PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA ARGUMENTASI MELALUI ...

25 downloads 1630 Views 913KB Size Report
pengorbanan, kesabaran, dan pengertian yang kalian berikan sampai saat ini takkan sanggup penulis balas dengan apapun. Semoga Allah meridhoi dan.
1

PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA ARGUMENTASI MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R (Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas XI SMA Islam Al-Mukhlisin)

SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S1)

Oleh AHMAD FAUZIE NIM: 106013000286

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M

2

LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul: “Peningkatan Pemahaman Wacana Argumentasi Melalui Penerapan Strategi PQ4R”, disusun oleh Ahmad Fauzie, NIM 106013000286, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada tanggal 18 Maret 2011 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta, 18 Maret 2011 Panitia Ujian Munaqasah Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Prodi)

Tanggal

Tanda Tangan

Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd NIP: 19640212 199703 2 001

……….

……………...

……….

………………

……….

………………

Penguji I

Dr. Alek, S.S.,M.Pd NIP: 19690912200901 1 008 Penguji II

Drs. E. Kusnadi NIP: 19460201 196510 1 001

Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA NIP: 19571005 198703 1 003

3

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI PENINGKATAN PEMAHAMAN WACANA ARGUMENTASI MELALUI PENERAPAN STRATEGI PQ4R (Penelitian Tindakan pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Islam Al-Mukhlisin Ciseeng, Bogor)

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh AHMAD FAUZIE NIM: 106013000286 Yang mengesahkan, Dosen Pembimbing

Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd NIP 19640212 199703 2 001

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1431 H

4

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama

: Ahmad Fauzie

NIM

: 106013000286

Jurusan/program Studi

: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia/Pendidikan Bahasa

Angkatan Tahun

: 2006/2007

Alamat

: Kp. Baru Rt 01/01 Desa Jampang Kec. Gunungsindur Kab. Bogor 16340

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “Peningkatan Pemahaman Wacana Argumentasi Melalui Penerapan Strategi PQ4R” adalah hasil karya sendiri di bawah bimbingan: Nama

: Dra. Mamudah Fitriyah, ZA. M. Pd

NIP

: 19460201 196510 1 001

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya bersedia menerima segala konsekuensi apabila skripsi ini bukan hasil karya sendiri.

Jakarta, 11 Maret 2011 Yang menyatakan,

(Ahmad Fauzie)

5

MOTTO

Motto:

“Setiap manusia adalah malaikat bersayap satu, dan hanya bisa terbang jika saling merangkul” Aku takkan berhenti sampai disini, tentunya aku akan selalu meminjam sayap kalian untuk tetap bisa terbang, dan tentunya sayapku akan selalu ada jika kalian membutuhkannya.

Persembahan Untuk: “Bapak dan Umi, kakak-kakak, adik dan dua keponakanku, dalam ketulusan hati dan keluhuran budi. Para guru, sahabatsahabat serta orang-orang yang pernah ada dalam risalah perjalanan hidupku”

6

ABSTRAK AHMAD FAUZIE, 106013000286: Peningkatan Pemahaman Wacana Argumentasi Melalui Penerapan Strategi PQ4R. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Bidang studi bahasa Indonesia merupakan satu dari tiga mata pelajaran yang ditetapkan pemerintah sebagai tolak ukur kelulusan siswa mulai tingkat menengah ke bawah. Dalam pengamatan awal peneliti di sekolah SMA Islam AlMukhlisin Ciseeng, menemukan bahwa permasalahan yang dihadapi guru diantaranya adalah rendahnya pemahaman siswa terhadap bacaan. Indikator pencapaian hasil yang ditetapkan sesuai standar Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang cukup (65) dengan berbagai pertimbangan. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk membantu meningkatkan pemahaman siswa terhadap bacaan dengan metode belajar melalui penerapan strategi PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, dan review). Teori yang digunakan peneliti adalah teori membaca, teori wacana argumentasi, dan teori PQ4R. Metode yang digunakan peneliti adalah penelitian tindakan kelas (PTK), bertujuan untuk memberikan solusi permasalahan yang dihadapi guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Penelitian ini dilakukan di SMA Islam Al-Mukhlisin Ciseeng pada kelas XI IPS 1 dengan jumlah siswa laki-laki 16, sedangkan jumlah siswa perempuan 20, jumlah keseluruhan 36 siswa. Kesimpulan dari perolehan hasil dalam siklus dengan penerapan strategi PQ4R menunjukkan kenaikan nilai rata-rata. Pada siklus I, nilai yang diperoleh 64,3. Pada siklus II meningkat menjadi 72,2, melebihi nilai KKM yang ditetapkan (65). Perolehan nilai pada pengisian lembar kuesioner menunjukkan bahwa siswa lebih semangat dan antusias dalam kegiatan belajar dengan menerapkan strategi PQ4R di kelas.

7

ABSTRACT AHMAD Fauzie, 106013000286: Improved Understanding Through Argumentation Discourse PQ4R Implementation Strategy. Indonesian Language and Literature Education, Faculty of Knowledge and Teacher Training Tarbiyah, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2011. Areas of study Indonesian is one of three subjects by the government as a measure students' graduation from middle to lower level. In the initial observations of researchers in high school of Islam Al-Mukhlisin Ciseeng, found that the problems faced by teachers include lack of understanding of the readings. Indicators of achievement standards established under the Minimum Criteria for completeness (KKM) is sufficient (65) with various considerations. Based on these problems, researchers are interested to help improve students' understanding of reading with the method of learning through the implementation of the strategy PQ4R (preview, question, read, Reflect, recite, and review). Researchers used theory is the theory of reading, argumentation discourse theory, and theory PQ4R. The method used in research is a classroom action research (PTK), aims to provide solutions to the problems faced by teachers and students in classroom teaching and learning activities. This research was conducted at SMA Islam AlMukhlisin Ciseeng in class XI IPS 1 with the number of boys of 16, while the number of female students of 20, the total number of 36 students. Conclusion of the acquisition results in a cycle with the implementation of the strategy PQ4R showed an average increase in value. In the first cycle, the value obtained 64.3. In the second cycle increased to 72.2, exceeding the value specified KKM (65). Acquisition value at the charge sheet of the questionnaire showed that students are more spirit and enthusiasm in learning activities by applying PQ4R strategies in the classroom.

8

KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur hanya bagi Allah Swt berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah pada baginda alam, rasululloh dan junjungan nabi besar Muhammad Saw, beserta keluarga, sahabat, dan umatnya. Dalam penyelesaian skripsi ini tentunya penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang tanpa lelah memberikan dorongan baik moril maupun materil. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Kedua orang tua dan keluarga. Terbaik dari yang terbaik. Perjuangan, pengorbanan, kesabaran, dan pengertian yang kalian berikan sampai saat ini takkan sanggup penulis balas dengan apapun. Semoga Allah meridhoi dan membalas dengan kebaikan dan pahala yang berlipat. 2. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Ibu Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sekaligus dosen pembimbing bagi penulis. Bersamamu selalu ada jalan dan kemudahan dalam setiap problema. Sungguh beruntung PBSI memiliki kajur seperti ibu. Semoga Allah Swt senantiasa memberikan kemudahan bagi ibu Mahmudah. 4. Bpk. Drs. E. Kusnadi sebagai dosen penasehat akademik. Mantan kajur dan bapaknya anak-anak PBSI angkatan 2006. Bapak yang terlihat tegas dan garang secara penampilan, namun memiliki hati yang lembut dan bijak dalam mengambil setiap keputusan. Terima kasih atas ilmu, kesabaran, dan pengertian selama ini hingga kami (PBSI 2006) selesai kuliah. 5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah mengajarkan dan memberikan ilmunya kepada penulis selama kuliah. Semoga Allah membalas dengan segala kebaikan dan keberkahan. 6. Bpk. Alek Abdullah, the best in lecture PBSI. Dosen yang memberikan inspirasi bagi penulis untuk meraih mimpi dan cita-cita.

9

7. Bpk. Sapri. Luar biasa untuk bapak yang satu ini, meski secara fisik sudah tua, namun semangat dan dedikasinya pada pekerjaan sangat tinggi. Terima kasih untuk bantuan dan pelayanan Pak Sapri selama kami kuliah. 8. Bpk Yaya Suhaya S.Ag. M.Pd selaku kepala SMA Islam Al-Mukhlisin. Terima kasih atas pengetahuan, bantuan, dan kerjasamanya. 9. Bpk. Dadang Suhendar, S.Pd. Selaku guru SMA Islam Al-Mukhlisin Ciseeng. Terima kasih untuk bantuan dan kerjasamanya selama penelitian. 10. Sahabat-sahabat PBSI angkatan 2006, Fahru, Rusfi, Mu‟min, Yudi, dan Firman (untuk keceriaan dan kebersamaan, bersama kalian tersenyum dan tertawa seperti sebuah keharusan, bumbu dalam setiap perkumpulan), Andi (untuk pengalaman dan pengetahuannya), Ifa, Ratu, Hastri, dan Ani (untuk masukkan dan support nya), kumpulan anak-anak kantin dan kampoeng seni (teruslah berkreasi dan berekspresi), serta semua teman-teman yang tak bisa penulis sebutkan satu per satu. Penulis juga mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu per satu, yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Ungkapan kata memang takkan cukup untuk kebaikan kalian semua. Semoga Allah membalasnya dengan segala kebaikan dan pahala yang berlipat. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang sekiranya jauh dari sempurna ini dapat memberikan sepercik manfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Semoga kita semua senantiasa dipelihara dalam jalan lurus ridho Allah Swt dan di akhirat kelak mendapatkan tempat yang layak di sisi-Nya. Amin.

Jakarta,

Maret 2011

Ahmad Fauzie

10

DAFTAR ISI ABSTRAK ..................................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................. iv DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 5 C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 5 D. Perumusan Masalah ............................................................................. 6 E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6 F. Manfaat Peneltian ................................................................................ 6

BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL PENELITIAN .................................................................................. 7 A. Acuan Teori dan Fokus Penelitian ...................................................... 7 1. Proses Pembelajaran ........................................................................ 7 2. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ................................................... 7 B. Acuan Teori Disain-disain Alternatif Intervensi yang Dipilih ............ 10 1. Peningkatan Pemahaman Bacaan .................................................... 10 a. Proses Memahami Bacaan ........................................................... 10 b. Tujuan Membaca ......................................................................... 11 2. Wacana Argumentasi ...................................................................... 12 a. Pengertian wacana ....................................................................... 12 b. Konteks wacana .......................................................................... 13 c. Jenis wacana ................................................................................ 13 d. Unsur-unsur wacana .................................................................... 15

11

e. Ciri-ciri wacana ........................................................................... 15 f. Pengertian argumentasi ................................................................ 15 g. Tujuan wacana argumentasi ........................................................ 16 i. Ciri-ciri argumentasi ................................................................... 17 3. Penerapan Strategi PQ4R ................................................................ 17 a. Pengertian strategi ....................................................................... 17 b. Hakikat strategi PQ4R ................................................................ 19 c. Langkah-langkah strategi PQ4R ................................................. 20 C. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................. 25 D. Kerangka Pikir ..................................................................................... 26 E. Hipotesis Tindakan .............................................................................. 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 28 A. Tujuan Khusus Penelitian .................................................................... 28 B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 28 C. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian ........................................... 28 D. Subjek yang Terlibat ........................................................................... 30 E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ......................................... 30 F. Tahapan Intervensi Tindakan .............................................................. 30 G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ....................................... 31 H. Data dan Sumber Data ......................................................................... 32 I. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................. 32 J. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 33 K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan .................................................. 34 L. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ...................................... 35 1. Tes Hasil Belajar ............................................................................. 35 2. Respon Siswa Terhadap Penerapan Model Pembelajaran Strategi PQ4R ................................................................................. 35 M. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan ....................... 36

12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 38 A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan ....................................................... 38 1. Gambaran Sekolah .......................................................................... 38 a. Profil sekolah ............................................................................... 38 b. Identitas kepala sekolah .............................................................. 39 c. Penyelenggaraan ujian nasional .................................................. 39 d. Tujuan ......................................................................................... 39 e. Visi, misi, dan strategi sekolah .................................................... 41 f. Data fisik sekolah ........................................................................ 42 2. Penelitian Pendahuluan ................................................................... 45 3. Tindakan Pembelajaran Siklus I ...................................................... 46 4. Tindakan Pembelajaran Siklus II .................................................... 51 B. Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................................. 59 C. Analisis Data ....................................................................................... 60 1. Data hasil tes siklus ......................................................................... 60 2. Lembar observasi ............................................................................ 61 3. Kuesioner ........................................................................................ 63 D. Interpretasi Hasil Analisis ................................................................... 65 E. Pembahasan Temuan Penelitian .......................................................... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 67 A. Simpulan .............................................................................................. 67 B. Saran .................................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 69 LAMPIRAN ................................................................................................... 72

13

DAFTAR GAMBAR Gambar

Halaman

2.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ............................................................. 9 2.2 Wacana Sebagai Wahana Komunikasi ..................................................... 13 2.3 Jenis- jenis Wacana .................................................................................. 14 2.4 Varian Strategi-strategi Belajar ................................................................ 19 2.5 Kerangka Berpikir .................................................................................... 27 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas ............................................................... 29 4.1 Suasana Kelas IPS 1dalam KBM ............................................................. 47 4.2 Siswa Mengerjakan dengan Metode PQ4R ............................................. 53

14

DAFTAR TABEL Tabel

Halaman

2.1 Langkah-langkah Strategi PQ4R ............................................................. 24 3.1 Tahapan Intervensi Tindakan .................................................................. 30 3.2 Perencanaan Tindakan ............................................................................ 36 4.1 Format Observasi Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran ................. 47 4.2 Nilai Siswa dalam Memahami Bacaan pada Siklus I............................... 49 4.3 Persentase Tingkat Pemahaman Siswa pada Siklus I .............................. 50 4.4 Nilai Siswa dalam Memahami Bacaan pada Siklus II ............................. 53 4.5 Persentase Tingkat Pemahaman Siswa pada Siklus II ............................. 55 4.6 Format Observasi Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran ................. 56 4.7 Lembar Pengisian Kuesioner Siswa terhadap PQ4R .............................. 58 4.8 Perolehan Nilai Tes Akhir Siklus ............................................................ 60 4.9 Hasil Penilaian Rata-rata Aktivitas dan Keaktifan Siswa ....................... 62 4.10 Apersepsi Siswa terhadap PQ4R ............................................................. 63

15

DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Surat Bimbingan Skripsi LAMPIRAN 2 Surat Izin Observasi LAMPIRAN 3 Surat Izin Penelitian LAMPIRAN 4 Surat Keterangan Penelitian LAMPIRAN 5 Daftar Nama Siswa Kelas XI IPS 1 LAMPIRAN 6 Observasi Siswa Terhadap Guru LAMPIRAN 7 Pengamatan Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran Siklus I LAMPIRAN 8 Pengamatan Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran Siklus II LAMPIRAN 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I LAMPIRAN 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II LAMPIRAN 11 Lembar Kuesioner LAMPIRAN 12 Catatan Lapangan LAMPIRAN 13 Wawancara Guru LAMPIRAN 14 Wawancara Siswa LAMPIRAN 15 Bahan Bacaan Siklus I LAMPIRAN 16 Bahan Bacaan Siklus II LAMPIRAN 17 Foto Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran LAMPIRAN 18 Format Penilaian Siklus I LAMPIRAN 19 Format Penilaian Siklus II LAMPIRAN 20 Hasil Kerja Siswa Siklus I LAMPIRAN 21 Hasil Kerja Siswa Siklus II LAMPIRAN 22 Pengisian Lembar Kuesioner Siswa LAMPIRAN 23 Pengisian Pengamatan Tingkah Laku Siswa Siklus I LAMPIRAN 24 Pengisian Pengamatan Tingkah Laku Siswa Siklus II LAMPIRAN 25 Pengisian Lembar Observasi Siswa LAMPIRAN 26 Catatan Lapangan Siklus I LAMPIRAN 27 Catatan Lapangan Siklus II

16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa ilmu, berfungsi sebagai bahasa pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) untuk kepentingan pembangunan nasional. Penyebarluasan IPTEK dan pemanfaatannya pada perencanaan dan pelaksanaan pembangunan negara dilakukan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Penulisan dan penerjemahan buku teks serta penyajian

pelajaran

di

lembaga-lembaga

pendidikan

dilakukan

dengan

menggunakan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia bahkan dijadikan salah satu mata pelajaran wajib dan tolak ukur dalam ujian kelulusan siswa di lembaga pendidikan (sekolah). Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, memiliki empat aspek penting yang harus dimiliki siswa sehingga siswa yang memiliki ke empat aspek tersebut dapat dikatakan terampil dalam berbahasa. Empat keterampilan berbahasa tersebut yaitu; keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Dari ke empat keterampilan itu, kiranya keterampilan membaca memerlukan perhatian khusus di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia. Perhatian khusus tersebut di dasarkan pada kenyataan bahwa pada umumnya siswa di Indonesia malas membaca buku. Siswa lebih suka bermain play station atau mengunjungi warnet untuk sekedar mengakses dunia maya. Hal tersebut tentunya akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang rendah di masa depan. Kenyataan di atas semakin menambah dan menggenapkan permasalahan pendidikan. Masalah pokok dalam pembelajaran pendidikan formal (sekolah) saat ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Teori belajar (tabularasa) yang menganggap peserta didik (siswa) seperti halnya kertas putih yang dapat ditulisi apa saja sudah sepatutnya dihilangkan, karena anggapan tersebut akan menjurus pada kualitas, proses, dan hasil pembelajaran yang rendah.

