pembelajaran kooperatif tipe nht berbasis savi untuk meningkatkan ...

11 downloads 1760 Views 401KB Size Report
1 Mei 2013 ... hasil belajar Kimia siswa dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe. NHT berbasis SAVI. ... pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis SAVI dapat meningkatkan hasil belajar ... penerapan ... kegiatan belajar.
Jurnal Metode pembelajaran Volume 1,no.1. Mei 2013 hal 11

Issn: xxxxx-xxxx

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBASIS SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA

NAMA: SUPIANDI NIM : E1A012054 ABSTRAK

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis SAVI merupakan suatu perpaduan metode pembelajaran yang menuntut siswa untuk lebih aktif, kritis dalam menyelesaikan masalah. Pendekatan SAVI memberikan kolaborasi keintelektualan siswa yang didukung aspek auditori dan visual dalam pembelajaran serta melatih siswa untuk mampu menyelesaikan masalah yang ditemuinya. Subyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri I Wirosari. Data diambil dengan menggunakan tes dan lembar observasi. Rerata hasil belajar Kimia siswa pada pokok bahasan Laju Reaksi sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis SAVI 58,49 (ketuntasan klasikal 55,81%). Nilai rata-rata siklus I, II dan III berturut-turut adalah 64,84(ketuntasan klasikal 69,77%), 68,93 (ketuntasan klasikal 79,07%), dan 74,79 (ketuntasan klasikal 86,05%). Hasil belajar yang dicapai dari siklus ke siklus menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar Kimia siswa dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis SAVI. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis SAVI dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada pokok bahasan Laju Reaksi

Jurnal Metode pembelajaran Volume 1,no.1. Mei 2013 hal 11

Issn: xxxxx-xxxx

PENDAHULUAN pelajaran Kimia SMA Negeri I Wirosari Kabupaten Grobogan, terungkap bahwa mata pelajaran Kimia kurang diminati oleh siswa. Pada kelas XI IPA 4 khususnya, kebanyakan siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi Kimia. Hal ini dapat dilihat dari Kita cenderung melupakan bahwa

nilai rata-rata kelas tersebut

hakikat pendidikan adalah belajarnya

adalah yang paling rendah jika

murid dan bukan mengajarnya guru

dibandingkan dengan kelas XI IPA yang

(Ivor, 1987). Namun kita telah

lain. Data terbaru yang diperoleh

menciptakan suatu posisi yang

peneliti adalah nilai MID semester I

istimewa untuk guru di dalam proses

dimana rata-rata kelas sebesar 58,55

pendidikan, dan telah mengabaikan

dengan ketuntasan belajar secara

keinginan dan kemampuan murid-murid

klasikal 56,82. Salah

secara perseorangan untuk

satu faktor penyebab rendahnya hasil

menciptakan,

belajar pada kelas XI IPA 4 adalah

menemukan dan belajar untuk dirinya

penyajian pelajaran Kimia yang

sendiri.Sebagai salah satu cabang ilmu

terwujud dalam konsep abstrak dan

pengetahuan, ilmu Kimia mempunyai

kompleks, metode yang diterapkan

pengaruh yang besar

juga cenderung bersifat monoton

terhadap perkembangan Ilmu

sehingga siswa merasa bosan terhadap

Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

pembelajaran. Agar dapat menarik

Namun sampai saat ini pembelajaran

perhatian siswa dan supaya

Kimia yang ada di sekolah, pada

menyenangi pelajaran Kimia, maka

umumnya belum dapat menunjukkan

diperlukan strategi pembelajaran oleh

hasil yang memuaskan. Berdasarkan

guru. 217 Ersanghono Kusuma, dkk.

