Model Pembelajaran Course Review Horey (CRH) dan Model Pembelajaran.
Scramble Berbantuan LKS Pada ..... A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran .
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HOREY (CRH) DAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE BERBANTUAN LKS PADA POKOK BAHASAN BANGUN DATAR SISWA KELAS VII SEMESTER II SMP N 2 SAYUNG DEMAK TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh NUR MALECHAH 07310596
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAUAN ALAM IKIP PGRI SEMARANG 2011 i
HALAMAN PERSETUJUAN
Kami selaku Pembimbing I dan Pembimbing II dari Mahasiswa IKIP PGRI Semarang : Nama
: Nur Malechah
NPM
: 07310596
Jurusan
: Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Course Review Horey (CRH) dan Model Pembelajaran Scramble Berbantuan LKS Pada Pokok Bahasan Bangun Datar Siswa Kelas VII Semester II SMP N 2 Sayung Demak Tahun Pelajaran 2010/2011 Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang dibuat oleh mahasiswa tersebut di atas telah selesai dan siap diujikan.
Semarang,
Mei 2011
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Wijonarko, M.Kom
Heni Purwati, S.Pd, M.Pd.
NIP. 195803031991031001
NPP. 098301247
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Penelitian dengan judul“Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Course Review Horey (CRH) dan Model Pembelajaran Scramble Berbantuan LKS Pada Pokok Bahasan Bangun Datar Siswa Kelas VII Semester II SMP N 2 Sayung Demak Tahun Pelajaran 2010/2011” yang disusun oleh: Nama
: Nur Malechah
NPM
: 07310596
Jurusan: Pendidikan Matematika Telah diujikan pada Panitia Ujian Skripsi Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Semarang pada: Hari
: Rabu
Tanggal
: 1 Juni 2011 Panitia Ujian Skripsi
Ketua,
Sekretaris,
Drs. Nizaruddin, M.Si
Drs. Rasiman, M.Pd
NPP. 196803251994031004
NPP. 195602181986031001
Anggota Penguji
1. Drs. Wijonarko, M.Kom
(....................)
NIP. 195803031991031001
2. Heni Purwati, S.Pd, M.Pd.
(....................)
NPP. 098301247
3. Drs. Sutrisno, S.E, M.M
(....................)
NPP. 196011211987031001 iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Q.S. Ar-Ra’d :11) Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. (QS. Alam Nasyroh: 6). Jadikan sholat dan sabar sebagai penolong kita. Kita hanya perlu tanam keyakinan bahwa Allah punya rencana lain untuk kita, karena segala yang terjadi pasti ada hikmahnya. (Hasan Al Banna) Doa dapat memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak percaya menjadi percaya dan memberikan keberanian pada orang yang ketakutan.
PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Bapak dan Ibu yang selalu mendukung dan
mendoakan
dengan
kasih
sayangnya. 2. Kakak
dan
Adikku
yang
selalu
memberikan dukungan dan semangat. 3. My special person yang selalu sabar dan setia menemaniku menyelesaikan skripsi ini. 4. Teman-teman seperjuangan P. Mat’07. 5. Almamater IKIP PGRI Semarang.
iv
ABSTRAK
Malechah, Nur. 2011. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Course Review Horey (CRH) dan Model Pembelajaran Scramble Berbantuan LKS Pada Pokok Bahasan Bangun Datar Siswa Kelas VII Semester II SMP N 2 Sayung Demak Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi, Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA IKIP PGRI Semarang. Drs. Wijonarko, M.Kom. dan Heni Purwati, S.Pd, M.Pd. Kata kunci: CRH, Scramble, LKS, Hasil belajar Salah satu indikator bahwa mutu pendidikan dikatakan lebih baik adalah ketika siswa telah mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah dalam menghadapi permasalahan di kehidupan sehari-hari. Pembelajaran di kelas hendaknya tidak hanya menitikberatkan pada penguasaan materi tetapi juga bagaimana membuat suasana dikelas menjadi menyenangkan dan menarik sehingga siswa tidak merasa bosan dan hasil belajar siswa dapat meningkat. Salah satunya dengan menggunakan pembelajaran aktif CRH dan Scramble. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara hasil belajar siswa dengan model pembelajaran CRH berbantuan LKS, Scramble berbantuan LKS dan pembelajaran konvensional serta mana yang lebih baik antara hasil belajar siswa dengan model pembelajaran CRH berbantuan LKS, Scramble berbantuan LKS dan pembelajaran konvensional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 2 Sayung Demak Tahun Pelajaran 2010/2011. Dengan menggunakan teknik cluster random sampling diperoleh tiga kelas yaitu kelas VII D sebagai kelas eksperimen I (CRH), kelas VII E sebagai kelas eksperimen II (Scramble), dan kelas VII F sebagai kelas kontrol (konvensional). Pengambilan data penelitian ini dilakukan dengan metode dokumentasi dan tes. Uji statistika yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas,uji homogenitas,uji anava, dan uji t dua pihak. Berdasarkan hasil analisis data hasil tes dari ketiga kelompok diperoleh bahwa ketiga kelompok normal dan homogen, sehingga untuk pengujian hipotesis dapat digunakan uji anava. Dari hasil perhitungan diperoleh Fhitung = 4,506 dengan α = 5% dk pembilang =2 dan dk penyebut =101 diperoleh F table = 3,09. maka Ho ditolak. Karena Ho ditolak maka ada yang paling baik antara hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran CRH berbantuan LKS, hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS dan hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran konvensional. dan belum diketahui mana yang paling baik maka, pengujian dilanjutkan dengan menggunakan uji t. Dari hasil perhitungan diperoleh pada hipotesis pertama thitung > ttabel yaitu 2,858 > 2,01, hipotesis kedua thitung < t tabel yaitu 0,831 < 2,01, dan hipotesis ketiga thitung > ttabel yaitu 2,057 < 2,01. Jadi ada perbedaan hasil belajar antara CRH dengan Scrambel dan CRH dengan konvensional, sedangkan antara Scrambel dengan konvensional tidak ada perbedaan hasil belajar. dengan rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen I sebesar 76,97, kelas eksperimen II sebesar 71,68, dan kelas kontrol sebesar 69,68. Maka, dapat disimpulkan bahwa CRH lebih baik dari Scrambel dan konvensional. Disarankan guru dapat terus mengembangkan pembelajaran aktif CRH dan menerapkannya pada pembelajaran pokok bahasan yang lainnya. v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya serta kamudahan dan kelapangan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Course Review Horey (CRH) dan Model Pembelajaran Scramble Berbantuan LKS Pada Pokok Bahasan Bangun Datar Siswa Kelas VII Semester II SMP N 2 Sayung Demak Tahun Pelajaran 2010/2011”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Studi Strata I guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Matematika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Semarang. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan panghargaan dan rasa terimakasih kepada: 1. Muhdi, S.H, M.Hum., selaku Rektor IKIP PGRI Semarang yang telah memberikan berbagai fasilitas dan kesempatan untuk menyelesaikan studi di Jurusan Pendidikan Matematika . 2. Drs. Nizaruddin, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Semarang yang telah memberi ijin dalam pembuatan skripsi ini. 3. Drs. Rasiman, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Matematika Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Semarang. 4. Dr. Wijonarko, M.Kom., selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan,arahan, dan saran dalam penyusunan skripsi ini. vi
5. Heni Purwati, S.Pd, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan,arahan, dan saran dalam penyusunan skripsi ini. 6. Suwarno, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMP N 2 Sayung Demak yang telah memberikan ijin penelitian. 7. Sudarwanto, M.Pd., selaku Guru Matematika Kelas VII SMP N 2 Sayung Demak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. 8. Para dosen Pendidikan Matematika IKIP PGRI Semarang yang telah memberikan bekal ilmu yang bermanfaat. 9. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca yang budiman.
Semarang,
Penulis
vii
2011
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................
iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................
iv
ABSTRAK ......................................................................................................
v
KATA PENGANTAR ....................................................................................
vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
x
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xi
BAB I
PENDAHULUAN ..........................................................................
1
A. .Latar Belakang ...........................................................................
1
B. Penegasan Istilah ........................................................................
5
C. Rumusan Masalah ......................................................................
8
D. Tujuan Penelitian .......................................................................
8
E. Manfaat Penelitian .....................................................................
9
F. Sistematika Penulisan Skripsi ....................................................
10
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ....................................
12
A. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ........................................
12
B. Pembelajaran Matematika ..........................................................
17
C. Pengertian Model Pembelajaran ................................................
18
D. Pembelajaran Aktif ...................................................................
18
E. Model Pembelajaran Course Review Horey ..............................
19
F. Model Pembelajaran Scramble ..................................................
21
BAB II
viii
G. Lembar Kerja Siswa (LKS) .......................................................
22
H. Hasil Belajar Siswa ....................................................................
24
I. Tinjauan Materi Pokok Bahasan bangun Datar .........................
28
J. Kerangka Berpikir ......................................................................
35
K. Hipotesis ....................................................................................
37
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................
39
A. Metode Penentuan Obyek Penelitian .........................................
39
B. Metode Pengumpulan Data ........................................................
40
C. Prosedur Penelitian ....................................................................
41
D. Metode Pengumpulan Penyusunan Instrumen ...........................
42
E. Desain Penelitian .......................................................................
44
F. Analisis Instrumen ......................................................................
45
G. Metode Analisis Data..................................................................
49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................
61
A. Persiapan penelitian ...................................................................
61
B. Uji Coba Instrumren ..................................................................
62
C. Tahap Pelaksanaan Penelitian ....................................................
65
D. Analisis Hasil Penelitian ............................................................
67
E. Pembahasan Hasil Penelitian .....................................................
72
BAB V PENUTUP .......................................................................................
