Limit tersebut direview secara berkala untuk menyesuaikan terhadap perubahan kondisi yang terjadi. Direksi BRI berwenang untuk menetapkan limit risiko dan toleransi risiko untuk setiap jenis dan eksposur risiko dengan memperhatikan pengalaman, kemampuan permodalan, kemampuan sistem dan perangkat manajemen risiko, sumber daya yang dimiliki, serta ketentuan yang berlaku. 3. Proses manajemen risiko dan sistem informasi manajemen risiko Proses manajemen risiko, terdiri dari: a. Identifikasi Identifikasi dilakukan dengan menganalisis seluruh jenis dan karakteristik risiko yang terdapat pada setiap kegiatan usaha BRI yang juga meliputi produk dan jasa-jasa lainnya. Proses identifikasi risiko akan sangat menentukan cakupan dan skala tahapan pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko. Identifikasi risiko bersifat proaktif, mencakup seluruh aktivitas bisnis BRI dan dilakukan dalam rangka menganalisis sumber dan kemungkinan timbulnya risiko serta dampaknya. Identifikasi risk issue dilakukan di level Kantor Pusat, Kantor Wilayah, dan Kantor Cabang seluruh Indonesia dengan menggunakan perangkat Manajemen Risiko. Dalam tahapan ini dilakukan penetapan dan pengkinian risk issue.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

b. Pengukuran Sistem pengukuran risiko digunakan untuk mengukur eksposur risiko BRI sebagai acuan untuk melakukan pengendalian. Pengukuran risiko dilakukan secara berkala baik untuk produk dan portofolio maupun seluruh aktivitas bisnis BRI. Pendekatan dan metodologi pengukuran dapat bersifat kuantitatif, kualitatif, atau merupakan kombinasi keduanya. Pengukuran risiko tercermin dalam Laporan Profil Risiko Konsolidasi triwulanan, Dashboard Profil Risiko bulanan, Laporan Profil Risiko Kantor Wilayah bulanan, Laporan konsolidasi RCSA triwulanan, Laporan analisa stress testing triwulanan, Laporan potensi kerugian risiko pasar mingguan, laporan monitoring cash ratio bulanan, dan Top 50 Risk Issue triwulanan. c. Pemantauan Aktivitas pemantauan risiko dilakukan dengan cara mengevaluasi eksposur risiko yang terdapat dalam seluruh portofolio produk dan kegiatan usaha BRI serta efektivitas proses manajemen risiko. Contohnya antara lain dengan cara mengevaluasi limit, Indikator Risiko Utama, dan realisasi rencana tindak lanjut yang dibuat oleh unit kerja. d. Pengendalian Pengendalian risiko dilakukan antara lain dengan memberikan tindak lanjut atas risiko yang bersifat moderate dan high yang melebihi limit, peningkatan kontrol (pengawasan melekat), penambahan modal untuk menyerap potensi kerugian, dan audit internal secara periodik. Di samping itu juga dilakukan analisis terhadap Produk dan/atau Aktivitas Baru (PAB).

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012



Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Sistem Informasi Manajemen Risiko Sistem informasi manajemen risiko merupakan bagian dari Sistem Informasi Manajemen (SIM) BRI dan merupakan pendukung penting dalam pelaksanaan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko. Sistem informasi manajemen risiko yang diaplikasikan antara lain aplikasi OPRA atau Operational Risk Assessor, aplikasi LAS atau Loan Approval System, dan aplikasi GUAVA atau Treasury and Market Risk System.

4. Sistem Pengendalian Intern Pengendalian intern secara menyeluruh telah diimplementasikan melalui: a. Penetapan struktur organisasi, dengan melakukan pemisahan fungsi yang jelas antara unit kerja operasional (business unit) dengan unit kerja yang melaksanakan fungsi pengendalian risiko (risk management unit). b. Penetapan risk management unit secara independen yang membuat kebijakan, metodologi pengukuran risiko, penetapan limit risiko dan melakukan validasi data/ validasi model. c. Menerapkan konsep three line of defense d. Setiap transaksi dari aktivitas fungsional yang mempunyai eksposur risiko telah disetujui oleh pejabat yang berwenang dan risikonya telah direview dan dipantau sesuai kebutuhan oleh masing-masing business unit. e. Validasi data dilakukan oleh pejabat dan unit kerja yang independen dari unit kerja operasional. Validasi data dilakukan minimal secara bulanan untuk semua risiko. f. Melakukan audit secara berkala oleh internal auditor untuk menilai pelaksanaan proses dan sistem manajemen risiko pada aktivitas fungsional yang memiliki eksposur risiko. g. Menerapkan kegiatan pemisahan fungsi (segregation of duties) dengan menggunakan konsep Maker, Checker, Signer (MCS) pada seluruh kegiatan operasional BRI.

103

Untuk menjaga kualitas portofolio kredit, BRI memisahkan pejabat kredit menjadi Relationship Management dan

Credit Risk Management

Risiko yang Dihadapi Proses manajemen risiko diterapkan secara konsisten dalam setiap proses aktivitas bisnis maupun operasional perbankan sehari-hari. Pengelolaan risiko yang konsisten merupakan faktor penting, yang akan mempengaruhi keberhasilan BRI dalam mencapai target kinerja secara optimal sesuai yang telah ditetapkan, yaitu menjadi bank yang sehat dan tumbuh secara berkesinambungan. Faktor-faktor risiko yang mempengaruhi strategi usaha BRI baik secara langsung maupun tidak langsung serta upaya BRI untuk mengelola risiko tersebut, diklasifikasikan ke dalam delapan jenis risiko sebagai berikut:

Risiko Kredit Penerapan manajemen risiko kredit di BRI dilakukan melalui desain struktur organisasi yang menggambarkan keterlibatan seluruh pihak yang terkait manajemen risiko kredit (Dewan Komisaris, Direksi, Komite, Divisi Manajemen Risiko, Unit Kerja Operasional serta Audit Intern). Unit kerja operasional terdiri dari Core Risk Taking Unit dan Supporting Risk Taking Unit. BRI memiliki suatu Komite Manajemen Risiko Kredit (Credit Risk Management Committee/CRMC), yang merupakan Sub Risk Management Committee (RMC) yang membahas permasalahan yang berkaitan dengan

104

eksposur risiko kredit dan penerapan manajemen risiko kredit. Dalam rangka mempertahankan dan mengelola risiko kredit BRI juga telah menetapkan fungsi di bidang Relationship Management dan Credit Risk Management. Dalam rangka mengelola risiko kredit, BRI telah menetapkan beberapa prinsip prudential banking yang tercermin dalam kebijakan perkreditan, tata cara penilaian kualitas kredit, dan dalam pengelolaan serta proses putusan kredit, seperti pemisahan fungsi pejabat kredit yaitu RM (Relationship Management) dan CRM (Credit Risk Management), penerapan Four Eyes Principle, penerapan Risk Rating/Scoring System (CRR dan CRS), pemisahan pengelolaan kredit bermasalah, serta penetapan prosedur perkreditan yang sehat melalui penetapan Pasar Sasaran (PS), Kriteria Risiko yang Dapat Diterima (KRD) dan Rencana Pemasaran Tahunan (RPT). Pemisahan fungsi RM dan CRM serta pemisahan pengelolaan kredit lancar (performing) dengan pengelolaan kredit bermasalah berada pada divisi yang terpisah, dimaksudkan agar pengelolaan risiko dalam aktivitas perkreditan dapat dilaksanakan secara lebih baik tanpa mengganggu proses bisnis yang berorientasi pada pertumbuhan bisnis yang sehat. Selain itu BRI menerapkan proses uji kepatuhan oleh Direktur Kepatuhan guna memastikan prinsip kehatihatian untuk putusan kredit diatas nilai tertentu. BRI telah memiliki kebijakan pengelolaan risiko konsentrasi kredit melalui pedoman penetapan limit risiko kredit. Penetapan limit risiko kredit bertujuan untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan karena adanya konsentrasi penyaluran pinjaman. Limit yang ditetapkan terdiri dari: 1. Eksposur kepada nasabah atau counterparty 2. Eksposur kepada pihak terkait 3. Eksposur terhadap sektor ekonomi/sektor industri tertentu atau area geografis. Pengelompokan wilayah geografis berdasarkan tempat beroperasinya bisnis BRI yang sekaligus menggambarkan potensial bisnis wilayah masing-masing

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Pedoman tersebut ditujukan untuk menetapkan limit risiko kredit pada level portofolio atau level bank secara keseluruhan yang dilaksanakan untuk seluruh produk dan aktivitas BRI berisiko kredit, dengan memperhatikan kemampuan modal untuk menyerap risiko atau kerugian yang timbul, dan tinggi rendahnya eksposur. BRI telah melakukan pengukuran dan pengendalian risiko kredit melalui penilaian risiko debitur dengan menggunakan Internal Risk Rating (Credit Risk Rating/Credit Risk Scoring) sejak tahun 2001. Saat ini perhitungan CRR dan CRS telah dilakukan secara otomasi dan terintegrasi dengan proses bisnis melalui aplikasi Loan Approval System (LAS). Pengukuran kebutuhan modal minimum untuk mengcover risiko kredit dilakukan dengan menggunakan ketentuan BRI yang mengacu pada ketentuan BI yaitu dengan menggunakan Standardized Approach Basel II sejak Januari 2012. Perhitungan risiko kredit tercermin dalam nilai ATMR Risiko Kredit yang dihitung secara bulanan terdiri dari Risiko kegagalan debitur, risiko kegagalan counterparty dan risiko kegagalan settlement. Secara paralel juga sedang dipersiapkan dan dikembangkan metodologi Internal Rating Based Approach (IRBA). Pengelolaan risiko kredit juga dilakukan melalui pemantauan atas konsentrasi kredit dan eksposur risiko kredit aktual secara portofolio, segmen bisnis dan sektor ekonomi yang dikaitkan dengan limit risiko kredit dan target yang telah ditetapkan. Selain itu BRI juga telah melakukan analisis stress testing secara berkala dengan menggunakan data makro ekonomi dan internal BRI dalam berbagai skenario. BRI menerapkan Early Warning System (EWS) dan Credit Risk Monitoring terhadap perkembangan kondisi usaha debitur agar pengelolaan risiko kredit semakin efektif dan dapat meminimalkan risiko terjadinya kerugian dan mengoptimalkan penggunaan modal untuk memperoleh pendapatan yang maksimal.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Tagihan yang telah jatuh tempo dan tagihan yang mengalami penurunan nilai/Impairment BRI menetapkan definisi tersendiri untuk tagihan yang telah jatuh tempo dan tagihan yang mengalami penurunan nilai. Tagihan yang telah jatuh tempo adalah seluruh tagihan/kelompok tagihan yang telah jatuh tempo lebih dari 90 (sembilan puluh) hari, baik atas pembayaran pokok dan/atau pembayaran bunga. Seluruh tagihan dapat mengalami penurunan nilai/ impairment bila dalam suatu kondisi terdapat bukti objektif terjadinya peristiwa yang merugikan sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal kredit tersebut dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Bukti obyektif adalah peristiwa-peristiwa merugikan terhadap kredit yang dimiliki BRI berdasarkan data hasil observasi atas peristiwa yang menjadi perhatian BRI yang mempengaruhi kesanggupan bayar debitur di masa mendatang. Apabila terjadi penurunan nilai sehingga nilai tercatat kredit setelah penurunan nilai kurang dari nilai tercatat awal maka harus dibentuk suatu Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) untuk menutup kerugian akibat terjadinya penurunan nilai tersebut. CKPN adalah cadangan kerugian yang dihitung dari besarnya penurunan nilai pada aset keuangan yang dievaluasi secara individual atau kolektif. Tabel berikut menggambarkan pengungkapan tagihan bersih BRI berdasarkan kategori portofolio yang dirinci berdasarkan wilayah, sisa jangka waktu kontrak dan sektor ekonomi, bank secara individual dan konsolidasi dengan Perusahaan Anak

105

Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Individual (dalam Rp juta) No.

Kategori Portofolio

31 Desember 2012 Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah

(1)

(2)

1.

Tagihan Kepada Pemerintah

2. 3. 4.

Tagihan Kepada Bank

5.

Kredit Beragunan Rumah Tinggal

6.

Kredit Beragunan Properti Komersial

7.

Kredit Pegawai/Pensiunan

8.

Jakarta

Indonesia Tengah & Timur

Jawa Barat

(3)

(4)

(5)

Jawa Tengah & DIY

Jawa Timur

(6)

(7)

Sumatera

Lainnya

(8)

(9)

Total

(10)

149.940.931

-

-

-

-

- 1.213.431

151.154.363

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

47.047.663

997.753

6.388.158

265.772

3.943.597

1.998.875

-

60.641.818

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral & Lembaga Internasional

-

-

-

-

-

-

-

-

25.532.052

19.392

-

-

-

-

48.188

25.599.632

253.940

247.346

58.089

113.981

88.908

135.348

-

897.612

26.433

115.488

109.525

551.225

36.549

121.622

-

960.842

9.166.298

34.078.351

7.361.636

7.542.409 10.223.946 15.431.823

576

83.805.039

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

16.083.980

29.016.175

9.895.381 20.859.767 16.318.850 26.814.069

245

118.988.467

45.359.160

9.811.126

2.130.016

5.441.212

445.540

83.656.491

486.434

368.869

205.538

285.239

396.767

752.636

-

2.495.483

2.341.591

6.212.579

42.041

6.676.846

5.368.040

2.564.151

-

23.205.248

-

-

-

-

-

-

-

81.302.816 26.117.407 41.211.659 45.497.958 59.245.600 1.707.979

551.404.995

9.

Tagihan Kepada Korporasi

10.

Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo

11.

Aset Lainnya

12.

Eksposur di Unit Usaha Syariah Total

296.321.575

9.042.363 11.427.074

Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah - Bank Secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak (dalam Rp juta) No.

Kategori Portofolio

31 Desember 2012 Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah Jakarta

1.

Tagihan Kepada Pemerintah

Jawa Barat

Jawa Tengah & DIY

Jawa Timur

Sumatera

150.988.567

-

-

-

-

Lainnya

- 1.213.431

Total

152.201.999

2.

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

47.063.728

997.753

6.388.158

265.772

3.943.597

2.105.940

-

60.764.948

3.

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral & Lembaga Internasional

-

-

-

-

-

-

-

-

4.

Tagihan Kepada Bank

5.

Kredit Beragunan Rumah Tinggal

6.

Kredit Beragunan Properti Komersial

7.

Kredit Pegawai/Pensiunan

8. 9.

25.914.992

19.559

118

1.019

35.365

1.856

48.188

26.021.097

254.550

251.597

59.769

114.565

91.140

176.702

-

948.324

26.433

117.124

109.525

551.225

36.549

132.335

-

973.191

9.211.261

34.086.797

7.462.944

7.569.016 10.257.119 15.627.129

576

84.214.842

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

16.304.468

29.086.123

9.895.381 20.893.067 16.333.224 27.369.680

245

119.882.187

Tagihan Kepada Korporasi

46.062.770

9.811.126

2.146.866

445.540

84.701.675

486.434

368.869

205.538

285.239

396.767

752.636

-

2.495.483

2.376.718

6.213.150

43.901

6.677.885

5.368.962

2.587.873

-

23.268.488

1.229.885

2.336.517

1.345.593

1.056.574

1.694.567

-

14.328.437

82.616.084 28.575.740 42.629.707 46.824.487 62.008.359 1.707.979

569.800.670

10.

Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo

11.

Aset Lainnya

12.

Eksposur di Unit Usaha Syariah Total

106

Indonesia Tangah & Timur

6.665.301 305.438.314

5.451.117

9.224.616 11.559.640

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu - Bank Secara Individual (dalam Rp juta) No.

Kategori Portofolio

31 Desember 2012 Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak 1th sd 3 th > 3th sd 5 th

(3)

> 5 th

NonKontraktual

(4)

(5)

(7)

(8)

164.396

394.806

38.492.607

102.357.329

151.154.363

3.533.803

8.463.648

23.456.065

9.730.534

60.641.818

-

-

-

-

-

-

6.398.207

914.748

199.586

1.285.746

16.801.345

25.599.632

9.745.225

(6)

Total

15.457.768 3.

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral & Lembaga Internasional

4.

Tagihan Kepada Bank

5.

Kredit Beragunan Rumah Tinggal

6.

Kredit Beragunan Properti Komersial

7.

Kredit Pegawai/Pensiunan

8.

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

9.

67

7.299

101.743

788.503

-

897.612

1.523

11.907

203.964

743.447

-

960.842

98.484

4.082.410

20.407.648

59.215.921

576

83.805.039

56.464.981

22.158.895

24.680.565

672.174

118.988.467

17.127.190

17.357.362

32.580.445

60.461

83.656.491

185.673

802.917

672.432

834.460

-

2.495.483

-

-

-

-

23.205.248

23.205.248

-

-

-

-

69.960.084 182.077.760

152.827.665

551.404.995

15.011.853

Tagihan Kepada Korporasi 16.531.033

10.

Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo

11.

Aset Lainnya

12.

Eksposur di Unit Usaha Syariah Total

-

-

63.429.833

83.109.653

Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sisa Jangka Waktu - Bank Secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak (dalam Rp juta) No.

Kategori Portofolio

31 Desember 2012 Tagihan bersih berdasarkan sisa jangka waktu kontrak 1th sd 3 th

(3)

> 3th sd 5 th

(4)

(5)

> 5 th

NonKontraktual

(6)

(7)

Total (8)

1.

Tagihan Kepada Pemerintah

10.792.861

164.396

394.806

2.

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

15.507.294

3.565.170

8.479.713

23.482.237

9.730.534

60.764.948

3.

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

-

-

-

-

-

-

4.

Tagihan Kepada Bank

6.783.599

942.550

207.857

1.285.746

16.801.345

26.021.097

5.

Kredit Beragunan Rumah Tinggal

34.498

13.421

106.743

793.662

-

948.324

6.

Kredit Beragunan Properti Komersial

9.531

13.706

205.926

744.027

-

973.191

7.

Kredit Pegawai/Pensiunan

115.693

4.200.309

20.624.603

59.273.660

576

84.214.841

8.

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

15.310.088 56.656.464

22.402.708

24.840.754

672.174

119.882.188

16.937.736 17.545.775

9.

Tagihan Kepada Korporasi

10.

Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo

11.

Aset Lainnya

12.

Eksposur di Unit Usaha Syariah Total

38.492.607 102.357.329

152.201.999

17.489.655

32.668.049

60.461

84.701.676

185.673

802.917

672.432

834.460

-

2.495.483

63.240

-

-

-

23.205.248

23.268.487

3.298.957

2.055.420

1.312.688

7.661.371

-

14.328.437

71.897.131 190.076.574 152.827.665

569.800.670

69.039.170 85.960.130

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

107

Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Individual (dalam Rp juta)

No.

Sektor Ekonomi

Tagihan Kepada Pemerintah

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

(1)

(2)

(3)

(4)

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional (5)

Tagihan Kepada Bank

(6)

31 Desember 2012 1.

Pertanian, perburuan dan Kehutanan

-

6.922.468

-

-

2.

Perikanan

-

-

-

-

3.

Pertambangan dan Penggalian

-

2.238.220

-

-

4.

Industri Pengolahan

-

17.202.468

-

-

5.

Listrik, Gas, dan Air

-

10.904.668

-

-

6.

Konstruksi

-

3.316.216

-

-

7.

Perdagangan Besar dan Eceran

101.275

699.630

-

-

8.

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

-

-

-

-

9.

Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi

-

5.967.591

-

-

10.

Perantara Keuangan

132.771.913

4.601.737

-

25.599.631

11.

Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan

-

4.891.847

-

-

12.

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

27

-

-

-

13.

Jasa Pendidikan

-

-

-

-

14.

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

-

-

-

-

15.

Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan Perorangan Lainnya

-

564.752

-

-

16.

Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga

-

-

-

-

17.

Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya

-

-

-

-

18.

Kegiatan yang Belum Jelas Batasannya

18.281.148

3.332.219

-

-

19.

Bukan Lapangan Usaha

-

-

-

-

20.

Lainnya

-

-

-

-

151.154.363

60.641.818

-

25.599.631

Total

108

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

(dalam Rp juta)

Kredit Beragun Rumah Tinggal

Kredit Beragun Properti Komersial

Kredit Pegawai/ Pensiunan

Tagihan Kepada UMK dan Portofolio Ritel

Tagihan Kepada Korporasi

Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo

Aset Lainnya

Eksposur Unit Usaha Syariah (apabila ada)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

-

1.029

28.800

12.335.457

11.188.698

66.522

-

-

-

-

1.088

1.110.494

179.797

11.217

-

-

337

-

173

149.521

2.899.476

19.136

-

-

904

-

6.352

2.520.535

21.127.750

90.791

-

-

-

-

2.350

72.240

738.153

2.880

-

-

-

-

38.903

876.020

5.724.403

85.568

-

-

7.897

-

40.388

62.084.235

24.563.633

1.983.886

-

-

446

914.073

1.156

654.544

392.379

15.901

-

-

170

16.061

9.406

962.580

2.101.510

32.763

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

29.679

69.634

4.191.578

2.859.632

73.935

-

-

234

-

135.319

69.311

51.673

1.317

-

-

671

-

479.483

198.872

78.053

1.989

-

-

2.652

-

68.935

372.964

406.329

3.860

-

-

-

-

10.883

1.728.244

676.406

3.755

-

-

-

-

566

316.346

8.599

-

-

-

-

-

-

46

-

-

-

-

15.350

-

71.567.214

25.993.260

9.896.369

97.605

-

-

848.110

-

11.344.389

5.352.222

763.632

4.360

-

-

-

-

-

-

-

-

23.205.248

-

897.612

960.842

83.805.039

118.988.467

83.656.492

2.495.484

23.205.248

-

20.840

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

109

Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank Secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak (dalam Rp juta)

No.

Sektor Ekonomi

Tagihan Kepada Pemerintah

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

(1)

(2)

(3)

(4)

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional (5)

Tagihan Kepada Bank

(6)

31 Desember 2012 1.

Pertanian. perburuan dan Kehutanan

-

7.045.598

-

-

2.

Perikanan

-

-

-

-

3.

Pertambangan dan Penggalian

-

2.238.220

-

-

4.

Industri Pengolahan

-

17.202.468

-

-

5.

Listrik, Gas, dan Air

-

10.904.668

-

-

6.

Konstruksi

-

3.316.216

-

-

7.

Perdagangan Besar dan Eceran

101.275

699.630

-

-

8.

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

-

-

-

-

9.

Transportasi, Pergudangan, dan Komunikasi

-

5.967.591

-

-

10.

Perantara Keuangan

132.771.913

4.601.737

- 25.601.880

11.

Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan

-

4.891.847

-

34.592

12.

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

27

-

-

-

13.

Jasa Pendidikan

-

-

-

-

14.

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

-

-

-

-

15.

Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan & Perorangan Lainnya

-

564.752

-

1.297

16.

Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga

-

-

-

-

17.

Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional Lainnya

-

-

-

-

18.

Kegiatan yang Belum Jelas Batasannya

18.281.148

3.332.219

-

-

19.

Bukan Lapangan Usaha

-

-

-

-

20.

Lainnya

1.047.636

-

-

383.327

152.201.999

60.764.948

Total

110

- 26.021.096

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

(dalam Rp juta)

Kredit Beragun Rumah Tinggal

Kreragun Properti Komersial

Kredit Pegawai/ Pensiunan

Tagihan Kepada UMK dan Portofolio Ritel

Tagihan Kepada Korporasi

Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo

Aset Lainnya

Eksposur UUS (apabila ada)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

3.516

3.929

35.761

12.767.478

11.305.321

66.522

-

65.860

871

723

1.276

1.111.129

179.797

11.217

-

-

337

-

173

149.969

2.899.476

19.136

-

53.464

1.903

358

8.160

2.535.273

21.309.146

90.791

-

591.731

-

-

2.350

72.240

738.153

2.880

-

1.895

925

-

39.587

891.151

5.840.486

85.568

-

56.020

41.858

6.827

40.417

62.156.743

24.730.935

1.983.886

-

151.699

591

914.073

1.156

654.963

411.100

15.901

-

-

564

16.061

9.493

974.976

2.140.352

32.763

-

51.641

-

-

-

9.285

262.897

-

-

3.808.422

24.129

30.642

73.206

4.199.102

2.876.482

73.935

-

1.633

234

-

135.319

69.311

51.673

1.317

-

2.385.600

671

-

479.483

198.899

78.053

1.989

-

-

2.652

462

68.935

373.552

406.329

3.860

-

-

98

-

10.973

1.887.865

676.748

3.755

-

-

-

-

566

316.346

8.599

-

-

-

-

-

-

46

-

-

-

-

21.864

115

71.963.598

26.161.637

9.944.954

97.605

-

-

848.110

-

11.344.389

5.352.222

763.632

4.360

-

-

-

-

-

-

77.543

-

23.268.489

7.160.472

948.323

973.191

84.214.842

119.882.187

84.701.676

2.495.484

23.268.489

14.328.437

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

111

Pendekatan yang digunakan untuk pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Pendekatan yang dilakukan BRI dalam menentukan batasan nilai mana yang akan dievaluasi secara individual dan mana secara kolektif dilakukan sebagai berikut: 1.

2.

Individual Impairment dihitung untuk aset keuangan (surat berharga, kredit dsb) yang dievaluasi secara individual berdasarkan 2 konsep, yaitu: • Estimasi jumlah kerugian asset keuangan didasarkan pada seluruh informasi yang tersedia dengan memperhatikan repayment capacity, jenis dan jumlah agunan, ketersediaan garansi serta prospek usaha debitur di masa mendatang. • Estimasi jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) Collective Impairment dilakukan untuk seluruh aset keuangan yang: • tidak dievaluasi secara individual, • dievaluasi secara individual namun tidak terdapat bukti obyektif terjadi penurunan nilai • dievaluasi secara individual dan terdapat bukti obyektif penurunan nilai namun tidak terjadi penurunan nilai.

Perhitungan CKPN di BRI dilakukan dengan metodologi yaitu 1. Penurunan nilai secara individu dihitung melalui: • Discounted Cash Flow yaitu estimasi jumlah yang dapat diperoleh kembali didasarkan pada identifikasi arus kas masa datang dan estimasi nilai kini dari

112



2.

arus kas tersebut. Kerugian penurunan nilai dihitung dengan membandingkan nilai tercatat aset keuangan dengan arus kas yang didiskontokan dengan discount factor berdasarkan suku bunga efektif aset keuangan dimaksud. Fair Value of Collateral Pengukuran aset keuangan yang mengalami penurunan nilai mencerminkan nilai wajar agunannya. Agunan tersebut tidak diakui sebagai aset secara terpisah dari asset keuangan yang mengalami penurunan nilai.

Penurunan nilai secara kolektif Penetapan tingkat kerugian historis dilakukan dengan menggunakan metode statistic berdasarkan internal loan grades: • Probability of Default (PD) yaitu tingkat kemungkinan kegagalan debitur memenuhi kewajiban, yang diukur dengan mengggunakan Roll Rate Method (menggunakan data umur tunggakan asset keuangan), Migration Analysis (dengan menggunakan internal rating system dan dilakukan dengan menganalisa tingkat migrasi outstanding asset keuangan dari grade tertinggi ke grade terendah) • Loss Given Default (LGD) yaitu besarnya tingkat kerugian yang diakibatkan kegagalan debitur memenuhi kewajiban.

Tabel berikut menggambarkan pengungkapan tagihan dan pencadangan berdasarkan wilayah dan sektor ekonomi, bank secara individual dan konsolidasi dengan Perusahaan Anak

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank secara Individual (dalam Rp juta) No.

Keterangan

31 Desember 2012 Wilayah

(1)

(2)

Jakarta

Indonesia Tengah & Timur

Jawa Barat

Jawa Tengah & DIY

Jawa Timur

Sumatera

Lainnya

Total

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

298.883.048

83.048.980

26.798.435

42.322.661

46.591.471

61.395.949

1.161.563

560.202.107

1

Tagihan

2

Tagihan Yang Mengalami Penuruanan Nilai (impaired)

4.834.689

1.294.258

715.382

739.476

1.469.742

2.197.227

25

11.250.799

a. Belum Jatuh Tempo

3.585.389

183.352

291.203

63.592

628.830

294.569

-

5.046.935

b. Telah jatuh Tempo

1.249.300

1.110.906

424.179

675.884

840.912

1.902.658

25

6.203.864

3

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) - Individual

2.004.560

100.504

153.382

81.720

444.316

590.078

4

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) - Kolektif

1.891.294

2.702.473

963.653

1.649.896

1.364.449

2.610.287

27.313

11.209.365

5

Tagihan yang hapus buku

916.636.00

955.319.00

405.992.00

563.686.00

630.801.00

946.332.00

-

4.418.766

3.374.560

Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah - Bank secara Konsolidasi dengan perusahaan anak (dalam Rp juta) No.

Keterangan

31 Desember 2012 Wilayah

(1)

(2)

1

Tagihan

2

Jakarta

Indonesia Tengah & Timur

Jawa Barat

Jawa Tengah & DIY

Jawa Timur

Sumatera

Lainnya

Total

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

306.507.897

84.367.531

29.280.616

43.743.213

47.906.976

64.057.004

Tagihan Yang Mengalami Penuruanan Nilai (impaired)

5.029.125

1.317.035

772.406

755.114

1.509.596

2.352.441

25

11.735.742

a. Belum Jatuh Tempo

3.587.362

183.352

291.428

63.811

628.878

348.297

-

5.103.128

b. Telah jatuh Tempo

1.441.763

1.133.683

480.978

691.303

880.718

2.004.144

25

6.632.614

3

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) - Individual

2.016.802

100.504

153.382

81.720

444.316

606.590

-

3.403.314

4

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) - Kolektif

1.977.795

2.722.583

1.017.783

1.672.421

1.399.038

2.694.618

27.313

11.511.551

5

Tagihan yang hapus buku

945.853

955.481

406.928

563.744

630.961

946.452

-

4.449.419

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

1.161.563 577.024.800

113

Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan - Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Individual (dalam Rp juta) No.

Sektor Ekonomi

Tagihan

Tagihan yang mengalami Penurunan Nilai Belum Jatuh Tempo

Telah Jatuh Tempo

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Cadangan Cadangan Kerugian Kerugian Penurunan Penurunan Nilai Nilai (CKPN)(CKPN)Individual Kolektif (6)

(7)

Tagihan yang Dihapus Buku

(8)

31 Desember 2012 1

Pertanian, Perburuan dan Kelautan

31.161.976

46.506

443.559

185.924

1.210.222

330.783

2

Perikanan

1.326.643

-

22.900

-

42.838

18.358

3

Pertambangan dan Penggalian

5.366.485

8.376

75.705

44.786

102.662

3.845

4

Industri Pengolahan

41.765.582

474.774

575.308

692.178

554.624

318.177

5

Listrik, Gas dan Air

11.739.575

33.075

1.962

16.013

161.933

1.284

6

Konstruksi

10.725.594

1.341.813

168.486

635.522

181.162

58.172

7

Perdagangan besar dan eceran

92.944.892

644.039 3.159.188

580.197

4.261.061

2.889.746

8

Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum

2.050.508

50.851

50.921

45.517

57.658

16.716

9

Transportasi, pergudangan dan komunikasi

9.469.221

865.864

133.029

320.107

204.170

27.765

10

Perantara keuangan

163.023.872

185.840

1.006

48.558

5.576

138

11

Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan

12.370.081

195.100

283.439

109.998

268.447

146.350

12

Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib

262.397

8.588

2.841

2.690

7.224

1.617

13

Jasa Pendidikan

766.427

-

6.642

-

24.049

2.220

14

Jasa kesehatan dan kegiatan sosial

876.405

31.717

13.671

8.752

26.376

2.092

15

Jasa Kemasyarakatan, sosial budaya, Hiburan dan perorangan lainnya

3.037.044

2.192

7.876

165

117.311

9.300

16

Jasa Perorangan yang melayani rumah tangga

335.257

-

258

-

20.365

45

17

Badan Internasional dan badan ekstra internasional lainnya

46

-

-

-

-

-

18

Kegiatan yang belum jelas batasannya

1.156.262 1.076.597

683.441

3.572.367

541.271

19

Bukan Laporan Usaha

18.392.095

1.938

180.476

712

391.320

50.887

20

Lainnya

23.205.248

-

3.374.560

11.209.365

4.418.766

Total

114

131.382.761

560.202.107

5.046.935 6.203.864

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan - Berdasarkan Sektor Ekonomi - Bank secara Konsolidasi dengan perusahaan anak (dalam Rp juta) No.

Sektor Ekonomi

(1)

(2)

Tagihan

(3)

Tagihan yang mengalami Penurunan Nilai Belum Jatuh Tempo

Telah Jatuh Tempo

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN)Individual

(4)

(5)

(6)

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN)Kolektif

Tagihan yang Dihapus Buku

(7)

(8)

31 Desember 2012 1

Pertanian. Perburuan dan Kelautan

31.738.863

82.644

566.933

212.874

1.241.351

336.847

2

Perikanan

1.329.024

-

22.900

-

42.863

18.358

3

Pertambangan dan Penggalian

5.420.399

8.376

75.705

44.786

103.199

3.845

4

Industri Pengilahan

42.555.472

474.995

619.188

692.178

584.161

318.177

5

Listrik, Gas dan Air

11.741.470

33.075

2.125

16.013

161.969

1.284

6

Konstruksi

10.914.296 1.341.813

173.512

635.522

186.468

58.869

7

Perdagangan besar dan eceran

93.511.035

644.039 3.166.391

580.197

4.267.334

2.903.750

8

Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum

2.069.987

50.851

50.921

45.517

57.871

16.716

9

Transportasi, pergudangan dan komunikasi

9.573.069

865.864

133.375

320.107

205.538

27.765

10

Perantara keuangan

167.148.533

185.840

1.006

48.558

68.872

138

11

Real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan

12.413.717

195.497

283.439

109.998

269.083

146.515

12

Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib

2.673.334

8.588

2.841

2.690

69.934

1.617

13

Jasa Pendidikan

766.440

-

6.642

-

24.049

2.220

14

Jasa kesehatan dan kegiatan sosial

877.361

31.717

211.810

8.752

26.381

2.092

15

Jasa Kemasyarakatan, sosial budaya, Hiburan dan perorangan lainnya

3.182.722

16.909

7.876

1.969

123.269

9.300

16

Jasa Perorangan yang melayani rumah tangga

335.257

-

258

-

20.365

45

17

Badan Internasional dan badan ekstra internasional lainnya

46

-

-

-

-

-

18

Kegiatan yang belum jelas batasannya

132.015.885 1.160.982 1.076.822

683.441

3.591.624

549.085

19

Bukan Laporan Usaha

18.392.095

1.938

180.476

712

391.320

50.887

20

Lainnya

30.441.769

-

84.449

-

75.900

1.909

577.100.774 5.103.128 6.666.669

3.403.314

11.511.551

4.449.419

Total

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

115

Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan Nilai-Bank Secara Individual (dalam Rp juta) No.

Keterangan

(1)

(2)

1

Saldo awal CKPN

2

31 Desember 2012

CKPN Individual

CKPN Kolektif

(3)

(4)

3.085.307

12.783.229

Pembentukan (Pemulihan) CKPN pada periode berjalan (Net)

761.519

1.793.112

2.a Pembentukan CKPN pada periode berjalan

761.519

1.793.112

-

-

472.266

3.946.499

-

579.523

3.374.560

11.209.365

2.b Pemulihan CKPN pada periode berjalan 3

CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku tagihan pada periode berjalan

4

Pembentukan (Pemulihan) lainnya pada periode berjalan

Saldo akhir CKPN

Pengungkapan Rincian Mutasi Kerugian Penurunan Nilai-Bank Secara Konsolidasi dengan Anak Perusahaan (dalam Rp juta) No.

Keterangan

(1)

(2)

1

Saldo awal CKPN

2

31 Desember 2012

CKPN Kolektif

(3)

(4)

3.139.888

12.950.084

Pembentukan (Pemulihan) CKPN pada periode berjalan (Net)

741.061

1.953.728

2.a Pembentukan CKPN pada periode berjalan

767.316

1.974.137

26.255

20.409

477.634

3.967.967

-

579.508

3.403.315

11.515.353

2.b Pemulihan CKPN pada periode berjalan 3

CKPN yang digunakan untuk melakukan hapus buku tagihan pada periode berjalan

4

Pembentukan (Pemulihan) lainnya pada periode berjalan

Saldo akhir CKPN

116

CKPN Individual

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Pendekatan Standar Kebijakan perhitungan ATMR untuk Risiko Kredit dilakukan dengan Pendekatan Standar yang mengacu kepada Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/6/DPNP tanggal 18 Februari 2011. Dalam pendekatan standar, perhitungan merupakan hasil perkalian antara tagihan bersih dengan bobot risiko yang telah ditetapkan didasarkan pada peringkat terkini dari debitur/counterparty pihak lawan sesuai kategori portofolio atau prosentase tertentu untuk jenis tagihan tertentu. Portofolio kelompok tagihan di BRI yang telah menggunakan peringkat adalah tagihan kepada pemerintah, tagihan kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional, serta tagihan kepada korporasi. Sedangkan untuk tagihan lainnya menggunakan perhitungan bobot risiko tanpa peringkat. Lembaga pemeringkat yang digunakan BRI adalah lembaga pemeringkat yang diakui oleh regulator (Bank Indonesia) sesuai ketentuan Lembaga pemeringkat dalam Negeri yang diakui yaitu Pefindo. Sedangkan untuk pemeringkat internasional dapat dilakukan oleh antara lain: S&P, Moody’s dan Fitch.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

117

Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat Bank Secara Individual 31 Desember 2012 (dalam Rp juta)

Lembaga Pemeringkat

No.

Kategori Portofolio

AAA

AA+ sd AA-

A+ sd A-

Fitch Rating

AAA

AA+ sd AA-

A+ sd A-

Moody’s

Aaa

Aa1 sd Aa3

A1 sd A3

PT Fitch Ratings Indonesia

AAA (Idn)

AA+(idn) s.d AA(idn)

A+(idn) s.d. A-(idn)

(Idr) AAA

[Idr]AA+ s.d [Idr] AA-

[Idr]A+ s.d [Idr]A-

PT Pemeringkat Efek Indonesia

idAAA

idAA+ s.d idAA-

idA+ s.d id A-

(3)

(4)

(5)

(6)

(2)

1.

Tagihan Kepada Pemerintah

 

-

-

-

2.

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

 

-

-

-

3.

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral & Lembaga Internasional

 

-

-

-

4.

Tagihan Kepada Bank

 

-

86.738

574.996

5.

Kredit Beragun Rumah Tinggal

 

-

-

-

6.

Kredit Beragun Properti Komersial

 



 -

-

7.

Kredit Pegawai/Pensiunan

 



 -



8.

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

 







9.

Tagihan Kepada Korporasi

 

199.932

4.341

-

10.

Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo

 

 -

 -

 -

11.

Aset Lainnya

 

 -

 -

 -

12.

Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)

 

-

-

-

199.932

91.079

574.996

 

118

Peringkat Jangka Panjang

Standard and Poor’s

PT ICRA Indonesia

(1)

Tagihan Bersih

Total

 

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

(dalam Rp juta)

Tagihan Bersih Peringkat Jangka Panjang BBB+ sd BBBBBB+ sd BBB-

Peringkat Jangka Pendek Kurang dari BKurang dari B-

BB+ sd BB-

B+ sd B-

BB+ sd BB-

B+ sd B-

Ba1+ sd Ba3-

B1+ sd B3-

Kurang dari B3

BBB+(idn) BB+(idn) B+(idn) s.d s.d BBs.d BBBB-(idn (idn) (idn) [Idr]BBB+ [Idr]BB+ [Idr]B+ s.d s.d [Idr] s.d [Idr] [Idr]BBBBBBid BBB+ id BB+ s.d id B+ s.d s.d id BBBid BBid B-

Kurang dari B(idn) Kurang dari [Idr] BKurang dari idB-

Baa1+ sd Baa3-

(7)

(8)

(9)

(10)

A-1

A-2

A-3

F1+ sd F1

F2

F3

P-1

P-2

P-3

Kurang dari A-3 Kurang dari F3 Kurang dari P-3

F1+(idn) s.d F1(idn)

F2(idn)

F3(idn)

[Idr]A1+ s.d [Idr] A1

[Idr]A2+ s.d [Idr] A2

idA1

idA2

[Idr]A3+ s.d [Idr] A3 idA3 s.d id A4

Kurang dari F3(idn) Kurang dari [Idr] A3 Kurang dari idA4

(11)

(12)

(13)

(14)

Tanpa Peringkat

Total

(15)

(16)

5.883.639

10.652.421

-

-

-

-

-

- 134.618.303 151.154.363

-

-

-

-

-

-

-

-

60.641.818

60.641.818

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

931.640

-

-

-

-

-

-

-

24.006.258

25.599.632

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -



 -



















 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -























-

-

-

-

-

-

-

-

83.452.219

83.656.491

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -























-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

6.815.279

10.652.421

-

-

-

-

-

- 302.718.597 321.052.304

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

119

Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan Skala Peringkat Bank Secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak 31 Desember 2012 (dalam Rp juta)

No.

Kategori Portofolio

 

Tagihan Bersih

Lembaga Pemeringkat

Peringkat Jangka Panjang

Standard and Poor’s

AAA

AA+ sd AA-

A+ sd A-

Fitch Rating

AAA

AA+ sd AA-

A+ sd A-

Moody’s

Aaa

Aa1 sd Aa3

A1 sd A3

PT Fitch Ratings Indonesia

AAA (Idn)

AA+(idn) s.d AA(idn)

A+(idn) s.d. A-(idn)

(Idr) AAA

[Idr]AA+ s.d [Idr] AA-

[Idr]A+ s.d [Idr]A-

PT Pemeringkat Efek Indonesia

idAAA

idAA+ s.d idAA-

idA+ s.d id A-

(3)

(4)

(5)

(6)

PT ICRA Indonesia

(1)

 

120

(2)

1.

Tagihan Kepada Pemerintah

-

-

-

-

2.

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

-

-

-

-

3.

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

-

-

-

-

4.

Tagihan Kepada Bank

-

-

-

-

5.

Kredit Beragun Rumah Tinggal

-

-

-

-

6.

Kredit Beragun Properti Komersial

-

-

-

-

7.

Kredit Pegawai/Pensiunan

-

-

-

-

8.

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

-

-

-

-

9.

Tagihan Kepada Korporasi

-

199.932

4.341

-

10.

Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo

-

-

-

-

11.

Aset Lainnya

-

-

-

-

12.

Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)

-

-

-

-

Total

 -

199.932

91.079

574.996

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

(dalam Rp juta)

Tagihan Bersih Peringkat Jangka Panjang

Peringkat Jangka Pendek

BBB+ sd BBB-

BB+ sd BB-

B+ sd B-

Kurang dari B-

A-1

A-2

A-3

Kurang dari A-3

BBB+ sd BBB-

BB+ sd BB-

B+ sd B-

Kurang dari B-

F1+ sd F1

F2

F3

Kurang dari F3

Baa1+ sd Baa3-

Ba1+ sd Ba3-

B1+ sd B3-

Kurang dari B3

P-1

P-2

P-3

Kurang dari P-3

BBB+(idn) s.d BBB(idn)

BB+(idn) s.d BB(idn)

B+(idn) s.d B-(idn

Kurang dari B(idn)

F1+(idn) s.d F1(idn)

F2(idn)

F3(idn)

Kurang dari F3(idn)

[Idr]BBB+ s.d [Idr] BBB-

[Idr]BB+ s.d [Idr] BB-

[Idr]B+ s.d [Idr] B-

Kurang dari [Idr] B-

[Idr]A1+ s.d [Idr]A1

[Idr]A2+ s.d [Idr] A2

[Idr]A3+ s.d [Idr] A3

Kurang dari [Idr] A3

id B+ s.d id B-

Kurang dari idB-

idA1

idA2

idA3 s.d id A4

Kurang dari idA4

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

id BBB+ s.d id BB+ s.d id BBBid BB(7)

(8)

Tanpa Peringkat

Total

(15)

(16)

5.883.639

10.652.421

-

-

-

-

-

- 135.665.939 152.201.999

-

-

-

-

-

-

-

-

60.764.948

60.764.948

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

931.640

-

-

-

-

-

-

-

24.427.723

26.021.097

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

 

  -

 

  -

  -

 

  -

  -

 

  -

  -

 

  -

  -

 

  -

  -

 

  -

  -

 

  -

  -

 

  -

  -

 

 

84.497.404  

84.701.676  

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

6.815.279

10.652.421

-

-

-

-

-

- 305.356.013 323.689.720

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

121

Risiko kredit pihak lawan terdapat pada aktivitas treasury dan internasional yang dilakukan oleh BRI khususnya untuk produk Credit Line. Tagihan Bersih untuk eksposur yang menimbulkan Risiko Kredit akibat kegagalan pihak lawan tersebut terdiri dari Eksposur transaksi derivatif over the counter (OTC), Eksposur transaksi repo termasuk Risiko Kredit dari penerbit surat berharga yang menjadi underlying transaksi repo serta transaksi Reverse Repo. Mitigasi Risiko kredit BRI untuk counterparty credit risk dapat dilakukan dengan teknik pengakuan garansi dan atau penjaminan/asuransi kredit sepanjang memenuhi persyaratan yang ditetapkan regulator Tabel berikut menggambarkan Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan - Transaksi Derivatif (dalam Rp juta)

No. Variabel Yang Mendasari

31 Desember 2012 Notional Amount

Tagihan Derivatif

Kewajiban Derivatif

(6)

(7)

 -

27.433

147.265

27.433

-

27.433

1.417

4.928

1.417



1.417

1th sd < >5 tahun 5 th (1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Tagihan Bersih Sebelum MRK (8)

MRK

Tagihan Bersih Setelah MRK (10)

(9)

BANK SECARA INDIVIDUAL

122

1.

Suku Bunga

2.

Nilai Tukar

3.

Lainnya

 

Total

 

- 9.330.786 1.455.263

 -



 -

 -

 









 

1.455.263 9.330.786

-

28.850

152.193

28.850

-

28.850

BANK SECARA KONSOLIDASI

 









 

1.

Suku Bunga

-

27.433

147.265

27.433

-

27.433

2.

Nilai Tukar

3.

- 9.330.786 1.455.263

-

-

1.417

4.928

1.417

-

1.417

Saham

 -





 -







 

4.

Emas

 

 

 

 -

 -

 -



 

5.

Logam selain Emas

 -

 -



 -

 -





 

6.

Lainnya

 -

 -

 -

 -

 -



 -

 

 

Total

1.455.263 9.330.786

-

28.850

152.193

28.850

-

28.850

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Repo - Bank Secara Individual (dalam Rp juta)

31 Desember 2012 No.

Kategori Portofolio

Nilai Wajar SSB Repo

Kewajiban Repo

Tagihan Bersih

ATMR

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

1.

Tagihan Kepada Pemerintah

-

-

-

-

2.

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

-

-

-

-

3.

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

-

-

-

-

4.

Tagihan Kepada Bank

-

-

-

-

5.

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

-

-

-

-

6.

Tagihan Kepada Korporasi

-

-

-

-

 

Total

-

-

-

-

Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Repo - Bank Secara Konsolidasi Dengan Perusahaan Anak (dalam Rp juta)

31 Desember 2012 No.

Kategori Portofolio

Nilai Wajar SSB Repo

Kewajiban Repo

Tagihan Bersih

ATMR

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

1.

Tagihan Kepada Pemerintah

-

-

-

-

2.

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

-

-

-

-

3.

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

-

-

-

-

4.

Tagihan Kepada Bank

-

-

-

-

5.

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

-

-

-

-

6.

Tagihan Kepada Korporasi

-

-

-

-

 

Total

-

-

-

-

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

123

Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Reverse Repo - Bank Secara Individual (dalam Rp juta)

31 Desember 2012 No.

Kategori Portofolio

Tagihan Bersih

Nilai MRK

Tagihan Bersih Stlh MRK

ATMR Setelah MRK

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

1.

Tagihan Kepada Pemerintah

9.550.521

-

9.550.521

-

2.

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

-

-

-

-

3.

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

-

-

-

-

4.

Tagihan Kepada Bank

-

-

-

-

5.

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

-

-

-

-

6.

Tagihan Kepada Korporasi

-

-

-

-

 

Total

9.550.521

-

9.550.521

-

Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Reverse Repo - Bank Secara Konsolidasi Dengan Perusahaan Anak (dalam Rp juta)

31 Desember 2012

124

No.

Kategori Portofolio

Tagihan Bersih

Nilai MRK

Tagihan Bersih Stlh MRK

ATMR Setelah MRK

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

1.

Tagihan Kepada Pemerintah

9.550.521

-

9.550.521

-

2.

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

-

-

-

-

3.

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

-

-

-

-

4.

Tagihan Kepada Bank

-

-

-

-

5.

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

-

-

-

-

6.

Tagihan Kepada Korporasi

-

-

-

-

 

Total

9.550.521

-

9.550.521

-

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Mitigasi Risiko Kredit (MRK) Dalam menghitung ATMR Risiko Kredit dengan Pendekatan Standar, BRI dapat menghitung keberadaan agunan, garansi, penjaminan, atau asuransi kredit sebagai teknik mitigasi risiko kredit, selanjutnya disebut Teknik MRK. Prinsip utama dalam pengakuan Teknik MRK adalah: 1. Teknik MRK hanya diakui apabila ATMR Risiko Kredit dari eksposur yang menggunakan Teknik MRK lebih rendah dari ATMR Risiko Kredit dari eksposur tersebut yang tidak menggunakan Teknik MRK. Hasil perhitungan ATMR Risiko Kredit setelah memperhitungkan dampak Teknik MRK paling rendah sebesar nol. 2. Dampak keberadaan agunan, garansi, jaminan atau asuransi kredit yang diakui sebagai Teknik MRK tidak boleh diperhitungkan ganda. 3. Masa berlakunya pengikatan agunan, garansi, jaminan atau asuransi kredit, paling kurang sama dengan sisa jangka waktu kredit. Kriteria yang wajib dipenuhi dalam pengakuan Teknik MRK adalah: 1. Seluruh dokumen agunan, garansi, jaminan, atau asuransi kredit yang digunakan memenuhi persyaratan sesuai ketentuan perundangundangan yang berlaku. 2. Melakukan review secara berkala untuk memastikan bahwa agunan, garansi, jaminan, atau asuransi kredit tetap memenuhi persyaratan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. 3. Terdapat klausula yang menetapkan jangka waktu yang wajar untuk eksekusi atau pencairan agunan, garansi, jaminan, atau asuransi kredit yang didasarkan pada terjadinya kondisi yang menyebabkan debitur tidak mampu melaksanakan kewajibannya sesuai dengan perjanjian penyediaan dana (events of default).

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

BRI memiliki prosedur untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari penggunaan teknik MRK seperti risiko hukum, risiko operasional, risiko likuiditas dan risiko pasar termasuk prosedur untuk memastikan bahwa eksekusi agunan, garansi, jaminan, atau asuransi kredit dilakukan dalam jangka waktu yang wajar. Garansi yang diakui dalam teknik MRK dilakukan sebagai berikut: 1. Bagian yang dijamin dengan teknik garansi diberikan bobot risiko pihak penerbit garansi sesuai dengan kategori portofolio. 2. Bagian yang tidak dijamin dengan garansi diberikan bobot risiko dari eksposur sesuai dengan kategori portofolio. Perhitungan ATMR Risiko Kredit – Pendekatan Standar atas eksposur yang telah memperhitungkan Teknik MRK - Penjaminan/Asuransi Kredit, yaitu: 1. Bagian Yang Dijamin (secured portion), yaitu Bagian dari nilai Tagihan Bersih eksposur yang mendapatkan perlindungan dari penjaminan/ asuransi kredit a. Berstatus BUMN dan memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada diatas diberikan bobot 20%. b. Berstatus bukan BUMN dan memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada diatas diberikan bobot risiko lembaga penjaminan/asuransi kredit sesuai kategori portofolio Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik 2. Bagian Yang Tidak Dijamin (unsecured portion), yaitu bagian dari nilai Tagihan Bersih eksposur yang tidak mendapatkan perlindungan dari agunan dikenakan bobot risiko dari eksposur sesuai kategori portofolio. Tabel berikut menggambarkan pengungkapan tagihan bersih bobot risiko setelah memperhitungkan dampak mitigasi risiko kredit serta pengungkapan tagihan bersih dan teknik mitigasi risiko kredit, bank secara individual dan konsolidasi dengan Perusahaan Anak pada posisi 31 Desember 2012.

125

Pengungkapan Tagihan Bersih Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank Secara Individual (dalam Rp juta) 31 Desember 2012 No.

Kategori Portofolio

(1)

(2)

A. 1. 2. 3. 4. 5. 6.

0%

20%

35%

40%

45%

50%

75%

100%

150%

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

 

Tagihan Kepada 141.220.712 Pemerintah Tagihan Kepada Entitas -  Sektor Publik Tagihan Kepd Bank Pembangunan Multilateral  & Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersial

Beban Modal

Lainnya (12)

(13)

(14)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



















-

-

554.509



 -

-  54.461.925







 -

27.338.831

2.187.106

 -

 -

 -

 -



 -

 -

 -



-

660.243

 -



 -

10.466.132

 -







8.253.043

 -

-  15.099.885  -

441.434

456.016

162











336.981

26.958



 -

 -

 -

 -





960.842



 -

960.842

76.867





 -



41.902.520

3.352.202

-  118.780.469

 -

 -

 -

81.332.743

6.506.619 6.199.771

7.

Kredit Pegawai/Pensiunan



 -





-  83.805.039

8.

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel



 -

 -

 -

 -

9.

Tagihan Kepada Korporasi



192.628

 -





306.650

100.000



77.497.133

10.

Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo



 -



 -

 -

 -

 -



2.495.483



3.743.225

299.458

11.

Aset Lainnya

13.734.773

 -



 -

 -

 -

 -

9.424.296

46.179

 -

9.493.564

759.485

 -

 -



 -

 -











-

-

154.955.485 15.847.022

441.434

456.016

162 149.039.746 118.780.469 87.795.151

2.641.662

0

250.858.881

20.068.710

 -

 -

 -

 -

 -

 -

12.

Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)

 

Total eksposur neraca B.

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Rekening Admn. Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepd Bank Pembangunan Multilateral & Lembaga Internasional Tagihan Kepada Bank Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersial



 -

 -

 

  77.410.014

 -

 -

383.130

 -

 -

 -

 -



 -

 -

 -

 -

-

-



 -

 -

 -

 -

5.625.383

 -

 -

 -

 -

2.812.692

225.015



 -

 -

 -

 -



 -

 -

 -

 -

-

76



4.765

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

953



 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

-

-



 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

-

-

7.

Kredit Pegawai/Pensiunan



 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

-

-

8.

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel



 -

 -

 -

 -

 -

207.998

 -

 -

 -

155.999

12.480 451.776

9. 10. 11.  

Tagihan Kepada Korporasi Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total eksposur tra

C. 1. 2. 3.

Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) Tagihan Kepada Pemerintah Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepd Bank Pembangunan Multilateral & Lembaga Internasional



 -

 -

 -

 -

 -

-  5.647.200

 -

 -

5.647.200



 -

 -

 -

 -

 -





 -

 -

-

-



 -

 -

 -

 -

 -





 -

 -

 

-

383.130

4.765

-

-

-

5.625.383

207.998

5.647.200

-

-

8.616.843

689.347



 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -





9.550.521

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

-

-



 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

-

-



 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

-

-

4.

Tagihan Kepada Bank



28.850

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

14.425

1.154

5.

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel



 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

-

-

6. 7.  

126

Eksposur Neraca

ATMR

Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit

Tagihan Kepada Korporasi Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total eksposur counterparty Credit risk



 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

-

-





 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -



-

9.550.521

28.850

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

 -

14.425

1.154

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Pengungkapan Tagihan Bersih Bobot Risiko Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit - Bank Secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak (dalam Rp juta) 31 Desember 2012 No.

Kategori Portofolio

(1)

(2)

A. Eksposur Neraca 1.

Tagihan Kepada Pemerintah

2.

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepd Bank Pembangunan Multilateral & Lembaga Internasional

3. 4.

Tagihan Kepada Bank

5.

Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersial

6.

0%

20%

35%

40%

45%

50%

75%

100%

150%

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

 

 

 

 

 

 

 

142.268.348

-

-

-

-

-

-

-

-

 

-

-

-

554.509

-

-

-

54.585.055

-

-

-

 

27.400.396

2.192.032

-

-

-

-

-

-

-

-

-

 

-

666.564

- 15.494.917

-

-

-

10.466.132

-

-

-

 

8.332.050

-

441.434

504.743

162

-

-

-

-

 

356.472

28.518

-

-

-

-

-

-

-

972.593

-

 

972.593

77.807

-

-

-

-

-

84.214.841

-

-

-

 

42.107.131

3.368.570

-

-

-

-

-

Tagihan Kepada Korporasi

-

192.628

-

-

-

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepd Bank Pembangunan Multilateral & Lembaga Internasional

4.

Tagihan Kepada Bank

5.

Kredit Beragun Rumah Tinggal Kredit Beragun Properti Komersial

6.

 

-

9.

2.

(15)

 

Kredit Pegawai/Pensiunan

3.

(14)

 

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

B. Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Rekening Admn. 1. Tagihan Kepada Pemerintah

(13)

 

7.

12. Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)   Total eksposur neraca

Lainnya

 

8.

10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 11. Aset Lainnya

Beban Modal

ATMR

Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit

- 119.645.489 306.650

-

-

-

-

-

-

-

-

13.734.773

-

-

-

-

-

-

-

-

-

442.182 1.476.092

-

159.124.447 16.684.236 1.917.526

3.121.326

504.743

162 149.572.678 119.645.489

-

-

 

81.951.405

6.556.112

78.403.400

100.000

 

78.427.193

6.274.175

 

3.743.225

299.458

9.424.296

- 2.495.483 109.420

 

9.529.740

762.379

9.150.180

-

 

9.755.249

780.420

- 262.575.451

21.006.036

97.950.468 2.704.903

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

383.130

-

-

-

-

-

-

-

-

 -

-

-

-

-

-

-

-

5.625.383

-

-

-

 -

2.812.692

225.015

-

-

-

-

-

-

-

-

-

 -

-

499

-

31.198

-

-

-

-

-

-

-

 -

6.240

-

-

-

1.985

-

-

-

-

-

 -

794

64

-

-

-

-

-

-

-

598

-

 -

598

48

-

-

-

-

-

-

-

-

-

 -

-

-

7.

Kredit Pegawai/Pensiunan

8.

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

-

-

-

-

-

-

236.698

-

-

 -

177.523

14.202

9.

Tagihan Kepada Korporasi

-

-

-

-

-

-

-

5.698.998

-

 -

5.698.998

455.920

-

-

-

-

-

-

-

-

-

 -

-

-

10. Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo 11. Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)   Total eksposur tra C. Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) 1. Tagihan Kepada Pemerintah 2.

-

-

-

-

-

138.657

-

-

-



69.329

5.546

383.130

31.198

-

1.985

-

5.764.040

236.698

5.699.596

-

-

8.766.173

701.294

 

-

-

-

-

-

-

-

-

 -

 -

 -

9.550.521

-

-

-

-

-

-

-

-



-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

 -

-

-

3.

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik Tagihan Kepd Bank Pembangunan Multilateral & Lembaga Internasional

-

-

-

-

-

-

-

-

-



-

-

4.

Tagihan Kepada Bank

-

28.850

-

-

-

-

-

-

-



14.425

1.154

5.

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

-

-

-

-

-

-

-

-

-

 -

-

-

6.

Tagihan Kepada Korporasi

7.

Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total eksposur counterparty credit risk

 

-

-

-

-

-

-

-

-

-

 -

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-



-

-

9.550.521

28.850

-

-

-

-

-

-

-

-

14.425

1.154

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

127

Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank Secara Individual (dalam Rp juta)

31 Desember 2012 No.

Kategori Portofolio

(1) A.

(2)

Agunan

Garansi

(3)

(4)

(5)

Asuransi Lainnya Kredit (6)

Bagian Yang Tidak Dijamin (8) = (3)[(4)+(5)+(6)+(7)]

(7)

Eksposur Neraca

1.

Tagihan Kepada Pemerintah

2.

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

3.

Tagihan Kepd Bank Pembangunan Multilateral & Lembaga Internasional

4.

Tagihan Kepada Bank

141.220.712

-

-

-

-

141.220.712

55.016.434

6.066

-

-

-

55.010.368

-

-

-

-

-

-

25.566.017

-

-

-

-

25.566.017

5.

Kredit Beragun Rumah Tinggal

897.612

-

-

-

-

897.612

6.

Kredit Beragun Properti Komersial

960.842

-

-

-

-

960.842

83.805.039

-

-

-

-

83.805.039

163.040 13.873.325

-

-

104.744.104

7.

Kredit Pegawai/Pensiunan

8.

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

9.

Tagihan Kepada Korporasi

10.

Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo

11.

Aset Lainnya

12.

Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total eksposur neraca

B.

Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Admn.

13.

Tagihan Kepada Pemerintah

14.

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

15.

Tagihan Kepd Bank Pembangunan Multilateral & Lembaga Internasional

16.

Tagihan Kepada Bank

118.780.469 78.009.292

254.732

2.495.483 23.205.247

529.957.148 -

-

-

-

77.754.559

-

-

-

2.495.483 23.205.247

-

-

-

-

-

-

-

423.838 13.873.325

-

-

515.659.984

-

-

-

-

-

383.130

-

-

-

-

383.130

5.625.383

-

-

-

-

5.625.383

-

-

-

-

-

0

4.765

-

-

-

-

4.765

17.

Kredit Beragun Rumah Tinggal

-

-

-

-

-

0

18.

Kredit Beragun Properti Komersial

-

-

-

-

-

0

19.

Kredit Pegawai/Pensiunan

-

-

-

-

-

0

20.

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

207.998

-

-

-

-

207.998 5.647.200

21.

Tagihan Kepada Korporasi

5.647.200

-

-

-

-

22.

Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo

-

-

-

-

-

0

23.

Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)

-

-

-

-

-

0

11.868.476

-

-

-

-

11.868.476

C.

Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)

-

-

-

-

Total eksposur tra

128

Bagian Yang Dijamin Dengan

Tagihan Bersih

24.

Tagihan Kepada Pemerintah

9.550.521

-

-

-

-

9.550.521

25.

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

-

-

-

-

-

-

26.

Tagihan Kepd Bank Pembangunan Multilateral & Lembaga Internasional

-

-

-

-

-

-

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

31 Desember 2012 No.

Kategori Portofolio

(1)

(2)

27.

Tagihan Kepada Bank

28.

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

Bagian Yang Dijamin Dengan

Tagihan Bersih

Agunan

Garansi

(3)

(4)

(5)

Asuransi Lainnya Kredit (6)

Bagian Yang Tidak Dijamin (8) = (3)[(4)+(5)+(6)+(7)]

(7)

28.850

-

-

-

-

28.850

-

-

-

-

-

-

29.

Tagihan Kepada Korporasi

-

-

-

-

-

-

30.

Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)

-

-

-

-

-

-

9.579.371

-

-

-

-

9.579.371

Total eksposur counterparty credit risk

Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit - Bank Secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak (dalam Rp juta)

31 Desember 2012 No.

Kategori Portofolio

(1) A.

(2)

Bagian Yang Dijamin Dengan

Tagihan Bersih

Agunan

Garansi

(3)

(4)

(5)

Asuransi Lainnya Kredit (6)

Bagian Yang Tidak Dijamin (8) = (3)[(4)+(5)+(6)+(7)]

(7)

Eksposur Neraca

1.

Tagihan Kepada Pemerintah

2.

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

3.

Tagihan Kepd Bank Pembangunan Multilateral & Lembaga Internasional

4.

Tagihan Kepada Bank

142.268.348

-

-

-

-

142.268.348

55.139.564

6.066

-

-

-

55.133.498

-

-

-

-

-

-

25.961.049

-

-

-

-

25.961.049

5.

Kredit Beragun Rumah Tinggal

946.339

-

-

-

-

946.339

6.

Kredit Beragun Properti Komersial

972.593

-

-

-

-

972.593

84.214.841

580

-

-

-

84.214.261

119.645.490

203.178

13.873.325

-

105.568.987

79.002.679

318.059

-

-

78.684.619

7.

Kredit Pegawai/Pensiunan

8.

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

9.

Tagihan Kepada Korporasi

10.

Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo

11.

Aset Lainnya

12.

Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada) Total eksposur neraca

B.

Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pd Transaksi Rekening Admn.

13.

Tagihan Kepada Pemerintah

14.

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

15.

Tagihan Kepd Bank Pembangunan Multilateral & Lembaga Internasional

-

2.495.483

-

-

-

-

2.495.483

23.268.487

-

-

-

-

23.268.487

14.189.780

-

-

-

-

14.189.780

548.104.653

527.883

13.873.325

-

-

533.703.445

-

-

-

-

-

-

383.130

-

-

-

5.625.383

-

-

-

-

5.625.383

-

-

-

-

-

-

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

383.130

129

31 Desember 2012 No.

(1)

Kategori Portofolio

(2)

16.

Tagihan Kepada Bank

17.

Kredit Beragun Rumah Tinggal

18.

Kredit Beragun Properti Komersial

19.

Kredit Pegawai/Pensiunan

20.

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

21.

Tagihan Kepada Korporasi

22.

Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo

23.

Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)

C.

Eksposur Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk)

TOTAL EKSPOSUR TRA

Bagian Yang Dijamin Dengan

Tagihan Bersih

Agunan

Garansi

(3)

(4)

(5)

Asuransi Lainnya Kredit (6)

Bagian Yang Tidak Dijamin (8) = (3)[(4)+(5)+(6)+(7)]

(7)

31.198

-

-

-

-

31.198

1.985

-

-

-

-

1.985

598

-

-

-

-

598

-

-

-

-

-

-

236.698

-

-

-

-

236.698

5.698.998

-

-

-

-

5.698.998

-

-

-

-

-

-

138.657

-

-

-

-

138.657

12.116.646

-

-

-

-

12.116.646

-

-

-

-

-

-

24.

Tagihan Kepada Pemerintah

9.550.521

-

-

-

-

9.550.521

25.

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

-

-

-

-

-

-

26.

Tagihan Kepd Bank Pembangunan Multilateral & Lembaga Internasional

-

-

-

-

-

-

28.850

-

-

-

-

28.850

-

-

-

-

-

-

27.

Tagihan Kepada Bank

28.

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

29.

Tagihan Kepada Korporasi

-

-

-

-

-

-

30.

Eksposur di Unit Usaha Syariah (apabila ada)

-

-

-

-

-

-

9.579.371

-

-

-

-

9.579.371

Total eksposur counterparty credit risk

Perhitungan ATMR Risiko Kredit Pengukuran kebutuhan modal minimum untuk mengcover risiko kredit dilakukan dengan mengacu pada ketentuan BI yaitu dengan menggunakan Standardized Approach Basel II sejak Januari 2012. Dalam pendekatan standar, perhitungan merupakan hasil perkalian antara tagihan bersih dengan bobot risiko yang telah ditetapkan didasarkan pada peringkat terkini dari debitur/counterparty pihak lawan sesuai kategori portofolio atau prosentase tertentu untuk jenis tagihan tertentu. Portofolio kelompok tagihan yang telah menggunakan peringkat adalah tagihan kepada bank dan tagihan kepada korporasi. Sedangkan untuk tagihan lainnya menggunakan perhitungan bobot risiko tanpa peringkat (unrated).

130

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko untuk risiko kredit posisi 31 Desember 2012 individual Bank sebesar Rp259,49 triliun. Sementara ATMR untuk risiko kredit konsolidasi dengan anak perusahaan sebesar Rp271,36 triliun. Tabel berikut menggambarkan perhitungan ATMR risiko kredit pendekatan standar, bank secara individual dan konsolidasi dengan Perusahaan Anak pada posisi 31 Desember 2012 disajikan dalam jutaan rupiah. BRI dan anak perusahaan tidak memiliki eksposur yang menimbulkan risiko kredit akibat kegagalan penyelesaian (settlement risk) serta tidak memiliki eksposur sekuritisasi. Eksposur Aset di Neraca (dalam Rp juta) Bank

No.

Kategori Portofolio

Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan

Dampak Mitigasi Risiko Kredit

(1)

(2)

1.

Tagihan Kepada Pemerintah

2.

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

3.

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

(3)

Konsolidasi

ATMR Sebelum MRK

Tagihan Bersih Setelah

ATMR Setelah MRK

(4)

Memperhitungkan

Dampak Mitigasi Risiko Kredit

(5)

(6)

ATMR Sebelum MRK

ATMR Setelah MRK

(7)

(8)

141.220.712

-

-

142.268.348

-

-

55.016.434

27.341.864

27.338.831

55.139.564

27.403.429

27.400.396

-

-

-

-

-

-

4.

Tagihan Kepada Bank

25.566.017

8.253.043

8.253.043

25.961.049

8.332.049

8.332.050

5.

Kredit Beragun Rumah Tinggal

897.612

336.981

336.981

946.339

356.472

356.472

6.

Kredit Beragun Properti Komersial

960.842

960.842

960.842

972.593

972.593

972.593

83.805.039

41.902.520

41.902.520

84.214.841

42.107.421

42.107.131

118.780.469

89.085.352

81.332.743

119.645.490

89.734.118

81.951.405

7.

Kredit Pegawai/Pensiunan

8.

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

9.

Tagihan Kepada Korporasi

78.009.292

77.751.865

77.497.133

79.002.679

78.745.252

78.427.193

10.

Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo

2.495.483

3.743.225

3.743.225

2.495.483

3.743.225

3.743.225

23.205.247

9.493.564

9.493.564

23.268.487

9.529.740

9.529.740

11.

Aset Lainnya Total eksposur neraca

529.957.148 258.869.255 250.858.881

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

533.914.873 260.924.298 252.820.203

131

Eksposur Kewajiban Komitmen/Kontinjensi pada Transaksi Rekening Administratif (dalam Rp juta) Bank No.

Kategori Portofolio

Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan

Dampak Mitigasi Risiko Kredit (1)

(2)

1.

Tagihan Kepada Pemerintah

2.

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

3.

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

(3)

Konsolidasi

ATMR Sebelum MRK

Tagihan Bersih Setelah

ATMR Setelah MRK

(4)

Memperhitungkan

Dampak Mitigasi Risiko Kredit

(5)

(6)

ATMR Sebelum MRK

ATMR Setelah MRK

(7)

(8)

383.130

-

-

383.130

-

-

5.625.383

2.812.692

2.812.692

5.625.383

2.812.692

2.812.692

-

-

-

-

-

-

4.

Tagihan Kepada Bank

4.765

953

953

31.198

6.240

6.240

5.

Kredit Beragun Rumah Tinggal

-

-

-

1.985

794

794

6.

Kredit Beragun Properti Komersial

-

-

-

598

598

598

7.

Kredit Pegawai/Pensiunan

-

-

-

-

-

-

8.

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

207.998

155.999

155.999

236.698

177.523

177.523

5.647.200

5.647.200

5.647.200

5.698.998

5.698.998

5.698.998

-

-

-

-

-

-

11.868.476

8.616.843

8.616.843

11.977.990

8.696.845

8.696.845

9.

Tagihan Kepada Korporasi

10.

Tagihan Yang Telah Jatuh Tempo Total

Eksposur Yang Menimbulkan Risiko Kredit Akibat Kegagalan Pihak Lawan (Counterparty Credit Risk) (dalam Rp juta) Bank No.

Kategori Portofolio

Tagihan Bersih Setelah Memperhitungkan

Dampak Mitigasi Risiko Kredit (1)

(2)

Tagihan Bersih Setelah

ATMR Sebelum MRK

ATMR Setelah MRK

Memperhitungkan

(4)

(5)

(6)

Dampak Mitigasi Risiko Kredit

ATMR Sebelum MRK

ATMR Setelah MRK

(7)

(8)

1.

Tagihan Kepada Pemerintah

9.550.521

-

-

9.550.521

-

-

2.

Tagihan Kepada Entitas Sektor Publik

-

-

-

-

-

-

3.

Tagihan Kepada Bank Pembangunan Multilateral dan Lembaga Internasional

-

-

-

-

-

-

4.

Tagihan Kepada Bank

28.850

14.425

14.425

28.850

14.425

14.425

5.

Tagihan Kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Portofolio Ritel

-

-

-

-

-

-

6.

Tagihan Kepada Korporasi

-

-

-

-

-

-

9.579.371

14.425

14.425

9.579.371

14.425

14.425

Total

132

(3)

Konsolidasi

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Eksposur di BRI Syariah (dalam Rp juta)

Konsolidasi No.

Jenis Transaksi

Faktor Pengurang Modal

(2)

(3)

(1) 1.

ATMR (4)

Total Eksposur

-

9.824.577

Total

-

9.824.577

Total Pengukuran Risiko Kredit (dalam Rp juta) No.

Jenis Transaksi

Bank

Konsolidasian

(1)

(2)

(3)

(4)

Total ATMR risiko kredit

259.490.149

271.356.050

Total faktor pengurang modal

-

-

Risiko Pasar Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option. Organisasi manajemen risiko pasar terdiri dari unit kerja front office (Divisi Treasury), back office (Divisi Sentra Operasi), dan middle office (Divisi Manajemen Risiko) yang memiliki kewenangan masing-masing. Jajaran front office berwenang melakukan transaksi instrumen keuangan. Jajaran middle office menetapkan dan memantau limit risiko pasar dan secara berkala memastikan data pasar (market price) yang digunakan untuk mark to market/MTM. Jajaran back office melakukan settlement transaksi treasury dan secara harian menetapkan harga pasar (mark to market / MTM) pada akhir hari. BRI telah mengimplementasikan sistem aplikasi treasury and market risk (GUAVA) yang merupakan suatu sistem yang terintegrasi yang digunakan oleh fungsi front office, middle office dan back office. Melalui aplikasi ini dapat dilakukan pengukuran risiko pasar yang terintegrasi dengan proses transaksi harian. Selain

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

melakukan monitoring eksposur risiko instrumen, juga melakukan monitoring limit risiko pasar dan limit transaksi antara lain limit nominal transaksi dealer, cut loss limit, dan stop loss limit. Monitoring dilakukan secara harian sehingga mempercepat penyediaan informasi terkini yang mendukung pengambilan keputusan oleh pejabat lini dan manajemen secara tepat waktu, terutama untuk instrumen yang termasuk ke dalam klasifikasi diperdagangkan/trading. Portofolio trading book adalah seluruh posisi instrumen keuangan dalam neraca dan rekening administratif serta transaksi derivatif yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan dan dapat diperdagangkan/ dipindahtangankan dengan bebas atau dapat dilindungi nilai secara keseluruhan yang timbul dari transaksi untuk kepentingan sendiri (proprietary position), atas permintaan nasabah, atau kegiatan perantaraan (brokering), dan dalam rangka pembentukan pasar (market making). Transaksi aset keuangan dan/atau derivatif yang ditujukan sebagai posisi trading hanya diperkenankan dimiliki dalam jangka waktu tertentu. Pengelompokan aset keuangan dan/atau derivatif ke dalam portofolio trading book diterapkan BRI secara konsisten, dan tidak dapat memindahkan posisi trading book ke portofolio banking book. Pengelolaan portofolio banking book tidak dapat digunakan untuk transaksi trading dalam rangka mendapatkan keuntungan dari perbedaan harga dalam jangka pendek. Portofolio banking book bertujuan digunakan untuk kepentingan likuiditas atau dimiliki hingga jatuh tempo. Valuasi portofolio trading book dan banking book dilakukan dengan menggunakan kuotasi harga pasar dari instrumen yang diperdagangkan secara aktif (mark to market). Harga pasar tersebut mencerminkan transaksi aktual dan rutin yang dilakukan secara wajar. Hasil valuasi berdasarkan nilai pasar (mark to market) divalidasi secara periodik untuk memastikan konsistensi dan kewajaran harga pasar yang digunakan. Apabila harga pasar tidak tersedia karena instrumen tidak aktif diperdagangkan maka valuasi penetapan nilai wajar menggunakan pendekatan simulasi harga (mark to model).

133

BRI melakukan pengukuran risiko pasar untuk keperluan pemantauan risiko secara periodik maupun untuk perhitungan kecukupan modal. Penerapan perhitungan modal pada saat ini telah mengakomodasi Capital Accord 1988 dan 1996 yang memperhitungkan risiko kredit dan risiko pasar dalam perhitungan kecukupan permodalan bank. Sesuai capital accord tahun 1996 dan Basel II, perhitungan risiko pasar dapat dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) pilihan metode, yaitu: metode standar (standard method) dan model internal (internal model). Mengingat kompleksitas metodologi perhitungan risiko pasar, maka penerapan metode ini membutuhkan kesiapan perbankan untuk menerapkan perhitungan risiko pasar dalam perhitungan beban modal. Oleh karena itu, BRI memberlakukan penerapan pendekatan metodologi secara bertahap, dimulai dengan metode standar (standard method). Sesuai ketentuan Bank Indonesia (BI) perhitungan risiko pasar dengan metode standar yang wajib diperhitungkan bank secara individual terdiri dari risiko suku bunga dan risiko nilai tukar. Perhitungan Risiko Suku Bunga dengan metode standar dilakukan terhadap posisi seluruh instrumen keuangan BRI yang diklasifikasikan sebagai Trading Book yang terekspos Risiko Suku Bunga. Perhitungan Risiko Nilai Tukar dengan metode standar dilakukan terhadap posisi valuta asing BRI dalam Trading Book dan Banking Book yang terekspos Risiko Nilai Tukar. Faktor risiko yang diperhitungkan dalam risiko suku bunga dalam metode standar yaitu: a. Risiko Spesifik (Specific Risk) dari setiap efek atau instrumen keuangan, tanpa memperhatikan posisi long atau posisi short. Dengan demikian proses saling hapus (offset) tidak dimungkinkan kecuali posisi tersebut bersifat identik; b. Risiko Umum (General Market Risk) dari keseluruhan portofolio, dimana posisi long atau posisi short  dalam efek atau instrumen yang berbeda dapat dilakukan saling hapus

Nilai pasar surat berharga yang digunakan dalam perhitungan Risiko Spesifik dan Risiko Umum adalah dirty price, yaitu nilai pasar surat berharga (clean price) ditambah dengan present value dari pendapatan bunga yang akan diterima (accrued interest). Present value atas accrued interest dapat tidak dilakukan apabila berdasarkan jangka waktu pembayaran kupon nilai present value tidak menimbulkan perbedaan yang material. Perhitungan Risiko Nilai Tukar dilakukan terhadap semua posisi BRI baik Trading Book dan Banking Book dalam valuta asing termasuk emas dengan mengacu pada perhitungan Posisi Devisa Neto (PDN). Posisi suatu instrumen yang memiliki denominasi dalam valuta asing selain terkena Risiko Nilai Tukar, juga memungkinkan BRI terkena Risiko Suku Bunga (misalnya untuk crosscurrency swaps). Dalam kasus tersebut maka eksposur Risiko Suku Bunga juga harus diperhitungkan. Beban modal untuk Risiko Nilai Tukar dari posisi valuta asing adalah sebesar 8% terhadap PDN yang dimiliki BRI secara keseluruhan pada akhir hari. PDN adalah angka yang merupakan penjumlahan dari nilai absolut untuk jumlah dari Selisih bersih aktiva dan pasiva dalam neraca untuk setiap valuta asing ditambah dengan selisih bersih tagihan dan kewajiban baik yang merupakan komitmen maupun kontijensi dalam rekening administratif untuk setiap valuta asing yang semuanya dinyatakan dalam Rupiah. Cakupan portofolio yang diperhitungkan dalam Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) antara lain: 1. Posisi yang dimiliki untuk dijual kembali dalam jangka pendek 2. Posisi yang dimiliki untuk tujuan memperoleh keuntungan jangka pendek dari pergerakan harga (price movement) secara aktual dan atau potensial 3. Posisi yang dimiliki untuk tujuan mempertahankan keuntungan arbitrase (locking in arbitrage profit)



134

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

4.

5.

6.

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Instrumen derivatif yang terkait dengan surat-surat berharga atau suku bunga antara lain Bond Forward, Bond Option, Interest Rate Swap, Cross Currency Swaps, Foreign Exchange Forward, Interest Rate Options, dan Forward Rate Agreements/FRAs. Seluruh efek utang dengan suku bunga tetap atau mengambang dan seluruh instrumen keuangan yang memiliki karakteristik yang sejenis, termasuk sertifikat deposito yang dapat diperdagangkan (Negotiable Certificates of Deposits) dan surat-surat berharga yang dijual oleh BRI dengan syarat dibeli kembali (Repo/ Securities Lending). Posisi valuta asing BRI dalam trading book dan banking book yang terekspos risiko nilai tukar

Pengungkapan Risiko Pasar Dengan Menggunakan Metode Standar (dalam Rp juta)

31 Desember 2012 No.

Bank

Jenis Risiko Beban Modal

(1)

(2)

Konsolidasi ATMR

(3)

Beban Modal

(4)

ATMR

(5)

(6)

1.

Risiko Suku Bunga

 -

 -

-

-

 

a. Risiko Spesifik

-

-

-

-

 

b. Risiko Umum

-

-

4.203

52.531

2.

Risiko Nilai Tukar

132.358

1.654.474

132.687

1.658.586

3.

Risiko Ekuitas*

 -

 -

-

-

4.

Risiko Komoditas*

 -

-

-

-

5.

Risiko Option

 -

 -

-

-

 

Total

132.358

1.654.474

136.889

1.711.117

Untuk mengantisipasi risiko pasar pada aktivitas treasury, BRI melakukan beberapa langkah-langkah pengukuran, pemantauan, dan pengendalian diantaranya: 1. Langkah-langkah pengukuran antara lain: a. Sensitivity testing of interest rate, adalah suatu fungsi yang melakukan analisa terhadap tingkat sensitifitas suku bunga sehingga dapat dipergunakan sebagai indikator untuk memprediksi potensi risiko suku bunga dan strategi kebijakan trading aktivitas treasury. b. Volatility of foreign exchange and interest rate, adalah suatu fungsi yang melakukan pengukuran terhadap tingkat volatilitas (perubahan) nilai tukar dan suku bunga berdasarkan tingkat keyakinan tertentu (confidence level) yang dapat dipergunakan untuk mengukur potensi risiko nilai tukar dan suku bunga pada portofolio trading aktivitas treasury.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

135

3.

BRI melakukan stress test secara berkala dengan berbagai skenario untuk memantau dan menetapkan kecukupan modal sebagai langkah antisipasi atas risiko pasar.

Langkah pengendalian antara lain: a. Limit and excess controls (front end), adalah fungsi yang mengawasi perkembangan aktivitas limit transaksi treasury, untuk memastikan bahwa treasury telah mematuhi limit transaksi yang telah ditetapkan terutama untuk cut-loss limit. b. New Product and or Activity Review untuk transaksi treasury, adalah suatu fungsi yang membahas mengenai karakteristik suatu produk dan atau aktivitas baru yang akan dijadikan sebagai produk dalam aktivitas trading, potensi laba-rugi, potensi risiko, prosedur settlement, proses revaluasi dan mitigasi risiko yang dilakukan.

Risiko Operasional c.

2.

