PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU PADA MATA ...

33 downloads 215 Views 29KB Size Report
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU PADA. MATA PELAJARAN PPKN PADA SEKOLAH DASAR KELAS. RENDAH DI SD NEGERI 69 ...
ISSN 0852-405X

Jurnal Penelitian UNIB, Vol.VII, No.3, Desember 2001, Hal.156-160 156

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU PADA MATA PELAJARAN PPKN PADA SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH DI SD NEGERI 69 BENGKULU Abdul Muktadir Program Studi PGSD FKIP, Universitas Bengkulu

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan belajar siswa aktif dan kreatif dalam mata pelajaran PPKn melalui penerapan model pembelajaran terpadu. Metode penelitian yang digunakan yaitu kolaborasi partisipatorik. Mitra penelitian guru SD kelas II dan siswanya dikenai tindakan. Penelitian dilaksanakan selama satu catur wulan. Prosedur penelitian diawali dengan observasi diskusi mengenai perbaikan mengajar,dan memberikan pelatihan pembelajaranterpadu. Cara pemantauan: Tim peneliti, kepala sekolah, dan guru lain memantau guru mitra mengajar. Refleksi dilakukan bersama antara tim peneliti, guru, kepala sekolah, dan guru mitra penelitian. Analisis data kuantitatif dengan persentase dan data kualitatif dengan interpretasi dan menyimpulkan. Penelitian dilakukan 4 siklus, dengan tahapan: perencanaan, tindakan, pemantauan, dan refleksi. Hasil penelitian: pembelajaran terpadu pada mata pelajaran PPKn dapat meningkatkan siswa belajar lebih aktif dan kreatif. Lebih aktif bertanya, memberikan jawaban, berpendapat, mengamati dan mengidentifikasi, diskusi kelompok, mengerjakan lembaran kerja dan melaporkan hasil diskusi. Kreatif dalam variasi jawaban baik lisan maupun tulisan, inisiatif menggunakan sumber belajar, menentukan sikap, membedakan konsep dengan fakta. Upaya yang dilakukan guru: menyusun rancangan pembelajaran terpadu model webbing dan connected, penggunaan multi media, metode mengajar. Evaluasi dilakukan dengan evaluasi proses dan hasil belajar siswa. Evaluasi proses melalui pengamatan aktivitas, kreativitas belajar, sikap dan tindakan. Evalusi hasil meliputi hasil diskusi kelompok, lembar kerja individual dan hasil lembar kerja kelompok.

ABSTRACT The study aimed to investigate the improvement of student active learning in the PPKN subject through integrated instruction. Participatory collaboration was employed, involving second year teacher and students as partners. Monitoring involved the research team, headmaster, and other teachers. Reflection involved the same persons as well as the teacher partner. Four cycles were employed, namely, planning, action, monitoring, and reflection. Process evaluation was through the monitoring of activity, creativity, attitude, and action. Result evaluation consisted of discussion, individual work, and group work The result showed that integrated learning improved student’s participation and creativity. Key words: action research, integrated instruction

PENDAHULUAN GBHN 1993 menyatakan bahwa tujuan pendiikan nasional untuk meningkatkan kualitas manusia. Untuk itu perlu dikembangkan iklim belajar dan mengajar yang dapat menum-uhkan rasa percaya diri dan budaya belajar di kalangan masyarakat yang pada gilirannya dapat meumbuhkan sikap dan perilaku yang kreatif dan inovatif serta keinginan untuk maju. Untuk mencapai tujuan belajar tersebut iklim belajar mengajar di SD perlu dibenahi. Hasil pengmatan di sebuah SDN Kodia Bengkulu pada kelas rendah menunjukkan bahwa pembelajaran masih bersifat eksposisi yakni model pembelajaran yang berpusat pada guru, sedangkan keberadan siswa sebagai anak yng aktif dan kreatif masih kurang diperhatikan. Suasana saat guru mengajar anak terfokus pada guru, pa-