75
A. Simpulan ....................................................................................
75
B. Saran .........................................................................................
76
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
77
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Daftar nama siswa kelas eksperimen I Lampiran 2. Daftar nama siswa kelas eksperimen II Lampiran 3. Daftar nama siswa kelas eksperimen II Lampiran 4. Daftar nama siswa kelas kontrol Lampiran 5. Daftar nama siswa kelas uji coba Lampiran 6. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) Lampiran 7. LKS (Lembar Kerja Siswa) Lampiran 8. Kisi-kisi soal uji coba Lampiran 9. Soal uji coba Lampiran 10. Pembahasan dan kunci jawaban soal uji coba Lampiran 11. Tabel analisis soal uji coba Lampiran 12. Perhitungan validitas soal Lampiran 13. Perhitungan reliabilitas soal Lampiran 14. Perhitungan tingkat kesukaran soal Lampiran 15. Perhitungan daya pembeda soal Lampiran 16. Soal evaluasi Lampiran 17. Kunci jawaban soal evaluasi Lampiran 18. Daftar nilai awal siswa kelas eksperimen I Lampiran 19. Daftar nilai awal siswa kelas eksperimen II Lampiran 20. Daftar nilai awal siswa kelas kontrol Lampiran 21. Daftar nilai siswa kelas uji coba Lampiran 22. Uji normalitas data awal kelas eksperimen I Lampiran 23. Uji normalitas data awal kelas eksperimen II x
Lampiran 24. Uji normalitas data awal kelas kontrol Lampiran 25. Uji homogenitas data awal Lampiran 26. Uji anava data awal Lampiran 27. Daftar nilai akhir kelas eksperimen I Lampiran 28. Daftar nilai akhir kelas eksperimen II Lampiran 29.Daftar nilai akhir kelas kontrol Lampiran 30. Uji normalitas data akhir kelas eksperimen I Lampiran 31. Uji normalitas data akhir kelas eksperimen II Lampiran 32. Uji normalitas data akhir kelas kontrol Lampiran 33. Uji homogenitas data akhir Lampiran 34. Uji anava data akhir Lampiran 35.Uji t eksperimen I dengan kontrol Lampiran 36.Uji t eksperimen II dengan kontrol Lampiran 37.Uji t eksperimen I dengan eksperimen II
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.Nilai-nilai R-Product Moment Tabel 2.Kurva Normal Dari 0 s/d Z Tabel 3.Harga Kritik Chi-Kuadrat Tabel 4.Nilai-nilai Dalam Distribusi t Tabel 5.Nilai-nilai Dalam Distribusi F
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan, pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi
dirinya
untuk
memiliki
kekuatan
spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Hanafiah dan Suhana, 2009: 103). Belajar dan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dengan belajar manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang dibawanya sejak lahir Belajar dan pembelajaran merupakan kegiatan yang berlangsung dari sejak lahir sampai mati atau berlangsung seumur hidup. Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami oleh sebagian besar masyarakat tidaklah demikian. Belajar dianggapnya properti sekolah. Kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan tugas-tugas sekolah. Sebagian masyarakat menganggap belajar disekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya salah sebab, belajar adalah the process of acquiring knowledge. Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Belajar sebagai konsep mendapatkan pengetahuan 1
2
dalam praktiknya banyak dianut. Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat mengumpulkan atau menerimanya. Proses belajar mengajar ini banyak didominasi aktivitas menghafal. Peserta didik sudah belajar jika mereka sudah hafal hal-hal yang telah dipelajarinya, namun pada kenyataannya mereka tidak memahaminya dan tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan/dimanfaatkan. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi. Pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi memasuki semua cabang matematika, bahkan tidak jarang merupakan titik tolak semua pengembangan struktur dalam matematika. Dengan demikian tidaklah salah kalau orang mengatakan bahwa berhitung itu amat penting dan mendasar (Soedjadi, 2008: 12). Dari kedudukan matematika sebagai ratu ilmu pengetahuan, tersirat bahwa matematika itu suatu ilmu dan berfungsi pula untuk melayani ilmu pengetahuan. Dengan perkataan lain, matematika tumbuh dan berkembang untuk dirinya sendiri sebagai suatu ilmu, dan juga melayani kebutuhan ilmu pengetahuan dalam perkembangan operasionaln. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern. Pembelajaran matematika adalah suatu proses atau kegiatan guru mata pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika kepada para siswanya yang didalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa
3
tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa dalam mempelajari matematika (Suyitno, 2004: 2). Dengan pembelajaran matematika dapat memajukan daya pikir manusia dan membekali siswa dengan kemampuan bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah. Guru berperan sebagai pendidik, yaitu harus memiliki kewajiban untuk melakukan reformasi kelas
(classroom reform) sehingga diberi otonomi
untuk melakukan inovasi dan perubahan dilingkungan kelasnya. Dengan peran
yang
diberikannya,
guru
dengan
leluasa
untuk
memahami,
mengarahkan, dan mengembangkan peserta didik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikimotorik. Dalam konsep itu tersirat bahwa peran seorang guru adalah sebagai pemimpin dan fasilitator belajar dan mampu menguasai berbagai model pembelajaran yang dapt meningkatkan hasil belajar siswa. Jadi guru berperan penting dalam proses pembelajaran dan bertanggung jawab menciptakan suasana kelas yang nyaman, sehingga pembelajaran akan berjalan lancar. Salah satu model pembelajaran aktif yaitu model pembelajaran Course Review Horey dan Scramble. Dengan menggunakan model pembelajaran Course Review Horey dan Scramble berbantuan LKS maka akan terjadi interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa sehingga tidak terjadi kebosanan dalam proses pembelajaran serta dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya, diskusi, dan rasa kebersamaan.
4
Materi bangun datar merupakan materi yang bersifat abstrak, karena dalam pengerjaannya siswa harus menggunakan imajinasi yang tinggi. Siswa nantinya akan dapat menemukan manfaat dengan mempelajari materi bangun datar dalam kehidupan sehari-hari. Serta dapat dihadapkan pada persoalanpersoalan yang berkaitan dengan matematika khususnya yang berkaitan dengan bangun datar. Peneliti mengambil materi bangun datar yang memungkinkan siswa untuk belajar sambil bermain. Dengan pembelajaran ini diharapkan siswa merasa senang dan antusias dalam proses pembelajaran. SMP N 2 Sayung Demak adalah sebuah SMP yang teletak di Jl. Raya Sayung Demak. Dalam proses pembelajaran di sekolah tersebut, selama ini guru dalam menyampaikan materi cenderung menggunakan pembelajaran konvensional. Dalam pembelajaran materi bangun datar, aktivitas guru cenderung hanya menyampaikan materi serta memberikan soal saja, sedangkan siswa hanya mendengarkan dan mengerjakan soal. Dalam hal ini, efektivitas dalam penyampaian materi kurang efisien, sehinggga pembelajaran dirasakan kurang menyenangkan dan membosankan. Pada penelitian ini akan membandingkan model pembelajaran Course Review Horey dan Scramble berbantuan LKS, untuk mempermudah siswa dalam proses belajar mengajar dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam sub pokok bahasan bangun datar. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti bermaksud melaksanakan penelitian dengan judul : Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Course Review Horey (CRH) dan Model
5
Pembelajaran Scramble Berbantuan LKS Pada Pokok Bahasan Bangun Datar Siswa Kelas VII Semester II SMP N 2 Sayung Demak Tahun Pelajaran 2010/201 B. PENEGASAN ISTILAH Agar diperoleh pengertian yang sama tentang istilah dalam penelitian ini dan tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda dari pembaca maka perlu adanya penegasan istilah dalam penelitian ini. Penegasan istilah dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup permasalahan sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini. Adapun istilah yang perlu dijelaskan sebagai berikut : 1. Perbandingan Perbandingan adalah suatu peyelidikan untuk membandingkan dua perkara atau lebih (Arikunto, 2006: 267). Studi yang dimaksud adalah penyelidikan mengenai perbandingan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS dan model pembelajaran Scramble berbantuan LKS serta pembelajaran konvensional. 2. Hasil Belajar Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan (Suprijono, 2010: 5). Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang baik jasmani maupun rohani.
6
3. Model Pembelajaran Model pembelajaran
merupakan salah satu pendekatan dalam
rangka mensiasati perubahan perilaku peserta didik dan sangat erat kaitannya dengan gaya belajar peserta didik (learning style) dan gaya mengajar guru (teaching style) atau style learning and teaching (Hanafiah dan Suhana, 2009: 41). Secara khusus istilah model pembelajaran diartikan sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam rangka melakukan suatu kegiatan. 4. Pembelajaran Aktif Pembelajaran aktif pada hakikatnya adalah model pembelajaran untuk mengarahkan atensi peserta didik terhadap materi yang dipelajari (Suprijono, 2010: 111). Pembelajaran aktif yang digunakan adalah model pembelajaran Course Review Horey dan Scramble. 5. Pembelajaran Course Review Horey Model pembelajaran Course Review Horey merupakan suatu model pembelajaran dengan pengujian pemahaman menggunakan kotak yang diisi dengan nomor untuk menuliskan jawabannya, yang paling dulu mendapatkan tanda benar vertikal atau horisontal, atau diagonal langsung berteriak horey (Imran, 2009). 6. Pembelajaran Scramble Model Pembelajaran Scramble adalah suatu model pembelajaran dengan membagikan kartu soal dan kartu jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia namun dengan susunan yang acak dan
7
siswa bertugas mengkoreksi (membolak-balik huruf) jawaban. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban yang tepat/benar (Widodo, 2009). Model Scramble merupakan model pembelajaran aktif yang dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran. 7. Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar kerja siswa merupakan bagian dari rencana pembelajaran yang memuat perincian lebih lanjut dari rencana pengajaran (Suyitno, dkk. 2001: 37). LKS sebagai penunjang untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam proses belajar dan dapat mengoptimalkan hasil belajar. 8. Pengertian Bangun datar Bangun datar adalah bangun rata yang mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung, tetapi tidak mempunyai tinggi atau tebal (Hambali, Iskandar, dan Rahmat, 1992: 171). Pada penelitian ini yang akan diteliti bangun datar segi empat SMP N 2 Sayung Demak kelas VII semester II. Berdasarkan uraian diatas, maka arti keseluruhan dari perbandingan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Course Review Horey dan model pembelajaran Scramble berbantuan LKS pada pokok bahasan bangun datar siswa kelas VII semester II SMP N 2 Sayung Demak Tahun Pelajaran 2010/2011 adalah suatu penelitian yang membandingkan hasil belajar siswa antara yang diberi model pembelajaran course review horey dan yang diberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS.
8
C. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS dengan hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran konvensional? 2. Apakah ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS dengan hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran konvensional? 3. Apakah ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS dengan hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS? 4. Mana yang paling baik antara hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS, hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS dan hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran konvensional? D. TUJUAN PENELITIAN Dari uraian latar belakang dapat dilihat tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui ada tidaknya perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS dengan hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran konvensional.
9
2. Mengetahui ada tidaknya perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS dengan hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran konvensional. 3. Mengetahui ada tidaknya perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS dengan hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS. 4. Mengetahui mana yang paling baik antara hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS, hasil belajar siswa yang diberi model Scramble berbantuan LKS dan hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran konvensional. E. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Siswa a. Mendorong siswa untuk terlibat dalam proses pembelajaran. b. Melatih kerjasama siswa dalam berkelompok. c. Memudahkan siswa mencari jawaban . d. Mendorong siswa untuk termotivasi mengerjakan soal-soal yang di berikan. 2. Bagi Guru a. Memperbaiki dan meningkatkan sistem pembelajaran dikelas dengan baik. b. Memberi motivasi kepada guru untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran dan berkesempatan melakukan modeling sehingga
10
diharapkan tidak mengalami kesulitan saat mengimplementasikan pembelajaran dengan model pembelajaran Course Review Horey dan Scramble berbantuan LKS. 3. Bagi Sekolah a. Meningkatkan pelayanan pendidikan khususnya dalam pembelajaran matematika. b. Memberikan masukan kepada pihak-pihak terkait dengan manfaat model pembelajaran Course Review Horey dan Scramble berbantuan LKS. c. Meningkatkan kualitas pembelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa disekolah khususnya dalam bidang matematika. F. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI Secara garis besar sistematika skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian awal skripsi, bagian isi skripsi, dan bagian akhir skripsi. Bagian awal skripsi ini berisi halaman judul, abstrak, lembar pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, dan daftar lampiran. Bagian isi skripsi terdiri dari lima bab antara lain : Bab I : Pendahuluan, mengemukakan tentang latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika skripsi. Bab II : Landasan Teori dan Hipotesis, membahas teori yang berlandasan permasalahan skripsi dan penjelasan yang merupakan landasan
11
teoritis yang diterapkan dalam skripsi ini, serta kerangka berpikir dan hipotesis penelitian. Bab III : Metode Penelitian, menjelaskan tentang metode penentuan obyek, variabel penelitian, desain penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, dan metode analisis data. Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi semua hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasannya. Bab V : Penutup, berisi simpulan hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran yang diberikan peneliti berdasarkan simpulan. Bagian akhir skripsi berisi daftar pustaka dan lampiran.
