PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN ...

196 downloads 1548 Views 2MB Size Report
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh : Nama ... Skripsi ini yang berjudul : Pengembangan Aplikasi Sistem Absensi. Karyawan Dengan ...
PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

ADAM PRATAMA 103091029590

TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2007

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKONOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh : Nama NIM Semester Fakultas Jurusan Judul Skripsi

: Adam Pratama : 103091029590 : VIII ( Delapan ) : Sains dan Teknologi : Teknik Informatika : Pengembangan Aplikasi Sistem Absensi Karyawan Dengan Metode Barcode Pada PT. Kemenangan Jaya

Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer pada program studi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta,

September 2007

Menyetujui, Dosen Pembimbing Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Yusuf Durachman, M.Sc NIP. 150 378 017

Joko Adianto, M.InfSys

Mengetahui, Dekan

Ketua Program Studi

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 150 317 956

Nurhayati, M.Kom NIP. 150 293 241

ii

PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Pada Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh : Adam Pratama 103091029590

Menyetujui,

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Yusuf Durachman, M.Sc NIP. 150 378 017

Joko Adianto, M.InfSys

Mengetahui, Ketua Program Studi Teknik Informatika

Nurhayati, M.Kom NIP. 150 293 241

iii

PENGESAHAN UJIAN

Skripsi ini yang berjudul : Pengembangan Aplikasi Sistem Absensi Karyawan Dengan Metode Barcode Pada PT. Kemenangan Jaya. Telah diuji dan dinyatakan Lulus dalam Sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada hari

.

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Teknik Informatika. Jakarta,

Penguji I,

September 2007

Penguji II,

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 150 317 956

DR. Zainul Arham, S.Kom., M.Si

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Yusuf Durachman, M.Sc NIP. 150 378 017

Joko Adianto, M.InfSys

Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 150 317 956

iv

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAUPUN LEMBAGA MANAPUN.

Ciputat,

September 2007

Adam Pratama 103091029590

v

Pengembangan Aplikasi Sistem Absensi Karyawan Dengan Metode Barcode Pada PT. Kemenangan Jaya Adam Pratama Universitas Islam Negeri Jakarta Di Bawah Bimbingan Bapak Yusuf Durachman, M.Sc dan Bapak Joko Adianto, M.InfSys.

ABSTRAK

PT. Kemenangan Jaya merupakan sebuah perusahaan berskala menengah yang bergerak di bidang penyediaan berbagai macam bahan eksterior dan interior bangunan. Pada perusahaan ini terdapat suatu sistem absensi karyawan yang masih berjalan secara manual, dimana dalam penerapan sistem absensi ini terdapat beberapa hal yang menjadi kendala, yaitu diantaranya adalah keefektifan dan efisiensi waktu dan proses pengabsenan, bentuk laporan absensi yang masih berupa hardcopy yang dapat menyulitkan dalam proses pencarian data, dan kemungkinan terjadinya data absensi yang hilang. Dengan alasan di atas maka penulis mencoba untuk memberikan alternatif pemecahan masalah dengan membuat suatu aplikasi sistem sbsensi yang akan mencatat data dan daftar kehadiran karyawan, waktu kedatangan, waktu pulang, yang akan dibuat secara sistematis dan terkomputerisasi dengan metode barcode, sehingga akan menghilangkan proses pencatatan kehadiran karyawan yang selama ini telah berjalan secara manual pada PT. Kemenangan Jaya dan juga dengan penggunaan metode barcode akan mengurangi tingkat kesalahan penginputan ID Pegawai dalam proses absensi tersebut. Pada penulisan ini juga akan diterangkan tahapan pengerjaan, mulai dari proses analisa, perencanaan, konstruksi yang menggunakan aplikasi Borland Delphi 5 dan SQL Server 2000 untuk database-nya, hingga tahapan pengimplementasian dengan menggunakan metode spiral dengan notasi perekayasaan dan pendekatan berorientasi objek, UML (Unified Modelling Languange), dengan membuat use case diagram, sequence diagram, class diagram, flow map (sebagai indikasi prosedur arus data pada sistem yang akan diterapkan), dan analisa masukan serta keluaran, untuk mengetahui data apa saja yang akan menjadi masukan dan keluaran.

Kata Kunci : Barcode, Aplikasi Sistem Absensi, ID Pegawai, UML, Use Case Diagram, Sequence Diagram, Class Diagram, Flow Map

vi

KATA PENGANTAR

Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan dan menyusun skripsi ini. Adapun judul dari skripsi ini adalah “Pengembangan Aplikasi Sistem Absensi Karyawan Dengan Metode Barcode Pada PT. Kemenangan Jaya”. Penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat penulis laksanakan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak yang terkait. Untuk itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih secara khusus kepada beberapa pihak tertentu : 1. DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Ibu Nurhayati, M.Kom, selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika dan Ibu Viva selaku Sekretaris Program Studi Teknik Informatika. 3. Bapak Yusuf Durachman, M.Sc dan Bapak Joko Adianto M.InfSys selaku Dosen Pembimbing, yang telah memberikan waktu dan perhatiannya dalam penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Ali Selaku Manager Operasional PT. Kemenangan Jaya, yang telah membantu dan memberikan waktu dalam penyelesaian skripsi ini 5. Seluruh Karyawan dan staf PT Kemenangan Jaya, yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini 6. Ibunda Hj. Tuty Alawiyah dan Ayahanda H. Santoso, serta adik dan Roofina yang telah mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini

vii

7. Seluruh Dosen Teknik Informatika, yang telah memberikan ilmu dan bimbingannya selama penulis menyelesaikan studi di Teknik Informatika 8. Teman-teman Teknik Informatika Kelas D angkatan 2003, yang telah melewatkan waktu bersama selama masa studi.

Penulis sadar masih banyak sekali kekurangan dari skripsi ini, dan penulis terbuka terhadap segala saran dan kritik yang membangun. Akhir kata penulis mempersembahkan skripsi ini dengan segala kelebihan dan kekurangannya, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, amien.

Ciputat, September 2007

Penulis

viii

Aplikasi Sistem Absensi Karyawan Dengan Menggunakan Metode Barcode Pada PT. Kemenangan Jaya Adam Pratama Universitas Islam Negeri Jakarta Di Bawah Bimbingan Bapak Yusuf Durahman, M.Sc dan Bapak Joko Adianto, M.InfSys.

ABSTRAK

PT. Kemenangan Jaya merupakan sebuah perusahaan berskala menengah yang bergerak di bidang penyediaan berbagai macam bahan eksterior dan interior bangunan. Pada perusahaan ini terdapat suatu sistem absensi karyawan yang masih berjalan secara manual, dimana dalam penerapan sistem absensi ini terdapat beberapa hal yang menjadi kendala, yaitu diantaranya adalah keefektifan dan efisiensi waktu dan proses pengabsenan, bentuk laporan absensi yang masih berupa hardcopy yang dapat menyulitkan dalam proses pencarian data, dan kemungkinan terjadinya data absensi yang hilang. Dengan alasan di atas maka penulis mencoba untuk memberikan alternatif pemecahan masalah dengan membuat suatu aplikasi sistem sbsensi yang akan mencatat data dan daftar kehadiran karyawan, waktu kedatangan, waktu pulang, yang akan dibuat secara sistematis dan terkomputerisasi dengan metode barcode, sehingga akan menghilangkan proses pencatatan kehadiran karyawan yang selama ini telah berjalan secara manual pada PT. Kemenangan Jaya dan juga dengan penggunaan metode barcode akan mengurangi tingkat kesalahan penginputan ID Pegawai dalam proses absensi tersebut. Pada penulisan ini juga akan diterangkan tahapan pengerjaan, mulai dari proses analisa, perencanaan, konstruksi yang menggunakan aplikasi Borland Delphi 5 dan SQL Server 2000 untuk database-nya, hingga tahapan pengimplementasian dengan menggunakan metode spiral dengan notasi perekayasaan dan pendekatan berorientasi objek, UML (Unified Modelling Languange), dengan membuat use case diagram, sequence diagram, class diagram, flow map (sebagai indikasi prosedur arus data pada sistem yang akan diterapkan dan analisa masukan), dan analisa masukan dan keluaran, untuk mengetahui data apa saja yang menjadi masukan dan keluaran.

Kata Kunci : Barcode, Aplikasi Sistem Absensi, ID Pegawai, UML, Use Case Diagram, Sequence Diagram, Class Diagram, Flow Map

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia teknologi informasi saat ini semakin cepat memasuki

berbagai bidang, sehingga kini semakin banyak perusahaan yang berusaha meningkatkan usahanya terutama dalam bidang bisnis yang sangat berkaitan erat dengan teknologi informasi itu sendiri. Hal ini didukung oleh pernyataan bahwa Kegunaan komputer pada aplikasi bisnis adalah untuk menyediakan informasi dengan cepat dan tepat. Informasi ini ibarat darah yang mengalir di dalam tubuh suatu perusahaan. Jika di dalam suatu perusahaan, informasi tersebut terhenti atau terhambat, maka sistem perusahaan akan menjadi lusuh (Jogiyanto, 1999:96). Salah satu perkembangan teknologi informasi yang penting adalah semakin dibutuhkannya penggunaan alat pengolah data yang berfungsi untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Perusahaan-perusahaan yang ingin mengembangkan usaha dan mencapai sukses harus mengikuti era informasi dengan menggunakan alat pendukung pengolah data yaitu komputer. Hal ini didukung oleh pernyataan yang diutarakan bahwa komputer digunakan untuk mengelola sumber daya yang luas dari perusahaan-perusahaan yang memandang seluruh dunia sebagai pasar mereka dimana pada eksekutif perusahaan melakukan investasi pada teknologi informasi dengan tujuan mencapai skala ekonimis dan dapat mengembangkan produk yang dapat dijual di seluruh dunia (Mcleod, 1998:92).

Dengan adanya komputer sebagai alat pengolah data, maka semua bidang dalam suatu perusahaan ataupun instansi dapat dikomputerisasikan, dalam hal ini bidang-bidang yang dianggap penting dan utama karena hal ini dapat mendukung keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Dalam kajian ini penulis ingin memberikan suatu solusi dengan merancang dan mengaplikasikan suatu alur kerja sistem absensi berdasarkan sistem absensi manual yang sudah ada pada PT. Kemenangan Jaya yang masih kurang efektif dan efisien, dan membuat sistem basis data yang akan digunakan dalam aplikasi absensi yang terkomputerisasi, user Interface untuk mengelola basis data tersebut, dan aplikasi absensi yang terkomputerisasi dengan baik antara sistem basis data, user interface, dan user itu sendiri dengan penambahan metode barcode untuk memberikan solusi optimal yang telah terkomputerisasi, kecepatan dan ketepatan pengolahan data, dan mengurangi tingkat kesalahan pada waktu proses

pengabsenan

berlangsung

(http://www.wikipedia.com/barcode).

Oleh

sebab itu dengan berdasarkan alasan ini penulis mencoba mengambil tema dalam penulisan skripsi ini dengan judul : “Pengembangan Aplikasi Sistem Absensi Karyawan Dengan Metode Barcode Pada PT. Kemenangan Jaya”.

1.2

Rumusan Masalah PT. Kemenangan Jaya yang bergerak dibidang retail berkeinginan untuk

memiliki suatu sistem informasi absensi karyawan yang dapat menggantikan sistem absensi yang telah ada namun masih berjalan secara manual. Keinginan ini timbul karena perusahaan ini mengalami kesulitan dalam mengolah data informasi

2

absensi sehingga mengakibatkan semakin banyaknya hardcopy arsip dan menyulitkan ketika pihak manajemen personalia perusahaan bermaksud untuk merekap dan melakukan pendataan ulang data dan daftar hadir karyawan yang telah berlangsung selama 1 tahun lamanya. Proses pengabsensian yang telah ada di PT. Kemenangan Jaya dapat dikatakan masih kurang efisien dan efektif karena semua masih dilakukan secara manual, mulai dari pendataan dan penghitungan jam hadir, jam keluar, lama waktu kerja, sampai dengan keterangan tidak masuk karyawan. Sedangkan di departemen personalia, pengaksesan ini belum memiliki sesuatu sistem informasi pegawai yang baik. Semua hal tersebut sering mengakibatkan hasil yang kurang teliti dan memakan waktu yang lama. Masalah yang utama yang timbul dikarenakan adanya faktor kelelahan mental akibat hanya ada seorang staff yang bertanggung jawab dalam perhitungan jam kerja. Penggunaan metode barcode pada aplikasi sistem absensi karyawan ini juga akan membuat sistem absensi ini menjadi lebih efektif dan efisien karena setiap pegawai hanya akan menempelkan kartu ID karyawan pada perangkat barcode scanner yang telah tersedia dimana penghitungan jam hadir dan jam keluar karyawan akan masuk pada database, kemudian hasil inputan nomor induk karyawan atau barcode akan menjadi acuan jam kedatangan karyawan tersebut. Dalam pembuatan skripsi ini, penulis akan memberikan suatu solusi tentang : 1. Bagaimana sistem absensi ini dapat membantu proses pencatatan data dan daftar hadir karyawan.

3

2. Bagaimana memberikan report harian, bulanan, dan tahunan data dan daftar hadir karyawan.

1.3

Batasan Masalah Aplikasi sistem absensi dengan metode barcode pada Perusahaan

Kemenangan Jaya akan memberikan suatu report pencatatan atau log secara harian, bulanan, dan tahunan tentang data dan daftar hadir karyawan, waktu kedatangan, waktu pulang. Aplikasi absensi ini hanya akan mencatat hal-hal yang berkaitan dengan data dan daftar kehadiran karyawan, dan tidak melakukan pengaturan terhadap penentuan waktu kedatangan dan kepulangan karyawan. Aplikasi ini tidak akan melakukan penghitungan penggajian karyawan berdasarkan lamanya waktu kerja karyawan dan aplikasi ini juga tidak terhubung dengan database perusahaan, karena aplikasi ini merupakan suatu aplikasi tambahan yang berdiri sendiri sehingga tidak akan mengganggu dan mengacaukan database pusat yang terhubung dengan data keseluruhan dan keterangan aktifitas perusahaan. Pendeteksian absensi pada aplikasi ini terbatas pada metode dan teknologi yang digunakan, yakni barcode dan tidak menggunakan teknologi pendeteksian yang lain seperti fingerprint scan atau yang lainnya.

4

1.4

Tujuan Pembuatan Tujuan dari diadakannya penelitian, perancangan, dan pembuatan aplikasi

absensi dengan sistem barcode dalam menunjang penulisan skripsi ini adalah untuk : 1. Menyusun suatu sistem informasi yang berbasis komputer secara sistematis, terstruktur, terarah dan lengkap dengan demikian sistem informasi yang dibuat benar-benar berguna dan mengefisienkan pekerjaan dalam perusahaan. 2. Memberikan suatu solusi dengan merancang, memberikan hasil report, dan mengimplementasikan Aplikasi absensi yang telah dibuat dan akan digunakan di Perusahaan Kemenangan Jaya sebagai penunjang proses pendataan kehadiran karyawan yang ada dan dilakukan pada perusahaan tersebut.

1.5

Manfaat Penulisan Manfaat yang akan didapat dari penulisan skripsi dalam pembuatan dan

pengaplikasian sistem absensi dengan barcode ini adalah sebagai berikut : 1.

Membantu Perusahaan Kemenangan Jaya untuk mengubah sistem absensi yang telah berjalan secara manual menjadi suatu sistem absensi yang terkomputerisasi.

2.

Membantu Perusahaan Kemenangan Jaya dalam meningkatkan kinerja dan etos kerja serta kedisiplinan kerja kepada para karyawannya.

5

3.

Membantu pendataan dan daftar hadir karyawan perusahaan dengan memberikan suatu solusi optimal yang telah terkomputerisasi dan berbasis data dengan penggunaan metode barcode.

4.

Sistem aplikasi absensi ini akan mampu untuk melakukan beberapa fasilitas dan fungsi seperti : Mempunyai password yang berguna untuk melindungi

pemakaian

sistem

oleh orang

yang

tidak

berwenang, sistem mempunyai fasilitas pengendali error yaitu berupa pesan

kesalahan

atau

proses

yang

akan

muncul

dalam

sistem.pengabsensian, mampu menyimpan data-data mengenai data pribadi dan data absensi karyawan, dan sistem dapat melakukan pencarian data 5.

Memberikan suatu report secara berkala tentang data dan daftar kehadiran karyawan sebagai bahan acuan peningkatan etos dan kedisiplinan karyawan dalam perusahaan

6.

Memberikan input perbaikan guna meningkatkan sistem yang sudah ada agar lebih optimal.

1.6

Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam perancangan dan pengembangan sistem

aplikasi absensi karyawan ini adalah dengan menggunakan beberapa metode, antara lain : 1.

Metode Interview

6

Koentjaraningrat (1985:167) mengartikan interview sebagai sebuah tindakan pengumpulan informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan dan dijawab secara lisan pula yang akan digunakan dalam tahap analisa.

2.

Metode Pengembangan Sistem Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penulisan

skripsi ini adalah dengan menggunakan model pengembangan sistem spiral. Model Spiral yang diusulkan oleh Boehm (1988), menggambarkan sebuah tahapan proses pengembangan perangkat lunak, yang terdiri dari enam wilayah tugas (Pressman, 1997:47), yaitu antara lain : A. Komunikasi Pelanggan Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi yang efektif di antara pengembang dan pelanggan. B. Perencanaan Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mendefinisikan sumber daya, ketepatan waktu, dan proyek informasi lain yang berhubungan. C. Analisis Resiko Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resiko-resiko, baik manajemen maupun teknis.

7

D. Perekayasaan Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dari aplikasi tersebut. Penulis menggunakan notasi UML sebagai case tool dalam perekayasaan sistem. E. Konstruksi dan Peluncuran Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang, dan memberikan pelayanan kepada pemakai. Jika seluruh obyek yang dibutuhkan telah selesai didesain maka tahap selanjutnya adalah mengkonstruksikan obyek-obyek yang telah selesai didesain ke dalam kode bahasa pemrograman. Bahasa pemrograman yang penulis gunakan ialah Borland Delphi 5 sebagai pembuatan aplikasi sistemnya dan menggunakan aplikasi perancangan database MS SQL Server 2000. F. Evaluasi Pelanggan Langkah ini melakukan pengujian fungsionalitas dan efisiensi sistem

pada

saat

sistem

tersebut

telah

selesai

dibuat

dan

diimplementasikan. G. Menarik Kesimpulan Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk memperoleh umpan balik dari pelanggan dengan didasarkan pada evaluasi representasi perangkat lunak yang dibuat selama masa perekayasaan dan diimplementasikan selama masa pemasangan.

8

1.7

Sistematika Penulisan Penyusunan penulisan skripsi ini dilaksanakan dengan beberapa metode

dan format susunan yang terbagi ke dalam beberapa bab, yang terdiri dari : 1. BAB I : Pendahuluan Berisi tentang beberapa hal umum tentang maksud dan tujuan penulisan skripsi serta pelaksanaan penelitian pada Perusahaan PT. Kemenangan Jaya sebagai acuan dalam pembuatan aplikasi absensi dengan

sistem

dilaksanakannya

barcode,

yang

penelitian,

tujuan

terdiri dari

dari

latar

belakang

diadakannya

penelitian,

perancangan, dan pembuatan aplikasi sistem absensi dengan metode barcode dalam menunjang penulisan skripsi, manfaat penulisan, metode pelaksanaan dan penulisan skripsi, serta sistematika dalam penyusunan skripsi ini.

2. BAB II : Landasan Teori Menjelaskan tentang konsep dasar aplikasi absensi, penjelasan singkat tentang barcode concept, sejarah singkat aplikasi Delphi 5 sebagai aplikasi pembangun utama, dan konsep database serta penjelasan singkat tentang microsoft access sebagai aplikasi database yang akan digunakan dalam pembuatan aplikasi absensi ini.

9

3. BAB III : Metodologi Penelitian Menjelaskan tentang metode yang digunakan dalam menyelesaikan kasus pendataan dan pengaplikasian sistem absensi pada perusahaan tersebut, perancangan yang berisi semua metode yang berhubungan dengan topik yang dibahas dan akan digunakan dalam pembuatan aplikasi sistem absensi ini, serta penganalisaan masalah yang ada dalam perusahaan sehingga dapat diberikan suatu solusi optimal terhadap permasalahan yang ada.

4. BAB IV : Pembahasan Menjelaskan tentang pembahasan sistem yang yang berisikan konsep, alur, dan pola pikir program dalam bentuk flowchart, bagaimana sistem absensi ini nantinya akan berjalan, dan tahap-tahap yang diperlukan dalam menjalankan sistem absensi ini dengan disertai dengan metode atau teknik yang digunakan dalam melaksanakan penelitian serta menyelesaikan masalah yang dimulai dari perancangan data sampai kepada terselesaikannya masalah.