136

Stress testing and back testing; • Stress testing adalah suatu fungsi yang melakukan simulasi berdasarkan skenario tertentu untuk melihat kecukupan modal dan atau tingkat ketahanan likuiditas bank dalam menghadapi suatu kondisi tertentu, misalnya tingkat bunga tertentu, nilai tukar valas sampai dengan tingkat tertentu dan atau situasi likuiditas berdasarkan situasi tertentu. • Back testing merupakan suatu fungsi untuk memastikan keakuratan metodologi atau alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur risiko pasar dengan cara membandingkan prediksi risiko pasar dengan kerugian yang terjadi (aktual loss). d. Revaluasi terhadap posisi treasury dan BRI secara keseluruhan termasuk melakukan perhitungan terhadap produk treasury yang belum (tidak) ada harga pasarnya (hypothetical prices). Langkah pemantauan berupa Profit and Loss Assistance, adalah fungsi yang menyediakan data perhitungan laba rugi dari aktivitas treasury secara harian, untuk mengetahui perkembangan kinerja treasury terhadap pencapaian target yang telah ditetapkan.

Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional bank. Tata kelola Manajemen Risiko Operasional BRI didasarkan atas tiga lini pertahanan yaitu Risk Taking Units (unit kerja operasional), Risk Control Units (Divisi Manajemen Risiko), dan Internal Audit Function (Audit Internal). Model tata kelola manajemen risiko operasional BRI didesain sedemikian rupa untuk menempatkan rasa tanggung jawab dan rasa memiliki sedekat mungkin dengan area dimana biasanya risiko itu timbul dan menciptakan pusat penyempurnaan/ percontohan yang menambah nilai sebenarnya pada keseluruhan bisnis. BRI menyadari bahwa Unit Kerja Operasional (UKO) bertanggung jawab terhadap risiko operasional dan risiko lainnya yang timbul pada aktivitas yang dijalankan oleh masing-masing UKO, namun demikian fungsi manajemen risiko operasional dikembangkan untuk membantu UKO dalam meningkatkan kontrol dan manajemen risiko operasional di lingkungannya dan juga memberikan pandangan mengenai profil risiko yang memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih informatif.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Struktur manajemen risiko operasional BRI menggambarkan keterkaitan antara fungsi manajemen risiko operasional pada tingkat perusahaan (Corporate Level), tingkat UKO dan keterlibatan dari Audit Internal sebagai Fungsi Assurance. Penerapan manajemen risiko operasional di BRI dilakukan melalui desain struktur organisasi yang menggambarkan keterlibatan seluruh pihak yang terkait manajemen risiko operasional (Komisaris, Direksi, Risk Management Committee, Divisi Manajemen Risiko, Unit Kerja Operasional, Fungsi Manajemen Risiko Operasional, serta Audit Intern). BRI memiliki suatu Komite Manajemen Risiko Operasional (Operational Risk Management Committee/ ORMC), yang merupakan Sub Risk Management Committee (RMC) untuk membahas permasalahan yang berkaitan dengan risiko operasional. Penerapan manajemen risiko operasional yang efektif diharapkan dapat mengantisipasi terjadinya gangguan-gangguan. Melalui proses identifikasi lebih dini sehingga dapat dirumuskan kegiatan perbaikan kontrol yang lebih dini pula. Tujuan penerapan manajemen risiko operasional BRI dengan berbagai perangkat dan infrastruktur pendukung lainnya, adalah tidak sekadar untuk memenuhi ketentuan regulasi atau perhitungan cadangan modal risiko operasional, tetapi pada perbaikan kualitas aktivitas bisnis dan operasional BRI, serta menegakkan tata kelola manajemen risiko operasional yang lebih baik, sehingga kelangsungan bisnis dan operasional BRI tetap dapat terjaga pada kondisi apapun. Untuk meningkatkan dan mengefektifkan pelaksanaan penerapan manajemen risiko operasional, termasuk peningkatan kualitas sistem pengendalian internal, BRI memerlukan perangkat manajemen risiko operasional. Perangkat utama serta perangkat pendukung manajemen risiko operasional. Perangkat Utama terdiri dari: 1. Risk and Control Self Assessment (RCSA) Dengan RCSA, UKO diharapkan mampu melakukan identifikasi risiko-risiko utama yang mungkin menimbulkan kerugian dan cara mengukurnya. Dengan demikian UKO akan mampu melakukan pengendalian dan pemantauan risiko-risiko tersebut

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

BRI mengukur risiko operasional menggunakan metode Basic Indicator Approach (BIA) secara periodik sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia. 2.

3.

Indikator Risiko Utama (IRU) Penggunaan IRU diharapkan dapat mendatangkan manfaat berupa tindakan pencegahan dan penyempurnaan terhadap berbagai indikator yang dapat menimbulkan kerugian.Melalui IRU, UKO akan dapat mencegah terjadinya kerugian secara dini. Manajemen Insiden (MI) Dengan MI diharapkan UKO akan dengan jujur dan tertib melakukan monitoring, pelaporan dan pemantauan terhadap berbagai kasus termasuk tindakan penyelesaiannya. Melalui MI, UKO didorong untuk mampu meningkatkan internal kontrol yang diperlukan untuk meminimalisasi risiko yang dapat menimbulkan kerugian.

Akurasi prediksi RCSA dapat dikontrol dari hasil pencatatan pada MI. Apabila suatu unit kerja menghadapi banyak kasus yang perlu dikelola dalam MI, maka hal tersebut juga harus tercermin dalam hasil RCSA dan begitu pula sebaliknya. Sedangkan IRU yang dibuat atas dasar risiko-risiko utama dalam RCSA, apabila dikelola dengan baik akan bisa berfungsi sebagai peringatan dini. Dengan demikian, pemimpin unit kerja bisa segera melakukan berbagai tindakan antisipasi agar risiko-risiko utama tersebut tidak menimbulkan kerugian nyata. Mengingat penilaian RCSA bersifat subyektif dan prediktif, maka untuk meningkatkan akurasi dan mengurangi judgement yang salah dalam pengisian RCSA perlu dibuatkan petunjuk teknis pengisian RCSA dan penafsiran masing-masing risiko dalam RCSA.

137

BRI juga melakukan implementasi Business Continuity Management (BCM) untuk mempertahankan kelangsungan aktivitas bisnis/operasional terpenting, menjaga aset BRI, dan melindungi keselamatan jiwa pekerja dan nasabah dalam situasi gangguan/bencana. Implementasi BCM tersebut dilakukan di seluruh unit kerja BRI di seluruh Indonesia. Pengelolaan isu-isu risiko operasional yang prioritas dilakukan dalam kerangka manajemen risiko operasional yang dirancang dengan memperhatikan kebutuhan BRI, ketentuan BI dan best practices. Selain itu, BRI selalu melakukan peningkatan implementasi risiko operasional, antara lain: 1. Penerapan Forum Manajemen Risiko sebagai wadah atau forum pertemuan antara pemimpin unit kerja dengan pekerjanya untuk membahas permasalahan-permasalahan (risiko) yang melekat pada aktivitas bisnis atau operasional. Hasil pembahasan risiko yang memerlukan tindak lanjut dan penyelesaian dari pengambil keputusan dapat dieskalasi kepada tingkatan yang lebih tinggi. 2. Penilaian tingkat maturitas penerapan Manajemen Risiko akan memperlihatkan tingkat kemapanan user dalam melaksanakan penerapan Manajemen Risiko. Penilaian maturitas tersebut diharapkan dapat menjadi feedback bagi tiap Kantor Cabang untuk penerapan manajemen risiko yang lebih baik. 3. Pelaksanaan uji tingkat kecukupan pengelolaan risiko atas usulan produk dan atau aktivitas baru (PAB). Setiap produk dan atau aktivitas baru yang diajukan oleh unit kerja pemrakarsa harus dilakukan kaji ulang untuk memastikan pengelolaan risiko pada produk dan atau aktivitas baru tersebut sudah memadai 4. Penetapan dan penerapan Strategi Anti Fraud sebagai bagian dari penerapan Manajemen Risiko dalam rangka pencegahan dan pengelolaan kejadian fraud di BRI. Strategi Anti Fraud tersebut mencakup 4 (empat) pilar sesuai dengan yang disyaratkan oleh Bank Indonesia, yaitu (a) pencegahan, (b) deteksi, (c) investigasi, pelaporan, dan sanksi, serta (d) evaluasi, pemantauan, dan tindak lanjut. Selain itu juga pernyataan bahwa Dewan Komisaris dan Direksi BRI menyatakan “zero tolerance” terhadap setiap kejadian fraud di BRI. Komitmen Anti Fraud juga dibuat oleh setiap pekerja di BRI sebagai bentuk peningkatan awareness untuk pencegahan fraud. 5. Pemantauan dan pengendalian risiko operasional yang dilakukan melalui sumber informasi dari Forum Manajemen Risiko dan perangkat Manajemen Risiko Operasional seperti RCSA, IRU, dan MI. Hasil pemantauan dan pengendalian disampaikan di dalam Profil Risiko Kantor Wilayah yang dibuat secara bulanan dan Top 50 Risk Issue yang dibuat secara triwulanan dalam bentuk buku saku. 6. Koordinasi implementasi BCM secara berkesinambungan dengan unit-unit kerja terkait diantaranya adalah pelaksanaan uji coba atau testing seperti Switch Over DC-DRC dan evakuasi bencana di beberapa gedung kantor BRI termasuk Gedung Kantor Pusat BRI. Perhitungan ATMR risiko operasional dilakukan sesuai regulasi BI dengan menggunakan metode Basic Indicator Approach (BIA) atau Pendekatan Indikator Dasar. Berikut merupakan tabel beban modal dan ATMR risiko operasional dengan metode Basic Indicator Approach. Pengungkapan Risiko Operasional Dengan Menggunakan Metode BIA (dalam Rp juta)

Bank

138

Konsolidasi

No.

Pendekatan Yang Digunakan

Pendekatan Bruto (Ratarata 3 tahun terakhir)

Beban Modal

ATMR

Pendekatan Bruto (Ratarata 3 tahun terakhir)

Beban Modal

ATMR

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

1.

Pendekatan Indikator Dasar

34.243.949

5.136.592 64.207.405

34.401.371

5.160.206 64.502.571

 

Total

34.243.949

5.136.592 64.207.405

34.401.371

5.160.206 64.502.571

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank. Pelaksanaan Manajemen Risiko Likuiditas pada tingkat korporat dikoordinasikan oleh Divisi Treasury dan Divisi Manajemen Risiko. Divisi Treasury dan Divisi Manajemen Risiko melakukan analisis terhadap sumber risiko likuiditas. Divisi Treasury bertanggung jawab untuk mengelola likuiditas nasional, baik untuk intrahari, harian, jangka pendek, menengah dan panjang, dalam mata uang rupiah dan valuta asing, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Divisi Manajemen Risiko bertanggung jawab dalam menyusun dan melakukan review kebijakan manajemen risiko likuiditas. Hasil pemantauan posisi dan risiko likuiditas disajikan dalam laporan berkala yang disampaikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris. Risiko Likuiditas dimonitor secara aktif dengan memperhatikan beberapa indikator internal dan eksternal yang menjadi bagian dari sistem peringatan dini likuiditas: 1 Indikator internal peringatan dini risiko likuiditas, antara lain: a. Kualitas asset yang memburuk; b. Peningkatan konsentrasi pada beberapa asset dan sumber pendanaan tertentu; c. Peningkatan currency mismatch; d. Pelampauan limit yang telah ditetapkan secara berulang kali; e. Peningkatan biaya dana BRI secara keseluruhan; f. Posisi arus kas (cash flow) yang semakin buruk sebagai akibat maturity mismatch yang besar, terutama pada skala waktu jangka pendek. 2 Indikator eksternal peringatan dini risiko likuiditas, antara lain: a. Informasi publik yang negatif terhadap BRI; b. Penurunan hasil peringkat BRI oleh lembaga pemeringkat;

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

BRI menjaga secondary reserve dalam bentuk aset-aset likuid berkualitas tinggi dan memelihara core fund yang dapat dikategorikan sebagai dana jangka panjang. c. Penurunan harga saham BRI secara terusmenerus; d. Penurunan fasilitas credit line yang diberikan oleh bank koresponden; e. Peningkatan pencairan simpanan berjangka (deposito) sebelum jatuh tempo; f. Keterbatasan akses untuk memperoleh pendanaan jangka menengah dan jangka panjang; g. Ketatnya kondisi likuiditas pasar; h. Perubahan kebijakan dari regulator yang berdampak signifikan terhadap perbankan. Untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi likuiditas BRI yang aktual, hasil pengukuran dengan menggunakan rasio likuiditas dianalisis lebih mendalam dan dikaitkan dengan informasi kualitatif terkini sehingga menghasilkan kesimpulan yang wajar dan komprehensif. Alat pengukur risiko likuiditas yang digunakan adalah: proyeksi arus kas, profil maturitas, rasio likuiditas dan stress test risiko likuiditas. Tabel di bawah ini menyajikan informasi mengenai pemetaan aset dan kewajiban dalam neraca serta tagihan dan kewajiban dalam rekening administratif, dalam skala waktu tertentu berdasarkan sisa jangka waktu sampai dengan jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2012.

139

Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank Secara Individual (dalam Rp juta) 31 Desember 2012 No.

(1)

Saldo

  (2)

I  

(3)

< 1 bulan

>1 bln s.d 3 bln

>3 bln s.d 6 bln

> 6 bln s.d 12 bln

> 12 bulan

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

NERACA

 

 

 

 

 

 

A. Aset

 

 

 

 

 

 

 

 

1

Kas

13.450.227

13.450.227

-

-

-

-

 

 

2

Penempatan Pada Bank Indonesia

94.497.994

59.875.723

21.131.764

13.490.507

-

-

3

Penempatan pada Bank Lain

1.803.798

1.548.798

255.000

-

-

-

 

 

 

 

4

Surat Berharga

 

 

5

Kredit yang diberikan

 

 

6

Tagihan lainnya

 

 

7

Lain-lain

 

Total aset

 

 

 

B. Kewajiban

 

 

 

1

Dana Pihak Ketiga Kewajiban pada Bank Indonesia

 

2

 

 

3

Kewajiban pada bank lain

 

 

4

Surat berharga yang Diterbitkan

 

 

5

Pinjaman yang Diterima

 

 

6

Kewajiban Lainnya

 

 

7

Lain-lain

Total kewajiban

 

 

 

Selisih aset dengan kewajiban dalam neraca

 

 

II  

 

 

37.538.188

11.797.964

1.627.741

8.461.574

2.516.239

13.134.670

311.335.938

14.957.386

22.190.689

21.254.353

37.150.177

215.783.333

6.907.674

573.963

1.955.525

2.256.633

2.121.553

-

9.389.924

837

621

1.239

24.138

9.363.089

474.923.743

102.204.898

47.161.340

45.464.306

41.812.107

238.281.092

 

 

 

140

Jatuh Tempo

Kategori Portofolio

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

390.186.602

332.639.011

18.183.335

8.013.306

31.040.598

310.352

81.594

77.377

4.217

-

-

-

448.164

448.164

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

40.787

-

4.066

23.017

-

13.704

5.489

349

5.140

-

-

-

543.295

437.974

61.591

38.251

-

5.479

391.305.931

333.602.875

18.258.349

8.074.574

31.040.598

329.535

 

 

 

 

 

 

83.617.812 (231.397.977)

28.902.991

37.389.732

10.771.509

237.951.557

 

 

 

 

 

 

 

 

REKENING ADMINISTRATIF

 

 

 

 

 

 

A. Tagihan Rekening Aministratif

 

 

 

 

 

 

 

 

1

Komitmen

-

-

-

-

-

-

 

 

2

Kontijensi

180.573

114.427

3.768

7.807

13.046

41.525

 

Total Tagihan Rekening Administratif

180.573

114.427

3.768

7.807

13.046

41.525

 

 

 

 

 

 

 

 

 

B. Kewajiban Rekening Administratif  

 

 

 

 

1

Komitmen

59.704.866

5.150.867

10.581.881

12.315.272

31.656.846

-

 

 

2

Kontijensi

3.848.083

1.161.365

834.912

502.150

1.349.656

-

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

(dalam Rp juta) 31 Desember 2012 No.

Jatuh Tempo

Kategori Portofolio

(1)

Saldo

  (2)

 

 

 

Selisih tagihan dan kewajiban dalam rekening administratif

 

> 6 bln s.d 12 bln

> 12 bulan

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

63.552.949

6.312.232

11.416.793

12.817.422

33.006.502

-

 

 

 

 

 

 

(6.197.805) (11.413.025)

(12.809.615)

(32.993.456)

41.525

 

 

>3 bln s.d 6 bln

(3)

Total kewajiban rekening administratif

 

< 1 bulan

>1 bln s.d 3 bln

(63.372.376)

 

 

 

Selisih (IA-IB) + (IIA+IIB)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Selisih Kumulatif

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

20.245.436 (237.595.782)

 

17.489.966

24.580.117

(22.221.947)

237.993.082

Pengungkapan Profil Maturitas Valas - Bank Secara Individual (dalam Rp juta) 31 Desember 2012 No.

Jatuh Tempo

Kategori Portofolio

(1)

Saldo

(2) I

< 1 bulan

>1 bln s.d 3 bln

>3 bln s.d 6 bln

> 6 bln s.d 12 bln

> 12 bulan

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(3)

NERACA

 

 

 

 

 

 

A. Aset

 

 

 

 

 

 

 

1 Kas

 

 

2

 

 

 

 

 

284.543

284.543

-

-

-

-

6.146.873

5.183.321

481.821

481.731

-

-

3 Penempatan pada Bank Lain

8.636.344

8.626.706

9.638

-

-

-

4 Surat Berharga

6.999.619

2.854.341

48.188

-

67.463

4.029.627

36.891.249

10.785.703

1.648.194

2.024.216

5.510.396

16.922.740

4.791.316

556.689

1.950.561

2.205.451

-

78.615

Penempatan Pada Bank Indonesia

 

 

5 Kredit yang diberikan

 

 

6 Tagihan lainnya

 

 

7 Lain-lain

 

Total aset

 

 

 

B. Kewajiban

 

 

1 Dana Pihak Ketiga

 

 

Kewajiban pada Bank 2 Indonesia

 

 

3 Kewajiban pada bank lain

 

 

Surat berharga yang 4 Diterbitkan

 

 

5 Pinjaman yang Diterima

 

 

 

80.572

74.312

-

6.260

-

-

63.830.516

28.365.615

4.138.402

4.717.658

5.577.859

21.030.982

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

45.911.482

27.431.588

5.868.092

7.288.616

5.322.003

1.183

-

-

-

-

-

-

5.407

5.407

-

-

-

-

-

-

-

-

-  

10.571.748

1.692.127

3.467.951

5.411.670

-

198.447

 

 

6 Kewajiban Lainnya

4.914.659

560.092

1.950.669

2.205.451

-

 

 

7 Lain-lain

75.140

26.260

18.175

30.705

-

-

 

Total kewajiban

61.478.436

29.715.474

11.304.887

14.936.442

5.322.003

199.630

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

141

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  (dalam Rp juta)

31 Desember 2012 No.

Jatuh Tempo

Kategori Portofolio

(1)

Saldo

(2)

(3)

Selisih aset dengan kewajiban dalam neraca

   

 

 

>3 bln s.d 6 bln

> 6 bln s.d 12 bln

> 12 bulan

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(1.349.859)

(7.166.485)

255.856

(10.218.784)

20.831.352

 

 

 

 

 

 

REKENING ADMINISTRATIF

 

 

 

 

 

 

 

A. Tagihan Rekening Aministratif

 

 

 

1

Komitmen

 

 

2

Kontijensi

 

Total tagihan rekening administratif

II

 

2.352.080

< 1 bulan

>1 bln s.d 3 bln

 

 

 

-

 

 

-

 

-

 

-

-

-

15.192

1.648

-

-

-

13.544

15.192

1.648

-

-

-

13.544

 

 

 

B. Kewajiban Rekening Administratif

 

 

1

Komitmen

27.733.344

2.019.384

12.909.894

1.456.517

11.347.549

-

 

 

2

Kontijensi

8.320.674

409.867

991.314

1.510.316

5.409.177

-

 

Total kewajiban rekening administratif

36.054.018

2.429.251

13.901.208

2.966.833

16.756.726

-

 

 

 

Selisih tagihan dan kewajiban dalam rekening administratif

(36.038.826)

 

 

 

 

Selisih (IA-IB) + (IIA-IIB)

 

Selisih Kumulatif

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  (2.427.603)

  38.406.098

 

 

 

 

(2.966.833)

(13.901.208)

1.079.392

 

  6.734.723

 

 

(16.756.726)

13.544

  (7.251.951)

 

  17.012.582

20.831.352

 

 

Pengungkapan Profil Maturitas Rupiah - Bank Secara Konsolidasi dengan perusahaan Anak (dalam Rp juta) 31 Desember 2012 No.

(1) I

Saldo

(2)

>1 bln s.d 3 bln

< 1 bulan

(3)

(4)

>3 bln s.d 6 bln

(5)

(6)

(7)

 

A. Aset

 

 

1 Kas

13.610.752

13.610.752

-

-

-

-

 

Penempatan Pada Bank 2 Indonesia

97.642.069

63.019.798

21.131.764

13.490.507

-

-

 

3 Penempatan pada Bank Lain

 

4 Surat Berharga

 

 

5 Kredit yang diberikan

 

 

6 Tagihan lainnya

 

 

7 Lain-lain

 

Total aset

 

 

(8)

 

 

 

> 12 bulan

 

 

 

> 6 bln s.d 12 bln

NERACA

 

142

Jatuh Tempo

Kategori Portofolio

 

 

 

 

 

 

2.272.424

2.017.424

255.000

-

-

-

38.453.637

11.862.649

1.627.741

8.986.574

2.516.239

13.460.434

325.031.507

15.656.981

23.012.065

21.915.768

38.197.482

6.933.419

599.708

1.955.525

2.256.633

2.121.553

-

24.138

9.363.089

9.423.458

1.067

31.535

3.629

493.367.266

106.768.379

48.013.630

46.653.111

226.249.211

42.859.412 249.072.734

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

 

   

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

 

Tinjauan Operasional

 

 

Analisis & Pembahasan Manajemen

 

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

 

 

Informasi Perusahaan

  (dalam Rp juta)

31 Desember 2012 No.

Jatuh Tempo

Kategori Portofolio

(1)

Saldo

(2)

 

B. Kewajiban

 

 

1 Dana Pihak Ketiga

 

 

Kewajiban pada Bank 2 Indonesia

 

 

3 Kewajiban pada bank lain

 

 

Surat berharga yang 4 Diterbitkan

 

 

5 Pinjaman yang Diterima

 

 

6 Kewajiban Lainnya

 

 

7 Lain-lain

 

Total kewajiban

 

   

 

Selisih aset dengan kewajiban dalam neraca

 

   

 

 

>1 bln s.d 3 bln

< 1 bulan

(3)

(4)

 

(5)

 

 

>3 bln s.d 6 bln

> 6 bln s.d 12 bln

(6)

(7)

 

> 12 bulan (8) -  

403.851.521

343.718.010

20.456.540

8.280.732

31.083.539

312.700

81.594

77.377

4.217

-

-

-

2.238.753

1.560.066

675.800

500

2.387

-

-

-

-

-

-

-

317.007

-

129.489

65.928

-

121.590

23.655

14.033

9.622

-

-

-

551.813

446.492

61.591

38.251

-

5.479

407.064.343  

345.815.978  

86.302.923  

21.337.259   26.676.371

(239.047.599)  

8.385.411  

 

31.085.926  

38.267.700  

439.769  

11.773.486 248.632.965  

 

II

REKENING ADMINISTRATIF

 

 

 

 

 

 

 

A. Tagihan Rekening Aministratif

 

 

 

 

 

 

 

 

1 Komitmen

532.710

135.525

7.825

38.015

171.672

179.673

 

 

2 Kontijensi

250.201

155.859

3.768

7.807

13.046

69.721

 

Total Tagihan Rekening Administratif

782.911

291.384

11.593

45.822

184.718

249.394

 

   

 

 

 

 

B. Kewajiban Rekening Administratif   

1 Komitmen

60.140.354

5.189.170

10.589.706

12.353.287

31.828.518

179.673

 

 

2 Kontijensi

3.876.279

1.161.365

834.912

502.150

1.349.656

28.196

 

Total kewajiban rekening administratif

64.016.633

6.350.535

11.424.618

12.855.437

33.178.174

207.869

 

   

 

Selisih tagihan dan kewajiban dalam rekening administratif

 

   

 

 

Selisih (IA-IB) + (IIA+IIB)

 

   

 

Selisih Kumulatif

 

  (63.233.722)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  (38.303)

 

  (7.825)

 

23.069.201 (239.085.902)

 

  (38.015)

  26.668.546

 

  (171.672)

  38.229.685

(207.869)  

11.601.814 248.425.096

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

143

9.2.b Pengungkapan Profil Maturitas Valas - Bank Secara Konsolidasi dengan perusahaan Anak (dalam Rp juta) 31 Desember 2012 no

(1) I

Jatuh Tempo

Kategori Portofolio

Saldo

(2)

(3)

< 1 bulan

>1 bln s.d 3 bln

>3 bln s.d 6 bln

> 6 bln s.d 12 bln

> 12 bulan

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

NERACA

 

 

 

 

 

 

 

A. Aset

 

 

 

 

 

 

 

 

1 Kas

284.701

284.701

-

-

-

-

 

 

Penempatan Pada Bank Indo2 nesia

6.153.619

5.190.067

481.821

481.731

-

-

 

 

3 Penempatan pada Bank Lain

8.686.730

8.677.092

9.638

-

-

-

 

 

4 Surat Berharga

 

 

5 Kredit yang diberikan

 

 

6 Tagihan lainnya 7 Lain-lain

 

 

 

Total aset

 

   

 

B. Kewajiban

 

 

 

1 Dana Pihak Ketiga

 

 

2 Kewajiban pada Bank Indonesia

 

 

3 Kewajiban pada bank lain

 

 

4 Surat berharga yang Diterbitkan

 

 

5 Pinjaman yang Diterima

 

 

6 Kewajiban Lainnya

6.999.619

2.854.341

48.188

-

67.463

4.029.627

36.975.038

10.785.703

1.648.194

2.024.216

5.527.686

16.989.239

4.791.316

556.689

1.950.561

2.205.451

-

78.615

80.572

74.312

-

6.260

-

-

63.971.595

57.290

-

-

17.290

66.499

-  

 

 

 

 

 

 

 

  -  

46.314.858

27.834.837

5.868.221

7.288.615

5.322.002

1.183

-

-

-

-

-

-

43.957

5.407

38.550

-

-

-

-

-

-

-

-

-

10.571.748

1.692.127

3.467.951

5.411.670

-

-

4.914.659

560.092

1.950.669

2.205.451

-

198.447

 

 

7 Lain-lain

75.240

26.360

18.175

30.705

-

-

 

Total kewajiban

61.920.462

72.571

38.679

-

-

32

 

   

 

Selisih aset dengan kewajiban dalam neraca

 

   

 

 

 

 

 

 

II

REKENING ADMINISTRATIF

 

 

 

 

 

 

 

 

 

-   29.797

  (15.281)

(38.679)

-

17.290

A. Tagihan Rekening Aministratif 1 Komitmen

-

-

-

-

-

-

2 Kontijensi

15.192

1.648

-

-

-

13.544

15.192

1.648

-

-

-

13.544

Total tagihan rekening administratif

 

   

 

B. Kewajiban Rekening Administratif

 

 

66.467

   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1 Komitmen

347.423

253.081

3.768

7.807

13.046

69.721

 

 

2 Kontijensi

644.257

152.730

11.593

45.822

184.718

249.394

 

Total kewajiban rekening administratif

 

   

 

31.035  

31.035  

31.035  

31.035  

31.035  

31.035  

(dalam Rp juta)

144

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

31 Desember 2012 no

Jatuh Tempo

Kategori Portofolio

(1)

Saldo

(2)

 

Selisih tagihan dan kewajiban dalam rekening administratif

 

   

 

Selisih (IA-IB) + (IIA+IIB)

 

 

   

 

Selisih Kumulatif

 

< 1 bulan

>1 bln s.d 3 bln

>3 bln s.d 6 bln

> 6 bln s.d 12 bln

> 12 bulan

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(15.843)

(29.387)

 

  45.640

(31.035)  

14.106

(31.035)  

(7.644)

(31.035)  

31.035

(17.491)  

48.325

83.958

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pengendalian risiko likuiditas dilakukan oleh Divisi Treasury dan Divisi Manajemen Risiko sebagai tindak lanjut hasil pemantauan kinerja dan kepatuhan unit kerja operasional terhadap limit likuiditas yang telah ditetapkan. Secara khusus, Divisi Treasury juga memperhatikan indikator peringatan dini (earlywarning indicators) dalam memantau posisi likuiditas sebagai bagian dari proses manajemen likuiditas serta untuk mengetahui peningkatan potensi risiko. Hasil pemantauan posisi dan risiko likuiditas oleh Divisi Treasury disajikan dalam laporan berkala yang disampaikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris BRI. Terhadap hasil pemantauan yang menunjukkan indikasi risiko likuiditas berpotensi meningkat, Divisi Treasury merekomendasikan mitigasi eksposur risiko dan/atau penyesuaian secara tepat waktu terhadap strategi manajemen likuiditas di dalam Rapat ALCO atau Rapat Tim Manajemen Kelangsungan Likuiditas (Tim MKL/Contingency Crisis Team) untuk diputuskan tindak lanjut pengendalian berupa pencegahan dan/ atau penyelesaian yang efektif di dalam koridor kehatihatian dalam perbankan (prudential banking).

Risiko Hukum Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Divisi Hukum sebagai koordinator dari Manajemen Risiko Hukum berkoordinasi dengan Divisi Manajemen Risiko dalam mengelola Risiko Hukum di BRI. Untuk menunjang pelaksanaan proses Manajemen Risiko Hukum di seluruh uker BRI Divisi Hukum berkoordinasi dengan legal officer (LO) di kantor wilayah. Selain itu, terdapat Fungsi Manajemen Risiko (FMR) di seluruh Kanca yang terdiri dari FMR Bidang Operasional, FMR

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Bidang Pemasaran dan FMR Bidang Mikro untuk turut memantau Risiko Hukum yang terjadi di masing-masing uker sesuai dengan bidangnya dan berkoordinasi dengan legal officer (LO) di kantor wilayah. Pengendalian Risiko Hukum dilakukan melalui beberapa cara antara lain: a. Divisi Hukum sebagai koordinator Manajemen Risiko Hukum di BRI melakukan kajian terhadap perubahan peraturan perundang-undangan untuk memastikan bahwa ketentuan internal BRI tidak menyimpang dari ketentuan perundangan yang berlaku. b. Divisi Hukum memberikan advis/opini hukum atas perjanjian kerjasama (PKS)/agreement antara BRI dengan pihak lain, untuk melindungi kepentingan hukum BRI sebelum perjanjian/agreement ditandatangani oleh pejabat BRI yang berwenang. c. Setiap transaksi perbankan di BRI yang meliputi operasional, perkreditan dan hubungan ketenagakerjaan telah dilakukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan didukung oleh dokumen hukum yang memadai d. Divisi Hukum bekerja sama dengan legal officer (LO) di Kantor Wilayah memantau risiko hukum di seluruh unit kerja BRI dengan mekanisme pelaporan dan dokumentasi kasus-kasus hukum serta mensosialisasikan modus operandi kejahatan berikut prosedur penanganannya secara hukum untuk meminimalkan risiko hukum. e. Divisi hukum menyusun pedoman-pedoman hukum misalnya pedoman penyusunan PKS dan buku saku hukum baik untuk bidang operasional maupun bidang perkreditan. f. Pembinaan staf pada unit kerja operasional (UKO) di Kantor Wilayah perlu dilakukan dengan cara meningkatkan kompetensi dalam mengendalikan

145

g.

h.

i.

j.

k.

risiko hukum di wilayah kerja yang bersangkutan berupa sosialisasi, diskusi mengenai opini atas suatu kejadian dari sisi hukum yang berlaku, dan lain-lain. Legal officer (LO) di Kantor Wilayah memberikan pendampingan hukum sesuai dengan kewenangannya kepada UKO apabila terjadi kasus hukum di UKO dan berkoordinasi dengan Divisi Hukum Divisi Hukum memberikan pendampingan hukum sesuai dengan kewenangannya apabila terjadi kasus. Apabila diperlukan, UKO dapat berkonsultasi dengan Divisi Hukum mengenai permasalahanpermasalahan hukum yang bersifat teknis. Dalam hal adanya tuntutan hukum yang memiliki potensi kerugian sangat signifikan bagi Bank dan atau adanya tuntutan hukum yang secara signifikan bisa berdampak negatif pada reputasi BRI, maka sebagai contingency plan harus dilakukan tindakan untuk mengurangi risiko hukum, antara lain melalui: penggunaan jasa pengacara dan melaporkan perkembangannya kepada Direksi. Sebagai bagian dari pemantauan terhadap risiko hukum, Divisi Hukum berkoordinasi dengan Divisi Manajemen Risiko terkait dengan pelaporan profil risiko hukum BRI setiap bulan kepada Direksi melalui Dashboard Profil risiko

Risiko Stratejik Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Tujuan utama Manajemen Risiko untuk Risiko Stratejik adalah meminimalkan kemungkinan dampak negatif dari ketidaktepatan pengambilan keputusan stratejik dan kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Perumusan dan pemantauan pelaksanaan strategi termasuk corporate plan dan business plan dikelola oleh Divisi Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis. Perumusan dan pemantauan dimaksud dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

146

Seluruh rencana pengembangan produk dan atau aktivitas baru, penetapan pasar sasaran baru, maupun yang harus dihindari, serta aksi korporasi seperti merger dan akuisisi disusun dengan cermat dengan mempertimbangkan sumber daya yang dimiliki BRI. Penetapan strategi yang tepat dalam pengembangan dan pemeliharaan TI, pengelolaan SDM yang meliputi rekrutmen, pengembangan, pembinaan dan exit policy, pengembangan produk dan/atau aktivitas baru, layanan, perluasan jaringan, penetrasi pasar sasaran serta marketing communication dapat membantu BRI terhindar dari kegagalan dalam memenangkan persaingan bisnis perbankan dan menjaga kelangsungan usaha. Lebih lanjut, strategi menjadi tidak efektif jika tidak disertai pemenuhan faktor-faktor pendukung kesuksesan yang dipersyaratkan. Dalam rangka mengidentifikasi perubahan internal atau eksternal, BRI melakukan kajian atau riset baik internal maupun eksternal di bidang korporat, bisnis, dan support, serta menganalisis lingkungan dan sektor usaha yang potensial. Dalam rangka memitigasi risiko stratejik, BRI telah mengimplementasikan perangkat pemantauan secara berkala terhadap pelaksanaan strategi dan pencapaian target-target yang telah ditetapkan. Melalui parameter yang tercermin pada Profil Risiko khususnya Risiko Stratejik, perencanaan strategi terhadap seluruh inisiatif yang terkait dengan lini bisnis dan penunjangnya dimonitor untuk dapat memastikan pencapaian realisasi target-target bisnis jangka pendek dan jangka panjang apakah sudah sesuai dengan yang ditetapkan. Selain itu untuk mengukur kemajuan yang dicapai, BRI mempunyai laporan realisasi rencana bisnis bank, rencana kerja fungsional, dan rencana kerja anggaran yang dilaporkan tiap unit kerja secara triwulanan.

Risiko Kepatuhan Risiko Kepatuhan adalah risiko akibat BRI tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Perbankan merupakan suatu industri yang highly regulated, sehingga BRI senantiasa melakukan monitoring atas kepatuhan terhadap ketentuan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia maupun instansi

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

berwenang lainnya. Sanksi regulator terhadap pelanggaran ketentuan-ketentuan dimaksud bervariasi dari teguran, sanksi/denda/ penalti, hingga pencabutan lisensi. Pengelolaan kepatuhan dilakukan pada seluruh aktivitas bidang perkreditan dan non perkreditan sesuai ketentuan yang berlaku. Penerapan program Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT) telah diterapkan sesuai ketentuan yang berlaku. Sosialisasi Enhanced Due Diligence (EDD) sebagai inisiatif yang lebih mendalam dari pelaksanaan Customer Due Diligence (CDD), yang sebelumnya dikenal dengan Know Your Customer (KYC), dilakukan secara berkala dengan tujuan untuk meningkatkan awareness dan kepatuhan unit kerja operasional BRI terhadap prosedur ini. Disamping itu, BRI juga menerapkan metodologi Risk Based Approach yang terangkum dalam kebijakan dan SOP (Standard Operational Procedure) terkait APU dan PPT untuk melindungi BRI dari sasaran tindak pidana pencucian uang dan terorisme. Divisi Kepatuhan sebagai koordinator dari Manajemen Risiko Kepatuhan berkoordinasi dengan Divisi Manajemen Risiko dalam mengelolan Risiko Kepatuhan di BRI. untuk menunjang pengelolaan risiko kepatuhan di tingkat wilayah, Divisi Kepatuhan dibantu oleh Bagian Manajemen Risiko Kantor Wilayah sebagai fungsi kepatuhan. Divisi Manajemen Risiko melaporkan Risiko Kepatuhan yang terjadi kepada Direksi secara bulanan melalui Dashboard Profil Risiko BRI. BRI mengembangkan modul proses manajemen risiko kepatuhan melalui perangkat Manajemen Insiden (MI). Melalui MI, BRI dapat melakukan identifikasi dan monitoring atas sanksi/denda/pinalti akibat pelanggaran aturan regulator sehingga langkah-langkah pengendalian risiko kepatuhan dapat dijalankan. Perangkat tersebut dipantau oleh Divisi Manajemen Risiko untuk melihat Risiko Kepatuhan secara korporat, dan Bagian Manajemen Risiko Kantor Wilayah untuk melihat Risiko Kepatuhan pada level unit kerja wilayah binaan.

Risiko Reputasi Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Fungsi pengendalian Risiko Reputasi dilakukan oleh Divisi Sekretariat Perusahaan (SKP) sebagai public relation BRI. Secara berkala Divisi SKP menilai parameter risiko reputasi dan melaporkan pada Direksi dan tindasan kepada Divisi Manajemen Risiko untuk dibuat profil risiko BRI dan dilaporkan kepada Bank Indonesia. Pengalaman fungsi public relation BRI dalam penanganan publikasi negatif, baik yang berskala nasional maupun lokal, hingga saat ini sangat membantu dalam mempertahankan tingkat kepercayaan masyarakat pada umumnya atau nasabah BRI pada khususnya. Meskipun reputasi BRI saat ini sangat baik, pengelolaan publikasi negatif yang terkait dengan seluruh aspek operasional BRI harus tetap dilaksanakan sesuai ketentuan dan prosedur yang berlaku. BRI segera menindaklanjuti dan mengatasi adanya keluhan nasabah dan gugatan hukum yang dapat meningkatkan eksposur Risiko Reputasi. Di samping itu mitigasi Risiko Reputasi maupun kejadian yang menimbulkan Risiko Reputasi dilakukan dengan mempertimbangkan asas materialitas permasalahan dan biaya. Pengelolaan risiko reputasi pada saat krisis diatur dalam kebijakan Business Continuity Management BRI yang bertujuan untuk meminimalisasi dampak reputasi pada saat terjadi situasi gangguan atau bencana. BRI memiliki Tim Manajemen Krisis (TMK) yang berperan penting saat terjadi gangguan atau bencana dan bertanggung jawab melakukan langkah-langkah yang perlu diambil termasuk pengelolaan risiko reputasi. Struktur TMK dibentuk di seluruh unit kerja BRI yaitu TMK Kantor Pusat, TMK Kantor Wilayah, dan TMK Kantor Cabang. Aspek stratejik yang harus diperhatikan dalam pengelolaan risiko reputasi saat krisis adalah menjaga kepercayaan nasabah, pemegang saham, dan masyarakat sekitar terhadap nama baik BRI. Dalam rangka pengendalian Risiko Reputasi yang lebih baik di masa depan, maka BRI akan melakukan tindakan pencegahan dan pemulihan Risiko Reputasi serta diikuti dengan perbaikan pada kelemahan pengendalian dan prosedur yang memicu terjadinya Risiko Reputasi.

147

Langkah yang dilakukan BRI dalam manajemen risiko reputasi antara lain melalui penerbitan Top 50 Risk Issue triwulanan dalam bentuk buku saku yang memuat risk issue di unit kerja dan risk control yang diterapkan. Selain itu, sikap proaktif dari unit kerja operasional selaku first line of defense juga dibutuhkan dalam melakukan manajemen risiko operasional. Kedua hal tersebut dilakukan dalam rangka meminimalkan dan menangani keluhan atau komplain nasabah yang mengakibatkan timbulnya publikasi negatif terhadap BRI.

Profil Risiko Penilaian profil risiko BRI terdiri atas penilaian Risiko Inheren yaitu penilaian atas Risiko yang melekat pada kegiatan bisnis bank yang berpotensi mempengaruhi posisi keuangan BRI dan penilaian Kualitas Penerapan Manajemen Risiko yaitu penilaian terhadap kecukupan sistem pengendalian Risiko yang mencakup seluruh pilar penerapan Manajemen Risiko. Penggabungan penilaian Risiko Inheren dan penilaian Kualitas Penerapan Manajemen Risiko akan menghasilkan penilaian Profil Risiko BRI yang merupakan salah satu faktor dalam penilaian Tingkat Kesehatan Bank Berbasis Risiko. Divisi Manajemen Risiko BRI setiap bulan melakukan evaluasi efektifitas sistem manajemen risiko dengan menggunakan perangkat Dashboard Profil Risiko dan menyampaikan laporan profil risiko kepada Manajemen secara bulanan serta kepada Bank Indonesia secara triwulanan. Profil risiko dimaksud meliputi laporan pengelolaan risiko terhadap 8 (delapan) jenis risiko serta penilaian atas perbaikan kontrol. Delapan jenis risiko yang yang dikelola BRI adalah Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Reputasi, dan Risiko Kepatuhan. Hasil pemantauan risiko dalam 3 (tiga) tahun terakhir menunjukan profil risiko BRI mengalami penurunan atau perbaikan skor penilaian namun masih dalam kategori risiko Low To Moderate. Hal ini menandakan bahwa profil risiko BRI mengalami trend membaik (risiko semakin rendah) dari tahun ke tahun. Berikut gambaran tren Profil Risiko BRI selama tahun 2010-2012. Trend Profile Risiko BRI

Moderate

Low to Moderate

Low Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4

2010

2011

2012

Profil Risiko BRI secara keseluruhan untuk tahun 2012 masih berada pada kategori Low to Moderate Risk. Untuk penilaian Tingkat Risiko Inheren masih berada pada tingkat low hingga moderate. Sedangkan untuk penilaian Tingkat Kualitas Penerapan Manajemen Risiko, mendapatkan penilaian antara satisfactory hingga fair.

148

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Evaluasi Efektivitas Sistem Manajemen Risiko Dalam menerapkan Manajemen Risiko, evaluasi dan pengkinian sistem dan prosedur manajemen risiko harus selalu dilakukan. Untuk dapat melakukan evaluasi dan pengkinian tersebut, BRI memiliki alat/perangkat berupa Penilaian Tingkat Maturitas Penerapan Manajemen Risiko. Penilaian Tingkat Maturitas Penerapan Manajemen Risiko merupakan suatu proses penilaian yang dilakukan oleh Fungsi Manajemen Risiko yang ditunjuk oleh Pemimpin Unit Kerja, yang kemudian dilakukan validasi oleh Kepala Bagian Manajemen Risiko Kanwil atau Kepala Bagian Manajemen Risiko Operasional di Kantor Pusat. Pelaksanaan penilaian maturitas penerapan manajemen risiko dilakukan minimal 1 (satu) kali dalam setahun. Penilaian tingkat maturitas penerapan manajemen risiko di tiap Unit Kerja secara umum memiliki tujuan: 1. Mengevaluasi tingkat kematangan (maturitas) implementasi manajemen risiko di masing-masing Unit Kerja 2. Menilai tingkat kepatuhan Unit Kerja dalam menerapkan ketentuan atau sistem dan prosedur manajemen risiko yang telah ditetapkan oleh Direksi BRI. 3. Memberikan tingkat kedalaman budaya sadar risiko di masing-masing Unit Kerja yang bersangkutan. 4. Mendorong setiap Unit Kerja selalu melakukan penyempurnaan yang berkelanjutan (continuous improvement) dalam implementasi manajemen risiko. Penerapan penilaian maturitas dimaksud diharapkan memberikan beberapa manfaat antara lain: 1. Hasil penilaian maturitas dapat menjadi masukan bagi atasan untuk menilai pemimpin Unit Kerja dalam melakukan pembinaan dan meningkatkan kepatuhan serta efektivitas penerapan manajemen risiko di Unit Kerja tersebut 2. Hasil penilaian tingkat maturitas merupakan indikator yang dapat menggambarkan efektivitas implementasi sistem dan prosedur proses manajemen risiko yang telah diprakarsai oleh Divisi Manajemen Risiko 3. Dalam skala yang lebih luas, hasil penilaian tingkat maturitas dapat dijadikan masukan bagi manajemen BRI untuk proses pembinaan dan pengembangan karir para pejabat di Unit Kerja.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Hasil pemantauan berkala yang terakhir menunjukkan profil risiko komposit BRI termasuk dalam kategori Low to Moderate. Pengembangan Sdm Di Bidang Manajemen Risiko Untuk menerapkan manajemen risiko yang berkualitas, dibutuhkan pemenuhan sumber daya manusia yang berkompeten dalam bidang tugasnya masing-masing dengan mengedepankan budaya risiko dan pelaksanaan manajemen risiko dalam aktivitas operasionalnya sehari-hari. Untuk mendapatkan SDM yang handal dalam bidang manajemen risiko sekaligus memenuhi ketentuan regulator tentang penerapan manajemen risiko bagi bank umum, maka BRI melaksanakan edukasi manajemen risiko antara lain: 1. Sertifikasi Manajemen Risiko dan Refreshment Pendidikan Sertifikasi Manajemen Risiko diikuti oleh Dewan Komisaris, Direksi, dan pejabat eselon 1, 2, dan 3. Bagi yang telah mendapat sertifikasi Manajemen Risiko, maka BRI tetap melaksanakan edukasi berupa program refreshment agar yang bersangkutan tetap mendapatkan informasi terkini mengenai manajemen risiko. Selama tahun 2012 jumlah pekerja BRI yang telah lulus sertifikasi manajemen risiko sebanyak 399 orang dengan perincian: Level Sertifikasi MR

Jumlah Pekerja yang Lulus

Level 1

84

Level 2

185

Level 3

87

Level 4

43

Total

399

149

1. e-learning Edukasi manajemen risiko juga dilaksanakan melalui metode pembelajaran interaktif melalui e-learning. pendidikan ini ditujukan untuk seluruh pekerja BRI sebagai media edukasi mandiri agar memahami filosofi dan penerapan manajemen risiko. 2. Sosialisasi Sosialisasi rutin dilakukan oleh unit kerja Manajemen Risiko kepada seluruh jajaran pekerja BRI seluruh Indonesia. Sosialisasi terutama dilakukan mengenai perangkat manajemen risiko yang digunakan di BRI. 3. Pembelajaran Pembelajaran bagi pekerja BRI melalui seminar dan training yang diselenggarakan pihak eksternal.

Program Kerja Manajemen Risiko Selama tahun 2012, program kerja dan implementasi manajemen risiko yang telah dilakukan Bank BRI adalah:

1. Implementasi Manajemen Risiko Kredit a. Implementasi pengukuran risiko kredit dengan Standardized Approach (SA) secara otomasi dan review kebijakan dan metodologi pengukuran Risiko Kredit dengan SA dan IRBA. b. Melakukan review atas kebijakan dan metodologi Credit Risk Rating-Credit Risk Scoring (CRR-CRS), Credit Risk Modelling (PD, LGD dan EAD) sesuai karakteristik kredit, kebutuhan MIS dan sistem CRM BRI. c. Simulasi pengukuran risiko kredit dengan Internal Rating Based Approach (IRBA). d. Melakukan review atas kebijakan dan metodologi limit risiko kredit dan melakukan monitoring eksposur risiko kredit terhadap limit yang telah ditetapkan. e. Melakukan review metodologi dan melakukan simulasi back testing dan stress testing (dengan berbagai skenario serta worst case scenario) secara bottom up dengan menggunakan cash flow nasabah bagi debitur korporasi terbesar dan dengan menggunakan data past performance portofolio bagi debitur UMKM, dengan mengacu pada kondisi eksternal dan kondisi makro ekonomi tahun 2012.

150

f. Melakukan review metodologi dan simulasi risk based pricing/risk premium dengan data CRR dan CRS untuk seluruh segmen bisnis.

2. Implementasi Manajemen Risiko Pasar, meliputi: a. Melakukan review persyaratan kuantitatif sesuai regulasi Bank Indonesia terhadap sistem aplikasi treasury dan market risk (GUAVA), untuk penyempurnaan perhitungan risiko pasar (VaR) yang dihasilkan oleh sistem tersebut. b. Melakukan review pemenuhan persyaratan kualitatif pengukuran risiko pasar sesuai regulasi Bank Indonesia, dalam hal ini menempatkan staf secara dedicated untuk menjalankan fungsi Middle Office dan pemenuhan SDM yang kompeten. c. Melakukan persiapan monitoring pemenuhan data dan MIS untuk mendukung implementasi Basel III. d. Melakukan penetapan limit transaksi dan limit risiko pasar dikaitkan dengan internal model. e. Melakukan simulasi stress testing terhadap portofolio trading book dan banking book untuk mengevaluasi dampak kerugian yang signifikan apabila ada pergerakan faktor pasar secara tidak normal. Stress test dibuat dengan berbagai skenario baik secara hipotetikal maupun historikal dengan memperhatikan kejadian krisis yang pernah terjadi.

3. Implementasi Manajemen Risiko Operasional, antara lain: a. Simulasi perhitungan Risiko Operasional dengan menggunakan Advanced Measurement Approach (AMA). Untuk mendukung penerapan AMA dilakukan implementasi Risk and Control Self Assessment (RCSA), Indikator Risiko Utama (IRU), Manajemen Insiden (MI) pada seluruh Unit Kerja Operasional, serta menyempurnakan kebijakan dan prosedur perangkat MRO tersebut. b. Penerapan Forum Manajemen Risiko (FMR) sebagai wadah atau forum pertemuan antara pemimpin unit kerja dengan pekerjanya untuk membahas permasalahan-permasalahan (risiko) yang melekat pada aktivitas bisnis atau

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

operasional. Hasil pembahasan risiko yang memerlukan tindak lanjut dan penyelesaian dari pengambil keputusan dapat dieskalasi kepada tingkatan yang lebih tinggi. c. Pengembangan aplikasi (software) perangkat OPRA (Operational Risk Assessor) yang meliputi RCSA, IRU, MI, Penilaian Maturitas dan pelaporan pelaksanaan Forum Manajemen Risiko. Aplikasi OPRA memfasilitasi penerapan MRO secara terintegrasi sebagai persiapan proses penghitungan capital charge risiko operasional menggunakan metode Advanced Measurement Approach (AMA). d. Pengumpulan dan validasi database kerugian atau kejadian risiko operasional yang bersumber dari temuan Audit Intern, aplikasi MI OPRA dan data kejadian risiko di unit kerja Kantor Pusat. e. Pelaksanaan uji tingkat kecukupan pengelolaan risiko atas usulan produk dan/atau aktivitas baru (PAB). Setiap produk dan/atau aktivitas baru yang diajukan oleh unit kerja pemrakarsa harus dilakukan kaji ulang untuk memastikan pengelolaan risiko pada produk dan/atau aktivitas baru tersebut sudah memadai.

Rencana Tahun 2013 Untuk tahun 2013, BRI telah merencanakan berbagai kegiatan yang bertujuan memperkuat dan meningkatkan kualitas penerapan manajemen risiko, diantaranya mencakup: 1. Pemenuhan persyaratan kualitatif dan kuantitatif metodologi pengukuran risiko pasar portofolio trading book. 2. Mempersiapkan kebijakan dan metodologi perhitungan manajemen risiko pasar portofolio banking book. 3. Evaluasi dan pengkinian kebijakan manajemen risiko likuiditas terkait penerapan Basel III. 4. Persiapan implementasi Enterprise Risk Management (ERM) dan pengukuran kinerja berbasis Value Based Management (VBM).

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

5. Melakukan simulasi dan review metodologi validasi model back testing dan stress testing Risiko Pasar dan Risiko Kredit. 6. Review kebijakan dan metodologi pengukuran Risiko Kredit dengan SA dan IRBA. 7. Review kebijakan dan metodologi Credit Risk Rating (CRR) dan Credit Risk Scoring (CRS) sesuai ketentuan yang berlaku serta melakukan pemantauan atas penerapan dan implementasi CRR dan CRS hasil re-design. 8. Review metodologi dan simulasi risk-based pricing/ risk premium dan metodologi perhitungan CKPN kolektif dan khusus bencana. 9. Melakukan koordinasi penerapan Strategi Anti Fraud 10. Pengembangan SIM Manajemen Risiko a. SIM Manajemen Risiko terdiri dari aplikasi OPRA atau Operational Risk Assesor (risiko operasional), aplikasi LAS atau Loan Approval System (risiko kredit), dan aplikasi GUAVA atau Treasury and Market Risk System (risiko pasar). Untuk aplikasi LAS selama ini digunakan untuk proses kredit mikro dan ritel. Tahun 2012, aplikasi LAS mulai digunakan untuk proses kredit menengah. Ke depannya LAS juga akan digunakan untuk proses kredit korporasi sehingga nantinya semua proses dan putusan kredit BRI akan diproses di dalam sistem aplikasi LAS yang terintegrasi. b. Rencana pengembangan aplikasi OPRA ke depannya akan digunakan oleh semua unit kerja BRI. Saat ini aplikasi OPRA baru digunakan oleh unit kerja Kantor Pusat, Kantor Wilayah, dan Kantor Cabang BRI. c. Pada tahun 2013, akan dikembangkan produk derivatif dan internal dealing pada aplikasi Guava atau Treasury and Market Risk System. Kualitas dan validitas data SIM manajemen risiko juga selalu ditingkatkan sehingga dapat memberikan informasi yang akurat dan menjadi bahan manajemen dalam mengambil keputusan.

151

Proses pemberian kredit secara prudent, penambahan produk jasa perbankan yang disertai modifikasi fitur-fitur yang inovatif, peningkatan layanan e-banking, membuat BRI mampu meningkatkan laba bersih dengan kontribusi Fee Based Income yang meningkat.

Fee Based Income

16,64%

Mencapai Rp3,93 triliun

Laba Bersih

23,86%

Mencapai Rp18,69 triliun

152

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Analisis dan Pembahasan Manajemen

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

153

BRI

Aset (Dalam Rp miliar)

Per bankan Nasional 12,56% 13,24% 12,42%

Sepanjang tahun 2012 aset BRI tumbuh 17,23% mencapai Rp535,21 triliun, meningkat dari Rp456,53 triliun di akhir tahun 2011. Market share aset BRI pada akhir tahun 2012 adalah 12,56%.

12,50%

10,65%

2.310,56

2.534,11

3.008,85

3.652,83

4.262,59

246,03

314,75

398,39

456,53

535,21

2008

2009

2010

2011

2012

BRI*

Aset perbankan nasional juga mengalami peningkatan sebesar 16,69%, dari posisi Rp3.652,83 triliun pada Desember 2011 menjadi Rp4.262,59 triliun pada akhir Desember 2012 seiring menguatnya pertumbuhan PDB.

Terhadap Perbankan Nasional

Perbankan Nasional

Kredit (Dalam Rp miliar)

14,29% 13,99%

Kredit BRI meningkat dari Rp283,58 triliun posisi akhir Desember 2011 menjadi Rp348,23 triliun di akhir tahun 2012 atau tumbuh 22,80%. Sementara itu, market share kredit BRI adalah 12,77% di akhir 2012.

12,77% 12,32%

12,79%

1.437,93

1.765,85

2.216,64

2.725,67

161,06

205,55

246,96

283,58

348,23

2008

2009

2010

2011

2012

1.307,69

BRI*

Kredit perbankan nasional meningkat sebesar 22,97% di akhir 2012, dari posisi Rp2.216,64 triliun pada Desember 2011 menjadi Rp2.725,67 triliun. Hal tersebut sejalan dengan cukup tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia yaitu 6,23%.

Terhadap Perbankan Nasional

Perbankan Nasional

Dana Pihak Ketiga (Dalam Rp miliar)

13,52% 14,05%

Dana Pihak Ketiga BRI meningkat 17,18% dari Rp372,15 triliun di akhir tahun 2011menjadi Rp436,1 triliun di akhir tahun 2012. Market share simpanan BRI tercatat sebesar 13,52%.

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga perbankan mengalami pertumbuhan 15,81% year on year yang meningkat dari Rp2.784,91 triliun di Desember 2011 menjadi Rp3.225,20 triliun di akhir November 2012.

12,88% 11,49%

1.753,29

1.973,04

2.338,82

2.784,91

3.225,20

201,5

254,12

328,56

372,15

436,1

2008

2009

2010

2011

BRI

Perbankan Nasional

*Data Bank saja, sumber: BI

154

13,36%

2012

Terhadap Perbankan Nasional

BRI

Loan to Deposit Ratio (LDR)

Per bankan Nasional 83,58%

80,88%

LDR BRI mengalami kenaikan dari 76,20% di akhir tahun 2011 menjadi 79,85% di akhir tahun 2012.

78,77%

79,93%

79,85%

75,17% 75,21

74,58%

76,20%

Tingkat LDR nasional juga mengalami kenaikan dari 78,77% di akhir tahun 2011 menjadi 83,58% di akhir Desember 2012.

72,88%

2008 BRI*

2009

2010

2011

2012

Perbankan Nasional

Capital Adequacy Ratio (CAR)

CAR BRI menunjukkan tren yang meningkat dan mencapai 16,95% di akhir 2012, meningkat dibanding posisi Desember 2011 yaitu sebesar 14,96%.

16,76%

17,42%

17,43% 17,18%

16,05% 16,95% 14,96%

13,18%

13,20%

2008

2009

BRI*

13,76%

2010

2011

Sementara itu, CAR perbankan nasional juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dari posisi 16,05% tahun 2011 menjadi 17,43% di akhir Desember 2012.

2012

Perbankan Nasional

Return on Asset (ROA)

ROA BRI mengalami peningkatan dari 4,93% ditahun 2011 menjadi 5,15% ditahun 2012, yang jauh diatas ROA perbankan nasional yang berada pada posisi 3,11% di akhir Desember 2012. Kenaikan ROA BRI ditunjang oleh pertumbuhan kredit mikro yang memberikan loan yield yang besar, meningkatnya fee based income disertai meningkatnya leverage.

5,15% 4,64% 4,18%

4,93%

ROA perbankan nasional juga mengalami peningkatan dari 3,03% di tahun 2011 menjadi 3,11% di akhir Desember 2012.

3,73%

2,33%

2008 BRI*

2,60%

2009

2,86%

2010

3,03%

3,11%

2011

2012

Perbankan Nasional

155

Tinjauan Umum Kondisi Perbankan 2012 Kondisi perbankan Indonesia sepanjang tahun 2012 tetap menunjukkan stabilitas yang terjaga dengan fungsi intermediasi yang membaik kendati perekonomian global masih belum kondusif karena krisis keuangan berkepanjangan di kawasan Eropa dan negara Amerika Serikat. Kuatnya kondisi perbankan domestik tercermin dari tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) perbankan nasional yang berada jauh diatas ketentuan minimum 8%, yakni sekitar 17,43%. Rasio kredit bermasalah (NPL/ Non Performing Loan) gross juga menunjukan angka yang baik, berkisar 1,87%. Gross Domestic Product (GDP) perkapita Indonesia tahun 2012 mengalami peningkatan dari Rp30,4 juta di tahun 2011 menjadi Rp33,3 juta, seiring dengan tetap tumbuhnya prekonomian Indonesia dilevel 6,23%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut didorong oleh konsumsi domestik sehingga industri-industri mikro, kecil maupun menengah yang memproduksi kebutuhan pasar domestik juga dapat beroperasi dengan baik. Sehingga mampu menjaga kualitas aset perbankan nasional yang banyak mendukung sektor industri ini. Jumlah penyaluran kredit perbankan nasional di tahun 2012, menurut data BI, tumbuh sebesar 22,97% dengan nilai kredit mencapai Rp2.725,67 triliun. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dari pertumbuhan kredit tahun 2011 yang sebesar 24,6% dengan nilai kredit akhir tahun sebesar Rp2.216,54 triliun. Dengan kondisi perekonomian global yang belum kondusif, pencapaian tersebut cukup memuaskan. Mayoritas total penyaluran kredit tersebut, yakni 48,62% ditujukan untuk membiayai modal kerja yang tumbuh dari Rp1.068,6 triliun per Desember 2011 menjadi sebesar Rp1.316,69 triliun di akhir 2012. Selanjutnya 21,84% ditujukan untuk membiayai investasi yang meningkat dari Rp464,2 triliun per Desember 2011 menjadi sebesar Rp591,43 triliun di akhir 2012. Sisanya sebesar 29,54% ditujukan untuk membiayai konsumsi yang meningkat dari Rp667,2 triliun, menjadi sebesar Rp799,75 triliun di akhir 2012.

156

Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) mencatatkan kenaikan sebesar 15,8% mencapai Rp3.225,19 triliun pada Desember 2012, yang berarti lebih rendah dari pertumbuhan 19,1% di tahun 2011 dengan nilai Rp2.785 triliun. Komposisi DPK di bulan Desember tahun 2012 terdiri dari 23,78% giro, 42,83% deposito dan tabungan dengan proporsi 33,39%. Komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK) hingga Desember 2012 tidak mengalami perubahan yang signifikan dibandingkan tahun 2011. Hal ini tampak dari komposisi DPK, pada tahun 2011 lalu yang terdiri dari 23,44% giro, 32,25% tabungan dan 44,31% deposito. Pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dari penghimpunan DPK membuat rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) perbankan juga terus meningkat. Pada bulan Desember 2012, rata-rata LDR perbankan nasional adalah 83,58%, meningkat dari posisi 78,8% di akhir tahun 2011. Beberapa bank bahkan tercatat memiliki LDR lebih dari 92% atau mendekati ketentuan LDR maksimum 100% yang berlaku sejak Maret 2011. Beberapa parameter tersebut, terutama posisi DPK dan LDR menunjukkan bahwa persaingan dalam memperoleh DPK akan semakin meningkat, terutama perebutan dana murah seperti tabungan. Kondisi tersebut tentu akan berimplikasi pada strategi penetapan suku bunga, inovasi produk dan fitur baru, termasuk aktivitas promosi yang semakin agresif. BRI, disisi lain menunjukan kondisi yang berbeda. Selama tahun 2012, BRI masih melanjutkan strategi konsolidasi segmen bisnis ritelnya, terutama segmen kredit kecil komersial dan menengah, serta revitalisasi bisnis mikro. Konsolidasi yang dilaksanakan menghasilkan penurunan tingkat NPL di kedua segmen kredit terebut. NPL (gross) segmen kredit kecil komersial menurun dari posisinya ditahun 2009 yang mencapai 4,21% menjadi 3,75% per akhir Desember 2012. Sedangkan NPL (gross) Kredit Menengah menurun dari 12,31% menjadi 5,09% pada periode yang sama. Dengan menurunnya NPL (Gross) di kedua segmen kredit tersebut,maka secara total NPL (Gross) kredit BRI (Bank saja) juga mengalami penurunan, yaitu dari 2,30% diakhir tahun 2011 menjadi 1,78% diakhir tahun 2012.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Konsolidasi dan revitalitalisasi bisnis tersebut menghasilkan pertumbuhan kredit yang berkualitas bagi BRI, bukan sekedar pertumbuhan kredit yang tinggi dan agresif. Hasilnya, ditengah meningkatnya rasio LDR perbankan, BRI berhasil menjaga LDR sebesar 79,85%, sehingga memberikan ruang yang cukup besar bagi BRI untuk melakukan ekspansi kredit di tahun 2013. Kondisi likuiditas yang baik tersebut, ditunjang dengan portfolio kredit yang sehat, serta permodalan yang kuat dan infrastruktur yang siap menunjang pertumbuhan bisnis, menjadikan tahun 2013 merupakan masa bagi BRI untuk mengakselerasi pertumbuhan segmen MKM dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

di akhir tahun 2011. Sementara untuk tahun 2012, tumbuh sebesar 17,30% dengan outstanding mencapai Rp1.350,61 triliun. Pada tahun 2012 portofolio kredit MKM BRI tercatat sebesar 19,28% dari total kredit MKM perbankan nasional. Seiring dengan terus membaiknya situasi perekonomian Indonesia, memberikan peluang pertumbuhan yang bisa diraih oleh industri perbankan termasuk BRI untuk mendukung tumbuh dan berkembangnya segmen mikro, kecil dan menengah yang lebih tahan terhadap gejolak perekonomian global.

Kredit Mikro, Kecil dan Menengah Nasional selama beberapa tahun terakhir juga menunjukkan tingkat pertumbuhan yang moderat. Tahun 2011, Kredit Mikro, Kecil dan Menengah tumbuh 24,2% dari Rp926,8 triliun di akhir tahun 2010 menjadi sebesar Rp1.151,4 triliun

Kondisi perekonomian Indonesia yang bertumpu pada kekuatan pasar domestik menjadikan segmen bisnis yang berorientasi pada pasar dalam negeri mempunyai prospek bisnis yang cerah. Ditengarai untuk beberapa tahun kedepan, kondisi ini akan terus terjadi, mengingat semakin meningkatnya purchasing power masyarakat Indonesia yang tercermin dari meningkatnya pendapatan perkapita, meningkatnya kelas menengah, menurunnya tingkat kemiskinan serta meningkatnya angkatan kerja produktif. Halhal tersebut, dipadukan dengan tingginya tingkat investasi ke sektor manufaktur dan sektor-sektor produktif lainnya, menyebabkan tingginya optimisme bahwa daya dukung pasar domestik dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terjaga. BRI sebagai bank yang mempunyai hubungan sangat kuat dengan perekonomian domestik dengan fokusnya pada segmen MKM akan sangat well positioned untuk memanfaatkan potensi bisnis yang ada.

Kredit MKM Nasional

Pangsa Pasar Kredit MKM Perbankan Nasional

Pertumbuhan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah Dominasi permintaan domestik pada struktur makro ekonomi diyakini membuat perekonomian Indonesia mampu bertahan dalam menghadapi penurunan perekonomian global. Hal tersebut ditunjukkan oleh porsi kredit Mikro, Kecil dan Menengah dalam struktur kredit nasional, yang mencapai kisaran 50% dari total kredit perbankan nasional. Sebagian besar produk pada segmen tersebut ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri.

Informasi Perusahaan

(dalam Rp triliun)

80,72 1.350

1.151

2012 (%)

927

19,28

Industri Perbankan selain BRI

2010

2011

BRI

2012

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

157

Tinjauan Bisnis Di Tahun 2012, BRI konsisten memperkuat pengembangan usaha pada segmen mikro kecil dan menengah dengan menambah jaringan layanan berbasis T I, meningkatkan layanan Treasury disamping memperbaiki kualitas aset di segmen ritel dan menengah. Penyaluran kredit, penghimpunan dana pihak ketiga dan penyediaan jasa perbankan merupakan core business BRI dalam menjalankan bisnisnya, BRI membagi produk dan layanan kedalam beberapa segmen bisnis, yakni: Bisnis Mikro dan Program, Bisnis Ritel, Bisnis Korporasi, Bisnis Internasional, Treasury dan Jasa Penunjang Pasar Modal, serta Anak Perusahaan.

Kredit BRI (dalam Rp triliun)

Namun demikian sesuai dengan visi dan misinya, BRI lebih memfokuskan bisnisnya pada sektor mikro, kecil dan menengah. Sebagai realisasi atas komitmen tersebut, porsi kredit mikro kecil dan menengah terhadap total kredit BRI ditahun 2012 sekitar 75%. Selain segmen mikro, kecil dan menengah, BRI juga menjaga keseimbangan pertumbuhan jangka panjang dengan menjaga portofolio kredit untuk segmen kredit korporasi dan BUMN seiring dengan pertumbuhan perekonomian Indonesia yang banyak ditopang oleh perusahaan milik negara. Penyaluran kredit di segmen korporasi ini selain untuk menangkap potensi dan mengoptimalkan likuiditas dana yang ada, juga membuka peluang untuk menggarap trickle down bussines bagi segmen mikro, kecil dan menengah dengan memanfaatkan supply chain di segmen korporasi. Berikut pembahasan untuk setiap segmen bisnis BRI, menggunakan data bank saja.

Komposisi Kredit BRI

348,23

42

25 283,58 246,96

2012 (%) 33

2010 Korporasi

158

2011 Ritel

2012 Mikro

Ritel

Korporasi

Mikro

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Bisnis Mikro dan Program Bisnis mikro mencakup penyaluran kredit mikro dan KUR mikro, penghimpunan dana masyarakat melalui outlet mikro serta penyediaan jasa bank lainnya. Jumlah outstanding kredit mikro dan program di tahun 2012 mencapai Rp115,16 triliun atau 33% dari total kredit bank BRI. k nasabah perorangan 1. Didesain dan ditujukan untu o dan pengembangan usaha mikr adalah Kupedes n gula ung n ama pinj uk 2. Prod anan unggulan dan KUR mikro. Produk simp adalah Simpedes mendukung untuk outlet 3. Penambahan is Mikro, Bisn en akselerasi peningkatan segm 0 unit, 5.00 jadi sehingga total BRI Unit men sBRI Tera dan TerasBRI menjadi 1.778 unit Keliling menjadi 350 unit o meningkat 18,41% 4. Total out standing kredit mikr Segmen Mikro menjadi Rp106,8 triliun dan NPL %, berhasil ditekan pada kisaran 1,09 meningkat 17,7%, o mikr en segm anan Simp l 5. Tota tar 90% simpanan mencapai Rp126,59 triliun. Seki dengan rata rata segmen mikro berupa tabungan abung tabungan sebesar Rp4,5 juta/pen a perbankan dalam 6. Berperan sebagai pelaku utam ra komersial guna penyaluran kredit progam seca ncial inclusion mendukung terlaksananya fina

Bisnis Mikro Salah satu visi BRI adalah menjadi lembaga keuangan mikro (micro banking) terbaik di dunia yang menguntungkan dan berkelanjutan, dengan mengutamakan kepuasan nasabah. Oleh karenanya dalam jangka panjang, BRI memiliki basis nasabah pinjaman dan simpanan yang kokoh sehingga mampu mempertahankan dominasi BRI dalam pemberian kredit pada segmen bisnis mikro. Potensi peningkatan nasabah untuk layanan perbankan mikro masih sangat terbuka, hal ini sesuai dengan data penyaluran kredit oleh Kementerian Koperasi dan UMKM yang menunjukkan bahwa dari seluruh unit usaha UMKM, yang diperkirakan sebesar 55,21 juta pengusaha, layanan perbankan baru dapat menjangkau

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

sepertiga dari jumlah UMKM tersebut, sehingga terdapat potensi lebih dari 35 juta usaha mikro yang belum tersentuh oleh layanan perbankan. Strategi yang dijalankan BRI untuk mengembangkan segmen mikro adalah melalui pelaksanaan konsep community banking yang meliputi: 1. Perluasan jangkauan pelayanan ke seluruh pelosok Indonesia, dengan menyediakan produk dan jasa keuangan mikro yang sederhana, aman dan mudah diakses oleh nasabah melalui jaringan kerja bisnis mikro BRI. 2. Peningkatan kualitas produk dan layanan di segmen bisnis mikro dan menjalin kemitraan yang berkesinambungan dengan para nasabah sehingga tercipta pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. 3. Pemberian informasi mengenai microbanking BRI sebagai lembaga keuangan mikro yang berhasil dan berkelanjutan di tingkat internasional, sekaligus sebagai global corporate social responsibility BRI untuk pengembangan microbanking yang berkelanjutan secara internasional Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, BRI secara berkesinambungan membangun sistem yang handal untuk mendukung upaya perluasan basis nasabah pinjaman dan simpanan yang kokoh disamping pengembangan produk unggulan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah mikro. Produk pinjaman pada segmen mikro ini adalah Kupedes dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro. Kupedes merupakan kredit usaha dengan plafon sampai dengan Rp100 juta, yang ditujukan untuk individual (badan usaha maupun perorangan) yang memenuhi persyaratan dan dilayani di seluruh jaringan kerja bisnis mikro BRI. Sementara KUR Mikro merupakan fasilitas pembiayaan bagi para pengusaha mikro pemula (start up business) dengan jaminan asuransi kredit dari Pemerintah melalui Askrindo dan Jamkrindo dengan plafon hingga Rp20 juta. Bagi BRI, penyaluran KUR Mikro merupakan salah satu sarana untuk menambah basis calon nasabah Kupedes yang berkualitas. Penutupan asuransi kredit dari Pemerintah melalui Askrindo dan Jamkrindo sampai dengan 80% dari kredit macet menjadikan KUR Mikro sebagai skema kredit dengan profil risk and return yang memadai untuk BRI.

159

Produk simpanan untuk nasabah mikro adalah Simpedes yang didesain untuk memudahkan nasabah mikro dalam bertransaksi dengan praktis dan mudah. Seluruh produk dan jasa bisnis mikro dilayani melalui jaringan kerja yang terhubung secara real time online, baik yang bersifat outlet konvensional, yaitu unit kerja mikro yang dikenal dengan nama BRI Unit, TerasBRI dan TerasBRI Keliling yang merupakan sub outlet dari BRI Unit, maupun jaringan e-channel, seperti ATM dan SMS Banking.

ekstensifikasi meliputi pembukaan unit kerja mikro di daerah-daerah baru dengan membuka BRI Unit, sedangkan intensifikasi ditujukan untuk memaksimalkan potensi bisnis pada daerah-daerah yang telah dilayani dengan membuka TerasBRI dan TerasBRI Keliling. Penambahan infrastruktur jaringan juga dilakukan dengan pengembangan jaringan e-channel, melalui ATM dan SMS Banking. 3. Program Pemasaran Bisnis Mikro Untuk meningkatkan pangsa pasar dan loyalitas nasabah, sepanjang tahun 2012 BRI telah melakukan berbagai program pemasaran terpadu, meliputi:

Pengembangan Bisnis Mikro di Tahun 2012 Selama tahun 2012, kegiatan utama yang dilaksanakan BRI untuk mengembangkan bisnis mikro dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) kegiatan sebagai berikut: 1. Re-organisasi Divisi Bisnis Mikro Ada dua program utama yang dilaksanakan dalam re-organisasi Divisi Bisnis Mikro dengan tujuan utama mendorong peningkatan bisnis mikro BRI, yakni: a. Pengembangan Divisi Bisnis Mikro dari 1 (satu) Divisi menjadi 3 (tiga) Divisi, yakni Divisi Kebijakan dan Pengembangan, Divisi Pembinaan Bisnis Mikro 1, dan Divisi Pembinaan Bisnis Mikro 2. Melalui pengembangan ini ditargetkan ekspansi bisnis mikro dapat berlangsung lebih cepat, mengingat kini ada dua fungsi yang fokus pada masing-masing bidang, yakni divisi yang menetapkan kebijakan dan divisi yang fokus pada pelaksanaan kebijakan dan strategi yang telah ditetapkan. Adanya 2 (dua) divisi yang bertugas sebagai pelaksana program menunjukkan tingginya komitmen BRI dalam pengembangan dan pengawasan serta pengendalian bisnis mikro. b. Penambahan Mantri (petugas pemasaran kredit) di BRI Unit, sehingga rasio Mantri per BRI Unit meningkat dari 2,01 pada tahun 2011 menjadi 3,09 pada tahun 2012. Peningkatan rasio ini menggambarkan peningkatan kapasitas penyaluran kredit mikro per BRI Unit baik Kupedes maupun KUR Mikro. 2. Penambahan Infrastruktur Jaringan Upaya pengembangan infrastruktur ditujukan untuk peningkatan penetrasi pasar baik secara ekstensifikasi maupun intensifikasi. Strategi

160

Pesta Rakyat Simpedes (PRS) PRS dirancang sebagai event khusus pemasaran produk Simpedes yang dilaksanakan pertama kali pada tahun 2008. Selama tahun 2012, PRS ditujukan sebagai kegiatan pemasaran terpadu produk pinjaman Kupedes, KUR, Simpedes dan produk e-banking yang dilaksanakan di 190 Kantor Cabang BRI dengan mengangkat tema e-banking khususnya sms-banking. BRI Peduli Pasar Rakyat (BRI PESAT) BRI Pesat merupakan kegiatan pemasaran produk BRI (simpanan, pinjaman, e-banking, dan lainnya) secara terpadu dan terintegrasi di pasar-pasar tradisional yang langsung menyentuh komunitas pedagang dan pengunjung pasar yang antara lain diwujudkan dengan kegiatan akuisisi. Tujuan program BRI Pesat mencakup: a. Membangun dan menumbuhkan kembali awareness komunitas pedagang dan pengunjung pasar-pasar tradisional terhadap produk dan layanan Bank BRI. b. Meningkatkan jumlah nasabah (volume base) baik penyimpan, peminjam maupun transaksi jasa bank lainnya di Bank BRI. c. Membantu komunitas pedagang pasar tradisional dalam upaya layanan perbankan dan pengembangan usaha melalui pembiayaan kredit dengan bunga yang ringan. Panen Bulanan Simpedes (PBS) PBS merupakan program pemasaran yang diselenggarakan oleh BRI unit dengan frekuensi pelaksanaan yang cukup tinggi sehingga awareness masyarakat dan loyalitas nasabah terhadap produk Simpedes semakin meningkat.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Program Kemitraan BRI juga mengembangkan Bisnis Mikro melalui kerjasama dengan berbagai mitra baik dari sektor swasta, pemerintah maupun organisasi kemasyarakatan dengan tujuan memperluas basis nasabah mikro. Dalam program kemitraan tersebut BRI melakukan akuisisi nasabah baru melalui penyelenggaraan acara dan penyediaan produk serta layanan yang sesuai dengan kebutuhan para Mitra. Mudik Bersama Kupedes Simpedes Untuk tahun 2012, acara Mudik Bersama Kupedes Simpedes diikuti oleh 3.068 nasabah Kupedes Simpedes dengan 50 bus dan 50 TKI dari Malaysia, dengan tujuan Jawa Tengah, Jawa Timur dan Yogyakarta. Partisipasi pada Pameran Mengikutsertakan nasabah mikro BRI dalam berbagai pameran seperti Inacraft, UKM Expo, fashion, kuliner, dan lain sebagainya, untuk lebih membuka pangsa pasar nasabah tersebut. 4. Microfinance International Cooperation BRI mengembangkan agenda kegiatan International Visitor Program terhadap microbanking BRI dengan membentuk BRI Microfinance International Cooperation (MIC) pada tahun 2008. MIC merupakan salah satu bentuk global corporate social responsibility BRI dalam rangka mengembangkan bisnis microfinance di dunia. Melalui MIC, BRI secara konsisten menjalankan Microfinance Training and Study Visit (MTSV), business captures, serta technical assistance di bidang microfinance. BRI MIC juga telah menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga microfinance dunia seperti Asia-Pacific Rural and Agricultural Credit Association (APRACA), Microfinance Network (MFN), Microcredit Summit, Banking With The Poor (BWTP), Woman World Banking, APEC, dan lain sebagainya.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Pada tahun 2012, BRI menyelenggarakan seminar internasional tentang microfinance dengan tujuan menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat Micro banking Seminar/Workshop yang didukung oleh berbagai lembaga internasional/nasional. Selain itu, BRI menyelenggarakan berbagai pembelajaran tentang microfinance, seperti: Micro Finance Study Visit, Micro Finance Specialized Study Visit, Micro Credit Operation dan sebagainya.

Bisnis Program Pengembangan bisnis program BRI semaksimal mungkin menggunakan jaringan infrastruktur yang ada. Strategi ini berhasil menempatkan BRI sebagai salah satu pelaku utama perbankan dalam penyaluran kredit program sebagai bagian dari program pembangunan Pemerintah dengan tetap menjalankan prinsip prinsip perbankan yang profesional dan prudent.

Pengembangan Bisnis Program Dukungan terhadap program bidang ketahanan pangan dilakukan BRI melalui penyaluran Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E), Skema Subsidi Resi Gudang (S-SRG) dan Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP) Pola Non Kemitraan. Skema kredit KKP-E telah banyak membantu petani, peternak, nelayan dan pembudidaya dalam meningkatkan produksi pertanian mereka. Skema KKP-E antara lain terdiri dari KKP-E Tebu Rakyat, KKP-E Pengembangan Tanaman Pangan, KKP-E Tanaman Hortikultura, KKP-E Pengadaan Pangan, KKP-E Peternakan, KKP-E Perikanan dan KKP-E Alat Mesin Pertanian. Selain Kredit Ketahanan Pangan (KKP), produk unggulan di kredit program adalah KUR Ritel dengan besar pinjaman di atas Rp20 juta sampai dengan maksimum Rp500 juta yang dijamin oleh Pemerintah melalui Askrindo dan Jamkrindo. KUR diperuntukkan bagi pengusaha kecil yang memiliki bisnis yang feasible namun belum bankable. Untuk kedepannya, diharapkan nasabah kredit program sebagai feeder bagi segmen kredit komersial BRI.

161

Pencapaian Bisnis Mikro dan Program Tahun 2012 Kredit Mikro dan Program

Jumlah Debitur Bisnis Mikro

(dalam Rp triliun)

(dalam ribuan)

115,16 5,509 97,74

4,859

5,080

5,295

4,460

81,83

61,89 49,29

2008

2009

Program

2010

2011

2012

2008

2009

2011

2012

Mikro

1. Pengembangan infrastruktur jaringan Pada tahun 2012, BRI telah berhasil menambah 125 BRI Unit, 500 TerasBRI dan 250 TerasBRI Keliling, sehingga total menjadi 5.000 BRI Unit, 1.778 TerasBRI, 350 TerasBRI Keliling. Penambahan TerasBRI yang sebagian besar berlokasi di pasar tradisional sejak tahun 2009 menunjukkan peran signifikan dalam menunjang peningkatan outstanding pinjaman Kupedes dan KUR mikro. 2. Perkembangan Nasabah Mikro Penambahan jaringan kerja mikro menunjukkan hasil nyata berupa peningkatan jumlah debitur kredit mikro. Pada tahun 2012, total jumlah debitur kredit mikro bertambah 214 ribu menjadi 5.5 juta debitur. Penambahan jaringan baru (dibuka setelah tahun 2009) memberikan kontribusi hingga sebesar 10,98% terhadap total debitur kredit mikro.