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. PENGERTIAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN Beberapa ahli yang mendefinisikan belajar sebagai suatu perubahan antara lain : 1. Menurut Slameto (2003: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 2. Menurut Morris L. Bigge (dalam Darsono, dkk 2001: 3) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan pada pemahaman, perilaku, persepsi, motivasi, atau campuran dari semuanya secara sistematis sebagai akibat pengalaman dalam situasi tertentu. 3. Menurut Morgan (dalam Suprijono, 2010: 3), belajar adalah perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman. Dari berbagai pendapat diatas tentang pengertian belajar, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian usaha dan tindakan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku untuk mendapatkan berbagai pengalaman dalam berpikir, serta berinteraksi dengan lingkungannya. Menurut Djamarah (2008: 27-37) kegiatan belajar siswa dapat dibedakan menjadi 9 jenis belajar yaitu :
12
13
1. Belajar arti kata-kata Belajar arti kata-kata adalah orang mulai menangkap arti yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan. 2. Belajar kognitif Belajar kognitif adalah belajar yang bersentuhan dengan masalah mental. Obyek yang diamati dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan dan gagasan. 3. Belajar menghafal Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan suatu materi verbal di dalam ingatan, sehingga nantinya dapat diproduksikan (diingat) kembali secara harfiah, sesuai dengan materi yang asli. 4. Belajar teoritis Belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta (pengetahuan) dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat dipahami dan digunakan untuk memecahkan problem, seperti terjadi dalam bidang-bidang studi ilmiah. 5. Belajar konsep Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili sejumlah obyek yang mempunyai ciri-ciri yang sama (konsep dapat dilambangkan dalam bentuk suatu kata/lambang bahasa).
14
6. Belajar kaidah Belajar kaidah adalah bila dua konsep atau lebih dihubungkan satu sama lain, terbentuk suatu ketentuan yang mempresentasikan suatu keteraturan. 7. Belajar berpikir Dalam belajar ini, orang dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan, tetapi tanpa melalui pengamatan dan reorganisasi dalam pengamatan. 8. Belajar ketrampilan motorik Ketrampilan adalah mampu melakukan suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara terpadu. 9. Belajar estetis Bentuk belajar ini bertujuan membentuk kemampuan menciptakan dan menghayati keindahan dalam berbagai bidang kesenian. Menurut Darsono, dkk (2001: 27 - 29) prinsip-prinsip belajar adalah sebagai berikut : 1. Perhatian Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar pengelolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar.
15
2. motivasi Motivasi adalah tenaga yang menggerakan dan mengarahkan aktifitas seseorang. Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran. Sebagai tujuan motivasi merupakan salah satu tujuan dalam mengajar. Motivasi dapat bersifat internal artinya datang dari diri sendiri, dapat juga bersifat eksternal artinya datang dari orang lain, misalnya dari guru, orang tua, teman, dan sebagainya. 3. Keaktifan siswa Belajar tidak dapat dipaksa dan dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. Belajar menunjukkan adanya jiwa yang aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi. Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif dan mampu merencanakan sesuatu. 4. Keterlibatan langsung/berpengalaman Dalam belajar langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggungjawab terhadap hasilnya. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan oleh siswa secara aktif, baik individual maupun kelompok dengan cara memecahkan masalah (problem solving).
16
5. Pengulangan Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya: mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang. 6. Balikan dan penguatan Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama ditekankan oleh teori Operant Conditioning dari B.F. Skinner. 7. Perbedaan individu Siswa adalah individu yang unik artinya tidak ada dua siswa yang sangat persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Karenanya perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran. Penggunaan metode dan strategi belajar mengajar yang bervariasi sehingga perbedaan kemampuan siswa dapat terlayani. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah yang lebih baik (Darsono, dkk 2001: 24 – 25). Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa (Suyitno, 2004: 2).
17
Jadi, pembelajaran adalah usaha guru dengan sadar dan sengaja untuk menyediakan fasilitas belajar dan lingkungan bagi peserta didiknya agar terjadi interaksi antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa. B. PEMBELAJARAN MATEMATIKA Matematika diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang keluasankeluasan, bilangan-bilangan, ruang dan bagian-bagiannya, besaran, dan hubungan-hubungannya, bersifat abstrak, deduktif, serta terstruktur. (Suyitno, dkk, 2001: 1). Pembelajaran matematika adalah suatu proses atau kegiatan guru mata pelajaran matematika dalam mengajarkan matematika kepada para siswanya, yang di dalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa tentang matematika yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa dalam mempelajari matematika tersebut (Suyitno, 2004: 2). Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru kepada siswa untuk menciptakan ketrampilan hitung berhitung. Diharapkan dengan pembelajaran matematika siswa mampu untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Kegiatan pembelajaran matematika dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar tertentu.
18
C. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN Model pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka mensiasati perubahan perilaku peserta didik dan sangat erat kaitannya dengan gaya belajar peserta didik (learning style) dan gaya mengajar guru (teaching style) atau style learning and teaching (Hanafiah dan Suhana, 2009: 41). Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial dan sebagai kerangka konseptualkerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar (Suprijono 2010: 46). Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran dimaksudkan sebagai pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran di dalam kelas. model pembelajaran adalah suatu upaya atau usaha membelajarkan peserta didik agar suasana dan kegiatan belajar dapat berlangsung dengan baik dan tidak membosankan. D. PEMBELAJARAN AKTIF (ACTIVE LEARNING) Pembelajaran aktif pada hakikatnya adalah model pembelajaran untuk mengarahkan atensi peserta didik terhadap materi yang dipelajari (Suprijono, 2010: 111). Pembelajaran aktif merupakan bentuk pembelajaran yang memungkinkan peserta didik berperan secara aktif dalam proses pembelajaran. Menurut Samadhi (2009) Pembelajaran aktif memiliki karakteristikkarakteristik sebagai berikut :
19
1. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas. 2. Siswa
tidak
hanya
mendengarkan
pelajaran
secara
pasif
tetapi
mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran. 3. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pelajaran. 4. Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi. 5. Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran. Dalam pembelajaran aktif kualitas pembelajaran akan meningkat jika para siswa memperoleh kesempatan yang luas untuk bertanya, berdiskusi, dan menggunakan secara aktif pengetahuan baru yang diperoleh. E. MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HOREY Model pembelajaran Course Review Horey merupakan suatu model pembelajaran dengan pengujian pemahaman menggunakan kotak yang diisi dengan nomor untuk menuliskan jawabannya, yang paling dulu mendapatkan tanda benar vertikal atau horisontal, atau diagonal langsung berteriak horey (Imran, 2009). Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 2-4 siswa, kemudian setiap kelompok mempunyai tanggung jawab untuk bekerja sama mengerjakan soal dan berusaha mendapatkan tanda benar vertikal atau horisontal, atau diagonal supaya dapat berteriak horey serta mendapat nilai.
20
Menurut Suprijono (2010: 129) langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran Course Review Horey sebagai berikut : 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2. Guru mendemonstrasikan /menyajikan materi. 3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab. 4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9 atau 16 atau 25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa. 5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar (√) dan salah diisi tanda silang (x) 6. Siswa yang sudah mendapat tanda (√) vertikal atau horisontal, atau diagonal harus segera berteriak horey atau yel-yel lainnya. 7. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar dan jumlah horey yang diperoleh. 8. Penutup. Kelebihan model pembelajaran Course Review Horey : 1. Pembelajarannya menarik dan mendorong untuk dapat terjun ke dalamnya. 2. Melatih kerjasama. Kekurangan model pembelajaran Course Review Horey: 1. Siswa aktif dan pasif nilainya disamakan. 2. Adanya peluang untuk curang.
21
Dengan model pembelajaran Course Review Horey diharapkan siswa lebih semangat dalam belajar karena pembelajarannya tidak monoton diselingi sedikit hiburan sehingga suasana tidak menegangkan. F. MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE Model Pembelajaran Scramble adalah suatu model pembelajaran dengan membagikan kartu soal dan kartu jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia namun dengan susunan yang acak dan siswa bertugas mengkoreksi (membolak-balik huruf) jawaban. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban yang tepat/benar (Widodo, 2009). Model pembelajaran Scramble bersifat aktif. Siswa dituntut aktif bekerjasama
serta
bertanggung
jawab
terhadap
kelompoknya
untuk
menyelesaikan kartu soal guna memperoleh point dan diharapkan dapat meningkatkan kebersamaan siswa. Dalam pembelajaran Scramble, guru hendaknya sebagai pembimbing harus bersikap terbuka, ramah, dan sabar. Menurut Hanafiah dan Suhana (2009: 53) langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran Scramble sebagai berikut : 1. Guru menyampaikan materi pelajaran. 2. Guru menyiapkan kartu soal yang telah dibuat untuk proses pembelajaran. 3. Guru menyiapkan kartu jawaban dengan diacak nomornya sehingga siswa dapat mencari jawaban yang tepat. 4. Guru membentuk kelompok untuk mengerjakan soal-soal yang tersedia. 5. Guru membagikan kartu soal dan kartu jawaban kepada masing-masing kelompok.