5. BAB V : Kesimpulan dan Saran Berisi tentang kesimpulan dari penelitian dan hasil akhir dari pemecahan masalah setelah dibuat aplikasi absensi dengan barcode ini serta saran yang dianggap penting atau dijalankan pada masa yang akan datang untuk kesempurnaan hasil penelitian atau pemecahan

10

masalah, sehingga masalah serupa tidak terjadi lagi serta antisipasi terhadap timbulnya masalah lain setelah pengaplikasian sistem absensi ini dapat berjalan dengan baik pada perusahaan tempat penelitian untuk penulisan skripsi ini dilakukan.

6. Daftar Pustaka Berisi daftar pustaka atau referensi-referensi baik berupa media cetak maupun media elektronik yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian tugas akhir.

11

BAB II LANDASAN TEORI

2.1

Konsep Dasar Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Sistem dilihat dari segi etimologinya berasal dari bahasa inggris yaitu sistem yang berarti susunan, cara, jaringan (Echols dan Shadily, 2000:575). Menurut Hartono (1999:683), sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Pengertian sistem dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti Perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.

2.1.2

Elemen Sistem Elemen yang terdapat dalam sistem meliputi : tujuan sistem,

batasan sistem, kontrol, input, proses, output, dan umpan balik.

Hubungan antar elemen dalam sistem dapat dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini (Kristanto, 2003:2) :

TUJUAN BATASAN KONTROL

INPUT

PROSES

OUTPUT

UMPAN BALIK

Gambar 2.1 Elemen Sistem

Dari gambar di atas bisa dijelaskan sebagai berikut : tujuan, batasan, dan kontrol sistem akan berpengaruh pada input, proses, dan output. Input dalam

sistem

akan diproses

dan

diolah sehingga

menghasilkan output, dimana output tersebut akan dianalisis dan akan menjadi umpan balik bagi si penerima. Kemudian dari umpan balik ini akan muncul segala macam pertimbangan untuk input selanjutnya. Selanjutnya siklus ini akan berlanjut dan berkembang sesuai dengan permasalahan yang ada (Kristanto, 2003:2).

2.1.2.1 Tujuan Sistem Tujuan sistem dapat berupa tujuan organisasi, kebutuhan organisasi, permasalahan yang ada dalam suatu organisasi

13

maupun urutan prosedur untuk mencapai tujuan organisasi. Jadi, dapat dikatakan bahwa tujuan sistem adalah tujuan yang akan dicapai dari pembuatan suatu sistem. 2.1.2.2 Batasan Sistem Batasan sistem adalah sesuatu yang membatasi sistem dalam pencapaian tujuan. Batasan sistem dapat berupa peraturan yang ada dalam organisasi, sarana dan prasarana, maupun batasan yang lain. 2.1.2.3 Kontrol Sistem Kontrol

sistem

merupakan

pengawasan

terhadap

pelaksanaan pencapaian tujuan dari sistem tersebut. Kontrol sistem dapat berupa kontrol terhadap pemasukan data (input), output, pengolahan data, umpan balik, dan sebagainya. 2.1.2.4 Input Merupakan suatu elemen dari sistem yang bertugas untuk menerima seluruh masukan data yang dapat berupa jenis data, frekuensi pemasukan data, dan lainnya. 2.1.2.5 Proses Merupakan elemen dari sistem yang bertugas untuk mengolah atau memproses seluruh masukan data menjadi suatu informasi yang lebih berguna.

14

2.1.2.6 Output Merupakan hasil dari input yang telah diproses oleh bagian pengolah dan merupakan tujuan akhir dari sistem. 2.1.2.7 Umpan Balik Umpan balik merupakan elemen dalam sistem yang bertugas mengevaluasi bagian dari output yang dikeluarkan, dimana elemen ini sangat penting demi kemajuan sebuah sistem. Umpan balik in dapat berupa perbaikan sistem, pemeliharaan sistem, dan sebagainya (Kristanto, 2003:3-4).

2.1.3

Klasifikasi Sistem Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang,

diantaranya adalah sebagai berikut : 1.

Sistem Abstrak dan Sistem Fisik Sistem abstrak merupakan sistem yang berupa pemikiran atau

ide-ide yang tidak tampak, sedangkan sistem fisik adalah sistem yang ada secara fisik. 2.

Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses

alam, sedangkan sistem buatan manusia adalah sistem yang terjadi dan ada karena merupakan hasil rancangan dari manusia.

15

3.

Sistem Tertentu dan Sistem Tidak Tentu Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah

dapat diprediksi, dimana interaksi antar bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sedangkan sistem tidak tentu adalah sistem dimana kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. 4.

Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dan

tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Secara teoritis sistem ini ada, namun pada kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkuna luarnya (Kristanto, 2003: 4-6).

2.2

Konsep Dasar Informasi 2.2.1

Pengertian Informasi Menurut Kristanto (2003:6), Informasi merupakan kumpulan data

yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sedangkan menurut Mcleod (1998:15), Informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti.

16

2.2.2

Siklus Informasi Siklus informasi dimulai dari data mentah yang diolah melalui

suatu model menjadi informasi (output), kemudian informasi diterima oleh penerima, sebagai dasar untuk membuat keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti akan membuat data kembali. Kemudian data tersebut akan ditangkap sebagai input dan selanjutnya membentuk siklus.

2.2.3

Kualitas Informasi Kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal berikut : 1.

Akurat Informasi harus bebas dari kesalahan dan tidak bias atau

menyesatkan.

Akurat

juga

berarti

informasi

harus

jelas

mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut. 2.

Tepat Pada Waktunya Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.

Informasi yang sudah usang tidak akan memiliki nilai lagi, karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka akan berakibat fatal bagi suatu organisasi.

17

3.

Relevan Relevan dalam hal ini adalah dimana informasi tersebut

memiliki manfaat dan keterkaitan dalam pemakaiannya. Relevansi informasi untuk tiap satu individu dengan individu lainnya memiliki perbedaan (Kristanto, 2003:6).

2.3

Konsep Dasar Sistem Informasi 2.3.1

Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi

yang merupakan kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur, dan pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan yang baik (Hartono, 1999:697) Sedangkan

menurut

Kristanto

(2003:11),

sistem

informasi

didefinisikan sebagai berikut : 1.

Suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi.

2.

Sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan atau untuk mengendalikan organisasi.

18

2.3.2

Komponen Sistem Informasi Untuk mendukung lancarnya suatu sistem informasi dibutuhkan

beberapa komponen yang fungsinya sangat vital di dalam sistem informasi, yaitu antara lain : 1.

Blok Masukan Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi.

Input dalam hal ini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan yang dapat berupa dokumen dasar. 2.

Blok Model Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model

matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan pada basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. 3.

Blok Keluaran Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan

informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pamakai sistem. 4.

Blok Teknologi Teknologi merupakan kotak alat (tool box) dalam sistem

informasi.

Teknologi

digunakan

menjalankan

model, menyimpan

menghasilkan

dan

mengirimkan

untuk

menerima

input,

dan

mengakses

data,

keluaran,

pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

19

dan

membantu

5.

Blok Basis Data Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling

berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras

komputer, dan

dipergunakan

perangkat

lunak

untuk

memanipulasinya. 6.

Blok Kendali Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk

meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung dengan cepat diatasi (Kristanto, 2003 : 12-13).

2.4

Rekayasa Perangkat Lunak Pressman (1997:10) mengemukakan bahwa perangkat lunak adalah : 1. Perintah (program komputer) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang diinginkan. 2. Struktur data yang memungkinkan program memanipulasi informasi secara proporsional 3. Dokumen yang menggambarkan operasi dan kegunaan program

Sedangkan menurut Sommerville (2000:6) perangkat lunak adalah program komputer dan dokumentasi yang berhubungan, dimana produk perangkat lunak tersebut dapat dikembangkan untuk pelanggan tertentu atau pasar umum.

20

Rekayasa perangkat lunak menurut Sommerville (2000:7) adalah Disiplin ilmu yang membahas semua aspek produksi perangkat lunak, mulai dari tahap awal spesifikasi sistem sampai pemeliharaan sistem setelah digunakan.

2.5

UML (Unified Modelling Language) 2.5.1

Sejarah UML Proses analisis untuk mengidentifikasi objek dan kelas objek

dianggap

sebagai

salah

satu

area

yang

paling

sulit

mengenai

pengembangan berorientasi objek. Identifikasi objek pada dasarnya sama dengan analisis dan perancangan. Berbagai metode analisis berorientasi objek diusulkan pada tahun 1990-an. Metode-metode ini mempunyai banyak kesamaan dan tiga dari pengembang utamanya (Grady Booch, Jim Rumbaugh dan Ivan Jacobson) memutuskan untuk mengintegrasikan pendekatan mereka untuk menghasilkan metode yang terunifikasi yang dinamakan UML (Nugroho, 2004:20). Pendekatan UML memiliki nilai yang sangat baik dalam penyelidikan dan penelitian. Perangkat UML distandarkan sebagai peralatan untuk dokumen analisa dan perancangan dari sistem perangkat lunak. Peralatan UML termasuk diagram yang memberikan seseorang untuk menampilkan konstruksi dari sebuah sistem object oriented. Unified Modelling Language (UML) menurut Hermawan (2004:7) adalah

bahasa standar

yang

21

digunakan

untuk menjelaskan

dan

memvisualisasikan artifak dari proses analisis dan desain sistem berorientasi obyek. Dalam penjelasan lain dikatakan bahwa UML merupakan bahasa pemodelan yang paling sukses dari tiga Object Oriented yang telah ada yaitu Booch, OMT dan OOSE. Dan UML adalah kesatuan dari ketiga pemodelan

tersebut

pemodelan yang tidak

dan

ditambah

kemampuan

untuk

mengatasi

dapat ditangani oleh ketiga metode pemodelan

tersebut (Nugroho, 2004:20). Object Management Group, Inc. (OMG) adalah sebuah organisasi perkumpulan taraf internasional yang terbentuk tahun 1989 memiliki anggota lebih dari 800 anggota yang terdiri dari perusahan sistem informasi, software development dan para user. Organisasi inilah yang mempromosikan

teori-teori

dan

praktek-praktek

object

oriented

technology dalam rekayasa software. OMG inilah yang mengeluarkan UML setelah terbentuknya Object Oriented Architecture (OOA) yang menjadi penentuan infrastruktur konseptual perkembangan Object Oriented Technology, dimana dengan adanya UML ini dapat mengurangi kekacauan dalam bahasa pemodelan pengembangan sistem software dan juga diharapkan dapat membantu menjawab permasalahan penotasian dan mekanisme tukar-menukar model yang terjadi selama ini.

22

2.5.2

Tujuan dan Cakupan UML 2.5.2.1 Tujuan UML Menurut Suhendar dan Gunadi (2002:30) bahwa tujuan utama UML adalah : A. Memberikan pemodelan

model visual

yang

siap

yang

pakai,

bahasa

ekspresif

untuk

mengembangkan dan saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum. B. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemrograman dan proses rekayasa. C. Menyatukan praktik-praktik terbaik yang terdapat dalam pemodelan.

2.5.2.2 Cakupan UML Cakupan UML

menurut Suhendar dan Gunadi

(2002:30) ialah : A. UML menggabungkan konsep Booch, OMT, dan OOSE, sehingga UML merupakan suatu bahasa pemodelan tunggal yang umum dan digunakan secara luas oleh para user . B. UML menekankan pada apa yang dapat dikerjakan dengan metode-metode tersebut. C. UML berfokus pada suatu bahasa pemodelan standar.

23

2.5.3

Notasi dan Artifak Dalam UML 2.5.3.1 Actor Actor menurut Hermawan (2004:14) adalah segala sesuatu yang berinteraksi dengan sistem aplikasi komputer. Jadi actor ini bisa berupa orang, perangkat keras , atau mungkin juga obyek lain dalam sistem yang sama. Biasa nya yang dilakukan oleh actor adalah memberikan informasi pada sistem dan atau memerintahkan sistem untuk melakukkan sesuatu. Notasi actor dapat dilihat pada gambar 2.2 di bawah ini :

Notasi Aktor

Gambar 2.2 Notasi aktor

2.5.3.2 Class Class

menurut

Hermawan

(2004:14)

merupakan

pembentuk utama dari sistem berorientasi obyek, karena class menujukan kumpulan obyek yang memiliki atribut dan operasi yang sama.

Class digunakan

untuk mengimplementasikan

interface. Notasi class dapat dilihat pada gambar 2.3 di bawah ini :

Gambar 2.3 Notasi class

24

Class digunakan untuk mengabstraksikan elemen dari sistem yang sedang di bangun. class bisa untuk merepresentasikan baik perangkat lunak maupun prangkat keras, baik konsep maupun benda nyata. Notasi class berbentuk persegi panjang berisi tiga bagian persegi paling atas untuk nama class, persegi panjang

paling

bawah untuk operasi, dan persegi panjang di tengah untuk atribut. Atribut digunakan untuk menyimpan informasi. Nama atribut menggunakan kata benda yang dapat dengan jelas merepresentasikan infomasi yang di simpan di dalamnya. Operasi menunjukan sesuatu yang bisa di lakukan oleh obyek. Dan menggunakan kata kerja.

2.5.3.3 Use Case Menurut Hermawan (2004:16) Use case menjelaskan urutan kegiatan yang di lakukan actor dan sistem untuk mencapai suatu tujuan tertentu walaupun menjelaskan kegiatan namun use case hanya menjelaskan apa yang dilakukan oleh actor dan sistem, bukan bagai mana actor dan sistem melakukan kegiatan tersebut.

25

Notasi Use case dapat dilihat pada gambar 2.4 di bawah ini :

Gambar 2.4 Notasi Use Case

Di dalam use case terdapat teks untuk menjelaskan urutan kegiatan yang di sebut use case specification. Use case specification terdiri dari: 1. Nama use case Mencantumkan

nama

dari

use

case

yang

bersangkutan. Sebaiknya di awali dengan kata kerja untuk menujukan suatu aktivitas. 2. Deskripsi singkat ( brief description ) Menjelaskan secara singkat dalam 1 atau 2 kalimat tentang tujuan dari use case ini. 3. Aliran normal (basic flow) Ini adalah jantung dari use case. Menjelaskan interaksi antara actor dan sistem dalam kondisi normal, yaitu segala seuatu berjalan dengan baik, tiada halangan atau hambatan dalam mencapai tujuan dari use case.

26

4. Aliran alternatif (alternate flow) Merupakan perlengkapan dari basic flow karena tidak ada

yang sempurna

dalam

setip

kali

use

case

berlangsung. Di dilam alternate flow ini dijelaskan apa yang akan terjadi bila suatu halangan terjadi sewaktu use case berlangsung. Ini terutama berhubungan dengan error yang mungkin terjadi, misalnya karena sistem kekurangan data untuk diolah (usia pegawai belum di input), terjadi masalah eksternal (printer belum di turnon). 5. Special requirement Berisi kebutuhan lain yang belum tercukup dalam aliran normal dan alterntif. Biasanya secara tegas di bedakan bahwa basic flow dan alternate flow menangani kebutuhan fungsional dari use case, sementara special requirement yang tidak berhubungan dengan fungsional, misalnya kecepatan transaksi maksimum berapa cepat dan berapa lama kapasitas akses jumlah user yang akan mengakses dalam waktu bersamaan. 6. Pre-condition Menjelaskan persyaratan sebelum use case bisa di mulai.

27

yang harus di penuhi

7. Post-condition Menjelaskan kondisi yang berubah atau terjadi saat use case selesai di eksekusi.

2.5.3.4 Interaction Menurut Hermawan (2004:18) interaction digunakan untuk menunjukan baik aliran pesan atau informasi antar obyek mupun hubungn antar obyek. Biasanya interaction ini dilengkapi juga dengan teks bernama operation singnature yang tersusun dari nama operasi, parameter yang di kirim dan tipe parameter yang di kembalikan Notasi interaction dapat dilihat pada gambar 2.5 di bawah ini :

Gambar 2.5 Notasi Interaction

2.5.3.5 Interface Menurut Hermawan (2004:15) interface merupakan kumpulan

operasi

tanpa

implementasi

dari

suatu

class.

Implementasi operasi dalam interface di jabarkan dalam operasi dalam class. Oleh karena itu keberadaan interface selalu di sertai oleh class yang mengimplementasikan operasinya. Interface ini merupakan salah satu cara mewujudkan prinsip enkapsulasi dalam

28

obyek. Notasi interface dapat dilihat pada gambar 2.6 di bawah ini :

Gambar 2.6 Notasi interface

2.5.3.6 Package Package adalah container atau wadah konseptul yang di gunkan untuk mengelompokan elemen–elemen dari sistem yang sedang di bangun, sehingga bisa dibuat model yang lebih sederhana. Tujuannya adalah untuk mempermudah penglihatan (visibility) dari model yang sedang di bangun. Notasi Package dapat dilihat pada gambar 2.7 di bawah ini :

Gambar 2.7 Notasi Package

2.5.3.7 Note Note di bangun untuk memberikan

keterangan dan

komentar tambahan dari suatu elemen sehingga bisa langsung terlampir dalam model. Note ini bisa ditempelkan kesemua

29

elemen notasi yang lain. Notasi Note dapat dilihat pada Gambar 2.8 di bawah ini :

Gambar 2.8 Notasi Note

2.5.3.8 Dependency Dependency merupakan relasi yang menunjukan bahwa perubahan pada suatu elemen memberi pengaruh pada elemen yang lan. Elemen yang ada di bagian tanda panah adalah elemen yang tergantung pada elemen yang ada di bagian tanpa ada tanda panah. Terdapat dua stereotype dari dependency, yaitu include dan extend . include menunjukan bahwa suatu bagian dari elemen (yang ada di garis tanpa panah ) memicu eksekusi bagian dari elemen lain (yang ada di garis dengan panah), misalnya untuk notasi A -- >B operasi yang ada di class A memicu dieksekusinya operasi yang berada di class B . Extend menunjukkan bahwa suatu bagian dari elemen di garis tanpa panah bisa disisipkan ke dalam elemen yang ada di garis dengan panah, misalnya untuk notasi A-- >B suatu fungsi dari use case A bisa disisipkan ke dalam use case B atau dengan kata lain A optional untuk B.

30

Ke dua stereotype ini

di representasikan dengan

menambahkan text include atau extend di notasi dependency. Notasi dependency dapat dilihat pada gambar 2.9 di bawah ini :

Gambar 2.9 Notasi Dependency

2.5.3.9 Association Association (navigation),

menggambarkan

berapa

banyak

navigasi

obyek

lain

antar

class

yang

bisa

berhubungandengan satu obyek (multiplicity antar class ), dan apakah

suatu

class

menjadi

bagian

dari

class

lainnya

(aggregation). Navigation

dilambangkan dengan penambahan anda

panah di akhir garis. Bidirectional navigation menunjukkan bahwa dengan mengetahui salah satu class bisa di dapatkan dari informasi lainnya. sementara dengan unidirectional navigation hanya dengan mengetahui class di ujung garis association tanpa panah kita bisa mendapatkan informasi dari class di ujung dengan panah, tetapi tidak sebaliknya. Notasi Association dapat dilihat pada gambar 2.10 di bawah ini :

Gambar 2.10 Notasi Association

31

2.5.3.10 Generalization Generalization menunjukan hubungan antar elemen yang lebih umum ke elemen yang lebih spesifik (sub class), dengan generalization, class yang lebih spesifik akan menurunkan atribut dan operasi dari class yang lebih umum (superclass), atau “subclass is a superclass”. generalization

ini konsep

Dengan menggunakan

inheritance

dari

notasi

prinsip hirarki

dimodelkan. Notasi Generalization dapat dilihat pada gambar 2.11 di bawah ini :

Gambar 2.11 Notasi Generalization

2.5.3.11 Realization Realization menunjukan hubungan bahwa elemen yang ada di bagian tanpa panah akan merealisasikan apa yang dinyatakan oleh elemen yang ada di bagian depan panah. Misalnya

class

merealisasikan

package,

component

merealisasikan class atau interface. Notasi Realization

dapat

dilihat pada gambar 2.12 di bawah ini :

Gambar 2.12 Notasi Realization

2.5.3.12 Use Case Diagram

Menurut Hermawan (2004:23) Use Case Diagram (UCD) menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh sistem yang

32

akan dibangun dan siapa yang akan berinteraksi dengan sistem. Use case diagram menjadi dokumen kesepakatan antara customer, User, dan Developer. User menggunakan dokumen UCD untuk memahami sistem dan mengevaluasi bahwa benar yang dilakukan sistem adalah untuk memecahkan masalah yang user ajukan atau sedang dihadapi. Developer menggunakan dokumen UCD ini sebagai rujukan yang benar dalam pengembangan sistem. UCD pada umumnya menggunakan elemen actor, use case, dependency, generalizatiom dan Association. UCD ini memberikan gambaran statis dari sistem yang sedang dibangun dan merupakan artifak dari proses analisis.

