NASKAH PUBLIKASI KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ISTRI YANG ...

20 downloads 92 Views 71KB Size Report
memilih yang terbaik bagi hidup ibu?, serta bagaimana istri mencapai tujuan hidupnya .... Asya (Yulianto, 2000) mendefinisikan perselingkuhan (Selingkuh).
NASKAH PUBLIKASI

KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ISTRI YANG SUAMINYA BERSELINGKUH

Oleh: Dinda Permata Sari 02 320 013

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2007

2

NASKAH PUBLIKASI

KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ISTRI YANG SUAMINYA BERSELINGKUH

Telah Disetujui pada Tanggal

_________________________________

Dosen Pembimbing

(Hepi Wahyuningsih, S.Psi., M.Si.)

3

KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ISTRI YANG SUAMINYA BERSELINGKUH

Dinda Permata Sari Hepi Wahyuningsih

INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap bagaimana kebermaknaan hidup pada istri yang mengetahui suaminya melakukan perselingkuhan. Aspekaspek yang ada dalam kebermaknaan hidup itu sendiri antara lain adalah dimensi kerangka (Framework dimension) serta dimensi pemenuhan (Fullfilment dimension). Subjek dalam penelitian ini adalah dua orang wanita yang statusnya pernah satu kali menikah dan suaminya pernah berselingkuh. Karakteristik subjek penelitian sampling yang digunakan adalah purposive sampling, dengan harapan individu yang sudah ditentukan bisa memberikan informasi mendalam yang dibutuhkan tentang situasi sosial yang akan diteliti. Dalam penelitian kali ini, peneliti akan mengajukan beberapa panduan dalam wawancara, yaitu bagaimana reaksi istri ketika mengetahui perselingkuhan yang dilakukan oleh suami?, bagaimana pandangan tentang diri istri berkaitan dengan arti istri bagi orang-orang disekitarnya?, bagaimana motivasi hidup istri setelah mengetahui bahwa suaminya berselingkuh?, bagaimanakah istri menghadapi kenyataan bahwa suaminya telah berselingkuh?, bagaimana istri bisa memilih yang terbaik bagi hidup ibu?, serta bagaimana istri mencapai tujuan hidupnya ketika mengetahui suaminya berselingkuh? Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif Penelitian ini bersifat induktif yaitu analisis berdasarkan data yang diperoleh yang selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Kata Kunci : Kebermaknaan Hidup Istri, Perselingkuhan.

4

KEBERMAKNAAN HIDUP PADA ISTRI YANG SUAMINYA BERSELINGKUH

Pengantar Latar Belakang masalah Rumah tanggga yang sakinah, mawardah warrahmah merupakan dambaan setiap insan, baik yang belum memasuki jenjang perkawinan maupun yang tengah menempuhnya. Tujuan dari perkawinan itu sendiri adalah untuk mendapatkan kebahagiaan, cinta kasih, kepuasan dan keturunan (Akbar, 1975). Perkawinan disyariatkan oleh Islam agar manusia membentuk keluarga untuk hidup berumah tangga, dan dengan itu mendapatkan sakinah dalam hidupnya sampai akhir hayat, yakni ketenangan dan kebahagiaan yang kekal. Kebahagiaan dalam suatu ikatan perkawinan semestinya dirasakan oleh sepasang pria dan wanita yang telah terikat dalam suatu ikatan perkawinan tersebut. Keluarga yang sakinah mawardah warrahmah bukan berarti tidak pernah menghadapi masalah, karena sesungguhnya Islam tidak menafikan adanya kemungkinan terusiknya ketenteraman dalam kehidupan rumah tangga. Sebab, secara alami, setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti dihadapkan pada berbagai persoalan. Kerap terjadi, kenyataan hidup tidak seindah harapan. Adakalanya kehidupan suami-istri itu dihadapkan pada berbagai problem baik kecil ataupun besar, yang bisa mengusik ketenangan keluarga. Penyebabnya sangat beragam, salah satunya adalah suami atau istri yang memiliki hubungan

