Pembelajaran Sistem Saraf dengan Model Somatik. Auditori Visual Intelektual (
SAVI) Berbasis Teknologi Informasi di SMA N 2. Kudus. Skripsi, Jurusan Biologi ...
PEMBELAJARAN SISTEM SARAF DENGAN MODEL SOMATIK AUDITORI VISUAL INTELEKTUAL (SAVI) BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DI SMA N 2 KUDUS skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi
Oleh Dewi Alimah 4401406026
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2010 1
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pembelajaran Sistem Saraf dengan Model Somatik Auditori Visual Intelektual (SAVI) Berbasis Teknologi Informasi di SMA N 2 Kudus” disusun berdasarkan hasil penelitian saya dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau dikutip dari karya yang telah diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun.
Semarang, 29 September 2010
Dewi Alimah 4401406026
ii1
2
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul : Pembelajaran Sistem Saraf dengan Model Somatik Auditori Visual Intelektual (SAVI) Berbasis Teknologi Informasi di SMA N 2 Kudus disusun oleh: Nama : Dewi Alimah NIM : 4401406026 telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada tanggal 7 September 2010. Panitia Ujian Ketua
Sekretaris
Dr. Kasmadi Imam S., M.S.
Dra. Aditya Marianti, M.Si.
19511115 197903 1001
19671217 199303 2 001
Penguji Utama
Dra. Wiwi Isnaeni, M.S. 19580802 198503 2001
Anggota Penguji I/
Anggota Penguji II/
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Lisdiana, M.Si.
Ir. Nur Rahayu Utami, M.Si.
19591119 198603 2001
19621028 198803 2002
iii
3
ABSTRAK Alimah, Dewi. 2010. Pembelajaran Sistem Saraf dengan Model Somatik Auditori Visual Intelektual (SAVI) Berbasis Teknologi Informasi di SMA N 2 Kudus. Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang. Dr.Lisdiana, M.Si. dan Ir. Nur Rahayu Utami, M.Si. Pembelajaran dengan model SAVI (Somatik, Auditori, Visuali, Intelektual) mengajak siswa belajar dengan menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera agar hasil belajar siswa menjadi lebih optimal. Pengaktifan semua indera dapat dirangsang dengan bantuan slide multimedia sebagai media belajar dan internet sumber belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas pembelajaran sistem saraf dengan model SAVI berbasis TI di SMA N 2 Kudus. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA N 2 Kudus yang berjumlah 196 siswa dan terbagi menjadi 5 kelas. Sampel penelitian sebanyak 79 siswa di 2 kelas, satu kelas sebagai kelompok eksperimen dan satu kelas sebagai kelompok kontrol yang diambil dengan teknik cluster random sampling. Rancangan penelitian yakni Posttest-Only Control Design. Variabel bebas penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran SAVI berbasis TI dan variabel terikatnya adalah hasil belajar, aktivitas siswa, tanggapan siswa dan guru. Pembelajaran SAVI berbasis TI dikatakan efektif apabila ada perbedaan hasil belajar yang menunjukkan kelompok eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol dengan ketentuan: ≥85% siswa mencapai nilai 70 secara kognitif, ≥75% nilai afektif dan psikomotorik siswa dalam kriteria baik atau sangat baik, ≥75% siswa aktif atau sangat aktif dan tanggapan siswa dan guru positif terhadap model SAVI berbasis TI. Penelitian menunjukkan hasil belajar kelompok eksperimen memiliki ratarata 80,01 lebih baik dari pada kelompok kontrol dengan rata-rata 73,97, ketuntasan klasikal kelompok eksperimen mencapai 97,5%, 95% siswa kelompok eksperimen memiliki nilai psikomotorik dalam kriteria baik atau sangat baik, 90% siswa dalam kriteria aktif atau sangat aktif dan 75% siswa memiliki tanggapan dalam kriteria baik atau sangat baik. Model tersebut ditanggapi positif oleh guru. Nilai afektif minat siswa dalam kriteria baik atau sangat baik 8% dan sikap siswa dalam kriteria baik atau sangat baik 52,5%. Kesimpulan dari penelitian ini, bahwa model pembelajaran somatik auditori visual intelektual (SAVI) berbasis TI efektif diterapkan pada materi pembelajaran sistem saraf di SMA. Dengan demikian pembelajaran SAVI berbasis TI dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat mengoptimalkan hasil belajar dan aktivitas siswa. Kata kunci: sistem saraf, SAVI, teknologi informasi
iv
4
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan penelitian yang berjudul “Pembelajaran Sistem Saraf dengan Model Somatik Auditori Visual Intelektual (SAVI) Berbasis Teknologi Informasi di SMA N 2 Kudus”. Laporan penelitian ini dapat terselesaikan berkat dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada 1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan studi. 2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Ketua Jurusan Biologi yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi ini. 4. Ibu Dr. Lisdiana, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Ibu Ir. Nur Rahayu Utami, M.Si selaku dosen pembimbing II yang dengan tulus dan sabar memberikan bimbingan, arahan, petunjuk, dan saran yang sangat berharga kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. 5. Ibu Dra. Wiwi Isnaeni, M.S. selaku dosen penguji yang telah dengan sabar memberikan arahan dan bimbingan penulis dalam menyusun skripsi. 6. Bapak dan Ibu dosen jurusan Biologi yang telah membagikan ilmunya kepada penulis. 7. Kepala SMA N 2 Kudus yang telah memberikan ijin melaksanakan penelitian. 8. Ibu Endang Puspowati, S.Pd, guru Biologi SMA N 2 Kudus yang telah berkenan membantu dan bekerja sama dengan penulis dalam melaksanakan penelitian. 9. Siswa kelas XI IPA 1 dan XI IPA 3 Tahun Ajaran 2009/2010 SMA N 2 Kudus yang telah membantu dan berkenan menjadi sampel dalam penelitian. 10. Bapak Khusin (Alm), ayahku tercinta yang telah berjuang keras hingga aku menjadi seperti sekarang serta ibu dan keluarga di Kudus terima kasih selalu mendoakan, mendukung, dan memotivasi untuk menggapai impianku. v
5
11. Teman-teman kos “Griya Ayu” dan sahabat-sahabat terbaikku di Kudus 12. Semua teman-teman Bio’06 khususnya rombel 1 13. Semua pihak dan instansi yang telah membantu penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik, saran yang membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Semarang, September 2010 Penulis
vi
6
DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... ii PENGESAHANAN ...................................................................................... iii ABSTRAK ................................................................................................... iv KATA PENGANTAR .................................................................................. v DAFTAR ISI ................................................................................................ vii DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................ B. Rumusan Masalah ......................................................................... C. Penegasan Istilah .......................................................................... D. Tujuan Penelitian .......................................................................... E. Manfaat Penelitian. .......................................................................
1 4 4 5 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A.Tinjauan Pustaka ........................................................................... B. Hipotesis. ......................................................................................
6 19
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ B. Populasi dan Sampel ..................................................................... C. Variabel Penelitian........................................................................ D. Rancangan Penelitian ................................................................... E. Prosedur Penelitian ....................................................................... F. Data dan Teknik Pengambilan Data ............................................... G. Metode Analisis Data ...................................................................
20 20 20 20 21 25 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian............................................................................. B. Pembahasan .................................................................................
33 41
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ...................................................................................... B. Saran ............................................................................................
52 52
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................
53 56
vii
7
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
1. Dukungan TI dalam pembelajaran SAVI ...................................................
16
2. Gambaran rancangan Posttest-Only Control Design ..................................
21
3. Teknik pengambilan data dari sumber data ...............................................
25
4. Rekapitulasi validitas soal uji coba ............................................................
27
5. Kriteria indeks kesukaran ..........................................................................
28
6. Rekapitulasi tingkat kesukaran soal uji coba..............................................
28
7. Klasifikasi daya pembeda soal...................................................................
29
8. Hasil daya pembeda soal uji coba ..............................................................
29
9. Rekapitulasi soal yang dipakai dan soal yang dibuang untuk evaluasi pada materi pembelajaran sistem saraf...............................................................
30
10. Hasil belajar kognitif dan ketuntasan siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ......................................................................................
33
11. Persentase jumlah siswa yang menguasai kompetensi psikomotorik pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol .............................................
37
12. Keaktifan siswa dalam pembelajaran yang dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol .............................................................
38
13. Persentase siswa yang menanggapi positif terhadap pembelajaran yang dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ...................
39
14. Persepsi guru terhadap model SAVI berbasis TI ........................................
40
15. Pencapaian ketentuan efektivitas kelompok eksperimen ............................
41
16. Pencapaian ketentuan efektivitas kelompok kontrol ...................................
41
viii
8
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
1. Skema kerangka berfikir ..........................................................................
19
2. Grafik rekapitulasi minat siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol .....................................................................................................
35
3. Grafik rekapitulasi nilai sikap siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ....................................................................................
36
ix
9
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1.Silabus ................................................................................................................
56
2. RPP, LDS, LKS dan lembar penugasan ............................................................
59
3. Contoh Brain Card ............................................................................................
84
4. Analisis soal uji coba .........................................................................................
85
5. Kisi-kisi soal evaluasi, soal evaluasi, dan lembar jawab ...................................
93
6. Rekapitulasi hasil belajar kognitif siswa ...........................................................
102
7. Perhitungan normalitas. .....................................................................................
107
8. Perhitungan persamaan kelompok dan uji perbedaan 2 kelompok....................
109
9. Kisi-kisi afektif siswa, angket efektif siswa, dan rubrik penilaian Afektif ................................................................................................................
111
10. Daftar nilai afektif siswa terhadap pembelajaran ...............................................
113
11. Kisi-kisi dan lembar observasi psikomotorik siswa ...........................................
117
12. Rekapitulasi hasil belajar psikomotorik siswa ..................................................
119
13. Kisi-kisi dan lembar observasi aktivitas siswa ...................................................
121
14. Rata-rata % keaktifan siswa dan kriterianya ......................................................
125
15. Kisi-kisi dan angket tanggapan siswa dan rekapitulasi angket .........................
128
16. Pedoman wawancara tanggapan guru ...............................................................
130
17. Foto penelitian....................................................................................................
131
18. Surat ijin penelitian ............................................................................................
135
19. Surat keterangan telah melakukan penelitian ....................................................
136
20. Usulan penetapan dosen pembimbing ...............................................................
137
x
BAB I PENDAHULUAN . A. Latar Belakang Globalisasi yang ditandai dengan kemajuan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), mendorong terjadinya perubahan di berbagai sektor, tak terkecuali dunia pendidikan. Perkembangan teknologi informasi yang demikian, membentuk paradigma baru dalam pendidikan yang memungkinkan siswa belajar lebih aktif dalam mencari dan mengelaborasi pengetahuan. Perubahan paradigma tersebut terjadi dalam praktek pembelajaran, yang sebelumnya berpusat pada “guru mengajar” menjadi berpusat pada “siswa belajar”. Paradigma tersebut berpusat pada kegiatan belajar yang berorientasi pada pencapaian tujuan dalam rangka mempersiapkan siswa menjadi manusia yang dapat belajar secara mandiri dan terus-menerus. Belajar adalah perubahan perilaku akibat interaksi antara individu dengan sumber belajar yang dapat terjadi kapan saja, dimana saja, dan dengan siapa/ apa saja. Terjadinya proses belajar tidak harus ada orang yang mengajar. Guru berperan sebagai salah satu sumber belajar dan menciptakan suasana yang positif agar terjadi kegiatan belajar pada siswa (Depdiknas 2006). Keadaan seperti yang diuraikan diatas, paling tidak merupakan keadaan yang diharapkan dapat terwujud apada era ini. Namun kenyataan menunjukkan bahwa pembelajaran Biologi di sekolah saat ini masih cenderung bersifat teacher centered learning dan belum student centered learning. Banyak guru yang hanya sekedar menyampaikan materi dan belum menggunakan metode dan model yang bervariasi, menggunakan satu metode atau model saja akan cenderung membuat siswa merasa bosan apalagi tidak di padukan dengan pengembangan media dan sumber belajar yang belum dikelola dengan baik sehingga siswa hanya cenderung menghafal konsep dan belum sampai pada taraf aplikasi dalam kehidupan nyata. Keberlangsungan kegiatan belajar mengajar memang bertumpu pada guru. Namun demikian, di dalam kelas guru tidak berperan sebagai ahli, pawang, komandan, atau instruktur. Apabila guru berperan seperti itu, maka hal yang terjadi adalah pemasungan proses belajar terhadap anak. Dalam kondisi tersebut gurulah yang banyak beraktivitas dan siswa berlaku pasif. 1
2
Pembelajaran yang sesungguhnya perlu mengacu pada empat pilar prinsip pendidikan dari UNESCO yakni learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together. Learning to know bahwa siswa perlu diperkaya pengalaman belajarnya, learning to do bahwa siswa harus memperbanyak interaksi dengan lingkungan fisik, sosial dan budaya dalam belajar, learning to be bahwa dalam belajar siswa akan membangun pengetahuan dan kepercayaan dirinya dari kegiatan dan interaksi yang bermacam- macam, dan learning to live together dan bahwa belajar adalah melalui interaksi dengan orang lain. Belajar berdasar aktivitas secara umum jauh lebih efektif daripada yang didasarkan presentasi saja, materi saja, dan media saja. Dan alasannya sederhana: cara belajar itu mengajak orang terlibat sepenuhnya. Telah terbukti berkali-kali bahwa orang biasanya belajar lebih banyak dari berbagai aktivitas dan pengalaman yang dipilih dengan tepat, daripada jika mereka belajar dengan duduk di depan penceramah, buku panduan, televisi, ataupun komputer. Maka sekarang perlu pembelajaran yang memanfaatkan seluruh kekuatan diri (pikiran, tubuh, emosi, dan semua indera) untuk belajar (Meier 2005). Pembelajaran yang didasarkan pada aktivitas seperti yang diuraikan diatas sesuai dengan model pembelajaran yang pernah diimplementasikan oleh Hardian (2009) yakni model pembelajaran somatik auditori visual intelektual (SAVI). Dalam pembelajaran dengan model SAVI (Somatik, Auditori, Visual, Intelektual) siswa diajak belajar dengan menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera. Dengan banyaknya aktivitas yang melibatkan banyak indera maka pemahaman siswa akan meningkat, hal ini sesuai ungkapan Konfucius yang diacu oleh Yunanto (2004), yaitu bahwa: ”Apa yang saya dengar saya lupa, apa yang saya lihat saya ingat, apa yang saya lakukan saya paham”. Proses pembelajaran dapat berjalan efektif dan afisien apabila ditunjang dengan sumber belajar yang dikelola dengan baik. Sumber belajar dapat berupa orang, bahan, peralatan, dan lingkungan. Pada dasarnya, pembelajaran diselenggarakan dengan harapan agar siswa mampu menangkap/menerima, memproses, menyimpan, serta mengeluarkan informasi yang telah diolahnya
3
(Rahmat 2008). Edgar Dale dalam Rakim (2008) menggambarkan pentingnya visualisasi dan verbalistis dalam pengalaman belajar yang disebut “kerucut pengalaman Edgar Dale”. Kerucut pengalaman tersebut menunjukkkan bahwa ada suatu kontinum dari konkrit ke abstrak antara pengalaman langsung, visual dan verbal dalam menanamkan suatu konsep atau pengertian. Semakin konkrit pengalaman yang diberikan akan lebih menjamin terjadinya proses belajar. Adanya
globalisasi
dengan
kemajuan
teknologi
informasi
dapat
dimanfaaatkan untuk mengelola sumber belajar dan media pembelajaran sedemikian rupa, sehingga hal tersebut dapat lebih menarik minat siswa dalam mempelajari materi yang bersifat abstrak. Salah satu media yang populer saat ini adalah multimedia. Multimedia dapat menyajikan sebuah tampilan berupa teks nonsekuensial, nonlinier, dan multidimensional secara interaktif maupun non interaktif. Visualisasi tersebut akan mempermudah dalam memilih, mensintesa dan mengelaborasi pengetahuan yang ingin dipahami. Internet dapat menjawab kesempitan materi yang hanya sedikit didapat dari buku, guru dan sumber lainnya. Dari observasi langsung (dengan mewawancarai beberapa siswa dan guru) di SMAN 2 kudus, diperoleh informasi bahwa materi sistem saraf merupakan materi yang cukup sulit karena bersifat abstrak, dan guru juga merasakan kesulitan dalam menerangkan dan memilih aktivitas yang sesuai untuk menyampaikan materi tersebut. Dari observasi tersebut juga diketahui bahwa SMA N 2 Kudus telah memiliki berbagai fasilitas belajar berbasis teknologi informasi yaitu komputer dan perangkat keras lain seperti LCD, namun fasilitas tersebut masih jarang digunakan dalam pembelajaran. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan, pembelajaran SAVI dengan media comic strip terbukti efektif digunakan pada pembelajaran materi pewarisan sifat di SMP N 2 Taman kabupatem pemalang dengan nilai hasil belajar siswa mencapai indikator efektivitas yakni 80,05 dan ketuntasan klasikal mencapai 95% serta aktivitas siswa secara klasikal dengan kriteria sangat tinggi (Eliana 2009). Sementara itu hasil penelitian Widyaningrum (2009) menujukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan SAVI dapat meningkatkan aktivitas keterampilan proses siswa, baik pada level individu maupun level kelas.
4
Berdasarkan uraian-uraian diatas, mengenai model pembelajaran SAVI dan kemajuan teknologi informasi terutama komputer, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa melalui pembelajaran SAVI berbasis TI. Pembelajarn SAVI dengan pengelolaan sumber dan media belajar berbasis teknologi informasi ini diharapkan dapat efektif untuk meningkatkan pemahaman dan aktivitas belajar siswa sehingga hasil belajar kognitif, afektif maupun psikomotorik siswa lebih optimal (dapat mencapai KKM atau bahkan melebihi).
B. Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini adalah: apakah model somatik auditori visual intelektual (SAVI) berbasis teknologi informasi efektif pada pembelajaran sistem saraf di SMA N 2 Kudus?.
C. Penegasan Istilah A. Sistem Saraf Sistem Saraf merupakan materi pembelajaran pada mata pelajaran Biologi, yang harus dipelajari siswa kelas XI SMA/MA atau sederajat. Pada materi sistem saraf ini mempelajari struktur, susunan dan fungsi sistem saraf, mekanisme gerak
dan kelainan atau penyakit pada sistem saraf serta efek
psikotropika terhadap kesehatan saraf. Materi sistem saraf yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sistem saraf pada manusia. B. Model Pembalajaran SAVI berbasis TI Model pembelajaran
SAVI
bebasis
TI
yang
dimaksud
adalah
pembelajaran yang menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera dalam pembelajaran yang dipadukan dengan teknologi informasi yakni teknologi dalam penyampaian informasi berupa slide power point yang dilengkapi gambar, video dan suara serta kartu otak (Brain card) sebagai media pembelajaran dan internet sebagai sumber belajar sehingga dapat berimplikasi meningkatnya hasil belajar dan aktivitas siswa dalam pembelajaran.
5
C. Efektivitas model pembelajaran SAVI berbasis TI Efektivitas berasal dari kata efektif, yang artinya dapat membawa hasil atau berhasil guna,atau ada efeknya (akibat, pengaruh) (KBBI, 1992). Model pembelajaran SAVI berbasis TI dikatakan efektif apabila hasil belajar yang kelompok eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol dengan ketentuan: ≥85% siswa mencapai nilai 70 (KKM SMA N 2 kudus) secara kognitif, ≥75% nilai afektif dan psikomotorik siswa dalam kriteria baik atau sangat baik, ≥75% siswa aktif atau sangat aktif dalam pembelajaran dan ≥75% tanggapan siswa dan guru terhadap pembelajaran baik atau sangat baik.
D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji efektivitas pembelajaran sistem saraf dengan model somatik auditori visual intelektual (SAVI) berbasis teknologi informasi (TI) di SMA N 2 Kudus.
E. Manfaat Penelitian Hasil pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: A. Siswa 1. Menjadikan siswa lebih aktif dalam belajar sehingga mampu meningkatkan pemahaman dan daya ingat terhadap materi yang dipelajari dan dapat berimplikasi meningkanya hasil belajar siswa. 2. Meningkatkan motivasi dalam belajar karena suasana belajar yang berbeda. 3. Meningkatkan kompetensi siswa pada materi sistem saraf. B. Guru Sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi guru maupun calon guru biologi dalam memilih
strategi pembelajaran yang efektif dan bervariasi sehingga
pembelajaran di kelas menjadi menarik dan meyenangkan. C. Sekolah Memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran di sekolah sehingga pembelajaran di sekolah dapat lebih efektif dan efisien.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka 1. Paradigma Baru Pembelajaran Paradigma adalah kerangka berpikir (KBBI 1999). Kerangka berpikir dapat diartikan sebagai pola berpikir. konsep paradigma yang dikaitkan dengan pendidikan. Dikaitkan dengan pembaruan-pembaruan yang harus dan telah dilakukan di dalam dunia pendidikan. Paradigma baru pendidikan, adalah pola berpikir dan pola bertindak baru dalam pendidikan. Pola berpikir dan pola bertindak itu menyangkut dengan sikap, prilaku, dan tindakan dalam pelaksanaan pendidikan (Diran 2008). Jadi, paradigma baru pendidikan adalah “pola berpikir dan bertindak
baru dalam memandang,
menyikapi, dan melaksanakan
pendidikan”. Kehidupan umat manusia dalam milenium yang baru mempunyai dimensi bukan hanya dimensi domestik tetapi global (Tilaar 2004). Kehidupan global dalam dunia terbuka dengan perdagangan bebas serta kerjasama regional memerlukan manusia-manusia yang berkualitas. Manusia-manusia berkualitas hanya dapat dihasilkan melalui pendidikan yang berkualitas. Pendidikan
yang
berkualitas
bukanlah
pendidikan
yang
hanya
mengembangkan inteligensi akademik tetapi perlu mengembangkan seluruh spektrum intelegensi manusia. Intelegensi tersebut antara lain inteligensi emosional, inteligensi spasial, inteligensi inter-personal, inteligensi intra-personal dan seterusnya (Harefa 2008). Masyarakat global ditandai dengan berbagai hal antara lain adanya kemampuan mengelola informasi, mengelola sumber daya, mengelola hubungan sosial, mengelola diri, bersikap fleksibel, mampu memecahkan masalah, mampu mengambil keputusan, mampu beradaptasi, mampu berpikir kreatif, dapat memotivasi diri, dan mampu menyusun pertimbangan (Harsanto 2007). Pada masa lalu pendidikan semata-mata hanya untuk mengembangkan kemampuan akal “bahkan sebagian besar dari kemampuan akal” dan kurang memperhatikan 6
7
segi-segi estetika, moral, budi pekerti, jasmani yang sehat, sikap yang santun (Tilaar 2004). Dalam upaya menjawab kebutuhan dan tantangan dunia global dengan kemajuan teknologi informasi saat ini, paling tidak ada dua aspek dalam sistem pendidikan yang perlu diubah menjadi paradigma baru yang berlaku. Kedua aspek tersebut adalah dalam hal metode pembelajaran dan manajemen pendidikan (Prayudi 2007). Aspek pertama adalah dalam hal metode pembelajaran, sejak dahulu metode pembelajaran kita selalu berorientasi dan bersumber hanya kepada guru dan berlangsung satu arah (one way). Metode ini sudah tidak dapat dipertahankan lagi dengan tanpa mengenyampingkan bahwa GURU itu tetap harus menjadi insan yang patut di Gugu dan di tiru (Suryana 2008). Sudah saatnya kini orientasi berubah tidak hanya kepada satu sumber saja (Guru), tetapi harus dilakukan berorientasi kepada siswa dan secara multi arah (Harsanto 2007). Proses interaksi yang multi arah ini diharapkan akan menstimulir para siwa untuk lebih menumbuhkan tingkat kepercayaan dirinya, proaktif, mau saling bertukar informasi, meningkatkan keterampilan berkomunikasi, berfikir kritis, membangun kerja sama, memahami dan menghormati akan adanya perbedaan pendapat dan masih banyak harapan positif lainnya yang lahir dari adanya perubahan tersebut (Suryana 2007). Metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dunia global adalah metode pembelajaran berbasis teknologi informasi yang menurut Prayudi (2007) memiliki karakteristik sebagai berikut : a. dari instruksi yang terpusat pada guru –> instruksi terpusat pada siswa b. dari stimulasi single -sense –> stimulasi multisensory c. dari pengembangan single path –> pengembangan multi path d. dari single media –> multimedia e. dari isolasi –> kolaborasi f. dari informasi sepihak –> pertukaran informasi g. dari belajar pasif –> belajar aktif h. dari sifat faktual –> berfikir kritis i.
dari pengetahuan –> pengambilan keputusan
j.
dari respon reaktif –> proaktif dan tindakan terencana
8
k. dari konteks artifisial –> konteks dunia nyata Aspek kedua adalah menyangkut manajemen lembaga pendidikan. Sebelumnya sekolah hanya bergerak dan beroperasi sendiri-sendiri secara mandiri, maka dalam konteks pembelajaran masa kini dan kedepan setiap sekolah harus mempunyai dan membangun networking antar lembaga pendidikan yang dapat saling bertukar informasi, pengetahuan dan sumber daya. Artinya sekolah selain sebagai institusi tidak lagi dipandang sebagai rival atau kompetitor semata tetapi lebih sebagai mitra (counterpart) (Suryana 2007). Terdapat beberapa karakteristik perubahan paradigma baru manajemen pendidikan menurut Prayudi (2007), yaitu : a. dari belajar sekali seumur hidup –> pembelajar seumur hidup b. dari menara gading –> pasar yang kompetitif c. dari sekolah single mode –> sekolah multiple mode d. dari sekolah berlingkup melebar –> sekolah dengan profil khas/spesifik e. dari sekolah isolatif –> sekolah kooperatif f. dari kurikulum single faculty –> kurikulum inter faculty g. dari broad basic studies –> just in time basic studies h. dari lulusan berorientasi kurikulum –> sertifikasi ilmu pengetahuan i. dari pembelajaran beroriantasi termin –> learning on demand j. dari kurikulum linear –> ruang pembelajaran Dua perubahan paradigma baru pendidikan diatas tentunya juga akan mengubah konteks dan konsep pendidikan.
Implementasi kedua perubahan
paradigma tersebut harus disikapi lewat upaya sebagai berikut (Suryana 2007): a. Sistem pendidikan harus berorientasi pada ” muatan lokal namun orientasi global” b. Konten dan kurikulum harus berbasis pada penciptaan kompetensi siswa (baik secara kognitif, afektif ataupun psikomotorik) c. Proses pembelajaran harus berorientasi pada pemecahan masalah riil dalam kehidupan (problem based learning). d. Teknologi informasi harus dioptimalkan guna menciptakan jejaring pendidikan antar sekolah atau lembaga pendidikan lainnya.