17

Menurut Trianto, “proses pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dan proses berpikirnya.”1 Hal ini berarti tenaga pendidik (guru) di kelas dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam menentukan model dan metode dalam penyampaian pelajaran. “Penyampaian materi pelajaran merupakan salah satu dari berbagai kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan siswa.”2 Metode dan cara penyampaian materi pelajaran yang umumnya masih berpusat pada guru (teacher centered) berdampak pada rerata hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Kondisi ini tentu menyedihkan mengingat kurikulum pendidikan di Indonesia telah berulang kali mengalami

perubahan,

namun

pergantian

itu

belum

mencapai

tujuan

pembelajaran, tentu saja hal ini tidak sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan bangsa. Seperti tercantum dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003.

Pendidikan

nasional

berfungsi

mengembangkan

kemampuan

dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan

menjadi

warga

negara

yang

demokratis

serta

bertanggungjawab.3

Pendidikan merupakan program pemerintah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik menjadi pribadi-pribadi dan anggota masyarakat yang mandiri. Pribadi yang mandiri adalah pribadi yang secara mandiri mampu 1

Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 1. 2 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. V, hlm. 97. 3 Depdiknas, Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dari www.balitbang.depdiknas.go.id.

18

berpikir, menemukan, dan menciptakan sesuatu yang baru, melihat permasalahan serta

mampu

menemukan

cara

pemecahan

yang

bernalar

dan

dapat

dipertanggungjawabkan. Untuk mencapai ini terlebih dahulu peserta didik sudah sepatutnya harus melalui proses pembelajaran yang baik. “Proses mengajar adalah proses yang bertujuan. Oleh sebab itu apa yang dilakukan oleh seorang guru seharusnya mengarah pada pencapaian tujuan.”4 Proses pembelajaran merupakan interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa. Interaksi yang baik akan mencapai tujuan belajar apabila suasana belajar yang terjadi menyenangkan dan bermakna bagi siswa dan guru. Oleh karena itu, apabila kondisi tersebut tidak tercipta dapat dipastikan kegiatan pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik dan maksimal. Pada umumnya model pembelajaran yang digunakan oleh guru di kelas adalah pembelajaran konvensional yang diaplikasikan dalam bentuk metode ceramah. Teknisnya yaitu, guru berada di depan kelas menyampaikan materi pelajaran, sedangkan siswa mendengarkan, menyimak, dan mencatat hal-hal yang dianggap penting. Terkadang kegiatannya diselingi dengan pertanyaan, diskusi, dan sesekali diselingi dengan kegiatan latihan. “Pada pembelajaran seperti ini suasana kelas cenderung teacher centered sehingga siswa menjadi pasif.”5 Pemilihan metode mengajar yang tepat saat proses kegiatan belajar mengajar dapat menarik minat belajar siswa. Oleh sebab itu, guru jangan hanya merasa cukup dengan memberikan dan menggunakan metode ceramah di depan kelas. Hal ini tidak berarti bahwa metode ceramah tidak baik, akan tetapi pada suatu saat siswa akan merasa bosan apabila hanya duduk, diam, dan mendengarkan. Penggunaan metode ceramah yang tidak banyak menuntut partisipasi dari siswa menjurus pada suasana pembelajaran yang monoton dan membosankan. Kondisi ini memicu siswa tidak dapat berkonsentrasi dalam kegiatan pembelajaran dan membuat situasi menjadi tidak kondusif. Meskipun demikian guru lebih suka menerapkan metode tersebut, sebab tidak menuntut alat dan bahan 4

Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet, IV, hlm. 72. 5 Trianto, Model-model…, hlm. 1.

19

praktek, cukup menjelaskan bahan dan konsep yang ada dalam buku ajar atau referensi lain. Dalam hal ini siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat memahami bagaimana belajar, berpikir, dan memotivasi diri sendiri. Oleh sebab itu, merupakan hal yang aneh apabila guru mengharapkan siswa belajar namun tidak mengajarkan mereka tentang belajar. Guru mengharapkan siswa untuk memecahkan masalah namun tidak mengajarkan mereka tentang pemecahan masalah. Seperti halnya guru kadang-kadang meminta siswa mengingat sejumlah besar materi atau bahan ajar namun tidak mengajarkan mereka tentang seni menghafal. Guru sebagai tenaga pendidik sepatutnya menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar yang dapat mengantarkan siswa ke tujuan. Tentu saja tugas guru adalah berusaha menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan menyenangkan bagi siswa. “Suasana belajar yang tidak menggairahkan dan tidak menyenangkan bagi siswa akan menjurus pada kegiatan belajar mengajar yang kurang harmonis. Siswa merasa bosan berada di kelas dan gelisah duduk berlama-lama di kursi mereka masing-masing.”6 Siswa cenderung memiliki kegemaran untuk belajar hal-hal yang baru dan menantang, mereka bosan dengan metode belajar guru yang biasa mereka jumpai di kelas. Yaitu metode guru dengan menyampaikan sejumlah bahan ajar atau materi di depan kelas. “Belajar bagi siswa adalah proses mencari keterkaitan atau hubungan antara hal-hal yang baru dengan hal-hal yang sudah diketahui.”7 Dengan demikian, tugas guru disini adalah sebagai fasilitator, pembimbing, dan mengarahkan siswa untuk mengolah dan memproses pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Salah satu pembelajaran yang menitikberatkan kepada siswa, dan siswa dituntut aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar adalah strategi belajar PQ4R. “Strategi PQ4R adalah strategi belajar yang merupakan bagian dari strategi elaborasi. Strategi ini digunakan untuk membantu siswa memahami apa yang

6

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. III, hlm. 37. 7 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam..., hlm. 117.

20

mereka baca, dan dapat membantu proses belajar mengajar di kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan membaca buku.”8 Asumsi dasar strategi PQ4R adalah proses perincian informasi sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam kegiatan proses pembelajaran di kelas dengan judul: “Peningkatan Pemahaman Wacana Argumentasi Melalui Penerapan Strategi PQ4R”.

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah di atas, untuk menciptakan proses kegiatan belajar mengajar yang baik, efektif, dan efisien serta menyenangkan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pemahaman siswa, masalah yang teridentifikasi sebagai berikut. 1. Pembelajaran di kelas seringkali berpusat pada guru (teacher centered). 2. Siswa malas membaca. 3. Hasil belajar siswa rendah. 4. Model dan metode belajar yang monoton. 5. Siswa pasif dalam menerima materi pelajaran. 6. Tingkat pemahaman siswa rendah. 7. Siswa tidak dapat melihat dan memecahkan masalah dalam belajar.

C. Pembatasan Masalah Mengacu pada masalah-masalah yang muncul di atas, maka demi terarahnya penelitian ini penulis perlu membatasi masalah yang akan diteliti yakni: 1. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas XI (sebelas) semester II (dua) tahun ajaran 2009/2010.

8

Trianto, Model-model…, hlm. 146.

21

2. Metode pembelajaran yang digunakan adalah strategi PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, review) untuk meningkatkan pemahaman siswa. 3. Pembelajaran

difokuskan

pada

aspek

kognitif

siswa

dengan

mengerjakan latihan soal.

D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana peningkatan pemahaman siswa pada wacana argumentasi melalui penerapan strategi PQ4R?”

E. Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kualitas pemahaman siswa pada wacana argumentasi dengan menggunakan strategi PQ4R.

F. Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk: 1. Peneliti Selain sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi dan memperoleh gelar sarjana (S1), penelitian ini menjadi wahana ilmiah dalam mengaplikasikan kemampuan yang telah diperoleh selama kuliah dan memberikan gambaran yang jelas tentang strategi PQ4R dalam meningkatkan pemahamam belajar. 2. Guru Memberikan informasi bagi guru tentang metode pengajaran yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, dan sebagai alternatif dari metode yang telah diterapkan sebelumnya. 3. Siswa Penelitian ini dapat dijadikan oleh siswa sebagai metode dan sarana latihan dalam kegiatan belajar secara mandiri tanpa didampingi guru.

22

BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL PENELITIAN A. Acuan Teori dan Fokus Penelitian 1. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran merupakan kegiatan interaksi antara siswa dan guru. Interaksi yang baik akan menciptakan situasi belajar yang bermakna dan menyenangkan sehingga akan bermuara pada hasil belajar yang diinginkan. Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, bahwa satu dari sekian banyak solusi yang diharapkan dapat mendukung terciptanya situasi dan kondisi belajar yang baik adalah modifikasi model pembelajaran yang digunakan. Modifikasi model pembelajaran tersebut adalah model pembelajaran yang mengacu pada pendekatan siswa aktif dalam proses kegiatan pembelajaran. Langkah yang ditempuh untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran dengan menggunakan strategi PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, dan review), yang diaplikasikan dalam kegiatan penelitian tindakan kelas. Strategi PQ4R sebagai salah satu teori belajar konstruktivistik berperan membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Guru tidak lagi menstransferkan pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Guru dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara pandang siswa dalam belajar. 2. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penelitian tindakan kelas (PTK) berasal dari bahasa Latin, Class Action Research (CAR) yang berarti penelitian yang dilakukan di suatu kelas untuk mengetahui bagaimana akibat tindakan yang diterapkan disuatu kelas. Menurut Arikunto dalam bukunya, “penelitian tindakan kelas merupakan

suatu

23

pencermatan terhadap kegiatan belajar yang berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.”9 Sedangkan menurut Madya, “penelitian tindakan kelas merupakan intervensi praktik dunia nyata yang ditujukan untuk meningkatkan situasi praktis tertentu. Maka yang disebut dengan penelitian tindakan kelas merupakan tindakan yang dilakukan oleh guru yang ditujukan untuk meningkatkan situasi pembelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.”10 Sementara itu, pernyataan yang lebih umum diungkapkan oleh Sukardi menurutnya, “penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dan membuat pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain.”11 Mengacu pada penjelasan beberapa tokoh di atas, dapat dikatakan bahwa secara umum tujuan penelitian tindakan kelas adalah memecahkan masalah, memperbaiki kondisi, mengembangkan, dan meningkatkan mutu kualitas pembelajaran sehingga hasil pembelajaran yang baik bisa tercapai. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa beberapa ciri khusus kegiatan PTK antara lain bersifat situasional, kontekstual, berskala kecil, dan terlokalisasi. Beberapa ahli menyatakan terdapat beberapa langkah dan metode PTK, tetapi secara garis besar metode PTK terbagi menjadi empat bagian umum yaitu; (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Model dan langkah-langkah tersebut yang akan dilaksanakan secara sistematis pada kegiatan PTK, yang selanjutnya di ilustrasikan dengan siklus sebagai berikut:

9

Suharsimi Arikunto, dkk., Peneltian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. VIII, hlm. 3. 10 Suwarsih Madya, Penelitian Tindakan Kelas, KTI On-Line, www.KTI-ONLINE.com, diakses 17 Desember 2010. 11 Sukardi, Metodologi Penelitian Tindakan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. VII, hlm. 210.

24

Gambar 2.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

PERENCANAAN

REFLEKSI

PELAKSANAAN

PENGAMATAN

Dari empat ciri khusus PTK yang telah disebutkan di atas, terdapat beberapa prinsip dasar dalam pelaksanaan PTK, yaitu: 1) situasi biasa, 2) kegiatan nyata/empirik, 3) peningkatan mutu atau pemecahan masalah, 4) sukarela, 5) sistematik, 6) tindakan berbeda, dan 7) terpusat pada proses. Kegiatan PTK yang dilaksanakan secara berkesinambungan dapat menjelaskan pada kemajuan, peningkatan, dan sebagainya. Dari pelaksanaan kegiatan tindakan dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki tindakan pada siklus berikutnya. Secara otomatis dengan melaksanakan kegiatan PTK guru akan lebih kreatif, sebab dituntut untuk terus berinovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran yang digunakan.

25

B. Acuan Teori Disain-disain Alternatif Intervensi yang Dipilih 1. Peningkatan Pemahaman Bacaan Membaca merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa. Sebagai suatu keterampilan berbahasa, membaca merupakan suatu hal yang harus dipenuhi seseorang/manusia untuk membuka diri pada gerbang cakrawala pemikiran positif, berpikiran, dan berwawasan luas demi kemajuan kualitas hidup. “Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.”12 Pernyataan tersebut selaras dengan yang dijelaskan oleh Alek dalam bukunya, “membaca adalah proses memahami pesan tertulis yang menggunakan bahasa tertentu yang disampaikan oleh penulis kepada pembacanya.”13 a. Proses Memahami Bacaan Membaca dapat pula dianggap suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, dengan melihat pemikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis. Proses membaca dipandang sebagai usaha menyerap informasi dari bacaan ke dalam ingatan. Proses pengolahan bacaan yang dilakukan secara kritis dan kreatif akan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu, mampu menilai terhadap keadaan, dan dampak bacaan itu sendiri. “Pemahaman bacaan merupakan salah satu strategi membaca yang bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap karya tulis dengan jalan melibatkan diri dengan sebaik-baiknya pada bacaan.”14 Dengan kata lain, sikap memahami bacaan itu meliputi kemampuan pembaca untuk menginterpretasi, menganalisis, dan menilai, serta menerapkan konsep secara kritis untuk memperoleh pemahaman bacaan yang sebenarnya. “Untuk membuat analisis yang tepat diperlukan kemampuan aplikasi dan evaluasi.”15 12

Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008), hlm. 7. 13 Alek Abdullah dan Achmad H.P, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 75. 14 Alek Abdullah dan Achmad H.P, Bahasa Indonesia…, hlm. 80. 15 Alek Abdullah dan Achmad H.P, Bahasa Indonesia…, hlm. 81.

