PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI MAN ...

32 downloads 380 Views 521KB Size Report
Seluruh Referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul ... Judul Skripsi : Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling di MAN 2. Bogor ...... tes dapat dianalisis secara kuantitatif dan data hasil non tes dapat dianalisis.
PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI MAN 2 BOGOR Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh Anissa Zikri NIM. 105018200710

Menyetujui Pembimbing I

Pembimbing II

Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi

Drs. H. Mu’arif SAM, M. Pd

NIP. 19690206 199503 2 001

NIP. 19650717 199403 1 005

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M/1431 H

UJI REFERENSI

Seluruh Referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul “PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI MAN 2 BOGOR” yang disusun oleh ANISSA ZIKRI NIM 105018200710 Program Studi MANAJEMEN PENDIDIKAN Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal

Jakarta, 31 Mei 2010

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi

Drs. H. Mu’arif SAM. M.Pd

NIP. 19690206 199503 2 001

NIP. 19650717 199403 1 005

LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama

: Anissa Zikri

Tempat/Tgl Lahir

: Bogor, 15 Februari 1988

NIM

: 105018200710

Jurusan

: Manajemen Pendidikan

Judul Skripsi

: Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di MAN 2 Bogor

Pembimbing I

: Dra. Zikri Neni Iska, M.Psi

Pembimbing II

: Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd

Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 31 Mei 2010 Penulis

Anissa Zikri

i

ABSTRAK

Nama : Anissa Zikri Nim : 105018200710 Judul Skripsi : Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling di MAN 2 Bogor Bimbingan dan konseling adalah suatu proses membantu siswa dalam mengatasi masalah yang dihadapinya. Siswa membutuhkan bantuan untuk mengetahui tindakan yang harus dilakukan dalam berinteraksi dengan sesama siswa, dewan guru, staf sekolah maupun dengan masyarakat di sekitarnya. Pelayanan bimbingan di sekolah sangat membantu untuk menentukan pribadi, mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan. Dan yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pelayanan di sekolah ialah jumlah guru BK yang sebanding dengan siswa yang ada di sekolah. Sebagaimana lembaga pendidikan formal pada umumnya, MAN 2 Bogor juga sering mengalami hambatan-hambatan atau masalah-masalah dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling. Misalnya masalah pada program atau guru bimbingan konseling yang tidak sesuai dengan bidang yang ditanganinya dan bahkan cara penanganan yang dilakukan guru bimbingan konseling. Padahal, program yang ada dalam bimbingan konseling merupakan salah satu hal yang penting dalam pelaksanaan bimbingan konseling itu sendiri, dengan adanya program tersebut sekolah atau guru bimbingan konseling dapat mengarahkan dan mengendalikan siswa sehingga memudahkan guru terhadap pencapaian kompetensi belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program BK yang ada di MAN 2 Bogor. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode “deskriptif analisis”, dan hasil penelitian yang penulis lakukan di MAN 2 Bogor dapat diketahui bahwa pelaksanaan program BK cukup baik, hal ini dapat dilihat dari hasil interpretasi data dengan hasil nilai rata-rata skor 56,79%.

i

KATA PENGANTAR Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Taufiq serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang sederhana ini. Shalawat dan salam senantiasa diberikan kepada Rasulullah Muhammad SAW., yang telah merubah peradaban dari peradaban yang penuh kesesatan menuju masyarakat yang berperadaban, yang penuh keimanan dan ketakwaan. Doa dan salam juga semoga terlimpahkan kepada keluarga, sahabat dan pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Melalui segenap usaha, doa, dan penantian panjang, Alhamdulillah, penulis telah dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang sederhana ini berkat bantuan dari berbagai pihak, baik materil maupun moril, terutama adalah atas berkat Taufiq dan Inayah Allah SWT. karena itu, penulis merasa bersyukur kepada Allah SWT., dan berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta kemudahan kepada penulis baik pada saat penulis menyelesaikan studi maupun saat penulis menyelesaikan penulisan skripsi ini. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Prof. Dr, Dede Rosyada, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Drs. Rusydi Zakaria, M.Ed., M.Phil., dan Bapak Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd., selaku Ketua Jurusan dan Ketua Program Studi ii

Kependidikan Islam-Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu. Zikri Neni Iska, M.Psi., dan Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd., selaku dosen pembimbing atas segenap waktu, arahan dan kesabarannya dalam membimbing penulis hingga akhir penulisan skripsi ini. 4. Pimpinan dan Staf perpustakaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan serta perpustakaan lainnya di Jakarta, yang telah membantu penulis dalam menyediakan buku-buku yang penulis butuhkan. 5. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atas ilmu yang diberikan kepada penulis, semoga ilmu ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya. 6. Ayahanda terkasih Mulyana Kartasasmita dan Ibunda tercinta Nafriyani Askar, atas segala doa, nasehat, kesabaran yang diberikan kepada penulis untuk dapat belajar terus tanpa batas, adik-adikku (Aida, Sifa dan Dila), atas segala dukungan yang diberikan. 7. Seseorang yang sangat baik dan sabar membantu dan menemani penulis dalam segala hal, thanx so much. 8. Kepada kakek dan nenekku, serta tante-tanteku yang selalu memberi semangat kepada penulis.

iii

9. Kepada semua sahabatku angkatan 2005 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan khususnya kelas B Jurusan Kependidikan Islam-Manajemen Pendidikan (Desy, Eva, Kiki, Bugen, Hamroh, Pipeh, Ado, Nasir, Fau, Nye, Jamal), terima kasih atas segala masukan, motivasi dan dukungan kalian semua. 10. Kepada semua teman-teman seperjuangan, angkatan 2005 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan khususnya kelas B Jurusan Kependidikan IslamManajemen Pendidikan.

Semoga Allah SWT., yang Maha Pengasih dan Penyayang, berkenan membalas semua amal kebaikan mereka, amin.

Jakarta, 31 Mei 2010

Penulis

iv

DAFTAR ISI Halaman ABSTRAKSI........................................................................................................i KATA PENGANTAR.........................................................................................ii DAFTAR ISI........................................................................................................v DAFTAR TABEL ...............................................................................................viii

BAB I

PENDAHULUAN...................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah........................................................ 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.................................... 4 1. Pembatasan Masalah........................................................ 5 2. Perumusan Masalah...........................................................6 C. Manfaat Penelitian ............................................................... 6

BAB II

KAJIAN TEORI.........................................................................7 A. Layanan Perpustakaan Umum .............................................. 7 1. Pengertian Perpustakaan Umum ..................................... 7 2. Fungsi Perpustakaan Umum ........................................... 8 3. Sistem Layanan Perpuustakaan....................................... 10 4. Jenis layanan Perpustakaan Umum................................. 11 a. Layanan Teknis ................................................... 11 b. Layanan pemakai ................................................ 18 B. Standar Mutu Layanan Perpustakaan.................................... 27 1. Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah............................................................................ 20 2. Persyaratan Pokok Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah........................................................................ 23 3. Jenis Program Bimbingan Konseling...............................24 4. Tahap-tahap Pelaksanaan Program................................. 24 5. Mekanisme Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling........................................................................25

v

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN................................................27 A. Tujuan Penelitian .................................................................. 27 B. Tempat Dan Waktu Penelitian .............................................. 27 C. Metode Penelitian ................................................................. 27 D. Populasi dan Sampel ............................................................. 28 E. Teknik Pengumpulan Data.................................................... 28 F. Teknik Pengelolaan dan Analisis Data ................................. 30 G. Interpretasi Data .................................................................... 30

BAB IV

HASIL PENELITIAN................................................................32 A. Gambaran Umum Obyek Penelitian......................................32 1. Sejarah Singkat MAN 2 Bogor........................................32 2. Struktur Organisasi BK MAN 2 Bogor............................54 3. Keadaan Siswa.................................................................35 B. Hasil Analisis Data................................................................ 35

BAB V

PENUTUP...................................................................................54 A. Kesimpulan ........................................................................... 56 B. Saran...................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................68 LAMPIRAN.........................................................................................................70

vi

DAFTAR TABEL Halaman Kisi-kisi Angket ............................................................................................... 29 Data siswa MAN 2 Bogor tahun ajaran 2009/2010 ...................................... 35 Layanan Informasi Mengenai Sosial dan Budaya ....................................... 36 Penyuluhan bahaya narkoba ......................................................................... 36 Penyuluhan bahaya pergaulan bebas ............................................................ 37 Layanan informasi karir dan pendidikan .................................................... 38 Manfaat layanan informasi yang diberikan guru BK .................................. 38 Layanan orientasi kehidupan di sekolah ....................................................... 39 Layanan orientasi belajar di Perguruan Tinggi............................................ 39 Penempatan dalam kelas/program pilihan.................................................... 40 Pengarahan program pilihan sesuai dengan bakat dan minat yang siswa miliki.................................................................................................................. 41 Menanyakan kesulitan belajar di sekolah ..................................................... 41 Membantu siswa memilih kelompok belajar secara tepat ........................... 42 Pemberian pengarahan dalam kelas .............................................................. 42 Pemecahkan masalah pribadi siswa secara individual................................. 43 Manfaat pemecahan masalah dari guru BK ................................................. 44 Bantuan dalam mengatasi kesulitan belajar di sekolah ............................... 44 Pemberian penjelasan tentang cara belajar yang baik ................................ 45 Pemberian tes IQ.............................................................................................. 45 Pelayanan rujukan/alih tangan siswa ke pihak lain di luar sekolah........... 46

viii

Pemberian angket/kuisioner tentang riwayat kehidupan siswa .................. 47 Tes kepribadian terhadap siswa ..................................................................... 47 Pemberian kuisioner tentang sejarah kesehatan siswa ................................ 48 Menanyakan tentang kesehatan siswa setiap semester ................................ 48 Kunjungan ke rumah siswa jika ada masalah yang tidak bisa diselesaikan di sekolah..................................................................................... 49 Pemanggilan siswa bila ada masalah ............................................................. 50 Pemanggilan orang tua siswa untuk menyelesaikan masalah ..................... 50 Pelayanan rujukan/alih tangan siswa ke pihak lain di dalam sekolah ....... 51 Pemeriksaan kartu pribadi (buku saku) siswa.............................................. 52 Pemberian program pengayaan tentang mata pelajaran yang nilainya masih rendah .................................................................................................... 52 Penempatan/penyaluran dalam pemilihan kegiatan ekstrakulikuler........ 53 Pemberian bimbingan untuk menyusun jadwal belajar dan kegiatan lainnya ............................................................................................................... 54 Wawancara pribadi setiap semester untuk mengetahui perkembangan belajar siswa .....................................................................................................54 Nilai rata-rata skor penelitian..........................................................................55

ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha-usaha pendidikan telah dimulai sejak manusia lahir ke dunia. Manusia mendidik anak-anaknya walaupun dengan cara yang sangat sederhana. Sejak manusia mulai bersosialisasi, maka ada usaha-usaha dari orang yang lebih mampu dalam hal-hal tertentu untuk mempengaruhi orang lain. Usaha-usaha tertentu dapat berupa nasihat atau berupa bimbingan kepada orang lain yang membutuhkan. 1 Bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dari seorang pembimbing yang telah dipersiapkan kepada individu yang membutuhkan dalam rangka mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya secara optimal dengan berbagai macam media dan teknis bimbingan dalam suasana asuhan yang normatif agar tercapai kemandirian

1 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), Cet, ke 10 h. 1

1

2

sehinga individu tersebut dapat bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi lingkungan. 2 Setiap manusia baik itu orang dewasa maupun anak-anak pasti memiliki masalah. Masalah yang dihadapi tersebut tentulah sangat beraneka ragam dan sering kali terlihat rumit. Terlebih lagi perkembangan zaman yang begitu pesat berdampak pada problematika sosial yang semakin kompleks sehingga menuntut individu untuk menyelesaikan masalah dengan tepat, untuk itu diperlukan bantuan baik yang bersifat arahan maupun langsung kepada problem solving sehingga individu tersebut dapat menyelesaikan masalahnya. Oleh karena itu bimbingan dan konseling dapat dijadikan sebagai media untuk menumpahkan segala persoalan dan pada akhirnya nanti diharapkan ada solusi ataupun ruang untuk berbagi masalah yang dihadapi individu tersebut. Dalam dunia pendidikan bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada siswa. Bimbingan tersebut diberikan agar siswa memiliki pemahaman yang benar tentang dirinya dan tentang dunia sekitarnya, sehingga dapat mengambil keputusan untuk melangkah maju secara optimal dalam perkembangannya dan dapat menolong dirinya sendiri dalam menghadapi dan menyelesaikan masalahnya. Karena pentingnya bimbingan tersebut I. Djumhur mengatakan bahwa “…adanya program bimbingan di sekolah merupakan suatu keharusan”. 3 Layanan bimbingan dan konseling akan optimal jika difokuskan pada perkembangan pribadi, sosial dan pemecahan masalah individual. Aspek pribadi dan sosial berkenaan dengan pemahaman dan pengembangan karakteristik, potensi dan kecakapankecakapan yang dimiliki siswa, baik intelektualnya, sosial, fisik, motorik maupun afektif emosional. 4

2

Hallen A, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 9 I. Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung:CV Ilmu Pendiidkan, 1987), h. 1 4 Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling pengantar Pengembangan Diri dan Pemecahan Masalah Peserta Didik/Klien, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2008), h. 1 3