9
e. Individu yang terlibat dalam proses pendidikan harus memiliki kemampuan multidimensi agar bisa mengoptimalkan multi-intelegensia peserta didik. f. Manajemen sekolah harus terpadu secara administrasi maupun akademis g. Kebijakan keuangan harus bersifat otonom dengan memanfaatkan kemampuan potensi lokal. Dalam memahami pergeseran paradigma pembelajaran yang baru di era global dengan kemajuan teknologi informasi, alangkah baiknya ditinjau kembali hakikat dan makna belajar dan pembelajaran yang sesungguhnya. 2. Belajar dan pembelajaran Belajar
merupakan
suatu
proses
usaha
yang
dilakukan
untuk
mempengaruhi suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto 2003). Pembelajaran menurut Isjoni (2006) adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pembelajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya. Rumusan tentang pembelajaran diatas tidak terbatas dalam ruang saja, akan tetapi juga sistem pembelajaran. Sistem pembelajaran dapat dilaksanakan dengan cara membaca buku, belajar dikelas atau disekolah, karena diwarnai oleh organisasi dan interaksi antara berbagai komponen yang saling berkaitan, untuk membelajarkan siswa (De porter dan Hernacki 2006). Pembelajaran yang menyenangkan dan melibatkan siswa dalam belajar tersebut tidaklah mudah untuk diciptakan. Untuk membuat siswa terlibat secara langsung, dan membuat siswa merasakan kegembiraan dalam belajar perlu diciptakan kondisi kelas yang mendukung, dengan setting yang membuat mereka tetap dalam keadaan belajar (Harsanto 2007). Hal itu dapat terlaksana jika prinsipprinsip dasar belajar dilaksanakan sepenuhnya.
10
Prinsip-prinsip dasar tersebut seperti yang diungkapkan oleh Meier (2005) antara lain: a. Belajar melibatkan seluruh pikiran dan tubuh. b. Belajar adalah berkreasi, bukan mengonsumsi. c. Kerja sama membantu proses belajar. d. Pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan. e. Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri (dengan umpan balik). f. Emosi positif sangat membantu pembelajaran. g. Otak-citra menyerap informasi secara langsung dan otomatis Berdasarkan prinsip-prinsip dasar tersebut, diperlukan suatu pembelajaran yang membuat siswa terlibat secara aktif sepenuhnya. Meier (2005) menyebut pembelajaran yang membuat siswa aktif ini dengan sebutan Belajar Berdasar Aktivitas (BBA). Belajar Berdasar Aktivitas (BBA) berarti belajar dengan bergerak aktif secara fisik ketika belajar, dengan memanfaatkan indera sebanyak mungkin, dan membuat seluruh tubuh/pikiran terlibat dalam proses belajar. Pembelajaran yang didasarkan pada aktivitas ini sesuai dengan model pembelajaran yang pernah dilakukan oleh Hardian (2009) yakni model pembelajaran somatik auditori visual intelektual (SAVI). 3. Model pembelajaran SAVI (Somatik, Auditori, Visual, Intelektual) Pembelajaran tidak otomatis meningkat dengan meningkatkan aktifitas fisik yang bermacam-macam. Akan tetapi, menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera dapat berpengaruh besar pada pembelajaran. Model pembelajaran yang menggabungkan aktivitas fisik dengan aktivitas intelektual dan penggunaan semua indera adalah model pembelajaran SAVI (Meier 2005). SAVI berkembang atas dasar pengembangan accelerated learning (percepatan belajar) yaitu bagaimana membuat proses pembelajaran menjadi efisien, efektif, dan menyenangkan (Gunawan 2004). Model pembelajaran SAVI memiliki unsur-unsur yang penting dalam pembelajaran. Unsur-unsur SAVI menurut Meier (2005) yakni somatik, auditori, visual dan intelektual.
11
a. Somatik Belajar somatik berarti belajar dengan indera peraba, kinestetis, melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakkan tubuh sewaktu belajar, jadi belajar somatis yakni belajar dengan bergerak dan berbuat (De porter dan Hernacki 2006). Integrasi gerakan ke dalam proses pembelajaran akan sangat membantu meningkatkan daya ingat karena otak mengingat dan menjangkarkan informasi yang dipelajari dengan memasukkan unsur pengalaman (Gunawan 2004). Meier (2005) mengemukakan bahwa orang dapat berbuat ketika mereka: 1) Memeragakan suatu proses, sistem atau seperangkat konsep 2) Mendapatkan pengalaman, lalu membicarakannya dan merefleksikannya. 3) Melengkapi suatu proyek yang memerlukan kegiatan fisik. 4) Melakukan tinjauan lapangan, menulis, menggambar, dan membicarakan tentang apa yang dipelajari. 5) Mewawancarai orang-orang di luar kelas 6) Dalam tim, menciptakan pelatihan pembelajaran aktif bagi seluruh siswa. b. Auditori Belajar dengan berbicara dan mendengar (De porter dan Hernacki 2006). Berikut ini adalah hal-hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan penggunaan sarana auditori dalam belajar (Meier 2005): 1) Mengajak untuk membaca dengan keras dari buku panduan atau layar komputer. 2) Mengajak membuat rap, sajak, atau hafalan dari yang sedang dipelajari 3) Meminta berpasangan atau berkelompok memperbincangkan secara terperinci apa yang baru saja dipelajari dan bagaimana menerapkannya. 4) Mempraktikkan suatu keterampilan atau memeragakan fungsi sambil mengucapkan secara terperinci apa yang sedang dikerjakan. c. Visual Belajar dengan cara melihat dan mengamati (De porter dan Henacki 2006). Beberapa hal yang dapat dimanfaatkan untuk membuat pembelajaran lebih visual menurut Meier (2005) antara lain: 1) Bahasa yang penuh gambar
12
2) Grafik presentasi yang hidup 3) Benda tiga dimensi 4) Bahasa tubuh yang dramatis 5) Cerita yang hidup 6) Pengamatan lapangan d. Intelektual Belajar
dengan
memecahkan
masalah
dan
berfikir.
Intelektual
menunjukkan apa yang dilakukan dalam fikiran secara internal ketika menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut. Berikut aktivitas yang dapat merangsang kegiatan intelektual (Meier 2005): 1) Memecahkan masalah. 2) Menganalisis pengalaman. 3) Melahirkan gagasan kreatif. 4) Mencari dan menyaring informasi. 5) Merumuskan pertanyaan. Belajar bisa optimal jika keempat unsur SAVI ada dalam satu peristiwa pembelajaran. Misalnya, seorang siswa dapat belajar sedikit dengan menyaksikan presentasi (V), tetapi ia dapat belajar jauh lebih banyak jika dapat melakukan sesuatu ketika presentasi sedang berlangsung (S), membicarakan apa yang mereka pelajari (A), dan memikirkan cara menerapkan informasi dalam presentasi tersebut untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada (I) (Meier 2005). Model pembelajaran SAVI dapat direncanakan dalam empat tahap (Herdian 2009), yaitu: a. Tahap persiapan (gairah) Pada tahap ini guru membangkitkan minat siswa, memberikan perasaan positif mengalami pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar. b. Tahap presentasi (encounter) Pada tahap ini siswa dikondisikan agar menemukan materi belajar yang baru dengan cara menari, menyenangkan, relevan, melibatkan pancaindera, dan cocok untuk semua gaya belajar.
13
c. Tahap praktek (integrasi) Pada tahap ini siswa dibantu untuk mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai cara. d. Tahap kinerja (aplikasi) Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa menerapkan dan memperluas pengetahuan atau ketrampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga hasil belajar akan melekat dan penampilan hasil akan terus meningkat. Meier (2005) menyebutkan strategi dalam menerapkan SAVI antara lain : a. Belajar akan efektif dalam keadaan “Fun” (menyenangkan). b. Belajar adalah berkreasi, bukan mengkonsumsi. Sudah bukan zamannya lagi anak disuapi, tetapi ia harus menciptakan sendiri. Pembelajaran harus berpusat pada siswa, bukan berpusat pada guru. Oleh karena itu, pada saat merancang pembelajaran, guru harus memikirkan apa yang akan dilakukan siswa, bukan apa yang dilakukan guru. c. Belajar yang baik itu bersifat sosial. Tak perlu diragukan lagi manfaat yang akan dirasakan jika belajar dilakukan dalam kelompok. d. Belajar yang baik juga bersifat multi inderawi. e. Belajar terbaik dalam keadaan alfa. Sebagaimana stasiun pemancar radio atau televisi, otak manusia juga bekerja pada gelombang atau frekuensi tertentu. Belajar terbaik itu pada frekuensi alfa karena sebagian besar memori kita disimpan di pikiran bawah sadar. Dan yang dapat menghantarkan memori ke pikiran bawah sadar adalah gelombang alfa. Untuk menerapkan strategi pembelajaran SAVI seperti yang disebutkan diatas tentu tidak dapat terlepas dari kehidupan sehari-hari siswa. Kehidupan sehari-hari siswa tidak akan terlepas dari adanya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang sangat cepat dan canggih. Dengan demikian teknologi informasi dapat diimplementasikan dalam pembelajaran SAVI untuk menjadikan pembelajaran lebih efektif dan efisien. 4. Pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran dengan model SAVI Haag dan Keen dalam Akib (2006) menyatakan
teknologi informasi
adalah seperangkat alat yang membantu bekerja dengan informasi dan melakukan
14
tugas-tugas yang berhubungan dengan pemrosesan informasi. Martin dalam Akib (2006) mengungkapkan bahwa teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang akan digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirim/menyebarkan informasi. Sementara Williams dan Sawyer diacu oleh Akib (2006), mengungkapkan bahwa teknologi informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi kecepatan tinggi yang membawa data, suara, dan video. Pembelajaran berbasis teknologi informasi dan telekomunikasi maupun digital menurut Putra (2009) dapat digunakan baik secara synchronous (proses belajar mengajar dilakukan secara bersamaan, terjadi interaksi dua arah antara pengajar dan peserta pembelajaran) maupun asynchronous (proses belajar mengajar antara pengajar dan peserta pembelajaran dilakukan pada waktu yang berbeda). Bentuk realisasi dari pembelajaran berbasis TI (Teknologi Informasi) ini dapat melalui 2 cara (Pustekkom 2009): a. Stand-alone & off-line 1) Dapat dijalankan pada komputer yang tidak terhubung dengan jaringan 2) Dipakai untuk pembelajaran mandiri maupun kelompok 3) Biasanya dalam bentuk materi yang telah diorganisasikan sedemikian rupa sehingga dapat menjadi media belajar individu maupun klasikal di kelas. Contohnya multimedia interaktif, slide animasi, video, film. b. Web-based training (WBT) 1) Lingkungan belajar berbasis Web dan teknologi Internet 2) Lebih kaya dan interaktif 3) Dapat digunakan untuk pembelajaran mandiri maupun kolektif 4) Selain media juga sebagai sumber belajar, karena aksesnya lebih luas. Salah satu media pembelajaran berbasis teknologi informasi adalah slide multimedia den internet. Slide multimedia merupakan sumber belajar yang dirancang (By Design Learning Resources) dan internet merupakan sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan (By Utility Learning Resources) (Pustekkom 2009).
15
Slide
adalah
media
yang
penyajiannya
menggunakan
proyektor
(Rumampuk 1988). Multimedia terdiri dari dua suku kata yaitu; multi (Latin nouns) berarti banyak, bermacam-macam, dan medium (Latin) yaitu sesuatu yang dipakai untuk menyampaikan atau membawa sesuatu. Medium (American Heritage Electronic Dictionary 1991) yaitu alat untuk mendistribusikan dan mempresentasikan
informasi.
Elemen-elemen
multimedia
menggabungkan
beberapa komponen seperti warna, teks, animasi, gambar/grafik, suara, dan video sangat menunjang dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa yang memiliki kemampuan kognitif yang berbeda. Gabungan slide (film bingkai) dengan tape audio adalah jenis sistem multimedia yang paling mudah diproduksi (Arsyad 2009). Pembelajaran berbasis multimedia menunjang implementasi kurikulum, membantu upaya meningkatkan minat belajar, dan menjadi pelengkap sumber belajar. Kehadiran teknologi multimedia dalam pembelajaran hanya bertindak sebagai pelengkap, tambahan (suplemen) atau alat bantu bagi guru. Multimedia tidak akan mengambil alih peran dan fungsi guru, karena ada hal yang tidak dapat digantikan oleh
multimedia.
Multimedia
hanya
sebagai pilihan dalam
menyampaikan informasi kepada siswa untuk menciptakan suasana belajar mandiri yang menyenangkan (Kariadinata 2010). Media dan sumber belajar selain slide multimedia yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran adalah internet. Internet merupakan jaringan komputer global yang mempermudah, mempercepat akses, dan distribusi informasi dan pengetahuan (materi pembelajaran) sehingga materi dalam proses belajar mengajar selalu dapat diperbaharui. Dengan adanya internet sebagai sumber belajar akan membuat siswa mengeksplorasi pengetahuan yang hanya sedikit didapat dari guru dan buku teks (Oetomo 2006). Penggunaan slide multimedia dan internet dalam pembelajaran akan lebih membuat siswa tertarik dalam pembelajaran, namun pembelajaran yang menarik saja tidak cukup untuk menciptakan pemahaman yang mendalam sehingga siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, media dan sumber ini perlu dipadukan dengan model pembelajaran yang membuat siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran, model pembelajaran yang dimaksud
16
adalah model pembelajaran SAVI. Dengan memadukan model pembelajaran SAVI berbasis teknologi informasi (slide multimedia dan internet) akan menciptakan pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan melibatkan siswa secara penuh sehingga hasil belajar siswa menjadi optimal. Bentuk penerapan TI (Teknologi informasi) menurut Nugroho (2009) dalam kegiatan pembelajaran SAVI di kelas dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1 Dukungan TI dalam pembelajaran SAVI Modus belajar Somatik
Dukungan TI Presentasi disertai simulasi dengan media slide multimedia, browsing internet mencari referensi, wawancara tentang sistem saraf dengan staf ahli, game mencari fungsi bagian otak dengan panduan kartu otak
Auditori
Diskusi dalam kelompok dipandu slide multimedia
Visual
memperhatikan gambar-gambar dan video/film pendek pada slide multimedia
Intelektual
memecahkan permasalahan tentang sistem saraf dalam kehidupan sehari-hari melalui browsing internet dan panduan slide multimedia, bermain game mekanisme kerja saraf dengan game flash
Pembelajaran SAVI berbasis teknologi informasi (slide multimedia dan internet) sangat cocok diimplementasikan pada materi yang cukup sulit untuk dipahami siswa dan guru kesulitan memilih model yang sesuai untuk mengajarkan materi tersebut. Materi yang sulit diajarkan guru dan sulit dipahami siswa adalah materi sistem saraf. 5. Pembelajaran sistem saraf Sistem saraf dalam hal ini adalah pada manusia. Materi ini diberikan kepada siswa kelas XI SMA/MA atau sederajat pada mata pelajaran Biologi. Sistem saraf merupakan materi Biologi yang meliputi struktur saraf, susunan dan fungsi sistem saraf, mekanisme penghantaran impuls dan kelainan-kelainan pada sistem saraf dan efek psikotropika terhadap kesehatan saraf.
17
Kurikulum yang dianut saat ini adalah kurikulum 2009 yang dikenal dengan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Dalam KTSP, terdapat Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar yang terkait dengan sistem saraf pada mata pelajaran Biologi, yaitu sebagai berikut : a. Standar Kompetensi No. 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas b. Kompetensi Dasar No. 3.6. menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses serta kelainan/ penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tersebut menuntut siswa menguasai dan memahami tentang sistem saraf dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Penguasaan dan pemahaman siswa ditentukan oleh adanya proses pembelajaran yang membuat mereka mudah menguasai dan mudah memahami materi sistem saraf tersebut. Pembelajaran yang tepat untuk membuat siswa mudah belajar dan mudah memahami adalah pembelajaran yang melibatkan siswa sepenuhnya dalam pembelajaran, dan pembelajaran yang cocok adalah pembelajaran SAVI yang menggabungkan aktifitas fisik dengan kegiatan intelaktual dengan memanfaatkan indera sebanyak mungkin dalam pembelajaran. Beberapa proses yang terjadi dalam organ saraf kemungkinan akan sulit dipahami oleh siswa, oleh karena itu penggunaan media dalam pembelajaran sangat diperlukan untuk memperjelas dalam mempelajari suatu proses yang sukar diamati secara langsung. media pembelajaran sangat bermacam-macam jenisnya namun media yang sangat cocok untuk mempelajari objek yang abstrak adalah gambar bergerak disertai suara. Termasuk dalam media gambar bergerak dan disertai suara adalah film atau video, akan tetapi media ini tidak dapat diatur tampilannya untuk disesuaikan dengan materi yang sedang dibicarakan. Untuk mengatasi hal tersebut film atau media tersebut dapat dipotong bagian yang diinginkan kemudian dengan bantuan komputer dapat dimasukkan dalam bentuk slide power point disertai animasi. Slide tersebut kemudian dapat dibakar ke dalam CD (compact disc) ataupun flashdisc agar lebih mudah penggunaanya dalam proses pembelajaran dan distribusinya kepada siswa.
18
Pada strategi pembelajaran SAVI berbasis TI yang akan diterapkan, siswa akan dikondisikan untuk melakukan berbagai aktivitas belajar mulai dari diskusi kelompok, presentasi, tanya jawab, penugasan, praktik dan pemecahan masalah sehari-hari berkaitan dengan sistem saraf. Pengalaman belajar yang akan dialami siswa antara lain melakukan observasi melalui slide animasi, wawancara nara sumber, memecahkan masalah dan bahkan menjadikan dirinya sendiri sebagai objek yang dipelajari. Slide animasi yang akan digunakan dalam pembelajaran berisi tentang materi sistem saraf yakni struktur dan fungsi sistem saraf, gerak dan mekanisme penghantaran impuls, dan penyakit dan/ kelainan yang terjadi pada sistem saraf. Masing-masing sub topik tersebut akan dibahas tiap pertemuan. Slide animasi tersebut berisi keterangan dan gambar-gambar disertai film pendek untuk lebih memperjelas keterangan yang ada pada slide. Dalam penelitian ini, materi sistem saraf mempunyai alokasi waktu 8 JP, dengan 6 JP untuk kegiatan pembelajaran di kelas dan 2 JP untuk evaluasi test tertulis. Pokok bahasan yang akan dipelajari meliputi struktur dan fungsi susunan saraf, gerak dan mekanisme penghantaran impuls dan penyakit dan/ kelainan pada sistem saraf. Tiap pokok bahasan akan dibahas pada satu kali pertemuan sama dengan 2x45 menit atau 2 jam pelajaran. Pembelajaran SAVI berbasis TI yang akan dilakukan di SMA N 2 Kudus kelas XI IPA diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa sejalan dengan pengorganisasian materi yang tepat dan meningkatnya aktivitas belajar. Oleh karena itu menciptakan suasana belajar yang dapat membuat siswa aktif belajar dengan menyenangkan sebagai pusat pembelajaran serta peran guru sebagai fasilitator (bukan pusat pembelajaran) sangat penting dalam pembelajaran. Adapun kerangka berfikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
19
Pembelajaran sistem saraf masih Teacher Centered Learning, kurang variasi pembelajaran, Materi sistem saraf sulit dilihat langsung dan sulit dipahami, aktivitas belajar terbatas
Siswa kurang aktifitas dan kurang pengalaman belajar, siswa bosan dalam pembelajaran.
Hasil belajar (kognitif, afektif, psikomotorik) siswa belum optimal
Pembelajaran SAVI berbasis TI
Pembelajaran menjadi Student centered learning, aktivitas belajar bervariasi, materi lebih tervisualisasi sehingga mudah dipahami
Hasil belajar kognitif mencapai KKM, hasil belajar afektif dan psikomotorik dalam kriteria tinggi atau sangat tinggi, aktivitas siswa dengan kriteria aktif atau sangat aktif, tanggapan siswa dan guru baik atau sangat baik
Model pembelajaran SAVI berbasis TI efektif pada materi pembelajaran sistem saraf
Gambar 1 Skema kerangka berfikir pembelajaran sistem saraf dengan model SAVI berbasis TI B. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah model somatik auditori visual intelektual (SAVI) berbasis teknologi informasi efektif pada pembelajaran sistem saraf di SMA N 2 Kudus.
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan waktu penelitian Lokasi penelitian ini adalah di SMA Negeri 2 Kudus yang beralamat di Jl.Ganesha Purwosari Kudus Telp/Fax (0291) 431630 Kudus 59354. Penelitian ini dilaksanakan pada Semester Genap Tahun Ajaran 2009/2010. B. Populasi dan sampel 1. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kudus Tahun Ajaran 2009/2010 yang berjumlah 196 siswa yang terbagi menjadi 5 kelas. 2. Sampel penelitian ini sebanyak 79 siswa yang terbagi menjadi 2 kelas. Satu kelas sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah siswa 40 dan kelas lainnya sebagai kelompok kontrol dengan jumlah siswa 39. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. C. Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini yaitu meliputi: 1. Variabel bebas penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran SAVI berbasis TI. 2. Variabel terikat penelitian ini adalah hasil belajar (kognitif, afektif dan psikomotorik), aktivitas siswa, tanggapan siswa dan guru. D. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan Posttest-Only Control Design (Sugiyono 2006). Dalam desain ini terdapat kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang diambil secara random kemudian diberi perlakuan. Setelah diberi perlakuan kemudian diberikan post tes. Desain tersebut dapat digambarkan pada Tabel 2.
20
21
Tabel 2 Gambaran rancangan Posttest-Only Control Design Kelompok Perlakuan Pengukuran E X1 Post K X2 Post Keterangan: E : kelompok eksperimen K : kelompok kontrol X1 : model pembelajaran SAVI berbasis TI X2 : model pembelajaran diskusi dengan media charta berbasis kooperatif (pembelajaran yang biasa diterapkan di SMA N 2 Kudus) Post : post test Untuk melihat sejauh mana keefektifan model SAVI berbasis TI ini terhadap hasil belajar dan aktivitas siswa pada pembelajaran Biologi materi sistem saraf, kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan model pembelajaran SAVI berbasis TI dan kelompok kontrol diberikan perlakuan pembelajaran diskusi dengan charta berbasis kooperatif (pembelajaran yang biasa digunakan di SMA N 2 Kudus). E. Prosedur Penelitian Prosedur
penelitian
ini
meliputi
tahap
perencanaan,
persiapan,
pelaksanaan, dan evaluasi. 1. Perencanaan penelitian Dalam kegiatan perencanaan meliputi hal-hal berikut ini: a. Melaksanakan observasi awal melalui wawancara dengan guru Biologi untuk mendapatkan data awal siswa, data sekolah dan proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. b. Menyusun proposal penelitian untuk mempermudah dalam pelaksanaan penelitian. 2. Persiapan penelitian a. Bersama guru bidang studi berkolaborasi menyusun desain pembelajaran yaitu pembelajaran materi sistem saraf dengan model pembelajaran SAVI berbasis TI . b. Mempersiapkan instrumen penelitian, meliputi: silabus, RPP, LDS, dan alatalat evaluasi berupa soal-soal, lembar observasi aktivitas siswa, angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran, dan lembar wawancara tanggapan guru.
22
c. Melakukan uji coba instrumen yakni soal-soal yang akan digunakan sebagai alat ukur hasil belajar. d. Analisi soal uji coba meliputi : validitas, reliabilitas, daya pembeda soal dan tingkat kesukaran soal test. 3. Pelaksanaan penelitian a. Melaksanakan proses pembelajaran materi sistem saraf manusia menggunakan model pembelajaran SAVI berbasis TI. Pertemuan 1 (2 jam pelajaran) 1) Tahap persiapan (10 menit) a) Guru menayangkan sebuah video orang yang sedang bersin. b) Guru bertanya kepada siswa tentang interpretasi dari video yang ditayangkan dan kaitannya dengan pembelajaran yang akan dilakukan. (intelektual) 2) Tahap presentasi (20 menit) a) Guru menayangkan video berisi rangkuman sistem saraf (visual-intelektual) b) Tiap siswa diberi sebuah kartu (brain card) yang berisi fungsi-fungsi otak dan berdasarkan fungsi tersebut tiap siswa harus dapat menemukan bagian otak yang mempunyai fungsi tersebut (somatik) c) Setelah menemukan bagian otak dengan kartu fungsi otak tersebut maka masing-masing kelompok akan menemukan anggota kelompoknya dan berkumpul dalam kelompoknya (somatik) 3) Tahap praktek (integrasi) (15 menit) a) Guru membagikan LDS pada tiap kelompok untuk didiskusikan. b) Siswa melakukan diskusi kelompok dengan bantuan slide multimedia sementara guru mengawasi jalannya diskusi (somatik-visual-intelektual) 4) Tahap kinerja (aplikasi) (35 menit) a) Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan (auditori) b) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti (auditori) 5) Kegiatan akhir (10 menit) a) Guru bersama siswa menyimpulkan susunan saraf pada manusia
23
b) Guru menugaskan kepada siswa untuk mencari tahu tentang berbagai rangsang dan respon gerak biasa dan gerak refleks dalam kehidupan seharihari. c) Guru menutup kegiatan pembelajaran Pertemuan 2 (2 jam pelajaran) 1) Tahap persiapan (10 menit) a) Guru mencubit salah seorang siswa (somatik) b) Guru meminta siswa megungkapkan hasil interpretasinya tentang apa yang dirasakan ketika dicubit, dan menanyakan tanggapan dari siswa lain tentang peristiwa tersebut (Auditori-intelektual) 2) Tahap presentasi (10 menit) a) Tiap siswa diberi sebuah kartu (Brain Card) yang berisi fungsi-fungsi otak dan berdasarkan fungsi tersebut tiap siswa harus dapat menemukan bagian otak yang mempunyai fungsi tersebut (somatik) b) Setelah menemukan bagian otak dengan kartu fungsi otak tersebut maka masing-masing kelompok akan menemukan anggota kelompoknya dan berkumpul dalam kelompoknya (somatik) 3) Tahap praktek (integrasi) (50 menit) a) Guru membagikan LKS dan LDS untuk dikerjakan siswa secara berkelompok (auditori-visual-intelektual) 4) Tahap kinerja (aplikasi) (10 menit) a) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti (auditori) b) Guru meminta beberapa siswa untuk maju dan mendemonstrasikan refleks patella atau menjelaskan mekanisme penghantaran impuls dengan bantuan slide multimedia (somatik-auditori) 5) Kegiatan akhir (10 menit) a) Guru bersama siswa menyimpulkan mekanisme kerja sistem saraf b) Guru menugaskan kepada siswa untuk mencari tahu tentang kelainan dan/ penyakit pada sistem saraf baik di internet/koran/majalah dan melakukan wawancara ke puskesmas atau kepolisian. c) Guru menutup kegiatan pembelajaran
24
Pertemuan 3 ( 2 jam pelajaran) 1) Tahap persiapan (10 menit) a) Guru menayangkan video orang yang sedang mabuk (auditori-visual) b) Guru meminta salah satu siswa menjelaskan keterkaitan antara video dengan sistem saraf (intelektual) 2) Tahap presentasi (15 menit) a) Siswa diminta duduk dalam kelompoknya (somatik) b) Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi tentang pembagian tugas presentasi (auditori) 3) Tahap praktek (integrasi) (40 menit) a) Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil observasi dan wawancaranya tentang kelainan dan/ penyakit tentang sistem saraf (auditori) 4) Tahap kinerja (aplikasi) (15 menit) a) Siswa diberi kesempatan melakukan tanya jawab dalam diskusi kelas (auditori- intelektual) b) Guru memberikan penjelasan tentang materi yang belum tersampaikan dalam diskusi kelas (auditori) 5) Kegiatan akhir (10 menit) a) Siswa bersama guru menyimpulkan kesimpulan dari pembelajaran kelainan dan/ penyakit pada sistem saraf b) Guru menutup kegiatan pembelajaran. b. Mengamati jalannya proses pembelajaran materi sistem saraf manusia yang dilakukan oleh observer dan guru mitra, dan mencatat hasilnya pada lembar observasi. c. Memberikan evaluasi akhir dengan pemberian tes tertulis kepada siswa. d. Memberikan angket pada siswa mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan. e. Melakukan wawancara dengan guru mitra tentang pembalajaran yang telah dilaksanakan. 4. Analisis dan penyimpulan
25
a. Melakukan analisis hasil belajar siswa, hasil observasi aktivitas siswa dan, hasil angket yang diperoleh dari siswa, serta mengevaluasi hasil wawancara dengan guru mitra. b. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan. F. Data dan Teknik Pengambilan Data Terdapat 2 macam data berdasarkan cara pengambilan data, yakni data langsung dan data tak langsung. Data langsung merupakan data yang diambil secara langsung dari sumber data, sedangkan data tak langsung merupakan data yang diambil dengan perantara atau dokumen tanpa berhubungan langsung dengan sumber data. Sumber data dalam penelitian ini yakni: Guru dan Siswa. Ada beberapa teknik yang digunakan dalam pengambilan data dari sumber data, disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3 Teknik pengambilan data dari sumber data: Data yang Diambil Hasil belajar kognitif Hasil belajar psikomotorik Hasil belajar afektif Aktivitas siswa Tanggapan siswa Tanggapan guru
Teknik Pengambilan Data Tes Observasi Angket Observasi Angket wawancara
G. Metode Analisis data 1. Analisis tahap awal Analisis tahap awal digunakan untuk mengetahui bahwa kelompok yang digunakan untuk penelitian dapat memenuhi syarat sebagai subyek penelitian yakni dengan menentukan kelayakan kelompok yang akan dijadikan sampel penelitian. Analisis yang digunakan yaitu: a. Uji normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan distribusi nomal atau tidak (Sudjana 2002). Teknik yang digunakan untuk menguji kenormalan adalah teknik Chi kuadrat. Hipotesis yang diuji adalah: Ho : data berdistribusi normal Ha : data tidak berdistribusi normal
26
Adapun rumus chi kuadrat adalah sebagai berikut :
x
hitung
=∑
Keterangan : x2 : chi kuadrat Oi : frekuensi pengamatan Ei : frekuensi yang diharapkan : banyaknya kelas interval Selanjutnya harga x2 hitung yang diperoleh dikonsultasikan ke
2
tabel
derajat kebebasan (dk) = k-3 dan taraf signifikan 5%. Ho diterima jika 2
tabel,
dengan 2
hitung
r tabel, maka soal tes bersifat reliabel. Untuk n= 35 diperoleh r tabel = 0,334. Dari hasil perhitungan untuk seluruh item soal diperoleh harga r hitung sebesar 0,877. Karena r hitung > r tabel maka alat ukur tersebut sudah reliabel. Perhitungan reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.