observasi awal yang berupa

Pembelajaran Kooperatif Tipe ...Guru

wawancara dengan guru mata

siswa

Jurnal Metode pembelajaran Volume 1,no.1. Mei 2013 hal 11

Issn: xxxxx-xxxx

yang kreatif berusaha untuk memilih

memberi kesempatan kepada siswa

metode

untuk bekerja

yang serasi dan juga sedapat

sama dalam tugas-tugas terstruktur

mungkin diselingi

sehingga

yang baru sehingga murid merasakan

siswa dapat berinteraksi dengan

adanya

lainnya. Dalam

kesegaran ketika menerima pelajaran

interaksi ini siswa akan membentuk

di dalam

komunitas

kelas, terhindar dari rasa bosan dan

yang memungkinkan mereka untuk

mengantuk,

mencintai

bahkan pelajaran akan dirasakan tidak

proses belajar dan saling bekerja

sulit dan

sama dalam

menjadi disenangi karena adanya

menyelesaikan berbagai

harmonisasi di

permasalahan belajar.

dalam pemakaian metode (Ronald,

Selain itu arus pembelajaran tidak harus

1994).

berasal

Solusi yang dapat diberikan agar

dari guru kepada siswa. Siswa juga

hasil

bisa saling

belajar kelas tersebut dapat

mengajar dengan sesama siswa

meningkat dan

lainnya, dalam hal

mampu bersaing adalah dengan

ini guru bertindak sebagai motivator,

penerapan

fasilitator dan

suatu model pembelajaran yang

kontrol. Siswa dituntut untuk

didukung

mengesampingkan

dengan media pembelajaran yang

individualisme. Dalam belajar

menarik. Model

berkelompok,

pembelajaran yang tepat adalah

penguasaan materi anggota kelompok

pembelajaran

menjadi

kooperatif tipe NHT karena model

tanggung jawab kelompok tersebut.

pembelajaran ini

Pada penelitian ini, model pembelajaran

Jurnal Metode pembelajaran Volume 1,no.1. Mei 2013 hal 11

Issn: xxxxx-xxxx

kooperatif tipe NHT akan dipadukan

Peneliti berinisiatif untuk menggunaan

dengan

media CD

pendekatan SAVI (Somatis, Auditori,

pembelajaran yang di dalamnya

Visual dan

menampilkan

Intelektual). Siswa dikatakan bervariasi

animasi sesuai dengan pokok bahasan

karena

laju reaksi.

cara belajar satu individu dengan

Kelebihan media CD pembelajaran ini

individu lain

antara lain

adalah berbeda. Beberapa siswa

dapat digunakan tidak hanya di sekolah

cenderung

saja tetapi

menggunakan aspek visual mereka

juga dapat digunakan di luar sekolah

dalam belajar,

sehingga

sebagian lagi siswa cenderung

dapat membantu mengatasi

menggunakan

keterbatasan jam

aspek auditori dan ada pula siswa

pelajaran. Selain itu media CD dapat

yang belajar

mendukung

secara somatis atau bergerak.

aspek visual auditori yang

Pembelajaran

diharapakan pada

Kooperatif dipadukan dengan

pendekatan SAVI.

pendekatan SAVI

Pada hakekatnya pembelajaran

agar dapat mencakup siswa yang

kooperatif

bervariasi

(cooperative learning) merupakan

tersebut.

kegiatan belajar

Pada penelitian ini dipilih pokok

yang dilakukan siswa dengan cara

bahasan

bekerja sama

laju reaksi karena sejauh peneliti

dengan kelompok-kelompok kecil

ketahui,

(biasanya

dalam penyampaian pokok bahasan

empat-lima orang) dimana setiap

laju reaksi

siswa bisa

menggunaan model pembelajaran

berpartisipasi dalam tugas-tugas kolektif

praktikum.

yang telah

Jurnal Metode pembelajaran Volume 1,no.1. Mei 2013 hal 11

Issn: xxxxx-xxxx

ditentukan dengan jelas (Ibrahim, 2000).

Hasil penelitian ini meliputi hasil

Tipe NHT

belajar

(Numbered Heads Together) yang

siswa (kognitif), hasil observasi

dikenal sebagai

kinerja siswa

“Kepala Bernomor” merupakan suatu

(psikomotorik) dan guru, hasil observasi

istilah dalam

keaktifan

pembelajaran kooperatif yang

siswa (afektif), dan angket tanggapan

digunakan untuk

siswa

menunjukkan adanya penomoran

terhadap proses pembelajaran

pada anggota

kooperatif tipe

kelompok.

