Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah strategi pembelajaran
interaktif dengan model simulasi pada mata kuliah rangkaian listrik dapat
merupakan strategi yang ..... karena modul-modul rangkaian telah tersedia.
Penggunaan ...
Muh. Nasir Malik, Strategi Pembelajaran Interaktif Model Simulasi
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INTERAKTIF MODEL SIMULASI MATA KULIAH RANGKAIAN LISTRIK TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FT-UNM Muh. Nasir Malik Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah strategi pembelajaran interaktif dengan model simulasi pada mata kuliah rangkaian listrik dapat merupakan strategi yang efektif dan mengetahui besar pengaruh strategi pembelajaran dengan model simulasi, terhadap peningkatan nilai akhir mata kuliah rangkaian listrik mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Elektro FT-UNM. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode ekperimen dengan memberikan tes awal dan tes akhir, obyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Elektro FT-UNM yang mengikuti mata kuliah Rangkaian Listrik pada semester genap tahun ajaran 2006/2007 sebanyak 30 orang dibagi dalam dua yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Prestasi belajar untuk mata kuliah rangkaian listrik mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Elektro FT UNM pada kelompok eksperimen secara umum dinyatakan kategori tinggi dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 8.93; (2) Prestasi belajar untuk mata kuliah rangkaian listrik mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Elektro FT UNM pada kelompok Kontrol secara umum dinyatakan kategori sedang dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 6.27; (3) Ada pengaruh secara signifikan strategi pembelajaran interaktif model simulasi, terhadap peningkatan nilai akhir mata kuliah rangkaian listrik mahasiswa prodi Pendidikan Teknik Elektro FT UNM; (4) Strategi Pembelajaran interaktif model simulasi merupakan strategi yang efektif, karena efektif dalam penggunaan waktu dan efektif dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Kata Kunci : Strategi, Interaktif, Simulasi, Hasil belajar.
Dalam struktur kurikulum program studi Pendidikan Teknik Elektro FT-UNM, mata kuliah rangkaian listrik merupakan mata kuliah wajib yang harus dilulusi oleh setiap mahasiswa. Mata kuliah rangkaian listrik diberikan pada semester ganjil dengan jumlah SKS adalah 2 (dua). Gambaran umum isi mata kuliah rangkaian listrik adalah membahas masalah rangkaian-rangkaian listrik arus searah (DC), Hukum-hukum dasar rangkaian, metode analisis rangkaian serta karakteristik komponen-komponen
rangkaian, arus, dan tegangan Metode pembelajaran yang digunakan saat ini pada mata kuliah rangkaian listrik, adalah penyampaian materi pelajaran dengan metode pembelajaran ceramah dan tanya jawab dengan cara komunikasi satu arah (teaching directed), dimana yang aktif 90 % adalah pengajar atau dosen, sedangkan mahasiswa biasanya hanya memfungsikan indera penglihatan dan indera pendengaran. Suatu masalah yang sering dihadapi oleh dosen saat ini adalah kurang efektifnya
Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010
proses belajar-mengajar, dan banyak mahasiswa yang gagal dalam suatu mata kuliah. Hal ini disebabakan oleh beberapa hal, antara lain tidak jelasnya tujuan-tujuan intruksional yang hendak dicapai, kurangnya pertimbangan terhadap latar belakang pengetahuan mahasiswa (entry behavior), kurang tepatnya penggunaan strategi mengajar, bahkan tidak jarang terjadinya kekeliruan dalam prosedur pengukuran dan penilaian hasil belajar. Strategi-strategi pembelajaran yang selama ini dilakukan pada mata kuliah rangkaian listrik belum optimal dan kurang efektif. Terbukti dengan rendahnya tingkat kelulusan dan persentase jumlah kelulusan pada tiap angkatan. Data dari jurusan bahwa angkatan tahun 2005 rata-rata nilai akhir adalah C dengan prosentase