3

Pelaksanaan program bimbingan dan konseling memegang peranan penting dalam menunjang kependidikan di sekolah. Pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah menjadi pengarah terhadap minat siswa di sekolah dalam menghadapi masalah di zaman modern yang sangat penuh dengan tantangan. Akan tetapi, keberhasilan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah ini tidak hanya bergantung pada kemampuan konselor atau guru BKnya saja, melainkan juga tergantung pada kerjasama yang baik dari semua pihak terkait seperti kepala sekolah, guru kelas, guru bidang studi, dan staf sekolah. Dari pihak-pihak tersebut diharapkan dukungan dan kerjasama untuk mensukseskan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah demi kelancaran proses belajar mengajar dan tercapainya tujuan pendidikan. Pada kenyataanya, di sekolah terdapat hambatan dan rintangan dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling yang merupakan problematika yang harus segera diselesaikan. Ada beberapa hal yang menjadi masalah dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah diantaranya adalah tanggapan pimpinan sekolah bahwa program tersebut tidak begitu penting. Dan penanganan pendidikan pun diserahkan kepada wali kelas atau guru, namun di lain pihak keduanya tidak memiliki keahlian dan waktu untuk memberikan bimbingan kepada siswanya. Selain itu minimnya guru BK yang tidak sesuai dengan jumlah siswa yang ada di sekolah tersebut juga menjadi salah satu masalah dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling. Sebagaimana lembaga pendidikan formal pada umumnya, MAN 2 Bogor juga sering mengalami hambatan-hambatan atau masalah-masalah dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling. Misalnya masalah pada program atau guru bimbingan konseling yang tidak sesuai dengan bidang yang ditanganinya dan bahkan cara penanganan yang dilakukan guru bimbingan konseling. Padahal, program yang ada dalam bimbingan konseling

4

merupakan salah satu

hal yang penting dalam pelaksanaan bimbingan

konseling itu sendiri, dengan adanya program tersebut sekolah atau guru bimbingan konseling dapat mengarahkan dan mengendalikan siswa sehingga memudahkan guru terhadap pencapaian kompetensi belajar siswa. Sebagai contoh, berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan melalui wawancara dengan koordinator guru bimbingan konseling bahwa ada beberapa permasalahan yang sering muncul di dalam program bimbingan konseling seperti tidak terlaksananya dengan baik program penyuluhan di masing-masing kelas karena kurangnya guru bimbingan konseling. Karena idealnya 1 guru bimbingan konseling menangani 150-225 orang siswa 5 , namun di MAN 2 Bogor hanya terdapat 4 orang guru bimbingan konseling saja dengan jumlah siswa sebanyak 1062 orang. Jadi masing-masing guru menangani sebanyak kurang lebih 265 siswa. Selain itu juga di sekolah tersebut, dari pihak siswa masih ada yang belum memahami benar tentang arti dan pentingnya peranan BK di sekolah, sehingga mereka belum memanfaatkan bantuan pertolongan melalui bimbingan dan konseling secara optimal. Dari uraian di atas, penulis tertarik untuk membahas ke dalam judul skripsi “Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling di MAN 2 Bogor”.

B. Masalah Penelitian 1. Identifikasi masalah Sejalan dengan judul skripsi ini beberapa masalah yang dapat dikaji adalah: a. Proses pelaksanaan Bimbingan Konseling di MAN 2 Bogor belum berjalan dengan lancar. 5 Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling pengantar Pengembangan Diri dan Pemecahan Masalah Peserta Didik/Klien, … h. 105

5

b. Program-program yang dilaksanakan guru Bimbingan Konseling MAN 2 Bogor . c. Masalah-masalah yang dihadapi guru Bimbingan Konseling MAN 2 Bogor. d. Langkah-langkah yang dilakukan sekolah dalam mengatasi masalah Bimbingan Konseling di MAN 2 Bogor. 2. Pembatasan Masalah Untuk menghindari terjadinya perbedaan dan menyatukan persepsi tentang masalah yang penulis kemukakan, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut: a. Program Bimbingan Konseling b. Pelaksanaan Bimbingan Konseling c. Masalah-masalah Bimbingan Konseling 3. Perumusan Masalah Dengan melihat batasan masalah di atas, maka permasalahan skripsi ini dapat dirumuskan: a. Program-program apa saja yang dilaksanakan guru Bimbingan Konseling di MAN 2 Bogor? b. Bagaimana pelaksanaan Bimbingan Konseling di MAN 2 Bogor? c. Masalah-masalah apa saja yang dihadapi guru Bimbingan Konseling di MAN 2 Bogor?

6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Mengetahui program yang dilaksanakan oleh guru Bimbingan Konseling di MAN 2 Bogor. b. Mengetahui pelaksanaan Bimbingan Konseling di MAN 2 Bogor. c. Mengetahui masalah yang dihadapi guru Bimbingan Konseling di MAN 2 Bogor. 2. Manfaat Penelitian a. Menambah pengetahuan peneliti tentang bimbingan konseling untuk bekal di kemudian hari sebagai tenaga pengajar yang peduli terhadap kebutuhan siswa terhadap pelayanan bimbingan konseling di sekolah. b. Untuk menambah sumber bacaan tentang bimbingan konseling di sekolah. c. Menambah sumber pegetahuan tentang masalah-masalah yang sering dihadapi dalam pelaksanaan bimbingan konseling.

D. Sistematika Penelitian Skripsi ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: Bab I merupakan bab pendahuluan yang membahas latar belakang masalah, pembatasan dam perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penelitian. Bab II merupakan bab yang membahas tinjauan teoritis tentang konsep BK di sekolah yang meliputi: pengertian bimbingan dan konseling, fungsi bimbingan dan konseling, tujuan bimbingan dan konseling, prinsip bimbingan dan konseling, dan layanan bimbingan dan konseling. Pelaksanaan program BK di sekolah yang meliputi: penyusunan program Bk di sekolah,

7

persyaratan pokok program BK di sekolah, jenis-jenis program, tahap-tahap pelaksanaan program, mekanisme pelaksanaan bimbingan dan konseling. Bab III merupakan bab yang membahas metodologi penelitian tentang teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data, penentuan lokasi penelitian, serta interpretasi data. Bab IV membahas tentang hasil penelitian, terhadap objek penelitian meliputi: Gambaran umum MAN 2 Bogor, sejarah berdirinya, struktur organisasi BK MAN 2 Bogor, keadaan siswa, analisis data dan interpretasi. Bab V merupakan bab penutup yang membahas tentang: kesimpulan akhir dari pembahasan skripsi, saran, daftar pustaka, lampiran-lampiran.

BAB II KAJIAN TEORI

A. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Setiap individu yang sedang berkembang menuju kematangan, seringkali memiliki permasalahan dalam hidupnya. Untuk itu dalam bersikap individu tersebut membutuhkan bimbingan dari orang yang lebih tahu akan permasalahan yang dihadapinya, maka dalam hal ini individu tersebut membutuhkan pembimbing yang mengerti dirinya. 1. Pengertian Bimbingan dan Konseling Bimbingan dan konseling adalah dua kata yang sering diberi pengertian menjadi satu pengertian yaitu suatu proses pemberian bantuan kepada seseorang yang memang sedang membutuhkan bantuan dari seorang yang memiliki kemampuan untuk melakukan bimbingan dan

8

9

konseling, agar orang yang diberikan bantuan mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. a. Pengertian Bimbingan Secara etimologi, kata “bimbingan” berasal dari kata Guidance yang berasal dari kata kerja to guide yang memiliki arti menunjukkan, membimbing, menuntun ataupun membantu. 1 Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian bimbingan adalah petunjuk (penjelasan) cara mengerjakan sesuatu. 2 Jika istilah bimbingan dalam bahasa Indonesia diberi arti yang sama dengan arti-arti yang disebutkan di atas, maka akan muncul dua pengertian yang agak mendasar, yaitu: 1) Memberikan informasi, yaitu menyajikan pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengam,bil suatu keputusan, atau memberitahukan sesuatu sambil member nasihat. 2) Mengarahkan, menuntun ke suatu tujuan. Tujuan itu mungkin hanya diketahui oleh pihak yang mengarahkan, atau mungkin perlu diketahui oleh kedua belah pihak. 3 Menurut Rachman Natawidjaja sebagaimana dikutip oleh Winkel, menyatakan bahwa bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, agar individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat. Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat memberikan sumbangan yang berarti. 4

1

Hallen A, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Press 2002), Cet, ke-1 h. 3. DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta : Balai Pustaka, 2003), h. 152. 3 W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1984), Cet, ke-1, h. 15. 4 W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1997), Cet, ke-1, h. 29. 2

10

Prayitno

Dalam

bukunya

Dasar-dasar

Bimbingan

dan

Konseling, memberikan pengertian bimbingan sebagai berikut: Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa; agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri; dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan; berdasarkan norma-norma yang berlaku. 5

Senada mengenai hal ini, Zikri Neni Iska dalam bukunya Bimbingan dan Konseling mengemukakan bahwa: Bimbingan adalah usaha pemberian bantuan, diberikan kepada orangorang dari berbagai usia, yang ditangani oleh orang yang ahli dan diselenggarakan berdasarkan prinsip demokrasi, merupakan bagian dari pendidikan secara keseluruhan. 6 b. Pengertian Konseling Dalam kamus bahasa Inggris Counseling (konseling dalam bahasa Indonesia) dikaitkan dengan kata Counsel, yang diartikan sebagai berikut: nasihat (to obtain counsel); anjuran (to give counsel), pembicaraan (to take counsel). Dengan demikian, konseling akan diartikan sebagai pemberian nasihat, pemberian anjuran dan pembicaraan dengan bertukar pikiran. 7 Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian konseling adalah pemberian oleh yang ahli kepada seseorang dengan menggunakan metode psikologis. 8 Menurut Andi Mapiare, yang dikutip oleh W.S Winkel menyatakan bahwa konseling adalah serangkaian kegiatan paling pokok 5

Prayitno dan Erma Amti, Dasar-dasar dan Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), Cet, ke-1 h. 99. 6 Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling pengantar Pengembangan Diri dan Pemecahan Masalah Peserta Didik/Klien, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2008), h. 3. 7 W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan . . . h. 34. 8 DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta : Balai Pustaka, 2003), h. 588.

11

bimbingan dalam usaha membantu klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggungjawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. 9 Senada dalam hal ini, Bimo Walgito berpendapat bahwa: “konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara dan dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang dihadapi individu untuk mencapai kesejahteraan hidupnya”. 10 Selain itu, Bimo Walgito seperti dikutip Soetjipto dan Raflis Kosasi, menyatakan bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, atau cara-cara yang sesuai untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. 11 2. Fungsi Bimbingan dan Konseling Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan mengemukakan bahwa bimbingan dan konseling dalam membantu individu memiliki fungsi: a. Fungsi pemahaman b. Fungsi preventif (pencegahan) c. Fungsi pengembangan d. Fungsi perbaikan (penyembuhan) e. Fungsi penyaluran f. Fungsi adaptasi, dan

9

W.S. Winkel, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan . . . h. 35. Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, (Yogyakarta: Andi Offest, 2004),

10

h. 7. 11

ke-2, h. 63.

Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), Cet,

12

g. Fungsi penyesuaian 12 Tohirin menjelaskan bimbingan dan konseling di sekolah memiliki beberapa fungsi antara lain: a. Fungsi pencegahan, melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling dimaksudkan untuk mencegah timbulnya masalah pada diri siswa sehingga mereka terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangan. b. Fungsi pemahaman, melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling dalam rangka memberi pemahaman tentang diri siswa beserta permasalahannya dan juga lingkungannya oleh siswa itu sendiri dan oleh pihak yang membantunya. c. Fungsi pengentasan, yaitu usaha yang dilakukan untuk mengatasi masalah melalui pelayanan bimbingan dan konseling. d. Fungsi pemeliharaan, fungsi pemeliharaan di sini bukan sekedar mempertahankan melainkan mengusahakan segala sesuatunya bertambah lebih baik dan berkembang. e. Fungsi penyaluran, melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling berupaya mengenali masing-masing siswa secara perorangan, selanjutnya memberikan bantuan menyalurkan kea rah kegiatan atau program yang dapat menunjang tercapainya perkembangan yang optimal. f. Fungsi penyesuaian, melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling membantu terciptanya penyesuaian antara siswa dengan lingkungannya. Dengan perkataan lain, melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa memperoleh penyesuaian diri secara baik dengan lingkungannya. g. Fungsi pengembangan, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling yang membantu para siswa agar berkembang sesuai potensinya masingmasing. Selain itu, dalam fungsi ini hal-hal yang sudah baik pada diri siswa dijaga agar tetap baik, dimantapkan dan dikembangkan. h. Fungsi perbaikan, berbeda dengan fungsi pencegahan, dalam fungsi ini siswa yang memiliki masalah yang mendapat prioritas untuk diberikan bantuan, sehingga diharapkan masalah yang dialami oleh siswa tidak terjadi lagi pada masa yang akan datang.

12 Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet, ke-2, h. 16.

