arti orangtua berperan memilihkan pen- didikan yang ...... abangan dan masih
awam akan pengetahuan agama. .... Maka kitab Tauhid semisal Aqidatul. Awam
...
COVER MPA DESEMBER.pmd
1
11/29/2013, 4:26 PM
Menteri Agama RI Suryadharma Ali berdialog dengan warga Syi’ah Sampang di penampungan sementara Puspa Agro Jemundo Sidoarjo tanggal 6 November 2013
Kunjungan Menteri Agama RI Suryadharma Ali di Kabupaten Lamongan tanggal 6 November 2013
COVER MPA DESEMBER.pmd
2
11/29/2013, 4:27 PM
MPA 327 / DESEMBER 2013
Media informasi, komunikasi, dan edukasi, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur Pemimpin Umum: H. M. Sudjak Wakil Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: H. Musta'in Wakil Pemimpin Redaksi: H. Ramin Abd. Wahid Staf Ahli: H. Mahfudh Shodar, H. Moh. Hasin, H. Supandi, H. Asyhuri, Nur Cholis H. M. Fachur Rozi Dewan Redaksi: H. Ramin Abd. Wahid, H. Abd. Hadi AR H. Athor Subroto, H. Hartoyo H. Ahmad Husein AR Sekretaris Redaksi: H. Fatchul Arief, H. Samsul Anam Bendahara: H. Sugianto Staf: Khusnul Khotimah Distribusi/Tata Usaha: Husnul Khotimah Staf: Sukardjito Hukum dan Litbang: Hj. Hikmah Rahmah Staf Redaksi Editor: Choirul Mustofa Reporter: M. Hisyam, Suprianto, Dedy Kurniawan, Anni Athi'ah, dan Fery Ariya Santi Design-Layout: Mey Sutrisno, Munif Korektor: Rasmana Rahim Khothot: M. Midzhar Koresponden: Berkedudukan di setiap Kankemenag Kab/Ko se-Jawa Timur. Alamat Redaksi: Jl. Raya Juanda No. 26 Sidoarjo, Telp. 031 - 8680490, Fax. 031 - 8680490 e-mail:
[email protected] Diterbitkan Oleh: Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. Dicetak oleh: PT. Antar Surya Jaya, Jl. Rungkut Industri III/68 & 70 SIER Surabaya, Telp. (031) 8475000 (2200-2203) Fax. : 031-8470600 Isi di luar tanggung jawab percetakan
Kementerian Agama, rasanya tak pernah sepi dari sorotan. Salah satunya, adalah kasus gratifikasi di KUA. Pasalnya, memang tak semua petugas KUA berada di daerah yang mudah dijangkau – misalnya di daerah kepulauan. Tentu saja, untuk melaksanakan tugas tersebut, tak mungkin mereka harus merogoh koceknya sendiri. Untungnya, sebentar lagi persoalan tersebut bakal dapat teratasi. Sebab Kementerian Agama segera memberlakukan multi tariff nikah. Beritanya bisa Anda baca di rubrik Liputan Khusus. Namun di sisi lain, ada berita menggembirakan tentang KUA. Kabar itu datang dari KUA Klojen Malang. Di tengah berita miring KUA, ternyata KUA ini justru berhasil menarik perhatian masyarakat. Salah satu programnya, adalah mengembangkan layanan SMS info. Dengan layanan ini, misalkan saja ada masyarakat yang meragukan status calon pasangannya, cukup SMS ke 083834954339. Berita lengkapnya bisa dibaca pada rubrik Inspirasi. Oh ya, dari rubrik Liputan Khusus juga ada kabar menggembirakan. Pemrov Jatim akan mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan di pondok pesantren. Di tahun depan, dicanangkan akan ada 200 SMK Mini yang berada sekitar lingkungan pondok pesantren di Jawa Timur. Anggarannya tak tanggung-tanggung. Melaui APBD 2014 pemerintah telah menyiapkan dana sebesar 10 milyar. Sementara dari ajang KSM (Kompetisi Sain Madrasah) dan Aksioma (Ajang Kompetisi Seni dan Olah Raga Madrasah), yang berlangsung tanggal 59 Nopember lalu di Malang, kontingen Jawa Timur kembali menyabet sebagai Juara Umum. Beritanya bisa Anda baca pada rubrik Lensa Khusus. Tak kalah menariknya, apa yang terdapat dari rubrik Jelajah Ilmu. Air Zamzam, ternyata memiliki kandungan mineral yang sangat tinggi. Terutama kandungan kalsium, garam magnesium dan fluoride. Dari penelitian yang dilakukan Dr. Masaru Emoto, dibuktikan bahwa air zamzam memiliki potensi menyembuhkan yang luar biasa. Bagi yang gemar sepak bola, profil hidup keseharian Evan Dimas sengaja kami kaver di rubrik Ta’aruf. Disamping setiap hari kapten Timnas U-19 ini mengaji al-Qur’an ba’da Maghrib, juga senantiasa membiasakan diri untuk shalat Dhuha dan Tahajjud. Sebab baginya, itulah kunci dari prestasi yang dicapainya. Moga kebiasaannya dapat menjadi inspirasi buat hidup Anda... Kontak dan Pendapat --------------Teropong -----------------------------Lensa Utama -------------------------Lensa Khusus -----------------------Jendela Keluarga --------------------Inspirasi ------------------------------Cahaya Hati -------------------------Agama --------------------------------Tafsir Maudlu’i -----------------------
4 5 6 13 17 18 19 20 24
Bilik Santri ---------------------------Uswah --------------------------------Edukasi -------------------------------Serambi Madrasah ------------------Lintas Peristiwa ---------------------Pesona -------------------------------LAA Remaja -------------------------Cermat --------------------------------Dunia Islam --------------------------MPA 327 / Desember 2013
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - DES 2013.pmd
3
11/30/2013, 7:40 AM
27 34 36 42 50 58 59 62 66 3
Ingin Menjadi Penulis di MPA Assalamau’alaikum Wr.Wb Redaksi Majalah MPA yang terhormat. Mengikuti perkembangan majalah MPA dari masa ke masa selalu saja menyenangkan bagi saya. Sudah banyak perkembangan dan perbaikan kualitas. Baik dari segi isi maupun tampilan. Sebagai penggemar Majalah MPA, saya ingin turut serta dalam menyumbangkan ide saya melalui tulisantulisan yang ingin saya kirimkan. Saya benar-benar ingin menjadi bagian dari perkembangan dan kemajuan Majalah MPA. Untuk itu, saya ingin redaksi menjelaskan, apa saja rubrik yang bisa diisi oleh pembaca. Dan bagaimana pula ketentuan penulisan di Majalah MPA serta cara kami mengirim tulisan. Atas perhatian redaksi, kami sampaikan terima kasih. Semoga Majalah MPA senantiasa eksis untuk memberikan informasi dan edukasi yang benar dan baik bagi No
Rubrik
pencerahan umat. Terima kasih. Wassalamu’alaikum Wr.Wb Mochammad Reza Abady, S.Pd.I Kepala MI Al-Hidayah Wonocolo Surabaya Jawaban Redaksi Wassalamu’alaikum Wr.Wb Bapak Mochammad Reza Abady, S.Pd.I yang kami hormati. Kami sampaikan terima kasih atas perhatian dan kesetiaannya dalam mengikuti perkembangan Majalah MPA. Majalah MPA terbuka bagi siapa saja yang ingin menulis. Tentu tulisan yang dikirim harus sesuai dengan kebutuhan rubrikasi dan bahasa tulisan di majalah pada umumnya. Berikut ini beberapa rubrik yang bisa diisi oleh pembaca yang ingin menulis di Majalah MPA:
Banyak halaman
Karakter
Keterangan
1
Agama
4 halaman (Kertas quarto, font 12, spasi 1,5)
8.000 (with space)
2
Jendela Keluarga
2 halaman (Kertas quarto, font 12, spasi 1,5)
4.000 (with space)
3
Tsaqafah Cerpen
4 halaman (Kertas quarto, font 12, spasi 1,5)
7.500 (with space)
4
Tsaqafah Catatan Budaya
2 halaman (Kertas quarto, font 12, spasi 1,5)
4.000 (with space)
Ditambah foto penulis
5
AMO
4 halaman (Kertas quarto, font 12, spasi 1,5)
8.000 (with space)
Ditambah foto penulis
6
Edukasi
4 halaman (Kertas quarto, font 12, spasi 1,5)
8.000 (with space)
Ditambah foto penulis
7
Khutbah Jum’at
4 halaman (Kertas quarto, font 12, spasi 1,5)
8.000 (with space)
8
Jelajah Ilmu
3 halaman (Kertas quarto, font 12, spasi 1,5)
4.000 (with space)
9
Cuplikan Tarikh
2 halaman (Kertas quarto, font 12, spasi 1,5)
4.000 (with space)
10
Sari Hikmah
2 halaman (Kertas quarto, font 12, spasi 1,5)
4.000 (with space)
11
Cerpen Anak
2 halaman (Kertas quarto, font 12, spasi 1,5)
3.500 (with space)
12
Dunia Islam
2 halaman (Kertas quarto, font 12, spasi 1,5)
4.000 (with space)
Ketentuan Pengiriman: 1. Kirim naskah melalui pos surat ke alamat redaksi di Jl. Raya Juanda No. 26 Sidoarjo 2. Atau kirim naskah Anda ke email kami:
[email protected] dengan ketentuan: - Tulis pada kolom subjek/perihal dengan nama rubrik dan nama pengirim - Beri nama file naskah dengan nama Rubrik dan nama pengirim Contoh: Edukasi_ Moch. Reza Abady 3. Tulis Curriculum Vitae / biodata lengkap di bawah naskah Anda. Jangan lupa sertakan alamat lengkap penulis beserta nomor telepon/HP. 4. Sertakan pula foto penulis dan kirim dalam bentuk file JPEG 4
MPA 327 / Desember 2013
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - DES 2013.pmd
4
11/30/2013, 7:40 AM
Sejak awal kemerdekaan kaum ibu melalui organisasi-organisasi kewanitaan telah memberikan kontribusinya bagi pembangunan bangsa dalam rangka mengisi kemerdekaan. Tidak diragukan lagi, pada saat ini kaum perempuan telah banyak berkiprah dalam berbagai bidang kehidupan. Perjuangan kaum ibu dalam kesetaraan gender merupakan upaya menghilangkan stereo type yang merendahkan mereka. Tata nilai yang menganggap laki-laki sebagai pihak yang superior dan perempuan sebagai pihak inferior, serta mitos yang menempatkan laki-laki di dunia publik dan perempuan di dunia domestik, sudah saatnya dihilangkan. Berkat peranan publik kaum perempuan, dapat ditingkatkan kesejahteraan dan kehidupan keluarga serta perubahan ekonomi rumah tangga menjadi lebih baik. Tuntutan terhadap kaum ibu aktif di ranah publik, termasuk dalam dunia kerja pada saat ini lebih besar dan merupakan kebutuhan. Tanpa bantuan para ibu dalam usaha mencari nafkah, penghasilan bapak-bapak dinilai terlalu kecil untuk dapat mencukupi kebutuhan keluarga. Sebelum datang Islam kaum perempuan di tanah Arab menduduki posisi ysng rendah. Maka nabi Muhammad Saw diutus untuk mengangkat derajat
dan martabat manusia baik laki-laki maupun perempuan. Dikotomi domestik-publik yang menyatakan bahwa perempuan berada di bidang domestik – mengurusi suami dan anak-anak- sementara kaum laki-laki dengan bebas berkiprah di bidang publik, bukanlah hakekat ajaran Islam. Kesetaraan gender yang diperjuangkan oleh pengikut feminisme telah dipenuhi oleh Islam. Laki-laki maupun perempuan mempunyai hak-hak yang setara dan seimbang baik dalam bidang sosial, ekonomi maupun politik. Keduanya memilikii hak dan kewajiban untuk melakukan perjanjian luhur –mitsaqon gholidho – dalam pernikahan. Antara mereka sama-sama memiliki hak untuk mengatur harta miliknya tanpa campur tangan pihak lain. Keduanya juga bebas memilih profesi dan cara hidup serta setara dalam tanggung jawab sebagaimana dalam kebebasan. Jika dalam al-Qur’an surat al-Nisa; ayat 34, disebutkan “alrijalu qawwamuna ‘alan nisa’- bukan berarti para suami boleh mendominasi para isteri. Tetapi lebih ditekankan bahwa suami ditetapkan sebagai pemimpin dalam rumah tangga yang harus memenuhi kewajibannya untuk mengayomi dan memenuhi kebutuhan keluarga, pemeliharaan, pembelaan dan pembinaan kepada isteri dan anak-anaknya.
Catatan tarikh Islam telah menunjukkan betapa besar kontribusi kaum perempuan dalam perjuangan Rasulullah. Khadijah, isteri nabi yang mendampingi dan membiayai perjuangan nabi dalam menegakkan risalah pada awal da’wah Islamiyah. Nusaibah isteri Zaid bin Ashim ikut terjun dalam perang Uhud. Diantara mereka ada yang gugur dalam medan laga, seperti Ummu Salamah (isteri nabi), Syafiyyah, Lailah al-Ghafariyah dan Ummu Sinam al-Islamiyah. Dalam bidang keilmuan kita kenal ‘Aisyah (isteri nabi) sebagai perawi hadits terbanyak. Nafisah (keturunan Ali ra) yang menjadi ahli hukum dan teologi. AlKhansah seorang penyair terbesar di zamannya. Islam sangat menghormati huquq al-insaniyah- hak asasi manusia tanpa membedakan laki perempuan. Ketika kaum perempuan bebas berkiprah secara leluasa di ranah publik, sementara ranah domestik masih menjadi tanggungjawabnya, beban para ibu dirasakan sangat berat. Karena ini merupakan hal-hal yang bersifat duniawi maka boleh bahkan seharusnya dicarikan solusi dan ditemukan sistem yang adil agar tidak ada pihak-pihak yang dirugikan baik kaum laki-laki maupun kaum perempuan. Tentunya tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip ajaran Islam. RAW MPA 327 / Desember 2013
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - DES 2013.pmd
5
11/30/2013, 7:40 AM
5
Memperjuangkan Emansipasi Bukan Kesetaraan Gender, tapi Keserasian Gender Salahkah emansipasi wanita? Pertanyaan semacam ini, hingga kini masih saja mencuat ke permukaan. Pasalnya, perjuangan emansipasi kerap diwarnai aksi “perlawanan” terhadap pihak lelaki. Kaum lelaki tak diposisikan sebagai kawan, tetapi justru dihadapinya sebagai lawan.
Lantas bagaimana Islam menjawab persoalan tersebut? Islam secara tegas telah membebankan tanggung jawab keluarga kepada pihak lelaki. Begitupun dengan wanita, secara kodrati dirinya diberi tanggung jawan sebagai ibu. Ketentuan semacam ini adalah merupakan keadilan yang telah ditetapkanNya. Kalaupun terjadi perbedaan persepsi, tak perlu hal itu diperjuangkan melalui jalan emansipasi. Sebab antara tugas lelaki dan wanita sudah diatur secara jelas. “Jadi kalau ada wanita yang berusaha memperjuangkan emansipasi, itu satu kekeliruan dan ketidakmengertiannya tentang ajaran Islam,” tukas DR. Hj. Hasniah Hasan. “Pembagian tugas dan tanggung jawab lelaki dan wanita sudah sangat adil. Jadi, sekali lagi, tak perlu ada emansipasi yang memperjuangkan kesetaraan gender,” tegasnya. Menurutnya, wanita itu punya lima kewajiban: kewajiban terhadap dirinya sendiri, kewajiban terhadap keluarga, kewajiban terhadap agama, kewajiban terhadap dunia/negara dan kewajiban terhadap masyarakat. Maka dengan kelima kewajiban tersebut, katanya, emansipasi sudah tak perlu lagi diperjuangkan. Sebab dengan melaksanakannya, berarti posisi wanita sudah sejajar haknya dengan lelaki. “Nah, implementasi ajaran agama secara benar dan konsistenlah yang semestinya diperjuangkan. Para wanita bisa mengatur secara prioritas atau tidak,” ujarnya mempertanyakan. 6
Alhasil, simpul Hasniah, para wanita boleh berkiprah dengan kesibukannya masing-masing, asal berlaku adil dalam menentukan prioritas waktu serta memenej keluarga dan kesempatannya. Hal itu sebagaimana yang dicontohkan oleh istri Nabi SAW; Khadijah dan Aisyah. Di era sekarang, juga banyak para ibu yang sukses di profesinya masingmasing – misal sebagai guru. Tapi mereka juga berhasil membangun keluarga dan anak-anaknya. “Sebaliknya.. ibu yang tidak punya kerjaan tapi sibuk di luar rumah, mereka malah menelantarkan anak-anak,” katanya membandingkan. “Sebab ibu-ibu seperti itu terjebak ke
DR. Hj. Hasniah Hasan dalam komunitas yang tidak terkontrol dan masuk ke ruang pergaulan bebas,” ungkapnya menambahkan. Meski demikian, dirinya tak menutup mata bahwa tak sedikit pula para wanita yang sibuk berkarir dan berpolitik yang bernasib sama. Demi sebuah popularitas mereka rela moralitas pribadi-
nya hancur, suami terlantarkan dan nasib anak-anak yang gamang menatap masa depannya. “Semua itu terjadi, karena mereka makin jauh dari syariat dan nilai-nilai agama,” tandasnya. Lebih memprihatinkan lagi, banyak terjadi pelecehan seksual, perdagangan wanita dan juga pembunuhan akibat banyaknya wanita yang terjerat pergaulan bebas. Padahal pola hidup yang seperti itu kan jauh dari ajara Islam. Oleh karenanya, setiap wanita – dan tentu pula lelaki – haruslah selalu taat pada ajaran dan nilai-nilai Islam. Sebab menurut Ketua Pengajian Wanita Surabaya ini, pergaulan bebas semacam itu selalu diawali dari ketidaktaatan dalam mengamalkan syariat Islam. Dan pada umumnya yang menjadi korban adalah wanita. Kalau ini tidak dihentikan, ke depan akan lebih parah lagi. “Setiap individu bertanggung jawab atas kebobrokan yang terjadi, utamanya para tokoh agama,” ucapnya serius. “Dan tugas pemerintah adalah memproduk undang-undang yang bisa memberi jaminan bahwa negeri ini akan selamat dari ancaman dekadensi moral,” tandasnya menambahkan. Baginya, hancurnya sebuah negara bukanlah disebabkan oleh rusaknya harkat dan martabat wanita. Sebab, sebagaimana disinyalir pada sebuah Hadits, bahwa negara itu tegak apabila akhlak masyarakatnya baik. Jadi, hancurnya sebuah negara dikarenakan oleh kebobrokan moralitas. “Saya kurang sependapat kalau wanita dikait-kaitkan dengan runtuhnya negara. Sebab para lelakilah yang memanfaatkan wanita yang lemah iman untuk berbuat semau-maunya,” kilahnya. “Padahal kan tidak semua seperti itu. Sebab masih banyak wanita yang sukses karir dan rumah tangganya,” ungkapnya. Pada peringatan Hari Ibu kali ini, Hasniah berharap, agar para ibu punya tanggung jawab moral dan memiliki kewajiban seorang ibu. Kalau hal itu dipe-
MPA 327 / Desember 2013
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - DES 2013.pmd
6
11/30/2013, 7:40 AM
gang secara benar dan konsekuen, tentu akan menciptakan keluarga yang harmonis. Yang perlu diperhatikan, bagaimana berpijak pada lima kewajiban di atas dan selalu berlandaskan al-Qur’an dan alHadits. Yang terpenting lagi, bagaimana melakukan suatu kerjasama yang harmoni antar suami-istri. Sosok ibu yang ideal, tuturnya, tidak perlu harus cantik dan berpendidikan tinggi. Tapi dia harus bisa memberikan kontribusi pada suami dan keluarga, mendorong semangat suami, berpenampilan menyenangkan, menciptakan rumah tangga kondusif, serta membimbing anak-anaknya dengan baik. Dalam sebuah Hadits dinyatakan, bahwa surga itu berada di bawah telapak kaki ibu. Ungkapan Rasul tersebut, bagi Hasniah, hendaknya lebih dimaknai bernuansa mendidik, mengembangkan dan membimbing, agar anak keturunan umatnya kelak bisa masuk surga. Maka jika si ibu melaksanakan fungsinya dengan baik dan benar, apa yang diharapkan akan terwujud. “Oleh karenanya, peletakan batu pertama haruslah dimulai dari kehamilan. Dipersiapkan kasih sayang, dibiasakan berakhlakul karimah, rajin. membaca dan taat beribadah meski si anak masih dalam kandungan,” ulasnya. “Jika ada ibu yang menggugurkan kandungannya, itu terjadi karena si ibu tengah mengalami gangguan mental. Dan ujungnya adalah terperosok ke neraka,” tandasnya. Dengan uraian di atas, maka seorang ibu yang mencari nafkah tidaklah bertentangan dengan syariat. Yang bertentangan dengan syariat, kalau tidak memperoleh izin dari suaminya. Memang, kewajiban mencari nafkah adalah suami. Sedangkan wanita yang mencari rezeki itu sifatnya membantu. Yang terpenting, sang suami harus ridho dan mengerti mengapa istrinya bekerja. Namun yang kerapkali terjadi, setelah istrinya membantu menunjang kebutuhan keluarga, suami malah semangat kerjanya menurun dan malah terkesan enak-enakan. Keadaan semacam itu sungguh sangat tidak terpuji. Sebab istri bekerja di luar rumah itu bukanlah merupakan suatu kewajiban, melainkan kebajikan. “Kebajikan artinya ikut mem-
bantu menopang kebutuhan keluarga secara ikhlas, dengan tujuan menciptakan keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah,” urainya. Menurut Dra. Hj. Masruroh Wahid, M.Si, ibu bekerja itu boleh-boleh saja. Sebab dirinya belum pernah menemukan dalil secara eksplisit, bahwa Islam melarang ibu bekerja untuk keluarganya. Tetapi memang ada tugas penting yang tak boleh dilupakan, yaitu menjadi ibu bagi anak-anaknya. Karena al umm madrasatul ‘uula li awlaadihaa (ibu itu adalah sekolah pertama dan utama bagi anak-anaknya). “Mendidik anak, mengantarkan anak-anaknya menjadi anak-anak yang baik, merupakan salah satu kewajiban ibu,” jelasnya. Jadi, simpul Ketua PW Muslimat NU Jawa Timur ini, kerja di luar itu boleh-boleh saja tetapi tidak boleh meninggalkan kewajiban sebagai ibu bagi
Dra. Hj. Masruroh Wahid, M.Si anaknya. Di sisi lain, dirinya tak boleh melampaui batasan syari’at yang ditentukan oleh agama. Artinya, meskipun penghasilannya lebih besar, pangkatnya lebih tinggi daripada suami, tetap saja di rumah suami sebagai pemimpin keluarga. “Jadi, suami harus dihargai, dihormati, ditaati,” tandasnya. Mantan anggota DPRD wilayah
Jawa Timur ini juga tak sepakat, jika perempuan dibatasi hanya boleh bekerja di dalam rumah saja. Sebab bisa jadi sang suami akan meninggal dunia lebih dulu ketimbang istrinya. “Nah, ketika sang suami meninggal, lalu siapa yang akan menghidupi anak-anaknya?” tuturnya mempertanyakan. Apalagi di zaman sekarang tak mungkin hidup dengan menggantungkan pada orang lain – misalnya kepada saudara ayah. Sebab masing-masing keluarga punya kebutuhan dan masalahnya sendiri-sendiri. Mau tidak mau ibulah yang harus menanggung beban ekonomi demi keberlanjutan hidup anak-anaknya. Namun demikian, da’iyah yang sering berkeliling ke berbagai daerah ini juga mengkritik ibu-ibu yang bekerja salah langkah. Mereka keterusan bekerja hingga lupa pulang dan merasa tak bersalah meninggalkan anak-anaknya yang tak terurus. “Yang begini tentu juga sangat salah,” tukasnya. “Meski sibuk bekerja, seharusnya kan meluangkan waktu untuk berdialog dengan anak-anaknya. Bukan lamanya, tapi kualitas pertemuan itu yang menentukan,” katanya memberikan saran. Yang perlu diperhatikan, sambungnya, adalah menutup aurat dan menjaga pergaulan dengan teman sejawat. Jangan lantaran dianggap teman sejawat, lantas dianggap biasa antara laki-laki dan perempuan. Hal semacam ini harus benar-benar tetap diperhatikan untuk menjaga muru’ah, moralitas dan akhlaq sebagai seorang Muslimah. Jika demikian yang dilakukan, lanjut alumnus pascasarjana Unair Surabaya ini, seorang ibu yang bekerja bisa menjadi kebanggaan bagi anak-anaknya. Dengan catatan, selama tugasnya di keluarga tidak terabaikan dan keharmonisan keluarga tetap menjadi yang utama. “Saya kira anak-anak lebih bangga melihat ibunya bekerja jadi guru atau di kantor, ketimbang melihar ibunya yang sehari-hari cuma sibuk nonton televisi,” katanya membandingkan. Yang lebih penting lagi, ujar Masruroh Wahid, adalah kerjasama yang baik antara suami dan istri. Bapak dan ibu harus saling pengertian, take and give, saling menutupi kekurangan yang MPA 327 / Desember 2013
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - DES 2013.pmd
7
11/30/2013, 7:40 AM
7
Wanita pengemudi bus. Ibu yang bekerja bisa membanggakan anakanaknya, apalagi tugas di keluarga tidak terabaikan serta tetap menjaga keharmonisan keluarga.
ada. Al-Qur’an menyematkan kalimat indah buat mempelai pasangan; hunna libaasul lakum wa antum libaasul lahunna. Libas itu bukan hanya pakaian penghangat ketika dingin, tetapi ada hal-hal yang harus ditutupi dari mereka. Kekurangan suami diisi istri dan begitupun sebaliknya. Hal-hal yang tidak baik dari istri hendaknya diingatkan dan ditutupi oleh suami – dan begitupun sebaliknya. “Libas itu adalah penutup aurat. Aurat itu kalau diketahui orang 8
akan menjadi malu. Makanya agar tak dipermalukan orang, suami-istri harus saling menutupi, saling mengingatkan, saling membantu, saling menjaga, saling pengertian satu sama lain,” terangnya. Untuk itulah dirinya mengingatkan, agar wanita tak salah memahami konsep emansipasi, maka terlebih dahulu harus memahami secara utuh syariat Islam. Dengan begitu tak membabibuta mengeterapkan konsep Barat, juga tak kaku dalam menafsirkan ajaran Islam. “Semisal ar-rijaalu qowwaamuuna alan nisa’. Ini konsep kepemimpinan di rumah tangga, yang laki-laki memimpin yang perempuan. Jadi bukan berarti yang wanita tak boleh jadi kepala sekolah, kepala kantor atau yang lainnya,” ulasnya menjelaskan. Oleh karenanya, Masruroh tak sepakat jika dikatakan bahwa laki-laki dan
wanita itu sama. Emansipasi itu tidak harus sama, tetap ada perbedaan. Islam mengatakan bahwa laki-laki dan perempuan itu tidak sama; walaisadz dzakaru kal untsaa. “Sebab kalau sama, tidak ada ketentuan waris yang beda. Tidak ada ketentuan laki-laki sebagai pemimpin perempuan. Jadi tetap tidak sama,” ulasnya memberikan alasan. Dirinya lebih memandang wanita dan laki-laki ini bisa serasi melakukan tugas masing-masing. “Jadi, saya tidak begitu setuju dengan adanya kesetaraan gender. Tapi saya lebih pas kalau diartikan sebagai keserasian gender,” ujarnya. “Artinya, keserasian antara laki-laki dan wanita di dalam mengelola apapun. Baik dalam rumah tangga maupun di luar rumah tangga. Kita tidak bisa menafikan satu sama lain,” tandasnya. Laporan: Muhammad Hisyam, Rasmana Rahim (Surabaya).
MPA 327 / Desember 2013
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - DES 2013.pmd
8
11/30/2013, 7:40 AM
Ibu bekerja, bukanlah hal baru di negeri ini. Di zaman dulu, para ibu sudah terbiasa membantu suami bekerja. Hanya saja wilayah kerja para ibu saat ini sudah meluas di berbagai bidang. “Di zaman dulu, ibu-ibu sudah banyak yang bekerja sebagai petani sawah, berkebun, menenun, membatik, bahkan di zaman kemerdekaan juga membantu berjuang sebagai petugas kesehatan dengan menolong korban lukaluka,” ujar Fanniyah Arifah, S.Pd. Kepala Sekolah PG-TK AlIrsyad ini juga tidak setuju dengan adanya gerakan emansipasi wanita dan perjuangan gender. Sebab al-
sisi psikologisnya. Sehingga dalam ibadah pun wanita ada udzurnya. “Jadi secara kodrati, laki-laki dan perempuan itu memang diciptakan berbeda dalam peran dan fungsinya,” tukasnya. “Sesuper-super wanita, ada yang tidak bisa dikerjakan olehnya, begitu juga sebaliknya. Tak mungkin seorang laki-laki dipaksa harus menyusui bayinya,” ujar perempuan kelahiran Surabaya 2 April 1976 ini sambil mengulum senyum. Di zaman globalisasi, perempuan juga harus berkembang. Hal itu juga sebagai wujud kesadaran akan tanggung jawabnya sebagai ibu bagi anak-anaknya dan memerankan sosok
Fanniyah Arifah, S.Pd. Qur’an dengan tegas menyatakan, bahwa Allah tidak membedakan suatu umat. Tidak melihat apakah dia laki-laki atau perempuan, dari golongan kaya atau miskin, bangsawan atau rakyat jelata, kecuali derajat takwanya. Laki-laki dan perempuan memang diciptakan berbeda dalam bentuk fisiknya. Seperti bagaimana wanita yang memiliki batasanbatasan, karena mengalami menstruasi dan itu mempengaruhi
istri sebagai partner suami. “Perkembangan zaman sangat cepat. Jika para ibu tidak bisa mengikuti, maka bagaimana mungkin dia bisa membekali anak-anaknya dengan bekal yang cukup,” tuturnya benada tanya. “Sebagai seorang istri, juga harus bisa menjadi partner teman ngobrol yang seimbang bagi suaminya,” tambah istri Anit Setiawan ini. Tugas ibu yang bekerja memang lebih berat. Sebab dirinya harus membagi waktu antara kewajiban-nya
sebagai ibu rumah tangga dan tugas profesinya. Terlebih lagi, dia harus bisa mengontrol emosi jiwanya. “Biasanya, perempuan kalau berada dalam masa haid dan terlalu capek, kurang bisa mengontrol emosinya,” katanya. “Dan itu sangat tidak baik kala dia harus mendidik anak-anaknya dalam keadaan demikian,” paparnya. Oleh karena itulah, ibu tiga anak ini memandang pentingnya kualitas pertemuan dibanding segi kuantitas. Menurutnya, seorang ibu harus punya jadwal dengan anak-anaknya. Kegiatan apa saja yang akan dilakukan bersama anak-
anaknya dan hal-hal apa saja yang akan diajarkan kepada anaknya pada tiap harinya. “Sebaiknya, para ibu mendidik sendiri anak-anaknya. Semisal mengajar al-Qur’an dan shalat berjamaah,” tu-turnya. Meski mendukung perempuan bekerja, alumni Unmuh Surabaya Jurusan FKIP Bahasa Indonesia ini mengingatkan, sebaiknya para ibu lebih memilih pekerjaan yang tidak banyak menyita waktu keluarga. “Pekerjaan rumah tangga adalah kewajiban, sementara bekerja adalah kebajikan. Jadi jangan sampai peker-jaannya mengalahkan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga,” ujarnya. Dia pun mengingatkan, bahwa untuk berkembang, seorang ibu tidak harus bekerja. Dia bisa ikut pengajian, kursus dan lain sebagainya. “Jika memang harus bekerja, maka pilihlah pekerjaan yang bisa menjaga harkat dan martabatnya sebagai wanita. Semisal profesi guru dan dosen, atau membuka usaha sendiri di rumah,” tukasnya. Laporan: Dedy Kurniawan (Surabaya).
