PDF - Ejournal PPs Unsyiah - Universitas Syiah Kuala

13 downloads 63 Views 228KB Size Report
dalam penelitian ini adalah metode analisis tipologi klassen, analisis gravitasi, ... tipologi klassen menunjukkan Kabupaten Aceh Besar masuk dalam kategori ...
Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

13 Pages

ISSN 2302-0172 pp. 43- 55

ANALISIS PENGEMBANGAN KAWASAN ANDALAN DI KABUPATEN ACEH BESAR Mursidah1, Abubakar Hamzah2, Sofyan2 1)

Magister Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 2) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

Abstract: The purpose of this study is to look at the suitability of Aceh Besar economy with the criteria imposed on this key area. The methods used in this study are Typology Klassen analysis, Gravity analysis, analysis of Location Quotient, Shift Share, and Geographic Information System (GIS). The data used is the value of GDP, GDP per capita, population, and distance between districts/cities. As a comparison drawn region bordering the Aceh Besar district of Banda Aceh, Sabang, Aceh Jaya and Pidie.The results of typology klassen analysis indicate that Aceh Besar district is one of the areas that are fast-growing. Based on gravity analysis, the areas that are in the order of the greater gravity index as Aceh Besar are the city of Banda Aceh, Pidie District, the city of Sabang, and Aceh Jaya District. Furthermore, the results of Location quotient analysis shows that the base sectors (where LQ>1) include agriculture, construction, trade, hotels and restaurants, transportation and communications, financial services, real estate and business services, and the services sector. Shift Share method shows that the sectors that possess competitive values include mining, manufacturing, electricity, gas and clean water supply, construction and trade, hotels and restaurants, and the services sector (value of rij>rin). The Shift Share method also shows a positive shift towards all sectors with the positive value of Dij. The analysis therefore suggest that Aceh Besar District is suitable to become a key area with the criteria of fast-growing, having reliable interaction with other regions around it, and governing many sectors that contain export value and the potential to be the leading sectors. Policy implications are intensification and extensification of agriculture, and to make Aceh Besar district as the area of industry and trade sector development. Keywords: Key Area, Typology klassen, Regional Interaction, Location Quotient, Shift Share, Geographic Information System Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat kesesuaian perekonomian Kabupaten Aceh Besar dengan kriteria kawasan andalan yang telah ditetapkan. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisis tipologi klassen, analisis gravitasi, analisis location quotient, shift share, dan analisis sistem informasi geografis (SIG). Data yang digunakan adalah nilai PDRB, PDRB Perkapita, jumlah penduduk, dan jarak antar kabupaten/kota. Sebagai pembanding diambil wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Aceh Besar yaitu Kota Banda Aceh, Kota Sabang, Kabupaten Aceh Jaya dan Kabupaten Pidie.Hasil analisis tipologi klassen menunjukkan Kabupaten Aceh Besar masuk dalam kategori daerah cepat maju dan cepat tumbuh. Berdasarkan analisis gravitasi, dari urutan indeks gravitasi paling besar dengan Kabupaten Aceh Besar adalah Kota Banda Aceh Kabupaten Pidie, Kota Sabang dan Kabupaten Aceh Jaya. Hasil analisis location quotient menunjukkan sektor basis (LQ>1) adalah sektor pertanian, sektor konstruksi, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa. Analisis dengan metode shift share menunjukkan bahwa sektor yang mempunyai nilai kompetitif adalah sektor pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, konstruksi dan perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa (nilai rij>rin) dan menunjukkan pergeseran yang positif terhadap semua sektor ditunjukkan dengan nilai Dij yang positif. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Aceh Besar sesuai menjadi kawasan andalan dengan kriteria cepat tumbuh dan cepat maju, mempunyai interaksi wilayah dengan wilayah sekitarnya dan terdapat sektor yang mempunyai nilai ekspor dan menjadi sektor unggulan. Implikasi kebijakan yang diharapkan adalah intensifikasi dan ekstensifikasi sektor pertanian, dan menjadikan Kabupaten Aceh Besar sebagai wilayah pengembangan industri dan perdagangan. Kata Kunci : Kawasan andalan, tipologi klassen, interaksi wilayah, location quotient, shift share, sistem informasi geografis