13

i. Fungsi advokasi, layanan bimbingan dan konseling melalui fungsi ini adalah membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.13 Dari fungsi-fungsi yang telah dijabarkan di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi bimbingan konseling adalah untuk membantu siswa dalam menjalani proses perkembangan yang terkadang berupa permasalahanpermasalahan baru yang belum pernah dihadapi siswa. Jika semua fungsi tersebut telah terlaksana dengan baik, maka peserta didik akan mampu berkembang secara wajar dan mantap menuju aktualisasi diri secara optimal. 3. Tujuan Bimbingan dan Konseling Ada lima hal yang akan dicapai dalam usaha bimbingan dan konseling di sekolah diantaranya: a. Untuk mengenal diri sendiri dan lingkungan Dengan adanya usaha bimbingan dan konseling, diharapkan siswa dapat mengenal dirinya dan lingkungan dimana mereka berada. Mengenal diri sendiri adalah mengenal kekuatan serta kelemahan yang ada dalam dirinya, sedangkan lingkungan dalam arti umum yaitu lingkungan keluarga, sekolah, pekerjaan dan masyarakat. b. Untuk dapat menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis Setelah siswa mengenal kekurangan serta keterbatasan yang ada pada diri mereka, selanjutnya diharapkan mereka mampu menerima apa yang ada pada diri mereka. c. Untuk dapat mengambil keputusan sendiri tentang berbagai hal Setelah tujuan pertama dan kedua tercapai, hendaknya siswa mampu memutuskan sendiri suatu tindakan yang akan mereka lakukan sesuai dengan keadaan yang ada pada diri mereka. d. Untuk dapat mengarahkan diri sendiri

13 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 39-50.

14

Selain yang disebutkan diatas, bimbingan dan konseling juga bertujuan untuk mengarahkan siswa kepada sesuatu yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan yang ada pada diri mereka. Bimbingan dan konseling juga bertujuan agar siswa mampu mengarahkan diri mereka sendiri yang didasarkan pada keputusan yang mereka ambil. e. Untuk dapat mewujudkan diri sendiri Dengan mengenal diri sendiri dan lingkungan, dengan mengambil keputusan sendiri dan dengan mengarahkan dirinya, akhirnya siswa diharapkan dapat mewujudkan dirinya sendiri. 14

Konsep

bimbingan

dan

konseling

senantiasa

mengalami

perkembangan yang menjadikan perubahan terhadap tujuan bimbingan dan konseling, yakni dari tujuan yang sederhana menjadi tujuan yang lebih komperhensif. Adapun perkembangan tujuan itu diantaranya yaitu, Menurut

Bradshow

“Bimbingan

dan

Konseling

memperkuat fungsi-fungsi pendidikan”. 15 Sedangkan

bertujuan

untuk

menurut Hamrin

dan Clifford, bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu individu

membuat

pilihan-pilihan,

interpretasi-interpretasi

dalam

penyesuaian-penyesuaian,

hubungannya

dengan

dan

situasi-situasi

tertentu. 16 Dewa Ketut Sukardi dalam bukunya Bimbingan dan Konseling mengutip beberapa pendapat mengenai tujuan bimbingan dan konseling, diantaranya: “ Agar individu-individu yang memehami dirinya sendiri dan dunianya menjadi lebih efektif, lebih produktif dan menjadi manusia yang berbahagia. Mereka akan menjadi manusia yang lebih fungsional”. (Carl Rogers, 1961). Sedangkan Darrel Smith (1974), merumuskan tujuan bimbingan dan

14

konseling

adalah

untuk

memperlancar

dan

mempermudah

Syahril dan Riska Ahmad, Pengantar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Angkasa Raya, 1986), h. 46-47. 15 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling . . . h. 112. 16 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling . . . h. 112.

15

perkembangan dan pertumbuhan psikologis terhadap kematangan kliennya secara sosial. 17 Dari beberapa tujuan bimbingan dan konseling di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan bimbingan dan konseling pada hakekatnya adalah untuk membantu individu agar dapat mencapai perkembangan yang optimal di dalam kehidupannya dan agar individu tidak salah langkah dalam proses perkembangan yang sedang dialaminya. Secara umum bimbingan dan konseling bertujuan agar individu dapat merencanakan kegiatan menyelesaikan studi, perkembangan karir dan kehidupannya di masa yang akan datang. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya. Sedangkan tujuan khususnya ialah agar peserta didik mampu mencapai

dirinya

tersebut

dalam

mengenal,

menerima

dirinya,

mengarahkan dirinya serta diharapkan juga peserta didik tersebut mampu mewujudkan dirinya. Jika dihubungakan dengan tujuan bimbingan di sekolah maka dapat dirumuskan tujuan program layanan bimbingan konsiling sebagai berikut: a. Mengembangkan pengertian dan pemahaman diri siswa dalam kemajuannya di sekolah b. Memilih dan mempertemukan pengetahuan tentang dirinya dengan informasi tentang kesempatan yang ada secara tepat dan bertanggungjawab c. Mewujudkan penghargaan terhadap orang lain d. Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya e. Memahami lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat f. Mengidentifikasikan dihadapinya

17

dan

memecahkan

masalah

yang

Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), h. 10-11.

16

g. Menyalurkan dirinya baik dalam bidang pendidikan maupun dalam bidang-bidang kehidupan lainnya 18 4. Prinsip Bimbingan dan Konseling Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling merupakan pemandu hasil-hasil teori dan praktek yang dirumuskan dan dijadikan pedoman dan dasar-dasar bagi penyelenggaraan pelayanan. Prinsip-prinsip itu berkenaan dengan

sasaran

pelayanan,

masalah

individu,

program

dan

penyelenggaraan pelayanan bimbingan konseling. Konselor terkait dengan prinsip-prinsip tersebut, di sekolah maupun di luar sekolah. Petters dan farwell mencatat delapan belas prinsip khusus bimbingan di lingkungan sekolah, yaitu sebagai berikut: a. Bimbingan ditujukan bagi semua siswa b. Bimbingan membantu perkembangan siswa kearah kematangan c. Bimbingan menekankan maksimum.

berkembangnya

potensi

siswa

secara

d. Bimbingan merupakan proses layanan bantuan kepada siswa yang berkelanjutan dan terintegrasi e. Guru merupakan co-fungsionaris dalam proses bimbingan f. Konselor merupakan co-fungsionaris utama dalam proses bimbingan. g. Administrator merupakan co-fungsionaris yang mendukung kelancaran proses bimbingan. h. Bimbingan bertanggung jawab untuk mengembangkan kesadaran siswa akan lingkungan dan mempelajarinya secara efektif. i. Untuk mengimplementasikan berbagai konsep bimbingan diperlukan bimbingan yang terorganisasi dengan melibatkan pihak administrator, guru dan konselor. j. Bimbingan perkembangan membantu siswa untuk mengenal, memahami, menerima dan mengembangkan dirinya sendiri. k. Bimbingan perkembangan berorientasi kepada tujuan.

18

Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Konseling . . . h. 11.

17

l. Bimbingan perkembangan menekankan kepada pengambilan keputusan. m. Bimbingan perkembangan berorientasi masa depan. n. Bimbingan perkembangan melakukan penilaian secara periodik terhadap perkembangan siswa sebagai seorang pribadi yang utuh. o. Bimbingan perkembangan cenderung membantu perkembangan siswa secara langsung. p. Bimbingan perkembangan difokuskan kepada individu dalam kaitannya dengan perubahan kehidupan sosial budaya yang terjadi. q. Bimbingan perkembangan difokuskan kepada pengembangan kekuatan pribadi. r. Bimbingan perkembangan difokuskan kepada proses pemberian dorongan. 19 Prayitno dan Erman Amti mengklasifikasikan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling kedalam empat bagian, yaitu prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran pelayanan, prinsip-prinsip yang berkenaan dengan masalah individu, prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program pelayanan dan prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelaksanaan pelayanan. 20 Prinsip-prinsip di atas merupakan hasil paduan antara kajian teoritik dan telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan suatu bimbingan. Jadi jika kita berbicara tentang prinsip-prinsip bimbingan dan konseling, maka kita berbicara tenyang pokok-pokok dasar pemikiran yang dijadikan pedoman dalam program pelaksanaan atau aturan main yang harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan.

5. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling

19

Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Koseling. . . h. 19-

20

Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah . . . h. 76-77.

20.

18

Menurut Prayitno, jenis-jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling terbagi menjadi tujuh layanan pokok, yaitu: a. Layanan Orientasi Layanan orientasi adalah layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan untuk memperkenalkan peserta didik terhadap lingkungannya yang baru dimasuki. 21 Bagi siswa ketidaktahuannya terhadap lingkungan pendidikan atau

sekolah yang baru dimasukinya itu dapat memperlambat

kelangsungan proses belajarnya kelak. Bahkan dapat membuatnya tidak mencapai hasil belajar yang diharapkan. Oleh karena itu, mereka perlu diperkenalkan dengan berbagai hal tentang lingkungan sekolahnya yang baru dimasuki. b. Layanan Informasi Layanan informasi adalah suatu layanan yang berupaya memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka butuhkan dan usaha-usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan pemahaman tentang lingkungan hidupnya. 22 Ada tiga alasan utama mengapa pemberian informasi perlu diselenggarakan yaitu: 1) Membekali

individu

dengan

berbagai

pengetahuan

tentang

lingkungan yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan dengan lingkungan sekitar, pendidikan, jabatan maupun sosial budaya. 2) Memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya. 21

Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling pengantar Pengembangan Diri dan Pemecahan Masalah Peserta Didik/Klien . . . h. 51. 22 Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling pengantar Pengembangan Diri dan Pemecahan Masalah Peserta Didik/Klien . . . h. 53.

19

3) Setiap individu adalah unik. Keunikan itu akan membawa pola-pola pengambilan disesuaikan

keputusan dengan

dan

bertindak

aspek-aspek

yang

kepribadian

berbeda-beda masing-masing

individu. 23 c. Layanan Penempatan dan Penyaluran Layanan penempatan dan penyaluran merupakan salah satu program layanan bimbingan dan konseling yang bertujuan untuk membantu atau mengarahkan siswa dalam menentukan pilihan yang tepat dan menyalurkan potensi yang dimilikinya. 24 Layanan penempatan dan penyaluran ini dapat berupa: penempatan siswa dalam kelas, penempatan kelompok belajar, penempatan dalam kegiatan ko/ekstra kurikuler, penempatan dan penyaluran ke jurusan atau program studi. d. Layanan Bimbingan Belajar Layanan bimbingan belajar merupakan bagian utama dari penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Pengalaman menunjukkan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak disebabkan oleh rendahnya intelegensi. Namun, sering pula kegagalan belajar itu terjadi akibat dari tidak adanya layanan bimbingan belajar yang konsisten di sekolah. 25 e. Layanan Konseling Perorangan Layanan konseling perorangan dimaksudkan sebagai pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antara konselor dan klien. Dalam hubungan ini masalah klien dicermati dan diupayakan pengentasannya, sedapat-dapatnya dengan kekuatan klien sendiri. 23 24 25

Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling . . . h. 260. Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling . . . h. 272. Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling . . . h. 279.

20

f. Layanan Bimbingan Kelompok Apabila konseling perorangan menunjukan layanan kepada individu atau klien orang-perorangan, maka bimbingan dan konseling kelompok mengarahkan layanan kepada sekelompok individu. Dengan satu kali kegiatan, layanan kelompok itu memberikan manfaat kepada sejumlah orang. g. Kegiatan Penunjang Pelaksanaan berbagai jenis layanan kegiatan memerlukan sejumlah kegiatan penunjang. Di antara kegiatan pendukung layanan bimbingan dan konseling itu ialah: 1) Instrumen bimbingan dan konseling 2) Penyelenggaraan himpunan data 3) Kegiatan khusus Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi dalam bukunya bimbingan dan penyuluhan ada tujuh layanan bimbingan yaitu: a. Layanan Orientasi b. Layanan Informasi c. Layanan Penempatan dan Penyaluran d. Layanan Pembelajaran e. Layanan Konseling Perorangan f. Layanan Bimbingan Kelompok g. Layanan Konseling Kelompok 26

26 Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan konseling di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 56.

21

Sedangkan dalam proses pengentasan menurut Hallen harus menggunakan kegiatan pendukung untuk terlaksananya pemberian bantuan secara cepat. Adapun lima kegiatan pendukung tersebut adalah: a. Aplikasi Instrumentasi Bimbingan Konseling Bertujuan untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta didik, lingkungan peserta dan lingkungan yang luas. b. Penyelenggaraan Himpunan Data Kegiatan pendukung untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik c. Konferensi Kasus Bertujuan untuk membahas permasalahan yang dialami siswa dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat memperoleh bahan, keterangan dan komitmen bagi terkentaskannya permasalahan tersebut. d. Kunjungan Rumah Kunjungan rumah ini bertujuan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terkentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan rumah. e. Alih tangan Kasus Untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami peserta didik dengan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak ke pihak lain. 27

B. Pelaksanaan Program bimbingan dan Konseling di Sekolah 27

Hallen A, Bimbingan dan konseling . . . h. 90-92.

