A) Fakultas Psikologi. B) Oktober 2010. C) Hanny Safitri Sari. D) Pengaruh
Dukungan Sosial dan Kepribadian terhadap Penyesuaian Diri pada. Masa
Pensiun.
PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN KEPRIBADIAN TERHADAP PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PENSIUN
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Disusun oleh : HANNY SAFITRI SARI NIM: 106070002243
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431H/2010M
PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN KEPRIBADIAN TERHADAP PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PENSIUN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi
Oleh HANNY SAFITRI SARI NIM: 106070002243
Dibawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Ikhwan Lutfi, M. Psi NIP: 19730710 2005011 006
Desi Yustari Muchtar, M. Psi NIP: 19821214 2008012 006
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431H/2010M ii
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN KEPRIBADIAN TERHADAP PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PENSIUN telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 06 Desember 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi. Jakarta, 06 Desember 2010 Sidang Munaqasyah
Dekan/ Ketua Merangkap Anggota
Pembantu Dekan/ Sekretaris Merangkap Anggota
Jahja Umar, Ph.D NIP. 130 885 522
Dra. Fadhilah Suralaga, M.Si NIP.19561223 198303 2001
Anggota :
Dra. Zahrotun Nihayah, M. Si NIP.19620724 198903 2001
Ikhwan Lutfi, M. Psi NIP. 19730710 2005011 006
Desi Yustari Muchtar, M. Psi NIP. 19821214 2008012 006
iii
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Hanny Safitri Sari NIM : 106070002243
Dengan
ini
menyatakan
bahwa
skripsi
yang
berjudul
“PENGARUH
DUKUNGAN SOSIAL DAN KEPRIBADIAN TERHADAP PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PENSIUN” adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat dalam penyusunan skripsi tersebut. Adapun kutipan-kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan sumber pengutipannya dalam daftar pustaka.
Saya bersedia untuk melakukan proses yang semestinya sesuai dengan UndangUndang jika ternyata skripsi ini secara prinsip merupakan plagiat atau jiplakan dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebaik-baiknya.
Jakarta, 06 Desember 2010
Hanny Safitri Sari NIM : 106070002243
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO : “Allah, Dia-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dia-lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. Ar-Rum: 54)
PERSEMBAHAN : Sujud syukur hamba pada-Mu ya Rabb, dengan iringan doa, usaha dan keyakinan skripsi ini ku persembahkan teruntuk: Keluargaku tercinta, mama, papa, ketiga kakakku dan orang-orang yang menyayangi dan selalu mendoakanku dalam kebaikan.
Ya Allah, jadikanlah karya ini sebagai kado terindah untuk mereka saat ini. Amiin…
v
ABSTRAK A) B) C) D)
Fakultas Psikologi Oktober 2010 Hanny Safitri Sari Pengaruh Dukungan Sosial dan Kepribadian terhadap Penyesuaian Diri pada Masa Pensiun E) XI + 79 halaman ( belum termasuk lampiran) Pensiun merupakan permasalahan bagi pekerja diusianya yang sudah lanjut. Dukungan sosial adalah sesuatu yang paling mendasar yang dibutuhkan oleh pensiunan, dukungan-dukungan yang berasal dari significant others sangat mempengaruhi seseorang untuk melakukan penyesuaian diri dalam menghadapi lingkungan dan aktivitas yang berbeda. Dukungan sosial yang baik maka penyesuaian dirinya pun baik, dimana seseorang dapat menempatkan dirinya di masyarakat maka dia akan diterima dengan baik oleh masyarakat begitu juga sebaliknya. Kepribadian extrovert diartikan sebagai pribadi yang suka bergaul, menyenangi interaksi sosial dengan orang lain dan berfokus pada the world outside the self. Semakin extrovert seseorang, interaksi sosialnya pun akan lebih baik dibandingkan orang yang introvert, sehingga mereka yang extrovert akan lebih merasakan manfaat dukungan sosial yang sangat berpengaruh disaat keberlangsungan penyesuaian diri (pada masa pensiun). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial dan kepribadian terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling, dengan total responden sebanyak 50 orang di PT. PLN (Persero). Hasil penelitian menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan dukungan sosial dan kepribadian secara bersama-sama terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun sebesar 57,3%. Secara parsial, dukungan sosial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun sebesar 48,6% dan kepribadian mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun sebesar 8,7%. Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis memberikan saran kepada pihak perusahaan, keluarga, teman sejawat sarta lingkungan sosial terkait untuk bersama-sama memberikan dukungan bagi para pensiunan. Sedangkan saran bagi para pensiunan agar dapat memanfaatkan lingkungan sosialnya untuk keberlangsungan penyesuaian dirinya pada masa pensiun kearah yang lebih baik lagi. F) Bahan Bacaan: 24 buku + 1 skripsi + 4 jurnal
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahiim Syukur Alhamdullilah peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat, petunjuk, pertolongan dan izin-Nya lah peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN KEPRIBADIAN TERHADAP PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PENSIUN. Shalawat serta salam terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang selalu istiqomah dalam menegakkan ajaran agama Islam. Proses perampungan skripsi ini, dijalani tahap demi tahap dengan penuh perjuangan, pengorbanan yang cukup lama dan melelahkan hingga akhirnya skripsi ini terselesaikan. Peneliti menyadari, skripsi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan, arahan, dukungan, masukan, doa dan banyak bantuan yang diberikan kepada peneliti. Untuk itu dengan segala ketulusan hati, izinkanlah peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. Jahja Umar, Ph.D, Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta jajarannya. 2. Ikhwan Lutfi, M.Psi dan Desi Yustari Muchtar, M.Psi yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan saran dalam penyusunan skripsi ini. 3. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga ilmu yang telah peneliti peroleh dapat diamalkan dengan sebaik-baiknya. 4. Papa dan mama yang selalu setia mendampingi papa, Bapak Abiyanto, Pak Edward, Bapak Sirait, Mbak Ratih, Kak Ira
dan Mas Didin yang telah
membantu peneliti dalam penyebaran skala serta perolehan data-data yang diperlukan. Seluruh responden di PT. PLN (Persero) yang telah bersedia memberikan waktunya untuk mengisi skala. 5. Keluargaku tercinta dan tersayang yang sangat berperan dalam kehidupanku dan menjadi motivator utamaku. Mama dan papa yang selalu memberikan
vii
support dan doa yang tak terhingga. Kak Linda, kak Dini dan kak Ira yang banyak memberi masukan, motivasi serta bantuannya. 6. Abdul Basith Thaha terimakasih untuk perhatian, dan motivasinya selama ini. 7. Sahabat-sabatku di psikologi Ami, Fira, Riri, dan Choi yang kehadirannya membuahkan keceriaan dan optimisme pada penulis untuk terus maju menapaki jalan-jalan semangat dalam hidup ini. Kadek, makasih banyak untuk kebersamaan, kesabaran dan bantuannya selama empat tahun ini. Canda tawa kalian semua memberikan warna dalam hidupku. 8. Untuk Ami, makasih banyak atas bantuan dan semangatnya. Semoga Allah membalas segala ketulusanmu selama ini. Rika dan Eva teman seperjuangan saat mengerjakan skripsi, makasih untuk motivasinya. 9. Untuk Iqbal, terimakasih atas waktu dan dukungannya. Terima kasih juga untuk Adiyo yang telah membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi. 10. Teman-teman seperjuangan angkatan 2006 khususnya kelas B, terimakasih atas kebersamaannya selama ini. Kebersamaan itu membuat hari-hari terasa lebih ringan untuk dilewati.
Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu dan tanpa mengurangi makna kontribusinya dalam penelitian ini, semoga mendapatkan imbalan dari Allah SWT sebagai amal ibadah.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan untuk menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi siapa saja yang membacanya dan diharapkan dapat memicu penelitian-penelitian lain dengan tema yang serupa sehingga dapat memperkaya pengetahuan kita. Amiin.
Jakarta, Oktober 2010
Peneliti
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ii LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN......................................................................v ABSTRAK ...........................................................................................................vi KATA PENGANTAR ..........................................................................................vii DAFTAR ISI ........................................................................................................ix DAFTAR TABEL ................................................................................................x
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................... 1-13 1.1 Latar Belakang........................................................................1 1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah .....................................10 1.2.1 Pembatasan masalah ......................................................10 1.2.2 Perumusan masalah .......................................................11 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...............................................11 1.3.1 Tujuan penelitian ...........................................................11 1.3.2 Manfaat penelitian .........................................................12 1.3.2.1 Manfaat teoritis .................................................12 1.3.2.1 Manfaat praktis..................................................12 1.4 Sistematika Penulisan .............................................................13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA................................................................15-36 2.1 Penyesuaian Diri .....................................................................15 2.1.1 Definisi penyesuaian diri ..............................................15 2.1.2 Penyesuaian diri pada saat memasuki masa pensiun....18 2.1.3 Karakteristik penyesuaian diri ......................................20 2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri ....22 2.2 Dukungan Sosial .....................................................................22 2.2.1 Definisi dukungan sosial................................................22
ix
2.2.2 Jenis atau bentuk dukungan sosial.................................23 2.2.3 Komponen-komponen dukungan sosial ........................24 2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang mendapatkan dukungan sosial ......................................................................25 2.3 Kepribadian.............................................................................26 2.3.1 Definisi kepribadian.......................................................26 2.3.2 Struktur kepribadian ......................................................27 2.3.3 Extroversion Vs Introversion.........................................31 2.4 Pensiun....................................................................................32 2.5 Kerangka Berpikir ..................................................................33 2.6 Hipotesis .................................................................................36 BAB III
METODE PENELITIAN .......................................................37-51 3.1 Pendekatan Penelitian .............................................................37 3.2 Populasi dan Sampel...............................................................37 3.2.1 Populasi..........................................................................38 3.2.2 Sampel dan teknik pengambilan sampel.......................38 3.3 Variabel penelitian ..................................................................39 3.3.1 Definisi konseptual variabel .........................................39 3.3.2 Definisi operasional variabel ........................................40 3.4 Pengumpulan Data ..................................................................42 3.4.1 Teknik pengumpulan data ..............................................42 3.4.2 Instrumen penelitian ......................................................43 3.5 Uji Instrumen ...........................................................................45 3.5.1 Uji validitas....................................................................45 3.5.2 Uji reliabilitas ................................................................48 3.6 Prosedur Penelitian .................................................................48 3.6.1 Persiapan uji coba alat ukur ...........................................48 3.6.2 Persiapan pengambilan data ..........................................50 3.6.3 Pelaksanaan pengambilan data ......................................50 3.7 Teknik Analisis Data ................................................................51
x
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN........................................ 52-67 4.1 Gambaran Umum Subjek .......................................................52 4.2 Analisis Deskriptif ..................................................................57 4.2.1 Kategorisasi skor ...........................................................58 4.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian.................................................63
BAB V
KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN............................ 68-76 5.1 Kesimpulan .............................................................................68 5.2 Diskusi ....................................................................................69 5.3 Saran .......................................................................................74 5.3.1 Saran Teoritis.................................................................75 5.3.2 Saran Praktis..................................................................75
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................78 LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tipologi Jung.........................................................................................28 Tabel 3.1 Nilai skor jawaban dukungan sosial......................................................43 Tabel 3.2 Nilai skor jawaban kepribadian.............................................................44 Tabel 3.3 Nilai skor jawaban penyesuaian diri .....................................................45 Tabel 3.4 Blue print skala dukungan sosial (ISEL)...............................................46 Tabel 3.5 Blue print skala penyesuaian diri ..........................................................46 Tabel 3.6 Blue print skala kepribadian..................................................................48 Tabel 4.1 Responden berdasarkan jenis kelamin ..................................................52 Tabel 4.2 Responden berdasarkan usia .................................................................53 Tabel 4.3 Responden berdasarkan pendidikan terakhir.........................................53 Tabel 4.4 Responden berdasarkan tempat tinggal.................................................54 Tabel 4.5 Responden berdasarkan status pernikahan............................................54 Tabel 4.6 Responden berdasarkan jumlah anak ....................................................55 Tabel 4.7 Responden berdasarkan jumlah saudara kandung.................................55 Tabel 4.8 Responden berdasarkan keikutsertaan dalam program MPP ................55 Tabel 4.9 Responden berdasarkan aktivitas pasca pensiun ...................................56 Tabel 4.10 Responden berdasarkan pendapatan....................................................56 Tabel 4.11 Responden berdasarkan penyakit yang diderita ..................................57 Tabel 4.12 Descriptive statistics ...........................................................................57 Tabel 4.13 Distribusi skor dukungan sosial ..........................................................58 Tabel 4.14 Distribusi skor penyesuaian diri..........................................................59 Tabel 4.15 Tipe kepribadian..................................................................................59 Tabel 4.16 Penyesuaian diri berdasarkan jenis kelamin........................................60 Tabel 4.17 Penyesuaian diri berdasarkan aktivitas pasca pensiun ........................61 Tabel 4.18 Penyesuaian diri berdasarkan penyakit yang diderita .........................62 Tabel 4.19 Penyesuaian diri berdasarkan penghasilan ..........................................63 Tabel 4.20 Hasil analisis regresi dukungan sosial dan kepribadian ......................63
xii
Tabel 4.21 Hasil analisis determinasi dukungan sosial.........................................64 Tabel 4.22 Hasil analisis determinasi kepribadian ................................................65 Tabel 4.23 Hasil uji koefisien regresi secara bersama-sama................................65 Tabel 4.24 Hasil uji koefisien regresi dukungan sosial.........................................66 Tabel 4.25 Hasil uji koefisien regresi kepribadian................................................66 Tabel 4.26 Kesimpulan uji hipotesis .....................................................................67
xiii
PENGANTAR
Assalamu`alaikum Wr..Wb.. Kepada responden yang saya hormati, Saya Hanny Safitri Sari mahasiswi Fakultas Psikologi UIN yang akan mengadakan suatu penelitian. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kesediaan bapak/ibu untuk turut serta membantu dalam memberikan data mengenai hal tersebut di atas. Kerjasama yang kami harapkan adalah kesediaan bapak/ibu untuk mengisi serangkaian item pernyataan. Dalam skala ini tidak ada jawaban benar salah. Adapun informasi atau data yang Anda berikan akan sangat bermanfaat bagi penelitian dan akan dijamin kerahasiaannya serta hanya digunakan untuk kepentingan pengumpulan data. Atas segala kerjasama serta bantuan bapak/ibu, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu`alaikum Wr..Wb..
Jakarta, Agustus 2010
Hanny Safitri Sari Peneliti
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penelitian.
1.1 Latar Belakang Setiap
individu (insan manusia) akan melalui sejumlah tahapan
perkembangan sepanjang rentang kehidupannya. Setiap tahap perkembangan yang akan dilalui memiliki tugas yang berbeda-beda. Seperti yang dijelaskan oleh Havighurst (dalam Hurlock, 1980) tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu. Apabila tugas tersebut berhasil dilalui maka akan menimbulkan rasa bahagia yang akan menjadi penuntun langkah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Sebaliknya individu yang gagal atau tidak berhasil menyelesaikan tugas perkembangannya maka akan menimbulkan ketidakbahagiaan dan akan mengalami kesulitan untuk melanjutkan tugas perkembangan selanjutnya termasuk pada periode usia lanjut. Secara umum usia lanjut dini dibatasi oleh rentang usia antara 60-70 tahun, dimana pada masa tersebut ditandai oleh berbagai perubahan baik secara fisik maupun mental (Hurlock, 1980). Sebagian tugas perkembangan pada usia lanjut menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1980) adalah menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan kesehatan, menyesuaikan diri dengan 1
masa pensiun, berkurangnya income (penghasilan) keluarga, serta penyesuaian diri dengan kematian pasangan hidup. Pensiun berarti berakhirnya masa kerja yang formal dan memulai peran baru dalam kehidupan (Turner, 1995). Oleh karena itu, ada beberapa hal penyesuaian yang dialami seseorang pada masa pensiunnya menurut Turner & Helms (1995), diantaranya adalah: Pertama, psychological adjustments meliputi berkurangnya harga diri. Bekerja bukan hanya terkait dengan kebutuhan materi saja melainkan juga merupakan
kebutuhan
psikologis
seseorang.
Secara
psikologis,
bekerja
menimbulkan rasa identitas, status, maupun fungsi sosial. Dalam hal ini orang akan merasa berharga, jika ia dapat mengatakan posisi dan pekerjaannya. Selain itu, bagi banyak para pensiunan, hilangnya kedudukan atau jabatan sangat erat hubungannya dengan fenomena Post-power syndrome. Netty Hartati (2002) mengungkapkan Post-power syndrome merupakan syndrome yang akhirakhir ini banyak menimpa individu yang sudah tidak bekerja lagi (pensiun). Postpower syndrome adalah reaksi somatisasi dalam bentuk sekumpulan simptomsimptom penyakit, luka-luka dan kerusakan fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang progresif sifatnya, disebabkan karena pasien sudah pensiun atau sudah tidak mempunyai jabatan dan kekuasaan lagi (Kartono dalam Netty Hartati, 2002). Lebih lanjut Hawari (2004) menambahkan bahwa gejala depresi dapat pula diderita oleh orang yang menjalani stres psikososial yang berkaitan dengan hilangnya kedudukan atau jabatan.
