Pengaruh Kesadaran, Pemahaman, Kepatuhan dan Kemampuan ...

8 downloads 167 Views 657KB Size Report
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kesadaran, ... pajak bumi dan bangunan, kepatuhan wajib pajak tidak berpengaruh terhadap.
Pengaruh Kesadaran, Pemahaman, Kepatuhan dan Kemampuan ekonomi Wajib Pajak Terhadap Pembayaran PBB di Kabupaten Sumenep Suci Anisah Junaidi , SE., M. Si , Ak Anis Wulandari, S.E., MSA., Ak ABSTRACT Suci Anisah, influence of awareness, understanding, compliance, and economic ability of taxpayers to pay property tax in Sumenep’s Regency. Under the guidance of Junaidi, SE., M.Si, Ak and Anis Wulandari, SE, MSA., Ak. The objective of this research was to determine the effect of awareness, understanding, compliance, and economic ability of taxpayer to pay property tax in Sumenep’s Regency simultaneously and partially. The method in this fund research is quantitative methodology. The data in used this research were obtained from questionnaires completed by the taxpayer. This researc used a population land and building of taxpayer in Sumenep’s Regency. The Samples were obtained as many as 100, sampling technique using purposive sampling based on criteria: taxpayers who use the land and building. Data analysis techniques using multiple probit regression. The results of this research revealed that simultaneous effect on the payment of property tax. While partially, awareness of taxpayers to pay property tax, understanding of taxpayer does not effect to the payment of property tax, compliance of taxtpayer does not affect to the payment of property tax, and economic ability of taxpayers does not affect to tax payments land and buildings. Keywords : awareness of taxpayer, understanding of taxpayer, compliance of taxpayer, and economic ability of taxpayer. ABSTRAK Suci Anisah, pengaruh kesadaran, pemahaman, kepatuhan, dan kemampuan ekonomi wajib pajak terhadap pembayaran pajak bumi dan bangunan di Kabupaten Sumenep. Dibawah bimbingan Junaidi, SE., M.Si, Ak dan Anis Wulandari, S.E., MSA., Ak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kesadaran, pemahaman, kepatuhan, dan kemampuan ekonomi wajib pajak terhadap pembayaran pajak bumi dan bangunan di Kabupaten Sumenep secara simultan dan parsial . Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan pendekatan statistik deskriptif. Data yang digunakan dalam 1

penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh wajib pajak. Penelitian ini menggunakan populasi wajib pajak bumi dan bangunan di Kabupaten Sumenep. Sampel yang diperoleh sebanyak 100, teknik penarikan sampel menggunakan purposive sampling berdasarkan kriteria: wajib pajak yang memanfaatkan tanah dan bangunan. Teknik analisa data menggunakan regresi probit. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa secara simultan berpengaruh terhadap pembayaran pajak bumi dan bangunan. Sedangkan secara parsial, kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap pembayaran pajak bumi dan bangunan, pemahaman wajib pajak tidak berpengaruh terhadap pembayaran pajak bumi dan bangunan, kepatuhan wajib pajak tidak berpengaruh terhadap pembayaran pajak bumi dan bangunan, dan kemampuan ekonomi wajib pajak tidak berpengaruh terhadap pembayaran pajak bumi dan bangunan. Kata kunci: kesadaran wajib pajak, pemahaman wajib pajak, kepatuhan wajib pajak, dan kemampuan ekonomi wajib pajak. 1. Pendahuluan Pajak merupakan peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak adalah sumber pendapatan Negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan (Mardiasmo, 2011). Menurut Sumarno (2011), pajak dipungut dari warga negara Indonesia dan menjadi salah satu kewajiban yang dapat dipaksakan penagihannya. Dengan demikian pemungutan pajak berdasarkan undang-undang mengandung pengertian bahwa terhadap mereka yang ternyata mengabaikan atau melanggar ketentuan pembayaran pajak akan dikenakan sanksi penagihan secara paksa dalam bentuk penyitaan, penyegelan ataupun penahanan. Peneliti tertarik untuk membahas hal ini dikarenakan adanya fenomena yang terjadi di Kabupaten

Sumenep yang mengungkapkan bahwa pembayaran PBB di Kabupaten Sumenep belum pernah mencapai 100%. Hal ini dapat diketahui pada tabel 1.1 berikut: Tabel 1.1 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Sumenep Tahun 20092011 No 1

Target Realisasi % 4.901.41 4.266.008 82.66 0.149,00 .878,00 2 2010 5.198.72 3.085.844 59,36 4.746,00 .533,00 3 2011 5.216.18 4.249.860 81,47 3.806,00 .499,00 Sumber: DPPKA Kabupaten Sumenep tahun 2012 Pada tahun 2011, fenomena yang terjadi di Kecamatan Kota Sumenep dimana penerimaan pelunasan Pajak Bumi dan Bangunan 2

