Skripsi ini berjudul Pembelajaran Menulis Karangan narasi dengan pendekatan
kontekstual di Kelas V SD Negeri Merdeka 5/3. Kota Bandung Tahun Pelajaran ...
PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS V SD NEGERI MERDEKA 5/3 KOTA BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
IMAS JUMIATY RUSOMA NIM. 07.21.0451
[email protected] STKIP SILIWANGI BANDUNG ABSTRAK Skripsi ini berjudul Pembelajaran Menulis Karangan narasi dengan pendekatan kontekstual di Kelas V SD Negeri Merdeka 5/3 Kota Bandung Tahun Pelajaran 2011/2012. Dalam penelitian ini penulis hanya mengangkat tiga permasalahan pokok yang dirumuskan sebagai berikut; 1) Efektifkah pendekatan kontekstual digunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi di Kelas V SD Merdeka 5/3 kota Bandung? 2) Hambatan apa sajakah yang ditemuka? 3) Bagaiamana mengatasi hambatan-hambatan yang ditemukan tersebut? Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan eksperimen deskriftif artinya selain mendeskripsikan juga mempraktekkan dan mengujicobakan data yang telah penulis susun. Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pelaksanaan uji coba kegiatan dapat diketahui keberhasilannya tergantung dari perencanaan dan kesesuain pelaksanaan dengan perencanaanya, (2) Hasil belajar kelas V SD Negeri 5/3 Kota Bandung menunjukkan perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata tes awal dan nilai rata-rata tes akhir dan (3) Tingkat kepercayaan 69,12 dan nilai t hitung adalah 14,44 lebih besar dari nilai t tabel yaitu 13,18 dengan derajat kebebasan 42 dan taraf kepercayaan 69,12%. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh yang positif dari hasil uji coba terhadap pembelajaran siswa. Berdasarkan kesimpulan di atas guru: (1) tidak terpaku dengan strategi pembelajaran yang telah dilakukan karena masih banyak strategi lain yang dapat digunakan (2) meningkatkan wawasan dan profesionalisme keguruannya. Kata Kunci; pendekatan kontekstual.
PENDAHULUAN Guru dapat menerapkan pembelajaran menulis melalui tiga cara yaitu; (1) menjelaskan materi, (2) melatih sesuatu dan (3) melibatkan siswa dalam kegiatan berbahasa. Cara yang ketiga merupakan cara yang paling efektif karena siswa yang menjadi fokus (aktif). Yang dipentingkan adalah proses siswa mengalami kegiatan menulis tanpa mengesampingakan hasil pembelajaran yang diperoleh. Pembelajaran semacam ini adalah pembelajaran yang tidak dipusatkan pada materi, tetapi pada kompetensi. Salah satu kompetensi umum bahasa dan sastra Indonesia SD adalah menulis berbagai jenis karangan dengan pengorganisasian gagasan yang runtut sesuai dengan tujuan dan ragam pembaca menggunakan kosakata dan tanda baca secara tepat serta kalimat majemuk setara bertingkat (Puskur:2001). Masalah yang terdapat dalam penelitian ini sungguh meluas, oleh karena itu penulis membatasi kepada hal yang kebih spesifik untuk mempermudah dalam
pelaksanaan penelitiannya. Penulis hanya membahas masalah mengenai Pembelajaran Menulis Karangan Narasi dengan Pendekatan Kontekstual di Kelas V SD Negeri Merdeka 5/3 Kota Bandung Tahun Pelajaran 2011/2012. Dalam penelitain ini penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut; 1) Efektifkah Pendekatan Kontekstual digunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi di Kelas V SD Negeri Merdeka 5/3 Kota Bandung? 2) Hambatan apa sajakah yang ditemukan dalam pembelajaran menulis karangan narasi dengan Pendekatan Kontekstual di Kelas V SD Negeri Merdeka 5/3 Kota Bandung ? 3) Bagaimana mengatasi hambatan-hambatan yang ditemukan dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi dengan Pendekatan Kontekstual di Kelas V SD Negeri Merdeka 5/3 kota Bandung ? Adapun tujuan yang penulis inginkan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1)
