Prinsip kerja dari motor bensin adalah berdasar siklus udara pada volume
konstan (Otto cycle) atau biasa disebut siklus ideal motor bensin. Dalam.
PENGARUH PUTARAN DAN PEMBUKAAN KATUP GAS TERHADAP KINERJA VARIABLE COMPRESSION RATIO PETROL ENGINE (VCRPE) DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM-PERTAMAX (PREMIX)
IMPACT OF GAS VALVE (TROTLLE) ROTATION AND OPENING ON PERFORMANCE OF (VCRPE) BY USING PREMIUM-PERTAMAX (PREMIX) FUEL MIXTURE
Dian Mahdiansah, Effendy Arif, Wahyu H. Piarah
Teknik Mesin,Universitas Hasanuddin Makassar
Alamat Korespondensi: Dian Mahdiansah, S.Pd Universitas Negeri Makassar Provinsi Sul - Sel HP: 081242083273 Email:
[email protected]
ABSTRAK Untuk pemanfaatan secara optimal sumber daya energi yang tersedia di Indonesia, adalah dengan penganekaragaman penggunaan sumber energi terutama sumber energi yang terbarukan. Penelitian ini bertujuan: 1). Mengetahui pengaruh perbandingan komposisi campuran bahan bakar premium dan pertamax (premix);2). Mengetahui pengaruh variasi bukaan katup (trotlle) gas;3).Mengetahui pengaruh Ratio kompressi mesinterhadap kinerjamesin Variable Compression Ratio Petrol Engine (VCRPE).Hasil penelitian menunjukkan pada komposisi bahan bakar pertamax 50 % + premium 50 % daya yang dihasilkan sebesar 4,337 kW; Pada putaran 1900 rpm dengan konsumsi bahan bakar spesifik 0,361 kg/kWh; dan (ƞVOL) maksimum 62,81%; (ƞth) 23,36%. Pada komposisi bahan bakar pertamax 75 % + premium 25 % daya yang dihasilkan sebesar 4,457 kW; Pada putaran 1900 rpm dengan konsumsi bahan bakar spesifik 0,347 kg/kWh; dan (ƞVOL)maksimum 63,08%; (ƞth ) 24,36%. Pada komposisi bahan bakar pertamax 25 % + premium 75 % daya yang dihasilkan sebesar 4,218 kW; Pada putaran 1900 rpm dengan konsumsi bahan bakar spesifik 0,383 kg/kWh; dan(ƞVOL) maksimum 59,00%; (ƞth) 22,04%.Kinerja mesin (VCRPE) Pada (trotlle) gas 50% daya yang dihasilkan sebesar 3,323 kW. Konsumsi bahan bakar spesifik 0,454 kg/kWh; dan (ƞVOL) maksimum 42,63%; (ƞVOL) 18,51%. Pada (trotlle) gas 75% daya yang dihasilkan sebesar 3,880 kW. Konsumsi bahanbakar spesifik 0,370 kg/kWh; dan maksimum (ƞVOL) 42,28%; (ƞth) 22,31%. Pada (trotlle) gas 100% daya yang dihasilkan sebesar 4,517 kW. Konsumsi bahan bakar spesifik 0,334 kg/kWh; dan (ƞVOL)maksimum 63,03%; (ƞth) 24,75%.Kinerja mesin (VCRPE) terhadap variasi Rasio Kompressi (Rk) Kinerja mesin yang dihasilkan pada variasi Rk 8 sebesar 4,337 kW; Pada putaran 1900 rpm dengan konsumsi bahan bakar spesifik 0,361 kg/kWh; dan (ƞVOL) maksimum 62,81%; (ƞth) 23,36%. Kinerja mesin yang dihasilkan pada variasi Rk 9 sebesar 4,477 kW; Konsumsi bahan bakar spesifik 0,393 kg/kWh; dan (ƞVOL) maksimum 58,05%; (ƞth) 21,42%. Kinerja mesin yang dihasilkan pada variasi Rk 10 sebesar 4,517 kW; Konsumsi bahan bakar spesifik 0,334 kg/kWh; dan (ƞVOL)maksimum 63,03%; (ƞth) 24,75%. Bahwa Berdasarkan hasil penelitian ini, diketahui bahwa campuran bahan bakar (fuel mixture) Pertamax 75% + Premium 25% lebih cenderung menghasilkan: 1). Daya yang lebih besar, 2). Komsumsi bahan bakar spesifik ( ) yang lebih rendah. 3). Nilai efisiensi termis maksimum. 4). Nilai efisiensi volumetris mesin (VCRPE) berkisar antara 80 – 90 %. Kata kunci : Bahan bakar; Kinerja Mesin VCRPE
ABSTRACT This study aims to determine: 1). The effect of composition ratio and premium fuel mixture pertamax (premix); 2). Determine the effect of variations in the trotlle opening (trotlle) gas; 3). Determine the effect of engine compression ratio on the performance of the Variable Compression Ratio engine Petrol Engine (VCRPE).The results showed the composition of the fuel first to 50% + 50% premium for power generated 4.337 kW; At 1900 rpm rotation with a specific fuel consumption of 0.361 kg/kWh, and (ƞVOL) maximum 62.81%; (ƞth ) 23, of 36%. On the composition of the fuel first to 75% + 25% premium for power generated 4.457 kW; At 1900 rpm rotation with a specific fuel consumption of 0.347 kg/kWh, and (ƞVOL) maximum 63.08%; (ƞth) 24.36%. On the composition of the fuel first to 25% + 75% premium for power generated 4.218 kW; At 1900 rpm rotation with a specific fuel consumption of 0.383 kg/kWh, and (ƞVOL) maximum 59.00%; (ƞth ) 22.04%. Engine performance (VCRPE) in (trotlle) gas 50% of the power generated at 3.323 kW. Specific fuel consumption of 0.454 kg/kWh, and (ƞVOL) maximum 42.63%; (ƞth) 18.51%. In (trotlle) gas 75% of power generated at 3.880 kW. Specific fuel consumption of 0.370 kg/kWh, and (ƞVOL) maximum 42.28%; (ƞth) 22.31%. In (trotlle) gas 100% of power generated at 4.517 kW. Specific fuel consumption of 0.334 kg/kWh, and (ƞVOL) maximum 63.03%; (ƞth) 24.75%.Engine performance (VCRPE) to variations Compression Ratio (Rk) 8 of 4.337 kW Rk; At 1900 rpm rotation with a specific fuel consumption of 0.361 kg/kWh, and (ƞVOL) maximum 62.81%; (ƞth) 23.36%. Engine performance (VCRPE) to variations Compression Ratio (Rk) 9 of of 4.477 kW; specific fuel consumption of 0.393 kg/kWh, and (ƞVOL) a maximum of 58.05%; (ƞth) 21.42%, and (ƞVOL) maximum 63.03%; (ƞth) 24.75%.Engine performance (VCRPE) to variations Compression Ratio (Rk) 10 of 4.517 kW; specific fuel consumption of 0.334 kg/kWh, and (ƞVOL) a maximum of 63.03%; (ƞth ) 24.75%. Keywords :Fuel; Engine performance (VCRPE)
