PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN.
HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI. Irma Daniyati dan Sri ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI Irma Daniyati dan Sri Sudarmini Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya SMA Negeri 11 Surabaya
ABTRACK
The purpose of the study is to ditermine the activities of teachers and students, and to ditermine the learning outcomes of students after implementing the direct instruction model. Researchers used classroom action research design was achieved in two cycles, The results showed that the activities of teachers and students in direct instruction model is good. Seen from the results of students learning there is an increasing mastery learning classical 10,25 %
Keywords: Direct instruction model, learning outcomes
Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan formal di sekolah merupakan salah satu realisasi pelaksanaan pembangunan di bidang pendidikan. Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan inti dalam pendidikan formal di sekolah karena kegiatan ini melibatkan semua komponen pengajaran dan akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan bisa tercapai. Sementara itu, belajar merupakan kegiatan yang tidak akan terlepas dari proses pembelajaran, karena pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru terhadap siswanya.
pembelajaran akuntansi dapat tercapai. Pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 11 Surabaya masih memiliki beberapa kendala yang menyebabkan tujuan pengajaran tidak dapat dicapai secara optimal. Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis dengan guru mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 11 Surabaya pada tanggal 14 Desember 2011 diperoleh informasi bahwa pembelajaran akuntansi khususnya di kelas XI IPS menggunakan metode ceramah dan latihan. Sementara itu hasil informasi wawancara dengan siswa diperoleh bahwa siswa merasa kurang memahami materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan yaitu sebanyak 13 siswa dari 40 siswa dengan ketuntasan klasikal sebesar 67,5% pada ulangan harian kompetensi dasar menafsirkan persamaan akuntansi. Ketuntasan klasikal ini masih dibawah Kriteria Ketuntansan
Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran ekonomi yang diberikan di bangku SMA, khususnya di program studi ilmu sosial. Belajar akuntansi memerlukan pemahaman yang sangat baik agar tujuan 84
Minimal (KKM), sedangkan harapan ketuntasan hasil belajar siswa ≥ 72. Kesulitan dan kelemahan belajar memahami materi pembelajaran akuntansi yang dialami siswa tidak semata – mata karena proses lemahnya berpikir, tetapi mungkin juga karena siswa tidak mendapatkan model pembelajaran yang seharusnya yang bisa membantu siswa dalam pemahaman materi.
masing–masing kemampuannya memahami materi akuntansi diberikan.
untuk yang
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang akan dibahas adalah (1) bagaimana aktivitas guru, (2) bagaimana aktivitas siswa, dan (3) bagaimana hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran langsung. Beberapa tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah (1) untuk mengetahui aktivitas guru, (2) untuk mengetahui aktivitas siswa, dan (3) untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran langsung.
Peran guru sangat penting dalam menentukan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan. Profesionalisme guru tidak cukup hanya dengan kemampuan membelajarkan siswa, tetapi juga harus mampu mengelola informasi dan lingkungan untuk memfasilitasi belajar siswa.
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan kerangka pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang dilakukan oleh siswa disajikan secara spesifik oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bingkai dari pelaksanaan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran (Sudrajat, 2008).
Kualitas pembelajaran harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan. Pengelolaan kelas yang baik dapat diwujudkan dengan cara memilih model pembelajaran yang tepat dan efektif. Melalui cara penerapan model pembelajaran yang tepat dan efektif di kelas akan dapat memberdayakan potensi siswa, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran terpenuhi.
Arends (2001:24), dalam Trianto (2010: 25), menyeleksi enam model pembelajaran yang sering digunakan guru dalam mengajar. Enam model pembelajaran tersebut yaitu presentasi, model pembelajaran langsung, pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah, dan diskusi kelas.
Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman perancangan dan pelaksanaan pembelajaran. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan dibelajarkan, tujuan (kompetensi) yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat kemampuan peserta didik.
Model pembelajaran langsung adalah model pembelajaran di mana guru menyampaikan informasi atau keterampilan secara langsung kepada siswa dan pembelajaran berorientasi pada tujuan dan distrukturkan oleh guru. Penggunaan model ini sangat cocok jika guru menginginkan siswa menguasai informasi atau keterampilan tertentu.
