mengikuti prosedur keselamatan, kesehatan kerja dan ... - yimg.com

22 downloads 5469 Views 990KB Size Report
Teknologi Informasi dan Komunikasi (Multimedia, Rekayasa Perangkat. Lunak ... (Diklat) Kejuruan khususnya SMK dalam mencapai standar kompetensi.
KODE MODUL OPKR-10-016 C

Milik Negara Tidak Diperdagangkan

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF

MENGIKUTI PROSEDUR KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2005

KODE MODUL OPKR-10-016 C

Milik Negara Tidak Diperdagangkan

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF

MENGIKUTI PROSEDUR KESELAMATAN,KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN Tim Penyusun: 1. Drs. Iin Solihin 2. Drs. Ridwan 3. Drs. Koentono Tim Fasilitator: 1. Drs. Abdullah 2. Suryana Iskandar

DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2005

Modul PTL OPS 005 (2)

1

KATA PENGANTAR Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyusun bahan ajar modul interaktif dan modul manual. Adapun modul manual terdiri atas bidang-bidang dan program-program keahlian kejuruan yang berkembang di dunia kerja baik instansi maupun perusahaan. Tahun Anggaran 2005 telah dibuat sebanyak 300 modul manual terdiri atas 9 (sembilan) bidang keahlian dan 32 (tiga puluh dua) program keahlian yaitu: Bisnis dan Manajemen (Administrasi Perkantoran

dan

Akuntansi),

Pertanian

(Agroindustri

pangan

dan

nonpangan, Budidaya Tanaman, Budidaya Ternak Ruminansia, Pengendalian Mutu), Seni Rupa dan Kriya (Kriya Kayu, Kriya Keramik, Kriya Kulit, Kriya Logam Kriya Tekstil), Tata Busan, Teknik Bangunan (Gambar Bangunan, Teknik Konstruksi Baja dan Alumunium, Teknik Konstruksi Batu Beton, Tekni Industri Kayu), Teknik Elektronika (Teknik Audio Vidio, Teknik Elektronika Teknik Listrik (Pemanfaatan Energi Listrik, Teknik Distribusi,

Industri),

Teknik Pembangkit Ketenagalistrik-kan), Teknik Mesin (Mekanik Otomotif, Pengecoran Logam, Teknik Bodi Otomotif, Teknik Gambar Mesin, Teknik Pembentukan, Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri, Teknik Pemesinan), Teknologi Informasi dan Komunikasi (Multimedia, Rekayasa Perangkat Lunak, Teknik Komputer dan Jaringan), dan program Normatif Bahasa Indonesia. Modul ini disusun mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Edisi 2004 dengan

menggunakan

(Competency

Based

pendekatan

pembelajaran

Training/CBT).

berbasis

Diharapkan

kompetensi

modul-modul

ini

digunakan sebagai sumber belajar pokok peserta pendidikan dan pelatihan (Diklat) Kejuruan khususnya SMK dalam mencapai standar kompetensi kerja yang diharapkan dunia kerja. Penyusunan modul dilakukan oleh para tenaga ahli kejuruan dibidangnya terdiri atas para Guru SMK, para Widyaiswara Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) lingkup Kejuruan dengan para nara sumber dari

Modul PTL OPS 005 (2)

2

berbagai perguruan Tinggi, para praktisi Balai Latihan dan Pengembangan Teknologi (BLPT) dan unsure dunia usaha dan industri (DU/DI), dan berbagai sumber referensi yang digunakan baik dari dalam dan luar negri. Modul dilakukan melalui beberapa tahap pengerjaan termasuk validasi dan uji coba kepada para peserta Diklat/Siswa di beberapa SMK. Sesuai perkembangan paradigma yang selalu terjadi, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah beserta para penulis dan unsure terlibat, menerima masukan-masukan konstruktif dari berbagai pihak khususnya para praktisi dunia usaha dan industri, para akademis, dan para psikologis untuk dihasilkannya Sumber Daya Manusia (SDM)tingkat menengah yang handal. Pada kesempatan baik ini kami sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan

sebesar-besarnya

kepada

berbagai

pihak

terutama

tim

penyusun modul, para nara sumber dan fasilitator, serta para editor atas dedikasi dan pengorbanan waktu, tenaga, dan pemikiran untuk dihasilkannya modul ini. Semoga modul ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya peserta Diklat SMK atau praktisi yang sedang mengembangkan bahan ajar modul SMK. Jakarta, Desember 2005 a.n. Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Dr. Joko Sutrisno, MM NIP 131415680

Modul PTL OPS 005 (2)

3

DAFTAR ISI MODUL Halaman HALAMAN SAMPUL..………………………………………………………………… i HALAMAN FRANCIS .…………………………………………………………………

ii

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………

iii

DAFTAR ISI.………………………………………………………………………………

iv

PETA KEDUDUKAN MODUL.………………………………………………………

vii

A. DIAGRAM PENCAPAIAN KOMPETENSI……………................

vii

KETERANGAN PENCAPAIAN KOMPETENSI……………………..

viii

B. KEDUDUKAN MODUL………………………………………………………

ix

PERISTILAHAN/GLOSSARIUM …………………………………………………

X

I. PENDAHULUAN ..…………………………………………………………………

1

A. DESKRIPSI JUDUL .…………….………………………………………………

1

B. PRASYARAT.………………………………………………………………………

1

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL..………………………………………

2

1. Petunjuk Bagi Peserta Diklat……………………………………………

2

2. Peran Guru ……………………………………………………………………

2

D. PERLENGKAPAN PBM………….……………………………………………….

3

E. TUJUAN AKHIR .…………………………………………………………………

3

F. KOMPETENSI..……………………………………………………………………

4

G. CEK KEMAMPUAN……………………………………………………………….

10

BAB.II. PEMELAJARAN .……………………………………………………………

11

A. RENCANA BELAJAR SISWA..…………………………………………………

11

B. KEGIATAN BELAJAR ..……………………………….…………………………

12

1. Kegiatan Belajar 1 : Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja........

12

a. Tujuan kegiatan belajar 1 ……….…………………………………

13

b. Uraian materi 1…………………………………………………………

13

c. Rangkuman 1……………………………………………………………

25

d. Tugas 1 …..………………………………………………………………

25

e. Tes formatif 1 ..…………………………………………………………

26

f. Kunci jawaban formatif 1 ..…………………………………………

26

g. Lembar kerja 1 ..………………………………………………………

27

2. Kegiatan Belajar 2 :Pemeliharaan Kebersihan, Perlengkapan dan Area Kerja................................................................................

28

a. Tujuan kegiatan belajar 2 ……………………………….…………

28

b. Uraian materi 2…………………………………………………………

28

Modul PTL OPS 005 (2)

4

c. Rangkuman 2………..………………………………………….………

33

d. Tugas 2……………………………………………………………….……

33

e. Tes formatif 2…..………………………………………………….……

33

f. Kunci jawaban formatif 2 …….………………………………….…

34

3. Kegiatan Belajar :Perlengkapan Pemadam Kebakaran...……

37

a. Tujuan kegiatan belajar 3 …………………………………………

37

b. Uraian materi 3 ……………………………………………………….

37

c. Rangkuman 3…..………………………………………………………

55

d. Tugas 3……………………………………………………………………

55

e. Tes formatif 3 ………………………………………………………….

55

f. Kunci jawaban formatif 3 …….……………………………………

57

4. Kegiatan Belajar 4 : Pertolongan Pertama &Cardio Pulmonary ( CPR).….

a. Tujuan kegiatan belajar 4 …………………………………………

60 60

b. Uraian materi 4 ……………………………………………………….

60

c. Rangkuman 4..…………………………………………………………

79

d. Tugas 4……………………………………………………………………

80

e. Tes formatif 4 ………………………………………………………….

80

f. Kunci jawaban formatif 4 .…………………………………………

80

5. Pencemaran Lingkungan & Kesehatan Manusia……………….

82

a. Tujuan kegiatan belajar 5 …………………………………………

82

b. Uraian materi 5 ……………………………………………………….

82

98 c. Rangkuman 5 ……………………………………………………………………… 98 d. Tugas 5…………………………………………………………………… e. Tes formatif 5 ………………………………………………………….

99

99 f. Kunci jawaban formatif 5 …………………………………………………… BAB.III. EVALUASI ………………………………………………………………….

101

101 A. PERTANYAAN ………………………………………………………………………………… B. SOAL PSIKOMOTOR………………………………………………………. 102 103 C. KUNCI JAWABAN …………………………………………………………………………… 109 LEMBAR PENILAIAN KOGNITIF(PENGETAHUAN)……………….. LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN………………………………..

110

LEMBAR PENILAIAN SIKAP (ATTITUDE)……….……………………

111

111 KRITERIA KELULUSAN …………………………………………………………………… BAB. IV.PENUTUP ……………………………………………………………………………… 112 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………… 113

Modul PTL OPS 005 (2)

5

PETA KEDUDUKAN MODUL A. DIAGRAM PENCAPAIAN KOMPETENSI

Diagram ini menunjukan tahapan atau tata urutan pencapaian kompetensi yang dilatihkan pada peserta diklat dalam kurun waktu tiga tahun, serta kemungkinan multi entry-multy exit yang dapat diterapakan. OPKR 60-018C

OPKR 10-0098

OPKR 60-019C

OPKR 10-016C

OPKR 10-017C

OPKR 10-010C

OPKR 60-008C

OPKR 10-013C

OPKR 10-007C

OPKR 10-006C

OPKR 60-029A

OPKR 60-030A

OPKR 60-016C OPKR 60-002C

OPKR 60-006C

OPKR 60-012C

OPKR 60-013C

OPKR 60-011 OPKR 60-037A

OPKR 60-031A

OPKR 60-038A OPKR 60-050A OPKR 60-051A

Modul PTL OPS 005 (2)

vi

Keterangan Diagram Pencapaian Kompetensi OPKR 10-009B.

Pembacaan dan pemahaman gambar teknik.

OPKR 10-016C.

Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan.

OPKR 10-017C.

Penggunaan dan Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan Tempat Kerja.

OPKR 10-010C.

Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur.

OPKR 10-013C.

Pelaksanaan pemeriksaan keamanan/kelayakan kendaraan.

OPKR 10-006C.

Melaksanakan prosedur pengelasan, pematrian, pemotongan dengan panas dan pemanasan.

OPKR 60-002C.

Melaksanakan pekerjaan sebelum perbaikan.

OPKR 60-006C.

Melepas, menyimpan dan mengganti/memasang panel – panel bodi kendaraan, bagian – bagian panel dan perangkat tambahannya.

OPKR 60-012C.

Mempersiapkan permukaan untuk pengecatan ulang

OPKR 60-007C.

Melepas dan mengganti/melepas pelindung moulding, transfer/gambar hiasan, stiker, dan decal/lis, spoiler.

OPKR 60-008C.

Melepas dan mengganti rangkaian/listrik/unit elektronik.

OPKR 60-013C.

Mempersiapkan bahan dan peralatan pengecatan.

OPKR 60-011C.

Melaksanakan prosedur masking.

OPKR 60-009C.

Memasang perapat komponen kendaraan.

OPKR 60-016C.

Mempersiapkan komponen kendaraan untuk perbaikan pengecatan kecil.

OPKR 60-037A.

Mempersiapkan dan mengecat komponen-komponen plastik.

OPKR 60-018C.

Pelaksanaan pengkilatan dan pemolesan.

OPKR 60-019C.

Memilih dan menggunakan hiasan/ Trim perekat.

OPKR 60-029A.

Membuat (fabrikasi) komponen fiberglas/ bahan komposit.

OPKR 60-030A.

Memperbaiki komponen fiberglas/bahan komposit.

OPKR 60-031A.

Memperbaiki komponen body menggunakan dempul timah (lead wiping).

OPKR 60-038A.

Melaksanakan pemasangan anti karat dan peredam suara.

OPKR 60-050A.

Membersihkan permukaan kaca.

Modul PTL OPS 005 (2)

vii

OPKR 60-051A.

Melakukan pembersihan setempat permukaan luar/dalam.

B. Kedudukan Modul Modul dengan kode OPKR 10-016C tentang “Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan” ini merupakan modul dasar untuk melaksanakan kompetensi – kompetensi berikutn

Modul PTL OPS 005 (2)

viii

MEKANISME PEMELAJARAN Untuk mencapai peguasaan modul ini dilakukan melalui diagram alur mekanisme pemelajaran sebagai berikut:

START

Lihat Kedudukan Modul

Lihat Petunjuk Penggunaan Modul

Kerjakan Cek Kemampuan

Y

Nilai ≥ 7 T Kegiatan Belajar 1

Kegiatan Belajar n

Kerjakan Evaluasi

T

Modul OPKR 10 – 016 C

Nilai ≥ 7

Y

Modul berikutnya/Uji Kompetensi

9

GLOSSRY Safe

: aman atau selamat

Safety

: mutu suatu keadaan aman

Unsafe act

: tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri

Unsafe codition

: keadaan tidak aman dari lingkungan kerja

Jack stand

: alat penyangga yang digunakan untuk pengaman pada saat mendongkrak kendaraan agar seseorang aman bekerja dibawah kendaraan

Vacuum cleaner

: alat penyedot debu biasa digunakan untu membersihkan debu/kotorab yang tidak terjangku dengan alat kebersihan yang lain

Starvation

: membuang/mencabut bahan bakar dari api sehingga menjadi padam

Smothering

: membuang oxygen dari nyala api sehingga menjadi padam

Colling Cardio Pulmonary Resusciation (CPR) LEADS AND CABLE PROTECTION OBEY “ NO SMOKING” SIGN CLEAN UP RUBBISH

Modul OPKR 10 – 016 C

: menurunkan panas dari nyala api : pernapasan buatan yang dikombinasikan dengan kompresi dada disebut juga Resusitasi jantung paru (RJP) : Perlindungan kabel dan stop kontak.

: mematuhi rambu – rambu “ Dilarang merokok : Bersihkan Sampah

10

PUT OILY WASTE IN BIN

: Buang limbah ditempatnya

TAKE CARE WITH INFLAMMABLE LIQUID

: Berhati – hatilah dengan cairan yang mudah terbakar

CLEAN UP DUSTY AREAS

: Bersihkan tempat yang berdebu

EXTINGUISHER

: Alat pemadam api

SPILLED BURNING OIL

: Tumapah minyak yang terbakar

MAINTENANCE WORKER NOTING FIRE ESCAPE ROUTE

: Memelihara jalan untuk menyelamatkan diri ( pekerja ) apabila terjadi kebakaran

CRAWL THROUGH SMOKE FIELLED ROOM

: Keluar dari ruangan yang dipenuhi asap.

READING FIRE DRILL NOTICE

: Membaca pengumuman tentang latihan memadamkan api

Modul OPKR 10 – 016 C

11

BAB. I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI

Kompetensi yang diharapkan dari modul ini adalah didalam bekerja siswa selalu mengikuti prosedur keselamatan ,kesehatan kerja dan lingkungan. Adapun sub kompetensinya meliputi: 1. Mengikuti prosedur pada tempat kerja untuk menidentifikasi bahaya dan pencegahannya. 2. Pemeliharaan kebersihan, perlengkapan dan area kerja. 3. Penempatan

dan

pengidentifikasian

jenis

pemadam

kebakaran,

penggunaan dan prosedur pengoperasian ditempat kerja. 4. Pelaksanaan prosedur darurat. 5. Menjalankan dasar-dasar prosedur keamanan. 6. Pelaksanaan prosedur penyelamatan pertama dan Cardio-Pulmonary Resusciation (CPR). 7. Mengikuti prosedur

pada tempat kerja untuk pengamanan dan

pengendalian limbah.

B. PRASYARAT

Sebelum

menggunakan modul ini peserta pelatihan harus

memahami

dan

menguasai

modul

sebelumnya.

Penguasaan

sudah dan

pencapaian modul ini akan merupakan dasar dan prasyarat untuk melanjutkan kepada kompetensi–kompetensi berikutnya, seperti yang bisa Anda lihat di Peta Kedudukkan Modul. Untuk mempelajari modul ini dimohon Anda sudah menguasai materi–materi yang diberikan di kelompok Adaptif, yaitu materi–materi pada Mata Diklat: 1. Fisika; tentang Konduksi,Konveksi, Radiasi dll 2. Kimia; tentang Zat – zat kimia yang berbahaya bagi anggota tubuh manusia dll. Modul OPKR 10 – 016 C

12

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

1.

Petunjuk Bagi Siswa Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang dilaksanakan antara lain: a. Baca dan fahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, siswa dapat bertanya pada guru atau instruktur yang bersangkuatan b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materimateri yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktek perhatikanlah hal-hal berikut ini: 1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku 2) Pahami setiap langkah (prosedur praktikum) dengan baik 3) sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat. 4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar 5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta izin guru atau instruktur terlebih dahulu. 6) Setelah sesuai praktek, kembalikan alat dan bahan ketempat semula. d. Apabila belum menguasai tingkat materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang bersangkutan.

2.

Peran Guru Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk: a. Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar

Modul OPKR 10 – 016 C

13

b. Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar c. Membantu siswa dalam memahami konsep, praktek baru, dan menjawab pertanyaan siswa mengenai proses belajar siswa d. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar. e. Mengorganisasikan kegitan belajar kelompok jika diperlukan. f. Merencanakan seorang ahli atau pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.

D. Perlengkapan PBM Dalam pelaksanaan sistem modul maka beberapa perangkat harus disiapkan dalam menunjang terlaksananya sistem pemelajaran, baik itu dalam konteks pemelajaran teori maupun praktik. Adapun perangkat tersebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Perlengkapan Ruang kelas

E.

Perlengkapan workshop

Bahan

1.

Over Head Projector/OHP

1.

Alat-alat tangan

1.

Mobil

2.

Papan tulis/white board

2.

Katrol

2.

Engine Stand

3.

Dongkrak

4.

Kacamata pelindung

5.

Pakaian pelindung

6.

Alat Pemadam Kebakaran

TUJUAN AKHIR

Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini siswa diharapkan. 1.

Menerapkan prosedur keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan ditempat kerja

2.

Mengidentifikasi bahaya-bahaya yang mungkin terjadi ditempat kerja

3.

Menghindari bahaya-bahaya yang mungkin terjadi ditempat kerja

4.

Memelihara kebersihan, perlengkapan dan area kerja

5.

Menempatkan pemadam kebakaran

6.

Mengetahui jenis-jenis pemadam kebakaran

Modul OPKR 10 – 016 C

14

7.

Menggunakan pemadam kebakaran

8.

Menerapkan prosedur darurat

9.

Menjalankan dasar-dasar keamanan

10. Melaksanakan

prosedur

penyelamatan

pertama

dan

Cardio-

Pulmonary Resusciation (CPR) 11. Menerapkan

prosedur

pengamanan dan

pengendalian limbah

ditempat kerja.

Modul OPKR 10 – 016 C

15

F.

KOMPETENSI

KOMPETENSI

: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Lingkungan

KODE

: OPKR. 10-016.C

DURASI PEMELAJARAN : 80 jam @ 45 menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI

A

B

C

D

E

F

G

2

1

-

1

-

-

1

1. Standar kompetensi ini digunakan untuk: 

Jasa pelayanan pemeliharaan/servis dan perbaikan dibidang perbengkelan.

2. Sumber informasi/dokumen dapat termasuk:

KONDISI KERJA



Spesifikasi pabrik kendaraan.



SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan.



Lembaran data keamanan material.



Prosedur evakuasi darurat/kebakaran.



Kebijakan/prosedur keamanan.



Prosedur/kebijakan kecelakaan.



Prosedur/kebijakan tanda bahaya.



Prosedur pertolongan pertama dan CPR (Cardio Pulmonary–Resusciation).



Kode praktis industri

3. Pelaksanaan K3L harus memenuhi: 

Peraturan K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Lingkungan) yang berlaku.



Pengharagaan dibidang industri.

4. Sumber–sumber dapat termasuk: 

Modul OPKR 10 – 016 C

Perlengkapan kebakaran, pertolongan pertama, perlengkapan CPR.

16



Pakaian keamanan individual.



Perlengkapan dan bahan kebersihan.



Perlengkapan yang sesuai, perlengkapan dan permesinan.



Bahan pembersih dan pelumas.



Pakaian yang aman

5. Kegiatan: Kegiatan harus dilaksanakan dibawah kondisi kerja normal dan harus termasuk:

Modul OPKR 10 – 016 C



Pembersihan perlatan/area tempat kerja dengan bantuan mesin atau secara manual.



Laporan/mencatat kecelakaan dan bahaya–bahaya yang potensial.



Melakukan simulasi pertolongan pertama dan CPR.



Melaksanakan keputusan dalam komite manajemen K3L.