2
Kedua, financial adjustments meliputi berkurangnya sumber penghasilan. Penurunan income merupakan dampak paling nyata dari fenomena pensiun. Sebagai kepala keluarga tentunya hal ini dapat menimbulkan stres, terlebih jika kebutuhan tidak bisa ditekan dan malah pengalami peningkatan. Ketiga, Marital adjustments meliputi ketidak harmonisan pasangan dan kepergian pasangan. Waktu yang dihabiskan bersama pasangan ketika sebelum dan sesudah pensiun jelas akan berbeda. Kuantitas bersama pasangan akan lebih banyak dan akan memungkinkan untuk terjadinya kesalah pahaman atau ketidak cocokan akan sering terjadi pada masa pensiun. Kepergian pasangan disini dapat diartikan perceraian atau pasangan yang meninggal dunia. Keempat, berkurangnya kontak sosial. Seseorang bisa mendapatkan reward sosial ketika mereka meraih kepuasan
dari kontak sosialnya. Ketika
memasuki masa pensiun, waktu untuk bertemu dengan rekan seprofesi menjadi berkurang. Kelima, hilangnya kelompok referensi yang bisa mempengaruhi self image. Biasanya seseorang menjadi anggota dari suatu kelompok organisasi atau bisnis tertentu ketika dia masih aktif bekerja. Tetapi ketika dia menjadi pensiun, secara langsung keanggotaan pada suatu kelompok akan hilang. Hal ini akan mempengaruhi seseorang untuk kembali menilai dirinya lagi. Keenam, hilangnya tugas yang berarti. Hal ini dapat dikarenakan pekerjaan yang dikerjakan seseorang mungkin sangat berarti bagi dirinya dan hal ini tidak bisa dikerjakan saat seseorang itu mulai memasuki masa pensiun.
3
Ketujuh, hilangnya rutinitas. Hampir separuh dari harinya dihabiskan untuk bekerja. Tidak semua orang menikmati jam kerja yang panjang seperti ini, tapi tanpa disadari kegiatan panjang selama ini memberikan sense of purpose, memberikan rasa aman, dan pengertian bahwa kita ternyata berguna. Ketika menghadapi masa pensiun, waktu ini hilang, sehingga mereka mulai merasakan diri tidak produktif lagi. Bagi individu yang mengalami kesulitan dalam penyesuaian diri, perubahan yang terjadi pada fase ini akan menimbulkan masalah psikologis dan juga masalah fisiologis yang menjadi masalah bagi sebagian pensiunan dan orangorang disekitarnya. Masalah fisiologis yang dialami para pensiunan yaitu menurunnya kesehatan yang ditandai dengan pengurangan fungsi-fungsi kognitif. Perubahan penampilan, perubahan panca indera dan perubahan atau penurunan fungsi bagian dalam tubuh juga merupakan masalah fisik yang dialami para pensiunan yang berada pada rentang usia lanjut dini (Hurlock, 1980). Masalah fisiologis bisa menyebabkan kematian yang
lebih cepat atau premature death. Istilah lain dikemukakan para ahli adalah retirement shock atau
retirement syndrome. Hawari (2004) menyatakan bahwa
kehilangan pekerjaan (PHK atau pensiun) yang berakibat pada pengangguran akan berdampak pada gangguan kesehatan bahkan bisa sampai pada kematian.
Masalah psikologis lainnya yang dihadapi para pensiunan
adalah
kecemasan, stres dan depresi. Kesehatan yang mulai menurun, kehilangan (teman, pasangan dan anggota keluarga) serta kemungkinan besar tidak memiliki penghasilan sebanyak dulu adalah perubahan-perubahan dalam kehidupan yang akan menimbulkan stres. Hasil penelitan Brenner pada tahun 1979 (Hawari, 2004)
4
terbukti untuk setiap 1% kenaikan pengangguran di Amerika Serikat tercatat 44% mengalami stres dan menunjukkan perubahan perilaku dan emosi. Fenomena perubahan rutinitas dalam kehidupan individu (dari aktif menjadi pasif), hilangnya kedudukan atau jabatan, perubahan kemandirian dalam bidang keuangan, munculnya keluhan fisik, masalah-masalah psikologis, adanya kecemasan pada hal-hal baru, sering mengeluh pada lingkungan merupakan kondisi-kondisi yang sering ditemui pada saat pensiun. Selain hal-hal negatif seperti di atas, ada hal-hal positif
yang dapat
ditemukan dibalik masa pensiun. Setelah pensiun, seseorang dapat lebih meningkatkan kondisi fisik dan kesehatannya karena banyaknya waktu luang yang dimiliki untuk melakukan olahraga, beristirahat dengan cukup, ditambah lagi dengan semakin berkurangnya beban dan tekanan pekerjaan yang harus dihadapi. Selain itu, banyak kesempatan yang menarik dan menyenangkan yang dapat dilakukan, seperti mengembangkan hobi, aktif dalam kegiatan sosial, semakin mendekatkan diri kepada Allah serta berkumpul bersama anak, cucu, maupun pasangan. Dengan perubahan-perubahan seperti di atas, penyesuaian diri menjadi unsur yang penting untuk diperhatikan pada masa purna tugas (pensiun). Penyesuaian diri merupakan aspek penting sebagai usaha manusia untuk mengendalikan perasaan yang tidak menyenangkan atau tekanan akibat dorongan kebutuhan, usaha memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan dan tuntutan lingkungan, dan usaha menyelaraskan hubungan individu dengan realitas (Gufron&Risnawita, 2010). Atwater (1983) juga mengemukakan bahwa
5
penyesuaian diri terdiri dari perubahan-perubahan dan keadaan yang ada dalam diri kita yang diperlukan untuk mencapai hubungan yang memuaskan dengan orang lain dan dengan lingkungan kita. Penyesuaian diri tersebut akan diawali dengan stres, yaitu suatu keadaan di mana lingkungan mengancam atau membahayakan keberadaan, kesejahteraan atau kenyamanan diri seseorang, Baum (dalam Desmita,2009). Oleh karena itu, penyesuaian pada masa pensiun bukan merupakan hal yang mudah bagi seseorang yang dahulunya bekerja. Tingkah laku penyesuaian diri yang diawali dengan stres tersebut, dapat berakhir dengan penyesuaian yang baik atau tidak. Baik atau tidaknya penyesuaian diri dipengaruhi oleh beberapa kondisi dan faktor sebelum dan sesudah pensiun. Menurut Hurlock (1980), penyesuaian diri individu terhadap masa pensiun dipengaruhi oleh kondisi-kondisi yang terjadi sebelum atau sesudah pensiun. Adapun beberapa kondisi yang berpengaruh diantaranya yaitu, kesehatan individu, jenis pensiun, perubahan pola kerja dan cara hidup, aktivitas pengganti, kontak sosial, pola-pola kehidupan, status perkawinan, keterlibatan dan keberartian tugas, sikap terhadap masa pensiun. Sedangkan
menurut
Gufron&Risnawita
(2010),
penyesuaian
diri
dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yang berasal dari lingkungan yang meliputi lingkungan rumah, keluarga, tempat bekerja dan masyarakat. Faktor-faktor eksternal tersebut dapat memberikan bantuan atau dorongan agar individu dapat mengatasi atau
6
melewati perubahan dan pengalaman yang tidak menyenangkan pada periode penyesuaian diri. Bantuan dan dukungan yang diberikan oleh orang-orang disekitar individu tersebut, secara lebih ringkas disebut dengan dukungan sosial. Sarafino (2002) mendefinisikan dukungan sosial sebagai kenyamanan, perhatian, penghargaan ataupun bantuan yang diterima individu dari orang lain. Salah satu bentuk dukungan sosial tersebut adalah dukungan yang berasal dari significant others yaitu istri, anak dan teman sangat mempengaruhi seseorang untuk melakukan penyesuaian diri dalam menghadapi lingkungan, aktivitas yang berbeda dan kondisi penurunan fisik. Penelitian dalam bidang gerontologi (gerontology), penelitian mengenai usia dan proses penuaan, dan geriatrik (geriatrics), cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang proses penuaan, telah menekankan pentingnya layanan dukungan, terutama untuk lansia tertua yang kebanyakan mungkin sudah kehabisan tabungan mereka dan tidak bisa membiayai perawatan diri mereka sendiri (Papalia, 2009) . Di antara berbagai macam dukungan sosial, keluarga merupakan hal yang paling penting, karena keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat, baik secara fisik maupun sosial. Keluarga merupakan lingkungan yang pertama ditemui oleh individu dan menjadi tempat yang penting dalam perkembangan hidup manusia. Dengan adanya dukungan sosial yang baik, diharapkan penyesuaian diri pun baik, dimana seseorang dapat menempatkan dirinya di masyarakat maka dia akan diterima dengan baik oleh masyarakat begitu juga sebaliknya. Ada lima jenis dukungan sosial menurut Cohen dan McKay, dkk (Sarafino, 2002), yaitu
7
dukungan emosi (emotional support), dukungan penghargaan (esteem support), dukungan instrumental (tangible or instrumental support), dukungan informasi (infomational support) dan integritas sosial (network support). Sedangkan faktor internal yang mempengaruhi penyesuaian diri menurut Gufron&Risnawita (2010) adalah faktor yang berasal dari diri individu yang meliputi kondisi jasmani, psikologis (kepribadian), kebutuhan, kematangan intelektual, emosional, mental dan motivasi. Kepribadian menurut Allport (dalam Sumadi, 2006) merupakan organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Perlmutter (1992) menyebutkan bahwa penyesuaian diri pada pensiunan dipengaruhi antara lain oleh kondisi kesehatan, ekonomi, jenis pensiun, sikap terhadap masa pensiun, dan tipe kepribadian. Jadi kepribadian merupakan salah satu yang mempunyai fungsi atau arti adaptasi dan menentukan. Carl Gustav Jung menjelaskan kepribadian manusia berdasarkan tujuannya dalam kehidupan yang dipengaruhi oleh masa lalu dan masa depan manusia. Jung menjelaskan berbagai macam struktur dari Psyche, tipologi kepribadian manusia berdasarkan sikap dan fungsi dominan yang dimiliki oleh manusia, mekanisme pergerakan energi psikis dan tahap perkembangan kepribadiannya. Menurut Jung (dalam Sumadi, 2006) manusia dapat digolongkan dalam dua tipe,yaitu manusia yang bertipe ekstravers dan manusia yang bertipe introvers. Orang yang ekstravers dipengaruhi oleh dunia obyektif yaitu dunia di luar dirinya. Orientasi utama tertuju keluar; pikiran, perasaan, serta tindakannya
8
terutama ditentukan oleh lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan non-sosial. Orang ekstravers ini mempunyai sikap yang positif terhadap masyarakat. Jika orang-orang dengan kepribadian ekstravers (dalam hal ini pensiunan) memiliki dukungan sosial yang tinggi dari lingkungannya atau menerima hal-hal yang positif dari lingkungan maka kecenderungan penyesuaian dirinya akan baik. Sealin itu juga, Costa dan McCrae dalam (Papalia, 2009) memprediksikan bahwa orang dengan kepribadian extraverted (mudah bergaul dan berorientasi sosial) cenderung melaporkan emosi positif yang lebih tinggi dan lebih mungkin untuk mempertahankan kepositifan tersebut seiring dengan kehidupannya. Sedangkan orang yang introvers dipengaruhi oleh dunia subyektif yaitu dunia di dalam dirinya sendiri. Orientasi utama tertuju ke dalam; pikiran, perasaan, serta tindakannya terutama ditentukan oleh faktor-faktor subyektif. Penyesuaian dengan dunia luar pada tipe introvers ini kurang baik, sebaliknya mempunyai penyesuaian yang baik dengan batinnya sendiri. Jika orang-orang dengan kepribadian introvers (dalam hal ini pensiunan) memiliki pemikiran yang terus-menerus negatif tentang dirinya dan selalu mengeluh dengan status pensiunnya, maka kecenderungan penyesuaian dirinya akan buruk. Hal ini dapat disebabkan dukungan sosial dari lingkungannya tidak berpengaruh signifikan terhadap dirinya. Karena orang dengan kepribadian introvers dipengaruhi oleh dunia subyektif. Pemaparan di atas juga didukung oleh penelitian terdahulu Jou & Fukada (1996)
yang mengemukakan tipe kepribadian extrovert secara positif
9
mempengaruhi penyesuaian diri. Penelitian terdahulu yang mendukung teori di atas dikemukakan pula oleh Jou & Fukada (1996) yang mengatakan bahwa penyesuaian diri sangat kuat ditentukan oleh kepribadian dan dukungan sosial. Hal terkait juga diutarakan oleh Kim dan Moen (dalam Papalia, 2009) bahwa sumber daya pribadi (kesehatan, SES dan kepribadian), sumber daya ekonomi, dan sumber daya hubungan sosial, seperti dukungan dari pasangan dan temanteman, dapat mempengaruhi seberapa baik pensiunan mengatasi periode pensiun. Berdasarkan pemaparan tersebut maka penulis tertarik untuk mengangkat fenomena tersebut menjadi sebuah permasalahan pada penelitian ini. Penulis ingin mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dukungan sosial dan kepribadian terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun PT. PLN (Persero).
1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. 2. 1 Pembatasan masalah Untuk
mempermudah penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan
sebagai berikut: a. Dukungan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perhatian, perasaan nyaman dan bantuan yang didapat dari orang lain atau kelompok sehingga menimbulkan perasaan bahwa pensiunan memiliki arti bagi orang lain atau menjadi bagian dari jaringan sosialnya. b. Kepribadian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tipe kepribadian extrovert dan introvert dari teori yang dikemukakan oleh Jung.
10
c. Penyesuaian diri pada masa pensiun yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu proses psikologis berupa perubahan-perubahan yang terbentuk melalui hubungan yang harmonis dengan lingkungan, yang meliputi kemampuan untuk memenuhi kebutuhan individu itu sendiri dan tuntutan serta tekanan dari lingkungannya, baik kebutuhan fisik maupun sosial. d. Pensiunan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah para pensiunan PT PLN (persero) dengan batas usia 60 – 75 tahun. 1. 2. 2 Perumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan, maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah: a. Apakah
ada pengaruh yang signifikan dukungan sosial terhadap
penyesuaian diri pada masa pensiun? b. Apakah ada pengaruh yang signifikan tipe kepribadian terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun? c. Apakah ada pengaruh yang signifikan dukungan sosial dan kepribadian terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: a. Untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun
11
b. Untuk mengetahui pengaruh kepribadian terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun c. Untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial dan kepribadian terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun 1.3.2 Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis, seperti: 1.3.2.1 Manfaat teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan ilmu pengetahuan psikologi, khususnya pada bidang psikologi industri dan organisasi serta bidang psikologi sosial dan psikologi perkembangan. Penelitian ini juga dapat mengembangkan teori dukungan sosial, kepribadian dan penyesuaian diri. 1.3.2.2 Manfaat praktis a.
Diharapkan dapat mengoptimalkan fungsi orang-orang terdekat individu (pasangan, anak, saudara, teman dll) sebagai sumber dukungan sosial utama dalam membantu pensiunan menjalani masa pensiun. Sehingga pensiunan dapat terhindar dari dampak negatif masa pensiun. Dan istilah post power syndrome yang identik dengan orang-orang yang memasuki masa pensiun dapat dihindari.
b.
Memberikan informasi kepada orang-orang yang berada disekitar pensiunan
seperti
keluarga
dan
teman,
dengan
tujuan
12
mengembangkan pemahaman mengenai masa penyesuaian diri pada pensiunan. c.
Diharapkan dapat digunakan pada program-program khusus, seperti
konseling
pra
pensiun
sebagai
suatu
cara
untuk
mengantisipasi masalah-masalah yang akan muncul pada masa pensiun dengan melibatkan orang-orang terdekat individu. Dengan adanya program konseling ini, kebijaksanaan MPP (Masa Persiapan Pensiun) yang telah lama diterapkan perusahaan / instansi diharapkan dapat berjalan dengan lebih aktif & efektif. Program MPP yang selama ini lebih diarahkan pada persiapan yang bersifat fisik, dapat lebih diarahkan pada persiapan psikis bagi individu. d.
Diharapkan dapat meningkatkan minat para peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam, atau melakukan penelitian baru yang berhubungan dengan pensiunan.
1. 4 Sistematika Penulisan Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai isi dan materi yang dibahas dalam skripsi ini, maka penulis mengemukakannya dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB 1. Pendahuluan, mengemukakan latar belakang permasalahan-permasalahan penelitian, batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian serta manfaatnya, dan sistematika penulisan.
13
BAB 2. Kajian Pustaka, berisi teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan penelitian, yakni teori penyesuaian diri, teori dukungan sosial, teori kepribadian dan kerangka berfikir BAB 3. Metode Penelitian, memaparkan pendekatan dan jenis penelitian, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, prosedur penelitian, dan analisis data. BAB 4. Analisis hasil penelitian, yaitu mengemukakan tentang gambaran umum subjek, analisis deskriptif, dan hasil uji hipotesis. BAB 5. Penutup, yaitu menyajikan tentang kesimpulan hasil penelitian, diskusi dan saran teoritis dan praktis.
14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab kajian pustaka ini akan dibahas mengenai teori-teori penyesuaian diri, teori-teori dukungan sosial, teori-teori kepribadian, definisi pensiun, kerangka berfikir dan hipotesis penelitian.
2.1 Penyesuaian Diri 2.1.1 Definisi penyesuaian diri Penyesuaian diri berasal dari kata adjustment, yang artinya penyetelan (diri) atau penyesuaian diri (Chaplin, 1999). Definisi lengkap dari penyesuaian diri adalah 1. Variasi dalam kegiatan organisme untuk mengatasi suatu hambatan dan memuaskan kebutuhan-kebutuhan. 2. Menegakkan hubungan yang harmonis dengan lingkungan fisik dan sosial (Chaplin, 1999). Definisi pertama menyatakan secara tidak langsung adanya situasi pemecahan masalah, dimana seseorang merasakan adanya kebutuhan yang tidak dapat dipuaskan dengan cara-cara biasa. Dalam situasi tersebut tingkah laku diubah-ubah, sampai ditemukannya reaksi yang bisa memberikan kepuasan. Sebaliknya, reaksi jawaban sedemikian ini menjadi cara kebiasaan dalam mereaksi. Definisi kedua kurang menekankan masalah keterampilan-keterampilan atau hal-hal belajar, melainkan mendekati ide akomodasi sosial (social accommodation) atau konformitas (persesuaian,kecocokan) (dalam Chaplin, 1999).