PENDAHULUAN Saat ini pemakaian motor bensin dari tahun ke tahun semakin meningkat. Data statistik polisi Indonesia pada tahun 2010 jumlah kendaraan bermotor di Indonesia sekitar 26.706.705 kendaraan, tahun 2011 berjumlah 30.769.093 kendaraan dan 2012 berjumlah 38.156.278 kendaraan. Hal ini mengakibatkan komsumsi pemakaian bahan bakar minyak bumi meningkat. Hal tersebut tentu sangat mengkhawatirkan, karena dengan peningkatan pemakaian bahan bakar minyak bumi maka cadangan minyak bumi akan semakin berkurang sedangkan kebutuhan akan minyak bumi terus bertambah. Cadangan minyak di bumi Indonesia saat ini adalah 4,8 miliar barel dan setiap tahun Indonesia memproduksi 550 juta barel (Intisari, Maret 2012). Diprediksikan pada 2013, jumlah impor BBM akan meningkat menjadi sekitar 60%-70% dari kebutuhan dalam negeri. Fakta itu akan menjadikan Indonesia pengimpor BBM terbesar di Asia. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), sebagaimana dimuat tempo.com edisi 4 April 2012, mengaku akan terus mencari cara untuk mengatur volume konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi. Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo mengeluarkan wacana untuk menyediakan bahan bakar jenis campuran antara Premium dan Pertamax(Premix).Oleh karena itu, peneliti dalam tesis ini mencoba membahas tentang Analisis Pengaruh Pemakaian Campuran Bahan Bakar Premium-Pertamax (Premix) Terhadap Kinerja Mesin Variable Compression Ratio Petrol Engine (VCRPE). 1. Premium Premium (Bensin) diperoleh dari minyak mentah yang dipompa dari perut bumi dan biasa disebut crude oil, dengan proses destilasi atau penyulingan minyak mentah, bensin diperoleh pada temperatur 150 oC, cairan ini mengandung hidrokarbon. Atom-atom karbon dalam minyakmentah saling berhubungan membentuk rantai dengan panjang yang berbedabeda.Secara sederhana bensin tersusun dari hidrokarbon rantai lurus dengan rumus kimia CnH2n+2, mulai dari C7 (heptana) sampai dengan C11. dengan kata lain bensin terbuat dari molekul yang hanya terdiri dari hidrogen dan karbon, saling terikat satu dengan yang lainnya sehingga membentuk rantai. 2.
Pertamax Pertamax adalah motor gasoline tanpa timbal dengan kandungan aditif lengkap
generasi mutakhir yang dapat membersihkan Intake Valve Port Fuel Injector dan ruang bakar dari karbon deposit. Pertamax mempunyai RON 92 (Research OctaneNumber) yang dianjurkan juga untuk kendaraan berbahan bakar bensin dengan perbandingan kompresi tinggi. Diketahui bahwa karena kadar oktan yang terkandung dalam pertamax lebih tinggi
dibandingkan premium, mengakibatkan produk bensin super ini diyakini dapat memberikan prestasi mesin yang lebih bagus dan perawatan mesin lebih baik dibanding menggunakan premium. 3. Karakteristik Nilai Kalor Bahan Bakar Reaksi kimia antara bahan bakar dengan oksigen dari udara menghasilkan panas.Besarnya panas yang ditimbulkan jika satu satuan bahan bakar di bakar sempurna disebut nilai kalor bahan bakar (calorificvalue). Berdasarkan ikut tidaknya panas laten pengembunan uap air dihitung sebagai bagian dari nilai kalor suatu bahan bakar, maka nilai kalor bahan bakar dapat dibedakan menjadi nilai kalor bawah dan nilai kalor atas. 4.
Motor Bensin 4 Langkah Motor bensin merupakan salah satu penggerak mula yang berperan penting sebagai
tenaga penggerak. Pada motor bensin untuk mendapatkan energi termal diperlukan proses pembakaran dengan menggunakan campuran bahan bakar dan udara di dalam mesin, sehingga motor bensin disebut juga sebagai motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engine). Di dalam proses pembakaran ini gas hasil pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja. Prinsip kerja dari motor bensin adalah berdasar siklus udara pada volume konstan (Otto cycle) atau biasa disebut siklus ideal motor bensin. Dalam kenyataannya siklus ideal ini sulit terjadi.Gambar dibawah ini menunjukkan siklus sebenarnya dari motor bensin. Keterangan gambar 0 – 1 : langka hisap 1 – 2 : langkah kompressi 2 – 3 : proses pembakaran 3 – 4 : langkah ekspansi 4 – 1 : langkah buang Gambar 1. Diagram P - V motor bensin
Gambar 2. Diagram P - V dan T – S Siklus Otto
Proses pembakaran campuran udara-bahan bakar yang bertekanan dan bertemperatur tinggi karena proses kompressi tadi, dinyalakan dengan loncatan bunga api oleh busi sehingga terbakar. Proses ini terjadi pada saat torak berada sesaat sebelum TMA. Tekanan gas hasil pembakaran yang tinggi menyebabkan adanya gaya pada puncak torak yang mampu mendorong torak mencapai TMB. Rumus yang Digunakan Untuk Mengukur KinerjaMesin (VCRPE) Adapun rumus yang digunakan dalam pengukuran kinerja mesin(VCRPE) adalah : 1. Daya efektif ( ) =
. 9549.305
Dimana : 9549,305 = konstanta dynamometer 2. Konsumsi Bahan Bakar, FC (kg/h) =
. 10
Dengan : Vgu ρf t 10-3
. 3600
(
/ℎ )
= Volume gelas ukur = Massa jenis bahan bakar = Waktu untuk menghabiskan bb = Faktor konversi dari cc ke liter
3. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik, SFC (kg/kWh) =
(
ℎ)
4. Efesiensi Termis Efektif, Ƞt (%) =
. 3600
(
)
Dengan : Qtot = Energi bahan bakar (kW) LHV = Nilai kalor bawah bahan bakar 3600 = Faktor konversi jam ke detik 5. Tekanan Efektif Rata-rata, MEP (kN/m2) 60 . . = . Dengan VL = Volume langkah torak 60 = Faktor konversi dari menit ke detik Ka = Konstanta untuk motor 4 langkah Pe = Daya efektif (kW) n = putaran poros (Rpm)
6. Konsumsi Udara Teoritik, Mt (kg/h) . . . 60 = ℎ Dengan n = Putaran Poros (rpm) ρud = Massa jenis udara pd kond.masuk (kg/m3) Ka = Putaran engkol 60 = faktor konv.satuan put.dari menit ke jam Vl = Volume langkah d = Diameter silinder 7. Konsumsi Udara Aktual, Ma (kg/h) = Dengan k do c
. . 4
. .