Tahun 2009

hanya berkisar 12% atau sebesar Rp. 53.000.000,- dari yang ditargetkan sebesar Rp. 5.216.183.806,- untuk tahun 2011. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya kesadaran dan ketidakpatuhan masyarakat dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan, sehingga pemerintah berharap, agar wajib PBB dapat melunasi Pajak Bumi dan Bangunan sebelum jatuh tempo.

perihal pajak (Agustina, 2006). Pada sebagian besar masyarakat dalam hal ini masyarakat Indonesia, tingkat kesadaran dalam membayar pajak sendiri dirasa sangat kurang. Hal tersebut diperkuat adanya pernyataan dari Soemarso (2006) dalam Nikmah (2007), yang menyatakan bahwa kesadaran perpajakan masyarakat yang rendah seringkali menjadi salah satu sebab banyaknya potensi pajak yang tidak dapat dijaring.

2. Tinjauan pustaka 2.1 Pajak Bumi dan Bangunan Pajak Bumi dan Bangunan menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 adalah pajak yang dikenakan atas bumi dan bangunan. Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada dibawahnya. Sedangkan bangunan adalah kontribusi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan. Pajak Bumi dan Bangunan menurut Mardiasmo (2011), adalah pajak Negara yang sebagian besar penerimaannya merupakan pendapatan daerah yang antara lain dipergunakan untuk penyediaan fasilitas yang juga dinikmati oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Oleh sebab itu, wajar Pemerintah Pusat juga ikut membiayai penyediaan fasilitas tersebut melalui pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

2.3 Pemahaman Wajib Pajak Paham menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah mengerti, sedangkan pemahaman adalah cara memahami sesuatu. Sedangkan pemahaman wajib pajak menurut Apriyanto (2004:44), adalah tingkat pemahaman wajib pajak akan fungsi dan pentingnya membayar pajak, dengan pemahaman wajib pajak yang tinggi akan mempengaruhi keberhasilan penerimaan pajak. Hal ini karena dengan pemahaman yang tinggi tentang pajak akhirnya membuat mereka memenuhi kewajibannya untuk membayar pajak. 2.4 Kepatuhan Wajib Pajak Kepatuhan menurut kamus besar Indonesia berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan-aturan. Pernyataan Eliyani dalam Nikmah (2007), diketahui kepatuhan wajib pajak didefinisikan sebagai memasukkan dan melaporkan pada waktunya informasi yang diperlukan mengisi secara benar jumlah pajak yang terutang dan membayar pajak

2.2

Kesadaran Wajib Pajak Kesadaran adalah keadaan mengetahui atau mengerti, sedangkan perpajakan adalah perihal pajak, sehingga kesadaran perpajakan adalah keadaan mengetahui atau mengerti 3

pada waktunya, tanpa ada tindakan Keterangan: pemaksaan. :Berpengaruh secara simultan : Berpengaruh secara parsial 2.5 Kemampuan Ekonomi Wajib Pajak Berdasarkan teori sebelumnya, Kemampuan menurut kamus maka hipotesis yang digunakan dalam besar bahasa Indonesia adalah penelitian ini adalah : kesanggupan seseorang dalam H1: Kesadaran wajib pajak PBB melakukan sesuatu. Berdasarkan berpengaruh signifikan terhadap pengertian tersebut kemampuan wajib pembayaran Pajak Bumi Dan pajak adalah kesanggupan wajib pajak Bangunan. dalam memenuhi kewajiban H2: Pemahaman wajib pajak PBB perpajakannya. Menurut Apriyanto berpengaruh signifikan terhadap (2004:44), pembayaran pajak harus pembayaran Pajak Bumi Dan disesuaikan dengan kemampuan wajib Bangunan. pajak, dimana dengan keadaan H3: Kepatuhan wajib pajak PBB ekonomi rendah mereka membayar berpengaruh signifikan terhadap pajak sedikit dan sebaliknya. pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan. 3. Rerangka penelitian H4: Kemampuan ekonomi wajib . Rerangka berfikir dalam pajak PBB berpengaruh signifikan penelitian ini sebagai berikut (Gambar terhadap pembayaran Pajak Bumi 2.1): Dan Bangunan. 4. Metode penelitian 3.1. Pendekatan Penelitian Metode penelitian menurut Sugiyono (2003), merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini lebih diupayakan untuk memahami kondisi tertentu, sehingga penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan kuesioner sebagai salah satu instrument data dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Pamekasan.

Kesadaran Wajib Pajak (X1 )

Pemahaman Wajib Pajak (X2 )

Kepatuhan wajib pajak (X3 )

Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (Y)

3.2. Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu

Kemampuan ekonomi wajib X4)

4

yang mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro, 2002:115). Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak Bumi dan Bangunan untuk wilayah Kabupaten Sumenep yang berjumlah 711.555 Wajib Pajak Bumi dan Bangunan.

