Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sumber Energi Gerak

27 downloads 3869 Views 13MB Size Report
LEARNING (CTL). (Penelitian Tindakan Kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok) ... Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Masing- ...
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) (Penelitian Tindakan Kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok)

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

OLEH ROHANI NIM: 809018300617 JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

ABSTRAK Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sumber Energi Gerak melalui Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ( Penelitian Tindakan Kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok) Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan pendekatan CTL di kelas I MI. Muhammadiyah 02 Kukusan Depok. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Masing-masing terdiri atas Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi dan Refleksi. Indikator keberhasilan penelitian yaitu apabila seluruh siswa telah mencapai KKM. Hasil penelitian pada siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa dalam penggunaan pendekatan CTL siswa mampu meningkatan hasil belajar IPA pada materi sumber energi gerak di kelas I. Berdasarkan hasil observasi siswa sangat senang ketika mengikuti pelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan CTL, siswa menjadi lebih aktif. Hasil perhitungan pada siklus I siswa yang memenuhi KKM sebesar 58,06% dan pada siklus II sebesar 90,32%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi sumber energi gerak di kelas I MI Muhammadiyah 02 Kukusan Depok. Kata kunci : Hasil Belajar IPA, Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning).

i

ABSTRACT The Improvement of Student Learning outcomes in the Concept of motion Energy Source Approuch through CTL approach (Contextual Teaching and Learning) in first grade MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok. The aim of this research is to know the student learning outcomes in the concept of motion energy source through CTL approach in class I MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok . The method used in this study using Classroom Action Research ( CAR), which consists of two cycles. Each of them consist of: Planning, Doing, Observation, and Reflexion. The indicator of research success is when all of students have reached KKM. Results in the first cycle and second cycle states that the use of CTL approach.students can improve learning outcomes in the concept of motion energy source. Base on observation result. Students are very happy to follow IPA.lesson by using CTL,they are active and creative. The calculation in the first cycle of students who fulfill the KKM was 58,06 % and the second cycle of 90,32 %. And finally it can be give the conclution that CTL can improve IPA on division in second grade at MI Muhammadiyah 02 Kukusan Depok. Keywords: Science Learning Results, Approach CTL (Contextual Teaching and Learnin ).

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan limpahan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sumber Energi Gerak Melalui Pendekatan CTL ” dapat penulis selesaikan. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya. Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Dra. Nurlena, MA., Ph. D, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 2. Bapak Fauzan, MA., Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. 3. Bapak Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu serta tenaga untuk memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selama ini memberikan ilmu dan membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Suami Agus Listyanto dan ananda Arin Yulistiana yang selalu memberikan dukungan serta perhatian , sehingga proses perkuliahan ini berjalan dengan baik. 6. Teman-teman PGMI Dual Mode System (khususnya kelas M) yang telah membantu dan memberikan saran dan juga masukan bagi penulis. 7. Bapak Sahabudin, S.Pd.I selaku kepala MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok yang telah memberikan dukungan dan bantuan. iii

8. Guru-guru MI. Muhammadiyah 2 Kukusan Depok yang telah memberikan dukungan dalam proses penelitian yang dilakukan disekolah tersebut. Semoga jasa dan semua kebaikan yang telah mereka berikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT, dan akhir kata penulis berharap, semoga dari hasil penelitian ini bermanfaat bagi penulis khusunya dan bagi yag membaca pada umumnya.

Jakarta, Penulis

Rohani

iv

2013

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQOSAH ABSTRAK ................................................................................................... …

i

KATA PENGANTAR ................................................................................. …

iii

DAFTAR ISI ................................................................................................ …

v

DAFTAR TABEL ........................................................................................ …

viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ …

ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... …

x

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B.

Rumusan Masalah .................................................................................. 4

C.

Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5

D. Manfaat Hasil Penelitian .......................................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti ............................................... 6 1. Hakekat Belajar dan Hasil Belajar ........................................................ 6 a. Pengertian Belajar ............................................................................... 6 b. Ciri-ciri belajar ................................................................................... 8 c. Tujuan Belajar .................................................................................... 9 d. Prinsip-prinsip Belajar ........................................................................ 10 e. Aktivitas –Aktivitas Belajar…………………………………………. 11 f. Cara Belajar yang Efektif …………………………………………… 12 g. Hasil Belajar .............................................................................. 13 h. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar ............................ 14 v

2. Hakekat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam ………………….................. 16 a. Pengertian Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam ........................................... 16 3. Pendekatan Kontekstual ……………………………………………………..... 17 a. Pengertian Pendekatan Kontekstual ………………………………………... 17 b. Konsep Dasar Model Pembelajaran Kontekstual ………………………….. 18 c. Latar Belakang Filosofis dan Psikologis CTL ……………………………... 19 d. Definisi CTL ……………………………………………………………….. 19 e. Komponen-Komponen CTL .................................................................. 19 f. Perbedaan CTL dengan Pembelajaran Konvensional ………………………. 21 g. Pola dan Tahapan Pembelajaran CTL ……………………………………… 22

B. Kerangka Berfikir ........................................................................................ 23 C. Hasil Penelitian Yang Relevan .................................................................... 24 D. Hipotesis Tindakan ...................................................................................... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 28

B.

Metode Penelitian ................................................................................... 28

C.

Subjek Penelitian .................................................................................... 32

D.

Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ............................................. 32

E.

Tahapan Intervensi Tindakan ................................................................. 32

F.

Hasil Intervensi yang Diharapkan .......................................................... 35

G. Data dan Sumber Data ............................................................................ 35 H.

Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 36

I.

Instumen Pengumpulan Data .................................................................. 36

J.

Analisis Data dan Interprestasi Hasil Analisis ....................................... 37

K

Pengembangan Perencanaan Tindakan .................................................. 38 vi

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN A.

Deskripsi dan Analisis Data ..................................................................... 39

B.

Pembahasan ............................................................................................. 56

BAB V PENUTUP A.

Simpulan .................................................................................................. 59

B.

Saran ......................................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jenis Data, Instrumen, dan Sumber Data …………………… 35 Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Siklus I ………………………………… 42 Tabel 4.2 Aktivitas Siswa Siklus I ……………………………………... 44 Tabel 4.3 Aktivitas Siswa Guru I ………………………………………. 45 Tabel 4.4 Aktivitas Pembelajaran Siklus I ……………………………... 46 Tabel 4.5 Hasil belajar siswa siklus II………………………………….. 50 Tabel 4.6 Skor Rata-rata Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II…… 52 Tabel 4.7 Aktivitas Siswa Siklus II …………………………………….. 52 Tabel 4.8 Aktivitas Guru Siklus II ……………………………………... 54 Tabel 4.9 Aktivitas Pembelajaran Siklus II …………………………….. 55

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1

Model Siklus PTK

Gambar 4.1

Struktur Organisasi MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Keadaan Siswa ………………………………………………… 61

Lampiran 2

Struktur Organisasi ……………………………………………. 62

Lampiran 3

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………………………….. 63

Lampiran 4

Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I ……………….. 71

Lampiran 5

Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I …………………………. 72

Lampiran 6

Kunci jawaban ……………………………………………….. 72

Lampiran 7

Lembar Pengamatan/ Observasi ………………………………. 74

Lampiran 8

Analisis Nilai Soal Evaluasi Siklus I ………………………… 76

Lampiran 9

Lembar Observasi Aktivitas Siswa …………………………… 78

Lampiran 10

Lembar observasi aktivitas guru I ……………………………. 79

Lampiran 11

Lembar kegiatan siswa siklus I ……………………………… 80

Lampiran 12

Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II ………………… 81

Lampiran 13

Kisi-kisi instrumen tes hasil belajar siklus II ………………… 90

Lampiran 14

Instrumen hasil belajar siklus II ……………………………… 91

Lampiran 15

Kunci jawaban ………………………………………………..

92

Lampiran 16

Lembar Pengamatan / Observasi ……………………………..

93

Lampiran 17

Analisi Nilai Soal Evaluasi Siklus II …………………………. 95

Lampiran 18

Rekapitulasi hasil belajar siswa pada siklus I dan II …………

Lampiran 19

Lembar observasi aktivitas siswa siklus II …………………… 99

Lampiran 20

Lembar observasi aktivitas guru siklus II ……………………. 100

Lampiran 21

Lembar kegiatan siswa siklus II……………………………… 102

Lampiran 22

Materi pembelajaran siklus II ……………………………….... 103

Lampiran 23

Dokumentasi kegiatan siklus II ………………………………. 105 x

97

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah Kegiatan pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam

kehidupan manusia, karena melalui pendidikan manusia mendapatkan berbagai pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Pendidikan merupakan hubungan antara peserta didik dan pendidik yang saling berinteraksi dalam dunia pendidikan. Proses pendidikan itu terjadi dilingkungan keluarga, sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Pendidikan khususnya pendidikan formal adalah suatu pendidikan yang dilakukan di sekolah. Di dalam lingkungan sekolah mutu atau kualitas guru, kurikulum, sarana dan prasarana, fasilitas, dan biaya akan berpengaruh pada proses pendidikan di lingkungan sekolah. Sebagai pendidik tentunya kita harus memahami kemampuan siswa dalam menerima ataupun menyerap pelajaran sangat beragam. Tentunya hal ini menjadi tugas guru untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pembelajaran. Oleh karena itu guru harus introspeksi diri untuk mencari kekurangan dan kesalahan yang terjadi. Dalam dunia pendidikan, pendidikan mempunyai tujuan yaitu sesuatu yang harus didapat atau diperoleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran melalui pengajaran, bimbingan atau latihan-latihan. Pada proses pendidikan di sekolah ada unsur pendidik, peserta didik, metode, media dan bahan ajar dan sebagainya. Oleh karena itu di dalam menyampaikan materi pembelajaran harus menggunakan metode atau strategi yang dapat menarik minat siswa, dan dapat diserap dan di terima dengan baik oleh siswa. Dengan demikian guru harus mencari metode atau cara yang sesuai dengan materi pelajaran , salah satunya dengan pendekatan yang efektif agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, agar efektif pendidik hendaknya menggunakan pendekatan CTL.Selama ini dalam

1

2

proses pembelajaran selalu menggunakan ceramah saja, sehingga peserta didik tidak mendapatkan pengalaman langsung dari proses pembelajaran. Madrasah Ibtidaiyah atau Sekolah Dasar kegiatan pendidikan

sebagai salah satu pusat

merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar yang

membelajarkan siswa berbagai macam mata pelajaran , salah satu mata pelajaran yang diajarkan yang memegang peranan cukup penting dalam kehidupan manusia adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pada pembelajaran IPA sangat berkaitan dengan dunia nyata dalam kehidupan sehari-hari. IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan perkembangan teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk membangkitkan minat siswa, kemampuan mengembangkan ilmu pengetahuan serta pemahaman tentang alam semesta. Ilmu Pengetahuan Alam khususnya kelas I sangat disukai siswa. Menurut pendapat Supriyadi Ilmu Pengetahuan Alam yang dipelajari di Sekolah Dasar

adalah

“Suatu objek atau bidang studi yang membahas

kenyataan, fakta-fakta, dan teori-teori untuk menggambarkan tentang kerja dari alam dan merupakan kreasi dari pemikiran manusia dalam mengemukakan ideidenya ataupun konsep-konsep secara bebas”.1 Maka tidak dapat dipungkiri bahwa pelajaran IPA merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia. Pemecahan masalah adalah sebagai salah satu hal yang penting yang perlu dimiliki siswa. Pembelajaran hendaknya dimulai dengan pengenalan atau pengajuan masalah yang sesuai dengan situasi. Dengan pengajuan masalah kontekstual, maka peserta didik secara bertahap mendapat bimbingan untuk menguasai pelajaran IPA. Berdasarkan hasil rata-rata nilai rapot semester ganjil pada mata pelajaran IPA di kelas I rata-rata 64,35 menunjukkan siswa belum mencapai KKM, yaitu 65. Rendahnya hasil belajar tersebut terlihat berdasarkan hasil wawancara tidak 1

Supriyadi, dkk., Modul Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru Rayon 9 Universitas Negeri Jakarta, (Jakarta: UNJ 2012), h. 201.

3

terstruktur, bahwa siswa kelas satu diperoleh data sebagian siswa tidak tertarik belajar IPA. Hal ini disebabkan siswa tidak memahami manfaat belajar IPA. Rendahnya hasil belajar siswa pada konsep sumber energi gerak dikarenakan pada proses pembelajaran masih menggunakan sistem konvensional, guru masih mendominasi dalam pembelajaran, sehingga siswa hanya sebagai penerima pengetahuan yang pasif, siswa hanya mendengarkan ,mencatat dan mengulangnya, yang pada akhirnya siswa menjadi bosan dan kurang tertarik. Untuk menggali kemampuan siswa yang kreatif dan berkembang perlu diterapkan pembelajaran yang bermakna, yang nantinya akan membawa siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan, yang diperoleh siswa apabila proses pembelajaran yang didapat siswa dari pemahaman dan penemuannya sendiri, yaitu proses yang melibatkan siswa sepenuhnya. Terkait untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas I, maka penulis berupaya menerapkan model pembelajaran kontekstual sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang bermakna, yang bermuara pada pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan. Berikut ini pembelajaran IPA menurut Isriani dan Dewi Puspitasari: Menurut Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari sering dijumpai anak yang telah belajar IPA sangat hafal dan faham dari definisi konsep yang telah dipelajarinya. Akan tetapi masih jarang yang mampu menerapkan pengetahuannya itu dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut disebabkan karena hanya mampu menghapal konsep IPA tanpa memahaminya dengan benar. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tapi juga merupakan suatu proses penemuan. Oleh karena itu pembelajaran IPA di MI/SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan ketrampilan proses dan sikap ilmiah.2 Berkaitan dengan pembelajaran yang kreatif, efektif dan menyenangkan, maka guru dapat menggunakan Contextual Teaching and Learning (CTL). Pendekatan CTL merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran dengan 2

Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari, Strategi Pembelajaran Terpadu (Yogyakarta, Familia, 2012), h.150

4

konsep pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi siswa. Berikut ini pembelajaran kontekstual menurut Isriani dan Dewi Puspitasari. “Pembelajaran Kontekstual atau CTL merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan nyata, sehingga peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari”.3 Pembelajaran dimulai dari yang nyata sehingga siswa dapat terlibat langsung . Dalam proses tersebut, guru hanya berperan sebagai fasilitator bagi siswa. Untuk menjawab semua permasalahan yang terjadi di MI. Muhammadiyah 2 Kukusan Depok, yaitu pada mata pelajaran IPA dan adanya penelitian terlebih dahulu mengenai pendekatan kontekstual pada materi sumber energi gerak.tertarik untuk mengatasi permaslahan tersebut menggunakan pendekatan kontekstual. Dari uraian di atas, maka penulis perlu melakukan penlitian dengan judul skripsi” Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Sumber Energi Gerak melalui Pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL)” ( Penelitian

Tindakan Kelas di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok). Dengan menggunakan pendekatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa di MI. Muhammadiyah 2 Kukusan Depok.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana cara meningkatkan keaktifka siswa pada proses pembelajaran agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas I pada materi sumber energi gerak”.

3

Isriani Hardini, Dewi Puspitasari, Strategi Pembelajaran Terpadu (Yogyakarta, Familia,2012) h.62

5

C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: Peningkatkan hasil belajar siswa dengan penerapan pendekatan kontekstual pada konsep sumber energi gerak.

D. Manfaat hasil Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1) Manfaat bagi sekolah Sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan dan menyempurnakan program pengajaran IPA di sekolah. 2) Bagi guru mata pelajaran Sebagai bahan pertimbangan bagi guru mata pelajaran IPA, dalam merumuskan pendekatan pembelajaran yang baik untuk siswa, sehingga guru mengetahui cara meningkatkan hasil belajar IPA. 3) Bagi siswa Untuk meningkatkan kemampuan siswa khususnya pada pelajaran IPA 4) Bagi pembaca Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk diadakan penelitian yang lebih lanjut.

BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teori 1. Hakekat Belajar dan Hasil Belajar Belajar merupakan proses manusia mendapatkan berbagai pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Belajar dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. a. Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu proses untuk membuat perubahan dalam diri seseorang dengan cara berinteraksi dengan lingkungan masyarakat untuk mendapatkan perubahan tingkah laku seseorang. Perubahan tersebut tentu akan menjadikan seseorang menjadi lebih baik. Belajar tidak hanya untuk mendapatkan pengetahuan saja, tetapi belajar juga sebagai proses membentuk mental pada diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas ini terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Ini menandakan bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan dalam diri seseorang, ia menyadari bahwa pengetahuan yang ia dapatkan bertambah, misalnya dari tidak bisa menulis menjadi pandai menulis. Lain halnya dengan perubahan tingkah laku yang terjadi karena mabuk, tidak termasuk perubahan dalam pengertian belajar, karena orang tersebut tidak menyadari akan perubahan itu. Belajar tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari, hampir seluruh dari kehidupan manusia akan mengalami proses belajar, berarti setiap manusia akan selalu belajar. Karena manusia dalam kehidupannya akan mengalami masalah, untuk mengatasi nya manusia membutuhkan pengetahuan dan pengalaman. Untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dibutuhkan proses belajar. 6

7

Untuk mendapatkan pemahaman tentang pengertian belajar, berikut akan penulis kemukakan beberapa definisi belajar menurut para ahli. Menurut Sudjana, yang dikutif Asep Jihad “belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar”.1 Belajar pada dasarnya adalah suatu proses kegiatan seseorag dalam melakukan interaksi dengan lingkungannya, sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku, perubahan pengetahuan maupun sikap. Sedangkan menurut Zikri Neni Iska, “Belajar adalah aktivitas individu dalam rangka mengembangkan potensi dirinya, menyangkut aspek kognitif (intelektual), efektif (sikap, keyakinan, kebiasaan), kognitif (motif, minat, citacita) dan psikomotor (ketrampilan) melalui interaksi dengan lingkungan”.2 Pengertian belajar juga dijelaskan oleh Amin Budiamin dan Setiawati: Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan. Perubahan tersebut akan nampak dalam penguasaan pola-pola respon baru terhadap lingkungan, yang berupa ketrampilanketrampilan, sikap, kecakapan, pengetahuan, pengalamn apresiasi dan sebagainya.3 Berdasarkan beberapa definisi belajar tersebut dapat dapat disimpulkan bahwa belajar pada dasarnya berbicara tentang tingkah laku seseorang berubah sebagai akibat pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan. 1

Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008), h. 2 2

Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling: Pengantar Pengembangan Diri dan Pemecahan Masalah Peserta didik dan Klien, (Kizi Broder’s, 2008), h. 91. 3

Amin Budiamin dan Setiawati, Bimbingan Konseling, Program Peningkatan Kualifikasi Guru Madrasah dan Guru Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah, ( Jakarta: DirJen Departemen Agama RI, 2009), h. 110.

8

b. Ciri-ciri belajar Ciri-ciri belajar merupakan tanda-tanda adanya proses belajar. Adanya tanda-tanda proses belajar dapat dilihat dari perubahan yang terjadi setelah melalui proses belajar. Belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) Perubahan yang terjadi secara sadar, setiap manusia yang belajar akan mengalami perubahan yang terjadi dalam dirinya, ia menyadari bahwa pengetahuannya, kecakapannya, dan kebiasaannya bertambah.; 2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional. Perubaha yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung terus menerus dan akan berguna dalam kehdupannya. Misalnya seoran anak yang belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak bisa menulis menjadi dapat menulis; 3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. Perubahan-perubaha itu selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan yang bersifat aktif artinya perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu sendiri; 4) Perubaha dalam belajar bukan bersifat sementara. Perubahan yang tejadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. 5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. 6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, ketrampilan, pengetahuan, dan sebagainya.4 c. Tujuan belajar Proses belajar terjadi secara internal dan bersipat pribadi dalam setiap individu atau dalam diri peserta didik. Proses belajar tersebut mengarah pada tercapainya tujuan. Tujuan belajar di sekolah ditunjukkan untuk mencapai: a)

4

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h. 15-16.

9

Untuk mendapatkan pengetahuan; b) Penanaman konsep; dan c) Pembentukan sikap. a) Untuk mendapatkan pengetahuan Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir. Jenis interaksi atau cara yang digunakan untuk kepentingan itu pada umumnya dengan model kuliah (presentasi), pemberian tugas-tugas bacaan. Dengan demikian, siswa akan diberikan pengetahuan sehingga menambah pengetahuannya dan sekaligus akan mencarinya sendiri untuk mengembangkan cara berpikir dalam rangka memperkaya pengetahuannya. b) Penanaman konsep dan ketrampilan Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga memerlukan suatu ketrampilan, baik yang bersifat jasmani maupun rohani. Ketrampilan jasmani adalah ketrampilan-ketrampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga akan menitikberatkan pada ketrampilan gerak/penampilan dari anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Ketrampilan rohani lebih rumit karena tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah ketrampilan yang dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak, menyangkut persoalan-persoalan penghayatan dan ketrampilan berpikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep. c) Pembentukan sikap Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku, dan pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk itu, dibutuhkan kecakapan.5 d. Prinsip-Prinsip Belajar Prinsip-prinsip belajar dapat disusun oleh calon guru atau pembimbing dengan prinsip yang dapat dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda , dan oleh setiap siswa secara individu. Prinsip-prinsip tersebut, sebagai berikut: 5

Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari, Strategi Pembelajaran Terpadu (Yogyakarta, Familia, 2012), cet.1. h. 5-6

10

a) Berdasarkan prasarat yang diperlukan untuk belajar 1. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisifasi aktif, meningkatkan dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional; 2. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional; 3. Belajar

perlu

lingkungan

yang

menantang

dimana

anak

dapat

mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif; 4. Belajar Perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya. b) Sesuai hakekat belajar 1. Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi tahap menurut perkembagannya; 2 Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery; 3. Belajar adalah proses kontinguitas, (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulasi yang diberikan menimbulkan respon yang diharapkan. c) Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari 1. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian

yang

sederhana,

sehingga

siswa

mudah

menangkap

pengertiannya; 2. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapai. d) Syarat keberhasilan belajar 1. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang;

11

2.

Repetisi,

dalam

proses

belajar

perlu

ulangan

pengertian/ketrampilan/sikap itu mendalam pada siswa.

berkali-kali

agar

6

e. Aktivitas-Aktivitas Belajar Dalam belajar seseorang tidak akan dapat menghindarkan diri dari suatu situasi. Situasi akan menentukan aktivitas apa yang akan dilakukan dalam rangka belajar. Situasi itulah yang mempengaruhi dan menentukan aktivitas belajar apa yang dilakukan kemudian. Berikut ini dibahas bebrapa aktivitas belajar, sebagai berikut: 1) Mendengarkan Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar. Setiap orang yang belajar di sekolah pasti ada aktivitas mendengarkan. 2) Memandang Memandang adalah mengarahkan penglihatan ke suatu objek. Aktivitas memandang berhubungan erat dengan mata. Tanpa mata tidak mungkin terjadi aktivitas memandang dapat dilakukan. 3) Meraba, membau, dan mencicipi/ mengecap Aktivitas meraba, membau, dan mengecap adalah indra manusia yang dapat dijadikan sebagai alat untuk kepentingan belajar. 4) Menulis dan mencatat Menulis atau mencatat merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas belajar. Dalam mencatat tidak sekedar mencatat, tetapi mencatat yang dapat menunjang tujuan belajar. 5) Membaca Membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan selama belajar di sekolah. 6

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi, ( Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2010), h. 27-28.

12

6) Membuat ikhtisar atau ringkasan da menggarisbawahi. 7) Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan bagan-bagan. 8) Menyusun paper atau kertas kerja. 9) Mengingat Mengingat adalah salah satu aktivitas belajar. Perbuatan mengingat jelas sekali terlihat ketika seseorang sedang mengahafal bahan pelajaran. 10) Berpikir Berpikir adalah termasuk aktivitas belajar. Dengan berpikir orang memperoleh penemuan baru. 11) Latihan atau praktek Belajar sambil berbuat dalam hal ini termasuk latihan. Dengan banyak latihan kesan-kesan yang diterima lebih fungsional.7 f. Cara Belajar yang Efektif 1. Perlunya Bimbingan Dalam hal belajar ada cara-cara yang efisien dan tidak efesien. Kita dapat membantu siswa dengan member petunjuk-petunjuk umum tentang cara-cara belajar yang efisien. Disamping memberi petunjuk-petunjuk tentang cara-cara belajar, baik pula siswa diawasi dan dibimbing sewaktu mereka belajar. 2. Kondisi dan Strategi Belajar Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu memperhatikan beberapa hal: a) Kondisi internal; b) Kondisi eksternal; c) Strategi belajar.

7

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta,2011), h.38-45

13

3. Metode Belajar Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan ketrampilan, cara-cara yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan belajar juga akan mempengaruhi belajar itu sendiri. Uraian ini membahas kebiasaan belajar yang mempengaruhi belajar. a) Pembuatan jadwal dan pelaksanaannya b) Membaca dan membuat catatan c) Mengulangi bahan pelajaran d) Konsentrasi e) Mengerjakan tugas.8 g. Hasil Belajar Hasil belajar adalah nilai-nilai yang didapat setelah melalui tahapan proses pembelajaran yang dimiliki seseorang. Dan dalam hasil belajar tersebut seseorang bukan hanya memperoleh pengetahuan, tapi juga pembiasaan-pembiasaan yang diterapkan dalam kehidupan. Jadi hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Hasil belajar dapat didefinisikan oleh para ahli, diantaranya adalah: Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris “Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”.9 Pengertian yang senada tentang hasil belajar dikemukakan oleh Nana Sudjana. Menurut Nana Sudjana hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia

8

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

2010), h.73 9

Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008), cet. 2, h. 14.

14

menerima pengalaman belajarnya.”.10 Dengan demikian hasil belajar siswa dapat dilihat setelah siswa melakukan proses pembelajaran. Seorang guru dapat mengetahui tercapainya tujuan pembelajaran melalui hasil belajar peserta didik. Hasil belajar siswa dapat dilihat melalui kemampuan peserta didik setelah melakukan proses pembelajaran. Dari uraian di atas dapat disimpulkan hasil belajar merupakan kemampuan yang didapat siswa dalam proses belajar yang dilakukan sehingga mendapatkan pengetahuan yang maksimal. h. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Secara garis besar, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu faktor yang berasal dalam diri siswa (internal) dan faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal). Sebagaimana yang dikemukakan oleh Zikri Neni Iska, yaitu: Keberhasilan belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri sendiri, seperti fisik yang sehat, memiliki motivasi atau minat yang kuat untuk belajar, kebiasaan belajar yang baik, sikap yang positif terhadap materi pelajaran, kecerdasan dan tidak mudah frustasi dlam menghadapi kegagalan. Faktor eksternal, yang mendukung keberhasilan belajar, dianataranya adalah lingkungan keluarga yang harmonis, perhatian orang tua, failitas belajar yang memadai, iklim kehidupan sekolah yang kondusif.11 Penjelasan yang lebih rinci mengenai faktor-faktor

yang dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa dikemukakan oleh Alisuf Sabri. Menurut Alisuf Sabri “ Faktor-faktor yang berasala dari luar diri siswa (eksternal) terdiri dari faktor lingkungan dan faktor instrumental; sedangkan faktor –faktor yang berasal

10

Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosda karya, 2010), h. 22. 11

Zikri Neni Iska, Bimbingan dan Konseling: Pengantar Pengembangan Diri dan Pemecahan Masalah Peserta didik dan Klien, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2008), h. 91.

15

dari dalam diri siswa (internal) adalah berupa faktor fisiologi dan faktor psikologis pada diri siswa”.12 a. Faktor lingkungan Faktor lingkungan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu: factor lingkungan alam/non social dan faktor lingkungan social. Yang termasuk factor lingkungan alam seperti: keadaan suhu, kelembaban udara, waktu ( pagi, siang, malam), letak gedung sekolah dan sebagainya. Sedangkan faktor lingkungan social baik berwujud manusia dan representasinya termasuk budayanya akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. b. Faktor-faktor Instrumental Faktor instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas, sarana/alat pengajaran, media pengajaran, guru dan kurikulum/ materi pelajaran serta strategi belajar mengajarnya yang digunakan akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa. c. Faktor-faktor Kondisi Internal Siswa Faktor kondisi internal siswa ada dua macam, yaitu kondisi fisiologi siswa dan psikologi siswa. Faktor kondisi fisiologi terdiri dari kondisi kesehatan dan kebugaran fisik dan kondisi panca indranya terutama penglihatan dan pendengaran. Adapun faktor psikologis yang akan mempengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah factor minat, bakat, intelegensi, motivasi dan kemampuankemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi, ingatan, berpikir, dan kemampuan dasar pengetahuan (bahan appersepsi) yang dimiliki siswa13

12

Alisuf Sabri, Psiologi Pendidikan berdasarkan kurikulum Nasional, (Jakarta: Pedoman ilmu Jaya, 2010), cet. 4, h. 59-60. 13

Alisup Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, ( Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2010), cet. 4, h. 59-60

16

2. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SD/MI a. Pengertian Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SD/MI Pendidikan IPA adalah suatu upaya atau proses untuk membelajarkan siswa untuk memahami hakekat IPA: produk, proses, dan mengembangkan sikap ilmiah serta sadar akan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat untuk mengembangkan sikap dan tindakan berupa aplikasi IPA yang positif”.14 Sedangkan pengertian menurut Supriyadi dkk,IPA adalah suatu objek atau bidang studi yang membahas kenyataan, fakta-fakta, dan teori-teori untuk menggambarkan tentang kerja dari alam dan merupakan kreasi dari pemikiran manusia dalam mengemukakan ide-idenya ataupun konsep-konsep secara bebas. Dengan belajar sains, anak belajar pula untuk memecahkan masalah kehidupan.15 Berdasarkan teori-teori diatas mengenai IPA dapat disimpulkan, bahwa IPA merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang berkaitan erat dengan makhluk hidup dan alam semesta dimana perlu dilakukan suatu

eksperimen

dalam rangka penguatan secara konseptual. b. Tujuan Pendidikan Ilmu Pengtahuan Alam (IPA) SD/MI Setiap kegiatan pembelajaran pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai, hal ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan di lingkungan masyarakat seperti pendidikan IPA. Isriani Hardini dan Dewi Puspita sari menjelaskan bahwa tujuan Meningkatkan

keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara Saling temas, melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bertindak, bersikap ilmiah serta berkomunikasi, meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam, meningkatka kesadaran untuk menghargai alam, meningkatkan 14

I Made Alit Mariana dan Wandy Praginda, Hakikat IPA dan Pendidikan IPA untuk Guru SD, (Jakarta: PPPPTK IPA, 2009), h. 27. 15

Supriyadi dkk, op. cit.., h. 200-201.

17

pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan kejenjang selanjutnya.16 Sedangkan menurut I Made Alit Mariana dan Wandy Praginda “tujuan pendidikan sains mencakup lima dimensi, yaitu: Pengetahuan dan pemahaman, penggalian dan penemuan, imaginasi dan kretivitas, sikap dan nilai serta penerapan17

Pendekatan Kontekstual a. Pengertian Pendekatan Kontekstual Karakter pada anak usia SD/MI yang masih senang bermain khususnya pada siswa kelas satu masih banyak belajar yang di selingi dengan bermain, karena pada usia ini anak lebih cepat bosan. Dalam buku Teori Belajar dan Pembelajaran Evelin Siregar dan Hartini Nara mengatakan: Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupannya sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan pemahaman ini, hasil belajar diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran juga berlangsung alamiah, siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.18 Dengan demikian, siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dalam konteks yang terbatas sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkontruksi sendiri, sebagai bekal dalam memecahkan masalah kehidupannya di lingkungan masyarakat.

16

Isriani Hardini dan Dewi Puspita sari, Strategi Pembelajaran Terpadu: Teori, Konsep, dan Implementasi, (Yogyakarta: Familia, 2012), cet. 1, h. 151. 17

I Made Alit Mariana dan Wandy Praginda, Hakikat IPA dan Pendidikan IPA untuk Guru SD, (Jakarta: PPPPTK IPA, 2009), h. 28. 18

Evelin Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 117

18

Sedangkan menurut Masitoh dan Laksmi Dewi dalam bukunya mengatakan “Pendekatan kontekstual sebagai suatu pendekatan pembelajaran yang memfasilitasi kegiatan belajar siswa untuk mencari, mengolah dan menemukan pengalaman belajar yang lebih bersifat kongkrit melalui pelibatan aktivitas belajar mencoba melakukan dan mengalami sendiri (learning by doing)”.19 Dengan demikian pembelajaran tidak sekedar dilihat dari sisi produk, akan tetapi yang terpenting adalah proses. Oleh karena itu tugas guru adalah mensiasati strategi pembelajaran bagaimana yang dipandang lebih efektif dalam membimbing kegiatan belajar siswa agar dapat menemukan apa yang menjadi harapannya.

b. Konsep Dasar Model Pembelajaran Kontekstual CTL (Contextual

Teaching

and

Learning)

adalah

suatu model

pembelajaran yang melibatkan siswa secara penuh untuk menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkan dalam dirinya. Dari konsep tersebut ada tiga hal yang perlu diketahui. Pertama, proses pembelajaran yang melibatkan siswa agar mendapat pengalaman secara langsung. Siswa tidak hanya menerima pelajaran yang diberikan oleh guru, tetapi mencari dan menemukan sendiri dalam pembelajaran. Kedua, pada proses pembelajaran siswa

dapat menghubungkan materi

yang dipelajari dengan kehidupan nyata, dan dapat merekam dalam memori dan dapat diingat selamanya. Ketiga, pada proses pembelajaran siswa bukan hanya memahami materi, tetapi dapat mencerminkan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.20 19

Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), Cet. 1, h. 280. 20

Supriyadi dkk, Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Sekolah Dasar, (Jakarta: Universitas Negeri Jakarta, 2012), h. 94.

