Kata Kunci : menulis puisi, media gambar, pembelajaran menulis puisi. Abstract:
the objective ..... Langkah-langkah penggunaan media gambar diketahui dapat.
PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS IIIB MI ALMAARIF 03 LANGLANG SINGOSARI Arlita Agustina1 Muakibatul Hasanah2 Heri Suwignyo2 Email:
[email protected] Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan kemampuan menulis puisi siswa kelas IIIB MI Almaarif 03 Langlang dengan menggunakan media gambar. Pada penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan kelas. Data proses dari penelitian ini berupa data hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data hasil berupa (karya siswa) dalam menulis puisi menggunakan media gambar. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi. Kata Kunci : menulis puisi, media gambar, pembelajaran menulis puisi. Abstract: the objective of this study was to describe the improvement of writing a poem ability of students grade IIIB MI Almaarif 03 Langlang by using picture media. In this study, it used qualitative approach and used class action research design. Data process from this study was in the form of observation, interview and documentation. Data result was in the form of students’ work un composing the poem by using picture media. The result of this study was known that the use of picture media could improve students’ ability in composing the poem. Key words: writing a poem, picture media, writing poem learning.
Pada pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat empat keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa. Empat keterampilan itu yakni, mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan proses menuangkan atau memaparkan informasi yang berupa pikiran, perasaa, atau kemauan dengan menggunakan wahana bahasa tulis berdasarkan tataan tertentu sesuai denga kaidah bahasa (Nurchasanah, 1993:2). Menulis puisi merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa. Agar siswa dapat menulis puisi dengan baik dan benar, maka diperlukan hal-hal yang dapat mendukung keberhasilan dalam menulis puisi. hal- hal tersebut misalnya media, kekreatifan guru, ataupun yang lain. Untuk membangkitkan kekreatifan siswa diperlukan juga 1
Arlita Agustina adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang (UM) 2
Muakibatul Hasanah dan Heri Suwignyo adalah dosen Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang (UM)
kreativitas guru. Roekhan (1991:13) mengatakan dalam membentuk jiwa yang kreatif, kreativitas dan kemampuan menulis seperti tanaman. Dengan air dan sedikit pupuk ia akan tetap tumbuh, walaupun tidak sempurna. Begitu juga dengan kreativitas siswa, guru perlu membangkitkannya dengan sedikit kreativitas dari guru agar kemampuan siswa dapat berkembang, khususnya dalam menulis puisi meskipun tidak maksimal. Proses kreatif puisi pada dasarnya adalah proses penciptaan karya sastra. Proses itu dimulai dari (1) munculnya ide dalam benak penulis, (2) menangkap dan menuangkan ide tersebut, (3) mematangkan ide agar jelas dan utuh, (4) membahasakan ide tersebut dan menatanya, dan (5) menuliskan ide tersebut dalam karya sastra (Roekhan, 1991:1). Tompkin dalam Dawud (2008 :1) mengatakan menulis merupakan suatu proses. Sebagai sebuah proses terdapat lima tahapan dalam menulis, yakni kegiatan pramenulis, menyusun draft, merevisi, menyunting, dan mempublikasikan. Endraswara (2003:174) mengatakan dalam menulis puisi dapat diawali dari tiga proses. Pertama adalah proses penginderaan. Pada proses ini dilakukan kegiatan pengamatan terhadap objek. Objek harus dapat berupa sebuah peristiwa, benda atau diri sendiri. Kedua adalah proses perenungan dan pengendapan. Dalam proses ini dilakukan kegiatan pemerkayaan dengan melakukan asosiasi dan imajinasi. Proses yang ketiga adalah memainkan kata. Proses ini merupakan kegiatan memilih kata-kata. Unsur-unsur yang harus diperhatikan adalah estetika. Masalah estetika berhubungan dengan kecermatan mencari, memilih, dan menyusun kata indah dalam puisi. Ahmadi (1990: 56) berpendapat proses menulis dibagi menjadi empat langkah: (1) pratulis (prewriting), (2) menulis, (3) merevisi, (4) uji-baca (proofreading) naskah. Pernyataan bahwa menulis puisi sulit sering didengar di kalangan siswa. Guru pun merasakan hal yang demikian. Untuk itu diperlukan cara agar siswa mudah dalam menulis puisi. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan media. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media gambar. Media gambar dipilih karena gambar merupakan media yang penting dan mudah didapat. Dikatakan penting sebab gambar dapat mengganti kata verbal, mengkonkritkan yang abstrak, mengatasi pengamatan manusia, dan membuat orang dapat menangkap ide atau informasi di dalamnya dengan jelas (Munadi, 2008:89). Dikatakan mudah didapat sebab gambar merupakan media yang murah dan efisien dalam penggunaannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas IIIB MI Almaarif 03 langlang dengan menggunakan media gambar. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah proses penggunaan media gambar untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas IIIB MI Almaarif 3 Langlang pada tahap: (a) pratulis, (b) saat tulis, dan (c) pascatulis? (2) bagaimanakah hasil penggunaan media gambar untuk peningkatan kemampuan menulis puisi siswa kelas IIIB MI Almaarif 3 Langlang pada aspek: (a) menentukan tema, (b) pilihan kata khusus, (c) pilihan kata konkret, dan (d) menentukan judul.