3) Analisis tingkat kesukaran Indeks kesukaran merupakan bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Menurut Arikunto (2006b) besarnya tingkat kesukaran dihitung dengan rumus :
P=
28
Keterangan : P : indeks kesukaran B : banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS : jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 5, dan hasil analisis tingkat kesukaran pada soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 5 Kriteria indeks kesukaran (P) Interval P 0,0 < P ≤ 0,3 0,3 < P ≤ 0,7 0,7 < P≤ 1,0
Kriteria Soal sukar Soal sedang Soal mudah
Tabel 6 Rekapitulasi tingkat kesukaran soal uji coba Tingkat Kesukaran Nomor Soal Mudah 3, 4, 5, 12, 13, 15, 19, 21, 24, 27, 40, 46, 47, 48, 53, 55 Sedang 1, 2, 7, 8, 10, 14, 16, 17, 18, 23, 25, 28, 29, 31, 32, 34, 35, 36, 38, 41, 42, 44, 45, 49, 50,51, 52, 54 Sukar 6, 9, 11, 20, 22, 26, 30, 33, 37, 39, 43, Jumlah
Jumlah soal 16 28
11 55
*Perhitungan selengkapnya pada Lampiran 4.
4) Daya pembeda soal Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto 2006b). Untuk mencari nilai daya pembeda digunakan rumus :
D=
-
= PA-PB
Keterangan : D : daya pembeda (indeks diskriminasi) BA : banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelas atas BB : banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelas bawah JA : banyaknya peserta kelompok atas JB : banyaknya siswa kelompok bawah Klasifikasi daya pembeda soal dapat dilihat pada Tabel 7, dan hasil analisis daya pembeda pada soal uji coba dapat dilihat pada Tabel 8.
29
Tabel 7 Klasifikasi daya pembeda soal Interval Daya Pembeda 0,00 ≤ D ≤ 0,20 0,20 < D ≤ 0,40 0,40 < D ≤0,70 0,70 < D ≤ 1,00 negatif
Kriteria jelek cukup baik baik sekali daya pembeda tidak baik dan sebaiknya dibuang
Tabel 8 Hasil daya pembeda soal uji coba* Daya pembeda Jelek Cukup
Baik Baik Sekali
Nomor Soal 3, 4, 6, 11, 14, 16, 22, 26, 27, 37, 39, 40, 42, 45, 55 2, 5, 9, 12, 13, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 25, 29, 30, 32, 33, 34, 36, 41, 43, 44, 46, 47, 48, 49, 50, 51,52, 53, 54 1, 7, 8, 10, 23, 24, 28, 31, 35, 38, Jumlah
Jumlah soal 15 30
10 55
*Perhitungan selengkapnya pada Lampiran 4.
Berdasarkan hasil analisis di atas soal yang dipakai dalam penelitian ini adalah soal yang dinyatakan valid, reliabel, mempunyai daya pembeda dengan kriteria cukup, baik, atau baik sekali dengan persentase tingkat kesukaran soal sukar 30%, sedang 40% dan sukar 30% dari keseluruhan soal yang dipakai. Soal yang dipakai dan soal diperbaiki dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9 Rekapitulasi soal yang dipakai dan soal yang dibuang untuk evaluasi pada materi pembelajaran sistem saraf dengan model SAVI berbasis TI Nomor Soal Dipakai
Keterangan Diperbaiki
1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 15, 3, 6, 11, 14, 16, 21, 25,28, 30, 36, Dipakai = 40 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24,26, 27, 37, 39, 40, 42, 45, Diperbaiki = 15 29, 31, 32, 33, 34, 35, 38, 41, 43, 44, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55 Jumlah 55
2. Analisis tahap akhir
30
Setelah perlakuan diberikan, selanjutnya diadakan posttest untuk mengambil data hasil belajar siswa kelompok sampel. Hasil belajar tersebut dianalisis dan dibandingkan untuk mengetahui pada kelompok mana perlakuan tersebut paling efektif. Analisis data yang digunakan adalah : a. Analisis data hasil belajar kognitif siswa Hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari nilai LDS, nilai tugas, LKS dan nilai post test. Hasil dari nilai tersebut kemudian dihitung hasil belajar siswa tiap individu menurut rumus Arikunto (2006b).
NA =
(1( NJLDKS NTGS )) (3NPT ) 4
Keterangan : NA NJLDKS NTGS NPT
: nilai akhir : nilai jawaban LDS dan LKS : nilai tugas : nilai posttest
Setelah didapatkan nilai akhir, maka nilai tersebut dianalisis untuk mengetahui adanya perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Hasil belajar psikomotorik siswa diperoleh dari analisis lembar penilaian psikomotorik, sementara itu analisis hasil belajar afektif diperoleh dari lembar penilaian minat dan sikap. Analisis lembar penilaian psikomotorik siswa dan lembar penilaian minat dan sikap menurut Arikunto (2006b) dilakukan dengan menggunakan rumus :
Nilai =
Jumlah Skor yang diperoleh x 100% Jumlah skor maksimal
Nilai yang diperoleh kemudian dikonfirmasikan dengan Kriteria menurut Ridlo & Rudyatmi (2005). Setelah didapat masing-masing nilai kemudian dihitung ketuntasan klasikalnya dengan rumus yang sama untuk menghitung ketuntasan klasikal hasil belajar kognitif. b. Uji perbedaan 2 rata-rata
31
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil belajar siswa materi sistem saraf kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai perbedaan rata-rata atau tidak. Hipotesis yang diuji adalah : H0 : σ12 = σ22 Ha : σ12 ≠ σ22 Karena α1=α2 maka statistik yang digunakan adalah Uji t dengan rumus : t=
Keterangan : X1 = rata-rata nilai kelas eksperimen X2 = rata-rata nilai kelas kontrol n1 = jumlah anggota kelas eksperimen n2 = jumlah anggota kelas kontrol Statistik tersebut berdistribusi dengan dk=(n1+n2-1) Kemudian dari nilai akhir tersebut dihitung nilai ketuntasan klasikalnya untuk mengetahui efektivitas pembelajaran yang dilakukan. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus :
P=
ni x 100% n
Keterangan : P : Ketuntasan klasikal ni : Jumlah siswa tuntas secara individu (nilai ≥70)
n 100
: Jumlah seluruh siswa : Bilangan tetap Setelah mendapatkan ketuntasan klasikal, kemudian hasilnya dikonfirmasi
dengan Kriteria persentase kelulusan menurut Ridlo dan Rudyatmi (2005). c. Analisis aktivitas siswa dalam pembelajaran 1) Menghitung jumlah skor masing-masing siswa dalam kegiatan pembelajaran
2) Menghitung persentase tingkat aktivitas siswa dengan rumus (Purwanto 2008) sebagai berikut :
32
NP =
R x 100% SMI
Keterangan : NP : nilai persen yang dicari R : jumlah skor yang diperoleh siswa SMI : skor maksimal ideal 3) Mengkonfirmasikan nilai persen dengan Kriteria menurut Ridlo dan Rudyatmi (2005) yang dimodifikasi sebagai berikut: ≤ 54% 55%-5%9 60%-75% 76%-85% 86%-100%
: jelek : kurang aktif : cukup aktif : aktif : sangat aktif
d. Analisis angket tanggapan siswa Angket tanggapan siswa dianalisis dengan skala Likert. Angket yang digunakan memiliki dua jawaban yaitu ya dan tidak. Analisis angket menurut Arikunto (2006b) dengan menggunakan rumus :
Nilai =
Jumlah Skor menjawab ya x 100% Jumlah skor maksimal
Nilai yang diperoleh kemudian dikonfirmasikan dengan Kriteria persentase menurut Ridlo & Rudyatmi (2005) dibawah ini: ≤ 54% 55%-59% 60%-75% 76%-85% 86%-100%
: jelek : kurang baik : cukup baik : baik : sangat baik
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN F. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA 1 dan XI IPA 3 SMA Negeri 2 Kudus pada Semester Genap Tahun Ajaran 2009/2010. Pembelajaran yang diterapkan adalah pembelajaran SAVI berbasis Teknologi Informasi pada kelompok eksperimen (XI IPA 1) dan pembelajaran diskusi dengan media charta berbasis kooperatif pada kelompok kontrol (XI IPA 3). Hasil penelitian ini berupa hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik siswa pada materi sistem saraf manusia. Aktivitas siswa, data tanggapan siswa dan tanggapan guru digunakan sebagai data pendukung. Adapun hasil penelitian yang diperoleh, akan diuraikan sebagai berikut : 1. Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 (kelompok eksperimen) dan kelas XI IPA 3 (kelompok kontrol) diukur dari segi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Hasil belajar kognitif siswa diukur berdasarkan nilai LDS, LKS, Tugas, dan post test yang berupa nilai akhir. Rekapitulasi hasil belajar kognitif tersebut disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 Hasil belajar kognitif dan ketuntasan siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol* No 1 2 3 4 5 6
Hasil belajar kognitif Rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah Jumlah siswa yang tuntas Jumlah siswa yang tidak tuntas Ketuntasan klasikal
Kelompok eksperimen 80,01 87,13 69,25 39 1 97,5%
Kelompok kontrol 73,97 81,5 68,25 34 5 87,18%
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6.
Data hasil belajar kognitif yang diperoleh kemudian dianalisis dengan uji normalitas dan uji kesamaan dua varians terlebih dahulu sebagai syarat uji t. Hasil uji
normalitas kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen
menunjukkan bahwa kedua kelas berdistribusi normal. 33
34
Hasil uji normalitas didapatkan dan
hitung untuk kelompok eksperimen 1,4
hitung untuk kelompok kontrol 5,75 dengan
menunjukkan
hitung
t
tabel
maka berarti kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol berbeda secara signifikan. Hasil belajar afektif pada siswa diukur menggunakan nilai minat dan sikap. Nilai minat dan sikap diperoleh dari hasil skor angket minat dan sikap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aspek afektif (minat) siswa pada kelompok eksperimen mencapai rata-rata 54,69 (lebih baik dari kelompok kontrol yang mencapai rata-rata 43,91). Ukuran untuk mengukur minat adalah kehadiran siswa, keadaan catatan dan referensi yang dimiliki. Indikator kehadiran pada item 1 dan 2 menunjukkan bahwa siswa kelompok eksperimen lebih antusias untuk hadir dalam pembelajaran. Jumlah siswa yang memiliki catatan pada kelompok eksperimen lebih sedikit daripada siswa kelompok kontrol. Kepemilikan referensi oleh siswa menunjukkan bahwa 100% siswa kelompok eksperimen memiliki referensi berbahasa Indonesia, sedangkan siswa kelompok kontrol yang memiliki referensi berbahasa indonesia hanya 97,4% saja. Hampir seluruh siswa kelompok eksperimen
(90%)
melakukan
penelusuran
internet
untuk
memperluas
35
pengetahuannya, sedangkan kelompok kontrol yang melakukan penelusuran internet hanya 12,82 %. Persentase jumlah siswa yang mencapai aspek minat pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol digambarkan pada Gambar 2.
120 Persentase (%)
100 80 60 Kelompok Eksperimen
40
Kelompok Kontrol 20 0 A
B
C
D
E
F
G
H
Aspek minat siswa
Keterangan : A. Selama sehat saya selalu hadir mengikuti pelajaran biologi materi sistem saraf B. Saya tidak mengikuti pelajaran biologi materi sistem saraf hanya jika saya sakit dan / ada keperluan lain yang mendesak C. Saya memiliki catatan materi sistem saraf D. Catatan materi sistem saraf yang saya miliki lengkap E. Saya memiliki buku biologi berbahasa inggris F. Saya memiliki buku biologi berbahasa Indonesia G. Saya menelusuri internet untuk memperdalam pemahaman saya tentang sistem saraf H. Saya berkunjung ke rumah sakit atau puskesmas untuk bertanya pada dokter atau perawat tentang materi sistem saraf
Gambar 2 Persentase siswa yang mencapai aspek minat pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Hasil belajar afektif berupa sikap menunjukkan sikap siswa pada kelompok eksperimen mencapai rata-rata 81,56 lebih baik dari kelompok kontrol dengan rata-rata 68,13. Sikap siswa diukur menggunakan indikator berupa kesukaan siswa terhadap mata pelajaran, pentingnya mempelajari materi sistem saraf, interaksi untuk memahami materi dan sikap terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Hasil angket tentang sikap siswa menunjukkan bahwa semua siswa pada kelompok eksperimen (100%) menyatakan setuju pentingnya mempelajari materi sistem saraf, sedangkan siswa pada kelompok kontrol yang
36
setuju hanya mencapai 92,5% (Gambar 3). Siswa pada kelompok eksperimen menyatakan 62,5% siswa selalu mengerjakan sendiri tugasnya, dan siswa yang menyegerakan mengerjakan sendiri tugas yang diberikan hanya 52,5%. Pada kelompok kontrol hanya 47,5% siswa mengerjakan sendiri tugasnya, dan hanya 17,5% siswa yang menyegerakan mengerjakan tugas yang diberikan. Kesukaan siswa terhadap pembelajaran dan interaksi siswa agar memahami materi yang diberikan tidak menunjukkan persentase yang berbeda jauh antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Persentase jumlah siswa yang mencapai aspek minat pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol digambarkan pada Gambar 3.
Persentase (%)
120 100 80 60 40
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
20 0 A
B
C
D
E
F
G
H
Aspek sikap siswa Keterangan : A. Mempelajari sistem saraf sangat penting bagi kehidupan kita B. Saya mengerjakan sendiri setiap PR/ tugas yang diberikan guru C. Apabila guru memberikan PR/ tugas maka saya akan mengerjakannya sesegera mungkin setelah saya tiba dirumah D. Saya selalu bertanya kepada guru bila ada materi sistem saraf yang saya tidak mengerti E. Saya selalu berdiskusi dengan teman apabila saya menghadapi kesulitan dalam belajar biologi materi sistem saraf F. Saya selalu memperhatikan instruksi atau penjelasan guru saat pembelajaran materi sistem saraf berlangsung G. Saya tidak mengganggu teman lain saat pembelajaran berlangsung H. Setelah mempelajari sistem saraf saya jadi lebih memperhatikan dan mengatur makanan untuk menjaga fungsi saraf
Gambar 3 Grafik persentase siswa yang mencapai aspek sikap pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Hasil belajar psikomotorik siswa diukur berdasarkan nilai psikomotorik siswa. Pada kelompok eksperimen nilai psikomotorik diperoleh dari lembar
37
observasi psikomotorik dan dari nilai makalah, sedangkan pada kelompok kontrol diambil dari observasi saat diskusi. Nilai psikomotorik kelompok eksperimen mencapai rata-rata 86,67 dengan kriteria sangat baik, sedangkan pada kelompok kontrol rata-ratanya mencapai 77,00 dengan kriteria baik. Perbedaan kompetensi yang dicapai antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terutama ditunjukkan pada kemampuan mempresentasikan hasil dengan media yang menarik dan mudah dipahami. Siswa pada kelompok eksperimen yang dapat mempresentasikan hasil praktikum atau diskusinya dengan media yang menarik mencapai 77% siswa, sedangkan siswa pada kelompok eksperimen hanya 44% saja. Hasil analisis psikomotorik siswa disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 Persentase jumlah siswa yang menguasai kompetensi psikomotorik pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol* No
1 2 3 4 5 6 7
Kompetensi psikomotorik (Praktikum/Diskusi)
Mendeskripsikan hasil praktikum atau diskusi dalam bentuk tabel dan tulisan Mempresentasikan hasil praktikum atau diskusi di depan kelas dengan media yang menarik Mempresentasikan hasil praktikum atau diskusi dengan bahasa komunikatif dan mudah dipahami Melaporkan dan mendiskusikan hasil praktikum atau diskusi sesuai dengan konsep yang benar Menyimpulkan hasil praktikum atau diskusi dengan benar Mengumpulkan hasil praktikum atau diskusi Merapikan dan mengembalikan peralatan praktikum atau diskusi kepada guru
Persentase (%) Eksperimen
Kontrol
100,00
100,00
72,50
44,43
66,67
63,25
86,67
77,47
89,17
75,21
100,00 91,67
100,00 77,78
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12.
2. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Data aktivitas belajar siswa diperoleh dari hasil observasi kegiatan belajar mengajar di kelas XI IPA 1 (eksperimen) dan XI IPA 3 (kontrol) yang diambil pada 3 pertemuan dalam pembelajaran sistem saraf. Hasil observasi aktivitas siswa menunjukkan kelompok eksperimen lebih baik dari pada kelompok kontrol meskipun memiliki kriteria yang sama namun rata-ratanya berbeda. Hal ini dibuktikan dengan persentase jumlah siswa yang terlibat aktif terhadap aktivitas yang dinilai pada kelompok kontrol memiliki rata-rata 85,13% dengan kriteria
38
aktif, sedangkan pada kelompok kontrol memiliki rata-rata lebih rendah dari kelompok eksperimen (75,56%) dengan kriteria aktif. Aktivitas yang berbeda antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang dinilai, yakni pada kegiatan praktikum. Pada kelompok kontrol tidak ada kegiatan praktikum dalam pembelajaran yang diterapkan sehingga kelompok tersebut tidak memiliki nilai praktikum(dapat dilihat pada Tabel 12). Aktivitas praktikum hanya ditemukan pada pertemuan 2 dan 3 di kegiatan pembelajaran kelompok eksperimen. Perhitungan persentase keaktifan siswa kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol sudah disesuaikan dengan jumlah skor maksimal ideal (SMI) masing-masing. SMI pada pertemuan pertama kelompok eksperimen dan seluruh pertemuan (3 pertemuan) pada kelompok kontrol adalah 56, sedangkan SMI untuk pertemuan ke-2 dan ke-3 pada kelompok eksperimen adalah 60. Persentase siswa yang terlibat aktif terhadap aktivitas belajar yang dinilai antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada Tabel 12. Tabel 12 Keaktifan siswa dalam pembelajaran yang dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol* No
Aktivitas yang dinilai
1 2 3 4 5 6
Menyiapkan bahan ajar di awal pembelajaran Memperhatikan guru saat memberi penjelasan Menanggapi pertanyaan/ pendapat siswa lain Duduk tenang saat diskusi berlangsung Penerimaan siswa terhadap teman sekelompok Partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru maupun siswa lain Membuat catatan hasil diskusi Tidak mengganggu kelompok lain Terlibat dalam presentasi hasil diskusi Kerjasama kelompok Meninggalkan kelas saat jam pelajaran/ saat pembelajaran berlangsung Terlibat dalam menggunakan alat saat praktikum** Terlibat dalam menyimpulkan materi pelajaran Menggunakan media slide dari guru atau media lain untuk diskusi dan presentasi Rata-rata keaktifan Kriteria
7 8 9 10 11 12 13 14
* Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 13. ** Aktivitas hanya ditemukan pada kelompok eksperimen
Persentase (%) Eksperimen Kontrol 96,47 95,87 60,67 93,17 98,5 87,97
89,93 86,47 62,07 88,62 96,96 74,73
59,93 96,20 63,91 83,42 94,03
47,93 93,43 45,53 89,43 99,67 -
88,55 68,80 83,47 89,60
39,25
85,13 Aktif
75,56 Aktif
3. Hasil Angket Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran
39
Tanggapan siswa terhadap pembelajaran sistem saraf dengan model SAVI berbasis teknologi informasi diperoleh dari hasil pengisian angket tanggapan siswa yang terdiri dari 11 pernyataan maupun pertanyaan tentang pembelajaran sistem saraf dengan model SAVI berbasis teknologi informasi. Angket diberikan di akhir pembelajaran pada pertemuan terakhir. Hasil analisis tanggapan siswa menunjukkan siswa kelompok eksperimen yang menanggapi positif terhadap pembelajaran SAVI berbasis TI lebih banyak dari pada siswa yang menanggapi positif terhadap pembelajaran yang dilakukan pada kelompok kontrol. Siswa kelompok eksperimen yang menanggapi positif terhadap pembelajaran mencapai rata-rata 82,5% dengan kriteria baik, sedangkan siswa pada kelompok kontrol yang menanggapi positif hanya 66,67% dengan kriteria cukup. Persentase jumlah siswa yang menanggapi positif terhadap pembelajaran yang dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan dalam Tabel 13. Tabel 13 Persentase siswa yang menanggapi positif terhadap pembelajaran yang dilakukan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol* No
1 2
Pertanyaan dan/pernyataan
Suasana pembelajaran yang diterapkan menyenangkan Ketertarikan siswa mengikuti kegiatan pembelajaran Pembelajaran yang diterapkan dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa Pembelajaran yang diterapkan membantu siswa menjadi lebih berani mengemukakan pendapat di depan kelas Guru sering memberikan contoh-contoh yang sering siswa temukandi lingkungan sekitar Guru sering membahas topik yang sedang aktual di televisi atau Koran dan mengaitkannya dengan materi yang diajarkan
Eksperimen Persentase Kriteria (%) 90,00 Sangat Baik
Kontrol Persentase (%) Kriteria 82,00
Baik
77,50
Baik
79,49
Baik
85,00
Baik
61,54
Cukup Baik
87,50
Sangat Baik
64,1
Cukup Baik
87,50
Sangat Baik
87,18
Sangat Baik
62,50
Cukup Baik
56,41
Kurang baik
Pembelajaran yang diterapkan sudah melibatkan siswa secara fisik Pembelajaran yang diterapkan sudah melibatkan aspek audio-visual (pendengaran-penglihatan) siswa
82,50
Baik
53,85
Jelek
82,50
Baik
64,11
Jelek
9
Pembelajaran yang diterapkan melibatkan aspek intelektual siswa
87,50
Sangat Baik
74,36
Cukup Baik
10
Media yang digunakan memudahkan siswa memahami materi sistem saraf Media yang digunakan membuat siswa lebih tertarik mengikuti pelajaran Rata-rata
82,50
Baik
58,97
Kurang baik
82,50
Baik
51,28
Jelek
82,50
Baik
66,67
Cukup Baik
3 4
5
6
7 8
11
sudah
*Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 16.