17

SUB KOMPETENSI

KRITERIA KINERJA

LINGKUP BELAJAR

1. Mengikuti



 Prosedur

Mengenali bahaya

MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP  Mengenali bahaya

PENGETAHUAN  Peraturan K3L yang

KETERAMPILAN  Mengikuti prosedur

prosedur pada

pada area kerja

keselamatan yang

pada area kerja dan

tempat kerja

dan melakukan

meliputi pertolongan

melakukan tindakan

untuk

tindakan

pertama dan CPR

pengontrolan yang

keamanan tempat

mengidentifikasi

pengontrolan yang

tepat

kerja

bahaya dan

tepat

pengamanan dan

Mengikuti

pengendalian limbah

yang syah pada

pemeliharaan

kebijakan yang

padat, cair, gas dan

tempat dan prosedur

perlengkapan dan

perlengkapan yang

sah pada tempat

kebisingan ditempat

pengontrolan resiko

area kerja

benar

kerja dan prosedur

kerja

penghindaranny



a

pengontrolan 



Modul OPKR 10 – 016 C

 Pemeliharaan

 Mengikuti kebijakan

 Prosedur

 Persyaratan

kesehatan dan keselamatan kerja  Memelihara catatan yang berhubungan dengan keamanan  Menggunakan

 Peralatan dan area

 Identifikasi bahaya

kerja dibersihkan

dan pencegahan

mengurangi bahaya–

dalam tempat kerja

bahaya potensial

resiko

kebersihan

atau dipelihara

Mematui tanda

perlengkapan kerja

sesuai dengan

 Prosedur

 Melaporkan dan

 Memlihara kebersihan

bahaya dan

keamanan, jadwal

pertolongan

mesin perlengkapan

peringatan

pemeliharaan

pertama

dan area kerja

Pemakaian

berkala, tempat

 Prosedur CPR

pakaian

penerapan

 Prosedur keamanan

pengamanan

spesifikasi pabrik

sesuai SI (Standar 

 Mengikuti prosedur

berlaku

 Seluruh kegiatan

dasar  Penggunaan dan

Internasional)

penerapan pemadam

penerapan alat

Penggunaan teknik

kebakaran dan

pemdam kebakaran

 Menempatkan dan mengidentifikasi perlengkapan pemadam kebakaran  Melaksanakan prosedur – prosedur

18

SUB KOMPETENSI

KRITERIA KINERJA

LINGKUP BELAJAR

MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP

PENGETAHUAN

KETERAMPILAN

dan pengangkatan

prosedur kerja

pemindahan

diidentifikasi

secara manual

berdasarkan SOP

penanganan secara

prosedur–prosedur

yang tepat

(Staandard

manual

keamanan dasar

yang tepat  Prosedur

darurat  Melakuakan

Operation

 Syarat keselatan diri  Bertindak sesuai

Prosedure)

 Simbol – simbol

peraturan K3L (Keselamatan,

bahaya

dengan keadaan bahaya  Menggunakan teknik

Kesehatan Kerja dan

penangan secara

Lingkungan) yang

manual

berlaku dan

 Memperagakan

prosedur atau

prosedur pertolongan

kebijakan

pertama dan CPR

perusahaan  Menngikuti kebijakan yang syah pada tempat kerjadan prosedur pengontrolan resiko

Modul OPKR 10 – 016 C

19

SUB KOMPETENSI 2. Pemeliharaan

KRITERIA KINERJA

LINGKUP BELAJAR

MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP

PENGETAHUAN

KETERAMPILAN

 Perlengkapan

kebersihan

dipilih sebelum

perlengkapan dan

melakuakan

area kerja

pembersihan dan perawatan secara rutin  Menggunakan metode yang benar untuk pembersihan dan pemeliharaan perlengkapan  Pperlatan dan area kerja dibersihkan atau dipelihara sesuai dengan keamanan, jadwal pemeliharaan berkala, tempata penerapan dan spesifikasi pabrik

Modul OPKR 10 – 016 C

20

20

SUB KOMPETENSI 3. Penempatan dan

KRITERIA KINERJA

MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP

PENGETAHUAN

KETERAMPILAN

 Pengidentifikasian

pengiidentifikasian

pemdaman

jenis pemadam

kebakaaran yang

kebakaran,

sesuai pada tipe

penggunaan dan

yang tepat untuk

prosedur

lingkungan tempat

pengoperasian

kerja

ditempat kerja

LINGKUP BELAJAR

 Seluruh kegiatan penerapan pemdaman kebakaran dan prosedur kerja diidentifikasikan berdasarkan SOP (Standard Operation Prosedure), peraturan K3L (Keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan ) yang berlaku dan

Modul OPKR 10 – 016 C

21

21

SUB KOMPETENSI

KRITERIA KINERJA

LINGKUP BELAJAR

MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP

PENGETAHUAN

KETERAMPILAN

kebijakan perusahaan 4. Pelaksanan prosedur darurat

 Mengikuti prosedur perlindungan mesin pada saat tanda bahaya muncul  Mengikuti prosedur alarm atau peringatan atau efakuasi ditempat kerja  Mengikuti prosedur gawat darurat secara profesional yang tepat untuk melindungi mesin pada saat keadaan tanda bahaya muncul

Modul OPKR 10 – 016 C

22

22

SUB KOMPETENSI

KRITERIA KINERJA

LINGKUP BELAJAR

MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP

PENGETAHUAN

KETERAMPILAN

 Pelayanan darurat yang profesional dan tepat untuk mamanggil pertolongan dengan segera dilakukan oleh orang yang berkuasa untuk melakukan hal tersebut 5. Menjalankan dasar

 Kebijakan atau

– dasar prosedur

prosedur

keamanan

keamanan dijalankan berdasarkan pelatihan perusahaan dan undang – undang yang berlaku  Seluruh keamnan yang

Modul OPKR 10 – 016 C

23

23

SUB KOMPETENSI

KRITERIA KINERJA

LINGKUP BELAJAR

MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP

PENGETAHUAN

KETERAMPILAN

berhubungan dengan kejadian dicatat atau dilaporkan pada formulir yang sesuai  Seluruh stap disarankan menggunakan prosedur keamanan perusahaan dan metode yang tepat dalam penerapannya. 6. pelaksanaan

 Seluruh kegiatan

prosedur

pertolongan

penyelamatan

pertama yang

pertama dan

dilakukan dicatat

Cardio-Pulmonary

atau dilaporkan

Resusciation (CPR)

berdasarkan SOP (Standard

Modul OPKR 10 – 016 C

24

24

SUB KOMPETENSI

KRITERIA KINERJA

LINGKUP BELAJAR

MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP

PENGETAHUAN

KETERAMPILAN

Operation Prosedure), peraturan K3L (Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan) yang berlaku, dan prosedur atau kebijakan perusahaan 7. Mengikuti prosedur

 Tindakan

pada tempat kerja

pengamanan

untuk pengamanan

terhadap limbah

dan pengendalian

padat, cair, gas,

limbah

dan kebisingan ditempat kerja dikenali dan dilakukan  Seluru kegiatan pengendalian dan pengamanan limbah dan polusi

Modul OPKR 10 – 016 C

25

25

SUB KOMPETENSI

KRITERIA KINERJA

LINGKUP BELAJAR

MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP

PENGETAHUAN

KETERAMPILAN

ditempat kerja dilakukan berdasarkan SOP (Standard Operation Prosedure), peraturan K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan), yang berlaku, dan prosedur atau kebijakan perusahaan

Modul OPKR 10 – 016 C

26

26

G.

CEK KEMAMPUAN

Sebelum mempelajari modul ini, isilah cek list kemampuan yang telah Anda miliki dengan sikap jujur dan dapat dipertanggungjawabkan. No. 1.

PERTANYAAN

YA

TIDAK

Mengetahui dan menerapkan prosedur keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan

2.

Mengetahui

bahaya-bahaya yang mungkin

terjadi

ditempat kerja 3.

Mengetahui cara menghindari bahaya-bahaya yang mungkin terjadi ditempat kerja

4.

Memelihara kebersihan perlengkapan dan area kerja

5.

Menempatkan pemadam kebakaran

6.

Mengetahui jenis-jenis pemadam kebakaran

7.

Menggunakan pemadam kebakaran

8.

Menerapkan prosedur darurat

9.

Menjalankan dasar-dasar keamanan

10.

Melaksanakan prosedur penyelamatan pertama dan Cardio-Pulmonary Resusciation (CPR)

11.

Menerapkan prosedur pengamanan dan pengendalian limbah

Modul OPKR 10 – 016 C

27

II.

BAB. II PEMELAJARAN

A. Rencana Belajar Peserta Diklat Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan.

Jenis kegiatan

Tanggal

Waktu

Tempat

Alasan

belajar

Perubahan

Tanda tangan guru

Mengetahui Pengertian K3 Mengetahui Syarat K3 Mengetahui jenis bahaya dan cara menghindarinya Teknik Pengangkatan/ pemindahanSecara manual Menggunakan pakaian dan alat pengaman Menggunakan Perlengkapan pemadam kebakaran Prosedur pada tempat kerja untuk mengindentifikasi bahaya dan penghindarannya Pemeliharaan kebersihan perlengkapan dan area kerja Penempatan dan

Modul OPKR 10 – 016 C

28

Jenis kegiatan

Tanggal

Waktu

Tempat

Alasan

belajar

Perubahan

Tanda tangan guru

pengindentifikasian jenis pemadam kebakaran, penggunaan dan prosedur pengoperasian ditempat kerja Pelaksanaan prosedur darurat Menjalan dasar – dasar prosedur keamanan Pelaksanaan prosedur penyelamatan pertama dan cardio pulmonary resuscitation (CPR) Prosedur pada tempat kerja untuk pengamanan dan pengendalian limbah

Modul OPKR 10 – 016 C

29

B. Kegiatan Belajar Siswa III.

Kegiata Belajar 1: Pengertian Keselamatan

dan Kesehatan Kerja

a. Tujuan Kegiatan Belajar 1 1) Siswa dapat memahami Pengertian Keselamatan Kerja. 2) Siswa dapat mengenal bahaya yang terjadi diarea kerja. 3) Siswa dapat memahami penggunaan pakaian kerja. 4) Siswa

dapat

menjelaskan

Teknik

pengangkatan/pemindahan

secara manual. b. Uraian Materi 1 UNDANG-UNDANG K3 1) Pengertian Keselamatan Kerja

Safe adalah aman atau selamat. Safety menurut kamus adalah mutu suatu keadaan aman atau kebebasan dari bahaya dan kecelakaan. Keselamatan kerja atau safety adalah suatu usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman bebas dari kecelakaan Kecelakaan adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan atau tidak disengaja serta tiba-tiba dan menimbulkan kerugian, baik harta maupun jiwa manusia. Kecelakaan

kerja

adalah

kecelakaan

yang

terjadi

dalam

hubungan kerja atau sedang melakukan pekerjaan disuatu tempat kerja. Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya dan budayanya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya.

Modul OPKR 10 – 016 C

30

2) Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja Dari pemahaman diatas sasaran keselamatan kerja adalah: a) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. b) Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan. c) Mencegah/ mengurangi kematian. d) Mencegah/mengurangi cacat tetap. e) Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain sebagainya. f) Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin kehidupan produktifnya. g) Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumbersumber produksi lainnya. h) Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja. i) Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri serta pembangunan Dari sasaran tersebut maka keselamatan kerja ditujukan bagi: a) Manusia (pekerja dan masyarakat) b) Benda (alat, mesin, bangunan dll) c) Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuhtumbuhan). 3) Syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja Menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 syaratsyarat keselamatan kerja ayat 1 bahwa dengan peraturan perundang-undangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk: a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran c) Mencegah dan mengurang bahaya peledakan

Modul OPKR 10 – 016 C

31

d) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya e) Memberi pertolongan pada kecelakaan f) Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja g) Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan gelora. h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan. i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai. j) Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban. k) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja. l) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-orang, binatang, tanaman atau barang. m) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan. n) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang. o) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya. p) Menyesuaikan

dan

menyempurnakan

pengamanan

pada

pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi. PENGENALAN BAHAYA PADA AREA KERJA Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja diperusahaan/industri, terjadi

karena

manusia

musibah,

menganggap

namun

sebenarnya

bahwa

kecelakaan

setiap

kecelakaan

disebabkan oleh salah satu faktor sebagai berikut, baik secara sendirisendiri atau bersama-sama, yaitu: 1) Tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri (unsafe act) a) Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan. b) Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.

Modul OPKR 10 – 016 C

32

c) Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan. d) Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya. 2) Keadaan

tidak

aman

dari

lingkungan

kerja

(unsafe

condition) a) Mesin-mesin yang rusak tidak diberi pengamanan, kontruksi kurang aman, bising dan alat-alat kerja yang kurang baik dan rusak. b) Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek atau licin, ventilasi atau pertukaran udara , bising atau suara-suara keras, suhu

tempat kerja, tata ruang kerja/ kebersihan dan

lain-lain). Apakah kecelakaan dapat dicegah? Akhirnya timbul pertanyaan apakah kecelakaan yang merugikan itu dapat dicegah? Pada prinsipnya setiap kecelakaan dapat diusahakan untuk dicegah karena: a) Setiap kecelakaan pasti ada sebabnya. b) Bilamana sebab-sebab kecelakaan itu dapat kita hilangkan maka kecelakaan dapat dicegah. Bagaimana kecelakaan dapat dicegah? Pencegahan

kecelakaan

adalah

suatu

usaha

untuk

menghindarkan tindakan-tindakan yang tidak aman dari pekerja serta mengusahakan lingkungan kerja yang tidak mengandung factor-faktor yang membahayakan (unsafe condition). Sebab-sebab seseorang melakukan tindakan tidak aman a) Karena tidak serius/disiplin. b) Karena tidak mampu/tidak bisa. c) Karena tidak mau.

Modul OPKR 10 – 016 C

33

Bagaimana mengatasi lingkungan lingkungan yang tidak aman? a)

Dihilangkan, sumber-sumber bahaya atau keadaan tidak aman tersebut agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya alat-alat yang rusak diganti atau diperbaiki.

b)

Dieleminir/diisolir, sumber bahaya masih tetap ada, tetapi diisolasi agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya bagian-bagian yang berputar pada mesin diberi tutup/pelindung atau menyediakan alat-alat keselamatan kerja.

c)

Dikendalikan, sumber bahaya tidak aman dikendalikan secara teknis, misalnya memasang safety valve pada bejana-bejana tekanan tinggi, memasang alat-alat kontrol dsb.

Untuk mengetahui adanya unsafe condition harus dilakukan pengawasan yang seksama terhadap lingkungan kerja. 3) Keselamatan Kerja di Perbengkelan Otomotif. a) Kenakan celana tanpa kantong yang tidak tertutup karena kantong celana dapat menyebabkan kemasukan bunga api atau zat-zat yang merugikan. b) Kenakan sepatu yang sesuai dan rawat baik-baik (dalam kondisi baik). Sepatu usahakan bersol kuat atau bersol baja yang di tengahnya dapat melindungi dari luka akibat benda tajam dan paku yang menonjol. Perlindungan utama terhadap benda, sepatu bersol baja di tengahnya melindungi dari kejatuhan benda-benda berat. c) Jaga rambut panjang dengan topi atau penutup kepala yang rapat seperti disarankan dalam peraturan. Apabila rambut anda

Modul OPKR 10 – 016 C

34

panjang dapat dengan mudah tersangkut mesin, misal mesin bor, beberapa orang terluka karena itu. d) Jangan memakai cincin atau jam

karena sangat berbahaya

hingga anda dapat kehilangan jari-jari. Ketika bekerja pada kendaraan tersangkut mesin dapat menyebabkan hubungan pendek arus listrik sehingga menyebabkan kebakaran. e) Gunakan perlengkapan perlindungan pribadi yang sesuai dengan pekerjaan. Beberapa peralatan perlindungan yang tersedia harus dikenakan secara benar pada semua situasi kerja. Sehingga dapat menyelamatkan diri dari kemungkinan terluka. Pelajari tujuan masing-masing nomor item atau barang pada tempat latihan yang tersedia, yang terdiri atas helm pengaman, penutup muka, pelindung telinga, respirator, sarung tangan dan apron. f) Kenakan kaca mata penyelamat ketika menggunakan gerinda atau mesin bubut dan beberapa tugas lainnya agar debu atau material tidak dapat masuk ke mata. g) Hindari berbaring pada lantai beton atau lantai sejenis ketika bekerja di bawah kendaraan. Gunakan selalu kain krep atau bahan penutup untuk berbaring karena berhubungan dengan lantai dingin dapat merusak kesehatan, terutama dalam waktu yang lama. PENGGUNAAN PAKAIAN PENGAMAN 1) Syarat-syarat pakaian perlindungan atau pengamanan a) Pakaian kerja harus dapat melindungi pekerja terhadap bahaya yang mungkin ada. b) Pakaian kerja harus seragam mungkin dan juga ketidaknyamanannya harus yang paling minim.

Modul OPKR 10 – 016 C

35

c) Kalau bentuknya tidak menarik, paling tidak harus dapat diterima. d) Pakaian kerja harus tidak mengakibatkan bahaya lain, misalnya lengan yang terlalu lepas atau ada kain yang lepas yang sangat mungkin termakan mesin. e) Bahan pakaiannya harus mempunyai derajat resistensi yang cukup untuk panas dan suhu kain sintesis (nilon, dll) yang dapat meleleh oleh suhu tinggi seharusnya tidak dipakai. f) Pakaian kerja harus dirancang untuk menghindari partikelpartikel panas terkait di

celana, masuk di kantong atau

terselip di lipatan-lipatan pakaian. g) Overall

katun

memenuhi

semua

persyaratan

yang

disebutkan di atas dan karenanya overall katun adalah yang paling banyak digunakan sebagai pakaian kerja. h) Dasi, cincin dan jam tangan merupakan barang-barang yang mempunyai

kemungkinan

besar

menimbulkan

bahaya

karena mereka itu dapat dimakan mesin, dan akan menyebabkan

kecelakaan

jika

para

pekerja

tetap

memakainya. Jam tangan dan cincin menambah masalah pada

bahan

kimia

dan

panas

dengan

berhenti

menghilangkan bahaya. 2) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan pakaian kerja a) Kenakan pakaian yang tahan terhadap api, tertutup rapat, dan berkancingkan. b) Kenakan katun atau wol dan sebagainya guna menghindari bahan buatan yang mudah terbakar baik baju atas maupun baju bawah. c) Baju yang longgar dan tidak berkancing atau t-shirt atau p berdasi, sabuk dapat dengan mudah mengait putaran mesin.

Modul OPKR 10 – 016 C

36

d) Kancing harus ditutupi bahan penutup untuk mencegah kerusakan permukaan ketika bekerja di atas tonggak atau penyangga dan sebagainya.

PAKAIAN KERJA 1. Pilihlah pakaian kerja yang kuat dan betul–betul cocok sehingga dalam

merasa

senang

pekerjaan.

Hindari

pakaian pinggang,

dengan

ikat

gesper

dan

kancing yang menonjol yang dapat

menyebabkan

kerusakan pada kendaraaan pada waktu bekerja. Kami anjurkan memakai seragam Mekanik

Toyota

(Overall)

yang khusus didisain dengan memperhatikan

hal–hal

diatasi. 2. Sebagai tindakan keamanan terhadap luka atau terbakar, kulit harus selalu tertutup, kecuali terpaksa benar. 3. Jagalah pakaian Anda agar selalu bersih waktu bekerja, sebab oli dan kotoran pada pakaian Anda akan mengotori kendaraan

SEPATU KERJA Pililah alas kaki yang kuat untuk bekerja. Adalah berbahaya memakai sandal atau alas kaki yang mudah tergelincir dan karenanya jangan dipakai. Sandal dan sejenisnya lebih memungkinkan pemakaianya terluka karena kejatuhan

Modul OPKR 10 – 016 C

37

benda. Dianjurkan memakai sepatu boot atau sepatu yang mempunyai sol yang tidak licin serta berkulit keras.

Modul OPKR 10 – 016 C

38

SARUNG TANGAN Pada waktu mengangkat benda – benda berat atau memindahkan pipa buang yang panas dan sejenisnya dianjurkan memakai sarung tangan, walaupun tidak ada suatu peraturan khusus yang mengatur cara pemakaiannya untuk pekerjaan pemeliharaan biasa. Terutama pada waktu mengebor dan menggerinda serta pekerjaan di kamar mesin dengan mesin hidup, memungkinkan timbulnya bahaya tersangkutnya sarung tangan pada bagian yang berputar. Karena itu dalam hal seperti ini sarung tangan jangan dipakai. 3) Alat-alat pelindung anggota badan Badan kita terdiri dari beberapa bagian, semuanya itu harus terlindung

diwaktu melaksanakan pekerjaan. Alat-alat

pelindung bagian adalah sbb: a) Alat pelindung mata, Mata harus terlindung dari panas, sinar yang menyilaukan dan juga dari debu.

Modul OPKR 10 – 016 C

39

Gb. Kacamata Debu

Gb. Kacamata Las Listrik

b) Alat pelindung kepala, Topi atau helm adalah alat pelindung kepala bila bekerja pada bagian yang berputar, misalnya bor atau waktu sedang mengelas, hal ini untuk menjaga rambut terlilit oleh putaran bor atau rambut terkena percikan api.

Gb. Alat Pelindung Kepala

c) Alat pelindung telinga Untuk melindungi telinga dari gemuruhnya mesin yang sangat bising juga penahan bising dari letupan-letupan.