Dari hasil perhitungan di atas dpapat diambil sampel sebesar 99,98 responden yang dibulatkan menjadi 100 responden Wajib Pajak Bumi dan Bangunan. 3.3. Jenis Data dan Sumber Data Jenis data penelitian ini terdiri dari dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data penelitian yang diperoleh secara langsung dari objek atau sumber penelitian (Indriantoro dan Supomo, 2002: 146). Sumber data primer diperoleh dari kuesioner yang telah dijawab atau ditanggapi oleh responden. Sedangkan yang dimaksud data sekunder adalah data yang yang dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber yang telah ada (Hasan, 2002:82 dalam Rizki, 2008). Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) pratama Pamekasan.

3.2.2. Sampel Sampel adalah jumlah dan karakteristik yang dimulai oleh populasi (Sugiyono, 2011). Teknik dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel non-probability yaitu purposive sampling, dimana teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu dan mempunyai kriteria seperti: Wajib Pajak yang memanfaatkan tanah dan bangunan. Ukuran sampel dapat ditentukan dengan menggunakan rumus slovin yang dikutip oleh Consuelo (2006:161) dan Sugiyono (2011), sebagai berikut:

n=

3.4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam Dimana: mengumpulkan data sebagai berikut: n = Ukuran sampel 1. Dokumentasi N = Ukuran populasi yang diperoleh Dokumentasi ini dilakukan pada dari KPP Pratama Pamekasan 2011 Kantor Pelayanan Pajak (KPP) e = Persen kelonggaran ketidaktelitian Pratama Pamekasan, Kelurahan (1%) dan Dinas Pendapatan Daerah Sumenep. Teknik dokumentasi 11 555 dilakukan dengan mencatat dan n= = 100 1 11 555 1 mempelajari catatan yang ada di Kabupaten Sumenep periode 2011. 1

5

2.

Kuesioner Membagikan daftar angket berisi pertanyaan-pertanyaan tentang variabel penelitian. Daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden dibuat secara terbuka, sehingga responden bisa memberikan penjelasan yang diberikan oleh peneliti. Kuesioner ini menggunakan skala likert dengan interval sebagai berikut: 1. Sangat tidak setuju = 1 2. Tidak setuju =2 3. Cukup setuju =3 4. Sangat setuju =4 5. Sangat setuju sekali = 5

β0 = Parameter intersep β1, β2, β3, β4 = Parameter koefisien regresi variabel bebas e = Standart error 2. Analisis Pengujian Hipotesis a. Uji f Uji f pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. b. Uji t Uji t digunakan untuk menguji apakah variabel independen berbeda dalam mempengaruhi variabel dependen.

3.5. Teknik Analisis Data 1. Analisis Regresi Probit Analisis regresi probit adalah analisis yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel dependen dan independen yang bersifat kuantitatif. Model probit menggunakan Normal Cumulative Distribution Function (CDF) untuk menjelaskan fungsi persamaannya. Model regresi probit dapat ditulis sebagai berikut (Ghozali, 2007): Y=

+

1 X1

+

2 X2

+

3

X 3+

5. Hasil dan pembahasan 5.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Sumenep yang memiliki jumlah Wajib Pajak Bumi dan Bangunan sebanyak 711.555. Wajib Pajak Bumi dan Bangunan ini tersebar di 27 Kecamatan. Jumlah kuesioner yang dibagikan oleh peneliti kepada responden sebesar 100 kuesioner. Responden dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Bumi dan Bangunan yang bertempat tinggal di Kabupaten Sumenep.

4 X 4 +e

Keterangan : Y = Pembayaran wajib pajak PBB X1 = Kesadaran wajib pajak X2 = Pemahaman wajib pajak X3 = Kepatuhan wajib pajak X4 = Kemampuan ekonomi wajib pajak

5.2. Deskripsi Variabel penelitian 1. Variabel Kesadaran (X1) Deskripsi jawaban responden mengenai variabel kesadaran wajib pajak atas pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

6

terpaksa dengan adanya sanksi/denda yang telah diatur dalam KUP (Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan) pasal 3 dan pasal 9, dan wajib pajak tersebut sadar bahwa nantinya pajak yang mereka bayar ke KPP Pratama Pamekasan digunakan untuk pembangunan Negara. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa tingkat kesadaran Wajib Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Sumenep Tergolong tinggi.