Perlu kita ingat bahwa kemampuan penyerapan informasi oleh tiap siswa berbeda – beda, baik oleh siswa yang berprestasi tinggi, sedang, dan rendah. Dengan melihat karakteristik mata pelajaran akuntansi, maka salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk digunakan adalah model pembelajaran langsung. Model ini dimaksudkan agar mempermudah bagi tiap siswa dengan
Terdapat lima langkah yang sangat penting dalam model pembelajran langsung yaitu (1) menyampaikan tujuan 85
dan mempersiapkan siswa, (2) mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, (3) membimbing pelatihan, (4) mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, serta (5) memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.
Indahyani (2010), menyebutkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang diperoleh dari peningkatan rata – rata kelas, peningkatan ketuntasan klasikal, dan respon siswa sangat positif terhadap penerapan model pembelajaran langsung. (3) Menurut Sheila Kartikasari (2011), dalam penelitiannya menyebutkan bahwa hasil penelitian yang diperoleh yaitu aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I: 25 dan siklus II: 32. Persentase ketuntasan belajar klasikal untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa yang diperoleh dari post – test juga mengalami peningkatan yaitu pencapaian hasil belajar pada siklus I sebesar 65% dan post – test siklus II sebesar 90%.
Penggunaan model pembelajaran langsung dilandasi oleh dukungan teoritis dan empiris. Menurut Arends (2008: 295), terdapat tiga tradisi yang menjadi dasar pemikiran dalam penggunaan model pembelajaran ini, yakni: behaviorisme, teori belajar sosial dan penelitian tentang efektivitas guru. Sudjana (2009: 22) mengemukakan “Hasil belajar adalah kemampuan – kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”. Hasil belajar yang dicapainya akan bermakna bagi dirinya sendiri dan akan bertahan lama dalam ingatannya, membentuk perilaku yang dapat digunakan alat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menentukan tempat, waktu, sasaran penelitian, serta dilanjutkan dengan menyusun rancangan penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 11 Surabaya yang berlokasi di Jl. Perumnas Tandes 1 Surabaya pada semester genap tahun ajaran 2011 / 2012 tanggal 4 – 11 April 2012.
Menurut Sudjana (2011: 49), tujuan pendidikan yang hendak dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga aspek yakni aspek kognitif (penguasaan intelektual), aspek afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai) serta aspek psikomotor (kemampuan / keterampilan bertindak / berperilaku). Ketiga aspek tersebut, harus dipandang sebagai hasil belajar siswa yang nampak dalam perubahan tingkah laku serta merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Subjek studi ini adalah siswa kelas XI IPS 4 di SMA Negeri 11 Surabaya dengan jumlah 39 siswa. Adapun objek studi ini adalah hasil belajar dan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran langsung pada mata pelajaran ekonomi kompetensi dasar membuat ikhtisar siklus akuntansi perusahaan jasa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 11 Surabaya.
Terdapat beberapa penelitian sejenis yang pernah dilakukan oleh peneliti – peneliti sebelumnya yang relevan dan mendasari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Menurut I Wayan Distrik (2008), dalam penelitiannya (jurnal) menyebutkan bahwa terjadi peningkatan pada aktivitas siswa dan hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran langsung. (2) Menurut Luh Ririn
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, di mana setiap siklus terdiri dari tahap: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun Alur Penelitian Tindakan Kelas (Classroom
86
Action Research) disajikan pada gambar 1 berikut.
pembelajaran langsung dengan dilakukan pengamatan dampak dari pembelajaran serta memberikan tes tulis berupa post – test diakhir pelajaran untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi yang telah disampaikan.
Gambar 1 Penelitian Tindakan Kelas (Model John Elliot)
Pada tahap pengamatan dilakukan analisis data untuk mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini dapat diungkapkan kelebihan serta kekurangan yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Data diperoleh dari lembar pengamatan aktivitas guru, lembar pengamatan aktivitas siswa dan data yang berupa tes hasil belajar.
Pelaksanaan
Perencanaa n
SIKLUS I
Pengamata n
Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil pengamatan pembelajaran. Peneliti melakukan refleksi rancangan untuk tindakan perbaikan yang akan dilaksanakan pada putaran berikutnya.