15
Istilah adjustment, accommodation dan conformity itu terkadang dapat dipertukarkan satu sama lain, walaupun adjustment secara tidak langsung menyatakan adanya peranan yang lebih aktif pada individu. Accommodation dan conformity lebih bersifat pasif, dan secara tak langsung menyatakan suatu “penyerahan, atau rasa mengalah” untuk bisa mencapai keserasian atau harmoni (Chaplin,1999). Pergiwati dan Uly (2008) menafsirkan penyesuaian diri dari beberapa tokoh seperti Schneiders dan Kartono, diantaranya adalah: 1. Adaptation, artinya bahwa penyesuaian diri dipandang sebagai suatu kemampuan untuk beradaptasi. Individu yang memiliki penyesuaian diri yang
baik,
akan
memiliki
hubungan
yang
memuaskan
dengan
lingkungannya. 2. Conformity, yaitu bahwa dalam proses penyesuaian diri, individu harus mempertimbangkan norma sosial dan hati nuraninya. 3. Mastery, yaitu bahwa penyesuaian diri merupakan kemampuan individu dalam membuat suatu perencanaan dan mengorganisir respon-respon sedemikian rupa, sehingga individu mampu menguasai atau menanggapi segala macam konflik, kesulitan, masalah hidup, dan keadaan yang membuat frustasi dengan cara yang efisien 4. Individual Variation, yaitu bahwa terdapat perbedaan yang bersifat individual pada perilaku dan respon individu dalam menghadapi berbagai masalah
16
5. Penguasaan dan kematangan emosional, yaitu bahwa penyesuaian diri menuntut kemampuan individu untuk memiliki emosi yang tepat pada setiap situasi. Dalam Chaplin (1999) penyesuaian diri juga diartikan sebagai adaptation yang arti secara bahasa adalah penyesuaian diri, adaptasi, pencocokan; perubahan; 1. Perubahan fungsional atau struktural yang meningkatkan atau mempertinggi nilai kelangsungan hidup organisme. 2. Berkurangnya kepekaan lewat peningkatan dari ambang absolut/mutlak selama diperpanjangnya pemberian perangsang. 3. Penghilangan perasaan-perasaan dan tingkah laku yang tidak tepat selama tingkat-tingkat awal dalam proses belajar. Launier (1995), membedakan antara konsep penyesuaian diri dengan adaptasi, yaitu penyesuaian diri mengacu pada usaha seseorang untuk sejalan dengan lingkungan sosial & fisiknya, sedangkan adaptasi mengacu pada usaha untuk bertahan hidupnya suatu spesies. Atwater (1983) mengemukakan bahwa penyesuaian terdiri dari perubahanperubahan dan keadaan yang ada dalam diri kita yang diperlukan untuk mencapai hubungan yang memuaskan dengan orang lain dan dengan lingkungan kita. Calhoun dan Acocella (1990) mendefinisikan penyesuaian diri sebagai interaksi individu yang kontinyu dengan diri sendiri, orang lain dan dengan lingkungan individu tersebut. Sunarto & Hartono (2006) mengemukakan bahwa penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan. Respon penyesuaian, baik atau buruk,
17
secara sederhana dapat dipandang sebagai suatu upaya individu untuk mereduksi atau menjauhi ketegangan dan untuk memelihara kondisi-kondisi keseimbangan yang lebih wajar. Penyesuaian diri adalah sebagai suatu proses ke arah hubungan yang harmonis antara tuntutan internal dan tuntutan eksternal. Dalam proses penyesuaian diri dapat saja muncul konflik, tekanan, dan frustasi, dan individu didorong meneliti berbagai kemungkinan perilaku untuk membebaskan diri dari ketegangan (Sunarto & Hartono, 2006). Berdasarkan seluruh definisi penyesuaian diri di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri merupakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan individu itu sendiri dan tuntutan serta tekanan lingkungannya. Definisi inilah yang digunakan dalam penelitian ini. 2.1.2 Penyesuaian diri pada saat memasuki masa pensiun Menurut Turner & Helms (1995) ada beberapa hal penyesuaian yang dialami seseorang ketika memasuki masa pensiun, yaitu: 1.
Psychological adjustments meliputi berkurangnya harga diri
2.
Financial adjustments meliputi berkurangnya sumber penghasilan
3.
Marital adjustments meliputi ketidak harmonisan pasangan dan kepergian pasangan
4.
Other social adjustments meliputi berkurangnya kontak sosial yang berorientasi pada pekerjaan, hilangnya kelompok referensi dan hilangnya tugas yang berarti
18
Menurut Hurlock (1980), Penyesuaian diri individu terhadap masa pensiun merupakan kondisi yang banyak dipengaruhi oleh kendala individual maupun sosial pada saat sebelum maupun sesudah terjadinya pensiun. Adapun beberapa kendala yang berpengaruh diantaranya yaitu: a.
Jenis pensiun. Individu yang pensiun “sukarela” akan lebih baik menyesuaikan diri daripada yang “terpaksa”
b.
Kesehatan individu. Kesehatan yang buruk pada saat pensiun bisa membantu penyesuaian diri karena masa pensiun dapat diluangkan dengan istirahat. Sedangkan pekerja yang merasa dirinya sehat cenderung sulit menyesuaikan diri karena merasa “terpaksa” untuk mundur walaupun ia masih sanggup untuk bekerja.
c.
Perubahan pola kerja dan cara hidup yang perlahan-lahan dan terencana sejak beberapa waktu sebelum pensiun akan lebih baik daripada perubahan yang tiba-tiba.
d.
Bimbingan dan perencanaan pra pensiun akan membantu penyesuaian diri
e.
Aktivitas pengganti. Individu yang mampu mengembangkan aktivitas pengganti yang sesuai dengan minat dan berarti bagi dirinya akan menemukan kepuasan bekerja kembali dan tidak menganggap masa pensiun sebagai gangguan emosional.
f.
Kontak sosial. Kontak sosial yang baik sebelum dan sesudah masa pensiun akan membantu penyesuaian diri, karena banyak individu yang
19
merasa sebagai “warga kelas dua” setelah masa pensiunnya. Dengan kontak sosial yang baik perasaan-perasaan seperti itu dapat dikurangi. g.
Semakin sedikit perubahan yang harus dilakukan terhadap kehidupan semasa pensiun, semakin baik penyesuaian diri dapat dilakukan
h.
Status ekonomi. Status ekonomi yang baik, memungkinkan seseorang untuk hidup dengan nyaman
i.
Status perkawinan. Perkawinan yang bahagia dan dukungan dari keluarga terutama istri akan banyak membantu penyesuaian.
j.
Keterlibatan dan keberartian tugas. Makin banyak komunitas yang menawarkan persahabatan dan aktivitas bagi individu yang pensiun, makin baik pula penyesuaian diri individu. Semakin para pekerja menyukai pekerjaan mereka, semakin buruk penyesuaian terhadap pensiun.
k.
Sikap terhadap masa pensiun. Secara umum adanya sikap yang positif akan banyak membantu penyesuaian diri yang dilakukan individu terhadap perubahan yang terjadi dalam masa pensiun.
2.1.3 Karakteristik penyesuaian diri Menurut Haber & Runyon (1984) terdapat lima karakteristik penyesuaian diri yang efektif, yaitu: 1. Persepsi yang akurat tentang realitas. Salah satu aspek pentingnya adalah mengenali konsekuensi dari tindakan yang dilakukan dan mengatur tingkah laku sesuai konsekuensi tersebut.
20
2. Kemampuan mengatasi stres dan kecemasan. Pada dasarnya orang yang mampu menyesuaikan diri adalah orang yang dapat menentukan tujuan dan mengatasi berbagai masalah dan konflik di dalamnya 3. Citra diri positif. Para psikolog memandang berbagai persepsi tentang diri sebagai indikator kualitas penyesuaian diri. Walaupun penyesuaian diri yang efektif memerlukan adanya citra diri yang positif, tapi sangat penting bagi individu untuk tidak menghilangkan realitas mengenai dirinya. Individu harus menyadari & mengakui kelemahannya sebagaimana ia menyadari & mengakui kekuatannya. Jadi individu harus mengenal kemampuan & kekurangan dirinya. Jika individu mampu mengenal & memahami dirinya secara realitas, berarti ia berada pada pencapaian sumber kekuatan penuh dari dirinya. 4. Kemampuan mengekspresikan perasaan. Orang yang sehat secara emosional mampu merasakan dan mengekspresikan berbagai emosi dan perasaan, serta membangun dan mempertahankan hubungan interpersonal. Pengekspresian tersebut dikontrol sepenuhnya oleh individu tersebut. 5. Hubungan interpersonal yang baik. Manusia merupakan makhluk sosial. Dari masa konsepsi, kita selalu tergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan kita secara fisik, sosial dan emosi. Individu yang mampu menyesuaikan diri adalah individu yang dapat berhubungan secara produktif dan menguntungkan bagi satu sama lain.
21
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri Schneiders (dalam Gufron&Risnawita, 2010) berpendapat bahwa dasar penting bagi terbentuknya suatu pola penyesuaian diri adalah kepribadian. Gufron&Risnawita (2010), membedakan faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri menjadi dua, yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yang berasal dari lingkungan meliputi lingkungan rumah, keluarga, tempat bekerja dan masyarakat. Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari diri individu yang meliputi kondisi jasmani, psikologis (kepribadian), kebutuhan, kematangan intelektual, emosional, mental dan motivasi.
2.2 Dukungan Sosial 2.2.1 Definisi dukungan sosial Dukungan sosial berasal dari kata social support. Social (sosial) artinya menyinggung relasi di antara dua atau lebih individu (Chaplin, 1999). Support (dukungan) yang artinya 1. Mengadakan atau menyediakan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan orang lain. 2. Memberikan dorongan atau pengobaran semangat dan nasihat kepada orang lain dalam situasi pembuatan-keputusan (Chaplin, 1999).
Beberapa pengertian dukungan sosial telah banyak dikemukakan oleh para ahli. Ritter (dalam Smet, 1994) secara umum mengatakan bahwa dukungan sosial mengacu pada bantuan emosional, instrumental dan finansial yang diperoleh dari jaringan sosial seseorang.
22
Sarafino (2002) mendefinisikan dukungan sosial sebagai kenyamanan, perhatian, penghargaan ataupun bantuan yang diterima individu dari orang lain. Gottlieb (dalam Smet,1994) Dukungan sosial terdiri terdiri dari informasi atau nasehat verbal dan atau non-verbal, bantuan nyata, atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima. Dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial merupakan perhatian, perasaan nyaman dan bantuan
yang didapat dari orang lain atau kelompok sehingga
menimbulkan perasaan bahwa kita memiliki arti bagi orang lain atau menjadi bagian dari jaringan sosialnya. 2.2.2 Jenis atau bentuk dukungan sosial Jenis-jenis dukungan sosial yang dikemukakan oleh Cohen dan McKay, dkk (Sarafino, 2002) adalah sebagai berikut: 1. Dukungan Emosi, yaitu suatu bentuk dukungan yang diekspresikan melalui perasaan positif yang berwujud empati, perhatian dan kepedulian terhadap individu lain. 2. Dukungan
Penghargaan,
adalah
suatu
bentuk
dukungan
yang
diekspresikan melalui penghargaan dan tanpa syarat atau apa adanya. Bentuk dukungan sosial seperti ini dapat menimbulkan perasaan berharga dan kompeten. 3. Dukungan instrumental, merupakan dukungan sosial yang diwujudkan dalam bentuk langsung. Misalnya seperti memberi uang.
23
4. Dukungan Informasi, adalah suatu dukungan yang diungkapkan dalam bentuk pemberian nasehat atau saran. 5. Integritas Sosial, yaitu bentuk hubungan yang diperoleh melalui keterlibatan dalam suatu aktivitas kelompok yang diminati oleh individu yang bersangkutan. 2.2.3 Komponen-komponen dukungan sosial Cohen, Mermelstein, Kamarck dan Hoberman (1985) menyimpulkan empat bentuk dukungan sosial yang berpengaruh terhadap respon individu pada kondisi yang menekan, yaitu: a. Dukungan Praktis (tangible support), atau bantuan-bantuan yang bersifat pelayanan seperti membantu dalam melakukan kegiatan sehari-hari maupun bantuan secara finansial. b. Dukungan Informasi (appraisal support), atau suatu bentuk bantuan yang membantu individu dalam memahami kejadian yang menekan dengan lebih baik serta memberikan pilihan strategi coping yang harus dilakukan guna menghadapi kejadian tersebut. c. Dukungan Harga Diri (self-esteem), atau suatu bentuk bantuan dimana individu
merasakan
adanya
perasaan
positif
akan
dirinya
bila
dibandingkan keadaan yang dimiliki dengan orang lain, yang membuat individu merasa sejajar dengan orang lain seusianya. d. Dukungan Belonging, atau suatu bentuk bantuan dimana individu tahu bahwa ada orang lain yang dapat diandalkan ketika ia ingin melakukan suatu kegiatan bersama.
24
2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang mendapatkan dukungan sosial Sarafino (1994) menguraikan beberapa faktor yang mempengaruhi perolehan dukungan sosial dari orang lain, yaitu: 1. Penerima Dukungan (Recipients) Seseorang tidak akan memperoleh dukungan bila mereka tidak ramah, tidak mau menolong orang lain dan tidak membiarkan orang lain mengetahui bahwa mereka membutuhkan pertolongan. Ada orang yang kurang asertif untuk meminta bantuan, atau mereka berfikir bahwa mereka seharusnya tidak tergantung dan membebani orang lain, merasa tidak enak mempercayakan sesuatu pada orang lain atau tidak tahu siapa yang dapat dimintai bantuannya. 2. Penyedia Dukungan (Provider) Individu tidak akan memperoleh dukungan jika penyedia tidak memiliki sumber-sumber yang dibutuhkan oleh individu, penyedia dukungan sedang berada dalam keadaan stres dan sedang membutuhkan bantuan, atau mungkin juga mereka tidak cukup sensitif terhadap kebutuhan orang lain. 3. Komposisi dan Struktur Jaringan Sosial (Hubungan individu dengan keluarga dan masyarakat) Hubungan ini bervariasi dalam hal ukuran, yaitu jumlah orang yang biasa dihubungi; frekuensi hubungan, yaitu seberapa sering individu bertemu dengan orang tersebut; komposisi, yaitu apakah orang tersebut adalah keluarga, teman, rekan kerja, atau lainnya; dan keintiman, yaitu kedekatan hubungan individu dan adanya keinginan untuk saling mempercayai.
25
2.3 Kepribadian 2.3.1 Definisi kepribadian Menurut Pervin (2005) Kepribadian mengacu pada karakteristik orang yang menjelaskan pola-pola yang konsisten dari perasaan, berpikir, dan berperilaku. Menurut Allport dalam Sumadi (2006) menyatakan bahwa watak dan kepribadian adalah satu dan sama, akan tetapi dipandang dari segi yang berlainan; kalau orang bermaksud hendak mengenakan norma-norma, jadi mengadakan penilaian, maka lebih tepat dipergunakan istilah “watak” dan kalau orang tidak memberikan penilaian, jadi menggambarkan apa adanya, maka dipakai istilah “kepribadian”. Freud (dalam Feist, 2010) pada teori kepribadian adalah eksplorasinya ke dalam dunia tidak sadar dan keyakinannya bahwa manusia termotivasi oleh dorongan-dorongan utama yang belum atau tidak mereka sadari. Freud mengidentifikasi tiga tingkatan dalam kehidupan mental, yaitu alam tidak sadar, alam bawah sadar, dan kesadaran. Jadi, kepribadian merupakan integrasi dari id, ego dan superego (Chaplin, 1999). Menurut Freud, kepribadian orang dewasa banyak ditentukan oleh pengalaman masa kanak-kanak terutama oleh Oedipus complex-yang telah meninggalkan jejak dalam pikiran yang tidak disadari. Kepribadian menurut Allport (dalam Sumadi, 2006) merupakan organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
26
Berbeda dengan yang lainnya, Jung tidak berbicara tentang kepribadian melainkan tentang psyche. Menurut Jung (dalam Sumadi,2006) psyche adalah totalitas segala peristiwa psikis baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Kepribadian yang dijelaskan oleh Jung dalam bentuk psyche adalah integrasi dari ego, ketidaksadaran pribadi, dan ketidaksadaran kolektif, kompleks-kompleks, arkhetip-arkhetip (archetypes), persona dan anima (Chaplin,1999). 2.3.2 Struktur kepribadian Jiwa manusia menurut Jung (dalam Sumadi,2006) terdiri dari dua alam, yaitu: a. Alam sadar (kesadaran) yang berfungsi sebagai penyesuaian terhadap dunia luar. b. Alam tak sadar (ketidaksadaran) yang berfungsi sebagai penyesuaian terhadap dunia dalam 1. Struktur kesadaran Kesadaran mempunyai dua komponen pokok, yaitu fungsi jiwa dan sikap jiwa, yang masing-masing mempunyai peranan penting dalam orientasi manusia dalam dunianya. a. Fungsi Jiwa Suatu bentuk aktivitas kejiwaan yang secara teori tiada berubah dalam lingkungan yang berbeda-beda b. Sikap Jiwa Arah daripada energi psikis umum atau libido yang menjelma dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya.