METODE PENELITIAN Pada penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas. Arikunto, dkk (2010:3) mengartikan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Data dalam penelitian tindakan ini adalah data proses dan data hasil tindakan pembelajaran. Data proses dari penelitian ini berupa data hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data hasil berupa hasil (karya siswa) dalam menulis puisi menggunakan media gambar. Penelitian ini dilaksanakan di MI Almaarif 03 Langlang Singosari pada bulan Januari sampai pada bulan Juni 2012. Intrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, pedoman wawancara, dan rubrik penilaian yang digunakan untuk menilai karya puisi siswa. Pedoman observasi berisi beberapa aspek yang diamati sebagai kriteria untuk mengukur keberhasilan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media gambar. Aspek yang dicatat meliputi keaktifan siswa dalam bertanya-jawab, keantusiasan siswa mengikuti pelajaran, partisipasi siswa dalam kegiatan menulis puisi, dan perilaku siswa di kelas. Pedoman observasi digunakan untuk mengamati keseluruhan proses pembelajaran menulis puisi. Pedoman wawancara digunakan pada tahap refleksi untuk mengetahui pendapat guru dan siswa setelah pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media gambar. Rubrik penilaian digunakan untuk menilai hasil penulisan puisi siswa. Rubrik penilaian berisi deskripsi beberapa indikator dan nilai sebagai kriteria untuk mengukur kemampuan menulis puisi siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media gambar. Rubrik penilaian berisi kemampuan siswa dalam (1) menentukan tema sesuai dengan gambar, (2) pilihan kata khusus, (3) pilihan kata konkret, dan (4) menentukan judul. Evaluasi dilaksanakan setelah pelaksanaan tindakan, yaitu pada setiap akhir siklus. Dengan memperhatikan pedoman penilaian yang telah ditetapkan oleh peneliti. Evaluasi terhadap peningkatan kemampuan menulis puisi dengan menggunakan media gambar menggunakan rumus sebagai berikut: Nilai = ∑ skor benar x 100 skor maksimal (12) Evaluasi hasil belajar pada hakikatnya merupakan proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu (Sudjana, 2008:3). Evaluasi hasil pembelajaran menulis puisi digunakan untuk melihat perkembangan keterampilan menulis puisi siswa dengan menggunakan media gambar. Evaluasi hasil pembelajaran menulis puisi mengacu pada indikator pencapaian hasil belajar keterampilan menulis siswa dengan menggunakan media gambar yang ditetapkan dalam KTSP. Evaluasi hasil juga difungsikan sebagai balikan bagi peneliti untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Adapun indikator yang digunakan sebagai evaluasi dalam penelitian ini adalah (1) apakah siswa mampu menentukan tema sesuai dalam gambar objek, (2) apakah siswa mampu menulis puisi dengan pilihan kata khusus, (3) apakah siswa mampu menulis puisi dengan pilihan kata konkret, dan (4) apakah siswa mampu menentukan judul puisinya.
