penddikan pemakai dan manfaatnya bagi mahasiswa dalam ...

49 downloads 171 Views 478KB Size Report
Skripsi yang berjudul PENDIDIKAN PEMAKAI DAN MANFAATNYA. BAGI MAHASISWA ... responden menyatakan program pendidikan pemakai yang di berikan.
PENDDIKAN PEMAKAI DAN MANFAATNYA BAGI MAHASISWA DALAM MENGGUNAKAN PERPUSTAKAAN DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR SKRIPSI Diajukan pada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk memenuhi Persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi (S.IP)

Disusun Oleh : SALAPUDDIN NIM : 104025000879

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2009 M

1

2

PENDDIKAN PEMAKAI DAN MANFAATNYA BAGI MAHASISWA DALAM MENGGUNAKAN PERPUSTAKAAN DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR SKRIPSI Diajukan pada Fakultas Adab dan Humaniora Untuk memenuhi Persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi (S.IP)

Disusun Oleh : Salapuddin NIM : 104025000879

Pembimbing

Ulfah Andayani, M. Hum. NIP: 150.289.371

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2009 M

3

PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi yang berjudul PENDIDIKAN PEMAKAI DAN MANFAATNYA BAGI MAHASISWA DALAM MENGGUNAKAN PERPUSTAKAN DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 6 Desember 2008. Skripsi ini telah di terima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Jakarta, 6 Desember 2008 Sidang Munaqosyah Ketua

Drs. Rizal Saiful Haq, MA NIP. 780.005.380 Penguji

Pungki Purnomo, MLIS NIP. 150.295.486

Sekretaris

Pungki Purnomo, MLIS NIP. 150.295.486 Pembimbing

Ulfah Andayani, S. Ag, M. Hum NIP. 150.289.371

4

ABSTRAK Judul Skripsi : Pendidikan Pemakai dan Manfaatnya Bagi Mahasiswa dalam Menggunakan Perpustakaan di Institut Pertanian Bogor. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui gambaran tentang pelaksanaan program pendidikan pemakai dan manfaatnya bagi mahasiswa dalam menggunakan perpustakaan serta untuk mengetahui sejauh mana respon dari mahasiswa terhadap perlunya pengembangan program pendidikan pemakai. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk melakukan pengukuran sehingga dapat menggunakan data statistik dalam pengujiannya terhadap gejala yang ada pada saat penelitian dilakukan. Metode yang digunakan penulis untuk mendapatkan data-data atau informasi dalam penelitian ini ialah studi kepustakaan dan penelitian lapangan. Penelitian lapangan dimaksudkan untuk mendapatkan data-data secara langsung dari objek penelitian, yaitu dengan menggunakan instrument (alat ukur) dalam penelitian, alat ukur yang digunakan yaitu : Observasi, kuesioner dan wawancara. Dari hasil penelitian yang dilakukan di peroleh data : dari 97 responden, mayoritas hampir seluruhnya 77 orang (79.3 %) responden menyatakan program pendidikan pemakai yang di berikan perpustakaan IPB membantu dalam menggunakan perpustakaan dengan baik. Dari 77 responden yang menyatakan program pendidikan pemakai yang di berikan perpustakaan IPB membantu dalam menggunakan perpustakaan dengan baik hampir setengahnya (40.2 %) responden menyatakan program pendidikan pemakai membantu dalam melakukan penelusuran informasi dan yang menyatakan membantu dalam memanfaatkan semua layanan perpustakaan sebanyak (37.6 %). Hanya sebagian kecil responden menyatakan membantu dalam menyelesaikan tugas kuliah yaitu sebanyak (15.5 %) dan responden yang menyatakan membantu dalam menemukan koleksi yaitu sebanyak (6.4 %). Selanjutnya dari hasil penelitian juga di peroleh data : dari 97 responden mayoritas sebagian besar 52 orang (53.6 %) responden menyatakan pengetahuan mereka terhadap kemampuan dalam menggunakan perpustakaan dengan baik belum cukup. Kondisi ini mengindikasikan bahwa mayoritas sebagian besar mahasiswa baru merasa bahwa pengetahuan mereka terhadap kemampuan dalam menggunakan perpustakaan dengan efektif belum cukup.

5

Kata Pengantar Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada ilahi robbi yang telah menganugerahkan rahmatnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rosulullah SAW beserta keluarga, para sahabat dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan barbagai pihak, oleh karena itu penulis ucapkan rasa terima kasih tidak terhingga kepada : 1.

Bapak Dr. Abdul Chair, MA, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora beserta jajarannya yang telah banyak memberikan pengarahan dan perhatiannya selama menjalani proses perkuliahan.

2. Bapak Drs. Rizal Saeful Haq, MA, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi dan Bapak Pungki Purnomo. MLIS, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi. 3. Ibu Ulfah Andayani, S.Ag, M. Hum. Sebagai pembimbing yang senan tiasa memberikan perhatian, dukungan dan bimbingan serta selalu meluangkan waktunya untuk membimbing penulis. 4. Bapak Ir. Toha Nursalam, SIP, MSi selaku Kepala perpustakaan IPB beserta jajarannya khususnya kepada Ibu Ir. Sumarlinah, M.Si selaku sekretaris Perpustakaan IPB yang telah banyak membantu penulis dalam memperoleh data

yang penulis buituhkan sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. 5. Yang tercinta dan teristimewa untuk bapak dan ibu penulis yang tidak lelah berjuang, memberikan do’a, dukungan dan kasih sayang kepada penulis. Harapan mereka untuk melihat penulis menyelesaikan studinya dan menjadi orang yang berhasil menjadi motivasi terbesar bagi penulis. 6. Untuk kakak dan teteh tersayang. Nurinayah Sanda Albagiry, S.Pd.I, Muhibatul Hasanah, S.Ag. dan Agus Faizin, SEI yang memberikan inspirasi dan motivasi yang sangat luar biasa kepada penulis.

6

7. Untuk Adikku Asep, jejen dan Irfan terimakasih untuk do’a dukungan dan bantuan yang telah kalian persembahkan untukku. 8. Teruntuk sahabatku di HIMA-PUI Jakarta

Adi, Ade, Bagus, Diah,

Fatullah, Hikmah, Lukman, Mi’roji, Mustar, Pipin, Rizki Amali, Sangidun, Setiawan, Sudirman, Syamsul, Suharto, Taupik, Yaser dan Zamroni yang selalu berjuang bersama menegakan nilai-nilai Intisab dan Ishlahuttsamaniyah

yang ditorehkan atas nama persahabatan semoga

menjadi hal indah untuk dipertahankan dan menjadi kenangan untuk kita selamanya. 9. Teruntuk para ustadz keluarga besar Persatuan Ummat Islam (PUI) khususnya kepada ustadz Wildan Hakim, MA yang memberikan suntikan motivasi bagi penulis untuk bergerak menuju perbaikan dan perubahan. 10. Teman-teman IPI angkatan 2004 Aje, Fuji, Gigih, Gunaevi, Hani, Iin, Indra, Lesdi, Muji, Mulki, Nurul Afwi, Nursetiyono, Putri, Ratih, Retna, Sahal, Subarna, Tedi dan Yaser yang selalu semangat dalam belajar. Terimakasih, semoga persahabatan ini selalu kukuh dalam naungan Allah SWT. 11. Teruntuk pujaan hatiku Lilis Komariah yang selalu memberikan spirit dalam hidupku. 12. Pengelola Perpustakaan Utama UIN yang banyak memberikan kemudahan bagi penulis dalam mencari referansi. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang turut membantu terealisasikannya skripsi ini. Semoga Allah AWT mambalas segala kebaikan kalian. Penulis menyatakan bahwa skripsi ini adalah murni hasil karya penulis sendiri. Oleh karena itu, penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan pelaksanaan penelitian mendatang. Jakarta,25 November 2008 Salapuddin

7

DAFTAR ISI ABSTRAK ................................................................................................ iii KATA PENGANTAR .............................................................................

iv

DAFTAR ISI ............................................................................................

vi

DAFTAR TABEL .................................................................................... ix DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… xi BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................… 6 C. Tujuan Penelitian ........................................................... 6 D. Manfaat Penelitian .......................................................... 7 E. Metode Penelitian ........................................................... 7 F. Sistematika Penyusunan ................................................ 11

BAB II

TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Pemakai dan Pendidikan Pemakai .............. 13 B. Tingkatan Program Pendidkan Pemakai ........................ 17 C. Metode Pendidikan Pemakai .......................................... 21 D. Keterampilan yang perlu diajarkan dalam Pendidikan Pemakai ………………………………….. 25 E. Tujuan Pendidikan Pemakai .......................................... 47 F. Manfaat Pendidikan Pemakai ......................................... 48 G. Evaluasi Program Pendidikan Pemakai .......................... 50

8

BAB III

GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR (IPB) A. Sejarah singkat dan Perkembangannya .......................... 53 B. Visi dan Misi ................................................................. 58 C. Tugas dan Fungsi Perpustakaan .................................... 59 D. Tata Tertib Perpustakaan ................................................ 60 E. Struktur Organisasi dan Manajemen .............................. 60 F. Layanan Perpustakaan ................................................... 68 G. Koleksi ........................................................................... 73 H. Sarana dan Prasarana serta Fasilitas Perpuistakaan IPB............…………………………….. 77 I. Gambaran Program Pendidikan Pemakai Perpustakaan IPB ........................................................... 82

BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Teknik Pengumpulan Data ............................................. 85 B. Pengolahan Data ............................................................ 87 C. Penyajian data dan analisis mengenai : I.

Data responden ........................................................ 87

II.

Frekuensi Kunjungan ke perpustakaan…………..... 98

III.

Tujuan mengunjungi perpustakaan .......................... 99

IV.

Pengalama responden menggunakan perpustakaan.. 99

V.

Saran dan pendapat mengenai pengelolaan

9

perpustakaan dan pendidikan pemakai .......................... 123 BAB V

PENUTUP A. Kesimpulan ..................................................................... 129 B. Saran ............................................................................... 130

Daftar Pustaka ............................................................................................ 133 Lampiran

10

DAFTAR TABEL 1. Tabel 1 Pengaturan Sistem Kontrbusi .................................................. 66 2. Tabel 2 Jumlah Pustakawan Menurut Jabatan...................................... 67 3. Tabel 3 Perkembangan Jumlah Pustakawan ........................................ 68 4. Tabel 4 Pengadaan Item Pustaka dari Dana APBN ............................. 74 5. Tabel 5 Jumlah Item Pustaka yang di terima......................................... 75 6. Tabel 6. Data Buku berdasarkan Profil Koleksi ................................... 75 7. Tabel 7. Jumlah Koleksi Buku Perpustakaan Fakultas ......................... 76 8. Tabel 8. Perkembangan Koleksi berdasarkan profil ............................. 76 9. Tabel 9. Daftar Peralatan yang ada di Perpustakaan IPB ..................... 79 10. Tabel 10. Fakultas Responden............................................................... 88 11. Tabel 11. Fakultas Pertanian ................................................................. 89 12. Tabel 12 Fakultas Perikanan dan Kelautan ........................................... 90 13. Tabel 13. Fakultas Kehutanan ............................................................... 91 14. Tabel 14. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ............... 92 15. Tabel 15. Fakultas Teknologi Pertanian................................................. 93 16. Tabel 16. Fakultas Peternakan ............................................................... 94 17. Tabel 17. Fakultas Ekonomi dan Manajemen ....................................... 95 18. Tabel 18. Fakultas Ekonomi Manusia ................................................... 96 19. Tabel 19. Fakultas Kedokteran Hewan.................................................. 96 20. Tabel 20. Fakultas Ekologi Manusia ..................................................... 97 21. Tabel 21. Jenis Kelamin ........................................................................ 97 22. Tabel 22. Frekuensi Kunjungan ke Perpustakaan.................................. 98 23. Tabel 23. Tujuan ke Perpustakaan......................................................... 99 24. Tabel 24. Pengalaman Menggunakan Perpustakaan ............................ 100 25. Tabel 25. Tempat pengalaman menggunakan perpustakaan.................. 101 26. Tabel 26. Pengalaman menerima pengajaran pendidikan pemakai ...... 102 27. Tabel 27. Pengajaran yang di sampaikan dalam pendidikan pemakai .. 103 28. Tabel 28. Bagaimana mencari buku di perpustakaan ............................ 104 29. Tabel 29. Apakah saudara tahu apa yang di maksud dengan

11

sarana penelusuran informasi ................................................................ 105 30. Tabel 30. Pengetahuan mengenai sarana penelusuran informasi........... 106 31. Tabel 31. Apakah saudara bisa menggunakan katalog online (OPAC). 107 32. Tabel 32. Tanggapan mengenai penggunaan katalog online (OPAC) .. 108 33. Tabel 33. Akses yang digunakan ketika menggunakan OPAC ............. 109 34. Tabel 34 Sumber-sumber referensi yang diketahui dan dapat digunakan ………………………………………………………. 110 35. Tabel 35. Pengetahuan mengenai layanan yang ada di perpustakaan IPB ............................................................................... 111 36. Tabel 36. Apa saudara mengenal layanan SAC (Self Access Center)..... 112 37. Tabel 37. Pengetahuan tentang layanan SAC ........................................ 112 38. Tabel 38. Apa saudara mengenal layanan IEL (IPB Electronic Library)114 39. Tabel 39. Pengetahuan tentang layanan IEL .......................................... 114 40. Tabel 40. Apakah anda mengenal layanan Cafe HKI ............................ 116 41. Tabel 41. Pendapat mengenai layanan Cafe HKI .................................. 117 42. Tabel 42. Apakah anda mengenal Proquest ........................................... 118 43. Tabel 43. Pendapat mengenai manfaat dari Proquest ............................ 119 44. Tabel 44. Tanggapan mengenai nomor klasifikasi yang terdapat dalam koleksi di rak ............................................................................... 120 45. Tabel 45. Apakah program pendidikan pemakai membantu anda dalam menggunakan perpustakaan dengan baik................................................ 121 46. Tabel 46. bagaimana program tersebut dapat membantu saudara.......... 122 47. Tabel 47. Perpustakaan yang pernah di kunjungi responden ................ 123 48. Tabel 48. Pendapat mengenai pengelolaan perpustakaan IPB .............. 125 49. Tabel 49. Pertanyaan mengenai kemampuan dalam menggunakan perpustakaan yang efektif ...................................................................... 126 50. Tabel 50. Saran mengenai program pendidikan pemakai ..................... 127

12

Daftar Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi Perpustakaan IPB ………………………… 60

13

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Salah satu kegiatan pokok perpustakaan adalah dibidang pendidikan. Kita menyadari bahwa proses pendidikan berlangsung sepanjang masa (life long education). Perpustakaan merupakan tempat yang tepat untuk melaksanakan pendidikan sepanjang masa, karena perpustakaan dapat dikunjungi oleh siapa saja, baik itu pegawai, pelajar, mahasiswa, peneliti, anak-anak, remaja, orang tua, ibu rumah tangga dan lain sebagainya. Semua elemen masyarakat dapat mengunjungi dan belajar diperpustakaan kapan saja mereka menginginkannya. Sehingga merekapun dapat meningkatkan ilmu pengetahuan , kemampuan dan keterampilan mereka. Untuk itu pembangunan perpustakaan merupakan keharusan yang tidak boleh tidak harus dilaksanakan karena keberadaan perpustakaan

untuk

mendukung

dan

memfasilitasi

dilaksanakannya

pendidikan seumur hidup tersebut, baik secara formal maupun nonformal. Ketika pembangunan perpustakaan sudah dilaksanakan maka kegiatan selanjutnya adalah mendayagunakan. Konsep pendayagunaan dalam hal ini diartikan sebagai upaya mendayagunakan dan menggunakan. Ini berarti setelah perpustakaan berhasil dibangun hendaknya selalu dilanjutkan dengan kegiatan mendayakan atau membuat perpustakaan selalu berdaya dalam memenuhi kebutuhan informasi pemakai. Selain itu perpustakaan harus selalu digunakan, baik oleh pemakai maupun oleh pihak perpustakaan sendiri untuk

14

memberikan pelayanan informasi. Tapi masalahnya, terkadang para pemakai tidak mampu menggunakan perpustakaan dengan baik. Hal itu dikarenakan tidak menguasai berbagai keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan dengan baik, untuk itu perpustakaan harus memberikan bimbingan pendidikan pemakai kepada para pengguna perpustakaan bagaimana cara menggunakan perpustakaan dengan baik. Perpustakaan perguruan tinggi adalah sumber pusat informasi dan ilmu pengetahuan sering disebut sebagai jantung perguruan tinggi. Perumpamaan perpustakaan sebagai sebuah jantung bagi instansi pendidikan tinggi (perguruan tinggi) bahwa keberadaan perpustakaan mutlak sangat diperlukan dan sangat penting dan berperan sekali untuk menunjang proses pendidikan dan belajar mengajar. Perpustakaan perguruan tinggi merupakan penunjang Tri Dharma perguruan tinggi yaitu sebagai pusat kegiatan belajar mengajar, pusat penelitian dan informasi. Perpustakaan perguruan tinggi sebagai pusat belajar, pusat informasi dan pusat ilmu pengetahuan keberadaanya mutlak sangat diperlukan. Hal ini diperkuat dengan adanya undang-undang melalui peraturan pemerintah No.19 tahun 2005 tentang standar pendidikan nasional yang menyebutkan sebagai berikut :”setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang memiliki lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel, yang diperlukan untuk penunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.1

1

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang standar Nasional Pendidikan (Jakarta : LekDis, 2005), h. 11

15

Sebagai pusat belajar, perpustakaan harus menyediakan koleksi yang menunjang proses belajar mahasiswa dan dosen. Koleksi perpustakaan harus berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran, agar dapat memenuhi kebutuhan sivitas akademiknya yaitu mahasiswa, dosen, karyawan dan peneliti. Koleksi perpustakaan adalah semua koleksi yang dikumpulkan, diolah dan disimpan untuk disebarluaskan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan informasi mereka. Koleksi perpustakaan perguruan tinggi terdiri dari buku, majalah, Koran, skripsi, tesis, disertasi, dan audio visual seperti CD-ROM.2 Tetapi masalahnya seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya, terkadang pemakai dalam hal ini mahasiswa tidak mampu menemukan sumber informasi yang dibutuhkannya, baik itu cetak maupun noncetak. Padahal sumber tersebut sudah disediakan oleh pustakawan yang sudah bekerjasama dengan staf pengajar dalam pengadaan koleksi. Hal ini karena tidak menguasai berbagai keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk dapat menggunakan dan memanfaatkan berbagai fasilitas atau bahan pustaka yang ada diperpustakaan dengan sebaik-baiknya. Kerjasama antara perpustakaan dalam hal ini pustakawan sebagai penyedia informasi dengan pemakai dalam hal ini mahasiswa perlu terjalin agar koleksi yang ada diperpustakaan benar-benar bermanfaat. Oleh karena itu, para pemakai perpustakaan dalam hal ini mahasiswa dituntut agar menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk dapat menggunakan dan memanfaatkan berbagai fasilitas perpustakaan dengan efektif. 2

Tati Ridowati, “Pustakawan Perlu Terus Belajar,” artikel di akses 4 April 2007 dari http: //www.lib.ui.ac.id/readarticle.php?article id =3

16

Untuk itu seorang pustakawan yang baik akan membantu pemakainya dari A sampai Z untuk menemukan informasi yang mereka butuhkan. Pustakawan akan membimbing dan mengajarkan bagaimana mendapatkan informasi tersebut dengan cepat, tepat dan akurat. Sebagai contoh, setiap tahun perpustakaan berpartisipasi untuk membimbing mahasiswa baru dalam bentuk pendidikan pemakai. Pustakawan juga mengajarkan bagaimana cara menggunakan OPAC (Online Public Acces Catalog) yaitu sarana temu kembali informasi yang disediakan dalam bentuk pangkalan data, sehingga informasi yang mereka butuhkan bisa dengan mudah mereka dapatkan dan pustakawan melayani pemakai dengan semaksimal mungkin.3 Di era informasi sekarang ini merupakan tantangan yang mau tidak mau menuntut kita untuk memiliki berbagai keterampilan dalam mengakses informasi secara efektif dan efisien. Kemampuan tersebut diperlukan agar kita dapat hidup dan bekerja secara mandiri ditengah masyarakat

yang lebih

bertumpu pada jasa informasi. Penerapan program intruksional (pengajaran) berbasis perpustakaan pada perguruan tinggi, adalah untuk bertujuan agar berbagai komponen keterampilan informasi dari program yang disiapkan tersebut menjadikan para mahasiswanya dapat menjadi lebih mandiri dalam belajar dan melaksanakan tugas-tugas akademiknya. Ini berarti bahwa keahlian mencari informasi sama pentingnya, jika tidak lebih penting dari informasi itu sendiri. Dan tidak ada informasi yang tidak dapat ditemukan, semua informasi yang kita butuhkan akan dapat kita temukan apabila kita

3

Ibid.,

17

mempunyai keterampilan bagaimana cara mengakses informasi secara cepat dan tepat serta efektif dan efisien. Lebih jauh lagi Rice berpendapat bahwa suatu lembaga pendidikan seharusnya

mempunyai

perpustakaannya

dan

komitmen

memberikan

untuk

pendidikan

memperkuat pemakai

untuk

koleksi dapat

menggunakannya, karena kebutuhan untuk mendapatkan informasi yang cepat dan terkini sudah menjadi kebutuhan setiap manusia pembelajar. Akibatnya bagi para mahasiswa yang tidak memiliki kemampuan menggunakan perpustakaan akan gagal dalam mencapai pendidikan seumur hidupnya.4 Artinya terampil menggunakan perpustakaan merupakan suatu hal yang perlu dipelajari. Kemampuan mahasiswa dalam menggunakan perpustakaan merupakan suatu dasar yang amat penting dalam proses pendidikan. Kemampuan tersebut untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Dengan demikian pendidikan pemakai ini, diharapkan mahasiswa aktif dan mandiri dalam mencari informasi yang dibutuhkannya. Institut Pertanian Bogor atau yang dikenal dengan IPB sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka Indonesia yang mempunyai perpustakaan dengan koleksi yang sangat beragam dan fasilitas yang sudah otomasisasi adalah salah satu perguruan tinggi yang telah mengadakan program pendidikan pemakai terhadap mahasiswanya. Dengan diadakannya program pendidikan pemakai tersebut mahasiswa diharapkan memanfaatkan perpustakaan secara efektif dan mandiri. 4

James Rice. Teaching Library Use : A Guide for Library Instruction (London : Greenwood Press, 1981), h. 3

18

Oleh karena itu berdasarkan fenomena yang telah diuraikan diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat tentang pendidikan pemakai (User Education) dan untuk meneliti seberapa besar manfaat pendidikan pemakai khususnya oleh mahasiswa dalam menemukan bahan pustaka. Dengan demikian penulis memilih judul “ PENDIDIKAN

PEMAKAI

MANFAATNYA BAGI MAHASISWA

MENGGUNAKAN

PERPUSTAKAAN

B.

DALAM

DAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR (IPB)”.

Pembatasan dan Perumusan Masalah Berdasarkan pada masalah yang telah diungkapkan pada latar belakang maka masalah yang akan di bahas dalam skripsi ini adalah : 1.

Pembatasan Masalah Penelitian ini akan memfokuskan pada pendidikan pemakai dan manfaatnya dalam kemampuan menggunakan perpustakaan di Institut Pertanian Bogor.

2.

Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah dalam skripsi ini yaitu : Bagaimana manfaat

pendidikan

pemakai bagi

mahasiswa dalam

menggunakan perpustakaan.

C. Tujuan Penelitian Untuk memperjelas sasaran yang akan dicari melalui penelitian ini adalah sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

19

1.