Modul OPKR 10 – 016 C

40

Gb. Alat Pelindung Telinga

d) Alat pelindung hidung, Adalah

alat

pelindung

hidung

dari

kemungkinan

terhisapnya gas-gas beracun.

Gb. Alat Pelindung Hidung

e) Alat pelindung tangan Alat ini terbuat dari berbagai macam bahan disesuaikan dengan kebutuhannya, antara lain: 

Sarung tangan kain, digunakan untuk memperkuat pegangan supaya tidak meleset.



Sarung tangan asbes, digunakan terutama untuk melindungin tangan terhadap bahaya panas.



Sarung tangan kulit, digunakan untuk melindungi tangan dari benda-benda tajam pada saat mengangkat suatu barang.



Sarung

tangan

karet,

digunakan

pada

waktu

pekerjaan pelapisan logam, seperti vernikel, vercrhoom dsb. Hal ini untuk mencegah tangan dari bahaya pembakaran asam atau kepedasan cairan.

Modul OPKR 10 – 016 C

41

Gb. Macam-macam Sarung Tangan

f) Alat pelindung kaki, untuk menghindarkan tusukan benda tajam atau terbakar oleh zat kimia. Terdapat dua jenis sepatu yaitu pengaman yang bentuknya seperti halnya sepatu biasa hanya dibagian ujungnya dilapisi dengan baja dan sepatu karet digunakan untuk menginjak permukaan yang licin, sehingga pekerja tidak terpeleset dan jatuh. g)

Plat Besi Pelindung

Gb. Alat Pelindung Kaki (Sepatu) Dengan Plat Besi Pelindung

h) Alat pelindung badan, Alat ini terbuat dari kulit sehingga memungkinkan pakaian biasa atau badan terhindar dari percikan api, terutama pada waktu menempa dan mengelas. Lengan baju jangan

Modul OPKR 10 – 016 C

42

digulung,

sebab

lengan

baju

yang

panjang

akan

melindungi tangan dari sinar api.

Gb. Alat Pelindung Badan

TEKNIK PENGANGKATAN/PEMINDAHAN SECARA MANUAL 1) Cara mengangkat benda Pengikatan beban yang berat akan aman bila diketahui letak garis kerja gaya berat beban yang dimaksud. Ikatlah beban seimbang pada garis kerja gaya beratnya. Tali pengikat dengan sambungan yang telah diuji kekuatannya akan menghasilkan keselamatan

kerja.

Dibawah

ini

diperlihatkan

teknis

pemindahan benda yang berat.

Modul OPKR 10 – 016 C

43

2) Cara mengangkat dan memikiul benda a. Waktu mengangkat benda, usahakanlah agar tubuh tetap tegak b. Membagi–bagi berat beban sama rata. c. Biarkan

susunan

tulang

dari

tubuh

menyokong

dan

menopang beban. d. Gunakan alat pemikul seperti penyandang, ambil kulit atau pikulan.

3) Mencegah terjadinya kecelakaan

Modul OPKR 10 – 016 C

44

Risiko terjadi luka dan kerugian pada kelengkapan untuk mengubah

pengangkatan

yang

sederhana;

sebelum

mengangkat dan melakukan sesuatu dengan tenaga orang pada permulaan pekerjaan harus berhati–hati. Ruang kerja harus bebas dari segala rintangan. Penghindaran rintangan adalah tindakan untuk keselamatan tempat.

4) Penuntun cara mengangkat dengan tangan Cara yang benar mengangkat dengan tangan. Tulang punggung manusia bukanlah mesin angkat yang efisien dan dapat mudah rusak bila dipergunakan cara–cara yang tidak benar. a. Suatu angkatan hendaknya dimulai dengan kedudukan sipangangkat

dalam

sikap

yang

seimbang

dengan

meletakkan kedua belah kaki agak meregang dan barang yang diangkatnya harus di dekatkan dengan badan. Yakinlah bahwa barang itu ada pegangan pengamannya. Sebelum mengangkat punggung harus tegak dan dalam kedudukan sedikit mungkin dengan barang yang diangkat.

Modul OPKR 10 – 016 C

45

b. Untuk mengangkat beban, mula – mula luruskan kaki. Cara ini untuk menyakinkan bahwa daya angkat kita sedang disalurkan benar – benar melalui urat – urat dan tulang. c. Untuk melengkapi angkatan, luruskanlah badan bagian atas sampai dengan keadaan tegak 5) Pengangkatan dengan dongkrak dan penopang Dongkrak adalah alat untuk menaikkan kendaraan guna mempermudah pekerjaan reparasi dibagian casis. Ada beberapa jenis dongkrak seperti jenis hidrolis, jenis udara tekan, tergantung pada kapasitas pengangkatannya.

6) Penyangga Penyangga untuk menunjang kendaraan yang sedang diangkat guna pengamanan sewaktu melakukan perbaikan. Pada waktu menggunakan alat pengangkat, dongkrak atau penyangga, utamakan keamanan kerja karena kesalahan kecil dapat menyebabkan kecelakaan besar.

Modul OPKR 10 – 016 C

46

7) Lokasi dongkrak dan penyangga Untuk mencegah agar tempat penempatan dongkrak dan penyangga tidak rusak, pilihlah tempat-tempat yang kuat, serta

c. Rangkuman 1) Keselamatan kerja

adalah suatu usaha untuk menciptakan

keadaan lingkuan kerja yang aman bebas dari kecelakaan. 2) Dalam perusahaan harus menjamin keselamatan pekerjanya yang telah diatur menurut undang-undang kerja ayat 1. Modul OPKR 10 – 016 C

47

3) Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan terjadi karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan disebabkan oleh tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri (unsafe act) dan Keadaan tidak aman dari lingkungan (unsafe condition) 4) Penggunaan Pakaian kerja harus mengacu pada keselamatan kerja dan disesuai dengan bidang pekerjaannya. 5) Teknik

Pengangkatan/pemindahan

secara

manual

hendaknya

memperhatikan berat benda, daerah pengangkatan dan alat pengangkatannya. d. Tugas Setelah anda mempelajari modul Keselamatan,Kesehatan Kerja, cobalah anda mengerjakan latihan dibawah ini dengan demikian anda akan dapat menjelaskan materi ini. 1. Jelaskan pengertian K3? 2. Sebutkan tujuan K3? 3. Sebutkan sebab-sebab kecelakaan? Untuk memeriksa hasil latihan anda, bagian ini tidak disediakan kunci jawaban. Hasil latihan anda sebaiknya dibandingkan dengan hasil latihan peserta diklat lain. Diskusikan dalam kelompok untuk hal yang berbeda. Jika terdapat hal-hal yang tidak dapat diatasi, bawalah hal tersebut kedalam pertemuan tutorial. e. Test formatif 1. Sebutkan penyebab kecelakaan kerja yang diakibatkan tindakan tidak amam dari manusia itu sendiri (unsafe act)! 2. Untuk siapakah keselamatan kerja ditujukan, sebutkan? 3. Sebutkan 5 alat-alat keselamatan kerja? 4. Mengapa pada saat bekerja tidak boleh memakai cincin? Modul OPKR 10 – 016 C

48

5. Jelskan fungsi dongkrak di bengkel otomotif? f. Kunci jawaban formatif 1. Penyebab kecelakaan: a) Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan. b) Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan. c) Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan. d) Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya. e) Keselamatan ditujukan pada f) Manusia (pekerja dan masyarakat). g) Benda (alat, mesin, bangunan dll). h) Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuhtumbuhan. 2. Alat Keselamatan kerja terdiri dari: a) Alat pelindung Kepala. b) Alat pelindung tangan. c) Alat pelindung telinga. d) Alat pelindung badan. e) Alat pelindung kaki. 3. Karena memakai cincin sangat berbahaya hingga anda dapat kehilangan jari-jari. Ketika bekerja pada kendaraan tersangkut mesin dapat menyebabkan hubungan pendek arus listrik sehingga menyebabkan kebakaran. 4. Dongkrak

adalah

alat

untuk

menaikkan

kendaraan

guna

mempermudah pekerjaan reparasi dibagian casis. g. Lembar Kerja CARA MENDONGKRAK KENDARAAN 1) Alat dan Bahan a) 1 unit mobil lengkap Modul OPKR 10 – 016 C

49

b) 1 unit engine stand c) Dongkrak buaya 2 ton d) Mesin katrol e) Rantai/tali f) Jack Stand g) Kayu untuk pengganjal h) Lap/majun 2) Keselamatan Kerja a) Pengangkatan dapat mengakibatkan kecelakaan jika dilakukan dengan tidak benar. Pengangkatan beban yang terlalu berat oleh seseorang dapat menyebabkan

kecelakaan meskipun

diangkat dengan cara yang benar. Perhatikan peraturan tentang beban maksimum yang diijinkan untuk diangkat dan gunakan cara yang aman b) Berhati-hatilah bila mendongkrak mobil pastikan bahwah penempatannya sudah tepat 3) Langkah Kerja a) Persiapkan alat dan bahan praktik pada tempat yang datar dan terang b) Perhatikan instruksi praktik yang disampaikan guru/instruktur c) Pelajari cara-cara pengangkatan dengan menggunakan katrol atau dongkrak d) Pasanglah penyangga pada tempat kuat dan aman ikuti petunjuk yang ada di dalam buku pedoman reparasi e) Buatlah catatan – catatan penting kegiatan praktik secara ringkas f) Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah

digunakan seperti keadaan semulan serta bersihkan

tempat kerja!

Modul OPKR 10 – 016 C

50

4) Tugas a) Buatlah laporan Praktikum secara ringkas dan jelas! b) Buatlah Rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari materi pada kegiatan 1! Kegiatan Belajar 2: Pemeliharaan Kebersihan ,Perlengkapan dan Area Kerja a. Tujuan 1) Siswa memahami cara pemilihan alat-alat, bahan dan perlengkapan kebersihan 2) Siswa memahami pelaksanaan metade kebersihan 3) Siswa memahami cara-cara penyimpanan barang 4) Siswa memahami cara Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja. b. Uraian Materi ALAT-ALAT KEBERSIHAN Alat-alat kebersihan yang diperlukan pada bengkel ,khususnya bengkel otomotif terdiri dari: 1) Sapu ijuk berfungsi untuk membersihkan lantai berupa kotoran sampah kering atau debu 2) Sapu lidi berfungsi untuk membersihkan halaman bengkel dari sampah-sampak kering. 3) Alat Pel berfungsi untuk membersihkan air atau zat cair dari lantai. 4) Vacuum Cleaner berfungsi untuk menyedot debu/kotoran yang tidak dapat dibersih dengan sapu atau kain pel,misalnya; Sofa, karpet, dan saluran ventilasi udara, baik pada ruangan bengkel ataupun pada kendaraan yang sedang diperbaiki. 5) Pasir/serbuk kayu berfungsi untuk menyerap tumpahan oli atau minyak pada lantai, sebelum disapu atau dipel.

Modul OPKR 10 – 016 C

51

Gambar. Menjaga kebersihan lingkungan kerja

Metode Pembersihan Banyak

orang

menggunakan

angin

dari

kompressor

untuk

menghilangkan debu dari pakaian, bangku kerja, struktur, almari dan fiting lampu. Hal ini beresiko tinggi dan berbahaya karena dapat menimbulkan ledakan debu. Debu dan partikel kotor lainnya dapat terhirup atau mengenai mata yang tidak terlindungi. Bahaya

dari

terhirupnya

asbestos

fibres

(debu

rem)

dapat

menyebabkan kangker paru-paru, hal ini tidak secara luas disadari bahwa

hampir

semua

short

fiber

terhirup

paru-paru

dapat

mengakibatkan kerusakan yang sama. Peralatan vacum cleaner yang tepat dengan alat untuk menjangkau sudut-sudut yang sempit, filter debu yang terpelihara dengan baik adalah sesuatu hal yang harus dilakukan pada pekerjaan yang menimbulkan debu. Sapu, sikat untuk membersihkan lantai, alat-alat pembersih dan sabun detergen atau larutan pembersih harus tersedia untuk digunakan oleh para pekerja. Pada saat membersihkan ruangan, pindahkan matrial yang tidak diperlukan ketempat dimana material tersebut dapat dengan mudah dipindahkan ke tempat sampah. Jangan di sebarkan di atas lantai.

Modul OPKR 10 – 016 C

52

Tempat penampungan limbah harus dikosongkan secara periodik dan isinya (limbah) dimusnahkan dengan cara yang direkomendasikan/ dianjurkan. IV.

Penyimpanan

Masalah yang biasanya timbul pada hal penyimpanan adalah tidak cukupnya tempat/ruang untuk meletakkan barang-barang. Pada beberapa instansi masalah ini dapat diatasi dengan menambah rak-rak peralatan dan material. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan pada sistem penyimpanan barang: 1) Penyimpanan material harus direncanakan terlebih dahulu. 2) Barang-barang yang sering digunakan diletakkankan pada tempat yang terdekat dengan pekerja dan barang yang lebih berat ditaruh pada ketinggian yang sesuai.

Gambar . Menyimpan barang pada ketinggian yang sesuai

3) Alarm, lampu penerangan, saklar dan panel kontrol, peralatan pertolongan pertama dan fasilitas cuci, kesemuanya ini harus lancar/berfungsi baik. 4) Pemadam kebakaran harus mudah dicapai/didapatkan. 5) Jalan keluar/masuk dan jalan/gang kerja harus bebas hambatan 6) Tabung-tabung yang berisi cairan, gas yang mudah terbakar atau beracun, zat kimia yang reaktif harus disimpan di dalam bangunan yang terpisah dan harus mematuhi MSDS recommendations.

Modul OPKR 10 – 016 C

53

7) Wadah-wadah

barang,

rak,

palet

digunakan

dimana

itu

dimungkinkan, dengan peralatan penanganan mekanik yang sesuai. 8) Pipa-pipa, ruji-ruji dan material bulat lainnya harus ditumpuk dalam lapisan-lapisan yang terpisah oleh strip pada ujung-ujungnya atau di dalam rak. 9) Lembaran baja, khususnya plat tipis, berbahaya jika diangkat dengan tangan, harus ditangani secara mekanik. 10)Material yang mudah terbakar (seperti kain yang berminyak) tidak boleh ditumpuk dalam tumpukan yang tinggi. V.

Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja

Di bawah ini diberikan tiga contoh latihan penataan tempat kerja yang baik: 1) Bagi pekerja yang mengambil kotak peralatan untuk memelihara atau memperbaiki kendaraan, peralatan-peralatan atau mesinmesin.

Gambar . Sebuah kotak alat pekerja

2) Buatlah

apa

yang

akan

dikerjakan

menjadi

aman

untuk

dikerjakan. Putuskan dari segala sumber listrik. 3) Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena kotoran. 4) Bersihkan

seluruh

sisa

kotoran

yang

timbul

dari

kegiatan

pembersihan di atas. 5) Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi beben kerjanya.

Modul OPKR 10 – 016 C

54

6) Sebelum membuka tabung, container atau pipa, tanyakan pada diri anda sendiri bagaimana jika benda-benda tersebut berisi cairan? 7) Cairan yang dialirkan dari bak penampung harus dibuang dengan cara yang benar bukan dibuang pada saluran air. 8) Tempatkan bagian kendaraan yang sudah dilepas ke dalam container. 9) Simpan bagian-bagian yang tak terbungkus dalam suatu form atau urutan. Gunakan sistem pelabelan jika anda belum terbiasa dengan asembling/perakitan. 10)Jangan simpan bagian kendaraan di tempat yang terganggu oleh pergerakan atau jalan masuk. 11)Amankan sudut-sudut tajam , tonjolan tajam, dan bagian tajam lainnya. 12)Gunakan penutup debu jika diperlukan. 13)Gantikan bagian/parts yang rusak. 14)Setelah merakit ulang lepaskan semua karat dan perbaiki cat kendaraan yang rusak. 15)Hilangkan penetesan dan kebocoran-kebocoran. 16)Buang barang yang sudah tidak akan digunakan lagi.

Gambar . Buang benda-benda yang sudah tidak penting/terpakai

Bagi pekerja yang akan bekerja pada bangku kerja Modul OPKR 10 – 016 C

55

1) Gunakan rak, laci meja dan almari untuk menyimpan peralatan dan pisahkan setiap bagiannya. 2) Simpan barang yang sering dipakai sitempat yang dekat dan simpan barang yang berat dalam ketinggian yang sesuai. 3) Bersihkan kembali bangku kerja setiap akhir pekerjaan dan setiap akhir jam kerja. 4) Bersihkan kembali peralatan sebelum dikembalikan pada tempat penyimpanannya.

Gambar . Sebuah tempat kerja yang diatur dengan baik

Pada saat anda bekerja, jangan sampai barang/benda kerja anda tercecer di daerah kerja selain daerah kerja anda. Setiap tiga bulan, cuci permukaan cat disekitar daerah kerja anda kemudian dilanjutkan dengan laci dan almari anda, simpan kembali atau buang barang yang sudah tidak dipakai sementara waktu khususnya zat pembersih, zat-zat kimia dan produk-produk bahan bakar. Hindari menghiasi bangku kerja, dinding, almari dsb dengan gambar wanita, pakaian dan kertas kerja.

Modul OPKR 10 – 016 C

56

Bagi pekerja yang sedang mengerjakan mesin-mesin (Mesin pengangkat, mesin bubut dll) 1) Gunakan rak-rak, laci, dan almari untuk menyimpan alat-alat dan setiap alat mempunyai tempat sendiri-sendiri. Simpan alat yang sering digunakan di tempat yang dekat dan benda/alat yang berat pada ketinggian yang sesuai. 2) Bersihkan kembali permukaan tempat kerja pada saat selesai tiaptiap pekerjaan atau setiap akhir jam kerja. 3) Lumasi mesin sesuai dengan instruksi buku petunjuk dari pabrik pembuatnya. 4) Bersihkan mesin setiap seminggu sekali. 5) Cuci permukaan mesin yang dicat setiap tiga bulan. 6) Lakukan tindakan anti karat pada akhir pekan dan hari libur dan hilangkan segera jika timbul karat. 7) Hilangkan serpihan dari mesin segera dan ambil langkah untuk menhentikan penyebabnya. 8) Kembalikan seluruh alat ke tempat masing-masing pada setiap akhir pekerjaan atau setiap akhir jam kerja. 9) Rawat dan perbaiki mesin pada saat diperlukan. Tindakan pencegahan lebih diutamakan daripada menunggu bencana terjadi

c. Rangkuman 1. Alat-alat kebersihan sangat diperlukan pada setiap tempat untuk menjaga kondisi tempat kerja bebas dari debu,kotoran dan minyak. 2. Metode penyimpanan hendaknya material harus direncanakan terlebih

dahulu.

Barang-barang

yang

sering

digunakan

diletakkankan pada tempat yang terdekat dengan pekerja dan barang yang lebih berat ditaruh pada ketinggian yang sesuai.

Modul OPKR 10 – 016 C

57

3. Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja Buatlah apa yang akan dikerjakan menjadi aman untuk dikerjakan. Putuskan dari segala sumber listrik. 4. Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena kotoran. 5. Bersihkan

seluruh

sisa

kotoran

yang

timbul

dari

kegiatan

pembersihan di atas. 6. Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi beben kerjanya. d. Tugas Setelah mempelajari Modul Pemeliharaan Kebersihan ,perlengkapan dan area Kerja ini cobalah anda melakukan kegiatan Pembersih dan penataan ruang praktek, setelah selasai mintalah Pendapat atau saran pada instruktur tentang hasil kerja anda! e. Test Formatif 1. Deskripsikan alasan mengapa angin kompressor tidak boleh digunakan sebagai suatu metode pembersihan! 2. Sebutkan 5 faktor yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu sistem penyimpanan! 3. Sebutkan 5 contoh pelatihan penataan tempatkerja untuk pekerja yang

sedang

menggunakan

kotak

alat

untuk

memperbaiki

kendaraan/mesin-mesin yang lain! 4. Sebutkan 3 contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja yang bekerja di bangku kerja! 5. Sebutkan 4 contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja yang bekerja dengan mesin (alat pengangkat, mesin bubut, dll)!

Modul OPKR 10 – 016 C

58

f. Kunci Jawaban formatif 1. Deskripsi alasan mengapa angin kompressor tidak bolehdigunakan

sebagai suatu metode pembersihan Hal

tersebut

dapat

menimbulkan

ledakan/hamburan

debu,

sehingga dapat terhirup atau mengenai mata. 2. Faktor- faktor yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu sistem penyimpanan adalah: 

Penyimpanan material harus direncanakan terlebih dahulu.



Barang-barang yang sering digunakan diletakkankan pada tempat yang terdekat dengan pekerja dan barang yang lebih berat ditaruh pada ketinggian yang sesuai.



Alarm, lampu penerangan, saklar dan panel kontrol, peralatan pertolongan pertama dan fasilitas cuci, kesemuanya ini harus lancar/berfungsi baik.



Pemadam kebakaran harus mudah dicapai/didapatkan.