22
6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dan mencari jawaban yang sesuai. 7. Guru memberikan penilaian hasil kerja siswa. Kelebihan model pembelajaran Scramble : 1. Memudahkan mencari jawaban. 2. Mendorong siswa untuk belajar mengerjakan soal tersebut. Kekurangan model pembelajaran Scramble : 1. Siswa kurang berpikir kritis. 2. Bisa saja mencontek jawaban teman lain. Dengan jawaban yang telah disusun secara acak, diharapkan dapat mendorong siswa untuk belajar dengan mengerjakan soal tersebut. G. LEMBAR KERJA SISWA (LKS) Lembar kerja siswa merupakan bagian dari rencana pembelajaran yang memuat perincian lebih lanjut dari rencana pengajaran (Suyitno, dkk. 2001: 37). LKS sebagai penunjang untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam proses belajar dan dapat mengoptimalkan hasil belajar. Lembar kerja siswa adalah kertas yang berisikan tugas-tugas, rencana kerja, langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa,
hasil
pengamatan, hasil analisis data, dan informasi pada umumnya. Lembar kerja siswa juga dapat memuat informasi singkat mengenai konsep atau prinsip sebagai bekal untuk memecahkan suatu masalah. Lembar kerja siswa ini
23
sangat menolong guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dikelas yang menerapkan strategi belajar kelompok(Wardani, Julaeha, dan Said, 2000: 28). LKS merupakan media cetak yang terdiri dari satu atau dua lembar atau lebih yang diberikan kepada setiap siswa disatu kelas dengan tujuan untuk melakukan aktivitas belajar mengajar. Menurut Nurseha (2009) lembar kerja siswa mempunyai fungsi antara lain : 1. Untuk tujuan latihan Siswa diberikan serangkaian tugas/aktivitas latihan. Lembar kerja siswa seperti ini sering digunakan untuk memotivasi siswa ketika sedang melakukan tugas latihan. 2. Untuk menerangkan penerapan (aplikasi) Siswa dibimbing untuk menuju suatu metode penyelesaian soal dengan kerangka penyelesaian dari serangkaian soal-soal tertentu. Hal ini bermanfaat ketika kita menerangkan penyelesaian soal. Lembar kerja siswa ini dapat digunakan sebagai pilihan lain dari metode tanya jawab, dimana siswa dapat memeriksa sendiri jawaban pertanyaan itu. 3. Untuk kegiatan penelitian Siswa ditugaskan untuk mengumpulkan data tertentu, kemudian menganalisis data tersebut.
24
4. Untuk penemuan Dalam lembar kerja siswa ini siswa dibimbing untuk menyelidiki suatu keadaan tertentu, agar menemukan pola dari situasi itu, kemudian menggunakan bentuk umum untuk membuat suatu perkiraan. 5. Untuk penelitian hal yang bersifat terbuka Penggunaan lembar kerja siswa ini mengikutsertakan sejumlah siswa dalam penelitian dalam suatu bidang tertentu. Lembar kerja siswa (LKS) pada hakikatnya berfungsi untuk memantapkan materi pelajaran yang telah dikaji dalam diskusi kelas dimana kesimpulannya telah ditemukan dan diterima oleh semua siswa. H. HASIL BELAJAR SISWA Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan
(Suprijono, 2010: 5).
Bukti bahwa seseorang telah belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misal dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki unsur yang subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Kalau seseorang telah melakukan perbuatan belajar maka akan terlihat terjadinya perubahan dalam salah satu aspek tingkah laku tersebut (Hamalik, 2008: 30).
25
Hasil
belajar
merupakan
perubahan
perilaku
yang
diperoleh
pembelajar setelah mengalami aktifitas belajar. Perubahan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Menurut Nana Sudjana (2008: 49 - 54) rumusan tujuan pengajaran berisikan hasil belajar yang diharapkan dikuasai siswa mencakup ketiga aspek yaitu : 1. Tipe hasil belajar bidang kognitif a. pengetahuan (knowledge) Pengetahuan hafalan termasuk pengetahuan yang sifatnya faktual disamping pengetahuan yang mengenai hal-hal yang perlu diingat kembali seperti batasan, peristilahan, pasal, hukum dan lain-lain. b. pemahaman (comprehention) Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu konsep. Untuk itu, diperlukan adanya hubungan antara konsep dengan makna yang ada dalam konsep tersebut. c. penerapan (aplikasi) Aplikasi adalah kesanggupan menerapkan, dan mengabstraksi suatu konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru.
26
d. analisis Analisis adalah kesanggupan memecah, mengurai suatu integritas (kesatuan yang utuh) menjadi unsur-unsur bagian-bagian yang mempunyai arti atau tingkatan/hirarki. e. sintesis Sintesis adalah kesanggupan menyatukan unsur atau bagian menjadi bagian satu integritas. f. evaluasi Evaluasi adalah kesanggupan memberi keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judgment yang dimiliknya, dan kriteria yang dipakainya. 2. Tipe hasil belajar bidang afektif a. Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang pada siswa, baik dalam bentuk masalah, situasi, dan gejala. b. Responding atau jawaban, yakni reaksi yang di berikan seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. c. Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala/stimulasi. d. Organisasi, yakni mengembangkan nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk menentukan hubungan satu nilai dengan nilai lain, kemantapan dan prioritas nilai yang di milikinya.
27
e. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan dari semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. 3. Tipe hasil belajar bidang psikomotorik Hasil belajar bidang psikomotorik tampak dalam bentuk ketrampilan atau skiil, kemampuan bertindak individu (seseorang). Ada 6 tingkatan ketrampilan yakni : a. Gerakan refleks (ketrampilan pada gerakan tidak sadar). b. Ketrampilan pada gerakan- gerakan dasar. c. Kemampuan perseptual termasuk di dalamnya membedakan visual, auditif motorik, dan lain-lain. d. Kemampuan di bidang fisik, misal kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan. e. Gerakan skiil, mulai dari ketrampilan sederhana sampai yang kompleks. f. Kemampuan yang barkenaan dengan non decursive komunikasi seperti gerakan ekspresi, dan interpertatif. Dengan demikian hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku seseorang baik dari segi jasmani maupun rohani yang dapat meningkatkan ketrampilan dan potensi yang ada pada diri seseorang.
28
I. TINJAUAN MATERI POKOK BAHASAN BANGUN DATAR 1. Segi Empat a. Persegi Panjang 1) Pengertian Persegi Panjang Persegi panjang adalah segi empat yang dapat menempati bingkainya dengan tepat dengan 4 cara dan tiap-tiap sudutnya dapat menempati sudut yang lain secara tepat. 2) Sifat-Sifat Persegi Panjang
D
C O
A
B
a) Sisi-sisi yang berhadapan pada persegi panjang sama panjang dan sejajar. AB = CD dan AB // CD AD = BC dan AD // BC b) Setiap sudut pada persegi panjang sama besar dan merupakan sudut siku-siku. BAD = ABC = BCD = ADC = 90 0 c) Diagonal-diagonal pada persegi panjang sama panjang. AC = BD d) Diagonal-diagonal persegi panjang berpotongan dan saling membagi dua sama panjang.
29
OA = OC dan OB = OD Karena AC = BD, maka OA = OB = OC = OD. 3) Keliling dan Luas Persegi Panjang D
C
l A
B
p
a) Rumus keliling persegi panjang adalah: K 2 P 2l , atau
K 2( P l )
b) Rumus luas persegi panjang adalah: L pl
b. Persegi 1) Pengertian Persegi Persegi adalah segi empat yang dapat menempati bingkainya dengan tepat dengan 8 cara dan tiap-tiap sudutnya dapat menempati sudut yang lain secara tepat. 2) Sifat-Sifat Persegi
C
D
O A
B
a) Semua sisi setiap persegi sama panjang.
30
AB = BC = CD = AD b) Diagonal-diagonal persegi sama panjang dan saling membagi dua sama panjang. AC = BD OA = OB = OC = OD c) Diagonal-diagonal persegi berpotongan membentuk sudut siku -siku. AOB = BOC = COD = AOD = 90 0 d) Setiap sudut persegi sama besar dan merupakan sudut sikusiku. BAD = ABC = BCD = ADC = 90 0 e) Setiap sudut persegi dibagi dua sama besar oleh diagonalnya, atau diagonal-diagonalnya merupakan garis bagi. BAC = DAC = 45 0 ACB = ACD = 45 0 ABD = CBD = 45 0 ADB = BDC = 45 0 3) Keliling dan Luas Persegi C
D
s A
B
s
a) Rumus keliling persegi adalah : K 4s
31
b) Rumus luas persegi adalah L s s , atau L s 2 c. Jajargenjang 1) Pengertian jajargenjang Jajargenjang dibentuk dari gabungan segitiga dan bayangan setelah diputar setengah putaran pada titik tengah salah satu sisi segitiga. 2) Sifat-Sifat Jajargenjang C
D
O
A
B
a) Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar. AB = CD dan AB // CD AD = BC dan AD // BC b) Sudut- sudut yang berhadapan sama besar. BAD = BCD ABC = ADC c) Jumlah sudut-sudut yang berdekatan adalah 180 0 . BAD + ABC = 180 0 BAD + ADC = 180 0 ABC + BCD = 180 0 ADC + BCD = 180 0 d) Diagonal-diagonal saling membagi dua sama panjang.
32
OA = OC OB = OD 3) Luas Jajargenjang Luas jajargenjang = alas x tinggi
tinggi
alas
tinggi
tinggi
tinggi
alas
alas
d. Belah Ketupat 1) Pengertian Belah Ketupat Belah ketupat dibentuk dari gabungan segitiga sama kaki dan bayangannya oleh pencerminan terhadap alas segitiga itu. 2) Sifat-Sifat Belah Ketupat D
C
O A
B
a) Semua sisinya sama panjang. AB = BC = CD = AD b) Diagonal-diagonalnya merupakan sumbu simetri. AC dan BD adalah sumbu simetri. c) Sudut yang berhadapan sama besar dan dibagi dua sama besar oleh kedua diagonalnya. BAD = BCD
33
BAC = DAC = BCA = DCA ABC = ADC ABD = CBD = ADB = CDB d) Diagonal-diagonalnya saling membagi dua sama panjang dan saling berpotongan tegak lurus. OA = OC dan OB = OD AC tegak lurus BD AOB = BOC = COD = AOD = 90 0 3) Luas Belah Ketupat D
A
C
E
B
a) Luas belah ketupat = alas x tinggi Luas belah ketupat ABCD = AB x DE b) Luas belah ketupat =
1 diagonal diagonal lainnya atau 2
L. belah ketupat ABCD =
1 AC BD 2
e. Layang-Layang 1) Pengertian Layang-layang Layang-layang dibentuk dari gabungan dua segitiga sama kaki yang alasnya sama panjang dan saling berimpit.
34
2) Sifat-Sifat Layang-Layang A
B
O
D
C
a) Sisinya sepasang-sepasang sama panjang. AB = AD BC = CD b) Sepasang sudut yang berhadapan sama besar. ABC = ADC c) Salah satu diagonalnya merupakan sumbu simetri. AC adalah sumbu simetri d) Salah satu diagonalnya membagi dua sama panjang diagonalnya lain dan tegak lurus dengan diagonal itu. OB = OD AC tegak lurus BD 3) Luas Layang-Layang Luas layang-layang =
1 diagonal diagonal (lainnya) 2
35
f. Trapesium 1) Pengertian Trapesium Trapesium adalah segi empat yang memiliki tepat sepasang sisi berhadapan yang sejajar. 2) Sifat Trapesium Jumlah sudut yang berhadapan diantara dua garis sejajar adalah C
D
180 0 .