Untuk mengetahui gambaran tentang pelaksanaan program pendidikan pemakai

dan

manfaatnya

bagi

mahasiswa

dalam

menggunakan

perpustakaan. 2.

Untuk mengetahui sejauh mana respon dari mahasiswa terhadap perlunya pengembangan program pendidikan pemakai.

D. Manfaat Penelitian Manfaat dalam penelitian ini adalah : 1.

Sebagai bahan masukan bagi Institut Pertanian Bogor agar menjadi dasar untuk meningkatkan program pendidikan pemakai.

2.

Sebagai bahan rujukan bagi peneliti berikutnya yang mengangkat topic yang serupa dalam penelitiannya.

3.

Sebagai

bahan

masukan

bagi

perpustakaan

lainnya

terhadap

pentingnya program pendidikan pemakai agar mencapai beberapa manfaat dan tujuannya. 4.

Melengkapi penelitian sebelumnya yang mengangkat topik yang serupa dalam penelitiannya.

5.

Memperkaya

khazanah

pembahasan

dalam

ilmu

perpustakaan

khususnya mengenai pendidikan pemakai.

E. Metode Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini adalah penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut :

20

1.

Jenis Penelitian Metode penelitian yang diterapkan adalah penelitian deskriptif, yaitu jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejernih mungkin tanpa ada perlakuan terhadap obyek yang di teliti.5

2.

Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk melakukan pengukuran sehingga dapat menggunakan data statistik dalam pengujiannya terhadap gejala yang ada pada saat penelitian dilakukan.

3.

Jenis dan Sumber Data a.

Data sekunder yaitu data yang bersumber dari kepustakaan, yaitu terdiri dari buku-buku, literatur-literatur, dokumen dan artikel yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.

b.

Data primer yaitu data yang bersumber dari responden yang ditemui langsung dilapangan (lokasi penelitian) yaitu mahasiswa Institut Pertanian Bogor program S1 dan yang sudah mengikuti program pendidikan pemakai.

4.

Penarikan Sampel Pengambilan sampel dilakukan secara Acak, yaitu sampel yang diambil dari siapa saja yang kebetulan ada di Asrama Mahasiswa IPB yang secara kebetulan semua penghuni Asrama Mahasiswa tersebut adalah mahasiswa baru yang pernah mengikuti program pendidikan pemakai. Sampel ini di 5

2005), h. 53

Ronny Kountur. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis (Jakarta : PPM,

21

peroleh dari bagian layanan Perpustakaan IPB yang menyimpan data mahasiswa baru yang telah mengikuti program pendidikan pemakai. 5.

Metode Pengumpulan Data Adapun metode yang digunakan penulis untuk mendapatkan data-data atau informasi dalam penelitian ini adalah : a.

Studi Kepustakaan Dalam riset ini peneliti melakukannya dengan mempelajari dokumendokumen, buku-buku, literature-literatur, artikel-artikel atau catatancatatan yang menunjang penelitian yang sedang dilakukan. Dengan maksud untuk mendapatkan gambaran teoritis sesuai dengan masalah yang dibahas dalam skripsi ini.

b.

Field Research (Penelitian Lapangan) Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data secara langsung dari objek penelitian, yaitu dengan menggunakan instrument (alat ukur) dalam penelitian. Alat ukur yang digunakan yaitu : 1) Observasi

: Yaitu melakukan pengamatan secara langsung untuk mendapatkan data dari obyek penelitian yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini. Penulis

melakukan

pengamatan

terhadap

mahasiswa dalam menggunakan perpustakaan. Hasil dari pengamatan itu ialah bagaimana mahasiswa

menelusur

informasi

dan

22

menggunakan layanan-layanan serta fasilitas yang ada di perpustakaan IPB. 2) Kuesioner

: Yaitu dengan menyebarkan formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada responden untuk mendapatkan tanggapan atau jawaban dan informasi yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.

3) Wawancara

: dilakukan dengan kontak langsung dengan pihak yang ada kaitannya dengan subyek penelitian ini. Yaitu dengan Ibu Yanti selaku kepala bagian pelayanan perpustakaan IPB.

6.

Pengolahan dan Analisis Data Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam kegiatan penelitian, sebab pada bagian inilah diungkapkan hasil penelitian. Hasil tersebut merupakan pengungkapan hasil survei yang digali dari pertanyaan dan kuesioner. Dalam penelitian ini analisis kuantitatif untuk menghitung persentase hasil penelitian. Data penelitian yang sudah diolah dituangkan dalam bentuk tabel. Hasil jawaban dari responden ditabulasikan sesuai dengan jumlah responden kemudian dihitung presentasenya. Hasil tabulasi data kemudian di analisis dalam bentuk penelitian juga. Analisis data dimulai dengan analisis data kelompok. Setiap analisis data diikuti dengan pengambilan kesimpulan sementara yang merupakan hasil perbandingan

23

antara data yang diperoleh dengan presentasenya. Selanjutnya diikuti dengan analisis data secara keseluruhan. Teknik penulisan ini, penulis berpedoman kepada buku : Pedoaman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

F.

Sistematika Penulisan Dalam sistematika penulisan ini penulis akan menguraikan secara sistematis. Skripsi ini dibagi dalam lima bab sebagai berikut : BAB I

PENDAHULUAN Pada bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah , tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penyusuanan.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS Dalam bab ini penulis memberikan gambaran mengenai definisi pemakai, pengertian pendidikan pemakai dan istilah-istilahnya, tingkatan program pendidkan pemakai, metode pendidikan pemakai, keterampilan yang perlu diajarkan dalam pendidikan pemakai, tujuan pendidikan pemakai, manfaat pendidikan pemakai dan evaluasi program pendidikan pemakai.

24

BAB III

GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR. Bab ini merupakan bab mengenai sejarah singkat dan perkembangannya, visi dan misinya, tugas dan fungsi, tata tertib perpustakaan, struktur organisasi dan manajemen, sarana dan prasarana serta fasilitas yang dimiliki, gambaran umum program pendidikan pemakai perpustakaan IPB.

BAB IV

HASIL PENELITIAN Dalam bab ini diterangkan tentang hasil penelitian tentang teknik pengumpulan data, pengolahan data, penyajian dan dan analisis mengenai : Data responden, frekuensi dan tujuan mengunjungi perpustakaan, prilaku penelusuran dan pemanfaatan bahan pustaka, saran dan pendapat mengenai pengelolaan perpustakaan dan pendidikan pemakai.

BAB V

PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir penulis mengemukakan suatu kesimpulan dari pembahasan skripsi ini. Selain itu dalam bab ini penulis akan mengungkapkan beberapa saran berdasarkan

hasil

analisa

dari

penelitian

ini

yang

diharapkan menjadi bahan masukan dan sumbangan pemikiran penulis yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait.

25

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A.

Pengertian Pemakai dan Pendidikan Pemakai 1. Pengertian Pemakai Pemakai menurut Whitaker yaitu, “ as a person who use or more of libraries services at last once a year”.6 Menurut badawi, pemakai jasa perpustakaan ialah pengunjung perpustakaan yang bertujuan untuk menggunakan fasilitas perpustakaan dalam mencari informasi guna memperoleh bahan pengetahuan.7 Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pemakai perpustakaan adalah orang yang mengunjungi perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi yang diperlukan. 2. Pengertian Pendidikan Pemakai Pendidikan pemakai atau seringkali disebut user education adalah suatu proses di mana pemakai perpustakaan pertama-tama disadarkan oleh luasnya dan jumlah sumber-sumber perpustakaan, jasa layanan, dan sumber informasi yang tersedia bagi pemakai, dan kedua diajarkan bagaimana menggunakan sumber perpustakaan, jasa layanan, dan sumber informasi tersebut

yang tujuannya untuk mengenalkan keberadaan

perpustakaan, menjelaskan mekanisme penelusuran informasi serta 6 Kennet Whittaker. The Basic of Library Used Services (London : Library Association Publishing Ltd., 1993). Cet.1, h. 21 7 Ahmad Badawi, ” Bimbingan Terhadap Pemakai Jasa Perpustakaan”, Buletin Bina Pustaka, (September, 1981), h. 12

26

mengajarkan pemakai bagaimana mengeksploitasi sumber daya yang tersedia.8 Adapun pendidikan pemakai menurut Sutarno NS yaitu : “Kegiatan yang dilakukan oleh petugas layanan tentang selukbeluk perpustakaan, manfaat perpustakaan, cara menjadi anggota, persyaratan keanggotaan, tata tertib, jenis layanan, kegunaan sistem katalogisasi dan klasifikasi, partisipasi masyarakat dalam perpustakaan, dan lain sebagainya. Semua itu dikerjakan dalam rangka memberikan pengetahuan dan keterampilan masyarakat pemakai dalam memanfaatkan perpustakaan, secara cepat dan tepat tanpa banyak kesulitan.”9 Dalam perpustakaan perguruan tinggi Black seperti yang dikutip oleh Seandy Irawan mengemukakan beberapa kendala dalam program pendidikan pemakai, yaitu : 1) Pengajar kurang menaruh perhatian terhadap perpustakaan dan tidak mengetahui apakah informasi yang tersedia di perpustakaan perguruan tinggi bermanfaat bagi dukungan kuliahnya. 2) Pengajar dan mahasiswa mempunyai koleksi sendiri yang di anggap cukup memberi informasi. Perpustakaan di anggap berisi buku lama dan tidak relevan dengan program kebutuhan mereka. 3) Lokasi perpustakan terlalu jauh dan belum tahu peran jaringan informasi.10

8

Ian Malley, The basic of information skills teaching (London : Bingley, 1984), h. 14 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2003), h. 102 10 Seandy Irawan, “Pentingnya Pendidikan Pemakai bagi Mahasiswa dalam Penelusuran Informasi Melalui Katalog Online (OPAC): Studi Kasus pada Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah JakartNa,” (Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2005), h. 13 9

27

Sedangkan Agha seperti yang dikutip oleh Seandy Irawan menyimpulkan beberapa faktor penyebab rendahnya penggunaan perpustakaan, antara lain : 1) Kekurangan motivasi dari pemakai 2) Sistem perpustakaan semakin rumit 3) Kurang keakraban pihak pemakai dengan sumber daya informasi yang tersedia. 4) Kurang petunjuk untuk memperoleh dan memanfaatkan layanan yang ada.11 Anne F. Roberts dan Susan G. Blandy mendefinisikan pendidikan pemakai sebagai instruksi perpustakaan yang mengacu kepada penggunaan gedung-gedung, tempat-tempat, fasilitas-fasilitas dan bahan-bahan dalam mengajarkan pemakai bagaimana cara menggunakan perpustakaan dalam rangka mengatasi kebutuhan-kebutuhan mereka akan informasi.12 Selain dari dua istilah di atas Barbara H. Phipps memberikan definisi untuk kedua istilah tersebut yaitu pendidikan pemakai adalah sebuah usaha yang di buat untuk menentukan atau mengatasi masalah-masalah di perpustakaan bagi pemakai.13 Pendidikan pemakai dikenal dengan berbagai nama seperti : orientasi perpustakaan (Library Orientation) merupakan istilah yang banyak digunakan di Inggris, instruksi bibliografi (Bibliografi Instruction), 11

Ibid., Anne F. Roberts & Susan G. Blandy, Library Instruction for Librarians (Englewood : Libraries Unlimited, 1989), ed. 2, h. 28 13 Barbara H. Phipps, Library Instruction for Undergraduete, (Chicago : College and Research Libraries, 1968), h. 324 12

28

pengajaran pemakai perpustakaan (Library User Instruction) dan panduan pemakai (User Guidance)14 Orientasi Perpustakaan yaitu orientasi yang diberikan kepada pemakai, biasanya dalam bentuk kunjungan dan penjelasan singkat tentang jasa, koleksi, jam buka dan fasilitas lain. Bantuan pemakai ialah bantuan yang diberikan

pustakawan

kepada

pemakai

dalam

menelusur

dan

menggunakan sumber informasi. Sedangkan instruksi bibliografi menurut Leonard Montague yaitu “... is the proses where by library staf help user to gain access to information, both by formal instructional methods and training on the spot. A variety of techniques will be used, including multimedia and interactive systems...”15 Yaitu proses dimana pemakai memperoleh bantuan untuk mengakses informasi dari staf perpustakaan, kedua dengan metode-metode instruksi formal dan pelatihan di tempat perpustakaan dengan menggunakan berbagai macam tehnik yaitu sistem multimedia dan sistem interaktif’, Kemudian istilah pendidikan pemakai juga ada yang disebut dengan pengajaran pemakai perpustakaan. Masih menurut Leonard Montague ia berpendapat pengajaran pemakai perpustakaan yaitu “...is a program of information provided by libraries to users, to enable them to make more efficient, independent use of the library’s stock and services. A program of user education might include tours, lectures, exercises and the provision of 14

Sulistyo Basuki, ”Pendidikan Pemakai untuk Mahasiswa dan Dosen ”, Makalah dalam Pelatihan Pendidikan Pemakai Jaringan Perpustakaan” (Januari, 1999), h. 20 15 Leonard Montague, “Harrod. Harrod’s Librarians Glossary : 9000 Terms Used in Information Management Library Science Publishing The book Trades And Archive Management“, (England : Gower Publishing Company Limited., 1995), h. 61

29

support materials...”16 Yaitu program informasi yang diberikan oleh pustakawan kepada pemakai yang memungkinkan mereka dapat menggunakan perpustakaan lebih efisien, bebas menggunakan layanan yang tersedia di perpustakaan. Program pendidikan pemakai juga termasuk wisata perpustakaan, ceramah, latihan dan menggunakan bantuan bahanbahan. Sedangkan panduan pemakai (User Guidance) menurut Sutarno NS yaitu “...bantuan yang diberikan pustakawan kepada pemakai untuk menuntun, mengarahkan, memberikan penjelasan tentang cara-cara menggunakan

kartu

katalog,

menelusur

sumber

informasi,

dan

menggunakan pedoman perpustakaan yang lain...”17

B. Tingkatan Program Pendidkan Pemakai Tingkatan program pendidkan pemakai menurut Rice : 1. Orientasi Perpustakaan. Materi yang diajarkan berupa pengenalan terhadap perpustakaan secara umum, biasanya diberikan ketika mahasiswa baru masuk Perguruan Tinggi, materi yang diberikan dalam orientasi perpustakaan menurut James Rice antara lain : a. Pengenalan Gedung Perpustakaan. b. Pengenalan Katalog dan Alat Penelusuran Lainnya.

16 17

Ibid., h. 665 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, h.55

30

c. Pengenalan beberapa sumber bacaan termasuk bahan-bahan rujukan dasar.18 Sedangkan tujuan yang ingin dicapai masih menurut James Rice yaitu: a. Mengenal fasilitas-fasilitas fisik gedung perpustakaan itu sendiri. b. Mengenal bagian-bagian layanan dan staf dari tiap bagian secara staf. c. Mengenal layanan-layanan khusus seperti penelusuran melalui komputer, layanan peminjaman, dan lain-lain. d. Mengenal kebijakan-kebijakan perpustakaan seperti prosedur menjadi anggota, jam-jam layanan perpustakaan, dan lain-lain. e. Mengenal pengorganisasian koleksi dengan tujuan untuk mengurangi kebingungnan pemakai dalam mencari bahan-bahn yang dibutuhkan. f. Termotivasi untuk datang kembali dan menggunakan sumber-sumber yang ada di perpustakaan. g. Terjalinnya

komunikasi

yang

akrab

antara

pemakai

dengan

pustakawan.19 Orientasi perpustakaan menurut Sulistyo Basuki bertujuan untuk memperkenalkan : a. Aspek fisik perpustakaan seperti lokasi, jam buka, koleksi. b. Bagian-bagian perpustakaan seperti bagian pengolahan teknis, sirkulasi rujukan serta jasa yang ditawarkan seperti pemecahan informasi terpilih, informasi kilat.

18

James Rice. Teaching Library Use : A Guide for Library Instruction (London : Greenwood Press, 1981) h. 26 19 Ibid.,

31

c. Jasa khusus seperti penelusuran berbantuan computer, koleksi microfilm. d. Organisasi koleksi yang digunakan seperti system catalog, Dewey Decimal Classification, kartu katalog. e. Menumbuhkan motivasi di kalangan pemakai untuk mau kembali ke perpustakaan guna memanfaatkan koleksinya.20 2. Pengajaran Perpustakaan. Materi yang diajarkan merupakan penjelasan lebih dalam lagi mengenai bahan-bahan perpustakaan secara spesifik. Ini berhubungan dengan kemampuan mahasiswa dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan dengan menggunakan semua bahan pustaka yang tersedia di perpustakaan. Menurut Nancy Fjallbrant “...Pengajaran perpustakaan ini berhubungan dengan temu kembali informasi...”21 sedangkan materi yang diajarkan dalam pengajaran perpustakaan menurut James Rice antara lain : a) Teknik penggunaan indeks, katalog, bahan-bahan rujukan, dan alat-alat bibliografi. b) Penggunaan bahan atau sumber pustaka sesuai dengan subyek atau jurusan. c) Melaksanakan teknik-teknik penelusuran informasi dalam sebuah tugas penelitian atau pembuatan karya ilmiah lainnya.22 Sedangkan tujuan yang ingin dicapai masih menurut James Rice yaitu: 20

Sulistyo Basuki, ”Pendidikan Pemakai untuk Mahasiswa dan Dosen ”, h. 4 Nancy Fjallbrant, User education in libraries, (London : Bingley,1984), h.43 22 James Rice, “Teaching Library Use : A Guide for Library Instruction”, h. 55 21

32

a) Dapat menggunakan pedoman pembaca untuk mencari bahanbahan artikel. b) Dapat menemukan buku-buku yang berhubungan dengan subyek khusus melalui katalog. c) Dapat menggunakan bentuk micro dan alat-alat baca lainnya secara tepat. d) Dapat menggunakan alat rujukan khusus seperti Ensiklopedi, Almanak dan Biliografi. e) Menemukan koleksi visual dan dapat menggunakannya. f) Mengetahui sumber-sumber yang tersedia di perpustakaan lain dan dapat melakukan permintaaan peminjaman. g) Melakukan suatu penelusuran dalam layanan pengindeksan seperti pada Pusat Informasi Sumber Pendidikan dan dapat menemukan dan menggunakan hasil-hasil sitasi.23 3. Pengajaran Bibliografi Materi yang diajarkan lebih condong sebagai langkah persiapan mengadakan atau sebagai dasar penelitian dalam rangka menyusun karya akhir. Pada level ketiga ini bisa ditawarkan melalui Mata kuliah sebagai bagian dari kurikulum Perguruan Tinggi. Masih menurut James Rice materi yang ingin dicapai antara lain : a) Informasi dan pengorganisasiannya.

23

Ibid.,

33

b) Tajuk subyek, “Vocabulary Control” dalam penelitian, dan definisi suatu topik karya ilmiah. c) Macam-macam sumber untuk penelitian. d) Membuat kerangka teknik dan perencanaan suatu karya ilmiah. e) Teknik-teknik membuat catatan dalam karya ilmiah. f) Gaya, catatan kaki, rujukan dan sumber bahan bacaan. g) Strategi penelitian, kesempurnaan dalam penelitian, dan pemakaian yang tepat layanan koleksi yang diberikan perpustakaan. h) Membuat /menulis karya ilmiah.24

C. Metode Pendidikan Pemakai. Agar program pendidikan pemakai perpustakaan berjalan dengan baik, maka perlu menentukan terlebih dahulu metode apa yang sesuai dan efektif untuk digunakan. Kosterman seperti yang di kutip oleh Pungki Purnomo menyarankan bahwa suatu metode pengajaran harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Dapat mengkomunikasikakan tujuan-tujuan yang telah dibuat. b. Dapat membuat seseorang tertarik untuk perhatian dan memotivasi mereka untuk perhatian penuh terhadap apa yang sedang diajarkan c. Dapat mendorong seseorang untuk ambil bagian dengan menolongnya untuk mempersiapkan pelajaran-pelajaran. d. Dapat ditindak lanjuti.

24

Ibid.,

34

e. Dapat memberikan umpan balik untuk menguji efektifitas metode tersebut melalui indikator-indikator yang jelas.25 Menurut Nusharee Trelowjorg seperti yang dikutip oleh Sandy Irawan pada dasarnya metode pengajaran pendidikan pemakai terbagi 2 (dua) macam, yaitu metode pengajaran langsung dan metode pengajaran tidak langsung. a. Pengajaran langsung adalah pelajaran yang diberikan melalui hubungan langsung antara pengajar dengan mahasiswa. Metode dapat bersifat resmi dan tidak resmi. a) Pengajaran langsung bersifat resmi, yaitu pengajaran yang merupakan bagian integral dari kurikulum perguruan tinggi yang bersangkutan, dan memperoleh bonbot kredit semester. b) Pengajaran langsung bersifat tidak resmi, yaitu pengajaran tersebut bukan bagian integral dari kurikulum perguruan tinggi dan tidak memperoleh bobot kredit semester. b. Pengajaran tidak langsung yaitu pengajaran yang diberikan melalui media tertentu.26 Ada beberpa teknik atau metode yang dapat digunakan dalam pendidikan pemakai dilingkungan sivitas Perguruan Tinggi, antara lain : Presentasi atau kuliah dikelas, Wisata Perpustakaan, Penggunaan Audio Visual, Permainan dan Tugas Mandiri, Penggnaan Buku Pedoman atau Pamflet. 25

Pungki Purnomo, “Pembekalan “Life Long Learning”di Madrasah Melalui Penerapan Pembelajaran Berbasis Perpustakaan,” dalam Sudarnoto Abdul Halim, ed. Perpustakaan Sebagai Center for Learning Society : Gagasan untuk Pengembangan Perpustakaan Madrasah. Jakarta : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006, h. 119 26 Sandy Irawan, “Pentingnya Pendidikan Pemakai bagi Mahasiswa dalam Penelusuran Informasi Melalui Katalog Online (OPAC): Studi Kasus pada Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah JakartNa,”., h. 21

35

a. Lectures atau Ceramah di kelas Yaitu memberikan ceramah secara umum.27 Isi ceramah mengajarkan pemakai dalam hal ini mahasiswa bagaimana cara menggunakan perpustakaan dengan baik dalam rangka mengatasi kebutuhan-kebutuhan mereka akan informasi. b. The tour of the library atau Wisata Perpustakaan Yaitu dengan melakukan perjalanan keliling di perpustakaan sekaligus memperkenalkan perpustakaan secara umum.28 Kegiatan ini dapat dilaksanakan pada masa orientasi mahasiswa. Beberapa teknik yang bisa dilakukan dalam memandu wisata perpustakaan , antara lain : a) Menciptakan suasana yang bersahabat dan informal serta terbuka untuk beberapa pertanyaan. b) Usahakan berbicara tidak terlalu cepat dan sensitif terhadap kebingungan yang dialami pemakai. c) Gunakan

sarana

pembantu

untuk

memperjelas

sesuatu

yang

didiskusikan, misal : penggunaan katalog. d) Buatlah para peserta berperan aktif untuk mencoba menggunakan fasilitas yang ada. e) Waktu yang digunakan tidak terlalu lama, maksimal 45 menit. f) Sediakan buku panduan yang dapat membantu mereka selama mengikuti wisata perpustakaan tersebut.29

27

Nancy Fjallbrant, User education in libraries, h. 43 Ibid., 29 Ibid., 28

36

c. Penggunaan Audio Visual/ Audio Visual methods Metode ini merupakan pengajaran tidak langsung yaitu pengajaran yang diberikan melalui media tertentu. Media yang digunakan di antaranya adalah kaset, televisi, slide, CD-ROM, dan lain-lain.30 Pemakai perpustakaan dapat menjelajahi perpustakaan dengan mendengarkan instruksi yang direkam dalam kaset. Mereka dapat mematikan dan mengulang kaset tersebut sesuai dengan kemampuannya dalam memahami instruksi yang terdapat dalam kaset. Orientasi perpustakaan dapat juga dikakukan melalui penggunaan televisi, para peserta dapat menyaksikan dan memperoleh penjelasan mengenai berbagai hal, seperti : fasilitas perpustakaan, pelayanan perpustakaan, dan fungsinya masing-masing. Slide dapat digunakan dalam menerangkan lokasi, fasilitas dan pelayanan perpustakaan dengan memberikan keterangan-keterangan yang diberikan oleh pemandu atau rekaman suara. d. Printed guides /Penggunaan Buku Pedoman atau Pamflet. Metode ini juga merupakan pengajaran tidak langsung. Teknik ini biasanya menuntut pemakai untuk mempelajari sendiri mengenal perpustakaan melalui berbagai keterangan yang ada pada buku panduan atau pamflet.31 Biasanya diterapkan ketika peserta melaksanakan wisata perpustakaan. Beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan ketika

30 31

Ibid., Ibid.,

37

membuat buku pedoman atau pamflet untuk keperluan pendidikan pemakai ini, antara lain : a) Buatlah buku panduan tersebut sesingkat mungkin. b) Harus membuat pemakai jelas dalam melakukan hal yang berkenaan dengan penggunaan perpustakaan. c) Membuat pemakai kreatif. d) Membuat langkah yang sedernhana, dengan demikian pemakai dapat selangkah demi selangkah mencoba untuk mempraktekannya di perpustakaan.32

D. Keterampilan Yang Perlu Diajarkan Dalam Pendidikan Pemakai Dalam program pendidikan pemakai, pustakawan dituntut untuk mengajarkan kepada mahasiswa keterampilan-keterampilan yang dapat membantu

mahasiswa

menggunakan

perpustakaan

dengan

baik.

