28 Okt 2007 ... Buletin Anatomi dan Fisiologi. Vol. XV, No. 2, Oktober 2007. 21. Pengaruh
Pemberian Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan.
Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XV, No. 2, Oktober 2007
Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kentang (Solanum tuberosum L.) Sarjana Parman* *Laboraatorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA UNDIP Abstract The research about influence of liquid fertilizer on Solanum tuberosum var granola has been done in research garden Getasan, Salatiga,. This research began on May 2001-August 2001. Thr parental Solanum tuberosum seed var granola which able from the farmer from Dieng plateau in Batur regency Banjarnegara district and liquid fertilizer Supra fromSurya Putra Alam Yogyakarta. Complate research design single factor is used, and continued with Duncan Multiple Range Test 5% for data analysis. Result indicated that liquid fertilixer 4 mg/l not influence on hight, fresh and dry weight potatos tuber Solanum tuberosum.. Liquid fertilizer by 3 mg/l – 4 mg/l caused fresh weight hight and bulbus diameters. Highly is given with constrentation liquid fertilizer 4 mg/l caused fresh wight than the other concentration, and not real defferent with the other given treatment with given fertilizer concentration 3 mg/l. Key words : Solanum tuberosum, growth, production, liquid fertilizer.r Abstrak Penelitian tentang pengaruh pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan produksi kentang (Solanum tuberosum) telah dilakukan di kebun penelitian di desa Getasan, Salatiga pada bulan Mei – Agustus 2001. Bibit kentang yang digunakan adalah kentang varietas granola yang didapatkan dari petani di dataran tinggi Dieng kecamatan Batur Banjarnegara. Pupuk organik cair Supra diproduksi oleh PT Surya Pratama Alam Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan disain penelitian rancangan acak lengkap dengan factor tunggal, sedang analisis data menggunakan analisis varians dan dilanjutkan dengan uji Duncan,s pada tingkat signifikasi 5 %. Perlakuan berupa pemberian pupuk organik cair dengan konsentrasi 0 mg/l; 1 mg/l; 2 mg/l; 3 mg/l dan 4 mg/l.. Masing-masing konsentrasi diulang tiga kali. Data yang diperoleh dari penelitian dianalisis dengan analisis varian pada tingkat signifikasi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair sampai konsentrasi 4 mg/l tidak mempengaruhi tinggi, basah dan berat kering umbi kentang. Pemberian pupuk demgan konsentrasi 3 mg/l saampai 4 mg/l akan mempengaruhi berat basah an diameter umbi. Hasil tertinggi diperoleh dengan pemberian pupuk berkonsentrasi 4 mg/l menyebabkan berat basah tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya.meskipun berbeda tidak berbeda nyata dengan pemberian pupuk berkonsentrasi 3 mg/l. Kata kunci Solanum tuberosum, pertumbuhan, produksi, pupuk orgamik cair
kentang akan meningkat akibat pertumbuhan
PENDAHULUAN Tanaman tuberosum)
kentang
adalah
(Solanum
termasuk
tanaman
sayuran yang berumur pendek. Saat ini kegunaan umbinya semakin banyak dan mempunyai perekonomian
21
peran
penting
Indonesia.
bagi
Kebutuhan
jumlah penduduk, juga akibat perubahan pola
konsumsi
di
beberapa
negara
berkembang. Kebutuhan kentang yang semakin meningkat,
akibat
pertambahan
penduduk,
makin
tingginya
jumlah
kesadaran
Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XV, No. 2, Oktober 2007
masyarakat akan gizi dan makin meluasnya
(Prihmantoro, 1996).. Penggunaan pupuk
pendayagunaan produksi kentang untuk
kandang atau kompos selama ini diyakini
berbagai bahan makanan, baik sebagai
dapat
bahan sayuran maupun makanan ringan.
ditimbulkan oleh pupuk anorganik. Pupuk
Sejalan dengan kebutuhan kentang yang
kandang
semakin meningkat ini berbagai kalangan
mempunyai kelebihan juga masih banyak
terutama peneliti dan akademisi mulai
kekurangannya. Penggunaan pupuk organik
meneliti tentang upaya peningkatan produksi
alam
agar diperoleh produksi kentang yang
membantu
optimal (Rukmana, 1997).