3. Pertumbuhan Outstanding kredit Mikro Pertumbuhan ekonomi, penambahan infrastruktur, dan pelaksanaan berbagai program pengembangan bisnis mikro membuat BRI mampu menangkap peluang pertumbuhan dengan baik dan membukukan peningkatan kredit mikro sebesar 18,41% menjadi total sebesar Rp106,8 triliun di akhir tahun 2012. Pertumbuhan tersebut didukung oleh peningkatan pinjaman KUR Mikro sebesar 35,05% menjadi sebesar Rp15,1 triliun dan pinjaman Kupedes sebesar 16,06% menjadi sebesar Rp91,6 triliun. 4. Kualitas Kredit Mikro o Program pengembangan organisasi, penambahan SDM dan pengetahuan yang mendalam terhadap karakteristik nasabah mikro mampu menjaga kualitas pinjaman mikro yang ditunjukkan oleh rendahnya persentase NPL yakni 1,09% pada tahun 2012. Dalam 5 tahun terakhir, NPL pinjaman mikro berhasil dijaga pada level sangat rendah yaitu dibawah 1,50%. NPL (%) Mikro

162

2010

2008 2009 2010 2011 2012 1.02

1.40

1.21

1.19

1.09

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

5. Perkembangan Simpanan Mikro Penambahan nasabah berkorelasi positif dengan jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun dari nasabah mikro. Selama tahun 2012 total dana pihak ketiga dari nasabah mikro berhasil ditingkatkan 17,73% menjadi sebesar Rp126,59 triliun. Pencapaian tersebut didukung oleh jaringan kerja bisnis mikro BRI yang terbesar dan tersebar di seluruh Indonesia. Produk tabungan yang merupakan sumber dana murah mendominasi komposisi dana pihak ketiga, yaitu 88,6% disusul dengan deposito 10,33% dan sisanya giro sebesar 0,91%. Dengan total dana pihak ketiga tersebut, maka bisnis mikro dapat mencukupi kebutuhan dana seluruh kegiatan penyaluran kredit mikro (self funded business). Jumlah Simpanan Mikro

Komposisi Simpanan Mikro

(dalam Rp triliun)

88,8 126.6

10,3 0,9

107.5

2012 (%)

89.9 75.3 64.4

Tabungan

Giro

Deposito

2008

2009

2010

2011

2012

6. Pencapaian Bisnis Program Total oustanding kredit program yang disalurkan di tahun 2012 mencapai Rp8,36 triliun. Melalui KKP-E, di tahun 2012 BRI telah menyalurkan kredit kepada lebih dari 18.000 petani untuk meningkatkan produksi pertaniannya. Total outstanding KKP-E meningkat 24,87% dari Rp1,97 triliun menjadi sebesar Rp2,46 triliun. Disamping itu, sampai dengan akhir tahun 2012, BRI telah menyalurkan KUR Ritel kepada lebih dari 37 ribu debitur yang terdiri atas pengusaha kecil dan koperasi. Pencapaian tersebut meningkat sekitar 2 ribu debitur dibandingkan dengan jumlah debitur tahun 2011. Hal ini menunjukkan komitmen BRI dalam mendukung program Pemerintah untuk meningkatkan akses pembiayaan bagi sektor UMKM di Indonesia. Tahun 2012 outstanding KUR ritel naik 16,4% dari Rp4,67 triliun menjadi sebesar Rp5,4 triliun.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

7. Pendapatan dan Profitabilitas Bisnis Mikro dan Program Penyaluran kredit mikro dan program sepanjang tahun 2012 memberikan pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya sebesar Rp19,13 triliun, dan menyumbang kontribusi net profit bagi BRI sebesar Rp8,74 triliun.

Rencana Pengembangan Bisnis Mikro 2013 Mengingat posisi bisnis mikro yang penting bagi pengembangan bisnis BRI secara keseluruhan, yakni sebagai salah satu entry point utama dari tumbuh dan berkembangnya hubungan dan loyalitas jangka panjang dengan nasabah, maka BRI bertekad untuk memperkuat basis pertumbuhan bisnis mikro.

163

Untuk mempercepat pertumbuhan bisnis di unit kerja, maka penjajakan kluster-kluster usaha yang merupakan potensi pasar untuk produk dan jasa mikro akan dilaksanakan oleh seluruh unit kerja BRI yang tersebar di seluruh pelosok Nusantara. Sementara itu, untuk mendukung pengembangan bisnis mikro, BRI membina hubungan baik dengan lembaga, instansi ataupun pihak ketiga di tingkat nasional maupun regional untuk membuka dan memudahkan penetrasi pasar oleh unit kerja di daerah. Berbagai program yang akan terus dilaksanakan di tahun 2013 mencakup: 1. Memperkokoh Basis Nasabah Mengupayakan penambahan outstanding pinjaman maupun simpanan yang diikuti dengan penambahan jumlah nasabah. Peningkatan jumlah nasabah ditujukan untuk memperkuat basis nasabah BRI seiring dengan pengembangan ekonomi masyarakat di daerah. 2. Pengembangan SDM yang Profesional BRI akan terus meningkatkan jumlah unit kerja yang didukung dengan SDM yang berkualitas. Sehubungan dengan hal itu, BRI akan terus meningkatkan kualitas dari SDM yang ada melalui program pendidikan secara berkala dan berkesinambungan yang dilaksanakan melalui 7 (tujuh) sentra pendidikan di seluruh Indonesia 3. Pengembangan Fitur Produk BRI akan terus mengembangkan fitur-fitur produk yang tepat untuk nasabah mikro baik melalui perbaikan fungsi, kebijakan maupun pengenalan fitur baru pada produk Kupedes maupun Simpedes. 4. Pengembangan Jaringan Mengingat aksesibilitas merupakan salah satu faktor terpenting dalam bisnis mikro maka BRI akan terus melakukan ekspansi jaringan kerja konvensional baik berupa BRI Unit maupun TerasBRI di tahun 2013. 5. Pengembangan e-channel Pada Bisnis Mikro, pengembangan e-channel lebih difokuskan pada pembukaan jaringan ATM di BRI Unit dan pengembangan SMS Banking. Sebagai gambaran atas upaya BRI dalam memberikan kemudahan kepada nasabah melalui pengembangan jaringan e-channel saat ini sekitar 75% BRI Unit telah dilengkapi ATM dan EDC.

164

Bisnis Ritel Secara umum segmen Bisnis Ritel BRI meliputi penyaluran kredit ritel komersial dan menengah untuk membiayai usaha kecil dan menengah (UKM), penyaluran kredit konsumer, penghimpunan dana pihak ketiga ritel, serta bisnis konsumer lainnya. Jumlah oustanding kredit bisnis ritel di tahun 2012 mencapai Rp145,33 atau 41,73% dari total kredit BRI.

tahun konsolidasi untuk 1. Tahun 2012 masih menjadi engah segmen komersial ritel dan men if dengan produk 2. Pemberian kredit konsumt n dan pensiunan) unggulan Briguna (kredit karyawa dan KPR BRI ukan melalui produk 3. Penghimpunan dana ritel dilak 17,8% ditahun tabungan BritAma yang tumbuh 2012 menjadi Rp69,95 triliun tersebar di wilayah 4. Jaringan ATM terbesar dan 14.000 jaringan Indonesia dengan lebih dari ATM BRI

Kredit Ritel Komersial dan Menengah BRI menyalurkan Kredit Ritel dan Menengah untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan bagi pelaku bisnis usaha kecil dan menengah, baik berupa Kredit Modal Kerja maupun Kredit Investasi. Penyaluran kredit tersebut dilakukan melalui 446 Kantor Cabang dan 545 Kantor Cabang Pembantu di bawah koordinasi 18 Kantor Wilayah.

Pengembangan Kredit Ritel Komersial dan Menengah di tahun 2012 Di tahun 2012, konsolidasi segmen Bisnis Ritel Komersial dan Menengah dilakukan melalui pelaksanaan berbagai program untuk memperbaiki kualitas portofolio kredit komersial yang dikategorikan ke dalam 2 (dua) jenis tindakan. Tindakan pertama adalah remedial steps, yang bersifat ad hocs dan berjangka pendek. Tindakan kedua adalah pro active steps, yaitu tindakan pencegahan untuk memastikan tidak terjadi lagi pemburukan kredit di atas ketentuan regulator.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Program yang dilakukan adalah pendampingan pengembangan bisnis maupun evaluasi onsite ke unit kerja untuk menggali potensi serta membantu mencari solusi atas kendala unit kerja dalam ekspansi kredit ritel dan menengah. Selain tindakan tersebut, selama tahun 2012 BRI juga merealisasikan berbagai program untuk mengembangkan segmen Bisnis Ritel dan Menengah yang mencakup: 1. Re-organisasi Divisi Bisnis Ritel dan Menengah untuk mendukung peningkatan kinerja kredit ritel komersial dan kredit menengah. 2. Berbagai program telah dilaksanakan menyusul reorganisasi ini antara lain penyempurnaan kebijakan, sistem dan prosedur. 3. Pemasaran Bisnis Ritel dan Menengah Untuk menjamin keberhasilan strategi, maka BRI melakukan berbagai kegiatan terkait dengan pemasaran produk, mencakup: a. Mengevaluasi dan menetapkan target pemasaran kredit ritel dan menengah untuk meningkatkan oustanding dan ekspansi bisnis dengan memperhatikan faktor potensi wilayah dan pertumbuhan sektor ekonomi. b. Mengevaluasi rencana strategi dan kebijakan pemasaran kredit ritel dan menengah. c. Mengkoordinasi, memonitor dan mengevaluasi kegiatan komunikasi dan pemasaran produk bisnis dalam rangka meningkatkan product awareness. d. Melakukan kegiatan cross-selling berbagai macam produk BRI untuk meningkatkan pendapatan. 4. Peningkatan kompetensi dan kualitas tenaga pemasaran melalui program pelatihan. 5. Pembinaan dan evaluasi kredit ritel dan menengah melalui monitoring dan pembinaan ke unit kerja operasional. 6. Pengembangan Produk dan Layanan 7. Upaya lain terkait perbaikan kualitas kredit Seperti telah disinggung di awal pembahasan, selama tahun 2012 BRI terus berupaya secara intensif memperbaiki kualitas kredit, terutama untuk kredit

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

ritel komersial dan menengah. Berbagai program yang dilaksanakan dalam rangka memperbaiki kualitas kredit tersebut, mencakup: a. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi portofolio kredit secara onsite maupun offsite. b. Pembinaan ke unit kerja untuk memberikan solusi terhadap kendala dan permasalahan yang dihadapi.

Kredit Ritel Konsumer Proses pemberian kredit konsumer pada dasarnya mengacu pada pendapatan calon nasabah yang dibuktikan dengan statement pendapatan dari tempat tugas maupun pendapatan usahanya (untuk pengusaha) dan penilaian yang memadai atas jaminan dari kredit yang diberikan. Oleh karenanya, pertumbuhan kredit konsumer sangat dipengaruhi oleh penghasilan/daya beli masyarakat dan kondisi perekonomian secara umum. Dalam rangka memperluas pangsa pasar kredit konsumernya, BRI senantiasa melakukan inovasi dan pengembangan fitur secara berkesinambungan, sesuai dengan kebutuhan nasabah. Untuk memenuhi kebutuhan nasabah, BRI menyediakan dan mengembangkan beberapa jenis kredit ritel konsumer, yakni Briguna, Kredit Pemilikan Rumah, Kredit Kendaraan Bermotor, Kredit Multi Guna dan Kartu Kredit.

Produk-Produk Kredit Ritel Konsumer Briguna Briguna merupakan produk unggulan kredit konsumer BRI, yang ditujukan bagi karyawan dan pensiunan dengan penghasilan tetap seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS), yang dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan nasabah baik konsumtif maupun produktif. Jaringan kerja BRI yang tersebar dan terbesar merupakan salah satu keunggulan kompetitif BRI dalam menggarap segmen ini.

165

Kredit Pemilikan Rumah (KPR) KPR BRI dengan berbagai kemudahannya diharapkan semakin memenuhi kebutuhan masyarakat akan rumah tinggal. Saat ini, BRI telah menjalin kerjasama dengan lebih dari 400 pengembang perumahan di seluruh Indonesia. Selain itu, KPR BRI juga menawarkan berbagai kemudahan diantaranya adalah jangka waktu kredit yang flexible, suku bunga yang kompetitif, dokumen kepemilikan yang terjamin aman dan kemudahan lainnya yang dapat memberikan nilai tambah bagi calon debitur. Kredit Pemilikan Rumah Sejahtera (KPRS) KPRS merupakan KPR sasaran masyarakat berpenghasilan rendah, bekerjasama dengan Pemerintah/Kementerian Perumahan Rakyat. Sumber daya untuk pembiayaan KPRS ini merupakan blended fund antara BRI dan Pemerintah/Kemenpera sehingga suku bunga KPRS ini murah dan fixed selama jangka waktu kredit. Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) KKB BRI diciptakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kendaraan bermotor. Program kerjasama yang telah dilakukan dengan berbagai ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merk), dealer, maupun multifinance menjadikan KKB BRI mampu memberi layanan terbaik dengan suku bunga yang sangat terjangkau. KKB BRI juga menyediakan fitur yang mengkombinasikan KKB BRI dengan produk simpanan BRI. Kredit MultiGuna (KMG) KMG BRI diciptakan untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang tidak dapat dipenuhi melalui produk KPR maupun KKB. Produk KMG sangat diminati oleh nasabah khususnya yang berpenghasilan tetap, mengingat kemudahan dan kenyamanan yang diperoleh melalui produk ini, antara lain jangka waktu yang relatif panjang dengan plafond kredit yang cukup besar. Kartu Kredit Kartu Kredit BRI diluncurkan sejak tahun 2006 dan diciptakan untuk memberikan kemudahan bagi nasabah dalam bertransaksi. Hingga saat ini, BRI telah

166

memiliki beberapa jenis Kartu Kredit diantaranya: Kartu Kredit BRI Standard, Gold, Platinum, Corporate, Business, dan Co-Branding.

Strategi Umum Pengembangan Kredit Ritel Konsumer Strategi Pengembangan Briguna, KPR, KKB dan KMG 1. Re-organisasi Divisi Bisnis Ritel dan Menengah untuk mendukung peningkatan kinerja kredit ritel konsumtif untuk pegawai dan pensiunan (Briguna). 2. Pengembangan sistem TI BRI yang terkait dengan pengelolaan mekanisme pembayaran angsuran nasabah Briguna. 3. Percepatan layanan Briguna kerjasama dengan implementasi permohonan pinjaman online. 4. Pengembangan Sentra Kredit Konsumer (SKK) dan Kantor Cabang Kredit Konsumer (KKK). Di tahun 2012, BRI telah mengimplementasikan proses bisnis monoline di 13 SKK dan 43 KKK. Proses implementasi ini disesuaikan dengan potensi bisnis konsumer yang terdapat di masing-masing wilayah. 5. Kerjasama dengan Mitra Usaha. BRI terus menjalin kemitraan dengan sejumlah developer besar untuk menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) serta merangkul Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM) kendaraan bermotor untuk mendukung penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor (KKB). Selain itu, sebagai bagian dari strategi pembentukan brand image dan peningkatan awareness, BRI melakukan promosi di berbagai media dan ikut aktif dalam berbagai pameran berskala nasional maupun internasional. BRI juga menjalin kemitraan dengan lembaga keuangan multifinance melalui produk KKB Kerjasama. Produk ini akan terus dikembangkan secara berkesinambungan mengingat potensi yang masih sangat terbuka serta efektivitas dan efisiensinya dalam meningkatkan ekspansi KKB. 6. Peningkatan Kualitas Layanan Selain penambahan jaringan kerja operasional kredit konsumer, BRI juga melakukan pembenahan dan penyempurnaan teknologi untuk memastikan Service Level Agreement (SLA) yang memuaskan. Selain itu, BRI senantiasa berinovasi dalam pengembangan fitur produk-produknya yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

7. Peningkatan jumlah tenaga pemasaran Penambahan tenaga pemasaran kredit konsumer terus dilakukan untuk mendukung ekspansi kredit konsumer di seluruh KC, SKK dan KKK dengan kualitas yang terjaga. Saat ini BRI telah memiliki 419 tenaga pemasaran kredit konsumer. Strategi Pengembangan Bisnis Kartu Kredit Sepanjang tahun 2012, BRI telah mengimplementasikan sejumlah strategi terkait pengembangan dan pemasaran kartu kredit, diantaranya: 1. Market Penetration, dengan meningkatkan jumlah merchant kerjasama, integrated promotion dan cross-selling produk BRI lainnya. 2. Market Development, dengan menambah jangkauan pemasaran ke kota-kota 2nd and 3rd tier. 3. Menjaga kualitas aset dengan pengembangan infrastruktur dalam melakukan penagihan, membentuk tim penagihan dan penagihan kredit yang telah dihapus-bukukan di Unit Kerja Operasional. 4. Pengembangan dan otomasi sebagian proses aplikasi kartu kredit untuk mempercepat proses putusan dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Strategi pengembangan tersebut ditunjang oleh reputasi dan kepercayaan tinggi dari para pemegang kartu kredit, sumber daya pendukung yang handal seperti platform TI yang tepat, sumber pendanaan yang murah, jaringan kerja yang luas di seluruh pelosok Indonesia, basis nasabah terbesar dan tersebar luas serta dukungan SDM yang kompeten dan berintegritas tinggi.

Simpanan BRI menyediakan beragam produk simpanan yang memberi kemudahan bagi nasabah untuk menempatkan dananya dengan aman disertai layanan yang berstandar tinggi. Untuk memperkenalkan dan mempromosikan produk-produk simpanan tersebut, BRI menyelenggarakan kegiatan pemasaran terpadu. Pada beberapa produk simpanan tertentu, BRI bahkan memberikan program promosi secara berkala dengan hadiah yang menarik. Produk-produk simpanan BRI yang utama untuk segmen Bisnis Konsumer adalah sebagai berikut.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

BritAma BritAma merupakan produk tabungan unggulan untuk merebut pasar dana pihak ketiga di daerah perkotaan. BritAma ditujukan bagi nasabah yang menginginkan kemudahan dan kenyamanan dalam melakukan transaksi perbankan. BritAma tersedia dalam mata uang Rupiah dan mata uang asing. Produk pinjaman ini dilengkapi berbagai fitur yang menarik termasuk dukungan lebih dari 9.000 unit kerja BRI di seluruh Indonesia, kemudahan bertransaksi melalui ATM, EDC, CDM, Kiosk yang dapat dilakukan dari seluruh penjuru dunia serta transaksi internet banking dan sms banking. Dalam rangka menerapkan strategi penghimpunan dana dan meningkatkan saldo tabungan, BRI menyelenggarakan Program Undian Berhadiah Untung Beliung BritAma (UBB) yang merupakan, sebuah program customer retention/loyalty dan acquisition Tabungan BRI BritAma. Program UBB ini telah dilaksanakan sebanyak 6 (enam) Periode sejak tahun 2007 dan telah berhasil meningkatkan awareness masyarakat terhadap produk Tabungan BRI BritAma.

Tabungan BRI Junio BRI Junio adalah tabungan yang memiliki target pasar khusus anak-anak yang berusia 17 tahun ke bawah. Tujuan dari tabungan ini adalah untuk memperkenalkan perbankan sejak dini dan menanamkan rasa gemar menabung kepada anak. Tabungan BRI Junio sangat menarik karena nasabah diberikan BRI Card Private Label Limited Edition bergambar karakter tokoh kartun idola anak-anak, yaitu Superman, Tweety dan Tom and Jerry.

GiroBRI GiroBRI adalah salah satu produk BRI yang tersedia dalam berbagai pilihan jenis mata uang, baik Rupiah maupun mata uang asing serta dilengkapi dengan fasilitas BRIVA (BRI Virtual Account) yang memberikan kemudahan kepada nasabah dalam penyetoran dan rekonsiliasi transaksi bisnisnya.

DepoBRI Sumber dana pihak ketiga lainnya berasal dari Deposito, yang diberi nama DepoBRI. DepoBRI adalah simpanan berjangka dengan pilihan jangka waktu mulai dari 1,2,3,6,12,18 sampai dengan 24 bulan dengan suku bunga yang kompetitif.

167

Tabungan Haji Tabungan Haji adalah produk tabungan yang diperuntukkan bagi nasabah yang ingin melaksanakan ibadah haji. Produk ini akan membantu nasabah dalam mempersiapkan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH), baik BPIH biasa maupun BPIH Khusus/Haji Plus. Penyetoran dapat dilakukan secara on-line di seluruh unit kerja BRI dan terkoneksi langsung (host to host) melalui aplikasi switching dengan Siskohat Kementerian Agama.

Sebagai bentuk keseriusan dan komitmen BRI dalam memberikan kemudahan pada para nasabahnya, setiap tahun BRI malakukan penambahan infrastruktur pada jaringan e-channel yang terdiri dari gerai ATM, KiosK, CDM dan EDC, seperti tampak pada tabel berikut. Pengembangan e-channel e-channel ATM

Tabunganku Tabunganku adalah produk tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diselenggarakan bersama-sama oleh bankbank di Indonesia dalam rangka menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Produk Tabunganku merupakan salah satu bagian dari program Bank Indonesia dalam mengimplementasikan Gerakan Indonesia Menabung. Beberapa keunggulan Tabunganku adalah bebas administrasi, setoran awal terjangkau dan lain sebagainya.

e-channel

168

2008

2009

2010

2011

2012

1.796

3.778

6.085

7.292

14.292

KiosK

14

60

96

100

100

CDM

1

22

39

89

92

EDC

 

6.398

12.719

31.590

44.715

1

2

19

42

10.259

18.941

39.090

59.241

E Buzz Total

1.811

Selain menyediakan infrastruktur e-channel yang handal, BRI juga mempersiapkan SDM yang kompeten dan memiliki standar layanan yang tinggi. Untuk memenangi persaingan di segmen konsumer yang ketat, BRI menyediakan beragam produk perbankan yang dapat memenuhi harapan nasabah di segmen ini.

Target utama dari layanan bisnis konsumer adalah masyarakat yang memiliki kemampuan keuangan berlebih, sehingga dapat memanfaatkan kelebihan dana tersebut untuk menikmati gaya hidup masa kini yang serba praktis maupun untuk menyimpannya di sistem perbankan. BRI sangat memahami kebutuhan masyarakat dari kalangan ini yang memiliki mobilitas tinggi, well informed dan memiliki gaya hidup yang fashionable dengan melengkapi layanan produknya dengan dukungan infrastruktur teknologi informasi yang handal dan mampu beroperasi online selama 7x24 jam.

BRI Prioritas

Sebagai bagian dari penerapan strategi pemenuhan gaya hidup tersebut, BRI secara konsisten mengembangkan layanan berbasis jaringan elektronik terpadu (e-channel) dengan dukungan teknologi terkini. Pengembangan infrastruktur jaringan e-channel dilakukan secara prudent, terencana dan handal. (Lihat juga bahasan “Pengembangan Sistem Teknologi Informasi).

Layanan BRI Prioritas telah dilengkapi dengan Sentra Layanan BRI Prioritas (SLP) yang dirancang dengan konsep standar ruangan yang mengutamakan keamanan, keakuratan dan kenyamanan selama nasabah bertransaksi, serta memiliki beberapa jaringan outlet priority lounge yang tersebar di beberapa kota besar di Indonesia.

BRI Prioritas merupakan pelayanan dan jasa perbankan yang diberikan secara eksklusif kepada nasabah BRI kalangan mass affluent dan high net worth individual, meliputi pelayanan dan jasa perbankan, jasa konsultasi perencanaan keuangan dan investasi, asuransi (bancassurance) dan perencanaan pensiun. BRI Prioritas bertujuan meningkatkan awareness, loyalty dan retention dengan tema intellectual, lifestyle, heritage, dan seasonal event.

Organisasi SLP dibangun dengan konsep pengawasan berjenjang (built in control) dan dikelola secara

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

profesional oleh para Priority Banking Assistant (PBA), Priority Banking Officer (PBO) dan Priority Banking Manager (PBM) yang telah berpengalaman dan bersertifikasi sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan oleh regulator. Seperti Sertifikasi WAPERD untuk agen penjualan Reksa Dana, Sertifikasi Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) untuk penjualan Bancassurance (Unit Link), serta Sertifikasi Pelatihan Wealth Management. Layanan BRI Prioritas memberikan berbagai privilege yang sangat bersaing dibandingkan produk sejenis, mencakup: pelayanan yang bersifat personal dari Priority Banking Officer, layanan pengantaran dan penjemputan uang untuk nominal tertentu, layanan transaksi melalui telepon, ruangan khusus untuk bertransaksi, fasilitas business & private mini lounge, internet & E-banking corner, free meeting room, tempat parkir khusus, serta layanan Call Center 24 Jam.

Pencapaian Bisnis Ritel 1. Penyaluran Kredit Ritel a. Kredit Ritel Komersial Portofolio Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi (KI) untuk kredit ritel dengan besar pinjaman antara Rp100 juta sampai dengan Rp5 miliar, mulai menunjukan perbaikan ditahun 2012. Seiring dengan kondisi perekonomian domestik yang tetap kondusif, pada tahun 2012 BRI berhasil menyalurkan pinjaman kepada lebih dari 3 ribu debitur baru, sehingga total outstanding kredit ritel naik 11,9% dari Rp67,60 triliun menjadi sebesar Rp75,6 triliun dan total jumlah debitur ritel mencapai 1,06 juta nasabah. b. Penyaluran Kredit Menengah KI maupun KMK yang termasuk ke dalam kredit menengah adalah kredit dengan besar pinjaman antara Rp5 MIliar sampai dengan Rp50 miliar. Pada tahun 2012 outstanding pinjaman segmen menengah ini tumbuh 19,4% dari Rp13,8 triliun menjadi sebesar Rp16,5 triliun.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Kredit Ritel dan Menengah (dalam Rp triliun)

145,33 129,62 105,34

120,04

81,02

2008 Konsumer

c.

2009 Komersial

2010

2011

2012

Menengah

Kredit Ritel Konsumer Secara keseluruhan, outstanding pinjaman Kredit Ritel Konsumer di tahun 2012 meningkat 10,2% menjadi sebesar Rp61,5 triliun dari posisi Rp55,8 triliun di tahun sebelumnya. yang didorong oleh pertumbuhan Briguna yang tumbuh sebesar 11,9% menjadi Rp48,9 triliun dari angka Rp43,8 triliun ditahun 2011.

2. Kualitas Pinjaman Kredit Ritel a. Upaya monitoring dan pengelolaan secara intensif yang dilakukan selama tahun 2012 menghasilkan perbaikan kualitas kredit ritel dan menengah yang cukup signifikan. Pada akhir tahun 2012, BRI berhasil memperbaiki NPL untuk Ritel dan Menengah masing-masing menjadi sebesar 3,75% dan 5,09%. b. Ekspansi kredit konsumer dilakukan secara hati-hati dengan tetap menjaga kualitas kredit, monitoring dan proses seleksi nasabah yang prudent, membuat NPL kredit konsumer di tahun 2012 relatif rendah yakni sebesar 1,60%.

169

AWARD

AWARD

2010

2011

3. Kartu Kredit BRI Kinerja bisnis kartu kredit BRI terus menunjukkan peningkatan sebagaimana tampak pada naiknya jumlah kartu baru, volume transaksi dan fee base income. Hingga 2012, BRI berhasil menerbitkan 538.729 kartu, naik 23,1% dari penerbitan 437.781 kartu di tahun 2011. Volume transaksi naik 8,3% dengan nilai mencapai Rp2,35 triliun dari sebelumnya sebesar Rp2,17 triliun dan total pendapatan bunga mencapai Rp154,5 naik 62,1% dari angka tahun sebelumnya Rp95,28 miliar. Selain itu, hingga tahun 2012 BRI berhasil menambah jumlah EDC merchant menjadi 21,299 EDC, dengan total volume penjualan mencapai Rp2,4 triliun di tahun 2012. 4. BRI Prioritas Program BRI Prioritas berhasil membukukan penambahan jumlah nasabah dan portofolio kelolaan dalam beberapa tahun terakhir, seperti tampak pada tabel berikut: Perkembangan Jumlah Nasabah BRI Prioritas (orang) Keterangan

2008

2009

2010

2011

2012

Jumlah Nasabah

280

1.295

3.679

6.978

13.634

Perkembangan Portofolio Kelolaan Investasi (dalam Rp miliar)

Perkembangan

2008

2009

2010

Jumlah Portofolio Kelolaan

826

3.541

7.375

2011

2012

12.616 21.597

AWARD 2012

(nilai di atas rata-rata industrinya) dan mendapat peringkat ke 4, kemudian pada bulan Mei tahun 2012 mengalami peningkatan dengan meraih peringkat 3, dan terakhir di tahun 2012 meraih peringkat 2 dari lembaga survey layanan Care-CCSL. 5. Penghimpunan Dana Pada tahun 2012, produk-produk simpanan dari segmen ritel konsumer berhasil menghimpun dana pihak ketiga menjadi sebesar Rp226,96 triliun. Selain berhasil meningkatkan perolehan dana pihak ketiga melalui layanan produk simpanan, BRI juga berhasil memperoleh sejumlah pengakuan dari pihak eksternal, diantaranya pada tahun 2012, dalam survey yang diadakan oleh Majalah Marketing & Frontier Consulting Group, BRI meraih Top Brand Award dalam dua kategori produk simpanan, yaitu kategori Children’s Saving Account untuk Tabungan BritAma Junio dan Saving Account untuk Tabungan BRI BritAma. Selain itu, BRI juga berhasil meraih penghargaan sebagai First Winner pada Saving Account Category 2012 dari Majalah SWA & MARS. 6. Keseluruhan jasa dan layanan disegmen ritel tersebut telah berhasil memberikan pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya sebesar Rp18,62 triliun dan menyumbang kontribusi net profit bagi BRI sebesar Rp7,96 triliun ditahun 2012.

Rencana Pengembangan Bisnis Ritel 2013 Bisnis Ritel Komersial dan Menengah

Kualitas pelayanan BRI Prioritas terus dikembangkan dan ditingkatkan. Pada Survey kepuasan pelanggan yang diselenggarakan oleh Care-CCSL & Majalah Marketing, BRI Prioritas meraih total nilai Indonesian Service Satisfaction Index (ISSI) di atas nilai rata-rata Industri Priority Banking Services, skala multinasional dan domestik, sehingga pada tahun 2010 BRI Prioritas dianugerahi penghargaan Indonesia Service Quality Award kategori Diamond

170

BRI telah mempersiapkan serangkaian program untuk meningkatkan akselerasi pencapaian target kredit ritel dan menengah di tahun 2013, yang mencakup berbagai kegiatan sebagai berikut: 1. Market development Melakukan evaluasi kerjasama dengan institusi pemerintah/BUMN dan perusahaan swasta bonafide, cross selling, sosialisasi produk, business

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

linkage dan perluasan jaringan bisnis 2. Market penetration (existing market and product) Kegiatan pemasaran yang lebih aktif kepada mitra BUMN, pengembangan fitur produk ritel dan menengah, pembentukan aliansi strategis dan cross selling produk berbasis TI serta pelaksanaan Closed System Financing yang dapat menumbuhkan manfaat Trickle Down Business. 3. Product Development Mencakup kegiatan penciptaan skema produk Ritel dan Menengah termasuk bank garansi, benchmark product, pembuatan kredit berbasis kartu dan pemetaan potensi pasar. 4. Perbaikan proses kredit Mencakup kegiatan sosialisasi kebijakan kredit ritel dan menengah untuk tingkat Kantor Wilayah, Kantor Cabang, maupun Kantor Cabang Pembantu, perbaikan dan evaluasi proses kredit ritel dan menengah, monitoring dan evaluasi kinerja kredit di unit kerja, penyempurnaan Pedoman Kredit, evaluasi dan pemberian wewenang putusan kredit, review Service Level Agreement (SLA) dan standar layanan kredit dengan melakukan benchmark dengan bank lain. 5. Pengembangan SDM Pengembangan kompetensi maupun metode penilaian kinerja dan pemberian kompensasi berbasis kinerja 6. Pengembangan TI Penggunaan TI untuk memasarkan produk-produk baru kredit ritel, monitoring kredit berbasis TI, akses informasi produk dan pengembangan produk.

Bisnis Ritel Konsumer 1. Kredit Konsumer Rencana pengembangan pada bisnis kredit konsumer dilakukan melalui penyempurnaan organisasi dan proses bisnis yang telah diimplementasikan di beberapa kota utama. Untuk menyempurnakan proses bisnis, meningkatkan Service Level Agreement (SLA) serta meningkatkan ekspansi kredit baik secara kuantitas maupun kualitas, BRI juga akan membangun beberapa Regional Processing Center (RPC), Regional Sales Center (RSC) dan Collection Center. Langkah tersebut diikuti dengan pengembangan fitur produk baik KPR, KPRS, KKB maupun KMG

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

dengan sistem angsuran yang lebih fleksibel dan ketentuan-ketentuan lainnya untuk menjadikan layanan kredit konsumer BRI semakin prima. Strategi penjualan semakin diintensifkan dengan memanfaatkan database nasabah, pihak ketiga (dealer/developer), walk in customer maupun implant banking melalui program Home Ownership Program (HOP) dan Car Ownership Program (COP) dengan beberapa perusahaan besar. 2. Penghimpunan Simpanan BRI akan terus menciptakan produk simpanan yang menarik serta program penjualan Tabungan BritAma yang kreatif dan inovatif (program akuisisi, retensi dan loyalti). Selain itu, BRI juga akan fokus pada peningkatan dana di area perkotaan, serta menciptakan produk-produk ritel dan e-banking yang mendatangkan fee based income dengan memperluas dan meningkatkan jumlah delivery channel, khususnya electronic channel. 3. Jasa Prioritas dan Kartu Kredit BRI Prioritas tetap berfokus pada upaya pengembangan produk dan privileges, bekerjasama dengan pihak ketiga terkemuka, serta melaksanakan berbagai program penjualan yang bersifat akuisisi, retensi, dan loyalty. Selain itu, BRI akan menambah outlet priority banking berupa Sentra Layanan BRI Prioritas dan Priority Lounge di sejumlah kota besar di Indonesia untuk memperkuat jaringan layanan. Sedangkan untuk Kartu Kredit, BRI bertekad mengembangkan potensi bisnisnya hingga menjadi Top 7 (seven) peringkat penerbit Kartu Kredit di Indonesia dan meningkatkan kontribusi imbal hasil/ fee-based income pada tahun-tahun mendatang. BRI akan terus meningkatkan kegiatan pemasaran serta kerjasama dengan merchant-merchant sehingga semakin meningkatkan kemudahan bagi pengguna Kartu Kredit BRI dalam melakukan transaksi, dan meningkatkan awareness pengguna Kartu Kredit terhadap keunggulan dan kemudahan yang ditawarkan Kartu Kredit BRI. 4. Pengembangan e-Channel Untuk mengoptimalkan basis nasabah yang terbesar di Indonesia, BRI akan mengembangkan e-channel baik berupa ATM, EDC maupun CDM. Ada tiga hal utama yang akan dicapai dalam pengembangan e-channel, yakni meningkatkan akses layanan nasabah, meningkatkan fee-based income, dan meningkatkan efisiensi operasional.

171

BISNIS BUMN DAN KORPORASI

rporasi kredit BUMN dan Ko 1. Pengembangan mb ha yang me erikan difokuskan pada usa untuk pengembangan peluang cross-selling n khususnya di segme sektor bisnis lainnya e. om inc an fee based MKM serta peningkat dit BUMN mencapai kre ing 2. Total outstand , NPL terjaga sebesar 0% Rp49,8 triliun dengan i ras rpo Ko anding kredit sedangkan total outst gan den iun pai Rp38 tril di tahun 2012 menca . 1% r esa NPL terjaga seb

Segmen Bisnis BUMN dan Korporasi saat ini berkembang menjadi segmen yang menunjang ekspansi bisnis BRI yang mendukung program MP3EI dan pengembangan agribisnisw. Dari segmen inilah BRI menargetkan terjadinya cross-selling kepada segmen bisnis lainnya melalui pengembangan ragam jenis layanan jasa perbankan yang disesuaikan dengan kebutuhan segmen Mikro, Kecil dan Menengah (MKM). Dengan demikian, segmen BUMN dan korporasi mampu menyediakan trickle down business kepada segmen MKM serta peningkatan fee based income. Untuk mengoptimalkan potensi di segmen ini, BRI senantiasa memperbaiki dan mengembangkan layanan jasa perbankan, kualitas layanan, fitur produk maupun kompetensi SDM. Adapun fasilitas layanan perbankan untuk segmen korporasi dan BUMN ini mencakup: pemberian fasilitas pinjaman, cash management, pemberian fasilitas kredit kepada vendor, sub-kontraktor, supplier, distributor, mitra binaan, serta kredit konsumer kepada karyawan yang bekerja di perusahaan BUMN tersebut. Selain itu, BRI juga mengembangkan layanan perbankan lainnya, seperti: Host-to-Host, One Gate Payment, Rekening Imprest, Rekening Master, Pembayaran Tagihan dan Briva (BRI Virtual Account).

Bisnis BUMN Penyaluran kredit BUMN di tahun 2012 tercatat mencapai Rp49,8 triliun dengan komposisi terbesar berasal dari sektor infrastruktur.

172

Strategi BRI terkait ekspansi kredit BUMN, diantaranya: 1. Maintenance, yaitu: mempertahankan nasabahnasabah BUMN yang sudah ada (existing customers). 2. Winback, upaya untuk menarik kembali BUMN yang pernah menjadi nasabah tetapi saat ini menjadi nasabah bank lain. 3. Acquisition, merupakan upaya BRI untuk memberikan layanan kepada BUMN yang belum menjadi nasabah BRI.

Bisnis Korporasi Kredit Korporasi BRI disalurkan berdasarkan sektor bisnis dan potensi trickle down business, yang terbagi ke dalam dua sektor utama yaitu Kredit Agribisnis dan Kredit Bisnis Umum (Non Agribisnis).

Kredit Agribisnis Kredit Agribisnis merupakan fasilitas kredit yang diberikan kepada individu atau perusahaan yang bergerak di bidang pertanian untuk mendukung pembiayaan di sektor pertanian yang bersifat onfarm maupun off-farm dari hulu sampai hilir. Sektor pembiayaan on-farm tersebut meliputi usaha atau kegiatan budidaya pertanian termasuk perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. Sektor pembiayaan off-farm meliputi usaha atau industri pengolahan hasil pertanian, sarana produksi pertanian seperti kegiatan pembibitan, agrokimia, pestisida, alat mesin pertanian dan pakan ternak. Sasaran utama pengembangan kredit agribisnis adalah pembiayaan komoditas ekspor yang memiliki competitive advantage dan agribisnis yang memiliki multiplier effect kepada MKM melalui penciptaan one stop services, closed system financing, risk adjusting mechanism.

Kredit Bisnis Umum (Non Agribisnis) Kredit Bisnis Umum merupakan fasilitas kredit yang ditujukan untuk pengembangan usaha segmen korporasi diluar sektor agribisnis dan BUMN. Pengembangan bisnis dilakukan secara prudent dengan memanfaatkan jaringan kerja BRI yang

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

tersebar di seluruh Indonesia dan optimalisasi produkproduk treasury maupun produk bisnis internasional BRI yang lengkap, sehingga dapat mengoptimalkan pendapatan bunga dan fee based income BRI.

Pengelolaan Dana Korporasi Pengembangan bisnis korporasi BRI tidak hanya dilihat dari sisi peningkatan jumlah aset, melainkan juga berupa penempatan dana nasabah maupun pengembangan layanan perbankan yang bisa dilakukan BRI untuk meningkatkan fee based income. Untuk memanfaatkan potensi dari nasabah korporasinya BRI mengembangkan hubungan kelembagaan guna memberikan pelayanan yang spesifik dan berkesinambungan kepada nasabah nonperorangan yang terdiri dari institusi Pemerintah maupun swasta yang memerlukan layanan perbankan berskala nasional. BRI merencanakan, mengkoordinasikan, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi mobilisasi dana yang berasal dari APBN maupun APBD yang disalurkan melalui Kementerian Negara, Pemerintah Propinsi/Kabupaten, Lembaga Pendidikan (Universitas), Dana Pensiun dan perusahaan swasta dalam rangka terus meningkatkan funding base BRI sesuai dengan target yang ditetapkan. Mempertimbangkan pesatnya perkembangan bisnis pengelolaan dana korporasi dan besarnya peluang yang dapat diraih, BRI telah melakukan pengembangan organisasi Divisi Hubungan Lembaga. Selanjutnya guna mengikuti pesatnya perkembangan dunia bisnis yang menuntut produk dan jasa perbankan yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi nasabah, BRI terus mengembangkan ragam produk dan jasa yang disediakan, antara lain sebagai berikut:

Cash Management BRI menyediakan Cash Management Service (CMS) bagi nasabah perusahaan yang membutuhkan layanan transaksi perbankan yang cepat dan akurat. CMS merupakan solusi layanan perbankan yang memungkinkan nasabah perusahaan melakukan monitoring informasi rekening, melakukan transaksi keuangan dan melaksanakan manajemen likuiditas melalui fasilitas yang terintegrasi online setiap saat dengan Bank.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Di tahun 2012, BRI telah mengembangkan CMS melalui pengembangan sistem, meliputi: 1. Instalasi, peremajaan dan upgrade server 2. Peningkatan bandwidth 3. Pengembangan/pengkayaan fitur-fitur 4. interface aplikasi CMS yang lebih user friendly.

Treasury Single Account (TSA) Dalam rangka mengelola keuangan Negara secara profesional, terbuka dan bertanggung jawab, Pemerintah telah menerapkan Treasury Single Account (TSA) pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) dengan melibatkan Peserta Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (Sistem BI-RTGS) dan Peserta Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). Sebagai salah satu bank pengelola TSA, BRI berupaya untuk terus menangkap potensi penghimpunan dana yang terkait dengan TSA.

Modul Penerimaan Negara (MPN) Aplikasi MPN Single Entry adalah aplikasi terpadu yang ditujukan untuk melakukan transaksi penerimaan setoran penerimaan negara dari wajib setor kepada Direktorat Jenderal Perbendaharaan melalui BRI. Transaksi MPN Single Entry meliputi hampir seluruh pembayaran terkait perpajakan kepada negara.

Modul Kerjasama dengan Kementerian. BRI menjalin kerjasama dengan beberapa Kementerian untuk mendukung program-program yang dilakukan pemerintah. Dalam kerjasama tersebut, BRI memperoleh beberapa manfaat meliputi: pembukaan rekening dari penerima program, dana yang mengendap dan jasa administrasi. Beberapa modul kerjasama yang dikembangkan meliputi: 1. Bekerja sama dengan Kementerian Perumahan Rakyat untuk Penyaluran Dana Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). 2. Bekerja sama dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dalam penyaluran tunjangan profesi dan dana Block Grant. 3. Kerjasama dengan Kementerian Kesehatan dalam penyaluran dana berbagai program kesehatan. 4. Kerjasama dengan Kementerian Pertanian untuk memajukan industri pertanian berbasis sumberdaya lokal berupa dukungan penyaluran dana berbagai program Departemen Pertanian seperti bantuan modal kerja pasca panen, modal usaha holtikultura dan sebagainya.

173

Layanan Pembayaran Melalui SSB BRI ditunjuk sebagai Bank yang melaksanakan pengelolaan pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang bekerja sama dengan Polri dimana pembayaran dapat dilakukan melalui ATM, Electronic Data Capture (EDC), dan unit kerja BRI. Jenis-jenis PNBP Polri (Penerimaan Negara Bukan Pajak Polri) tersebut mencakup: SIM (Surat Izin Mengemudi), STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan), BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor), TNKB (Tanda Nomor Kendaraan Bermotor), STCK (Surat Tanda Coba Kendaraan), Klipeng (Klinik Pengemudi) dan Senpi (Senjata Api).

Visa on Arrival (VoA) VoA adalah visa yang diberikan di tempat pemeriksaan imigrasi kepada warganegara asing yang bermaksud mengadakan kunjungan ke Indonesia. BRI menyediakan counter pelayanan pembayaran VoA dan mengelola pemasukan dana dari VoA untuk manfaat kantor imigrasi Republik Indonesia.

3. Kerjasama dengan BUMN dan Instansi. BRI berhasil menjalin kerjasama dengan 108 BUMN di tahun 2012, selain membukukan Perjanjian Kerjasama dengan 149 Instansi, baik dari pemerintahan, kementerian, pendidikan, lembaga keuangan dan swasta nasional. 4. Cash Management Mengembangkan dan menyempurnakan fiturfitur meningkatkan jumlah client pengguna CMS BRI dengan jumlah rekening nasabah bertambah sejumlah sekitar 6 ribu rekening, menjadi 24 ribu rekening. 5. Fee Based Income Peningkatan aktifitas melalui hubungan kelembagaan dan pengelolaan dana Korporasi membuat total pendapatan fee based segmen korporasi juga naik sebesar 62% mencapai angka sebesar Rp109,78 miliar. 6. Penghimpunan dana Korporasi mencapai Rp82,52 triliun. Dana tersebut menjadi salah satu sumber dana untuk ekspansi bisnis Korporasi. 7. Bisnis Korporasi mampu memberikan pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasi lainnya sebesar Rp3,57 triliun serta memberikan kontribusi bagi net profit BRI sebesar 1,34 triliun.

Payment Point PDAM BRI melaksanakan kerjasama dalam bentuk pengelolaan keuangan PDAM dan penerimaan pembayaran tagihan pelanggan PDAM untuk mendukung usaha Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai penyedia air bersih kepada masyarakat umum.

Kredit Bisnis Korporasi (dalam Rp triliun) 87,74

Pencapaian Bisnis BUMN dan Korporasi 1. Outstanding Pinjaman Total outstanding pinjaman segmen bisnis korporasi meningkat menjadi Rp87,8 triliun, berkat naiknya pinjaman BUMN sebesar Rp17,86 triliun dan pinjaman Non-BUMN sebesar Rp13,72 triliun. 2. Penjagaan kualitas kredit Penerapan asas kehati-hatian dalam proses pemberian kredit dan relatif kondusifnya perekonomian domestik membuat kualitas kredit segmen BUMN terjaga pada 0% dan segmen bisnis Korporasi berada pada 1,00%.

174

56,23 45,09 38,30 30,80

2008 BUMN

2009

2010

2011

2012

Korporasi

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Rencana Pengembangan Bisnis Bumn dan Korporasi Tahun 2013 1. BUMN BRI akan melanjutkan strategi yang telah diterapkan selama ini dengan menggarap bisnis korporasi terutama dari segmen BUMN di Indonesia. BRI akan terus memperkuat strategi penetrasinya yaitu menjadi entry gate bagi bisnis BRI lainnya sehingga BRI dapat menggarap bisnis BUMN hingga ke segmen mikro. Dengan sinergi dan koordinasi yang lebih baik, diharapkan seluruh bisnis BUMN dapat tergarap dari tingkat nasabah korporasi, komersial hingga ke nasabah individu. 2. Agribisnis dan Bisnis Umum Dalam pengembangan bisnis agribisnis dan bisnis umum, BRI akan terus mengupayakan pengembangan bisnis melalui berbagai langkah sebagai berikut: a. Optimasi produktivitas delivery channel yang luas (melalui Kantor Pusat, Kantor Wilayah, dan Kantor Cabang) untuk pengembangan bisnis serta monitoring potensi bisnis di seluruh wilayah Indonesia. b. Pemilihan sektor usaha yang prospektif dan belum jenuh. c. Memfokuskan pengembangan bisnis pada perusahaan yang mempunyai potensi trickle down effect pada bisnis menengah dan ritel. Selain itu BRI akan mengembangkan produk baru yang sesuai dengan kebutuhan sektor agribisnis, disertai kegiatan marketing yang terarah, melakukan cross selling serta mempercepat proses analisis dan evaluasi calon debitur. BRI juga bertekad meningkatkan kompetensi Account Officer, sehingga mampu bertindak sebagai financial advisor bagi debitur di sektor ini. 3. Hubungan Kelembagaan BRI akan terus meningkatkan optimalisasi kerjasama dengan nasabah institusi yang ada, optimalisasi jaringan kerja dan electronic channel BRI yang sudah ada, meningkatkan kualitas, fungsi dan peran executive relationship officer serta pengembangan ke bisnis di sektor swasta nasional dan perusahaan multinasional. Selain itu BRI akan terus berupaya meningkatkan intensitas

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

kerjasama dengan lembaga pemerintah baik dalam penyaluran dana APBN maupun penerimaan setoran kewajiban pajak dan non pajak lembaga, BUMN maupun perorangan.

Bisnis Internasional 3 kantor 1. Bisnis Internasional BRI didukung oleh en di pond kores luar negeri dan 1.178 bank seluruh dunia. ng services 2. Trade finance dan international banki hir. Di terak tahun berkembang pesat dalam 5 ilkan dihas yang e tahun 2012 fee based incom kali 3,6 gkat mencapai Rp361,88 miliar, menin dari tahun 2008.

Untuk mendukung pencapaian BRI menjadi bank komersial terkemuka di Indonesia, maka BRI terus mengembangkan pelayanan bisnis yang terkait dengan perdagangan internasional. Pengembangan ini dilakukan dengan cara memperbaharui kebijakan yang terkait bisnis internasional, membina hubungan dengan bank koresponden baik dalam dan luar negeri, melakukan pembinaan kepada unit kerja seluruh Indonesia, melakukan pengembangan dan pemasaran bisnis intemasional guna memberikan kontribusi dalam bentuk fee based income kepada BRI. Selain itu, transaksi trade finance dan international banking services juga memiliki kontribusi terhadap performance BRI dalam hal penyediaan sumber dana jangka pendek untuk mendukung ekspansi pinjaman. Sebagai bentuk sarana untuk meningkatkan end-to-end service bagi nasabah BRI, maka saat ini BRI menyediakan layanan melalui trade finance, remittance, dan bank notes services. Trade finance dan international banking services (remittance, banknotes, etc) menyumbang fee based income yang sangat signifikan bagi BRI dengan perkembangan yang sangat pesat dalam 5 tahun terakhir. Tahun 2008 fee based income yang berasal dari trade finance dan international banking services adalah sebesar Rp99,48 miliar meningkat menjadi Rp133,90 miliar pada tahun 2009, pada tahun 2010

175

meningkat menjadi Rp168,51 miliar, kemudian Rp228,96 miliar pada tahun 2011 dan posisi tahun 2012 bisnis dan layanan ini menghasilkan fee based income sebesar Rp361,88 miliar.

Pencapaian Bisnis Internasional Trade Finance Pertumbuhan fee based income dari trade finance ratarata dalam 5 tahun terakhir adalah sebesar 33,58%, dan menjadi salah satu penyumbang terbesar pendapatan fee based income bagi BRI. Adapun pada tahun 2012 fee based income yang dihasilkan dari transaksi trade finance adalah sebesar Rp305,41 miliar dengan total volume transaksi sebesar USD 15,32 miliar yang terdiri dari volume transaksi ekspor sebesar USD 6,03 miliar dan impor sebesar USD 9,29 miliar. Untuk mendukung kegiatan perdagangan internasional khususnya transaksi ekspor dan sesuai dengan kebijakan Bank Indonesia (BI) sebagai regulator yang mewajibkan semua eksportir untuk melaporkan Devisa Hasil Ekspor (DHE) ke Bank Devisa dalam negeri, maka saat ini BRI telah menciptakan suatu sistem berbasis web yang memudahkan para eksportir untuk melaporkan DHEnya yang disebut BROS (BRI RTE Online System). Melalui BROS, BRI merupakan salah satu pionir dalam proses otomasi pelaporan DHE bagi para eksportir.

BRIfast Remittance mengakomodasi layanan pengiriman uang Credit to Account (kiriman masuk rekening) dan Cash Pick Up (kiriman diambil secara tunai). Dengan jaringan counterpart kerjasama BRI di seluruh dunia serta dukungan lebih dari 9.000 unit kerja BRI yang real-time online tersebar di seluruh Indonesia, BRI dapat memberikan kemudahan, keamanan, serta kecepatan pengiriman uang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan nasabah. Saat ini BRI telah menjalin kerjasama dengan 37 counterpart di 13 negara. Untuk memperkuat bisnis remittance, BRI telah menempatkan beberapa staf sebagai Remittance Representative di luar negeri yaitu Malaysia, Uni Emirat Arab, dan Saudi Arabia. Transaksi Remittance (dalam ribuan)

1.820,3

33

176

34

22

16 812

520

Remittance Saat ini BRI telah mengembangkan layanan remittance kerjasama dengan lembaga keuangan baik bank maupun non bank di seluruh dunia dengan nama produk BRIfast Remittance. Pada tahun 2012, transaksi remittance BRI telah meningkat sebesar 119,69% dari total transaksi sebesar 840 ribu transaksi di tahun 2011 menjadi lebih dari 1,86 juta transaksi di tahun 2012. Pencapaian tersebut didukung oleh pengembangan berkelanjutan dari sistem aplikasi BRIfast Remittance dalam rangka memenuhi kebutuhan nasabah dan counterpart kerjasama.

38.28

267 177

2008

2009

Outgoing

2010

2011

2012

Incoming

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Nilai Transaksi Remittance (dalam Rp triliun)

200,1

179,74

173,67 136,63

101,77

97,72

40,29

Outgoing

Informasi Perusahaan

Perkembangan kinerja dari BRI New York Agency, menunjukan pertumbuhan yang menggembirakan. Aset BRI New York Agency pada tahun 2012 telah meningkat sebesar 122,26% dalam jangka waktu 3 tahun terakhir. Pendapatan yang dihasilkan pada tahun 2012 juga meningkat sebesar 22,02% dari posisi tahun sebelumnya. Pendapatan tersebut menghasilkan laba bersih sebesar USD 10,01 juta di tahun 2012. Total pinjaman BRI New York Agency sebesar USD 56,25 juta dan jumlah short term liabilities sebesar USD 1,09 juta. Pada tahun 2012, BRI Cayman Island Branch memiliki asset sebesar USD 199,92 juta, dengan total pinjaman sebesar USD 120,85 juta dan short term liabilities sebesar USD 197,20 juta. Laba bersih yang dihasilkan selama tahun 2012 mencapai USD 1,16 juta.

84,47

2009

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

109,64 97,23

2008

Analisis & Pembahasan Manajemen

2010

2011

2012

Incoming

Money Changer Saat ini BRI telah memiliki bisnis money changer yang dapat melayani 13 (tiga belas) currency yaitu USD, SGD, AUD, CAD, EUR, GBP, CHF, SAR, CNY, JPY, THB, HKD dan MYR yang dapat dilayani secara real-time online di seluruh Kantor Cabang BRI. Layanan money changer BRI menawarkan nilai tukar yang kompetitif dan selalu mengikuti perkembangan global exchange rate. Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas kas valas (bank notes) serta inventory management terkait keperluan BRI maupun pihak ketiga, BRI juga aktif melakukan kegiatan ekspor dan impor bank notes yang bekerja sama dengan Bank Koresponden BRI di beberapa negara.

Unit Kerja Luar Negeri (UKLN) Dalam upaya mengembangkan pelayanan trade finance BRI, saat ini BRI telah didukung oleh Unit Kerja Luar Negeri yaitu BRI New York Agency (BRINYA), BRI Cayman Island Branch (BRICIB) dan BRI Hongkong Representative Office (BRI HKRO). Dukungan tersebut dalam bentuk pemberian trade loan, fund raising, commercial loan, risk participation, remittance, USD settlement dan melaksanakan fungsi kepanjangan tangan BRI di luar negeri.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Unit kerja luar negeri lainnya, BRI Hong Kong Representative Office merupakan kepanjangan tangan kantor pusat BRI yang berada di pusat keuangan di Asia. BRI Hong Kong Representative Office bertugas mengumpulkan informasi menyangkut investasi dan opportunity bisnis untuk mengembangkan bilateral trade relations dan mempromosikan ekspor impor Indonesia. BRI Hong Kong Representative Office juga bertugas untuk membangun customer based pada bisnis remittance sekaligus melakukan supervisi kegiatan bisnis Anak Perusahaan BRI di Hong Kong yaitu BRI Remittance Company (BRC).

Produk dan Layanan Bisnis Internsional Produk-produk trade finance dan international banking services lainnya yang dimiliki BRI adalah sebagai berikut: 1. Opening Letter of Credit (LC) maupun SKBDN termasuk amandment kedua produk tersebut 2. Advising LC maupun SKBDN 3. Post-shipment Financing (Negosiasi dan Diskonto Export Bill) LC maupun SKBDN 4. Bill Purchase Financing 5. Standby LC, Guarantee, dan Counter Guarantee 6. Trust Receipt (TR) 7. Refinancing LC (Sight/ Usance/ UPAS/ Usance Payable at Usance) dan Non-LC 8. Money Changer 9. Interbank Banknotes Transaction 10. Inward/Outward Remittance

177

11. Inward/Outward Documentary Collection (Document Against Payment dan Document Agains Acceptance) 12. Inward/Outward Clean Collection Untuk mendukung layanan produk-produk tersebut, saat ini BRI memiliki 1.178 Bank Koresponden serta didukung 30 nostro dalam 13 currency. BRI juga melakukan kegiatan pemasaran secara langsung untuk produk-produk Trade Refinancing LC dan Non LC, Risk Participation, dan penerbitan Guarantee dengan jaminan Counter Guarantee dari Bank Koresponden. Selain pemasaran produk-produk trade finance dan international banking services, BRI juga melakukan pencarian sumber pendanaan valas luar negeri (offshore funding) melalui penerbitan Bankers Acceptance (BA), Bilateral Loan dan penggalangan deposit valas dari nasabah ritel dan korporasi.

Rencana Pengembangan Bisnis Internasional Tahun 2013 Di tahun 2013 adalah agar lebih kompetitif dalam persaingan di pasar, BRI mengembangkan sistem layanan trade finance terpadu melalui sentralisasi layanan trade finance dengan dibentuknya Trade Processing Center (TPC). Selain itu, BRI juga akan mengembangkan produk/layanan structured services diantaranya forfaiting dan L/C confirmation. Sebagai pendatang baru dalam bisnis banknotes/money changer, BRI fokus pada pengembangan jaringan pemasaran kepada Bank Koresponden baik domestik maupun internasional, kelembagaan, serta jaringan bisnis lainnya. Saat ini BRI juga sedang dalam proses untuk membuka unit kerja luar negeri di kawasan Asia yang diharapkan dapat mendukung pemasaran transaksi forfating, discounting LC maupun transaksi bisnis lainnya. BRI Remittance Company (BRC) yang merupakan Anak Perusahaan BRI di Hongkong juga akan dikembangkan sebagai unit kerja pengelola banknotes.

178

BISNIS TREASURY DAN JASA PENUNJANG PASAR MODAL o pasar dan 1. Pengelolaan likuiditas, risik tugas utama an upak mer optimalisasi yield Treasury n nasabah di 2. Untuk memenuhi kebutuha iliki bisnis jasa mem BRI al bidang pasar mod wali amanat, i yakn al penunjang pasar mod DPLK dan n selling agent, kustodia

Treasury Untuk memberikan layanan Treasury dan Jasa Penunjang Pasar Modal yang optimal, BRI menerapkan strategi umum sebagai berikut: 1. Mengelola likuiditas, sumber dan penggunaan dana bank serta pengelolaan risiko pasar secara profesional dan terarah. 2. Melakukan trading baik dalam rangka arbitrage, market making maupun proprietary dengan menerapkan prinsip kehati-hatian serta trading limit secara disiplin. 3. Melakukan credit assesment untuk mencari peluang investasi pada instrumen keuangan maupun penyertaan. 4. Menyediakan layanan produk dan jasa pasar keuangan baik kepada unit kerja internal BRI maupun nasabah dengan memberikan harga yang kompetitif. 5. Mengembangkan produk dan jasa keuangan baik di pasar uang maupun pasar modal untuk menghimpun fee based income. Kondisi perekonomian global yang masih belum menunjukkan titik terang hingga akhir tahun 2012 membuat kehandalan Treasury BRI betul-betul diuji dalam mengelola struktur aset dan kewajiban bank agar memberi andil nyata dalam mendukung kesinambungan dan kinerja bank. Tren pelemahan Rupiah sepanjang Tahun 2012 menjadi tantangan bagi Treasury untuk mengambil posisi yang tepat dalam melindungi struktur Neraca BRI. Fungsi Treasury dalam meminimalisasi risiko nilai tukar terlihat dari posisi devisa neto yang tidak pernah melebihi ketentuan Bank Indonesia dan Treasury Policy BRI.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Kembali disandangnya predikat investment grade oleh Indonesia di akhir Tahun 2011 dan perubahan kebijakan moneter di Indonesia selama 2012, membuat expected yield investor terhadap instrument keuangan yang ada di Indonesia mengalami penyesuaian. Menghadapi kondisi tersebut, secara aktif Treasury BRI melakukan optimalisasi penempatan kelebihan likuiditas. Strategi dalam pengelolaan kelebihan likuiditas diantaranya melakukan investasi pada pinjaman jangka pendek kepada BUMN, Surat Berharga Negara, surat berharga korporasi dan, penempatan antar bank. Upaya optimalisasi kelebihan likuiditas tersebut tetap mengutamakan aspek kehati-hatian dan terpenuhinya kebutuhan likuiditas internal BRI. Menghadapi persaingan suku bunga pinjaman yang semakin ketat khususnya di segmen pinjaman korporasi, penurunan suku bunga penempatan Bank Indonesia dan yield government Bond mendorong Treasury BRI melakukan upaya-upaya untuk menjaga cost of fund BRI. Langkah yang dilakukan adalah dengan cara mereduksi biaya dana simpanan yang tidak sensitif terhadap perubahan suku bunga seperti giro dan tabungan dan secara periodik memantau komposisi dana murah dan dana mahal sesuai target perusahaan. Melalui strategi tersebut maka diharapkan pencapaian Net Interest Margin (NIM) dan target-target kinerja BRI lainnya dapat tumbuh secara berkelajutan. Untuk melayani kebutuhan transaksi valuta asing (valas) nasabah, Treasury BRI melayani transaksi jualbeli valas dan transaksi lindung nilai melalui forward dan swap. Sebagai pelengkap dari pelayanan transaksi valas, secara reguler Treasury BRI juga memberikan layanan market update melalui e-mail dan informasi kurs melalui SMS Blast kepada nasabah.

Jasa Penunjang Pasar Modal Semakin beragamnya alternatif investasi di Indonesia membuat nasabah memiliki pilihan untuk tidak hanya berinvestasi pada pasar uang dan mulai berinvestasi ke pasar modal. Jasa Penunjang Pasar Modal BRI berperan menjembatani kebutuhan nasabah untuk berinvestasi di pasar modal. Tidak hanya dari segi investasi, Jasa Penunjang Pasar Modal juga dapat melayani kebutuhan

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

nasabah khususnya korporasi yang berencana untuk melakukan kegiatan financing melalui penerbitan surat berharga di pasar modal. Berikut merupakan penjelasan dari fungsi di dalam Jasa Penunjang Pasar Modal BRI:

Wali Amanat dan Selling Agent Jasa Penunjang Pasar Modal BRI memberikan jasa Wali Amanat  dan  selling agent.  Wali amanat adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek yang bersifat hutang baik di dalam maupun di luar pengadilan. Dimasa yang akan datang, BRI akan terus bekerjasama dengan pihak-pihak di Pasar Modal untuk mengembangkan jasa trust.  Dalam fungsinya sebagai selling agent, BRI memasarkan produk investasi antara lain reksa dana, ORI, dan Sukuk Ritel. Bekerjasama dengan delapan Manajer Investasi, saat ini BRI memasarkan 16 produk Reksa Dana, dengan fokus utama pemasaran ditujukan kepada nasabah BRI Prioritas. Selain itu, selama tahun 2012 BRI telah ditunjuk oleh Pemerintah sebagai Selling Agent ORI009 dan sebagai  Selling Agent Sukuk Ritel Seri SR004. Strategi pemasaran ORI dan Sukuk Ritel melalui seluruh Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu BRI yang tersebar di Indonesia, BRI berupaya untuk selalu memperoleh kepercayaan dari Pemerintah untuk dapat bertindak sebagai selling agent/ sub-selling agent di setiap penerbitan ORI dan Sukuk Ritel sekaligus mendapatkan fee based income dari hasil penjualan tersebut.

Jasa Kustodian BRI telah menjadi Bank Kustodian sejak tahun 1996 dengan berbagai jenis kelolaan aset, antara lain instrumen  pasar uang  berupa deposito/ deposito on call  hingga Sertifikat Bank Indonesia, instrumen  fixed income berupa obligasi dan berbagai jenis surat utang baik  obligasi pemerintah  maupun  obligasi korporasi, serta instrumen ekuitas berupa saham. Jasa Kustodian yang diberikan oleh BRI termasuk pengelolaan mutual fund, meliputi berbagai jenis Reksa Dana dan Dana Pensiun Lembaga keuangan. 

179

Selama tahun 2012, Kustodian BRI telah memberikan berbagai layanan pada nasabah dan terus berkembang untuk menjadi pilihan utama klien dalam penitipan efek. Beberapa jasa kustodian yang dilakukan selama tahun 2012 dibagi menjadi dua kegiatan yaitu core services dan value added services. Selama tahun 2012, Kustodian BRI telah melakukan perbaikan terhadap operasional, layanan maupun pemenuhan kebutuhan nasabah akan layanan jasa kustodian. Beberapa pengembangan produk/layanan yang telah dilakukan oleh Kustodian BRI sepanjang tahun 2012 antara lain: 1. Penggunaan Corporate Internet Banking yang menggantikan cara manual dalam melakukan overbooking maupun transaksi RTGS ataupun Kliring sehingga lebih meningkatkan kecepatan, efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan operasional sehari-hari kustodian. 2. Pengembangan sistem Client Information Module Transactional untuk memberikan kemudahan pada nasabah dalam bertransaksi efeknya. 3. Adanya layanan Global Custody untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang ingin berinvestasi pada efek global 4. Pengembangan sistem Compliance Module untuk mempermudah pengawasan kepatuhan Manajer Investasi terhadap pengelolaan portofolio reksadananya. 5. Pengembangan Sistem Back Office C-Best Connector ke CIPS untuk mengimplementasikan sistem Straight Through Processing (STP) dalam operasional Kustodian.

“Investasi Rencana Pensiun BRI” adalah dikelola secara modern dengan valuasi Nilai Aktiva Bersih (NAB) secara harian sebagaimana halnya pengelolaan Reksadana. Beberapa keunggulan dari DPLK BRI diantaranya hasil investasi yang transparan dan dapat dimonitor oleh peserta melalui publikasi NAB secara harian di koran, prosedur pendaftaran dan setoran iuran yang mudah, jaringan layanan terluas melalui seluruh kantor cabang dan kantor cabang pembantu BRI, aman serta memberikan tingkat return yang sangat kompetitif. Laporan Keuangan Tahunan DPLK BRI diaudit oleh auditor independen dan dipublikasikan melalui surat kabar nasional. Sebagai pengelola Dana Pensiun, DPLK BRI memiliki visi menjadi market leader dalam industri Dana Pensiun yang mengutamakan pengelolaan long term investment secara prudent namun tetap memberikan return yang optimal, dikelola secara profesional dan transparan guna menata masa depan peserta DPLK BRI menjadi lebih baik. Aset Kelolaan Wali Amanat BRI (dalam Rp triliun) 42.65

27.26

27.29 24.98

Dana Pensiun Lembaga Keuangan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) BRI merupakan lembaga pengelola Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) yang didirikan oleh Bank BRI sejak tanggal 9 Januari 2006. Produk DPLK BRI dikenal dengan nama “Investasi Rencana Pensiun BRI“ terbuka bagi masyarakat umum baik peserta individu maupun kelompok dari pekerja sektor formal maupun informal.

2009

2010

2011

2012

“Investasi Rencana Pensiun BRI” menawarkan 4 (empat) pilihan investasi yaitu: Paket Investasi Pasar Uang, Paket Investasi Pendapatan Tetap, Paket Investasi Saham dan Paket Investasi Kombinasi. Keunggulan dari produk

180

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Aset Kelolaan Kustodian BRI (dalam Rp triliun)

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

55.84

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Aset Kelolaan DPLK BRI (dalam Rp triliun) 2.59

2.09 39.98

31.94 1.4

28.8 1.18

2009

2010

2011

2012

Pencapaian Treasury dan Jasa Penunjang Pasar Modal 1.

2.

3.

4. 5.

Secara umum BRI mampu menjaga rasio-rasio likuiditas seperti GWM, Posisi Devisa Neto, Loan to Deposit Ratio, Cash Ratio sesuai aturan BI maupun Treasury kebijakan internal perusahaan. Total penerbitan surat berharga yang dikelola oleh BRI selaku wali amanat sampai dengan Desember 2012 adalah sebesar Rp42,66 triliun meningkat 56.46% dibanding periode yang sama tahun 2011. Di tahun 2012, asset kelolaan Kustoldian BRI telah meningkat 37,81% dari tahun sebelumnya menjadi Rp55,84 triliun. Aset kelolaan DPLK BRI ditahun 2012 mencapai 2,59 triliun, naik sebesar 24,24% dari tahun 2011. Fee Based Income yang dihasilkan dari jasa penunjang pasar modal sepanjang tahun 2012 mencapai Rp42,4 miliar meningkat 11,59% dari tahun 2011.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

2009

2010

2011

2012

Rencana Pengembangan Treasury dan Jasa Penunjang Pasar Modal Tahun 2013 1.

2.

BRI akan melakukan Pembukaan Jasa Trustee, menjadi direct member dari Euroclear untuk menjadi kustodian global, perbaikan dan penyempurnaan sistem back office untuk menunjang layanan dan reorganisasi agar lebih sesuai untuk menunjang kegiatan bisnis dan operasional. Penambahan fitur Investasi Rencana Pensiun BRI berupa paket investasi Syariah dan perlindungan asuransi, serta perluasan jaringan penjualan Investasi Rencana Pensiun BRI melalui outlet BRI unit.

181

Tinjauan Keuangan

Strategi pertumbuhan yang berkualitas selain mampu memberikan peningkatan laba yang substansial, juga memperbaiki indikator keuangan penting BRI seperti LDR, NPL (gross), CAR maupun ROA

LDR terjaga pada

CAR menguat

79,85%*

*data bank saja

NP L (gross) membaik

1,83%

182

16,95%*

*data bank saja

ROA meningkat

5,15%*

*data bank saja

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Bank BRI menyajikan uraian analisis dan pembahasan mengenai kinerja keuangan sesuai dengan kaidah yang tertuang dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Indonesia dan Pedoman Akuntansi dan Pelaporan untuk Industri Perbankan di Indonesia. Pada bagian akhir uraian ini, BRI juga menyajikan ringkasan kinerja anak usaha, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari kinerja keuangan Perseroan. Seluruh materi uraian ini berdasarkan pada Laporan Keuangan Audit Konsolidasian BRI yang telah dilampirkan dalam Laporan Tahunan ini, yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman dan Surja yang merupakan afiliasi dari Big 4 accounting firm di dunia, Ernst and Young. Sehingga analisa kinerja keuangan Bank BRI yang lebih mendetail, harus merujuk pada laporan keuangan dimaksud. Laporan Laba-Rugi (dalam Rp juta)

 

% Perubahan

2010

2011

43.971.493

47.296.178

48.272.021

7,56%

2,06%

643.669

868.170

1.338.400

34,88%

54,16%

(11.726.559)

(13.737.272)

(13.126.655)

17,15%

-4,44%

32.888.603

34.427.076

36.483.766

4,68%

5,97%

5.544.533

5.775.975

8.389.732

4,17%

45,25%

Beban penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan dan non-keuangan - neto

(7.880.536)

(5.791.658)

(2.668.177)

-26,51%

-53,93%

(Beban) Pembalikan estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi - neto

8.315

93.623

(262)

1025,95%

-100,28%

(45.222)

164.841

(31.489)

-464,52%

-119,10%

(16.113.692)

(17.085.627)

(19.491.032)

6,03%

14,08%

14.402.001

17.584.230

22.682.538

22,10%

28,99%

506.229

1.171.650

1.177.034

131,45%

0,46%

Laba sebelum Pajak

14.908.230

18.755.880

23.859.572

25,81%

27,21%

Beban Pajak

(3.435.845)

(3.667.884)

(5.172.192)

6,75%

41,01%

Laba bersih sebelum pos luar biasa

11.472.385

15.087.996

18.687.380

31,52%

23,86%

-

-

-

0,00%

0,00%

11.472.385

15.087.996

18.687.380

31,52%

23,86%

Pendapatan Bunga Pendapatan Bagi Hasil - Syariah Beban Bunga dan Bonus Pendapatan Bunga dan Bagi Hasil - Bersih Pendapatan Operasional Lainnya

Pembalikan cadangan (beban penyisihan) kerugian penurunan nilai atas aset non-keuangan - neto Beban Operasional Laba Operasional Pendapatan/(Beban) non Operasional - Bersih

Pos Luar biasa - bersih Laba bersih

2012

2010-2011

2011-2012

Laporan Laba-Rugi Komprehensif (dalam Rp juta)

  Laba Bersih Pendapatan Komprehensif Lainnya bersih setelah pajak Laba Komprehensif Tahun Berjalan

2010

2011

11.472.385

15.087.996

2012

Growth 2010-2011

2011-2012

18.687.380

31,52%

23,86%

86.366

208.505

(6.030)

141,42%

-112,65%

11.558.751

15.296.501

18.681.350

32,34%

22,00%

Laporan Laba Rugi Di tahun 2012, BRI berhasil menunjukkan kinerja keuangan yang memuaskan. Membaiknya kualitas kredit, meningkatnya outstanding kredit, meningkatnya efisiensi operasional, komposisi kredit yang cukup ideal dan relatif kondusifnya perekonomian domestik di tengah krisis perekonomian dunia merupakan beberapa hal yang mendukung pencapaian kinerja BRI. BRI berhasil membukukan kenaikan laba 23,86% dibandingkan tahun 2011 yakni dari Rp15,09 triliun menjadi Rp18,69 triliun, memantapkan posisi sebagai Bank dengan perolehan laba terbesar sejak tahun 2005.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

183

Pendapatan Bunga Penyaluran Kredit dengan menerapkan prinsip kehatihatian merupakan langkah awal dalam menciptakan pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkesinambungan di masa yang akan datang. Dalam mencapai hal tersebut maka pada tahun 2012 BRI menerapkan strategi bisnis yang fokus pada peningkatan kualitas kredit dan selektif dalam penyaluran kredit. Dengan penerapan strategi tersebut, pertumbuhan kredit BRI di tahun 2012 dapat tumbuh sama dengan pertumbuhan kredit industri perbankan namun dengan kualitas kredit yang lebih baik. Selama tahun 2012, total kredit BRI tumbuh 22,92%, naik sebesar Rp67,49 triliun, dari Rp294,52 triliun di tahun 2011 menjadi Rp362,01 triliun di tahun 2012, dengan NPL yang terus membaik menjadi1,83% per Desember 2012. Terjaganya kualitas kredit disertai dengan komposisi portofolio kredit yang tetap didominasi oleh Kredit Mikro, menyebabkan pendapatan bunga selama tahun 2012 tumbuh sebesar 3,00% dari Rp48,16 triliun di tahun 2011 menjadi Rp49,61 triliun di tahun 2012. Dari total pendapatan bunga tersebut, sebesar Rp42,67 triliun, 86,02% merupakan kontribusi dari pendapatan bunga pinjaman. Peningkatan pendapatan bunga di tahun 2012 tidak optimal karena dampak penerapan PSAK 50&55 di tahun 2010 yang menjadi salah satu penyumbang pendapatan bunga ditahun tersebut mulai teramortisasi ditahun-tahun selanjutnya. Kontribusi penambahan pendapatan bunga karena dampak dari penerapan PSAK 50&55 di tahun 2012 tidak sebesar tahun 2010 dan 2011. Disamping itu, pada tahun 2011 dan awal 2012 BRI menurunkan base lending rate untuk pinjaman BRI, hal ini berdampak pada perolehan pendapatan bunga di tahun 2012. Penurunan base lending rate ini merupakan salah satu strategi untuk semakin meningkatkan customer base BRI di segmen UMKM serta merupakan dampak wajar dari kondisi perekonomian yang membaik, adanya tendensi dari kebijakan BI untuk menurunkan BI rate dan adanya

184

kondisi persaingan yang semakin ketat. Dalam jangka panjang, penurunan lending rate ini akan berdampak positif terhadap pertumbuhan bisnis BRI, karena dapat semakin meningkatkan volume bisnis BRI, menciptakan barrier of entry bagi kompetitor serta meningkatkan kehadiran BRI di market. Suku Bunga Dasar Kredit (%)

13,59 13,00

12,92 12,64

12,86

13,32 11,91

12,55

12,00

12,00

12,00

11,50

11,50

11,50

10,00

10,00

10,00

9,75

9,75

9,75

12,29

11,49 11,07

10,84 10,68

11,10 10,22

Maret 11

Korporasi

Juni 11

KPR

10,01

September 11 Desember 11

Maret 12

Ritel Komersial

Juni 12

September 12

Non KPR

Pada tahun 2012, obligasi Rekapitalisasi Pemerintah jatuh tempo sebesar Rp4,68 triliun. Sebagai konsekuensinya, pendapatan bunga dari obligasi Pemerintah mengalami penurunan, dari Rp1,11 triliun di tahun 2011 menjadi Rp606 miliar di tahun 2012. Hasil dari Obligasi Pemerintah yang jatuh tempo tersebut sebagian besar diganti dengan pembelian Obligasi namun dengan imbal hasil yang lebih rendah sesuai dengan kondisi market. Penurunan tersebut menyebabkan turunnya porsi pendapatan bunga dari obligasi pemerintah, dimana porsi pendapatan bunga dari obligasi pemerintah tahun 2011 sebesar 2,31% dari pendapatan bunga, menjadi 1,22% dari total pendapatan bunga pada tahun 2012.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Rincian Pendapatan Bunga Jenis Pendapatan Bunga

2010 Rp miliar

Kredit

2011

Komposisi

Rp miliar

2012

Komposisi

Rp miliar

Komposisi

39.587

90,0%

41.836

88,5%

42.674

88,4%

Obligasi Pemerintah (Obligasi Rekapitalisasi)

1.506

3,4%

1.111

2,4%

606

1,3%

Efek-efek

1.573

3,6%

2.001

4,2%

1.964

4,1%

Penempatan Pada Bank Lain dan BI

1.023

2,3%

1.802

3,8%

1.968

4,1%

18

0,0%

138

0,3%

164

0,3%

264

0,6%

408

0,9%

896

1,9%

Giro Pada Bank Indonesia Lainya Total Pendapatan Bunga

43.971  

47.296  

48.272  

Pendapatan bunga dari aktiva produktif selain kredit dan obligasi pemerintah tercatat ditahun 2012 sebesar Rp4,99 triliun, mengalami peningkatan 14,78% dari tahun 2011 yang sebesar Rp4,35 triliun. Kontribusi pendapatan bunga yang berasal dari aktiva produktif selain kredit dan obligasi pemerintah pada tahun 2012 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya dari 9,20% menjadi sebesar 10,34% dari total pendapatan bunga.

Beban Bunga Total beban bunga di tahun 2012 turun menjadi sebesar Rp13,13 triliun dari angka sebesar Rp13,74 triliun di tahun sebelumnya, sebagai konsekuensi dari pertumbuhan dana pihak ketiga terutama dalam bentuk giro dan tabungan. Sekalipun ada kenaikan secara nominal, struktur biaya dana BRI masih cukup baik, tercermin dari data cost of fund yang sebesar 3,68%, lebih baik dari angka 4,70% di tahun sebelumnya. Penurunan cost of fund terjadi karena adanya perubahan komposisi dana murah (giro dan tabungan) yang lebih besar dibandingkan dana mahal serta oleh karena turunnya suku bunga simpanan sejalan dengan penurunan BI rate. (Lihat juga uraian “Liabilitas”) Rincian Beban Bunga Beban Bunga

2010 Rp miliar

2011

Komposisi

Rp miliar

2012

Komposisi

Rp miliar

Komposisi

Giro

1.111

9,47%

1.388

10,10%

1.480

11,27%

Tabungan

2.474

21,10%

2.888

21,02%

2.125

16,19%

Deposito

6.417

54,72%

7.557

55,01%

7.367

56,12%

Lainnya

1.724

14,70%

1.905

13,87%

2.155

16,42%

Total Beban Bunga

11.727  

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

13.737  

13.127  

185

25,67% yoy

Recovery Kredit Bermasalah

Rp2,26 triliun Pendapatan Bunga Bersih

Pendapatan bunga bersih BRI di tahun 2012 mencapai Rp36,48 triliun naik dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp34,43 triliun. Peningkatan ini disumbang oleh naiknya outstanding kredit, membaiknya NPL serta komposisi dana murah yang optimal. Dengan hasil tersebut, maka NIM BRI tetap terjaga pada kisaran 8,42% di tahun 2012.

Pendapatan Operasional Lainnya Komponen

2010

2011

2012

% Perubahan

Rp miliar

Rp miliar

Rp miliar

2010-2011

2011-2012

Fee Based Income

2.813

3.369

3.930

19,78%

16,64%

Penerimaan kembali aset yg tlh dihapusbukukan

1.525

1.797

2.258

17,83%

25,67%

Keuntungan dari penjualan efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah - Bersih

156

146

56

-6,60%

-61,59%

Keuntungan selisih kurs - bersih

773

36

429

-95,40%

1107,17%

Lain-lain

278

429

1.717

54,40%

300,51%

5.545

5.776

8.390

4,17%

45,25%

Total Pendapatan Operasional Lainnya

Komposisi Pendapatan Operasional Lainnya 46,84

58,32

50,73

31,11

27,51

26,92

2,82

2010 (%)

13,94

0,67

2011 (%)

2,53 0,61 7,42

5,11

2012 (%)

20,46

5,01

Fee Based Income

Penerimaan kembali aset yang telah dihapusbukukan

Keuntungan selisih kurs - bersih

Keuntungan dari penjualan efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah - Bersih

Lain-lain

Pendapatan operasional lainnya di tahun 2012 meningkat cukup signifikan, sebesar 45,25% mencapai Rp8,39 triliun. Salah satu kontributor kenaikan pendapatan operasional ini adalah komponen fee based income yang naik 16,64% menjadi sebesar Rp3,93 triliun dari angka sebesar Rp3,37 triliun di tahun 2011. Pada tahun 2012, fee based income berkontribusi 46,84% dari total pendapatan operasional lain dan 6,64% dari total pendapatan.

186

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Komposisi Fee Based Income 3,7 3,6

64,8

61,7

2,6 4,4 5,1 4,9

11,0

2011 (%)

2012 (%)

2,5

9,2

7,1 9,3 10,0

Jasa Simpanan Jasa Trade Finance

Lain-lain

Jasa Manajamen Pembayaran

Jasa Administrasi Kredit

Credit Card

Jasa ATM

FBI-Growth

2011-2012 61,20%

Trade Finance Payment Service

57,21% 37,76%

Others ATM Related Fee

27,85%

Deposit Adm. Fee

11,19%

Credit Card

12,32%

Load Admin.Fee -0,86% Total

16,64%

Fee Based Income terdiri dari jasa simpanan, jasa ATM, jasa perkreditan, jasa trade finance, jasa kartu kredit, jasa management pembayaran dan lainnya. Kenaikan sebesar 16,64% itu antara lain berasal dari peningkatan jasa trade finance, jasa manajemen pembayaran, dan jasa ATM. Di tahun 2012, seiring dengan tetap kondusifnya perekonomian domestik, BRI memperoleh penerimaan kembali aset yang telah dihapusbukukan hingga sebesar Rp2,26 triliun, sebagai hasil pelaksanaan program intensifikasi penyelesaian kredit bermasalah. Selain itu, BRI juga berhasil membukukan keuntungan dari penjualan efek-efek dan obligasi rekap pemerintah sebesar Rp56 miliar.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

187

Komposisi Beban Operasional lain

53,84

50,92

49,28

29,24

2010 (%)

33,24

2011 (%)

3,25

13,67

Beban Tenaga Kerja dan Tunjangan

Beban Umum dan Administrasi

3,65

3,84

12,19

14,32

Beban Premi Program Penjaminan Pemerintah

Sedangkan pendapatan lain-lain yang terdiri dari pembalikan cadangan masa persiapan pensiun, pendapatan denda, pendapatan pelunasan maju kredit, penerimaan biaya tolakan kliring dan lain-lain di akhir tahun 2012 mencapai angka sebesar Rp1,72 triliun.