Keterampilan-keterampilan itu diantaranya : 1. Library skills (Keahlian Perpustakaan) Keahlian

perpustakaan

diartikan

sebagai

suatu

keahlian,

keterampilan dan atau kemampuan untuk menggunakan perpustakaan.33 Menurut Malley yang dikutip Wiranto informasi yang diberikan dalam library skill sangat praktis, yaitu keberadaan perpustakaan di dalam lembaga, fungsi perpustakaan, jam buka, persyaratan menjadi anggota, 32

Ibid., Jonner Hasugian, ”Library Skills dan Computer Literacy Mahasiswa Baru Pengguna Perpustakaan”, (Universitas Sumatera Utara, 2002) artikel di akses pada 21 agustus 2008 dari: ttp://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?option=com_journal_review&id=7 670&task=view 33

38

pengenalan petugas, koleksi dan ruang yang ada, cara meminjam buku dan sebagainya.34 komponen

Chall dan Tan (1997) mengemukakan ada 6 (lima) yang

perlu

diperhatikan

untuk

mengetahui

keahlian

perpustakaan mahasiswa sebagai pengguna utama perpustakaan perguruan tinggi yaitu: previous library use and library instruction, basic information retrieval skills, knowledge of basic reference sources, basic bibliographic knowledge, proficiency in English dan Computer literacy. 35 a) Previous library use and library instruction. Previous library use diartikan sebagai pengalaman seseorang menggunakan perpustakaan sebelum diterima sebagai mahasiswa. Maksudnya, apakah mahasiswa baru itu telah pernah memanfaatkan jasa layanan perpustakaan di sekolahnya atau di perpustakaan lain, sebelum diterima menjadi mahasiswa. Sedangkan library instruction diartikan

sebagai

pengajaran

atau

pelatihan

menggunakan

perpustakaan yang diberikan oleh guru atau pustakawan kepada mereka di sekolah asalnya. b) Basic information retrieval skills diartikan sebagai keahlian atau kemampuan dasar yang dimiliki seseorang untuk melakukan kegiatan penelusuran dan temu balik informasi. Untuk menemu-balikkan informasi di Perpustakaan, ataupun dari berbagai media seperti database CD-ROM, dan dari berbagai situs di internet, diperlukan keterampilan dasar yang lajim disebut sebagai retrieval skills. Indikator 34

Wiranto, Tetap Perlu Program bimbingan Pembaca, (Pustakom, 1998), h. 16 Devindar Kaur Chall, ”A Survey of Library Skills and Computer Literacy. Kekal Abadi:Berita Perpustakaan Universiti Malaya, no. 4 (Disember 1997): h.14 35

39

yang digunakan untuk mengetahui hal ini adalah kemampuan menggunakan katalog perpustakaan untuk melakukan pencarian dokumen berdasarkan titik akses judul, pengarang, subyek, nomor panggil (call number), dan melalui kata kunci (keyword) tertentu, serta kemampuan melakukan pencarian informasi pada sejumlah situs web di internet dengan menggunakan search engine tertentu. Kemampuan lain yang perlu dimiliki dalam rangka temu balik informasi ialah, kemampuan menelusur dengan menggunakan operator Boolean, menelusur dengan menggunakan teknik pemenggalan kata/istilah (truncation), dengan menggunakan teknik kedekatan kata/istilah (proximity), dan sebagainya. c) Knowledge of basic reference sources diartikan sebagai pengetahuan untuk mengenal sumber-sumber referensi dasar. Kemampuan untuk mengenal sumbersumber referensi atau koleksi rujukan sangat diperlukan untuk menjawab atau menyelesaikan sejumlah masalah, khususnya masalah ilmiah. d) Basic bibliographic knowledge adalah menyangkut pengetahuan tentang dasar-dasar bibliografi. Termasuk dalam hal ini, kemampuan mengenal format dasar bibliografi atau daftar kepustakaan, dan membedakan

format

penulisan

daftar

suatu

buku

dengan

jurnal/majalah yang dikutip (disitir) dalam suatu karya ilmiah. Ketidakmampuan

untuk

mengenal

penulisan

bibliografi

yang

dikutip/disitir dalam suatu karya ilmiah, akan menyulitkan untuk

40

mencari sumber utama yang digunakan oleh pengarang, dan juga akan mengalami kesulitan untuk membedakan judul artikel dengan judul buku. e) Proficiency in English diartikan sebagai tingkat kemakhiran berbahasa Inggris. Kemampuan ini sangat diperlukan, mengingat koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi umumnya kebanyakan berbahasa Inggris. Hal itu berarti bila seorang mahasiswa yang kurang atau tidak makhir berbahasa Inggris akan mengalami kesulitan dalam mengakses informasi yang dibutuhkannya baik melalui buku teks, maupun melalui sumber lainnya. f) Computer literacy. Lebih jauh Chall dan Tan (1997) menjelaskan bahwa computer literacy diartikan sebagai tingkat melek komputer. Melek komputer mencakup kemampuan untuk bisa menggunakan komputer

terutama

untuk

melakukan

pencarian

informasi

di

perpustakaan. Kemampuan ini mutlak diperlukan karena umumnya Perpustakaan Perguruan Tinggi telah menyediakan sumber-sumber informasi

yang

berbasis

digital

dan

atau

elektronik,

yang

mengaksesnya mutlak menggunakan komputer. 36 2. Learning skills (Keterampilan Belajar) Keterampilan Belajar adalah keterampilan yang digunakan agar kita selalu

dapat

mengembangkan

diri

melalui

proses

belajar

yang

36 Jonner Hasugian, ”Library Skills dan Computer Literacy Mahasiswa Baru Pengguna Perpustakaan”, (Universitas Sumatera Utara, 2002) artikel di akses pada 21 agustus 2008 dari: ttp://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?option=com_journal_review&id=7 670&task=view

41

berkelanjutan.37 Dengan pengenalan dan penguasaan katerampilan belajar yang tepat, kita dapat melakukan aktifitas belajar atau bahkan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Paling tidak ada empat pilar yang di perlukan dalam keterampilan belajar, yakni pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dan bekerjasama. Hal ini sejalan dengan penegasan UNESCO dalam konferensi tahunannya di Melbourne Australia tahun 1998 yang menekankan perlunya Masyarakat Belajar yang berbasis pada empat kemampuan yakni: (1) belajar untuk mengetahui, (2) belajar untuk dapat melakukan, (3) belajar untuk dapat mandiri, dan (4) belajar untuk dapat bekerjasama.38 Empat kemampuan tersebut di atas merupakan pilar-pilar belajar yang akan menjadi acuan bagi Perguruan Tinggi dalam menyelenggarakan kegiatan belajar-membelajarkan yang akan bermuara pada hasil belajar aktual yang diperlukan dalam kehidupan manusia. Hasil belajar aktual merupakan akumulasi kemampuan konkrit dan abstrak untuk memecahkan persoalan hidup Belajar untuk tahu menjadi basis bagi belajar untuk dapat melakukan; belajar untuk dapat melakukan merupakan basis bagi belajar untuk mandiri; belajar untuk mandiri merupakan basis bagi belajar untuk bekerjasama. 37

Tahu, dapat, mandiri, dan kemampuan bekerjasama

Dwi Nugroho Hidayanto, ”Learning Skills. artikel di akses pada 20 Agustus 2008 dari http://keyshani.wordpress.com/category/education/ 38 Sujarwo, ” Reorientasi Pengembangan Pendidikan Di Era Global”, artikel di akses pada 20 Agustus 2008 dari http://pakguruonline.pendidikan.net

42

merupakan kesatuan dan prasyarat bagi individu untuk meningkatkan kualitas kehidupannya. Bahwa tidak semua mahasiswa yang tahu dapat melakukan dalam arti memiliki keterampilan; tetapi yang dapat melakukan pasti memiliki pengetahuan sebagai dasar teoretik. Tidak semua yang dapat melakukan dapat memiliki kemandirian, karena untuk menjadi mandiri memerlukan syarat-syarat lain; tetapi yang memiliki kemandirian pasti memiliki keterampilan khusus sebagai basisnnya. Tidak semua yang mandiri mampu bekerjasama dengan orang lain, karena kemampuan bekerjasama menuntut syarat-syarat lain yang lebih terkait dengan aspek psikologis; dan yang mampu bekerjasama pasti telah memiliki basis kemandiran, keterampilan, dan pengetahuan yang cukup memadai. Oleh karena itu, pengetahuan menjadi basis dan awal dari proses pemilikan keterampilan; pengetahuan dan keterampilan menjadi basis dan awal dari kemandirian; dan pengetahuan, keterampilan dan kemandirian menjadi basis dan awal dari kemampuan melakukan kerjasama dengan orang lain. Akumulasi dari pengetahuan, keterampilan, kemandirian dan kemampuan bekerjasama tersebut merupakan modalitas bagi kemampuan untuk memecahkan masalah (problem solving). Harefa mengatakan “...seorang yang terampil belajar ia akan menjadi pembelajar bagi dirinya yang berbasis pada kesadaran bahwa kita adalah ciptaan yang dicipta oleh Sang Pencipta dan dianugerahi daya cipta untuk

43

mencipta...”39 bila seseorang telah menjadi manusia pembelajar, ia akan dapat menciptakan organisasi pembelajar, yakni organisasi yang terus menerus memperluas kapasitas menciptakan masa depan.

Seorang

pembelajar akan lebih memiliki tanggung jawab baik kepada Tuhan, kepada diri sendiri, dan kepada sesama manusia Seorang pembelajar akan memperoleh keterampilan belajar dan akhirnya akan lebih manusiawi, sebagaimana penegasan Senge yang dikutip oleh Harefa bahwa “...dari belajar individu akan: (1) menciptakan kembali kepribadiannya, (2) melakukan sesuatu yang baru, (3) merasakan hubungan yang lebih dalam dengan dunia, (4) dapat memperluas kapasitas proses pembentukan kehidupan...”40 Keterampilan belajar sangat penting diajarkan oleh pustakawan pada saat program pendidikan pemakai yaitu dengan mengajarkan mahasiswa empat pilar yang di perlukan dalam keterampilan belajar, yakni pengetahuan,

keterampilan,

kemandirian,

dan

kemampuan

untuk

menyesuaikan diri dan bekerjasama yang merupakan modalitas bagi kemampuan untuk memecahkan masalah (problem solving). Semua ini dilakukan agar mahasiswa selalu dapat mengembangkan diri melalui proses belajar yang berkelanjutan dan dapat melakukan aktifitas belajar serta menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Tujuan akhir dari keterampilan belajar ialah dimilikinya kemampuan memecahkan masalah secara bertanggung jawab. Tanggung jawab ini 39 40

Andreas Harefa. Menjadi Manusia Pembelajar (Jakarta: Kompas, 2000), h. 119 Ibid., h. 139

44

memiliki makna yang sangat dalam, melampaui kemampuan-kemampuan lain yang diperoleh dari belajar. Untuk mencapai tujuan akhir tersebut, harus dilampuai dua tujuan antara, yakni: (1) mampu mengenali hakikat dirinya, potensi dan bakat-bakat terbaiknya, dan (2) dapat berusaha sekuat tenaga untuk mengaktualisasikan segenap potensinya, mengekspresikan dan menyatakan dirinya sepenuhnya-seutuhnya dengan cara menjadi diri sendiri.41 3. Media skills (Keterampilan Media) Media Skills bisa disebut juga dengan Media Literacy. Ofcom seperti yang dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita mengatakan literasi adalah keterampilan untuk mengakses, menganalisa, mengevaluasi dan sekaligus mengkomunikasikannya dalam berbagai macam format.

42

Lebih

dari pada itu adalah mampu mengenali dan mengerti informasi secara komprehensif untuk mewujudkan cara berpikir kritis, seperti tanya jawab, menganalisa dan mengevaluasi informasi itu. Media Literacy di Indonesia lebih dikenal dengan istilah Melek Media. James Potter dalam bukunya yang berjudul “Media Literacy” (Potter, dalam Kidia) seperti yang dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita mengatakan bahwa media Literacy adalah sebuah perspekif yang digunakan secara aktif ketika, individu mengakses media dengan tujuan

41

Ibid., h. 136 Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita, ”Survei Tingkat Literasi Mahasiswa Terhadap Media Dan Informasi (Media And Information Literacy),” artikel di akses pada 20 Agustus 2008 dari http://lussysf.multiply.com/journal/item/69 42

45

untuk memaknai pesan yang disampaikan oleh media.43 Jane Tallim seperti yang dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita juga menyatakan bahwa media literacy adalah kemampuan untuk menganalisis pesan media yang menerpanya, baik yang bersifat informatif maupun yang menghibur44 Allan Rubin seperti yang dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita menawarkan tiga definisi mengenai media literacy. Yang pertama dari National Leadership Conference on Media Literacy (Baran and Davis, 2003) yaitu kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi dan mengkomunikasikan pesan.45 Yang kedua dari ahli media, Paul Messaris seperti yang dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita, yaitu pengetahuan tentang bagaimana fungsi media dalam masyarakat.46 Yang ketiga dari peneliti komunikasi massa, Justin Lewis dan Shut Jally seperti yang dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita, yaitu pemahaman akan batasan-batasan budaya, ekonomi, politik dan teknologi terhadap kreasi, produksi dan transmisi pesan.47 Rubin seperti yang dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita menambahkan bahwa definisidefinisi tersebut menekankan pada pengetahuan spesifik, kesadaran dan rasionalitas, yaitu proses kognitif terhadap informasi. Fokus utamanya adalah evaluasi kritis terhadap pesan. Media literasi merupakan sebuah pemahaman akan sumber-sumber dan teknologi komunikasi, kode-kode 43

Ibid., Ibid., 45 Ibid., 46 Ibid., 47 Ibid., 44

46

yang digunakan, pesan-pesan yang dihasilkan serta seleksi, interpretasi dan dampak dari pesan-pesan tersebut. 1. Elemen-Elemen Literasi Media Terdapat dua pandangan mengenai media literacy yaitu dari Art Silverblatt dan James Potter (Potter dalam Kidia). Silverblatt seperti yang dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita menyatakan bahwa seseorang dikatakan memiliki keterampilan literasi media apabila dirinya memuat faktor-faktor sebagai berikut : 1) Sebuah kesadaran akan dampak media terhadap individu dan masyarakat 2) Sebuah pemahaman akan proses komunikasi massa 3) Pengembangan

strategi-strategi

yang

digunakan

untuk

menganalisis dan membahas pesan-pesan media 4) Sebuah kesadaran akan isi media sebagai ‘teks’ yang memberikan wawasan dan pengetahuan ke dalam budaya kontemporer manusia dan diri manusia sendiri 5) Peningkatan kesenangan, pemahaman dan apresiasi terhadap isi media.48 Di sisi lain, Potter (Baran and Davis, 2003 dalam Kidia) seperti yang dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita memberikan pendekatan

48

Ibid.,

47

yang agak berbeda dalam menjelaskan ide-ide mendasar dari media literacy, yaitu: 49 1) Sebuah rangkaian kesatuan, yang bukan merupakan kondisi kategorikal 2) Media literacy perlu dikembangkan dengan melihat tingkat kedewasaan seseorang 3) Media literacy bersifat multidimensi, yaitu domain kognitif yang mengacu pada proses mental dan proses berpikir, domain emosi yaitu dimensi perasaan, domain estetis yang mengacu pada kemampuan untuk menikmati, memahami dan mengapresiasi isi media dari sudut pandang artistik, dan domain moral yang mengacu pada kemampuan untuk menangkap nilai-nilai yang mendasari sebuah pesan 4) Tujuan dari media literacy adalah untuk memberi kita kontrol yang lebih untuk menginterpretasi pesan.50 4. Information Technology skills (Keahlian Teknologi Informasi) Secara sederhana, definisi Teknologi Informasi menurut Abdul Main dapat diartikan sebagai teknologi yang digunakan untuk menyimpan, menghasilkan, mengolah, serta menyebarkan informasi. Definisi tersebut

49 50

Ibid., Ibid.,

48

menganggap bahwa Teknologi Informasi tergantung pada kombinasi komputasi dan teknologi telekomunikasi berbasis mikroelektronik. 51 Berdasarkan pada pengertian di atas maka yang dimaksud dengan keahlian teknologi informasi adalah keterampilan dalam menyimpan, menghasilkan, mengolah, serta menyebarkan informasi dengan bantuan teknologi informasi dan telekomunikasi berbasis mikroelektronik. Menurut G. Widiadnyana Merati dengan adanya perkembangan teknologi dan jaringan informasi global maka : a) Perpustakaan harus memperluas layanannya dalam menyediakan informasi. b) Tidak lagi terbatas pada aktifitas lokal. c) Terbuka untuk nasional, regional & internasional.52 Selain itu masih menurut G. Widiadnyana Merati, secara sepintas teknologi Informasi adalah : a) Wahana Transportasi Informasi. b) Tidak terikat pada dimensi ruang / jarak & waktu. c) Di dorong oleh perkembangan PC & telekomunikasi. d) Kombinasi Teknologi Informasi & SDM untuk menjadi produsen informasi.53

51

Abdul Main , ”Teknologi Informasi Dalam Sistem Jaringan Perpustakaan Perguruan Tinggi,”di akses pada 21 Agustus 2008 dari http://arjunaganteng.blogspot.com/2007/11/teknologiinformasi-dalam-sistem.html 52 G. Widiadnyana Merati, ”Perpustakaan Dalam Era Teknologi Informasi,”artikel ini di akses pada 22 Agustus 2008 dari http://ppt-perpustakaan-dalam-era-teknologi-informasi-031998.ppt 53 Ibid.,

49

Masih menurut G. Widiadnyana Merati , setidaknya ada 3 point penting jika perpustakaan ingin dikatakan sebagai perpustakaan dalam era teknologi informasi, diantaranya : a) Perubahan konsep perpustakaan konvensional menjadi perpustakaan berbasis teknologi informasi. b) Akses informasi perpustakaan dapat dilakukan secara virtual tanpa perlu datang ke perpustakaan. c) Perpustakaan menjadi pusat informasi & lebih proaktif mencari pembacanya.54 Untuk menuju perpustakaan dalam era teknologi informasi ada 4 hal yang perlu dilakukan: a) Peningkatan pengetahuan & keterampilan. b) Peningkatkan jiwa kepeloporan & adaptability terhadap perkembangan baru. c) terus menerus melakukan pelatihan. d) penyediaan alat & infrastruktur.55 5. Information Seeking skills (Keterampilan Mencari Informasi) Keahlian dalam mencari informasi bisa juga di sebut dengan Literasi informasi. Literasi Informasi terdiri dari dua kata, yakni literasi dan informasi. Secara sederhana, literasi dapat diartikan sebagai kemampuan

54 55

Ibid., Ibid.,

50

membaca dan menulis atau dengan kata lain melek aksara.56 Dari kedua macam definisi sederhana tadi, maka dapat diambil kesimpulan bahwa literasi informasi adalah kemampuan untuk mencari, mempelajari, dan memanfaatkan berbagai sumber informasi dalam berbagai bentuk. Istilah literasi informasi juga dapat disamakan dengan istilah ’melek informasi’. Dalam CILIP seperti yang dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita dikemukan bahwa literasi informasi adalah keterampilan untuk mengetahui kapan dan mengapa kita membutuhkan sebuah informasi, dimana mendapatkannya, bagaimana cara mengevaluasinya, menggunakan dan mengkomunikasikannya dengan tata cara yang benar.57 Sedangkan menurut APISI seperti yang dikutip oleh Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita Literasi informasi adalah seperangkat ketrampilan untuk mendapatkan jalan keluar dari suatu masalah yang ada58. Ketrampilan ini mencakup ketrampilan mengidentifikasi masalah, mencari informasi, menyortir,

menyusun,

memanfaatkan,

mengkomunikasikan

dan

mengevaluasi hasil jawaban dari pertanyaan atau masalah yang dihadapi tadi. 1. Keterampilan Literasi Informasi Seseorang dikatakan memiliki keterampilan literasi informasi jika memiliki keterampilan sebagai berikut : 56

Isnaini. “Minat baca dan persepsi terhadap informasi”.artikel di akses pada 24 Agustus 2008 dari: http://imamisnaini.multiply.com/journal/item/89?&item_id=89&view:replies= threaded. 57 S.F. Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita, ”Survei Tingkat Literasi Mahasiswa Terhadap Media Dan Informasi “, artikel di akses pada 20 Agustus 2008 dari http://lussysf.multiply.com/journal/item/69 58 Ibid.,

51

a. Mengetahui kebutuhan akan informasi a) Mengetahui bahwa sebuah informasi diperlukan b) Kenapa informasi tersebut diperlukan, c) Apa yang diperlukan dari sebuah informasi (berapa banyak; seperti apa) dihubungkan dengan batasan-batasan yang ada (seperti waktu, bentuk, finansial, akses) d) Mengenali bahwa informasi itu tersedia di suatu cakupan luas dari bentuk-bentuk dalam berbagai lokasi-lokasi maya dan geografis.59 Informasi bisa tersedia secara tertulis (buku, acuan bekerja, jurnal-jurnal, surat kabar, surat kabar, dll), secara digital (CDROMs, internet atau World Wide Web, DVDs, komputer, website pribadi, dll), melalui media yang lain seperti siaran atau film, atau dari seorang rekan kerja atau teman. Intinya dalam tahap ini mahasiswa sudah dapat mengambil keputusan yang tepat saat dia membutuhkan informasi, dengan cara mencari informasi dari tempat terdekat, cepat, dan mudah. b. Mengetahui dimana sumber informasi Dalam tahap ini : a) Sudah dapat mengidentifikasi apakah sumber dari informasi tersebut dapat dieksploitasi/digunakan, b) Mengetahui dimana informasi tersebut tersedia,

59

Ibid

52

c) Mengetahui bagaimana cara mengaksesnya d) Mengetahui baik buruk individu yang menjadi nara sumbernya. e) Kapan informasi tersebut sesuai digunakan, dan f) Mengetahui apa yang menjadi perbedaan diantaranya seperti : artikel jurnal ada yang tersedia dalam bentuk tercetak, elektronik, dan ataupun sebagai database saja.60 c. Memahami bagaimana memperoleh informasi Dalam tahap ini : a) Sudah memiliki keterampilan untuk dapat mencari informasi secara cepat dari berbagai sumber yang terkait dengan pencarian. b) Sudah memiliki strategi kapan dia harus mulai dan mengakhiri pencarian informasi hanya dengan membaca sekilas sebuah sumber informasi.61 Intinya dalam tahap ini seseorang sudah memiliki keterampilan ”purposive searching” d. Memahami bagaimana melokasi dan mengumpulkan informasi Melokasi

dan

mengumpulkan

informasi

merupakan

keterampilan dasar yang perlu dikuasai para mahasiswa agar mereka mampu menelusur/mencari informasi di perpustakaan sebagai pembelajar mandiri. Keterampilan ini mencakup : a. Pemahaman susunan berdasarkan abjad dan nomor 60 61

Ibid., Ibid.,

53

b. Pemahaman

menggunakan

berbagai

jenis

alat

untuk

penelusuran informasi di pangkalan data di komputer dan Internet. Diperlukan bantuan untuk menguasai keterampilan melokasi informasi. Semuanya terkait dengan kurikulum keseluruhan dan dikembangkan secara progresif dalam konteks subyek. Latihan untuk keterampilan ini hendaknya mencakup penggunaan majalah indeks, berbagai sumber rujukan dan jangkauan penuh teknologi informasi.