Jalan keluar/masuk dan jalan/gang kerja harus bebas hambatan



Tabung-tabung yang berisi cairan, gas yang mudah terbakar atau beracun, zat kimia yang reaktif harus disimpan di dalam bangunan

yang

terpisah

dan

harus

mematuhi

MSDS

recommendations. 

Wadah-wadah barang, rak, palet digunakan dimana itu dimungkinkan, dengan peralatan penanganan mekanik yang sesuai.



Pipa-pipa, ruji-ruji dan material bulat lainnya harus ditumpuk dalam lapisan-lapisan yang terpisah oleh strip pada ujungujungnya atau di dalam rak.



Lembaran baja, khususnya plat tipis, berbahaya jika diangkat dengan tangan, harus ditangani secara mekanik.



Material yang mudah terbakar (seperti kain yang berminyak) tidak boleh ditumpuk dalam tumpukan yang tinggi.

Modul OPKR 10 – 016 C

59

3) Contoh-contoh pelatihan penataan tempatkerja untuk pekerja yang sedang

menggunakan

kotak

alat

untuk

memperbaiki

kendaraan/mesin-mesin yang lain.  Buatlah apa yang akan dikerjakan menjadi aman untuk dikerjakan. Putuskan dari segala sumber listrik.  Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena kotoran.  Bersihkan seluruh sisa kotoran yangtimbul dari kegiatan pembersihan di atas.  Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi beben kerjanya.  Sebelum membuka tabung, container atau pipa, tanyakan pada diri anda sendiri bagaimana jika benda-benda tersebut berisi cairan?  Cairan yang dialirkan dari bak penampung harus dibuang dengan cara yang benar bukan dibuang pada saluran air.  Tempatkan bagian kendaraan yang sudah dilepas ke dalam container.  Simpan bagian-bagian yang tak terbungkus dalam suatu form atau urutan. Gunakan sistem pelabelan jika anda belum terbiasa dengan asembling/perakitan.  Jangan simpan bagian kendaraan di tempat yang terganggu oleh pergerakan atau jalan masuk.  Amankan sudut-sudut tajam , tonjolan tajam, dan bagian tajam lainnya.  Gunakan penutup debu jika diperlukan.  Gantikan bagian/parts yang rusak.  Setelah merakit ulang, hilangkan karat dan bersihkan/perbaiki cat yang rusak  Setelah merakit ulang lepaskan semua karat dan perbaiki cat kendaraan yang rusak. Modul OPKR 10 – 016 C

60

 Tampung di bak sampah barang-barang yang sudah tidak

terpakai lagi. 4. Contoh-contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja yang bekerja di bangku kerja:  Gunakan rak, laci meja dan almari untuk menyimpan peralatan dan pisahkan setiap bagiannya. Simpan barang yang sering dipakai sitempat yang dekat dan simpan barang yang berat dalam ketinggian yang sesuai.  Bersihkan kembali bangku kerja setiap akhir pekerjaan dan setiap akhir jam kerja.  Bersihkan

kembali peralatan sebelum

dikembalikan pada

tempat penyimpanannya.  Pada saat anda bekerja, jangan sampai barang/benda kerja anda tercecer di daerah kerja selain daerah kerja anda.  Setiap tiga bulan, cuci permukaan cat disekitar daerah kerja anda kemudian dilanjutkan dengan laci dan almari anda, simpan kembali atau buang barang yang sudah tidak dipakai sementara waktu khususnya zat pembersih, zat-zat kimia dan produk-produk bahan bakar.  Hindari menghiasi bangku kerja , dinding, almari dsb dengan gambar wanita, pakaian dan kertas kerja. 5. Contoh- contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja yang bekerja dengan mesin (alat pengangkat, mesin bubut, dll).  Gunakan rak-rak, laci, dan almari untuk menyimpan alat-alat dan setiap alat mempunyai tempat sendiri-sendiri. Simpan alat yang sering digunakan di tempat yang dekat dan benda/alat yang berat pada ketinggian yang sesuai.  Bersihkan kembali permukaan tempat kerja pada saat selesai tiap-tiap pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.

Modul OPKR 10 – 016 C

61

 Lumasi mesin sesuai dengan instruksi buku petunjuk dari pabrik pembuatnya.  Bersihkan mesin setiap seminggu sekali.  Cuci permukaan mesin yang dicat setiap tiga bulan.  Lakukan tindakan anti karat pada akhir pekan dan hari libur dan hilangkan segera jika timbul karat.  Hilangkan serpihan dari mesin segera dan ambil langkah untuk menhentikan penyebabnya.  Kembalikan seluruh alat ke tempat masing-masing pada setiap akhir pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.  Rawat dan perbaiki mesin pada saat diperlukan. Tindakan pencegahan lebih diutamakan daripada menunggu bencana terjadi.

VI. Kegiatan Belajar 3: Perlengkapan Pemadam Kebakaran

a. Tujuan 1) Siswa dapat memahami sifat-sifat api 2) Siswa dapat melakukan pencegahan terjadinya api 3) Siswa dapat memahami klasifikasi api 4) Siswa dapat memahami jenis-jenis alat pemadam kebakaran 5) Siswa dapat memahami prosedur dan metode penggunaan alat pemadam kebakaran b. Uraian Materi Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.

Modul OPKR 10 – 016 C

62

Gambar 1.

Bahan bakar adalah bahan yang dapat terbakar, baik padat, cair maupun gas. Bahan yang mudah terbakar adalah setiap benda yang mudah menyala dan terbakar dengan cepat. Panas dapat berasal dari nyala api, percikan bunga api, puntung rokok, gesekan, sumber listrik, pipa panas dan perlengkapan. Oksigen umumnya berasal dari udara dan juga sebagian dari reaksi kimia. Mencegah api Tanpa bahan bakar, tidak akan terjadi api. Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan cara: 1) Menghilangkan bahan bakar yang tidak diinginkan seperti sampah dan limbah. 2) Menyimpan bahan bakar dan bahan yang dapat terbakar dengan

hati-hati.

Modul OPKR 10 – 016 C

63

Gambar 2.

Tanpa panas, tidak akan terjadi api. Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan cara: 1) Berhati-hati bila bekerja dengan panas. 2) Menghilangkan sumber panas yang tidak diinginkan. Memadamkan api yang tidak diinginkan dengan cara mendinginkan bahan bakar yang sedang terbakar untuk menghilangkan panas.

Gambar 3.

Modul OPKR 10 – 016 C

64

Tanpa oksigen tidak akan terjadi api. Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan cara menjauhkan bahan bakar yang terbakar agar tidak berhubungan dengan oksigen. Memadamkan api yang tidak diinginkan dengan menutupnya sehingga tidak berhubungan dengan oksigen.

Gambar 4.

Api tidak dapat muncul tanpa panas. Jagalah selalu semua kemungkinan munculnya sumber panas. 1) Berhati-hati dengan listrik. 2) Rawat alat, kabel-kabel, kabel extensi dan stop kontaknya tetap

dalam keadaan baik.

Modul OPKR 10 – 016 C

65

Gambar 5.

3) Gunakan stop kontak yang telah diakui, jangan berimprovisasi. 4) Jangan membebani kabel berlebihan. 5) Jangan menginjak atau menggilas dengan troli kabel listrik

fleksibel, insulator yang rusak dapat menimbulkan busur api.

Gambar 6

6) Jangan

menggunakan

api

(sebagai

penerangan)

tanpa

perlindungan yang cukup agar api tersebut tidak menyambar bahan-bahan yang dapat terbakar. Berhati-hatilah saat memanaskan atau mengelas.

Modul OPKR 10 – 016 C

66

a. Singkirkan

bahan-bahan

yang

mudah

terbakar

saat

menggunakan lampu semprot (blow lamp), obor gas dan peralatan potong oksigen. b. Periksa percikan api dari busur pemotong dan pengelasan tidak jatuh pada bahan yang dapat terbakar. c. Gunakan hanya pemanas yang disarankan. d. Tempatkan pemanas sedemikian rupa sehingga tidak terbalik. e. Jauhkan pemanas dari sekat kayu, kain terpal dan bahan yang dapat terbakar lainnya. f. Singkirkan bahan yang dapat terbakar dari peralatan pemanas, bahan bakar yang panas, knalpot engine, dan perlengkapan panas lainnya. g. Patuhi tanda “dilarang merokok”. h. Jangan merokok di area yang dapat menimbulkan kebakaran. i. Buang puntung rokok pada tempat yang aman.

Gambar 7

Pada sebagian benda seperti kain lap yang berminyak, panas dapat muncul karena reaksi kimia.

Sebagai contoh, pembakaran yang

tiba—tiba dapat menyebabkan kebakaran di tumpukan lap tersebut. 1) Kosongkan tempat sampah setiap hari.

Modul OPKR 10 – 016 C

67

2) Jangan menyimpan timbunan kain yang berminyak di dalam locker. Api

tidak dapat menyala tanpa panas. Hilangkan semua bahan-

bahan yang dapat

terbakar yang tidak diperlukan sesegera

mungkin. 1) Bersihkan tempat kerja anda secara teratur.

Gambar 8

2) Buang kotoran dan limbah pada wadah yang benar. 3) Buang kain lap yang berminyak dan berlemak ke dalam tempat sampah yang dilengkapi dengan tutup dan seal perapat.

Gambar 9.

Hati-hati dengan gas yang mudah terbakar (seperti asetilin, LPG, dll.) dan cairan yang mudah terbakar (seperti, bensin, minyak tanah, cairan pembersih, solvent, tiner, dll.) Gas dan cairan yang Modul OPKR 10 – 016 C

68

mudah terbakar sebaiknya disimpan pada area yang terisolasi dan jauh dari sumber panas.

Gambar 10.

1) Rawat semua pipa gas, katup-katup dan perlengkapan tetap dalam kondisi baik. 2) Gunakan hanya alat tangan yang tidak dapat menimbulkan percikan bunga api untuk membuka wadah cairan yang dapat terbakar. 3) Bila cairan yang dapat terbakar diperlukan, gunakan sesedikit mungkin.

Simpan cairan yang dapat terbakar pada wadah

logam yang tertutup. 4) Jangan merokok saat menggunakan cairan yang dapat terbakar. 5) Bersihkan setiap tumpahan cairan yang dapat terbakar pada pakaian anda, hindarkan dari sumber panas dan segera informasikan kepada supervisor anda. 6) Jangan gunakan bensin, minyak tanah atau spiritus untuk menyalakan api. Hindarkan debu yang berbahaya. Mungkin beberapa jenis debu sangat mudah terbakar dan dapat meledak saat bercampur dengan udara.

Modul OPKR 10 – 016 C

69

1) Bersihkan area yang berdebu sebelum mengelas atau bekerja dengan peralatan listrik. 2) Hati-hati saat bekerja di dekat perangkat penyedot debu. 3) Jaga tutup kotak debu tetap tertutup dengan rapat. 4) Jaga stop kontak lampu bebas dari debu.

Gambar 11.

Klasifikasi api Api kelas A. Api kelas A adalah yang paling umum, yang bersumber dari kayu, pakaian, kertas dan bahan-bahan paking.

Gambar 12.

Modul OPKR 10 – 016 C

70

Mendinginkan bahan yang sedang terbakar adalah cara yang paling efektif untuk mematikan api kelas A. Air dari ember, atau dari selang adalah cara yang terbaik untuk mematikan api kelas A. Air biasanya tepat untuk mendinginkan bahan sampai pada titik dimana dia tidak dapat menyala lagi dan merembes jauh ke dalam sumber api.

Gambar 13.

1) Pemadam kebakaran jenis air juga sangat baik untuk mematikan api kelas A.

Gambar 14.

Modul OPKR 10 – 016 C

71

2) Pemadam kebakaran jenis busa juga dapat digunakan. Pemadam kebakaran jenis lain akan mematikan api kelas A yang kecil tetapi tidak seefektif air.

Catatan: Pemadam kebakaran jenis yang dibalik secara bertahap digantikan oleh jenis air-udara di sejumlah negara bagian.

Api kelas B Api kelas B adalah berasal dari cairan yang mudah terbakar seperti bensin, minyak tanah, oli, grease, lemak, lilin, cat, thinner dan solvent. Menutupi api agar tidak berhubungan dengan oksigen adalah cara yang paling efektif untuk memadamkan api kelas B.

Gambar 15.

Peringatan: Jangan sekali-kali menggunakan air untuk memadamkan api kelas B, air dapat menyebarkan cairan yang sedang terbakar. Pemadam api dari bahan kimia berupa tepung kering dan gas karbon dioksida (CO2) sangat baik untuk memadamkan api kelas B.

Modul OPKR 10 – 016 C

72

Gambar 16.

Pemadam api busa sangat baik untuk memadamkan cairan yang terbakar di dalam wadah dimana cairan kelihatannya cukup panas untuk terbakar sendiri bila berhubungan dengan oksigen.

Gambar 17.

VII. Api kelas C VIII.

Api kelas C berasal dari peralatan listrik seperti dudukan lampu, motor, generator, kabel, kawat, saklar, dan peralatan elektronik. Menutupi api agar tidak berhubungan dengan oksigen adalah cara yang paling efektif untuk memadamkan api kelas C.

Modul OPKR 10 – 016 C

73

Gambar 18.

Gambar 19.

IX. Peringatan Bahan pemadam kebakaran harus bukan penghantar listrik untuk menghindari kejutan atau kerusakan peralatan. Jangan sekali-kali menggunakan pemadam kebakaran dengan bahan air atau busa untuk mematikan api kelas C. Bila anda dapat melakukannya dengan sangat hati-hati, matikan semua peralatan listrik yang sedang terbakar.

Modul OPKR 10 – 016 C

74

Alat-alat Pemadam Kebakaran: Alat pemadam api portable Pemadam api portable biasanya ditempatkan pada tempat yang aman. Ada 4 jenis alat pemadam kebakaran dengan beberapa perbedaan pada masing-masing jenisnya. Pada bagian sisi alat pemadam biasanya dilengkapi dengan

label instruksi. Label ini memberikan

rincian bagaimana menggunakan pemadam api, juga dijelaskan untuk api jenis apa digunakan. Selalu baca plat instruksi sebelum anda menggunakan pemadam api,

Gambar 20.

4) Pemadam kebakaran yang berisi air

Modul OPKR 10 – 016 C

75

Ketiga pemadam kebakaran jenis berisi air hanya cocok untuk memadamkan api kelas A. Pemadam ini dicat merah. Rentang semprotannya berkisar 10m. Digunakan sesuai petunjuknya. Jenis pemadam bertekanan gas berkerja sampai kosong. Jenis pemadam bertekanan udara diaktifkan dengan alat picu dan dapat dihentikan setiap saat dengan cara melepas pemicu.

Gambar 21.

Gambar 22.

5) Pemadam Kebakaran Karbon Dioksida (CO2)

Modul OPKR 10 – 016 C

76

Alat ini diisi deengan karbon dioksida, cairan ini mempunyai tekanan yang sangat tinggi.

Jenis ini paling sesuai untuk

memadamkan api kelas B dan kelas C. Jenis ini dicat warna merah dengan garis/pita hitam. Ukuran kecil mempunyai kemampuan semprot sampai 1,2m dan yang berukuran besar mempunyai kemampuan sam pai 3m.

Gambar 23.

Pemadam ini harus mempunyai nozel penyembur agar dapat digunakan secara efektif dan aman. Yang dikosongkan adalah karbon diosida cair yang dengan cepat dapat berubah menjadi gas.

Semprotan

utama

sangat

dingin.

Menkanisme

pengoperasiannya harus terbuka penuh untuk mencegah agar nozel tidak membeku. Alat ini bias juga dilengkapi dengan plunyer, tuas, pemicu atau katup. Operasikan sesuai petunjuk. Pemadam kebakaran CO2 sangat berguna dimana pencemaran oleh endapan tidak diharapkan ditempat kerja dan penembusan area sangat penting. Contohnya adalah:

Modul OPKR 10 – 016 C

77

a)

Berhubungan dengan kebakaran peralatan elektronik dan laboratorium.

b)

Berhubungan dengan api kecil pada cairan yang dapat terbakar, lepas melalui kedua permukaan vertical dan horizontal.

Gambar 24.

Prosedur penggunaan. a) Gunakan sedekat mungkin dengan sumber api. b) Pertama arahkan semprotan ke bagian belakang sumber api. c) Gerak-gerakkan nozel dari kiri ke kanan. d) Secara perlahan bergerak ke bagian depan samapi api mati.

Peringatan: Berada dalam waktu tertentu dalam ruang tertutup yang berisi Karbon dioksida dapat menyebabkan sesak bahkan mati lemas. Segera bersihkan tempat setelah digunakan. Buka semua jendela dan pintu untuk membersihkan ruangan dari gas karbondioksida.

Modul OPKR 10 – 016 C

78

6) Pemadam Kebakaran Busa Variasi mekanisme dan bahan kimia yang digunakan pada pemadam

kebakaran

busa

cocok

digunakan

untuk

memadamkan api kelas B dan terbatas pada api kelas A. Tabung alat ini dicat dengan warna

BIRU. Jarak semprotnya

berkisar 6m. Operasikan sesuai petunjuk.

Gambar 25.

Busa digunakan untuk membentuk selimut untuk menutupi dan memadam api. Pemadam kebakaran jenis busa adalah yang paling efektif untuk memadamkan api dari bahan bakar cair yang berada dalam wadah diaman bahan ini cukup panas untuk dapat terbakar sendiri bila bersinggungan dengan oksigen.

Selimut busanya akan tetap berada pada tempatnya cukup lama untuk mendinginkan bahan yang terbakar sehingga temperaturnya tidak cukup untuk dapat terbakar sendiri.

Busa kurang efektif pada tumpahan yang menyebar. Jenis ini biasa jadi tidak efektif cairan yang terbakar seperti alcohol. Modul OPKR 10 – 016 C

79

Untuk memadamkan cairan yang sedang terbakar, arahkan semprotan pemadam ke bagian sisi wadah di atas cairan. Hal ini akan menyebabkan busa mengalir ke bawah an menyebar di atas permukaan cairan.

Gambar 26.

7) Pemadam Kebakaran Tepung Kering

Pemadam ini diisi dengan bahan kimia berbentuk tepung kering yang diinjeksikan dengan tekanan gas, atau dengan tekanan udara. Jenis ini sesuai untuk memadamkan api kelas B dan C. Tabung pemadam ini dicat warna MERAH dengan lingkaran PUTIH. Alat ini mempunyai nozel beebentuk kipas. Rentang semprotan yang berukuran kecil samapi 3m, dan yang berukuran besar samapai 6 meter. Operasikan berdasarkan petunjuk pemakaian.

Modul OPKR 10 – 016 C

80

Gambar 27

Pemadam kebakaran jenis tepung kering mempunyai reaksi pemadaman yang sangat cepat. Kabut bahan kimia kering ini cenderung melindungi orang yang memadamkan api dari panas. Tepung kering adalah pemadam api

yang paling efektif untuk

memadamkan cairan yang terbakar pada area yang luas, khususnya pada tumpahan yang mengalir bebas. Semprotkan tepung ke bagian dasar api dan tutupi apinya dengan menggerakan nozel ke kanan dan ke kiri. Pemadam jenis ini yang berukuran kecil denngan gagang berbentuk pistol dapat dibawa masuk dengan cepat.

Hal ini

dan dapat digunakan

membuat alat ini efektif memadamkan

semua jenis api yang muncul tiba-tiba dan juga untuk api kecil yang sulit dijangkau. Pemadam kebakaran bentuk kecil sebaiknya tidak digunakan untuk memadamkan api yang besar dan dalam

Modul OPKR 10 – 016 C

81

Gambar 28.

Menyelamatkan diri dari Api Anda harus tanggap kalau sedang terjadi kebakaran dan harus mengenal seluruh alat-alat pemadam yang ada . Pelajari lokasi terjadinya kebakaran, alarm kebakaran, telephone dan pintu darurat yang ada di tempat kerja anda.

Gambar 29.

Adalah sangat penting bila pekerja perawatan, dan yang lainnya, yang berganti

lokasi

Modul OPKR 10 – 016 C

kerja

secara

teratur

mengetahui

bagaimana 82

menyelamatkan diri dari kebakaran di setiap tempat kerja mereka. Ketika terjadi kebakaran, putuskan apakah anda dapat membantu memadamkan api. Jika tidak, keluarlah segera. Jika anda memutuskan untuk memadamkan api, pertama periksa apakah ada tempat yang lowong dan aman untuk jalan ke luar. Selalulah berada diantara api dan jalan keluar. Tinggalkan tempat kebakaran sesegera mungkin bila: 1. Api yang timbul sudah tidak dapat dikontrol lagi. 2. Api telah menguasai jalan ke luar. 3. Asap telah mengaburkan atau menggelapkan jalan ke luar. 4. Pada saat anda meninggalkan tempat tersebut, buka setiap pintu dengan hati-hati untuk mencegah asap atau nyala api menyerbu masuk ruangan. 5. Tutuplah pintu-pintu di belakang anda untuk mencegah aliran udara menghembus api. 6. Berhati-hatilah terhadap asap dan gas-gas yang ditimbulkan api. 7. Di dalam area yang penuh asap, tetap pada posisi rendah dan merangkak untuk menghindarkan mulut dan hidung sedekat mungkin dengan lantai

Gambar 30.