PAPARAN DATA PROSES DAN HASIL TINDAKAN Data penelitian ini berupa tindakan pembelajaran, baik berupa data proses dan hasil. Data proses berupa data verbal dan tingkah laku subjek yang diteliti yang bersumber dari kegiatan belajar mengajar menulis puisi dengan menggunakan gambar. Data hasil adalah teks puisi hasil karya siswa yang ditulis dengan menggunakan media gambar. Proses dan hasil tindakan dipaparkan secara berurutan mulai dari siklus I kemudian dilanjutkan siklus II. Proses setiap siklus meliputi proses pratulis, saat tulis, dan pascatulis. Siklus I dilakukan setelah kegiatan studi pendahuluan dianalisis dan direfleksi. Penilaian proses kemampuan menulis puissi dengan menggunakan media gambar adalah sebagai berikut: (1) keaktifan siswa dalam bertanya, (2) keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan, (3) keantusiasan siswa dalam mengikuti pelajaran, (4) partisipasi siswa dalam kegiatan menulis puisi, dan (5) perilaku/sikap siswa selama kegiatan pembelajaran menulis puisi berlangsung. Temuan proses merupakan temuan dari hasil pengamatan pada tahap pratulis, saat tulis, dan pascatulis. Temuan proses dari hasil pengamatan siklus I adalah (1) pada tahap pratulis siswa sungguh-sungguh memperhatikan penjelasan guru dan siswa juga terlibat aktif dengan rangsangan yang diberikan oleh guru, (2) pada tahap saat tulis baik saat pemberian contoh, maupun evaluasi secara individu, siswa mengerjakan dengan sungguh-sungguh, (3) ketika tahap pascatulis siswa antusias membacakan hasil puisinya. Penjabaran proses menulis puisi menggunakan media gambar dapat dideskripsikan bahwa sebagian besar (58,8%) siswa aktif dalam bertanya ketika mengalami kesulitan. Sebagian besar (52,9%) siswa juga aktif dalam menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru. Selanjutnya, seluruhnya (100%) siswa antusias mengikuti pembelajaran, aktif mengikuti setiap proses kegiatan pembelajaran, dan berperilaku baik selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Temuan hasil pada siklus I adalah (1) kemampuan siswa dalam menentukan tema sebagian besar (64,8%) dalam kategori baik. Sebagian kecil (35,2%) dalam kategori cukup dan kurang, (2) kemampuan siswa dalam menentukan kata khusus sebagian besar (70,6% ) dikategorikan cukup. Sebagian kecil (23,6%) dalam kategori kurang. Akan tetapi, seluruhnya (100%) siswa belum mampu menggunakan tiga atau lebih kata khusus dalam puisinya, (3) kemampuan siswa dalam menggunakan kata konkret seluruhnya (100%) dikategorikan sangat baik , hal ini dibuktikan dengan semua siswa mampu menggunakan tiga kata atau lebih kata konkret dalam puisinya, dan (4) kemampuan siswa dalam menentukan judul sebagian kecil (17,6%) dikategorikan baik. Sebagian besar (82,4%) dalam kategori cukup dan kurang. Rata-rata nilai kelas 80,07 termasuk dalam kategori baik. Terdiri atas 2 siswa termasuk kualifikasi sangat baik, 5 siswa termasuk kualifikasi baik, 5 siswa termasuk kualifikasi cukup, dan 5 siswa termasuk dalam kualifikasi kurang. Siklus II dilaksanakan berdasarkan rencana perbaikan pembelajaran dan difokuskan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran pada tindakan siklus I. Proses pelaksanaan tindakan pembelajaran menggunakan media gambar pada siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 19 Juni 2012 pukul 07.30-09.15 WIB dan hari Rabu tanggal 20 Juni 2012 pukul 07.30-09.15 WIB. Sama halnya dengan proses pelaksanaan tindakan siklus I, proses pelaksanaan tindakan siklus
