Pembelajaran Menulis Naskah Drama dengan Menggunakan Metode Quantum
Writing. Fajar Paturohman. 08.21.0644
Pembelajaran Menulis Naskah Drama dengan Menggunakan Metode Quantum Writing Fajar Paturohman 08.21.0644
[email protected] STKIP SILIWAGI BANDUNG ABSTRAK Berdasarkan judul di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut ini : 1).Bagaimana kemampuan siswa sebelum mengikuti pembelajaran menulis naskah drama dengan menggunakan metode Quantum Writing ? 2).Bagaimana kemampuan siswa sesudah mengikuti pembelajaran menulis naskah drama dengan menggunakan metode Quantum Writing Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1).Mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menulis naskah drama sebelum mengikuti pembelajaran menulis naskah drama dengan menggunakan metode Quantum Writing. 2).Mendskripsikan kemampuan siswa setelah mengiuti pembelajaran menulis drama dengan menggunakan metode Quantum Writing. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif untuk mengetahui seberapa besar hasil belajar dengan menggunakan metode Quantum Writing dalam meningkatkan keterampilan menulis naskah drama. Hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut : 1) Terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan siswa dalam menulis naskah drama sebelum menggunakan pendekatan Quantum Writing dan sesudah menggunakan pendekatan Quantum Learning. 2) Pendekatan Quantum Writing merupakan pendekatan yang epektif dalam meningkatkan kemampuan menulis naskah drama. Dari hasil penganalisisan data berupa hasil kemampuan menulis naskah drama dengan menggunakan metode Quantum Writing, diperoleh skor rata-rata pada hasil tes awal (pretes) adalah 51,72. Sedangkan skor rata-rata pada tes akhir (postes) adalah 65,51. Ini berarti sesuai dengan hipotesis yaitu terdapat perbedaan sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran menulis naskah drama dengan menggunakan metode Quantum Writing, serta efektif digunakan dan dapat meningkatkan keterampilan atau kemampuan siswa dalam menulis naskah drama. Kata kunci : Naskah drama, quantum writing.
PENDAHULUAN Bahasa memegang peranan penting bagi kehidupan manusia, dalam kehidupan sehari-hari manusia melakukan komunikasi dengan menggunakan bahasa untuk bertukar pendapat, saling berbagi pengalaman dan saling belajar antara satu orang dengan orang lainnya. Bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi adalah bahasa yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap karya kesastraan manusia Indonesia. Keterampilan berbahasa dapat diperoleh melalui pembelajaran bahasa. Keterampilan berbahasa atau language arts, language skills dalam kurikulum di sekolah biasanya mencakup empat segi yaitu (1) mendengarkan (2) berbicara (3) membaca (4) menulis. Setiap keterampilan tersebut erat sekali dengan ketiga keterampilan lainnya dengan cara beraneka rona Tarigan (1979:1) Pembelajaran menulis naskah drama di sekolah diharapkan mampu memberi menfaat yang maksimal bagi siwa yaitu untuk memberikan gambaran kepada siswa tentang model ekpresi bahwa tingkat ekpresi drama itu pada tingkat yang optimal. Karena setelah memahami drama
dilanjutkan dengan praktek menulis naskah drama akan timbul pada diri siswa untuk berapresiasi kemudian berekpresi. Dengan demikian pembelajaran menulis naskah drama akan mampu membentuk pribadi siswa yang kreatif. Kreatif menurut Jabrohim (2003:71) yaitu mengajak siswa dengan pengalaman-pengalaman yang baru, keluasan dalam berfikir, kebebasan dalam mengemukakan pendapat, imajinatif, perhatian yang besar terhadap cipta-mencipta, keteguhan pendapat, perhatiannya dalam mengajukan pendapat atau pandangan dan yang terakhir kemandiriannya dalam mengambil keputusan. Kenyataan yang terjadi di sekolah kemampuan menulis naskah drama sangat memprihatinkan. Salah satu sekolah menengah atas (SMA) yang perlu mendapat perhatian dalam pembelajaran menulis naskah drama yaitu MA Muslimin Saguling. Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka penulis mengambil judul menulis naskah drama dengan menggunakan metode Quantum Writing
KAJIAN TEORI DAN METODE Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik, (Ratna Wilis Dahar, 1989:24). Menurut Tarigan (1986:8) menulis, seperti juga halnya ketiga keterampilan berbahasa lainnya, merupakan suatu proses perkembangan. Menulis menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, latihan, keterampilan-keterampilan khusus, dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis. Menuntut gagasan-gagasan yang tersusun secara logis, diekspresikan dengan jelas dan ditata secara menarik.Menurut Luxemburg, dkk (1992:158) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan naskah drama ialah sebuah naskahnya yang bersifat dialog – dialog dan yang isinya membentangkan sebuah alur. Dari beberapa pengertian drama di atas, dapat disimpulkan bahwa drama mencakup dua pengertian yaitu drama sebagai karya sastra dan drama sebagai seni. Drama sebagai karya dapat diberi batasan sebagai salah satu jenis karya sastra yang berisi cerita, konflik batin manusia, bersifat imajinatif, ditulis dalam bentuk dialog dan mempunyai kemungkinan dipentaskan menurut alur tertentu. Drama sebagai seni drama merupakan seni yang kompleks, karena terkait dan ditunjang oleh seni-seni lain. Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. (Arikunto, 2010:203). Sejalan dengan pengertian tersebut maka metode merupakan sebuah cara untuk mengumpulkan atau memperoleh data. . Hernowo (2004:10) Quantum dapat dipahami sebagai “interaksi yang mengubah energy menjadi pancaran cahaya yang dasyat”. Dalam konteks belajar, Quantum dapat dimaknai sebagai “interaksi yang terjadi dalam proses belajar niscaya mampu mengubah berbagai potensi yang ada didalam diri manusia menjadi pancaran atau ledakan-ledakan gairah dalam memperoleh hal-hal baru yang dapat ditularkan (ditunjukan) kepada orang lain. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode Quantum Writing adalah suatu cara yang digunakan oleh guru dalam menulis yang menjadikan menulis menjadi sangat ringan dan mudah karena penuangan ide yang bebas, kurang atau tidak terikat pada tata bahasa, ejaan, atau struktur kalimat sehingga dapat mengubahnya menjadi cahaya.