Pelaksanaan
Perencanaa n
SIKLUS II
Pengamatan
Refleksi
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini antara lain adalah perangkat pembelajaran yang terdiri atas silabus, RPP, LKS; serta lembar pengamatan yang terdiri dari lembar pengamatan aktivitas guru, lembar pengamatan aktivitas siswa, dan lembar soal tes. Untuk memperoleh butir tes yang baik sesuai dengan tujuan pembelajaran, maka butir tes divalidasi dan dicari reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya bedanya.
Sumber: Sudrajat (2008)
Pada tahap rencana awal, peneliti membuat perencanaan dengan menentukan konsep yang digunakan dalam pembelajaran dan menyiapkan perangkat pembelajaran berupa silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran dan lembar kerja siswa. Instrumen penelitian berupa lembar pengamatan aktivitas guru, lembar pengamatan aktivitas siswa, dan soal post – test juga dipersiapkan pada tahap ini.
Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang dilakukan untuk mencari dan mengumpulkan data atau keterangan yang ada dalam penelitian. Oleh karena itu untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes.
Pelaksanaan merupakan penerapan dari isi tahap perencanaan mengenai tindakan di kelas yang dilaksanakan oleh peneliti. Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan atau tindakan pokok dalam siklus PTK sebagai upaya perubahan menuju arah perbaikan. Guru menerapkan model
Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah adalah analisis lembar aktivitas guru, analisis lembar aktivitas siswa dan analisis hasil belajar. 87
Nilai 4,50 – 5,00 = Sangat baik Analisis lembar aktivitas guru Analisis terhadap lembar aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran langsung dilakukan oleh pengamat pada lembar observasi aktivitas guru. Pengamatan terhadap aktivitas guru dilakukan ketika proses belajar mengajar berlangsung. Kriteria penilaian keterampilan guru dalam mengelola KBM dilakukan dengan skor penilaian berikut:
Analisis lembar aktivitas siswa Analisis terhadap lembar aktivitas siswa dalam menerapkan model pembelajaran langsung dilakukan oleh pengamat pada lembar observasi aktivitas siswa. Pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam pengelolaan pembelajaran dilakukan ketika proses belajar mengajar berlangsung. Skor yang diberikan untuk data aktivitas siswa dalam proses pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran seperti kriteria penilaian ketrampilan guru.
Skor 1 = sangat kurang Skor 2 = kurang baik Skor 3 = cukup baik Skor 4 = baik Skor 5 = sangat baik
Untuk kemampuan pembelajaran pembelajaran dengan cara:
Untuk menilai rata – rata aktivitas siswa dalam pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran langsung dapat dihitung dengan cara:
menilai rata – rata guru dalam pengelolaan dengan menggunakan model langsung dapat dihitung
Rata – rata tiap kemampuan :
Rata – rata tiap kemampuan :
Untuk menilai rata – rata aktivitas siswa dapat digunakan kriteria seperti kriteria penilaian ketrampilan guru. Menurut Arikunto (2008: 226), untuk menilai rata – rata aktivitas guru dapat digunakan kriteria sebagai berikut:
Analisis hasil belajar Dalam penelitian ini hasil belajar siswa didapatkan dari nilai tes tertulis yang digunakan sebagai dasar dalam mengukur ketuntasan hasil belajar siswa. Data yang diperoleh dari hasi belajar dianalisis secara deskriptif dengan untuk mendiskripsikan ketuntasan hasil belajar siswa dan ketuntasan kelas (klasikal).
Nilai 0,50 – 1,49 = Tidak baik Nilai 1,50 – 2,49 = Kurang baik Nilai 2,50 – 3,49 = Cukup baik Nilai 3,50 – 4,49 = Baik
88
Siswa dianggap telah tuntas belajar bila telah mencapai ketuntasan kompetensi minimum yang telah ditetapkan oleh SMA Negeri 11 Surabaya yaitu nilai 72, serta suatu kelas dianggap tuntas belajar bila ketuntasan klasikal mencapai > 72% jumlah siswa yang telah tuntas belajar. Ketuntasan belajar dapat dicari dengan menggunakan rumus:
Pembelajaran (RPP), dan LKS. Instrumen penelitian juga disiapkan pada tahap ini yang terdiri dari lembar pengamatan aktivitas guru, lembar pengamatan aktivitas siswa, dan soal post – test I. Tahap pelaksanaan, guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran langsung yang terdiri dari 5 fase. Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, dua observer bertugas mengamati aktivitas guru dan mengisi lembar aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran langsung.