Modul OPKR 10 – 016 C

83

8. Walau dalam keadaan bagaimanapun juga jangan pernah mundur atau berhenti. 9. Saat meninggalkan bangunan, tutuplah pintu di belakang anda. 10. Jangan sekali-kali memasuki bangunan yang sedang terbakar. Selalu siap memadamkan api. Anda harus tahu apa yang harus diperbaat bila terjadi kebakaran: 1. Pahamilah semua peralatan pemadam kebakaran yang ada di tempat kerja anda. 2. Ketahui tempat semua peralatan pemadam kebakaran.

Gambar 31.

3. Pelajari tempat semua alarm pemadam kebakaran. 4. Pelajari fungsi semua peralatan pemadam kebakaran. 5. Mampu menggunakan peralatan dan mengikuti langkah pemadaman api dengan pasti. 6. Menghindarkan peralatan pemadam kebakaran dari penghalang agar mudah dijangkau.

Modul OPKR 10 – 016 C

84

Gambar 32.

7. Pelajari setiap lokasi penyelamatan diri. 8. Jaga agar rute penyelamatan diri bebas dari hambatan. 9. Jaga akses ke tangga dan perancah mudah dijangkau dimana tangga belum dibangun. 10. Menjaga pintu penyelamatan diri memberikan akses ke tangaga tertutup, tetapi tidak terkunci. Tempatkan pemadam api yang sesuai sehingga mudah dijangkau saat menggunakan peralatan yang dapat meningkatkan bahaya kebakaran. 1. Hindarkan pemadam kebakaran dari panas yang tinggi atau yang dingin sekali. 2. Jangan

sekali-kali

mengembalikan

pemadam

api

yang

telah

digunakan ke tempat semula. Beri label dan kembalikan untuk diisi ulang. 3. Pastikan setiap pemadam api yang telah dipakai segera diganti dengan yang baru Memadamkan Api/Kebakaran. Bila terjadi kebakaran, tindakan yang tepat memberikan peluang dapat memadamkan

api

dengan

cepat,

mengurangi

bahaya

dan

meminimalisasi kerusakan.

Modul OPKR 10 – 016 C

85

Cara Mengguakan Alat Pemadam Api 1. Lepaskan kunci pengaman. 2. Peganglah alat pemadam api dalam keadaan tegak tegak, lepasakan pipa dari klip. 3. Pijitlah penagtup. Arahkan corong ke pangkal api dan lakukan pemadaman seperti gerakan menyapu. Jika anda menemukan kebakaran, ingat 6 langkah kesalamatan berikut: 1. Hidupkan segera alarm.

Gambar 33.

2. Beritahu regu pemadam kebakaran.

Gambar 34.

3. Peringatkan setiap orang agar segera keluar.

Modul OPKR 10 – 016 C

86

Gambar 35.

4. Padamkan api dengan peralatan yang tersedia.

Gambar 36

. 5. Bila dipandang perlu segera keluar.

Gambar 37

6. Jangan masuk kembali ke gedung yang sedang terbakar

Modul OPKR 10 – 016 C

87

Gambar 38

Ke 6 langkah keselamatan tersebut penting karena hal-hal berikut: 1. Beberapa menit pertama setelah api mulai menyala adalah penting segera ditanggulangi. 2. Penting bagi regu pemadam kebakaran tiba saat api masih kecil sehigga mudah dikendalikan daripada datang setelah api menjadi besar sehingga sulit ditanggulangi. 3. Seseorang

mengawasi

regu

pemadam

kebakaran

dapat

mengarahkan mereka langsung ke tmpat kebakaran tanpa harus menunda. 4. Api yang masih kecil dapat dengan mudah ditanggulangi dengan peralatan yang tepat, 5. Begitu api menjadi besar, penundaan dalam mengevakuasi bangunan dapat meregut nyawa seseorang. 6. Asap dan gas di dalam

bangunan sangat berbahaya, walaupun

sumber api dan panasnya jauh. 7. Bila kebakaran terjadi pada saluran gas yang bocor, dan anda tidak dapat mematikan saluran gas, jangan coba-coba mematikan nyala api. Bila perlu, atau memungkinkan, cobalah mendinginkan peralatan yang ada di sekitarnya. 8. Selebihnya biar ditangani oleh ahlinya.

Modul OPKR 10 – 016 C

88

c. Rangkuman 1)

Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.

2)

Anda harus tanggap kalau sedang terjadi kebakaran dan harus mengenal seluruh alat-alat pemadam yang ada .

3)

Pelajari lokasi terjadinya kebakaran, alarm kebakaran, telephone dan pintu darurat yang ada di tempat kerja anda.

4)

Tempatkan

pemadam

dijangkau

saat

api

yang

sesuai

menggunakan

sehingga

peralatan

mudah

yang

dapat

meningkatkan bahaya kebakaran. 5)

Bila terjadi kebakaran, tindakan yang tepat memberikan peluang dapat memadamkan api dengan cepat, mengurangi bahaya dan meminimalisasi kerusakan.

d. Tugas Setelah mempelajari Modul PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN ini

buatlah

Tabel

warna

alat

pemadam

kebakaran

dan

penggunaannya, setelah selasai mintalah Pendapat atau saran pada instruktur tentang hasil kerja anda!

e. Test Formatif 1) Tuliskan tiga unsur penyebab kebakaran 2) Apa yang terjadi apabila salah satu unsur tersebut dihilangkan? 3) Jelaskan pengertian hal berikut dihubungkan dengan pemadaman nyala api? a. Starvation b. Smothering c. Cooling 4) Bagaimana air dapat memadamkan nyala api?

Modul OPKR 10 – 016 C

89

5) Bagaimana bubuk kimia memadamkan nyala api? 6) Bagaimana karbon dioksid memadamkan nyala api? 7) Bagaimana jenis busa dapat memadamkan nyala api? 8) Mengapa air atau busa tidak sesuai untuk memadamkan nyala api karena listrik? 9) Mengapa air tidak sesuai untuk memadamkan nyala api yang disebabkan bahan bakar cair seperti bensin? 10)Bagaimana prinsip starvation dapat diaplikasikan pada kebakaran akibat bahan bakar dengan gas atau listrik? 11)Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi jenisnya dan nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya. Isilah table dibawah ini untuk meyakinkan anda.

Warna alat

Jenis alat

pemadam

pemadam

Nyala api yang sesuai untuk dipadamkan

Merah Biru Tanda Merah dengan Putih Tanda Merah dengan Hitam

12) Tuliskan dua cara untuk mengetahui isi alat pemadam kebakaran 13) Apa yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah digunakan untuk memadamkan nyala api ? 14) Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian berikut ini? a. Nyala api pada mesin b. Nyala api pada kain lap oli. c. Kertas terbakar didalam tong sampah

Modul OPKR 10 – 016 C

90

d. Ban terbakar e. Kebakaran pada panel listrik 15) Bagaimana prosedur pengoperasian gulungan selang pemadam kebakaran? 16) Mengapa penting menjamin posisi nozel harus “OFF” dan ditempatkan pada tempat gantungan pada keran utama apabila selang tidak digunakan? 17) Untuk

apa

selimut

api

digunakan

dan

bagaimana

menggunakannya?

Setelah anda menyelesaikan semua jawaban mintalah pada pelatih untuk memeriksanya. f. Kunci Jawaban 1) Tiga unsur penyebab kebakaran  Bahan bakar  Panas  Oxigen 2) Yang terjadi apabila salah satu unsure ini dihilangkan adalah Nyala api tidak akan lama akan menjadi padam. 3) Pengertian hal-hal yang berhubungan dengan pemadaman nyala api adalah  Starvation: Mengandung

arti membuang/mencabut bahan

bakar dari nyala api sehingga menjadi padam.  Smothering: Mengandung arti membuang oxygen dari nyala api sehingga menjadi padam.  CoolingMengandung arti menurunkan panas dari nyala api. 4) Air dapat memadamkan nyala api karena Air akan mendinginkan bahan yang terbakar sehingga tidak terjadi penyalaan kembali.

Modul OPKR 10 – 016 C

91

5) Bubuk kimia dapatmemadamkan nyala api sebab Bubuk kimia disemprotkan

dari

alat

pemadam

dengan

gas

atau

udara

bertekanan dan dapat dengan cepat menutup untuk memadamkan nyala api. 6) Karbon dioksid dapat memadamkan nyala api karena Karbon dioksid akan menjadi cair apabila disimpan dibawah tekanan, seperti pada pemadam nyala api dengan CO2. Bentuk yang keluar dari alat pemadam kebakaran adalah bentuk cairan karbon dioksid yang dengan cepat menjadi gas dan kondisi sangat dingin. Kondisi inilah yang menyebabkan nyala api menjadi padam. 7) Busa dapat memadamkan nyala api karena Busa akan menutupi nyala api pada bahan bakar cair. Busa akan menutupi pada permukaan dengan waktu yang cukup lama sehingga akan menjadi dingin dibagian bawah sehingga tidak terjadi penyalaan kembali. 8) Mengapa air atau busa tidak sesuai untuk memadamkan nyala api karena listrik Karena bahan ini adalah penghantar aliran listrik. Bahan pemadam untuk kebakaran karena listrik harus dari bahan yang tidak dapat dialiri arus listrik untuk mencegah meluasnya kebakaran dan tidak terjadi kejutan dan meledak peralatan dan menjadi rusak. 9) Air tidak sesuai untuk memadamkan nyala api yang disebabkan bahan bakar cair seperti bensin karena Air dapat saja akan menyebarkan nyala api menjadi lebih luas. Kebakaran akibat bahan bakar cair menimbulkan panas yang sangat tinggi sehingga air tidak efektip untuk menurunkan temperatur tersebut. Bahan bakar cair kemungkinan masih cukup panas apabila mendapat udara akan terbakar kembali,

Modul OPKR 10 – 016 C

92

10)Prinsip starvation dapat diaplikasikan pada kebakaran akibat bahan bakar dengan gas atau listrik adalah Dengan menutup sumber gas atau listrik, sumber bahan bakar harus diisolasi dari nyala api. Cara lain nyala api dapat dipadamkan dengan alat pemadam yang sesuai. 11)Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi jenisnya dan nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya. Seperti table dibawah ini untuk meyakinkan anda.

Warna alat

Jenis alat

Pemadam Merah

Pemadam Berisi Air

Nyala api yang sesuai untuk dipadamkan Nyala Api Kelas A Kayu, Kain, Kertas, dll

Biru

Busa

Nyala Api Kelas B, Nyala Api akibat bahan bakar cair.

Tanda

Merah Bubuk Kering

dengan Putih

Nyala Api Kelas C akibat Listrik (juga untuk kelas A dan B)

Tanda

Merah Karbon Dioksid

dengan Hitam

Nyala Api Kelas B dan C Listrik dan

cairan

yang

dapat

terbakar.

12)Dua cara (diantara) untuk mengetahui isi dari alat pemadam kebakaran. a) Memeriksa alat ukur yang ada pada bagian atas silinder. b) Memeriksa dan melihat pertanda yang diberikan pada alat tersebut masih utuh atau sudah terlepas, terpotong, atau dirusak karena alat pemadam sudah dioperasikan. Jika pertanda tersebut masih pada tempatnya hal ini menandakan alat pemadam masih berisi penuh.

Modul OPKR 10 – 016 C

93

c) Membandingkan berat alat pemadam yang anda yakin berisi penuh dengan alat pemadam yang akan diperiksa. 13)Apa yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah digunakan untuk memadamkan nyala api ? Menggantikannya dengan alat pemadam yang berisi penuh dan alat pemadam yang telah digunakan segera diisi kembali. 14) Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian a) Nyala api pada mesin adalah karbon Dioksid dan bubuk kering b) Nyala api pada kain lap oli.adalah Karbon dioksid,Bubuk Kering dan Busa c) Kertas terbakar didalam tong sampah adalah air d) Ban terbakar adalah busa e) Kebakaran pada panel listrik Karbon Dioksid 15) Prosedur pengoperasian gulungan selang pemadam kebakaran adalah dengan cara Memutar dan menyambungkan katup yang terletak pada pipa penyalur air ke gulungan selang.Tarik gulungan selang dan arahkan pada nyala api, yakinkan bahwa jalan keluar tidak ada yang menghalangi.Memutar nozel dan mengarahkan air langsung pada sumber nyala api. 16) Pentingnya menjamin posisi nozel harus “OFF” dan ditempatkan pada tempat gantungan pada keran utama apabila selang tidak digunakan adaalah Untuk menjamin apabila selang digunakan digunakan kembali, operator dapat memutar katup utama tanpa menimbulkan selang melibas dan air tersembur kesegala arah hal ini akan menyebabkan pemadaman kebakaran akan terlambat. 17) Untuk

apa

selimut

api

digunakan

dan

bagaimana

menggunakannya

Modul OPKR 10 – 016 C

94

Selimut api digunakan untuk memadamkan nyala api yang kecil dan bilamana pada pakaian terdapat nyala api, maka selimut api dapat dibungkuskan untuk menutup nyala api tersebut setelah itu biarkan selimut api hingga menjadi dingin selanjutnya selimut api barulah

diambil.

Didalam

masalah

ada

seseorang

yang

pakaiannya terbakar, maka selimut api dibungkuskan pada tubuh korban dan rebahkan kelantai selanjutnya gulingkan tubuh korban untuk meyakinkan nyala api telah tertutup dan padam.

Kegiatan Belajar 4: Pertolongan Pertama Dan Cardio Pulmonary Resusciation ( Cpr ) a. Tujuan 1. Siswa dapat mengerti dan memahami Pengertian Pertolongan Pertama dan Cardio Pulmonary. 2. Siswa

dapat

memberikan

Pertolongan

Pertama

dan

CPR

dilingkungan kerja 3. Siswa dapat menjelaskan teknik memberikan Pertolongan Pertama dan Cardio Pulmonary (CPR). b. Uraian Materi Pengertian Pertolongan Pertama Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera, kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar. Pengertian Medis Dasar Tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh awam atau awam yang terlatih secara khusus. Batasannya adalah sesuai dengan sertifikat yang dimiliki oleh Pelaku Pertolongan Pertama.

Modul OPKR 10 – 016 C

95

Pelaku pertolongan Pertama Pelaku Pertolongan Pertama adalah penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian, yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar. Tujuan Pertolongan Pertama: a. Menyelamat jiwa penderita b. Mencegah cacat c. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan Dasar Hukum Di Indonesia dasar hukum mengenai Pertolongan Pertama dan Pelakunya belum tersusun dengan baik seperti halnya di Negara maju. Walau demikian dalam KUHAP ada beberapa pasal yang mencakup aspek dalam melakukan Pertolongan Pertama. Pelanggaran tentang orang yang perlu ditolong diatur dalam Pasal

531 KUH. Pidana yang berbunyi:

Barang siapa menyasikan sendiri ada orang didalam keadaan bahaya maut lalai memberikan atau mengadakan pertolongan kepadanya sedang pertolongan itu didapat diberikannya atau diadakannya dengan tidak akan mengkuatirkan bahwa ia sendiri atau orang lain akan kena bahaya dihukum kurungan selama – lamanya tiga bulan atau denda sebanyak – banyaknya Rp. 4.500,-. Jika orang yang perlu ditolong itu mati, diancam dengan : KUHP 45.165.187.304 s. 478 . 525.566 . Pasal ini berlaku bila pelaku pertolongan pertama dapat melakukan tanpa membahayakan keselamatan dirinya dan orang lain.

Modul OPKR 10 – 016 C

96

Penjelasan:  Dalam keadaan bahaya maut = bahaya maut yang ada seketika itu, misalnya orang berada dalam rumah terbakar, tenggelam di air, seorang akan membunuh diri dan sebagainya.  Memberikan pertolongan = menolong sendidri.  Mengadakan pertolongan = misalnya memintakan pertolongan polisi atau dokter.

Pasal

ini

pertolongan

hanya itu

dapat tidak

dikenakan dikuatirkan,

apabila bahwa

dengan orang

itu

memberi sendiri

dibahayakan atau orang lain dapat kena bahaya dan orang yang perlu ditolong itu mati. PERALATAN DASAR PELAKU PERTOLONGAN PERTAMA : Dalam melakukan tugasnya Pelaku Pertolongan Pertama memerlukan beberapa peralatan dasar. Peralatan dasar ini dapat dibagi menjadi peralatan perlindungan diri atau yang lebih dikenal dengan Alat Pelindung Diri (APD) dan peralatan minimal untuk melakukan tugasnya. Alat Pelindung Diri ( APD ) Sebagai pelaku Pertolongan Pertama seseorang akan dengan mudah terpapar dengan jasad renik maupun cairan tubuh seseorang yang memungkinkan penolong dapat tertular oleh penyakit. Prinsip utama dalam menghadapi darah dan cairan tubuh dari penderita adalah :

Darah dan semua cairan tubuh sebagai media penularan penyakit. Beberapa penyakit yang dapat menular diantaranya adalah Hepatitis, TBC,HIV/AIDS.

Modul OPKR 10 – 016 C

97

Disamping itu APD juga berfungsi untuk mencegah penolong mengalami luka dalam melakukan tugasnya.

BEBERAPA APD: 1. Sarung tangan lateks. Jangan menggunakan sarung tangan kain saja karena cairan dapat merembes. Bila kan melakukan tindakan lainnya yang memerlukan sarung tangan kerja, maka sebaiknya sarung tangan lateks dipakai terlebih dahulu. 2. Kecamata pelindung Berguna untuk melindungi mata dari percikan darah, maupun mencegah cedera akibat benturan atau kelilipan pada mata saat melakukan pertolongan 3. Baju pelindung Penggunaannya kurang popular di Indonesia, gunanya adalah untuk mencegah merembesnya cairan tubuh penderita melalui baju penolong. 4. Masker penolong Sangat berguna untuk mencegah penularan penyakit melalui udara. 5. Masker Resusitasi Diperlukan bila akan melakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru. 6. Helm Dipakai bila akan bekerja ditempat yang rawan akan jatuhnya benda

dari

atas.

Misalnya

dalam

bangunan

runtuh

dan

sebagainya.

Modul OPKR 10 – 016 C

98

Catatan: Alat perlindungan diri minimal bagi seorang pelaku Pertolongan Pertama adalah sarung tangan dan masker RJP.

Gbr. Alat APD yaitu Masker, Kacamata dan Sarung tangan lateks.

Beberapa tindakan umum untuk menjaga diri adalah: Pemakaian APD tidak sepenuhnya melindungi penolong. Ada beberapa tindakan lain yang juga perlu dilakukan sebagai tindakan pencegahan. Cuci tangan merupakan tindakan yang sederhana namun paling efektif untuk menghentikan rantai penularan penyakit.  Cucilah tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan.  Pakialah sabun yang memiliki sifat anti septic (anti kuman)  Cucilah bersih–bersih

tangan samapai ke

siku bila selesai

menangani penderita. Mempersiapkan alat. Selain tubuh penolong alat yang baru dipakai juga harus dibersihkan. Membersihkan alat ini ada beberapa tahap yaitu:  Mencuci dengan air hanya menghilangkan bekas atau noda saja.  Desinfeksi (memakai bahan pembunuh kuman misalnya pemutih)

Modul OPKR 10 – 016 C

99

 Sterillisasi (proses khusus untuk menjadi bebas kuman) Peralatan Pertolongan Pertama: a. Penutup luka  Kasa steril  Bantalan kasa b. Pembalut Contoh:  Pembalut gulung/pita  Pembalut segitiga/mitella  Pembalut tubuler/tabung  Pembalut rekat/plester c. Cairan antiseptik Contoh:  Alkohol 70%  Povidone iodine 10% d. Cairan pencuci mata  Boorwater e. Peralatan stabilisasi . Contoh:  Bidai  Papan spinal panjang  Papan spinal pendek f. Gunting pembalut g. Pinset h. Senter i. Kapas j. Selimut k. Kartu penderita l. Alat tulis m. Oksigen n. Tensimeter dan stestoskop o. Tandu.

Modul OPKR 10 – 016 C

100

PERTOLONGAN PERTAMA SAAT DARURAT 1. Memeriksa kesadaran Serukan.“Anda bisa mendengan saya?” atau “Buka mata Anda!” Goyang bahu korban secara hati–hati. Korban yang tidak sadar tidak akan bereaksi.

Gbr. 1

2. Buka jalan napas korban yang tidak sadar Keluarkan sumbatan dari dalam mulut yang tampak dengan jelas. Letakkan dua jari Anda di bawah dagu korban dan rahang ditarik ke atas. Pada saat yang sama, letakakan tangan Anda yang satu lagi pada dahi korban dan kepalanya ditekan ke bawah.

Gbr. 2

3. Memeriksa pernapasan Modul OPKR 10 – 016 C

101

Letakkan tangan Anda di dekat hidung dan mulut korban.  Lihat apakah dadanya bergerak  Dengarkan suara napasnya  Rasakan napasnya dengan pipi Anda Periksa selama 5 detik sebelum memutuskan bahwa korban tidak bernapas.