43 -

Volume 1, No. 1, Februari 2013

Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

pembudayaan sektor atau subsektor basis

PENDAHULUAN

Penetapan otonomi daerah dimana daerah

sebagai penggerak perekonomian daerah dan

harus bisa mengatur dan mengurus sendiri

keterkaitan ekonomi antar daerah. Peraturan

urusan

dan

Pemerintah No. 26 tahun 2008 dalam Lampiran

kepentingan masyarakat.Hal ini mempengaruhi

IX telah menetapkan bahwa Banda Aceh dan

pembangunan daerah dimana daerah harus bisa

sekitarnya merupakan salah satu kawasan

melihat

dapat

andalan dengan sektor unggulan dibidang

dikembangkan untuk bisa mensejahterakan

pertanian, perikanan laut (sub sektor pertanian),

masyarakat.

untuk

pariwisata, dan industri di Propinsi Nanggroe

pembangunan

Aceh Darussalam. Peraturan tersebut kemudian

ekonomi di tingkat daerah adalah dengan

dijabarkan di dalam Draft Rencana Tata Ruang

membuat

dan

pemerintahan

potensi

wilayahnya

Salah

menjabarkan

daerahnya

satu

agar

upaya

kebijaksanaan

suatu kawasan andalan

yang

Wilayah

Aceh

(RTRWA)

dengan

berorientasi untuk mengembangkan potensi

menetapkan Kawasan Kota Banda Aceh,

daerah.

Kabupaten Aceh Besar dan Kota Sabang

Menurut Royat dalam Kuncoro (2002:28)

sebagai

Wilayah

Pengembangan

Kawasan

kawasan andalan merupakan kawasan yang

Andalan Banda Aceh Raya (Bab 5 Draft

ditetapkan sebagai penggerak perekonomian

RTRWA).

wilayah,

yang

memiliki

kriteria

sebagai

Secara geografis Kabupaten Aceh Besar

kawasan yang cepat tumbuh dibandingkan

terletak pada 503’1,2” - 5045’9,007” Lintang

lokasi lainnya dalam suatu propinsi atau

Utara dan 95055’43,6” - 94059’50,13” Bujur

kabupaten, memiliki sektor basis dan memiliki

Timur.

keterkaitan ekonomi dengan daerah sekitar.

memiliki batas wilayah yaitu di sebelah utara

Kawasan Andalan, menurut PP No.47 Tahun

1997

pasal

Kabupaten

berbatasan dengan Selat Malaka, Kota Banda Aceh, dan Kota Sabang; sebelah Selatan

merupakan kawasan-kawasan yang dipilih dari

berbatasan dengan Kabupaten Aceh Jaya;

kawasan

sebelah Timur dengan Kabupaten Pidie; dan

mendorong

tentang

administrasi,

RTRWN,

budidaya

7

Secara

yang

berperan bagi

sebelah Barat dengan Samudera Hindia. Ibukota

kawasan tersebut dan kawasan di sekitarnya,

Kabupaten Aceh Besar terletak di Kota Jantho

serta

yang berjarak lebih kurang 50 km sebelah timur

dapat

pertumbuhan

dapat

ekonomi

mewujudkan

pemanfaatan

ruang

Pertumbuhan

kawasan andalan

dapat

memberikan

di

pemerataan

wilayah

imbas

Nasional.

Kota Banda Aceh.

diharapkan

Keberadaan

positif

Kabupaten

Aceh

Besar

bagi

sebagai pintu gerbang utama keluar masuk ke

pertumbuhan ekonomi daerah sekitar atau

ibukota provinsi yaitu Banda Aceh. Keberadaan

daerah dibelakangnya (hinterland), melalui

ini telah didukung dengan sarana transportasi Volume 1, No. 1, Februari 2013

- 44

Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala yang cukup memadai seperti: Jalan Nasional

merupakan suatu kebijakan pemerintah yang

Arteri Primer Banda Aceh – Medan serta Jalan

sangat efektif untuk mengembangkan potensi

Kolektor Primer Banda Aceh – Meulaboh.

sumber daya ekonomi daerah.Tetapi terkadang

Disamping itu, didukung juga dengan prasarana

dalam

transportasi Bandar Udara Iskandar Muda di

pengembangan kawasan andalan tidak secara

Blang

efektif dilaksanakan, sehingga tidak dapat

Bintang,

Pelabuhan

Malahayati

di

Krueng Raya. Disisi lain Kabupaten Aceh

pelaksanaan

di

daerah,

konsep

diukur keberhasilannya.

