perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran menulis karangan narasi
... sebelum menggunakan teknik cerite permulaan diskusi; 2) kemampuan siswa
...
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CERITA PERMULAAN DISKUSI (DISCUSSION STARTER STORY) DI KELAS VII SMPN 1 SUKAWENING TAHUN AJARAN 2011/2012
MAKALAH
Oleh NURDIANTI 10.21.0892
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CERITA PERMULAAN DISKUSI (DISCUSSION STARTER STORY) DI KELAS VII SMPN 1 SUKAWENING TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh NURDIANTI 10.21.0892
Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012
ABSTRAK Penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini ke dalam bentuk pertanyaan berikut ini. 1) Bagaimanakah kemampuan menulis karangan narasi siswa sebelum menggunakan teknik cerita permulaan diskusi? 2) Bagaimanakah kemampuan menulis karangan narasi siswa sesudah menggunakan teknik cerita permulaan diskusi? 3) Adakah perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran menulis karangan narasi sebelum dan sesudah menggunakan teknik cerita permulaan diskusi?. Melalui penelitian ini penulis bertujuan untuk mengetahui 1) kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi sebelum menggunakan teknik cerite permulaan diskusi; 2) kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi sesudah menggunakan teknik cerita permulaan diskusi; 3) perbedaan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi sebelum dan sesudah menggunakan teknik cerita permulaan diskusi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-7 SMPN 1 Sukawening. Dari permasalahan dan tujuan yang telah dipaparkan di atas, peneliti merumuskan hipotesis bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran menulis karangan narasi sebelum dan sesudah menggunakan teknik cerita pemula diskusi (discussion starter story). Berdasarkan hasil tes, pada siswa kelas VII-7 SMPN 1 Sukawening terdapat peningkatan rata-rata skor prates ke postes sebesar 11.69, yaitu dari 58,05 menjadi 69,74. Selain itu dari hasil uji perbedaan rata-rata dari skor prates dan postes pada taraf kepercayaan 95% dengan dk = 34, maka tmbei yang diperoleh adalah 1,70. Sementara itu, thitung yang diperoleh adalah 5,86. Hal ini sesuai dengan kriteria uji signifikan yaitu jika thitung Hi, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa teknik cerita pemula diskusi (discussion starter story) efektif digunakan sebagai teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa secara signifikan.
Kata Kunci : Menulis, Karangan, Narasi, discussion starter story
PENDAHULUAN Latar Belakang Bahasa dalam kehidupan manusia menduduki fungsi yang utama, yaitu sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan dalam komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Pengajaran bahasa tentunya harus dapat mengembangkan keterampilan berbahasa siswa. Keterampilan berbahasa pada dasarnya merupakan satu kesatuan. Setiap keterampilan berbahasa
mempunyai hubungan yang erat dengan ketiga keterampilan bahasa lainnya. Di antara keempat keterampilan berbahasa, keterampilan menulis dianggap sebagai keterampilan berbahasa yang paling sulit, karena menulis bukanlah sebuah kegiatan yang bisa dilakukan secara spontanitas melainkan perlu adanya ide terlebih dahulu untuk dituangkan ke dalam sebuah tulisan. Dikemukakan pula oleh Nurgiantoro, (2001 : 294) bahwa dibandingkan kemampuan berbahasa lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan
kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi harus terjalin erat sehingga menghasilkan karangan yang runtut dan padu. Dalam pembelajaran menulis khususnya menulis karangan narasi, siswa masih mengalami kesulitan untuk mengungkapakan gagasan dalam bentuk tulisan, membuat alur cerita yang runtut, dan menggunakan bahasa yang mudah dibaca sehingga mereka tidak dapat menuangkan pikiran dan perasaannya dengan lancar. Selain faktor tersebut, pemilihan teknik yang kurang sesuai dan kurang menarik perhatian membuat siswa tidak termotivasi untuk menulis sehingga minat dan gairah siswa dalam menulis pun menurun. Ebo (2005:9) mengungkapkan bahwa motivasi ibarat lokomotif yang akan menjadi pendorong dan penggerak bagi penulis untuk menghasilkan karya tulis. Uraian di atas menunjukkan bahwa siswa masih mengalami kesulitan untuk mengungkapakan gagasan dalam bentuk tulisan dan tidak termotivasi untuk menulis karangan. Oleh sebab itu, untuk mengatasinya diperlukan upaya untuk menciptakan proses belajar mengajar yang menyenangkan melalui cara pengajaran yang lebih kreatif. salah satunya dengan menggunakan teknik Cerita Permulaan Diskusi (Discussion starter story). Teknik cerita pemula diskusi adalah teknik pembelajaran yang berhubungan dengan pemecahan masalah dengan cara berdiskusi. Sistem pembelajarannya mengombinasikan kegiatan berpikir dengan keterampilan menulis. Melalui pembelajaran ini siswa didorong untuk mengingat dan menghubungkan pengalamannya dengan pengalaman orang lain untuk menyelesaikan uraian cerita yang belum selesai. Dengan teknik cerita permulaan diskusi siswa diharapkan mampu mengungkapkan gagasan dalam bentuk tulisan dari pengalaman diri sendiri dan orang lain. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis bermaksud mengangkat permasalahan tersebut ke dalam sebuah penelitian yang berjudul “MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CERITA PERMULAAN DISKUSI (DISCUSSION STARTER STORY) DI KELAS VII SMPN 1 SUKAWENING TAHUN PELAJARAN 2011/2012”. KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Teknik Cerita Permulaan Diskusi (Discussion starter story) Cerita permulaan diskusi merupakan teknik