5

khusus dengan orang ketiga di luar ikatan perkawinan yang sah atau lebih dikenal dengan istilah selingkuh. Adimoelya (Yulianto, 2000) mengungkapkan bahwa hubungan dengan pihak ketiga semacam ini yang disebut juga dengan perselingkuhan yang bisa berlangsung singkat atau lama, dengan tingkat keterlibatan emosional yang rendah atau tinggi. Masters dkk (Yulianto, 2000) mengatakan walaupun hubungan semacam ini merupakan perbuatan dosa jika dilihat dari sisi agama dan kriminal atau amoral menurut hukum pemerintah akan tetapi pada kenyataannya tetap ada dan semakin menjadi hal yang biasa. Berdasarkan penelitian yang telah banyak dilakukan baik di luar maupun di dalam negeri dan hasilnya menunjukkan bahwa pria lebih banyak melakukan hubungan perselingkuhan dengan pihak ketiga dibandingkan dengan wanita. Hasil penelitian dari tahun ke tahun menunjukkan angka perselingkuhan yang bervariasi seperti survey yang dilakukan pada 1982 oleh Peterson (Pocs, 1986) pada playboy Readers’Sex Survery menemukan bahwa sekitar 48% suami melakukan perselingkuhan dengan puncaknya pada usia 40-49 tahun. Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Tobing, (Yulianto, 2000) yang menyatakan bahwa 65% pria di Jakarta pernah menyeleweng. Penelitian Kinsey yang dilakukan pada tahun 1948 terhadap 5000 laki-laki dan 6000 perempuan memberikan gambaran bahwa 50% laki-laki mengemukakan bahwa mereka pernah berselingkuh. Data-data tersebut menunjukkan bahwa angka kejadian sangat bervariasi besarnya dari tahun ke tahun dan terlihat bahwa perselingkuhan banyak dilakukan oleh laki-laki daripada oleh perempuan.

6

Berbagai reaksi negatif yang muncul dari istri yang suaminya berselingkuh menunjukkan bahwa istri tidak mampu menentukan apa yang tepat bagi dirinya, yang menimbulkan rasa ketidakbermaknaan hidup istri. Menurut Bastaman (1996) sama sekali tidak disadari bahwa dalam kondisi bagaimana pun seseorang sebenarnya masih dapat menentukan sendiri apa yang paling baik bagi dirinya. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah kebermaknaan hidup seorang istri yang suaminya melakukan perselingkuhan ?

Manfaat Penelitian 1.

Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan kajian pengetahuan dalam bidang psikologi pada umumnya dan khususnya psikologi sosial dan psikologi keluarga yang berkaitan dengan permasalahan dalam perkawinan secara lebih mendalam, khususnya mengenai perselingkuhan yaitu ketika suami berselingkuh.

2.

Manfaat Praktis Diharapkan

seorang

istri

akan

mampu

memahami

sejauh

mana

kebermaknaan hidupnya ketika harus dihadapkan pada kenyataan bahwa suami yang dicintainya ternyata berselingkuh.

7

Tinjauan Pustaka Kebermaknaan Hidup Konsep kebermaknaan hidup menurut Bastaman (1995) adalah hal-hal yang oleh seseorang dipandang penting memiliki nilai khusus, dirasakan berharga dan diyakini sebagai suatu yang benar serta dapat dijadikan tujuan hidupnya. Frankl (Bastaman, 1996) mengatakan bahwa harapan untuk dapat meraih kebermaknaan hidup memang menjadi motivasi utama pada diri individu. Hasrat inilah yang akan memotivasi setiap orang untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dengan tujuan agar hidupnya menjadi lebih bermakna dan berarti. Sedangkan menurut Tasmara (1999), kebermaknaan hidup adalah seluruh keyakinan serta cita-cita yang paling mulia yang dimiliki seseorang. Menurut Bastaman (1996) setiap manusia menginginkan suatu makna hidup yang akan mewarnai perilakunya, serta menjadi arahan segala kegiatannya dalam keberadaannya di dunia. Dengan demikian dalam makna hidup terkandung pula tujuan hidup, yaitu hal-hal yang perlu dicapai dan dipenuhi. Battista and Almond (Leath, 1999) mengartikan kebermaknaan hidup sebagai suatu keadaan dimana individu mampu melihat hidupnya dalam beberapa perspektif atau telah menemukan seperangkat tujuan hidup dan keadaan dimana individu telah mencapai atau sedang dalam proses untuk mencapai tujuan hidupnya tersebut. Dengan kata lain, kebermaknaan hidup merupakan sebuah keadaan yang tidak dapat dipisahkan dari tujuan hidup serta upaya dalam proses pencapaiannya.