A + D = 180 0 A
B + C = 180
B
0
3) Luas Trapesium Luas trapesium =
D
A
1 jumlah sisi sejajar tinggi 2 C
E
S
B
Luas trapesium ABCD
1 ( AB CD) DE 2
T
R
P
Q
Luas trapesium PQRS
1 ( PS QR ) TR 2
J. KERANGKA BERPIKIR Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, dan menggunakan rumus matematika yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Matematika sebagai salah satu disiplin ilmu, matematika sebagai pendukung bagi
36
keberadaan ilmu yang lain. Oleh karena itu, siswa diharapkan memiliki penguasaan matematika pada tingkat tertentu, sehingga dapat berguna bagi siswa dalam berkompetensi di masa depan. Matematika sebagai wahana kehidupan yang tidak hanya digunakan untuk mencapai satu tujuan tertentu misalnya mencerdaskan siswa tetapi dapat pula untuk membentuk kepribadian siswa serta mengembangkan ketrampilan tertentu. Hal itu mengarahkan perhatian kepada pembelajaran nilai-nilai dalam kehidupan melalui matematika. Materi bangun datar merupakan materi yang bersifat abstrak. Materi bangun datar misalnya mencari keliling dan luas jajargenjang yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Materi bangun datar yang memungkinkan siswa untuk belajar secara aktif melalui diskusi kelompok. Dengan pembelajaran ini diharapkan siswa merasa senang dan antusias dalam proses pembelajaran sehingga dapat menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran aktif memberikan kesempatan kepada peserta didik bekerja sama dengan aktif. Selain itu, pembelajaran aktif dapat membantu peserta didik meningkatkan kreatifitas siswa dalam pembelajaran matematika. Dengan menggunakan model pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS dan Scramble berbantuan LKS diharapkan akan terjadi interaksi antara guru dan siswa, siswa dengan siswa melalui diskusi atau siswa secara
bersama-sama
menyelesaiakan
masalah
yang
dihadapi
dan
memungkinkan siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan akan menjadi lebih
37
besar.
Siswa yang pandai dan siswa yang lemah secara bersama- sama
memperoleh manfaat melalui aktivitas belajar aktif. Model pembelajaran Course Review Horey dan Scramble berbantuan LKS dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan ketrampilan bertanya, diskusi, dan
mengembangkan
kepemimpinan.
Jadi
dengan
memilih
model
pembelajaran Course Review Horey dan Scramble berbantuan LKS diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat. K. HIPOTESIS Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan, hipotesis dalam penelitian ini adalah : Untuk uji analisisnya Ha adalah: 1. Ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS dengan hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran konvensional. 2. Ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS dengan hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran konvensional. 3. Ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS dengan hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS. 4. Ada yang paling baik antara hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS, hasil belajar siswa
38
yang diberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS dan hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran konvensional. Sedangkan untuk uji empirisnya Ho adalah : 1. Tidak ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS dengan hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran konvensional. 2. Tidak ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS dengan hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran konvensional. 3. Tidak ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS dengan hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS. 4. Tidak ada yang paling baik hasil belajar siswa antara yang diberi model pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS, hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS dan hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran konvensional.
BAB III METODE PENELITIAN
A. METODE PENENTUAN OBJEK PENELITIAN 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006: 130). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas VII semester II SMP N 2 Sayung Demak yang terdiri dari tujuh kelas, yaitu kelas VII A-VII G. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2006: 131). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling. Hal ini dilakukan setelah memperhatikan ciri-ciri antara lain : siswa mendapatkan materi berdasarkan kurikulum yang sama, siswa yang menjadi obyek penelitian duduk pada tingkat kelas yang sama, dan pembagian kelas tidak berdasarkan ranking. Jadi dapat dilakukan pengambilan sampel secara random. Dengan menggunakan teknik cluster random sampling diperoleh siswa dalam tiga kelas sebagai kelas sampel, yaitu dua kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II dan satu kelas kontrol. Kelas yang digunakan sebagai kelas eksperimen I yaitu kelas VIID dan kelas sebagai eksperimen II yaitu kelas VIIE dan kelas yang digunakan sebagai kelas kontrol yaitu kelas VIIF. Sedangkan untuk kelas uji coba diambil satu kelas yaitu kelas 39
40
VIIG. Dengan jumlah siswa yang banyak, diambil 3 kelompok secara acak dari populasi dengan syarat populasi tersebut harus bersifat normal dan homogen. 3. Variabel Penelitian Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006 : 118). Sesuai dengan judul skripsi maka diperoleh : a. Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat (Arikunto, 2006 : 119). Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah model pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS dan Scramble berbantuan LKS. b. Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel tergantung pada variabel bebas (Arikunto, 2006 : 119). Dalam penelitian ini variabel terikat adalah hasil belajar siswa kelas VII semester II SMP N 2 Sayung Demak. B. METODE PENGUMPULAN DATA 1. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, dan sebagainya (Arikunto, 2006: 231). Metode dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data nilai mid semester ganjil dan nama siswa yang digunakan untuk uji normalitas, homogenitas dan uji ANAVA.
41
2. Metode Tes Tes adalah alat untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan obyek yang diteliti (Arikunto, 2006: 223). Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengambil data hasil belajar siswa kelas VII semester II SMP N 2 Sayung Demak khususnya pada materi pokok bangun datar. C. PROSEDUR PENELITIAN Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Menentukan objek penelitian yaitu peserta didik kelas VII semester II SMP N 2 Sayung Demak. 2. Menentukan sampel penelitian dengan menggunakan teknik cluster random sampling. 3. Menentukan kelas eksperimen, kelas kontrol, dan uji coba. 4. Mengambil data nilai mid semester
kelas VII semester II SMP N 2
Sayung Demak sebagai nilai awal. 5. Menganalisis data awal untuk menentukan normalitas, homogenitas dan ANAVA. 6. Menentukan bentuk tes yang digunakan. Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda karena bentuk soal pilihan ganda ini menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar atau paling tepat. 7. Menyusun kisi-kisi tes.
42
8. Menyusun instrumen tes uji coba berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun. 9. Mengujicobakan instrumen tes uji coba pada kelas uji coba yang sebelumnya telah diajar pokok bahasan bangun datar. 10. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba untuk mengetahui validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. 11. Menentukan soal-soal tes yang akan digunakan dalam tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang memenuhi syarat berdasarkan analisis instrumen tes uji coba. 12. Melaksanakan pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS sebagai kelas eksperimen I, pembelajaran Scramble berbantuan LKS sebagai kelas eksperimen II, dan pembelajaran Konvensional sebagai kelas kontrol. 13. Melaksanakan tes kemampuan pada kelas eksperimen. 14. Menganalisis hasil belajar siswa. 15. Menyusun hasil penelitian. D. METODE PENGUMPULAN PENYUSUNAN INSTRUMEN 1. Materi dan Bentuk Tes Instrumen tes yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa adalah materi bangun datar. Siswa dianalisis terlebih dahulu dengan mengukur validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukarannya. Untuk tes, peneliti menggunakan bentuk pilihan ganda.
43
Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2007: 269) kebaikan-kebaikan tes bentuk pilihan ganda adalah : a.
Materi yang diujikan mencakup sebagian besar dari bahan pengajaran yang diberikan.
b. Jawaban siswa dapat dikoreksi/dinilai dengan mudah dan cepat menggunakan kunci jawaban. c.
Jawaban untuk setiap pertanyaan sudah pasti benar atau salah, sehingga penilainya bersifat objektif.
2. Metode Penyusunan Perangkat Tes a. Melakukan pembatasan materi yang diujikan. Dalam penelitian ini materi yang akan diteskan adalah sub pokok bahasan persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat, layanglayang, dan trapesium. b. Menentukan tipe soal. Tipe soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe soal bentuk pilihan ganda. Dengan tes ini siswa diharapkan mampu menjawab dengan benar dan tepat. c. Menentukan jumlah butir soal. d. Menentukan waktu mengerjakan soal. e. Menyusun kisi-kisi soal. f. Menuliskan petunjuk mengerjakan soal, bentuk lembar jawaban, dan penentuan skor.
44
g. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran. h. Menentukan soal-soal tes yang akan digunakan dalam tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang memenuhi syarat berdasarkan analisis instrumen tes uji coba. (Sudjana dan Ibrahim, 2007: 98 - 99). E. DESAIN PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan peneliti dapat ditampilkan dengan bagan sebagai berikut: Model
Hasil
Pembelajaran
Belajar
A
X1
Y1
B
X2
Y2
C
X3
Y3
Kelas
Keterangan : A : Eksperimen I B : Eksperimen II C : Kontrol X1 : Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS. X2 : Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran Scramble berbantuan LKS.
45
X3 : Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran konvensional. Y1 : Hasil belajar dengan model pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS. Y2 : Hasil belajar dengan model pembelajaran Scramble berbantuan LKS Y3 : Hasil belajar dengan pembelajaran konvensional. F. ANALISIS INSTRUMEN 1. Validitas Validitas
adalah
suatu
ukuran
yang
menunjukkan
tingkat
kevalidan/kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2006: 168). Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi product moment dengan angka kasar : rXY
N XY X Y
{N X 2 ( X ) 2 }{N Y 2 ( Y ) 2 }
keterangan : rXY
= koefisien korelasi antara x dan y
X
= Skor butir soal
Y
= Skor total
N
= jumlah siswa
X = skor total butir soal
46
Y
= skor total Hasil perhitungan rxy dibandingkan dengan table kritis r poduct
moment dengan taraf signifikan 5%. Jika r hitung > r table maka item tersebut valid (Arikunto, 2006: 72-75). 2. Reliabilitas Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan dalam mengukur apa yang diukurnya.
Reliabilitas tes pada penelitian ini diukur dengan
menggunakan rumus K-R.20 yaitu sebagai berikut :
r 11
n = n 1
S 2 pq 2 S
keterangan : r 11
: reliabilitas instrumen.
pq
: jumlah hasil perkalian antara p dan q.
S2
: varians total.
n
: banyaknya butir soal.
p
: Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar.
q
: Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1 - p).
Rumus varians :
X
2
S2 =
X
2
N
N
47
Kriteria pengujian reliabilitas soal tes yaitu setelah didapatkan harga r 11 , kemudian harga r 11 tersebut dikonsultasikan dengan harga r product moment pada tabel, jika
r 11 > r tabel maka item tes yang diujicobakan
reliabel (Arikunto, 2006:100-101). 3. Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal
adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Daya pembeda untuk test yang berbentuk pilihan ganda pada penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut.
D
B A BB PA PB JA JB
keterangan: J
= Jumlah peserta tes
JA
= Banyaknya peserta kelompok atas
JB
= Banyaknya peserta kelompok bawah
BA
= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB
= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
PA
= Proporsi peserta kelompk atas yang menjawab benar.
48
PB
= Proporsi peserta kelompk bawah yang menjawab benar
Kriteria daya pembeda sebagai berikut : D
: 0,00 – 0,20 : jelek
D
: 0,21 – 0,40 : cukup
D
: 0,41 – 0,70 : baik
D
: 0,71 – 1,00 : baik sekali
D
: negatif, semuanya tidak baik. Jadi semua butir soal yang
(Arikunto, 2006 : 213 - 218). 4. Tingkat Kesukaran Butir Soal Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0, 00 – 1,00. Rumus mencari indeks kesukaran (P) adalah : P
B JS
P
: Indeks kesukaran.
