PENGARUH PENGGUNAAN GABUNGAN KAPUR ... - WordPress.com

85 downloads 75 Views 82KB Size Report
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume1, Nomor 2, Maret 2006. ISSN : 1858-3709. 21. PENGARUH PENGGUNAAN GABUNGAN KAPUR PADAM. DAN FLY ASH ...
Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume1, Nomor 2, Maret 2006

ISSN : 1858-3709

PENGARUH PENGGUNAAN GABUNGAN KAPUR PADAM DAN FLY ASH SEBAGAI FILLER TERHADAP KINERJA CAMPURAN LATASTON LAPIS PERMUKAAN Oleh Syaifullah Ali Staf Pengajar JurusanTeknik Sipil Politeknik Negeri Padang ABSTRACT Materials Filler at Hot Mix representing component which have small percentage of beside asphalt, but have very important role to modify smooth aggregate gradation, so that density of mixture can mount. As one of the mixture pave, lataston as surface layer, its materials for filler that used commonly is Cement (PC), but for some area its too hard to getting it, also have price which high enough. For that reason this research try to look for the cement substitution alternative materials, as filler materials, that is by taking hydrated lime and Fly ash, especially for the mixture of lataston.This research is conducted by laboratory Testing and designing Lataston mixture device with Marshall and Refusal Density method. With Marshall method to test object doing by condensation 2 x 75 blow and 2 x 400 blow to Absolute Density method. Both of this method will be got Asphalt content to determine performance from the Lataston mixture This research investigated the performance of Lataston with hydrated lime produced by traditional industry and fly ash produced by PLTU in West-Sumatera Province as a filler in Lataston. The mix was designed using method of Marshall and refusal density. The variation in weight of Hydrated lime and fly ash as a filler were: (75/25), (50/50),(25/75). The results found for (75/25), (50/50), (25/75), variation were ; the asphalt content 8,0%, 7,8%, 7,7%, the VIM 5,49%, 5,56%, 5,57%, the VMA , 20,11%, 20,36%, 20,31%, the stability 1643 kg,1620 kg, 1484 kg, the flow 3,40 mm, 3,50 mm, 3,70 mm, the Marshall quotient(MQ) 486 kg/mm, 465 kg/mm, 402 kg/mm, the index of retained stability , 84,7%, 83,6%, 83,4%. The data resulted from the tests were satisfied the standard RSNI,1999. So that hydrated lime and fly ash combination as a filler in Lataston mix can be used. Keywords : Refusal Density Method, Marshall Method, Stability, VIM,VMA, Flow, Marshall Quotien ( MQ) and Retained Stability

I.

tambang batu bara Ombilin, terdapat pula

PENDAHULUAN

industri kapur yang dikelola secara tradisional

a. Latar Belakang Bahan pengisi ( filler ) pada campuran

oleh masyarakat secara turun-temurun di kota

lapis

Padang Panjang serta beberapa Pembangkit

satu

Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) di Sawah Lunto

komponen yang mempunyai prosentase yang

yang menghasilkan Limbah batu bara berupa

terkecil disamping aspal. Namun mempunyai

fly

fungsi yang sangat penting untuk memodifikasi

pemamfaatan untuk campuran bahan lapis

gradasi

campuran

permukaan jalan belum pernah dilakukan.

beraspal, sehingga kepadatan campuran bisa

Bahkan fly ash sampai saat ini dibuang begitu

meningkat.

saja. Penelitian ini adalah untuk mengetahui

beraspal

terutama

permukaan

jalan,

agregat

Lataston

sebagai

merupakan

halus

dalam

salah

ash.

Kapur

padam

dan

fly

ash

ini

Pada campuran Lataston ini material yang

kinerja campuran beraspal yang menggunakan

dipakai sebagai bahan pengisi (filler) biasanya

gabungan kapur padam dan fly ash sebagai

yang dominan adalah semen. Namun untuk

filler

beberapa daerah semen sulit sekali didapatkan,

permukaan.

disamping itu harganyapun relatif lebih mahal.

b. Tujuan Penelitian

Untuk mempunyai

daerah Sumatera Barat, pabrik

Semen

Indarung

dalam

campuran

Lataston

lapis

Selain

1. Untuk menentukan pengaruh penggunaan

dan

gabungan kapur padam dan fly ash sebagai

21

Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume1, Nomor 2, Maret 2006

ISSN : 1858-3709

filler terhadap kinerja campuran Lataston

perubahan cuaca, memiliki tingkat keamanan

lapis permukaan.

dan kenyamanan selama masa layanan serta

2. Untuk

mencarikan

pengganti

bahan

semen

yang

alternatif

selama

ini

cukup ekonomis dalam pelaksa naan. Krebs dan

Walker

(1971),

menyatakan

empat

digunakan sebagai filler dalam campuran

karakteristik Hot mix yang harus dimiliki yaitu:

beraspal ( hot mix ) yang harganya

1. Stabilitas ( Stability )

cenderung mengalami kenaikan.