ℎ
= Konstanta discaharger = diameter orifice = kecepatan aliran udara (m/detik)
8. Efesiensi Volumetrik, Ƞv (%) 100 (%)
=
9. Rasio Udara-Bahan bakar,AFR = Dengan Ma FC
= Konsumsi udara sesungguhnya (kg/h) = Konsumsi bahan bakar (kg/h)
METODE PENELITIAN Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Motor Bakar Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Kampus Tamalanrea Jln. Perintis Kemerdekaan. Adapun waktu penelitian dimulai pada bulan September sampai dengan bulan Nopember 2012. Bahan Penelitian Mesin yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Mesin Variable Compression Ratio Petrol Engine (VCRPE), dengan spesifikasi sebagai berikut : Type
: 1 – cylinder, carburator
Variable Copression
: 8, 9 dan 10
Compression ratio
: 4:1 ÷
Maksimum speed (rpm)
: 2.200
Displacement (cc)
: 468
10 : 1
Bore x stroke (mm)
: 85 x 82,5
Jumlah langkah
: 4
Maximum power output (kW)
: 5
dan adapun alat yang digunakan untuk penelitian yaitu : 1. Pengujian Dinamometer hydraulic 2. Tachometer 3. Fuel Gauge lnclined manometer 4. Termokopel. 5. Termometer dan barometer Metode Penelitian Adapun prosedur dan persyaratan pengujian pada penelitian ini meliputi tahapantahapan sebagai berikut : a). Kasus 1 Pengukurandilakukan dengan data sebagai berikut: 1) Untuk kasus 1. Pembukaan katup gas (Trotlle) yang digunakan 100%. 2) Bahan bakar : Premium murni 100% Pertamax murni 100% Premium 50% + Pertamax 50% Premium 25% + Pertamax 75% Premium 75% + Pertamax 25% 3) Rasio kompressi 8, 9, dan 10 4) Putaran poros mesin : 1500, 1700, 1900, 2100, dan 2200 rpm PEMBAHASAN 1. Kinerja Mesin Variable Compression Ratio Petrol Engine (VCRPE) a. Hub. Daya Efektif (
)terhadap Putaran( )
Dari gambar 10.Menunjukkan Hubungan Daya Efektif (
)terhadap Putaran ( )
dimana adanya kenaikan daya efektif seiring dengan meningkatnya putaran untuk setiap konsentrasi.Untuk konsentrasipertamax 100% menunjukan bahwa daya efektif maksimum dicapai pada putaran 1900 rpm 4,517 kW dan daya efektif minimum dicapai pada putaran 1500 rpm adalah 3,173 kW. Sedangkan untuk konsentrasi campuran pertamax 75% + premium 25% menunjukan bahwa daya efektif maksimum dicapai pada putaran 1900 rpm 4,457 kW dan daya efektif minimum dicapai pada putaran 1500 rpm adalah 3,142 kW. Pada konsentrasi campuran pertamax 50% + premium 50% daya efektif maksimum dicapai pada putaran 1900 rpm adalah 4,337 kW dan daya efektif minimum dicapai pada putaran
1500 rpm adalah 3,032 kW. Pada konsentrasi campuran pertamax 25% + premium 75% daya efektif maksimum dicapai pada putaran 1900 rpm adalah 4,218 kW dan daya efektif minimum dicapai pada putaran 1500 rpm adalah 2,953 kW. Sedangkan pada konsentrasi premium 100% menunjukan bahwa daya efektif maksimum dicapai pada putaran 1900 rpm 4,218 kW dan daya efektif minimum dicapai pada putaran 1500 rpm adalah 2,859 kW.
Untuk pembukaan trotlle 100%, Rk 10 nilai daya efektif ( )dari hasil penelitian diperoleh daya efektif ( )sebesar 4,517 kW, pada putaran 1900 rpm untuk bahan bakar pertamax murni, kemudian mengalami penurunan pada putaran 2200 rpm sebesar 3,917 kW. Selanjutnya bahan bakar campuran pertamax 75% + premium 25% diperoleh sebesar 4,457 kW. Bahan bakar campuran pertamax 50% + premium 50% diperoleh sebesar 4,337 kW. Bahan bakar campuran pertamax 25% + premium 75% diperoleh sebesar 4,337 kW. Bahan bakar premium murni diperoleh sebesar 4,218 kW. b. Hub. Pemakaian Bahan Bakar (
) terhadap Putaran ( )
Dari gambar 11.Menunjukkan Hubungan Pemakaian Bahan Bakar (
) terhadap
Putaran ( )dimanaadanya kenaikan konsumsi bahan bakar seiring naiknya putaran, dimana konsumsi bahan bakar terbesar terjadi pada konsentrasi bahan bakar premium 100% adalah 3,686 kg/h dicapai pada putaran 2200 rpm, dan konsumsi bahan bakar minimumnya dicapai pada putaran 1500 rpm sebesar 1,502 kg/h.Sedangkan untuk konsentrasi bahan bakar pertamax 100%, terlihat bahwa, konsumsi bahan bakar terendah dibandingkan dengan bahan bakar premium dan campuran bahan bakar sebesar 1,377 kg/h dicapai pada putaran 1500 rpm. Sedangkan konsumsi bahan bakar maksimum diperoleh pada putaran 2200 rpm sebesar 1,634 kg/h.Untuk konsentrasi campuran pertamax 75% + premium 25% menunjukan
konsumsi bahan bakar adalah 1,407 kg/h dicapai pada putaran 1500 rpm. Pada konsentrasi campuran pertamax 50% + premium 50% konsumsi bahan bakar terbesar dicapai pada putaran 2200 rpm adalah 1,688 kg/h dan konsumsi bahan bakar minimum dicapai pada putaran 1500 rpm adalah 1,433 kg/h. Pada konsentrasi campuran pertamax 25% + premium 75% menunjukan konsumsi bahan bakar terbesar adalah 3,778 kg/h dicapai pada putaran 2200 rpm, sedangkan konsumsi bahan bakar minimum dicapai pada putaran 1500 rpm adalah 1,447 kg/h.