32,55

2012 (%)

Lain-lain

Peningkatan biaya tenaga kerja sejalan dengan ekspansi unit kerja yang terus dilakukan BRI, serta adanya kebijakan untuk melakukan penambahan tenaga pemasaran untuk dapat semakin mengoptimalkan pengelolaan potensi bisnis yang ada. Sebagaimana diuraikan sebelumnya (Lihat “Pengelolaan SDM”), total pekerja BRI selama tahun 2012 naik dari 40.044 pekerja pada tahun 2011 menjadi 72.625 pekerja.

Beban Operasional Lain Beban operasional lain yang terdiri dari beban tenaga kerja, beban umum dan administrasi, Premi program penjaminan pemerintah dan lain-lain di tahun 2012 meningkat 14,08% menjadi sebesar Rp19,49 triliun dari nilai sebesar Rp17,09 triliun di tahun 2011. Ditahun 2012, peningkatan kualitas kredit secara langsung mengurangi pembentukan beban penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang selanjutnya berdampak kepada penurunan biaya dan BOPO.

Disamping itu, BRI juga mulai menerapkan kebijakan pemberian insentif yang lebih menarik kepada para tenaga pemasaran BRI, yang dikaitkan langsung dengan kinerja dari masing-masing pekerja BRI tersebut sehingga diharapkan kenaikan biaya tenaga kerja akan sebanding dengan peningkatan kinerja perusahaan secara umum

Beban operasional lain

Komponen

2011

2012

% Perubahan

Rp miliar

Rp miliar

Rp miliar

2010-2011

2011-2012

Beban Tenaga Kerja dan Tunjangan

8.676

8.701

9.606

0,29%

10,40%

Beban Umum dan Administrasi

4.711

5.679

6.344

20,53%

11,71%

524

624

749

19,10%

20,02%

2.203

2.082

2.792

-5,48%

34,11%

16.114

17.086

19.491

6,03%

14,08%

Beban Premi Program Penjaminan Pemerintah Lain-lain Total Beban Operasional Lainnya

188

2010

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Peningkatan jumlah pekerja yang cukup signifikan di tahun 2012 disebabkan karena penerapan Peraturan Bank Indonesia No.13/25/PBI/2011 tanggal 9 Desember 2011 tentang Prinsip Kehati-Hatian bagi Bank Umum yang Melakukan Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Pihak Lain di BRI sejak bulan Desember 2012 oleh karena itu, status pekerja frontliner BRI, khususnya Teller dan Customer Service berubah statusnya dari pekerja alih daya menjadi pekerja Kontrak BRI (Lihat “Pengelolaan SDM”). Peningkatan biaya umum dan administrasi yang sebesar 11,71% menjadi senilai Rp6,34 triliun disebabkan oleh kenaikan biaya perbaikan maupun pemeliharaan akibat bertambahnya jumlah jaringan layanan BRI baik unit kerja operasional maupun e-channel. Sebagaimana disinggung pada bahasan “Segmen bisnis ritel Konsumer”, BRI terus mengoptimalkan pengembangan, perluasan, dan kualitas jaringan layanan BRI. Sepanjang tahun 2012, BRI menambah 15 Kantor Cabang, 43 Kantor Cabang Pembantu, 44 Kantor Kas, 125 BRI unit, 500 TerasBRI, 250 TerasBRI Keliling serta menambah 7.000 ATM di lokasi-lokasi strategis, diikuti dengan pemasangan 13.125 EDC baru.

Beban Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai (beban CKPN) BRI telah mencadangkan biaya atas kemungkinan terjadinya suatu risiko, terutama risiko kredit yaitu dalam Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN). Pada tahun 2012 nilai beban penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan dan non keuangan mencapai Rp2,67 triliun, atau turun sebesar Rp3,12 triliun jika dibanding Tahun 2011 yang sebesar Rp5,79 triliun. Penurunan ini menunjukan adanya penurunan risiko, terutama risiko kredit. Penurunan ini tercermin dari penurunan NPL (gross) dimana tahun 2011 adalah 2,32% menjadi 1,83% di tahun 2012. Hal ini merupakan keberhasilan strategi BRI yang fokus dalam penyaluran kredit yang lebih selektif, sehingga tercipta binis yang sehat dan berkesinambungan. Selain itu penurunan beban CKPN ini dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi Indonesia yang semakin kondusif dan menurunnya daerah bencana di Indonesia, sehingga secara keseluruhan menurunkan tingkat risiko bisnis BRI.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Laba Operasional dan Laba Sebelum Pajak. Keseluruhan hasil operasional tersebut membuat laba usaha BRI di tahun 2012 meningkat 28,99% menjadi sebesar Rp22,68 triliun dari nilai sebesar Rp17,58 triliun di tahun 2011. BRI juga memperoleh pendapatan non operasional bersih sebesar Rp1,18 triliun miliar di tahun 2012 lalu, sehingga total nilai laba sebelum pajak adalah sebesar Rp23,86 triliun, naik 27,21% dari angka sebesar Rp18,76 triliun di tahun 2011.

Pajak Penghasilan Salah satu kontribusi yang diberikan Bank BRI kepada pemerintah selain pemberian dividen adalah pajak. Sesuai Undang-Undang (UU) No.7 Tahun 1983 mengenai Pajak Penghasilan yang diubah untuk keempat kalinya dengan UU No.36 Tahun 2008 tanggal 23 September 2008 menyatakan bahwa tarif tunggal untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya adalah 25%. Namun demikian, berdasarkan UU No.36 tahun 2008, PP No.81 Tahun 2007 tanggal 28 Desember 2007 tentang “Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka” dan PMK No.238/PMK.03/2008 tanggal 30 Desember 2008 tentang “Tata Cara Pelaksanaan dan Pengawasan Pemberian Penurunan Tarif Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka” mengatur bahwa Perseroan Terbuka dalam negeri di Indonesia dapat memperoleh fasilitas penurunan tarif Pajak Penghasilan sebesar 5% lebih rendah dari tarif tertinggi Pajak Penghasilan yang ada, dengan memenuhi kriteria yang ditentukan, yaitu Perseroan Terbuka yang paling sedikit 40% dari jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan saham tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300 (tiga ratus) pihak dan masing-masing pihak hanya boleh memiliki saham kurang dari 5% dari keseluruhan saham yang disetor. Ketentuan sebagaimana dimaksud di atas harus dipenuhi oleh Perseroan Terbuka dalam waktu paling singkat 6 (enam) bulan dalam jangka waktu 1 (satu) tahun pajak. Berdasarkan surat keterangan No.DE/I/2013-0019 tanggal 3 Januari 2013 dari Biro Administrasi Efek, Datindo Entrycom atas kepemilikan saham BRI selama tahun 2012 semua kriteria di atas untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 telah terpenuhi. Sehingga untuk tahun fiskal 2010, 2011, dan 2012, dalam melakukan penghitungan pajak penghasilan badan, BRI menggunakan tarif tunggal sebesar 20%.

189

Berdasarkan peraturan perpajakan tersebut, beban pajak BRI untuk tahun 2012 adalah sebesar Rp5,17 triliun, naik 41,01% dari nilai sebesar Rp3,67 triliun di tahun 2011.

Laba Bersih Setelah memperhitungkan pajak penghasilan, maka laba bersih BRI untuk tahun 2012 adalah sebesar Rp18,69 triliun naik 23,86% dari laba bersih tahun 2011 yang sebesar Rp15,09 triliun. Sementara laba bersih per saham adalah sebesar Rp778,93.

Pendapatan Komprehensif Penyajian Pendapatan Komprehensif Lain Setelah Pajak muncul setelah berlakunya PSAK No.1 (Revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan yang berlaku efektif per 1 Januari 2011. Pendapatan Komprehensif Lain Setelah Pajak terdiri dari: 1. Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing, rugi sebesar Rp4,24 miliar. 2. Keuntungan yang belum direalisasi atas efek-efek dan obligasi rekapitulasi pemerintah yang tersedia untuk dijual-neto dengan jumlah yang ditransfer ke laba rugi sehubungan dengan perubahan nilai wajar efek-efek dan obligasi rekap yang tersedia untuk dijual rugi sejumlah Rp33,48 miliar 3. Pajak penghasilan terkait pendapatan komprehensif sejumlah Rp11,35 miliar. Sehingga nilai bersih pendapatan komprehensif adalah sebesar Rp6,03 miliar.

Total Laba Komprehensif Dengan memperhitungkan pendapatan komprehensif tersebut, maka total laba komprehensif BRI untuk tahun buku 2012 adalah sebesar Rp18,68 triliun, naik 22,13% dari posisi Rp15,30 triliun di tahun 2011.

Laporan Posisi Keuangan Aset Aset (Konsolidasian) Ringkasan Neraca

Kas

2010

2011

2012

Rp miliar

Rp miliar

Rp miliar

% Perubahan 2010-2011

2011-2012

9.976

10.526

13.895

5,52%

Giro pada Bank Indonesia

19.990

33.040

42.524

65,29%

32,01% 28,70%

Giro & Penempatan pd bank lain - netto

88.930

79.130

71.085

-11,02%

-10,17%

Surat Berharga yang dimiliki - netto

23.750

48.129

56.622

102,65%

17,65%

Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah

13.626

8.996

4.316

-33,98%

-52,02% 22,92%

Kredit yang Diberikan

252.489

294.515

362.007

16,64%

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit -/-

(14.103)

(16.090)

(14.915)

14,09%

-7,30%

134

164

197

23,01%

19,46%

Aset tetap - netto

1.569

1.853

2.804

18,09%

51,36%

Aset lain-lain

7.924

9.635

12.802

21,60%

32,86%

Tagihan Derivatif - netto

88

18

29

-79,72%

61,91%

Tagihan Akseptasi - netto

660

1.692

4.786

156,31%

182,84%

Aset Pajak Tangguhan

2.295

2.632

2.025

14,68%

-23,06%

Aset lain

4.881

5.294

5.962

8,46%

12,63%

404.286

469.899

551.337

16,23%

17,33%

Penyertaan - netto

 Total Aset

Aset BRI selama tahun pelaporan menunjukkan peningkatan 17,33% menjadi sebesar Rp551,34 triliun dari angka sebesar Rp469,90 triliun di tahun sebelumnya. Kontributor utama peningkatan aset tersebut adalah peningkatan outstanding pinjaman yang diberikan yang tumbuh 22,92% menjadi sebesar Rp362,01 triliun dari angka Rp294,52

190

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

triliun di tahun 2011. Pos Pinjaman merupakan komponen utama dari aset BRI dengan proporsi pada akhir tahun 2012 adalah sebesar 65,66% dari total aset Perseroan.

Komposisi Aset Kredit yang diberikan Seperti disebutkan diatas, pada tahun 2012, BRI berhasil meningkatkan outstanding kredit. Peningkatan tersebut termasuk pembiayaan syariah yang naik sebesar 23,49% menjadi senilai Rp11,25 triliun. Sebagai bank yang memiliki fokus bisnis pada segmen Mikro, Kecil dan Menengah (MKM), BRI memiliki proporsi kredit kepada MKM yang dominan yaitu mencapai 74,66% dari total portofolio kredit, yang meliputi kredit mikro, ritel, dan menengah. Sisanya sebesar 25,34% disalurkan pada sektor korporasi yang meliputi perusahaan BUMN maupun non BUMN. Porsi kredit BUMN terhadap kredit korporasi mencapai 56,74%. (lihat juga uraian “Tinjauan Bisnis”) Kredit yang Diberikan – Menurut Mata Uang (Bank Saja) Segmen

Mikro Valas

2012

Rp miliar

Rp miliar

Rp miliar

 

Rupiah

% Perubahan 2010-2011

 

 

98.079.430

115.494.852

19,85%

-

-

-

0,00%

 

 

2011-2012  

81.832.169  

Valas Korporasi

2011

 

Rupiah Ritel

2010

 

17,76% 0,00%  

119.312.633

125.789.288

139.723.181

5,43%

11,08%

727.413

4.703.570

6.650.545

547%

41,39%

 

 

 

 

 

Rupiah

30.197.969

35.322.832

58.565.193

16,97%

65,80%

Valas

14.894.054

21.511.137

30.324.491

44,43%

40,97%

Pembiayaan dan Piutang Syariah Total Kredit Rupiah Valas

5.524.968  

9.108.715  

11.248.281  

64,86%  

23,49%  

236.867.739

268.300.265

325.031.507

13,27%

21,14%

15.621.467

26.214.707

36.975.036

67,81%

41,05%

Kualitas Kredit/NPL Program konsolidasi, upaya pemantauan kualitas kredit dan penerapan prosedur pemberian kredit yang lebih berhati-hati membuat jumlah kredit lancar meningkat 25,16% dari Rp268,06 triliun di tahun 2011 menjadi Rp355,51 triliun pada akhir tahun 2012. Kredit dengan kategori Dalam Perhatian Khusus relatif tidak berubah, berada pada kisaran Rp19,86 triliun pada Desember 2012 dari Rp19,62 triliun pada Desember 2011.   Total Kredit Performing Total Kredit Non-Performing

2010

2011

2012

245.447.849

287.675.177

355.369.648

7.041.357

6.839.793

6.636.896

Total Kredit

252.489.206

294.514.970

362.006.544

NPL (Gross)

2,79%

2,32%

1,83%

NPL (Net)

0,75%

0,51%

0,38%

Sedangkan non performing loan gross BRI termasuk piutang dan pembiayaan syariah secara konsolidasi mengalami perbaikan, yaitu sebesar 1,83% membaik dari angka tahun 2011 yang sebesar 2,32%. NPL nett konsolidasi juga mengalami perbaikan dari 0,51% pada Desember 2011 menjadi 0,38% pada Desember 2012.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

191

BRI ber hasil memperbaiki rasio NP L gross menjadi sebesar 1,83% dari angka 2,32% ditahun 2011. Komposisi Kredit berdasarkan Kolektibilitas 92,26

91,02

92,68

4,95

6,66

0,56

0,30

0,54

0,26 1,28

1,68

2010 (%)

2011 (%)

Macet

0,29

0,34

1,69

Lancar

5,49

Diragukan

2012 (%)

Kurang lancar

Dalam Perhatian Khusus

Penghapusan Aset Kredit dan Perolehan Kembali Selama tahun pelaporan, BRI melakukan penghapusbukuan kredit sebesar Rp4,45 triliun dan menerima kembali kredit yang telah dihapusbukukan (recovery) sebesar Rp2,26 triliun. Turunnya angka penghapusbukuan disertai dengan naiknya angka recovery adalah hasil pelaksanaan program konsolidasi yang dijalankan secara intensif.

Kas dan Giro Pada BI Posisi kas di akhir tahun 2012 naik 32,01% dari Rp10,53 triliun pada tahun 2011 menjadi sebesar Rp13,90 triliun, sebagai akibat bertambahnya jumlah jaringan kantor cabang, Kiosk BRI, TerasBRI, TerasBRI Keliling, layanan mobile maupun jumlah ATM. Giro pada BI naik 28,70% dari Rp33,04 triliun di tahun 2011 menjadi Rp42,52 triliun di akhir tahun 2012, sebagai bentuk ketaatan BRI pada aturan BI mengenai Giro Wajib Minimum (GWM). Saldo giro BRI di BI tersebut merepresentasikan GWM utama, dan GWM valas yang tercatat di Bank Indonesia sebesar 10,64% dan 8,17% (entitas induk)

Giro dan Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Giro dan penempatan pada bank Indonesia dan bank lain turun 10,17% dari Rp79,13 triliun pada tahun 2011 menjadi Rp71,08 triliun diakhir tahun 2012. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh turunnya penempatan pada BI sebesar Rp9,99 triliun.

192

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Efek-efek Untuk mengoptimalkan kelebihan dana yang tersedia di Bank dan mengelola likuiditas, manajemen treasury melakukan penempatan dana pada instrumen keuangan yang dapat menghasilkan pendapatan bunga. Penempatan dana tersebut mengalami peningkatan, sebesar 17,65% menjadi Rp56,62 triliun di tahun 2012 dari Rp48,13 triliun di tahun sebelumnya.

Obligasi Rekap Pemerintah Hingga akhir tahun 2012 BRI memiliki obligasi rekap Pemerintah sebesar Rp4,31 triliun, turun 52,03% dari posisi akhir tahun 2011 yang tercatat sebesar Rp8,99 triliun. Penurunan ini disebabkan oleh jatuh temponya sebagian obligasi dimaksud di tahun pelaporan, sebesar Rp4,68 triliun. Obligasi Rekap Pemerintah Berdasarkan Suku Bunga Jenis Suku Bunga

2010

2011

2012

Rp miliar Suku Bunga Tetap (Fixed rate) Suku Bunga Mengambang (Variable rate) Total

10.026,50

4.682,33

-

3.600,00

4.313,73

4.315,62

13.626,50

8.996,05

4.315,62

Penyertaan Saham Total penyertaan saham BRI diakhir 2012 (nett) sebesar Rp196,74 miliar, naik 19,46% dari posisi akhir tahun 2011 yang sebesar Rp164,69 miliar. Kenaikan tersebut berasal dari peningkatan nilai tercatat PT BTMU - BRI Finance dari Rp163,28 miliar di tahun 2011 menjadi sebesar Rp195,33 miliar di tahun 2012 sebagai hasil akumulasi atas bagian laba netto Perusahaan PT BTMU - BRI Finance tersebut. Rincian penyertaan per 31 Desember 2012, adalah: 1. PT BTMU-BRI Finance (dahulu PT UFJ BRI Finance): Rp195,33 miliar 2. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia: Rp900 juta 3. PT Sarana Bersama Pembiayaan Indonesia: Rp5.36 juta 4. PT Pemeringkat Efek Indonesia: Rp210 juta 5. PT BPR Toeloengeredjo Agroloka: Rp77 juta 6. PT BPR Tjoekir Agroloka: Rp77 juta 7. PT BPR: Toelangan Agroloka: Rp66 juta 8. PT BPR Cinta Manis Agroloka: Rp35 juta 9. PT BPR: Bungamayang Agroloka: Rp23 juta 10. PT Aplikanusa Lintasarta: Rp20 juta

Aset Tetap Sejalan dengan kegiatan ekspansi jaringan kerja BRI, jumlah aset tetap mengalami peningkatan hingga sebesar 20,51%, dari nilai sebesar Rp5,99 triliun menjadi sebesar Rp7,22 triliun di akhir tahun 2012. Tidak terdapat ikatan yang material untuk investasi barang modal di tahun 2012.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

193

Komposisi Aset Lain-lain

55

62

0

47 0

1

2010 (%)

8

18

2011 (%)

37

2012 (%)

16

29 27

Tagihan Derivatif-netto

Tagihan Akseptasi - netto

Aset Pajak Tangguhan

Aset lainnya

Aset Lain-lain Aset lain-lain naik 32,86% menjadi sebesar Rp12,80 triliun dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp9,64 triliun. Pos ini terdiri dari tagihan derivatif, tagihan akseptasi, aset pajak tangguhan dan aset lainnya. Kenaikan tersebut disebabkan naiknya pos Tagihan Akseptasi-Netto sebesar Rp3,09 triliun, dan aset lain sebesar Rp668 miliar.

Liabilitas Komponen

2010 Rp miliar

2011 %

Rp miliar

2012 %

Rp miliar

%

Simpanan Nasabah Giro

77.364

21,05%

76.779

18,28%

80.075

16,46%

Tabungan

125.990

34,27%

154.133

36,69%

184.365

37,90%

Deposito

130.298

35,44%

153.353

36,51%

185.726

38,18%

Liabilitas segera

4.124

1,12%

3.961

0,94%

4.911

1,01%

Simpanan dari Bank Lain

5.160

1,40%

4.024

0,96%

2.778

0,57%

526

0,14%

102

0,02%

-

0,00%

Pinjaman diterima

9.455

2,57%

13.097

3,12%

10.888

2,24%

Pinjaman Subordinasi

2.156

0,59%

2.136

0,51%

2.116

0,44%

12.539

3,41%

12.491

2,97%

15.592

3,21%

367.612

100,00%

420.079

100,00%

486.455

100,00%

Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali

Liabilitas lainnya Total Liabilitas

Pertumbuhan aset BRI sebesar 17,33% dapat terjadi berkat adanya kenaikan beberapa akun liabilitas dan kenaikan komponen ekuitas dari akun laba ditahan. Peningkatan terbesar akun liabilitas berasal dari komponen dana pihak ketiga (DPK) 17,15%. Seperti tampak pada tabel diatas, porsi DPK dalam komponen liabilitas BRI sangat dominan, mencapai kisaran 92,54% dari total liabilitas di tahun 2012.

194

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Peningkatan pos DPK tersebut merupakan bukti keberhasilan strategi pemasaran BRI dalam melakukan penghimpunan DPK, terutama dengan adanya dukungan jaringan kerja & e-channel BRI, peningkatan kualitas layanan yang pada akhirnya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap BRI.

Dana Pihak Ketiga (DPK) DPK merupakan dana yang dihimpun dari pihak ketiga dalam bentuk giro, tabungan dan deposito termasuk produk syariah seperti Giro Wadiah, Tabungan Mudharabah, dan Deposito Berjangka Mudharabah. Seperti tampak pada tabel diatas, pada tahun 2012 BRI berhasil meningkatkan saldo DPK sebesar 17,15% mencapai Rp450,17 triliun. Selain itu, BRI juga berhasil mempertahankan komposisi dana murah (Giro dan Tabungan) dan dana mahal pada kisaran 60% dan 40%.

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

BRI ber hasil mempertahankan komposisi dana murah DP K pada kisaran 60%. yang tercatat sebesar Rp154,13 triliun. Komposisi tabungan terhadap total Dana Pihak Ketiga berada dikisaran 40,95%. Peningkatan posisi tabungan ini menunjukkan keberhasilan sejumlah program promosi tabungan dan semakin beragam serta berkembangnya fitur-fitur produk tabungan yang menarik masyarakat untuk menabung di Bank BRI.

Per Desember 2012 pos tabungan mencapai sebesar Rp184,36 triliun atau naik 19,61% dari tahun 2011

Komposisi Simpanan – Berdasar Mata Uang (Di luar Syariah)

86,88

2012 Giro (%)

Rupiah

78,44

100

13.12

2012 Tabungan (%)

2012 Deposito (%)

21,56

Valas

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

195

Liabilitas Segera Pos ini merupakan liabilitas BRI kepada pihak lain yang harus segera dibayarkan sesuai perintah pemberi amanat perjanjian yang telah ditetapkan sebelumnya. Beberapa transaksi yang masuk ke dalam pos ini adalah titipan pengiriman uang, titipan setoran pajak, titipan ATM dan kartu kredit, titipan setoran kliring dan titipan advance payment. Di akhir tahun 2012, BRI mencatat liabilitas segera sebesar Rp4,91 triliun, naik 23,99% dibanding posisi Desember 2011 yang sebesar Rp3,96 triliun. Kenaikan terbesar berasal dari pos titipan advance payment yang mencapai angka sebesar Rp897,63 miliar pada Desember 2012 dibandingkan dengan nilai per Desember 2011 yang sebesar Rp711,75 miliar.

Simpanan dari Bank Lain dan Lembaga Lainnya Simpanan dari bank lain dan lembaga lainnya terdiri dari giro, tabungan, deposito, interbank call money maupun deposit on call. Pos ini digunakan untuk transaksi antar bank dalam rangka operasional dan manajemen likuiditas. Posisi simpanan dari bank lain dan lembaga lainnya di akhir tahun 2012 adalah sebesar Rp2,78 triliun, turun dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp4,02 triliun.

Pinjaman yang Diterima Pinjaman yang diterima antara lain digunakan untuk membiayai kegiatan umum BRI dan kebutuhan trade finance. Pos ini terdiri atas pinjaman dari Bank Indonesia (pinjaman likuiditas dan pinjaman untuk investasi aset tetap), pinjaman dari Entitas dan Lembaga Pemerintah, pinjaman bilateral dan pinjaman lainnya.

196

Saldo pinjaman yang diterima per akhir tahun 2012 adalah sebesar Rp10,88 triliun, turun 16,87% dibanding posisi 31 Desember 2011 yang sebesar Rp13,10 triliun. Penyebab penurunan adalah berkurangnya pinjaman diterima dalam mata uang asing.

Pinjaman Subordinasi Total pinjaman subordinasi posisi 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp2,14 triliun yang terdiri dari obligasi subordinasi II sebesar Rp2 triliun dan pinjaman two step loan sebesar Rp120,29 miliar. Pinjaman subordinasi II ini diterbitkan oleh BRI pada tanggal 22 Desember 2009, dengan nilai Rp2 triliun, dengan jangka waktu 5 tahun dan skema bunga tetap sebesar 10,95% serta telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penerbitan obligasi subordinasi II tersebut diperuntukkan sebagai modal pelengkap (tier II capital) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan seluruh dana yang diperoleh telah dimanfaatkan untuk mendukung ekspansi kredit sesuai dengan prinsip-prinsip kehati-hatian. Untuk pinjaman two step loan, terjadi penurunan pokok pinjaman dari total outstanding sebesar Rp141,62 miliar diakhir tahun 2011 menjadi sebesar Rp120,29 miliar pada tahun 2012.

Liabilitas Lainnya Liabilitas lainnya terdiri dari liabilitas derivatif, liabilitas akseptasi, estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi, hutang pajak dan liabilitas lain-lain. Per akhir tahun 2012, nilai liabilitas lainnya naik 24,82% dari Rp12,49 triliun pada tahun 2011 menjadi Rp15,59 triliun. Kenaikan ini diantaranya disebabkan peningkatan aktifitas operasional dan peningkatan pendapatan diterima di muka.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Ekuitas (dalam Rp miliar)

Komponen

2010

2011

2012

Modal Saham

6.167,29

6.167,29

6.167,29

Tambahan Modal disetor - bersih

2.773,86

2.773,86

2.773,86

47,24

49,15

44,91

561,56

765,00

740,46

Total Saldo Laba

27.123,16

40.019,25

55.080,24

Total Ekuitas Yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Induk

36.673,11

49.774,56

64.806,71

-

45,77

75,02

36.673,11

49.820,33

64.881,78

Selisih Kurs karena penjabaran lap keuangan dim mata uang asing Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas efek-efek dan obligasi Pemerintah yang tersedia untuk dijual - bersih

Kepentingan Non Pengendali Total Ekuitas

Pada tahun 2012, total ekuitas BRI meningkat sebesar 30,23% lebih tinggi dari posisi tahun 2011 yang sebesar Rp49,82 triliun, terutama didorong oleh adanya peningkatan yang signifikan dari saldo laba sebesar 37,63% dari Rp40,02 triliun di tahun 2011 menjadi Rp55,08 triliun di tahun 2012. Peningkatan signifikan tersebut berasal dari proporsi pembagian dividen untuk laba bersih tahun buku 2011 yang tetap terjaga pada level 20%, tidak berubah apabila dibandingkan dengan rasio pembagian dividen tahun sebelumnya. Sehingga dividen per saham untuk laba bersih tahun buku 2010 dan 2011 adalah Rp93,01 per lembar saham dan Rp122,28 per lembar saham.

Kebijakan Struktur Modal Bank wajib menghitung Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum/Capital Adequacy Ratio (CAR) berdasarkan peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September 2008. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, BRI memiliki kebijakan untuk menjaga struktur modal yang mampu mengantisipasi seluruh risiko-risiko utama yang terjadi di dalam pengelolaan bank. Risiko-risiko utama dimaksud adalah risiko pasar, risiko kredit dan risiko operasional. Perhitungan risiko operasional untuk biaya modal ditetapkan sebesar 15% dari rata-rata pendapatan bruto tahunan selama 3 tahun terakhir yang diimplementasikan secara efektif per tanggal 1 Januari 2011 yang berpengaruh terhadap perhitungan rasio kecukupan modal pada tahun 2011. BRI akan menerapkan PBI No.14/18/PBI/2012 tanggal 28 November 2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Umum berdasarkan peringkat profil risiko untuk pelaporan posisi bulan Maret 2013 dengan menggunakan profil risiko bulan Desember 2012. Sesuai dengan Peraturan BI, modal bank terdiri atas: 1. Modal Inti Merupakan modal bank yang terdiri dari: modal saham yang disetor, cadangan yang diungkapkan sebagai: modal sumbangan, tambahan modal disetor, laba ditahan (termasuk saldo laba yang dicadangkan untuk tujuan tertentu), penurunan nilai atas instrumen keuangan yang tersedia untuk dijual, dan selisih yang terjadi antara laporan keuangan kantor cabang internasional. Seperti tampak pada tabel diatas, Modal Inti BRI di tahun 2012 mencapai Rp51,59. triliun, naik 35% dari posisi Rp38,22 triliun ditahun sebelumnya, karena adanya tambahan modal dari komponen laba ditahan.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

197

2. Modal Pelengkap (maksimum 100% dari modal inti) Modal pelengkap mengacu pada modal bank yang terdiri dari: penyisihan penilaian kembali aktiva tetap, penyisihan umum untuk provisi penghapusan aktiva produktif, pinjaman sub-ordinasi, dan kenaikan nilai instrumen keuangan yang tersedia untuk dijual. Total modal pelengkap BRI di tahun 2012 turun 1,67% menjadi sebesar Rp3,54 triliun. 3. Modal Pelengkap Tambahan yang Dialokasikan untuk Mengantisipasi Risiko Pasar Pada 2012 dan 2011, BRI memiliki modal inti dan modal pelengkap sebesar Rp55,13 triliun dan Rp41,82 triliun. BRI tidak memiliki modal tambahan yang dialokasikan untuk mengantisipasi risiko pasar. Apabila dilihat dari modal pelengkap – Tier 2 Capital BRI yang tercatat sebesar Rp3,54 triliun pada Desember 2012, atau 6,86% dari total modal inti yang tercatat sebesar Rp51,59. Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No14/18/ PBI/2012 28 November 2012, komposisi modal pelengkap adalah maksimal 100% dari modal inti maka dengan komposisi modal pelengkap sebesar 6,86%, BRI memiliki ruang yang cukup besar untuk memperkuat modal-nya, seperti melalui penerbitan obligasi sub-ordinasi.

Arus Kas ARUS KAS

2010

2011

2012

(Rp miliar) Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk) dari Kegiatan Operasi

54.336

15.668

(24.097)

Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk) dari Kegiatan Investasi

(2.189)

(10.670)

(5.664)

Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk) dari Kegiatan Pendanaan

(7.071)

466

(5.951)

Arus Kas dari Kegiatan Operasi Di tahun 2012, total arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasional adalah sebesar Rp24,10 triliun. Arus kas masuk terutama berasal dari penerimaan bunga, hasil investasi, provisi dan komisi serta pendapatan syariah sebesar Rp49,83 triliun dan juga dipengaruhi oleh kenaikan tabungan dan deposito berjangka masing-masing sebesar Rp29,84 triliun, dan Rp31,26 triliun. Arus kas masuk tersebut diimbangi oleh arus kas keluar yang terutama digunakan untuk pembayaran beban bunga dan beban operasional masing-masing senilai Rp13,15 triliun dan Rp23,39 triliun.

Arus Kas untuk Kegiatan Investasi Sementara arus kas bersih yang diperoleh dari kegiatan investasi di tahun 2012 adalah sebesar Rp5,66 triliun, terutama berasal dari pengurangan efek-efek dan obligasi rekapitalisasi pemerintah yang tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo sebesar Rp4,07 triliun.

Arus Kas dari Kegiatan Pendanaan Pada tahun 2012, arus kas bersih yang digunakan untuk kegiatan pendanaan sebesar adalah Rp5,95 triliun, yang sebagian besar digunakan untuk pembelian efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali sebesar Rp102,68 miliar serta pembagian laba untuk dividen, cadangan tujuan dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dengan total sebesar Rp3,62 triliun dan penerimaan pinjaman yang diterima sebesar Rp2,21 triliun.

198

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Rasio Keuangan URAIAN RASIO KINERJA

2010

2011  

2012  

 

1.

Kewajiban Penyedian Modal Minimum (KPMM)

13,76%

14,96%

16,95%

2.

Aset produktif bermasalah dan aset non produktif bermasalah terhadap total aset produktif dan aset non produktif

 2,19%

  1,79%

 1,19%

3.

Aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif

2,24%

1,85%

1,46%

4.

Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) aset keuangan terhadap aset produktif

 4,58%

 4,51%

 3,43%

5.

NPL gross

 

2,79%

2,32%

1,83%

6.

NPL net  

 

0,75%

0,51%

0,38%

7.

Return on Asset (ROA)

4,64%

4,93%

5,15%

8.

Return on Equity (ROE)

43,83%

42,49%

38,66%

9.

Net Interset Margin (NIM)

10,77%

9,58%

8,42%

10.

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

 70,86%

 66,69%

59,93%

11.

Loan to Deposit Ratio (LDR)

75,17%

76,20%

79,85%

 

 

 

KEPATUHAN (COMPLIANCE) 1.

a.

Persentase pelanggaran BMPK

 

 

i.

Pihak terkait

 

 

ii.

Pihak tidak terkait

 

b.

Persentase pelampauan BMPK

 

 

i.

Pihak terkait

ii.

Pihak tidak terkait

 

 

 

 

2.

Giro Wajib Minimum

 

a.

GWM Utama Rupiah

 

b.

GWM Valuta Asing

3.

Posisi Devisa Neto (PDN) secara keseluruhan

 

 

 

0,00%

0,00%

0,00%

0,00%

0,00%

0,00%

 

 

 

0,00%

0,00%

0,00%

0,00%

0,00%

0,00%

 

 

 

 

8,05%

9,33%

10,64%

 

1,00%

8,00%

8,17%

4,45%

5,49%

3,00%

Catatan: Data bank saja kecuali NPL Gross dan NPL Net

Solvabilitas dan Kolektibilitas Rasio Kecukupan Modal Sesuai dengan pembahasan sebelumnya (Lihat Tinjauan Keuangan – Ekuitas), rasio kecukupan modal BRI adalah sebesar 16,95% naik dari angka sebesar 14,96% di tahun 2011. Hal ini menunjukan kemampuan BRI menghasilkan laba yang tinggi sehingga modal inti meningkat sebesar 35% yang pada akhirnya meningkatkan rasio CAR pada Desember 2012. Rasio Kredit Bermasalah dan Pengelolaan Tingkat Kolektibilitas Rasio NPL di tahun 2012 berhasil diturunkan menjadi sebesar 1,83% dari angka sebesar 2,32% di tahun 2011 kendati total kredit 2012 meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa upaya manajemen dalam menjaga dan meningkatkan kualitas kredit memberi hasil positif. Peningkatan kualitas kredit untuk segmen mikro, ritel dan korporasi memberi andil nyata pada penurunan NPL tersebut.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

199

Untuk menutup kemungkinan terjadinya kerugian akibat tidak tertagihnya kredit dan aset produktif tersebut, BRI senantiasa melakukan analisa umur aset dan menetapkan penyisihan atas kemungkinan tidak tertagihnya kredit dimaksud. Kendati total nilai penyisihan di tahun 2012 meningkat, namun secara rasio, angka penyisihan tersebut yang diakui sebagai bagian biaya operasional tahun laporan, menurun.

Likuiditas

Rasio BOPO mengalami penurunan menjadi 59,93% dari posisinya di tahun 2011 yang sebesar 66,69%. Rasio yang rendah tersebut merupakan wujud keberhasilan manajemen dalam mempertahankan efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional seperti ditunjukkan dengan terjaganya NIM, terkendalinya LDR dan turunnya NPL yang membuat profitabilitas BRI kembali meningkat.

Loan to Deposit Ratio (LDR)

Return on Assets (ROA)

Selama tahun 2012, LDR BRI relatif terjaga pada target internal BRI, yaitu antara 80% - 90%. Pada akhir tahun 2012, tercatat rasio LDR adalah sebesar 79,85%, naik dari posisi sebesar 76,20% di tahun 2011 lalu.

Rasio imbal hasil rata-rata aset (ROA) BRI kembali meningkat di tahun 2012, menjadi sebesar 5,15% sebagai akibat naiknya pendapatan, terkendalinya beban dan biaya operasional yang pada akhirnya meningkatkan laba bersih dengan laju pertumbuhan lebih besar dari laju pertumbuhan aset. ROA sebesar itu berada jauh diatas rata-rata industri perbankan Indonesia.

Profitabilitas Net Interest Margin (NIM) BRI berhasil memperoleh level marjin pendapatan bunga bersih sebesar 8,42%. Dengan level NIM tersebut, BRI merupakan bank papan atas Indonesia dengan tingkat profitabilitas tinggi. Cost Efficiency Ratio (CER) Rasio CER sebesar 43,11% ditahun 2012 yang relatif sama dengan tahun sebelumnya menunjukkan keberhasilan BRI dalam menetapkan strategi efisiensi dan efektivitas kegiatan operasional. Peningkatan kredit dan perluasan operasional berhasil diimbangi dengan peningkatan peran TI dan kompetensi SDM. Oleh karenanya sejalan dengan meningkatnya pendapatan bunga akibat tumbuhnya pinjaman, biaya meningkat secara proporsional dan terkontrol dengan baik.

Realisasi Belanja Modal Tanah dan Bangunan

Return on Equity (ROE) Imbal hasil terhadap ekuitas (Return On Equity-ROE) yang merupakan cerminan dari imbal hasil kepada pemegang saham, dapat dipertahankan di level 38,66%.

Belanja Barang Modal Dan Komitmen Untuk Belanja Barang Modal Sampai dengan tahun 2012, BRI telah mempunyai lebih dari 9000 unit kerja (Lihat juga uraian “Profil Perusahaan” dan “Pemasaran”) sebagai bagian dari realisasi jaringan layanan di seluruh Indonesia. Untuk menambah infrastruktur pendukung tersebut, BRI telah melakukan investasi dana belanja barang modal senilai Rp1,45 triliun (lihat juga uraian “Aset Tetap”).

2010

2011

2012

230.393

209.875

233.031

Meubelair dan Inventaris

97.952

143.403

78.743

Kendaraan

28.765

128.224

216.977

154.802

168.472

916.539

-

-

-

511.912

649.974

1.445.290

Komputer dan Perangkat Lunak Leasing Total

200

Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan (BOPO)

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

BRI juga telah melakukan beberapa pengikatan material untuk modal, yang sebagian besar dilakukan dalam mata uang Rupiah, sehingga terdapat risiko yang minimal terkait dengan fluktuasi mata uang.

5. 6. 7.

Sumber pendanaan atas belanja modal tersebut adalah saldo laba dari kegiatan operasional di tahun sebelumnya serta cadangan tujuan yang telah disisihkan dari laba bersih tahun-tahun buku sebelumnya. Tujuan pengikatan material untuk modal yang telah dilakukan adalah: 1. Proyek pembangunan gedung kantor senilai Rp43.783,93 juta 2. Pengadaan kendaraan roda empat dan roda dua senilai Rp26.791,34 juta 3. Pengembangan infrastruktur TI dan e-Banking senilai Rp17.280 juta Perbandingan proyeksi dan hasil yang dicapai

 

Realisasi 2012

Target 2012

Pencapaian

Jumlah Aset

551.337

538.812 

102,32%

Jumlah Kewajiban

486.455

475.702

102,26%

Jumlah Modal

64.882

63.110

102,81%

Laba Bersih

18.687

18.464

101,21%

Informasi Keuangan Lainnya Pencapaian Target 2012 Secara umum, pada tahun 2012, BRI telah menunjukkan kinerja yang memuaskan, terlihat pada beberapa pencapaian kinerja kunci sebagai berikut: 1. BRI berhasil membukukan pertumbuhan kredit yang berkualitas dan sesuai dengan target yaitu 22,92% dengan NPL sebesar 1,83% lebih baik dari target yang ditetapkan sebesar 2,5% 2. Pertumbuhan dana (17,15%) sedikit dibawah target yang ditetapkan (18%), namun BRI masih mampu menjaga komposisi dana murah pada kisaran 60% 3. LDR sebesar 79,85%, terjaga pada target optimum LDR BRI 80%-90% 4. Pencapaian Cost of Fund yang lebih baik dibandingkan target, yaitu 3,68% dibandingkan target 4,54%

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

8.

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Kenaikan biaya operasional masih di bawah maksimum target 15% Pencapaian laba bersih sebesar Rp18,69 triliun berada sedikit diatas target Pencapaian ROA yang diatas target yang ditetapkan; 5,15% dibandingkan target 4,89% Pada akhir Desember 2012, Total CAR BRI tercatat sebesar 16,80% jauh diatas target 13,86%

Target 2013 Untuk tahun 2013, dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian Indonesia, kesiapan infrastruktur bisnis BRI serta persaingan di industri perbankan, maka BRI telah mentargetkan pencapaian beberapa kinerja kunci sebagai berikut: 1. Pertumbuhan kredit ditargetkan sebesar 22-24% 2. Komposisi dana murah tetap terjaga pada kisaran 60% 3. LDR dalam rentang 80%-90% 4. NPL tetap terjaga di level 2% 5. Biaya operasional ditargetkan meningkat 15% 6. Target pertumbuhan laba bersih untuk tahun 2013 berada pada kisaran 15%.

Komitmen dan Kontinjensi BRI memiliki komitmen penyediaan dana maupun kontrak pengadaan barang dan penyelesaian beberapa kontinjensi sehubungan dengan masalah kredit atau masalah hukum lain. Total liabilitas komitmen dan kontinjensi dalam rekening administratif BRI mengalami kenaikan masingmasing sebesar 30,83% dan 96,55% dibandingkan tahun 2011. Peningkatan komitmen ini disebabkan oleh peningkatan Letter of Credit dan peningkatan aktifitas pemberian kredit yang tumbuh sebesar 22,92% lebih tinggi dibandingkan tahun 2011. Sedangkan peningkatan nilai kontijensi yang telah disisihkan disebabkan kenaikan garansi yang diterbitkan baik dalam bentuk standby L/C maupun garansi bank. Uraian detail mengenai hal ini dapat dilihat pada catatan 42 dari Laporan Keuangan Audit Konsolidasian.

201

Komitmen & Kontinjensi Yang Mempunyai Risiko Kredit Per 31 Desember 2011 dan 2012 31 Desember 2011

31 Desember 2012

Komitmen Fasilitas kredit yang diberikan kepada debitur yang belum digunakan

60.313.628

75.649.401

6.843.251

12.231.900

89.942

97.225

67.246.821

87.978.526

(67.246.821)

(87.978.526)

834.315

221.217

486

-

834.801

221.217

Standby LC

1.810.379

6.158.676

Garansi Bank

4.428.146

6.103.142

Total liabilitas kontijensi

6.238.525

12.261.818

(5.403.724)

(12.040.601)

L/C yang tidak dapat dibatalkan Lain-lain Total liabilitas komitmen Komitmen - neto

Kontijensi Tagihan kontijensi Tagihan bunga dalam penyelesaian Lainnya Total tagihan kontinjen Liabilitas kontijensi

Kontijensi - neto

Sesuai dengan Surat Bank Indonesia (BI) No. 13/658/DPNP/DPnP tanggal 23 Desember 2011, BRI tidak diwajibkan lagi untuk membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai atas transaksi rekening administratif (komitmen dan kontinjensi). Derivatif dan Fasilitas Lindung Nilai Dalam rangka mengamankan portofolio aset berdenominasi mata uang asing, BRI melakukan transaksi lindung nilai semata-mata sebagai bagian aktivitas manajemen risiko. BRI tidak menggunakan atau menerbitkan instrumen derivatif untuk tujuan perdagangan. Dampak Perubahan Suku Bunga Terhadap Kinerja Bank Perubahan suku bunga memiliki dampak langsung terhadap kinerja bank. Penurunan suku bunga dasar kredit di tahun 2011 dan awal 2012 secara efektif dirasakan dampaknya terhadap perolehan pendapatan bunga di tahun 2012. Kestabilan kondisi perekonomian domestik, kestabilan moneter, peningkatan peringkat hutang luar negeri Indonesia, kestabilan tingkat suku bunga rujukan dan kestabilan peringkat hutang Perseroan membuat biaya dana dapat dikendalikan pada level yang relatif rendah.

202

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Penurunan cost of fund terjadi karena adanya perubahan komposisi dana murah (giro dan tabungan) yang lebih besar dibandingkan dana mahal serta adanya penurunan suku bunga simpanan sejalan dengan penurunan BI rate. (Lihat juga uraian “Tinjauan Bisnis” dan “Tinjauan Keuangan, Pendapatan Bunga, dan Beban Bunga”)

Informasi Material Lain Informasi dan Fakta Material Mengenai Investasi, Ekspansi, Divestasi, Akuisisi atau Restrukturisasi Hutang/Modal Tidak ada informasi dan fakta material yang terjadi mengenai investasi, ekspansi, divestasi, akuisisi atau restrukturisasi hutang/modal. Perkembangan Terakhir Standar Akuntansi Keuangan dan Dampaknya terhadap Laporan Keuangan. Di tahun 2012, BRI masih dalam tahap akhir implementasi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.55 (Revisi 2006) mengenai Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran dan PSAK No 50 (Revisi 2006) mengenai Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan. Fokus perseroan ditekankan pada penerapan estimasi penurunan nilai secara kolektif dengan membentuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas Kredit menggunakan data pengalaman kerugian historis sebagaimana diatur dalam PSAK 55 (Revisi 2006) dan PAPI 2008. Selain itu, guna menunjang penerapan tersebut Perseroan telah didukung oleh ketersediaan sistem teknologi informasi yang memadai berikut Kebijakan Akuntansi dan Pedoman Akuntansi pendukung lainnya. Kebijakan Akuntansi dan Pedoman Akuntansi disusun sebagai acuan Perseroan dalam melaksanakan penerapan ketentuan tersebut. Perseroan juga senantiasa membekali Sumber Daya Manusia (SDM)nya dengan pengetahuan dan informasi terbaru terkait dengan perkembangan PSAK/IFRS terkini. Pada tahun pelaporan, “Perseroan” telah menerapkan Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Dewan Standar Akuntansi Keuangan termasuk didalamnya PSAK/ISAK yang berlaku efektif mulai 1 Januari 2012. Disamping itu, Perseroan telah melakukan revisi Kebijakan Akuntansi dan Pedoman Akuntansi sehingga sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang telah Konvergen dengan IFRS. Berikut daftar PSAK/ISAK yang berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari 2012 dan memiliki relevansi dengan Perseroan: 1. P SAK 16 (Revisi 2011) Aset Tetap 2. PSAK 18 (Revisi 2010) Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya 3. 4. 5. 6. 7.

SAK 46 (Revisi 2010) Akuntansi Pajak Penghasilan P PSAK 53 (Revisi 2010) Pembayaran Berbasis Saham PSAK 56 (Revisi 2010) Laba per Saham PSAK 110 (Revisi 2011) Akuntansi Sukuk ISAK 15 PSAK 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya 8. ISAK 20 Pajak penghasilan- perubahan dalam status pajak entitas atau para pemegang saham 9. ISAK 26 Penilaian Ulang Derivatif Melekat Implikasi penerapan Standar Akuntansi Keuangan tersebut diatas menimbulkan pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan baru terhadap pos-pos dalam laporan keuangan secara umum yang wajib diterapkan oleh Perseroan dalam menyusun laporan keuangan. Detail perubahan kebijakan akuntansi dan pengungkapan tersebut dapat dilihat secara lebih rinci dalam catatan 2.ak dari Laporan Keuangan Audited Konsolidasian. Kebijakan Akuntansi dan Informasi Keuangan Kejadian Luar Biasa Dipergunakan sebagai panduan BRI dalam aktifitas pencatatan terkait pengungkapan kejadian luar biasa dalam laporan keuangan audit, misalnya kerugian karena kebakaran properti bank, bencana yang menimpa nasabah dengan saldo pinjaman substansial dan lainlain. Pada tahun laporan keuangan, tidak ada kebijakan akuntansi dan informasi keuangan kejadian luar biasa.

203

Perubahan Peraturan Perundang-undangan dan Dampaknya terhadap Kinerja Bank Beberapa peraturan perundang-undangan yang dapat berdampak terhadap kegiatan usaha BRI antara lain: 1. Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : SK-164/MBU/2012 tentang Penetapan Sebagian Kewenangan Menteri Negara BUMN sebagai Wakil Pemerintah selaku RUPS Pada Perusahaan Perseroan (Persero) Menjadi Kewenangan Dewan Komisaris dan Direksi. Keputusan Menteri BUMN ini untuk memperjelas dan menghindari adanya perbedaaan penafsiran terhadap pendelegasian kewenangan dan/ atau pemberian kuasa yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor KEP236/MBU/2011 serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengurusan BUMN. 2. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/20/DPNP tanggal 27 Juni 2012 perihal Prinsip Kehati-hatian bagi Bank Umum yang Melakukan Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan kepada Pihak Lain, untuk pekerjaan Teller, Customer Service, Account Officer atau Analis Kredit, Funding Officer, Perencana dan Pengembang TI yang bersifat strategik, dikategorikan sebagai pekerjaan pokok, sehingga pekerjaan tersebut tidak boleh dialihdayakan atau tidak boleh dilakukan oleh pekerja alih daya (outsourcing). Dampaknya bagi BRI dengan adanya Surat Edaran tersebut adalah dilakukannya konversi pekerja alih daya (outsourcing) yang menangani pekerjaan pokok tersebut menjadi tenaga kontrak pada bulan Desember 2012 sehingga terjadi peningkatan pada biaya personalia pada rencana kerja di tahun 2013. 3. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/10/DPNP tentang Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit Kendaraan Bermotor

204

Tujuan dari dikeluarkannya peraturan ini adalah untuk mengendalikan pertumbuhan KPR dan KKB yang berlebihan sehingga meminimalisir risiko kredit bagi bank. Pokok-pokok ketentuan SE dimaksud adalah: a. Pengaturan Loan to Value (LTV) pada KPR dimana LTV paling tinggi sebesar 70% untuk KPR rumah di atas 70 m2. Peraturan ini dikecualikan terhadap KPR dalam rangka pelaksanaan program perumahan pemerintah. b. Pengaturan Down Payment (DP) pada KKB dengan rincian sebagai berikut: • DP paling kurang 25% untuk pembelian kendaraan bermotor roda dua • DP paling kurang 30% untuk pembelian kendaraan bermotor roda empat untuk keperluan non produktif • DP paling kurang 20% untuk pembelian kendaraan bermotor roda empat atau lebih untuk keperluan produktif 4. Peraturan Bank Indonesia No. 14/14/PBI/2012 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank (mengubah PBI No. 3/22/PBI/2001 tentang Transparansi dan Kondisi Keuangan Bank. Tujuan PBI ini adalah agar sejalan dengan implementasi Basel II sesuai perkembangan standar internasional dan standar akuntansi, memayungi beberapa kewajiban penyampaian Laporan, serta meningkatkan transparansi Bank secara umum. Berdasarkan PBI ini perlu dilakukan penyesuaian pada cakupan laporan tahunan antara lain: a. Pada informasi umum mengenai perkembangan usaha bank dan kelompok bank, strategi dan kebijakan manajemen, dan laporan manajemen yang dulu hanya mencakup Bank Konvensional sekarang ditambahkan Unit Usaha Syariah b. Menambahkan Laporan Pelaksanaan Fungsi Sosial dan Laporan Distribusi Bagi Hasi bagi Bank Umum Syariah (BUS) dan UUS c. Khusus untuk Bank Umum Konvensional (BUK) ditambahkan kewajiban penyajian informasi mengenai:

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

-

-

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Penyajian informasi secara kualitatif maupun kuantitatif terhadap potensi kerugian (risk exposures) atas beberapa jenis risiko tertentu sesuai Pilar 3 Basel 2 Informasi permodalan secara kualitatif dan kuantitatif (khusus BUK), yang terdiri dari kecukupan modal dan struktur permodalan.

5. Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/15/PBI/2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum. Tujuan dari PBI ini sebagai salah satu langkah antisipasi untuk menjaga dan melindungi kondisi perbankan serta agar Bank tetap mengelola eksposur risiko kredit pada tingkat yang memadai dengan menjaga kualitas aset dan tetap melakukan penghitungan penyisihan penghapusan aset. Pokok-pokok ketentuan mencakup: a. Pembentukan cadangan khusus bagi kelonggaran tarik kredit yang memiliki kualitas non lancar. b. Bank dengan status pengawasan khusus tidak lagi menjadi kriteria penilaian kualitas penempatan antar bank yang digolongkan macet. c. Penilaian kualitas kredit dan penyediaan dana lainnya untuk debitur UMKM posisi bulan Agustus sd Januari mengacu pada TKS posisi bulan Juni sedangkan untuk posisi bulan Februari sd Juli mengacu pada TKS posisi bulan Desember tahun sebelumnya. d. Deposito yang diakui sebagai agunan tunai hanya dapat disimpan pada Bank penyedia dana. e. Kriteria Prime Bank adalah AA- berdasarkan penilaian S&P,; Aa3 berdasarkan penilaian Moody’s; AA- berdasarkan penilaian Fitch f. Terkait restrukturisasi kredit: • Kualitas kredit yang direstrukturisasi hanya dapat meningkat paling tinggi 1 (satu) tingkat dari kualitas kredit sebelum restrukturisasi, setelah debitur mengangsur kewajiban pokok dan/atau bunga selama 3 periode berturut-turut.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

• Pengakuan pendapatan atas kredit yang direstrukturisasi diakui dan dicatat sesuai dengan ketentuan PSAK yang berlaku • Pelaporan atas Kredit yang direstrukturisasi dilakukan secara on line bersamaan dengan pelaporan LBBU g. Terkait Penyisihan Penghapusan Aset (PPA) terdapat beberapa perubahan yaitu: • Terdapat pencadangan sesuai konsep impairment dalam bentuk SKPN. • Atas aset produktif tetap menghitung PPA umum dan khusus, yang tidak dibebankan pada L/R namun hanya mempengaruhi perhitungan KPMM. Hasil perhitungan PPA produktif akan mempengaruhi perhitungan KPMM setelah dikurangkan dari CKPN yang dibentuk. • Atas aset non produktif tetap menghitung PPA khusus, yang tidak dibebankan pada L/R namun hanya mempengaruhi perhitungan KPMM. Pengaruh PPA Non Produkti pada perhitungan KPMM tidak melihat CKPN yang dibentuk, mengingat hal ini merupakan disinsentif karena bank memiliki aset non produktif. 6. Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/17/PBI/2012 tentang Kegiatan Usaha Bank berupa Penitipan dengan Pengelolaan (Trust). Tujuan dari PBI ini untuk memberikan kepastian hukum atas kegiatan Trust dan untuk mengakomodir kegiatan pengelolaan devisa. Pokok-pokok pengaturan dalam PBI ini adalah sebagai berikut: a. Trust adalah kegiatan usaha bank berupa penitipan dengan pengelolaan. b. Dalam kegiatan Trust ini, terdapata 3 pihak yang terlibat yaitu Settlor, Trustee dan Beneficiary. c. Kegiatan Trust yang diatur dalam PBI ini mencakup kegiatan antara lain sebagai: agen pembayar (paying agent), agen investasi (investment agent) ;dan/atau agen peminjaman (borrowing agent).

205

d. Bank yang dapat menjalankan usaha Trust adalah: • Berbadan hukum Indonesia • Merupakan bank devisa dengan modal inti paling sedikit sebesar Rp5 Triliun. • Rasio KPMM atau CAR sebesar 13% selama 18 bulan terakhir berturut-turut. • Memiliki tingkat kesehatan bank sebagai berikut: - Paling rendah Peringkat Komposit 2 pada periode penilaian dalam 12 (dua belas) bulan terakhir secara berturutturut. - Paling rendah Peringkat Komposit 3 pada periode penilaian dalam 6 (enam) bulan sebelum periode sebagaimana poin di atas. • Mencantumkan rencana kegiatan Trust dalam Rencana Bisnis Bank dan • Memiliki kapasitas untuk melakukan kegiatan Trust berdasarkan hasil penilaian Bank Indonesia. e. Selama melakukan kegiatan Trust, Bank wajib memenuhi persyaratan: 1) Modal inti paling sedikit sebesar Rp5 Triliun 2) Rasio KPMM atau CAR paling rendah sebesar 13% 3) Tingkat kesehatan Bank paling rendah Peringkat Komposit 2. f. Untuk Kantor Cabang Bank Asing (KCBA), selain harus memenuhi persyaratan di atas, juga harus memiliki Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA) minimum dengan perhitungan sesuai ketentuan yang berlaku dan paling sedikit sebesar Rp5 Triliun serta memenuhi persyaratan berbadan hukum Indonesia, 7. Paket regulasi Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dan Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA), yaitu: a. PBI nomor 14/18/PBI/2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum. b. PBI nomor 14/37/DPNP tentangan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum sesuai Profil Risiko dan Pemenuhan Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA).

206

Tujuan PBI ini adalah untuk menciptakan sistem perbankan yang sehat, mampu berkembang serta bersaing secara nasional maupun internasional, perhitungan kecukupan modal Bank disesuaikan dengan standar internasional yang berlaku. Selain itu, diperlukan alokasi sejumlah modal kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri untuk ditempatkan ke dala instrumen keuangan tertentu untuk mengantisipasi dinamika perekonomian dan sistem keuangan global. Pokok-pokok pengaturan dalam PBI tersebut meliputi antara lain: a. Bank wajib menyediakan modal minimum sesuai profil risiko sehingga tidak hanya mampu menyerap potensi kerugian dari risiko kredit, risiko pasar, dan operasional, melainkan juga risiko lainnya seperti risiko likuiditas dan risiko lain yang material. Penyediaan modal minimum sesui profil risiko ditetapkan paling rendah sebagai berikut: - 8% dari ATMR untuk Bank dengan profil risiko peringkat 1 - 9% sd kurang dari 10% dari ATMR untuk Bank dengan profil risiko peringkat 2 - 10% sd kurang dari 11% dari ATMR untuk Bank dengan profil risiko peringkat 3 - 11% sd 14% dari ATMR untuk Bank dengan profil risiko peringkat 4 atau peringkat 5. b. Bank Indonesia berwenang menetapkan modal minimum lebih besar dari modal minimum yang disebutkan di atas jika BI menilai bank menghadapi potensi kerugian yang membutuhkan modal lebih besar. c. Untuk menghitung modal minimum sesuai profil risiko, Bank wajin memiliki dan mendokumentasikan Internal Capital Adequacy Assessment Pocess (ICAAP). Perhitungan modal minimum sesuai profil risiko ini mulai dilakukan untuk posisi Maret 2013 dengan menggunakan peringkat profil risiko posisi Desember 2012. d. BI akan mengkaji ulang ICAAP dari bank dengan melakukan Supervisory Review and Evaluation Process (SREP) dan berdasarkan SREP, BI dapat meminta bank untuk memperbaiki ICAPP.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen



Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Dampaknya bagi BRI ialah perlunya menyediakan modal minimum berdasarkan pada profil risiko BRI.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

--

8. Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/27/PBI/2012 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank Umum. Perkembangan produk, aktivitas dan teknologi informasi bank yang semakin kompleks berpotensi meningkatkan peluang bagi pelaku kejahatan untuk menyalahgunakan fasilitas dan produk perbankan sebagai sarana pencucian uang dan pendanaan terorisme. Oleh karena itu, Ketentuan Bank Indonesia menyangkut hal tersebut perlu disesuaikan dalam rangka harmonisasi dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan standar internasional. Pokok-pokok pengaturan meliputi: a. Pengawasan aktif Direksi dan Dewan Komisaris paling kurang mencakup: -- memastikan bank memiliki kebijakan dan prosedur program Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT) -- Mengusulkan kebijakan tertulis program APU dan PPT kepada Dewan Komisaris -- Memastikan penerapan program APU dan PPT -- Membentuk unit kerja khusus yang melaksanakan APU dan PPT dan/atau menunjuk Pejabat yang bertanggungjawab terhadap Program APU dan PPT di Kantor Pusat -- Melakukan pengawasan atas kepatuhan satuan kerja dalam menerapkan program APU dan PPT -- Memastikan bahwa kantor cabang wajib memiliki unit kerja khusus -- Memastikan bahwa kantor cabang dengan kompleksitas usaha yang tinggi memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud pada butir sebelumnya dan terpisah dari satuan kerja yang melaksanakan kebijakan dan prosedur program APU dan PPT.

Analisis & Pembahasan Manajemen

b.

c.

d.

e.

f.

Memastikan bahwa kebijakan dan prosedur tertulis mengenai program APU dan PPT sejalan dengan perubahan dan pengembangan produk, jasa dan teknologi bank serta sesuai dengan perkembangan modus pencucian uang atau pendanaan terorisme; dan -- Memastikan bahwa seluruh pekerja, khususnya pekerja dari unit kerja terkait dan pekerja baru, telah mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan program APU dan PPT secara berkala. Sementara itu, pengawasan aktif Dewan Komisaris paling kurang mencakup: -- Persetujuan atas kebijakan penerapan program APU dan PPT; dan -- Pengawasan atas pelaksanaan tanggung jawab Direksi terhadap penerapan program APU dan PPT Bank wajib memiliki pedoman pelaksanaan program APU dan PPT yang memuat kebijakan dan prosedur tertulis. Bank wajib memiliki sistem pengendalian intern yang efektif yang termasuk di dalamnya uji kepatuhan (termasuk penggunaan sample testing) terhadap kebijakan dan prosedur yang terkait dengan program APU dan PPT. Bank wajib memiliki sistem informasi yang dapat mengidentifikasi, menganalisa, memantau dan menyediakan laporan secara efektif mengenai karakteristik transaksi yang dilakukan oleh Nasabah Bank. Selain itu, bank wajib memiliki dan memelihara profil nasabah secara terpadu (Single Customer Identification File). Untuk mencegah digunakannya Bank sebagai media atau tujuan pencucian uang atau pendanaan terorisme yang melibatkan pihak intern bank, bank wajib melakukan prosedur penyaringan dalam rangka penerimaan karyawan baru dan pengenalan serta pemantauan terhadap profil karyawan. Bank wajib meneruskan kebijakan dan prosedur program APU dan PPT ke seluruh jaringan kantor dan anak perusahaan di LN, dan memantau pelaksanaannya.

207

208

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

g. Bank wajib menyampaikan penyesuaian action plan pelaksanaan program APU dan PPT, melaporkan rencana kegiatan pengkinian data dan melaporkan realisasi pengkinian data yang disampaikan setip tahun kepada Bank Indonesia. h. Terdapat pengenaan sanksi administratif terhadap kewajiban penyampaian pedoman dan laporan yang disesuaikan dengan tingkat keterlambatan maupun sanksi administratif. BRI melakukan pencatatan transaksi berelasi sesuai dengan ketentuan dalam PSAK No.7 (revisi tahun 2010) mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi” agar dapat memberikan laporan keuangan yang wajar. Transaksi material yang terjadi selama tahun 2012 dengan pihak berelasi tersebut selengkapnya terdapat pada catatan 43 atas Laporan Keuangan Audited Konsolidasian. Informasi dan Fakta Material setelah Tanggal Laporan Akuntan Tidak ada informasi material setelah tanggal laporan akuntan.

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

BRI melakukan pencatatan transaksi berelasi sesuai dengan ketentuan dalam PSAK No.7 (revisi tahun 2010) mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi” agar dapat memberikan laporan keuangan yang wajar. Transaksi material yang terjadi selama tahun 2012 dengan pihak berelasi tersebut selengkapnya terdapat pada catatan 43 atas Laporan Keuangan Audited Konsolidasian. Informasi dan Fakta Material Mengenai Investasi, Ekspansi, Divestasi, Akuisisi atau Restrukturisasi Hutang/Modal Tidak ada informasi dan fakta material yang terjadi mengenai investasi, ekspansi, divestasi, akuisisi atau restrukturisasi hutang/modal. Kebijakan Dividen Kebijakan mengenai pembagian dividen ditetapkan setiap tahun melalui Rapat Umum Pemegang Saham. pada tahun 2012 BRI melakukan pembayaran dividen sebesar 20% dari laba bersih 2011 senilai Rp3,02 triliun atau Rp122,28 per lembar saham. Informasi lebih detil mengenai pembayaran dividen dapat dilihat pada bab informasi bagi investor.

Transaksi Benturan Kepentingan Tidak ada transaksi yang mengandung benturan kepentingan selama tahun pelaporan sebagaimana yang disebutkan dalam peraturan BAPEPAM-LK No. IX.E.1 “Benturan Kepentingan“. Transaksi Berelasi BRI melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi karena hubungan kepemilikan dan/atau kepengurusan. Semua transaksi dengan pihak-pihak berelasi telah dilakukan dengan kebijakan dan syarat yang telah disepakati bersama. Dengan demikian, BRI telah melakukan transaksi dengan pihak yang berelasi secara wajar.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

209

Entitas Anak Usaha PT Bank BRI Syariah Riwayat Usaha PT Bank BRISyariah (BRISyariah) hadir untuk menjawab semakin tingginya kebutuhan masyarakat Indonesia dalam hal layanan perbankan syariah. Hal ini berawal dengan didirikannya Unit Usaha Syariah (UUS) pada tanggal 14 April 2002 dengan 2 kantor cabang di Jakarta dan Serang. Selanjutnya, BRI mengakuisisi Bank Jasa Arta sesuai dengan akta akuisisi No. 61 tanggal 19 Desember 2007 yang ditandatangani di hadapan Imas Fathimah, S.H., Notaris di Jakarta, dimana BRI memiliki 99,99875% dari jumlah saham dan sisanya sebesar 0,00125% dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pejerja BRI. Pada tahun 2008, Bank Jasa Artha dikonversi menjadi PT Bank BRISyariah serta merubah kiegiatan usahanya dari usaha bank umum menjadi bank umum syariah. Hal ini didasarkan pada akta No. 45 tanggal 22 April 2008 yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi, Notaris di Jakarta serta Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 10/67/KEP.GBI/DpG/2008 tanggal 16 Oktober 2008. Dalam rangka meningkatkan kinerja sekaligus daya saing BRI khususnya dalam segmen usaha syariah, serta memperhatikan perlunya pengelolaan bisnis perbankan syariah secara lebih fokus, maka pada tanggal 19 Desember 2008 sesuai dengan akta No. 27 yang dibuat di hadapan Fathiah Helmi S.H., Notaris di Jakarta, manajemen BRI memutuskan untuk melakukan pemisahan (spin-off) atas UUS BRI dan menggabungkannya dengan PT Bank BRISyariah yang efektif sejak tanggal 1 Januari 2009.

Profil Bank BRISyariah BRISyariah mempunyai visi untuk menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam pelayanan finansial yang prima sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah dan berdasarkan prinsip-prinsip syariah.

Kinerja Usaha tahun 2012 Tahun 2012 BRISyariah kembali mencatat kinerja usaha yang menggembirakan. Aset bank tumbuh 25,8%, dari Rp11,20 triliun di tahun 2011 menjadi Rp14,09 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 17,79% dari

210

Rp9,35 triliun di tahun 2011 menjadi Rp11,01 triliun. Sedangkan di sisi pembiayaan, BRISyariah membukukan pertumbuhan diatas rata-rata industri perbankan syariah, yaitu sebesar 23,49% dari Rp9,11 triliun di tahun 2011 menjadi Rp11,25 triliun di akhir 2012. Dengan pendapatan operasional sebesar Rp1.51 triliun dan net income margin sebesar 7,15%, BRISyariah mencatat laba sebesar Rp101,89 miliar untuk tahun buku 2012, meningkat 773,76% dari perolehan laba tahun 2011 yang sebesar Rp11,66 miliar. Kinerja usaha yang sangat membanggakan tersebut dicapai terutama berkat terus dikembangkannya jalur distribusi, peluncuran produk-produk baru yang sesuai kebutuhan pasar dan juga dukungan sumber daya manusia BRISyariah yang handal, baik dari segi jumlah maupun kompetensi. Selain jaringan kantor yang bertambah menjadi 117 kantor pelayanan di akhir tahun 2012, BRISyariah juga mengembangkan jalur-jalur distribusi alternatif dengan membuka Kantor Layanan Syariah (KLS) di jaringan kantor Bank BRI serta membangun pojok BRIS di Kantor Urusan Agama (KUA) dan di pesantren-pesantren. BRISyariah juga mengoptimalkan dukungan jaringan e-Channel melalui 259 unit ATM. Selain itu, BRISyariah juga terus mengembangkan layanan e-banking dengan penambahan fitur-fitur yang semakin lengkap. Pencapaian kinerja BRISyariah tahun 2012 juga tidak terlepas dari dukungan SDM yang terus bertambah, sampai dengan akhir tahun 2012 mencapai 4.659 orang meningkat dibandingkan dengan akhir tahun 2011 yaitu 4.497 orang. Penambahan SDM di kantor pusat difokuskan untuk mendukung operasional maupun pembuatan berbagai kebijakan, prosedur operasional dan teknologi informasi; sementara di kantor cabang, pengembangan SDM lebih difokuskan pada pembentukan sales organization yang kuat. Kinerja cemerlang BRISyariah tersebut diakui oleh pihak independen, melalui penerimaan beberapa penghargaan selama tahun 2012, meliputi: Brand Equity Champion of Islamic Banking (iB) 2012 dari Markplus Management, Top Sharia Banking Brand dari Frontier Consulting Group, Museum Rekor Dunia Indonesia dari MURI, Indonesia Service Quality Award 2012 dalam acara Service Quality Golden Award 2012, Banking Efficiency Award 2012 dari

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

211

Bisnis Indonesia, Banking Service Excellence Awards 2012 - 1st Best ATM Sharia Bank dan 3rd Best Phone Handling Sharia Bank dari Infobank & MRI, Indonesia Original Brands 2012 untuk Sharia Banking dari Majalag SWA, Top 250 Indonesia Original Brand 2012 dari Majalah SWA dan Business Digest, Indonesia Brand Champion 2012 Silver Brand Champion of Most Popular Brand Outside Jakarta dari Markplus Inc.

Pengembangan Produk dan Jasa Faktor penting yang berperan dalam pencapaian target bisnis BRISyariah adalah pengembangan produk dan jasa. Di tahun 2012, BRISyariah meluncurkan beberapa produk jasa syariah selain juga memperkaya fitur produk dan jasa yang telah ada sebelumnya, seperti produk KLM (Kepemilikan Logam Mulia) BRISyariah iB, penambahan fitur pada produk-produk dan jasa e-Banking, produk Pembiayaan dengan akad IMBT (Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik), Tabungan Impian BRISyariah iB yakni Tabungan berjangka dengan prinsip bagi hasil yang dirancang untuk mewujudkan impian dengan terencana, serta layanan mobile banking.

Pengelolaan Risiko Dalam rangka mengantisipasi perkembangan usaha yang demikian pesat yang disebabkan tingginya animo masyarakat menyambut kehadiran layanan jasa perbankan berbasis prinsip syariah, BRISyariah menerapkan prinsip pengelolaan risiko secara prudent. Seluruh profil risiko inherent bank yang terdiri dari 8 jenis risiko meliputi: Risiko kredit, pasar, likuiditas, operasional, kepatuhan, strategik, reputasi dan hukum, senantiasa dianalisa untuk kemudian diikuti dengan penerapan langkah mitigasi. Secara komposit profil risiko inherent dari BRISyariah adalah low to moderate.

PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. Riwayat Usaha Menindaklanjuti keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa BRI Tahun 2010, maka pada tanggal 3 Maret 2011 dilakukan penandatanganan Akta Akuisisi antara BRI dengan Dana Pensiun Perkebunan atas 88,65% dari seluruh saham yang ditempatkan dan

212

disetor penuh dalam Bank Agro. Hal ini berdasarkan Akta Akuisisi No.14 yang dibuat di hadapan Notaris Fathiah Helmi, S.H. Selanjutnya, untuk memenuhi Peraturan BapepamLK No.IX.H.1, lampiran keputusanketua Bapepam-LK Nokep-259/BL/2008 tanggal 30 Juni 2008, maka BRI sebagai Pengendali Baru Bank Agro wajib mengalihkan kembali saham Bank Agro kepada masyarakat dengan jumlah paling sedikit sebesar persentase saham yang diperoleh pada saat pelaksanaan Penawaran Tender Wajib yaitu sebesar 3,15% dari total saham Bank Agro atau 113.326.500 lembar saham dan dimiliki paling sedikit oleh 300 (tiga ratus) pihak dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun. Sehubungan dengan hal tersebut BRI telah melakukan penjualan saham Bank Agro sebesar 256.875.502 lembar saham (7,10%) dari total saham Bank Agro) yang terdiri dari penjualan kepada Dapenbun sejumlah 256.375.502 lembar saham dan per 31 Maret 2012 jumlah pemegang saham Bank Agro adalah sejumlah 2.286 Pihak sehingga terhitung sejak 31 Maret 2012 seluruh proses Pengalihan Kembali Saham Bank Agro oleh BRI telah selesai dilaksanakan. Dengan demikian kepemilikan BRI terhadap Bank Agro sampai dengan tahun 2012 adalah sejumlah 2.886.690.021 lembar atau 79,785% dari total saham Bank Agro.

Profil BRI Agro PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. (BRI Agro) sebagai salah satu bank umum devisa nasional mempunyai visi untuk memfokuskan layanan perbankannya pada pembiayaan agrobisnis seperti perkebunan, perikanan, peternakan dan pengolahan. BRI Agro didirikan di Jakarta pada tanggal 27 September 1989 oleh para tokoh agrobisnis baik dari Pemerintah, BUMN maupun Swasta Nasional. kehadiran BRI Agro mempelopori sejarah perbankan agrobisnis di Indonesia. BRI Agro menyediakan berbagai produk dan layanan perbankan dengan sasaran khusus dunia bisnis yang mengacu pada spesifikasi masing-masing segmen pasar seperti kredit kepada PT Perkebunan Nusantara (I-XIV) berikut kelompok usaha pendukungnya (rekanan dan kontraktor), maupun penyaluran dana untuk kesejahteraan para petani melalui KKPA dan KKP yang telah direkomendasi oleh PT Perkebunan Nusantara terkait.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

BRI Agro di tahun 2012 telah memiliki jaringan operasi sebanyak 9 (sembilan) kantor cabang dan 9 (sembilan) kantor cabang pembantu yang tersebar di wilayah Jabodetabek, Surabaya, Medan, Pekanbaru, Bandar Lampung, Jambi, Bandung, Semarang, Rantau Prapat, Makasar dan Balikpapan, dua kantor kas dan 32 jaringan ATM yang dikelola sendiri. Sampai dengan akhir tahun 2012, Perseroan memiliki total sumber daya manusia sebanyak 426 orang.

Kinerja BRI Agro tahun 2012 Total aset BRI Agro per tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp4.04 triliun atau tumbuh 16,24% dibandingkan tahun sebelumnya. Dana masyarakat yang terhimpun selama tahun 2012, mencapai nilai sebesar Rp3.05 triliun dan telah disalurkan dalam bentuk kredit sebesar Rp2.53 triliun. Rentabilitas BRI Agro pada tahun 2012 menunjukkan kinerja yang baik dengan laba bersih mencapai nilai sebesar Rp33,03 miliar.

Pengembangan Produk dan Jasa BRI Agro terus berupaya untuk melengkapi produk dan jasa perbankan guna meningkatkan basis nasabah baik simpanan maupun pinjaman. Salah satu pengembangan yang dilakukan di tahun 2012 adalah peluncuran program “Ayo Bergoyang”, suatu program akuisisi dan retensi dari Tabungan dan Deposito BRI AGRO Berhadiah dengan hadiah langsung tanpa diundi untuk setiap penempatan dana baru (fresh fund) sesuai nominal dan jangka waktu yang telah ditetapkan.

BRI Remittance Co.Ltd Profil BRI Remittance Co. Ltd. BRI Remittance Co. Ltd. (sebelumnya bernama BRIngin Remittance Co. Ltd.) didirikan pada tanggal 7 April tahun 2005 di Hong Kong dengan modal

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

disetor sebesar HKD 1,600,000.00. Pada tanggal 16 Desember 2011, BRI telah menandatangani Instrument of Transfer dan Bought and Sold Notes untuk mengakuisisi 100% saham BRIngin Remittance Company Ltd. (BRC) sejumlah 1.600.000 lembar saham dengan harga pembelian sebesar HKD1.911.270. Akuisisi ini telah disahkan oleh Inland Revenue Department (IRD) Hong Kong dengan stamp duty pada tanggal 28 Desember 2011 dan telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat No.13/32/DPB1/TPB1-3/Rahasia pada tanggal 1 Desember 2011, sehingga terhitung sejak tanggal tersebut BRI menjadi Pemegang Saham Pengendali BRC dengan kepemilikan saham 100%. Selanjutnya, berdasarkan Certificate of Change of Name No. 961091 tanggal 11 Oktober 2012 oleh Registrar of Companies Hong Kong Special Administrative Region, nama BRIngin Remittance Company Ltd. secara resmi berubah menjadi BRI Remittance Company Ltd. Bisnis utama yang dijalankan oleh BRC adalah Bisnis Remittance, yaitu layanan pengiriman uang dari pengirim (originator) ke penerima (beneficiary) yang berdomisili di negara yang berbeda. Untuk menunjang Bisnis Remittance di Hong Kong, saat ini BRI memiliki sistem BRIFAST yang telah di implementasikan di BRC dan diintegrasikan secara on line ke lebih dari 9000 unit kerja BRI. Dengan terintegrasinya BRC dengan unit kerja BRI akan mempercepat pelayanan pengiriman uang dari dan ke Hong Kong, hal ini akan menjadi keunggulan kompetitif bagi BRI. Pada tahun 2012, aset BRC tercatat sebesar Rp2,82 miliar atau meningkat 20,97% dari tahun 2011 yaitu Rp2,33 miliar Kinerja BRI Remittance Co. Ltd. selama tahun 2012 memberikan pendapatan dan laba bersih sebesar Rp1,595 miliar dan Rp297 juta.

213

Tata Kelola Perusahaan

214

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Bank BRI berkomitmen untuk menjadi Bank terbaik di Indonesia dengan implementasi praktik-praktik tata kelola perusahaan yang baik.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

215

Tata Kelola Perusahaan Tujuan Penerapan Tata Kelola Perusahaan BRI mempunyai komitmen untuk menjalankan sistem perbankan yang sehat di Indonesia dengan berlandaskan pada penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG). Melalui penerapan prinsip-prinsip GCG secara konsisten dan berkesinambungan diharapkan dapat memaksimalkan nilai Bank dan kepercayaan pasar. Hal ini dilakukan agar Bank memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional serta menjaga kelangsungan usaha dalam jangka panjang sehingga tujuan Perseroan dapat tercapai. Inilah yang kemudian mendasari BRI untuk memilih tema “Menjadi Bank terbaik di Indonesia dengan Praktik-Praktik Good Corporate Governance (GCG) yang Baik” sebagai tema tahunan 2012. Penerapan GCG bagi BRI bukan semata mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku namun juga upaya untuk terus melakukan inovasi dan penyempurnaan secara berkelanjutan dalam penerapan prinsip-prinsip GCG. Sejak tahun 2000, BRI semakin berkomitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan bisnis maupun operasional perbankan. Dan hal tersebut telah menjadi titik awal pengukuhan pengimplementasian tata kelola Perusahaan yang baik secara berkesinambungan di BRI hingga saat ini. Selama tahun 2012, BRI memperoleh beberapa penghargaan sebagai bentuk pengakuan dan apresiasi dari pihak eksternal/independen terhadap pencapaian BRI dalam menerapkan prinsip-prinsip GCG di setiap kegiatan usahanya. Penghargaan tersebut adalah:

Kategori Best Corporate Governance Right of Shareholders 2012 The 4th The Indonesian Institute for Corporate Directionship (IICD) Conference and Award Corporate Governance

Perusahaan ”Trusted Company” Corporate Governance Perception Index (CGPI ) The Indonesian Institute of Corporate Governance (IICG) Indonesia Trusted Companies Investors and Analysts’s Assessment Survey

Kategori The Best Bank 2012 in GCG (peringkat ke-3) Business Review

216

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Penilaian Penerapan Tata Kelola Perusahaan Penilaian penerapan tata kelola perusahaan (GCG assessment) bermanfaat untuk menilai kualitas penerapan GCG secara berkesinambungan. Selama tahun 2012 BRI melakukan self assessment menggunakan kriteria Bank Indonesia serta penilaian dilakukan oleh pihak eksternal.

Self Assessment GCG Dalam penerapan prinsip-prinsip GCG dibutuhkan suatu bentuk penilaian (assessment) untuk melihat sejauh mana perkembangan penerapan prinsip-prinsip GCG yang telah dilakukan dan pengaruhnya terhadap kegiatan bisnis dan operasional suatu perusahaan. Melalui penilaian tersebut dapat pula diketahui adanya peningkatan kualitas penerapan prinsip GCG secara berkesinambungan ke dalam proses bisnis internal. Untuk itu, dalam rangka memenuhi ketentuan Bank Indonesia melalui PBI No. 8/14/PBI/2006 yang mengharuskan bank untuk melakukan penilaian sendiri secara internal (internal self assement) terhadap penerapan GCG, maka BRI telah melaksanakan self assessment pelaksanaan GCG untuk periode tahun 2012. Hasil penilaian tesebut menunjukkan nilai komposit 1,31 dengan predikat “SANGAT BAIK”. Berikut adalah penjelasan mengenai self assessment penerapan GCG BRI periode 2012: Aspek yang dinilai

Bobot (A)

Peringkat (B)

Nilai (A x B)

2011 Semester Semester I/2012 II/2012

2011

Catatan Sem II/2012

Semester Semester I/2012 II/2012

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

10,0%

1

1

1

0,10

0,10

0,10 Jumlah, komposisi, tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan serta berjalan sangat efektif dan efisien dan tidak pernah melanggar peraturan

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

20,0%

1

1

1

0,20

0,20

0,20 Jumlah, komposisi, tugas dan tanggung jawab Direksi telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan serta berjalan sangat efektif dan efisien dan tidak pernah melanggar peraturan.

Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite

10,0%

1

1

1

0,10

0,10

0,10 Komposisi dan pelaksanaan tugas komite-komite telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan serta berjalan sangat efektif dan efisien

Penanggulangan Benturan Kepentingan

10,0%

2

1

1,51

0,20

0,10

0,15 BRI telah memiliki kebijakan internal mengenai penanganan benturan kepentingan yang lengkap dan efektif. Benturan kepentingan di BRI telah ditangani dengan tidak merugikan atau mengurangi keuntungan BRI.

Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank

5,0%

2

2

2

0,10

0,10

0,10 Penerapan Fungsi Kepatuhan BRI tergolong baik, namun pernah terdapat pelanggaran yang tidak material. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direktur Kepatuhan dan Divisi Kepatuhan berjalan efektif. Pedoman, sistem dan prosedur tersedia lengkap

Penerapan Fungsi Audit Intern

5,0%

1

1

1

0,05

0,05

0,05 Pelaksanaan fungsi audit intern berjalan sangat efektif, sesuai pedoman intern dan standar minimum SPFAIB.

Penerapan Fungsi Audit Ekstern

5,0%

1

1

1

0,05

0,05

0,05 Bank telah melakukan pemilihan KAP dengan memperhatikan semua ketentuan dan aturan yang berlaku. Akuntan Publik serta KAP terpilih telah melakukan tugasnya secara profesional dan independen dan menyampaikan laporannya sesuai perjanjian kerja yang ditetapkan

Penerapan Fungsi Manajemen Risiko dan Pengendalian Intern

7,5%

1

1

2

0,075

0,075

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

0,150 Identifikasi dan pengendalian seluruh risiko Bank efektif untuk memelihara kondisi internal Bank yang sehat. Prosedur dan penerapan pengendalian intern komprehensif dan sesuai dengan tujuan, ukuran dan kompleksitas usaha dan risiko yang dihadapi Bank

217

Aspek yang dinilai

Penyediaan Dana kepada Pihak terkait (related party) dan Debitur Besar (large exposures)

Bobot (A)

Peringkat (B)

Nilai (A x B)

2011 Semester Semester I/2012 II/2012

2011

Catatan Sem II/2012

Semester Semester I/2012 II/2012

7,5%

1

1

1

0,075

0,075

0,075 BRI telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur yang up to date dan sangat lengkap untuk penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar. Tidak ada pelanggaran maupun pelampauan BMPK. Pengambilan keputusan dalam penyediaan dana kepada pihak terkait dilakukan secara sangat independen. Konsentrasi penyediaan dana kepada debitur besar/debitur inti dibandingkan dengan total penyediaan dana memiliki tingkat persentase yang kecil. Posisi Desember 2012 adalah 16,15% (perbandingan penyediaan dana untuk Top 25 debitur (inti) dengan total pinjaman) dan 0,66% (perbandingan penyediaan dana untuk pihak terkait dengan total pinjaman). Total pinjaman kepada Top 25 debitur (inti) sebesar Rp54,65 miliar (OS), total pinjaman kepada pihak terkait sebesar Rp2,23 miliar (OS) dan total pinjaman posisi Desember 2012 adalah sebesar Rp338,45 miliar (OS).

15,0%

2

2

1,58

0,30

0,30

0,24 BRI telah menyampaikan informasi keuangan dan non keuangan yang memadai, sesuai dengan ketentuan yang berlaku kepada stakeholders dan mudah diakses. Laporan GCG telah disampaikan sesuai ketentuan. Sistem Informasi Manajemen terkait sistem pelaporan internal BRI mampu menyediakan informasi yang diperlukan untuk keperluan pengambilan keputusan oleh manajemen.

Rencana Strategis Bank

5,0%

1

1

2

0,05

0,05

0,10 Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Bisnis Bank disusun sesuai dengan visi, misi serta Rencana Korporasi.

Nilai Komposit

100%

1,300

1,200

Transaparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan Pelaksanaan GCG dan Laporan Internal

1,310 Predikat “SANGAT BAIK”

Penjelasan nilai hasil komposit Nilai Komposit

Predikat Komposit

Nilai Komposit < 1,5

Sangat Baik

1,5 = Nilai Komposit < 2,5

Baik

2,5 = Nilai Komposit < 3,5

Cukup Baik

3,5 = Nilai Komposit < 4,5

Kurang Baik

4,5 = Nilai Komposit < 5

Tidak Baik

Untuk periode semester I/2012, Bank Indonesia melakukan evaluasi terhadap hasil penilaian tingkat kesehatan/Risk Based Bank Rating (RBBR) BRI, untuk penilaian self assessment GCG terdapat perbedaan penilaian menurut Bank Indonesia sebagai berikut: 1. Faktor 6 : Penerapan fungsi audit intern Peringkat 2 2. Faktor 8 : Penerapan fungsi manajemen risiko dan pengendalian intern Peringkat 2 3. Faktor 9 : Penyediaan dana kepada pihak terkait dan debitur besar Peringkat 2 4. Faktor 11: Rencana strategi Bank Peringkat 2

218

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Penilaian Penerapan GCG oleh Pihak Eksternal Program riset dan pemeringkatan penerapan GCG oleh CGPI 2011 dengan tema “Good Corporate Governance dalam Perspektif Risiko” yang dilaksanakan pada bulan Juli sd November 2012 melalui tahapan sebagai berikut: Tahapan

Penjelasan

Self Assessment

Kegiatan pengisian kuesioner terkait dengan implementasi GCG di Perusahaan yang dihubungkan dengan upaya manajemen dalam mengelola risiko yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan Perusahaan dan menyelenggarakan bisnis yang beretika dan berkelanjutan

Penilaian Dokumen

Pemenuhan persyaratan penilaian berupa penyerahan berbagai dokumen yang telah dimiliki Perusahaan terkait dengan implementasi GCG di Perusahaan yang dihubungkan dengan upaya manajemen dalam mengelola risiko yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan Perusahaan dan menyelenggarakan bisnis yang beretika dan berkelanjutan

Penilaian Makalah

Pemenuhan persyaratan penilaian yang menjelaskan serangkaian proses dan program impelmentasi GCG di Perusahaan yang dihubungkan dengan upaya manajemen dalam mengelola risiko yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan Perusahaan dan menyelenggarakan bisnis yang beretika dan berkelanjutan

Observasi

Tahap akhir penilaian sebagai salah satu bagian penting dari proses riset dan pemeringkatan CGPI berupa peninjauan langsung ke Perusahaan oleh tim penilai CGPI untuk memastikan proses pelaksanaan serangkaian program implementasi GCG di Perusahaan yang dihubungkan dengan upaya manajemen dalam mengelola risiko yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan Perusahaan dan menyelenggarakan bisnis yang beretika dan berkelanjutan

Dengan Aspek Penilaian GCG dalam Perspektif Risiko adalah sebagai berikut: 1. Komitmen

5. Indenpendensi

8. Kepemimpinan

11. Strategi dan Kebijakan

2. Transparansi

6. Fairness

9. Kemampuan Bekerjasama

12. Etika Bisnis

3. Akuntabilitas

7. Kompetensi

10. Visi, Misi dan Tata Nilai

13. Budaya Risiko

4. Responsibilitas

BRI mendapatkan hasil penilaian CGPI 2011 dengan katagori Perusahaan ”Terpercaya”.

Road Map Penerapan Gcg Tahapan Implementasi GCG BRI mengimplementasikan GCG melalui 4 (empat) tahapan, yaitu

Perumusan

Implementasi

Tahapan-1 1. Pengukuhan Komitmen Manajemen 2. Kelengkapan Soft- structure GCG BRI 3. Kelengkapan Infrastructure GCG BRI 4. Kelengkapan GCG Mechanism BRI

Tahapan-2 GCG Awareness (Internalisasi dan Eksternalisasi) 1. Penegakan Budaya Perusahaan dan Kode Etik BRI 2. Peran aktif Top Management 3. Optimalisasi organ pendukung, antara lain: • fungsi manajemen risiko dan sistem pengendalian intern • fungsi kepatuhan • fungsi audit intern 4. Pengembangan GCG Tools

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Monitoring dan Evaluasi

GCG Excellent

Tahapan-3 1. Program Assessment GCG (self assessment & independent assessment) 2. Evaluasi Kinerja Perusahaan 3. Penyempurnaan GCG structure & mechanism 4. Penyempurnaan IT System 5. Evaluasi organ Perusahaan

Tahapan-4 1. GCG sebagai budaya 2. Most Trusted Company 3. Suistainability usaha 4. Perusahaan yang berintegritas, beretika & bertanggungjawab 5. Service Excellent 6. Memberi nilai tambah bagi Stakeholders

219

tan dalam Beberapa Keggiakatan K ualitas rangka Penin CG BR I Se lama Penerapan G Tahun 2012: Komitmen Anti Fraud Penandatangan Komitmen Anti Fraud seluruh pekerja di setiap unit kerja, termasuk unit kerja luar negeri.

Komitmen GCG BRI

Penandatanganan Komitmen Anti Fraud juga dilaksanakan oleh seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi bank BRI

Komitmen GCG BRI ditujukan kepada seluruh nasabah, debitur dan mitra kerja BRI yang dipublikasikan dalam website BRI & majalah Tempo edisi 14 Agustus 2012

Penguatan Budaya Kerja BRI Agenda rutin tahunan setiap unit kerja BRI dalam Focus Group Discussion (FGD) dan Forum Peningkatan Kinerja (FPK)

Beberapa sosialisasi di seluruh unit kerja selama tahun 2012

Annual Disclosure Pernyataan tahunan terkait Benturan Kepentingan setiap Pekerja BRI

Monitoring Program APU-PPT Kegiatan rutin tahunan monitoring implementasi program APU-PPT di unit kerja BRI (sampling)

• • • • • • • • •

Strategi Anti Fraud Budaya Kepatuhan Prinsip kehati-hatian Bank Benturan Kepentingan Ketenagakerjaan (kewajiban, larangan & hak Pekerja) Perpajakan PSAK 50-55 IT Security Awareness Dan Lain-lain

Corporate Governance Perception Index (CGPI) tema “Good Corporate Governance (GCG) dalam Perspektif Risiko” Pelaksanaan bulan Juli sampai dengan November 2012

Acara “Obrolan Pagi” BRI Fraud: Indikasi, Pencegahan dan Penanganan. Jakarta, 3 April 2012

220

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Seminar GCG “Membangun reputasi kompetitif BRI melalui implementasi GCG untuk menjadi World Class Bank Banking” Jakarta, 1 November 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Pedoman, Struktur, dan Kebijakan Tata Kelola Perusahaan Pedoman Tata Kelola Perusahaan Komitmen Perusahaan dalam menerapkan Good Corporate Governance (GCG) tertuang dalam visi BRI untuk menjadi Bank Komersial terkemuka yang mengutamakan kepuasan nasabah, yang diperjelas dengan misi Bank BRI untuk memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan melaksanakan praktek GCG demi manfaat optimal kepada stakeholders.

VISI Menjadi Bank komersial terkemuka yang mengutamakan nasabah

Rapat Koordinasi Self Assessment GCG BI Agenda rutin semesteran melakukan self assessment GCG sesuai ketentuan Bank Indonesia

Pendalaman materi untuk pekerja baru BRI • • • •

GCG dan Kode Etik BRI Program APU-PPT Manajemen Risiko Sistem Pengendalian Intern

• • • •

MISI 1

MISI 2

MISI 3

Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan kepada UMKM untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat

Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar luas dan didukung oleh SDM yang profesional dengan melaksanakan praktek Good Corporate Governance (GCG)

Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders)

Operasional Perkreditan Profil Bisnis Dan Lain-lain

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

221

Bank BRI berkeyakinan bahwa implementasi GCG harus berawal dari Top Management, dalam hal ini adalah Board of Directors (BOD) dan Board of Commissioner (BOC). Konsekuensi dari komitmen tersebut adalah diterapkannya prinsip-prinsip GCG di semua kegiatan usaha BRI, sebagaimana ditunjukkan dalam visi-misi, core value, strategi kebijakan dan sebagainya. Sejak tahun 2001 telah dirumuskan pedoman umum penerapan GCG di segala tingkatan organisasi BRI, melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) Dewan Komisaris dan Direksi dalam Kebijakan Good Corporate Governance (GCG) BRI (GCG Charter) dan telah dilakukan penyempurnaan sebanyak 3 (tiga) kali yang terakhir pada tahun 2010. Komitmen pelaksanaan GCG BRI tercermin dalam penetapan Tema Tahunan (Theme of the Year) BRI Tahun 2012 yaitu “Menjadi Bank Terbaik di Indonesia dengan Praktik-Praktik GCG yang Baik” sebagai bagian rencana kerja jangka panjang (corporate plan) yang berkesinambungan untuk mencapai visi Perusahaan. Melalui pemilihan tema tahunan tersebut diharapkan dapat menjiwai pelaksanaan rencana kerja dan proses pencapaian sasaran kerja.

Struktur Tata Kelola Perusahaan Dalam rangka mendukung tercapainya visi dan misi BRI, serta dalam rangka pengembangan bisnis, penyempurnaan terhadap struktur tata kelola perusahaan terus dilakukan. Struktur tata kelola dimaksud harus dapat menjamin adanya check and balance dan akuntabilitas yang jelas dan tegas dari masing-masing organ perusahaan. Pemenuhan jumlah dan komposisi Dewan Komisaris, dan pembentukan Komite-Komite telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pemisahan yang jelas antara organ perusahaan mencerminkan adanya check and balance serta sistem pengendalian internal yang baik.

Kebijakan Tata Kelola Perusahaan Bank BRI telah memiliki beberapa kebijakan umum terkait GCG beserta turunannya yang menjadi aturan pelaksana dalam mendukung pelaksanaan GCG di BRI, antara lain namun tidak terbatas pada kebijakan/ prosedur dibawah ini: 1. Kebijakan Umum Good Corporate Governance BRI; 2. Kebijakan Budaya Kerja BRI;

222

3. Kode Etik BRI (code of conduct); 4. Board Manualbeserta Panduan kerja Dewan Komisaris dan Direksi; 5. Panduan Kerja Komite Dewan Komisaris BRI dan Piagam Komite Audit BRI; 6. Panduan Sekretaris Perusahaan BRI; 7. Kebijakan Umum Penanganan Benturan Kepentingan BRI; 8. Kebijakan Pelaporan Pelanggaran (Whistleblowing System) BRI; 9. Kebijakan dan Prosedur Penyelesaian Pengaduan Nasabah; 10. Panduan Transparansi dan Pengungkapan BRI; 11. Ketentuan Pembukaan Rahasia Bank; 12. Strategi Anti Fraud BRI; 13. Peraturan Disiplin BRI; 14. Kebijakan Umum Organisasi BRI; 15. Kebijakan Umum Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan) BRI; 16. Kebijakan Umum Rencana Bisnis Bank (RBB) BRI; 17. Kebijakan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) BRI; 18. Kebijakan Umum Manajemen Risiko (KUMR) BRI beserta turunannya; 19. Kebijakan Manajemen Kelangsungan Usaha (Bussiness Continuity Management); 20. Kebijakan Produk dan/atau Aktivitas Baru (PAB) BRI; 21. Kebijakan dan Prosedur Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Teroris (APU-PPT) BRI; 22. Compliance Charter; 23. Penerapan Budaya Kepatuhan di Unit Kerja BRI; 24. Audit Charter; 25. Panduan Audit Intern (PAI) BRI; 26. Kebijakan dan Prosedur Audit Teknologi Sistem Informasi; 27. Sistem Manajemen Mutu Audit Intern; 28. Arsitektur Sumber Daya Manusia; 29. Kebijakan Umum Pengembangan dan Pelatihan BRI; 30. Beberapa kebijakan reward and punishment BRI; 31. Kebijakan Umum Teknologi Sistem Informasi (KUTSI) BRI; 32. Kebijakan Umum dan Prosedur Sekuriti Teknologi Sistem Informasi; 33. Kebijakan Umum Perkreditan beserta turunannya; 34. Kebijakan Umum Manajemen Aktiva Tetap dan Logistik (KEMAL) BRI; dan 35. Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa BRI.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Struktur Tata Kelola Perusahaan BRI

Transparency

Accountability

Responsibility

Independency

Fairness

Organ Utama RUPS

Check and Balance

Dewan Komisaris

Direksi

Organ Pendukung

Sekretaris Dewan Komisaris

Komite Audit

Komite Nominasi & Remunerasi

Komite Manajemen Risiko

Komite Kebijakan Perkreditan

Sekretaris PerusahaanHubungan Investor

Manajemen Risiko-Sistem Pengendalian Intern

Komite Kredit Kepatuhan-Hukum ALCO

Komite Pengawasan Manajemen Risiko

Internal Audit-Eksternal Audit Komite Kebijakan SDM

Komite IT

Pelanggan (customer)

Pekerja (employee)

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Komunitas (community)

223

Laporan Transparansi Kondisi Keuangan

Jenis Laporan Laporan Tahunan BRI tahun 2011

Laporan Keuangan Publikasi: Tahun 2011 (posisi 31 Desember 2011) Triwulan I tahun 2012 (posisi 31 Maret 2012) Triwulan II Tahun 2012 (posisi 30 Juni 2012) Triwulan III Tahun 2012 (posisi 30 September 2012) Tahun 2012 (posisi 31 Desember 2012) Laporan Pelaksanaan GCG Tahun 2011

Publikasi Media Publikasi Website, Bapepam-LK, Bursa Efek Indonesia Bank Indonesia, YLKI, Lembaga Pemeringkat (Fitch, Pefindo, ICRA) Asosiasi Perbankan (IBI, Asosiasi BPD), Lembaga Penelitian Ekonomi & Keuangan (Danareksa Research Institute, Institute for Development of Economics and Finance- IndEf) Majalah Ekonomi & Keuangan (Majalah Infobank, Majalah Investor) BI, Bapepam-LK, Bursa Efek Indonesia, Website BRI, Surat Kabar, Website Bursa Efek Indonesia Bank Indonesia, YLKI, Lembaga Pemeringkat (Fitch, Pefindo, ICRA) Asosiasi Perbankan (IBI, Asosiasi BPD), Lembaga Penelitian Ekonomi & Keuangan (Danareksa Research Institute, Institute for Development of Economics and Finance- IndEf) Majalah Ekonomi & Keuangan (Majalah Infobank, Majalah Investor)

Tanggal 13 Maret 2012

18 April 2012

28 Februari 2012 27 April 2012 29 Juli 2012 31 Oktober 2012 31 Januari 2013

18 April 2012

Informasi Penting Lainnya Share Option Kebijakan dalam pemberian share option BRI telah menetapkan kebijakan internal mengenai pemberian Share Option dengan mengacu kepada Peraturan Bapepam-LK Nomor: Kep-44/PM/1998 tanggal 14 Agustus 1998. Pemberian saham dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahap dalam waktu 3 tahun sebagai berikut: 1. MSOP Tahap I dilaksanakan pada saat Initial Public Offering (IPO) dengan harga Rp962,5 dan jangka waktu 5 tahun (10 November 2003 - 9 November 2008) 2. MSOP Tahap II dilaksanakan pada tahun ke-2 setelah IPO dengan harga Rp1.750 dan jangka waktu 5 tahun (10 November 2004 – 9 November 2009) 3. MSOP Tahap III dilaksanakan pada tahun ke-3 setelah IPO dengan harga sesuai aturan Bursa dan jangka waktu 5 tahun (10 November 2005 - 9 November 2010). Saham yang dimiliki oleh jajaran Direksi (selain Direktur Utama) diberikan pada saat yang bersangkutan sebagai pejabat eksekutif.

224

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Pengungkapan pelaksanaan share option BRI Nama

Program Penjatahan Saham (Employee Stock Allocation - ESA)

Program Pemberian Opsi Pembelian Saham (Management Stock Option Plan - MSOP) Jatah Saham yang Diberikan

Saham Bonus

Saham Diskon

Saham Jatah Tambahan

Saham MSOP 1

Saham MSOP 2

Jatah Saham yang Dieksekusi

Saham MSOP 3

Opsi Opsi Tahap 1 Tahap 2

Opsi Tahap 3

DEWAN KOMISARIS

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Bunasor Sanim

-

-

 

-

-

-

-

-

-

Mustafa Abubakar

-

-

 

-

-

-

-

-

-

Vincentius Sonny Loho

-

-

 

-

-

-

-

-

-

Heru Lelono

-

-

 

-

-

-

-

-

-

Hermanto Siregar

-

-

 

-

-

-

-

-

-

Adhyaksa Dault

-

-

 

-

-

-

-

-

-

Aviliani Ahmad Fuad PIHAK INDEPENDEN

-

-

-

-

-

-

-

NIHIL

DIREKSI

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sofyan Basir

-

-

 

-

-

3.115.500

-

-

3.115.500

Sarwono Sudarto

41.000

54.500

50.000

376.000

320.500

140.000 376.000 320.500

140.000

Sulaiman Arif Arianto

38.000

51.000

50.000

345.000

320.500

140.000 345.000 320.500

140.000

Lenny Sugihat

38.000

51.000

50.000

345.000

320.500

137.000 345.000 320.500

137.000

Asmawi Syam

41.000

54.500

125.000

376.000

320.500

140.000 376.000 320.500

140.000

Suprajarto

28.000

37.500

50.000

229.000

215.000

137.000 229.000 215.000

137.000

-

-

-

-

-

28.000

37.500

50.000

229.000

215.000

A. Toni Soetirto Djarot Kusumayakti Achmad Baiquni Randi Anto Gatot Mardiwasisto

-

-

-

-

137.000 229.000 215.000

137.000

-

-

-

-

-

28.000

37.500

50.000

229.000

215.000

-

-

134.000 229.000 215.000

-

-

134.000

-

-

-

-

-

-

-

-

-

4.177.000 4.244.500

6.780.000

25.367.000

27.124.500

13.305.000

 

 

 

Buyback Shares dan/atau Obligasi Selama tahun 2012, BRI tidak melakukan buy back share dan/atau buy back obligasi Komoditi Lembar Saham Obligasi

Jumlah yang Dibeli Kembali NIHIL NIHIL

Peningkatan Laba per Komoditi NIHIL NIHIL

Rasio Gaji Tertinggi dan Terendah Perbulan Rasio

2011

2012

Gaji Pekerja Tertinggi dan Terendah

21,00

24,06

Gaji Direksi Tertinggi dan Terendah

1,11

1,11

Honorarium Komisaris Tertinggi dan Terendah

1,11

1,11

Gaji Direksi Tertinggi dan Pekerja Tertinggi

2,97

2,56

Gaji Direksi Tertinggi dan Pekerja Terendah

62,46

61,62

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

225

Pemberian Dana Untuk Kegiatan Sosial dan Politik Selama Tahun 2012 Dalam menjalankan bisnisnya, BRI tidak hanya mementingkan keuntungan semata tetapi juga memperhatikan kepentingan masyarakat dan lingkungan di sekitar unit kerja BRI yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai bentuk tanggung jawab sosial, BRI telah menyisihkan sebagian keuntungan yang diperoleh untuk membangun masyarakat dan lingkungannya. (dalam Rp juta)

Jenis Kegiatan

Realisasi

Kegiatan Sosial Bina Lingkungan (BRI Peduli) Bidang: • Bencana Alam

852

• Sarana Ibadah

8.142

• Peningkatan Pendidikan

37.982

• Peningkatan Kesehatan

19.039

• Sarana Umum

11.861

• Pelestarian Alam

1.186

Sub Total

79.061

BUMN Peduli

173.948

Total

253.009

Kegiatan Politik

NIHIL

Penyediaan Dana pada Pihak terkait Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar (large exposure) Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia, Bank wajib menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko dalam memberikan Penyediaan Dana, khususnya Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait dan atau Penyediaan Dana besar (large exposures), dan atau Penyediaan Dana kepada pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap Bank. Bank BRI telah memiliki pedoman kebijakan dan prosedur tertulis tentang penyediaan Dana kepada Pihak Terkait dan atau Penyediaan Dana besar (large exposures), dan atau Penyediaan Dana kepada pihak lain yang memiliki kepentingan terhadap Bank. Bank BRI dalam memberikan penyediaan dana kepada Pihak Terkait dilakukan persetujuan kepada Dewan Komisaris Bank. Selain itu, untuk penyediaan dana dengan besaran minimal Rp1 (satu) triliun dan/atau berdasarkan pertimbangan Komite Kredit BRI atau Direksi, maka putusan penyediaan dana tersebut harus dikonsultasikan kepada Dewan Komisaris. Adapun besaran tersebut berlaku baik untuk debitur tunggal, Grup, inti plasma maupun debitur BUMN atau pemerintah.

Penyediaan Dana Kepada pihak terkait

Jumlah Debitur

Nominal/Total Baki Debet (dalam Rp juta)

12

2.225.548

25

54.647.000

Kepada debitur inti: a. Individu b. Group

226

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Kebulatan Tekad GCG Ter baik Eksternal • Ajakan kepada mitra kerja untuk menerapkan prinsip GCG terbaik • Memasang banner/iklan penerapan praktek GCG terbaik • Sosialisasi whistleblowing system kepada khalayak/nasabah/mitra.

Internal: • Internalisasi praktek GCG terbaik • Internalisasi whistleblowing system • Penguatan Pengawasan • Penerapan Integritas

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

227

Melalui RUP S, pemegang saham dapat mempergunakan haknya mengemukakan pendapat dan memberikan suaranya dalam pengambilan keputusan penting secara setara

memberikan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan Kantor Akuntan Publik. 4. Hal-hal lain yang perlu persetujuan RUPS untuk kepentingan Perseroan dengan tidak mengurangi ketentuan dalam Anggaran Dasar. BRI merupakan Badan Usaha Milik Negara, dengan demikian mengacu pada Pasal 23 UU No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, maka dalam waktu 5 (lima) bulan setelah tahun buku Persero ditutup, Direksi BRI wajib menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS untuk memperoleh pengesahan.

RUPS Lainnya

Rapat Umum Pemegang Saham Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan forum dari instansi tertinggi organ Perusahaan, yakni Pemegang Saham dan RUPS itu sendiri merupakan forum pengambilan keputusan penting yang berkaitan dengan serta didasarkan pada kepentingan usaha Perusahaan. RUPS merupakan instansi tertinggi yang mempunyai kewenangan eksklusif yang tidak diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi sesuai Anggaran Dasar dan peraturan perundangan yang berlaku. Melalui RUPS, para pemegang saham dapat mempergunakan haknya, mengemukakan pendapat dan memberikan suaranya dalam proses pengambilan keputusan penting secara setara. RUPS juga merupakan forum evaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi dengan melihat kinerja seluruh aspek operasional Perusahaan, mencakup kinerja ekonomi, sosial maupun lingkungan. Sesuai dengan UU Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar Perseroan, RUPS terdiri dari:

RUPS Tahunan RUPS Tahunan wajib diselenggarakan paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku berakhir dan dalam rapat tersebut Direksi menyampaikan hal-hal sebagai berikut: 1. Laporan Tahunan 2. Usulan penggunaan laba bersih Perseroan, jika Perseroan mempunyai laba positif. 3. Usulan penetapan akuntan publik untuk mengaudit tahun buku Perseroan yang sedang berjalan berdasarkan usulan dari Dewan Komisaris atau

228

RUPS lainnya dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk kepentingan Perseroan. Sesuai dengan Pasal 24 Anggaran Dasar Perseroan, Direksi menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS Lainnya dengan didahului oleh Pengumuman dan Pemanggilan Rapat. Tata Cara Penyelenggaraan RUPS Adapun tata-cara penyelenggaraannya adalah sebagai berikut: 1. Pemanggilan RUPS dilakukan dengan menggunakan surat tercatat/iklan surat kabar dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas hari) sebelum tanggal RUPS diadakan dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS. 2. Sebelum melakukan pemanggilan, 14 (empat belas) hari sebelumnya, Perseroan wajib melakukan pemberitahuan bahwa akan dilakukan Pemanggilan RUPS. 3. Terkait dengan status BRI sebagai salah satu perusahaan terbuka serta dalam rangka keseragaman informasi mengenai rencana atau pelaksanaan RUPS, maka sesuai ketentuan BapepamLK No. IX.I.1, Perseroan wajib menyampaikan terlebih dahulu agenda Rapat tersebut secara jelas dan rinci kepada Bapepam-LK selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum pemberitahuan. 4. Selanjutnya setelah pelaksanaan RUPS, Perseroan wajib menyampaikan hasil Rapat selambatlambatnya 2 (dua) hari kerja setelah rapat tersebut diselenggarakan kepada Bapepam-LK dan mengumumkannya kepada publik sekurangkurangnya dalam 2 (dua) surat kabar berbahasa Indonesia, salah satunya berperedaran nasional. 5. Setiap saham yang dikeluarkan mempunyai 1 (satu) hak suara kecuali Anggaran Dasar menentukan lain.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Selama tahun 2012, BRI melaksanakan 1 kali RUPS, yaitu RUPS Tahunan yang diselenggarakan pada tanggal 28 Maret 2012 bertempat di Gedung BRI I Lantai 21 dan dihadiri oleh Pemegang Saham yang mewakili 85,122% atau 20.998.988.515 lembar saham BRI yang telah ditempatkan dan disetor penuh. Dengan demikian ketentuan kuorum RUPS sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan telah terpenuhi dan penyelenggaraan RUPS adalah sah serta dapat mengambil keputusan yang mengikat. Adapun tahapan penyelenggaraan RUPS Tahunan BRI Tahun 2012: 1. Penyampaian pemberitahuan RUPS Tahunan BRI Tahun 2012 kepada Bapepam-LK melalui surat Perseroan No. R.46-DIR/SKP/02/2012 tanggal 20 Februari 2012. 2. Pemberitahuan dipublikasikan melalui 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia, yaitu Kompas dan Bisnis Indonesia pada tanggal 27 Februari 2012 3. Pemanggilan dipublikasikan melalui 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia, yaitu Kompas dan Bisnis Indonesia pada tanggal 13 Maret 2012. Adapun keputusan-keputusan penting yang diambil melalui RUPS tersebut adalah: 1. Menyetujui Laporan Tahunan 2011 dan mengesahkan Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris serta Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku 2011 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman, dan Surja sesuai Laporan No. RPC-1874/PSS/2012 tanggal 27 Februari 2012, serta memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang mereka lakukan dalam tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 sepanjang tindakan tersebut bukan merupakan tindakan pidana dan tercermin dalam Laporan Tahunan Perseroan 2011. 2. Mengesahkan Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Tahun Buku 2011 termasuk Laporan Keuangan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik Hertanto, Sidik & Rekan sesuai dengan Laporan No. 004/LAI/HSR.HT tanggal 9 Maret 2012 serta memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab (acquit et de charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan atas tindakan pengurusan dan pengawasan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Tahun Buku 2011 sepanjang tindakan tersebut bukan merupakan tindakan pidana dan tercermin dalam Laporan Tahunan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan tersebut.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Tahun 2012 BRI melakukan 1 kali RUP S, dengan keputusan diantaranya pembagian dividen sebesar 20% laba bersih 2011 dan pergantian/penambahan anggota Dewan Komisaris 3. a. Menyetujui penggunaan laba bersih Perseroan tahun buku 2011 sebagai berikut: • Sebesar 20% atau Rp3.016.587.862.754 ditetapkan sebagai dividen tahun buku 2011 dan akan dibayarkan pada tanggal 15 Mei 2012 kepada para Pemegang Saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal 1 Mei 2012. • Sebesar 1% atau Rp150.829.393.138 untuk Cadangan Tujuan guna mendukung investasi • Sebesar 4% atau Rp603.317.572.551 untuk Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan. • Sisanya sebesar 75% atau Rp11.312.204.485.329,10 akan menambah laba ditahan. b. Memberi wewenang kepada Pemegang Saham Seri A Dwiwarna untuk menetapkan besarnya persentase penggunaan laba bersih tahun buku 2011 masing-masing untuk Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan. c. Memberi wewenang dan kuasa kepada Direksi untuk menetapkan jadwal dan tata cara pembagian dividen tahun buku 2011 sesuai dengan ketentuan yang berlaku. d. Memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pemegang Saham Seri A Dwiwarna untuk menetapkan besarnya gaji anggota Direksi dan honorarium anggota Dewan Komisaris untuk tahun 2012, menetapkan besarnya tantiem yang diberikan kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris untuk tahun buku 2011 serta menetapkan benefit lainnya untuk anggota Direksi dan Dewan Komisaris.

229

e. Melimpahkan kewenangan dan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menunjuk Kantor Akuntan Publik yang akan melakukan audit Laporan Keuangan Perseroan tahun buku 2012 dan Kantor Akuntan Publik yang akan melakukan audit Laporan Keuangan Pelaksanaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan Perseroan tahun buku 2012 serta menetapkan honorarium serta persyaratan lainnya sesuai ketentuan yang berlaku. f. Menyetujui perubahan Pasal 24 Anggaran Dasar Perseroan dan memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan dengan hak substitusi untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan berkaitan dengan keputusan Agenda ini sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan menyatakan dalam Akta Notaris tersendiri. g. Dewan Komisaris • Memberhentikan dengan hormat Saudara Agus Suprijanto sebagai anggota Dewan Komisaris terhitung sejak ditutupnya Rapat ini dengan ucapan terima kasih atas sumbangan tenaga dan pikiran yang diberikan selama menjabat sebagai Komisaris PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. • Mengangkat Mustafa Abubakar : Wakil Komisaris Utama Vincentius Sonny Loho : Komisaris Ahmad Fuad : Komisaris Independen Pengangkatan Saudara Mustafa Abubakar, Saudara Vincentius Sonny Loho dan Saudara Ahmad Fuad, tersebut diatas berlaku efektif setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit & Proper Test) serta memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berakhirnya masa jabatan anggota Dewan Komisaris yang diangkat tersebut adalah sampai dengan ditutupnya RUPS Tahunan yang ke-5 (kelima) sejak pengangkatan mereka. h. Direksi a. Memberhentikan dengan hormat Saudara Asmawi Syam dan Saudara Suprajarto sebagai anggota Direksi terhitung sejak ditutupnya Rapat ini dengan ucapan terima kasih atas sumbangan tenaga dan pikiran yang diberikan selama menjabat sebagai Direktur PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

230

b. Mengangkat Asmawi Syam : Sebagai Direktur Suprajarto : Sebagai Direktur Pengangkatan anggota Direksi tersebut berlaku efektif sejak ditutupnya Rapat ini dengan masa jabatan adalah sampai dengan ditutupnya RUPS Tahunan yang ke-5 (kelima) sejak pengangkatan mereka. c. Dengan demikian susunan Dewan Komisaris dan Direksi terhitung sejak ditutupnya Rapat ini adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama/ Komisaris Independen :Bunasor Sanim Wakil Komisaris Utama*: Mustafa Abubakar Komisaris : Heru Lelono Komisaris : Hermanto Siregar Komisaris* : Vincentius Sonny Loho Komisaris Independen : Aviliani Komisaris Independen : Adhyaksa Dault Komisaris Independen* : Ahmad Fuad * efektif setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit & Proper Test) dan memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku

Direksi Direktur Utama : Sofyan Basir Direktur

: Sarwono Sudarto

Direktur

: Achmad Baiquni

Direktur

: Sulaiman Arif Arianto

Direktur

: Lenny Sugihat

Direktur

: A. Toni Soetirto

Direktur

: Asmawi Syam

Direktur

: Suprajarto

Direktur

: Djarot Kusumayakti

Direktur

: Randi Anto

Direktur

: Gatot Mardiwasisto

d. Memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan dengan hak substitusi untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan berkaitan dengan keputusan Agenda ini sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku, termasuk untuk menyatakan dalam Akta Notaris tersendiri dan mendaftarkan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Hubungan Komisaris dan Direksi TIdak terdapat Dewan Komisaris dan Direksi BRI yang merangkap jabatan sebagai Komisaris, Direksi maupun Pejabat Eksekutif pada Bank/lembaga lain, serta tidak saling memiliki hubungan keluarga dengan sesama anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris hingga derajat kedua. Dengan status tersebut, Direksi BRI senantiasa bertindak independen, sehingga tidak terdapat benturan kepentingan dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya secara mandiri dan kritis, baik dalam hubungan antar Direksi maupun hubungan dengan Dewan Komisaris. Direksi BRI dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang berasal dari pihak yang independen terhadap pemegang saham pengendali. Disamping itu, Direksi juga tidak melakukan rangkap jabatan sebagai Direktur Utama atau Direktur lainnya pada Badan Usaha milik Negara, Daerah dan Swasta ataupun jabatan lain yang terkait dengan pengelolaan BRI, termasuk jabatan struktural, dan jabatan fungsional lainnya pada instansi/lembaga pemerintah pusat dan pemerintah daerah, serta jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan anggaran dasar BRI dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hubungan Keuangan dengan Nama

Dewan Komisaris Ya

Tidak

Direksi Ya

Tidak

Hubungan Keluarga dengan

Pemegang Saham Pengendali Ya

Tidak

Dewan Komisaris Ya

Tidak

Direksi Ya

Tidak

Pemegang Saham Pengendali Ya

Tidak

Dewan Komisaris Bunasor Sanim













Mustafa Abubakar













Heru Lelono













Hermanto Siregar













Vincentius Sonny Loho













Adhyaksa Dault













Aviliani













Ahmad Fuad













Sofyan Basir













Sarwono Sudarto













Randi Anto













Sulaiman Arif Arianto













Achmad Baiquni













A. Toni Soetirto













Lenny Sugihat













Djarot Kusumayakti













Asmawi Syam













Suprajarto













Gatot Mardiwasisto













Direksi

Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi sebagai dua organ perusahaan yang menjalankan aktivitas operasional secara harian adalah berbeda. Tugas utama Dewan Komisaris pada intinya adalah sebagai pengawas dan pemberi saran, sementara itu tugas utama Direksi adalah melaksanakan keputusan RUPS, arahan dari Dewan Komisaris serta mengelola operasional perusahan. Namun demikian, keduanya harus senantiasa berkoordinasi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan dan kesinambungan usaha perusahaan dalam jangka panjang. Dengan demikian, hubungan kerja antara Dewan Komisaris dengan Direksi adalah hubungan checks and balances terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab masing-masing dalam pengelolaan perusahaan dengan didasarkan pada prinsip keterbukaan dan saling menghormati. Untuk menyatukan pandangan dan memutuskan suatu persoalan penting menyangkut kelangsungan usaha dan operasional perusahaan, Dewan Komisaris dan Direksi mengagendakan pertemuan berkala.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

231

Rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi tersebut diselenggarakan guna membahas berbagai agenda menyangkut rencana kerja, operasional, peluang usaha, serta isu-isu strategis yang membutuhkan persetujuan Dewan Komisaris. Rapat ini juga merupakan salah satu bentuk koordinasi dalam rangka membahas laporan-laporan periodik Direksi serta memberikan tanggapan, catatan dan nasihat yang dituangkan dalam risalah rapat.

Dewan Komisaris dan Direksi secara berkala mengagendakan rapat gabungan untuk menyatukan pandangan dan memutuskan suatu persoalan penting menyangkut kelangsungan usaha dan operasional perusahaan

Keputusan rapat dibuat berdasarkan azas musyawarah untuk mufakat atau diambil berdasarkan suara terbanyak serta mengikat untuk dilaksanakan tindak lanjutnya. Pada proses pengambilan suara, jika ada anggota Dewan Komisaris yang memiliki benturan kepentingan, yang bersangkutan tidak diperkenankan untuk ikut memberikan suara dan penjelasan mengenai hal tersebut dicatat pada risalah rapat. Seluruh tata cara, pedoman kerja dan hubungan antara Dewan Komisaris dan Direksi ditetapkan dalam Board Manual.

Frekuensi Rapat dan Kehadiran Rapat Selama tahun 2012, BRI telah menyelenggarakan 21 kali rapat gabungan Dewan Komisaris dengan Direksi, dengan tingkat kehadiran sebagai berikut. No.

Nama

Jabatan

Jumlah Radirkom

Kehadiran Radirkom

% Kehadiran Radirkom

a

b

c

d

e

f = e/d

1.

Bunasor Sanim

2.

Mustafa Abubakar

3.

Agus Suprijanto

4.

Komisaris Utama/Independen

21

18

86%

Wakil Komisaris Utama

6

5

83%

Komisaris

8

6

75%

Heru Lelono

Komisaris

21

17

81%

5.

Hermanto Siregar

Komisaris

21

17

81%

6.

Vincentius Sonny Loho ***

Komisaris

4

3

75%

7.

Aviliani

Komisaris Independen

21

18

86%

8.

Adhyaksa Dault

Komisaris Independen

21

17

81%

9.

Ahmad Fuad

Komisaris Independen

10

9

90%

*

**

****

* Terhitung sejak 27 Juli 2012 efektif sebagai Wakil Komisaris Utama setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test). ** Terhitung sejak 28 Maret 2012 tidak lagi menjabat sebagai Komisaris BRI. *** Terhitung sejak 5 September 2012 efektif sebagai Komisaris setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test). **** Terhitung sejak 1 Juni 2012 efektif sebagai Komisaris Independen setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test).

232

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Dewan Komisaris Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UUPT”) mewajibkan semua Perseroan yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia mempunyai Dewan Komisaris yang bertugas untuk melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, serta memberi nasihat kepada Direksi. Pengawasan dan pemberian nasihat dilakukan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan. Dewan Komisaris melakukan pengawasan dan rekomendasi terkait Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), termasuk manajemen risiko. Peranan Dewan Komisaris dalam manajemen risiko lebih dititikberatkan pada proses persetujuan (yang diajukan oleh Direksi dalam RKAP maupun yang diajukan secara terpisah di tengah tahun buku) dan melakukan evaluasi terhadap kebijakan manajemen risiko. Deskripsi tugas, wewenang dan kewajiban Komisaris BRI selengkapnya dapat dilihat pada uraian berikut.

Tugas, Wewenang, dan Kewajiban Dewan Komisaris Tugas, dan Tanggung Jawab 1. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pengurusan serta jalannya pengurusan yang dilakukan oleh Direksi Perseroan termasuk didalamnya terkait Perusahaan Anak, Dana Pensiun, dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan 2. Memberikan nasihat kepada Direksi mengenai pengurusan Perseroan termasuk pengawasan terhadap pelaksanaan rencana kerja Perseroan yang terdiri dari Rencana Jangka Panjang Perseroan (RJPP), Rencana Bisnis Bank (RBB), Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP) Rencana Kerja dan Anggaran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), dan rencana kerja lainnya yang disusun Direksi.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Agar dapat menjalankan tugas pengawasan terhadap pengelolaan operasional secara efektif, Dewan Komisaris memiliki berbagai kewenangan yang harus ditaati oleh Direksi Wewenang 1. Memeriksa buku-buku, surat-surat, serta dokumendokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga, serta memeriksa kekayaan Perseroan 2. Memasuki pekarangan, gedung, dan kantor yang dipergunakan oleh Perseroan 3. Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan Perseroan; 4. Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang telah dan akan dijalankan oleh Direksi; 5. Meminta Direksi dan/atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri rapat Dewan Komisaris; 6. Mengangkat dan memberhentikan seorang Sekretaris Dewan Komisaris, atas usul Pemegang Saham Seri A Dwiwarna; 7. Memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar; 8. Membentuk Komite Audit dan komite-komite lain, jika dianggap perlu dengan memperhatikan kemampuan Perseroan; 9. Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam jangka waktu tertentu atas beban Perseroan, jika dianggap perlu; 10. Melakukan tindakan pengurusan Perseroan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar;

233

11. Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan terhadap hal-hal yang dibeicarakan; 12. Melaksanakan kewenangan pengawasan lainnya sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan/atau keputusan RUPS. Kewajiban 1. Memberikan nasihat kepada Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perseroan; 2. Memberikan pendapat dan persetujuan terhadap rencana kerja Perseroan yang terdiri dari Rencana Jangka Panjang Perseroan (RJPP), Rencana Bisnis Bank (RBB), Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP), Rencana Kerja dan Anggaran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), dan Rencana kerja lainnya yang disiapkan Direksi; 3. Mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan, memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi kepengurusan Perseroan; 4. Melaporkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham apabila terjadi gejala menurunnya kinerja Perseroan; 5. Mengusulkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham penunjukan Akuntan Publik yang akan melakukan pemeriksaan atas buku-buku Perseroan; 6. Meneliti dan menelaah laporan berkala dan Laporan Tahunan yang disiapkan Direksi serta menandatangani Laporan Tahunan; 7. Memberikan penjelasan, pendapat, dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai Laporan Tahunan apabila diminta; 8. Membuat Risalah Rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya;

9. Melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada Perseroan tersebut dan Perseroan lain; 10. Memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada Rapat Umum Pemegang Saham; dan 11. Melaksanakan kewajiban lainnya dalam rangka tugas pengawasan dan pemberian nasihat, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar, dan/atau keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

Keanggotaan Dewan Komisaris Jumlah anggota Dewan Komisaris BRI per 31 Desember 2012 adalah 8 (delapan) orang. Jumlah dan komposisi Dewan Komisaris tersebut telah sesuai dengan ketentuan yaitu tidak melebihi jumlah Direksi BRI sebanyak 11 (sebelas) orang. Komisaris Independen BRI berjumlah 4 (tiga) orang atau 50% dari jumlah anggota Dewan Komisaris. Dengan demikian, jumlah dan komposisi Dewan Komisaris BRI telah memenuhi ketentuan yang berlaku. Seluruh anggota Dewan Komisaris memiliki integritas, kompetensi, dan reputasi keuangan yang memadai. Anggota Dewan Komisaris BRI tidak merangkap jabatan sebagai Komisaris, Direksi, atau Pejabat Eksekutif pada Bank lain, dengan pengecualian sebagaimana yang telah ditetapkan dalam ketentuan BI tentang pelaksanaan GCG bagi Bank Umum. Seluruh anggota Dewan Komisaris BRI berdomisili di Indonesia dan seluruhnya telah mendapat persetujuan BI atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test). Susunan Dewan Komisaris BRI sampai dengan 27 Maret 2012 adalah sebagai berikut:

BRI telah memenuhi ketentuan aturan independensi Komisaris sebagaimana ditetapkan dalam P B I No. 8/14/P B I/2006

Nama

Jabatan

Bunasor Sanim

Komisaris Utama/Komisaris Independen

Agus Suprijanto*

Komisaris

Heru Lelono

Komisaris

Hermanto Siregar

Komisaris

Adhyaksa Dault

Komisaris Independen

Aviliani

Komisaris Independen

* Terhitung sejak 28 Maret 2012 tidak lagi menjabat sebagai komisaris BRI

234

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Susunan Dewan Komisaris BRI per 28 Maret 2012 - 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Nama

Jabatan

Bunasor Sanim

Komisaris Utama/Komisaris Independen

Mustafa Abubakar*

Wakil Komisaris Utama/Komisaris

Vincentius Sonny Loho** Komisaris Heru Lelono

Komisaris

Hermanto Siregar

Komisaris

Adhyaksa Dault

Komisaris Independen

Aviliani

Komisaris Independen

Ahmad Fuad***

Komisaris Independen

* Terhitung sejak 27 Juli 2012 efektif sebagai Wakil Komisaris Utama setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test) ** terhitung sejak 5 September 2012 efektif sebagai Komisaris setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test). *** Terhitung sejak 1 Juni 2012 efektif sebagai Komisaris Independen setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test)

Independensi Komisaris PBI No. 8/4/PBI/2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum mengatur bahwa Bank harus memiliki Komisaris Independen dengan komposisi paling kurang 50% dari jumlah anggota Dewan Komisaris. Sehubungan dengan hal tersebut dan dalam rangka mendukung pelaksanaan GCG, maka pemegang saham melalui RUPS telah menetapkan Komisaris Independen untuk menjalankan tugas pengawasan terhadap Bank dan kelompok usaha Bank. Komisaris Independen adalah anggota Komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota Komisaris lainnya, Direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Keberadaan Komisaris Independen dimaksudkan untuk dapat mendorong terciptanya iklim dan lingkungan kerja yang lebih objektif dan menempatkan kewajaran (fairness) dan kesetaraan di

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

antara berbagai kepentingan termasuk kepentingan pemegang saham minoritas dan stakeholders lainnya. Komisaris Independen BRI senantiasa melepaskan diri dari benturan kepentingan (conflict of interest) serta bertindak independen, dalam arti tidak mempunyai benturan kepentingan yang dapat mengganggu kemampuannya untuk melaksanakan tugas secara mandiri dan kritis, baik dalam hubungan satu sama lain maupun hubungan terhadap Direksi. Anggota Komisaris Independen BRI ada yang menduduki jabatan penting pada instansi pemerintahan diluar BUMN/BUMD, namun demikian seluruh anggota Komisaris Independen telah memenuhi persyaratan utama, mencakup: 1. Tidak memiliki hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan anggota Direksi dan Pemegang Saham Pengendali BRI ataupun hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. 2. Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau Pejabat Eksekutif pada lebih dari 1 (satu) lembaga/perusahaan bukan keuangan, Badan Usaha Milik Negara, Badan usaha Milik Daerah, Badan Usaha Milik Swasta dan jabatan lain sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan perundang-undangan yang berlaku. 3. Telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test).

Dewan Komisaris BRI menyusun dan melaksanakan program kerja secara efektif dan efisien dengan menggunakan seluruh sumber dayanya, yakni anggota Dewan Komisaris dan Komite-komite Komisaris

235

4. Diusulkan oleh Pemegang Saham dan dipilih dalam RUPS. 5. Dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya: a. Tidak pernah dinyatakan pailit. b. Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris atau anggota Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Perseroan dinyatakan pailit. c. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan Negara dan/ atau BUMN dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan. Panduan Kerja Dewan Komisaris Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Dewan Komisaris selalu berpedoman pada Anggaran Dasar, Surat Keputusan Bersama antara Dewan Komisaris dan Direksi, dan Buku Panduan Kerja Dewan Komisaris. Buku Panduan Kerja Dewan Komisaris disusun sebagai acuan bagi Dewan Komisaris dalam menjalankan tugasnya dan sebagai dasar pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Dewan Komisaris. Buku Panduan tersebut menjabarkan tugas, wewenang, kewajiban, tanggung jawab, pembagian kerja, waktu kerja, etika kerja, rapat, struktur organisasi, dan pelaksanaan tugas berkaitan dengan RUPS. Program Kerja dan Pelaksanaan Program Kerja Program Kerja Dewan Komisaris disusun dengan memperhatikan tugas, wewenang, dan kewajiban Dewan Komisaris sebagaimana diatur dalam peraturan perundangan yang berlaku, yaitu melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun anak usaha perusahaan Perseroan. Dewan Komisaris dalam menjalankan program kerjanya dibantu oleh Komite Audit, Komite Pengawasan Manajemen Risiko, dan Komite Nominasi dan Remunerasi. Program kerja Dewan Komisaris pada pokoknya merupakan hasil konsolidasi dari program kerja ketiga Komite di bawah Dewan Komisaris tersebut.

236

Dewan Komisaris menggunakan program kerja ini sebagai pedoman dalam menjalankan tugas. Tugastugas tersebut diharapkan dapat dilakukan secara efektif dengan menggunakan sumber daya yang terdapat pada Dewan Komisaris, yaitu seluruh anggota Dewan Komisaris ditambah anggota ketiga komite yang berasal dari eksternal Komisaris serta Sekretariat Dewan Komisaris. Pelaksanaan program kerja selama tahun 2012 menghasilkan beberapa persetujuan, pendapat, tanggapan, dan rekomendasi Dewan Komisaris kepada Direksi sebagai berikut: 1. Persetujuan atas Revisi Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan BRI Tahun 2012. 2. Persetujuan atas Revisi Rencana Bisnis Bank 2012-2014. 3. Persetujuan pelaksanaan perjalanan dinas luar negeri Direksi BRI. 4. Persetujuan penghapusan bangunan Sendik BRI Jakarta. 5. Laporan Pengawasan Realisasi Rencana Bisnis Bank BRI Semester II Tahun 2011. 6. Laporan Pengawasan Realisasi Rencana Bisnis Bank BRI Semester I Tahun 2012. 7. Persetujuan atas Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan tahun 2013, Rencana Bisnis Bank tahun 2013-2015, dan Rencana Jangka Panjang BRI tahun 2013-2017. 8. Persetujuan Dewan Komisaris BRI atas pernyataan tertulis pendiri dalam rangka perubahan Peraturan Dana Pensiun BRI. 9. Persetujuan atas Surat Keputusan Direksi tentang Strategi Anti Fraud BRI 10. Persetujuan Dewan Komisaris BRI atas usulan penetapan Direksi dan Komisaris Anak Perusahaan BRI. 11. Persetujuan revisi keenam Kebijakan Umum Perkreditan BRI. 12. Persetujuan atas penyediaan dana kepada pihak terkait BRI. 13. Persetujuan Ijin Prinsip Penunjukan Kantor Akuntan Publik oleh Dewan Pengawas DPLK BRI.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

14. Persetujuan reorganisasi beberapa Divisi di Kantor Pusat BRI. 15. Persetujuan alokasi dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. 16. Persetujuan penetapan KAP Audit laporan keuangan tahunan PKBL untuk tahun 2012. 17. Penetapan remunerasi tahun 2012 bagi Direksi BRI dan Dewan Komisaris BRI. 18. Persetujuan pedoman umum penanganan benturan kepentingan (conflict of interest) BRI. 19. Tanggapan terhadap perencanaan audit tahunan untuk tahun 2012. 20. Tanggapan terhadap laporan hasil audit semester II tahun 2011. 21. Tanggapan terhadap laporan hasil pemeriksaan BRI posisi 30 September 2011. 22. Tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan BPK RI. 23. Review hasil temuan PKBL BRI tahun buku 2011. 24. Tanggapan terhadap laporan pokok-pokok hasil audit tahun 2011. 25. Tanggapan terhadap laporan hasil audit semester I tahun 2012. 26. Tanggapan terhadap laporan pokok-pokok hasil audit triwulan I tahun 2012. 27. Memorandum hasil audit umum atas laporan keuangan BRI per 31 Desember 2011. 28. Pendapat, tanggapan, dan rekomendasi terhadap konsultasi kredit yang diajukan oleh Direksi. 29. Rekomendasi dan saran berkaitan dengan hasil kunjungan on site Dewan Komisaris BRI ke beberapa Unit Kerja BRI. 30. Rekomendasi dan saran berkaitan dengan Tindak Lanjut Hasil Rapat Dewan Komisaris dengan Jajaran Direksi BRI dan Unit Kerja BRI. 31. Rekomendasi pelaksanaan kajian terkait kebutuhan penambahan modal BRI. 32. Rekomendasi peningkatan pencapaian fee based income BRI. 33. Rekomendasi Perpanjangan Perjanjian Kerja Anggota Komite di bawah Dewan Komisaris BRI.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

34. Rekomendasi peningkatan kualitas fisik Unit Kerja BRI. 35. Rekomendasi review misi BRI. 36. Rekomendasi optimalisasi kinerja Perusahaan Anak. 37. Rekomendasi percepatan pemenuhan formasi terbuka di Unit Kerja BRI. 38. Rekomendasi agar publikasi laporan keuangan mengacu pada PBI tentang Transparansi Laporan Keuangan Bank Umum. 39. Rekomendasi perbaikan kinerja keuangan secara riil. 40. Rekomendasi pengembangan produk mikro BRI. 41. Hasil pengawasan Laporan Keuangan DPLK BRI tahun buku 2011. 42. Penilaian self assessment pelaksanaan GCG BRI tahun 2011. 43. Penilaian self assessment pelaksanaan GCG BRI semester I tahun 2012. 44. Evaluasi terhadap Laporan Direktur Kepatuhan BRI 45. Evaluasi terhadap Laporan Profil Risiko BRI Rapat, Kehadiran Rapat dan Keputusan Rapat Sesuai ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan, Rapat diadakan paling sedikit setiap bulan sekali, dalam rapat tersebut dapat mengundang Direksi. Rapat adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri atau diwakili oleh lebih dari ½ (satu per dua) jumlah anggota Dewan Komisaris. Semua keputusan dalam rapat diambil dengan musyawarah untuk mufakat. Apabila melalui musyawarah tidak tercapai mufakat, maka keputusan rapat diambil dengan suara terbanyak. Segala keputusan Rapat bersifat mengikat bagi seluruh anggota Dewan Komisaris. Selama tahun pelaporan 2012, Dewan Komisaris melakukan rapat sebanyak 43 kali dengan rekapitulasi tingkat kehadiran masing-masing anggota Dewan Komisaris sebagai berikut:

237

Nama

Jabatan

Bunasor Sanim

Jumlah Rapat

Komisaris Utama/Independen

43

Kehadiran

% 38

88

Mustafa Abubakar*

Wakil Komisaris Utama

15

13

87

Agus Suprijanto**

Komisaris

15

12

80

Heru Lelono

Komisaris

43

35

81

Hermanto Siregar

Komisaris

43

35

81

Vincentius Sonny Loho***

Komisaris

12

10

83

Aviliani

Komisaris Independen

43

38

88

Adhyaksa Dault

Komisaris Independen

43

35

81

Ahmad Fuad****

Komisaris Independen

23

21

91

* Terhitung sejak 27 Juli 2012 efektif sebagai Wakil Komisaris Utama setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test). ** Terhitung sejak 28 Maret 2012 tidak lagi menjabat sebagai Komisaris BRI. *** Terhitung sejak 5 September 2012 efektif sebagai Komisaris setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test). **** Terhitung sejak 1 Juni 2012 efektif sebagai Komisaris Independen setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test).

Agenda rapat yang dibahas dalam Rapat Dewan Komisaris mencakup: Tanggal 3 Januari 2012

238

Materi Laporan hasil audit triwulan III tahun 2012

3 Januari 2012

Self Assessment GCG

10 Januari 2012

Kinerja 2011 dan RBB 2012 BRI Syariah

17 Januari 2012

Kinerja 2011 dan RBB 2012 Bank Agroniaga

17 Januari 2012

1. 2. 3. 4.

24 Januari 2012

Penyediaan dana kepada pihak terkait (PT Bank BRI Syariah)

2 Februari 2012

Kinerja Keuangan BRI Desember 2011 unaudited

7 Februari 2012

Persiapan RUPS 2012

14 Februari 2012

1. RKA PKBL 2012 2. Persiapan RUPS 2012

21 Februari 2012

Laporan pengawasan RBB Semester II tahun 2011

21 Februari 2012

Nominasi dan Remunerasi Pra RUPST 28 Maret 2012

24 Februari 2012

Audit atas Laporan Keuangan BRI per 31 Desember 2011

13 Maret 2012

Perubahan Organisasi Perseroan

16 Maret 2012

Audit atas Laporan Keuangan PKBL per 31 Desember 2011

27 Maret 2012

Pembahasan tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK RI

17 April 2012

Remunerasi benefit lainnya

Laporan Tahunan KNR 2011 RKA KNR 2012 Rencana kegiatan nominasi Direksi tahun 2012 Organ Dewan Komisaris

27 April 2012

Laporan Hasil Audit Triwulan IV Tahun 2011

1 Mei 2012

1. Kinerja keuangan Maret 2012 2. Peraturan Disiplin

15 Mei 2012

Kehadiran Dewan Komisaris dalam kegiatan SIPK

22 Mei 2012

Profil Risiko BRI Triwulan I Tahun 2012

5 Juni 2012

Rencana Kerja dan tindak lanjut bidang MSDM

12 Juni 2012

Perubahan Organisasi Perseroan

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Tanggal 18 Juni 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Materi Penyediaan dana kepada pihak terkait

19 Juni 2012

Revisi RBB 2012-2014 dan RKAP 2012

26 Juni 2012

1. Revisi RBB 2012-2014 dan RKAP 2012 2. Reorganisasi Divisi Bisnis Mikro 3. Self Assessment GCG semester I tahun 2012

3 Juli 2012

Perubahan Organisasi Perseroan

10 Juli 2012

Laporan hasil audit triwulan I tahun 2012

24 Juli 2012

Persiapan laporan publikasi Laporan Keuangan BRI per Juni 2012

31 Juli 2012

Rekap hasil Forum Strategis BRI 2010 dan 2011

7 Agustus 2012

Realisasi RBB 2012-2014 triwulan II tahun 2012

4 September 2012

Laporan Profil Risiko Triwulan II tahun 2012

11 September 2012

1. Pengisian kuesioner CGPI 2. Anggaran Dewan Komisaris BRI tahun 2013

25 September 2012

1. Pelaksanaan strategi Anti Fraud 2. Pelaksanaan program APU/PPT 3. Profil Risiko Kepatuhan

9 Oktober 2012

Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris tahun 2013

11 Oktober 2012

Laporan hasil audit triwulan II tahun 2012

16 Oktober 2012

Persiapan observasi CGPI

25 Oktober 2012

Persiapan Laporan Publikasi laporan keuangan BRI per September 2012

30 Oktober 2012

Persiapan Radirkom terkait bagaimana menyikapi posisi BRI dalam ketatnya industri Perbankan khususnya dalam Segmen Mikro

6 November 2012

Persiapan Radirkom RJP 2013-2017, RBB 2013-2015, dan RKAP 2013

20 November 2012

RJP 2013-2017, RBB 2013-2015, dan RKAP 2013

11 Desember 2012

Persiapan pelaksanaan General Audit laporan keuangan BRI tahun buku 2012

18 Desember 2012

Sharing knowledge tentang teknologi, pengadaan, dan pengoperasian satelit

27 Desember 2012

Laporan hasil audit tw III tahun 2012 dan rencana audit tahunan tahun 2013

Program Pelatihan Dewan Komisaris Program pelatihan Dewan Komisaris diperlukan agar Anggota Dewan Komisaris dapat senantiasa memperbaharui informasi terkait perkembangan industri perbankan terkini dan pengetahuan lainnya terkait dengan pelaksanaan tugas pengawasan Dewan Komisaris. Tanggal

Nama Pelatihan

Nama Dewan Komisaris

Lokasi

8 - 11 Juli 2012

International Conference “Revolutioning Internal Audit”

Bunasor Sanim, Aviliani, Hermanto Siregar

Boston

17 - 18 Mei 2012

Risk Management Certification Refreshment Program dengan tema “Survival in Crisis: Enhancing Bank Strategy and Performance Implanting BCM and Fraud Prevention Process”

Aviliani

Tokyo

19 - 22 Oktober 2012

Modern Corporate Governance

Ahmad Fuad

Paris

12 - 13 November 2012

BARA LSPP Risk Management Certification Refreshment Program

Bunasor Sanim, Mustafa Abubakar, Hermanto Siregar

Tokyo

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

239

Key Performance Indicators Dewan Komisaris

Direksi

Key Performance Indicators Dewan Komisaris tercermin dalam target-target yang terdapat pada Rencana Kerja dan Anggaran Dewan Komisaris. Key Performance Indicators yang ditetapkan sebagai acuan kinerja Dewan Komisaris tersebut adalah sebagai berikut:

Sesuai dengan anggaran dasar Perseroan, Direksi bertugas mengelola Perseroan, memelihara dan mengurus aset Perseroan serta mewakili Perseroan di dalam maupun di luar urusan pengadilan. Dalam pelaksanaan tugas, Direksi berkewajiban melaksanakan kepengurusan Perseroan untuk kepentingan perusahaan serta sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan berdasarkan itikad baik dengan penuh tanggung jawab serta mengindahkan Anggaran Dasar, Keputusan RUPS, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1. Aspek Pengawasan Pasif (off site supervision), yang mencakup ketepatan waktu hasil review Laporan Hasil Pemeriksaan Audit Intern, ketepatan waktu hasil review Laporan Keuangan, hasil penilaian Self Assessment GCG, ketepatan waktu Laporan Profil Risiko, serta ketepatan waktu Laporan Kepatuhan 2. Aspek Pengawasan Aktif (on site supervision), yang mencakup jumlah rapat, jumlah kunjungan kerja, serta jumlah dan ketepatan waktu kajian yang dilakukan oleh komite-komite di bawah Dewan Komisaris. 3. Aspek Kinerja Perseroan yang mencakup Rentabilitas (Laba Bersih dan ROA), Likuiditas (Dana Pihak Ketiga dan LDR) serta Perkreditan (Ekspansi Kredit dan NPL). Pelaksana Assessment Dewan Komisaris

Deskripsi tugas dan tanggung jawab Direksi BRI selengkapnya dapat dilihat pada uraian berikut.

Dewan Komisaris melakukan self assessment terhadap pencapaian Key Performance Indicators yang terdapat di dalam RKAP.

Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

Kepemilikan Saham Komisaris Sampai dengan tanggal 31 Desember 2012, kepemilikan saham oleh masing-masing anggota Dewan Komisaris BRI tidak mencapai 5% (lima per seratus) dari modal disetor BRI, bank lain, lembaga keuangan bukan bank dan perusahaan lainnya yang berkedudukan di dalam maupun luar negeri. Adapun daftar kepemilikan saham Dewan Komisaris adalah sebagai berikut: Nama

240

Kedudukan masing-masing anggota Direksi termasuk Direktur Utama setara, dengan tugas Direktur Utama adalah mengkoordinasikan kegiatan Direksi. Tindakan yang dilakukan oleh anggota Direksi di luar yang diputuskan oleh Rapat Direksi menjadi tanggung jawab pribadi yang bersangkutan sampai dengan tindakan dimaksud disetujui oleh rapat Direksi.

Jabatan

Kepemilikan Saham

Bunasor Sanim

Komisaris Utama/ Komisaris Independen

Nihil

Mustafa Abubakar

Wakil Komisaris Utama

Nihil

Heru Lelono

Komisaris

Nihil

Hermanto Siregar

Komisaris

Nihil

Vincentius Sonny Loho Komisaris

Nihil

Adhyaksa Dault

Nihil

Komisaris Independen

Aviliani

Komisaris Independen

Nihil

Ahmad Fuad

Komisaris Independen

Nihil

Umum 1. Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Bank untuk kepentingan Bank yang sesuai dengan maksud, tujuan dan kegiatan usaha Bank serta melakukan segala tindakan serta perbuatan baik terkait pengurusan dan pemilikan yang mengikat Bank dengan pihak lain dan/atau pihak lain dengan Bank, dengan tetap memperhatikan Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atau Keputusan RUPS; 2. Direksi bertanggung jawab mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya; mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab yang diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan dan yang ditetapkan oleh RUPS berdasarkan peraturan perundang-undangan.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Khusus 1. Penetapan tugas dan tanggung jawab yang berkaitan dengan Dewan Komisaris dan Pemegang Saham a. Memastikan pelaksanaan keputusan yang dibuat pada RUPS; b. Menyusun Rencana Jangka Panjang Perseroan (RJPP), Rencana Bisnis Bank (RBB), Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP) dan rencana kerja lainnya serta perubahannya untuk disampaikan guna mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris; c. Menyelenggarakan RUPS berdasarkan permintaan tertulis dari satu atau lebih pemegang saham yang mewakili sekurangkurangnya 1/10 (satu per sepuluh) dari jumlah saham yang dikeluarkan dengan hak suara yang sah; d. Membuat dan memelihara daftar pemegang saham dan daftar khusus yang berisi daftar kepemilikan saham yang dimiliki oleh anggota Dewan Komisaris dan Direksi termasuk keluarga mereka dalam Bank dan di perusahaan lain; e. Mengkonsultasikan pemberian kredit diatas jumlah tertentu kepada Dewan Komisaris dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku; f. Menyampaikan Laporan Tahunan setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir kepada RUPS untuk mendapatkan persetujuan. 2. Penetapan tugas dan tanggung jawab Direksi berkaitan dengan Akuntansi dan Laporan Tahunan a. Mengadakan dan memelihara pembukuan serta administrasi Bank sesuai dengan praktek yang umum berlaku bagi perusahaan; b. Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan prinsipprinsip pengendalian intern, terutama dalam hal pengurusan, pencatatan, penyimpanan dan pengawasan; c. Menyiapkan Laporan Tahunan termasuk laporan keuangan. 3. Penetapan tugas dan tanggung jawab Direksi berkaitan dengan manajemen risiko dan pengendalian

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

4. Memelihara proses manajemen risiko seperti berikut: a. Memastikan bahwa Bank memiliki proses yang tepat dan sistematis untuk mengidentifikasi, menilai dan mengendalikan risiko yang dihadapinya; b. Memastikan bahwa sistem dan proses yang tepat telah dijalankan untuk mengawasi dan melaporkan adanya risiko utama yang dihadapi Bank; c. Memonitor dan menilai adanya proses manajemen yang baik untuk menilai kecukupan sistem manajemen risiko dan pengendalian intern, pelaporan keuangan dan kepatuhan; d. Memastikan adanya suatu sistem pengendalian yang efektif untuk meyakinkan: • keandalan dan integritas informasi; • kepatuhan terhadap kebijakan, rencana, prosedur, peraturan dan undang-undang yang berlaku; • penjagaan atas harta kekayaan Bank; • penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien; • pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan untuk operasional. 5. Melakukan penilaian tahunan untuk membuat pernyataan publik tentang pengendalian intern di Bank sehingga dapat memberi keyakinan bahwa semua aspek pengendalian intern yang signifikan sudah dipertimbangkan untuk tahun pemeriksaan sampai tanggal persetujuan laporan tahunan. 6. Membuat struktur organisasi, tugas dan menetapkan tanggung jawab yang jelas termasuk pengangkatan manajemen; Uraian ringkas tugas masing-masing anggota Direksi adalah sebagai berikut: Direktur Utama Tanggung Jawab Utama: 1. Mengarahkan penyusunan strategi dan rencana kerja Perusahaan baik Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan), Rencana Jangka Menengah (Rencana Bisnis Bank/RBB), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta perubahannya sebagai pedoman dalam mencapai target kinerja Perusahaan 2. Mengarahkan pengembangan dan pencapaian target Perusahaan

241

3. Memberikan laporan pertanggungjawaban dan penjelasan atas pengurusan Perusahaan. 4. Mengarahkan pelaksanaan tindak lanjut audit baik internal maupun eksternal 5. Menjalankan fungsi pembinaan terhadap anggota Direksi untuk memperlancar pencapaian target kinerja perusahaan Sementara itu, ringkasan tugas masing-masing Anggota Direksi, sesuai bidang operasional BRI adalah sebagai berikut: Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil dan Menengah: Tanggung Jawab Utama: 1. Mengarahkan strategi dan rencana kerja Perusahaan baik Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan), Rencana Jangka Menengah (Rencana Bisnis Bank/ RBB), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta perubahannya sebagai pedoman dalam mencapai target kinerja Perusahaan 2. Mengarahkan pengembangan dan pencapaian target Perusahaan di Bidang UMKM 3. Memberikan laporan pertanggungjawaban dan penjelasan atas pengurusan Perusahaan 4. Mengarahkan pelaksanaan tindak lanjut audit baik internal maupun eksternal terkait Bidang UMKM 5. Menjalankan fungsi Direktur Pengganti untuk menjamin kelancaran pelaksanaan tugas Direksi. 6. Menjalankan fungsi koordinasi dan kerjasama antar anggota Direksi untuk memperlancar pencapaian target kinerja perusahaan. Direktur Pengendalian Risiko Kredit Tanggung Jawab Utama: 1. Mengarahkan strategi dan rencana kerja Perusahaan baik Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan), Rencana Jangka Menengah (Rencana Bisnis Bank/ RBB), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta perubahannya sebagai pedoman dalam mencapai target kinerja Perusahaan 2. Mengarahkan pengembangan dan pencapaian target Perusahaan di Bidang Pengendalian Risiko Kredit 3. Memberikan laporan pertanggungjawaban dan penjelasan atas pengurusan Perusahaan 4. Mengarahkan pelaksanaan tindak lanjut audit baik internal maupun eksternal terkait Bidang Pengendalian Risiko Kredit

242

5. Menjalankan fungsi Direktur Pengganti untuk menjamin kelancaran pelaksanaan tugas Direksi 6. Menjalankan fungsi koordinasi dan kerjasama antar anggota Direksi untuk memperlancar pencapaian target kinerja perusahaan Direktur Operasional Tanggung Jawab Utama: 1. Mengarahkan strategi dan rencana kerja Perusahaan baik Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan), Rencana Jangka Menengah (Rencana Bisnis Bank/RBB), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta perubahannya sebagai pedoman dalam mencapai target kinerja Perusahaan 2. Mengarahkan pengembangan dan pencapaian target Perusahaan di Bidang Operasional 3. Memberikan laporan pertanggungjawaban dan penjelasan atas pengurusan Perusahaan 4. Mengarahkan pelaksanaan tindak lanjut audit baik internal maupun eksternal terkait Bidang Operasional 5. Menjalankan fungsi Direktur Pengganti untuk menjamin kelancaran pelaksanaan tugas Direksi 6. Menjalankan fungsi koordinasi dan kerjasama antar anggota Direksi untuk memperlancar pencapaian target kinerja perusahaan Direktur MSDM Tanggung Jawab Utama: 1. Mengarahkan strategi dan rencana kerja Perusahaan baik Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan), Rencana Jangka Menengah (Rencana Bisnis Bank/RBB), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta perubahannya sebagai pedoman dalam mencapai target kinerja Perusahaan 2. Mengarahkan pengembangan dan pencapaian target Perusahaan di Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia 3. Memberikan laporan pertanggungjawaban dan penjelasan atas pengurusan Perusahaan 4. Mengarahkan pelaksanaan tindak lanjut audit baik internal maupun eksternal terkait Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia 5. Menjalankan fungsi Direktur Pengganti untuk menjamin kelancaran pelaksanaan tugas Direksi

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

6.

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Menjalankan fungsi koordinasi dan kerjasama antar anggota Direksi untuk memperlancar pencapaian target kinerja perusahaan.

Direktur Bisnis Konsumer Tanggung Jawab Utama: 1. Mengarahkan strategi dan rencana kerja Perusahaan baik Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan), Rencana Jangka Menengah (Rencana Bisnis Bank/ RBB), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta perubahannya sebagai pedoman dalam mencapai target kinerja Perusahaan 2. Mengarahkan pengembangan dan pencapaian target Perusahaan di Bidang Bisnis Konsumer 3. Memberikan laporan pertanggungjawaban dan penjelasan atas pengurusan Perusahaan. 4. Mengarahkan pelaksanaan tindak lanjut audit baik internal maupun eksternal terkait Bidang Bisnis Konsumer 5. Menjalankan fungsi Direktur Pengganti untuk menjamin kelancaran pelaksanaan tugas Direksi 6. Menjalankan fungsi koordinasi dan kerjasama antar anggota Direksi untuk memperlancar pencapaian target kinerja perusahaan Direktur Bisnis Komersial Tanggung Jawab Utama: 1. Mengarahkan strategi dan rencana kerja Perusahaan baik Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan), Rencana Jangka Menengah (Rencana Bisnis Bank/ RBB), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta perubahannya sebagai pedoman dalam mencapai target kinerja Perusahaan 2. Mengarahkan pengembangan dan pencapaian target Perusahaan di Bidang Bisnis Komersial 3. Memberikan laporan pertanggungjawaban dan penjelasan atas pengurusan Perusahaan 4. Mengarahkan pelaksanaan tindak lanjut audit baik internal maupun eksternal terkait Bidang Bisnis Komersial 5. Menjalankan fungsi Direktur Pengganti untuk menjamin kelancaran pelaksanaan tugas Direksi 6. Menjalankan fungsi koordinasi dan kerjasama antar anggota Direksi untuk memperlancar pencapaian target kinerja perusahaan

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Direktur Keuangan Tanggung Jawab Utama: 1. Mengarahkan strategi dan rencana kerja Perusahaan baik Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan), Rencana Jangka Menengah (Rencana Bisnis Bank/ RBB), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta perubahannya sebagai pedoman dalam mencapai target kinerja Perusahaan 2. Mengarahkan pengembangan dan pencapaian target Perusahaan di Bidang Keuangan 3. Memberikan laporan pertanggungjawaban dan penjelasan atas pengurusan Perusahaan 4. Mengarahkan pelaksanaan tindak lanjut audit baik internal maupun eksternal terkait Bidang Keuangan 5. Menjalankan fungsi Direktur Pengganti untuk menjamin kelancaran pelaksanaan tugas Direksi 6. Menjalankan fungsi koordinasi dan kerjasama antar anggota Direksi untuk memperlancar pencapaian target kinerja perusahaan Direktur Kepatuhan Tanggung Jawab Utama: 1. Mengarahkan strategi dan rencana kerja Perusahaan baik Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan), Rencana Jangka Menengah (Rencana Bisnis Bank/ RBB), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta perubahannya sebagai pedoman dalam mencapai target kinerja Perusahaan 2. Mengarahkan pengembangan dan pencapaian target Perusahaan di Bidang Kepatuhan 3. Memberikan laporan pertanggungjawaban dan penjelasan atas pengurusan Perusahaan 4. Mengarahkan pelaksanaan tindak lanjut audit baik internal maupun eksternal terkait Bidang Kepatuhan 5. Menjalankan fungsi Direktur Pengganti untuk menjamin kelancaran pelaksanaan tugas Direksi 6. Menjalankan fungsi koordinasi dan kerjasama antar anggota Direksi untuk memperlancar pencapaian target kinerja perusahaan Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN Tanggung Jawab Utama: 1. Mengarahkan strategi dan rencana kerja Perusahaan baik Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan), Rencana Jangka Menengah (Rencana Bisnis Bank/

243

2.

3. 4.

5. 6.

RBB), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta perubahannya sebagai pedoman dalam mencapai target kinerja Perusahaan Mengarahkan pengembangan dan pencapaian target Perusahaan di Bidang Bisnis Kelembagaan dan BUMN Memberikan laporan pertanggungjawaban dan penjelasan atas pengurusan Perusahaan Mengarahkan pelaksanaan tindak lanjut audit baik internal maupun eksternal terkait Bidang Bisnis Kelembagaan dan BUMN Menjalankan fungsi Direktur Pengganti untuk menjamin kelancaran pelaksanaan tugas Direksi Menjalankan fungsi koordinasi dan kerjasama antar anggota Direksi untuk memperlancar pencapaian target kinerja perusahaan

Direktur Jaringan dan Layanan Tanggung Jawab Utama: 1. Mengarahkan strategi dan rencana kerja Perusahaan baik Rencana Jangka Panjang (Corporate Plan), Rencana Jangka Menengah (Rencana Bisnis Bank/ RBB), Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) serta perubahannya sebagai pedoman dalam mencapai target kinerja Perusahaan 2. Mengarahkan pengembangan dan pencapaian target Perusahaan di Bidang Jaringan dan Layanan 3. Memberikan laporan pertanggungjawaban dan penjelasan atas pengurusan Perusahaan 4. Mengarahkan pelaksanaan tindak lanjut audit baik internal maupun eksternal terkait Bidang Jaringan dan Layanan 5. Menjalankan fungsi Direktur Pengganti untuk menjamin kelancaran pelaksanaan tugas Direksi 6. Menjalankan fungsi koordinasi dan kerjasama antar anggota Direksi untuk memperlancar pencapaian target kinerja perusahaan

Komposisi dan Independensi Direksi Anggota Direksi BRI berjumlah 11 (sebelas) orang yang secara mayoritas telah memiliki pengalaman di bidang operasional sebagai Pejabat Eksekutif bank lebih dari 5 (lima) tahun. Seluruh anggota Direksi BRI berdomisili di Indonesia dan seluruhnya telah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test).