Stabilitas merupakan suatu kemampuan

c Perumusan Masalah

campuran beraspal untuk mampu menerima

1. Menggabungkan kapur padam dan fly ash

beban lalu lintas, tanpa mengalami perubahan

sebagai Filler untuk campuran Lataston

bentuk tetap (deformation permanent), seperti

lapis

gelombang, alur dan bleeding.

permukaan

dengan

mengambil

komposisi (%) : 75/25, 50/50 dan 25/75.

Stabilitas dari campuran beraspal sangat

2. Agregat yang dipakai adalah batu pecah

tergantung dari jenis campuran yang digunakan

3. Bahan pengikat dipakai aspal minyak (aspal

dan dapat diperoleh dari hasil geseran ( friction

keras) penetrasi 60/70. 4. Terhadap

semua

) dan saling mengunci ( interlocking ) antar material

campuran

agregat serta daya ikat aspal. Pada Campuran

Lataston ini dilakukan pengujian sifat-sifat

gradasi

teknisnya dan khusus untuk filler kapur

diperoleh dari kekakuan mortar.

padam dan fly ash disamping pengujian

2. Durabilitas ( Durability )

berat

jenis

juga

dilakukan

pengujian

susunan mineral kimianya.

senjang

nilai

stabilitasnya

dapat

Durabilitas adalah kemampuan dari suatu campuran beraspal untuk dapat bertahan dari

5. Rancangan campuran dilakukan dengan

disintegrasi

akibat

beban

lalu

lintas

dan

Metoda Marshall dengan pemadatan benda

perobahan aspal karena oksidasi. Finn(1967)

uji 2 x 75 tumbukan dan metoda pendekatan

mengatakan, durabilitas merupakan suatu sifat

kepadatan mutlak ( Refusal Density )dengan

ketahanan

pemadatan benda uji 2 x 400 tumbukan.

terhadap pengaruh penuaan tanpa terjadi retak

6. Pengujian rendaman Marshall ( Marshall Immersion Test ), terhadap campuran ini dilakukan pada kondisi kadar aspal optimum kepadatan mutlak.

yang lama

campuran beraspal

dan pelepasan butiran. 3. Fleksibilitas ( Flexibility ) Fleksibilitas

merupakan

kemampuan

campuran beraspal untuk mengikuti deformasi akibat

II. TINJAUAN PUSTAKA

beban

lalu

lintas

berulang

tanpa

mengalami keretakan dan perobahan volume.

Lataston merupakan lapis penutup yang

Fleksibilitas dapat diperoleh dengan menaikkan

terdiri dari agregat bergradasi senjang, filler dan

kadar aspal dan pemakaian aspal dengan

aspal keras dengan perbandingan tertentu,

penetrasi tinggi serta agregat dengan gradasi

dicampur

terbuka.

dan

dipadatkan

dalam

keadaan

panas ( tebal padat 2,5 - 3 cm ). Sebagai salah satu

jenis

campuran

beraspal,

Lataston

4. Kekesatan ( Skid Resistance ) Kekesatan merupakan kemampuan dari

haruslah mampu berfungsi untuk menahan

campuran

beban lalu lintas, tahan terhadap pengaruh

permukaan jalan menjadi kesat ( tidak licin ),

beraspal

untuk

menjadikan

22

Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume1, Nomor 2, Maret 2006

ISSN : 1858-3709

sehingga kendaraan yang melintasi permukaan

Adapun fungsi filler dalam campuran adalah :

jalan tidak mengalami slip.



2.1. Fungsi dan Pengaruh Agregat Dalam

sehingga berat jenis campuran meningkat

Campuran Lataston Agregat

dalam

dan jumlah aspal yang diperlukan untuk

campuran

beraspal

menempati bagian yang penting pada struktur perkerasan

jalan,

Untuk memodifikasi gradasi agregat halus,

karena

berfungsi

mengisi rongga akan berkurang. •

untuk

Filler dan aspal secara bersamaan, akan membentuk

suatu

pasta

yang

akan

menentukan kekuatan dari lapisan perkerasan

membalut dan mengikat agregat halus

dan merupakan bahan utama yang turut

untuk membentuk mortar ( Brien,1978 ).

menahan dan meneruskan beban kendaraan



Mengisi ruang antar agregat halus dan

kelapisan pondasi. Agregat dapat dibedakan

kasar serta meningkatkan kepadatan dan

atas beberapa fraksi, yaitu agregat kasar

stabilitas.