NHT (Numbered Heads Together)

CD merupakan sistem penyimpanan

berbasis SAVI

informasi

(Somatis, Auditori, Visual dan

gambar dan suara pada piringan

Intelektual) pada

(Sadiman, 2002).

materi Laju Reaksi.

.Pada penelitian ini CD berpedoman

Soal tes siklus yang digunakan untuk

pada unsur-

mengukur penguasaan kompetensi

unsur belajar SAVI yaitu Somatis

dan tingkat

(Belajar dengan

pemahaman siswa sebelum

begerak dan berbuat), Auditori

digunakan telah

(Belajar dengan

diujicobakan terlebih dahulu pada

berbicara dan mendengar), Visual

siswa kelas

(Belajar dengan

tiga SMA yang telah memperoleh

mengamati dan menggambarkan), dan

materi pokok

Intelektual

laju reaksi. Soal yang tidak memenuhi

(Belajar dengan memecahkan

syarat

masalah) (Meier,

dibuang dan yang memenuhi syarat

2002)..

dapat

HASIL DAN PEMBAHASAN

digunakan. Penggunaan model

Pembelajaran Kooperatif Tipe ...

pembelajaran NHT

Jurnal Metode pembelajaran Volume 1,no.1. Mei 2013 hal 11

Issn: xxxxx-xxxx

(Numbered Heads Together), guru

belajar mengajar siswa dituntut untuk

bukan sebagai

aktif, bukan

pusat pembelajaran, namun sebagai

sekedar aktif secara fi sik tetapi juga

fasilitator

dituntut aktif

dalam pembelajaran. Keadaan ini

secara auditori, visual dan intelektual.

menyebabkan

Keterpaduan

hubungan interaksi siswa dan guru

keempat unsur ini (SAVI) dapat

menjadi lebih

mengoptimalkan

baik.

proses belajar mengajar. Keterlibatan

Hubungan antara perolehan hasil

siswa

belajar

secara fisik berkolaborasi dengan

dan interaksi guru dan siswa sesuai

intelektual

dengan

siswa yang didukung aspek auditori

pendapat yang dikemukakan oleh

dan visual

Roosilawati

dalam pembelajaran melatih siswa

dan Widjayaiswara dalam Sularsih

untuk mampu

(2005), bahwa

menyelesaikan masalah yang

interaksi antara guru dan siswa dapat

ditemuinya dalam

menambah

kehidupan.

percaya diri siswa sehingga

Hasil Observasi Kinerja Guru

termotivasi belajar

Perkembangan kinerja guru selama

dan akhirnya dapat meningkatkan

proses pembelajaran pada siklus I, II

pemahamannya

dan III dapat

terhadap materi. Selain itu guru

dilihat pada tabel 1. Pada penelitian

bertugas untuk

ini siswa

selalu memacu motivasi siswa dan

dalam kelompok selalu bekerja

selalu berusaha

secara bersama

lebih kreatif di dalam kelas sehingga

untuk memahami materi ajar serta

proses

menyelesaikan

belajar mengajar terasa lebih hidup.

permasalahan-permasalahan yang

Dalam proses

ada. Guru

Jurnal Metode pembelajaran Volume 1,no.1. Mei 2013 hal 11

Issn: xxxxx-xxxx

hanya sebagai fasilitator dan motivator

hasil perhitungan pada siklus I, siklus II

agar proses

dan siklus

belajar siswa terarah. Pembelajaran

III memperlihatkan bahwa terjadi

kooperatif tipe

peningkatan hasil

NHT menanamkan rasa sosialisme,

belajar kognitif siswa. Peningkatan dari

solidarisme

siklus I ke

dan tanggung jawab siswa terhadap

siklus II sebesar 4 %, sedangkan dari

orang lain

siklus II ke

karena dalam pembelajaran

siklus III mengalami peningkatan

berkelompok siswa

sebesar 5,73

menjadi lebih perhatian dengan

%. Pada siklus III, siswa yang telah

sesamanya.