pertanian yaitu Pupuk Organik Cair. Pupuk
mengatasi
permasalahan
atau
yang
kompos
dapat
yang
disamping
dipergunakan
mengatasi
kendala
untuk
produksi
Unsur hara merupakan salah satu
organik ini diolah dari bahan baku berupa
factor yang menunjang pertumbuhan dan
kotoran ternak, kompos, limbah alam,
perkembangan
yang
hormon tumbuhan dan bahan-bahan alami
optimal. Penggunaan pupuk sebagai salah
lainnya yang diproses secara alamiah selama
satu usaha untuk meningkatkan produksi
4 bulan. Pupuk organik cair selain dapat
kentang sudah sangat membudaya dan para
memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi
petani telah menganggap bahwa pupuk dan
tanah, membantu meningkatkan produksi
cara pemupukan sebagai salah satu hal yang
tanaman, meningkatkan kualitas produk
tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan usaha
tanaman, mengurangi penggunaan pupuk
taninya (Anonim-a. 2007). Dampak dari
anorganik dan sebagai alternatif pengganti
penggunaan pupuk anorganik menghasilkan
pupuk kandang (Indrakusuma, 2000).
tanaman
kentang
peningkatan produkstivitas tanaman yang
Dalam penelitian ini akan digunakan
cukup tinggi. Namun penggunaan pupuk
pupuk
anorganik dalam jangka yang relative lama
konsentrasinya terhadap pertumbuhan dan
umumnya berakibat buruk pada kondisi
produksi tanaman kentang (S. tuberosum)
tanah. Tanah menjadi cepat mengeras,
sehingga diharapkan dapat mempengaruhi
kurang mampu menyimpan air dan cepat
pertumbuhan
menjadi asam yang pada akhirnya akan
diharapkan pemberian pupuk organik cair
menurunkan
ini dapat meningkatkan pertumbuhan dan
produktivitas
tanaman
(Indrakusuma, 2000). Pupuk merupakan
22
dalam
dan
yang
berbeda
produksinya
lengkap
umumnya karena
mengandung unsure makro dan mikro meskipun
cair
produksi kentang.
organik pupuk
organik
jumlah
sedikit
METODOLOGI Penelitian mengenahi pengaruh pemberian pupuk organik cair terhadap
dan
Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XV, No. 2, Oktober 2007
pertumbuhan dan produksi kentang
selesai, tanah di kapur dengan dolomite
(Solanum tuberosum L.) dilakukan di kebun
sebanyak 1,2 g/tanaman
penelitian di Desa Getasan, Salatiga , dilaksanakan bulan Mei – Agustus 2001.
1.2. Penanaman dan Pemeliharaan
Bibit kentang yang digunakan adalah
Pemberian
pupuk
organik
cair
kentang varietas granola yang didapatkan
dilakukan sebanyak 4 kali yaitu 1 kali
dari petani di dataran tinggi Dieng
penyiraman ke tanah yang dilakukan satu
kecamatan Batur Banjarnegara.
hari sebelum tanam dan 3 kali penyemprotan
Pada penelitian ini menggunakan
ke daun yang dilakukan pada waktu tanaman
pupuk organik cair Supra yang diproduksi
kentang berumur 2, 4 dan 6 minggu setelah
oleh PT Surya Pratama Alam Yogyakarta.
tanam. Jumlah pemberian pupuk organik
Disain penelitian yang digunakan rancangan
cair untuk satu kali perlakuan sebanyak 200
acak
ml setiap tanaman.
lengkap
dengan
faktor
tunggal.
Perlakuan berupa pupuk organik cair dengan
Penanaman dilakukan dengan cara
lima macam konsentrasi yaitu 0 ml/l, 1 ml/l,
meletakkan umbi bibit kentang kedalam
2 ml/l, 3 ml/l dan 4 ml/l. ang disiramkan
lubang dengan kedalaman 10 cm dengan
langsung pada tanaman percobaan. Masing-
posisi tunas umbi bibit kentang menghadap
masing konsentrasi diulang tiga kali. Data
ke atas dan lubang ditutup kembali dengan
yang diperoleh dari penelitian dianalisis
tanah.
dengan
analisis
varian
pada
tingkat
signifikasi 5%. Gomez.A. 1980)
Pemeliharaan meliputi
penyiangan,
pengendalian 1.