22

1. Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Penyusunan program bimbingan dan konseling dapat dikerjakan oleh tenaga ahli bimbingan atau guru BK atau konselor sekolah dan madrasah atau koordinator BK dengan melibatkan tenaga bimbingan yang lain. Penyusunan program bimbingan harus merujuk kepada kebutuhan sekolah dan madrasah secara umum 28 , artinya, program BK di sekolah dan madrasah disusun tidak boleh

bertentangan

dengan

program

sekolah

dan

madrasah

yang

bersangkutan. Selain itu, penyusunan program BK di sekolah dan madrasah harus sesuai dan berorientasi dengan kebutuhan sekolah dan madrasah secara umum. Hal itu mengingat program pelayanan bimbingan konseling di sekolah dan madrasah merupakan salah satu program sekolah dan madrasah itu sendiri. Seperti disebutkan di atas, pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dan tak terpisahkan dari program pendidikan di sekolah dan madrasah. Oleh sebab itu, program pelayanan BK di sekolah dan madrasah harus mendukung program pendidikan di sekolah dan madrasah yang bersangkutan. Program utama sekolah dan madrasah adalah menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran. Penyususnan program bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah menempuh langkah-langkah sebagai berikut29 : a. Menentukan karakteristik siswa Di dalam kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang disempurnakan

menjadi

Kurikulum

Tingkat

Satuan

Pendidikan

(KTSP),tugas-tugas perkembangan siswa perlu dipertimbangkan dalam penyusunan program BK di tingkat satuan pendidikan. b. Penyusunan program Penyusunan program BK umumnya mengikuti empat langkah pokok, yaitu identifikasi kebutuhan, penyusunan rencana kerja, pelaksanaan kegiatan, 28 29

Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah . . . h. 261. Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah . . . h. 265.

23

dan penilaian pendidikan. Keempat langkah di atas merupakan rangkaian kegiatan yang sebaiknya dilakukan secara berkesinambingan. Dalam tahap penyusunan program hendaknya memperhatikan beberapa pertertimbangan, diantaranya 30 : a. Susunlah program bimbingan yang relevan dengan kebutuhan bimbingan di sekolah. Karena dengan program yang relevan dengan kebutuhan ini, akan dapat berfungsi sesuai tujuan yang ingin dicapai. b. Mempertimbangkan sifat-sifat khas sekolah, yaitu: jenis sekolah, sifat atau tujuan sekolah, guru-guru, murid-murid dengan persoalan dan sikap. c. Hendaknya diadakan inventarisasi berbagai fasilitas yang ada, termasuk di dalamnya petugas bimbingan yang telah ada sebagai pelaksana program bimbingan, ruangan yang telah tersedia dan dapat

dipergunakan

untuk

memperlancar

jalannya

layanan

bimbingan di sekolah. d. Hendaknya ditentukan program kerja yang terinci dan sistematis dalam program bimbingan di sekolah berdasarkan masalah-masalah yang secara mendesak harus ditangani. e. Hendaknya

ditentukan

personalia,

pembagian

tugas

dan

tanggungjawab yang merata dengan mempertimbangkan berbagai faktor, yaitu: kemampuan minat, kesempatan dan bakat yang dimiliki oleh staf sekolah yang ada. f. Menentukan organisasi, termasuk di dalamnya ialah cara kerja sama dalam mewujudkan program bimbingan, cara berfungsinya tim atau personalia, serta hirarkinya.

30

Slameto, Bimbingan di Sekolah, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), h. 139-140.

24

g. Hendaknya diadakan evaluasi program bimbingan yang gunanya mengecek seberapa jauh rencana dan pengaturan kerja itu telah dapat dilaksanakan, dan seberapa jauh pula program kerja yang telah dapat dorealisasikan. h. Isi atau kegiatan yang diprogramkan, tidak hanya menyangkut bahan yang hendak disajikan tetapi juga metode penyajian maupun kegiatan penunjangnya. Program bimbingan yang baik yaitu program bimbingan yang bila dilaksanakan akan efisien dan efektif. Hal di atas memiliki ciri-ciri antara lain: 1. Program bimbingan itu disusun dan dikembangkan berdasarkan kebutuhan nyata para siswa di sekolah yang bersangkutan. 2. Kegiatan bimbingan diatur menurut skala prioritas yang juga ditentukan berdasarkan kebutuhan para siswa dan kemampuan petugas. 3. Program bimbingan memiliki tujuan yang ideal tetapi realistis dalam pelaksanaannya. 4. Menyediakan fasilitas yang memadai. 5. Memberikan pelayanan kepada siswa sekolah. 31 2. Persyaratan Pokok Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dalam merencanakan suatu program bimbingan dan konseling ada beberapa persyaratan pokok yang harus diperhatikan: a. Personil Untuk

tahap

permulaan

pelaksanaan

program

bimbingan

diperlukan dua macam tenaga, yaitu tenaga profesional yang meliputi

31

H. M. Surya, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Depdikbud, 1997), h. 21.

25

konselor senior, konselor muda, dan guru konselor. Yang kedua yaitu tenaga yang bukan profesional yaitu tenaga bidang administrasi. Untuk tenaga konselor hendaknya dari sarjana bimbingan konseling atau sarjana psikologi dengan praktek bimbingan konseling. Untuk tenaga muda setidaknya dari jenjang D3. b. Fasilitas Fisik 1) Ruang untuk konseling. Ruang kerja konselor, ruang pertemuan, ruang bimbingan kelompok, ruang penyimpanan data dan lain-lain. 2) Alat perlengkapan. Meja, kursi, papan tulis dan lain-lain. c. Fasilitas Teknis Adalah alat-alat yang digunakan untuk mengumpulkan berbagai data seperti tes, angket, daftar dan cek, skala penilaian dan lain sebagainya. d. Anggaran Biaya Untuk kelancaran dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah perlu dana yang memadai, baik untuk personil, pengadaan dan pengembangan alat, dan lain sebagainya. 32 3. Jenis Program Bimbingan Konseling Dalam bimbingan konseling di sekolah terdapat beberapa jenis program yang ada, yaitu: a. Program tahunan yang didalamnya meliputi program semesteran dan bulanan yaitu program yang akan dilaksanakan selama satu tahun pelajaran dalam unit semesteran dan bulanan. Program ini mengumpulkan seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas. Program

32

Hallen A, Bimbingan dan Konseling . . . h. 8.

26

tahunan dipecah menjadi program semesteran dan program semesteran dipecah menjadi program bulanan. b. Program bulanan yang didalamnya meliputi program mingguan dan harian, yatiu program yang akan dilaksanakan selama satu bulan dalam unit mingguan dan harian. Program ini mengumpulkan seluruh kegiatan selama satu bulan untuk kurun bulan yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya dengan modifikasi sesuai dengan kebutuhan siswa. Program bulanan merupakan jabaran dari program semesteran, sedangkan program mingguan merupakan jabaran dari program bulanan. c. Program harian yaitu program yang akan dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan untuk kelas tertentu. Program ini dibuat secara teretulis pada satuan layanan (satlan) dan atau kegiatan pendukung (satkung) bimbingan dan konseling. 4. Tahap-Tahap Pelaksanaan Program Pelaksanaan program satuan kegiatan yaitu kegiatan layanan dan kegiatan pendukung merupakan ujung tombak kegiatan bimbingan dan konseling secara keseluruhan. Tahap-tahap yang perlu ditempuh adalah : a. Tahap perencanaan, program satuan layanan dan kegiatan pendukung direncanakan secara tertulis dengan memuat sasaran, tujuan, materi, metode, waktu, tempat dan rencana penilaian. b. Tahap pelaksanaan, program tertulis satuan kegiatan (layanan atau pendukung) dilaksanakan sesuai dengan perencanaannya. c. Tahap penilaian, hasil kegiatan diukur dengan nilai. d. Tahap analisis hasil, hasil penilaian dianalisis untuk mengetahui aspek-aspek yang perlu mendapat perhatian lebih lanjut. e. Tahap tindak lanjut, hasil kegiatan ditindaklanjuti berdasarkan hasil analisis yang dilakukan sebelumnya, melalui layanan dan atau kegiatan pendukung yang relevan. 5. Mekanisme Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

27

Proses

konseling

akan

menempuh

beberapa

langkah

yaitu:

menentukan masalah, pengumpulan data, analisis data, diagnosis, prognosis, terapi dan evaluasi atau follow up. 33 a. Menentukan Masalah Menentukan masalah dalam proses konseling dapat dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan identifikasi masalah yang dialami oleh siswa. b. Pengumpulan Data Setelah ditetapkan masalah yang akan dibicarakan dalam konseling, selanjutnya adalah pengumpulan data siswa yang bersangkutan. Data siswa yang dikumpulkan harus secara menyeluruh yang meliputi: data diri, data orang tua, data pendidikan, data kesehatan dan data lingkungan. Datadata siswa dapat dikumpulkan dengan cara tes dan nontes. c. Analisis Data Data-data siswa yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis. Data hasil tes dapat dianalisis secara kuantitatif dan data hasil non tes dapat dianalisis secara kualitatif. d. Diagnosis Diagnosis merupakan usaha konselor menetapkan latar belakang masalah atau faktor-faktor penyebab timbulnya masalah pada siswa. e. Prognosis Setelah diketahui faktor-faktor penyebab timbulnya masalah pada siswa, selanjutnya konselor menetapkan langkah-langkah bantuan yang akan diambil. Jenis bantuan bisa diberikan sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh siswa.

33

Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah . . . h. 317.

28

f. Terapi Setelah ditetapkan jenis atau langkah-langkah pemberian bantuan selanjutnya adalah melaksanakan jenis bantuan yang telah ditetapkan. g. Evaluasi Evaluasi dilakukan untuk melihat apakah upaya bantuan yang telah diberikan memperoleh hasil atau tidak. Dari berbagai teori tentang bimbingan konseling, maka yang dimaksud dengan pelaksanaan program bimbingan konseling di sekolah adalah suatu kegiatan pemberian pelayanan yang dilakukan oleh guru bimbingan konseling melalui kontak langsung dengan sasaran dalam hal ini siswa, dan berkenaan dengan permasalahan yang dirasakan oleh siswa. Pelaksanaan program bimbingan konseling dapat diukur berdasarkan program pokok yang meliputi layanan orientasi, informasi, penyaluran dan penempatan, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok dan konseling kelompok dan program penunjang yang melipiti aplikasi instrument, himpinan data, konferensi kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus. Namun demikian, dalam pelaksanaannya program bimbingan konseling juga memiliki tahapan-tahapan penyusunan seperti menentukan karakteristik siswa dan penyusunan program bimbingan konseling itu sendiri. Selain itu juga pelaksnaan bimbingan konseling perlu memperhatikan persyaratan pokok yang ada diantaranya yang harus diperhatikan adalah personil, fasilitas fisik, fasilitas teknis dan anggaran biaya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program bimbingan dan konseling di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor.

B. Tempat dan waktu Adapun tempat penelitian yaitu di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor, sedangkan waktu pelaksanaan penelitian yaitu pertengahan bulan Februari atau awal bulan Maret 2010 sampai selesai.

C. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dan penelitian deskrptif analisis yaitu dengan menjelaskan berbagai teori yang diperlukan dalam fakta-fakta yang ditemukan. 27

28

D. Populasi Dan Sampel Populasi adalah keseluruhan objek penelitian suatu tempat tertentu 1 . Adapun dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah guru Bimbingan Konseling dan siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor. Populasi targetnya adalah seluruh siswa di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor yang berjumlah 1062 orang. Namun karena penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan bulan Februari atau bulan Maret 2010, dan pada saat itu siswa kelas 3 sedang sibuk menghadapi UN (Ujian Nasional) yang akan dilaksanakan tanggal 22 Maret, maka populasi terjangkaunya hanya siswa kelas 1 dan 2 yang berjumlah 698 siswa. Sampel

adalah

keseluruhan subyek

sebagian

subyek

yang

diteliti/diselidiki

dari

penelitian (populasi) atau bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut 2 . Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak 10% dari jumlah populasi terjangkau, yaitu 698 X 10% = 69,8 dibulatkan menjadi 70 siswa. Adapun tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan cara random yaitu pengambilan sampel dengan cara mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama.

E. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Observasi. Mengamati secara langsung objek yang diteliti, untuk melihat kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan program bimbingan konseling di MAN 2 Bogor.

