Alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian. Penurunan luas lahan
pertanian. 2002,42. Ha. 1.837,15. Ha. Peningkatan luas lahan terbangun.
PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN MENJADI NON PERTANIAN DI KECAMATAN BALONGBENDO Disusun oleh : Nurida S. Feranti Dosen Pembimbing : Ir. Heru Purwadio, MSP
Kualitas Hidup Meningkat
L A T A R
Kebijakan Pembangunan (Ekonomi/Wilayah/Sosial)
B E L A K A N G
Tuntutan Kebutuhan akan Lahan Meningkat
Kebutuhan Lahan Meningkat
Penawaran Lahan
EKSISTINGNYA
Kecamatan Balongbendo
Permintaan Lahan
Dominasi lahan yang tersedia adalah LAHAN PERTANIAN Peluang terjadinya Alih Fungsi Lahan
Permukiman
Perdagangan & Jasa
Industri
Perlu diingat: Kec.Balongbendo merupakan anggota sentra agropolitan Kab.Sidoarjo
Fakta – fakta alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian
L A T A R B E L A K A N G
Alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian
Dari tahun 2005-2009
Penurunan luas lahan pertanian Peningkatan luas lahan terbangun 2002,42 Ha
993,12 Ha
1.837,15 (Sumber: BPS, Kecamatan Balongbendo dalam Angka 2006-2010)
(non pertanian)
Ha
1.028,77 Ha
Penurunan hasil produksi pertanian (padi & palawija) untuk Tahun 2009-2010
14.039 ton
13.878 ton
Berpengaruh pada mata pencaharian penduduk: - Sektor industri (9.460 jiwa menjadi 10.051 jiwa) 6,25% - Sektor Perdg&Jasa (1.778 jiwa menjadi 1.825 jiwa) 2,64% - Sektor petanian (TETAP) Jumlah penduduk : 59.914 67.906 Jiwa
Hal-hal yang mendorong alih fungsi lahan pertanian
L A T A R
Dampak Lusi (Lumpur Sidoarjo)
Intensifikasi Pertanian tidak berhasil Alih Fungsi Lahan Pertanian menjadi non pertanian