mempunyai ukuran butir > 2,36 mm atau

Filler juga berpengaruh terhadap kadar

tertahan saringan No.8, dan agregat halus

aspal optimum melalui luas permukaan dari

mempunyai ukuran butir > 0,075 mm dan

partikel

tertahan saringan 2,36 mm.

permukaan partikel filler akan memodifikasi

Menurut

BS.594(1992),

agregat

kasar

sifat

mineralnya,

reologi

aspal,

sehingga

sifat-sifat

diantaranya

terhadap

pengembang

penetrasi, daktilitas dan ketahanan campuran

volume mortar, menjadikan campuran lebih

terhadap retak. Disamping itu jenis dan Jumlah

ekonomis, meningkatkan ketahanan mortar

filler yang digunakan juga akan mempengaruhi

terhadap kelelehan (flow) dan meningkatkan

kwalitas dari mortar.

stabilitas.

a). Kapur (Lime)

mempunyai

peranan

sebagai

Sedangkan

agregat

halus

Berdasarkan BS 594 (1985), fungsi nya adalah

Robert (1965) menyatakan bahwa, kapur

untuk mendukung stabilitas dan mengurangi

adalah suatu material hasil perubahan batu

deformasi permanen.

kapur (lime stone) melalui proses pembakaran peningkatan

dengan suhu 850oc pada suatu tungku (tanur).

prosentase agregat halus batu pecah didalam

Batu kapur setelah mengalami pembakaran

campuran

dapat dibedakan atas dua jenis yaitu:

Hartom(1984),

mengatakan

akan

meningkatkan

ketahanan

terhadap deformasi permanen, sehingga kadar aspal

optimum

meningkat

akan

sejalan

menurun

dengan

dan

MQ

 Kapur

tohor

(Quicklime),

CaCO3

CaO

2.2. Fungsi dan Pengaruh Filler dalam

perobahan

kapur

Filler dapat terdiri dari debu batu kapur,

tohor

setelah

penambahan air menjadi hydrat kapur. CaO + H2O

Campuran Lataston

Ca ( OH)2 + panas

Peristiwa terbentuknya Ca(OH)2 ini, disebut

cement portland, fly ash dan debu tanur tinggi

proses

pembuat

Lataston

pengeluaran

panas,

mempunyai sifat tidak plastis, harus kering dan

dikeluarkam

ini

dalam

+ CO2

 Kapur padam ( hydrated lime ), yaitu hasil dari

Filler

telah

melepaskan CO2 pada proses pembakaran.

meningkatnya

proporsi agregat halus batu pecah.

semen.

yaitu

pemadaman yang diiringi dengan dimana

berguna

panas sekali

yang untuk

bebas dari semua bahan organik.

23

Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume1, Nomor 2, Maret 2006

pemadaman kapur. Jadi Ca(OH)2 inilah yang

ISSN : 1858-3709

2.3 Fungsi Dan Pengaruh Aspal Dalam Campuran Lataston

disebut dengan kapur padam. Penggunaan kapur padam pada campuran

Aspal didefenisikan sebagai salah satu

beraspal sebagai filler dapat memperbaiki

material termoplastik, dimana akan melunak

keawetan

dan mencair jika dipanaskan serta akan padat

campuran,

dan

membantu

penyelimutan partikel agregat dengan aspal

kembali

serta

penentrasi aspal untuk Lataston adalah Pen

membantu

mencegah

pengelupasan.

Ghouse dan Wahhab (1998)

mengatakan

setelah

didinginkan.

Batasan

60/70 dan Pen 80/100.

bahwa, pemakaian kapur pada campuran beton

Dalam campuran Lataston, fungsi aspal

aspal sebagai filler dapat memperbaiki sifat

adalah sebagai pelumas ketika campuran

kelelahan

dihampar dan memberikan kemudahan selama

(fatique)

dan

meningkatkan

ketahanan terhadap terjadinya alur (rutting).

pemadatan dan sesudah itu akan bertindak

b). Abu terbang ( Fly Ash ).

sebagai pengisi dan pengikat antara butiran

Fly ash adalah suatu bahan limbah yang

dengan viskositas yang tinggi. Shell (1990),

berasal dari industri-industri yang mengguna

menyatakan jika viskositas aspal terlalu tinggi

kan batu bara sebagai sumber bahan bakar

selama pencampuran, maka agregat tidak

(

energi ) nya. Salah satu proses pembakaran

cukup diselimuti oleh aspal.

batu bara yang menghasilkan fly ash ini adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) yang

2.4. Spesifikasi Dari Campuran Lataston Mekanisme

mempergunakan batu bara sebagai sumber

pembentukan

kekuatan

energinya. Produksi fly ash ini dibeberapa

Lataston didominasi oleh kekuatan mortar yang

PLTU jumlahnya cukup banyak, salah satunya

dibentuk oleh aspal, agregat halus dan filler.

di PLTU Sijantang Ombilin Sawah Lunto

Untuk mendapatkan mutu campuran yang baik

Sumatera Barat. Dari segi kimia komponen

harus pula mengacu pada spesifikasi yang

yang terbanyak dikandung fly ash adalah silika

telah ditetapkan. Rancangan

(SiO2), dan aluminium silikat ( Al203 ). Fly ash ini mempunyai sifat aktif dan mengeras bila dicampur kapur padam dan air serta

akan

Carpenter

bersifat (1952)

sebagai

menambah

pengaruh

air.

mengatakan

ketahanan

Warden(1952),

Lataston

ini

berpedo man pada spesifikasi yang diberikan Berikut ini:

Pozzolanic. bahwa,

pemakaian fly ash pada campuran beton aspal dapat

campuran

terhadap

Tabel.1. Persyaratan Gradasi Lataston Lapis Permukaan ( R.SNI,1999 ). saringan

mengatakan inchi

pemakaian fly ash sebagai campuran beton

Persen Lolos Batas

Batas

Bawah

Atas

aspal dapat meningkatkan fleksibilitas, stabilitas dan daya tahan terhadap pengaruh air.

Nilai Ten gah

% Terta han

19

¾”

100

100

100

12,7

½”

90

100

95

0 5

9,5

3/8”

75

85

80

15

2,36

No. 8

50

72

61

19

35

72

53,5

7,5

No 0,60

.30

24

Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume1, Nomor 2, Maret 2006

campuran merujuk pada standar sepesifikasi

No. 0,075

ISSN : 1858-3709

200

6

12

9

Pan

44.5

campuran beraspal panas Tabel .2.

9 jml

Rancangan campuran dilakukan dengan

100

memakai gabungan

metoda pendekatan kepadatan mutlak ( refusal

Tabel 2. Persyaratan Campuran Lataston Lataston Lapis

Sifat-sifat Campuran

Maks

Kadar aspal total, % berat campuran Jumlah

Tumbukan

Marshall

Min

(VIM), %

Maks

Rongga dalam mineral

Min

Agregat (VMA),%

6

65 –

> 500.000 SST

Min

68

< 1.000.000 SST

Maks

< 500.000 SST

Stabilitas Marshall, kg

Kelelehan, mm

Hasil bagi Marshall, kg/mm

III. METODOLOGI Semua pengujian dilakukan dilaboratorium

pengujian yang tidak terdapat dalam SNI maka

75

digunakan

Maks



Min

800

Maks



Min

2

Pembuatan benda uji untuk masing-masing

Maks



proporsi filler dilakukan pada lima variasi kadar

Min

200

aspal, yaitu dua variasi kadar aspal dibawah



Pest, dan dua variasi kadar aspal diatas nilai Pest, dengan selang kenaikan 0,5 %. Jumlah

Maks

75

24 jam pada suhu 60 oC

Maks



Min

3

SST

Maks

5

> 500.000 SST

Min


Rongga Dalam Campuran (VIM)

1.000.000

1.000.000

SST Lalu lintas

mutlak %

Departemen



Min

kepadatan

Panas

Min

Stabilitas sisa, perendaman

pada

Beraspal

Pekerjaan Umum (1999) yaitu :

18

Maks

Campuran

dengan mengacu pada SNI. Jika ada prosedur Lalu lintas

(VFB),%

yang terdapat dalam buku Standar Spesifikasi

3

Min

> 1.000.000 SST

Bitumen

awal (Pest) dihitung melalui rumus pendekatan

75

Kadar rongga dalam campuran

Terisi

digabung dengan proporsi ( dalam % ) yaitu :

1,7

75/25 , 50/50 dan 25/75. Kadar aspal rencana

tiap

Permukaan

Rongga

density), dimana dalam rancangan ini kapur padam(KP) dan fly ash (FA) sebagai filler

Aus

Penyerapan Aspal,% berat campuran

metoda Marshall dan

< 500.000 SST

Maks

lainnya

yang

biasa

digunakan, seperti AASHTO, BS , ASTM dll. a. Pengujian Marshall

benda uji untuk masing-masing kadar aspal diambil 3 buah, dimana berat total agregat untuk 1 buah benda uji adalah 1100 gr dan dilakukan pemadatan 2 x 75 tumbukan .

2 5

Min

prosedur

Benda uji yang telah dibuat, sebelum

1

0

direndam 24 jam pada suhu 25 C ditimbang beratnya (berat ini disebut

4

Setelah

perendaman

24

berat kering). jam,

dilakukan

penimbangan dalam air dan saat SSD, lalu

2.5 Rancangan Campuran Lataston ini

dihitung volume benda uji, berat jenis campuran

didasarkan pada spesifikasi, yaitu dengan

padat(bulk), berat jenis campuran maksimum

mengambil

persyaratan

teoritis, berat isi, VIM2x75 ,VMA serta VFB.

gradasi yang tercantum dalam TabeL 1. Aspal

Kemudian benda uji direndam kembali selama

yang dipakai Pen 60/70, Sedangkan kriteria

30 menit pada suhu 60 C, lalu dilakukan

Rancangan

nilai

campuran

tengah

Lataston

dari

0

25

Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume1, Nomor 2, Maret 2006

pengujian Marshall guna

mendapat kan nilai

stabilitas dan kelelehan(flow) serta selanjutnya

ISSN : 1858-3709

IV. PENYAJIAN DAN ANALISA DATA a. Data

dibuatkan grafik hubungan antara kadar aspal

hasil

Rancangan

Campuran

Lataston

dengan nilai VMA, VIM2x75, stabilitas, flow, MQ, Tabel 3. Hasil Pengujian Analisis Kimia Bahan filler

dan VFB serta Berat isi.

Kandungan Pada Material

b. Pengujian Metoda Kepadatan Mutlak

Kapur Padam Fly Ash

Komposisi Kimia

(%)

(%)

SiO2

0,34

53,6

Al2O3

0,65

24,9

3

Fe2O3

0,67

5,98

4

variasi kadar aspal lalu dipadatkan 2 X 400

CaO

72,3

0,74

5

MgO

0,8

0,81

tumbukan dengan alat pemadat Marshall.

6

Dan lain-lain

25,24

13,97

Pengujian ini adalah untuk mendapatkan data VIMref dan prosesnya sama dengan metoda Marshall. Jumlah benda uji untuk masing-masing proporsi filler dibuat dengan 3

1 2

Kadar aspal optimum (KAO) dari campuran dengan berbagai proporsi filler didapat dengan membuat diagram batang dari batas nilai-nilai

Tabel 4. Hasil Sifat-Sifat Marshall Pada Kondisi KAO Kepadatan Mutlak Proporsi Filler Kapur Padam / Fly ash (%)

kadar aspal berdasarkan VMA, VFB, stabilitas Marshall, kelelehan, hasil bagi Marshall, VIM2x75

No

Sifat-Sifat Marshal 75/25

50/50

25/75

dan nilai VIMref.

1

KAO

8,0

7,8

7,7

c.

2

Kepadatan(t/m3)

2,250

2,236

2,231

3

VIM ( % )

5,49

5,56

5,57

campuran terhadap

4

VMA ( % )

20,11

20,36

20,31

pengaruh air melalui pengujian stabilitas dan

5

VFB ( % )

72,70

72,68

72,60

kelelehan

Untuk

6

Stabilitas(kg)

1643

1620

1484

pengujian ini disiapkan empat contoh benda uji

7

Kelelehan(mm)

3,40

3,50

3,70

dengan kadar aspal optimum untuk masing-

8

MQ (kg/mm)

486

465

402

Pengujian Rendaman Marshall Sasaran dari pengujian ini adalah untuk

mengetahui ketahanan

dengan

alat

Marshall.

masing proporsi filler. Pengujian stabilitas dan kelelehan dilakukan pada dua benda uji dengan

Tabel 5. Hasil Sifat-Sifat Marshall Immersion Pada KAO Kepadatan Mutlak

Marshall standar dan rendaman 24 jam pada

Proporsi Filler Kapur Padam / Fly ash (%)

0

No

Sifat-Sifat Marshal

Kehilangan

berdasarkan

1

KAO (%)

8,0

7,8

7,7

ketahanan

2

Kepadatan(t/m )

2,246

2,235

2,232

terhadap akibat pengaruh kerusakan air disebut

3

VIM ( % )

5,66

5,58

5,52

Indek

4

VMA ( % )

20,25

20,38

20,27

5

VFB ( % )

72,07

72,60

72,76

6

Stabilitas(kg)

1392

1355

1238

7

Kelelehan (mm)

3,76

3,92

4,14

8

MQ (kg/mm)

370

346

299

9

Stabilitas sisa (%)

84,7

83,6

83,4

suhu 60 C.

perendaman

stabilitas diukur

Perenda

man

sebagai

(Index

of

Retained

Strength) yang dinyatakan dengan persen. Parameter ini akan dipakai sebagai indikasi ketahanan campuran terhadap pengaruh air. Indek perendaman tidak boleh lebih kecil dari 75 %, sesuai persyaratan Tabel 2.

75/25

3

50/50

25/75

26

Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume1, Nomor 2, Maret 2006

ISSN : 1858-3709

b. Analisa Data Campuran Lataston

VIM.



dengan bertambahnya kadar aspal hingga

Kadar Aspal Optimum ( KAO )

Kecenderungan

nilai

VMA

menurun

Dari nilai-nilai KAO kepadatan mutlak yang

mencapai nilai minimum dan kemudian akan

ditampilkan pada Tabel 4 terlihat bahwa, jenis

meningkat sesuai dengan pertambahan kadar

dan komposisi gabungan material filler turut

aspal.

mempengaruhi nilai KAO kepadatan mutlak..

Dalam Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai

KAO kepadatan mutlak akan semakin kecil

VMA 20,36% diperoleh dari proporsi filler 50/50,

seiring

nilai 20,31% dari proporsi filler 25/75 dan

dengan

menurunnya

prosentase

kandungan kapur padam dalam campuran

20,11%

tersebut Lataston. Indikasi ini menunjukkan

merupakan nilai yang terendah.

disamping terdapatnya perbedaan berat jenis

dari

proporsi

filler

75/25

yang

Indikasi ini menunjukkan bahwa jenis dan

diantara material filler, juga disebabkan bahwa

proporsi

kapur padam mempunyai tingkat penyerapan

mempengaruhinya

aspal yang lebih dibanding fly ash. Disamping

bentuk partikel, susunan dan ukuran material

itu juga karena bentuk butiran dari kapur padam

agregat

lebih bervariasi dibandingkan dengan bentuk

digunakan.

butiran fly ash. 

dari

serta

Tingkat

Rongga Dalam Campuran ( VIM ) Kecenderungan

dari

nilai

VIM

suatu

pemakaian disamping

metoda

kepadatan

turut

dipengaruhi

pemadatan

yang

maksimum

akan

menyebabkan

nilai

setelah

penambahan

itu

filler

VMA

akan

minimum,

aspal

akan

campuran beraspal adalah menurun sesuai

menyebabkan terdesaknya agregat, sehing ga

dengan bertambahnya kadar aspal.

volume

Dalam

Tabel

4

diatas

terlihat

bahwa

rongga

meningkat.

dalam

mineral

agregat

Secara keseluruhan nilai VMA

Campuran Lataston lapis permukaan dengan

yang didapat memenuhi persyaratan minimum

nilai VIM 5,49% diperoleh dari proporsi 75/25,

18%.

nilai 5,56% pada proporsi filler 50/50 dan nilai



Stabilitas Campuran Kecenderungan nilai dari stabilitas akan naik

5,57% pada proporsi filler 25/75. Data di atas menunjukkan bahwa fly ash

dengan bertambahnya kadar aspal dan akan

mempunyai tingkat penyerapan aspal yang

mencapai puncaknya di suatu kadar aspal

lebih

tertentu, kemudian penambahan kadar aspal

rendah

dibandingkan

dengan

kapur

padam, disamping itu kadar pemakaian fly ash sebagai

filler

akan

mempengaruhi

akan menurunkan nilai stabilitas.

tingkat

Dalam Tabel 4 dapat dilihat bahwa stabilitas

terisinya rongga udara oleh aspal. Besarnya

tertinggi 1643 kg diperoleh dari proporsi filler

nilai VIM dalam campuran juga dipengaruhi

75/25, nilai 1620 kg dari proporsi filler 50/50

oleh tingkat pemadatan dan kadar aspal.

dan 1484 kg dari proporsi filler 25/75.

Namun dari hasil juga menunjukkan bahwa nilai

Data diatas menunjukan bahwa campuran

VIM yang dihasilkan dari berbagai proporsi filler

Lataston dengan. penggabungan kapur padam

memenuhi persyaratan 3%-6%.

dan



penurunan stabilitas seiring dengan persentase

Rongga Dalam Mineral Agregat (VMA)

fly

ash

menyebabkan

terjadinya

Nilai dari VMA akan sangat menentukan

kenaikan pemakaian fly ash tersebut. Hal ini

durabilitas campuran beraspal disamping nilai

karena tingkat penyerapan dari fly ash terhadap

27

Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume1, Nomor 2, Maret 2006

ISSN : 1858-3709

aspal untuk memodifikasi gradasi agregat halus

nilai 3,50 mm untuk proporsi filler 50/50 dan

lebih rendah dibandingkan dari kapur padam.

nilai 3,40 mm untuk proporsi filler 75/25. Dari

Secara

hasil pengujian kelelehan ini terlihat bahwa

keseluruhan

nilai

stabilitas

yang

diperoleh dari masing-masing proporsi filler ini

pemakaian

dapat memenuhi persyaratan minimum 800 kg.

kemampuan yang lebih baik dalam menahan



deformasi dibandingkan pemakaian fly ash,

Kepadatan(

Berat

isi

)

Campuran

kapur

padam

mempunyai

Lataston

sebab semakin besar persentase pemakaian fly

Dalam Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai

ash semakin tinggi nilai kelelehan yang terjadi.

kepadatan tertinggi diperoleh dari pemakaian

namun nilai-nilai diatas untuk semua proporsi

proporsi filler 75/25 yaitu dengan nilai 2,250

filler masih memenuhi persyaratan min. 2 mm.