40
4. Hasil Wawancara terhadap Guru tentang Pembelajaran SAVI berbasis TI Tanggapan guru terhadap pembelajaran sistem saraf dengan model SAVI berbasis Teknologi Informasi diperoleh dari wawancara dengan guru mitra. Wawancara dilakukan dengan mengajukan 5 pertanyaan tentang pembelajaran sistem saraf dengan model SAVI berbasis Teknologi Informasi. Hasil wawancara menunjukkan guru cukup tertarik dan menanggapi poisitif terhadap pembelajaran SAVI berbasis TI. Hasil wawancara dapat disajikan dalam Tabel 14. Tabel 14 Persepsi guru terhadap model SAVI berbasis TI No 1
Pertanyaan Tanggapan dan kesan guru terhadap pembalajaran
2
Aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
3
Kendala atau kesulitan apa yang ditemukan guru dalam penerapan model pembelajaran
4
Tanggapan guru tentang kekurangan dan kelabihan dari penerapan model pembelajaran
5
Ketertarikan guru untuk menerapkan model SAVI berbasis teknologi informasi pada materi pembelajaran yang lain
Persepsi guru sangat tertarik karena sebelumnya belum pernah mengetahui model pembelajaran tersebut, guru bertanya-tanya bagaimana sebetulnya pembelajaran SAVI berbasis TI ini dan bagaimana penerapannya. Guru menyatakan bahwa siswa jadi lebih tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran yang di rancang, dan hasil belajarnya juga relativlebih bagus karena jumlah siswa yang tidak tuntas menjadi berkurang Kendala yang ditemui pada pengaturan waktu dan pengkodisian siswa yang masih belum terbiasa dengan model pembelajaran yang baru. Jadi butuh waktu pengkondisian lebih lama sehingga mengurangi jam belajar efektif Kekurangannya pada pengaturan waktu dan fasilitas internet yang kurang dalam proses pembelajaran, kelebihannya lebih meningkatkan minat belajar, aktivitas dan hasil belajar siswa serta lebih memudahkan pekerjaan guru di kelas karena tidak terlalu banya berbicara dikelas. Guru tertarik menggunakan model SAVI berbasis TI pada materi lain jika materinya cocok menggunakan model tersebut
Untuk menentukan efektivitas pembelajaran yang diterapkan pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, dapat ditentukan oleh indikator pencapaian efektivitas. Pembelajaran yang diterapkan efektif bila ≥ 75% siswa memiliki minat, sikap, nilai psikomotorik, aktivitas dan tanggapan dalam kriteria baik atau sangat baik. Pencapaian ketentuan efektivitas kelompok eksperimen menunjukkan bahwa ≥75% siswa memiliki nilai psikomotorik, aktivitas siswa dan tanggapan siswa dalam kriteria baik atau sangat baik. Sedangkan untuk nilai
41
afektif berupa minat dan sikap siswa dengan kategori baik/sangat baik belum mencapai ≥75%. Siswa pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa semua nilai afektif (minat dan sikap), nilai psikomotorik, aktivitas siswa dan tanggapan siswa dengan kriteria baik/sangat baik belum mencapai ≥75% . Pencapaian ketentuan efektivitas kelompok eksperimen selengkapnya disajikan pada Tabel 15 dan pencapaian ketentuan efektivitas kelompok kontrol disajikan pada Tabel 16. Tabel 15 Pencapaian ketentuan efektivitas kelompok eksperimen Aspek Jelek Nilai Minat Nilai Sikap Nilai Psikomotorik Aktivitas siswa Tanggapan siswa
23 2
1
Jumlah siswa dalam kriteria Kurang Cukup Baik Sangat baik baik baik 16 1 17 21 2 15 23 4 27 9 4 5 12 18
Persentase jumlah siswa dalam kriteria baik/sangat baik (%) 8 52,5 95 90 75
Tabel 16 Pencapaian ketentuan efektivitas kelompok kontrol Aspek Jelek Nilai Minat Nilai Sikap Nilai Psikomotorik Aktivitas siswa Tanggapan siswa
35 8
6
Jumlah siswa dalam kriteria Kurang Cukup Baik Sangat baik baik baik 4 0 20 11 14 19 6 1 18 19 1 10 11 6 6
Persentase jumlah siswa dalam kriteria baik/sangat baik (%) 0 28,2 64 50 30,77
G. Pembahasan Penelitian tentang penerapan pembelajaran dengan model SAVI berbasis TI pada materi sistem saraf yang telah dilaksanakan, bertujuan untuk mengetahui efektivitas model tersebut. Penelitian ini melibatkan siswa dan siswi dalam 2 kelas dari kelas XI IPA SMA Negeri 2 Kudus. Kelas XI IPA 1 sebagai kelompok eksperimen dikenai dengan model pembelajaran SAVI berbasis TI dan kelas XI IPA 3 dikenai dengan pembelajaran diskusi dengan media Charta berbasis kooperatif. Pada dasarnya kedua model belajar yang digunakan dalam penelitian masing-masing memiliki karakteristik, kelebihan dan kelemahannya. Penelitian ini melihat segi efektivitas model pembelajaran dari berbagai aspek, mulai dari
42
hasil belajar (kognitif, afektif dan psikomotorik) sampai pada tanggapan siswa dan tanggapan guru. 1. Hasil belajar siswa Hasil belajar kognitif siswa yang diperoleh dari LDS, LKS dan post test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki perbedaan. Kelompok eksperimen secara umum memiliki hasil belajar yang lebih bagus dari pada kelompok kontrol. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai rata-rata kelas, nilai tertinggi dan terendah serta ketuntasan klasikalnya yang semuanya menunjukkan hasil dari kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan hasil kelompok kontrol yang dapat dilihat pada Tabel 10. Hasil belajar kognitif yang diperoleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol meskipun secara umum sudah dapat dilihat perbedaannya namun untuk lebih memperkuat asumsi perbedaan tersebut perlu dilakukan analisis secara statistik. Uji statistik dilakukan dengan uji-t membandingkan dua rata-rata nilai akhir siswa. Hasil uji-t menunjukkan ada perbedaan secara signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dengan kesalahan 5%. Ketuntasan klasikal siswa dengan KKM 70 menunjukkan bahwa kelompok eksperimen memiliki siswa tidak tuntas hanya 1 siswa dari 40 siswa sehingga ketuntasannya mencapai 97,5%, sedangkan kelompok kontrol menunjukkan 5 siswa tidak tuntas dari 39 siswa sehingga ketuntasan klasikalnya hanya 87,18%. Ditinjau dari ketentuan ketuntasan klasikal yang ditentukan, yakni ketuntasan klasikal yang harus mencapai ≥85%, maka kedua kelompok baik eksperimen maupun kontrol sudah dapat dikatakan efektif pembelajarannya, akan tetapi masih perlu ditinjau dari ketentuan efektivitas yang lain agar pembelajaran bisa dikatakan lebih efektif lagi. Hasil belajar afektif siswa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diperoleh dari nilai minat dan sikap juga menunjukkan hasil yang berbeda. Siswa kelompok eksperimen yang dikenai dengan model SAVI berbasis TI memiliki nilai rata-rata minat maupun sikap yang lebih tinggi daripada siswa kelompok kontrol yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran diskusi dengan media charta berbasis kooperatif.
43
Nilai rata-rata minat kelompok eksperimen lebih baik (yakni 53,69 dengan kriteria kurang baik) daripada kelompok kontrol dengan kriteria jelek yang hanya mencapai rata-rata 43,91 (lihat Gambar 2). Hasil nilai minat yang demikian menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan di kelompok eksperimen dengan model SAVI berbasis TI lebih menarik minat siswa dari pada pembelajaran yang dilakukan di kelompok kontrol dengan diskusi dipadukan media charta berbasis kooperatif. Perbedaan yang paling mencolok antara siswa kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dapat dibuktikan dari pernyataan tentang keadaan catatan dan penelusuran referensi yang tidak terlalu luas. Siswa cenderung tidak
berusaha
memperluas pengetahuan
yang didapat
dari
pembelajaran disekolah dengan belajar mandiri di luar sekolah. Buku referensi yang dimiliki terbatas hanya buku biologi berbahasa Indonesia, sedangkan hampir seluruh siswa tidak memiliki buku biologi berbahasa inggris. Selain itu siswa juga belum menunjukkan usaha untuk bertanya atau berkunjung ke puskesmas atau rumah sakit untuk memperluas pengetahuan mereka tentang materi biologi. Siswa lebih suka memperluas pemahaman materi dengan cara menelusuri internet, hal ini dapat dibuktikan bahwa 90% siswa menelusuri internet untuk memperluas materi yang dipelajari. Pada kelompok kontrol juga terjadi yang hampir sama bahkan lebih buruk, buku yang dimiliki hanya buku biologi berbahasa Indonesia dan bahkan tidak ada yang memiliki buku referensi biologi berbahasa inggris. Tidak ada usaha siswa untuk bertanya pada seseorang yang lebih mengetahui secara mendalam tentang materi sistem saraf untuk menambah pemahaman materi. Lebih buruk dari kelompok eksperimen hanya sekitar 12,8% saja dari kelompok kontrol yang menelusuri internet untuk memperluas dan memperdalam pemahaman materinya. Padahal internet sangat penting untuk menunjang materi yang dijelaskan sekilas di kelas karena keterbatasan waktu, hal ini sesuai dengan pendapat Beale (1997) Internet sebagai sumber belajar memungkinkan penyampaian materi terjadi secara global meskipun sumber ini diakses mandiri oleh siswa di luar pertemuan kelas. Hasil belajar afektif berupa sikap menunjukkan kelompok eksperimen memiliki rata-rata dan kriteria yang lebih baik dari kelompok kontrol. Setiap aspek sikap pada kelompok eksperimen menunjukkan hasil sikap yang lebih baik
44
dari pada kelompok kontrol. Aspek yang menunjukkan perbedaan yang mencolok adalah pada aspek pemberian tugas, Siswa pada kelompok eksperimen menyatakan 62,5% siswa selalu mengerjakan sendiri tugasnya dan 52,5% siswa menyegerakan mengerjakan tugas yang diberikan, pada kelompok kontrol hanya 47,5% siswa mengerjakan sendiri tugasnya dan hanya 17,5% siswa yang menyegerakan mengerjakan tugas yang diberikan (lihat Gambar 3). Aspek lain yang menunjukkan perbedaan adalah sikap setelah mendapatkan materi sistem saraf. Siswa kelompok eksperimen lebih menunjukkan perubahan perilaku yang nyata setelah mempelajari sistem saraf, karena 85% siswa menyatakan lebih mengatur dan menjaga pola makannya untuk menjaga kesehatan fungsi saraf. Hal ini sesuai dengan ungkapan Slameto (2003) bahwa hasil belajar sesungguhnya adalah adanya perubahan perilaku pada siswa yang diperoleh dari pengalaman. Nilai psikomotorik kelompok eksperimen mencapai rata-rata 86,67 dengan kriteria sangat baik, sedangkan pada kelompok kontrol rata-ratanya mencapai 77,00 dengan kriteria baik (Tabel 11). Perbedaan kompetensi yang dicapai antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terutama ditunjukkan pada kemampuan mempresentasikan hasil dengan media yang menarik dan mudah dipahami. Meskipun memilki rata-rata hasil belajar psikomotorik tinggi tetapi kelompok kontrol belum dapat dikatakan efektif pembelajarannya. Pembelajaran yang diterapkan pada kelompok eksperimen sudah mencapai ketentuan efektivitas untuk nilai psikomotorik yakni 95% siswa yang mencapai nilai psikomotorik dalam kriteria baik atau sangat baik, sedangkan kelompok kontrol hanya 65% siswa saja yang mencapai nilai psikomotorik dalam kriteria baik atau sangat baik (Tabel 15&16). Perbedaan hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotorik ini dikarenakan pembelajaran yang diterapkan pada kelompok eksperimen berbeda dengan pembelajaran yang diterapkan pada kelompok kontrol. Kelas XI IPA 1 sebagai kelompok eksperimen diberikan pembelajaran dengan model SAVI berbasis TI, sedangkan kelompok kontrol diberikan pembelajaran diskusi dengan media charta berbasis kooperatif. Pembelajaran diskusi berbasis kooperatif yang diterapkan pada kelompok kontrol dengan media charta lebih didominasi oleh kegiatan diskusi dan tanya
45
jawab saja. Pembelajaran kooperatif memang sudah terbukti memberikan hasil yang bagus dalam belajar terutama belajar bekerjasama dengan teman sebaya (Slavin 1995). Namun pembagian kelompok yang monoton, hanya ditentukan oleh nomor urut absen ataupun letak bangku menjadikan siswa kesulitan mengakrabkan diri dengan teman lain selain kelompoknya. Pembelajaran yang diterapkan pada kelompok eksperimen agak berbeda dengan kelompok kontrol. Pembelajaran SAVI berbasis TI dipenuhi kegiatankegiatan belajar yang bermacam-macam melalui serangkaian kegiatan permainan, diskusi, tanya jawab, dan presentasi yang dipadukan dengan media slide multimedia. Adanya kegiatan belajar yang bermacam-macam akan mengatasi karakteristik siswa dengan gaya belajar yang berbeda-beda, sehingga tidak hanya beberapa siswa yang memiliki hasil belajar yang tinggi tetapi diharapkan semua siswa dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Hal ini menurut Meier (2005) disebut sebagai accelerated learning. Accelerated learning mengakui bahwa setiap siswa memiliki cara-cara belajar yang sesuai dengan gaya belajarnya sendiri, maka siswa akan belajar secara alamiah, karena alamiah maka akan lebih mudah dalam belajar, dank arena lebih mudah maka dia akan belajar lebih cepat. Pembagian kelompok dalam pembelajaran SAVI berbasis TI dilakukan dengan cara menemukan anggota kelompok melalui Brain Card (kartu yang berisi fungsi bagian-bagian otak). Pembagian kelompok dengan cara seperti ini akan membuat siswa bergerak sekaligus berpikir. Anggota kelompok yang terbentuk menjadi acak dan akan berganti di setiap pertemuannya. Hal ini akan membantu siswa akrab dengan semua temannya dalam satu kelas. Terciptanya suasana kelas yang akrab akan menumbuhkan interaksi sosial yang baik diantara para siswa. Hal ini sesuai dengan strategi penerapan SAVI yang disebutkan Meier (2005) bahwa belajar yang baik itu bersifat sosial. Kegiatan pembelajaran yang bermacam-macam seperti yang diterapkan pada kelompok eksperimen tersebut menuntut keterlibatan penuh siswa agar melibatkan berbagai indera yang dimilki untuk belajar. Dengan keterlibatan siswa dalam pembelajaran akan membuat hasil belajar lebih meningkat, bermakna dan dapat diterapkan dalam kehidupan siswa setelah mempelajarinya (Gunawan 2004).
46
Belajar membutuhkan aktivitas tertentu agar terjadi perubahan perilaku sebagai hasil belajar. Aktivitas belajar seseorang yang berbeda-beda akan mempengaruhi hasil belajar yang akan diperoleh. Hal ini sesuai dengan pendapat Darsono (2001) bahwa aktivitas siswa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, semakin tinggi aktivitas siswa pada saat pembelajaran mengakibatkan semakin tinggi hasil belajar yang akan dicapai. hal ini juga sesuai dengan pernyataan Bobby de Porter (2008) bahwa aktivitas pembelajaran yang bervariasi akan meningkatkan hasil belajar yang berlipat ganda. 2. Aktivitas siswa Rekapitulasi hasil penilaian aktivitas siswa dalam pembelajaran yang dilakukan pada tiga kali pertemuan memiliki perbedaan hasil antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Siswa kelompok eksperimen memiliki ratarata keaktifan 85,13 dengan kriteria baik (Tabel 12). Pada pertemuan pertama keaktifan siswa kelompok eksperimen memiliki rata-rata yang paling rendah dibandingkan pertemuan lainnya. Hal ini terjadi karena pada pertemuan pertama siswa masih belum terbiasa dengan model SAVI yang digunakan dalam aktivitas belajarnya, sehingga siswa masih cenderung bingung menempatkan dan mengikuti aktivitas belajar yang belum biasa dilakukan sebelumnya. Pada pertemuan kedua siswa kelompok eksperimen mulai menyesuaikan diri dengan model pembelajaran yang dilakukan sehingga aktivitasnya meningkat. Pada pertemuan ketiga, rata-rata keaktifan siswa kelompok eksperimen memiliki nilai paling tinggi daripada pertemuan pertama dan ke-2. Pada siswa kelompok kontrol, rata-rata keaktifan siswa mencapai 75,56 dengan kriteria aktif juga. Meskipun memiliki kriteria yang sama dengan kelompok eksperimen, namun jumlah rata-rata keaktifannya lebih tinggi pada kelompok eksperimen. Nilai rata-rata keaktifan siswa pada kelompok kontrol mengalami penurunan pada pertemuan kedua dan meningkat kembali pada pertemuan ketiga, akan tetapi nilai rata-rata tersebut masih tetap dalam kategori baik. Penurunan keaktifan siswa dikarenakan siswa cenderung bosan dengan aktivitas belajar yang monoton, sehingga terjadi penurunan hasil aktivitas belajar, ini diperkuat dengan ungkapan Anni (2006) bahwa kurang aktifnya siswa dalam
47
pembelajaran dapat terjadi karena faktor kebosanan. Peningkatan keaktifan siswa pada pertemuan ketiga terjadi karena topik pada pertemuan ketiga yakni tentang kelainan dan penyakit pada sistem saraf sangat sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari siswa. Hal ini menjadikan siswa lebih bersemangat membicarakan halhal yang pernah dialami dan pernah ditemukan langsung oleh siswa sehingga aktivitas belajar di kelas menjadi meningkat (De Porter dan Hernacki 2006). Aktivitas berbeda antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah adanya kegiatan praktikum gerak refleks pada kelompok eksperimen. Aktivitas praktikum yang dinilai menunjukkan 88,5% siswa ikut terlibat dalam menggunakan alat saat praktikum. Kegiatan praktikum yang dilakukan merangsang siswa untuk terlibat lebih aktif lagi dalam kegiatan pembelajaran. Ini dibuktikan dengan keterlibatan siswa kelompok eksperimen dalam presentasi hasil praktikum (63,91%) dan menjawab pertanyaan (87,97%) yang lebih tinggi persentasenya dari pada kelompok kontrol, siswa yang terlibat presentasi hasil diskusi hanya mencapai 45,53% dan yang menjawab pertanyaan hanya 74,73% (lihat Tabel 12). Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran SAVI berbasis TI yang dilakukan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran diskusi dengan media charta berbasis kooperatif. Kegiatan praktikum yang diterapkan pada kelompok eksperimen merupakan rangsangan yang kuat untuk memotivasi siswa terlibat dalam kegiatan pembelajaran yang dirancang. Pada dasarnya setiap siswa memiliki keinginan untuk mempelajari sesuatu dan memiliki sikap positif terhadap materi pembelajaran. Namun apabila mereka tidak menemukan proses pembelajaran yang merangsang, maka perhatiannya akan menurun. Pembelajaran yang tidak merangsang mengakibatkan siswa yang pada mulanya termotivasi untuk belajar pada akhirnya menjadi bosan terlibat daam pembelajaran (Anni 2006). Pembelajaran SAVI berbasis TI dikatakan efektif bila ≥75% siswa memiliki keaktifan dalam kriteria aktif atau sangat aktif. Karena 90% siswa kelompok eksperimen telah mencapai keaktifan dalam kriteria aktif atau sangat aktif, maka pembelajaran SAVI berbasis TI dapat dikatakan efektif untuk materi pembelajaran sistem saraf (Tabel 15). Sedangkan pembelajaran diskusi dengan media charta berbasis kooperatif menunjukkan 50% siswa belum termasuk dalam
48
kriteria aktif atau sangat aktif, sehingga pembelajaran tersebut dapat dikatakan belum efektif diterapkan untuk materi sistem saraf (Tabel 16). 3. Tanggapan Siswa terhadap Pembelajaran Tanggapan siswa sangat penting untuk mendapatkan umpan balik mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. Hasil rekapitulasi tanggapan siswa menunjukkan bahwa siswa kelompok eksperimen yang menanggapi positif terhadap pembelajaran mencapai rata-rata 82,5% dengan kriteria baik, sedangkan siswa pada kelompok kontrol yang menanggapi positif hanya 66,67% dengan kriteria cukup (lihat Tabel 13). Perbedaan tanggapan ini terutama pada tanggapan siswa tentang keterlibatannya dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran SAVI berbasis TI yang telah dilakukan, ±82,5% siswa merasa bahwa pembelajaran sudah melibatkan aspek somatik, audio, visual,
intelektual, sedangkan
pembelajaran diskusi dengan media charta berbasis kooperatif yang diterapkan pada kelompok kontrol hanya ±65% siswa merasa pembelajaran sudah melibatkan siswa aspek fisik, penglihatan, pendengaran, kecerdasan serta emosionalnya. Hal ini menunjukkan pembelajaran SAVI berbasis TI yang diterapkan sudah sesuai dengan prinsip pembelajaran SAVI yang melibatkan berbagai indera dalam belajar dan unsur-unsur pembelajaran SAVI yang diterapkan juga sudah muncul dalam pembelajaran. Unsur-unsur pembelajaran SAVI meliputi somatik (bergerak), auditori (berbicara, mendengar), visual (melihat), dan intelektual (berfikir) (Meier 2005). Pembelajaran diskusi dengan media charta cocok bagi siswa dengan gaya belajar tertentu saja. Diskusi hanya cocok diterapkan bagi pembelajar dengan gaya belajar auditori (De porter dan Hernacki 2006), sehingga sebagian siswa yang cenderung kurang suka berbicara dan cenderung pada kegiatan fisik belum terlibat aktif dalam pembelajaran yang diterapkan kelompok kontrol tersebut. Media yang digunakan di kelompok eksperimen berbeda dengan media yang digunakan pada kelompok kontrol. Kelompok eksperimen menggunakan slide multimedia dan kelompok kontrol menggunakan media charta. Slide multimedia membantu 82,5% siswa lebih memahami materi dan membuat siswa lebih tertarik pada materi, sedangkan charta hanya membantu sekitar 55% siswa lebih memahami materi dan membuat siswa lebih tertarik pada materi.
49
Teknologi informasi berupa slide multimedia yang diselipkan dalam pembelajaran SAVI pada kelompok eksperimen mampu membuat siswa tertarik dan lebih memahami materi yang sulit untuk diamati secara langsung. Slide multimedia yang digunakan merupakan media berbasis power point yang di insert video, gamba-gambar tak bergerak dilengkapi juga dengan musik instrumentasi. Gambar bergerak lebih menguntungkan daripada gambar tak bergerak, karena gambar bergerak dapat mengatasi untuk menjelaskan suatu proses yang tidak mungkin diamati secara langsung secara visual sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi, musik instrumentasi yang di insert membantu siswa mengkondisikan otak untuk belajar karena dapat menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan. Meier (2005) mengatakan belajar akan lebih mudah jika otak dalam kondisi alfa, musik dapat membantu menciptakan kondisi alfa bagi otak sehingga belajar akan lebih nyaman dan mudah dikonstruksi oleh otak. Perasaan nyaman dan menyenangkan ketika belajar akan membuat siswa merasa tidak ragu-ragu untuk terlibat penuh dalam pembelajaran (Harsanto 2007). Media charta yang digunakan dalam pembelajaran diskusi berbasis kooperatif tergolong sebagai media gambar tak bergerak (Arsyad 2009). Media tersebut belum mampu menjelaskan suatu proses yang sukar diamati. Pembelajaran SAVI berbasis TI dapt dikatakan efektif dari segi ketentuan efektivitas yakni jika ≥75% siswa kelompok eksperimen menanggapi positif (kriteria baik atau sangat baik) terhadap pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan 75% siswa memiliki tanggapan dalam kriteria baik atau sangat baik terhadap pembelajaran (Tabel 15). Tanggapan siswa yang baik dalam pembelajaran SAVI berbasis TI yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa pembelajaran tersebut sudah mencapai ketentuan efektivitas. 4. Persepsi Guru terhadap Pembelajaran Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Biologi sekaligus guru mitra di SMA N 2 Kudus, guru sangat tertarik dan antusias dengan adanya penelitian ini (lihat Tabel 14). Sebelumnya guru belum pernah mendengar apalagi menerapkan model pembelajaran SAVI. Guru Biologi di SMA N 2 Kudus sangat tertarik dengan perkembangan teknologi informasi khususnya komputer dan sangat aktif mempelajari media berbasis komputer untuk pengembangan proses pembelajaran
50
di kelas. Adanya penelitian yang menerapkan model pembelajaran SAVI berbasis TI ini guru merasa diuntungkan karena dapat mengetahui perkembangan dunia pendidikan saat ini yang sangat kental sekali dengan pemanfaatan TI dan pengembangan metode pembelajaran. Setelah mengikuti kegiatan penelitian sebagai observer, guru menyatakan senang terhadap pembelajaran yang telah diterapkan pada kelompok eksperimen, yakni pembelajaran SAVI berbasis TI. Pembelajaran SAVI berbasis TI menjadikan siswa lebih tertarik mengikuti rangkaian proses pembelajaran yang di laksanakan dan menyatakan nilai siswa juga meningkat dan ketuntasan klasikal siswa menjadi bertambah. Guru juga menyatakan kendala dalam penerapan model pembelajaran SAVI berbasis TI ini terletak pada pengkondisian siswa yang cukup sulit karena belum terbiasa dengan pembelajaran yang barupertama kali didapat. Siswa masih bingung untuk menempatkan dirinya, hal ini diperkuat dengan hasil observasi aktivitas pembelajaran pertemuan pertama yang memiliki persentase yang lebih rendah dari pada pertemuan lainnya pada kelas eksperimen. Pengkondisian siswa yang cenderung sulit ini mempengaruhi jam belajar efektif siswa sehingga banyak waktu yang terbuang sia-sia. Hal ini menunjukkan kemiripan dengan hasil penelitian
Widyanungrum
(2009)
yang
menyatakan
kelemahan
model
pembelajaran SAVI berbasis TI yang membutuhkan alokasi waktu lebih banyak dalam pelaksanaannya. Namun demikian pada proses pembelajarannya untuk pertemuan selanjutnya dapat berjalan lebih baik daripada pertemuan sebelumnya. Penjelasan yang rinci dari guru di awal pembelajaran dapat mengurangi kelemahan pembelajaran ini. Segala sesuatu memiliki kelebihan dan kelemahan. Selain kelemahan tersebut model pembelajaran SAVI juga memiliki kelebihan-kelebihan. Kelebihan model pembelajaran SAVI berbasis TI ini menjadikan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan meringankan pekerjaan guru di kelas. Guru lebih sedikit berbicara memberikan materi-materi kepada siswa, sebaliknya siswa saling berdiskusi mempelajari materi yang sedang dipelajari, membicarakannya dan menjelaskannya kepada sesama teman dan melakukan presentasi. Dengan pengalaman belajar yang bervariasi dan menuntut keterlibatan siswa hasil belajar
51
akan menjadi maksimal. Kegiatan belajar yang demikian sesuai dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa yang diungkapkan oleh Prayudi (2007) bahwa dalam paradigma pendidikan yang saat ini guru berperan sebagai fasilitator bukan komandan atau instruktur. Setelah guru mengetahui bagaimana penerapan dan pelaksanaan model pembejaran SAVI berbasis TI ini guru tertarik untuk mencoba menerapkan model tersebut pada materi lainnya yang cocok. Uraian-uraian diatas mengindikasikan bahwa guru memiliki tanggapan yang positif terhadap model pembelajaran SAVI berbasis TI yang diterapkan pada kelas XI IPA I SMA N 2 Kudus. Dari semua hasil tinjauan mulai dari hasil belajar siswa (kognitif, afektif dan psikomotorik) serta tanggapan siswa maupun guru terhadap pembelajaran yang telah dilakukan pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, model pembelajaran SAVI berbasis TI antara lain dapat : a. Meningkatkan hasil belajar kognitif, afektif maupun psikomotorik siswa b. Meningkatkan aktivitas dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran c. Siswa dan guru menanggapi positif terhadap pembelajaran Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model SAVI berbasis TI efektif diterapkan pada materi pembelajaran sistem saraf dan lebih efektif daripada pembelajaran diskusi dengan media charta berbasis kooperatif.
52
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan
hasil
penelitian
dapat
disimpulkan
bahwa
model
pembelajaran somatik auditori visual intelektual (SAVI) berbasis teknologi informasi efektif diterapkan pada materi pembelajaran sistem saraf di SMA N 2 Kudus.
