logaritma dengan metode penemuan terbimbing yang valid. Berdasarkan ...
Sehingga dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru, siswa
kesulitan.
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA POKOK BAHASAN ATURAN PANGKAT, AKAR, DAN LOGARITMA UNTUK SMA KELAS X DENGAN PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING
ARTIKEL ILMIAH
OLEH FAHRUR ROZI HADIYANTO NIM 209311423325
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA MEI 2013
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA POKOK BAHASAN ATURAN PANGKAT, AKAR, DAN LOGARITMA UNTUK SMA KELAS X DENGAN PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING
Oleh : Fahrur Rozi Hadiyanto Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA UM e-mail:
[email protected]
Pembimbing: Dr. Sisworo, M.Si. Dosen Matematika FMIPA UM
Abstrak: Tujuan dari penelitian pengembangan ini untuk LKS materi pangkat, akar, dan logaritma dengan metode penemuan terbimbing yang valid. Berdasarkan penilaian dari validator dapat disimpulkan bahwa LKS yang dikembangkan valid. Hasil tes pada kelompok kecil dapat disimpulkan bahwa LKS menarik, dapat memotivasi siswa, menuntun siswa dalam menemukan sifat pada pangkat, akar, dan logaritma dan siswa mampu mencapai KKM yaitu 75,00, memudahkan siswa untuk memahami materi, LKS mendapat tingkat kevalidan dari validator sebesar 93,06%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa LKS materi pangkat, akar,dan logaritma valid.
Kata Kunci : Lembar Kerja Siswa, penemuan terbimbing, pangkat, akar, dan logaritma. Berdasarkan pengamatan terhadap pembelajaran di sekolah mengenai materi aljabar, khususnya materi menggunakan aturan pangkat, akar dan logaritma, banyak di antara guru yang membelajarkan materi ini secara langsung tanpa melibatkan siswa untuk mencari dan menemukan sendiri rumus maupun sifat-sifat yang ada pada materi ini. Sehingga siswa cenderung menghafalkan rumus maupun sifat-sifat yang ada tanpa tahu bagaimana memperolehnya. Sehingga dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru, siswa kesulitan untuk menentukan harus menggunakan rumus mana untuk menyelesaikan soalsoal yang diberikan oleh guru. Menurut teori konstruktivisme, belajar adalah proses aktif dari siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya dan mencari makna dari setiap materi atau konsep yang dipelajari Salah satu pengalaman belajar yang melibatkan siswa secara langsung dan dapat membangkitkan aktifitas siswa dalam pembelajaran adalah penemuan terbimbing (Markaban, 2006 :16)., sedangkan bahan ajar yang dapat digunakan yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS). Untuk itu, pada penelitian ini mengembangkan LKS materi pangkat, akar, dan logaritma dengan metode penemuan terbimbing untuk siswa SMA kelas X. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
pengembangan ini adalah menghasilkan LKS materi pangkat, akar, dan logaritma dengan metode penemuan terbimbing yang valid, praktis, dan efektif sehingga dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran untuk menuntun siswa untuk berfikir guna menemukan suatu konsep dalam matematika. Menurut Suyitno (1977:40), LKS merupakan sarana untuk membantu siswa dalam menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis. LKS merupakan lembaran – lembaran yang berisi tugas yang harus dikerjakan siswa. LKS berisi petunjuk dan langkah – langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Tugas yang diberikan kepada siswa dapat berupa teori atau praktek. Struktur LKS secara umum mencakup halaman sampul, petunjuk penggunaan LKS, kompetensi yang akan dicapai, indikator, tujuan pembelajaran, permasalahan dan lembar jawaban, kunci jawaban, daftar pustaka. LKS merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah dalam kegiatan pembelajaran sehingga akan tebentuk interaksi yang efektif antara siswa dengan guru, dan dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam peningkatan prestasi belajar. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa LKS merupakan salah satu bahan ajar cetak yang berupa lembaran-lembaran yang berisi informasi dan petunjuk kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal maupun kegiatan belajar yang berupa praktek. Sedangkan tujuan penulis dalam pengembangan ini adalah LKS ini dapat digunakan sebagai salah satu bahan ajar yang mampu siswa dalam menemukan sifat yang ada pada materi pangkat, akar, dan logaritma. Pembelajaran model penemuan terbimbing dapat diselenggarakan secara individu atau kelompok. Model ini sangat bermanfaat untuk mata pelajaran matematika sesuai dengan karakteristik matematika tersebut. Guru membimbing siswa jika diperlukan dan siswa didorong untuk berpikir sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan yang disediakan oleh guru dan sampai seberapa jauh siswa dibimbing tergantung pada kemampuannya dan materi yang sedang dipelajari (Markaban, 2006:15). Dalam mengembangkan LKS dengan pendekatan penemuan terbimbing maka dalam LKS harus tampak langkah-langkah pendekatan penemuan terbimbing. Menurut Markaban (2006: 16), tahapan dalam pendekatan penemuan terbimbing adalah (1) merumuskan masalah, (2) menyusun konjektur, (3) cek pemahaman. Pendekatan penemuan terbimbing terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan. Menurut Markaban (2006:16 – 17), kelebihan dari pendekatan penemuan terbimbing yaitu: (1) siswa dapat berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, (2) menumbuhkan sikap inquiry, (3)mendukung kemampuan problem solving siswa, (4) materi yang dipelajari dapat lebih dimengerti siswa. Adapun kelemahan pendekatan penemuan terbimbing yaitu: (1) untuk materi tertentu, waktu yang dibutuhkan relatif lebih lama, (2) untuk siswa yang kurang aktif, akan sulit mengikuti proses pembelajaran, (3) tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini. Umumnya topik-topik yang berhubungan dengan prinsip dapat dikembangkan dengan model penemuan terbimbing. LKS yang dikembangkan oleh pengembang adalah LKS yang di dalamnya terdapat kegiatan penemuan. Kegiatan penemuan yang dihadirkan dalam LKS akan dapat merangsang kemauan mereka untuk belajar, karena mereka ikut
dilibatkan dalam mengkonstruksi pengetahuan mereka, sehingga mereka akan menjadi lebih tertarik. Dengan dilibatkannya siswa dalam pembelajaran, pengetahuan yang didapatkan oleh siswa pun akan lebih bertahan lama dibandingkan dengan mereka hanya menerima pengetahuan dari guru. Dalam mengembangkan LKS selain menggunakan pendekatan penemuan terbimbing untuk mengembangkannya, pengembang juga menggunakan model 4D untuk model pengembangnya. Menurut Hobri (2010) Model pengembangan Thiagarajan dikenal sebagai model pengembangan 4–D karena membagi proses pengembangan ke dalam empat tahap, yaitu Define (Pendefinisian), Design (Perancangan), Develop (Pengembangan), dan Disseminate (Penyebarluasan). Karena keterbatasan waktu yang dimiliki oleh pengembang maka pengembang hanya sampai pada tahap develop. Model yang digunakan mengelami sedikit modifikasi yakni menjadi 3-D. Gambar 2.1 menyajikan bagan model pengembangan 3–D yang merupakan modifikasi dari model 4-D oleh Thiagarajan.