Gbr. 3

4. Memeriksa nadi Kepala korban tertarik ke bawah, raba jakunnya dengan dua jari Anda. Geser jari Anda ke belakang sampai celah antara trakhea dan otot – otot yang berjalan di sampingnya. Raba denyut karotis selama 5 menit. POSISI PEMULIHAN 1. Berlutut disamping korban, Kepalanya ditarik ke bawah dan dagunya diangkat untuk membuka jalan napas. Kedua kaki lurus. Lengan korban yang paling dekat dengan Anda ditekuk membuat sudut siku–siku dengan badannya, siku ditekuk, telapak tangan membuka ke atas.

Modul OPKR 10 – 016 C

102

Gbr.1

2. Lengan korban yang jauh disilangkan pada dadanya, tangannya memegang pipi. Tangan Anda yang lain memegang paha yang jauh, lutut korban ditekuk ke atas, kakikinya menginjak lantai.

Gbr. 2

3. Tangan korban dipegang supaya terus memegang pipinya. Tarik badannya ke arah Anda melalui tangan yang memegang paha.

Modul OPKR 10 – 016 C

103

Gbr. 3

4. Kepala korban ditarik kebelakang supaya jalan napas selalu terbuka. Bila perlu ataur tangannya agar tetap menopang kepala. Kaki korban yang ada di atas diatur agar panggul dan lututnya membentuk sudut siku – siku. Periksa nadi dan pernapasannya secara teratut.

Gbr.4

CARDIO PULMONARY RESUSCIATION (CPR) A. PERNAPASAN MULUT KE MULUT 1. Pastikan jalan napas terbuka dan kepala tertarik ke bawah. Lubang hidung korban dipijat dengan telunjuk dan ibu jari.

Modul OPKR 10 – 016 C

104

2. Tarik napas dalam dan aktupkan bibir Anda di seputar mulut korban. Hembuskan napas Anda ke dalam mulut korban sampai dadanya terlihat naik ke atas. 3. Angkat bibir Anda dan biarkan dadanya turun lagi. Teruskan pernapasan buatan ini denagan kecepatan 10 kali per menit.

Gbr. A

B. KOMPRESI DADA 1. Korban berbaring pada alas yang keras. Pangkal tangan Anda diletakkan di atas titik pertemuan tulang dada dengan tulang rusuk bagian bawah. Turunkan pangkal tangan Anda, dengan jari – jari kedua tangan saling memegang, ke titik tersebut. 2

Dengan lengan tetap lurus tekan tulang dada ke bawah secara vertikal sedalam 4-5 cm. Lepaskanan tekanan. Ulangi kompresi ini dengan kecepatan kira–kira 80 kali per menit.

Kombinasi dengan pernapasan buatan:

setiap 15 kompresi

disusul dengan dua pernapasan buatan sampai bantuan datang.

Modul OPKR 10 – 016 C

105

Gbr. B

CEDERA KEPALA 1. Kalau kulit kepala luka, pasang kembali lipatan kulit yang robek dan dengan memakai perban bersih, tekan ke bawah dengan kuat tetapi hati–hati dan merata pada luka.

JANGAN menyentuh luka dengan tangan Anda

Gbr. 1

2. Setelah perdarahan/pendarahan dapat diatasi, perban dibalut.

Modul OPKR 10 – 016 C

106

Gbr. 2

3. Periksa tingkat reaksi korban dengan mengajukan pertanyaan yang mudah dan langsung. Kalau kesadarannya terganggu selama lebih dari 3 menit, hubungi 119 dan minta ambulans. Catat nadi dan pernapasan serta tingkat reaksinya tiap 10 menit.

Gbr. 3

4. Korban dibaringkan, dengan kepala dan bahu ditinggikan dan ditopang. Bawa atau kirimkan korban ke rumah sakit dalam posisi seperti Gbr. Di bawah ini. Kalau korban menjadi tidak sadar, baringkan ia dalam posisi pemulihan. Hubungi 119 dan minta ambulans.

Modul OPKR 10 – 016 C

107

Gbr.4

CEDERA PADA MATA 1. Korban berabring terlentang. Kepalanya ditopang supaya tidak banyak bergerak. Mata yang sakit diperiksa.

Gbr. 1

2. Mata yang sakit dialiri air, bila perlu, untuk mengeluarkan debu yang mengambang atau zat kimia yang berbahaya. JANGAN mengaliri air pada mata yang luka atau bila ada benda asing yang terbenam atau melekat pada bola mata.

Modul OPKR 10 – 016 C

108

Gbr. 2

3. Mata ditutup, sebaiknya dengan pembalut mata steril. Balut dan eratkan pada tempatnya, kedua mata ditutup untuk mencegah gerakkan mata. Tenangkan korban sebelum kedua matanya ditutup.

Gbr.3

4. Bawa atau kirimkan korban ke rumah sakit.

Modul OPKR 10 – 016 C

109

Gbr.4

LUKA BAKAR API Segera hubungi 119 dan minta pemadam kebakaran: 

Singkirkan korban dari temapt bahaya kalau situasinya sudah cukup aman.



Jangan masuk ke dalam gedung yang sedang terbakar.



Jangan masuk ke dalam kamar yang penuh asap atau uap.

Modul OPKR 10 – 016 C

110

PAKAIAN TERBAKAR Jangan biarkan korban lari keluar rumah 

Korban dijatuhkan ke lantai, bagian

yang

terbakar

di

sebelah ata, kemudian siram dengan diselimuti

air.

Atau

korban

erat–erat

dengan

mantel atau karpet.

CEDERA AKIBAT ARUS LISTRIK Jangan mendekat sebelum:  Anda memutuskan aliran listrik di dalam rumah.  Anda diberitahu secara resmi bahwa aliran listrik tegangan

Modul OPKR 10 – 016 C

111

tinggi sudah diputuskan dan sudah diisolasi. TUMPAHAN ZAT KIMIA Lindungi diri Anda sendiri dari zat kimia korosif.  Air

pembilas

tercemar

yang

sudah

mengalir

tanpa

membahayakan

siapapun

juga.  Hati



hati

terhadap

uap

beracun

LUKA BAKAR 1. Luka didinginkan dengan air dingin

samapai

nyeri

berkurang

JANGAN menunda mencari bantuan

Medis

pada

luka

baker berat 2. Lepaskan barang–barang yang menjepitdari daerah luka, ikat pinggang,

pakaian,

sepatu,

arloji, cincin dan perhiasan laian Gbr.2

Modul OPKR 10 – 016 C

112

3. Luka ditutup dengan pembalut yang ringan, bersih dan tidak berbulu. JANGAN mengoleskan krim, salep, maupun lemak JANGAN memecahkan lepuh Gb.3 4. Apabila lukanya luas, korban dibaringkan dan bila mungkin, kakinya

ditinggikan

dan

ditopang. Periksa dan catat nadi serta napasnya setiap 10 menit sementara

menunggu

datangnya bantuan medis atau ambulans. MENELAN RACUN 1. Pastikan di dalam mulut korban muntahan

tidak

ada

dan

benda

asing, dan bahwa korban dapat bernapas. 2. Cari gejala luka baker zat kimia sekitar

di

dalam

mulut

dan

korban.

Kalau ada, berikan air dingin atau susu untuk diminum sedikit–sedikit.

Modul OPKR 10 – 016 C

113

3. Panggil

dokter

atau

hubungi 119 dan minta ambulans.

Usahakan

untuk mengetahui apa yang

ditelan

korban

dan beritahukan pada dokter

atau

petugas

ambulans. 4. Kalau korban menjadi tidak sadar, baringkan ia

dalam

posisi

pemulihan . PATAH TULANG 1. Katakan pada korban agar tidak bergerak. Bagian yang cedera ditopang distabilkan

dan dengan

tangan Anda. JANGAN MENGGERAKAN KORBAN

TANPA

PERLU

Modul OPKR 10 – 016 C

114

2. Jika ada luka, atasi perdarahan.

Luka

ditekan

dengan

perban

atau

pembalut

yang

bersih.

Luka

darah

dan

sekitarnya

diperban dan dibalut supaya tidak longgar 3. Untuk

patah

kaki,

kedua

kaki

dirapatkan

dengan

membalut-nya

pada

lutut

dan

pergelangan

kaki,

kemudian di atas dan di

bawah

yang

tempat

patah.

Untuk

patah lengan, pasang belat dan kalau perlu lengan

dan

dirapatkan

tubuh dengan

balutan tetapi jangan pada

tempat

yang

119,

minta

patah. 4. Hubungi

ambulans. Bagian yang sakit

ditinggikan

dan

ditopang, bila mungkin. Periksa

Modul OPKR 10 – 016 C

sirkulasi

ada

115

tangan

dan

kakinya

setiap 10 menit. JANGAN Memberi sesuatu lewat mulut kepada korban

PERDARAHAN 1. Pakaian dibuka supaya luka terlihat. luka ditekan kuat–kuat dengan tangan atau jari Anda, sebaiknya

menggunakan

pembalut yang bersih

2. Luka

terus

ditekan,

bagian

tubuh yang luka ditinggikan

JANGAN memasang tourniquet

dan ditopang

3. Perban dibalut dengan kuat tetapi

jangan

terlalu

keras

agar

suplai

darah

tidak

terputus

Modul OPKR 10 – 016 C

116

4. Cari

bantuan

medis

tepat.

yang Kalau

perdarahannyaberat, 119

hubungi

dan

minta

ambulans.Bagian

yang

luka

terus ditopang dan ditinggikan. Korban

dibaringkan

dan

diselimuti, kakinya ditinggikan dan

ditopang

merembes

kalau

pada

darah

pembalut,

pasang perban lagi di atasnya dan balut kembali. SERANGAN JANTUNG 1. Pasien ditenangkan, baringkan dalam posisi setengah duduk. Lututnya ditekuk dan ditopang

2. Jika Anda membawa tablet aspirin

dan

pasien

sudah

sadar, berikan dia satu tablet dan katakana supaya dikunyah pelan – pelan.

Modul OPKR 10 – 016 C

117

3. Hubungi 119, minta ambulans dan katakana pada operator bahwa

Anda

serangan pasien

menduga

jantung. minta

Kalau

agar

memanggilkan

Anda

dokternya,

penuhi permintaannya.

4. Pasien nadi

ditenangkan. dan

napasnya

Periksa secara

teratur sampai bantuan dating.

TERSEDAK A. PADA ORANG DEWASA DAN ANAK YANG SUDAH BESAR 1. Korban

membungkuk

ke

depan pukul punggungnya antara dengan

kedua telapak

bahunya tangan

Anda sebanyak lima kali.

Modul OPKR 10 – 016 C

118

2. Kalau tidak berhasil dengan memukul. Lakukan dengan perut belakag lengan

Anda,

berdiri

korban Anda

di

kedua

melingkari

pinggangnya, satu telapak tangan membuka ke atas, satu lagi kebawah.

3. Jari–jari saling

kedua

tangan

menggenggam

kemudian dorong dengan keras kea rah dalam dan keatas, di bawah lengkung iga

korban.

Ulangi

sebanyak empat kali.

Modul OPKR 10 – 016 C

119

B. PADA ANAK YANG MASIH KECIL 4. Telengkupkan Anda,

anak

di

pangkuan

kepala

di

bawah.

Pukul

berulang–ulang

di

antara

kedua

bahunya, tetapi jangan sekuat pada orang dewasa. Kalau tidak berhasil dengan memukul punggung,

menekan

perut

hanya

dilakukan jika Anda sudah terlatih untuk melakukannya pada anak–anak. Kalau

belum,

lakukan

pernapasan

buatan.

C. PADA BAYI JANGAN melakukan cara mendorong perut pada bayi

5. Telengkupkan bayi di pangkuan Anda, kepala di bawah. 6. Pukul punggungnya berulang–ulang di antara kedua bahunya, tetapi jangan sekuat pada anak–anak. 2. kalau gagal, lakukan pernapasan buatan.

Modul OPKR 10 – 016 C

120

TIDAK SADAR 7. Dagu korban diangkat dan kepalanya ditarik ke bawah supaya jalan napas terbuka. Periksa apakah nadi dan napas

masih

ada.

Nilai

tingkat

reaksinya dengan berbicara keras – keras di dekat telinganya dan cubit punggung tangannya. Catat apa yang Anda temukan.

8. Korban diperiksa secara cepat dan cermat

dan

tangani

cedera

yang

berat, kalau ada. Usahakan untuk mengetahui

penyebab

dari

ketidaksadaran

9. Baringkan

korban

dalam

pemulihan

JANGAN memindahkan korban kalau tidak perlu.

Modul OPKR 10 – 016 C

121

posisi

10. Kalau korban tidak sadar kembali setelah 3 menit, hubungi 119 dan minta ambulans. Catat kecepatan nadi dan napas serta tingkat reaksinya tiap 10 menit. Tetap bersama korban sampai pertolongan dating. Berikan catatan Anda kepada petugas.

c. RANGKUMAN 1. Di

lingkungan

Pertolongan

sekolah

Pertama

atau

pada

perusahaan Kecelakaan

harus

(P3K)

ada

dan

unit

Cardio

Pulmonary Resusciation (CPR ). 2. Agar petugas P3K dan CPR dapat bekerja sebagaimana mestinya harus dilatih oleh bertugas dari Dinas Kesehatan Setempat. 3. Peralatan dan obata – obatan P3K harus selalu dilengkapi. d. TUGAS 1. Kenali dan catat peralatan P3K, laporkan apabila terdapat kekurangan. 2. Lakukan

silmulasi

Pertolongan

Pertama

kepada

korban

pendarahan bila ditempat Anda terjadi kecelakaan. 3. Lakukan silmulasi Cardio Pulmonary Resusciation (CPR) kepada korban bila ditempat Anda terjadi kecelakaan. e. TES FORMATIF 1. Jelaskan pengertian Pertolongan Pertama! 2. Tuliskan beberapa alat perlindungan diri (APD)

Modul OPKR 10 – 016 C

122

3. Tuliskan peralatan Pertolongan Pertama! 4. Jelaskan pengertian dari Cardio Pulmonary Resusciation (CPR)!

Modul OPKR 10 – 016 C

123

f. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 1. Pengertian

Pertolongan

Pertama

adalah:

Pemberian

pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera pada kecelakaan yang memerlukan pertolongan medis dasar. 2. Alat Perlindungan diri: 

Sarungan tangan lateks



Kacamata pelindung



Baju pelindung



Masker pelindung



Masker penolong



Helm.

3. Peralatan Pertolongan Pertama adalah : a. Penutup luka b. Pembalut c. Cairan antiseptic d. Cairan pencuci/pembersih mata e. Peralatan Stabilisasi f. Gunting pembalut g. Pinset h. Senter i.

Kapas

j. Selimut k. Kartu penderita l.

Alat tulis

m. Oksigen Modul OPKR 10 – 016 C

124

n. Tensimeter dan Stetoskop o. tandu 4. Cardio

Pulmonary Resusciation (CPR) disebut juga

Resusitasi Jantung Paru (RJP) yaitu: Pernapasan buatan yang dikombinasikan dengan kompresi dada. Hal ini dilakukan bila korban/penderita tidak bernapas dan nadi tidak berdenyut. Kegiatan Belajar 5: Pencemaran Lingkungan dan Kesehatan Manusia a. Tujuan 1. Siswa dapat memahami Pengertian Lingkungan Hidup 2. Siswa dapat memahami Pengertian Pencemaran Lingkungan Hidup 3. Siswa dpat memahami Pentingnya Kesehatan manusia 4. Siswa

dapat

memahami

cara

pencegahan

pencemaran

lingkungan hidup disekitar area kerja 5. Siswa dapat memahami zat–zat yang berbahaya bagi kesehatan manusia. b. Uraian Materi Zat pencemar udara utama adalah gas. Gas – gas tersebut adalah SO2, Co, H2S, Hydrokarbon, oksidasi–oksidasi Nitrogen, Amoniak, Kabut photokimia, Ozone dan lain– lain. Kabut photokimia adalahsuatu interaksi yang kompleks dari zat – zat pencemaran yang disebabkan oleh pengaruh cahaya matahari. Pencemaran photokimia ini mula–mula jadi masalah di Los Angeles yang mempunyai lalu lintas mobil sangat padat. Monoxyda yang dikeluarkan

sebagai

hasil

pembakaran

tak

sempurna

dari

hydrocarbon yang terdapat dalam minyak dan bensin.

Modul OPKR 10 – 016 C

125

Carbon Monoxyda sangat berbahaya bagi manusia, karena beracun. Beberapa Negara telah berusaha dengan mengadakan peraturanperaturan pengendalian pengeluaran gas.Kini sedang diusahakan untuk merencanakan motor–motor yang dibuat sedemikian rupa sehingga pembakarannya lebih sempurna. Pencemaran udara Asap, kabut

Efeknya terhadap Manusia

Bronchitis,

kanker,

penyakit

jantung,pneumonia. Bagi anak–anak ashm, infeksi,alergi gangguan

yang

dapat

menyebabkan

chronis

dalam

perkembangan

hidupnya di kemudian hari. Butir– butir padat

Butir–butir zat padat sangat kecil dapat mengganggu

sistim

persyarafn

manusia.

Penyakit jantung Butir– butir Cadmium Butir– butir Carbon CO

Karena

butir–butir

carbon

bersifat

dapat

mengabsorber gas pada permukaannya, maka besar kemungkinan Carbon yang terserap oleh pernapasan dan masuk ke dalam paru–paru ini membawa sejumlah gas yang beracun Dapat menyebabkan sakit dan kematian dalam 30 menit. Daya darah untuk mengambil oksigen berkurang, sehingga menyebabkan bertambahnya

ketegangan

Karena

banyak

lebih

pada

darah

jantung.

yang

harus

diedarkan ke seluruh tubuh dari pada normal NO

Modul OPKR 10 – 016 C

Sama efeknya dengan pada CO

126

Pencemaran udara

Efeknya terhadap Manusia

Sakit mata, paru–paru

NO2

Kanker. Contohnya salah satu Hydrocarbon

Hydrocarbon

yang berbahaya adalah benzopyrene yang terdapat pada asap rokok, hasil pembakaran arang batu, dari mobil, pembakaran dari pabrik karet. PAN ( peroxyetylnitrate )

Sakit mata dan kerongkongan Sakit mata, batuk dan sakit dada

Ozone Zat Radioaktif

Merusak sel – sel manusia

SUARA Bising Disekitar Kita KEBISINGAN akan menyebabkan merosotnya pendengaran manusia. Secara pasti memang belum dapat diketahui adanya hubungan tingkat

suara

kebisingan

dengan

besarnya

kerusakkan

alat

pendengaran. Sebab akibat kerusakkan yaitu berbeda–beda pada masing–masing orang. Misalnya pada tingkat usia atau tingkat ketahanan tubuh seseorang yang berbeda. Namun biasanya, pada tingkat suara sekitar 85 decibel yang terus menerus sudah cukup mengakibatkan rusaknya pendengaran manusia (tuli). Kebisingan di pabrik–pabrik misalnya, berkisar antara 85 sampai 90 decibel. SUMBER SUARA

DECIBEL

Suara bisikan

10

Jarum jatuh dari ketinggian 1 meter

20

Modul OPKR 10 – 016 C

127

SUMBER SUARA

DECIBEL

Pembicaraan biasa pada jarak 1 meter

50

Suara kegiatan kantor

62

Mobil Roll Royce

64

Suara mesin tik listrik pada jarak 1 meter

66

Mobil Ford LTD

68

Mobil Jaguar XJ 6

69

Mobil Volvo 1800 ES

74

Suara didalam

75

Motor Yamaha Rd 125 Motor SuzukiGT 360 Motor Honda CB Sauara jalan yang ramai Motor Norton 850 Commando

76,2 77 79,5 80 83,9

Harley Davidson Electraglide 1200

84

Suara station kereta api

85

Bunyi Boeing dari jarak 100 kaki

100

Batas yang menyakitkan telinga

110

Take – of Boeing 737 dari jarak 200 kaki

130

Sirene 50 pk dari jarak 200 kaki

140

LOGAM – LOGAM BERNAHAYA LOGAM bernahaya ada yang dibutuhkan oleh tubuh tapi jika berlebihan akan mengganggu kesehatan manusia. Merupakan suatu zat kimia yang bisa terdapat pada makanan. Kehadirannya biasanya berasal dari alat–alat yang dipergunakan ketika mengolah makanan.

Modul OPKR 10 – 016 C

128

Yaitu alat–alat yang terbuat atau dilapisi dengan bahan–bahan kimia tersebut maupun dari cara–cara penanganan lainnya. Juga kadang– kadang terdapat pada alat–alat rumah tangga yang terbuat dari logam stainless seperti sendok coktail yang dilapisi timah, mangkok keramik yang dapat mengeluarkan Pb dan lain–lainnya. ARSENS (As) ARSENS adalah suatu zat kimia yang sering terdapat pada makanan, minuman

dan

kosmetik.