26

b. Tujuan Membaca Tujuan membaca seseorang ditentukan oleh pengalaman, pengetahuan bahasa, minat, serta kebutuhan. “Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan.”16 Meskipun kegiatan membaca adalah memfokuskan diri pada bacaan yang bertujuan, namun seorang siswa dengan ibu rumah tangga tentu berbeda tujuan kegiatan membaca yang dimaksud. Dalam dunia pendidikan (sekolah), secara khusus tujuan tersebut dipengaruhi oleh guru dan materi bacaan serta penyajiannya, yaitu topik, gambar, permasalahan, dan aspek kebahasaan. Tujuan membaca setiap individu dalam setiap kelompok ditentukan oleh pengalaman, kecerdasan, pemerolehan kosakata (pengetahuan bahasa), minat, dan kebutuhan siswa. Pada umumnya tujuan seseorang membaca adalah sebagai berikut; 1) menambah wawasan, 2) memperoleh informasi yang hangat, 3) mengisi waktu luang, dan 4) sebagai prestise dalam kelas sosial. Berbeda kelas dan status sosial, berbeda pula tujuan seorang siswa melaku kan kegiatan membaca, secara khusus yaitu: 1) membaca untuk memperoleh perincian atau fakta, 2) membaca untuk memperoleh gagasan atau ide utama, 3) membaca untuk mengetahui urutan, susunan, atau organisasi dalam bacaan, 4) membaca untuk menyimpulkan atau inferensi, 5) membaca untuk mengelompokkan (klasifikasi), 6) membaca untu kegiatan menilai atau evaluasi, dan 7) membaca untuk membandingkan pada sesuatu yang bertentangan.

16

Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai…, hlm. 9.

27

2. Wacana Argumentasi a. Pengertian Wacana Istilah wacana berasal dari bahasa Sansekerta yang bermakna “ucapan atau tuturan”. Dalam bahasa Inggris, istilah wacana disebut dengan istilah discourse. Kata itu berasal dari bahasa Yunani discursus yang bermakna „berlari ke sana ke mari‟. “Wacana adalah ucapan; perkataan;

tutur; keseluruhan tutur yang

merupakan suatu kesatuan; satuan bahasa terlengkap realisasinya dalam bentuk karangan yang utuh, seperti novel, buku, atau artikel.”17 Sementara itu, menurut Abdul Chaer “wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terlengkap.”18 “Wacana adalah satuan bahasa terlengkap yang dibentuk dari rentetan kalimat yang kontinuitas, kohesif, dan koheren sesuai dengan konteks situasi.”19 Sebagai satuan bahasa yang lengkap, dalam wacana terdapat konsep, gagasan, pikiran, atau ide yang utuh sehingga terjalin komunikasi. Komunikasi bahasa realisasinya berbentuk lisan atau tulisan. Hakikatnya wacana adalah media komunikasi yang bersifat transaksional jika yang dipentingkan adalah isi komunikasi, dan bersifat interaksional jika komunikasi terjalin secara timbal balik. “Apapun bentuknya, wacana mengasumsikan adanya penyapa (addressor) dan pesapa (addressee). Dalam wacana lisan, penyapa ialah pembicara sedangkan pesapa ialah pendengar. Sedangkan dalam wacana tulisan penyapa ialah penulis sedangkan pesapa ialah pembaca.”20 Bagannya dapat di ilustrasikan sebagai berikut.

17

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm. 1005. 18 Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 267. 19 Yayat Sudaryat, Makna dalam Wacana, (Bandung: Yrama Widya, 2008), hlm. 111. 20 Yayat Sudaryat, Makna dalam Wacana..., hlm. 111.

28

Gambar 2.2 Wacana Sebagai Wahana Komunikasi

WACANA

Pesapa

Penyapa Medium Komunikasi

b. Konteks Wacana Konteks wacana terbagi atas berbagai unsur, yaitu: a) situasi, b) pembicara, c) pendengar, d) waktu, e) tempat, f) adegan, g) topik, h) peristiwa, i) bentuk amanat, j) kode, dan k) sarana.21 c. Jenis Wacana Dalam sebuah kepustakaan disebutkan berbagai jenis wacana sesuai dengan sudut pandang dari mana wacana itu dilihat. Berkenaan dengan sarananya, wacana terbagi atas wacana lisan dan wacana tulisan. Berkenaan 21

Hasan Alwi, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), Cet. V. hlm. 421.

29

dari cara penyampaiannya, wacana terbagi atas wacana langsung dan wacana tidak langsung. Dari penggunaan bahasa dan kajiannya, wacana terbagi atas wacana fiksi dan wacana non fiksi. Sedangkan dari cara penyampaian isinya, wacana terbagi menjadi; wacana narasi, wacana eksposisi, wacana deskripsi, wacana persuasi, dan wacana argumentasi.

Gambar 2.3 Jenis-jenis Wacana Wacana Lisan Sarana Wacana Tulisan

Wacana Langsung Cara Wacana tak langsung

Wacana Fiksi

WACANA Kajian

Wacana Nonfiksi

Wacana Deskripsi Wacana Persuasi

Isi

Wacana Argumentasi Wacana Eksposisi Wacana Narasi

30

d. Unsur-unsur Wacana Sebagai suatu kesatuan yang utuh, wacana merupakan satuan bahasa terlengkap

yang

tersusun

dari

untaian

kalimat-kalimat

yang

berkesinambungan, erat, dan kompak sesuai dengan konteks situasi. Dalam hal ini pembahasan wacana difokuskan pada ragam wacana tulisan. Hal ini perlu untuk membatasi penulis dalam penelitian. Untuk menganalisis sebuah wacana ada dua unsur pokok yang diperlukan, yakni: unsur internal dan eksternal bahasa, dari unsur internal bahasa (intralinguistik) yang berkaitan dengan kaidah bahasa, seperti sintaksis, morfologi,

dan

fonologi;

sedangkan

dari

unsur

eksternal

bahasa

(ekstralinguistik) yang berkaitan dengan konteks situasi. e. Ciri-ciri Wacana Seperti yang telah dijelaskan di atas wacana merupakan medium komunikasi yang bersifat verbal yang bisa diasumsikan dengan adanya penyapa (pembicara/penulis) dan pesapa (penyimak/pembaca). Berdasarkan batasan tersebut dapat diperoleh ciri atau karakteristik sebuah wacana. Ciriciri wacana itu adalah: 1) satuan gramatikal, 2) satuan terbesar, tertinggi, atau terlengkap, 3) untaian kalimat-kalimat, 4) memiliki hubungan proposisi, 5) memiliki hubungan kontinuitas, 6) memiliki hubungan koherensi, 7) memiliki hubungan kohesi, 8) rekaman kebahasaan utuh dari peristiwa komunikasi, 9) bisa transaksaksional maupun interaksional, 10) mediumnya bisa lisan maupun tulisan, dan 11) sesuai dengan konteks atau kontekstual. f. Pengertian Argumentasi “Argumentasi adalah wacana yang berisi gagasan, pikiran, atau pendapat dengan membahas suatu masalah yang bertujuan untuk mempengaruhi

31

pembaca atau meyakinkan pihak lain dengan argumen-argumen yang disajikan secara logis dan objektif.”22 Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak. Terdapat

tiga inti

wacana argumentasi.

Pertama adalah bagian

pendahuluan, bagian ini membahas pentingnya persoalan itu dibahas saat ini, kemudian latar belakang historis yang mempunyai hubungan langsung dengan persoalan yang akan di argumentasikan sehingga pembaca dapat memperoleh pengertian dasar mengenai hal tersebut, dan terakhir adalah penetapan secara tepat titik ketidaksepakatan yang akan di argumentasikan. Bagian tubuh argumen berisi pembahasan masalah dengan menyajikan fakta-fakta yang dapat diuji kebenarannya dengan cara induksi, deduksi, analogi, dan lain-lain. Sedangkan bagian ketiga argumentasi adalah simpulan yang

berisi

kesimpulan-kesimpulan

suatu

pembahasan.

Penyampaian

simpulan dengan tetap memperhatikan tujuan utama pembahasan dan segarkan kembali ingatan pembaca tentang apa yang telah dicapai. Untuk bisa mempengaruhi pembaca dengan argumen-argumen yang disajikan, sejumlah data yang disajikan penulis merupakan suatu keharusan sebagai pendukung dalam tulisannya, seperti yang dikatakan Mahmudah dalam bukunya, “Argumentasi adalah jenis tulisan yang memberikan alasan (argumen) berdasarkan fakta dan data.”23 g. Tujuan Wacana Argumentasi Setiap ujaran, apapun bentuknya (baik lisan maupun tulisan) mempunyai maksud dan tujuan ujaran itu disampaikan pada pendengar (jika ujaran itu berbentuk lisan), pada pembaca (jika ujaran itu berbentuk tulisan). “Tujuan utama argumentasi adalah untuk meyakinkan pembaca agar menerima atau mengambil suatu doktrin, sikap, dan tingkah laku tertentu.”24 22

Siti Annijat Maimunah, Buku Pintar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007), hlm. 45. 23 Mahmudah Fitriyah dan Ramlan Abdul Gani, Pembinaan Bahasa Indonesia, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), hlm. 139. 24 Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2008), Cet. XIII, hlm. 227.

32

Dengan menggunakan prinsip logika sebagai alat bantu utama, wacana (karangan) argumentasi berusaha menyelidiki apa permasalahan yang akan dikemukakan, apa yang menimbulkan masalah, apa tujuan dan kegunaan dari persoalan itu, dan bagaimana cara mengatasinya dengan bahasa yang kritis dan teratur. h. Ciri-ciri Argumentasi “Argumentasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam ilmu pengetahuan. Argumentasi itu tidak lain daripada usaha untuk mengajukan bukti-bukti atau menentukan kemungkinan-kemungkinan untuk menyatakan sikap atau pendapat suatu hal.”25 Wacana argumentasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) mengemukakan alasan atau bantahan sedemikian rupa dengan tujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar menyetujuinya, 2) mengusahakan pemecahan suatu masalah, dan 3) mendiskusikan

suatu

persoalan

tanpa

perlu

mencapai

satu

penyelesaian. 3. Penerapan Strategi PQ4R a. Pengertian Strategi “Secara umum strategi berarti suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.”26 Strategi memiliki makna yang sama dengan teknik, kiat, atau taktik. “Strategi merupakan pola umum rentetan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.”27 Strategi yang mengacu pada kegiatan belajar mengajar, diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Puspitasari dalam penelitian tindakan kelas, “Strategi-strategi belajar merupakan pembelajaran yang mengajarkan siswa bagaimana belajar, 25

Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007),

26

Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet.

hlm. 3. III, hlm. 5. 27

Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet, IV. hlm. 99.

33

mengingat, berpikir, dan bagaimana memotivasi diri sendiri.”28 Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa keberhasilan siswa dalam belajar sebagian besar tergantung pada kepandaian siswa belajar secara mandiri sekaligus memonitor hasil belajarnya. Lebih jauh Puspitasari menjelaskan bahwa, “Strategi- strategi belajar juga dikenal sebagai strategi yang menekankan pada aspek kognitif, karena strategi tersebut lebih dekat pada hasil belajar kognitif daripada pada tujuan belajar perilaku.”29 “Tujuan kognitif tradisional yang diharapkan adalah siswa dapat memahami sebuah wacana dalam buku.”30 Dari penjelasan para ahli tersebut dapat dikatakan, bahwa strategi belajar adalah salah satu cara yang dapat digunakan oleh siswa untuk dapat belajar mengolah pikiran dan pengetahuan sendiri. Sedangkan posisi guru lebih diharapkan untuk mengembangkan atau mencari alternatif yang digunakan untuk membimbing siswa. Berdasarkan teori kognitif dan pemrosesan informasi, terdapat beberapa strategi belajar yang dapat digunakan seperti terlihat pada gambar berikut ini.

28

Uyad, Penelitian Tindakan Kelas, tersedia dalam http://uyad.blogspot.com /2008/ 04/ penelitian-tindakan-kelas.html, diakses 17 Desember 2010. 29 Muhamad Ali, Model Pembelajaran PQ4R, tersedia dalam http://muhamadali tomacoa.blogspot.com/2009/04/model-pembelajaran-pq4r.html, diakses 17 Desember 2010. 30 Trianto, Model-model…, hlm. 152.

34

Gambar 2.4 Varian Strategi-strategi Belajar Trianto (2007, hlm. 90)

Strategi- strategi Belajar Jenis-jenisnya

Mengulang Terdiri dari

Organisasi

Elaborasi Terdiri dari

Metakognisi

Terdiri dari Membuat catatan

Outlining

Menggarisbawahi Analogi Membuat catatan pinggir

e

PQ4R

Pemetaan konsep mnemonics

Pemotongan Akronim

b. Hakikat Strategi PQ4R Strategi PQ4R dikembangkan oleh Thomas dan Robinson yang merupakan pengembangan dari strategi SQ3R (survey, question, read, recite, review) yang berguna untuk meningkatkan pemahaman dalam kegiatan membaca. “The PQ4R strategy is an individualized method for improving reading comprehension.”31 Strategi PQ4R adalah metode belajar yang membantu individu meningkatkan bacaan secara menyeluruh. Strategi belajar PQ4R merupakan salah satu bagian dari strategi elaborasi. “Strategi ini digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca dan dapat membantu siswa mengingat apa yang telah mereka baca dan

31

Muskingum Collage, General-Purpose Learning Strategies Reading Comprehension, tersedia dalam http://www.buddies.org/articles/reading.pdf, hlm. 68, diakses 20 Desember 2010.

35

membantu kegiatan belajar mengajar di kelas dengan kegiatan membaca buku.”32 Sejalan dengan pernyataan Asri dalam bukunya, “Teori deskriptif menyatakan bila isi/materi pelajaran (kondisi) diorganisasikan dengan menggunakan model elaborasi (metode), maka perolehan belajar atau resistansi (hasil) akan meningkat.”33 Strategi PQ4R membantu siswa untuk mengorganisasi informasi dan membuat pembelajaran lebih bermakna. Oleh karena itu strategi ini cocok digunakan pada konsep yang bersifat deklaratif dan pengetahuan prosedural. Dapat dikatakan bahwa PQ4R adalah prosedur analisis membaca untuk membimbig siswa dalam mempelajari teks secara sistematis melalui prosedur preview, question, read, reflect, recite, review. Dengan menerapkan pendekatan ini di kelas siswa mendapatkan pengalaman strategi yang dapat mereka terapkan saat belajar sendiri. Penggunaan strategi PQ4R secara sistematis dapat membantu siswa mengetahui, memahami, menerapkan, dan mengevaluasi apa yang mereka baca. c. Langkah-langkah strategi PQ4R Langkah-langkah strategi PQ4R adalah sebagai berikut: a) Preview

: Membaca selintas

b) Questioni : Membuat dan menjawab pertanyaan c) Read

: Membaca secara aktif

d) Reflect

: Memahami bacaan

e) Recite

: Membuat intisari bacaan

f) Review

: Mengulang kembali

Berikut ini penjelasan langkah-langkah yang harus dilakukan pada strategi PQ4R, yaitu: a) Preview Pada langkah pertama ini siswa diberikan tugas membaca cepat dengan memperhatikan judul-judul dan topik utama, tujuan umum dan 32 33

Trianto, Model-model…, hlm. 146. Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 13.