Persiapan
lahan,penanaman,
yang
hama
dilakukan
pembumbunan, dan
penyakit,
pemasangan ajir/penopang tanaman dan
pemeliharaan dan pemanenan:.
pemangkasan batang. Pengairan dilakukan
1.1. Pengolahan Lahan
tergantung
cuaca
dan
keadaan
tanah.
Lahan yang akan ditanami kentang
Penyiangan dilakukan pada waktu kentang
dicangkul sedalam 20-40 cm, kemudian
berumur 1 bulan bersamaan dengan kegiatan
dibiarkan selama 10 hari. Lahan yang
pembumbunan. Pemasangan ajir dilakukan
digunakan seluas 10m x 15m = 150m2.,
tiga minggu setelah tanam, pemangkasan
dibuat bedangan dan selokan untuk irigasi.
batang dilakukan 10 hari sebelum panen.
Bedengan berupa blok-blok bujur sangkar
Pengendalian hama dan penyakit mulai
40cm x 40cm, tinggi 30cm dan jarak antar
dilakukan bila telah terdapat tanda-tanda
blok 20 cm.. Setelah pembuatan blok
serangan hama dan gejala penyakit. Interval penyemprotan disesuaikan dengan kondisi
23
Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XV, No. 2, Oktober 2007
tanaman yaitu antara 2 hari sampai 7 hari
jumlah daun, berat basah dan kering
sekali.
tanaman kentang; serta parameter produksi yang meliputi jumlah an diameter umbi serta
1.3. Pemanenan :
berat basah dan berat kering umbi, serta
Pemanenan kentang dilakukan pada
parameter lingkungan atau pendukung yang
waktu tanaman berumur 100 hari setelah
berupa suhu dan kelembaban yang diukur
tanam. Pemanenan dilakukan dengan cara
setiap 3 hari sekali, serta pH tanah yang
membongkar
diukur pada awal dan akhir penelitian.
kemudian
guludan umbi
dengan
cangkul
dikumpulkan
dan
dipisahkan dari umbi-umbi yang busuk. Umbi dibiarkan beberapa saat agar terkena
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari
penelitian
yang
telah
sinar matahari, baru umbi dimasukkan
dilaksanakan mengenai pengaruh pemberian
kedalam wadah penampung yaitu karung.
pupuk organik cair terhadap pertumbuhan
Pada
waktu
pengamatan
pemanenan
dilakukan
dan produksi kentang (Solanum tuberosum
terhadap
parameter
L) dapat dikemukakan data-data dalam
pertumbuhan yang meliputi tinggi tanaman,
Tabel-1 - Tabel-3 sebagai berikut berikut :
A. Parameter Pertumbuhan Tabel -1. Data Rerata Tinggi Tanaman, Jumlah Daun, Berat Basah dan Berat Kering Tanaman Kentang umur 100 hari setelah tanam. Parameter
Perlakuan PO
P1
P2
P3
P4
Rerata tinggi 41,36a 45,86a 46,78a 46,36a 47,18a tanaman (cm) Rerata jumlah daun 196,00a 204,80a 227,20a 289,60ab 344,00b (helai) Rerata berat basah 382,96a 459,62ab 530,94abc 608,42bc 650,88c tanaman kentang (g) Rerata berat kering 64,94a 65,38a 65,48a 72,58a 77,90a tanaman kentang (g) Keterangan: Angka-angka pada baris yang sama dan diikuti oleh huruf kecil yang sama Menunjukkan nilai yang berbeda tidak nyata dalam uji Duncan 5 %. Tabel-2. Data Rerata Jumlah Umbi, Diameter Umbi, Berat Basah dan Berat Kering Umbi Kentang.
24
Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XV, No. 2, Oktober 2007
Parameter
Perlakuan
P0 P1 P2 Rerata jumlah umbi (umbi) 10,60a 11,60a 11,20a Rerata diameter umbi (cm) 3,29a 3,56a 3,76ab ab Rerata berat basah umbi 328,8 395,72 460,78abc kentang (g) 4a Rerata berat kering umbi 51,80a 58,44a 55,34a kentang (g) Keterangan: Angka-angka pada baris yang sama dan diikuti oleh menunjukkan nilai yang berbeda tidak nyata dalam uji Duncan”s 5 %.