kelulusan 50 %, angkatan 2006 rata-rata nilai C dengan prosentase kelulusan 55 %, angkatan 2007 rata-rata nilai C dengan prosentase kelulusan 59 %. Jadi melihat data tersebut diatas dengan tingkat kelulusan yang sangat rendah dan prosentase kelulusan tiap angkatan sangat kecil, maka sebagai dosen penanggung jawab mata kuliah rangkaian listrik ingin mencoba sebuah strategi pembelajaran interaktif model simulasi, karena dengan model simulasi mahasiswa dapat secara aktif dan langsung mendemonstrasikan materi kuliah yang baru saja diberikan oleh dosen, sehingga motivasi belajar dari mahasiswa akan menjadi lebih baik. Berdasarkan uraikan di atas, masalah yang diajukan antara lain sebagai berikut: 1. Seberapa besar pengaruh strategi pembelajaran interaktif model simulasi mata kuliah rangkaian listrik terhadap hasil belajar mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Elektro FT-UNM ? 2. Apakah strategi pembelajaran interaktif model simulasi mata kuliah rangkaian listrik dapat merupakan strategi yang efektif ? Untuk dapat mempelancar proses belajar mahasiswa dosen perlu diperhatikan beberapa faktor, baik yang bersifat intern maupun faktor lingkungan yang perlu
dimanipulasi. Karakteristik mahasiswa yang sangat penting untuk diketahui karena amat mempengaruhi proses belajar adalah a) Kemampuan mahasiswa, b) Motivasi, c) Perhatian, d) Persepsi, pemprosesan informasi mencakup ingatan, lupa, retensi dan transfer. Faktor-Faktor di luar diri mahasiswa yang perlu diperhatikan adalah a) Kondisi belajar, b) Tujuan belajar, dan c) Pemberian umpan balik. (Soekamto Toeti, 1997). Secara khusus istilah “model” diartikan sebagai kerangka konsep yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam pengertian lain, “model” juga diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda yang sesungguhnya. Menurut Soekamto Toeti (1997) istilah model digunakan untuk menunjukkan pengertian sebagai kerangka konseptual. Atas dasar pemikiran tersebut, maka yang dimaksud dengan “Model Pembelajaran” adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar, yang benar-benar merupakan kegiatan bertujuan yang tertata secara sistematis. Berbagai model belajar mengajar yang telah dikembangkan dan dites para pakar kependidikan, Joyce dan Weil (1986) mengelompokkan model-model tersebut ke dalam empat kategori, yakni: 1. Kelompok model pengolahan Informasi atau The Information Processing Family 2. Kelompok model Personal atau The Personal Family 3. Kelompok Model Sosial atau The Social Family 4. Kelompok Model Sistem Prilaku atau The Behavioral System Family. Yang termasuk ke dalam kelompok model pengolahan informasi adalah a) Pencapaian konsep, b) Berfikir induktif, c) Latihan penelitian, d) Memorisasi, e) Pengembangan intelek, dan f) Penelitian 1
Muh. Nasir Malik, Strategi Pembelajaran Interaktif Model Simulasi
ilmiah. Kelompok model personal adalah memusatkan perhatian pada pandangan perseorangan dan berusaha menggalakkan kemandirian yang produktif, sehingga manusia menjadi semakin sadar diri dan bertanggung jawab atas tujuannya. Termasuk kelompok model ini adalah: a) Pengajaran tanpa arahan, b) Sinektiks, c) Latihan kesadaran, dan d) Pertemuan kelas. Sedangkan kelompok model sosial adalah dirancang untuk memanfaatkan fenomena kerjasama, kelompok model ini meliputi sejumlah model sebagai berikut: a) Investigasi kelompok, b) Bermain peran, c) Latihan laboratorus, dan d) Penelitian ilmu sosial (Joyce dan Weill, 1986). Kelompok model sistem perilaku “Behavioral Systems” dasar teoritiknya adalah dari teori-teori belajar sosial. Model ini dikenal pula sebagai model modifikasi perilaku, salah satunya adalah model simulasi. Istilah model belajar mengajar digunakan dalam penekanan yang berbeda. Menurut Borich (1988), bahwa istilah strategi menggambarkan keseluruhan prosedur yang sistematis untuk mencapai tujuan. Dalam uraian ini, istilah strategi belajar mengajar digunakan untuk menunjukkan siasat