Arsens

dapat

merusak

ginjal,

jika

keracunannya kuat sekali. Senyawa Arsens sulit dideteksi karena tidak memiliki rasa yang menonjol. Sering digunakan sebagai bahan dalam

kosmetik

dan

pada

insektisida,

Arsens

(gejala–gejala

keracunan): yaitu sakit di kerongkongan sukar menelan,

menyusul rasa nyeri lambung serta muntah– muntah. Pb ( TIMAH HITAM ) TIMAH HITAM ini umumnya terdapat pada makanan, air dan obat– obatan terutama apabila kemasannya menggunakan unsur timah. Bersifat kumulatif artinya keracunan dapat timbul bila kadar Pb menumpuk dalam tubuh. Gejala yang timbul jika terjadi keracunan Pb adalah ; muntah–

muntah secresi menyerupai susu, sakit perut dan nyeri perut yang sangat hebat. Pb juga menyerang; syaraf, memperketat kerja ginjal sehingga cepat rusak dan dalam kasusu yang berat

dapat

menyebabkan

kematian.

Reaksi

lain

yang

berbahaya yaitu: reaksi allergi yang mengakibatkan iritasi dan

pembengkakkan kulit. Hg (MERCURI ) GEJALA– GEJALA keracunan Hg timbul antara lain pada mulut dan phayax

yaitu:

Modul OPKR 10 – 016 C

terdapat

bercak–bercak

warna

abu–abu.

129

Keadaan ini diserta perasaan nyeri, sehingga sering timbul keluhan rasa sakit pada mulut

dan lambung.

Bila loambung dapat

dikosongkan dengan segera kemungkinan untuk tertolong bagi si penderita sangat besar. Racun ini dalam konsentrasi tinggi dapat mencapai apithel usus halus, dapat menyebabkan bercak–bercak darah yang berat dan hebat, serta menyebabkan shock yang membawa kematian, karena colaps pembuluh darah. CADMIUM (Cd) BIASANYA Cadmium terdapat pada tempat/wadah makanan olahan, pemakaian cadmium ini sudah mulai dilarang karena dapat menyebabkan makanan kaleng kena hama cadmium. Konsumsi cadmium ini dalam kadar 30% mg dapat meracuni dan dapat menyebabkan gejala–gejala yang nampak adalah: Timbulnya

bau/rasa kaleng yang tidak enak di dalam mulut. Sesak napasdisertai dengan batuk–batuk, pusing- pusing kepal. Badan terasa lemah dan kaki terasa pegal–pegal lama kelamaan ginjal, hati akan rusak. Gejala– gejala lain yang nampak dalam ½ samapai 1 jam adalah,

pusing

kepala,

kejang

otot,

shock

samapi

mengakibatkan kematian dalam waktu 24 jam. Cu (CUPPER) ADANYA CU pada makanan ini disebabkan terutama karena penggunaan insektisida dan pestisida di

dalam usaha–usaha

pertanian. Banyknya pula kasus kasus keracunan terjadi karena adanya Cu dalam tempat/wadah untuk makanan atau minuman, Cu yang masuk dalam mulut berbau, kerongkongan dan perut kering, rasa ingin muntah atau diare terus menerus selama berhari–hari, terdapat darah pada kotoran (faeses) pusing–pusing dan demam. HATI–HATI TERHADAP PESTISIDA !!! Modul OPKR 10 – 016 C

130

Beberapa jenis pestisida yang amat beracun, banyak diantaranya teralarang di Amerika Serikat dan negara industri lainnya, namun dengan bebas diperjual belikan di negara Dunia Ketiga. NAMA

BAHAYA KESEHATAN

DOSIS

PESTISIDA

( PERKIRAAN )

KERACUNAN (PERKIRAAN)

Aldrin BHC Chlordane DBCP

Kanker, kerusakkan/cacat janin, 1 sendok kelainan

1 sendok teh

Kanker

1 sendok

Kanker

1 sendok teh s.d. 1 sendok makan

Heptachlor

1 sendok teh s.d. 1

Kanker, kemandulan pria

sendok makan Kopone

Parathion

1 sendok makan s.d.

Kanker, kelainan syaraf

beberap tetes Cacat vetus, kelainan syaraf

1 sendok teh s.d. 1 sendok makan 1 sendok makan

Paraquet Nitrofen xaphene 2,4,5 T

Cacat

vetus,

kelainan

pernapasan Kaknker

1 sendok teh Kurang lebih 28,349 pr

Kanker Kanker, kelainan bawaan

SUMBER PENCEMARAN SECARA khusus kita tidak bisa membuat suatu kategori tertentu mengenai buangan industri, karena ragam daripada proses – proses industri. Namun kita dapat melihat tabel berikut, untuk mengetahui Modul OPKR 10 – 016 C

131

buangan–buangan industri di negara–negara yang telah maju industrinya, sebagai berikut: NAMA BUANGAN

KEMUNGKINAN SUMBERNYA

C12/C1

Perusahaan binatu, prosese pemutihan kertas dan pekerjaan celup

NH3/NH4

Pabrik gas, pabrik kokas dan pabrik bahan kimia dan kilang minyak

F-

Proses pembuatan gas batubara dimana gas didinginkan

dan

dicuci

untuk

menghilangkan

senyawa–senyawa, tar, amoniakdan belerang: kilang minyak; pekrjaan gravuur pada kaca; pekerjaan pembuatan plat logam, pengerasan logam dan pembersihan logam H2S/S

Proses pencelupan tekstil, pabrik kertas,pabrik kulit, pabrik gas, pabrik rayon dan kilang minyak

SO3 ACIDS

Proses bubur kayu, pabrik film kental Pabrik bahan–bahan kimia, binatu, kilang minyak, penampungan mineral, pabrik treatment logam, pabrik bir, pabrik tekstil, dan pabrik batre

ALKALI

Pabrik tekstil, binatu, kilang minyak, pabrik bahan kimia

Cr

Treating logam, pembuatan plat, dan proses pemberian chrom

Pb &Nl

Pabrik batre,perusahaan tambang mineral,dan pabrik cat

Modul OPKR 10 – 016 C

132

NAMA BUANGAN

KEMUNGKINAN SUMBERNYA

Cd

Industri logam

Zn

Pekerjaan melapisi logam dengan menggunakan tenaga listrik, pembuatan platlogam, pabrik rayon

As

Pencelupan logam, pabrik detergent

ZAT GULA

Pabrik mentega dan keju, pabrik bir, pabrik gula

ZAT PATI

Pabrik

bahan

pangan,

pabrik

tekstil,

pabrik

wallpaper GEMUK,OILS

Pabrik tekstil, perusahaan binatu, kilang minyak, bengkel besar

PHENOLICS

Pabrik tekstil, perusahaan binatu, kilang minyak, bengkel besar, pabrik gas dan kokas, pabrik mesin,pabriki penyulingan tar, pabrik bahan kimia, pabrik bahan–bahan celup

FORMAL DEHYDE EFEK PANAS

Pabrik mesin, pabrik obat Pabrik pembangkit tenaga listrik, pabrik yang memiliki proses pendinginan.

PARTICULATES

Pengolahan

minyak,

pabrik

semen,smelting,

proses– proses yang menggunakan katalis NO3

Pertanian

BOD

Kaleng,

tempat–tempat

pemberian

makanan

untuk hewan, pipa got didalam tanah HIDROKARBON

Modul OPKR 10 – 016 C

Pengilangan minyak,pabrik bahan kimia, pabrik

133

NAMA BUANGAN

KEMUNGKINAN SUMBERNYA solvents, saluran air buangan rumah–rumah dan tanah pertanian

POPT43P

Saluran air rumah–rumah, pertanian, pabrik– pabrik bahan kimia.

PENCEMARAN AIR Diskusikan

dengan

siswa

sebab–sebab

terjadinya

pencemaran air

“Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi/komponen lain kedalam air/berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia/ oleh proses alam, sehingga kualitas air turun samapai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya “ Keputusan Mentri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. 02/MENKLH/1/1998 Babi Pasal i Dengan kata lain, air tercemar adalah air yang mengandung bahan– bahan asing dalam jumlah melebihi batas yang telah ditetapakan sehingga air tersebut tidak dapat digunakan untuk keperluan tertentu, misalnya untuk air minum, pertanian, perikanan dll. 1. Sumber–sumber pencemaran air Pencemaran air akibat kegiatan manusia tidak hanya disebabkan oleh limbah rumah tangga, tetapi juga oleh limbah pertanian dan limbah industri. Semakin meningkatnya perkembangan antara lain industri, pertanian, saat ini, ternyata semakin memperparah tingkat pencemaran air, udara dan tanah. Pencemaran itu disebabkan oleh hasil buangan dari kegiatan tersebut.

Modul OPKR 10 – 016 C

134

Pencemaran air pada dasarnya terjadi karena air limbah langsung dibuang ke badan air ataupun ke tanah tanpa mengalami proses pengolahan dahulu, atau proses pengolahan yang dilakukan belum memadai. Pengolahan limbah bertujuan memperkecil kadar

pencemaran

yang

ada

agar

tidak

membahayakan

lingkungan hidup. 2. Sumber–sumber pencemaran air meliputi: a. Limbah rumah tangga Limbah rumah tangga merupakan pencemaran air terbesar di samping limbah – limbah industri, pertanian dan bahan pencemar lainnya.Limbah rumah tangga akan mencemari selokan, sumur, sungai dan lingkungan sekitarnya. Semakin besar

populasi

manusia,

semakin

tinggi

tingkat

pencemarannya. Limbah rumah tangga dapat berupa padatan (kertas, plastik dll) maupin cairan (air cucian,minyak goreng bekas dll). Di antara limbah tersebut ada yang mudah terurai yaitu sampah organik dan ada pula yang tidak dapat terurai

Sampah dan Pengelolaannya. Limbah rumah tangga ada juga yang memiliki daya racun tinggi, misalnya sisa obat, batrai bekas, air aki dll. Limbah tersebut tergolong bahan berbahaya dan beracun (B3) Tinja, air cucian, limbah kamar mandi dapat mengandung bibit– bibit penyakit yang akan mengikuti aliran air. Bakteri, jamur, virus dan sebagainya disebut pencemar biologis.

Modul OPKR 10 – 016 C

135

b. Limbah lalu lintas Limbah lalu lintas berupa tumpahan oli, minyak tanah, tumpahan kapal tanker. Tumpahan minyak akibat kecelakaan mobil – mobil tangki minyak dapat mengotori air tanah. Selain terjadi di darat, pencemaran lalu lintas juga sering terjadi di lautan. Semuanya sangat berbahaya bagi kehidupan.

Modul OPKR 10 – 016 C

136

c. Limbah pertanian Limbah

pertanian

berupa

sisa,

tumpahan

ataupun

penyemprotan yang berlebihan dari pestisida dan herbisida. Begitu juga pemupukan yang berlebihan. Limbah pesitisida dan herbisida mempunyai sifat kimia yang stabil, yaitu tidak terurai di alam sehingga zat tersebut akan mengendap di dalam tanah, dasar sungai, danau serta laut dan selanjutnya akan mempengaruhi organisme–organisme yang hidup di dalamnya

Modul OPKR 10 – 016 C

137

d. Limbah industri/pertambangan Air limbah industri dapat mengandung berbagai jenis bahan organik maupun anorganik. Secara umum zat–zat tersebut digolongkan menjadi: 

Garam

anorganik

magnesium

seperti

klorida

yang

magnesium berasal

sulfat

dari

dan

kegiatan

pertambangan, pabrik pupuk , pabrik kertas dll. 

Asam anorgainik seperti asam sulfat yang berasal dari industri pengolahan bijih logam dan bahan bakar fosil yang mengandung kotoran berupa ikatan belerang.



Senyawa organik seperti pelarut dan zat warna yang berasal dari industri penyamakkan kulit dan industri cat.



Logam berat seperti kadmium, air raksa (merkuri) dan krom yang berasal dari industri pertambangan, cat, zat warna, baterai, penyepuhan logam dll.

Zat–zat tersebut di atas jika masuk ke perairan akan menimbulkan

pencemaran

yang

dapat

membahayakan

makhluk hidup pengguna air tersebut termasuk manusia. Kegiatan pertambangan selain menghasilkan bahan – bahan kimia seperti diatas juga menghasilkan endapan lumpur dalam jumlah besar. Jika turun hujan, lumpur ini bisa terbawa aliran air hujan samapai ke sungai. Hal ini akan meningkatkan kekeruhan air.

Modul OPKR 10 – 016 C

138

e. Kegiatan penebangan hutan Penebangan hutan secara terus–menerus akan menyebabkan hutan gundul sehingga mengakibatkan erosi pada musim hujan, maka terjadi pengikisan humus dan pengikisan tanah. Pengikisan humus ini selain menyebabkan lahan kritis juga akan menyebabkan pencemaran air. Air hujan yang jatuh akan langsung mengalir di permukaan dengan membawa tanah dalam alirannya. Akibatnya kualitas air permukaan menurun (menjadi keruh) karena terlalu banyak pertikel – pertikel tanah di dalamnya.

1. Akibat pencemaran air Pencemaran air dapat mengganggu peredaran air dan memungkinkan kualitas air menurun sehingga tidak dapat dipakai sebagai air minum. Air

yang

bercampur

zat–zat

pencemar

dapat

membahayakan

kesehatan manusia dan mkhluk hidup lainnya. Akibat yang dapat ditimbulkan oleh jenis pencemar tertentu:

Modul OPKR 10 – 016 C

139



Pencemaran secara fisik, misalnya oleh limbah panas yang dapat menyebabkan peningkatan temperatur perairan. Temperatur air yang terlalu tinggi, mengakibatkan matinya ikan dan hewan air lain, baik karena batas suhu kematian terlampaui maupun karena rendahnya oksigen terlarut.



Pencemaran secara kimia, misalnya oleh logam berat air raksa (merkuri). Air raksa yang masuk ke perairan yang dikomsumsi dapat mengganggu kesehatan manusia melalui makanan atau air minum, karena dapat menghambat kerja enzim dan menyebabkan kerusakkan sel.



Pensemaran secara biologi, misalnya oleh bakteri – bakteri patogen. Bakteri patogen di air biasanya penyebab infeksi saluran pencernaan seperti Vibro cholerae

dysenteriae

penyebab kolera, Shigella

penyebab disentri basiler, Salmonella typhosa

penyebab tifus,dan Salmonella paratyphi penyebab paratifus, virus polio dan hepatitis. Contoh–contoh lain, percobaan dan petunjuk didatik: Hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan   

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya materi, energi dan/miskoorganisme ke dalam air sehingga air tersebut tidak sesuai lagi dengan peruntukkannya. Sumber pencemaran air berasal dari limbah – limbah rumah tangga, lalu lintas, pertanian, industri/pertambangan dan penebangan hutan. Pencemaran air selain dapat menurunkan kualitas air di bumi sehingga tidak layak diminum, juga membahayakan kehidupan di perairan dan bahkan mematikan.

Modul OPKR 10 – 016 C

140

2. PENANGGULANGAN PENCEMARAN AIR

Ajaklah siswa berdiskusi tentang cara–cara menjernihkan air oleh PDAM Penanggulangan pencemaran air dapat dilakukan melalui: 

Perubahan perilaku masyarakat



Pembuatan pengelohan limbah air

a. Perubahan perilaku masyarakat.

Modul OPKR 10 – 016 C

141

Secara alami, ekosisitem air dapat melakuak “rehabilitasi” apabila terjadi pencemaran terhadap badan air. Kemampuan ini ada batasnya. Oleh karena perlu diadakan upaya untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran air. Untuk mengatasi pencemaran air dapat dilakukan usaha preventif misalnya dengan tidak membuang sampah dan limbah industri ke sungai. Kebiasaan membuang sampah ke sungai dan di sembarang tempat hendaknya diberantas dengan memberlakukan peraturan– peraturan yang diterapkan di lingkungan masing–masing secara konsekuen. Sampah–sampah hendaknya dibuang pada tempat yang telah ditentukan. Masysrakat disekitar sungai perlu merubah perilaku tentang pemanfaatan sungai agar sungai tidak lagi sebagai tempat pembuangan sampah dan mandi–cuci–kakus (MCK). Peraturan pembuangan limbah industri hendaknya dipanatu pelaksanaannya dan pelanggaranya dikenakan sangsi. Limbah industri hendaknya diproses dahulu dengan teknik pengolahan limbah, dan setelah memenuhi syarat baku mutu air buangan baru bias dialirkan ke selokkan–selokkan atau sungai. Dengan demikian akan tercipta sungan yang bersih dan memiliki fungsi ekologis. Tindakan yang perlu dilakukan: 1. 2. 3. 4.

Tidak membuang samapah atau limbah cair ke sungai, danau, laut dll Tidak menggunakan sungai atau danau untuk mencuci truk, mobil dan sepeda motor Tidak menggunakan sungai atau danau memandikan ternak dan sebagi tembat kakus. Tidak minum air dari sungai, danau atau sumur tanpa dimasak dahulu.

b. Pembuatan kolam pengolah limabah cair Saat ini mulai digalakkan pmbuatan WC umum (septic tank) di daerah/ lingkungan yang rata–rata penduduknya tidak memiliki WC. Setiap sepuluh rumah disediakan sat septic tank. Upaya Modul OPKR 10 – 016 C

142

demikian sangat bersahabat dengan lingkungan, murah,, dan sehat karena dapat menghindari pencemaran air sumur/air tanah. Selain

itu,

sudah

saatnya

diupayakan

pembuatan

kolam

pengolahan air buangan (air cucian, air kamar mandi dll) secara kolektif, agar limbah tersebut tidak langsung dialirkan ke selokkan atau sungai. Untuk limbah industri dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke dalam beberapa kolam kemudian dibersihkan, baik secara mekanis (pengaruh), kimiawi (diberi zat kimiatertentu) maupun biologis (diberikan bakteri, ganggang atau tumbuhan air lainnya). Pada kolam terakhir dipelihara ikan untuk menguji kebersihan air dan polutan yang berbahaya. Reaksi ikan terhadap kemungkinan pengaruh polutan deteliti. Dengan demikian air yang boleh dialirkan keluar (selokan, sungai dll.) hanyalah air yang tidak akan merubah keperuntukan badan air. Salah satu contoh tahap– tahap proses pengolahan air buangan adalah sebagai berikut: a. Proses penanganan primer, yaitu membuang bahan–bahan padatan yang mengendap atau mengapung. b. Proses peanganan sekunder, yaitu proses dekomposisi bahan–bahan padatan secara biologis. c. Proses

pengendapan

tersier,

yaitu

menghilangkan

komponen– omponen fisfor dan padatan tersuspensi, terlarut atau berwarna dan bau. Untuk bias menggunakan beberapa metoda

yang

bergantung

pada

komponen

yang

ingin

dihilangkan.  Pengendapan, yaitu cara kimia penambahan kapur atau metal hidroksida untuk mengendapkan fosfor.

Modul OPKR 10 – 016 C

143

 Adsorbsi,

yaitu

menghilangkan

bahan–bahan

organic

terlarut, berwarna atau bau.  Elektrodialisis, yaitu menurunkan konsentarsi garam– garam terlarut dengan menggunakan tenaga listrik.  Osmosis,

yaitu mengurangi kandungan garam–garam

organic maupun mineral dari air.  Klorinasi,

yaitu

menghilangkan

organisme

penyebab

penyakit. Tahapan proses pengolahan air buangan tidak selalu dilakukan seperti di atas, tetapi bergantung pada jenis limbah yang dihasilkan. Hasil akhir berupa air tak tercemar yang siap dialirkan ke badan air dan Lumpur yang siap dikelola lebih lanjut. Berdasarkan penelitian, tanaman air seperti enceng gondok dapat dimanfaatkan untuk menyerap bahan pencemar di dalam air. Ringkasan  Penanggulangan pencemaran air secara preventif dapat dilakukan oleh masyarakat dengan cara tidak membuang sampah dan limbah ke badan air dan tidak buang air besar di sungai.  Penanganan limbah domestic dapat dilakukan dengan membuat septic tank dan kolam pengolahan air buangan.  Teknik pengolahan air limbah industri bergantung pada jensi limbah yang dihasilkan. Ada juga system penelolaan terpadu dengan cara mengolah air limbah domestic maupun industri

c. Rangkuman 1. Setiapa akibat sampingan sebagai akibat kemajuan teknologi, harus dilawan dengan kemajuan teknologi baru. 2. Lebih baik mencegah agar tidak terjadi pencemaran dari pada memperbaiki akibat telah terjadinya pencemaran air, udara, dan tanah. Modul OPKR 10 – 016 C

144

d. Tugas 1. Diskusikan

secara

kelompok

sebab–

sebab

terjadinya

pencemaran: a. Udara b. Air Hasil diskusi dipresentasikan dan dikumpulkan. 2. Diskusikan secara kelompok cara–cara pengolahan limbah: a. Padat b. Cair c. Gas Hasil diskusi dipresentasikan dan dikumpulkan. e. Tes Formatif

Modul OPKR 10 – 016 C

145

1. Jelaskan pengaruh karbon monoksida (CO) terhadap kesehatan manusia! 2. Pada berapa decbel dari kebisingan yang akan mengakibatkan rusaknya pendengaran manusi (tuli)? 3. Jelaskan

pengaruh timah hitam (Pb)

terhadap kesehatan

manusia! 4. Sebutkan sumber pencemaran yang pembuangannya berupa timah hitam (Pb)? 5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pencemaran air! 6. Tuliskan

kandungan

yang

terdapat

pada

limbah

industri/

pertambangan! 7. Uraikan cara pengelolaan limbah industri!