Besar berbatasan langsung dengan Kota Banda Aceh, yang menyebabkan Kabupaten Aceh

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Besar sebagai penyangga dari Kota Banda

Teori Pembangunan Ekonomi

Aceh, diantaranya dalam kebutuhan perumahan.

Pembangunan

ekonomi

adalah

suatu

Perkembangan perekonomian Kabupaten

proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan

Aceh Besar cukup baik.Hal ini ditunjukkan

riil perkapita penduduk suatu negara dalam

dengan Produk Domestik Regional Bruto

jangka panjang yang disertai oleh perbaikan

(PDRB) dan laju pertumbuhan PDRB yang

kelembagaan (Arsyad, 1999). Pembangunan

tinggi dibandingkan dengan kabupaten/kota

menurut Schumpeter

lainnya di Propinsi Aceh. Perkembangan dan

adalah perubahan spontan dan terputus-putus

Laju Pertumbuhan PDRB di tingkat propinsi

dalam keadaan stasioner

untuk 3 (tiga) tahun terakhir masuk dalam

mengubah dan mengganti situasi keseimbangan

urutan ke tiga, yaitu

yang ada sebelumnya. Menurut Profesor Bonne

rata-rata sebesar 5,69

yang senantiasa

dalam Jhingan (2007) bahwa pembangunan

persen. Secara terhadap sektor

dalam Jhingan (2007)

sektoral,

kontribusi

Pada

memerlukan

dan

melibatkan

semacam

adalah

pengarahan, pengaturan, dan pedoman dalam

periode2001-2010,

rangka menciptakan kekuatan-kekuatan bagi

perekonomianAceh pertanian.

terbesar

Besar

pertaniantetapmenjadi leading sector di Aceh Besar, namun laju pertumbuhannya relatif kecil

perluasan dan pemeliharaan. Sementara

menurut

Nurkse

dalam

dan kontribusinya terus menurun. Sektor jasa-

Kuncoro (2003) bahwa pembangunan ekonomi

jasa

dengan

berkaitan dengan peranan manusia, pandangan

kontribusi sebesar 21,91 persen pada tahun

masyarakat, kondisi politik, dan latar belakang

2007 dan menurun pada tahun 2010 menjadi

historis.Bagi Myrdal dalam Kuncoro (2003)

20,69 persen terhadap PDRB Kabupaten Aceh

bahwa pembangunan berarti pergerakan ke atas

Besar. Diurutan ketiga di sektor Perdagangan,

dari seluruh sistem sosial. Mier dalam Kuncoro,

Hotel dan Restoran yang mana dari tahun ke

(2002)

tahun terus meningkat.

ekonomi merupakan proses dimana pendapatan

menyusul

Penetapan 45 -

diurutan

kawasan

kedua

andalan

tersebut

Volume 1, No. 1, Februari 2013

menjelaskan

bahwa

pembangunan

perkapita riil dari suatu negara meningkat

Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala dalam periode jangka panjang.

penyesuaian kelembagaan, sikap dan ideologi yang dibutuhkan.

Teori Pertumbuhan Ekonomi Istilah pembangunan ekonomi digunakan

Teori Wilayah

secara bergantian dengan istilah pertumbuhan

Wilayah menurut kamus didefinisikan

ekonomi, kesejahteraan ekonomi dan perubahan

sebagai

jangka panjang. Ursula Hicks dan Schumpeter

geografis beserta segenap unsur terkait padanya

dalam

membedakan

yang

pertumbuhan

berdasarkan aspek administrasi dan atau aspek

ekonomi. Pembangunan ekonomi mengacu

fungsionalnya (UU no. 24 tahun 1992 pasal 1).

pada masalah yang dihadapi negara sedang

Jayadinata (2000) mengemukakan wilayah dari

berkembang, sedangkan pertumbuhan ekonomi

sudut geografi merupakan kesatuan alam yang

mengacu pada masalah negara maju.Masalah

homogen

negara

kebudayaannya

Jhingan

pembangunan

(2007)

ekonomi

dan

berkembang

menyangkut

pengembangan sumber-sumber yang tidak atau

ruang

batas

yang

dan

dengan yang

merupakan

sistemnya

kesatuan

ditentukan

masyarakat

serta

serba

serta

sama

mempunyai ciri yang khas.