pembelajaran yang berhubungan dengan pemecahan masalah dengan cara berdiskusi. Isinya memberikan gambaran tentang suatu kejadian penting yang relevan dengan latar belakang kehidupan peserta didik. Pendidik dapat menyajikan cerita tersebut. Demikian pula para peserta didik dapat menyusun cerita dan kemudian menyajikannya. Cerita pemula diskusi hendaknya berhubungan dengan masalah atau isu yang berhubungan dengan usaha mempengaruhi kehidupan masyarakat. Demikian pula isi cerita harus menarik perhatian dan dapat menumbuhkan kegembiraan dalam mendiskusikannya. Di dalamnya dimuat uraian tentang kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau masyarakat. Uraian cerita disusun dengan menggunakan bahasa sehari-hari sehingga lebih mudah dipahami oleh para peserta didik. Suatu cerita yang baik untuk pemula diskusi ialah cerita yang belum diselesaikan uraiannya sehingga para peserta didik dapat membuat uraian lanjutan untuk mengakhiri berdasarkan pendapat yang mereka kemukakan (open/ended story). Suatu cerita yang baik ialah cerita yang uraiannya tidak terlalu panjang dan disusun dalam bentuk gabungan antara percakapan dan uraian. Pengertian Menulis Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian menulis. Batasan/definisi yang dikemukakan para ahli bahasa itu kadang-kadang berbeda, begitu pula dalam pemberian istilah, ada yang menyebut istilah menulis, ada pula yang menyebut istilah mengarang. Tapi apabila kita teliti, keduanya memiliki makna dan tujuan yang sama. Ada beberapa pengertian menulis yang dikemukakan, seperti berikut ini. 1) Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang sehingga orang dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut, kalau mereka memakai bahasa dan lambang grafik (Tarigan, 2008:21). 2) Menulis ialah suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. (Suparno & Mohamad Yunus, 2006:3). 3) Menulis adalah melahirkan pikiran/perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan (KBBI,2003,1219). 4) Mengarang adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami (Gie,1995 :17). Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa menulis ialah salah satu keterampilan bahasa yang melahirkan pikiran perasaan untuk penyampaian pesan (komunikasi)
melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Pengertian Karangan Narasi Istilah narasi atau sering disebut juga naratif berasal dari kata bahasa Inggris naration (cerita) dan narrative (yang menceritakan). Karangan narasi menyajikan serangkaian peristiwa. Karangan ini berusaha menyampaikan serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis) dengan maksud memberi arti kepada sebuah atau serentetan kejadian sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita tersebut. Dengan kata lain, karangan narasi adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan itu. (Suparno & Mohamad Yunus, 2006 : 4.31). Metode Penelitian Metode penelitian sangat diperlukan dalam suatu penelitian. Dalam metodologi penelitian ditemukan cara-cara bagaimana objek penelitian hendak diketahui dan diamati sehingga menghasilkan data yang tepat sesuai dengan tujuan penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Desain penelitian eksperimen yang digunakan adalah The one group pretest postest (tes awal-tes akhir kelompok tunggal ) dalam desain ini tidak menggunakan kelas kontrol. Penelitian ini mengadakan tes awal sebelum diberikan perlakuan dan tes akhir sesudah diberikan perlakuan. (Sugiono, 110 : 2009 ). HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Prates dan Postes Data yang penulis peroleh berupa skor prates dan postes. Skor diperoleh dari tiga penguji kemudian dirata-ratakan sehingga diperoleh skor prates dan skor postes. Pada hasil prates skor tertinggi adalah 76 dan skor terendah adalah 42. Sementara itu, skor tertinggi yang diperoleh dalam postes adalah 80 dan skor terendah 53. Berdasarkan data yang didapat, hasil skor rata-rata yang diperoleh siswa, yakni prates 58,05 dan postes 69,74, jadi mengalami kenaikan sebesar 1 1,69. Pengujian Hipotesis Karena ada perbedaan antara skor prates dan postes maka mean skor pretes dan postes harus dihitung pertambahannya. Dengan dk=34 dan taraf signifikasi (α) = 5% atau taraf kepercayaan 95% diperoleh (1) () (0,95) (34) = 1,70. Sementara itu, ( ) yang diperoleh = 5,86. Berdasarkan kriteria uji signifikan jika ( ) > () maka terdapat perbedaan yang signifikan. Dengan demikian, hipotesis yang berbunyi “terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran menulis karangan narasi sebelum dan sesudah menggunakan teknik