P3 11,80a 4,66bc 548,54bc
P4 12,80a 4,93c 578,32c
61,62a
80,12a
huruf kecil yang sama,
Tabel -3. Hasil pengamatan suhu dan kelembaban udara selama penelitian Komponen Suhu oC Kelembaban %
Kisaran 25,3 – 27,6 79,7 – 85,0
Rerata 26,5 82,4
Hasil analisis data tinggi tanaman
maksimum yaitu pada minggu kedelapan
kentang seperti yang tercantum pada Tabel-
yang akhirnya laju pemanjangan batang
1 terlihat bahwa nilai F Hitung < F Tabel.
konstan hingga minggu kesebelas. Hasil
Analisis Duncan’s 5 % menunjukkan bahwa
penelitian yang dicapai pada perlakuan 0
pemberian pupuk organik cair dengan
ml/l (41,36) hingga perlakuan 4 ml/l (47,18)
konsentrasi 0 ml/l, 2ml/l, 3 ml/l dan 4 ml/l
menunjukkan nilai yang tidak berbeda nyata
memberikan hasil yang berbeda tidak nyata.
terhadap tinggi tanaman kentang. Hal ini
Hal ini berarti pemberian pupuk organik cair
diperkuat
dari masing-masing konsentrasi perlakuan
menunjukkan perbedaan yang nyata paa
tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman
masing-masing pemberian pupuk cair.
kentang.
dengan
uji
Duncan’s
yang
Respon perlakuan terhadap jumlah daun terhadap pemberian pupuk organik cair
Tinggi Tanaman, Jumlah Daun, Berat
terlihat berbeda nyata pada konsentrasi 4
Basah dan Berat Kering Tanaman
ml/l. Pemberian pupuk organik cair dapat
Pemberian pupuk organik cair
meningkatkan jumlah daun dari 196 helai
dengan berbegai yaitu 0 ml/l, 1 ml/l, 2 ml/l,
pada tanaman tanpa pupuk organik cair
3 ml/l dan 4 ml/l terhadap parameter tinggi
menjadi 344 helai daun. Penambahan tinggi
tanaman memberikan hasil yang berbeda
tanaman dan jumlah daun
tidak
tuberosum ini diduga diperkirakan bahwa
nyata. Penambahan tinggi tanaman
Solanum
mula-mula lambat, kemudian berangsur-
pemberian pupuk organik cair
angsur menjadi lebih cepat sampai tercapai
menyebabkan terdorongnya atau terpacunya
suatu
sel
25
laju
pemanjangan
batang
yang
di
ujung
batang
untuk
dapat
segera
Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XV, No. 2, Oktober 2007
mengadakan pembelahan dan perbesaran sel
bahwa protein merupakan penyusun utama
trutama di daerah meristematis. Hal ini
protoplasma yang berfungsi sebagai pusat
sesuai dengan pendapat Bonner & Galston
proses metabolisme dalam tanaman yang
1951) yang mengatakan bahwa pembelahan
selanjutnya akan memacu pembelahan dan
secara
dan
pemanjangan sel. Unsur hara nitrogen dan
di ujung
unsur hara mikro tersebut berperan sebagai
batang, meskipun laju kecepatannya tidak
penyusun klorofil sehingga meningkatkan
sama..
aktivitas
antiklinal
perbesaran sel
dan
periklinal
meristematis
Anonim-b (2007) dan Anonim-c
fotosintesis
tersebut
akan
yang mengatakan bahwa pemberian pupuk
menghasilkan
organik cair yang mengandung unsur N, P,
mengakibatkan perkembangan pada jaringan
K, Mg dan Ca)
meristematis daun..
akan menyebabkan
terpacunya sintesis dam pembelahan dinding sel
secara
antiklinal
sehingga
akan
mempercepat pertambahan tinggi tanaman
fotosintat
yang
Pemberian pupuk oranik cair pada tanaman S. tuberosum ini diperkirakan akan mempercepat sintesis asam amino dan
Anonim-b (2007) dan Lakitan (1996)
protein sehingga mempercepat pertumbuha
mengatakan bahwa adanya perbedaan laju
tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat
pertumbuhan
dan
Rao (1994) & Purwowidodo (1992) yang
meristematis
yang
aktivitas tidak
jaringan
sama,
akan
mengatakan bahwa pupuk organik cair
menyebabkan perbedaan laju pembentukan
mengandung unsur kalium yang berperan
yang tidak sama pada organ yang terbentuk.