Tabel 5.1 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Kesadaran Wajib Pajak Item Variabel X1 X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 Total

Skor 1 4 4% 5 5% 7 7% 9 9% 1 1% 9 9% 11 11% 4 4% 50 50%

2 38 38% 10 10% 24 24% 10 10% 5 5% 18 18% 30 30% 5 5% 140 140%

3 12 12% 18 18% 21 21% 24 24% 17 17% 21 21% 24 24% 11 11% 148 148%

4 38 38% 41 41% 28 28% 34 34% 37 387% 32 325 20 20% 36 36% 266 266%

5 41 41% 26 26% 20 20% 23 23% 40 40% 20 20% 15 15% 44 44% 229 229%

Total 100 100% 100 100% 100 100% 100 100% 100 100% 100 100% 100 100% 100 100% 100 100%

2. Variabel Pemahaman (X2) Deskripsi jawaban responden mengenai variabel pemahaman wajib pajak atas pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan dapat dilihat pada tabel 5.2 di bawah ini : Tabel 5.2 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel pemahaman Wajib Pajak

Sumber : Data Primer 2013

Berdasarkan tabel 5.1 di atas, di Item Skor ketahui bahwa pada keseluruhan item Variabel X2 1 2 3 4 pertanyaan variabel kesadaran atas 1 6 22 41 pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan X2.1 1% 6% 22% 41% yang berjumlah 8 item. Responden 3 9 24 44 yang menjawab skor 1 sebesar 50%, X2.2 3% 9% 24% 44% skor 2 sebesar 140%, skor 3 sebesar 148%, skor 4 sebesar 266%, dan skor 0 5 18 47 X2.3 5 sebesar 229%. Hasil ini 0% 5% 18% 47% menunjukkan bahwa mayoritas 3 5 15 51 X2.4 responden cenderung memilih sadar 3% 5% 15% 51% dengan item-item pertanyaan variabel 3 13 17 40 X2.5 kesadran wajib pajak. Artinya menurut 3% 13% 17% 40% mayoritas responden kesadaran atas 10 38 96 255 Total pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan 10% 38% 96% 255% pada KPP Pratama Pamekasan, Sumber : Data Primer 2013 membayar pajak tanpa merasa

7

Total 5 30

100

30%

100%

20

100

20%

100%

30

100

30%

100%

26

100

26%

100%

27

100

2%

100%

133

100

133%

100%

Berdasarkan tabel 5.2 di atas, diketahui bahwa pada keseluruhan item pertanyaan variabel pemahaman atas pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan yang berjumlah 5 item. Responden yang menjawab skor 1 sebesar 10%, skor 2 sebesar 38%, skor 3 sebesar 96%, skor 4 sebesar 255%, dan skor 5 sebesar 133%. Hasil ini menunjukkan bahwa mayoritas responden cenderung memilih paham dengan item-item pertanyaan variabel pemahaman wajib pajak. Artinya mayoritas responden memilih paham tentang pengetahuan peraturan perpajakan atas pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan dan pahamnya Wajib Pajak Bumi dan Bangunan akan adanya sosialisasi perpajakan yang dilaksanakan oleh KPP Pratama Pamekasan Terkait Pembayaran PBB di Kabupaten Sumenep. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa tingkat pemahaman pembayaran Wajib Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Sumenep tergolong tinggi.

Tabel 5.3 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Item Variabel X3 X3.1 X3.2 X3.3 TotaL

Skor

Total

1

2

3

4

5

2

5

11

49

33

100

2%

5%

11%

49%

33%

100%

2

8

21

51

18

100

2%

8%

21%

51%

18%

100%

3

3

18

44

32

100

3%

3%

18%

44%

32%

100%

7

16

50

144

83

100

7%

16%

50%

144%

83%

100%

Sumber : Data Primer 2013 Berdasarkan tabel 5.3 di atas, diketahui bahwa pada keseluruhan item pertanyaan variabel kepatuhan atas pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan yang berjumlah 3 item. Responden yang menjawab skor 1 sebesar 7%, skor 2 sebesar 16%, skor 3 sebesar 50%, skor 4 sebesar 144%, dan skor 5 sebesar 83%. Hasil ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memilih cukup tepat, cukup teilti dan cukup memenuhi dengan item-item pertanyaan variabel kepatuhan wajib pajak. Artinya menurut mayoritas responden dalam melakukan pembayaran pajak sangat patuh. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa tingkat kepatuhan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Sumenep tergolong tinggi.

3. Kepatuhan (X3) Deskripsi jawaban responden mengenai variabel kepatuhan wajib pajak atas pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan dapat dilihat pada tabel 5.3 di bawah ini :

4. Kemampuan Ekonomi Deskripsi jawaban responden mengenai variabel kemampuan

8

ekonomi wajib pajak atas pembayaran Bangunan di Kabupaten Sumenep Pajak Bumi dan Bangunan dapat tergolong tinggi. dilihat pada tabel di bawah ini : 5. Pembayaran Pajak Bumi dan Tabel 5.4 Bangunan di Kabupaten Deskripsi Jawaban Responden Sumenep (Y) Mengenai Variabel Kemampuan Deskripsi jawaban responden Ekonomi Wajib Pajak atas Pembayaran Pajak Bumi dan Item Bangunan di Kabupaten Sumenep Skor Variabel Total dapat dilihat pada tabel 5.5 di bawah X4 1 2 3 4 5 ini : 3 4 18 43 32 100 X2.1 Tabel 5.5 3% 4% 18% 43% 32% 100% Prosentase Pembayaran PBB di 2 3 29 40 26 100 Kabupaten Sumenep X1.2 X1.3 Total

2%

3%

29%

40%

26%

100%

2

5

12

49

32

100

2%

5%

12%

49%

32%

100%

7

12

59

132

90

100

7%

12%

59%

132%

90%

100%

No 1 2

Pembayaran PBB Lunas Tidak Lunas Jumlah

Jumlah (orang) 65 35 100

Prosentase (%) 65,00 35,00 100,00

Sumber : Data Primer 2013

Sumber : Data Primer 2013

Berdasarkan Tabel 5.5 di atas menjelaskan tentang responden yang membayar Pajak Bumi dan Bangunan. Dari hasil tersebut kebanyakan responden sudah membayar lunas. Hal ini ditunjukkan dengan adanya responden yang melunasi dengan prosentase sebesar 65%, sedangkan yang tidak melunasi Wajib Pajak Bumi dan Bangunan yaitu sebesar 35%. Artinya KPP Pratama Pamekasan sudah berhasil dalam memberikan sosialisasi tentang pentingnya membayar pajak, serta manfaat yang akan diterima oleh wajib pajak. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa tingkat pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten Sumenep tergolong tinggi.

Berdasarkan tabel 5.4 di atas, diketahui bahwa pada keseluruhan item pertanyaan variabel kemampuan ekonomi atas pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan yang berjumlah 3 item. Responden yang menjawab skor 1 sebesar 7%, skor 2 sebesar 12%, skor 3 sebesar 59%, skor 4 sebesar 132%, dan skor 5 sebesar 90%. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memilih setuju dengan kemampuan ekonomi atas pembayaran Pajak bumi dan Bangunan. Artinya responden cukup mampu dalam melakukan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan untuk setiap tahunnya. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa tingkat kemampuan ekonomi Wajib Pajak Bumi dan

9

4.4. Hasil Uji Analisis 1. Uji Regresi Probit Berdasarkan hasil uji analisis regresi probit dapat dijelaskan pada tabel 5.6 berikut : Tabel 5,6 Hasil Regresi Probit Parameter Estimates

95% Confidence Interval

PROBITa

Parameter

Std. Estimate Error

kesadaran

.239

.084 2.851

.004

.075

.403

pemahaman

.093

.095

.974

.330

-.094

.279

kepatuhan

.026

.124

.208

.835

-.217

.269

kemampuan ekonomi

.045

.121

.373

.709

-.192

.283

-3.786

.558

6.789

.000

-4.343

-3.228

Intercept

Z

Sig.

Lower Bound

Upper Bound

a. PROBIT model: PROBIT(p) = Intercept + BX

Sumber : Data primer 2013 Berdasarkan hasil regresi Probit pada tabel 5.6, dapat dilihat bahwa nilai konstanta sebesar -3,786 dan koefisien yang diperoleh untuk X1) sebesar 0,239, pemahaman (X2) X3) sebesar 0,026, dan kemampuan X4) sebesar 0,045, sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut : (Y =- 3,786+0,239 (X1)+0,093 (X 2) + 0,026 (X 3) + 0,045 (X 4))

Berdasarkan persamaaan pada tabel 4.18 dapat dilihat hubungan dari masing-masing variabel kesadaran Wajib Pajak (X1), pemahaman Wajib Pajak (X2), kepatuhan Wajib Pajak (X3), dan kemampuan ekonomi Wajib Pajak (X4) terhadap pembayaran PBB, yang dapat dijelaskan sebagai berikut: ɑ = Nilai konstanta sebesar -3,786 adalah menunjukkan apabila kesadaran (X1), pemahaman (X2), kepatuhan (X3), dan kemampuan ekonomi (X4) dianggap konstan atau tetap, besarnya kemungkinan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan sebesar -3,789. b1 = 0,239( X1 ) merupakan koefisien regresi variabel kesadaran terhadap pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan mengalami kenaikan. Kenaikan kesadaran Wajib Pajak Bumi dan Bangunan ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi yang positif. (Semakin besar variabel X maka makin besar variabel Y dan sebaliknya, yang dapat diartikan bahwa semakin sadar Wajib Pajak maka semakin sadar akan kewajibannya dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan). Artinya, Kantor Pajak telah berhasil dalam memberikan informasi kepada Wajib Pajak tentang PBB. b2 = 0,093( X 2 ) merupakan koefisien regresi variabel pemahaman terhadap pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan mengalami kenaikan. Kenaikan pemahaman Wajib Pajak Bumi dan Bangunan ditunjukkan dengan nilai koefisien