3

3

t/m , nilai 2,236 t/m pada pemakaian proporsi filler 50/50,

dan nilai

2,231 t/m

3



dari

pemakaian proporsi filler 25/75.

Marshall Quotient (MQ) Nilai MQ diperoleh dari hasil bagi stabilitas

dengan kelelehan dan merupakan indikator

Nilai diatas menggambarkan bahwa nilai

tingkat kelenturan yang petensial terjadinya

kepadatan akan mengalami penurunan seiring

keretakan suatu campuran beraspal. Semakin

dengan tingkat kenaikan persentase pemakaian

tinggi nilai MQ maka semakin kaku suatu

fly ash. Indikasi ini menunjukkan pula bahwa

campuran tersebut dan semakin rentan pula

tingkat kepadatan campuran lataston turut

terhadap terjadinya keretakan.

dipengaruhi oleh jenis dan komposisi dari filler

Dalam Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai MQ

yang dipakai.

tertinggi diperoleh dari pemakaian proporsi filler



Rongga Terisi Aspal (VFB)

75/25 dengan nilai 486 kg/mm,

Dalam Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai

kg/mm untuk proporsi filler 50/50 dan nilai 402

VFB tertinggi diperoleh dari pemakaian proporsi

nilai 465

kg/mm untuk proporsi filler 25/75. Nilai-nilai

filler 75/25 yaitu dengan nilai 72,70%, nilai

diatas

menunjukkan

bahwa

72,68% dari proporsi filler 50/50 dan 72,60%

kelenturan campuran Lataston dari pemakaian

dari proporsi filler 25/75.

gabungan kapur padam dan fly ash sebagai

Perbedaan nilai-nilai VFB diatas menunjuk

filler memberikan nilai yang baik sebab nilai-

kan tingkat penyerapan rongga dalam mineral

nilai

agregat (VMA) terhadap aspal efektif. Dari

memenuhi persyaratan minimum yaitu 200

gabungan kapur padam dan fly ash semua nilai

kg/mm.

VFB yang diperoleh memenuhi batas minimum



65%. 

Analisa

untuk

Kinerja

semua

proporsi

Campuran

filler

Lataston

Pada Rendaman Marshall

Kelelehan ( Flow ) Kelelehan merupakan indikator terhadap

kelenturan

diatas

Pengujian

rendaman

dimaksudkan untuk

Marshall

ini

mengetahui ketahanan

atau perubahan bentuk plastis

atau keawetan (durabilitas) campuran terhadap

campuran beraspal yang diakibatkan oleh

perubahan suhu (lingkungan) dan pengaruh air.

beban.

Parameter pengukurannya dinyatakan dengan

Dalam Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai kelelehan tertinggi diperoleh dari pemakaian proporsi filler 25/75 dengan nilai 3,70 mm dan

stabilitas sisa. Dalam Tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai stabilitas

sisa

tertinggi

diperoleh

dari

28

Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume1, Nomor 2, Maret 2006

ISSN : 1858-3709

pemakaian proporsi filler 75/25 dengan nilai

dengan

84,7%, nilai 83,6% untuk proporsi filler 50/50

penyerapannya lebih besar dari pemakaian

dan 83,4% untuk proporsi filler 25/75 yang

filler fly ash.

merupakan

nilai

terendah.

Indikasi

ini

3. Kinerja

kandungan

campuran

kapur

lataston

padam

terhadap

rendah

Stabilitas pada kondisi KAO kepadatan

persentase pemakaian kapur padam maka

mutlak menunjukkan bahwa pemakaian

semakin berkurang durabilitas dari campuran

gabungan kapur padam dan fly ash sebagai

Lataston tersebut, dengan kata lain kapur

filler pada proporsi 75/25 nilainya lebih

padam dapat menyebabkan campuran Lataston

tinggi dari proporsi 50/50 dan 25/75.

menjadi awet. Namun secara keseluruhan

Indikasi

stabilitas

kemampuan

campuran

berbagai proporsi filer memenuhi persyaratan

permukaan

dengan

minimum 75%.

gabungan kapur padam dan fly ash sebagai

menunjukkan

bahwa

sisa

semakin

campuran

Lataston

untuk

ini

menunjukkan

bahwa

Lataston

lapis

menggunakan

filler cukup baik untuk menerima beban tanpa mengalami perubahan bentuk tetap.

V. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil

4. Kinerja

campuran

Lataston

terhadap

durabilitas pada kondisi KAO kepadatan

penelitian ini adalah sebagai berikut : berbagai

mutlak yang dilakukan melalui pengujian

proporsi filler yang merupakan gabungan

rendaman Marshall menunjukkan bahwa,

kapur padam dan fly ash ( 75/25, 50/50 dan

pemakaian gabungan kapur padam dan fly

25/75 ), dapat memenuhi semua kriteria

ash sebagai filler dengan proporsi 75/25,

perancangan pada setiap kadar aspal

50/50 dan 25/75, menghasilkan stabilitas

optimumnya ( KAO ) yaitu VIM( 3%-6% ),

sisa yang cukup baik. ( nilainya besar dari

VMA ( Min.18% ), VFB

batas minimum 75 % yang disyaratkan ).

1. Campuran

Lataston

dengan

( Min.65%

), Stabilitas ( Min.800 kg ), Kelelehan ( Min.2 mm ), MQ

( Min.200 kg/mm ),

5. Dari keseluruhan hasil kinerja campuran Lataston

yang

diperoleh

menunjukkan

Stabilitas sisa ( Min.75% ) dan VIMref ( 3%-

bahwa, gabungan kapur padam dan fly ash

5% ).

memenuhi persyaratan untuk dapat dipakai diperoleh,

sebagai filler dalam campuran Lataston,

campuran Lataston dengan proporsi 75/25

sehingga kapur padam hasil industri rakyat

menghasilkan KAO kepadatan mutlak 8,0

yang terdapat di Kota Padang Panjang dan

% yaitu lebih besar dari proporsi 50/50 (

fly ash yang merupakan limbah batu bara

7,8 % ) dan proporsi

yang dihasilkan PLTU Sijantang Sawah

2. Dari

hasil

Indikasi

pengujian

ini

mengalami

yang

25/75 ( 7,7% ).

menunjukkan penurunan

nya

Lunto Sumatera Barat dapat dipakai untuk

dengan

filler dalam campuran Lataston sebagai

KAO

seiring

tingkat persentase penurunan pemakaian kapur

padam

kenaikan

dan

pemakaian

tingkat fly

bahan pengganti semen.

persentase ash

dalam

gabungan tersebut. Hal ini juga sekali gus menunjukkan bahwa campuran Lataston

29

Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa Volume1, Nomor 2, Maret 2006



DAFTAR PUSTAKA 

SZATKOWSKI,

W,S,

Resistance to Deformation , Conference on

Sampling and Testing, Part I Specifications,

Rolled Asphalt Surfacing, Institution of Civil

15 th Edition, AASHTO

Engineers,London,pp, 107-122.

BRITISH STANDARD INSTITUTION , BS-

with

Rolled

for Transportation Materials and Methods of



Course

),

Asphalt

Publication ,

Wearing

(1979

AASHTO, ( 1990 ),Standard Specifications

Washington. 

ISSN : 1858-3709

high

SHEEL BITUMEN, (1990 ). Sheel Bitumen Handbook, Sheel Bitumen, UK.

594, ( 1992 ), Specification for Constituent Material and Asphalt Mixtures , Hot Rolled Asphalt

for

Road

and

Paved

Areas,

London. 

BRITISH STANDARD INSTITUTION , BS812, ( 1975 ), Method for Sampling and Testing of Mineral Aggregates, sands and Fillers, London.



BINA

MARGA

,(

1983

),

Petunjuk

Pelaksanaan Lapis Tipis Aspal Beton( Lataston ), No. 12/PT/B/1983, Directorate General of Highways , Jakarta. 

DEPARTEMEN 1999,

PEKERJAAN

Rancangan

SK

SNI

UMUM, Standar

:

Spesifikasi Campuran Beraspal Panas, Bandung. 

FINN,F.N,(1967), Factor involved in design of asphaltic Pavement Surfaces, NCHRP REPORT 39.



HARTOM, ( 1984 ) ,The Influence og Fine Aggregate Type on the Resistance Permanent

to

Deformation of Hot Rolled

Asphalt, Magister

Thesis, STJR – ITB,

Bandung. 

KNIGHT,V.A. DOWDESWELL,D.A.(1979),

and Designing

Rolled Asphalt Wearing Course to Resist Deformation, Conference in Rolled Asphalt Road Surfacing, ICE, London. 

ROBERT S.BOYNTON.(1965), Executive Director Nat Lime Ass.Washington D.C. Chemestry and Technology of Limestone. Intercience Publisher.New York.1965.

30