II dilaksanakan dengan beberapa tahap yang terdiri atas tahap pratulis, saat tulis, dan pascatulis. Akan tetapi, terdapat perbedaan pada langkah-langkah pembelajaran. Perbedaan tersebut disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus I. Penilaian kegiatan peningkatan proses kemampuan menulis puisi siklus II ini diketahui bahwa sebagian besar (88,2%) siswa aktif dalam bertanya ketika mengalami kesulitan dan sebagian kecil (118%) siswa kurang aktif bertanya jika mengalami kesulitan. Selanjutnya, seluruhnya (100%) siswa aktif menjawab, antusias mengikuti pembelajaran, aktif mengikuti setiap proses kegiatan pembelajaran, dan berperilaku baik selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Temuan hasil pada siklus II yakni (1) kemampuan siswa dalam menentukan tema termasuk dalam kategori sangat baik, karena sebagian besar (94,2%) siswa mampu menentukan tema puisi yang akan ditulisnya. Sebagian kecil (5,8) siswa cukup mampu menentukan tema puisi sesuai dengan gambar, (2) kemampuan siswa dalam menggunakan kata khusus dikategorikan dalam kategori baik, karena sebagian besar (82,4%) siswa mampu menulis kata khusus lebih dari tiga kata. Sebagian kecil (17,6%) siswa dikategorikan cukup mampu menggunakan kata khusus, karena penggunaan kata khusus dalam puisinya kurang dari tiga, (3) kemampuan siswa dalam menggunakan kata konkret dikategorikan sangat baik, karena seluruhnya (100%) siswa mampu menggunakan kata konkret dalam puisinya, dan (4) kemampuan siswa dalam menentukan judul dikategorikan ke dalam kategori baik, karena sebagian besar (88,2%) siswa mampu menentukan judul puisi sesuai dengan isinya. Sebagian kecil (11,8%) siswa kurang mampu menulis judul puisi sesuai dengan isinya. Rata-rata nilai kelas 95,11 termasuk dalam kategori sangat baik, terdiri atas 11 siswa termasuk kualifikasi sangat baik, dan 6 siswa termasuk kualifikasi baik. Berdasarkan paparan data pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas IIIB MI Almaarif dalam menulis puisi. PEMBAHASAN Proses Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas IIIB MI Almaarif 03 Langlang Penggunaan media gambar untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas IIIB MI Almaarif 03 Langlang dilaksanakan dengan tiga tahapan. Pertama, tahap pratulis setelah apersepsi guru memberikan puisi contoh dan memasang gambar yang digunakan sebagai media menulis puisi. Kedua, menulis puisi sesuai dengan langkah-langkah menulis puisi menggunakan media gambar, dan ketiga adalah perevisian dalam menulis puisi. Hal ini sesuai dengan pendapat Endraswara (2003:174) menulis puisi dapat diawali dari tiga proses. Pertama adalah proses penginderaan. Pada proses ini dilakukan kegiatan pengamatan terhadap objek. Objek harus dapat berupa sebuah peristiwa, benda atau diri sendiri. Kedua adalah proses perenungan dan pengendapan. Dalam proses ini dilakukan kegiatan pemerkayaan dengan melakukan asosiasi dan imajinasi. Proses yang ketiga adalah memainkan kata. Proses ini merupakan kegiatan memilih katakata. Unsur-unsur yang harus diperhatikan adalah estetika. Masalah estetika berhubungan dengan kecermatan mencari, memilih, dan menyusun kata indah dalam puisi. Hal ini sejalan dengan pendapat Ahmadi (1990: 56) yang