27
c. Tipologi Jung Kedua sisi introversi dan ekstroversi dapat dikombinasikan dengan berbagai fungsi jiwa sebagai berikut: Tabel 2. 1 Tipologi Jung (Sumber: Sumadi, 2006) Sikap Jiwa Fungsi Jiwa Ekstravers Pikiran Perasaan Pendriaan Intuisi Introvers Pikiran Perasaan Pendriaan Intuisi
Tipe Pemikir ekstravers Perasa ekstravers Pendria ekstravers Intuitif ekstravers Pemikir introvers Perasa introvers Pendria ekstravers Intuitif introvers
Ketidaksadarannya Perasa introvers Pemikir introvers Intuitif introvers Pendria introvers Perasa ekstravers Pemikir ekstravers Intuitif ekstravers Pendria ekstravers
1. Introversi adalah aliran energi psikis ke arah dalam yang memiliki orientasi subjektif. Introvert memiliki pemahaman yang baik terhadap dunia dalam diri mereka, dengan semua bias, fantasi, mimpi, dan persepsi yang bersifat individu. Orang-orang ini akan menerima dunia luar dengan sangat selektif dan dengan pandangan subjektif meraka, Jung (dalam Feist, 2010). 2. Ekstraversi adalah sebuah sikap yang menjelaskan aliran psikis ke arah luar sehingga orang yang bersangkutan akan memiliki orientasi objektif dan menjauh dari subjektif. Ekstrovert akan lebih mudah untuk dipengaruhi oleh sekelilingnya dibanding oleh kondisi dirinya sendiri. Mereka cenderung untuk berfokus pada sikap objektif dan menekan sisi subjektifnya, Jung (dalam Feist, 2010).
28
3. Pikiran (thinking) Aktivitas intelektual logika dapat memproduksi serangkaian ide yang disebut
dengan
berpikir
(thinking).
Orang-orang
yang
memiliki
karakteristik berpikir extrovert sangat bergantung pada pemikiran yang nyata, tetapi mereka juga menggunakan ide abstrak jika ide tersebut dapat ditransmisikan kepada mereka secara langsung. Orang-orang yang memiliki karakteristik berpikir introvert bereaksi terhadap rangsangan eksternal, tetapi interpretasi mereka terhadap suatu kejadian lebih diwarnai oleh pemaknaan internal yang mereka bawa dalam dirinya sendiri dibanding dengan fakta objektif yang ada. 4. Perasaan (feeling) Jung menggunakan kata perasaan (feeling) untuk mendeskripsikan proses evaluasi sebuah ide atau kejadian. Orang-orang dengan perasaan extrovert menggunakan data objektif untuk melakukan evaluasi. Orang-orang dengan perasaan introvert mendasarkan penilaian mereka sebagian besar pada persepsi subjektif dibanding dengan fakta objektif. 5. Sensasi (sensing) Fungsi yang memungkinkan manusia untuk menerima rangsangan fisik dan mengubahnya ke dalam bentuk kesadaran perseptual yang disebut dengan sensasi (sensation). Orang-orang dengan sensing extrovert menerima rangsangan eksternal secara objektif, kurang lebih sama seperti rangsangan ini eksis dalam kenyataan. Orang-orang dengan sensing
29
introvert biasanya sangat dipengaruhi oleh sensasi subjektif akan penglihatan, pendengaran, rasa, sentuhan, dan lainnya. 6. Intuisi (intuition) Intuisi (intuition) meliputi persepsi yang berada jauh di luar sistem kesadaran. Orang-orang dengan intuisi extrovert selalu berorientasi pada fakta dalam dunia eksternal. Orang-orang dengan intuisi introvert dipandu oleh persepsi ketidaksadaran terhadap fakta yang umumnya subjektif dan memiliki sedikit atau bahkan tidak ada kesamaan dengan kenyataan eksternal. d. Persona Cara individu dengan sadar menampakkan diri ke luar (ke dunia sekitarnya). Persona merupakan kompromi antara individu dan masyarakat, antara struktur batin sendiri dengan tuntutan-tuntutan sekitar mengenai bagaimana seharusnyaorang berbuat. 2. Struktur Ketidaksadaran Ketidaksadaran mempunyai dua lingkaran, yaitu ketidaksadaran pribadi dan ketidaksadaran kolektif. a. Ketidaksadaran Pribadi Ketidaksadaran pribadi berisikan hal-hal yang diperoleh oleh individu selama hidupnya.
30
b. Ketidaksadaran kolektif Ketidaksadaran kolektif mengandung isi-isi yang diperoleh selama pertumbuhan jiwa seluruhnya, yaitu pertumbuhan jiwa seluruh jenis manusia, melalui generasi yang terdahulu. 2.3.3 Extroversion Vs Introversion Ekstraversi adalah sebuah sikap yang menjelaskan aliran psikis ke arah luar sehingga orang yang bersangkutan akan memiliki orientasi objektif dan menjauh dari subjektif. Ekstrovert akan lebih mudah untuk dipengaruhi oleh sekelilingnya dibanding oleh kondisi dirinya sendiri. Mereka cenderung untuk berfokus pada sikap objektif dan menekan sisi subjektifnya, Jung dalam Feist (2010). Introversi adalah aliran energi psikis ke arah dalam yang memiliki orientasi subjektif. Introvert memiliki pemahaman yang baik terhadap dunia dalam diri mereka, dengan semua bias, fantasi, mimpi, dan persepsi yang bersifat individu. Orang-orang ini akan menerima dunia luar dengan sangat selektif dan dengan pandangan subjektif meraka, Jung dalam Feist (2010). Extroversion dan Introversion merupakan salah satu dimensi saling berlawanan yang dapat digambarkan oleh MBTI. MBTI (Myers Briggs Type Indicator) adalah suatu alat tes psikologi yang diciptakan atau dikembangkan oleh Isabel Myers dan KatharineBriggs yang mengacu pada teori Carl Gustav Jung tentang struktur kepribadian (psyche). Teori ini mengatakan bahwa manusia memiliki cara yang saling bertentangan dalam memperoleh energi psikologis (secara extroversion atau introversion); mendapatkan atau menjadi sadar akan
31
suatu informasi (melalui pancaindra/sensing atau melalui intuisi/intuition); memutuskan atau mengambil kesimpulan tentang informasi tersebut (dengan berpikir/thinking atau dengan merasakan/feeling); dan berhadapan dengan dunia sekitar (dengan cara menghakimi/judging atau menerima saja/perceiving). Ekstrovert dalam MBTI diartikan sebagai tipe pribadi yang suka bergaul, menyenangi interaksi sosial dengan orang lain dan berfokus pada the world outside the self. Sebaliknya tipe introvert dalam MBTI diartikan sebagai mereka yang senang menyendiri, reflektif, dan tidak begitu suka bergaul dengan banyak orang. Orang introvert lebih suka mengerjakan aktivitas yang tidak banyak menuntut interaksi seperti membaca, menulis, dan berpikir secara imajinatif.
2.4 Pensiun Pensiun merupakan suatu isyarat sosial bahwa seseorang telah memasuki usia lanjut yang juga berarti berakhirnya masa kerja seseorang dan mulainya periode waktu luang yang panjang tanpa aktivitas rutin (Kimmel, 1983). Pensiun dianggap sebagai krisis dan transisi dari bekerja menjadi tidak bekerja. Singkatnya, pensiun merupakan suatu stressor kehidupan bagi orang yang menjalaninya. Beberapa ahli mencoba mendefinisikan pensiun. Atwater (1983) mendefinisikan pensiun sebagai suatu proses pengunduran diri individu dari aktivitas atau status pekerjaan rutin, yang biasanya disebabkan oleh perubahan pada usia dan kesehatan. Jadi, pensiun merupakan suatu proses dari aktif bekerja menjadi tidak aktif bekerja.
32
2.5 Kerangka Berpikir Menjelang masa bekerja berakhir, di setiap perusahaan terutama BUMN mengadakan serangkaian kegiatan persiapan pensiun. Dalam kegiatan yang diselanggarakan perusahaan tersebut, tidak semua pekerja mengikuti program Masa Persiapan Pensiun (MPP) atau bahkan mempersiapkan diri menghadapi pensiun. Bagi pekerja yang kurang melakukan persiapan untuk menghadapi masa pensiun, maka akan menemukan berbagai masalah. Salah satunya adalah permasalahan penyesuaian diri pada masa pensiun, yang seringkali ditandai dengan keadaan stress atau depresi. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan-permasalahan penyesuaian diri pada masa pensiun adalah dengan pencarian dukungan sosial. Hal tersebut sejalan dengan salah satu manfaat dari dukungan sosial menurut Gottlieb (dalam Smet, 1994) adalah bermanfaat dalam hal emosional atau memberikan efek perilaku bagi pihak penerima. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian Gottlieb (dalam Smet, 1994) bahwa dukungan sosial dapat mempengaruhi kesehatan dengan melindungi (buffer) dan memberikan efek langsung (direct effect) bagi seseorang terhadap efek negatif dari stres yang berat. Orang-orang yang mendapatkan dukungan sosial tinggi, kemungkin akan kurang menilai situasi penuh stress (mereka tahu bahwa mungkin akan ada seseorang yang dapat membantu mereka). Orang-orang dengan dukungan sosial tinggi akan mengubah respon mereka terhadap sumber stress contohnya pergi ke seorang teman untuk membicarakan masalah tersebut). Kedua segi di atas adalah contoh fungsi dukungan sosial yang bersifat melindungi (buffer) yang
33
mempengaruhi dampak sumber stres. Sedangkan contoh dari fungsi dukungan sosial yang memberikan efek langsung (direct effect) adalah orang-orang dengan dukungan sosial tinggi, dapat memiliki penghargaan diri yang lebih tinggi, yang membuat mereka tidak begitu mudah diserang stress. Oleh karena itu, dukungan sosial yang diberikan mempunyai pengaruh bagi keberlangsungan proses penyesuaian diri pada masa pensiun. Penerimaan dukungan sosial yang tinggi akan melindungi para pensiunan terhadap efek negatif dari stres yang cukup mengganggu. Sebaliknya penerimaan dukungan sosial yang rendah tidak akan melindungi para pensiunan terhadap efek stres yang cukup mengganggu. Dukungan tersebut, dapat berasal dari keluarga, teman, masyarakat maupun perusahaan tempat bekerja sebelum masa pensiun. Selain dukungan sosial, ada faktor lain yang dapat mempengaruhi proses penyesuaian diri, yaitu tipe kepribadian. Kepribadian menurut Allport (dalam Sumadi, 2006) merupakan organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Tipe kepribadian yang berbeda-beda pada setiap individu akan mempengaruhi penyesuaian diri para pensiunan dimasa purna tugasnya. Tipe kepribadian ekstrovert yang orientasinya lebih ke luar (lingkungan sosialnya) lebih membutuhkan dukungan sosial untuk menghadapi masa pensiunnya. Sedangkan tipe kepribadian introvert yang orientasinya lebih kedalam yaitu dunia subyektifnya. Orang dengan tipe introvert ini akan lebih memerlukan penyesuaian diri lebih ketika masa pensiunnya. Karena orang tipe introvert ini kurang bisa bergaul dengan lingkungannya dibandingkan orang dengan tipe ekstrovert.
34
Hal tersebut, juga didukung oleh hasil penelitian terdahulu Jou & Fukada (1996)
yang
mengemukakan
bahwa
tipe
kepribadian
extrovert
positif
mempengaruhi penyesuaian diri. Pensiunan dengan kepribadian ekstrovert maka dapat diasumsikan penyesuaian dirinya pun baik, dimana seseorang dapat menempatkan dirinya di masyarakat maka dia akan diterima dengan baik oleh masyarakat, sebaliknya pensiunan dengan kepribadian introvert, maka dapat diasumsikan penyesuaian dirinya tidak baik, dimana seseorang tidak dapat menempatkan dirinya di masyarakat maka dia tidak akan diterima dengan baik oleh masyarakat. Kepribadian juga mempengaruhi penerimaan dukungan sosial. Ada individu yang mendapatkan dukungan sosial yang tinggi, sedangkan individu tersebut tergolong introvert. Dimana orang yang mempunyai sikap introvert, akan menerima dunia luar dengan sangat selektif dan dengan pandangan subjektif mereka. Sebaliknya ada individu yang mendapatkan dukungan sosial yang rendah, sedangkan individu tersebut tergolong extrovert. Dimana individu yang mempunyai sikap extrovert, akan lebih mudah dipengaruhi oleh sekelilingnya dibanding oleh kondisi dirinya sendiri.
35
2.6 Hipotesis H1
: Ada pengaruh yang signifikan dukungan sosial terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun
H01 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dukungan sosial terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun H2
: Ada pengaruh yang signifikan kepribadian terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun
H02 : Tidak ada pengaruh yang signifikan kepribadian terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun H3
: Ada pengaruh yang signifikan dukungan sosial dan kepribadian terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun
H03 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dukungan sosial dan kepribadian terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun
36
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang terdiri dari tujuh subbab. Subbab tersebut adalah pendekatan dan jenis penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian,
pengumpulan data,
uji instrumen, prosedur
penelitian dan teknik analisis data.
3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa angka yang dianalisis dengan menggunakan analisis statistik. Dalam penelitian ini pengumpulan data kuantitatif diperoleh dari hasil pengukuran skala. Sedangkan metode penelitian
yang
digunakan adalah metode analisa regresi. Metode analisa regresi adalah suatu metode untuk mempelajari bagaimana eratnya hubungan antara satu atau beberapa variabel independen mempengaruhi sebuah variabel dependen dalam suatu fenomena kompleks (Nazir, 1999). Pada penelitian ini terdapat dua variabel independen dan satu variabel dependen, maka analisa regresi yang dikerjakan berkenaan dengan regresi berganda (multiple regression).
37
3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Sebuah populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciriciri yang telah ditetapkan(Nazir, 1988). Populasi dalam penelitian ini adalah pensiunan pegawai PT PLN (Persero) di wilayah Jakarta. Usia pensiun di PT. PLN (Persero) dimulai saat pegawai memasuki usia 56 tahun. 3.2.2 Sampel dan teknik pengambilan sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Nazir,1988). Adapun sampel pada penelitian ini sebanyak 50 orang pensiunan PT. PLN (Persero). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Nonprobability sampling design, yaitu tidak semua unit populasi memiliki kesempatan untuk dijadikan sampel penelitian (Bungin, 2006). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampelnya (Idrus, 2007). Teknik ini lebih mengutamakan tujuan penelitian dan karakteristik populasi (Bungin, 2006). Karakteristik sampel pada penelitian ini adalah: 1. Pensiunan PT. PLN (Persero) 2. Rentang usia 60-75 tahun 3. Tingkat pendidikan minimal SMA.
38
3.3 Variabel Penelitian Variabel adalah suatu yang mempunyai bermacam-macam nilai (Priyatno, 2008). Jadi variabel adalah objek penelitian yang menjadi perhatian suatu penelitian. Variabel dibedakan sebagai berikut: a. Variabel tergantung (variabel dependen) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri b. Variabel bebas (variabel independen) adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain yang sifatnya berdiri sendiri. Dalam penelitian ini terdapat 3 (tiga) variabel yaitu: Independent Variable (IV): 1. Dukungan sosial 2. Kepribadian Dependent Variable (DV): Penyesuaian diri pada masa pensiun 3.3.1 Definisi konseptual variabel Definisi Konseptual merupakan suatu definisi dalam bentuk yang abstrak yang mengacu pada ide-ide lain atau konsep lain-yang bisa saja abstrak-untuk menjelaskan konsep pertama tersebut (Prasetyo&Jannah, 2005). a. Dukungan sosial adalah perhatian, perasaan nyaman dan bantuan yang didapat dari orang lain atau kelompok sehingga menimbulkan perasaan bahwa kita memiliki arti bagi orang lain atau menjadi bagian dari jaringan sosialnya. b. Kepribadian adalah suatu keunikan dari individu yang menjadi karakteristik dan menempati posisi penting dalam teori tertentu yang
39
digunakan. Pada penelitian ini menggunakan kepribadian extrovert dan introvert. c. Penyesuaian diri adalah suatu perubahan-perubahan yang terbentuk melalui hubungan yang harmonis dengan lingkungan, yang meliputi kemampuan untuk memenuhi kebutuhan individu itu sendiri dan tuntutan serta tekanan lingkungannya. 3.3.2 Definisi operasional variabel Definisi operasional merupakan gambaran teliti mengenai prosedur yang diperlukan untuk memasukkan unit-unit analisis ke dalam kategori-kategori tertentu dari tiap-tiap variabel (Prasetyo&Jannah, 2005). a. Dukungan sosial diungkap dengan skala Interpersonal Support Evaluation List (ISEL) yang dikembangkan oleh Cohen, Mermelstein, Kamarck dan Hoberman (1985). Skala ini dibuat untuk mengukur penilaian seseorang akan tersedianya empat dukungan dari dukungan sosial. Bentuk dukungan sosialnya yaitu: 1) Dukungan Praktis (tangible support), atau bantuan-bantuan yang bersifat pelayanan seperti membantu dalam melakukan kegiatan sehari-hari maupun bantuan secara finansial. 2) Dukungan Informasi (appraisal support), atau suatu bentuk bantuan yang membantu individu dalam memahami kejadian yang menekan dengan lebih baik serta memberikan pilihan strategi coping yang harus dilakukan guna menghadapi kejadian tersebut.
40
3) Dukungan Harga Diri (self-esteem), atau suatu bentuk bantuan dimana individu merasakan adanya perasaan positif akan dirinya bila dibandingkan keadaan yang dimiliki dengan orang lain, yang membuat individu merasa sejajar dengan orang lain seusianya. 4) Dukungan Belonging, atau suatu bentuk bantuan dimana individu tahu bahwa ada orang lain yang dapat diandalkan ketika ia ingin melakukan suatu kegiatan bersama. Skala ISEL terdiri dari 40 item yang terdiri dari empat aspek, dimana masing-masing aspek terdiri dari 10 item. Alat ukur ini dikembangkan dalam bentuk skala model Likert berskala 4, dengan menjumlahkan distribusi respon sangat tidak setuju-sangat setuju. Jumlah skor menentukan kualitas dukungan sosial yang diterima masing-masing subyek. Semakin tinggi skor, semakin tinggi pula dukungan sosial yang diterima subjek dan begitu pula sebaliknya. b.