Untuk pembukaan trotlle 100%, pada Rk 10 nilai komsumsi bahan bakar (FC) dari hasil penelitian diperoleh sebesar 3,686 kg/h, pada putaran 2200 rpm untuk bahan bakar premium 100%, kemudian konsumsi bahan bakar yang diperoleh pada putaran 2200 rpm sebesar 1,773 kg/h. c. Hub. Komsumsi Bahan Bakar Spesifik(
)terhadap Putaran( )
Dari gambar 12.Menunjukkan grafikHubungan Pemakaian Bahan Bakar Spesifik(
) terhadap Putaran ( )menunjukkan adanya penurunan komsumsi bahan
bakar spesifikseiring dengan meningkatnya putaran poros untuk setiap konsentrasi. Untuk konsentrasi Spesifik(
pertamax
100%
menunjukan
bahwa
Pemakaian
Bahan
Bakar
)sebesar 0,334 kg/kWh dicapai pada putaran 1900 rpm. Sedangkan pada
konsentrasi campuran pertamax 75% + premium 25%menunjukan bahwa Pemakaian Bahan Bakar Spesifik(
)sebesar 0,347 kg/kWh dicapai pada putaran 1900 rpm
Pada konsentrasi campuran pertamax 50% + premium 50% menunjukan bahwa Pemakaian Bahan Bakar Spesifik( rpm.
)sebesar 0,361 kg/kWh dicapai pada putaran 1900
Selanjutnya untuk konsentrasi campuran pertamax 25% + premium 75% menunjukan bahwa Pemakaian Bahan Bakar Spesifik(
)sebesar0,383 kg/kWh dicapai pada putaran
1900 rpm. Sedangkan untuk konsentrasi premium 100% menunjukan bahwa Pemakaian Bahan Bakar Spesifik(
)sebesar 0,394 kg/kWh dicapai pada putaran 1900 rpm.
Sedangkan untukpembukaan trotlle 100%, Rk 10 nilai komsumsi bahan bakar spesifik (SFC) dari hasil penelitian diperoleh sebesar 0,648 kg/kWh, pada putaran 1500 rpm untuk bahan bakar premium murni, kemudian mengalami penurunan pada putaran 2200 rpm sebesar 0,492 kg/kWh. Untukpembukaan trotlle 75%, Rk 10 nilai komsumsi bahan bakar spesifik (SFC) dari hasil penelitian diperoleh sebesar 0,767 kg/kWh, pada putaran 1500 rpm untuk bahan bakar premium murni, kemudian mengalami penurunan pada putaran 2200 rpm sebesar 0,558 kg/kWh. Untukpembukaan trotlle 50%, Rk 10 nilai komsumsi bahan bakar spesifik (SFC) dari hasil penelitian diperoleh sebesar 0,767 kg/kWh, pada putaran 1500 rpm untuk bahan bakar premium murni, kemudian mengalami penurunan pada putaran 2200 rpm sebesar 0,558 kg/kWh. d. Hub. Efisiensi Termis Efektif ƞ
terhadap Putaran( )
Dari gambar 13.Menunjukkan grafik Hubungan Efisiensi Termis Efektif ƞ
terhadap Putaran( )dimana adanya kenaikan seiring dengan meningkatnya putaran
untuk setiap konsentrasi.Efisiensi Termis Efektif ƞ kompressi, namun kenaikan
ƞ
ini pun dipengaruhi oleh naiknya rasio
ini tidak mencapai rasio kompressi maksimum.Untuk
konsentrasi pertamax 100% menunjukan bahwa efisiensi termis efektif ƞ dicapai pada putaran 1900 rpm.
sebesar24,75%
Sedangkan untuk konsentrasi campuran pertamax 75% + premium 25% ƞ
sebesar
24,36% dicapai pada putaran poros mesin 1900 rpm. Pada konsentrasi campuran pertamax 50% + premium 50% ƞ
sebesar 23,36% dicapai pada putaran poros mesin 1900 rpm.
Selanjutnya pada konsentrasi campuran pertamax 25% + premium 75% ƞ 22,04% dicapai pada putaran poros mesin 1900 rpm, dan ƞ
sebesar
akan turun pada saat putaran
2200 rpm sebesar 18,36%. Sedangkan untuk konsentrasi premium 100% diperoleh ƞ
itu
sebesar21,38% pada putaran 1900 rpm, selanjutnya akan turun pada putaran 2200 sebesar 17,44%.Untuk pembukaan trotlle 100% nilai (ƞ )dengan Rk 9 yang tertinggi adalah 22,991% pada bahan bakar pertamax murni dan pada putaran 1900 rpm; dan akan mengalami penurunan pada putaran 2200 rpm dengan Rk 10 nilai sebesar 13,121%.Untuk pembukaan trotlle 75% nilai (ƞ )dengan Rk 10 yang tertinggi adalah sebesar 22,470%. pada bahan bakar premium murni dan pada putaran 1900 rpm; dan akan mengalami penurunan pada putaran 2200 rpm dengan nilai sebesar 12,610% pada Rk 8.Untuk pembukaan trotlle 50% nilai (ƞ )dengan Rk 10 yang tertinggi adalah 18,519% pada premium murni dengan putaran 1900 rpm; dan akan mengalami penurunan pada putaran 2200 rpm dengan nilai sebesar 12,50% pada Rk 10 pada campuran bahan bakar premium. e. Hub. Tekanan Efektif Rata-rata (
) terhadap Putaran( )
Dari gambar 14.Menunjukkan grafik HubunganTekanan Efektif Rata-rata (
)
terhadap Putaran( )dimana adanya kenaikan tekanan efektif rata-rata seiring dengan meningkatnya putaran poros mesin untuk setiap konsentrasi.Untuk konsentrasi pertamax 100% tekanan efektif rata-rata(
)diperoleh sebesar 609,406 kN/m2 dicapai pada putaran
1900 rpm. Untuk konsentrasi campuran pertamax 75% + premium 25%(
)diperoleh
sebesar 569,137 kN/m2 dicapai pada putaran 1900 rpm.