Mahasiswa

yang

kompeten

yang

menguasai

keterampilan ini akan mampu mengintegrasikan semua hasil informasi tersebut pada saat dia bekerja dengan menggunakan metode yang berbeda-beda seperti survei, wawancara, eksperimen, observasi dan kajian sumber.62 Pustakawan hendaknya mendisain pelatihan keterampilan melokasi dan mengumpulkan informasi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan khusus perorangan maupun kelompok. Disain tersebut hendaknya dikerjakan bersama guru. Secara umum, pelatihan keterampilan semacam itu merupakan bagian paling penting dalam pendidikan pemakai di perpustakaan. e. Memiliki pemahaman tentang memilih dan mengevaluasi hasil temuan informasi

62

IFLA/UNESCO , ”Pedoman Perpustakaan Sekolah”, artkel di akses tanggal 25 Agustus 2008 dari : http://www.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm

54

Program yang didisain guna meningkatkan keterampilan ini, hendaknya mencakup latihan berikut ini: a) Membentuk pertanyaan yang tepat b) Mengidentifikasi sumber informasi yang diperkirakan dapat digunakan c) Menggunakan bermacam-macam strategi d) Menentukan perkiraan kesesuaian waktu e) Membuat berbagai etika.63 Pustakawan hendaknya secara khusus memfokuskan dalam membimbing mahasiswa dalam hal bagaimana mencari informasi otoritatif, terkini dan relevan serta bagaimana mendeteksi setiap bias atau ketidaktepatan. Sejumlah besar cakupan sumber informasi perlu diperiksa, dibandingkan dan dinilai guna memastikan

bahwa

hipotesis

serta

kesimpulan

terbentuk

berdasarkan landasan pengetahuan yang luas. Mahasiswa yang kompeten hendaknya mampu mengidentifikasi kriteria berkaitan otoritas, kelengkapan, format dan relevansi, sudut pandang, keandalan dan kesesuaian waktu. Dalam tahap ini : Sudah mempunyai kesadaran untuk mengecek keakuratan, keaslian, ataupun apakah isi dari informasi

63

S.F. Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita, ”Survei Tingkat Literasi Mahasiswa Terhadap Media Dan Informasi “, artikel di akses pada 20 Agustus 2008 dari http://lussysf.multiply.com/journal/item/69

55

tersebut dapat dipertanggungjawabkan (dengan kata lain tidak menyesatkan). f. Mengetahui bagaimana cara untuk bekerja dengannya atau mengolah informasi yang didapat. Dalam tahap ini : a) Mengetahui bahwa untuk memahami sebuah informasi, maka terlebih dahulu harus memaknai dan mengolah informasi yang didapatnya. Cara yang biasa digunakan adalah dengan membandingkan, mengkombinasikan, menambah catatan, dan menerapkan (penggunaan) informasi ditemukan. b) Membuat keputusan apakah perlu mencari informasi tambahan atau tidak.64 g. Memiliki etika dan tanggung jawab dalam penggunaannya Dalam tahap ini : seseorang sudah memiliki etika dan rasa tanggung jawab yang tinggi dalam setiap menggunakan informasi yang

diperolehnya.

Salah

satu

caranya,

yaitu

dengan

mencantumkan sumber asal informasi tersebut diperoleh. Hal ini untuk menjauhkan plagiat dan ketidakadilan dalam menggunakan informasi.65 h. Memiliki

pemahaman

tentang

bagaimana

caranya

mengkomunikasikan atau membagi apa yang telah ditemukan. Dalam tahap ini :

64 65

Ibid., Ibid.,

56

a) Seseorang sudah mengetahui sekaligus memahami bagaimana caranya mengkomunikasi informasi yang dia dapatkan secara benar. b) Sudah memiliki kemampuan mensintesa (lebih dari sekedar analisa) dan selanjutnya c) Dapat menginformasikannya dalam format diseminasi yang sesuai.66 i. Memiliki

pemahaman

tentang

bagaimana

mengorganisasi,

mencatat dan memenej sebuah temuan informasi Pustakawan

hendaknya

membantu

mahasiswa

dalam

pengembangan keterampilan ini bila mereka mengerjakan proyek dan tugas lain. Karena alasan ini, maka pustakawan hendaknya seorang pakar dalam kaidah struktural laporan proyek dan membantu mahasiswa mengenai bagaimana menulis tajuk, bab dan daftar

pustaka.

Di

samping

itu,

keterampilan

mahasiswa

meringkas, mengutip dan menulis daftar bacaan secara lengkap dan akurat, hendaknya dikembangkan di perpustakaan serta dibantu oleh pustakawan. Mahasiswa yang kompeten hendaknya sanggup membuat catatan, menyimpan informasi dan menjadikannya siap untuk digunakan.67

66

Ibid., IFLA/UNESCO , ”Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi”, artkel di akses tanggal 25 Agustus 2008 dari : http://www.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm 67

57

Dalam tahap ini : seseorang sudah mengetahui sekaligus memahami

bagaimana

caranya

menyimpan

dan

mengatur

informasi yang sudah diperolehnya dengan menggunakan metodemetode yang paling efektif. Hasil temuannya tersebut dapat mencerminkan proses berpikir kritisnya dalam mengolah dan meramu kembali semua informasi yang telah diperolehnya. Jadi, seseorang yang memiliki tingkat literasi informasi yang tinggi mengetahui lebih dari hanya sekedar bagaimana memperoleh informasi. Mereka juga memahami batasan-batasan dan kebutuhan untuk menguji bagaimana mereka menggunakan informasi, dan mereka

memahami

bagaimana

caranya

mengatur

dan

mengkomunikasikan informasi. Informasi melek huruf adalah satu keterampilan terpisah dan sangat penting bagi setiap orang yang setiap harinya selalu bergulat dengan informasi 6. Keterampilan Berkomunikasi dan Realisasi Mentransformasikan informasi yang telah terkumpul agar benar-benar dipahami orang lain merupakan aktivitas penuh tantangan. Mahasiswa yang kompeten hendaknya sanggup memproses informasi sesuai urutan berikut : a) Mengintegrasikan informasi yang berasal dari bermacam-macam sumber b) Membuat hubungan berbagai informasi yang terkumpul c) Membuat kesimpulan

58

d) Membentuk makna e) Membentuk keterkaitan dengan pengetahuan sebelumnya.68 Lebih lagi, mahasiswa yang kompeten hendaknya dapat melakukan hal berikut:69 a) Berkomunikasi secara jelas b) Menyatakan tujuan dan kriteria yang telah ditetapkan c) Mendemonstrasikan presentasi secara efektif. Selain itu juga mahasiswa harus memiliki pemahaman tentang bagaimana caranya mengkomunikasikan atau membagi apa yang telah ditemukan. Dalam tahap ini : a) Seseorang mahasiswa sudah mengetahui sekaligus memahami bagaimana caranya mengkomunikasikan informasi yang dia dapatkan secara benar. b) Sudah memiliki kemampuan mensintesa (lebih dari sekedar analisa) dan selanjutnya c) Dapat menginformasikannya dalam format diseminasi yang sesuai.70

D. Tujuan Pendidikan Pemakai Perpustakaan perguruan tinggi harus memberikan memberikan suatu bimbingan kepada pemakainya dalam hal ini mahasiswa sebagaimana

68

IFLA/UNESCO , ”Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi”, artkel di akses tanggal 25 Agustus 2008 dari : http://www.ifla.org/VII/s11/pubs/school-guidelines.htm 69 Ibid 70 S.F. Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita, ”Survei Tingkat Literasi Mahasiswa Terhadap Media Dan Informasi “, artikel di akses pada 20 Agustus 2008 dari http://lussysf.multiply.com/journal/item/69

59

dikatakan bahwa pendidikan pemakai adalah pusat dari segala tujuan perpustakaan yang efektif dan sumber daya informasi. Tujuan pendidikan pemakai adalah membimbing mahasiswa untuk mengenal lembaga perpustakaan dan menggunakan sumbr daya informasi yang terkandung di dalamnya.71 Menurut Nancy Fjallbrant dan Ian Malley, mengapa pendidikan pemakai penting dilaksanakan : “karena berdasarkan pada kepercayaan bahwa untuk mengetahui bagaimana cara menggunakan perpustakaan adalah bagian yang terpenting dari pendidikan seumur hidup atau education for life, yaitu untuk mempersiapkan mahasiswa-mahasiswa untuk nantinya melakukan proses berkelanjutan untuk pendidikan mandiri dalam mengikuti pendidikan formal.72 Menurut Rikarda Ratih Saptaastuti bimbingan pendidikan pemakai bertujuan memberikan keterampilan kepada civitas akademika untuk dapat memanfaatkan layanan perpustakaan secara mandiri dan membuka wawasan pengetahuan jenis informasi dan fasilitas belajar diperpustakaan serta menjalin komunikasi73 Tujuan program pendidikan pemakai di sekolah yaitu : a) Memperkenalkan

siswa

kepada

perpustakaan

sebagai

sumber

pendukung belajar. b) Memberi penjelasan akan konsep perpustakaan. c) Menjelaskan cara menggunakan perpustakaan. d) Menjelaskan layanan yang disediakan perpustakaan

71

Nancy Fjallbrant and Ian Malley, User Education in Libraries, (London : Clive Bingley, 1984).Ed. 2.h. 7 72 Ibid., h. 10. 73 Rikarda Ratih Saptaastuti, ”Jurus Menggaet Peminat Perpustakaan,” Kronik Unika Soegijapranata, Ed. 8 (Juni 2005):h. 1.

60

e) Menjelaskan sistem dan peran staff perpustakaan dalam membantu mereka mengadakan penelusuran.74 Penulis berpendapat bahwa tujuan dari program pendidikan pemakai di sekolah yang di sebutkan di atas bisa di terapkan di Perguruan Tinggi. Karena tujuan dari program pendidikan pemakai yang di adakan perguruan tinggi juga yaitu memperkenalkan siswa kepada perpustakaan sebagai sumber pendukung belajar, memberi penjelasan akan konsep perpustakaan,.menjelaskan cara menggunakan

perpustakaan,

menjelaskan

layanan

yang

disediakan

perpustakaan dan menjelaskan sistem dan peran staff perpustakaan dalam membantu mereka mengadakan penelusuran.

E. Manfaat Pendidikan Pemakai Seorang ilmuwan, Howard W. Dillon, menyatakan betapa vitalnya pendidikan pemakai karena : a) Bahwa sumber-sumber yang ada di perpustakaan merupakan komponen penting dalam proses pendidikan, karena itu koleksi yang memadai penting guna menunjang kurikulum resmi. b) Bahwa sumber-sumber di perpustakaan harus merefleksikan suatu pendekatan meltimedia terhadapa pengajaran, mencakup materi tercetak dan materi tidak tercetak.

74

, ” Mengajarkan Library skills di sekolah” , artikel di akses 25 Agustus dari : http:// teacherlibrarian. wordpress.com/ 2007/05/10/mengajarkan-library-skills-di- sekolah/

61

c) Bahwa kemampuan menggunakan perpustakaan merupakan bekal utama dari pendidikan bebas, karena itu perpustakaan bertanggung jawab untuk menggunakan kemampuan itu.75 Selain dari tujuan yang disebutkan di atas maka terdapat pula manfaat dari pendidikan pemakai perpustakaan perguruan tinggi. Menurut Sonia Bodi manfaat dari pendidikan pemakai perpustakaan perguruan tinggi yaitu suatu proses pemindahan ilmu pengetahuan yang merupakan suatu dasar asumsi dari pendidikan yang mengacu dalam makna umum pada pengaruh ilmu pengetahuan utama ke lanjutan.76 Dalam melakukan studinya di perguruan tinggi mahasiswa dapat juga menggunakan literatur-literatur penting yang terdapat di perpustakaan sebagai bahan penunjang perkuliahan dan penelitian mereka. Menurut Katz, literaturliteratur tersebut adalah : a) Literatur

primer,

yaitu

karya

asli

seseorang

yang

belum

di

interpretasikan, di ringkas ataupun di evaluasi oleh orang lain. b) Literatur sekunder, yaitu sebuah indeks yang digunakan untuk menemukan literatur primer, yang memuat karya asli yang telah dimodifikasi, diseleksi dan disusun kembali untuk tujuan tertentu. c) Literatur tersier, berisi informasi mengenai literatur sekunder.77 Selain itu yang diharapkan dari pendidikan pemakai antara lain adalah:

75

Howard W. Dilion, Organizing the Academic Library for Instruction (The Jornal of Academic Librarianship. 1975). h. 4 76 Sonia Bodi. Relevance in Library Instruction: The Pursuit. (Chicago: College and Research Libraries. 1984). H. 60 77 William Katz. Introduction to Reference Work: Basic Information Source. (New York, 1987), h. 9

62

a) Mahasiswa mengerti lokasi dan isi perpustakaan b) Mahasiswa memahami perpustakaan sebagai pusat informasi terbatas untuk menunjang tugas-tugas belajar mereka. c) Mahasiswa dapat menggunakan perpustakaan secara mandiri melalui penggunaan indeks dan OPAC d) Mahasiswa mengerti masing-masing tugas staf perpustakaan untuk membantu mereka. e) Mahasiswa

dapat

memahami

peraturan

perpustakaan

dan

menggunakan perpustakaan sesuai peraturan tsb. f) Mahasiswa memahami arti penomoran koleksi untuk membantu mereka dalam proses retrieval. g) Mahasiswa memiliki Information Literacy skill, terutama standard 1 dari AASL (Standar Litarasi)78

E. Evaluasi program pendidikan pemakai Tujuan evaluasi adalah untuk mengukur tingkat keberhasilan yang telah dicapai dalam penyelenggaraan program pendidikan pemakai. Dari hasil evaluasi ini dapat disusun rencana pengembangan program pendidikan pemakai. Menurut penelope pearson yang dikutip Wering...”dalam tingkat program pemakai perpustakaan diadakan evaluasi dengan memberikan semacam daftar

78

, ” Mengajarkan Library skills di sekolah” artikel di akses tanggal 25 Agustus dari : http://teacherlibrarian.wordpress.com/2007/05/10/mengajarkan-library-skills-di-sekolah

63

pertanyaan...”79 Dari data yang diperoleh akan didapat kesimpulan apakah perlu mengubah metode, materi, format maupun bentuk latihan-latihan. Pada dasarnya evaluasi dilakukan dengan cara wawancara, kuesioner, observasi dan bisa juga dengan menilai data statistik perpustakaan dan dari pertanyaan layanan referensi. Evaluasi dalam program pendidikan pemakai perpustakaan penting dilakukan untuk melihat apakah kebutuhan mahasiswa dapat dipenuhi melalui program tersebut, dan untuk menganalisa apakah metode dan materi yang diberikan sudah sesuai dengan apa yang diharapkan. Meskipun ada berbagai bentuk evaluasi yang dilakukan pada dasarnya semua dilakukan untuk menilai efektifitas program dan meneliti manfaat yang bisa diambil dari program tersebut, sehingga hasil evaluasi tadi dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk pengembangan tahap selanjutnya. Adapun yang bertugas membimbing program pendidikan pemakai ini, Hazel Mews menyatakan bahwa ada 3 (tiga) unsur yang dapat memberikan bimbingan yaitu; pengajar, pustakawan atau gabungan antara pengajar dan pustakawan.80 Namun demikian, yang sesuai memberikan bimbingan adalah pustakawan, karena pustakawan lebih paham tentang masalah perpustakaan dan materi rujukan yang menjadi koleksi perpustakaan.

79

Heri van Wering, ”Strategi Pelaksanaan Program Pendidikan Pemakai Perpustakaan”,Makalah dalam Kursus Penyegaran dan Penambahan ilmu Perpustakaan, Dokumentasi dan Informasi.(Depok : Februari 1992), h. 5 80 Hazel Mews. Readers Instruction in College and Universitas: An Introductury Handbook (London : Clive Bingley, 1972), h. 7

64

BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

A. Sejarah Singkat dan Perkembangannya. Menelusuri sejarah singkat perpustakaan Institut Pertanian Bogor (IPB) jauh kebelakang, maka kita akan menemui seorang ibu bernama Lily K. Somadikarya, MSc., yang merupakan salah seorang tokoh di dunia kepustakawanan Indonesia. Beliau mulai menjadi kepala perpustakaan IPB pada tahun 1958. Perpustakaan IPB awalnya merupakan pengabungan antara Perpustakaan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) dan Perpustakaan Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Indonesia. Pada masa itu Perpustakaan di FKH dan Faperta menggunakan skema Klasifikasi Library of Congress. Pada tahun 1964 sistem perpustakaan Faperta dan Perpustakaan Kedokteran Hewan dan Peternakan disatukan. Pada saat itu mulailah digunakan nama perpustakaan Institut Pertanian Bogor, karena fakultas-fakultas dari Universitas Indonesia yang ada di bogor telah memisahkan diri dan dibentuk menjadi Institut Pertanian Bogor (IPB). Pada tahun 1968 Ibu Somadikarya mengundurkan diri dari IPB dan pindah ke Universitas Indonesia. Kepindahan ini pada akhirnya tercatat dalam sejarah dan membuat Ibu Somadikarta menjadi salah seorang pendiri Jurusan Ilmu Perustakaan Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Pada tahun 1968-1979 perpustakaan IPB di pimpin oleh Dr. R. Achmad Mukhlis, M.Sc. Pada masa itu banyak staf perpustakaan IPB di sekolahkan

65

lagi. Namun beliu berani bertindak tegas bila ada staf yang salah memanfaatkan kesempatan yang diberikan. Disamping itu pula beliau banyak mengembangkan berbagai sarana perpustakaan, seperti micro reader, menggunakan bantuan dari Kentucky Contract Team dan MUCIA. Pada masa kepemimpinan bapak Mukhlis, beliau dibantu oleh Komisi Ahli Perpustakaan yang beranggotakan para guru besar. Pada tahun 1979-1990 perpustakaan IPB dipimpin oleh Drs. Fahidin, BSc. Pada masa kepeminpinan beliau inilah dimulainya era pustakawan dari alumni perguruan tinggi bidang pertanian, terutama dari IPB. Saat itu ada 13 orang sarjana bidang pertanian yang bekerja di perpustakaan IPB. Para sarjana tersebut kemudian disekolahkan lagi baik melalui program non gelar seperti Program Sertifikat untuk Perpustakaan dan Dokumentasi di Universitas Indonesia, maupun program gelar. Beliau juga mengembangkan pendidikan diploma perpustakaan di IPB. Beliau mengembangkan sistem pengumpulan karya tulis staf pengajar IPB yang kemudian dijadikan koleksi khusus. Dari sistem ini kemudian terbit SK Rektor IPB mengenai Wajib Simpan Karya Tulis Staf Pengajar IPB. Pada masa kepemimpinan beliu juga telah dibangun Information Resource Center (IRC) di kampus Darmaga melaui proyek kerjasama IPB dengan University of Wisconsin/USAID. Gedung itu dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang canggih pada saat itu, yang berkaitan dengan pengolahan dan produksi informasi. Lebih kurang 60% dari gedung tersebut dirancang untuk kegiatan perpustakaan modern, dan lebih kurang 40% untuk kegiatan produksi media informasi (percetakan, audio

66

visual,university press), dan kegiatan komunikasi lainnya. Pada tahun 1986 perpustakaan IPB mulai menempati gedung baru di kampus Darmaga, pada tahun

ini

Perpustakaan

IPB

menjadi

Unit

Pelaksana

Teknis(UPT)

perpustakaan IPB. Dalam rangka penempatan gedung baru ini Perpustakaan IPB dibantu oleh konsultan dari University of Wisconsin-Madison, Amerika Serikat Prof. Leroy Zweifel (Alm). Untuk mewujudkan rancangan fungsi IRC, pada tanggal 11 Januari 1988 diterbitkan SK Rektor No. 003/C/88 tentang pedoman pengolahan dan personalia Lembaga Simber Daya Inforrnasi (LSI) IPB. Lembaga ini menjadi koordinator dan pengarah diantara dua kegiatan, yaitu perpustakaan dan produksi informasi, sehingga tidak terjadi tumpang tindih

baik

dalam

hal

pemanfaatan

peralatan/fasilitas

maupun

pekerjaan/aktivitas. Pada masa kepemimpinan beliau pula pertama kalinya Perpustakaan IPB mulai menggunakan komputer. Komputerisasi Perpustakaan IPB dimulai pada tahun 1986 dengan membangun Sistem informasi perpustakaan (SIMPUS) dengan menggunakan database III Plus. Inilah cikal bakal program otomasi Perpustakaan IPB. Sayang sekali pada saat itu perpustakaan IPB sangat kekurangan staf yang menguasai teknologi komputer. SIMPUS berakhir pada tahun 1989 ketika saat itu Perpustakaan IPB mamutuskan intuk menggunakan CDS/ISIS sebagai perangkat lunak otomasi perpustakaan. Pada tahun 1990-1991 Perpustakaan IPB dipimpin oleh Drs. Jan Pieter Saragih. Pada masa kepemimpinan yang pendek ini beliau mengisinya dengan mulai membangun basisdata katalog UPT Perpustakaan dengan menggunakan

67

perangkat lunak CDS/ISIS. Data katalog dengan perangkat lunak yang lama, secara perlahan dan bertahap diketik ulang, mulai dari tahun yang paling baru sampai tahun-tahun yang agal lama. Pada tahun 1991-1993 Perpustakaan IPB di pimpin oleh DR. Ir. Eriyatno. Pada masa kepemimpinan beliau ada empat hal yang sangat penting telah dilaksanakan yaitu : a. Dibuatnya Dokumen Prosedur operasional Baku (Standar Operating Procedure/SOP) b. Penerapan Jabatan fungsional Pustakawan c. Komputerisasi Perpustakaan. d. Pengembangan Institusi. Pada tahun 1993-2003 perpustakaan IPB di pimpin oleh Ir. Abdul R. Saleh, Dip. Lib., M. Sc. Beliau lulus dari University College of Wales, Aberystwyth Inggris dan memperoleh gelar Post Graduate Diploma dalam bidang Informasi dan Perpustakaan pada tahun 1990. setahun kemudian ia memperoleh gelar M.Sc. dalam bidang ilmu Informasi (Information Studies) dari University of Sheffield, England. Pada masa kepemimpinannya beliau memberi kesempatan belajar kepada stafnya untuk memperoleh kompetensi akademik setinggi-tingginya. Terbukti selama kepemimpinannya staf yang bergelar S1 dan S2 bertambah secara signifikan. Pengembangan sistem “library housekeeping” sangat menjadi perhatiannya, sehingga pada akhir kepemimpinannya

ia

berhasil

mengintegrasikan

layanan

mulai

dari

pengadaan, pengolahan, OPAC, serta sirkulasi, bahkan pencataan pengunjung menjadi suatu sistem terpadu. Pembuatan perangkat lunak sistem informasi

68

layanan (yang pada mulanya bernama ISISCIR) dimulai sejak ia menjabat kepala (1993). Pada tahun 1994 dan 1995 dilakukan uji coba. Sejak tahun 1996 berganti nama menjadi SIPISIS dan resmi digunakan di Perpustakaan IPB. Dengan keberhasilannya tersebut perpustakaan IPB berhasil menjadi “leader”

dan

bahkan

“tren

setter”

dibidang

otomasi

perpustakaan.