B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, ada beberapa saran yang dapat diajukan oleh penulis antara lain : 1. Pembelajaran SAVI berbasis Teknologi Informasi dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat mengoptimalkan hasil belajar dan aktivitas siswa. 2. Pengelolaan waktu yang efektif dan efisien perlu dilakukan dalam menerapkan setiap tahap dalam pembelajaran SAVI sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran agar pembelajaran SAVI berbasis TI menjadi lebih optimal. 3. Pembelajaran SAVI berbasis Teknologi Informasi dapat diterapkan pada materi biologi lainnya yang bersifat abstrak dan materi yang membutuhkan kegiatan belajar yang menarik dalam penemuan konsep materi.
DAFTAR PUSTAKA Akib F. 2006. Teknologi Sistem Informasi. On line at http://teknikinformatika.com [diakses tanggal 18 Februari 2010] Anni C. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES Anonim. 2007. Pengajaran dan Pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup Matematika. Modul disampaikan pada Program Pelatihan Kecakapan Hidup. USAID DBE3. 19 September 2007. On line at http://inovasipendidikan.net [diakses tanggal 28 Desember 2009] Arikuto S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bandung: Rineka Cipta. . 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad A. 1997. Media Pengajaran. Jakarta: Rajawali pers. Carthy B. 2006. Leaning Style (Gaya Belajar). On line at translate:http://xnet.rrc.mb.ca/journal/new_page_40.htm [diakses tanggal 10 Maret 2010] Beale DD. 1997. Accelerative Learning and The Emerging Science of Wholeness. On line at http://www.gaianxaos.com/pdf/consciousness/journalofacceleratedlearning [diakses tanggal 10 juli 2010] (BSNP) Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan contoh/ model Silabus SMA/MA. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. De porter B dan Hernacki. 2006. Quantum Learning. Bandung: Kaifa. Gunawan A W. 2004. Genius Learning Strategy. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Harefa A. 2008. Menjadi Manusia Pembelajar. Jakarta: Kompas. Harsanto R. 2007. Pengelolaan Kelas yang Dinamis. Yogyakarta: Kanisius. Isnaeni W. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius. Isjoni. 2006. Pendidikan Anak Usia Dini dalam UU. On line at http://www.isjoni.com/web [diakses tanggal 28 januari 2010]. 53
54
Kartimi. 2008. Pengembangan Model Pembelajaran Interaktif Berbasis Komputer Sebagai Wahana Pendidikan Siswa SLTP On line at http://one.indoskripsi.com [diakses tanggal 18 Februari 2010]. Meier D. 2005. The Accelerated Learning. Bandung: Kaifa. Muttaqin M. 2002. Sebuah media alternatif dalam pembelajaran PAI di SD. Jurnal Lembaran Ilmu kependidikan UNNES 1(2). 266-287. Oetomo BSD. 2006. E-education. Yogyakarta: Andi. Pratiwi DA. 2008. Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Prayudi Y Yusuf. 2007. Paradigma Baru Pendidikan. On line at http://prayudi.wordpress.com [diakses tanggal 6 juni 2010]. Putra IKGD. 2008. Pendidikan Bebasis Teknologi. On line at http://makalahkumakalahmu.wordpress.com [diakses tanggal 6 Februari 2010]. Purwanto N. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Pustekkom. 2008. Pusat Sumber Belajar. On line at http://pustekkom.depdiknas.go.id [diakses tanggal 18 Februari 2010] Ridlo S & Rudyatmi E. 2005. Evaluasi Pembelajaran Biologi. Semarang: Biologi FMIPA UNNES. Sebastian 2009. Melibatkan Seluruh Indera dalam Membaca dengan Pendekatan SAVI. On line at http://rayapkabel.wordpress.com [diakses tanggal 28 Desember 2009]. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka cipta. Slavin RE. 2008. Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktik). Bandung: Nusa Media Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alphabeta. Suryana E. 2007. Menggugah Perspektif Masyarakat Terhadap Paradigma Baru Sistem Pendidikan (Nasional). On line at http://eduarticles.com [diakses tanggal 6 juni 2010]. Tilaar H.A.R. 2004. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.
55
Tim Penyusun. 2009. Pedoman Penyusunan Skripsi Jurusan Biologi. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES. Widyaningrum Y. 2009. Penerapan Pendekatan SAVI untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA-4 Semester Genap SMA Negeri 8 Malang Tahun Pelajaran 2008/2009. Malang. On line at http://um.ac.id. [diakses tanggal 2 Januari 2010] Yunanto SY. 2004. Sumber Belajar Anak Cerdas. Jakarta: Grasindo.
56
Silabus Satuan Pendidikan Kelas Semester Mata Pelajaran Standar Kompetensi Kompetensi dasar Materi Pokok/ Pembelajaran o Struktur dan fungsi sistem saraf, Sistem saraf meliputi susunan saraf pusat dan susunan saraf tepi
: SMAN 2 Kudus : XI (Sebelas) : 2 (Dua) : Biologi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas : 3.6 Menjelaskan Keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelaian/ penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan peng-inderaan) Penilaian Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Mengkaji dari berbagai Dapat Menjelaskan literatur (penelusuran struktur dan fungsi internet /model) susunan saraf mengenali struktur dan fungsi: susunan saraf pada manusia. Mendiskusikan susunan saraf dan fungsi nya dengan media slide multimedia dan Brain Card Mempresentasikan dan mendemonstrasikan hasil kajian tentang susunan saraf dan menjelaskan masing-masing fungsinya
Teknik
Bentuk Instrumen Tugas lembar kelompok, observasi unjuk aktivitas kerja, siswa, soal ulangan. Pilihan Ganda
Contoh Instrumen Struktur yang menghubungkan dua neuron dan berfungsi sebagai alat komunikasi antar neuron adalah.... a. Nodus ranvier b. sinapsis c. akson d. sel schwan e. myelin
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
2 X 45’ Sumber: Buku Biologi SMA XI Erlangga,E-Book Biology 6th Raven Johnson,E-book Campbell 8th, internet. Alat: model otak, LCD, Komputer, Brain Card Bahan: LDS,Slide presentasi, video, charta susunan saraf,
57
Materi Pokok/ Pembelajaran o Proses penghantaran impuls penghantaran impuls pada system saraf melalui sl saraf dan melalui sinapsis
Penilaian Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Mengamati dan Mengidentifikasi menganalisis keterkaitan stuktur dan fungsi fungsi kerja susunan neuron saraf melalui tayangan Menjelaskan proses video bekerjanya susunan Melakukan demonstrasi saraf gerak refleks dan gerak Menjelaskan biasa keterkaitan fungsi Melakukan diskusi fungsi susunan saraf kerja sistem saraf Mengkomunikasikan hasil analisis dan kajian tentang keterkaitan fungsi kerja syaraf
Teknik
Bentuk Instrumen Tugas lembar kelompok, observasi unjuk aktivitas kerja, siswa, soal ulangan. Pilihan Ganda
lembar o Kelainan/peny Menggali informasi dari Mengenali berbagai Tugas kelompok, observasi akit yang gangguan/penyakit/ke berbagai sumber unjuk aktivitas terjadi pada lainan dan media/koran/majalah/pen kerja, siswa, soal susunan saraf penyebabnya yang elusuran internet Beberapa ulangan Pilihan berkaitan dengan menemukan berbagai gangguan sistem gangguan/kelainan/penya Ganda susunan saraf regulasi, antara kit dan penyebabnya Mencegah/menghind lain pada sistem saraf melalui ari mabuk, penugasan. gangguan/penyakit gangguan yang terjadi pada Melakukan observasi ke kesadaran, mata
Alokasi Sumber Contoh Waktu Belajar Instrumen Pada saat istirahat, 2 X 45’ Sumber: muatan listrik di luar Buku Biologi SMA XI membran neuron Erlangga,E-Book Biology adalah...., sedangkan 6th Raven Johnson,E-book muatan listrik di dalam Campbell 8th, internet. neuron adalah... A.Negatif-negatif Alat: B.Positif-negatif LCD, Komputer C.Positif –positif D.Negatif-netral Bahan: E.Positif-netral LKS, Slide Presentasi
Penyakit atau kelainan 2 X 45’ yang dapat dicegah melalui pemberian imunisasi adalah.... A.Alzheimer B.Poliomielitis C.Stroke D.Epilepsi E.Neuritis
Sumber: Buku Biologi SMA XI Erlangga,E-Book Biology 6th Raven Johnson,E-book Campbell 8th, internet. Alat: komputer, LCD
58
Materi Pokok/ Pembelajaran rabun dsb.
Penilaian Kegiatan Pembelajaran
Indikator
puskesmas/kepolisian/ru susunan saraf mah sakit /pusat Mengkomunikasikan rehabilitasi mengenai dampak pengaruh gangguan susunan saraf narkoba terhadap akibat penggunaan susunan saraf narkoba. Mempresentasikan dalam diskusi kelas hasil observasi tentang pengaruh narkoba terhadap susunan saraf
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
Lampiran 2
RPP, LDS, LKS dan lembar penugasan
59
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SAVI BERBASIS TI Mata Pelajaran Kelas / Semester Pertemuan Alokasi Waktu Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
: Biologi : XI (Sepuluh)/ II : 1,2,3 : 6 jam pelajaran : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas : 3.6 Menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan) : 1. Mengidentifikasi stuktur dan fungsi neuron 2. Mengidentifikasi struktur, fungsi pada sistem saraf manusia 3. Menjelaskan proses bekerjanya susunan saraf 4. Mengkaitkan sturktur, fungsi, dan proses sistem saraf manusia 5. Menyimpulkan gejala, penyebab, dan pencegahan/pengobatan pada kelainan atau penyakit yang terjadi pada sistem saraf manusia
A. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui diskusi siswa dapat mengidentifikasi stuktur dan fungsi neuron dengan benar 2. Melaui diskusi dan presentasi dengan media slide siswa dapat mengidentifikasi struktur, fungsi pada sistem saraf manusia dengan benar 3. Melalui praktikum gerak refleks siswa dapat menjelaskan proses bekerjanya susunan saraf dengan benar 4. Melalui pengamatan video pada slide multimedia siswa dapat mengkaitkan sturktur, fungsi, dan proses sistem saraf manusia dengan benar 5. Melalui penelusuran dan observasi siswa dapat menyimpulkan gejala, penyebab, dan pencegahan/pengobatan pada kelainan atau penyakit yang terjadi pada sistem saraf manusia dengan benar B. Materi Ajar 1. Sistem saraf 4. Sistem saraf tepi 2. Sel-sel saraf (neuron) 5. Mekanisme penjalaran impuls 3. Struktur otak dan sumsum 6. Penyakit dan/ kelainan pada tulang belakang sistem saraf
Lanjutan Lampiran 2
60
C. Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : konstruktivis 2. Model : somatik auditori visual intelektual 3. Media :Teknologi Informasi (Slide Multimedia) D. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan 1 (2 jam pelajaran) I. Tahap persiapan (10 menit) a. Guru menayangkan sebuah video orang yang sedang bersin. b. Guru bertanya kepada siswa tentang interpretasi dari video yang ditayangkan dan kaitannya dengan pembelajaran yang akan dilakukan. (intelektual) II. Tahap presentasi (20 menit) a. Guru menayangkan video berisi rangkuman sistem saraf (visualintelektual) b. Tiap siswa diberi sebuah kartu (Brain Card) yang berisi fungsi-fungsi otak dan berdasarkan fungsi tersebut tiap siswa harus dapat menemukan bagian otak yang mempunyai fungsi tersebut (somatik) c. Setelah menemukan bagian otak dengan kartu fungsi otak tersebut maka masing-masing kelompok akan menemukan anggota kelompoknya dan berkumpul dalam kelompoknya (somatik) III. Tahap praktek (integrasi) (15 menit) a. Guru membagikan LDS pada tiap kelompok untuk didiskusikan. b. Siswa melakukan diskusi kelompok dengan bantuan slide multimedia sementara guru mengawasi jalannya diskusi (somatik-visual-intelektual) IV. Tahap kinerja (aplikasi) (35 menit) a) Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan (auditori) b) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti (auditori) V. Kegiatan akhir (10 menit) a. Guru bersama siswa menyimpulkan susunan saraf pada manusia b. Guru menugaskan kepada siswa untuk mencari tahu tentang berbagai rangsang dan respon gerak biasa dan gerak refleks dalam kehidupan sehari-hari. c. Guru menutup kegiatan pembelajaran. Pertemuan 2 (2 jam pelajaran) I. Tahap persiapan (10 menit) a. Guru mencubit salah seorang siswa (somatik) b. Guru meminta siswa megungkapkan hasil interpretasinya tentang apa yang dirasakan ketika dicubit, dan menanyakan tanggapan dari siswa lain tentang peristiwa tersebut (Auditori-intelektual) II. Tahap presentasi (30 menit) a. Tiap siswa diberi sebuah kartu (Brain Card) yang berisi fungsi-fungsi otak dan berdasarkan fungsi tersebut tiap siswa harus dapat menemukan bagian otak yang mempunyai fungsi tersebut (somatik)
Lanjutan Lampiran 2
61
b. Setelah menemukan bagian otak dengan kartu fungsi otak tersebut maka masing-masing kelompok akan menemukan anggota kelompoknya dan berkumpul dalam kelompoknya (somatik) c. Guru membagikan LKS dan LDS untuk dikerjakan siswa secara berkelompok (auditori-visual-intelektual) III. Tahap praktek (integrasi) (30 menit) a. Guru meminta beberapa siswa untuk maju dan mendemonstrasikan refleks patella dan refleks pupil serta menjelaskannya dengan bantuan slide animasi atau menjelaskan mekanisme penghantaran impuls (somatik-auditori) IV. Tahap kinerja (aplikasi) (10 menit) a. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti (auditori) V. Kegiatan akhir (10 menit) a. Guru bersama siswa menyimpulkan mekanisme kerja sistem saraf b. Guru menugaskan kepada siswa untuk mencari tahu tentang kelainan dan/ penyakit pada sistem saraf baik di internet/koran/majalah dan melakukan wawancara ke puskesmas atau kepolisian. c. Guru menutup kegiatan pembelajaran Pertemuan 3 (2 jam pelajaran) I. Tahap persiapan (10 menit) a. Guru menayangkan video orang yang sedang mabuk (auditori-visual) b. Guru meminta salah satu siswa menjelaskan keterkaitan antara video dengan sistem saraf (intelektual) II. Tahap presentasi (15 menit) a. Siswa diminta duduk dalam kelompoknya (somatik) b. Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi tentang pembagian tugas presentasi (auditori) III. Tahap praktek (integrasi) (40 menit) a) Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil observasi dan wawancaranya tentang kelainan dan/ penyakit tentang sistem saraf (auditori) IV. Tahap kinerja (aplikasi) (15 menit) a. Siswa diberi kesempatan melakukan tanya jawab dalam diskusi kelas (auditori- intelektual) b. Guru memberikan penjelasan tentang materi yang belum tersampaikan dalam diskusi kelas (auditori) V. Kegiatan akhir (10 menit) a. Siswa bersama guru menyimpulkan kesimpulan dari pembelajaran kelainan dan/ penyakit pada sistem saraf b. Guru menutup kegiatan pembelajaran. E. Alat/Bahan/Sumber 1. Buku Biologi XI, karangan Pratiwi dkk, Erlangga hal 185-215 2. LDS (Lembar Diskusi Siswa) 3. LKS (Lembar Kegiatan Siswa) 4. Slide multimedia sistem saraf 5. Brain Card (susunan dan fungsi sistem saraf) 6. Video sistem saraf
62
Lanjutan Lampiran 2
F. Penilaian 1. Kuis 2. Laporan hasil kegiatan/pengamatan 3. Uji kompetensi tertulis (tes pilihan ganda) Kudus, 18 Mei 2010 Mengetahui, Guru Biologi Peneliti,
Endang Puspowati, S. Pd. NIP 19710829 200501 2 006
Dewi Alimah NIM. 4401406026
63 Lanjutan Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KOOPERATIF DENGAN MEDIA CHARTA
Mata Pelajaran Kelas / Semester Pertemuan Alokasi Waktu Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
: Biologi : XI (Sepuluh)/ II : 1,2,3 : 6 jam pelajaran : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas : 3.6 Menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan) : 1. Mengidentifikasi stuktur dan fungsi neuron 2. Mengidentifikasi struktur, fungsi pada sistem saraf manusia 3. Menjelaskan proses bekerjanya susunan saraf 4. Mengkaitkan sturktur, fungsi, dan proses sistem saraf manusia 5. Menyimpulkan gejala, penyebab, dan pencegahan/pengobatan pada kelainan atau penyakit yang terjadi pada sistem saraf manusia
A. Tujuan Pembelajaran 1. Melalui diskusi siswa dapat mengidentifikasi stuktur dan fungsi neuron dengan benar 2. Melaui diskusi dan presentasi dengan media slide siswa dapat mengidentifikasi struktur, fungsi pada sistem saraf manusia dengan benar 3. Melalui praktikum gerak refleks siswa dapat menjelaskan proses bekerjanya susunan saraf dengan benar 4. Melalui pengamatan video pada slide multimedia siswa dapat mengkaitkan sturktur, fungsi, dan proses sistem saraf manusia dengan benar 5. Melalui penelusuran dan observasi siswa dapat menyimpulkan gejala, penyebab, dan pencegahan/pengobatan pada kelainan atau penyakit yang terjadi pada sistem saraf manusia dengan benar B. Materi Ajar 1. Sistem saraf 4. Sistem saraf tepi 2. Sel-sel saraf (neuron) 5. Mekanisme penjalaran impuls 3. Struktur otak dan sumsum 6. Penyakit dan/ kelainan pada tulang belakang system saraf
64 Lanjutan Lampiran 2
C. Metode Pembelajaran 1. Model : kooperatif 2. Media : Charta D. Langkah-Langkah Pembelajaran Pertemuan 1 (2 jam pelajaran) I.Tahap informasi (10 menit) a. Menyampaikan topik yang akan dipelajari yaitu fungsi dan organ pada sistem saraf. b. Menyampaikan kompetensi dasar,indikator, serta tujuan pembelajaran.
II.Tahap pengarahan-strategi (20 menit) a. Guru menjelaskan materi sistem saraf dan komponen penyusunnya pada manusia dengan slide presentasi III.Tahap membentuk kelompok heterogen (10 menit) a. Guru membagi kelas menjadi 8-7 kelompok dengan anggota maksimal 6 orang b. Guru membagikan LDS dan memberikan topik diskusi kepada masingmasing kelompok IV.Tahap kerja kelompok (15 menit) a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan diskusi kelompok. V.Tahap presentasi hasil kelompok (30 menit) a. Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan. b. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti. VI.Tahap pelaporan a. Guru bersama siswa menyimpulkan susunan saraf pada manusia b. Guru menugaskan kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal di LKS c. Guru menutup kegiatan pembelajaran. Pertemuan 2 (2 jam pelajaran) I. Tahap informasi (10 menit) a. Menyampaikan topik yang akan dipelajari yaitu fungsi dan organ pada sistem saraf. b. Menyampaikan kompetensi dasar,indikator, serta tujuan pembelajaran. II. Tahap pengarahan-strategi (20 menit) a. Guru menjelaskan materi gerak refleks dan mekanisme penjalaran impuls dengan slide presentasi III. Tahap membentuk kelompok heterogen (15 menit) a. Guru membagi kelas menjadi 7-8 kelompok dengan anggota maksimal 6 orang b. Guru membagikan LDS dan memberikan topik diskusi kepada masingmasing kelompok IV. Tahap Kerja kelompok (15 menit) a. Guru memberikan waktu kapada siswa untuk melakukan diskusi kelompok
65 Lanjutan Lampiran 2 V. Tahap presentasi hasil kelompok (20 menit) a. Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan. b. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti. VI. Tahap pelaporan a. Guru bersama siswa menyimpulkan susunan saraf pada manusia b. Guru menugaskan kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal di LKS c. Guru menutup kegiatan pembelajaran. Pertemuan 3 (2 jam pelajaran) I. Tahap informasi (10 menit) a. Menyampaikan topik yang akan dipelajari yaitu kelainan dan penyakit yang berkaitan dengan sistem saraf b. Menyampaikan kompetensi dasar,indikator, serta tujuan pembelajaran. II. Tahap pengarahan-strategi (20 menit) a. Guru menjelaskan tentang kelainan dan penyakit pada sistem saraf dengan slide presentasi III. Tahap membentuk kelompok heterogen (15 menit) a. Guru membagi kelas menjadi 7-8 kelompok dengan anggota maksimal 6 orang b. Guru membagikan LDS dan memberikan topik diskusi kepada masing-masing kelompok IV. Tahap kerja kelompok (15 menit) a. Guru memberikan waktu kapada siswa untuk melakukan diskusi kelompok dengan mencari literatur di perpustakaan V. Tahap presentasi hasil kelompok (30 menit) a. Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi yang telah dilakukan. b. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti. VI. Kegiatan akhir (10 menit) a. Siswa bersama guru menyimpulkan kesimpulan dari pembelajaran kelainan dan/ penyakit pada sistem saraf b. Guru menutup kegiatan pembelajaran. E. Alat/Bahan/Sumber 1. Buku Biologi XI, karangan Pratiwi dkk, Erlangga hal 185-215 2. LDS (Lembar Diskusi Siswa) 3. Charta
66 Lanjutan Lampiran 2
F.Penilaian 1. Kuis 2. Uji kompetensi tertulis (tes pilihan ganda)
Kudus, 18 Mei 2010 Mengetahui, Kepala SMA N 2 Kudus
Guru Biologi
Drs. Zainuri, M. Si. NIP.19641122 199203 1005
Endang Puspowati, S. Pd. NIP 19710829 200501 2 006
Lanjutan Lampiran 2
67
68 Lanjutan Lampiran 2
Lanjutan Lampiran 2
69
Lanjutan Lampiran 2
70
71
Lanjutan Lampiran 2
Kunci jawaban LDS 1. Skor 6 poin a. Otak b. Medulla spinalis c. 12 pasang saraf kranial 2. Skor 8 poin 1) Serebrum
d. 31 pasang saraf spinal e. Sistem saraf autonom f. Sistem saraf simpatik 5) Pons
2) Talamus
6) Medulla oblongata
3) Hipotalamus
7) Serebelum
4) Kelenjar pituitari
8) Medula spinalis
3. Skor 10 poin Pada awal perkembangan menjadi janin otak terbentuk 1 kali mjd 3 bagian saja, namun selanjutnya bagian otak berkembang mengalami spesifikasi menjadi 5 bagian, dan saat dewasa terbentuk daerah2 otak yang terspesifikasi. Otak depan menjadi serebrum, talamus, hipotalamus dan kelenjar hipofisis, bagian tengah disebut otak tengah dan bagian belakang menjadi serebelum, pons varolli, medulla oblongata dan medulla spinalis. 4. Skor 8 poin a. Serebrum : Mengontrol perilaku yang telah dipelajari, pusat kesadaran, ingatan , interpretasi pesan, berperan dalam proses belajar, berfikir bahasa b. Serebelum : Pusat keseimbangan dan pusat koordinasi motor/ gerakan, memantau kedudukan posisi tubuh c. Mesensefalon : Pengatur gerak bola mata, refleks pupil dan refleks akomodasi, mengatur konus otot dan postur/bentuk tubuh d. Medulla spinalis : Pusat gerak refleks e. Talamus : Memproses seluruh rangsangan sebelum disampaikan ke bagian lain otak, persepsi rasa sakit dan rasa menyenangkan f. Hipotalamus : Mengendalikan sushu tubuh, selera makan, haus, lapar, keseimbangan Metabolisme lemak dan karbohidrat, tingkah laku, tidur, kelenjar hipofisis g. Kelenjar pituitary : Sekresi berbagai macam hormon h. Medulla oblongata :Mengatur denyut jantung, tekanan darah, gerakan pernapasan, sekresi ludah, menelan, gerak peristaltik, batuk, bersin 5. Skor 10 poin i a. Saraf intermediet b. Saraf motorik c. Saraf sensorik d. Reseptor e. Efektor ii Reseptor-saraf sensorik-saraf intermediet-saraf motorik-efektor
72
Lanjutan Lampiran 2
6. Skor 13 poin a. Sensorik, aferen b. Motorik, eferen c. Mata, telinga, lidah d. Otot, kelenjar e. Sistem saraf somatic terdiri saraf kranial yang berjumlah 12 pasang dan saraf spinal yang berjumlah 31 pasang. 7. Skor 8 poin a. Simpatik (BDFG) b. Parasimpatik (ACEH) 8. Skor 12 poin Sebelum terjadi kecelakaan yang terjadi kerja adalah kerja otak normal yang biasa disebut gerak biasa namun perlu difahami juga system yang lain semuanya bekeja dari endokrin indera, system pencernaan, pernafasan dll teteap bekerja normal. kerja saraf yang dominan antara lain melihat jalan dan konsentrasi yang datur oleh otak besar,gerak tangan dan kaki saat menyetir diatur oleh otak baik depan, tengah maupun belakang. Sesaat setelah kecelakaan kedua pengendara baik motor maupun mobil mengalami gerak refleks dengan membanting stir namun tetap saja kecelkaan tak terelakkan Setelah kecelakaan pengendara motor mengalami cedera parah dan koma,jika seseorang mengalami koma ia masih dapat bernafas, mengatur suhu tubuh, dan tertidur, hal ini dapat dikatakan bahwa semua bagian otaknya mengalami kerusakan namun hipotalamus masih selamat dan bekerja sebagaimana mestinya.