8

Seperti dikatakan Frankl (2003) kebermaknaan hidup dapat diperoleh melalui tiga cara yang berbeda. Pertama adalah dengan melakukan suatu perbuatan seperti berkarya, bekerja dan berprestasi. Kedua, dengan mengalami sebuah nilai yang muncul sebagai akibat dari penghayatan terhadap pengalaman hidup seperti cinta, keindahan alam atau kebudayaan. Yang ketiga adalah dengan penderitaan yang merupakan kesempatan untuk mengaktualkan nilai tertinggi untuk mengisi makna terdalam yang muncul karena kesadaran manusia akan hikmah kehidupan. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan secara singkat bahwa kebermaknaan hidup adalah suatu kondisi dimana individu memiliki makna dalam hidupnya, mengenai hal-hal yang dianggapnya berarti, benar dan sangat berharga yang diharapkannya dalam hidup, dan dari apa yang dilakukannya akan membuatnya merasa memiliki arti dan berharga.

Perselingkuhan Perselingkuhan adalah suatu perilaku yang muncul pada situasi tertentu dimana ada suatu desakan kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi bersama dengan pasangan pernikahannya, tapi berpeluang untuk dipenuhi dengan pasangan lain di luar ikatan perkawinannya, baik terlibat secara emosional atau tidak sama sekali. Perselingkuhan acap kali dikaitkan dengan masalah moral, faktor pergeseran nilainilai dan moralitas yang mewarnai kehidupan perkawinan. (Satiadarma, 2001). Asya (Yulianto, 2000) mendefinisikan perselingkuhan (Selingkuh) diartikan sebagai

perbuatan seorang suami (istri) dalam bentuk menjalin

9

hubungan dengan seseorang di luar ikatan perkawinan yang kalau diketahui pasangan syah akan dinyatakan sebagai perbuatan menyakiti, mengkhianati, melanggar kesepakatan, di luar komitmen. Dengan kata lain selingkuh terkandung makna

ketidakjujuran,

ketidakpercayaan,

ketidaksaling

menghargai,

dan

kepengecutan dengan maksud menikmati hubungan dengan orang lain sehingga terpenuhi kebutuhan afeksi-seksualitas (meskipun tidak harus terjadi hubungan sebadan). Gordon (Rieska, 1998) membedakan bentuk perselingkuhan dalam tiga bagian, yaitu : 1.

Clandentine Adultery Pasangan yang diselingkuhi tidak mengetahui tentang hubungan eksmarital yang terjadi dan tidak akan bersedia untuk menyetujuinya bila mengetahuinya.

2.

Adaptional Adultery Pasangan yang diselingkuhi mengetahui tentang hubungan ekstramarital yang terjadi dan kemungkinan dapat mentoleransinya, tetapi tidak menyetujuinya.

3.

Consensual Adultery Pasangan mengetahui dan menyetujui hubungan ekstramarital yang terjadi.

Pertanyaan Penelitian Bagaimanakah kebermaknaan hidup pada istri berselingkuh?

yang

suaminya

10

Metode Penelitian Subjek utama adalah wanita yang berperan dan berstatus sebagai istri yang baru sekali melakukan pernikahan dan suaminya berselingkuh. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bertujuan untuk memahami secara mendalam obyek dari penelitian ini. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, yaitu suatu data yang mengandung makna dengan dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian di lapangan (Sugiyono, 2005). Penelitian kali ini menggunakan rancangan studi kasus untuk memperoleh pengertian yang mendalam mengenai situasi dan makna sesuatu yang diteliti. Menurut Smith (Asmadi, 2003) rancangan studi kasus dibedakan dari jenis rancangan penelitian kualitatif yang lain karena ia mendeskripsikan dan menganalisa secara lebih intensif terhadap satu unit tunggal atau satu sistem terbatas, seperti pada individu, suatu program, peristiwa atau komunitas. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara mendalam, jika memungkinkan juga menggunakan dokumentasi. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2001). Pembagian wawancara yang digunakan adalah jenis wawancara yang dikemukakan oleh Guba and Lincoln (Moleong, 2001) adalah jenis wawancara terstruktur, yaitu jenis wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.