244

Susunan Direksi BRI per 31 Desember 2012 Jabatan

Nama

Direktur Utama

Sofyan Basir

Direktur Operasional

Sarwono Sudarto

Direktur Keuangan

Achmad Baiquni

Direktur Bisnis Komersial

Sulaiman Arif Arianto

Direktur Pengendalian Risiko Kredit

Lenny Sugihat

Direktur Bisnis Konsumer

A. Toni Soetirto

Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN

Asmawi Syam

Direktur Jaringan dan Layanan

Suprajarto

Direktur Bisnis UMKM

Djarot Kusumayakti

Direktur Kepatuhan

Randi Anto

Direktur MSDM

Gatot Mardiwasisto

Independensi Direksi Direksi BRI tidak merangkap jabatan sebagai Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif pada Bank/lembaga lain, dan tidak saling memiliki hubungan keluarga dengan sesama anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris hingga derajat kedua. Dengan status yang bebas tersebut, Direksi BRI senantiasa bertindak independen, dalam arti tidak mempunyai benturan kepentingan yang dapat mengganggu kemampuannya untuk melaksanakan tugas secara mandiri dan kritis, baik dalam hubungan satu sama lain maupun hubungan terhadap Dewan Komisaris. Direksi juga tidak memangku jabatan rangkap sebagai Direktur Utama atau Direktur lainnya pada Badan Usaha Milik Negara, Daerah dan Swasta atau jabatan lain yang berhubungan dengan pengelolaan BRI, termasuk jabatan struktural, dan jabatan fungsional lainnya pada instansi/lembaga pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan anggaran dasar BRI dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya, anggota Direksi BRI: 1. Tidak pernah dinyatakan pailit. 2. Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris atau anggota Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

3. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan Negara dan/atau BUMN dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan. Direksi BRI dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang berasal dari pihak yang independen terhadap pemegang saham pengendali. Rapat dan Hasil Rapat Direksi Direksi secara berkala mengadakan pertemuan internal untuk membahas hal-hal yang memerlukan pertimbangan Direksi dan juga membahas rencana strategis lainnya. Tingkat Kehadiran Direktur dalam Rapat Direksi Direktur

Jumlah Rapat

Jumlah Kehadiran

Kehadiran (%)

Sofyan Basir

46

41

89,13

Sarwono Sudarto

46

42

91,30

Lenny Sugihat

46

44

95,65

Djarot Kusumayakti

46

41

89,13

Sulaiman A. Arianto

46

39

84,78

A.Toni Soetirto

46

40

86,96

Achmad Baiquni

46

41

89,13

Randi Anto

46

45

97,83

Suprajarto

46

40

86,96

Asmawi Syam

46

39

84,78

Gatot Mardiwasisto*

42

38

90,48

*Resmi menjabat sebagai Direktur pada tanggal 27 Januari 2012

Rekapitulasi Hasil Rapat Direksi Tanggal

Keterangan

3 Januari 2012

1. Kinerja Keuangan BRI Tahun 2011

10 Januari 2012

Pembahasan Mutasi dan Promosi Pejabat Esselon 1 dan 2

17 Januari 2012

1. Forum UMKM

2. lain-lain

2. Presentasi Wapinwil Selindo 3. Usulan Kerjasama BRI dengan KEMENPERA penyaluran dana KPR Sejahtera 24 Januari 2012

1. ALCO 2. Usulan Kerjasama BRI dengan KEMENPERA penyaluran dana KPR Sejahtera part 2

31 Januari 2012

Aksi Korporasi tahun 2012

7 Februari 2012

1. Rencana Aksi Korporasi 2. Penyelesaian Kasus Operasional 3. Persiapan RUPS tahun 2012 4. Pembidangan Direktur BRI

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

245

Rekapitulasi Hasil Rapat Direksi Tanggal

Keterangan

14 Februari 2012

1. Persiapan RUPS

20 Februari 2012

Forum UMKM BRI

21 Februari 2012

1. Usulan Pembukaan Sentra Layanan Prioritas

2. Pembahasan Kinerja BRI tahun 2011

2. Persiapan RUPS 3. Pengendalian NPL 29 Februari 2012

ALCO

6 Maret 2012

Manajemen SDM BRI

20 Maret 2012

1. Evaluasi Kinerja Kanwil Seluruh Indonesia terkait Pengembangan Bisnis UMKM

27 Maret 2012

1. ALCO

2. Pemasaran/mapping potensi Bisnis UMKM dan Trickle down Effect bisnis korporasi dan BUMN 2. Asuransi Jiwa untuk KPR 3. Rencana Aksi Korporasi 3 April 2012

Permasalahan MSDM

10 April 2012

1. Pembahasan SK BRI tentang Peraturan Disiplin

17 April 2012

1. Pembahasan Formasi untuk Pejabat Esselon 2 2. Mutasi Esselon 1 dan 2

24 April 2012

1. ALCO 2. Mutasi/Promosi Pejabat BRI Esselon 1 dan 2

1 Mei 2012

Radisi Evaluasi kinerja kanwil selindo terkait pengembangan bisnis UMKM, dll

8 Mei 2012

1. Penjualan salah satu aset BRI 2. Permasalahan MSDM 3. Penghapusbukuan Piutang Intern 4. Lain-lain

15 Mei 2012

1. Permasalahan MSDM 2. Perkembangan Bisnis BRI 3. Apresiasi kepada perusahaan BUMN

22 Mei 2012

Pembahasan OJK

29 Mei 2012

ALCO Revisi RKAP 2012

5 Juni 2012

Forum UMKM BRI

12 Juni 2012

1. Persiapan International Microfinance Committee 2. Rencana Pembukaan Unit Kerja di Luar Negeri 3.Perkembangan Bisnis Estimasi di Bulan Juni 4. Rencana Investasi di Bidang IT 5. Permasalahan MSDM

19 Juni 2012

1. Rencana Pembukaan Unit Kerja di Luar Negeri 2. Rencana Investasi di Bidang IT 3. Penjualan salah satu aset BRI

26 Juni 2012

ALCO 1. Laporan Pertemuan Tim TSI dan salah satu vendor terkait rencana investasi bidang IT 2. Penetapan rentang kendali berdarsarkan jarak tempuh 3. Perubahan Struktur Organisasi di Kantor Cabang 4. Recruitment RA Audit 5. Lain-lain

3 Juli 2012

1. Pembahasan Bisnis Mikro 2. Pembahasan SDM pada Bisnis Mikro

246

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Rekapitulasi Hasil Rapat Direksi Tanggal

Keterangan

10 Juli 2012

1. Laporan Kunjungan terkait Rencana Pembukaan Unit Kerja di Luar Negeri

17 Juli 2012

Forum UMKM

24 Juli 2012

1. ALCO 2. Persiapan Rapat Kabinet Terbatas di BRI

31 Juli 2012

1. Pembahasan Premi dan Klaim Asuransi 2. Permasalahan operasional 3. Progress Report Persiapan Rapat kabinet Terbatas di BRI

7 Agustus 2012

Penetapan 3 Kantor Cabang Terbaik dan 5 Terburuk

28 Agustus 2012

ALCO dan Radisi

4 September 2012

1. Penguatan Modal Anak Perusahaan 2. Jadwal SIPK 3. Kinerja BRI Agustus 2012 4. Rencana investasi bidang IT 5. Penilaian Kinerja Kantor Cabang tahun 2012 6. Putusan Kredit Debitur Bisnis Komersial

18 September 2012

ALCO

25 September 2012

ALCO

2 Oktober 2012

1. Penilaian Kinerja Kantor Cabang tahun 2012 2. Penilaian Kinerja Wakil Pemimpin Wilayah dan Pemimpin Cabang 3. Kinerja BRI September 2012 4. Promo Direktorat Bisnis Konsumer pada HUT 117 5. Permasalahan Sumber Daya Manusia

9 Oktober 2012

1. Rencana Kerja Anggaran tahun 2013 2. Permasalahan SDM berkaitan dengan Kinerja Kanwil dan Kanca 3. International Microfinance Conference 2012

16 Oktober 2012

Forum UMKM

30 Oktober 2012

1. ALCO

13 November 2012

Rencana Aksi Korporasi BRI

20 November 2012

Forum UMKM

27 November 2012

ALCO

4 Desember 2012

Kinerja BRI 2012

11 Desember 2012

SKPKB Hapus Buku Kredit

18 Desember 2012

1. ALCO

2. RKAP 2013

2. Forum UMKM 3. SKPKB Hapus Buku Kredit

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, Direksi bertugas mengelola Perseroan, memelihara dan mengurus aset Perseroan serta mewakili Perseroan di dalam maupun di luar urusan pengadilan. Dalam melaksanakan tugasnya, Direksi berkewajiban melaksanakan tugasnya mengurus Perseroan untuk kepentingan perusahaan sebagaimana maksud dan tujuan Perusahaan dengan itikad baik serta penuh tanggung jawab dengan mengindahkan Anggaran Dasar, Keputusan RUPS, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kedudukan masing-masing anggota Direksi termasuk Direktur Utama adalah setara. Tugas Direktur Utama adalah mengkoordinasikan kegiatan Direksi. Tindakan yang dilakukan oleh anggota Direksi di luar yang diputuskan oleh Rapat Direksi menjadi tanggung jawab pribadi yang bersangkutan sampai dengan tindakan dimaksud disetujui oleh rapat Direksi.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

247

Deskripsi tugas, tanggung jawab Direksi selengkapnya dapat dilihat pada uraian berikut:

BRI

Umum 1. Direksi bertugas menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Bank untuk kepentingan Bank dan sesuai dengan maksud, tujuan dan kegiatan usaha Bank serta melakukan segala tindakan dan perbuatan baik mengenai pengurusan maupun pemilikan serta mengikat Bank dengan pihak lain dan/atau pihak lain dengan Bank dengan memperhatikan Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/ atau Keputusan RUPS; 2. Direksi bertanggung jawab mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usahanya serta mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawab yang diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan dan yang ditetapkan oleh RUPS berdasarkan peraturan perundang-undangan. Khusus 1. Penetapan tugas dan tanggung jawab berkaitan dengan Dewan Komisaris dan Pemegang Saham a. Memastikan pelaksanaan keputusan yang dibuat pada RUPS; b. Menyusun Rencana Jangka Panjang Perseroan (RJPP), Rencana Bisnis Bank (RBB), Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP) dan rencana kerja lainnya serta perubahannya untuk disampaikan guna mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris; c. Menyelenggarakan RUPS berdasarkan permintaan tertulis dari satu atau lebih pemegang saham yang mewakili sekurangkurangnya 1/10 (satu per sepuluh) dari jumlah saham yang dikeluarkan dengan hak suara yang sah; d. Membuat dan memelihara daftar pemegang saham dan daftar khusus yang berisi daftar kepemilikan saham yang dimiliki oleh Komisaris dan Direksi termasuk keluarga mereka dalam Bank dan di perusahaan lain;

248

e. Mengkonsultasikan pemberian kredit diatas jumlah tertentu kepada Dewan Komisaris dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku; f. Menyampaikan Laporan Tahunan setelah ditelaah oleh Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 5 (lima) bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir kepada RUPS untuk mendapatkan persetujuan. 2. Penetapan tugas dan tanggung jawab Direksi berkaitan berkaitan dengan Akuntansi dan Laporan Tahunan a. Mengadakan dan memelihara pembukuan dan administrasi Bank sesuai dengan praktek yang umum berlaku bagi perusahaan; b. Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan prinsipprinsip pengendalian intern, terutama dalam hal pengurusan, pencatatan, penyimpanan dan pengawasan; c. Menyiapkan Laporan Tahunan termasuk laporan keuangan. 3. Penetapan tugas dan tanggung jawab Direksi berkaitan dengan manajemen risiko dan pengendalian Memelihara proses manajemen risiko seperti berikut: a. Memastikan bahwa Bank memiliki proses yang tepat dan sistematis untuk mengidentifikasi, menilai dan mengendalikan risiko yang dihadapinya; b. Memastikan bahwa sistem dan proses yang tepat telah dijalankan untuk mengawasi dan melaporkan adanya risiko utama yang dihadapi Bank; c. Memonitor dan menilai adanya proses manajemen yang baik untuk menilai kecukupan sistem manajemen risiko dan pengendalian intern, pelaporan keuangan dan kepatuhan; d. Memastikan adanya suatu sistem pengendalian yang efektif untuk meyakinkan: • keandalan dan integritas informasi; • kepatuhan terhadap kebijakan, rencana, prosedur, peraturan dan undang-undang yang berlaku; • penjagaan atas harta kekayaan Bank; • penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien; • pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan untuk operasional.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

4. Melakukan penilaian tahunan untuk membuat pernyataan publik tentang pengendalian intern di Bank sehingga dapat memberi keyakinan bahwa semua aspek pengendalian intern yang signifikan sudah dipertimbangkan untuk tahun pemeriksaan sampai tanggal persetujuan laporan tahunan. 5. Membuat struktur organisasi, tugas dan menetapkan tanggung jawab yang jelas termasuk pengangkatan manajemen;

Program Training Direksi Program Training bagi anggota Direksi merupakan salah satu program penting agar anggota Direksi dapat senantiasa memperbaharui informasi terkait perkembangan terkini dari aktivitas bisnis Perusahaan dan pengetahuan lainnya yang terkait dengan pelaksanaan tugas Direksi. BRI memperhatikan beberapa parameter dalam melaksanakan Program Training Direksi yang mencakup: 1. Program Training dilaksanakan dalam rangka meningkatkan fungsi dan efektivitas kerja Direksi; 2. Biaya Program Training dimasukkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Direksi; 3. Setiap Anggota Direksi yang mengikuti Program Training, termasuk dan tidak terbatas pada seminar, pelatihan, dan workshop diharapkan dapat berbagi informasi dan pengetahuan tersebut kepada Anggota Direksi lain yang tidak mengikuti Program tersebut; 4. Materi yang diterima dari Program Training harus terdokumentasi dengan rapi dalam suatu bagian tersendiri. Tanggung jawab dokumentasi terdapat pada Sekretaris Perusahaan dan harus tersedia jika suatu saat dibutuhkan. Berikut daftar rekapitulasi Training Direksi BRI tahun 2012: Tanggal

Nama Pelatihan

Nama Peserta

Kota

15 Mei 2012

Memahami Kedudukan BUMN Menurut UU Keuangan Negara dan UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Lenny Sugihat

Jakarta

9 Juli 2012

Seminar Risk Management Certification Refreshment Program

Sofyan Basir, Randi Anto, A. Toni Soetirto & Sulaiman Arif Arianto

Frankfurt, Jerman

3 Oktober 2012

Improving Compliance Competency

Randi Anto

Jakarta

18 Oktober 2012

40th EFMA Congress Multichannel Coordination and Integration

Suprajarto

Barcelona, Spanyol

29 Oktober 2012

International Seminar On Housing Finance Management 2012

Gatot Mardiwasisto

Denpasar

1 November 2012

Risk Management Certification Refreshment Program- Bara-LSPP Financial Crime Asia 2012

Lenny Sugihat

Denpasar

23 November 2012 Risk Management Certification Refreshment Program- Banking Industry Readiness on Asean Community’s Economy

Sarwono Sudarto, Lenny Sugihat

Jakarta

13 Desember 2012

Randi Anto

Jakarta

Arah dan Strategi Perbankan Nasional 2013-2015

Key Performance Indicator Direksi 1. 2. 3. 4. 5.

Tersedia Rencana Jangka Panjang Bank (Corporate Plan) Tersedia Rencana Jangka Menengah Bank (RBB/Rencana Bisnis Bank) Tersedia Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Kinerja Perusahaan dicapai sesuai penilaian tingkat kesehatan Bank yang berlaku mencakup profil risiko, Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas dan Permodalan. Tersedia laporan dan dokumen pengurusan Perusahaan

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

249

6. 7. 8. 9.

Tersedia penjelasan atas pelaksanaan pengurusan Perusahaan. Terlaksananya tindak lanjut perbaikan atas temuan audit. Terlaksananya tugas Direktur Pengganti. Tercapainya target kinerja Perusahaan.

Pelaksanaan Assessment Direksi Pengukuran keberhasilan kinerja Direksi merupakan hasilkerja kolegial dari seluruh Direksi yang tercermin dalam satu kesatuan pada realisasi rencana kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) secara tahunan. Pengukuran keberhasilan kinerja Direksi dilakukan terhadap Tingkat Kesehatan Bank yang mencakup aspek profil risiko, Good Corporate Governance (GCG), rentabilitas dan permodalan bank. Pihak yang melakukan penilaian terhadap kinerja Direksi adalah Dewan Komisaris, RUPS serta Bank Indonesia.

Kepemilikan Saham oleh Direksi Per 31 Desember 2012, kepemilikan saham oleh masing-masing anggota Direksi tidak mencapai 5% (lima perseratus) dari modal disetor BRI, Bank lain, Lembaga Keuangan Bukan Bank dan Perusahaan lainnya yang berkedudukan didalam maupun luar negeri. Adapun daftar kepemilikan saham anggota Direksi adalah sebagai berikut: Nama

Jabatan

Kepemilikan Saham

Sofyan Basir

Direktur Utama

Nihil

Sarwono Sudarto

Direktur

Kurang dari 5%

Randi Anto

Direktur

Kurang dari 5%

Sulaiman Arif Arianto

Direktur

Kurang dari 5%

Achmad Baiquni

Direktur

Nihil

Toni Soetirto

Direktur

Nihil

Lenny Sugihat

Direktur

Kurang dari 5%

Djarot Kusumayakti

Direktur

Nihil

Asmawi Syam

Direktur

Nihil

Suprajarto

Direktur

Nihil

Gatot Mardiwasisto

Direktur

Kurang dari 5%

Pernyataan mengenai kepemilikan saham tersebut telah dituangkan oleh masing-masing anggota Direksi dalam Surat Pernyataan.

Prosedur Penetapan dan Struktur Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Prosedur Penetapan Remunerasi Dewan Komisaris Penetapan Gaji, Honorarium, dan Tantiem anggota Dewan Komisaris dan Direksi diputuskan oleh RUPS. Dewan Komisaris mengajukan usulan penetapan Gaji, Honorarium, dan Tantiem anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada RUPS. Usulan didasarkan pada rekomendasi Komite Nominasi dan Remunerasi yang mempertimbangkan kinerja Perseroan, business size, dan hasil survei remunerasi industri Perbankan.

250

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Putusan RUPS 2012 memberikan wewenang dan kuasa kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan besaran Gaji dan Honorarium 2012 serta Tantiem 2011 bagi Direksi BRI dan Anggota Dewan Komisaris BRI, dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pemegang Saham Seri A Dwiwarna. Atas wewenang dan kuasa tersebut Dewan Komisaris telah menetapkan Gaji, Honorarium dan Tantiem dimaksud, yang telah mendapatkan persetujuan dari Pemegang Saham Seri A Dwiwarna tertanggal 25 April 2012. Adapun gambaran ringkas prosedur penetapan Remunerasi Komisaris BRI adalah sebagai berikut:

Rekomendasi dan Usulan Remunerasi Anggota Dewan

Komite Remunerasi dan Nominasi

Menyusun Rekomendasi dan Mengusulkan Remunerasi Anggota Dewan Komisaris

Membahas Usulan Komite Remunerasi dan Nominasi serta Mengusulkan kepada RUPS Remunerasi bagi Anggota Dewan Komisaris

Usulan Remunerasi Anggota Dewan Komisaris

Dewan Komisaris

RUPS

Remunerasi Anggota Dewan Komisaris

Struktur Remunerasi Dewan Komisaris Penetapan besaran remunerasi bagi Dewan Komisaris mengacu pada ketentuan sebagaimana termuat dalam Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-07/MBU/2010 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara. Sesuai Peraturan Menteri tersebut, besaran penghasilan Dewan Komisaris ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dengan komponen penghasilan Dewan Komisaris terdiri dari Honorarium, Tunjangan, Fasilitas dan Tantiem.

Prosedur Penetapan Remunerasi Direksi Prosedur Penetapan Remunerasi Direksi BRI secara garis besar dilakukan melalui tahapan berikut: 1. Komite Nominasi dan Remunerasi melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi yang berlaku bagi Direksi. 2. Komite Nominasi dan Remunerasi memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai kebijakan remunerasi bagi Direksi, selain itu (jika ada) memberikan rekomendasi tentang pemberian opsi kepada direksi antara lain opsi saham. 3. Dewan komisaris menyampaikan usulan rekomendasi remunerasi yang berbentuk honorarium dan tantiem untuk disetujui (RUPS) 4. Sedangkan untuk fasilitas terkai dengan remunerasi yaitu kendaraan jabatan dinas, asuransi kesehatan, pulsa telepon, keanggotaan (club membeship) dan tunjangan santunan purna jabatan bagi Anggota Dewan Komisaris diajukan Komite Nominasi dan Remunerasi untuk mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris dengan terlebih dahulu melakukan konsultasi dengan Pemegang Saham Seri A Dwiwarna.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

251

Penetapan remunerasi bagi Direksi mengacu pada ketentuan sebagaimana termuat dalam Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: PER-07/ MBU/2010 tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi, Dewan Komisaris, dan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Negara. Berdasarkan Peraturan Menteri tersebut, prinsip penetapan penghasilan Direksi ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Komponen penghasilan Direksi terdiri dari: 1. Proporsi gaji Direktur ditetapkan 90% dari Direktur Utama 2. Tunjangan Direksi a. Anggota Direksi diberikan tunjangan hari raya keagamaan paling banyak 2 (dua) kali gaji dengan tetap memperhatikan kemampuan Perusahaan. b. Anggota Direksi diberikan tunjangan cuti tahunan paling banyak 1 (satu) kali gaji Tunjangan cuti tahunan tetap diberikan walaupun hak cuti tidak diambil atau ijin cuti tidak diberikan karena kepentingan Perusahaan. c. Anggota Direksi diberikan tunjangan cuti besar paling banyak 2 (dua) kali gaji. Tunjangan cuti besar tetap diberikan walaupun hak cuti tidak diambil atau ijin cuti tidak diberikan karena kepentingan Perusahaan. d. Tunjangan cuti besar diberikan setelah anggota Direksi bekerja 3 (tiga) tahun berturut-turut dalam satu periode jabatan. e. Anggota Direksi diberikan tunjangan komunikasi sebesar biaya pemakaian (at cost). f. Anggota Direksi menerima Santunan Purna Jabatan pada setiap akhir masa jabatan. Santunan Purna Jabatan dimaksud diberikan dalam bentuk pengikut sertaan dalam program asuransi atau tabungan pensiun. Premi atau iuran tahunan yang ditanggung Perusahaan maksimum sebesar 25% dari gaji per tahun. g. Anggota Direksi diberikan kompensasi rumah jabatan per bulan sebesar 30% dari gaji bulanan. h. Anggota Direksi diberikan tunjangan biaya utilitas sebesar 30% dari nilai tunjangan perumahan.

252

3. Fasilitas Direksi a. Perusahaan menyediakan fasilitas berupa 1 (satu) kendaraan jabatan beserta biaya pemeliharaan dan operasional bagi masingmasing anggota Direksi, yang jenisnya dan besarannya ditetapkan dengan memperhatikan aspek kepantasan dan kemampuan keuangan Perusahaan. b. Perusahaan menyediakan fasilitas kesehatan kepada masing-masing anggota Direksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Perusahaan. c. Perusahaan memberikan fasilitas bantuan hukum kepada anggota Direksi dalam hal terjadi tindakan/perbuatan untuk dan atas nama jabatannya yang berkaitan dengan maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perusahaan. d. Perusahaan memberikan fasilitas Club Membership/Corporate Member kepada anggota Direksi paling banyak 2 (dua) keanggotaan dengan memperhatikan kemampuan Perusahaan. Fasilitas Club Membership yang diberikan hanya berupa uang pangkal (uang pendaftaran) dan iuran tahunan. 4. Tantiem/Insentif Kinerja Penetapan tantiem/insentif kinerja bagi Direksi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri tersebut antara lain: a. Pemberian tantiem kepada anggota Direksi diberikan dalam hal BUMN memperoleh keuntungan dalam tahun buku yang bersangkutan. b. Anggota Direksi dapat diberikan tantiem apabila pencapaian ukuran Kinerja Utama (KPI) lebih dari 70% dan tingkat kesehatan dengan nilai lebih dari 70. c. Pencapaian ukuran kinerja utama yang diperhitungkan dalam tantiem maksimal sebesar 150%. d. Komposisi besarnya tantiem ditetapkan sebagai berikut: • Direktur Utama 100% • Anggota Direksi 90% dari Direktur Utama e. BRI dapat memberikan tantiem dalam hal BRI mengalami peningkatan kinerja walaupun BRI masih mengalami kerugian dalam tahun buku yang bersangkutan, atau akumulasi kerugian dari tahun buku sebelumnya.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi Paket/Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas lain Bagi Dewan Komisaris dan Direksi Jenis Remunerasi & Fasilitas Lain

Jumlah Diterima dalam 1 tahun (2012) Dewan Komisaris Orang

REMUNERASI

 

Direksi

Jutaan (Rp)

Orang

Pihak Independen 2

Jutaan (Rp)

36.625  

Orang

Jutaan (Rp)

109.260

-

-

9

7.348

11

21.960

-

-

- Bonus

-

-

-

-

-

-

- Tunjangan Rutin 3

7

1.910

10

6.719

-

-

11

27.367

12

80.581

-

-

- Gaji

1

- Tantiem 4 FASILITAS DALAM BENTUK NATURA - Perumahan - Transportasi

5

- Santunan Jumlah Remunerasi per-orang dalam 1 Tahun

 

4.248  

16.841  

 

-

-

8

3.840

-

-

9

2.231

11

7.511

-

-

8

2.017

11

5.490

-

-

Jumlah Dewan Komisaris

Jumlah Direksi

Jumlah Pihak Independen

Di atas Rp2 miliar

7

34.766

11

126.101

-

-

Di atas Rp1 miliar sd Rp2 miliar

4

6.107

-

-

-

-

Di atas Rp500 juta sd Rp1 miliar

-

-

-

-

-

-

Rp500 juta ke bawah

-

-

-

-

-

-

1. Termasuk honorarium Anggota Dewan Komisaris yang berakhir masa jabatannya pada RUPST tanggal 28 April 2012 2. Pihak Independen adalah pihak di luar Bank yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan atau hubungan keluarga dengan Dewan Komisaris, Direksi dan atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. 3. Meliputi THR, Cuti, kesehatan dan handphone 4. Termasuk Direksi yang berakhir masa jabatannya dan yang diangkat pada saat RUPST tanggal 28 April 2011 dan RUPSLB 28 September 2011 serta Anggota Dewan Komisaris yang berakhir masa jabatannya pada RUPST 28 April 2011 dan mengundurkan diri pada RUPSLB 28 September 2011 5. Termasuk Anggota Dewan Komisaris yang berakhir masa jabatannya pada saat RUPST tanggal 28 Maret 2012

Komite Komite Dewan Komisaris Komite Audit Pembentukan Komite Audit BRI didasarkan pada Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. KEP-643/BL/2012 Tanggal 7 Desember 2012 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit; Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara PER-01/MBU/2011, tanggal 1 Agustus 2011 tentang penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance), Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/4/PBI/2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Corporate Governance bagi Bank Umum; Undang-Undang No. 19 tahun 2003 tanggal 19 Juni 2003 tentang BUMN; dan Piagam Komite Audit (Committee Audit Charter).

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

253

Adapun pembentukan Komite Audit bertujuan untuk membantu Dewan Komisaris dalam menjalankan tugas dan fungsi pengawasannya serta dalam memberikan nasehat kepada Direksi atas halhal yang terkait dengan informasi keuangan, sistem pengendalian intern, efektivitas pemeriksaan auditor eksternal dan internal, efektivitas pelaksanaan manajemen risiko serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku. Struktur dan Keanggotaan Komite Audit BRI terdiri dari seorang Ketua yang merupakan Komisaris Independen, satu orang anggota yang juga yang merupakan Komisaris Independen, satu orang anggota yang merupakan Komisaris, dan tiga orang anggota non Komisaris yang ahli di bidang keuangan, akuntansi, hukum, dan perbankan. Hal ini telah memenuhi ketentuan dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan No. Kep-29/PM/2004 dan ketentuan BI tersebut diatas. Susunan Keanggotaan 1 Januari 2012 – 28 Juni 2012 Nama

Jabatan

Profesi

Bunasor Sanim

Ketua

Komisaris Utama/ Independen

Adhyaksa Dault

Anggota

Komisaris Independen

Hermanto Siregar

Anggota

Komisaris

H.C. Royke Singgih

Anggota

Non Komisaris

Dedi Budiman Hakim

Anggota

Non Komisaris

Syahrir Nasution

Anggota

Non Komisaris

Susunan Keanggotaan 29 Juni 2012 – 31 Desember 2012 Nama Bunasor Sanim

Jabatan Ketua

Profesi Komisaris Utama/ Independen

Adhyaksa Dault

Anggota

Komisaris Independen

Ahmad Fuad*

Anggota

Komisaris Independen

Vincentius Sonny Loho**

Anggota

Komisaris

Hermanto Siregar

Anggota

Komisaris

H.C. Royke Singgih

Anggota

Non Komisaris

Dedi Budiman Hakim

Anggota

Non Komisaris

Syahrir Nasution

Anggota

Non Komisaris

*

Terhitung sejak 1 Juni 2012 efektif sebagai Komisaris Independen setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test).

**

Independensi Komite Audit Untuk menjaga dan meningkatkan independensi pelaksanaan tugas dan pemberian pendapat, rekomendasi maupun saran kepada Dewan Komisaris, seluruh anggota Komite Audit tidak memiliki afiliasi dengan Direktur, Komisaris lainnya maupun pemegang saham pengendali BRI. Anggota Komite Audit juga bukan merupakan pemegang saham, Komisaris, Direktur maupun karyawan dari perusahaan yang memiliki afiliasi maupun bisnis dengan BRI. Anggota Komite Audit tidak memiliki wewenang untuk merancang, memimpin maupun mengendalikan BRI sebelum menjabat dan bukan merupakan mantan pimpinan maupun pegawai Kantor Akuntan Publik yang memeriksa pembukuan BRI. Untuk menjamin kualitas pelaksanaan tugas dan pemberian saran, seluruh anggota Komite Audit BRI memiliki latar belakang keuangan dan/atau akuntansi. Dengan demikian seluruh persyaratan independensi anggota Komite Audit yang sesuai dengan peraturan dan kaidah praktek terbaik GCG, telah dipenuhi. Tugas dan Tanggung Jawab Berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Audit tanggal 03 Agustus 2011, Komite Audit adalah Komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris khususnya terkait dengan fungsi pengawasan guna meningkatkan kepercayaan publik terhadap pengelolaan Perseroan. Selama tahun 2012, Komite Audit telah melaksanakan fungsi, tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Audit (Committee Audit Charter). Dalam menyelenggarakan pertemuan dengan unit kerja, Komite Audit melalui Dewan Komisaris telah meminta beberapa subordinasi manajemen untuk menghadiri pertemuan dan memberikan informasi terutama berkaitan dengan pengendalian intern dan manajemen risiko Perseroan.

Terhitung sejak 5 September 2012 efektif sebagai Komisaris setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test).

254

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Rapat dan Kehadiran Rapat Anggota Komite Audit Rapat dilakukan dengan Audit Intern, Divisi Akuntansi dan Manajemen Keuangan, Divisi Bisnis Program dan Kemitraan, Kantor Akuntan Publik PSS - Ernst and Young. Selama tahun 2012, Komite Audit melakukan rapat sebanyak 11 kali dengan tingkat kehadiran masing-masing anggota Komite Audit sebagai berikut: Nama

Jumlah Rapat

Kehadiran

Kehadiran (%)

Bunasor Sanim

11

9

82

Adhyaksa Dault

11

8

73

Ahmad Fuad*

6

5

83

Vincentius Sonny Loho**

4

3

75

Hermanto Siregar

11

9

82

H.C. Royke Singgih

11

11

100

Dedi Budiman Hakim

11

10

91

Syahrir Nasution

11

10

91

*Terhitung sejak 1 Juni 2012 efektif sebagai Komisaris Independen setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test). **Terhitung sejak 5 September 2012 efektif sebagai Komisaris setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test).

Agenda Rapat Adapun Rapat dan kegiatan yang dilaksanakan Komite Audit selama tahun 2012 adalah sebagai berikut: Pihak/Unit Kerja KAP Ernst & Young

Audit Intern

Divisi Akuntansi Manajemen dan Keuangan

KAP Hertanto, Sidik & Rekan

Tanggal

Materi

24 Februari 2012

Audit atas laporan keuangan BRI per 31 Desember 2011

11 Desember 2012

Persiapan pelaksanaan General Audit laporan keuangan BRI tahun buku 2012

3 Januari 2012

Laporan hasil audit triwulan III tahun 2011

27 Maret 2012

Pembahasan tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK RI

27 April 2012

Laporan hasil audit Triwulan IV Tahun 2011

10 Juli 2012

Laporan hasil audit triwulan I tahun 2012

11 Oktober 2012

Laporan hasil audit triwulan II tahun 2012

27 Desember 2012

Laporan hasil audit triwulan III tahun 2012 dan rencana audit tahunan tahun 2013

24 Juli 2012

Persiapan laporan publikasi laporan keuangan BRI per Juni 2012

25 Oktober 2012

Persiapan publikasi laporan keuangan BRI per September 2012

16 Maret 2012

Audit atas laporan keuangan PKBL per 31 Desember 2011

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

255

Pelaksanaan Tugas dan Kegiatan Komite Audit Komite Audit telah melaksanakan program kerjanya selama tahun 2012 sebagai berikut: 1. Kegiatan Internal a. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit oleh Audit Intern BRI selama tahun 2012. b. Menyusun rencana dan program kerja Komite Audit 2012 yang merupakan penjabaran dari Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Audit. c. Bersama-sama dengan perangkat Komisaris lainnya, menyusun rencana dan program kerja Dewan Komisaris tahun 2012, d. Melakukan pertemuan reguler dengan Audit Intern (AIN) dalam rangka membahas sistem pengendalian intern, temuan-temuan audit terutama yang dinilai mengandung risiko yang dapat mempengaruhi kelangsungan usaha Perseroan. e. Melakukan pertemuan dengan Divisi Akuntansi Manajemen dan Keuangan (AMK) serta Divisi terkait untuk membahas perkembangan kinerja keuangan Perseroan dan informasi keuangan lainnya. f. Melakukan evaluasi dan memberikan laporan tertulis kepada Dewan Komisaris dari setiap pertemuan diatas dan penugasan yang diberikan kepada Komite Audit. g. Melakukan pertemuan dengan Kantor Akuntan Publik terkait dengan pelaksanaan audit tahunan Laporan Keuangan Perseroan. h. Melakukan pemantauan atas tindak lanjut hasil audit baik internal maupun eksternal, dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan. i. Melakukan review dan usulan dalam rangka pemberian persetujuan Dewan Komisaris terhadap Rencana Bisnis Bank (RBB) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP).

256

j. Melakukan review perkembangan kinerja bulanan Perseroan dan memberikan saran dan pendapat kepada Dewan Komisaris sebagai bahan Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi. k. Melaksanakan kunjungan langsung ke unit kerja BRI 2. Kegiatan Eksternal a. Melakukan diskusi dengan Auditor Eksternal, baik sebelum maupun setelah dilakukan pemeriksaan mengenai temuan-temuan atas laporan keuangan Perseroan. b. Melakukan diskusi dengan pihak yang berkaitan dengan peningkatan sistem pengendalian intern. Komite Nominasi dan Remunerasi (Knr) Pembentukan Komite Nominasi dan Remunerasi BRI didasarkan pada Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara PER-01/MBU/2011, tanggal 1 Agustus 2011 tentang penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance), Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 8/4/PBI/2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/ PBI/2006 tentang Pelaksanaan Corporate Governance bagi Bank Umum. Di BRI, Komite Nominasi dan Komite Remunerasi tidak dipisahkan. Struktur dan Keanggotaan Komite Nominasi dan Remunerasi BRI terdiri dari seorang Ketua (Komisaris Independen), satu orang anggota Komisaris Independen, satu orang anggota Komisaris, satu orang pejabat eksekutif yaitu Kepala Divisi Kebijakan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, dan dua orang anggota non Komisaris yang memiliki pengetahuan mengenai sistem remunerasi dan/atau nominasi serta succession plan bank. Hal ini telah sesuai dengan ketentuan dalam PBI tersebut diatas.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Susunan Keanggotaan 1 Januari 2012 – 28 Juni 2012 Nama

Jabatan

Profesi

Adhyaksa Dault

Ketua

Komisaris Independen

Aviliani

Anggota

Komisaris Independen

Heru Lelono

Anggota

Komisaris

Pejabat Eksekutif (Kepala Divisi Kebijakan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia)

Anggota

Non Komisaris/ex-officio

Kanyatama P. Mulyono

Anggota

Non Komisaris

Asep Ikhsan Iskandar

Anggota

Non Komisaris

Susunan Keanggotaan 29 Juni 2012 – 31 Desember 2012 Nama

Jabatan

Profesi

Adhyaksa Dault

Ketua

Komisaris Independen

Aviliani

Anggota

Komisaris Independen

Mustafa Abubakar*

Anggota

Wakil Komisaris Utama

Heru Lelono

Anggota

Komisaris

Hermanto Siregar

Anggota

Komisaris

Pejabat Eksekutif (Kepala Divisi Kebijakan dan Pengembangan Anggota Sumber Daya Manusia)

Non Komisaris/ex-officio

Kanyatama P. Mulyono

Anggota

Non Komisaris

Asep Ikhsan Iskandar

Anggota

Non Komisaris

*Terhitung sejak 27 Juli 2012 efektif sebagai Wakil Komisaris Utama setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test).

Independensi Komite Nominasi dan Remunerasi Untuk menjamin kualitas pelaksanaan tugas, beberapa anggota KNR memiliki latar belakang pendidikan ekonomi dan keuangan sementara anggota lainnya memiliki latar belakang pendidikan bidang sumber daya manusia. Sedangkan untuk menjamin independensi pelaksanaan tugas dan pemberian pandangan maupun saran dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris, seluruh anggota KNR tidak memiliki afiliasi dengan Direktur, Komisaris lainnya maupun pemegang saham pengendali BRI dan bukan merupakan pemegang saham, Komisaris, Direktur maupun karyawan dari perusahaan yang memiliki afiliasi maupun bisnis dengan BRI. Tugas dan Tanggung Jawab KNR Berdasarkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja KNR tanggal 3 Agustus 2011, Komite Nominasi dan Remunerasi adalah Komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris khususnya terkait dengan kebijakan nominasi dan kebijakan remunerasi.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

257

Fungsi Nominasi

Lain-lain

1. Menganalisis, menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris. 2. Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi kepada Dewan Komisaris. 3. Memantau pelaksanaan dan menganalisa kriteria dan prosedur seleksi bagi calon Pejabat satu tingkat di bawah Direksi. 4. Menyusun sistem penilaian kinerja Dewan Komisaris dan Direksi. 5. Memberikan rekomendasi tentang jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi. 6. Memberikan pendapat atau nasehat kepada Direksi atas keputusan Direksi untuk mutasi dan/ atau pengangkatan non pekerja Perseroan menjadi pejabat satu tingkat di bawah Direksi. 7. Menganalisa data pejabat satu tingkat di bawah Direksi yang disampaikan oleh Direksi secara triwulanan dan setiap waktu jika ada perubahan. 8. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai pihak independen yang akan menjadi anggota Komite Audit dan anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko.

1. Mengevaluasi dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris yang berkaitan dengan kebijakan ketenagakerjaan dan fungsi lainnya dalam manajemen SDM yang memiliki dampak finansial yang signifikan dan/atau risiko hukum bagi Perseroan. 2. Memberikan rekomendasi atas penyelesaian temuan audit internal dan/atau eksternal serta hasil pengawasan Bank Indonesia, khusus mengenai kebijakan di bidang manajemen sumber daya manusia. 3. Mengadministrasikan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab Komite.

Fungsi Remunerasi 1. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi yang berlaku bagi Dewan Komisaris, Direksi dan Pekerja Perseroan. 2. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai: a. Kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi. b. Kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan Pekerja Perseroan secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi. 3. Memberikan rekomendasi tentang pemberian opsi kepada Dewan Komisaris, Direksi dan Pekerja Perseroan, antara lain opsi saham. 4. Memberikan rekomendasi tentang sistem pensiun bagi Pekerja Perseroan. 5. Memberikan rekomendasi tentang sistem kompensasi serta manfaat lainnya dalam pengurangan Pekerja Perseroan.

258

Rapat dan Kehadiran Rapat KNR Komite Nominasi dan Remunerasi senantiasa hadir dalam rapat Dewan Komisaris maupun komite lainnya yang diselenggarakan 1 (satu) kali dalam seminggu sesuai agenda rapat. Komite Nominasi dan Remunerasi melakukan rapat sebanyak 4 kali kali selama tahun 2012 dengan tingkat kehadiran masing-masing anggota sebagai berikut: Nama

Jumlah Rapat

Kehadiran

Kehadiran (%)

Adhyaksa Dault

4

4

100

Aviliani

4

4

100

Heru Lelono

4

4

100

Pejabat Eksekutif (Kepala Divisi Kebijakan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia)

4

4

100

Kanyatama P. Mulyono

4

4

100

Asep Ikhsan Iskandar

4

4

100

catatan: Terhitung sejak tanggal 29 Juni 2012, Mustafa Abubakar (Wakil Komisaris Utama/Komisaris) dan Hermanto Siregar (Komisaris) efektif menjadi anggota Komite Nominasi dan Remunerasi

Agenda Rapat KNR Pada awal tahun 2012 Komite Nominasi dan Remunerasi melakukan pembahasan mengenai langkah-langkah pelaksanaan dan tindak lanjut dari Rencana Kerja dan Anggaran Komite Nominasi dan Remunerasi yang telah disusun di akhir tahun 2011, agar tercapai sesuai target yang telah ditetapkan.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Terkait dengan Rapat Umum Pemegang Saham, Komite Nominasi dan Remunerasi melakukan review atas remunerasi Direksi dan Komisaris untuk diusulkan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tahun 2012 dengan memperhatikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance, Peraturan Menteri Negara BUMN yang berlaku, kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan, kewajaran dengan peers group, pertimbangan sasaran dan strategi jangka panjang Perusahaan, serta berbagai hasil survei dan kajian yang reliabel dari pihak eksternal. Selain itu Komite Nominasi dan Remunerasi membahas rencana, langkah-langkah pelaksanaan, serta usulan nominasi Direksi dan Komisaris untuk diusulkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tahun 2012. Di bidang Ketenagakerjaan, selama tahun 2012 Komite Nominasi dan Remunerasi telah melakukan pembahasan mengenai Kebijakan Ketenagakerjaan berikut permasalahan yang dihadapi dan kendala-kendala dalam implementasi serta solusi-solusi untuk mengatasinya. Pelaksanaan Tugas dan Kegiatan Komite Nominasi dan Remunerasi Selama tahun 2012, Komite Nominasi dan Remunerasi telah melakukan berbagai tugas dan kegiatan, mencakup: 1. Menyusun rencana dan program kerja Komite Nominasi dan Remunerasi tahun 2013 yang merupakan penjabaran dari Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Nominasi dan Remunerasi. 2. Bersama-sama dengan Komite Audit, Komite Pengawasan Manajemen Risiko, Sekretaris Dewan Komisaris, dan Staf Sekretaris Dewan Komisaris melakukan penyusunan rencana dan program kerja Dewan Komisaris tahun 2013. 3. Bersama dengan Dewan Komisaris melaksanakan fungsi Nominasi. 4. Melakukan review dan kajian atas Remunerasi Direksi dan Komisaris sesuai kinerja Perseroan, size business, dan hasil survei remunerasi industri Perbankan. 5. Memberi masukan dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris berdasarkan ketentuan yang berlaku, tentang persetujuan Dewan Komisaris BRI atas usulan penetapan Direksi dan Komisaris Anak Perusahaan.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

6. Memberi masukan dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris tentang persetujuan Komisaris BRI atas Pernyataan Tertulis Pendiri dalam rangka Perubahan Peraturan Dana Pensiun BRI. 7. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai perpanjangan masa kerja anggota Komite di Lembaga Komisaris BRI. 8. Memberikan masukan dan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas kebijakan ketenagakerjaan. 9. Bersama-sama dengan Komite Audit, Komite Pengawasan Manajemen Risiko, Sekretaris Dewan Komisaris, dan Staf Sekretaris Dewan Komisaris melakukan review dalam rangka pemberian persetujuan Dewan Komisaris terhadap usulan dan revisi Rencana Bisnis Bank (RBB) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP), serta Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP). 10. Bersama-sama dengan Komite Audit, Komite Pengawasan Manajemen Risiko, Sekretaris Dewan Komisaris, dan Staf Sekretaris Dewan Komisaris melakukan review perkembangan kinerja bulanan BRI dan memberikan saran dan pendapat kepada Dewan Komisaris untuk diklarifikasi kepada Direksi dalam forum Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi. 11. Melaksanakan kunjungan langsung ke unit kerja. 12. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diminta oleh Dewan Komisaris. Komite Pengawasan Manajemen Risiko (Kpmr) Pembentukan KPMR BRI didasarkan pada Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara PER-01/MBU/2011, tanggal 1 Agustus 2011 tentang penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance), dan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.8/4/PBI/2006 sebagaimana diubah dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Corporate Governance bagi Bank Umum. Struktur dan Keanggotaan KPMR Anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko BRI terdiri dari seorang Ketua (Komisaris Independen), satu orang anggota Komisaris Independen, satu orang anggota Komisaris dan tiga orang anggota non Komisaris yang ahli di bidang keuangan dan manajemen risiko. Hal ini telah sesuai dengan ketentuan dalam PBI tersebut diatas.

259

Susunan Keanggotaan 1 Januari 2012 – 28 Juni 2012 Nama

Jabatan

Profesi

Aviliani

Ketua

Bunasor Sanim

Anggota Komisaris Utama/ Independen

Agus Suprijanto*

Anggota Komisaris

Komisaris Independen

Ridwan Darmawan Ayub Anggota Non Komisaris I Gde Yadnya Kusuma

Anggota Non Komisaris

Pamuji Gesang Raharjo

Anggota Non Komisaris

*terhitung sejak 28 Maret 2012 tidak lagi menjabat sebagai Komisaris dan anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko.

Susunan Keanggotaan 29 Juni 2012 – 31 Desember 2012 Nama

Jabatan

Profesi

Aviliani

Ketua

Komisaris Independen

Bunasor Sanim

Anggota

Komisaris Utama/ Independen

Mustafa Abubakar*

Anggota

Wakil Komisaris Utama

Ahmad Fuad**

Anggota

Komisaris Independen

Vincentius Sonny Loho***

Anggota

Komisaris

Ridwan Darmawan Ayub

Anggota

Non Komisaris

I Gde Yadnya Kusuma

Anggota

Non Komisaris

Pamuji Gesang Raharjo

Anggota

Non Komisaris

*

Terhitung sejak 27 Juli 2012 efektif sebagai Wakil Komisaris Utama setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test).

**

Terhitung sejak 1 Juni 2012 efektif sebagai Komisaris Independen setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test).

***

Terhitung sejak 5 September 2012 efektif sebagai Komisaris setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test).

Independensi KPMR KPMR senantiasa mengedepankan sikap mandiri baik dalam pelaksanaan tugas maupun dalam melaporkan hasil kerja kepada Dewan Komisaris. Semua anggota komite ini adalah independen terhadap Direksi, dan secara kolektif mempunyai kompetensi dan pengalaman di bidangnya.

260

Anggota KPMR adalah para profesional yang memiliki kompetensi cukup dibidangnya masing-masing dengan pengalaman minimal lima tahun. Para profesional ini tidak pernah memiliki hubungan dengan Perseroan ataupun hubungan kekeluargaan dengan anggota Komisaris dan Direksi lainnya. Latar belakang para anggota KPMR beragam, yakni manajemen strategis, pengelolaan kinerja, manajemen risiko, perbankan/keuangan dan akuntansi, hal ini dimaksudkan untuk menjamin kualitas rekomendasi serta menjadi narasumber perbaikan pelaksanaan manajemen risiko BRI. Tugas dan Tanggung Jawab Berdasarkan Panduan Kerja Komite Pengawasan Manajemen Risiko, KPMR memiliki fungsi dalam membantu Dewan Komisaris untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam mengevaluasi dan memastikan agar penerapan manajemen risiko Bank tetap memenuhi unsur-unsur kecukupan prosedur dan metodologi pengelolaan risiko, sehingga kegiatan Bank tetap dapat terkendali (manageable) pada batas/ limit yang dapat diterima serta menguntungkan Bank. Secara garis besar, tugas dan tanggung jawab KPMR meliputi, antara lain: 1. Mengevaluasi dan mengkaji ulang secara berkala atas kebijakan manajemen risiko dan memberikan pendapat berupa saran dan/atau rekomendasi kepada Dewan Komisaris sebagai bahan pertimbangan dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan kebijakan manajemen risiko yang diperlukan. 2. Memantau kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, pengendalian dan sistem informasi manajemen risiko Perseroan. 3. Mengevaluasi dan menganalisis laporan profil risiko Perseroan secara triwulanan dan memberikan pendapat berupa saran dan/atau rekomendasi untuk perbaikan dan penyempurnaan yang diperlukan. 4. Mengkaji dan mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan sekurang-kurangnya secara triwulanan. 5. Mengevaluasi dan menganalisa paket usulan Direksi untuk penyediaan dana bagi pihak terkait yang harus mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris. 6. Mengevaluasi dan mengkaji RKAP, RBB, dan RJPP untuk mendapat persetujuan Dewan Komisaris. 7. Memantau dan/atau membuat tanggapan atas laporan realisasi RBB dan RKAP.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

8. Mengevaluasi dan menganalisa paket pemberian kredit diatas jumlah tertentu yang memerlukan konsultasi dengan Dewan Komisaris. 9. Mengevaluasi hasil pemantauan atas kepatuhan Perseroan terhadap peraturan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan lainnya. 10. Melakukan tugas-tugas lainnya yang diberikan Dewan Komisaris. Rapat dan Kehadiran Rapat Mengingat luasnya cakupan dan keterkaitan antar masing-masing jenis risiko yang dihadapi oleh Perseroan, maka selain dilakukan dalam forum Rapat KPMR, pembahasan permasalahan yang terkait dengan implementasi manajemen risiko menjadi agenda Rapat Dewan Komisaris. Selama tahun 2012, KPMR telah melakukan rapat, baik internal KPMR maupun bersama-sama dengan Divisi/Unit Kerja yang terkait dalam rangka mengevaluasi penerapan dan pengelolaan manajemen risiko, yang mencakup Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Kredit, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Kepatuhan, Risiko Strategis, dan Risiko Reputasi sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Bank Indonesia yang berlaku. Komite Pengawasan Manajemen Risiko melakukan rapat sebanyak 15 kali selama tahun 2012 dengan tingkat kehadiran masing-masing anggota sebagai berikut: Nama

Jumlah Rapat

Kehadiran

Kehadiran (%)

Aviliani

15

12

Bunasor Sanim

10

8

80 80

Mustafa Abubakar**

7

6

86

Agus Suprijanto*

6

5

83

Ahmad Fuad***

7

6

86

Vincentius Sonny Loho ****

7

5

71

Ridwan Darmawan Ayub

15

13

87

I Gde Yadnya Kusuma

15

18

80

Pamuji Gesang Raharjo

15

13

87

*terhitung sejak 28 Maret 2012 tidak lagi menjabat sebagai Komisaris dan anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko. **terhitung sejak 27 Juli 2012 efektif sebagai Wakil Komisaris Utama setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test). ***terhitung sejak 1 Juni 2012 efektif sebagai Komisaris Independen setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test). ****terhitung sejak 5 September 2012 efektif sebagai Komisaris Independen setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia atas Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (fit and proper test).

Adapun agenda rapat yang dilaksanakan KPMR selama tahun 2012 adalah sebagai berikut: No.

Tanggal

Materi

Direksi/Divisi/Unit Kerja

1.

24 Januari 2012

Penyediaan dana kepada pihak terkait

2.

22 Mei 2012

Profil Risiko BRI Triwulan I Tahun 2012

Divisi Manajemen Risiko

3.

18 Juni 2012

Penyediaan dana kepada pihak terkait

Lembaga Komisaris BRI

4.

4 September 2012

Laporan Profil Risiko Triwulan II tahun 2012

Direktur Kepatuhan BRI, Divisi Manajemen Risiko BRI

5.

25 September 2012

1. Pelaksanaan strategi Anti Fraud 2. Pelaksanaan program APU/PPT 3. Profil Risiko Kepatuhan

Direktur Kepatuhan, Divisi Kepatuhan, Divisi Manajemen Risiko

6.

Januari - Desember 2012

Konsultasi kredit, yang diselenggarakan dalam • 10 (sepuluh) kali rapat konsultasi kredit •

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN, Direktur Keuangan, Direktur Bisnis Komersial

Direktorat Bisnis Komersial Direktorat Bisnis Kelembagaan dan BUMN

261

Pelaksanaan Tugas dan Kegiatan KPMR Selama tahun 2012, Komite Pengawasan Manajemen Risiko telah melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Menyusun rencana dan program kerja Komite Pengawasan Manajemen Risiko tahun 2013 yang merupakan penjabaran dari Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Pengawasan Manajemen Risiko. 2. Bersama-sama dengan Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, Sekretaris Dewan Komisaris, dan Staf Sekretaris Dewan Komisaris melakukan penyusunan rencana dan program kerja Dewan Komisaris tahun 2013. 3. Memberikan tanggapan dan pendapat atas fasilitas kredit yang dikonsultasikan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris. 4. Melakukan evaluasi atas Laporan Kinerja Portofolio Kredit Perseroan. 5. Melakukan review atas laporan triwulanan tentang Laporan Profil Risiko Bank Perseroan. 6. Melakukan review atas laporan bulanan dan laporan semester Direktur Kepatuhan Perseroan. 7. Bersama-sama dengan Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, Sekretaris Dewan Komisaris, dan Staf Sekretaris Dewan Komisaris melakukan review dalam rangka pemberian persetujuan Dewan Komisaris terhadap usulan dan revisi Rencana Bisnis Bank (RBB) dan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP). 8. Bersama-sama dengan Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, Sekretaris Dewan Komisaris, dan Staf Sekretaris Dewan Komisaris melakukan review perkembangan kinerja bulanan BRI dan memberikan saran dan pendapat kepada Dewan Komisaris untuk diklarifikasi kepada Direksi dalam forum Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi. 9. Melaksanakan penilaian langsung ke unit kerja BRI 10. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diminta oleh Dewan Komisaris.

Komite Direksi Untuk mendukung efektifitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi telah dibentuk komite-komite di bawah Direksi yaitu: Komite Manajemen Risiko/Risk Management Committee (RMC) RMC adalah komite tertinggi dalam sistem manajemen risiko BRI yang beranggotakan seluruh anggota Direksi

262

dan pejabat setingkat dibawah Direksi BRI yang ditunjuk. RMC bersifat non-struktural dan independen terhadap Unit Kerja Operasional. RMC membahas, mengkaji-ulang dan menyetujui usulan dan rekomendasi yang disampaikan dalam rapat sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Usulan dan rekomendasi tersebut diantaranya mencakup kebijakan, strategi dan prosedur manajemen risiko. Dalam pelaksanaan pengelolaan risiko, RMC telah menetapkan Sub-RMC yang berperan memberikan rekomendasi kepada Direksi dalam hal ini Direktur Utama BRI. Sub-RMC yang ditetapkan adalah: 1. Operational Risk Management Committee (ORMC) adalah fungsi Sub-RMC yang membahas permasalahan yang berkaitan dengan eksposur risiko operasional dan penerapan manajemen risiko operasional. Yang dimaksud risiko operasional mencakup risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategik dan risiko kepatuhan. 2. Credit Risk Management Committee (CRMC) adalah fungsi Sub-RMC yang membahas permasalahan yang berkaitan dengan eksposur risiko kredit dan penerapan manajemen risiko kredit. 3. Market Risk Management Committee (MRMC) adalah fungsi Sub-RMC yang membahas permasalahan yang berkaitan dengan eksposur risiko pasar dan penerapan manajemen risiko pasar. Risiko pasar meliputi risiko nilai tukar, risiko suku bunga dan risiko likuiditas. Struktur dan Keanggotaan Struktur dan keanggotaan sub Komite Manajemen Risiko selengkapnya ditetapkan dalam Surat Keputusan Direksi No.519-DIR/DMR/07/2011 tanggal 18 Juli 2011. Adapun gambaran ringkas masing-masing sub Komite Manajemen Risiko adalah sebagai berikut: RMC (Risk Management Committee) Ketua : Direktur Utama Ketua I : Direktur Kepatuhan Ketua II : Direktur Pengendalian Risiko Kredit Sekretaris I : Kepala Divisi Manajemen Risiko Sekretaris II : Kepala Divisi Administrasi Kredit

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Anggota tetap : - Seluruh Direksi termasuk Direktur Utama (memiliki hak voting) Seluruh Kepala Divisi (tanpa hak voting) - Pemimpin Cabang Khusus (tanpa hak voting) - Pemimpin Wilayah di DKI Jakarta (tanpa hak voting) - Inspektur di DKI Jakarta (tanpa hak voting) Anggota tidak tetap: diundang berdasarkan relevansi permasalahan Keanggotaan RMC terdiri dari anggota tetap, baik dengan hak voting maupun tanpa hak voting, dan anggota tidak tetap. Hak voting adalah hak suara untuk memilih apabila dalam pengambilan keputusan suatu permasalahan tidak tercapai kata mufakat. ORMC (Operational Risk Management Committee) Ketua I Ketua II: Sekretaris

: Kepala Divisi Manajemen Risiko : Kepala Divisi Layanan : Kepala Bagian Manajemen Risiko Operasional Divisi Manajemen Risiko Anggota tetap : Para Kepala Divisi yangterkait dengan Operasional. Anggota tidak tetap : diundang berdasarkan keterkaitan permasalahan CRMC (Credit Risk Management Committee) Ketua I : Kepala Divisi Manajemen Risiko Ketua II : Kepala Divisi Administrasi Kredit Sekretaris I : Kepala Bagian Credit Risk Review & Monitoring, Divisi Manajemen Risiko Sekretaris II : Kepala Bagian Kebijakan dan Metodologi Risiko Kredit, Divisi Manajemen Risiko Anggota tetap : Para Kepala Divisi yang membidangi Bisnis BRI dan Treasury Anggota tidak tetap : diundang berdasarkan keterkaitan permasalahan MRMC (Market Risk Management Committee) Ketua I : Kepala Divisi Manajemen Risiko Ketua II : Kepala Divisi Treasury

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Sekretaris : Kepala Bagian Manajemen Risiko Pasar & Risiko Terpadu, Divisi Manajemen Risiko Anggota tetap : - Kepala Divisi Bisnis Internasional - Kepala Divisi Akuntansi dan Manajemen Keuangan - Kepala Divisi Sentra Operasi Anggota tidak tetap: diundang berdasarkan keterkaitan permasalahan Wewenang dan Tanggung Jawab RMC 1. Memberikan rekomendasi kepada Direktur Utama atas penyusunan Kebijakan Manajemen Risiko, serta perubahannya jika diperlukan, termasuk penerapan kebijakan manajemen risiko, strategi manajemen risiko dan contingency plan apabila kondisi eksternal tidak normal. 2. Memberikan rekomendasi kepada Direktur Utama untuk penetapan metodologi pengukuran risiko dan perubahannya. 3. Merekomendasikan penetapan limit risiko dan perubahannya. 4. Penyampaian laporan profil risiko dan hasil pemantauan risiko serta rekomendasi perubahan apabila diperlukan Program Kerja RMC Tahun 2012 Agenda RMC sepanjang tahun 2012 mencakup: 1. Pembahasan Tindak Lanjut RMC sebelumnya 2. Profil Risiko 3. Pembahasan Risk Issue dalam profil 8 jenis risiko 4. Pemantauan Risiko 5. Analisa Permodalan 6. lmplementasi Basel dan Manajemen Risiko 7. Pendidikan dan Sosialisasi Manajemen Risiko 8. Rekomendasi dan Putusan RMC Frekuensi Rapat dan Pelaksanaan RMC dan Sub-RMC Untuk tahun 2012 RMC diselenggarakan sebanyak 13 (tiga belas) kali. Tingkat kehadiran dalam setiap pertemuan RMC telah memenuhi ketentuan kuorum yakni dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 dari anggota tetap, termasuk 3 Direktur yang salah satunya Direktur Kepatuhan.

263

Jadwal dan Topik Pembahasan RMC BRI selama tahun 2012 adalah sebagai berikut: Kegiatan

Jadwal

Agenda

RMC IV-2011

30 Januari 2012

Pembahasan Profil Risiko BRI triwulan IV-2011 Pembahasan risk issue (pertumbuhan & kualitas kredit dan DPK rupiah & valas BRI, implementasi Standardized Approach Basel II) Analisis Permodalan Rekomendasi dan Putusan RMC

CRMC I-2012

11 April 2012

Pembahasan review agunan KPR Pembahasan profil risiko kredit Pembahasan Internal risk rating

ORMC I-2012

11 April 2012

Pembahasan Layanan Nasabah Prima, Strategi Anti Fraud, Perhitungan ATMR Risiko Operasional

RMC I-2012

26 April 2012

Pembahasan Profil Risiko BRI triwulan I-2012 Pembahasan risk issue (metodologi perhitungan CKPN bencana, cash ratio unit kerja, road map Business Continuity Management BRI) Analisa Permodalan Rekomendasi dan Putusan RMC

ORMC II-2012

15 Juni 2012

Sosialisasi Strategi Anti Fraud, Pelaporan Kerugian Risiko Operasional, Pembahasan Top Risk Issue Bidang Operasional

CRMC II-2012

28 Juni 2012

Pembahasan Perkreditan

RMC II-2012

30 Juli 2012

Pembahasan Profil Risiko BRI triwulan II-2012 Pembahasan risk issue (penerapan kebijakan Anti Fraud, limit risiko pasar, variabel penyebab NPL, kinerja dan kualitas kredit) Analisa Permodalan Rekomendasi dan Putusan RMC

ORMC III-2012

26 September 2012

Pembahasan Top Risk Issue Bidang Operasional, Pelaksanaan Manajemen Kelangsungan Usaha dan Forum Manajemen Risiko

CRMC III-2012

27 September 2012

Pembahasan konsentrasi kredit per sektor ekonomi, Sistem Informasi Manajemen Risiko Kredit, dan Pembahasan Top Risiko Kredit dan Top Risiko Operasional Perkreditan

RMC III-2012

29 Oktober 2012

Pembahasan Profil Risiko BRI triwulan III-2012 Pembahasan risk issue (strategi menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean, persiapan Basel III, Risk Based Pricing) Analisa Permodalan Rekomendasi dan Putusan RMC

MRMC

7 Desember 2012

Pembahasan Dana Valas BRI

CRMC IV-2012

18 Desember 2012

Pembahasan Rating/Scoring Kredit, Kinerja Portofolio Kredit Per Sektor Ekonomi, dan Limit Konsentrasi Kredit.

ORMC IV-2012

19 Desember 2012

Pembahasan Top Risk Issue Bidang Operasional, Pengawasan Operasional Uker BRI.

Top

Risiko

Kredit

dan

Top

Risiko

Operasional

Forum RMC telah menjadi sarana yang sangat baik untuk melakukan koordinasi antar divisi. Dari hasil Forum RMC muncul beberapa usulan strategis terkait pengelolaan risiko di BRI. Komite Aset dan Liabilitas (Assets and Liabilities Committee/ Alco) Asset-Liability Committee (ALCO) adalah komite yang membantu Direksi BRI dalam mengelola Asset dan Liability BRI secara terpadu, menetapkan suku bunga simpanan dan pinjaman, menentukan kebijakan mismatch, net open position dan risiko suku bunga, mengelola dan menetapkan struktur balance sheet dan capital serta memberikan rekomendasi kepada Direksi untuk menetapkan kebijakan yang akan diputuskan dalam Rapat ALCO.

264

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Struktur dan Keanggotaan ALCO Struktur Organisasi Komite Aset dan Liabilitas selengkapnya ditetapkan melalui Surat Keputusan Direksi No.650-DIR/TRY/10/2009 tanggal 30 Oktober 2009 dengan garis besar sebagai berikut: Ketua (merangkap : anggota) Ketua Pengganti I : (merangkap anggota) Ketua Pengganti II : (merangkap anggota)

Sekretaris : (merangkap anggota) Anggota :

Direktur Utama Direktur Keuangan Direktur Pengganti Direktur Keuangan (Sesuai Surat Keputusan tentang Direktur Pengganti) Kepala Divisi Treasury

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

5. Memastikan pengelolaan Asset and Liability telah dilaksanakan sesuai dengan kebijakan hasil rapat ALCO. Program Kerja ALCO ALCO mengadakan pertemuan secara periodik, minimal 1 (satu) kali dalam sebulan untuk membahas pengelolaan asset dan liability BRI yang berkaitan dengan strategi dan kebijakan Direksi dalam hal perkembangan kinerja bank, komposisi dan pertumbuhan portofolio Bank, pengelolaan risiko (panduan limit mismatch dan net open position) dan suku bunga simpanan, pinjaman, dan fund transfer price. Frekuensi Rapat ALCO

-- Direksi -- Seluruh Kepala Divisi Bisnis, Dana & Jasa maupun Operasional -- Pimpinan Wilayah di Jakarta dan -- Pimpinan Kantor Cabang Khusus.

Assets and Liabilities Management (ALM): Merupakan grup analis penunjang ALCO. Sebagai grup analis penunjang ALCO, ALM memiliki tugas melakukan analisis antara lain atas sumber dan penggunaan dana, Maturity and Repricing Gap, Primary dan Secondary Reserve, monitoring NOP, menyusun skenario tingkat suku bunga simpanan dan pinjaman dan alternatif pricing, menyusun funding strategy, dan menyiapkan data, bahan presentasi, dan perlengkapan yang diperlukan untuk rapat ALCO. Tugas dan Tanggung Jawab ALCO 1. Menetapkan kebijakan pengelolaan Asset and Liability BRI secara terpadu. 2. Menetapkan suku bunga dasar untuk simpanan, pinjaman dan fund transfer price. 3. Menentukan kebijakan mismatch dan net open posisiton (NOP). 4. Mengelola dan menetapkan struktur balance sheet dan capital.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Selama tahun 2012 ALCO telah menyelenggarakan pertemuan sebanyak 12 kali (setiap bulan) dengan persentase kehadiran tiap Rapat ALCO telah memenuhi kuorum (dihadiri 2/3 dari anggota ALCO). Rapat biasanya dilakukan pada minggu ke empat setiap bulan. Agenda rutin rapat ALCO adalah Evaluasi Kinerja Asset & Liability, Market Review, Analisis Perkembangan Saham BRI, Analisis Perkembangan Fee Based Income, Presentasi Kinerja Kanwil, Penyampaian Rekomendasi Asset & Liability Management, Putusan Rapat ALCO Realisasi Program Kerja ALCO Rapat ALCO secara rutin telah melakukan evaluasi kinerja asset-liability BRI, dan menetapkan besarnya suku bunga dasar untuk simpanan, pinjaman, dan fund transfer price. Rapat ALCO juga menjadi forum untuk pertukaran informasi terkait kondisi pasar dan current issue bagi Direksi dan Pejabat Eksekutif BRI, antara lain informasi mengenai kondisi makro ekonomi, kondisi industri perbankan nasional, regulasi baru dan hal-hal yang menjadi perhatian investor/ekspektasi pasar. Selain itu, rapat ALCO merupakan forum strategis dalam penyampaian arah dan strategi bisnis, serta solusi permasalahan kerja oleh Direksi.

265

Komite Kebijakan Perkreditan (Kkp) KKP adalah komite yang membantu Direksi BRI dalam merumuskan kebijakan perkreditan dan memberikan saran-saran perbaikan terkait kebijakan perkreditan. Struktur dan Keanggotaan KKP Struktur dan Keanggotaan KKP selengkapnya ditetapkan dalam SK Direksi No. S.114-DIR/ADK/06/2012 tanggal 29 Juni 2012 adalah: Ketua : Direktur Utama Sekretaris : Kepala Divisi Administrasi Kredit (merangkap sebagai Anggota) Anggota : -7 Direktur Bidang Bisnis, Keuangan dan Kepatuhan -17 Kepala Divisi Bidang Bisnis, Renstra dan Hukum. Tugas dan Tanggung Jawab KKP 1. Memberikan masukan kepada Direksi dalam rangka penyusunan Kebijakan Umum Perkreditan (KUP) BRI, terutama yang berkaitan dengan perumusan prinsip kehati-hatian dalam perkreditan sebagaimana dimaksud dalam KUP BRI. 2. Mengawasi agar KUP-BRI diterapkan dan dilaksanakan secara konsekuen dan konsisten, serta merumuskan pemecahan apabila terdapat hambatan atau kendala dalam penerapannya. Selanjutnya KKP juga melakukan kajian berkala terhadap KUPBRI dan memberikan saran kepada Direksi apabila diperlukan perubahan atau perbaikan. 3. Memantau dan mengevaluasi: a. Kebenaran pelaksanaan wewenang memutus kredit b. Kebenaran proses pemberian, perkembangan dan kualitas kredit yang diberikan kepada pihak yang terkait dengan bank dan debiturdebitur besar tertentu c. Kebenaran pelaksanaan ketentuan BMPK d. Ketaatan terhadap ketentuan perundangundangan dan peraturan lainnya dalam pelaksanaan pemberian kredit e. Penyelesaian kredit bermasalah sesuai dengan yang ditetapkan dalam KUP-BR f. Pemenuhan kecukupan jumlah Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)/Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN)

266

g. Debitur-debitur besar tertentu dan kreditkredit yang berada dalam daftar kredit dalam pengawasan khusus. 4. Melakukan kajian untuk menilai efektivitas Sistem Pengendalian Intern Perkreditan. 5. Menyampaikan laporan tertulis secara berkala dan memberikan saran-saran langkah perbaikan kepada Direksi dengan tembusan kepada Komisaris mengenai: a. Hasil pengawasan atas penerapan dan pelaksanaan KUP-BRI. b. Hasil pemantauan dan evaluasi mengenai halhal yang berhubungan dengan butir 3 di atas. Mekanisme Kerja KKP Fungsi, tugas dan tanggung jawab KKP sehari-hari dilaksanakan oleh Sekretaris KKP bersama dengan Divisi-Divisi terkait. Sepanjang tahun 2012, Rapat KKP dilaksanakan sebanyak 1 (satu) kali dengan rincian sebagai berikut: Kegiatan Rapat KKP

Jadwal 4 September 2012

Agenda Pembahasan Revisi Kebijakan Umum Perkreditan BRI

Realisasi Program Kerja KKP Terkait pelaksanaan rapat KKP diatas, telah diterbitkan Surat Keputusan Direksi BRI No. S.140-DIR/ADK/12/2012 tanggal 4 Desember 2012 tentang Kebijakan Umum Perkreditan BRI revisi ke-6. Komite Kredit Komite Kredit merupakan komite operasional yang membantu Direksi dalam mengevaluasi dan/atau memutuskan permohonan kredit untuk jumlah dan/atau jenis kredit tertentu yang ditetapkan oleh Direksi. Struktur dan Keanggotaan Komite Kredit Struktur dan keanggotaan Komite Kredit ditetapkan dalam SK Direksi No.S.114-DIR/ADK/06/2012. tanggal 29 Juni 2012 dengan gambaran sebagai berikut:

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Struktur dan Keanggotaan Komite Kredit Komite Kredit Komite Kredit BRI (untuk putusan kredit)

Komite Kredit BRI (untuk putusan Money Market Line dan produk Treasury)

Komite Direksi 1 (KKD-1) (untuk putusan kredit performing - kredit menengah prakarsa kantor Wilayah dan Divisi Bisnis Program & Kemitraan) Komite Direksi 2 (KKD-2) (untuk putusan kredit performing - kredit menengah dan korporasi prakarsa Divisi Bisnis BUMN) Komite Direksi 3 (KKD-3) (untuk putusan kredit performing - kredit menengah dan korporasi prakarsa Divisi Bisnis Umum dan Agribisnis, serta kredit consumer) Komite Kredit Direksi Restrukturisasi dan Penyelesaian Kredit Bermasalah

Anggota Direktur Bisnis Komersial Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN Direktur Bisnis UMKM Direktur Bisnis Konsumer Direklur Pengendalian Risiko Kredit Direktur Keuangan Direktur Bisnis Komersial Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN Direktur Bisnis UMKM Direktur Bisnis Konsumer Direktur Pengendalian Risiko Kredit Direktur Bisnis UMKM Direktur Bisnis Komersial Direktur Pengendalian Risiko Kredit

Pengambil Keputusan Akhir Direktur Utama

Direktur Utama

Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN Direktur Bisnis Komersial Direktur Pengendalian Risiko Kredit Direktur Bisnis Komersial Direktur Bisnis Konsumer Direktur Pengendalian Risiko Kredit Direktur Bisnis UMKM Direktur Bisnis Komersial Direktur Bisnis Kelembagaan dan BUMN Direktur Bisnis Konsumer Direktur Pengendalian Risiko Kredit

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Kredit Tugas Komite Kredit adalah memberikan persetujuan atau penolakan kredit sesuai dengan batas wewenang yang ditetapkan oleh Direksi. Disamping itu, Komite Kredit bertugas melakukan koordinasi dengan ALCO dalam aspek pendanaan untuk kredit dengan jumlah tertentu yang ditetapkan oleh ALCO. Adapun tanggung jawab Komite Kredit adalah: 1. Melaksanakan tugas dalam pemberian putusan kredit berdasarkan kemahiran profesional secara jujur, obyektif, cermat dan seksama. 2. Menolak permintaan dan/atau pengaruh pihak-pihak yang berkepentingan untuk memberikan persetujuan kredit yang hanya bersifat formalitas. 3. Membubuhkan tanda tangan pada formulir Putusan Kredit sebagai bukti pemberian putusan kredit sebagai wujud tanggung jawab Komite Kredit, Oleh karena itu, sebelum membubuhkan tanda tangan, Komite Kredit harus: a. Memastikan bahwa setiap kredit yang diberikan telah memenuhi ketentuan perbankan dan sesuai asasasas perkreditan yang sehat.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

267

b. Memastikan bahwa pelaksanaan pemberian kredit telah sesuai dengan KUP-BRI, PPK serta peraturan perkreditan lainnya. c. Memastikan bahwa pemberian kredit telah didasarkan pada penilaian yang jujur, obyektif, cermat dan seksama serta terlepas dari pengaruh pihak-pihak yang berkepentingan dengan pemohon kredit.

Direksi BRI Nokep: 625-DIR/TSI/10/2009 tanggal 19 Oktober 2009 tentang Komite Pengarah (Steering Committee) Teknologi dan Sistem Informasi (TSI) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. ITSC merupakan komite yang bertanggung jawab memberikan arahan dan rekomendasi tentang kebijakan, pengembangan, dan implementasi teknologi dan sistem informasi BRl.

Frekuensi Rapat Komite Kredit Rapat Komite Kredit dilakukan apabila diperlukan putusan kredit baru maupun perpanjangan kredit. Untuk putusan Komite Kredit BRI dilakukan dengan asas majority. Sedangkan untuk putusan Komite Kredit selain Komite Kredit BRI dilakukan secara unanimous atau putusan dapat disetujui apabila seluruh anggota Komite Kredit menyatakan setuju. Untuk kredit dengan total exposure minimal Rp300 miliar, baik untuk debitur tunggal maupun kelompok usaha, harus dilakukan konsultasi dengan Dewan Komisaris. Sedangkan khusus untuk kredit Agribisnis dan BUMN, konsultasi dengan Dewan Komisaris dilakukan apabila total exposure kredit masing-masing minimal Rp600 miliar dan Rp500 miliar.

Struktur dan Keanggotaan ITSC Struktur dan Keanggotaan ITSC ditetapkan melalui SK Direksi No. 625-dir/tsi/10/2009 tanggal 19 Oktober 2009 dengan gambaran ringkas sebagai berikut: Ketua : Direktur Operasional Wakil Ketua : Direktur Kepatuhan Sekretaris : Kepala Divisi Teknologi dan Sistem Informasi Anggota : 19 Kepala Divisi Bisnis, Operasional dan Audit Intern. Keanggotaan Komite bersifat ex-officio dan anggota komite mewakili pihak yang berhubungan langsung dengan TSI baik sebagai partner maupun sebagai pengguna.

Realisasi Program Kerja Komite Kredit BRI Putusan Komite Kredit (KK) selama tahun 2012 Periode

2012

Putusan Komite Kredit BRI

Putusan Komite Kredit Direksi

Putusan Komite Kredit Direksi Restrukturisasi

238

54

15

Komite Pengarah Teknologi dan Sistem Informasi/ Information System and Technology Steering Committee (Itsc) Sesuai dengan ketentuan yang digariskan Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia No.9/15/ PBI/2007 tanggal 30 November 2007 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/30/DPNP tanggal 12 Desember 2007, keduanya perihal Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum, BRI telah menetapkan Komite Pengarah Teknologi dan Sistem Informasi melalui Surat Keputusan

268

Tugas dan Tanggung Jawab ITSC a. Memberikan rekomendasi mengenai rencana kebijakan sasaran pengembangan TSI BRI jangka panjang (5 tahun) yang dituangkan dalam IT Strategic Plan (ITSP) BRI; b. Memberikan rekomendasi prioritas pengembangan TSI BRI jangka pendek (tahunan) dan jangka panjang (5 tahun) sesuai dengan Corporate Plan dan Rencana Bisnis Bank yang akan dijalankan oleh manajemen BRI; c. Memberikan rekomendasi perubahan perencanaan dan strategi TSI dalam jangka panjang sebagai akibat perubahan kebijakan dan strategi bisnis BRI; d. Melakukan review dan merekomendasikan Rencana Kerja Fungsional dan Rencana kerja Anggaran Investasi dan Eksploitasi TSI BRI untuk pengembangan, operasional dan pemeliharaan TSI dalam jangka pendek (tahunan) dengan berpedoman pada ITSP BRI yang telah ditetapkan;

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

e. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengembangan proyek TSI BRI agar arah pengembangan sesuai dengan perencanaan dan strategi yang telah ditetapkan; f. Melakukan monitoring dan evaluasi status pengembangan TSI secara berkala atas realisasi dan proyek pengembangan TSI yang dikelola oleh Divisi TSI. g. Melakukan monitor efektivitas langkah-langkah pengelolaan risiko atas investasi BRI pada sektor teknologi informasi agar investasi tersebut memberikan kontribusi terhadap tercapainya tujuan bisnis BRI. h. Merekomendasikan upaya penyelesaian berbagai masalah terkait TSI yang tidak dapat diselesaikan oleh satuan kerja pengguna (user) dan penyelenggara TSI secara efektif, efisien dan tepat waktu. Program Kerja ITSC Program kerja ITSC adalah melaksanakan tugas dan wewenang sesuai ketentuan terhadap materi yang diagendakan dalam pertemuan komite. Realisasi Program Kerja Dalam setiap rapat ITSC telah dilakukan evaluasi terhadap perkembangan IT BRI dan pembahasan masalah sesuai agenda masing-masing rapat. Dalam rapat tersebut Direksi memberikan pengarahan mengenai strategi khususnya terkait pengembangan e-channel tertentu yang dianggap perlu mendapat perhatian lebih. Namun demikian, Direksi juga mengingatkan agar pengembangan aplikasi tidak mengabaikan pengembangan yang bersifat mandatory. Frekuensi dan Agenda Rapat ITSC Selama tahun 2012, rapat ITSC yang telah dilaksanakan sebagai berikut: Waktu April 2012

Topik/Agenda rapat ITSC Organisasi & SDM TSI Anggaran & Proyek TI Tahun 2012 ITSP 2008-2013 Bussiness Contunity Management TI Performasi TSI

Juni 2012 Desember 2012

Progress Pengembangan TI Realisasi Anggaran TI & Proyek TI Tahun 2012 Realisasi ITSP 2008-2013 Realisasi Anggaran TI Progress dan Realisasi Kegiatan TSI Switch Over X/Live Production DRC Kinerja TI

Komite Pengarah Project Management Office (Pmo) Steering Committee PMO Steering Committee adalah forum/komite tertinggi dalam manajemen proyek tingkat korporat di BRI. PMO Steering Committee mempunyai peran dalam memberikan arahan strategis dalam pengelolaan proyek. Keputusankeputusan strategis dalam pengelolaan proyek mencakup keputusan investasi yang terkait dengan masalah proyek, diantaranya menyetujui, mengubah atau membatalkan rencana dan pelaksanaan proyek. Struktur dan Keanggotaan PMO Steering Committee Struktur dan keanggotaan selengkapnya ditetapkan melalui SK Direksi No. 647-DIR/REN/09/2011 tanggal 30 September 2011, dengan gambaran ringkas adalah:

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

269

Ketua : Direktur Utama Anggota : - Direktur yang menjabat Head of PMO - Para anggota Direksi yang membawahi Unit Kerja Pemilik Proyek - Para anggota Direksi yang membawahi Unit Kerja Pendukung Proyek - Para Kepala Unit Kerja Pemilik Proyek - Para Kepala Unit Kerja Pendukung Proyek Tugas dan Tanggung Jawab PMO Steering Committee 1. Memberikan arahan strategi proyek-proyek di BRI secara korporat.; 2. Mengambil keputusan atas usulan penyelesaian permasalahan dalam pengelolaan proyek yang tidak dapat diputuskan oleh Head of PMO atau Project Steering Committee; 3. Melakukan realokasi anggaran antar proyek yang sudah tercantum dalam Rencana Kerja Proyek sesuai ketentuan yang berlaku; 4. Mengambil keputusan atas hal-hal yang belum diatur dalam Kebijakan Umum PMO dan PP PMO; 5. Mengesahkan hasil Joint Planning Session; 6. Menghentikan proyek, jika suatu proyek tidak lagi memiliki alasan untuk diteruskan. Program dan Realisasi Program Kerja PMO Steering Committee Dalam menjalankan fungsinya, PMO Steering Committee melakukan pertemuan minimal 1 (satu) kali dalam satu tahun dan bertanggungjawab kepada Direksi BRI. PMO Steering Committee Meeting I tahun 2012 Waktu 6 September 2012

Agenda

Anggota yang Hadir

a. Progres Status Proyek 2012 s/d Agustus 2012 b. Realisasi Anggaran Proyek Tahun 2012 c. Permasalahan Proyek d. Proyek-proyek yang Perlu Perhatian Khusus e. Perencanaan Proyek Tahun 2013 f. Usulan Putusan PMO-SC

a. Head of PMO (Direktur Kepatuhan BRI) b. Direktur yang membawahi Unit Kerja Pendukung Proyek (Direktur Operasional BRI). c. Semua Kepala Unit Kerja Pemilik Proyek (yang ditunjuk mewakilinya) dan Kepala Unit Kerja Pendukung Proyek (yang ditunjuk mewakilinya).

Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia merupakan komite operasional yang berwenang menetapkan kebijakan di bidang SDM. Komite ini dibentuk pada tahun 2008 dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, obyektivitas dan transparansi dalam pengambilan keputusan sumber daya manusia serta memberikan keyakinan kepada stakeholders bahwa penetapan kebijakan SDM telah dilaksanakan dengan memenuhi prinsip-prinsip GCG. Struktur dan Keanggotaan Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia Ketua : Direktur Utama Anggota : Seluruh Direksi BRI Sekretaris : Kepala Divisi Kebijakan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Wakil Sekretaris : Wakil Kepala Divisi Kebijakan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

270

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Frekuensi dan Agenda Rapat Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia Selama tahun 2012, Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia telah melaksanakan rapat bidang kebijakan sebanyak 9 kali dan bidang operasional sebanyak 13 kali dengan persentase kehadiran anggota komite 100%. Perincian pelaksanaan dan agenda rapat adalah sebagai berikut: Tanggal

Topik/Agenda Rapat terkait Bidang Kebijakan SDM

6 Januari 2012– 16 Januari 2012

Perubahan Peraturan Dana Pensiun BRI

9 Februari 2012 – 24 Maret 2012

Ketentuan Pembayaran Insentif Jangka Pendek

10 Februari 2012 – 16 Mei 2012

Kenaikan Person Grade (PG) dan Promosi Jabatan

8 Maret 2012 – 22 Maret 2012

Ketentuan Distribusi Normal 2012

20 Maret 2012 – 2 April 2012

Ketentuan Pemberian Bonus Tahun 2011 Bagi Pekerja BRI

28 Juni 2012 – 8 Agustus 2012

Kenaikan Upah pokok Berdasarkan Kinerja

30 Juli 2012 – 29 Oktober 2012

Ketentuan Insentif Jangka Pendek Tahun 2012

1 Oktober 2012 – 28 Desember 2012

Kebijakan Umum Manajemen SDM

30 Oktober 2012 – 26 November 2012

Perubahan Peraturan Dana Pensiun BRI

Tanggal

Topik/Agenda Rapat terkait Bidang Operasional SDM

6 Januari 2012

Mutasi/Promosi Pejabat Eselon 1 dan 2

10 Januari 2012

Mutasi/Promosi Pejabat Eselon 1 dan 2

6 Maret 2012

Mutasi/Promosi Pejabat Eselon 1 dan 2

3 April 2012

Mutasi/Promosi Pejabat Eselon 1 dan 2

17 April 2012

Mutasi/Promosi Pejabat Eselon 1 dan 2

24 April 2012

Mutasi/Promosi Pejabat Eselon 1 dan 2

2 Mei 2012

Pembahasan Kasus

7 Mei 2012

Pembahasan Kasus

15 Mei 2012

Mutasi/Promosi Pejabat Eselon 1 dan 2

1 Juni 2012

Mutasi/Promosi Pejabat Eselon 1 dan 2

29 Juni 2012

Pembahasan Kasus

13 Juli 2012

Pembahasan Kasus

25 Juli 2012

Mutasi/Promosi Pejabat Eselon 1 dan 2

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia Sebagai komite operasional di bidang SDM, Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia memiliki kewenangan dalam hal: 1. Pengambilan keputusan bidang kebijakan SDM mencakup antara lain perencanaan SDM, rekrutmen dan seleksi, pengembangan karier, manajemen kinerja, kesejahteraan, hubungan industrial, assessment, dan Sistem Informasi Manajemen SDM (SIM-SDM).

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

271

2. Pengambilan keputusan bidang operasional SDM, meliputi mutasi (promosi, rotasi, demosi), penilaian kinerja, dan hukuman disiplin Pejabat Eselon 1 dan 2. Program Kerja Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia Program kerja Komite Kebijakan Sumber Daya Manusia mencakup pembuatan ketentuan di bidang kebijakan dan bidang operasional SDM. Struktur dan keanggotaan komite Kebijakan Sumberdaya Manusia ditetapkan melalui SK Direksi BRI No. S.109-DIK/02/2008 tanggal 29 Februari 2008. Komite Evaluasi Jabatan Komite Evaluasi Jabatan adalah suatu komite yang bertugas melakukan review dan merekomendasikan Golongan Jabatan yang diusulkan oleh Tim Evaluasi Jabatan. Struktur dan Keanggotaan Komite Evaluasi Jabatan Sesuai Surat Keputusan Direksi Nokep. S.38-DIR/REN/05/2010 tanggal 19 Mei 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Kebijakan Umum Organisasi, struktur dan keanggotaan Komite Evaluasi Jabatan adalah sebagai berikut: 1. Direktur Kepatuhan 2. Direktur Operasional 3. Kepala Divisi Divisi Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis 4. Kepala Divisi Kebijakan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Keanggotaan melekat pada Jabatan (ex officio), bukan bersifat individual. Tugas dan Tanggung Jawab Komite Evaluasi Jabatan Komite Evaluasi Jabatan bertugas: 1. Memberikan arahan dan masukan atas rekomendasi Golongan Jabatan yang disiapkan oleh Tim Evaluasi Jabatan pada saat pelaksanaan rapat Komite Evaluasi Jabatan. 2. Merekomendasikan Golongan Jabatan yang perlu disetujui oleh Direksi BRI melalui Rapat Direksi. Hasil penetapan Golongan Jabatan diatur dalam Surat Keputusan Direksi. Program Kerja Komite Evaluasi Jabatan Tim Evaluasi Jabatan melaksanakan Evaluasi Jabatan yang kemudian dipresentasikan kepada Komite Evaluasi Jabatan.