19

c. Latar Belakang Filosofis dan Psikologis CTL Latar belakang dari segi filosofis, Piaget berpendapat: “bahwa sejak kecil setiap anak sudah memiliki struktur kognitif yang kemudian dinamakan skema yang terbentuk karena pengalaman. Sedangkan dilihat dari latar belakang psikologis bahwa belajar melibatkan proses mental yang tidak tampak seperti emosi, minat, motivasi, dan kemampuan”.21 Dengan pendekatan kontekstual, para peserta didik akan mampu menemukan makna dari setiap pengetahuan yang mereka peroleh, karena pendekatan kontekstual mengarahkan siswa untuk belajar mandiri.

d. Definisi CTL (Contextual Teaching and Learning) Seperti yang dikutif oleh Masitoh dan Laksmi “kontekstual adalah pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses belajar dimana siswa menggunakan pemahaman dan kemampuan akademisnya dalam berbagai konteks dalam dan luar sekolah untuk memecahkan masalah yang bersifat simulatif ataupun nyata, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama”.22 e. Komponen-komponen CTL 1) Kontruktivisme Pembelajaran melalui CTL pada dasarnya mendorong agar siswa bisa mengkonstruksi pengetahuanya melalui proses pengamatan dan pengalaman. 2) Inkuiri Asas kedua dalam pembelajaran CTL inkuiri. Artinya, proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penelusuran melalui proses berpikir secara sistematis. Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. Dengan demikian dalam proses 21

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2009), Ed.1 Cet. ke 6. h. 256-259. 22

Masitoh, op. cit., h. 288.

20

perencanaan, guru bukanlah mempersiapkan sejumlah materi yang harus dihafal, akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan sisw dapat menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya. 3) Bertanya Belajar pada hakekatnya adalah bertanya dan menjawab pertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu; sedangkan menjawab pertanyaan mencerminkan kemampuan seseorang dalam berpikir. Karena itu peran bertanya sangat penting, sebab melalui pertanyaan-pertanyaan guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang dipelajarinya. 4) Masyarakat Belajar (Learning Community) Dalam kelas CTL, penerapan asas masyarakat belajar dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya bersifat heterogen, baik dilihat dari kemampuan dan kecepatan belajarnya, maupun dilihat dari bakat dan minatnya. 5) Pemodelan (Modling) Asas modeling adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. 6) Refleksi Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian refleksi, pengalaman belajar itu akan dimasukkan dalam struktur kognitif siswa yang pada akhirnya akan menjadi bagian dari pengetahuan yang dimilikinya. 7) Penilaian Nyata (Authentic Assesment) Penilaian nyata adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau

21

tidak; apakah pengalaman belajar siswa memiliki pengaruh positif terhadap perkembangan intelektual maupun mental siswa.23

f. Perbedaan CTL dengan Pembelajaran Konvensional 1) CTL menempatkan siswa sebagai subjek belajar, artinya siswa berperan

aktif

dalam setiap proses pembelajaran dengan cara menemukan dan menggali sendiri materi pelajaran. Sedangkan pembelajaran konvensional siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif. 2) Pembelajaran CTL siswa belajar melalui kegiatan kelompok, seperti kerja kelompok, diskusi, saling menerima dan memberi. Sedangkan pembelajaran konvensional siswa lebih banyak belajar secara individu dengan menerima, mencatat, dan menghafal materi pelajaran. 3) Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata secara riil, sedangkan pembelajaran konvensional, pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak. 4)

Kemampuan

didasarkan

atas

pengalaman,

sedangkan

pembelajaran

konvensional kemampuan diperoleh melaui latihan-latihan. 5) Tujuan akhir dari proses pembelajaran melalui CTL adalah kepuasan diri, sedangkan pembelajaran konvensional, tujuan akhir adalah nilai atau angka. 6) Tindakan atau perilaku dibangun atas kesadaran diri sendiri, sedangkan pembelajaran konvensional, tindakan atau perilaku individu didasarkan oleh faktor dari luar dirinya 7) Pengetahuan yang dimiliki setiap individu selalu berkembang sesuai dengan pengalaman yang dialaminya, sedangkan pembelajaran konvensional hal ini tidak mungkin terjadi

23

Supriyadi, op. cit., h. 96-98.

22

8) Pembelajaran CTL, siswa bertanggung jawab dalam memonitor dan mengembagkan pembelajaran

pembelajaran konvensional

mereka

guru

adalah

masing-masing, penentu

sedangkan

jalannya

proses

pembelajaran. 9) Pembelajaran CTL, pembelajaran bisa terjadi di mana saja dalam konteks dan setting yang berbeda sesuai dengan kebutuhan, sedangkan pembelajaran konvensional pembelajaran hanya terjadi di dalam kelas. 10) Maka tujuan yang ingin dicapai adalah seluruh aspek perkembangan siswa, maka dalam CTL keberhasilan pembelajaran diukur dengan berbagai cara, misalnya dengan evaluasi proses, hasil karya siswa, penampilan, rekaman, observasi, wawancara, dan lain-lain, sedangkan pembelajaran konvensional keberhasilan pembelajaran biasanya hanya diukur dari tes.24

h. Pola dan Tahapan Pembelajaran CTL Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi pelajaran yang akan dipelajari. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan jumlah siswa Tiap kelompok ditugaskan untuk melakukan observasi, misalnya kelompok 1 dan 2 melakukan observasi ke pasar tradisional, dan kelompok 3 dan 4 melakukan observasi ke pasar swalayan. 1) Melalui observasi siswa ditugaskan untuk mencatat berbagai hal yang ditemukan di pasar-pasar tersebut. 2) Guru melakukan tanya jawab sekitar tugas yang harus dikerjakan oleh setiap siswa. 3) Siswa melakukan observasi ke pasar sesuai dengan pembagian tugas kelompok.

24

Supriyadi, op. cit., h. 95.

23

4) Siswa mencatat hal-hal yang mereka temukan di pasar sesuai dengan alat observasi yang telah mereka tentukan sebelumnya. 5) Siswa mendiskusikan hasil temuan mereka sesuai dengan kelompoknya masing-masi 6) Siswa melaporkan hasil diskusi. 7) Setiap kelompok menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh kelompok yang lain. 8) Dengan bantuan guru siswa menyimpulkan hasil observasi sekitar masalah Pasar sesuai dengan idikator hasil belajar yang harus dicapai. 9) Guru menugaskan siswa untuk membuat karangan tentang pengalaman belajar mereka dengan tema ”pasar”.

B. Kerangka Berfikir Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan seumur hidup oleh manusia dalam rangka untuk mencapai perubahan pada tahap kognitif, afektip dan psikomotorik yang disebut sebagai hasil belajar. Sedangkan pembelajran memiliki pengertian upaya terencana dan sadar yang dilakukan oleh lembaga pendidikan, untuk mengarahkan peserta dididknya untuk mencapai ketiga tujuan belajar tersebut. Untuk meningkatkan hasil belajar IPA khususnya materi sumber energi gerak, dalam pembelajaran

harus menarik sehingga siswa termotivasi untuk

belajar. Dalam pembelajaran diperlukan model pembelajaran yang interaktif, di mana guru lebih banyak memberikan peran kepada siswa sebagai subjek belajar. Guuru merancang proses belajar mengajar yang melibatkan siiswa pada semua aspek, kognitif, afektif, dan psikomotorik,, sehingga akan tercapai hasil belajar yang diharapkan. Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, khususnya materi sumber energi gerak tugas guru adalah untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa

24

tentang sumber energi gerak dapat tercapai dengan menggunakan pendekatan CTL. Kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan CTL pada pelajaran IPA, guna meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas I MI. Muhammadiyah 02 Kukusan Depok tentang sumber energi gerak.

C. Hasil Penelitian yang Relevan Hajir, Meneliti Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) untuk Peningkatan pemahaman IPA Siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Wonosari Sadang. ). Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Wonosari Sadang. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode: lembar observasi pemahaman IPA siswa, angket pemahaman IPA siswa, soal tes. Setelah data diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik Deskriptif Persentase. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa pemahaman IPA pada siswa meningkat yaitu pada siklus I persentasenya sebesar 63,55%. Setelah dilakukan tindakan siklus II meningkat menjadi 75,27%. Peningkatan pemahaman siswa ini berpengaruh yang tadinya 63,64% menjadi 81,82%.25 Ahmad Gajoli. Meneliti “Pendekatan CTL Pada Pembelajaran Konsep Sistem Organ Manusia Berbasis Nilai-nilai Sains Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Sikap Positif Siswa”.

Hasil dari penelitain tersebut

menunjukkan bahwa rata-rata skor penguasaan konsep siswa pada siklus pertama 70,75 dan pada siklus kedua sebesar 77,78. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan penguasaan konsep dan sikap positif siswa.26

25

Hajir, Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Untuk Peningkatan Pemahaman IPA Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Wonosari Sadang, 1, 2012. 26

Ahmad Gojali. “Pendekatan CTL pada pembelajaran konsep sistim organ manusia berbasis nilai-nilai sains untuk meningkatkan penguasaan konsep dan sikap positif siswa”. Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006, tidak dipublikasikan.

25

Elfi Safitri, Wince Hendri, Khairul Harha, Meneliti Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Melalui Penerapan Contextual Teaching Learning (CTL) Di kelas v SD Negeri 22 Ulak Karang Utara Padang. Penelitian tindakan kelas ini dilatarbelakangi oleh kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran IPA. Selain itu selama proses pembelajaran guru belum memberikan motivasi untuk dapat belajar dengan baik kepada siswa secara keseluruhan. Hal ini dapat dilihat ketika guru menerangkan materi pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas V dalam pembelajaran IPA melalui penerapan contextual teaching learning (CTL) di SD Negeri 22 Ulak Karang Utara Padang. Metode dalam penelitan ini adalah menggungan penerapan contextual teaching learning (CTL). Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar motivasi belajar siswa, angket motivasi belajar, lembar aktivitas guru, dan lembar tes hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan motivasi siswa pada siklus I diperoleh rata-rata persentase dari observer yang mengamatik sebanyak 2 kali pertemuan adalah motivasi siswa dalam indikator memperhatikan guru adalah 60,00%, motivasi siswa dalam indikator bertanya kepada guru adalah 55,00%, motivasi ssiwa dalam indikator menemukan jawaban sendiri adalah 47,50%, motivasi siswa dalam indikator diskusi dengan teman adalah 60,00%. Hasil belajar pada siklus I diperoleh ratarata 64,00. Sedangkan pada siklus II diperoleh rata-rata hasil belajar 78,28. Pengamatan motivasi siswa dalam indikator memperhatikan guru adalah 90,00%, motivasi siswa dalam indikator bertanya kepada guru adalah 82,50%, motivasi siswa dalam indikator menemukan jawaban sendiri adalah 85,00%, motivasi siswa dalam indikator diskusi dengan teman adalah 87,50%. Dari analisis hasil penelitian yang diperoleh, dapat diambil kesimpulan bahwa melalui penerapan contextual teaching learning (CTL) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA siswa kelas V di SD Negeri 22 Ulak Karang Utara Padang. Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar guru dapat menerapkan

26

contextual teaching learning (CTL) untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA siswa.27 .

Ariyanto F, Edy Tandililing, Deden Ramdani, Meneliti Penerapan

Cooperative Learning Tipe Stad Untuk Meningkatkan Aktivitas Pembelajaran IPA SDN 01 Sayan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskrifsikan apakah dengan penerapan cooperative learning tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA siswa kelas III SDN 01 Sayan, untuk mendeskrifsikan apakah dengan penerapan model cooperative learning tipe STAD ,dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA kelas III SDN 01 Sayan. Metode penelitian yaitu metode deskriptif, sifat penelitian kualitatif. Hasil tes siklus I nilai aktivitas belajar siswa mencapai 50%, sedangkan pada siklus II aktivitas belajar siswa meningkat menjadi 80%. Nilai rata-rata hasil tes kondisi awal adalah 56,0 pada siklus I meningkat menjadi 72,0, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 77,0. Data tersebut telah mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas dengan Penerapan model cooperative learning tipe STAD apabila dilakukan secara kontinyu dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran IPA di SDN 01 sayan.28 Anik Soegiyanti, Meneliti Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) Pada Siswa Kelas III SDN Nginden Jangkungan I / 247 Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya. Penelitian ini menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari dua siklus dan tiap siklusnya terdiri dari 2 kali pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan presentase aktivitas guru pada siklus I sebesar 70 % dan 30% pada siklus II. Kemampuan guru dalam mengelola kelas untuk memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan. 27

Elfi Safitri, Wince Hendri, Khairul Harha, Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Biswa Dalam Pembelajaran IPA Melalui Penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL) Di kelas V SD, Vol 1, No 2 (2013).dari: http://ejurnal.bunghatta.ac.id/index, diambil 23 Januari 2014. 28

Ariyanto F 34210269, Edy Tandililing, Deden Ramdani, Penerapan Cooperative Learning Tipe Stad Untuk Meningkatkan Aktivitas Pembelajaran IPA SD. Volume.3,No.1. (2014). Dari: http://jurnal.untan.ac.id/index. diambil 21 januari2014.

27

Sedangkan presentase aktivitas siswa pada siklus I sebesar 60% dan 90% pada siklus II. Dapat dilihat terjadi peningkatan baik sikap, kerjasama, serta lebih memperhatikan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Motivasi siswa juga menunjukkan ketuntasan tes hasil belajar pada siklus I sebesar 63,5% meningkat menjadi 95,125% pada siklus II. Uji kinerja ketrampilan proses meningkat dari 51,5% pada siklus I menjadi 95% pada siklus II. Sedangkan untuk pengamatan hasil belajar siswa, juga terdapat peningkatan hasil belajar siswa dengan rata-rata nilai sebesar 56,5 pada siklus I dan 97 pada siklus II. Dari hasil yang telah diperoleh pada Penelitian Tindakan Kelas ini, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dapat meningkatkan aktivitas guru, siswa, motivasi siswa, ketrampilan proses siswa, serta hasil belajar sisw telah melampaui nilai KKM yang telah ditentukan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Kelas III di SDN Nginden Jangkungan I/247 Surabaya.29 D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan pada uraian kajian teori dan keberhasilan penelitian terdahulu, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada konsep sumber energi gerak melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada siswa kelas I MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok.

29

. Anik Soegiyanti, Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) Pada Siswa Kelas III SD, jurnal diakses 22 Januari 2014, dari http://ejournal.unesa.ac.id/index.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi yang menjadi tempat penelitian ini adalah di kelas I MI Muhammadiyah 2 yang beralamat di Jalan Juragan Sinda No.28 RT 05/01 Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat. Yang menjadi pertimbangan penulis mengambil lokasi ini karena penulis bertugas pada sekolah tersebut sebagai guru kelas. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2013 semester genap tahun pelajaran 2012/2013, dimulai dari penyusunan proposal penelitian, pengembangan instrument penelitian, pengolahan dan analisi data penelitian sampai penulisan laporan hasil penelitian.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), atau dikenal dengan Classroom Action Research. PTK merupakan sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, mengamati dan merefleksikannya dengan tujuan memperbaiki mutu pembelajaran di kelasnya. “Prendergast menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan wahana bagi guru untuk melakukan refleksi dan tindakan secara sistematis dalam pengajarannya untuk memperbaiki proses dan hasil belajar siswa”.1

2. Rancangan Siklus Penelitian Penelitian Tindakan Kelas mempunyai tujuan yaitu untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi didalam kelas. Penelitia kelas ini dilakukan pada

1

Maifalinda Fatra dan Abdul Rozak, Penelitian Tindakan Kelas, ( Ciputat: Hak Cipta dan Hak Moral pada penulis, 2010), h. 3.