11

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dengan mengikuti konsep Miles and Huberman (1992). Miles and Huberman (1984) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas.

Hasil Penelitian Berikut ini adalah hasil wawancara yang telah dilakukan dengan menggunakan panduan pertanyaan yang telah ditentukan. a. Bagaimana

reaksi

istri

ketika

mengetahui perselingkuhan

yang

dilakukan oleh suami? Berdasarkan dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap kedua subjek didapat informasi bahwa mereka memiliki reaksi yang berbeda terhadap perselingkuhan yang dilakukan oleh suami mereka. Ibu SM cenderung lebih tenang ketika mengetahui suaminya berselingkuh, karna berpikir bahwa dengan sikap tenangnya tidak akan menimbulkan masalah yang lebih besar lagi. Sedangkan ibu AT memiliki reaksi yang cukup mengagetkan karena sampai mendatangi suaminya yang sedang berada dengna wanita selingkuhannya. Hal ini kemudian membuat ibu AT menjadi memiliki pandangan yang kurang baik tentang hidup ini. b. Bagaimana motivasi hidup istri setelah mengetahui bahwa suaminya berselingkuh? Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan pada kedua subjek, diperoleh informasi bahwa kedua subjek baik itu SM maupun AT memiliki motivasi hidup

12

yang hampir sama setelah mengetahui perselingkuhan yang dilakukan oleh suaminya. Bagi kedua orang subjek tersebut yang menjadi motivasi hidupnya setelah mengetahui perselingkuhan yang dilakukan oleh suaminya adalah keberadaan serta kebahagiaan anak-anak mereka. c. Bagaimana pandangan tentang diri istri berkaitan dengan arti istri bagi anak-anak ibu? Baik subjek 1 maupun subjek 2 pada dasarnya memiliki pandangan yang sama mengenai dirinya berkaitan dengan arti mereka bagi orang-orang disekitar mereka. Mereka merasa bahwa mereka sangat berarti bagi anak-anak mereka, karena hanya mereka lah berdualah yang bisa membuat anak-anak mereka kuat menghadapi kenyataan bahwa ayahnya telah berselingkuh dengan wanita lain. Selain itu mereka merasa bahwa anak-anak mereka sangat membutuhkan mereka sebagai sosok ibu yang bisa membimbing anak-anaknya. d. Bagaimanakah istri menghadapi kenyataan bahwa suaminya telah berselingkuh? Kedua orang subjek ini memiliki sikap yang berbeda ketika mengetahui suaminya telah berselingkuh dengan wanita lain. Masing-masing juga melakukan tindakan yang berbeda dengan kenyataan yang mereka hadapi akan tetapi ada benang merah diantara mereka berdua, yaitu ketergantungan secara ekonomi kepada suami serta kurangnya dukungan dari orang terdekat. Untuk subjek pertama beliau memandang bahwa hidup ini tidak adil untuk dirinya walaupun demikian beliau berusaha untuk bersikap tenang ketika mengetahui perselingkuhan yang dilakukan

13

suaminya, beliau hanya diam dan bertanya secara baik-baik kepada suami padahal beliau dalam kondisi kesehatan yang kurang baik. Ketika harus dihadapkan pada kenyataan tersebut beliau tetap bersikap optimis bahwa dirinya akan mampu untuk bertahan ketika mengetahui bahwa suaminya telah berselingkuh. Sedangkan untuk subjek kedua beliau sangat kaget ketika mengetahui suaminya berselingkuh dan bahkan beliau sampai menyakiti dirinya sendiri dengan membenturkan kepalanya dan seringkali muncul rasa penyesalan, walaupun demikian pada akhirnya beliau mencoba untuk bangkit dan menyadari bahwa dirinya memiliki eksistensi dan memandang bahwa hidup ini adalah suatu perjuangan. e. Bagaimana istri bisa memilih yang terbaik bagi hidup istri? Menurut informasi yang diperoleh, kedua orang subjek merasa bahwa mereka masih memiliki pilihan yang terbaik bagi diri mereka, hal ini terungkap dengan berbagai usaha yang subjek lakukan untuk mendapatkan yang terbaik bagi mereka serta anak-anak mereka karena mereka memang merasa pantas untuk mendapatkan yang terbaik sehingga mereka bisa merasakan kehidupan yang lebih tenang. f. Bagaimana istri mencapai tujuan hidupnya ketika mengetahui suaminya berselingkuh? Berdasarkan informasi yang diperoleh dari kedua orang subjek, didapatkan informasi bahwa yang menjadi tujuan hidup mereka berdua adalah harapan terhadap masa depan anak-anak mereka yang diharapkan bisa jauh lebih baik daripada apa yang telah dialami oleh subjek.

