Perkembangan jumlah bengkel kendaraan bermotor sebagai sarana untuk ...
lapangan pada 52 bengkel sepeda motor atau kendaraan bermotor roda dua ...
PENGELOLAAN LIMBAH B3 BENGKEL KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI KECAMATAN WONOKROMO, SURABAYA SELATAN Nama Mahasiswa NRP Jurusan Dosen Pembimbing
: Meilinda Rusda Musabbihin : 3308100095 : Teknik Lingkungan FTSP – ITS : Welly Herumurti, ST, MSc.
ABSTRAK Perkembangan jumlah bengkel kendaraan bermotor sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan masyarakat untuk perbaikan dan perawatan kendaraan bermotor yang mereka miliki diiringi pula dengan semakin meningkatnya jumlah limbah B3 yang dihasilkan dari kegiatan perbengkelan, seperti oli bekas, aki bekas, majun bekas, dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan limbah B3 yang dihasilkan dari kegiatan perbengkelan serta melakukan evaluasi terhadap pengelolaan limbah B3 bengkel yang telah dilakukan. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan kondisi eksiting dengan peraturan. Pengumpulan data dilakukan dengan survei dan observasi lapangan pada 52 bengkel sepeda motor atau kendaraan bermotor roda dua yang ada di Kecamatan Wonokromo, Surabaya Selatan. Untuk menentukan timbulan yang dihasilkan, dilakukan pula pengukuran selama delapan hari berturut-turut terhadap 14 bengkel sampel yang ditentukan secara acak terstratifikasi. Survei dan observasi lapangan dilakukan pula pada pihak non penghasil limbah B3, dalam hal ini pengumpul dan pengangkut limbah B3 yang ada di Surabaya. Timbulan yang dihasilkan untuk bengkel kepadatan pelanggan rendah, sedang, dan tinggi masing-masing 3.41 kg/hari dan 0.55 kg/motor.hari, 5.76 kg/hari dan 0.74 kg/motor.hari, dan 6.72 kg /hari dan 0.57 kg/motor.hari. Komposisi limbah B3 bengkel i
ii terdiri dari 61% oli bekas, 21% onderdil bekas, 9% botol oli bekas, 4% aki bekas, 3% kemasan terkontaminasi, 1% majun bekas. Sedangkan untuk sampah non B3 sebanyak 1%. Pengelolaan limbah B3 yang dilakukan oleh bengkel di Kecamatan Wonokromo hanya pewadahan dan penyimpanan sementara, sedangkan pengumpulan, pengangkutan, maupun pengolahan dilakukan oleh institusi lain. Secara umum, pengelolaan limbah B3 bengkel di Kecamatan Wonokromo masih belum sesuai dengan peraturan. Ketidaksesuaian ini terutama pada pewadahan yang tidak disesuaikan dengan sifat dan karakteristik limbah B3 serta tidak adanya label dan simbol limbah B3. Selain itu, penyimpanan sementara limbah B3 di bengkel belum ada secara khusus, catatan mengenai limbah yang dihasilkan serta manifest saat pengumpulan dan pengangkutan limbah B3 juga belum ada. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan dalam pengelolaan limbah B3 bengkel di Kecamatan Wonokromo. Berdasarkan evaluasi pengelolaan limbah B3 bengkel kendaraan bermotor roda dua maka rekomendasi pengelolaan limbah B3 adalah berkaitan dengan pewadahan dan penyimpanan sementara yang disesuaikan dengan karakteristik limbah, perijinan untuk penyimpanan sementara, adanya catatan mengenai setiap limbah yang dihasilkan, serta manifest yang harus disertakan pada saat pengangkutan limbah B3 bengkel. Kata kunci: bengkel, Kecamatan Wonokromo, limbah B3, sepeda motor, Surabaya Selatan