atau keseluruhan aktivitas yang dilakukan oleh dosen untuk menciptakan suasana belajar mengajar yang konduktif bagi tercapainya tujuan pendidikan. Sedangkan istilah model belajar mengajar menurut Joyce dan Weill (1986) digunakan untuk menunjukkan sosok utuh konseptual dari aktivitas belajar mengajar yang secara keilmuan dapat diterima dan secara operasional dapat dilakukan. Karena itu dalam model selalu terdapat tujuan dan asumsi, sintakmatik, sistem sosial, sistem pendukung, dan dampak instruksional dan pengiring. Menurut Houston, Clift, Freiberg, dan Warner (1988), terdapat lima faktor yang menentukan efektivitas mengajar para pengajar sebagai berikut: 1. Ekspektasi pengajar tentang kemampuan mahasiswa yang akan dikembangkan 2. Keterampilan pengajar dalam megelola kelas 3. Jumlah waktu yang digunakan oleh
mahasiswa untuk melakukan tugas-tugas belajar yang bersifat akademis 4. Kemampuan pengajar dalam mengambil keputusan pembelajaran 5. Variasi metode mengajar yang dipakai oleh pengajar. Secara umum, strategi belajar mengajar dapat dikategorikan dalam dua kelompok strategi yakni: 1. Strategi yang diarahkan pengajar atau Teacher-Directed Strategies 2. Strategi yang terpusat pada mahasiswa Student-Directed Strategies. Situasi proses belajar-mengajar di tingkat Perguruan Tinggi di Indonesia sekarang ini kebanyakan masih mengikuti pola lama yang berpusat pada lembaga atau dosen, dimana seorang dosen mengajar sekelompok mahasiswa dengan menggunakan materi yang telah dituangkan di dalam silabus. Kelas-kelas dan pertemuanpertemuan diselenggarakan pada waktuwaktu yang telah ditentukan, sedangkan metode yang dipakai pada umumnya bersifat tatap muka atau ceramah. Pada hakekatnya, mahasiswa memasuki suatu program memiliki latar belakang pengetahuan atau Entry Behavior yang berbeda. Karenanya dosen hendaklah mengetahui perbedaan latar belakang pengetahuan mahasiswa sebelum ia melanjutkan suatu program belajar. Dengan mengenali latar belakang pengetahuan mahasiswa sebelum dimulai program, maka dosen dapat menetapkan batasan materi yang akan diberikan serta menetapkan strategi yang tepat. Untuk itu dosen terlebih dahulu harus melakukan pengukuran dan penilaian dengan pretes. Pengukuran terhadap hasil belajar yang telah dicapai mahasiswa setelah melalui suatu untaian kegiatan belajar mengajar pengting dilakukan, pengukuran ini disebut postes. Simulasi sebagai model belajar mengajar ditafsirkan para ahli psikologi sebagai sistem kendali yang mampu membangkitkan gerakan dan mengendalikan sendiri melalui mekanisme umpan balik. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa perilaku manusia memiliki pola gerakan seperti
Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010
berfikir, berprilaku simbolik, dan berprilaku nyata. Dalam suatu situasi yang khusus, individu memodifikasi prilakunya sesuai dengan umpan balik yang diterima dari lingkungannya. (Soekamto Toeti, 1997). Proses simulasi dirancang agar mendekati kenyataan dimana gerakan yang dianggap kompleks sengaja dikontrol. Dalam hal proses simulasi itu dilakukan dengan menggunakan simulator. Di dalam simulasi pengajar harus dengan sengaja memilih jenis kegiatan dan mengatur mahasiswa dengan merancang kegiatan yang utuh dan padat mengenai suatu proses. Karena itu model ini termasuk model tertruktur. Namun demikian kerjasama antar mahasiswa sangat diperhatikan. Keberhasilan dari model ini tergantung pada kerjasama dan kemauan mahasiswa untuk secara bersungguhsungguh melaksanakan aktivitas ini. Dalam model ini pengajar berperan sebagai pemberi kemudahan atau fasilitator. Dalam keseluruhan proses simulasi,pengajar bertugas dan bertanggung jawab atas terpeliharanya suasana belajar dengan cara menunjukkan sikap yang mendukung atau supportif dan tidak bersifat menilai atau evaluatif. Dalam hal ini, pengajar bertugas untuk lebih dulu mendorong pengertian dan penafsiran para mahasiswa terhadap isi dan makna dari simulasi itu.
METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Obyeknya adalah mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Elektro FT-UNM yang mengikuti mata kuliah rangkaian listrik pada semester genap tahun ajaran 2006/2007. sebanyak 30 orang dibagi dalam dua kelompok yaitu eksperimen dan control, kedua kelompok diberi perlakuan berupa tes awal (pretes) dan tes akhir (postes). Hasilnya kemudian diolah dengan program SPSS untuk melihat apakah ada pengaruh pemberian metode mengajar dengan strategi pembelajaran interaktif model simulasi mata kuliah rangkaian listrik pada mahasiswa
program studi Pendidikan Teknik Elektro FT-UNM dan apakah strategi pembelajaran interaktif model simulasi merupakan strategi yang efektif?
HASIL DAN PEMBAHASAN Ada dua kelompok sampel dalam penelitian ini yaitu kelompok eksperimen yang diberikan perlakuan strategi belajar interaktif dengan model simulasi, sedangkan kelompok kontrol hanya diberikan materi pelajaran dengan cara biasa. Dari data hasil tes awal (pretes) dan tes akhir (postes) pada lampiran hasil analisis data diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 1. Hasil pretes dan postes mata kuliah Rangkaian Listrik Nilai 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00 Total
F 3 11 14 2 0 0 0 0 30
Pretes % % kom. 10,0 10,0 36,7 46,7 46,7 93,3 6,7 100,0 0,0 100,0 0,0 100,0 0,0 100,0 0,0 100,0 100,0
F 0 0 2 7 6 6 4 5 30
Postes % % kom. 0,0 0,0 0,0 0,0 6,7 6,7 23,3 30,0 20,0 50,0 20,0 70,0 13,3 83,3 16,7 100,0 100,0
Sumber : Hasil Analisis data dengan SPSS Berdasarkan hasil pretes pada tabel 1. di atas diperoleh data: nilai rata-rata (mean) sebesar 4,5 dan standar deviasi sebesar 0,78. Dari 30 responden yang diteliti ternyata nilai pretesnya adalah 14 responden atau 46,7 % yang mendapatkan nilai 5,0; 11 responden atau 36,7 % yang mendapatkan nilai 4,0; 3 responden yang dapatkan nilai 3,0 atau 10 %; dan 2 responden atau 6,7 % yang mendapatkan nilai 6,0. Sedangkan skor hasil postes diperoleh mean sebesar 7,6 dan standar deviasi sebesar 1,57. Jadi secara umum dari data diatas terlihat bahwa ada peningkatan hasil tes rangkaian listrik setelah diberikan perlakuan, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Dari 30 responden yang menjadi obyek penelitian, maka diambil 15 responden yang menjadi kelompok eksperimen yang sampelnya diambil bernomor urut ganjil, 3
Muh. Nasir Malik, Strategi Pembelajaran Interaktif Model Simulasi
sendangkan 15 responden lainnya menjadi kelompok kontrol yang sampelnya diambil bernomor urut genap. Untuk responden pada kelompok eksperimen diberikan materi pelajaran dengan strategi pembelajarani interaktif model simulasi, sehingga tingkat pemahaman responden terhadap materi pelajaran yang diberikan oleh dosen mata kuliah rangkaian listrik sangat tinggi, terbukti dengan diperolehnya nilai tes akhir (postes) yang tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2. di bawah ini: Tabel 2. Hasil pretes dan Postes Kelompok Eksperimen Nilai 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00 Total
F 2 6 5 2 0 0 0 0 15
Pretes % % Kom. 13,3 13,3 40,0 53,3 33,3 86,7 13,3 100,0 0,0 100,0 0,0 100,0 0,0 100,0 0,0 100,0 100,0
F 0 0 0 0 0 6 4 5 15
Posttes % % Kom. 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 40,0 40,0 26,7 66,7 33,3 100,0 100,0