METODE Pengembangan lembar kerja siswa ini dilakukan dengan 3-D yang merupakan modifikasi dari model 4-D Model dari Thiagarajan. Secara singkat, tahapan dalam penelitian ini adalah Define (Pendefinisian), Design (Perancangan), dan Develop (Pengembangan). Pada tahap pendefinisian dibagi menjadi lima yaitu: (1) analisis awal-akhir, (2) analisis siswa, (3) analisis konsep, (4) analisis tugas, dan (5) spesifikasi tujuan pembelajaran. Pada tahap perancangan dibagi menjadi empat yaitu: (1) penyusunan tes, (2) pemilihan media, (3) pemilihan format, dan (4) rancangan awal. Pada tahap pengembangan dibagi menjadi dua yaitu: (1) peniliaian para ahli dan (2) uji coba lapangan. Dalam tahapan uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, kevalidan, dan kepraktisan dari produk yang dihasilkan. Uji coba produk meliputi: (1) desain uji coba, dalam pengembangan LKS ini dilakukan validasi oleh dosen matematika, satu guru matematika SMA dan 10 siswa SMA kelas X; (2) Subjek uji coba, subjek uji coba dalam pengembangan LKS ini adalah sebagai berikut. Subjek ahli adalah satu dosen matematika dengan kriteria minimal telah menyelesaikan pendidikan pada jenjang S2 dan satu guru matematika SMA dengan kriteria telah menyelesaikan pendidikan pada jenjang S1 dan perpengalaman mengajar minimal 5 tahun. Subjek uji coba adalah 10 siswa dengan kriteria merupakan siswa SMA kelas X; (3) Jenis data, jenis data yang akan digunakan untuk memvalidasi LKS adalah data kuantitatif dan kualitatif yang diperoleh dari subjek validasi. Data kuantitatif merupakan data yang berupa skor penilaian terhadap LKS yang diberikan pada saat validasi sesuai dengan kriteria penilaian pada angket yang nantinya akan dianalisis kevalidannya. Data kualitatif merupakan data yang berupa komentar atau saran terhadap LKS dari subjek ahli dan para subjek uji coba; (4) Instrumen pengumpulan data, instrumen yang akan digunakan dalam pengumpulan data direncanakan adalah berupa lembar validasi, angket siswa dan jawaban terhadap soal evaluasi pada LKS; (5)
Teknik analisis data. Untuk menganalisis data kualitatif digunakan analisis kualitatif, sedangkan untuk menganalisis data kuantitatif digunakan analisis statistik yang merupakan perhitungan prosentase skor lembar validasi. Adapun pedoman perhitungan prosentase skor lembar validasi sebagai berikut. ∑ ∑ Keterangan : P = menyatakan prosentase nilai ∑ = menyatakan total rata-rata skor item dari semua validator ∑ = skor maksimum dari semua item (diadaptasi dari sugiyono : 2007) Selanjutnya pengambilan kesimpulan dilakukan berdasarkan kriteria yang ditetapkan sebagai berikut: Persentase (%)
Kriteria validitas
Keterangan
85 – 100
Sangat valid
Tidak direvisi
70 – 84
Valid
Tidak direvisi
55 – 69
Cukup valid
Tidak direvisi
50 – 54
Kurang valid
Revisi
0 – 49
Tidak valid
Revisi
(diadaptasi dari Arikunto : 2009) Selain hasil analisis dari lembar validasi terdapat juga teknik analisis hasil pengerjaan LKS oleh siswa dan angket siswa. Adapun pedoman analisis sebagai berikut. (1) Hasil pengerjaan LKS oleh siswa. Jika minimal 7-8 dari 10 siswa yang menjadi subyek uji coba hasil tesnya memenuhi standar ketuntasan belajar, yaitu lebih dari atau sama dengan 75 % dari nilai tertinggi, maka dapat disimpulkan bahwa siswa menguasai materi LKS. (2) Angket siswa. Jika lebih dari 50 % memberikan tangggapan sama maka hal ini dijadikan dasar untuk melakukan revisi. HASIL Penyajian data dalam penulisan ini terdiri dari 2 macam yaitu penyajian data hasil validasi ahli dan hasil uji coba LKS. Penyajian data hasil validasi ahli diperoleh dari lembar validasi. Sedangkan penyajian data hasil uji coba diperoleh dari hasil tes siswa dan angket siswa. Pada uji coba LKS diujikan pada 10 siswa. Berdasarkan hasil validasi oleh subjek ahli hasil perhitungan setiap aspek penilaian terhadap LKS adalah valid dengan presentase 93.06 %. Menurut kriteria tersebut maka LKS yang telah dikembangkan tidak perlu direvisi, serta berdasarkan penilaian diatas LKS dikatakan valid karena antara materi dengan metode yang dipilih sudah sesuai. Ada validator yang mengomentari mengenai penulisan diperbaiki supaya terbaca , ada juga yang agar member kesempatan