Tipe kepribadian extrovert dan introvert diungkap dengan menggunakan skala yang item-itemnya diambil dari Myers Briggs Type Indicator (MBTI). Dimensi extrovert terdiri dari 9 item dan dimensi introvert juga terdiri dari 9 item. Skala ini dibuat kontinum dengan distribusi respon: Sangat Tidak Setuju
sampai
dengan
Sangat
Setuju.
Jumlah
skor
menentukan
kecenderungan ekstrovert dan introvert subjek. Semakin tinggi skor, subjek dikategorikan extrovert dan sebaliknya semakin rendah skor, subjek dikategorikan introvert.
41
c.
Penyesuaian diri pada masa pensiun diungkap dengan skala yang disusun berdasarkan karakteristik penyesuaian diri yang efektif yang dikemukakan oleh teori Haber & Runyon (1984). Karakteristiknya yaitu: a. Persepsi yang akurat tentang realitas. b. Kemampuan mengatasi stres dan kecemasan. c. Citra diri positif. d. Kemampuan mengekspresikan perasaan. e. Hubungan interpersonal yang baik. Skala ini terdiri dari 50 item, dimana masing-masing aspek terdiri dari 10
item. Alat ukur ini dikembangkan dalam bentuk skala model Likert berskala 4, dengan menjumlahkan distribusi respon sangat tidak setuju-sangat setuju. Jumlah skor menentukan kualitas penyesuaian diri pada masa pensiun masing-masing subyek. Dalam skala ini, semakin tinggi skor yang diperoleh subjek berarti semakin tinggi pula penyesuaian diri pensiunan dan semakin rendah skor yang diperoleh subjek berarti semakin rendah penyesuaian diri pensiunan.
3.4 Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik pengumpulan data Data dalam penelitian ini diambil melalui skala. Skala adalah daftar pernyataan yang akan mengungkap performansi yang menjadi karakter tipikal pada subjek yang akan diteliti, yang akan dimunculkan dalam bentuk responrespon terhadap situasi yang dihadapi (Azwar, 2005).
42
Ada pun jenis skala yang digunakan adalah skala model Likert. Skala model Likert adalah metode penskalaan pernyataan individu yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentu nilai skalanya (Azwar, 2005). Subjek diberikan empat pilihan dalam berespon, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Selain itu peneliti membagi dua kategori item pernyataan menjadi favorabel dan unfavorabel. Untuk skala kepribadian, subjek diberikan enam pilihan dalam berespon, yaitu: Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Agak Tidak Setuju (ATS), Agak Setuju (AS), Setuju (S), Sangat Setuju (SS) 3.4.2. Instrumen penelitian a. Dukungan Sosial Dalam penelitian ini bentuk alat ukur yang digunakan peneliti diadaptasi dari alat ukur yang dikembangkan oleh Cohen, Mermelstein, Kamarck dan Hoberman (1985) yang memiliki beberapa dimensi appraisal, tangible, selfesteem, belonging. Skala ini disajikan dalam bentuk item-item pernyataan yang dapat diisi sendiri tanpa bantuan wawancara, skala ini terdiri dari 40 item. Tabel 3.1 Nilai Skor Jawaban (Dukungan sosial) Pernyataan Favorable Unfavorable
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
43
b. Kepribadian Extrovert dan Introvert Tabel 3.2 Nilai Skor Jawaban (Kepribadian)
Pernyataan Favorable Unfavorable
Sangat Tidak Setuju (STS) 0 5
Tidak Setuju (TS) 1 4
Agak Tidak Setuju (ATS) 2 3
Agak Setuju (AS)
Setuju (S)
Sangat Setuju (SS)
3 2
4 1
5 0
Dalam penelitian ini bentuk alat ukur yang digunakan peneliti diadaptasi dari alat ukur kepribadian Myers Briggs Type Indicator (MBTI). Peneliti hanya mengambil item yang mengukur extrovert dan introvert-nya saja. Skala extrovert dan introvert ini disajikan dalam bentuk item-item pernyataan yang dapat diisi sendiri tanpa bantuan wawancara, skala ini terdiri dari 18 item. Item-item extrovert
dianggap
favorable,
sedangkan
item-item
introvert
dianggap
unfavorable. c. Penyesuaian Diri Dalam penelitian ini bentuk alat ukur yang digunakan peneliti dibuat dari teori karakteristik penyesuaian diri efektif yang dikembangkan oleh Haber & Runyon (1984). Skala ini terdiri dari dimensi persepsi yang akurat tentang realitas, kemampuan mengatasi stres dan kecemasan, citra diri positif, kemampuan mengekspresikan perasaan, hubungan interpersonal yang baik. Skala ini disajikan dalam bentuk item-item pernyataan yang dapat diisi sendiri tanpa bantuan wawancara, skala ini terdiri dari 50 item.
44
Tabel 3.3 Nilai Skor Jawaban (Penyesuaian diri) Pernyataan Favorable Unfavorable
Sangat Setuju (SS) 4 1
Setuju (S) 3 2
Tidak Setuju (TS) 2 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4
3.5 Uji Instrumen Data yang diperoleh dari pelaksanaan uji coba kemudian diolah secara statistik dengan menggunakan program SPSS 11.5 untuk mengetahui reliabilitas dan validitas pada masing masing alat ukur. Suatu penelitian yang reliabel, hasil yang diperoleh akan tetap sama apabila diukur pada waktu yang berbeda. Suatu variabel dikatakan reliabel bila memiliki nilai Cronbach alpha mendekati satu. 3.5.1 Uji validitas Suatu item dikatakan valid bila koefisien korelasinya ≥ 0,3. Berdasarkan uji validitas yang dilakukan ditemukan dari 40 item pada skala dukungan sosial yang diujicoba terdapat 24 item yang valid. Sedangkan pada skala penyesuaian diri berdasarkan uji validitas yang dilakukan dari 50 item terdapat 30 item yang valid. Untuk skala kepribadian terdapat 12 item yang valid dari 18 item yang diujikan.
45
Berikut ini, hasil dari uji validitas terhadap tiga alat ukur :
Tabel 3.4 Blue Print Skala Dukungan Sosial (ISEL) No 1.
Aspek-aspek dukungan sosial Appraisal
2.
Tangible
3.
Self-esteem
4.
Belonging TOTAL ITEM
Nomor item
Jumlah item valid 3, 4, 11*, 12*, 19, 20*, 7 27*, 28*, 35*, 36* 1, 2*, 9, 10*, 17, 18*, 5 25*, 26, 33*, 34 5, 6*, 13*, 14, 21, 22*, 3 29, 30, 37, 38 7*, 8*,15*, 16*, 23*, 24*, 9 31, 32*, 39*, 40* 24
Total 10 10 10 10 40
*) Item yang valid
Tabel 3.5 Blue Print Skala Penyesuaian Diri Karakteristik No penyesuaian diri yang efektif 1. Persepsi yang akurat tentang realitas
2.
Kemampuan mengatasi stres dan kecemasan
Indikator
Item Favorabel Unfavorabel
a. Mengenali konsekuensi dan 1*, 2, 3 mengarahkan tingkah laku sesuai dengan konsekuensinya b. Mengatur tujuan / capaian 4*, 5* secara realistis a. Mampu bertahan dari keadaan yang tidak menyenangkan (hambatan / kendala, frustasi, ujian / cobaan) b. Mampu untuk mengatasi konflik atau masalah yang ada
6, 7, 8
9
10*, 11*, 12*, 17* 16*
13*, 14
Jumlah Item valid 3
7
15, 18*
46
3.
4.
5.
Citra diri positif
Kemampuan mengekspresikan perasaan
Hubungan interpersonal baik
yang
a. Persepsi tentang diri yang positif b. Menyadari dan mengakui kelemahan (kekurangan) c. Menyadari & mengakui kekuatan (kelebihan) a. Mengidentifikasi emosi b. Mengekspresikan berbagai emosi secara verbal & nonverbal c. Mampu mengekspresikan emosi secara terbuka & jujur d. Mengekspresikan emosi dengan baik dan memperhatikan keadaan lingkungan a. Mampu berinteraksi dengan orang lain b. Merasa nyaman dalam berinteraksi dengan orang lain c. Mampu mencapai kecocokan & keakraban dalam hubungan sosial d. Menghormati orang lain e. Dapat membuat orang lain merasa nyaman dengan kehadirannya f. Mampu menghargai hubungan dalam keadaan apapun g. Mampu menghargai hubungan dalam keadaan apapun h. Mampu berhubungan dengan orang lain secara produktif & saling menguntungkan
19*, 20*
24
21*, 22*
25
23 28,29, 30 31, 32
26*, 27*
6
2 34 35*, 36
33*
12
37* 38*, 39*, 40* 41*, 42* 43*, 44* 45*
46*
47* 48 49, 50*
30
TOTAL *) Item yang valid
47
Tabel 3.6 Blue Print Skala Extrovert dan Introvert Tipe Kepribadian Extrovert Introvert TOTAL ITEM *) Item yang valid
Nomor item Jumlah item valid 1*, 3, 5*, 7, 9*, 11*, 6 13*, 15, 17* 2*, 4, 6*, 8, 10*, 12*, 6 14*, 16, 18* 12
Total item 9 9 18
3.5.2 Uji reliabilitas Berdasarkan uji reliabilitas dan uji validitas melalui SPSS 11.5 didapatkan nilai cronbach`s alpha pada skala dukungan sosial sebesar 0,816. Dengan begitu alat ukur ini dapat dikatakan reliabel untuk mengukur penerimaan dukungan sosial. Sedangkan uji reliabilitas untuk skala penyesuaian diri melalui SPSS 11.5 diperoleh nilai cronbach`s alpha sebesar 0,82. Artinya alat ukur ini juga reliabel untuk mengukur penyesuaian diri. Untuk uji reliabilitas pada skala kepribadian diproleh koefisien cronbach`s alpha sebesar 0,74. Nilai tersebut memberikan arti bahwa skala pengukuran kepribadian mempunyai reliabilitas yang cukup baik.
3.6. Prosedur Penelitian 3.6.1 Persiapan uji coba alat ukur Uji coba alat ukur dilakukan dari tanggal 23 – 30 Agustus 2010 dengan responden pensiunan PLN yang berada di wilayah Jatinegara dan Blok M yang memiliki
karakteristik
yang
telah
ditentukan.
Langkah-langkah
dalam
mempersiapkan alat ukur untuk diuji coba, yaitu:
48
a. Menterjemahkan item-item Interpersonal Support Evaluation List (ISEL) dari bahasa aslinya, yaitu bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. Kemudian meminta expert jugdement, yaitu seseorang yang menggunakan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari dan dua orang dosen yang dianggap ahli untuk menilai ketepatan dan kebenaran terjemahan dua alat ukur ini dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. b. Membuat skala penyesuaian diri berdasarkan karakteristik penyesuaian diri yang efektif dari teori Haber & Runyon (1984). c. Menyusun ulang tipe kepribadian extrovert dan introvert yang diambil dari alat tes psikologi MBTI. d. Menyusun alat ukur yang akan disebarkan kepada responden penelitian. Penyusunan terdiri dari pengaturan tampilan huruf dan halaman kuesioner dan skala, penulisan pengantar dan petunjuk pengisian, serta pengelompokkan alat ukur menjadi tiga bagian (bagian data diri subjek, skala dukungan sosial, skala penyesuaian diri dan skala kepribadian extrovert dan introvert. e. Membuat target 30-50 responden penelitian, yaitu pensiunan dengan karakteristik yang telah ditentukan f. Memperbanyak jumlah skala untuk uji coba dan mempersiapkan peralatan yang akan digunakan seperti, pulpen dan souvenir.
49
3.6.2 Persiapan pengambilan data Ada
beberapa
persiapan
yang
dilakukan
oleh
peneliti
sebelum
pengambilan data, yaitu : a. Mengatur tampilan skala dengan membuang item-tem yang tidak valid. b. Membuat target pencapaian pengumpulan data sebanyak 30-80 responden c. Memperbanyak jumlah alat ukur untuk pengambilan data dan mempersiapkan peralatan yang akan digunakan seperti, pulpen dan souvenir. 3.6.3 Pelaksanaan pengambilan data Pelaksanaan pengambilan data dilakukan pada tanggal 6 – 29 September 2010. Ada beberapa hal yang dilakukan peneliti pada tahap ini, yaitu : a. Peneliti meminta bantuan pada pihak PLN untuk membantu menyebarkan sebagian skala penelitian sesuai karakteristik yang ditetapkan pada penelitian ini. Skala akan diambil pada hari yang telah disepakati. Peneliti juga ikut menyebarkan secara langsung dengan mendatangi satu per satu para pensiunan di pertemuan IKPLN. b. Jika calon responden termasuk ke dalam karakteristik sampel penelitian, mereka dimintai kesediaannya untuk mengisi skala yang telah disiapkan. d. Data tidak bisa digunakan, jika responden tidak mengisi skala secara lengkap.
50
3.7. Teknik Analisis Data Setelah seluruh data terkumpul, maka data akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda (multiple regression). Analisis data akan dilakukan dengan menggunakan sistem perhitungan SPSS versi 11.5. Rumus regresi berganda:
Y` = a + b1X1 + b2X2 + …… + bpXp Y`
: Dependent variable (DV) yang dalam hal ini adalah penyesuaian diri.
X1, X2, ......, Xp
: Independent variable (IV) yang jumlahnya p
p
: Jumlah independent variable (IV)
a
: Intercept / konstanta
b1, b2, ......, bp
: Koefisien regresi untuk masing-masing IV
Dalam analisis multiple regression ini dapat diperoleh beberapa informasi, yaitu : 1. R2 yang menunjukkan proporsi varian (presentase varian) dari dependent variable (DV) yang bisa diterangkan oleh independent variable (IV). 2. Uji hipotesis mengenai signifikan atau tidaknya masing-masing koefisien regresi. Koefisien yang signifikan menunjukkan dampak yang signifikan dari independent variable (IV) yang bersangkutan. 3. Persamaan regresi yang ditemukan bisa digunakan untuk membuat prediksi tentang berapa harga Y jika nilai setiap independent variable (IV) diketahui.
51
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
Bab berikut ini akan membahas mengenai gambaran umum subjek, analisis deskriptif, uji hipotesis penelitian dan hasil tambahan penelitian.
4.1 Gambaran Umum Subjek Berikut ini akan diuraikan gambaran responden dalam penelitian ini berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, tempat tinggal, status pernikahan, jumlah anak, jumlah saudara kandung, mengikuti MPP, aktivitas saat ini, anggota organisasi, pendapatan saat ini dan penyakit yang sedang diderita.
Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Perempuan Laki-lak Total
Frekuensi 4 46 50
Presentase (%) 8% 92% 100%
Berdasarkan data pada tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa dari 50 responden yang diteliti, sebanyak 4 orang (8%) berjenis kelamin perempuan, dan jumlah terbanyak adalah responden yang berjenis kelamin laki-laki, yaitu berjumlah 46 orang (92%).
52
Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Usia Usia 60 – 64 65 – 69 70 – 74 Total
Frekuensi 37 9 4 50
Persen 74% 18% 8% 100%
Pada tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa dari 50 responden yang diteliti, sebanyak 37 orang (74%) berada pada rentangan usia 60-64, sebanyak 9 (18%) berada pada rentangan usia 65-69, dan sebanyak 4 (8%) berada pada rentangan usia 70-74. Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Pendidikan SMA D3 S1 S2 S3 Jumlah
Frekuensi 4 4 36 5 1 50
Persen 8% 8% 72% 10% 2% 100%
Sebagaimana pada tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa ketahui bahwa dari 50 responden yang diteliti, sebanyak 4 orang (8%) bertaraf pendidikan terakhir SMA, sebanyak 4 orang (8%) bertaraf pendidikan akhir D3, sebanyak 36 orang (72%) bertaraf pendidikan akhir S1, sebanyak 5 orang (10%) bertaraf pendidikan akhir S2 dan 1 (2%) orang bertaraf pendidikan akhir S3.
53
Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Tempat Tinggal Tempat Tinggal Rumah Dinas Rumah Sendiri Total
Frekuensi Persentase 2 4% 48 96% 50 100%
Berdasarkan data pada tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa dari 50 responden yang diteliti, sebanyak 2 orang (4%) tinggal di rumah dinas, dan jumlah terbanyak adalah responden yang tinggal di rumah sendiri, yaitu berjumlah 48 orang (96%).
Tabel 4.5 Responden Berdasarkan Status Pernikahan Status Beristri Bersuami Janda Duda Total
Frekuensi Persentase 45 90% 3 6% 1 2% 1 2% 50 100%
Berdasarkan status pernikahan pada tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa dari 50 responden yang diteliti, sebanyak 45 orang (90%) masih mempunyai istri, sebanyak 3 orang (6%) masih mempunyai suami, dan masingmasing 1 orang (2%) berstatus sebagai janda dan duda.
54
Tabel 4.6 Responden Berdasarkan Jumlah Anak Jumlah Anak
Frekuensi
Persen
Tidak ada (0) Sedikit (1-2 orang)
3 12
6% 24%
Banyak (3-6 orang) Total
35 50
70% 100%
Berdasarkan data pada tabel 4.6 di atas dapat diketahui sebanyak 3 orang (6%) tidak mempunyai anak, 12 orang (24%) tergolong sedikit mempunyai anak dan 35 orang (70%) mempunyai banyak anak.
Tabel 4.7 Responden Berdasarkan Jumlah Saudara Kandung Jumlah Saudara kandung Tidak ada (0) Sedikit (1-2 orang) Banyak (2-11 orang) Total
Frekuensi Persentase 2 4% 3 6% 45 90% 50 100%
Pada tabel 4.7 di atas, rata-rata responden yaitu sebanyak 45 orang (90%) memiliki banyak saudara kandung.
