5 Ags 2011 ... Dewa Gede Raka Wiadnya, penulis buku. Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK-UB), Ir. Dewa Gede Raka ...
Pembahasan Buku Ajar Pengelolaan Perikanan Tangkap dan Kawasan Konservasi Perairan di Indonesia Dikirim oleh humas3 pada 05 Agustus 2011 | Komentar : 5 | Dilihat : 14784
Dewa Gede Raka Wiadnya, penulis buku Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK-UB), Ir. Dewa Gede Raka Wiadnya, M.Sc berhasil menyelesaikan penulisan buku ajar "Pengelolaan Perikanan Tangkap dan Kawasan Konservasi Perairan di Indonesia". Kamis (4/8) kemarin, buku tersebut dibahas oleh sejawat dosen serta berbagai pihak yang berkompeten di bidang perikanan dan konservasi perairan. Dalam sambutannya Dekan Prof. Dr. Ir. Eddy Suprayitno, MS menyampaikan bahwa hasil tulisan Dewa Gede akan berkontribusi dalam proses belajar mengajar di instansinya. Apalagi menurut Eddy, buku ini bukan hanya literatur saja melainkan dilengkapi juga panduan praktikum lapangan. Lebih jauh pihaknya berharap hal serupa akan dilakukan dosen-dosen lainnya yang pada akhirnya akan memajukan dunia perikanan dan konservasi perairan Indonesia. Dengan begitu, maka minat mahasiswa untuk masuk FPIK akan semakin tinggi. "Tahun ini kami menerima sekitar 1000 mahasiswa baru melalui berbagai jalur seleksi", kata Dekan. Melihat animo yang tinggi tersebut, mulai tahun depan pihaknya menyediakan beasiswa bidik misi khusus untuk putera/puteri nelayan dengan kuota 20 orang. "Beasiswa ini merupakan penghargaan bagi mereka karena memiliki kemampuan akademik tinggi tapi tidak mampu secara finansial", tambahnya. Hal senada disampaikan juga oleh Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan Perikanan Dr. Ir. Toni Ruchimat, MS. Menurutnya, selama ini dunia perikanan dan konservasi perairan lebih banyak menggunakan buku acuan asing dari penulis luar negeri. "Kami sangat mengapresiasi buku ini sebagai hasil tulisan orang Indonesa yang dinilai lebih tahu kondisi bangsa sendiri", kata Toni.
Toni menambahkan, pihaknya akan merekomendasikan buku ini sebagai buku pegangan proses belajar mengajar pada Sekolah Konservasi yang baru satu-satunya ada di Wakatobi, Sulawesi Tenggara. "Dengan dukungan sumber daya manusia dan infrastruktur yang bagus maka pengelolaan kawasan konservasi akan lebih baik", kata dia. Pasalnya, pemerintah Indonesia melalui dua kementerian (Kementerian Kehutanan dan Kementerian Perikanan dan Kelautan) telah mencanangkan kawasan konservasi 20 juta hektar pada 2020. Tahun 2011 ini, kata Toni, telah tercapai 13.9 juta hektar dengan kawasan konservasi perairan nasionalnya sekitar 1.2 juta hektar. "Konservasi merupakan strategi untuk mengelola perikanan secara berkelanjutan guna mensejahterakan masyarakat", tambah Toni. Hal ini menurutnya penting karena diprediksi pada 10 tahun mendatang produksi laut Indonesia akan menurun dan jika tidak diperbaiki maka 50 tahun mendatang tidak akan diperoleh ikan-ikan besar. Pembahasan Buku Buku berjudul "Pengelolaan Perikanan Tangkap dan Kawasan Konservasi Perairan di Indonesia" tulisan Dewa Gede Raka Wiadnya merupakan hasil kerjasama antara lembaga Conservation International dengan FPIK-UB. Buku ini merupakan bahan ajar untuk mata kuliah Konservasi Sumber Daya Perikanan dan Kelautan yang diajarkan pada mahasiswa semester VII sebagai mata kuliah inti. Belasan pembahas hadir dalam kesempatan tersebut diantaranya Dr. Ir. Nyoman Suyasa, MS (Kepala Pusat Pendidikan, Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia, Kementerian Kelautan dan Perikanan), Ir. Agus Dermawan, M.Si (Direktur Pemberdayaan Pulau-pulau Kecil, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil Kementerian Kelautan dan Perikanan), Dr. Ir. Budy Wiryawan, MSc (Kepala Departemen PSP, FPIK-IPB), Ir. Paulus Boli, M.Sc (Universitas Papua), Dr. Handoko Adi Susanto, S.Pi, M.Sc (Coral Triangle Program Manager, Wildlife Conservation Society Indonesia), serta dosen-dosen FPIK-UB. Beberapa masukan yang diberikan pembahas terkait buku ini adalah data yang kurang update, bahasa yang terlalu tinggi untuk mahasiswa S1, serta cakupan yang terlalu luas. Dengan tingginya aktivitas Dewa Gede di luar kampus, buku ini mengkombinasikan teori dan keadaan lapangan. [nok]
Artikel terkait Mahasiswa Vietnam Ikut Presentasi di Simposium Perikanan Internasional Prof. Sukoso Dilantik menjadi Dirjen BPJPH Guru Besar FPIK Prof. Rustidja Berpulang FPIK Raih Juara Satu Rektor Cup PKM Maba UB Peneliti Air dan Lingkungan Perairan Berkumpul di ICOEE