f. Hub. Efisiensi Volumetris ƞ
terhadap Putaran( )
Dari gambar 15.Menunjukkan grafik Hubungan Efisiensi Volumetris ƞ terhadap Putaran( )dimanamenunjukkan bahwa besarnya perubahan nilai
ƞ
turun
secara teratur seiring dengan perubahanSFC dan pada putaran poros mesin.Untuk konsentrasi pertamax 100% menunjukan bahwa efisiensi volumetris ƞ putaran 1500 rpm sebesar 72,52%, efisiensi volumetris ƞ
maksimum diperoleh pada minimumnya sebesar 47,40%
dicapai pada putaran 2200 rpm.
Sedangkan untuk konsentrasi campuran pertamax 75% + premium 25% menunjukan bahwa efisiensi volumetris(ƞ
)maksimum diperoleh pada putaran 1500 rpm sebesar 71,47%,
efisiensi volumetris(ƞ
)minimumnya sebesar 46,65% dicapai pada putaran 2200 rpm.
Untuk konsentrasi campuran pertamax 50% + premium 50% menunjukan bahwa efisiensi volumetris(ƞ
)maksimum diperoleh pada putaran 1500 rpm sebesar 71,09%, efisiensi
volumetris(ƞ
)minimumnya sebesar 46,38% dicapai pada putaran 2200 rpm.
Pada
konsentrasi
campuran
pertamax
25%
+
premium
75%
efisiensi
volumetris(ƞ
)maksimum diperoleh pada putaran 1500 rpm sebesar 69,96%, efisiensi
volumetris(ƞ
)minimumnya sebesar 44,75% dicapai pada putaran 2200 rpm. Sedangkan
Pada premium 100% efisiensi volumetris(ƞ sebesar 69,58%, efisiensi volumetris(ƞ
)maksimum diperoleh pada putaran 1500 rpm )minimumnya sebesar 44,20% dicapai pada
putaran 2200 rpm. Untuk pembukaan trotlle 100% nilai ƞ
dengan Rk 10 yang tertinggi
adalah 72,520% pada bahan bakar pertamax murni dan diikuti pada campuran bahan bakar premium 25% + pertamax 75%, sebesar 71,475%, dan mengalami penurunan 42,4063% dengan Rk 8 pada putaran 2200 rpm.Untuk pembukaan trotlle 75% nilai ƞ v dengan Rk 8 yang tertinggi adalah 51,267% pada bahan bakar premium murni dan pada putaran 1900 rpm; dan akan mengalami penurunan pada putaran 2200 rpm dengan nilai sebesar 37,215%. Untuk pembukaan trotlle 50% nilai ƞv dengan Rk 9 yang tertinggi adalah 50,760% pada premium 50% + pertamax 50% dengan putaran 1500 rpm; dan akan mengalami penurunan pada putaran 2200 rpm dengan nilai sebesar 37,215% pada Rk 9 pada bahan bakar pertamax. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan Dari hasil analisa dan pembahasan data penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Berdasarkan dari tujuan penelitian ini diperoleh bahwa kinerja mesin terhadap Campuran Bahan bakar yang dihasilkan adalah sebagai berikut: a) Pada komposisi bahan bakar pertamax 50 % + premium 50 % daya yang dihasilkan sebesar 4,337 kW; Pada putaran 1900 rpm dengan konsumsi bahan bakar spesifik 0,361 kg/kWh; dan ƞ
maksimum 62,81%; ƞ
23,36%.
b) Pada komposisi bahan bakar pertamax 75 % + premium 25 % daya yang dihasilkan sebesar 4,457 kW; Pada putaran 1900 rpm dengan konsumsi bahan bakar spesifik 0,347 kg/kWh; dan ƞ
maksimum 63,08%; ƞ
24,36%.
c) Pada komposisi bahan bakar pertamax 25 % + premium 75 % daya yang dihasilkan sebesar 4,218 kW; Pada putaran 1900 rpm dengan konsumsi bahan bakar spesifik 0,383 kg/kWh; dan ƞ
maksimum 59,00%; ƞ
22,04%.
2.
Kinerja mesin (VCRPE) terhadap Variasi Bukaan Katup (Trotlle) yang dihasilkan adalah sebagai berikut: a) Pada (trotlle) gas 50% daya yang dihasilkan sebesar 3,323 kW. Konsumsi bahan bakar spesifik 0,454 kg/kWh; dan ƞ
maksimum 42,63%; ƞ
18,51%.
b) Pada (trotlle) gas 75% daya yang dihasilkan sebesar 3,880 kW. Konsumsi bahan bakar spesifik 0,370 kg/kWh; dan ƞ
78
maksimum 42,28%; ƞ
22,31%.
c) Pada (trotlle) gas 100% daya yang dihasilkan sebesar 4,517 kW. Konsumsi bahan bakar spesifik 0,334 kg/kWh; dan ƞ 3.
maksimum 63,03%; ƞ
24,75%.
Kinerja mesin (VCRPE) terhadap variasi Rasio Kompressi (Rk) yang dihasilkan adalah sebagai berikut: a) Kinerja mesin yang dihasilkan pada variasi Rk 8 sebesar 4,337 kW; Pada putaran 1900 rpm dengan konsumsi bahan bakar spesifik 0,361 kg/kWh; dan maksimum 62,81%; ƞ
ƞ
23,36%.
a) Kinerja mesin yang dihasilkan pada variasi Rk 9 sebesar 4,477 kW; Konsumsi bahan bakar spesifik 0,393 kg/kWh; dan ƞ
maksimum 58,05%; ƞ
21,42%.
b) Kinerja mesin yang dihasilkan pada variasi Rk 10 sebesar 4,517 kW; Konsumsi bahan bakar spesifik 0,334 kg/kWh; dan ƞ
maksimum 63,03%; ƞ
24,75%.