10

b3

b4

regresi yang positif. (Semakin besar variabel X maka makin besar variabel Y dan sebaliknya, yang dapat diartikan bahwa semakin paham Wajib Pajak maka akan semakin membayar Pajak Bumi dan Bangunan). Hal ini, disebabkan manfaat PBB yang digunakan secara optimal dalam pembangunan di Kabupaten Sumenep. Hal tersebut didukung dengan fakta yang ada di Kabupaten Sumenep yaitu sudah ada perbaikan jalan yang rusak dari Pemerintah Daerah. = 0,026( X 3 ) merupakan nilai koefisien regresi variabel kepatuhan Wajib Pajak terhadap pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan mengalami kenaikan sebesar 0,026. Kenaikan kepatuhan Wajib Pajak ditunjukkan oleh nilai regresi yang positif. (Semakin besar variabel X semakin besar pula variabel Y atau semakin kecil nilai variabel X maka semakin kecil pula nilai variabel Y, yang dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat kepatuhan Wajib Pajak maka akan meningkat pula pembayaran PBB). Hal tersebut, disebabkan karena sosialisasi Pemerintah daerah terkait pembayaran PBB berjalan dengan baik atau optimal, sehingga Wajib Pajak patuh dalam membayar PBB terutangnya. = 0,045( X 4 ) merupakan nilai koefisien regresi variabel kemampuan ekonomi Wajib Pajak terhadap pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan mengalami

kenaikan sebesar 0,045. Kenaikan kemampuan ekonomi Wajib Pajak ditunjukkan oleh nilai regresi yang positif. (Semakin besar variabel X semakin besar pula variabel Y atau sebaliknya, yang dapat diartikan bahwa semakin besar kemampuan ekonomi yang dimiliki Wajib Pajak maka akan semakin besar Wajib Pajak dalam membayar PBB dan sebaliknya). Hal tersebut, disesuaikan dengan tarif yang dikenakan pada besar kecilnya tanah atau bangunan yang dimilki Wajib Pajak. a. Uji Simultan (Uji f) Uji f digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2007). Hasil pengujian hipotesis uji f dapat ditunjukkan pada tabel 5.7 sebagai berikut: Tabel 5.7 Uji Simultan Pembayaran PBB Chi-Square Tests ChiSquare PROBIT

Pearson Goodnessof-Fit Test

243.479

dfa 95

Sig. .000

a. Statistics based on individual cases differ from statistics based on aggregated cases.

Sumber : Data Primer 2012 Berdasarkan Tabel 5.7 di atas menunjukkan hasil uji kelayakan model berdasarkan tabel Chi-Square Tests. Dimana pada tabel menunjukkan nilai Chi Square sebesar 243.476 dengan nilai sig < 0,05 yaitu

11

0,000. Sehingga pada uji f tersebut menerima H1, artinya terdapat variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen dan secara besama-sama mempunyai hubungan linier dengan variabel dependen. b. Uji Parsial (uji t) Berdasarkan Tabel 5.6 diatas menunjukkan bahwa terdapat satu variabel yang signifikan yaitu variabel kesadaran dengan nilai sig 0,004 < 0,05, artinya bahwa variabel kesadaran berpengaruh signifikan terhadap pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan. Variabel pemahaman, kepatuhan, dan kemampuan ekonomi tidak berpengaruh tidak signifikan terhadap pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai sig > 0,05, sehingga keputusannya H0. 4.5 Pembahasan Hasil regresi probit menunjukkan bahwa model regresi probit yang dihasilkan tabel ChiSquare Tests sehingga model regresi pada uji f tersebut menerima H1, artinya terdapat variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen dan secara besamasama mempunyai hubungan linier dengan variabel dependen. Berdasarkan hasil uji regresi probit tentang pengaruh kesadaran Wajib Pajak, pemahaman Wajib Pajak, kepatuhan Wajib Pajak, dan kemampuan Wajib Pajak terhadap Pembayaran PBB dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pengaruh kesadaran terhadap pembayaran PBB Dari hasil analisis regresi probit, jika dilihat pada tabel 5.6 nilai Sig 0,004 < 0,05, artinya signifikan. Sehingga keputusannya adalah menerima H1 yang berarti variabel kesadaran secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pembayaran PBB. Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin tinggi kesadaran Wajib Pajak, maka semakin sadar Wajib Pajak untuk membayar PBB. Berarti, Kantor Pajak telah berhasil dalam memberikan informasi kepada Wajib Pajak tentang PBB. Sebaliknya semakin rendah kesadaran Wajib Pajak, maka semakin tidak sadar wajib pajak untuk membayar PBB. Hal ini disebabkan karena minimnya informasi Wajib Pajak terhadap pembayaran PBB. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Rahman (2009), menyatakan bahwa kesadaran berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan PBB, dengan nilai signifikansi sebesar 0.006 < 0.05, yang berarti bahwa kesadaran Wajib Pajak berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan penerimaan PBB. Sedangkan penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Nikmah (2007), yang menyatakan bahwa kesadaran Wajib Pajak tidak berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan Wajib Pajak dimana signifikansi 0,767 > 0,05.