272

Frekuensi dan Rapat Komite Evaluasi Jabatan Di tahun 2012, tepatnya pada tanggal 13 Agustus 2012 Komite Evaluasi Jabatan melaksanakan 1 (satu) kali rapat dengan agenda berupa presentasi hasil Evaluasi Jabatan oleh Tim Evaluasi Jabatan yang telah melaksanakan kegiatan Evaluasi Jabatan pada tanggal 6 – 8 Juni 2012.

Sekretariat Perusahaan Sekretariat Perusahaan (Corporate Secretary) memiliki posisi strategis untuk memastikan kepatuhan dan administrasi pengambilan keputusan serta melakukan fungsi komunikasi korporat dalam rangka membangun goodwill perusahaan.

Fungsi Sekretariat Perusahaan Sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Negara Bada Usaha Milik Negara Nomor: PER-01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance), fungsi sekretariat perusahaan meliputi: 1. Memastikan bahwa BUMN mematuhi peraturan tentang persyaratan keterbukaan sejalan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG; 2. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Direksi dan Dewan Komisaris secara berkala dan/ atau sewaktu-waktu apabila diminta; 3. Sebagai penghubung (liaison officer); dan 4. Menatausahakan serta menyimpan dokumen perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada Daftar Pemegang Saham, Daftar Khusus dan risalah rapat Direksi, rapat Dewan Komisaris dan RUPS. Sesuai peraturan tersebut, tugas utama Sekretariat Perusahaan BRI adalah membangun corporate image BRI melalui fungsi hubungan masyarakat, fungsi hubungan investor, dan fungsi kesekretariatan perusahaan termasuk Biro Direksi dan Dewan Komisaris serta pengelolaan hubungan/pelayanan informasi kepada unit kerja terkait dan para pihak yang berkepentingan (stakeholders) untuk mendukung pencapaian kinerja perusahaan sesuai visi, misi dan strategi perusahaan. Sekretariat Perusahaan memiliki tanggung jawab untuk memastikan kelancaran komunikasi antara perusahaan dengan pemangku kepentingan (stakeholders), serta menjamin tersedianya informasi yang boleh diakses oleh stakeholders sesuai dengan kebutuhan yang wajar dari stakeholders.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Dengan tugas dan tanggung jawab yang bersifat strategis tersebut Sekretariat Perusahaan BRI bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Dewan Komisaris.

Hubungan Masyarakat Sekretariat Perusahaan menyelenggarakan kegiatan hubungan masyarakat yang baik untuk mengkomunikasikan pelaksanaan program perusahaan dalam memenuhi tanggung jawabnya sebagai bagian dari elemen negara dan masyarakat, serta pemberdayaan stakeholders. Tujuan pelaksanaan hubungan masyarakat yang baik pada intinya adalah membangun corporate image yang baik melalui kegiatan yang melibatkan media cetak, media elektronik, media luar ruang, pameran ataupun kerjasama dengan pihak ketiga seperti press relations, government relations maupun kerjasama dengan pihakpihak lainnya. Selama tahun 2012, BRI melaksanakan beberapa kegiatan hubungan masyarakat sebagai berikut. Kegiatan

Tanggal

Seminar Pasca Investment Grade Kerjasama Bank BRI dengan Bisnis Indonesia

12 Januari 2012

Pameran Adikriya Indonesia 2012 di JCC, Jakarta

7 Maret 2012

Pameran Gerakan Kewirausahaan Nasional 2012 di Smesco, Jakarta

8 Maret 2012

Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun 2012

28 Maret 2012

Venlo 2012 Holland World Expo Floriade

5 April-7 Oktober 2012

Pemberian 35.000 Paket Sembako di 25 Titik Wilayah Pesisir

9 April 2012

Pameran Inacraft di JCC

25 sd 29 April 2012

Festival Komputer Indonesia di enam kota besar Indonesia (Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung dan Yogyakarta )

6 sd 10 Juni 2012

Pameran Indonesia Banking Expo (IBEX) 2012 di JCC

27 Juni sd 1 Juli 2012

Press Gathering di Hotel Bukit Indah Purwakarta

7 – 8 Juli 2012

Penyelenggaraan acara Bincang-Bincang PKBL kerjasama dengan Kementerian 31 Juli 2012 BUMN dan 30 Perusahaan BUMN tgl di Kantor Pusat BRI Bazaar Ramadhan Sound of Nusantara di Dhanapala

1-3 Agustus 2012

Penyelenggaraan Buka Puasa Bersama 3.500 Anak Yatim Piatu di JCC

10 Agustus 2012

Tuan Rumah Penyelenggaraan Rapat Kabinet Terbatas

10 Agustus 2012

Buka Puasa bersama wartawan di Kantor Pusat BRI

13 Agustus 2012

Pameran PON Expo di Pekanbaru

12 -20 September 2012

Pameran Jakarta 2012 Muslim World BIZ di JCC

12 – 16 September 2012

Penyelenggaraan acara Publikasi Program KKPE dan PNPM

13 September 2012

Media visit ke Redaksi Metro TV

2 Oktober 2012

Pameran International Embroidery Festival 2012 di JCC

4-7 Oktober 2012

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

273

Kegiatan

Tanggal

Media visit ke Redaksi Kompas

8 Oktober 2012

Seminar International Microfinance Summit di Yogyakarta

22-23 Oktober 2012

Pameran Speedy NBL & WNBL ‘13

31 Oktober 12 – 26 Mei 13

Pameran Indocomtech 2013 di JCC

31 Oktober – 4 Nov 2012

Pameran Pekan Kreatif Indonesia di Epiwalk Epicentrum

21-25 November 2012

Pasar Murah BRI di Hall Parkir Gedung D Trisakti

1 Desember 2012

Pameran Banker Expo 2012 di Tennis Indoor Senayan

5-6 Desember 2012

Pameran Indonesian National Shipowner Association (INSA) di Ritz Carlton

7 Desember 2012

Kegiatan Futsal Forum Wartawan Sahabat Pers BRI

15 Desember 2012

Family Gathering HUT BRI 117

23 Desember 2012

Penyaluran CSR dalam rangka HUT BRI 117: • Khitanan Massal, Santunan Panti Asuhan, pondok pesantren dan panti jompo • Donor Darah • Penyerahan simbolis 1000 Pohon melalui Iwan Fals

8 Desember 2012 12 Desember 2012 23 Desember 2012

Hubungan Investor Sebagai penghubung perusahaan dengan komunitas pasar modal dan pihak eksternal lain, Perseroan telah membentuk fungsi Hubungan Investor (Investor Relations) yang berkedudukan dibawah Corporate Secretary yang memiliki tanggung jawab untuk memastikan dipenuhinya aspek keterbukaan sebagai salah satu prinsip GCG kepada komunitas pasar modal, membina hubungan dengan para investor saham dan obligasi maupun surat berharga lainnya, para analis, jurnalis, wali amanat, lembaga pemeringkat, Self Regulatory Organization (SRO), serta komunitas keuangan terkait lainnya. Dalam rangka memenuhi peraturan dan meningkatkan komunikasi yang efektif, BRI menyelenggarakan public expose dan analyst meeting, menerima company visit, field visit, dan conference call, menerbitkan investor newsletter, mengkinikan informasi pada investor relation website serta mengikuti investor conference dan non-deal roadshow baik di dalam negeri maupun di kota-kota pusat keuangan dunia di Asia, Eropa dan Amerika. BRI juga menyampaikan informasi mengenai perkembangan perusahaan terkini melalui penyelenggaraan RUPS dan penerbitan Laporan Tahunan. Di samping itu, BRI juga menyampaikan informasi untuk seluruh pegawai melalui saluran komunikasi internal. Hal ini dilaksanakan untuk menjamin kesetaraan dalam penyebaran informasi kepada seluruh pemangku kepentingan. BRI berkomitmen untuk menyampaikan informasi yang akurat dan tepat waktu agar kepentingan investor dapat terlindungi, terutama dari risiko kesalahan pengambilan keputusan berinvestasi karena kurangnya informasi, insider trading, penyesatan informasi dengan sengaja, atau perbuatan tidak etis lainnya yang berhubungan dengan ketersediaan informasi. Dalam rangka penyampaian informasi yang tepat dan akurat tersebut, BRI melalui Sekretariat Perusahaan selama tahun 2012 telah menyelenggarakan 1 kali RUPST dan melaporkan serta mengumumkan serangkaian informasi material dan informasi terkait aksi korporasi lainnya melalui forum korespondensi dengan otoritas

274

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

pasar modal (Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia) maupun melalui penerbitan press-release (Rincian press-release dan korespondensi BRI dengan otoritas pasar modal dapat dilihat pada Bagian Lampiran dari Laporan Tahunan ini). Selain itu, di tahun 2012 BRI juga telah menerbitkan Laporan Tahunan dalam dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, yang berisi informasi mengenai kinerja Perseroan. Pemegang saham dan masyarakat umum juga dapat memperoleh informasi mengenai perkembangan Perseroan melalui situs: www.ir-bri.com Selain itu BRI mengadakan sejumlah kegiatan komunikasi dengan investor dengan rincian sebagai berikut. Kegiatan Komunikasi dengan Investor Kegiatan Company Visit

2012 200

Conference Call

65

Field Visit

44

Analyst Meeting

4

Analyst Gathering

1

Roadshow/Conference (DN)

6

Roadshow/Conference (LN)

9

Investor Newsletters

1

Public Expose

1

Total

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

kepatuhan, Sekretariat Perusahaan menjalankan fungsi government relations yang bertujuan untuk menciptakan dan memelihara goodwill perusahaan dimata regulator.

Kegiatan Komunikasi dengan investor Investor merupakan stakeholders strategis yang keputusannya sangat dipengaruhi oleh kualitas dan ketepatan waktu informasi yang diterimanya. Informasi pada waktu yang tidak tepat dapat menguntungkan sebagian pihak secara tidak wajar dan bertentangan dengan hukum karena memungkinkan terjadinya self dealing, insider trading, penyesatan informasi dengan sengaja, ataupun perbuatan tidak etis lainnya. Salah satu kegiatan Sekretariat Perusahaan yang memiliki fungsi memastikan penyampaian informasi material kepada pemegang saham adalah penyelenggaraan RUPS dan penyusunan Laporan Tahunan, dimana salah satu agenda RUPS tersebut adalah penyampaian pertanggungjawaban Direksi dan Dewan Komisaris atas kepengurusan Perseroan kepada pemegang saham. Sekretariat Perusahaan senantiasa membangun komunikasi yang baik dengan komunitas pasar modal, khususnya para investor dan analyst. Materi komunikasi yang disampaikan secara langsung kepada investor maupun melalui analyst merupakan salah satu informasi penting yang mendasari pengambilan keputusan investasi.

331

Biro Direksi dan Dewan Komisaris Sekretariat Perusahaan BRI juga memiliki fungsi sebagai office of the board untuk memastikan ketersediaan informasi dan memastikan pencapaian kuorum dalam pengambilan keputusan oleh Direksi dan/atau Dewan Komisaris. Selain itu, Sekretariat Perusahaan bertanggungjawab mengkinikan informasi tentang peraturan atau regulasi yang harus dipatuhi serta menyampaikan informasi corporate action kepada regulator yang berkepentingan. Dalam rangka menjalankan fungsi

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Dalam membangun komunikasi dengan investor dan analyst, BRI menyelenggarakan public expose dan analyst meeting, menerima company visit, field visit, dan conference call, menerbitkan investor newsletter, mengkinikan informasi pada investor relation website serta mengikuti investor conference dan non deal roadshow baik di dalam negeri maupun di kota-kota pusat keuangan dunia di Asia, Eropa, dan Amerika. Selama tahun 2012, telah dilakukan kegiatan komunikasi kepada para investor melalui kegiatan company visit, field visit, maupun roadshow/conference baik di dalam maupun luar negeri.

275

Akses informasi dan data perusahaan Dalam rangka memberikan kemudahan akses informasi mengenai informasi perusahaan bagi stakeholders, Bank BRI senantiasa menyediakan informasi secara terintegrasi, tepat waktu dan tepat sasaran melalui website www.bri.co.id yang berisi info tentang produk dan pelayanan BRI, informasi keuangan, karir serta semua informasi mengenai Bank BRI. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, nasabah dapat menghubungi Call BRI 14017 atau (62-21) 500 017/579 87400. Bagi investor dapat langsung menghubungi Hubungan Investor BRI melalui email ke [email protected] atau telepon ke (62-21) 575 1969.

2.

3.

4.

Sistem Pengendalian Intern Sistem Pengendalian Intern (SPI) adalah mekanisme proses pengawasan yang ditetapkan oleh manajemen Bank secara berkesinambungan (on going basis) yang kualitas design dan pelaksanaannya banyak bergantung pada komitmen Dewan Komisaris, Direksi serta seluruh pejabat dan pegawai Bank. Sesuai ketetapan dalam Pasal 26 Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PAER-01/2011 yang merupakan ketentuan pengganti Kep-Men BUMN No-KEP-11/M-MBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance Pada BUMN, BRI terus berupaya mengembangkan Sistem pengendalian Internal. BRI menerapkan kegiatan pengendalian pada semua tingkatan fungsional sesuai struktur organisasi Bank. Upaya tersebut dilakukan agar BRI mendapatkan keyakinan yang memadai dalam menjaga dan mengamankan harta kekayaan Bank, menjamin tersedianya laporan yang akurat, meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, mengurangi dampak kerugian keuangan, penyimpangan termasuk kecurangan (fraud) dan pelanggaran aspek kehati-hatian, serta meningkatkan efektivitas organisasi dan meningkatkan efisiensi biaya. Tujuan penerapan SPI di BRI mencakup: 1. Mendapatkan kepastian dipatuhinya seluruh peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dalam seluruh kegiatan operasional. Termasuk dalam hal ini adalah ketentuan dan

276

5.

peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan pemerintah, otoritas pengawasan Bank maupun kebijakan, ketentuan, dan peraturan intern yang ditetapkan Bank. Memastikan tersedianya informasi keuangan dan manajemen yang benar, lengkap dan tepat waktu. Terutama informasi-informasi relevan yang diperlukan dalam rangka pengambilan keputusan. Mendapatkan efisiensi dan efektivitas dari kegiatan usaha Bank, diantaranya melalui peningkatan efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan asset dan sumber daya lainnya serta dalam melindungi Bank dari risiko kerugian. Meningkatkan efektivitas budaya risiko pada seluruh jajaran organisasi secara menyeluruh, terutama dalam mengidentifikasi kelemahan dan mendeteksi penyimpangan secara dini serta menilai kewajaran kebijakan dan memperbaiki seluruh prosedur kerja yang relevan. Mengurangi dampak kerugian, penyimpangan termasuk kecurangan/fraud dan pelanggaran aspek kehati-hatian.

Evaluasi Efektivitas Sistem Pengendalian Internal BRI melakukan evaluasi efektivitas penerapan SPI secara berkesinambungan. Pemantauan dan mitigasi terhadap risiko utama kegiatan perbankan senantiasa menjadi prioritas dan berfungsi sebagai bagian dari kegiatan SPI sehari-hari, baik oleh satuan-satuan kerja operasional maupun oleh Unit Internal Audit. BRI juga melakukan evaluasi dan pemantauan atas kecukupan sistem pengendalian intern secara terus menerus karena terjadinya perubahan kondisi intern dan ekstern sehubungan dengan ekspansi usaha yang terus berjalan serta berupaya meningkatkan kapasitas SPI untuk meningkatkan efektivitasnya. Pada dasarnya evaluasi efektivitas penerapan sistim pengendalian intern berdasarkan pada activates fungsional dan proses bisnis mayor yang dilakukan terhadap beberapa komponen pengendalian yang saling berkaitan, mencakup: 1. Lingkungan pengendalian, 2. Identifikasi, penilaian dan mitigasi Risiko 3. Kegiatan pengendalian dan pemisahan fungsi, 4. Sistem Informasi, akuntansi dan komunikasi, dan 5. Kegiatan pemantauan serta tindakan koreksi atas penyimpangan/kelemahan.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Hasil evaluasi atas pelaksanaan sistem pengendalian internal tersebut kemudian dijadikan sebagai salah satu dasar evaluasi Manajemen BRI terhadap implementasi efektivitas sistem pengendalian internal untuk menentukan tahapan perbaikan dan penyempurnaan sistem ataupun kebijakan pengendalian yang memungkinkan Manajemen meningkatkan efektivitas kegiatan operasional sekaligus meminimalkan risiko yang merugikan Perusahaan. Pemantauan maupun evaluasi tersebut dijabarkan lebih lanjut kedalam berbagai kebijakan berupa Pedoman, Petunjuk Operasional maupun Instruksi Kerja. Sesuai dengan hasil penelaahan dan pembahasan dalam pertemuan-pertemuan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris, Komite-Komite, Satuan Kerja Audit dan beberapa divisi terkait, diperoleh kesimpulan bahwa BRI telah memiliki sistem pengendalian intern yang memadai. Tahun 2012 merupakan tahun implementasi GCG secara menyeluruh bagi BRI, oleh karena itu fokus utama bidang kepatuhan adalah mengupayakan penyelenggaraan praktik tata kelola perusahaan yang baik dan handal pada seluruh tingkatan dan jenjang organisasi secara konsisten dan berkesinambungan dengan menerapkan prinsip- prinsip dasar transparency, accountability, responsibility, independency dan fairness (TARIF). Untuk itu diperlukan serangkaian langkah-langkah strategis yang secara intensif akan dijalankan guna membangun, menerapkan dan mengevaluasi secara terus-menerus proses implementasi GCG di BRI. Hal tersebut bertujuan untuk menjamin bahwa kegiatan usaha yang dijalankan BRI telah memenuhi praktik bisnis yang sehat dan patuh pada hukum dan perundang-undangan serta telah melindungi kepentingan para stakeholders.

Fungsi Kepatuhan Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan mengacu pada PBI No. 13/2/PBI/2011 tanggal 12 Januari 2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum. Fungsi Kepatuhan di BRI dilaksanakan oleh jajaran kepatuhan yang terdiri dari Direktur Kepatuhan dan Divisi Kepatuhan. Direktur Kepatuhan selama tahun 2012

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

dijabat oleh Randi Anto yang menjabat sejak 12 Juli 2011, sedangkan untuk Kepala Divisi Kepatuhan dijabat oleh M. Jarot Eko Winarno. Baik Direktur Kepatuhan maupun Kepala Divisi Kepatuhan telah memenuhi persyaratan independensi serta kriteria sebagaimana ditetapkan oleh Bank Indonesia. BRI telah menyelesaikan penyusunan dan menetapkan Piagam Kepatuhan (Compliance Charter) serta menyempurnakan kebijakan internal mengenai Penerapan Budaya Kepatuhan di Unit Kerja BRI sebagaimana diatur pada Peraturan BI tersebut.

Strategi BRI mengembangkan kegiatan Kepatuhan agar dapat berperan sebagai management tools yang mampu memberikan kontribusi dalam mendukung kegiatan bisnis dan operasional bank yang prudent (memenuhi prinsip kehati-hatian), sehat dan transparan. Strategi yang dijalankan untuk mensinergikan antara fungsi kepatuhan Bank dengan fungsi bisnis Bank dituangkan dalam 3 pilar, yaitu: 1. Penerapan prinsip kehati-hatian 2. Penerapan Good Corporate Governance (GCG) 3. Penerapan Program Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT) Penerapan prinsip kehati-hatian Dilakukan melalui berbagai kegiatan, mencakup: 1. Review dan Penyempurnan kebijakan kepatuhan apabila diperlukan 2. Pengembangan SDM dalam mendukung implementasi fungsi kepatuhan 3. Pemantauan (monitoring) atas tindak lanjut hasil pengujian yang telah dinyatakan memenuhi prinsip kehati-hatian (comply) 4. Review kebijakan internal BRI 5. Resume kebijakan eksternal dan penerusan kebijakan 6. Analisis dampak kebijakan eksternal 7. Pemantauan terhadap pemenuhan komitmen BRI atas regulator 8. Pemantauan terhadap pemenuhan prinsip-prinsip kehati-hatian (BMPK, CAR, GWM, PDN, LDR, NPL, Transaksi Derivatif, dll) 9. Penyempurnaan/pengembangan compliance toolkit

277

Penerapan Good Corporate Governance (GCG)

Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan

Kegiatan yang dilakukan, mencakup: 1. Review dan penyempurnaan kebijakan GCG apabila diperlukan 2. Pengembangan SDM dalam mendukung implementasi GCG 3. Assessment pelaksanaan GCG, baik self assessment maupun oleh pihak independen (contoh assessment oleh CGPI) 4. Meningkatkan koordinasi dengan Unit Kerja terkait 5. Sosialisasi kebijakan GCG

1. Laporan Fungsi Kepatuhan

Penerapan Program Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT) 1. Fokus pada pelaksanaan action plan terkait Program APU dan PPT yang telah disampaikan kepada Bank Indonesia dan memantau progress pelaksanaannya. 2. Penyempurnaan kebijakan dan prosedur penerapan Program APU dan PPT secara berkesinambungan untuk menyesuaikan dengan ketentuan-ketentuan dari regulator 3. Pemantauan transaksi secara integrated melalui sistem AML BRI untuk membantu pemantauan transaksi yang dilakukan oleh Unit Kerja Operasional. 4. Penyempurnaan sistem untuk mengidentifikasi nasabah, transaksi keuangan mencurigakan, dan transaksi keuangan tunai sehingga dapat meminimalkan kemungkinan sistem perbankan digunakan untuk sarana kejahatan pencucian uang dan/atau pendanaan terorisme. 5. Monitoring dan pembinaan program APU dan PPT secara berkala kepada Unit Kerja BRI Selindo secara sampling untuk memastikan bahwa kebijakan dan prosedur program APU dan PPT telah dilaksanakan oleh Unit Kerja BRI Selindo secara konsisten dan sesuai ketentuan. 6. Self Assessment terhadap pelaksanan Program APU dan PPT secara berkala minimal 1 tahun sekali. 7. Sosialisasi/pelatihan Program APU dan PPT secara berkala minimal 1 tahun sekali. 8. Pemantauan terhadap progress pengkinian data nasabah BRI secara berkala (1 tahun sekali)

278

Sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yaitu PBI No. 13/2/PBI/2012 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum, BRI dalam hal ini Direktur Kepatuhan menyampaikan pelaksanaan tugasnya dengan rincian sebagai berikut: Bulanan

disampaikan oleh Direktur Kepatuhan kepada Direktur Utama dengan tindasan Komisaris dan Audit Intern

Semesteran

disampaikan oleh Direktur Utama dan Direktur Kepatuhan kepada Bank Indonesia dengan tindasan Komisaris.

2. Penerapan Budaya Kepatuhan Seluruh pekerja BRI bertanggung jawab mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan. Pada akhir tahun 2012 dilakukan sosialisasi secara berkesinambungan kepada seluruh unit kerja Bank BRI yang bertujuan untuk memperkuat Budaya Kepatuhan di Bank BRI. 3. Pemantauan Kebijakan dan Keputusan Direksi serta Kegiatan Usaha Bank a. Pelaksanaan pengujian prinsip kehati-hatian Pengujian prinsip kehati-hatian dilakukan atas final draft rencana kebijakan dan/atau keputusan yang akan ditetapkan oleh Direksi BRI baik di bidang perkreditan maupun nonperkreditan. Hasil pengujian selama tahun 2012 menunjukkan bahwa pada umumnya rencana kebijakan dan/atau keputusan Direksi yang dimintakan pengujian telah memenuhi prinsip kehati-hatian sebagaimana diatur dalam peraturan eksternal dan peraturan internal yang berlaku. b. Monitoring hasil pengujian Merupakan kelanjutan dari kegiatan pengujian di atas, kegiatan ini dilaksanakan untuk memastikan kembali tidak terdapat adanya penyimpangan dalam tindak lanjut rencana kebijakan dan/atau keputusan yang telah dinyatakan memenuhi prinsip kehatihatian (comply).

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

c.

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Review kebijakan internal

Dilakukan untuk memastikan bahwa kebijakan yang telah ditetapkan oleh Direksi dan berlaku di internal BRI masih memenuhi ketentuan prinsip kehati-hatian. d. Resume Kebijakan Eksternal

Tahun 2012 merupakan tahun implementasi GCG secara menyeluruh bagi BRI, oleh karena itu fokus utama bidang kepatuhan adalah mengupayakan penyelenggaraan praktik tata kelola perusahaan yang baik dan handal pada seluruh tingkatan dan jenjang organisasi secara konsisten dan berkesinambungan

Baik resume maupun penerusan kebijakan eksternal dilakukan terhadap kebijakan baru maupun perubahan kebijakan yang ditetapkan oleh regulator eksternal. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bagian dari sosialisasi kebijakan sehingga kebijakan eksternal dimaksud dapat segera dijadikan acuan oleh unit kerja terkait dalam bidang tugasnya. e. Analisa Dampak/Gap Analysis Kebijakan Eksternal Dilakukan untuk mengetahui pengaruh ketentuan eksternal yang berlaku terhadap kebijakan internal BRI yang berlaku saat ini sekaligus memastikan bahwa kebijakan internal BRI yang berlaku saat ini telah sesuai dengan ketentuan eksternal. Jenis Kegiatan

2011

2012

Perkreditan

Non Perkreditan

Perkreditan

Non Perkreditan

Pengujian prinsip kehati-hatian

260

118

321

133

Monitoring

222

108

300

80

Tanggapan Kebijakan

15

36

11

37

Review Kebijakan Internal

27

11

25

18

13

27

39

33

13

10

18

12

Resume & Eksternal

Penerusan

Kebijakan

Analisa Dampak Kebijakan Eksternal

f.

Informasi Perusahaan

Pemantauan terhadap pemenuhan komitmen Bank BRI

Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan kepatuhan BRI terhadap pemenuhan komitmen kepada Bank Indonesia maupun otoritas pengawas lainnya yang berwenang. Bentuk Komitmen tersebut dapat berasal dari hasil audit maupun surat Bank Indonesia dan/atau otoritas pengawas lainnya. Hasil dari pemantauan terhadap pemenuhan komitmen dilaporkan dalam Laporan Pelaksanaan Tugas Fungsi Kepatuhan kepada Direksi, Dewan Komisaris dan BI secara berkala. g. Pemantauan terhadap Pemenuhan Ketentuan Kehati-hatian (BMPK, CAR, GWM, PDN, LDR, NPL, dll) Kegiatan ini dilakukan untuk memastikan kepatuhan BRI terhadap kebijakan prinsip kehati-hatian yang ditetapkan oleh Bank Indonesia maupun otoritas pengawas lainnya yang berwenang.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

279

h. Penyempurnaan/Pengembangan Compliance Toolkit Dalam memastikan efektivitas dari standar prosedur kepatuhan yang telah berjalan saat ini, jajaran kepatuhan senantiasa mengevaluasi dan apabila diperlukan akan menyempurnakan compliance toolkit yang dimiliki. Selama tahun 2012, telah dilakukan evaluasi dan revisi terhadap compliance checklist pengujian Rencana Kebijakan Direksi, Putusan Kredit Restrukturisasi, Putusan Penyelesaian Kredit, dan Putusan Kredit Performing Loan. Selain itu, juga terus dilakukan pengembangan Dashboard Kepatuhan BRI. Dashboard Kepatuhan merupakan tools yang dikembangkan oleh BRI dengan tujuan untuk memantau pemenuhan BRI terhadap ketentuan regulator dan memberikan alert bagi pejabat terkait dalam mengambil keputusan dan/atau kebijakan. Hal-hal yang dapat dipantau dalam tools ini antara lain dana pihak ketiga, derivatif, Denda SID dan LBU, NPL, CAR, Kredit Korporasi, Menengah, Ritel, Mikro, dll. i. Pengelolaan Risiko Kepatuhan Terkait dengan pelaksanaan tugas ini, jajaran Kepatuhan berkoordinasi dengan jajaran Manajemen Risiko melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring dan pengendalian terhadap risiko kepatuhan dengan mengacu pada Peraturan Bank Indonesia mengenai Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Efektivitas pengelolaan risiko kepatuhan ditampilkan dalam Laporan Profil Risiko Kepatuhan yang disusun secara bulanan. j. Pelaksanaan Program APU-PPT Kegiatan yang dilakukan selama tahun 2012, antara lain: • Secara berkesinambungan melaksanakan sosialisasi Kebijakan dan Prosedur Penerapan

280













Program APU dan PPT, antara lain: -- Sosialisasi/pelatihan Program APU dan PPT pada Program Pengembangan Staff (PPS) BRI di Pusdiklat BRI. -- Sosialisasi/pelatihan Program APU dan PPT pada pendidikan manager Operasional, Assisten manager Operasional, Account Officer dengan masa kerja < 1 (satu) tahun. -- Sosialisasi/pelatihan Program APU dan PPT pada pendidikan Associate Auditor, Resident Auditor, Funding Officer dan Priority Banking Officer. -- Sosialisasi/pendidikan frontliner (customer service dan teller) di Sentra Pendidikan BRI seluruh Indonesia Penyampaian Action Plan Penerapan Program APU dan PPT ke Bank Indonesia serta koordinasi lebih lanjut dengan unit kerja terkait lainnya untuk memenuhi target dari action plan dimaksud. Terkait sistem joint account dan sistem pengelompokan nasabah berdasarkan risiko (risk based approach) telah diimplementasikan. Pemantauan penerapan kebijakan dan prosedur program APU dan PPT di unit kerja BRI dilakukan dengan metode sampling pada 12 Kanwil BRI, 37 Kantor Cabang BRI, 28 KCP BRI, 40 Unit BRI dan 2 Sentra Layanan Prioritas (SLP) BRI. Hasil monitoring telah disampaikan kepada masing-masing Kanwil sampling untuk mendapat perhatian atau tindaklanjut Unit Kerja BRI terkait yang dijadikan sebagai sampel. Melaksanakan Pemantauan terhadap pelaksanaan Pengkinian Data Nasabah baik untuk CIF Bank BRI maupun nasabah Cross Border Corespondent Banking. Melaksanakan kewajiban pelaporan pada PPATK berupa CTR dan STR sesuai ketentuan berlaku. Menindaklanjuti permintaan data dan permintaan blokir dari pihak eksternal, yaitu Bank Indonesia, KPK RI, PPATK, BNN RI, Kepolisian dan Dirjen Pajak.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

USA Patriot Act

Tata Kelola TI (IT Governance)

Terkait dengan pemenuhan terhadap peraturan “Uniting and Strengthening America by Providing Appropriate Tools Required to Intercept and Obstruct Act of 2001” (the “USA PATRIOT Act”) yang ditetapkan oleh Pemerintah Amerika Serikat untuk mencegah pencucian uang dan pendanaan para teroris melalui rekening koresponden bank-bank asing yang ada di lembaga-lembaga keuangan Amerika, maka lembagalembaga keuangan Amerika Serikat mensyaratkan kepada semua bank asing yang telah mempunyai atau berniat untuk mempunyai rekening koresponden di AS untuk mengisi formulir sertifikat yang standar. Dalam rangka memenuhi persyaratan USA Patriot Act, BRI telah melengkapi sertifikat mengenai rekening koresponden bank asing dan dapat dilihat pada alamat website BRI www.bri.co.id. Sertifikasi ini berlaku untuk semua rekening-rekening yang dibuka untuk BRI oleh “Covered Financial Institutions.”

IT Architecture Framework

Evaluasi Efektifitas Fungsi Kepatuhan Laporan fungsi Kepatuhan sebagai salah satu media informasi bagi Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan Kepatuhan Bank BRI. Selama tahun 2012, Dewan Komisaris telah melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan fungsi Kepatuhan BRI sebanyak 4 (empat) kali.

Pengembangan Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Untuk lebih menguatkan fungsi Kepatuhan Bank BRI ke depan dan budaya Kepatuhan di seluruh level organisasi Bank BRI, kedepan akan tetap dilakukan penyempurnaan dan kelengkapan sistem dan kebijakan terkait fungsi Kepatuhan, serta secara inten dilakukan sosialisasi pentingnya budaya Kepatuhan. Keikutsertaan dalam Forum Komunikasi Direktur Kepatuhan (FKDKP) Bank BRI dalam FKDP dapat menjalin komunikasi dengan fungsi Kepatuhan Bank lain melalui beberapa kegiatan antara lain seminar, workshop, dan pelatihan maupun kegiatan lainnya yang dapat mendorong penguatan fungsi Kepatuhan di Bank BRI.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Informasi Perusahaan

Arsitektur TI BRI telah disusun dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari IT Strategic Plan (ITSP) 2008-2013. Dalam penerapan dan pengembangan TI BRI, mengacu kepada ketentuan Bank Indonesia terkait penerapan manajemen risiko dalam penggunaan teknologi informasi (MR-IT) bagi Bank Umum. Arsitektur TI BRI terdiri dari 4 (empat) bagian yaitu: 1. Enterprise Architecture: Executive Summary 2. Assessment Phase: Business & IT Context 3. Design Phase: Enterprise Architecture Definition 4. Transition Plan Phase: Application, Information,

and Infrastructure

Kebijakan dan Prosedur TI Beberapa kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk mendukung proses tata kelola Perusahaan antara lain sebagai berikut: 1. IT Strategic Plan (ITSP) 2008-2013 2. Arsitektur Teknologi Informasi BRI 3. Kebijakan Umum Sistem informasi 4. Kebijakan Umum Sekuriti Teknologi Sistem Informasi (KUTSI) BRI 5. Kebijakan Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi 6. Kebijakan Manajemen Kelangsungan Usaha (MKU)/ Bussiness Continuity management (BCM) BRI 7. Ketentuan Tugas dan Tanggung Jawab Manajemen Dalam Rangka Pengamanan Informasi 8. Kebijakan Standarisasi Perangkat Teknologi Informasi 9. Kebijakan Pengkajian Perangkat Teknologi Informasi 10. Prosedur Siklus Pengembangan IT BRI 11. Ketentuan Tata Kelola Password 12. Standar Key Management 13. Ketentuan Penggunaan Internet di Lingkungan BRI 14. Ketentuan Security Compliance Check 15. Ketentuan Penggunaan Ruang Host 16. Ketentuan Penggunaan Email BRI 17. Ketentuan Perjanjian Kerahasiaan Informasi Pihak Ketiga

281

18. Ketentuan Password BIOS dan Password Administrator di PC UKO 19. Ketentuan Evaluasi Kebijakan Keamanan Informasi 20. Ketentuan Penanganan Informasi 21. Ketentuan Security Hardening 22. Ketentuan Tata Kelola User Account 23. Ketentuan Penggunaan Enkripsi 24. Ketentuan Manajemen Antivirus dan Security Patch 25. Ketentuan File Sharing 26. Ketentuan Pengembalian Aset TI dan Perubahan Hak Akses Terkait Perubahan Status Pegawai 27. Ketentuan Review Kapasitas Sarana Pendukung 28. Ketentuan Pengendalian Akses jaringan 29. Ketentuan Backup dan Restore 30. Ketentuan Mobile Computing dan Media Penyimpanan Data 31. Ketentuan Pengendalian Intern dan Pemantauan Audit 32. Ketentuan Registrasi Aset TI Milik Pihak Ketiga 33. Ketentuan Registrasi Aset TI 34. Ketentuan Manajemen Resiko 35. Ketentuan Pemeliharaan Aset Teknologi Informasi 36. Ketentuan IT Security Awareness 37. Ketentuan Manajemen Insiden Keamanan Informasi 38. Standar Konfigurasi Firewall 39. Kebijakan dan Prosedur terkait Closed Circuit Television (CCTV) dan kamera Embaded 40. Prosedur Penomoran dan Kode Dokumen 41. Prosedur Akses Firewall 42. Prosedur Manajemen Antivirus dan Security Patch 43. Prosedur Manajemen Insiden Keamanan Informasi 44. Prosedur Pemeliharaan Aset Teknologi Informasi 45. Prosedur Pengembalian Aset TI dan Perubahan Hak Akses terkait perubahan status pegawai 46. Prosedur Tata Kelola User Account

Pengembangan Sistem Manajemen (TI) Dalam implementasi GCG secara konsisten di Perusahaan, Bank BRI telah membangun beberapa aplikasi pendukung yang dapat membantu Manajemen untuk memonitor dan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan. Beberapa aplikasi yang ada di BRI antara lain:

282

SIM-Manajemen Risiko BRI menerapkan kerangka pengelolaan risiko secara terpadu (enterprise-wide risk management) untuk mengendalikan 8 (delapan) jenis risiko yang diantarnya adalah sistem informasi manajemen risiko. 1. Pengembangan sistem informasi manajemen risiko diantaranya dengan mengembangkan aplikasi OPRA atau Operational Risk Assesor (risiko operasional), aplikasi LAS atau Loan Approval System (risiko kredit), dan aplikasi GUAVA atau Treasury and Market Risk System (risiko pasar). 2. Penetapan perangkat dan metodologi pengukuran risiko yang terdiri dari: a. Operational risk • Perangkat: Risk and Control Self Assessment, Indikator Risiko Utama, Manajemen Insiden, Forum Manajemen Risiko, dan Penilaian Tingkat Maturitas. • Metodologi: Basic Indicator Approach (BIA) dan secara bertahap menuju Standardized Approach (SA), kemudian Advanced Measurement Approach (AMA). b. Credit risk • Perangkat: Credit Risk Rating (CRR) dan Credit Risk Scoring (CRS). • Metodologi: Standardized Approach (SA) dan secara bertahap menuju Internal Rating Based Approach (IRBA). c. Market risk • Perangkat: VaR, Sensitivity Analysis, Maturity Gap, Maximum Cash Outflow. • Metodologi: Standardized Approach (SA) dan siap menerapkan Internal Model. 3. Peningkatan efektivitas penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dan kerangka kerja manajemen risiko, antara lain melalui pelaksanaan Forum Manajemen Risiko di setiap Unit Kerja, Pelaksanaan Fungsi Manajemen Risiko yang melekat pada pejabat yang ditunjuk di Unit Kerja dan Bagian Manajemen Risiko Kanwil (MRK) yang terdapat di setiap Kantor Wilayah dan memiliki

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

tugas melakukan pembinaan, monitoring, serta verifikasi implementasi proses manajemen risiko di Kantor Wilayah. Dashboard Kepatuhan Dashboard Kepatuhan merupakan tools yang dikembangkan oleh BRI dengan tujuan untuk memantau pemenuhan BRI terhadap ketentuan regulator dan memberikan alert bagi pejabat terkait dalam mengambil keputusan dan atau kebijakan. Hal-hal yang dapat dipantau dalam tools ini antara lain Dana Pihak Ketiga, Derivatif, Denda SID dan LBU, NPL, CAR, Kredit Korporasi, Menengah, Ritel, Mikro, dll. Selanjutnya akan terus dilakuakan penyempurnaan aplikasi melalui pengembangan beberapa menu baru. SIM-SDM Pelaporan internal terkait pengelolaan sumber daya manusia di BRI melalui sistem yang memadai baik dari sisi IT (termasuk IT-security system) maupun dukungan SDM yang kompeten sehingga tercipta informasi yang sangat tepat waktu, akurat, lengkap dan handal serta efektif untuk pengambilan keputusan manajemen. Dalam pengembangannya, aplikasi SIM-SDM BRI saat ini dapat menampilkan informasi antara lain: 1. Data share option yang dimiliki anggota Dewan Komisaris, Direksi dan pejabat eksekutif lainnya. 2. Rasio upah pekerja tertinggi dan terendah. 3. Laporan penyimpangan (internal fraud). 4. Pekerja dengan status indikasi kasus. 5. Data formasi Pekerja dan Pengisian. STAR Web System Dalam pelaksanaan pemantauan kualitas layanan di unit kerja BRI, BRI telah membangun STAR web System yang merupakan sistem yang digunakan untuk monitoring kualitas layanan dan operasional secara online. Untuk memudahkan proses peng-inputan data hasil

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

monitoring kualitas layanan dan operasional unit kerja serta menjadikan data hasil monitoring terdokumentasi dengan baik. Sehingga akan memudahkan unit kerja dalam melakukan perbaikan kualitas layanan dan operasional unit kerja dengan cepat. Sistem Manajemen Informasi (TI) Audit Pengembangan Sistem Informasi (TI) Audit dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas dan efisiensi penerapan Risk Based Audit. Adapun pengembangan teknologi informasi yang dilakukan Audit Intern antara lain: 1. Implementasi aplikasi Sistem Manajemen Audit (BRISMA) yang mengintegrasikan seluruh proses audit mulai dari perencanaan audit tahunan (PAT), perencanaan audit individual, pelaksanaan audit individual, pelaporan dan dokumentasi. 2. Pengembangan aplikasi BRIdeX sebagai analytical tools sehingga peningkatan indikator risiko dapat diidentifikasi. 3. Pengembangan secara berkesinambungan Pusat Data Elektronik (PDE) untuk auditor. PDE menangani pengolahan data yang digunakan untuk audit secara terpusat. Hasil pengolahan data oleh PDE dapat diakses oleh masing-masing auditor sesuai wilayah auditnya masing-masing. Bila auditor mempunyai data mentah yang perlu diolah lebih lanjut (pengolahan adhoc), auditor dapat memanfaatkan BrideX sebagai aplikasi offline yang menangani pengolahan data secara desentralisasi. 4. Sistem Penunjang (CSS, AER) Sistem yang ada pada kategori ini menangani beragam bidang yang tidak berhubungan langsung dengan proses audit, seperti: CSS (Customer Satisfaction Survey) akan menangani hasil survey kepuasan auditee dalam setiap proses audit. Sedangkan AER (AIN Electronic Register) menangani inventarisasi infrastruktur TI (hardware) yang ada di masing-masing kantor audit.

283

E-Procurement Aplikasi e-procurement merupakan proses pengadaan barang dan jasa yang dilakukan secara elektronik/online berbasis internet yang bertujuan adanya transparansi pengedaan barang dan jasa. Aplikasi e-procurement BRI terdiri dari 10 (sepuluh) modul, meliputi: 1. Budget Management 2. User Management 3. Vendor Management 4. Request Management 5. Procurement Management 6. Bid Auction 7. Penetapan Pemenang 8. Contract Management 9. Vendor Performance management 10. Report

Pengembangan TI BRI ke Depan Rencana pengembangan TI BRI ke depan untuk dapat mendukung tercapainya visi, misi Perusahaan, antara lain dengan menciptakan one stop service yang terintegrasi dengan memanfaatkan channel yang luas dan produk yang beragam. Menyediakan akses data yang lengkap secara online real time, serta penerapan teknologi sekuriti yang handal.

Audit Intern Fungsi audit intern di BRI dijalankan oleh Audit Intern BRI yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama dan memiliki akses komunikasi langsung (communication line) kepada Komite Audit untuk berkoordinasi dan menyampaikan informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan dan hasil audit. Peran Audit Intern sangat strategis dalam membantu Perusahaan mencapai tujuan melalui pendekatan yang sistematis, teratur dan terstruktur untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas pengelolaan risiko, pengendalian intern dan proses governance. Audit Intern ini dipimpin oleh Kepala Audit Intern yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama atas persetujuan Dewan Komisaris.

284

Piagam Audit Internal (Internal Audit Charter) Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya Audit Intern berpedoman pada Piagam Audit Intern (internal audit charter) yang disusun guna memberikan gambaran dan pedoman mengenai tujuan, wewenang, tanggung jawab dan ruang lingkup pekerjaan audit intern dalam organisasi. Piagam Audit Intern ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Direksi BRI Nokep: S.53-DIR/AIN/07/2008 tanggal 28 Juli 2008 tentang Piagam Audit Intern serta Kebijakan dan Prosedur Audit Intern PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. yang secara garis besar memuat: Visi, Misi, Maksud dan Tujuan, Ruang Lingkup, Struktur Organisasi, Wewenang, Tugas dan Tanggung Jawab Audit Intern, Persyaratan dan Profesionalisme Auditor, Tata Cara Pelaksanaan Audit serta Kode Etik Auditor Internal.

Sumber Daya Manusia dan Kualifikasi Audit Internal Audit Intern terus berupaya untuk memenuhi/ menyediakan auditor yang berkualitas, memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan, rentang kendali, dan tingkat risiko di masing-masing wilayah kerja audit. Mulai bulan September 2008 Kepala Audit Intern dijabat oleh Ali Mudin. Total jumlah pekerja satuan kerja Audit Intern berjumlah 1.876 pekerja, terdiri dari 1 Kepala Audit Intern, 16 Inspektur, 22 Wakil Inspektur, 66 Group Head, 564 Auditor (meliputi Senior Auditor, Auditor, Junior Auditor, dan Associate Auditor). Audit Intern juga memiliki 167 Resident Auditor Kantor Cabang, 1.031 Resident Auditor Unit.

Sertifikasi Profesi Audit Intern Dalam melaksanakan tugas audit, sampai Audit Intern BRI didukung tenaga audit profesional yang sebagian telah bersertifikat nasional maupun internasional sebagai berikut:

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Job Grade Pekerja Sertifikasi

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

Jumlah

18

Manajemen Risiko (BSMR/LSPP)

 

 

 

 

 

2

27

45

9

14

2

14

1

114

CFE (Certified Fraud Examiner)

5

1

2

1

 

 

 

 

 

 

 

 

 

9

QIA (Qualified Internal Auditor)

 

 

3

 

 

 

3

9

 

5

 

2

 

22

CISA (Certified Information System Auditor)

 

 

 

5

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5

CEH (Certified Ethical Hacker)

 

 

 

2

 

 

 

 

 

 

 

 

 

2

CDCP (Certified Data Center Professional)

 

 

 

1

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1

CFSS (Certified Forensic Security Specialist)

 

 

 

1

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1

MCSE (Microsoft Certified System Engineer)

 

 

 

1

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1

Tata Kelola IT dari MTI UI

 

 

1

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

1

Jumlah

5

1

6

11

0

2

30

54

9

19

2

16

1

156

Sementara itu, kualifikasi pendidikan formal berdasarkan level jabatan adalah sebagai berikut: Pendidikan Formal

Jabatan Kai/ Inspektur

Kabid/ Ka Audit/ Wains

Kabag/ Gh

Jumlah Auditor

Resident Auditor

Support Admin (Pt)

Strata 3

1

 

 

 

 

 

1

Strata 2

11

16

30

13

23

2

95

Strata 1

5

8

22

525

769

23

1352

Diploma (D3)

 

 

 

9

62

3

74

Slta/setingkat

 

 

 

 

120

14

134

17

24

52

547

974

42

1656

Jumlah

Tugas dan Tanggung Jawab Audit Intern Tugas dan tanggung jawab Audit Intern BRI sebagaimana diatur di dalam Piagam Audit Intern mencakup: 1. Audit Intern bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama. 2. Membantu tugas Direktur Utama dan Komisaris Utama dalam melakukan pengawasan dengan cara menjabarkan secara operasional baik perencanaan, pelaksanaan maupun pemantauan hasil audit. 3. Membuat analisis dan penilaian di bidang keuangan, akuntansi, operasional dan kegiatan lainnya melalui pemeriksaan langsung dan pengawasan secara tidak langsung. 4. Mengidentifikasi segala kemungkinan untuk memperbaiki dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya dan dana. 5. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkatan manajemen. 6. Dalam melaksanakan tugasnya Audit Intern harus menyampaikan laporan kepada Direktur Utama dan Komisaris Utama.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

285

7. Meyakinkan kualitas pelaksanaan tugas manajemen lini atas proses manajemen risiko, sistem pengendalian intern dan tata kelola usaha telah dilaksanakan secara cukup dan efektif. 8. Memeriksa dan mengevaluasi pelaksanaan Rencana Kerja Bank BRI untuk meyakinkan bahwa semua kegiatan bisnis BRI dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan harapan para stakeholders. 9. Menyerahkan hasil audit kepada pihak internal dan eksternal secara tepat waktu sesuai dengan kebijakan, peraturan dan prosedur yang berlaku. 10. Menjaga hubungan baik dengan Auditee, Eksternal Auditor dan pihak ketiga dalam pelaksanaan kerja Audit Intern.

Struktur dan Kedudukan Unit Audit Intern Struktur dan kedudukan Audit Intern diatur dalam: 1. SK Struktur Organisasi Audit Intern BRI Nokep. S.129DIR/REN/08/2012 tanggal 9 Agustus 2012 tentang Organisasi Audit Intern BRI, “Bahwa Audit Intern (AI) berada di bawah binaan Direktur Utama. Namun, dalam kegiatan operasional, Direktur Kepatuhan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan operasional AI BRI sesuai kewenangannya. Kepala Audit Intern dapat berkomunikasi langsung dengan Komite Audit untuk melaporkan/menginformasikan masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan audit. Audit Intern BRI merupakan salah satu fungsi pengawasan dan pengendalian intern dalam Organisasi Perusahaan.” 2. Piagam Audit Intern BRI No.S 53-DIR/AIN/07/2008 tanggal 28 Juli 2008, disebutkan bahwa Audit Intern BRI bertanggungjawab kepada Direktur Utama dan berada dibawah pengawasan langsung dari Direktur Utama. Audit Intern BRI dipimpin oleh Kepala Audit Intern yang diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama dengan persetujuan Komisaris dan dilaporkan ke Bank Indonesia dan Bapepam-LK. Audit Intern BRI secara struktural terdiri atas Unit Kerja Audit Bidang Delivery dan Unit Kerja Audit Bidang Support dengan rincian sebagai berikut: 1. Unit Kerja Audit Bidang Delivery terdiri dari: a. Audit Bidang TSI Melaksanakan kegiatan audit serta pemberian konsultasi sebagai strategic business partner

286

terhadap pengelolaan proses teknologi sistem informasi (TSI) oleh Unit Kerja Pengembang dan Pengguna TSI untuk memastikan kecukupan dan efektifitas pengendalian intern, manajemen risiko dan good corporate governance (GCG). b. Audit Kantor Pusat, Kantor Cabang Khusus, Unit Kerja Luar Negeri, dan Perusahaan Anak Melaksanakan kegiatan audit serta pemberian konsultasi sebagai strategic business partner terhadap unit kerja di Kantor Pusat, Kantor Cabang Khusus (KCK), unit kerja luar negeri (UKLN) dan perusahaan anak (PA) yang kepemilikan sahamnya diatas 51% untuk memastikan kecukupan dan efektifitas pengendalian intern, manajemen risiko dan good corporate governance (GCG). c. Kantor Inspeksi Melaksanakan kegiatan audit serta pemberian konsultasi sebagai strategic business partner terhadap Kantor Wilayah, Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, Kantor Kas dan BRI Unit untuk memastikan kecukupan dan efektifitas pengendalian intern, manajemen risiko dan good corporate governance (GCG). d. Grup Spesial Investigasi Melakukan analisa red flags (ketidakwajaran), analisa indikator-indikator risiko fraud dan melaksanakan kegiatan investigasi atas indikasi fraud serta pemberian konsultasi untuk meningkatkan kecukupan & efektivitas penerapan proses pengendalian intern, manajemen risiko dan pelaksanaan good corporate governance (GCG). 2. Unit Kerja Audit Bidang Support yaitu Audit Bidang PSKA Melaksanakan pengkajian organisasi Audit Intern, pengembangan kebijakan, prosedur dan sarana penunjang audit (audit tools), pengembangan kualitas audit serta perancangan software maupun hardware sesuai ketentuan dan best practices Audit Intern. Saat ini Audit Intern BRI memiliki 18 Unit Kerja Audit Fungsi Delivery (unit kerja yang melaksanakan kegiatan audit) yang tersebar di seluruh Indonesia. Lebih lanjut, untuk merespon pertumbuhan bisnis yang semakin

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Struktur Organisasi Audit Intern DEWAN KOMISARIS

KOMITE AUDIT

DIREKTUR UTAMA AUDIT INTERN

AUDIT KP. KCK. UKLN. PA AUDIT BIDANG PSKA

Grup Spesial Investigasi

Bag. Penunjang Operasional Audit

AUDIT BIDANG TSI

Grup Audit

Grup Audit

KANTOR INSPEKSI

BIDANG I & II

Resident Auditor

Grup Audit

Resident Auditor

Grup Audit

SAU

cepat dan kompleks, BRI membentuk fungsi audit di Kantor Cabang dan BRI Unit yang disebut dengan Resident Auditor. Fungsi Resident Auditor diantaranya bertanggungjawab untuk melaksanakan kegiatan monitoring berkala secara berkesinambungan sehingga peningkatan sinyal-sinyal risiko di unit kerja dapat dideteksi secara lebih dini. Kemudian dalam rangka meminimalkan frekuensi kejadian fraud, Bank BRI membentuk unit kerja Spesial Investigasi yang bertanggungjawab untuk melakukan analisa red flags (ketidakwajaran), melakukan analisa indikator-indikator risiko fraud secara berkala serta melaksanakan kegiatan investigasi atas indikasi fraud.

Metodologi Audit BRI menerapkan metodologi risk based internal audit (RBIA) dengan pendekatan proses bisnis. RBIA tersebut diimplementasikan secara bertahap sesuai dengan tingkat kematangan manajemen risiko secara korporat. Dengan metodologi tersebut, maka proses bisnis dan unit bisnis yang diperkirakan memiliki risiko yang signifikan dalam pencapaian tujuan perusahaan lebih diprioritaskan untuk diaudit, sehingga dapat diyakini bahwa seluruh potensi risiko dapat diminimalkan sesuai dengan toleransi risiko yang telah ditetapkan. Untuk mendukung efisiensi dan efektifitas pelaksanaan risk based audit serta

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

untuk meningkatkan peran audit sebagai Strategic Business Partner (SBP), maka dalam proses analisa data didukung dengan penggunaan Computer Assissted Audit Technique (CAAT).

Evaluasi Audit Dalam rangka menjamin kualitas pelaksanaan audit, dilakukan penilaian kualitas (quality assurance) oleh pihak internal melalui internal quality assurance review maupun eksternal. Penilaian kualitas oleh pihak eksternal dilakukan oleh PT SGS Indonesia melalui surveillance ISO 9001. Hasil surveillance ISO 9001:2008 visit 2/2012 oleh PT SGS Indonesia tidak ada temuan major maupun minor. Efektivitas pelaksanaan kerja dan kepatuhan terhadap Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB) dievaluasi oleh Auditor Ekstern (pada tahun 2011 kegiatan evaluasi dilaksanakan oleh PricewaterhouseCoopers), hasilnya menunjukkan bahwa fungsi Audit Intern BRI telah mampu menjalankan peranannya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan serta mendapatkan predikat “good practices” apabila dibandingkan dengan industri sejenis.

Uraian Pelaksanaan Tugas Audit Untuk tahun 2012, BRI memprioritaskan pelaksanaan audit terhadap 3.463 unit kerja atau 62% dari total

287

unit kerja BRI. Rencana tersebut didasarkan pada hasil penilaian risiko secara korporat, konsistensi dengan tujuan dan rencana strategis BRI, ketentuan regulator, arahan manajemen dan Komite Audit, risk profile serta hasil audit periode sebelumnya.

Pemantauan bertujuan untuk memastikan bahwa manajemen telah melakukan perbaikan atas kelemahan pengendalian intern yang ditemukan oleh eksternal auditor. Ekternal Auditor

Sampai dengan 31 Desember 2012, Audit Intern BRI telah melaksanakan kegiatan audit reguler pada 6.442 unit kerja atau mencapai 186,02% dari target penugasan audit dan telah melaksanakan penugasan audit khusus (special audit) sebanyak 2.092 kegiatan serta fraud audit sejumlah 12 kegiatan. Berdasarkan data hasil kegiatan audit (audit reguler, audit khusus dan fraud audit), selama tahun 2012 teridentifikasi sejumlah 40 kejadian fraud. BRI telah melakukan analisa dari sisi kelemahan pengendalian intern dan telah melaksanakan beberapa program untuk meningkatkan fungsi pengendalian intern, mencakup: 1. Pembentukan fungsi audit di Kantor Cabang dan BRI Unit (Resident Auditor), 2. Mengembangkan Pusat Data Elektronik (PDE) secara terus menerus guna menganalisis indikator-indikator perkreditan maupun non kredit dalam rangka mendeteksi peningkatan risiko secara lebih awal, 3. Mengirimkan hasil analisis indikator risiko secara berkala (bulanan) kepada auditor di seluruh Indonesia melalui media unit assessment yang bertujuan untuk mengidentifikasi terjadinya peningkatan risiko di Unit Kerja. Secara periodik Audit Intern melaksanakan kegiatan monitoring terhadap perkembangan tindak lanjut perbaikan pengendalian intern yang telah dilakukan oleh auditee.

288

Jumlah Temuan

Status Temuan Selesai

Bank Indonesia (BI) BPK RI* Kantor Akuntan Publik (KAP)

Belum Selesai

78

67

11

251

232

19

34

3

31

Pemeriksaan oleh BPK RI meliputi pemeriksaan rutin dan pemeriksaan pajak

*

Peningkatan Kualitas Audit Untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi proses audit, BRI mengembangkan program penggunaan teknologi informasi secara berkesinambungan. Strategi ini ditempuh agar Audit Intern dapat berperan sebagai early warning signal (EWS) secara lebih optimal. Beberapa program pengembangan teknologi informasi yang dilaksanakan untuk unit Audit Intern antara lain: 1. Implementasi aplikasi Sistem Manajemen Audit (BRISMA) yang mengintegrasikan seluruh proses audit mulai dari Perencanaan Audit Tahunan (PAT), perencanaan audit individual, pelaksanaan audit individual, pelaporan dan dokumentasi. 2. Pengembangan aplikasi BRIdeX sebagai analytical tools sehingga peningkatan indikator risiko dapat diidentifikasi. 3. Pengembangan Pusat Data Elektronik (PDE) untuk auditor secara berkesinambungan.

Koordinasi dengan Eksternal Auditor

Audit Ekstern

Pemeriksaan terhadap BRI dilakukan pula oleh eksternal auditor yakni Bank Indonesia (BI), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Kantor Akuntan Publik (KAP). Dalam kegiatan pemeriksaan yang dilakukan oleh eksternal auditor, Audit Intern berperan sebagai liaison officer untuk mengkoordinir kelancaran pelaksanaan audit serta melakukan pemantauan atas tindak lanjut perbaikan dari temuan eksternal auditor oleh unit kerja terkait.

Pengawasan terhadap BRI, selain dilaksanakan oleh auditor internal BRI juga dilaksanakan oleh auditor eksternal diantaranya oleh Bank Indonesia (BI), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Kantor Akuntan Publik (KAP). Khusus untuk KAP, Dewan Komisaris BRI sesuai dengan wewenang yang telah diberikan oleh RUPS Tahunan BRI tahun 2012 pada tanggal 28 Maret 2012, telah menunjuk KAP Purwantono, Suherman dan Surja Ernst and Young (PSS-EY), salah satu dari 4 (empat) KAP berskala internasional (The Big Four) untuk melakukan

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

audit atas laporan Keuangan BRI tahun buku 2012. Penunjukan ini merupakan periode ke - 2 (dua) dari KAP PSS-EY untuk melakukan audit laporan keuangan BRI, serta penunjukan yang ke - 2 (dua) dari akuntan publik yang melakukan audit laporan keuangan BRI. Penunjukan sebelumnya adalah untuk tahun buku 2011. Penunjukan KAP tersebut telah berpedoman pada regulasi yang berlaku dan dipilih melalui tahapan proses seleksi dengan pelelangan terbatas/tender berdasarkan pemenuhannya terhadap kriteria: 1. Berpengalaman sebagai auditor perbankan 2. Memahami regulasi perbankan di Indonesia, perusahaan masuk bursa serta peraturan lainnya yang relevan. 3. Berpengalaman dan memahami sistem aplikasi dan teknologi perbankan. 4. Memahami produk perbankan. 5. Berpengalaman dan paham mengenai manajemen risiko. Ketentuan yang dijadikan acuan adalah bahwa tidak dilakukan penunjukan KAP yang sama untuk melakukan audit 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan dengan partner yang sama selama 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.

Imbalan Jasa Imbalan jasa yang diberikan BRI kepada KAP-PSS-EY adalah sebesar Rp5.580.000.000 (Lima miliar lima ratus delapan puluh juta rupiah) sudah termasuk PPN sebesar 10% (sepuluh persen) dan pajak lainnya yang terkait. Imbalan jasa tersebut sudah termasuk out of pocket expenses (OPE) dimana didalamnya termasuk biaya untuk kunjungan cabang yang berada di Indonesia serta review atas laporan keuangan cabang dan perwakilan luar negeri. Penugasan telah dilakukan dengan memenuhi persyaratan yang berlaku dan memenuhi aspek-aspek sebagaimana diatur dalam PBI No.3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 sebagaimana diubah dengan PBI No. 7/50/ PBI/2005 tanggal 29 November 2005 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank dan SE BI No: 3/32/DPNP/IDPnP tanggal 14 November 2001 tentang Hubungan Antara Bank, Akuntan Publik dan Bank Indonesia.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

KAP yang ditunjuk telah menyampaikan hasil audit dan management letter kepada Bank dengan tepat waktu. Akuntan Publik juga telah bekerja secara independen dan memenuhi kriteria yang telah diperjanjikan sebelumnya.

Penerapan Risiko BRI menerapkan kerangka pengelolaan risiko secara terpadu (enterprise-wide risk management) untuk mengendalikan 8 (delapan) jenis risiko yang meliputi penerapan empat pilar yang terdiri dari (1) Pengawasan Direksi dan Komisaris, (2) Penetapan kebijakan, prosedur, dan limit, (3) Proses manajemen risiko dan sistem informasi manajemen, serta (4) Sistem pengendalian intern. Pengelolaan risiko tersebut telah dijalankan sesuai ketentuan PBI No.11/25/PBI/2009 tentang Perubahan atas PBI No. 5/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum dan juga sesuai dengan ketentuan Basel III perihal tersebut diatas. Uraian detail mengenai Manajemen Risiko yang dijalankan oleh BRI dapat dilihat pada Sub Bab “Tinjauan Operasional, Manajemen Risiko”.

Kode Etik (Code of Conduct) dan Budaya Perusahaan Keberadaan Kode Etik Perusahaan Kode etik (Code of Conduct) BRI menjabarkan prinsip-prinsip dasar perilaku pribadi dan profesional yang diharapkan dilakukan oleh pekerja BRI dalam melaksanakan tugasnya. Hal Ini merupakan standar perilaku yang wajar, patut dan dapat dipercaya untuk semua insan BRI. Kode Etik BRI berlaku bagi seluruh pekerja BRI diseluruh level organisasi BRI. Kebijakan Kode Etik BRI dibangun sejak tahun 2003 dan telah dilakukan revisi pada tahun 2010. Penerapan Kode Etik BRI diikuti dengan Mekanisme Whistleblowing System (WBS-BRI) yang dibangun BRI sebagai media pelaporan pelanggaran kode etik serta kebijakan Peraturan Disiplin BRI yang mengatur jenis-jenis pelanggaran dan mekanisme penanganan pelanggaran.

289

Elemen Kode Etik BRI Elemen-elemen Kode Etik BRI terdiri dari: Kepatuhan terhadap Hukum dan Kebijakan Bank 1. Semua insan BRI harus tunduk pada peraturan perundang-undangan dan peraturan yang ditetapkan dalam kebijakan Bank BRI. 2. Semua Insan BRI tidak diperkenankan untuk melanggar hukum, peraturan atau kebijakan Bank BRI untuk memenuhi target laba. 3. Kriteria praktek suatu aktivitas yang dapat diterima, tidak hanya semata-mata dilihat dari praktek yang dijalankan kompetitor atau pihak lainnya di pasar. Jika hukum atau peraturan menjadi tidak relevan lagi atau jika para kompetitor tidak lagi mematuhinya, Bank BRI tetap tidak memperkenankan untuk melanggarnya. Hubungan dengan Nasabah Eksternal 1. Bank BRI menyediakan produk dan/atau jasa dimana Bank mempunyai ijin untuk menjual produk dan/atau jasa tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku. 2. Dalam memberikan informasi mengenai produk dan/atau jasa kepada nasabah, setiap insan BRI akan memberikan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas dan akurat. 3. Bank BRI mempunyai komitmen untuk secara terus-menerus mengembangkan kualitas layanan yang prima dengan selalu berusaha mengutamakan untuk memenuhi kepuasan nasabah, serta membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. 4. Bank BRI menjunjung tinggi kejujuran dalam membuat, menggunakan dan memilih cara-cara periklanan dan promosi, sehingga kesuksesan produk dan/atau jasa Bank disebabkan oleh kualitas dan reputasi bank BRI, bukan oleh karena kecurangan yang terjadi didalamnya. Hubungan dengan Komunitas Setempat 1. Bank BRI berikut semua insan BRI memiliki komitmen menjadi warga yang baik di semua lingkungan dimana Bank BRI menjalankan bisnisnya. 2. Bank BRI memiliki tanggung jawab kepada komunitas setempat untuk menggunakan sumber daya yang ada baik berupa uang, sumber daya manusia dan energi dengan bijaksana. 3. Bank BRI mendorong keterlibatan insan Bank kedalam kegiatan komunitas, dengan prioritas di bidang pendidikan, seni budaya dan agama, serta kemanusiaan dan kelestarian lingkungan. Hubungan Perusahaan dengan Insan Bank 1. Semua insan Bank wajib memberikan solusi atas setiap hambatan yang mengganggu pencapaian pelaksanaan kebijakan pokok Bank BRI. 2. Bank BRI akan memperlakukan setiap insan Bank dengan obyektif, transparan, adil dan setara. 3. Bank BRI hanya akan mengelola informasi personal yang dibutuhkan. 4. Bank BRI berusaha menyediakan lingkungan kerja yang kondusif untuk meningkatkan produktivitas. Kerahasiaan Bank 1. Bank BRI wajib menjaga kepercayaan masyarakat. 2. Insan Bank wajib menjaga rahasia, baik rahasia Bank maupun rahasia Perusahaan. Integritas dan Akurasi Pembukuan Bank 1. Pembukuan usaha Bank BRI harus menghasilkan laporan yang tepat dan dapat dipertanggungjawabkan kepada manajemen, pemegang saham, nasabah, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. 2. Insan Bank bertanggung jawab untuk melakukan pencatatan resmi mengenai kegiatan bisnis Bank BRI secara akurat, jujur, lengkap dan tepat waktu. Benturan Kepentingan 1. Insan Bank tidak diperkenankan menempatkan diri pada posisi atau situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan antara dirinya dengan Bank BRI atau dengan nasabah Bank BRI. 2. Setiap keputusan yang dihasilkan insan Bank harus diambil semata-mata bagi kepentingan terbaik Bank BRI. 3. Setiap insan Bank diwajibkan untuk mengungkapkan semua kepentingan yang ada kepada manajemen jika mengetahui adanya benturan kepentingan. 4. Setiap insan Bank diminta untuk tidak terlibat dalam pengambilan keputusan bank BRI jika akan menimbulkan benturan kepentingan pribadi. Kontribusi dan Aktivitas Politik Bank BRI tidak memperkenankan dana, fasilitas dan sumber daya Bank disumbangkan untuk tujuan kampanye politik, penggalangan dana politik atau tujuan partisipasi politik dimanapun di seluruh dunia. Hadiah 1. Hadiah yang dimaksud dalam hal ini adalah dalam arti luas, meliputi uang, barang, rabat (diskon), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan no capital dan fasilitas lainnya baik yang diterima didalam dan di luar negeri, dan yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau tanpa sarana elektronik. 2. Semua insan BRI tidak diperkenankan menerima atau memberikan hadiah yang tidak sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.

290

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Upaya penegakan Kode Etik BRI

Program Awareness

Kode Etik BRI berlaku bagi Dewan Komisaris BRI, Direksi BRI dan seluruh pekerja BRI diseluruh jenjang Organisasi BRI. Upaya penerapan dan penegakan kode etik BRI dilakukan dengan penuh kesadaran secara terus menerus dalam bentuk sikap perbuatan, komitmen dan ketentuan, meliputi:

Program induksi Kode Etik BRI dilakukan terhadap pekerja baru BRI melalui program pendidikan di pusat pendidikan BRI serta sosialisasi kebijakan secara berkesinambungan dan konsisten.

Pernyataan Kepatuhan Kode Etik BRI Guna penerapan Kode Etik yang efektif, insan BRI diharuskan membaca dan memahami dengan baik dan benar serta setiap insan BRI diwajibkan menandatangani “Pernyataan Kepatuhan Insan BRI terhadap Kode Etik”, Komitmen Manajemen Penegasan komitmen Manajemen BRI terkait komitmen Bank BRI untuk tidak menerima dan/atau meminta hadiah atau bingkisan dalam bentuk dan dalih apapun dari pihak nasabah, debitur, dan mitra kerja maupun pihak ketiga lainnya dalam media massa dan website Bank BRI. Annual Disclosure Benturan Kepentingan Dengan telah disusunnya kebijakan turunan Kode Etik BRI berupa Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan BRI, setiap pekerja BRI diharuskan membuat pernyataan tahunan (annual disclosure) terkait benturan kepentingan setiap tahun, dan setiap unit kerja diwajibkan menyampaikan laporan transaksi/ putusan yang mengandung Benturan Kepentingan setiap triwulan. Pakta Integritas Penerbitan pakta integritas kepada seluruh rekanan BRI yang bekerja sama dalam pengadaan barang dan/ atau jasa. Strategi Anti Fraud Kebijakan strategi anti fraud BRI merupakan wujud komitmen Bank BRI dalam mengendalikan fraud, dengan tidak memberikan toleransi (zero tolerance)

Informasi Perusahaan

Selain itu, juga dilakukan sosialisasi kepada seluruh unit kerja BRI terkait kode etik antara lain strategi anti fraud BRI, budaya Kepatuhan, serta budaya layanan.

Penegakan Budaya Perusahaan (Corporate Culture) 1. Budaya Kerja BRI Nilai pokok (core value) merupakan nilai penting yang menjadi pedoman bagi pegawai dalam bersikap dan berperilaku, baik dalam berhubungan dengan nasabah, sesama Pegawai, manajemen serta pihak eksternal lainnya dan merupakan budaya kerja BRI. Nilai pokok (core value) BRI meliputi nilainilai yang dikelompokkan sebagai berikut: a. Integritas b. Profesionalisme c. Kepuasan Nasabah d. Keteladanan e. Penghargaan kepada SDM Selama tahun 2012, BRI melakukan usaha revitalisasi Budaya Kerja BRI, dilatarbelakangi dengan semakin bertambahnya jumlah pekerja BRI, tututan perkembangan bisnis yang semakin meningkat serta mendukung penguatan proses internalisasi di unit kerja BRI. Tujuan dari revitalisasi budaya kerja BRI adalah untuk meningkatkan peran pekerja untuk menghadapi tantangan bisnis ke depan dengan memiliki sikap perilaku sesuai budaya kerja BRI. Beberapa hal yang dilakukan dalam upaya revitalisasi budaya kerja BRI antara lain: a. Meningkatkan peran change leader dan change agent dimasing-masing unit kerja. b. Menetapkan kembali rasio change agent c. Memonitor dan evaluasi secara berjenjang dan didukung oleh system.

pada setiap bentuk fraud baik yang berasal dari internal maupun eksternal BRI.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

291

2. Budaya Layanan BRI Budaya Layanan merupakan nilai-nilai penting yang merupakan ekspektasi dari nasabah yang digunakan sebagai pedoman bersikap dan berperilaku dalam hubungan dengan nasabah baik eksternal maupun internal. Untuk menegakkan budaya layanan tersebut. Bank BRI melakukan program-program sebagai berikut: a. Kick Off Budaya Layanan sebagai sub budaya kerja BRI Yaitu dengan melakukan kegiatan kick off di tingkat Kantor Pusat BRI dengan mengundang jajaran Direksi dan seluruh pemimpin unit kerja di Kantor Pusat untuk berkomitmen bersama dalam mewujudkan layanan prima yang membudaya. Kegiatan tersebut diadakan dengan mengundang pembicara eksternal untuk memberikan training dan motivasi mengenai Service Culture. b. Sosialisasi Budaya Layanan melalui video budaya layanan BRI Video Budaya Layanan BRI dengan tema “Melayani Dengan Setulus Hati” untuk memberikan gambaran service mindset dan layanan prima yang membudaya, bukan sekedar bagaimana menjalankannya tetapi kenapa kita harus menjalankannya (it’s not about how we do it, but why we should do it). Video budaya layanan tersebut telah dikirimkan ke seluruh unit kerja untuk disosialisasikan kepada seluruh pekerja. c. Workshop Budaya Layanan Pelaksanaan kegiatan workshop untuk merumuskan atau mengkodifikasikan budaya layanan BRI yang merupakan bagian dari budaya kerja BRI (Integritas, Profesionalisme, Kepuasan Nasabah, Keteladanan, Penghargaan kepada SDM) 3. Budaya Sadar Risiko Penerapan budaya sadar risiko dilakukan dengan komunikasi yang memadai kepada seluruh jenjang organisasi tentang pentingnya pengendalian intern yang efektif, antara lain melalui: a. Top 50 Risk Issue triwulanan dalam bentuk saku yang memuat risk issue di unit kerja dan risk control yang diterapkan. b. Fungsi Manajemen Risiko yang ada di seluruh Uker yang bertugas menerapkan budaya sadar risiko serta dibentuknya Bagian Manajemen Risiko di setiap Kantor Wilayah BRI. c. Penerapan Forum Manajemen Risiko (FMR) sebagai wadah atau forum pertemuan antara pemimpin unit kerja dengan pekerjanya untuk membahas permasalahan-permasalahan (risiko) yang melekat pada aktivitas bisnis atau operasional. Hasil pembahasan risiko yang memerlukan tindak lanjut dan penyelesaian dari pengambil keputusan dapat dieskalasi kepada tingkatan yang lebih tinggi. d. Sosialisasi Manajemen Risiko. e. Surat ke unit kerja terkait peningkatan pengendalian intern. 4. Budaya Kepatuhan Budaya Kepatuhan dituangkan dalam Kebijakan Direksi BRI yang mengikat seluruh elemen pekerja di BRI. Pernyataan tersebut meliputi:

Patuh terhadap peraturan eksternal

Kepatuhan (Compliance)

Patuh terhadap komitmen dengan otoritas/regulator

Patuh terhadap peraturan internal BRI

292

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Pilar-pilar dalam membangun budaya kepatuhan di setiap insan BRI dalam seluruh lapisan Unit Kerja di BRI seluruh Indonesia adalah sebagai berikut:

Peran Manajemen dalam setiap unit Kerja (teladan)

Sosialisai terhadap kebijakan baru/ perubahan

Kepatuhan (Compliance)

Penyampaian informasi isu kepatuhan

Ketersediaan kebijakan dalam setiap unit kerja

Mulai tahun 2012, setiap unit kerja diharuskan melakukan sosialisasi secara berkelanjutan terkait penerapan budaya Kepatuhan BRI. Dimana peran setiap pekerja agar memastikan nilai,perilaku dan tindakan telah sesuai dengan kebijakan ekternal, kebijakan internal dan komitmen kepada regulator serta aktif menyampaikan informasi terkait isu kepatuhan. Peran pemimpin unit kerja harus memiliki komitmen dan dapat memberikan contoh dalam penerapan budaya Kepatuhan kepada jajaran di bawahnya. Selain itu harus didukung dengan Ketersediaan kebijakan di setiap unit kerja sebagai referensi dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai bidang tugasnya. 5. Budaya Anti Fraud Penerapan Budaya Anti Fraud di BRI dilaksanakan melalui Anti Fraud Awareness yaitu upaya untuk menumbuhkan kesadaran mengenai pentingnya pencegahan Fraud oleh seluruh pihak terkait. Pelaksanaan Anti Fraud Awareness dilaporkan setiap Semester kepada Divisi Kepatuhan. Anti fraud awareness dilakukan melalui program sosialisasi dan penyusunan statement anti fraud, employee awareness, dan customer awareness. Berikut Pelaksanaan anti fraud awareness: a. Penyusunan dan sosialisasi anti fraud statement, Manajemen BRI menyatakan zero tolerance terhadap setiap fraud yang terjadi di BRI Unit. Anti Fraud statement tersebut tertuang di dalam Komitmen Anti Fraud yang ditandatangani Dewan Komisaris, Direksi, dan seluruh pekerja BRI. b. Employee Awareness, diantaranya Penerbitan Buku Top 50 Risk issue dan Surat-surat peningkatan kontrol bagi unit kerja. Selain itu Refreshment Fungsi Manajemen Risiko, Sosialisasi Manajemen Risiko secara langsung di Unit Kerja BRI, dan Pelaksanaan Forum Manajemen Risiko. c. Customer Awareness dilakukan dalam bentuk edukasi nasabah untuk meningkatkan kepedulian dan kewaspadaan nasabah terhadap keamanan bertransaksi. Bentuk edukasi diantaranya dengan menghimbau unit kerja untuk mensosialisasikan kewaspadaan kepada jajaran front liner terhadap pungutan liar dan modus-modus fraud lainnya. Jumlah Penyimpangan Internal (internal fraud) Internal Fraud dalam 1 tahun

Jumlah kasus yang dilakukan oleh: Pengurus Tahun sebelumnya

Pegawai tetap

Tahun berjalan

Tahun sebelumnya

Pegawai tidak tetap

Tahun berjalan

Tahun sebelumnya

Tahun berjalan

Total Fraud

-

-

141

286

12

38

Telah diselesaikan

-

-

49

86

6

12 18

Dalam proses penyelesaian di internal Bank

-

-

74

175

5

Belum diupayakan penyelesaiannya

-

-

4

-

-

-

Telah ditindaklanjuti melalui proses hukum

-

-

14

25

1

8

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

293

Transaksi yang Mengandung Benturan Kepentingan Bank BRI menyadari bahwa kegiatan bisnis perusahaan tidak dapat terlepas dari hubungan dan interaksi antara para pihak baik internal maupun eksternal dalam rangka menjalin kerjasama yang harmonis dan berkesinambungan. Untuk itu, dengan tidak melupakan etika dan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik, perlu diatur lebih lanjut mengenai tata perilaku hubungan bisnis antara BRI dengan para mitra bisnisnya. Ketentuan mengenai pengungkapan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa tersebut telah diatur secara internal dalam bentuk Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Dewan Komisaris dan Direksi BRI No. S. 104DIR/DKP/05/2012 tanggal 24 Mei 2012 tentang Pedoman Umum Penanganan Benturan Kepentingan (Conflict of Interest) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Dengan ditetapkannya Surat Keputusan Bersama ini, selanjutnya setiap unit kerja diminta untuk mengindentifikasi dan memastikan bahwa kebijakan atau prosedur yang diprakarsai dan berlaku di unit kerja tersebut telah memenuhi ketentuan yang diatur dalam pedoman ini dan nantinya tidak mengakibatkan timbulnya transaksi benturan kepentingan. Sebagai salah satu bentuk komitmen BRI dalam pengungkapan transaksi yang mengandung benturan kepentingan adalah melalui Pakta integritas, yaitu dalam pengadaan barang dan jasa dimana panitia wajib membuat dan menandatangani Pakta Integritas. Dalam Pakta Integritas telah dinyatakan hal-hal mengenai antara lain: 1. Independency 2. Duty of Care and loyalty 3. Prudent person rule 4. Conflict of interest rule 5. Duty abiding the laws Unit kerja wajib menyampaikan transparansi atas transaksi yang mengandung benturan kepentingan, yang mencakup nama dan jabatan pihak yang memiliki benturan kepentingan, nama dan jabatan pengambil keputusan transaksi yang mengandung benturan kepentingan, jenis transaksi, nilai transaksi dan keterangannya sesuai ketentuan. Selain itu setiap pekerja diharuskan mengisi Pernyataan Tahunan (annual disclosure) terkait benturan kepentingan setiap akhir tahun sesuai ketentuan internal BRI. Selama tahun 2012, tidak terdapat transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa baik yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan kegiatan usaha utama Bank, sebagaimana didefinisikan sebagai transaksi benturan kepentingan berdasarkan peraturan Bapepam-LK No. IX.E.1 tentang “Benturan Kepentingan“. Nama dan Jabatan yang Memiliki Benturan Kepentingan

Nama dan Jabatan Pengambil Ketentuan

Jenis Transaksi

Nilai Transaksi (Rp Juta)

Keterangan (tidak sesuai sistem dan prosedur yang berlaku)

NIHIL

Whistleblowing System Terkait penerapan GCG, Bank BRI mengimplementasikan Sistem Pelaporan Pelanggaran (whistleblowing system) melalui aturan internal yang tertuang dalam Surat Keputusan Direksi BRI No. B.144-DIR/AIN/03/2009 tanggal 12 Maret 2009.

294

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Keberadaan Whistleblowing System (WBS) BRI Sistem Pengaduan pelanggaran (Whistleblowing system/WBS) Bank BRI telah dibangun sejak tahun 2009 yang bertujuan untuk menciptakan iklim yang kondusif dan mendorong pelaporan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian finansial dan maupun non finansial, termasuk hal-hal yang dapat merusak citra organisasi.

Pengelola WBS Sistem Pengaduan pelanggaran (Whistleblowing system/WBS) Bank BRI dikelola langsung oleh Direktur Utama BRI. Informasi pelaporan pelanggaran yang dapat dilaporkan melalui WBS-BRI antara lain: 1. Tindakan fraud; 2. Tindakan salah/kelalaian kewajiban yang disengaja dari manajemen. 3. Perbuatan melanggar hukum (penggunaan kekerasan terhadap karyawan atau pimpinan, pemerasan, penggunaan narkoba, pelecehan, perbuatan kriminal lainnya); 4. Pelanggaran peraturan perundang-undangan yang berlaku; 5. Pelanggaran SOP perusahaan; 6. Pelanggaran kode etik BRI; atau 7. Perbuatan yang membahayakan keselamatan dan kesehatan kerja atau membahayakan keamanan perusahaan serta merugikan perusahaan. Laporan pelanggaran tersebut, wajib disampaikan secara jelas dan dapat dipertanggung jawabkan, minimal meliputi: 1. Pelanggaran yang diadukan; 2. Pihak yang terlibat; 3. Waktu terjadinya pelanggaran; 4. Tempat terjadinya pelanggaran; 5. Bagaimana kejadiannya; dan 6. Bukti-bukti pelanggaran.

Mekanisme Penyampaian Laporan Sebagai salah satu infrastruktur dalam menunjang sistem strategi anti fraud BRI, mekanisme penyampaian pelanggaran dikirimkan kepada Direktur Utama melalui sarana telepon, short message service (SMS) atau dengan menggunakan surat.