Ingin mengetahui keefektifan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi di Kelas V SD Negeri Merdeka 5/3 Kota Bandung. 2) Ingin mengetahui hambatan yang ditemukan dengan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi di Kelas V SD Negeri Merdeka 5/3 Kota Bandung. 3) Ingin memecahkan hambatan yang ditemukan dengan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi di Kelas V SD Negeri Merdeka 5/3 Kota Bandung? Melalui penelitian ini diharapkan dapat ditemukan paling tidak prinsip Pembelajaran Menulis Karangan Narasi dengan Pendekatan Kontekstual di Kelas V SD Negeri Merdeka 5/3 Kota Bandung dapat mendukung pengkajian teoritis, khususnya yang berkaitan dengan pemahaman pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Adapun manfaat yang penulis harapkan; 1) Membantu guru dalam mencari jalan keluar untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam proses Pembelajaran Menulis Karangan Narasi dengan Pendekatan Kontekstual di Kelas V SD Negeri Merdeka 5/3 Kota Bandung. 2) Dapat membiasakan guru menyambut tantangan, bukan menghindar dari tantangan guna meningkatkan kinerjanya. 3) Bersedia dengan sungguh-sungguh membuka diri terhadap pengalaman dan berbagai pembelajaran yang baru dirasakan dan dapat digunakan untuk meningkatkan pengajaran serta mengurangi berbagai kendala yang selama ini sangat mengganggu proses pembelajarannya. 4) Dapat membantu siswa guna meningkatkan keinginan mengekspresikan ungkapan jiwanya terutama siswa kelas V SD Negeri Merdeka 5/3 Kota Bandung. Anggapan dasar adalah suatu yang diakui kebenarannya oleh penulis yang akan berfungsi sebagai tempat berpijak bagi peneliti dalam penelitiannya (Arikunto, 1991:17). Jadi dalam penelitian ini anggapan dasar dapat dirumuskan sebagai berikut; 1) Pembelajaran Menulis Karangan Narasi tercantum dalam Kurikulum 2006 dan KTSP SD mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. 2) Pembelajaran Menulis Karangan Narasi merupakan bagian dari bahan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah dasar. 3) Pendekatan Kontekstual dalam menulis karangan narasi merupakan salah satu bagian untuk mencapai tujuan pembelajaran keterampilan berbahasa lainnya (menyimak, berbicara dan membaca). Dengan pemilihan bahan, metode dan teknik yang tepat maka
tujuan yang direncanakan akan tercapai dengan baik. Hipotesis merupakan jawaban sementara atas masalah yang perlu diteliti lebih lanjut melalui penelitian yang bersangkutan (Suyatna, 2002:8). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah; 1) Pembelajaran Menulis Karangan Narasi dengan Pendekatan Kontekstual dapat menumbuhkan keinginan berekspresi siswa dalam wujud tulisan. 2) Penggunaan Pendekatan Kontekstual dapat diaplikasikan dalam pembelajaran menulis karangan narasi guna meningkatkan pemahaman siswa. 3) Pendekatan Kontekstual sangat efisien digunakan dalam pembelajaran menulis karangan narasi. Masalah yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu pembelajaran menulis karangan narasi dengan Pendekatan Kontekstual di kelas V SD Negeri Merdeka 5/3 Kota Bandung tahun pelajaran 2011/2012. Berdasarkan hal tersebut di bawah ini dijelaskan beberapa pengertian yang digunakan dalam penelitian ini; (1) Pembelajaran yaitu proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik (Mulyasa, 2003:100). Pembelajaran dalam penelitian ini adalah proses interaksi dalam memupuk keterampilan menulis karangan narasi. (2) Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekpsresif (Tarigan, 1986:204). Menulis dalam penelitian ini adalah kegiatan produktif siswa kelas V SD Negeri Merdeka 5/3 Kota Bandung menulis karangan narasi. (3) Menulis adalah segala niat, perasaan atau pikiran tentang masalah yang diungkapkan dalam wujud bahasa tulisan (P dan K, 1985:5). (4) Narasi adalah bagian dari jenis karangan yang isinya cerita berdasarkan alur sesuatu hal. (5) Pendekatan kontekstual adalah cara untuk memecahkan sebuah masalah berdasarkan realita yang terjadi di lapangan (khususnya siswa). KAJIAN TEORI DAN METODE Menurut Hudson dalam Tanner dalam Maswarita (2010) teori perencanaan meliputi, antara lain synoptic, incremental, transactive, advocacy, dan radikal. Selanjutnya di kembangkan oleh tanner (1981) dengan nama teori SITAR sebagai penggabungan dari taksonomi Hudson. Hakikat Menulis
Hakikat menulis merupakan cara berinteraksi dengan orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Harmer (2002:92) yang menyatakan bahwa menulis adalah suatu cara interaksi sosial dengan orang lain dan kita menulis untuk menyampaikan sesuatu kepada seseorang dengan tujuan tertentu. dengan kata lain, kita menulis untuk menyelesaikan sesuatu. Hal ini didukung oleh Syamsudin (1994:1), menulis adalah satu jenis keterampilan berbahasa yang dimiliki dan digunakan oleh manusia sebagai alat komunikasi tidak langsung antara mereka. Mengenai hakikat menulis Rusyana lebih dalam lagi dengan menyatakan bahwa wujud pengutaraan secara tersusun dengan mempergunakan bahasa disebut karangan. Jadi karangan adalah susunan bahasa sebagai pengutaraan pikiran, perasaan, pendirian, khayalan, kehendak, keyakinan dan pengalaman kita (1978:1). Cuningswarth mengatakan bahwa menulis memiliki aturan-aturan sendiri serta konvensi dan kita dapat mengharapkan suatu materi yang dapat diandalkan melalui menulis (1984:13) menulis adalah aspek bahasa yang paling disiplin dan merupakan salah satu aspek yang dapat dipelajari secara lebih khusus atau detail serta lebih cermat. Simpulan dari beberapa pendapat di atas bahwa menulis adalah kegiatan komunikasi atau interaksi dengan bahasa tulis dengan tujuan mengutarakan pikiran, perasaan, pendirian, khayalan, kehendak, keyakinan dan pengalaman dengan memperhatikan aturan-aturan dan konvensi yang belaku. Bentuk-Bentuk Tulisan Berdasarkan ciri yang terdapat didalamnya, karangan dapat dibedakan menjadi beberapa macam. (Kerap, 1989 : 5) membagi bentuk karangan menjadi empat macam yaitu argumentasi, narasi, eksposisi dan deskripsi. Berdasarkan fungsinya Rusyana, (1978:5) membagi menjadi lima jenis karangan, yaitu bahasan (eksposisi), alasan (argumentasi), cerita (narasi), lukisan (deskripsi) dan kisahan. Konsep Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat dan pengetahuan yang diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar. Mengapa Pendekatan Kontekstual ? Belajar tidak sekedar menghafal tetapi Hakikat Pembelajaran Kontekstual
Konsep belajar yang melibatkan tujuh komponen utama belajar epektif yaitu; Konstruktivisme (Contructivism) Bertanya (Questioning) Menemukan (Inquiry). Masyarakat belajar (learning community). Pemodelan (Modelling). Refleksi (reflection) Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment). Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Kontekstual Dalam hal apapun semua yang ada sudah menjadi hukum alam yaitu memiliki kelebihan dan kekurangan. Begitu juga dengan metode pendekatan kontekstual. Adapun kelebihan metode ini dalam menulis karangan yaitu; 1)
Keefektifan belajar, karena siswa sudah diarahkan berdasarkan realita yang dialaminya. 2) Pusat perhatian siswa tidak hanya kepada guru saja tetapi kepada teman sekelasnya sebegai tutor sebaya. 3) Bersifat nyata. 4) Menekankan pada pentingnya pemecahan masalah. 5) Kegiatan belajar dilakukan dalam berbagai konteks. 6) Siswa dipantau dan diarahkan agar dapat belajar mandiri. 7) Mendorong siswa untuk belajar dengan temannya dalam kelompok atau secara mandiri. 8) Pelajaran menkankan pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda. Sedangkan kekurangannya; 1) Persiapan siswa tidak sama. 2) Daya tangkap siswa masih sulit untuk diarahkan dan memerlukan waktu. HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk indikator penilaiannya adalah siswa mampu memilih topik/ judul, keseuaian isi dengan topik/ judul, pengembangan paragraf, ejaan dan tanda baca serta panjang pendeknya kalimat. Untuk mengukur peningkatan kompetensi siswa dalam mencapai keberhasilan belajar maka dilakukan dua kali tes yaitu pretes dan postes. Hasil kedua tes tersebut dianalisis baik dari segi ketuntasan belajar melalui analisis butir soal maupun keberhasilan belajarnya melalui uji–t yang terdeskripsikan sebagai berikut; Siswa yang bernama ANISA FIRDAUS ketika mengikuti tes awal pembelajaran menulis karangan narasi dengan pendekatan kontekstual memperoleh nilai 6.40, dengan perincian skor; untuk pemilihan topik/ judul mendapat 4, untuk kesesuaian isi dengan topik/ judul mendapat skor 4, untuk pengembangan paragraf mendapat skor 2, untuk penggunaan ejaan dan tanda baca mendapat 2 dan untuk panjang pendeknya kalimat mendapat skor 4. Tetapi setelah
melakukan tes akhir siswa tersebut memperoleh nilai 8,00 dengan perincian; untuk pemilihan topik/ judul mendapat 5, untuk kesesuaian isi dengan topik/ judul mendapat skor 4, untuk pengembangan paragraf mendapat skor 4, untuk penggunaan ejaan dan tanda baca mendapat 3 dan untuk panjang pendeknya kalimat mendapat skor 3. Sedangkan peningkatan keberhasilan nilai siswa tersebut sekitar 1,60 atau 25%.