Keberhasilan lain pada kepemimpinannya adalah membangun koleksi digital. Dimulai pada tahun 1999 dengan men’digitalisasi koleksi disertasi lulusan Program Pascasarjana IPB. Pada tahun 2003-2007 Perpustakaan IPB di pimpin oleh Dr. Ir. Kudang Boro Seminar, MSc. Beliau mendapat gelar Master dan Doktoral di bidang Ilmu komputer pada tahun 1989 dan 1993 di University of New Brunswick, Canada. Pada tahun 2003 terbit SK Rektor No: 181/K13/OT/2003 tanggal 6 November 2003, Perpustakaan yang tadinya adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) telah dikembangkan dan ditetapkan oleh pimpinan Institut sebagai pusat pelayanan perpustakaan institut yang berada langsung dibawah rektorat. Dengan ketetapan ini Perpustakaan mencakup peleburan dari UPT Perpustakaan, Lembaga Sumberdaya Informasi, UPT Produksi media Informasi dan IPB Press. Sehubungan dengan hal tersebut, Perpustakaan perlu menjawab tantangan global yang bertumpu pada keunggulan manajemen dan layanan modern untuk mendukung Visi, Misi dan Program Universitas. Dalam masa jabatannya ini Pak kudang mengfokuskan modernisasi tersebut pada 5 target : a. Item Pustaka b. Layanan Pustaka

69

c. Organisasi dan Manajemen Pustaka d. Ruang dan Lingkungan Pustaka e. Internetworking. Pada masa kepemimpinannya pengembangan sistem layanan perpustakaan dikembangkan ke arah layanan digital dan virtual sehingga memungkinkan pengguna perpustakaan akses on-line melalui internet, Ekstranet maupun Intranet. Layanan digital dan virtual ini diberi nama IEL (IPB Electronic Library) dengan alamat home page (situs): www.iel.ipb.ac.id. Pelayanan yang baru di jaman kepemimpinan pak Kudang adalah program SAC (Self Access Center) yang dirintis melalui Produk DUE-LIKE IPB telah disetujui pimpinan IPB untuk diintegrasikan sebagai suatu layanan yang ada dalam tanggung jawab Perpustakaan IPB untuk belajar mandiri bagi mahasiswa IPB. SAC menyediakan berbagai macam materi perkuliahan dalam bentuk elektronik maupun cetak, peralatan audio visual, dan ruang diskusi yang dapat dipergunakan mahasiswa untuk pembelajaran mandiri (self-learning) di luar perkuliahan formal. Materi kuliah on-line SAC sudah diintegrasikan dengan IEL (IPB Electronic Library). enterprises perpustakaan.

B. Visi dan Misi Perpustakaan IPB a. Visi Perpustakaan IPB : “ Menjadikan Perpustakaan IPB sebagai sistem layanan dan basis pengetahuan global berbasis teknologi informasi yang mendukung riset unggulan bertaraf internasional”

70

b. Misi Perpustakaan IPB: a) Menyediakan pusat layanan perpustakaan modern bagi bagi civitas akademika IPB dan masyarakat umumnya. b) Menyediakan informasi yang mendukung tridharma perguruan tinggi. c) Mengembangkan jaringan perpustakaan global pada lingkup nasional dan internasional d) Menciptakan lingkungan gemar membaca yang tertib, nyaman dan bersahabat.

C. Tugas dan Fungsi Perpustakaan a. Tugas Perpustakaan IPB Tugas Perpustakaan IPB adalah menyediakan layanan dan memproduksi item pustaka dan informasi yang mendukung tridharma perguruan tinggi baik di lingkungan IPB maupun masyarakat luas yang memerlukan. b. Fungsi Perpustakaan IPB Adapun Fungsi dari Perpustakaan IPB adalah sebagai berikut : a) Sebagai unit kerja yang menjadi sentral layanan pustaka dan informasi untuk sivitas akademika IPB khususnya dan masyarakat umumnya. b) Sebagai unit kerja yang mengembangkan dan mengelola item pustaka yang meliputi produk riset, teknologi dan seni, kebijakan, jurnal, buku, majalah baik dalam bentui cetak maupun digital yang dapat diakses di lingkungan IPB maupun diluar IPB.

71

c) Sebagai unit kerja yang menyediakan sarana baca dan belajar yang nyaman, berkualitas dan lengkap. d) Sebagai unit kerja yang mengembangkan dan mangkoordinasikan jaringan Perpustakaan IPB sebagai bagian dari jaringan perpustakaan global

D. Tata Tertib Perpustakaan a. Kartu perpustakaan harus di bawa ketika masuk perpustakaan b. Tidak diizinkan membawa makanan dan minuman ke dalam area perpustakaan c. Tas dan jaket dititipkan di tempat penitipan tas yang telah disediakan d. Tidak dibenarkan menggunakan sandal ketika memasuki perpustakaan e. Buku yang telah dipinjam tidak boleh dibawa masuk ke dalam perpustakaan

E. Struktur Organisasi dan Manajemen 1. Struktur Organisasi Untuk

menghasilkan

layanan

prima,

perpustakaan

IPB

terus

melakukan berbagai perubahan yang diantaranya adalah melakukan perubahan struktur organisasi. Pada penataan organisasi Perpustakaan IPB telah dihasilkan struktur organisasi berdasarkan SK Kepala Perpustakaan IPB Nomor 097/K13.14/KP/2006 tanggal 15 Februari 2006 seperti disajikan pada Gambar 1.

72

2. Tugas Pokok Semua Bidang dan Sekretariat a. Bidang Administrasi dan Sarana a) Mengkoordinir rencana dan pelaksanaan kegiatan semua bidang b) Mengelola penjadwalan dan agenda kegiatan pertemuan c) Merangkum hasil-hasil pertemuan d) Mengelola korespondensi dan kearsipan e) Mengelola sarana dan prasarana perpustakaan serta kebersihan b. Sekretariat Keuangan a) Menyusun dan mengelola rencana serta realisasi anggaran tahunan. b) Mengelola buku induk kas keuangan perpustakaan, c) Melaksanakan transaksi pembayaran. d) Merekapitulasi dan melaporkan kas keuangan secara periodik. c. Sekretariat Personalia a) Menyusun profil dan perencanaan personalia b) Menyusun dan melaksanakan pemantauan dan evaluasi c) Mengelola pengembangan personalia perpustakaan d. Bidang Pengembangan Layanan Pustaka a) Melaksanakan layanan perpustakaan kepada pengguna b) Menyusun dan melaksanakan rencana pengembangan layanan perpustakaan c) Melakukan evaluasi dan pemantauan pelaksanaan layanan serta pemeliharaan koleksi.

73

e. Bidang Pengembangan item Pustaka a) Menyusun

dan

melaksanakan

rencana

pengembangan

dan

pengolahan b) Evaluasi dan pemantauan item pustaka da informasi f. Unit Usaha Komersial Tugasnya : menyusun dan mengkoordinasikan dan mengevaluasi pelaksanaan program produksi dan penerbitan median cetak dan digital untuk kebutuhan layanan perpustakaan dan kegiatan tridharma perguruan tinggi. g. Bidang Teknologi Informasi dan Kerjasama a) Menyusun dan melaksanakan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi yang mendukung tugas, fungsi dan aktivitas perpustakaan b) Melaksanakan perawatan sarana teknologi informasi c) Melakukan pemantauan dan evaluasi pengadaan sarana teknologi informasi d) Mengembangkan kerjasama dan program diklat dengan berbagai pihak. 3. Sistem Manajemen Azas yang menjadi landasan sistem manajemen yang dikembangkan di Perpustakaan IPB adalah manajemen terbuka (open manajemen) yang berpijak pada transparansi yang dipandang sebagai modal utama untuk membentuk kerjasama yang sinergis dalam mencapai tujuan organisasi.

74

Manajemen terbuka menuntut akuntabilitas dan kejujuran (accuntability and trust) yang diharapkan menimbulkan rasa saling percaya (mutual trust), sehingga menimbulkan kemauan dan semangat bekerjasama (enthusiastic teamwork & collaboration) dalam pencapaian tujuan organisasi (corporate goal) secara terbadu. Implementasi sistem manajemen terbuka telah diwujudkan dalam berbagai hal yang mencakup: 1) Administrasi 2) Program dan Kegiatan 3) Keuangan 4) Sistem Merit dan kontribusi 5) Sumberdaya Manusia (SDM) Perencanaan dan pelaksanaan semua aspek manajemen diatas dilakukan secara terbuka dan terpadu dengan melibatkan semua kaBid, kasub-Bid dan KaSek dalam rapat kerja baik yang rutin maupun ad-hoc. 1) Manajemen Administrasi Sistem administrasi terpusat dan terpadu telah diimplementasikan melalui pintu dan repositori sekretariat administrasi , yang mengolah, menata, dan merawat arsip administrasi perputakaan dengan manggunakan sistem kearsipan. 2) Manajemen Program dan Kegiatan Manajemen program dilakukan dengan pendekatan top-down dimulai dari penyusunan induk (global) dan kemudian dikomposisikan

75

(diturunkan)

ke

program

bidang

dengan

keterkaitan

yang

terindentifikasi dan terpelihara dengan baik untuk melandasi pelaksanaan (eksekusi) program. Program keseluruhan yang telah disusun dijadikan landasan untuk penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT). Setelah RKAT diserahkan ke Pimpinan Institut dan mendapatkan persetujuan, maka eksekusi program dilaksanakan sesuai dengan revisi terakhir pada RKAT yang disetujui. Koordinator program dapat dilakukan oleh Kepala Bidang (kaBid) atau Kepala panitia ad-hoc yang dibentuk sesuai kebutuhan. 3) Manajemen Keuangan Manajemen keuangan dilaksanakan secara terpusat (satu pintu) melalui koordisi dan kendali Sekretariat Keuangan Pusat. Perencanaan keuangan dalam bentuk RKAT dirumuskan pada rapat tahunan. Sedangkan evaluasi dan pelaporan cash flow dilakukan setiap bulan dengan melibatkan semua kabid, Kasek, Kasub-bid, dan koordinator. Hal ini dilakukan sebagaia mekanisme evaluasi terbuka dan deteksi dini secara periodik terhadap cash flow perpustakaan. 4) Manajemen Sistem Merit dan kontribusi. Sistem merit yang merupakan faktor yang penting dalam menciptakan

etos

kerja

yang

baik

telah

dibakukan

dan

diimplementasikan. Sistem intensif merupakan sistem penghargaan kepada pegawai yang mencakup kedisiplinan, kinerja, dan tugas tambahan,

yang

dilakukan

diperpustakaan.

Sedangkan

sistem

76

kontribusi mengatur kontribusi staf/pegawai ke perpustakaan yang mencakup hasil kiprah kepakaran staf perpustakaan, hasil penggunaan sarana/prasarana

perpustakaan,

hasil

training,

kerjasama

dan

pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh staf individu maupun kolekstif Perpustakaan IPB. Sistem merit dan kontribusi telah ditetapkan dan diatur dengan mempertimbangkan 3 (tiga) faktor yaitu : (1) intensif kedisiplinan (2) intensif tugas tambahan, dan (3) intensif kinerja. a. Internsif Pegawai Honorer Intensif ini diberikan untuk tenaga honorer yang penilaiannya ditentukan oleh kabid atau Kasek masing-masing pegawai dengan persetujuan Kepala Perpustakaan. Intensif ini meliputi pelaksanaan tugas rutin maupun non-rutin yang

meliputi

kreativitas,

produktivitas

(kemauan

bekerjasama/berkoporasi), serta agresivitas untuk maju dalam penggunaan prosedur, metode dan teknologi baru dalam tugasnya. Perhitungan intensif untuk tenaga honorer menggunakan sistem penilaian kinerja untuk staf administrasi yang telah ditetapkan oleh Direktorat SDM dan AU. Pembayaran intensif dilakukan setiap pertengahan akhir tahun. b. Intensif Tugas Tambahan Intensif ini meliputi pelaksanaan tugas non-rutin yang meliputi: pelatihan, produksi jasa atau barang , tugas menghadiri pertemuan atau perjalanan dinas, kepanitiaan.

77

Sistem

kontribusi

mengatur

mekanisme

pemberdayaan

aset

perpustakaan berupa (SDM, sarana dan prasarana) yang terlibat dalam suatu pekerjaan yang berasal dari instansi luar perpustakaan, sehingga pemberdayaan tersebut memberikan keuntungan modal investasi bagi perpustakaan. Pengaturan sistem kontribusi telah diformulasikan pada tabel berikut. Tabel 1. Pengaturan Sistem Kontribusi No

Kontribusi ke Unit

1

Konsultasi / Training

2

3 4

5

6A. 6B. 7 8

9

Mengejar dalam jam kerja

Non reguler Reguler (SPP-IPB) Penjualan Produk Pemakaian/peminjaman Sarana Magang di Perpustakaan

Basis Kontribusi

Besaran

Fee institusi Fee salary Prosentasi/waktu

15% 10% 10%

Prosentase

5%

Prosentase Tarif standar

30%-100% Ruangan/Alat

Tarif standar Rp

1≤ X ≤ 3 hari

Tarif standar Rp

3≤ X ≤ 7 hari

Tarif standar Rp

X ≤ 7 hari

Pelatihan (kerjasama) Pelatihan (terjadwal) Kontribusi Tamu Peminjaman untuk tugas protitable A. Dalam IPB 1. Institusi 2. Pribadi B. Luar IPB Pengolahan Data

Fee institusi Tarif standar Variabel

≤ 15% ≤ 10% ≤ 10%

Fee institusi Fee Pribadi Fee Pribadi

≤ 10% ≤ 5% ≤ 10%

A. Alat Pengolahan

Tarif standar

Ruangan/Alat

B. Personil Pengolahan

Dalam Fee Personil IPB Luar IPB

≤ 5% ≤ 5%

78

5) Manajemen Pegawai Manajemen kepegawaian yang menyangkut pemetaan pegawai, pengelolaan data dan arsip kepegawaian, pengolahan nilai kerja, pengusulan kenaikan pangkat/jabatan dan pembinaan pegawai ditugaskan kepada Sekretariat Personalia. Dalam melaksanakan tugasnya Sekretariat Personalia dapat berkoordinasi dengan Bidangbidang/Sekretariat/unit Usaha komersial di lingkungan perpustakaan Perpustakaan IPB dan Direktorat SDM dan Administrasi Umum IPB sebagai unit kerja yang berwenang mengelola SDM di IPB. Tabel 2. Jumlah Pustakawan Menurut Jabatan Jenjang Jabatan

Golongan Ruang

Pustakawan Tingkat Ahli Pustakawan Madya IV/c IV/b IV/a Pustakawan Muda III/d III/c Pustakawan Pertama III/b Pustakawan Tingkat Terampil Pustakawan Penyelia III/d III/c Pustakawan Pelakasana III/b Lanjutan III/a Pustakawan Pelaksana

II/d Iic Jumlah

Jumlah 11 1 3 2 1 2 2 19 4 7 3 2 2 1 30

Adapun perkembangan jumlah pustakawan mulai tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 dapat dilihat pada tabel.3.

79

Tabel 3. Perkembangan Jumlah Pustakawan Mulai Tahun 2003-2007 Tahun 2003

Jumlah Pegawai (orang) 83

Jumlah pustakawan (orang) 30

2004

82

29

2005

75

28

2006

75

29

2007

76

30

F. Layanan Perpustakaan Pelayanan perpustakaan : 

Jam buka : Senin s/d Kamis

: 08.00-21.00

Jum’at

: 08.00-11.00 14.15-21.00

Sabtu 

: 08.00-21.00

Layana IEL : 24 jam / hari

Layanan perpustakaan IPB diantaranya yaitu a. Layanan Keanggotaan Anggota Perpustakaan IPB terdiri dari berbagai 2 kelompok, yakni kelompok sivitas IPB dan dari luar IPB. Kelompik sivitas IPB terdiri dari : mahasiswa, staf pengajar dan staf pegawai. Untuk kelompok luar IPB di kategorikan sebagai pengunjung umum, mereka terdiri dari : kalangan dari lembaga pendidikan dan penelitian, pemerintahan dan dari kalangan bisnis di seluruh Indonesia. Untuk kelompok

80

pengunjung umum ini mereka mendapatkan kartu studi pustaka (KSP). Untuk mendapatkan KSP ini pengguna dapat menghubungi Bagian Pendaftaran. Layanan keanggotaan ini diantaranya : a) Pendaftaran anggota perpustakaan b) Pembuatan Kartu Anggota perpustakaan b. Layanan Sirkulasi Layanan sirkulasi yaitu layanan peminjaman dan pengembalian koleksi buku bagi anggota perpustakaan serta melakukan administrasi pendaftaran anggota perpustakaan dan bebas pustaka. Untuk layanan peminjaman dan pengembalian koleksi Perpustakaan IPB memberikan layanan mulai hari senin sampai dengan hari sabtu. Pelayanan dimulai jam 08.00 WIB sampai dengan jam 21.00 WIB. Dari kegiatan sirkulasi bisa diambil beberapa jenis data diantaranya data jumlah buku yang dipinjam

dan

jumlah

mahasiswa

yang

melakukan

transaksi

peminjaman. Jumlah buku yang boleh di pinjam maksimalnya yaitu 7 buku. Adapun tata tertib peminjaman koleksi adalah : a) Setiap buku yang akan dipinjam harus ditransaksikan dahulu di komputer peminjaman b) Setiap keterlambatan pengembalian buku akan dikenai denda c) Apabila buku hilang atau rusak peminjam diharuskan mengganti dengan buku yang sama

81

c. Layanan Pendidikan Pemakai Kegiatan Pendidikan Pemakai ini bertujuan agar para pengguan perpustakaan dapat mengoptimalkan semua fasilitas layanan yang ada di Perpustakaan IPB. Kegiatan ini dilakukan atas adanya kerjasama dengan Badan Pengelola Asrama Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB), Program Pembinaan Akademik dan Multi Budaya (PPAMB). Kegiatan ini diberi nama dengan Mahasiswa Cinta Perpustakaan (MCP). Waktu yang digunakan untuk pengenalan tersebut, yaitu pada saat mahasiswa mulai menempati asrama pada masa awal perkuliahan. d. SAC (Self Access Center) Program SAC (Self Access Center) adalah ruangan belajar mandiri yang merupakan implementasi dari kegiatan Proyek Due-like IPB yang sudah terintegrasi dengan Perpustakaan IPB. Fasilitas ini utamanya di peruntukan bagi mahasiswa TPB (Tingkat Persiapan Bersama) dan mahasiswa dari berbagai studi yang terkait dengan Proyek Due-like. program studi itu diantaranya : a) Program Studi Hortikultura-Fakultas Pertanian. b) Program Studi Gizi Masyarakat Keluarga (GMK)-Fakultas Ekologi Manusia. c) Program Studi Teknik Pertanian (TEP)-Fakultas Teknologi Pertanian d) Program Studi Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (INTP)-Fakultas Peternakan.

82

SAC menyediakan berbagai macam materi perkuliahan dalam bentuk elektronik maupun cetak, dilengkapi oleh fasilitas modern seperti : Ruangan ber-AC, 14 unit komputer dengan Online internet, 2 unit televisi (TV), 15 set VCD player/radio/record players (audio visual), dan ruang diskusi yang dapat dipergunakan mahasiswa untuk pembelajaran mandiri (self-learning) di luar perkuliahan formal. Materi kuliah on-line SAC sudah diintegrasikan dengan IEL (IPB Electronic Library). e. Layanan Bebas Pustaka Layanan diberikan bagi mahasiswa IPB dari semua program, S0/S1/S2/S3, yang : a) lulus b) keluar / pindah c) pindah program studi Pengecekan

pinjaman,

menonaktifkan

keanggotaannya

dan

memberikan Surat Keterangan Bebas Pustaka. f. Cafe HKI Cafe HKI adalah salah satu layanan dari Kantor Hak atas Kekayaan Intelektual IPB (Kantor

HKI-IPB) yang berada di

Perpustakaan IPB, yang mempunyai visi menjadikan pelayanan dan pengelolaan hak kekayaan intelektual yang profesional khususnya di bidang pertanian. Salah satu dari fungsi Kantor HKI-IPB adalah sebagai unit kerja yang menginventarisasi, mensosialisasikan, dan

83

mempromosikan HKI bagi institut dan masyarakat. Untuk itu penyelenggaraan Cafe HKI ditempatkan di perpustakaan IPB karena perpustakaan merupakan pusat layanan informasi bagi sivitas IPB maupun masyarakat diluar IPB. Adapun jenis layanan yang diberikan Cafe HKI adalah memberikan informasi tentang ruang lingkup HKI, penelusuran database paten, serta layanan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan Kantor HKI. Apabila pengguna Cafe HKI berkepentingan untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam, maka petugas menganjurkan untuk menghubungi langsung Kantor HKI-IPB. g. Layanan Digital Corner h. Layanan fotokopi dan Scanning i. Layanan Penerbitan dan percetakan j. Layanan Audio Visual k. Layanan Penelusuran Informasi Layanan

penelusuran

informasi

ini

menggunakan

sarana

penelusuran informasi di antaranya : 

OPAC (Online Public Acces Catalog),



IEL (IPB Electronic Library) dengan home page (situs) www.iel.ipb.ac.id



TEEAL (The Essential Electronic Agricultural Library) jurnal ilmiah

luar negeri berbentuk CD-ROM berisi artikel-artikel

ilmiah fulltext

84



www.proquest.com (jurnal online luar negeri fulltext), dan



KMS - IPB (Knowledge Management System IPB) mozilla firefox ialah suatu proses sistematis melalui media internet untuk menemukan,

memilih, mengorganisasikan,

menyarikan,

dan

menyajikan informasi, dalam rangka berbagi (sharing) pengetahuan dan informasi yang sumberdaya utamanya dari seluruh asset IPB. l. Layanan IEL Layanan

IEL

adalah

layanan

perpustakaan

yang

sudah

dikembangkan ke arah layanan digital yang virtual sehingga memungkinkan pengguna perpustakaan akses on-line melalui Internet, Ekstranet maupun Intranet. Layanan digital dan virtual ini diberi nama IEL (IPB Eledtronic Library) dengan alamat home page (situs) : www.iel.ipb.ac.id.