36

rangkuman, serta rumusan isi bacaan. Tahap ini bertujuan agar siswa memperoleh sedikit gambaran mengenai apa yang akan dipelajari. Siswa diminta untuk memperhatikan ide pokok yang akan menjadi inti pembahasan dalam bacaan. Dengan ide pokok ini akan memudahkan siswa memberikan keseluruhan ide yang ada. Pada aktivitas preview ini, peran guru adalah membantu dan mendorong siswa untuk memeriksa atau meneliti secara singkat seluruh struktur teks, judul bagian (heading) dan judul subbagian (heading sub), istilah dan kata kunci, serta rangkuman. Dalam melakukan preview, siswa dianjurkan untuk menyiapkan alat tulis (pensil, kertas, atau stabilo) untuk menandai bagian-bagian tertentu. Bagian-bagian tertentu ini mempermudah menyusun bahan pertanyaan pada langkah selanjutnya. b) Question Pada langkah ini siswa mendalami topik dan judul utama dengan mengajukan pertanyaan yang jawabannya dapat ditemukan dalam bacaan tersebut, kemudian mencoba menjawabnya sendiri. Pada langkah ini, guru memberi petunjuk atau contoh kepada siswa untuk menyusun pertanyaan yang jelas, singkat, dan relevan dengan bagianbagian teks yang telah ditandai pada langkah pertama. “Pengalaman menunjukkan bahwa apabila seseorang membaca untuk sejumlah pertanyaan, maka akan membuat siswa membaca lebih hati-hati secara seksama serta akan dapat membantu mengingat apa yang mereka baca.”34 c) Read Langkah ketiga ini siswa ditugaskan membaca bahan bacaan secara cermat dengan mengajukan pengecekan pada langkah kedua. Pada langkah ini siswa membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun. Siswa berkonsentrasi 34

Trianto, Model-model…, hlm. 148.

37

mencari jawaban dari pertanyaan yang telah dibuatnya sendiri dengan pensil, stabilo, pulpen, atau alat penanda lainnya. Peran guru disini meminta siswa membaca secara aktif untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang telah disusun. Dalam hal ini, membaca aktif berarti juga membaca yang difokuskan pada paragrafparagraf yang diperkirakan mengandung jawaban-jawaban yang relevan dengan pertanyaan tadi. Selain itu juga menggarisbawahi katakata kunci dari teks yang dibaca. d) Reflect Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru saja dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan sebelumnya. Siswa mengendapkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Pada tahap ini siswa mencoba memecahkan masalah-masalah yang disimulasikan dan menciptakan gambaran visual dari bacaan. Mereka mencoba untuk menghubungkan informasi baru di dalam bacaan dengan apa yang telah diketahui. Pengetahuan yang bermakna diperoleh dari proses. Pengetahuan yang dimiliki siswa diperluas melalui konteks pembelajaran, yang kemudian diperluas sedikit demi sedikit. Peran guru disini adalah membantu siswa membuat hubungan-hubungan antara pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dengan pengetahuanpengetahuan yang baru. Dengan begitu, siswa memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya tentang apa yang baru dipelajrinya. e) Recite Langkah kelima siswa diminta untuk mengingat kembali informasi yang telah dipelajari dengan menyatakan butir-butir penting secara nyaring dengan menanyakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan. Siswa dapat melihat kembali catatan yang telah dibuat dan menggunakan kata-kata yang ditonjolkan dalam bacaan.

38

Dari catatan-catatan yang terdahulu dan berlandaskan ide –ide yang ada pada siswa, maka mereka diminta membuat intisari materi pelajaran. Dengan mengusahakan intisari ini merupakan inti dari pembahasan konsep, peran, dan interaksinya. f) Review Pada langkah terakhir ini siswa diminta untuk mengulang kembali seluruh catatan singkat yang telah dibuatnya, mengulang kembali seluruh bacaan bila perlu dan sekali lagi menjawab pertanyaanpertanyaan yang diajukan. Pada langkah ini siswa meninjau ulang seluruh jawaban atas pertanyaan pada langkah kedua dan ketiga. Review yang efektif memasukkan lebih banyak informasi yang baru dalam memori jangka panjang. Membaca ulang merupakan salah satu bentuk review, tetapi mencoba menjawab pertanyaan kunci tanpa mengacu atau melihat pada buku adalah cara yang terbaik. Review juga dapat dilakukan dengan menyimpulkan informasi yang dipelajari dengan menggambar grafik, menulis kesimpulan, berpartisipasi dalam tim diskusi atau dengan belajar kelompok untuk ujian. Pada tahap ini diharapkan siswa dapat membandingkan pengetahuan, juga mengingatkan kembali tentang apa saja yang mereka pelajari selama kegiatan pembelajaran.

39

Tabel 2.1 Langkah-langkah Strategi PQ4R Langkahlangkah Langkah 1 Preview

Langkah 2 Question

Langkah 3 Read

Tingkah Laku Guru

Aktivitas Siswa

a. Memberikan bahan bacaan kepada siswa untuk dibaca b. Menginformasikan kepada siswa bagaimana menemukan ide pokok/tujuan pembelajaran yang hendak dicapai a. Menginformasikan kepada siswa agar memperhatikan makna dari bacaan b. Memberikan tugas kepada siswa untuk membuat pertanyaan dari ide pokok Memberikan tugas kepada siswa untuk membaca dan menanggapi/menjawab pertanyaan yang telah disusun sebelumnya

Membaca selintas dengan cepat untuk menemukan ide pokok/tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

a. Memperhatikan penjelasan guru b. Menjawab pertanyaan yang telah dibuat

Membaca secara aktif sambil memberikan tanggapan terhadap apa yang telah dibaca dan menjawab pertanyaan yang dibuat Bukan sekedar menghafal dan mengingat materi pelajaran tapi mencoba memecahkan masalah dari informasi yang diberikan oleh guru dengan pengetahuan yang telah diketahui melalui bahan bacaan

Langkah 4 Reflect

Mensimulasikan/menginformasikan materi yang ada pada bahan bacaan

Langkah 5 Recite

Meminta siswa membuat intisari a. Menanyakan dan dari seluruh pembahasan pelajaran menjawab pertanyaanpertanyaan b. Melihat catatan/intisari yang telah dibuat sebelumnya c. Membuat intisari dari pembahasan keseluruhan a. Menugaskan siswa membaca a. Membaca intisari yang intisari yang dibuatnya dari telah dibuatnya rincian ide pokok yang ada b. Membaca kembali bahan dalam benaknya bacaan siswa jika masih b. Meminta siswa membaca belum yakin dengan kembali bahan bacaan, jika jawaban yang dibuatnya masih belum yakin dengan jawabannya

Langkah 6 Review

40

C. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan penulis telah dilakukan juga oleh para peneliti terdahulu, seperti Uum Sumiyati pada jenjang SMP dengan judul “Pengaruh Metode Pembelajaran PQ4R dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa”. Hasil penelitiannya memperoleh kesimpulan bahwa siswa yang diajarkan dengan metode PQ4R mempunyai hasil belajar yang lebih tinggi

dibandingkan

konvensional.

dengan

siswa

yang

diajar

dengan

pembelajaran

35

Afrinawati dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Strategi PQ4R Terhadap Hasil Belajar Siswa (Kuasi Eksperimen Pada Pokok Pembahasan Belajar Biologi).” Memperoleh kesimpulan bahwa rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen yang menggunakan strategi PQ4R lebih besar dari kelompok kontrol dengan perbedaan yang signifikan.36 Kemudian Muhamad Ali dalam skripsinya yang berjudul “Model Pembelajaran Strategi Belajar Elaborasi Metode PQ4R” pada jenjang SMP. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran strategi belajar elaborasi metode PQ4R dapat meningkatkan prestasi belajar siswa SMP pada konsep kelangsungan hidup organisme.37 Sementara itu Roslani Supinah dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Strategi Pembelajaran PQ4R Terhadap Kemampuan Koneksi Matematika Siswa”. Hasil penelitiannya memperoleh kesimpulan bahwa rata-rata kemampuan koneksi matematika kelompok eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran PQ4R lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan rata-rata kemampuan koneksi matematika kelompok kontrol yang diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran konvensional.38

35

Uum Sumiyati, Pengaruh Metode Pembelajaran PQ4R dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa, (Skripsi Prodi Biologi, Jurusan IPA, UIN Jakarta, 2008), hlm. 61. 36 Afrinawati, Pengaruh Strategi PQ4R Terhadap Hasil Belajar Siswa, (Skripsi Prodi Biologi, Jurusan IPA, UIN Jakarta, 2010), hlm. 65. 37 Muhamad Ali, Model Pembelajaran…, hlm. 68. 38 Roslani Supinah, Pengaruh Strategi Pembelajaran PQ4R Terhadap Kemampuan Koneksi Matematika Siswa, (Skripsi Jurusan Matematika, UIN Jakarta, 2010), hlm. 60.

41

D. Kerangka Pikir Pada pembahasan kajian teori telah diungkapkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor pendekatan belajar. Faktor pendekatan belajar ini meliputi strategi dan model pembelajaran. Model pembelajaran digunakan oleh pengajar (guru) dalam menghadapi kesulitankesulitan yang dialami siswa yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas, proses pembelajaran, dan peningkatan hasil belajar. Model pembelajaran yang diterapkan di kelas sejauh ini hanya menuntut peran serta yang minimal dari siswa. Kondisi ini menciptakan pola interaksi yang kurang baik dan kondisi belajar kurang kondusif karena pola pembelajaran berpusat pada guru di depan kelas, sehingga menjurus pada hasil dan tingkat pemahaman siswa yang rendah. Menyikapi hal ini peneliti memilih alternatif berupa modifikasi model pembelajaran yang digunakan di kelas melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan yang dilakukan menggunakan penerapan model pembelajaran strategi PQ4R. Ruang lingkup bahasa Indonesia yang memiliki sub konsep bacaan yang luas, dalam penelitian ini dibatasi pada wacana berbentuk argumentasi. Kegiatan pembelajaran dirancang untuk beberapa kali pertemuan. Pada setiap pertemuan peneliti menerapkan model pembelajaran yang telah ditentukan dengan menerapkan strategi PQ4R dalam proses pembelajaran. Penelitian tindakan dengan penerapan model pembelajaran tersebut dimaksudkan agar dapat meningkatkan pemahaman siswa.

42

Gambar 2.5 Kerangka Berpikir

Metode Ceramah (Teacher Centered)

Situasi Belajar Kurang Kondusif

Peran Serta Minimal Siswa

Tingkat Pemahaman Siswa Rendah

Penerapan Strategi PQ4R

E. Siswa Aktif dalam F. Pembelajaran

Situasi Belajar Kondusif

Pemahaman Siswa Meningkat G.

E. Hipotesis Tindakan Dalam sebuah penelitian, hipotesis seringkali perlu dirumuskan. Hipotesis merupakan dugaan sementara yang dibuat berdasarkan data dan fakta. Hipotesis dalam penelitian ini adalah semakin aktif kinerja otak dalam kegiatan membaca akan semakin baik tingkat pemahaman siswa dengan menggunakan penerapan strategi PQ4R. Strategi ini menuntut siswa melibatkan beberapa aspek kognitif (berpikir dan memecahkan masalah sendiri).

43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Khusus Penelitian Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil penerapan strategi PQ4R dalam meningkatkan kemampuan siswa memahami wacana argumentasi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Islam Al-Mukhlisin Ciseeng, Bogor, pada siswa kelas XI IPS I. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada awal semester genap bulan Januari sampai Februari tahun pelajaran 2010/2011.

C. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (class action research), yaitu penelitian yang dikembangkan berdasarkan pada permasalahan yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses dan hasil pembelajaran. Penelitian ini dilakukan secara partisipan, yaitu peneliti berperan sebagai pengkaji permasalahan, pendiagnosis masalah, perencana tindakan, pengamat, dan pelaksana tindakan. Kondisi ini dimaksudkan agar memudahkan peneliti saat pengumpulan data sehingga penelitian dapat berjalan sesuai dengan rencana dan sesuai dengan hasil yang diharapkan. Selanjutnya, prosedur penelitian ini dilakukan dalam dua siklus melalui tahapan-tahapan kegiatan secara berurutan. Prosedur penelitian tersebut terdiri dari empat tahap kegiatan, yaitu: (1) perencanaan (planning), dalam tahap ini peneliti merencanakan dengan merumuskan pertanyaan apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan dilakukan; (2) tindakan (acting), yaitu pelaksanaan yang terencana; (3) pengamatan (observing), yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan bersamaan dengan tindakan; (4) refleksi (reflection), yaitu kegiatan implementasi untuk mengemukakan kembali apa yang sudah

44

dilakukan. Keempat tahapan kegiatan tersebut dapat di ilustrasikan sebagai berikut.

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto, dkk. 2007:74)

Permasalahan

Perencanaan tindakan I

Siklus I Refleksi I

Permasalahan baru hasil refleksi

Perencanaan tindakan II

Siklus II Refleksi II

Apabila masalah belum terselesaikan

Dilanjutkan ke siklus berikutnya

Pelaksanaan tindakan I

Pengamatan/peng umpulan data I

Pelaksanaan tindakan II

Pengamatan/peng umpulan data II

45

D. Subjek yang Terlibat Penelitian dilaksanakan di kelas XI SMA Islam Al-Mukhlisin Ciseeng, Bogor. Dalam penelitian ini subjek yang terlibat adalah siswa kelas XI IPS I SMA Islam Al-Mukhlisin yang berjumlah 36 siswa, yang terdiri atas 16 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan 20. Pemilihan kelas XI IPS I didasarkan atas pertimbangan dari seorang guru bidang studi bahasa Indonesia bahwa kelas tersebut cenderung pasif dan tingkat pemahaman siswa yang beragam.

E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Pada penelitian ini, posisi peneliti yaitu sebagai pengkaji permasalahan, pendiagnosis masalah, perencana tindakan, pengamat, dan pelaksana tindakan.

F. Tahapan Intervensi Tindakan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus pada pokok bahasan wacana argumentasi. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui dan melihat peningkatan hasil pemahaman siswa pada setiap siklus setelah diberi tindakan. Bila pada siklus I tidak terdapat peningkatan, maka pada siklus II diarahkan pada kegiatan perbaikan dan penyempurnaan terhadap hal-hal yang dianggap kurang pada siklus I. Tahapan kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1 Tahapan Intervensi Tindakan (Suharsimi Arikunto, dkk., 2007: 93)39

1

Perencanaan ide awal

Memperbaiki dan meningkatkan kualitas pemahaman pembelajaran Bahasa Indonesia.

Temuan awal

Saat ini: Pembelajaran tersebut berisi konsep dan ciri khusus yang harus dipahami siswa, guru menjelaskan pokok bahasan tersebut secara garis besar, metode mengajar ceramah, pembelajaran berpusat pada guru, siswa pasif, situasi kurang kondusif, dan tingkat

39

Suharsimi Arikunto, dkk., Peneltian…, hlm. 93.

46

pemahaman siswa rendah. Diagnosa (hipotesis)

Penggunaan metode mengajar yang berupa tugas ditambah dengan pendekatan konstruktivistik melalui penerapan strategi PQ4R dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan pemahaman siswa.

Perencanaan

Dirancang melalui penerapan strategi PQ4R dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk pokok bahasan wacana argumentasi. Format tugas: pembagian bahan bacaan pada seluruh siswa di kelas sesuai pokok bahasan, kemudian menerapkan strategi PQ4R dengan melaksanakan enam tahapan yaitu, membaca selintas (preview), membuat pertanyaan (question), membaca secara aktif (read), memahami (reflect), mengingat (recite), dan membuat intisari bacaan (review). Setelah selesai siswa melakukan tahapan refleksi dan menjawab sejumlah pertanyaan (angket) berkaitan dengan materi pembelajaran yang telah disediakan guru (peneliti). Jenis data yang dikumpulkan: hasil dan tugas siswa (individu), lembar kuesioner.