2.5.3.13 Sequence Diagram Menurut Hermawan

(2000:24)

Sequence

diagram

menjelaskan secara detail urutan proses yang dilakukan dalam sistem untuk mencapai tujuan dari use case: interaksi yang terjadi antar class, operasi apa saja yang terlibat, urutan antar operasi, dan informasi yang diperlukan oleh masing-masing operasi. Pembuatan sequence diagram merupakan aktivitas yang paling kritikal dari proses disain

karena artifak inilah yang menjadi

pedoman dalam proses pemrograman nantinya dan berisi aliran kontrol dari program.

33

Sequence diagram biasanya tersusun dari elemen obyek, Interaction dan Message. Interaction menghubungkan 2 Obyek dengan pesannya. Diagram ini menjelaskan aspek dinamis dari sistem yang sedang dibangun. Di dalam sequence diagram, terdapat kelas boundary, control dan entity.

2.5.3.14 Class Diagram Sama seperti class, maka class diagram merupakan diagram yang selalu ada di pemodelan sistem berorientasi obyek. Class diagram menunjukan hubungan antar class yang sedang dibangun dan bagaimana mereka saling berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan. Class diagram umumnya tersusun dari elemen class, interface, dependency, Generalization dan Association. Relasi dependency menunjukan bagaimana terjadi ketergantungan antar class yang ada. Relasi Generalization menunjukan bagaimana suatu class menjadi superclass dari class lainnya dan class tersebut menjadi subclasss dari class tersebut. Relasi Association menggambarkan navigasi antar class, berapa banyak obyek lain bisa berhubungan dengan satu obyek (multiplicity antar class), dan apakah satu class menjadi bagian dari class lainnya (agregation). Class diagram digunakan untuk menggambarkan disain statis dari sistem yang sedang dibangun.

34

2.6

Konsep Database Management System Menurut Kristanto (1999:25) Suatu DBMS (Database Management

System) berisi satu koleksi data yang saling berelasi dan satu set program untuk mengakses data tersebut. Jadi DBMS terdiri dari Database dan Set Program pengelola untuk menambah data, menghapus data, mengambil dan membaca data. Sedangkan database sendiri merupakan kumpulan file-file yang saling berelasi, relasi tersebut biasa ditunjukkan dengan kunci dari tiap file yang ada. Satu database menunjukkan satu kumpulan data yang dipakai dala satu lingkup perusahaan/instansi. (Kristanto, 1999:9). Dalam satu file terdapat record-record yang sejenis, sama besar, sama bentuk, merupakan satu kumpulan entity yang seragam. Satu record terdiri dari field-field yang saling berhubungan untuk menunjukkan bahwa field tersebut dalam satu pengertian yang lengkap dan direkam dalam satu record. Untuk menyebut isi dari field maka digunakan atribut atau merupakan judul dari satu kelompok entity tertentu, misalnya atribut Alamat menunjukkan entity alamat dari siswa. Entiti adalah suatu objek yang nyata yang akan direkam. Set program pengelola merupakan satu paket program yang dibuat agar memudahkan dan mengefisienkan pemasukkan atau perekaman informasi dan pengambilan atau pembacaan informasi ke dalam database.

35

2.6.1. Definisi 1. Entity Entity adalah orang, tempat, kejadian atau konsep yang informasinya direkam. Pada bidang Administrasi Siswa misalnya, entity adalah siswa, buku, pembayaran, nilai test. Pada bidang kesehatan, entity adalah pasien, dokter, obat, kamar, diet (Kadir, 1998:46). 2. Atribut Setiap entity mempunyai atribut atau sebutan untuk mewakili suatu entity. Seorang siswa dapat dilihat dari atributnya, misalnya nama, nomor siswa, alamat, nama orang tua, hobi. Atribut juga disebut sebagai data elemen, data field, data item(Kadir, 1998:46).. 3. Data Value (Nilai atau Isi Data) Data value adalah data aktual atau informasi yang disimpan pada tiap data elemen atau atribut. Atribut nama karyawan menunjukkan tempat dimana informasi nama karyawan disimpan, sedang data value adalah

Icha Fitriyanti,

Adam Pratama,

merupakan isi data nama karyawan tersebut. 4. Record/Tuple Kumpulan

elemen

elemen

yang

saling

berkaitan

menginformasikan tentang suatu entity secara lengkap. Satu record mewakili satu data atau informasi tentang seseorang misalnya, nomor karyawan, nama karyawan, alamat, kota, tanggal masuk.

36

5. File Kumpulan record record sejenis yang mempunyai panjang elemen yang sama, atribut yang sama, namun berbeda beda data valuenya. 6. Database Kumpulan file file yang mempunyai kaitan antara satu file dengan file yang lain sehingga membentuk satu bangunan data untuk menginformasikan satu perusahaan, instansi dalam batasan tertentu. Bila terdapat file yang tidak dapat dipadukan atau dihubungkan dengan file yang lainnya berarti file tersebut bukanlah kelompok dari satu database, ia akan dapat membentuk satu database sendiri. 7. DBMS (Database Management System) Kumpulan file yang saling berkaitan bersama dengan program untuk pengelolaannya disebut sebagai DBMS. Database adalah kumpulan datanya, sedang program pengelolanya berdiri sendiri dalam satu paket program yang komersial untuk membaca data, mengisi data, menghapus data, melaporkan data dalam database.

37

Hubungan antara definisi di atas dapat dilihat pada gambar 2.13 berikut :

DATABASE UNIVERSITAS

Entity Siswa No. Induk 105091029613 Fitriyanti

Nama Icha

Record/Tuple

Relasi Entity Mata kuliah Kode MT01 AA01 BA01 TK01

Nama Mata kuliah Kalkulus 1 Analisa Algoritma Bahasa Automata Teknik Kompilasi

Data

Retrieve

• Program Aplikasi • Query Language • Menu-menu PAKET PROGRAM

Gambar 2.13 Gambaran DBMS (Database Management System)

38

2.6.2. Perancangan Database Merancang Database merupakan suatu hal yang sangat penting. Kesulitan utama dalam merancang database adalah bagaimana merancang sehingga suatu database dapat memuaskan keperluan saat ini dan masa mendatang. Perancangan model konseptual perlu dilakukan di samping perancangan model fisik. Pada perancangan konseptual akan menunjukkan entity dan relasinya berdasarkan proses yang diinginkan oleh organisasi. Ketika menentukan entity dan relasinya dibutuhkan analisis data tentang informasi yang ada dalam spesifikasi di masa mendatang (Nugroho, 2004:191). Pada pendekatan model konseptual, beberapa konsep pendekatan Relational

digunakan,

namun

tidak

berarti

konsep

ini nantinya

diimplementasikan ke model Relational saja tetapi dapat juga dipakai pada model Hierarchical dan model Network.

2.6.2.1 Merancang Model Konseptual Database Pada perancangan model konseptual penekanan tinjauan dilakukan pada struktur data dan relasi antara file. Tidaklah perlu dipikirkan tentang terapan dan operasi yang akan dilakukan pada database.

39

Pendekatan yang dilakukan pada perancangan model konseptual adalah menggunakan model data relational, Terdapat dua buah teknik yaitu : 1. Teknik Normalisasi Proses

Normalisasi

pengelompokkan

merupakan

data elemen menjadi

proses tabel

yang

menunjukkan entity dan relasinya. Menurut Kadir (1998:65), Pada proses normalisasi selalu diuji pada beberapa kondisi. Apakah ada kesulitan pada

saat

menambah/insert,

mengubah/update,

menghapus/

membaca/retrieve

pada

delete, satu

database. Bila ada kesulitan pada pengujian tersebut maka relasi tersebut dipecahkan pada beberapa tabel lagi atau dengan kata lain perancangan belumlah mendapat database yang optimal. Normalisasi adalah proses untuk mengorganisasikan data secara efisien dalam sebuah database. Terdapat dua tujuan dalam proses normalisasi, yaitu menghilangkan redundansi data dan memastikan bahwa dependensi data masuk akal. Menurut Kadir (1998:73), Ada beberapa bentuk dari normalisasi, yaitu antara lain : A. Bentuk Tidak Normal (Unnormalized Form)

40

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan kedatangannya. B. Bentuk Normal Kesatu (1NF/First Normal Form) Bentuk Normal kesatu mempunyai ciri yaitu setiap data dibentuk dalam flat file (file datar/rata), data dibentuk dalam satu record demi satu record dan nilai dari field-field berupa “atomatic value”. Tidak ada set atribut yang berulang-ulang atau set atribut yang bernilai ganda (multivalue). Tiap

field

hanya satu

pengertian,

bukan

merupakan kumpulan kata yang mempunyai arti ganda, hanya satu arti saja dan juga bukanlah pecahan kata-kata sehingga artinya lain. Bentuk 1 NF menentukan aturan dasar dalam mengorganisasikan sebuah database, yaitu : 1)

Menghilangkan duplikasi kolom di dalam tabel yang sama

2)

Membuat tabel yang terpisah untuk setiap grup dari data yang berhubungan dan

41

mengidentifikasikan setiap baris dengan sebuah kolom yang unik atau menentukan primary key. C. Bentuk Normal Kedua (2NF/Second Normal Form) Bentuk nomal kedua mempunyai syarat, yaitu bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu.

Atribut

yang

bukan

kunci

haruslah

bergantung secara fungsi kepada primary key. Sehingga untuk membentuk normal kedua haruslah sudah ditentukan kunci-kunci field. Kunci field haruslah unik dan dapat mewakili atribute lain yang menjadi anggotanya. Bentuk normal kedua merupakan konsep dari pemindahan data

duplikasi,

dengan

melakukan

langkah-langkah sebagai berikut : 1)

Temukan semua kebutuhan yang ada pada bentuk normal form

2)

Pindahkan subset dari data yang ada pada beberapa baris dari tabel dan tempatkan mereka pada tabel yang terpisah.

42

3)

Buat relationship diantara tabel baru ini dengan menginisialiasi penggunaan foreign key.

D. Bentuk Normal Ketiga (3NF/Third Normal Form) Untuk menjadi bentuk normal ketiga maka relasi haruslah dalam bentuk normal kedua dan semua

atributebukan primer tidak memiliki

hubungan yang transitif. Dengan kata lain, setiap atribut bukan kunci haruslah bergantung hanya pada primary

key

dan

pada primary key secara

menyeluruh. Langkah yang dilakukan dalam bentuk 3 NF antara lain : 1)

Temukan semua kebutuhan dari bentuk normal kedua.

2)

Pindahkan kolom yang tidak bergantung pada primary key.

E. Bentuk Normal Boyce-Codd (BCNF) BCNF merupakan merupakan bentuk normal sebagai perbaikan terhadap 3NF. Suatu relasi yang

43

memenuhi BCNF selalu memenuhi 3NF tapi tidak sebaliknya. Dalam

banyak

literatur disebutkan

bahwa

BCNF adalah perbaikan dari 3NF, karena bentuk normal ketiga pun mungkin masih mengandung anomali sehingga perlu dinormalisasi lebih lanjut. Suatu relasi disebut memenuhi bentuk normal Boyce-Codd jika dan hanya jika semua penentu (determinan) adalah kunci kandidat (atribut yang bersifat unik).

F. Dependensi Normal

Nilai

Keempat

Banyak

dan

(4NF/Fourth

Bentuk Normal

Form) Dependensi

nilai

banyak

atau

MVD

(Multivalued Dependency) dipakai pada bentuk normal keempat yang dipakai untuk menyatakan hubungan satu ke banyak. Secara praktis, suatu relasi memenuhi bentuk normal keempat yaitu antara lain : 1)

Telah memenuhi bentuk BCNF

2)

Tidak mengandung dua atribut atau lebih yang bernilai banyak

44

G. Dependensi Gabungan dan Bentuk Normal Kelimz (5NF/Fifth Normal Form) Bentuk 5NF atau yang terkadang disebut PJ/NF (Projection Join/Normal Form) menggunakan acuan dependensi gabungan. Suatu relasi berada dalam 5NF jika dan hanya jika setiap gabungan dalam R tersirat oleh kunci kandidat relasi R. Secara praktis dapat dikatakan suatu relasi R berada dalam 5NF jika data yang ada padanya tak dapat lagi didekomposisi menjadi relasi-relasi yang lebih kecil.

2.

Teknik Entity Relationship A. Perancangan

Database

Teknik

Entity

Relationship Database adalah kumpulan file yang saling berkaitan. Pada model data relational hubungan antar file direalisasikan dengan kunci relasi (relation key)., yang merupakan kunci utama dari masingmasing file. Perancangan database yang tepat akan menyebabkan paket program relational lainnya akan bekerja secara optimal.

45

B. Entity Relationship Concept Relasi

antara

dua

file

atau

tabel

dapat

dikategorikan menjadi tiga macam. Demikian pula untuk membantu gambaran relasi secara lengkap, terdapat juga tiga macam relasi dalam hubungan atribut dalam satu file, yaitu antara lain : 1)

One To One Relationship 2 File Hubungan antara file pertama dengan file

kedua adalah satu berbanding satu 2)

One To Many Relationship 2 File Hubungan antara file pertama dengan file

kedua adalah satu berbanding banyak atau dapat pula dibalik banyak berbanding satu 3)

Many To Many Relationship 2 File Hubungan antara file pertama dengan file

kedua adalah banyak berbanding banyak.

2.7

Sekilas Tentang Delphi 2.7.1 Sejarah Delphi Menurut Pranata (2000:xvii), ide munculnya Delphi sebenarnya berasal dari bahasa pemrograman yang cukup terkenal, yaitu pascal. Bahasa pascal sendiri telah diciptakan pada tahun 1971 oleh ilmuwan dari

46

Swiss. Yaitu Niklaus Wirth. Nama Pascal diambil dari ahli matematika dan filsafat dari prancis yaitu Blaise Pascal (1623-1662). Sejak saat itu muncul beberapa versi Pascal di antaranya Turbo Pascal yang dirilis Borland Internasional Incorporation pada tahun 1983. Turbo Pascal yang muncul pertama kali hanya dapat dijalankan di sistem operasi

DOS,

namun

dalam

perkembangan

selanjutnya,

Borland

International juga merilis Turbo Pascal yang berjalan di Windows 3.x, yaitu Turbo Pascal For Windows. Pada tahun 1992, Borland International menggabungkan Turbo Pascal For DOS dengan Turbo Pascal For Windows menjadi satu paket bahasa pemrograman yang dikenal dengan nama Borland Pascal versi 7. Karena pemrograman Windows dengan Borland Pascal masih dirasa

cukup

sulit,

mengembangkan

sejak

bahasa

tahun

Pascal

yang

1993

Borland

bersifat

visual,

Internasional hasil

dari

pengembangan ini adalah dirilisnya Delphi 1 pada tahun 1995. Perkembangan Delphi tidak berhenti sampai di situ. Satu tahun berikut nya, Pada tahun 1996, Borland Internasional merilis Delphi 2 yang sudah bersifat 32 bit, dengan kata lain Delphi 2 hanya bisa dijalankan pada Windows 95 dan Windows NT. Pada tahun 1997,1998, dan 1999, Borland Internasional yang berganti nama menjadi Inprise Corporation berturut– turut kembali merilis Delphii 3, 4 dan 5 dan yang sekarang berkembang adalah Delphi 7.0.

47

2.7.1.1 IDE (Integrated Development Environment) Delphi Pada dasarnya IDE milik Delphi di bagi menjadi 6 bagian utama, yaitu menu, Speed Bar, Component Pallete, Form Designer, Code Editor dan Object Inspector. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 2.14 dibawah ini.

Gambar 2.14 Bagian-bagian IDE Delphi

Di bawah ini akan di jelaskan masing-masing komponen tersebut. 1. Menu Menu pada Delphi memiliki kegunaan seperti menu pada aplikasi windows lainnya. Dari menu ini, anda bisa memanggil atau menyimpan program, menjalankan dan melacak bug program, dsb. Singkatnya segala sesuatu

48

yang berkaitan dengan IDE Delphi dapat anda lakukan dari menu (Kusnassriyanto dan Sjahriyanto, 2005:4). 2. Speed Bar

Gambar 2.15 Speed Bar Pada IDE Delphi 7

Pada gambar 2.15 di atas adalah Speed Bar atau sering disebut juga toolbar berisi kumpulan tombol yang tidak lain adalah pengganti beberapa menu yang sering digunakan, dengan kata lain, setiap tombol pada Speed Bar menggantikan salah satu item menu (Kusnassriyanto dan Sjahriyanto,2005:5) 3. Component Palette

Gambar 2.16 Component Palette Pada IDE Delphi 7

Component palette adalah berisi kumpulan ikon yang melambangkan komponen-komponen pada VCL (Visual Component Library).VCL merupakan pustaka komponen yang digunakan

untuk membangun

aplikasi.

Pada

Component Pallete terdapat beberapa tab antara lain Standard, Additional,

49

Data

Access

dan seterusnya

(Kusnassriyanto dan Sjahriyanto, 2005:5). Komponen tersebut dapat dilihat pada gambar 2.16 di atas.. 4. Form Designer Form Designer adalah tempat dimana anda dapat merancang

jendela

dari

aplikasi

Windows

(Kusnassriyanto dan Sjahriyanto, 2005:6). 5. Code Editor Code Editor adalah tempat dimana anda menuliskan program (Kusnassriyanto dan Sjahriyanto, 2005:14) Code Editor tersebut dapat dilihat pada gambar 2.17 di bawah ini :

Gambar 2.17 Code Editor pada IDE Delphi

6. Object Inspector Object

inspector

digunakan

untuk

mengubah

karakteristik sebuah komponen. Pada Object Inspector terdapat

dua

tab,

yaitu

Properties

(Kusnassriyanto dan Sjahriyanto,2005:7).

50

dan

Events

Gambar Object Inspector tersebut dapat dilihat pada gambar 2.18 di bawah ini :.

Gambar 2.18 Object Inspector

2.8

Konsep Pemrograman Berorientasi Objek Menurut Hermawan (2004:5), Object Oriented Programming adalah

konsep yang membagi program menjadi objek-objek yang saling berinteraksi satu sama lain. Dalam pemrograman berorientasi objek, komponen yang didesain dalam proses desain kemudian diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman berorientasi objek. Syarat sebuah bahasa pemrograman bisa digolongkan berorientasi objek adalah

bila

bahasa

pemrograman

tersebut

memiliki

fitur

untuk

mengimplementasikan 4 konsep sebuah objek yang terorientasi, yaitu : abstraksi, enkapsulasi, polymorphisme, dan inheritance (Hermawan, 2004:6). OOP, tidak seperti pendahulunya (pemrograman terstruktur), mencoba melihat permasalahan lewat pengamatan dunia nyata dimana setiap objek adalah entitas tunggal yang memiliki kombinasi struktur data dan fungsi tertentu. Hal ini memiliki perbedaan yang mendasar dalam pemrograman terstruktur, dimana struktur data dan fungsi didefinisikan secara terpisah dan tidak berhubungan erat.

51

Jadi, ide dasar pada OOP adalah mengkombinasikan data dan fungsi sehingga menjadi satu kesatuan unit yang disebut dengan object. Keuntungan dari penggunaan OOP yaitu : 1. Alami (Natural) 2. Dapat Diandalkan (Reliable) 3. Dapat Digunakan Kembali (Reusable) 4. Mudah Untuk di-Maintain (Maintainable) 5. Dapat Diperluas (Extendable) 6. Efisiensi Waktu

2.9

Bagan Alir 2.9.1

Flow Chart Flow Chart (Bagan Alir Sistem) adalah bagan yang menunjukkan

aliran di dalam program atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan dokumentasi. (Hartono, 2001:795)

2.9.2

Flow Map FM (Flow Map) Adalah merupakan bagan alir yang menunjukkan

arus data dari laporan dan form termasuk tembusan-tembusannya pada sistem. Flow map ini menggunakan simbol-simbol yang sama dengan yang digunakan di dalam bagan alir sistem (Hartono, 2001:800).

52

Berikut di jelaskan pada keterangan bawah ini yang merupakan pedoman untuk menggambarkan suatu bagan alir, diantaranya: 1.

Bagan alir sebaiknya digambar dari atas kebawah dan mulai dari bagian kiri dari suatu halaman.

2.

Kegiatan di dalam bagan alir harus ditunjukkan dengan jelas, yaitu ditunjukkan dari mana kegiatan akan dimulai dan dimana akan berakhirnya.

3.

Masing-masing kegiatan didalam bagan alir sebaiknya digunakan suatu kata yang mewakili suatu pekerjaan.

4.

Masing-masing kegiatan pada bagan alir harus berada pada urutan yang semestinya.

5.

Kegiatan yang terpotong dan akan disambung di tempat lain harus

ditunjukan

dengan

penghubung.

53

jelas

menggunakan

simbol

6.