G. Koleksi Item pustaka yang diadakan oleh perpustakaan didapatkan dari berbagai sumber seperti dari pembelian/langganan, hadiah dan hasil pertukaran. Banyak lembaga/instansi pemerintah dan swasta baik di dalam negeri maupun luar negeri yang memberikan buku-buku dan jurnal secara Cuma-Cuma ke Perpustakaan IPB, seperti Bank Dunia yang telah menunjuk Perpustakaan IPB sebagai salah satu Perpustakaan Deposit di Indonesia untuk semua terbitan Bank Dunia. Sedangkan untuk penyebarluasan terbitan Sekolah Pascasarjana IPB yaitu Forum Pascasarjana selama ini dilakukan oleh Perpustakaan IPB,

85

baik unit kerja dilingkungan IPB maupun Lembaga/instansi yang ada di dalam negeri yang selama ini menjalin kerjasama dalam pertukaran item pustaka khususnya jurnal. Sejak tahun 2006 cara pengadaan buku dan jurnal berubah dari sistem swakelola menjadi tender. Besarnya dana untuk pengadaan item pustaka di tentukan oleh IPB yang berasal dari anggaran APBN. Untuk tahun 2007, Perpustakaan IPB mendapat dana APBN sebesar Rp. 1.000.000.000 (satu milyar rupiah) yang terdiri dari Rp. 650.000.000 (enam ratus lima puluh juta rupiah) untuk pengadaan buku dalam dan luar negeri, dan Rp. 350.000.000 (tiga ratus lima puluh juta rupiah) untuk pengadaan jurnal luar negeri. Dari dana di atas item pustaka yang di hasilkan dapat di lihat pada tabel berikut ini. Tabel 4. Pengadaan Item Pustaka dari Dana APBN

No 1. 2. 3.

Jenis Item Pustaka Buku Luar Negeri Buku Dalam negeri Jurnal Luar Negeri

Judul 546 336 67

Jumlah Eksemplar 546 717 484

Jumlah Dana (Rp) 600.000.000 50.000.000 350.000.000

Pengadaan item pustaka selain berasal dari sumber dana APBN juga berasal dari Dana Masyarakat (DM). Selain itu Perpustakaan IPB juga menerima item pustaka yang berasal dari hadiah. Adapun jumlah item pustaka yang diterima Perpustakaan IPB tahun 2007 baik dari dana APBN, DM maupun hadiah, dan pertukaran dapat di lihat pada tabel berikut ini

86

Tabel 5. Jumlah Item Pustaka Yang Diterima

No

Jenis Item pustaka

Asal Perolehan Beli

Bahasa

Hadiah

Jdl

Eks.

Jdl

Eks.

1055

1670

777 2519

tukar Jdl

Ind

Eks.

Jumlah

Eng

lain

Jdl

Eks

Jdl

Eks

1073 2519

513 3440

1186 3440

1319

1557

Jdl

Jdl

Eks.

1832 3440

3743 3440

eks

1. 2

Buku skripsi

3

Tesis

418

418

418

418

418

418

4

Disertasi

231

231

231

231

231

231

5

Jurnal

78

652

168

747

107

511

246

1399

6

107

107

4509

4509

4616

4616

7

CDROM IPBana

307

487

307

487

307

487

8

Koran

8

39

779

19

631

47

3099

2320

122

20

779

17

105

148

Dari hasil pertambahan koleksi tersebut di atas, maka data profil koleksi Perpustakaan IPB tahun 2007 untuk koleksi buku dapat di lihat pada tabel 4.12 Selain Perpustakaan pusat, di unit kerja lainnya seperti fakultas dan departemen yang memiliki perpustakaan. Jumlah koleksi bukju di tingkat Perpustakaan fakultas dapat dilihat pada tabel. Untuk koleksi buku perpustakaan tingkat departemen saat ini belum bsa di identifikasi. Direncanakan tahun 2008 semua koleksi di semua unit kerja di lingkungan IPB bisa di identifiksi. Tabel 6. Data Buku berdasarkan Profil Koleksi Subjek Karya Umum Ilmu Filsafat, Psikologi Agama Ilmu Sosial Bahasa Ilmu Murni Ilmu Terapan Kesenian dan seni dekorasi Kesusastraan Geografi, Sejarah Jumlah

Golongan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Jumlah (judul) 1.277 1795 425 12.877 62 8.105 19.408 407 685 444 43.885

Persentase 2.910 0.444 0.968 29.343 0.341 18.469 44.225 0.927 1.561 1.012 100%

87

Tabel 7. Jumlah Koleksi Buku Perpustakaan Fakultas tahun 2007 Jumlah No

Perpustakaan Fakultas

Judul

01. 02. 03. 04. 05. 06. 07.

Pertanian Kedokteran Hewan Perikanan dan Ilmu Kelautan Peternakan Kehutanan Teknologi Pertanian Matematika dan Ilmu Pengetahuan Ekonomi dan Manajemen Manajemen Bisnis Jumlah

31.226 1.781 8.555 2.277 6.360 4.188 6.207

31.226 2.521 11.442 3.077 6.764 4.188 7.063

694 3.690 64.978

848 5.778 72.907

08. 09.

Eksemplar

Berikut ini adalah data perkembangan profil koleksi Perpustakaan IPB mulai tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Tabel 8. Perkembangan Koleksi berdasarkan profil Tahun 2005-2007 No

Subjek

Gol

1. 2.

Karya Umum Ilmu Filsafat, Psikologi Agama Ilmu Sosial Bahasa Ilmu Murni Ilmu Terapan Kesenian dan seni dekorasi Kesusastraan Geografi, Sejarah Jumlah

3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

0 1

Tahun 2005 Judul % 1.164 2.9 158 0.4

Tahun 2006 Judul % 1.223 2.935 178 0.427

Tahun 2007 Judul % 1.277 2.910 195 0.444

2 3 4 5 6 7

361 11.427 62 7.502 17.747 349

0.9 28.70 0.2 18.9 44.6 0.9

409 12.229 62 7.732 18.415 370

8 9

606 400

1.5 1

624 422

1.498 1.013

685 444

1.561 1.012

39.776

100

41.664

100

43.885

100

0.981 425 0.968 29.351 12.877 29.343 0.149 62 0.141 18.558 8.105 18.469 44.199 19.408 44.225 0.889 407 0.927

a. Pengadaan Koleksi IPBana Koleksi IPBana merupakan koleksi hasil karya staf pengajar di lingkungan IPB. Ini merupakan tindak lanjut dari SK Rektor No. 104

88

tahun 1979 tentang wajib simpan karya tulis dan penerbitan IPB. Pada tahun 2007 wajib simpan karya tulis staf IPB disamping menerima dari LPPM juga dari staf pengajar yang menyerahkan langsung sebagai salah satu syarat dalam kenaikan pangkat. Selain itu Perpustakaan IPB juga berusaha untuk mengadakan koleksi IPBana melalui pembelian. Untuk buku-buku karya staf pengajar yang dicetak di percetakan IPB secara otomatis dimasukan sebagai koleksi Perpustakaan IPB, hal ini membantu dalam meningkatkan jumlah koleksi IPBana. H. Sarana dan Prasarana serta Fasilitas Perpustakaan IPB Gedung Perpustakaan IPB terdiri atas 4 lantai dengan luas seluruhnya ± 10.000 meter persegi. Namun kondisi yang ada sekarang sekitar ± 4.000 meter persegi (40%) di tempati oleh beberapa unit kerja di antaranya ; Direktorat Tingkat Persiapan Bersama (TPB), MKDU, Konseling, dan IPB Press. Perpustakaan IPB sendiri menempati sekitar ± 6.000 meter persegi (60%) dari luas keseluruhan. Adapun fasilitas yang ada di Perpustakaan IPB adalah sebagai berikut : Lantai 4. 

R. Kepala Perpustakaan



R. Administrasi dan Kesekretariatan (Personalia, Keuangan)



R. Rapat / Sidang



R. Tamu



R. Teknnogi Informasi dan Kerjasama



R. User Education

89



R. ThiPA (Think Plan and Action)



R. Mushola



R. Dapur



R. Toilet

Lantai 3 

R. Pengembangan Item Pustaka



R. Staf Multimedia



R. Sarana dan Kebersihan



R. Baca/koleksi Majalah, Skripsi, Tesis dan Disertasi



R. Layanan Foto Copy



R. Layanan Penelusuran/Self Access Center (SAC)



R. Toilet

Lantai 2 

R. Baca/Koleksi IPBana dan World Bank



R. Baca/Koleksi Buku



R. Baca/Koleksi rujukan



R. Katalog Komputer (OPAC)



R. Layanan HKI (Hak Kekayaan Intelektual)



R. Layanan Peminjaman/Pengembalian Koleksi (Sirkulasi)



R. Baca Mahasiswa Pascasarjana



R. Santai



R. Server



R. Kabid. Layanan Item Pustaka

90



R. Penitipan Tas dan Barang



R. L-Books Mart (Toko Buku)



R. L-Mart



R. Layanan Keanggotaan Perpustakaan



R. Mushola



R. Toilet

Lantai 1 

R. Penerbitan (IPB Press)



R. Gudang



R. Percetakan



R. Mushola



R. Staf Percetakan dan IPB Press



R. Toilet Tabel 9. Daftar Peralatan yang ada di Perpustakaan IPB

No 1. 2 3. 4. 5. 6. 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Jenis barang AC (Air Condisioner) Audio Mixer (Portable) Barcode Scanner Batere Charger Brand Kas Camera Adaptor Camera Video Camera View Finder Cardex Carrel Baca (Besi) Carrel Baca (Kayu) Compugrafic 1 set + Printernya Create CD (CCD) Deckable Rec Dispenser Display Kaca Display Majalah Besi (Bostinco)

Jumlah

Satuan Ukuran

Keterangan

12 2 4 1 1 4 5 4 5 6 77 1

Unit Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Set

-

1 1 11 1 5

Unit Unit Unit Buah Buah

CD Writer -

91

18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45. 56 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63

Display Majalah Kayu Dissolve Control Dry Mounting Press Duplicating Printer Emergency Lamp Equalizer Amplifier Exhause Fan ( Blower ) Filling Box Filling Cabinet Gambar Garuda Gambar Harimau Gambar Pres/wapres Genator (Disel Yamaha Dy6500k) Globe (Bola Dunia) Holio Print Intercome (Aiphone) Jam Dinding (Elektronik) Kacip Pemotong Kertas (Besar) Kacip Pemotong Kertas (Kecil) Kalkulator Kereta Buku Kipas Angin Kipas Angin Dinding (Walpan) Kipas Angin Flapon Kipas Angin Tower Kitchen Set Kodak Ekstragraphic Proyektor Kompor Gas Kursi Besi/metal (Baja) Kursi Kayu Kursi Kerja dengan Tangan Kursi Kerja Putar Kursi Lipat Kursi Plastik (putih) Kursi Tamu (Non Sofa) Kusi Tamu (Sofa) Lambang garuda Lampu Blizt Kamera (Meca Blizt) Lap Top Komputer Laser Dise (VCD 818) Layar Proyektor (OHP) LCD Proyektor Lemari (Kayu) Lemari CD Lemari Katalog Lemari Kayu Kaca (Besar)

5 1 1 1 5 1 24 6 42 1 1 1 1

Buah Buah Buah Buah Buah Buah Unit Buah Buah Buah Buah Buah Unit

-

1 1 5 21 1

Buah Unit Buah Buah Buah

-

2

Buah

-

10 10 22 2

Buah Buah Unit Buah

-

18 3 2 2

Unit Unit Buah Buah

-

2 491 2 16

Unit Buah Buah Buah

-

50 285 12 2 13 1 1

Buah Buah Buah Set Set Buah Buah

-

1 1 1 1 3 2 19 3

Unit Buah Buah Unit Buah Buah Unit Buah

-

92

64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112

Lemari Kayu Kaca (Kecil) Lemari Komputer Lemari Kunci Lemari Pendingin (Kulkas) Lemari Peralatan Lemari Roll O pack Lihgting Locker (Penitipan Barang) Loud Speaker Lukisan Berbingkai Macintosh SE Meja Counter Meja Editing Film Meja Gambar Meja Kamus Meja Kayu Meja Kayu (Baca Bundar) Meja Kayu (Baca) Meja Kayu (Kecil) Meja Kayu ½ Lingkaran Meja Kayu Kaca Meja Kayu vinil Hitam Meja Kerja (Biro. ½ Biro, Biasa Meja Kerja L Meja komputer Meja Layout Meja Makan Meja Mesin Ketik Meja Rapat Meja Telepon Meja Tulis Kantor Mesin Ketik Electric Mesin Ketik Manual Mesin Laminating Mesin Penghisap Debu Mesin Potong Handle Clem Mesin Stensil Micro Film Cabinet Micro Film Reader Microfich Reader Microfich Reader Printer Monitor PC Multi Effect Switcher Opeque Proyektor Oscilascope Over Head Proyektor (OHP) Papan Pengumuman Philips Stereo Tunner Portable Video Cassette

2 16 1 3

Buah Buah Buah Buah

-

20 3 1 16 4 2 1 2 1 4 1 19 1 89 1 1 16 15 83

Buah Buah Set Buah Buah Buah Unit Set Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah

2 34 1 1 7 1 4 45 5 7 3 2 1

Buah Buah Buah Buah Buah Set Buah Buah Buah Buah Unit Buah Buah

Rusak Berat -

1 1 2 1 1 52 1 1 1 2

Unit Unit Unit Unit Unit Unit Buah Buah Buah Unit

Sumbangan

1 1 2

Buah Buah Buah

-

Rusak PPs-IPB -

93

113 114 115 116 117 118 119 120

Recorder Power Amplifier Printer Program Control Proyektor Dissolve Control Radio Mini Compo Rak Arsip Rak Besi (Bostinco, Godraj) Rak Display Kunci

1 22 1 2

Buah Unit Buah Buah

-

1 6 32

Unit Buah Buah

-

5

Buah

-

H. Gambaran Umum Program Pendidikan Pemakai Perpustakaan IPB 1. Latar Belakang Pendidikan Pemakai pertama kali dilaksanakan di Perpustakaan IPB yaitu pada tahun 2005. di ikuti oleh mahasiswa baru IPB. Kegiatan ini dilakukan atas adanya kerjasama antara Perpustakaan IPB dengan Badan Pengelola Asrama Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) dan Program Pembinaan Akademik dan Multi Budaya (PPAMB). Kegiatan ini diberi nama dengan Mahasiswa Cinta Perpustakaan (MCP). Waktu yang digunakan untuk pengenalan tersebut, yaitu pada saat mahasiswa mulai menempati asrama pada masa awal perkuliahan. Adapun Jumlah mahasiswa yang telah mengikuti program MCP pada tahun 2007 yaitu 2.286 orang. 2. Tujuan Program Pendidikan Pemakai Perpustakaan IPB Adapun tujuan dari kegiatan pendidikan pemakai ini adalah Agar para pengguna perpustakaan dalam hal ini mahasiswa dapat mengoptimalkan semua fasilitas layanan yang ada di Perpustakaan IPB.

94

3. Materi Program Pendidikan Pemakai Perpustakaan IPB Adapun materi-materi yang diberikan pada saat program pendidikan pemakai yaitu : a. Memeperkenalkan visi-misi Perpustakaan IPB b. Memperkenalkan tata tertib Perpustakaan IPB c. Memperkenalkan layanan-layanan Perpustakaan IPB d. Pengenalan koleksi-koleksi Perpustakaan IPB e. Pengenalan sarana penelusuran informasi f. Memperkenalkan tata-tertib peminjaman koleksi Perpustakaan IPB 4. Sarana dan Fasilitas yang digunakan Sarana dan fasilitas penunjang yang di gunakan dalam program pendidikan pemakai yaitu : a. Tempat b. Infokus c. Komputer d. CD-Video e. Buku panduan 5. Metode Metode yang di gunakan dalam program pendidikan pemakai yaitu menggunakan metode Lectures/ceramah dengan dua orang pemateri. Ceramah ini dibagi beberapa kelompok. Perkelompok berjumlah 100 orang dengan beberapa sesion. Persesion lamanya 1 jam. Metode ini di bantu dengan video yang berisi panduan tentang tata cara menggunakan

95

perpustakaan dengan baik dan tata cara penelusuran informasi dengan menggunakan sarana penelusuran informasi

96

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini digunakan metode angket. Metode angket merupakan suatu cara pengambilan data dengan cara menggunakan daftar pertanyaan yang di ajukan untuk di jawab secara tertulis oleh responden. Populasi yang di ambil merupakan mahasiswa baru yang pernah mengikuti program pendidikan pemakai angkatan 2008 yang seluruhnya berjumlah 3423 orang. Dari 3423 orang yang telah mengikuti program pendidikan pemakai angkatan tahun 2008 di ambil sampel 10 %. Untuk menentukan ukuran sampel dari populasi dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus Slovin :81 N n= 1+ Ne ² Keterangan : n

= ukuran sampel

N = ukuran populasi E = Nilai kritis (batas ketelitian ) yang di inginkan, persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel.

81

1993), h. 71

Consuello G. Sevilla et. Al. Pengantar Metedologi Penelitian (Jakarta : UI Press,

97

N n= 1+ Ne ² 3423 n= 1+ 3423 (10) ² 3423 n= 1+ 34.23 3423 n= 1+ 35.23 n=

97

Dari hasil perhitungan rumus di atas, maka sampel yang di ambil ialah 97 orang. Dari 100 angket yang di sebar yang telah kembali 98 angket sedangkan sampel yang diambil 97 orang. Untuk perhitungan perumusan data digunakan rumus sebagai berikut : P = F/N x 100 %.82 Keterangan : P = Prosentase F = Frekuensi yang sedang dicari % N = Number of Case (banyaknya individu) Adapun parameter untuk penafsiran nilai prosentase adalah : 0% 1%

: Tidak ada satupun - 25 %

26 % - 49 % 82

1997), h. 40

: Sebagian kecil : Hampir Setengahnya

Anas Sudijodo, Pengantar Statistika Pendidikan (Jakarta : Raja Grafindo Persada,

98

50 %

: Setengahnya

51 % - 75 %

: Sebagian besar

76 % - 99 %

: Hampir seluruhnya

100 %

: Seluruhnya.83

B. Pengolahan Data Tujuan pengolahan adalah untuk menyederhanakan penyajian seluruh data yang terkumpul. Lalu menyajikannya dalam susunan yang baik dan rapih. Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam kegiatan penelitian ini. Sebab pada bagian inilah di ungkapkan hasil penelitian. Pengungkapan hasil penelitian survei yang digali dari pertanyaan dalam kuesioner yang di berikan kepada responden. Data penelitian yang sudah di olah di tuangkan dalam bentuk tabel. Hasil jawaban dari responden kemudian di hitung prosentasenya. Setiap analisis data disertai dengan pengambilan kesimpulan yang merupakan hasil perbandingan anta ra data yang di peroleh dengan prosentasenya. C. Penyajian Data I. Data Responden Dalam penelitian ini mahasiswa yang menjadi responden berjumlah 97 orang dari berbagai fakultas dan jurusan dengan karakteristik sebagai berikut : 1. Fakultas 83

Hermawan Warsito, Pengantar Metedologi Penelitian : Buku Panduan Mahasiswa (Jakarta : Gramedia, 1992), h. 11

99

Institut Pertanian Bogor (IPB) memiliki fakultas berjumlah 11 (sebelas) fakultas, di antaranya yaitu : Fakultas Pertanian (Faperta), Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas

Peternakan,

Fakultas

Kehutanan,

Fakultas

Teknologi

Pertanian, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Fakultas Manajemen Bisnis, Fakultas

Ekonomi Manusia dan Fakultas Ekologi Manusia Tabel 10. Fakultas Responden Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Fakultas Pertanian

11

11.3 %

Fakultas Kedokteran Hewan

9

9.2 %

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

12

12.3 %

Fakultas Peternakan

10

10.3 %

Fakultas Kehutanan

10

10.3 %

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

11

11.3 %

Fakultas Ekonomi Manusia

7

7.2 %

Fakultas Teknologi Pertanian

8

8.2 %

Fakultas Matematika dan Ilmu

14

14.4 %

5

5.1 %

97

100 %

Pengetahuan Fakultas Ekologi Manusia Jumlah

100

Tabel di atas menunjukan bahwa dari 97 responden, sebagian kecil responden berasal dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (14.4 %), Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan (12.3 %), Fakultas Pertanian (11.3 %), Fakultas Ekonomi dan Manajemen (11.3 %), Fakultas Peternakan (10.3 %), Fakultas Kehutanan (10.3 %), Fakultas Kedokteran Hewan (9.2 %), Fakultas Teknologi Pertanian (8.2 %), Fakultas Ekonomi Manusia (7.2 %) dan Fakultas Ekologi Manusia (5.1 %.) Dengan demikian dapat diambil kesimpulan paling banyak responden berasal dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan dengan (14.4 %). 2. Jurusan Responden a) Fakultas Pertanian Tabel 11. Fakultas Pertanian Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Agronomi Hortikultura

5

45

Proteksi Tanaman

2

18 %

Manajemen Agribisnis

1

9%

Hama Penyakit Tanaman

2

18 %

ARL

1

9%

11

100 %

Jumlah

101

Tabel di atas menunjukan bahwa dari 11 responden yang berasal dari Fakultas Pertanian, hampir setengahnya (45 %) responden berasal dari Jurusan Agronomi Hortikultura. Sebagian kecil responden berasal dari Jurusan Proteksi Tanaman (18 %), Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan (18 %), Jurusan Manajemen Agrabisnis (9 %) dan Jurusan Arsitektur Lanskap 9 %. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa dari 11 responden yang berasal dari Fakultas Pertanian paling banyak responden berasal dari Jurusan Agronomi Hortikultura yaitu (45 %). b) Fakultas Perikanan dan Kelautan Tabel 12 Fakultas Perikanan dan Kelautan Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Teknologi Hasil Perairan

4

33 %

Manajemen Sumberdaya Perairan

1

8.3 %

Ilmu dan Teknologi Kelautan

2

16.6 %

Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

4

33 %

Budi Daya Perairnan

1

8.3 %

Jumlah

12

99 %

102

Tabel di atas menunjukan bahwa dari 12 responden yang berasal dari Fakultas Perikanan dan Kelautan, hampir setengahnya berasal dari Jurusan Teknologi Hasil Perairan (33 %), Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (33 %) dan hanya sebagian kecil responden berasal dari Jurusan Ilmu dan Teknologi Kelautan (16.6 %), Jurusan Budi Daya Perikanan (8.3 %) dan Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan (8.3 %). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa dari 12 responden yang berasal dari Fakultas Perikanan dan Kelautan paling banyak responden berasal dari Jurusan Teknologi Hasil Perairan dan Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan yaitu (33 %). c) Fakultas Kehutanan Tabel 13. Fakultas Kehutanan Variabel Jawaban

Frekuensi

Konservasi Sumberdaya Hutan dan 2

Prosentase 20

Ekowisata Hasil Hutan

1

10

Manajemen Kehutanan

4

40

Silvikultur

1

10

Teknologi Hasil Hutan

2

20

Jumlah

10

100 %

103

Tabel di atas menunjukan bahwa dari 10 responden yang berasal dari Fakultas Kehutanan, hampir setengahnya responden berasal dari Jurusan Manajemen Kehutanan (40 %). Sebagian kecil responden berasal dari Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (20 %), Jurusan Teknologi Hasil Hutan 20 % , Jurusan Hasil Hutan (10 %) dan Jurusan Silvikultur (10 %) Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa dari 10 responden yang berasal dari Fakultas Kehutanan paling banyak responden berasal dari Jurusan Manajemen Kehutanan (40 %). d) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Tabel 14. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Fisika

1

7.1 %

Biologi

2

14.2 %

Biokimia

2

14.2 %

Statistika

3

21.8 %

Meterologi dan Geofisika

1

7.1 %

Matematika

3

21.8 %

Ilmu Komputer

1

7.1 %

Kimia

1

7.1 %

Jumlah

14

99.7 %

104

Tabel di atas menunjukan dari 14 responden yang berasal dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, hanya sebagian kecil responden berasal dari Jurusan Statistika (21.8 %), Jurusan Matematika (21.8 %), Jurusan Biologi (14.2 %), Jurusan Biokimia (14.2 %), Jurusan Ilmu Komputer (7.1 %), Jurusan Fisika (7.1 %) dan Jurusan Kimia (7.1 %). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa dari 14 responden yang berasal dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam paling banyak responden berasal dari Jurusan Statistika (21.8 %) dan Jurusan Matematika (21.8 %) e) Fakultas Teknologi Pertanian Tabel 15. Fakultas Teknologi Pertanian Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Teknologi Pangan

1

12.5 %

Teknologi Industri Pertanian

3

37.5 %

Teknik Sipil dan Lingkungan

1

12.5 %

Ilmu dan Teknologi Pangan

3

37.5 %

8

100 %

Jumlah

Tabel di atas menunjukan bahwa dari 8 responden yang berasal dari Fakultas Teknologi Pertanian, hampir setengahnya responden berasal dari Jurusan Teknologi Industri Pertanian (37.5 %) dan

105

Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan (37.5 %). Sebagian kecil responden berasal dari Jurusan Teknologi Pangan (12.5 %) dan Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan (12.5 %). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa dari 8 responden yang berasal dari Fakultas Teknologi Pertanian paling banyak responden berasal dari Jurusan Teknologi Industri Pertanian (37.5 %) dan Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan (37.5 %). f) Fakultas Peternakan Tabel 16. Fakultas Peternakan Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

IPTP

7

70 %

Peternakan

3

30 %

10

100 %

Jumlah

Tabel di atas menunjukan bahwa dari 10 responden yang berasal dari Fakultas Peternakan, sebagian besar responden berasal dari Jurusan IPTP (70 %) dan Hampir setengahnya berasal dari Jurusan Peternakan (30 %). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa dari 10 responden yang berasal dari Fakultas Peternakan paling banyak responden berasal dari Jurusan IPTP yaitu (70 %).