Tabel 4.8 Responden Berdasarkan Keikutsertaan dalam Program MPP Mengikuti Program MPP Ya Tidak Total
Frekuensi Persetase 38 76% 12 24% 50 100%
55
Berdasarkan data pada tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa dari 50 responden yang diteliti, sebanyak 38 orang (76%) telah mengikuti program MPP dan sebanyak 12 orang (24%) tidak mengikuti program MPP.
Tabel 4.9 Responden Berdasarkan Aktivitas Pasca Pensiun Aktivitas Tidak ada Ada Total
Frekuensi 12 38 50
Persen 24% 76% 100%
Pada tabel 4.9 di atas, dapat dikatakan bahwa rata-rata responden pada penelitian ini mempunyai aktivitas pengganti pasca pensiun, yaitu sebanyak 38 responden (76%), sedangkan 12 responden lainnya (24%) tidak mempunyai aktivitas pengganti pasca pensiun. Tabel 4.10 Responden Berdasarkan Pendapatan Pendapatan 500.000-1.000.000 1.000.001-2.000.000 >2.000.000 Total
Frekuensi 3 12 35 50
Persen 6% 24% 70% 100%
Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa dari 50 responden yang diteliti, pendapatan responden rentangan 500.000-1.000.000 sebanyak 3 orang (6%), pendapatan responden rentangan 1.000.001-2.000.000 sebanyak 12 orang (24%), pendapatan responden rentangan >2.000.000 sebanyak 35 orang (70%).
56
Tabel 4.11 Responden Berdasarkan Penyakit yang diderita Jenis Penyakit Tidak Mempunyai Penyakit Jantung Diabetes Kolesterol Asma Prostat Diabetes, Jantung Diabetes,Darah Tinggi Jantung, Darah Tinggi Jantung Koroner, Darah Tinggi, Thalasemia Jantung, Liver, Paru Total
Frekuensi Persen 23 46% 2 4% 14 28% 1 2% 2 4% 1 2% 2 4% 2 4% 1 2% 1 2% 1 2% 50 100%
Berdasarkan data aktivitas pasca pensiun pada tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa dari 50 responden yang diteliti, sebanyak 27 orang (54%) mengidap penyakit yang cukup berat dan sisanya 23 orang (46%) tidak memiliki penyakit yang berat
4.2 Analisis Deskriptif Berikut ini akan diuraikan nilai minimun, maksimum, mean, standar deviasi dukungan sosial dan penyesuaian diri pada masa pensiun
Tabel 4.12 Descriptive Statistics Dukungan Sosial
N 50
Minimum 55,00
Maximum 95,00
Mean 69,9600
Std. Deviation 7,36223
Penyesuaian Diri
50
76,00
118,00
90,1200
7,45501
Valid N (listwise)
50
57
Berdasarkan tabel di atas, data yang didapat dengan sampel yang berjumlah 50 orang untuk skala dukungan sosial terendahnya adalah 55, skor tertingginya adalah 95, skor rata-rata sebesar 69,96 dan standar deviasi sebesar 7,362. Sedangkan untuk skala penyesuaian diri dengan jumlah sampel 50 orang, skor terendahnya adalah 76, skor tertingginya adalah 118, skor rata-rata sebesar 90,12 dan standar deviasi sebesar 7,455. 4.2.1. Kategorisasi skor Adapun untuk kategorisasi tinggi, sedang, rendahnya penerimaan dukungan sosial dan penyesuaian diri pada masa pensiun yang diujikan pada 50 responden adalah sebagai berikut:
Tabel 4.13 Distribusi Skor Dukungan Sosial Kategori Tinggi Sedang Rendah
Rumus X
2 + min + min ≤ X ≤ 2 + min X < + min
Rentangan Raw Score > 81,66 68,33 – 81,66 < 68, 33 ∑
Jumlah Subjek 4 28 18 50
Persen 8% 56% 36% 100%
Dari tabel 4.13 distribusi skor di atas dapat diketahui bahwa dari 50 responden yang diteliti, 28 orang (56%) diantaranya memiliki skor penerimaan dukungan sosial dalam kategori sedang, 18 orang (36%) diantaranya memiliki skor penerimaan dukungan sosial dalam katogori rendah dan 4 orang (8%) diantaranya memiliki skor penerimaan dukungan sosial dalam kategori tinggi.
58
Berikut ini tabel distribusi kategorisasi skor penyesuaian diri: Tabel 4.14 Distribusi Skor Penyesuaian Diri Kategori Tinggi Sedang Rendah
Rumus X
2 + min + min ≤ X ≤ 2 + min X < + min
Rentangan Raw Score > 104 90 – 104 < 90 ∑
Jumlah Subjek 2 17 31 50
Persen 4% 34% 62% 100%
Dari tabel 4.14 di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah responden yang memiliki tingkat penyesuaian diri rendah sebanyak 31 orang (62%), jumlah responden yang memiliki tingkat penyesuaian diri sedang sebanyak 17 orang (34%) dan jumlah responden yang memiliki tingkat penyesuaian diri tinggi sebanyak 2 orang (4%). Sedangkan untuk kepribadian, akan dikategorikan menjadi kepribadian extrovert dan kepribadian introvert. Berikut merupakan deskripsi kepribadian extrovert dan introvert menurut jumlah frekuensinya.
Tabel 4.15 Tipe Kepribadian Tipe Kepribadian Extrovert Introvert Total
Frekuensi 27 23 50
Persen 54% 46% 100%
Dari tabel 4.15 di atas dapat diketahui bahwa dari 50 responden yang diujikan, 27 orang (54%) diantaranya memiliki tipe kepribadian extrovert dan 23 orang (46%) diantaranya memiliki tipe kepribadian introvert. 59
Pada bagian ini juga, peneliti akan mendeskripsikan distribusi skor penyesuaian diri berdasarkan jenis kelamin, aktivitas pengganti, penyakit yang diderita dan penghasilan. Untuk yang pertama akan digambarkan distribusi skor penyesuaian diri berdasarkan jenis kelamin. Tabel 4.16 Penyesuaian Diri Berdasarkan Jenis Kelamin
Penyesuaian Diri
Jenis Kelamin Laki-laki
46
Mean 89.4783
Std. Deviation 6.26361
Std. Error Mean .92352
4
97.5000
15.50269
7.75134
N
Perempuan
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F Penyesuaian D Equal variance assumed Equal variance not assumed
9.930
Sig. .003
t-test for Equality of Means
t
Mean Std. Error Sig. (2-tailed) Difference Difference
df
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
-2.138
48
.038
-8.0217
3.75187 15.56538
-.47810
-1.028
3.086
.378
-8.0217
7.80617 32.47849 16.43502
*Signifikan pada taraf 0,05 Nilai rata-rata penyesuaian diri pada perempuan (89,4883) lebih besar daripada laki-laki (97,5). Nilai Levene`s test < 0,05 (0,0030,05). Artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perempuan dan laki-laki dalam menyesuaikan diri.
60
Kedua, akan digambarkan distribusi skor penyesuaian diri berdasarkan aktivitas pengganti. Tabel 4.17 Penyesuaian Diri Berdasarkan Aktivitas Pasca Pensiun
Penyesuaian Diri
Aktivitas non-aktivitas
12
Mean 91.5833
Std. Deviation 9.95863
Std. Error Mean 2.87481
38
89.6579
6.57298
1.06628
N
Aktivitas
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F Penyesuaian Diri Equal variances assumed Equal variances not assumed
1.299
Sig. .260
t-test for Equality of Means
t
Mean Sig. (2-tailed) Difference
df
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
.777
48
.441
1.9254
2.47865
-3.05822
6.90910
.628
14.155
.540
1.9254
3.06618
-4.64411
8.49499
Nilai mean penyesuaian diri bagi pensiunan yang tidak memiliki aktivitas pengganti pasca pensiun (91,5833) lebih besar daripada pensiunan yang memiliki aktivitas pengganti pasca pensiun (89,6579) dengan angka probabilitas (0,260) lebih besar dari alpha (0,05). Nilai Levene`s test > 0,05 (0,260>0,05), maka nilai Levene`s test tidak signifikan. Ini artinya varians pada kedua kelompok homogen. Output SPSS menghasilkan nilai t sebesar 0,777 dengan signifikansi 0,441. Ini berarti nilai t tidak signifikan (p=0,441, p>0,05). Hal ini artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pensiunan yang mempunyai aktivitas pengganti pasca pensiun dan yang tidak mempunyai aktivitas pengganti pasca pensiun dalam menyesuaikan diri.
61
Ketiga, akan digambarkan distribusi skor penyesuaian diri berdasarkan ada tidaknya penyakit yang diderita. Tabel 4.18 Penyesuaian Diri Berdasarkan Penyakit yang Diderita
Penyesuaian Diri
Penyakit Non-penyakit
23
Mean 90.1739
Std. Deviation 6.36505
Std. Error Mean 1.32720
27
90.0741
8.39380
1.61539
N
penyakit
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F Penyesuaian Diri Equal variances assumed Equal variances not assumed
1.434
Sig. .237
t-test for Equality of Means
t
Mean Sig. (2-tailed) Difference
df
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
.047
48
.963
.0998
2.13725
-4.19739
4.39706
.048
47.415
.962
.0998
2.09068
-4.10510
4.30477
Pada tabel di atas, perbedaan nilai mean yang sangat kecil antara nilai ratarata penyesuaian diri pensiunan yang mengidap suatu penyakit dengan penyesuaian diri pensiunan yang tidak mengidap suatu penyakit. Nilai Levene`s test > 0,05 (0,237>0,05), maka nilai Levene`s test tidak signifikan. Ini artinya varians pada kedua kelompok homogen. Output SPSS menghasilkan nilai t sebesar 0,047 dengan signifikansi 0,963. Ini berarti nilai t tidak signifikan (p=0,963 p>0,05) tidak ada perbedaan yang signifikan antara pensiunan yang mengidap suatu penyakit dan pensiunan yang tidak mengidap suatu penyakit dalam penyesuaian diri.
62
Berikut ini merupakan hasil uji anova penyesuaian diri para pensiunan berdasarkan penghasilan, sebagai berikut: Tabel 4.19 Penyesuaian Diri Berdasarkan Penghasilan
Between Groups
Sum of Squares 363.525
2
Mean Square 181.763
Within Groups
2359.755
47
50.208
Total
2723.280
49
Df
F 3.620
Sig. .034
*Signifikan pada taraf 0,05 Berdasarkan pada tabel di atas, dapat dilihat nilai F-test (3,620) dan signifikansinya (0,034). Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p F tabel (23,493 > 4,08), maka H0 ditolak. H0 ditolak artinya ada pengaruh yang
65
Sig. F Change ,037
signifikan antara antara dukungan sosial dan kepribadian secara bersama-sama terhadap penyesuaian diri. Jadi dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial dan kepribadian secara bersama-sama berpengaruh terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun. Tabel 4.24 Hasil Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) Coefficients Dukungan Sosial Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant)
Standardized Coefficients
B 40,724
Std. Error 7,369
,706
,105
dukungan sosial
T
Beta ,697
Sig.
5,526
,000
6,739
,000
T hitung pada tabel 4.24 sebesar 6, 739. Nilai t hitung > t tabel (6,739 > 2,012) maka H0 ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh yang signifikan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri. Jadi dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara parsial dukungan sosial berpengaruh positif terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun.
Tabel 4.25 Hasil Uji Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) Coefficients Kepribadian Unstandardized Coefficients
Model
1
(Constant) Kepribadian
B 78,045
Std. Error 5,733
,313
,146
Standardized Coefficients
T
Sig.
Beta ,295
13,614
,000
2,140
,037
a Dependent Variable: penyesuaian diri
T hitung pada tabel 4.25 sebesar 2,140. Nilai t hitung > t tabel (2,140 > 2,012) maka H0 ditolak, artinya secara parsial ada pengaruh yang signifikan
66
kepribadian terhadap penyesuaian diri. Jadi dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara parsial kepribadian berpengaruh positif terhadap penyesuaian diri pada masa pensin Di bawah ini merupakan tabel ringkasan dalam menjawab tiga hipotesis penelitian: Tabel 4.26 Kesimpulan Uji Hipotesis Independent Variable Dukungan Sosial Kepribadian Dukungan Sosial dan Kepribadian (secara bersama-sama)
Kontribusi 48,6% 8,7% 57,3%
Penyesuaian Diri Kesimpulan Signifikan (tolak H0) Signifikan (tolak H0) Signifikan (tolak H0)
67
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Bab ini memaparkan tentang kesimpulan hasil penelitian, diskusi tentang penelitian serta saran praktis dan saran teoritis untuk penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang diuraikan sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu: a. Ada pengaruh yang signifikan dukungan sosial terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun. Dukungan sosial secara positif mempengaruhi penyesuaian diri, artinya semakin tinggi dukungan sosial, maka semakin tinggi penyesuaian diri pada masa pensiun. Sebaliknya jika dukungan sosial rendah, maka penyesuaian diri pada masa pensiun pun akan rendah. Kontribusi dukungan sosial terhadap penyesuaian diri sebesar 48,6%. d. Ada pengaruh yang signifikan kepribadian terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun. Koefisien variabel kepribadian terhadap penyesuian diri bernilai positif, yang artinya terjadi hubungan positif antara kepribadian dengan penyesuaian diri, semakin besar nilai kepribadian (semakin extrovert) maka semakin baik penyesuaian diri. Sebaliknya semakin rendah nilai kepribadian (semakin introvert) maka semakin buruk
68
penyesuaian dirinya. Kontribusi kepribadian terhadap penyesuaian diri sebesar 8,7%. b. Ada pengaruh yang signifikan dukungan sosial dan kepribadian secara bersama-sama terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun. Interaksi dari dukungan sosial dan kepribadian memberikan kontribusi terhadap penyesuaian diri sebesar 57,3%
5.2 Diskusi Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa ada pengaruh positif dengan kriteria signifikan dukungan sosial terhadap penyesuaian diri. Adanya pengaruh yang positif ini memberikan arti bahwa ketika dukungan sosial yang diterima para pensiunan tinggi, maka penyesuaian dirinya pun akan baik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah terlebih dahulu dilakukan oleh Jou & Fukada (1996) yang mengatakan bahwa dukungan sosial mempunyai korelasi yang positif dengan penyesuaian diri. Pada penelitian ini ditemukan bahwa rata-rata responden memiliki skor penerimaan dukungan sosial dalam kategori sedang. Dukungan sosial yang diberikan dapat bersumber dari keluarga, teman sejawat, perusahaan tempat reponden dahulunya bekerja dan lingkungan sosial terdekatnya saat ini. Kuantitas dan kualitas dukungan yang diberikan kepada para pensiunan dapat membuat kebutuhan para pensiunan terpenuhi. Kebutuhan tersebut dapat berupa kebutuhan yang bersifat prakstis, kebutuhan informasi, kebutuhan untuk dihargai dan kebutuhan akan adanya seseorang yang dapat diandalkan.