Gunakanlah simbol-simbol bagan alir yang standar, seperti tampak pada gambar 2.19 di bawah ini

Simbol

Arti

Simbol

Arti

Dokumen

Penghubung

Kegiatan Manual

Input / Output

Proses Komputer

Display

Disket

Arsip

Keyboard

Hubungan

Gambar 2.19 Simbol Flow Map

2.10

Entity Relationship Diagram (ERD) Entity Relationship Diagram (ERD) yang pada awalnya diusulkan oleh

Peter Chen adalah suatu model diagram yang menyatakan keterhubungan suatu entity dengan entity yang lain. Atau juga dapat dikatakan sebagai sebuah teknik untuk menggambarkan informasi yang dibutuhkan dalam sistem dan hubungan antar data-data tersebut (Pressman,1997:360). Secara terjemahan dalam bahasa Indonesia, Entity Relationship Diagram adalah diagram relasi atau keterhubungan entitas. Dari model Entity Relationship

54

Diagram akan didapatkan data-data yang dibutuhkan sistem. Dengan begitu maka akan didapatkan pula kejelasan aktivitas yang dilakukan dalam sistem. Menurut Nugroho (2004:192), di dalam ERD (Entity Relationship Diagram) dikenal beberapa komponen, yaitu sebagai berikut : 1. Entitas (Entity) Adalah suatu objek yang memiliki hubungan dengan objek lain. Dalam ERD digambarkan dengan bentuk persegi panjang 2. Hubungan (Relationship) Dimana entitas dapat berhubungan dengan entitas lain, hubungan ini disebut dengan entity relationship yang digambarkan dengan garis. Ada empat bentuk relasi dasar pada database, yaitu : A. One-to-One Artinya satu data memiliki satu data pasangan B. One-to-Many Artinya satu data memiliki beberapa data pasangan C. Many-to-One Artinya beberapa data memiliki satu data pasangan D. Many-to-Many Artinya beberapa data memiliki beberapa data pasangan

3. Atribut Adalah elemen dari entitas yang berfungsi sebagai deskripsi karakter entitas dan digambarkan dengan bentuk elips.

55

2.11

Barcode Barcode secara harfiah berarti kode berbentuk garis. Barcode yang dikenal

orang umumnya tercetak pada kemasan produk suatu barang. Atau kita sering melihatnya ketika petugas kasir minimarket menscan kode-kode berbentuk garis saat kita selesai berbelanja. Kita hanya mengenalnya secara sekilas tapi tidak begitu tahu maksud kegunaannya. Di bidang perpustakaan, sistem barcode juga digunakan. Masing-masing buku koleksi perpustakaan ditempel label barcode. Ketika pengguna ingin meminjam buku, pustakawan tinggal melakukan scanning ke permukaan label, dan secara otomatis data buku tersebut masuk ke dalam database peminjaman. Namun di Indonesia belum banyak perpustakaan yang menggunakan barcode dalam sistem pelayanan pemakainya. Kini dengan semakin berkembangnya perpustakaan dan ketersediaan perangkat scanner barcode yang semakin mudah ditemui di pasaran ada baiknya melihat teknologi ini sebagai alat bantu guna meningkatkan kinerja perpustakaan. Perpustakaan

CIFOR

sendiri

telah

mengimplementasikan

sistem

pelayanan perpustakaan menggunakan barcode pada perangkat lunak Inmagic sejak tahun 1980. Dengan menggunakan standar True Type Font code 39 sebagai kode barcode, diharapkan akan mengurangi kesalahan data entry sirkulasi dan meningkatkan kecepatan pelayanan1

1

http://www.wikipedia.com/barcode, 14 Juli 2007., 16:35 WIB

56

2.11.1 Sejarah barcode Barcode pertama kali diperkenalkan oleh dua orang mahasiswa Drexel Institute of Technology

Bernard Silver dan Norman Joseph

Woodland di tahun 1948. Mereka mempatenkan inovasi tersebut pada tahun 1949 dan permohonan tersebut dikabulkan pada tahun 1952. Tapi baru pada tahun 1996, penemuan mereka digunakan dalam dunia komersial. Pada kenyataannya penggunaannya tidak begitu sukses hingga pasca 1980an. Barcode adalah informasi terbacakan mesin (machine readable) dalam format visual yang tercetak. Umumnya barcode berbentuk garisgaris vertikal tipis tebal yang terpisah oleh jarak tertentu. Tapi kini ada beberapa variasi berbentuk pola-pola tertentu, lingkaran konsentris, atau tersembunyi dalam sebuah gambar. Barcode dibaca dengan menggunakan sebuah alat baca optik yang disebut barcode reader. Pada prinsipnya barcode reader hanya sebuah alat input biasa seperti halnya keyboard atau scanner tapi peran manusia sebagai operator sangat minimum. Bersamaan dengan pesatnya penggunaan barcode, kini barcode tidak hanya bisa mewakili karakter angka saja tapi sudah meliputi seluruh kode ASCII. Kebutuhan akan kombinasi kode yang lebih rumit itulah yang kemudian melahirkan inovasi baru berupa kode matriks dua dimensi (2D barcodes) yang berupa kombinasi kode matriks bujur sangkar.

57

2.11.2 Tipe Barcode Ada 3 tipe barcode yang banyak digunakan, yaitu Linear barcode, Stacked Barcode, dan 2D barcodes. Linear Barcode adalah tipe yang paling luas digunakan. Salah satunya adalah untuk Universal Product Code (UPC) yaitu kode untuk klasifikasi barang-barang konsumen yang kita lihat pada kemasan produk dan digunakan oleh supermarket untuk program kasir. Produsen biasanya mendaftarkan produknya ke agen seperti GS1(http://www.gs1.org/) agar mendapat kode UPC. Untuk memahami

prinsip kerjanya,

cobalah

ambil sebuah produk

dari

supermarket, kemudian lacaklah kode barcodenya di website GS1. Produk buatan Indonesia, dapat dilacak di http://www.gs1.co.id. Dalam bidang perpustakaan umumnya juga menggunakan linear barcode, termasuk untuk kode ISBN (International Standard Book Number). CIFOR Library, menggunakan True Type Font code 39. TTF 39 atau lebih populer disebut code 39 ini tersedia secara gratis di internet, salah satunya tersedia di http://www.barcodesinc.com/free-barcode-font/. Simbol Code 39 dapat mewakili huruf alfabet besar maupun kecil, angka serta banyak lagi karakter khusus seperti $ dan &. Keuntungan lain dari code 39 adalah dapat dicetak menggunakan printer laser pada umumnya dan hasilnya dapat dibaca cukup akurat dengan barcode reader. Pada Perpustakaan CIFOR, barcode digunakan untuk mewakili data inventaris nomor induk buku. Komposisi nomor induk adalah kombinasi nomor urut akuisisi dokumen dan tahun proses data entri

58

(proses deskripsi bibliografi). Sebagai contoh: kode 121 99, berarti buku ke 121 tahun 1999, demikian seterusnya. Kode tersebut dicetak pada label Tom & Jerry ukuran no.109 dengan menggunakan fasilitas mailmerge MS Word. Perangkat cetak yang digunakan adalah printer HP LaserJet 4050 Series PCL 6. Beberapa contoh barcode linear antara lain : Plessey, Codabar, UPC, Code 128, Code 25, CPC Binary, Pharmacode, POSTNET, PLANET, PostBar, Latent Image Barcode, dan lainnya Sedangkan contoh barcode 2 dimensi antara lain : Codablock, Code 16K, Code 49, PDF417, dan Micro PDF417, MaxiCode, 3-DI, AnayTag, VeriCode, WaterCode, dan lainnya.

2.11.3 Barcode Reader Barcode reader/scanner adalah perangkat untuk membaca kodekode garis visual barcode. Hanya dengan menyapukan segaris sinar laser, barcode reader membaca fragmen terang gelap pada barcode yang tercetak di kertas dengan sangat cepat dan akurat. Pada perkembangan selanjutnya, sinar laser yang dipancarkan tidak hanya sebentuk garis saja tapi berupa kombinasi pola yang rumit sehingga mampu membaca barcode dari sudut manapun. Pada

awalnya

sebuah

barcode

scanner

dibuat

dengan

menggunakan fixed lights dan sebuah photosensor tunggal dimana penggunaannya adalah dengan cara “menggosok” kode barcode secara

59

manual. Pada desain berikutnya laser scanner pada barcode dibuat menggunakan kaca polygonal atau kaca galvanometer untuk melakukan scanning pada barcode. Bahkan dengan berkembangnya barcode matriks dua dimensi (2D) ada sejumlah produk kamera digital yang mampu menangkap citra barcode 2D untuk kemudian dapat diterjemahkan oleh software ke dalam pesan yang dapat dibaca oleh kita. Ada beberapa standar verifikasi untuk barcode reader, antara lain: A. ANSI X3.182. UPC Code yang digunakan di US ANSI/UCC5. merupakan standar Amerika B. ISO/IEC 15416 (barcode linear) dan ISO/IEC 15415 (2D bar codes) adalah standar internasional C. Standar Eropa EN 1635 yang kemudian digantikan dengan ISO/IEC 15416 D. ISO 15426-1 (linear bar code verifier compliance standard) atau ISO 15426-2 (2d bar code verifier compliance standard)

2.11.4 Manfaat Barcode Seperti apa yang telah diutarakan di muka, barcode scanner adalah sebuah alat input data yang meminimalkan intervensi manusia sebagai operatornya. Jadi keuntungan yang paling utama dari penggunaan barcode adalah kecepatan dan ketepatan data. Pada perpustakaan yang frekuensi peminjamannya sangat tinggi dan penggunanya sangat banyak,

60

penggunaan

barcode

mengurangi kesalahan

akan

mempercepat

proses

input data peminjaman.

pelayanan

dan

Bagi pustakawan,

penggunaan sistem barcode juga meringankan beban kerja di pelayanan. Sehingga mereka dapat mengalokasikan waktunya untuk pekerjaan yang lain. Keuntungan lainnya adalah keamanan. Pada bisnis retail seperti supermarket, banyak pembeli nakal yang seringkali menukar label harga produk dengan label harga yang lebih murah. Kesalahan yang sama bisa terjadi juga pada saat menempel label maupun pada saat kasir menghitung total belanja. Dengan barcode, kemungkinan ini dapat ditekan. Font barcode UPC juga dibuat oleh lembaga khusus, sehingga kode garis tipis tebal barcode menjadi sangat unik dan terjaga keamanan datanya. Dalam sisi Point of Sale, penggunaan barcode sangat membantu dalam menganalisa data trend penjualan dengan cepat. Atau dalam terminologi perpustakaan, data historis peminjaman koleksi dapat tersaji dengan cepat dan akurat.

2.12

Penelitian Dengan Menggunakan Metode Barcode Selain dari beberapa manfaat barcode yang telah disebutkan sebelumnya,

juga terdapat beberapa penelitian telah dilakukan menyangkut penggunaan metode barcode.

61

Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan metode barcode pada beberapa aktifitas, yaitu antara lain : 1. Barcode DNA Tak Terlihat Digunakan untuk mencegah pemalsuan informasi seperti perubahan pasword dengan menggunakan NDBS (Nano DNA-Barcode System). Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengembangan metode barcode 3 dimensi dimana metode ini akan diterapkan pada beberapa produk barang untuk pengecekan keaslian dari produk tersebut. Metode yang digunakan dalam penerapan barcode DNA tak terlihat ini dengan menggunakan metode research dan pengembangan dengan model proses menggunakan prototype. Kelebihan

dari

implementasi

ini

adalah

meminimalisir jumlah

produksi barang palsu yang beredar di pasaran dan dilihat dari segi keamanannya, implementasi barcode DNA tak terlihat ini menjanjikan tingkat keamanan dan unifikasi pengkodean pada setiap jenis produk. Sedangkan kelemahan dari penelitian ini adalah karena masih dalam tahap pengembangan, struktur DNA yang digunakan belum bisa terbentuk sesuai dengan keinginan sehingga tahapan implementasi dan identifikasi suatu jenis produk masih belum bisa terealisasi. (Choy Jin-Ho, Seoul national University, 2003)

62

2. Sistem Pengaman

Pintu

Elektronis

Menggunakan

Barcode

Password dan PIN Password Berbasis Mikrokontrol Bertujuan untuk membangun sistem pengaman pintu elektronis menggunakan dua jenis pengaman yaitu barcode password dan PIN password berbasis mikrokontroler 68HC11. Metode barcode yang digunakan dalam sistem ini sebagai salah satu sistem pengamanan

dimana data bentukan barcode

didapat

dari

nomor/kode pin yang terdapat pada masing-masing kartu akses. Proses berikutnya adalah memasukkan kode password yang sesuai dengan kode PIN barcode untuk kemudian sistem akan memverifikasi kode PIN dan password masukan. Metode pengembangan yang digunakan dalam pembuatan sistem ini adalah metode research dan observasi dengan penggunaan model proses prototype.(Muchlas; Nuryono Satya Widodo; Haris Ramdan, Universitas Ahmad Dahlan, 2005).

3. Pembacaan Barcode 2 Dimensi Pada Bidang Citra Grayscale Telepon

Genggam

Berkamera

Berdasarkan

Adaptive

Thresholding Pada umumnya, barcode digunakan untuk aplikasi retail dan industri, dan dirancang untuk dapat dibaca dengan menggunakan pemindai laser. Mengingat perangkat tersebut bersifat statis, membutuhkan investasi yang

63

cukup mahal, dan tidak dapat dibawa kemana-mana, memaksa user membutuhkan pengembangan dalam metode pemindaian barcode. Penelitian ini mengusulkan penggunaan kamera VGA yang terdapat pada perangkat telepon genggam yang lebih bersifat mobile, sebagai pembaca barcode 2 dimensi. Mengingat tipe barcode ini memiliki ukuran terbatas, relatif tetap, dan dapat menyimpan lebih banyak data daripada barcode 1 dimensi. Pengenalan barcode dapat dilakukan secara konkuren pada beberapa kode yang tidak tergantung terhadap sistem koordinat dan berorientasi pada kemampuan kamera pada telepon genggam yang relatif mengandung banyak distorsi. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa langkah yaitu melakukan koreksi pada distorsi citra yang ditangkap oleh kamera telepon genggam beserta proses kalibrasi citra, konversi citra dalam bentuk grayscale yang dithreshold secara adaptif, mengidentifikasi area citra yang akan dikenali sebagai barcode dengan menggunakan notasi moments, menentukan transformasi grafika yang diperlukan, seperti rotasi, dilatasi, dan traslasi, menterjemahkan barcode berdasarkan sistem koordinat kode yang dipetakan secara projective mapping, dan yang terakhir melakukan pengkoreksian kesalahan dengan hamming distance 3 bit, jika terdapat kesalahan kode. Rangkaian algoritma diatas dibangun dengan menggunakan C++ for Symbian (v6.1) dengan telepon genggam Nokia 7650, dan pengujian dilakukan berdasarkan dua skenario. Skenario pertama, melakukan

64

pembacaan 1-10 buah barcode dengan ukuran 1,5 cm, 2 cm, dan 2,5 cm sehingga didapatkan waktu yang dibutuhkan untuk membaca 1 barcode, hampir sama untuk berapa pun jumlah barcode uji dan waktu baca per barcode semakin cepat jika ukuran barcode semakin besar. Waktu baca per barcode dibawah 0,15 detik. Skenario kedua, melakukan pembacaan barcode dari ukuran 0,5 cm - 7,5 cm. Hasil analisis yang didapat adalah ukuran barcode terkecil yang dapat dibaca dengan benar oleh sistem adalah 1,4 x 1,4 cm. Sedangkan ukuran terbesar ditentukan pada kemampuan kamera membaca barcode. Semakin besar, maka jarak baca kamera dengan barcode semakin jauh. Waktu baca per barcode dibawah 0,168 detik (Publikasi Ilmiah Dosen Teknik Elektro ITB, Dr. Ir. Kuspriyanto, ITB, 2005 )

2.13

SQL Sejarah SQL (Structured Query Languange) dimulai dari artikel seorang

peneliti dari IBM bernama EF Codd yang membahas tentang ide pembuatan basis data relasional pada bulan Juni 1970. Artikel ini juga membahas kemungkinan pembuatan bahasa standar untuk mengakses data dalam basis data tersebut. Bahasa tersebut kemudian diberi nama SEQUEL (Structured English Query Language). Setelah terbitnya artikel tersebut, IBM mengadakan proyek pembuatan basis data relasional beserta SEQUEL. Akan tetapi, karena permasalah hukum

65

mengenai penamaan SEQUEL, IBM mengubahnya menjadi SQL. Implementasi basis data relasional dikenal dengan System/R. 2 Di akhir tahun 1970-an, muncul perusahaan bernama Oracle yang membuat server basis data populer yang bernama sama dengan nama perusahaannya. Dengan naiknya kepopuleran Oracle, maka SQL juga ikut populer, sehingga saat ini menjadi standar de facto bahasa dalam manajemen basis data. Standarisasi

SQL

dimulai

pada

tahun

1986,

ditandai

dengan

dikeluarkannya standar SQL oleh ANSI. Standar ini sering disebut dengan SQL86. Standar tersebut kemudian diperbaiki pada tahun 1989 kemudian diperbaiki lagi pada tahun 1992. Versi terakhir dikenal dengan SQL92. Pada tahun 1999 dikeluarkan standar baru yaitu SQL99 atau disebut juga SQL99, akan tetapi kebanyakan implementasi mereferensi pada SQL92. Saat ini sebenarnya tidak ada server basis data yang 100% mendukung SQL92. Hal ini disebabkan masing-masing server memiliki bahasa penyampaian masing-masing yang berbeda.

2.13.1 Microsoft SQL Server 2000 Microsoft SQL Server adalah sebuah sistem manajemen basis data relasional (RDBMS) yang merupakan produk aplikasi database dari Microsoft. Bahasa kueri utamanya adalah Transact-SQL yang merupakan

2

http://www.wikipedia.com/microsoft_sql_server., 14 Juli 2007., 16:40 WIB

66

implementasi dari SQL standar ANSI/ISO yang digunakan oleh Microsoft dan Sybase. Umumnya SQL Server digunakan di dunia bisnis yang memiliki basis data berskala kecil sampai dengan menengah, tetapi kemudian berkembang dengan digunakannya SQL Server pada basis data besar. Kode dasar untuk MS SQL Server (sebelum versi 7.0)merupakan gagasan yang ada dalam Sybase SQL Server, dan merupakan cara masuk Microsoft ke dalam pasar database tingkat enterprise, dan bersaing melawan Oracle, IBM, dan, kemudian, Sybase itu sendiri sendiri. Microsoft, Ashton-Tate dan Sybase pada awalnya bekerja sama untuk menciptakan dan memasarkan versi pertama

yang diberi nama SQL

Server 1.0 untuk OS/2 (sekitar 1989) yang memiliki kesamaan dengan Sybase SQL Server 3.0 pada sistem operasi Unix, VMS, dan lainnya. Microsoft SQL Server 4.2 dikembangkan pada sekitar tahun 1992 (yang terdiri satu paket dengan Microsoft OS/2 versi 1.3). Kemudian Microsoft SQL Server versi 4.21 untuk Windows NT diluncurkan pada waktu yang bersaman dengan Windows NT 3.1. Microsoft SQL Server v6.0 merupakan versi pertama dari SQL Server yang dibangun untuk Windows NT dan tidak melibatkan pengarahan apapun dari Sybase. Ketika Windows NT diluncurkan, Sybase dan Microsoft telah terpisah dan menciptakan dan memasarkan skema disain mereka masingmasing. Microsoft menegosiasikan secara eksklusif hak-hak untuk semua versi dari SQL Server yang tertulis dalam sistem operasi Microsoft.