belum digunakan, kendati penggunaannya telah

Wilayah

pengembangan

adalah

untuk

tujuan

cukup dikenal.Sedangkan negara maju terkait

pewilayahan

dengan pertumbuhan.Hal ini terkait dengan

pengembangan/pembangunan.Tujuan-tujuan

keberadaan sumber-sumber ekonomi yang ada

pembangunan terkait dengan lima kata kunci,

telah digunakan pada batas tertentu.

yaitu pertumbuhan,

Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi

penguatan

keberimbangan,

keterkaitan,

kemandiriandan

klasik seperti Thomas Robert Malthus, Adam

keberlanjutan.Konsep keruangan dapat dilihat

Smith, David Ricardo dan John Stuart Mill, ada

berdasarkan beberapa aspek diantaranya yaitu

4 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

berdasarkan wilayah, jarak, lokasi, skala, dan

ekonomi yaitu jumlah penduduk, jumlah stok

batas

barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan

(Glasson dalam Tarigan, 2007).

ambang

atau

jangkauan

pelayanan

alam serta tingkat teknologi yang digunakan (Sukirno, 2006). Menurut Simon Kuznets dalam

Jhingan

(2007)bahwa

pertumbuhan

Teori Pertumbuhan Ekonomi Pengembangan Wilayah

Untuk

ekonomi adalah peningkatan kemampuan suatu

Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah

negara (daerah) untuk menyediakan barang-

pertambahan pendapatan masyarakat secara

barang ekonomi bagi penduduknya, yang

keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut,

terwujud dengan adanya kenaikan output

yaitu kenaikan seluruh nilai tambah yang

nasional secara terus menerus yang disertai

terjadi.. Berkaitan dengan analisis pertumbuhan

dengan

regional ada dua pendekatan metodologis yang

kemajuan

teknologi

serta

adanya

Volume 1, No. 1, Februari 2013

- 46

Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala sangat berbeda: mengadaptasi model-model

memiliki

ekonomi makro yang digunakan dalam teori

dikembangkan.

pertumbuhan

varian-varian

adalah membuat sektor-sektor saling terkait dan

regional khusus seperti teori basis ekspor) atau

saling mendukung. Sehingga pertumbuhan

menafsirkan pertumbuhan suatu daerah menurut

sektor yang satu mendorong pertumbuhan

dinamikanya struktur industri (seperti teori Shift

sektor yang lain, begitu juga sebaliknya,

Share).

sehingga perekonomian akan tumbuh cepat

agragatif

(dan

Teori basis ekonomi (economic base

competitive

advantage

Mensinergikan

untuk

sektor-sektor

(Tarigan, 2007).

theory) yang dikemukakan oleh Harry W. Richardson dalam Arsyad (1999) menyatakan

Teori Basis Ekonomi

bahwa faktor penentu utama pertumbuhan

Teori basis ekonomi menyatakan bahwa

ekonomi suatu daerah adalah berhubungan

faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi

langsung dengan permintaan barang dan jasa

suatu daerah adalah berhubungan langsung

dari luar daerah. Glasson dalam Tarigan (2007)

dengan permintaan akan barang dan jasa dari

mengemukakan konsep dasar basis ekonomi

luar daerah. Strategi pembangunan daerah yang

membagi perekonomian menjadi dua sektor

muncul yang didasarkan pada teori ini adalah

yaitu:

penekanan terhadap arti penting bantuan kepada

a. Sektor-sektor basis adalah sektor-sektor

dunia usaha yang mempunyai pasar secara

yang mengekspor barang-barang dan jasa ke tempat

di

luar

batas

nasional maupun intemasional (Arsyad,1999).

perekonomian

masyarakat yang bersangkutan. b. Sektor-sektor Bukan Basis adalah sektor-

Teori Pusat Pertumbuhan (Growth Pole Teory) Pusat pertumbuhan (growth pole) dapat

sektor yang menjadikan barang-barang yang dibutuhkan oleh orang yang bertempat

diartikan

tinggal

fungsional

di

dalam

batas

perekonomian

masyarakat bersangkutan dan bersifat lokal.

dengan

dua

dan

secara

cara,

yaitu secara

geografis.

Secara

fungsional, pusat pertumbuhan adalah suatu lokasi konsentrasi kelompok usaha atau cabang

Teori Pertumbuhan Disinergikan Teori

Jalur

Cepat

yang

industri

yang

memiliki

hubungannya

kedinamisansehingga

mampu menstimulasi kehidupan ekonomi baik

diperkenalkan oleh Samuelson (1955). Setiap

ke dalam maupun ke luar (daerah belakangnya).

negara/wilayah perlu melihat sektor/komoditi

Secara geografis, pusat pertumbuhan adalah

apa yang memiliki potensi besar dan dapat

suatu lokasi yang banyak memiliki fasilitas dan

dikembangkan dengan cepat, baik karena

kemudahan sehingga menjadi pusat daya tarik

potensi

(pole

47 -

maupun

jalur

unsur-unsur

sifat

cepat

alam

pertumbuhan

karena

karena

sektor

Volume 1, No. 1, Februari 2013

itu

of

attraction),

yang

menyebabkan

Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala berbagai macam usaha tertarik untuk berlokasi

dengan populasi (Martin, 1996, dalam Kuncoro,

di

2012).Beberapa

prosedur

memanfaatkan fasilitas yang ada di kota

merancang

menggunakan

tersebut, walaupun kemungkinan tidak ada

pengumpulan data, pengolahan data awal,

interaksi

konsruksi basis data, analisis dan kajian spasial,

situ

dan

masyarakat

antara

senang

usaha-usaha

datang

tersebut.

dan

standar

dalam

SIG

(Adisasmita, 2005).

serta penyajian grafis (Kuncoro, 2012).

Teori Model Gravitasi

METODE PENELITIAN

yaitu

Model gravitasi adalah model yang paling

Penelitian ini berlokasi di Kabupaten

banyak digunakan untuk melihat besarnya daya

Aceh Besar dengan memusatkan pembahasan

tarik suatu potensi yang berada pada suatu

mengenai pengembangan kawasan andalan di

lokasi.Model

untuk

Kabupaten Aceh Besar.Data yang digunakan

dan

adalah data PDRB, PDRB perkapita, jarak antar

potensi

kabupaten/kota dan jumlah penduduk.Data

tersebut.Model ini dikenalkan oleh Carey dan

PDRB, PDRB perkapita dan data penduduk dari

Ravenstein pada abad ke 19.

tahun 2006 sampai dengan tahun 2010.

melihat

ini

kaitan

besarnya

sering potensi

wilayah

digunakan suatu lokasi

pengaruh

dari

Penelitian ini menggunakan pembanding

Teori Model Sistem Informasi Geografis Sistem

dengan kabupaten dan kota yang berbatasan

Informasi Geografis (SIG) adalah jenis khusus

langsung dengan Kabupaten Aceh Besar yaitu

sistem

memperhatikan

Propinsi Aceh sebagai daerah referensi, Kota

representasi dan manipulasi realita geografi.

Banda Aceh, Kota Sabang, Kabupaten Pidie

SIG

menjadi

dan Kabupaten Aceh Jaya. Metode yang

informasi dengan mengintegrasikan sejumlah

digunakan bersifat metode deskriptif kuantitatif,

data yang berbeda, menerapkan analisis fokus,

yaitu

dan menyajikan output untuk mendukung

menggunakan fakta-fakta yang ada.

Menurut

Kuncoro,

informasi

(2012),

yang

mentransformasikan

data

suatu

metode

penelitian

dengan

pengambilan keputusan (Juppenplatz dan Tian, 1996:Bab I, dalam Kuncoro, 2012). Salah satu trend utama dalam paradigma ilmu ekonomi

Metode Analisis Penelitian

ini

bertujuan:

pertama

regional dalam perkotaan yang disebut geografi

menganalisis pertumbuhan ekonomi Kabupaten

ekonomi baru (Kuncoro, 2012).

Aceh Besar sebagai daerah cepat tumbuh

Kemampuan SIG dalam penyimpanan,

berdasarkan potensi yang dimilikinya dengan

analisis, pemetaan, dan pembuatan model

menggunakan alat analisis Tipologi Klassen,

mendorong aplikasi yang luas dalam berbagai

dan mempunyai interaksi ekonomi daerah yang

disiplin ilmu dari tekhnologi informasi hingga

kuat dengan wilayah disekitarnya dengan

sosial-ekonomi ataupun analisis yang berkaitan

menggunakan alat analisis Model Gravitasi. Volume 1, No. 1, Februari 2013

- 48

Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Tujuan kedua adalah untuk mengidentifikasi sektor

unggulan

dengan

metode

analisis

rata-rata Rp. 6.194.426,32. Laju

pertumbuhan

PDRB

juga

Location Quotient dan Shift Share.Alat analisis

menunjukkan hal yang sama, dimana laju

lainnya yang digunakan untuk mendukung dan

pertumbuhan PDRB Kabupaten Aceh Besar

memperkuat alat analisis sebelumnya adalah

adalah 7,83 persen dan lebih besar dari laju

metode Sistem Informasi Geografis (SIG).

pertumbuhan PDRB di Propinsi Aceh dengan rata-rata sebesar 5,23 persen.