mencapai ketuntasan belajar yaitu dengan

Hasil Belajar Kognitif

mendapat nilai

≥ 61 sebesar 86,1. Hasil belajar kognitif Pemahaman siswa sebagai salah satu indikator keberhasilan dalam penelitian ini dapat dilihat dari perolehan hasil belajar. Berdasarkan

disajikan dalam Gambar 1. Berdasarkan data pada gambar 1 diperoleh

Jurnal Metode pembelajaran Volume 1,no.1. Mei 2013 hal 11

Issn: xxxxx-xxxx

rata-rata hasil belajar siswa pada siklus

Nilai rata-rata kelas 73,09. Berarti

I sebesar

telah terjadi

220 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia,

peningkatan hasil belajar siswa dari

Vol. 2, No. 1, 2008, hlm 216-223

siklus II ke

63,36, ketuntasan belajar sebesar

siklus III sebesar 5,73.

68,2 % atau

pada siklus 2 dengan pembentukan

sebanyak 30 anak tuntas belajar

ulang

dengan mendapat

kelompok. Pembentukan kelompok

nilai ≥ 61 (sesuai standar ketuntasan

berdasarkan

belajar SMA Negeri 1 Wirosari) dan 14 anak tidak tuntas belajar atau sebanyak 32,8 %. Dengan demikian hasil belajar belum tercapai secara optimal, karena ketuntasan belajar sebesar 80 % belum tercapai. Oleh karena itu akan diadakan upaya

nilai tes siklus I dimana dalam satu kelompok terdiri atas siswa dengan nilai yang berbeda, yaitu nilai tinggi, sedang dan rendah. Setelah diadakan evaluasi pada akhir siklus II, nilai rata-rata kognitif siswa yaitu 67,36 dan siswa yang telah mencapai nilai ≥ 61

perbaikan

sebanyak 34 siswa atau sebesar

Hasil belajar kognitif siswa pada siklus

77,3 %. Jika

III

dibandingkan dengan siklus I

ini memberikan hasil yang

didapatkan adanya

memuaskan. Sesuai

peningkatan hasil belajar yang cukup

data pada lampiran 25, siswa yang

besar yaitu

mendapat

dari rata-rata kognitif sebesar 63,36

nilai ≥ 61 sebesar 84,09 % dan siswa

menjadi

yang belum tuntas belajar sebanyak 7 siswa atau 15,91 %.

67,36, tetapi besarnya peningkatan ini belum memenuhi target peneliti. Oleh karena itu akan

Jurnal Metode pembelajaran Volume 1,no.1. Mei 2013 hal 11

Issn: xxxxx-xxxx

diadakan upaya perbaikan pada siklus

dengan persentase sebesar 82,14 %

III dengan

dan hasil

pembentukan ulang kelompok.

belajar psikomotorik menunjukkan

Pembentukan

kriteria cukup

kelompok berdasarkan nilai tes siklus

baik yaitu sebesar 61,82%,.

II dimana

Pada aspek afektif untuk siklus I,

dalam satu kelompok terdiri atas siswa

keaktifan siswa

dengan nilai

dalam mengajukan pertanyaan

yang berbeda, yaitu nilai tinggi, sedang

menunjukkan

dan rendah.

persentase yang rendah yaitu 56,82

Berdasarkan hasil penelitian

% dan

menunjukkan

kesungguhan siswa dalam

adanya peningkatan hasil belajar

mengerjakan tes

siswa dan

sebesar 68,18 %. Hal ini didukung

ketuntasan hasil belajar dari siklus ke

dengan

siklus. Hasil

rendahnya pula hasil belajar

belajar afektif, psikomotorik dan kinerja

psikomotorik dalam

guru. Hasil

221 Ersanghono Kusuma, dkk.

belajar afektif diperoleh dari hasil

Pembelajaran Kooperatif Tipe ...

observasi aktivitas

hal kemampuan dalam mengajukan

siswa selama pembelajaran,

pertanyaan

sedangkan hasil

(50,91%), kemampuan siswa dalam

belajar psikomotorik diperoleh dari hasil

menjawab

observasi

pertanyaan (46,82%) dan kemampuan

kinerja siswa selama proses

siswa

pembelajaran.

dalam mengemukakan pendapat

Meskipun secara keseluruhan

(41,82%).

persentase rata-

Munculnya permasalahan di atas

rata hasil belajar afektif menunjukkan

tidak

kriteria baik

lepas dari kinerja guru dalam pembelajaran.