Ketuntasan belajar individual:
Hasil pengamatan aktivitas guru Nilai rata – rata keseluruhan yang diperoleh guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran langsung pada siklus I adalah sebesar 2,97 dengan kriteria cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar yang dimulai dari perencanaan, kegiatan pembelajaran yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti (terdiri dari lima fase model pembelajaran langsung), dan penutup, serta pengelolaan waktu dan pengamatan suasana kelas sudah tergolong baik, namun masih ada beberapa aspek yang perlu lebih ditingkatkan lagi, diantaranya pada fase I yaitu aspek menghubungkan pelajaran sekarang dengan pengetahuan awal siswa dan pada fase III yaitu aspek membimbing siswa untuk mengerjakan tugas.
Ketuntasan klasikal:
HASIL DAN PENELITIAN
Pelaksanaan menerapkan langsung
PEMBAHASAN
pembelajaran dengan model pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I
Hasil pengamatan aktivitas siswa
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam 1 (satu) kali pertemuan selama 90 menit dengan materi kertas kerja tentang pengertian kertas kerja, fungsi kertas kerja, dan bentuk – bentuk kertas kerja.
Aktivitas belajar siswa pada siklus I secara keseluruhan mendapatkan skor rata – rata sebesar 2,79 dengan kriteria cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran langsung secara keseluruhan sudah baik. Namun perlu adanya upaya peningkatan pada aspek siswa, yaitu kemampuan
Pada tahap perencanaan, peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran yang meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan 89
bertanya kepada guru dan menyampaikan pendapatnya.
siswa
membimbing siswa saat mengerjakan tugas yang diberikan harus lebih ditingkatkan lagi agar siswa tidak bingung dalam mengerjakan tugas saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Hasil belajar siswa Nilai hasil post – test siklus I secara keseluruhan mendapat rata – rata sebesar 72,67. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memahami tentang materi yang telah dijelaskan oleh guru. Namun siswa perlu lebih baik lagi dalam meningkatkan pemahaman terhadap materi yang disampaikan guru. Terdapat kekurangan – kekurangan yang terjadi pada saat kegiatan belajar mengajar pada siklus I. Beberapa kekurangan tersebut antara lain: (1) Fase I pada aspek menghubungkan pelajaran sekarang dengan pengetahuan awal siswa terdapat kekurangan disebabkan karena guru kurang menghubungkan materi kertas kerja dengan pengetahuan awal siswa yaitu materi tentang neraca saldo dan jurnal penyesuaian yang erat kaitannya dengan materi kertas kerja; (2) Fase III pada aspek membimbing siswa untuk mengerjakan tugas, pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru kurang membimbing dan memberikan pengarahan kepada siswa dalam mengerjakan tugas sehingga sebagian siswa kurang memahami dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan materi kertas kerja tentang cara menyusun kertas kerja. Hasil refleksi dan revisi pada siklus I diterapkan pada siklus II. Hasil pengamatan aktivitas guru Nilai rata – rata keseluruhan yang diperoleh guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran langsung pada siklus II adalah sebesar 3,18 dengan kriteria cukup baik. Revisi yang diterapkan pada siklus II membuat aktivitas guru menjadi lebih baik dan mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I. Hasil pengamatan aktivitas siswa Aktivitas belajar siswa pada siklus II secara keseluruhan mendapatkan skor rata – rata sebesar 3,29 dengan kriteria cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran langsung secara keseluruhan sudah baik. Pada siklus II ini siswa lebih antusias bertanya kepada guru tentang materi kertas kerja yang belum dimengerti. Siswa juga aktif menjawab pertanyaan, menyampaikan pendapat, dan antusias membuat simpulan pada kegiatan akhir pelajaran.