sif dan susana tenang. Materi pelajaran terpisah-pisah. Salah satu akibat dari model pembelajaran tersebut cenderung membuat anak pasif. Guru belum mampu mengembangkan karakteristik anak. Sehubungan dengan karakteristik anak Abimanyu (1996: 2) menyatakan bahwa karakteristik anak SD terutama kelas rendah masih membutuhkan sosial dan emosional seperti di lingkungan keluarganya, pengamatan, dan persepsi yang masih global dan selalu aktif melakukan aktivitas. Selanjutnya Semiawan dan Munandar (1987:12) menyatakan bahwa anak kecil pada dasarnya sagat kreatif namun kenyataan meningkatnya usia anak kreativitasnya bukan meningkat tetapi justru menurun makin lama anak duduk di sekolah makin tidak kreatif. Pendapat di atas menimbulkan pertanyaan bagi para pendidik, bahwa sejauh mana

Muktadir, A.

pendidikan formal menunjang atau menghambat kreativitas seorang anak. Karena itu penulis tertarik untuk mengadakn penelitian tindakan di SD kelas rendah. Penelitian tindakan yang dilakukan untuk mengetahui aktivitas dan kreativitas siswa dalam belajar PPKn. Pendekatan pembelajaran dalam penelitian tindakan ini menggunakan model pembelajaran terpadu, dengan asumsi bahwa pembelajaran terpadu dapat meningkatkan siswa belajar aktif dan kreatif. Dalam pembelajaran terpadu perolehan belajar siswa lebih bermakna dan siswa terlibat secara penuh dalam belajar. Model pembelajaran terpadu diterapkan dalam mata pelajaran PPKn karena mata pelajaran PPKn sarat nilai dan norma sehingga ada asumsi mata pelajaran ini kurang menarik dan sering bersifat indoktrinasi. Asumsi tersebut kurang tepat karena mata pelajaran yang tujuannya penanaman nilai moral dapat dilakukan dengan menarik, dan tidak membosankan, dapat membuat anak aktif dan kreatif dalam belajar. Wahab (1997:24) menyatakan pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di SD merupakan pendidikan nilai moral yang menekankan pada aspek afektif. Dahulu dinamakan pelajaran PMP tetapi mulai tahun 1994 di dalam kurikulum diubah menjadi PPKn, yakni perpaduan antara pendidikan Pancasila dan pendidikan Kewarganegaraan. Tujuan PPKn dalam kurikulum 1994 adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pengembangan kemampuan memahami, menghayati dan meyakini nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman perilaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Tujuan pembelajaran melalui PPKn menurut Wahab (1997:24) adalah, “Mengemukakan berbagai contoh perilaku. Mengikuti/mencontoh berbagai perilaku. Menjelaskan dan melaksanakan perbuatan baku dalam kehidupan sehari-hari. Melakukan berbagai hal yang dituntut oleh kepatuhan nilai moral. Menjelaskan, mencoba, dan berupaya menyesuaikan perilaku dengan mendasar pada nilai-nilai moral bangsa. Meyakinkan dan dapat berperilaku sesuai dengan tuntutan aturan lembaga pemerintah.” Pembelajaran PPKn pada kelas rendah tidak sama dengan pembelajaran PPKn pada kelas tinggi, sebab usia anak berbeda. Piaget In Gunarsa (1989:45) menyatakan anak seperti di kelas dua pada usia 7-10 tahun berada pada fase operasional konkrit. Selanjutnya Wahab