siswa lebih banyak untuk mengerjakan dengan cara mereka sendiri. Selain itu, ada validator yang menyarankan yaitu kunci kegiatan dan skor penilaian pada kunci jawaban cek pemahaman. Dengan menggunakan teknik analisis data hasil tes siswa, diketahui bahwa LKS yang dikembangkan dikatakan efektif karena dapat membantu siswa memahami materi yang disajikan. Hal ini terlihat dari nilai subjek uji coba memenuhi standar ketuntasan belajar yaitu memperoleh nilai tes minimal 75,00. Hal ini menunjukkan bahwa siswa dapat memahami materi yang ada pada LKS. Angket siswa dianalisis menggunakan teknik analisis jika minimal 7 siswa menjawab dengan jawaban setuju atau sangat setuju maka hasil jawaban siswa tersebut dapat dijadikan patokan apakah pernyataan yang ditanyakan dapat diterima atau tidak, dan perlu direvisi atau tidak. Analisis angket siswa ini bertujuan untuk melihat kepraktisan dari LKS yang telah dikembangkan. Dari analisis data terlihat bahwa LKS yang telah dikembangkan praktis karena dapat memudahkan siswa dalam proses pembelajaran. Hasil Revisi Setelah Uji Coba Kelompok Kecil Setelah uji coba kelompok kecil terdapat beberapa revisi pada LKS antara lain: (1) kegiatan 1 halaman 9 terdapat revisi pada kalimat “ menemukan sifat perpangkatan diatas” menjadi “mengetahui definisi
”; (2) kegiatan 2 halaman
19 terdapat revisi pada masalah penyederhaan bentuk akar dari “bentuk akar √ dapat diubah dalam bentuk √
√ ” menjadi “Bentuk akar √
√
√ dapat
diubah dalam bentuk √ √ ”; (3) cek pemahaman kegiatan 2 halaman 20 terdapat revisi pada penambahan kalimat “dalam bentuk √ √ ” pada soal nomor 1; (4) Kegiatan 3 pada bagian kesimpulan terdapat revisi menjadi tidak ada penulisan kesimpulan.
PEMBAHASAN Hasil pengolahan data yang diperoleh dari subjek uji coba menunjukkan bahwa untuk mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran diperlukan suatu metode pembelajaran dan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik siswa dan materi yang dipelajari. Dalam prosesnya, pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif akan memberikan hasil yang lebih efektif apabila guru mampu memilih suatu metodepembelajaran dan melaksanakannya dalam proses pembelajaran di kelas. Selain itu, guru juga harus mampu menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan metode pembelajaran yang digunakan. Salah satu bahan ajar yang dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa yaitu LKS dengan metode penemuan terbimbing. Metode penemuan terbimbing dapat digunakan khususnya dalam proses pembelajaran materi pangkat, akar, dan logaritma karena dengan metode penemuan terbimbing siswa lebih mudah memahami dan menyadari pentingnya belajar matematika terutama materi pangkat, akar, dan logaritma karena materi prasyarat untuk materi lain yang lebih sulit lagi. Dengan cara ini siswa akan lebih
termotivasi untuk belajar pangkat, akar, dan logaritma sehingga proses pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa.Dalam metode penemuan terbimbing proses pembelajarannya menekankan kepada keterlibatan dan partisipasi siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari. Dalam LKS siswa akan mendapatkan permasalahan, langkah-langkah pemecahan masalah, dan latihan yang berkaitan dengan materi yang diberikan. Dengan menggunakan LKS dalam pembelajaran akan membuka kesempatan seluasluasnya kepada siswa untuk ikut aktif dalam pembelajaran. Untuk itu, guru bertanggung jawab penuh dalam memantau siswa dalam proses pembelajaran. LKS yang dikembangkan memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut, (1) LKS mempunyai tampilan yang menarik sehingga siswa dimungkinkan tertarik untuk mempelajari LKS tersebut, (2) menuntun siswa untuk menemukan sifat-sifat pangkat, akar, dan logaritma, (3) selain itu di dalam LKS ini terdapat motivasi sehingga siswa akan tahu bahwa pokok bahasan pangkat, akar, dan logaritma sangat penting bagi mereka, serta diberikan beberapa sejarah dari mana asal-usul pokok bahasan aturan pangkat, akar, dan logaritma diciptakan oleh para ahli terdahulu sehingga siswa mendapatkan pengetahuan baru tentang pokok bahasan aturan pangkat, akar, dan logaritma dan tidak terpaku pada sekitar rumus atau sifat pangkat, akar, dan logaritma. Sementara itu, kekurangan LKS ini adalah sebagai berikut, (1) pengembang hanya sampai pada uji coba kelompok kecil yaitu 10 orang siswa SMA kelas X. Sedangkan untuk uji coba kelompok sedang dan kelompok besar belum dilakukan oleh pengembang, sehingga belum diketahui tingkat keefektifannya secara luas, (2) bagi sebagian siswa yang malas mereka cenderung akan hanya membuka-buka saja LKS ini karena tertarik akan tampilannya saja.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Produk yang dihasilkan pada pengembangan ini telah melalui tahap validasi. Isi yang dikembangkan dalam penulisan LKS ini adalah uraian materi yang diawali dengan adanya Masalah, menyusun konjektur dengan langkah terbimbing sehingga didapatkan suatu kesimpulan, cek pemahaman dan kelengkapan isi, seperti Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), indikator dan tujuan pembelajaran, petunjuk penggunaan LKS, permasalahan dan lembar jawaban, kunci jawaban, serta daftar pustaka sehingga dapat disebut sebagai LKS. Berdasarkan hasil validasi, semua yang ada pada masing-masing aspek yang dinilai dinyatakan valid atau sangat valid dan memudahkan siswa untuk memahami materi yang diberikan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa LKS ini valid, serta LKS yang dikembangkan layak untuk digunakan sebagai salah satu sumber bahan ajar pada materi pangkat, akar, dan logaritma untuk siswa SMA kelas X.
Saran Guru SMA/MA dapat menggunakan LKS ini sebagai salah satu alternatif bahan ajar matematika pada pokok bahasan aturan pangkat, akar, dan logaritma. LKS ini dapat digunakan pada siswa yang berkemampuan tinggi, rata-rata, maupun rendah karena dalam LKS ini siswa mendapat bimbingan dari guru, namun perlu diingat bahwa guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Adapun saran pengembangan LKS lebih lanjut adalah sebagai berikut: 1. pengembangkan LKS ini hanya terbatas pada pokok bahasan pangkat, akar, dan logaritma. Oleh karena itu, diharapkan ada tindak lajut pengembangan LKS dengan pendekatan penemuan terbimbing untuk pokok bahasan lainnya sehingga dapat memperkaya pengetahuan dan sumber belajar siswa serta dapat digunakan sebagai penunjang dalam penerapan standar kompetensi dan kompetensi dasar; 2. bagi pengembang lain, disarankan untuk mengujicobakan pada kelompok sedang maupun besar agar dapat diketahui tingkat keefektifannya, dan; 3. bagi guru dapat mengembangkan LKS ini sesuai dengan kondisi siswa dan sekolah yang bersangkutan.
DAS"TAR BUJI]XAN
Ariknnto, Salrarsimi.
2**.
{)a.rar-Dtt$sr Ev*la*vi ?erdidikan Jakarta: PT. Bumi
Aksara-
Hcbri. 2*l*. Metedel*gi Pexetrtian Percge*b*ngan {Aptikasi P*da Penelitian F ereticlikr*n M*retxctik*j. .Fember: Pera Satrs*bilaMarkaban. 2**6- fufodel Pembefai*rsn Matetn*tika Dengan Pendekatsn F*ren un* Terltimttixg. Y*ryakarta: PPPG Mstematika.
Sugiyono. 2*07. Metode Penelitian Kuanti*if, Kualitattf dan R&fi. Bandung: Alfabeta. Suyil}ra, AmiE dkl{. 199?- ils.r*r d*n Pr*ses Pembel*i*rcm Matem*tik*$emarang: FMIFAUn$es.
Pada rarugal
17u*i :ot:.
Mengetahui Pembimbing
Dr. Sisworo, M-Si. NrP-1!*f?04s8 199302
Mahasiswa
FahrurRozi lladiyaato NrM. 2093tr14?33?5
1
o$t