2. Saran 1. Berdasarkan hasil penelitian ini, diketahui bahwa campuran bahan bakar (fuel mixture) Pertamax 75% + Premium 25%lebih cenderung menghasilkan:1). Daya yang lebih besar,Komsumsi bahan bakar spesifik (
)yang lebih rendah di karenakan kualitas
pembakaran yang semakin baik dipengaruhi oleh kualitas bahan bakar yang semakin baik pula, yang ditunjukkan pada sifat kemudahan penguapan dan peningkatan angka oktan dari konsentrasi pencampuran (Pertamax + Premium);3). Nilai efisiensi termis maksimum dicapai jika pada rasio bahan bakar lebihsedikit serta; 4). Nilai efisiensi volumetris mesin (VCRPE) berkisar antara 80 – 90 % hal ini berarti mesin masih dalam keadaan cukup baik, sehingga disarankan ke pemerintah untuk dilakukan tindak lanjut sebagai bahan bakar (fuel mixture) alternatif dimasyarakat. 2. Pada
penelitian
selanjutnya
diharapkan
melakukan
pengujian
terhadap
kemampuan/kekuatan komponen mesin VCRPE yang menggunakan campuran bahan bakar (premium dan pertamax). 3. Pada penelitian selanjutnya diharapkan melakukan pengujian terhadap komposisi gas buangyang dikandung.
DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4. 5.
Anonim, BPPT. 2005, ”Kembangkan Gasohol BE-10 Untuk Bahan Bakar Otomotif”, (http://www.bppt.go.id., diakses 15 maret 2010). Annual Book of Test bed and Instrumentation for Small Engines edisi tahun 2003. Aris Munandar W. 1994. ”Penggerak Mula Motor Bakar Torak”. Institute Teknologi Bandung (ITB), Bandung. Baharuddin Mire. 2002. ”Optimasi Konsumsi Bahan-bakar Spesifik Pada Motor Bensin Type VCRPE , Jurusan Teknik Mesin Universitas Hasanuddin, Makassar. Djafar Zuryati, dkk. 2005. ”Analisis Penggunaan Gasohol dari Limbah Kulit Pisang Terhadap Prestasi Mesin Motor Bakar Bensin” Artikel penelitian Dosen muda, Jurusan Teknik Mesin Universitas Hasanuddin, Makassar.
1. Contoh Perhitungan Prestasi Mesin Tanpa Menggunakan Cyclone Hasil perhitungan selengkapnya data dapat dilihat pada contoh perhitungan diambil dari data pengujian pada putaran 1200 rpm yaitu : 1. Gaya Traksi Roda (FR) FR =
(N)
Dimana : TR = Torsi Roda = 343,30 Nm rR = Jari-jari roda = 0,297 m ,
FR =
,
= 1155,9 N 2. Torsi Mesin (T M) TM =
.
.
(Nm)
Dimana : TR = Torsi roda = 343,30 Nm
rt(4) = Rasio gigi transmisi tingkat 4 = 1 rg = Rasio gigi gardan = 4,139 t = Efisiensi Transmisi (0,80 – 0,90) dipilih 0,86 ,
TM =
.
,
.
,
,
=
,
= 96,45 Nm 3. Daya Efektif (Ne) Ne = TM x
(kW)
Dimana TM = Torsi mesin = 96,45 Nm n = putaran mesin = 1200 rpm . ,
Ne = 96,45 ×
.
= 12,11 kW 4. Komsumsi bahan bakar spesifik ( SFC) SFC =
( kg/kW.h) ,
=
,
= 0,123 kg/kW.h 5. Energi Hasil Pembakaran ( Q ) .
Q =
(kW)
Dimana : LHVpremium = 44000 kJ/kg Q
= =
6. Efisiensi Thermal (th) th =
x 100 %
,
.
18,249 kW
,
=
100%
,
= 66,36 % 2. Contoh Perhitungan Prestasi Mesin Menggunakan Cyclone 1. Gaya Traksi Roda (FR) FR =
(N)
Dimana : TR = Torsi Roda = 343,66 Nm rR = Jari-jari roda = 0,297 m ,
FR =
,
= 1157,1 N 2. Torsi Mesin (T M) TM =
.
(Nm)
.
Dimana : TR = Torsi roda = 343,66 Nm rt(4) = Rasio gigi transmisi tingkat 4 = 1 rg = Rasio gigi gardan = 4,139 t = Efisiensi Transmisi (0,80 – 0,90) dipilih 0,86 ,
TM =
.
,
.
,
,
=
,
= 96,55 Nm 3. Daya Efektif (Ne) Ne = TM x
(kW)
Dimana TM = Torsi mesin = 96,55 Nm
n = putaran mesin = 1200 rpm . ,
Ne = 96,55 ×
.
= 12,13 kW 4. Komsumsi bahan bakar spesifik ( SFC) SFC =
( kg/kW.h) ,
=
,
= 0,122 kg/kW.h 5. Energi Hasil Pembakaran ( Q ) .
Q =
(kW)
Dimana : LHVpremium = 44000 kJ/kg Q
= =
,
.