penting dalam setiap proses metabolisme
Selain itu pemberian pupuk organik cair
tanaman, yaitu dalam sintesis asam amino
yang lengkap kandungan haranya, akan
dan protein dari ion-ion ammonium serta
menyebabkan
berperan dalam memelihara tekanan turgor
laju pertumbuhan yang
sintesisis yang berbeda
(Indrakusuma.
dengan
baik
sehingga
memungkinkan
2000I.). Oleh penulis yang sama dan
lancarnya proses-proses metabolisme dan
Salisbury & Ross (1995) mengatakan bahwa
menjamin kesinambungan pemanjangan sel.
pupuk organik cair selain mengandung
Oleh penulis yang sama dikatakan bahwa
nitrogen yang menyusun dari semua protein,
unsur Fosfor berperan dalam menyimpan
asam nukleat dan klorofil juga mengandung
dan memindahkan energi untuk sintesis
unsur hara mikro antara lain unsur Mn, Zn,
karbohidrat, protein, dan proses fotosintesis.
Fe, S, B, Ca dan Mg. Unsur hara mikro
Senyawa-senyawa
tersebut berperan sebagai katalisator dalam
disimpan dalam bentuk senyawa organik
proses sintesis protein dan pembentukan
yang kemudian dibebaskan dalam bentuk
klorofil. Poerwowidodo (1992) menyatakan
ATP untuk pertumbuhan tanaman. Asam
26
hasil
fotosintesis
Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XV, No. 2, Oktober 2007
humat dan asam fulfat serta zat pengatur
organik cair akan meningkatkan aktivitas
tumbuh yang terkandung dalam pupuk
fotosintesis
organik
dan
meningkatkan karbohidrat yang dihasilkan
mempercepat pertumbuhan tanaman (Rao,
sebagai cadangan makanan (Poerwowidodo,
1994 & Poerwowidodo (1992 ).
1992).
cair
akan
mendukung
Berat basah tanaman
merupakan
tumbuhan
Pemberian
pupuk
sehingga
organik
cair
berat tanaman pada saat tanaman masih
dengan konsentrasi 0 ml/l, 1 ml/l, 2 ml/l, 3
hidup dan ditimbang secara langsung setelah
ml/l, dan 4 ml/l tidak signifikan terhadap
panen, sebelum tanaman menjadi layu akibat
berat kering tanaman kentang. Berat kering
kehilangan air (Lakitan, 1996). Respon
tanaman merupakan resultan dari tiga proses
tanaman kentang terhadap pemberian pupuk
yaitu
organik
fotosintesa,
cair
memberikan
hasil
yang
penumpukan
asimilat
penurunan
asimilat
melalui akibat
meningkat pada konsentrasi 3 ml/l (608,42)
respirasi dan akumulasi ke bagian cadangan
dan 4 ml/l (850,88). Hal ini disebabkan
makanan (Anonim-b. 2007). Gardner (1991)
karena pupuk organik cair yang diberikan
mengatakan bahwa berat kering tumbuhan
mampu mampu memacu metabolisme pada
adalah keseimbangan antara pengambilan
tanaman kentang. Nitrogen yang terkandung
CO2 (fotosintesis) dan pengeluaran CO2
dalam pupuk organik cair berperan sebagai
(respirasi). Apabila respirasi lebih besar
penyusun protein sedangkan fosfor dan
disbanding fotosintesis tumbuhan itu akan
kalsium
berkurang berat keringnya. Pupuk organik
berperan
dalam
pembelahan
jaringan
merangsang
pertumbuhan
memacu
meristem akar
dan
cair mengandung unsur hara kalium dan
dan
kalsium
yang
akan
meningkatkan
perkembangan daun yang. Akibatnya tingkat
pertumbuhan dan perkembangan akar lateral
absorbsi unsur hara dan air oleh tanaman
sehingga
sampai
akan
tanaman kentang dalam menyerap air. Hal
digunakan untuk pembelahan, perpanjangan
ini menyebabkan tanaman kentang dengan
dan diferensiasi sel. Kalium mengatur
perlakuan
kegiatan membuka dan menutupnya stomata
dengan jumlah yang berbeda-beda yang
Pengaturan stomata yang optimal akan
selanjutnya air akan menguap pada saat
mengendalikan transpirasi tanaman dan
proses pengeringan.