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), cet, ke-12, h. 102 2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), cet, ke-7, h. 81

29

b. Wawancara. Mewawancarai guru BK yang bersangkutan, untuk mengetahui pelaksanaan program BK yang sudah berjalan di MAN 2 Bogor. c. Angket. Menyebarkan daftar pertanyaan tertulis kepada responden yaitu siswa kelas 1 dan 2 untuk mengetahui tanggapan mereka tentang pelaksanaan program BK di MAN 2 Bogor. d. Dokumentasi. Mengumpulkan data untuk mengetahui data-data tentang pelaksanaan program BK di MAN 2 Bogor. Kisi-kisi Instrument

penelitian

tentang pelaksanaan program

bimbingan dan konseling di Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor. Tabel 1 Kisi-Kisi Angket Siswa VARIABEL Pelaksanaan

INDIKATOR

BUTIR

Proram Pokok

BK

di 1. Layanan Orientasi

6 dan 7

MAN 2 Bogor

2. Layanan Informasi

1, 4, 5

3. Layanan Penempatan dan penyaluran

8, 9, 29

Program

4. Layanan Pembelajaran

10, 15, 16, 28

5. Layanan Konseling Perorangan

13, 14, 24, 27, 31

6. Layanan Bimbingan Kelompok

2, 3,

7. Layanan Konseling Kelompok

11, 12, 30

Program Penunjang 1. Aplikasi Instrumentasi BK

17, 20, 21

2. Himpunan Data

19 dan 22

3. Konferensi Kasus/Kunjungan Rumah

23, 25

4. Alih Tangan Kasus

18, 26

30

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data. Setelah data dikumpulkan, selanjutnya dilakukan teknik pengolahan data dan analisis data, teknik pengolahan data dalam penelitian ini adalah : a) Editing yaitu memeriksa angket-angket yang telah diisi oleh responden dengan tujuan untuk validitas jawaban responden. b) Tabulating

yaitu

membuat

table-tabel

untuk

memasukan

jawabanresponden kemudian dicari prosentasi untuk dianalisa. c) Analiting dan interpretasi yaitu menganalisa data yang telah diolah secara verbal sehingga hasil penelitian mudah dipahami. Selanjutnya diinterpretasikan pedoman yang digunakan untuk mengolah data adalah P = F x 100% 3 N P = Angka porsentase F = Frekuensi yang sedang dicari persentasinya. N = Number of Case ( Jumlah Frekuensi atau Banyaknya Individu)

G. Interpretasi Data Dari sebaran data yang merupakan hasil perhitungan statistic deskriptif, yang perlu dibahas adalah nilai mean atau nilai rata-ratanya. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi/gambaran masing-masing aspek yang diteliti berdasarkan tanggapan responden.

3 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005), Cet. Ke- 15, h. 40

31

Untuk member interpretasi atas nilai rata-rata yang diperoleh digunakan pedoman interpretasi yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto sebagaimana dikutip oleh Wira Cahya dalam skripsinya yang berjudul “Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi di SMP Al- Ihsan Jakarta”, sebagai berikut: 4 1. Baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 76-100% 2. Cukup baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 56-75% 3. Kurang baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40-55% 4. Tidak baik, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 40% Untuk menentukan presentase, digunakan perhitungan sederhana dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan nilai harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan mengembalikan nilai item pertanyaan dengan skor tertinggi 2. Menghitung nilai skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian 3. Menentukan kategorinya, yaitu dengan menggunaka rumus P = NS x 100% NH

4 Wira Cahya Dimula, Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi di SMP Al- Ihsan Jakarta, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah, 2006), h. 33

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah singkat MAN 2 Bogor Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Bogor merupakan Madrasah Aliyah. Alih Fungsi dari Pendidikan Guru Agama (PGAN) Bogor, yang berdiri sejak tahun 1950 dengan nama Sekolah Guru Agama Islam (SGAI) berdasarkan Surat Edaran Menteri Agama Nomor 277/C9 Tanggal 15 Agustus 1950, dan pada tahun 1951 SGAI berubah menjadi PGA berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 7 tahun 1951 dengan masa belajar 5 tahun, dan tahun 1953 dilakukan perubahan kembali dengan masa belajar 6 tahun dengan pembagian kelas 1 sampai dengan kelas 4 dengan lama belajar 4 tahun dan kelas 5 sampai kelas 6 lama belajar belajar 2 tahun. Kemudian dengan Keputusan Menteri Agama No.18 tahun 1978 berubah lagi menjadi PGAN 6 tahun yaitu sekolah dinas yang menyelenggarakan Pendidikan Guru Agama dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Pada tahun 1978 Menteri Agama dengan

32

33

Surat Keputusannya Nomor 19 tahun 1978 merubah kembali PGAN 6 tahun menjadi PGAN 3 tahun. Melalui Surat Keputusan menteri Agama RI Nomor : 64 / 1990 PGAN Bogor dialihfungsikan menjadi Madrasah Aliyah Negeri Bogor II, dan dengan Surat Keputusan Penyempurnaan Nomor 42 tahun 1992 Tanggal 27 Januari 1992 Madrasah Aliyah Negeri Bogor II menjadi Madrasah Aliyah Negeri 2 Bogor (sekarang lebih dikenal MAN 2 Kota Bogor) yang terletak di Jalan Raya Pajajaran No. 6 Kelurahan Baranangsiang Kecamatan Bogor Timur Kota Bogor. Telp. (0251)8321740, 8321417 dan 321741 Fax. (0251) 8321741. Kode Pos 16143.

34

2. Struktur Organisasi BK MAN 2 Bogor STRUKTUR ORGANISASI BIMBINGAN DAN KONSELING MAN 2 BOGOR KOMITE SEKOLAH

KEPALA SEKOLAH

KEPALA TU WAKASEK

GURU MAPEL KELAS X, XI, XII

WALI KELAS KELAS IX, X, XII

GURU PEBIMBING KOORDINATOR KELAS X, XI, XII

SISWA-SISWI Kelas: X.1 - X.9

Kelas: XI IPS.1- IPS.4 Kelas: XI IPA.1- IPA.6

Kelas: XII IPS.1- IPS.4 Kelas: XII IPA.1- IPA.6

Sumber: Profil MAN 2 Bogor 2009-2010

Keterangan: = Garis komando …………… = Garis koordinasi Dari struktur organisasi BK di atas, dapat dilihat bahwa kepala sekolah melakukan konsultasi dengan komite sekolah. Hal ini dibutuhkan untuk membicarakan masalah keuangan, jenis kegiatan yang akan dilaksanakan dan lain sebagainya jika pihak BK akan melaksanakan suatu kegiatan, atau pelaksanaan program. Yang selanjutnya kepala sekolah memberikan komando kepada kepala TU untuk menyediakan hal-hal yang dibutuhkan oleh BK. Kepala sekolah

35

juga memberi komando kepada wakil kepala, kemudian wakil kepala memberi komando kepada guru pembimbing BK, wali kelas dan guru mata pelajaran. Setelah itu barulah mereka memberikan komando kepada para siswa mengenai hal-hal yang perlu disampaikan. Disamping itu guru pembimbing, wali kelas dan guru mata pelajaran pun saling berkonsultasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan BK. 4. Keadaan siswa Tabel 2 Data Siswa MAN 2 Bogor Tahun Ajaran 2009/2010 Kelas

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

I

123

240

363

II

116

223

339

III

120

240

360

Jumlah Total

359

703

1062

Sumber: Profil MAN 2 Bogor 2009-2010

Dari table di atas dapat diketahui bahwa jumlah seluruh siswa MAN 2 Bogor berjumlah 1062 siswa. Jika merujuk pada buku Bimbingan dan Konseling karangan Zikri Neni Iska, maka dalam pelaksanaan kegiatan BK dibutuhkan guru pembimbing sebanyak 7 orang. Karena rasio jumlah guru BK dengan siswa adalah 1 : 150. Namun pada kenyataannya di MAN 2 Bogor ini hanya ada 4 orang guru BK.

B. Hasil Analisis Data Setelah data diperoleh melalui angket, maka kemudian data tersebut di deskripsikan ke dalam bentuk table. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada table-tabel berikut:

36

Table 3 Layanan Informasi Mengenai Sosial dan Budaya Alternative Skor Frekuensi Presentase jawaban Selalu

4

11

15,7%

Sering

3

28

40%

Kadang-kadang

2

17

24,3%

Tidak pernah

1

14

20%

Jumlah

10

70

100%

Dari table di atas diungkapkan, bahwa guru bimbingan dan konseling menggali informasi/data tentang bakat dan kemampuan, aspek-aspek kepribadian siswa sebanyak 11 orang (15,7%) siswa menyatakan selalu, 28 orang (40%) lainnya menyatakan sering jika dijumlahkan maka akan menjadi 55,7%. Ini menunjukkan guru bimbingan dan konseling sudah cukup baik dalam pelaksanaan kegiatan ini. Walau ada responden menyatakan kadangkadang 17 orang (24,3%) dan sebanyak 14 orang (20%) lainnya yang menyatakan tidak pernah. Pada table 4 dijelaskan persentase mengenai penyuluhan tentang bahaya narkoba, hasilnya adalah sebagai berikut:

Table 4 Alternative jawaban Selalu

Penyuluhan bahaya narkoba Skor Frekuensi

Presentase

4

6

8,6%

Sering

3

26

37,13%

Kadang-kadang

2

37

52,9%

Tidak pernah

1

1

1,4%

Jumlah

10

70

100%

37

sebanyak 6 orang (8,6%) siswa menyatakan selalu, 26 orang (37,13%) lainnya menyatakan sering jika dijumlahkan maka akan menjadi 45,73%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru bimbingan dan konseling belum baik dalam pelaksanaan kegiatan ini, karena terbukti dengan adanya responden yang menyatakan kadang-kadang 37 orang (52,9%) dan sebanyak 1 orang (1,4%) lainnya yang menyatakan tidak pernah. Selanjutnya pada table 5 diungkapkan, layanan penyuluhan bahaya pergaulan bebas siswa sebanyak 7 orang (10%) siswa menyatakan selalu, 29 orang (41,4%) lainnya menyatakan sering jika dijumlahkan maka akan menjadi 51,4%. Ini menunjukkan guru bimbingan dan konseling sudah baik dalam pelaksanaan kegiatan ini, walaupun ada responden yang menyatakan kadang-kadang 30 orang (42,9%) dan sebanyak 4 orang (5,7%) lainnya yang menyatakan tidak pernah. Table 5 dapat dilihat di bawah ini.

Table 5 Alternative

Penyuluhan bahaya pergaulan bebas Skor Frekuensi

Presentase

jawaban Selalu

4

7

10%

Sering

3

29

41,4%

Kadang-kadang

2

30

42,9%

Tidak pernah

1

4

5,7%

Jumlah

10

70

100%

Table 6 mengungkapkan layanan informasi karir dan pendidikan, hasilnya adalah sebagai berikut:

38

Table 6 Layanan informasi karir dan pendidikan Alternative Skor frekuensi Presentase jawaban Selalu

4

5

7,14%

Sering

3

32

45,71%

Kadang-kadang

2

25

35,71%

Tidak pernah

1

8

11,44%

Jumlah

10

70

100%

Dari table di atas sebanyak 5 orang (7,14%) siswa menyatakan selalu, 32 orang (45,71%) lainnya menyatakan sering jika dijumlahkan maka akan menjadi 52,58%. Ini menunjukkan guru bimbingan dan konseling sudah cukup baik dalam pelaksanaan kegiatan ini. Walau ada responden menyatakan kadang-kadang 25 orang (35,71%) dan sebanyak 8 orang (11,44%) lainnya yang menyatakan tidak pernah. Pada table 7 dijelaskan pilihan siswa mengenai manfaat layanan informasi, hasilnya adalah sebanyak 11 orang (15,7%) siswa menyatakan sangat bermanfaat, 30 orang (42,9%) lainnya menyatakan bermanfaat sedangkan sebanyak 26 orang (37,1%) menyatakan kurang bermanfaat dan sebanyak 4 orang (15,7%) lainnya yang menyatakan tidak pernah.

Table 7 Manfaat layanan informasi yang diberikan guru BK Alternative Skor frekuensi Presentase jawaban Sangat bermanfaat

4

11

15,7%

Bermanfaat

3

30

42,9%

Kurang bermanfaat

2

26

37,1%

Tidak bermanfaat

1

3

4,3%

Jumlah

10

70

100%

39

Dengan malihat table di atas maka dapat disimpulkan bahwa guru bimbingan konseling belum baik dalam pelaksanaan kegiatan ini.

Table 8 Alternative

Layanan orientasi kehidupan di sekolah Skor Frekuensi Presentase

jawaban Sangat bermanfaat

4

45

64,3%

Bermanfaat

3

25

35,7%

Kurang bermanfaat

2

-

-

Tidak bermanfaat

1

-

-

Jumlah

10

70

100%

Guru bimbingan dan konseling dalam memberikan layanan orientasi kehidupan di sekolah seperti kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya sudah baik, terbukti sebanyak 45 orang siswa (64,3%) yang menyatakan sangat bermanfaat, 25 orang (35,7%) lainnya menyatakan bermanfaat. Atau dengan kata lain seluruh responden dalam penelitian ini merasa bahwa layanan orientasi yang diberikan oleh guru BK bermanfaat dan dibutuhkan untuk mengetahui kurukulum yang ada di sekolah tempat mereka belajar. Table 9 Layanan orientasi belajar di Perguruan Tinggi Alternative Skor frekuensi Presentase jawaban Sangat bermanfaat

4

62

88,6%

Bermanfaat

3

8

11,4%

Kurang bermanfaat

2

-

-

Tidak bermanfaat

1

-

-

Jumlah

10

70

100%

40

Dengan malihat table di atas, dapat kita ketahui bahwa layanan orientasi belajar di Perguruan Tinggi yang diberikan oleh guru BK sudah sangat baik, terbukti dengan alternative jawaban sebanyak 62 orang (88,6%) siswa menyatakan sangat bermanfaat, 8 orang (11,4%) lainnya menyatakan bermanfaat. Hal tersebut menunjukkan bahwa layanan yang diberikan sangat baik sehingga siswa yang mendapatkan layanan pun merasa jika layanan tersebut bermanfaat bagi mereka terlebih lagi saat mereka sudah masuk ke perguruan tinggi.