mengatakan proses menulis dibagi menjadi empat langkah: (1) pratulis (prewriting), (2) menulis, (3) merevisi, (4) uji-baca (proofreading) naskah. Pada kegiatan apersepsi guru melakukan tanya jawab tentang pengalaman siswa menulis puisi dan memancing pemahaman siswa mengenai puisi. Setelah kegiatan apersepsi guru membagikan puisi contoh kepada siswa sebagai tahap awal pada tahap pratulis, dan memasang gambar yang akan digunakan sebagai media untuk menulis puisi. Tahapan selanjutnya adalah menulis puisi dengan menggunakan media gambar. Langkah-langkah tersebut adalah (1) siswa memperhatikan dengan seksama gambar yang dijadikan media, (2) menentukan tema puisi yang akan ditulis sesuai dengan gambar, (3) mendaftar kata sebanyakbanyaknya, (4) mengelompokkan kata-kata yang sudah didaftar menjadi kata benda, kata kerja, dan kata sifat pada kolom yang disediakan. Selanjutnya, (5) siswa memadukan kata-kata tersebut ke dalam larik-larik puisi. Berikutnya adalah (6) memeriksa kembali apakah ada kata-kata yang perlu diganti. Terakhir (7) menulisnya ke dalam bait puisi dan memberi judul puisi yang ditulis sesuai dengan isinya. Penggunaan media gambar pada proses menulis berjalan sesuai dengan skenario pembelajaran. Siswa antusias mengikuti pembelajaran, terlebih pada saat guru memasang gambar yang akan digunakan menulis puisi. Siswa antusias menjawab pertanyaan guru tentang pemahaman siswa mengenai puisi dan pengalaman siswa dalam menulis puisi pada awal bertemuan. Pada proses pertama, siswa memperhatikan gambar dengan cermat. Hal ini sesuai dengan pendapat Endraswara (2003:174), yakni pertama adalah proses penginderaan. Pada proses ini dilakukan kegiatan pengamatan terhadap objek. Objek harus dapat berupa sebuah peristiwa, benda atau diri sendiri. Dan yang dijadikan objek dalam hal ini adalah gambar. Proses yang kedua adalah proses perenungan dan pengendapan. Dalam proses ini dilakukan kegiatan pemerkayaan dengan melakukan asosiasi dan imajinasi. Dari sini siswa mulai melakukan perenungan dengan mencermati gambar kemudian melakukan kegiatan pengendapan dengan memulai menulis puisi sesuai dengan langkah-langkah dalam penulisan puisi menggunakan media gambar. Hal ini sesuai dengan proses ketiga yaitu memainkan kata. Proses ini merupakan kegiatan memilih kata-kata. Unsur-unsur yang harus diperhatikan adalah estetika. Masalah estetika berhubungan dengan kecermatan mencari, memilih, dan menyusun kata indah dalam puisi. Setelah proses perevisian, siswa membacakan puisi yang telah ditulis di depan kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Akhmadi (1990:56) yang keempat yakni ujibaca. Hasil Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas IIIB MI Almaarif 03 Langlang Penggunaan gambar untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas IIIB MI Almaarif 03 Langlang dilaksanakan dengan evaluasi secara individu setelah melakukan kegiatan pembelajaran menulis puisi secara klasikal dengan gambar contoh yang bertema pemandangan alam pedesaan. Langkah-langkah yang dilakukan adalah pertama guru membagikan gambar yang akan digunakan sebagai media dalam menulis puisi, gambar yang digunakan dalam evaluasi ini temanya adalah bermain layang-layang. Setelah siswa menerima gambar satu per satu, guru kemudian membagikan LKS. LKS ini disusun sesuai dengan langkahlangkah dalam pembelajaran menulis puisi menggunakan media gambar.