MPA 327 / Desember 2013
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - DES 2013.pmd
9
11/30/2013, 7:40 AM
9
Ketika Ibu Bekerja Aktualisasi Diri atau Demi Anak Tercinta? Pada zaman sekarang, perempuan tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga, rasanya jarang ditemui. Namun demikian, bukan berarti kedudukan perempuan yang tidak bekerja lebih rendah ketimbang perempuan yang bekerja. Sebab perempuan yang menjadi ibu rumah tangga, sesungguhnya bertanggung jawab penuh terhadap keluarga. Disamping mendampingi suami dan melayani anak-anak, menjadi guru bagi anak-anak, dirinya juga memenej keuangan keluarga, serta menyelesaikan tugas dan pekerjaan lainnya. Yang perlu ditanamkan bagi kaum perempuan, ujar Hj. Habsah Sudjak, bahwa kodrat utama seorang perempuan itu tidaklah untuk mencari nafkah. Meski Islam tak melarang seorang perempuan berkarir dan mencari penghasilan. “Itu sebagai bukti, bahwa agama Islam menghargai dan mengangkat derajat perempuan,” simpulnya. Jikapun ada perempuan yang bekerja menjadi tulang punggung keluarga, tuturnya, biasanya itu dikarenakan keadaan. “Jadi tak masalah perempuan bekerja karena mempunyai tanggung jawab kepada keluarga,” selanya. “Ini juga berlaku bagi perempuan yang bekerja dengan maksud untuk mengamalkan ilmu yang diperoleh selama sekolah/ kuliah meski suami juga telah menafkahi,” imbuhnya. Menurut Ketua Dharma Wanita Persatuan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur ini, di era sekarang perempuan memang dituntut dapat mandiri. Namun hal itu bukan berarti tidak membutuhkan orang lain. Sebab sejatinya perempuan juga sebagai makhluk sosial. Di sisi lain, perempuan juga memiliki kodrat feminisme. Itulah pasalnya, jika perempuan tidak bisa mengendali10
kan hawa nafsunya, maka dirinya akan terjerumus dalam hedonisme. “Inilah yang menimpa sebagian perempuan yang terutama di perkotaan dimana godaannya jauh lebih besar,” ucapnya mengingatkan. Perempuan yang semacam itu, yang lebih memprioritaskan hawa nafsunya, maka dia akan kehilangan masa depannya. Semestinya, perempuan haruslah senantiasa hidup dengan hatinya. Sebab jika lebih mengutamakan hawa nafsu, maka dirinya akan lelap dalam kehidupan yang serba hura-hura mengejar fatamorgana kesenangan. Oleh karena itu, dalam peringatan Hari Ibu kali ini, hendaknya setiap perempuan menjadikannya sebagai peluang evaluasi, introspeksi dan perencanaan ke depan. Bagi organisasi-organisasi wanita seperti Dharma Wanita Persatuan Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, hal itu diperingatinya dengan tema ’Peran Prempuan dan Laki-laki Dalam Mewujudkan Demokrasi yang Partisipatif dan Pemba-
Hj. Habsah Sudjak
ngunan yang Inklusif’. Serangkaian progam dan kegiatan pun digelar, baik internal maupun eksternal. Semisal program-program yang dapat menambah ilmu, wawasan dan pengetahuan bagi anggotanya. Diharapkan pula, agar hal tersebut juga dapat memberikan ilmu dan wawasan bagi anggota yang lain. Kendati sebagian besar anggota Dharma Wanita Persatuan kebanyakan adalah perempuan pekerja, namun tak menyurutkan kinerja dan aktivitas yang telah dicanangkan. “Peran Dharma Wanita Persatuan adalah untuk mendampingi dan mendukung suami. Seorang suami yang sukses karena ada perempuan/istri yang hebat,” tutur Habsah mengingatkan. Senada dengan ungkapan di atas, apa yang disampaikan oleh Dra. Syari’ah Zaidun. Menurutnya, Islam mengajarkan bahwa ibu bekerja itu bukanlah tuntutan utama. Sebab itu telah menjadi kewajiban suami. Lantaran tak sedikit para suami yang penghasilannya paspasan, maka istrinya diminta untuk membantunya mencari nafkah. Tentu saja, itu dibolehkan selama dalam batas-batas tertentu. Namun perempuan kelahiran Balikpapan 10 April 1956 ini menyayangkan, bahwa tak sedikit perempuan yang tidak mengenal batasan-batasan tersebut. Ketika ada anjuran agar mereka tak berada di jalanan pada jam-jam tertentu, justru itu dianggap telah membatasi keberadaannya. “Ini menunjukkan kalau pengetahuan agama mereka masih sangat kurang. Padahal kan banyak pekerjaan yang bisa dilakukan tanpa harus mengorbankan kehormatan. Jadi, berpulang pada perempuan itu sendiri,” ujarnya. Penasehat Wanita Islam Jawa Timur ini berpesan, agar kaum perempuan segera memperdalam ajaran Islam. Setelah itu bagaimana harus melahirkan ilmu yang diperolehnya ke dalam bentuk perilaku. Dengan begitu mereka tak akan lagi melampaui ajaran Islam. “Sebenarnya ajaran Islam
MPA 327 / Desember 2013
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - DES 2013.pmd
10
11/30/2013, 7:40 AM
itu melindungi perempuan. Tapi terkadang perempuan sendiri yang tidak melindungi dirinya. Mereka beranggapan, bahwa agama terlalu membatasi dirinya,” paparnya. Apabila kaum perempuan memahami agamanya, sambung Ketua Muslimat Al-Falah Surabaya ini, tentu mereka tak akan susah-susah. “Sebab jika suaminya ngomong begini, dia langsung hormat lantaran tahu kalau memang ajaran agamanya begitu,” ulasnya. “Tapi kalau dia sekuler atau tak memahami ajaran agama, omongan suaminya itu dianggap telah membatasi dirinya,” katanya menambahkan. Ketua Bidang Pendidikan untuk
Dra. Syari’ah Zaidun Dharma Wanita Unair Surabaya ini menyarankan, agar kaum perempuan mau mengkaji dan melakukan instrospeksi sebanyak-banyaknya. Sebagai seorang istri, apa yang telah diperbuat untuk suaminya? Sebagai ibu, apa yang sudah dilakukan buat anak-anaknya? “Jangan mentang-mentang punya kelebihan menafkahi sedikit, sudah bisa membentak. Padahal Islam mengajar kita untuk santun. Ada uang atau tidak ada uang, kita harus tetap santun,” tegasnya. Anggota Pleno BKOW Jatim ini tak melarang perempuan jadi tulang punggung keluarga. Asal saja, hal itu dila-
kukan demi pengabdian keluarga. Bahkan Islam mengajarkan, apabila seorang istri mengerti dan taat pada suaminya, maka surgalah jaminannya. Tapi sayangnya, tak sedikit perempuan yang menjadi tulung punggung keluarga justru tak bisa menerima kenyataan semacam itu. “”Saya rasa kalau istrinya itu perempuan shalihah, tentu dia akan dapat menerima semua itu,” tukasnya. Ketua Dharma Wanita Fakultas Hukum Unair ini memahami, bahwa beban perempuan sekarang ini jauh lebih berat dibanding orangtua dulu. Orangtua dulu, hanya dengan isyarat, anaknya sudah menurut. Sebab mereka memang arif dan pantas menjadi teladan. “Tapi bagi orangtua sekarang, menjadi teladan itu berat. Maka tak ada salahnya kaum perempuan hendak kembali ke rumah. Dengan
begitu dirinya harus memiliki wawasan yang luas, untuk memberikan perhatian yang tinggi terhadap anak-anaknya – bahkan sebelum anak-anak itu lahir. Seperti menjaga kesehatan dan mengkondisikan agar janin itu bisa tenang. “Dalam keseharian hendaknya dapat berkomunikasi. Sebab itulah pendidikan, termasuk di dalamnya adalah doa,” terangnya. Perempuan kelahiran Tuban 10 April 1968 ini menyadari, bahwa selama ini ada jargon yang kurang sedap bagi perempuan. Semisal sebutan konco wingking, atau perempuan adalah makhluk yang lemah. Juga ungkapan bahwa perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk laki-laki, sehingga tidak sempurna dan tidak seperti laki-laki. “Nah, persepsi semacam inilah yang justru melemahkan kaum perempuan,”
DR. Hanun Asrohah, M.Ag begitu, akan punya waktu untuk memperhatikan suami dan berpikir untuk masa depan anak-anak,” simpulnya. Bagi DR. Hanun Asrohah, M.Ag, ibu adalah pendidikan yang pertama dan utama. Karena sebelum lahir, hubungan batin antara ibu dengan anak itu sangat dekat. Bahkan sejak dalam kandungan, pendidikan sudah dimulai – dan tentunya adalah ibu yang berperan penting. Jadi, sangat tepat sekali kalau aljannatu tahta aqdamil ummahaat; bahwa surga itu terletak di telapak kaki ibu. Untuk itulah, perempuan harus memahami arti pendidikan. Dengan
tukasnya menekankan. “Itulah yang kemudian menempatkan perempuan di rumah saja, jadi perhiasan rumah, atau jadi penghibur untuk keluarganya saja,” tambahnya. Bagi Ketua MDC (Madrasah Development Centre) Jawa Timur ini, perempuan juga harus berinteraksi, aktif di wilayah-wilayah publik, dalam rangka untuk mensupport pendidikan anakanak mereka. Jadi, tak benar kalau perempuan hanya dianggap sebagai konco wingking saja. Namun sebaliknya, perempuan yang aktif di publik atau bekerja harus tetap ada batasnnya. “Kalau perempuan selalu aktif di luar MPA 327 / Desember 2013
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - DES 2013.pmd
11
11/30/2013, 7:40 AM
11
hingga melupakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga, itu juga tidak bagus,” tandasnya. Jadi menurut dosen Ilmu Kependidikan dan Tarbiyah UIN Sunan Ampel Surabaya ini, jalan tengahnya adalah perempuan diberi ruang di wilayah publik namun harus tetap memiliki perhatian kepada keluarganya. Sebab
berkualitas. Waktu yang singkat itu haruslah dipergunakan untuk berkomunikasi atau berdialog, serta untuk memberikan perhatian dan kasih sayang. “Memang tidak bisa laiknya ibu rumah tangga biasa. Tetapi setidaknya dengan pertemuan singkat itu dapat mendekatkan dirinya ke anak-anak,” urainya. Untuk saat ini, kata Hanun, perempuan bekerja posisinya sangat ideal. Sebab dengan beraktivitas di luar, peran ibu semakin luas. Tidak hanya sebagai ibu rumah tangga, tetapi bisa berperan di masyarakat. Entah sebagai guru, penceramah, atau yang lainnya. Tapi lagi-lagi harus pintar membagi waktu dan perhatian. “Jangan sampai kita diatur oleh pekerjaan. Tetapi juga tidak harus mengorbankan pekerjaan, lalu menjadi ibu rumah tangga,” selanya. Menjadi ibu rumah tangga memang sesuatu yang mulia, karena perhatian ibu bisa penuh kepada anak-anak mereka. Tetapi kalau ekonomi keluarga tidak cukup dengan ayah saja yang bekerja, ibu juga harus membantu menopang. Jadi, peran perempuan di situ penting sekali karena bisa membantu ekonomi keluarga. “Di samping ekonomi, bekeja merupakan Pedagang kue keliling. Tak ada salahnya menjadi tulang punggung keluarga, asal saja, bagian dari aktualisasi diri itu dilakukan demi pengabdian kepada keluarga. atau memenuhi kepuasan batin. Dalam arti, jika dia mempunyai ilmu, harus ibu di rumah tangga itu adalah mitra. menekankan, bahwa semua akhirnya dimanfaatkan,” kata Hanun menegasDan sebagai mitra, haruslah berbagi berpulang pada al umm madrasatul kan. Namun demikian, meskipun petugas dan tanggung jawab. “Kalau se- uula. Yang dimaksud utama di sini bupenuhnya diserahkan kepada suami, kan berarti waktunya. Utama itu dalam rempuan bekerja, peran sebagai ibu haakan tak seimbang perhatian dan kasih arti orangtua berperan memilihkan pen- ruslah tetap dilaksanakan. Oleh karena sayang anak. Karena perhatian ayah didikan yang tepat. Kemudian meman- itu, untuk menjaga agar rumah tangga dan ibu itu berbeda,” kilahnya. “Kalau tau bagaimana perkembangan pendi- tetap harmonis, setidaknya kita harus semuanya diserahkan kepada pemban- dikan anak-anaknya. Ketika anak di pe- punya komitmen. “Kita harus bisa memsantren misalnya, maka orangtua hen- bagi waktu. Untuk memberikan kasih tu, juga berbahaya,” jelasnya. sayang yang berkualitas, bukan hanya Yang perlu diperhatikan, lanjut daklah senantiasa mendoakannya. Kontak batin semacam itu, tutur kuantitas saja. Juga harus bisa memberipengurus Yayasan UNSURI ini, anak itu tidak boleh dilepas sepenuhnya. Se- anggota BAP (Badan Akreditasi Pro- kan kegiatan terbaik kepada anakhingga tanggung jawabnya masih tetap vinsi) Jawa Timur ini, haruslah selalu anak,” pungkasnya. di keluarga. Atau bisa juga kita serahkan ada. Bertemu dengan anak itu tak harus Laporan: Anni Athi’ah, ke lembaga pendidikan, karena lembaga waktunya panjang. Meski sebentar asal Muhammad Hisyam (Surabaya). 12
pendidikan bisa menggantikan peran orangtua. Ketika orangtua tidak memiliki waktu cukup untuk mendidik anaknya, maka ada full day school atau pesantren. “Namun tetap harus memperoleh perhatian dari orangtua,” katanya mengingatkan. Perempuan yang menyelesaikan S2 dan S3nya di UIN Syarif Hidayatullah
MPA 327 / Desember 2013
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - DES 2013.pmd
12
11/30/2013, 7:40 AM
Jatim Juara Umum KSM dan Aksioma 2013
Menteri Agama RI, Suryadharma Ali saat membuka KSM dan AKsioma 2013 di Malang Jawa Timur kembali merajai dalam KSM (Kompetisi Sain Madrasah) dan Aksioma (Ajang Kompetisi Seni dan Olah Raga Madrasah), yang berlangsung tanggal 5-9 Nopember lalu di Malang. Setelah sebelumnya di ajang yang dulunya bernama Kemnas di Jakarta dua tahun silam ini, kontingen Jatim menjadi Juara Umum. Di ajang KSM kali ini, dari 33 medali emas, 66 medali perak dan 99 medali perunggu yang diperebutkan, siswa-siswi Jatim mampu mengoleksi tujuh emas dan empat perak. Perolehan ini disusul oleh kontingen Banten dengan torehan tujuh emas, dua perak dan satu perunggu. Di peringkat ketiga, adalah utusan Jawa Barat dengan perolehan empat emas, enam perak dan satu perunggu. Sedangkan di ajang Aksioma, dari sembilan cabang olah raga dan tujuh cabang seni yang dilombakan, perwakilan Jawa Timur mengemas tujuh emas, lima perak dan empat perunggu. Pada peringkat kedua, diisi oleh Jawa Barat dengan perolehan medali lima emas dan empat perunggu. Sedangkan Daerah Istimewa Yogyakarta harus puas finis di posisi ketiga dengan mengumpulkan empat medali emas dan dua perak. Dengan terselenggaranya ajang KSM dan Aksioma 2013 ini, Menteri Agama Suryadharma Ali sangat mengapresiasi ajang dua tahunan tersebut. Bahkan Menag sangat bangga, sebab dari tahun ke tahun penyelenggaraan
KSM dan Aksioma mengalami pening- agar seluruh warga madrasah untuk menkatan luar biasa. Mantan Menteri Kope- tradisikan riset dan inovasi sains di rasi dan UKM ini pun sangat setuju de- madrasah. “Dalam konteks inilah KSM ngan tagline pagelaran ini; bahwa ‘Ma- dan Aksioma mempunyai peran setradrasah Lebih Baik’. “Oleh karenanya, tegis dalam mewujudkan cita-cita luhur mari kita bangun kepercayaan diri yang madrasah,” tandas pria berkacamata ini lebih besar lagi untuk terus berupaya penuh semangat. “Karena itulah, saya menjadikan madrasah lebih baik,” ajak- berharap ajang ini mampu menjadi wadah nya saat membuka KSM dan Aksioma olah pikir dan kreativitas untuk keseimdi GOR Gajayana Malang. bangan iman, ilmu dan amal yang diridhai Menurutnya, kegiatan KSM dan Allah,” imbuhnya penuh harap. Aksioma harus menjadi ajang puncak Jika itu terjadi, Suryadharma Ali saprestasi akademik dan hasil pembinaan siswa madrasah secara nasional. KSM juga harus menjadi barometer untuk mengukur keberhasilan daerah dalam meningkatkan mutu akademik di madrasah selama ini. Selain itu, Aksioma harus menjadi tolok ukur keberhasilan daerah dalam membina bidang non akademik seperti olah raga dan seni. Sang Jawara. Delegasi Jawa Timur mampu Sebab menurut Me- mempertahankan gelar juara umum nag, prestasi maupun kemajuan madra- ngat yakin, nantinya madrasah tak hasah tidak hanya diukur dari hasil UN nya mampu mencetak kader ulama’ tapi saja. Apalagi jika pengukuran itu hanya juga mampu memunculkan ilmuwan, insebatas angka statistik nilai rapor dan telektual dan cendekiawan. “Mumpung ujian semata. Tapi prestasi itu juga bisa dalam suasana Tahun Baru Hijriyah, kita dilihat dari sisi sportivitas, kejujuran dan berhijrah dari madrasah yang marjinal jiwa kompetisi yang telah menjadi bu- dalam sisdiknas menuju madrasah yang daya dan kepribadian peserta didik dan menjadi mainstream model sisdiknas seluruh warga madrasah selama ini. masa depan,” ucapnya bersemangat. Selain itu, Menag juga mengajak pri MPA 327 / Desember 2013
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - DES 2013.pmd
13
11/30/2013, 7:40 AM
13
PENTAS PAI TK Se-JAWA TIMUR Dunia anak memanglah dunia yang penuh keindahan dan menyenangkan. Banyak memori yang bisa menambah ilmu dan wawasan anak terserap pada saat itu. Dalam tumbuh dan kembangnya peran pendidikan baik agama, keterampilan/skill maupun kognitif, sangatlah berpengaruh pada kemandirian anak di masa depannya. Salah satu tolok-ukur kemandirian anak adalah dengan mengikuti lomba. Kegiatan berupa Pentas PAI TK yang bertemakan “Dengan Pentas PAI TK Kita Tumbuhkan Kemandirian dan Keberanian Anak Usia Dini”, telah diselenggarakan Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur di hotel Utami Sidoajo pada tanggal 6 Nopember 2013. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 450 orang; yang terdiri dari peserta perwakilan kabupaten/kota, Dewan Juri, Panitera, Pendamping dan Panitia. Perhelatan tersebut adalah merupakan kegiatan yang pertama kali ditangani bidang PAI. Meski sebelumnya kegiatan itu sudah berjalan tiga kali. Seperti tahun-tahun lalu, Pentas PAI terdiri dari beberapa jenis lomba dan jenjang; diantaranya Lomba Hafalan surat-surat pendek dengan materi surat anNas s/d at-Takatsur – dengan kriteria penilaian penguasaan hafalan, fashohah dan tajwid. Kedua, adalah lomba kaligrafi dengan kriteria penilaian meliputi kesesuaian warna dengan pola, keindahan, kerapian dan kebersihan. Ketiga, lomba adzan dan iqomah, dengan kefashihan, vokal dan kejernihan suara, lagu dan adab adzan menjadi kriteria lomba. Sedangkan yang keempaat, adalah lomba shalat. Dengan materi shalat subuh (boleh qunut/boleh tidak), penilaian kekhusyukan, fashahah dan tajwid, gerak dan adab shalat. Dan yang kelima, adalah lomba dakwah/dai kecil (Pildacil). Penilaiannya meliputi keberanian dan hafal materi. Dalam laporannya, ketua panitia Aminuddin, SH menyampaikan, bahwa dasar kegiatan adalah UU No. 20 tahun 2003, PP
Drs. Supandi, SPd, MPd No. 27 Tahun 1990, PP RI No.55 tahun 2007, PMA RI No. 16 tahun 2010 PDJ Pendis No.Dj,1/120A tahun 2009. Disampaikan pula, bahwa Dewan Juri adalah yang ahli di bidangnya; antara lain dari IAIN Sunan Ampel Surabaya, FKG Provinsi, LPTQ Surabaya, serta dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur. Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jawa Timur, yang diwakili oleh Kepala Bidang Pendidikan Agama Islam Drs. Supandi, SPd, MPd, dalam sambutannya menekankan bahwa anakanak peserta didik adalah generasi penerus calon pemimpin bangsa yang harus berbekal ilmu dan agama. Sebab dengan ilmu hidup akan unggul, dan dengan agama hidup menjadi terarah – yang pada saatnya menjadi manusia yang berilmu, beriman, bertaqwa dan berakhlakul karimah. Sesuai dengan Keputusan Panitia Pelaksana Lomba Pekan Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam (Pentas PAI) TK tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2013 No.01/DH/KEP/PENTAS PAI TK/2013,
diperoleh para pemenang sebagai berikut: Lomba Hafalan sura-surat pendek; Juara I: Dzurriyatur Rohmah (kab. Pasuruan), Juara II: Aurellia Dinda Tabita Putri (kota Pasuruan), Juara III: Sheyla Ummy Mazidah (kab. Bondowoso), Juara Harapan I: Della Raraswati Dewi (kab. Sumenep) dan Juara Harapan II: Zahwa Aulia Alfath (kab. Sidoarjo), serta Juara Harapan III: Azkiya Aulina Ramadani (kab. Ponorogo). Lomba Mewarnai Gambar/Kaligrafi; Juara I: Hesti Mufidah (kab. Bojonegoro), Juara II: Choirul S. (kota Mojokerto), Juara III: Bernadeta Nindichia Elvara (kab. Magetan), serta Juara Harapan I: Azmi Shabrina Qisthi (kota Malang), Juara Harapan II: Yudha Praditya (kab. Sidoarjo) dan Juara Harapan III: Dimas Candra Setyawan (kab. Ponorogo). Lomba Adzan dan Iqomah; Juara I: Fajar Budi Wibowo (kab. Malang), Juara II: Haidar Al-Farizi (kab. Gresik), Juara III: Dapinsa (kab. Nganjuk), Juara Harapan I: Muh. Fajih Rafi Fahreza (kota Blitar), Juara Harapan II: Faren Agusriansyach (kota Mojokerto) dan Juara Harapan III: Fahrel (kab. Kediri) Lomba Praktek Shalat; Juara I: Sa’adatul Muhaliyah (kab. Jember), Juara II: Dwi Fitriningttias (kab. Pamekasan), Juara III: Riyana (kab. Bondowoso), serta Juara Harapan I: Adelia Riska Damayanti (kota Blitar), Juara Harapan II: Nur Fitria Dewi (kab. Tuban) dan Juara Harapan III: Wahyu Izharullah Kairanvi (kota Ponorogo). Lomba Dakwah/Da’i Cilik; Juara I: Nadya Fitri Syafiyah (kota Batu), Juara II: Dimas Candra Setyawan (kab. Ponorogo), Juara III: Kaviyal Maghfirotul Aulia (kab. Bondowoso), Juara Harapan I: Yanti (kab. Jember), Juara Harapan II: Olivia Hamdana Putri (kab. Situbondo) dan Juara Harapan III: Ariyati Putri Setyaning (kota Mojokerto). Siti Amalia/PAI
Para siswa TK aktif berlomba (kiri) dan Drs. Supandi, SPd, MPd bersama para juara (kanan)
14
MPA 327 / Desember 2013
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - DES 2013.pmd
14
11/30/2013, 7:40 AM
LOMBA QASIDAH REBANA ANTAR DHARMA WANITA PERSATUAN KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN/KOTA SE JAWA TIMUR TAHUN 2013 Antusiasme pengurus Selain itu, untuk ke dan anggota Dharma Wadepan, diharapkan akan nita Persatuan Kanwil Kedapat mengubah paradigmenterian Agama untuk ma bahwa Dharma Wanita menyambut lomba Qasidah Persatuan Kementerian Rebana sangat terlihat. Agama tidak hanya dapat Meskipun persiapan terbimembaca doa saja, tetapi lang sempit, hanya sekitar juga mempunyai kemamdua bulan, namun tidak mepuan di bidang seni khunyurutkan semangat masusnya qasidah rebana. sing-masing Dharma WaniJadi, diharapkan pada tata Persatuan Kantor Kehun-tahun mendatang, menterian Agama Kabukegiatan tersebut menjadi paten dan Kota se Jawa Tiagenda tahunan dan memmur. perebutkan piala bergilir. Terbukti, ada 33 pe“Yang terpenting, serta yang mengikuti lomba ajang lomba tersebut tak tersebut. Bukan hanya itu, mengubah makna dari qakegiatan yang diselenggasidah itu sendiri yang merakan tanggal 26-27 Norupakan salah satu benDrs. H. Sudjak, M.Ag pember 2013 di aula al Ikhtuk syiar agama Islam.” las II Kanwil Kemenag Jawa Timur itu, umat dalam pembangunan bangsa, serta Demikian ungkap Drs. H. Sudjak, M.Ag para peserta menampilkan kemampuan- dapat mengembangkan bakat dan minat dalam pengarahan sebelum membuka nya secara maksimal. seni para Pengurus/Anggota Dharma acara tersebut. Oleh karena itu, beliau Kegiatan yang bekerja sama dengan Wanita Persatuan Kantor Kementerian juga berharap kepada para Dewan Juri Bidang Penais, Zakat & Wakaf melalui Agama Kabupaten/Kota se Jawa Timur. agar persentase penilaian untuk DIPA TA 2013 Nomor: 025.03.2.417801/ Sementara itu Ketua Dharma Wa- tampilan tidak terlalu besar bobotnya. 2013 tanggal 5 Desember 2012 ini, mem- nita Persatuan Kantor Wilayah KemenLomba Qasidah Rebana antar punyai tujuan agar dapat terlaksananya terian Agama Provinsi Jawa Timur, Hj. Dharma Wanita Persatuan Kankemenag Program Kerja Dharma Wanita Persatuan Habsah Sudjak, mengucapkan terima Kabupaten/Kota Tahun 2013 ini memdalam membangun sinergi program kasih kepada semua pihak yang terkait percayakan penilaian kepada Dewan Jubersama Kantor Wilayah Kementerian dengan penyelenggaraan kegiatan ter- ri dari LASQI Jawa Timur. Diantaranya Agama Provinsi Jawa Timur sebut. Mulai peserta lomba, fasilitas dan adalah Bapak. A. J. Arif, Bapak A. Choliq Selain itu dengan adanya lomba tentunya panitia lomba. dan Bapak Agus Pribadi. seperti ini, maka akan terseKeputusan Dewan Juri dianya Group Seni Qosidah mengukuhkan: Juara I dari Rebana yang layak tampil sekab. Gresik (nilai 2236), Juara bagai Kesenian Islami sebaII dari kota Blitar (nilai 2235) gai media dakwah dalam dan Juara III dari kab. Jommembentuk watak dan akhbang (nilai 2178). Sementara laqul karimah masyarakat itu untuk Juara Harapan I, bangsa yang adil dan makHarapan II dan Harapan III, mur berdasarkan Pancasila. masing-masing diraih oleh Terjalinnya silaturrahmi peserta dari kab. Probolingantar Pengurus/Anggota Dhargo (nilai 2141), kab. Lamoma Wanita Persatuan Kantor ngan (nilai 2132) dan kab. Kementerian Agama KabupaTulungagung (nilai 2121). ten/Kota se Jawa Timur, juga Para pemenang memperoleh sebagai ajang untuk saling hadiah berupa tropy, Dana menukar informasi guna me- Atraktif. Meski usia tidak muda lagi, tapi para peserta Pembinaan dan Piagam. mupuk rasa kesetiakawanan mengeluarkan segala kemampuannya demi gelar juara Anni MPA 327 / Desember 2013
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - DES 2013.pmd
15
11/30/2013, 7:41 AM
15
Multi Tarif Nikah Segera Diberlakukan KUA, menikahkan merupakan tugas yang diberikan negara. “Saya mengerti salam tempel bisa jadi benar secara syariat, tapi kan harus berbading lurus dengan hukum positif,” tegas pria asal Blitar ini di hadapan para pejabat struktural dan fungsional di lingkungan Kankemenag Lamongan yang hadir. Dalam acara yang juga diikuti Kepala KUA, Penghulu, PPAI, Penyuluh Agama Islam Negeri, dan Kepala Madrasah Negeri se-Kabupaten Lamongan ini, M. Jasin menghimbau sambil menunggu peraturan tentang penetapan biaya nikah baru, agar KUA tidak lagi melakukan pemungutan di luar yang dibenarkan oleh perDari kiri. Moch. Jasin (Irjen Kemenag RI), H. Husnul Maram (Kankemenag Lamongan), H. aturan. “Ini agar kasus yang meAbdul Wahib (Kankemenag Bojonegoro) dan H. Leksono (Kankemenag Tuban) nimpa KUA Kota Kediri tidak terKUA masih saja menjadi sorotan triliun. Pungli itu terjadi, kebanyakan ke- jadi lagi,” pintanya. Memang saat ini, Kemenag telah lantaran kasus gratifikasi. Inilah yang tika penghulu meminta ongkos menimenjadi salah satu fokus pembahasan kahkan dari pasangan yang telah men- menggodok konsep biaya nikah multi dalam Silaturrahim dan Pembinaan Pe- daftar ke KUA. Taripnya bervariasi dari tarif. Di dalamnya terdapat kategorijabat Struktural dan Fungsional di Ling- 500 ribu rupiah sampai 3 juta rupiah. kategori biaya yang ditanggung negara kungan Kantor Kementerian Agama La- Padahal ongkos resmi yang ditetapkan bagi KUA yang berlokasi di kepulauan. mongan, yang dilakukan oleh Inspektur oleh Kementerian Agama hanya 30 ribu “Ini sebagai upaya kita agar gratifikasi tidak terjadi lagi dengan dalih apapun,” Jenderal Kemenag RI Dr. H. Moch. rupiah. Tentu saja jika mengacu pada UU tandas pria berpenampilan kalem ini. Jasin, MM pada tanggal 25 Nopember nomor 20 tahun 2001tentang Pemberan- “Tentunya hal tersebut menunggu per2013. Selain dihadiri oleh Kepala Kanke- tasan Tindak Pidana Korupsi, disebut- setujuan dari Kementerian Keuangan menag Lamongan sebagai tuan rumah, kan dalam pasal 12 B; bahwa tiap pem- agar multi tarif ini bisa segera diberlapembinaan tersebut yang juga dihadiri berian atau gratifikasi kepada pegawai kukan,” imbuhnya. Selain masalah KUA, mantan wakil oleh Kepala Kankemenag Bojonegoro, negeri atau penyelenggara negara itu Drs. H. Abdul Wahib, MPdI dan Kepala dianggap suap. Hal itu jika berhubung- ketua KPK ini juga menekankan kembali Kankemenag Tuban, Drs. H. Leksono, an dengan jabatan meski di luar jam tentang Zona integritas. Diantara poin MPdI. Dalam kesempatan itu Irjen Ke- kerja atau di hari libur. Dalam konteks yang harus dipenuhi adalah menandatangani pakta integritas, menag RI menandaskan, disiplin laporan kebahwa peringatan terseuangan, serta menyubut sudah jauh hari dilasun indikator kinerja. kukannya sejak tahun Selain itu juga setiap pe2007. “Ketika itu saya jabat negara harus melaberbaju KPK. Jadi sudah porkan harta kekayaenam tahun lebih saya annya. Tidak itu saja, mengingatkan agar KUA abdi pemerintah juga tidak menerima dana berkewajiban melaportambahan dari masyarakan gratifikasi yang dikat,” tandasnya. terima. “Juga harus ada Bahkan beberapa pembinaan anti korupsi waktu sebelumnya, M. seperti ini. Itu semua Jasin sempat mengungmerupakan embrio mekapkan adanya pungli nuju reformasi birokrayang dilakukan petugas Fokus. Para jajaran pegawai struktural dan fungsional Kankemenag KUA mencapai Rp.1,2 Lamongan mengikuti pembinanan pegawai yang dihadiri Irjen Kemenag RI si,” pungkasnya. pri 16
MPA 327 / Desember 2013
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - DES 2013.pmd
16
11/30/2013, 7:41 AM
Keluarga adalah basis pendidikan yang paling utama. Dan orang tua merupakan figur utama pendidik dalam keluarga. Keteladanan orang tua merupakan pola pendidikan yang paling efektif. Kasih sayang dan komunikasi antar anggota keluarga, ditambah dengan contoh nyata dari figur orang tua, merupakan unsur penting dalam mendidik anak. Karena setiap anak memiliki karakter khas yang berbeda satu sama lain, maka tugas orang tua untuk menemukan metode mendidik sesuai dengan karakter anak. Sehingga anak tidak merasa melakukan sesuatu karena terpaksa, tetapi karena menyakini itu yang terbaik. Banyak contoh kasus di mana orang tua merasa bahwa mendidik anak dengan cara keras akan lebih efektif, dengan harapan anak akan berjalan lurus sesuai dengan keinginan orang tua. Namun pada akhirnya anak-anak tersebut tumbuh sama kerasnya dengan orang tua mereka, sehingga pertentangan sering terjadi di antara keduanya. Orang tua menjadi bingung bagaimana harus menghadapi anak-anak mereka. Input yang diberikan secara negatif kepada anak akan berbalik negatif juga kepada orang tua. Oleh karena itu, cara mendidik secara positif harus diupayakan oleh para orang tua supaya bisa menjadi teladan bagi anak-anak mereka. Sebagian orang tua berpendapat, bahwa penyebab menurunya potensi anak adalah cara mendidik anak. Cara mendidik anak secara positif, secara umum dibagi dalam tiga poin utama; yaitu memperbaiki komunikasi, meningkatkan sikap kooperatif atau kesediaan bekerjasama dan memotivasi anak. Lakukanlah komunikasi sebaik mungkin dengan anakanak kita. Apabila anak melakukan kesalahan, ajaklah dia bicara secara empat mata di tempat sepi. Hindari omelan dan teriakan, terlebih lagi di depan orang lain. Ajaklah anak Anda un-
tuk bicara berdua saja dan berikanlah dia pengertian dan penjelasan, bahwa apa yang dia perbuat adalah salah. Ajari mereka untuk meminta maaf ketika dia berbuat salah dan Anda juga harus memberinya contoh dengan meminta maaf apabila Anda berbuat salah. Katakan pada mereka bahwa sebagai orang tua Anda harus mendidik mereka, namun Anda tetap mencintai dan menyayangi mereka dengan tulus. Sikap kooperatif adalah menanamkan dalam diri anak suatu kemauan untuk mendengarkan dan tanggap terhadap permintaan orang tua. Teknik dasar untuk menciptakan sikap kooperatif adalah meminta sebagai ganti memerintah, menuntut dan melarang-larang. Dalam meningkatkan sikap kooperatif orang tua hendaklah mendengarkan akan permintaan anak sehingga dapat memperkecil sikap menentang. Meningkatkan sikap kooperatif tidaklah sulit tapi perlu adanya latihan. Ingatlah bahwa siapapun bisa berbuat salah, termasuk Anda dan anakanak Anda. Melakukan kesalahan merupakan proses dari pembelajaran. Dari sanalah manusia memperoleh pelajaran dan menjadi berani berjuang menghadapi tantangan dan resiko. Ajarilah anak untuk mengambil pelajaran dari kesalahan mereka, agar ke depannya mereka tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. Sisipkan juga cerita pengalaman pribadi Anda agar anak mengerti bahwa berbuat salah adalah wajar. Percayalah bahwa anak-anak pasti bisa belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik dengan caranya sendiri. Cara yang mungkin menurut kita tak biasa. Namun justru membawa dampak yang luar biasa bagi jiwanya, karena lahir dari inisiatif dan kemampuannya. Bersa-
Perilaku Positif Membentuk Anak Kreatif Oleh : Diah Pianawati*) barlah sejenak untuk berusaha memahami mereka, kemudian doronglah mereka untuk melakukan yang lebih baik dengan bimbingan dan kasih sayang. Sebagaimana Allah SWT berfirman: “Demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran” (Qs. Al-Ashr: 1-3). Memang tidaklah mudah sebagai orang tua untuk menjadi pendengar yang baik bagi anaknya. Sebab sering terjadi naluri orang tua akan otomatis memberikan nasehat atau mengomeli bahkan sebelum anak selesai berbicara. Cobalah sesekali Anda menahan diri dan tidak mengungkapkan tanggapan atau pendapat Anda. Dengarkanlah cerita-cerita anak dengan hati dan pikiran terbuka. Lupakanlah posisi Anda sebagai orang tua dan pandanglah masalah tersebut melalui sudut pandang anak Anda. Dan sebagai ganti dari pendapat Anda, Anda bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai masalah tersebut. Keberadaan orang tua sebagai pendengar yang baik tanpa menghakimi akan membuat anak merasa lebih diperhatikan dan dihargai. Cerita-cerita tersebut juga dapat mendekatkan hubungan anak dengan Anda karena anak tahu bahwa dia memiliki orang tua yang bisa dipercaya. Segala sesuatunya memang dimulai dari kita sebagai orangtua dan bagaimana kita memperlakukan anak-anak kita sedari kecil. Menanamkan kesadaran untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab, tentu juga tak cukup dengan sekadar memberikan ceramah tentang pentingnya menjadi orang yang bertanggung jawab, tanpa memberikan contoh, dorongan, dan kesempatan bagi anak untuk bisa bertanggung-jawab atas hal-hal yang harus dilakukannya. Mari kita mulai menanamkan cara berpikir yang positif. Cintailah anak Anda dengan tulus tanpa syarat, dan ungkapkanlah besarnya kasih sayang Anda tersebut kepada mereka. Anak yang berada dalam kasih sayang yang tulus akan tumbuh dengan lebih bergembira, percaya diri, menyenangkan, serta dapat diandalkan. *) Penyuluh Agama Fungsional Kabupaten Nganjuk.
MPA 327 / Desember 2013
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - DES 2013.pmd
17
11/30/2013, 7:41 AM
17
Di tengah berita miring KUA, ternyata KUA Klojen juga mampu menarik perhatian masyarakat. Tentu bukan lantara prestasi buruk, tapi karena
hulu mampu menghandle, saya tidak akan turun tangan untuk menikahkan,” ujarnya. Di samping itu, yang menarik dari KUA yang juga berada tak jauh dari Universitas Brawijaya ini, adalah terobosannya mengembangkan layanan
mengecek jadwal peristiwa nikah yang terjadi di KUA yang beralamat di Jl. Pandeglang 14 Malang ini. Berkat website ini, KUA Klojen pun berhasil menggagalkan pernikahan calon pengantin. Gara-garanya, istri calon pengantin mendapati foto suaminya di dalam jadwal pasangan nikah di KUA
KUA Klojen Malang
Mengembangkan Layanan SMS Info SMS info. Dengan layanan ini, masyarakat bisa dengan mudah memperoleh informasi seputar pernikahan. Misalkan saja ada masyarakat yang meragukan status calon pasangannya, cukup SMS ke 083834954339. Dengan cukup mengetikkan nama spasi bin spasi nama ayah, lalu dikirimkan ke nomer tersebut. Dan tak perlu menunggu lama, pengirim akan langsung mendapatkan informasi status pasangannya. Inilah SMS info yang kini dikembang KUA Klojen Malang untuk memberikan layanan informasi bagi masyarakat. Layanan ini juga bermanfaat bagi calon pengantin untuk mendapatkan beragam informasi terkait berbagai hal yang berkaitan dengan syarat-syarat perkawinan. Tidak itu saja, bagi pasangan yang selama ini mempercayakan pengurusan nikah memalui modin atau P3N (Petugas Pembantu Pencatat Nikah), juga bisa memantau perkembangan berkasnya di KUA. Sebelum meluncurkan layanan SMS info ini, sejatinya KUA ini telah menyediakan layanan online melalui http://kuaklojen.blogspot.com/. Di sini pengunjung selain bisa mendapatkan beragam informasi menarik, juga bisa
Klojen. Sontak saja, dia menelpon KUA. Berbekal dari situ, KUA pun menggagalkan rencana pernikahan sang terlapor. Itulah manfaat teknologi informasi. Namun seiring perkembangan teknologi informasi juga berdampak bagi remaja. Saat ini dengan varian fitur yang ditawarkan menggiring remaja seakan tanpa dosa melakukan hubungan di luar nikah. Maka sebagai langkah antisipatif, KUA Klojen meluncurkan program KUA Goes to School. Program ini memberikan penyadaran remaja terhadap bahaya pergaulan bebas dan pendidikan pra nikah. Kegiatan tersebut selama ini dipusatkan saat Ramadhan. Hingga kini, sudah ada beberapa sekolah di Malang yang telah menjalin kerjasama seperti MAN Malang 1, SMU Lab dan SMAN 2 Malang. Ternyata, tidak hanya para pedidik maupun siswa saja yang tertarik dengan progam pendidikan pra nikah. Sebab ada beberapa RW di sekitar KUA yang meminta warganya terutama para remaja diberikan penyuluhan. Sebab kasus hamil di luar nikah seakan sudah menjadi wabah. Maka KUA Klojen kini tak sekedar Goes to School tapi juga Blusukan ke Kampung. Jadi kini blusukan ini tak sekedar menikahkan warga, tapi juga memberikan pendidikan pra nikah. Pri
inovasi bidang ITnya. Wajar saja jika KUA yang beralamat di Jl. Pandeglang 14 Malang ini menjadi jujugan studi banding. Hampir seluruh jajaran Kemenag mulai KUA hingga Kanwil Kemenag se-Indonesia pernah bertandang ke sini. Salah satu yang menjadi daya tarik dari KUA yang berdekatan dengan madrasah terpadu di Jl. Bandung ini, adalah pengelolaan sistem infomasi manajemen nikah (SIMKAH). Maka tak heran tim KUA Klojen pun seringkali memberikan pelatihan singkat SIMKAH. Tidak itu saja, sering pula para pengunjung yang merasa kurang puas, mengundang langsung tim untuk memberikan pelatihan di daerah asal mereka. “Sejak tahun 2010 lalu, saya sudah berkeliling Indonesia memenuhi undangan pelatihan itu,” ujar Achmad Shamton, SHI. Namun kini Kepala KUA Klojen ini menarik diri dan menugaskan stafnya jika ada undangan pelatihan ke daerah-daerah. Selain manajemen nikah, yang selalu dibagi oleh KUA Klojen adalah sistem manajemen kantor. Jika di tempat lain, seorang kepala KUA jarang di kantor. Sebab jadwal menikahkan yang padat meskipun ada penghulu, sehingga jarang bisa ditemui. Di sini, justru kepala KUA selalu stanby di kantor untuk memeriksa berkas-berkas pernikahan dan porsi penghulu lebih besar untuk menikahkan. “Guyonannya di sini, ada dua kepala. Satu kepala KUA sendiri dan penghulu,” canda mantan penghulu KUA Kedung KanKegiatan KUA Goes tio Campus (kiri) dan Kunjungan peserta OL dari Semarang (kanan) dang ini. “Jadi selama peng-
18
MPA 327 / Desember 2013
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - DES 2013.pmd
18
11/30/2013, 7:41 AM
Ber khidma epada Isteri Berkhidma khidmatt K Ke Beberapa waktu setelah Khadijah meninggal dunia, Rasulullah Saw menikah dengan Aisyah. Suatu hari, Rasulullah Saw tengah berada di depan rumah. Tiba-tiba Rasulullah Saw meninggalkan Aisyah, menghampiri seorang perempuan yang tengah lewat. Rasulullah memanggil perempuan itu dan menyuruhnya duduk di hadapan beliau kemudian mengajaknya berbicara. Aisyah bertanya, “Siapakah perempuan tua itu?” Rasul Saw menjawab, “Ini sahabat Khadijah dulu”. Lalu Aisyah berkata lagi, “Engkau sebut-sebut juga Khadijah, padahal Allah Swt telah menggantikannya dengan isteri yang lebih baik”. Mendengar hal itu Rasul Saw terhentak lalu berkata, “Demi Allah, tidak ada yang dapat menggantikan Khadijah. Dialah yang memberikan kepadaku kebahagiaan ketika orang (lain) mencelakakanku. Dialah yang menghiburku dalam penderitaan ketika semua orang membenciku. Dialah yang memberikan seluruh hartanya kepadaku ketika semua orang menahan pemberiannya. Dan dialah yang menganugerahkan kepadaku anak ketika isteriisteri yang lain tidak memberikannya”.(HR. Bukhari dan Muslim).
Mendengar itu Aisyah tidak dapat memberikan jawaban. Dari ucapan Rasulullah Saw itu, mengisyaratkan kesan kecintaan mendalam beliau kepada Khadijah, disamping juga cinta dan kesetiaan yang tulus dari Khadijah sendiri. Justru ditahap-tahap awal perjuangan berat beliau yang penuh dengan tantangan, ancaman, tekanan, dan penderitaan, Khadijah-lah yang memback-up total dan memberikan segalanya bagi perjuangan Rasulullah Saw. Itulah makanya dihadapan Rasul Saw, “Khadijah adalah isteri yang tak tergantikan”. Disuatu malam, ketika hendak melaksanakan shalat tahajjud, Rasulullah Saw kebetulan sedang berada bersama Aisyah. Isteri beliau itu, berkata, “Di tengah malam beliau mendekatiku. Ketika kulitnya bersentuhan dengan kulitku, beliau berbisik,’Wahai Aisyah, izinkan aku untuk beribadah kepada Rabb-ku”. Jawab Aisyah, “Aku senang Baginda dekat denganku, tetapi aku juga senang Baginda dekat dengan Rabb-ku”. Bayangkan, betapa besar penghormatan Rasulullah kepada isterinya. Sampai-sampai ketika hendak melakukan shalat malampun, beliau terlebih dahulu perlu meminta izin kepada isterinya. Dalam permintaan itu, tergambar kecintaan dan sekaligus penghormatan beliau terhadap isterinya. Rasulullah Saw, juga mengecam suami yang suka memukuli isterinya. Beliau berkata, “Aku he-
ran melihat suami yang menyiksa isterinya, padahal dia lebih patut disiksa oleh Allah”. Nabi Saw pun mengecam suami yang tidak menghargai isterinya, tidak mengajaknya bicara, bahkan menghinanya, juga tidak melibatkan dan mempertimbangkan isterinya dalam mengambil keputusan. Berkaitan dengan hal ini, Nabi Saw bersabda,”Tidak akan pernah memuliakan isteri kecuali lelaki yang mulia dan tidak akan pernah menghina isteri kecuali lelaki yang hina”. Karena itu, marilah kita berusaha menjadi suami yang mulia yang menempatkan isteri pada tempat yang mulia. Dalam ajaran Islam, salah satu ibadah yang paling besar nilainya adalah “berkhidmat kepada isteri”. Sebagaimana sabda beliau, “Duduknya seorang lelaki dengan isterinya lalu membahagiakannya, pahalanya sama dengan orang yang i’tikaf di masjidku (masjid Nabawi)”. Kita dapat menyaksikan para jamaah haji, ketika tinggal selama beberapa hari di masjid Nabawi. Mereka berusaha melakukan i’tikaf dengan sebaikbaiknya. Kita akan memperoleh pahala yang sama seperti i’tikafnya para jamaah haji itu, bila kita duduk bersama isteri dan berusaha membahagiakan, memberikan ketentraman, dan kenyamanan kepadanya. Sekiranya para suami mau berusaha meneladani Rasulullah Saw bagaimana “berkhidmat kepada isterinya”, seperti yang telah dilakukan terhadap Khadijah dan Aisyah. Juga memenuhi pesan beliau untuk tidak berbuat kekerasan serta menempatkan isteri pada posisi yang mulia dan semestinya sesuai hak dan kewajibannya. Maka, pasti kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), maraknya perselingkuhan, serta naiknya kurve angka perceraian yang sudah 2 digit, tidak mungkin terjadi, setidaknya dilingkungan keluarga kita sendiri. ”Selamat hari ibu”. (diolah dari shohih bukhar-muslim, serta meraih cinta ilahirakhmat 2008, dan sumber lain) Ahar MPA 327 / Desember 2013
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - DES 2013.pmd
19
11/30/2013, 7:41 AM
19
Meningkatkan Skill Santri dengan SMK Mini
Drs. H. Mohammad Hasin, MAg Kemandirian yang dimiliki dunia pesantren, ternyata menginpirasi Pemrov Jatim untuk mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan di pondok. Pada tahun 2014 nanti, pemprov akan mulai membangun 200 SMK Mini di pondok pesantren yang ada di Jawa Timur. Tak tanggung-tanggung, melaui APBD 2014 pemerintah telah menyiapkan dana sebesar 10 milyar. Pemprov berharap dengan adanya SMK ini, bisa membantu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat Jatim melalaui skill keterampilan yang memadai. Nantinya, dengan ketrampilan ini, pesantren tidak hanya menghasilkan para santri yang faham tentang agama, akan tetapi juga memiliki kualitas SDM yang siap diterjunkan dalam dunia kerja di sektor industri maupun sektor yang lainnya. Dengan demikian, para santri lulusan SMK Mini ke depan bisa bekerja di lingkup formal maupun informal. Inilah bentuk upaya Pemprov Jatim dalam mendorong agar lulusan santri bisa bekerja di lingkup formal, karena memiliki kepastian hukum. Meski demikian, tentu saja dengan bekal skill yang mum20
puni, santri lulusan SMK Mini pun berpeluang untuk membuka lapangan usaha baru atau berwiraswasta. Dengan tujuan inilah, melalui Dinas Pendidikan Jawa Timur, pada tahun depan pemprov akan menunjuk 40 pesantren sebagai perintis SMK Mini. Tak heran jika saat ini Dindik Jatim sedang menjajaki pesantren mana saja yang dinilai layak mendapatkan progam baru tersebut. Tidak ada syarat khusus memang, tapi Dinas pendidkan akan menititikberatkan pada potensi yang dimiliki pesantren itu sendiri. Sebab dari sanalah SMK ini akan dikembangkan. Misalkan saja, ponpes yang berada di daerah pesisir, tentu saja akan dibuatkan SMK dengan keahlian khusus perikanan. Jika pondok tersebut berada di daerah agribisnis seperti Kota Batu, maka yang didirikan tentu saja SMK khusus pertanian. Sementara itu, ponpes yang ada di perkotaan seperti Surabaya nantinya bisa dibuat SMK dengan jurusan tata boga, teknik mesin atau tekinik informatika. Dalam pelaksanaannya nanti, SMK Mini ini bisa berdiri secara mandiri di pesantren atau juga bisa sebagai
cabang dari SMK Negeri terdekat. Tentu saja hal itu disesuaikan dengan infrastruktur maupun sarana prasarana yang dimiliki pesantren. Apalagi anggaran yang disiapkan Dindik Jatim hanya difokuskan pada pemenuhan sarana dan prasaran penunjang seperti alat praktikum Nah, pesantren yang tidak mendapatkan progam SMK Mini pada tahun depan, Dindik Jatim akan memberikan fasilitas mobil keliling yang berisi berbagai sarana praktek seperti teknik mesin, teknik informatika hingga tata boga. Dindik Jatim saat ini memang telah menyiapkan 10 mobil keliling, yang kini berada di UPT Pelatihan dan Pengembangan Pendidikan Kejuruan Jatim. Rencana tersebut tentu sangat menggembirakan bagi dunia pesantren. Sebab sebelumnya pemrov Jatim melalui APBD pada tahun 2006 silam juga telah meluncurkan program beasiswa S1 bagi guru Madin. Disusul tahun 2009, BOSDA Madin pun digulirkan. “Ini merupakan wujud apresiasi yang luar biasa pemerintah provinsi terhadap keberadaan pesantren di Jatim,” ujar Drs. H. Mohammad Hasin, MAg. Menurut Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini, pendidikan life skill memang sangat dibutuhkan. Bahkan, pihaknya juga telah menyiapkan secara khusus gedung pusat pelatihan bagi siswa santri di belakang gedung Kanwil Kemenag Prov. Jatim. “Nantinya gedung tersebut akan menjadi satu-satunya pusat pelatihan siswa santri di Indonesia,” ucap mantan Kankemenag Kota Batu ini bangga. Terkait rencana Pemprov Jatim, lelaki kelahiran Sampang 3 Oktober 1959 ini akan mendukung sepenuhnya demi suksesnya program tersebut. Sebab tentu saja hal itu sangat membantu Kemenag. Apalagi selama ini dana bantuan bagi pesantren sangat terbatas. “Dengan progam ini harapan saya ke depan, pendidikan di pesantren bisa sejarar dengan pendidikan pada umumnya. Dan yang terpenting varian ilmu yang dimiliki santri semakin lengkap,” pungkas ayah empat anak ini penuh harap. pri
MPA 327 / Desember 2013
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - DES 2013.pmd
20
11/30/2013, 7:41 AM
Menelisik Sejarah Tanggal 25 Desember Pernahkah Anda menyangka, jika hari Minggu merupakan hari kelahiran Dewa Matahari? Jika merujuk terjemahan dalam bahasa Ingris, adalah dari kata Sunday yang berasal dari gabungan sun dan day atau hari matahari. “Jika merujuk pada sejarah, Minggu merupakan hari besar kaum pagan. Sunday adalah hari kelahiran putra Dewa Matahari,” ujar Masyhud SM menandaskan. Begitupun dengan sejarah tanggal 25 Desember. Para sejarawan telah banyak mengetahui, bahwa 25 Desember tersebut sebenarnya merupakan tanggal kelahiran banyak dewa pagan; seperti Osiris, Attis, Tammuz, Adonis, Dionisius, dan lainlain. Pada 1994, Paus Yohanes Paulus II mengumumkan kepada umat Katholik, bahwa Yesus sebenarnya tidak dilahirkan pada 25 Desember. Menurutnya, tanggal itu dipilih karena merupakan perayaan tengah musim dingin kaum pagan. Menurut Kristolog ini, perayaan tanggal 25 Desember berasal dari kepercayaan penyembah berhala yang dianut oleh masyarakat Babilonia kuno dibawah raja Nimrod (cucunya Ham, anak nabi Nuh). Nimrod inilah orang pertama yang mendirikan menara Babel di kota Babilonia. “Nimrod ini adalah seorang pembangkang Tuhan. Jumlah kejahatannya amat banyak. Salah satunya adalah mengawini ibu kandungnya sendiri, Semiramis,” tukasnya. Nah, Setelah Nimrod meninggal, ibu Nimrod yang sekaligus istrinya menyebarkan ajaran Nimrod; bahwa roh Nimrod tetap hidup selamanya meskipun jasadnya telah mati. Adanya pohon Evergreen yang tumbuh di atas sebatang pohon kayu yang telah mati, ditafsirkan oleh Semiramis sebagai bukti kehidupan baru bagi Nimrod. Maka demi mengenang hari kelahiran Nimrod
Masyhud SM inilah, setiap tanggal 25 Desember Semiramis menggantungkan bingkisan pada ranting-ranting pohon itu sebagai peringatan hari kelahiran Nimrod. Dari perjalanan sejarah, akhirnya penyembahan terhadap berhala Babilonia ini berubah menjadi Mesias Palsu, yaitu berupa Dewa Baal – anak Dewa Matahari. Kepercayaan orang Babilonia yang menyembah kepada “Ibu dan anak” (Semiramis dan Nimrod yang lahir kembali), menyebar luas dari Babilonia ke berbagai bangsa di dunia dengan cara dan bentuk berbeda-beda, sesuai dengan bahasa di negara-negara tersebut. Di Mesir dewa-dewi tersebut bernama Isis dan Osiris. Di Asia bernama Cybele dan Deoius. Sedangkan di Roma dewa-dewi tersebut bernama Fortuna dan Yupiter. Di negara-negara lain seperti di China, Jepang, Tibet bisa ditemukan adat pemujaan terhadap dewi Madonna, jauh sebelum Yesus dilahirkan. Jadi Pada abad ke 4 dan ke 5 Masehi, ketika dunia pagan Romawi menerima agama baru yang disebut “Kristen’, mereka telah mempunyai kepercayaan
dan kebiasaan pemujaan terhadap dewi Madonna jauh sebelum Kristen lahir. Mengutip Encyclopaedia Britannica yang menuliskan, bahwa kemungkinan besar hangsa Latin Roma sejak tahun 354 M. telah mengganti hari kelahiran Dewa Matahari dari tanggal 6 Januari ke 25 Desember, yang merupakan hari kelahiran Anak dewa Mitra atau kelahiran Dewa Matahari. Tindakan inilah yang mengakibatkan orang-orang Kristen Syria dan Armenia marah-marah. Karena sudah terbiasa merayakan hari kelahiran Yesus pada tanggal 6 Januari. Mereka mengecam, bahwa perayaan tanggal 25 Desember itu adalah hari kelahiran Dewa Matahari yang dipercayai oleh bangsa Romawi. Alhasil, ternyata tanggal 25 Desember bukanlah peringatan hari lahir Nabi Isa atau Yesus. Hingga kini, kalangan Nasrani sendiri, sampai sekarang masih belum mengetahui tanggal dan tahun kelahiran Yesus. “Alkitab sendiri kehilangan jejak, bahkan saling berselisih pandangan,” pungkas lelaki kelahiran Sidoarjo 5 januari 1968 ini. pri MPA 327 / Desember 2013
01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - DES 2013.pmd
21
11/30/2013, 7:41 AM
21
Kaum Perempuan A
gama Islam sangat memuliakan dan mengagungkan kedudukan kaum perempuan. Islam menya makan kaum hawa dengan kaum lakilaki dalam mayoritas hukum-hukum syariat. Termasuk kewajiban bertauhid kepada Allah, menyempurnakan keimanan, dalam pahala dan siksaan, serta keumuman anjuran dan larangan dalam Islam. “Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan sedang dia orang yang beriman, maka mereka itu akan masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikit pun.” (QS. An-Nisa’ [4]: 124) Syekh Shaleh Al-Fauzan berkata, “Wanita muslimah memiliki kedudukan (yang agung) dalam Islam, sehingga disandarkan kepadanya banyak tugas (yang mulia dalam Islam).
Oleh karena itu, Nabi Saw selalu menyampaikan nasihat-nasihat yang khusus bagi kaum wanita. Bahkan, beliau menyampaikan wasiat khusus tentang wanita dalam khutbah beliau di Arafah (ketika haji wada’). Ini semua menunjukkan wajibnya memberikan perhatian kepada kaum perempuan disetiap waktu. Agungnya tugas dan peran perempuan ini terlihat jelas pada kedudukannya sebagai pendidik per tama dan utama generasi muda Islam. Dengan memberikan bimbingan yang baik bagi mereka, berarti perbaikan besar bagi masyarakat dan umat Islam telah diusahakan. Syekh Muhammad bin Shaleh AlUtsaimin berkata, “Sesungguhnya, kaum wanita memiliki peran yang agung dan penting dalam upaya mem perbaiki (kondisi) masyarakat. Hal ini dikarenakan (upaya) memperbaiki (kondisi) masyarakat itu ditempuh dari dua sisi. Pertama, perbaikan (kondisi) di luar (rumah), yang dilakukan di pasar, mesjid dan tempattempat lainnya di luar (rumah). Perbaikan ini didominasi oleh kaum lakilaki, karena mereka orangorang yang beraktivitas di luar (rumah).
Kedua, perbaikan di balik dinding. Ini dilakukan di dalam rumah. Tugas (mulia) ini umumnya disandarkan kepada kaum wanita. Karena, merekalah pemimpin/pendidik di dalam rumah, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala yang ditujukan kepada istriistri Nabi Saw. “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu, dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu, dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan RasulNya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS. AlAhzab [33]: 33). Tidak salah kalau sekiranya dikatakan bahwa sesungguhnya kebai kan separo atau bahkan lebih dari (jumlah) masyarakat disandarkan kepada kaum peremuan. Hal ini dika renakan dua hal: Jumlah kaum peremuan sama dengan jumlah laki-laki, bahkan lebih banyak dari laki-laki. Ini berarti, umat manusia yang terbanyak adalah kaum perempuan, sebagaimana yang ditunjukkan dalam hadits-hadits Rasulullah Saw. Berdasarkan semua ini, kaum perempuan memiliki peran yang sangat besar dalam memperbaiki (kondisi) masyarakat. Awal mula tumbuhnya generasi baru adalah dalam asuhan para wanita, yang ini semua menunjukkan mulianya tugas kaum wanita dalam (upaya) memperbaiki masyarakat.” Makna inilah yang diungkapkan seorang penyair dalam bait syairnya,
“Ibu adalah sebuah madrasah (tempat pendidikan), yang jika kamu menyiapkannya berarti kamu menyiapkan (lahirnya) sebuah masyarakat yang baik budi pekertinya.” [Dinukil oleh Syekh Shaleh Al-Fauzan dalam kitab Makanatul Mar`ati fil Islam, hlm. 5] Agar seorang perempuan berhasil mengemban tugas mulia ini, maka
22
MPA 327 / Desember 2013
dalam dirinya dia perlu menyiapkan faktor-faktor yang sangat menentukan dalam hal ini, di antaranya: Pertama, berusaha memperbaiki diri sendiri. Faktor ini sangat penting, karena bagaimana mungkin seorang ibu bisa mendidik anaknya menjadi orang yang baik, kalau dia sendiri tidak memiliki kebaikan tersebut dalam dirinya? Sebuah ungkapan Arab yang terkenal mengatakan:
“Sesuatu yang tidak punya, tidak bisa memberikan apa-apa.” [Dinukil oleh Syekh Al-Albani dalam kitab AtTawassul, ‘Anwa`uhu wa Ahkamuhu, hlm. 74] Maka, kebaikan dan ketakwaan seorang pendidik sangat menetukan keberhasilannya dalam mengarahkan anak didiknya kepada kebaikan. Oleh karena itu, para ulama sangat menekankan kewajiban meneliti keadaan seorang yang akan dijadikan sebagai pendidik dalam agama. Dalam sebuah ucapannya yang terkenal, Imam Muhammad bin Sirin berkata, “Sesungguhnya ilmu (yang kamu pelajari) adalah agamamu (yang akan membimbingmu mencapai ketakwaan), maka telitilah dari siapa kamu mengambil (ilmu) agamamu.” Faktor penting inilah yang merupakan salah satu sebab utama yang menjadikan para sahabat Nabi Saw menjadi generasi terbaik umat ini -dalam pemahaman dan pengamalan agama mereka. Bagaimana tidak? Pendidik mereka adalah nabi yang terbaik dan manusia yang paling mulia di sisi Allah Swt, yaitu Nabi kita Muhammad bin Abdillah Saw. Makna inilah yang diisyaratkan oleh Allah Swt dalam firman-Nya, “Bagaimana mungkin (baca: tidak mungkin) kalian (wahai para sahabat Nabi), (sampai) menjadi kafir, karena ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan RasulNya pun berada di tengah-tengah kalian (sebagai pembimbing).” (QS. Ali Imran [3]: 101). Contoh lain tentang peranan seorang pendidik yang baik adalah kisah yang disebutkan dalam biografi salah seorang imam besar dari kalangan tabi’in, Hasan bin Abil Hasan AlBashri [Beliau adalah imam besar dan terkenal dari kalangan tabi’in “senior” (wafat pada 110 H), memiliki banyak keutamaan sehingga sebagian dari para ulama menobatkannya sebagai tabi’in yang paling utama. Biografi beliau terdapat dalam kitab Siyaru A’lamin Nubala’: 6/226]
Wanita muslimah memiliki kedudukan (yang agung) dalam Islam, sehingga disandarkan kepadanya banyak tugas (yang mulia dalam Islam) >Syekh Shaleh Al-Fauzan
menerangkan sifat-sifat Hasan AlBashri. “Dia adalah orang yang paling sesuai antara segala yang disembunyikannya dengan segala yang ditampakkannya, paling sesuai ucapan dengan perbuatannya, kalau dia duduk di atas suatu urusan maka dia pun berdiri di atas urusan tersebut….” Setelah mendengar penjelasan tersebut, Maslamah bin Abdul Malik berkata, “Cukuplah (keteranganmu). Bagaimana mungkin suatu kaum akan tersesat (dalam agama mereka) kalau orang seperti ini (sifat-sifatnya) ada di tengah-tengah mereka?” [Siyaru A’lamin Nubala’, 2/576] Kedua, menjadi teladan yang baik bagi anak-anak. Menampilkan teladan yang baik dalam sikap dan tingkah laku di depan anak didik termasuk metode pendidikan yang paling baik dan utama. Bahkan, para ulama menjelaskan bahwa pengaruh yang ditimbulkan dari perbuatan dan tingkah laku yang langsung terlihat terkadang lebih besar daripada pengaruh ucapan. [Lihat AlMu’in ‘ala Tahshili Adabil ‘Ilmi, hlm. 50 dan Ma’alim fi Thariqi Thalabil ‘Ilmi, hlm. 124]
Hal ini, disebabkan jiwa manusia itu lebih mudah mengambil teladan dari contoh yang terlihat di hadapannya, dan menjadikannya lebih semangat dalam beramal serta bersegera dalam kebaikan. [Lihat keterangan Syekh Abdurrahman As-Sa’di dalam tafsir beliau, hlm. 271] Syekh Bakr Abu Zaid, ketika menjelaskan pengaruh tingkah laku buruk seorang ibu dalam membentuk kepribadian buruk anaknya, berkata, “Jika seorang ibu tidak memakai hijab (pakaian yang menutup aurat), tidak menjaga kehormatan dirinya, sering keluar rumah (tanpa ada alasan yang dibenarkan agama), suka berdandan dengan menampakkan (kecantikannya di luar rumah), senang bergaul dengan kaum lelaki yang bukan mahramnya, dan lain sebagainya, maka ini (secara tidak langsung) merupakan pendidikan (yang berupa) praktik (nyata) bagi anaknya, untuk (mengarahkannya kepada) penyimpangan (akhlak) dan memalingkannya dari pendidikan baik yang membuahkan hasil yang terpuji, berupa (kesadaran untuk) memakai hijab (pakaian yang menutup aurat), menjaga kehormatan dan kesucian diri, serta (memiliki) rasa malu. Inilah yang dinamakan dengan ‘pengajaran pada fitrah (manusia)’.” [Kitab Hirasatul Fadhilah, hlm. 127--128] Ketiga, memilih metode pendidikan yang baik bagi anak. Syekh Muhammad bin Shaleh Al-Utsaimin berkata, “Yang menentukan (keberhasilan) pembinaan anak, susah atau mudahnya, adalah kemudahan (taufik) dari Allah Swt. Dan jika seorang hamba bertakwa kepada Allah serta (berusaha) menempuh metode (pembinaan) yang sesuai dengan syariat Islam, maka Allah akan memudahkan urusannya (dalam mendidik anak). Allah Swt berfirman, “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan baginya kemudahan dalam (semua) urusannya.” (QS. Ath-Thalaq [86]: 4). Termasuk metode pendidikan yang benar adalah membiasakan anak-anak sejak dini melaksanakan perintah Allah Swt dan menjauhi larangan-Nya, sebelum mereka mencapai usia dewasa, agar mereka terbiasa dalam ketaatan. Seorang penyair mengungkapkan makna ini dalam bait syairnya, “Anak kecil itu akan tumbuh dewasa di atas perkara yang terbiasa (didapatkannya) dari orangtuanya. Sesungguhnya, di atas akarnyalah, pohon itu akan tumbuh.” Karakter anak akan terbentuk oleh kebiasaan orang tuanya. Lebih indah dalam rumah tangga, bila kedua orang tuanya bisa menjadi tauladan yang baik dalam segala hal. Semoga. (AS)
MPA 327 / Desember 2013
23
Oleh: Zainal Abidin*)
D
i awal tahun baru 1435 Hijriyah ini –ada baiknya kita menelaah firman Allah Swt di dalam Al Qur’an, Surat Al Hujurat ayat 13. Artinya kurang lebih: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersukusuku supaya kamu saling kenalmengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Al Hujuraat [49] : 13) Al Maragi dalam tafsirnya menyatakan: Allah menerangkan bahwa manusia seluruhnya berasal dari seorang ayah dan seorang ibu. Maka kenapakah saling olok-olok sesama saudara. Allah menjadikan mereka bersuku-suku dan berkabilah-kabilah yang berbeda-beda, agar di antara mereka terjadi saling kenal dan tolongmenolong dalam kemaslahatan mereka yang bermacam-macam. Diriwayatkan pula dari Abu Malik
24
MPA 327 / Desember 2013
Al-Asy’ari, ia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada pangkatpangkat kalian dan tidak pula kepada nasab-nasabmu dan tidak pula kepada tubuhmu, dan tidak pula kepada hartamu, akan tetapi memandang kepada hatimu. Maka barang siapa mempunyai hati yang saleh, maka Allah belas kasihan kepadanya. Kalian tak lain adalah anakcucu Adam. Dan yang paling dicintai Allah di antara kalian ialah yang paling bertaqwa diantara kalian.” Apa yang kita alami demi teman, kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan. Tetapi, itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai indah. Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan. Tetapi, persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu, bahkan bertumbuh (indah) bersama -karenanya. Persahabatan, tidak terjalin secara otomatis. Tetapi, membutuhkan proses yang panjang. Bisa sepuluh atau lima belas tahun, bahkan bisa sepertiga dari usianya. Seperti besi menajamkan besi,
butuh waktu panjang pula. Demikianlah cara sahabat menanjamkan sahabatnya menjadi cerdas. Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti, diperhatikandikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak. Namun, semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian. Melainkan karena motivasi rasa kasih sayang yang ber sungguh-sungguh dan mendalam. Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan. Justru karena kasihnya, ia memberanikan diri mengi ngatkan apa adanya. Menyatakan apa yang agak menyakitkan -dengan tujuan sahabatnya mau berubah. Mengapa sampai harus menyampaikan seperti itu. Karena, sikap sahabatnya sudah melampaui kewajaran. Pesan seperti ini, bukan berarti karena benci. Melainkan, karena kasih sayang yang utuh. Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dan kesetiaan. Ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan
oleh sahabatnya –sedapat mungkin. Bukan malah mengharapkan sesuatu yang lebih dari sahabatnya. Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya. Karena, tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis. Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati. Namun, tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan. Namun, ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya. Di sini dapat diukur jernih atau keruhnya hati dalam menjalin per sahabatan. Bila hatinya putih, per sahabatan akan terasa indah. Sebaliknya, bila hatinya keruh, akan melahirkan suasana persahabatan yang beraroma khianat. Ada baiknya, siapapun yang se dang menjalin persahabatan -untuk me renungkan hadis Nabi Saw berikut ini: “Cintailah kekasihmu sewajarnya saja, karena mungkin suatu ketika akan menjadi orang yang kau benci. Dan bencilah musuhmu sewajarnya saja, barangkali kelak dia menjadi kekasihmu”. (HR. At-Turmidzi dari sahabat Abu Hurairah) Sedang-sedang sajalah dalam mencintai siapapun. Sebab, suatu saat –dia bisa menjadi orang yang paling engkau benci. Begitu pula, sedangsedang sajalah dalam membenci seseorang. Suatu saat, dia bisa juga menjadi kekasih yang amat dekat. Dengan model persahabatan semacam ini, dapat menghindarkan diri dari kekecewaan yang amat mendalam dan berkepanjangan. Alangkah hebatnya bila kita bisa mengingat kembali saat-saat dalam kesedihan ataupun kesusahan. Dengan jalan itu, akan dapat merekonstruksi dan mengingat kembali betapa hebatnya jasa-jasa seseorang yang diberikan kepada kita pada saat yang tidak menguntungkan itu. Ingatlah, kapan terakhir kali Anda berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping Anda? Siapa yang mengasihi Anda -saat Anda merasa tidak dicintai? Siapa yang ingin bersama Anda saat Anda tak bisa memberikan apaapa? Siapa yang menyempurnakan (existensi) Anda di saat Anda belum sempurna sebagai hamba Allah. Dialah sahabat Anda yang sejati, tulus, dan ikhlas. Hargai dan peliharalah selalu persahabatan Anda dengan dia. Tentu, hidup Anda akan bahagia selamanya, karena ridhanya. Beberapa hal seringkali menjadi penghancur persahabatan, antara lain :
Apa yang kita alami demi teman, kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan. Tetapi, itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai indah. Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan. Tetapi, persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu, bahkan bertumbuh (indah) bersama -karenanya.
Pertama, masalah bisnis UUD (UjungUjungnya Duit). Masalah ini bukan saja menjadi sebab putusnya hubungan. Namun, justeru penyebab melayangnya nyawa seorang sahabat. Kecuali, UUD itu memang dipandang sebagai hak sahabatnya itu -yang memang harus diserahkan kepadanya. UUD tak akan mampu menghentika persahabatan. Kedua, ketidak terbukaan. Sahabat mulai menutup diri terhadap sahatanya tentang perihal dirinya, yang dulu pasti disampaikan dengan terus terang. Bisa karena ada anggapan bahwa memberitaukan sesuatu kepentingan kepada sahabatnya itu sudah tidak perlu lagi. Atau menganggap bahwa sahabatnya itu sudah tidak penting bagi dirinya. Banyak sebab, diantaranya, dia telah mendapatkan tempat baru untuk menyampaikan sesuatu atau curhatnya. Maka, mulai tertutuplah segala sesuatu dengan sahabat lamanya. Dan, putuslah tali persahabatan yang telah lama terjalin baik itu. Ketiga, kehilangan kepercayaan. Ini yang sangat menyedihkan kalau sahabat sudah tidak dapat dipercaya lagi. Diam-diam sudah menjalin hubungan dengan orang lain dengan tidak terus
terang. Orang bilang, sahabatnya telah melakukan berbagai pengkhianatan terhadap janji-janjinya yang telah di “iya” kan dahulu. Keempat, perubahan perasaan antar lawan jenis. Saling mencintai diantara dua sahabat itu sudah mulai luntur, karena dimakan usia atau telah hilang kebanggaan terhadap sahabatnya. Semakin tua usia, semakin tidak menarik secara fisik. Ini, karena persahabatannya terdorong biologis semata. Begitu pula dengan hilangnya suatu kebanggan yang dimiliki sahabatnya, dia mulai berubah hatinya. Ini, yang persahabatannya dilandasi oleh materi dan kedudukan. Kalau semuanya sudah hilang, hilang pula persahabatan. Kelima, ketidaksetiaan. Persaha batan pasti akan cepat berakhir bila lenyap kesetiaan salah satu dari dua orang yang bersahabat itu. Keinginan yang bagusnya kayak apapun pasti tidak akan tercapai –bila muncul disatu fihak -sifat ketidaksetiaan. Seakan, ada sesuatu yang lebih penting daripada memenuhi keinginan (yang baik) sahabatnya itu. Tentu, hal ini mengakibatkan berakhirnya perjalanan persahabatan. Walau salah satu ingin tetap mempertahankan, tak mungkin bisa terwujud. Hilangnya kesetiaan, merupakan sesuatu yang patut disayangkan. Tetapi, kelima macam penghancur persahabatan ini dapat dipatahkan oleh sahabat yang teruji kesejatian motivasinya. Sahabat seperti inilah yang tergolong putih dan tulus hatinya. Tak ada motivasi untuk mengambil keuntugan pribadi. Melainkan, terdorong rasa kemanusiaan yang tinggi. Lebih dari itu, terpancar fikiran untuk sedapat mungkin memberikan sesuatu yang diperlukan sahabatnya. Dalam bahasa agama, bersahabat dan berpisah -karena Allah. Dari sini, akan dapat melahirkan suasana damai dan sama-sama rela – baik saat bertemu maupun berpisah. Tak ada perasaan benci ataupun dendam, apalagi mengancam. Ada keyakinan kuat, apa yang dilakukan selama bersahabat, akan diunduh di alam akhirat. (QS. Al Zalzalah [99]: 7-8) Ada baiknya kita merenungkan kata hikmah ini, “Mempunyai satu sahabat sejati, lebih berharga daripada seribu teman yang mementingkan keinginannya sendiri.” Buat apa, kita meninggalkan teman sejati, kemudian menyerahkan diri kepada orang lain yang belum teruji. Semuanya kan bisa disiasati –seirama dengan getaran hati yang suci. Renungkan ! *) Penulis, Da’i Nusantara
MPA 327 / Desember 2013
25
26
MPA 327 / Desember 2013
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - DES 2013.pmd 26
11/30/2013, 7:44 AM
PP Hidayatul Mubtadiien Tulungagung
Memiliki Ciri Khas Akhlak-Tasawuf agama. Saban harinya, masyarakat Ngunut masih akrab dengan praktek maksiat. “Praktek Molimo dijalankan, seperti sabung ayam, judi, jaranan, tayub, bahkan praktek prostitusi secara terang-terangan,” ujar Drs. KH. Muhammad Fathurro’uf
Drs. KH. M. Fathurro’uf Syafi’i, M.Pd.I
Cikal bakal berdirinya Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiien (PPHM) Ngunut, bermula dari sebuah langgar kecil yang didirikan mBah Urip sekitar tahun 1953. Atas permintaan Muhammad Ali Shodiq – anak angkatnya yang saat itu tengah nyantri di Pesantren Djampes Kediri, langgar tersebut kemudian “dihibahkan” untuk menjadi sebuah pondok pesantren. Kala itu, masyarakat Ngunut dikenal abangan dan masih awam akan pengetahuan
KH. Muhammad Ali Shodiq Umman
Syafi’i, M.Pd.I mengisahkan. Tak ayal, langgar kecil yang didirikan mBah Urip pun sepi jamaah, sehingga untuk perawatannya diserahkan kepada mBah Hasyim (seorang penghulu/naib). Dengan dibantu pak Anas seorang guru SD dari Pare Kediri dan juga pak Badrudin, maka dirintislah sebuah pengajian untuk masyarakat sekitar. Meskipun itu masih terbatas pada belajar mengeja huruf al-Qur’an. Pada tanggal 2 Oktober 1958, berte-
Gedung Madrasah PPHM Ngunut Tulungagung
patan dengan bulan Rabi’ul Awal 1378 H, di usianya yang ke-27 Ali Shodiq yang saat itu masih nyantri di Lirboyo Kediri, diambil mantu oleh KH. Umar Sufyan dari Mbaran Kediri untuk dijodohkan dengan putrinya. Setelah menikah, Ali Shodiq masih mukim di Pesantren Lirboyo Kediri. Hanya saja, saat memasuki bulan Ramadhan, beliau selalu mengadakan pengajian “Pasan” (bulan Ramadhan) di rumah mertuanya, di Mbaran Kediri. “Pengajian Pasan pertama, diikuti oleh tujuh orang santri yang berasal dari Pesantren Lirboyo,” terang menantu KH. Muhammad Ali Shodiq Umman ini. Pada pengajian Pasan tahun kedua, santrinya meningkat menjadi 40 orang. Kitab yang diajarkan adalah Kitab Siraju alThalibin karya Kyai Ihsan Djampes. Hingga pada Ramadhan tahun 1966, Ali Shodiq masih mengadakan pengajian Pasan di Mbaran dengan menamatkan kitab-kitab kuning karangan ulama’ terkenal. Meski telah mempunyai banyak santri, Ali Shodiq masih memiliki tugas penting yang masih belum mampu diembannya. “Kyai Ali Shodiq mendapat amanah dari KH. Mahrus Ali dan KH. Marzuki saat nyantri di Lirboyo, yaitu untuk mengembangkan ilmu yang diperolehnya guna disebarluaskan di daerah Ngunut,” ujar pria yang biasa dipanggil Gus Rofik ini. Ali Shodiq pun dihadapkan pada dua pilihan yang sama beratnya. Di satu sisi, KH. Umar Sufyan mertuanya menghendaki dirinya tetap tinggal di Mbaran. Di sisi lain, dia harus melaksanakan amanat dari KH. Mahrus Ali dan KH. Marzuki untuk mengembangkan ilmu di Ngunut. “Pada akhirnya, untuk dapat berkunjung ke Ngunut, Kyai Ali pamit kepada mertuanya untuk menjenguk dan membantu ibunya yang sedang sakit,” terang suami Nyai Hj. Ana Muntadhirotul Maghfiroh ini. Sejak tahun 1966 itulah, Ali Shodiq
Pengajian Kiab Kuning oleh Pengasuh
MPA 327 / Desember 2013
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - DES 2013.pmd 27
11/30/2013, 7:44 AM
27
resmi pindah dari Mbaran dan menetap di Ngunut. Dia pun mulai mengajarkan ilmu agama dengan mengaji Kitab Ihya’ ‘Ulum al-Din karangan Imam al-Ghozali dan berbagai kitab kecil lainnya pada bulan Ramadhan, yang diikuti oleh 50 santri dari Lirboyo Kediri. “Setelah pengajian Pasan, tepatnya pada bulan Syawal, pengajian sistem klasikal dan non-klasikal mulai diterapkan. Meski materi pelajaran masih disesuaikan dengan kemampuan santri yang ada,” papar Pengasuh PPHM Sunan Gunung Jati ini. Pada pengajian pasan tahun berikutnya, santri yang mengikuti bertambah banyak – khususnya di kalangan santri senior Lirboyo. Turut pula mengaji, santri dari berbagai pesantren lainnya dan masyarakat sekitar Ngunut. Karena melihat santri yang bertambah banyak, maka KH. Muhammad Ali Shodiq Umman memutuskan pada 21 Rajab 1368 H yang bertepatan pada 1 Januari 1967 sebagai tonggak berdirinya Pesantren Hidayatul Mubtadi-ien Ngunut. “Nama itu sengaja diambil sama persis dengan Pesantren Lirboyo. Menurut beliau, hal itu untuk tafa’ulan, yang dalam bahasa Jawanya berarti ngalap ketularan,” terang alumni PP Panggung Tulungagung ini. Dalam perkembangan selanjutnya, Kyai Ali Shodiq membagi tingkatan pendidikan menjadi dua jenjang, yaitu tingkat Ibtidaiyah dan Tsanawiyah. “Ini agar mudah dalam penyampaian materi dan pengorganisasiannya,” tukas alumni PP Miftahul Ulum Mulyoagung Malang ini. Jumlah santri PPHM pun bertambah banyak. Baik yang menetap maupun yang berstatus santri kalong (berangkat dari rumah). “Mengingat banyak materi yang belum tersampaikan, maka pada tahun 1984 didirikanlah jenjang tingkat Aliyah,” jelas pria yang juga pernah nyantri di PP Fathul Ulum Kwagean Pare Kediri ini. Saat itu, bangunan fisik pondok masih berupa pondok kecil; ndalem kyai, serta lima bilik santri. “Tapi sebenarnya belum pantas disebut bilik kamar, karena dua dari lima bilik itu dibangun dari bekas WC yang ditutup dulu,” ujar Gus Rofik sembari tersenyum. Dua kamar bekas WC itu terletak di Selatan Musholla kecil di pinggir jalan raya. Sedangkan dua bilik lainnya terletak di balai ndalem yang disekat anyaman bambu. “Satu lagi di Sebelah Timur ndalem, yang sekarang dijadikan kantor,” terang alumni S1 Fak. Tarbiyah Jurusan PAIUNISMA ini. Santri terus bertambah. Sarana belajar pun semakin tak memadahi. Namun atas ke-
28
baikan H. Sobirin, tetangga pondok, dirinya merelakan balai rumahnya digunakan untuk belajar santri. Juga menggunakan gedung SD. “Gedung SD itu dulunya rumah hasil sitaan pemerintah dari seorang buron PKI,” jelasnya. “Jika dipagi hari digunakan belajar anak SD, sore harinya ditempati belajar oleh santri pondok,” tambahnya. Namun hal itu tak berlangsung lama. Si pemilik rumah ternyata kembali untuk menempati rumah itu. Santri pun kelabakan. Kyai Ali Shodiq bersama para santri lantas mendirikan dua bangunan sederhana di se-
Grup Shalawat Al-Banjary An-Nur
latan musholla dan di depan rumah ndalem. Bangunan itu berdinding dan beratap anyaman daun kelapa. Tapi setahun kemudian, bangunan itu kembali dibongkar. “Saat itu sudah dimulai pembangunan gedung madrasah yang lebih layak,” ujarnya penuh syukur. Seusai pembangunan gedung madrasah, santri yang berdatangan kian bertambah banyak. Kyai Ali pun meminjam gedung bekas kantor PKI Kawedanan Ngunut yang semula dipinjam oleh Koramil – yang juga merupakan hasil sitaan pemerintah dari PKI. Gedung itu pun di kemudian hari dibeli dan direnovasi untuk dijadikan asrama santri – gedung itu kini menjadi lokasi Asrama Santri Al-Arofah. Musholla pun dipugar menjadi masjid. Pesantren lantas membangun gedung asrama santri permanen berlantai tiga. Dilanjutkan lagi pembangunan gedung lantai dua di utara masjid. “Namun sebelum itu, pada tahun 1984, juga telah dimulai pembangunan Pondok Pesantren Sunan Giri dan Taman Pendidikan Al-Qur’an untuk anak-anak,” papar alumni S2 STAIN Tulungagung Prodi Manajemen Pendidikan ini. Untuk merespon tantangan zaman dan permintaan masyarakat, Kyai Ali pun mendirikan sekolah formal SDI (Sekolah Dasar Islam) Sunan Giri, SMP Islam dan SMA Islam Gunung Jati. Di saat perkembangan pesantren yang begitu pesat, warga pondok dikejutkan dengan berita wafatnya KH. Ali
Shodiq Umman pada Sabtu, 14 Agustus 1999 dala usianya yang ke 71. Beliau meninggalkan sembilan anak – enam putra dan tiga putri, serta 12 cucu. Di akhir hayatnya, KH. Ali Shodiq menyampaikan sebuah pesan yang berisi tiga hal: akhlakul karimah, pandai-pandailah menempatkan diri di masyarakat, serta perbanyaklah (setiap persoalan) kembali pada Allah. Sepeninggal KH. Ali Shodiq, pengelolaan pesantren diteruskan oleh putra-putrinya dan para menantunya. Kepemimpinan PPHM lantas dijalankan secara kolektif oleh generasi penerusnya. Kini, PPHM telah berkembang menjadi empat pesantren yang memiliki tipologi Salafy-Khalaf: PPHM Pusat (induk), PPHM Sunan Giri, PPHM Sunan Pandanaran dan PPHM Sunan Gunung Jati. Setiap pesantren diserahkan kepada dua orang pengasuh. “Proses kaderisasi dan estafet ini memang sesuai cita-cita Kyai Ali, agar PPHM Ngunut dapat meniru PPHM Lirboyo Kediri,” ujarnya. “Beliau menginginkan putra-putri beliau semuanya dapat ngopeni dan nyengkuyung (mengelola bersama) pesantren yang telah beliau rintis,” tambahnya. Selain belajar ilmu alat dan kitab kuning, santri PPHM juga belajar komputer, serta menjahit. “Ekstra menjahit itu khusus untuk santri putri di PPHM Sunan Pandanaran,” ujarnya. “Tapi belum sampai ada rencana produksi. Kedepannya, akan kami coba libatkan dalam pengadaan busana pondok,” tambahnya penuh harap. PPHM Ngunut juga dikenal memiliki ciri khas akhlak tasawufnya. Menurut Gus Rofik, akhlak tasawuf merupakan bentuk internalisasi diri. “Dengan demikian, kita akan senantiasa ingat akan kewajiban misi dan sebagai bekal menghadapi tantangan di masyarakat,” ujarnya. Maka kitab Tauhid semisal Aqidatul Awam, Khoridatul Bahiyah dan Tijan Durori sudah dibekalkan sejak usia SD. Untuk MTs, diajarkan kitab Jawahirul Kalamiyah, As-Sanusiyah dan Kifayatul Awam. Sementara untuk tingkat Aliyah diajarkan kitab Hujjaj Al-Qoth’iyyah dan Ummul Barohin. Bahkan untuk membentuk akhlakul karimah, sejak di tingkat Tsanawiyah sudah dikenalkan kitab-kitab Tasawuf semodel Bidayatul hidayah dan Risalatul Mu’awanah. Untuk media pengajaran tasawuf yang lebih luas, dilakukan melalui pengajian Ahad Pahing. “Ini adalah Pengajian Thoriqah yang sudah dimulai tahun 1990-an oleh Kyai Ali Shodiq sendiri,” tandasnya. Dedy Kurniawan, Nurul Hidayah
MPA 327 / Desember 2013
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - DES 2013.pmd 28
11/30/2013, 7:44 AM
AIR ZAMZAM Kristal Heksagonal dengan Kandungan Mineral yang Tinggi Oleh Aziz Ghufron, S.Pd.I*) Keberkahan atau barokah adalah energi kebaikan ilahiah yang bersifat ghaib, yang secara bathiniah dapat berimbas positif terhadap apa saja yang ia tempati. Tak terkecuali sebuah negeri yang di dalamnya mengandung barokah, walaupun secara kasat mata negeri tersebut sebagian besar berupa padang pasir tandus, gersang, cuaca panas, jarang hujan, hanya spesies tumbuhan dan hewan tertentu yang bisa hidup di dalamnya. Namun secara bathiniah, negeri tersebut memiliki energi spiritual yang besar, yang akan berpengaruh positif terhadap kaum Muslim yang mendiaminya. Salah satu negeri yang diberkahi oleh Allah adalah Mekah al-Mukarramah. Disamping sebagai negeri tempat dimana Nabi Muhammad SAW dilahirkan, keberkahan negeri Mekah dapat dipahami dari banyaknya hal di negeri tersebut yang mengandung barokah. Diantaranya keberadaan Ka’bah Baitullah, Masjidil Haram, Hajar Aswad, Hijr Ismail, serta keberadaan oase (mata air padang pasir) penuh berkah yang airnya dikenal dengan sebutan air zamzam. Keberadaan air tersebut kiranya sudah tidak asing lagi di telinga kaum Muslim. Mungkin pula sebagian besar dari umat Islam pernah meneguk kelezatan dan keberkahannya. Karena setiap tahunnya jutaan umat Muslim yang menunaikan ibadah haji dari berbagai penjuru dunia diserukan meminum dan membawa pulang air zamzam ke negeri asalnya masing-masing. Secara historis, terbentuknya oase air zamzam bermula dari kisah perjuangan hidup Siti Hajar dan puteranya Ismail. Mereka berdua sendirian ditinggalkan di suatu lembah padang pasir oleh suaminya Nabi Ibrahim AS yang pergi ke negeri lain, demi mengemban misi suci kenabian. Setelah kehabisan bekal minum, Siti Hajar berjuang mencari air untuk minum bayinya Ismail antara bukit Shafa dan Marwah. Setelah bolak-balik sebanyak tujuh kali antara bukit shafa dan bukit marwah, akhirnya muncullah keajaiban atau mu’jizat dari Allah; yakni dari injakan tumit Ismail keluar air dari dalam tanah yang semakin lama semakin banyak menyerupai sumber mata air – yang sampai sekarang masih tetap memancarkan airnya. Adapun nama zamzam berasal dari ucapan siti hajar ‘zummi-zummi’, yang artinya berkumpullah, berkumpulah. Dalam kisah lain, pada penggalan peristiwa Isra Mi’raj dikisahkan, sebelum melaksanakan perjalanan suci Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad dibelah dadanya oleh malaikat Jibril untuk dibasuh menggunakan air zamzam. Hal ini berdasarkan riwayat Abu Dzar bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Maka Jibril ‘alaihis salam turun. Dia membelah dadaku dan membasuhnya dengan air zamzam.” (HR. Bukhari dan Muslim) Banyak penjelasan dari Rasulullah mengenai air zamzam. Diantaranya hadis Abu Dzar “Sesungguhnya ia (zamzam) air yang diberkahi, ia makanan yang mengenyangkan dan penyembuh penyakit.” (HR. Muslim). Dari keterangan Hadis tersebut menunjukkan, bahwa air zamzam mengandung barokah; yakni energi kebaikan yang secara bathin dapat me-
nunjang seorang Muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah. Disamping itu, air tersebut juga mengenyangkan. Ini berarti mengandung energi yang secara fisik dapat menambah stamina tubuh, serta mengandung obat yang dapat menjaga ketahanan dan kesehatan tubuh. Dalam Hadits lain, yakni dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah bersabda: “Sebaik-baik air yang ada di muka bumi adalah air zam-zam. Didalamnya terdapat pengenyang dari segala rasa lapar dan penyembuh penyakit.” (HR. Ath-Thabrani). Selain itu air zamzam dapat juga digunakan sebagai media untuk berdoa, agar Allah SWT mengabulkan apa yang menjadi hajatnya. Hal tersebut berdasarkan Hadits riwayat Ibnu ‘Abbas, Rasulullah bersabda: “Air zam-zam sesuai keinginan ketika meminumnya.” (HR. Ibnu Majah). Maksudnya do’a apa saja yang diucapkan ketika meminumnya insya Allah do’a yang mustajab. Seiring kemajuan tekhnologi, berbagai hasil penelitian modern seakan ikut mengamini informasi-informasi mengenai air zamzam yang telah disampaikan Rasulullah beratus-ratus abad yang lalu. Salah satunya hasil penelitian oleh seorang peneliti yang berasal dari salah satu Universitas di Yokohama Jepang, yaitu Dr. Masaru Emoto, yang mungkin layak disebut “ilmuwan air” karena kerja kerasnya menggeluti dan meneliti tentang struktur molekul air. Dr. Masaru Emoto mampu mengungkap rahasia yang selama ini masih menjadi misteri, yakni air seperti benda hidup yang mampu merespon dan reaktif terhadap kata-kata apa saja yang diucapkan seseorang kepadanya. Sementara dalam penelitian terhadap air zamzam, dirinya membuktikan secara ilmiah bahwa air zamzam memiliki kemampuan yang menyembuhkan yang luar biasa. Sebab air tersebut memiliki keunikan dalam hal struktur molekul. Keunikan air zamzam digambarkan Masaru Emoto sebagai sebuah kristal yang bisa berstruktur indah heksagonal (segi enam) atau bahkan kristal pecah tak beraturan. Sementara peneliti lain, yang meneliti dari segi kandungan mineral, menjelaskan air zamzam memiliki kandungan mineral yang lebih dibandingkan air yang lain, terutama kandungan kalsium, garam magnesium dan flouride. Namun pada prinsipnya, keberkahan, kesembuhan, kekuatan, serta terkabulnya hajat semua datangnya dari Allah SWT. Sedangkan benda-benda, tempat-tempat, waktu-waktu serta amalan-amalan yang dinyatakan oleh ajaran Islam bisa mendatangkan keberkahan, kesembuhan, kekuatan, serta terkabulnya hajat, dan lainnya tidak lain hanyalah sebab atau perantara semata. Wallahu a’lam bish shawab. *) Staf Pengajar di MTsN 2 Paron Kabupaten Ngawi.
MPA 327 / Desember 2013
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - DES 2013.pmd 29
11/30/2013, 7:44 AM
29
Pentingnya Waktu bagi Seorang Muslim Oleh : H. Ahmad Hartoyo
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Marilah kita tidak bosan-bosan untuk bersyukur dan bersyukur ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat, nikmat dan kerunia-Nya kepada kita. Sesungguhnya Allah SWT sedikitpun tidak pernah bosan untuk mencurahkan nikmat dan kasih sayang-Nya kepada kita. Rasa syukur di samping kita ungkapkan dengan lisan, yang lebih utama adalah dengan meningkatkan amal kebajikan.
Ma’asyiral Muslimin calon-calon penghuni sorga Allah yang berbahagia,
Kadang-kadang timbul ungkapan dalam diri kita, “wahai begitu cepat waktu berlalu, seolah-olah baru saja kita berada pada bulan Januari, sekarang tahu-tahu sudah hampir datang lagi bulan itu”. Itulah perjalanan waktu. Berkenaan dengan waktu, Allah SWT berfirman dalam surat al-Ashr; 1 - 3 :
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Dalam kesempatan yang baik ini saya berwasiat, wasiat ini saya tujukan kepada diri sendiri, dan kepada seluruh jamaah Jum’at yang berbahagia, yaitu marilah kita bertaqwa kepada Allah SWT dengan melaksanakan perintah-perintahNya, dan meninggalkan larangan-larangan-Nya. Dengan begitu, kita akan menjadi manusia yang berbahagia, fid diini wad dunya wal akhirah.
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”
30
MPA 327 / Desember 2013
Artinya: “Demi masa (1) Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian (2) Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran (3). Dalam surat al-ashr ini, Allah SWT memperingatkan kita tentang PENTINGnya waktu dan bagaimana seharusnya waktu dipergunakan. Ulama sepakat mengartikan al-ashr dengan waktu, hanya mereka berbeda pandangan, waktu itu kapan? Ada yg berpendapat waktu secara umum, saat kita melakukan aktivitas. Ada yang berpendapat bahwa waktu itu adalah waktu asar, ada pula yang berpendapat al-ashr adalah waktu keberadaan Nabi Muhammad SAW.
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah SWT
Waktu adalah modal utama bagi manusia, artinya apabila tidak diisi dengan kegiatan positif, ia akan berlalu begitu saja, hilang tanpa kita mendapat manfaat apapun. Rasulullah SAW mengingatkan agar manusia menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Beliau bersabda:
Artinya : “Dua nikmat yang sering disia-siakan kebanyakan manusia, yaitu kesehatan dan waktu” (HR Bukhari) Ma’asyiral MusWmi’n Rahimakumullah,
Bahkan dalam surat al-ashr ditegaskan bahwa, jika seseorang tidak mengisi waktu dengan melakukan kebajikan, ia akan rugi. Itu sebabnya waktu harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Sekarang ada pertanyaan, dimanfaatkan untuk apa agar tidak rugi? Maka di dalam surat tersebut Allah SWT memberikan tuntunan, agar waktu itu digunakan untuk 4 hal: Pertama, untuk beriman. Iman ialah pembenaran hati atas apa yang disampaikan Rasulullah SAW, yang intinya antara lain dapat disimpulkan dalam rukun Iman. Iman amat sulit digambarkan hakikatnya. Iman dirasakan seseorang, tapi sulit baginya (apalagi bagi orang lain) untuk melukiskan perasaan itu. Rasulullah SAW bersabda :
dengan istilah niat. Adapun niat hanya Allah yang tahu. Dalam pandangan Allah SWT, nilai suatu amal tidak semata-mata dari bentuk lahirnya saja, tetapi yang penting adalah motifnya, niat pelaku, dan niat itu terkait dengan keikhlasan. Karena itu amal shalih digandengkan dengan Iman, karena iman menentukan arah dan niat seseorang. Perhatikan sabda Rasulullah SAW:
Artinya : “Setiap pekerjaan itu sesual dengan niatnya” (HR Bukhari) Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah, Ketiga, agar kita tidak menjadi orang yang rugi, hendaklah kita saling berwasiat tentang kebenaran, sesuatu yang haq. Menyampaikan wasiat haruslah dengan tutur kata yang baik, berkesinambungan dan tidak boleh bosan. Kebenaran atau al-haq adalah sesuatu yang sudah mantap, sesuatu yang tidak berubah. Puncak segala yang haq, adalah Allah SWT! Nilai agama (Islam) juga haq, karena nilainilai tersebut harus mantap dan tidak berubah. Sesuatu yang tidak berubah (pasti) adalah benar, sehingga al-haq itu berarti kebenaran. Perintah wasiat untuk kebenaran harus disampaikan kepada orang lain, begitu juga kita wajib mendengar wasiat dari orang lain. Karena itu, seseorang belum bebas dari kerugian, jika hanya beriman, beramal shalih, dan mengetahui kebenaran hanya untuk diri sendiri, tapi kebenaran itu juga harus disampaikan kepada orang lain. Kaum Muslimin yang dirahmati Allah SWT,
Artinya : “Iman itu ialah makrifat (meyakini) dengan hati, membuktikan dengan ucapan lisan, dan mengamalkan rukun-rukun (mengerjakan hukum syariat yang diimani dengan keyakinan dan ketulusan yang sesungguhnya (ikhlas)” (HR Thabrani)
Yang Keempat, agar kita tidak menjadi manusia yang mengalami kerugian, hendaklah kita saling berwasiat dalam hal kesabaran. Pengertian sabar ialah menahan kehendak nafsu demi mencapai yang baik (lebih baik). Hampir seluruh kondisi dan keadaan manusia butuh kesabaran. Menurut Rasulullah SAW sabar itu ada tiga tingkatan, beliau bersabda :
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Perlu kita ketahui, bahwa para Ulama membagi ajaran agama Islam dalam dua aspek, yaitu aspek pengetahuan dan aspek pengamalan. Akidah yang wajib diimani seorang muslim adalah aspek pengetahuan, sedang syariat merupakan aspek pengamalan. Karena itu orang yang disebut alladzina amanu, ialah orang-orang yang memiliki pengetahuan menyangkut kebenaran. Puncak kebenaran adalah pengetahuan tentang ajaran agama yang bersumber dari Allah SWT. Kedua, agar kita tidak rugi, hendaklah waktu itu kita pergunakan untuk beramal shalih, melakukan perbuatan yang baik, yang bermanfaat, bagi pribadi, keluarga, kelompok, atau manusia pada umumnya. Amal shaleh mempunyai dua aspek, pertama wujud amal, yang dhahir, yang kelihatan. Dan dari wujud amal inilah, orang bisa menilai. Kedua motif, atau biasa kita fahami
Artinya : “Sabar itu ada tiga tingkatan, pertama sabar menghadapi mushibah, kedua sabar menjalankan ketaatan, dan ketiga sabar menahan maksiat” (dari Kitab Durrotun Nashihin) Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Apabila kita mampu memanfaatkan waktu dengan sebaikbaiknya, mampu kita pergunakan untuk memperkokoh iman, mampu kita pergunakan untuk meningkatkan amal shalih, dan kita selalu saling berwasiat tentang kebenaran, dan saling berwasiat dalam hal kesabaran, niscaya kita akan menjadi orang yang TIDAK rugi.
MPA 327 / Desember 2013
31
RAN D U Cerpen: Kusprihyanto Namma
Mula-mula aku tidak mengerti, kenapa orang-orang kampung mulai gemar lagi duduk bergerombol. Di prapatan, pos ronda, lincak, buk, dan warung-warung wedang. Sejak kedatangan Kyai Jafar, kebiasaan bergerombol seperti itu lambat laun menghilang. Mereka mulai mau mengisi langgar, tempat Kyai Jafar memberi pengajian. Mereka jadi enggan duduk bergerombol yang ujungujungnya membicarakan dapur orang lain. “Itu ghibah!” terang Kyai. “Bicara tentang yang baik-baik saja tak baik. Apalagi tentang hal-hal jelek. Bisa-bisa jadi fitnah. Kalau tak sanggup bicara yang bermanfaat lebih baik diam. Itu perilaku orang-orang zuhud!” Kalau yang menyampaikan katakata itu orang pemerintahan (kepala desa, pak camat, atau bupati) tak seorang pun dari kami mempercayainya. Sebab, seperti kita ketahui sendiri, para pejabat itu lain di mulut lain di hati. Bicaranya baik-baik, penuh suasana agamis. Namun harta negara yang mestinya diperuntukkan kesejahteraan rakyat diembatnya sendiri. Lain dengan Kyai Jafar, ia benarbenar pribadi unggul. Hanya bicara dalam pengajian, dan saat menjawab orang-orang yang bertanya soal fiqih. Selebihnya, diam. Beliau berilmu padi. Semakin berisi makin menunduk ke bumi. Tingkah lakunya pun sopan. Bisa menghargai kawula muda dan kaum tua. Hukum-hukum lama tak begitu saja dilabrak dan dihabisinya. Namun dengan pelan-pelan ia masuki. Ia luruskan hakikatnya. Tapi, kenapa kini orang-orang kampung sepertinya mau kembali pada kebiasaan lama. Duduk bergerombol. Lalu, ada orang yang mbandari ndem-ndeman. Sepakat bukak kertu. Nonton ndangdut di desa sebelah. Untuk mencari jawaban, akhirnya aku juga ikut duduk bergerombol bersama mereka. Tentu saja, kadang nyuit-nyuiti gadis yang 32
lewat. Peduli amat pada lakinya yang melotot. Kita toh di kampung sendiri. “Randu itu jadi ditebang?” selidik Mitro. “Aku sudah mengingatkan Mbok Jiyem, tapi ia tetap saja nekat!” jawab Kiyun. “Waah, bilahi!” sungut si Mitro. “Gak usah kuatir. Gak-gak kalau jadi!” Min mencoba menenangkan keadaan. “Sudah lima kali ini randu itu katanya mau ditebang. Tapi begitu melihat betapa wingitnya randu itu, orang yang mau menebang mundur sendiri!” “Ya, aku juga cocok denganmu. Tak usah terlalu cemas. Tidak akan ada orang yang berani nebang randu itu!” sela Jeprik. “Apa kalian ndak ingat, randu Lik Karto yang ditebang lima tahun yang lalu. Lik Karto selaku penjual, mati mendadak. Matanya mendelik. Mukanya hitam. Lalu yang menebang juga mati kecelakaan!” Orang-orang yang hadir kembali mengingat-ingat kejadian yang telah silam. Memang apa yang dikatakan Jeprik pernah terjadi di kampungku. Sejak itu, tak seorang pun berani menebang pohon randunya. Konon setiap pohon randu dihuni gondoruwo. Bangsa jin yang mirip-mirip gorilla. Tinggi besar. Rambutnya panjang, acak-acakan. Baunya seperti ketela bakar. Suka menggoda. Terlebih pada wanitawanita yang sering ditinggal sendirian oleh suaminya. Biasanya si gondoruwo menjelma suami si wanita. Lalu minta jatah biologis. Setelah si suami
asli datang, barulah si wanita menyadari bahwa dirinya ditiduri gondoruwo. Untung kalau hubungan itu tidak berbuah. Kalau sampai berbuah, akan lahirlah anak yang setengah manusia setengah jin. Pernah aku mencari tahu, siapa si wanita itu. Tapi jawaban yang keluar, itu cerita turun-temurun yang mesti dipercaya. Sebab kejadiannya sudah sangat lama. Bahkan kakek-buyut saja tidak bisa menyebut secara pasti. Yang jelas kejadian itu pernah terjadi. Itulah budaya orang kampung, mempercayai hal-hal yang tak pasti. Terutama yang berhubungan dengan klenik. “Berapa sih Mbok Jiyem minta bayar? Biar aku belinya sendiri. Tapi randu itu gak usah ditebang!” kata Mukiran. “Aku juga punya pikiran seperti itu. Tapi Mbok Jiyem tetap memaksa randu itu ditebang. Walau tidak dibayar sama sekali!” “Seharusnya ia jangan memikirkan dirinya sendiri. Mbok Jiyem harus memikirkan keselamatan kampung!” “Masak cuma takut gentingnya kejatuhan buah randu lalu pohon randunya yang ditebang. Itu kan keterlaluan!” “Bagaimana kalau kita demo saja ke rumah Mbok Jiyem!” celetuk Bagong. Kami yang sedang bergerombol; terdiam seketika. Apa yang disampaikan Bagong bisa jadi merupakan jalan keluar yang terbaik. Ya, demo. Mbok Jiyem mesti tahu bahwa orang kam-
MPA 327 / Desember 2013
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - DES 2013.pmd 32
11/30/2013, 7:45 AM
pung tidak menghendaki penebangan pohon randunya. Apalagi diyakini di pohon randu Mbok Jiyem bersemayam raja gendoruwo. Penguasa para gondoruwo di pohon-pohon randu kampung kami. Ketika orang-orang kampung masih tarik-ulur menetapkan hari pelaksanaan demo, mendadak sebuah truck senso membelah jalanan kampung kami. Debunya yang beterbangan ke angkasa menampar muka kami. Delapan orang yang kekar-kekar tubuhnya segera mempersiapkan semua peralatan untuk penebangan. Orang kampung seperti tersedot daya magnit. Segera terkumpul di sekitar rumah Mbok Jiyem. Tapi tak hendak melakukan demo. Begitu truck senso datang, pikiran demo lenyap begitu saja. “Ruuuummmmm…..” gergaji mesin memekakkan telinga. Seseorang memanjat pohon dengan membawa tali. Setelah mengikat erat-erat pohon randu ia turun lagi. Cuma seorang saja yang bertugas memotong pangkal pohon randu. Sedang yang lain menarik tali agar pohon jatuh ke tempat yang aman. Tak sampai duapuluh menit, pohon randu terbesar di kampung kami tumbang. Antara percaya dan tidak, kami mlongo. Ndomblong. Betapa mudahnya pohon wingit itu tumbang. Lalu di mana kesaktian sang gondoruwo. Begitu mudahnya ia menyerah tanpa memberikan perlawanan sama sekali. Sebenarnya kami berharap, begitu gergaji berhasil menebang pohon, si pohon randu itu kembali utuh seperti sedia kala. Digergaji lagi. Utuh lagi. Atau kalau-pun tumbang, itu hanya semenit saja. Lalu dengan sepenuh keajaiban, bangkit lagi dan berdiri seperti sedia kala. Tapi, pohon randu itu, benarbenar tumbang. Menampar muka kami. Memukul keyakinan kami. Mbok Jiyem sumringah wajahnya. Tukangtukang senso itu seperti semut menemukan roti. Segera memotong-motong kayu randu sesuai permintaan pasar. Mereka tampak bersemangat. Mungkin membayangkan uang yang bakal mereka keduk dari pohon yang cuma diberikan harga tigaratus ribu rupiah itu. Tepat menjelang maghrib truck
senso selesai mengerjakan tugasnya. Pohon randu yang telah berubah papan-papan tipis beralih ke truck lain yang akan mengantarnya ke para pemesan. Pohon randu yang perkasa itu telah lenyap dari mata kami. Diamdiam kami merasa kehilangan sesuatu. Kehilangan sebuah keluarga yang telah bertahun-tahun hidup bersama. “Nisa step. Nisa step!” demikian berita yang dibawa orang kampung. Kami segera melesat menuju rumah Pak Amir, ayahnya Nisa. Benar Nisa step. Matanya mlilik-mlilik. Tangannya kejang. Mulutnya berbusa. Segera kami usung ke rumah sakit. Belum selesai geger si Nisa, kampung kami digegerkan lagi dengan stepnya Ririn, anak pak Subur. Anak Pak Wiwid yang baru berusia tiga tahun juga step. Kampung kami benar-benar gempar. Semua kerisauan dialamatkan ke Mbok Jiyem. Dialah biang keladi dari musibah kampung ini. Seandainya pohon randu itu tak ditebang, maka takkan ada anak yang step beruntun. Padahal anak-anak itu tidak sakit. Mereka sehat-sehat saja. Tapi begitu pohon randu ditebang mereka keganggu gondoruwo. Itulah, kejadian malam hari ketika siang harinya pohon randu itu ditebang. Malam berikutnya, tak ada anak step lagi. Tapi si Parmin tiba-tiba saja jatuh terjerembab karena merasa dijegal oleh sosok tinggi besar. Slamet mesti lari tunggang langgang karena merasa dikejar makhluk tak dikenal dengan bendo di tangan. Priyadi bahkan secara meyakinkan, dirinya melihat bayangan yang berdiri dengan mata merah - rambut merah di tonggak pohon randu. Orang-orang segera kasakkusuk. Menggelar aneka cerita dan berita dari hasil rekaannya sendiri. Ada yang mengatakan umur Mbok Jiyem tinggal menunggu hari. Bahkan ada yang menyatakan tinggal beberapa jam. Begitu juga bagi tukangtukang senso yang telah lancang menebang randu. Karena kekeramatan si pohon randu mereka pasti akan kena bilahi. Paling sial, mereka akan terserang penyakit aneh. Atau bahkan mati dicekik. Kami diam-diam tengah menanam harapan buruk. Yakni menunggu musibah datang. Kami tak peduli, anak-
anak yang step sudah bisa bermainmain seperti biasanya. Kami juga tak peduli lagi, cerita tonggak pohon randu yang semakin nganeh-nganehi. Kami benar-benar menunggu apa yang akan terjadi dengan Mbok Jiyem. Sepekan berlalu. Sebulan. Dua bulan. Tapi Mbok Jiyem tak juga kena bendu. Malah makin aktif mendatangi pengajian Kyai Jafar. Ia juga berhasil mengajak ibu-ibu yang lain. Dengan tumbangnya pohon randu, langgar, makin hari makin ramai jamaahnya. Para bapak pun kembali mengisi shaf shalat jamaah. Mereka kembali mendengarkan pengajian Kyai Jafar. “Apakah Kyai percaya adanya bangsa jin?” tanya Slamet yang tak bisa lagi menahan kepenasarannya. “Tentu saja percaya. Bukankah jin itu termasuk makhluk ciptaan Allah?” “Kyai percaya pohon randu Mbok Jiyem yang ditebang beberapa waktu yang lalu dihuni gondoruwo?” “Tidak!” jawab Kyai Jafar tegas. “Dan untuk membuktikan bahwa pohon randu itu tidak ada gondoruwonya, maka saya meminta Ibu Jiyem untuk menebang pohon randunya!” Mendengar pengakuan Kyai Jafar kami benar-benar kaget. Sama sekali tak menduga bahwa kengototan Mbok Jiyem ternyata atas kehendak Kyai. “Saya menilai pohon randu itu mengganggu keimanan Bapak-Ibu sekalian. Dengan penebangan itu, saya berharap keimanan Bapak-Ibu tak lagi bercabang!” “Nah, karena sudah terbukti tak ada peristiwa apa-apa setelah penebangan pohon randu, maka saya akan memberikan satu lagi tambahan pelajaran tentang iman!” lanjut Kyai Jafar. “Besok ahad, kita bersihkan sendang. Berhala-berhala yang ada di sana kita singkirkan. Dahan-dahan beringin yang sudah lapuk kita po-tong sekalian agar tidak membahayakan...!” Kelanjutan ajakan Kyai Jafar tak bisa kami dengar lagi. Suaranya mendengking di telinga kanan. Adapun di telinga kiri, suara kaki dhanyang nini dhanyang melengking-lengking. Membuat kami pening. Membuat kami pening. MPA 327 / Desember 2013
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - DES 2013.pmd 33
11/30/2013, 7:45 AM
33
Evan Dimas Darmono
Kunci Prestasi itu Bernama Do’a Evan Dimas Darmono tak sekedar simbol kebangkitan tim sepak bola Indonesia. Tapi sosoknya juga merupakan simbol sebuah religuisitas. Betapa tidak, selain selalu bersujud syukur saat berhasil melesatkan bola ke gawang lawan, sang Kapten Timnas U-19 ini juga gemar merapal doa-doa sebelum memasuki lapangan hijau. Tak itu saja, sosok kalem ini pun tiap hari tak pernah absen untuk mengaji al-Qur’an dan shalat tahajjud. Sebab baginya, tak ada kesuksesan tanpa mendekatkan diri pada sang Ilahi. “Sebab tanpa itu, rasanya kita teramat sombong sekali di hadapan Allah,” tutur remaja kelahiran Surabaya 13 Maret 1995 ini. Apa yang dilakukannya dalam keseharian itu, ternyata membawa dampak yang luar biasa secara psikologis. Putra pasangan Condro Permono dan Ana ini merasa lebih nyaman dan tenang saat mengolah kulit bundar di tengah lapangan hijau. Semangat inilah yang juga membuat dirinya bisa menyelesaikan pertandingan hingga menit terakhir. “Saya rasakan dengan shalat dan doa, benar-benar membuat jiwa tenang saat bertanding,” ucapnya sambil melepas senyum. “Seakan ada suntikan tenaga yang sangat dasyat,” tambahnya. Tak sebatas itu saja, kala timnya sedang dalam kondisi tertekan lantaran gempuran bertubi-tubi dari lawan, do’a dan istighfar pun senantiasa dilafadzkannya dalam hati. “Sebab tanpa pertolonganNya, mustahil kami semua bisa keluar dari hegemoni lawan,” tuturnya. “Ternyata dampaknya luar biasa. Ibarat ada suntikan energi sehingga kami semua tidak mudah menyerah menghadapi tekanan lawan,” tutur sulung dari empat barsaudara ini penuh semangat. Sikap mahasiswa Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Administrasi Unitomo Surabaya ini tak datang begitu saja. Itu semua merupakan akumulasi proses hasil pendidikan agama yang diterapkan orang tuanya. Sedari kecil, Evan sudah dibiasakan dengan shalat dan mengaji. Bahkan kala usinya masih kelas 1 SD, dirinya dituntun sang ibu untuk menjalankan puasa Ramadhan. “Awal-awal saya sempat nangis karena tidak kuat puasa seharian. Tapi lama-lama akhirya terbiasa,” kenang alumni SDN 1 Made ini sambil melempar tawa kecil. Bahkan pembiasaan shalat, diajarkan sang ibu lebih ketat lagi. Sampai sekarang pun ibunya selalu mengingatkannya untuk tidak meninggalkan shalat sekalipun. Bahkan ketika Evan masih belia, dia tak mau sekedar coba-coba meninggalkan kewajiban shalat. Sebab jika ketahuan – apapun alasannya, bisa-bisa sang ibunda marah besar. “Itu dulu waktu kecil. Sekarang, karena sudah dewasa, tentu kita sendiri yang menjaga sebisa mungkin agar shalatnya tidak bolong-bolong,” ujarnya serius. Pengetrapan pola pendidikan agama di keluarga Evan bukan tanpa alasan. Sebab sang ibunda menginginkan anakanaknya menjadi orang ‘bener’ dan tidak mudah terpengaruh dengan kehidupan menyimpang. Untuk itulah sejak usia belia, Evan sudah diwajibkan mengaji di Madrasah Diniyah al34
Muttaqin yang berada tak jauh dari rumahnya. Tapi lantran sejak kecil memang hobi sepak bola – bahkan dia pertama kali masuk SSB Sasana Bhakti sejak kelas 4 SD, sehingga kadang berbenturan dengan jadwal ngaji. Karena itulah, suatu kali dia harus menerima teguran dari sang ustadz lantaran sering bolos. “Tapi saya menggantinya di rumah dengan mengaji sendiri,” kilahnya memberikan alasan. Tak cukup itu, sang ibu juga masih mewajibkannya mengikuti kegiatan Yasinan tiap malam Jum’at di lingkungan rumahnya. Meski pola pendidikan agama begitu ketat, ternyata keluarga Evan bukanlah berasal dari keluarga priyayi ataupun santri. Sebab sang ayah hanyalah seorang satpam dengan tingkat pemahaman agama yang biasa-biasa saja, Sedangkan sang ibunda merupakan pembantu rumah tangga biasa. “Sebagai orang tua, saya ingin anak-anak memiliki pengetahuan agama yang lebih baik,” tutur Ana sang ibunda Evan Dimas bersahaja. Maka tak heran, ketika Evan menyelesaikan studinya di bangku SD, dia langsung dimasukkan orang tuanya ke MTsN 2 Surabaya. Di sinilah Evan merasakan pendidikan dengan nuansa agama yang begitu kental. Dan yang paling membekas bagi Evan, adalah adanya kebiasaan mengaji bersama-sama tiap pagi menjelang jam pelajaran dimulai. “Saya biasanya berangkat dari rumah pukul 06.15, sehingga bisa sampai madrasah pukul 06.45. Sebab saat itulah kami bersama-sama mengaji,” katanya sambil menerawang ke masa silam. “Rutinitas itulah yang hingga sekarang saya lakukan. Tapi wak-
MPA 327 / Desember 2013
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - DES 2013.pmd 34
11/30/2013, 7:45 AM
ajang pencarian bakat bertajuk ‘The Chance’ ini, jug membuat hatrik kala Timnas U-19 menumbangkan Korea Selatan dalam babak Kualifikasi Kejuaraan U-19 AFC 2014. Bahkan dengan lantang dalam jumpa pers seusai pertandingan dia mengatakan: “Tidak ada yang tidak bisa dikalahkan, kecuali Tuhan.” Terbukti juara bertahan Korsel terpaksa meAkrab. Keluarga Evan Dimas Darmono saat bersilaturahim dengan Kakanwil Kemenag Prov. ngakui kedigdayaan timnas. Jatim Inilah yang mengantarkan Intunya saja yang diganti habis Maghrib hingga menjelang donesia lolos maju ke babak final untuk ke-16 kalinya. Atas keberhasilannya tersebut, remaja yang pernah isya’,” imbuhnnya menjelaskan. Itulah yang mengantarkan bintang sepak bola Indone- memperkuat skuat sepak bola Jawa Timur dalam Pekan Olahsia masa depan ini, tumbuh sebagai sosok yang bersahaja raga Nasional XVIII di Pekanbaru ini menuai banyak pujian. dan memiliki jiwa kepemimpinan. Tak heran jika pada Bahkan dirinya digadang-gadang sebagai pemain masa depan perhelatan Turnamen HKFA di Hongkong tahun 2012, ban Indonesia. Tidak itu saja, Evan termasuk salah satu punggawa kapten selalu dipercayakan Indra Sjafri – pelatih timnas U-17 timnas U-19 yang dilirik untuk bermain di Inter Milan. Atas prestasi dan pujian serta sorotan besar-besaran kala itu – kepada jebolan SSB Mitra Surabaya ini. Amanah yang dialamatkan kepadanya, dia hanya bisa mensyukurinya. itupun dijawabnya dengan raihan juara. Tak cukup sampai di situ saja. Pemain gelandang dengan Sebab apa yang dilakukannya hanya ingin membahagiakan postur tubuh 1.72 m (5 ft 8 in) ini, pada Turnamen HKFA 2013 orang tua dan masayarakat Indonesia. “Menjadi bagian dari bersama timnas U-19, juga mempersembahkan juara yang timnas dan menyumbangkan juara merupakan impian saya kedua kali bagi Indonesia di turnamen internasional. Dan sejak kecil. Jadi apapun akan saya lakukan demi bangsa dan yang cukup mengejutkan, di tahun yang sama, dia pun turut megara ini,” pungkasnya. Evan Dimas memang lebih dari sekedar simbol kebangberkontribusi saat Indonesia menjadi jawara dalam kejuaraan kitan tim sepak bola Indonesia. Prestasi demi prestasi telah AFF U-19. Lebih membanggakan lagi, remaja yang pernah menimbah ditorehkannya dengan gemilang. Dan kunci dari prestasi itu, ilmu langsung pada pelatih Barcelona, Pep Guardiola dalam adalah do’a. pri
Doa. Perwujudan dedikasi dan pengabdian kepada Ilahi
MPA 327 / Desember 2013
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - DES 2013.pmd 35
11/30/2013, 7:45 AM
35
Kejayaan Madrasah I Love Madrasah! Oleh Muhammad Anas, M.PdI*)
Ketika saya bersilaturrahmi ke teman sesama guru, Ada sebuah pertanyaan yang selalu di lontarkan: “Dapat berapa murid barunya ?” Pertanyaan itu begitu saja meluncur tanpa direncana sebagai pembuka percakapan. Seperti halnya ketika kita berkunjung ke sanak famili akan tanya:”Sudah berapa anaknya?”. Pada tahun ini, hampir seluruh teman guru madrasah yang saya kunjungi menyatakan ada kenaikan jumlah siswa di madrasah tempat tugasnya. Ada yang naik 60 persen, 70 persen, ada yang sampai 100 persen. Bahkan ada madarasah yang membuat ruangan baru dengan merombak dan mengalihfungsikan ruangan-ruangan yang sudah ada, sambil menunggu pengajuan penambahan ruangan baru. Karena muridnya melebihi jumlah ruang yang sudah ada. Sudah menjadi sebuah ukuran yang tak tertulis, majunya sekolah adalah jumlah siswa yang melimpah. Apalagi kalau sudah membatasi yang masuk. Mesti tergambar dalam pikiran ‘wah luar bisa’. Membatasi pendaftaran dengan jumlah tertentu atau menutup pendaftaran hanya beberapa hari setelah dibuka, menjadi tren eksistensi diri dan menaikkan tingkat lembaga pendikan dalam masyarakat. Setidaknya, gejala ke sana rupanya ada. Setelah mendapat kenyataan ini, saya mendiskusikan hal apa yang mendongkrak jumlah siswa baru di madrasah? Berbagai pendapat mengemuka. Ada pendapat dari seorang teman tentang melimpahnya murid madrasah, karena publikasi yang baik. Selama ini prestasi dan kegiatan madrasah sering dimuat media massa. Seperti tentang PORSENI, KSM dan berbagai kegiatan madrasah yang lain. 36
Di Pasuruan, PENDMA kantor KEMENAG Kab. Pasuruan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dalam hal ini Subdin Pergurag Kab. Pasuruan dan Radar Bromo. Mereka memberikan kesempatan kepada guru madrasah untuk menulis di Kolom I Love Madrasah. Proyek ini selain memperkenalkan madrasah ke masyarakat juga mempublikasi kesuksessan madrasah. Sehingga masyarakat mengenal madrasah secara kaffah. Lagu ‘Madrasah di Dadaku’ yang mengudara juga ikut menyapa masyrakat, sehingga tumbuh kesadaran untuk mempercayakan buah hatinya untuk dididik di madrasah. Dalam beberapa dialog yang saya lakukan dengan wali murid, terdapat rasa kekhawatiran dalam diri mereka tentang gelombang informasi yang luar biasa. Sehingga madrasah dipandang sebagai tempat terpercaya untuk mendidik putra-putrinya. Giatnya guru madrasah di kampung atau di kegiatan sosial lainnya, turut memperkenalkan madrasah di tengah masyarakat. Seperti pengisi acara ceramah ruhani di radio, di media tulis dan sebagainya. Maraknya wifi dan mudahnya akses internet kadang dapat mengorbankan siswa. Namun madrasah tidak demikian; tidak membiarkan peserta didik menjadi korban informasi di luar kontrol. Beberapa madrasah membatasi akses internet dan penggunaan komputer di luar tugas sekolah. Hanya seizin guru laptop dapat dipakai untuk melaksanakan tugas. Sehingga akses diluar kepentingan dapat dikendalikan. Anugrah besar semacam itu, seharusnya kita terima dan bersyukur sebagai wujud terima kasih hamba kepada Allah SWT. Bersyukur bukanlah pasif menerima, tetapi aktif menjaga dan
mencari karunia lain yang diberikan secara tersembunyi pada nikmat pertama. Guru yang mempunyai peran dalam pendidikan tidak saja bertugas melaksanakan yang dibebankan melalui undang-undang atau ketetepan yang berlaku. Ada tugas lain yang diemban. Tidak selamanya juga guru harus mengawasi anak didiknya. Tetapi bagaimana anak didik itu menjadi pengawasi bagi dirinya sendiri. Bagaimana mendisiplinkan dirinya sendiri. Hal itu harus ditumbuhkan dan harus tumbuh dalam diri peserta didik. Ada sebagian sekolah mendatangkan motivator utnuk memotivasi peserta didiknya. Ini baik bagi inovasi ke depan. Namun bagi sekolah yang tidak mengalokasikan dana untuk mendatangkan motivator, tidak boleh merasa kecil hati. Tapi harus tetap mempunyai keinginan membangkitkan semangat siswanya. Meminjam istilah Ririn Masyhuriah, praktisi BK, ‘diri sendiri dapat menjadi motivator’. Memperdayakan guru adalah pilihan yang tepat. Guru sebenarnya mempunyai daya motivasi yang begitu tinggi. Namun mempertajam keahlian tetap diperlukan. Buku tentang motivator mulai banyak di pasaran, sehingga dapat belajar dan berkonsultasi dengan teman. Dalam bagian ini saya ikutkan beberapa saran tentang motivasi berdasarkan pengalaman. Baik itu sebagai motivator atau orang yang diberi motivasi, Pertama, kebanyakan motivator adalah penasihat. Jika anak itu nakal dan tidak menyenangkan banyak orang, maka anak itu telah mendapat nasihat dari semua guru. Sehingga anak itu sudah mendengarkan 20 model nasihat, jika dalam sekolah itu ada 20 guru.
MPA 327 / Desember 2013
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - DES 2013.pmd 36
11/30/2013, 7:45 AM
Tadarus al Quran, lebih terasa enak sebagai pembaca, tapi sangat lama bagi yang mendengar. Artinya, mendengar orang lain itu sulit. Apalagi jika dia dipandang nakal. Tentu dia akan sulit menerima nasihat karena jemu. Suatu saat ada anak yang dipandang nakal. Tapi dia dapat menirukan hampir model cara berkata dan logat semua gurunya. Menedengarkan mereka akan lebih baik, meskipun harus tetap hati-hati dan selektif. Ucapan yang diucapkan belum tentu masalah yang dihadapi. Kadang juga sebagai respon saja dan bukan masalah yang sesungguhnya. Ada kepala madrasah yang tidak pernah menegur anak buahnya. Tapi tiap pagi beliau pertama yang selalu hadir di madrasah. Maka guru yang lain akan sungkan untuk hanya sekedar
tapi masalah berbeda. Sebagai contoh, ada anak yang kelihatan susah. Maka pnyebabnya bisa bermacam-macam. Survei akan menjadi jalan menemukan sasaran yang tepat, sekaligus pemecahan yang tepat pula. Teman, saudara dan tetangga akan menjadi informan terhadap pemecahan masalah dan memotivasi anak. Ketiga, adalah cerita. Hampir motivasi dari orang tua zaman dahulu berbentuk cerita. Dan hadits sebagai pedoman kita juga berbentuk cerita keseharian Nabi SAW. Cerita adalah jalan lain menyampaikan pesan. Tentunya
dianggap tidak terjadi, tapi itu akan mempengaruhi jiwa dan mental ataupun nama baik. Sedangkan yang kelima, bukan salah benar saja. Benar salah kadang sulit menentukan dalam mengatasi masalah. Maka kebijakan dan terselesaikannya dengan tepat adalah tujuan utama. Karena jika terlambat kurang berbekas pada diri anak. Dan yang keenam, adalah pelatihan. Saya rasa masih jarang adanya pelatihan, seminar yang membahas ten-
masuk halaman jika terlambat. Kedua, nasehat adalah hasil survei bukan perkiraan. Ketika akan memberikan nasihat dan motivasi, kita tidak bisa berdasarkan angan-angn belaka. Karena kadang respon hampir sama
cerita berdasar tema tertentu. Yang keempat, adalah doa. Doa diperlukan dalam pendidikan. Doa tak boleh ditinggalkan. Kebalikannya, mengkutuk anak dengan kata jelek jangan sampai dilakukan. Jika kutukan
tang masalah kejiwaan, masalah psikologi atau yang senada. Maka perlu dan sangat mendesak diadakan, demi masa depan lulusan madrasah. *) Guru MIN Beji Pasuruan. MPA 327 / Desember 2013
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - DES 2013.pmd 37
11/30/2013, 7:45 AM
37
Gerakan Cinta Membaca di Madrasah Oleh Sugito,S.Pd*) Melalui membaca, orang dapat memperoleh pengalaman baru menjelajah batas ruang dan waktu. Segala peristiwa yang terjadi di tempat lain, di masa lampau, atau di masa sekarang, atau kemungkinan kejadian di masa yang akan datang, dapat diketahui dan dicermati melalui membaca. Pada hakikatnya, masyarakat Indonesia telah mengenal membaca sejak lama. Tapi itu masih terbatas pada kalangan tertentu dan jumlahnya masih terbatas. Di kalangan tokoh-tokoh agama, membaca kitab suci merupakan keharusan dan pekerjaan rutin yang dilakukan pada waaktu-waktu tertentu. Kebiasaan itu diajarkan dan ditularkan kepada pengikut-pengikutnya. Di langgar-langgar, anak-anak belajar mengaji. Di lingkungan keraton para bangsawan membaca puisi dan ajaran hidup. Tingkat kemampuan membaca kita yang masih tergolong rendah, diyakini menjadi salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan. Secara logika, akan langsung dapat kita pahami keterkaitannya. Kalau siswa kita malas untuk membaca, maka akan sangat sedikit informasi yang mereka dapatkan. Kegiatan membaca di madrasah, sudah terintegrasi dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Sayangnya, minimnya jam pelajaran sering dijadikan alasan tidak berkembangnya budaya membaca. Padahal permasalahan utamanya, adalah kesadaran pengelola madrasah akan pentingnya budaya membaca yang masih rendah. Terbukti, kondisi perpustakaan sejumlah madrasah yang masih memprihatinkan. Berapa banyak madrasah yang koleksinya lengkap dan terupdate secara kontinu? Alasannya, kembali pada persoalan klise; tidak adanya sumber dana untuk buku-buku bacaan. Ketika gerakan peningkatan budaya membaca sedang digalakkan melalui program Gerakan Indonesia Membaca, dapat dijadikan momentum madrasah 38
untuk bangkit dan berada pada posisi terdepan. Ada beberapa cara untuk mensukseskan gerakan cinta membaca di madrasah. Pertama, adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas perpustakaan di masing-masing lembaga. Upaya ini termasuk peningkatan pelayanan petugas dan sarana perpustakaan kepada pengunjung. Kedua, mengembangkan secara intensif dan efektif jam wajib kunjung perpustakaan atau jam wajib membaca peserta didik. Yang ketiga, meningkatkan kemampuan dan keterampilan membaca peserta didik sedini mungkin. Kemampuan dan keterampilan membaca efektif peserta didik hendaknya dilakukan melalui pendekatan dan metode yang tepat sejak peserta didik mulai mengikuti pendidikan. Keempat, adalah menyelenggarakan lomba yang berkaitan dengan membaca; seperti membaca cepat, membuat sinopsis, serta kritik buku dan mengarang antar kelas, antar madrasah, kabupaten, provinsi dan nasional. Yang kelima, tersedianya perpustakaan yang dikelola dengan baik. Bicara terkait dengan budaya membaca, tidak lepas dengan adanya peran penting sebuah perpustakaan terlebih di lingkungan madrasah. Sebuah perpustakaan harus memberikan pelayanan dan manajemen yang baik dalam memberikan kebutuhan referensi peserta didik di madrasah. Jika perpustakaan adalah sebuah produk, maka ia harus menjamin kualitasnya dengan baik. Pustakawan juga harus cerdas dalam menganalisa koleksi buku apa yang diinginkan dan disukai oleh pelajar, jika perlu dilakukan penelitian. Keenam, promosi gerakan gemar membaca di lingkungan Madrasah. Cara untuk melakukan promosi ini, bisa bekerjasama dengan pihak kepala madrasah bersama jajaranya. Akan lebih baik lagi jika kepala madrasah, guru, dan staf madrasah menjadi orang pertama yang
mengawali gerakan gemar membaca di madrasahnya. Bisa juga membuat baliho atau spanduk di sekitar sekolah yang berisi seruan rajin membaca. Misalnya ‘Kami Ingin Pintar, makanya Kami Suka Membaca’, ‘Ingin Jadi Juara dan Berprestasi? Rajinlah Membaca’, dan begitu sejenisnya. Cara lain bisa juga dengan cara kebijakan sekolah yang mewajibkan semua siswa pada seminggu sekali atau dua kali diwajibkan untuk membaca sebuah buku di perpustakaan. Dan kemudian memerintahkan mereka untuk merangkum buku yang dipinjam, serta menjelaskan apa poin penting dari buku yang sudah mereka baca. Jangan terlalu sering menyalahkan para siswa malas membaca, jika para guru di sekolah sendiri tidak pernah memberikan contoh bahwa para guru juga gemar membaca. Yang ketujuh, adalah memberikan penghargaan untuk mereka yang rajin membaca. Caranya bisa dilakukan dengan kerjasama antara pihak perpustakaan dan Kepala Madrasah melalui kebijakan. Hadiah tersebut bisa diberikan kepada siswa yang paling sering meminjam buku di perpustakaan. Namun perlu dicatat, bahwa pemberian hadiah ini juga harus dilihat bukan hanya pelajar yang hanya suka meminjam buku perpustakaan saja, tapi harus dilihat prestasinya. Ini penting, agar pelajar tidak hanya mengejar supaya dapat hadiah dan kemudian mereka hanya sering pinjam buku tapi tidak pernah membacanya. Jadi ada semacam ketentuan berlaku disini, bahwa yang mendapatkan hadiah adalah mereka yang rajin meminjam buku yang kemudian diikuti dengan peningkatan prestasi setelah rajin membaca. Kedelapan, menyediakan buku murah atau dengan menyelenggarakan pameran buku. Selain menyediakan buku-buku baru, juga sebaiknya menyediakan buku-buku bekas yang berharga
MPA 327 / Desember 2013
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - DES 2013.pmd 38
11/30/2013, 7:45 AM
murah namun masih dalam kondisi yang bagus. Sehingga pengunjung terutama pelajar, punya keinginan untuk membeli buku yang murah dan membacanya. Yang kesembilan, adalah pengemasan buku yang menarik. Tidak hanya kemasan dari luar saja, kemasan dalam segi isi buku juga diperlukan. Kebanyakan para pelajar suka membaca buku fiksi seperti komik dan novel. Dan kebanyakan dari mereka juga tidak suka membaca buku ilmiah karena dianggap membosankan. Buku sejarah misalnya. Mereka menganggap buku sejarah itu menyebalkan dan memusingkan, meskipun sebenarnya buku sejarah itu berisi tentang
ku ilmiah saja. Melainkan menyediakan buku hobi dan buku fiksi yang banyak digemari para pelajar. Amat sangat menyenangkan bagi mereka, jika membaca buku tentang kegemaran yang mereka miliki. Dan informasi dari buku tersebut lebih mudah mereka dapatkan. Kesebelas, adalah tersedianya tempat koran sebagai media rekreatif setelah siswa penat dengan pelajaran sehari-hari, sehingga media surat kabar dapat dijadikan sebagai alternatif media belajar dan ilmu pengetahuan. Dan yang kedua belas, membuat jadwal kunjungan ke perpustakaan. Peserta didk diwajibkan berkunjung ke perpustakaan untuk mengerjakan tu-
didik, guru dan karyawan madrasah untuk membudayakan membaca, serta membuat slogan-slogan di kelas. Seperti ‘Tiada Hari Tanpa Membaca’, ‘Gunakan Waktu Luang untuk Membaca’, ‘Buku adalah Jendela Ilmu Pengetahuan’, dan sebagainya. Dengan membuat kegiatan yang bersifat rekreatif dan edukatif, diharapkan dapat membangun peserta didik mencintai membaca di madrasah. Dengan membaca, seseorang memperoleh berbagai informasi berupa pengetahuan, keterampilan, maupun pengalaman yang sangat bermanfaat bagi pengembangan diri, sikap dan wataknya. Membaca bukan hanya terarah
cerita dan kejadian-kejadian penting di masa lalu. Hal itu terjadi karena kata-kata yang ada di dalam buku sejarah kadangkala sulit dimengerti oleh peserta didik. Selain itu, nama-nama dan tanggal-tanggal yang ada di dalamnya juga membuat mereka jenuh. Lalu bagimana jika sejarah itu dikemas dalam bentuk yang menarik dan berbeda? Seperti dijadikan suatu komik yang disertai dengan ilustrasi gambar, atau dikemas dalam bentuk novel yang hanya fokus terhadap jalan cerita dan tidak banyak mencantumkan tanggal-tanggalnya. Kesepuluh, perpustakaan sebaiknya tidak hanya menyediakan buku-bu-
gas yang diberikan oleh guru. Dalam hal ini pustakawan berperan aktif sebagai pustakawan referens, jika peserta didik ada yang bertanya tentang referensi sebuah mata pelajaran. Ketiga belas, satu peserta didik satu buku. Kegiatan ini mewajibkan setiap peserta didik membaca satu buku yang sudah ditentukan madrasah dalam satu semester. Setiap peserta didik diwajibkan pula membuat review dalam bentuk catatan harian berdasarkan pengalaman membaca buku tersebut. Dan review ini sebagai syarat untuk mengikuti ujian. Yang keempat belas, adalah membuat majalah dinding. Sedangkan yang kelima belas, mewajibkan semua peserta
pada aspek kognitif, tetapi juga aspek afektif maupun psikomotorik. Buku dan bahan bacaan lain memiliki peran yang strategis dalam pembangunan bangsa. Bukulah yang membantu orang memperoleh pengetahuan dengan segala perkembangannya. Tanpa buku yang memungkinkan tulisan dalam bentuk kuantitas yang sangat besar disatukan dan disimpan, pengetahuan tidak akan mungkin berkembang. Dengan daya jangkau dan daya tahan yang lebih, buku berperan besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, serta memberdayakan peserta didik menjadi manusia yang berkualitas. *) Guru MTs Negeri Gresik. MPA 327 / Desember 2013
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - DES 2013.pmd 39
11/30/2013, 7:45 AM
39
Religious Experience pada Anak Sebagai Pembentuk Moral yang Sempurna Oleh Dra. Farida Hanum*)
Di era globalisasi, pendidkan dan kematangan jiwa terhadap nilai agama pada anak sangat diperlukan. Sebab tantangan berat akan dihadapi mereka di masa depannya. Oleh karena itu, penting buat kita para pendidik (orang tua dan guru) membekali mereka pendidikan formal dan nilai-nilai agama, serta nilai-nilai normatif yang berlaku di masyarakat. Pada umumnya agama seseorang itu sendiri ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan latihan-latihan yang dilaluinya pada masa kecilnya dulu. Seseorang yang pada waku kecilnya tidak pernah mendapatkan didikan agama, maka pada masa dewasanya nanti tidak akan merasakan pentingnya agama dalam hidupnya. Lain halnya dengan orang yang di waktu kecil mempunyai pengalaman-pengalaman agama, misalnya kedua orang tuanya faham betul dengan agama dan menjalankan dengan baik, lingkungan sosial dan kawan-kawannya juga hidup menjalankan agama, ditambah pula dengan pendidikan agama secara sengaja diajarkan di rumah, di sekolah dan masyarakat. Maka orang tersebut akan dengan sendirinya mempunyai kecenderungan kepada hidup dalam aturanaturan agama, terbiasa menjalankan ibadah, takut melangkahi larangan-larangan agama dan dapat merasakan betapa nikmatnya hidup beragama. Dewasa ini, pengaruh positif dan negatif kemajuan teknologi dan informasi hampir tidak bisa dihindari dalam kehidupan sehari-hari. Dampak dari kemajuan ini menimbulkan plus dan minus, termasuk dalam hal dekadensi moral-kemerosotan moral, terlebih kepada anak sebagai penerus bangsa. Dalam 40
hal ini yang seharusnya berperan aktif untuk mencetak penerus bangsa adalah orang tua, yaitu dengan mendidik moral dan pergaulan anak dan memberikan pengalam beragama untuk menjadikan anak memiliki kecakapan dalam hal agama. Keterlibatan mereka sangatlah diperlukan mengingat mereka sebagai significant other bagi anak. Pengalaman beragama yang ditanamkan sejak kecil pada anak nantinya akan menentukan kualitas moral anak setelah mereka dewasa. Mengajak anakanak untuk mengunjungi berbagai masjid, memberi fakir miskin sesuatu dari tangan sendiri, mengunjungi panti asuhan dan panti jompo, mengajak anak untuk ikut shalat dhuha dan tahajjud, akan dapat memperkaya pengalaman ruhani anak dan akan berkesan sepanjang hayat anak. Memang bahwa pada mulanya sikap beragama anak dibentuk di rumah, namun kemudian disempurnakan di sekolah, terutama oleh guru-guru yang mereka sayangi atau yang mereka idolakan. Maka guru yang diidolakan siswa hendaklah menjadi guru yang shaleh. Kemudian anak perlu juga untuk memiliki pengalaman bergaul dan melaksanakan aktivitas keagamaan, misal seperti di TPA (Taman Pendidikan Al-Quran), kegiatan menyantuni anak yatim dan fakir miskin, kegiatan didikan subuh dan seterusnya. Dari pengalaman bersosial (bergaul) sejak kecil, maka berkembanglah rasa kesadaran moral dan sosial anak. Kesadaran tersebut bisa lebih optimal pada masa remaja. Ayah dan dan ibu memiliki peran yang sama dalam pendidikan anak. Malah kaum bapak yang terlibat dalam mengurus anak dan rumah akan sangat di-
hormati oleh istri mereka. Orang tua perlu menerapkan pola demokrasi di rumah dan memperlihatkan rasa akrab dalam keluarga agar anak merasa diterima. Pengalaman beragama sangat penting ditanamkan pada anak untuk membentuk moral anak ketika usia dewasa, tentunya itu semua dilakukan oleh orang tua yang sangat bertanggung jawab pada kehidupan anak. Pola asuh, pola hidup dan kebiasaan yang baik sejak dini, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan psikis dan fisik seseorang. Kunci utama dari semua ini, adalah religious experience yang di terima anak di dalam keluarga, terutama dari seorang ibu. Ada tiga tahapan perkembangan jiwa beragama pada anak, yaitu: The Fairly Tale Stage (tingkat dongeng) Pada tingkatan ini terjadi pada anak usia sekitar 3-6 Tahun, dalam mengenal agama dan mengenal Tuhan pada anak banyak dipengaruhi oleh fantasi dan emosi. Mereka bisa memahami ajaran agama dengan dongeng-dongeng. Dengan caranya sendiri anak mengungkapkan pandangan teologisnya, pernyataan dan ungkapannya tentang Tuhan lebih bernada individual, emosional dan spontan tapi penuh arti teologis. The Realistics Stage (tingkat kepercayaan) Pada tingkat ini pemikiran anak tentang Tuhan yang awalnya terbatas pada emosi berubahmenggunakan pikiran atau logika. Usia yang dipandang sebagai permulaan pertumbuhan logis, adalah usia 7 tahun. Maka pada usia inilah perlunya pembiasaan-pembiasaan yang baik seperti melakukan shalat. The Individual Stage (tingkat
MPA 327 / Desember 2013
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - DES 2013.pmd 40
11/30/2013, 7:45 AM
individu) Pada tingkat ini anak mulai memiliki tingkat kepekaan yang tinggi, sejalan dengan perkembangan usia mereka. Anak sudah bisa berfikir lebih logis lagi. Sehingga mereka sudah bisa melakukan pembiasaan-pembaisaan yang sudah mereka lakukan selama ini. Dan pembiasaan yang mereka lakukan sudah menjadi tanggung jawab mereka sendiri. Menurut Imam Bawani membagi fase perkembangan agama pada masa anak menjadi empat bagian yaitu: a. Fase dalam kandungan Untuk memahami perkembangan agama pada masa ini sangatlah sulit, apalagi yang berhubungan dengan psikis ruhani. Meski demikian perlu dicatat bahwa perkembangan agama bermula sejak Allah meniupkan ruh pada bayi,
ngarkan adzan dan iqamah saat kelahiran anak. c. Fase kanak- kanak Masa ketiga tersebut merupakan saat yang tepat untuk menanamkan nilai keagamaan. Pada fase ini anak sudah mulai bergaul dengan dunia luar. Banyak hal yang dia saksikan ketika berhubungan dengan orang-orang orang di sekelilingnya. Dalam pergaulan inilah, dia mengenal Tuhan melalui ucapanucapan orang di sekelilingnya. Dia melihat perilaku orang yang mengungkapkan rasa kagumnya pada Tuhan. Anak pada usia kanak-kanak belum mempunyai pemahaman dalam melaksanakan
an agama juga menunjukkan perkembangan yang semakin realistis. Hal ini berkaitan dengan perkembangan intelektualitasnya yang semakin berkembang. Sebagai anak yang berada dalam tahap pemikiran operasional kongkret, maka anak-anak usia sekolah dasar akan memahami segala sesuatu yang abstrak dengan interpretasi secara kongkret. Hal ini juga berpengaruh dengan konsep-konsep keagamaan. Hal inilah yang disebut dengan Religious Experience, yang penting sekali untuk penyempurnaan mental pada anak. Sehingga seorang anak yang
tepatnya ketika terjadinya perjanjian manusia atas Tuhannya. b. Fase bayi Pada fase kedua ini juga belum banyak diketahui perkembangan agama pada seorang anak. Namun isyarat pengenalan ajaran agama banyak ditemukan dalam hadits, seperti memperde-
ajaran Islam, akan tetapi di sinilah peran orangtua dalam memperkenalkan dan membiasakan anak dalam melakukan tindakan- tindakan agama sekalipun sifatnya hanya meniru. d. Masa anak sekolah Seiring dengan perkembangan aspek- aspek jiwa lainnya, perkembang-
sudah memiliki pengalaman agama yang baik dan mengakar, pasti mereka mampu memperbaiki karakter, kepribadian dan moral anak – sebagai bekal anak untuk bisa hidup di era globalisasi yang penuh tantangan. *) Guru DPK di MI Ma’arif Kedensari Tanggulangin Sidoarjo. MPA 327 / Desember 2013
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - DES 2013.pmd 41
11/30/2013, 7:45 AM
41
MTsN Takeran Magetan
Madrasah yang Hidup dari Pagi hingga Pagi
Rustamaji, S.Ag, Membiasakan para siswa mengamalkan ajaran-ajaran agama, berdisiplin, mandiri dan menjaga kebersihan, tak cukup hanya dengan mengajak mereka dengan himbauan semata dan lalu membiarkannya begitu saja. Namun harus terus-menerus melakukan monitoring dan tak jemu-jemu mencarikan solusi bagaimana agar kebiasaan yang sudah berjalan baik bisa berjalan sebagaimana mestinya. Dengan begitu, pembiasaan tersebut akan menjadi sebuah karakter madrasah secara menyeluruh. Itulah yang setiap saat dilakukan oleh MTsN Takeran Magetan. Tak heran jika madrasah ini menjadi satu-satunya wakil dari madrasah yang mendapatkan penghargaan Widya Pekerti Nugraha Tingkat Jawa Timur 2013 – sebuah penghargaan bagi sekolah yang berkarakter. Ada kebiasaan menarik yang dilakukan
dalam tartil Qur’an. Sebagai langkah kongkretnya, dilaksanakanlah sebuah program tuntas tartil al-qur’an. Program ini menangani para siswa yang mempunyai keterlambatan dalam hal tartil Qur’an. Mereka yang ditangani adalah siswa kelas 7, yang memang berlatar belakang berbedabeda, sehingga kemampuan tartil Qur’annya berbeda pula. Sebagian mereka ada yang dari madrasah, meski tak jarang pula yang dari sekolah umum. Oleh karenanya, dengan program tersebut ditargetkan siswa kelas 8 Drs. H. Moh Jubarudin, M.Pd nantinya tidak ada lagi sismadrasah yang berlokasi di desa Kuwonhar- wa yang tak bisa tartil al-Qur’an. Program jo Takeran ini. Sejak sepuluh tahun silam, ini dilaksanakan seusai jam formal, atau saban pagi menjelang para siswa siap me- yang dikenal dengan Bimbingan Intensif Bemasuki gerbang madrasah, di garda depan lajar (BIB), sehingga tidak mengurangi tergerbang madrasah guru-guru dengan senyum hadap ketuntasan materi yang harus dipermengembang, menyambut, menyalami, se- oleh siswa. Para siswa yang mempunyai keterlamraya memberikan do’a kepada seluruh siswasiswinya. Dengan harapan, agar para siswa batan tersebut, akan dikelompokkan ke dalam kelas tersendiri. Penanganannya pun dimendapat ilmu yang bermanfaat. Sejurus kemudian, mereka diajak me- laksanakan berbeda. Dalam satu kelas, akan laksanakan shalat Dhuha berjamaah di mu- ditangani tidak hanya satu guru tapi bebesholla sembari membaca surat Yasin hingga rapa guru. Model pembelajarannya pun metuntas dan diakhiri dengan do’a. “Sebelum makai model sorogan, yaitu dengan cara satu dimulainya pelajaran, para siswa juga mem- per satu siswa menyetor tartil al-Qur’an baca asma’ul husna,” ungkap Rustamaji, langsung ke guru. Sehingga kemampuan persiswa terpantau dengan benar. “Program ini S.Ag, Kepala MTsN Takeran Magetan. Sebagai lembaga yang mengedepankan sangat membantu dalam menuntaskan kenilai-nilai religius, madrasah yang berasal dari mampuan tartil al-Qur’an para siswa,” ujar Pondok Pesantren Sabilul Muttaqin Takeran suami Sriyati ini seraya membeberkan fakta. Tak hanya di situ saja. Untuk memini juga sangat menekankan ketuntasan siswa
Mendapatkan piagam sebagai madrasah yang berkarakter
42
Gedung Matsaneta tampak dari depan
MPA 327 / Desember 2013
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - DES 2013.pmd 42
11/30/2013, 7:45 AM
Jajaran para guru dan pegawai MTsN Takeran Magetan bangkitkan kesadaran siswa, di setiap sudut dinding depan kelas terpajang grafiti-grafiti hasil karya para siswa. Pada grafiti itu, siswa menuangkan karya seninya dengan tema yang bermacam-macam. Ada yang mengisinya dengan kaligrafi, juga kata-kata yang membangkitkan semangat untuk menimba ilmu. Keberadaan grafiti tersebut tentu menambah semarak dan berwarnanya teras madrasah. Apalagi grafiti ini bersanding dengan tatanan beranda kelas yang dihiasi berbagai macam tanaman dan bunga, serta tempat cuci tangan yang menambah kenyamanan saat siswa menimba ilmu dan saat menikmati waktu istirahat. Tak ayal, jika para siswa sangat enjoy dan merasa seperti rumah sendiri. “Madrasah ini hidup dari pagi hingga paginya lagi,” tutur pria kelahiran Magetan ini bernada kelakar. Kenyamanan memang terasa sekali ketika keliling di sudut-sudut ruang kelas. Apalagi setiap kelas dikondisikan bukan hanya dalam keadaan bersih, tapi juga suci. Ruang dalam keadaan suci ini, lantaran di setiap pagi dan siangnya para siswa dengan kesadaran penuh ikut menjaganya dengan cara mengepel. Sehingga jika musholla tidak mampu menampung jamaah, ruang kelas bisa disulap menjadi tempat shalat. Para siswa pun dengan nyaman mengikuti pelajaran
Pasus dengan berbagai keahlian yang tinggi
dengan melepas sepatu, bahkan dengan beralaskan lantai sambil bercengkrama dengan guru saat pelajaran. Keadaan yang nyaman ini, didukung pula dengan sarana dan prasarana yang ada di madrasah yang melahirkan seorang Dahlan Iskan ini. Setidaknya, di setiap ruang kelas tersedia LCD proyektor, speaker aktif dan fan, sehingga sangat menunjang terhadap proses belajar mengajar. Sementara itu, 46 channel tersedia di laboratorium bahasa, dan jaringan hot-spot juga bisa diakses di lingkup madrasah. “Januari nanti akan dilaunching pula radio sebagai ajang kreativitas guru dan siswa,” ujar bapak 3 anak ini membeberkan. Kreativitas siswa memang diberi ruang yang besar. Terlihat mereka diberi kebebasan untuk mendesain ruangan kelas senyaman mungkin. Tidak heran jika di bagian sudutsudut ruangan, pajangan-pajangan berupa karya tangan siswa tertata apik yang menambah semarak dan nyamannya kelas. Selain itu, ada beberapa siswa yang tergabung dalam pasus (pasukan khusus), yang diberi peran sebagai pemotivasi bagi teman-teman sejawatnya. Selain itu juga sebagai contoh kedisiplinan dan pembiasaan, sehingga pembiasaan baik yang diharapkan mudah tercapai. Pasus tersebut merupakan siswa-siswi pilihan dari anggota Pramuka. Mereka disa-
Pembiasaan bersalaman jelang masuk sekolah
ring dengan ketat dan digembleng dengan berbagai keahlian kepramukaan. Baik itu fisik maupun mental. Keahlian yang diberikannya pun melebihi tingkat keahlian yang biasa diberikan kepada pramuka tingkat SMP. Keahlian naik gunung maupun panjat tebing, sudah menjadi sajian yang biasa bagi mereka. Tak salah jika deretan piala dari berbagai kejuaraan kepramukaan diraih oleh tim pramuka dari MTsN Takeran Magetan ini. “Tim pramuka di sini siap setiap saat, jika sewaktu-waktu ada lomba pramuka,” tutur Angga Eko Wawansari, pembina pramuka Matsaneta – julukan MTsN Takeran Magetan. Dengan berbagai sarana dan prasarana serta SDM yang menunjang, tak salah jika MTsN yang juga mempunyai 3 kelas program (bilingual, unggulan dan religion) ini, ditunjuk sebagai wakil madrasah yang mendapatkan penghargaan Widya Pekerti Nugraha Tingkat Jawa Timur 2013. Penghargaan itupun juga tak lepas dari kiprah mantan Kepala MTsN Takeran sebelumnya, Drs. Moh. Jubaruddin, M.Pd, yang telah berupaya keras untuk mewujudkan madrasah yang berkarakter. “Pembiasaan tentang karakter tidak henti-hentinya kami lakukan hingga hari ini,” ujar Dra. Anys Ruchana, Wakamad Pengendalian Mutu. Hisy/Kurdi
Ruang kelas yang nyaman penuh ornamen karya siswa
MPA 327 / Desember 2013
02 LAYOUT B - HAL 26 - 43 - DES 2013.pmd 43
11/30/2013, 7:45 AM
43
Nabi Dawud Kepala Negara
(02)
(Antara Teokrasi & Sekularisme)
T
etapi Asiyah isteri Fir’aun dengan cepat mencegah sambil mengatakan bahwa anak kecil belum mempunyai perasaan macammacam, dibuktikan bahwa bayi Musa diberi bara api yang menyala merah dan disisi bara ditaruh mutiara yaqut, ternyata bayi Musa memilih bara api yang menyala untuk dimakan; Akibatnya Musa sakit mulutnya dan tidak pandai berbicara yang fasih, Nabi Musa berdo’a : “dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku,20:28. supaya mereka mengerti perkataanku”(QS.20 Thaha 37-28) Tetapi, karena Musa tidak fasih berbicara, maka TUHAN me nunjuk Harun, kakak Musa, untuk membantunya (Bibel Keluaran 4:14). Harun menjadi juru bicara atas nama nabi Musa ketika berbicara kepada Firaun, Raja Mesir (Bibel-Keluaran 5:1). Setelah menginjak dewasa anak muda Musa mendapat masalah dan berkelahi dengan anak bangsa Mesir oleh Musa lawannya ini ditempeleng dan tiba-tiba mati “(QS 28 Al-Qashash 15-28). @ Tercatat di sdalam kitab tersebut (1h140) bahwa akhirnya terjadi ketegangan antara Nabi Musa dengan Raja Fir’aun dilanjutkan dengan adu kekuatan oleh semua tukang sihir Fir’aun melawan Mukjizat Nabi Musa disaksikan oleh semua warga negeri Mesir(QS 7 Al-A’raf 110-112) dan (S.20 Thaha 61-68). Para tukang sihir segera melepaskan tali-temali, tongkat kecil dan besar yang berubah menjadi ular jumlahnya banyak sekali luar biasa memenuhi lapangan yang luas. Kemudian Allah memerintahkan Nabi Musa melepaskan tongkat mukjizatnya; Dan begitu dilepas tongkat itu berubah menjadi ular yang terlalu besar lalu menelan semua ular gadungan bahkan ketika dipegang diambil kembali tongkat ini oleh Nabi Musa tiba-tiba seluruh benda, tali, tongkat sebelum menjadi ular buatan tukang sihir ikut habis sama sekali ditelan oleh ular dari tongkat Nabi Musa; Sehingga dengan bersihnya ular jadi-jadian beserta alat-alat sihir itu ditelan oleh tongkat mukjizat inilah maka seluruh tukang sihir
44
MPA 327 / Desember 2013
terkejut heran luar biasa dan langsung beriman kepada Nabi Musa!!! Sebab Ilmu Sihir mereka terbukti bohong-bohongan dibanding tongkat Nabi Musa, disak sikan beribu-ribu penonton. Maka seluruh tukang sihir diancam hukuman berat oleh Fir’aun bahwa mereka akan dipotong tangannya dan disalib di pucuk pohon kurma!!! Tetapi iman itu hanya dapat dihayati oleh tukang sihir dengan keyakinan penuh mereka berdo’a mohon kesabaran melawan ancaman Fir’aun itu” (QS.20 Thaha 69-73) Konon Hizqiyal adalah seseorang yang beriman kepada Allah sebelum itu, malah tercatat bahwa dialah yang membuat peti tempat bayi Musa waktu dihanyutkan ke sungai Nil jaman dahulu, rasa optimis dia tukang pembuar peti ini bertambah besar gembira luar biasa. Oleh Fir’aun maka Hizqiyal yang menyembunyikan keyakinan agamanya ini ikut dibunuh bersama dengan semua tukang sihir itu. Selain Hizqiyal ternyata ada rekan yang yang sama-sama menyem bunyikan agamanya yaitu: Masyithah pengasuh sehari-hari anak Fir’aun; Tiba-tiba saat sisir rambutnhya jatuh dia mengu capkan “Basmalah” bahwa Tuhan itu ialah Allah; Lalu dilaporkan anak tersebut kepada Fir’aun bapaknya. Akibatnya Masyithah bersama anak-anak Masyi thah dihukum dilemparkan ke jedi (tempayan besar) penuh air mendidih kemudian satu-persatu anak Masyi thah lebih dahulu dilemparkan ke dalam jedi dan anak terkecil yang bayi itu dilemparkan belakangan dia sempat menasehati ibunya supaya bersabar bahwa yang benar ialah si ibu, terakhir Masyithah dilemparkan ke air mendidih itu sampai mati” (QS.40 Al-Mu`min 28). Masih ada lagi Asiyah isteri Fir’aun juga menyembunyikan iman. Ketika Fair’aun memberi tahu kepada Asiyah bahwa Masyithah sudah dihukum mati, maka Asiyah menjawab; ” Celaka kamu” Sehingga Fir’aun menuding Asiyah sudah gila dan menghukum mati Asiyah. Sebelum mati Asiyah berdo’a (Qs66a11):
“Dan Allah membuat istri Firaun menjadi perumpamaan bagi orangorang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang lalim"(QS.66 AtTahrim 11), Kemudian Fir’aun kawatir orang banyak akan beriman kepada Nabi Musa, dia perintahkan kepada aparatnya untuk membuat menara tinggi-tinggi tidak ada yang mengalahkan dia akan mencari tuhannya Nabi Musa”(QS.28 Al-Qashash 38-39). Maka Allah menurunkan azab hujan besar tidak berhenti sampai menenggelamkan segala-galanya. Disusul dengan belalang, kutu busuk, katak; Berhubung kekufuran Fir’aun dan terus melawan dakwah, Nabi Musa dan nabi Harun mengadu dan berdo’a: 10:88. Musa berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, ya Tuhan kami akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih." 10:89. Allah berfirman: "Se sungguh nya telah diperkenankan per mohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui"(QS.10 Yunus 88 -89). Akhirnya Allah memberi wahyu kepada Nabi Musa untuk kembali pulang ke negeri Israil, Nabi Musa dengan 620.000 orang kaum Bani Israil berangkat; Namun Fir’aun segera mengejar mereka sampai hampir terjebak, lalu hati mereka berdebar-debar takut tertangkap oleh tentara Fir’aun.
Pengasuh : Prof. Imam Muchlas, MA
Klimaks puncaknya ialah semua mereka terjebak laut Merah sedangkan pasukan Fir’aun semakin dekat, ,maka segera Nabi Musa memukulkan tong katnya ke permukaan laut Merah itu tiba-tiba lautan terbelah setinggi gunung di tengahnya berubah menjadi jalan raya 12 jalur untuk 12 suku bangsa Israil (QS.26 Asy-Syu’ara` 62-66) Dalam kejar mengejar ini begitu kaum Bani Israil ini sampai di tepi laut sedangkan Fir’aun dan balatentaranya masih berada di belakang, laut tiba-tiba menutup jalan sekaligus menengge lamkan Fir’aun dengan seluruh bala tentara Fir’aun itu mati semua. Perlu dicatat bahwa pada detikdetik sekaratnya Fir’aun mengucapkan ikrar beriman, tetapi ucapan ini ditolak oleh Allah (QS.Yunus 90-92). (4) Zakariya a.s. Kitab Al-Bidayah wan Nihayah (2h397) mencatat bahwa Zakariya adalah cucu Nabi Sulaiman, beliau adalah yang mengasuh Maryam anak saudaranya. Dan tercatat bahwa Nabi Zakariya adalah tukang kayu (Shahih Muslim no.4384, Sunan Ibnu Majah no.2141). (5) Nabi Yahya a.s. Nabi Yahya adalah putera Nabi Zakariya, beliau terkenal sangat keras memegang teguh hukum Allah (Taurat, Zabur). @ Ibnu Katsir dalam kitabnya Qishashul Anbiya`(2h362) mencatat Nabi Yahya dibunuh sebabnya ialah Nabi Yahya berani melarang Raja akan menikahi perempuan yang haram hukumnya. Konon sang wanita calon isteri itu menuntut maskawinnya ialah darah Nabi Yahya; Konon raja memanjakan sang calon isteri apapun yang diminta akan dipenuhi; Maka perempuan itu meminta darah Nabi Yahya. Sehingga raja memerintahkan algojonya untuk membunuh Nabi Yahya tepat beliau sedang shalat di Mihrab-nya demikian setelah dibunuh kepalanya ditaruh di baskom dengan darahnya sekali diserahkan kepada perempuan tersebut dan Nabi Zakariya juga dibunuh sekali. Pada halaman berikutnya AlBidayah wan Nihayah (2h411) juga mencatat hal yang sama seperti kisah dalam kitab Qishashul Anbiya` di atas. Yahya adalah orang yang paling hebat pada jamannya. Oleh Allah diberi gelar artinya tuan dan tidak mempunyai nafsu terhadap wanita, @ Kaum Yahudi suka membunuh nabi-nabi Kaum Yahudi itu suka membunuh nabi-nabi yang tidak mereka sukai disebut di dalam AlQuran S.2 AlBaqarah 61, 87, 91, S3 Ali ‘Imran 21, 112,S5 Al-Maidah 70, Bibel-Alkitab
Matius 23:29-29, kitab Yohanes 8:3740 juga mencatat bahwa mereka telah membunuh Nabi Zakharia, dibunuh di tempat suci, mereka juga suka membuat kuburan menjadi tempat ibadah (Lihat juga Muwathta`Malik no.1387 )(http:// www.facebook.com). ~Tafsir Al-Manar (6h20) mencatat bahwa hukum pancung dan salib memang sudah menjadi adat kebiasaan para raja dan pemerintahan di jaman dahulu, seperti jaman Romawi, kaum Yahudi telah membunuh para nabi N.Zakariya, Yahya dan Nabi Isa a.s. (6) Nabi ‘Isa a.s. Kaisar Pilatus Romawi bersama kaum Yahudi karena persoalan politik berusaha membunuh Nabi ‘Isa a.s. kemudian Kaum Yahudi merasa benarbenar telah berhasil membunuh dan menggantung N.’Isa itu di tiang Salib. Tetapi pengakuan mereka ini ditolak oleh Allah dalam Al-Quran. Sumber yang paling shahih ialah dari Allah Ta’ala bahwa Nabi ‘Isa selamat tidak tertangkap, tidak dibunuh, tidak mereka salib; Allah berifman dalam Al-Quran:
“……..padahal mereka tidak mem bunuhnya dan tidak (pula) menyalib nya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan 'Isa bagi mereka. Sesungguhnya orangorang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa”(S.4 An-Nisa` 157). ~Al-Wahidi dalam Tafsir Al-Wajiz (h300) mencatat, bahwa saat itu terjadi perselisihan pendapat tentang orang yang disalib tersebut ada yang mengatakan Nabi ‘Isa sedangkan se bagian lagi menyanggahnya bahwa diSalib itu bukan N.’Isa. ~Tafsir Fi Zhilalil Quran(2h270) mencatat kisah sekitar penangkapan Al-Masih bahwa saat tentara(Romawi) bersama kaum Yahudi datang maka N.’Isa Al-Masih lalu mundur menyelinap bersembunyi, kemudian Jibril, Mikail, Rafail dan Uril mendapat perintah Allah untuk mengambil Nabi ‘Isa dari alam dunia, diangkat ke langit ke-iii menyertai para malaikat. Tepat saat itu Yahudza yang wajahnya sangat mirip dengan Nabi ‘Isa masuk yang paling awal ke ruang bekas tempat Nabi
‘Isa berada, maka Yahudza inilah yang dibunuh dan disalib Kaum Yahudi dan tentara Romawi itu. ~Thanthawi dalam kitabnya AlWasith (h 1128) mengutip pernyataan Husain Muhammad al-Makhluf bah wa para penyerang tentara Romawi memang tidak kenal atau belum faham yang manakah Nabi ‘Isa itu, maka tepat ketika tentara Romawi itu masuk rumah tempat Nabi ‘Isa berada, mereka melihat seseorang(Yahudza) karena sangat mirip dengan Nabi ‘Isa sedangkan Nabi ‘Isa sendiri telah diselamatkan Allah diangkat ke tingkat tinggi maka yang paling awal masuk di tempat bekas Nabi ‘Isa (Yahudza) dialah yang harus dibunuh itu padahal dia bukan Nabi ‘Isa Al-Masih. ~Asy-Sya’rawi dalam Tafsirnya (h1005) menyatakan bahwa Islam memegang teguh firman Allah bahwa yang dibunuh itu bukan Allah dan bukan Anak Tuhan, sebab jika dia itu Tuhan atau Anak Tuhan pasti dia mempunyai kekuatan untuk melawan Kaum Yahudi dan tentara Romawi tersebut maka “Bagaimana logikanya makhluk namanya manusia dapat mengalahkan Tuhan atau Anak Tuhan”??? Oleh karena itu Islam datang untuk meluruskan iman kepercayaan seperti ini. ~Tafsir Fathul Qadir (1h806) mencatat bahwa Kaum Nasrani aliran Nestorius mengatakan yang dibunuh itu benda manusianya (Nasut) bukan hakikat Tuhan (Lahut). Sedangkan madzhab Malkani meyakini bahwa yang dibunuh dan yang disalib itu betul-bentul benda manusia Al-Masih dia ini juga benarbenar hakikat Tuhan. Pendapat ini senada dengan ajaran Athanasius bahwa dalam detik-detik lahirnya ‘Isa Al-Masih waktu keluar dari rahim Maryam itu SUNGGUH benar-benar Tuhan Alah yang datang sendiri ke dunia! B. Nabi menjadi Kepala Negara
(1) Nabi Dawud a.s. Tercatat dalam Kitab Tarikhur Rusul (1h276) kisah kaum Bani Israil ketika berperang melawan bangsa ‘Amaliqah dengan raja ‘Amaliqah bernama Jalut yang menjajah kaum Bani Israil, maka kaum Bani Israil berdo’a kepada Allah, memohon adanya nabi untuk melawan penjajah bangsa ‘Amaliqah ini, lalu Allah mengutus Sam’un ( ) ; Maka Simon meminta kesediaan kaum Bani Israil untuk Perang Sabil, tetapi mereka kufur kepada nabinya. Bukti salah satunya ialah Tabut, tongkat Nabi Musa, guci kitab Taurat, sebagaimana termaktub dalam AlQuran (QS.2 Al-Baqarah 248) Bersambung...
MPA 327 / Desember 2013
45
Pengasuh: dr. H Rasyid M Tauhid-al-Amien, MSc., DipHPEd., AIF.
Kalau ada orang yang menyebut hernia, yang biasanya terbayang adalah seorang lelaki bersarung karena kantung buah zakarnya membesar, sehingga sulit baginya untuk tampil bercelana, padahal hernia bukanlah hanya yang begitu. Klinik.
Hernia pada dasarnya adalah masuknya “isi perut” ke celah yang tidak biasanya tak tampak ada. Perut kita pada dasarnya berupa ruangan yang berdinding lapisan-lapisan beberapa macam jaringan, misalnya (otot dan serat-serat pendukung ataupun “pengikatnya”, pembuluh darah, getah bening, syaraf, dan tulang belakang, serta struktur kulit. Rongga perut ini bukanlah ada sejak awal; rongga itu terbentuk dalam proses pertumbuhan janin sejak pembuahan sampai bayi lahir; bahkan sesudah lahir proses lanjut masih terjadi. Dalam proses lanjut inilah secara mudah kita mungkin melihat misalnya bahwa ada anak yang tumbuh dengan kondiri “bodong”, yaitu pusarnya tampak besar tidak seperti lazimnya pada anak lain. Pusar ini adalah “sisa” tali pusat, yang semula merupakan jalur aliran darah dari ibu ke bayi alam kandungan; setelah tali pusat dipotong maka di tempat “masuknya” tali pusat ini akan tumbuh “jaringan ikat” yang kemudiannya membetuk “penutup lubang” masuknya tali pusat itu. Jika pertumbuhan ini terganggu, maka tempat ini akan merupakan suatu “celah” yang isi perut (misalnya usus) dapat tampak menonjol di situ. Jika bayi sering mengejan atau menangis, sulit menutup ataupun bahkan celah ini kian melebar sehingga keberadaan usus di dalamnya dapat lebih jelas terlihat. Celah yang lain adalah jalur “lewatnya” biji buah
46
MPA 327 / Desember 2013
zakar (testis). Dalam pertumbuhan janin, awalnya buah zakar itu berada di dalam rongga perut. Sesuai dengan fungsinya sebagai penghasil sel sperma (sel “telur” lelaki yang memerlukan suhu “dingin” untu tumbuh sempurna, maka biji ini didirorong keluar dari rongga perut menuju ke kantung buah zakar untuk menetap di situ. Secara normal perjalanan ini telah selesai sebelum bayi lahir, dan jalur yang dilewatinya itu sudah tertutup oleh jaringan ikat. Karena celah itu kadang-kadang tidak tertutup sempurna, maka ada peluang celah itu kemudiannya dapat terselipi isi perut, misalnya usus. Jika celah itu sangat longgar, maka isi perut itu dapat dengan mudah keluar masuk, sehinga kadangkadang saja isi perut itu terlihat (misalnya kalau mengejan) ataupun tidak (kalau sedang berbaring). Yang dapat menjadi masalah adalah jika isi usus yang masuk celah itu terjepit kemudian tidak dapat masuk kembali ke dalam rongga perut. Jika yang terjepit ini adalah usus, itu berarti aliran isi perut terhenti atau tertahan jalannya, yang menimbulkan reaksi lanjut berupa mulas yang sangat, yang dikenal dengan sebutan ileus. Jika isi usus yang tertahan itu cukup banyak maka keadaan ini akan disertai dengan muntah-muntah. Isi perut yang terjepit itu dapat menimbulkan rasa nyeri seibarat jika kulit kita dicubit. Jika “cubitan” itu sebentar, nyerinya juga akan segera hilang. Namun jika cubitan itu sangat lama, maka isi usus yang terjepit itu akan membiru
karena aliran darah terhenti; jika lebih dari 6-8 jam biasanya jaringan yang terjepit itu akan mati. Jika “nasib baik” oleh pijatan, isi perut yang terjepit itu mungkin saja kembali masuk ke dalam rongga perut, nyeri berkurang tetapi dengan akibat lanjutnya yang lebih parah yaitu berupa jebolnya usus yang terlanjur mati itu. Tentu saja ini akan berkibat isi usus dengan berbagai macam kuman yang ada di situ, terhambur di dalam rongga perut, menimbulkan nyeri dan infeksi hebat yang luas di rongga perut (peritonitis). Jika ini terjadi seringkali penderitanya mengalami demam tinggi dan pingsan, ataupun bahkan jiwanya tak tertolong lagi. Ada bermacam-macam hernia disebut dengan nama yang menunjukan letak ataupun penyebabnya; yang paling sering dijumpai adalah hernia inguinalis medialis (di pelipatan paha, sebelah tengah, yang dikenal masyarakat dengan sebutan burut), sebelah kanan ataupun kiri, yang telah agak luas diuraikan di atas. Hernia yang lain misalnya hernia umbilicalis (masuk ke pusar), hernia thoracalis (masuk ke rongga dada). Jika pada seseorang tampak tonjolan yang diduga hernia, maka untuk memastikannya dapat ditelisik dengan cara berbaring, jari tangan kiri ditempelkan di tempat itu, kemudian punggung tangan kanan ditutupkan kuat ke bibir lalu berusahalah meniupkan udara kuat-kuat sampai mengejan. Jika tonjolan itu memang hernia, maka di saat megejan itu akan terasa tonjolan itu mengeras atau membesar. UltraSonoGraphy (USG) juga dapat digunakan untuk memeriksa keberadaan hernia yang tersembunyi ataupun awalnya, misalnya pada orang yang kegemukan.
satu-satunya tindakan untuk tuntasnya mengatasi hernia adalah operasi. Jika terjepitnya isi perut itu cukup kuat sampai menimbulkan rasa nyeri, dan lama, maka pertolongan dokter ahli bedah merupakan suatu keharusan. Pembedahan “darurat” ini merupakan suatu keharusan, pembedahan tak dapat ditunda-tunda untuk menghindari matinya jaringan yang terjepit itu. Pada hakikatnya operasi itu (herniotomy ) adalah upaya untuk melepaskan isi usus yang terjepit dan membuntu celah hernia itu. Jika usus yang terjepit itu ternyata tak ada tanda-tanda kehidupan, maka bagian usus yang telah mati itu dipotong dan dibuang, lalu usus disambung lagi. Keterlambatan operasi dapat mengundang masalah besar akibat dari jebolnya usus yang mati itu; jika ini terjadi maka antibiotika terbaik harus diberikan setelah isi perut “dicuci” dengan operasi. Operasi pembuntuan hernia dapat dilakukan dengan langsung menjahit celah itu, ataupun dengan me nambahkan “kasa” sebagai penguatnya. Adapun untuk “pembiu sannya” da pat dilakukan hanya dengan lokal (suntikan pati rasa di sekitar tempat operasi) ataupun pembiusan umum dengan menghirupkan gas atau uap dari cairan obat pati rasa. Selain kedua macam cara itu pembiusan dapat juga dilakukan dengan cara menyuntikkan obat pati rasa ke dalam ruang sumsum tulang belakang, dengan atau tanpa menambahkan obat penenang atau obat tidur. Cara mana yang akan dipilih terutama didasarkan pada bagaimana keadaan penderita, terutama untuk menghindari penyulit (komplikasi) maupun akibat buruk operasi (side effect); misalnya untuk penderita batuk atau sakit paru-paru tidak dapat dilakukan pembiusan umum.
perlu mempertimbangkan untung ruginya. Untuk mengindari keharusan mengejan pada orang yang sering sulit berak adalah dengan cukup minum dan mengkonsumsi banyak sayur dan buah. Kelenjar prostat yang mulai membesar juga memudahkan munculnya hernia karena penderita cenderung mengejan untuk kencing. Serat-serat sisa dari pencernaan sayuran dan buah ini akan menjadikan tinja cukup banyak dengan akibat menguatkan refleks kontraksi (gerakan) usus besar untuk mendorong tinja keluar ketika tinja sudah sampai ke daerah ujung bawah usus besar. Ini harus disertai dengan tidak membiasakan menahan buang air besar (menahan berak akan meningkatkan penyerapan air dari usus besar yang berakibat tinja lebih keras; ini juga melemahkan refleks buang air sehingga tinja kian sulit keluar kalau tidak dengan mengejan kuat). Refleks batuk melibatkan upaya mengeluarkan nafas kuat-kuat yang tidak jarang memksa orang untuk mengejan. Akibatnya mereka yang sering batuk berarti harus sering mengejan. Adanya cairan yang tertumpuk di rongga perut (ascites pada pederit sakit liver ataupun ginjal), adanya tumor perut, ataupun terlalu gemuk berarti isi perut secara menyeluruh meningkat, berarti pula meningkatkan tekanan ke struktur dasar rongga perut. Pada orang lanjut usia hernia dapat muncul akibat melemahnya jaringan ikat yang “menutup” celah yang semula ada itu. Semua yang diuraikan dengan gambaran di atas meningkatkan risiko untuk munculnnya hernia. Oleh karena itu perlu diperhatikan adanya upaya-upaya untuk mengurangi adanya penyebab-penyebab itu untuk mengu rangi peluang munculnya atau kambuhnya hernia.
Pengobatan.
Pencegahan.
Menghidari munculnya hernia perlu diperhatikan. Walaupun hernia ada kalanya dapat “tidak” menimbulkan masalah, pemahaman utuh tentang hakikat hernia dengan segala akibatnya akan dapat mengurangi peluang munculnya bahaya akibat hernia ini. Pada dasarnya hernia tidaklah menimbulkan ancaman kematian selama penderitanya “tidak jauh” dari rumah sakit yang mempunyai fasilitas pembedahan; fasilitas ini harus dapat dijangkau dalam waktu 6-8 jam, yaitu batas waktu masih dapat terselamatkannya isi usus yang terjepit. Ini berarti bahwa penderita tidak boleh pergi jauh, temasuk dengan perahu ataupun kapal kecil. Semoga uraian di atas bermanfaat.
Diagnosa.
Hernia yang isinya mudah “hilang” masuk kembali ke dalam rongga perut boleh dikata “tidak” mrngganggu selain memberi kesan “tidak enak”. Tergantung pada letaknya maka berbagai macam usaha ditawarkan untuk “mengurangi” munculnya hernia itu, yang terkenal adalah penggunaan celana hernia untuk pengidap burut. Untuk bayi yang mempunnyai hernia umbilicalis (pusar, bodong) ancaman hernia dapat dikurangi dengan memasang plester besar di pusar; jika tak ada reaksi alergi pleser ini harus diganti tiap 3-5 hari. Jika sampai dengan umur 3-5 tahun keadaan belum membaik, perlu operasi. Namun secara menyeluruh boleh dibilang bahwa
Hernia dapat muncul sebagai cacat bawaan lahir, ataupun muncul kemudian saja. Hernia mudah muncul pada anak-anak dengan gizi buruk. Pada orang dewasa hernia mudah muncul pada mereka yang sering mengalami kenaikan tekanan di dalam rongga perutnya; misalnya karena seringnya mengejan. Orang tidak jarang menahan nafas, membungkuk lalu mengejan jika mengangkat beban berat. Seharusnya orang yang mengangkat beban tetap bernafas biasa, jongkok (bukan membungkuk!), lalu mengangkat beban itu. Untuk memperkuat keluarnya udara dari pernafasannya peniup trompet sering kali mengejan; jika ini profesi,
Penutup.
MPA 327 / Desember 2013
47
Pengasuh : Drs. Ahmad Busyairi Mansur, MM
A. Reading (Wacana)
Woman Status In Islam I think most of Indonesian people are familiar with Kartini, a woman heroine from Jepara Central Java. Kartini lived in a period when the women were badly treated. They were not allowed to get education. She protested against the conditionl and wanted to change it. So, she established a school for girls in her environment where she herself became the teacher there. Kartini is believed to be the pioneer of women emancipation usually refers to the demand of the women to get equal rights as men in all aspects of life. Now, let’s have a closer look to the condition of women in the society after the spread of emancipation. Nowadays, we see that both boys and girls can go to school. Of course, it’s a good thing, isn’t it? The girls can get their education from the Elementary School until University. After finishing their education, they choose their career or jobs according to their education and wish. Some of them become professionals as doctors, lawyers, lecturers and so on.
B. Vocabulary (Kosakata) Familiar = mengenal Heroine = pahlawan wanita Badly treated = diperlakukan buruk Established = mendirikan Pioneer = pelopor Demand = tuntutan Choose = memilih Career = karir Wish = keinginan Lawyer = pengacara Lecturer = dosen C. Dialogue Taking Massages Moelly : Good morning, LINA electronic, how can I help you ? Caller : Good morning, may I speak to the branch manager, Miss Pipit ? Moelly : I am sorry, she is not available today because she is in Singapore Caller : When will she be back ? M : On July 30, Ma’am. Would you have a message ? Caller : Yes, please tell her that Mita from udayana Company called her. : May I have your full name, please ? M Caller : Sure, my name is Kusumo Paramita. My nickname is Mita. I am the marketing manager of Udayana Company. M : Let me spell it, k-u-s-u-m-o-p-a-r-a-m-i-t-a
48
MPA 327 / Desember 2013
Caller M Caller
: : :
M Caller
: :
M
:
Caller M
: :
That’s right. Would you please inform me about your company? It’s an event organizer. We organize product launching trade show, art performances…, something like that. May I know your phone number? 031-8821999. Please tell her that I need to discuss about the product launching event that she plan to do on August. OK, Miss Mita. I will inform her that you called today at 9 am and that you will discuss about our product launching activity in August. That’s right. May I know your name ? I am Moelly, the customer service officer of LINA electronic
D. Grammar Modals untuk ekspresi sopan santun 1. May I know your name? Boleh saya tahu nama anda? 2. May I know who is calling? Boleh saya tahu siapa yang menelpon? 3. May I take your message? Boleh saya catat pesan anda? 4. May I know your phone number? Boleh saya tahu nomer telpon anda? 5. Would you please inform me about your company? Mohon informasikan tentang perusahaan anda? 6. Would you please spell your name? Mohon eja nama anda?
Pengasuh : Ustd. Faiz Abdur Rozak
Kosakata 1. Aku membawa (punya) 2. Makanan 3. Mau makan? 4. Sukarela (berbaik hati) 5. Apa-apa yang diucapkan 6. Dari perkataan (ucapan)
7. 8. 9. 10. 11. 12.
Pasti (di samping itu) ada baginya…. Jangan kau lakukan Yang tidak engkau ketahui Maafkan aku, aku harus bagaimana? Tidak mengapa……. Hari ini
Fahami/camkan berbagai uslub/susunan kata yang beragam:
Bersama/bareng Silahkan masuk Silahkan bertanya
MPA 327 / Desember 2013
49
Diklat Jurnalistik Angkatan Ke-6 MTs-MA Al-Musthofa
Mojokerto-MTs. MA Al-Musthofa Canggu Jetis Mojokerto menggelar Diklat Jurnalistik Angkatan ke-6, Kamis-Minggu (2124/11), di Vila Pakis Pacet Mojokerto yang diikuti 55 siswa MA, 55 siswa MTs, 30 pengurus OSMA, 15 MPK (Majelis Pengurus Kelas) dan 12 Wartawan Majalah KAMUS. Hadir sebagai narasumber, Dedy Kurniawan, Wartawan Majalah MIMBAR Pembangunan Agama Kanwil Kementerian Agama Prov. Jawa Timur.
Workshop penulisan berita model Stright News diberikan kepada para pemula. Sementara kepada 12 Wartawan Majalah KAMUS, juga dibekali materi tentang bagaimana menggali dan mengumpulkan data, wawancara, menyajikan data baik dalam bentuk Stright News maupun Feature, membuat Lead tulisan, hingga manajemen pengelolaan Majalah. Keseriusan madrasah ini dalam pengelolaan Majalah Sekolah, dibuktikan dengan beberapa kali mengundang Redaksi Majalah MPA untuk membina langsung awak Redaksi Majalah KAMUS. “Kami ingin para siswa mengelola majalah ini secara mandiri, tidak lagi bergantung kepada pembina,” kata H. Solikin, S.Pd, M.Pd ini. “Selain menulis, kami ingin mereka mampu mengelola manajemen rubrikasi majalah hingga pemasarannya. Karena kami tak ingin majalah ini dikerjakan secara asal-asalan,” tandas Kepala MTs. Al-Musthofa yang dikenal dengan ide-ide baru nan segar dan inovatif ini. Lelaki kelahiran Sidoarjo 3 Juli 1965 ini berharap, kegiatan Diklat Jurnalistik yang dipadu dengan acara LDKS ini dapat membentuk kader Al-Musthofa yang mandiri, kreatif dan punya wawasan yang luar biasa sebagai ujung tombak yang disiplin, berani dan amanah, serta memiliki kecerdasan yang seimbang dengan emosi dan pemahaman spritualitasnya. •Ded
MAN Pacitan Semakin Berkibar Di Usia Ke-20
Kunker Menag RI ke Lamongan Paparkan Kebijakan Perhajian dan TPG
H. Solikin, S.Pd,M.Pd (insert). Peserta LDKS MTs-MA Al-Musthofa, tengah mengikuti Diklat Jurnalistik Angkatan ke-6, Kamis-Minggu (21-24/11).
PACITAN-Bagi keluarga besar MAN Pacitan, tanggal 28 Oktober bukan hanya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda, tetapi juga diperingati sebagai Hari Ulang Tahunnya. Oleh karena itu pada senin (28/10) lalu, MAN Pacitan menggelar acara besar-besaran untuk memperingati HUTnya yang ke-20 dengan berbagai kegiatan spektakuler. Di antaranya adalah pawai bhinneka tunggal ika, khitanan massal, dan santunan anak yatim. Puncaknya ditandai dengan upacara bendera dan para siswa memakai pakaian adat dari Sabang sampai Merauke, dilanjutkan pawai bhinneka tunggal ika. Andung Dwi Lathifah selaku Ketua Panitia memaparkan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk rasa syukur atas limpahan anugerah selama ini sehingga MAN Pacitan terus berkibar dan berkembang serta mampu bersaing dengan lembaga pendidikan lain Sementara itu Kepala MAN Pacitan, H. M. Kholid Masruri, MSI. mengatakan bahwa acara ini juga untuk mempererat rasa kekeluargaan antar warga madrasah dan menciptakan suasana kondusif di lingkungan madrasah. Di samping untuk meningkatkan komitmen, integritas dan kesadaran penuh untuk melaksanakan segala tugas dan kewajibannya. Di tahun 2013, MAN Pacitan setidaknya menerima dua kado istimewa yaitu dibukanya Ma’had Kholid bin Walid MAN Pacitan dan program akselerasi tahun ajaran 2013/2014. •Cros
50
MPA 327 / Desember 2013
LAMONGAN-Kunjungan kerja Menteri Agama RI, DR. H. Surya Dharma Ali, M.Si ke Lamongan (06/11), dalam rangkaian pembinaan pimpinan, guru madrasah, dan guru madrasah diniyah jajaran Kemenag Kab. Lamongan, merupakan ajang sosialisasi kebijakan Kementerian Agama RI selaku penyelenggara dan regulator haji di Indonesia serta penyelesaian proses pembayaran Tunjangan Profesi Guru (TPG) yang mulai tahun 2007-2013 ini ada yang belum menerima haknya,. Kedatangan Menteri Agama didampingi Dirjen Pendidikan Islam Prof. DR. Nursyam, M.A, rektor UIN Sunan Ampel Surabaya Prof. DR. Abdul A’la, MA, Kakanwil Kemenag Prov. Jatim Drs. H. Sudjak, M.Ag serta staf ahli Menag bertempat di Wisma Persaudaraan Haji Kab. Lamongan. Setelah memberi sambutan pembukaan, Menteri Agama langsung memaparkan kebijakan perhajian terutama mengenai pembatasan kuota haji yang sudah disepakati Organisasi Konferensi Islam (OKI) bahwa sudah tidak bisa nambah lagi kuotanya. Sementara itu mengenai TPG, pihaknya mengatakan bahwa hingga saat ini masih menunggak Rp 3,1 triliun. Tunggakan itu terdiri atas para guru yang sudah lulus PPG dan PLPG mulai tahun 2008-2012. Namun, ditargetkan bakal tuntas tahun depan. Kunjungan kerja ini disambut bupati, ketua DPRD, Forpimda, dan pimpinan instansi terkait. •Nashir
Gelar Pawai Ta’aruf, Peringati 1 Muharram
KOTA PROBOLINGGO-Dalam rangka memeriahkan peringatan 1 Muharram 1453 H, Forum Madrasah Kankemenag Kota Probolinggo menggelar pawai ta’aruf dengan tema “Dengan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1435 H Kita Tingkatkan Semangat Kreativitas, Saling
Bersilaturrahim, Berbagi dan Bermuhasabah Diri Untuk Meraih Ridho Allah SWT”, (12/11). Pawai diikuti seluruh jenjang pendidikan, mulai dari RA hingga MA. Dalam kegiatan kali ini dilaksanakan tidak hanya sekedar pawai, tapi diformat dalam bentuk lomba musik patrol tradisional. Sehingga kegiatan ini sangat meriah dan berjalan tertib dan lancar, meskipun diguyur hujan yang sangat lebat. Sementara itu start pelepasan peserta dilaksanakan dari 2 tempat yang berbeda yaitu di SMKN 1 Kota Probolinggo bagi peserta dari tingkat RA dan di GOR Kedopok bagi peserta tingkat MI, MTS dan MA dan diakhiri/finish di Kankemenag Kota Probolinggo. H. Muhammad, S.Sos, M.Pd.I selaku Kakankemenag Kota Probolinggo dalam sambutannya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya terhadap peserta yang ikut memeriahkan kegiatan pawai ta’aruf 1 Muharram ini. Baik dari tingkat RA hingga tingkat MA, serta kepada seluruh panitia yang telah mensukseskan kegiatan ini. Kakankemenag menghimbau kepada panitia, agar kegiatan 1 Muharram ini dijadikan agenda rutin setiap tahunnya.
Lomba Seni Rebana Klassik dalam Rangka Grebek Suro PONOROGO-Seni rebana klassik merupakan suatu kesenian musik tradisional yang bernuansa Islami dengan menggunakan peralatan berupa rebana yang tidak bercampur dengan peralatan electric kontemporer. Dalam rangka Grebek Suro ke-XX dan Festival Reog Nasional Kabupaten Ponorogo tahun 2013, bertempat di halaman Masjid Agung Ponorogo diadakan lomba Seni Rebana Klassik, (2/11). Lomba ini diikuti group rebana dari utusan 21 kecamatan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan kreativitas seni budaya di bidang seni rebana klassik dan melestarikan budaya seni bernuansa Islami yang juga turut membantu syiar Islam di wilayah Kabupaten Ponorogo. Ketua Bidang Keagamaan Kakankemenag Kab.Ponorogo, dalam kata sambutan acara pembukaan yang diwakili oleh Penyelenggara Syari’ah Hayat Prihono Wiyono Wiyadi, S.Ag mengatakan bahwa seni rebana klassik merupakan potensi yang luar biasa untuk mengembangkan syi’ar Islam.