B
: Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar.
JS
: Jumlah seluruh siswa peserta tes.
Klasifikasi indeks kesukaran sebagai berikut : 0,00 < P 0,30 adalah soal sukar. 0,30 < P 0,70 adalah soal sedang. 0,70 < P 1,00 adalah soal mudah. (Arikunto, 2006 : 208).
49
G. METODE ANALISIS DATA 1. Analisi Data Awal Analisis awal dilaksanakan sebelum diberikan perlakuan, hal ini dilaksanakan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kondisi yang sama. Data yang digunakan adalah nilai mid semester. Pada analisis awal ini dilaksanakan uji sebagai berikut : a. Uji Normalitas Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang digunakan merupakan data yang berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah chi-kuadrat dengan hipotesis statistiknya sebagai berikut. Ho
: data berdistribusi normal.
Ha
: data tidak berdistribusi normal. k
Oi E i 2
i 1
Ei
χ2
Keterangan :
2
= harga Chi-Kuadrat.
Oi
= frekuensi hasil pengamatan.
Ei
= frekuensi yang diharapkan.
Langkah-langkah uji normalitas data sebagai berikut : 1) Menyusun data dan mencari nilai tertinggi dan terendah. 2) Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas.
50
3) Menghitung rata-rata dan simpangan baku. 4) Membuat tabulasi data ke dalam interval kelas. 5) Menghitung nilai Z dari setiap batas kelas dengan rumus sebagai berikut:
z
i
x
i
s
x
6) Mengubah harga Z menjadi luas daerah kurva normal dengan menggunakan tabel. 7) Menghitung frekuensi harapan berdasarkan kurva dengan rumus sebagai berikut. K
(O i E i ) 2
Ei
Ei
2
, dengan :
2 = chi kuadrat. Oi = frekuensi pengamatan. Ei = frekuensi yang diharapkan. 8) Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat tabel dengan taraf signifikansi 5%. 9) Menarik kesimpulan, yaitu jika
χ 2 hitung χ 2 tabel
maka data
berdistribusi normal. Kriteria pengujiannya adalah tolak Ho jika χ 2 hitung χ 2 tabel dengan taraf signifikansi 5% (Arikunto, 2006: 317-320).
51
b. Uji Homogenitas Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kontrol berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Tes yang berguna untuk menentukan apakah sampel berasal dari populasi yang sama. Rumus yang digunakan adalah bartllet. Hipotesis statistiknya adalah: Ho
: σ12 σ 22 32 (varians homogen)
Ha
: σ12 σ 22 32 (varians tidak homogen)
Untuk mempermudah perhitungan, satuan – satuan yang diperlukan untuk uji Bartlet lebih baik disusun dalam sebuah tabel sebagai berikut Tabel Uji Bartlet Samp el ke
1 dk
dk
1
n1 1
2
n2 1
1
(n1 1)
1
n2 1
1
nk 1
.
S i2
log S i2
(dk) log S i2
S12
log S12
(n1 1) log S12
S 22
log S 22
(n2 1) log S 22
S k2
log S k2
(nk 1) log S k2
--
---
. k
nk 1
Jumla
(n
h
k
1 i 1
n
(n
i
1) log S i2
52
Rumus yang digunakan adalah : (ni 1)S i2 S2 (ni 1)
2 Ln10B ni 1 log S i2 B (log S 2 ) ni 1
Keterangan : S2
: semua gabungan dari semua sampel
Ln 10
: 2,30276 logaritma asli dari bilangan 10
Dengan taraf nyata 5%, H0 ditolak jika 2 hitung (21 )( k 1) , dimana
(21 )( k 1) didapat dari tabel distribusi chi-kuadrat dengan peluang (1 ) dan dk = (k - 1) (Sudjana, 2005: 261 - 263).
c. Uji ANAVA Uji ANAVA digunakan untuk menguji kesamaan k, (k > 2) buah ratarata populasi yang berdistribusi independen dan normal dengan ratarata 1 , 2 ,....., k dan simpangan baku 1 , 2 ,....., k H 0 : 1 2 3 , artinya ketiga kelompok sama. H a : 1 2 3 , artinya ketiga kelompok berbeda. Jika berdasarkan uji homogenitas, ditunjukkan bahwa varians ketiga kelompok homogen maka untuk pengujian hipotesis ini digunakan rumus ANAVA (Analisis Varian) :
F
MK k , dengan db f dbk lawan dbd MK d
53
Keterangan : MK k : Kuadrat mean antar kelompok. MK d : Kuadrat mean dalam kelompok. dbk
: derajad kebebasan antar kelompok.
dbd
: derajad kebebasan dalam kelompok.
H0 diterima jika nilai F hitung F tabel pada taraf nyata dan derajad kebebasan tertentu. Langkah-langkah perhitungannya adalah : 1) Hitung jumlah simpangan kuadrat tiap skor dari rata-rata keseluruhan. 2) Selanjutnya dicari jumlah kuadrat keseluruhan yang disebabkan oleh penyimpangan rata-rata kelompok dari rata-rata keseluruhan. 3) Tahap selanjutnya dicari jumlah kuadrat keseluruhan yang disebabkan oleh penyimpangan tiap skor dari rata-rata kelompok masing-masing. 4) Buatlah rangkuman hasil perhitungan diatas dalam tabel analisis variansi. 5) Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel pada taraf nyata dengan derajad bebas. (Nana Sudjana dan Ibrahim, 2007: 151 - 154).
54
2. Analisis Data Akhir a. Uji Normalitas Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang digunakan merupakan data yang berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah chi-kuadrat dengan hipotesis statistiknya sebagai berikut. Ho : data berdistribusi normal. Ha : data tidak berdistribusi normal. k
Oi E i 2
i 1
Ei
χ2
Keterangan :
2 = harga Chi-Kuadrat. Oi = frekuensi hasil pengamatan. Ei = frekuensi yang diharapkan. Langkah-langkah uji normalitas data sebagai berikut : 1) Menyusun data dan mencari nilai tertinggi dan terendah. 2) Membuat interval kelas dan menentukan batas kelas. 3) Menghitung rata-rata dan simpangan baku. 4) Membuat tabulasi data ke dalam interval kelas. 5) Menghitung nilai Z dari setiap batas kelas dengan rumus sebagai berikut:
55
z
i
x
i
s
x
6) Mengubah harga Z menjadi luas daerah kurva normal dengan menggunakan tabel. 7) Menghitung frekuensi harapan berdasarkan kurva dengan rumus sebagai berikut. K
(O i E i ) 2
Ei
Ei
2
, dengan :
2 = chi kuadrat. Oi = frekuensi pengamatan. Ei = frekuensi yang diharapkan. 8) Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat tabel dengan taraf signifikansi 5%. 9) Menarik kesimpulan, yaitu jika
2 hitung 2 tabel
maka data
berdistribusi normal. Kriteria pengujiannya adalah tolak Ho jika 2 hitung 2 tabel dengan taraf signifikansi 5% (Arikunto, 2006: 317-320). b. Uji Homogenitas Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kontrol berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Tes yang berguna untuk menentukan apakah sampel berasal dari populasi yang sama. Rumus yang digunakan adalah bartllet.
56
Hipotesis statistiknya adalah: Ho : σ12 σ 22 32 (varians homogen) Ha : σ12 σ 22 32 (varians tidak homogen) Tabel Uji Bartlet Samp
1 dk
dk
el ke 1
n1 1
2
n2 1
1
(n1 1)
1
n2 1
1
nk 1
.
S i2
log S i2
(dk) log S i2
S12
log S12
(n1 1) log S12
S 22
log S 22
(n2 1) log S 22
S k2
log S k2
(nk 1) log S k2
--
---
. k
nk 1
Jumla
(n
k
h
1 i 1
n
Rumus yang digunakan adalah : (ni 1)S i2 S (ni 1) 2
2 Ln10B ni 1 log S i2 B (log S 2 ) ni 1
Keterangan : S2
: semua gabungan dari semua sampel
(n
i
1) log S i2
57
Ln 10
: 2,30276 logaritma asli dari bilangan 10
Dengan taraf nyata 5 %, H0 ditolak, jika 2 hitung (21 )( k 1) , dimana
(21 )( k 1) didapat dari tabel distribusi chi-kuadrat dengan peluang (1 ) dan dk = (k - 1) (Sudjana, 2005: 261 - 263).
c. Uji ANAVA Uji ANAVA digunakan untuk menguji kesamaan k, (k > 2) buah ratarata populasi yang berdistribusi independen dan normal dengan ratarata 1 , 2 ,....., k dan simpangan baku 1 , 2 ,....., k H 0 : 1 2 3 , artinya ketiga kelompok sama. H a : 1 2 3 , artinya ketiga kelompok berbeda DAFTAR ANALISIS VARIAN Sumber varian
db
JK
MK
Antar kelompok
dbk = k -1
JKK
MKK = JKK /
Dalam
dbd = N - k
JKd
dbk
MKK/
MKd = JKd /
MKd
kelompok
F
dbd
Total
DbT = N 1
JKT
...................
Rumus ANAVA (Analisis Varian) sebagai berikut :
F
MK k , dengan db f dbk lawan dbd MK d
............
58
Keterangan : MK k : Kuadrat mean antar kelompok. MK d : Kuadrat mean dalam kelompok. dbk
: derajad kebebasan antar kelompok.
dbd
: derajad kebebasan dalam kelompok.
H0 diterima jika nilai F hitung F tabel pada taraf nyata dan derajad kebebasan tertentu. Langkah-langkah perhitungannya adalah : 1) Hitung jumlah simpangan kuadrat tiap skor dari rata-rata keseluruhan. 2) Selanjutnya dicari jumlah kuadrat keseluruhan yang disebabkan oleh penyimpangan rata-rata kelompok dari rata-rata keseluruhan. 3) Tahap selanjutnya dicari jumlah kuadrat keseluruhan yang disebabkan oleh penyimpangan tiap skor dari rata-rata kelompok masing-masing. 4) Buatlah rangkuman hasil perhitungan diatas dalam tabel analisis variansi. 5) Membandingkan nilai F dengan F tabel pada taraf nyata dengan derajad bebas. (Nana Sudjana dan Ibrahim, 2007: 151 - 154).
59
d. Analisis Uji t Analisis Uji t digunakan untuk menguji perbedaan mean terhadap dua kelompok. H0 : 1 = 2 H1 : 1 2 Untuk menguji hipotesis 1, 2, dan 3, dilakukan dengan menggunakan rumus Uji t sebagai berikut. 1) Jika varians kedua kelas sama, maka Rumus yang digunakan adalah: t
x1 x 2 1 1 S n1 n 2
, dengan
(n 1 1)S1 (n 2 1)S 2 n1 n 2 2 2
S
2
Keterangan : t
= uji t,
x1
= rata-rata hasil belajar peserta didik kelas eksperimen,
x2
= rata-rata hasil belajar peserta didik kelas kontrol,
S
= simpangan baku gabungan,
n1
= jumlah siswa kelas eksperimen,
n2
= jumlah siswa kelas kontrol,
x1
= simpangan baku kelas eksperimen, dan
60
x2
= simpangan baku kelas kontrol.