14

Pembahasan Menurut hasil analisa dari wawancara yang telah dilakukan pada kedua orang subjek terungkap sejak awal subjek 1 telah memiliki karakteristik penerimaan diri yang cukup baik ketika dihadapkan pada permasalahan perselingkuhan yang dilakukan oleh suami. Pada tahap penerimaan diri yang baik atas pengalaman maka akan terbentuk suatu pengembangan diri yang baik sehingga akan tercapai suatu kebermaknaan hidup (Bastaman, 1996). Tampak eksistensi positif pada diri subjek yang akan mempengaruhi subjek untuk bersikap optimis, dengan sikap optimis yang dimiliki oleh subjek maka akan dengan mudah subjek meyakini makna hidup muncul melalui berbagai pengalaman yang hadir. Selanjutnya akan muncul motivasi pada diri subjek untuk mencapai tujuan hidupnya, karena seperti yang dikatakan Battista dan Almond (Leath, 1999) bahwa kebermaknaan hidup merupakan sebuah proses yang tidak dapat dipisahkan dari tujuan hidup serta bagaimana proses pencapaiannya. Kondisi pernikahan pasca perselingkuhan yang dilakukan oleh suami subjek memang jelas tidak diinginkan oleh subjek akan tetapi karena subjek mengalami ketergantungan yang tinggi secara ekonomi kepada suami membuat subjek mentoleransi perilaku suaminya tersebut. Ternyata dari sikap yang ditunjukkan subjek kepada suami ini justru disalah artikan dan membuat subjek selanjutnya termotivasi untuk menemukan tujuan hidup yang sesungguhnya berdasarkan kenyataan yang dihadapinya. Seperti yang disebutkan oleh Kellog (1995) bahwa peristiwa pahit yang harus dihadapi subjek bahwa suaminya berselingkuh telah membentuk skema

15

pada diri subjek yang kemudian turut mneyertai keputusan dalam bertindak, dan setelah melewati berbagai fase dalam beberapa waktu akhirnya skema negatif yang dirasakan oleh subjek berubah menjadi suatu hal yang positif untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada yang pada akhirnya akan membuat subjek merasa memiliki makna dalam hidupnya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Frankl (Bastaman, 1996) bahwa keberhasilan mengembangkan hidup bermakna dicapai dengan mengaktualisasikan secara sadar potensi-potensi kualitas insani yang diarahkan untuk pemenuhan makna hidup. Unsur-unsur utama yang terdapat dalam kebermaknaan hidup subjek 2 yang pertama adalah sikap eksistensi diri yang negatif yang terlihat dari hasil analisa bahwa awalnya subjek merasa berarti untuk orang lain. Kedua adalah sikap pesimis karena subjek menyesali keadaan yang telah terjadi dan putus asa. Tetapi ketika subjek meyadari kenyataan yang harus dihadapinya lalu muncul tahap penerimaan diri yang merubah eksistensi negatif pada diri subjek menjadi eksistensi positif, ini terlihat karena subjek merasa berarti bagi anak-anaknya. Demikian pula dengan sikap pesimis yang ada menjadi sikap optimis karena subjek merasa masih ada harapan untuk lebih baik serta beruasah untuk mandiri dengan berjualan. Inilah yang membuat subjek kemudian merasa bahwa dirinya memiliki suatu kebermaknaan hidup, seperti yang dikatakan oleh Bastaman (1996) bahwa individu akan mampu mengubah kondisi penghayatan dirinya dari penghayatan tak bermakna menjadi bermakna. Latar belakang subjek yang menikah secara terpaksa ini sebenarnya membuat subjek memiliki ketergantungan secara ekonomi terhadap suami dan