Nilai =
(
)
X 100
Lanjutan Lampiran 2
73
Lanjutan Lampiran 2
74
Lanjutan Lampiran 2
75
76
Lanjutan Lampiran 2
Kunci Jawaban LKS I. 1. Kaki segera terangkat dengan cepat (skor 2) 2. Yang bereaksi adalah otot kaki/fleksor yang kerjanya berlawanan dengan otot kuadrisep/paha (skor 2) 3. Probandus tidak merasakan dia menggerakkan kakinya (skor 2) 4. Hal ini disebabkan kontrol gerak yakni interneuron tersebut tidak berada di otak melainkan di sumsum tulang belakang (medulla spinalis) (skor 2) 5. Reseptor (otot kuadrisep)-neuron sensorik- medulla spinalis-neuron motoris-efektor(otot paha/ fleksor) (skor 5) 6. Pernah, bersin dapat terjadi karena adanya bakteri atau debu pada hidung, rangsang tersebut segera diterima otak bagian medulla oblongata dan diteruskan ke otot hidung dan terjadilah bersin. Bersin merupakan refleks karena terjadi dengan cepat namun pusat kendalinya berada di otak (skor 5) 7. Gerak yang terjadi dengan cepat dan tanpa disadari karena pusat kendalinya berada di medulla spinalis dan bukan di otak dinamakan gerak refleks namun ada pula gerak refleks yang terjadi dengan kendali otak karena interneuron berada di otak contohnya bersin dan akomodasi pupil (skor 5) II. 1. Probandus dengan lamban mlihat buku dan baru mencatat apa yang diinstruksikan (skor 2) 2. Probandus dapat merasakan tangannya bergerak dan menulis hurufhuruf (skor 2) 3. Kontrol gerak ini terjadi di otak besar, yang merupakan pusat kesadaran, melihat, bahasa dan perilaku. (skor 2) 4. Bagian saraf yang mengaturnya adalah otak besar (serebrum) (skor 2) 5. Reseptor (mata, telinga)-neuron sensorik- otak besar (serebrum)-neuron motoris-efektor(otot tangan dan jemari) (skor 5) 6. Gerak yang terjadi tidak secara cepat dan disadari dan pusat kendalinya di otak karena interneuronnya berada di otak dinamakan gerak biasa (skor 4)
Nilai =
(
)
X 100
77
Lanjutan Lampiran 2
TUJUAN: 1. Mengidentifikasi stuktur dan fungsi neuron 2. Menjelaskan proses bekerjanya susunan saraf 3. Mengkaitkan sturktur, fungsi, dan proses sistem saraf manusia
PELAJARILAH MEKANISME PENJALARAN IMPULS PADA SUATU GERAK, DISKUSIKAN DALAM KELOMPOKMU TENTANG MEKANISME MELALUI SEL SARAF DAN MELALUI SINAPSIS, LALU PILIHLAH SUATU CARA UNTUK MEMPRESENTASIKAN DI DEPAN KELAS AGAR TEMANMU YANG LAIN MENJADI PAHAM BAGAIMANA MEKANISME TERSEBUT
COBA DISKUSIKAN DENGAN TEMAN-TEMANMU TENTANG MACAM-MACAM NEUROTRANSMITTER LAINNYA YANG KALIAN KETAHUI!
78
Lanjutan Lampiran 2
LEMBAR JAWABAN LDS MEKANISME PENGHANTARAN IMPULS
Penjalaran impuls melalui sel saraf dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pad waktu sel beristirahat dan tidak ada stimulus, kutub positif berada di bagian luar dan kutub negative berada di bagian dalam. Keadaan ini disebut polarisasi. Jika neuron dirangsang dengan kuat maka permeabilitas membrane akan berubah polarisasi mengalami pembalikandi lokasi tertentu.kemudian proses polarisasi diulang menyebabkan rantai reaksi, dengan demikian impuls berjalan sepanjang akson. Setelah impuls berlalu, membrane neuron memulihkan keadaanya seperti semula. Sinapsis merupakan titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinaps. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur tonjolan membran kecil berisi neurotransmitter, yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron prasinaps. Membrane ujung dendrite dari sel berikutnya membentuk post-sinapsis. Jika impuls tiba di tonjolan sinapsis maka akan terjadi peningkatan permeabilitas membrane pra sinaps terhadap ion Ca2+. akibatnya ion Ca2+ akan masuk dan gelembung sinapsis melebur dengan membrane prasinaps sambil melepaskan neurotransmitter ke celah sinaps. Neurotransmitter membawa impuls ke celah post sinaps. Setelah membawa impuls kemudian eurotransmitter dihidrolisis oleh enzim yang dikeluarkan membran post sinaps, misalnya enzim asetilkolin esterase. Jika neurotransmitternya berupa asetilkolin, maka akan dihidrolisis menjadi kolin dan asam etanoat. Tabel perbedaan penghantaran impuls melalui sel dan melalui sinapsis Perbedaan
Melalui sel
Melalui sinapsis
Lintasan
Dendrit, badang sel, akson
Membran pra dan post sinaps
Impuls
Elektrik
Kimia
Terjadi karena
Perbedaan potensial di dalam dan di luar membran akson
Adanya ion ca2+
Bahan yang dihantarkan
Muatan positif dan negatif
Neurotransmitter
Lanjutan Lampiran 2
79
Tabel macam-macam Neurotransmitter berdasarkan golongan fungsional dan tempat sekresinya Neurotransmitter
Golongan fungsional
Tempat sekresei
1. Asetilkolin
Sistem saraf pusat, saraf tepi, persambungan pada neuromuskular invertebrata
Eksitatoris pada efek rangka vertebrata, eksitatoris atau inhibitoris pada tempat lain
Amina Biogenik 1. Norepinefrin
Eksitatoris atau inhibitoris
Sistem saraf pusat, sistem saraf tepi
2. Dopamine Umumnya eksitatoris, bias inhibitoris pada beberapa tempat 3. Serotonin
Sistem saraf pusat, sistem saraf tepi
Sistem saraf pusat Umumnya inhibitoris
Asam amino 1. GABA (asam aminobutirat)
Gama Inhibitor
Sistem saraf pusat, persambungan neuromuskular invertebrata Sistem saraf pusat
2. Glisin
Inhibitor
3. Glutamate
Eksitator
Sistem saraf pusat, persambungan neuromuskular invertebrata
4. Aspartat
eksitator
Sistem saraf pusat
Eksitatoris
Sistem saraf pusat, sistem saraf tepi
Neuropeptida 1. Substansi P
2. Met-enkefalin endorphin)
(suatu Umumnya inhibitoris
Sistem saraf pusat
Tabel perbedaan gerak refleks dengan gerak biasa Perbedaan Pusat pengaturan Waktu terjadinya Respon
Gerak refleks Medulla spinalis Sangat cepat Tak sadar
Gerak biasa Otak Biasa Sadar
Lanjutan Lampiran 2
80
TUJUAN: 1. Mengidentifikasi stuktur dan fungsi neuron 2. Menjelaskan proses bekerjanya susunan saraf 3. Mengkaitkan sturktur, fungsi, dan proses sistem saraf manusia
PELAJARILAH MEKANISME PENJALARAN IMPULS PADA SUATU GERAK, DISKUSIKAN DALAM KELOMPOKMU TENTANG MEKANISME MELALUI SEL SARAF DAN MELALUI SINAPSIS, LALU PILIHLAH SUATU CARA UNTUK MEMPRESENTASIKAN DI DEPAN KELAS AGAR TEMANMU YANG LAIN MENJADI PAHAM BAGAIMANA MEKANISME TERSEBUT
COBA DISKUSIKAN PERBEDAAN ANTARA GERAK REFLEKS DAN GERAK BIASA, DAN BERILAH CONTOH MASING-MASING GERAK TERSEBUT……
Lanjutan Lampiran 2
81
Tabel perbedaan gerak refleks dengan gerak biasa Perbedaan Pusat pengaturan Waktu terjadinya Respon
Gerak refleks Medulla spinalis Sangat cepat Tak sadar
Gerak biasa Otak Biasa Sadar
Tabel perbedaan penghantaran impuls melalui sel dan melalui sinapsis Perbedaan
Melalui sel
Melalui sinapsis
Lintasan
Dendrit, badang sel, akson
Impuls
Elektrik
Membran pra dan post sinaps Kimia
Terjadi karena
Perbedaan potensial di dalam dan di luar membran akson
Adanya ion ca2+
Bahan yang dihantarkan
Muatan positif dan negatif
Neurotransmitter
Penjalaran impuls melalui sel saraf dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pad waktu sel beristirahat dan tidak ada stimulus, kutub positif berada di bagian luar dan kutub negative berada di bagian dalam. Keadaan ini disebut polarisasi. Jika neuron dirangsang dengan kuat maka permeabilitas membrane akan berubah polarisasi mengalami pembalikandi lokasi tertentu.kemudian proses polarisasi diulang menyebabkan rantai reaksi, dengan demikian impuls berjalan sepanjang akson. Setelah impuls berlalu, membrane neuron memulihkan keadaanya seperti semula. Sinapsis merupakan titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinaps. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur tonjolan membran kecil berisi neurotransmitter, yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron prasinaps. Membrane ujung dendrite dari sel berikutnya membentuk post-sinapsis. Jika impuls tiba di tonjolan sinapsis maka akan terjadi peningkatan permeabilitas membrane pra sinaps terhadap ion Ca2+. akibatnya ion Ca2+ akan masuk dan gelembung sinapsis melebur dengan membrane prasinaps sambil melepaskan neurotransmitter ke celah sinaps. Neurotransmitter membawa impuls ke celah post sinaps. Setelah membawa impuls kemudian eurotransmitter dihidrolisis oleh enzim yang dikeluarkan membran post sinaps, misalnya enzim asetilkolin esterase. Jika neurotransmitternya berupa asetilkolin, maka akan dihidrolisis menjadi kolin dan asam etanoat.
Lanjutan Lampiran 2
82
TUJUAN : Siswa Dapat Menyimpulkan Gejala, Penyebab, Dan Pencegahan/ Pengobatan Pada Kelainan Atau Penyakit Yang Terjadi Pada Sistem Saraf Manusia. PETUNJUK: 1. Kerjakan tugas ini dengan berkelompok 2. Cari tahulah gejala, penyebab dan pencegahan atau pengobatan penyakit-penyakit di bawah ini: a. EPILEPSI b. PARKINSON c. ALZHEIMER d. AUTISME e. POLIOMIELITIS f. OBAT-OBATAN PSIKOAKTIF DAN PENGARUHNYA TERHADAP KESEHATAN SARAF g. PENGARUH ALKOHOL TERHADAP KESEHATAN SARAF h. HIDROSEPHALUS Pencarian dapat dilakukan lewat internet, koran, majalah, rumah sakit, puskesmas, dan atau wawancara terhadap orang yang berkaitan dengan istilah diatas
3. Buatlah hasil yang diperoleh dalam bentuk makalah ringkas dan komunikatif 4. Presentasikan hasil pencarian dengan media slide atau media lainnya yang menarik dalam diskusi kelas
Lanjutan Lampiran 2
83
RUBRIK PENILAIAN MAKALAH PENYAKIT YANG BERKAITAN DENGAN SISTEM SARAF
Kriteria dan skor untuk makalah siswa: 1. Sistematika makalah ( skor maksimal = 6 ) Ada judul Ada pendahuluan Ada isi / materi Ada kesimpulan Ada saran Ada pertanyaan yang belum dimengerti 2. Pendahuluan ( skor maksimal 10 ) Memuat latar belakang ,tujuan dan permasalahan. Disajikan dalam bentuk paragraf singkat dan mudah dipahami 3. Isi / materi 10-12 poin
Materi membahas tentang penyakit yang berkaitan dengan sistem saraf disertai gejala-gejalanya dan bahayanya beserta cara pencegahannya. Materi disajikan komunikatif dan mudah dipahami
8-10 poin
Materi membahas tentang penyakit yang berkaitan dengan sistem saraf beserta gejala-gejalanya dan bahayanya serta cara pencegahannya. Materi disajikan kurang komunikatif dan kurang mudah dipahami
5-7 poin
Materi membahas tentang penyakit yang berkaitan dengan sistem saraf minimal gejala-gejalanya dan bahayanya tanpa cara pencegahannya. Materi disajikan dalam bentuk komunikatif dan mudah dipahami
3-4 poin
Materi membahas tentang penyakit yang berkaitan dengan sistem saraf tanpa disertai gejala-gejalanya dan bahayanya tanpa cara pencegahannya. Materi disajikan tidak dalam bentuk komunikatif dan mudah dipahami
Lanjutan Lampiran 2
1-2 poin
84
Materi membahas penyakit yang berkaitan dengan sistem saraf tanpa gejala-gejalanya tanpa bahaya dan tanpa cara pencegahannya. Materi tidak disajikan dalam bentuk tabel, komunikatif dan mudah dipahami
4. Kesimpulan 2 poin
Kesimpulan yang diambil relevan dengan materi yang dikembangkan
1 poin
Kesimpulan yang diambil tidak relevan dengan materi yang dikembangkan
5. Saran 2 poin
Saran yang diberikan sesuai dengan kesimpulan
1 poin
Saran yang diberikan tidak sesuai dengan kesimpulan
6. Pertanyaan yang belum dimengerti 2 poin
Pertanyaan bersifat pertanyaan tingkat analisis
1 poin
Pertanyaan yang diajukan jawabannya sudah ada di dalam makalah tersebut
Lampiran 3Contoh Brain Card
BRAIN CARD
85
BRAIN CARD
BAGIAN MANAKAH AKU??? AKU DIBEDAKAN MENJADI AREA SENSORI, AREA MOTORI DAN AREA ASOSIASI
BRAIN CARD
BAGIAN MANAKAH AKU??? AKU MEMILIKI 4 LOBUS, 2 DIANTARANYA: LOBUS FRONTALIS UTK PENGATURAN GERAK OTOT DAN L OBU S P AR EI T AL I S UTK....................
BIOLOGI 2010
BAGIAN MANAKAH AKU??? AKU BAGIAN TERBESAR DAN TERDEPAN DARI OTAK MANUSIA, AKU SEBAGAI PUSAT KESADARN, KECERDASAN, INGATAN DAN INTERPRETASI KESAN
BIOLOGI 2010
BRAIN CARD
BIOLOGI 2010
BRAIN
BRAIN CARD
CARD
BAGIAN MANAKAH AKU???
BAGIAN MANAKAH AKU???
BAGIAN MANAKAH AKU???
AKU MEMILIKI 4 LOBUS, 2 DIANTARANYA: LOBUS OKSIPITAS SBG PUSAT PENGLIHATAN DAN LOBUS TEMPORALIS SBG PUSAT PENDENGARAN.
AKU MENGONTROL PERILAKU YANG DIPELAJARI ATAU PERILAKU AKIBAT BELAJAR.
AKU MEMPROSES SELURUH R A NG S A NG A N S E B E LUM DISAMPAIKAN KE BAGIAN LAIN DI OTAK
BIOLOGI 2010
BRAIN
BRAIN CARD
CARD BAGIAN MANAKAH AKU??? AKU MELAKUKAN PERSEPSI RASA SAKIT DAN RASA MENYENANGKAN
BIOLOGI 2010
BIOLOGI 2010
BIOLOGI 2010
BRAIN CARD
BAGIAN MANAKAH AKU??? JIKA SESEORANG MARAH AKULAH YANG BERPERAN MENIMBULKAN G E JA LA M UK A M E M E R A H , MENI NGKATKAN DEN YU T JANTUNG BIOLOGI 2010
BAGIAN MANAKAH AKU??? AKU MENGATUR DAN MENGKOORDINASI MENIFESTASI LUAR DARI EMOSI
BIOLOGI 2010
Lampiran 4 Analisis soal uji coba
86
ANALISIS VALIDITAS, DAYA PEMBEDA, TINGKAT KESUKARAN DAN RELIABILITAS SOAL
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
C12 C6 C35 C16 C13 C2 C21 C18 C22 C31 C28 C1 C20 C33 C4 C8 C5 C7 C9 C10 C14 C29 C26 C30 C23 C15 C25 C24 C34 C27 C3 C11 C32 C17 C19 SX
23
18
26
V aliditas
No Soal
No
SX2 SXY rxy rTabel
23 770 0,640 0,334
18 617 0,577 0,334
26 745 -0,234 0,334
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0
1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0
32
25
1
23
17
5
14
8
30
32 983 0,402 0,334
25 815 0,549 0,334
1 30 0,022 0,334
23 773 0,676 0,334
17 590 0,575 0,334
5 193 0,406 0,334
14 501 0,499 0,334
8 273 0,166 0,334
30 941 0,465 0,334
Tingkat Kesukaran
D aya Pem beda Soal
Tidak Tidak Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Kriteria BA 15 12 11 17 15 0 17 12 5 11 5 17 BB 8 6 15 15 10 1 6 5 0 3 3 13 JA 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 JB 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 P 0,41 0,35 -0,24 0,12 0,29 -0,06 0,65 0,41 0,29 0,47 0,12 0,24 Baik Cukup Jelek Jelek Cukup Jelek Baik Baik Cukup Baik Jelek Cukup Kriteria B 23 18 26 32 25 1 23 17 5 14 8 30 JS 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 D 0,66 0,51 0,74 0,91 0,71 0,03 0,66 0,49 0,14 0,40 0,23 0,86 Kriteria Sedang Sedang Mudah Mudah Mudah Sukar Sedang Sedang Sukar Sedang Sukar Mudah Kriteria Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai
Lanjutan Lampiran 4
13
14
15
16
17
No Soal 18 19
20
21
22
23
24
C12 C6 C35 C16 C13 C2 C21 C18 C22 C31 C28 C1 C20 C33 C4 C8 C5 C7 C9 C10 C14 C29 C26 C30 C23 C15 C25 C24 C34 C27 C3 C11 C32 C17 C19
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1
1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1
1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0
1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0
SX
28
17
30
13
22
20
28
4
26
10
17
27
28 891 0,532 0,334
17 547 0,281 0,334
30 942 0,473 0,334
13 437 0,254 0,334
22 719 0,448 0,334
20 668 0,498 0,334
28 889 0,489 0,334
4 165 0,453 0,334
26 817 0,299 0,334
10 353 0,419 0,334
17 589 0,581 0,334
27 866 0,512 0,334
Valid
Tidak Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Daya Pembeda Soal
16 12 17 17 0,24 Cukup
9 8 17 17 0,06 Jelek
17 13 17 17 0,24 Cukup
8 5 17 17 0,18 Jelek
14 12 17 4 16 8 8 11 0 10 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 0,35 0,24 0,35 0,24 0,35 Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup
6 4 17 17 0,12 Jelek
13 4 17 17 0,53 Baik
17 10 17 17 0,41 Baik
Tingkat Kesukaran
87
28 17 30 13 22 13 28 4 26 10 17 27 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 0,80 0,49 0,86 0,37 0,63 0,37 0,80 0,11 0,74 0,29 0,49 0,77 Mudah Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Mudah Sukar Mudah Sukar Sedang Mudah Dipakai Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai
No
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
2
Validitas
SX SXY rxy rTabel Kriteria BA BB JA JB P Kriteria B JS D Kriteria Kriteria
Lanjutan Lampiran 4
88
26
27
28
29
No Soal 30 31
32
33
34
35
36
1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1
1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0
1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0
1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
C12 C6 C35 C16 C13 C2 C21 C18 C22 C31 C28 C1 C20 C33 C4 C8 C5 C7 C9 C10 C14 C29 C26 C30 C23 C15 C25 C24 C34 C27 C3 C11 C32 C17 C19 SX
11
5
26
14
14
9
12
15
7
24
17
17
Validitas
25
No
SX2 SXY rxy rTabel
11 383 0,286 0,334
5 188 0,365 0,334
26 818 0,339 0,334
14 503 0,587 0,334
14 482 0,335 0,334
9 314 0,300 0,334
12 431 0,524 0,334
15 521 0,449 0,334
7 271 0,446 0,334
24 768 0,377 0,334
17 601 0,644 0,334
17 548 0,264 0,334
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
7 2 17 17 0,29 Cukup
10 2 17 17 0,47 Baik
10 6 14 5 1 10 17 17 17 17 17 17 0,29 0,29 0,24 Cukup Cukup Cukup
13 4 17 17 0,53 Baik
11 6 17 17 0,29 Cukup
Tingkat Kesukaran
Daya Pembeda Soal
Tidak Valid Valid Valid Valid Kriteria Valid 8 5 14 11 9 BA 3 0 12 3 5 BB 17 17 17 17 17 JA 17 17 17 17 17 JB 0,29 0,29 0,12 0,47 0,24 P Kriteria Cukup Cukup Jelek Baik Cukup 11 5 26 14 14 B 35 35 35 35 35 JS 0,31 0,14 0,74 0,40 0,40 D Kriteria Sedang Sukar Mudah Sedang Sedang Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Kriteria
1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 12 15 7 24 17 17 35 35 35 35 35 35 35 0,26 0,34 0,43 0,20 0,69 0,49 0,49 Sukar Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Sedang Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dibuang
Lanjutan Lampiran 4
89
38
39
40
41
No Soal 42 43
44
45
46
47
48
1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0
1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0
1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0
Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
C12 C6 C35 C16 C13 C2 C21 C18 C22 C31 C28 C1 C20 C33 C4 C8 C5 C7 C9 C10 C14 C29 C26 C30 C23 C15 C25 C24 C34 C27 C3 C11 C32 C17 C19 SX
9
15
2
34
12
23
10
13
24
28
27
29
Validitas
37
No
SX2 SXY rxy rTabel
9 304 0,247 0,334
15 506 0,397 0,334
2 72 0,094 0,334
34 1018 0,012 0,334
12 432 0,530 0,334
23 717 0,270 0,334
10 385 0,623 0,334
13 451 0,457 0,334
24 743 0,235 0,334
28 886 0,424 0,334
27 847 0,416 0,334
29 916 0,491 0,334
Valid
Tidak Valid
Tidak Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Tidak Valid
Valid
Valid
Valid
11 4 17 17 0,41 Baik
1 1 17 17 0,00 Jelek
17 17 17 17 0,00 Jelek
9 3 17 17 0,35 Cukup
12 11 17 17 0,06 Jelek
8 9 2 4 17 17 17 17 0,35 0,29 Cukup Cukup
13 11 17 17 0,12 Jelek
17 16 17 11 11 12 17 17 17 17 17 17 0,35 0,29 0,29 Cukup Cukup Cukup
Tingkat Kesukaran
Daya Pembeda Soal
Tidak Kriteria Valid BA 5 BB 4 JA 17 JB 17 P 0,06 Kriteria Jelek B 9 JS 35 D 0,26 Kriteria Sukar Kriteria Dibuang
1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 2 34 12 23 10 13 24 28 27 29 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 0,43 0,06 0,97 0,34 0,66 0,29 0,37 0,69 0,80 0,77 0,83 Sedang Sukar Mudah Sedang Sedang Sukar Sedang Sedang Mudah Mudah Mudah Dipakai Dibuang Dibuang Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dibuang Dipakai Dipakai Dipakai
Lanjutan Lampiran 4
90
No Soal 52
53
54
55
0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0
1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
C12 C6 C35 C16 C13 C2 C21 C18 C22 C31 C28 C1 C20 C33 C4 C8 C5 C7 C9 C10 C14 C29 C26 C30 C23 C15 C25 C24 C34 C27 C3 C11 C32 C17 C19 SX
14
19
16
19
27
18
31
Validitas
51
SX2 SXY rxy rTabel
14 477 0,440 0,334
19 619 0,407 0,334
16 549 0,471 0,334
19 635 0,493 0,334
27 869 0,587 0,334
18 585 0,340 0,334
31 962 0,451 0,334
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Daya Pembeda Soal
50
Kode
10 4 17 17 0,35 Cukup
12 7 17 17 0,29 Cukup
11 5 17 17 0,35 Cukup
12 7 17 17 0,29 Cukup
16 11 17 17 0,29 Cukup
11 7 17 17 0,24 Cukup
17 14 17 17 0,18 Jelek
Tingkat Kesukaran
49
No
14 19 16 19 27 18 31 35 35 35 35 35 35 35 0,40 0,54 0,46 0,54 0,77 0,51 0,89 Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Mudah Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai Dipakai
Kriteria BA BB JA JB P Kriteria B JS D Kriteria Kriteria
Y
Y2
51 48 44 42 42 38 37 37 33 37 32 36 29 31 31 31 29 30 27 28 28 25 25 20 25 21 21 20 15 14 17 19 14 15 13 1005
2601 2304 1936 1764 1764 1444 1369 1369 1089 1369 1024 1296 841 961 961 961 841 900 729 784 784 625 625 400 625 441 441 400 225 196 289 361 196 225 169 32309
k M Vt r11
= = = =
55 28,714 98,604 0,877
Lanjutan Lampiran 4
91
Perhitungan Validitas Butir Soal Rumus
rxy
S SS
S
2
S2 S 2 S 2
Butir soal Valid jika rxy > rtabel Perhitungan Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal. Butir soal no 1 Skor Total 2 No Kode XY Y (X) (Y) 1 C12 1 51 2601 51 2 C6 1 48 2304 48 3 C35 1 44 1936 44 4 C16 1 42 1764 42 5 C13 1 42 1764 42 6 C2 1 38 1444 38 7 C21 1 37 1369 37 8 C18 1 37 1369 37 9 C22 1 33 1089 33 10 C31 1 37 1369 37 11 C28 1 32 1024 32 12 C1 1 36 1296 36 13 C20 0 29 841 0 14 C33 1 31 961 31 15 C4 1 31 961 31 16 C8 1 31 961 31 17 C5 0 29 841 0 18 C7 0 30 900 0 19 C9 1 27 729 27 20 C10 1 28 784 28 21 C14 1 28 784 28 22 C29 1 25 625 25 23 C26 1 25 625 25 24 C30 0 20 400 0 25 C23 1 25 625 25 26 C15 0 21 441 0 27 C25 1 21 441 21 28 C24 0 20 400 0 29 C34 0 15 225 0 30 C27 0 14 196 0 31 C3 1 17 289 17 32 C11 0 19 361 0 33 C32 0 14 196 0 34 C17 0 15 225 0 35 C19 0 13 169 0 Jumlah 23 1005 32309 766
Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh : 35
x
32309
23 x 1005
rxy = 35
x
23
-
23
2
35
rxy = 0,640 Hasil perhitungan bahwa nilai rhitung adalah = 0,6399 Karena r hitung > r tabel, maka soal no 1 valid.
x
32309 -
1005
2
Lanjutan Lampiran 4
92
Perhitungan Reliabilitas Instrumen Rumus:
M(k M k r11 1 kVt k -1 Keterangan: k : Banyaknya butir soal M : Mean Skor Total Vt : Varians total Kriteria Apabila r11 > r tabel, maka instrumen tersebut reliabel.