2

Tindakan

Melaksanakan tindakan sesuai skenario

3

Pengamatan

Mengumpulkan data

4

Refleksi

Menggunakan data untuk melakukan evaluasi dan refleksi untuk membuat revisi dan perbaikan pada tindakan di siklus-siklus berikutnya.

Siklus II, III, dan seterusnya Penulisan laporan penelitian

G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Pembelajaran dengan model pembelajaran strategi PQ4R pada pokok bahasan wacana argumentasi, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa. Siswa memperoleh pengetahuan baru tentang strategi PQ4R, serta menguasai langkah-langkah yang ada di dalamnya, sehingga mampu secara mandiri menerapkan strategi tersebut meskipun tanpa di dampingi guru.

47

H. Data dan Sumber Data Dalam pandangan holistis, data memiliki dua aspek, yakni aspek lahiriah dan aspek batiniah. “Aspek lahiriah data diartikan data yang berwujud dan dapat diamati dalam korpus data. Sedangkan data batiniah adalah data yang tidak berwujud, meliputi isi tuturan, tuturan, dan hubungan antar penutur.”40 Pada penelitian ini data yang tidak berwujud mencakup pada aspek-aspek yang dialami yang terjadi ketika proses pembelajaran berlangsung, meliputi interaksi siswa, reaksi, dan lain sebagainya. Data yang diperoleh berupa nilai hasil belajar siswa yang mencakup tingkat pemahaman serta respon siswa terhadap model pembelajaran yang diberikan.

I. Instrumen Pengumpulan Data Dalam penelitian ini menggunakan beberapa instrumen, yaitu: a. Wawancara “Wawancara adalah suatu percakapan yang bertujuan. Tujuan dilakukan wawancara untuk memperoleh konstruksi yang terjadi sekarang tentang orang, kejadian, aktivitas, dan lain sebagainya.”41 Beberapa siswa diajukan sejumlah pertanyaan yang sama mengenai materi pembelajaran Bahasa Indonesia, interaksi guru dan murid, serta kegiatan proses pembelajaran di kelas. b. Observasi dan catatan lapangan “Observasi adalah segala upaya merekam segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung dengan atau tanpa alat bantu.”42 Observasi ini berupa catatan lapangan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa tanpa dan dengan menerapkan strategi PQ4R.

40

Mahsun, Metode Penelitian Bahasa, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hlm.

26-27. 41

Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 94. 42 Sarwiji Suwandi, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah, (Surakarta: Yuma Pustaka, 2010), Cet. II, hlm. 38.

48

c. Tes hasil belajar siswa Dilakukan untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman dan hasil belajar siswa sebelum dan setelah diberikan perlakuan (treatment). Tes yang digunakan dalam penelitian ini ditujukan pada aspek kognitif siswa, realisasinya berupa soal esay pada siklus I dan siklus II. d. Kuesioner Kuesioner pada penelitian ini adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran strategi PQ4R yang telah dimodifikasi menjadi 5 (lima) alternatif jawaban, yaitu; sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Kuesioner dilakukan secara tertutup di dalam kelas. e. Dokumentasi Kegiatan ini dilaksanakan dengan megambil gambar kegiatan siswa ketika pelaksanaan kegiatan berlangsung. Data yang dihasilkan berupa gambar atau foto kegiatan pembelajaran.

J. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara tes dan nontes. Tes berupa latihan siswa (setiap siklus) dengan menggunakan soal uraian pengisian melalui penerapan model pembelajaran PQ4R yang bertujuan untuk mengetahui penguasaan

konsep dan pemahaman siswa. Sedangkan nontes direalisasikan

dalam bentuk wawancara dan observasi, digunakan untuk mencari informasi dan mengetahui kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran PQ4R pada bahasan wacana argumentasi. Data yang diperoleh berupa respon siswa terhadap model pembelajaran PQ4R pada bahasan wacana argumentasi dengan membagikan lembar kuesioner pada siswa pada setiap akhir siklus.

49

K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Untuk menguji validitas/kebenaran penelitian dan untuk mendapatkan suatu informasi yang akan dijadikan data penelitian, sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dijadikan dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan, teknik yang digunakan peneliti untuk memeriksa data adalah tennik triangulasi. “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan

sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau

pembandingan data.”43 “Menurut Elliott, triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, yaitu sudut pandang guru, sudut pandang siswa, dan sudut pandang observer. Tiga sudut

pandang

ini

mempunyai

alasan

pembenaran,

atau

justifikasi

epistemologis.”44 Dalam hal ini teknik triangulasi yang digunakan antara lain berupa triangulasi sumber data dan triangulasi metode pengumpulan data, yakni memeriksa

kebenaran

hipotesis,

konstruk

tes,

dan

analisis

dengan

membandingkan sebelum dan setelah penelitian. Realisasi triangulasi tersebut untuk mengetahui kesulitan siswa dalam memahami wacana argumentasi dan faktor-faktor penyebabnya, peneliti melakukan hal-hal berikut; (1) melakukan wawancara dengan guru untuk mengetahui pandangan guru tentang hambatan-hambatan yang dialami siswa dalam memahami bacaan, (2) memberikan tes pemahaman bacaan dan selanjutnya menganalisis hasil pemahaman bacaan tersebut untuk diidentifikasi, dan (3) review informan kunci adalah mengkonfirmasikan data atau interpretasi temuan kepada informan kunci sehingga diperoleh kesepakatan antara peneliti dan informan tentang data atau interpretasi temuan tersebut. Hal ini dilakukan melalui kegiatan diskusi antartim (peneliti dan guru) peneliti setelah kegiatan pengamatan maupun kajian dokumen.

43 44

Sarwiji Suwandi, Penelitian Tindakan…, hlm. 60. Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti, Metode…, hlm. 242.

50

L. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis 1. Tes Hasil Belajar Teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data-data yang telah berhasil dikumpulkan antara lain dengan teknik deskriptif komparatif (statistik deskriptif komparatif) dan teknik analisi kritis. Teknik statistik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil antar siklus. Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada akhir setiap siklus, yaitu membandingkan rerata kemampuan pemahaman bacaan siswa pada kondisi sebelum tindakan, siklus I, siklus II, dan seterusnya. Teknik analisis kritis berkaitan dengan data kualitatif. Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan kriteria normatif yang diturunkan dari kajian teoritis maupun ketentuan yang ada. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan siklus yang ada. Analisis data dilakukan bersamaan dan/atau setelah pengumpulan data. 2. Respon Siswa terhadap Penerapan Model Pembelajaran Strategi PQ4R Respon siswa terhadap model pembelajaran strategi PQ4R dapat diperoleh dengan membuat tabel distribusi frekuensi dari total jawaban setiap pernyataan pada lembar kuesioner dengan menggunakan lima kombinasi pilihan jawaban. Pernyataan-pernyataan yang diajukan baik pernyataan positif maupun pernyataan negatif dinilai oleh subjek dengan pilihan jawaban; Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Kategori respon yang digunakan telah mengalami adaptasi dan penyesuaian. Tabel terlampir. Untuk dapat mengetahui persentase untuk masing-masing kategori yang telah diperoleh digunakan rumus45 berikut:

45

Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), hlm. 50.

51

F P=

X 100 % N

Keterangan: P

: Persentase

F

: Frekuensi

N

: Number of Cases

M. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan Setelah peneliti melakukan tindakan pada siklus I, kemudian penelitian ditindak lanjuti untuk memperbaiki kekurangan dengan melakukan tahapan pada siklus selanjutnya. Adapun tahapan pada siklus lanjutan tersebut adalah sebagai berikut.

Tabel 3.2 Perencanaan Tindakan 1

Perencanaan Awal

Memperbaiki

dan

meningkatkan

pemahaman belajar siswa Temuan Awal



Siswa belum memahami dan menguasai model strategi PQ4R



Hasil belajar dan pemahaman belum maksimal

Diagnosis

Penggunaan model pembelajaran strategi PQ4R secara bertahap

Perencanaan

Guru membuat acuan pembelajaran Rencana Program Pembelajaran (RPP) menggunakan penerapan strategi PQ4R

2

Tindakan



Guru

dan

siswa

menjalankan

pembelajaran dengan penerapan strategi PQ4R yang telah disempurnakan sesuai

52

dengan prosedur 

Guru menjelaskan tahapan/langkah yang belum dimengerti siswa yang diketahui dari hasil refleksi siklus I



Pada akhir pelajaran guru dan siswa bersama-sama

menyimpulkan

materi

pelajaran. 

Pada akhir pembelajarn siklus II guru memberikan kuesioner dan tes bacaan

3

Pengamatan

Mengumpulkan data penelitian. Data yang dikumpulkan berupa catatan aktivitas siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran, kuesioner dan tes pada ahkir siklus II

4

Refleksi



Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh pada siklus II



Menarik kesimpulan pada siklus II



Merefleksi kekurangan pada siklus II merujuk pada IPH (Indikator Pencapaian Hasil) > 75% dengan nilai ketuntasan belajar > 65

Siklus III dan seterusnya Penulisan Laporan Penelitian

53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan 1. Gambaran Sekolah a. Profil Sekolah 1. Nama Sekolah

: SMA Islam Al-Mukhlishin

2. Kode Sekolah

: 13 – 065

3. Status Sekolah

:

Negeri

Swasta (pilih salah satu)

4. Status Akreditasi

:

A

C

B

Belum terakreditasi

(pilih salah satu) 5. Tanggal berlaku piagam akreditasi 6. Alamat Sekolah

: 2008/2009 s.d. 2012/2013 : Jl. H. Usa PO. BOX 23/PRU Ciseeng, Bogor Telp. (0251) 8541886, Fax (0251) 8541405 Kode Pos: 16330

7. e-mail

: [email protected]/ [email protected]

8.

Kurikulum

:

1994

2004

KTSP (pilih salah satu)

9. SK Pendirian/Pengukuhan Sekolah dari Dinas Pendidikan Prop. Jawa Barat

: Nomor Tanggal

10. Piagam Akreditasi

: 302/102/Kep/E/88 : 13 Juni 1988

: Terakreditasi A Nomor

: 2.00/440/BAP-SM/XI/2008

Tanggal

: 25 Nopember 2008

11. Nomor Data Sekolah (NDS)/NPSN/NSS 12. Nama Ketua Yayasan

: 3002050024/20231301/302020232129 : Ikhwanuddin Abidin, SH

54

b. Identitas Kepala Sekolah a. Nama Kepala Sekolah

: Yaya Suhaya, S.Ag.M.Pd

b. NIP

: 150.281.430

c. Izin Memimpin (khusus sekolah swasta) : Nomor 821/316/Disdik Kepala SMA Islam Al-Mukhlishin Berlaku tanggal 22 Oktober 2009 s.d. 22 Oktober 2010 d. Alamat Rumah

: Jl. H. Usa PO. BOX 23/PRU Ciseeng, Bogor

e. Pendidikan Terakhir

: S2/UHAMKA/Magister Penelitian dan Evaluasi Pendidikan

f. No. Telp

: 081311147880 / 087872013377

c. Penyelenggaraan Ujian Nasional Penyelenggaraan Ujian Nasional (pilih salah satu: a, b atau c ): a. Belum menyelenggarakan Ujian Nasional

Ya

Tidak

b. Mandiri /Penyelenggara

Ya

Tidak

c. Menggabung ke SMA/MA *) …….……… Kode Sekolah = .………

d. Tujuan Secara umum tujuan SMA Islam Al-Mukhlishin merupakan bagian dari tujuan pendidikan nasional, yaitu: meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri, dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Secara khusus, tujuan SMA Islam Al-Mukhlishin sejalan dengan delapan komponen Sekolah Standar Nasional (SSN) yang meliputi : 1. Standar Isi: a. Menjadi sekolah yang berorientasi mutu b. Tercapainya kurikulum SMA Islam Al-Mukhlishin Kabupaten Bogor, mencakup: (1) Pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

55

(2) Pembuatan Silabus dan RPP c. Tersedianya kurikulum tingkat satuan pendidikan, mencakup: (1) Pemetaan KTSP (2) Silabus, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator (3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. 2. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan: a. Terpenuhinya profesionalisme dan kompetensi guru dan TU sesuai SNP b. Terlaksananya kegiatan monitoring dan evaluasi kinerja guru dan TU 3. Standar Proses Pembelajaran: Terselenggaranya proses pembelajaran sesuai SNP, yakni agar dapat memberi kesempatan peserta didik belajar untuk: a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa b. Memahami dan menghayati c. Mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif d. Hidup bersama dan berguna untuk orang lain e. Membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar aktif, kreatif , efektif, dan menyenangkan. 4. Standar Sarana Prasarana: Terpenuhinya sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan SNP. 5. Standar Kompetensi Lulusan: a. Terselenggaranya proses pembelajaran sesuai SNP b. Terpenuhinya kelulusan sesuai SNP c. Terpenuhinya target kejuaraan pada lomba-lomba akademik dan non akademik. 6. Standar

Pengelolaan:

Tercapainya

kualitas

kelembagaan

dan

terciptanya manajemen pendidikan sesuai dengan MBS dan SNP. 7. Standar Pembiayaan Pendidikan: Terwujudnya standar pembiayaan sesuai SNP. 8. Standar Penilaian: Terwujudnya sistem penilaian sesuai SNP.

56

e. Visi, Misi, dan Strategi Sekolah Visi Sekolah: “Terwujudnya pelayanan pendidikan yang berkualitas dalam rangka menuju civitas sekolah yang maju, mandiri, dan berprestasi berdasarkan IMTAQ dan IPTEK” Indikator Ketercapaian Visi: 1) Siswa berprestasi dalam aktivitas keagamaan dan berakhlak mulia. 2) Siswa berprestasi dalam mencapai nilai di atas standar KKM mata pelajaran. 3) Siswa berdisiplin dalam bertindak. 4) Siswa berprestasi dalam berbagai lomba mata pelajaran. 5) Siswa berprestasi dalam bidang seni, budaya, dan olahraga. 6) Siswa berprestasi dalam pencapaian nilai ujian nasional dan ujian sekolah. 7) Siswa memiliki kemandirian. 8) Siswa dapat meningkatkan potensi bakat dan minat. Misi Sekolah: 1) Meningkatkan profesionalisme guru sesuai dengan bidangnya. 2) Meningkatkan proses pembelajaran dan bimbingan kesiswaan secara optimal. 3) Meningkatkan semangat belajar dan bermoral tinggi. 4) Meningkatkan pengamalan ajaran agama dan menerapkan teknologi tepat guna dalam pembelajaran. 5) Membangun budaya ilmiah. 6) Meningkatkan mutu pelayanan dalam administrasi pendidikan. 7) Membiasakan budaya disiplin. 8) Membangun budaya kemandirian dan demokratis. 9) Menggali dan mengembangkan potensi minat dan bakat siswa. 10) Melengkapi sarana prasarana dan media pembelajaran.