16

membuat subjek tidak mandiri. Ketika harus dihadapkan pada kenyataan bahwa suami berselingkuh maka muncul rasa kebencian pada suami dan keluarganya, yang menyebabkan subjek memiliki eksistensi negatif yang mana subjek merasa tidak berarti untuk orang lain. Ketika subjek menyadari hikmah dibalik semua peristiwa yang dialaminya ini kemudian subjek berusaha untuk menemukan eksistensi positif dari dirinya, sehingga beliau menyadari bahwa masih merasa berarti untuk anak-anaknya. Pernyataan ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Frankl (2003) bahwa kebermaknaan hidup akan bisa tercapai dalam kondisi penderitaan yang merupakan kesempatan untuk mengaktualkan dirinya yang muncul karena kesadaran manusia akan hikmah kehidupan. Selain itu terdapat juga hasil temuan penelitian yang mengungkap bahwa kebermaknaan hidup dapat tercapai dengan adanya dukungan dari orangorang terdekat yang akan membuat subjek menemukan kebermaknaan hidupnya yang akan membuat subjek memiliki motivasi serta tujuan hidup yang tinggi. Berkaitan dengan motivasi pada kedua subjek memiliki kesamaan, yaitu tanggung jawabnya sebagai ibu terhadap anak-anaknya sehingga anak-anaknya akan memiliki kehidupan yang lebih baik walaupun dalam kondisi perselingkuhan yang dilakukan oleh suami. Demikian dijelaskan pada bagan berikut ini :

17

Kondisi Pasca Perselingkuhan Suami

Penilaian Terhadap Kenyataan

Dukungan sosial yang diterima

Penerimaan Diri

Motivasi Sikap optimis

Kebermaknaan Hidup Tujuan Hidup

Bagan Proses tercapainya kebermaknaan hidup pada istri yang suaminya berselingkuh Bagan tersebut menjelaskan bagaimana proses pencapaian kebermaknaan hidup pada seorang istri yang mengetahui suaminya berselingkuh. Kondisi pasca perselingkuhan yang dilakukan oeh suami akan mempengaruhi penilaian subjek terhadap kenyataan yang harus dihadapinya, penilaian terhadap kenyataan ini juga dipengaruhi oleh dukungan yang diterima subjek dari lingkungan disekitarnya. Selanjutnya setelah subjek memiliki penilaian terhadap kenyataan yang harus dihdapinya ini akan muncul penerimaan diri yang dapat membawa subjek untuk menentukan langkah selanjutnya. Dalam hal ini akan terwujud sikap optimis untuk memotivasi dan mewujudkan tujuan hidupnya, dalam hal ini motivasi dan tujuan hidup berada pada tahapan yang sama. Setelah subjek menemukan motivasi dan tujuan hidupnya maka akan tercapai suatu kebermaknaan hidup yang sesungguhnya.

18

Penutup Kesimpulan 1. Subjek 1 telah dapat menemukan kebermaknaan hidupnya sejak awal terjadinya peristiwa perselingkuhan yang dilakukan oleh suaminya. Ini terlihat dari eksistensi positif yang sudah sejak awal dimiliki oleh subjek. Demikian juga sikap optimis subjek yang disertai dengan usaha pemenuhan spiritual yang menjadi unsur terpenting dalam kebermaknaan hidupnya. 2. Subjek 2 ketika mengalami peristiwa perselingkuhan yang dilakukan oleh suaminya awalnya harus melalui masa-masa dimana beliau belum menemukan kebermaknaan hidupnya. Awalnya subjek 2 terlihat belum memiliki kebermkanaan hidupnya, karena unsur eksistensi negatif dan sikap pesimis yang awalnya muncul. Tetapi ketika subjek mulai bisa melihat kenyataan yang harus dihadapinya muncul penerimaan diri yang mengubah elsistensi negatif menjadi eksistensi positif dan sikap pesimis pun menjadi sikap yang optimis, yang menjadi unsur utama dalam kebermaknaan hidup subjek.