Table 10 Penempatan dalam kelas/program pilihan Alternative Skor Frekuensi Presentase jawaban Sangat bermanfaat

4

56

80%

Bermanfaat

3

14

20%

Kurang bermanfaat

2

-

-

Tidak bermanfaat

1

-

-

Jumlah

10

70

100%

Dari table di atas, dapat diketahui bahwa guru bimbingan dan konseling sudah sangat baik dalam mengadakan penempatan dalam kelas/program pilihan. Terbukti dengan pilihan siswa sebanyak 56 orang (80%) menyatakan sangat bermanfaat, sedangkan 14 orang (20%) lainnya menyatakan bermanfaat jika dijumlahkan maka akan menjadi 100%. Yang berarti seluruh responden

merasa

penempatan

dalam kelas/program pilihan

sangat

bermanfaat, karena dengan layanan tersebut mereka dapat menyesuaikan kemampuan yang mereka miliki dengan program pilihan yang mereka dapatkan. Table selanjutnya yaitu tabel 11 mengungkapkan Pengarahan program pilihan sesuai dengan bakat dan minat yang siswa miliki, hasilnya adalah sebagai berikut:

41

Table 11 Pengarahan program pilihan sesuai dengan bakat dan minat yang siswa miliki Alternative

Skor

Frekuensi

Presentase

Sangat bermanfaat

4

49

70%

Bermanfaat

3

21

30%

Kurang bermanfaat

2

-

-

Tidak bermanfaat

1

-

-

Jumlah

10

70

100%

jawaban

Sebanyak 49 orang (70%) siswa menyatakan sangat bermanfaat, 21 orang (30%) lainnya menyatakan bermanfaat jika dijumlahkan maka akan menjadi 100%. Ini menunjukkan bahwa guru bimbingan dan konseling sudah sangat baik dalam melaksanakan kegiatan ini, karena dengan adanya kegiatan ini para siswa dapat memilih program yang mereka kehendaki sendiri sesuai dengan minat serta bakat yang mereka miliki.

Table 12 Menanyakan kesulitan belajar di sekolah Alternative Skor Frekuensi Presentase jawaban Selalu

4

11

15,7%

Sering

3

38

54,3%

Kadang-kadang

2

17

24,3%

Tidak pernah

1

4

5,7%

Jumlah

10

70

100%

Dari table di atas diungkapkan, bahwa guru bimbingan dan konseling menanyakan kesulitan belajar di sekolah siswa sebanyak 11 orang (15,7%) siswa menyatakan selalu, 38 orang (54,3%) lainnya menyatakan sering jika

42

dijumlahkan maka akan menjadi 70%. Ini menunjukkan guru bimbingan dan konseling sudah sangat baik dalam pelaksanaan kegiatan ini, walaupun masih ada responden yang menyatakan kadang-kadang 17 orang (24,3%) dan sebanyak 4 orang (5,7%) lainnya yang menyatakan tidak pernah.

Table 13 Membantu siswa memilih kelompok belajar secara tepat Alternative Skor frekuensi Presentase jawaban Secara tepat 4 44 62,9% Tepat

3

26

37,1%

Kurang tepat

2

-

-

Tidak tepat

1

-

-

Jumlah

10

70

100%

Dalam membantu siswa memilih kelompok belajar secara tepat, guru bimbingan dan konseling sudah sangat baik. Terbukti dengan table di atas yang menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa memilih alternative jawaban sangat tepat yaitu sebanyak 44 orang (62,9%) dan sebanyak 26 orang siswa (37,1%) yang menyatakan tepat. Pilihan siswa mengenai guru bimbingan dan konseling masuk kelas dan memberikan pengarahan setiap minggu adalah sebagai berikut:

Table 14 Pemberian pengarahan dalam kelas Alternative

Skor

Frekuensi

Presentase

Selalu

4

37

52,8%

Sering

3

24

34,3%

Kadang-kadang

2

9

12,9%

Tidak pernah

1

-

-

jawaban

43

Jumlah

10

70

100%

Dari table di atas diungkapkan, bahwa sebanyak 37 orang (52,8%) siswa menyatakan selalu, 24 orang (34,3%) lainnya menyatakan sering jika dijumlahkan maka akan menjadi 87,1%. Ini menunjukkan guru bimbingan dan konseling sudah sangat baik dalam pelaksanaan kegiatan ini, walaupun masih ada responden yang menyatakan kadang-kadang 9 orang (12,9%). Pada table selanjutnya yaitu 15 diungkapkan, bahwa dalam membantu memecahkan masalah pribadi siswa secara individual, guru bimbingan dan konseling sudah berperan cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya siswa sebanyak 10 orang (14,3%) siswa menyatakan selalu, 28 orang (40%) lainnya menyatakan sering jika dijumlahkan maka akan menjadi 54,3%. walaupun tidak bias disangkal masih ada responden yang menyatakan kadang-kadang 29 orang (41,4%) dan sebanyak 3 orang (4,3%) lainnya yang menyatakan tidak pernah. Table 15:

Table 15 Pemecahkan masalah pribadi siswa secara individual Skor

Frekuensi

Presentase

Selalu

4

10

14,3%

Sering

3

28

40%

Kadang-kadang

2

29

41,4%

Tidak pernah

1

3

4,3%

Jumlah

10

70

100%

Alternative jawaban

44

Table 16 Manfaat pemecahan masalah dari guru BK Alternative

Skor

Frekuensi

Presentase

Sangat bermanfaat

4

49

70%

Bermanfaat

3

21

30%

Kurang bermanfaat

2

-

-

Tidak bermanfaat

1

-

-

Jumlah

10

70

100%

jawaban

Sebanyak 49 orang (70%) siswa menyatakan sangat bermanfaat, 21 orang (30%) lainnya menyatakan bermanfaat jika dijumlahkan maka akan menjadi 100%. Ini menunjukkan bahwa guru bimbingan dan konseling sudah sangat baik dalam melaksanakan kegiatan ini, karena dengan adanya kegiatan ini para siswa dapat mengetahui solusi dari berbagai masalah yang mereka hadapi. Pada table ini dijelaskan hasil pilihan siswa terhadap bantuan yang diberikan guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi kesulitan belajar di sekolah setiap semester adalah sebagai berikut:

Table 17 Bantuan dalam mengatasi kesulitan belajar di sekolah Alternative

Skor

Frekuensi

Presentase

Selalu

4

5

7,14%

Sering

3

25

35,71%

Kadang-kadang

2

32

45,71%

Tidak pernah

1

8

11,44%

Jumlah

10

70

100%

jawaban

45

sebanyak 5 orang (7,14%) siswa menyatakan selalu, 25 orang (35,71%) lainnya menyatakan sering jika dijumlahkan maka akan menjadi 42,85%. Ini menunjukkan guru bimbingan dan konseling belum baik dalam pelaksanaan kegiatan ini, hal ini terbukti dengan adanya responden yang menyatakan kadang-kadang 32 orang (45,71%) dan sebanyak 8 orang (11,44%) lainnya yang menyatakan tidak pernah.

Table 18 Pemberian penjelasan tentang cara belajar yang baik Alternative jawaban

Skor

Frekuensi

Presentase

Sangat mudah dipraktekkan

4

-

-

Mudah dipraktekkan

3

-

-

Kurang mudah dipraktekkan

2

41

58,57%

Tidak mudah dipraktekkan

1

29

41,43%

Jumlah

10

70

100%

Pilihan siswa mengenai pertanyaan “apakah guru bimbingan dan konseling memberi siswa penjelasan tentang cara belajar yang baik” hasilnya adalah sebanyak 41 orang (58.57%) siswa menyatakan kurang mudah dipraktekkan, 29 orang (41,43%) lainnya menyatakan tidak mudah dipraktekkan. Ini menunjukkan guru bimbingan dan konseling tidak baik dalam pelaksanaan kegiatan ini, karena dari hasil yang didapatkan para siswa merasa pelayanan ini kurang bahkan tidak mudah diperaktekkan bagi mereka dalam belajar sehari-hari.

Table 19 Pemberian tes IQ Alternative jawaban Selalu

Skor

Frekuensi

Presentase

4

7

10%

46

Sering

3

10

14,3%

Kadang-kadang

2

22

31,4%

Tidak pernah

1

31

44,3%

Jumlah

10

70

100%

Table tersebut mengungkapkan bahwa sebanyak 7 orang (10%) siswa memilih alternative jawaban selalu, dan sebanyak 10 orang (14,3%) memilih jawaban sering dalam menyatakan guru bimbingan dan konseling melakukan tes IQ setiap satu tahun sekali. Hal ini menunjukkan guru bimbingan dan konseling tidak baik dalam pelaksanaan kegiatan ini, dapat dilihat dari responden yang menyatakan kadang-kadang seabanyak 22 orang (31,4%) dan sebanyak 31 orang (44,3%) lainnya yang menyatakan tidak pernah, yang jika dijumlahkan hasilnya menjadi 75,7%.

Table 20 Pelayanan rujukan/alih tangan siswa ke pihak lain di luar sekolah Alternative

Skor

Frekuensi

Presentase

Selalu

4

2

2,9%

Sering

3

4

5,7%

Kadang-kadang

2

14

20%

Tidak pernah

1

50

71,4%

Jumlah

10

70

100%

jawaban

Berdasarkan table di atas diungkapkan sebanyak 2 orang (2,9%) siswa menyatakan selalu, dan sebanyak 4 orang (5,7%) menyatakan sering. Ini menunjukkan guru bimbingan dan konseling sangat tidak baik dalam pelaksanaan layanan rujukan/alih tangan siswa ke pihak lain di luar sekolah. terbukti dengan adanya responden yang menyatakan kadang-kadang

47

seabanyak 14 orang (20%) dan sebanyak 50 orang (71,4%) lainnya yang menyatakan tidak pernah, yang jika dijumlahkan hasilnya menjadi 91,4%.

Table 21 Pemberian angket/kuisioner tentang riwayat kehidupan siswa Alternative

Skor

frekuensi

Presentase

Selalu

4

3

4,3%

Sering

3

10

14,3%

Kadang-kadang

2

39

55,7%

Tidak pernah

1

18

25,7%

Jumlah

10

70

100%

jawaban

Dari table di atas diungkapkan, bahwa guru bimbingan dan konseling memberi angket/kuisioner tentang riwayat kehidupan siswa, sebnayak 3 orang (4,3%) siswa yang menyatakan selalu, dan sebanyak 10 orang (14,3%) menyatakan sering. Hal ini menunjukkan guru bimbingan dan konseling sangat tidak baik dalam pelaksanaan kegiatan ini, dapat dilihat dari responden yang menyatakan kadang-kadang seabanyak 39 orang (55,7%) dan sebanyak 18 orang (25,7%) lainnya yang menyatakan tidak pernah, yang jika dijumlahkan hasilnya menjadi 81,4%. Table 22 Tes kepribadian terhadap siswa Alternative jawaban Sangat bermanfaat

Skor

frekuensi

Presentase

4

36

51,4%

Bermanfaat

3

34

48,6%

Kurang bermanfaat

2

-

-

Tidak bermanfaat

1

-

-

Jumlah

10

70

100%

48

Dengan melihat table di atas, dapat disimpulkan bahwa guru bimbingan dan konseling sangat baik dalam pelaksanaan kegiatan tes kepribadian terhadap siswa, kenyataan ini didukung dengan jawaban siswa yang menyatakan sangat bermanfaat sebanyak 36 orang (51,4%) dan 34 siswa (48,6%) yang menyatakan bermanfaat.

Table 23 Pemberian kuisioner tentang sejarah kesehatan siswa Alternative jawaban Sangat bermanfaat

Skor

frekuensi

Presentase

4

6

8,6%

Bermanfaat

3

64

91,4%

Kurang bermanfaat

2

-

-

Tidak bermanfaat

1

-

-

Jumlah

10

70

100%

Dari table di atas diungkapkan, bahwa guru bimbingan dan konseling memberi kuisioner tentang sejarah kesehatan siswa, sebnayak 6 orang (8,6%) siswa yang menyatakan sangat bermanfaat, dan sebanyak 64 orang (91,4%) menyatakan sering. Hal ini menunjukkan guru bimbingan dan konseling sudah baik dalam pelaksanaan kegiatan ini, dapat dilihat dari responden yang merasa kegiatan ini bermanfaat bagi mereka. Pada table selanjutnya dijelaskan hasil alternatif pilihan siswa mengenai guru BK yang menenyakan riwayat kesehatannya setiap semester, hasilnya adalah sebagai berikut:

Table 24 Menanyakan tentang kesehatan siswa setiap semester Alternative jawaban Selalu

Skor

Frekuensi

Presentase

4

1

1,43%

Sering

3

4

5,71%

49

Kadang-kadang

2

15

21,43%

Tidak pernah

1

50

71,43%

Jumlah

10

70

100%

Sebanyak 1 orang (1,43%) siswa menyatakan selalu, dan sebanyak 4 orang (5,71%) menyatakan sering dalam menanyakan tentang kesehatan siswa setiap semester. Hal ini menunjukkan guru bimbingan dan konseling sangat tidak baik dalam pelaksanaan kegiatan ini, dapat dilihat dari responden yang menyatakan kadang-kadang

seabanyak 15 orang (21,43%) dan

sebanyak 50 orang (71,43%) lainnya yang menyatakan tidak pernah, yang jika dijumlahkan hasilnya menjadi 92,86%.