28

29

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan pendekatan kontekstual, guna untuk meningkatkan hasil belajar IPA. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua siklus, pada tiap siklusnya terdiri dari empat tahapan, yaitu: (1). Perencanaan (Planning), (2). Tindakan (Acting), (3). Pengamatan (Observing), (4). Refleksi (Reflecting), dimana tindakan (acting) dan pengamatan (observing) dillaksanakan dalam satu kegiatan, yaitu pada saat tindakan sedang berlangsung. Berikut model PTK menurut Kurt Lewin.2

Perencanaan

Reflaksi

Tindakan

Pengamatan Gambar 3.1 Tahapan-tahapan dalam PTK

1. Perencanaan (Planning) Dalam tahap ini peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan penelitian. Peneliti membuat rencana dan skenario pembelajaran yang akan disajikan dalam materi penelitian, lembar kerja siswa serta menyiapkan media pembelajaran, peneliti juga menyiapkan instrumen yang terdiri dari soal yang harus dijawab siswa dan lembar observasi. Adapun desain tindakan kelas yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:

2

Zainal Aqib, Penelitia Tindakan Kelas ( Bandung, Yrama Widya, 2006), cet.1. h. 21

30

Perencanaan

Refleksi

SIKLUS I

Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi

SIKLUS II

Pelaksanaan

Pengamatan

Gambar 3.2 Desain Intervensi Tindakan

2. Pelaksanaan Tindakan (Acting) Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan rencana dan skenario pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. 3. Observasi (Observing) Observasi atau pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berlangsung. Peneliti dibantu oleh observer yang mengamati segala aktivitas selama

proses

pembelajaran.

Observasi

dimaksudkan

sebagai

kegiatan

mengamati, mengenal, dan mendokumentasikan semua dari proses, hasil tindakan terencana maupun efek sampingnya.

31

4. Refleksi (Reflecting) Kegiatan refleksi dilakukan ketika peneliti sudah selesai melakukan tindakan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis bersama oleh peneliti dan observer, sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang dilaksanakan ini dilakukan untuk memperoleh masukan bagi rencana tindakan siklus berikutnya. Adapun desain penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:

Tahap Pra Penelitian Mengidentifikasi masalah pembelajaran yang terjadi di kelas dan menentukan tindakan penyelesaian masalah Siklus I

Siklus II

Tahap Perencanaan Membuat RPP Membuat instrument penelitian Merancang pembelajaran

    

Tahap Pelaksanaan dan Pengamatan Melaksanakan proses pembelajaran dengan memaksimalkan pendekatan CTL

Tahap pelaksanaan dan Pengamatan Melaksanakan proses pembelajaran dengan melalui pendekatan CTL

  

Tahap Refleksi Analisis data yang diperoleh dari siklus I Diskusi dengan teman sejawat Perbaikan

Tahap Perencanaan Membuat RPP Membuat instrument penelitian Merancang pembelajaran berdasarkan refleksi siklus I

  

Tahap Refleksi Analisis data yang diperoleh dari siklus II Diskusi dengan teman sejawat Penelitian akan dihentikan jika indikator keberhasilan telah tercapai

Gambar 3.2 Desain Penelitian

32

C. Subjek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas 1 MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok yang berjumlah 31 orang siswa, terdiri atas 14 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan pada tahun pelajaran 2012/2013 dalam kaitan dengan hasil belajar siswa dan pendidikan IPA.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai perancang dan pelaksana kegiatan. Peneliti membuat rencana kegiatan, melaksanakan kegiatan, melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data serta melaporkan hasil penelitian.

E. Tahapan Intervensi Tindakan Tahapan penelitian ini dimulai dengan tahap pra penelitian yang dilanjutkan dengan siklus I, setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I akan dilanjutkan ke siklus II dan seterusnya jika diperlukan. Penelitian ini berakhir apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah berhasil menguji menggunakan pendekatan CTL dalam peningkatan hasil belajar siswa dengan materi sumber energi gerak. Adapun tahap penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan digambarkan sebagai berikut: a) Kegiatan Pendahuluan a) Membuat instrument penelitian. b) Mempersiapkan prosedur kegiatan yang akan dilaksanakan. c) Menyiapkan pedoman observasi proses pembelajaran di kelas penelitian. 4) Mensosialisasikan pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan CTL pada siswa yang menjadi subjek penelitian.

33

b) Tahap Penelitian Siklus I 1. Perencanaan (Planning) a) Menyiapkan kelas tempat penelitian b) Membuat rencana pengajaran c) Mendiskusikan rencana pembelajaran dengan teman sejawat d) Menyiapkan materi ajar e) Menyiapkan lembar observasi kegiatan siswa, kegiatan siswa, dan kegiatan pembelajaran f) Menyiapkan soal latihan dan PR pada setiap pertemuan g) Menyiapkan soal akhir siklus h) Menyiapkan alat dokumentasi 2. Tahap Tindakan ( Acting) a) Menyampaikan langkah-langkah sumber energi gerak dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) b) Mempelajari materi tentang sumber energi gerak dengan melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) c) Mengerjakan soal evaluasi untuk menilai hasil tes siklus I d) Menilai hasil tes siklus I 3. Observasi (Observation) Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri dari observasi terhadap siswa denga guru, mencatat semua hal yang terjadi selama proses pembelajaran dengan cara: a) Melakukan pengamatan terhadap penerapan pembelajaran CTL b) Mencatat perubahan yang terjadi 4. Refleksi (Reflecting) Guru (peneliti) mengadakan refleksi untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa terhadap penelitian yang telah dilaksanakan sebagai pedoman atau acuan dalam pelaksanaan siklus berikutnya.

34

c) Tahap Penelitian siklus II 1. Tahap Perencanaan ( Planning) a) Hasil refleksi siklus I dievaluasi, didiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada pembelajaran berikutnya. b) Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran siklus I c) Merancang rencana perbaikan berdasarkan refleksi siklus I 2. Pelaksanaan Tindakan (Acting) a) Menyampaikan langkah-langkah pembelajaran dengan model pembelajaran CTL b)Mempelajari materi tentang sumber energi gerak dengan melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajara CTL c) Mengerjakan soal evaluasi untuk menilai hasil tes siklus II d) Menilai hasil tes siklus II 3. Observasi (Observation) Tahap ini belangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri dari observasi terhadap siswa dan guru, mencatat semua hal yang terjadi selama proses pembelajaran dengan cara: a) Melakukan pengamatan terhadap penerapan pembelajaran CTL b) Mencatat perubahan yang terjadi c) Berdiskusi dengan guru kolaborator membahas masalah yang dihadapi saat pembelajaran. 4. Refleksi (Reflecting) Guru (peneliti) mengadakan refleksi untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa terhadap penelitian yang telah dilaksanakan pedoman atau acuan dalam pelaksanaan siklus berikutnya.

F. Hasil Intervensi yang Diharapkan Dengan melakukan Penelitian Hasil intervensi yang diharapkan dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah peningkatan hasil belajar siswa kelas

35

I di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Sedangkan yang menjadi indikator keberhasilan penelitian adalah 80% siswa mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditentukan sekolah untuk mata pelajaran IPA yaitu 65.

G. Data dan Sumber Data Data diperoleh dari hasil post test dan data berupa aktifitas siswa didapat dari lembar observasi yang dilakukan selama siklus berlangsung.

Tabel 3.1 Jenis Data, instrument dan Sumber Data Data

Sumber Data

Instrumen

Aktivitas Siswa

Siswa

Lembar Observasi

Skor hasil beajar

Siswa

Tes

H. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi terhadap aktivitas siswa, aktivitas guru, dan aktivitas proses pembelajaran serta merekapitulasi hasil belajar yang diperoleh siswa dari tes pada setiap akhir siklus. Setelah semua data terkumpul peneliti melakukan evaluasi data untuk membuat kesimpulan mengenai peningkatan hasil belajar siswa serta kelebihan dan kekurangan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan untuk membuat tindakan selanjutnya.

I. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan dala penelitian ini terdiri atas instrument tes dan instrument non tes. 1. Instrumen tes

36

Tes tertulis ini adalah berupa tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Tes awal adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa mengenai materi yang akan dipelajari. Sedangkan tes akhir adalah tes yang dilaksanakan diakhir siklus tujuannya untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Soal tes merupakan bahan pelajaran yang dianggap penting yang telah di ajarkan kepada para peserta didik. Soal tes akhir dibuat sama dengan soal tes awal.

KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR SIKLUS I Aspek Domain Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Jumlah Indikator

Mengenal

Mengidentifik

1.

berbagai

asi penyebab

penyebab

C2

C3

1, 2

5

6

4

3

4, 7

9

4

10

2

3

10

Menyebutkan benda

bentuk energi benda-benda

bergerak

dan

bergerak

2.

manfaatnya

(baterai,

kegunaan

dalam

per/pegas,

energi

kehidupan

tenaga

3.

sehari-hari

manusia,

nama

bensin dan

yang menggunakan

magnet

bahan bakar bensin

Jumlah

C1

Menyebutkan dari

Menyebutkan kendaraan

8

4

3

37

2. Instrumen Non Tes Instrumen non tes yang digunakan adalah lembar observasi, yang terdiri dari lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas guru, dan lembar observasi aktivitas pembelajaran. Dalam instrument non tes digunakan pula Lembar pengamatan (observasi), catatan lapangan, dan dokumentasi. 1) Observasi (Pengamatan) Observasi dilakukan pada saat proses belajar mengajar dengan menggunakan pedoman observasi kegiatan pembelajaran, catatan lapangan, dan foto, dengan tujuan memperoleh data tentang proses pembelajaran. 2. Catatan Lapangan Peneliti mengobservasi permasalahan yang ada di lapangan pada saat kegiatan belajar berlangsung, untuk mengetahui permasalahan yang telah diidentifikasi sebelumnya. Kemudian peneliti juga melakukan pencatatan terhadap kejadian-kejadian di lapangan. Sebagai kegiatan memeriksa lapangan peneliti melaksanakan pre test dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. 3. Dokumentasi Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan dan menganalisa arsip-arsip tertulis yang dimiliki MI Muhammadiyah 02 Depok, seperti profil, visi dan misi serta struktur kepengurusan MI Muhammadiyah 02 Depok dan lain sebagainya.

J. Analisis Data dan Interprestasi Hasil Proses analisis data terdiri atas analisis pada saat dilapangan yaitu pada saat pelaksanaan kegiatan dan analisis data yang sudah terkumpul. Data yang sudah terkumpul berupa hasil observasi, hasil tes siswa,. Semua data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Tahap analisis data dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari berbagai sumber, kemudian mengadakan reduksi data. Kriteria keberhasilan peningkatan hasil belajar IPA terlihat dari hasil pengamatan telah menunjukkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran sesuai dengan rencana dan siswa

38

memperlihatkan hasil yang tinggi dan skor hasil belajar IPA menunjukkan angka yang baik. K. Pengembangan Perencanaan Tindakan Seperti yang telah dikemukakan di awal, penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang pada tiap siklusnya memiliki tahapantahapan. Tahapan tersebut meliputi perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan

(observing),

dan

refleksi

(reflecting).

Sedangkan

prosedur

pelaksanaan perbaikan dilakukan apabila tindakan siklus I selesai dilakukan belum terjadi peningkatan hasil belajar pada siswa, maka akan dilakukan tindakan selanjutnya pada siklus II sebagai perbaikan pembelajaran. Penelitian ini berakhir apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah

berhasil

menguji

dengan

menggunakan

pendekatan

meningkatkan hasil belajar pada materi sumber energi gerak.

CTL

dalam

BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1.Hasil Belajar Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA siswa kelas I, dengan tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran IPA. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini sesuai dengan tahapan intervensi tindakan. Sebelum siswa diberi tindakan pembelajaran, terlebih dahulu diberikan tes awal (pretest). Pretest diberikan dengan tujuan sejauh mana pengetahuan siswa mengenai materi sumber energi gerak. Selanjutnya di akhir setiap siklus siswa diberikan tes akhir (posttest) untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah KKM.

I. Tindakan Pembelajaran Siklus I Tindakan Pembelajaran siklus I terdiri dari tiga kali pertemuan yaitu hari Selasa, 7 Mei 2013 dan Rabu, 8 Mei 2013 dan Kamis, 9 Mei 2013 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit.

a. Tahap Perencanaan Pada tahap Perencanaan siklus I peneliti membuat perencanaan tindakan yang meliputi: 1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang mengacu pada kurikulum. 2) Mengatur tempat duduk sesuai dengan kelompok belajar 3) Menyediakan media 4) Lembar soal evaluasi 5) Kamera untuk mendokumentasikan kegiatan proses pembelajaran.

39

40

b. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan peneliti melakukan penelitian dua kali pertemuan, tiap pertemuan 2 x 35 menit yakni pada hari Selasa, Rabu dan Kamis.

1) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 7 Mei 2013 berlangsung selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) yang di mulai pada pukul 07.10 s/d 08.20. Materi yang diajarkan pada pertemuan pertama adalah tentang sumber energi gerak. Sebelum pelajaran dimulai kegiatan diawali dengan berdo’a dan mengucapkan salam dengan dipimpin oleh ketua kelas dan dijawab oleh peneliti, lalu mengabsen siswa. Pada pertemuan pertama semua siswa hadir dan guru pelajara

IPA sebagai

observer untuk

mengamati

berlangsungnya

pembelajaran. Peneliti menginformasikan kepada siswa selama proses pembelajaran berlangsung dianjurkan agar siswa aktif untuk bertanya dan menjawab. Setelah memberitahukan kepada siswa kemudian peneliti membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil, tiap kelompok terdiri dari 6 sampai 7 orang dan meminta siswa untuk bergabung dalam kelompoknya masing-masing. Tiap kelompok mempunyai kemampuan yang beragam agar siswa yang berkemampuan tinggi dapat membantu siswa yang berkemampuan kurang. Siswa mendiskusikan kegiatan yang terdapat pada LKS. Pada kegiatan ini ada kelompok yang mengerjakan sendiri karena belum terbiasa untuk berdiskusi. Tetapi setelah dijelaskan oleh peneiti siswa tersebut dapat mengerjakannya besama kelompoknya. Di dalam LKS siswa mendiskusikan sumber energi gerak. Dengan menggunaka media magnet, batu baterai, pegas, senter, mobil-mobilan dan jam dinding.

2. Pertemuan ke dua Pertemuan kedua dilaksanakan hari Rabu, 8 Mei 2013 dari pukul 07.10 s/d 08.20. (2x35 menit). Seperti biasa kegiatan diawali dengan berdo’a dan

41

mengucapkan salam dengan dipimpin oleh ketua kelas lalu dijawab oleh peneliti, kemudian peneliti mengabsen dan menanyakan kabar siswa. Lalu peneliti mengulang kembali materi sumber energi gerak yang telah dipelajarai pada hari Selasa 7 Mei 2013. Serta menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Dan selanjutnya setiap kelompok dibagikan LKS dan media yang telah disediakan. Kemudian siswa diminta untuk mendiskusikan kegiatan yang ada pada LKS. Dengan menggunakan media magnet, batu baterai, pegas, senter, mobilmobilan dan jam dinding, siswa secara kelompok diarahkan untuk mendiskusikan sumber energi gerak.

3) Pertemuan ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Kamis, 9 Mei 2013 pukul 08.10 s/d 09.20 ( 2 x 35 menit). Pada pertemuan ini dilakukan tes siklus I untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi sumber energi gerak. Seperti pada kegiatan sebelumnya, kegiatan pembelajaran diawali dengan dipimpin oleh ketua kelas dan dijawab oleh peneliti, kemudian peneliti mengabsen dan menanyakan kabar siswa. Selanjutnya peneliti membagikan soal tes pada setiap siswa.