Saran-saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang dapat peneliti berikan berkaitan dengan proses dan hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Saran-saran tersebut antara lain adalah : 1. Bagi subjek penelitian Subjek penelitian diharapkan mampu memahami bahwa untuk mencapai kebermaknaan hidup dibutuhkan suatu sikap optimis dan keyakinan bahwa

19

subjek mampu mencapai tujuan hidupnya serta merasa berarti bagi orang lain dan dapat terus mempertahankan kebermaknaan hidup yang telah dicapai. 2. Bagi peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya jika tertarik untuk melakukan penelitian dengan tema serupa mungkin dapat mempertimbangkan fenomena lain yang berpengaruh dengan kebermaknaan hidup yang sekiranya dapat menunjang penelitian ini.

20

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, A. 1975. Merawat Cinta Kasih. Jakarta : Pustaka Antara

Alsa, A. 2003. Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Serta Kombinasinya Dalam Penelitian Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Bastaman, H. D. 1995. Integrasi Psikologi Dengan Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Bastaman, H. D. 1996. Meraih Kebermaknaan Hidup: Kisah Pribadi Dengan Pengalaman Tragis. Jakarta : Penerbit Paramadina.

Frankl, V. 2003. Logoterapi. Terapi Psikologi Melalui Pemaknaan Eksistensial. Yogyakarta : Penerbit Kreasi Wacana.

Gerungan, W. A. Aditama.

2004. Psikologi Sosial Edisi Ketiga.

Bandung : Refika

Ibrahim, Z. 2005. Psikologi Wanita. Bandung : Pustaka Hidayah.

Koeswara, E. 1987. Psikologi Eksistensial Suatu Pengantar. Bandung : Penerbit Eresco.

Leath, C. 1999. The Experience of Meaning in Life From A Psychological Perspective. Junior Paper, Psychology Honours Program. United States : University of Washington.

Lubis, Y. U. 2002. Aspek Psikologis dari Poligami : Telaah Kasuistik. Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Miles & Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif (Penterjemah : Rohadi, T. R). Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.

21

Molasso, W. R. 2006. Exploring Frankl’s Purpose in Life with Collage Students. Journal of Collage and Character. United States : Northern Illinois University

Moleong, L. J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Munandar, U. 2001. Bunga Rampai Psikologi Perkembangan Pribadi Dari Bayi Sampai Lanjut Usia. Jakarta : UI-Press

Nickels, J. B. & Stewart, M. E. 2000. The Relationship between Life-Meaning and Commitment to Consistency in Life-Values. Honours Thesis. Canada : University of Manitoba.

Poerwandari, E. K. 1998. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta : LPSP3 UI

Rahmatun, D. A. 2001. Hubungan Antara Persahabatan Dengan Kebermaknaan Hidup Pada Mahasiswa. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia.

Rieska, M. 1998. Atribusi Kausal Affair (Suatu studi di kalangan wanita lajang). Skripsi (tidak diterbitkan). Depok : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Satiadarma, M. 2001. Menyikapi Perselingkuhan. Jakarta : Pustaka Populer Obor.

Soleh, M. 2001. Kebermaknaan Hidup Mahasiswa Reguler dan Mahasiswa Unggulan Universitas Islam Indonesia. Jurnal Psikologika No. 11 Tahun VI. 2001.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta.

Tasmara,

T. 2001. Kecerdasan Ruhaniah Membentuk Kepribadianyang Bertanggung Jawab, Profesional dab Berakhlak. Jakarta : Gema Insani Press.

22

____. 1999. Rela Suami Selingkuh. http://www.eramuslim.com.

____. 2002. Istri Pukul Suami Karena Selingkuh. http://www.tabloidnova.com/

____. 2005. Istri Depresi Karena Suami Selingkuh. http://www.pikiranrakyat.com.

Yulianto, B. S. 2000. Perselingkuhan Dapatkah Ditiadakan. Jurnal Anima, Volume 15, No. 4. April 2000.

23

IDENTITAS PENULIS

Nama

: Dinda Permata Sari

Alamat

: Jl. Kaliurang Km. 10 Gentan Gg. Bima No. 27

Telepon (HP) : 08156873606 / 02747872606 E-mail

: [email protected]