157

(1997:75) menyatakan pembelajaran pada usia tersebut dimulai pada yang konkrit ke abstrak. Pembelajaran pada siswa SD kelas rendah menurut Satori (1997:5) mengarah pada proses belajar yang mencip takan, “1) anak akan mencintai, merasa senang, dan bergairah dalam melakukan kegiatan belajar, 2) menumbuhsuburkan dalam diri anak-anak sikap dan sifat-sifat berpikir kreatif, dorongan ingin tahu, kerja sama, harga diri, dan kepercayaan diri. 3) mengembangkan sikap positif terhadap nilai kegiatan belajar, 4) mengembangkan afeksi dan sensitivitas anak-anak terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar.” Meningkatkan siswa belajar aktif dan kreatif sangat perlu karena karakteristik anak SD adalah aktif dan kreatif. Belajar aktif menurut Dimyati (1997:252) adalah, “Anak secara langsung terlibat baik secara kuantitas maupun kulaitas. Siswa terlibat aktif untuk memperoleh dan menemukan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan. Anak mempunyai prakarsa dan keberanian untuk menunjukkan minat, keinginan, dan dorongan-dorongan yang ada pada dirinya. Keingintahuan siswa tampak pada kuanttas dan kualitas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada guru. Keberanian untuk ikut serta dalam proses pembelajaran antara lain kesediaan dalam mencari dan menyediakan sumber belajar, menemukan sumber-sumber belajar, memecahkan asalah dan memilah cara kerja yang berbeda.”

Belajar kreatif menurut Torrance In Semiawan dan Munanadar (1987:35) dinyatakan sebagai keterlibatan dengan sesuatu yang berarti. Rasa ingin tahu dan mengetahui dalam kekaguman, ketidaklengkapan kekacauan, kerumitan, keselarasan, ketidakteraturan dan sebagainya. Untuk menciptakan siswa belajar aktif dan kreatif dalam pelajaran PPKn beberapa hal seperti, “materi, pendekatan, metode, media, dan sumber belajar. Pembelajaran PPKn SD dalam bentuk tujuan penga jaran khusus dalam pengembangan nya terdapat rambu-rambu: tema/arah pelajaran, bahan /materi pelajaran pokok

Penerapan model pembelajaran terpadu

kognitif (konsep, pengetahuan, dalil, norma, dan hukum, afektif (nilai dan moral), psikomotor (tata cara, aturan main, keterampilan teknis penerapaan, tindakan, dan dimensi lingkungan. Di samping itu rambu PPKn SD sebagai wahana pembina nilai-nilai moral Pancasila secara dini, dilakukan secara terprogram dan terpadu dengan mata pelajaran yang terkait.” Pembelajaran terpadu dalam menga jarkan PPKn antara lain dengan prinsip tematik, terpadu dengan mata pelajaran lain seperti IPS, Bahasa Indonesia, IPA, dan Agama. Metode yang digunakan dalam pembelajaran PPKN adalah multi metode yakni memadukan beberapa metode yang dikemas dalam satu kegiatan pembelajaran.

METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SDN 69 Kodia Bengkulu. SDN 69 adalah salah satu mitra bagi PGSD D-II FKIP UNIB dalam melaksanakan kegiatan PPSD dan PPL. SDN 69 berlokasi di Jalan Kandang Limun Kecamatan Muara Bangkahulu. SD tersebut merupakan SD Inpres dengan jumlah guru 10 orang. Model PTK dalam penelitian in adalah kolaboratif dan partisipatorik, dengan menggunakan model sistem siklus dengan tahapan: observasi awal, perencanan, tindakan, pemantauan, evaluasi dan refleksi. Langkah-langkah kegiatan yang dirancang: 1) Memberikan latihan kepada guru tentang pembelajaran terpadu model webbing dan connected, 2) Membimbing guru menyusun rancangan skenario pembelajran terpadu model webbing dan connected, 3) Melakukan simulasi mengajar pembelajaran terpadu di kelas dua disaksikan guru-guru yang akan melaksanakan tindakan, 4)Merancang keterpaduan metode yang akan dilaksanakan guru dan siswa, 5) Merancang aktivitas guru dan siswa, 6) Merancang dan mempersiapkan alat pelajaran yang akan digunakan, 7) Merancang dan mempersiapkan alat observasi,8) Merancang dan mempersiapkan alat evaluasi. Kegiatan dan pengamatan yang dilakukan yakni: 1) Guru melakukn kegiatan Belajar mengajar sesuai dengan skenario, 2) Siswa mengungkapkan makna gambar yang telah dituliskan dalam lembar kerja, 3) Siswa diajak melakukan kegiatan belajar lain dalam mata pelajaran lain yang dipadukan dengan tema sentral, 4) Siswa melakukan pelaporan hasil