67

Kemudian, Sybase mengubah nama produknya menjadi Adaptive Server Enterprise untuk membedakannya dengan Microsoft SQL Server. Sampai dengan tahun 1994 Microsoft SQL Server membawa tiga hak cipta Sybase sebagai indikasi keaslian produknya. Semenjak memisahkan diri, beberapa perubahan juga dilakukan secara terpisah. SQL Server 7.0 merupakan database server berbasis GUI pertama dan telah ditulis ulang berdasarkan kode warisan dari Sybase. Sebuah versi lain dari SQL Server 2000 merupakan database komersial pertama yang ditujukan untuk arsitektur Intel IA64. Seiring berjalannya waktu, telah terjadi suatu persaingan antara Oracle dan Microsoft untuk menciptakan dan mengembangkan serta memasarkan suatu aplikasi database yang akan diterapkan pada perusahaan-perusahaan.3

2.13.1.1 Fitur/Layanan Microsoft SQL Server Microsoft SQL Server menggunakan suatu varian dari SQL

yang

dinamakan

T-SQL

atau

Transact-SQL,

yang

merupakan suatu implementasi dari SQL92 (Standarisasi ISO untuk sertifikasi SQL pada tahun 1992) dengan melakukan banyak pengembangan. Baik Microsoft SQL Server maupun Sybase/ASE melakukan komunikasi melalui jaringan dengan menggunakan suatu application-level protocol yang disebut TDS (Tabular Data

3

ibid., 14 Juli 2007., 16:40 WIB

68

Stream). Protokol TDS telah diimplementasikan pada FreeTDS project dengan tujuan untuk mengijinkan bermacam-macam aplikasi klien agar dapat berkomunikasi dengan database Sybase dan Microsoft SQL Server. Microsoft SQL Server juga mendukung Open Database Connectivity (ODBC). Versi SQL Server 2005 juga mendukung kemampuan untuk menyampaikan konektifitas klien melalui Protokol Web Services SOAP, yang mengijinkan klien nonWindows untuk berkomunikasi antar platform dengan SQL Server. Microsoft juga telah merelease suatu sertifikasi driver JDBC untuk membolehkan Aplikasi Java seperti IBM WebSphere dan BEA untuk dapat berkomunikasi dengan Microsoft SQL Server 2000 dan 2005. SQL Server dapat mendukung mirroring dan clustering database. Suatu cluster SQL Server merupakan suatu koleksi dari server yang terkonfigurasi secara identik, yang membantu mendistribusikan beban kerja ke berbagai server. Seluruh server melakukan sharing suatu nama server virtual yang identik, dan dibagi ke dalam alamat IP. SQL server juga mendukung data partioning untuk database yang terdistribusi.4

4

ibid., 14 Juli 2007., 16:40 WIB

69

2.14

Rational Rose Menurut Suhendar dan Gunadi (2004:7) Rational Rose adalah software

yang memiliki perangkat-perangkat pemodelan visual untuk membangun suatu solusi dalam rekayasa software dan pemodelan bisnis. Rational Rose dikeluarkan oleh Rational yang menurut Hermawan (2004:v) sejak Februari 2003 menjadi anak perusahaan IBM, yaitu sebuah perusahaan software yang sudah menjadi alat bantu yang digunakan oleh industri pengembang perangkat lunak aplikasi berorientasi obyek di seluruh dunia untuk melakukan analisis dan desain visual. Menurut Suhendar dan Gunadi (2002:38) Rational rose memiliki berbagai keunggulan diantaranya: 4. Bahasa yang digunakan adalah bahasa pemodelan standar yang di gunakan UML 5. Rational Rose mendukung round-trip enginerring, sehingga kita dapat men-generate kode (Java, C++, Borland Delphi, Visual Basic, dan lain sebagainya) dan melakukan reverse engineering untuk menampilkan arsitektur software. 6. Model dan kode senantiasa sinkron selama dalam development cycle 7. Membangun software dengan Rational Rose memudahkan dalam memperbaiki software tersebut karena apabila suatu saat ditemukan requirement baru, anda dapat kembali menggambarkan lagi dalam UML.

70

8. Mendukung rekayasa software untuk sistem client/server, sehingga Rational Rose merupakan software pemodelan visual yang tangguh dalam

lingkungan

client/server,

e-bussiness,

dan

lingkungan

perusahaan terdistribusi.

Elemen-elemen dasar GUI dalam Rational Rose meliputi (Suhendar dan Gunadi, 2002:43): Toolbar Standar, Toolbox Diagram, Browser, Jendela Diagram dan Jendela Dokumentasi. Gambar tampilan dasar dari Rational Rose dapat dilihat pada gambar 2.20 di bawah ini :.

Gambar 2.20 Tampilan Dasar Rational Rose

71

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan tentang metode penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun skripsi yang dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini :

Gambar 3.1 Diagram Tahapan Metodologi Penelitian

3.1

Metode Pengumpulan Data Penyusunan skripsi ini dilakukan dengan menggunakan beberapa metode

yang dapat mendukung penulis, baik dalam pengumpulan data maupun informasi yang diperlukan, untuk mendapatkan kebenaran materi uraian pembahasan. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini adalah dengan menggunakan : 1.

Metode Interview Metode ini dilakukan dengan cara mewawancarai seseorang yang ahli

dalam bidangnya atau melakukan diskusi dengan seseorang yang mengerti terhadap materi bahasan agar mendapatkan bahan masukan dan data pendukung dalam penyusunan skripsi ini. Penggunaan metode interview ini digunakan karena memiliki beberapa

kekuatan

pengaplikasian

dan

dalam

pencarian

penerapannya,

datanya,

murah,

dan

seperti dapat

:

mudah

mengetahui

kebutuhan konsumen secara langsung Pada metode wawancara ini penulis melakukan wawancara kepada Bapak Ali selaku Manager Operasional dan kepada beberapa karyawan yang berada di PT. Kemenangan Jaya untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam perancangan dan pembuatan sistem. Adapun laporan hasil wawancara tersebut dapat dilihat pada lampiran 1. Selain itu penulis juga mengadakan peninjauan, pengamatan, dan penelitian langsung di lapangan untuk memperoleh dan mengumpulkan data yang dibutuhkan.

74

Pengamatan dilakukan pada : Tempat

: PT. Kemenangan Jaya Jl. Percetakan Negara Raya D 750-752 Rawasari – Jakarta Pusat 10570

Waktu

: 28 Januari – 31 Maret 2007

Berdasarkan wawancara dan pengamatan yang penulis lakukan, penulis mengumpulkan informasi mengenai: A.

Sejarah Singkat PT. Kemenangan Jaya Memuat tentang sejarah singkat berdirinya PT. Kemenangan Jaya dan struktur organisasi PT. Kemenangan Jaya.

B. Sistem Yang Berjalan di PT. Kemenangan Jaya Hal ini memuat tentang sistem dan prosedur yang berjalan pada saat ini dan permasalahan-permasalahan yang ada pada PT. Kemenangan Jaya yang berhubungan dangan sistem Absensi Pegawai

3.2

Metode Pengembangan Sistem Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam pembahasan skripsi ini

adalah dengan menggunakan Model Spiral. Model spiral yang pada awalnya diusulkan oleh Boehm (1988), merupakan suatu model proses perangkat lunak yang evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototipe dengan cara kontrol dan aspek sistematis dari model

75

sekuensial linear. Model ini berpotensi untuk pengembangan versi pertambahan perangkat lunak secara cepat. Setiap untai pada spiral merepresentasikan proses perangkat lunak, dengan demikian untai yang paling dalam mungkin berkenaan dengan kelayakan sistem, untai berikutnya dengan definisi peersyaratan sistem, dan untai berikutnya lagi dengan perancangan sistem, demikian seterusnya. Model spiral ini dapat dilihat pada gambar 3.2 di bawah ini : Perencanaan Pla nnin g

Analisis Resiko Risk Ana lysis

Komunikasi Customer Pelanggan Co mmunic a tio n

Rekayasa Eng ineering

Customer Evaluasi Eva lua tion Pelanggan

Co nstruc tion & Relea se Konstruksi dan Peluncuran

Gambar 3.2 Permodelan Spiral

3.2.1 Implementasi Langkah Pengembangan Sistem Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan menggunakan model pengembangan sistem spiral. Model Spiral yang diusulkan oleh Boehm, menggambarkan sebuah tahapan proses pengembangan perangkat lunak, yang terdiri dari Tujuh wilayah tugas sebagai berikut:

76

1.

Komunikasi Pelanggan Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi

yang efektif di antara pengembang dan pelanggan Komunikasi

pelanggan

ini

dilakukan

dengan

cara

mewawancarai pihak yang terkait mengenai sistem yang akan dijalankan nantinya, sehingga didapatkan gambaran awal sistem yang akan dikerjakan. Beberapa

pertanyaan

yang

diharapkan

mampu

untuk

menjawab kebutuhan awal dari sistem absensi yang akan dijalankan pada PT. Kemenangan Jaya antara lain yaitu : A. Siapa saja orang yang akan mempergunakan aplikasi absensi ini? B. Siapa yang akan menjadi operator dan administrator yang akan mengelola dan memelihara sistem absensi ini? C. Input dan output yang diharapkan dari aplikasi absensi ini? D. Seberapa efektif aplikasi absensi ini dapat membantu kinerja pegawai dalam perusahaan? E.

Berapa lama aplikasi ini akan dibuat?

F.

Berapa estimasi biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi absensi ini?

G. Objek-objek apa saja yang ada dan akan ditambahkan dalam aplikasi absensi ini?

77

H. Spesifikasi perangkat dan alat apa saja yang dibutuhkan dalam mendukung pembuatan aplikasi absensi ini?

Dari berbagai macam pertanyaan ini, kemudian dapat diambil intisari kebutuhan seperti apa yang harus dipenuhi oleh sistem aplikasi absensi ini. Setelah itu penulis melanjutkan pada langkah berikutnya, yaitu tahap perencanaan. 2.

Perencanaan Pada tahap perencanaan ini dilakukan suatu pendefinisian

tentang sumber daya yang akan menunjang dan mandukung pengelolaan dan pemeliharaan aplikasi absensi ini, ketepatan waktu dalam penyelesaian pembuatan aplikasi absensi, dan informasi lain yang berhubungan dengan pembaharuan atau pengembangan sistem secara menyeluruh yang akan berjalan pada perusahaan Kemenangan Jaya. 3.

Analisis Resiko Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resiko-resiko,

baik manajemen maupun teknis. Tahap ini merupakan tahap penelitian untuk merancang atau memperbaiki suatu sistem dan akan diimplementasikan dalam hal ini pada PT. Kemenangan Jaya, dengan cara penguraian masalah dari suatu sistem informasi secara utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang ada,

78

kesempatan, peluang, keuntungan, hambatan, dan identifikasi segala kebutuhan untuk sistem yang sedang dianalisa. Selama proses analisis resiko, setiap resiko yang teridentifikasi diperhitungkan secara bergantian dan penilaian mengenai besarnya probabilitas dan keseriusan probabilitas tersebut pun dibuat (Sommerville, 2000:82). Pada tabel 3.1 di bawah ini akan dituliskan beberapa resiko yang mungkin

akan

dihadapi pada tahap

pembuatan

dan

pengimplementasian aplikasi absensi karyawan ini : No.

Resiko

Probabilitas

1

Waktu pengerjaan yang relatif singkat

Sedang

Efek Dapat ditolerir

Diusulkan perubahan teradap persyaratan yang 2

menuntut dilakukannya perancangan ulang secara

Sedang

Serius

besar-besaran 3

4

Case tool tidak dapat diintegrasikan Perancangan database, tampilan, input dan output, dan laporan absensi

Tinggi

Dapat ditolerir

Tinggi

Serius

Sedang

Serius

Sedang

Serius

Database yang digunakan pada sistem tidak dapat 5

memproses transaksi per detik sebanyak yang diharapkan Komponen perangkat lunak yang harus dipakai ulang

6

mengandung kelemahan yang membatasi fungsionalitasnya

7

Pelanggan tidak memahami dampak perubahan sistem

Sedang

Tabel 3.1 Analisis Resiko Aplikasi Sistem Absensi

79

Dapat ditolerir

Analisa resiko yang coba penulis perkirakan dalam pembuatan aplikasi absensi ini yaitu analisa dalam resiko teknis yang mengidentifikasikan berbagai hal yang berkaitan dengan resiko yang ada pada tahap perancangan aplikasi seperti spesifikasi perangkat yang digunakan, desain interface aplikasi, verifikasi, implementasi, dan pemeliharaan. Dalam kegiatan analisa ini penulis mengumpulkan data serta tujuan yang akan dicapai berkaitan dengan kegiatan analisa. diantaranya, yaitu: A. Analisa dan Deskripsi Sistem Lama Tujuannya yaitu untuk menganalisa dan mengetahui sistem lama yang telah berjalan pada PT. Kemenangan Jaya sebelumnya dan mendeskripsikan sistem tersebut

sehingga

dapat

diketahui

kekurangan

lama dan

kelebihan dari sistem yang ada termasuk didalamnya profil dari perusahaan PT. Kemenangan Jaya. B. Identifikasi Permasalahan Yang Dihadapi Tujuannya permasalahan

yaitu

untuk

yang dihadapi,

mengidentifikasi mengetahui

jenis

penyebab

timbulnya masalah dalam sistem yang sedang berjalan, dan menciptakan suatu solusi untuk memperbaiki sistem yang ada.

80

C. Alternatif Penyelesaian Masalah Tujuannya yaitu untuk memberikan usulan penyelesaian masalah yang ada pada PT. Kemenangan Jaya dengan membuat usulan sistem yang baru dengan metode pendekatan sistem berorientasi objek, yakni dengan membuat : 1) Use case Diagram 2) Sequence Diagram 3) Class Diagram 4) Flow Map, sebagai indikasi prosedur arus data pada sistem yang akan diterapkan dan analisa masukan 5) Analisa Masukan dan Keluaran, untuk mengetahui data apa saja yang menjadi masukan dan keluaran data yang berjalan.

4.

Perekayasaan Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau

lebih representasi dari aplikasi tersebut.. Dalam tahap perekayasaan ini Penulis menggunakan beberapa tools (alat) dalam membuat rancangan sistem, yaitu antara lain : A. Kebutuhan Umum Sistem Tahapan

ini

bertujuan

untuk

merancang

suatu

kebutuhan/requirement dari sistem yang diharapkan mampu

81

untuk menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan pelanggan dalam hal ini PT. Kemenangan Jaya termasuk didalamnya fungsionalitas dan pengguna dari sistem aplikasi absensi ini. B. Pengembangan Sistem Tahapan ini bertujuan untuk merancang lingkungan yang akan digunakan dalam pengembangan program, yang meliputi jenis perangkat lunak (software) yang digunakan, sistem operasi yang digunakan, dan spesifikasi perangkat keras (hardware) yang digunakan. C. Perancangan Sistem Baru Dalam menggunakan

melakukan notasi

perancangan

UML

sebagai

sistem, case

tool

penulis dalam

perekayasaan sistem yang didalamnya terdapat identifikasi objek yang terkait dalam perancangan aplikasi absensi ini. D. Perancangan Database Setelah perancangan sistem dilakukan kemudian penulis merancang databasenya dengan menggunakan alat bantu Entity Relationship Diagram (ERD) yang menggambarkan hubungan antar entitas yang ada. Untuk mengefisiensikan dan mengefektifkan serta menghindari data yang sama, dalam basis data penulis juga melakukan normalisasi.

82

E. Perancangan Antarmuka Setelah tabel dalam bentuk normal selesai dirancang barulah penulis melakukan rancangan antarmuka program baik untuk input dan output.

5.

Konstruksi dan Peluncuran Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji,

memasang, dan memberikan pelayanan kepada pemakai. Jika seluruh obyek yang dibutuhkan telah selesai didesain maka tahap selanjutnya adalah mengkonstruksikan obyek-obyek yang telah selesai didesain ke dalam kode bahasa pemrograman. Bahasa pemrograman yang penulis gunakan ialah Borland Delphi 5 sebagai pembuatan aplikasi sistemnya dan menggunakan aplikasi perancangan database MS SQL Server 2000. 6.

Evaluasi Pelanggan Langkah ini melakukan pengujian fungsionalitas dan efisiensi

sistem pada saat sistem tersebut telah selesai dibuat dan diimplementasikan. 7.

Menarik Kesimpulan Tugas-tugas yang dibutuhkan untuk memperoleh umpan balik

dari pelanggan dengan didasarkan pada evaluasi representasi

83

perangkat lunak, yang dibuat selama masa perekayasaan dan diimplementasikan selama masa pemasangan. Metode pengembangan perangkat lunak spiral ini diambil sebagai metode pengembangan sistem karena : A. Model

ini

menjadi

sebuah

pendekatan

yang

realistis

bagi

perkembangan sistem dan perangkat lunak berskala besar, karena perangkat

lunak

terus

bekerja

selama

proses

bergerak

dan

pengembang serta pemakai memahami dan bereaksi lebih baik terhadap resiko dari setiap tingkat evolusi.

B. Pada model spiral didalamnya terdapat suatu fase manajemen resiko (pertimbangan resiko secara eksplisit) yang sangat cocok diterapkan dalam pengembangan sistem ini yang dapat mengurangi tingkat kesalahan sistem, skala dan kompleksitas dari pengerjaan sistem dapat diketahui lebih awal, dan menjadi suatu acuan dalam melakukan langkah-langkah pengembangan sistem selanjutnya.

C. Model spiral memungkinkan pengembang menggunakan pendekatan protipe pada setiap keadaan di dalam evolusi produk, dimana model ini menjaga pendekatan langkah demi langkah secara sistematik seperti

yang

diusulkan

oleh

permodelan

waterfall,

tetapi

memasukkannya ke dalam kerangka kerja iteratif yang secara realistis merefleksikan dunia nyata (Pressman, 1997:50).

84

BAB IV PEMBAHASAN

4.1

Analisa dan Deskripsi Sistem Lama Sistem absensi yang saat ini digunakan di PT. Kemenangan Jaya adalah

sistem manual yang mengharuskan setiap pegawai atau pelaku pengabsenan membubuhkan tanda-tangan pada tempat yang disediakan atau juga dengan menggunakan alat absensi manual dimana setiap pegawai memiliki kartu absensi yang akan ditandai dengan menggunakan penanda alat absensi pada saat kedatangan dan kepulangan. Admin/pegawai pengurus data absensi karyawan mencetak sebuah kartu absensi untuk seorang pegawai, dimana di dalam kartu absensi tersebut terdapat beberapa keterangan tentang nama pegawai, ID pegawai, daftar kehadiran, daftar kepulangan, tanggal, dan keterangan yang diisi secara manual. Proses absensi dilakukan setiap jam kedatangan dan jam kepulangan. Kartu absensi diletakkan pada tempat absensi yang disediakan yang kemudian kartu tersebut dipergunakan untuk mencetak jam kedatangan dan kepulangan pada sebuah mesin cetak absensi. Setelah pegawai selesai melakukan proses presensi, kartu tersebut diletakkan kembali pada tempat awal yang tersedia. Kemudian disetiap bulannya admin melakukan rekapitulasi/pengumpulan dan pemindahan data absensi tersebut ke dalam database manual (hardcopy) yang akan dipergunakan sebagai arsip data absensi karyawan.

Berdasarkan hasil survei dan interview yang dilakukan mengenai prosedur pengabsenan pegawai, tahapan yang dilakukan PT. Kemenangan Jaya dalam tahap presensi ini adalah sebagai berikut : 1. Admin mencetak lembar kartu absensi pegawai 2. Lembar kartu absensi diserahkan pada pihak manajemen personalia untuk divalidasi 3. Lembar kartu absensi tersebut diserahkan pada masing-masing pegawai untuk melakukan absensi 4. Admin/staff personalia merekap dan mendata semua lembar kartu absensi pegawai. 5. Admin/staff

personalia

melakukan

penginputan

secara

manual

pegawai yang telah melakukan proses presensi berdasarkan data pada lembar kartu absensi. 6. Data absensi pegawai ter-update. 7. Admin/staff personalia menyerahkan laporan data hadir pegawai ke bagian manajemen personalia untuk divalidasi.

4.1.1

Profil Perusahaan PT. Kemenangan Jaya Dalam membangun dan mengelola suatu perusahaan yang mampu

untuk bersaing dan berkompetensi dengan perusahaan lain, setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang jelas, dan untuk mencapainya diperlukan struktur organisasi yang terdiri dari beberapa bagian yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri. Demikian juga PT.

86

Kemenangan Jaya, memiliki sejarah tentang berdirinya, bidang usaha yang digeluti, serta visi dan misi dari perusahaan itu sendiri.

4.1.2

Sejarah, Visi, dan Misi PT. Kemenangan Jaya 1. Sejarah PT. Kemenangan Jaya PT. Kemenangan Jaya merupakan sebuah perusahaan berskala menengah yang bergerak di bidang penyediaan berbagai macam bahan eksterior dan interior bangunan. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1984 dan sampai sekarang telah memiliki beberapa anak cabang yang masing-masing dari anak cabang tersebut bergerak

dalam

bidang

distributor

dan

pengoplosan

cat,

distributor marmer dan granit, serta dekorasi interior dan eksterior rumah dan kitchen set. Perusahaan ini memiliki alamat di Jalan Percetakan Negara Raya No. 174 A, Rawasari – Jakarta Pusat 10570. Dalam waktu kurang dari 10 tahun perusahaan ini telah menjadi perusahaan yang

mampu

untuk

diperhitungkan

dengan

berkompetensi perusahaan

dan

lainnya

layak yang

untuk sejenis.

Kesuksesan ini terletak pada kemampuan manajemen dalam memaksimalkan pemanfaatan dan pengelolaan waktu, keuangan, dan sumber daya manusia yang ada. Selain itu, pelayanan yang baik dan bersahaja menjadi tolak ukur dasar perusahaan ini

87

menjadi

salah

satu

pilihan

dalam

berbelanja

bagi

para

konsumennya.

2. Visi dan Misi PT. Kemenangan Jaya PT. Kemenangan Jaya memiliki visi dalam menjalankan bisnisnya yaitu meningkatkan dan mengembangkan kegiatan usaha retail untuk dapat mencapai keuntungan dan dapat menjadi perusahaan retail terbesar dengan bersandar pada kepuasan pelanggan. Sedangkan misi dari perusahaan ini adalah : A. Menyediakan

kebutuhan

bangunan

sesuai

dengan

permintaan pelanggan dengan kualitas barang terbaik. B. Selalu meningkatkan mutu pelayanan yang baik dan memuaskan konsumen. C. Menerapkan

kedisplinan

dan

kejujuran

di

dalam

lingkungan perusahaan sebagai modal dasar dalam manjalankan usaha retail ini. D. Menjadi penyalur utama bahan dan barang retail dengan kualitas terbaik.

