PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE. BAMBOO ..... tari
bambu. Teknik ini diberi nama tari bambu, karena siswa berjajar dan saling.
LAPORAN PENELITIAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BAMBOO DANCING DAN PELAYANAN KONSELING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SAINS GUGUS MELATI KECAMATAN WEDARIJAKSA PATI [PENELITIAN TINDAKAN KELAS DI SDN 1 WEDARIJAKSA DAN SDN 2 PANGGUNGROYOM]
OLEH: Dra. Sumarwiyah, M. Pd, Kons Yuni Ratnasari, S.Si, M.Pd
Dibiayai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Universitas Muria Kudus 2012/2013
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2013
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ..............................................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR .............................................................................................................
iii
ABSTRAK ...........................................................................................................................
v
DAFTAR ISI ........................................................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................................
ix
I.
II.
PENDAHULUAN .....................................................................................................
1
A.
Latar Belakang Masalah .........................................................................
1
B.
Identifikasi Masalah ...............................................................................
6
C.
Pembatasan Masalah .............................................................................
6
D.
Perumusan Masalah ................................................................................
7
E.
Tujuan Penelitian .....................................................................................
8
F.
Manfaat Penelitian ..................................................................................
8
KAJIAN TEORI..........................................................................................................
10
A.
Hakikat Belajar .......................................................................................
10
B.
Pelayanan Konseling Bagi Siswa Bermasalah ............................................
15
C.
Model Pembelajaran Kooperatif .............................................................
18
D.
Pembelajaran Kooperatif Tipe Bamboo Dancing ......................................
22
E.
Hasil Belajar .............................................................................................
24
F.
Aspek Penilaian........................................................................................
26
G.
Penelitian yang Relevan ...........................................................................
28
H.
Kerangka Berfikir .....................................................................................
28
I.
Hipotesis Tindakan...................................................................................
30
METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................................
31
A.
Rancangan Penelitian .............................................................................
31
B.
Lokasi Dan Subyek ..................................................................................
32
C.
Data dan Sumber Data ...........................................................................
32
D.
Waktu Penelitian ....................................................................................
32
E.
Teknik Pengumpulan Data ......................................................................
33
F.
Prosedur Penelitian..................................................................................
35
G.
Analisis Data ............................................................................................
40
HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................................................
41
A.
Pra Penelitian Tindakan Kelas ..................................................................
41
B.
Siklus I .....................................................................................................
48
C.
Siklua II ....................................................................................................
69
D.
Pembahasan ............................................................................................
85
E.
Pelayanan Konseling Siswa Bermasalah....................................................
87
KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................................................
95
A.
Kesimpulan .............................................................................................
95
B.
Saran .......................................................................................................
97
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................
99
LAMPIRAN .........................................................................................................................
100
III.
IV.
V.