Berdasarkan tabel pada analisis ujicoba diperoleh: 55 k =
M =
28,7143 1005 35
32309 Vt
=
r11
=
35
55 55
1
1
2
=
98,6041
28,71
55 55
- 28,71 98,604
= 0,877
Pada a = 5% dengan n =35 diperoleh r tabel = 0.334 Karena r11 > rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel
Lanjutan Lampiran 4
93
Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Rumus
B JS
P
Keterangan: P : Indeks kesukaran B : Jumlah butir soal yang dijawab benar JS : Jumlah total responden Kriteria Interval IK TK < 0,00 < TK < 0,30 < TK < 0,70 < TK < IK =
Kriteria Terlalu Sukar Sukar Sedang Mudah Sangat Mudah
0,00 0,30 0,70 1,00 1,00
Berikut ini contoh perhitungan pada butir soal no 1, selanjutnya untuk butir soal yang lain dihitung dengan cara yang sama, dan diperoleh seperti pada tabel analisis butir soal. Kelompok Atas Kode Skor
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
C12 C6 C35 C16 C13 C2 C21 C18 C22 C31 C28 C1 C20 C33 C4 C8 C5 C7
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0
Jumlah IK
=
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
15 15
+ 35
No
Kelompok Bawah Kode Skor C9 C10 C14 C29 C26 C30 C23 C15 C25 C24 C34 C27 C3 C11 C32 C17 C19
Jumlah
1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0
8
8
= 0,66 Berdasarkan kriteria, maka soal no 1 mempunyai tingkat kesukaran yang sedang
92
KISI-KISI SOAL PILIHAN GANDA Satuan Pendidikan: SMA N 2 Kudus Mapel : Biologi Materi pokok : sistem saraf pada Manusia Kls/Semester : XI (sebelas)/ 2 Waktu : 60 menit Standar kompetensi : 3. Memahami hakekat Biologi sebagai ilmu Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan/penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas Kompetensi dasar : 3.6 Menjelaskan keterkaitan struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem regulasi manusia (saraf, endokrin, dan penginderaan) Materi pokok Struktur dan fungsi neuron Struktur dan fungsi saraf pusat dan saraf tepi Mekanisme penghantaran impuls Mekanisme gerak refleks dan gerak biasa Kelainan dan/ penyakit pada sistem saraf manusia
Indikator •Mengidentifikasi stuktur dan fungsi neuron •Mengidentifikasi struktur dan fungsi pada sistem saraf manusia •Menjelaskan proses bekerjanya susunan saraf •Mengkaitkan sturktur, fungsi, dan proses sistem saraf manusia •Menyimpulkan gejala, penyebab, dan pencegahan/pengobatan pada kelainan atau penyakit yang terjadi pada sistem saraf manusia
No. Soal 1, 4, 12, 17, 24, 25, 36, 38 2, 3, 6, 7, 11, 13, 20, 21, 27, 29, 30, 34, 36
Kunci jawaban A, B, D, D, B, D, A, A
5, 9, 14, 15, 16, 18, 19
B, A, B, C, C, A, C
8, 22, 23, 26, 28,32, 33, 35, 37, 53
A, D, D, C, E, D, D, B,E, D
Tingkat kompetensi C1, C1, C1, C4, C1, C1, C2, C2 C4, C1, C1, C1, C1, C2, C4, C2, C1, C2, C2, C2, C1 C4, C1,C1, C3, C1, C1, C1, C1 C4, C6, C4, C5, C2, C4, C5, C3,C3, C3
10, 31, 40
D, B, C
C2, C1, C4
E, D, A, D, A, D, C, A, B, B, A, C, D
95
Lanjutan Lampiran 5
SOAL EVALUASI Mapel Materi pokok Kelas/ semester Waktu
: Biologi : sistem saraf : XI/ 2 : 90 menit
Petunjuk! a) Berdoalah sebelum mengerjakan soal b) Tulis identitas saudara pada lembar jawab c) Jawablah soal-soal berikut dengan cara memilih satu jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang huruf A, B, C, D, atau E pada lembar jawab yang disediakan d) Periksalah jawaban saudara sebelum diserahkan kepada petugas. 1. Perhatikan gambar di bawah ini, nomor berapakah yang berfungsi sebagai penghantar impuls ke badan sel?
A.1 B.2 C.3 D.4 E.5 2. Diagram di bawah ini merupakan jalur impuls gerak refleks. Neuron motorik ditunjukkan oleh huruf.... B
A C D E
A. A B. B C.C D. D E.E 3. Gambar di bawah merupakan gambar otak manusia Pada gambar tersebut, bagian yang mengontrol keseimbangan dan koordinasi otot ditunjukkan nomor.... A. 1 B.3 C.6 D.8 E.9
96
Lanjutan Lampiran 5
1… 2… 3… 4…….. 5…….. 6 7… 8…….
9…
4. Struktur yang menghubungkan dua neuron dan berfungsi sebagai alat komunikasi antar neuron adalah.... A. Nodus ranvier D. Sel Schwan B. Sinapsis E. Mielin C. Akson 5. Saraf otak yang berasal dari retina mata disebut... A. Saraf olfaktori D. Saraf troklear B. Saraf optik E. Saraf trigeminal C. Saraf okulomotor 6. Pusat penglihatan di otak terjadi pada bagian..... A. Serebrum D. Saraf troklear B. serebelum E. Saraf trigeminal C. mesensefalon 7. Pusat pengaturan suhu tubuh terdapat di otak bagian.... A. Medula oblongata D. Hipotalamus B. Medula spinalis E. Talamus C. Serebelum 8. Urutan penghantaran impuls saraf pada gerak refleks berturut-turut melalui... A. Reseptor – aferen - sumsum tulang belakang – eferen – efektor B. Reseptor – eferen – sumsum tulang belakang – aferen – efektor C. Efektor – aferen – sumsum tulang belakang – eferen – reseptor D. Efektor – eferen – sumsum tulang belakang – aferen – reseptor E. Sumsum tulang belakang – aferen – reseptor – eferen – efektor 9. Pesan yang dibawa oleh saraf disebut dengan.. A. Impuls D. Dendrit B. Akson E. Schwan C. S inaps 10. Jenis-jenis obat di bawah ini mengakibatkan timbulnya halusinasi (menghayal), kecuali..... A. kokain D. Kafein B. Mariyuana E. Ganja C. Ekstasi
Lanjutan Lampiran 5
97
11. Saraf tepi yang bersifat sadar (somatik) pada otak manusia terdiri atas........... A. 12 pasang saraf karnial dan 31 pasang saraf spinal B. 12 pasang saraf karnial dan 21 pasang araf spinal C. 31 pasang saraf karnial dan 21 pasan saraf spinal D. 13 pasang saraf karnial dan 31 pasang saraf spinal E. 31 pasang saraf kranial dan 12 pasang saraf spinal 12. Bagian saraf yang berfungsi meneruskan impuls dari badan sel menuju otot atau kelenjar adalah.. A. Sel schwann D. Akson B. Dendrit E. Myelin C. Badan sel 13. Bagian otak yang merupakan tempat penyambungan alat tubuh bagian kanan ke kiri dan sebaliknya adalah ... A. Otak tengah D. Pons varol B. Otak kecil E. Hipotalamus C. Sumsum lanjutan 14. Pada saat istirahat, muatan listrik di luar membran neuron adalah...., sedangkan muatan listrik di dalam neuron adalah... A. Negatif-negatif D. Negatif-netral B. Positif-negatif E. Positif-netral C. Positif –positif 15. Impuls yang diterima oleh reseptor dihantarkan melalui... A. Efektor dan neuroglia D. Sinapsis dan neuroglia B. Neuroglia dan neuron E. Neuron dan efektor C. Neuron dan sinapsis 16. Keadaan dimana muatan listrik di luar membran neuron negatif dan di dalam neuron positif disebut... A. Repolarisasi D. Muatan negatif B. Muatan positif E. Terpolarisasi C. Depolarosasi 17. Sebuah neuron memiliki ciri-ciri: Struktur (I) Fungsi (II) (a) Dendritnya pendek dan aksonnya (a) Membawa rangsangan ke sistem ada yang pendek dan ada yang saraf pusat panjang (b) Dendritnya pendek dan aksonnya (b) Menerima rangsangan dari panjang neuron sensori atau neuron intermediet yang lain (c) Badan selnya bergelombang membentuk ganglion. Aksonnya pendek, sedangkan dendritnya panjang.
(c) Membawa atau meneruskan impuls dar sistem saraf pusat ke efektor
Lanjutan Lampiran 5
98
Berdasarkan tabel diatas yang termasuk ciri dan fungsi neuron motorik adalah.... A. Ia-IIa D. Ib-IIc B. Ib-IIb E. Ia-IIb C. Ic-IIc 18. Zat kimia yang dapat menanggapi impuls elektrik dan dapat mentransmisikan impuls ke neuron berikutnya dinamakan..... A. Neurotransmitter D. Serebrokimia B. Neurolemma E. Protoplasma C. Serebrospinal 19. Cairan pelindung otak dinamakan..... A. Kranioplasma D. Neurit B. Neuroplasma E. Myelin C. Serebrospinal 20. Urutan lapisan pelindung otak dari dalam ke luar adalah...... A. Durameter-arakhnoid- piameter B. Arakhnoid-piameter- duarameter C. Piameter- arakhnoid-durameter D. Durameter- piameter- arakhnoid E. Arakhnoid- durameter- piameter 21. Lapisan luar dari otak berwarna.... A. Abu-abu karena banyak mengandung badan sel B. Putih karena banyak mengandung akson C. Abu-abu karena banyak mengandung akson D. Putih karena banyak mengandung dendrit E. Abu-abu karena banyak mengandung dendrit 22. Dalam suatu kecelakaan lalu lintas, seorang korban mendapat kecelakaan otak sehingga lumpuh, tidak sadar tetapi masih bisa bernafas. Dalam hal ini, bagian otak yang tidak rusak adalah..... A. Serebellum D. Medula oblongata B. Serebrum E. Medula spinalis C. Daerah sensorik 23. Kerjasama dan keselarasan dalam sistem regulasi terjadi antara sistem saraf dan sistem hormon, daerah yang diduga terlibat dalam hal ini terdapat pada..... A. Serebrum D. Hipofisis B. Serebelum E. Talamus C. Hipotalamus 24. Bagian sel saraf yang berfungsi mempercepat jalannya impuls dinamakan... A. Neurit D. Sel Schwan B. Dendrit E. Nodus ranvier C. Akson 25. Sel saraf sensorik, sel saraf motorik dan sel saraf interneuron merupakan pembagin sel saraf berdasarkan..... A. Cara kerja D. Fungsi B. Ukuran E. Bentuk C. Letak inti
Lanjutan Lampiran 5
99
26. Hubungan antara fungsi saraf dan organnya yang sesuai adalah..... A. Saraf parasimpatis mempercepat denyut jantung B. Saraf simpatis memperlambat denyut jantung C. Saraf parasimpatis memacu proses pencernaan D. Saraf simpatis melebarkan arteri E. Saraf parasimpatis melebarkan bronkiolu 27. Sistem saraf yang berperan mengendalikan aktivitas tubuh yang tidak disadari dinamakan.... A. Sistem saraf sadar D. Sistem saraf pusat B. Sistem saraf otonom E. Sistem saraf kraniospinal C. Sistem saraf tepi 28. Sistem saraf yang membawa impuls dari reseptor menuju saraf pusat dinamakan... A. Sistem saraf pusat D. Sistem saraf kranial B. Sistem saraf tepi E. Sistem saraf aferen C. Sistem saraf otonom 29. Berikut ini merupakan reseptor pada manusia.... A. Saraf tepi, saraf pusat, dan saraf otonom B. Mata, kulit, dan telinga C. Otak besar dan otak kecil D. Kelenjar hipofisis, kelenjar epifise, kelenjar anak gondik, dan kelenjar tiroid E. Sumsum lanjutan dan sumsum tulang belakang 30. Cermati ciri-ciri berikut, Merupakan bagian sistem saraf pusat Menyimpan aspek ingatan dan kecerdasan Memiliki ukuran yang paling besar di banding bagian lainnya Ciri-ciri diatas dimiliki oleh..... A. Serebrum D. Serebelum B. Mesensefalon E. Medulla oblongat C. Medullaa spinalis 31. Penyakit atau kelainan yang dapat dicegah melalui pemberian imunisasi adalah..... A. Alzheimer D. Epilepsi B. Poliomielitis E. Neuritis C. Stroke 32. Rangsangan berikut ini yang berasal dari dalam tubuh adalah...... A. Bau, pahit, cahaya, suhu B. Bau, pahit, lapar, haus C. Sentuhan, cahaya, lapar, nyeri D. Haus, kenyang, lelah, nyeri E. Suhu, cahaya, rasa manis, rasa pahit 33. Pernahkah kamu melihat orang yang sedang marah, wajahnya akan memerah dan banyak berkeringat. Bagian otak manakah yang mengendalikan gejala tersebut... A. Simpatik D. Hipotalamus B. Parasimpatik E. Medulla oblongata C. Talamus
Lanjutan Lampiran 5
100
34. Fungsi utama sistem saraf manusia adalah ... A. Pesan yang dibawa oleh saraf B. Memproses informasi yang telah diterima C. Alat pengatur dan pengendalian seluruh kegiatan alat tubuh D. Menerima informasi berupa stimulus E. Membawa informasi yang diterima 35. Sistem saraf pada manusia terdiri atas sistem ... A. Saraf tengah dan saraf samping B. Saraf pusat dan saraf tengah C. Saraf tengah dan saraf tepi D. Saraf pusat dan saraf tepi E. Saraf tepi dan saraf tengah 36. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah .... A. selaput myelin D. sel sachwann B. ujung akson E. inti sel Schwann C. nodus ranvier 37. Berikut ini adalah merupakan refleks otak, kecuali… A. Refleks pupil D. Refleks bersin B. Refleks kejap mata E. Refleks lutut C. Refleks kebiasaan 38. Jaringan saraf yang bertanggung jawab mensuplai nutrisi bagi neuron adalah ... A. Neuroglia D. Nefron B. Neurotransmitter E. Nefridia C. Neurokorteks 39. Memukul nyamuk yang menempel di tangan kita merupakan gerak yang jalan rangsangnya secara berurutan adalah … A. saraf sensorik – rangsang – konduktor – saraf motorik – gerak B. saraf sensorik – rangsang – otak – saraf motorik – gerak C. rangsang – saraf sensorik – konduktor – saraf motorik – gerak D. rangsang – saraf sensorik – otak – saraf motorik – gerak E. rangsang-konduktor-saraf sensorik-otak-saraf motorik-gerak 40. sebuah penyakit memiliki ciri-ciri : tangan gemetar sewaktu istirahat tetapi gemetar itu hilang waktu tidur, sulit bergerak, otot kaku, biasanya menyerang pada seseorang usia lanjut atau mantan atlet ciri-ciri tersebut merupakan gejala penyakit..... A. nueritis B. epilepsi C. parkinson D. stroke E. amnesia
Lanjutan Lampiran 5
101
100
DAFTAR HASIL BELAJAR KOGNITIF KELOMPOK EKSPERIMEN (XI IPA 1) No
Kode Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20
LDS
91 91 87 87 87 83 87 73 96 83 91 83 73 83 73 90 90 90 90 90
LKS
80 80 72 87,5 72 80 72 61 77 80 82 61 82 72 61 61 72,5 77 82,5 82,5
Tugas
80 77 77 77 77 73 77 67 67 77 77 80 73 77 77 77 77 77 77 77
Post test 75 87,5 75 80 85 72,5 80 70 77,5 77,5 82,5 80 70 80 72,5 82,5 80 82,5 85 82,5
Rata-rata LDS,LKS,Tugas
3 kali nilai post test
Nilai Akhir
Ketuntasan
Kriteria
83,67 82, 67 78, 67 83,83 78, 67 78,67 78, 67 67 80 80 83,33 74,67 76 77,33 70,33 76 79,83 81,33 83,17 83,17
225 262,5 225 240 255 217,5 240 210 232,5 232,5 247,5 240 210 240 217,5 247,5 240 247,5 255 247,5
77,17 86,29 75,92 80,96 83,42 74,04 79, 67 69,25 78,13 78,13 82,71 78,67 71,5 79,33 71,96 80,88 79,96 82,21 84,54 82,67
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Baik Sangat Baik Cukup Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Baik
101
No
Kode Siswa
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
A21 A22 A23 A24 A25 A26 A27 A28 A29 A30 A31 A32 A33 A34 A35 A36 A37 A38 A39 A40
LDS
96 96 90 90 73 83 91 73 87 90 93 93 90 93 93 93 91 90 96 96
LKS
72,5 72,5 72,5 82 77 61 87,5 82 77 82 72,5 77 82,5 82,5 72 82,5 80 87,5 87,5 87,5
Tugas
Post test
Rata-rata LDS,LKS,Tugas
67 90 77 72,5 77 85 80 77,5 77 87,5 80 87,5 73 87,5 80 87,5 67 80 77 82,5 80 80 80 77,5 73 70 77 80 77 85 77 80 80 72,5 77 87,5 77 75 67 75 Rata-rata nilai akhir
78,5 81,83 79,83 84 75,67 74, 67 83,83 78,33 77 83 81,83 83,33 81,83 84,17 80,67 84,17 83, 67 84,83 86,83 83,5
3 kali nilai post test
Nilai Akhir
Ketuntasan
270 217,5 255 232,5 262,5 262,5 262,5 262,5 240 247,5 240 232,5 210 240 255 240 217,5 262,5 225 225
87,13 74,83 83,71 79,13 84,54 84,29 86,58 85,21 79,25 82,63 80,46 78,96 72,96 81,04 83,92 81,04 75,29 86,83 77,96 77,13 80,01
Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Kriteria
Sangat Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Sangat Baik Baik Baik Baik
102
DAFTAR HASIL BELAJAR KOGNITIF KELOMPOK KONTROL (XI IPA 3) No
Kode Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 C12 C13 C14 C15 C16 C17 C18 C19 C20 C21
LDS
LKS
Tugas
Post test
Rata-rata LDS,LKS,Tugas
3 kali nilai post test
Nilai Akhir
Ketuntasan
Kriteria
66 66 66 66 66 79 79 79 79 79 75 75 75 75 75 73 73 73 73 73 59
60 60 60 60 60 63 63 63 63 63 83 83 83 83 83 80 80 80 80 80 67
80 80 80 80 80 75 75 75 75 75 85 85 85 85 85 87 87 87 87 87 80
70 70 75 72,5 72,5 67,5 72,5 72,5 75 77,5 70 70 75 72,5 80 72,5 75 67,5 67,5 72,5 72,5
68, 67 68, 67 68,67 68, 67 68,67 72,33 72,33 72,33 72,33 72,33 81 81 81 81 81 80 80 80 80 80 68, 67
210 210 225 217,5 217,5 202,5 217,5 217,5 225 232,5 210 210 225 217,5 240 217,5 225 202,5 202,5 217,5 217,5
69,67 69,666667 73,42 71,54 71,54 68,71 72,46 72,46 74,33 76,21 72,75 72,75 76,5 74,63 80,25 74,38 76,25 70,63 70,63 74,38 71,54
Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas
Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik
103
No
Kode Siswa
22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
C22 C23 C24 C25 C26 C27 C28 C29 C30 C31 C32 C33 C34 C35 C36 C37 C38 C39
LDS
LKS
59 59 59 59 81 81 81 81 81 93 93 93 93 93 87 87 87 87
67 67 67 67 97 97 97 97 97 87 87 87 87 87 67 67 67 67
Tugas
Post test
Rata-rata LDS,LKS,Tugas
80 75 68, 67 80 75 68, 67 80 72,5 68, 67 80 70 68,67 80 75 86 80 80 86 80 65 86 80 67,5 86 80 65 86 73 80 84,33 73 70 84,33 73 75 84,33 73 75 84,33 73 72,5 84,33 80 75 78 80 72,5 78 80 75 78 80 65 78 Rata-rata nilai akhir
3 kali nilai post test
Nilai Akhir
Ketuntasan
Kriteria
225 225 217,5 210 225 240 195 202,5 195 240 210 225 225 217,5 225 217,5 225 195
73,42 73,42 71,54 69, 67 77,75 81,5 70,25 72,13 70,25 81,08 73,58 77,33 77,33 75,46 75,75 73,88 75,75 68,25 73, 67
Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas
Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup baik
106
Lanjutan Lampiran 6
DATA NILAI HASIL BELAJAR KOGNITIF (AKHIR) ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 S n1
Eksperimen Kode Nilai A1 77,17 A2 86,29 A3 75,92 A4 80,96 A5 83,42 A6 74,04 A7 79,67 A8 69,25 A9 78,13 A10 78,13 A11 82,71 A12 78,67 A13 71,50 A14 79,33 A15 71,96 A16 80,88 A17 79,96 A18 82,21 A19 84,54 A20 82,67 A21 87,13 A22 74,83 A23 83,71 A24 79,13 A25 84,54 A26 84,29 A27 86,58 A28 85,21 A29 79,25 A30 82,63 A31 80,46 A32 78,96 A33 72,96 A34 81,04 A35 83,92 A36 81,04 A37 75,29 A38 86,83 A39 77,96 A40 77,13 = 10921,04 = 40
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Kontrol Kode C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 C12 C13 C14 C15 C16 C17 C18 C19 C20 C21 C22 C23 C24 C25 C26 C27 C28 C29 C30 C31 C32 C33 C34 C35 C36 C37 C38 C39
S n2
= =
Nilai 69,67 69,67 73,42 71,54 71,54 68,71 72,46 72,46 74,33 76,21 72,75 72,75 76,50 74,63 80,25 74,38 76,25 70,63 70,63 74,38 71,54 73,42 73,42 71,54 69,67 75,75 81,50 70,25 72,13 70,25 81,08 73,58 77,33 77,33 75,46 75,75 73,88 75,75 68,25 11473,60 39
x1
=
80,30
x2
=
73,55
2
=
17,7599
s2
2
=
9,9122
s1
=
4,214
s2
=
3,148
s1
107
Lampiran 7 Perhitungan normalitas
UJI NORMALITAS DATA NILAI HASIL BELAJAR KOGNITIF (AKHIR) KELOMPOK EKSPERIMEN Hipotesis Ho : Ha :
Data berdistribusi normal Data tidak berdistribusi normal
Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k 2
c
i1
Oi Ei 2 Ei
Kriteria yang digunakan 2
2
Ho diterima jika c < c
tabel
Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas
Kelas Interval 69,25 72,25 75,25 78,25 81,25 84,25
-
71,25 74,25 77,25 80,25 83,25 87,25
= = = =
87,13 69,25 17,88 6
Batas Kelas 68,75 71,75 74,75 77,75 80,75 83,75 87,75
Z untuk batas kls. -2,53 -1,85 -1,18 -0,51 0,17 0,84 1,74
Panjang Kelas Rata-rata ( x ) s n Peluang untuk Z 0,4943 0,4681 0,3811 0,1939 0,0662 0,2996 0,4589
Luas Kls. Untuk Z 0,0261 0,0870 0,1872 0,2601 0,2334 0,1593
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh c² tabel =
2,98 80,01 4,45 40
Ei
Oi
1,0448 3,4815 7,4887 10,4038 9,3375 6,3719
1 4 5 10 9 11
(Oi-Ei)² Ei 0,002 0,077 0,827 0,016 0,012 3,362
c²
=
4,2957
7,81
Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan
4,2957
= = = =
7,81
Karena c² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
108
Lanjutan Lampiran 7
UJI NORMALITAS DATA NILAI HASIL BELAJAR KOGNITIF (AKHIR) KELOMPOK KONTROL Hipotesis Ho : Data berdistribusi normal Ha : Data tidak berdistribusi normal Pengujian Hipotesis: Rumus yang digunakan: k 2
c
Oi E i 2 Ei
i 1
Kriteria yang digunakan 2
Ho diterima jika c < c
2
Pengujian Hipotesis Nilai maksimal Nilai minimal Rentang Banyak kelas
Kelas Interval 68,25 71,25 74,25 77,25 80,25 83,25
-
70,25 73,25 76,25 79,25 82,25 85,25
tabel
= = = =
81,50 68,25 13,25 6
Batas Kelas 67,75 70,75 73,75 76,75 79,75 82,75 85,75
Z untuk batas kls. -1,82 -0,89 0,04 0,97 1,90 2,83 3,76
Panjang Kelas Rata-rata ( x ) s n Peluang untuk Z 0,4656 0,3130 0,0165 0,3344 0,4714 0,4977 0,4999
Luas Kls. Untuk Z 0,1526 0,3295 0,3179 0,1370 0,0263 0,0022
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh c² tabel =
2,21 73,62 3,22 39
Ei
Oi
5,9508 12,8509 12,3983 5,3429 1,0243 0,0868
7 11 15 3 3 0
(Oi-Ei)² Ei 0,1850 0,2666 0,5459 1,0274 3,8109 0,0868
c²
=
5,9226
7,81
Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan
5,9226
= = = =
7,81
Karena c² berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal
Lampiran 8 Perhitungan persamaan kelompok dan uji perbedaan 2 kelompok
109
UJI KESAMAAN DUA VARIANS DATA NILAI HASIL BELAJAR KOGNITIF (AKHIR) ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL
Hipotesis Ho :
s 12 =
s22
Ha :
s 12 =
s22
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
F
Varians terbesar Varians terkecil
Ho diterima apabila F < F 1/2a (nb-1):(nk-1)
Daerah penerimaan Ho F 1/2a (nb-1):(nk-1) Dari data diperoleh: Sumber variasi
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Jumlah n x Varians (s2) Standart deviasi (s)
10921 40 80,30 17,7599 4,21
11474 39 73,55 9,9122 3,15
Berdasarkan rumus di atas diperoleh: F
=
17,76 9,91
= 1,7917
Pada a = 5% dengan: dk pembilang = nb - 1 = dk penyebut = nk -1 = F (0.025)(36:36) = 1,71
39 40 -
1 = 38 1 = 39
Daerah penerimaan Ho
1,7917
1,71
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok mempunyai varians yang tidak berbeda.