N Y
=
250,50 43
Y
=
5,83
Mencari Mean (Md) Σd Md =
Berdasarkan data yang penulis analisis, maka diperoleh rata-rata tes awal sebesar 5,83 dan nilai rata-rata tes akhir sebesar 7,43 dengan kenaikan nilai rata-rata sebesar 1,60 maka presentase kenaikan tersebut sebesar 28,35%. Dengan demikian penulis dapat menarik kesimpulan bahwa kompetensi siswa dalam menulis karangan narasi berdasarkan inspirasi yang mereka temukan mengalami peningkatan sebesar 28,35% dalam kurun waktu dua kali pertemuan. Analisis Kuantitatif Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa tingkat keberhasilan eksperimen atau uji coba nilai yang diperoleh siswa. Adapaun hal yang dilakukan penulis yaitu dengan menggunakan uji-t. Mencari Gain ( d ) Tabel 4.2
N Md =
43 Md =
Mencari Jumlah Kuadrat Deviasi ( ΣX2d ) Tabel 4.3 Susunan Xd dan X2d D
Xd (d - Md)
X2d
1
2
0,4
0,16
2
1,6
0
0
No
Nama Responden
Md t = Nilai
No Nama Responden
Gain (d)
Urt
Tes Awal
Tes Akhir
1
5.20
7.20
2.00
2
6.40
8.00
1.60
N(N–1) t =
1,60 t =
=
1,60 t =
43 X
=
7,43
Sedangkan untuk mencari nilai Y menggunakan rumus sebagai berikut; Y
=
ΣY
√ 13,18 1.086
N
319,50
√ 13,18 43(43–1)
ΣX
=
√ Σ X2 d
1.60
Untuk mencari nilai X menggunakan rumus sebagai berikut;
X
1,60
Mencari t hitung :
Susunan Gain (d)
X
69,00
√ 0,01214 1,60
t = 0,11018 t =
14,44
SIMPULAN Secara khusus penelitian ini memiliki beberapa kesimpulan sebagai berikut; 1.
Pelaksanaan uji coba kegiatan belajar mengajar kompetensi dasar menulis karangan narasi dengan pendekatan kontekstual dapat diketahui keberhasilannya tergantung dari perencanaan dan kesesuain pelaksanaan dengan perencanaanya.
2.
Hasil belajar kelas V SD Negeri Merdeka 5/3 Kota Bandung pada kompetensi dasar menulis karangan narasi dengan pendekatan kontekstual menunjukkan perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata tes awal dengan nilai rata-rata tes akhir.
3.
Tingkat kepercayaan 69,12 dan nilai t hitung adalah 14,44 lebih besar dari nilai t tabel yaitu 13,18 dengan derajat kebebasan 42 dan taraf kepercayaan 69,12%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dari hasil uji coba yang diberikan terhadap pembelajaran siswa.
Dengan demikian terbukti jelas bahwa pembelajaran menulis karangan narasi dengan pendekatan kontekstual dapat menumbuhkan keinginan siswa untuk berinspirasi akan sebuah kejadian atau peristiwa yang dialaminya, dapat mengukur tingkat keefektifan belajar siswa dan efisien untuk diaplikasikan pada pembelajaran menulis selanjutnya guna meningkatkan pemahaman siswa di SD Negeri Merdeka 5/3 Kota Bandung.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, dan Suharsimi. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Dahlan, MD. 1990. Model-model Mengajar. Bandung : CV.Dipenogoro. Dahar, dan Ratna Willis. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga. Depdiknas RI. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Puskur Balitbang. Depdiknas RI . 2002. Pengembangan Silabus Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta : Puskur Balitbang. Dimyati dan Mujiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Engkoswara. 1989. Didaktik dan Metodik Umum. Jakarta : PPGT Depdikbud. ...... 2012,
[email protected]
Kurnaesih at.al. Belajar Bahasa Indonesia 2. Bandung : Multiadiwinata. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. 2006. Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta. Dinas Pendidikan. Media Pendidikan. 2002. Majalah Gerbang Pendidikan. Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep Karakteristik dan Implementasi. Bandung : Remaja Rosda Karya. Rosdakarya, at al. 1987. Tuntutan Penyusunan Karya Ilmiah-Makalah-Skripsi-TesisDeskripsi. Bandung : Sinar Baru Algesindo Rusyana, Yus. 2002a. Pembelajaran Berbahasa dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Makalah FKIP UPI. Sabarti at al. 1991. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta. Sadikin at al. 1999. Mari Mengangkat Martabat Bahasa Kita Bahasa Indonesia 1. Bandung : Grafindo. Subagyo, J. (1991). Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Sukmadinata, N.S. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosdakarya. Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta : PT. Rineka Cipta Tarigan, H.G. 1986. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.