42

Instrumen tes berisi tentang soal-soal sumber energi gerak untuk mengukur hasil belajar siswa kelas I. Pada waktu mengerjakan dan menjawab soal siswa sangat serius dan suasana kelas terlihat tenang, semua siswa mngerjakan sendiri dan mereka percaya diri sendiri. Pada kegiatan siklus I siswa meyelesaikan Lembar Kerja Siswa. Hasil yang diperoleh beragam dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 40. Tes siklus I ini berjalan lancar dan tertib. Pada tahap pelaksanaan siklus I dengan menggunakan CTL, diperoleh hasil belajar siswa. Data dari hasil belajar siswa tentang sumber energi gerak berdasarkan hasil pretest dan posttest pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I Nilai No

Nama Pre-test

Siklus I

1

ACA

40

60

2

AAL

30

60

3

ADM

40

70

4

CFO

50

80

5

CKF

50

80

6

DAA

40

70

7

DFR

30

60

8

FK

30

70

9

FMP

50

80

10

IND

40

60

11

JA

50

60

12

JRA

40

60

43

13

MMP

30

70

14

MDC

30

60

16

MHS

50

90

17

MKD

20

70

18

MNY

60

70

19

MRA

30

60

20

NAR

20

60

21

NR

40

50

22

NKA

60

70

23

RGA

50

60

24

SDK

40

70

25

SAF

50

80

26

SB

40

70

27

SA

60

80

28

SAA

60

80

29

HFH

40

70

30

TAB

60

70

31

UDS

30

60

Jumlah

1340

2050

Rata-rata

43,22

66,13

Nilai Tertinggi

60

90

Nilai Terendah

20

40

Data pada tabel dalam lampiran dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pada pretest nilai rata-rata kelas 43,22 setelah dilakukan perbaikan mengalami kenaikan menjadi 66,13 dengan rata-rata kenaikan 22,91. 2. Jumlah siswa yang telah mencapai tingkat ketuntasan belajar sebanyak 18 orang ( 15,1 %).

44

Hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan bahwa masih ada siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM. c. Data Observasi Tahap pengamatan tindakan atau tahap observasi dilakukan pada saat tindakan dilaksanakan. Pada kegiatan awal suasana kelas tertib, lalu guru mengkondisikan kelas dengan membuat kelompok. Kegiatan observasi dilakukan oleh guru mata pelajaran IPA kelas I sebagai observer. Hasil observasi kelompok digunakan untuk mengetahui keaktifan tiap kelompok dapat dilihat pada lembar pengamatan/ observasi pada lampiran berikut. Tabel hasil pengamatan dari hasil belajar kelompok menunjukkan rata-rata persentase keaktifan kelompok menggunakan pendekatan CTL menunjukkan bahwa keaktifan siswa ketika belajar kelompok masih kurang. Hal ini disebabkan karena siswa kelas I belum memahami bagaimana berdiskusi. 1) Hasil observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.2 Aktivitas Siswa Siklus I Nilai Siklus I No Aspek yang diobservasi 1 2 3 4 5

Pet 1

Pet 2

Pet 3

Mendengarkan penjelaskan materi yang disampaikan oleh guru

2

3

3

Aktif dalam diskusi kelompok

2

Aktif mengajukan pertanyaan

1

2

3

2

3

3

2

3

3

9 29,03

14 45,16

15 48,38

Menjawab pertanyaan dari guru Melaksanakan tes akhir

Jumlah Presentase Rata-rata Keterangan Keterangan nilai pertemuan:

3

40,86 Cukup

3

45

(4) Sangat baik

(3) Baik

(2) Cukup

(1) Kurang

Berdasarkan pada tabel di atas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa pada proses pembelajaran IPA perlu ditingkatkan lagi, terlihat dari aspek mengajukan pertanyaan siswa masih kurang. Pada kegiatan aktivitas siswa menunjukkan kegiatan pembelajaran menunjukkan hasil cukup. 2)

Hasil observasi pada siklus I mengenai aktivitas guru dalam proses

pembelajaran IPA melalui pendekatan CTL. Yang bertindak sebagai observer atau yang mengamati adalah teman sejawat, beliau

membantu dalam kegiatan

pembelajaran. Yang diamati adalah ibu Rohani. dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.3 Aktivitas Guru Siklus I NILAI No

Aspek yang diobservasi

Pet 1

Pet 2

Pet 3

1

Mengkondisikan situasi pembelajaran

1

2

2

2

Apersepsi

2

2

2

3

Membangkitkan minat atau rasa ingin tahu siswa

1

2

2

4

Menyampaikan tujuan dan indikator yang ingin

1

2

2

2

2

2

1

2

3

2

2

2

1

2

1

2

2

2

2

3

1

1

2

dicapai 5

Penggunaan media atau alat pembelajaran yang sesuai dengan indikator bahan ajar

6

Menjelaskan

langkah-langkah

pembelajaran

dengan pendekatan CTL 7

Teknik menjelaskan atau menyampaikan materi Pengelolaan

kegiatan

pembelajaran

8

pendekatan CTL

9

Memberi bimbingan kepada kelompok

10

Memberi

kesempatan

pada

siswa

dengan

untuk

3

melakukan kegiatan 11

Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya

46

12

atau

1

1

2

Ketrampilan memberikan kegiatan tindak lanjut

1

1

2

17

23

29

54,8

74,2

93,5

Ketrampilan

menerangkan

kembali

menyimpulkan materi yang disampaikan 13

setelah penyampaian materi Jumlah Presentase Rata-rata Keterangan Keterangan nilai pertemuan: (4) Sangat baik

74,2 Baik

(3) Baik

(2) Cukup

(1) Kurang

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dalam proses pembelajaran pada siklus I menunjukkan hasil yang baik. Ada peningkatan antara pertemuan pertama, kedua dan ketiga,yaitu menjelaskan langkah-langkah pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan kegiatan. 3) Hasil observasi pada siklus I mengenai aktivitas pembelajaran menggunakan pendekatan CTL dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 4.4 Aktivitas Pembelajaran Siklus I Siklus Aspek yang Diobservasi

No 1

Guru mengadakan apersepsi

2

Guru

menampilkan

suasana

kelas

Pet 1

yang

Pet 2

Pet 3

2

3

3

1

2

3

2

3

3

2

3

3

menyenangkan 3

Guru menyiapkan media yang di perlukan

4

Guru

membentuk

kelompok

menjadi

kelompok yang jumlahnya 7-8 siswa.

4

47

5

Guru memberi kesemptan pada siswa untuk

2

2

3

bekerja dalam kelompok, bekerja sama, dan mengerjakan tugas yang diberikan guru. 6

Guru memberikan bimbingan

2

2

3

7

Guru memberikan waktu pada siswa untuk

2

3

3

13

18

21

41,94

58,06

67,74

menyampaikan hasil kerja kelompok Jumlah Presentase Rata-rata Keterangan

55,91 Cukup

Aktivitas pembelajaran pada siklus I belum maksimal karena masih ada beberapa aspek yang perlu ditingkatkan, yaitu suasana kelas yang belum tertib dan guru kurang memberikan bimbingan, maka hasil yang diketahui cukup.

d) Data Hasil Refleksi Hasil refleksi pada siklus I masih ada kekurangan yang harus diperbaiki dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL. Adapun kekurangan pada siklus I sebagai berikut: a. Ketika pembagian kelompok suasana kelas menjadi ramai/ gaduh. b. Ketika proses pembelajaran berlangsung suasana kelas kembali ramai, karena masih ada siswa yang belum mengerti c. Sesuai dengan apa yang diukur dan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, siswa yang telah berhasil ada 24 siswa. Berdasarkan hasil observasi, masih banyak yang harus diperbaiki dalam pemberian tindakan. Sehingga untuk memperbaiki siklus I dengan berbagai kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang dicapai maka pada siklus II perlu diadakan perbaikan dengan dibuat pengembangan perencanaan pemberian tindakan berdasarkan hasil refleksi I. Oleh karena itu peneliti memandang perlu untuk melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II. Tindakan pada siklus II

48

merupakan hasil revisi dari siklus I dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada materi sumber energi gerak

berhasil terhadap kualitas

pembelajaran secara keseluruhan. 2. Tindakan Pembelajaran Siklus II Setelah memperhatikan dari tahapan pada siklus I, dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II, peneliti mencoba menyempurnakan tindakan. Dalam siklus II ini, dengan pendekatan CTL menggunakan alat peraga langsung dan pembelajaran siswa semakin aktif, dan semakin lebih baik. Hasil ini terlihat dari data perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

a. Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan peneliti mempersiapkan perlengkapan bahan ajar yang disusun sesuai dengan rencana dan tindakan-tindakan yang akan diambil, serta menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media magnet, batu baterai, pegas, senter, mobil-mobilan dan jam dinding sebagai media dan lembar evaluasi yang akan dibagikan kepada masing-masing siswa dalam setiap kelompok, peneliti juga mempersiapkan instrument untuk mengetahui hasil belajar selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu lembar observasi kelompok dan alat dokumentasi.

b. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan tindakan kelas peneliti bertindak sebagai guru yag melakukan tindakan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Penelitian berlangsung sebanyak tiga kali pertemuan yaitu hari Selasa,14 Mei 2013, Rabu, 15 Mei 2013 dan hari Kamis, 27 Mei 2013.

4) Pertemuan keempat Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa,14 Mei 2013 pukul 07.10 sampai dengan pukul 08.20. Kemudian berdo’a bersama dengan dipimpin oleh ketua kelas, guru mengucapkan salam dan mengabsen siswa. Kemudian guru

49

mengkondisikan kelas kelas untuk memulai pelajaran.

Guru melakukan

appersepsi dan menginformasikan materi yang akan dipelajari. Sebelumnya guru memberitahukan kesalahan atau kekurangan yang terjadi pada siklus I agar pada siklus II nanti siswa lebih mudah untuk memahami materi. Selain itu peneliti juga memberi motivasi kepada siswa yang mendapat nilai masih kurang, agar mau belajar lebih rajin dan lebih aktif dalam belajar. Pada pertemuan ketiga anggota kelompok dikurangi jumlahnya, setiap kelompok dan di dalam kelompok tersebut guru membentuk kelompok dengan membaurkan antara siswa yang aktif/pintar dengan siswa yang belum menguasai , sehingga nantinya siswa yang lebih pintar akan membantu temannya yang belum memahami materi. Ketika kegiatan pembelajaran berlangsung atau melakukan diskusi guru memperhatikan dan mengarahkan

agar siswa mau bekerja sama dengan kelompoknya dalam

menyelesaikan LKS. Pembelajaran berikutnya mengelompokkan benda sesuai dengan sumber energi yang digunakan. Pembelajaran masih tetap menggunakan media yang sudah ada, secara berkelompok siswa diminta untuk menuliskan nama-nama benda sesuai dengan sumber energi yang digunakan.

5) Pertemuan kelima Pertemuan dilaksanakan pada hari Rabu, 15 Mei 2013 pukul 08.10 sampai dengan pukul 09.20 (2 x 35 menit). Pada pertemuan ini dilakukan tes siklus II untuk mengetahui hasil belajar belajar siswa pada materi sumber energi gerak. Seperti pertemuan yang sebelumnya, peneliti memulai pelajaran dengan berdo’a dan mengucapkan salam yang dipimpin oleh ketua kelas lalu dijawab salam oleh peneliti dan dilanjutkan dengan mengabsen dan menanyakan keadaan siswa. Pada pertemuan ini terlihat semua siswa sangat ramai, karena setiap kelompok hampir semua siswa aktif mengeluarkan pendapat. Namun dalam pertemuan ini ada siswa bertanya saat mengalami kesulitan dalam menyelesaikan. Setelah

waktu

belajar

kelompok

sudah

habis,

tiap

kelompok

mempresentasikan hasil diskusi yang mereka kerjakan, peneliti menganjurkan

50

kepada kelompok lain untuk memberi tanggapan sehingga ada timbal balik antar kelompok. Kemudian peneliti memberi penguatan dan membuat kesimpulan tentang sumber energi gerak.

6) Pertemuan keenam Pada pertemuan keenam dilaksanakan pada hari Kamis, 16 Mei 2013 di mulai pukul 07.10 s/d 08.20. Pada pertemuan ini dilakukan tes siklus II untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi sumber energi gerak. Seperti biasa pada kegiatan awal peneliti memulai dengan berdo’a dan mengucapkan salam yang dipimpin oleh ketua kelas dan salam dijawab oleh peneliti, kemudian peneliti mengabsen dan menanyakan kabar siswa. Selanjutnya peneliti memberikan soal-soal yang akan dikerjakan oleh siswa, siswa sangat serius mengerjakan soal-soal.

Tabel 4.5 REKAPITULASI HASIL BELAJAR SISWA

NILAI No

Nama Pretes

Siklus I

1

ACA

40

60

Siklus II 80

2

AAL

30

60

70

3

ADM

40

70

60

4

CFO

50

80

100

5

CKF

50

80

80

6

DAA

40

70

80

7

DFR

30

60

90

8

FK

30

70

100

51

9

FMP

50

80

95

10

IND

40

60

75

12

JRA

50

60

90

13

MMP

40

60

60

14

MDC

30

70

80

15

MHO

30

60

90

16

MHS

50

90

100

17

MKD

20

70

100

18

MNY

60

70

100

19

MRA

30

60

100

20

NAR

20

60

100

21

NR

40

50

100

22

NKA

60

70

90

23

RGA

50

60

60

24

SDK

40

70

90

25

SAF

50

80

100

26

SB

40

70

70

27

SA

60

80

100

28

SAA

60

80

80

29

HFH

40

70

75

30

TAB

60

70

100

31

UDS

30

60

60

Jumlah

1340

2050

2645

Rata-rata

43,22

66,13

85,32

Nilai Tertinggi

60

90

100

Nilai Terendah

20

40

60

52

Berdasarkan data tersebut dapat diperoleh penjelasan sebagai berikut: 1. Pada nilai pretest rata-rata kelas 43,22, pada siklus I nilai rata-rata kelas 66,13, setelah dilakukan perbaikan pada siklus II nilai rata-rata pada siklus II mengalami kenaiakan menjadi 85,32 nilai rata-rata kelas naik 19,19. 2. Ada 31 orang siswa yang mengalami kenaikan prestasi belajar yaitu 100 %. 3. Jumlah siswa yang mengalami ketuntasan belajar sebanyak 31 siswa. Di bawah ini adalah skor rata-rata pretest dan posttest, dan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Tabel 4.6 Rekapitulasi rata-rata hasil belajar siswa Pretest

Siklus I

Siklus II

43,22

66,13

85,32

a) Hasil observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.7 Aktivitas Siswa Siklus II Nilai Siklus II No Aspek yang diobservasi 1

Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru Aktif dalam diskusi kelompok

2 Aktif mengajukan pertanyaan 3 4

Menjawab pertanyaan dari guru Melaksanakan tes akhir

5 Jumlah Presentase Rata-rata

Pet IV

Pet V

Pet VI

3

3

4

3

4

4

3

4

4

3

4

4

3

4

4

15 48,38

19 61,29

20 64,52

58,06

53

Keterangan

Baik

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa banyak mengalami peningkatan dibanding dengan aktivitas siswa pada pembelajaran siklus I. Berdasarkan hasil observasi pada siklus II maka diperoleh bahwa: 1. Aktivitas belajar siswa sudah berjalan dengan baik karena hampir seluruh siswa sudah mengikuti pelajaran dengan antusias. 2. Sebagian besar siswa menyenangi cara belajar dengan model pendekatan CTL 3. Setiap kelompok sudah mulai berinteraksi dengan baik, serta tidak ada yang mengandalkan satu sama lain 4. Kegiatan belajar sudah mulai efektif, dikarenakan siswa disetiap kelompok diskusi saling berperan aktif dalam menyumbangkan ide-ide mereka ke dalam konsep kata yang ditugaskan. 5. Hasil post test siswa dari 10 butir soal pilihan ganda diperoleh dengan ratarata 87,4 berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan hampir seluruh siswa sudah mencapai ketuntasan dalam pelajaran IPA. Hal ini menunjukan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa pada materi tentang sumber energi gerak.

b) Hasil observasi pada siklus II mengenai aktivitas guru dalam proses pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan CTL dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11 Aktivitas Guru Siklus II

54

Nilai Siklus II No

Aspek yang diobservasi

Pet 1V

Pet V

Pet VI

1

Mengkondisikan situasi pembelajaran

2

2

3

2

Apersepsi

2

2

3

Membangkitkan minat atau rasa ingin tahu

2

3

3

2

3

3

2

3

3

2

2

3

2

3

3

2

3

2

2

3

3 4

siswa Menyampaikan tujuan dan indikator yang ingin dicapai

5

Penggunaan media atau alat pembelajaran yang sesuai dengan indikator bahan ajar

6

Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan CTL

7

Teknik

menjelaskan

atau

menyampaikan

materi Pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan 8

pendekatan CTL

9

Memberi bimbingan kepada kelompok

10

Memberi

kesempatan

3

pada

siswa

untuk

2

3

3

pada

siswa

untuk

2

2

3

atau

2

3

3

tindak

2

2

3

26

33

39

83.87

106,45

125,8

melakukan kegiatan 11

Memberi

kesempatan

bertanya 12

Ketrampilan

menerangkan

kembali

menyimpulkan materi yang disampaikan 13

Ketrampilan

memberikan

kegiatan

lanjut setelah penyampaian materi Jumlah Presentase Rata-rata Keterangan

105,37 Baik

55

Dari hasil observasi di atas guru telah dapat melakukan pembelajaran sesuai dengan konsep sebelumnya. Guru sudah dapat menguasai pembelajara dengan pendekatan CTL secara baik, dan guru sudah dapat membuat ruang kelas menjadi kondusif.

c) Hasil observasi pada siklus II adalah mengenai aktivitas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.12 Aktivitas Pembelajaran Siklus II Siklus Aspek yang Diobservasi

Pet IV

Pet V

Pet VI

3

3

4

3

3

4

3

3

4

4

3

3

3

Guru memberi kesemptan pada siswa untuk

3

3

4

No 1

Guru mengadakan apersepsi

2

Guru

menampilkan

suasana

kelas

yang

menyenangkan 3

Guru menyiapkan media yang di perlukan

4

Guru

membentuk

kelompok

menjadi

kelompok yang jumlahnya 7-8 siswa. 5

bekerja dalam kelompok, bekerja sama, dan mengerjakan tugas yang diberikan guru. 6

Guru memberikan bimbingan

3

3

4

7

Guru memberikan waktu pada siswa untuk

3

3

4

21

21

27

67,74

67,74

87,16

menyampaikan hasil kerja kelompok

74,21

56

Baik

Aktifitas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL sudah baik, ditandai dengan sudah banyaknya siswa yang menguasai materi yang dipelajari.