69
Dukungan sosial disaat para pensiunan menyesuaikan diri pada masa pensiunnya, sangat dibutuhkan karena banyak perubahan kebiasaan yang harus dilakukan, dan perubahan tersebut dapat menimbulkan stres untuk itu dukungan sosial dapat digunakan sebagai pelindung (buffering effect) terhadap efek negatif dari stres, sehingga dukungan sosial memegang peranan penting dalam memelihara keadaan psikologis individu yang mengalami tekanan (Smet, 1994). Oleh karena itu, semakin besar dukungan sosial yang diberikan, semakin baik penyesuaian diri pada masa pensiun. Selanjutnya, hasil uji hipotesis yang mengatakan bahwa “Ada pengaruh yang signifikan antara kepribadian terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun”. Kepribadian mempunyai pengaruh yang positif terhadap penyesuaian diri, hal ini dapat diartikan bahwa semakin extrovert seseorang, semakin baik penyesuaian dirinya. Hal ini sejalan dengan definisi kepribadian yang diungkapkan Allport (dalam Sumadi, 2006) bahwa kepribadian merupakan organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Teori tersebut didukung oleh pernyataan Gufron&Risnawita (2010) yang menyatakan bahwa
kepribadian mempunyai
fungsi sebagai penentu primer terhadap penyesuaian diri. Kepribadian extrovert adalah sebuah sikap yang menjelaskan aliran psikis ke arah luar sehingga orang yang bersangkutan akan memiliki orientasi objektif dan menjauh dari subjektif. Extrovert akan lebih mudah untuk dipengaruhi oleh sekelilingnya dibanding oleh kondisi dirinya sendiri. Mereka cenderung untuk
70
berfokus pada sikap objektif dan menekan sisi subjektifnya, Jung (dalam Feist, 2010). Extrovert dalam MBTI diartikan sebagai tipe pribadi yang suka bergaul, menyenangi interaksi sosial dengan orang lain dan berfokus pada the world outside the self. Semakin extrovert seseorang, interaksi sosialnya pun akan lebih baik dibandingkan orang yang introvert, sehingga mereka yang extrovert akan lebih merasakan manfaat dukungan sosial yang sangat berpengaruh disaat keberlangsungan penyesuaian diri (pada masa pensiun). Hasil uji hipotesis terakhir dalam penelitian yang menghasilkan “Ada pengaruh yang signifikan interaksi dukungan sosial dan kepribadian terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun” sangat mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Jou & Fukada (1996) yang mengatakan bahwa penyesuaian sangat kuat ditentukan oleh kepribadian dan dukungan sosial. Berdasarkan tinjauan literatur dan meta-analisis baru-baru ini, Smet (1994) mengungkapkan bahwa ada faktor-faktor lain yang mencampuri efek perubahan dari dukungan sosial yaitu kepribadian. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian yang peneliti lakukan yaitu ada pengaruh yang signifikan interaksi dukungan sosial dan kepribadian terhadap penyesuaian diri pada masa pensiun. Selain melakukan ketiga uji hipotesis di atas, peneliti juga melakukan analisa terhadap data-data lain yang terkait, guna memperkaya penelitian ini, diantaranya: Pertama, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perempuan dan laki-laki dalam menyesuaikan diri. Hal ini dapat disebabkan oleh tidak
71
sebandingnya jumlah pensiunan perempuan dengan jumlah pensiunan yang lakilaki. Hasil tinjauan literatur yang peneliti lakukan adalah perempuan memiliki kecenderungan lebih besar untuk merawat diri mereka sendiri dan memperoleh perawatan medis, dukungan sosial yang lebih besar yang mereka terima dibandingkan pria (Papalia, 2009). Selain itu juga, adanya pandangan mengenai peran jenis kelamin laki-laki adalah pekerja dan pencari nafkah bagi keluarga. Hal tersebut menjadikan beban psikologis laki-laki lebih besar daripada perempuan. Sehingga status pensiun bukanlah hal yang mudah bagi seorang laki-laki. Kedua, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pensiunan yang mempunyai aktivitas pengganti pasca pensiun dan yang tidak mempunyai aktivitas pengganti pasca pensiun dalam menyesuaikan diri. Menurut teori aktivitas yang terkait dengan peran sosial, maka makin besar kehilangan peran melalui pensiun, menjadi janda/duda, jauh dari anak, atau masuk ke institusi perawatan maka seseorang semakin tidak dapat menyesuaikan diri (Papalia, 2009). Meskipun dengan demikian, sebagian orang yang tidak melakukan banyak peran sosial juga dapat menyesuaikan diri dengan baik (Papalia, 2009). Menurut Menec (dalam Papalia, 2009) adanya ketidakkonsistenan dalam mendefinisikan aktivitas menyebabkan kesulitan dalam melakukan perbandingan antar penelitian. Ketiga, tidak ada perbedaan yang signifikan antara pensiunan yang mengidap suatu penyakit dan pensiunan yang tidak mengidap suatu penyakit dalam penyesuaian diri. Peneliti mengasumsikan bahwa kesehatan akan berpengaruh terhadap penyesuaian diri jika diinteraksikan dengan variabel lain yang dapat mempengauhi penyesuaian diri seperti pendapatan. Soumerai dan
72
Avorn (dalam Perlmutter, 1992) mengungkapkan bahwa kesehatan dan pendapatan sangat kuat memprediksikan kepuasan para pensiunan. Keempat, terdapat perbedaan yang signifikan antara penyesuaian diri berdasarkan tingkat penghasilan yang diterima para pensiunan. Menurut Palmore (dalam Santrock, 2002), orang-orang dewasa lanjut yang memiliki penyesuaian diri paling baik terhadap pensiun adalah yang sehat, memiliki pendapatan yang layak, aktif, berpendidikan baik, memiliki relasi sosial yang luas termasuk diantaranya teman-teman dan keluarga, dan biasanya merasa puas dengan kehidupannya sebelum pensiun. Selanjutnya peneliti menemukan tambahan informasi melalui observasi dan wawancara ketika proses penyebaran skala di lapangan, informasi tersebut adalah ketika proses penyebaran skala di lapangan, ditemukan hal-hal yang menarik untuk ditindaklanjuti, yaitu perlakuan pegawai muda yang kurang menghargai para pensiunan. Selain itu penghasilan pegawai yang diterima tiap bulannya, tinggal 10% sampai dengan 15% saja pada saat pensiun dan tidak disesuaikan secara otomatis dengan tingkaat inflasi. Disamping itu para pensiunan dibagi kedalam dua kelompok penerima manfaat pensiun 1 (MP1) dan penerima manfaat pensiun 2 (MP2). Kedua kelompok ini menerima kebijakan yang berbeda, khususnya dalam bidang finansial. MP1 merupakan kelompok pensiunan berdasarkan golongan gaji serupa dengan pegawai negeri (Taspen) karena PLN sebelumnya bagian dari pegawai departemen. Sedangkan MP 2 merupakan kelompok pensiunan berdasarkan peringkat seperti PT (Persero) yang menerima langsung tunjangan yang cukup besar dibandingkan MP 1. Sehingga para
73
pensiunan MP 2 siap beralih profesi atau berinvestasi untuk memenuhi kebutuhan kekurangan pendapatan setelah pensiun yang diterima per bulan dari perusahaan. Sikap para pensiunan menerima kenyataan tersebut, dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: Pertama, para pensiunan pasrah
dan menerima apa adanya tanpa
mempunyai kegiatan lagi untuk menambah penghasilan tersebut. Ciri-ciri kelompok pertama adalah kurang spiritual, penurunan kesehatan, banyak mengeluh dan menyesali, penggunaan waktu yang tidak produktif dll. Kedua, pensiunan tetap bekerja lagi di kantor untuk mencukupi kebutuhannya, walaupun dari posisi atasan menjadi posisi bawahan. Ciri-ciri kelompok kedua adalah spiritual tidak menonjol, penurunan kesehatan, selalu memikirkan pekerjaan, penggunaan waktu untuk mencari uang, dll. Ketiga, pensiunan tetap menambah penghasilan dengan tujuan utama untuk aktualisasi diri seperti di dalam perusahaan menjadi penasehat dan diluar berkiprah dengan kegiatan sosialnya. Ciri-ciri kelompok ketiga adalah spiritual tinggi, pemenuhan kebutuhan jasmani dan rohani yang seimbang, tidak mengeluh dan menikmati hidup, waktu untuk dunia dan akhirat, dll.
5.3 Saran Berdasarkan pengalaman yang dialami dalam melakukan penelitian dan dari
hasil
penelitian,
maka
peneliti
dapat
memberikan
saran
untuk
menyempurnakan penelitian-penelitian selanjutnya dan untuk pihak-pihak terkait.
74
5.3.1 Saran teoritis Guna kepentingan lebih lanjut, ada beberapa saran yang diajukan oleh peneliti yang kiranya dapat dipertimbangkan oleh peneliti selanjutnya sebagai berikut: a. Memperhatikan usia sampel periode awal pensiun yaitu 56-60 tahun, sehingga bisa mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik. b. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan melakukan penelitian tentang penyesuaian diri dengan variabel lain yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri. Dari hasil tambahan yang didapatkan dalam penelitian ini, ada sekitar 50% penyesuaian diri dipengaruhi oleh variabel-variabel lain selain dukungan sosial dan kepribadian, seperti EQ, IQ dan SQ. 5.3.2. Saran praktis a. Perusahaan diharapkan memberikan persiapan pensiun pada pegawainya tidak hanya persiapan finansial tetapi juga diharapkan untuk memberikan persiapan secara psikologis yang juga merupakan bentuk dukungan sosial bagi para pensiun. Seperti yang ditekankan oleh peneliti bidang gerontologi bahwa sangat pentingnya layanan dukungan untuk para lansia termasuk pensiunan. b. Agar pensiun yang menerima MP 1, mendapatkan perlakuan yang sama dari pihak perusahaan seperti penyesuaian yang dilakukan
75
pemerintah terhadap pegawai negeri, khususnya bagi penerima uang pensiun yang rendah. c. Pensiunan secara umum sudah mengalami penurunan kesehatan, sebaiknya perusahaan tidak lagi membebani para pensiunan bekerja dengan jam kerja yang sama ketika sebelum pensiun. Perusahaan dapat mempekerjakan kembali para pensiunan yang ingin bekerja khususnya pensiun yang berkompeten dibidangnya sebatas sebagai penasehat, konsultan yang tidak menuntut jam kerja yang padat. Dengan demikian akan dapat memberi kesemapatan untuk para fresh graduate untuk berkarya dan membangun perusahaan dengan arahan dan bimbingan para senior (pensiunan). d. Perusahaan sebaiknya dapat memanfaatkan kelompok pensiun yang mengaktualisasikan dirinya serta menyumbangkan ide-idenya secara ikhlas untuk Corporate Social Responsibility (CSR) yang menjadi tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat dan negara. e. Keluarga sebaiknya memberikan dukungan sepenuhnya kepada anggota keluarga yang telah pensiun, dukungan tersebut dapat berbentuk perhatian, bersedia mendengarkan keluh kesah dan sebagainya.
76
f. Sedangkan untuk para pensiunan sebaiknya memanfaatkan keluarga dan rekan sejawat untuk saling berbagi dan mengisi satu sama lain.
77
DAFTAR PUSTAKA
Acocella, J.R., & Calhoun, J.F. (1990). Psikologi tentang penyesuaian dan hubungan kemanusiaan (ed.3). Semarang: IKIP Semarang Press Atwater, E. (1983). Psychology of adjustment (2nd ed). Personal growth in a changing world. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Azwar, Saifuddin. (2000). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Bungin, Burhan. (2005). Metodologi penelitian kuantitatif. Jakarta: Kencana. Chaplin, J.P (2001). Kamus lengkap psikologi (Kartini Kartono, penrj.). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Cohen, S., Mermelstein, R., Kamarck, T., & Hoberman, H. M. (1985). Measuring the functional components of social support. In I. G. Sarason, & B. R. Sarason (Eds.), Social Support: Theory, Research and Applications, 73-94. Desmita. (2009). Psikologi perkembangan peserta didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Feist, J., & Feist, G.J. (1998). Teori Kepribadian. (terj. Handriatno 2010). Jakarta: Salemba Humanika. Gufron, M.N., & Risnawatita, R. (2010). Teori-teori psikologi. Jogjakarta: ArRuzz Media. Haber, A & Runyon, R.P. (1984). Psychology of adjustment. Illinois: The Dorsey Press. Hartati, N. (2002). Post-power syndrome sebagai gangguan mental pada masa pensiun. Tazkiya., Jurnal Psikologi Berbasis Keilmuan Islam. Vol. 2, no. 1. 1-9. Hurlock, E.B. (1980). Psikologi perkembangan. Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (ed. 5). Jakarta: Erlangga. Idrus, M. (2007). Metode penelitian ilmu-ilmu sosial. Yogyakarta: UII Press. Jou, Y.H., & Hiromi, F. (1996). Influences of social supports and personality on adjustment of Chinese students in Japan. Journal of Applied Social Psychology. Vol. 26. No. 20. 1795-1802. Kimmel, D. (1990). Adulthood and aging: An interdisciplinary, developmental view. New York: Wiley.
78
Kusuma, P.P., & Uly, G. (2008). Hubungan antara penyesuaian diri sosial dengan stres pada siswa akselerasi. Jurnal Keberbakatan & Kreativitas. Vol.2. no.1. Kusumarini, C.D (2006). Pengaruh sikap menghadapi pensiun terhadap penyesuaian diri menjelang masa pensiun. Skripsi: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Launier, Raymon.A. (1995). Instructor`s Manual to Accompany Lazarus` Patterns of Adjustment 3rd ed. New York: McGraw-Hill Book Company. Nazir, M. (1988). Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Papalia, dkk. (2008). Human development., Perkembangan manusia (ed. 10). (terj. Brian 2009). Jakarta: Salemba Humanika. Perlmutter, M. (1985). Adult development and aging. New York: John Wiley & Sons. Pervin, L.A., & O.P. John. (2000). Personality: theory and research.8th ed. New York : John Willey&Son. Prasetyo, B., & Jannah, L.M. (2005). Metode penelitian kuantitatif. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Sarafino, E.P. (1990). Health Psychology (3rd ed.). Canada: John Wiley & Sons, Inc. Santrock, J.W. (2002). Life-span development. Perkembangan masa hidup (ed. 5). Jakarta: Erlangga. Smet, Bart. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Sunarto & Hartono. (2006). Perkembangan peserta didik. Jakarta: Rineka Cipta. Suryabrata, Sumadi. (2006). Psikologi kepribadian. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Turner, J.S., & Helms, D.B. (1998). Lifespan Development (5th ed.). New York: Holt, Rinehart & Winston, Inc.
79
Bagian III No 1
Pernyataan Saya akan membuat keputusan setelah terlebih dahulu mendengarkan pendapat orang lain
2
Saya akan membuat keputusan sendiri, tanpa mengkonsultasikannya terlebih dahulu pada orang lain
3
Saya akan mengungkapkan hal-hal yang yang saya pikirkan atau yang saya rasakan secara bebas dan terbuka dengan apa adanya
4
Saya hanya akan mengungkapkan hal-hal sebagian kecil yang saya pikirkan / yang saya rasakan, sebatas yang saya anggap penting
5
Saya merasa tidak sendirian, banyak orang disekeliling saya
6
Saya merasa sendirian atau saya hanya mempunyai teman akrab yang jumlahnya tidak lebih dari dua orang
7
Saya merasa menjadi pembicara yang baik, daripada pendengar yang baik
8
Saya merasa menjadi pendengar yang baik, daripada pembicara yang baik
9
Saya senang bertemu dan berkenalan dengan wajah-wajah baru
10 Saya cenderung menjaga jarak dengan orang lain 11 Saya senang berbincang-bincang dengan STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju ATS : Agak Tidak Setuju AS : Agak Setuju S : Setuju SS : Sangat Setuju
STS
TS ATS AS
S
SS
No
Pernyataan orang lain tentang berbagai macam hal yang
STS
TS ATS AS
S
SS
menarik 12 Saya berbincang-bincang seperlunya kepada orang lain, kemudian memikirkannya sendiri 13 Saya memilih untuk mengawali suatu pembicaraan ketika bersama orang lain 14 Saya memilih diam dan menunggu orang lain untuk memulai pembicaraan 15 Saya tidak perlu berpikir panjang dalam bertindak 16 Saya berpikir panjang terlebih dahulu sebelum bertindak 17 Saya lebih memilih untuk mengungkapkan apa yang saya rasakan daripada menyimpannya 18 Saya lebih memilih memendam / menyimpan perasaan saya daripada mengungkapkannya
Terimakasih…
STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju ATS : Agak Tidak Setuju AS : Agak Setuju S : Setuju SS : Sangat Setuju
Uji Validitas dan Reliabilitas Dukungan Sosial R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Mean
Scale Variance
Corrected Item-
Squared
if Item
if Item
Total
Multiple
Deleted
Deleted
Correlation
Correlation
111,8000
67,1647
,1025
.
111,9143
64,3160
,3292
.
112,4857
64,9042
,2270
.
112,5143
67,3160
,0037
.
111,8571
66,7731
,0631
.
112,0571
63,8202
,3614
.
111,8857
64,5748
,3494
.
111,8286
64,3227
,5834
.
112,0571
70,2319
-,2279
.
111,7143
65,0924
,3297
.
111,6286
64,7697
,4215
.
111,7429
62,8437
,5746
.
111,9143
63,6689
,3951
.
112,4286
70,4286
-,2468
.
111,6286
63,3580
,5411
.
111,8000
64,5765
,3644
.
112,0286
65,0286
,2499
.
111,8000
64,2824
,4538
.
112,0571
67,2908
,0231
.
111,8000
61,4588
,6139
.
Alpha if Item Deleted VAR00001 ,8160 VAR00002 ,8103 VAR00003 ,8141 VAR00004 ,8242 VAR00005 ,8202 VAR00006 ,8091 VAR00007 ,8098 VAR00008 ,8063 VAR00009 ,8298 VAR00010 ,8106 VAR00011 ,8087 VAR00012 ,8034 VAR00013 ,8081 VAR00014 ,8301 VAR00015 ,8048 VAR00016 ,8095 VAR00017 ,8129 VAR00018 ,8075 VAR00019 ,8212 VAR00020 ,8004
VAR00021 ,8192 VAR00022 ,8085 VAR00023 ,8035 VAR00024 ,8008 VAR00025 ,8074 VAR00026 ,8140 VAR00027 ,8104 VAR00028 ,8043 VAR00029 ,8114 VAR00030 ,8189 VAR00031 ,8133 VAR00032 ,8058 VAR00033 ,8071 VAR00034 ,8199 VAR00035 ,8060 VAR00036 ,8012 VAR00037 ,8167 VAR00038 ,8208 VAR00039 ,8064 VAR00040 ,8067 _
112,0857
67,1395
,0511
.
111,6857
64,6336
,4214
.
112,1429
61,7731
,5042
.
112,0571
61,4672
,5966
.
111,8000
62,8706
,4027
.
111,7714
65,5345
,2131
.
112,0857
64,1395
,3239
.
111,8571
62,5378
,5047
.
112,1143
64,9277
,2960
.
111,8857
68,2807
-,0604
.
112,2571
64,7849
,2458
.
111,8286
63,9109
,5430
.
111,6286
64,2992
,4879
.
111,9143
68,4924
-,0910
.
111,7429
63,8437
,5160
.
111,9143
61,7277
,5970
.
111,8857
66,9866
,0968
.
112,0857
67,9630
-,0258
.
111,8286
64,0874
,5179
.
111,6857
64,1042
,4934
.
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Reliability Coefficients Alpha =
,8156
40 items Standardized item alpha =
,8330
Uji Validitas dan Reliabilitas Kepribadian R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics
E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8 E9 I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 I8 I9
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Alpha if Item Deleted
48,2200 48,9400 47,9000 49,4000 48,3400 48,6400 48,9600 50,1200 48,7600 48,2200 48,9400 47,9000 49,4000 48,3400 48,6400 48,9600 50,1200 48,7600
48,4608 49,6902 46,8265 51,9592 45,9433 48,1127 47,9576 55,7812 46,2678 48,4608 49,6902 46,8265 51,9592 45,9433 48,1127 47,9576 55,7812 46,2678
,3264 ,2319 ,4875 ,1135 ,6065 ,4423 ,3287 -,1930 ,4731 ,3264 ,2319 ,4875 ,1135 ,6065 ,4423 ,3287 -,1930 ,4731
,7254 ,7342 ,7109 ,7421 ,7016 ,7164 ,7253 ,7626 ,7109 ,7254 ,7342 ,7109 ,7421 ,7016 ,7164 ,7253 ,7626 ,7109
Reliability Coefficient N of Items = 18 Alpha =
,7378
Uji Validitas dan Reliabilitas Skala Penyesuaian Diri R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Item-total Statistics Scale Mean
Scale Variance
Corrected Item-
Squared
if Item
if Item
Total
Multiple
Deleted
Deleted
Correlation
Correlation
143,4000
61,6000
,3879
.