Kriteria pengujiannya adalah terima H0 jika t hitung t (1 α)(n 1 n 2 2) dengan taraf signifikansi 5% (Sudjana, 2002:239). 2) Jika varians kedua kelas berbeda, maka Rumus yang digunakan adalah: t'
w 1 t1 w 2 t 2 , dengan w1 w 2
S12 S 22 w1 ,w2 , t 1 t 1 α ,n1 1 , dan n1 n2 t 2 t 1 α , n 2 1 .
Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika ttabel t hitung (Sudjana, 2002: 239).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian Sebelum mengadakan penelitian perlu diadakan persiapan agar hasil yang dicapai maksimal. Beberapa persiapan yang harus dilakukan sebelum mengadakan penelitian, antara lain: 1. Menentukan populasi yaitu seluruh siswa kelas VII Semester II SMP N 2 Sayung Demak Tahun Pelajaran 2010/2011 yang terdiri dari tujuh kelas yaitu kelas VII A-VII G. Dan melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah yang meliputi wawancara dengan guru matematika yang meliputi kegiatan pembelajaran di kelas, dan situasi serta kondisi sekolah. 2. Menentukan sampel dari populasi yang ada dengan menggunakan “Cluster random sampling” yaitu secara acak, sehingga di peroleh tiga kelas yaitu: kelas VII D sebagai kelas eksperimen I, kelas VII E sebagai kelas eksperimen II, dan kelas VII F sebagai kelas kontrol. 3. Mencatat nama-nama siswa kelas VII D, VII E dan VII F beserta nilai mid semester ganjil pada mata pelajaran matematika dari Dokumen Sekolah. 4. Menganalisis data awal yaitu nilai mid semester ganjil mata pelajaran matematika kelas VII SMP N 2 Sayung Demak Tahun Pelajaran
61
62
2010/2011. Sehingga diperoleh suatu kesimpulan bahwa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kondisi awal yang sama. 5. Sebelum pembelajaran dilaksanakan, perlu dipersiapkan beberapa perangkat pengajaran yaitu rencana pembelajaran dengan model Course Review Horey, rencana pembelajaran Scramble dan rencana pembelajaran konvensional, uraian materi, buku-buku, LKS, serta alat-alat penunjang lainnya . B. Uji Coba Instrumen 1. Pemberian tes uji coba Tes uji coba dilakukan di SMP N 2 Sayung Demak pada tanggal 28 Maret 2011 yaitu di kelas VII G dengan jumlah siswa 34 sebagai sampel uji coba karena mendapat mata pelajaran yang sama dengan siswa yang menjadi sampel penelitian. 2. Penentuan instrumen kompetensi dasar bangun datar Hasil uji coba instrumen dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, serta daya pembeda dari tiap-tiap soal instrument. a. Validitas soal Untuk mengetahui validitas tes, rumus yang digunakan adalah korelasi product moment dengan angka kasar: rXY
N XY X Y
{N X 2 ( X ) 2 }{N Y 2 ( Y ) 2 }
63
Pada soal no 1 diperoleh: rXY
rXY
rXY
rXY
rXY
N X
N XY X Y 2
X
2
N Y
2
Y
2
34 369 26 458 (34 26 676)(34 6536 209764) 12546 11908 208 12460 368 2591680 368 1609,8
rXY 0,396 Dari hasil perhitungan diperoleh harga r xy = 0,396 , dengan taraf signifikan 5% dan N = 34 diperoleh r tabel = 0,339. Karena r xy > r
tabel
yaitu 0,396 > 0,339. Maka item soal no. 1 Valid. Dari hasil analisis, item soal yang valid yaitu item soal no 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 14, 15, 16, 17, 18, 20 dan item soal yang tidak valid yaitu item soal no 3, 11, 12, 13, 19. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11. b. Reliabilitas Soal Untuk menentukan reliabilitas soal tes, rumus yang digunakan adalah KR-20 :
S 2 pq n r11 ( )( ) n 1 S2
64
Dimana :
S2
X2
( X ) 2 N
N
209764 34 136,84 34
10822
Sehingga diperoleh :
S 2 pq 20 136,84 4,08 n r11 ( )( ) 1,053 0,970 1,026 n 1 S2 19 136,84 Dari perhitungan uji reliabilitas dengan rumus diatas, diperoleh harga r 11 = 1,026. Harga ini dikonsultasikan dengan harga r tabel dengan N = 34 pada taraf signifikan = 5% diperoleh harga r tabel = 0,339. Jadi r 11 > r tabel . Hal ini menunjukan bahwa soal yang disusun merupakan soal yang reliable. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12. c. Taraf Kesukaran Soal Untuk menghitung taraf kesukaran soal, rumus yang digunakan adalah : P=
B JB
Pada soal no 1 diperoleh: P1
26 0.76 34
Dengan taraf kesukaran 0,76 maka soal dikatakan mudah. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 13. d. Daya pembeda soal Untuk menghitung daya pembeda soal, rumus yang digunakan adalah : D=
BA BB = PA-PB JA JB
65
Pada soal no 1 diperoleh: D1
14 12 0,8 0,7 0,1 17 17
Dengan daya pembeda 0,1 maka soal dikatakan jelek. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 14. Berdasarkan hasil analisis validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, serta daya pembeda soal maka item soal uji coba yang digunakan untuk mengambil data penelitian ini sebanyak 15 soal yaitu : 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 14, 15, 16, 17, 18, 20. C. Tahap Pelaksanaan Penelitian Sesuai dengan pokok bahasan yang diambil dalam penelitian ini, maka penelitian ini dilaksanakan pada pengajaran materi bangun datar.. Pelaksanaan pembelajaran sesuai pokok bahasan yang digunakan dalam penelitian dilaksanakan tanggal 11 April 2011 sampai dengan tanggal 18 April 2011 di SMP N 2 Sayung Demak. Untuk kelas eksperimen I mendapat pembelajaran Course Review horey berbantuan LKS dan kelas eksperimen II mendapat pembelajaran Scramble berbantuan LKS, dan kelas kontrol mendapat pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran Course Review horey, yaitu Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 2-4 siswa, kemudian setiap kelompok mempunyai tanggung jawab untuk bekerja sama mengerjakan soal dan berusaha mendapatkan tanda benar vertikal atau horisontal, atau diagonal supaya dapat berteriak horey serta mendapat nilai. Sedangkan pembelajaran Scramble adalah pembelajaran
66
dengan membagikan kartu soal dan kartu jawaban yang disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia namun dengan susunan yang acak dan siswa bertugas mengkoreksi (membolak-balik huruf) jawaban. Siswa diharapkan mampu mencari jawaban yang tepat/benar. Dengan berbantuan LKS diharapkan siswa dapat memperoleh informasi singkat mengenai konsep atau prinsip sebagai bekal untuk memecahkan suatu masalah yang berkaitan dengan bangun datar segi empat. Pelaksanaan tes untuk mengetahui hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol dilaksanakan pada tanggal 18 April 2011 di SMP N 2 sayung Demak. Hasil belajar inilah yang kemudian dianalisis untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar antara siswa yang mendapat pembelajaran Course Review horey berbantuan LKS, pembelajaran Scramble berbantuan LKS dan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional pada pokok bahasan bangun datar kelas VII Semester II SMP N 2 Sayung Demak tahun pelajaran 2010/2011, baik tidaknya hasil belajar antara siswa yang mendapat pembelajaran Course Review horey berbantuan LKS, pembelajaran Scramble berbantuan LKS dan siswa yang mendapat pembelajaran konvensional pada materi pokok bangun datar kelas VII Semester II SMP N 2 Sayung Demak tahun pelajaran 2010/2011.
67
D. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Awal a. Uji Normalitas Untuk mengetahui normalitas sampel dari populasi dilakukan dengan menggunakan uji 2 : 1) Kelas eksperimen I Berdasarkan hasil uji normalitas data awal pada kelas eksperimen I diperoleh nilai 2 hitung = 3,768, dengan N = 34 dan taraf nyata = 5% diperoleh 2 tabel = 7,81. Karena 2 hitung < 2 tabel yaitu 3,768 < 7,81 maka dapat dinyatakan berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 21. 2) Kelas eksperimen II Berdasarkan hasil uji normalitas data awal pada kelas eksperimen II diperoleh nilai 2 hitung = 3,471, dengan N = 34 dan taraf nyata = 5% diperoleh 2 tabel = 7,81. Karena 2 hitung < 2 tabel yaitu 3,471 < 7,81 maka dapat dinyatakan berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 22. 3) Kelas kontrol Berdasarkan hasil uji normalitas data awal pada kelas kontrol diperoleh nilai 2 hitung = 4,264, dengan N = 34 dan taraf nyata = 5% diperoleh 2 tabel = 7,81. Karena 2 hitung < 2 tabel yaitu 4,264 < 7,81 maka dapat dinyatakan berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 23.
68
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah ketiga kelas mempunyai varian sama (homogen). Rumus yang digunakan adalah bartlet : Berdasarkan hasil uji homogenitas data awal diperoleh nilai 2 hitung = 4,807. Dengan = 5% dan dk = k – 1 = 3 -1 = 2 didapat 20,95(2) = 5,991. Karena 2 hitung < 20,95(2), yaitu 4,807 < 5,991, maka dapat disimpulkan bahwa ketiga kelompok mempunyai varians yang sama (homogen). Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 24. c. Uji Anava Setelah data berdistribusi normal dan homogen, untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar ketiga kelas maka dilakukan perhitungan uji anava, jika = 5%, dk pembilang = 2 dan dk penyebut = 99, maka didapat F tabel = 3,09. Dari hasil perhitungan diperoleh F hitung = 0,86. Ternyata harga F hitung < F table yaitu 0,86 < 3,09 maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan hasil belajar antara ketiga kelas atau mempunyai keadaan awal yang sama. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 25. 2. Analisis Akhir a. Uji Normalitas Untuk mengetahui normalitas sampel dari populasi dilakukan dengan menggunakan 2 :
69
1)
Kelas eksperimen I Berdasarkan hasil uji normalitas data akhir pada kelas eksperimen I diperoleh nilai 2 hitung = 5,581, dengan N = 34 dan taraf nyata = 5% diperoleh 2 tabel = 7,81. Karena 2 hitung < 2 tabel yaitu 5,581 < 7,81 maka dapat dinyatakan berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 29.
2)
Kelas eksperimen II Berdasarkan hasil uji normalitas data akhir pada kelas eksperimen II diperoleh nilai 2 hitung = 1,184, dengan N = 34 dan taraf nyata = 5% diperoleh 2 tabel = 7,81. Karena 2 hitung < 2 tabel yaitu 1,184 < 7,81 maka dapat dinyatakan berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 30.