4. Refleksi Berikut hasil refleksi dari siklus II sebagai berikut: 1 Dengan menggunakan pendekatan CTL ini tidak membuat jenuh dan siswa mudah untuk menerima materi yang diberikan. 2. Hasil belajar siswa tentang sumber energi gerak pada siklus 2 terjadi perubahan dengan baik dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Setelah dilakukan tindakan pembelajaran berupa kegiatan pembelajaran siklus 1 dan siklus 2 diperoleh hasil sebagai berikut: a. Suasana belajar jadi lebih menyenangkan dan membuat siswa aktif. b. Sebagian siswa sudah tidak malu untuk mempresentasikan hasil diskusinya. c. Hasil belajar siswa tentang tentang sumber energi gerak pada siklus 1 dan siklus II sudah mengalami peningkatan dan terlihat perbedaannya pada nilai siswa. d. Pembelajaran model kontekstual ternyata cocok diterapkan pada materi tentang sumber energi gerak pada IPA .

C. Pembahasan Tindakan pembelajaran pada penelitian ini dilakukan pada siswa kelas I MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Sebelum menggunakan pendekatan CTL, proses pembelajaran IPA kelas I di MI Muhammadiyah 2 Kukusa Depok masih konvensional dan masih di dominasi oleh guru. Hal ini menjadikan siswa kurang

57

aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa menjadi cepat bosan dan tidak bersemangat, akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah . Pada penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Pada siklus I dilakukan sebanyak dua kali pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 7, 8 dan 9 Mei 2013 dan begitu juga siklus II juga dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 14, 15 dan 16 Mei 2013. Hasil dari temuan yang dapat dilihat pada siklus I, yaitu ada beberapa kendala terlihat pada saat pembelajaran berlangung diantaranya banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, pada saat diskusi kelompok tidak semua siswa aktif yang didominasi oleh siswa yang aktif dan yang pemalu atau pendiam hanya memperhatikan temannya, karena mereka belum terbiasa berdiskusi. Masih ada siswa yang belum dapat bekerja sama dengan baik di dalam kelompoknya, karena sebagian besar siswa fasip dan malu untuk mengajukan pertanyaan pada materi yang sedang dipelajari. Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan pada siklus I diperoleh nilai paling rendah yang diperoleh siswa adalah 40 dan nilai tertinggi 90. Jumlah siswa yang tuntas menjadi 13 orang dari 31 orang siswa, dengan nilai rata-rata 66,13. Hal ini mengalami kenaikan rata-rata

22,91%. Dengan

pendekatan CTL

menggunakan media batu baterai, pegas, mobil-mobilan, dan magnet sebagai alat peraga untuk menarik perhatian siswa sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Dari hasil wawancara siswa tidak terstruktur berapa siswa mengatakan sangat senang belajar dengan media langsung, karena mereka mendapatkan pengalaman baru saat belajar. Ini berarti pendekatan CTL yang digunakan sudah efektif dalam meningkatkan hasil belajar. Tetapi indikator keberhasilan penelitian belum tercapai. Hasil dari pengamatan diketahui bahwa siswa yang belum tuntas belajar karena kurang memperhatikan ketika guru menjelaskan pelajaran. karena itu peneliti melanjutkan kesiklus II mencoba untuk memperbaiki pada siklus II.Pada pelaksanaan siklus II guru mengatur posisi dan kelompok yang berbeda. Karena siswa yang mengobrol ditukar atau di pindahkan. Hasil belajar siswa pada siklus

58

II yaitu nilai paling rendah yang diperoleh siswa pada saat pretest adalah 60 dan ilai tertinggi100. Dari hasil tes tersebut dapat dilihat semua hasil elajar siswa meningkat. Untuk hasil belajar siklus II diperoleh rata-rata 66,13 dan pada siklus II naik menjadi 85,32. Dengan demikian indikator keberhasilan penelitian sudah tercapai. Penerapan tindakan perbaikan pada siklus II menampakan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa bila dibandingkan dengan siklus sebelumnya, kekompakan terjalin baik, solideritas dalam kelompok terjalin baik dan setiap siswa dalam kelompoknya sudah memiliki rasa tanggung jawab kepada kelompoknya, serta memunculkan semangat belajar. Penggunaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL pada siklus 1 dan siklus II dapat memberikan hasil yang positif dalam kegiatan belajar, yakni dapat dilihat hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Peningkatan ini terjadi dikarenakan guru menerapkan model belajar dengan menggunakan pedekatan CTL. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa menyukai proses pembelajaran

IPA dengan menggunakan pendekatan CTL. Model

pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, peningkatan hasil belajar siswa diikuti pula dengan peningkatan aktivitas belajar siswa. Dengan demikian, peneliti memutuskan untuk menghentikan penelitian ini sampai siklus II, karena pada siklus ini hasil belajar siswa telah mencapai indikator keberhasilan penelitian.

59

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep sumber energi gerak siswa kelas I di MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar IPA siswa tersebut mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I hasilnya66,13 dengan presentase ketuntasan sebesar 61,29dan masih ada 19 siswa yang mendapat nilai di bawah KKM 12 dari 31 siswa. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar IPA dengan rata-rata 85,32dengan presentase 87,16 diatas KKM. Selain itu hasil dari observasi proses pembelajaran dengan pendekatan CTL menjadikan siswa lebih aktif dan berani untuk bertanya jika ada materi yang belum dimengerti.Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa pelajaran IPA setelah diberikan pendekatan CTL.

B. Saran Sehubungan dengan hasil penelitian yang dilakukan ada beberapa saran yang menjadi bahan yang perlu dipertimbangkan untuk kemajuan belajar, khususnya dengan pendekatan CTL dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sumber energi gerak. Pembelajaran dengan pendekatan CTL sangat baik dan efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Sebaiknya guru Ilmu Pengetahuan Alam khususnya di MI. Muhammadiyahah 2 Kukusan Depok dapat menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Karena dengan pendekatan CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan , sehingga mampu mencapai nilai yang baik. Diharapkan para pendidik dapat memilih media atau strategi

59

60

mengajar yang tepat agar dapat menumbuhkan semangat dalam kegiatan proses belajar mengajar.

61

Lampiran 1 Keadaan Siswa MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok Jenis Kelamin Kelas

Jumlah Laki-laki

Perempuan

I

14

17

31

II

17

15

32

III

11

20

31

IV

15

15

30

V

15

12

27

VI

13

14

27

Jumlah

85

93

178

Presentase

47,8

52,2

100

62

Lampiran 2

PIMPINNAN RANTING MUHAMMADIYAH KUKUSAN H. Anwar Armi, M.Pd

KEPALA MADRASAH Sahabudin, S.Pd.I TATA USAHA Nurhayati

Guru Bid. Kurikulum Lilis Suryani

Guru Bid .Kesiswaan Rosihan Anwar, S.Pd

1. Suwarti 4. Suherni 2. Lilis Suryani 5.Heryani 3. Rosihan Anwar, S.Pd 6. Nuraini, S.S

B.Deskripsi dan Analisis Data

Guru Bid. Perpustakaan Nuraini, S.S

Guru 7.Rohani 8.Retna Herlina, S.Pd 9. Hariyadi, S.Pd. I

Guru Bid. UKS Heryani

10. Johan, S.Pd 11. Komariah, S.Pd

SISWA

Struktur Organisasi MI Muhammadiyah 2 Kukusan Depok Tahun Pelajaran 2012/2013

63

Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I

Satuan Pelajaran

: MI Muhammadiyah 02

Mata Pelajaran

: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Kelas /Semester

: I /2

Siklus ke

:I

Alokasi Waktu

: 6 x 35 Menit

Standar Kompetensi : 4. Mengenal berbagai bentuk energi dan mafaatnya dalam kehidupan sehari-hari I. Kompetensi Dasar : 4.2 Mengidentifikasi penyebab benda bergerak (baterai, tenaga manusia, bensin, pegas dan magnet) II. Indikator Mendemontrasikan macam-macam sumber energi, seperti baterai, tenaga manusia, bensin, pegas dan magnet.

III. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat mendemontrasikan macam-macam sumber energi, sepertibaterai, tenaga manusia, bensin, pegas dan magnet

IV. Materi Pembelajaran A. Materi Pokok Energi dan kegunaannya B. Sub Materi Sumber Energi Gerak C. Deskripsi Sub Materi Pokok (terlampir)

64

V. Metode Pembelajaran 1. Pendekatan Contextual Teaching and Learning ( CTL) 2. Demonstrasi

I. PENDAHULUAN (5 menit) Kegiatan Guru

•Guru

masuk

Kegiatan Siswa

kelas

dengan •Menjawab salam

memberi salam

sebelum

•Religius, hormat

•Guru mengajak peserta didik •Berdo’a dengan khusu berdo’a

Nilai Karakter

memulai

•Religius, disiplin

pembelajaran

•Menjelaskan

tiujuan •Menyimak penjelasan •Rasa hormat

pembelajaran

guru

•Apersepsi: Guru mengajukan •Aktif menjawab beberapa pertanyaan yang

dan perhatian

•Perhatian

berhubungan dengan sumber energi gerak

•Motivasi:

Menginformasikan •Memperhatikan

tujuan

informasi dari guru

•Menjelaskan langkah-langkah •Memperhatikan yang akan dilakukan siswa penjelasan guru dalam proses pembelajaran

•Perhatian

•Rasa tahu

ingin

65

2. Kegiatan Inti (50 menit) Pertemuan pertama a. Eksplorasi (15 menit) Kegiatan Guru Guru

Kegiatan Siswa kelompok •Siswa

membagi

menjadi beberapa kelompok

Nilai Karakter

membentuk •Rasa ingin tahu

kelompok untuk Siswa

meperhatikan

memperhatikan benda yang telah benda

yang

Guru

mengajak

siswa

berhubungan

disediakan guru

sumber •Disiplin

energi gerak Guru

memberikan

pada

siswa

untuk

kebebasan berkreasi

dengan media yang disediakan

Siswa

melakukannya •Tanggung secara kelompok jawab •Mandiri

b.Elaborasi Kegiatan Guru •Guru

Kegiatan Siswa

meminta

perkelompok mendiskusikan

hasil

mendemonstrasikan

Nilai Karakter

siswa •Siswa

berdiskusi •Rasa

untuk dengan

kelompok tahu Mandiri

ingin

dari tentang sumber energi Kerjasama sumber gerak

energi gerak •Guru meminta perwakilan •Perwakilan kelompok •Berani dari

kelompok

membacakan kelompok

hasil

untuk membacakan diskusi diskusi

hasil •Percaya diri

66

c. Konfirmasi Kegiatan Guru

Kegiatan Siswa

Nilai Karakter

•Guru memberikan penguatan •Siswa memperhatikan •Perhatian tentang materi yang dipelajari

yang •Rasa

peguatan disampaikan guru

•Guru

tahu

siswa •Siswa menyimpulkan

bersama

menyimpulkan

ingin

yang pelajaran

materi

•Perhatian

telah dipelajari

Pertemuan kedua a. Eksplorasi Kegiatan Guru •Guru

Kegiatan Siswa kelompok •

membagi

menjadi beberapa kelompok

Nilai Karakter

Siswa membentuk •Rasa

kelompok

tahu

untuk Siswa

meperhatikan

memperhatikan benda yang telah benda

yang

Guru

mengajak

siswa

berhubungan

disediakan guru

ingin

sumber •Disiplin

energi gerak Guru

memberikan

kebebasan Siswa untuk berkreasi

pada

siswa

dengan media yang disediakan

melakukannya •Tanggung secara kelompok jawab •Mandiri

b. Elaborasi Kegiatan Guru •Guru

Kegiatan Siswa

meminta

perkelompok mendiskusikan

soal

Nilai Karakter

siswa •Siswa

berdiskusi •Rasa

untuk dengan

kelompok tahu

tentang tentang sumber energi

ingin

67

sumber energi gerak

•Mandiri

gerak

•Kerjasama •Guru meminta perwakilan dari •Perwakilan kelompok kelompok untuk membacakan membacakan hasil diskusi kelompok

hasil

diskusi

•Berani •Percaya diri

c. Konfirmasi Kegiatan Guru

Kegiatan Siswa

Nilai Karakter

•Guru memberikan penguatan •Siswa memperhatikan •Perhatian tentang materi yang dipelajari

yang •Rasa

penguatan disampaikan guru

•Guru

bersama

menyimpulkan

materi

ingin

tahu

siswa •Siswa menyimpulkan yang pelajaran

•Perhatian

telah dipelajari

Pertemuan ketiga 3. kegiatan Penutup (10 menit) Kegiatan Guru

Kegiatan Siswa

•Guru memberikan tes hasil •Siswa

Nilai Karakter

mengerjakan •Tanggung

belajar atau post tes pada akhir tes hasil belajar atau jawab siklus I

post tes pada akhir siklus I

•Guru memberikan penilaian

•Sportif

siswa yang selesai mengerjakan •Siswa tes

penilaian

mendapat bagi

yang

selesai mengerjakannya

68

•Guru

•Menghargai

menginformasikan

tentang pelajaran yang akan •Siswa memperhatikan •Rasa datang

informasi pelajaran

•Berdo’a

ingin

tentang tahu yang

akan

dating •Semua berdo’a

•Religius

VI. Sumber dan Media Belajar 1. KTSP MI. Muhammadiyah 02 Mata Pelajaran IPA kelas 1 TP. 2012/2013 2. Buku paket IPA kelas 1 penerbit Erlangga 3. Alat peraga (gambar yang terkait dengan sumber energi gerak) 4. LKS yang dibuat guru VII. Penilaian A. Prosedur Tes 1. Tes Awal

: Pre tes

2. Penilaian proses : Mengamati keaktifan siswa selama proses KBM 3. Tes Akhir

: Soal Evaluasi

B. Bentuk tes

: Pilihan Ganda

C.Jenis Tes 1. Tertulis

: Pilihan Ganda

D. Alat Evaluasi/Instrumen 1. Soal Pilihan Ganda

No 1

Indikator

Instrumen

Bentuk

Nomor

soal

Soal

Menyebutkan

1. Benda yang bergerak karena Isian

benda-benda

ditiup angin . . .

yang

a. kipas angin

merupakan

b. layang-layang

1

69

sumber energi

c. bola pingpong 2. matahari menghasilkan energi. . .