ABSTRAK Sebelum dilakukan penelitian tindakan kelas, kondisi pembelajaran Sains siswa kelas IV di SDN 1 Wedarijaksa dan SDN 2 Panggungroyom masil memiliki banyak permasalahn yang muncul dalam pembelajaran. Sekolah tersebut masih banyak menerapkan model pembelajaran dengan menggunakan metode konvesional yaitu dengan metode ceramah. Siswa tidak fokus dalam menerima materi, sehingga pada saat diberikan soal-soal ulangan harian, siswa kurang memahami pertanyaan. Siswa cenderung pasif dan tidak memiliki keberanian untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Siswa masih suka ngomong sendiri saat guru menjelaskan, siswa hanya mendengar dan menyimak, tanpa dilibatkan dengan pengalaman langsung. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan kognitif dan afektif siswa sangat rendah. Hasil pengamatan atau observasi awal juga membuktikan bahwa ketika pembelajaran Sains berlangsung, siswa terlihat malas-malasan, bermain sendiri dan kurang bersemangat. Rumusan masalah penelitian ini adalah a) Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Bamboo Dancing dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa? b) Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Bamboo Dancing dapat meningkatkan kemampuan afektif siswa? c) Apakah siswa memiliki masalah sebelum diberikan model pembelajaran bamboo dancing? d) Apakah setelah diberikan model pembelajaran bamboo dancing siswa masih menghadapi masalah dalam belajar? Model pembelajaran kooperatif tipe Bamboo Dancing adalah model pembelajaran tari bambu. Teknik ini diberi nama tari bambu, karena siswa berjajar dan saling berhadapan dengan model yang mirip seperti dua potong bambu yang digunakan dalam tari bambu Filipina yang juga populer di beberapa daerah di Indonesia. Dengan menggunakan model kooperatif tipe bamboo dancing diharapkan terjadi pemerataan informasi atau topik yang diketahui oleh siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe bamboo dancing tentunya sangat bermanfaat guna pembelajaran di kelas agar lebih variatif sehingga tidak membosankan siswa. Konseling merupakan layanan yang diselenggarakan oleh seorang konselor kepada klein yang bermasalah dalam rangka mengentaskan masalah dalam suasana tatap muka, dilaksanakan interaksi langsung anatara klien dan konselor yang membahas berbagai hal tentang masalah yang dialami klien. Pembahasan tersebut bersifat mendalam menyentuh hal-hal yang penting tentang diri klien ( bahkan sangat penting, boleh jadi menyangkut rahasia pribadi klien), bersifat meluas meliputi berbagai sisi yang menyangkut permasalahan klien, namun juga bersifat spesifik menuju kearah pengentasan masalah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2013 dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SDN 1 Wedarijaksa dan SDN 2 Panggungroyom Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati. Jenis penelitian PTK dengan dua siklus, setiap siklus satu pertemuan. Tehnik pengumpulan data dengan metode observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. Keberhasilan penelitian ini terlihat dari persentase aktivitas peneliti pada siklus I di SDN 1 Wedarijaksa sebesar 68,42% dan di SDN 2 Panggungroyom sebesar 72,37%. Hasil persentasi aktivitas peneliti Siklus II di SDN 1 Wedarijaksa sebesar 76,32% dan SDN 2 Panggungroyom sebesar 80,26% dengan kriteria sangat baik. Skor rata-rata aktivitas siswa pada siklus I di SDN 1 Wedarijaksa sebesar 1,87 dan SDN 2 Panggungroyom sebesar 2,3 dengan kriteria cukup baik. Hasil skor rata-rata siklus II di SDN 1 Wedarijaksa sebesar 1,94 dengan kriteri cukup baik. Skor rata-rata di SDN 2 Panggungroyom sebesar 2,58 dengan kriteria baik. Persentase ketuntasan belajar klasikal siswa pada siklus I di SDN 1
Wedarijaksa sebesar 43,12% dengan nilai kelas rata-rata sebesar 57,79, sedangkan di SDN 2 Panggungroyom sebesar 71,87 % dengan nilai rata-rata 71,56. Hasil belajar tersebut meningkat dalam siklus II, dengan persentase ketuntasan belajar klasikal siswa di SDN 1 Wedarijaksa sebesar 90,62% dengan nilai rata-rata 79,69, sedangkan di SDN 2 Panggungroyom sebesar 93,75% dengan nilai rata-rata 82,34. Hasil pada siklus I ke siklus II mengalami perubahan yang lebih baik. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran tipe bamboo dancing telah berhasil dilaksanakan mengakibatkan hasil belajar siswa meningkat. Permasalahan yang muncul dari siswa bermasalah dalam belajar telah diberikan layanan konseling dengan dua jenis layanan yaitu individu dan kelompok. Layanan individu untuk menyelesaikan masalah secara individu dan rahasia. Layanan kelompok untuk mengidentifikasi masalah dan menyelesaikannya dengan permainan agar anak-anak senang. Dengan layanan tersebut diadapatkan hasil permasalahan siswa dapat teridentifikasi dan diberikan solusinya. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe bamboo dancing dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kondusif, serta menyenangkan khususnya dalam pembelajaran sains materi Hubungan Sumber Daya Alam dengan Lingkungan. Guru lebih aktif dalam membimbing siswa dalam diskusi dan mempresentasikan hasilnya, melatih siswa lebih berani dan percaya diri serta memiliki semangat belajar yang tinggi. Peneliti berharap adanya penelitian lebih lanjut dengan model pembelajaran kooperatif tipe bamboo dancing untuk materi dan sekolah yang berbeda tentunya dengan kondisi dan situasi yang berbeda.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Kooperatif, Bamboo Dancing, Pelayanan Konseling, Hasil Belajar