batas
optimumnya
yang
mempengaruhi
berbeda
akan
kemampuan
menyerap
air
meningkatkan reduksi karbondioksida yang akan diubah menjadi karbohidrat. Unsur hara nitrogen, fosfor dan kalium serta unsur mikro
27
yang
terkandung
dalam
pupuk
Parameter Produksi Hasil data jumlah umbi kentang seperti yang tercantum pada lampiran 05
Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XV, No. 2, Oktober 2007
dapat diketahui bahwa nilai F hitung lebih
ml/l (.4,93). Hal ini diperkuat pula dengan
kecil
uji
dari
menunjukkan
F
tabel. bahwa
Analisis
tersebut
pemberian
Duncan’s
5%
yang
menunjukkan
pupuk
perbedaan yang tidak nyata. Diameter umbi
organik cair dengan konsentrasi 0 ml/l, 1
pada dasarnya tergantung pada aktivitas
ml/l, 2 ml/l, 3 ml/l dan 4 ml/l memberikan
pembelahan yang terjadi pada semua sel
hasil yang berbeda tidak nyata.
umbi,
tetapi
laju
pembelahan
dan
pembesaran sel tidak seragam pada semua Jumlah Umbi, Diameter Umbi, Berat
bagian umbi Lakitan (1996) menyatakan
Basah dan Berat Kering Umbi.
bahwa faktor internal yang mempengaruhi
Pemberian
pupuk
organik
cair
berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah
pertumbuhan umbi adalah laju dan kuantitas fotosintat yang dipasok dari tajuk tanaman. Pemberian
umbi. Pemupukan dengan pupuk organik
pupuk
organik
cair
cair dengan konsentrasi I ml/l (11,60), 2 ml/l
berpengaruh terhadap diameter umbi karena
(11,20), 3 ml/l (11,80) dan 4 ml/l (12,60)
mengandung asam humat dan asam fulfat.
menghasilkan jumlah umbi yang tidak
Hal
berbeda nyata dengan yang dihasilkan dari
Hendrinova. 1990
tanaman
yang
kalau pembesaran umbi pada tanaman
terbentuk merupakan respon dari ukuran
kentang diduga berkaitan langsung dengan
umbi bibit yang digunaan. Umbi bibit yang
terjadinya perubahan kondisi fisik tanah
berukuran kecil dan seberat 30 gram dalam
terutama dalam granulasi tanah sehingga
perkembangannya akan menghasilkan umbi
akan memberikan ruang untuk pembelahan
yang berukuran besar dengan jumlah sedikit.
dan pembesaran sel sehingga umbi dapat
Fisher
berkembang lebih besar.
control.
(1992)
Jumlah
umbi
menyatakan
bahwa
ini
sesai
dengan
pendapat
dari
yang mengemukakan
permukaan umbi dan jumlah mata tunas
Respon tanaman kentang dalam hal
akan mempengaruhi pertumbuhan tunas
berat basah umbi terhadap pemupukan
batang yang selanjutnya mempengaruhi
pupuk organik cair sejalan dengan kondisi
jumlah umbi yang terbanyak.
pertumbuhan dan perkembangan jumlah
Respon tanaman pada diameter
daun.
Jumlah
daun
yang
disertai
umbi terhadap pemberian pupuk organik
penampakan daun yang berwarna hijau
cair dengan konsentrasi 1 ml/l (3,56) dan 2
menandakan adanya kandungan klorofil
ml/l (3,76) belum memperlihatkan respon
yang dapat menghasilkan fotosintat untuk
yang berbeda dari perlakuan control. Respon
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
tersebut baru bampak apabila konsentrasi
yang pada akhirnya mempengaruhi berat
ditingkatkan menjadi 3 ml/l (4,66) dan 4
basah umbi. (Salisbury & Ross. 1995).