SMS

SMS

0811-8200-600

No. 0811 8200 600 Direktur Utama

Telepon Pihak Internal Pihak Internal

Direktur Utama

Telepon

Tim Investigasi

Tim Investigasi

POBOX BOX1895 1895 PO JKP10900 10 900 JKP Surat Surat Pihak Eksternal Pihak Eksternal

Petugas WBS - Database Petugas WBS - Database

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

295

Pengelolaan Pengaduan Pengelolaan dan tindak lanjut terhadap pengaduan/pengungkapan yang telah diterima adalah sebagai berikut: 1. Direktur utama menerima dan menyampaikan setiap pengaduan pelanggaran kepada petugas WBS yang ditunjuk untuk melakukan verifikasi data dan pengumpulan bukti awal yang cukup dan memadai serta menatakerjakan laporan penerimaan pengaduan. 2. Dewan Direksi menetapkan tindak lanjut terhadap pengaduan yang telah diterima. Langkah-langkah tidak lanjut yang dapat ditempuh: a. Investigasi oleh Audit Intern, apabila subtansi pengaduan dapat dilakukan investigasi oleh tim Audit Intern. b. Investigasi oleh investigator eksternal, apabila subtansi pengaduan membutuhkan kompetensi/knowledge/ skill tertentu yang tidak dapat dipenuhi oleh tim Audit Intern. 3. Tim investigasi melaksanakan kegiatan investigasi secara menyeluruh dan menyampaikan hasil investigasi pengaduan kepada Direksi untuk kemudian ditetapkan putusan terhadap pengaduan tersebut. Beberapa putusan yang dapat ditetapkan antara lain: a. Dihentikan dan dinyatakan selesai apabila hasil investigasi menyatakan bahwa pengaduan tersebut tidak benar atau tidak terbukti. b. Meneruskan hasil investigasi kepada forum Pembahasan Kasus Pelanggaran (PKP) apabila hasil investigasi menyatakan bahwa pengaduan terbukti benar. c. Meneruskan kasus pelanggaran yang termasuk dalam kategori tindak pidana umum atau korupsi kepada penyidik untuk proses lebih lanjut sesuai dengan ketentuan BRI dan hukum yang berlaku. Dalam hal ini akan dilakukan komunikasi dan koordinasi dengan tim dari Divisi Hukum guna memastikan bahwa buktibukti yang telah dikumpulkan dalam kegiatan investigasi dinyatakan cukup untuk disampaikan kepada pihak yang berwenang.

Perlindungan Pelapor Bank BRI memberikan jaminan perlindungan dan kerahasiaan terhadap setiap pelapor pengaduan/ pengungkapan terhadap: a. Kerahasiaan identitas pelapor (nama, alamat, nomor telepon, faksimili, email, unit kerja). b. Perlindungan atas tindakan balasan dari terlapor atau lembaga. Perlindungan dari tekanan, penundaan kenaikan pangkat/jabatan, pemecatan, gugatan hukum, harta benda hingga tindakan fisik. Perlindungan tersebut tidak hanya berlaku bagi pelapor akan tetapi dapat diperluas sampai dengan anggota keluarga pelapor. Hasil Penanganan Pengaduan (penggunaan dan output WBS) Periode

Laporan Masuk

Laporan yang ditindaklanjuti

Laporan yang dinyatakan selesai

2009

50

50

42

2010

111

111

79

2011

278

278

165

2012

772

772

503

*Berdasarkan hasil laporan tindak lanjut/investigasi

Rincian Pengaduan melalui WBS Sumber Laporan Internal Eksternal 634

138

Identitas Pelapor

Media Penyampaian

Ada

Tidak

SMS

Surat

Telepon/Lisan

Keluhan/Masukan

Pengaduan Pelanggaran

329

443

626

140

6

532

249

Total Pengaduan

296

Klasifikasi Laporan

772

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Rencana Pengembangan ke Depan Untuk lebih efektif dalam pengimplementasikan Whistleblowing system (WBS-BRI), dilakukan beberapa rencana pengembangan antara lain: a. Sosialisasi baik internal maupun eksternal lebih ditingkatkan dengan penyampaian informasi keberadaan WBS di setiap unit kerja operasional dan juga melalui media massa. b. Evaluasi dan penyempurnaan kebijakan dan sistem pelaporan WBS-BRI.

Perkara Hukum Perkara Penting yang Dihadapi BRI 2010 251

2011 333

2012 309

Rincian Perkara Triwulan 2012

Kredit

Operasional & Jasa

Treasuy & Invesment

Total

Support

Triwulan I

81

0

1

2

84

Triwulan II

56

0

0

4

60

Triwulan III

75

0

2

0

77

Triwulan IV Total

84

0

0

4

88

296

0

3

10

309

Perkara Hukum dan Status Penyelesaian Perkara Jumlah Perkara

Permasalahan Hukum Telah selesai

Perdata

Hubungan Industrial

96

6

303

6

(telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) Dalam proses penyelesaian Gugatan Hukum dan Status Penyelesaian Gugatan Pokok Perkara

Gugatan mengenai pembatalan perjanjian perngikatan agunan dari pemilik agunan yang diserahkan ke BRI untuk menjamin pelunasan kredit an. PT Sido Bangun Plastic Factory yang telah diputus pailit melalui putusan No 31/Pailit/2011/ Pengadilan Niaga Surabaya tanggal 6 Desember 2011

Posisi perkara

Proses di Pengadilan Negeri

Status Penyelesaian

Status perkara saat ini sedang dalam proses berperkara dengan Nomor Gugatan: 20/Pdt.G/2012/PN.KPJ

Pengaruh terhadap Kondisi Keuangan Bank

Secara langsung tidak berdampak terhadap kondisi keuangan BRI karena dalil (substansi gugatan) para penggugat (sebagai pemilik agunan) tidak berdasar untuk dikabulkan oleh hakim.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

297

Melaksanakan tanggung jawab sosial dalam bentuk pemenuhan kewajiban kepada seluruh pemangku kepentingan sebagai investasi sosial yang akan memberi manfaat timbal balik berkesinambungan dalam jangka panjang.

Total Penyaluran P KBL BRI

Rp406,44

miliar

298

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

299

Asas dan Komitmen Sebagai bank dengan jaringan terbesar hingga ke pelosok terpencil di seluruh wilayah Indonesia, BRI memiliki komitmen tinggi untuk terus tumbuh dan berkembang bersama masyarakat sekitar. Pertumbuhan yang diharapkan adalah pertumbuhan yang berkualitas dan mampu menyeimbangkan keberhasilan kinerja yang diukur dengan perolehan laba diimbangi dengan keberhasilan menjaga lingkungan hidup dan keberhasilan memajukan kehidupan masyarakat di daerah sekitar operasional.

Misi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan BRI MISI: Memberikan keuntungan dan manfaat optimal kepada stakeholders

Parameter Keberhasilan

Berhasil di bidang Ekonomi Pencapaian Laba Bersih

Berhasil dalam menjaga Lingkungan Hidup

Berhasil dalam memajukan kehidupan masyarakat di daerah sekitar operasional

Tujuan tersebut tercermin dalam misi Perseroan yaitu “memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada stakeholders”, yang terdiri dari nasabah, mitra kerja, pemerintah, pemegang saham, pekerja dan masyarakat sekitar dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Bagi BRI pelaksanaan tanggung jawab sosial berarti adalah investasi sosial melalui pendalaman hubungan timbal balik dengan masyarakat sekitar serta bekerjasama dengan berbagai pihak seperti Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, Organisasi Massa dan lain-lain. Mengingat pentingnya investasi sosial ini, BRI menunjukkan komitmen bagi tercapaianya misi perusahaan yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial melalui pelaksanaan berbagai program strategis, dengan tujuan: 1. Mewujudkan hubungan yang harmonis antara perusahaan dengan masyarakat. 2. Membantu tumbuh dan berkembangnya usaha kecil dan koperasi yang mandiri, tangguh dan berdaya saing, mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja melalui pengelolaan yang profesional. 3. Mengembangkan pola pembinaan usaha kecil dan koperasi, yang berpotensi memberi hubungan timbal balik jangka panjang dengan bisnis Perseroan melalui penyaluran dana kemitraan dan pembinaan berkesinambungan, dengan mengedepankan aspek pemerataan, kemandirian, profesional, dan etika. 4. Partisipasi pada program pelestarian lingkungan hidup, serta membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang meliputi bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan. Berdasarkan pencapaian tujuan strategis pelaksanaan program tanggung jawab sosial tersebut, Perseroan menyusun serangkaian program kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan yang melibatkan dan memberikan nilai tambah bagi nasabah, pekerja, mitra bisnis, pemegang saham, komunitas sekitar, bagi bangsa dan lingkungan hidup secara berimbang.

300

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

er ikan b m e m a y a p u r e b a s ia nt BR I sena ar it k e s t a k a r a y s a m a d a manfaat kep BR I. is n is b n a g n a b m e k r e p n se laras denga

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

301

Tanggung Jawab Terhadap Konsumen/Nasabah Pelaksanaan program tanggung-jawab sosial terhadap konsumen produk Perseroan, dalam hal ini adalah nasabah BRI, baik nasabah simpanan dan pinjaman maupun jasa perbankan, dilakukan dengan menyediakan ragam produk dan layanan jasa perbankan yang sesuai dengan kebutuhan, serta, kemudahan akses melalui penyedian jaringan layanan konvesional dan e-channel, record yang seluruhnya terhubung secara real time on line. Uraian mengenai seluruh program dimaksud ada pada bagian “Produk dan Jasa”, “Tinjauan OperasionalPemasaran”, dan “Diskusi dan Analisis Manajemen - Tinjauan Bisnis”. Untuk menginformasikan ragam produk dan layanan perbankan BRI, hal-hal yang dilakukan BRI diantaranya adalah: 1. Pengembangan website BRI yaitu www.bri.co.id Di dalam website BRI, nasabah BRI dapat menemukan informasi mengenai produk dan layanan BRI secara lengkap. 2. Contact Center BRI Melalui contact center BRI, nasabah dapat memperoleh informasi mengenai BRI, baik berupa informasi produk, program pemasaran, layanan terbaru BRI ataupun menyampaikan keluhan terkait layanan BRI 3. Mobile Banking BRI Melalui pengembangan terbaru yang dilakukan, nasabah dengan mudah mengakses layanan perbankan BRI, mendapatkan informasi mengenai produk serta informasi mengenai jaringan ATM BRI terdekat secara real time on-line.

Pada tahun 2012, berdasarkan survey Independen dari Marketing Research Indonesia, kualitas layanan BRI Meningkat

302

Nilai

Peringkat

81.94

7

84.08

5

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Bentuk Kegiatan: • Pembuatan Kebijakan jam layanan Kantor Kas di Mall dan Layanan Pensiun • Pembuatan standar layanan BRI Transfer Lounge, UKO Mikro, Kantor Layanan Syariah (KLS) • Pembuatan “e-book” kumpulan kebijakan layanan BRI • Service benchmarking

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Pelaksanaan program perbaikan layanan, seperti Training, Sosialisasi, Pemenuhan Infrastruktur & Implementasi Kebijakan Layanan

Perbaikan kualitas pelayanan melalui kebijakan layanan & operasional di Unit Kerja

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Bentuk Kegiatan: • Pelaksanaan Training (Preparatory, Enrichment & Refreshing) tentang layanan secara berkala untuk seluruh pekerja BRI • Sosialisasi kebijakan layanan terbaru • Implementasi Center of Excellence (COE) sebanyak 181 KC • Implementasi BRI Smart Vision • Roadshow Budaya Layanan • Implementasi Kebijakan Buku Saku untuk Satpam, CS dan Teller

Kegiatan

Bentuk Kegiatan: Maintenance data nasabah secara berkala, sehingga data nasabah akurat dari update

Melaksanakan pengembangan sistem, pelaksanaan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT)

Pelaksanaan Personal Development and Recognition Program Bentuk Kegiatan: Pemilihan Best Agent, Best Team dan Favorit Agent Helpdesk dilakukan setiap triwulan.

Selain kebijakan tersebut diatas, BRI juga memiliki kebijakan untuk meningkatkan kualitas aksesibilitas jaringan kerja BRI, baik jaringan konvensional maupun e-channel. Kegiatan yang dilakukan, antara lain: 1. Menambah 977 Kantor, 7.000 ATM serta 13.125 EDC, 2. Melakukan investasi pada infrastruktur teknologi yang dimiliki BRI, seperti: a. BRI Memiliki 2 Data Centre, yang beroperasi secara paralel, sehingga mengurangi kemungkinan system down, yang dapat mempengaruhi jalannya transaksi perbankan nasabah b. BRI Memiliki Disaster Recovery Centre, untuk mengurangi dampak kerugian apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan c. Saat ini BRI menggunakan software system yang terbaru, sehingga diharapkan dapat semakin meningkatkan keakuratan proses transaksi perbankan nasabah

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

303

Prosedur Pengaduan Nasabah Dalam melakukan kegiatan usahanya, BRI senantiasa berupaya melayani kebutuhan nasabahnya secara tepat dan berkualitas. Namun, sejalan dengan inovasi dan pengembangan infrastruktur yang terus dilakukan, BRI mengantisipasi kemungkinan adanya ketidakpuasan para nasabah, dengan mengembangkan suatu sistem sentralisasi complaint handling untuk memudahkan para nasabah dalam melakukan pengaduan terhadap produk dan layanan BRI Dalam hal terdapat pengaduan dari nasabah, BRI akan menindak lanjuti keluhan nasabah melalui satu pintu, dengan jangka waktu penyelesaian keluhan nasabah sesuai dengan Service Level Agreement (SLA) yang telah ditentukan. Keluhan nasabah dapat disampaikan dengan mudah melalui “Multi Contact Channel”, antara lain: Channel

Contact

Telepon

14017/500017/ 021-57987400

Premium Service

0800 1 017017/021-5758899

Facsimile

021-579 33 045

Website

www.bri.co.id

E-mail

[email protected] atau [email protected]

Internet Banking

https://ib.bri.co.id

Surat

Nasabah dapat menyampaikan pengaduannya kepada: - unit kerja BRI terdekat; atau - Bagian Layanan Contact Center Kantor Pusat

Media Cetak dan Nasabah dapat menyampaikan pengaduannya melalui media cetak dan elektronik Media Elektronik Tatap Muka

Nasabah dapat menyampaikan pengaduannya melalui tatap muka ke unit kerja BRI terdekat yang akan dilayani oleh Customer Service BRI

Tingkat Penyelesaian Pengaduan Nasabah Periode

*

Pengaduan Masuk

Pengaduan yang ditindaklanjuti

Pengaduan yang dinyatakan selesai

Pengaduan yang dalam proses*

2011

173.728

173.728

170.263

3.465

2012

168.672

168.672

165.192

3.482

Pengaduan yang dalam proses akan ditindaklanjuti pada periode selanjutnya.

Prosedur Pengaduan Nasabah

Pengaduan Nasabah

304

Media yang digunakan: -- Media masa -- Website/email -- Melalui karyawan -- Unit Kerja -- Call Center

Customer Response Center

Eskalasi permasalahan kepada unit kerja terkait

Penyelesaian

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Dampak Keuangan Investasi modal yang dilakukan BRI selama tahun 2012, yang dimaksudkan untuk semakin meningkatkan kualitas layanan dan menambah jaringan kerja BRI adalah sebesar Rp1,45 triliun, (lihat juga uraian belanja barang modal pada “Tinjauan Keuangan”)

h C ontact Center BR I te la mendapat Ser t if ikasi ISO 9001: 2008

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

305

Tanggung Jawab Ketenagakerjaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Uraian mengenai pelaksanaan tanggung jawab perusahaan terhadap karyawan dapat dilihat pada sub-Bab “Tinjauan Operasional-Pengelolaan Sumber Daya Manusia”.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja Terkait dengan kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, BRI mengerti bahwa program kesehatan dan keselamatan kerja harus menjadi prioritas dari Perseroan sehingga dapat terbentuk lingkungan kerja yang mampu mendukung pencapaian optimal target perusahaan. Kondisi kerja yang baik tersebut, dapat tercapai karena pekerja BRI telah memperoleh kepastian mengenai jaminan bahwa kesehatan dan keselamatan mereka saat bekerja terjamin. Kegiatan operasional BRI pada umumnya dilakukan di areal dari perkantoran, baik berupa gedung bertingkat tinggi, Ruko Rumah Kantor maupun unit-unit kerja mobile. Aktivitas pekerja BRI mayoritas berada di areal yang tidak membahayakan, kecuali untuk unit-unit kerja mobile berbasis e-chanel dengan dukungan TI yang harus berpindah pada titik-titik tertentu yang pada intinya juga dikawasan yang relatif terjamin keselamatannya. Kegiatan di lapangan terbuka, umumnya hanya terjadi pada saat peninjauan pelaksanaan pembangunan proyek yang didanai oleh BRI maupun dalam rangka kunjungan rutin pada nasabah. Dengan konfigurasi kegiatan yang mayoritas berada di dalam bangunan tersebut, maka program K3 yang dijalankan lebih menitik beratkan pada pelaksanaan program dasar untuk mencegah risiko kecelakaan kerja dan memastikan kesehatan pekerja. Program dasar yang dilaksanakan meliputi: 1. Latihan evakuasi dari gedung bertingkat. 2. Latihan dasar penggunaan alat pemadam kebakaran. 3. Latihan penyelamatan korban dari dalam gedung yang diikuti oleh pekerja pengamanan gedung. 4. Dan latihan dasar yang relevan lainnya.

306

Selain program dasar tersebut, dalam rangka menjaga pekerja dari risiko kecelakaan kerja, BRI memiliki kebijakan yang menegaskan agar para pekerja senantiasa mengikuti aturan keselamatan dari pemilik proyek, manakala melakukan peninjauan lapangan. Selain itu seluruh pekerja BRI dilindungi oleh polis asuransi kecelakaan kerja saat melakukan kunjungan kerja. BRI juga menerapkan program standar keselamatan kerja dengan melengkapi seluruh fasilitas operasionalnya, baik unit mobile, Ruko, Rukan dan gedung bertingkat dengan peralatan dasar keselamatan yang relevan dan memadai. BRI bahkan mewajibkan adanya pemberian informasi perihal jalur evakuasi apabila terjadi kondisi darurat, pada setiap acara dengan pihak eksternal yang dilaksanakan di Gedung BRI. Dalam rangka mengantisipasi kondisi darurat pekerja yang mengalami sakit mendadak di lingkungan kantor, perusahaan juga menyediakan fasilitas kesehatan berupa tabung oksigen (O2) dan kotak obat P3K untuk ditempatkan di setiap unit kerja BRI. Saat ini, seluruh pekerja BRI mendapatkan beberapa fasilitas terkait dengan kesehatan dan keselamatan kerja: 1. BRI menyediakan paket benefit yang khusus diberikan pada pekerja untuk menjaga kesehatan dan/ atau mendapatkan pengobatan atas tanggungan perusahaan dalam batas-batas yang wajar. 2. BRI juga melaksanakan program pemeriksaan kesehatan berkala/General Medical Chek-Up (GMCU) setiap periode, yang merupakan tindakan preventif untuk menjaga kesehatan pekerja 3. Pemberian fasilitas tunjangan kacamata kepada pekerja BRI, sehingga dapat mengoptimalkan pelaksanaan pekerjaan 4. Seluruh pekerja BRI telah diikutsertakan sebagai peserta program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Dalam rangka memastikan adanya layanan kesehatan yang berkualitas bagi para pekerja BRI, terutama di Kantor Pusat, maka salah satu langkah maju BRI adalah bekerja sama dengan BRIMedica (anak perusahaan Dana Pensiun BRI) untuk memberikan layanan pemeriksaan kesehatan. Disamping itu, di Kantor Pusat BRI juga telah siap sedia 2 (dua) mobil Ambulans sebagai salah satu sarana pertolongan pertama pada kecelakaan.

Dampak Keuangan Pelaksanaan pelatihan dan penyediaan peralatan keselamatan dasar tersebut tidak mengakibatkan dampak material terhadap keuangan BRI.

Nama: BRI Medica Jakarta Lokasi: Gedung BRI I, – 16.30WIB Jam Operasional: 08.00 r Umum) Dokter: 3 orang (Dokte meriksaan Layanan kesehatan: pe at, dan dokter, pemberian ob cek laboratorium an an menyediakan lay

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

307

Mel al ui implementasi tanggung jawab so si al yang berkesinambungan, Bank BR I ingi n meraih keber hasi lan bi snis seir ing dengan keber hasi lan upaya meni ngkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sebelum

Sesudah

LPI BINA BHAKTI NURUL HIDAYAH Madrasah Ibtidaiyah MI Nurul Hidayah I Jl. Pendidikan Km. 1 Kronjo - Tangerang 15550

308

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan Kegiatan operasional Bank BRI tidak melibatkan proses pengolahan bahan maupun proses fisik lain yang membuat berubahnya permukaan bumi, namun demikian BRI tetap memiliki komitmen tinggi untuk berpartisipasi pada kegiatan yang bertujuan menyelamatkan lingkungan secara aktif maupun secara pasif. Partisipasi aktif yang dilakukan BRI mencakup gerakan penghijauan, sponsorship penyelenggaraan even berkaitan dengan lingkungan hidup, pemberian bantuan langsung dalam skema Bina Lingkungan pada kegiatan lingkungan hidup dan sebagainya. Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan adalah: 1. Pemberian bantuan penanaman 5.000 pohon bakau kepada Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta 2. Membangun percontohan budidaya rumput laut, baik dengan menggunakan metode lepas dasar dan metode floating 3. Pemberian bantuan untuk program instalasi biogas untuk 5 Kelompok Ternak di Kanwil BRI Yogyakarta 4. Pemberian bantuan 1.000 pohon buah melalui Iwan Fals pada kegiatan Peringatan HUT BRI ke-117 (Uraian lebih rinci pada bagian Tanggung Jawab Sosial – Bina Lingkungan – BRI Peduli Pelestarian Alam) Sedangkan partisipasi pasif BRI dalam kegiatan pelestarian lingkungan mencakup penerapan berbagai kebijakan yang bertujuan mengurangi dampak negatif kegiatan operasional terhadap lingkungan. Berbagai

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

kebijakan yang dilakukan, selain memberi dampak positif terhadap kelestarian lingkungan, juga memberi dampak pada berlangsungnya kegiatan operasional yang lebih efektif dan efisien. Kebijakan-kebijakan operasional yang menunjukkan wujud tanggung jawab BRI terhadap lingkungan mencakup: 1. Paperless system dalam proses administrasi, yang bertujuan mengurangi konsumsi kertas dengan dukungan sistim teknologi informasi yang terintegrasi. 2. Kebijakan penghematan penggunaan listrik, meliputi penggunaan lampu hemat energi maupun suhu ruangan yang wajar. 3. Kebijakan uji petik kendaraan operasional untuk menekan emisi. 4. Kebijkan proses penggantian peralatan berteknologi tinggi yang dilakukan bekerja sama dengan perusahaan pengelola limbah padat berteknologi tinggi yang berijin dan berkompeten. 5. Kebijakan pemberian kredit KI maupun KMK kepada industri yang dipersyaratkan tidak boleh mencemari lingkungan. 6. Kebijakan dalam penghematan penggunaan air, dengan memanfaatkan air daur ulang dalam tata kelola gedung Kantor Pusat BRI

Dampak Keuangan Total dana yang dialokasikan untuk kegiatan bidang lingkungan hidup terkait dengan pelestarian alam, mencapai Rp0,79 miliar.

309

Tanggung Jawab Terhadap Komunitas BRI mewujudkan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap komunitas dalam berbagai bentuk, yaitu:

Outstanding KUR terhadap Nasional

1. Penyaluran Kredit Program,berupa: a. KUR (Kredit Usaha Rakyat) b. Kredit Program Lainnya (KKPE, KUT dll)

51,14

48,86

2. Pelaksanaan kegiatan Corporate Social Responsibility, berupa: a. Program CSR Perusahaan b. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL)

2012

Penyaluran Kredit Usaha Rakyat Kredit Usaha Rakyat atau biasa disebut dengan KUR merupakan kredit/pembiayaan yang diberikan oleh perbankan kepada Usaha Mikro dan Kecil yang feasible tapi belum bankable, yaitu usaha yang memiliki prospek bisnis yang baik dan memiliki kemampuan untuk mengembalikan kredit tersebut. Saat ini penyaluran KUR dilaksanakan oleh 6 (enam) bank nasional, BRI, BNI, Bank Mandiri, BTN, Bukopin serta Bank Syariah Mandiri beserta 26 Bank Pembangunan Daerah. Penyaluran KUR BRI

(%)

BRI: Rp19,88 triliun

Bank Lainnya: Rp20,81 triliun

Jumlah Debitur Kumulatif BRI terhadap Nasional

19,88

93,10 6,90 15,35

2012

8,97 7,14

6,87

(%)

5,32

0,58 2008

1,22

1,48

2009

2010

1,98

Outstanding KUR BRI (Rp triliun)

310

2011

2012

Jumlah Debitur KUR BRI (juta orang)

BRI: 7,14 juta orang

Bank Lainnya: 0,53 juta orang

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Terkait dengan penyaluran Kredit Usaha Rakyat, dapat dikatakan bahwa BRI menjadi salah satu andalan Pemerintah, mengingat competitive advantage yang dimiliki BRI berupa jaringan unit kerja real time online yang terbesar di Indonesia serta pengalaman dalam bisnis mikro, membuat BRI mampu menyalurkan kredit ini dengan mudah, namun dengan kualitas kredit yang tetap terjaga.

Kredit Program Lainnya

Apabila dilihat secara nasional, proporsi penyaluran KUR BRI dibandingkan nasional mencapai 48,86% dari total nominal penyaluran KUR serta 93,10% dari total peminjam KUR.

Hal yang sama terjadi pada penyaluran Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E), dengan tujuan mendukung program bidang ketahanan pangan di Indonesia, BRI melakukan penyaluran Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E), Skema Subsidi Resi Gudang (S-SRG) dan Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP) Pola Non Kemitraan. Skim kredit KKP-E telah banyak membantu petani, peternak, nelayan dan pembudidaya dalam meningkatkan produksi pertanian mereka.

Dampak Keuangan Sampai dengan akhir tahun 2012, BRI telah melayani lebih dari 7,14 juta dengan total penyaluran KUR mencapai Rp59,30 triliun. Pada Desember 2012, outstanding KUR BRI adalah Rp19,88 triliun meningkat 30,71% dari tahun 2011 yang tercatat sebesar Rp15,21 triliun. Dalam hal jumlah debitur KUR, pada akhir tahun 2012 tercatat sebesar 2,20 juta orang meningkat 11,68% dari tahun sebelumnya yang tercatat sejumlah1,97 juta orang. BRI berhasil menjaga kualitas KUR dibawah 3%, pada akhir tahun 2012 tercatat NPL KUR adalah 2,04%.

Informasi Perusahaan

Sebagai bank yang mempunyai eksistensi di seluruh wilayah Indonesia, maka BRI berada pada garda terdepan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di suatu daerah. Dengan mempertimbangkan hal itu, maka dalam menentukan keberhasilan suatu kredit program, BRI mempunyai peranan paling penting.

Dampak Keuangan Sampai dengan tahun 2012 BRI telah menyalurkan kredit KKP-E kepada 18.609 Kelompok Petani/ Peternak/Pembudidaya/Koperasi untuk meningkatkan produksi pertaniannya. Total outstanding meningkat 24,87% dari Rp1,97 triliun pada tahun 2011 menjadi sebesar Rp2,46 triliun pada tahun 2012.

Hal ini menunjukkan peranan BRI yang cukup signifikan dalam meningkatkan financial inclusion di Indonesia dan secara tidak langsung meningkatkan taraf hidup kesejahteraan masyarakat yang berada di lingkungan usaha BRI.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

311

Program CSR Perusahaan

Program CSR Perusahaan BRI merupakan program tanggung jawab sosial perusahaan terhadap kondisi sosial masyarakat yang berada di lingkungan perusahaan. Pada tahun 2012, fokus penyaluran CSR BRI adalah penataan lingkungan hidup masyarakat terutama fasilitas rumah tinggal yang merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat. BRI bekerja sama dengan UGM dan LSM Rumah Ekonomi Rakyat melaksanakan program renovasi rumah tidak layak huni. Program ini merupakan program hibah bantuan dana CSR dengan konsep community participatory program. Community participatory adalah pelaksanaan kegiatan yang berdasarkan kebutuhan masyarakat dan melibatkan partisipasi masyarakat. Dengan adanya keterbatasan dana, waktu eksekusi, dan tenaga, keterlibatan pihak masyarakat dinilai mampu menutupi kekurangan yang ada. Dari sisi konsultan desain, masyarakat sangat membantu dalam hal penyampaian ide dan informasi akan kebutuhan rumah. Menggali keinginan masyarakat menjadi salah satu tugas penting bagi para konsultan desain rumah untuk menggambarkan secara detil desain yang fungsional. Program seperti ini telah dilaksanakan dibeberapa daerah seperti di Limboto-Propinsi Gorontalo, SoreangKabupaten Bandung, Denpasar-Propinsi Bali, WatesPropinsi DIY dan Barabai-Propinsi Kalimantan Selatan

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PKBL merupakan tanggung jawab sosial yang telah diamanahkan pemegang saham BRI yang pelaksanaannya berdasarkan Peraturan Menteri

Negara BUMN Nomor PER-20/MBU/2012 tanggal 27 Desember 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Negara BUMN No. 05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Dana yang dialokasikan untuk kegiatan PKBL tiap tahunnya diputuskan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BRI. Pada tahun 2012, total alokasi dana bagi realisasi program PKBL yang berasal dari bagian laba operasi tahun 2011 sesuai keputusan RUPS tertanggal 28 Maret 2012 adalah sebesar Rp603,32 miliar (4% dari laba bersih tahun buku 2011). Total Realisasi dana PKBL selama tahun 2012 adalah sebesar Rp398,98 miliar, terdiri dari penyaluran Dana Kemitraan sebesar Rp145,97 miliar dan Dana Bina Lingkungan sebesar Rp253,01 miliar.

Ren ovasi Rumah Tidak Layak

Kricak – Yogyakarta Pelaksanaan: di Desa ah tidak layak serta Tujuan: Renovasi rum i serta semangat pas tisi membangun par rakat gotong royong masya i: 34 Rumah vas Rumah telah direno Periode Pembangunan: April – Desember 2012 Pelaksana Konsultan Desain: itektur UGM Dosen & Mahasiswa Ars syarakat sekitar Pelaksana Renovasi: Ma

312

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Program Kemitraan Program Kemitraan BRI merupakan program pembiayaan dan pembinaan kepada usaha mikro dan kecil termasuk koperasi yang memenuhi kelayakan usaha tetapi belum bisa dilayani dengan skim kredit komersial BRI. Dalam pelaksanaannya, BRI memandang realisasi program kemitraan adalah bagian dari upaya mewujudkan misi perusahaan yaitu “Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat”.

Analisis & Pembahasan Manajemen

Rincian penyaluran dana pinjaman kemitraan selama tahun 2012 menurut sektor ekonomi adalah sebagai berikut. Sektor Usaha Industri Perdagangan Peternakan Perkebunan

Mengingat mitra binaan adalah embrio nasabah BRI, maka proses dan seleksi pemberian pembiayaan mitra dilakukan secara selektif, disesuaikan dengan rencana jangka panjang Perseroan. Dengan mempertimbangkan efisiensi proses pembinaan, pengawasan dan kemudahan pemasaran, BRI kini lebih memfokuskan penyaluran dana dalam rangka pembentukan klusterkluster usaha tertentu. Dengan mengandalkan pola pembentukan kluster usaha tersebut, pada tahun 2012 BRI berhasil menyalurkan dana program kemitraan terhadap 2.431 mitra binaan, sehingga jumlah mitra binaan BRI sampai dengan akhir tahun 2012 adalah 19.980 mitra binaan. Total pinjaman kemitraan yang disalurkan mencapai Rp143,71 miliar

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Realisasi (dalam Rp miliar)

Komposisi (%)

8,34

5,80

50,51

35,15

7,90

5,49

51,16

35,60

6,76

4,70

10,61

7,38

Jasa

6,30

4,38

Lainnya

2,14

1,49

143,71

100,00

Perikanan

Sub Total Dana Pembinaan

Selain berupa pemberian fasilitas pembiayaan dengan persyaratan yang ringan, melalui Program Kemitraan, BRI juga memberikan program pembinaan kewirausahaan kepada para mitra binaan. Program pembinaan dilaksanakan dalam berbagai bentuk, mencakup pembinaan pengetahuan dasar kewirausahaan, pengetahuan dasar pemasaran produk, bahkan kegiatan promosi pemasaran produk dengan mengikutsertakan mitra binaan pada berbagai pameran produk usaha mikro baik di tingkat daerah, nasional maupun internasional. Keikutsertaan pada event pameran selain bertujuan menambah wawasan para mitra binaan juga sebagai ajang perluasan pemasaran produknya.

Informasi Perusahaan

atau meningkat 232,74% dari tahun 2011 yaitu Rp43,19 miliar. Selain itu juga telah disalurkan dana pembinaan kemitraan senilai Rp2,26 miliar.

Pertanian

Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas usaha mikro dan kecil agar menjadi usaha yang tangguh di kemudian hari. Mitra binaan Pinjaman Kemitraan adalah embrio nasabah BRI yang nantinya akan menjadi nasabah komersial BRI.

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Total

2,26

-

145,97

100,00

Program Pemberdayaan MasyarakatKluster Usaha Rumput Laut di Nusa Lembongan Salah satu kegiatan pembentukan kluster usaha adalah kluster usaha rumput laut di Nusa Lembongan Bali. Program pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan dan budidaya Rumput Laut dilakukan melalui pembuatan percontohan budidaya Rumput Laut sebanyak 12 titik untuk Metode Lepas Dasar dan 12 titik untuk Metode Floating serta pendampingan budidaya dan pengembangan Kluster Rumput Laut. Bekerjasama dengan Asosiasi Petani Rumput Laut Propinsi Bali dan akademisi, BRI melakukan pendampingan kepada para petani tersebut. Manfaat yang didapat dari Program pemberdayaan ini adalah: 1. Adanya perbaikan kualitas produksi rumput laut, sehingga mampu menaikkan harga jual, dari sebelumnya Rp3.000/kg menjadi Rp5.000/kg 2. Peningkatan kapasitas produksi rumput laut, dengan adanya bantuan permodalan dari Pinjaman Kemitraan BRI 3. Pembentukan kelompok usaha, sehingga mempersingkat rantai serta meningkatkan akses pemasaran karena adanya rekanan pihak Asosiasi Petani Rumput Laut Propinsi Bali yang menampung produksi tersebut.

313

Flow chart program Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Budidaya Rumput Laut di pulau Nusa Lembongan - BRI

DKP Prov. Bali

Bank BRI

Kementrian BUMN

Koordinasi

Pembayaran Pinjaman kelompok petani (dari pemotongan hasil penjualan) Hasil Produksi

Tim Pendamping (Asosiasi)

Peran: 1. Sosialisasi 2. Survey 3. Percontohan 4. Pendampingan 5. Monitoring 6. Off Taker (membeli hasil produksi)

BRI Peduli Merupakan realisasi dari Program Bina Lingkungan yang dilaksanakan oleh BRI. Program BRI Peduli bertujuan untuk memberdayakan kondisi sosial dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat sekitar wilayah operasional BRI menjadi lebih baik. Sejalan dengan Peraturan Menteri BUMN No PER-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 yang telah direvisi dengan Peraturan Menteri BUMN No. PER-20/MBU/2012 Tanggal 27 Desember 2012 yang menjadi landasan pelaksanaan PKBL, penyaluran Program BRI Peduli terbagi ke dalam 6 (enam) jenis kegiatan sesuai obyek bantuan, yakni sarana umum, sarana pendidikan, peningkatan kesehatan, sarana ibadah, pelestarian alam, dan bantuan korban bencana alam. Sejalan dengan tujuan pelaksanaan PKBL yang salah satunya adalah membantu mensejahterakan komunitas dengan menumbuh kembangkan kemampuan ekonomi, pelaksanaan program BRI Peduli memprioritaskan kegiatan pada tiga bidang utama yang diharapkan memberi dampak jangka panjang yang saling mendukung dengan penyaluran dana kemitraan. Ketiga bidang tersebut adalah bidang kesehatan, pendidikan dan sarana umum. Dalam merealisasikan program Bina Lingkungan, BRI selain melakukan proses penyaluran sendiri dan melalui program BRI Peduli, juga bergabung dalam

314

Kelompok Petani

program BUMN Peduli. Realisasi penyaluran dana Bina Lingkungan yang dilaksanakan selama tahun 2012, terdiri dari Bina Lingkungan BRI Peduli sebesar Rp79,06 miliar dan Bina Lingkungan BUMN Peduli sebesar Rp173,95 miliar dengan rekapitulasi sebagai berikut. Penyaluran Bina Lingkungan

Realiasi 2012 dalam Rp miliar

BRI Peduli

79,06

Komposisi BRI Peduli 100,00%

Sarana Umum

11,86

15%

Bencana Alam

0,85

1,08%

Pendidikan

37,98

51,24%

Kesehatan

19,04

20,84%

Sarana Ibadah

8,14

10,35%

Pelestarian Alam

1,19

1,48%

BUMN Peduli

173,95

Total

253,01

BRI Peduli Sarana Umum BRI memberikan bantuan dengan memperbaiki dan membangun sarana umum yang diperlukan oleh masyarakat diantaranya dalam bentuk perbaikan pasar tradisional yang dikemas dalam kegiatan BRI Peduli Pasar Rakyat, perbaikan dan pembangunan sarana sanitasi dan kebersihan, perbaikan fasilitas transportasi, dan lain-lain. Total penyaluran BRI Peduli untuk sarana umum di tahun 2012 adalah sebesar Rp11,86 miliar.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

BRI Peduli Bencana Alam

BRI Peduli Pelestarian Alam

Sebagai bentuk kepedulian BRI dalam membantu korban bencana alam, BRI memberikan bantuan tanggap darurat melalui unit kerja terdekat di lokasi terjadinya bencana. Di tahun 2012, BRI menyalurkan bantuan sebesar Rp852 juta untuk penanggulangan bencana alam. Bantuan yang disalurkan meliputi pengadaan bahan makanan, kebutuhan sandang, obatobatan, selimut, dan kebutuhan darurat lainnya.

Kegiatan yang dilakukan BRI dalam memelihara lingkungan dan kualitas udara diwujudkan dalam penanaman pohon melalui partisipasi seluruh karyawan BRI dalam kegiatan penanaman pohon produktif di lahan sekitar unit kerja BRI. Dana yang telah disalurkan untuk kegiatan ini di tahun 2012 adalah sebesar Rp1,19 miliar.

BRI Peduli Pendidikan Sebagai perusahaan yang menyadari betul pentingnya kualitas pendidikan bagi generasi bangsa, BRI berusaha untuk memberikan manfaat dan meningkatkan kualitas pendidikan salah satunya dengan Program BRI Peduli Pendidikan. Bantuan yang telah disalurkan BRI dalam rangka BRI Peduli Pendidikan di tahun 2012 mencapai Rp37,98 miliar. Bantuan ini diberikan dalam bentuk beasiswa, rehabilitasi sekolah, dan pengadaan fasilitas belajar bagi siswa dan sekolah yang membutuhkan.

BRI Peduli Kesehatan Salah satu wujud kepedulian BRI dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia adalah berperan serta dalam kegiatan BRI Peduli Kesehatan. Total dana yang disalurkan di tahun 2012 untuk kegiatan menyangkut kesehatan adalah sebesar Rp19,04 miliar dalam bentuk bakti sosial pelayanan kesehatan gratis di lebih dari 147 unit kerja BRI dalam memperingati HUT BRI ke-117 tahun, bantuan Puskesmas keliling, pengadaan ambulans, pembangunan Posyandu, dan kegiatan lainnya.

BRI Peduli Sarana Ibadah Dalam rangka memberikan kenyamanan beribadah dan meningkatkan kualitas spiritual masyarakat di sekitar unit kerja, BRI berusaha membenahi dan memberikan bantuan pembangunan dan perbaikan sarana ibadah serta kegiatan peribadatan lainnya. Total bantuan yang disalurkan melalu BRI Peduli Sarana Ibadah di tahun 2012 adalah sebesar Rp8,14 miliar yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas peribadatan.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Informasi Perusahaan

Program Bina Lingkungan BUMN Peduli Sebesar 30% dari dana Bina Lingkungan yang tersedia telah dialokasikan BRI untuk kegiatan Bina Lingkungan BUMN Peduli dengan ruang lingkup kegiatan yang telah ditetapkan oleh Kementerian BUMN. Total dana Program Bina Lingkungan di tahun 2012 yang disalurkan adalah sebesar Rp173,95 miliar untuk mendanai kegiatan pasar murah sembako di seluruh propinsi serta pelestarian alam di propinsi Nusa Tenggara Timur.

Dampak Perubahan Aturan Dengan adanya perubahan aturan Peraturan Menteri BUMN No PER-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 yang telah direvisi dengan Peraturan Menteri BUMN No. PER-20/MBU/2012 Tanggal 27 Desember 2012 perihal Perubahan atas Peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan, yang menjadi landasan dalam pelaksanaan PKBL, maka terdapat beberapa perubahan yang akan terjadi pada pelaksanaan PKBL, yaitu dana PKBL yang telah disisihkan dari Laba Bersih Perseroan berdasarkan putusan RUPS, dari sebelumnya terdapat proporsi 30% dialokasikan kepada program Bina Lingkungan BUMN Peduli, maka saat ini seluruhnya akan dialokasikan menjadi dana PKBL BUMN Pembina. PerMen BUMN No PER-05/ MBU/2007 tanggal 27 April 2007

PerMen BUMN No. PER-20/ MBU/2012 Tanggal 27 Desember 2012

Alokasi dana PKBL - 70% menjadi dana PKBL BUMN Pembina - 30% menjadi dana Program BUMN Peduli

Seluruh dana menjadi dana PKBL Pembina

315

Informasi Perusahaan

316

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

• Profil Komisaris • Profil Direksi • Profil Komite Dewan Komisaris • Profil Sekretaris Perusahaan • Profil Kepala Audit Intern • Daftar Pejabat Senior • Alamat Kantor • Unit Kerja • Alamat Kontak bagi Pembaca

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

317

Profil Komisaris

Bunasor Sanim

Mustafa Abubakar

Warga Negara Indonesia, 67 tahun. Memulai periode jabatan pertama pada tanggal 19 Mei 2005, sebagai Komisaris Independen, kemudian diangkat sebagai Komisaris Utama/Komisaris Independen BRI sejak 30 Mei 2006. Bertugas kembali untuk periode jabatan kedua mulai tanggal 28 April 2011, sebagai Komisaris Utama/Komisaris Independen.

Warga Negara Indonesia, 63 tahun, mulai menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama BRI sejak 28 Maret 2012. Pernah menjabat sebagai Menteri Negara BUMN (2009-2011), Direktur Utama Perum Bulog (2007-2009), Gubernur Propinsi Nangroe Aceh Darussalam (2005-2007), Inspektur Jenderal Departemen Kelautan dan Perikanan (2001-2005) dan Inspektur Jenderal Departemen Eksplorasi Laut dan Perikanan (1999-2001).

Saat ini mengajar sebagai Dosen tetap untuk Program Sarjana dan Pascasarjana di Institut Pertanian Bogor. Aktif dalam berbagai organisasi antara lain Anggota Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Pusat, Anggota Dewan Penasihat Pengurus Pusat Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI), Anggota Dewan Penasihat International Center for Analysis of Finance and Economic (InterCAFE), Anggota Penasihat Asosiasi Bank Islam Seluruh Indonesia (Asbisindo), Ketua 1 Dewan Pupuk Indonesia (DPI) dan Ketua 1 Masyarakat Pertanian Organik Indonesia (MAPORINA). Pernah menjabat sebagai Consortium Coordinator on Agriculture and Natural Resources dari SEARCA-SEAMEO (1989-2002) dan Senior Scientist Partnership, Kerjasama IPBUniversity of Gottingen (Jerman).

Meraih gelar Insinyur dalam bidang Manajemen Sumber Daya Perairan dari Institut Pertanian Bogor (1977), gelar M.Si bidang Teknologi Kelautan dari Institut Pertanian Bogor (2002), dan Doktor bidang Teknologi Kelautan dari Institut Pertanian Bogor (2004).

Meraih gelar Insinyur dalam bidang Sosial Ekonomi Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (1972), gelar M.Sc bidang Agricultural Economics dari University of the Philippines Los Banos (1982), dan Ph.D. dalam bidang Resource Economics dari University of the Philippines Los Banos (1986). Melaksanakan Post Doctoral Programme di Harvard Institute of International Development (HIID), Harvard University, Cambridge, Amerika Serikat (Juni-Juli 1994).

318

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Vincentius Sonny Loho

Hermanto Siregar

Warga Negara Indonesia, 55 tahun. Mulai menjabat sebagai Komisaris BRI sejak 28 Maret 2012. Saat ini juga menjabat sebagai Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan. Pernah menjabat sebagai Direktur Akuntansi dan Pelaporan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan (2008-2011), Direktur Pembinaan Keuangan Badan Layanan Umum Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan (2006-2008) dan Kepala Sub Direktorat Konsolidasi dan Pelaporan Keuangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan (2004-2006).

Warga Negara Indonesia, 49 tahun. Mulai menjabat sebagai Komisaris Bank BRI sejak 28 April 2011. Saat ini juga menjabat sebagai Wakil Rektor bidang Sumber Daya dan Pengembangan dan Guru Besar Ilmu Ekonomi di Institut Pertanian Bogor, Anggota Komite Ekonomi Nasional Republik Indonesia, Ketua PERHEPI, dan Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI). Pernah menjabat sebagai Komisaris Independen PT Permodalan Nasional Madani (PNM) (2007), Komisaris Utama PT PNM (2008-2011), Sekjen Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) (2007-2011), Sekjen Asia Pacific Agricultural Policy Forum (2007-2009), Anggota Forum Masyarakat Statistik (20072009), serta Direktur Akademik Program Pasca Sarjana Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor (2005-2008).

Meraih gelar Diploma III Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (1980), gelar Diploma IV Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (1987), dan Master of Public Management dari Carnegie Mellon University, Pittsburgh Amerika Serikat (1998).

Informasi Perusahaan

Meraih gelar Insinyur dari Fakultas Pertanian, IPB (1986), gelar M.Ec bidang Agricultural Economics dari University of New England, Armidale Australia (1991), dan Ph.D. dalam bidang Economics dari Lincoln University, Selandia Baru (2003).

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

319

Heru Lelono

Aviliani

Warga Negara Indonesia, 57 tahun. Mulai menjabat sebagai Komisaris Bank BRI sejak 20 Mei 2010. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Managing Director PT Telesera (Rajawali Corp.) (1995-1998) dan Direktur Pengembangan Usaha PT Bukit Jaya Abadi Surabaya (1993-1995). Saat ini juga menjabat sebagai Staf Khusus Presiden Republik Indonesia.

Warga Negara Indonesia, 51 tahun. Memulai jabatan sebagai Komisaris Independen Bank BRI untuk periode kedua sejak 20 Mei 2010, sedangkan periode pertama dimulai sejak Mei 2005. Saat ini juga menjabat sebagai Sekretaris Komite Ekonomi Nasional (KEN), Ketua Indonesia Society of Independent Commissioners (ISICOM), Pengurus Perbanas Pusat, Anggota Dewan Pakar Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Pengurus Bidang Keuangan dan Investasi Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Penasihat KADIN Bidang Hubungan Kerjasama Indonesia – Singapura, dan Penasihat Asosiasi Emiten Indonesia. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) (2004-2005), Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Paramadina (2002-2005), Dosen bidang Ilmu Manajemen STIE Perbanas dan beberapa Perguruan Tinggi lain (19862005), Sekretaris Umum Konsorsium Lembaga Pengabdian PTS se-Indonesia (2000-2003), dan Pembantu Ketua II Bidang Keuangan dan SDM STIE Perbanas (2000-2002).

Meraih gelar Sarjana Muda Teknik Arsitektur dari Universitas Katolik Soegijapranata tahun 1983.

Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Atmajaya, Jakarta (1985), gelar Master bidang Administrasi Niaga dari Universitas Indonesia (1995), dan gelar Doktor bidang Manajemen Bisnis di Institut Pertanian Bogor (2012).

320

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Adhyaksa Dault

Ahmad Fuad

Warga Negara Indonesia, 49 tahun. Mulai menjabat sebagai Komisaris Independen Bank BRI sejak 20 Mei 2010. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (2004-2009) dan Komisaris di beberapa perusahaan (1995-2002).

Warga Negara Indonesia, 58 tahun. Mulai menjabat sebagai Komisaris BRI sejak 28 Maret 2012. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Direktur Hukum Bank Indonesia (2008-2012), Direktur Investigasi dan Mediasi Perbankan Bank Indonesia (2005-2008) dan Deputi Direktur Hukum Bank Indonesia (2001-2005).

Meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Trisakti Jakarta (1989), gelar Magister Pembangunan Masyarakat dari Universitas Indonesia Jakarta (1999), dan gelar Doktor bidang Teknik Kelautan dari Institut Pertanian Bogor (2007).

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Informasi Perusahaan

Meraih gelar Sarjana Hukum dari Universitas Indonesia, Jakarta (1982) dan gelar MBA bidang Finance dari University of Adelaide, Australia (1995).

321

Profil Direksi

Sofyan Basir

Sarwono Sudarto

Warga Negara Indonesia, 54 tahun. Mulai menjabat sebagai Direktur Utama untuk periode pertama sejak tanggal 17 Mei 2005 dan terpilih kembali untuk periode jabatan kedua pada tanggal 20 Mei 2010. Sebelum bergabung dengan BRI, menjabat sebagai Direktur Utama Bank Bukopin. Karir perbankan dimulai pada tahun 1981 di Bank Duta, pada tahun 1986 bergabung dengan Bank Bukopin dan telah menduduki beberapa jabatan manajerial di Bank Bukopin termasuk Direktur Komersial, Group Head Line of Business, dan Pemimpin Cabang di beberapa kota besar Indonesia.

Warga Negara Indonesia, 60 tahun. Mulai menjabat sebagai Direktur untuk periode pertama sejak 30 Mei 2006 dan terpilih kembali untuk periode jabatan kedua pada tanggal 28 April 2011. Memulai karir di BRI sejak tahun 1976 dan telah menduduki berbagai jabatan manajerial diantaranya Kepala Divisi Treasury, Kepala Divisi Renstra, Kepala Audit Intern, Kepala Divisi Bisnis Ritel, Wakil Kepala Divisi Akuntansi Manajemen dan Keuangan, Pemimpin Cabang Palembang Sriwijaya, Guest Officer Sanwa International Finance Ltd. Hongkong, Treasury Manager dan Chief Dealer BRI Finance Ltd. Hongkong.

Meraih gelar Diploma dari STAK Trisakti, Jakarta pada tahun 1980 dan gelar Sarjana Ekonomi dari STIE Ganesha Jakarta pada tahun 2010. Pada bulan Desember 2012 mendapat gelar Doktor Honoris Causa di bidang Ekonomi, Sosial dan Perbankan dari Universitas Trisakti Jakarta. Telah mengikuti berbagai pendidikan serta pelatihan di bidang perbankan baik di dalam maupun luar negeri, diantaranya Eksekutif Manajemen Risiko (Denpasar); Islamic Finance Forum (Swiss); Seminar Business Continuity Planning, Ernst & Young; SESPIBANK (Jakarta); Strategy Development Session, IBM; dan Structuring Loans & Short Term, The Institute Banking & Finance.

322

Meraih gelar Sarjana di bidang Administrasi Niaga dari Universitas Diponegoro (1975), gelar MBA dari Tulane University New Orleans, Amerika Serikat (1987), dan gelar Doktor dari Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (2011). Telah mengikuti berbagai pendidikan serta pelatihan antara lain seperti Pasar Modal (Tokyo); Sertifikasi Manajemen Risiko–BSMR (Singapura); sebagai Asesor Sertifikasi Kompetensi Manajemen Risiko dari BNSP; LEMHANNAS RI, SESPIBANK (Jakarta); Credit Manager; dan Organization Management. Mewakili BRI antara lain sebagai pembicara tentang microfinance di Thailand dan APEC Meeting di Chile (2004) serta dalam berbagai roadshow maupun Investor conference di London, Hong Kong serta Singapura.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Achmad Baiquni

Sulaiman Arif Arianto

A. Toni Soetirto

Warga Negara Indonesia, 55 tahun. Mulai menjabat Direktur BRI sejak tanggal 20 Mei 2010. Memulai karir perbankan di BNI. sejak tahun 1984 dan menduduki beberapa jabatan manajerial, diantaranya adalah Direktur Bisnis Usaha Kecil, Menengah, dan Syariah, Direktur Korporasi, Direktur Konsumer, dan Pemimpin Divisi Pengelolaan Bisnis Personal.

Warga Negara Indonesia, 54 tahun. Memulai jabatan periode pertama sebagai Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sejak 30 Mei 2006, kemudian menjabat sebagai sebagai Direktur sejak 12 Oktober 2009. Terpilih kembali untuk periode jabatan kedua pada tanggal 28 April 2011. Memulai karir di BRI sejak tahun 1983 dan telah menduduki berbagai jabatan manajerial diantaranya adalah Kepala Divisi Agribisnis, Kepala Divisi Bisnis Umum, Pemimpin Wilayah Denpasar, dan Pemimpin Wilayah Jakarta.

Warga Negara Indonesia, 54 tahun. Memulai periode pertama jabatan Direktur BRI sejak tahun 2006 dan terpilih kembali untuk periode jabatan kedua pada tanggal 28 April 2011. Memulai karir perbankan bersama Bank Duta pada tahun 1983, kemudian tahun 1985 bergabung dengan Bank Bukopin. Sebelumnya telah menduduki berbagai jabatan manajerial di Bank Bukopin seperti Direktur Bisnis Komersial, Direktur Manajemen Risiko dan Kepatuhan, dan Group Head Credit and Marketing Financial Institutions.

Meraih gelar Sarjana dari Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (1981) dan gelar MBA dari University of New Orleans, Amerika Serikat (1991). Mewakili BRI dalam berbagai organisasi seperti APRACA, UN advisor for Inclusive Financial System dan Micro Finance Network. Pembicara berbagai seminar internasional UMKM, antara lain Asian Banking Forum (Jakarta), APEC SME Working Group (Bali), Financial Technology Conference (Singapura), Microfinance Sustainability, APRACA (Kunming), APO Forum, Micro Banking and Risk Management Workshop (Beijing), Asia Pacific Regional Microcredit Summit (Bali) dan International Microfinance Conference (IMC) 2012 di Yogyakarta. Mewakili BRI dalam beberapa Investor Conference yang berlangsung di dalam maupun luar negeri seperti Amerika Serikat, Hong Kong, dan Singapura.

Pada tahun 1981, meraih gelar Sarjana Pertanian Agribisnis dari Institut Pertanian Bogor. Telah mengikuti beberapa pelatihan, kursus, dan seminar perbankan seperti CRM and Intelligence Banking EFMA (Barcelona); The Future Face of Marketing (Australia); Self-Service Banking, EFMA (Barcelona); The Branch of the future, EFMA (Barcelona); Structured Trade and Export Finance in Asia Conference, Euromoney, JP Morgan and Citigroup (Singapura); The Strategic Board, Australian Institute of Company Director (Australia); Comparative Study for Trade Financing and Risk Management – Deutche Bank (Jerman); dan Certified Wealth Manager - Erasmus Heuis Netherlands (Belanda).

Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Padjadjaran, Bandung (1982) dan Master of Business Management dari Asian Institute of Management, Makati, Filipina (1992). Telah mengikuti beberapa pelatihan, kursus dan seminar perbankan termasuk Risk Management in Retail Banking – BSMR (Belanda); Executive Training for Director – The Wharton School of The University of Pennsylvania (Amerika Serikat); Bank Indonesia’s Executive Risk Management Certification – BSMR (Singapura); Retail Banking Conference – LAFERTY (Singapura); Asian Bankers Surveyor Program – Bank of New York (New York); dan SESPIBANK – IBI (Jakarta). Mewakili BRI dalam berbagai roadshow maupun investor conference di London, New York, Singapura, Tokyo, Hong Kong dan Middle East.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

323

Lenny Sugihat

Asmawi Syam

Suprajarto

Warga Negara Indonesia, 56 tahun. Memulai jabatan periode pertama sebagai Direktur BRI sejak tahun 2006 dan terpilih kembali untuk periode jabatan kedua pada tanggal 28 April 2011. Karir perbankan dimulai bersama BRI sejak tahun 1981 dan telah menduduki berbagai jabatan manajerial antara lain sebagai Kepala Divisi Restrukturisasi dan Penyelesaian Kredit Bermasalah, Kepala Divisi Agribisnis, dan Kepala Divisi Renstra.

Warga Negara Indonesia, 57 tahun. Mulai menjabat sebagai Direktur BRI sejak 5 September 2007 dan diangkat kembali untuk periode jabatan kedua pada tanggal 28 Maret 2012. Memulai karir perbankan di BRI sejak tahun 1980 dan telah menduduki berbagai jabatan manajerial diantaranya adalah Kepala Divisi Bisnis Umum, Kepala Divisi Consumer Banking, Pemimpin Wilayah Bandung, dan Pemimpin Wilayah Denpasar.

Warga Negara Indonesia, 56 tahun. Mulai menjabat sebagai Direktur BRI sejak 5 September 2007 dan diangkat kembali untuk periode jabatan kedua pada tanggal 28 Maret 2012. Memulai karir perbankan di BRI sejak tahun 1983 dan telah menduduki berbagai jabatan manajerial seperti Pemimpin Wilayah BRI Jakarta, Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan, Wakil Pemimpin Wilayah Jakarta, dan Pemimpin Cabang di beberapa kota besar di Indonesia.

Meraih gelar Sarjana di bidang perikanan dari Institut Pertanian Bogor (1979) dan MBA dari University of Houston, Amerika Serikat (1993). Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan antara lain Credit Risk Management BRI – Citibank; The Advanced Management Program for Overseas Bankers (AS); Problem Loan and Loan Syndication Training (Sydney); SESPIBANK (Jakarta); Strategic Management in Banking Programme (Prancis); The World Bank Conference “ The Role of StateOwned Banks” (AS); Sertifikasi Manajemen Risiko – BSMR (Denpasar); World Bank/ IMF 2002 Annual Meeting (AS); Seminar ”Program Management Office” (Jakarta); 33rd Asean Banking Council Meeting (Bali); Seminar ”Rethinking The East Asia Miracle” (World Bank Jakarta); Seminar ”Bank Risk Management and Basel II Capital Requirements” (Jakarta); dan Pelatihan Uji Kompetensi oleh BNSP sebagai Asesor Kompetensi (Jakarta).

Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Hasanuddin, Makassar (1979) dan Magister Manajemen dari Universitas Padjadjaran, Bandung (2003). Telah mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan di bidang perbankan seperti From State Owned Enterprise to World Class Competitors Creatif Innovative and State Owned Firms (Filipina); Card and Payment – European Financial Management Marketing EFMA (Paris); Restrukturisasi & Peningkatan Kinerja BUMN (Jakarta); Strategic Leadership – Mastercard International (Bangkok); World Congress on IT Information (Australia); Asset and Liability Management, Credit Risk Management & International Banking (Brussel); dan SESPIBANK (Jakarta).

324

Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Pembangunan Nasional, Yogyakarta (1982) dan Magister Manajemen dari Universitas Padjadjaran, Bandung (2001). Telah mengikuti berbagai pendidikan dan pelatihan di bidang perbankan seperti Customer Relationship Management (Paris); Seminar the Branch of the Future (Barcelona); Seminar The 5th Annual Asia Pacific Mobile Payments (Bangkok); SESPIBANK (Jakarta); Pendidikan Pengembangan Eksekutif Manajemen (Jakarta); Seminar Marketing (Sydney); Seminar Delivery Channel Strategy The Branch & Beyond (Kuala Lumpur); dan Seminar Branch of the Future Revamping the Branch for the Technology Driven World (London).

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Djarot Kusumayakti

Randi Anto

Gatot Mardiwasisto

Warga Negara Indonesia, 55 tahun. Mulai menjabat sebagai Direktur BRI sejak tanggal 20 Mei 2010. Memulai karir perbankan di BRI sejak tahun 1983 dan telah menduduki jabatan manajerial seperti Komisaris Utama PT BTMU BRI Finance, Kepala Divisi Analisis Risiko Kredit, Wakil Pemimpin Wilayah BRI Jakarta, dan Wakil Pemimpin Wilayah BRI Semarang, dan Wakil Pemimpin Wilayah BRI Padang.

Warga Negara Indonesia, 51 tahun. Mulai menjabat sebagai Direktur BRI sejak 28 April 2011. Telah menduduki jabatan manajerial di BRI seperti Kepala Divisi MSDM, Pemimpin Wilayah BRI Palembang, Kepala Divisi Administrasi Kredit, dan Kepala Divisi Kepatuhan & Manajemen Risiko.

Warga Negara Indonesia, 59 tahun. Mulai menjabat sebagai Direktur BRI sejak tanggal 28 September 2011. Sebelumnya pernah menjabat Direktur Usaha Niaga Farmasi, Kantor Meneg. PBUMN & BKPM, Direktur Keuangan PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero), Asisten Deputi membidangi Usaha Perbankan Kementerian BUMN, dan Komisaris BTN.

Meraih gelar sarjana di bidang Ekonomi Perusahaan dari Universitas Islam Indonesia (1982) dan gelar Magister Manajemen Keuangan dari Universitas Airlangga, Surabaya (2000). Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan di bidang perbankan diantaranya Sespibank – LPPI (Jakarta), Credit Risk Management Training (Semarang), Senior Banker Development Course - Bank of America (Jakarta), Sertifikasi Manajemen Risiko Perbankan (Jakarta), dan Financial Lecture – Bisnis Indonesia (Jakarta). Mewakili BRI antara lain sebagai pembicara tentang Microfinance dalam The Key Success on Sustainable Microfinance Program di Microfinance Network (MFN) 17th Meeting Conference Riveria Maya di Cancun (Meksiko), dan pembicara dalam The Role of Microsaving on Sustainable Microfinancing di Global Microcredit Summit di Valladolid (Spanyol).

Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Diponegoro (1984) dan gelar MBA dari St. Louis University, USA (1994). Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan di bidang perbankan diantaranya Pro Active Operational Risk Management (Jakarta), Sespibank (Jakarta), World Class Leadership Mentoring Coaching (Jakarta), dan Credit Appraisal for Small Medium Individu (Tokyo).

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Meraih gelar Sarjana Hukum Ekonomi/Bisnis dari Universitas Indonesia (1985) dan gelar Magister Management dari Ecole Superieure Lyon Prancis (1989). Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan diantaranya Property Appraisal (Taiwan), Urban Finance and Taxation (Taiwan), Manajemen Keuangan oleh Institute International d’Administration Public (Paris), Strategic Planning (Jakarta), Lokakarya Privatisasi dan Corporate Governance BUMN (Jakarta), International Conference Bara Risk Forum 2010 (Bali), Executive Risk Management Refresher Program (Paris), Seminar Sharpening Leadership for Senior Executive (Jakarta), dan Global Islamic Finance Forum (Kuala Lumpur).

325

Profil Komite Dewan Komisaris diluar anggota Komisaris Komite Audit H.C. Royke Singgih

Dedi Budiman Hakim

Syahrir Nasution

Warga negara Indonesia, umur 52 tahun. Menjabat sebagai anggota Komite Audit sejak Oktober 2005. Merupakan akuntan terdaftar. Sebelumnya berkarir di PT Bank IFI Jakarta, PT PAN Indonesia Bank Jakarta, dan PT Krakatau Steel Cilegon.

Warga negara Indonesia, umur, 48 tahun. Menjabat sebagai anggota Komite Audit sejak November 2005. Saat ini menjabat sebagai staf pengajar di Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor dan peneliti di Center for Applied Economics and Finance IPB, Bogor.

Memperoleh gelar Sarjana Akuntansi dari Universitas Gajah Mada, Yogyakarta (1986), gelar Magister Manajemen bidang Keuangan dan Perbankan dari Universitas Indonesia, Jakarta (2000), Sertifikat Khusus bidang Manajemen Strategis Program Pra-Doktoral Universitas Indonesia, Jakarta (2004), dan gelar Doktor bidang Manajemen Bisnis di Institut Pertanian Bogor, Bogor (2012).

Memperoleh gelar Sarjana bidang Ekonomi Pertanian dari Institut Pertanian Bogor, Bogor (1988), gelar Magister bidang Ekonomi Pertanian dari Massey University Palmerston North, Selandia Baru (1994), dan gelar Doktor bidang Ekonomi Pertanian dari Georg-August-Universitaet Goettingen, Jerman (2004).

Warga negara Indonesia, umur 60 tahun. Menjabat sebagai anggota Komite Audit sejak November 2008. Merupakan akuntan terdaftar. Sebelumnya berkarir di BPKP, Jakarta s/d 1990, berkarir di BRI sejak 19902008 dalam bidang audit dan terakhir menjabat sebagai Inspektur Kantor Inspeksi BRI Jakarta. Memperoleh gelar Sarjana EkonomiAkuntansi dari Institut Ilmu Keuangan, Departemen Keuangan, Jakarta (1981).

Komite Pengawasan Manajemen Risiko Ridwan Darmawan Ayub

I Gde Yadnya Kusuma

Pamuji Gesang Raharjo

Warga negara Indonesia, umur 50 tahun. Menjabat sebagai anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko sejak 2006. Sebelumnya berkarir di Bank Internasional Indonesia dalam berbagai posisi.

Warga negara Indonesia, umur 58 tahun. Menjabat sebagai anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko sejak Juli 2010. Sebelumnya berkarir di Bank Indonesia dalam berbagai posisi dan di Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sebagai Direktur Riset dan Analisis.

Warga negara Indonesia, umur 44 tahun. Aktif kembali sebagai anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko BRI sejak bulan September 2011, sebelumnya pernah menjabat sebagai anggota Komite Pengawasan Manajemen Risiko BRI untuk periode 20072010. Sebelumnya berkarir di Bank BNI, Bank Danahutama, Bank Internasional Indonesia dalam berbagai posisi, dan di Perum Pegadaian sebagai General Manager Manajemen Risiko (Juni 2010 - Maret 2011). Aktif sebagai pengajar di Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI).

Memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dari Universitas Katolik Parahyangan, Bandung (1985), dan gelar Magister Manajemen bidang Manajemen Keuangan dari Universitas Mercu Buana, Jakarta (2008).

Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Swadaya, Jakarta (1993) dan gelar Magister Ekonomi dari Universitas Indonesia, Jakarta (2006).

Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Jakarta (1996), dan gelar Magister Manajemen bidang Manajemen Risiko dari Universitas Indonesia, Jakarta (2003). Saat ini tengah menyelesaikan Program Doktor bidang Manajemen dan Bisnis di Institut Pertanian Bogor (2010).

326

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Komite Nominasi dan Remunerasi Ganefi

Kanyatama P. Mulyono

Asep Ikhsan Iskandar

Warga negara Indonesia, umur 49 tahun. Berkarir di BRI sejak 1989 dalam berbagai posisi, saat ini menjabat sebagai Pejabat Kepala Divisi Kebijakan dan Manajemen Sumber Daya Manusia BRI.

Warga negara Indonesia, umur 40 tahun. Menjabat sebagai anggota Komite Nominasi dan Remunerasi sejak November 2009. Sebelumnya berkarir sebagai Auditor di Haga Bank dan Kantor Akuntan Publik KPMG, dan dilanjutkan sebagai konsultan dan Pengajar di Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LM-FEUI).

Warga negara Indonesia, umur 40 tahun. Menjabat sebagai anggota Komite Nominasi dan Remunerasi sejak November 2009. Berkarir di BRI sejak 1998 dalam berbagai posisi, saat ini menjabat sebagai Staf di Divisi Operasional Sumber Daya Manusia BRI.

Memperoleh gelar Sarjana Administrasi Fiskal dari FISIP Universitas Indonesia, Jakarta (1989), dan gelar Master of Business dari Monash University, Australia (1994).

Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Akuntansi dari Universitas Pasundan Bandung (1996).

Memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia (1996), dan Magister Sains bidang Psikologi Industri dan Organisasi dari Universitas Indonesia (2004).

Profil Sekretaris Perusahaan Muhamad Ali Warga negara Indonesia, 47 tahun. Memimpin Sekretariat Perusahaan sejak 1 Januari 2010 berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nokep. 20-DIR/ SDM/12/2009 tanggal 14 Januari 2010. Memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Universitas Gajah Mada (UGM) pada tahun 1987, dan memulai karir di BRI sejak 2 Juni 1988. Dalam perjalanan karirnya, pernah menjabat sebagai Wakil Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan pada tahun 2008 dan Kepala Biro Direksi pada tahun 2009. Pengangkatannya sebagai Sekretaris Perusahaan dilakukan oleh Direksi BRI dan telah dilaporkan ke Bank Indonesia guna memenuhi ketentuan dalam Peraturan Bank Indonesia No. 11/1/PBI/2009 tanggal 27 Januari 2009 tentang Bank Umum serta dilaporkan ke Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia melalui surat No: B.02-SKP/DHI/01/2010 tanggal 27 Januari 2010 mengenai Penggantian Sekretaris Perusahaan.

Profil Kepala Audit Intern Ali Mudin Warga negara Indonesia, umur 55 tahun. Menjabat sebagai Kepala Audit Intern BRI sejak bulan September 2008. Berkarir di BRI sejak 1990 dalam berbagai posisi, diantaranya Kepala Divisi Logistik, Pemimpin Wilayah Aceh, Kepala Divisi Hukum dan Pimpinan Cabang BRI di berbagai wilayah. Sejak tahun 2006 mendapatkan berbagai penugasan, seperti Komisaris di PT Beringin Karya Sejahtera (2006-2009) dan Komisaris Utama di PT Asuransi Jiwa Beringin Jiwa Sejahtera (2009 – Sekarang). Memperoleh gelar Sarjana Hukum dari Universitas Padjadjaran Bandung (1981), dan Magister Manajemen bidang Manajemen Pemasaran dari Universitas Padjadjaran Bandung (2006). Telah mengikuti berbagai training dan pelatihan baik di dalam maupun luar negeri seperti European Conference Amsterdam: Internal Audit A’la Carte (2012), Intl. Conference: Auditing through Leadership, Atlanta-USA (2010) dan Seminar Enhancing Internal Audit’s Role: Gaining Stakeholder’s Confidence through the Global Economic Crisis – Bali (2009).

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

327

Kepala Divisi Kepala Divisi Administrasi Kredit

Arief Tjatur Widodo

Kepala Divisi Agribisnis

Kuswiyoto

Kepala Divisi AMK

Irwan Rinaldi

Kepala Divisi ARK

Susy Liestiowaty

Kepala Divisi Bisnis BUMN 1

M. Sodo Harisetyanto

Kepala Divisi Bisnis BUMN 2

Benni O. Kailani

Kepala Divisi Bisnis Internasional

Isnen Sutopo

Kepala Divisi Pembinaan Bisnis Mikro 1

Tri Wintarto

Kepala Divisi Pembinaan Bisnis Mikro 2

Johanes Saragih

Kepala Divisi Kebijakan & Pengembangan Bisnis Mikro

Agus Katon ES

Kepala Divisi Bisnis Program & Kemitraan

Teten Djaka Triana

Kepala Divisi Bisnis Ritel & Menengah

Khairullah

Kepala Divisi Bisnis Umum

Dedy Ihsan*

Kepala Divisi Dana Jasa

Widodo Januarso

Kepala Divisi Diklat

Retno Surdini

Kepala Divisi Hubungan Lembaga 1

I Komang Sudiarsa

Kepala Divisi Hubungan Lembaga 2

Agus Noorsanto

Kepala Divisi Hukum

Hadi Susanto

Kepala Divisi Jaringan Kerja Bisnis Mikro

Anita Retnani*

Kepala Divisi Jaringan Kerja Bisnis Retail

R. Sophia Alizsa

Kepala Divisi Kartu Kredit

Mohamad Helmi

Kepala Divisi Kepatuhan

M. Jarot Eko Winarno

Kepala Divisi Kredit Konsumer

Joice Farida Rosandi

Kepala Divisi Layanan

Luki Presisa Budi Utami

Kepala Divisi Manajemen Aktiva Tetap & Logistik

Wisto Prihadi

Kepala Divisi Pengadaan Barang & Jasa Pelayanan

Sunuaji Noor Widiyanto

Kepala Divisi Manajemen Risiko

Rico Rizal Budidarmo

Kepala Divisi Marketing Communication

A. Firman Taufick

Kepala Divisi Kebijakan & Pengembangan SDM

Ganefi

Kepala Divisi Operasional SDM

Siswarin Dwi Hendarsapti

Kepala Divisi Pengelolaan Pekerja Kontrak Outsourcing

Denny Arsamanggala

Kepala Divisi Perencaan Strategis

Hexana Tri Sasongko

Kepala Divisi Restrukturisasi dan Penyelesaian Kredit Bermasalah

Edi Priyono*

Kepala Divisi Sentra Operasi

Edy Utomo

Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan

Muhamad Ali

Kepala Divisi Treasury

Henri*

Kepala Divisi Teknologi Sistem Informasi

Zulhelfi Abidin

* Pejabat sementara

328

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Daftar Pejabat Senior Inspektur 1.

Inspektur Bandung

Windiartono

2.

Inspektur Banjarmasin

Sutardjo

3.

Inspektur Denpasar

Suindiyo

4.

Inspektur Jakarta 1

Hartono Sukiman

5.

Inspektur Jakarta 2

Sulistianto

6.

Inspektur Jakarta 3

Umi Haryati

7.

Inspektur Makassar

Yan Budiatmoko

8.

Inspektur Jayapura

Wahyu Waluyo

9.

Inspektur Malang

Saptono Siwi

10.

Inspektur Manado

Siswanto

11.

Inspektur Medan

M. Fankar Umran (PGS)

12.

Inspektur Padang di Pekanbaru

Khairi Setiawan

13.

Inspektur Palembang

Rusli Witjahjono

14.

Inspektur Semarang

Zainudin Mappa

15.

Inspektur Surabaya

Mudjiharno

16.

Inspektur Yogyakarta

Eka Sriyantini

Pemimpin Wilayah 1.

Pemimpin Wilayah Banda Aceh

Abing Rabani

2.

Pemimpin Wilayah Bandung

Pardiman

3.

Pemimpin Wilayah Banjarmasin

Zainuddin Latif

4.

Pemimpin Wilayah Denpasar

Irianto

5.

Pemimpin Wilayah Jakarta 1

Mohammad Irfan

6.

Pemimpin Wilayah Jakarta 2

Albert Radjagukguk

7.

Pemimpin Wilayah Jakarta 3

Eko Wahyu Andriastono

8.

Pemimpin Wilayah Jayapura

Priyastomo

9.

Pemimpin Wilayah Makassar

Adhy Kusnandar

10.

Pemimpin Wilayah Malang

Mardiwibawa

11.

Pemimpin Wilayah Manado

Osbal Saragi Rumahorbo

12.

Pemimpin Wilayah Medan

Endra Sasmito Soengkowo

13.

Pemimpin Wilayah Padang

Achmad Chumaidi

14.

Pemimpin Wilayah Palembang

Budi Satria

15.

Pemimpin Wilayah Pekanbaru

I Made Suprateka Y.

16.

Pemimpin Wilayah Semarang

Achmad Chairul Ganie

17.

Pemimpin Wilayah Surabaya

Donsuwan Simatupang

18.

Pemimpin Wilayah Yogjakarta

Triyana

Pemimpin Cabang Luar Negeri 1

Kantor Cabang Luar Negeri New York

Haru Koesmahargyo

Pemimpin Cabang Khusus 1

Kantor Cabang Khusus

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Sis Apik Wijayanto

329

Alamat Kantor Kantor

330

Alamat

Kota

Telepon

Facsimile

Kantor pusat

Gedung BRI I JI. Jend. Sudirman No. 44-46

Jakarta

(021) 2510244, 2510254

(021) 2500065, 2500077

Banda Aceh

JI. Cut Meutia No 17

Banda Aceh

(0651) 22822 (hunting)

(0651) 23487, 22352

Medan

JI. Putri Hijau No. 2A

Medan

(061) 45256666, 4528323

(061) 4525601

Padang

JI. Bagindo Azis Chan No. 30 (sementara) JI. Dr. Moh. Hatta No. 01, Pauh

Padang

(0751) 31964-68, 31970, 31970/(sementara) (0751) 778907

(0751) 778905

Pekanbaru

Jend Sudirman Blok E Kavling No.01, Rt.01, Rw.01, Kel. Simpang Tiga, Kec. Bukit Raya

Pekanbaru

(0761) 44494, 35351, 33149

(0761) 44533, 34875

Palembang

JI. Kapten A. Rivai No.15

Palembang

(0711) 313411

(0711) 312262

Jakarta 1

JI. Veteran No. 8

Jakarta Pusat

(021) 3840802

(021) 3453685

Jakarta 2

Gedung Wilma 2” Lt.I Gatot Subroto Kav. 9 - 11

Jakarta Selatan

(021) 52920581, 52920585

(021) 52920586, 52920587

Jakarta 3

JI S.Parman Kav. G No.9-11, Slipi

Jakarta Barat

(021) 53653470 (hunting), 53653467-69, 53653473-74

(021) 5481766

Bandung

JI. Asia Afrika No. 57-59

Bandung

(022) 4200356 (hunting)

(022) 432038, 4200348, 4200368

Yogyakarta

JI. Cik Ditiro No. 3

Yogyakarta

(0274) 520270, 561403

(0274) 514166

Semarang

JI. Teuku Umar No. 24

Semarang

(024) 8440728, 8440729, 8440730, 84418146

(024) 84473154, 8318463

Surabaya

Gedung BRI Tower 20” Lt. 20 JI. Jend Basuki Rahmat No.122-138

Surabaya

(031) 5324230

(031) 5324033, 5324044, 5324840, 5324322

Malang

Jl. A Yani Ruko De Panorama Square Malang Kav. A6-A7

(0341) 474949 (hunting)

(0341) 474944, 474945, 474935

Denpasar

JI. Dr. Kusumaatmaja No. 1

Denpasar

(0361) 228715, 221979, 236231

(0361) 234796, 264858, 225791

Banjarmasin

JI. Jend. A.Yani KM 3,5 No. 151

Banjarmasin

(0511) 3250256/57, 3268350 (0511) 3251649, 3252992

Makassar

JI. Achmad Yani No. 8

Makassar

(0411) 3613174, 3612931

(0411) 3655351

Manado

JI. Sarapung No. 4-6

Manado

(0431) 863592, 863378, 863778

(0431) 862779

Jayapura

Gedung Pelni 1” & 2” Lt 1&2 JI. Raya Argapura No.15

Jayapura

(0967) 524470, 524453

(0967) 524452

Kantor Cabang Khusus

Gedung BRI II JI. Jend. Sudirman No. 44-46

Jakarta

(021) 5713105

(021) 5707570

- BRI New York Agency - BRI Cayman Island

140 Broadway 36th floor New York

New York

(212) 3793840-3845

(212) 3793850

BRI Representative Office Hong Kong

Tower 2 Lippo Centre 89 Room 1115, 11/F, Queensway, Admiralty

Hong Kong

(85) 2 25271318

(85) 2 28613693

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Unit Kerja KANWIL BANDA ACEH

KANWIL JAKARTA II

KANWIL MALANG

10

Kantor Cabang

30

Kantor Cabang

20

Kantor Cabang

13

Kantor Cabang Pembantu

57

Kantor Cabang Pembantu

28

Kantor Cabang Pembantu

10

Kantor Kas

62

Kantor Kas

15

Kantor Kas

132

BRI Unit

177

BRI Unit

485

BRI Unit

24

TerasBRI

53

TerasBRI

134

TerasBRI

4

TerasBRI Keliling

4

TerasBRI Keliling

6

TerasBRI Keliling

KANWIL MEDAN

KANWIL JAKARTA III

KANWIL DENPASAR

21

Kantor Cabang

31

Kantor Cabang

30

Kantor Cabang

32

Kantor Cabang Pembantu

50

Kantor Cabang Pembantu

20

Kantor Cabang Pembantu

18

Kantor Kas

37

Kantor Kas

12

Kantor Kas

244

BRI Unit

217

BRI Unit

261

BRI Unit

66

TerasBRI

71

TerasBRI

83

TerasBRI

6

TerasBRI Keliling

6

TerasBRI Keliling

6

TerasBRI Keliling

KANWIL PADANG

KANWIL BANDUNG

KANWIL BANJARMASIN

13

Kantor Cabang

30

Kantor Cabang

28

Kantor Cabang

6

Kantor Cabang Pembantu

37

Kantor Cabang Pembantu

24

Kantor Cabang Pembantu

8

Kantor Kas

57

Kantor Kas

19

Kantor Kas

137

BRI Unit

583

BRI Unit

241

BRI Unit

30

TerasBRI

134

TerasBRI

63

TerasBRI

4

TerasBRI Keliling

8

TerasBRI Keliling

5

TerasBRI Keliling

KANWIL PEKANBARU

KANWIL YOGYAKARTA

KANWIL MAKASSAR

17

Kantor Cabang

33

Kantor Cabang

36

Kantor Cabang

16

Kantor Cabang Pembantu

32

Kantor Cabang Pembantu

21

Kantor Cabang Pembantu

15

Kantor Kas

47

Kantor Kas

15

Kantor Kas

130

BRI Unit

578

BRI Unit

311

BRI Unit

43

TerasBRI

149

TerasBRI

89

TerasBRI

6

TerasBRI Keliling

8

TerasBRI Keliling

7

TerasBRI Keliling

KANWIL PALEMBANG

KANWIL SEMARANG

KANWIL MANADO

30

Kantor Cabang

22

Kantor Cabang

14

Kantor Cabang

31

Kantor Cabang Pembantu

26

Kantor Cabang Pembantu

17

Kantor Cabang Pembantu

18

Kantor Kas

45

Kantor Kas

15

Kantor Kas

345

BRI Unit

397

BRI Unit

177

BRI Unit

80

TerasBRI

97

TerasBRI

37

TerasBRI

8

TerasBRI Keliling

7

TerasBRI Keliling

4

TerasBRI Keliling

KANWIL JAKARTA I

KANWIL SURABAYA

KANWIL JAYAPURA

26

Kantor Cabang

23

Kantor Cabang

13

Kantor Cabang

50

Kantor Cabang Pembantu

32

Kantor Cabang Pembantu

10

Kantor Cabang Pembantu

60

Kantor Kas

18

Kantor Kas

10

Kantor Kas

90

BRI Unit

277

BRI Unit

67

BRI Unit

40

TerasBRI

89

TerasBRI

22

TerasBRI

3

TerasBRI Keliling

6

TerasBRI Keliling

3

TerasBRI Keliling

Catatan: Jumlah Kantor Kas belum termasuk Kantor Kas SSB (SIM, SINK, BPKB) yang berada di Kantor Kepolisian sebanyak 389 unit kerja

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

331

Alamat Kontak Bagi Pembaca

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. KANTOR PUSAT Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210 - Indonesia Telp. (62-21) 251 0244, 251 0254 Fax. (62-21) 250 0065, 250 0077 SEKRETARIAT PERUSAHAAN Gedung BRI I Jl. Jenderal Sudirman No. 44-46 Jakarta 10210 - Indonesia Telp. (62-21) 575 1966 Fax. (62-21) 570 0916 WEBSITE www.bri.co.id

EMAIL [email protected]

332

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

Laporan Manajemen

Profil Perusahaan

Informasi Bagi Investor

Tinjauan Operasional

Analisis & Pembahasan Manajemen

Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Informasi Perusahaan

Halaman ini sengaja dikosongkan

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Laporan Tahunan 2012

333