cerita permulaan diskusi (discussion starter story)” dapat dibuktikan secara signifikan karena ( ) > () = 5,86 > 1.70. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil penelitian yang didapat mampu menjawab pertanyaan yang terdapat dalam bab 1. Hipotesis adalah salah satu hal yang dapat dijawab dengan penelitian ini. Hipotesis yang penulis ajukan pada penelitian ini ialah terdapat perbedaar. yang signifikan antara hasil pembelajaran menulis karangan narasi sebelum dan sesudah menggunakan tekaik cerita permulaan diskusi (discussion starter story). Untuk menjawab hipotesis di atas, maka penulis menggunakan penghitungan statistik, data hasil penghitungan itulah, diperoleh ( ) = 5,86. Nilai ( ) ini lebih besar dari nilai () pada taraf signifikansi 5% dengan dk = 34. maka () yang diperoleh adalah 1,70. Secara singkat dikatakan ( ) > () = 5,86 > 1,70. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa teknik cerita permulaan diskusi (discussion starter story) efektif digunakan sebagai teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa secara signifikan. SIMPULAN Simpulan Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan dalam bab sebelumnya yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran menulis karangan narasi dengan menggunakan teknik cerita permulaan diskusi (discussion starter story) di SMP Negeri 1 Sukawening, diperoleh simpulan sebagai berikut. 1) Kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas VII-7 SMPN 1 Sukawening sebelum menggunakan teknik cerita permulaan diskusi (discussion starter story) memperoleh rata-rata sebesar 58,05. Pada data prates diperoleh skor tertinggi 76 dan skor terendah 42. Hal tersebut didasarkan pada data yang diperoleh dari hasil penghitungan skor karangan siswa. Kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas VII-7 SMPN 1 Sukawening masih menunjukkan nilai yang kurang dari nilai standar dari bahasa Indonesia itu sendiri yaitu sesuai KKM di sekolah tempat penulis melakukan penelitian sebesar 75. 2) Kemampuan menulis karangan .narasi siswa kelas VII-7 SMPN 1 Sukawening setelah menggunakan teknik cerita permulaan diskusi (discussion starter story) memperoleh rata-rata sebesar 69,74. Pada data postes diperoleh skor tertinggi 80 dan skor terendah 53. Hal tersebut
didasarkan pada data yang diperoleh dari hasil penghitungan skor karangan siswa. Kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas VII-7 SMPN 1 Sukawening setelah menggunakan teknik cerita permulaan diskusi (discussion starter story) masih menunjukkan nilai yang kurang dari nilai standar dari bahasa Indonesia itu sendiri yaitu sesuai KKM-di sekolah tempat penulis melakukan penelitian sebesar 75. 3) Setelah diberikan pengajaran, nilai siswa pada kelas yang penulis teliti mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai rata-rata prates dan postes. Pada saat prates drperoieh niiai-nilai rata-rata 58,05 dan meningkat pada postes dengan rata-rata nilai 69,74, artinya mengalami peningkatan sebesar 11,69. 4) Dari hasil penghitungan statistik, diperoleh ( ) = 5,86. Nilai t hitung ini lebih besar dari nilai t tabel Pada taraf signifikansi 5% dengan dk = 34, maka () yang diperoleh adalah 1,70. Secara singkat dikatakan ( ) > () = 5,86 > 1,70. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa teknik cerita permulaan diskusi (discussion starter story) efektif digunakan sebagai teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa secara signifikan. DAFTAR PUSTAKA Akhdiah, Sabarti, at.all. 1998. Pembinaan Kemampnan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Alif, Nuril Nur. Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Dengan Menggunakan Teknik Paired Storytelling (Eksperimer Kuasi Pada Siswa Kelas VII SMPN 12 Bandung Tahun Ajaran 2008/2009;. Skripsi Sarjana FPBS UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta Rineka Cipta Depdiknas. 2003. KBBI. Jakarta: Balai pustaka Gie, The Liang. 1995. Dunia Karang Mengarang. Yogyakarta: Liberty Iskandar, Dadang Suhendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Rosda Keraf, Gorys. 1987. Argumentasi dan Narasi. Jakarta : Gramedia Kosasih. E. 2006. Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya Nurgiantoro. Burhan. 2001. Penilian Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE
Subana, at.all. 2005. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia Sudjana, H.D. 2005. Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production Sukmadinata, Nana Syaodih.2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Suparno; Mohamad Yunus. 2006. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suaiu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa