Narkoba pun Diselipkan pada Kue dan Permen - Kemenag Jatim

9 downloads 179 Views 1MB Size Report
dari bahaya pengaruh Narkoba, de- ngan caranya masing-masing. Kalau. Senjata Penghancur Uma enghancur Uma enghancur Umat. Narkoba pun Diselipkan ...
Senja ta P enghancur Uma Senjata Penghancur Umatt Narkoba pun Diselipkan pada Kue dan Permen Jika ada sesuatu yang berdam- kan segala cara untuk mencapai japak negatif bagi individu atau sosial, batannya. Bagi yang mabuk harta, agama pasti telah terlebih dahulu me- maka dia akan menghalalkan segala larangnya. Begitu pun dengan Miras- cara untuk mendapatkan harta terantika, yang tak hanya merusak diri sebut. “Jadi.. khamr itu dalam arti masendiri, orang lain, dan juga berdam- buk, menghilangkan kesadaran, pak buruk bagi sosial-kemasyarakat- menghilangkan pertimbangan akal,” an. Maka Islam pun dengan tegas jelasnya. Di sisi lain, sambung Ketua Komelarangnya. Baik menurut al-Qur’an, al-Hadits maupun ijma’ ulama’, misi Fatwa MUI Jawa Timur ini, khamr hukumnya jelas-jelas haram. Dalam itu merupakan salah satu senjata dari al-Qur’an terdapat ayat innamal luar untuk menghancurkan umat Iskhamru wal maysiru wal anshobu lam. Jadi disamping merusak umat Iswal azlamu rijsum min amalisy syai- lam melalui al ghozwul asykari than. Juga dalam Hadits disebutkan (perang militer), al ghozwul fikri kullu musykirin khamrun, wa kullu khamrin haram. Ijma’ ulama’ pun juga sepakat, bahwa kalau yang memabukkan, menghilangkan kesadaran, baik itu menggunakan minuman, obat-obatan, suntik, atau dengan apa saja yang itu mengganggu akal manusia, hukumnya haram. “Dan itu masuk dalam maqasidusy syari’ah yang lima, hifdzul aql (menjaga akal). Jadi sudah jelas, bahwa kalau dalam aspek hukum, Narkoba dan miras itu hukumnya haram,” tandas Ust. Abdurrahman Navis, Lc. Yang jelas, apa yang diharamkan oleh agama pasti ada dampak negatifnya. Tapi ada Prof. Dr. H. Imam Muchlas, MA manusia yang memahami dan ada yang tidak memahami dampak tersebut. Yang memahami, oto- (perang pemikiran), al ghozwul iqmatis mereka tahu. Yang tidak mema- tishodi (perang ekonomi), juga mehami otomatis mereka tidak sadar. lalui al-ghozwul akhlaqi (perang Narkoba dan miras ini dampaknya su- akhlak). “Perang akhlak tersebut bisa dah kita rasakan. Bagaimana kasus- melalui pergaulan bebas, pornografi nya Afriyani yang memakai Narkoba, dan termasuk kemudian ekstasi dan kemudian menabrak tewas 9 orang. khamr,” tegasnya. Makanya peredaran Mirasantika Di kasus lain juga seperti itu. “Jadi, dampak Narkoba itu bisa berakibat semakin marak. Anak-anak kecil pun sangat fatal. Ro’su kulli khothi’atin juga ikut diserang. Salah satunya mekhamrun (pangkal dari kesalahan lalui permen yang diselipi Narkoba. Kue-kue juga ada yang mengandung adalah khamr),” tukasnya. Orang yang dalam keadaan ma- Narkoba. Jadi, mereka berusaha babuk, dalam arti yang sebenarnya atau gaimana menghancurkan umat Islam mabuk dunia, maka dia akan berbuat dari semua lini generasi. “Saking bekesalahan-kesalahan itu. Orang yang sarnya dampak dari khamr tersebut, mabuk jabatan, dia akan menghalal- Nabi sendiri memperlakukan pemi12

num khamr dengan cara dicambuk dan dita’zir,” ungkapnya. Oleh karenanya, para Ulama’ dan juga Umara’ di birokrasi berusaha untuk mencegah bahaya ini dengan menetapkan sebuah Perda anti miras. Perda anti miras ini adalah mencegah beredarnya miras tersebut, dengan tujuan agar generasi mendatang tidak menjadi korban. Tapi sayangnya, justru perda-perda miras itu – oleh Mendagri – dianggap Perda syari’ah, sehingga dieliminir karena dianggap itu tidak sesuai dengan undang-undang. “Padahal itu bukan Perda syari’ah.

Ust. Abdurrahman Navis, Lc

Imej yang berkembang memang dibikin seperti itu,” tengarainya. “Sebenarnya Perda anti miras ini harus menjadi undang-undang, guna menyelamatkan generasi muda bangsa ini,” tandasnya. Untuk membentengi generasi dari pengaruh Narkoba, semua lini harus bekerja. Baik dari keluarga, sekolah, masyarakat dan negara. Sebagai stake holder bangsa, baik itu ulama’ maupun umara’ dan komponen-komponen yang lain, merasa bertanggung jawab untuk menyelamatkan generasi yang akan datang dari bahaya pengaruh Narkoba, dengan caranya masing-masing. Kalau