12

2. Pengaruh pemahaman terhadap pembayaran PBB Dari hasil analisis regresi probit, jika dilihat pada tabel 5.6 nilai sig 0.330 > 0,05, artinya tidak signifikan, sehingga keputusannya adalah menerima H0 yang berarti variabel pemahaman secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan. Artinya tingkat pemahaman Wajib Pajak Bumi dan Bangunan yang tinggi, kadang - kadang dimanfaatkan oleh WP untuk melakukan penghindaran kewajiban perpajakan dengan memanfaatkan kelemahankelemahan atau celah undang-undang perpajakan atau PBB. Hal ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Nikmah (2007), yang menyatakan bahwa pemahaman Wajib Pajak berpengaruh terhadap keberhasilan penerimaan Wajib Pajak dimana sig < 0,05. Sedangkan penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahman (2009), memiliki nilai signifikansi sebesar 0.717 > 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman Wajib Pajak atas Pajak Bumi dan Bangunan tidak berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan penerimaan PBB.

signifikan terhadap pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan, tetapi cenderung dipengaruhi oleh aturan atau tata tertib yang mengharuskan bahwa setiap orang yang mempunyai tanah dan bangunan yang menurut ketentuan perpajakan wajib dikenakan pajak. Ketentuan tersebut secara otomatis mengikat atau mengharuskan setiap orang yang memiliki tanah atau bangunan wajib dikenakan pajak dan apabila ketahuan tidak membayar tanah atau bangunan, maka oleh Ditjen Pajak akan dikenakan sanksi sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan. Kepatuhan Wajib Pajak secara otomatis terlaksana karena adanya ketentuan atau aturan yang mengharuskan setiap Wajib Pajak membayar pajak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepatuhan Wajib Pajak tidak berpengaruh terhadap pembayaran PBB, tetapi cenderung dikarenakan adanya suatu aturan atau ketentuan yang mewajibkan agar tidak terkena sanksi dari Ditjen Pajak. Hal ini, didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahman (2009), yaitu kepatuhan wajib pajak menghasilkan nilai sig 0.749 > 0.05, yang mengindikasikan bahwa kepatuhan wajib pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap 3. Pengaruh kepatuhan terhadap keberhasilan penerimaan Pajak Bumi pembayaran PBB dan Bangunan. Dari hasil analisis regresi probit, jika dilihat pada tabel 5.6 nilai 4. Pengaruh kemampuan ekonomi sig 0,835 > 0,05, artinya tidak terhadap pembayaran PBB signifikan, sehingga keputusannya Dari hasil analisis regresi H0 yang berarti variabel kepatuhan probit, jika dilihat pada tabel 5.6 nilai secara parsial berpengaruh tidak sig 0,709 > 0,05 yang artinya tidak 13

signifikan, sehingga keputusannya H0 yang artinya variabel kemampuan ekonomi secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap pembayaran PBB. Hal ini disebabkan karena pembayaran PBB tidak dipengaruhi oleh kemampuan ekonomi tetapi dipengaruhi oleh keadaan bangunan atau tanah yang dimiliki oleh Wajib Pajak. Jika keadaan bangunan atau tanah yang dimiliki kecil, maka pajak yang harus dibayar juga kecil. Akan tetapi, jika bangunan atau tanah yang dimiliki besar, maka pajak yang harus dibayar juga besar. Kemampuan ekonomi wajib pajak adalah kesanggupan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Hal tersebut, bertolak belakang dengan analisis regresi logistik yang ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi yang positif sebesar 0,045 yang merupakan nilai koefisien regresi variabel kemampuan ekonomi Wajib Pajak terhadap pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan mengalami kenaikan. Semakin besar variabel kemampuan ekonomi yang dimiliki Wajib Pajak maka akan semakin besar Wajib Pajak dalam membayar PBB dan sebaliknya. Hal tersebut, disesuaikan dengan tarif yang dikenakan pada besar kecilnya tanah atau bangunan yang dimilki Wajib Pajak. 6. Simpulan dan saran 1.2 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab yang sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

14

1. Variabel kesadaran berpengaruh secara parsial terhadap pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan. Semakin sadar Wajib Pajak maka semakin sadar akan kewajibannya dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan. Artinya, Kantor Pajak telah berhasil dalam memberikan informasi kepada Wajib Pajak tentang PBB. 2. Variabel pemahaman tidak berpengaruh secara parsial terhadap pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan. Artinya tingkat pemahaman Wajib Pajak Bumi dan Bangunan yang tinggi, kadang-kadang dimanfaatkan oleh Wajib Pajak untuk melakukan penghindaran kewajiban perpajakan dengan memanfaatkan kelemahankelemahan atau celah undangundang perpajakan atau PBB. 3. Variabel kepatuhan tidak berpengaruh secara parsial terhadap pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan, tetapi cenderung dipengaruhi oleh aturan atau tata tertib yang mengharuskan bahwa setiap orang yang mempunyai tanah dan bangunan yang menurut ketentuan perpajakan wajib dikenakan pajak. Kepatuhan Wajib Pajak secara otomatis terlaksana karena adanya ketentuan atau aturan yang mengharuskan setiap Wajib Pajak membayar pajak. 4. Variabel kemampuan ekonomi tidak berpengaruh secara parsial