106

g) Fakultas Ekonomi dan Manajemen Tabel 17. Fakultas Ekonomi dan Manajemen Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Ekonomi dan Studi Pembangunan

4

36.3 %

Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

4

36.3 %

Manajemen

3

27.2 %

11

99.8 %

Jumlah

Tabel di atas menunjukan bahwa dari 11 responden yang berasal dari Fakultas Ekonomi dan Manajemen, hampir setengahnya responden berasal dari Jurusan Ekonomi dan Studi Pembangunan (36.6 %), Jurusan Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan (36.3 %) dan Jurusan Manajemen (27.2 %). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa dari 11 responden yang berasal dari Fakultas Ekonomi dan Manajemen paling banyak responden berasal dari Jurusan Ekonomi dan Studi Pembangunan (36.6 %) dan Jurusan Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan (36.3 %).

107

h) Fakultas Ekonomi Manusia Tabel 18. Fakultas Ekonomi Manusia Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Agribisnis

7

100 %

7

100 %

Jumlah

Tabel di atas menunjukan bahwa dari 7 responden yang berasal dari Fakultas Ekonomi Manusia, seluruhnya berasal dari Jurusan Agribisnis (100 %). Dengan demikian dapat di ambil kesimpulan dari Fakultas Ekonomi Manusia responden seluruhnya berasal dari Jurusan Agribisnis 100 %. i) Fakultas Kedokteran Hewan Tabel 19. Fakultas Kedokteran Hewan Variabel Jawaban

Frekuensi

Kedokteran Hewan 9 Jumlah

9

Prosentase 100 % 100 %

Tabel di atas menunjukan bahwa dari 9 responden yang berasal dari Fakultas Kedokteran Hewan, seluruhnya berasal dari Jurusan Kedokteran Hewan (100 %). Dengan demikian dapat diambil

108

kesimpulan dari Fakultas Kedokteran Hewan responden seluruhnya berasal dari Jurusan Kedokteran Hewan (100 %). j) Fakultas Ekologi Manusia Tabel 20. Fakultas Ekologi Manusia Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Ilmu Gizi

5

100 %

5

100 %

Jumlah

Tabel di atas menunjukan bahwa dari 5 responden yang berasal dari Fakultas Ekologi Manusi, seluruhnya berasal dari Jurusan Ilmu Gizi (100 %). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan dari Fakultas Kedokteran Hewan responden seluruhnya berasal dari Jurusan Ilmu Gizi (100 %). 3. Jenis Kelamin Responden Tabel 21. Jenis Kelamin Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Laki-laki

42

43.2 %

Perempuan

55

56.7 %

Jumlah

97

100 %

Tabel di atas menunjukan dari 97 responden sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan (56.7 %) dan hampir

109

setengahnya (43.2 %) berjenis kelamin laki-laki. Dengan demikian dapat di ambil kesimpulan sementara paling banyak responden berjenis kelamin perempuan yaitu (56.7 %) II. Frekuensi Kunjungan ke perpustakaan Tabel 22. Frekuensi Kunjungan ke Perpustakaan Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

1 Kali

34

35 %

2 Kali

25

25.7 %

3 Kali

19

19.5 %

4 Kali

19

19.5 %

97

100 %

Jumlah

Dari

tabel

frekuensi

kunjungan

perpustakaan

di

atas

menunjukan bahwa dari 97 responden, hampir setengahnya (35 %) responden menjawab hanya mengunjungi perpustakaan 1 kali dalam sebulan dan yang menjawab 2 kali sebanyak (25.7 %) Sebagian

kecil

responden

menjawab

hanya

mengunjungi

perpustakaan 3 kali (19.5 %) dan yang menjawab 4 kali sebanyak (19.5 %). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa dari 97 responden paling banyak responden menjawab hanya mengunjungi perpustakaan 1 kali dalam sebulan yaitu sebanyak (35 %)

110

III. Tujuan Mengunjungi Perpustakaan Tabel 23. Tujuan ke Perpustakaan Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Persiapan Menghadapi Ujian

19

19.5 %

Mengerjakan Tugas Kuliah

51

52.5 %

Rekreasi

14

14.4 %

 Untuk menambah pengetahuan

1

1%

 Membaca

2

2%

 Internet

2

2%

 Baca koran

3

3%

 Mencari Informasi

1

1%

 Belajar

2

2%

 Mencari Buku

2

2%

97

100 %

Lainnya :

Jumlah

Tabel di atas menunjukan dari 97 responden, sebagian besar (52.5 %). responden mengatakan tujuan mereka pergi ke perpustakaan ialah mengerjakan tugas kuliah. Sedangkan hanya sebagian kecil responden mengatakan tujuan mereka pergi ke perpustakaan untuk persiapan menghadapi ujian (19.5 %) untuk rekreasi (14.4 %) dan yang lainnya respoden menjawab tujuan mereka pergi ke perpustakaan ialah untuk membaca (2 %), mencari

111

informasi (1 %), membaca koran (3 %), internet (2 %), mencari buku (2 %) dan menambah ilmu pengetahuan (1 %). Dengan demikian dapat diambil kesimpulkan sementara bahwa dari 97 responden paling banyak mengatakan tujuan mereka pergi ke perpustakaan yaitu untuk mengerjakan tugas kuliah (52.5 %). IV. Pengalaman Responden Menggunakan Perpustakaan Tabel 24. Pengalaman Menggunakan Perpustakaan Sebelum di terima Sebagai Mahasiswa IPB Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Ya

95

97.9 %

Tidak

2

2%

97

99 %

Jumlah

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar bahwa dari 97 responden, hampir seluruhnya responden (97.9 %) pernah menggunakan perpustakaan sebelum mereka diterima sebagai mahasiswa IPB. Sedangkan sekalipun persentasenya kecil (2 %), ternyata masih ada mahasiswa baru IPB yang belum pernah menggunakan perpustakaan sebelumnya. Diduga mereka ini akan mengalami kesulitan menggunakan perpustakaan yang tersedia di IPB. Oleh karena itu, pendidikan pemakai untuk pengenalan perpustakaan masih dipandang perlu diberikan kepada mereka agar bisa menggunakan perpustakaan dengan baik.

112

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa dari 97 responden paling banyak responden menjawab pernah menggunakan perpustakaan sebelum di terima sebagai mahasiswa IPB yaitu (97.9 %). Tabel 25. Jika pernah, dimanakah tempatnya ? Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Perpustakaan SD

10

10.5 %

Perpustakaan SLTP

15

15.7 %

Perpustakaan SLTA

48

50.5 %

Perpustakaan Umum

22

23 %

95

100 %

Jumlah

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar bahwa dari 95 responden yang menjawab pernah menggunakan perpustakaan sebelum mereka diterima sebagai mahasiswa IPB, setengahnya (50.5 %) responden menjawab pernah menggunakan perpustakaan SLTA. Sebagian kecil respoden menjawab pernah menggunakan

perpustakaan

umum

(23

%),

menggunakan

perpustakaan SLTP (15.7 %) dan menggunakan perpustakaan SD (10.5 %). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa dari

95

responden

yang menjawab

pernah

menggunakan

113

perpustakaan sebelum mereka diterima sebagai mahasiswa IPB paling

banyak

responden

menjawab

pernah

menggunakan

perpustakaan SLTA sebelum di terima sebagai mahasiswa IPB yaitu (50.5 %). Tabel 26. Pengalaman menerima pengajaran latihan menggunakan perpustakaan sebelumnya Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Ya

82

84.5 %

Tidak

15

15.4 %

97

97%

Jumlah

Tabel di atas menunjukan bahwa dari 97 responden, hampir seluruhnya (82 %) responden menyatakan bahwa mereka pernah menerima pengajaran atau latihan menggunakan perpustakaan (library instruction) sebelumnya. Kondisi ini mengindikasikan bahwa tingkat penggunaan perpustakaan yang dilakukan oleh responden sebelumnya sudah optimal. Mereka setidak-tidaknya telah mengenal perpustakaan dengan baik . hanya sebagian kecil saja (15%) responden yang menyatakan mereka belum pernah menerima pengajaran atau latihan menggunakan perpustakaan (library instruction) sebelumnya. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa dari 97 responden paling banyak responden menjawab bahwa

114

mereka pernah menerima pengajaran atau latihan menggunakan perpustakaan (library instruction) sebelumnya yaitu (82 %) Tabel 27. Jika pernah, pengajaran apa yang di sampaikan? Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Pengenalan Koleksi

9

10.9 %

Penelusuran Informasi

17

20.7 %

Pengenalan jenis layanan perpustakaan

24

29.2 %

Informasi tata cara peminjaman koleksi

32

39 %

Jumlah

82

100 %

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar bahwa dari 82 responden yang menjawab pernah menerima pengajaran atau latihan menggunakan perpustakaan (library instruction) sebelumnya, hampir setengahnya (39 %) responden menjawab pengajaran yang pernah di sampaikan ketika mengikuti program pendidikan pemakai sebelum di terima sebagai mahasiswa IPB ialah informasi tentang tata cara peminjaman koleksi. Sebagian kecil responden menjawab pengajaran yang pernah di sampaikan ketika mengikuti program pendidikan pemakai sebelum di terima sebagai mahasiswa IPB ialah pengenalan jenis layanan pustaka (29.2 %), penelusuran informasi (20.7 %) dan pengenalan koleksi (10.9 %).

115

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa dari 82 responden yang menjawab pernah menerima pengajaran atau latihan menggunakan perpustakaan (library instruction) sebelumnya paling banyak responden menjawab pengajaran yang pernah di sampaikan ketika mengikuti program pendidikan pemakai sebelum di terima sebagai mahasiswa IPB ialah informasi tentang tata cara peminjaman koleksi yaitu (39 %) . Tabel 28. Bagaimana saudara mencari buku di perpustakaan ? Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Menelusur melalui OPAC

37

38.1 %

Langsung ke Rak koleksi

32

32.9 %

Bertanya kepada teman

12

12.3 %

Bertanya ke petugas perpustakaan

16

16.4 %

Jumlah

97

100 %

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar bahwa dari 97 responden hampir setengahnya (38.1 %) responden menjawab mereka mencari buku di perpustakaan menelusur melalui OPAC dan yang menjawab langsung ke rak koleksi (32.9 %) dan hanya sebagian kecil responden menjawab bertanya ke petugas perpustakaan (16.4 %) dan yang menjawab bertanya kepada teman (12.3 %).

116

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa dari 97 responden paling banyak responden menjawab mereka mencari buku di perpustakaan menelusur melalui OPAC yaitu (38.1 %). Tabel 29. Apakah saudara tahu apa yang di maksud dengan sarana penelusuran informasi? Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Ya

95

97.9 %

Tidak

2

2 %

97

97%

Jumlah

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar bahwa dari 97 responden, hampir seluruhnya (97.9 %) responden menjawab mereka mengetahui sarana penelusuran informasi dan hanya sebagian kecil (2 %) responden menjawab tidak mengetahui sarana penelusuran informasi. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa dari 97 responden paling banyak responden menjawab mereka mengetahui sarana penelusuran informasi yaitu (97.9 %)

117

Tabel 30. Jika tahu, dari istilah di bawah ini mana yang saudara ketahui sebagai sarana penelusuran informasi? Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

OPAC

45

47.3 %

IEL (IPB Electronoc Library)

50

52.6 %

TEEAL

0

www.proquest.com

0

Jumlah

95

100 %

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar bahwa dari 95 responden yang menjawab mengetahui sarana penelusuran

informasi

sebagian

besar

(52.6%)

menjawab mengetahui IEL (IPB Ilectronoc Library)

responden sebagai

sarana penelusuran informasi dan yang menjawab OPAC sebagai sarana penelusuran informasi (47.3%). Tidak ada satupun responden yang menjawab TEEAL dan www.proquest.com sebagai sarana penelusuran informasi. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa dari 95 responden yang menjawab mengetahui sarana penelusuran paling banyak responden menjawab mengetahui IEL (IPB Ilectronoc Library) sebagai sarana penelusuran informasi yaitu (52.6 %)

118

Tabel 31. Apakah saudara bisa menggunakan katalog online(OPAC)? Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Ya

45

46.3 %

Tidak

52

53.6 %

97

100 %

Jumlah

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar bahwa dari 97 responden hampir setengahnya (46.3 %) responden menjawab bisa menggunakan katalog online (OPAC) dan sebagian besar (53.6 %) responden menjawab tidak bisa menggunakan katalog online (OPAC). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa dari 97 responden paling banyak responden menjawab tidak bisa menggunakan katalog online (OPAC) yaitu (53.6 %

119

Tabel 32. Jika bisa, apakah menurut saudara katalog online (OPAC) mudah di gunakan? Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Sangat mudah digunakan

15

33.3 %

Mudah digunakan

24

53.3 %

Sulit digunakan

2

4.4 %

Sangat sulit digunakan

4

8.8 %

45

100 %

Jumlah

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar bahwa dari 45 responden yang menjawab bisa menggunakan katalog online (OPAC), setengahnya (53.3 %) responden menjawab katalog online (OPAC) mudah digunakan dan hampir setengahnya responden menjawab katalog online (OPAC) sangat mudah digunakan (33.3 %). Hanya sebagian kecil saja responden yang menjawab katalog online (OPAC) sulit digunakan (4.4 %) dan yang menjawab sangat sulit digunakan (8.8 %). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa dari 45 responden yang menjawab bisa menggunakan katalog online (OPAC) paling banyak responden menjawab katalog online (OPAC) mudah digunakan yaitu (53.3 %).

120

Tabel 33. Jika saudara menggunakan OPAC akses apa yang saudara gunakan ? Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Berdasarkan Judul

20

44.4 %

Berdasarkan Pengarang

14

33.3 %

Berdasarkan Subjek

5

11.1 %

Berdasarkan dengan istilah anda

6

13.3 %

45

100 %

Jumlah

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar bahwa dari 45 responden yang menjawab bisa menggunakan katalog online (OPAC), hampir setengahnya (44.4 %) responden menjawab jika menggunakan OPAC mereka menggunakan akses berdasarkan judul dan yang menjawab menggunakan akses berdasarkan pengarang (33.3 %). Hanya sebagian kecil yang menjawab menggunakan akses berdasarkan subjek (11.1 %) dan yang menjawab menggunakan akses berdasarkan dengan istilah anda (13.3 %) Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa dari 45 responden yang menjawab bisa menggunakan katalog online (OPAC), paling banyak responden menjawab jika

121

menggunakan OPAC mereka menggunakan akses berdasarkan judul (44.4 %) Tabel 34. Di bawah ini merupakan sumber-sumber referensi,sumber referensi yang manakah yang saudara tahu dan dapat menggunakannya? Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Ensiklopedi

38

39.1 %

Kamus

39

40.2 %

Direktori

11

11.3 %

Lainnya

9

9.2 %

97

100 %

Jumlah

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar bahwa dari 97 responden hampir setengahnya (40.2 %) responden menjawab kamus sebagai sumber referensi yang mereka tahu dan dapat menggunakannya dan responden yang menjawab ensiklopedi (39.1 %). Sebagian kecil (11.3 %) responden menjawab direktori sebagai

sumber

referensi

yang

mereka

tahu

dan

dapat

menggunakannya dan yang menjawab lainnya (9.2 %). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa dari 97 responden paling banyak responden menjawab kamus sebagai

sumber

referensi

yang

menggunakannya yaitu (40.2 %)

mereka

tahu

dan

dapat

122

Tabel 35. Layanan apa yang saudara ketahui di perpustakaan IPB ? Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Layanan Sirkulasi

17

17.5 %

Layanan Keanggotaan

23

23.7 %

Layanan Penelusuran Informasi

55

56.7 %

 Layanan SAC (Self Access Center)

1

1%

 Layanan IEL (IPB Electronic Library)

1

1%

Jumlah

97

100 %

Lainnya

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar bahwa dari 97 responden sebagian besar (56.7 %) responden menjawab mengetahui layanan penelusuran informasi sebagai layanan yang ada di perpustakaan IPB dan hanya sebagian kecil (23.7 %) yang menjawab layanan keanggotaan, yang menjawab layanan sirkulasi (17.5 %) dan yang menjawab lainnya yaitu Layanan SAC (Self Access Center) 1 % dan layanan IEL (IPB Electronic Library) 1 %. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa dari 97 responden paling banyak responden menjawab mengetahui layanan penelusuran informasi sebagai layanan yang ada di perpustakaan IPB yaitu (56.7 %)

123

Tabel 36. Apa saudara mengenal layanan SAC (Self Access Center) ? Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Ya

50

51.5 %

Tidak

47

48.4 %

97

100 %

Jumlah

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar bahwa dari 97 responden, sebagian besar (51.5 %) responden menjawab mengenal layanan SAC (Self Access Center) dan hampir setengahnya (48.4 %) responden menjawab tidak mengenal layanan SAC (Self Access Center). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa dari 97 responden paling banyak responden menjawab mengenal layanan SAC (Self Access Center) yaitu (51.5 %) Tabel 37. Jika iya, apa yang saudara ketahui tentang layanan SAC ? Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

17

34 %

30

60 %

Program khusus yang dirancang untuk menunjang proses belajar untuk mata kuliah bahasa inggris dan ilmu-ilmu dasar di tingkat TPB (Tingkat Persiapan Bersama) Ruang belajar mandiri yang merupakan salah satu kegiatan nyata dari program cakupan perguruan

124

tinggi-Due-like IPB Layanan dari kantor Hak atas kekayaan

1

2%

2

4%

50

100 %

intelektual IPB Layanan bimbingan pengguna Perpustakaan Jumlah

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar bahwa dari 50 responden yang menjawab mengenal layanan SAC (Self Access Center), sebagian besar (60 %) responden menjawab SAC merupakan ruang belajar mandiri yang merupakan salah satu kegiatan nyata dari program cakupan perguruan tinggi-Due-like IPB dan hampir setengahnya (34 %) responden menjawab SAC merupakan program khusus yang dirancang untuk menunjang proses belajar untuk mata kuliah bahasa inggris dan ilmu-ilmu dasar di tingkat TPB (Tingkat Persiapan Bersama). Hanya sebagian kecil responden yang menjawab SAC merupakan layanan bimbingan pengguna perpustakaan (4 %) dan yang menjawab SAC merupakan layanan dari kantor Hak atas kekayaan intelektual IPB (2 %) Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa dari 50 responden yang menjawab mengenal layanan SAC (Self Access Center) paling banyak responden menjawab SAC merupakan ruang belajar mandiri yang merupakan salah satu

125

kegiatan nyata dari program cakupan perguruan tinggi-Due-like IPB yaitu (60 %)Kondisi ini mengindikasikan bahwa sebagian besar mahasiswa baru sudah paham tingkat terhadap layanan SAC. Tabel 38. Apakah anda mengenal layanan IEL (IPB Electronic Library)? Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Ya

50

51.5 %

Tidak

47

48.4 %

97

99 %

Jumlah

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar bahwa dari 97 responden setengahnya (51.5 %) responden menjawab mengenal layanan IEL (IPB Electronic Library) dan hampir setengahnya (48.4 %) responden yang menjawab tidak mengenal layanan IEL (IPB Electronic Library). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa dari 97 responden paling banyak responden menjawab mengenal layanan IEL (IPB Electronic Library) yaitu (51.5 %) Tabel 39. Jika iya, apa yang saudara ketahui tentang layanan IEL? Variabel Jawaban Layanan digital dan virtual dengan alamat home

Frekuensi

Prosentase

42

84 %

5

10 %

page (situs) : www.iel.ipb.id Ruang belajar mandiri yang merupakan salah satu jegiatan nyata dari program cakupan perguruan

126

tinggi-Due-like IPB Layanan dari kantor Hak atas kekayaan intelektual IPB Layanan bimbingan pengguna Perpustakaan Jumlah

3

6%

50

100 %

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar bahwa dari 50 responden yang menjawab mengenal layanan IEL (IPB Electronic Library), hampir seluruhnya (84 %) responden menjawab IEL (IPB Electronic Library) merupakan layanan digital dan virtual dengan alamat home page (situs) : www.iel.ipb.id . Hanya sebagian kecil responden yang menjawab IEL (IPB Electronic

Library) merupakan ruang belajar mandiri yang merupakan salah satu kegiatan nyata dari program cakupan perguruan tinggi-Duelike IPB (10 %) dan responden yang menjawab IEL (IPB Electronic Library) merupakan layanan bimbingan pengguna perpustakaan hanya (6 %) dan tidak ada satupun responden yang menjawab IEL (IPB Electronic Library) merupakan layanan dari kantor Hak atas Kekayaan Intelektual IPB. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa dari 50 responden yang menjawab mengenal layanan IEL (IPB Electronic Library) paling banyak responden menjawab IEL (IPB Electronic Library) merupakan layanan digital dan virtual dengan

127

alamat home page (situs) : www.iel.ipb.id yaitu (84 %). Kondisi ini mengindikasikan bahwa sebagian besar mahasiswa baru kenal dan paham terhadap layanan IEL. Tabel 40. Apakah anda mengenal layanan Cafe HKI ? Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Ya

26

26.8 %

Tidak

71

73.1 %

97

100 %

Jumlah

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar bahwa dari 97 responden, sebagian besar (73.1 %) responden menjawab tidak mengenal layanan Cafe HKI dan hampir setengahnya (26.8 %) responden menjawab mengenal layanan Cafe HKI. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa dari 97 responden paling banyak responden menjawab tidak mengenal layanan Cafe HKI (73.1 %).Kondisi ini mengindikasikan bahwa masih banyak mahasiswa IPB yang belum mengenal layanan Cafe HKI.