88

3. Struktur Organisasi PT. Kemenangan Jaya memiliki struktur organisasi dimana setiap bagiannya memiliki tugas, fungsi, dan tanggung jawab masing-masing. Struktur organisasi pada PT. Kemenangan Jaya dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini :

89

Gambar 4.1 Struktur Organisasi pada PT. Kemenangan Jaya

4.2

Identifikasi Permasalahan Yang Dihadapi Permasalahan yang dihadapi pada sistem manual seperti ini adalah : 1. Belum adanya sistem yang dapat mencegah pegawai untuk melakukan penitipan absen 2. Ketidakefisienan waktu yang digunakan untuk presensi 3. Belum adanya pengoptimalan penggunaan barcode pada kartu tanda pengenal/ID pegawai. 4. Input data presensi yang dilakukan satu-persatu secara manual oleh admin/staff

personalia

memungkinkan

terjadinya

kesalahan

entry/penginputan data. 5. Sulit untuk mencari arsip laporan data presensi pegawai untuk pendataan ulang jika proses manual absensi telah berjalan lama (> 1 Tahun).

4.3

Flow Map FM (Flow Map) merupakan bagan alir yang menunjukkan arus data dari

laporan dan form termasuk tembusan-tembusannya pada sistem. Flow map ini menggunakan simbol-simbol yang sama dengan yang digunakan di dalam bagan alir sistem. Jogiyanto H.M (2001:800).

91

Perancangan flow map yang berjalan pada PT. Kemenangan Jaya dapat dilihat pada gambar 4.2 di bawah ini :

Gambar 4.2 Flow Map Yang Berjalan Pada PT. Kemenangan Jaya

4.4

Alternatif Pemecahan Masalah Pemecahan masalah yang penulis gunakan dalam menyelesaikan masalah

presensi pegawai di sini adalah dengan melakukan pergoptimalan penggunaan barcode. Data barcode akan dibentuk berdasarkan nomor induk pegawai yang akan tercantum dalam kartu pengenal/ID Pegawai yang merupakan metode dari segi kepraktisan dan efisiensi waktu dalam melakukan proses pencatatan daftar kehadiran dan kepulangan pegawai.

92

4.5

Analisa dan Perancangan Sistem 4.5.1 Pengembangan Sistem Dalam pembahasan ini akan diterangkan tentang lingkungan yang digunakan dalam pengembangan program yang meliputi jenis perangkat lunak (software) yang digunakan, sistem operasi yang digunakan, dan spesifikasi perangkat keras (hardware) yang digunakan.

4.5.1.1

Jenis Perangkat Lunak (Software) yang Digunakan Dalam membangun sistem

ini digunakan beberapa

perangkat lunak yang digunakan, yaitu antara lain : 1.

Perancangan

aplikasi untuk membangun

sistem

absensi pegawai ini penulis menggunakan Borland Delphi 5 karena Delphi adalah bahasa pemrograman visual tingkat tinggi yang berorientasi obyek dengan kode menggunakan

bahasa pascal

(bahasa non

sensitive case) sehingga memudahkan penulis dalam melakukan koding dan juga penggunaan Delphi 5 dibanding dengan

versi Delphi

lainnya

adalah

dikarenakan Delphi 5 lebih stabil dan ada beberapa komponen didalamnya yang cocok dipergunakan dalam membangun sistem aplikasi ini. 2.

Sistem

operasi

yang

dipergunakan

dalam

pengimplementasian pembangunan sistem ini berada

93

dalam lingkungan sistem operasi Windows XP Service Pack 2. Sistem operasi ini dipergunakan karena

telah

mendukung

GUI

(Graphic

User

Interface) yaitu antarmuka yang berbasis mode grafis dengan pertimbangan karena sistem operasi windows telah mendukung pengoperasian perangkat lunak (software) dalam membangun sistem aplikasi absensi ini. 3.

Penggunaan DBMS (Database Management System) dalam mendukung pembangunan aplikasi ini adalah dengan menggunakan Microsoft SQL Server 2000 karena aplikasi DBMS ini memiliki daya tampung database yang lebih besar dibandingkan aplikasi DBMS lainnya dan lebih ringan dalam melakukan proses kerjanya.

4.

Standarisasi barcode yang digunakan adalah barcode tipe code-39 dengan standar verifikasi barcode reader ANSI X3.182 yang merupakan UPC Code yang digunakan di

US ANSI/UCC5 dan

merupakan

standar Amerika yang banyak digunakan pada beberapa sistem pembacaan barcode.

94

4.5.1.2

Jenis Perangkat Keras (Hardware) Yang Digunakan Perangkat keras yang digunakan untuk membangun dan

mendukung aplikasi ini adalah perangkat keras dengan spesifikasi sebagai berikut : 1.

Processor Intel Pentium IV 2.8 GHz

2.

DDRAM 512 MB

3.

256 MB VGA Card

4.

Hard Disk 80 GB

5.

Keyboard

6.

Mouse

7.

Barcode Scanner Hands-free / Fixed Mount

4.5.2 Kebutuhan Umum Sistem Kebutuhan umum sistem adalah sebagai berikut : 1. Mampu mengidentifikasi ID pegawai yang di-scan, apakah data pegawai tersebut ada dalam database pegawai dan ada dalam data daftar absensi pegawai. 2. Mampu menampilkan data dan daftar pegawai yang telah berhasil melakukan scan barcode pada saat proses absensi dilakukan. 3. Mampu melakukan rekapitulasi kehadiran pegawai 4. Mampu untuk memberikan laporan akhir data pegawai beserta data kehadiran pegawai berdasarkan waktu tertentu.

95

4.5.3. Perancangan Flow Map Perancangan flow map dari aplikasi absensi pegawai ini dapat dilihat pada gambar 4.3 di bawah ini :

96

Gambar 4.3 Perancangan Flow Map Aplikasi Absensi

4.5.3.1

Prosedur Perancangan Sistem Yang Diusulkan Adapun prosedur dari perancangan sistem yang diusulkan

adalah sebagai berikut : 1.

Pegawai

akan

melakukan

proses

pengabsenan

sebanyak dua kali. Pada proses yang pertama, aplikasi akan mencatat jam kedatangan karyawan, sedangkan pada proses yang kedua aplikasi akan mencatat jam

kepulangan

karyawan.

Pencatatan

absen jam masuk dan jam keluar dilakukan oleh karyawan

dengan

menggunakan

kartu

tanda

pengenal (ID Card), yang didalamnya tercantum Nama Karyawan, Bagian dan Jabatan Karyawan, serta nomor ID Pegawai beserta kode barcode-nya. 2.

Pada saat karyawan melakukan proses pengabsenan yang pertama, aplikasi absensi ini akan memeriksa apakah data pegawai tersebut sudah terdaftar dalam aplikasi ini. Jika data pegawai tersebut telah ada, maka

proses

pengabsenan

dapat

dilakukan.

Sebaliknya, jika data karyawan tersebut belum terdaftar, maka proses pengabasenan tidak dapat dilakukan. 3.

Untuk data karyawan yang belum terdaftar, maka admin pengelola aplikasi absensi, dalam hal ini

98

admin/staff

personalia

harus mendaftarkan

data

karyawan yang dimaksud, termasuk didalamnya data pribadi karyawan, jabatan, dan bagian karyawan, dan admin/staff personalia juga akan melakukan proses pencetakan kartu ID karyawan yang nantinya akan digunakan dalam melakukan proses absensi. 4.

Pada proses pengabsenan, akan dibagi menjadi 3 kategori keterangan absen, yaitu : Masuk, Telat, dan Tanpa Keterangan yang nantinya akan tertulis pada data absensi karyawan dengan penentuan beberapa kondisi absensi.

5.

Sistem akan mencetak alaporan data karyawan dan data absensi, yang nantinya akan dilaporkan pada manager personalia untuk divalidasi.

4.5.4 Fungsionalitas dan Pengguna Sistem Perangkat

lunak

yang

akan

dibuat

mempunyai

beberapa

fungsionalitas, antara lain : 1.

Proses Penginputan Data Merupakan proses untuk memasukkan data dan ID pegawai

2.

Proses Pengeditan Data Dilakukan pada bagian admin yang meliputi data presensi pegawai

99

3.

Proses Pelaporan Laporan meliputi : A. Data Kehadiran dan kepulangan pegawai berdasarkan tanggal presensi B. Total kehadiran dan / atau persentase kehadiran tiap pegawai C. Informasi history

Sedangkan user atau pengguna sistem ini adalah : 1.

Admin Tugas admin yaitu melayani pengeditan data dari pegawai

mengenai presensi maupun laporan kehadiran. 2.

Manajemen Personalia Pihak ini akan melakukan pengecekan dan memvalidasi

laporan akhir keterangan presensi pegawai. 3.

Pegawai Pegawai yang telah memiliki ID pegawai dan data dari

pegawai tersebut telah terdaftar dalam database pegawai akan bertindak sebagai user pada sisi client.

4.5.5 Model UML Sesuai

dengan

permasalahan

pada

bab

1

maka

penulis

menggunakan pendekatan sistem berorientasi objek, yakni dengan

100

membuat use case diagram, sequence diagram, dan class diagram. Penjelasan tersebut akan dibahas berikut ini.

4.5.5.1 Daftar Use Case Use case terdiri dari Use Case Login, Use Case Administrasi

Data

Pegawai,

Administrasi

Data

Jabatan,

Administrasi Data Bagian, Use Case Informasi History Absensi, Use Case Mencetak Data Pegawai, Use Case Cetak Kartu Pegawai, Use Case Presensi Pegawai, dan Use Case Administrasi Login Admin.

4.5.5.2 Spesifikasi Use case Pada spesifikasi use case ini penulis menjelaskan urutan kegiatan yang dilakukan sistem dan actor, yaitu antara lain : 1.

Login

Use case Name

Login

Actor

Admin/Staff Personalia

Brief

Admin/Staff Personalia ingin Login terhadap sistem

Description

informasi absensi dengan menginputkan user name dan password maka sistem akan memvalidasi user name dan password tersebut.

Basic flow

1) Tampilkan Form Login 2) Admin/Staff Personalia menginputkan User name

101

3) Admin/Staff Personalia menginputkan Password. 4) Admin/Staff Personalia mengirimkan User name dan Password dengan memilih pilihan tombol button OK agar sistem memvalidasi User name dan Password tersebut 5) Sistem memvalidasi user name dan password tersebut. 6) Sistem menampilkan informasi, Jika User name dan Password yang diinputkan benar maka sistem akan menampilkan form menu utama, tetapi jika salah maka sistem akan menampilkan pesan error. Alternate flow

Jika dalam menginputkan User name dan Password salah maka sistem akan menampilkan pesan error dan memintanya untuk mengisikannya kembali

Pre condition

Admin/Staff Personalia harus mengetahui User name dan Password

Post condition

2.

Tampil Form Menu Utama

Administrasi Data Pegawai

Use case Name

Administrasi Data Pegawai

Actor

Admin/Staff Personalia

Brief

Use case ini digunakan untuk mencatat data pegawai

Description

PT. Kemenangan Jaya, dan jika data pegawai yang akan

102

dicatat telah tersedia, maka admin/staff personalia perusahaan akan langsung mencatat data pegawai tersebut. Basic flow

Use case ini dimulai ketika admin/staff personalia sudah login. 1)

Admin/staff personalia menampilkan form data pegawai dengan memilih tombol button pegawai.

2)

Sistem menampilkan form data pegawai.

3)

Admin/staff

personalia

meminta

sistem

agar

menyediakan space untuk pengisian data pegawai dengan memilih pilihan tombol button . 4)

Sistem

menampilkan

space

agar

admin/staff

personalia dapat menginputkan data pegawai. 5)

Admin/staff personalia menginputkan data pegawai baru tersebut ke form isian data pegawai.

6)

Sistem menambahkan data pegawai.

7)

Admin/staff personalia menyimpan data pegawai dengan mengklik tombol button

Alternate flow

8)

Sistem menyimpan data pegawai baru tersebut

9)

Keluar

Jika dalam pengisian ID Pegawai salah, maka sistem akan menampilkan pesan error dan memintanya untuk

103

mengisikannya kembali Pre condition

Post condition

3.

1)

Admin/staff personalia harus login terlebih dahulu

2)

Data pegawai yang akan dicatat telah tersedia

Data pegawai baru telah tersimpan

Administrasi Data Jabatan

Use case Name

Administrasi Data Jabatan

Actor

Admin/Staff Personalia

Brief

Use case ini digunakan untuk mencatat data jabatan

Description

pegawai PT. Kemenangan Jaya, dan jika data jabatan pegawai yang akan admin/staff

personalia

dicatat telah tersedia, maka perusahaan

akan

langsung

mencatat data jabatan pegawai tersebut. Basic flow

Use case ini dimulai ketika admin/staff personalia memilih tab input data jabatan. 1)

Admin/staff personalia menampilkan form data bagian pegawai dengan memilih tombol button pegawai.

2)

Sistem menampilkan form data pegawai.

3)

Kemudian pilih File > Open > Menu Jabatan

4)

Admin/staff

personalia

meminta

sistem

agar

menyediakan space untuk pengisian data jabatan pegawai baru dengan memilih pilihan tombol

104

button data baru . 5)

Sistem

menampilkan

personalia

dapat

space

agar admin/staff

menginputkan

data

jabatan

pegawai. 6)

Admin/staff personalia menginputkan data jabatan pegawai baru tersebut ke form isian data jabatan pegawai.

7)

Sistem menambahkan data jabatan pegawai.

8)

Admin/staff personalia menyimpan data jabatan pegawai dengan mengklik tombol button

9)

Sistem menyimpan data jabatan pegawai baru tersebut

10) Keluar Alternate flow

Jika dalam pengisian ID atau nama jabatan pegawai salah, maka sistem akan menampilkan pesan error dan memintanya untuk mengisikannya kembali

Pre condition

3)

Admin/staff personalia harus login terlebih dahulu

4)

Data jabatan pegawai yang akan dicatat telah tersedia

Post condition

Data jabatan pegawai baru telah tersimpan

105

4.

Administrasi Data Bagian

Use case Name

Administrasi Data Bagian

Actor

Admin/Staff Personalia

Brief

Use case ini digunakan untuk mencatat data bagian

Description

pegawai PT. Kemenangan Jaya, dan jika data bagian pegawai yang akan admin/staff

personalia

dicatat telah tersedia, maka perusahaan

akan

langsung

mencatat data bagian pegawai tersebut. Basic flow

Use case ini dimulai ketika admin/staff personalia memilih tab input data bagian. 1)

Admin/staff personalia menampilkan form data bagian pegawai dengan memilih tombol button pegawai.

2)

Sistem menampilkan form data pegawai.

3)

Kemudian pilih File > Open > Menu bagian

4)

Admin/staff

personalia

meminta

sistem

agar

menyediakan space untuk pengisian data bagian pegawai baru dengan memilih pilihan tombol button data baru . 5)

Sistem

menampilkan

personalia

dapat

space

agar admin/staff

menginputkan

data

bagian

pegawai. 6)

Admin/staff personalia menginputkan data bagian

106

pegawai baru tersebut ke form isian data bagian pegawai. 7)

Sistem menambahkan data bagian pegawai.

8)

Admin/staff personalia menyimpan data bagian pegawai dengan mengklik tombol button

9)

Sistem menyimpan data bagian pegawai baru tersebut

10) Keluar Alternate flow

Jika dalam pengisian ID atau nama bagian pegawai salah, maka sistem akan menampilkan pesan error dan memintanya untuk mengisikannya kembali

Pre condition

5)

Admin/staff personalia harus login terlebih dahulu

6)

Data bagian pegawai yang akan dicatat telah tersedia

Post condition

5.

Data bagian pegawai baru telah tersimpan

Informasi History Absensi

Use case Name

Informasi History Absensi

Actor

Admin/Staff Personalia

Brief

Admin/staff personalia menyediakan informasi tentang

Description

history absensi pegawai dan menyerahkan laporan data hadir pegawai ke bagian manajemen personalia untuk divalidasi.

107

Basic flow

1) Admin/staff personalia menampilkan form laporan absensi dengan memilih tombol button laporan absensi. 2) Sistem menampilkan form laporan absensi pegawai. 3) Sistem menampilkan laporan seluruh history absensi pegawai 4) Admin/staff personalia dapat melakukan filterisasi laporan absensi pegawai dengan melihat laporan berdasarkan pada ID Pegawai atau tanggal absensi 5) Sistem menampilkan laporan absensi pegawai pada kolom laporan 6) Untuk melihat laporan dan melakukan pencetakan laporan, admin/staff personalia melakukan click pada tombol Lihat Laporan. 7) Untuk melihat detail laporan, admin/staff personalia melakukan click pada tombol lihat detail. 8) Keluar

Alternate flow

Jika dalam menginputkan ID Pegawai atau Tanggal untuk melihat laporan, jika ID Pegawai atau tanggal yang dimaksud tidak ada maka sistem tidak akan menampilkan laporan yang dimaksudkan

Pre condition

Sistem telah memiliki record absensi pegawai

Post condition

Report History dan Record

108

absensi pegawai dapat

dicetak dan Admin/staff personalia menyerahkan laporan data hadir pegawai ke bagian manajemen personalia untuk divalidasi.

6.

Mencetak Data Pegawai

Use case Name

Mencetak Data Pegawai

Actor

Admin/Staff Personalia

Brief

Admin/staff personalia menyediakan informasi tentang

Description

history data pegawai dan menyerahkan laporan data pegawai

ke

bagian

manajemen

personalia

untuk

divalidasi. Basic flow

1) Admin/staff personalia menampilkan form laporan pegawai dengan memilih tombol button Laporan Pegawai. 2) Sistem menampilkan form Menu Laporan Pegawai. 3) Sistem menampilkan laporan seluruh pegawai 4) Admin/staff personalia dapat melakukan filterisasi laporan data

pegawai dengan

melihat laporan

berdasarkan pada ID Pegawai atau Nama Pegawai 5) Sistem menampilkan laporan data pegawai pada kolom laporan 6) Untuk melihat laporan dan melakukan pencetakan laporan, admin/staff personalia melakukan click

109

pada tombol Lihat Laporan. 7) Untuk melihat detail laporan, admin/staff personalia melakukan click pada tombol lihat detail. 8) Keluar Alternate flow

Jika dalam menginputkan ID Pegawai atau Nama Pegawai untuk melihat laporan, jika ID Pegawai atau Nama yang dimaksud tidak ada maka sistem tidak akan menampilkan laporan yang dimaksudkan

Pre condition

Sistem telah memiliki record data pegawai

Post condition

Report History dan Record data pegawai dapat dicetak dan Admin/staff personalia menyerahkan laporan data pegawai

ke

bagian

manajemen

personalia

untuk

divalidasi.

7.

Cetak Kartu Pegawai

Use case Name

Cetak Kartu Pegawai

Actor

Admin/Staff Personalia

Brief

Use case ini digunakan untuk mencetak kartu ID

Description

pegawai PT. Kemenangan Jaya, dan jika data pegawai telah tersedia, maka admin/staff personalia perusahaan akan langsung mencetak kartu ID pegawai tersebut.

Basic flow

Use case ini dimulai ketika admin/staff personalia sudah

110

login. 1)

Admin/staff personalia menampilkan form data pegawai dengan memilih tombol button pegawai.

2)

Sistem menampilkan form data pegawai.

3)

Admin/staff personalia melakukan pemilihan dari Menu File > Open > Menu Cetak Kartu ID

4)

Sistem menampilkan form cetak kartu ID.

5)

Admin/staff personalia melakukan pencarian data pegawai yang telah diinputkan pada form pengisian karyawan

6)

Sistem akan menampilkan ID, nama, dan bagian pegawai.

7)

Sistem akan membentuk ID pegawai ke dalam suatu barcode yang akan digunakan dalam proses absensi

8)

Sistem akan menampilkan kartu dan mencetak ID Pegawai

9) Alternate flow

Selesai

Jika dalam pengisian pencarian ID Pegawai salah, maka sistem takan menampilkan pesan error dan memintanya untuk mengisikannya kembali

Pre condition

Admin/staff personalia harus melakukan penginputan

111

data pegawai terlebih dahulu Post condition

Kartu ID Pegawai dapat digunakan untuk melakukan proses absensi

8.

Presensi Pegawai

Use case Name

Presensi Pegawai

Actor

Pegawai

Brief

Use case ini digunakan ketika pegawai melakukan

Description

proses absensi, dimana proses absensi ini dilakukan dengan

menggunakan

kartu

ID

pegawai

yang

didalamnya terdapat kode barcode yang dibentuk dari nomor ID pegawai. Basic flow

Use case ini dimulai ketika menu pegawai telah terbuka 1)

Admin/staff personalia melakukan login awal untuk membuka menu absensi

2)

Admin/staff personalia membuka menu absensi pada form utama

3)

Sistem menampilkan form absensi.