Sumber : Hasil Analisis Data dengan SPSS Berdasarkan hasil pretest rangkaian listrik kelompok eksperimen diperoleh data: mean sebesar 4,5 dengan standar deviasi sebesar 0,92. Dari 10 item soal yang diberikan ternyata skor nilai terendah yang diperoleh mahasiswa adalah 3,0 dan skor tertinggi adalah 6,0 sedangkan skor teoritik yang diharapkan diperoleh dari penelitian ini adalah 10,0. Skor hasil postes rangkaian listrik kelompok eksperimen diperoleh data: mean sebesar 8,93, standar deviasi sebesar 0,88. Dari 10 item soal yang diberikan ternyata skor nilai terendah adalah 8,0 dan skor nilai tertinggi adalah 10,0. Sebanyak 15 responden lainnya adalah kelompok kontrol yang hanya diberikan perkuliahan seperti biasa tanpa model simulasi, hasilnya seperti pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3 di atas terlihat bahwa hasil pretes kelompok kontrol diperoleh data: mean sebesar 4,5, standar deviasi 0,64. Dari 10 item pertanyaan diperoleh skor terendah mahasiswa adalah
3,0 dan skor tertinggi adalah 5,0 sedangkan skor teoritik yang diharapkan diperoleh dari penelitian ini adalah 10,0. Tabel 3. Hasil Pretes dan Postes Kelompok Kontrol Nilai 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00 Total
F 1 5 9 0 0 0 0 0 15
Pretes % % kom. 6,7 6,7 33,3 40,0 60,0 100,0 0,0 100,0 0,0 100,0 0,0 100,0 0,0 100,0 0,0 100,0 100,0
F 0 0 2 7 6 0 0 0 15
Postes % % kom. 0,0 0,0 0,0 0,0 13,3 13,3 46,7 60,0 40,0 100,0 0,0 100,0 0,0 100,0 0,0 100,0 100,0
Sumber : Hasil analisis data dengan SPSS Skor nilai postes kelompok kontrol diperoleh data: nilai mean sebesar 6,27 dan standar deviasi 0,70. Dari 10 item soal yang diberikan pada saat postes diperoleh skor terendah adalah 5,0 dan skor tertinggi adalag 7,0 Setelah responden mengikuti kuliah selama kurang lebih satu semester dengan materi yang sama tetapi perlakuan yang berbeda dimana kelompok eksperimen dengan cara simulasi sedangkan kelompok kontrol dengan cara biasa, maka dilakukan tes akhir dengan materi tes yang sama dengan jumlah item tes yang sama pula. Hasilnya seperti pada tabel 4 di bawah ini: Tabel 4. Hasil Postes Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Nilai 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00 Total
Kelompok eksperimen Frek. % 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 6 40,0 4 26,7 5 33,3 15 100,0
Kelompok kontrol Frek. % 0 0,0 0 0,0 2 13,3 7 46,7 6 40,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 15 100,0
Sumber : Hasil analisis data dengan SPSS Berdasarkan Tabel 4 di atas sangat jelas perbedaan peningkatan nilai akhir antara
Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol masih ada 13,3 % responden yang mendapatkan nilai 5,0; 46,7 % responden yang mendapatkan nilai 6,0 dan 40,0 % responden yang mendapatkan nilai 7,0, dengan nilai rata-rata 6,27, standar deviasi 0,70. Sedangkan pada kelompok ekperimen skor nilai rata-rata adalah 8,93, standar deviasi 0,88. Pada kelompok eksperimen tidak ada lagi mahasiswa yang mendapatkan nilai 7,0 ke bawah atau 0 %, sedangkan 40,0 % mendapatkan nilai 8,0; 26,7 % mendapatkan nilai 9,0 dan 33,3 % mendapatkan nilai 10,0. Berarti ada peningkatan nilai akhir mahasiswa secara signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Berdasarkan hasil pada Tabel 1 tentang skor perolehan responden sebelum adanya perlakuan dengan jumlah sampel 30 orang mahasiswa yang mengikuti kuliah rangkaian listrik, menunjukkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh mahasiswa adalah 4,5, standar deviasi sebesar 0,78. Sedangkan skor teoritik yang seharusnya diperoleh mahasiswa adalah 10,0. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemahaman mahasiswa terhadap materi rangkaian listrik masih sangat rendah. Oleh sebab itu dalam penelitian ini penulis mencoba menerapkan strategi pembelajaran interaktif dengan model simulasi. Untuk membuktikan apakah strategi pembelajaran ini merupakan strategi yang efektif, maka jumlah sampel 30 orang mahasiswa tersebut dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok eksperimen sebanyak 15 orang mahasiswa dan kelompok kontrol juga sebanyak 15 orang. Kelompok eksperimen diberikan materi ajaran dengan strategi pembelajaran interaktif model simulasi selama kurang lebih satu semester atau 14 kali pertemuan, sedangkan kelompok kontrol diberikan materi ajaran dengan cara biasa yaitu metode caramah selama kurang lebih satu semester atau 14 kali pertemuan. Pada akhir semester masing-masing diberikan tes akhir (postes). Berdasarkan Tabel 4 di atas sangat jelas perbedaan peningkatan nilai akhir antara
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol masih ada 13,3 % responden yang mendapatkan nilai 5,0; 46,7 % responden yang mendapatkan nilai 6,0 dan 40,0 % responden yang mendapatkan nilai 7,0, dengan nilai rata-rata 6,27, standar deviasi 0,70. Sedangkan pada kelompok ekperimen skor nilai rata-rata adalah 8,93, standar deviasi 0,88. Pada kelompok eksperimen tidak ada lagi mahasiswa yang mendapatkan nilai 7,0 ke bawah, sedangkan 40,0 % mendapatkan nilai 8,0; 26,7 % mendapatkan nilai 9,0 dan 33,3 % mendapatkan nilai 10,0. Dengan demikian pada kelompok eksperimen yang diberikan materi ajaran dengan strategi pembelajaran interaktif model simulasi, prestasi belajar atau nilai akhir rangkaian listrik mengalami kenaikan yang cukup signifikan yaitu dari rata-rata nilai pretest 4,5 menjadi 8,93. Sedangkan pada kelompok kontrol nilai ratarata pretest 4,5 menjadi 6,27 (postes). Jadi kalau dibandingkan prestasi belajar kedua kelompok tersebut, maka kelompok eksperimen jauh lebih baik dari pada kelompok kontrol. Berarti ada pengaruh secara signifikan strategi pembelajaran interaktif dengan model simulasi, terhadap peningkatan nilai akhir mata kuliah rangkaian listrik mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Elektro FT-UNM Makassar. Demikan pula dengan strategi pembelajaran interaktif model simulasi dapat memberikan pemahaman yang cukup mendalam terhadap materi ajaran karena mahasiswa dapat langsung mensimulasikan teori yang baru saja mereka dapatkan melalui modul-modul pembelajaran sehingga semua item soal/pertanyaan yang diberikan pada saat tes akhir dapat dengan mudah diselesaikan. Disamping itu waktu penyajian materi pelajaran bisa dilakukan dengan efisien karena modul-modul rangkaian telah tersedia. Penggunaan waktu penyajian materi pelajaran yang cukup singkat tetapi tingkat pemahaman mahasiswa terhadap materi pelajaran cukup tinggi, terbukti nilai hasil tes akhir (postes) mahasiswa kelompok 5