terhadap pembayaran Pajak meningkatkan penerimaan pajak Bumi dan Bangunan. Hal ini bumi dan bangunan di disebabkan karena pembayaran Kabupaten Sumenep. Pajak Bumi dan Bangunan tidak dipengaruhi oleh kemampuan 7. Daftar pustaka ekonomi tetapi dipengaruhi oleh Apriyanto, Setyawan D. 2004. Analisis keadaan bangunan atau tanah Pengaruh Perilaku Wajib Pajak yang dimiliki oleh Wajib Pajak. terhadap Tingkat Keberhasilan 5. Variabel kesadaran, pemahaman, Penerimaan Pajak Bumi dan kepatuhan, dan kemampuan Bangunan di Kabupaten ekonomi telah terbukti secara Bojonegoro. Skripsi tidak bersama-sama (simultan) dipublikasikan. Surabaya. berpengaruh terhadap Fakultas Ekonomi, Universitas pembayaran Pajak Bumi dan Airlangga. Bangunan. Consuelo G, Jesus A, Twila G, Bella P. 2006. Pengantar Metode 5.2 Saran Penelitian. UI-Press: Jakarta. Dari hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa saran sebagai berikut : 1. Penelitian selanjutnya, sebaiknya tidak hanya dilakukan di Kabupaten Sumenep saja, tetapi bisa dilakukan di seluruh daerah di Madura. Sehingga kesimpulan yang diperoleh lebih menggambarkan kondisi Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan.Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan variabel psikologis diantaranya perbedaan budaya masyarakat dan latar belakang pendidikan. Hal tersebut untuk mengetahui pengaruh perbedaan wilayah. 2. Bagi wajib pajak bumi dan bangunan: untuk meningkatkan kesadaran, pemahaman, kepatuhan, dan kemampuan ekonomi wajib pajak terhadap pembayaran pajak bumi dan bangunan sehingga dapat

Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis multivariate dengan program SPSS. Semarang: Badan penerbit Universitas Diponegoro. Indriantoro, Nur & Supomo, bambang. 2002. Metode Penelitian bisnis untuk akuntansi dan manajemen. Yogyakarta. BPFE Nikmah, Khoirun. 2007. Pengaruh Kesadaran WP, Pemahaman WP Mengenai Peraturan Perpajakan dan Kemampuan WP Terhadap Keberhasilan Penerimaan PBB Di Kab.Bangkalan. Skripsi tidak dipublikasikan. Bangkalan. FE, Universitas Trunojoyo Madura. Pandiangan, Liberty. 2002. Pemahaman Praktis Undang-

15

undang Perpajakan. Jakarta. Airlangga.

Terhadap Fiskus, Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Pentingnya Membayar Pajak, Rekayasa Akuntansi, dan Kepatuhan Wajib pajak. Surabaya. Vol 3 Hal 126.

Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Dengan Statistik Data SPSS. Yogyakarta: Mediakom. Rahman, Arief. 2009. Pengaruh Pemahaman Wajib Pajak, Kesadaran Wajib Pajak, Serta Kepatuhan Wajib Pajak Terhadap keberhasilan Penerimaan PBB di Kecamatan Kota Sumenep Kabupaten Sumenep. Skripsi tidak dipublikasikan. Bangkalan. Fakultas Ekonomi, Universitas Trunojoyo Madura.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum Perpajakan. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan. Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. 2011. Salemba Empat: Jakarta.

Wijaya, Tony. 2009. Anilisis Penelitian Menggunakan SPSS. Rizky, Rheni. 2008. Analisa Pengaruh Yogyakarta: Universitas Kesadaran dan Kepatuhan Atmajaya. Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaksanakan Web: Kewajiban Perpajakannya. Skripsi tidak dipublikasikan. www.pajak.go.id. 2012. Ketentuan Bangkalan. FE, Universitas Umum PBB (diakses tanggal 23 Trunojoyo Madura. Oktober 2012). Suandy,

Early. 2005. Perencanaan www.sumenep.go.id. Berita Utama, Pajak. Jakarta. Salemba 4. 2011. Tunggakan Pembayaran PBB Tahun 2011 (diakses tanggal Sugiyono. 2003. Metode penelitian 23 September 2012). bisnis. Bandung. Penerbit JF Alfa Beta. Suryadi. 2006. Model Hubungan Kausal Kesadaran, Pelayanan, Kepatuhan Wajib Pajak dan pengaruhnya Terhadap Kinerja penerimaan Pajak: Suatu Survei di Wilayah Jawa Timur. Tarjo & Sawarjuono, Tjiptohadi. 2005. Kepercayaan Wajib Pajak 16

17