Table 25 Kunjungan ke rumah siswa jika ada masalah yang tidak bisa diselesaikan di sekolah Alternative

Skor

Frekuensi

Presentase

Selalu

4

-

-

Sering

3

2

2,9%

Kadang-kadang

2

8

11,4%

Tidak pernah

1

60

85,7%

Jumlah

10

70

100%

jawaban

Dari table di atas diungkapkan pilihan siswa mengenai layanan kunjungan rumah jika ada masalah yang tidak bisa diselesaikan di sekolah oleh guru bimbingan konseling yaitu tidak ada siswa yang menyatakan selalu hanya ada 2 orang (2,9%) siswa yang menyatakan sering. Hal ini menunjukkan guru bimbingan dan konseling sangat tidak baik dalam pelaksanaan kegiatan ini, dapat dilihat dari responden yang menyatakan kadang-kadang seabanyak 8 orang (11,4%) dan sebanyak 60 orang (85,7%)

50

lainnya yang menyatakan tidak pernah, yang jika dijumlahkan hasilnya menjadi 97,1%.

Table 26 Alternative

Pemanggilan siswa bila ada masalah Skor Frekuensi

Presentase

jawaban Selalu

4

6

8,6%

Sering

3

8

11,4%

Kadang-kadang

2

20

28,6%

Tidak pernah

1

36

51,4%

Jumlah

10

70

100%

Guru bimbingan dan konseling belum baik dalam pemanggilan siswa bila ada masalah, hanya 6 orang siswa (8,6%) yang menyatakan selalu, 8 orang (11,4%) lainnya menyatakan sering jika dijumlahkan maka akan menjadi 20%. terbukti ada responden yang menyatakan kadang-kadang 20 orang (28,6%) dan sebanyak 36 orang (51,4%) lainnya yang menyatakan tidak pernah.

Table 27 Pemanggilan orang tua siswa untuk menyelesaikan masalah Alternative

Skor

frekuensi

Presentase

Selalu

4

6

8,6%

Sering

3

11

15,7%

Kadang-kadang

2

7

10%

Tidak pernah

1

46

65,7%

Jumlah

10

70

100%

jawaban

51

Dengan malihat table di atas, dapat kita ketahui bahwa pemanggilan orang tua siswa untuk menyelesaikan masalah oleh guru BK belum baik, terbukti dengan alternatif pilihan hanya 6 orang (8,6%) siswa yang menyatakan selalu, 11 orang (15,7%) lainnya menyatakan sering jika dijumlahkan maka akan menjadi 24,3%. Terbukti dengan adanya responden yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 7 orang (10%) dan 46 orang (65,7%) lainnya yang menyatakan tidak pernah. Table layanan rujukan/alih tangan siswa ke pihak lain dalam sekolah seperti bagian kesiswaan, hasilnya adalah sebagai berikut: Table 28 Pelayanan rujukan/alih tangan siswa ke pihak lain di dalam sekolah Alternative

Skor

Frekuensi

Presentase

Selalu

4

2

2,9%

Sering

3

5

7,1%

Kadang-kadang

2

28

40%

Tidak pernah

1

35

50%

Jumlah

10

70

100%

jawaban

Sebanyak 2 orang (2,9%) siswa menyatakan selalu, 5 orang (7,1%) lainnya menyatakan sering jika dijumlahkan maka akan menjadi 10%. Ini menunjukkan bahwa guru bimbingan dan konseling sangat tidak baik dalam melaksanakan kegiatan ini, terbukti dengan adanya siswa yang memilih kadang-kadang sebanyak 28 orang (40%) dan sebanyak 35 orang (50%) lainnya yang menyatakan tidak pernah.

52

Table 29 Pemeriksaan kartu pribadi (buku saku) siswa Alternative jawaban Selalu

Skor

Frekuensi

Presentase

4

2

2,9%

Sering

3

3

4,3%

Kadang-kadang

2

22

31,4%

Tidak pernah

1

43

61,4%

Jumlah

10

70

100%

Dari table di atas diungkapkan, bahwa guru bimbingan dan konseling memeriksa kartu pribadi (buku saku) siswa setiap satu minggu sekali, sebanyak 2 orang (2,9%) siswa yang menyatakan selalu, dan sebanyak 3 orang (4,3%) menyatakan sering. Hal ini menunjukkan guru bimbingan dan konseling sangat tidak baik dalam pelaksanaan kegiatan ini, dapat dilihat dari responden yang menyatakan kadang-kadang seabanyak 22 orang (31,4%) dan sebanyak 43 orang (61,4%) lainnya yang menyatakan tidak pernah, yang jika dijumlahkan hasilnya menjadi 92,8%.

Table 30 Pemberian program pengayaan tentang mata pelajaran yang nilainya masih rendah Alternative

Skor

Frekuensi

Presentase

Selalu

4

1

1,43%

Sering

3

12

17,14%

Kadang-kadang

2

18

25,72%

Tidak pernah

1

39

55,71%

Jumlah

10

70

100%

jawaban

53

Dalam membantu siswa memberikan program pengayaan tentang mata pelajaran yang nilainya masih rendah, guru bimbingan dan konseling belum baik. Terbukti dengan table di atas yang menunjukkan bahwa hanya ada 1 orang siswa (1,43%) yang memilih alternative jawaban selalu dan sebanyak 12 orang siswa (17,14%) yang menyatakan sering, sedangkan responden yang menyatakan kadang-kadang

seabanyak 18 orang

(25,72%) dan sebanyak 39 orang (55,71%) lainnya yang menyatakan tidak pernah, yang jika dijumlahkan hasilnya menjadi 90%.

Table 31 Penempatan/penyaluran dalam pemilihan kegiatan ekstrakulikuler Alternative

Skor

Frekuensi

Presentase

Selalu

4

3

4,3%

Sering

3

4

5,7%

Kadang-kadang

2

22

31,4%

Tidak pernah

1

41

58,6%

Jumlah

10

70

100%

jawaban

Pada

table

di

penempatan/penyaluran

atas

dijelaskan

pilihan

siswa

mengenai

dalam pemilihan kegiatan ekstrakulikuler yang

diberikan guru BK, hasilnya adalah sebanyak 3 orang (4,3%) siswa menyatakan selalu, 4 orang (5,7%) lainnya menyatakan sering jika dijumlahkan maka akan menjadi 10%. Sedangkan sebanyak 22 orang (31,4%) menyatakan kadang-kadang dan sebanyak 41 orang (58,6%) lainnya yang menyatakan tidak pernah. Dengan demikian maka dapat disimpulkan maka dapat disimpulkan bahwa guru bimbingan konseling sangat tidak baik dalam pelaksanaan kegiatan ini.

54

Table 32 Pemberian bimbingan untuk menyusun jadwal belajar dan kegiatan lainnya Alternative jawaban Selalu

Skor

Frekuensi

Presentase

4

5

7,1%

Sering

3

18

25,7%

Kadang-kadang

2

38

54,3%

Tidak pernah

1

9

12,9%

Jumlah

10

70

100%

Dari table di atas diungkapkan, bahwa guru bimbingan dan konseling membimbing siswa untuk menyusun jadwal belajar dan kegiatan lainnya setiap semester, sebanyak 5 orang (7,1%) siswa yang menyatakan selalu, dan sebanyak 18 orang (25,7%) menyatakan sering. Hal ini menunjukkan guru bimbingan dan konseling kurang baik dalam pelaksanaan kegiatan ini, dapat dilihat dari responden yang menyatakan kadang-kadang seabanyak 38 orang (54,3%) dan sebanyak 9 orang (12,9%) lainnya yang menyatakan tidak pernah, yang jika dijumlahkan hasilnya menjadi 67,2%. Table terkhir yaitu wawancara pribadi setiap semester untuk mengetahui perkembangan belajar siswa, hasilnya adalah sebagai berikut: Table 33 Wawancara pribadi setiap semester untuk mengetahui perkembangan belajar siswa Alternative jawaban Selalu

Skor

Frekuensi

Presentase

4

3

4,3%

Sering

3

-

-

Kadang-kadang

2

14

20%

Tidak pernah

1

53

75,7%

Jumlah

10

70

100%

55

Guru bimbingan dan konseling mengadakan wawancara pribadi setiap semester untuk mengetahui perkembangan belajar siswa, 3 orang (4,3%) siswa menyatakan selalu, tidak ada siswa yang menyatakan sering. Hal ini menunjukkan guru bimbingan dan konseling sangat tidak baik dalam pelaksanaan kegiatan ini, dapat dilihat dari responden yang menyatakan kadang-kadang seabanyak 14 orang (20%) dan sebanyak 53 orang (75,7%) lainnya yang menyatakan tidak pernah, yang jika dijumlahkan hasilnya menjadi 95,7%. Berikut sajian data hasil penyebaran angket terhadap 70 responden. Dari hasil penyebaran angket tersebut diperoleh data pelaksanaan program bimbingan dan konseling

di MAN 2 Bogor terdiri atas 2 aspek yaitu:

program pokok dan program penunjang. Program pokok terdiri dari 22 item dengan skor 4061, program penunjang terdiri dari 9 item dengan skor 1201.Selanjutnya data tersebut lebih jelas dapat dilihat pada tabel 34 di bawah ini:

Tabel 34 Nilai rata-rata skor penelitian No

Aspek Penelitian

Skor

Nilai

Nilai Skor

Harapan

(NS)

NS x100% NH

Kategori

58,01x100%= 65,93

Cukup Baik

Nilai

(NH) 1

Program

4061

22x4 = 88

4061:70 =58,01

88

Pokok 2

Program

1201

9x4 = 36

1201:70 = 17,15

17,15x100%= 47,66

Kurang Baik

36

Penunjang Rata-rata

113.59 x100%=56,79 2

Cukup Baik

56

Secara keseluruhan kedua program yang merupakan pelaksanaan program bimbingan dan konseling dapat dikatakan cukup baik. Sesuai dengan rata-rata yang peneliti hitung berdasarkan rumus kategori di atas yaitu: (65,93%+47,66%) = 56,79 (Cukup Baik) 2

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan, maka penulis menyimpulkan hasil dari penelitian ini: 1. Pelaksanaan program bimbingan konseling yang ada disekolah ini tidak berjalan secara baik karena masih banyak pelayanan-pelayanan dalam bimbingan konseling yang belum dilaksanakan. Selain itu administrasi BK yang ada juga belum benar. Faktor yang menyebabkan tidak berjalannya pelayanan bimbingan dan konseling di MAN 2 Bogor ini diantaranya: a. Guru BK yang jumlah personilnya kurang b. Evaluasi yang tidak berjalan 2. Secara umum pelaksanaan manajemen BK yang dilaksanakan di MAN 2 Bogor sudah berjalan cukup baik dimulai dengan tahap sebagai berikut: a. Perencanaan program BK b. Pengorganisasian BK 57

58

c. Pelaksanaan program BK d. Pengadministrasian BK e. Evaluasi/penilaian program BK Namun sayang tahapan-tahapan yang sudah ada belum terlaksana sebagaimana mestinya.

B. SARAN Berdasarkan hasil temuan dari penelitian, penulis mengemukakan saran sebagai berikut: 1. Untuk kepala sekolah a. Semakin banyak jumlah siswa MAN 2 Bogor, maka dapat dikatakan semakin banyak pula permasalahan yang dihadapi siswa dan sekolah sedangkan guru BK yang ada hanya 4 orang. Padahal idealnya 1 orang guru BK menangani 150-225 orang siswa. Oleh karena itu kepala sekolah hendaknya menambah tenaga professional di bidang BK. b. Dalam pelaksanaan manajemen BK sangat dibutuhkan adanya personil yang bertugas merapihkan administrasi BK yang ada. Oleh karena itu diharapkan kepala sekolah dapat menambah guru BK yang bertugas pada bagian administrasi. 2. Untuk koordinator dan guru BK a. Diharapkan dapat meningkatkan koordinasi dengan wali kelas agar tercipta kerjasama yang lebih baik. b. Diharapkan dapat menjalin kerjasama dengan instansi lain di luar sekolah dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan program

58

BK, karena selama ini program kerjasama dengan instansi luar sekolah belum terrealisasikan. 3. Untuk siswa a. Diharapkan siswa mau berkonsultasi kepada guru BK jika memiliki masalah dan tidak perlu sungkan menceritakan masalah yang sedang dihadapi. b. Siswa diharapakan mau mengikuti setiap layanan yang diberikan oleh guru BK.

59

DAFTAR PUSTAKA

A, Hallen, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Press, 2002. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, cet, ke-12. DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Jakarta : Balai Pustaka, 2003.

Djumhur, I. dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Bandung: CV Ilmu Pendiidkan, 1987. Ketut, Dewa Sukardi, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Bina Aksara, 1988. _____, Proses Bimbingan dan konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Neni, Zikri Iska, Bimbingan dan Konseling pengantar Pengembangan Diri dan Pemecahan Masalah Peserta Didik/Klien, Jakarta: Kizi Brother’s, 2008. Prayitno dan Erma Amti, Dasar-dasar dan Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999, Cet, ke-1. Slameto, Bimbingan di Sekolah, Jakarta: Bina Aksara, 1988. Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo, 2008. Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004, Cet, ke-2. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2009, cet, ke-7. Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001, Cet, ke 1. Surya, H. M, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Depdikbud, 1997. Syahril dan Riska Ahmad, Pengantar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Angkasa Raya, 1986.

Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007. Walgito, Bimo, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Yogyakarta: Andi Offest, 2004.

60

Winkel, W.S., Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1984, Cet, ke-1. _____, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Yogyakarta: PT.

Gramedia Widiasarana Indonesia, 1997, Cet, ke-1. Yusuf, Syamsu dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, Cet, ke-2.

DAFTAR REFERENSI BAB

NO.

FOOTNOTE

HALAMAN SKRIPSI

HALAMAN REFERENSI

I

1

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2001. Hallen A, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Press, 2002. I. Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Bandung:CV Ilmu Pendiidkan, 1987. Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling pengantar Pengembangan Diri dan Pemecahan Masalah Peserta Didik/Klien, Jakarta: Kizi Brother’s, 2008. Hallen A, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Press 2002. DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Jakarta : Balai Pustaka, 2003. W.S. Winkle, Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1984. W.S. Winkle, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Yogyakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1997.

1

1

2

9

2

1

2

1

9

3

9

152

9

15

9

67

2 3

4

II

1 2

3

4

PARAF PEMBIMBING I

PARAF PEMBIMBING II

5

6

7

8

8

9 10

11

12

13

Prayitno dan Erma Amti, Dasar-dasar dan Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999. Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling pengantar Pengembangan Diri dan Pemecahan Masalah Peserta Didik/Klien, Jakarta: Kizi Brother’s, 2008. W.S. Winkle, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Yogyakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1997. DEPDIKNAS, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, Jakarta : Balai Pustaka, 2003. W.S. Winkle, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Yogyakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 1997. Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Yogyakarta: Andi Offest, 2004. Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004. Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006. Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007. Syahril dan Riska Ahmad, Pengantar

10

99

10

3

10

70

10

588

10

72

10

7

11

63

11

16

12

39-50

13

46-47

Bimbingan dan Konseling, Angkasa Raya, 1986. 14

15

16 17 18

19

20

21

22

Jakarta:

Prayitno dan Erma Amti, Dasar-dasar dan Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999. Prayitno dan Erma Amti, Dasar-dasar dan Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999. Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Bina Aksara, 1988. Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Bina Aksara, 1988. Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006. Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007. Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling pengantar Pengembangan Diri dan Pemecahan Masalah Peserta Didik/Klien, Jakarta: Kizi Brother’s, 2008. Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling pengantar Pengembangan Diri dan Pemecahan Masalah Peserta Didik/Klien, Jakarta: Kizi Brother’s, 2008. Prayitno dan Erma Amti, Dasar-dasar dan

13

112

13

112

14

10-11

15

11

16

19-20

17

76-77

17

51

18

53

18

260

Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999. 23

24

25

26 27

28

29 30 31

Prayitno dan Erma Amti, Dasar-dasar dan Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999. Prayitno dan Erma Amti, Dasar-dasar dan Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999. Dewa Ketut Sukardi, Proses Bimbingan dan konseling di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2008. Hallen A, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Press 2002. Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007. Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007. Slameto, Bimbingan di Sekolah, Jakarta: Bina Aksara, 1988. H. M. Surya, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Depdikbud, 1997. Hallen A, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Press 2002.

18

272

19

279

20

56

20

90-92

21

261

21

265

22

139-140

23

21

24

8

32

III

1

2

3

Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

25

317

29

108

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2009. Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005.

29

81

32

43

65

Jawaban Wawancara Koordinator Guru BK

1. Berapa personil guru BK yang ada di sekolah ini? Jawaban: Personil guru Bk di sekolah ini ada 4 orang. 2. Apa latar belakang pendidikan masing-masing guru BK di sekolah ini? Jawaban: Latar belakang guru BK di sekolah ini sarjana Psikologi dan ada juga sarjana Bimbingan Konseling. 3. Apakah di sekolah ini terdapat ruang BK, seperti: a. Ruang kerja penyuluhan b. Ruang pertemuan c. Ruang kerja konselor d. Ruang penyimpanan data Jawaban: Di sekolah ini ruang BK seperti ruang kerja penyuluhan, ruang pertemuan, ruang kerja konselor, dan ruang kerja penyimpanan data, semua ada dan lengkap. 4. Apakah ada alat-alat perlengkapan ruangan, seperti: a. Meja kursi b. Tempat data (lemari, kursi) c. Papan tulis dan papan pengumuman Jawaban: Alat-alat perlengkapan ruangan di sekolah ini juga sangat lengkap. 5. Apakah ada alat-alat pengumpulan data, seperti:

66

a. Angket b. Tes c. Daftar dan cek Jawaban: Alat-alat pengumpulan data seperti angket, tes serta daftar dan test di dekolah ini sudah ada. 6. Apakah sekolah menyediakan anggaran biaya untuk pembiayaan personil? Jawaban: Di sekolah ini tidak ada pembiayaan khusus bagi personil BK, karena semua guru sudah mendapatkan gaji setiap bulannya. 7. Apakah sekolah menyediakan anggaran biaya untuk pembiayaan pengadaan dan pengembangan alat-alat teknis? Jawaban: Sekolah ini memberikan nggaraan biaya untuk pembiayaan pengadaan dan pengembangan alat-alat teknis. 8. Apakah sekolah menyediakan anggaran biaya untuk biaya operasional? Jawaban: Setiap BK mengadakan acara, sekolah pasti memberikan biaya operasional bagi terlaksananya kegiatan tersebut. 9. Apakah ada layanan pengumpulan data siswa di sekolah ini? Jawaban: Ya, di sekolah ini ada layanan pengumpulan data bagi siswa 10. Apakah ada layanan orientasi dan informasi tentang kehidupan sekolah, sosial, budaya dan program pilihan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa? Jawaban: Ya, ada. 11. Apakah ada layanan penempatan dalam program pilihan dan penyaluran kerja setelah tamat?

67

Jawaban: Di sekolah ini terdapat layanan penempatan dalam program pilihan, namun dalam penyaluran kerja setelah tamat tidak ada. 12. Apakah ibu mendatangkan narasumber untuk mengadakan penyuluhan kepada siswa? Jawaban: Ya, kami mendatangkan narasumber sesuai dengan penyuluhan yang diadakan. 13. Apakah ada aplikasi instrumen BK di sekolah ini? Jawaban: Tidak ada. 14. Apakah ada himpunan data di sekolah ini? Jawaban: Ya, ada. 15. Apakah guru BK di sekolah ini pernah melakukan kunjungan rumah? Jawaban: Tentu saja pernah, walaupun tidak rutin. 16. Apakah sekolah ini pernah melakukan alih tangan kasus pada siswa? Jawaban: Ya, tapi sejauh ini kami hanya melakukan alih tangan kasus kepada pihak di dalam sekolah. 17. Upaya apa yang dilakukan ibu untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ada dalam pelaksanaan program BK di sekolah? Jangka panjang? Jangka pendek? Jawaban: Mengadakan evaluasi setiap bulan, namun administrasi BK di sekolah ini belum rapih, jadi untuk mengatasi hambatan baik jangka panjang dan pendek yaitu mengajukan tenaga administrasi khusus BK. 18. Setelah program BK dilaksanakan apakah perkembangan siswa diikuti? Jawaban: Kadang-kadang.

68

Interviewee

Dra. Rahmawati

Interviewer

Anissa Zikri

58

ANGKET UNTUK SISWA 1. Setiap semester saya memperoleh layanan informasi mengenai sosial dan budaya. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 2. Setiap tahun guru BK mengadakan penyuluhan tentang bahaya narkoba. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 3. Setiap tahun guru BK mengadakan penyuluhan tentang bahaya pergaulan bebas. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 4. Setiap semester saya memperoleh layanan informasi mengenai karir dan pendidikan. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 5. Layanan informasi yang diberikan guru BK … a. Sangat bermanfaat b. Bermanfaat c. Kurang bermanfaat d. Tidak bermanfaat 6. Layanan orientasi kehidupan di sekolah seperti kurikulum dengan seluruh aspek-aspeknya … bagi saya a. Sangat bermanfaat b. Bermanfaat c. Kurang bermanfaat d. Tidak bermanfaat 7. Menurut saya layanan orientasi belajar di Perguruan Tinggi … a. Sangat bermanfaat b. Bermanfaat c. Kurang bermanfaat

59

d. Tidak bermanfaat 8. Pengadaan penempatan siswa dalam kelas/program pilihan … a. Sangat bermanfaat b. Bermanfaat c. Kurang bermanfaat d. Tidak bermanfaat 9. Pengarahan oleh guru BK tentang program pilihan sesuai dengan bakat dan minat yang saya miliki … a. Sangat bermanfaat b. Bermanfaat c. Kurang bermanfaat d. Tidak bermanfaat 10. Ketika jam pelajaran BK, guru BK menanyakan kesulitan belajar di sekolah. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 11. Guru BK membantu saya memilih kelompok belajar … a. Secara tepat b. Tepat c. Kurang tepat d. Tidak tepat 12. Setiap minggu Guru BK masuk kelas dan memberikan pengarahan. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 13. Setiap minggu guru BK membantu memecahkan masalah pribadi murid secara individual. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 14. Bantuan pemecahan masalah dari guru BK … a. Sangat bermanfaat b. Bermanfaat c. Kurang bermanfaat d. Tidak bermanfaat

60

15. Setiap semester guru BK dibantu wali kelas dan guru bidang studi memberikan bantuan dalam mengatasi kesulitan belajar di sekolah. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 16. Menurut saya cara-cara belajar yang baik yang dijelaskan guru BK … a. Sangat mudah dipraktekkan b. Mudah dipraktekkan c. Kurang mudah dipraktekkan d. Tidak mudah dipraktekkan 17. Setiap tahun guru BK melakukan tes IQ. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 18. Jika ada masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh pihak sekolah, guru BK melakukan layanan rujukan/alih tangan siswa ke pihak lain di luar sekolah seperti ke psikiater. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 19. Pada awal masuk kelas I guru BK memberi angket/kuisioner tentang riwayat kehidupan saya. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 20. Pada permulaan masuk sekolah guru BK melakukan tes kepribadian terhadap saya. a. Sangat bermanfaat b. Bermanfaat c. Kurang bermanfaat d. Tidak bermanfaat 21. Pada awal tahun guru BK memberi kuisioner tentang sejarah kesehatan saya. a. Sangat bermanfaat b. Bermanfaat c. Kurang bermanfaat d. Tidak bermanfaat

61

22. Setiap semester guru BK menanyakan tentang riwayat kesehatan saya. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 23. Guru BK berkunjung ke rumah siswa jika ada masalah yang tidak bisa diselesaikan di sekolah … a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 24. Saya dipanggil guru BK bila ada masalah. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 25. Orang tua saya dipanggil untuk menghadap guru BK jika ada masalah yang sulit diselesaikan oleh pihak sekolah. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 26. Jika ada masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh guru BK, maka guru BK melakukan layanan rujukan/alih tangan siswa ke pihak lain dalam sekolah seperti bagian kesiswaan. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 27. Setiap minggu guru BK memeriksa kartu pribadi (buku saku) saya. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 28. Guru BK bekerjasama dengan guru bidang studi memberikan program pengayaan mata pelajaran bagi siswa yang nilainya masih. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

62

29. Pada awal masuk sekolah guru BK melakukan penempatan/penyaluran dalam pemilihan kegiatan ekstrakulikuler. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 30. Setiap semester guru BK membimbing saya untuk menyusun jadwal belajar dan kegiatan lainnya. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 31. Setiap semester guru BK mengadakan wawancara pribadi untuk mengetahui perkembangan belajar saya. a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

63

Wawancara Koordinator Guru BK

1. Berapa personil guru BK yang ada di sekolah ini? 2. Apa latar belakang pendidikan masing-masing guru BK di sekolah ini? 3. Apakah di sekolah ini terdapat ruang BK, seperti: a. Ruang kerja penyuluhan b. Ruang pertemuan c. Ruang kerja konselor d. Ruang penyimpanan data 4. Apakah ada alat-alat perlengkapan ruangan, seperti: a. Meja kursi b. Tempat data (lemari, kursi) c. Papan tulis dan papan pengumuman 5. Apakah ada alat-alat pengumpulan data, seperti: a. Angket b. Tes c. Daftar dan cek 6. Apakah sekolah menyediakan anggaran biaya untuk pembiayaan personil? 7. Apakah sekolah menyediakan anggaran biaya untuk pembiayaan pengadaan dan pengembangan alat-alat teknis? 8. Apakah sekolah menyediakan anggaran biaya untuk biaya operasional?

64

9. Apakah ada layanan pengumpulan data siswa di sekolah ini? 10. Apakah ada layanan orientasi dan informasi tentang kehidupan sekolah, sosial, budaya dan program pilihan yang sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa? 11. Apakah ada layanan penempatan dalam program pilihan dan penyaluran kerja setelah tamat? 12. Apakah ibu mendatangkan narasumber untuk mengadakan penyuluhan kepada siswa? 13. Apakah ada aplikasi instrumen BK di sekolah ini? 14. Apakah ada himpunan data di sekolah ini? 15. Apakah guru BK di sekolah ini pernah melakukan kunjungan rumah? 16. Apakah sekolah ini pernah melakukan alih tangan kasus pada siswa? 17. Upaya apa yang dilakukan ibu untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ada dalam pelaksanaan program BK di sekolah? Jangka panjang? Jangka pendek? 18. Setelah program BK dilaksanakan apakah perkembangan siswa diikuti?