28
Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XV, No. 2, Oktober 2007
Berat basah umbi kentang setelah
pembukaan stomata akan meningkat dengan
pemberian pupuk organik cair dengan
meningkatnya konsentrasi ion K dalam sel-
konsentrasi 3 ml/l (548,54)dan 4 ml/l
sel
(578,32) memberikan hasil berat basah
meningkatkan absorpsi karbondioksida oleh
tertinggi dibandingkan dosis lainnya dan
daun yang akan diubah menjadi karbohidrat.
berbeda nyata dengan konsentrasi 0 ml/l
Adanya
(328,84) dan 1 ml/l (395,72). Peningkatan
meningkatkan pertumbuhan akar yang akan
berat basah ini disebabkan adanya perbaikan
mempengaruhi absorpsi air sehingga terjadi
pada sifat fisik dan kimia tanah oleh kerja
penigkatan kandungan air. Isbandi (1989)
pupuk organik cair, seperti efisiensi pupuk
menyatakan bahwa kalium terlibat dalam
kimia, perbaikan aerasi tanah, peran humus
mengaktifkan ensim yang berperan dalam
dalam
proses metabolisme karbohidrat, lemak dan
daya
kapasitas
sangga
dan
peningkatan
tukar kation (KTK) tanah.
penjaga
dan
ini
kalium
berarti
yang
akan
cukup
akan
protein.
Poerwowidodo (1992) menyatakan bahwa
Berat
kering
umbi
kentang
unsur hara makro dan unsur hara mikro yang
merupakan
terkandung dalam pupuk
cair
basah yang telah dikeringkan pada suhu 70-
yang
komplek
80o C (Salisbury dan Ross, 1995). Berat
dan
produksi
kering
menghasilkan terhadap
pengaruh
pembentukan
organik
hasil
ini
penimbangan
merupakan
banyaknya
karbohidrat. Unsur hara fosfor merupakan
penimbunan
bahan penyusun ATP yang dibutuhkan
vitamin serta bahan-bahan organic lainnya.
untuk mereduksi CO2 menjadi senyawa
Penimbunan pupuk organik cair dengan
organik
akan
konsentrasi 0 ml/l, 1 ml/l, 2 ml/l, 3 ml/l dan
mengasilkan biomasa umbi. Oleh Anonim-
4 ml/l menunjukkan hasil yang berbeda
b. 2007
dan Longman, B (1989 dalam
tidak nyata.. Hal ini menunjukkan bahwa
Salisbury & Ross. 1995) mengatakan bahwa
banyaknya penimbunan karbohidrat, protein,
peningkatan biomasa umbi dipengaruhi oleh
vitamin dan bahan-bahan organic lainnya
banyaknya absorpsi air dan penimbunan
antara perlakuan kontrol sama dengan yang
hasil fotosintesis.
Hal ini sesuai dengan
diperlakukan dengan pupuk organik cair.
pendapat Curtis &. Clark, 1995 yang
Ukuran umbi kentang yang besar bukan
mengatakan bahwa fotosintesis yang sedang
merupakan
berlangsung
senyawanya organik dalam umbi seperti
yang
mantap
sehingga
tergantung
karbondioksida
absorbsi
dipengaruhi
indikasi
protein
bahwa
dan
kandungan
oleh
karbohidrat, protein, lipid dan senyawa-
membuka dan menutupnya stomata. Oleh
senyawa organik lain dari hasil proses
Salisbury & Ross (1995) mengatakan bahwa
metabolisme
29
yang
pada
karbohidrat,
kentang
juga
besar,
tetapi
dapat
Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XV, No. 2, Oktober 2007
dimungkinkan adanya kandungan air yang
Derajat keasaman tanah yang diukur pada
besar sehingga berat kering umbi kentang
awal
yang dihasilkan tidak berbeda nyata antar
sehingga pH ini belum sesuai untuk
perlakuan.
pertumbuhan dan perkembangan tanaman
penelitian
menunjukkan
pH
5,4
kentang maka satu hari sebelum penanaman Pengamatan Faktor Lingkungan
kentang dilakukan pengapuran. Pengapuran
Hasil pengamatan factor lingkungan yaitu
bertujuan untuk meningkatkan pH tanah
suhu dan kelembaban selama penelitian
(menetralisir keasaman tanah), memperbaiki
dapat dilihat pada table 3.
sifat fisik tanah, menurunkan kelarutan
Berdasarkan data yang ada pada
alumunium
(AI)
dan
besi
(Fe)
yang
Tabel-3 menunjukkan bahwa suhu yang
merupakan racun bagi tanaman kentang,
diukur pada saat penelitian berkisar antara
mempertahankan betersediaan unsure-unsur
25,3o C – 27,6o C dengan rata-rata 25,3o C
hara
dan kelembaban udara berkisar antara 79,7%
penyempurnaan perombakan bahan-bahan
- 85,0% dengan rata-rata 82,4%. Sedang pH
organic tanah (Anonim-b)
terutama
fosfor
dan
membantu
yang diukur pada awal penelitian 5,4 dan yang diukur pada akhir penelitian adalah
KESIMPULAN
5,6.