Tes CPNS K2, Dihadiri Irjen Kemenag RI dan Kasubag Kepegawaian
MADIUN-Pelaksanaan ujian tulis tenaga honorer kategori II di lingkungan Kemenag Kab/Kota Madiun kali ini berlokasi di
Dalam aang ini, juara terbaik pertama di raih oleh group Muhibban utusan dari Kecamatan Sukorejo. Terbaik kedua diraih group Al Azhar utusan Kecamatan Sampung sedangkan terbaik ketiga di raih group An Nasheh utusan dari Kecamatan Bungkal. Para peraih kejuaraan ini diberi penghargaan berupa piala, piagam dan uang pembinaan dari panitia pelaksana kegiatan Grebeg Suro. •Ifroh
MAN 2 Kota Madiun. Kankemenag Kabupaten dan Kota Madiun melaksanakan tes tenaga honorer kategori II secara bersamaan karena jumlah pesertanya yang sedikit (Kab. Madiun: 130, Kota Madiun: 36), (3/11) Upacara pembukaan dipimpin oleh Kakankemenag Kab. Madiun, Drs. Hafidz, M.Si dan dihadiri oleh Irjen Kemenag RI, Kasubag Kepegawaian Kanwil Kemenag Prov. Jatim, para pengawas ujian maupun panitia ujian. Dalam amanatnya antara lain berharap agar para peserta dapat mengikuti ujian dengan mentaati tata tertib yang ada karena ujian pada hari ini dihadiri oleh Irjen Kemenag RI dan Kasubag Ortala Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur. Hampir seluruh peserta hadir untuk mengikuti ujian tulis hanya satu orang yang tidak hadir karena alasan yang tidak jelas. Walaupun banyak peserta yang usianya sudah sepuh dan sakit, namun ujian tetap berjalan dengan tertib, aman dan lancar. Setelah ujian tulis selesai dan seluruh soal yang terkumpul di panitia dibawa ke lokasi pemusnahan dengan jalan dibakar dengan tujuan agar soal-soal ujian tersebut tidak disalah gunakan, dengan disaksikan oleh Petugas Kepolisian, Irjen Kemenag RI, seluruh panitia dan pengawas ujian. •Iin
MPA 327 / Desember 2013
51
PELANTIKAN PEJABAT STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL SURABAYA-Bertempart di aula Kanke menag Kota Surabaya, dilaksanakan pelantikan pejabat struktural dan Fung sional, di lingkungan Kankemenag Kota Surabaya, (12/11). Padaamarsambutannya,Kakankemenag Kota Surabaya Drs. H. Saifullah Anshari, M.Ag.mengatakan bahwa managemen organisasi dalam sebuah institusi yang profesional adalah sangat dibutuhkan dengan tujuan untuk penyegaran, promosi dan sekaligus peningkatan profesionalitas dan integritas dalam pengembangan visi dan misi Kementerian Agama ke depan. Disamping itu, ada beberapa hal yang harus kita fahami bersama dalam pelatikan. Di antaranya adalah sebagai realisasi upaya untuk mewujudkan peningkatan kapasitas managemen yang baik dan profesional, serta untuk mewujudkan kelembagaan yang dinamis, efektif dan efesien, profesional dan integritas. Adapun pejabat yang dilantik adalah Drs. Soekani, MM sebagai Pengawas Sekolah Madya Pendais TK/SD di lingkungan Kankemenag Kota Surabaya, Choirul Nadjah, SH. sebagai Kepala KUA dan PPAIW Kec. Gubeng Kota Surabaya dan Taripin, S.Ag. sebagai Kepala KUA dan PPAIW Kec. Jambangan Kota Surabaya. •Dori
UJIAN TULIS CPNS K2 KEMENAG KAB. BLITAR BERJALAN AMAN DAN LANCAR BLITAR-Bertempat di gedung wanida Blitar dilaksanakan MI Per ujian tulis CPNS K2 Kemenag Kab. dan Kota Blitar, (3/11). Sebanyak 197 peserta tebagi dalam 13 ruang. Sebelum masuk ke ruang ujian, para pengawas ujian mengikuti pembinaan singkat dari Irjen Kemenag. RI dan Kanwil Kemenag. Provinsi Jawa Timur. Dalam pembinaannya, Irjen Kemenag. RI berharap agar ujian kali ini dapat terlaksana dengan tertib, aman dan lancar tanpa ada halangan apapun. Sebelum dibawa kelokasi ujian, naskah ujian tulis disimpan di Polsek Sananwetan Blitar dengan pengawalan ketat. Pada saat pengambilan naskah soal ujian ke Kanwil Kemenag Prov. Jatim juga dikawal oleh petugas kepolisian. Dengan harapan semua naskah ujian sampai di Blitar dalam keadaan utuh, aman, dan tentu saja terjamin kerahasiaannya. Seusai ujian, semua naskah soal dimusnahkan dengan cara dibakar yang disaksikan oleh Irjen Kemenag RI, pegawai Kanwil Kemenag Prov. Jatim, Kasubbag. TU Kemenag. Kab. Blitar, petugas kepolisian, Kasubbag TU Kemenag Kota Blitar dan para pengawas ujian dengan maksud agar naskah soal tidak disalahgunakan. •Han
KPRI IKHLAS BERAMAL ADAKAN PELATIHAN KOPERASI SYARI’AH BANGKALAN-Berekonomi adalah sebuah keniscayaan bagi seluruh manusia. Sedangkan berekonomi syari’ah adalah keniscayaan bagi manusia yang beriman. Itulah pesan yang disampaikan dalam pelatihan anggota koperasi tentang sistem transaksi syari’ah yang diadakan dalam rangka meningkatkan wawasan tentang koperasi Syariah bagi anggota. Pelatihan tersebut diadakan di aula 2 PKPRI Bangkalan, (9/11). Nara Sumber yang hadir dalam acara ini adalah Rasyid Budiman dari KCP Bank Syari’ah Mandiri Bangkalan. Adapun materi yang diberikan yaitu tentang transaksi perbankan syari’ah. Maksud dari pelatihan ini adalah memberikan pemahaman kepada pengurus dan anggota tentang koperasi Syariah, sehingga nantinya bisa terampil dalam menjalankan koperasi Syariah. Tidak kurang dari 70 perwakilan peserta dari berbagai unit kerja Kemenag Bangkalan menghadiri acara tersebut. Menurut Drs. Syamsul Muarif. M.Pd selaku Ketua KPRI Ikhlas Beramal Bangkalan, diadakannya program ini karena kita berada di Kemenag, di mana akuntabilitas kita didasari nilainilai agama dan anggota kita semua adalah PNS Kemenag. •Sulaiman
PEMBINAAN PRODUK HALAL MALANG-“Menjadi seorang pejabat khususnya di bidang keagamaan hendaknya memiliki pengetahuan dan ketrampilan khusus utamanya yang berkaitan dengan kepentingan umat. Harus memiliki semangat dan keinginan untuk selalu menambah ilmu pengetahuan”, demikian sambutan Kakankemenag Kab. Malang, H. Akhiyar, S.Ag. MM pada saat membuka acara Pembinaan Produk Halal di lingkungan Kankemenag Kab. Malang di aula setempat, (4/11). Kegiatan yang diselenggarakan oleh Seksi Bimas Islam ini dikuti oleh para pejabat di lingkungan Kemenag, Kepala KUA, pengawas dan Penyuluh Agama. Hadir sebagai pemateri KH. Fadhol Hijak selaku pengurus MUI Kab. Malang yang menguraikan bahwa sertifikasi produk halal penting, karena dapat memberikan rasa aman dan kepastian hukum (kehalalan) produk yang beredar di masyarakat mengingat luasnya wilayah Indonesia. Selain itu, adanya sertifikasi terhadap produk yang beredar akan melindungi umat Islam dari akses negatif produk yang tidak halal dan yang lebih penting menumbuhkan kesadaran pelaku usaha tentang pentingnya produk halal sehingga tumbuh sikap jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha. •Arif
52
MPA 327 / Desember 2013
LOMBA PASANG DASI SUAMI DAN LOMBA MC GRESIK-Dalam rangka melaksanakan program kerja DWP Kankemenag Kab Gresik sekaligus menyambut HUT DWP ke-14 bulan Desember 2013 dan peringatan Hari Amal Bhakti (HAB) Kemenag ke-68 tahun 2013, dilaksanakan lomba pasang dasi suami dan lomba MC (Pembawa Acara) bertempat diaula Kemenag Gresik, (07/11). Menurut Wakil Ketua DWP Kemenag Gresik, Hj. Nikmah Yusuf, sebagai istri PNS yang harus selalu menata penampilan suami ketika bekerja, maka keterampilan seorang istri sangat dibutuhkan dalam hal tata busana termasuk keserasian dalam berpakaian. Apakah hem yang dikenakan sudah pas dengan dasi yang dipakai, mecing atau tidak. Ketika tidak pas, maka akan kelihatan tidak serasi dan tidak bagus. Begitu juga dengan lomba MC (Pembawa Acara), minimal di wilayah kerja suami ada staf atau anggota DWP yang memiliki ilmu dan kecakapan untuk menjadi MC. Adapun yang berhasil menjadi juara pada lomba MC adalah KUA Ujung Pangkah (Juara I), MAN 1 (Juara II)dan MAN 2 (Juara III). Untuk lomba pasang dasi suami yang mendapatkan juara adalah KUA Manyar (Juara I), KUA Benjeng ((Juara II) MTsN (Juara III). •Fudlla MENAG RI BUKA AKSIOMA DAN KSM TINGKAT NASIONAL KOTA MALANG-Belasan ribu siswa madrasah dari seluruh penjuru tanah air membanjiri Kota Malang, untuk menyukseskan Kompetisi Sains Madrasah dan Aksioma tahun 2013 yang digelar di Stadion Gajayana Malang, (5-9/11). Direktur Pendma Ditjen Pendis Kemenag RI Prof Dr M Nurcholis Setiawan berharap agar ajang ini memberi kesempatan siswa madrasah untuk berprestasi, juga untuk memotivasimereka agar terus meningkatkan kemampuan intelektualnya. Pada ajang Aksioma, hampir semua cabang dipertandingkan, mulai dari atletik hingga tenis meja dan bulutangkis. Sedangkan bidang seni di antaranya kaligrafi, MTQ, pidato Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Sedangkan pada ajang KSM, di jenjang MI mempertandingkan matematika dan IPA. Sementara untuk MTs, mata pelajaran matematika, biologi dan fisika. Sedangkan MA, mata pelajaran matematika, biologi, fisika, kimia, ekonomi, dan geografi. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Menag Suryadharma Ali didamping Wagub Jatim Saifullah Yusuf serta Walikota Malang H. Moch Anton. Sementara penutupan, dilaksanakan oleh Sekjen Kemenag RI Bahrul Hayat. Dan pada kedua ajang ini, Kontingen Jawa Timur menjadi Juara Umum. •BHN
IGRA Kabupaten Probolinggo Gelar AKSIORA
PROBOLINGGO-Bertempat di halaman aula al-Ikhlas Kankemenag Kab. Probolinggo, IGRA kabupaten Probolinggo menggelar Ajang Kreasi Seni Olahraga Ikatan Guru Raudhatul Athfal (AKSIORA), (07/11). Kegiatan tersebut digelar dalam rangka untuk
persiapan lomba di tingkat provinsi pada HAB Kementerian Agama yang akan datang. Kakankemenag Kab. Probolinggo, H. Busthomi, SH, MHI memberikan dukungan dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada segenap panitia penyelenggara dan peserta. Menurutnya, event seperti ini harus sering diadakan sebagai media untuk menggali potensi, minat, bakat dan kemauan peserta didik di usia dini. Apalagi potensi RA di Kabupaten Probolinggo memiliki potensi sangat besar. Dengan dukungan para pendidik yang profesional untuk mendidik generasi yang masih dalam masa-masa golden age menjadi penerus yang dapat dibanggakan sangat terbuka. “Saya minta agar anak didik kita diarahkan terus ke jenjang yang lebih tinggi. Karena sektor pendidikan adalah salah satu tolok ukur keberhasilan Kementerian Agama dalam menjalankan tugasnya” tegas beliau. Kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh RA se-Kab. Probolinggo dengan menggelar beberapa cabang lomba seperti: tahfidz, menyanyikan lagu mars, melukis botol, senam cerdas ceria dan beberapa cabang lainnya.•Yz
Rotasi Pejabat Struktural di Kemenag Kota Blitar KOTA BLITAR-Jum’at (02/10), bertempat di aula Kankemenag Kota Blitar dilaksanakan acara Pelantikan dan Serah Terima Jabatan Pejabat Struktural berupa rotasi tiga (3) orang KTU Madrasah Tingkat Tsanawiyah dan Aliyah. Acara ini diikuti oleh seluruh pegawai Kemenag, Kepala Madrasah serta Kepala KUA Ketiga pejabat yang di rotasi itu yakni Mas’uddin, S.Ag., dari KTU MAN Kota Blitar dipindahkan menjadi KTU pada MTsN Kepanjenkidul. Kemudian Barokah, S.Sos. dipindahtugaskan menjadi KTU pada MAN Kota Blitar. Sedangkan Siti Asrofah, A. Ma. dipindahkan menjadi KTU pada MTsN Kota Blitar. Kakankemenag Kota Blitar – Drs . H. Imam Muchlis, M. Pd. yang memimpin kegiatan ini menyampaikan permohonan ma’af jika dalam proses rotasi sampai pada acara pelantikan, tidak mengkomunikasikannya dengan pejabat-pejabat atau Kepala Madrasah terlebih dahulu. “Proses yang demikian itu karena semata-mata adalah kepatuhan kita kepada tatanan dan
DDTK SOP Lingkungan Kankemenag Kabupaten Ngawi
NGAWI-Bertempat di BP Al-Falah Kankemenag Kabupaten Ngawi berlangsung DDTK Penyusunan SOP yang diselenggarakan oleh Balai Diklat Keagamaan Surabaya. Kegiatan kali ini
peraturan dari Menteri Agama”, tuturnya. H. Imam Muchlis juga mengingatkan bahwa beberapa waktu yang lalu di beberapa tempat di Kankemenag lain telah ditemukan oleh Irjen pejabat-pejabat struktural yang telah lewat waktu dari masa jabatannya. Untuk itu, kata Kepala Kankemenag, “Bagi pejabat yang merasa sudah lewat waktu, supaya siap-siap untuk dipindah.”. •Moza
berlangsung selama 4 hari, (13-16/11). Kakankemenag Kab. Ngawi, Drs. Syahidan, MH dalam sambutan pembukaan mengharap kepada peserta agar setelah mengikuti acara ini dapat memahami makna dan fungsi SOP yaitu dengan memahami tugas dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi yang mengacu pada alur tugas, wewenang dan tanggung jawab masingmasing pegawai. Diklat ini diikuti 30 orang peserta yang terdiri dari Pegawai MIN, MTsN, MAN dan KUA, serta pegawai di Kankemenag Kab. Ngawi. Bertindak sebagai Naras sumber adalah dua orang Widya Iswara dari Balai Diklat Keagamaan Surabaya yaitu Andik Widodo, MM dan Dr. Rofikatul Karimah , M.Si Materi diklat meliputi materi dasar, materi inti, dan materi penunjang. Antara lain Kebijakan Diklat PNS Kementerian Agama, Konsep Dasar SOP, Tipe dan Format SOP, Dokumen SOP, Muatan dan Penetapannya, Langkah-langkah Penyusunan SOP, Standar Pelayanan, Praktik dan Bimbingan Penyusunan SOP, Pembinaan Mental PNS serta Pengarahan dan Evaluasi Program. Kegiatan DDTK ditutup oleh panitia dari BDK Surabaya bersama Kasubbag TU Kankemenag Kab. Ngawi, Drs. H. Zaenal Aridin, M.PdI.•Guh
MPA 327 / Desember 2013
53
PEMBINAAN KEPALA KUA DAN PEMBANTU PETUGAS PENGHULU NGANJUK-Kepala KUA dan Petugas Pembantu Penghulu (P3N) adalah ujung tombak di masyarakat dalam pelayanan Nikah dan Rujuk. Oleh sebab itu, mereka harus memiliki ketrampilan dan pengetahuan yang memadai untuk melaksanakan tugas dengan sebaiknya. Oleh karenanya, bertempat di aula dasar Kankemenag Kab. Nganjuk, dilaksanakan acara Pembinaan Kepala KUA dan P3N, (24/10). Acara ini dihadiri oleh 80 peserta, terdiri dari 20 Kepala KUA, 20 pegawai KUA, dan 40 orang P3N di lingkungan Kankemenag Kab. Nganjuk. Drs. Habibunnajar, MM selaku Kepala Sub. Bagian TU Kankemenag Kab. Nganjuk saat membuka acara menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh peserta juga bersyukur masih diberikan kesempatan bisa bertatap muka dengan Pembantu Penghulu. Beliau berharap agar kegiatan ini bisa memberikan bekal keilmuan bagi pembantu penghulu dalam memberikan pelayanan Nikah dan Rujuk serta pelayanan keagamaan. Dan jangan lupa agar dalam menjalankan tugas selalu menggunakan 3S, yaitu senyum, salam dan sapa dan bekerjalah dengan hati senang, ikhlas dengan niat ibadah. Selaku Nara sumber Kasi Bimas Islam Kankemenag Kab. Nganjuk Drs.H. Imam Mujaib, M.HI beliau menyampaikan materi Tugas dan Fungsi Pembantu penghulu. •Nur SUPERVISI ADMINISTRASI NR OLEH BIDANG URAIS KEMENAG KAB. NGANJUK NGANJUK-Sesuai dengan Surat Kepu tusan Kakanwil kemenag Prov. Jatim tahun 2013, Tim Supervisi Administrasi NR Kanwil Kemenag Prov. Jatim melaksanakan supervisi di Kementerian Agama Kabupaten Nganjuk tepatnya pada hari Jumat tanggal 25 oktober 2013. Sebagai ketua Tim adalah Drs. H. Mahmud Fauzi bersama anggotanya Achmad Fauzi, M.Ag, Hj. Fivi Mariana S.Pd.I, dan M. Yusro Alfan Fauzi, S.Sos.I. Petugas tim supervisi langsung menuju ke ruang Bimas Islam Kankemenag Kab. Nganjuk kemudian diteruskan ke KUA Kecamatan Nganjuk dan KUA Kecamatan Loceret. Tim supervisi memeriksa admintrasi NR, administrasi PNBP NR, administrasi keuangan dan data-data yang berkaitan dengan NR dimulai sejak pukul 08.30 di Bimas Islam Kankemenag Kab. Nganjuk hingga berakhir di KUA Kecamatan Loceret pada pukul 16.00 (WIB). Sebelum berpamitan, Ketua Tim Supervisi berharap agar dengan adanya supervisi ini, administrasi NR akan lebih baik dari sebelumnya serta ada peningkatan. •Nur
54
MPA 327 / Desember 2013
LAILATUL MUNIROH PIMPIN LAGI IGRA LAMONGAN-Ajang Musyawarah Dae rah (Musda) II Ikatan Guru Raudlatul Atfal (IGRA) Kabupaten Lamongan, digelar di aula gedung Forum Komunikasi Guru Profesi Lamongan. Agenda utamanya adalah menyelengarakan pemilihan kepengu rusan baru. Pimpinan wilayah IGRA Jatim menetapkan kembali Lailatul Muniroh S.Pd untuk duduk lagi sebagai ketua umum, karena secara meyakinkan menyapu hampir 100 persen suara peserta Musda. Dalam sambutan saat membuka Musda, Kakankemenag Kab. Lamongan Drs. H. Husnul Maram, M.HI mengatakan, IGRA sebagai organisasi profesi hendaknya memilih pimpinan yang profesional, jujur, amanah, cerdas, dan responsif dalam segala hal. Hingga perjalanannya saat ini, pihaknya menilai kinerja organisasi sudah professional dalam memperjuangkan dan meningkatkan kesejahteraan serta profesionalitas anggotanya. Adapun kepengurusan IGRA Kab. Lamongan periode tahun 2014-2018: ketua umum Lailatul Muniroh, S.Pd, ketua I Nurul Hidayati, S.Ag, dan ketua II Kusnul Khotimah, S.Pd,. Sekretaris I Sumani, S.Pd dan Sekretaris II Maria Ulfa, S.Pd.I, sedang bendahara I Asrifah, S.Pd.I dan bendahara II Khoiriyah, S.Ag. •Nsr
PEMBINAAN TATA PERSURATAN DAN KEHUMASAN NGAWI-Di aula Ros-In Ngawi telah diselenggarakan pembinaan tata persuratan sekaligus dilanjutkan dengan pembinaan kehumasan bagi pegawai di lingkungan Kankemenag Kab. Ngawi, (30/10). Acara ini diikuti 100 orang yang terdiri dari pegawai di Kankemenag, KUA, madrasah negeri maupun madrasah swasta. Dalam sambutan pembukaannya, Kakankemenag Kab. Ngawi yang diwakili Kasubbag TU Dras H. Zaenal Arifin, M.Pd.I. mengatakan bahwa walaupun pembinaan tata persuratan ini sudah pernah diadakan, tapi pemahaman tentang penyelenggaraan tata persuratan ini belum sepenuhnya dimiliki. Maka dalam rangka optimalisasi tugas dan fungsi pelayanan tata persuratan ini perlu diadakan pembinaan lebih lanjut. Dalam kesempatan ini pula diadakan pembinaan kehumasan. Dengan harapan, peserta memiliki wawasan kehumasan walaupun mungkin sifatnya baru penge nalan, terutama madrasah swasta. Bertindak sebagai nara sumber dalam pembinaan tersebut adalah Hikmatul Hilmiyah, ST dengan materi Pengelolaan Tata Persuratan dan Kearsipan, sedangkan Materi Kehumasan oleh Moch. Sugiyanto, S.Kom, keduanya berasal dari Sub Bagian Umum Kanwil Kemenag Jatim. •Guh
TEMU DAN DIALOG PELAJAR LINTAS AGAMA MALANG-Pelajar yang notabene adalah generasi masa depan bangsa perlu mendapatkan wawasan tentang arti perbedaan dan bagaimana menyikapinya. Memahami secara benar makna pluralitas dan pendidikan inklusif menjadi sebuah kebutuhan pokok untuk mewujudkan masyarakat yang rukun dan damai dalam perbedaan. Peningkatan kepedulian pelajar ter hadap permasalahan kerukunan umat beragama perlu dibudayakan untuk mem bentengi dari radikalisme. Atas dasar ini, Kankemenag Kab. Malang menyelenggarakan temu dan dialog pelajar lintas agama yang diikuti oleh 80 pelajar SMA/MA se-Kab. Malang bertempat di aula setempat (15/11). Sementara itu, Dr. Umi Dayati, M.Pd dari UNM selaku pemateri menyampaikan indahnya keberagaman, dalam perbedaan tetapi tetap satu. Menurutnya, orang yang beragama haruslah mampu mempelajari dan mengamalkan agama yang diyakininya secara total. Memaknai agama dalam beragam konteks kehidupan, jangan sampai hanya jadi simbol. Kegiatan tersebut dihadiri Kakan kemenag. Kab. Malang, H. Akhiyar, S.Ag. MM yang berkenan membuka acara. Dan di acara ini juga terbentuk komunitas Pelajar Lintas Agama (PELITA) sebagai ajang komunikasi. •Arif
SILATURRAHIM DAN PEMBINAAN PENINGKATAN KUALITAS KINERJA DAN PELAYANAN KUA PROBOLINGGO-Bertempat di kedia man Kakankemenag Kab. Probolinggo, H. Busthomi, SH, M.HI di desa Tlogosari – Bondowoso, diselenggarakan rapat dinas dan silaturrahim kepala KUA beserta istri se-Kab. Probolinggo, (12/11). Kakankemenag Kabupaten Probolinggo yang sekaligus tuan rumah, H. Busthomi, SH, MHI dalam sambutannya berterima kasih atas kehadiran dan kekompakan para Kepala KUA beserta istri. Di akhir tahun 2013 sekaligus menyongsong tahun 2014 yang akan datang, KUA sebagai ujung tombak Kemenag dituntut untuk terus-menerus meningkatkan kualitas dan pelayanannya kepada ma syarakat. “Agar masyarakat tetap merasa puas dengan kinerja dan pelayanan KUA, maka kita selalu mempermudah dan mempercepat prosedur pelayanan sesuai dengan standar pelayanan prima. Dengan demikian, insyaallah Kemenag melalui KUA dapat melaksanakan tugasnya dengan maksimal”, tegasnya. Kasi Bimas Islam, Drs. H. A. Wafi meminta kepada seluruh Kepala KUA untuk selalu melaksanakan tugastugas kedinasan dengan disiplin dan penuh dedikasi. Terutama menyangkut masalah pelaporan data agar selalu tepat waktu. •Yz
PELANTIKAN PEJABAT STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL PAMEKASAN-Bertempat di ruang per temuan Arafah Kankemenag Kab. Pame kasan, dilaksanakan Pelantikan Pejabat struktural dan fungsional di lingkungan Kankemenag Kab. Pamekasan, (15/11). Hadir dalam acara ini, Kasubag TU, para Kasi dan Penyelenggara, Kepala KUA, PPAI dan undangan lainnya. Adapun pejabat yang dilantik adalah Pandi, S.Ag., M.Pd.I. sebagai Kepala KUA Kec. Batumarmar, Drs. Syaifullah sebagai Kepala MA Miftahul Qulub Polagan Galis, dan yang terakhir adalah Drs. Mukri sebagai Kepala MTs Miftahul Qulub Polagan Galis. Kakankemenag Kab. Pamekasan, Drs. H. Mu’arif, M.Si. dalam sambutan dan pengarahannya mengatakan bahwa mutasi adalah suatu hal yang biasa dilakukan di semua instansi, tidak ada yang istimewa. Pelantikan ini bertujuan untuk penyegaran serta menciptakan lingkungan yang kondusif. Jabatan adalah amanat Allah SWT. yang harus dipertanggungjawabkan. Jabatan jangan diminta, sebab kalau diminta dan suatu saat ada masalah maka Allah tidak akan membarengi untuk menyelesaikannya. Di akhir sambutannya, Kakandepag berharap agar mereka bisa melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. •Sri Mukti Launching Desa Binaan Dan Pentasyarufan Zakat MOJOKERTO-Kankemenag Kab. Mo jokerto bekerjasama dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Daerah, menga dakan “Launching Program Desa Binaan Penyuluhan Agama dan Distribusi Zakat se-Kab. Mojokerto” di Dusun Pakis Wetan Desa Pakis Ke ca matan Trowulan Kab. Mojokerto, (7/11). Kegiatan tersebut dihadiri oleh Wabup Mojokerto, Dra. Hj. Choirun Nisa’,M.Pd selaku Ketua BAZNAS Kabupaten Mojokerto dan Kakankemenag Kab. Mojokerto Drs. Ahmad Rodli, M.Ag, serta muspika dan tokoh agama. Dalam sambutannya, Wabup Mojokerto mengapresiasi Kemenag atas perhatiannya terhadap dakwah bil lisan sekaligus bil hal terhadap guru RA/guru ngaji yang selama ini masih belum tercover oleh Pemkab. Mojokerto. "Mohon segera menindaklanjuti Program Desa Binaan dengan dibarengi kontrol secara berkala, dan semoga dapat melanjutkan program tersebut di desa lainnya," ujarnya. Pentasyarufan ZIS kali ini berlangsung khidmat, tertib dan lancar serta mendapat sambutan yang sangat baik oleh masyarakat. Dalam acara itu digelar bhakti sosial berupa pengobatan gratis yang diikuti oleh sekitar 500 lebih warga desa binaan, juga bantuanbantuan lain kepada para mustahiq. •NR
PEMBINAAN PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN ADMINISTRASI KEUANGAN KOTA MOJOKERTO-Bertempat di Hotel Newstart Trawas Mojokerto, dilakasanakan Pembinaan Perencanaan dan Pengelolaan Administrasi Keuangan tahun anggaran 2014, (23-24/10). Pembinaan ini diikuti oleh 31 orang peserta, terdiri dari pegawai Kankemenag, KUA dan MAN di lingkungan Kankemenag Kota Mojokerto. Dihadiri oleh tim audit dari Itjen Kemenag RI. Drs. Syamsuri Arif, M.Si, Kakankemenag Kota Mojokerto dalam sambutannya berterima kasih atas kesediaan tim audit Itjen Kemenag RI untuk hadir. Lebih lanjut beliau mengungkapkan bahwa perencanaan dan pengeloaan administrasi keuangan mempunyai peran penting pada instansi pemerintah. Oleh karena itu diperlukan pembinaan, agar pegawai mempunyai kemampuan dan pemahaman tentang perecanaan dan pengelolaan administrasi keuangan. Dan mampu mengelola keuangan satker sesuai dengan aturan yang berlaku. Dua nara sumber berasal dari Itjen Kemenag RI yaitu Drs. Kusoy, MA yang menyampaikan materi Penyu sunan LPJ Berbasis Kinerja dan Tri Kurnianto Muhammad Abduh, SE yang menyampaikan materi Administrasi Keuangan serta dimoderatori oleh Ferry Machendra. •Fm HIDUPKAN KEMBALI BINKARSITAL BANYUWANGI-Bimbingan Karir Sikap dan Mental (BINKARSITAL) yang sempat vakum, kini dihidupkan kembali. Acara yang digelar di aula ini diikuti oleh seluruh pejabat struktural dan fungsional serta pegawai di lingkungan Kankemenag Kab. Banyuwangi, (17/10). Kakankemenag Kab. Banyuwangi H. Santoso, S.Ag, M.Pd dalam sambutan pengarahannya, mendukung diaktifkannya kembali Binkarsital ini. “Saya berharap seluruh pejabat, ditambah pegawai di Kankemenag Banyuwangi hadir dalam kegiatan ini”, tegasnya. Dirinya memerintahkan, dalam kegiatan Binkarsital ini untuk memberdayakan dan menjadwal penyuluh Agama Islam fungsional secara bergilir, untuk memberikan materi pembinaan mental pegawai. Tidak hanya itu, acara yang akan terus dilaksanakan rutin setiap bulan ini, para Kasi dan pejabat terkait bisa menyampaikan informasi-informasi terkait tupoksinya masing-masing. Dalam kesempatan itu, Kankemenag didampingi Plt. Kasubag TU, dan Kasi Pendidikan Madrasah menyerahkan izin operasional kepada 3 lembaga RA. Sebagai pamungkas acara ini, diisi tausiyah oleh da’i ust. Drs. Makruf Abu Bakar. •Yas
DDTK PENYUSUNAN SOP KANKEMENAG KOTA DAN KAB. BLITAR BLITAR-Bertempat di aula Kankemenag Kota Blitar, berlangsung DDTK Penyusunan SOP yang diselenggarakan oleh BDK Surabaya, (22-25/10). Acara ini dihadiri oleh 30 peserta yang terdiri dari pegawai MIN, MTsN, MAN dan KUA, serta pegawai Kankemenag Kab/Kota Blitar. Sedangkan tenaga pengajar berasal dari BDK Surabaya dan Kankemenag Kota dan Kabupaten Blitar. Lamirah, S.Ag, MM dari BDK Surabaya berharap agar setelah mengikuti kegiatan ini, peserta mampu memahami arti, tujuan dan tahapan pembuatan SOP dengan benar. Sehingga pegawai mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi, memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawabnya. Materi diklat meliputi materi dasar, materi inti, dan materi penunjang yaitu: Kebijakan Diklat PNS Kemenag, Konsep Dasar SOP, Tipe dan Format SOP, Dokumen SOP, Muatan dan Penetapannya, Langkahlangkah Penyusunan SOP, Standar Pelayanan, Praktek dan Bimbingan Penyu sunan SOP, Pembinaan Mental PNS serta Pengarahan dan Evaluasi Program. M. Didik Suharmanto, SH Kasubbag TU Kemenag Kota Blitar dalam sambutan pembukaannya, berpesan agar para peserta DDTK mengikuti acara dengan tertib, sehingga dapat menyusun SOP dengan benar. •Han ORIENTASI KEPENYULUHAN DAN KOMUNIKASI MASSA KEDIRI-Kemenag Kab Kediri, menye lenggarakan Orientasi Kepenyuluhan dan Komunikasi Massa bagi Penyuluh, (9/11). Acara yang bertempat di gedung serba guna kemenag ini diikuti oleh 260 orang penyuluh agama Islam. Materi komunikasi massa, disampaikan oleh H. Nur Akhlis, M.Pd. (dosen STAIN Kediri) yang menguraikan pesan-pesan dalam komunikasi massa, media yang digunakan dalam komunikasi massa, dan jenis-jenis komunikasi. Sedangkan materi orientasi kepenyu luhan, disampaikan oleh HM Syamsul Hadi, M.Si. (Ketua Lakspedam NU Kab Kediri) yang memberikan motivasi kepada penyuluh agar selalu siap menghadapi tantangan di era global ini. Baik itu sabu-sabu, seluler, seks, sinetron, stress, sing, sport, smoke maupun salib. Agar sukses dalam mengahadapi hal tersebut, penyuluh harus pinter, bener, pener, jejer, kober, banter, bunder, seser, kader dan berkarakter. Selanjutnya, penyelenggara syari’ah Kemenag Kab Kediri, AR Faruq, M.Pd.I. di akhir orientasi berpesan kepada para penyuluh agar selalu meningkatkan iman dan taqwa, menciptakan ukhuwah, memas tikan langkah dalam bekerja yang tidak bertentangan dengan syari’at Islam. •Alfy
MPA 327 / Desember 2013
55
Baju Adat Bangsawan Keraton Sumenep
SUMENEP-Dalam rangka memperingati hari ke 744 Kabupaten Sumenep, Hari jadi ke-68 Provinsi Jawa Timur dan peringatan Sumpah Pemuda ke-85 tahun 2013, Bupati Sumenep Drs. Abuya Busyro Karim M.Si menginstruksikan kepada seluruh SKPD (Satuan
Kerja Pemerintah Daerah) dan seluruh instansi vertikal, untuk berpakaian baju adat, bangsawan keraton Kab. Sumenep lengkap. Tampak seluruh karyawan-karyawati Kemenag Kab. Sumenep memakai baju adat keraton Sumenep yang kelihatan cantik, gagah dan sembodo. Pemakaian baju adat ini berlangsung selama dua hari kerja, terhitung dari tanggal 30 hingga 31 Oktober 2013 dan akan dipastikan berlangsung setiap tahun. Pakaian adat Keraton Sumenep semacam ini harus dibudayakan agar terpatri dalam jiwa. Juga untuk memberikan semangat agar mampu menghargai jasa para pahlawan daerah yang telah membesarkan Kabupaten Sumenep sampai saat ini, yang tetap eksis hingga hari ini. Karena benar sudah, di saat seluruh pegawai mengenakan pakaian adat tampak memang Kabupaten Sumenep seakan hidup pada masa kerajaan atau masa keraton tempo dulu dan semoga ini adalah awal dari kebangkitan masyarakat Sumenep, untuk menghargai sejarah dari para pendahulunya, sehingga tumbuh nilai-nilai perjuangan bangsa, khususnya pagi seluruh pegawai di Kabupaten Sumenep. •Zarkasyi
Pelantikan Pejabat Struktural dan Fungsional SAMPANG-Kakankemenag Kab. Sampang Drs. H. Mudjalli, MHI, melantik beberapa pejabat struktural dan fungsional, (12/11). Hadir dalam acara pelantikan ini semua jajaran pejabat di lingkungan Kankemenag Kab. Sampang, Kepala KUA, Kepala Satker MIN, MTsN, MAN, PPAI beserta Isteri. Dalam sambutan pengarahannya H. Mudjalli mengatakan bahwa jabatan itu adalah amanah yang harus dijalankan dan dipertanggungjawabkan. Diharapkan pejabat yang baru dilantik untuk segera menyesuaikan dengan lingkungan dan saling berkoordinasi. Pejabat yang dipromosikan adalah seorang Kepala KUA adalah Sukron Makmun, M.HI sebagai Kepala KUA Kec. Sreseh. Dan juga enam orang Kepala MTs yaitu Mohammad Jufri, S.Pd (MTsS Siti Khodijah Ds. Gulbung Kec. Pangarengan), Muzakki, S.Pd (MTsS Khairul Ulum Kec. Tambelangan), M. Nur, S.Ag (MTsS Bustanul Ulum Sejati Camplong), Matnasir, S.Pd.I (MTsS Mambaul Ulum Kec. Pangarengan), Moh. Sakroni, S.Ag (MTsS Al-Bukhary Ds. Labuhan Sreseh), Supandi, S.Pd (MTsS Darul Iman Ds. Pamolaan Camplong). Sedangkan Kepala KUA yang dimutasi adalah Drs. H. Mahrus
Bimtek, Mewujudkan Informasi yang Cepat dan Tepat
MADIUN-Untuk meningkatkan kinerja dan kualitas berbasis data dan informasi, Kankemenag Kab. Madiun melaksanakan kegiatan
56
MPA 327 / Desember 2013
(Kec. Camplong), A. Fadoil, M.Pd (Kec. Sampang), Drs. Damhuri (Kec. Omben), Drs. Moh. Huzaini (Kec. Jrengik), Abd. Salam, MHI (Kec. Tambelangan), Drs. Abd. Azis (Kec. Banyuates), dan Mahrus Zamroni, S.Ag (Kec. Robatal). •Lely Bimbingan Teknis Kehumasan bagi Pelaksana Humas Satuan Kerja di lingkungan Kankemenag Kab. Madiun, (30 – 31/10). Kegiatan ini diikuti oleh 50 peserta dari madrasah negeri dan 10 madrasah swasta. Adapun maksud dan tujuan kegiatan ini adalah memberikan informasi tentang tugas dan fungsi humas serta memberikan bimbingan teknis tentang mengelola data dan informasi serta liputan berita secara cepat, tepat dan akurat. Dalam sambutanya Kakankemenag Kab Madiun Drs. Hafidz, M.Si menyampaikan bahwa perkembangan teknologi dan informasi saat ini sangatlah pesat. Peranan jaringan website instansi sangatlah diperlukan dalam pelayanan prima kepada masyarakat. Peserta dihimbau agar menguasai dan memahami akan pentingnya keterbukaan informasi publik sehingga masyarakat yang membutuhkan informasi tentang Kankemenag bisa terpenuhi dengan baik. Sementara itu, Kasubbag TU Muhammad Tafrikhan, M.Si dalam laporan panitianya menyampaikan bahwa saat ini informasi sangat mudah diakses bahkan hanya dalam hitungan detik. Ini mencerminkan akan pentingnya informasi sebagai konsumsi publik. Oleh karena itu komitmen sangat diperlukan di awal dalam membangun informasi tersebut. •Arf
PERESMIAN PROYEK RENOVASI GEDUNG MI THORIQOTUL FALAH TUBAN-Proyek renovasi gedung sekolah MI Thoriqotul Falah Ds. Sumbertalang Montong Tuban telah diselesaikan melalui program bantuan hibah Grant for GrassRoots Human Security Projects (GGP) sebesar US$ 85,293. Peresmian dilaksanakan pada hari Kamis (7/11) dihadiri Konjen Jepang di Surabaya Drs. Noboru Nomura, Wabup Tuban Ir. H. Noor Hahar Hussein, M.Si, Kakan kemenag Kab. Tuban Drs. Leksono, M.Pd.I, serta Kepala MI Thoriqotul Falah As’ad Rosyadi, S.Pd.I. Wabup Tuban Ir. H. Noor Nahar Hussein, M.Si bangga dengan adanya hibah ini, karena dengan bantuan ini diharapkan pendidikan dapat ditingkatkan sehingga anak-anak Desa Talangkembar tidak lagi menuntut ilmu ke daerah lain. Drs. Noboru Nomura dalam sambu tannya berharap agar dengan terse lesaikannya renovasi ini, anak-anak lebih rajin dalam menuntut ilmu Sementara itu, Drs. Leksono, M.Pd.I menjelaskan bahwa di lembaga MI, 2% ditanggung oleh pemerintah sedangkan 98% nya adalah swasta murni. Jadi dengan adanya bantuan seperti ini pemerintah melalui Kemenag berterima kasih kepada negara Jepang dan Pemkab. Tuban yang telah banyak membantu. •Taar
WORKSHOP IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SIDOARJO-Kurikulum 2013 akan diber lakukan di MTsN dan MTsS pada tahun pelajaran baru 2014, terutama kelas VII. Oleh karena itu, guru-guru MTs harus memahami seluk beluk kurikulum tersebut. Berpijak pada hal itu, KKM MTsN Sidoarjo menyelenggarakan Workshop Implementasi Kurikukum 2013 bagi guru MTs se-KKM MTsN Sidoarjo, bertempat di aula MTsN Sidoarjo (2-5/11). Nara Sumber yang hadir adalah Drs. M. Nur Sjamsudin, MSi, (Kakankemenag Kab Sidoarjo), Dra. Hj. Fadlilah (Kasi Pendma), Drs. Ainur Rofiq, M.Ag, Dr. Agus, dan Dr. Ani Kadarwati. Acara ini dihadiri oleh Kakankemenag Kab Sidoarjo Drs. M. Nur Sjamsudin, M.Si, Kepala MTsN Sidoarjo Drs. H. Agus Suwito, M.Pd., Wakil-Wakil Kepala, Kepala TU, guruguru MTsN Sidoajo dan guru dari MTs yang tergabung dalam KKM MTsN Sidoarjo. Drs. H. Agus Suwito, M.Pd, dalam sambutan atas nama Ketua KKM MTs, berharap agar workshop ini menjadi sarana bagi guru untuk mempersiapkan diri memahami seluk beluk Kurikulum 2013. Sementara, Kakankemenag Kab Sidoarjo meminta guru PNS maupun swasta untuk lebih aktif dan inovatif dalam mendidik, mempertebal rasa memiliki madrasah dan meningkatkan mutu pendidikan. Sebab pemerintah telah banyak memberikan perhatian kepada guru. •Im2
PEMBINAAN TATA PERSURATA DIANAS KOTA MALANG-Salah satu indikator penting yang dapat dilihat untuk mengukur tingkat kualitas kinerja sebuah organisasi atau instansi adalah tertib administrasi tata persuratan dan kerarsipannya. Dewasa ini masih juga ditemukan kesalahan-kesalahan format penulisan di surat kedinasan serta masih banyak pula ditemukan kesalahan-kesalahan dalam pembuatan surat statuter dan non statuter dilingkungan Kemenag yang tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 16 Tahun 2006. Demikian sebagian sambutan Pgs. Kakankemenag Kota Malang (Machsun Zain, S.Ag. M.SI) yang disampaikannya dalam acara Pembukaan Pembinaan Tata Persuratan Dinas, bertempat di aula setempat (18/11). Kegiatan ini diikuti oleh 50 orang perwakilan dari satker di lingkungan dan jajaran Kankemenag Kota Malang. Dengan harapan terwujudnya pedoman pembuatan surat dinas, terciptanya kelancaran komunikasi koresponden kedinasan dan kemudahan dalam pengendalian pelak sanaannya, meningkatnya dayaguna dan hasil guna pengelolaan surat dinas dan pengolahan arsip dan diperolehnya kese ragaman dalam penyelenggaraan kegiatan surat menyurat dinas di lingkungan Kemenag. •Bhn
PEMBINAAN JURNALISTIK BAGI PNS SIDOARJO-Ada yang istemewa di aula Kankemenag Kab Sidoarjo, yakni hadirnya Redaktur Metropolis Koran Harian Jawa Pos (Fatchurroziq, S.Pd) untuk memberikan pembinaan jurnalistik kepada para PNS Kankemenag Kab Sidoarjo, (29/10). Kegiatan tersebut dihadiri dan dibuka secara resmi oleh Kasubbag TU Kankemenag Kab Sidoarjo (H. Misbakhul Munir, M.Ag), dan diikuti oleh 45 peserta terdiri atas Wakil Kepala Bidang Humas Satker MI dan MTsN, staf KUA dan penyuluh agama Islam. H. Misbakhul Munir, M.Ag menyam paikan bahwa mempunyai kemampuan (skill) jurnalistik itu penting bagi PNS. Sebab kemampuan menulis dan berjurnalistik itu mampu membentuk opini masyarakat tentang institusi kita. Kementerian agama mempunyai media massa yaitu MPA, Web-Kanwil dan Majalah An-Nur di Kankemenag Kab Sidoarjo. Media-media tersebut menjadi sarana untuk mensosialisasikan kebijakan kantor dan mampu membentuk opini publik. Dalam kegiatan ini, Redaktur Metropolis Jawa Pos menjelaskan dengan detail tentang “Berita, Wawancara dan Teknis Penulisan”. Karena sangat berpengalaman dan sangat menguasi materi, Fatchurroziq mampu menyajikan materi dengan sangat gamblang dan menarik. •Im2
DDTK PENGELOLA PERPUSTAKAAN SAMPANG-Bertempat di aula Kanke menag Kab. Sampang berlangsung DDTK bagi Pengelola Perpustakaan, (13-16/11). Acara ini diikuti oleh 30 orang berasal dari tenaga pengelola perpustakaan madrasah se-Kab. Sampang. Kakankemenag Kab. Sampang Drs. H. Mudjalli, MHI berharap agar setelah adanya kegiatan ini nantinya akan ada peningkatan mutu pengelolaan perpustakaan madrasah, bagi madrasah negeri supaya ada tenaga khusus dalam mengelola perpustakaan. Beliau juga berterima kasih dan mengu capkan selamat datang kepada BDK Surabaya yang berkenan menyelenggarakan DDTK di daerah Sampang, sehingga peserta tidak usah jauh-jauh ke Surabaya. “Saya harapkan peserta dapat menyimak dan maksimal dalam mengikuti kegiatan DDTK ini,” ungkapnya. Adapun materi yang disampaikan me liputi Kebijakan Diklat Pegawai Kemenag, Manajemen Perpustakaan, Katalogisasi, Klasifikasi DDC, Klasifikasi Islam, Pelayanan Perpustakaan, Pembinaan Mental dan Moral Pegawai, Pengarahan dan Evaluasi Program. Setelah kegiatan DDTK ini, Kakan kemenag Kab. Sampang bersama Kasi Pendmad berencana akan memantau pelak sanaan pengelolaan perpustakaan madrasah. •Lely
MENYAMBUT TAMU ALLAH PAMEKASAN-Sebanyak 1305 jamaah haji Kabupaten Pamekasan yang tergabung di kloter 35, 36 dan 37, sudah sampai di tanah air pada tanggal 7 Nopember 2013 dengan selamat. Meskipun ada 5 orang jamaah yang meninggal dunia. Pada kedatangan kali ini, tempat penjemputan jamaah haji dibagi 6 tempat dengan berpusat di Kankemenag Kab. Pamekasan. Adapun 5 tempat yang lain bertempat di Kampus STAI Al-Khairat Palduding, SDI Nurul Hikmah, Lapangan Brimob dan Toko Chair dan alun-alun Arek Lancor. Plt. Kasi PHU Kankemenag Kab. Pame kasan Drs. H. Nawawi, M.Fil. I., menjelaskan bahwa masih tinggal satu kloter lagi dengan jumlah 105 orang yang masih tinggal di tanah Haram dan dijadwalkan tiba di Pamekasan pada 18 Nopember 2013. Karena berangkatnya belakangan, maka datangnya pun harus belakangan. Diakuinya, pelaksanaan haji tahun ini berjalan lancar. Mulai dari pemberangkatan hingga pemulangan. Meski demikian, pihaknya akan mengevaluasi beberapa kekurangan yang terjadi. Itu tentunya sebagai bahan untuk peningkatan pelayanan jamaah haji pada tahun-tahun yang akan datang. •Sri Mukti
MPA 327 / Desember 2013
57
Pesona
Dalam menyambut hari Ibu yang jatuh setiap tanggal 22 Desember, annisa dengan pesona busana menampilkan mode untuk wanita usia dewasa karya Anne Rufaidah dan Najua. Dipersembahkan buat kaum ibu yang hendak pergi ke undangan. Semoga dapat menjadikan inspirasi.