18,084 kW
6. Efisiensi Thermal (th) th =
x 100 % =
, ,
100%
= 67,08 % Dengan cara yang sama seperti pada contoh perhitungan di atas untuk putaran mesin 800, 1200, 1800 dan 2200 rpm pada kendaraan yang tidak dan menggunakan cyclone dapat dilihat pada Tabel hasil perhitungan sebagai berikut : Tabel 1 Pengamatan Tanpa Cyclone. MERK dan Type Kendaraan TOYOTA Kijang Super
Volume Silinder CC
Tahun Produksi
Putaran Mesin (rpm)
CO (%)
CO2 (%)
HC (ppm)
AFR
λ
O2 (%)
Gf (cc/s)
TR ( Nm )
1486
1990
800
0.927
2.02
4.01
12.8
421
13.6
0.622
0
1200
0.935
2.43
3.85
13.1
322
13.7
1.664
293.98
1800
1.054
2.86
3.05
13.6
286
15.5
2.274
310.18
2200
1.082
2.60
2.42
13.9
438
15.9
2.963
318.60
O2
CO
CO2
HC
(%)
(%)
(%)
(ppm)
Tabel 2 Pengamatan Menggunakan Cyclone MERK dan Type
Volume
Tahun
Putaran
Kendaraan
Silinder
Produksi
Mesin
λ
AFR
Gf
TR
(cc/s)
( Nm )
CC TOYOTA Kijang Super
1486
(rpm) 1990
800
0.918
1.86
3.28
12,9
350
13.5
0.618
0
1200
0.946
2.20
3.16
13.8
257
13.9
1.659
297.73
1800
1.007
2.54
3.02
14.6
215
14.8
2.269
313.89
2200
1.034
2.70
2.74
14.9
359
15.2
2.958
322.35
Tabel 1 Hasil Perhitungan Prestasi Mesin Tanpa Cyclone Merk,Typedan
Thn
Putaran
Gf
TR
TM
FR
Ne
SFC
Q
Mesin
(kg/h)
(N.m)
(N.m)
(N)
(kW)
(kg/kW.h)
(kW)
1200
4.4928
293.98
82.37
989.827
10.36
0.434
54.912
18.8576
Super
1800
6.1398
310.18
86.91
1044,383
16.39
0.375
75.042
21.8394
1486 cc
2200
8.0001
318.60
89.27
1072,743
20.57
0.389
97.779
21.0419
Vol. silinder Kendaraan Toyota Kijang
(rpm) 1990
ηth (%)
Tabel 2 Hasil Perhitungan Menggunakan Cyclone Merk,Typedan
Putaran
Gf
TR
TM
FR
Ne
SFC
Q
Vol. Silinder
Mesin
(kg/h)
(N.m)
(N.m)
(N)
(kW)
(kg/kW.h)
(kW)
Kendaraan
(rpm)
Toyota Kijang
Thn
1990
ηth (%)
1200
4.4793
297.73
83.42
1002,444
10.49
0.427
54.747
19.1555
Super
1800
6.1263
313.89
87.95
1056,881
16.58
0.369
74.877
22.1495
1486 cc
2200
7.9866
322.35
90.32
1085,361
20.82
0.384
97.614
21.3254
Agar tenaga mesin maksimum dan mengurangi tingkat polusi yang di hasilkan oleh gas buang pada mobil toyota kijang 5K DD 1369 BZ, percampuran (mix) antara udara dan bahan bakar harus betul-betul baik agar tercipta pembakaran yang sempurna. Beberapa faktor penyebab percampuran udara dan bahan bakar tidak terjadi dengan baik, antara lain karena bahan bakar lebih berat dari pada udara oleh sebab itu suplai bahan bakar akan terlambat. Faktor lain adalah pada sistem karburator, nozzel tidak dapat mengontrol perbandingan udara dan bahan bakar secara tepat pada tingkat kecepatan tertentu. Oleh karena itu faktor tersebut diatas menyebabkan proses terjadinya homogenisasi campuran udara dan bahan bakar secara sempurna. Pengujian mesin toyota kijang 5 K dengan menggunakan cyclone diharapkan dapat membuat aliran udara masuk keruang bakar menjadi swirl (berputar), sehingga dapat terbakar dengan baik dengan demikian kinerja mesin akan lebih optimal. Berdasarkan teori, jika
pembakaran atau percampuran udara dan bahan bakar sempurna maka emisi gas buang akan rendah. Peningkatan Daya Mesin Toyota Kijang 5 K terhadap Penggunaan Cyclone Pada tabel 3 dan 4 dapat dilihat perbandingan daya mesin toyota kijang 5 K yang menggunakan cyclone dan tidak menggunakan cyclone, di mana mesin yang tidak menggunakan cyclone diperoleh torsi maksimum sebesar 120,17 Nm pada putaran mesin 2200 rpm dan daya efektif sebesar 27,70 kW pada putaran yang sama. Sedangkan mesin yang menggunakan cyclone pada putaran 2200 rpm diperoleh torsi sebesar 120,27 Nm, daya efektif sebesar 27,72 kW. Dari data tersebut terlihat adanya peningkatan daya 0,93 % jadi penggunaan cyclone dapat meningkatkan kinerja mesin menjadi lebih maksimal hal ini disebabkan aliran udara berputar yang dihasilkan cyclone membuat partikel-partikel udara dan bahan bakar saling bergesekan sehingga suhu udara dan bahan bakar yang masuk ke ruang bakar akan meningkat, dengan peningkatan suhu udara dan bahan bakar yang masuk ke ruang bakar akan membuat bahan bakar dan udara akan lebih mudah terbakar. Penelitian sebelumnya pada kendaraan Kawasaki Ninja dengan menggunakan turbo cyclone dan tidak menggunakan turbo cyclone diperoleh data sebagai berikut : Data kendaraan menggunakan turbo cyclone adalah : -
Torsi maksimum sebesar 16,308 Nm pada putaran mesin 10.426 rpm dan daya sebesar 17,941 kW pada putaran 10.540 rpm.
Sedangkan kendaraan yang sama tidak menggunakan turbo cyclone diperoleh : Torsi maksimum sebesar 15,285 Nm pada putaran mesin 10.560 rpm, daya sebesar 16,919 kW pada putaran 10.649 rpm.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Dengan menggunakan cyclone terjadi perubahan aliran udara masuk ke ruang bakar yang semula lurus (laminer) menjadi berputar (swirling) yang mengakibatkan campuran udara - bahan bakar menjadi lebih baik dan menyebabkan suhu pada ruang bakar naik sehingga udara-bahan bakar terbakar dengan sempurna. Perbandingan hasil pembakaran mesin toyota kijang 5K tanpa menggunakan cyclone dan yang menggunakan cyclone, terlihat pada hasil uji emisi meliputi : Kadar emisi yang dihasilkan oleh mesin tanpa cyclone Putaran 800 rpm : 4,01 % : 421 ppm : 12,8 % : 2,02 % : 0,927 Kadar emisi yang dihasilkan oleh mesin menggunakan cyclone Putaran 800 rpm : 3,28 % : 350 ppm : 12,9 % : 1,86 % : 0,918
2.
Perbandingan parameter prestasi mesin pada kendaraan toyota kijang 5 K antara yang menggunakan cyclone dan tidak menggunakan cyclone sebagai berikut : -
Daya efektif dan torsi mesin tanpa cyclone adalah : Daya maksimum 27,70 kW pada putaran 2200 rpm
Torsi maksimum 120,17 Nm pada putaran 2200 rpm -
Daya efektif dan torsi mesin menggunakan cyclone adalah : Daya maksimum 27,72 kW pada putaran 2200 rpm Torsi maksimum 120,27 Nm pada putaran 2200 rpm
2. Saran Dari hasil penelitian yang dilakukan pada bengkel PT. Hadji Kalla dapat disarankan antara lain : 1.
Sebaiknya alat uji emisi sering dilakukang kalibrasi agar data hasil pengujian selalu ideal.