128

Tabel 41. Jika iya, bagaimana pendapat anda tentang layanan Cafe HKI? Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

12

46.1 %

1

3.8 %

Layanan Cafe HKI mencegah plagiarisme

3

11.5 %

Layanan Cafe HKI memberikan informasi

10

38.4 %

Layanan Cafe HKI memberikan pemahaman tentang hak atas kekayaan intelektual IPB Layanan Cafe HKI memberikan penghormatan terhadap karya seseorang

mengenai karya-karya mahasiswa, dosen dan pegawai IPB. Jumlah

26

100 %

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar bahwa dari 26 responden yang menjawab mengenal layanan Cafe HKI, hampir setengahnya (46.1 %) responden berpendapat layanan Cafe HKI memberikan pemahaman tentang hak atas kekayaan intelektual IPB dan responden yang berpendapat layanan Cafe HKI memberikan informasi mengenai karya-karya mahasiswa, dosen dan pegawai IPB (38.4 %). Sedangkan hanya sebagian kecil responden yang berpendapat layanan Cafe HKI mencegah plagiarisme (11.5 %) dan responden yang berpendapat layanan

129

Cafe HKI memberikan penghormatan terhadap karya seseorang hanya (3.8 %). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa dari 26 responden yang menjawab mengenal layanan Cafe HKI, paling banyak responden berpendapat layanan Cafe HKI memberikan pemahaman tentang hak atas kekayaan intelektual IPB yaitu (46.1 %) Tabel 42. Apakah anda mengenal Proquest ? Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Ya

15

15.4 %

Tidak

82

84.5 %

97

100 %

Jumlah

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar bahwa dari 97 responden, hampir seluruhnya (84.5 %) responden menjawab tidak mengenal Proquest dan hanya sebagian kecil (15.4 %) responden yang menjawab mengenal Proquest. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa paling banyak responden menjawab tidak mengenal Proquest yaitu (84.5 %). Kondisi ini mengindikasikan bahwa masih banyak mahasiswa IPB yang belum mengenal Proquest.

130

Tabel 43. Jika iya, menurut saudara apa manfaat dari Proquest? Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Proquest sangat membantu dalam menyelesaikan

6

40 %

1

6.6 %

3

20 %

5

33.3 %

15

100 %

tugas-tugas perkuliahan Proquest sangat membantu dalam menyelesaikan pembuatan skripsi Proquest sangat membantu dalam menyelesaikan tugas karya ilmiah Proquest sangat membantu dalam menambah wawasan ilmu pengetahuan mahasiswa Jumlah

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar bahwa dari 15 responden yang menjawab mengenal Proquest, hampir setengahnya (40 %) responden menjawab manfaat dari Proquest adalah Proquest sangat membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan dan responden yang menjawab Proquest sangat membantu dalam menambah wawasan ilmu pengetahuan mahasiswa (33.3 %). Hanya sebagian kecil responden yang menjawab Proquest sangat membantu dalam menyelesaikan tugas karya ilmiah (20 %) dan responden yang menjawab Proquest sangat membantu dalam menyelesaikan pembuatan skripsi hanya (6.6 %).

131

Dengan demikian dapat di ambil kesimpulan sementara bahwa dari dari 15 responden yang menjawab mengenal Proquest paling banyak responden menjawab manfaat dari Proquest adalah Proquest sangat membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan (40 %) Tabel 44. Apakah nomor klasifikasi yang terdapat dalam koleksi di rak mambantu saudara mempermudah menemukan koleksi yang saudara butuhkan? Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Sangat membantu

31

31.9 %

Membantu

57

58.7 %

Tidak membantu

5

5.1 %

Sangat tidak membantu

4

4.1 %

97

100 %

Jumlah

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar bahwa dari 97 responden sebagian besar (58.7 %) responden menjawab nomor klasifikasi yang terdapat dalam koleksi di rak membantu dalam menemukan koleksi dan hampir setengahnya (31.9 %) responden menjawab sangat membantu. Hanya sebagian kecil saja yang menjawab tidak membantu (5.1 %) dan responden yang menjawab sangat tidak membantu hanya (4.1 %).

132

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa dari 97 responden, paling banyak responden menjawab nomor klasifikasi yang terdapat dalam koleksi di rak membantu dalam menemukan koleksi yaitu (58.7 %) Tabel 45. Apakah program pendidikan pemakai yang di berikan perpustakaan membantu anda dalam menggunakan perpustakaan dengan baik? Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Ya

77

79.3 %

Tidak

20

20.6 %

97

100 %

Jumlah

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar bahwa dari 97 responden, hampir seluruhnya (79.3 %) responden menjawab

program

pendidikan

pemakai

yang di

berikan

perpustakaan membantu dalam menggunakan perpustakaan dengan baik dan hanya sebagian kecil saja (20.6 %) responden yang menjawab

program

pendidikan

pemakai

yang di

berikan

perpustakaan tidak membantu dalam menggunakan perpustakaan dengan baik Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa dari 97 responden, paling banyak responden menjawab program

133

pendidikan pemakai yang di berikan perpustakaan membantu dalam menggunakan perpustakaan dengan baik yaitu (79.3 %). Tabel 46. Jika iya, bagaimana program tersebut dapat membantu saudara? Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Membantu dalam melakukan penelusuran informasi

31

40.2 %

Membantu dalam menemukan koleksi

5

6.4 %

Membantu dalam menyelesaikan tugas kuliah

12

15.5 %

Membantu dalam memanfaatkan semua layanan perpustakaan

29

37.6 %

77

100 %

Jumlah

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar bahwa dari 77 respoden yang menjawab program pendidikan pemakai

yang di

berikan

perpustakaan

membantu dalam

menggunakan perpustakaan dengan baik, hampir setengahnya (40.2 %) responden menjawab program pendidikan pemakai membantu dalam melakukan penelusuran informasi dan responden yang menjawab membantu dalam memanfaatkan semua layanan perpustakaan sebanyak (37.6 %). Sebagian kecil responden menjawab membantu dalam menyelesaikan tugas kuliah sebanyak

134

(15.5 %) dan responden yang menjawab membantu dalam menemukan koleksi sebanyak (6.4 %). Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa dari dari 77 respoden yang menjawab program pendidikan pemakai yang di berikan perpustakaan membantu dalam menggunakan perpustakaan dengan baik paling banyak responden menjawab program pendidikan pemakai membantu dalam melakukan penelusuran informasi yaitu (40.2 %). V. Saran dan Pendapat Mengenai Pengelolaan Perpustakaan dan Mengenai Program Pendidikan Pemakai. Tabel 47. Perpustakaan yang pernah di kunjungi responden Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Perpustakaan SD

6

6.1 %

Perpustakaan SMP

5

5.1 %

Perpustakaan SMA

26

26.8 %

Perpustakaan Daerah

9

9.2 %

Perpustakaan Gramedia

1

1%

Perpustakaan Plaza Departemen Pendidikan Jakarta Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung Perpustakaan Departemen Pekerjaan Umum Perpustakaan BBIA

1

1%

1

1%

1

1%

1

1%

Perpustakaan umum kota Bogor

21

21.6 %

Perpustakaan Nasional

16

16.4 %

Perpustakaan Pusat Universitas Andalas Padang

1

1%

135

Perpustakaan LIA

1

1%

Perpustakaan Universitas Indonesia

3

3%

Perpustakaan Mastrib Jombang

1

1%

Perpustakaan Pramuka

1

1%

Perpustakaan Sejarah

1

1%

Perpustakaan taman baca

1

1%

97

100 %

Jumlah

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar bahwa dari 97 responden hampir setengahnya (26.8 %) responden menjawab perpustakaan SLTA sebagai perpustakaan yang pernah di kunjungi selain perpustakaan IPB dan hanya sebagian kecil responden menjawab Perpustakaan Umum Kota Bogor (21.6 %), Perpustakaan Nasional (16.4 %), Perpustakaan Daerah (9.2 %), Perpustakaan

SMP

(5.1

%), Perpustakaan

SD

(6.1

%),

Perpustakaan Universitas Indonesia (3 %). Perpustakaan Gramedia (1 %), Perpustakaan Plaza Departemen Pendidikan Jakarta (1 %), Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia Bandung (1 %), Perpustakaan Departemen Pekerjaan Umum (1 %), Perpustakaan BBIA(1 %), Perpustakaan Pusat Universitas Andalas Padang (1 %), Perpustakaan LIA (1 %), Perpustakaan Mastrib Jombang (1 %), Perpustakaan Pramuka (1 %), Perpustakaan Sejarah(1 %) dan Perpustakaan taman baca (1 %).

136

Dengan demikian dapat diambil kesimpulan sementara bahwa dari

97

responden

paling

banyak

responden

menjawab

Perpustakaan SLTA sebagai perpustakaan yang pernah di kunjungi selain perpustakaan IPB yaitu (26.8 %). Tabel 48. Pendapat mengenai pengelolaan perpustakaan IPB Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Sangat memuaskan

35

36 %

Memuaskan

52

53.6 %

Kurang memuaskan

6

6.1 %

Sangat kurang memuaskan

4

4.1 %

97

100 %

Jumlah

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar bahwa dari 97 responden, sebagian besar (53.6 %) responden menjawab pengelolaan Perpustakaan IPB memuaskan dan hampir setengahnya respoden menjawab sangat memuaskan (36 %). Hanya

sebagian

kecil

saja

responden

menjawab

kurang

memuaskan (6.1 %) dan yang menjawab sangat kurang memuaskan (4.1 %). Dengan demikian dapat di ambil kesimpulan sementara bahwa dari 97 responden paling banyak responden menjawab pengelolaan Perpustakaan IPB memuaskan (53.6 %). Ini mengindikasikan bahwa pengelolaan Perpustakaan IPB memuaskan.

137

Tabel 49. Apakah menurut saudara pengetahuan saudara sudah cukup terhadap kemampuan saudara dalam menggunakan perpustakaan yang efektif? Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Sudah

45

46.3 %

Belum

52

53.6 %

97

100 %

Jumlah

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar bahwa dari 97 responden, sebagian besar (53.6 %) responden menjawab pengetahuan terhadap kemampuan dalam menggunakan perpustakaan dengan baik belum cukup dan hampir satengahnya (46.3 %) responden menjawab sudah cukup kemapuannya dalam menggunakan perpustakaan dengan baik. Dengan demikian dapat di ambil kesimpulan sementara bahwa paling banyak responden menjawab pengetahuan terhadap kemampuan dalam menggunakan perpustakaan dengan baik belum cukup (53.6 %)

138

Tabel 50. Jika jawaban saudara belum cukup, mohon berikan saran saudara ? Variabel Jawaban

Frekuensi

Prosentase

Sebaiknya buat informasi tata cara menggunakan perpustakaan yang benar di setiap tempat yang strategis untuk di baca mahasiswa. Harap program pendidikan pemakai waktunya di tambah lagi agar mahasiswa bisa lebih paham. Sosialisasikan program pendidikan pemakai secara rutin. Pengenalan pelayanan perpustakaan sebaiknya di praktikan, tidak hanya dengan menampilkan slide. Harap diberitahukan lagi tentang Cafe HKI dan Proquest. Program pendidikan pemakai sangat membosankan, harap di jelaskan secara jelas dan menarik tentang fasilitas dan layanannya. Jumlah

5

9.6 %

12

23 %

3

5.7 %

13

25 %

9

17.3 %

10

19.2 %

52

100 %

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel di atas tergambar bahwa dari 52 responden yang menjawab pengetahuan terhadap kemampuan dalam menggunakan perpustakaan dengan baik belum cukup, sebagian kecil (25 %) responden memberikan saran pengenalan pelayanan perpustakaan sebaiknya di praktikan, tidak hanya dengan menampilkan slide, yang memberikan saran program pendidikan pemakai waktunya di tambah lagi agar mahasiswa bisa lebih paham (23 %), yang memberikan saran program pendidikan pemakai supaya tidak membosankan, harap di jelaskan secara jelas

139

dan menarik tentang fasilitas dan layanannya (19.2 %) dan yang memberikan saran harap diberitahukan lagi tentang Cafe HKI dan Proquest (17.3 %) Dengan demikian dapat di ambil kesimpulan sementara bahwa dari 52 responden yang menjawab pengetahuan terhadap kemampuan dalam menggunakan perpustakaan dengan baik belum cukup, paling banyak responden memberikan saran pengenalan pelayanan perpustakaan sebaiknya di praktikan, tidak hanya dengan menampilkan slide (25 %). Ini mengindikasikan bahwa banyak mahasiswa yang menyarankan agar pengenalan pelayanan perpustakaan sebaiknya di praktikan, tidak hanya dengan menampilkan slide.

140

BAB V PENUTU P

A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah di uraikan dalam bab IV, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : Pendidikan pemakai pertama kali dilaksanakan di IPB yaitu pada tahun 2005. di ikuti oleh mahasiswa baru IPB. Kegiatan ini dilakukan atas adanya kerjasama antara Perpustakaan IPB dengan Badan Pengelola Asrama Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) dan Program Pembinaan Akademik dan Multi Budaya (PPAMB). Kegiatan ini diberi nama dengan Mahasiswa Cinta Perpustakaan (MCP). Waktu yang digunakan untuk pengenalan tersebut, yaitu pada saat mahasiswa mulai menempati asrama pada masa awal perkuliahan Dari hasil penelitian di dapatkan bahwa dari 97 responden yang nerupakan mahasiswa baru, mayoritas hampir seluruhnya 77 orang (79.3 %) responden menyatakan program pendidikan pemakai yang di berikan perpustakaan IPB membantu dalam menggunakan perpustakaan dengan baik. Hal ini di buktikan berdasarkan data yang diperoleh bahwa dari 77 responden yang menyatakan program pendidikan pemakai yang di berikan perpustakaan IPB membantu dalam menggunakan perpustakaan dengan baik hampir setengahnya (40.2 %) responden menyatakan program pendidikan pemakai membantu dalam melakukan penelusuran informasi dan yang menyatakan program pendidikan

141

pemakai membantu dalam memanfaatkan semua layanan perpustakaan sebanyak (37.6 %). Hanya sebagian kecil responden menyatakan program pendidikan pemakai membantu dalam menyelesaikan tugas kuliah yaitu sebanyak (15.5 %) dan responden yang menyatakan program pendidikan pemakai membantu dalam menemukan koleksi yaitu sebanyak (6.4 %). Mengenai pengetahuan terhadap kemampuan dalam menggunakan perpustakaan yang efektif. Dari 97 responden mayoritas sebagian besar 52 orang (53.6 %) responden menyatakan pengetahuan mereka terhadap kemampuan dalam menggunakan perpustakaan dengan baik belum cukup. Kondisi ini mengindikasikan bahwa mayoritas sebagian besar mahasiswa baru merasa bahwa pengetahuan mereka terhadap kemampuan dalam menggunakan perpustakaan dengan baik belum cukup. Hal ini di buktikan berdasarkan data yang diperoleh bahwa dari 97 responden mayoritas sebagian besar 52 orang (53.6 %) responden menyatakan tidak bisa menggunakan katalog online (OPAC). Hampir seluruhnya 82 orang (84.5 %) responden menyatakan tidak mengenal layanan Proquest dan sebagian besar 71 orang (73.1 %) responden menyatakan tidak mengenal layanan Cafe HKI. B. Saran Dari hasil penelitian yang telah di uraikan dalam BAB IV, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut : a. Sebaiknya program pendidikan pemakai waktunya di tambah lagi tidak hanya 1 jam agar mahasiswa bisa lebih paham dan mengerti.

142

b. Agar mahasiswa bisa lebih paham tentang layanan-layanan perpustakaan IPB, sebaiknya pengenalan pelayanan perpustakaan ketika program pendidikan pemakai di praktikan, tidak hanya dengan menampilkan slide. c. Agar program pendidikan pemakai tidak membosankan, harap penjelasan materi pendidikan pemakai di buat lebih menarik dan jelas yaitu diselingi dengan permainan-permainan dan agar lebih jelas disertai dengan Wisata Perpustakaan, khususnya mengenai fasilitas dan layanan perpustakaan. d. Sebaiknya buat informasi tentang tata cara menggunakan perpustakaan yang benar di setiap tempat yang strategis agar di baca oleh mahasiswa. e. Harap diberitahukan lagi tentang layanan Cafe HKI dan layanan Proquest karena hampir seluruh mahasiswa baru tidak mengenal layanan Cafe HKI dan layanan Proquest. f. Sebaiknya jumlah peserta program pendidikan pemakai untuk setiap kelompok tidak terlalu banyak (100 orang), hal ini akan membuat materi yang di sampaikan tidak efektif di karenakan terlalu banyaknya jumlah orang yang berada di ruangan. g. Sebaiknya dalam penyampaian materi program pendidikan pemakai yang menggunakan metode Lectures/ceramah di barengi dengan wisata perpustakaan Yaitu dengan melakukan perjalanan keliling di perpustakaan sekaligus memperkenalkan perpustakaan secara umum. Hal ini agar membantu mahasiswa lebih mengenal dan paham mengenai perpustakaan secara keseluruhan.

143

h. Harap program pendidikan pemakai yang di adakan oleh perpustakaan IPB terus di tingkatkan lagi. Agar bisa lebih banyak lagi mahasiswa/mahasiswi IPB yang bisa menggunakan perpustakaan dengan baik.

144

Daftar Pustaka Agha, Syed Salim, ” Influence of User Education and Evolving Professional Attitudes Toward Enhancing Library Benefits ”, Proceeding of the vith worlds congress of the international Association of Agricultiral Librarian and Documentalist, Maret 1980. Badawi, Ahmad, ” Bimbingan Terhadap Pemakai Jasa Perpustakaan”, Buletin Bina Pustaka (September 1981): h. 12 Basuki, Sulistyoi. ”Pendidikan Pemakai untuk Mahasiswa dan Dosen ”, Makalah dalam Pelatihan Pendidikan Pemakai Jaringan Perpustakaan” (Januari, 1999)., h.20 Beaubean, Anne. Learning the library. New York : Bowker, 1982 Black,

J.E. The Library, Teaching Material, Challenge.Yogyakarta : Fisipol UGM, 1983

Research

Information

Bodi, Sonia. Relevance in Library Instruction: The Pursuit. Chicago: College and Research Libraries. 1984. Chall, Devindar Kaur, ”A Survey of Library Skills and Computer Literacy. Kekal Abadi: Berita Perpustakaan Universiti Malaya, no. 4 (Disember 1997): h.14 Davies. R.H. and Stimberling. Life Long Educatian and the School. Hamburg : UNISCO Institute for Edicatioan, 1973 Dilion, Howard W. “Organizing the Academic Library for Instruction.”The Jornal of Academic Librarianship. 1975: h. 4 Fjallbrant, Nancy. User education in libraries. London : Bingley,1984 Harefa, Andreas. Menjadi Manusia Pembelajar. Jakarta: Kompas, 2000 Harrod, Leonard Montague. Harrod’s Librarians Glossary : 9000 Terms Used in Information Management Library Science Publishing The book Trades And Archive Managemen ,Ed. 8. England : Gower Publishing Company Limited., 1995: h. 61 Hasugian, Jonner. ”Library Skills dan Computer Literacy Mahasiswa Baru Pengguna Perpustakaan Universitas Sumatera Utara Tahun Akademik 2002/2003,“ artikel di akses pada 21 Agustus 2008 dari

145

:http://library.usu.ac.id/index.php/component/journals/index.php?option =com_journal_review&id=7670&task=view Hidayanto, Dwi Nugroho, ”Learning Skills. artikel di akses pada 20 Agustus 2008 dari http://keyshani.wordpress.com/category/education/ IFLA/UNESCO. ”Pedoman Perpustakaan Sekolah.” Artikel di akses tanggal 25 Agustus 2008 dari : http://www.ifla.org/VII/s11/pubs/schoolguidelines.htm Irawan, Seandy. “Pentingnya Pendidikan Pemakai bagi Mahasiswa dalam Penelusuran Informasi Melalui Katalog Online (OPAC): Studi Kasus pada Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah JakartNa.” Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2005. Isnaini. “Minat baca dan persepsi terhadap informasi.” Artikel di akses tanggal 24 Agustus 2008 dari: http://imamisnaini.multiply.com/journal/item/89?&item_id=89&view:re plies=threaded Katz, William. Introduction to Reference Work: Basic Information Source. New York, 1987. Kountur, Ronny. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta : PPM, 2005 Laporan Tahunan 2007 Perpustakaan Institut Pertanian Bogor. Institut Pertanian Bogor, 2008. Main, Abdul. “Teknologi Informasi Dalam Sistem Jaringan Perpustakaan Perguruan Tinggi.”Artikel di akses pada 21 Agustus 2008 dari http://arjunaganteng.blogspot.com/2007/11/teknologi-informasi-dalamsistem.html Malley, Ian. 1984. The basic of information skills teaching. London : Bingley, 1984 Mardalis. Metode Penelitian : Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi Aksara, 1995 Mc Elroy, A. Rennie. 1982. User education-for life? Library review, 31, 3-10.

146

”Mengajarkan Library skills di sekolah.” Artikel di akses tanggal 25 Agustus dari : http://teacherlibrarian.wordpress.com/2007/05/10/mengajarkan-libraryskills-di-sekolah/ Merati, Widiadnyana. ”Perpustakaan Dalam Era Teknologi Informasi.” Artikel di akses pada 22 Agustus 2008 dari http://ppt-perpustakaan-dalam-erateknologi-informasi-03-1998.ppt Mews, Hazel Mews. Readers Instruction in College and Universitas: An Introductury Handbook. London : Clive Bingley, 1972 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Tentang standar Nasional Pendidikan . Jakarta : LekDis, 2005 Perpustakaan IPB Memasuki Era Digital dan Virtual: Sejarah Singkat 40 Tahun Perpustakaan IPB (IPB Electronic Library) Phipps, Barbara H. Library Instruction for Undergraduete. Chicago : College and Research Libraries, 1968. Purnomo, Pungki, “Pembekalan “Life Long Learning”di Madrasah Melalui Penerapan Pembelajaran Berbasis Perpustakaan,” dalam Sudarnoto Abdul Halim, ed. Perpustakaan Sebagai Center for Learning Society : Gagasan untuk Pengembangan Perpustakaan Madrasah. Jakarta : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2006 : h. 119 Rice, James. Teaching Library Use : A Guide for Library Instruction. London : Greenwood Press, 1981 Ridowati, Tati. “Pustakawan Perlu Terus Belajar,” Artikel di akses 4 April 2007 dari http: //www.lib.ui.ac.id/readarticle.php?article id =3 Roberts, Anne F dan Blandy Susan G. Library Instruction for Librarians. Englewood : Libraries Unlimited, 1989. Saptaastuti, Rikarda Ratih. ”Jurus Menggaet Peminat Perpustakaan.” Kronik Unika Soegijapranata, Ed. 8 (Juni 2005):h. 1. Sudijodo, Anas. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997 Sujarwo. ”Reorientasi Pengembangan Pendidikan Di Era Global.” artikel di akses pada 20 Agustus 2008 dari http://pakguruonline.pendidikan.net Sutarno. Perpustakaan dan Masyarakat .Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 2003.

147

Wahyuni, Lussy Dwiutami dan Evita. ”Survei Tingkat Literasi Mahasiswa Terhadap Media Dan Informasi (Media And Information Literacy).” Artikel di akses pada 20 Agustus 2008 dari http://lussysf.multiply.com/journal/item/69 Warsito, Hermawan. Pengantar Metedologi Penelitian : Buku Panduan Mahasiswa. Jakarta : Gramedia, 1992. Wering, Heri van. ”Strategi Pelaksanaan Program Pendidikan Pemakai Perpustakaan.” Makalah dalam Kursus Penyegaran dan Penambahan ilmu Perpustakaan, Dokumentasi dan Informasi.Depok, Februari 1992. h.5 Whittaker, Kennet. The Basic of Library Used Services. London : Library Association Publishing Ltd, 1993.