Isian

2

3. Benda yang dapat menarik besi Isian

3

a. gerak

b. cahaya c. listrik

dan baja adalah . . . a. kayu

b. mesin

c. maget

4. Supaya memiliki tenaga kita Isian

4

harus . . . a. makan b. tidur

c. bermain

5. Televisi menyala karena ada . . .

Isian

5

6. Benda yang bisa ditarik magnet Isian

6

a. magnet b. baterai

c. listrik

adalah . . . a. kayu

b. plastic

c. besi

7. Benda yang mempunyai energi Isian pegas adalah . . . a. ketapel b. kompor

c. sepeda

8. Bahan bakar mobil adalah . . . a. bensin b. gas

b. panas

b. panas

2. Kunci jawaban 1. B

5. C

9. B

2. B

6. A

10. A

3. C

8. A

4. A

9. B

8

Isian

9

Isian

10

c. cahaya

10.Layang-layang bergerak karena . a. angin

Isian

c. minyak tanah

9. Setrika menghasilkan energi . . . a. bunyi

7

c. listrik

70

3. Teknik Penskoran Skor Pilihan Ganda

: 10

Skor Maksimal

: 100

Nilai =skor yang diperoleh x 100 % Skor maksimal

4. Lembar Pengamatan/ Observasi Siklus I Kelas/ Semester

: I / II

Tanggal

: …………………

Aspek yang dinilai Jumlah No

Nama

Sikap dalam

Percaya

diskusi

diri

25

25

Aktif 25

Bekerj

Skor

sama 25

100

1 2

dst

Mengetahui Kepala MI Muhammadiyah 2

Sahabudin, S Pd. I

Depok,

Mei 2013

Guru MP. IPA

Rohani

71

Lampiran 4

KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR SIKLUS I

Indikator

Soal

Jawaban

1.Mendemo

1. Benda yang bergerak karena B

ntrasikan

ditiup angin . . .

macam-

a. kipas angin b. layang-layang c.

macam

bola pingpong

sumber

2. matahari menghasilkan energi...

energi,

a. gerak

seperti

3. Benda yang dapat menarik besi C

baterai,

dan baja adalah . . .

tenaga

a. kayu

manusia,

4. Supaya memiliki tenaga kita

bensin, pegas magnet

C1

C2

b. cahaya c. listrik C1

b. mesin c. maget C2

A

harus . . . dan

B

Aspek yang dinilai

a. makan b. tidur

c. bermain

5. Televisi menyala karena ada . . . a. magnet b. baterai

C1

C

c. listrik

6. Benda yang bisa ditarik magnet

C1

C

adalah . . . a. kayu

b. plastic

c. besi

7. Benda yang mempunyai energi A

C2

pegas adalah . . . a. ketapel b. kompor

c. sepeda

8. Bahan bakar mobil adalah . . . a. bensin b. gas

A

C1

B

C2

c. minyak tanah

9. Setrika menghasilkan energi . . .

Jumlah

10 Soal

72

a. bunyi

b. panas

c. cahaya

10.Layang-layang bergerak karena A ... a. angin

b. panas

c. listrik

C1

73

Lampiran 5

INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR SIKLUS I Nama

: ………………………….

Kelas/Semester

: ………………………….

Tanggal

: ………………………….

1. Benda yang bergerak karena ditiup angin . . . a. kipas angin

b. layang-layang

c. bola pingpong

2. matahari menghasilkan energi. . . a. gerak

b. cahaya

c. listrik

3. Benda yang dapat menarik besi dan baja adalah . . . a. kayu

b. mesin

c. maget

4. Supaya memiliki tenaga kita harus . . . a. makan

b. tidur

c. bermain

5. Televisi menyala karena ada . . . a. magnet

b. baterai

c. listrik

6. Benda yang bisa ditarik magnet adalah . . . a. kayu

b. plastic

c. besi

7. Benda yang mempunyai energi pegas adalah . . . a. ketapel

b. kompor

c. sepeda

b. minyak tanah

c. gas

8. Bahan bakar mobil adalah . . . a. bensin

9. Setrika menghasilkan energi . . . a. bunyi

b. panas

c. cahaya

10.Layang-layang bergerak karena . . . a. angin

b. panas

c. listrik

74

Lampiran 6 Kunci jawaban 1. B 2. B 3. C 4. A 5. C 6. C 7. A 8. A 9. B 10. A

Teknik Penskoran Skor Pilihan Ganda

: 10

Skor Maksimal

: 100

Nilai =skor yang diperoleh x 100 % Skor maksimal

75

Lampiran 7 Lembar Pengamatan/ Observasi Siklus

:I

Kelas/Semester

: 2/II

Tanggal

:

Materi Pelajaran

: Energi dan kegunaannya

Aspek yang dinilai Jumlah No

Nama

Sikap dalam

Percaya

diskusi

diri

25

25

25

25

100

Aktif

Bekerja

Skor

sama

1

ACA

25

15

20

10

70

2

AAL

15

20

10

20

65

3

ADM

10

15

15

20

60

4

CFO

20

20

15

20

75

5

CKF

25

20

10

15

70

6

DAA

15

10

20

20

65

7

DFR

15

25

20

20

80

8

FK

20

15

15

20

70

9

FMP

10

25

25

20

80

10

IND

10

15

20

15

60

11

JA

25

20

20

10

75

12

JRA

15

15

15

20

65

13

MMP

20

20

25

15

80

14

MDC

20

20

20

20

80

15

MHO

10

15

20

20

65

16

MHS

15

15

20

20

70

17

MKD

15

10

15

20

60

76

18

MNY

20

20

15

20

75

19

MRA

15

20

15

15

65

20

NAR

20

20

10

25

75

21

NR

20

20

20

20

80

22

NKA

20

25

15

10

70

23

RGA

15

20

20

15

70

24

SDK

20

20

10

10

60

25

SAF

25

20

15

10

70

26

SB

20

20

20

10

70

27

SA

20

15

25

15

75

28

SAA

15

25

20

15

75

29

HFH

15

15

`15

15

60

30

TAB

20

20

10

10

60

31

UDS

15

15

20

15

65

77

Lampiran 8 ANALISIS NILAI SOAL EVALUASI SIKLUS I No

Nama Siswa

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10 Nilai

1

ACA

0

1

1

1

0

1

0

0

1

1

60

2

AAL

1

1

1

1

0

0

1

1

1

0

70

3

ADM

0

0

1

1

1

1

1

0

1

1

70

4

CFO

0

0

0

1

1

1

1

0

1

0

50

5

CKF

1

1

1

1

0

1

0

1

0

1

70

6

DAA

1

1

1

1

1

1

1

0

1

1

90

7

DFR

0

1

1

1

1

0

0

1

1

1

70

8

FK

1

0

1

1

1

1

1

0

0

1

70

9

FMP

1

1

1

1

0

1

0

0

1

1

70

10

IND

1

1

1

1

1

1

1

1

0

0

80

11

JA

0

1

1

1

0

1

1

0

0

1

60

12

JRA

0

0

1

1

1

0

1

0

0

1

50

13

MMP

1

1

1

1

1

1

1

0

0

0

70

14

MDC

0

1

1

1

1

1

0

0

1

1

70

15

MHO

0

1

1

0

0

1

1

0

0

1

50

16

MHS

1

1

1

1

0

1

0

0

0

1

60

17

MKD

0

1

1

1

1

1

0

1

1

1

80

18

MNY

1

1

1

0

0

1

1

1

1

0

70

19

MRA

1

1

1

1

1

0

0

0

1

1

70

20

NAR

0

1

0

1

0

1

1

1

0

1

60

21

NR

1

1

1

1

1

0

0

0

1

0

60

22

NKA

0

1

0

0

1

1

1

1

0

0

50

23

RGA

1

0

1

1

1

1

1

0

0

1

70

24

SDK

1

1

1

0

0

1

1

0

0

1

60

25

SAF

1

0

0

1

1

1

0

1

1

1

70

26

SB

0

1

1

1

0

0

1

1

0

1

60

27

SA

0

1

1

1

1

1

0

1

1

1

80

78

28

SAA

1

1

1

1

0

0

1

0

1

1

70

29

HFH

1

0

1

1

1

1

0

0

1

1

70

30

TAB

1

1

1

1

0

0

1

0

1

1

70

31

UDS

1

1

1

0

1

1

1

0

1

1

80

79

Lampiran 9 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA Kegiatan Pembelajaran IPA dengan pendekatan CTL Nama Sekolah

: MI Muhammadiyah 02

Tahun Pelajaran

: 2012/2013

Kelas/Semester

: I/II

Materi Pokok

: Sumber Energi Gerak

Aktivitas Siswa Siklus I Nilai Siklus I No Aspek yang diobservasi 1 2 3 4 5

Pet 1

Pet 2

Pet 3

Mendengarkan penjelaskan materi yang disampaikan oleh guru

2

3

3

Aktif dalam diskusi kelompok

2

Aktif mengajukan pertanyaan

1

2

3

2

3

3

2

3

3

9 29,03

14 45,16

15 48,38

Menjawab pertanyaan dari guru Melaksanakan tes akhir Jumlah Presentase Rata-rata Keterangan

3

40,86 Cukup

3

80

Lampiran 10 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU Kegiatan Pembelajaran IPA dengan pendekatan CTL Nama Sekolah

: MI Muhammadiyah 02

Tahun Pelajaran

: 2012/2013

Kelas/Semester

: I/II

Materi Pokok

: Sumber Energi Gerak Aktivitas Guru Siklus I NILAI

No

Aspek yang diobservasi

Pet 1

Pet 2

Pet 3

1

Mengkondisikan situasi pembelajaran

1

2

2

2

Apersepsi

2

2

2

3

Membangkitkan minat atau rasa ingin tahu siswa

1

2

2

4

Menyampaikan tujuan dan indikator yang ingin

1

2

2

2

2

2

1

2

3

2

2

2

1

2

1

2

2

2

2

3

dicapai 5

Penggunaan media atau alat pembelajaran yang sesuai dengan indikator bahan ajar

6

Menjelaskan

langkah-langkah

pembelajaran

dengan pendekatan CTL 7

Teknik menjelaskan atau menyampaikan materi Pengelolaan

kegiatan

pembelajaran

8

pendekatan CTL

9

Memberi bimbingan kepada kelompok

10

Memberi

kesempatan

pada

siswa

dengan

untuk

3

melakukan kegiatan 11

Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya

1

1

2

12

Ketrampilan

atau

1

1

2

Ketrampilan memberikan kegiatan tindak lanjut

1

1

2

menerangkan

kembali

menyimpulkan materi yang disampaikan 13

setelah penyampaian materi

81

Jumlah Presentase Rata-rata Keterangan

17

23

29

54,8

74,2

93,5

74,2 Cukup

82

Lampiran 11 LEMBAR KEGIATAN SISWA SIKLUS I Nama kelompok

:

Nama anggota kelompok

: 1 …………………………….. 2 …………………………….. 3 …………………………….. 4 …………………………….. 5 ……………………………..

Kerjakan soal-soal berikut bersama kelompokmu! 1. Sebutkan alat rumah tangga yang menggunakan listrik 2. Sebutkan kegunaan dari cahaya matahari! 3. Sebutkan yang menyebabkan benda dapat bergerak!

83

Lampiran 12 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II

Nama Sekolah

: MI Muhammadiyah 02

Mata Peajaran

: Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Kelas /Semester

: I (Satu)/2 (Dua)

Pertemuan

: I dan II

Alokasi Waktu

: 4 x 35 Menit

Standar Kompetensi 4. Mengenal berbagai bentuk energi dan mafaatnya dalam kehidupan sehari-hari I. Kompetensi Dasar 4.2 Mengidentifikasi penyebab benda bergerak (baterai, bensin, tenaga manusia per/pegas dan magnet) II. Indikator Menyebutkan kegunaan dari sumber energi gerak (baterai, bensin, tenaga manusia dan magnet) III. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menyebutkan kegunaan dari sumber energi gerak (baterai, bensin, tenaga manusia dan magnet IV. Materi Pembelajaran A. Materi Pokok Energi dan kegunaannya B. Sub Materi Sumber Energi Gerak C. Deskripsi Sub Materi Pokok (terlampir) V. Kegiatan Pembelajaran

84

I. PENDAHULUAN (5 menit) Kegiatan Guru

•Guru

masuk

Kegiatan Siswa dengan •Menjawab salam

kelas

mengucap salam

•Guru

•Religius, hormat

mengajak

berdo’a

Nilai Karakter

peserta

sebelum

didik •Berdo’a dengan khusu

memulai

•Religius, disiplin

pembelajaran

•Menjelaskan tiujuan pembelajaran

•Menyimak penjelasan •Rasa hormat guru

•Apersepsi: beberapa berhubungan

Guru

mengajukan •Aktif menjawab

pertanyaan dengan

dan perhatian

•Perhatian

yang sumber

energi gerak

•Motivasi: tujuan

Menginformasikan •Memperhatikan informasi dari guru

•Menjelaskan langkah-langkah yang •Memperhatikan akan dilakukan siswa dalam proses penjelasan guru pembelajaran

•Perhatian

•Rasa tahu

ingin

85

VI. Kegiatan Pembelajaran 1. Pendahuluan Kegiatan Guru

Kegiatan Siswa

•Memberi salam

•Menjawab

salam

Nilai Karakter dan •Religius

berdo’a •Mengabsen

•Menjawab absen

•Kedisiplinan

•Menanyakan kabar siswa

•Menjawab pertanyaan

•Kepedulian

guru •Appersepsi : tanya jawab yang

•Menjawab pertanyaan

berhubungan dengan konsep

guru yang berhubungan

pembagian

dengan energi gerak

•Motivasi:

Menginformasikan •Memperhatikan informasi

tujuan

tujuan pembelajaran

Pembelajaran

•Rasa ingin Tahu

•Tanggung Jawab •Perhatian

•Menjelaskan langkah-langkah yang •Memperhatikan penjelas •Rasa ingin akan dilakukan siswa dalam proses

guru dan bertanya hal-

pembelajaran

hal yang belum jelas

tahu

Kegiatan Inti (50 menit) Pertemuan pertama a. Eksplorasi Kegiatan Guru •Guru

Kegiatn Siswa

meminta

siswa

materi

sumber

•Gemarmembaca

pelajaran tentang sumber •Rasa ingi tahu

memba ca

untuk •Siswa membaca materi

Nilai Karakter

pelajaran

tentang energi gerak

•Disiplin

86

energi gerak

•Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang

•Guru menjelaskan materi sumber energi gerak

•Tanggung Jawab

sumber energi gerak •Siswa

membentuk •Mandiri

kelompok •Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok

b. Elaborasi Kegiatan Guru

Kegiatan Siswa

•Guru meminta siswa perkelom

•Siswa

pok untuk mendemonstrasikan tentang sumber energi gerak

Nilai Karakter dengan •Rasa ingin

kelompok

Tahu

mendemonstrasikan sumber energi gerak

•Guru meminta pada setiap kelompok untuk memperlihatkan hasil kerja kelompok

•Kerjasama •Setiap kelompok memperlihatkan hasil

•Berani •Percaya diri

kerja kelompok

c. Konfirmasi Kegiatan Guru

Kegiatan Siswa

Nilai Karakter

•Guru memberikan penguatan

•Siswa memperhatikan

•Perhatian

tentang materi yang dipelajari

tenguatan yang disam

•Rasa ingin

paikan guru •Guru bersama siswa menyimpul kan materi yang telah dipelajari

•Siswa menyimpulkan pelajaran

tahu •Perhatian

87

Pertemuan kedua a. EksflorasI Kegiatan Guru

Kegiatan Siswa

Nilai Karakter

• Guru meminta siswa untuk mem •Siswa membaca materi

•Gemarmembaca

baca materi pelajaran tentang sum

pelajaran tentang sumber •Rasa ingi tahu

ber energi gerak

energi gerak

•Disiplin •Tanggung

•Guru menjelaskan materi sumber •Siswa mendengarkan energi gerak

Jawab

penjelasan guru tentang sumber energi gerak

•Mandiri

•Guru membagi siswa menjadi em •Siswa membentuk pat kelompok

kelompok menjadi empat kelompok

b. Elaborasi Kegiatan Guru

Kegiatan Siswa

•Guru meminta siswa perkelom

•Siswa

pok untuk mendiskusikan energi gerak sumber

Nilai Karakter

berdiskusi •Rasa ingin

dengan

tahu

kelompok tentang

•Mandiri

sumber energi dan ke

•Kerjasama

gunaannya •Guru meminta perwakilan dari

•Kritis

kelompok untuk membacakan

•Perwakilan

hasil diskusi kelompok

membacakan diskusi

kelompok •Berani hasil •Percaya diri

88

c. Konfirmasi Kegiatan Guru

Kegiatan Siswa

Nilai Karakter

•Guru memberikan penguatan ten

•Siswa memperhatikan

•Perhatian

tang materi yang dipelajari

•Guru bersama siswa menyimpul kan materi yang telah dipelajari

penguatan yang disam

•Rasa

paikan guru

ingintahu

•Siswa menyimpulkan pelajaran

•Perhatian

3. Kegiatan Penutup (10 mnit) Kegiatan Guru

Kegiatan Siswa

Nilai Karakter

•Guru memberikan tes hasil

•Siswa mengerjakan tes

•Tanggung

belajar atau post tes pada akhir

hasil belajar atau post

siklus II

tes pada siklus II

•Guru

memberikan

penilaian •Siswa mendapat penilai

siswa

jawab

•Sportif

an bagi yang selesai

yang selesai mengerjakan post tes •Siswa memperhatikan •Guru menginformasikan tentang pelajaran yang akan dating

informasi tentang pelajaran yang akan

•Menghargai •Rasa ingin tahu

dating

•Berdo’a •Berdo’a

•Religius

89

VII. Sumber dan Media Belajar 1. KTSP MI Muhammadiyah Mata Pelajaran IPA kelas I TP 2012/2013 2. Buku paket IPA kelas I Penerbit Erlangga 3. Media gambar 4. LKS yang dibuat guru