Berdasarkan kekurangan yang terdapat pada siklus I melalui refleksi di atas, maka revisi yang perlu dilakukan untuk tindakan pada siklus II yaitu: (1) Fase I pada aspek menghubungkan pelajaran sekarang dengan pengetahuan awal siswa, guru harus lebih mengaitkan materi yang diajarkan yaitu kertas kerja dengan pengetahuan awal siswa tentang neraca saldo yang nantinya akun – akun pada neraca saldo ada yang harus disesuaikan melalui jurnal penyesuaian. Hal ini bertujuan agar siswa dengan mudah dapat memahami materi yang disampaikan. (2) Fase III pada aspek membimbing siswa untuk mengerjakan tugas, dimana kegiatan guru dalam
Hasil belajar siswa Hasil post test siklus II secara keseluruhan mendapat rata – rata nilai sebesar 82,23. Hal ini menunjukkan bahwa siswa memahami tentang materi yang telah dijelaskan oleh guru. Pada siklus II 90
mengalami peningkatan dalam memahami materi bila dibandingkan pada siklus I. 3,18
PEMBAHASAN Aktivitas guru dengan menerapkan model pembelajaran langsung 2,97
Hasil pengamatan aktivitas guru pada siklus I mendapatkan nilai rata-rata sebesar 2,97 yang termasuk dalam kriteria cukup baik. Dari hasil pengamatan dan refleksi dari siklus I masih ada beberapa aspek yang kurang baik pada fase I dan fase III yaitu pada aspek menghubungkan pelajaran sekarang dengan pengetahuan awal siswa dan membimbing siswa untuk mengerjakan tugas, sehingga guru harus memperbaiki aspek yang kurang tersebut pada siklus berikutnya.
(Sumber: Hasil Pengelolaan Data)
Aktivitas guru pada siklus II mendapatkan nilai rata – rata sebesar 3,18. Hal ini memperlihatkan terjadinya peningkatan aktivitas guru pada beberapa aspek yang telah mengalami perbaikan di siklus II. Guru telah membuat beberapa perbaikan saat siklus II pada fase 1 yaitu pada aspek menghubungkan pelajaran sekarang tentang kertas kerja dengan pengetahuan awal siswa, dan pada fase 3 aspek membimbing siswa untuk mengerjakan tugas.
Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung Hasil aktivitas siswa dengan menerapkan model pembelajaran langsung pada siklus I rata – rata aktivitas siswa sebesar 2,79 dengan kriteria cukup baik. Pada kegiatan pembelajaran siklus II, rata – rata aktivitas siswa meningkat menjadi 3,29 dengan kriteria cukup baik. Penilaian aktivitas siswa disajikan dalam diagram 2 sebagai berikut:
Hasil aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran langsung dapat disajikan dalam diagram sebagai berikut:
Diagram 2 Rata – rata Penilaian Pengamatan Aktivitas Siswa Tiap Siklus
Diagram 1 Rata – rata Penilaian Pengamatan Aktivitas Guru Tiap Siklus
91
Data hasil belajar siswa melalui post – test dapat disajikan pada tabel 1 sebagai berikut:
3,29
Tabel 1 Rekapitulasi Nilai Post – Test Tiap Siklus dengan Menerapkan Model Pembelajaran Langsung 2,79
Karakteristik
Keterangan Tiap Siklus I
II
Jumlah siswa 39 39 seluruhnya Jumlah siswa 35 31 yang tuntas Jumlah siswa 4 yang tidak 8 tuntas Rata – rata nilai 82,23 72,67 satu kelas Prosentase ketuntasan 79,49% 89,74% klasikal (Sumber: Hasil Pengelolaan Data)
(Sumber: Hasil Pengelolaan Data) Berdasarkan diagram 2 dapat diketahui tentang pengamatan aktivitas siswa dalam penerapan model pembelajaran langsung pada tiap siklus mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa setelah guru lebih memperhatikan aktivitasnya, siswa lebih aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Siswa menjadi antusias dalam pembelajaran dan sudah tidak malu untuk mengemukakan pendapatnya saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Selain itu aktivitas siswa dalam bertanya tentang materi yang belum dipahami juga mengalami peningkatan. Siswa juga berani untuk menjawab pertanyaan guru meskipun jawabannya kurang tepat, akan tetapi sudah menjadi poin tersendiri karena sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjawab pertanyaan dengan baik.