158

belajar dan diskusi kelompok bergantian, 5) Siswa dibimbing guru menerapkan konsep ke dalam perilaku yang diperagakan siswa di dalam kelas, 6) Guru melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar siswa. Hasil kegiatan dan pemantauan selanjutnya dimaknai dan dikembangkan oleh peneliti bersama guru pengamat dan guru pelaksana tindakan. Data yang diperoleh dari pengamatan guru mengajar siswa belajar, suasana kelas ditambah has il wawancra dengan guru pelaksana tindakan dan siswa yang mengalami belajar selanjutnya dicermati, dirinci dicari sebab akibat dan keterhubungannya. Data yang telah dimaknai selanjutnya difokuskan, masalah yang akan dikembangkan dipilah selanjutnya dilakukan perencanaan kembali. Selanjutnya diadakan revisi rancangan dengan kegiatan: 1) Merancang kembali pembelajaran terpadu, 2) Merancang dan memadukan konsep antar bidang studi sesuai dengan kurikulum, 3) Memodivikasi metode yang tepat yang akan dilaksanakan guru sesuai dengan masalah yang akan ditingkatkan, 4) Memilih dan menentukan media yang tepat untuk meningkatkan aktivitass dan kreativitas siswa dalam belajar. 5) Merancang aktivitas guru dan siswa dalam pembelajran agar siswa lebih aktif dan kreatif, 6) Merancang pengelolaan siswa dalam belajar untukmeningkatkan aktivitas, 7) Merancang dan melaksanakan evaluasi belajar siswa secara optimal.

HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Pertama sekali dilakukan adalah perencanaan penelitian yakni: 1) Menyusun perencanaan mengajar dengan pembelajaran terpadu model webbing. Tujuan yang diharapkan dalam pembelajran PPKn dapat memotivasi siswa belajar aktif dan kreatif. 2) Guru bersama siswa melakukan curah pendapat dilanjutkan menentukan keterhubungan antar sub tema. Siswa mendeskripsikan apa yang ada dalam gambar ke dalam lembar kerja. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa Perencanaan penelitian dilanjutkan dengan implementasi tindakan yakni:1) Guru menciptakan stimulus dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, 2) Guru mengajar dengan memvariasikan metode antara ceramah, tanya jawab, pemberian tugas, dan bermain peran, 3) Guru membagikan gambar yang difoto kopi disertai lembar kerja, 4) Siswa di-

Muktadir, A.

minta mengamati gambar, mengerjakan lembar kerja, 5) Selesai siswa bekerja guru mengajukan pertanyaan pada siswa tentang gambar, 6) Guru membagikan lembar kerja lain berisi susunan kalimat yang belum lengkap dan untuk dilengkapi dengan kata yang ditentukan,7) Pekerjaan siswa dikumpulkan, guru memberi penguatan. Kemudian dilaksanakan monitoring penelitian selama guru mempraktekkan pembelajaran terpadu dengan hasil, guru masih kaku, kesiapan konsep masih kurang, brainstorming dalam menentukan tema belum sepenuhnya melibatkan siswa dan terlalu banyak menggunakan waktu. Siswa kurang memberikan respon. Siswa yang aktif menjawab pertanyaan guru masih rendah berkisar 25 % dari jumlah 35 orang. Keterpaduan konsep yang disajikan sudah mulai nampak. Demikian juga kebermaknaan konsep yang diperoleh siswa sudah tampak. Siswa hampir seluruhnya tertarik belajar dengan mengamati gambar yang dibagikan guru, namun saat diminta menuliskan bentukbentuk perbuatan yang ada dalam gambar ke dalam lembar kerja pada umumnya siswa belum mengerti. Kemungkinan ketidakjelasan bagi siswa antara lain: petunjuk kerja kurang jelas, siswa belum terbiasa cara belajar seperti itu. Guru belum mampu menggunakan metode bermain peran sehingga belum dapat mengarahkan siswa untuk menghayati suatu peran. Dalam melaksanakan evaluasi belum bisa dilakukan guru. Kemungkinan pertama guru tidak terbiasa melakukan evaluasi proses saat siswa belajar dan guru masih terpengaruh pada pola belajar lama. Hasil wawancara dengan guru pelaksana tindakan menyimpulkan bahwa dalam mempraktekkan pembelajaran terpadu masih kaku, kurang persiapan wawasan konsep dan kesulitan untuk menstimulasi siswa untuk memberikan respon dalam melakukan brainstorming. Berdasarkan monitoring penelitian diadakan refleksi hasil penelitian yakni, kemampuan guru perlu ditingkatkan dalam mempraktikkan pembelajaran terpadu untuk pelajaran PPKn. Siswa perlu diaktifkan untuk mengadakan tanya-jawab, karena yang aktif baru 25%. Aktivitas siswa bermain peran perlu mendapat perbaikan dan pengarahan. Guru perlu memvariasikan metode mengajar dengan pengamatan, tanya jawab dan dialog. Media pengajaran perlu dibuat supaya lebih menarik dan lebih besar. Kata-kata guru dalam brainstorming supaya lebih sederhana dan berusaha selalu melibatkan siswa.