143,3429
62,4672
,1492
.
143,3143
61,9277
,2865
.
143,2571
59,4908
,6528
.
143,2571
59,4908
,6528
.
143,6000
62,7176
,0622
.
143,5143
62,9042
,0545
.
143,6857
61,6924
,1681
.
143,4571
63,6084
-,0510
.
143,1714
59,1462
,6076
.
143,3714
59,4756
,5982
.
143,2857
59,1513
,4768
.
143,2857
59,6807
,6710
.
143,7714
66,2992
-,3283
.
144,3143
63,9866
-,0957
.
143,4571
61,1378
,3028
.
143,8000
58,6353
,4905
.
143,2857
59,9160
,6268
.
143,4286
58,3697
,3437
.
143,4000
57,5412
,4755
.
Alpha if Item Deleted VAR00001 ,8156 VAR00002 ,8193 VAR00003 ,8170 VAR00004 ,8094 VAR00005 ,8094 VAR00006 ,8222 VAR00007 ,8217 VAR00008 ,8197 VAR00009 ,8268 VAR00010 ,8090 VAR00011 ,8098 VAR00012 ,8109 VAR00013 ,8097 VAR00014 ,8342 VAR00015 ,8254 VAR00016 ,8161 VAR00017 ,8100 VAR00018 ,8105 VAR00019 ,8151 VAR00020 ,8095
VAR00021 ,8096 VAR00022 ,8122 VAR00023 ,8299 VAR00024 ,8407 VAR00025 ,8202 VAR00026 ,8129 VAR00027 ,8052 VAR00028 ,8192 VAR00029 ,8338 VAR00030 ,8171
143,3429
59,5849
,6526
.
143,4286
60,1345
,4875
.
143,5143
64,9630
-,1977
.
143,2571
67,8437
-,4172
.
143,5714
61,8992
,1486
.
143,4571
60,1966
,4392
.
144,2286
57,1227
,6239
.
143,5714
61,6050
,1830
.
143,4000
66,6000
-,4027
.
143,2857
61,8571
,2693
.
VAR00031 ,8278 VAR00032 ,8275 VAR00033 ,8139 VAR00034 ,8258 VAR00035 ,8128 VAR00036 ,8262 VAR00037 ,8158 VAR00038 ,8157 VAR00039 ,8064 VAR00040 ,8098 VAR00041 ,8137 VAR00042 ,8074 _
143,6286
63,8286
-,0733
.
143,5714
64,5462
-,1642
.
143,3429
60,8202
,4339
.
144,0286
63,6756
-,0560
.
143,8286
59,6756
,4103
.
144,0571
63,5261
-,0416
.
143,3143
60,9866
,3098
.
143,4571
60,7261
,3120
.
143,2286
58,0050
,6425
.
143,3429
59,3496
,5741
.
143,3429
60,4672
,4074
.
143,4000
58,6588
,6666
.
R E L I A B I L I T Y H A)
A N A L Y S I S
-
S C A L E
Item-total Statistics Scale
Scale
Corrected
(A L P
Mean
Variance
Item-
Squared
if Item
if Item
Total
Multiple
Deleted
Deleted
Correlation
Correlation
143,4000
58,3059
,7196
.
143,4571
61,0790
,5023
.
143,3714
60,7109
,7414
.
143,9429
60,0555
,3577
.
143,5143
61,0218
,3986
.
143,3143
62,6924
,1351
.
143,5429
61,9025
,1839
.
143,4571
58,7849
,4562
.
Alpha if Item Deleted VAR00043 ,8061 VAR00044 ,8139 VAR00045 ,8121 VAR00046 ,8143 VAR00047 ,8146 VAR00048 ,8195 VAR00049 ,8189 VAR00050 ,8109
Reliability Coefficients Alpha =
,8200
50 items Standardized item alpha =
,8612
T-Test Uji t Berdasarkan Jenis Kelamin Group Statistics
Penyesuaian Diri
Jenis Kelamin Laki-laki
46
Mean 89.4783
Std. Deviation 6.26361
Std. Error Mean .92352
4
97.5000
15.50269
7.75134
N
perempuan
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F Penyesuaian Di Equal variances assumed Equal variances not assumed
9.930
Sig. .003
t-test for Equality of Means
t
Mean Std. Error Sig. (2-tailed) Difference Difference
df
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
-2.138
48
.038
-8.0217
3.75187 15.56538
-.47810
-1.028
3.086
.378
-8.0217
7.80617 32.47849 16.43502
Uji t Berdasarkan Penyakit Group Statistics
Penyesuaian Diri
Penyakit Non-penyakit
23
Mean 90.1739
Std. Deviation 6.36505
Std. Error Mean 1.32720
27
90.0741
8.39380
1.61539
N
penyakit
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F Penyesuaian Diri Equal variances assumed Equal variances not assumed
1.434
Sig. .237
t-test for Equality of Means
t
Mean Sig. (2-tailed) Difference
df
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
.047
48
.963
.0998
2.13725
-4.19739
4.39706
.048
47.415
.962
.0998
2.09068
-4.10510
4.30477
Uji t berdasarkan aktivitas Group Statistics
Penyesuaian Diri
Aktivitas non-aktivitas
12
Mean 91.5833
Std. Deviation 9.95863
Std. Error Mean 2.87481
38
89.6579
6.57298
1.06628
N
Aktivitas
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F Penyesuaian Diri Equal variances assumed Equal variances not assumed
t-test for Equality of Means
Sig.
1.299
t
.260
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
.777
48
.441
1.9254
2.47865
-3.05822
6.90910
.628
14.155
.540
1.9254
3.06618
-4.64411
8.49499
ANOVA Pendapatan
Between Groups
Sum of Squares 363.525
Within Groups Total
Df 2
Mean Square 181.763
2359.755
47
50.208
2723.280
49
F 3.620
Sig. .034
F 3,130
Sig. ,053
F 1,335
Sig. ,272
ANOVA Lama Pensiun
Between Groups
Sum of Squares 320,095
Within Groups Total
df 2
Mean Square 160,047
2403,185
47
51,132
2723,280
49
ANOVA Tingkat Pendidikan
Between Groups
Sum of Squares 288,941
4
Mean Square 72,235
Within Groups
2434,339
45
54,096
Total
2723,280
49
df
Hasil Regresi a. DUKUNGAN SOSIAL Model Summary(a)
Model
R
Adjusted R Square
R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics R Square Change
1
,697(a)
,486
,475
5,39917
F Change
,486
df1
45,420
Sig. F Change
df2
1
48
,000
a Predictors: (Constant), dukungan sosial b Dependent Variable: penyesuaian diri
Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1
B 40,724
(Constant)
Standardized Coefficients
Std. Error 7,369
dukungan ,706 sosial a Dependent Variable: penyesuaian diri
t
Beta
,105
,697
Sig.
5,526
,000
6,739
,000
ANOVA(b)
Model 1
Sum of Squares Regressio n Residual Total
df
Mean Square
1324,033
1
1324,033
1399,247
48
29,151
2723,280
49
F
Sig.
45,420
,000(a)
a Predictors: (Constant), dukungan sosial b Dependent Variable: penyesuaian diri
Casewise Diagnostics(b)
Std. Residual -,638
penyesuaian diri 86,00
Predicted Value 89,4422
Residual -3,4422
2
-,561
85,00
88,0301
-3,0301
3
-1,117
82,00
88,0301
-6,0301
4
-,071
82,00
82,3816
-,3816
5
-,452
87,00
89,4422
-2,4422
6
-,027
90,00
90,1482
-,1482
7
-,289
90,00
91,5604
-1,5604
8
-1,052
88,00
93,6785
-5,6785
Case Number 1
Status
9
-,659
76,00
79,5573
-3,5573
10
-,398
88,00
90,1482
-2,1482
11
-,507
86,00
88,7361
-2,7361
12
-,365
91,00
92,9725
-1,9725
13
-,245
86,00
87,3240
-1,3240
14
-,583
87,00
90,1482
-3,1482
15
,158
91,00
90,1482
,8518
16
-,376
86,00
88,0301
-2,0301
17
-1,313
88,00
95,0907
-7,0907
18
1,770
99,00
89,4422
9,5578
19
-,387
93,00
95,0907
-2,0907
20
,048
101,00
100,7391
,2609
21
-,845
87,00
91,5604
-4,5604
22
1,541
102,00
93,6785
8,3215
23
,778
112,00
107,7998
4,2002
24
-2,174
89,00
100,7391
-11,7391
25
-,114
86,00
86,6179
-,6179
26
,256
88,00
86,6179
1,3821
27
3,328
118,00
100,0331
17,9669
28
,049
89,00
88,7361
,2639
29
-,452
87,00
89,4422
-2,4422
30
-,311
92,00
93,6785
-1,6785
31
-,343
89,00
90,8543
-1,8543
32
,223
85,00
83,7937
1,2063
33
2,119
91,00
79,5573
11,4427
34
1,160
95,00
88,7361
6,2639
35
,485
85,00
82,3816
2,6184
36
-,027
90,00
90,1482
-,1482
37
-1,008
84,00
89,4422
-5,4422
38
-,452
87,00
89,4422
-2,4422
39
-,343
89,00
90,8543
-1,8543
40
1,410
102,00
94,3846
7,6154
41
-,790
88,00
92,2664
-4,2664
42
,561
84,00
80,9695
3,0305
43
,278
86,00
84,4998
1,5002
44
,790
93,00
88,7361
4,2639
45
1,988
103,00
92,2664
10,7336
46
,212
92,00
90,8543
1,1457
47
-1,117
82,00
88,0301
-6,0301
48
1,029
95,00
89,4422
5,5578
49
-,583
87,00
90,1482
-3,1482
50
-,583
87,00
90,1482
-3,1482
Dependent Variable: penyesuaian diri
Residuals Statistics(a)
Predicted Value Residual Std. Predicted Value
Minimum 79,5573
Maximum 107,7998
Mean 90,1200
Std. Deviation 5,19818
-11,7391
17,9669
,0000
5,34379
50
-2,032
3,401
,000
1,000
50
3,328
,000
,990
50
Std. Residual -2,174 a Dependent Variable: penyesuaian diri
N 50
b. KEPRIBADIAN
Model Summary(b)
Mode l
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 ,295(a) ,087 ,068 a Predictors: (Constant), kepribadian b Dependent Variable: penyesuaian diri
Change Statistics
7,19667
R Square Change ,087
F Change 4,581
df1 1
df2 48
ANOVA(b)
Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regressio n Residual
237,263
1
237,263
2486,017
48
51,792
Total
2723,280
49
F
Sig.
4,581
,037(a)
t
Sig.
a Predictors: (Constant), kepribadian b Dependent Variable: penyesuaian diri
Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant)
B 78,045
kepribadia ,313 n a Dependent Variable: penyesuaian diri
Standardized Coefficients
Std. Error 5,733 ,146
Beta ,295
13,614
,000
2,140
,037
Sig. F Change ,037
Casewise Diagnostics(b)
Std. Residual -,550
penyesuaian diri 86,00
Predicted Value 89,9570
Residual -3,9570
2
-,253
85,00
86,8222
-1,8222
3
-1,280
82,00
91,2109
-9,2109
4
-1,280
82,00
91,2109
-9,2109
5
-,324
87,00
89,3300
-2,3300
6
,006
90,00
89,9570
,0430
7
,180
90,00
88,7031
1,2969
8
,338
88,00
85,5683
2,4317
9
-1,417
76,00
86,1953
-10,1953
10
-,272
88,00
89,9570
-1,9570
11
-,201
86,00
87,4492
-1,4492
12
,319
91,00
88,7031
2,2969
13
-,550
86,00
89,9570
-3,9570
14
-,585
87,00
91,2109
-4,2109
15
,145
91,00
89,9570
1,0430
16
-,898
86,00
92,4648
-6,4648
17
-,359
88,00
90,5839
-2,5839
18
,908
99,00
92,4648
6,5352
19
,074
93,00
92,4648
,5352
20
1,360
101,00
91,2109
9,7891
Case Number 1
21
-,498
87,00
90,5839
-3,5839
22
1,238
102,00
93,0917
8,9083
23
2,976
112,00
90,5839
21,4161
24
-,394
89,00
91,8378
-2,8378
25
,060
86,00
85,5683
,4317
26
-,185
88,00
89,3300
-1,3300
27
3,548
118,00
92,4648
25,5352
28
-,481
89,00
92,4648
-3,4648
29
-,411
87,00
89,9570
-2,9570
30
,458
92,00
88,7031
3,2969
31
,128
89,00
88,0761
,9239
32
-,863
85,00
91,2109
-6,2109
33
,319
91,00
88,7031
2,2969
34
,265
95,00
93,0917
1,9083
35
-,776
85,00
90,5839
-5,5839
36
-,342
90,00
92,4648
-2,4648
37
-1,176
84,00
92,4648
-8,4648
38
-,324
87,00
89,3300
-2,3300
39
-1,004
89,00
96,2265
-7,2265
40
1,848
102,00
88,7031
13,2969
41
-,620
88,00
92,4648
-4,4648
42
-,566
84,00
88,0761
-4,0761
43
-,463
86,00
89,3300
-3,3300
Status
44
,597
93,00
88,7031
4,2969
45
1,725
103,00
90,5839
12,4161
46
-,239
92,00
93,7187
-1,7187
47
-,844
82,00
88,0761
-6,0761
48
,962
95,00
88,0761
6,9239
49
-,062
87,00
87,4492
-,4492
50
-,237
87,00
88,7031
-1,7031
a Missing Case b Dependent Variable: penyesuaian diri
Residuals Statistics(a)
Predicted Value
Minimum 85,5683
Maximum 96,2265
Mean 90,1200
Std. Deviation 2,20048
-10,1953
25,5352
,0000
7,12285
50
-2,068
2,775
,000
1,000
50
3,548
,000
,990
50
Residual Std. Predicted Value Std. Residual
-1,417 a Dependent Variable: penyesuaian diri
N 50
c. INTERAKSI DUKSOS &KEPRIBADIAN Model Summary(b)
Mode l
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate R Square Change
1
,707(a) ,500 ,479 5,38286 a Predictors: (Constant), kepribadian, dukungan sosial b Dependent Variable: penyesuaian diri
,500
Change Statistics F Chang e df1 df2 23,493
2
Sig. F Change
47
,000
Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1
(Constant) dukungan sosial kepribadian
Standardized Coefficients
B 38,002
Std. Error 7,727
,674
,108
,129
,113
a Dependent Variable: penyesuaian diri
t
Beta
Sig.
4,918
,000
,666
6,229
,000
,121
1,136
,262
ANOVA(b)
Model 1
Sum of Squares Regressio n Residual Total
df
Mean Square
1361,449
2
680,724
1361,831
47
28,975
2723,280
49
F
Sig.
23,493
,000(a)
a Predictors: (Constant), kepribadian, dukungan sosial b Dependent Variable: penyesuaian diri
Casewise Diagnostics(b)
Std. Residual -,633
penyesuaian diri 86,00
Predicted Value 89,4059
Residual -3,4059
2
-,329
85,00
86,7684
-1,7684
3
-1,221
82,00
88,5738
-6,5738
4
-,220
82,00
83,1821
-1,1821
5
-,399
87,00
89,1480
-2,1480
6
-,015
90,00
90,0799
-,0799
7
-,169
90,00
90,9120
-,9120
8
-,677
88,00
91,6443
-3,6443
9
-,450
76,00
78,4230
-2,4230
10
-,386
88,00
90,0799
-2,0799
11
-,316
86,00
87,7003
-1,7003
12
-,234
91,00
92,2599
-1,2599
13
-,257
86,00
87,3840
-1,3840
14
-,668
87,00
90,5957
-3,5957
15
,171
91,00
90,0799
,9201
16
-,574
86,00
89,0897
-3,0897
17
-1,311
88,00
95,0556
-7,0556
18
1,591
99,00
90,4376
8,5624
19
-,526
93,00
95,8293
-2,8293
20
,055
101,00
100,7052
,2948
21
-,870
87,00
91,6857
-4,6857
22
1,349
102,00
94,7393
7,2607
23
,894
112,00
107,1869
4,8131
24
-2,222
89,00
100,9631
-11,9631
25
,203
86,00
84,9047
1,0953
26
,288
88,00
86,4522
1,5478
27
3,242
118,00
100,5470
17,4530
28
-,142
89,00
89,7636
-,7636
29
-,447
87,00
89,4059
-2,4059
30
-,173
92,00
92,9339
-,9339
Case Number 1
Status
31
-,182
89,00
89,9801
32
-,9801
,087
85,00
84,5301
,4699
33
2,145
91,00
79,4546
11,5454
34
,925
95,00
90,0215
4,9785
35
,386
85,00
82,9242
2,0758
36
-,206
90,00
91,1116
-1,1116
37
-1,196
84,00
90,4376
-6,4376
38
-,399
87,00
89,1480
-2,1480 -4,3330
39
-,805
89,00
93,3330
40
1,559
102,00
93,6079
8,3921
41
-,954
88,00
93,1334
-5,1334
42
,642
84,00
80,5446
3,4554
43
,292
86,00
84,4303
1,5697
44
,889
93,00
88,2161
4,7839
45
1,977
103,00
92,3597
10,6403
46
-,056
92,00
92,3013
-,3013
47
-,982
82,00
87,2843
-5,2843
48
1,183
95,00
88,6322
6,3678
49
-,381
87,00
89,0482
-2,0482
50
-,476
87,00
89,5641
-2,5641
Dependent Variable: penyesuaian diri
Residuals Statistics(a)
Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual
Minimum 78,4230
Maximum 107,1869
Mean 90,1200
Std. Deviation 5,27112
-11,9631
17,4529
,0000
5,27186
50
-2,219
3,238
,000
1,000
50
3,242
,000
,979
50
-2,222 a Dependent Variable: penyesuaian diri
N 50