Penggunaan pupuk organik cair Faktor
sebagai
dengan berbagai konsentrasi perlakuan yaitu
pendukung dalam penelitian ini meliputi
0 ml/l, 1 ml/l, 2 ml/l. 3ml/l dan 4 ml/l yang
suhu (berkisar 26,5 oC) kelembaban udara
diaplikasikan terhadap tanaman kentang
dan pH tanah. Dari hasil pengukuran
memberikan hasil yang berbeda tidak nyata
diperoleh data suhu selama penelitian
terhadap parameter tinggi tanaman, berat
berkisar antara 25,3o
kering tanaman, jumlah umbi dan berat
Kisaran
suhu
lingkungan
C sampai 27,6o C. dengan
kering umbi kentang tetapi pada konsentrasi
dan
4 ml/l memberikan hasil yang signifikan
yang
terhadap jumlah daun, diameter umbi, berat
berkisar antara 21o C sampai 31o C. Data
basah tanaman dan berat basah umbi
kelembaban udara yang diperoleh selama
kentang.
lingkungan perkembangan
tersebut
untuk
sesuai
pertumbuhan
tanaman
kentang
penelitian berkisar antara 79,7% sampai 85,0%, sehingga sesuai dengan kelembaban
DAFTAR PUSTAKA
lingkungan
Anonim-a.2006. Kentang Varietas Granola Dieng Diminati Importir Singapura http://id.search.yahoo.com/search?p =kentang&ei=UTF-8&fr=yfp-t101&xargs=0&pstart=1&b=21.
untuk
pertumbuhan
dan
perkembangan kentang yang berkisar antara 80% sampai 90% (Yamaguchi, 1998).
30
Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XV, No. 2, Oktober 2007
Anonim-b.2007. Budidaya kentang.http :// http://id.search.yahoo.com/search;_ ylt=A3xsfM0dQ2xKgy8BEqvLQw x.?p=budidaya+kentang&y=Cari&fr =. Minggu, 2007 Oktober 28 Anonim-c. Solanum tuberosum. http://www.thefreedictionary.com/S olanum+tuberosum Bonner, J. and W. Galston, 1951. Principle of Plant Physiologi. Wh Freeman And Company, San Fransisko Curtis, O. F. And D. G. Clark, 1995. An Introduction Tp Plant Physiologi. Mac Grow Hill Book Company. Inc. Newyork Fisher, N. M. dan P. R. Goldsworthy. 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya. Penerbit UI – Press. Jakarta Gomez, A. (1980), Statistical Procedures for Agricultural Research, 2nd edition, John Wiley and Sons publication, New York, pp. 97–101. Hendrinova. 1990. Pengaruh Berbagai Pupuk Organik dan Pupuk Daun terhadap Pertumbuhan dan Hasil Rimpang Jahe. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian IPB. Bogor Indrakusuma. 2000. Proposal Pupuk Organik Cair Supra Alam Lestari. PT Surya Pratama Alam. Yogyakarta Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Cetakan I PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta Poewowidodo, 1992. Telaah Kesuburan Tanah. Penerbit Angkasa. Bandung Prihmantoro, H. 1996. Memupuk Tanaman Buah. Cetakan I. Penebar Swadaya. Jakarta Rao, S. 1994. Mikroorganisme dan Pertumbuhan Tanaman. Univ. Indonesia Jakarta Rukmana, R. 1997. Kentang Budidaya dan Pasca Panen. Edisi II. Penerbit Kanisius.Yogyakarta Salisbury, B. F. dan C. C.W Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 3 ITB Bandung.
31
Yamaguchi, V. E. 1998 Sayuran Dunia I Prinsip, Produksi dan Gizi. Edisi II, ITB. Bandung.