2.
Dengan keterbatasan penulis, alat ukur dan sarana, kiranya penelitian sejenis dapat disempurnakan agar hasil yang diperoleh benar-benar dapat dijadikan referensi dalam pengembangan ilmu otomotif.
DAFTAR PUSTAKA
Arends B.P.M & Berenschot H. 1992.Motor Bensin. Penerbit Erlangga. Jakarta
Arifin, Zainal & Sukoco. 2009. Pengendalian Polusi Kendaraan. Alfabeta Arismunandar, Wiranto. 2005. Motor Baker Torak.Penerbit ITB Bandung.
Author : CHANDRA, INDRA (2009) John B, Heywood. 1988. Internal Combution Engine Fundamentals, New York, Mc GrawHill Book company Khovach.M, 1979.MotorVehicle Engines MIR Publishers. Moscow.
M. L. Mathur & R. P. Sharma. 1980. Internal Combustion Engines, Nai Sarak, Delhi Pudjanarsa, A. & Nursuhud, D.2006, Mesin Konversi Energi. Penerbit Andi, Yogyakarta P. W. Kett, 1982. Motor Vehicle Science, Chapman and Hall
Swisscontact.2001. Analisa Motor Bensin Berdasarkan Hasil Uji Emisi Gas Buang, Swisscontact Jakarta. Toyota-ownerclub.com William H. Crouse & Donald L. Anglin, 1993.Automotive Mechanics, New York, Graw-Hill Book company
Mc
Djokosetyardjo, Ketel Uap.(1999). Penerbit Pradnya Paramita Jakarta. John B. Kitto and Steven C. Stultz, (2005).Steam.The Babcock and Wilcox Company Barbeton, Ohio USA.Edisi 41.
PT. Arkonin Engineering Manggala Pratama, (2010). Pekerjaan jasa konsultasi Paket S-1 Studi Kelayakan PLTU Merauke – Papua.PT. PLN Pusat Jakarta. Suresh Bhakta Shrestha, (2003). Heat and Power Engineering. Syamsir A. Muin, (1988). Pesawat – Pesawat Konversi Energi I. CV. Rajawali Jakarta.
Tabel 1. Hasil Pembakaran Batubara Lignite Molar mass Chemical Mol / 100 lb ( mol / lb )
Massa (kg/kg bahan bakar)
CO2
197,97
44
8710,68
H2O
61,69
18
1110,42
O2
144,44
32
4622,08
N2
679,80
28
19034,4
Total :
1083,9
33477,58
Tabe 2. Hasil Presentasi Pembakaran Chemical
Percent (%)
CO2
25,77
H2O
4,48
N2
41,13
O2
28,60
CO
0,505
Tabel 3. Spesifikasi Ketel Uap Desain Fisik – Ruang Bakar Konstruksi : 2 in. diameter luar pipa (OD) Lebar : 12 ft Volume : 5810 ft3 Tinggi : 14 ft Permukaan : 1800 ft. luas permukaan area Desain Fisik – Komponent. Parameter Units SH Eco AH Diamater pipa luar (OD) in. 2 1,5 1,75 Jarak antar baris in. 3 3 4 Jarak antar pipa dalam baris in. 6 3 3 Jumlah baris pipa 12 12 35 Banyaknya pipa per baris 24 68 50 Panjang pipa ft 18 10 19 Permukaan yang dipanaskan ft2 2713 3203 15,226 Area aliran bebas ft2 Gas 98 52 43 udara Air 90
Tabel 4.Kondisi Pengoperasian
Kondisi Pengoperasian Bahan Bakar : Batubara Lignite - Indonesia Analisis Pembakaran. Ultimasi, % by wt Proximasi, % by wt C 54,03 Moisture 18,40 H2 3,83 Volatiles 22,57 S 0,33 Fixed carbon 54,03 O2 17,06 Ash 5 N2 1,35 100 H2O 18,40 Ash 5 100 Nilai Kalor Atas 15.080 Btu/lb Kelebihan Udara 36 % by wt Karbon yang tidak terbakar 0,42 % by wt Kerugian yang tak di ketahui (tabel 3, baris 45) 1,5 % by wt Kerugian akibat Radiasi ( bab 23 ) 0,40 % by wt Temperatur gas 1850 F Keluar Superheater : Aliran uap 81.570 lb / h Temperatur uap 842 F Tekanan uap 580 psig Enthalpy uap 1432,09 Btu / lb Masuk Economizer : Aliran air 81.570 lb / h Temperature air 396 F Tekanan air 638 psig Entalphy air 370,65 Btu / lb Air heater : Temperatur udara masuk AH 86 F Tekanan Barometric 30 in. Hg Temperatur gas keluar AH 502 F Tabel 5. Total Penyerapan Panas Pada Komponen Ketel Uap PLTU Merauke - Papua Elemen Panas yang di serap Presentasi Furnace
43,634 x 106 Btu/h
50 %
Superheater
26,056 x 106 Btu/h
29,85 %
Economizer
8,290 x 106 Btu/h
9,49 %
Airheater
9,288 x 106 Btu/h
10,64 %
86,559 x 106 Btu/h
100 %
Total :
Dimana : Efisisensi ketel sebesar 86,62 %
Tabel 6. Hasil perhitungan dalam satuan energi Btu. Parameter Satuan
Hasil Perhitungan
Kalor yang diserap (output)
Btu/h
86,559 x 10 6
Laju energy pembakaran (input)
Btu/h
99,93 x 106
Laju aliran uap (ms)
lb/h
81.570
Laju aliran gas (mg)
lb/h
82.420
Laju aliran udara (mu)
lb/h
76.270
Temp. gas keluar ruang bakar
°F
1850
Efisiensi ketel
%
86,62
Energy yang di serap evaporator (qeva)
Btu/h
0,87 x 106
Energy radiasi ruang bakar (qrad)
Btu/h
43,634 x 10 6
Total perpindahan panas superheater (qSH)
Btu/h
26,056 x 10 6
Total perpindahan panas economiser (qECO)
Btu/h
8,290 x 106
Total perpindahan panas airheater (q AH)
Btu/h
9,288 x 106
Beban generator
MW
7
Konsumsi bahan bakar
lb/h
37.002