MPA 306 / Maret 2012

01 LAYOUT A (MART 2012) - HAL 1 sd 19.pmd 12

2/28/2012, 7:47 PM

ulama’ dengan fatwa, nasehat atau tausiyahnya. Kalau umara’ melalui SK-nya, Perdanya, dengan penindakan bagi oknum-oknum yang melakukan itu. Sedangkan masyarakat secara umum, bagaimana menjaga masing-masing keluarganya dari pengaruh Narkoba. “Jadi, harus dengan kerjasama. Sebab tak mungkin kita bekerja sendiri-sendiri,” tuturnya. Menurut Prof. Dr. H. Imam Muchlas, MA, orang yang dengan sadar mendekati miras, Narkoba, atau apapun yang dilarang agama dan membawa kemudaratan, iman orang tersebut sedang copot dan runtuh. Untuk itu, semua bentuk peraturan harus dilaksanakan dan ditegakkan secara istiqamah, demi selamatnya generasi bangsa serta kemaslahatan umat. Sudah banyak fakta diterima masyarakat bila miras dan sejenisnya itu merupakan sumber kejahatan. Sementara, produsen dan pengedar Narkoba masih banyak berkeliaran di tengah masyarakat. Bukan tak mungkin jika telah terbangun sindikasi di strata golongan tertentu. Peraturan juga terasa tak berguna jika masih ada kelompok yang berani menyembunyikan atau menghapus pasal-pasal dalam undang-undang terkait dengan obat-obatan terlarang. Negeri kita, kata mantan Guru Besar IAIN Sunan Ampel Surabaya bidang tafsir ini, memang lemah di sisi pelaksanaan hukum. Hukum agama sudah jelas, tetapi bila tak didukung pelaksanaan hukum negara yang sifatnya melindungi dan menyelamatkan bangsa, semua itu hanya akan membuang tenaga saja. Sia-sia. Segala bentuk peraturan yang digagas dan dibahas dengan mengeluarkan banyak biaya dan pikiran, semuanya jadi mubazir. “Jadi, lagi-lagi, penegakan hukum harus dijalankan dengan seadil-adilnya,” tukasnya. Sebagai bagian dari birokrasi, tentu Kementerian Agama juga melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi maraknya Narkoba tersebut. Salah satunya melalui para Penyuluh Agama yang seharian bertatap langsung dengan masyarakat.

Disamping dibekali dengan materimateri dakwah, mereka juga diberi materi khusus tentang penanggulangan Narkoba. “Mereka kan biasanya juga memberikan penyuluhan di lembaga pemasyarakatan,” terang Drs. H. Warsito Hadi, SH, MM. Disamping itu juga melalui kegiatan seniman dan budayawan Islam, dengan memberikan pembinaan dalam rangka penanggulangan Narkoba. Sebab dunia seni itu begitu rentan dengan yang namanya Narkoba, sehingga mereka perlu diberikan penyuluhan. Ini menunjukkan bahwa masalah Narkoba itu begitu seriusnya. Penyuluh Agama memang punya kegiatan tentang penyuluhan mulai dari khutbah dan juga menerbitkan buku-buku khutbah, yang di

Drs. H. Warsito Hadi, SH, MM

situ juga diulas mengenai bahaya Narkoba. Sebagian karyawan di bidang Penamas juga menjadi anggota Badan Penanggulangan Narkoba Daerah. Disamping itu juga bekerjasama dengan komisi penanggulangan AIDS dan Narkoba. “Jadi, kami juga ikut menanganinya secara langsung,” tukasnya. Sedangkan para Penyuluh Agama memang tidak khusus menangani langsung, tetapi mereka sering menyampaikan materi-materi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat termasuk mengenai materi seputar Narkoba. Kalaupun ada pengguna yang sudah kecanduan, mereka memang tak dapat menanganinya secara fisik. Tetapi mereka bisa melakukan kerjasama dengan pondok pesantren yang khusus menangani mereka, dan juga

bekerjasama dengan Dinas Sosial. Dari sekian para penyuluh, memang pernah ada yang mencoba menanganinya secara langsung. Tetapi tampaknya itu kuranglah efektif. Sehingga memang harus kerjasama dengan pihak lain. Maka akhirnya sang penyuluh melakukan kerjasama dengan sebuah pondok pesantren. Dan ketepatan para pecandu Narkoba itu mau melakukannya. Di pondok pesantren tersebut semua biayanya gratis. Sebab ada sukarelawan yang sanggup menjadi donatur untuk segala biayanya. Namun demikian perlu diingat, mencegah agar orang tak sampai menggunakan Narkoba itu jauh lebih baik dibandingkan pengobatan setelah mereka terjangkiti. Oleh karenanya, para Penyuluh harus lebih mengintensifkan lagi dan sungguh-sungguhuntukbisa memberikan wacana tentang Narkoba dari dasar, bahanbahan, sampai kerugian bagi yang memakainya. Menurut Kabid Penamas Kanwil Kemenag Prov. Jawa Timur ini, pihaknya juga membuat pamflet-pamflet tentang bahaya Narkoba, buku-buku khutbah yang berisi tentang bahaya Narkoba lengkap dengan dalil-dalil larangannya. Disamping itu juga dengan melakukan kerjasama dengan instansi terkait, agar bisa mengawasi, menangani, menanggulangi, dan lain seterusnya. Yang paling penting untuk digarisbawahi, bahwa kita semua haruslah super hati-hati terhadap Narkoba. Sebab penyebarannya kerapkali melalui sesuatu yang menyenangkan. Itulah yang membuat penyebarannya sampai masuk ke kalangan pelajar. Tak hanya siswa SMA, namun juga ke anak-anak SD. Mereka dengan segala cara melakukan penyebaran tersebut untuk merusak masa depan generasi bangsa. “Makanya, sekali lagi, kita harus benar-benar berhati-hati untuk menyelamatkan anak bangsa dari tangantangan yang tidak bertanggung jawab,” tandasnya mempamungkasi pembicaraan. Laporan: Mey.s, Muhammad Hisyam, Feri Aria Santi (Surabaya). MPA 306 / Maret 2012

01 LAYOUT A (MART 2012) - HAL 1 sd 19.pmd 13

2/28/2012, 7:47 PM

13