57

Strategi Sekolah: Beberapa strategi yang penting diterapkan adalah sebagai berikut : 1) Menciptakan suasana Islami di lingkungan sekolah. 2) Menerapkan manajemen sekolah yang demokratis dan berorientasi pada mutu. 3) Membentuk

struktur

organisasi

sekolah

guna

mengefektifkan

pencapaian tujuan. 4) Mengefektifkan komite sekolah secara proporsional. 5) Merumuskan kurikulum yang dinamis dan progresif yang didasarkan pada sinergi agama, ilmu, dan kebutuhan masyarakat. 6) Membangun dan melengkapi sarana dan prasarana serta media pembelajaran yang memadai. 7) Merekrut SDM yang profesional yang berkaitan dengan guru maupun pegawai. 8) Memberikan kesejahteraan secara memadai kepada guru dan pegawai. 9) Menerapkan metode pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (children centre). 10) Menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitar. 11) Mengadakan pelatihan secara intensif bagi semua perangkat sekolah.

f. Data Fisik Sekolah 1. Data Siswa sampai tanggal

: 25 Oktober 2010 Kelas XI

Kelas XII

Jumlah

Jenis Kelamin

Kelas X

Laki-laki

24

7

41

4

29

105

Perempuan

57

21

34

22

34

168

Jumlah

81

28

75

26

63

273

IPA

2. Jumlah Rombongan Belajar

IPS

IPA

IPS

: Kelas X = 3, Kelas XI = 3, Kelas XII = 3

3. Jumlah Ruang Belajar

: 10 RKB, 2 LAB IPA (Fis/Kim/Bio) 1 Lab Komputer, 1 Lab Bahasa

58

4. Jumlah Guru dan Tata Usaha

: DPK 1 orang, GTY 3 orang, GTT 28 orang, TU 2 orang

5. Data guru seluruhnya

: Terlampir

6. Luas Bangunan

: 9 x 7 m, 10 lokal RKB

7. Status Tanah

: Milik Yayasan, luas 2,685,11 m2

8. Status Bangunan

: Milik Yayasan

9. Pelaksanaan KBM

: Pagi Hari, mulai pukul 07.10 – 12.50 WIB

10. Jumlah Siswa lulusan Tahun 2009/2010 11. Jumlah Siswa naik kelas

: Lulus = 93 siswa Tidak lulus = : Kelas XI = 103 siswa, Kelas XII = 89 siswa

12. Jumlah siswa tidak naik kelas

: Kelas X = 0, Kelas XI = 0, Kelas XII = 0

13. Jumlah Siswa Masuk

: Kelas X = 81, Kelas XI = 0, Kelas XII = 0

14. Jumlah Siswa Keluar

: Kelas X = 3, Kelas XI = 1, Kelas XII = 0

15. Jumlah Nilai STL 2009/2010

: Tertinggi = 48,80 Terendah = 35,30

16. Besar SPP yang dipungut

: Kelas X = Rp 74,500, Kelas XI = Rp 74,500, Kelas XII = Rp 74,500

59

STRUKTUR ORGANISASI SMA ISLAM AL-MUKHLISIN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Ketua Komite Drs. Nanang Isom

Kepala Sekolah Drs. Yaya Suhaya S.Ag.M.Pd.

YAYASAN

Wakil Kepala Sekolah

Bidang Kurikulum Drs. Komarudin, M.Pd.

Bidang Kesiswaan Dadang Suhendar, S.Pd.

Kepala TU Mamat Surahmat, A.Ma

Bid. Sarana dan Prasana Entin Kartini Y, S.Pd.

Koordinator BP Entin Kartini Y, S.Pd.

Wali Kelas

Kelas X1 Hj. Irah, S.Pd.

Kelas XI IPA Heri Juhaeri, S.Pd.

Kelas XII IPA Deden Mulyadi, S.Pd.

Kelas X2 M. Syahrul. S.Pd.

Kelas XI IPS 1 M. Yunus, SE

Kelas XI IPS 1 Entin Kartini Y, S.Pd.

Kelas X3 M. Yusuf, S.Ag.

Kelas XI IPS 2 M. Ilyas, S.Ag.

Kelas XI IPS 2 Irbabul Lubab, S.Ag.

Guru Siswa Ciseeng, 25 Oktober 2010 Mengetahui,

Kepala Sekolah,

Ketua Yayasan,

Ikhwanuddin Abidin, SH

Yaya Suhaya, S.Ag.M.Pd.

60

2. Penelitian Pendahuluan Sebelum

peneliti

melakukan

kegiatan

dan

rencana

pelaksanaan

pembelajaran, terlebih dahulu melakukan penelitian pendahuluan. Penelitian dimulai dengan kegiatan observasi ke sekolah selama lima hari. Yayasan AlMukhlisin yang sejatinya bernuansa Islami membuka jenjang pendidikan setara dengan SMA, yaitu Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Islam Al-Mukhlisin. Namun atas dasar rekomendasi salah satu guru yang sudah di kenal, peneliti memilih dan melakukan penelitian di SMA Islam Al-Mukhlisin. Akhirnya selama kegiatan observasi tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian di kelas XI IPS 1. Hal ini di dasarkan atas pertimbangan dari guru bidang studi bahasa Indonesia bahwa kelas tersebut cenderung pasif saat kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung, dan di kelas tersebut siswa memiliki kemampuan beragam. Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan kemampuan dan karekteristik siswa kelas XI IPS 1 sebagai berikut: a. Kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di kelas cukup teratur. Sebagian besar siswa memperhatikan penjelasan guru, meskipun masih terlihat beberapa siswa mengantuk, bermain-main dengan alat tulis, atau sekedar mengobrol dengan teman sebangku. b. Metode belajar yang digunakan guru di kelas saat menyampaikan materi pelajaran bahasa Indonesia cukup bervariasi, guru terkait sangat antusias ketika menerapkan metode ceramah dan tanya jawab. Sesekali menerapkan metode diskusi kelompok dan praktik lapangan. c. Siswa sering terlambat masuk kelas, dan yang lebih parah ada beberapa siswa yang tidak kembali masuk kelas setelah istirahat Saat guru memberikan tugas di kelas, masih terlihat beberapa siswa tidak mengerti dan menyalin tugas dari teman. Umumnya siswa yang menyalin tugas adalah siswa laki-laki. Berdasarkan pengamatan di kelas XI IPS 1 yang telah dipaparkan di atas, peneliti dapat menyimpulkan karakteristik kelas tersebut dan semakin tertantang untuk melakukan penelitian.

61

3. Tindakan Pembelajaran Siklus I a. Tahap Perencanaan Pembelajaran siklus I ini terdiri dari tiga kali pertemuan. Pada tahapan perencanaan ini peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), catatan lapangan, dan soal. Materi yang diajarkan pada pertemuan pertama ini adalah mengenai ruang lingkup wacana bahasa Indonesia. Sebagai bahan penunjang pembelajaran, peneliti telah menyiapkan lembar observasi untuk dibagikan pada seluruh siswa di kelas. Pada pertemuan kedua peneliti mengaitkan materi pelajaran sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari, Kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan mengerjakan soal siklus I kepada siswa. Bahan yang disediakan peneliti adalah wacana argumentasi yang telah dilengkapi dengan soal uraian yang harus dikerjakan siswa. Selanjutnya peneliti memperkenalkan metode PQ4R sebagai strategi membaca kepada siwa dengan harapan dapat memberikan solusi dan kemudahan bagi siswa dalam memahami makna dan isi bacaan. Pada pembelajaran dengan metode PQ4R, peneliti menjelaskan tahapantahapan yang terdapat di dalamnya. Peneliti menjelaskan teknik-teknik menggunakan strategi PQ4R dalam memahami bacaan dan memberikan ilustrasi kepada siswa dalam menjawab dan menyusun pertanyaan. b. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan ini peneliti merealisasikan apa yang telah digariskan pada tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali pertemuan/tatap muka di kelas. Pada pertemuan pertama kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Materi yang yang dipersiapkan pada pertemuan ini mengenai wacana argumentasi, dilanjutkan dengan kegiatan siswa mengerjakan soal pada siklus I. Kegiatan pembelajaran diawali dengan sebuah cerita yang humoris. Hal ini dimaksudkan agar suasana kelas tidak tampak tegang dan siswa bisa lebih rileks. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan mengeksplorasi pengetahuan dan apersepsi siswa yang selanjutnya dikorelasikan dengan materi pelajaran. Pada kelas XI IPS 1 ini siswi perempuan lebih mendominasi dan tampak lebih antusias

62

dan semangat, baik itu saat penjelasan materi yang disampaikan guru, maupun saat pelaksanaan mengerjakan tugas dan soal pada siklus I. Gambar 4.1 Suasana Kelas XI IPS 1 dalam KBM

c. Tahap Observasi Bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas, peneliti melakukan pengamatan (observasi) untuk mengamati dan mencatat hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Keaktifan dan interaksi siswa selama proses pembelajaran juga menjadi salah satu yang diamati peneliti. Berikut tabel hasil pengamatan yang diperoleh peneliti melalui lembar observasi. Tabel 4.1 Format Observasi Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran No 1

2 3

Aspek yang diamati Siswa memberikan perhatian terhadap penjelasan guru. Siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran. Siswa antusias terhadap materi pelajaran

Tindakan I 70

65 65

63

4 5

Siswa aktif mengajukan pertanyaan. Siswa memberikan komentar dan mengajukan pendapat.

60 60

6

Siswa dapat menjawab pertanyaan guru.

65

7

Siswa terlibat langsung dalam proses KBM.

60

8 9 10

Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan tahapan yang telah dijelaskan. Siswa mengevaluasi materi pembelajaran. Siswa mengikuti proses pembelajaran sampai akhir dan membuat kesimpulan. Jumlah

70 65 65 645

Total skor : Jumlah Skor yang diperoleh Jumlah aspek : 645 10 : 64,5 Keterangan: Skala penilaian aspek yang dinilai: 10 – 59 : Kurang 60 – 79 : Cukup 80 – 100 : Baik

Skala penilaian jumlah rata-rata: 10 – 59 : Tingkat kemampuan rendah 60 – 79 : Tingkat kemampuan sedang 80 – 100 : Tingkat kemampuan Baik Pada tabel 4.1 di atas terlihat bahwa dari sepuluh aspek atau aktivitas siswa yang diamati selama proses kegiatan pembelajaran diperoleh rata-rata 64,5 dengan kategori siswa berprestasi pada tingkat sedang. Data pendukung lain yang diperoleh pada pertemuan awal ini adalah peneliti memberikan soal kepada siswa,

64

hal ini ditujukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan siswa dalam memahami makna dari sebuah bacaan. Berikut tabel hasil tes siklus I. Tabel 4.2 Nilai Siswa dalam Memahami Bacaan pada Siklus I Aspek Penilaian No

Siswa/Responden

Kategori

1

2

3

4

5

Skor

Perolehan skor

1

Adi

60

60

60

63

65

62

Cukup

2

Ahmad F

60

60

65

63

60

62

Cukup

3

Ahmad N

60

60

60

60

60

60

Cukup

4

Ahmad R

70

57

60

60

65

63

Cukup

5

Aif

50

63

60

61

65

60

Cukup

6

Akmal

60

65

67

57

60

62

Cukup

7

Ari

65

60

60

65

70

64

Cukup

8

Bagus

60

60

60

60

60

60

Cukup

9

Debita

60

60

65

60

60

61

Cukup

10

Elisa

70

70

70

75

75

72

Baik

11

Ella

60

65

60

65

60

62

Cukup

12

Faishal

60

60

60

63

60

61

Cukup

13

Fauziah

70

70

70

70

70

70

Baik

14

Fida

65

67

60

70

65

65

Baik

15

Firda

60

60

60

65

65

62

Cukup

16

Fitria

65

60

65

63

60

63

Cukup

17

Ifat

73

65

63

60

65

65

Baik

18

Ila

60

60

60

60

60

60

Cukup

19

Kiki

65

65

60

65

61

63

Cukup

20

Mario

65

60

60

65

65

63

Cukup

21

Mario S

60

60

65

60

60

61

Cukup

22

Marsha

75

75

75

75

75

75

Baik

23

Meiliya

65

65

65

67

70

66

Baik

65

24

Melinda

70

70

75

70

70

71

Baik

25

Milda

60

60

60

60

60

60

Cukup

26

Mufid

55

60

60

60

65

60

Cukup

27

Nabilla

65

70

70

75

70

70

Baik

28

Ria

65

65

63

65

65

65

Baik

29

Siti

65

65

70

65

65

66

Baik

30

Syifa

61

65

60

65

60

62

Cukup

31

Urip

57

50

55

55

60

55

Cukup

32

Wahyu

56

60

60

60

57

59

Cukup

33

Welli

60

50

60

60

60

58

Cukup

34

Wiandri

70

70

70

75

75

72

Baik

35

Willy

65

60

62

60

60

65

Baik

36

Yaumul

65

63

65

65

60

64

Cukup

Jumlah Skor

Total Skor

2315

: Jumlah skor yang diperoleh siswa Jumlah siswa : 2315 36 : 64,3

Berdasarkan Tabel 4.2 nilai siklus I siswa di atas, diperoleh tingkat penguasaan dan pemahaman siswa tertinggi, terendah, dan rata-rata dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.3 Persentase Tingkat Pemahaman Siswa pada Siklus I Tingkat pemahaman

Persentase (%) Siklus I

Nilai Terendah Siswa

50%

Nilai Tertinggi Siswa

75%

Rata-rata Nilai Siswa

64,3%

66

Mengacu pada tabel di atas, data yang diperoleh pada nilai siklus I siswa masih < dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan (65), yaitu nilai rata-rata 64,3. Selanjutnya peneliti melakukan tindak lanjut pada pertemuan dan siklus berikutnya. d. Tahap Refleksi Setelah melalui rangkaian penelitian mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan observasi diperoleh hasil penilaian siklus I. Dapat dilihat pada tabel di atas masih banyak kekurangan dan kesalahan yang dilakukan siswa/responden. Rata-rata nilai yang diperoleh menjadi tolak ukur karena tidak mencapai nilai KKM yang ditetapkan. Dari jumlah keseluruhan siswa yang mencapai 36 orang, masih ada beberapa siswa yang memperoleh nilai rendah yaitu 50. Hal ini tentu menjadi perhatian peneliti untuk melakukan evaluasi tindakan pada siklus II. Kekurangan dan kesalahan yang terjadi pada siklus I disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya penggunaan waktu yang tidak efektif, hal tersebut disebabkan karena beberapa siswa terlambat masuk kelas. Kemudian jadwal dan pelaksanaan pembelajaran dirasakan menjadi faktor utama penyebab kekurangan yang terjadi, siswa cenderung jenuh dan tidak bersemangat karena jadwal pelaksanaan pembelajaran masuk di jam terakhir sekolah. Namun ketika memerhatikan penjelasan dari guru siswa terlihat lebih serius dan sedikit demi sedikit mencerna apa yang disampaikan dan dijelaskan guru. 4. Tindakan Pembelajaran Siklus II a. Tahap Perencanaan Memperbaiki dan meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami bacaan diawali peneliti dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Selain itu seperti dengan pertemuan sebelumnya, peneliti menyiapkan sejumlah soal pada siklus II sebagai acuan dasar untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam upaya memperbaiki pada siklus I. Pada tahap ini dijelaskan kembali metode belajar dengan penerapan strategi PQ4R secara detail. Hal ini dimaksudakan agar siswa menguasai tahap-tahap yang harus dilaksanakan dalam metode tersebut. Sebagai tolak ukur tingkat pencapaian, peneliti menyiapkan

67

lembar kuesioner yang dibagikan kepada seluruh siswa untuk melakukan pengisian berdasarkan pada pengamatan dan pengalaman masing-masing. b. Tahap Pelaksanaan Sebagai perbaikan dari pelaksanaan sebelumnya, maka materi yang disajikan penulis hampir serupa dengan tindakan dan pelaksanaan awal. Namun tidak sama, hanya saja penjelasan tahap-tahap yang terdapat dalam metode PQ4R menjadi perhatian serius. Hal ini ditujukan agar siswa benar-benar menguasai dan mampu secara individu untuk diterapkan dalam upaya memahami segala macam dan bentuk dari suatu wacana. Tentu saja dalam hal ini adalah wacana argumentasi. Pada pertemuan dan siklus II ini, siswa terlihat lebih siap. Beberapa siswa laki-laki malah terlihat lebih semangat dan siap mengerjakan soal yang akan dikerjakan dengan menerapkan metode PQ4R. Sesekali mereka bertanya kembali langkah yang terdapat dalam metode PQ4R yang belum dikuasai. Seperti tidak mau kalah, siswi perempuan terlihat lebih aktif memberikan tanggapan ketika ada siswa yang bertanya mengenai langkah yang belum ditanyakan tersebut. Dengan demikian suasana kelas lebih hidup dibandingkan dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya. Antusiasme kelas XI IPS 1 berlanjut ketika guru membagikan lembaran berisi soal yang harus dikerjakan siswa. Suasana kelas terlihat kondusif dan fokus pada satu hal, yaitu memahami makna yang terdapat pada wacana argumentasi dengan penerapan metode PQ4R. langkah per langkah dapat dijalankan dengan baik dan semua siswa terlihat fokus pada bacaan masing-masing.

68

Gambar 4.2 Siswa Mengerjakan Soal Latihan dengan Metode PQ4R

Hasil pemahaman siswa pada siklus I mengalami peningkatan yang signifikan pada siklus II. Berikut tabel hasil penilaian siswa pada siklus II.

Tabel 4.4 Nilai Siswa dalam Memahami Bacaan pada Siklus II Aspek Penilaian No

Siswa/Responden

Kategori

1

2

3

4

5

Skor

Perolehan skor

1

Adi

75

70

73

70

75

73

Baik

2

Ahmad F

65

65

65

67

65

65

Baik

3

Ahmad N

70

67

65

68

70

68

Baik

4

Ahmad R

75

67

67

70

70

70

Baik

5

Aif

70

65

63

70

70

68

Baik

6

Akmal

70

67

73

70

75

70

Baik

7

Ari

75

70

67

76

77

73

Baik

8

Bagus

70

65

68

65

70

68

Baik

69

9

Debita

75

70

73

70

75

73

Baik

10

Elisa

80

83

75

84

80

80

Sangat Baik

11

Ella

75

70

65

65

77

70

Baik

12

Faishal

75

70

65

67

70

69

Baik

13

Fauziah

85

82

77

81

84

82

Sangat Baik

14

Fida

77

70

65

70

70

70

Baik

15

Firda

75

75

70

75

77

74

Baik

16

Fitria

75

70

73

75

75

74

Baik

17

Ifat

80

70

78

75

80

77

Baik

18

Ila

65

70

65

63

70

67

Baik

19

Kiki

70

70

66

70

75

70

Baik

20

Mario

65

64

60

70

65

65

Baik

21

Mario S

70

67

70

65

70

68

Baik

22

Marsha

85

83

80

83

80

82

Sangat Baik

23

Meiliya

75

73

70

70

75

73

Baik

24

Melinda

80

80

82

78

80

80

Sangat Baik

25

Milda

75

75

70

73

75

74

Baik

26

Mufid

70

65

65

67

70

67

Baik

27

Nabilla

80

75

85

83

80

81

Sangat Baik

28

Ria

75

70

75

78

70

74

Baik

29

Siti

80

75

79

75

80

78

Baik

30

Syifa

80

83

77

80

80

80

Sangat Baik

31

Urip

65

65

68

68

65

66

Baik

32

Wahyu

70

65

67

67

70

68

Baik

33

Welli

65

64

67

65

63

65

Baik

34

Wiandri

85

85

85

85

87

85

Sangat Baik

35

Willy

75

70

73

65

67

70

Baik

36

Yaumul

65

68

65

65

60

65

Baik

Jumlah

2602

70

Hasil dan penilaian siklus II dengan menggunakan penghitungan seperti berikut: Total Skor

: Jumlah skor yang di peroleh siswa Jumlah siswa : 2602 36 : 72,2

Berdasarkan Tabel 4.4 nilai siklus II siswa di atas, diperoleh tingkat penguasaan dan pemahaman siswa tertinggi, terendah, dan rata-rata dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.5 Persentase Tingkat Pemahaman Siswa Pada Siklus II Tingkat pemahaman

Persentase (%) Siklus II

Nilai Terendah Siswa

63%

Nilai Tertinggi Siswa

87%

Rata-rata Nilai Siswa

72,2%

Berdasarkan data nilai pada tabel di atas, terlihat bahwa nilai pada siklus II siswa mengalami peningkatan signifikan, dengan rata-rata nilai yang diperoleh siswa 72,2. Dengan demikian kriteria ketuntasan minimum (KKM) telah tercapai (65). Namun bukan berarti tak ada kekurangan, masih ada nilai KKM yang belum tercapai secara merata pada seluruh siswa. Masih ada beberapa siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM (65). Hal tersebut di dasarkan atas beberapa faktor, diantaranya siswa tidak memperhatikan penjelasan guru secara seksama, selain itu waktu yang disediakan dirasa tidak cukup. c. Tahap Observasi Bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan, peneliti melakukan pengamatan selama proses kegiatan belajar berlangsung. Aspek yang diamati meliputi segala hal yang terjadi di kelas. Hasil pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut.

71

Tabel 4.6 Format Observasi Tingkah Laku Siswa dalam Pembelajaran No 1

2

Aspek yang diamati Siswa memberikan perhatian terhadap penjelasan guru. Siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran.

Tindakan II 75

75

3

Siswa antusias terhadap materi pelajaran.

77

4

Siswa aktif mengajukan pertanyaan.

74

5

Siswa memberikan komentar dan mengajukan pendapat.

74

6

Siswa dapat menjawab pertanyaan guru.

75

7

Siswa terlibat langsung dalam proses KBM.

70

8 9 10

Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan tahapan yang telah dijelaskan. Siswa mengevaluasi materi pembelajaran. Siswa mengikuti proses pembelajaran sampai akhir dan membuat kesimpulan. Jumlah

Total skor : Jumlah Skor yang diperoleh Jumlah aspek : 745 10 : 74,5 Keterangan: Skala penilaian aspek yang dinilai: 10 – 54 : Kurang 55 – 64 : Cukup 65 – 79 : Baik 80 – 100 : Sangat Baik

80 75 70 745

72

Skala penilaian jumlah rata-rata: 10 – 59 : Tingkat kemampuan rendah 60 – 79 : Tingkat kemampuan sedang 80 – 100 : Tingkat kemampuan Baik Dari keseluruhan nilai yang terdapat pada tabel di atas terlihat bahwa pemahaman belajar dan aktivitas siswa mengalami peningkatan. Kategori tersebut dilihat dari poin 4 dan poin 5, yaitu aspek siswa saat kegiatan tanya jawab dan memberikan tanggapan, diperoleh rata-rata 74, sedangkan pada poin 8, yaitu tahap pelaksanaan mengerjakan soal dan tugas peningkatan lebih menonjol dibanding dengan aspek (poin) lain. Sementara kategori nilai terendah terdapat pada poin 9, yaitu tahap evaluasi dengan rata-rata 75. d. Tahap Refleksi Langkah akhir dari rangkaian siklus II ini adalah merefleksi semua kegiatan aspek pembelajaran yang telah dilaksanakan. Meninjau ulang hasil pada tahap pelaksanaan dan mengevaluasi hasil kerja siswa. Secara umum siswa sepakat dan menyukai metode belajar dengan penerapan strategi PQ4R. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan pemahaman mereka pada wacana argumentasi yang telah disediakan guru. Siswa merasakan dan mendapatkan sesuatu yang baru (inovasi) dalam belajar dengan penerapan metode tersebut. Suasana kelas tampak lebih hidup dan situasi terlihat kondusif, karena siswa dituntut untuk fokus dan memperhatikan langkah-langkah yang terdapat dalam metode itu. Sebagai data pendukung dari rangkaian yang telah dilaksanakan. Pada langkah paling akhir dari rangkaian pelaksanaan penelitian, peneliti menyebarkan lembar kuesioner kepada seluruh siswa. Pengisian lembar tersebut didasarkan pada pengamatan dan pengalaman siswa selama proses dan kegiatan pembelaaran. Berikut adalah tabel hasil pengisian kuesioner siswa.

73

Tabel 4.7 Lembar Pengisian Kuesioner Siswa terhadap PQ4R

Ya No 1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Pertanyaan Apakah Anda menyukai model pembelajaran PQ4R ini? Apakah model pembelajaran PQ4R cocok diterapkan pada materi wacana argumentasi? Apakah Anda merasa kesulitan belajar dengan penerapan model belajar PQ4R? Apakah model pembelajaran ini membuat Anda semangat mempelajari Bahasa Indonesia, khususnya materi tentang wacana? Apakah Anda merasa jenuh dengan penerapan model belajar PQ4R ini? Apakah dengan strategi PQ4R dapat membuat Anda bisa menjelaskan kembali materi pelajaran? Apakah Anda aktif dalam mengikuti tahapan pembelajaran PQ4R? Apakah Anda memahami materi dengan baik setelah menggunakan model pembelajaran PQ4R? Apakah model pembelajaran PQ4R tidak mempengaruhi tingkat pemahaman belajar Anda? Apakah model pembelajaran PQ4R dirasakan dapat meningkatkan hasil belajar Anda pada mata pelajaran Bahasa Indonesia?

Kurang

Tidak

Jml

(%)

Jml

(%)

Jml

(%)

27

75,00%

7

19,44%

2

5,55%

32

88,88%

4

11,11%

6

16,66%

10

27,77%

20

55,55%

25

69,44%

11

30,55%

5

13,88%

9

25,00%

22

61,11%

22

61,11%

10

27,77%

4

11,11%

22

61,11%

11

30,55%

3

8,33%

24

66,66%

12

33,33%

8

22,22%

7

19,44%

21

58,33%

27

75,00%

6

16,66%

3

8,33%

74

Dari persentase tabel pertanyaan seputar metode dan strategi PQ4R di atas bisa dikatakan bahwa siswa menyukai strategi PQ4R, dan siswa merasakan manfaat dan kegunaan strategi tersebut dalam meningkatkan pemahaman belajar mereka pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Dengan demikian, penelitian dihentikan di siklus II karena tujuan penelitian telah tercapai.

B. Pemeriksaan Keabsahan Data Kegiatan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini di dalamnya menggunakan beberapa instrumen pengumpulan data. Instrumen itu meliputi wawancara, observasi, tes hasil belajar, kuesioner, dan dokumentasi. Semua instrumen tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman belajar siswa dengan penerapan metode seperti yang telah diuraikan di atas. Adapun pelaksanaan dari berbagai instrumen pengumpul data tersebut dilakukan secara bertahap sesuai dengan kegiatan dan pelaksanaan pembelajaran. Penggunaan instrumen pengumpul data yang lebih dari satu itu tiada lain untuk memperoleh data yang valid dan benar, sehingga memiliki tingkat keterpercayaan yang tinggi. Data yang valid adalah data yang tetap, yakni sifatnya tidak berubah meski terjadi dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena itu, sekian banyak instrumen pengumpul data di atas diupayakan untuk memperoleh data yang valid dan dapat dipercaya. Setiap instrumen yang digunakan selalu melibatkan responden untuk memperoleh hasil (data). Wawancara dengan guru dan siswa misalnya, bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pelajaran bahasa Indonesia dan memiliki keterkaitan dengan tujuan penelitian. Pada tahap observasi dilakukan untuk memperoleh data melalui pengamatan sebelum atau ketika pelaksanaan penelitian tindakan di kelas berlangsung. Sedangkan tes hasil belajar adalah inti dari suatu penelitian dengan penerapan metode dan strategi yang telah ditentukan. Untuk memperoleh validitas data yang terakhir digunakan lembar kuesioner, dimana dalam pengisian lembar tersebut adalah benar-benar pengamatan dan pengalaman setiap siswa. Sebagai instrumen pendukung untuk memperoleh data yang lebih valid, peneliti

75

melakukan dokumentasi dengan pengambilan gambar siswa selama penelitian tindakan.

C. Analisis Data Pelaksanaan analisis data dimulai dengan membaca dan bmengecek keseluruhan data yang telah diperoleh dari berbagai sumber dan instrumen pengumpulan data, baik itu berupa tes dan non tes. Data dapat dilihat sebagai berikut. 1. Data Hasil Tes Siklus

Tabel 4.8 Perolehan Nilai Tes Akhir Siklus No

Siswa/Responden

Skor

Skor

Siklus I

Siklus II

1

Adi

62

73

2

Ahmad F

62

65

3

Ahmad N

60

68

4

Ahmad R

63

70

5

Aif

60

68

6

Akmal

62

70

7

Ari

64

73

8

Bagus

60

68

9

Debita

61

73

10

Elisa

72

80

11

Ella

62

70

12

Faishal

61

69

13

Fauziah

70

82

14

Fida

65

70

15

Firda

62

74

16

Fitria

63

74

76

17

Ifat

65

77

18

Ila

60

67

19

Kiki

63

70

20

Mario

63

65

21

Mario S

61

68

22

Marsha

75

82

23

Meiliya

66

73

24

Melinda

71

80

25

Milda

60

74

26

Mufid

60

67

27

Nabilla

70

81

28

Ria

65

74

29

Siti

66

78

30

Syifa

62

80

31

Urip

55

66

32

Wahyu

59

68

33

Welli

58

65

34

Wiandri

72

85

35

Willy

65

70

36

Yaumul

64

65

Jumlah Skor

2315

2602

Jumlah rata-rata keseluruhan

64,3

72,2

Indikator ketuntasan belajar yang telah dilaksanakan siswa mendapatkan nilai > 65 pada pertemuan ketiga. Hal ini berarti siswa telah tuntas dalam mempelajari materi wacana ini. Apabila dilihat dari persentase, tingkat pemahaman belajar untuk setiap akhir siklus mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata siklus I dengan skor 64,3, dan mengalami peningkatan dari hasil rata-rata siklus II dengan skor 72,2.

77

2. Lembar Observasi Lembar

observasi

digunakan

pada

setiap

pelaksanaan

tindakan

pembelajaran yang sedang berlangsung. Digunakan untuk memperoleh gambaran dan aktivitas siswa selama kegiatan berlangsung. Berikut hasil observasi dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.9 Hasil Penilaian Rata-rata Aktivitas dan Keaktifan Siswa No 1

2

Aspek yang diamati Siswa memberikan perhatian terhadap penjelasan guru. Siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran.

Tindakan I

Tindakan II

70

75

65

75

3

Siswa antusias terhadap materi pelajaran.

65

77

4

Siswa aktif mengajukan pertanyaan.

60

74

60

74

65

75

60

70

70

80

65

75

65

70

645

745

5 6 7

Siswa memberikan komentar dan mengajukan pendapat. Siswa dapat menjawab pertanyaan guru. Siswa terlibat langsung dalam proses KBM. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan

8

guru dengan tahapan yang telah dijelaskan.

9

10

Siswa mengevaluasi materi pembelajaran. Siswa mengikuti proses pembelajaran sampai akhir dan membuat kesimpulan. Jumlah

Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, pada kolom tindakan I pembelajaran ratarata memiliki skor secara keseluruhan yang cukup dan siswa dapat dikategorikan memiliki kemampuan pamahaman yang sedang. Hal ini dapat dipahami karena

78

masih banyak kekurangan dan kesalahan, sehingga menjurus pada pemahaman yang tidak maksimal. Pada kolom tindakan II pembelajaran rata-rata mengalami peningkatan dan pemahaman siswa dapat dikategorikan memiliki kemampuan pemahaman yang tinggi. Hal tersebut dilandasi pada penguasaan konsep dan metode yang ada pada strategi PQ4R. Secara umum siswa antusias menerapkan metode PQ4R dalam pembelajaran di kelas. 3. Kuesioner Data mengenai apersepsi siswa terhadap penerapan model pembelajaran strategi PQ4R diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada siswa dengan jumlah sepuluh butir item pernyataan. Lembar kuesioner memuat apersepsi siswa terhadap metode PQ4R dalam pelaksanaan belajar memahami makna bacaan. Seperti yang telah jelaskan di atas, lembar kuesioner diberikan setelah akhir siklus. Kuesioner tersebut berisi sepuluh item pernyataan dengan lima pilihan jawaban, yaitu; Sangat Setuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju. Hasil pengisian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut (dalam bentuk persentase). Tabel 4.10 Apersepsi Siswa terhadap Strategi PQ4R No

1

2

3

4

Pernyataan Bahasa Indonesia adalah salah satu pelajaran favorit saya Saya menyukai pelajaran Bahasa Indonesia pada materi tentang wacana argumentasi Metode pembelajaran ceramah membuat saya cenderung tidak semangat belajar Penggunaan metode ceramah di kelas

SS

S

Pilihan Jawaban R TS Jml % Jml %

Jml

%

Jml

%

10

27,77%

18

50,00%

6

16,66%

2

5,55%

1

2,77%

20

55,55%

10

27,77%

4

6

16,66%

10

27,77%

3

8,33%

1

2,77%

14

38,88%

5

13,88%

STS Jml

%

11,11%

1

2,77%

15

41,66%

2

5,55%

15

41,66%

1

2,77%

79

5

6

7

8

9

10

membuat pemahaman belajar saya rendah Saya menyukai penerapan strategi PQ4R dalam pembelajaran di kelas Strategi PQ4R dapat meningkatkan kemampuan saya dalam mengkritisi dan membuat pertanyaan pada sebuah wacana Penerapan strategi PQ4R membantu saya mempermudah memahami wacana argumentasi Dengan strategi PQ4R saya tertantang dan yakin bisa membuat wacana argumentasi yang baik Penerapan strategi PQ4R membuat situasi belajar di kelas lebih kondusif Suasana belajar di kelas menjadi lebih menyenangkan dengan penerapan model dan strategi PQ4R

5

13,88%

26

72,22%

3

8,33%

2

5,55%

14

38,88%

19

52,77%

3

8,33%

9

25,00%

21

58,33%

6

16,66%

4

11,11%

22

61,11%

9

25,00%

1

2,77%

4

11,11%

23

63,88%

7

19,44%

1

2,77%

6

16,66%

22

61,11%

7

19,44%

1

2,77%

1

2,77%

Kuesioner apersepsi siswa terhadap metode PQ4R dalam pembelajaran bahasa Indonesia mengenai aspek pemahaman membaca digunakan untuk mengukur skor hasil pembelajaran dengan penerapan metode PQ4R di kelas. Kuesioner diberikan setelah akhir siklus. Seperti yang telah disebutkan di atas kuesioner tersebut berisi sepuluh item pernyataan dengan lima pilihan jawaban, yaitu; Sangat Setuju, Setuju, Ragu-ragu, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju.

80

Berdasarkan tabel 4.10 di atas tampak bahwa rata-rata siswa 27,77% menyukai pelajaran bahasa Indonesia. Kemudian penggunaan strategi PQ4R diterapkan di kelas dalam kegiatan pembelajaran, sebanyak 26 siswa cenderung lebih menyukai dibandingkan metode ceramah dengan persentase sebesar 72,22%. Hal tersebut di dasarkan atas pengamatan dan pengalaman masing-masing siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sebanyak 61,11 % persentase siswa beranggapan bahwa penerapan strategi tersebut akan membawa perubahan yang baik dan situasi pembelajaran di kelas lebih menyenangkan. Sehingga memberi dampak pada kondisi kelas yang kondusif.

D. Interpretasi Hasil Analisis Hasil yang diperoleh dalam pengamatan pada penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum siswa menyukai metode belajar dengan penerapan strategi PQ4R. Berawal dari rasa ingin tahu siswa mengenai metode tersebut kemudian berubah menjadi sesuatu yang baru dan menyenangkan untuk diterapkan dalam belajar. Respon positif yang tampak pada sikap dan perhatian siswa terhadap guru saat kegiatan pembelajaran dan penjelasan metode tersebut sangat dirasakan. Semangat yang ditunjukkan siswa berdampak pada hal positif, siswa tidak lagi mengantuk dan mengobrol dengan teman sebangku saat kegiatan pembelajaran. Mereka lebih antusias dengan apa yang disampaikan guru di kelas. Bukti perubahan sikap tersebut diperoleh dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan, yaitu sebagian besar siswa beranggapan bahwa mereka butuh inovasi dan suasana baru dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Inovasi yang dimaksud siswa adalah perubahan metode belajar konvensional (teacher centered) menjadi metode konstruktivistik (student centered), siswa ingin terlibat dalam setiap aspek pembelajaran, mampu menemukan dan cara pemecahan suatu masalah, tahu bagaimana cara dan metode belajar yang tepat ketika tidak di dampingi guru. Dengan kata lain siswa merasakan manfaat dan hasil penerapan strategi PQ4R dalam pemahaman belajar mereka. Mereka mampu menemukan makna dari suatu bacaan, ide pokok dan pemecahan suatu masalah. Strategi PQ4R dengan enam langkah yang sistematis dan mudah dipelajari memang di proyeksikan untuk

81

kegiatan membaca siswa, memperoleh pemahaman dari apa yang dibaca, serta menemukan makna dari bacaan tersebut.

E. Pembahasan Temuan Penelitian Mengacu pada permumusan masalah pada bab awal, pembahasan temuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penerapan strategi belajar PQ4R dalam kegiatan pembelajaran di kelas dapat meningkatkan

pemahaman

belajar

siswa,

khususnya

materi

wacana

argumentasi. Jika mengacu pada pengisian lembar kuesioner dan observasi siswa selama kegiatan pembelajaran, siswa tampak lebih fokus dan perhatian mereka tertuju dengan apa yang ada di hadapan mereka. Dengan seksama mereka mendengarkan penjelasan guru langkah-langkah yang ada dalam strategi PQ4R. Karena hanya dengan sikap seperti itulah akan memudahkan mereka dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru, sehingga dampak yang mereka rasakan adalah kemudahan dalam belajar. 2. Penerapan strategi belajar PQ4R dalam kegiatan membaca dapat membantu siswa menemukan makna dan isi dari suatu bacaan. Berdasarkan hasil penelitian dengan penerapan strategi PQ4R pada kegiatan membaca, siswa yang awalnya tidak mengetahui maksud dan makna dari yang mereka baca, kini dengan penerapan strategi PQ4R mereka mampu menemukan keduanya (maksud dan makna bacaan). Mereka tidak lagi mengandalkan teman yang lebih pintar atau bekerja sama dalam mengerjakan soal, tapi mempunyai keyakinan dan rasa percaya diri yang tinggi bahwa setiap siswa mempunyai potensi dan kemampuan yang sama dengan siswa lain yang lebih pintar. Perubahan hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 4.8.

82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan kajian teoretis dan hasil penelitian mengenai peningkatan siswa memahami wacana argumentasi dengan penerapan strategi PQ4R, maka penulis dapat mengemukakan beberapa simpulan dan saran.

A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SMA Islam AlMukhlisin, maka penulis mengemukakan beberapa simpulan sebagai berikut. 1. Hasil pemahaman belajar siswa pada siklus I rata-rata 64,5%, sebanyak 24 siswa masih memperoleh nilai < 65. Indikator pencapaian hasil (IPH) belajar siswa pada siklus I tidak tercapai karena belum mencapai batas kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan (65). Aspek penilaian siswa pada siklus I dikatakan cukup dan tingkat kemampuan siswa pada siklus I berskala sedang. 2. Hasil pemahaman belajar siswa pada siklus II rata-rata sebesar 72,2% dari jumlah 36 siswa keseluruhan memperoleh nilai > 65. Berdasarkan hasil tersebut indikator pencapaian hasil belajar siswa pada siklus II telah tercapai, melebihi batas KKM (65) yang ditetapkan. Sedangkan hasil yang diperoleh pada lembar kuesioner mengenai respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran strategi PQ4R di kelas sebesar 72,22%. Persentase tersebut dikategorikan baik.

B. Saran Berdasarkan simpulan di atas, yang menyatakan bahwa tingkat pemahaman belajar siswa pada siklus I 64,5% mengalami peningkatan setelah siswa melakukan kegiatan belajar dengan penerapan strategi PQ4R pada siklus II 72,2%, maka penulis menyampaikan saran. 1. Apabila guru menggunakan strategi PQ4R di kelas, selama proses kegiatan belajar mengajar (KBM) jangan membuat kesan yang monoton.

83

2. Sebaiknya gunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dipahami siswa. 3. Hendaknya menetapkan waktu, kapan tiap-tiap tahap dilaksanakan. 4. Membimbing dan memperhatikan siswa satu per satu pada saat melakukan pelatihan. 5. Aspek lain yang tidak kalah penting adalah guru harus bisa memotivasi siswa untuk belajar.

84

DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Alek dan Achmad H.P. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Kencana, 2010. Afrinawati, Pengaruh Strategi PQ4R Terhadap Hasil Belajar Siswa, Skripsi Prodi Biologi, Jurusan IPA, Jakarta: UIN Jakarta, 2010. Ali, Muhamad. Model Pembelajaran PQ4R, tersedia dalam http://muhamadali tomacoa.blogspot.com/2009/04/model-pembelajaran-pq4r.html, diakses 17 Desember 2010. Alwi, Hasan dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, Cet. V, 2003. Arifin, Zainal dan Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo, Cet. XI. 2009. Arikunto, Suharsimi dkk. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. VIII, 2008. A. M, Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2010. Budiningsih, Asri. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. I, 2008. Chaer, Abdul. Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, 2003. Collage, Muskingum. General-Purpose Learning Strategies Reading Compre hension, tersedia dalam http://www. buddies.org/ articles/ reading.pdf, hlm. 68, diakses pada 20 Desember 2010. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989. Depdiknas. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, dari www.balitbang.depdiknas.go.id. Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. III. 2006. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. III, 2006.

85

Finoza, Lamuddin. Komposisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Diksi Insan Mulia, Cet. XIII, 2008. Fitriyah, Mahmudah dan Ramlan Abdul Gani, Pembinaan Bahasa Indonesia, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007. Keraf, Gorys. Argumentasi dan Narasi, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007. Madya, Suwarsih. Penelitian Tindakan Kelas, KTI On-Line, www.KTIONLINE.com, diakses 17 Desember 2010. Maimunah, Siti Annijat. Buku Pintar Bahasa Indonesia, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007. Mahsun. Metode Penelitian Bahasa, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005. Sanjaya, Wina. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana, Cet. IV, 2008. Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. V, 2010. Sudaryat, Yayat. Makna dalam Wacana, Bandung: Yrama Widya, 2008. Sudjana. Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, Cet. III, 2005. Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. VII, 2009. Sumiyati, Uum. Pengaruh Metode Pembelajaran PQ4R dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa, Skripsi Prodi Biologi, Jurusan IPA, Jakarta: UIN Jakarta, 2008. Supinah, Roslani. Pengaruh Strategi Pembelajaran PQ4R Terhadap Kemampuan Koneksi Matematika Siswa, Skripsi Jurusan Matematika, UIN Jakarta, 2010. Suwandi, Sarwiji. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah, Surakarta: Yuma Pustaka, Cet. II, 2010. Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006. Tarigan, Henry Guntur. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, 2008.

86

Trianto. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka, Cet. I, 2007. Uyad. Penelitian Tindakan Kelas, tersedia dalam http://uyad. blogspot. Com/ 2008/04/penelitian-tindakan-kelas.html, diakses 17 Desember 2010.

87

LEMBAR PENGESAHAN UJI REFERENSI

Nama

: AHMAD FAUZIE

NIM

: 106013000286

Jurusan

: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas

: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Program Studi : Bahasa Indonesia Judul

: Peningkatan Pemahaman Wacana Argumentasi Melalui Penerapan Strategi PQ4R

Pembimbing : Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd

No

Judul buku/Referensi

1 2

Abdul Chaer. Linguistik Umum, Jakarta: Rineka Cipta, 2003. Afrinawati, Pengaruh Strategi PQ4R Terhadap Hasil Belajar Siswa, Skripsi Prodi Biologi, Jurusan IPA, Jakarta: UIN Jakarta, 2010.

3

Alek Abdullah dan Achmad H.P. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, Jakarta: Kencana, 2010.

4

Asri Budiningsih. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. I, 2008.

5

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1989.

6

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. III, hlm. 37.

7

Depdiknas. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, dari www.balitbang.depdiknas.go.id.

8

Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. III. 2006.

Paraf Pembimbing

88

Gorys

Keraf.

Argumentasi

dan

Narasi, Jakarta:

9

Gramedia Pustaka Utama, 2007.

10

Hasan Alwi, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, Cet. V, 2003.

11

Henry Guntur Tarigan. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, 2008.

12

Lamuddin Finoza. Komposisi Bahasa Jakarta: Diksi Insan Mulia, Cet. XIII, 2008.

13

Mahmudah Fitriyah dan Ramlan Abdul Gani, Pembinaan Bahasa Indonesia, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.

14

Mahsun. Metode Penelitian Bahasa, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.

15

Muhamad Ali. Model Pembelajaran PQ4R, tersedia dalam http://muhamadali tomacoa.blogspot.com/ 2009/04/model-pembelajaran-pq4r.html, diakses 17 Desember 2010.

16

Muskingum Collage. General-Purpose Learning Strategies Reading Comprehension, tersedia dalam http://www. buddies.org/ articles/ reading.pdf, hlm. 68, diakses pada 20 Desember 2010.

17

Roslani Supinah. Pengaruh Strategi Pembelajaran PQ4R Terhadap Kemampuan Koneksi Matematika Siswa, Skripsi Jurusan Matematika, UIN Jakarta, 2010.

18

Sardiman A. M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010.

19

Sarwiji Suwandi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah, Surakarta: Yuma Pustaka, Cet. II, 2010. Siti Annijat Maimunah. Buku Pintar Bahasa Indonesia, Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2007.

20

Indonesia,

21

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. V, 2010.

22

Sudjana. Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, Cet. III, 2005.

89

23

Suharsimi Arikunto, dkk. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. VIII, 2008.

24

Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. VII, 2009. Suwarsih Madya. Penelitian Tindakan Kelas, KTI OnLine, www.KTI- ONLINE.com, diakses 17 Desember 2010. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, Cet. III, 2006. Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006. Trianto. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka, Cet. I, 2007. Uum Sumiyati. Pengaruh Metode Pembelajaran PQ4R dalam Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa, Skripsi Prodi Biologi, Jurusan IPA, Jakarta: UIN Jakarta, 2008. Yayat Sudaryat. Makna dalam Wacana, Bandung: Yrama Widya, 2008. Uyad. Penelitian Tindakan Kelas, tersedia dalam http://uyad. blogspot. Com/ 2008/04/penelitiantindakan-kelas.html, diakses 17 Desember 2010. Wina Sanjaya. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Kencana, Cet. IV, 2008. Zainal Arifin dan Amran Tasai. Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo, Cet. XI. 2009.

25

26 27

28

29

30 31

32

33

Jakarta, Maret 2011 Menyetujui Pembimbing

Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd.

Suggest Documents