Muh. Nasir Malik, Strategi Pembelajaran Interaktif Model Simulasi
eksperimen rata-rata 8,93 sehingga strategi pembelajaran interaktif model simulasi merupakan strategi yang efektif, karena efektif dalam penggunaan waktu penyajian materi dan efektif meningkatkan prestasi belajar.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Prestasi belajar mata kuliah rangkaian listrik masiswa program studi Pendidikan Teknik Elektro FT-UNM pada kelompok eksperimen secara umum dinyatakan kategori tinggi dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 8,93 2. Prestasi belajar mata kuliah rangkaian listrik masiswa program studi Pendidikan Teknik Elektro FT-UNM pada kelompok Kontrol secara umum dinyatakan kategori sedang dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 6,27 3. Ada pengaruh secara signifikan strategi pembelajaran interaktif model simulasi, terhadap peningkatan nilai akhir mata kuliah rangkaian listrik mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Elektro FT-UNM Makassar 4. Strategi pembelajaran interaktif model simulasi merupakan strategi yang efektif, karena efektif dalam penggunaan waktu penyajian materi dan efektif meningkatkan prestasi belajar. Sehubungan dengan hasil penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diberikan beberapa saran antara lain: 1. Dalam rangka usaha untuk meningkatkan prestasi belajar mahasiswa, disarankan kepada dosen pengasuh mata kuliah keteknikan untuk mencoba strategi pembelajaran interaktif dengan model simulasi 2. Mahasiswa diharapkan lebih meningkatkan perhatian dan minat terhadap mata kuliah yang diajarkan oleh dosen yang bersangkutan, karena
3.
hal ini dapat mempengaruhi prestasi belajar Pihak universitas agar menyiapkan dana yang cukup besar untuk peningkatan kualitas proses belajar-mengajar di program studi Pendidikan Teknik Elektro FT-UNM khususnya dan seluruh jurusan di lingkungan Universitas Negeri Makassar pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA Bloom, B. S. et al (1956). Taxonomy of Educational Obyectives, Handbook I: Cognitive Domain, New York: David Mekay. Davies, Ivor K, 1971, The Management of Learning, London: Mc Graw-Hill Book (UK) Company. Giblin Les, 2002, Skill With People, Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama Hadi Sutrisno, 1987, Metodolodi Research, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM: Yogyakarta Hamalik Oemar, 2003, Kurikulum dan Pembejaranan, Jakarta: PT Bumi Aksara Houston, W. R., Clift, R. T., Friberg H. J., dan Warner, A. R, 1988, Touch The Future Teach, St. Paul: West Publishing Co. Joyce, B dan Weil, M, 1986 Model of Teaching, New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Lindgren, H. C., 1976, Educational Psychology in the Classroom, 5th ed, New York: John & Sons, Inc. Soekamto Toeti, 1997, Teori Belajar dan Modelmodel Pembelajaran, Jakarta: Universitas Terbuka Suryabrata Sumadi, 2003, Metodologi Penelitian, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Usman Uzer Moh., 2001, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Worell, Judith & Stilwell, William E., 1981, Psychology for Teachers and Students, New York: MC Graw-Hill Book Co
Jurnal MEDTEK, Volume 2, Nomor 1, April 2010
7