3)
Kelas kontrol Berdasarkan hasil uji normalitas data akhir pada kelas kontrol diperoleh nilai 2 hitung = 2,310, dengan N = 34 dan taraf nyata = 5% diperoleh 2 tabel = 7,81. Karena 2 hitung < 2 tabel yaitu 2,310 < 7,81 maka dapat dinyatakan berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31.
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah ketiga kelas mempunyai varian sama (homogen). Rumus yang digunakan adalah bartlet :
70
Berdasarkan hasil uji homogenitas data akhir diperoleh nilai 2 hitung = 0,676. Dengan = 5% dan dk = k – 1 = 3 -1 = 2 didapat 20,95(2) = 5,991. Karena 2 hitung < 20,95(2), yaitu 0,676 < 5,991, maka dapat disimpulkan bahwa ketiga kelompok mempunyai varians yang sama (homogen). Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 32. c. Uji Anava Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar antara siswa yang mendapatkan pembelajaran Course review horey berbantuan LKS, pembelajaran Scramble berbantuan LKS, dan pembelajaran konvensioal digunakan Uji Anava pada hipotesis keempat. Ketentuan pengujian hipotesis : bila harga F
hitung
Ftabel maka Ho diterima, dan
Ha ditolak. Dengan = 5%, dk pembilang = 2 dan dk penyebut = 99, maka didapat Ftabel = 3,09. Dari hasil perhitungan diperoleh F hitung = 4,506. Ternyata harga F hitung > Ftabel yaitu 4,506 >3,09 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Karena Ho ditolak maka kesimpulannya ada yang paling baik antara hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS, hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS dan hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran konvensional. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 33. Di sini belum diketahui apakah ada yang berbeda mendapat pembelajaran
Course
Review
horey
dengan
konvensional,
71
pembelajaran Scramble dengan konvensional, atau yang mendapat pembelajaran Course Review horey dengan Scramble atau manakah yang paling baik dari ketiga kelompok tersebut. Untuk itu diperlukan pengujian antar dua sampel menggunakan uji t. d. Uji t Untuk hipotesis yang pertama yaitu antara pembelajaran Course Review horey dengan konvensional didapat thitung = 2,858. Hipotesis yang kedua yaitu antara pembelajaran Scramble dengan konvensional thitung = 0,831. Dan untuk hipotesis ketiga yaitu pembelajaran Course Review horey dengan Scramble thitung = 2,057. Untuk selanjutnya thitung yang sudah didapat dikonsultasikan dengan ttabel, dengan 5% dan dk= n1+n2-2 = 66 maka harga ttabel = 2,01(uji dua pihak). Karena hipotesis yang pertama thitung > ttabel yaitu 2,858 > 2,01 maka ada perbedaan hasil belajar antara pembelajaran Course Review horey dengan konvensional. Hipotesis yang kedua thitung < t
tabel
yaitu
0,831 < 2,01 maka tidak ada perbedaan antara pembelajaran Scramble dengan konvensional. Dan untuk hipotesis yang ketiga thitung > ttabel yaitu 2,057 < 2,01 maka ada perbedaan antara Course Review horey dengan Scramble. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 34, 35 dan 36. Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa antara yang mendapat pembelajaran Course Review horey dengan konvensional, dan ada perbedaan hasil belajar siswa antara yang mendapatkan pembelajaran Course Review horey dengan
72
Scramble. Dan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran Course Review horey lebih baik dibandingkan yang lain. Dan tidak ada perbedaan hasil belajar siswa antara yang mendapat pembelajaran pembelajaran Scramble dengan konvensional. E. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan analisis data pada hipotesis keempat seperti yang telah di uraikan di atas diketahui bahwa dari uji anava diperoleh Fhitung = 4,506 selanjutnya dikonsultasikan dengan kriteria pengujian dengan α = 5% dk pembilang 2 dan dk penyebut 99 diperoleh F hitung
>F
table
table
= 3,09. Ternyata harga F
yaitu 4,506 > 3,09, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Karena
Ho ditolak maka kesimpulannya ada yang paling baik antara hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran Course Review Horey berbantuan LKS, hasil belajar siswa yang diberi model pembelajaran Scramble berbantuan LKS dan hasil belajar siswa yang diberi pembelajaran konvensional. Setelah dilakukan pembuktian antar dua sampel dengan uji t dapat disimpulkan bahwa pengujian hipotesis pertama ada perbedaan hasil belajar siswa antara yang mendapat pembelajaran Course Review horey dengan konvensional, hipotesis kedua tidak ada perbedaan hasil belajar siswa antara yang mendapat pembelajaran Scramble dengan konvensional. Dan pada hipotesis ketiga ada perbedaan hasil belajar siswa antara yang mendapatkan pembelajaran Course Review horey dengan Scramble. Ini berarti, hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran Course Review horey lebih baik dari
73
hasil belajar siswa antara yang mendapat pembelajaran Scramble dan konvensional, dengan rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen I sebesar 76,97 , kelas eksperimen II sebesar 71,68, dan kelas kontrol sebesar 69,68. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa hasil belajar kelas eksperimen I (Course Review horey ) lebih baik daripada kelas eksperimen II (Scramble) dan kelas kontrol. Hal ini disebabkan beberapa hal yang mempengaruhinya antara lain : 1. Dalam pembelajaran Course Review horey berbantuan LKS, interaksi siswa dengan siswa dan siswa dengan guru terjalin baik. Karena pada Course Review horey pembelajaran secara berkelompok dan menarik serta melatih kerjasama. 2. Dalam pembelajaran Course Review horey siswa lebih semangat dalam belajar karena pembelajarannya tidak monoton diselingi sedikit hiburan sehingga suasana tidak menegangkan dan tidak cepat bosan. Sedangkan pada pembelajaran Scramble, siswa di minta menyelesaikan soal disertai dengan alternatif jawaban yang tersedia namun dengan susunan yang acak dan siswa bertugas mengkoreksi (membolak-balik huruf) jawaban namun siswa merasa canggung dan bingung serta tidak percaya diri membutuhkan waktu yang lama supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Dan kurangnya pengalaman dari peneliti dalam proses pembelajaran.
74
3. Sebaliknya dengan pembelajaran konvensional siswa hanya disuruh untuk mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru sehingga pelajaran yang disampaikan tidak tersimpan dalam memori jangka panjang. Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa pengajaran matematika dengan menggunakan model Course Review horey berbantuan LKS memberikan hasil lebih baik dibandingkan dengan pengajaran matematika dengan menggunakan model Scramble berbantuan LKS dan model konvensional pada materi pokok bangun datar segi empat. Jika dihubungkan dengan tujuan penelitian, maka dapat dikatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang mendapat pembelajaran Course Review horey, Scramble, dan konvensional. Dimana perbedaan itu ditunjukkan oleh rata-rata hasil belajar antara siswa yang mendapat pembelajaran Course Review horey berbantuan LKS dan Scramble berbantuan LKS, dan konvensional pada pokok bahasan bangun datar siswa kelas VII SMP N 2 Sayung Demak. Dan yang mendapat pembelajaran Course Review horey rata-rata hasil belajarnya lebih baik.
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian eksperimen yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang mendapat pembelajaran Course Review horey berbantuan LKS, pembelajaran Scramble berbantuan LKS, dan pembelajaran konvensional pada pokok bahasan bangun datar siswa kelas VII SMP N 2 Sayung Demak tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini terbukti pada analisa berikut: 1.
Hasil akhir dengan uji Anava yaitu Fhitung = 4,506 dengan α = 5% dk pembilang =2 dan dk penyebut = 99 diperoleh F
table
= 3,09. Setelah
perhitungan dilanjutkan uji-t disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar antara Course Review horey dengan Scramble dan Course Review horey
dengan
konvensional,
sedangkan
antara
Scramble
dengan
konvensional tidak ada perbedaan hasil belajar. 2. Untuk rata-rata Kelompok eksperimen I (Course Review horey) lebih baik dibandingkan dengan kelompok eksperimen II (Scramble) dan kontrol (Konvensional) dengan rata-rata hasil belajasr siswa kelas eksperimen I sebesar 76,97, kelas eksperimen II sebesar 71,68, dan kelas kontrol sebesar 69,68. Maka, dapat disimpulkan bahwa Course Review horey lebih baik dari Scramble dan konvensional.
75
76
B. Saran Dari hasil penelitian, maka saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut: 1. Guru perlu meningkatkan hasil belajar siswa dengan memilih model pembelajaran yang tepat dan dapat memperlancar kegiatan belajar mengajar dikelas. 2. Karena pembelajaran dengan model Course Review horey memberikan pengaruh yang baik terhadap hasil belajar siswa, maka hendaknya guru mampu menerapkan pembelajaran dengan model tersebut dalam proses belajar mengajar. 3. Penggunaan media dalam pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai materi. 4. Pembelajaran Course Review horey berbantuan LKS memotivasi peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan kemampuan guru untuk mengelola kelas sehingga kondisi kelas menjadi kondusif untuk melaksanakan pembelajaran. 5.
Perlu adanya penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan
dari penelitian ini.
77
DAFTAR PUSTAKA
Adinawan, Cholik. M, dan Sugijono. 2004. Seribu Pena Matematika Jilid I Untuk SMP Kelas VII. Jakarta : Erlangga. Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar- dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta : PT. Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta : PT. Rineka Cipta. Darsono, Max, A Sugandi, Marten, dan Rusda Koto Sutadi. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang PRESS. Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar (Edisi II). Jakarta : PT. Rineka Cipta. Hadi, Samsul. 2007. Aplikasi Matematika SMP Kelas VII. Bandung : Yudhistira. Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Sinar Baru PT. Bumi Aksara. Hambali, Julius, Iskandar, dan Muhammad Rahmat. 1992. Pendidikan Matematika I. Jakarta : Universitas Terbuka. Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : PT. Refika Aditama. Imran, Syaeful. 2009. Course Review Horey. http://ipankreview.wordpress. com/2009/04/15/course-review-horay, diakses pada 15 November 2010. Nurseha. 2009 Lembar Kerja Siswa. http://digilib.unnes.ac .id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH7cd9.dir/doc.pdf, diakses pada 15 November 2010. Samadhi, Ari. 2009. Model Pembelajaran Aktif. http://www.google.co .id/#q=model+pembelajaran+aktif&hl=id&sa=2&fp=b63a9513633023c a, diakses pada 15 November 2010. Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-faktor Yang Meempengaruhinya (Edisi Revisi. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Soedjadi. 2008. Kiat Pendidikan Matematika Di Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : PT. Tarsito.
78
Sudjana, Nana. 2008 . Dasar- dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2007. Penelitian dan Penilaian. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Suyitno, Amin. 2004. Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang : UNNES PRESS. Suyitno, dkk. 2001. Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang : UNNES PRESS. Wardani, Siti Julaeha, dan Asnah Said. 2000. Kurikurum dan pembelajaran. Jakarta :Universitas Terbuka. Widodo, Rahmat. 2009. Model Pembelajaran Scramble. http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/14/model-pembelajaran-scramble , diakses pada 15 November 2010.