Modul OPKR 10 – 016 C

146

f. Kunci Jawaban Tes Formatif 1. Pengaruh karbon monoksida (CO) terhadap manusia adalah:

dapat meyebabkan sakit dan kematian dalam waktu 30 menit 2. Kebisingan yang dapat mengakibatkan rusaknya pendengaran manusia pada tingkat suara 85 decibel secara terus–menerus. 3. Pengaruh timah hitam (Pb) terhadap manusia adalah adalah: keracunan dengan gejala–gejala sebagai berikut; muntah– muntah secresi menyerupai susu, sakit perut dan nyeri perut yang sangat hebat. Pb juga menyerang syaraf, memperketat kerja ginjal sehingga cepat rusak dan dalam kasus yang berat dapat menyebabkan kematian. Reaksi

lain

yang

berbahaya

yaitu

reaksi

alergi

yang

mengakibatkan iristasi dan pembengkakan kulit. 4. Sumber–sumber pencemar berupa limab timah hitam (Pb) adalah pabrik baterai, perusahaan tambangan mineral dan pabrik cat. 5. Yang dimaksud dengan pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam air dan/atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang

atau

tidak

dapat

berfungsi

lagi

sesuai

dengan

peruntukkannya. 6. Kandungan air limbah industri dapat digolongkan menjadi:

Modul OPKR 10 – 016 C

147



Garam anorganik seperti magnesium sulfat dan magnesium klorida yang berasala dari kegiatan pertambangan,pabrik pupuk, pabrik kertas dll.



Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri pengolahan

bijih

logam

dan

bahan

bakar

fosil

yang

mengandung kotoran berupa ikatan belerang. 

Senyawa organic seperti pelarut dan zat warna yang berasal dari industri penyamakan kulit dan industri cata.



Logam berat seperti kadmium, air raksa (merkuri) dan krom yang berasal dariindustri pertambangan, cat, zat warna, baterai, penyepuhan logam dll.

7. Cara pengolahan limbah industri dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke dalam beberapa kolam, kemudian dibersihkan, baik secara mekanis(pengadukan), kimiawi (diber zat kimia tertentu) maupun biologis (diberi bakteri, ganggang atau tumbuhan air lainnya). Pada kolam terakhir diperlihara ikan untuk menguji kebersihan air dari polutan yang berbahaya. Reaksi ikan terhadap kemungkinan pengaruh polutan diteliti. Dengan demikian air yang boleh dialirkan ke luar (selokan, sungai dll), hanyalah air yang bersih yang tidak akan mengubah peruntukkan/fungsi dari air tersebut.

Modul OPKR 10 – 016 C

148

X.

BAB. III EVALUASI

A. PERTANYAAN Jawablah pertanyaan–pertanyaan di bawah ini dengan singkat, jelas dan benar. 1.

Jelaskan pengertian keselamatan kerja!

2.

Sebutkan tujuan diadakannya keselamatan dan kesehatan kerja?

3.

Jelaskan syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja menurut Undang-undang nomor 1 tahun 1970 pasal 3!

4.

Sebutkan faktor-faktor penyebab keadaan bahaya!

5.

Bagaimanakah cara untuk mengatasi lingkungan yang tidak aman

6.

Sebutkan dan jelaskan alat-alat pelindung anggota badan?

7.

Bagaimanakah

syarat-syarat

pakaian

perlindungan

atau

pengamanan yang baik? 8.

Jelaskan teknik pengangkatan yang aman dan benar!

9.

Jelaskan pertolongan pertama yang harus diambil ketika terjadi peristiwa kecelakaan kontaminasi atau luka bakar pada wajah disebabkan oleh asam!

10. Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi jenisnya dan nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya. Isilah table dibawah ini untuk meyakinkan anda.

Modul OPKR 10 – 016 C

149

Warna alat

Jenis alat

pemadam

pemadam

Nyala api yang sesuai untuk dipadamkan

Merah Biru Tanda

Merah

dengan Putih Tanda

Merah

dengan Hitam 11. Tuliskan dua cara untuk mengetahui isi alat pemadam kebakaran! 12. Apa yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah digunakan untuk memadamkan nyala api? 13. Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian berikut ini? a.

Nyala api pada mesin.

b.

Nyala api pada kain lap oli.

c.

Kertas terbakar didalam tong sampah.

d.

Ban terbakar.

e.

Kebakaran pada panel listrik.

14. Sebutkan penyebab kecelakaan kerja yang diakibatkan tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri (unsafe act)? 15. Jelaskan fungsi dongkrak di bengkel otomotif ?

Modul OPKR 10 – 016 C

150

16. Sebutkan sumber pencemaran yang pembuangannya berupa timah hitam (Pb) ? 17.

Tuliskan beberapa alat perlindungan diri ( APD )!

18. Jelaskan pengertian dari Cardio Pulmonary Resusciation (CPR)! 19.

Tuliskan tiga unsur penyebab kebakaran!

20.

Tuliskan

kandungan

yang

terdapat

pada

limbah

industri/pertambangan!

SOAL PSIKOMOTOR 1. Lakukan mengangkat benda dengan tangan! 2. Lakukan

mengangkat

kendaraan

menggunakan

dongkrak

dan

penopang! 3. Demonstrasikan cara menggunakan alat pemadam api bila terjadi kebakaran! 4. Demonstrasikan cara menilai korban bila terjadi kecelakaan! 5. Demonstrasikan cara menolong korban yang mengalami perdarahan pada suatu kejadian terjadi kecelakaan!

Modul OPKR 10 – 016 C

151

B. Kunci jawaban 1. Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan , keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya dan budayanya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya. 2. Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja :  Mencegah terjadinya kecelakaan kerja.  Mencegah timbulnya kecelakan akibat suatu pekerjaan.  Mencegah/mengurangi kematian.  Mencegah/mengurangi cacat tetap.  Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan,

alat-alat

kerja,

mesin-mesin,

instalasi

dan

lain

sebagainya.  Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin kehidupan produktifnya.  Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumbersumber produksi lainnya.  Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja.  Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri serta pembangunan. 3. Syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja menurut Undangundang nomor 1 tahun 1970 pasal 3:  Mencegah dan mengurangi kecelakaan.  Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.  Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.

Modul OPKR 10 – 016 C

152

 Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya.  Memberi pertolongan pada kecelakaan.  Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja.  Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca sinar atau radiasi, suara dan gelora.  Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan.  Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.  Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban.  Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja.  Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-orang, binatang, tanaman atau barang.  Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.  Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat , perlakuan dan penyimpanan barang.  Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.  Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi. 4. Faktor-faktor penyebab keadaan bahaya: Tindakan yang tidak aman dari manusia itu sendiri 1. Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan. 2. Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan. 3. Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan. 4. Berkelakar/ bergurau dalam bekerja dan sebagainya.

Modul OPKR 10 – 016 C

153

Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja 5. Mesin-mesin yang rusak, tidak diberi pengamanan, konstruksi kurang aman, bising dan alat-alat kerja yang kurang baik dan rusak. 6. Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek atau licin, ventilasi atau pertukaran udara, bising atau suara-suara keras, suhu tempat kerja, tata ruang kerja/ kebersihan dan lain-lain). 5. Cara untuk mengatasi lingkungan yang tidak aman:  Dihilangkan, sumber-sumber bahaya atau keadaan tidak aman tersebut agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya alat-alat yang rusak diganti atau diperbaiki.  Dieliminir/diisolir, sumber bahaya masih tetap ada, tetapi diisolasi agar tiadak lagi menimbulkan bahaya, misalnya bagian-bagian yang

berputar

pada

mesin

diberi

tutup/pelindung

atau

menyediakan alat-alat keselamatan kerja.  Dikendalikan, sumber bahaya tidak aman dikendalikan secara teknis, misalnya memasang safety valve pada bejana-bejana tekanan tinggi, memasang alat-alat kontrol dsb. 6. Alat-alat pelindung badan:  Alat pelindung mata, berguna untuk melindungi mata dari panas, sinar yang menyilaukan, debu, percikan api dan bahaya lainnya yang bisa merusak mata. Contohnya : kacamata debu, kacamata las listrik.  Alat pelindung kepala, berguna untuk melindungi kepala dan rambut dari bahaya yang mungkin. Contohnya : topi, helm pelindung.  Alat pelindung telinga, berguna untuk melindungi telinga dari bahaya suara yang berlebihan.

Modul OPKR 10 – 016 C

154

 Alat pelindung hidung, berguna untuk melindungi hidung dari kemungkinan terhisapnya gas-gas berbahaya, juga dari material lembut yang berbahaya.  Alat pelindung tangan, berguna untuk melindungi tangan dari berbagai bahaya yang mungkin, misalnya panas. Berupa: a. Sarung tangan kain, berguna untuk memperkuat pegangan supaya tidak meleset pada peremukaan. b. Sarung tangan asbes, berguna untuk melindungi tangan terhadap bahaya pembakaran api. c. Sarung tangan kulit, berguna untuk melindungi tangan dari ketajaman benda-benda atau peralatan bila peralatan itu dipegang atau diangkat. d. Sarung tangan karet, digunakan pada pekerjaan pelapisan logam, agar tangan terhindar dari bahaya pembakaran asam atau kepedasan cairan. e. Alat pelindung kaki, berguna untuk melindungi kaki dari bahaya seperti panas, zat kimia, api, tusukan benda tajam, dsb. Terdapat dua jenis sepatu, yaitu yang berujung baja dan sepatu karet. f. Alat pelindung badan, berguna untuk melindungi badan, misalnya dari percikan api. g. Pelindung hidung dan mulut, berguna untuk melindungi pernafasan dari bahaya seprti gas-gas berbahaya, debu atau material lembut yang berbahaya. 7. Syarat-syarat pakaian perlindungan atau pengamanan yang baik: a.

Pakaian kerja harus dapat melindungi pekerja terhadap bahaya yang mungkin ada.

Modul OPKR 10 – 016 C

155

b.

Pakaian

kerja

harus

seragam

mungkin

dan

juga

ketidaknyamanannya harus yang paling minim. c.

Kalau bentuknya tidak menarik, paling tidak harus dapat diterima.

d.

Pakaian kerja harus

tidak mengakibatkan bahaya lain,

misalnya lengan yang terlalu lepas atu ada kain yang lepas yang sangat mungkin termakan mesin. e.

Bahan pakaiannya harus mempunyai derajat resistensi yang cukup untuk panas dan suhu kain sintesis (nilon, dll) yang dapat meleleh oleh suhu tinggi seharusnya tidak dipakai.

f.

Pakaian kerja harus dirancang untuk menghindari partikelpartikel panas terkait di

celana, masuk di kantong atau

terselip di lipatan-lipatan pakaian. g.

Overall katun memenuhi semua persyaratan yang disebutkan di atas dan karenanya overall katun adalah yang paling luas digunakan sebagai pakaian kerja.

h.

Dasi, cincin dan jam tangan merupakan barang-barang yang mempunyai kemungkinan besar menimbulkan bahaya karena mereka itu dapat dimakan mesin, dan akan menyebabkan kecelakaan jika apara pekerja tetap memakainya. Jam tangn dan cincin menambah masalah pada bahan kimia dan panas dengan berhenti menghilangkan bahaya.

8. Teknik pengangkatan yang aman dan benar : a. Sebelum mengadakan pemindahan barang-barang periksa lebih dulu rute jalan yang harus dilalui. Pastikan tidak ada yang dapat mengakibatkan Anda tergelincir.

Modul OPKR 10 – 016 C

156

b. Periksa letak daerah penempatan beban. Jika alat pendorong digunakan maka periksa bahwa ia cukup kuat dan ditempatkan secara benar untuk menopang beban. c. Perkirakan berat beban untuk memastikan bagaimana beban harus diangkat dan cari bantuan jika perlu. d. Periksa beban apakah permukaannya kasar atau licin. Gunakan sarung tangan jika perlu apabila benda tersebut dapat pecah atau bergerigi. e. Bersihkan kotoran, lemak atau air yang membuat beban sulit dipegang. f. Lakukan posisi pengangkatan yang benar dan pegang beban dengan bagian-bagian yang Anda yakini tidak akan lepas ketika diangkat. g. Tempatkan beban di atas bangku/permukaan yang rata. Letakkan beban di depan ujung bangku dan geser ke tempatnya, geser dengan badan. h. Ketika menempatkan benda ke atas lantai, gunakan teknik penurunan punggung dengan lurus secara benar. Posisikan satu sudut bawah pertama untuk menghindari jari-jari kaki yang terjepit. i. Periksa benda yang berat tidak akan menggelinding/miring. Ganjal jika perlu. 9. Pertolongan pertama yang harus diambil ketika terjadi peristiwa kecelakaan kontaminasi atau luka bakar pada wajah disebabkan oleh asam: a. Gunakan soda bikarbonat atau larutan baking powder ke seluruh daerah yang terbakar. b. Buang pakaian yang terkontaminasi.

Modul OPKR 10 – 016 C

157

c. Lebih baik letakkan korban di bawah shower, jika mungkin empat detik setelah terjadi semprot dia dengan air. d. Panggil bantuan medis atau atur korban untuk segera mendapatkan pertolongan. 10. Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi jenisnya dan nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya. Seperti table dibawah ini untuk meyakinkan anda.

Warna alat

Jenis alat

Nyala api yang sesuai

Pemadam

Pemadam

untuk dipadamkan

Merah

Berisi Air

Nyala Api Kelas A Kayu, Kain, Kertas, dll

Biru

Busa

Nyala Api Kelas B, Nyala Api akibat bahan bakar cair.

Tanda Merah

Bubuk Kering

dengan Putih Tanda Merah

Nyala Api Kelas C akibat Listrik (juga untuk kelas A dan B)

Karbon Dioksid

dengan Hitam

Nyala Api Kelas B dan C Listrik dan cairan yang dapat terbakar.

11. Dua cara (diantara) untuk mengetahui isi dari alat pemadam kebakaran. a. Memeriksa alat ukur yang ada pada bagian atas silinder. b. Memeriksa dan melihat pertanda yang diberikan pada alat tersebut masih utuh atau sudah terlepas, terpotong, atau dirusak

Modul OPKR 10 – 016 C

karena

alat

pemadam

sudah

dioperasikan.

Jika

158

pertanda tersebut masih pada tempatnya hal ini menandakan alat pemadam masih berisi penuh. c. Membandingkan berat alat pemadam yang anda yakin berisi penuh dengan alat pemadam yang akan diperiksa. 12. Yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah digunakan untuk memadamkan nyala api adalah Menggantikannya dengan alat pemadam yang berisi penuh dan alat pemadam yang telah digunakan segera diisi kembali. 13. Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian? a. Nyala api pada mesin adalah karbon Dioksid dan bubuk kering b.Nyala api pada kain lap oli.adalah Karbon dioksid,Bubuk Kering dan Busa c. Kertas terbakar didalam tong sampah adalah air d.Ban terbakar adalah busa e. Kebakaran pada panel listrik Karbon Dioksid 14. Penyebab kecelakaan a. Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan. b. Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan. c. Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan. d. Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya. 15. Dongkrak

adalah

alat

untuk

menaikkan

kendaraan

guna

mempermudah pekerjaan reparasi dibagian casis. 16. Sumber–sumber pencemar berupa limab timah hitam (Pb) adalah pabrik baterai, perusahaan tambangan mineral dan pabrik cat. 17. Alat Perlindungan diri:

Modul OPKR 10 – 016 C

159

1. Sarungan tangan lateks 2. Kacamata pelindung 3. Baju pelindung 4. Masker pelindung 5. Masker penolong 6. Helm. 18. Cardio

Pulmonary

Resusciation

(CPR)

disebut

juga

Resusitasi Jantung Paru (RJP) yaitu: Pernapasan buatan yang dikombinasikan dengan kompresi dada. Hal ini dilakukan bila korban/penderita tidak bernapas dan nadi tidak berdenyut. 19. Tiga unsur penyebab kebakaran 

Bahan bakar



Panas

 Oxigen 20. Kandungan air limbah industri dapat digolongkan menjadi:  Garam anorganik seperti magnesium sulfat dan magnesium klorida yang berasal dari kegiatan pertambangan,pabrik pupuk, pabrik kertas dll.  Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri pengolahan

bijih

logam

dan

bahan

bakar

fosil

yang

mengandung kotoran berupa ikatan belerang.  Senyawa organic seperti pelarut dan zat warna yang berasal dari industri penyamakan kulit dan industri cata.  Logam berat seperti kadmium, air raksa (merkuri) dan krom yang berasal dariindustri pertambangan, cat, zat warna, baterai, penyepuhan logam dll.

Modul OPKR 10 – 016 C

160

LEMBAR PENILAIAN KOGNITIF (PENGETAHUAN) NO.URUT

NO

SKOR

SKOR YANG

SOAL

MAKSIMAL

DICAPAI

1.

1

0–2

2.

2

0–4

3.

3

0–4

4.

4

0–2

5.

5

0–2

6.

6

0–4

7.

7

0–4

8.

8

0–4

9.

9

0–2

10.

10

0–2

11.

11

0–2

12.

12

0–2

13.

13

0–2

14.

14

0–2

Modul OPKR 10 – 016 C

NILAI

161

NO.URUT

NO

SKOR

SKOR YANG

SOAL

MAKSIMAL

DICAPAI

15.

15

0–2

16.

16

0–2

17.

17

0–2

18.

18

0–2

19.

19

0–2

20..

20

0–2

Jumlah ()

NILAI

50

Batas penguasaan kognitif (pengetahuan) minimal harus mencapai 7,00 Perhitungan Nilai Akhir Penghetahuan (NAP) menggunakan rumus NAP 

 Skor yang dicapai x 10  Skor maksimal

Modul OPKR 10 – 016 C

162

LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN PENILAIAN NO.

ASPEK YANG

YA

DINILAI 7 1.

Persiapan

2.

Proses Kerja

3.

Waktu

4.

Hasil

8

TIDAK

9

Batas minimal kompotensi harus mencapai minmal nilai 7,00 Nilai Akhir keterampilan (NAK) diambil dari Nilai terendah diantara Nilai yang diperoleh dari setiap aspek yang di nilai LEMBAR NIALI SIKAP ( ATTITUDE ) PENILAIAN NO.

ASPEK SIKAP (ATTITUDE) YANG

YA

DINILAI 7 1.

Kerjasama

2.

Kedisiplinan

3.

Kejujuran

Modul OPKR 10 – 016 C

8

9

TIDAK

163

4.

Tanggung jawab

5.

Kemandirian

6.

Ketekunan

7.

Memecahkan masalah

Batas minimal nilai (Attitude) adalah 7,00 Nilai Akhir sikap (Attitude) diambil dari nilai terendah diantara nilai yang diperoleh dari setiap Aspek sikap (Attitude) yang dinilai. C. KRITERIA KELULUSAN Kriteria Kelulusan: 70 s.d. 79

: memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan

80 s.d. 89

: memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan

90 s.d. 100

: di atas minimal tanpa bimbingan

Modul OPKR 10 – 016 C

164

BAB. IV PENUTUP Siswa yang telah mencapai syarat kelulusan minimal pada modul OPKR.10– 016C ini berarti Anda/Siswa menguasai materi kompetensi “Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkunan “, dan Anda berhak untuk mengikuti kompetensi berikutnya. Apabila Anda dinyatakan tidak lulus, maka Anda mengulangi modul ini. Kepada Anda yang dinyatakan lulus, selamat atas keberhasilan Anda dan selamat melanjutkan ke kompetensi berikutnya. Kepada Anda yang ternyata belum lulus jangan putus asa, sebab masih terbuka kesempatan asal Anda berusaha lebih keras lagi. Akhirnya kami haturkan terima kasih atas kesungguhan Anda mengikuti dan melaksanakan modul ini. Selamat berjuang, sukses selalu.

Modul OPKR 10 – 016 C

165

DAFTAR PUSTAKA Astra International,tt, Basic Mechanic Training, Astra International, Jakarta. Depdiknas, 2004, Kurikulum SMK edisi 2004, Depdiknas, Jakarta. Harun Tia Setiawan, 1980, Keselamatan kerja dan tatalaksana bengkel, Depdikbud, Jakarta. Ima Permana dan Joel Tedjo, 1992, Pedoman penyelenggaraan bengkel

otomotif, PPPG Teknologi Bandung, Bandung. PT Toyota Astra Motor, 1997, Teknik-teknik servis dasar, PT toyota Astra Motor, Jakarta PPPGT / VEDC, 1997, Siklus Air, PPPGT / VEDC, Malang. Iwan Gayo, 1995, Buku Pintar , UPAYA WARGA NEGARA Jakarta.

Modul OPKR 10 – 016 C

166