Berdasarkan tabel 1 di atas maka hasil belajar siswa melalui post – test selama dua siklus dapat disajikan dalam diagram 3 sebagai berikut: Diagram 3 Rata – rata Nilai Satu Kelas pada Penilaian Post – Test
Hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran langsung Hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran langsung mengalami peningkatan pada tiap – tiap siklus. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil belajar siswa saat post – test I dan post – test II. 92
82,23
89,74%
72,67 79,49%
(Sumber: Hasil Pengelolaan Data) (Sumber: Hasil Pengelolaan Data) Berdasarkan diagram 3 di atas diketahui bahwa rata – rata hasil post test yang dicapai oleh siswa kelas XI IPS 4 pada model pembelajaran langsung mengalami peningkatan dimana pada siklus I rata – rata hasil post – test sebesar 72,67 dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 82,23. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran langsung efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan diagram 4 diketahui bahwa ketuntasan belajar klasikal untuk post – test mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 10,25%. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 79,49%, sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 89,74%. Dari keseluruhan hasil yang diperoleh, maka tingkat ketuntasan per siklus adalah tuntas dikarenakan mengalami peningkatan dari siklus satu ke siklus dua.
Berikut ini merupakan penyajian prosentase ketuntasan klasikal melalui post – test selama dua siklus yang disajikan dalam diagram 4 yaitu:
Hasil penelitian yang dilaksanakan pada kelas XII IPS 4 di SMA Negeri 11 Surabaya dengan menerapkan model pembelajaran langsung sesuai dengan penelitian I Wayan Distrik (2008), Luh Ririn Indahyani (2010), dan Sheila Kartikasari (2011) yang menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembeljaran langsung. Siswa menjadi lebih aktif dan lebih memamhami materi yang disampaikan.
Diagram 4 Prosentase Ketuntasan Klasikal pada Penilaian Post – Test
SIMPULAN 93
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dengan menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) selama dua siklus dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung pada materi kertas kerja di SMA Negeri 11 Surabaya diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) Aktivitas guru dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran langsung di kelas XI IPS 4 tergolong cukup baik karena mengalami peningkatan di setiap siklus. Pada siklus I nilai rata – rata aktivitas guru sebesar 2,97. Pada siklus II nilai rata – rata aktivitas guru meningkat menjadi 3,18 karena guru telah melakukan revisi dari siklus I. (2) Aktivitas siswa kelas XI IPS 4 dalam penerapan model pembelajaran langsung tergolong cukup baik karena mengalami peningkatan nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II yaitu dari 2,97 menjadi 3,29. (3) Adanya penerapan model pembelajaran langsung dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 4. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya ketuntasan belajar siswa melalui post – test. Pada siklus I secara klasikal memperoleh nilai sebesar 79,49% dan pada siklus II sebesar 89,74%.
DAFTAR RUJUKAN
Saran
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Arends, I Richard. 2008. Learning to Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Indahyani, Luh Ririn. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Langsung untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa. Jurnal Pendidikan, (Online), Vol.3, No.3 (http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jur nal/33101423_2085-9716.pdf, diakses 27 Desember 2011). Kartikasari, Sheila. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Media Dokumen Transaksi untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa di SMK Paramitha Mojokerto. (Online), (http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/akutansi/a rticle/view/14026, diakses 27 Desember 2011).
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat saran dari peneliti, antara lain: (1) Dalam penerapan model pembelajaran langsung diharapkan guru dapat lebih berinteraksi dengan para siswa untuk memberikan motivasi dan semangat agar siswa lebih aktif dan antusias dalam kegiatan belajar mengajar.(2) Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dalam penerapan model pembelajaran langsung harus disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan. (3) Penerapan model pembelajaran langsung akan lebih efektif jika sesuai dengan sintaksnya dan lebih efisien dengan cara mengalokasikan waktu yang lebih baik dan mengatur skenario pembelajaran dengan baik.
Sudjana, Nana. 2011. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sudrajat, Akhmad. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (Part II). (Online, http://akhmadsudrajat.wordpress.co m/2008/03/21/penelitian-tindakankelas-part-ii/, diakses 27 Desember 2011). Wayan Distrik, I. 2008. Model Pembelajaran Langsung dengan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Aktivitas Konsepsi dan Hasil Belajar Fisika Siswa SMAN 13 Bandar Lampung. 94
(Online), Vol. 6 No.1 (http://isjd.lipi.go.id/index.php/Searc
h.html?act=tampil&id=6830&idc=3 2, diakses 27 Desember 2011).
95