HASIL PEMBAHASAN

PDRB Perkapita dan laju pertumbuhan

Hasil Analisis Tipologi Klassen

PDRB dimasukkan dalam matriks Tipologi

Alat analisis Tipologi Klassen digunakan

Klassen.Berdasarkan matriks Tipologi Klassen

untuk mengetahui gambaran tentang pola dan

menghasilkan Kabupaten Aceh Besar masuk ke

struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing

daerah cepat berkembang dan cepat tumbuh

daerah.Tipologi

(Gambar 2).

berdasarkan

Klassen

dua

membagi

indikator

daerah

utama,

yaitu

Kabupaten/kota

sebagai

pembanding,

pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan

dalam hal ini mengambil kabupaten/kota yang

per kapita daerah. Dengan menentukan rata-rata

berbatasan,

pertumbuhan ekonomi sebagai sumbu vertikal

menunjukkan bahwa Kota Sabang, Kota Banda

dan rata-rata pendapatan per kapita sebagai

Aceh mempunyai pendapatan perkapita dan laju

sumbu horizontal, daerah yang diamati dapat

pertumbuhan PDRB yang lebih tinggi dari

dibagi dibagi menjadi empat klasifikasi, yaitu:

Propinsi Aceh yaitu masing-masing sebesar Rp.

daerah cepat-maju dan cepat-tumbuh (high

12.494.932,65

growth and high income), daerah maju tapi

Sedangkan Kabupaten Pidie dan Kabupaten

tertekan (high income but low growth), daerah

Aceh Jaya mempunyai tingkat pendapatan

berkembang cepat (high growth but low

perkapita yang lebih rendah dari pada propinsi

income), dan daerah relatif tertinggal (low

yaitu sebesar Rp. 4.335.398,99 dan Rp.

growth and low income) (Kuncoro, 2002).

3.426.362,49, namun laju pertumbuhan PDRB

Perkembangan

perkapita

dan

Rp.

hasil

analisis

7.638.042,13.

dan

Kabupaten Pidie dan Aceh Jaya mempunyai

pertumbuhan PDRB, serta nilai rata-rata PDRB

nilai yang lebih tinggi dari laju pertumbuhan

perkapita dan rata-rata pertumbuhan PDRB

PDRB Propinsi Aceh yaitu masing-masing

Kabupaten Aceh Besar

sebesar 8,47 persen dan 5,42 persen.

pengamatan

PDRB

berdasarkan

selama periode

dari tahun 2006 sampai dengan

tahun 2010 adalah sebesar Rp. 7.036.717,23. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Aceh Besar mempunyai pendapatan perkapita lebih besar dari pada Provinsi Aceh yang bernilai 49 -

Volume 1, No. 1, Februari 2013

Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Aceh sepanjang 33 km dan dengan Kota Sabang sepanjang 80,5 km. Diantara kedua kota tersebut yang paling besar interaksinya adalah dengan Kota Banda Aceh. Interaksi antar Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 semakin meningkat. Interaksi yang besar dan semakin Gambar 1.

Posisi Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Matriks Tipologi Klassen

meningkat

menunjukkan

adanya

mobilitas sumber-sumber ekonomi seperti arus tenaga kerja kedua daerah ke Kabupaten Aceh Besar atau sebaliknya.

Ketersediaan prasarana dan sarana dan letak geografis Kabupaten Aceh Besar yang strategis menjadikan perekonomian Kabupaten Aceh Besar terus meningkat. Hal ini menjadi pendorong

untuk

mempercepat

proses

perkembangan wilayah dan ekonomi menjadi cepat tumbuh dan cepat berkembang.

Kabupaten yang berbatasan langsung yang juga mempunyai interaksi gravitasi kuat adalah Kabupaten Pidie.Hal ini menandakan adanya keeratan hubungan arus lalu lintas barang, jasa dan mobilitas penduduk yang tinggi antar kedua daerah.Kabupaten Pidie yang memasarkan produknya ke Banda Aceh dan keluar Provinsi Aceh masuk melalui Kabupaten

HasilAnalisis Model Gravitasi

Aceh Besar terlebih dahulu. Transportasi laut

Analisis Model Gravitasi bertujuan untuk melihat interaksi perekonomian antar daerah sekitarnya.Dalam

melakukan

perhitungan

gravitasi, asumsi jarak yang digunakan diukur berdasarkan citra satelit google earth, dari jarak jalan yang menghubungkan Kabupaten Aceh Besar dengan kota/kabupaten yang berbatasan. Asumsi fasilitas jalan diasumsikan sama untuk mempermudah

perhitungan

sehingga

diasumsikan tidak ada faktor hambatan pada analisis gravitasi ini. Kabupaten Aceh Besar yang berbatasan di sebelah utara dengan Kota Banda Aceh dan Kota Sabang yang masing-masing berjarak antara Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda

yang ada di Kabupaten Aceh Besar dapat ditempuh dalam jarak yang lebih singkat melalui ruas jalan Krueng Raya – Batas Kabupaten Pidie dengan panjang ruas jalan 35,09 Km. Kota Sabang yang merupakan wilayah kepulauan yang dipisahkan oleh Samudera Hindia

menjadi

faktor

utama

terjadinya

interaksi antar wilayah lebih kecil dibandingkan Kota Banda Aceh. Mobilitas barang, jasa dan manusia terjadi antara Kota Sabang dan Kota Banda Aceh terjadi secara langsung karena transportasi laut

ke dan dari Kota Sabang

terdapat di Pelabuhan Ulee Lheu yang terletak di Kota Banda Aceh. Volume 1, No. 1, Februari 2013

- 50

Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Kabupaten Aceh Jaya yang mempunyai interaksi

yang

dengan

dengan

paling kecil

dibandingkan

Kriteria

pengukuran

LQ

menurut

lainnya.

Bendavid-Val dalam Kuncoro, 2002, yaitu:

Mobilitas barang, jasa dan manusia antar kedua

subsektor dengan nilai LQ>1 berarti subsektor

daerah ini terhalang dengan jarak tempuh yang

tersebut

cukup jauh. Pemerintah telah merencanakan

didaerah dan potensial untuk dikembangkan

pembangunan jalan nasional yang langsung ke

sebagai

Lamno (ibukota Aceh Jaya) dan Jantho (ibukota

Apabila LQ1 ada di sektor pertanian, perdagangan,

sektor hotel

konstruksi, dan

restoran,

sektor sektor

pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, Gambar 2.

Peta Analisis Gravitasi Kabupaten Aceh Besar, Pidie, Aceh Jaya dan Kota Sabang

real estate dan jasa perusahaan, dan sektor jasajasa.Sektor-sektor

tersebut

menjadi

sektor

unggulan dan potensial serta mempunyai nilai Hasil Analisis Location Quotient (LQ)

ekspor untuk dikembangkan sebagai penggerak

Analisis basis ekonomi (LQ) bertujuan untuk mengetahui suatu sektor telah dapat memenuhi

kebutuhan wilayah itu sendiri

(subsistem), kurang atau justru lebih/surplus. Sektor yang surplus ini adalah sektor yang dikatakan 51 -

sebagai

sektor

basis

Volume 1, No. 1, Februari 2013

dan

perekonomian Kabupaten Aceh Besar. Tabel 1. Nilai LQ Sektoral Kabupaten Aceh Besar Dari Tahun 2006-2010 Nilai LQ

LAPANGAN USAHA

2006

2007

2008

2009

2010

Pertanian

1,53

1,28

1,14

1,00

0,94

Pertambangan dan Penggalian

0,12

0,14

0,18

0,31

0,34

Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala tahun 2009 adalah 23.520 Ha (berdasarkan

Nilai LQ

LAPANGAN USAHA Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan

2006

2007

2008

2009

2010

Materi Teknis RTRW Kabupaten Aceh Besar),

0,24

0,24

0,25

0,25

0,28

sedangkan pada tahun 2004 adalah 30.421

1,26

0,90

0,99

0,83

0,75

hektar.