110
Lanjutan Lampiran 8
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA DATA NILAI HASIL BELAJAR KOGNITIF (AKHIR) ANTARA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KONTROL
Hipotesis Ho : m1
m2
m1
Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
x
t
1
x
2
1 1 n1 n2
s Dimana,
s
n 1 1s12 n 2 1s 22 n1 n 2 2
Ho ditolak apabila t > t(1-a)(n1+n2-2) Daerah penerimaan
Dari data diperoleh: Sumber variasi
Kelompok Eksperimen
Kelompok Kontrol
Jumlah n x 2 Varians (s ) Standart deviasi (s)
10921,04 40 80,30 17,7599 4,21
11473,6 39 73,55 9,9122 3,15
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
s
=
40
1
17,76 40
80,30 t
+
+
39 39
1
9,91
= 3,72653
2
73,55
=
= 8,053 1 + 1 40 39 Pada a = 5% dengan dk = 37 + 37 - 2 = 72 diperoleh t(0.95)(72) = 3,72653
1,66
Daerah penerimaan 1,66 8,053 Karena t berada pada daerah penolakan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen lebih baik daripada kelompok kontrol
Lampiran 9 Kisi-kisi afektif siswa, angkat afektif siswa, dan rubrik penilaian afektif
KISI-KISI INSTRUMEN MINAT DAN SIKAP Sekolah
: SMA N 2 Kudus
Mapel
: Biologi
Kelas
: XI (Sebelas)
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Indikator Memiliki catatan pelajaran Biologi Memiliki buku referensi biologi Berusaha memahami Biologi Selalu hadir dalam belajar Biologi Menyukai pelajaran biologi materi sistem saraf 6. Memahami pentingnya belajar biologi 7. Melakukan interaksi untuk belajar biologi 8. Mengerjakan semua tugas mata pelajaran Biologi Ket : No. 1 - 4 : Indikator Minat No. 5 – 8 : Indikator Sikap
No. soal 3, 4 5, 6 7, 8 1, 2 14, 15 9, 16 12, 13 10, 11
111
Lanjutan Lampiran 9
112
Lampiran 10 Daftar nilai afektif siswa
113
DAFTAR MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN SAVI BERBASIS TI No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Kode siswa A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 A21 A22 A23 A24 A25 A26 A27 A28 A29 A30 A31 A32 A33 A34 A35 A36 A37 A38 A39 A40
Rata-Rata
Persentase Minat (%) 50 62,5 62,5 62,5 50 50 50 50 50 50 62,5 37,5 50 50 37,5 50 50 62,5 62,5 62,5 87,5 62,5 62,5 75 37,5 37,5 50 50 37,5 62,5 62,5 50 50 62,5 62,5 50 62,5 50 50 62,5 55
Kriteria
No
Jelek Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek Cukup Baik Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Sangat Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek Cukup Baik Cukup Baik Jelek Jelek Cukup Baik Cukup Baik Jelek Cukup Baik Jelek Jelek Cukup Baik Kurang Baik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Kode siswa C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 C12 C13 C14 C15 C16 C17 C18 C19 C20 C21 C22 C23 C24 C25 C26 C27 C28 C29 C30 C31 C32 C33 C34 C35 C36 C37 C38 C39
Rata-Rata
Persentase Minat (%) 50 62,5 25 75 37,5 50 25 37,5 50 37,5 37,5 25 50 37,5 50 50 37,5 50 50 37,5 50 50 62,5 37,5 37,5 25 37,5 37,5 50 50 50 62,5 37,5 37,5 50 37,5 50 37,5 37,5
Kriteria Jelek Cukup Baik Jelek Cukup Baik Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek Cukup Baik Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek Cukup Baik Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek Jelek
43,91026
Jelek
114
Lanjutan Lampiran 10
REKAPITULASI ANGKET MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN SAVI BERBASIS TI No
1 2
3 4 5 6 7 8
Pertanyaan dan/pernyataan
Selama sehat saya selalu hadir mengikuti pelajaran biologi materi sistem saraf Saya tidak mengikuti pelajaran biologi materi sistem saraf karena sakit dan/ ada keperluan lainyang mendesak Saya memiliki catatan materi sistem saraf Catatan materi sistem saraf yang saya miliki lengkap Saya memiliki buku biologi berbahasa inggris Saya memiliki buku biologi berbahasa Indonesia Saya menelusuri internet untuk memperdalam pemahaman saya tentang sistem saraf Saya berkunjung ke rumah sakit atau puskesmas untuk bertanya pada dokter atau perawat tentang materi sistem saraf
Kelas Eksperimen Persentase Kriteria ya (%) 100 Sangat Baik
Kelas Kontrol Persentase Kriteria ya (%) 97,4 Sangat Baik
75
Cukup Baik
69,23
Cukup Baik
65
69,23
2,5
Cukup Baik Jelek
5,13
Cukup Baik Jelek
2,5
Jelek
0
Jelek
100
Sangat Baik Sangat Baik
97,44 12,82
Sangat Baik Jelek
Jelek
0
Jelek
90 2,5
115
Lanjutan Lampiran 10
DAFTAR sSIKAP SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN SAVI BERBASIS TI No
Kode siswa 1 A1 2 A2 3 A3 4 A4 5 A5 6 A6 7 A7 8 A8 9 A9 10 A10 11 A11 12 A12 13 A13 14 A14 15 A15 16 A16 17 A17 18 A18 19 A19 20 A20 21 A21 22 A22 23 A23 24 A24 25 A25 26 A26 27 A27 28 A28 29 A29 30 A30 31 A31 32 A32 33 A33 34 A34 35 A35 36 A36 37 A37 38 A38 39 A39 40 A40 Rata-rata
Persentase Sikap (%) 75 100 100 75 100 62,5 75 62,5 75 75 87,5 62,5 75 100 50 100 62,5 87,5 87,5 75 75 87,5 62,5 75 100 87,5 87,5 62,5 100 87,5 75 100 87,5 100 87,5 87,5 50 100 87,5 75 81,56
Kriteria
No
Cukup Baik Sangat Baik Sangat Baik Cukup Baik Sangat Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Sangat Baik Cukup Baik Cukup Baik Sangat Baik Jelek Sangat Baik Cukup Baik Sangat Baik Sangat Baik Cukup Baik Cukup Baik Sangat Baik Cukup Baik Cukup Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Cukup Baik Sangat Baik Sangat Baik Cukup Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Jelek Sangat Baik Sangat Baik Cukup Baik Baik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
Kode siswa C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 C12 C13 C14 C15 C16 C17 C18 C19 C20 C21 C22 C23 C24 C25 C26 C27 C28 C29 C30 C31 C32 C33 C34 C35 C36 C37 C38 C39
Rata-rata
Persentase Sikap (%) 87,5 62,5 75 75 62,5 37,5 75 75 50 75 50 75 87,5 50 50 75 87,5 100 87,5 62,5 62,5 87,5 100 87,5 50 62,5 50 87,5 75 87,5 100 37,5 62,5 62,5 62,5 75 62,5 62,5 50
Kriteria Sangat Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Jelek Cukup Baik Cukup Baik Jelek Cukup Baik Jelek Cukup Baik Sangat Baik Jelek Jelek Cukup Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Cukup Baik Cukup Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Jelek Cukup Baik Jelek Sangat Baik Cukup Baik Sangat Baik Sangat Baik Jelek Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Jelek
69,87179
Cukup Baik
116
Lanjutan Lampiran 10
REKAPITULASI ANGKET SIKAP SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN SAVI BERBASIS TI No
1 2 3
4 5
6
7 8
Pertanyaan dan/pernyataan
Mempelajari sistem saraf sangat penting dalam kehidupan kita Saya mengerjakan sendiri setiap tugas/ PR yang diberikan oleh guru Apabila guru memberikan PR/tugas maka saya akan mengerjakannya sesegera mungkin setelah saya tiba di rumah Saya selalu bertanya kepada guru bila ada materi sistem saraf yang saya tidak mengerti Saya selalu berdiskusi dengan teman apabila saya menghadapi kesulitan dalam belajar biologi materi sistem saraf Saya selalu memperhatikan instruksi / penjelasan guru saat pembelajaran materi sistem saraf berlangsung Saya tidak mengganggu teman lain saat pelajaran berlangsung Setelah mempelajari sistem saraf saya jadi lebih memperhatikan dan mengatur makanan untuk menjaga fungsi saraf
Kelas Eksperimen Persentase Kriteria ya (%) 100 Sangat Baik 62,5 Baik
Kelas Kontrol Persentase Kriteria ya (%) 92,5 Sangat Baik 47,5 Jelek
52,5
jelek
17,5
Jelek
77,5
Baik
62,5
Cukup Baik
90
Sangat Baik
90
Sangat Baik
92,5
Sangat Baik
87,5
Sangat Baik
92,5
Sangat Baik Baik
80
Baik
67,5
Cukup Baik
85
Lampiran 11 Kisi-kisi dan lembar observasi psikomotorik siswa
KISI-KISI INSTRUMEN PSIKOMOTORIK Sekolah
: SMA N 2 Kudus
Mapel
: Biologi
Kelas
: XI (Sebelas)
No. 1.
Indikator Menafsirkan hasil pengamatan dalam bentuk tabel dan tulisan 2. Memperlakukan alat 3. Berbicara di depan kelas dengan bahasa komunikatif 4. Membuat sajian yang komunikatif 5. Menginterpretasikan sesuatu dengan benar 6. Memeragakan kembali suatu kejadian/proses 7. Membuat kesimpulan hasil diskusi/ praktikum Keterangan : Angka : Indikator untuk diskusi Huruf : Indikator untuk praktikum
No. soal 1, 6, g, b e 3 2, c 4, f a 5, f
117
Lanjutan Lampiran 11
118
119
Lampiran 12 Rekapitulasi hasil belajar psikomotorik siswa
REKAPITULASI HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK SISWA KELAS XI IPA 1 DALAM PEMBELAJARAN SAVI BERBASIS TI No
Kode siswa 1 A1 2 A2 3 A3 4 A4 5 A5 6 A6 7 A7 8 A8 9 A9 10 A10 11 A11 12 A12 13 A13 14 A14 15 A15 16 A16 17 A17 18 A18 19 A19 20 A20 21 A21 22 A22 23 A23 24 A24 25 A25 26 A26 27 A27 28 A28 29 A29 30 A30 31 A31 32 A32 33 A33 34 A34 35 A35 36 A36 37 A37 38 A38 39 A39 40 A40 Rata-rata
Pertemuan 1 (%) 71,43 71,43 57,14 57,14 71,43 100 57,14 85,71 85,71 100 57,14 100 71,43 100 85,71 85,71 85,71 85,71 85,71 85,71 85,71 85,71 100 100 100 71,43 71,43 71,43 57,14 100 100 100 100 85,71 100 100 71,43 100 85,71 85,71 84,28
Pertemuan 2 (%) 100 71,43 85,71 100 71,43 100 71,43 85,71 71,43 100 85,71 57,14 85,71 85,71 57,14 57,14 100 85,71 100 100 100 100 100 85,71 85,71 57,14 100 71,43 71,43 85,71 100 85,71 100 85,71 85,71 100 85,71 100 100 100 86,78
Pertemuan 3 (%) 85,71 85,71 100 100 100 71,43 100 57,14 57,14 100 100 100 57,14 85,71 100 100 100 85,71 100 100 57,14 100 100 100 85,71 100 57,14 100 100 100 85,71 100 57,14 100 100 85,71 85,71 100 100 57,14 88,93
Rata-rata
Kriteria
86 76,19 80,95 86 80,95 90,48 76,19 76,19 71,43 100 80,95 86 71,43 90,47 80,95 80,95 95,24 86 95,24 95,24 80,95 95,24 100 95,24 90,47 76,19 76,19 80,95 76,19 95,24 95,24 95,24 86 90,47 95,24 95,24 80,95 100 95,24 80,95 86,67
Sangat Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Cukup Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Cukup Baik Sangat Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik
120
Lanjutan Lampiran 12
REKAPITULASI HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK SISWA KELAS XI IPA 3 DALAM PEMBELAJARAN SAVI BERBASIS TI No
Kode siswa 1 C1 2 C2 3 C3 4 C4 5 C5 6 C6 7 C7 8 C8 9 C9 10 C10 11 C11 12 C12 13 C13 14 C14 15 C15 16 C16 17 C17 18 C18 19 C19 20 C20 21 C21 22 C22 23 C23 24 C24 25 C25 26 C26 27 C27 28 C28 29 C29 30 C30 31 C31 32 C32 33 C33 34 C34 35 C35 36 C36 37 C37 38 C38 39 C39 Rata-rata
Pertemuan 1 85,71 71,43 85,71 85,71 85,71 71,43 85,71 71,43 85,71 71,43 85,71 100 100 100 100 71,43 71,43 71,43 71,43 71,43 71,43 85,71 71,43 71,43 85,71 85,71 85,71 85,71 71,43 85,71 57,14 71,43 71,43 71,43 71,437 85,71 100 100 100 81,32
Pertemuan 2 71,43 71,43 71,43 71,43 42,86 42,86 57,14 57,14 57,14 57,14 71,43 71,43 85,71 85,71 85,71 85,71 85,71 71,43 85,71 100 85,71 85,71 85,71 71,43 71,43 85,71 100 85,71 85,71 100 57,14 85,71 71,43 85,71 71,43 71,43 57,14 57,14 71,43 74,72
Pertemuan 3 71,43 71,43 85,71 85,71 71,43 71,43 85,71 85,71 85,71 85,71 85,71 71,43 100 100 100 71,43 71,43 71,43 57,14 42,86 71,43 57,14 57,14 57,14 71,43 57,14 71,43 71,43 85,71 85,71 85,71 57,14 71,43 71,43 71,43 85,71 71,43 85,71 85,71 75,46
Rata-rata
Kriteria
76,19 71,43 80,95 80,95 66,67 61,91 76,19 71,43 76,19 71,43 80,95 80,95 95,24 95,24 95,24 76,19 76,19 71,43 71,43 71,43 76,19 76,19 71,43 66,67 76,19 76,19 86 80,95 80,95 90,47 66,66 71,43 71,43 76,19 71,43 80,95 76,19 80,95 86 77,17
Baik Cukup Baik Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Sangat Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik
Lampiran 13 Kisi-kisi dan lembar observasi aktivitas siswa
KISI-KISI PENILAIN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN Sekolah
: SMA N 2 Kudus
Mapel
: Biologi
Kelas
: XI (Sebelas)
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Indikator Memanfaatkan bahan ajar Memperhatikan pelajaran Aktifitas berbicara/bertanya Terlibatan siswa dalam setiap kegiatan belajar yang dirancang Bekerjasama antar siswa
No. soal 1, 14 2, 4, 8, 11 3,6, 9 7, 12 5, 10
121
Lanjutan Lampiran 13
122
Lanjutan Lampiran 13
123
Rubrik Penilaian Aktivitas Siswa No. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Aspek yang dinilai Menyiapkan bahan ajar di awal pembelajaran Siswa membuka dan membaca buku Biologi diawal pembelajaran dengan kesadaran sendiri Siswa membuka dan membaca buku Biologi diawal pelajaran disuruh oleh guru Siswa tidak membuka dan membaca buku Biologi diawal pelajaran/ membuka bukan buku Biologi Siswa tidak membawa buku Biologi Memperhatikan guru saat memberi penjelasan Duduk tenang, mendengarkan penjelasan guru, tidak berbuat gaduh Duduk tenang, kurang mendengarkan penjelasan guru, tidak berbuat gaduh Duduk tenang, tidak mendengarkan penjelasan guru, sesekali berbuat gaduh Duduk tidak tenang, tidak mendengarkan penjelasan guru, sering berbuat gaduh Menanggapi pertanyaan/ pendapat siswa lain Mendengarkan, bersikap antusias, sering (± 2x) memberikan pendapat Mendengarkan, bersikap antusias, kadang (1x) memberikan pendapat Mendengarkan, tidak memberikan pendapat Tidak mendengarkan, bersikap apatis, tidak memberikan pendapat Duduk tenang saat diskusi berlangsung Siswa duduk tenang dengan seksama mengikuti jalannya diskusi Siswa duduk tetapi berbicara sendiri tidak sesuai topik diskusi Siswa duduk dengan banyak tingkah Siswa berdiri bahakan berjalan-jalan di kelas saat diskusi sedang berlangsung Penerimaan siswa terhadap teman sekelompok Menerima dengan baik dan berbicara dengan sopan Menerima tapi berbicara kurang sopan Acuh tak acuh tapi masih dibiarkan dalam kelompok Komplain meminta menukar teman kelompok Partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru maupun siswa lain Siswa aktif (≥4x) menjawab pertanyaan Siswa kadang (2-3x) ikut menjawab pertanyaan Siswa jarang (hanya 1x) menjawab pertanyaan Siswa tidak pernah menjawab pertanyaan Membuat catatan hasil diskusi Siswa selalu mencatat hasil diskusi dengan lengkap Siswa mencatat hasil diskusi tapi kurang lengkap Siswa jarang mencatat hasil diskusi Siswa tidak pernah mencatat hasil diskusi Tidak mengganggu kelompok lain Siswa tidak mengganggu kelompok lain Siswa jarang (hanya 1x) mengganggu kelompok lain Siswa kadang-kadang (2-3x) mengganggu kelompok lain Siswa sering (≥4x) mengganggu kelompok lain Terlibat dalam presentasi hasil diskusi Ikut maju di depan kelas mempresentasikan hasil diskusi
Skor 4 3 2 1 4 3 2 1
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4
Lanjutan Lampiran 13
10.
11.
12.
13.
14.
124
Ikut maju di depan kelas namun tidak mempresentasikan hasil diskusi Tidak ikut maju di depan kelas mempresentasikan hasil diskusi tapi ikut membantu menjawab pertanyaan teman Tidak ikut mempresentasikan hasil dan tidak membantu teman menjawab pertanyaan Kerjasama kelompok 4-6 anggota kelompok aktif mengemukakan pendapat dalam diskusi 2-3 anggota kelompok aktif mengemukakan pendapat dalam diskusi Hanya 1 anggota kelompok yang aktif mengemukakan pendapat dalam diskusi Seluruh anggota kelompok tidak aktif mengemukakan pendapat dalam diskusi Meninggalkan kelas saat jam pelajaran/ saat pembelajaran berlangsung Siswa tidak pernah ijin meninggalkan jam pelajaran Siswa jarang (hanya 1x) meninggalkan jam pelajaran Siswa kadang-kadang (2-3x) ijin meninggalkan jam pelajaran dengan alasan jelas Siswa sering (≥4x) ijin meninggalkan jam pelajaran dengan alasan tidak jelas Terlibat dalam menggunakan alat saat praktikum Semua anggota kelompok dapat menggunakan alat dengan baik, benar, terampil Semua anggota kelompok dapat menggunakan alat kerja dengan baik, benar tapi kiurang terampil Sebagian anggota kelompok dapat menggunakan alat kerja dengan baik tapi kurang benar dan kurang terampil Hanya satu anggota kelompok yang dapat menggunakan alat kerja dengan baik Terlibat dalam menyimpulkan materi pelajaran Siswa selalu (≥3x) terlibat dalam menyimpulkan pelajaran Siswa kadang-kadang (1-2x) terlibat dalam menyimpulkan pelajaran Siswa jarang (hanya 1x) terlibat dalam menyimpulkan pelajaran Siswa tidak pernah terlibat dalam menyimpulkan pelajaran Menggunakan media slide dari guru atau media lain untuk diskusi dan presentasi Menggunakan media slide dari guru atau media lain untuk diskusi dan presentasi Menggunakan media slide saja, atau satu media tertentu untuk diskusi dan presentasi
3 2
Menggunakan media slide saja, atau satu media tertentu untuk diskusi saja atau presentasi saja Tidak Menggunakan media untuk diskusi maupun presentasi
2
1
4 3 2 1
4 3 2 1 4 3 2 1
4 3 2 1
4 3
1
125
Lampiran 14 Rata-rata % keaktifan siswa dan kriterianya
REKAPITULASI AKTIVITAS SISWA KELAS XI IPA 1 DALAM PEMBELAJARAN SAVI BERBASIS TI No
Kode siswa 1 A1 2 A2 3 A3 4 A4 5 A5 6 A6 7 A7 8 A8 9 A9 10 A10 11 A11 12 A12 13 A13 14 A14 15 A15 16 A16 17 A17 18 A18 19 A19 20 A20 21 A21 22 A22 23 A23 24 A24 25 A25 26 A26 27 A27 28 A28 29 A29 30 A30 31 A31 32 A32 33 A33 34 A34 35 A35 36 A36 37 A37 38 A38 39 A39 40 A40 Rata-rata
Pertemuan 1 (%) 84,62 73,08 71,15 63,46 75 69,23 71,15 65,38 76,92 78,85 67,31 75 80,77 86,59 80,77 90,38 80,77 73,08 80,77 76,92 75 69,23 75 84,625 82,69 69,23 76,92 80,77 78,85 80,77 80,77 78,85 71,15 80,77 82,69 78,85 69,23 78,85 75 71,15 76,54
Pertemuan 2 (%) 91,07 78,57 82,14 89,29 89,29 73,21 82,14 83,93 83,93 91,07 80,37 67,86 64,29 78,57 78,57 83,93 89,29 80,36 92,86 92,86 89,29 89,29 91,07 83,93 83,93 85,71 89,29 60,71 87,5 80,36 89,29 85,71 82,14 87,5 80,36 89,29 89,29 89,29 91,07 89,29 84,2
Pertemuan 3 (%) 87,5 83,93 82,14 92,86 83,93 78,57 82,14 91,07 82,14 91,07 83,93 67,86 78,57 87,5 87,5 82,14 91,07 83,93 92,86 92,86 92,86 89,29 89,29 89,29 87,5 85,71 91,07 60,71 89,29 85,71 89,29 85,71 83,93 92,86 82,14 94,64 89,29 87,5 92,86 91,07 86,34
Rata-rata
Kriteria
87,73 78,53 78,48 81,87 82,74 73,67 78,48 80,13 81 87 77,20 70,24 74,54 84,22 82,28 85,48 87,04 79,12 88,83 87,55 85,72 82,60 85,12 85,95 84,71 80,22 85,76 67,4 85,21 82,28 86,45 83,42 79,07 87,04 81,73 87,59 82,60 85,21 86,31 83,84 82,36
Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Baik
126
Lanjutan Lampiran 14
REKAPITULASI AKTIVITAS SISWA KELAS XI IPA 3 DALAM PEMBELAJARAN SAVI BERBASIS TI No
Kode siswa 1 C1 2 C2 3 C3 4 C4 5 C5 6 C6 7 C7 8 C8 9 C9 10 C10 11 C11 12 C12 13 C13 14 C14 15 C15 16 C16 17 C17 18 C18 19 C19 20 C20 21 C21 22 C22 23 C23 24 C24 25 C25 26 C26 27 C27 28 C28 29 C29 30 C30 31 C31 32 C32 33 C33 34 C34 35 C35 36 C36 37 C37 38 C38 39 C39 Rata-rata
Pertemuan 1 (%) 71,15 82,69 80,77 86,54 71,15 65,38 78,85 76,92 76,92 75 76,92 78,85 86,54 80,77 76,92 69,23 82,69 80,77 67,30 71,15 82,69 78,85 78,85 78,85 76,92 73,08 75 67,31 73,08 75 88,46 69,23 75 76,92 76,92 75 88,46 78,85 80,77 77,07
Pertemuan 2 (%) 71,15 82,69 80,77 82,69 61,54 53,85 73,08 73,08 75 69,23 71,15 75 78,85 75 75 65,38 88,46 69,23 67,31 73,08 80,77 76,92 71,15 76,92 78,85 75 75 63,46 69,23 75 84,62 65,38 59,62 75 75 75 84,62 80,77 75 73,82
Pertemuan 3 (%) 73,08 76,92 78,85 84,62 71,15 59,62 71,15 71,15 71,15 73,08 69,23 71,15 92,31 84,62 84,62 76,92 73,08 75 69,23 78,85 78,85 76,92 82,69 76,92 78,85 73,08 80,77 67,31 67,31 78,85 86,54 65,38 67,31 67,31 82,69 78,85 82,69 78,85 78,85 75,79
Rata-rata
Kriteria
71,79 80,77 80,13 84,62 67,95 59,62 74,36 73,72 74,36 72,44 72,43 75 85,9 80,13 78,85 70,51 81,41 75 67,95 74,36 80,77 77,56 77,56 77,56 78,21 73,72 76,92 66,03 69,87 76,28 86,54 66,66 67,31 73,08 78,20 76,28 85,26 79,49 78,21 75,56
Cukup Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Baik
127
Lanjutan Lampiran 14
REKAPITULASI KEAKTIFAN SISWA KELOMPOK EKSPERIMEN DAN KELOMPOK KONTROL DI TIGA PERTEMUAN No 1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11
12
13
14
Aspek aktivitas yang dinilai Menyiapkan bahan ajar di awal pembelajaran Memperhatikan guru saat memberi penjelasan Menanggapi pertanyaan/ pendapat siswa lain Duduk tenang saat diskusi berlangsung Penerimaan siswa terhadap teman sekelompok Partisipasi siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru maupun siswa lain Membuat catatan hasil diskusi Tidak mengganggu kelompok lain Terlibat dalam presentasi hasil diskusi Kerjasama kelompok Meninggalkan kelas saat jam pelajaran/ saat pembelajaran berlangsung Terlibat dalam menggunakan alat saat praktikum Terlibat dalam menyimpulkan materi pelajaran Menggunakan media slide dari guru atau media lain untuk diskusi dan presentasi Rata-rata Kriteria
Kelompok eksperimen
Kelompok kontrol
Pert 1
Pert 2
Pert 3
Pert 1
Pert 2
Pert 3
97,5
93,1
98,8
91
80,1
98,7
95
96,3
96,3
87
85,9
86,5
66,9
53,1
62
58
52,6
75,6
96
92,5
91
87
85,9
92,95
100
97,5
98 98,08 67,3
85,9
96,8
91,9
85
87
96 71
58,8
61
60
49
48,08
46
96,3
96,3
96
91
92,3
97
50,63
68,1
73
49,4
46,8
40,4
81,25 83,1
83 99
86 100
96,8 99
95,5 100
76 100
-
88,1
89
-
-
-
76,5
86,9
87
75
75
56,4
99
78,8
91
53
32,05
32,7
84,07
84,19 Baik
86,79
77,17 Cukup Baik
73,9 Cukup Baik
75,8 Cukup Baik
Baik
Sangat Baik
Lampiran 15 Kisi-kisi dan angket tanggapan siswa dan rekapitulasi angket
KISI-KISI ANGKET TANGGAPAN SISWA ATAS PEMBELAJARAN YANG DILAKUKAN GURU Sekolah
: SMA N 2 Kudus
Mapel
: Biologi
Kelas
: XI (Sebelas)
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Indikator Menarik perhatian siswa Memotivasi siswa untuk belajar lebih aktif Bersifat kontekstual Menuntut keterlibatan berbagai indera dalam proses pembelajaran Media yang digunakan mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran
No. soal 1, 2 3, 4 5, 6 7, 8, 9 10,11
128
Lanjutan Lampiran 15
129
130
Lampiran 16 Pedoman wawancara tanggapan guru
KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA TERHADAP GURU Sekolah
: SMA N 2 Kudus
Mapel
: Biologi
Kelas
: XI (Sebelas)
No. 1. 2. 3. 4.
s Tanggapan dan kesan terhadap pembelajaran Kendala dan kesulitan terhadap pembelajaran SAVI berbasis TI Kekurangan dan kelebihan pembelajaran SAVI berbasis TI Kendala keertarikan untuk menerapkan pembelajaran SAVI berbasis TI pada materi Biologi yang lain
No. soal 1, 2 3 4 5
PEDOMAN WAWANCARA TERHADAP GURU 1. Bagaiman tanggapan dan kesan ibu terhadap pembalajaran materi sistem saraf melalui model SAVI berbasis teknologi informasi? 2. Bagaimana aktivitas dan hasil belajar siswa selama pembelajaran dengan menggunakan model SAVI berbasis teknologi informasi? 3. Kendala atau kesulitan apa yang ibu temui selam proses pembelajaran dengan model SAVI berbasis teknologi informasi? 4. Menurut ibu apakah kekurangan dan kelabihan dari penerapan model SAVI berbasis teknologi informasi pada proses pembelajaran yang diterapkan? 5. Apakah ibu tertarik menerapkan model SAVI berbasis teknologi informasi pada materi pembelajaran yang lain? Mengapa?
131
Lampiran 17 Foto penelitian
Foto 1 Guru memberikan apersepsi di awal pembelajaran
Foto 3
Foto 2 Foto 2 & 3 Guru membagikan brain card untuk pembentukan kelompok
132
Lampiran Lampiran 17
Foto 4 Guru membagikan membantu siswa yang belum mendapatkan kelompok kelompok
Foto 5 Siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan LDS dengan bantuan slide multimedia maupun charta
Foto 5 Siswa melakukam praktek gerak refleks dan menjawab LKS
133
Lampiran Lampiran 17
Foto 7
Foto 8 Foto 7&8 Guru mengawasi jalannya diskusi
Foto 10
Foto 9 Foto 9&10 Siswa mempresentasikan hasil kerja dan hasil diskusi
Lampiran Lampiran 17
Foto 11
134
Foto 12
Foto 11&12 Siswa mempresentasikan makalah dalam bentuk slide power point
Foto 13 Foto 13&14 Aktivitas siswa mengajukan dan menjawab pertanyaan
Foto 14
Lampiran 18 Surat ijin penelitian
135
Lampiran 19 Surat keterangan telah melakukan penelitian
136
Lampiran 20 Usulan penetapan dosen pembimbing
137