4)

Pegawai melakukan proses absensi

5)

Sistem akan secara otomatis menginputkan data kehadiran dan kepulangan pegawai ketika Kartu ID didekatkan pada perangkat barcode scanner

112

6)

Pada

input

pertama

absensi,

sistem

akan

menampilkan ID Pegawai, Jam Masuk, Kode Absen 7)

Pada

Input

kedua

absensi,

menampilkan ID Pegawai,

Jam

sistem Masuk,

akan Jam

Keluar, Total Jam Kerja, Kode Absen, dan Keterangan 8) Alternate flow

Selesai

Jika dalam pengisian pencarian ID Pegawai salah, maka sistem takan menampilkan pesan error dan memintanya untuk mengisikannya kembali

Pre condition

Admin/staff personalia harus melakukan penginputan data pegawai terlebih dahulu

Post condition

Kartu ID Pegawai dapat digunakan untuk melakukan proses absensi

9.

Administrasi Login Admin

Use case Name

Administrasi Login Admin

Actor

Admin/Staff Personalia

Brief

Admin/Staff Personalia ingin Login terhadap sistem

Description

informasi absensi dengan menginputkan user name dan password maka mereka harus membuat suatu username dan password agar dapat mengakses aplikasi absensi ini.

113

Basic flow

1) Masuk ke menu pegawai 2) Masuk ke menu File > Open > Menu Login Admin 3) Admin/Staff Personalia menginputkan User name 4) Admin/Staff Personalia menginputkan Password. 5) Sistem

menyimpan User name dan Password

dengan memilih pilihan tombol button Save agar sistem memvalidasi User name dan Password tersebut 6) Sistem

menyimpan

user

name

dan password

tersebut. Alternate flow

Sistem menampilkan informasi jika username atau password yang dimasukkan telah ada (duplikasi data)

Pre condition

Admin/Staff Personalia harus login terlebih dahulu dan yang mengetahui User name dan Password hanya user admin yang bersangkutan itu sendiri

Post condition

Username dan password dapat digunakan untuk login dan mengakses aplikasi absensi ini.

4.5.5.3 Use Case Diagram Pada Use case diagram ini menjelaskan apa yang akan dilakukan oleh sistem yang akan dibangun dan siapa yang akan berinteraksi dengan sistem. Use case diagram menjadi dokumen kesepakatan antara customer, User, dan Developer.

114

Berikut pada gambar 4.4 dan 4.5 adalah use case diagram dari aplikasi absensi ini, yaitu antara lain : 1.

Use Case Diagram Administrasi Pegawai

Login Admin

Mencetak Data Pegawai

Administrasi Data Pegawai

Admin/Staff Personalia

Administrasi Data Jabatan Cetak Kartu Pegawai

Pegawai Manajemen Personalia

Administrasi Data Bagian

Informasi History Absensi

Administrasi Login Admin

Gambar 4.4 Use Case Diagram Administrasi Pegawai

2.

Use Case Diagram Absensi Pegawai

Gambar 4.5 Use Case Diagram Absensi Pegawai

115

4.5.5.4 Sequence Diagram Sequence diagram ini menjelaskan secara detail urutan proses yang dilakukan dalam sistem untuk mencapai tujuan dari use case. Dalam Pengembangan sistem ini, ada beberapa sequence diagram antara lain : 1. Sequence Diagram Login Admin Pada sequence diagram ini dijelaskan bagaimana actor ingin berinteraksi dengan sistem agar actor tersebut dapat melakukan proses login ke dalam sistem aplikasi absensi ini. Langkah dalam sequence diagram ini dapat dilihat pada lampiran 1. 2. Sequence Diagram Administrasi Login Admin Pada sequence diagram ini dijelaskan bagaimana actor harus melakukan pendaftaran username dan password sebelum actor tersebut dapat melakukan proses login ke dalam sistem aplikasi absensi ini. Langkah dalam sequence diagram ini dapat dilihat pada lampiran 2. 3. Sequence Diagram Cetak Kartu Pegawai Pada sequence diagram ini dijelaskan bagaimana actor (Admin/Staff Personalia) mencetak kartu ID untuk setiap masing-masing pegawai yang telah terdaftar pada sistem aplikasi ini. Langkah dalam sequence diagram ini dapat dilihat pada lampiran 3.

116

4. Sequence Diagram Data Bagian Pada sequence diagram ini dijelaskan bagaimana actor mendaftarkan data bagian ke dalam aplikasi absensi ini. Langkah dalam sequence diagram ini dapat dilihat pada lampiran 4. 5. Sequence Diagram Data Jabatan Pada sequence diagram ini dijelaskan bagaimana actor mendaftarkan data jabatan ke dalam aplikasi absensi ini. Langkah dalam sequence diagram ini dapat dilihat pada lampiran 5. 6. Sequence Diagram Data Pegawai Pada sequence diagram ini dijelaskan bagaimana actor mendaftarkan data Pegawai ke dalam aplikasi absensi ini. Langkah dalam sequence diagram ini dapat dilihat pada lampiran 1. 7. Sequence Diagram Informasi History Absensi Pada sequence diagram ini dijelaskan bagaimana actor mencari data absensi pegawai dan menampilkannya serta melaporkannya untuk proses validasi ke bagian manajemen personalia. Langkah dalam sequence diagram ini dapat dilihat pada lampiran 7.

117

8. Sequence Diagram Mencetak Data Pegawai Pada sequence diagram ini dijelaskan bagaimana actor mencari

data

pegawai

dan

menampilkannya

serta

melaporkannya untuk proses validasi ke bagian manajemen personalia. Langkah dalam sequence diagram ini dapat dilihat pada lampiran 8. 9. Sequence Diagram Presensi Pegawai Pada sequence diagram ini dijelaskan bagaimana actor (pegawai) melakukan proses absensi dalam waktu sehari, baik ketka waktu datang, waktu pulang, dan penghitungan total waktu kerja untuk dapat dimasukkan dalam laporan presensi pegawai. Langkah dalam sequence diagram ini dapat dilihat pada lampiran 9.

4.5.5.5 Class Diagram Class diagram ini digunakan untuk menggambarkan disain statis dari sistem yang akan dibangun yang memperlihatkan himpunan kelas, antarmuka, kolaborasi, dan relasi yang terdapat dalam aplikasi absensi ini. Class diagram sistem aplikasi absensi pegawai ini dapat dilihat pada lampiran 10.

118

4.5.6 Analisis Masukan dan Keluaran Beberapa data yang akan menjadi masukan/input dalam sistem ini adalah : 1. Data Pegawai Merupakan data pribadi pegawai yang meliputi beberapa keterangan tambahan seperti bagian, jabatan, dan keterangan lainnya. 2. Data Hadir Pegawai Meliputi data tentang waktu kedatangan, dan waktu kepulangan pegawai

Sedangkan data keluaran dari sistem ini adalah : 1. Data presensi pegawai 2. Laporan akhir data presensi pegawai 3. Laporan akhir total waktu dan persentase waktu presensi pegawai 4. History data presensi

4.5.7

Perancangan Basis Data Setelah dilakukan perancangan sistem, selanjutnya dilakukan

perancangan database yang bertujuan untuk menggambarkan hubungan antar entity. Database merupakan kumpulan file-file yang saling berkaitan. Pada model data relational hubungan antara file direlasikan

119

dengan kunci relasi (relation key), yang merupakan kunci utama dari masing-masing file. Perancangan database yang dibuat penulis terdiri dari normalisasi, ERD dan struktur data. Basis

data dalam

aplikasi

absensi

ini diimplementasikan

menggunakan DBMS Microsoft SQL Server 2000. perancangan basis data ini termasuk didalamnya meliputi bentukan E/R Diagram yang berikutnya akan diimplementasikan dalam bentuk tabel-tabel dengan keterkaitan atau keterhubungannya diantara tabel tersebut. Fungsional dependensi diagram awal aplikasi absensi ini dapat terlihat pada gambar 4.7 di bawah ini :

Gambar 4.6 Fungsional Dependensi Diagram Awal Database Aplikasi Absensi

120

Berikut

akan

diterangkan

langkah-langkah

dalam

menormalisasikan FDD di atas sehingga menjadi suatu ERD dan tabel yang ternormalisasi. 1. Normalisasi Pada proses normalisasi terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut : A. Unnormalized Form (Tidak Normal) Bentuk tidak normal dari perancangan basis data ini dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini : Id_Pegawai Nm_Pegawai Alamat Tmpt_Kelahiran Tgl_Kelahiran Jenis_Kelamin Id_Bagian Id_Jabatan Foto Id_Jabatan Nama_Jabatan Keterangan_Jabatan Id_Bagian Nama_Bagian Keterangan_Bagian Tanggal Id_Pegawai

121

Id_Jam_Kerja Jam_Masuk Jam_Keluar Jam_Lembur Lama Kerja Kode_Absen Kode_Absen Keterangan_Absen Id_Login Nama_Admin Password Id_Jam_Kerja Hr_Kerja Jam_Kerja_Masuk Jam_Kerja_Keluar Tabel 4.1 Tabel Kondisi Sebelum Normalisasi Pada Aplikasi Absensi Pegawai

B. First Normal Form (1NF) Dari bentuk unnormalized akan menjadi bentuk 1NF yaitu dengan memisahkan data pada field-field yang tepat. Bentuk 1NF dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini : Id_Pegawai* Nm_Pegawai Alamat Tmpt_Kelahiran Tgl_Kelahiran Jenis_Kelamin

122

Id_Bagian Id_Jabatan Foto Id_Jabatan* Nama_Jabatan Keterangan_Jabatan Id_Bagian* Nama_Bagian Keterangan_Bagian Tanggal Id_Pegawai Id_Jam_Kerja Jam_Masuk Jam_Keluar Jam_Lembur Lama Kerja Kode_Absen Kode_Absen* Keterangan_Absen Id_Login* Nama_Admin Password Id_Jam_Kerja* Hr_Kerja Jam_Kerja_Masuk Jam_Kerja_Keluar Tabel 4.2 Tabel Kondisi 1NF Pada Aplikasi Absensi Pegawai

123

Namun dalam bentuk 1NF masih terdapat beberapa kekurangan, antara lain: 1) Tabel Pegawai dan Tabel Hari_Kerja belum terpisah 2) Masih saling ketergantungan fungsi

C. Second Normal Form (2NF) Pembentukan normal kedua dengan mencari kunci field yang dapat dipakai sebagai patokan dalam pencarian dan sifatnya unik. Melihat kondisi dari permasalahan diatas dapat diambil kunci kandidat sebagai berikut: 1) Id_Pegawai, Id_Bagian, Id_Jabatan 2) Id_Bagian 3) Id_Jabatan 4) Id_Login 5) Kode_Absen 6) Id_Jam_Kerja •

Pegawai = Id_Pegawai + Nm_Pegawai + Alamat + Tmpt_Kelahiran + Tgl_Kelahiran + Jenis_Kelamin + Nama_Bagian

+ Id_Jabatan

+

Nama_Jabatan

+

Id_Bagian + Nama_Bagian + Foto • Hari_Kerja = Tanggal + Id_Pegawai + Nm_Pegawai + Jam_Masuk

+

124

Jam_Keluar

+

Jam_Lembur

+

Lama_Kerja

+

Id_Jam_Kerja

+

Hr_Kerja

+

Kode_Absen + Keterangan_Absen • Bagian

=

Id_Bagian

+

Nama_Bagian

+

+

Nama_Jabatan

+

Keterangan_Bagian • Jabatan

=

Id_Jabatan

Keterangan_Jabatan • Keterangan_Absen

=

Kode_Absen

+

Keterangan_Absen • Login_Admin = Id_login + Nama_Admin + Password • Jam_Kerja

=

Id_Jam_Kerja

+

Jam_Kerja_Masuk + Jam_Kerja_Keluar

125

Hr_Kerja

+

Bentuk tabel 2NF dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini :

*

Tabel 4.3 Tabel Kondisi Normalisasi 2 NF Pada Aplikasi Absensi Pegawai

D. Third Normal Form (3NF) Bentuk normal ketiga (3NF) mempunyai syarat setiap tabel tidak mempunyai field yang bergantungan transitif, harus bergantung penuh pada kunci utama.

126

Bentuk tabel 3NF dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini :

Tabel 4.4 Tabel Kondisi Normalisasi 3NF Pada Aplikasi Absensi Pegawai

2. Normalize ERD (Entity Relationship Diagram) Bentuk ERD yang telah ternormalisasi dapat dilihat pada gambar 4.7 di bawah ini :

127

Gambar 4.7 Bentuk Normalize ER Diagram

4.5.8

Struktur Data Pada struktur data ini, semua jenis data yang terlibat dalam proses

yang terjadi, didefinisikan dan

dikumpulkan dalam bentuk penyajian

seperti berikut : • File Name : Pegawai • Primary Key : Id_Pegawai • Foreign Key : Id_Bagian, Id_Jabatan File Pegawai.dbo Nama Field

Tipe

Lebar

Arti

Id_Pegawai*

nvarchar

50

Nomor Identitas Pegawai

Nm_Pegawai

nvarchar

50

Nama Pegawai

Alamat

nvarchar

50

Alamat Pegawai

Tmpt_Kelahiran

nvarchar

50

Tempat Kelahiran Pegawai

Tgl_Kelahiran

datetime

8

Tanggal Kelahiran Pegawai

Jenis_Kelamin

nvarchar

50

Jenis Kelamin Pegawai

Id_Jabatan

nvarchar

50

Nomor Identitas Jabatan

Id_Bagian

nvarchar

50

Nomor Identitas Bagian

Foto

Image

16

Foto Diri Pegawai

• File Name : Hari_Kerja • Primary Key : • Foreign Key : Kode_Absen, Id_Pegawai, Kode_Absen, Id_Jam_Kerja

129

File Hari_Kerja.dbo Nama Field

Tipe

Lebar

Arti

Tanggal

datetime

8

Tanggal Absensi

Id_Pegawai

nvarchar

50

Nomor Identitas Pegawai

Jam_Masuk

nvarchar

50

Jam Masuk Absensi

Jam_Keluar

nvarchar

50

Jam Keluar Absensi

Jam_Lembur

nvarchar

50

Jam Lembur Pegawai

Lama_Kerja

nvarchar

50

Total Waktu Kerja Pegawai

Kode_Absen

nvarchar

50

Nomor Kode Absen

Id_Jam_Kerja

char

10

Kode Jam Kerja

• File Name : Jabatan • Primary Key : Id_Jabatan • Foreign Key : File Jabatan.dbo Nama Field

Tipe

Lebar

Arti

Id_Jabatan

nvarchar

50

Nomor Identitas Jabatan

Nama_Jabatan

nvarchar

50

Nama Jabatan Pegawai

Keterangan_Jabatan

nvarchar

50

Keterangan Jabatan

130

• File Name : Bagian • Primary Key : Id_Bagian • Foreign Key : File Bagian.dbo Nama Field

Tipe

Lebar

Arti

Id_Bagian

nvarchar

50

Nomor Identitas Bagian

Nama_Bagian

nvarchar

50

Nama Bagian Pegawai

Keterangan_Bagian

nvarchar

50

Keterangan Bagian

• File Name : Keterangan_Absen • Primary Key : Kode_Absen • Foreign Key : File Keterangan_Absen.dbo Nama Field

Tipe

Lebar

Arti

Kode_Absen

nvarchar

50

Kode Absen Pegawai

Keterangan_Absen

nvarchar

50

Keterangan Absen Pegawai

• File Name : Login_Admin • Primary Key : Nama_Admin • Foreign Key : File Login_Admin.dbo Nama Field

Tipe

Lebar

Arti

Id_Login

nvarchar

50

Kode Login Admin

131

Nama_Admin

nvarchar

50

Nama Administrator

Passsword

nvarchar

50

Password

• File Name : Jam_Kerja • Primary Key : Id_Jam_Kerja • Foreign Key : File Jam_Kerja.dbo Nama Field

Tipe

Lebar

Arti

Id_Jam_Kerja

char

10

Kode Jam Kerja

Hr_Kerja

char

10

Kategori Hari Kerja

Jam_Kerja_Masuk

char

10

Ketentuan Jam Masuk

Jam_Kerja_Keluar

char

10

Ketentuan Jam Keluar

4.5.9

Perancangan Antar Muka 1.

Form Splash Screen Form ini merupakan form tampilan awal ketika program

aplikasi absensi ini dijalankan. Form ini berbentuk menu animasi sederhana dengan menampilkan gambar yang berdurasi sekitar 5 detik sebagai menu pembuka aplikasi absensi ini.

132

Rancangan menu splash screen dapat dilihat pada gambar 4.9 di bawah ini :

(Gambar Splash Screen) Aplikasi Absensi Pegawai PT. Kemenangan Jaya

Gambar 4.8 Form Splash Screen Aplikasi Absensi Pegawai

Rancangan form splash screen ini dapat digambarkan pada state transition diagram pada gambar 4.10 di bawah ini :

Form Splash Screen

Timer

Form Login Aplikasi

Gambar 4.9 State Transition Diagram Form Splash Screen Aplikasi Absensi Pegawai

2.

Form Login Form ini merupakan form yang mengharuskan user atau

administrator untuk mengisi username dan password sebagai hak akses untuk dapat memodifikasi hal-hal yang berkaitan dengan data dan informasi di dalam aplikasi absensi pegawai ini.

133

Menu ini akan tampil setelah form splash screen. Rancangan menu splash screen dapat dilihat pada gambar 4.11 di bawah ini : Form Login Username Input Username

Password Input Password

OK

Cancel

Gambar 4.10 Form Login

State transition diagram dari perancangan form login, dapat dilihat pada gambar 4.12 di bawah ini : OK Button

Form Login

Cancel Button

Database Username dan Password

Gambar 4.11 State Transition Diagram Form Login

3.

Form Absensi Form ini merupakan form yang akan digunakan pegawai

untuk menginputkan ID Pegawai sebagai penanda absensi, dimana pegawai harus menginputkan ID-nya sebanyak 2 kali untuk menandakan jam kehadiran dan jam kepulangan yang akan disimpan sebagai daftar kehadiran pegawai dengan penghitungan total waktu kerja didalamnya. Pegawai akan menginputkan ID

134

pegawai yang berbentuk barcode yang tertera di dalam kartu pegawai pada barcode scanner yang telah disediakan. Form absensi ini dapat dilihat pada gambar 4.13 di bawah ini: Form Absensi Tanggal :

Automatic Input Date

Id Pegawai :

Input Id Pegawai

Jam Masuk :

Input Jam Masuk

Jam Keluar :

Input Jam Keluar

Total Jam Kerja :

Automatic Input Total Jam

Kode Absen :

Automatic Input Kode Absen

Keterangan :

Automatic Input Keterangan

List Data Pegawai

Gambar 4.12 Form Absensi

135

Back

Foto Pegawai

State transition diagram dari perancangan Form Absensi, dapat dilihat pada gambar 4.14 di bawah ini :

Form Absensi

Input Absensi

Database Absensi Hr_Kerja

Back Button

Form Login Aplikasi

Gambar 4.13 State Transition Diagram Form Absensi

4.

Form Data Pegawai Form Data pegawai digunakan untuk melakukan penginputan

data pribadi karyawan, dimana data karyawan ini akan diperlukan jika seorang pegawai hendak melakukan proses absensi. Form ini diisi oleh admin sesuai dengan data karyawan asli.

136

Form data pegawai dapat dilihat pada gambar 4.15 di bawah ini :

Gambar 4.14 Form Data Pegawai

State transition diagram dari perancangan Form Data Pegawai, dapat dilihat pada gambar 4.16 di bawah ini :

Gambar 4.15 State Transition Diagram Form Data Pegawai

137

5.

Form Bagian Form ini digunakan untuk menginputkan kode dan nama

bagian yang ada pada suatu perusahaan yang juga merupakan pembagian wilayah kerja bagi seorang pegawai. Rancangan form bagian ini dapat dilihat pada gambar 4.17 di bawah ini : Form Bagian Data Baru

Ubah Data

Hapus Data

Input Data Bagian

Save

Cancel

List Data Bagian Gambar 4.16 Form Bagian

State transition diagram dari perancangan Form Bagian, dapat dilihat pada gambar 4.18 di bawah ini :

Gambar 4.17 State Transition Diagram Form Bagian

138

6.

Form Jabatan Form ini digunakan untuk menginputkan kode dan nama

Jabatan yang ada pada suatu perusahaan yang juga merupakan pembagian tingkatan kerja bagi seorang pegawai. Rancangan form jabatan ini dapat dilihat pada gambar 4.19 di bawah ini : Form Jabatan Data Baru

Ubah Data

Hapus Data

Input Data Jabatan Save

Cancel

List Data Jabatan Gambar 4.18 Form Jabatan

State transition diagram dari perancangan Form Jabatan, dapat dilihat pada gambar 4.20 di bawah ini :

Gambar 4.19 State Transition Diagram Form Jabatan

139

7.