58
MPA 327 / Desember 2013
LAA Remaja
Wahid Muklisin
Menyumbang Emas Bagi Jawa Timur
S
antai tapi serius. Gambaran inilah yang melekat pada sosok Wahid Muklisin. Gayanya di kelas atau pun dengan teman-temanya di luar kelas nyantai alias klemak-klemek. Namun, siapa sangka, siswa kelas IX B MTsN Model Pare Kediri ini baru saja menyumbangkan medali emas bagi Jawa Timur dalam Ajang Kompetisi Seni dan Olah Raga Madrasah (Aksioma) tingkat Nasional di Malang awal November lalu. Inilah bukti bahwa bahwa sikap nyantai dalam keseharian tak berhubungan langsung dalam lapangan pertandingan. Ya, meski Muklis – panggilan karib Wahid Muklisin – terkenal kalem, tapi saat di arena bulu tangkis putra pasangan H. Misbahul Munir dan Ibu Hj. Reni Sri Widyawati ini sangat garang dan cekatan memainkan raket. Alhasil, beberapa tropi juara telah direngkuhnya. Salah satunya adalah juara 1 Bulu Tangkis Putra pada ajang Porseni MTs tingkat Jawa Timur di Kediri. Sejatinya, prestasi remaja kelahiran Kediri 18 Februari 1999 ini sudah diukir sejak di bangku MI (Madrasah Ibtidaiyah). Ia meraih Juara 1 Badminton tingkat MI seKecamatan Badas. Disusul kemudian dia mendapatkan Juara 3 Bulu Tangkis tingkat MI se-Kabupaten Kediri, Juara
1 tingkat SMP/MTs se-Kecamatan Pare dan juga Juara 1 tingkat MTsN/Swasta se-Kabupaten Kediri. Dan torehan jawara pertama di Porseni MTs lah yang mengantarkannya menjadi salah satu atlet andalan Jatim dalam Aksioma tingkat Nasional di Malang. Untuk mendapatkan itu semua ternyata tidak gratis. Banyak waktu dan tenaga yang harus diluangkan. Bahkan tak jarang alumni MI Islamiyah 1 Surowono ini menambah porsi latihan. Itu semua sudah terjadwal rutin selepas sekolah. Biasnya ia memulai latihan mulai pukul 15.00- 19.30 pada hari Senin, Rabu, Kamis, dan Minggu. Tak hanya itu saja, bahkan sempat pula karena kecapean berlatih dia mengalami kecelakan dan harus opname di rumah sakit. “Tapi Alhamdulillah itu semua tidak pernah menyurutkan saja untuk terus berlatih,” tandasnya. Menurut Dra. Siti Umi Hanik, M.Pd.I, memang sosok yang tak mengenal kata putus asa meski secara fisik tampak kalem. Kepala MTsN Model Pare ini merasa bangga, karena MUklis telah turut mengharumkan nama madrasah dengan torehan prestasi. “Semoga ke depan makin banyak lagi prestasi yang diukir dan mampu menginspirasi siswa yang lain,” ujarnya penuh harap. •Pri
MPA 327 / Desember 2013
59
Pahlawan Nasional Pelopor
Lembaga Pendidikan Wanita Oleh: Abu Mukhlis*)
D
i belakang rumah patih Aria Tjitjalengka (baca: Cicalengka), tepatnya di belakang dapur rumah itu, terlihat kesibukan kecil, sekelompok anak-anak bermain sekolah-sekolahan. Mereka memakai genting dan arang untuk alat tulis menulis. Berlaku sebagai muridmurid adalah anak-anak dari pelayan dan pegawai sang patih. Permainan seperti itu berlangsung hampir tiap hari. Berlaku sebagai guru, seorang anak kecil pula, terlihat cerdas dan periang. Padahal pada saat itu, ayahnya, mantan patih di Bandung bernama Raden Somanegara bersama ibunya Raden Ayu Rajapermas, berada di pengasingan pemerintah Belanda. Mereka berdua diasingkan di Ternate, karena saat menjadi patih Bandung, telah memberontak melawan penjajahan Belanda. Dialah Dewi Sartika, yang lahir pada tanggal 4 Desember 1884, dan ia dikenal dengan sebutan Juragan Dewi. Sejak ayahnya diasingkan ia ikut pamannya, patih Aria Tjitjalengka. Di sana ia masuk sekolah rakyat, yang waktu itu ditempuh hanya tiga tahun. Di antara teman-temannya di sekolah, ia paling menonjol, itu sebabnya Dewi Sartika kecil yang haus menuntut ilmu, ingin terus berlatih dan menambah pengetahuannya, dengan mengadakan sekolah-sekolahan. Ketika ayahnya wafat di pengasingan, ibunya pulang kembali ke rumah orang tuanya, yang saat itu menjadi Bupati Bandung. Dewi Sartika akhirnya mengikuti ibunya, tinggal di Bandung. Rupanya dari sering mengadakan kegiatan sekolahsekolahan di belakang dapur rumah patih Tjitjalengka, menimbulkan hasrat yang besar untuk mendirikan sekolah, khususnya bagi gadis-gadis dari kalangan bangsawan, maupun rakyat jelata. Keinginan itu kemudian disampaikan kepada ibunya, namun beliau tidak memberikan tanggapan apa-apa. Akhirnya, ketika keinginannya diketahui sang kakek, yaitu RAA Martanegara, Bupati Bandung, beliau mendorong Dewi untuk mewujudkan impiannya. Apalagi tuan Den Hamer, Inspektur Kantor Pengajaran, ikut memberikan dukungan, maka pada tanggal 16 Januari 1904, dibukalah sekolah seperti yang dicita-citakan Dewi, namanya Sekolah Istri! suatu tonggak sejarah pendidikan kaum wanita di Jawa Barat. Sekolah istri bertempat di paseban sudut sebelah barat, kantor Kabupaten Bandung. Pada awalnya jumlah murid tidak lebih dari dua puluh orang, dengan tiga pengajar, Dewi Sartika, didampingi Purno dan Uwit. Tiga orang guru itu mengajarkan dasar-dasar berhitung, membaca dan menulis, serta pengetahuan agama. Keberadaan lembaga pendidikan itu ternyata banyak menarik perhatian orang, sehingga berdatangan pembesar-pembesar di wilayah tersebut, menyaksikan dari dekat suatu hal yang baru bagi mereka. Dewi Sartika menikah dengan Raden Kanduruan
60
MPA 327 / Desember 2013
Agah Suriawinata, seorang guru di daerah Karang Pamulangan. Suaminya mendukung penuh tekad Dewi Sartika, sehingga makin kuat keinginannya untuk memajukan sekolah Istri itu. Sekolah yang dulu menempati sudut paseban di kantor kabupaten Bandung, karena semakin besarnya hasrat masyarakat untuk sekolah, dan amat sempitnya tempat yang ada, kemudian sekolah itu pindah ke jalan Ciguriang. Pelajarannyapun tidak hanya berhitung, membaca, menulis, tetapi sudah ditambah dengan menjahit, menyulam dan merenda. Pada tahun 1910 nama sekolah dirubah menjadi Sekolah Keutamaan Istri, dan ditambah pula pelajaran baru meliputi: memasak, mencuci, menyeterika, dan membatik. Setahun kemudian sekolah itu naik kelas, menjadi Sekolah Kelas Dua. Bagian Pertama tiga tahun pelajaran, menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa pengantar, sedang bagian kedua menggunakan bahasa Melayu dan Belanda sebagai bahasa pengantar. Nantinya, pada bulan September tahun 1929 setelah dapat mewujudkan untuk memiliki bangunan yang lebih layak sebagai suatu sekolahan, sekolah tersebut mendapat nama baru, yakni Sekolah Raden Dewi. Aktivitas Dewi Sartika dengan sekolahnya, menarik perhatian kaum wanita dari beberapa daerah di sekitar Bandung, seperti Garut, Tasikmalaya, Purwakarta, dan beberapa daerah lain di Jawa Barat, dan banyak yang tertarik untuk mendirikan Sekolah Keutamaan Istri di daerah-daerah tersebut. Pengaruh ini bahkan menjalar sampai ke pulau Sumatera, hal itu terbukti dengan banyaknya gadis-gadis dari sana yang datang ke tempat pendidikan Dewi Sartika. Perjuangan Dewi Sartika dengan dukungan sang suami untuk mewujudkan lembaga pendidikan bagi masyarakat, tidak hanya melalui jalan yang mulus. Bahkan banyak mengalami hambatan, rintangan, dan perjuangan yang amat berat. Seperti halnya saat pecan perang dunia pertama, yang dampaknya juga berpengaruh di Indonesia, berpengaruh juga terhadap sekolah Dewi Sartika. Namun demikian, dua sejoli itu begitu gigih dengan tekadnya, dan dengan penuh kesabaran mencoba mengatasi segala kesulitan tersebut. Perjuangan Dewi Sartika dengan suaminya tidak sia-sia, mereka pada akhirnya dapat melihat hasil yang amat baik dari jerih payah mereka, dan melihat betapa masyarakat amat menghargai perjungannya. Pada masa penjajahan, dua kali Dewi Sartika memperoleh penghargaan dari pemerintah Belanda. Pertama, pada tahun 1913 mendapat Bintang Perak atas jasa-jasanya di bidang pendidikan, dan kedua, tahun 1940, kembali pemerintah Belanda memberikan penghargaan atas jasa-jasanya di bidang pendidikan.
Mula Malu Oleh: Mey.S
Dalam sebuah pesta, seorang anak mengamati para bapak-ibu yang tengah asyik melahap makanan sembari ngobrol perihal apa saja dengan cara berdiri. Maklum, karena memang pestanya dikemas dalam format standing party. Di sela riuh rendah suara musik serta celotehan para tamu, sang anak tiba-tiba melontarkan kalimat: “Ayah, mereka yang sedang makan itu apa juga berdo’a lebih dahulu ya sebelum makan?” Di tempat lain, seorang ibu menggandeng putrinya berbelanja di sebuah swalayan. Ibu dengan entengnya mencomot barang-barang belanjaan yang dibutuhkan. Melihat aksi ibunya, putrinya nyeletuk, “Ibu, kenapa ibu membeli produk-produk tersebut dengan tanpa melihat ada dan tidaknya lebel ‘halal’nya?” Hah...? Tentu pertanyaan anak-anak tadi terasa amat menohok bagi bapak-ibunya. Sebuah penyadaran yang selama ini sering tak terlintas dalam benak orang tua. Padahal, bagi ayah-ibu yang bijak dan sayang terhadap putra-putrinya, tentu senantiasa mengajarkan hal-hal yang baik. Misalnya, sebelum berbuat atau bertindak, putra-putrinya dianjurkan membaca do’a. Ketika hendak tidur disuruh berdo’a; kala akan makan, mau berangkat ke sekolah; ayah atau ibu selalu mengingatkan untuk berdo’a lebih dahulu. Saat makan bersama, para orang tua sering memberi nasihat bagi putra-putrinya agar kelak mencari rezeki dengan cara halal, memakan makanan yang halal, dan sebagainya. Perilaku serta perkataan anak memang seringkali membuat kita terperangah. Bagi anak, data audio merupakan salah satu hal penting bagi perjalanan kehidupannya. Bukankah kemampuan mendengar merupakan anugerah indera pertama yang terkoneksi ke otak semenjak janin berada dalam kandungan. Intensitas perkataan yang diterima anak akan dapat berpengaruh membentuk pikiran. Frasa word power menyerap keniscayaan akan kekuatan perkataan dalam memengaruhi pikiran seseorang. Dan, Tuhan pun menitipkan pesan-pesan mahapenting-Nya melalui perkataan insan-insan terpilih-Nya. Perkataan sendiri memiliki kekuatan yang berdampak bagi pikiran. Kekuatan perkataan yang memberdayakan atau memperkuat, dan perkataan yang melemahkan atau mengerdilkan. Maka selayaknya bila orangtua senantiasa mentranformasi kalimat-kalimat yang menguatkan bagi anak-anaknya. Di dalam perkataan terkadung adanya instruksi, stimulus yang dapat membentuk sikap sesuai dengan aturan yang dapat dipahami dalam kehidupan. Selanjutnya akan terbentuk pula kemampuan berpikir anak. Untuk sebuah kinerja olah pikir yang prima dibutuhkan banyak pendukung seperti kematangan emosi, asupan ilmu pengetahuan yang benar dan banyak, diskusi yang sehat, pembelajaran yang berbasis cara kerja otak (brain based learning), serta, terutama pola kepemimpinan yang lurus. Kinerja olah pikir serta kebeningan hati anak-anak seringkali membuahkan tindakan, ungkapan, serta perilaku lurus dan benar, yang kerap membikin malu para orangtua. Malu merupakan bentuk perasaan penyadaran bahwa segala sesuatu memiliki nilai, tolok ukur bahkan konsekuensi. Nilai merupakan hal yang dianggap penting, bermakna dan normatif. Sementara tolok ukur dan konsekuensi sebagai pencapaian yang bisa dilihat sejauh mana seseorang memiliki penyadaran terhadap diri sendiri tentang sesuatu yang harus diambil tanggung jawabnya. Ketika hal-hal tersebut sirna secara naluriah dalam diri, maka sesungguhnya ia telah melupakan jati dirinya sebagai bentuk kesatuan diri dari identitas, ego, dan superego. Dan malu yang merupakan bagian dari pelaksanaan iman tersebut ialah malu melakukan berbagai perbuatan tercela yang akan dapat merugikan diri, orang lain, maupun lingkungan. Penyadaran yang bermula dari malu dalam diri tiap orang niscaya akan membuahkan budaya. Budaya juga berarti bagaimana cara manusia berpikir, merasa, dan bertindak. Setiap orang, atau bahkan negara, masing-masing memiliki kecerdasan budaya. Kecerdasan budaya akan menjadi sangat signifikan di masa mendatang. Dan budaya malu adalah bentuk implementasi jati diri kita sebagai anggota masyarakat dan bangsa. Bermula dari malu pula akan dapat mengubah damai-indahnya dinamika zaman. Jadi, jangan dulu terburu-buru menyalahkan zaman. Ibaratnya, zaman adalah kain putih yang menghampar, membentang. Jika tiba-tiba saja kain tersebut harus berubah warna, tentu bergantung pada siapa yang berdiri di atas dan menghiasnya dengan berbgai ornamen. MPA 327 / Desember 2013
03 LAYOUT C - HAL 61 CERMAT - DES 2013.pmd 61
11/30/2013, 7:55 AM
61
Terimakasih Ibu
Ibu Sembilan bulan kau mengandung Sakit kau rasakan pusing kau tahankan Demi anak yang kau kandung Tak ada rasa penyesalan sebutir embun yang kau ucapkan Sengsaranya tak hanya mengemban Jiwa ragaku dalam kandungan Sampai aku dilahirkan dan aku dibesarkan Tak henti-hentinya kau memberi asuh kasih sayang Puji syukur atas nikmat Tuhan tak pernah lupa kau lanturkan Ibu apa yang harus aku perbuat untuk membalas semua ketulusanmu Air mata ini tak dapat kubendung saat aku mengingat masa kecilku Ibu izinkan aku mengingat semua itu Karena hanya Ibu yang sudah jadi sejarah besar dalam hidup anakmu Heriyanto Siswa Kelas X- 7 MAN Sampang Jl. Jaksa Agung Suprapto 88
Ibu Lantaran Tuhanku Siang malam engkau berjuang Jiwa raga engkau taruhkan Tak peduli berada di pucuk duri Berjejak di tanah berapi Moloncati gunung yang tinggi Dan menyelami samudra tiada tepi.
Ibu... Engkau wanita yang paling mulia Penggorbanan yang engkau emban tiada tara Ketika engaku melahirkanku Nyawalah sebagai taruhannya Kasih sayangmu tak tertembus harganya. Ibu... Engkaulah lantaran Tuhanku Yang senantiasa mengasihiku Membimbingku dan mengabulkan pintaku Ibu... Andaikan amarahmu menjadi do’amu Maka turunlah adzab Tuhanku. Lailatun Ni’mah Program Keagamaan MAN Pesanggaran Banyuwangi
Kavaleri
Pernahkah kau bertanya Tentang mereka Kavaleri-kaveleri yang mendusta Tuhannya Yang tak pernah percaya Apabila saatnya belum tiba Manakala berita besar itu Telah sampailah
62
MPA 327 / Desember 2013
Di depan mata-mata mereka Berlidah api mencekik dusta Pernahkah kau bertanya Tentang mereka Kavaleri-kavaleri yang menipu agamanya Aktor-aktor hebat kabaret dunia Mendarah mendaging Bersama denyut dekat detak jantungnya Relung batinnya berbalut nestapa Benarlah! Mereka celaka sejadi-jadinya Tak kan tertemui oleh mereka Harum anggur merasuk sukma Pernahkah kau bertanya Tentang peringatan-peringatan Yang telah dihamparkan Bahkan sebelum ruh-ruh mereka Melekat di belulang sumsumnya Hanyalah luluh berbalut luka Mengiringi rantai di kaki Menyesap palung sanubari Mereka kavaleri-kavaleri Yang nantinya akan saling ratap meratapi Kenapa kami tak jadi tanah saja? Di dunia fana ini Cholilatun Nabilah Kelas XII Bahasa MAN Kediri II Kota Kediri
Bunga Bangsaku
Namamu begitu besar Harum, seharum kasturi Begitu besar perjuanganmu Berkobar mengasah api Tak kenal mundur Bermodal jiwa ksatria yang menyala Tak berharap pamrih Maju dengan satu tujuan Memerdekakan negeri tercinta Dungu sekali orang yang mengecilkanmu Tak mengerti betapah besar perjuanganmu Demi membela bangsa ini Di lautan berdarah Wahai bunga bangsaku Kuteruskan perjuanganmu Membuang jauh-jauh Kemiskinan dan kebodohan ini. Hafizah Nur Aminda R. MTs. Negeri Gresik kelas VIII U
Separuh Perjalanan
Di sini, aku temukan cahaya yang dulu sempat buram Sekarang;
aku sempatkan tuk menggapai tangis yang dulu tak tersisakan Aku di sini sendiri, menunggu sekian banyak langkah yang menjauh Aku di sini menyendiri yang hanya ditemani kunangkunang yang redup Aku di sini harus dengan siapa ? Sementara perjalananku masih panjang dan tak bisa diterjang Aku di sini berdiri sendiri yang tujuanku menuju rumah ibuku Ibu, aku pulang karna merindumu Readi Afandi MA. Raudlatul Ulum Bilapora Rebba Lenteng Jl. Ponpes Al-Fata no.03 Bilapora Rebba Lenteng Sumenep 69461
Peci Putih Yang Merindukan Sujudmu : kepada Almarhum Bapak
sehelai benang emas melingkar di punggungku, tuan berbalut lapisan warna putih semburat kecoklatan sesekali kakiku basah oleh kucur air yang kau percikkan melingkar erat di kepala, begitu caramu mengenakan barangkali aku hanya berteman dengan ingatan bersama untaian doa yang selalu kudengarkan guratan dahi yang tertahan oleh sujud yang pelan hingga kesabaran menahan amarah dan keinginan aku adalah saksi dari air mata yang kerap berlinang saat sepertiga malam mulai menjelang memastikan anak istrimu bermukim di jalan terang sampai aku terjebak di antara kaki yang lalu-lalang telapak telanjang bersanding bendera setengah tiang aku ingat sekali, tuanku keningmu berkerut saat menyikat tubuhku bersama senyum syahdu yang kini kurindu tatkala bermunculan bercak tipis berdebu kini gejolak semakin menawar untuk bersekutu tatkala kabar tak jua kudengar lagi tentangmu walau begitu, aku akan tetap berada di tempatku bersanding di sebelah kiri, di pinggir sajadah biru aku tak percaya kau setega itu, tuan seumur hidupku tak pernah diabaikan demikian sampai paman tasbih perlahan menjelaskan lama sudah bulirnya tak lagi tersentuh tangan sedangkan bajumu tak kulihat lagi selama sepekan baju bercorak tenun ikat yang biasa kau kenakan aku merindumu, tuanku menunggu tanpa tahu keberadaanmu Kinanthi Anggraini
TTM EDISI 327
Bulan DESEMBER 2013
TTM Edisi 327
MPA
DAFTAR PERTANYAAN MENDATAR : 1. Lapisan yang melindungi gigi 4. Tubuh, jasmani, raga 7. Satu (bha Sansekerta) 8. Akrab, karib, rapat; hubungannya 10. Sampul dari kertas/plastic untuk menyimpan surat/dokumen 11. Saya, aku (bhas Arab) 12. Induk dari semua cabang olah raga 15. Gulungan film, rambut 17. Orang yang berdakwah 19. Pohon yang banyak cabang dan ranting 22. Orang ketiga 23. Menghitung Pajak Orang (lain) 24. Hendak, mau, berhasrat 26. Susut, karena dipakai, digosok 27. Allah, Robbi 28. Uang, barang yang disetor pada Raja/Negara MENURUN : 1. Mengenai baik/buruk, hak/kewajiban moral 2 Tombiol dalam keyboard komputer 3. Perekat benda 4. Meniru, tidak orsinil 5. Salah satu hasil hutan 6. Nomor Polisi 9. Rancangan yang tersusun di pikiran 13. Lawannya muda 14. Bunga yang tumbuh di air 16. Olimpiade Sains Nasional 17. Tidak ada perang dan kerusuhan, aman 18. Yang menjadi pujaan 20. Kata sambung 21. Mahatma…. (tokoh politik dari India) 24. Kabar yang tak jelas asal usulnya 25. Aku, sayas (bhs Betawi)
KUPON
No : 327
JAWABAN TTM NO. 325 Mendatar : 1.AJANG 4.DINDA 7.UII 8.ABA 10.LIRA 11.GEMPA 12.LIAR 13.SOFA 15.ASTRA 16.ATM 17.KONON 18.EFEK 20.AKAL 21.KUMAL 22.AMAN 24.AKA 25.SUB 26.GRAHA 27.KANAL Menurun : 1.ANALIS 2.AMAR 3.GUA 4.DIAGRAM 5.NORMATIF 6.ARMADA 9.BALA 14.FENOMENA 16.ANALISA 17.KEKANG 18.ELAK 19.KANCIL 23.MAIN 24.ABK
Peraih Hadiah TTM No. 325 1. Abdul manan Sekarputih Gg I RT.05 RW.02 Kec. Tegalampel-Bondowoso (78291) 2. Mujiharto Plemahan XI/10 Tegalsari-Surabaya 3. Sigit Pamungkas Perum Bumi Mangli Permai Blok ID-9 Kaliwates-Jember 4. Erna Badriyatin MIN Sumberjati Kademangan-Blitar (66161) 5. Robiatul Awaliyah SMA Muhammadiyah I Jl. Urip Sumoharjo 14 Sumenep
Ketentuan : 1. Jawaban ditulis pada kartu pos dan ditempeli kupon sesuai dengan nomornya. 2. Jawaban dikirim ke redaksi MPA paling lambat akhir Desember 2013 (cap pos). 3. Peraih hadiah diumumkan pada MPA edisi 329.
MPA 327 / Desember 2013
63
64
Panggilan : Hafiz TTL : Tulungagung, 8 Desember 2010 Alamat : Ds. Pulotondo, Rt3 Rw2 Kec Ngunut, Tulungagung Hobby : Bermain Mobil Cita-cita : Hakim Yang Adil Orangtua : Moch Murtadho, S.Pd.SD S.Hi dan Endah Laitul Fitri
Panggilan : Wafa TTL : Gresik, 22 September 2006 Alamat : Dukuh Rt.11 Rw.05 No.15 Pengalangan Menganti Gresik Sekolah : Kelas 1 MI Bahrul Ulum Pengalangan Menganti Gresik Cita-cita : Jadi Guru Hobby : Menghafal Al Qur’an Orangtua : Moch. Aliq dan Nur Hidayati
Panggilan : Kiki TTL : Sidoarjo, 5 Juni 2011 Alamat : Tebel Barat Rt.07 Rw.01 Gedangan Sidoarjo Jatim Cita-cita : Ustadzah Hobby : Membaca Al Quran Orangtua : Irwanto, S.Pd dan Nadifatul Munawwaroh, S.Pd.
Panggilan : Aghis TTL : Sumenep, 4 Desember 2011 Alamat : Jl. KH. A. Sajad No. 70 Bangselok Sumenep Hobi : Membaca Cita-Cita : Pelukis Orangtua : Zainol Huda dan Hukmawati
Panggilan : Fini TTL : Probolinggo,09 April 2012 Alamat : Jl.Mastrip Gg. Pesantren Wonoasih Kota Probolinggo 211D Hobby : Menulis dan bermain bongkar pasang Cita-cita : Polwan Orang Tua : Misbahul Rizal dan Jinani Kholidiyah
Panggilan : Dzkri TTL : Lamongan, 28 Oktober 2008 Alamat : JL. Sunan Kalijogo Gg. Jambu Mente Rt 04 Rw 05 No. 06, Sukorejo Lamongan Sekolah : TK Ma’arif, Bintang Sembilan Lamongan Cita-cita : Menjadi kyai kondang Orang TUA : Achmad Nuril Huda dan Chusnul Chotimah
MPA 327 / Desember 2013
Oleh: Ainiyah Mundzir*)
A
khir-akhir ini, aku tak lagi merasakan kasih sayang ibu. Aku dan kedua adikku selalu dijadikan pelampiasan kemarahannya. Kami jadi bingung, padahal kami tidak merasa bersalah apa-apa. Seminggu yang lalu, sepulang dari arisan, ibuku membanting pintu keras-keras. Beberapa perabot dapur juga dibanting hingga menimbulkan pecahan-pecahan kecil. Sebagaimana adikku, aku juga tidak tahu sebabmusabab kemarahan ibu. Aku memilih diam daripada memperunyam masalah. Dulu, ketika aku masih mengagumi sosok ibu, kemarahan ibu selalu kurasakan sebagai bentuk kasih sayang. Tapi sekarang tidak. Sebab, kemarahan ibu selalu tak beralasan. Kami menjadi bingung. Beberapa hari berikutnya, seorang perempuan, teman arisan ibu datang ke rumah. Ia menanyakan dan ingin bertemu ibu. Kebetulan ibu lagi keluar. Tiba-tiba ibu datang. Membuka pintu dengan sedikit membanting. Nada cemberut terpancar dari wajahnya. Aku menjadi takut menatap wajah ibu yang seperti kesurupan. Setelah melihat Bu Rina, wajah ibu menampakkan sebuah senyum. Entah, apakah senyum itu senyum palsu atau senyum tulus yang dihadiahkan kepada rekannya itu. Setelah ganti baju, Ibu menemui Bu Rina. Sedangkan aku dan kedua adikku disuruh masuk.
“Tidak pantas mendengarkan perkataan orang tua,” begitu ibu beralasan ketika menyuruh kami masuk. Entah apa yang dibicarakan, ibu dan Bu Rina cukup lama berbincangbincang. Setelah matahari hampir tenggelam di ufuk barat, Bu Rina pulang. Sedangkan ibuku memasuki kamarnya. Aku dan kedua adikku merasa terlantar. Ibuku tak lagi mengurusi kami, sebagaimana beberapa minggu yang lalu. Kami menjadi malas belajar. Akhir-akhir ini kami menganggap ibu sebagai monster yang sangat menakutkan. Aku jadi heran. Mengapa ibuku tidak bisa memimpin dan mendidik kami, sebagaimana mendiang ayah memimpin keluarga ini. Padahal, ibuku yang lebih berpengalaman di bidang kepemimpinan. Ibuku mantan kepala desa. Ia merupakan salah satu kepala desa dari kaum perempuan. Mungkin saja ibuku memang pantas menjabat sebagai kepala desa lagi. Ibu mempraktikkan rasa kasih sayangnya kepada seluruh warga desa. Ibu menyayangi mereka sebagaimana ia menyayangi anak-anaknya. Tapi, kebaikan ibu malah membuahkan hasil yang sangat menyakitkan. Pada pemilihan kepala desa kali ini, perolehan suara ibu lebih kecil daripada calon yang lain. Suatu malam, ibu memanggilku, juga kedua saudaraku. “Ibu minta maaf! Beberapa minggu ini, ibu sering marahmarah kepada kalian,” kata ibu seraya menatap kami satupersatu. “Memangnya ada apa, Bu?” tanyaku memberanikan diri. “Tidak ada apa-apa. Hanya ada permasalahan kecil yang ibu anggap sangat rumit. Padahal, setelah dipikir lebih jauh, ternyata ibu khilaf.” Aku dan kedua saudaraku hanya diam. Menunduk dan menikmati rasa kasih sayang ibu yang sudah lama tidak kami rasakan. “Maukah kalian memaafkan ibu?” tanya ibu seakan meminta kepastian. Aku dan kedua saudaraku saling pandang. Kemudian kami mengangguk dan hampir bersamaan. Aku tak tahan membendung air mata. Begitu juga kedua saudaraku. Tangisku rebah dipangkuan ibu. “Ibu kena hasut beberapa rekan kerja ibu. Ibu tidak mau berfikir jernih, padahal, sudah lama ibu menjadi pemimpin. Ibu memang tidak pantas memperpanjang masa jabatan ibu. Sebab, ibu masih belum mampu memimpin diri sendiri. Ibu juga belum mampu memimpin kalian,” air mata ibu juga tumpah diikuti derai tangis anak-anaknya. “Untung saja di desa ini masih ada Mbah Ageng. Beliau beberapa kali memperingatkan ibu. Beliau sangat menyayangi ibu. Beliau mau membimbing ibu. Hingga akhirnya ibu sadar bahwa apa yang ibu lakukan akhir-akhir ini salah dan bisa merugikan orang banyak.” Rumah sederhana yang kami tempati berubah menjadi lautan air mata. Tembok dan langit rumah seakan menyaksikan dan memberi restu pada sebuah kebenaran, walaupun kebenaran itu harus melaui jalan terjal dan berduri. Ibu, aku mencintaimu, Ibu! *)
Guru TK Nurul Jadid Ganding Sumenep
MPA 327 / Desember 2013
65
M
engapa reaksi dan ekspresi kemarahan kaum Muslimin diberbagai kawasan dunia bisa terjadi begitu cepat, ketika agamanya dinistakan dan dinodai? Itu adalah salah satu pertanyaan yang sering diajukan oleh wartawan Eropa dan dunia barat lainnya. Sebut saja misalnya, demo-demo dan berbagai bentuk unjuk rasa lainnya diberbagai kawasan dunia yang mengadakan protes keras terhadap ”Ayat-ayat setan-nya Salman Rusydi”. Juga hujatan keras terhadap pemuatan gambar ”kartun Nabi Muhammad Saw” di surat kabar Denmark. Demo reaksi terhadap pemutaran filem ”Fitna-nya Wilders” di Belanda. Rencana ”Pembakaran Kitab Suci Al-Quran” oleh pendeta sebuah sekte kecil Kristen di Amerika. Dan yang terakhir penistaan, penghinaan, dan penodaan Nabi Muhammad Saw melalui film ”The Innocence of Muslims”, karya Sam Bacile sutradara Israel yang tinggal Amerika. Pertanyaan semacam itu muncul dari kenyataan, bahwa reaksi berskala global itu relaif tidak terjadi pada para penganut agama lain, yang tokoh dan agama mereka juga pernah dilecehkan dan dinistakan oleh kalangan media massa. Terhadap pertanyaan itu, barangkali secara normatif dapat dijelaskan bahwa kemarahan kaum Muslimin itu, terjadi karena yang menjadi sasaran demonisasi media Denmark, Belanda, serta media Eropa lainnya dan Amerika adalah figur ”Muhammad Saw”, yang dalam keimanan Islam menduduki tempat yang mulia sebagai Nabi dan Rasul panutan, ”Utusan Allah Swt” bagi kaum Muslimin. Secara sosiologis dan psikologis, kaum Muslimin umumnya berbeda dengan masyarakat Eropa, dimana sikap antireligius dan anti klerikal telah berlangsung berabad-abad. Sehingga banyak kalangan masyarakat Eropa-termasuk umat beragama-nya sudah terbiasa menghadapi demonisasi agama. Disamping itu, ada satu lagi hal penting selain itu, yaitu apa yang disebut dengan ”Muslim Networks”, Jaringan global solidaritas kaum Muslim. Azyumardi Azra, dalam penelitiannya untuk disertasi Ph.D terhadap ”jaringan diantara kaum Muslimin” atau persisnya ”jaringan ulama” dunia Melayu-Indonesia dan Timur Tengah pada abad 17 dan 18 ; yang telah diterbitkan dalam buku berjudul ”Jaringan Ulama” 1993, dan juga buku ”The Origins of Islamic Reformism in Southeast Asia : Networks of Malay-Indonesian Ulama in the 17th and 18th Centuries” yang diterbitkan tahun 2004 secara simultan di Australia, Honolulu-AS, dan Leiden Belanda; secara substantif mengungkapkan bahwa, jaringan keilmuan dan keulamaan tidak terbatas didunia Melayu Indonesia dan
66
MPA 327 / Desember 2013
Arabia, tetapi juga Anak Benua India, Asia Tengah, dan Afrika. Dan jaringan keilmuan dan keulamaan itu, seolah menyatukan dinamika historis wacana dan praktik Islam di berbagai penjuru dunia Muslim. Jaringan Muslim itu, tidak pernah sirna meskipun dibanyak bagian ”Dunia Muslim” mengalami penjajahan kolonialisme Eropa. Jaringan keilmuan dan keulamaan tetap bertahan. Bahkan jaringan politik diantara kaum Muslim muncul menemukan momentumnya ditengah menguatnya kekuasaaan kolonialisme. Pada masa kontemporer, jaringan Muslim itu dalam segi-segi tertentu mungkin menyusut, khususnya dalam jaringan ulama yang agaknya tidak lagi se-ekstensip dan seluas abad 17,18, 19, dan paruh pertama abad 20. Tetapi bentuk-bentuk jaringan baru kaum Muslim justru kian meningkat. Khususnya berkat kemajuan teknologi transportasi, komunikasi, dan informasi. Dinamika kontemporer jaringan kaum Muslim itu misalnya, bisa disimak dari buku ”Muslim Networks : From Hajj to Hip Hop” (2005), yang disunting dua profesor suami isteri Bruce Lawrence dan Miriam Cooke, keduanya gurubesar dari Duke University AS. Dari buku itu, diperoleh gambaran yang lebih utuh dan lengkap tentang berbagai jaringan global yang terbentuk diantara bebagai kalangan Muslim kontemporer. Seperti terlihat dalam judul buku tersebut, dan juga sebagaimana diungkapkan dalam buku Jaringan Ulama, bahwa jaringan kaum Muslim secara tradisional dan konvensional terbentuk melalui ”jaringan perjalanan (rihlah)”. Baik perjalanan untuk kepentingan naik haji (rihlah mubaarakah) ke Makkah dan Madinah. Maupun perjalanan pengembaraan seperti yang dilakukan Ibn Batuthah. Atau perjalanan untuk menuntut ilmu (rihlah ilmiyyah). Melalui rihlah-rihlah seperti itu, dan dimasa kontemporer ditambah dengan ”migrasi” kaum Muslim ke Dunia Barat, maka jaringan kaum Muslim itu tetap bisa bertahan bahkan jadi semakin meluas. Perluasan jaringan kaum Muslim itu, lebih jauh juga meningkat melalui media komunikasi mutakhir semacam ”internet” bahkan ”hip hop”. Sebuah genre musik dengan kombinasi gerakan tubuh yang khas dari kalangan Muslim Hitam asal Afrika. Sehingga muncul ungkapan ”transglobal hip hop ummah”, yang melintasi batas-batas geografis, politik, budaya, suku, dst. Akhirnya, dengan kolaborasi berbagai jaringan atau rihlah tersebut, jadilah kaum Muslimin terpadu dalam ”a networked civilization”, sebuah peradaban global berbasiskan jaringan yang memiliki kepekaan dan perekat solidaritas tinggi. (diolah dari jejak jaringan muslim azyumari azra 2007 dan beberapa sumber lain) •Ahar
Suasana pembukaan KSM dan AKSIOMA Tingkat Nasional di Malang tanggal 5 November 2013
Penyerahan Piala Bergilir KSM dan AKSIOMA Tingkat Nasional oleh Menag RI kepada Dirjen Pendis
COVER MPA DESEMBER.pmd
3
11/29/2013, 4:27 PM
COVER MPA DESEMBER.pmd
4
11/29/2013, 4:27 PM