Teknologi Informasi dan Komunikasi (Multimedia, Rekayasa Perangkat. Lunak ...
(Diklat) Kejuruan khususnya SMK dalam mencapai standar kompetensi.
KODE MODUL OPKR-10-016 C
Milik Negara Tidak Diperdagangkan
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF
MENGIKUTI PROSEDUR KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2005
KODE MODUL OPKR-10-016 C
Milik Negara Tidak Diperdagangkan
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG TEKNIK MESIN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF
MENGIKUTI PROSEDUR KESELAMATAN,KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN Tim Penyusun: 1. Drs. Iin Solihin 2. Drs. Ridwan 3. Drs. Koentono Tim Fasilitator: 1. Drs. Abdullah 2. Suryana Iskandar
DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2005
Modul PTL OPS 005 (2)
1
KATA PENGANTAR Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyusun bahan ajar modul interaktif dan modul manual. Adapun modul manual terdiri atas bidang-bidang dan program-program keahlian kejuruan yang berkembang di dunia kerja baik instansi maupun perusahaan. Tahun Anggaran 2005 telah dibuat sebanyak 300 modul manual terdiri atas 9 (sembilan) bidang keahlian dan 32 (tiga puluh dua) program keahlian yaitu: Bisnis dan Manajemen (Administrasi Perkantoran
dan
Akuntansi),
Pertanian
(Agroindustri
pangan
dan
nonpangan, Budidaya Tanaman, Budidaya Ternak Ruminansia, Pengendalian Mutu), Seni Rupa dan Kriya (Kriya Kayu, Kriya Keramik, Kriya Kulit, Kriya Logam Kriya Tekstil), Tata Busan, Teknik Bangunan (Gambar Bangunan, Teknik Konstruksi Baja dan Alumunium, Teknik Konstruksi Batu Beton, Tekni Industri Kayu), Teknik Elektronika (Teknik Audio Vidio, Teknik Elektronika Teknik Listrik (Pemanfaatan Energi Listrik, Teknik Distribusi,
Industri),
Teknik Pembangkit Ketenagalistrik-kan), Teknik Mesin (Mekanik Otomotif, Pengecoran Logam, Teknik Bodi Otomotif, Teknik Gambar Mesin, Teknik Pembentukan, Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri, Teknik Pemesinan), Teknologi Informasi dan Komunikasi (Multimedia, Rekayasa Perangkat Lunak, Teknik Komputer dan Jaringan), dan program Normatif Bahasa Indonesia. Modul ini disusun mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Edisi 2004 dengan
menggunakan
(Competency
Based
pendekatan
pembelajaran
Training/CBT).
berbasis
Diharapkan
kompetensi
modul-modul
ini
digunakan sebagai sumber belajar pokok peserta pendidikan dan pelatihan (Diklat) Kejuruan khususnya SMK dalam mencapai standar kompetensi kerja yang diharapkan dunia kerja. Penyusunan modul dilakukan oleh para tenaga ahli kejuruan dibidangnya terdiri atas para Guru SMK, para Widyaiswara Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) lingkup Kejuruan dengan para nara sumber dari
Modul PTL OPS 005 (2)
2
berbagai perguruan Tinggi, para praktisi Balai Latihan dan Pengembangan Teknologi (BLPT) dan unsure dunia usaha dan industri (DU/DI), dan berbagai sumber referensi yang digunakan baik dari dalam dan luar negri. Modul dilakukan melalui beberapa tahap pengerjaan termasuk validasi dan uji coba kepada para peserta Diklat/Siswa di beberapa SMK. Sesuai perkembangan paradigma yang selalu terjadi, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah beserta para penulis dan unsure terlibat, menerima masukan-masukan konstruktif dari berbagai pihak khususnya para praktisi dunia usaha dan industri, para akademis, dan para psikologis untuk dihasilkannya Sumber Daya Manusia (SDM)tingkat menengah yang handal. Pada kesempatan baik ini kami sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
sebesar-besarnya
kepada
berbagai
pihak
terutama
tim
penyusun modul, para nara sumber dan fasilitator, serta para editor atas dedikasi dan pengorbanan waktu, tenaga, dan pemikiran untuk dihasilkannya modul ini. Semoga modul ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya peserta Diklat SMK atau praktisi yang sedang mengembangkan bahan ajar modul SMK. Jakarta, Desember 2005 a.n. Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Dr. Joko Sutrisno, MM NIP 131415680
Modul PTL OPS 005 (2)
3
DAFTAR ISI MODUL Halaman HALAMAN SAMPUL..………………………………………………………………… i HALAMAN FRANCIS .…………………………………………………………………
ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………
iii
DAFTAR ISI.………………………………………………………………………………
iv
PETA KEDUDUKAN MODUL.………………………………………………………
vii
A. DIAGRAM PENCAPAIAN KOMPETENSI……………................
vii
KETERANGAN PENCAPAIAN KOMPETENSI……………………..
viii
B. KEDUDUKAN MODUL………………………………………………………
ix
PERISTILAHAN/GLOSSARIUM …………………………………………………
X
I. PENDAHULUAN ..…………………………………………………………………
1
A. DESKRIPSI JUDUL .…………….………………………………………………
1
B. PRASYARAT.………………………………………………………………………
1
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL..………………………………………
2
1. Petunjuk Bagi Peserta Diklat……………………………………………
2
2. Peran Guru ……………………………………………………………………
2
D. PERLENGKAPAN PBM………….……………………………………………….
3
E. TUJUAN AKHIR .…………………………………………………………………
3
F. KOMPETENSI..……………………………………………………………………
4
G. CEK KEMAMPUAN……………………………………………………………….
10
BAB.II. PEMELAJARAN .……………………………………………………………
11
A. RENCANA BELAJAR SISWA..…………………………………………………
11
B. KEGIATAN BELAJAR ..……………………………….…………………………
12
1. Kegiatan Belajar 1 : Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja........
12
a. Tujuan kegiatan belajar 1 ……….…………………………………
13
b. Uraian materi 1…………………………………………………………
13
c. Rangkuman 1……………………………………………………………
25
d. Tugas 1 …..………………………………………………………………
25
e. Tes formatif 1 ..…………………………………………………………
26
f. Kunci jawaban formatif 1 ..…………………………………………
26
g. Lembar kerja 1 ..………………………………………………………
27
2. Kegiatan Belajar 2 :Pemeliharaan Kebersihan, Perlengkapan dan Area Kerja................................................................................
28
a. Tujuan kegiatan belajar 2 ……………………………….…………
28
b. Uraian materi 2…………………………………………………………
28
Modul PTL OPS 005 (2)
4
c. Rangkuman 2………..………………………………………….………
33
d. Tugas 2……………………………………………………………….……
33
e. Tes formatif 2…..………………………………………………….……
33
f. Kunci jawaban formatif 2 …….………………………………….…
34
3. Kegiatan Belajar :Perlengkapan Pemadam Kebakaran...……
37
a. Tujuan kegiatan belajar 3 …………………………………………
37
b. Uraian materi 3 ……………………………………………………….
37
c. Rangkuman 3…..………………………………………………………
55
d. Tugas 3……………………………………………………………………
55
e. Tes formatif 3 ………………………………………………………….
55
f. Kunci jawaban formatif 3 …….……………………………………
57
4. Kegiatan Belajar 4 : Pertolongan Pertama &Cardio Pulmonary ( CPR).….
a. Tujuan kegiatan belajar 4 …………………………………………
60 60
b. Uraian materi 4 ……………………………………………………….
60
c. Rangkuman 4..…………………………………………………………
79
d. Tugas 4……………………………………………………………………
80
e. Tes formatif 4 ………………………………………………………….
80
f. Kunci jawaban formatif 4 .…………………………………………
80
5. Pencemaran Lingkungan & Kesehatan Manusia……………….
82
a. Tujuan kegiatan belajar 5 …………………………………………
82
b. Uraian materi 5 ……………………………………………………….
82
98 c. Rangkuman 5 ……………………………………………………………………… 98 d. Tugas 5…………………………………………………………………… e. Tes formatif 5 ………………………………………………………….
99
99 f. Kunci jawaban formatif 5 …………………………………………………… BAB.III. EVALUASI ………………………………………………………………….
101
101 A. PERTANYAAN ………………………………………………………………………………… B. SOAL PSIKOMOTOR………………………………………………………. 102 103 C. KUNCI JAWABAN …………………………………………………………………………… 109 LEMBAR PENILAIAN KOGNITIF(PENGETAHUAN)……………….. LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN………………………………..
110
LEMBAR PENILAIAN SIKAP (ATTITUDE)……….……………………
111
111 KRITERIA KELULUSAN …………………………………………………………………… BAB. IV.PENUTUP ……………………………………………………………………………… 112 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………… 113
Modul PTL OPS 005 (2)
5
PETA KEDUDUKAN MODUL A. DIAGRAM PENCAPAIAN KOMPETENSI
Diagram ini menunjukan tahapan atau tata urutan pencapaian kompetensi yang dilatihkan pada peserta diklat dalam kurun waktu tiga tahun, serta kemungkinan multi entry-multy exit yang dapat diterapakan. OPKR 60-018C
OPKR 10-0098
OPKR 60-019C
OPKR 10-016C
OPKR 10-017C
OPKR 10-010C
OPKR 60-008C
OPKR 10-013C
OPKR 10-007C
OPKR 10-006C
OPKR 60-029A
OPKR 60-030A
OPKR 60-016C OPKR 60-002C
OPKR 60-006C
OPKR 60-012C
OPKR 60-013C
OPKR 60-011 OPKR 60-037A
OPKR 60-031A
OPKR 60-038A OPKR 60-050A OPKR 60-051A
Modul PTL OPS 005 (2)
vi
Keterangan Diagram Pencapaian Kompetensi OPKR 10-009B.
Pembacaan dan pemahaman gambar teknik.
OPKR 10-016C.
Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan.
OPKR 10-017C.
Penggunaan dan Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan Tempat Kerja.
OPKR 10-010C.
Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Ukur.
OPKR 10-013C.
Pelaksanaan pemeriksaan keamanan/kelayakan kendaraan.
OPKR 10-006C.
Melaksanakan prosedur pengelasan, pematrian, pemotongan dengan panas dan pemanasan.
OPKR 60-002C.
Melaksanakan pekerjaan sebelum perbaikan.
OPKR 60-006C.
Melepas, menyimpan dan mengganti/memasang panel – panel bodi kendaraan, bagian – bagian panel dan perangkat tambahannya.
OPKR 60-012C.
Mempersiapkan permukaan untuk pengecatan ulang
OPKR 60-007C.
Melepas dan mengganti/melepas pelindung moulding, transfer/gambar hiasan, stiker, dan decal/lis, spoiler.
OPKR 60-008C.
Melepas dan mengganti rangkaian/listrik/unit elektronik.
OPKR 60-013C.
Mempersiapkan bahan dan peralatan pengecatan.
OPKR 60-011C.
Melaksanakan prosedur masking.
OPKR 60-009C.
Memasang perapat komponen kendaraan.
OPKR 60-016C.
Mempersiapkan komponen kendaraan untuk perbaikan pengecatan kecil.
OPKR 60-037A.
Mempersiapkan dan mengecat komponen-komponen plastik.
OPKR 60-018C.
Pelaksanaan pengkilatan dan pemolesan.
OPKR 60-019C.
Memilih dan menggunakan hiasan/ Trim perekat.
OPKR 60-029A.
Membuat (fabrikasi) komponen fiberglas/ bahan komposit.
OPKR 60-030A.
Memperbaiki komponen fiberglas/bahan komposit.
OPKR 60-031A.
Memperbaiki komponen body menggunakan dempul timah (lead wiping).
OPKR 60-038A.
Melaksanakan pemasangan anti karat dan peredam suara.
OPKR 60-050A.
Membersihkan permukaan kaca.
Modul PTL OPS 005 (2)
vii
OPKR 60-051A.
Melakukan pembersihan setempat permukaan luar/dalam.
B. Kedudukan Modul Modul dengan kode OPKR 10-016C tentang “Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan” ini merupakan modul dasar untuk melaksanakan kompetensi – kompetensi berikutn
Modul PTL OPS 005 (2)
viii
MEKANISME PEMELAJARAN Untuk mencapai peguasaan modul ini dilakukan melalui diagram alur mekanisme pemelajaran sebagai berikut:
START
Lihat Kedudukan Modul
Lihat Petunjuk Penggunaan Modul
Kerjakan Cek Kemampuan
Y
Nilai ≥ 7 T Kegiatan Belajar 1
Kegiatan Belajar n
Kerjakan Evaluasi
T
Modul OPKR 10 – 016 C
Nilai ≥ 7
Y
Modul berikutnya/Uji Kompetensi
9
GLOSSRY Safe
: aman atau selamat
Safety
: mutu suatu keadaan aman
Unsafe act
: tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri
Unsafe codition
: keadaan tidak aman dari lingkungan kerja
Jack stand
: alat penyangga yang digunakan untuk pengaman pada saat mendongkrak kendaraan agar seseorang aman bekerja dibawah kendaraan
Vacuum cleaner
: alat penyedot debu biasa digunakan untu membersihkan debu/kotorab yang tidak terjangku dengan alat kebersihan yang lain
Starvation
: membuang/mencabut bahan bakar dari api sehingga menjadi padam
Smothering
: membuang oxygen dari nyala api sehingga menjadi padam
Colling Cardio Pulmonary Resusciation (CPR) LEADS AND CABLE PROTECTION OBEY “ NO SMOKING” SIGN CLEAN UP RUBBISH
Modul OPKR 10 – 016 C
: menurunkan panas dari nyala api : pernapasan buatan yang dikombinasikan dengan kompresi dada disebut juga Resusitasi jantung paru (RJP) : Perlindungan kabel dan stop kontak.
: mematuhi rambu – rambu “ Dilarang merokok : Bersihkan Sampah
10
PUT OILY WASTE IN BIN
: Buang limbah ditempatnya
TAKE CARE WITH INFLAMMABLE LIQUID
: Berhati – hatilah dengan cairan yang mudah terbakar
CLEAN UP DUSTY AREAS
: Bersihkan tempat yang berdebu
EXTINGUISHER
: Alat pemadam api
SPILLED BURNING OIL
: Tumapah minyak yang terbakar
MAINTENANCE WORKER NOTING FIRE ESCAPE ROUTE
: Memelihara jalan untuk menyelamatkan diri ( pekerja ) apabila terjadi kebakaran
CRAWL THROUGH SMOKE FIELLED ROOM
: Keluar dari ruangan yang dipenuhi asap.
READING FIRE DRILL NOTICE
: Membaca pengumuman tentang latihan memadamkan api
Modul OPKR 10 – 016 C
11
BAB. I PENDAHULUAN A. DESKRIPSI
Kompetensi yang diharapkan dari modul ini adalah didalam bekerja siswa selalu mengikuti prosedur keselamatan ,kesehatan kerja dan lingkungan. Adapun sub kompetensinya meliputi: 1. Mengikuti prosedur pada tempat kerja untuk menidentifikasi bahaya dan pencegahannya. 2. Pemeliharaan kebersihan, perlengkapan dan area kerja. 3. Penempatan
dan
pengidentifikasian
jenis
pemadam
kebakaran,
penggunaan dan prosedur pengoperasian ditempat kerja. 4. Pelaksanaan prosedur darurat. 5. Menjalankan dasar-dasar prosedur keamanan. 6. Pelaksanaan prosedur penyelamatan pertama dan Cardio-Pulmonary Resusciation (CPR). 7. Mengikuti prosedur
pada tempat kerja untuk pengamanan dan
pengendalian limbah.
B. PRASYARAT
Sebelum
menggunakan modul ini peserta pelatihan harus
memahami
dan
menguasai
modul
sebelumnya.
Penguasaan
sudah dan
pencapaian modul ini akan merupakan dasar dan prasyarat untuk melanjutkan kepada kompetensi–kompetensi berikutnya, seperti yang bisa Anda lihat di Peta Kedudukkan Modul. Untuk mempelajari modul ini dimohon Anda sudah menguasai materi–materi yang diberikan di kelompok Adaptif, yaitu materi–materi pada Mata Diklat: 1. Fisika; tentang Konduksi,Konveksi, Radiasi dll 2. Kimia; tentang Zat – zat kimia yang berbahaya bagi anggota tubuh manusia dll. Modul OPKR 10 – 016 C
12
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
1.
Petunjuk Bagi Siswa Untuk memperoleh hasil belajar yang maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang dilaksanakan antara lain: a. Baca dan fahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, siswa dapat bertanya pada guru atau instruktur yang bersangkuatan b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materimateri yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktek perhatikanlah hal-hal berikut ini: 1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku 2) Pahami setiap langkah (prosedur praktikum) dengan baik 3) sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat. 4) Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar 5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta izin guru atau instruktur terlebih dahulu. 6) Setelah sesuai praktek, kembalikan alat dan bahan ketempat semula. d. Apabila belum menguasai tingkat materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang bersangkutan.
2.
Peran Guru Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk: a. Membantu siswa dalam merencanakan proses belajar
Modul OPKR 10 – 016 C
13
b. Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar c. Membantu siswa dalam memahami konsep, praktek baru, dan menjawab pertanyaan siswa mengenai proses belajar siswa d. Membantu siswa untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar. e. Mengorganisasikan kegitan belajar kelompok jika diperlukan. f. Merencanakan seorang ahli atau pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.
D. Perlengkapan PBM Dalam pelaksanaan sistem modul maka beberapa perangkat harus disiapkan dalam menunjang terlaksananya sistem pemelajaran, baik itu dalam konteks pemelajaran teori maupun praktik. Adapun perangkat tersebut dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Perlengkapan Ruang kelas
E.
Perlengkapan workshop
Bahan
1.
Over Head Projector/OHP
1.
Alat-alat tangan
1.
Mobil
2.
Papan tulis/white board
2.
Katrol
2.
Engine Stand
3.
Dongkrak
4.
Kacamata pelindung
5.
Pakaian pelindung
6.
Alat Pemadam Kebakaran
TUJUAN AKHIR
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini siswa diharapkan. 1.
Menerapkan prosedur keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan ditempat kerja
2.
Mengidentifikasi bahaya-bahaya yang mungkin terjadi ditempat kerja
3.
Menghindari bahaya-bahaya yang mungkin terjadi ditempat kerja
4.
Memelihara kebersihan, perlengkapan dan area kerja
5.
Menempatkan pemadam kebakaran
6.
Mengetahui jenis-jenis pemadam kebakaran
Modul OPKR 10 – 016 C
14
7.
Menggunakan pemadam kebakaran
8.
Menerapkan prosedur darurat
9.
Menjalankan dasar-dasar keamanan
10. Melaksanakan
prosedur
penyelamatan
pertama
dan
Cardio-
Pulmonary Resusciation (CPR) 11. Menerapkan
prosedur
pengamanan dan
pengendalian limbah
ditempat kerja.
Modul OPKR 10 – 016 C
15
F.
KOMPETENSI
KOMPETENSI
: Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Lingkungan
KODE
: OPKR. 10-016.C
DURASI PEMELAJARAN : 80 jam @ 45 menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI
A
B
C
D
E
F
G
2
1
-
1
-
-
1
1. Standar kompetensi ini digunakan untuk:
Jasa pelayanan pemeliharaan/servis dan perbaikan dibidang perbengkelan.
2. Sumber informasi/dokumen dapat termasuk:
KONDISI KERJA
Spesifikasi pabrik kendaraan.
SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan.
Lembaran data keamanan material.
Prosedur evakuasi darurat/kebakaran.
Kebijakan/prosedur keamanan.
Prosedur/kebijakan kecelakaan.
Prosedur/kebijakan tanda bahaya.
Prosedur pertolongan pertama dan CPR (Cardio Pulmonary–Resusciation).
Kode praktis industri
3. Pelaksanaan K3L harus memenuhi:
Peraturan K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Lingkungan) yang berlaku.
Pengharagaan dibidang industri.
4. Sumber–sumber dapat termasuk:
Modul OPKR 10 – 016 C
Perlengkapan kebakaran, pertolongan pertama, perlengkapan CPR.
16
Pakaian keamanan individual.
Perlengkapan dan bahan kebersihan.
Perlengkapan yang sesuai, perlengkapan dan permesinan.
Bahan pembersih dan pelumas.
Pakaian yang aman
5. Kegiatan: Kegiatan harus dilaksanakan dibawah kondisi kerja normal dan harus termasuk:
Modul OPKR 10 – 016 C
Pembersihan perlatan/area tempat kerja dengan bantuan mesin atau secara manual.
Laporan/mencatat kecelakaan dan bahaya–bahaya yang potensial.
Melakukan simulasi pertolongan pertama dan CPR.
Melaksanakan keputusan dalam komite manajemen K3L.