Jurnal Metode pembelajaran Volume 1,no.1. Mei 2013 hal 11

Issn: xxxxx-xxxx

Berdasarkan hasi l observasi kinerja

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus

guru

I, pada siklus II terjadi peningkatan

menunjukkan bahwa guru kurang

hasil belajar

menghubungkan

afektif maupun psikomotorik siswa

materi ajar dengan peristiwa

serta kinerja

kehidupan terkait,

guru. Hasil observasi kinerja guru

guru kurang melibatkan siswa secara

pada siklus II

aktif

memberikan kriteria baik (75,46 %) atau

dalam pembelajaran. Hal tersebut

meningkat

menyebabkan

sebesar 5,46 % dibandingkan dengan

siswa menjadi kurang aktif dalam

kinerja

pembelajaran.

guru pada siklus I. Rata-rata hasil

Selain dari pada itu siswa masih

belajar afektif

belum dapat

siswa meningkat sebesar 5,52 % dan

menyesuaikan diri dengan metode

mempunyai

pembelajaran

kriteria sangat baik, sedangakan hasil

serta media yang digunakan. Solusi

belajar

yang akan

psikomotorik mengalami peningkatan

dilakukan sebagai perbaikan dari siklus I

sebesar

adalah

5,98 % dengan kriteria baik. Meskipun

guru harus lebih memotivasi siswa

demikian,

untuk lebih

hasil belajar afektif maupun

aktif dan mengaktifkan siswa dalam

psikomotorik harus

pembelajaran,

terus ditingkatkan pada siklus III

mengaitkan materi ajar dengan

karena dapat

kehidupan terkait

memberikan pengaruh terhadap

serta memberikan tampilan baru pada

tercapainya hasil

media CD

belajar kognitif yang optimal.

pembelajaran agar siswa tertarik dan

Pada siklus III memberikan hasil yang

bersemangat

memuaskan dimana hasil belajar

dalam mempelajari isi materi.

afektif siswa

Jurnal Metode pembelajaran Volume 1,no.1. Mei 2013 hal 11

Issn: xxxxx-xxxx

sebesar 88,96 % dengan kriteria sangat

guru, pada siklus III kinerja guru

baik dan

meningkat sebesar

hasil belajar psikomotorik siswa sebesar

5,54 % menjadi 81 % dengan kriteria

71,44 %

baik.

dengan kriteria baik. Sama halnya

SIMPULAN

dengan kinerja Berdasarkan hasil analisis data dan

Ronald, Anderson, H. 1994. Pemilihan

pembahasan di atas, dapat

Dan

disimpulkan bahwa

Pengembangan Media Untuk

model pembelajaran kooperatif tipe NHT

Pembelajaran.

(Numbered

223 Ersanghono Kusuma, dkk.

Heads Together) berbasis SAVI

Pembelajaran Kooperatif Tipe ...

(Somatis, Auditori,

Jakarta: Raja Grafi ndo Persada.

Visual dan Intelektual) dapat

Sadiman, Arif S; Raharjo, K dan Anung,

meningkatkan hasil

H. 2002.

belajar siswa dalam pembelajaran

Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafi

Kimia pokok

ndo

bahasan Laju Reaksi.

Persada.

DAFTAR PUSTAKA

Sularsih, Y.M. 2005. Meningkatkan

Ibrahim, Muslimin; Rachmadiarti, F; Nur,

Pemahaman

M; dan

Siswa Terhadap Konsep Sistem

Ismono. 2000. Pembelajaran

Sirkulasi

Kooperatif.

Hewan dan Manusia Melalui

Surabaya: University Press.

STRATEGI

Ivor, Davies K. 1987. Pengelolaan

Permainan di SMA N 1 Sukorejo.

Belajar. Jakarta:

Skripsi.

Rajawali.

Semarang : Universitas Negeri

Meier, Dave. 2002. The Accelerated

Semarang.

Learning.

Tidak dipublikasikan.

Bandung: Mizan Pustaka.