159

Hasil siklus I adalah guru dalam melaksanakan PBM belum meningkatkan siswa belajar secara aktif dan kreatif, dan baru pada tahap menumbuhkan motivasi. Guru dan siswa perlu adaptasi dengan pendekatan belajar terpadu. Guru perlu dibimbing dalam merancang skenario, memadukan konsep, mengkombinasikan metode, menggunakan media yang tepat, dan mengelola siswa dalam belajar agar keaktifan dan kreativitas siswa dalam belajar optimal.

Siklus II Dalam siklus ini dilaksanakan perencanaan penelitian kembali yakni:1) Menyusun rancangan pembelajaran terpadu. Tujuan yang ingin dicapai agar siswa belajar lebih aktif dan kreatif. Siswa belajar dalam kelompok. 2) Guru menempelkan gambar dan siswa beberapa menit mengamati. 3) Menentukan keterkaitan tema dengan sub tema pelajaran PPKn. Agama, dan Bahasa. 4) Siswa mendiskusikan gambar dan lembar kerja. 5) Siswa menceritakan hasil diskusi. 6) Siswa menyusun kalimat dengan kata kunci yang ditentukan. 7) Siswa diajak bermain peran dengan topikyang ditantukan. 8) Guru bersama siswa menyimpulkan. Sesuai dengan perencanaan penelitian maka dilaksanakan implementasi tindakan yakni guru menempelkan gambar di papan tulis dan siswa mengamati dengan berbagai komentar, beberapa saat kemudian berdialog dengan guru. Jawaban siswa diarahkan untuk memunculkan tema dalam diskusi dan hasil diskusi dilaporkan ke depan. Semua hasil kelompok disimpulkan dan dinilai guru. Kegiatan berikutnya adalah monitoring penelitian dengan hasil guru mempraktikkan pembelajaran terpadu lebih tenang, tidak kaku, lebih siap dan lancar. Sis wa secara keseluruhan aktif menjawab pertanyaan. Siswa secara umum dapat bekerja dalm kelompok. Guru memberi bimbingan dari kelompok ke kelompok. Evaluasi dilaksanakan guru dan siswa memainkan peran sesuai dengan tema yang ditampilkan dalam pembelajaran. Dari monitoring penelitian dilaksanakan refleksi hasil penelitian yakni guru mempraktikkan pembelajaran terpadu sudah lebih baik. Kebermaknaan konsep kehidupan sudah aplikatif. Penggunaan media membuat siswa lebih berminat dalam belajar. Cara siswa menjawab pertanyan perlu dikelola supaya lebih tertib. Guru merasa senang mempraktikkan model pembelajaran terpadu karena manambah wawasan. Guru menyatakan sebelumnya

Penerapan model pembelajaran terpadu

mereka tidak pernah belajar dengan mengamati gambar, dialog, dan bermain peran.