2,04

2,46

2,45

2,28

2,24

Kenaikan distribusi terhadap PDRB Aceh

1,29

1,20

1,17

1,15

1,18

Besar adalah sektor konstruksi, yaitu sebesar

1,61

1,27

1,14

0,99

0,94

10,42 persen pada tahun 2006 naik menjadi 15,84 persen pada tahun 2010. Ini menandakan

Jasa-jasa

1,60

1,40

1,27

1,10

1,10

banyaknya kegiatan pembangunan sarana dan

1,55

1,44

1,31

1,16

1,14

prasarana

Sumber : Hasil diolah, 2012

pendukung

perekonomian

di

Kabupaten Aceh Besar. Sektor perdagangan,

Berdasarkan tahun pengamatan dari tahun

hotel dan restoran juga mengalami kenaikan

2006 sampai dengan tahun 2010 ada sektor-

produksi. Sektor perdagangan yang merupakan

sektor

nilai

daerah lintasan untuk wilayah pesisir timur dan

LQ.Sektor-sektor tersebut menjadi sektor basis

pesisir barat menjadi faktor berkembangnya

dan memiliki nilai ekspor dalam pengembangan

perdagangan di Kabupaten Aceh Besar. Hal ini

produksinya.Sektor pertanian yang menurun

terlihat dengan pesatnya gerakan arus mobilitas

secara signifikan. Pada tahun 2006 sektor

barang dan jasa baik melalui transportasi udara,

pertanian mempunyai nilai LQ sebesar 1,53,

laut maupun darat.

yang

mengalami

penurunan

tetapi pada tahun 2010 sudah berkurang

Sektor yang mempunyai nilai LQrin). Sektor tersebut menjadi

output selama kurun waktu tertentu menjadi

sektor yang mempunyai keunggulan kompetitif

pengaruh pertumbuhan nasional (N), industri

dibandingkan sektor yang sama di Propinsi

mix/bauran industri (M), dan keunggulan

Aceh adalah pada sektor pertambangan dan

kompetitif (C).

penggalian, industri pengolahan, listrik, gas dan

Hasil perhitungan (Tabel 3) sektor-sektor pembentuk PDRB di Kabupaten Aceh Besar tahun 2006-2010 dipengaruhi oleh beberapa

air bersih, konstruksi dan perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa. Berdasarkan

perhitungan

Dijyang

komponen. Pengaruh komponen pertumbuhan

diperoleh menunjukkan pergeseran yang positif

PDRB Propinsi Aceh (Nij) terhadap Kabupaten

terhadap

Aceh

perhitungan,

Besar

yang

paling

besar

terdapat

semua

sektor.

Kabupaten

Berdasarkan Aceh

Besar

mempunyai efek positif dalam memberikan

berspesialisasi pada sektor ekonomi yang

konstribusi PDRB. Pengaruh pertumbuhan

tumbuh lebih cepat dan mempunyai daya saing

Propinsi Aceh yang paling kecil terdapat pada

yang meningkat dibandingkan dengan sektor

sektor listrik, gas dan air bersih, .

yang sama di Provinsi Aceh yang ditunjukkan

Pengaruh komponen bauran industri (Mij) mempunyai

efek

negatif

atau

penurunan

terhadap sektor yang sama di tingkat Propinsi Aceh. Sektor-sektor tersebut adalah sektor pertanian, pertambangan dan penggalian , industri pengolahan, konstruksi, perdagangan, hotel dan restoran. Sedangkan sektor listrik, gas 53 -

pada nilai komponen Dij>0.

Volume 1, No. 1, Februari 2013

Tabel 2.

Hasil Perhitungan Analisis Shift Share Kabupaten Aceh Besar Tahun 2006-2010 Lapangan Usaha Nij Mij Cij Dij Pertanian + + Pertambangan dan + + + Penggalian Industri Pengolahan + + + Listrik, Gas dan Air + + + + Bersih

Jurnal Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Lapangan Usaha Konstruksi Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, R. Estate & Js. Prshn Jasa-jasa

adalah sektor konstruksi, sektor perdagangan,

Nij +

Mij -

Cij +

Dij +

+

-

+

+

+

+

-

+

jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa dengan

+

+

+

+

nilai LQ>1. Sektor non basis ada di sektor

+

+

+

+

pertanian, pertambangan/galian, listrik, gas dan

Sumber: Hasil diolah, 2012

hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, real estate dan

air bersih, dan industri pengolahan dengan nilai Hasil Analisis Sistem Informasi Geografis Analisis Sistem Informasi Geografis pada

LQ