Metode ini memberikan kepada siswa untuk menuangkan ide atau gagasan ke dalam sebuah tulisan tanpa harus terjebak terlebih dahulu dengan persoalan penyusunan kata yang baik dan benar. Selain itu metode ini mengutamakan kebebasan dalam menulis yaitu siswa diharapkan dapat mengeluarkan totalitas dirinya dalam menulis. Adapun manfaat dari Quantum Writing yaitu : (1) Proses belajar ( menulis ) praktis dan menyenangkan (2) Menumbuhkan sikap positif siswa terhadap pembelajaran menulis. (3) Meningkatkan minat siswa untuk belajar. (4) Meningkatkan motivasi siswa. (5) Meningkatkan kemampuan menulis siswa. (6) Menumbuhkan penuh percaya diri terhadap diri dan menulis. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah metode yang sering dipergunakan untuk membuat deskripsi yang akurat, dimana penulis bisa memindahkan kesankesannya, memindahkan hasil pengamatan dan perasaannya kepada para pembaca; ia menyampaikan sifat dan semua perincian wujud yang dapat ditemukan pada objek tersebut. Sasaran yang ingin dicapai oleh seorang penulis naskah drama adalah menciptakan atau memungkinkan terciptanya daya khayal (imajinasi) pada para pembaca, seolah-olah mereka melihat sendiri objek tadi secara keseluruhan sebagai yang dialami secara fisik oleh penulisnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Seperti yang telah penulis lakukan pada pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi show not tell berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini terlihat dari hipotesis yang diusulkan penulis terbukti, dimana ada perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi show not tell. Pembelajaran dengan menggunakan strategi show not tell terbukti berhasil dalam neningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat saat penulis melakukan tes awal dengan nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 51,72 setelah penulis selesai melaksanakan pembelajaran, maka penulis melakukan tes akhir dengan nilai rata-rata yang didapat dalam postes yaitu 66,03. Ini berarti terdapat perbedaan sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran menulis naskah drama dengan menggunakan strategi show not tell (Quantum Writing).
SIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan data, analisis data dan pengujian hipotesis, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut : Dari hasil pretes dan postes pembelajaran menulis naskah drama di atas, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan setelah menggunakan metode Quantum Writing dalam pembelajaran menulis naskah drama di kelas XI B MA Muslimin Saguling. Jadi pembelajaran dengan menggunakan metode Quantum Writing di kelas XI B MA Muslimin Saguling dapat diterima dengan baik oleh para siswa. Dari hasil tersebut sangat menakjubkan bahwa metode Quantum Writing dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran menulis naskah drama. DAFTAR PUSTAKA Arikunto,Suharsimi.2010.Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.Jakarta:Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas, 2004. Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas, 2006. Model silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia. Jakarta Hernowo , 2004, Quantum Writing cara cepat dan bermanfaat untuk merangsang munculnya potensi menulis. Bandung : MLC, 10 Jabrohim, et.al.. 2003. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Utama. KBBI, (Kamus Besar Bahasa Indonesia) edisi ketiga 2005. Jakarta, Balai Pustaka KBBI, (Kamus Besar Bahasa Indonesia) 2006 Bahasa Indonesia untuk SMA/MA. Luxemburg, et.al. 1992. Penghantar Ilmu Sastra. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Luxemburg, J.V.et,al. 1984, Penghantar Ilmu Sastra. Jakarta : Gramedia Ratna Wilis Dahar. (1986). Teori – teori Belajar. Jakarta: Erlangga.24 Tarigan, Henry Guntur, 1979, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa. Tarigan, Dj, dan H.G. Tarigan. 1986. Teknik pengajaran keterampilan bahasa, Bandung : Angkasa Zulfahnur, et.al. 1997. Teoti Sastra. Jakarta : Depdikhub.
Waluyo, Herman J (2003). Pembelajaran menulis , Jakarta: Gramedia.