cara

Siklus III Perencanaan penelitian pada siklus ini dipokuskan pada pembuatan model pembelajaran terpadu yakni model webbing yakni PPKn dipadukan dengan Agama, dan Bahasa Indonesia dan guru menyiapkan gambar. Sebagai implementasi tindakan adalah guru menempelkan gambar di papan tulis dan siswa diberi waktu mengamati gambar, kemudian siswa diminta menceritakan gambar tersebut, bersama guru menentukan tema dan hubungan tema pelajaran Agama dan Bahasa Indonesia. Kemudian siswa dalam kelompok mendiskusikan dan mengerjakan lembaran kerja dan dilanjutkan pembahasan hasil kerja kelompok yang diakhiri dengan menyimpulkan pembahasan pelajaran. Ada pun hasil monitoring dari siklus ini adalah perhatian siswa sejak gambar ditempelkan sangat besar dan respon siswa sangat bagus yakni 96% (32 siswa). Keaktifan dan kreativitas siswa tampak ketika mengerjakan lembaran kerja, jawaban yang diberikan bervariasi, dan ada keberanian memberikan jawaban lisan. Sebagai refleksi dari hasil penelitian adalah guru tidak menga lami kesulitan untuk mengajar dengan model pembelajaran terpadu. Guru mengatakan pembelajaran terpadu membuat siswa belajar aktif tetapi harus ada persiapan yang optimal dari guru. Guru mempraktikkan model pembelajaran terpadu lebih baik dari siklus kedua. Guru lebih rileks dalam mengajar dan lebih banyak memperhatikan siswa dan membimbing dari kelompok ke kelompok. Aktivitas dan kreativitas belajar meningkat. Permasalahan yang perlu diperbaiki selanjutnya adalah aktivitas siswa menjawab pertanyaan terlalu aktif sehingga terkesan gaduh.

Siklus IV Perencanaan penelitian adalah guru membuat pembelajaran terpadu model connected antar pokok bahasan PPKn, dan menyiapkan gambar. Sebagai implementasi tindakan adalah guru bercerita dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan tema pokok bahasan yang direncanakan, dan dilanjutkan dengan bermain peran. Monitoring dari penelitian adalah guru sudah terbiasa melakukan model pembelajaran

160

dengan memadukan beberapa konsep. Suasana kelas tampak tenang dan sisw apenuh perhatian untuk belajar. Pembelajaran terpadu model connected yang dipraktikkan guru cukup baik. Aktivitas siswa menjawb pertanyaan yang terkesan kurang tekendali sudah lebih terarah. Siswa lebih tertib selam PBM berlangsung.

SIMPULAN Penelitian tindakan disajikan dalam tiga bagian yakni: 1) menyajikan penerapan pembelajaran terpadu pelajaran PPKn, 2) menyajikan peningkatan siswa belajar aktif dan kreatif, 3) menyajikan evaluasi. Pembelajaran terpadu dapat dilaksanakan guru dengan baik dari siklus ke siklus berikutnya dan pembelajaran terpadu masih baru bagi guru dan siswa. Melalui pembelajaran terpadu motivasi siswa lebih baik karena didukung oleh kreativitas guru dalam merancang pembelajaran dan mengkombinasikan metode, media mengajar. Pembelajaran memberikan pengalaman langsung bagi siswa, karena siswa diajak bermain peran sesuai dengan tema dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA Abimanyu, Soli. 1995. Model Pembelajaran di Kelas Awal SD. Bahan Pelatihan Metodologi Bidang Studi. Jakarta: Dikti Depdikbud. _____________. 1995. Penelitian Praktis untuk Perbaikan Pembelajaran. Jakarta: Dikti. Depdikbud. Dimyati, Mudjiono. 1994. Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.

Belajar

dan

Djahir, Ach Kosasih. 1985. Strategi Pengajaran Afektif-Nili-Moral. Bandung: IKIP. Gunarsah, D Singgih. 1990. Perkembangan. Jakarta: Gunung Agung.

Psikologi

Muhadjir, Noeng. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dikti. Semiawan, Cony. Munandar Utami. 1987. Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah. Jakarta: Gramedia. Wahab, Abdul Azis. 1987. Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Dikti Depdikbud.

Muktadir, A.

161