VIII. Penilaian A. Prosedur Tes 1. Penilaian Proses : Mengamati keaktifan siswa selama proses KBM 2. Tes Akhir

: Soal Evaluasi

B. Bentuk Tes

: Isian

C. Jenis Tes 1. Tertulis

: Soal Isian

2. Perbuatan

: Diskusi kelompok

D. Alat Evaluasi/Instrumen 1. Soal Isian No

Indikator

Bentuk Nomor

Instrumen

tes 1

Menyebutkan

1. Sebutkan sumber energi yang Isian

benda-benda yang

dapat

bergerak

bergerak

energi

karena

mausia, 2.Sebutkan

per/pegas, magnet, dan baterai

menyebabkan

benda-benda

Soal I

benda

yang Isian

2

3. Sebutkan benda yang bergerak Isian karena baterai

3

4. Sebutkan benda yang bergerak Isian karena magnet

4

5. Sebutkan kegunaan sumber energi Isian

5

bergerak karena per/pegas

listrik dan energi matahari

90

2. Kunci jawaban 1. Angin, batu baterai, magnet, listrik, bensin, pegas dan tenaga manusia 2. Pulpen, boneka, ketapel dan panah 3. Radio, senter, mobil mainan 4. Paku, besi, kulkas, peniti, sendok dan lain-lain 5. Listrik untuk penerangan, setrika, dan lain-lain Matahari untuk kesehatan, mengeringkan pakaian, dan lain-lain Skor isian

: 20

Skor Maksimal

: 100

Nilai = skor yang diperoleh x100% Skor maksimal 4. Lembar Pengamatan/ Observasi Siklus I Kelas/ Semester

: I / II

Tanggal

: ………………… Aspek yang dinilai Jumlah

No

Nama

Sikap dalam

Percaya

diskusi

diri

25

25

Aktif 25

Bekerj

Skor

sama 25

100

1 2

dst

Menetahui

Depok, Mei 2013

Kepala MI Muhammadiyah 2

Guru MP. IPA

Sahabudin, S.Pd. I

Rohani

91

Lampiran 13 KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR SIKLUS II

Indikator

1.Menyeb utkan kegunaan dari masingmasing sumber energi gerak

Soal

Aspek yang dinilai

Jawaban

1. Sebutkan sumber energi yang 1. Angin, batu C1 dapat menyebabkan benda baterai, magnet, bergerak listrik, bensin, pegas dan tenaga manusia C2 2. Sebutkan benda-benda yang 2. Pulpen, bergerak karena per/pegas boneka, ketapel

dan panah 3.

Sebutkan

benda

bergerak karena baterai 4.

Sebutkan

benda

bergerak karena magnet

yang 3. Radio, senter, C1 mobil mainan yang 4.

Paku,

kulkas,

besi,

C2

peniti,

sendok dan lainlain 5. Listrik untuk C2 5. Sebutkan kegunaan sumber energi listrik dan energi penerangan, matahari setrika, dan lainlain Matahari untuk kesehatan, mengeringkan pakaian, lain-lain

dan

Jum lah

5 Soal

92

Lampiran 14 INSTRUMEN HASIL BELAJAR SIKLUS II Nama

: ………………….

Kelas/Semester

:………………….

Tanggal

:………………….

Soal Isian 1. Sebutkan sumber energi yang dapat menyebabkan benda bergerak 2. Sebutkan benda-benda yang bergerak karena per/pegas 3. Sebutkan benda yang bergerak karena baterai 4. Sebutkan benda yang bergerak karena magnet 5. Sebutkan kegunaan sumber energi listrik dan energi matahari

93

Lampiran 15

Kunci jawaban 1. Angin, batu baterai, magnet, listrik, bensin, pegas dan tenaga manusia 2. Pulpen, boneka, ketapel dan panah 3. Radio, senter, mobil mainan 4. Paku, besi, kulkas, peniti, sendok dan lain-lain 5. Listrik untuk penerangan, setrika, dan lain-lain Matahari untuk kesehatan, mengeringkan pakaian, dan lain-lain

94

Lampiran 16 Lembar Pengamatan/ ObservasiSiklus II Kelas/Semester

: 2/II

Tanggal

:

Materi Pelajaran

: Energi dan kegunaannya

Aspek yang dinilai Jumlah No

Nama

Sikap dalam

Percaya

diskusi

diri

25

25

25

25

100

Aktif

Bekerj

Skor

sama

1

ACA

25

20

20

15

80

2

AAL

15

20

20

20

75

3

ADM

20

15

15

20

70

4

CFO

20

20

15

20

75

5

CKF

25

20

10

15

70

6

DAA

15

10

20

20

65

7

DFR

15

25

20

20

80

8

FK

20

15

15

20

70

9

FMP

10

25

25

20

80

10

IND

10

15

20

15

60

11

JA

25

20

20

10

75

12

JRA

15

15

15

20

65

13

MMP

20

20

25

15

80

14

MDC

20

20

20

20

80

15

MHO

10

15

20

20

65

16

MHS

15

15

20

20

70

95

17

MKD

15

10

15

20

60

18

MNY

20

20

15

20

75

19

MRA

15

20

15

15

65

20

NAR

20

20

10

25

75

21

NR

20

20

20

20

80

22

NKA

20

25

15

10

70

23

RGA

15

20

20

15

70

24

SDK

20

20

10

10

60

25

SAF

25

20

15

10

70

26

SB

20

20

20

10

70

27

SA

20

15

25

15

75

28

SAA

15

25

20

15

75

29

HFH

15

15

`15

15

60

30

TAB

20

20

10

10

60

31

UDS

15

15

20

15

65

96

Lampiran 17

ANALISIS NILAI SOAL EVALUASI SIKLUS II No

Nama Siswa

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10 Nilai

1

ACA

1

1

1

1

0

1

1

0

1

1

80

2

AAL

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

100

3

ADM

1

1

1

1

1

1

1

0

1

1

90

4

CFO

1

1

0

1

1

1

1

1

1

0

80

5

CKF

1

1

1

1

0

1

1

1

1

1

90

6

DAA

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

100

7

DFR

0

1

1

1

1

1

1

1

1

1

90

8

FK

1

1

1

1

1

1

1

1

0

1

90

9

FMP

1

1

1

1

0

1

1

1

1

1

90

10

IND

1

1

1

1

1

1

1

1

0

0

80

11

JA

0

1

1

1

0

1

1

0

0

1

60

12

JRA

0

0

1

1

1

0

1

0

0

1

50

13

MMP

1

1

1

1

1

1

1

0

0

0

70

14

MDC

0

1

1

1

1

1

0

0

1

1

70

15

MHO

0

1

1

0

0

1

1

0

0

1

50

16

MHS

1

1

1

1

0

1

0

0

0

1

60

17

MKD

0

1

1

1

1

1

0

1

1

1

80

18

MNY

1

1

1

0

0

1

1

1

1

0

70

19

MRA

1

1

1

1

1

0

0

0

1

1

70

20

NAR

0

1

0

1

0

1

1

1

0

1

60

21

NR

1

1

1

1

1

0

0

0

1

0

60

22

NKA

0

1

0

0

1

1

1

1

0

0

50

23

RGA

1

0

1

1

1

1

1

0

0

1

70

24

SDK

1

1

1

0

0

1

1

0

0

1

60

25

SAF

1

0

0

1

1

1

0

1

1

1

70

97

26

SB

0

1

1

1

0

0

1

1

0

1

60

27

SA

0

1

1

1

1

1

0

1

1

1

80

28

SAA

1

1

1

1

0

0

1

0

1

1

70

29

HFH

1

0

1

1

1

1

0

0

1

1

70

30

TAB

1

1

1

1

0

0

1

0

1

1

70

31

UDS

1

1

1

0

1

1

1

0

1

1

80

98

Lampiran 18 REKAPITULASI HASIL BELAJAR SISWA PADA SIKLUS I DAN II

NILAI No

Nama Pretes

Siklus I

1

ACA

40

60

Siklus II 80

2

AAL

30

60

70

3

ADM

40

70

60

4

CFO

50

80

100

5

CKF

50

80

80

6

DAA

40

70

80

7

DFR

30

60

90

8

FK

30

70

100

9

FMP

50

80

95

10

IND

40

60

75

12

JRA

50

60

90

13

MMP

40

60

60

14

MDC

30

70

80

15

MHO

30

60

90

16

MHS

50

90

100

17

MKD

20

70

100

18

MNY

60

70

100

19

MRA

30

60

100

20

NAR

20

60

100

21

NR

40

50

100

99

22

NKA

60

70

90

23

RGA

50

60

60

24

SDK

40

70

90

25

SAF

50

80

100

26

SB

40

70

70

27

SA

60

80

100

28

SAA

60

80

80

29

HFH

40

70

75

30

TAB

60

70

100

31

UDS

30

60

60

Jumlah

1340

2050

2645

Rata-rata

43,22

66,13

85,32

Nilai Tertinggi

60

90

100

Nilai Terendah

20

40

60

100

Lampiran 19

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA Kegiatan Pembelajaran IPA dengan Menerapkan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

Nama Sekolah

: MI Muhammadiyah 2

Tahun Pelajaran

: 2012/2013

Kelas/Semester

: I/ II

Materi Pokok

: Energi dan kegunaannya

Hari/ Tanggal

: Aktivitas Siswa Siklus II Nilai Siklus II

No Aspek yang diobservasi 1

Mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru Aktif dalam diskusi kelompok

2 Aktif mengajukan pertanyaan 3 4

Menjawab pertanyaan dari guru Melaksanakan tes akhir

5 Jumlah Presentase Rata-rata Keterangan

Pet IV

Pet V

Pet VI

3

3

4

3

4

4

3

4

4

3

4

4

3

4

4

15 48,38

19 61,29

20 64,52

58,06 Baik

101

Lampiran 20

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU Kegiatan Pembelajaran IPA dengan Menerapkan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

Nama Sekolah

: MI Muhammadiyah 2

Tahun Pelajaran

: 2012/2013

Kelas/Semester

: I/ II

Materi Pokok

: Energi dan kegunaannya

Siklus

: I (satu)

Hari/ Tanggal

:

Aktivitas Guru Siklus II Nilai Siklus II No

Aspek yang diobservasi

Pet 1V

Pet V

Pet VI

1

Mengkondisikan situasi pembelajaran

2

2

3

2

Apersepsi

2

2

3

Membangkitkan minat atau rasa ingin tahu

2

3

3

2

3

3

2

3

3

2

2

3

2

3

3

3 4

siswa Menyampaikan tujuan dan indikator yang ingin dicapai

5

Penggunaan media atau alat pembelajaran yang sesuai dengan indikator bahan ajar

6

Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan CTL

7

Teknik materi

menjelaskan

atau

menyampaikan

102

Pengelolaan kegiatan pembelajaran dengan 8

pendekatan CTL

9

Memberi bimbingan kepada kelompok

10

Memberi

kesempatan

3

2

3

2

2

3

pada

siswa

untuk

2

3

3

pada

siswa

untuk

2

2

3

atau

2

3

3

tindak

2

2

3

26

33

39

83.87

106,45

125,8

melakukan kegiatan 11

Memberi

kesempatan

bertanya 12

Ketrampilan

menerangkan

kembali

menyimpulkan materi yang disampaikan 13

Ketrampilan

memberikan

kegiatan

lanjut setelah penyampaian materi Jumlah Rata-rata

105,37 Baik

103

Lampiran 21

LEMBAR KEGIATAN SISWA SIKLUS I Nama kelompok

:

Nama anggota kelompok

: 1 …………………………….. 2 …………………………….. 3 …………………………….. 4 …………………………….. 5 ……………………………..

Kerjakan soal berikutb bersama kelompokmu! 1. Sebutkan sumber energi yang dapat menyebabkan benda bergerak 2. Sebutkan benda-benda yang bergerak karena per/pegas 3. Sebutkan benda yang bergerak karena baterai 4. Sebutkan benda yang bergerak karena magnet 5. Sebutkan kegunaan sumber energi listrik dan energi matahari

104

Lampiran 22

MATERI PEMBELAJARAN

Sumber energi gerak Apakah energi itu Energi disebut juga tenaga, energi dihasilkan oleh sumber energi.Berbagai sumber energi dapat menggerakkan benda. Di bawah ini ada beberapa contoh, diantaranya adalah, orang menarik busur, busur dilepas panah terlempar panah bergerak ke depan. Orang melempar bola, bola bergerak bola melambung di udara.

Orang menendang bola, bergerak lebih jauh, menggelinding di tanah

bola bola

Magnet dapat menarik logam, paku, besi dan Sendok ditarik magnet, paku, besi dan sendok menempel di magnet.

105

Mobil-mobilan menggunakan baterai, tanpa baterai mobil-mobilan tidak dapat bergerak

Orang mendorong gerobak, akibatnya gerobak bergerak begitu pula orang menarik gerobak, akibatnya gerobak bergerak. Kesimpulan: tenaga orang, magnet, pegas, dan batu baterai adalah sumber energi gerak.

106

Lampiran 23

DOKUMENTASI PENELITIAN DI MI MUHAMMADIYAH 2 DEPOK

Pembelajaran dengan pendekatan CTL menjadikan siswa lebih semangat dan menyenangkan

107

Siswa dengan bangga menunjukkan hasil pembelajaran

108

DAFTAR PUSTAKA

Alit, I Made Mariana dan Wandy Praginda, Hakikat IPA dan Pendidikan IPA untuk Guru SD, (Jakarta: PPPPTK IPA, 2009). Aqib Zainal, Penelitian Tindakan Kelas ( Bandung, Yrama Widya, 2006)

Budiamin, Amin dan Setiawati, Bimbingan Konseling, Program Peningkatan Kualifikasi Guru Madrasah dan Guru Pendidikan Agama Islam Pada Sekolah, ( Jakarta: Dir Jen Depag RI, 2009). Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011). F, Ariyanto dkk, Penerapan Cooperative Learning Tipe Stad Untuk Meningkatkan Aktivitas Pembelajaran IPA,Volume.3,No.1. (2014). diakses 21 januari 2014 Dari:

http://jurnal.untan.ac.id/index. Fatra Maifalinda dan Rozak Abdul, Penelitian Tindakan Kelas, ( Ciputat: Hak Cipta dan Hak Moral pada penulis, 2010) Gojali, Ahmad. “Pendekatan CTL pada pembelajaran konsep sistim organ manusia berbasis nilai-nilai sains untuk meningkatkan penguasaan konsep dan sikap positif siswa”. Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006, tidak dipublikasikan. Hajir, Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) Untuk Peningkatan Pemahaman IPA Siswa,1,2012. Jurnal diakses pada 17 Januari 2014 Dari: http://ejournal.umpwr.ac.id/index. php/radiasi/article/view/316. Hardini, Isriani dan Puspitasari Dewi, Strategi Pembelajaran Terpadu (Yogyakarta, Familia, 2012). Iska, Zikri Neni, Bimbingan dan Konseling: Pengantar Pengembangan Diri dan Pemecahan Masalah Peserta didik dan Klien, (Kizi Broder’s, 2008). Jihad, Asep dn Haris Abdul, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2008). Masitoh dan Dewi Laksmi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009). Safitri, Elfi dkk, Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Melalui Penerapan Contextual Teaching and Learning (CTL) Di kelas V SD Vol 1, No 2 (2013). Jurnal diakses 23 Januari 2014. dari: http://ejurnal.bunghatta.ac.id/index. Sabri, Alisuf, Psiologi Pendidikan berdasarkan kurikulum Nasional, (Jakarta: Pedoman ilmu Jaya, 2010). Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2009). Siregar, Evelin dan Nara Hartini, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010). Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi, ( Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2010).

Soegiyanti, Anik, Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) Pada Siswa Kelas III SD. Jurnal diakses 22 Januari 2014. dari http://ejournal.unesa.ac.id/index. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta 2010). Supriyadi, dkk., Modul Pendidikan dan Pelatihan Profesi GuruRayon 9 Universitas Negeri Jakarta, (Jakarta: Cpyright 2012). Sujana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosda karya, 2010).

KEIT4ENTERIAN AGAMA UINJAKARTA FITK

No,Dokumenr-- rifx+n--nt