17
SUB KOMPETENSI
KRITERIA KINERJA
LINGKUP BELAJAR
1. Mengikuti
Prosedur
Mengenali bahaya
MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP Mengenali bahaya
PENGETAHUAN Peraturan K3L yang
KETERAMPILAN Mengikuti prosedur
prosedur pada
pada area kerja
keselamatan yang
pada area kerja dan
tempat kerja
dan melakukan
meliputi pertolongan
melakukan tindakan
untuk
tindakan
pertama dan CPR
pengontrolan yang
keamanan tempat
mengidentifikasi
pengontrolan yang
tepat
kerja
bahaya dan
tepat
pengamanan dan
Mengikuti
pengendalian limbah
yang syah pada
pemeliharaan
kebijakan yang
padat, cair, gas dan
tempat dan prosedur
perlengkapan dan
perlengkapan yang
sah pada tempat
kebisingan ditempat
pengontrolan resiko
area kerja
benar
kerja dan prosedur
kerja
penghindaranny
a
pengontrolan
Modul OPKR 10 – 016 C
Pemeliharaan
Mengikuti kebijakan
Prosedur
Persyaratan
kesehatan dan keselamatan kerja Memelihara catatan yang berhubungan dengan keamanan Menggunakan
Peralatan dan area
Identifikasi bahaya
kerja dibersihkan
dan pencegahan
mengurangi bahaya–
dalam tempat kerja
bahaya potensial
resiko
kebersihan
atau dipelihara
Mematui tanda
perlengkapan kerja
sesuai dengan
Prosedur
Melaporkan dan
Memlihara kebersihan
bahaya dan
keamanan, jadwal
pertolongan
mesin perlengkapan
peringatan
pemeliharaan
pertama
dan area kerja
Pemakaian
berkala, tempat
Prosedur CPR
pakaian
penerapan
Prosedur keamanan
pengamanan
spesifikasi pabrik
sesuai SI (Standar
Mengikuti prosedur
berlaku
Seluruh kegiatan
dasar Penggunaan dan
Internasional)
penerapan pemadam
penerapan alat
Penggunaan teknik
kebakaran dan
pemdam kebakaran
Menempatkan dan mengidentifikasi perlengkapan pemadam kebakaran Melaksanakan prosedur – prosedur
18
SUB KOMPETENSI
KRITERIA KINERJA
LINGKUP BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP
PENGETAHUAN
KETERAMPILAN
dan pengangkatan
prosedur kerja
pemindahan
diidentifikasi
secara manual
berdasarkan SOP
penanganan secara
prosedur–prosedur
yang tepat
(Staandard
manual
keamanan dasar
yang tepat Prosedur
darurat Melakuakan
Operation
Syarat keselatan diri Bertindak sesuai
Prosedure)
Simbol – simbol
peraturan K3L (Keselamatan,
bahaya
dengan keadaan bahaya Menggunakan teknik
Kesehatan Kerja dan
penangan secara
Lingkungan) yang
manual
berlaku dan
Memperagakan
prosedur atau
prosedur pertolongan
kebijakan
pertama dan CPR
perusahaan Menngikuti kebijakan yang syah pada tempat kerjadan prosedur pengontrolan resiko
Modul OPKR 10 – 016 C
19
SUB KOMPETENSI 2. Pemeliharaan
KRITERIA KINERJA
LINGKUP BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP
PENGETAHUAN
KETERAMPILAN
Perlengkapan
kebersihan
dipilih sebelum
perlengkapan dan
melakuakan
area kerja
pembersihan dan perawatan secara rutin Menggunakan metode yang benar untuk pembersihan dan pemeliharaan perlengkapan Pperlatan dan area kerja dibersihkan atau dipelihara sesuai dengan keamanan, jadwal pemeliharaan berkala, tempata penerapan dan spesifikasi pabrik
Modul OPKR 10 – 016 C
20
20
SUB KOMPETENSI 3. Penempatan dan
KRITERIA KINERJA
MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP
PENGETAHUAN
KETERAMPILAN
Pengidentifikasian
pengiidentifikasian
pemdaman
jenis pemadam
kebakaaran yang
kebakaran,
sesuai pada tipe
penggunaan dan
yang tepat untuk
prosedur
lingkungan tempat
pengoperasian
kerja
ditempat kerja
LINGKUP BELAJAR
Seluruh kegiatan penerapan pemdaman kebakaran dan prosedur kerja diidentifikasikan berdasarkan SOP (Standard Operation Prosedure), peraturan K3L (Keselamatan dan kesehatan kerja dan lingkungan ) yang berlaku dan
Modul OPKR 10 – 016 C
21
21
SUB KOMPETENSI
KRITERIA KINERJA
LINGKUP BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP
PENGETAHUAN
KETERAMPILAN
kebijakan perusahaan 4. Pelaksanan prosedur darurat
Mengikuti prosedur perlindungan mesin pada saat tanda bahaya muncul Mengikuti prosedur alarm atau peringatan atau efakuasi ditempat kerja Mengikuti prosedur gawat darurat secara profesional yang tepat untuk melindungi mesin pada saat keadaan tanda bahaya muncul
Modul OPKR 10 – 016 C
22
22
SUB KOMPETENSI
KRITERIA KINERJA
LINGKUP BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP
PENGETAHUAN
KETERAMPILAN
Pelayanan darurat yang profesional dan tepat untuk mamanggil pertolongan dengan segera dilakukan oleh orang yang berkuasa untuk melakukan hal tersebut 5. Menjalankan dasar
Kebijakan atau
– dasar prosedur
prosedur
keamanan
keamanan dijalankan berdasarkan pelatihan perusahaan dan undang – undang yang berlaku Seluruh keamnan yang
Modul OPKR 10 – 016 C
23
23
SUB KOMPETENSI
KRITERIA KINERJA
LINGKUP BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP
PENGETAHUAN
KETERAMPILAN
berhubungan dengan kejadian dicatat atau dilaporkan pada formulir yang sesuai Seluruh stap disarankan menggunakan prosedur keamanan perusahaan dan metode yang tepat dalam penerapannya. 6. pelaksanaan
Seluruh kegiatan
prosedur
pertolongan
penyelamatan
pertama yang
pertama dan
dilakukan dicatat
Cardio-Pulmonary
atau dilaporkan
Resusciation (CPR)
berdasarkan SOP (Standard
Modul OPKR 10 – 016 C
24
24
SUB KOMPETENSI
KRITERIA KINERJA
LINGKUP BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP
PENGETAHUAN
KETERAMPILAN
Operation Prosedure), peraturan K3L (Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan) yang berlaku, dan prosedur atau kebijakan perusahaan 7. Mengikuti prosedur
Tindakan
pada tempat kerja
pengamanan
untuk pengamanan
terhadap limbah
dan pengendalian
padat, cair, gas,
limbah
dan kebisingan ditempat kerja dikenali dan dilakukan Seluru kegiatan pengendalian dan pengamanan limbah dan polusi
Modul OPKR 10 – 016 C
25
25
SUB KOMPETENSI
KRITERIA KINERJA
LINGKUP BELAJAR
MATERI POKOK PEMELAJARAN SIKAP
PENGETAHUAN
KETERAMPILAN
ditempat kerja dilakukan berdasarkan SOP (Standard Operation Prosedure), peraturan K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan), yang berlaku, dan prosedur atau kebijakan perusahaan
Modul OPKR 10 – 016 C
26
26
G.
CEK KEMAMPUAN
Sebelum mempelajari modul ini, isilah cek list kemampuan yang telah Anda miliki dengan sikap jujur dan dapat dipertanggungjawabkan. No. 1.
PERTANYAAN
YA
TIDAK
Mengetahui dan menerapkan prosedur keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan
2.
Mengetahui
bahaya-bahaya yang mungkin
terjadi
ditempat kerja 3.
Mengetahui cara menghindari bahaya-bahaya yang mungkin terjadi ditempat kerja
4.
Memelihara kebersihan perlengkapan dan area kerja
5.
Menempatkan pemadam kebakaran
6.
Mengetahui jenis-jenis pemadam kebakaran
7.
Menggunakan pemadam kebakaran
8.
Menerapkan prosedur darurat
9.
Menjalankan dasar-dasar keamanan
10.
Melaksanakan prosedur penyelamatan pertama dan Cardio-Pulmonary Resusciation (CPR)
11.
Menerapkan prosedur pengamanan dan pengendalian limbah
Modul OPKR 10 – 016 C
27
II.
BAB. II PEMELAJARAN
A. Rencana Belajar Peserta Diklat Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai mempelajari setiap kegiatan.
Jenis kegiatan
Tanggal
Waktu
Tempat
Alasan
belajar
Perubahan
Tanda tangan guru
Mengetahui Pengertian K3 Mengetahui Syarat K3 Mengetahui jenis bahaya dan cara menghindarinya Teknik Pengangkatan/ pemindahanSecara manual Menggunakan pakaian dan alat pengaman Menggunakan Perlengkapan pemadam kebakaran Prosedur pada tempat kerja untuk mengindentifikasi bahaya dan penghindarannya Pemeliharaan kebersihan perlengkapan dan area kerja Penempatan dan
Modul OPKR 10 – 016 C
28
Jenis kegiatan
Tanggal
Waktu
Tempat
Alasan
belajar
Perubahan
Tanda tangan guru
pengindentifikasian jenis pemadam kebakaran, penggunaan dan prosedur pengoperasian ditempat kerja Pelaksanaan prosedur darurat Menjalan dasar – dasar prosedur keamanan Pelaksanaan prosedur penyelamatan pertama dan cardio pulmonary resuscitation (CPR) Prosedur pada tempat kerja untuk pengamanan dan pengendalian limbah
Modul OPKR 10 – 016 C
29
B. Kegiatan Belajar Siswa III.
Kegiata Belajar 1: Pengertian Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
a. Tujuan Kegiatan Belajar 1 1) Siswa dapat memahami Pengertian Keselamatan Kerja. 2) Siswa dapat mengenal bahaya yang terjadi diarea kerja. 3) Siswa dapat memahami penggunaan pakaian kerja. 4) Siswa
dapat
menjelaskan
Teknik
pengangkatan/pemindahan
secara manual. b. Uraian Materi 1 UNDANG-UNDANG K3 1) Pengertian Keselamatan Kerja
Safe adalah aman atau selamat. Safety menurut kamus adalah mutu suatu keadaan aman atau kebebasan dari bahaya dan kecelakaan. Keselamatan kerja atau safety adalah suatu usaha untuk menciptakan keadaan lingkungan kerja yang aman bebas dari kecelakaan Kecelakaan adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan atau tidak disengaja serta tiba-tiba dan menimbulkan kerugian, baik harta maupun jiwa manusia. Kecelakaan
kerja
adalah
kecelakaan
yang
terjadi
dalam
hubungan kerja atau sedang melakukan pekerjaan disuatu tempat kerja. Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya dan budayanya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya.
Modul OPKR 10 – 016 C
30
2) Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja Dari pemahaman diatas sasaran keselamatan kerja adalah: a) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. b) Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan. c) Mencegah/ mengurangi kematian. d) Mencegah/mengurangi cacat tetap. e) Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain sebagainya. f) Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin kehidupan produktifnya. g) Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumbersumber produksi lainnya. h) Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja. i) Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri serta pembangunan Dari sasaran tersebut maka keselamatan kerja ditujukan bagi: a) Manusia (pekerja dan masyarakat) b) Benda (alat, mesin, bangunan dll) c) Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuhtumbuhan). 3) Syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja Menurut Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 pasal 3 syaratsyarat keselamatan kerja ayat 1 bahwa dengan peraturan perundang-undangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk: a) Mencegah dan mengurangi kecelakaan b) Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran c) Mencegah dan mengurang bahaya peledakan
Modul OPKR 10 – 016 C
31
d) Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya e) Memberi pertolongan pada kecelakaan f) Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja g) Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan gelora. h) Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan. i) Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai. j) Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban. k) Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja. l) Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-orang, binatang, tanaman atau barang. m) Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan. n) Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang. o) Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya. p) Menyesuaikan
dan
menyempurnakan
pengamanan
pada
pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi. PENGENALAN BAHAYA PADA AREA KERJA Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja diperusahaan/industri, terjadi
karena
manusia
musibah,
menganggap
namun
sebenarnya
bahwa
kecelakaan
setiap
kecelakaan
disebabkan oleh salah satu faktor sebagai berikut, baik secara sendirisendiri atau bersama-sama, yaitu: 1) Tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri (unsafe act) a) Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan. b) Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan.
Modul OPKR 10 – 016 C
32
c) Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan. d) Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya. 2) Keadaan
tidak
aman
dari
lingkungan
kerja
(unsafe
condition) a) Mesin-mesin yang rusak tidak diberi pengamanan, kontruksi kurang aman, bising dan alat-alat kerja yang kurang baik dan rusak. b) Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek atau licin, ventilasi atau pertukaran udara , bising atau suara-suara keras, suhu
tempat kerja, tata ruang kerja/ kebersihan dan
lain-lain). Apakah kecelakaan dapat dicegah? Akhirnya timbul pertanyaan apakah kecelakaan yang merugikan itu dapat dicegah? Pada prinsipnya setiap kecelakaan dapat diusahakan untuk dicegah karena: a) Setiap kecelakaan pasti ada sebabnya. b) Bilamana sebab-sebab kecelakaan itu dapat kita hilangkan maka kecelakaan dapat dicegah. Bagaimana kecelakaan dapat dicegah? Pencegahan
kecelakaan
adalah
suatu
usaha
untuk
menghindarkan tindakan-tindakan yang tidak aman dari pekerja serta mengusahakan lingkungan kerja yang tidak mengandung factor-faktor yang membahayakan (unsafe condition). Sebab-sebab seseorang melakukan tindakan tidak aman a) Karena tidak serius/disiplin. b) Karena tidak mampu/tidak bisa. c) Karena tidak mau.
Modul OPKR 10 – 016 C
33
Bagaimana mengatasi lingkungan lingkungan yang tidak aman? a)
Dihilangkan, sumber-sumber bahaya atau keadaan tidak aman tersebut agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya alat-alat yang rusak diganti atau diperbaiki.
b)
Dieleminir/diisolir, sumber bahaya masih tetap ada, tetapi diisolasi agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya bagian-bagian yang berputar pada mesin diberi tutup/pelindung atau menyediakan alat-alat keselamatan kerja.
c)
Dikendalikan, sumber bahaya tidak aman dikendalikan secara teknis, misalnya memasang safety valve pada bejana-bejana tekanan tinggi, memasang alat-alat kontrol dsb.
Untuk mengetahui adanya unsafe condition harus dilakukan pengawasan yang seksama terhadap lingkungan kerja. 3) Keselamatan Kerja di Perbengkelan Otomotif. a) Kenakan celana tanpa kantong yang tidak tertutup karena kantong celana dapat menyebabkan kemasukan bunga api atau zat-zat yang merugikan. b) Kenakan sepatu yang sesuai dan rawat baik-baik (dalam kondisi baik). Sepatu usahakan bersol kuat atau bersol baja yang di tengahnya dapat melindungi dari luka akibat benda tajam dan paku yang menonjol. Perlindungan utama terhadap benda, sepatu bersol baja di tengahnya melindungi dari kejatuhan benda-benda berat. c) Jaga rambut panjang dengan topi atau penutup kepala yang rapat seperti disarankan dalam peraturan. Apabila rambut anda
Modul OPKR 10 – 016 C
34
panjang dapat dengan mudah tersangkut mesin, misal mesin bor, beberapa orang terluka karena itu. d) Jangan memakai cincin atau jam
karena sangat berbahaya
hingga anda dapat kehilangan jari-jari. Ketika bekerja pada kendaraan tersangkut mesin dapat menyebabkan hubungan pendek arus listrik sehingga menyebabkan kebakaran. e) Gunakan perlengkapan perlindungan pribadi yang sesuai dengan pekerjaan. Beberapa peralatan perlindungan yang tersedia harus dikenakan secara benar pada semua situasi kerja. Sehingga dapat menyelamatkan diri dari kemungkinan terluka. Pelajari tujuan masing-masing nomor item atau barang pada tempat latihan yang tersedia, yang terdiri atas helm pengaman, penutup muka, pelindung telinga, respirator, sarung tangan dan apron. f) Kenakan kaca mata penyelamat ketika menggunakan gerinda atau mesin bubut dan beberapa tugas lainnya agar debu atau material tidak dapat masuk ke mata. g) Hindari berbaring pada lantai beton atau lantai sejenis ketika bekerja di bawah kendaraan. Gunakan selalu kain krep atau bahan penutup untuk berbaring karena berhubungan dengan lantai dingin dapat merusak kesehatan, terutama dalam waktu yang lama. PENGGUNAAN PAKAIAN PENGAMAN 1) Syarat-syarat pakaian perlindungan atau pengamanan a) Pakaian kerja harus dapat melindungi pekerja terhadap bahaya yang mungkin ada. b) Pakaian kerja harus seragam mungkin dan juga ketidaknyamanannya harus yang paling minim.
Modul OPKR 10 – 016 C
35
c) Kalau bentuknya tidak menarik, paling tidak harus dapat diterima. d) Pakaian kerja harus tidak mengakibatkan bahaya lain, misalnya lengan yang terlalu lepas atau ada kain yang lepas yang sangat mungkin termakan mesin. e) Bahan pakaiannya harus mempunyai derajat resistensi yang cukup untuk panas dan suhu kain sintesis (nilon, dll) yang dapat meleleh oleh suhu tinggi seharusnya tidak dipakai. f) Pakaian kerja harus dirancang untuk menghindari partikelpartikel panas terkait di
celana, masuk di kantong atau
terselip di lipatan-lipatan pakaian. g) Overall
katun
memenuhi
semua
persyaratan
yang
disebutkan di atas dan karenanya overall katun adalah yang paling banyak digunakan sebagai pakaian kerja. h) Dasi, cincin dan jam tangan merupakan barang-barang yang mempunyai
kemungkinan
besar
menimbulkan
bahaya
karena mereka itu dapat dimakan mesin, dan akan menyebabkan
kecelakaan
jika
para
pekerja
tetap
memakainya. Jam tangan dan cincin menambah masalah pada
bahan
kimia
dan
panas
dengan
berhenti
menghilangkan bahaya. 2) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan pakaian kerja a) Kenakan pakaian yang tahan terhadap api, tertutup rapat, dan berkancingkan. b) Kenakan katun atau wol dan sebagainya guna menghindari bahan buatan yang mudah terbakar baik baju atas maupun baju bawah. c) Baju yang longgar dan tidak berkancing atau t-shirt atau p berdasi, sabuk dapat dengan mudah mengait putaran mesin.
Modul OPKR 10 – 016 C
36
d) Kancing harus ditutupi bahan penutup untuk mencegah kerusakan permukaan ketika bekerja di atas tonggak atau penyangga dan sebagainya.
PAKAIAN KERJA 1. Pilihlah pakaian kerja yang kuat dan betul–betul cocok sehingga dalam
merasa
senang
pekerjaan.
Hindari
pakaian pinggang,
dengan
ikat
gesper
dan
kancing yang menonjol yang dapat
menyebabkan
kerusakan pada kendaraaan pada waktu bekerja. Kami anjurkan memakai seragam Mekanik
Toyota
(Overall)
yang khusus didisain dengan memperhatikan
hal–hal
diatasi. 2. Sebagai tindakan keamanan terhadap luka atau terbakar, kulit harus selalu tertutup, kecuali terpaksa benar. 3. Jagalah pakaian Anda agar selalu bersih waktu bekerja, sebab oli dan kotoran pada pakaian Anda akan mengotori kendaraan
SEPATU KERJA Pililah alas kaki yang kuat untuk bekerja. Adalah berbahaya memakai sandal atau alas kaki yang mudah tergelincir dan karenanya jangan dipakai. Sandal dan sejenisnya lebih memungkinkan pemakaianya terluka karena kejatuhan
Modul OPKR 10 – 016 C
37
benda. Dianjurkan memakai sepatu boot atau sepatu yang mempunyai sol yang tidak licin serta berkulit keras.
Modul OPKR 10 – 016 C
38
SARUNG TANGAN Pada waktu mengangkat benda – benda berat atau memindahkan pipa buang yang panas dan sejenisnya dianjurkan memakai sarung tangan, walaupun tidak ada suatu peraturan khusus yang mengatur cara pemakaiannya untuk pekerjaan pemeliharaan biasa. Terutama pada waktu mengebor dan menggerinda serta pekerjaan di kamar mesin dengan mesin hidup, memungkinkan timbulnya bahaya tersangkutnya sarung tangan pada bagian yang berputar. Karena itu dalam hal seperti ini sarung tangan jangan dipakai. 3) Alat-alat pelindung anggota badan Badan kita terdiri dari beberapa bagian, semuanya itu harus terlindung
diwaktu melaksanakan pekerjaan. Alat-alat
pelindung bagian adalah sbb: a) Alat pelindung mata, Mata harus terlindung dari panas, sinar yang menyilaukan dan juga dari debu.
Modul OPKR 10 – 016 C
39
Gb. Kacamata Debu
Gb. Kacamata Las Listrik
b) Alat pelindung kepala, Topi atau helm adalah alat pelindung kepala bila bekerja pada bagian yang berputar, misalnya bor atau waktu sedang mengelas, hal ini untuk menjaga rambut terlilit oleh putaran bor atau rambut terkena percikan api.
Gb. Alat Pelindung Kepala
c) Alat pelindung telinga Untuk melindungi telinga dari gemuruhnya mesin yang sangat bising juga penahan bising dari letupan-letupan.
Modul OPKR 10 – 016 C
40
Gb. Alat Pelindung Telinga
d) Alat pelindung hidung, Adalah
alat
pelindung
hidung
dari
kemungkinan
terhisapnya gas-gas beracun.
Gb. Alat Pelindung Hidung
e) Alat pelindung tangan Alat ini terbuat dari berbagai macam bahan disesuaikan dengan kebutuhannya, antara lain:
Sarung tangan kain, digunakan untuk memperkuat pegangan supaya tidak meleset.
Sarung tangan asbes, digunakan terutama untuk melindungin tangan terhadap bahaya panas.
Sarung tangan kulit, digunakan untuk melindungi tangan dari benda-benda tajam pada saat mengangkat suatu barang.
Sarung
tangan
karet,
digunakan
pada
waktu
pekerjaan pelapisan logam, seperti vernikel, vercrhoom dsb. Hal ini untuk mencegah tangan dari bahaya pembakaran asam atau kepedasan cairan.
Modul OPKR 10 – 016 C
41
Gb. Macam-macam Sarung Tangan
f) Alat pelindung kaki, untuk menghindarkan tusukan benda tajam atau terbakar oleh zat kimia. Terdapat dua jenis sepatu yaitu pengaman yang bentuknya seperti halnya sepatu biasa hanya dibagian ujungnya dilapisi dengan baja dan sepatu karet digunakan untuk menginjak permukaan yang licin, sehingga pekerja tidak terpeleset dan jatuh. g)
Plat Besi Pelindung
Gb. Alat Pelindung Kaki (Sepatu) Dengan Plat Besi Pelindung
h) Alat pelindung badan, Alat ini terbuat dari kulit sehingga memungkinkan pakaian biasa atau badan terhindar dari percikan api, terutama pada waktu menempa dan mengelas. Lengan baju jangan
Modul OPKR 10 – 016 C
42
digulung,
sebab
lengan
baju
yang
panjang
akan
melindungi tangan dari sinar api.
Gb. Alat Pelindung Badan
TEKNIK PENGANGKATAN/PEMINDAHAN SECARA MANUAL 1) Cara mengangkat benda Pengikatan beban yang berat akan aman bila diketahui letak garis kerja gaya berat beban yang dimaksud. Ikatlah beban seimbang pada garis kerja gaya beratnya. Tali pengikat dengan sambungan yang telah diuji kekuatannya akan menghasilkan keselamatan
kerja.
Dibawah
ini
diperlihatkan
teknis
pemindahan benda yang berat.
Modul OPKR 10 – 016 C
43
2) Cara mengangkat dan memikiul benda a. Waktu mengangkat benda, usahakanlah agar tubuh tetap tegak b. Membagi–bagi berat beban sama rata. c. Biarkan
susunan
tulang
dari
tubuh
menyokong
dan
menopang beban. d. Gunakan alat pemikul seperti penyandang, ambil kulit atau pikulan.
3) Mencegah terjadinya kecelakaan
Modul OPKR 10 – 016 C
44
Risiko terjadi luka dan kerugian pada kelengkapan untuk mengubah
pengangkatan
yang
sederhana;
sebelum
mengangkat dan melakukan sesuatu dengan tenaga orang pada permulaan pekerjaan harus berhati–hati. Ruang kerja harus bebas dari segala rintangan. Penghindaran rintangan adalah tindakan untuk keselamatan tempat.
4) Penuntun cara mengangkat dengan tangan Cara yang benar mengangkat dengan tangan. Tulang punggung manusia bukanlah mesin angkat yang efisien dan dapat mudah rusak bila dipergunakan cara–cara yang tidak benar. a. Suatu angkatan hendaknya dimulai dengan kedudukan sipangangkat
dalam
sikap
yang
seimbang
dengan
meletakkan kedua belah kaki agak meregang dan barang yang diangkatnya harus di dekatkan dengan badan. Yakinlah bahwa barang itu ada pegangan pengamannya. Sebelum mengangkat punggung harus tegak dan dalam kedudukan sedikit mungkin dengan barang yang diangkat.
Modul OPKR 10 – 016 C
45
b. Untuk mengangkat beban, mula – mula luruskan kaki. Cara ini untuk menyakinkan bahwa daya angkat kita sedang disalurkan benar – benar melalui urat – urat dan tulang. c. Untuk melengkapi angkatan, luruskanlah badan bagian atas sampai dengan keadaan tegak 5) Pengangkatan dengan dongkrak dan penopang Dongkrak adalah alat untuk menaikkan kendaraan guna mempermudah pekerjaan reparasi dibagian casis. Ada beberapa jenis dongkrak seperti jenis hidrolis, jenis udara tekan, tergantung pada kapasitas pengangkatannya.
6) Penyangga Penyangga untuk menunjang kendaraan yang sedang diangkat guna pengamanan sewaktu melakukan perbaikan. Pada waktu menggunakan alat pengangkat, dongkrak atau penyangga, utamakan keamanan kerja karena kesalahan kecil dapat menyebabkan kecelakaan besar.
Modul OPKR 10 – 016 C
46
7) Lokasi dongkrak dan penyangga Untuk mencegah agar tempat penempatan dongkrak dan penyangga tidak rusak, pilihlah tempat-tempat yang kuat, serta
c. Rangkuman 1) Keselamatan kerja
adalah suatu usaha untuk menciptakan
keadaan lingkuan kerja yang aman bebas dari kecelakaan. 2) Dalam perusahaan harus menjamin keselamatan pekerjanya yang telah diatur menurut undang-undang kerja ayat 1. Modul OPKR 10 – 016 C
47
3) Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan terjadi karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan disebabkan oleh tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri (unsafe act) dan Keadaan tidak aman dari lingkungan (unsafe condition) 4) Penggunaan Pakaian kerja harus mengacu pada keselamatan kerja dan disesuai dengan bidang pekerjaannya. 5) Teknik
Pengangkatan/pemindahan
secara
manual
hendaknya
memperhatikan berat benda, daerah pengangkatan dan alat pengangkatannya. d. Tugas Setelah anda mempelajari modul Keselamatan,Kesehatan Kerja, cobalah anda mengerjakan latihan dibawah ini dengan demikian anda akan dapat menjelaskan materi ini. 1. Jelaskan pengertian K3? 2. Sebutkan tujuan K3? 3. Sebutkan sebab-sebab kecelakaan? Untuk memeriksa hasil latihan anda, bagian ini tidak disediakan kunci jawaban. Hasil latihan anda sebaiknya dibandingkan dengan hasil latihan peserta diklat lain. Diskusikan dalam kelompok untuk hal yang berbeda. Jika terdapat hal-hal yang tidak dapat diatasi, bawalah hal tersebut kedalam pertemuan tutorial. e. Test formatif 1. Sebutkan penyebab kecelakaan kerja yang diakibatkan tindakan tidak amam dari manusia itu sendiri (unsafe act)! 2. Untuk siapakah keselamatan kerja ditujukan, sebutkan? 3. Sebutkan 5 alat-alat keselamatan kerja? 4. Mengapa pada saat bekerja tidak boleh memakai cincin? Modul OPKR 10 – 016 C
48
5. Jelskan fungsi dongkrak di bengkel otomotif? f. Kunci jawaban formatif 1. Penyebab kecelakaan: a) Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan. b) Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan. c) Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan. d) Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya. e) Keselamatan ditujukan pada f) Manusia (pekerja dan masyarakat). g) Benda (alat, mesin, bangunan dll). h) Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuhtumbuhan. 2. Alat Keselamatan kerja terdiri dari: a) Alat pelindung Kepala. b) Alat pelindung tangan. c) Alat pelindung telinga. d) Alat pelindung badan. e) Alat pelindung kaki. 3. Karena memakai cincin sangat berbahaya hingga anda dapat kehilangan jari-jari. Ketika bekerja pada kendaraan tersangkut mesin dapat menyebabkan hubungan pendek arus listrik sehingga menyebabkan kebakaran. 4. Dongkrak
adalah
alat
untuk
menaikkan
kendaraan
guna
mempermudah pekerjaan reparasi dibagian casis. g. Lembar Kerja CARA MENDONGKRAK KENDARAAN 1) Alat dan Bahan a) 1 unit mobil lengkap Modul OPKR 10 – 016 C
49
b) 1 unit engine stand c) Dongkrak buaya 2 ton d) Mesin katrol e) Rantai/tali f) Jack Stand g) Kayu untuk pengganjal h) Lap/majun 2) Keselamatan Kerja a) Pengangkatan dapat mengakibatkan kecelakaan jika dilakukan dengan tidak benar. Pengangkatan beban yang terlalu berat oleh seseorang dapat menyebabkan
kecelakaan meskipun
diangkat dengan cara yang benar. Perhatikan peraturan tentang beban maksimum yang diijinkan untuk diangkat dan gunakan cara yang aman b) Berhati-hatilah bila mendongkrak mobil pastikan bahwah penempatannya sudah tepat 3) Langkah Kerja a) Persiapkan alat dan bahan praktik pada tempat yang datar dan terang b) Perhatikan instruksi praktik yang disampaikan guru/instruktur c) Pelajari cara-cara pengangkatan dengan menggunakan katrol atau dongkrak d) Pasanglah penyangga pada tempat kuat dan aman ikuti petunjuk yang ada di dalam buku pedoman reparasi e) Buatlah catatan – catatan penting kegiatan praktik secara ringkas f) Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan yang telah
digunakan seperti keadaan semulan serta bersihkan
tempat kerja!
Modul OPKR 10 – 016 C
50
4) Tugas a) Buatlah laporan Praktikum secara ringkas dan jelas! b) Buatlah Rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh setelah mempelajari materi pada kegiatan 1! Kegiatan Belajar 2: Pemeliharaan Kebersihan ,Perlengkapan dan Area Kerja a. Tujuan 1) Siswa memahami cara pemilihan alat-alat, bahan dan perlengkapan kebersihan 2) Siswa memahami pelaksanaan metade kebersihan 3) Siswa memahami cara-cara penyimpanan barang 4) Siswa memahami cara Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja. b. Uraian Materi ALAT-ALAT KEBERSIHAN Alat-alat kebersihan yang diperlukan pada bengkel ,khususnya bengkel otomotif terdiri dari: 1) Sapu ijuk berfungsi untuk membersihkan lantai berupa kotoran sampah kering atau debu 2) Sapu lidi berfungsi untuk membersihkan halaman bengkel dari sampah-sampak kering. 3) Alat Pel berfungsi untuk membersihkan air atau zat cair dari lantai. 4) Vacuum Cleaner berfungsi untuk menyedot debu/kotoran yang tidak dapat dibersih dengan sapu atau kain pel,misalnya; Sofa, karpet, dan saluran ventilasi udara, baik pada ruangan bengkel ataupun pada kendaraan yang sedang diperbaiki. 5) Pasir/serbuk kayu berfungsi untuk menyerap tumpahan oli atau minyak pada lantai, sebelum disapu atau dipel.
Modul OPKR 10 – 016 C
51
Gambar. Menjaga kebersihan lingkungan kerja
Metode Pembersihan Banyak
orang
menggunakan
angin
dari
kompressor
untuk
menghilangkan debu dari pakaian, bangku kerja, struktur, almari dan fiting lampu. Hal ini beresiko tinggi dan berbahaya karena dapat menimbulkan ledakan debu. Debu dan partikel kotor lainnya dapat terhirup atau mengenai mata yang tidak terlindungi. Bahaya
dari
terhirupnya
asbestos
fibres
(debu
rem)
dapat
menyebabkan kangker paru-paru, hal ini tidak secara luas disadari bahwa
hampir
semua
short
fiber
terhirup
paru-paru
dapat
mengakibatkan kerusakan yang sama. Peralatan vacum cleaner yang tepat dengan alat untuk menjangkau sudut-sudut yang sempit, filter debu yang terpelihara dengan baik adalah sesuatu hal yang harus dilakukan pada pekerjaan yang menimbulkan debu. Sapu, sikat untuk membersihkan lantai, alat-alat pembersih dan sabun detergen atau larutan pembersih harus tersedia untuk digunakan oleh para pekerja. Pada saat membersihkan ruangan, pindahkan matrial yang tidak diperlukan ketempat dimana material tersebut dapat dengan mudah dipindahkan ke tempat sampah. Jangan di sebarkan di atas lantai.
Modul OPKR 10 – 016 C
52
Tempat penampungan limbah harus dikosongkan secara periodik dan isinya (limbah) dimusnahkan dengan cara yang direkomendasikan/ dianjurkan. IV.
Penyimpanan
Masalah yang biasanya timbul pada hal penyimpanan adalah tidak cukupnya tempat/ruang untuk meletakkan barang-barang. Pada beberapa instansi masalah ini dapat diatasi dengan menambah rak-rak peralatan dan material. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan pada sistem penyimpanan barang: 1) Penyimpanan material harus direncanakan terlebih dahulu. 2) Barang-barang yang sering digunakan diletakkankan pada tempat yang terdekat dengan pekerja dan barang yang lebih berat ditaruh pada ketinggian yang sesuai.
Gambar . Menyimpan barang pada ketinggian yang sesuai
3) Alarm, lampu penerangan, saklar dan panel kontrol, peralatan pertolongan pertama dan fasilitas cuci, kesemuanya ini harus lancar/berfungsi baik. 4) Pemadam kebakaran harus mudah dicapai/didapatkan. 5) Jalan keluar/masuk dan jalan/gang kerja harus bebas hambatan 6) Tabung-tabung yang berisi cairan, gas yang mudah terbakar atau beracun, zat kimia yang reaktif harus disimpan di dalam bangunan yang terpisah dan harus mematuhi MSDS recommendations.
Modul OPKR 10 – 016 C
53
7) Wadah-wadah
barang,
rak,
palet
digunakan
dimana
itu
dimungkinkan, dengan peralatan penanganan mekanik yang sesuai. 8) Pipa-pipa, ruji-ruji dan material bulat lainnya harus ditumpuk dalam lapisan-lapisan yang terpisah oleh strip pada ujung-ujungnya atau di dalam rak. 9) Lembaran baja, khususnya plat tipis, berbahaya jika diangkat dengan tangan, harus ditangani secara mekanik. 10)Material yang mudah terbakar (seperti kain yang berminyak) tidak boleh ditumpuk dalam tumpukan yang tinggi. V.
Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja
Di bawah ini diberikan tiga contoh latihan penataan tempat kerja yang baik: 1) Bagi pekerja yang mengambil kotak peralatan untuk memelihara atau memperbaiki kendaraan, peralatan-peralatan atau mesinmesin.
Gambar . Sebuah kotak alat pekerja
2) Buatlah
apa
yang
akan
dikerjakan
menjadi
aman
untuk
dikerjakan. Putuskan dari segala sumber listrik. 3) Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena kotoran. 4) Bersihkan
seluruh
sisa
kotoran
yang
timbul
dari
kegiatan
pembersihan di atas. 5) Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi beben kerjanya.
Modul OPKR 10 – 016 C
54
6) Sebelum membuka tabung, container atau pipa, tanyakan pada diri anda sendiri bagaimana jika benda-benda tersebut berisi cairan? 7) Cairan yang dialirkan dari bak penampung harus dibuang dengan cara yang benar bukan dibuang pada saluran air. 8) Tempatkan bagian kendaraan yang sudah dilepas ke dalam container. 9) Simpan bagian-bagian yang tak terbungkus dalam suatu form atau urutan. Gunakan sistem pelabelan jika anda belum terbiasa dengan asembling/perakitan. 10)Jangan simpan bagian kendaraan di tempat yang terganggu oleh pergerakan atau jalan masuk. 11)Amankan sudut-sudut tajam , tonjolan tajam, dan bagian tajam lainnya. 12)Gunakan penutup debu jika diperlukan. 13)Gantikan bagian/parts yang rusak. 14)Setelah merakit ulang lepaskan semua karat dan perbaiki cat kendaraan yang rusak. 15)Hilangkan penetesan dan kebocoran-kebocoran. 16)Buang barang yang sudah tidak akan digunakan lagi.
Gambar . Buang benda-benda yang sudah tidak penting/terpakai
Bagi pekerja yang akan bekerja pada bangku kerja Modul OPKR 10 – 016 C
55
1) Gunakan rak, laci meja dan almari untuk menyimpan peralatan dan pisahkan setiap bagiannya. 2) Simpan barang yang sering dipakai sitempat yang dekat dan simpan barang yang berat dalam ketinggian yang sesuai. 3) Bersihkan kembali bangku kerja setiap akhir pekerjaan dan setiap akhir jam kerja. 4) Bersihkan kembali peralatan sebelum dikembalikan pada tempat penyimpanannya.
Gambar . Sebuah tempat kerja yang diatur dengan baik
Pada saat anda bekerja, jangan sampai barang/benda kerja anda tercecer di daerah kerja selain daerah kerja anda. Setiap tiga bulan, cuci permukaan cat disekitar daerah kerja anda kemudian dilanjutkan dengan laci dan almari anda, simpan kembali atau buang barang yang sudah tidak dipakai sementara waktu khususnya zat pembersih, zat-zat kimia dan produk-produk bahan bakar. Hindari menghiasi bangku kerja, dinding, almari dsb dengan gambar wanita, pakaian dan kertas kerja.
Modul OPKR 10 – 016 C
56
Bagi pekerja yang sedang mengerjakan mesin-mesin (Mesin pengangkat, mesin bubut dll) 1) Gunakan rak-rak, laci, dan almari untuk menyimpan alat-alat dan setiap alat mempunyai tempat sendiri-sendiri. Simpan alat yang sering digunakan di tempat yang dekat dan benda/alat yang berat pada ketinggian yang sesuai. 2) Bersihkan kembali permukaan tempat kerja pada saat selesai tiaptiap pekerjaan atau setiap akhir jam kerja. 3) Lumasi mesin sesuai dengan instruksi buku petunjuk dari pabrik pembuatnya. 4) Bersihkan mesin setiap seminggu sekali. 5) Cuci permukaan mesin yang dicat setiap tiga bulan. 6) Lakukan tindakan anti karat pada akhir pekan dan hari libur dan hilangkan segera jika timbul karat. 7) Hilangkan serpihan dari mesin segera dan ambil langkah untuk menhentikan penyebabnya. 8) Kembalikan seluruh alat ke tempat masing-masing pada setiap akhir pekerjaan atau setiap akhir jam kerja. 9) Rawat dan perbaiki mesin pada saat diperlukan. Tindakan pencegahan lebih diutamakan daripada menunggu bencana terjadi
c. Rangkuman 1. Alat-alat kebersihan sangat diperlukan pada setiap tempat untuk menjaga kondisi tempat kerja bebas dari debu,kotoran dan minyak. 2. Metode penyimpanan hendaknya material harus direncanakan terlebih
dahulu.
Barang-barang
yang
sering
digunakan
diletakkankan pada tempat yang terdekat dengan pekerja dan barang yang lebih berat ditaruh pada ketinggian yang sesuai.
Modul OPKR 10 – 016 C
57
3. Pemeliharaan dalam Penataan Tempat Kerja Buatlah apa yang akan dikerjakan menjadi aman untuk dikerjakan. Putuskan dari segala sumber listrik. 4. Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena kotoran. 5. Bersihkan
seluruh
sisa
kotoran
yang
timbul
dari
kegiatan
pembersihan di atas. 6. Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi beben kerjanya. d. Tugas Setelah mempelajari Modul Pemeliharaan Kebersihan ,perlengkapan dan area Kerja ini cobalah anda melakukan kegiatan Pembersih dan penataan ruang praktek, setelah selasai mintalah Pendapat atau saran pada instruktur tentang hasil kerja anda! e. Test Formatif 1. Deskripsikan alasan mengapa angin kompressor tidak boleh digunakan sebagai suatu metode pembersihan! 2. Sebutkan 5 faktor yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu sistem penyimpanan! 3. Sebutkan 5 contoh pelatihan penataan tempatkerja untuk pekerja yang
sedang
menggunakan
kotak
alat
untuk
memperbaiki
kendaraan/mesin-mesin yang lain! 4. Sebutkan 3 contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja yang bekerja di bangku kerja! 5. Sebutkan 4 contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja yang bekerja dengan mesin (alat pengangkat, mesin bubut, dll)!
Modul OPKR 10 – 016 C
58
f. Kunci Jawaban formatif 1. Deskripsi alasan mengapa angin kompressor tidak bolehdigunakan
sebagai suatu metode pembersihan Hal
tersebut
dapat
menimbulkan
ledakan/hamburan
debu,
sehingga dapat terhirup atau mengenai mata. 2. Faktor- faktor yang harus diperhatikan dalam merencanakan suatu sistem penyimpanan adalah:
Penyimpanan material harus direncanakan terlebih dahulu.
Barang-barang yang sering digunakan diletakkankan pada tempat yang terdekat dengan pekerja dan barang yang lebih berat ditaruh pada ketinggian yang sesuai.
Alarm, lampu penerangan, saklar dan panel kontrol, peralatan pertolongan pertama dan fasilitas cuci, kesemuanya ini harus lancar/berfungsi baik.
Pemadam kebakaran harus mudah dicapai/didapatkan.
Jalan keluar/masuk dan jalan/gang kerja harus bebas hambatan
Tabung-tabung yang berisi cairan, gas yang mudah terbakar atau beracun, zat kimia yang reaktif harus disimpan di dalam bangunan
yang
terpisah
dan
harus
mematuhi
MSDS
recommendations.
Wadah-wadah barang, rak, palet digunakan dimana itu dimungkinkan, dengan peralatan penanganan mekanik yang sesuai.
Pipa-pipa, ruji-ruji dan material bulat lainnya harus ditumpuk dalam lapisan-lapisan yang terpisah oleh strip pada ujungujungnya atau di dalam rak.
Lembaran baja, khususnya plat tipis, berbahaya jika diangkat dengan tangan, harus ditangani secara mekanik.
Material yang mudah terbakar (seperti kain yang berminyak) tidak boleh ditumpuk dalam tumpukan yang tinggi.
Modul OPKR 10 – 016 C
59
3) Contoh-contoh pelatihan penataan tempatkerja untuk pekerja yang sedang
menggunakan
kotak
alat
untuk
memperbaiki
kendaraan/mesin-mesin yang lain. Buatlah apa yang akan dikerjakan menjadi aman untuk dikerjakan. Putuskan dari segala sumber listrik. Bersihkan, cuci, atau sikat komponen agar pekerja tidak terkena kotoran. Bersihkan seluruh sisa kotoran yangtimbul dari kegiatan pembersihan di atas. Gunakan peralatan yang cocok, dan jangan sampai melebihi beben kerjanya. Sebelum membuka tabung, container atau pipa, tanyakan pada diri anda sendiri bagaimana jika benda-benda tersebut berisi cairan? Cairan yang dialirkan dari bak penampung harus dibuang dengan cara yang benar bukan dibuang pada saluran air. Tempatkan bagian kendaraan yang sudah dilepas ke dalam container. Simpan bagian-bagian yang tak terbungkus dalam suatu form atau urutan. Gunakan sistem pelabelan jika anda belum terbiasa dengan asembling/perakitan. Jangan simpan bagian kendaraan di tempat yang terganggu oleh pergerakan atau jalan masuk. Amankan sudut-sudut tajam , tonjolan tajam, dan bagian tajam lainnya. Gunakan penutup debu jika diperlukan. Gantikan bagian/parts yang rusak. Setelah merakit ulang, hilangkan karat dan bersihkan/perbaiki cat yang rusak Setelah merakit ulang lepaskan semua karat dan perbaiki cat kendaraan yang rusak. Modul OPKR 10 – 016 C
60
Tampung di bak sampah barang-barang yang sudah tidak
terpakai lagi. 4. Contoh-contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja yang bekerja di bangku kerja: Gunakan rak, laci meja dan almari untuk menyimpan peralatan dan pisahkan setiap bagiannya. Simpan barang yang sering dipakai sitempat yang dekat dan simpan barang yang berat dalam ketinggian yang sesuai. Bersihkan kembali bangku kerja setiap akhir pekerjaan dan setiap akhir jam kerja. Bersihkan
kembali peralatan sebelum
dikembalikan pada
tempat penyimpanannya. Pada saat anda bekerja, jangan sampai barang/benda kerja anda tercecer di daerah kerja selain daerah kerja anda. Setiap tiga bulan, cuci permukaan cat disekitar daerah kerja anda kemudian dilanjutkan dengan laci dan almari anda, simpan kembali atau buang barang yang sudah tidak dipakai sementara waktu khususnya zat pembersih, zat-zat kimia dan produk-produk bahan bakar. Hindari menghiasi bangku kerja , dinding, almari dsb dengan gambar wanita, pakaian dan kertas kerja. 5. Contoh- contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja yang bekerja dengan mesin (alat pengangkat, mesin bubut, dll). Gunakan rak-rak, laci, dan almari untuk menyimpan alat-alat dan setiap alat mempunyai tempat sendiri-sendiri. Simpan alat yang sering digunakan di tempat yang dekat dan benda/alat yang berat pada ketinggian yang sesuai. Bersihkan kembali permukaan tempat kerja pada saat selesai tiap-tiap pekerjaan atau setiap akhir jam kerja.
Modul OPKR 10 – 016 C
61
Lumasi mesin sesuai dengan instruksi buku petunjuk dari pabrik pembuatnya. Bersihkan mesin setiap seminggu sekali. Cuci permukaan mesin yang dicat setiap tiga bulan. Lakukan tindakan anti karat pada akhir pekan dan hari libur dan hilangkan segera jika timbul karat. Hilangkan serpihan dari mesin segera dan ambil langkah untuk menhentikan penyebabnya. Kembalikan seluruh alat ke tempat masing-masing pada setiap akhir pekerjaan atau setiap akhir jam kerja. Rawat dan perbaiki mesin pada saat diperlukan. Tindakan pencegahan lebih diutamakan daripada menunggu bencana terjadi.
VI. Kegiatan Belajar 3: Perlengkapan Pemadam Kebakaran
a. Tujuan 1) Siswa dapat memahami sifat-sifat api 2) Siswa dapat melakukan pencegahan terjadinya api 3) Siswa dapat memahami klasifikasi api 4) Siswa dapat memahami jenis-jenis alat pemadam kebakaran 5) Siswa dapat memahami prosedur dan metode penggunaan alat pemadam kebakaran b. Uraian Materi Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.
Modul OPKR 10 – 016 C
62
Gambar 1.
Bahan bakar adalah bahan yang dapat terbakar, baik padat, cair maupun gas. Bahan yang mudah terbakar adalah setiap benda yang mudah menyala dan terbakar dengan cepat. Panas dapat berasal dari nyala api, percikan bunga api, puntung rokok, gesekan, sumber listrik, pipa panas dan perlengkapan. Oksigen umumnya berasal dari udara dan juga sebagian dari reaksi kimia. Mencegah api Tanpa bahan bakar, tidak akan terjadi api. Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan cara: 1) Menghilangkan bahan bakar yang tidak diinginkan seperti sampah dan limbah. 2) Menyimpan bahan bakar dan bahan yang dapat terbakar dengan
hati-hati.
Modul OPKR 10 – 016 C
63
Gambar 2.
Tanpa panas, tidak akan terjadi api. Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan cara: 1) Berhati-hati bila bekerja dengan panas. 2) Menghilangkan sumber panas yang tidak diinginkan. Memadamkan api yang tidak diinginkan dengan cara mendinginkan bahan bakar yang sedang terbakar untuk menghilangkan panas.
Gambar 3.
Modul OPKR 10 – 016 C
64
Tanpa oksigen tidak akan terjadi api. Membantu mencegah timbulnya api yang tidak diinginkan dengan cara menjauhkan bahan bakar yang terbakar agar tidak berhubungan dengan oksigen. Memadamkan api yang tidak diinginkan dengan menutupnya sehingga tidak berhubungan dengan oksigen.
Gambar 4.
Api tidak dapat muncul tanpa panas. Jagalah selalu semua kemungkinan munculnya sumber panas. 1) Berhati-hati dengan listrik. 2) Rawat alat, kabel-kabel, kabel extensi dan stop kontaknya tetap
dalam keadaan baik.
Modul OPKR 10 – 016 C
65
Gambar 5.
3) Gunakan stop kontak yang telah diakui, jangan berimprovisasi. 4) Jangan membebani kabel berlebihan. 5) Jangan menginjak atau menggilas dengan troli kabel listrik
fleksibel, insulator yang rusak dapat menimbulkan busur api.
Gambar 6
6) Jangan
menggunakan
api
(sebagai
penerangan)
tanpa
perlindungan yang cukup agar api tersebut tidak menyambar bahan-bahan yang dapat terbakar. Berhati-hatilah saat memanaskan atau mengelas.
Modul OPKR 10 – 016 C
66
a. Singkirkan
bahan-bahan
yang
mudah
terbakar
saat
menggunakan lampu semprot (blow lamp), obor gas dan peralatan potong oksigen. b. Periksa percikan api dari busur pemotong dan pengelasan tidak jatuh pada bahan yang dapat terbakar. c. Gunakan hanya pemanas yang disarankan. d. Tempatkan pemanas sedemikian rupa sehingga tidak terbalik. e. Jauhkan pemanas dari sekat kayu, kain terpal dan bahan yang dapat terbakar lainnya. f. Singkirkan bahan yang dapat terbakar dari peralatan pemanas, bahan bakar yang panas, knalpot engine, dan perlengkapan panas lainnya. g. Patuhi tanda “dilarang merokok”. h. Jangan merokok di area yang dapat menimbulkan kebakaran. i. Buang puntung rokok pada tempat yang aman.
Gambar 7
Pada sebagian benda seperti kain lap yang berminyak, panas dapat muncul karena reaksi kimia.
Sebagai contoh, pembakaran yang
tiba—tiba dapat menyebabkan kebakaran di tumpukan lap tersebut. 1) Kosongkan tempat sampah setiap hari.
Modul OPKR 10 – 016 C
67
2) Jangan menyimpan timbunan kain yang berminyak di dalam locker. Api
tidak dapat menyala tanpa panas. Hilangkan semua bahan-
bahan yang dapat
terbakar yang tidak diperlukan sesegera
mungkin. 1) Bersihkan tempat kerja anda secara teratur.
Gambar 8
2) Buang kotoran dan limbah pada wadah yang benar. 3) Buang kain lap yang berminyak dan berlemak ke dalam tempat sampah yang dilengkapi dengan tutup dan seal perapat.
Gambar 9.
Hati-hati dengan gas yang mudah terbakar (seperti asetilin, LPG, dll.) dan cairan yang mudah terbakar (seperti, bensin, minyak tanah, cairan pembersih, solvent, tiner, dll.) Gas dan cairan yang Modul OPKR 10 – 016 C
68
mudah terbakar sebaiknya disimpan pada area yang terisolasi dan jauh dari sumber panas.
Gambar 10.
1) Rawat semua pipa gas, katup-katup dan perlengkapan tetap dalam kondisi baik. 2) Gunakan hanya alat tangan yang tidak dapat menimbulkan percikan bunga api untuk membuka wadah cairan yang dapat terbakar. 3) Bila cairan yang dapat terbakar diperlukan, gunakan sesedikit mungkin.
Simpan cairan yang dapat terbakar pada wadah
logam yang tertutup. 4) Jangan merokok saat menggunakan cairan yang dapat terbakar. 5) Bersihkan setiap tumpahan cairan yang dapat terbakar pada pakaian anda, hindarkan dari sumber panas dan segera informasikan kepada supervisor anda. 6) Jangan gunakan bensin, minyak tanah atau spiritus untuk menyalakan api. Hindarkan debu yang berbahaya. Mungkin beberapa jenis debu sangat mudah terbakar dan dapat meledak saat bercampur dengan udara.
Modul OPKR 10 – 016 C
69
1) Bersihkan area yang berdebu sebelum mengelas atau bekerja dengan peralatan listrik. 2) Hati-hati saat bekerja di dekat perangkat penyedot debu. 3) Jaga tutup kotak debu tetap tertutup dengan rapat. 4) Jaga stop kontak lampu bebas dari debu.
Gambar 11.
Klasifikasi api Api kelas A. Api kelas A adalah yang paling umum, yang bersumber dari kayu, pakaian, kertas dan bahan-bahan paking.
Gambar 12.
Modul OPKR 10 – 016 C
70
Mendinginkan bahan yang sedang terbakar adalah cara yang paling efektif untuk mematikan api kelas A. Air dari ember, atau dari selang adalah cara yang terbaik untuk mematikan api kelas A. Air biasanya tepat untuk mendinginkan bahan sampai pada titik dimana dia tidak dapat menyala lagi dan merembes jauh ke dalam sumber api.
Gambar 13.
1) Pemadam kebakaran jenis air juga sangat baik untuk mematikan api kelas A.
Gambar 14.
Modul OPKR 10 – 016 C
71
2) Pemadam kebakaran jenis busa juga dapat digunakan. Pemadam kebakaran jenis lain akan mematikan api kelas A yang kecil tetapi tidak seefektif air.
Catatan: Pemadam kebakaran jenis yang dibalik secara bertahap digantikan oleh jenis air-udara di sejumlah negara bagian.
Api kelas B Api kelas B adalah berasal dari cairan yang mudah terbakar seperti bensin, minyak tanah, oli, grease, lemak, lilin, cat, thinner dan solvent. Menutupi api agar tidak berhubungan dengan oksigen adalah cara yang paling efektif untuk memadamkan api kelas B.
Gambar 15.
Peringatan: Jangan sekali-kali menggunakan air untuk memadamkan api kelas B, air dapat menyebarkan cairan yang sedang terbakar. Pemadam api dari bahan kimia berupa tepung kering dan gas karbon dioksida (CO2) sangat baik untuk memadamkan api kelas B.
Modul OPKR 10 – 016 C
72
Gambar 16.
Pemadam api busa sangat baik untuk memadamkan cairan yang terbakar di dalam wadah dimana cairan kelihatannya cukup panas untuk terbakar sendiri bila berhubungan dengan oksigen.
Gambar 17.
VII. Api kelas C VIII.
Api kelas C berasal dari peralatan listrik seperti dudukan lampu, motor, generator, kabel, kawat, saklar, dan peralatan elektronik. Menutupi api agar tidak berhubungan dengan oksigen adalah cara yang paling efektif untuk memadamkan api kelas C.
Modul OPKR 10 – 016 C
73
Gambar 18.
Gambar 19.
IX. Peringatan Bahan pemadam kebakaran harus bukan penghantar listrik untuk menghindari kejutan atau kerusakan peralatan. Jangan sekali-kali menggunakan pemadam kebakaran dengan bahan air atau busa untuk mematikan api kelas C. Bila anda dapat melakukannya dengan sangat hati-hati, matikan semua peralatan listrik yang sedang terbakar.
Modul OPKR 10 – 016 C
74
Alat-alat Pemadam Kebakaran: Alat pemadam api portable Pemadam api portable biasanya ditempatkan pada tempat yang aman. Ada 4 jenis alat pemadam kebakaran dengan beberapa perbedaan pada masing-masing jenisnya. Pada bagian sisi alat pemadam biasanya dilengkapi dengan
label instruksi. Label ini memberikan
rincian bagaimana menggunakan pemadam api, juga dijelaskan untuk api jenis apa digunakan. Selalu baca plat instruksi sebelum anda menggunakan pemadam api,
Gambar 20.
4) Pemadam kebakaran yang berisi air
Modul OPKR 10 – 016 C
75
Ketiga pemadam kebakaran jenis berisi air hanya cocok untuk memadamkan api kelas A. Pemadam ini dicat merah. Rentang semprotannya berkisar 10m. Digunakan sesuai petunjuknya. Jenis pemadam bertekanan gas berkerja sampai kosong. Jenis pemadam bertekanan udara diaktifkan dengan alat picu dan dapat dihentikan setiap saat dengan cara melepas pemicu.
Gambar 21.
Gambar 22.
5) Pemadam Kebakaran Karbon Dioksida (CO2)
Modul OPKR 10 – 016 C
76
Alat ini diisi deengan karbon dioksida, cairan ini mempunyai tekanan yang sangat tinggi.
Jenis ini paling sesuai untuk
memadamkan api kelas B dan kelas C. Jenis ini dicat warna merah dengan garis/pita hitam. Ukuran kecil mempunyai kemampuan semprot sampai 1,2m dan yang berukuran besar mempunyai kemampuan sam pai 3m.
Gambar 23.
Pemadam ini harus mempunyai nozel penyembur agar dapat digunakan secara efektif dan aman. Yang dikosongkan adalah karbon diosida cair yang dengan cepat dapat berubah menjadi gas.
Semprotan
utama
sangat
dingin.
Menkanisme
pengoperasiannya harus terbuka penuh untuk mencegah agar nozel tidak membeku. Alat ini bias juga dilengkapi dengan plunyer, tuas, pemicu atau katup. Operasikan sesuai petunjuk. Pemadam kebakaran CO2 sangat berguna dimana pencemaran oleh endapan tidak diharapkan ditempat kerja dan penembusan area sangat penting. Contohnya adalah:
Modul OPKR 10 – 016 C
77
a)
Berhubungan dengan kebakaran peralatan elektronik dan laboratorium.
b)
Berhubungan dengan api kecil pada cairan yang dapat terbakar, lepas melalui kedua permukaan vertical dan horizontal.
Gambar 24.
Prosedur penggunaan. a) Gunakan sedekat mungkin dengan sumber api. b) Pertama arahkan semprotan ke bagian belakang sumber api. c) Gerak-gerakkan nozel dari kiri ke kanan. d) Secara perlahan bergerak ke bagian depan samapi api mati.
Peringatan: Berada dalam waktu tertentu dalam ruang tertutup yang berisi Karbon dioksida dapat menyebabkan sesak bahkan mati lemas. Segera bersihkan tempat setelah digunakan. Buka semua jendela dan pintu untuk membersihkan ruangan dari gas karbondioksida.
Modul OPKR 10 – 016 C
78
6) Pemadam Kebakaran Busa Variasi mekanisme dan bahan kimia yang digunakan pada pemadam
kebakaran
busa
cocok
digunakan
untuk
memadamkan api kelas B dan terbatas pada api kelas A. Tabung alat ini dicat dengan warna
BIRU. Jarak semprotnya
berkisar 6m. Operasikan sesuai petunjuk.
Gambar 25.
Busa digunakan untuk membentuk selimut untuk menutupi dan memadam api. Pemadam kebakaran jenis busa adalah yang paling efektif untuk memadamkan api dari bahan bakar cair yang berada dalam wadah diaman bahan ini cukup panas untuk dapat terbakar sendiri bila bersinggungan dengan oksigen.
Selimut busanya akan tetap berada pada tempatnya cukup lama untuk mendinginkan bahan yang terbakar sehingga temperaturnya tidak cukup untuk dapat terbakar sendiri.
Busa kurang efektif pada tumpahan yang menyebar. Jenis ini biasa jadi tidak efektif cairan yang terbakar seperti alcohol. Modul OPKR 10 – 016 C
79
Untuk memadamkan cairan yang sedang terbakar, arahkan semprotan pemadam ke bagian sisi wadah di atas cairan. Hal ini akan menyebabkan busa mengalir ke bawah an menyebar di atas permukaan cairan.
Gambar 26.
7) Pemadam Kebakaran Tepung Kering
Pemadam ini diisi dengan bahan kimia berbentuk tepung kering yang diinjeksikan dengan tekanan gas, atau dengan tekanan udara. Jenis ini sesuai untuk memadamkan api kelas B dan C. Tabung pemadam ini dicat warna MERAH dengan lingkaran PUTIH. Alat ini mempunyai nozel beebentuk kipas. Rentang semprotan yang berukuran kecil samapi 3m, dan yang berukuran besar samapai 6 meter. Operasikan berdasarkan petunjuk pemakaian.
Modul OPKR 10 – 016 C
80
Gambar 27
Pemadam kebakaran jenis tepung kering mempunyai reaksi pemadaman yang sangat cepat. Kabut bahan kimia kering ini cenderung melindungi orang yang memadamkan api dari panas. Tepung kering adalah pemadam api
yang paling efektif untuk
memadamkan cairan yang terbakar pada area yang luas, khususnya pada tumpahan yang mengalir bebas. Semprotkan tepung ke bagian dasar api dan tutupi apinya dengan menggerakan nozel ke kanan dan ke kiri. Pemadam jenis ini yang berukuran kecil denngan gagang berbentuk pistol dapat dibawa masuk dengan cepat.
Hal ini
dan dapat digunakan
membuat alat ini efektif memadamkan
semua jenis api yang muncul tiba-tiba dan juga untuk api kecil yang sulit dijangkau. Pemadam kebakaran bentuk kecil sebaiknya tidak digunakan untuk memadamkan api yang besar dan dalam
Modul OPKR 10 – 016 C
81
Gambar 28.
Menyelamatkan diri dari Api Anda harus tanggap kalau sedang terjadi kebakaran dan harus mengenal seluruh alat-alat pemadam yang ada . Pelajari lokasi terjadinya kebakaran, alarm kebakaran, telephone dan pintu darurat yang ada di tempat kerja anda.
Gambar 29.
Adalah sangat penting bila pekerja perawatan, dan yang lainnya, yang berganti
lokasi
Modul OPKR 10 – 016 C
kerja
secara
teratur
mengetahui
bagaimana 82
menyelamatkan diri dari kebakaran di setiap tempat kerja mereka. Ketika terjadi kebakaran, putuskan apakah anda dapat membantu memadamkan api. Jika tidak, keluarlah segera. Jika anda memutuskan untuk memadamkan api, pertama periksa apakah ada tempat yang lowong dan aman untuk jalan ke luar. Selalulah berada diantara api dan jalan keluar. Tinggalkan tempat kebakaran sesegera mungkin bila: 1. Api yang timbul sudah tidak dapat dikontrol lagi. 2. Api telah menguasai jalan ke luar. 3. Asap telah mengaburkan atau menggelapkan jalan ke luar. 4. Pada saat anda meninggalkan tempat tersebut, buka setiap pintu dengan hati-hati untuk mencegah asap atau nyala api menyerbu masuk ruangan. 5. Tutuplah pintu-pintu di belakang anda untuk mencegah aliran udara menghembus api. 6. Berhati-hatilah terhadap asap dan gas-gas yang ditimbulkan api. 7. Di dalam area yang penuh asap, tetap pada posisi rendah dan merangkak untuk menghindarkan mulut dan hidung sedekat mungkin dengan lantai
Gambar 30.
Modul OPKR 10 – 016 C
83
8. Walau dalam keadaan bagaimanapun juga jangan pernah mundur atau berhenti. 9. Saat meninggalkan bangunan, tutuplah pintu di belakang anda. 10. Jangan sekali-kali memasuki bangunan yang sedang terbakar. Selalu siap memadamkan api. Anda harus tahu apa yang harus diperbaat bila terjadi kebakaran: 1. Pahamilah semua peralatan pemadam kebakaran yang ada di tempat kerja anda. 2. Ketahui tempat semua peralatan pemadam kebakaran.
Gambar 31.
3. Pelajari tempat semua alarm pemadam kebakaran. 4. Pelajari fungsi semua peralatan pemadam kebakaran. 5. Mampu menggunakan peralatan dan mengikuti langkah pemadaman api dengan pasti. 6. Menghindarkan peralatan pemadam kebakaran dari penghalang agar mudah dijangkau.
Modul OPKR 10 – 016 C
84
Gambar 32.
7. Pelajari setiap lokasi penyelamatan diri. 8. Jaga agar rute penyelamatan diri bebas dari hambatan. 9. Jaga akses ke tangga dan perancah mudah dijangkau dimana tangga belum dibangun. 10. Menjaga pintu penyelamatan diri memberikan akses ke tangaga tertutup, tetapi tidak terkunci. Tempatkan pemadam api yang sesuai sehingga mudah dijangkau saat menggunakan peralatan yang dapat meningkatkan bahaya kebakaran. 1. Hindarkan pemadam kebakaran dari panas yang tinggi atau yang dingin sekali. 2. Jangan
sekali-kali
mengembalikan
pemadam
api
yang
telah
digunakan ke tempat semula. Beri label dan kembalikan untuk diisi ulang. 3. Pastikan setiap pemadam api yang telah dipakai segera diganti dengan yang baru Memadamkan Api/Kebakaran. Bila terjadi kebakaran, tindakan yang tepat memberikan peluang dapat memadamkan
api
dengan
cepat,
mengurangi
bahaya
dan
meminimalisasi kerusakan.
Modul OPKR 10 – 016 C
85
Cara Mengguakan Alat Pemadam Api 1. Lepaskan kunci pengaman. 2. Peganglah alat pemadam api dalam keadaan tegak tegak, lepasakan pipa dari klip. 3. Pijitlah penagtup. Arahkan corong ke pangkal api dan lakukan pemadaman seperti gerakan menyapu. Jika anda menemukan kebakaran, ingat 6 langkah kesalamatan berikut: 1. Hidupkan segera alarm.
Gambar 33.
2. Beritahu regu pemadam kebakaran.
Gambar 34.
3. Peringatkan setiap orang agar segera keluar.
Modul OPKR 10 – 016 C
86
Gambar 35.
4. Padamkan api dengan peralatan yang tersedia.
Gambar 36
. 5. Bila dipandang perlu segera keluar.
Gambar 37
6. Jangan masuk kembali ke gedung yang sedang terbakar
Modul OPKR 10 – 016 C
87
Gambar 38
Ke 6 langkah keselamatan tersebut penting karena hal-hal berikut: 1. Beberapa menit pertama setelah api mulai menyala adalah penting segera ditanggulangi. 2. Penting bagi regu pemadam kebakaran tiba saat api masih kecil sehigga mudah dikendalikan daripada datang setelah api menjadi besar sehingga sulit ditanggulangi. 3. Seseorang
mengawasi
regu
pemadam
kebakaran
dapat
mengarahkan mereka langsung ke tmpat kebakaran tanpa harus menunda. 4. Api yang masih kecil dapat dengan mudah ditanggulangi dengan peralatan yang tepat, 5. Begitu api menjadi besar, penundaan dalam mengevakuasi bangunan dapat meregut nyawa seseorang. 6. Asap dan gas di dalam
bangunan sangat berbahaya, walaupun
sumber api dan panasnya jauh. 7. Bila kebakaran terjadi pada saluran gas yang bocor, dan anda tidak dapat mematikan saluran gas, jangan coba-coba mematikan nyala api. Bila perlu, atau memungkinkan, cobalah mendinginkan peralatan yang ada di sekitarnya. 8. Selebihnya biar ditangani oleh ahlinya.
Modul OPKR 10 – 016 C
88
c. Rangkuman 1)
Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.
2)
Anda harus tanggap kalau sedang terjadi kebakaran dan harus mengenal seluruh alat-alat pemadam yang ada .
3)
Pelajari lokasi terjadinya kebakaran, alarm kebakaran, telephone dan pintu darurat yang ada di tempat kerja anda.
4)
Tempatkan
pemadam
dijangkau
saat
api
yang
sesuai
menggunakan
sehingga
peralatan
mudah
yang
dapat
meningkatkan bahaya kebakaran. 5)
Bila terjadi kebakaran, tindakan yang tepat memberikan peluang dapat memadamkan api dengan cepat, mengurangi bahaya dan meminimalisasi kerusakan.
d. Tugas Setelah mempelajari Modul PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN ini
buatlah
Tabel
warna
alat
pemadam
kebakaran
dan
penggunaannya, setelah selasai mintalah Pendapat atau saran pada instruktur tentang hasil kerja anda!
e. Test Formatif 1) Tuliskan tiga unsur penyebab kebakaran 2) Apa yang terjadi apabila salah satu unsur tersebut dihilangkan? 3) Jelaskan pengertian hal berikut dihubungkan dengan pemadaman nyala api? a. Starvation b. Smothering c. Cooling 4) Bagaimana air dapat memadamkan nyala api?
Modul OPKR 10 – 016 C
89
5) Bagaimana bubuk kimia memadamkan nyala api? 6) Bagaimana karbon dioksid memadamkan nyala api? 7) Bagaimana jenis busa dapat memadamkan nyala api? 8) Mengapa air atau busa tidak sesuai untuk memadamkan nyala api karena listrik? 9) Mengapa air tidak sesuai untuk memadamkan nyala api yang disebabkan bahan bakar cair seperti bensin? 10)Bagaimana prinsip starvation dapat diaplikasikan pada kebakaran akibat bahan bakar dengan gas atau listrik? 11)Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi jenisnya dan nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya. Isilah table dibawah ini untuk meyakinkan anda.
Warna alat
Jenis alat
pemadam
pemadam
Nyala api yang sesuai untuk dipadamkan
Merah Biru Tanda Merah dengan Putih Tanda Merah dengan Hitam
12) Tuliskan dua cara untuk mengetahui isi alat pemadam kebakaran 13) Apa yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah digunakan untuk memadamkan nyala api ? 14) Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian berikut ini? a. Nyala api pada mesin b. Nyala api pada kain lap oli. c. Kertas terbakar didalam tong sampah
Modul OPKR 10 – 016 C
90
d. Ban terbakar e. Kebakaran pada panel listrik 15) Bagaimana prosedur pengoperasian gulungan selang pemadam kebakaran? 16) Mengapa penting menjamin posisi nozel harus “OFF” dan ditempatkan pada tempat gantungan pada keran utama apabila selang tidak digunakan? 17) Untuk
apa
selimut
api
digunakan
dan
bagaimana
menggunakannya?
Setelah anda menyelesaikan semua jawaban mintalah pada pelatih untuk memeriksanya. f. Kunci Jawaban 1) Tiga unsur penyebab kebakaran Bahan bakar Panas Oxigen 2) Yang terjadi apabila salah satu unsure ini dihilangkan adalah Nyala api tidak akan lama akan menjadi padam. 3) Pengertian hal-hal yang berhubungan dengan pemadaman nyala api adalah Starvation: Mengandung
arti membuang/mencabut bahan
bakar dari nyala api sehingga menjadi padam. Smothering: Mengandung arti membuang oxygen dari nyala api sehingga menjadi padam. CoolingMengandung arti menurunkan panas dari nyala api. 4) Air dapat memadamkan nyala api karena Air akan mendinginkan bahan yang terbakar sehingga tidak terjadi penyalaan kembali.
Modul OPKR 10 – 016 C
91
5) Bubuk kimia dapatmemadamkan nyala api sebab Bubuk kimia disemprotkan
dari
alat
pemadam
dengan
gas
atau
udara
bertekanan dan dapat dengan cepat menutup untuk memadamkan nyala api. 6) Karbon dioksid dapat memadamkan nyala api karena Karbon dioksid akan menjadi cair apabila disimpan dibawah tekanan, seperti pada pemadam nyala api dengan CO2. Bentuk yang keluar dari alat pemadam kebakaran adalah bentuk cairan karbon dioksid yang dengan cepat menjadi gas dan kondisi sangat dingin. Kondisi inilah yang menyebabkan nyala api menjadi padam. 7) Busa dapat memadamkan nyala api karena Busa akan menutupi nyala api pada bahan bakar cair. Busa akan menutupi pada permukaan dengan waktu yang cukup lama sehingga akan menjadi dingin dibagian bawah sehingga tidak terjadi penyalaan kembali. 8) Mengapa air atau busa tidak sesuai untuk memadamkan nyala api karena listrik Karena bahan ini adalah penghantar aliran listrik. Bahan pemadam untuk kebakaran karena listrik harus dari bahan yang tidak dapat dialiri arus listrik untuk mencegah meluasnya kebakaran dan tidak terjadi kejutan dan meledak peralatan dan menjadi rusak. 9) Air tidak sesuai untuk memadamkan nyala api yang disebabkan bahan bakar cair seperti bensin karena Air dapat saja akan menyebarkan nyala api menjadi lebih luas. Kebakaran akibat bahan bakar cair menimbulkan panas yang sangat tinggi sehingga air tidak efektip untuk menurunkan temperatur tersebut. Bahan bakar cair kemungkinan masih cukup panas apabila mendapat udara akan terbakar kembali,
Modul OPKR 10 – 016 C
92
10)Prinsip starvation dapat diaplikasikan pada kebakaran akibat bahan bakar dengan gas atau listrik adalah Dengan menutup sumber gas atau listrik, sumber bahan bakar harus diisolasi dari nyala api. Cara lain nyala api dapat dipadamkan dengan alat pemadam yang sesuai. 11)Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi jenisnya dan nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya. Seperti table dibawah ini untuk meyakinkan anda.
Warna alat
Jenis alat
Pemadam Merah
Pemadam Berisi Air
Nyala api yang sesuai untuk dipadamkan Nyala Api Kelas A Kayu, Kain, Kertas, dll
Biru
Busa
Nyala Api Kelas B, Nyala Api akibat bahan bakar cair.
Tanda
Merah Bubuk Kering
dengan Putih
Nyala Api Kelas C akibat Listrik (juga untuk kelas A dan B)
Tanda
Merah Karbon Dioksid
dengan Hitam
Nyala Api Kelas B dan C Listrik dan
cairan
yang
dapat
terbakar.
12)Dua cara (diantara) untuk mengetahui isi dari alat pemadam kebakaran. a) Memeriksa alat ukur yang ada pada bagian atas silinder. b) Memeriksa dan melihat pertanda yang diberikan pada alat tersebut masih utuh atau sudah terlepas, terpotong, atau dirusak karena alat pemadam sudah dioperasikan. Jika pertanda tersebut masih pada tempatnya hal ini menandakan alat pemadam masih berisi penuh.
Modul OPKR 10 – 016 C
93
c) Membandingkan berat alat pemadam yang anda yakin berisi penuh dengan alat pemadam yang akan diperiksa. 13)Apa yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah digunakan untuk memadamkan nyala api ? Menggantikannya dengan alat pemadam yang berisi penuh dan alat pemadam yang telah digunakan segera diisi kembali. 14) Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian a) Nyala api pada mesin adalah karbon Dioksid dan bubuk kering b) Nyala api pada kain lap oli.adalah Karbon dioksid,Bubuk Kering dan Busa c) Kertas terbakar didalam tong sampah adalah air d) Ban terbakar adalah busa e) Kebakaran pada panel listrik Karbon Dioksid 15) Prosedur pengoperasian gulungan selang pemadam kebakaran adalah dengan cara Memutar dan menyambungkan katup yang terletak pada pipa penyalur air ke gulungan selang.Tarik gulungan selang dan arahkan pada nyala api, yakinkan bahwa jalan keluar tidak ada yang menghalangi.Memutar nozel dan mengarahkan air langsung pada sumber nyala api. 16) Pentingnya menjamin posisi nozel harus “OFF” dan ditempatkan pada tempat gantungan pada keran utama apabila selang tidak digunakan adaalah Untuk menjamin apabila selang digunakan digunakan kembali, operator dapat memutar katup utama tanpa menimbulkan selang melibas dan air tersembur kesegala arah hal ini akan menyebabkan pemadaman kebakaran akan terlambat. 17) Untuk
apa
selimut
api
digunakan
dan
bagaimana
menggunakannya
Modul OPKR 10 – 016 C
94
Selimut api digunakan untuk memadamkan nyala api yang kecil dan bilamana pada pakaian terdapat nyala api, maka selimut api dapat dibungkuskan untuk menutup nyala api tersebut setelah itu biarkan selimut api hingga menjadi dingin selanjutnya selimut api barulah
diambil.
Didalam
masalah
ada
seseorang
yang
pakaiannya terbakar, maka selimut api dibungkuskan pada tubuh korban dan rebahkan kelantai selanjutnya gulingkan tubuh korban untuk meyakinkan nyala api telah tertutup dan padam.
Kegiatan Belajar 4: Pertolongan Pertama Dan Cardio Pulmonary Resusciation ( Cpr ) a. Tujuan 1. Siswa dapat mengerti dan memahami Pengertian Pertolongan Pertama dan Cardio Pulmonary. 2. Siswa
dapat
memberikan
Pertolongan
Pertama
dan
CPR
dilingkungan kerja 3. Siswa dapat menjelaskan teknik memberikan Pertolongan Pertama dan Cardio Pulmonary (CPR). b. Uraian Materi Pengertian Pertolongan Pertama Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera, kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar. Pengertian Medis Dasar Tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh awam atau awam yang terlatih secara khusus. Batasannya adalah sesuai dengan sertifikat yang dimiliki oleh Pelaku Pertolongan Pertama.
Modul OPKR 10 – 016 C
95
Pelaku pertolongan Pertama Pelaku Pertolongan Pertama adalah penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian, yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar. Tujuan Pertolongan Pertama: a. Menyelamat jiwa penderita b. Mencegah cacat c. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan Dasar Hukum Di Indonesia dasar hukum mengenai Pertolongan Pertama dan Pelakunya belum tersusun dengan baik seperti halnya di Negara maju. Walau demikian dalam KUHAP ada beberapa pasal yang mencakup aspek dalam melakukan Pertolongan Pertama. Pelanggaran tentang orang yang perlu ditolong diatur dalam Pasal
531 KUH. Pidana yang berbunyi:
Barang siapa menyasikan sendiri ada orang didalam keadaan bahaya maut lalai memberikan atau mengadakan pertolongan kepadanya sedang pertolongan itu didapat diberikannya atau diadakannya dengan tidak akan mengkuatirkan bahwa ia sendiri atau orang lain akan kena bahaya dihukum kurungan selama – lamanya tiga bulan atau denda sebanyak – banyaknya Rp. 4.500,-. Jika orang yang perlu ditolong itu mati, diancam dengan : KUHP 45.165.187.304 s. 478 . 525.566 . Pasal ini berlaku bila pelaku pertolongan pertama dapat melakukan tanpa membahayakan keselamatan dirinya dan orang lain.
Modul OPKR 10 – 016 C
96
Penjelasan: Dalam keadaan bahaya maut = bahaya maut yang ada seketika itu, misalnya orang berada dalam rumah terbakar, tenggelam di air, seorang akan membunuh diri dan sebagainya. Memberikan pertolongan = menolong sendidri. Mengadakan pertolongan = misalnya memintakan pertolongan polisi atau dokter.
Pasal
ini
pertolongan
hanya itu
dapat tidak
dikenakan dikuatirkan,
apabila bahwa
dengan orang
itu
memberi sendiri
dibahayakan atau orang lain dapat kena bahaya dan orang yang perlu ditolong itu mati. PERALATAN DASAR PELAKU PERTOLONGAN PERTAMA : Dalam melakukan tugasnya Pelaku Pertolongan Pertama memerlukan beberapa peralatan dasar. Peralatan dasar ini dapat dibagi menjadi peralatan perlindungan diri atau yang lebih dikenal dengan Alat Pelindung Diri (APD) dan peralatan minimal untuk melakukan tugasnya. Alat Pelindung Diri ( APD ) Sebagai pelaku Pertolongan Pertama seseorang akan dengan mudah terpapar dengan jasad renik maupun cairan tubuh seseorang yang memungkinkan penolong dapat tertular oleh penyakit. Prinsip utama dalam menghadapi darah dan cairan tubuh dari penderita adalah :
Darah dan semua cairan tubuh sebagai media penularan penyakit. Beberapa penyakit yang dapat menular diantaranya adalah Hepatitis, TBC,HIV/AIDS.
Modul OPKR 10 – 016 C
97
Disamping itu APD juga berfungsi untuk mencegah penolong mengalami luka dalam melakukan tugasnya.
BEBERAPA APD: 1. Sarung tangan lateks. Jangan menggunakan sarung tangan kain saja karena cairan dapat merembes. Bila kan melakukan tindakan lainnya yang memerlukan sarung tangan kerja, maka sebaiknya sarung tangan lateks dipakai terlebih dahulu. 2. Kecamata pelindung Berguna untuk melindungi mata dari percikan darah, maupun mencegah cedera akibat benturan atau kelilipan pada mata saat melakukan pertolongan 3. Baju pelindung Penggunaannya kurang popular di Indonesia, gunanya adalah untuk mencegah merembesnya cairan tubuh penderita melalui baju penolong. 4. Masker penolong Sangat berguna untuk mencegah penularan penyakit melalui udara. 5. Masker Resusitasi Diperlukan bila akan melakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru. 6. Helm Dipakai bila akan bekerja ditempat yang rawan akan jatuhnya benda
dari
atas.
Misalnya
dalam
bangunan
runtuh
dan
sebagainya.
Modul OPKR 10 – 016 C
98
Catatan: Alat perlindungan diri minimal bagi seorang pelaku Pertolongan Pertama adalah sarung tangan dan masker RJP.
Gbr. Alat APD yaitu Masker, Kacamata dan Sarung tangan lateks.
Beberapa tindakan umum untuk menjaga diri adalah: Pemakaian APD tidak sepenuhnya melindungi penolong. Ada beberapa tindakan lain yang juga perlu dilakukan sebagai tindakan pencegahan. Cuci tangan merupakan tindakan yang sederhana namun paling efektif untuk menghentikan rantai penularan penyakit. Cucilah tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. Pakialah sabun yang memiliki sifat anti septic (anti kuman) Cucilah bersih–bersih
tangan samapai ke
siku bila selesai
menangani penderita. Mempersiapkan alat. Selain tubuh penolong alat yang baru dipakai juga harus dibersihkan. Membersihkan alat ini ada beberapa tahap yaitu: Mencuci dengan air hanya menghilangkan bekas atau noda saja. Desinfeksi (memakai bahan pembunuh kuman misalnya pemutih)
Modul OPKR 10 – 016 C
99
Sterillisasi (proses khusus untuk menjadi bebas kuman) Peralatan Pertolongan Pertama: a. Penutup luka Kasa steril Bantalan kasa b. Pembalut Contoh: Pembalut gulung/pita Pembalut segitiga/mitella Pembalut tubuler/tabung Pembalut rekat/plester c. Cairan antiseptik Contoh: Alkohol 70% Povidone iodine 10% d. Cairan pencuci mata Boorwater e. Peralatan stabilisasi . Contoh: Bidai Papan spinal panjang Papan spinal pendek f. Gunting pembalut g. Pinset h. Senter i. Kapas j. Selimut k. Kartu penderita l. Alat tulis m. Oksigen n. Tensimeter dan stestoskop o. Tandu.
Modul OPKR 10 – 016 C
100
PERTOLONGAN PERTAMA SAAT DARURAT 1. Memeriksa kesadaran Serukan.“Anda bisa mendengan saya?” atau “Buka mata Anda!” Goyang bahu korban secara hati–hati. Korban yang tidak sadar tidak akan bereaksi.
Gbr. 1
2. Buka jalan napas korban yang tidak sadar Keluarkan sumbatan dari dalam mulut yang tampak dengan jelas. Letakkan dua jari Anda di bawah dagu korban dan rahang ditarik ke atas. Pada saat yang sama, letakakan tangan Anda yang satu lagi pada dahi korban dan kepalanya ditekan ke bawah.
Gbr. 2
3. Memeriksa pernapasan Modul OPKR 10 – 016 C
101
Letakkan tangan Anda di dekat hidung dan mulut korban. Lihat apakah dadanya bergerak Dengarkan suara napasnya Rasakan napasnya dengan pipi Anda Periksa selama 5 detik sebelum memutuskan bahwa korban tidak bernapas.
Gbr. 3
4. Memeriksa nadi Kepala korban tertarik ke bawah, raba jakunnya dengan dua jari Anda. Geser jari Anda ke belakang sampai celah antara trakhea dan otot – otot yang berjalan di sampingnya. Raba denyut karotis selama 5 menit. POSISI PEMULIHAN 1. Berlutut disamping korban, Kepalanya ditarik ke bawah dan dagunya diangkat untuk membuka jalan napas. Kedua kaki lurus. Lengan korban yang paling dekat dengan Anda ditekuk membuat sudut siku–siku dengan badannya, siku ditekuk, telapak tangan membuka ke atas.
Modul OPKR 10 – 016 C
102
Gbr.1
2. Lengan korban yang jauh disilangkan pada dadanya, tangannya memegang pipi. Tangan Anda yang lain memegang paha yang jauh, lutut korban ditekuk ke atas, kakikinya menginjak lantai.
Gbr. 2
3. Tangan korban dipegang supaya terus memegang pipinya. Tarik badannya ke arah Anda melalui tangan yang memegang paha.
Modul OPKR 10 – 016 C
103
Gbr. 3
4. Kepala korban ditarik kebelakang supaya jalan napas selalu terbuka. Bila perlu ataur tangannya agar tetap menopang kepala. Kaki korban yang ada di atas diatur agar panggul dan lututnya membentuk sudut siku – siku. Periksa nadi dan pernapasannya secara teratut.
Gbr.4
CARDIO PULMONARY RESUSCIATION (CPR) A. PERNAPASAN MULUT KE MULUT 1. Pastikan jalan napas terbuka dan kepala tertarik ke bawah. Lubang hidung korban dipijat dengan telunjuk dan ibu jari.
Modul OPKR 10 – 016 C
104
2. Tarik napas dalam dan aktupkan bibir Anda di seputar mulut korban. Hembuskan napas Anda ke dalam mulut korban sampai dadanya terlihat naik ke atas. 3. Angkat bibir Anda dan biarkan dadanya turun lagi. Teruskan pernapasan buatan ini denagan kecepatan 10 kali per menit.
Gbr. A
B. KOMPRESI DADA 1. Korban berbaring pada alas yang keras. Pangkal tangan Anda diletakkan di atas titik pertemuan tulang dada dengan tulang rusuk bagian bawah. Turunkan pangkal tangan Anda, dengan jari – jari kedua tangan saling memegang, ke titik tersebut. 2
Dengan lengan tetap lurus tekan tulang dada ke bawah secara vertikal sedalam 4-5 cm. Lepaskanan tekanan. Ulangi kompresi ini dengan kecepatan kira–kira 80 kali per menit.
Kombinasi dengan pernapasan buatan:
setiap 15 kompresi
disusul dengan dua pernapasan buatan sampai bantuan datang.
Modul OPKR 10 – 016 C
105
Gbr. B
CEDERA KEPALA 1. Kalau kulit kepala luka, pasang kembali lipatan kulit yang robek dan dengan memakai perban bersih, tekan ke bawah dengan kuat tetapi hati–hati dan merata pada luka.
JANGAN menyentuh luka dengan tangan Anda
Gbr. 1
2. Setelah perdarahan/pendarahan dapat diatasi, perban dibalut.
Modul OPKR 10 – 016 C
106
Gbr. 2
3. Periksa tingkat reaksi korban dengan mengajukan pertanyaan yang mudah dan langsung. Kalau kesadarannya terganggu selama lebih dari 3 menit, hubungi 119 dan minta ambulans. Catat nadi dan pernapasan serta tingkat reaksinya tiap 10 menit.
Gbr. 3
4. Korban dibaringkan, dengan kepala dan bahu ditinggikan dan ditopang. Bawa atau kirimkan korban ke rumah sakit dalam posisi seperti Gbr. Di bawah ini. Kalau korban menjadi tidak sadar, baringkan ia dalam posisi pemulihan. Hubungi 119 dan minta ambulans.
Modul OPKR 10 – 016 C
107
Gbr.4
CEDERA PADA MATA 1. Korban berabring terlentang. Kepalanya ditopang supaya tidak banyak bergerak. Mata yang sakit diperiksa.
Gbr. 1
2. Mata yang sakit dialiri air, bila perlu, untuk mengeluarkan debu yang mengambang atau zat kimia yang berbahaya. JANGAN mengaliri air pada mata yang luka atau bila ada benda asing yang terbenam atau melekat pada bola mata.
Modul OPKR 10 – 016 C
108
Gbr. 2
3. Mata ditutup, sebaiknya dengan pembalut mata steril. Balut dan eratkan pada tempatnya, kedua mata ditutup untuk mencegah gerakkan mata. Tenangkan korban sebelum kedua matanya ditutup.
Gbr.3
4. Bawa atau kirimkan korban ke rumah sakit.
Modul OPKR 10 – 016 C
109
Gbr.4
LUKA BAKAR API Segera hubungi 119 dan minta pemadam kebakaran:
Singkirkan korban dari temapt bahaya kalau situasinya sudah cukup aman.
Jangan masuk ke dalam gedung yang sedang terbakar.
Jangan masuk ke dalam kamar yang penuh asap atau uap.
Modul OPKR 10 – 016 C
110
PAKAIAN TERBAKAR Jangan biarkan korban lari keluar rumah
Korban dijatuhkan ke lantai, bagian
yang
terbakar
di
sebelah ata, kemudian siram dengan diselimuti
air.
Atau
korban
erat–erat
dengan
mantel atau karpet.
CEDERA AKIBAT ARUS LISTRIK Jangan mendekat sebelum: Anda memutuskan aliran listrik di dalam rumah. Anda diberitahu secara resmi bahwa aliran listrik tegangan
Modul OPKR 10 – 016 C
111
tinggi sudah diputuskan dan sudah diisolasi. TUMPAHAN ZAT KIMIA Lindungi diri Anda sendiri dari zat kimia korosif. Air
pembilas
tercemar
yang
sudah
mengalir
tanpa
membahayakan
siapapun
juga. Hati
–
hati
terhadap
uap
beracun
LUKA BAKAR 1. Luka didinginkan dengan air dingin
samapai
nyeri
berkurang
JANGAN menunda mencari bantuan
Medis
pada
luka
baker berat 2. Lepaskan barang–barang yang menjepitdari daerah luka, ikat pinggang,
pakaian,
sepatu,
arloji, cincin dan perhiasan laian Gbr.2
Modul OPKR 10 – 016 C
112
3. Luka ditutup dengan pembalut yang ringan, bersih dan tidak berbulu. JANGAN mengoleskan krim, salep, maupun lemak JANGAN memecahkan lepuh Gb.3 4. Apabila lukanya luas, korban dibaringkan dan bila mungkin, kakinya
ditinggikan
dan
ditopang. Periksa dan catat nadi serta napasnya setiap 10 menit sementara
menunggu
datangnya bantuan medis atau ambulans. MENELAN RACUN 1. Pastikan di dalam mulut korban muntahan
tidak
ada
dan
benda
asing, dan bahwa korban dapat bernapas. 2. Cari gejala luka baker zat kimia sekitar
di
dalam
mulut
dan
korban.
Kalau ada, berikan air dingin atau susu untuk diminum sedikit–sedikit.
Modul OPKR 10 – 016 C
113
3. Panggil
dokter
atau
hubungi 119 dan minta ambulans.
Usahakan
untuk mengetahui apa yang
ditelan
korban
dan beritahukan pada dokter
atau
petugas
ambulans. 4. Kalau korban menjadi tidak sadar, baringkan ia
dalam
posisi
pemulihan . PATAH TULANG 1. Katakan pada korban agar tidak bergerak. Bagian yang cedera ditopang distabilkan
dan dengan
tangan Anda. JANGAN MENGGERAKAN KORBAN
TANPA
PERLU
Modul OPKR 10 – 016 C
114
2. Jika ada luka, atasi perdarahan.
Luka
ditekan
dengan
perban
atau
pembalut
yang
bersih.
Luka
darah
dan
sekitarnya
diperban dan dibalut supaya tidak longgar 3. Untuk
patah
kaki,
kedua
kaki
dirapatkan
dengan
membalut-nya
pada
lutut
dan
pergelangan
kaki,
kemudian di atas dan di
bawah
yang
tempat
patah.
Untuk
patah lengan, pasang belat dan kalau perlu lengan
dan
dirapatkan
tubuh dengan
balutan tetapi jangan pada
tempat
yang
119,
minta
patah. 4. Hubungi
ambulans. Bagian yang sakit
ditinggikan
dan
ditopang, bila mungkin. Periksa
Modul OPKR 10 – 016 C
sirkulasi
ada
115
tangan
dan
kakinya
setiap 10 menit. JANGAN Memberi sesuatu lewat mulut kepada korban
PERDARAHAN 1. Pakaian dibuka supaya luka terlihat. luka ditekan kuat–kuat dengan tangan atau jari Anda, sebaiknya
menggunakan
pembalut yang bersih
2. Luka
terus
ditekan,
bagian
tubuh yang luka ditinggikan
JANGAN memasang tourniquet
dan ditopang
3. Perban dibalut dengan kuat tetapi
jangan
terlalu
keras
agar
suplai
darah
tidak
terputus
Modul OPKR 10 – 016 C
116
4. Cari
bantuan
medis
tepat.
yang Kalau
perdarahannyaberat, 119
hubungi
dan
minta
ambulans.Bagian
yang
luka
terus ditopang dan ditinggikan. Korban
dibaringkan
dan
diselimuti, kakinya ditinggikan dan
ditopang
merembes
kalau
pada
darah
pembalut,
pasang perban lagi di atasnya dan balut kembali. SERANGAN JANTUNG 1. Pasien ditenangkan, baringkan dalam posisi setengah duduk. Lututnya ditekuk dan ditopang
2. Jika Anda membawa tablet aspirin
dan
pasien
sudah
sadar, berikan dia satu tablet dan katakana supaya dikunyah pelan – pelan.
Modul OPKR 10 – 016 C
117
3. Hubungi 119, minta ambulans dan katakana pada operator bahwa
Anda
serangan pasien
menduga
jantung. minta
Kalau
agar
memanggilkan
Anda
dokternya,
penuhi permintaannya.
4. Pasien nadi
ditenangkan. dan
napasnya
Periksa secara
teratur sampai bantuan dating.
TERSEDAK A. PADA ORANG DEWASA DAN ANAK YANG SUDAH BESAR 1. Korban
membungkuk
ke
depan pukul punggungnya antara dengan
kedua telapak
bahunya tangan
Anda sebanyak lima kali.
Modul OPKR 10 – 016 C
118
2. Kalau tidak berhasil dengan memukul. Lakukan dengan perut belakag lengan
Anda,
berdiri
korban Anda
di
kedua
melingkari
pinggangnya, satu telapak tangan membuka ke atas, satu lagi kebawah.
3. Jari–jari saling
kedua
tangan
menggenggam
kemudian dorong dengan keras kea rah dalam dan keatas, di bawah lengkung iga
korban.
Ulangi
sebanyak empat kali.
Modul OPKR 10 – 016 C
119
B. PADA ANAK YANG MASIH KECIL 4. Telengkupkan Anda,
anak
di
pangkuan
kepala
di
bawah.
Pukul
berulang–ulang
di
antara
kedua
bahunya, tetapi jangan sekuat pada orang dewasa. Kalau tidak berhasil dengan memukul punggung,
menekan
perut
hanya
dilakukan jika Anda sudah terlatih untuk melakukannya pada anak–anak. Kalau
belum,
lakukan
pernapasan
buatan.
C. PADA BAYI JANGAN melakukan cara mendorong perut pada bayi
5. Telengkupkan bayi di pangkuan Anda, kepala di bawah. 6. Pukul punggungnya berulang–ulang di antara kedua bahunya, tetapi jangan sekuat pada anak–anak. 2. kalau gagal, lakukan pernapasan buatan.
Modul OPKR 10 – 016 C
120
TIDAK SADAR 7. Dagu korban diangkat dan kepalanya ditarik ke bawah supaya jalan napas terbuka. Periksa apakah nadi dan napas
masih
ada.
Nilai
tingkat
reaksinya dengan berbicara keras – keras di dekat telinganya dan cubit punggung tangannya. Catat apa yang Anda temukan.
8. Korban diperiksa secara cepat dan cermat
dan
tangani
cedera
yang
berat, kalau ada. Usahakan untuk mengetahui
penyebab
dari
ketidaksadaran
9. Baringkan
korban
dalam
pemulihan
JANGAN memindahkan korban kalau tidak perlu.
Modul OPKR 10 – 016 C
121
posisi
10. Kalau korban tidak sadar kembali setelah 3 menit, hubungi 119 dan minta ambulans. Catat kecepatan nadi dan napas serta tingkat reaksinya tiap 10 menit. Tetap bersama korban sampai pertolongan dating. Berikan catatan Anda kepada petugas.
c. RANGKUMAN 1. Di
lingkungan
Pertolongan
sekolah
Pertama
atau
pada
perusahaan Kecelakaan
harus
(P3K)
ada
dan
unit
Cardio
Pulmonary Resusciation (CPR ). 2. Agar petugas P3K dan CPR dapat bekerja sebagaimana mestinya harus dilatih oleh bertugas dari Dinas Kesehatan Setempat. 3. Peralatan dan obata – obatan P3K harus selalu dilengkapi. d. TUGAS 1. Kenali dan catat peralatan P3K, laporkan apabila terdapat kekurangan. 2. Lakukan
silmulasi
Pertolongan
Pertama
kepada
korban
pendarahan bila ditempat Anda terjadi kecelakaan. 3. Lakukan silmulasi Cardio Pulmonary Resusciation (CPR) kepada korban bila ditempat Anda terjadi kecelakaan. e. TES FORMATIF 1. Jelaskan pengertian Pertolongan Pertama! 2. Tuliskan beberapa alat perlindungan diri (APD)
Modul OPKR 10 – 016 C
122
3. Tuliskan peralatan Pertolongan Pertama! 4. Jelaskan pengertian dari Cardio Pulmonary Resusciation (CPR)!
Modul OPKR 10 – 016 C
123
f. KUNCI JAWABAN TES FORMATIF 1. Pengertian
Pertolongan
Pertama
adalah:
Pemberian
pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera pada kecelakaan yang memerlukan pertolongan medis dasar. 2. Alat Perlindungan diri:
Sarungan tangan lateks
Kacamata pelindung
Baju pelindung
Masker pelindung
Masker penolong
Helm.
3. Peralatan Pertolongan Pertama adalah : a. Penutup luka b. Pembalut c. Cairan antiseptic d. Cairan pencuci/pembersih mata e. Peralatan Stabilisasi f. Gunting pembalut g. Pinset h. Senter i.
Kapas
j. Selimut k. Kartu penderita l.
Alat tulis
m. Oksigen Modul OPKR 10 – 016 C
124
n. Tensimeter dan Stetoskop o. tandu 4. Cardio
Pulmonary Resusciation (CPR) disebut juga
Resusitasi Jantung Paru (RJP) yaitu: Pernapasan buatan yang dikombinasikan dengan kompresi dada. Hal ini dilakukan bila korban/penderita tidak bernapas dan nadi tidak berdenyut. Kegiatan Belajar 5: Pencemaran Lingkungan dan Kesehatan Manusia a. Tujuan 1. Siswa dapat memahami Pengertian Lingkungan Hidup 2. Siswa dapat memahami Pengertian Pencemaran Lingkungan Hidup 3. Siswa dpat memahami Pentingnya Kesehatan manusia 4. Siswa
dapat
memahami
cara
pencegahan
pencemaran
lingkungan hidup disekitar area kerja 5. Siswa dapat memahami zat–zat yang berbahaya bagi kesehatan manusia. b. Uraian Materi Zat pencemar udara utama adalah gas. Gas – gas tersebut adalah SO2, Co, H2S, Hydrokarbon, oksidasi–oksidasi Nitrogen, Amoniak, Kabut photokimia, Ozone dan lain– lain. Kabut photokimia adalahsuatu interaksi yang kompleks dari zat – zat pencemaran yang disebabkan oleh pengaruh cahaya matahari. Pencemaran photokimia ini mula–mula jadi masalah di Los Angeles yang mempunyai lalu lintas mobil sangat padat. Monoxyda yang dikeluarkan
sebagai
hasil
pembakaran
tak
sempurna
dari
hydrocarbon yang terdapat dalam minyak dan bensin.
Modul OPKR 10 – 016 C
125
Carbon Monoxyda sangat berbahaya bagi manusia, karena beracun. Beberapa Negara telah berusaha dengan mengadakan peraturanperaturan pengendalian pengeluaran gas.Kini sedang diusahakan untuk merencanakan motor–motor yang dibuat sedemikian rupa sehingga pembakarannya lebih sempurna. Pencemaran udara Asap, kabut
Efeknya terhadap Manusia
Bronchitis,
kanker,
penyakit
jantung,pneumonia. Bagi anak–anak ashm, infeksi,alergi gangguan
yang
dapat
menyebabkan
chronis
dalam
perkembangan
hidupnya di kemudian hari. Butir– butir padat
Butir–butir zat padat sangat kecil dapat mengganggu
sistim
persyarafn
manusia.
Penyakit jantung Butir– butir Cadmium Butir– butir Carbon CO
Karena
butir–butir
carbon
bersifat
dapat
mengabsorber gas pada permukaannya, maka besar kemungkinan Carbon yang terserap oleh pernapasan dan masuk ke dalam paru–paru ini membawa sejumlah gas yang beracun Dapat menyebabkan sakit dan kematian dalam 30 menit. Daya darah untuk mengambil oksigen berkurang, sehingga menyebabkan bertambahnya
ketegangan
Karena
banyak
lebih
pada
darah
jantung.
yang
harus
diedarkan ke seluruh tubuh dari pada normal NO
Modul OPKR 10 – 016 C
Sama efeknya dengan pada CO
126
Pencemaran udara
Efeknya terhadap Manusia
Sakit mata, paru–paru
NO2
Kanker. Contohnya salah satu Hydrocarbon
Hydrocarbon
yang berbahaya adalah benzopyrene yang terdapat pada asap rokok, hasil pembakaran arang batu, dari mobil, pembakaran dari pabrik karet. PAN ( peroxyetylnitrate )
Sakit mata dan kerongkongan Sakit mata, batuk dan sakit dada
Ozone Zat Radioaktif
Merusak sel – sel manusia
SUARA Bising Disekitar Kita KEBISINGAN akan menyebabkan merosotnya pendengaran manusia. Secara pasti memang belum dapat diketahui adanya hubungan tingkat
suara
kebisingan
dengan
besarnya
kerusakkan
alat
pendengaran. Sebab akibat kerusakkan yaitu berbeda–beda pada masing–masing orang. Misalnya pada tingkat usia atau tingkat ketahanan tubuh seseorang yang berbeda. Namun biasanya, pada tingkat suara sekitar 85 decibel yang terus menerus sudah cukup mengakibatkan rusaknya pendengaran manusia (tuli). Kebisingan di pabrik–pabrik misalnya, berkisar antara 85 sampai 90 decibel. SUMBER SUARA
DECIBEL
Suara bisikan
10
Jarum jatuh dari ketinggian 1 meter
20
Modul OPKR 10 – 016 C
127
SUMBER SUARA
DECIBEL
Pembicaraan biasa pada jarak 1 meter
50
Suara kegiatan kantor
62
Mobil Roll Royce
64
Suara mesin tik listrik pada jarak 1 meter
66
Mobil Ford LTD
68
Mobil Jaguar XJ 6
69
Mobil Volvo 1800 ES
74
Suara didalam
75
Motor Yamaha Rd 125 Motor SuzukiGT 360 Motor Honda CB Sauara jalan yang ramai Motor Norton 850 Commando
76,2 77 79,5 80 83,9
Harley Davidson Electraglide 1200
84
Suara station kereta api
85
Bunyi Boeing dari jarak 100 kaki
100
Batas yang menyakitkan telinga
110
Take – of Boeing 737 dari jarak 200 kaki
130
Sirene 50 pk dari jarak 200 kaki
140
LOGAM – LOGAM BERNAHAYA LOGAM bernahaya ada yang dibutuhkan oleh tubuh tapi jika berlebihan akan mengganggu kesehatan manusia. Merupakan suatu zat kimia yang bisa terdapat pada makanan. Kehadirannya biasanya berasal dari alat–alat yang dipergunakan ketika mengolah makanan.
Modul OPKR 10 – 016 C
128
Yaitu alat–alat yang terbuat atau dilapisi dengan bahan–bahan kimia tersebut maupun dari cara–cara penanganan lainnya. Juga kadang– kadang terdapat pada alat–alat rumah tangga yang terbuat dari logam stainless seperti sendok coktail yang dilapisi timah, mangkok keramik yang dapat mengeluarkan Pb dan lain–lainnya. ARSENS (As) ARSENS adalah suatu zat kimia yang sering terdapat pada makanan, minuman
dan
kosmetik.
Arsens
dapat
merusak
ginjal,
jika
keracunannya kuat sekali. Senyawa Arsens sulit dideteksi karena tidak memiliki rasa yang menonjol. Sering digunakan sebagai bahan dalam
kosmetik
dan
pada
insektisida,
Arsens
(gejala–gejala
keracunan): yaitu sakit di kerongkongan sukar menelan,
menyusul rasa nyeri lambung serta muntah– muntah. Pb ( TIMAH HITAM ) TIMAH HITAM ini umumnya terdapat pada makanan, air dan obat– obatan terutama apabila kemasannya menggunakan unsur timah. Bersifat kumulatif artinya keracunan dapat timbul bila kadar Pb menumpuk dalam tubuh. Gejala yang timbul jika terjadi keracunan Pb adalah ; muntah–
muntah secresi menyerupai susu, sakit perut dan nyeri perut yang sangat hebat. Pb juga menyerang; syaraf, memperketat kerja ginjal sehingga cepat rusak dan dalam kasusu yang berat
dapat
menyebabkan
kematian.
Reaksi
lain
yang
berbahaya yaitu: reaksi allergi yang mengakibatkan iritasi dan
pembengkakkan kulit. Hg (MERCURI ) GEJALA– GEJALA keracunan Hg timbul antara lain pada mulut dan phayax
yaitu:
Modul OPKR 10 – 016 C
terdapat
bercak–bercak
warna
abu–abu.
129
Keadaan ini diserta perasaan nyeri, sehingga sering timbul keluhan rasa sakit pada mulut
dan lambung.
Bila loambung dapat
dikosongkan dengan segera kemungkinan untuk tertolong bagi si penderita sangat besar. Racun ini dalam konsentrasi tinggi dapat mencapai apithel usus halus, dapat menyebabkan bercak–bercak darah yang berat dan hebat, serta menyebabkan shock yang membawa kematian, karena colaps pembuluh darah. CADMIUM (Cd) BIASANYA Cadmium terdapat pada tempat/wadah makanan olahan, pemakaian cadmium ini sudah mulai dilarang karena dapat menyebabkan makanan kaleng kena hama cadmium. Konsumsi cadmium ini dalam kadar 30% mg dapat meracuni dan dapat menyebabkan gejala–gejala yang nampak adalah: Timbulnya
bau/rasa kaleng yang tidak enak di dalam mulut. Sesak napasdisertai dengan batuk–batuk, pusing- pusing kepal. Badan terasa lemah dan kaki terasa pegal–pegal lama kelamaan ginjal, hati akan rusak. Gejala– gejala lain yang nampak dalam ½ samapai 1 jam adalah,
pusing
kepala,
kejang
otot,
shock
samapi
mengakibatkan kematian dalam waktu 24 jam. Cu (CUPPER) ADANYA CU pada makanan ini disebabkan terutama karena penggunaan insektisida dan pestisida di
dalam usaha–usaha
pertanian. Banyknya pula kasus kasus keracunan terjadi karena adanya Cu dalam tempat/wadah untuk makanan atau minuman, Cu yang masuk dalam mulut berbau, kerongkongan dan perut kering, rasa ingin muntah atau diare terus menerus selama berhari–hari, terdapat darah pada kotoran (faeses) pusing–pusing dan demam. HATI–HATI TERHADAP PESTISIDA !!! Modul OPKR 10 – 016 C
130
Beberapa jenis pestisida yang amat beracun, banyak diantaranya teralarang di Amerika Serikat dan negara industri lainnya, namun dengan bebas diperjual belikan di negara Dunia Ketiga. NAMA
BAHAYA KESEHATAN
DOSIS
PESTISIDA
( PERKIRAAN )
KERACUNAN (PERKIRAAN)
Aldrin BHC Chlordane DBCP
Kanker, kerusakkan/cacat janin, 1 sendok kelainan
1 sendok teh
Kanker
1 sendok
Kanker
1 sendok teh s.d. 1 sendok makan
Heptachlor
1 sendok teh s.d. 1
Kanker, kemandulan pria
sendok makan Kopone
Parathion
1 sendok makan s.d.
Kanker, kelainan syaraf
beberap tetes Cacat vetus, kelainan syaraf
1 sendok teh s.d. 1 sendok makan 1 sendok makan
Paraquet Nitrofen xaphene 2,4,5 T
Cacat
vetus,
kelainan
pernapasan Kaknker
1 sendok teh Kurang lebih 28,349 pr
Kanker Kanker, kelainan bawaan
SUMBER PENCEMARAN SECARA khusus kita tidak bisa membuat suatu kategori tertentu mengenai buangan industri, karena ragam daripada proses – proses industri. Namun kita dapat melihat tabel berikut, untuk mengetahui Modul OPKR 10 – 016 C
131
buangan–buangan industri di negara–negara yang telah maju industrinya, sebagai berikut: NAMA BUANGAN
KEMUNGKINAN SUMBERNYA
C12/C1
Perusahaan binatu, prosese pemutihan kertas dan pekerjaan celup
NH3/NH4
Pabrik gas, pabrik kokas dan pabrik bahan kimia dan kilang minyak
F-
Proses pembuatan gas batubara dimana gas didinginkan
dan
dicuci
untuk
menghilangkan
senyawa–senyawa, tar, amoniakdan belerang: kilang minyak; pekrjaan gravuur pada kaca; pekerjaan pembuatan plat logam, pengerasan logam dan pembersihan logam H2S/S
Proses pencelupan tekstil, pabrik kertas,pabrik kulit, pabrik gas, pabrik rayon dan kilang minyak
SO3 ACIDS
Proses bubur kayu, pabrik film kental Pabrik bahan–bahan kimia, binatu, kilang minyak, penampungan mineral, pabrik treatment logam, pabrik bir, pabrik tekstil, dan pabrik batre
ALKALI
Pabrik tekstil, binatu, kilang minyak, pabrik bahan kimia
Cr
Treating logam, pembuatan plat, dan proses pemberian chrom
Pb &Nl
Pabrik batre,perusahaan tambang mineral,dan pabrik cat
Modul OPKR 10 – 016 C
132
NAMA BUANGAN
KEMUNGKINAN SUMBERNYA
Cd
Industri logam
Zn
Pekerjaan melapisi logam dengan menggunakan tenaga listrik, pembuatan platlogam, pabrik rayon
As
Pencelupan logam, pabrik detergent
ZAT GULA
Pabrik mentega dan keju, pabrik bir, pabrik gula
ZAT PATI
Pabrik
bahan
pangan,
pabrik
tekstil,
pabrik
wallpaper GEMUK,OILS
Pabrik tekstil, perusahaan binatu, kilang minyak, bengkel besar
PHENOLICS
Pabrik tekstil, perusahaan binatu, kilang minyak, bengkel besar, pabrik gas dan kokas, pabrik mesin,pabriki penyulingan tar, pabrik bahan kimia, pabrik bahan–bahan celup
FORMAL DEHYDE EFEK PANAS
Pabrik mesin, pabrik obat Pabrik pembangkit tenaga listrik, pabrik yang memiliki proses pendinginan.
PARTICULATES
Pengolahan
minyak,
pabrik
semen,smelting,
proses– proses yang menggunakan katalis NO3
Pertanian
BOD
Kaleng,
tempat–tempat
pemberian
makanan
untuk hewan, pipa got didalam tanah HIDROKARBON
Modul OPKR 10 – 016 C
Pengilangan minyak,pabrik bahan kimia, pabrik
133
NAMA BUANGAN
KEMUNGKINAN SUMBERNYA solvents, saluran air buangan rumah–rumah dan tanah pertanian
POPT43P
Saluran air rumah–rumah, pertanian, pabrik– pabrik bahan kimia.
PENCEMARAN AIR Diskusikan
dengan
siswa
sebab–sebab
terjadinya
pencemaran air
“Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi/komponen lain kedalam air/berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia/ oleh proses alam, sehingga kualitas air turun samapai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya “ Keputusan Mentri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. 02/MENKLH/1/1998 Babi Pasal i Dengan kata lain, air tercemar adalah air yang mengandung bahan– bahan asing dalam jumlah melebihi batas yang telah ditetapakan sehingga air tersebut tidak dapat digunakan untuk keperluan tertentu, misalnya untuk air minum, pertanian, perikanan dll. 1. Sumber–sumber pencemaran air Pencemaran air akibat kegiatan manusia tidak hanya disebabkan oleh limbah rumah tangga, tetapi juga oleh limbah pertanian dan limbah industri. Semakin meningkatnya perkembangan antara lain industri, pertanian, saat ini, ternyata semakin memperparah tingkat pencemaran air, udara dan tanah. Pencemaran itu disebabkan oleh hasil buangan dari kegiatan tersebut.
Modul OPKR 10 – 016 C
134
Pencemaran air pada dasarnya terjadi karena air limbah langsung dibuang ke badan air ataupun ke tanah tanpa mengalami proses pengolahan dahulu, atau proses pengolahan yang dilakukan belum memadai. Pengolahan limbah bertujuan memperkecil kadar
pencemaran
yang
ada
agar
tidak
membahayakan
lingkungan hidup. 2. Sumber–sumber pencemaran air meliputi: a. Limbah rumah tangga Limbah rumah tangga merupakan pencemaran air terbesar di samping limbah – limbah industri, pertanian dan bahan pencemar lainnya.Limbah rumah tangga akan mencemari selokan, sumur, sungai dan lingkungan sekitarnya. Semakin besar
populasi
manusia,
semakin
tinggi
tingkat
pencemarannya. Limbah rumah tangga dapat berupa padatan (kertas, plastik dll) maupin cairan (air cucian,minyak goreng bekas dll). Di antara limbah tersebut ada yang mudah terurai yaitu sampah organik dan ada pula yang tidak dapat terurai
Sampah dan Pengelolaannya. Limbah rumah tangga ada juga yang memiliki daya racun tinggi, misalnya sisa obat, batrai bekas, air aki dll. Limbah tersebut tergolong bahan berbahaya dan beracun (B3) Tinja, air cucian, limbah kamar mandi dapat mengandung bibit– bibit penyakit yang akan mengikuti aliran air. Bakteri, jamur, virus dan sebagainya disebut pencemar biologis.
Modul OPKR 10 – 016 C
135
b. Limbah lalu lintas Limbah lalu lintas berupa tumpahan oli, minyak tanah, tumpahan kapal tanker. Tumpahan minyak akibat kecelakaan mobil – mobil tangki minyak dapat mengotori air tanah. Selain terjadi di darat, pencemaran lalu lintas juga sering terjadi di lautan. Semuanya sangat berbahaya bagi kehidupan.
Modul OPKR 10 – 016 C
136
c. Limbah pertanian Limbah
pertanian
berupa
sisa,
tumpahan
ataupun
penyemprotan yang berlebihan dari pestisida dan herbisida. Begitu juga pemupukan yang berlebihan. Limbah pesitisida dan herbisida mempunyai sifat kimia yang stabil, yaitu tidak terurai di alam sehingga zat tersebut akan mengendap di dalam tanah, dasar sungai, danau serta laut dan selanjutnya akan mempengaruhi organisme–organisme yang hidup di dalamnya
Modul OPKR 10 – 016 C
137
d. Limbah industri/pertambangan Air limbah industri dapat mengandung berbagai jenis bahan organik maupun anorganik. Secara umum zat–zat tersebut digolongkan menjadi:
Garam
anorganik
magnesium
seperti
klorida
yang
magnesium berasal
sulfat
dari
dan
kegiatan
pertambangan, pabrik pupuk , pabrik kertas dll.
Asam anorgainik seperti asam sulfat yang berasal dari industri pengolahan bijih logam dan bahan bakar fosil yang mengandung kotoran berupa ikatan belerang.
Senyawa organik seperti pelarut dan zat warna yang berasal dari industri penyamakkan kulit dan industri cat.
Logam berat seperti kadmium, air raksa (merkuri) dan krom yang berasal dari industri pertambangan, cat, zat warna, baterai, penyepuhan logam dll.
Zat–zat tersebut di atas jika masuk ke perairan akan menimbulkan
pencemaran
yang
dapat
membahayakan
makhluk hidup pengguna air tersebut termasuk manusia. Kegiatan pertambangan selain menghasilkan bahan – bahan kimia seperti diatas juga menghasilkan endapan lumpur dalam jumlah besar. Jika turun hujan, lumpur ini bisa terbawa aliran air hujan samapai ke sungai. Hal ini akan meningkatkan kekeruhan air.
Modul OPKR 10 – 016 C
138
e. Kegiatan penebangan hutan Penebangan hutan secara terus–menerus akan menyebabkan hutan gundul sehingga mengakibatkan erosi pada musim hujan, maka terjadi pengikisan humus dan pengikisan tanah. Pengikisan humus ini selain menyebabkan lahan kritis juga akan menyebabkan pencemaran air. Air hujan yang jatuh akan langsung mengalir di permukaan dengan membawa tanah dalam alirannya. Akibatnya kualitas air permukaan menurun (menjadi keruh) karena terlalu banyak pertikel – pertikel tanah di dalamnya.
1. Akibat pencemaran air Pencemaran air dapat mengganggu peredaran air dan memungkinkan kualitas air menurun sehingga tidak dapat dipakai sebagai air minum. Air
yang
bercampur
zat–zat
pencemar
dapat
membahayakan
kesehatan manusia dan mkhluk hidup lainnya. Akibat yang dapat ditimbulkan oleh jenis pencemar tertentu:
Modul OPKR 10 – 016 C
139
Pencemaran secara fisik, misalnya oleh limbah panas yang dapat menyebabkan peningkatan temperatur perairan. Temperatur air yang terlalu tinggi, mengakibatkan matinya ikan dan hewan air lain, baik karena batas suhu kematian terlampaui maupun karena rendahnya oksigen terlarut.
Pencemaran secara kimia, misalnya oleh logam berat air raksa (merkuri). Air raksa yang masuk ke perairan yang dikomsumsi dapat mengganggu kesehatan manusia melalui makanan atau air minum, karena dapat menghambat kerja enzim dan menyebabkan kerusakkan sel.
Pensemaran secara biologi, misalnya oleh bakteri – bakteri patogen. Bakteri patogen di air biasanya penyebab infeksi saluran pencernaan seperti Vibro cholerae
dysenteriae
penyebab kolera, Shigella
penyebab disentri basiler, Salmonella typhosa
penyebab tifus,dan Salmonella paratyphi penyebab paratifus, virus polio dan hepatitis. Contoh–contoh lain, percobaan dan petunjuk didatik: Hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan
Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya materi, energi dan/miskoorganisme ke dalam air sehingga air tersebut tidak sesuai lagi dengan peruntukkannya. Sumber pencemaran air berasal dari limbah – limbah rumah tangga, lalu lintas, pertanian, industri/pertambangan dan penebangan hutan. Pencemaran air selain dapat menurunkan kualitas air di bumi sehingga tidak layak diminum, juga membahayakan kehidupan di perairan dan bahkan mematikan.
Modul OPKR 10 – 016 C
140
2. PENANGGULANGAN PENCEMARAN AIR
Ajaklah siswa berdiskusi tentang cara–cara menjernihkan air oleh PDAM Penanggulangan pencemaran air dapat dilakukan melalui:
Perubahan perilaku masyarakat
Pembuatan pengelohan limbah air
a. Perubahan perilaku masyarakat.
Modul OPKR 10 – 016 C
141
Secara alami, ekosisitem air dapat melakuak “rehabilitasi” apabila terjadi pencemaran terhadap badan air. Kemampuan ini ada batasnya. Oleh karena perlu diadakan upaya untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran air. Untuk mengatasi pencemaran air dapat dilakukan usaha preventif misalnya dengan tidak membuang sampah dan limbah industri ke sungai. Kebiasaan membuang sampah ke sungai dan di sembarang tempat hendaknya diberantas dengan memberlakukan peraturan– peraturan yang diterapkan di lingkungan masing–masing secara konsekuen. Sampah–sampah hendaknya dibuang pada tempat yang telah ditentukan. Masysrakat disekitar sungai perlu merubah perilaku tentang pemanfaatan sungai agar sungai tidak lagi sebagai tempat pembuangan sampah dan mandi–cuci–kakus (MCK). Peraturan pembuangan limbah industri hendaknya dipanatu pelaksanaannya dan pelanggaranya dikenakan sangsi. Limbah industri hendaknya diproses dahulu dengan teknik pengolahan limbah, dan setelah memenuhi syarat baku mutu air buangan baru bias dialirkan ke selokkan–selokkan atau sungai. Dengan demikian akan tercipta sungan yang bersih dan memiliki fungsi ekologis. Tindakan yang perlu dilakukan: 1. 2. 3. 4.
Tidak membuang samapah atau limbah cair ke sungai, danau, laut dll Tidak menggunakan sungai atau danau untuk mencuci truk, mobil dan sepeda motor Tidak menggunakan sungai atau danau memandikan ternak dan sebagi tembat kakus. Tidak minum air dari sungai, danau atau sumur tanpa dimasak dahulu.
b. Pembuatan kolam pengolah limabah cair Saat ini mulai digalakkan pmbuatan WC umum (septic tank) di daerah/ lingkungan yang rata–rata penduduknya tidak memiliki WC. Setiap sepuluh rumah disediakan sat septic tank. Upaya Modul OPKR 10 – 016 C
142
demikian sangat bersahabat dengan lingkungan, murah,, dan sehat karena dapat menghindari pencemaran air sumur/air tanah. Selain
itu,
sudah
saatnya
diupayakan
pembuatan
kolam
pengolahan air buangan (air cucian, air kamar mandi dll) secara kolektif, agar limbah tersebut tidak langsung dialirkan ke selokkan atau sungai. Untuk limbah industri dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke dalam beberapa kolam kemudian dibersihkan, baik secara mekanis (pengaruh), kimiawi (diberi zat kimiatertentu) maupun biologis (diberikan bakteri, ganggang atau tumbuhan air lainnya). Pada kolam terakhir dipelihara ikan untuk menguji kebersihan air dan polutan yang berbahaya. Reaksi ikan terhadap kemungkinan pengaruh polutan deteliti. Dengan demikian air yang boleh dialirkan keluar (selokan, sungai dll.) hanyalah air yang tidak akan merubah keperuntukan badan air. Salah satu contoh tahap– tahap proses pengolahan air buangan adalah sebagai berikut: a. Proses penanganan primer, yaitu membuang bahan–bahan padatan yang mengendap atau mengapung. b. Proses peanganan sekunder, yaitu proses dekomposisi bahan–bahan padatan secara biologis. c. Proses
pengendapan
tersier,
yaitu
menghilangkan
komponen– omponen fisfor dan padatan tersuspensi, terlarut atau berwarna dan bau. Untuk bias menggunakan beberapa metoda
yang
bergantung
pada
komponen
yang
ingin
dihilangkan. Pengendapan, yaitu cara kimia penambahan kapur atau metal hidroksida untuk mengendapkan fosfor.
Modul OPKR 10 – 016 C
143
Adsorbsi,
yaitu
menghilangkan
bahan–bahan
organic
terlarut, berwarna atau bau. Elektrodialisis, yaitu menurunkan konsentarsi garam– garam terlarut dengan menggunakan tenaga listrik. Osmosis,
yaitu mengurangi kandungan garam–garam
organic maupun mineral dari air. Klorinasi,
yaitu
menghilangkan
organisme
penyebab
penyakit. Tahapan proses pengolahan air buangan tidak selalu dilakukan seperti di atas, tetapi bergantung pada jenis limbah yang dihasilkan. Hasil akhir berupa air tak tercemar yang siap dialirkan ke badan air dan Lumpur yang siap dikelola lebih lanjut. Berdasarkan penelitian, tanaman air seperti enceng gondok dapat dimanfaatkan untuk menyerap bahan pencemar di dalam air. Ringkasan Penanggulangan pencemaran air secara preventif dapat dilakukan oleh masyarakat dengan cara tidak membuang sampah dan limbah ke badan air dan tidak buang air besar di sungai. Penanganan limbah domestic dapat dilakukan dengan membuat septic tank dan kolam pengolahan air buangan. Teknik pengolahan air limbah industri bergantung pada jensi limbah yang dihasilkan. Ada juga system penelolaan terpadu dengan cara mengolah air limbah domestic maupun industri
c. Rangkuman 1. Setiapa akibat sampingan sebagai akibat kemajuan teknologi, harus dilawan dengan kemajuan teknologi baru. 2. Lebih baik mencegah agar tidak terjadi pencemaran dari pada memperbaiki akibat telah terjadinya pencemaran air, udara, dan tanah. Modul OPKR 10 – 016 C
144
d. Tugas 1. Diskusikan
secara
kelompok
sebab–
sebab
terjadinya
pencemaran: a. Udara b. Air Hasil diskusi dipresentasikan dan dikumpulkan. 2. Diskusikan secara kelompok cara–cara pengolahan limbah: a. Padat b. Cair c. Gas Hasil diskusi dipresentasikan dan dikumpulkan. e. Tes Formatif
Modul OPKR 10 – 016 C
145
1. Jelaskan pengaruh karbon monoksida (CO) terhadap kesehatan manusia! 2. Pada berapa decbel dari kebisingan yang akan mengakibatkan rusaknya pendengaran manusi (tuli)? 3. Jelaskan
pengaruh timah hitam (Pb)
terhadap kesehatan
manusia! 4. Sebutkan sumber pencemaran yang pembuangannya berupa timah hitam (Pb)? 5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pencemaran air! 6. Tuliskan
kandungan
yang
terdapat
pada
limbah
industri/
pertambangan! 7. Uraikan cara pengelolaan limbah industri!
Modul OPKR 10 – 016 C
146
f. Kunci Jawaban Tes Formatif 1. Pengaruh karbon monoksida (CO) terhadap manusia adalah:
dapat meyebabkan sakit dan kematian dalam waktu 30 menit 2. Kebisingan yang dapat mengakibatkan rusaknya pendengaran manusia pada tingkat suara 85 decibel secara terus–menerus. 3. Pengaruh timah hitam (Pb) terhadap manusia adalah adalah: keracunan dengan gejala–gejala sebagai berikut; muntah– muntah secresi menyerupai susu, sakit perut dan nyeri perut yang sangat hebat. Pb juga menyerang syaraf, memperketat kerja ginjal sehingga cepat rusak dan dalam kasus yang berat dapat menyebabkan kematian. Reaksi
lain
yang
berbahaya
yaitu
reaksi
alergi
yang
mengakibatkan iristasi dan pembengkakan kulit. 4. Sumber–sumber pencemar berupa limab timah hitam (Pb) adalah pabrik baterai, perusahaan tambangan mineral dan pabrik cat. 5. Yang dimaksud dengan pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam air dan/atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang
atau
tidak
dapat
berfungsi
lagi
sesuai
dengan
peruntukkannya. 6. Kandungan air limbah industri dapat digolongkan menjadi:
Modul OPKR 10 – 016 C
147
Garam anorganik seperti magnesium sulfat dan magnesium klorida yang berasala dari kegiatan pertambangan,pabrik pupuk, pabrik kertas dll.
Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri pengolahan
bijih
logam
dan
bahan
bakar
fosil
yang
mengandung kotoran berupa ikatan belerang.
Senyawa organic seperti pelarut dan zat warna yang berasal dari industri penyamakan kulit dan industri cata.
Logam berat seperti kadmium, air raksa (merkuri) dan krom yang berasal dariindustri pertambangan, cat, zat warna, baterai, penyepuhan logam dll.
7. Cara pengolahan limbah industri dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke dalam beberapa kolam, kemudian dibersihkan, baik secara mekanis(pengadukan), kimiawi (diber zat kimia tertentu) maupun biologis (diberi bakteri, ganggang atau tumbuhan air lainnya). Pada kolam terakhir diperlihara ikan untuk menguji kebersihan air dari polutan yang berbahaya. Reaksi ikan terhadap kemungkinan pengaruh polutan diteliti. Dengan demikian air yang boleh dialirkan ke luar (selokan, sungai dll), hanyalah air yang bersih yang tidak akan mengubah peruntukkan/fungsi dari air tersebut.
Modul OPKR 10 – 016 C
148
X.
BAB. III EVALUASI
A. PERTANYAAN Jawablah pertanyaan–pertanyaan di bawah ini dengan singkat, jelas dan benar. 1.
Jelaskan pengertian keselamatan kerja!
2.
Sebutkan tujuan diadakannya keselamatan dan kesehatan kerja?
3.
Jelaskan syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja menurut Undang-undang nomor 1 tahun 1970 pasal 3!
4.
Sebutkan faktor-faktor penyebab keadaan bahaya!
5.
Bagaimanakah cara untuk mengatasi lingkungan yang tidak aman
6.
Sebutkan dan jelaskan alat-alat pelindung anggota badan?
7.
Bagaimanakah
syarat-syarat
pakaian
perlindungan
atau
pengamanan yang baik? 8.
Jelaskan teknik pengangkatan yang aman dan benar!
9.
Jelaskan pertolongan pertama yang harus diambil ketika terjadi peristiwa kecelakaan kontaminasi atau luka bakar pada wajah disebabkan oleh asam!
10. Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi jenisnya dan nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya. Isilah table dibawah ini untuk meyakinkan anda.
Modul OPKR 10 – 016 C
149
Warna alat
Jenis alat
pemadam
pemadam
Nyala api yang sesuai untuk dipadamkan
Merah Biru Tanda
Merah
dengan Putih Tanda
Merah
dengan Hitam 11. Tuliskan dua cara untuk mengetahui isi alat pemadam kebakaran! 12. Apa yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah digunakan untuk memadamkan nyala api? 13. Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian berikut ini? a.
Nyala api pada mesin.
b.
Nyala api pada kain lap oli.
c.
Kertas terbakar didalam tong sampah.
d.
Ban terbakar.
e.
Kebakaran pada panel listrik.
14. Sebutkan penyebab kecelakaan kerja yang diakibatkan tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri (unsafe act)? 15. Jelaskan fungsi dongkrak di bengkel otomotif ?
Modul OPKR 10 – 016 C
150
16. Sebutkan sumber pencemaran yang pembuangannya berupa timah hitam (Pb) ? 17.
Tuliskan beberapa alat perlindungan diri ( APD )!
18. Jelaskan pengertian dari Cardio Pulmonary Resusciation (CPR)! 19.
Tuliskan tiga unsur penyebab kebakaran!
20.
Tuliskan
kandungan
yang
terdapat
pada
limbah
industri/pertambangan!
SOAL PSIKOMOTOR 1. Lakukan mengangkat benda dengan tangan! 2. Lakukan
mengangkat
kendaraan
menggunakan
dongkrak
dan
penopang! 3. Demonstrasikan cara menggunakan alat pemadam api bila terjadi kebakaran! 4. Demonstrasikan cara menilai korban bila terjadi kecelakaan! 5. Demonstrasikan cara menolong korban yang mengalami perdarahan pada suatu kejadian terjadi kecelakaan!
Modul OPKR 10 – 016 C
151
B. Kunci jawaban 1. Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan , keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah manusia serta hasil karya dan budayanya tertuju pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya. 2. Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja : Mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Mencegah timbulnya kecelakan akibat suatu pekerjaan. Mencegah/mengurangi kematian. Mencegah/mengurangi cacat tetap. Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan,
alat-alat
kerja,
mesin-mesin,
instalasi
dan
lain
sebagainya. Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan menjamin kehidupan produktifnya. Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumbersumber produksi lainnya. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman sehingga dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja. Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri serta pembangunan. 3. Syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja menurut Undangundang nomor 1 tahun 1970 pasal 3: Mencegah dan mengurangi kecelakaan. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
Modul OPKR 10 – 016 C
152
Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian lain yang berbahaya. Memberi pertolongan pada kecelakaan. Memberi alat perlindungan diri kepada para pekerja. Mencegah dan mengendalikan timbulnya atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca sinar atau radiasi, suara dan gelora. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja, baik fisik maupun psikis, keracunan, infeksi dan penularan. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai. Memelihara kebersihan, keselamatan dan ketertiban. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja dan alat kerja. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang-orang, binatang, tanaman atau barang. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat , perlakuan dan penyimpanan barang. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi. 4. Faktor-faktor penyebab keadaan bahaya: Tindakan yang tidak aman dari manusia itu sendiri 1. Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan. 2. Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan. 3. Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan. 4. Berkelakar/ bergurau dalam bekerja dan sebagainya.
Modul OPKR 10 – 016 C
153
Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja 5. Mesin-mesin yang rusak, tidak diberi pengamanan, konstruksi kurang aman, bising dan alat-alat kerja yang kurang baik dan rusak. 6. Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek atau licin, ventilasi atau pertukaran udara, bising atau suara-suara keras, suhu tempat kerja, tata ruang kerja/ kebersihan dan lain-lain). 5. Cara untuk mengatasi lingkungan yang tidak aman: Dihilangkan, sumber-sumber bahaya atau keadaan tidak aman tersebut agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya alat-alat yang rusak diganti atau diperbaiki. Dieliminir/diisolir, sumber bahaya masih tetap ada, tetapi diisolasi agar tiadak lagi menimbulkan bahaya, misalnya bagian-bagian yang
berputar
pada
mesin
diberi
tutup/pelindung
atau
menyediakan alat-alat keselamatan kerja. Dikendalikan, sumber bahaya tidak aman dikendalikan secara teknis, misalnya memasang safety valve pada bejana-bejana tekanan tinggi, memasang alat-alat kontrol dsb. 6. Alat-alat pelindung badan: Alat pelindung mata, berguna untuk melindungi mata dari panas, sinar yang menyilaukan, debu, percikan api dan bahaya lainnya yang bisa merusak mata. Contohnya : kacamata debu, kacamata las listrik. Alat pelindung kepala, berguna untuk melindungi kepala dan rambut dari bahaya yang mungkin. Contohnya : topi, helm pelindung. Alat pelindung telinga, berguna untuk melindungi telinga dari bahaya suara yang berlebihan.
Modul OPKR 10 – 016 C
154
Alat pelindung hidung, berguna untuk melindungi hidung dari kemungkinan terhisapnya gas-gas berbahaya, juga dari material lembut yang berbahaya. Alat pelindung tangan, berguna untuk melindungi tangan dari berbagai bahaya yang mungkin, misalnya panas. Berupa: a. Sarung tangan kain, berguna untuk memperkuat pegangan supaya tidak meleset pada peremukaan. b. Sarung tangan asbes, berguna untuk melindungi tangan terhadap bahaya pembakaran api. c. Sarung tangan kulit, berguna untuk melindungi tangan dari ketajaman benda-benda atau peralatan bila peralatan itu dipegang atau diangkat. d. Sarung tangan karet, digunakan pada pekerjaan pelapisan logam, agar tangan terhindar dari bahaya pembakaran asam atau kepedasan cairan. e. Alat pelindung kaki, berguna untuk melindungi kaki dari bahaya seperti panas, zat kimia, api, tusukan benda tajam, dsb. Terdapat dua jenis sepatu, yaitu yang berujung baja dan sepatu karet. f. Alat pelindung badan, berguna untuk melindungi badan, misalnya dari percikan api. g. Pelindung hidung dan mulut, berguna untuk melindungi pernafasan dari bahaya seprti gas-gas berbahaya, debu atau material lembut yang berbahaya. 7. Syarat-syarat pakaian perlindungan atau pengamanan yang baik: a.
Pakaian kerja harus dapat melindungi pekerja terhadap bahaya yang mungkin ada.
Modul OPKR 10 – 016 C
155
b.
Pakaian
kerja
harus
seragam
mungkin
dan
juga
ketidaknyamanannya harus yang paling minim. c.
Kalau bentuknya tidak menarik, paling tidak harus dapat diterima.
d.
Pakaian kerja harus
tidak mengakibatkan bahaya lain,
misalnya lengan yang terlalu lepas atu ada kain yang lepas yang sangat mungkin termakan mesin. e.
Bahan pakaiannya harus mempunyai derajat resistensi yang cukup untuk panas dan suhu kain sintesis (nilon, dll) yang dapat meleleh oleh suhu tinggi seharusnya tidak dipakai.
f.
Pakaian kerja harus dirancang untuk menghindari partikelpartikel panas terkait di
celana, masuk di kantong atau
terselip di lipatan-lipatan pakaian. g.
Overall katun memenuhi semua persyaratan yang disebutkan di atas dan karenanya overall katun adalah yang paling luas digunakan sebagai pakaian kerja.
h.
Dasi, cincin dan jam tangan merupakan barang-barang yang mempunyai kemungkinan besar menimbulkan bahaya karena mereka itu dapat dimakan mesin, dan akan menyebabkan kecelakaan jika apara pekerja tetap memakainya. Jam tangn dan cincin menambah masalah pada bahan kimia dan panas dengan berhenti menghilangkan bahaya.
8. Teknik pengangkatan yang aman dan benar : a. Sebelum mengadakan pemindahan barang-barang periksa lebih dulu rute jalan yang harus dilalui. Pastikan tidak ada yang dapat mengakibatkan Anda tergelincir.
Modul OPKR 10 – 016 C
156
b. Periksa letak daerah penempatan beban. Jika alat pendorong digunakan maka periksa bahwa ia cukup kuat dan ditempatkan secara benar untuk menopang beban. c. Perkirakan berat beban untuk memastikan bagaimana beban harus diangkat dan cari bantuan jika perlu. d. Periksa beban apakah permukaannya kasar atau licin. Gunakan sarung tangan jika perlu apabila benda tersebut dapat pecah atau bergerigi. e. Bersihkan kotoran, lemak atau air yang membuat beban sulit dipegang. f. Lakukan posisi pengangkatan yang benar dan pegang beban dengan bagian-bagian yang Anda yakini tidak akan lepas ketika diangkat. g. Tempatkan beban di atas bangku/permukaan yang rata. Letakkan beban di depan ujung bangku dan geser ke tempatnya, geser dengan badan. h. Ketika menempatkan benda ke atas lantai, gunakan teknik penurunan punggung dengan lurus secara benar. Posisikan satu sudut bawah pertama untuk menghindari jari-jari kaki yang terjepit. i. Periksa benda yang berat tidak akan menggelinding/miring. Ganjal jika perlu. 9. Pertolongan pertama yang harus diambil ketika terjadi peristiwa kecelakaan kontaminasi atau luka bakar pada wajah disebabkan oleh asam: a. Gunakan soda bikarbonat atau larutan baking powder ke seluruh daerah yang terbakar. b. Buang pakaian yang terkontaminasi.
Modul OPKR 10 – 016 C
157
c. Lebih baik letakkan korban di bawah shower, jika mungkin empat detik setelah terjadi semprot dia dengan air. d. Panggil bantuan medis atau atur korban untuk segera mendapatkan pertolongan. 10. Memeriksa alat pemadam kebakaran untuk menidetifikasi jenisnya dan nyala api yang sesuai untuk dipadamkannya. Seperti table dibawah ini untuk meyakinkan anda.
Warna alat
Jenis alat
Nyala api yang sesuai
Pemadam
Pemadam
untuk dipadamkan
Merah
Berisi Air
Nyala Api Kelas A Kayu, Kain, Kertas, dll
Biru
Busa
Nyala Api Kelas B, Nyala Api akibat bahan bakar cair.
Tanda Merah
Bubuk Kering
dengan Putih Tanda Merah
Nyala Api Kelas C akibat Listrik (juga untuk kelas A dan B)
Karbon Dioksid
dengan Hitam
Nyala Api Kelas B dan C Listrik dan cairan yang dapat terbakar.
11. Dua cara (diantara) untuk mengetahui isi dari alat pemadam kebakaran. a. Memeriksa alat ukur yang ada pada bagian atas silinder. b. Memeriksa dan melihat pertanda yang diberikan pada alat tersebut masih utuh atau sudah terlepas, terpotong, atau dirusak
Modul OPKR 10 – 016 C
karena
alat
pemadam
sudah
dioperasikan.
Jika
158
pertanda tersebut masih pada tempatnya hal ini menandakan alat pemadam masih berisi penuh. c. Membandingkan berat alat pemadam yang anda yakin berisi penuh dengan alat pemadam yang akan diperiksa. 12. Yang harus dilakukan pada alat pemadam yang telah digunakan untuk memadamkan nyala api adalah Menggantikannya dengan alat pemadam yang berisi penuh dan alat pemadam yang telah digunakan segera diisi kembali. 13. Apa alat pemadam yang sesuai untuk digunakan pada kejadian? a. Nyala api pada mesin adalah karbon Dioksid dan bubuk kering b.Nyala api pada kain lap oli.adalah Karbon dioksid,Bubuk Kering dan Busa c. Kertas terbakar didalam tong sampah adalah air d.Ban terbakar adalah busa e. Kebakaran pada panel listrik Karbon Dioksid 14. Penyebab kecelakaan a. Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan. b. Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakan. c. Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkan. d. Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya. 15. Dongkrak
adalah
alat
untuk
menaikkan
kendaraan
guna
mempermudah pekerjaan reparasi dibagian casis. 16. Sumber–sumber pencemar berupa limab timah hitam (Pb) adalah pabrik baterai, perusahaan tambangan mineral dan pabrik cat. 17. Alat Perlindungan diri:
Modul OPKR 10 – 016 C
159
1. Sarungan tangan lateks 2. Kacamata pelindung 3. Baju pelindung 4. Masker pelindung 5. Masker penolong 6. Helm. 18. Cardio
Pulmonary
Resusciation
(CPR)
disebut
juga
Resusitasi Jantung Paru (RJP) yaitu: Pernapasan buatan yang dikombinasikan dengan kompresi dada. Hal ini dilakukan bila korban/penderita tidak bernapas dan nadi tidak berdenyut. 19. Tiga unsur penyebab kebakaran
Bahan bakar
Panas
Oxigen 20. Kandungan air limbah industri dapat digolongkan menjadi: Garam anorganik seperti magnesium sulfat dan magnesium klorida yang berasal dari kegiatan pertambangan,pabrik pupuk, pabrik kertas dll. Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal dari industri pengolahan
bijih
logam
dan
bahan
bakar
fosil
yang
mengandung kotoran berupa ikatan belerang. Senyawa organic seperti pelarut dan zat warna yang berasal dari industri penyamakan kulit dan industri cata. Logam berat seperti kadmium, air raksa (merkuri) dan krom yang berasal dariindustri pertambangan, cat, zat warna, baterai, penyepuhan logam dll.
Modul OPKR 10 – 016 C
160
LEMBAR PENILAIAN KOGNITIF (PENGETAHUAN) NO.URUT
NO
SKOR
SKOR YANG
SOAL
MAKSIMAL
DICAPAI
1.
1
0–2
2.
2
0–4
3.
3
0–4
4.
4
0–2
5.
5
0–2
6.
6
0–4
7.
7
0–4
8.
8
0–4
9.
9
0–2
10.
10
0–2
11.
11
0–2
12.
12
0–2
13.
13
0–2
14.
14
0–2
Modul OPKR 10 – 016 C
NILAI
161
NO.URUT
NO
SKOR
SKOR YANG
SOAL
MAKSIMAL
DICAPAI
15.
15
0–2
16.
16
0–2
17.
17
0–2
18.
18
0–2
19.
19
0–2
20..
20
0–2
Jumlah ()
NILAI
50
Batas penguasaan kognitif (pengetahuan) minimal harus mencapai 7,00 Perhitungan Nilai Akhir Penghetahuan (NAP) menggunakan rumus NAP
Skor yang dicapai x 10 Skor maksimal
Modul OPKR 10 – 016 C
162
LEMBAR PENILAIAN KETERAMPILAN PENILAIAN NO.
ASPEK YANG
YA
DINILAI 7 1.
Persiapan
2.
Proses Kerja
3.
Waktu
4.
Hasil
8
TIDAK
9
Batas minimal kompotensi harus mencapai minmal nilai 7,00 Nilai Akhir keterampilan (NAK) diambil dari Nilai terendah diantara Nilai yang diperoleh dari setiap aspek yang di nilai LEMBAR NIALI SIKAP ( ATTITUDE ) PENILAIAN NO.
ASPEK SIKAP (ATTITUDE) YANG
YA
DINILAI 7 1.
Kerjasama
2.
Kedisiplinan
3.
Kejujuran
Modul OPKR 10 – 016 C
8
9
TIDAK
163
4.
Tanggung jawab
5.
Kemandirian
6.
Ketekunan
7.
Memecahkan masalah
Batas minimal nilai (Attitude) adalah 7,00 Nilai Akhir sikap (Attitude) diambil dari nilai terendah diantara nilai yang diperoleh dari setiap Aspek sikap (Attitude) yang dinilai. C. KRITERIA KELULUSAN Kriteria Kelulusan: 70 s.d. 79
: memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan
80 s.d. 89
: memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan
90 s.d. 100
: di atas minimal tanpa bimbingan
Modul OPKR 10 – 016 C
164
BAB. IV PENUTUP Siswa yang telah mencapai syarat kelulusan minimal pada modul OPKR.10– 016C ini berarti Anda/Siswa menguasai materi kompetensi “Mengikuti Prosedur Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkunan “, dan Anda berhak untuk mengikuti kompetensi berikutnya. Apabila Anda dinyatakan tidak lulus, maka Anda mengulangi modul ini. Kepada Anda yang dinyatakan lulus, selamat atas keberhasilan Anda dan selamat melanjutkan ke kompetensi berikutnya. Kepada Anda yang ternyata belum lulus jangan putus asa, sebab masih terbuka kesempatan asal Anda berusaha lebih keras lagi. Akhirnya kami haturkan terima kasih atas kesungguhan Anda mengikuti dan melaksanakan modul ini. Selamat berjuang, sukses selalu.
Modul OPKR 10 – 016 C
165
DAFTAR PUSTAKA Astra International,tt, Basic Mechanic Training, Astra International, Jakarta. Depdiknas, 2004, Kurikulum SMK edisi 2004, Depdiknas, Jakarta. Harun Tia Setiawan, 1980, Keselamatan kerja dan tatalaksana bengkel, Depdikbud, Jakarta. Ima Permana dan Joel Tedjo, 1992, Pedoman penyelenggaraan bengkel
otomotif, PPPG Teknologi Bandung, Bandung. PT Toyota Astra Motor, 1997, Teknik-teknik servis dasar, PT toyota Astra Motor, Jakarta PPPGT / VEDC, 1997, Siklus Air, PPPGT / VEDC, Malang. Iwan Gayo, 1995, Buku Pintar , UPAYA WARGA NEGARA Jakarta.
Modul OPKR 10 – 016 C
166