Form Keterangan Absen Form

ini

digunakan

untuk

menginputkan

kode

dan

memberikan nama keterangan absen. Rancangan form keterangan absen ini dapat dilihat pada gambar 4.21 di bawah ini : Form Keterangan Absen Data Baru

Ubah Data

Hapus Data

Input Data Keterangan Absen Save

Cancel

List Data Keterangan Absen

Gambar 4.20 Form Keterangan Absen

State transition diagram dari perancangan Form Keterangan Absen ini dapat dilihat pada gambar 4.22 di bawah ini :

Gambar 4.21 State Transition Diagram Form Keterangan Absen

140

8.

Form Utama Form ini merupakan form menu utama yang terdiri dari

berbagai tombol yang telah terintegrasi untuk menampilkan menu lain dalam aplikasi absensi pegawai ini. Tombol-tombol yang ada dalam menu utama ini antara lain : Menu Pegawai, Menu Absensi, Laporan Pegawai, dan Laporan Absensi. Rancangan menu utama ini dapat dilihat pada gambar 4.23 di bawah ini : Aplikasi Absensi PT. Kemenangan Jaya

Menu Pegawai

Menu Absensi

Laporan Pegawai

Laporan Absensi

Log Off

Gambar 4.22 Form Utama Aplikasi Absensi

141

State transition diagram dari perancangan Form Utama ini dapat dilihat pada gambar 4.24 di bawah ini :

Form Utama

Menu Pegawai

Form Data Pegawai

Menu Absensi

Form Absensi

Laporan Pegawai

Form Laporan Pegawai

Laporan Absensi

Form Laporan Absensi

Log Off

Form Login

Gambar 4.23 State Transition Diagram Form Utama

9.

Form Laporan Pegawai Form laporan pegawai ini digunakan untuk memberikan

suatu data pelaporan dan detail laporan pegawai yang bekerja pada perusahaan yang bersangkutan yang terdiri dari keterangan pribadi pegawai.

142

Rancangan form laporan pegawai ini dapat dilihat pada gambar 4.25 di bawah ini : Form Laporan Pegawai Input Pencarian Data Pegawai Berdasarkan Nama dan ID Pegawai

List Data Laporan Pegawai

Lihat Laporan

Lihat Detail

Navigasi Pencarian

Gambar 4.24 Form Laporan Pegawai

State transition diagram dari perancangan Form Laporan Pegawai ini dapat dilihat pada gambar 4.26 di bawah ini :

Laporan Pegawai

Lihat Laporan

Database Absensi Pegawai

Form Laporan Pegawai Lihat Detail

Detail Laporan Pegawai

Gambar 4.25 State Transition Diagram Form Laporan Pegawai

143

10. Form Laporan Absensi Form laporan absensi ini digunakan untuk memberikan suatu data pelaporan dan detail laporan absensi pegawai mulai dari jam masuk, jam keluar, total waktu kerja, dan keterangan yang lainnya. Rancangan form laporan absensi ini dapat dilihat pada gambar 4.27 di bawah ini : Form Laporan Absensi Input Pencarian Data Absensi Berdasarkan ID Pegawai dan Tanggal Absensi

List Data Laporan Absensi

Lihat Laporan

Lihat Detail

Navigasi Pencarian

Gambar 4.26 Form Laporan Absensi

State transition diagram dari perancangan Form Laporan Absensi ini dapat dilihat pada gambar 4.28 di bawah ini : Laporan Absensi

Lihat Laporan

Database Data Absensi

Form Laporan Absensi Lihat Detail

Detail Laporan Absensi

Gambar 4.27 State Transition Diagram Form Laporan Absensi

144

11. Form Cetak Kartu ID Form ini digunakan untuk mencetak kartu ID pegawai yang terdiri dari Input Nama Pegawai, ID Pegawai, Bagian, dan Jabatan. Pada form ini, dari nomor ID pegawai yang bersangkutan akan dibentuk suatu kode barcode, yang nantinya akan digunakan dalam proses absensi. Rancangan Form Cetak Kartu ID ini dapat dilihat pada gambar 4.29 di bawah ini : Form Cetak Kartu ID Input Pencarian Data Pegawai Berdasarkan Nama dan ID Pegawai

Nama Pegawai : Id Pegawai :

Nama Pegawai Id Pegawai

Jabatan :

Jabatan

Bagian :

Bagian

Foto Pegawai

ID Pegawai (Kode Barcode)

e List Data Pegawai

Cetak Kartu ID

Gambar 4.28 Form Cetak Kartu ID

145

Cancel

State transition diagram dari perancangan Form Cetak Kartu ID ini dapat dilihat pada gambar 4.30 di bawah ini :

Form Cetak Kartu ID

Cetak Kartu ID

Kartu ID

Cancel

Form Menu Utama

Database Data

Gambar 4.29 State Transition Diagram Form Cetak Kartu ID

12. Form Login Admin Form ini digunakan untuk mendata dan mendaftarkan nama dan password administrator yang memiliki hak akses untuk mengelola dan bertanggung jawab terhadap aplikasi absensi ini. Rancangan Form Login admin ini dapat dilihat pada gambar 4.31 di bawah ini :

Gambar 4.30 Form Login Admin

146

State transition diagram dari perancangan Form Login Admin ini dapat dilihat pada gambar 4.32 di bawah ini :

Gambar 4.31 State Transition Diagram Form Login

13. Rancangan Report Pegawai Report pegawai ini digunakan untuk melaporkan daftar dan data seluruh karyawan yang bekerja pada PT. Kemenangan Jaya beserta detail bagian dan jabatan dimana pegawai tersebut bekerja. Rancangan report pegawai dapat dilihat pada gambar 4.33 di bawah ini :

Gambar 4.32 Rancangan Report Pegawai

147

14. Rancangan Report Absensi Pegawai Report absensi pegawai ini digunakan untuk melaporkan daftar dan data absensi seluruh karyawan yang bekerja pada PT. Kemenangan Jaya beserta detail keterangan presensi pegawai tersebut. Rancangan report absensi pegawai dapat dilihat pada gambar 4.34 di bawah ini :

Gambar 4.33 Rancangan Report Absensi Pegawai

4.6

Pengujian Setelah program selesai dibuat baru dilakukan tahap pengujian program.

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh program tersebut berjalan dan seberapa banyak kesalahan yang ada pada program tersebut. Bila terjadi kesalahan maka program tersebut akan segera diperbaiki dan diuji kembali.

148

Pengujian yang dilakukan dari program sistem aplikasi absensi ini meliputi pengujian terhadap semua menu program apakah sesuai dengan apa yang diharapkan olah pihak manajemen PT. Kemenangan Jaya.

4.7

Konversi Sistem Konversi Sistem yang digunakan adalah konversi dengan perubahan

langsung dengan tanggal yang telah diterapkan. Perubahan langsung hanya berhasil jika pengujian luas dikerjakan sebelumnya, dan bekerja paling baik jika beberapa penundaan dalam pengolahan dapat ditoleransi. Sebuah keuntungan dari perubahan langsung adalah pemakai tidak memiliki kemungkinan menggunakan sistem lama dari pada sistem baru.

4.8

Training Orang yang akan menggunakan sistem aplikasi absensi ini adalah staf

personalia yaitu sebagai administrator dimana staf tersebut harus dilatih terlebih dahulu. Jumlah pelatihan sebuah sistem yang diperlukan kemudian tergantung pada beberapa banyak pekerjaan seseorang akan berubah karena sistem baru. Pelatihan yang dilakukan meliputi teori dan praktek. Waktu yang diperlukan untuk pelatihan kurang lebih satu minggu atau tergantung kebutuhan.

149

BAB V PENUTUP

Bab ini adalah bab penutup yang menguraikan kesimpulan dari penulisan skripsi ini serta saran yang bermanfaat bagi semua pihak yang terkait atas pembuatan aplikasi absensi karyawan ini.

5.1.

Kesimpulan 1.

Perubahan sistem absensi manual menjadi suatu sistem yang terkomputerisasi dengan penambahan sistem barcode dilakukan agar tingkat kesalahan dalam melakukan absensi dapat diminimalisir dan dapat memberikan pelayanan lebih baik serta hasil keluaran atau laporan yang dibutuhkan sesuai dengan yang diharapkan.

2.

Sistem aplikasi absensi yang baru ini akan lebih memudahkan proses kontrol absensi kehadiran karyawan dan mampu memberikan laporan akhir absensi yang dibutuhkan.

3.

Dengan sistem pendataan absensi karyawan terkomputerisasi ini, bagian pendataan karyawan dapat dengan cepat dalam melakukan penginputan data dan memberikan kemudahan dalam pencarian data karyawan.

4.

Aplikasi absensi karyawan dengan metode barcode ini akan memberikan kemudahan dalam melakukan pendataan kehadiran

karena adanya interface aplikasi dan penggunaannya yang user friendly.

5.2.

Saran 1.

Bagi

yang

berminat

untuk

pengembangan

selanjutnya,

sebaiknya

dilakukan dengan menggunakan metode lain seperti Smart Handkey- CR atau dengan Fingerprint Scan System. 2.

Untuk pengembangan selanjutnya diharapkan bisa diterapkan pada semua Operating System seperti Linux dan FreeBSD.

3.

Harus dilakukan pelatihan bagi admin, terutama yang menggunakan aplikasi ini dan adanya petugas khusus yang akan memelihara aplikasi ini, sehingga kinerja aplikasi ini dapat berjalan dengan baik.

4.

Database sistem ini minimal satu atau dua minggu sekali di backup oleh pihak yang bertanggung jawab terhadap sistem tersebut, dalam hal ini perlu adanya suatu back office yang bertanggung jawab akan entri data, pemeriksaan data untuk menghindari hilangnya database jika

terjadi

suatu kesalahan, maupun kejadian lain yang tidak diharapkan dan di luar kemampuan kita untuk menghindarinya seperti bencana alam. 5.

Untuk implementasi awal (1 sampai 2 bulan pertama), setiap hari database harus

dikontrol

untuk menghindari

ketidakteraturan

database yang ada untuk menghindari terjadinya human error dalam penggunaan sistem.

151 Lampiran 1 : Sequence Diagram Login Admin

Lampiran II - 1

Lampiran 2 : Sequence Diagram Administrasi Login Admin

: Admin/Staff Personalia

: Form AdmLogin Admin : AdmLogin AdminMgr

: Form Pegawai

: LoginAdmin

1 : Memilih Menu Login Admin ()

1: M em ili h M enu Login Adm i n( )

2: Request Input Data( )

2 : Request Input Data ()

3 : Request Input () ) 3: Request Data Input Data(

6 : Response 7 : Form Input Login Admin ()

4 : Request Input Data () ) 4: Request Input Data(

Input Data () ) 6: Response Input Data(

7: Form Input Login Admin( )

5: Response Input Data( )

5 : Response Input Data ()

8: Input Data Logi n Adm in( ) () 8 : Input Data Login Admin

9 : Input Data Login () ) 9: Input DataAdmin Logi n Admin(

10 : Input Data 10: Login Input Data Admin Login Adm () i n( )

11: Save DataLogin Login Adm i n( ) () 11 : Save Data Admin

14::Exit Form ( ) () 14 Exit Form

15: M enampilkan M enu Utam a( )

15 : Menampilkan Menu Utama ()

Lampiran II - 2

12 : Save Data Admin () n( ) 12: Login Save Data Login Admi

13 : Save Data Login Admin () i n( ) 13: Save Data Login Adm

Lampiran 3 : Sequence Diagram Cetak Kartu Pegawai

: Admin/Staff Pers onalia

: Form Pegawai

: Form Cetak Kartu ID

: CetakKartuIDMgr

: DataPegawai

1 : Memilih Menu

1: M e mi l iCetak h MenuKartu CetakIDKartu () ID( )

2 : Mencari Nama 2: M encari Nama Pegawai Pegawai ( ) ()

3 : Request Data Pegawai ()

3: Request Data Pegawai( )

4 : Request Data Pegawai ()

4: Request Data Pegawai( )

6 : Menampilkan Data 6: M enamPegawai pi lkan Data()Pegawai ( )

7 : Mencetak Kartu ID ()

5 : Response Data Pegawai ()

5: Response Data Pegawai( )

7: M encetak Kartu ID( )

8 : Mencari Id Pegawai () 8: M encari ID Pegawai ( )

9: M encetak Kartu ID(ID ) () 9 : Mencetak Kartu

10 : Request Data Pegawai () 10: Request Data Pegawai ( )

11 : Request Data Pegawai ()

11: Request Data Pegawai ( )

12 : 12: Exit ExiForm t Form( () ) 13: Response Data Pegawai ( ) 14: M enampi l kan Menu Utama( ) 15: Menam pi l kan Data Pegawai ( ) 14 : Menampilkan

Data Pegawai () 14 : Menampilkan Menu Utama ()

Lampiran II - 3

13 : Response Data Pegawai ()

Lampiran 4 : Sequence Diagram Data Bagian

: Adm in/Staff Pers onalia

: Form Pegawai

: Form Bagi

: BagianMgr

: Bagian

1: Memilih Menu Bagian( )

2: R equest Input Data( ) 3: R equest Input Data( ) 4: Request Input D ata( )

6: Response Input Data( )

5: Response Input D ata( )

7: F orm Input Bagian( ) 8: Input Data Bagian( ) 9: Input Data Bagian( ) 10: Sav e Data Bagian( )

11: Input Data Bagian( ) 12: Sav e Data Bagian( ) 13: Sav e Data Bagian( )

14: Exit Form( ) 15: Menampilk an Menu Utama( )

Lampiran II - 4

Lampiran 5 : Sequence Diagram Data Jabatan

: Admin/Staff Personalia

: Form Pegawai

: Form Jabatan

: JabatanMgr

: Jabatan

1: Memilih Menu 1: M em iliJabatan h Menu Jabatan( ) ()

2 :2:Request Data) () Request Input Input Data(

3 : Request Input DataInput () Data( ) 3: Request 4 : Request Input DataInput () Data( ) 4: Request

7 :7:Form DataJabatan( Jabatan Form Input Input Data ) () 8 :8:Input DataJabatan( Jabatan) () Input Data

6 : Response Input 6: ResponseData Input () Data( )

9 : Input Data () 9: InputJabatan Data Jabatan( )

5 : Response

5: Response Input()Data( ) Input Data

10 : Input Data Jabatan ()

10: Input Data Jabatan( )

1111: : Save DataJabatan( Jabatan) () Save Data 14 : Menampilkan 14: Menampilkan M enu()Utam a( ) Menu Utama

Lampiran II - 5

12 : Save Data Jabatan () 12: Save Data Jabatan( )

13 : Save Data Jabatan () 13: Save Data Jabatan( )

Lampiran 6 : Sequence Diagram Data Pegawai

: Adm in/Staff : Form Utam a Pers onalia 1 : Memilih 1: Memilih Menu Pegawai( ) Menu Pegawai ()

: Form Pegawai

: Pega

3 : Request Space Input Pegawai ()

2: Request Space Input Data( )

2 : Request Space Input Pegawai ()

3: Request Space Input Data( )

6 : Response Space Input Pegawai ()

7 : Form Input Data Pegawai () 7: F orm Input Data Pegawai( )

6: Respons e Space Input Data( )

: DataPegawai

4 : Request Space Input Pegawai () 4: Request Space Input Data( ) 5: Respons e Space Input Data( )

5 : Response Space Input Pegawai ()

9 : Input Data

8: Input Pegawai(()) 8 : Input DataData Pegawai

Pegawai () 9: Input Data Pegawai( )

11 : Save Data Pegawai () 11: Sav e Data Pegawai( )

12 : Save Data Pegawai 12: Sav e Data () Pegawai( )

1414:: Exit Form Exit Form ( ) () 15: Menampilk an Menu Utama( )

15: Menampilkan Menu Utama ()

Lampiran II - 6

10 : Input Data Pegawai () 10: Input Data Pegawai( ) 13 : Save Data Pegawai () 13: Sav e Data Pegawai( )

Lampiran 7 : Sequence Diagram Informasi History Absensi

:: Admin/Staff Admin/Staff Personali a Personalia

: :Form Utama Form Utama

: Form Absensi : FormLaporan Laporan Absensi

: LaporanAbsensiMgr : LapAbsensiMgr

: Hari : HariKerja _Kerj a

1 : Memilih Menu Laporan Absensi ()

1: Mem ili h Menu Laporan Absensi ( )

2 : Mencari Absensi () 2: Mencari TTanggal anggal Absensi( )

3 : Request Data 3: Request Data Absensi Absensi () ( )

4 : Request Data Absensi () 4: Request Data Absensi ()

6 : Menampilkan Data Absensi () 6: Menampil kan Data Absensi( )

5 : Response Data Absensi ()

7: Mencetak Data Absensi ( )

7 : Mencetak Data Absensi ()

8 : Mencari ID Pegawai () 8: Mencari ID Pegawai ( )

Mencetak Data Absensi( ) 1313: : Mencetak Data Absensi ()

Exit Form( ) 1414:: Exit Form ()

15: Menampilkan Menu Utama( )

15: Menampilkan Menu Utama ()

Lampiran II - 7

5: Response Data Absensi ( )

9 : Request Data Absensi () 9: Request Data Absensi ()

10 : Request Data Absensi 10: Request Data () Absensi( )

12 : Menampilkan Data Absensi () 12: Menampilkan Data Absensi ( )

11: Response Data Absensi( )

11 : Response Data Absensi ()

Lampiran 8 : Sequence Diagram Mencetak Data Pegawai

: Admin/Staff

: Adm in/Staff Personalia Personali a

: :Form Utama Form Utam a

: Form Pegawai : FormLaporan Laporan Pegawai

: Laporan Pegawai Mgr : LaporanPega waiMgr

: Data Pegawai : DataPegawai

1 : Memilih Menu 1: Mem ili h M enu Pegawai La poran Pegawai Laporan () ( )

2 : Mencari ID Pegawai ()

2: M encari I D Peg awai( )

3 : Request Data Pegawai () i( ) 3: Request Data Pegawa

4 : Request Data Pegawai ()

4: Req uest Data Peg awai( )

7 : Mencetak Data Pegawai ()

6 : Response Data Pegawai () 6: Menam pi l kan Data Pegawai( )

7: M encetak Data Pegawai ( )

5: Response Data Pegawai ( )

5 : Response Data Pegawai ()

8 : Mencari Nama Pegawai () 9 : Request Data Pegawai () 9: Request Data Pegawai( )

8: Mencari Nama Pegawai ( )

10 : Request Data Pegawai ()

10: Request Data Pegawai ( )

12 : Mencetak Data Pegawai ()

12: M enam pil kan Data Pega wai( )

13 : Mencetak Data Pegawai () 13: M e ncetak Data Pe gawai ( )

14 : Exit Form () 1 4: Exit Form ( )

15: M enam pil kan Menu Utam a( )

15 : Menampilkan Menu Utama ()

Lampiran II - 8

11 : Resp onse Data Pega wai ( )

11 : Response Data Pegawai ()

Lampiran 9 : Sequence Diagram Presensi Pegawai

: Pegawai

: Abs ens iMgr

: Form Abs ens i

: Hari_Kerja

1: Input Jam Mas uk( ) 2: Reques t Data Abs ens i( )

3: Reques t Data Abs ens i( ) 4: Res pons e Data Abs ens i( )

5: Res pons e Data Abs ens i( ) 6: Input Jam Mas uk( )

7: Input Jam Mas uk( )

8: Input Jam Keluar( ) 9: Reques t Data Abs ens i( ) 10: Reques t Data Abs ens i( ) 11: Res pons e Data Abs ens i( ) 12: Res pons e Data Abs ens i( ) 13: Input Jam Keluar( ) 14: Input Jam Keluar( )

16: Res pons e Data Abs ens i( )

15: Res pons e Data Abs ens i( )

17: Penghitungan Waktui Kerja( ) 18: Penghitungan Waktu Kerja( ) 19: Res pons e Data Abs ens i( ) 20: Res pons e Data Abs ens i( )

21: Save Data Abs ens i( ) 22: Save Data Abs ens i( )

Lampiran II - 9

Lampiran 10 : Class Diagram

Lampiran II -10

APLIKASI SISTEM ABSENSI KARYAWAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BARCODE PADA PT. KEMENANGAN JAYA

1.

Tampilan Menu Login

2.

Tampilan Menu Utama

Lampiran II -11

3.

Tampilan Menu Pegawai

4.

Tampilan Menu Bagian

Lampiran II -12

5.

Tampilan Menu Jabatan

6.

Tampilan Menu Kode Absen

Lampiran II -13

7.

Tampilan Menu Cetak Kartu ID

8.

Tampilan Menu Login Admin

Lampiran II -14

9.

Tampilan Menu Laporan Pegawai

10. Tampilan Menu Laporan Absensi

Lampiran II -15

11. Tampilan Laporan Pegawai

12. Tampilan Laporan Absensi Pegawai

Lampiran II -16