Langkah-langkah penggunaan media gambar diketahui dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis puisi siswa. Meningkatnya kualitas hasil belajar tersebut diketahui berdasarkan perbandingan rata-rata nilai siswa menulis puisi pada tindakan siklus I, dan tindakan siklus II. Diketahui pada studi pendahuluan siswa belum mampu menulis puisi, siswa hanya mengetahui teori menulis puisi, tetapi belum tahu bagaimana menulis puisi dengan benar. Kemudian setelah diadakan tindakan menulis puisi menggunakan media gambar rata-rata kelas nilainya adalah 80,07 termasuk dalam kualifikasi baik. Meskipun demikian dalam siklus I ini masih ada siswa yang nilainya belum mencapai KKM. Siswa tersebut bernama ADM, AA, FDA, RA, dan YA. Hal ini disebabkan guru kurang memberi bimbingan dan pengarahan secara merata. Selain itu pada kemampuan menulis puisi pada siklus I diketahui bahwa sebagian besar (82,4) siswa kurang dan tidak mampu menentukan judul, bahkan seluruhnya (100%) siswa tidak bisa menggunakan kata khusus lebih dari tiga kata dalam puisinya. Hal itu terjadi karena guru kurang membimbing saat pengisian LKS. Untuk itu, guru dan peneliti merencanakan perbaikan dengan cara memberi pemantapan pemahaman mengenai bagaimana menentukan judul, penjelasan mengenai kata khusus, serta untuk melakukan perevisian pada puisi yang telah ditulisnya. Rata-rata nilai siswa pada tindakan siklus II sebesar 95,11 termasuk dalam kategori sangat baik. Selain itu, kemampuan siswa menulis puisi menggunakan media gambar sudah sesuai dengan indikator, yaitu dapat menentukan tema, menggunakan pilihan kata khusus, menggunakan pilihan kata konkret, dan menentukan judul yang seluruhnya termasuk dalam kualifikasi mampu. Adanya peningkatan kualitas hasil menulis puisi tersebut karena usaha guru menggunakan media gambar dan mempertajam pemahaman siswa mengenai puisi. Penggunaan media gambar dengan langkah-langkahnya membuat siswa bisa menulis puisi dengan benar, siswa juga tidak malu untuk membacakan puisi karyanya di depan kelas. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan paparan data dan temuan penelitian disimpulkan bahwa penggunaan gambar dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas IIIB MI Almaarif 03 Langlang. Media gambar yang dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas IIIB MI Almaarif 03 Langlang memiliki karakteristik yang kaya akan warna dan komposisi sehingga menghasilkan pilihan kata yang lebih banyak. Pemilihan media gambar disesuaikan dengan latar belakang siswa yang berada di wilayah pedesaan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan siswa dalam mencari ide dikarenakan tidak asing lagi dengan kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran diketahui mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari antusiasme siswa ketika mengamati media gambar, keaktifan siswa dalam tanya jawab, partisipasi siswa dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Peningkatan dalam keaktifan bertanya sebesar 30% dari 58,8% (siklus I) menjadi 88,2% (siklus II). Selanjutnya, seluruhnya (100%) siswa antusias mengikuti pembelajaran, aktif mengikuti proses
pembelajaran, dan berperilaku baik selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung baik pada siklus I maupun siklus II. Hasil penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan siswa pada aspek (1) menentukan tema, (2) pilihan kata khusus, (3) pilihan kata konkret, dan (4) menentukan judul. Peningkatan tertinggi terdapat pada aspek pilihan kata khusus, yakni sebesar 82,4% dari 0% (siklus I) menjadi 82,4% (siklus II). Peningkatan berikutnya terdapat pada aspek menentukan judul, yakni sebesar 70,6% dari 17,6% (siklus I) menjadi 88,2% (siklus II). Peningkatan terendah terdapat pada aspek menentukan tema, yakni sebesar 29,4% dari 64,8% menjadi 94,2%. Aspek yang peningkatannya konstan tinggi adalah aspek pilihan kata konkret, baik siklus I maupun siklus II sebesar 100%. Saran Berdasarkan simpulan penelitian, diberikan saran untuk guru Bahasa Indonesia agar menggunakan media gambar atau media lain yang konkret dalam pembelajaran menulis puisi supaya kemampuan menulis puisi siswa dapat meningkat. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian sejenis supaya konstribusinya untuk dunia pendidikan lebih besar.
DAFTAR RUJUKAN Ahmadi, M. 1990. Strategi Belajar-Mengajar: Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra. Malang: YA3 Arikunto, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara Dawud, 2008. Perspektif Pembelajaran Bahasa Indonesia. Malang: UM Press Endraswara, S. 2003. Membaca, Menulis, dan Mengerjakan Sastra. Jogjakarta: Kota Kembang Munadi, Y. 2008. Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru. Ciputat: Gaung Persada Press Nurchasanah & Widodo. 1993. Keterampilan Menulis dan Pengajaran. Malang: UM Fakultas Sastra Jurusan Sastra Indonesia Roekhan. 1991. Menulis Kreatif: Dasar-dasar dan Petunjuk Penerapannya. Malang: Y A 3 Sudjana, N. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya