Perbandingan Hasil Belajar Siswa antara yang Berkecerdasan ...

12 downloads 142 Views 110KB Size Report
Interpersonal dengan yang Berkecerdasan Intrapersonal dalam ... siswa terutama mengenai kecerdasan interpersonal dan intrapersonal ini kurang mendapat.
Perbandingan Hasil Belajar Siswa antara yang Berkecerdasan Interpersonal dengan yang Berkecerdasan Intrapersonal dalam Mata Pelajaran Matematika Mumun Munawaroh, E’ah Lisfuroe’ah Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Tarbiyah, STAIN Cirebon, Jalan Perjuangan By Pass Cirebon 451432, Indonesia, Telepon: +62 231 481264 Berdasarkan Studi Pendahuluan di MTsN Jalaksana Kabupaten Kuningan, masalah kecerdasan siswa terutama mengenai kecerdasan interpersonal dan intrapersonal ini kurang mendapat perhatian dari para gurunya. Guru kurang menyadari bahwa pada dasarnya setiap siswa memiliki sejumlah kecerdasan untuk memecahkan berbagai jenis masalah yang berbeda, termasuk dalam masalah matematika. Apabila setiap guru memahami kecerdasan yang dimiliki siswa-siswanya, maka apapun jenis kecerdasannya akan benar-benar dikembangkan secara maksimal. Atas dasar inilah penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang hasil belajar siswa antara yang berkecerdasan interpersonal dengan yang berkecerdasan intrapersonal dalam mata pelajaran matematika. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang hasil belajar siswa yang berkecerdasan interpersonal dan intrapersonal dalam mata pelajaran matematika, serta untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara kelompok siswa yang berkecerdasan interpersonal dengan yang berkecerdasan intrapersonal. Berdasarkan pada kerangka pemikiran bahwa jenis kecerdasan yang dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Sebagaimana teori yang diungkapkan oleh Gardner tentang Multiple Intelligences bahwa dalam diri seseorang terdapat kecerdasan interpersonal dan intrapersonal dan masing-masing memiliki cara yang berbeda-beda dalam memahami materi yang disampaikan oleh gurunya. Dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, tes, observasi dan dokumentasi. Populasinya adalah seluruh siswa kelas VII MTsN Jalaksana Kabupaten Kuningan pada Tahun Pelajaran 2007/2008. Sampel penelitian diambil secara acak yakni kelas VII C yang berjumlah 31 siswa dan VII E yang berjumlah 33 siswa. Dalam proses pembelajarannya siswa dikelompokkan menurut kecerdasannya masing-masing.Perlakuan terhadap subjek yang dijadikan sampel adalah memberikan pre tes (untuk mengukur kemampuan awal), kemudian diberikan pengajaran yang lebih menekankan pada kecerdasan interpersonal dengan intrapersonal dan untuk mengetahui hasilnya maka dilakukan tes kemampuan akhir (post tes). Dari hasil perhitungan uji t, maka diperoleh thitung sebesar 2,528 sedangkan nilai ttabel dengan db =62 dan taraf signifikansi (α ) = 0,05 maka diperoleh harga ttabel sebesar 1,99 (tolak Ho, jika thitung > ttabel , dalam hal lain Ho diterima). Hal ini berarti bahwa hasil belajar kelompok intrapersonal lebih besar dari kelompok interpersonal yang menunjukan bahwa hipotesis Ho ditolak, sebaliknya Ha diterima sehingga dikatakan ”terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara kelompok siswa yang berkecerdasan interpersonal jika dibandingkan dengan kelompok siswa yang berkecerdasan intrapersonal”. Kata Kunci : hasil belajar, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, perbedaan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan yang berfokus pada pengembangan kemampuan. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bisa mengembangkan segala kemampuan yang dimiliki melalui suatu proses pembelajaran. Belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya serta Perbandingan Hasil Belajar Siswa .... (Mumun Munawaroh dan E’ah Lisfuroe’ah)

| 143

aspek–aspek lain yang ada pada individu. Selain itu, proses pembelajaran siswa dituntut untuk bisa memahami konsep-konsep pelajaran yang telah diberikan sehingga mampu menghadapi dan memecahkan masalah yang dihadapinya ketika beradaptasi di lingkungan sekitarnya. Perbedaan individual seseorang mempengaruhi hasil belajar pada anak didik. Perbedaan individual perlu mendapatkan perhatian bagi kalangan pendidik (orang tua dan guru), karena perbedaan individual akan mempengaruhi hasil belajar anak didik baik secara positif maupun negatif. Salah satu perbedaan individual yang ada pada siswa adalah kecerdasan karena kecerdasan merupakan modal utama dalam belajar. Siswa yang cerdas dapat diketahui bahwa dia memiliki energi yang lebih besar, motivasi yang tinggi, sikap sosial yang lebih baik, aktif, lebih mampu melakukan abstraksi, lebih cepat dan lebih jelas menghayati hubunganhubungan, bekerja keras atas dasar rencana dan inisiatif sendiri, suka menyelidiki yang baru dan lebih luas, tidak suka menggunakan cara hafalan dengan ingatan, percaya diri tinggi, suka bosan atas sesuatu yang tidak menarik dan mudah dalam mengambil keputusan (Martinis, 2007:111). Selain itu guru pun hendaknya mengetahui apakah semua siswa yang menonjol dalam kemampuan matematika juga bagus dalam kemampuan berinteraksi dengan lingkungannya termasuk bersosialisasi dengan guru dan teman-temannya ataukah siswa yang cenderung individualis dan lebih suka melakukan perenungan diri guna mencari inspirasi justru lebih baik dalam kemampuan matematikanya. Misalnya ada siswa yang cenderung aktif dan lebih suka berdiskusi dalam memecahkan suatu persoalan matematika yang diberikan gurunya dan ada juga siswa yang lebih suka menganalisis segala permasalahannya sendiri. Sehingga dengan memperhatikan perbedaan individual peserta didik, maka diterapkanlah suatu format kurikulum yang diberi nama KTSP. Pengembangan KTSP mengarahkan para guru untuk aktif dan kreatif dalam membentuk kompetensi pribadi peserta didik. Oleh karena itu, pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan peserta didik, agar mereka mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali berbagai potensi dan kebenaran secara ilmiah termasuk dalam memecahkan berbagai persoalan matematika. Sehingga dalam meningkatkan mutu pendidikan matematika guru harus peka terhadap keadaan dan kondisi siswanya, diantaranya dengan mengetahui dan memahami jenis kecerdasan yang dimiliki oleh siswanya. Adanya bermacam-macam kecerdasan tersebut, maka setiap siswa memiliki cara yang berbeda-beda dalam hal menerima dan memahami suatu pelajaran, termasuk dalam memahami pelajaran matematika. Ada sebagian siswa yang bisa memahami pelajaran jika gurunya menggunakan metode diskusi dengan dibentuk kelompok belajar, hal ini dipicu oleh rasa sosialisme siswa itu sendiri yang cenderung lebih suka berinteraksi dengan lingkungannya, tipe siswa tersebut dapat dikategorikan sebagai siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal. Akan Tetapi ada juga siswa yang lebih suka menganalisis sendiri segala permasalahan yang diberikan oleh gurunya, hal ini sesuai dengan konsep matematika yang senantiasa bergelut dengan angka–angka dan rumusrumus, adakalanya membutuhkan suatu pemikiran yang mendalam. 144 |

EduMa, Vol. 1, No. 2, Desember 2009: 143 - 150

Sehingga hal tersebut dapat tercapai jika siswa konsentrasi memecahkan masalahnya sendiri. Tipe siswa tersebut dapat dikategorikan sebagai siswa yang memiliki kecerdasan intrapersonal. Berdasarkan studi pendahuluan di MTsN Jalaksana Kabupaten Kuningan, masalah kecerdasan siswa terutama mengenai kecerdasan interpersonal dan kecerdasan intrapersonal ini kurang mendapat perhatian dari para gurunya. Guru kurang menyadari bahwa pada dasarnya setiap siswa memiliki sejumlah kecerdasan untuk memecahkan berbagai jenis masalah yang berbeda, termasuk dalam masalah matematika. Apabila setiap guru memahami kecerdasan yang dimiliki siswa-siswanya, maka apapun jenis kecerdasannya akan benar–benar dikembangkan secara maksimal. Atas dasar inilah penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang hasil belajar siswa antara yang berkecerdasan interpersonal dengan yang berkecerdasan intrapersonal dalam mata pelajaran matematika. Oleh karena itu, rumusan masalahnya adalah sebagai berikut : Bagaimana hasil belajar matematika kelompok siswa yang berkecerdasan Interpersonal?, Bagaimana hasil belajar matematika kelompok siswa yang berkecerdasan Intrapersonal?, Apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara kelompok siswa yang berkecerdasan interpersonal jika dibandingkan dengan kelompok siswa yang berkecerdasan intrapersonal? MATERI DAN METODA Sampel. Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka penelitiannnya merupakan penelitian populasi (Suharsimi Arikunto, 2006:130). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTsN Jalaksana tahun ajaran 2007/2008 semester II yang berjumlah 160 siswa. Untuk penelitian dengan jumlah subjek lebih dari 100 lebih baik digunakan penelitian sampel. Pada penelitian sampel, hasil penelitian akan digeneralisasikan kedalam populasi. Jumlah sampel dapat diambil 10-15% atau 20-25% atau tergantung kemampuan peneliti dari segi waktu, tenaga dan dana (Suharsimi Arikunto,2002:107). Sampel dalam penelitian ini diambil dua kelas, yaitu kelas VIIC dan kelas VIIE dari lima kelas yang ada dengan jumlah 64 siswa atau 40% dari 160 siswa. Tekhnik sampling yang digunakan adalah Teknik no--random sampling yakni stratified purfosive sampling. Hal ini disebabkan karena pembagian kelas VII di MTsN Jalaksana sudah diratakan berdasarkan NEM-nya, maka setiap kelas diasumsikan homogen, mempunyai hak yang sama untuk dipilih. Teknik Eksperimen. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan teknik eksperimen yaitu meneliti tentang ada tidaknya perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika siswa MTsN Jalaksana antara yang berkecerdasan interpersonal dengan yang berkecerdasan intrapersonal. Dalam pelaksanaannya, siswa dikelompokkan berdasarkan kecerdasan yang dimilikinya. Dalam hal ini, dikelompokkan dalam dua kategori, yaitu : kelompok siswa yang berkecerdasan interpersonal dan kelompok siswa yang berkecerdasan intrapersonal dengan menggunakan instrument angket pembeda kecerdasan majemuk melalui teknik observasi. Perbandingan Hasil Belajar Siswa .... (Mumun Munawaroh dan E’ah Lisfuroe’ah)

| 145

Kemudian siswa diajar dengan menggunakan beberapa metode baik metode belajar kelompok untuk meningkatkan kemampuan siswa yang berkecerdasan interpersonal maupun metode belajar mandiri untuk meningkatkan kemampuan siswa yang berkecerdasan intrapersonal, dimana hasil belajarnya nanti akan dibandingkan berdasarkan selisih ratarata post test-pre test yang diperoleh masing-masing kelompok dua kategori tersebut di atas. Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian (Nazir, 1999:99). Oleh karena itu, penelitian yang berjudul “Perbandingan hasil belajar siswa antara yang berkecerdasan interpersonal dengan yang berkecerdasan intrapersonal dalam mata pelajaran matematika“, ini menggunakan desain penelitian “pre-test and post-test group design”. Menurut Suharsimi Arikunto, (2006:85) yang dimaksud dengan pre-test and post-test group design ialah “di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (01) disebut pre test, dan observasi sesudah eksperimen (02) disebut post test”. Desain tersebut disajikan dalam tabel di bawah ini : Kelompok Eksperimen Interpersonal Intrapersonal

Pre Test 0E 0A

Perlaku an XE XA

Post Test 0E 0A

Adapun analisis data yang dilakukan adalah uji normalitas, Adapun analisis data yang digunakan sebagai berikut: Analisis Deskriptif. Uji Normalitas menggunakan uji Chi-Kuadrat, Uji Homogenitas menggunakan uji F, Uji hipotesis menggunakan uji t. HASIL Deskripsi data. Sebelum menganalisa data yang didapatkan terutama sebelum menguji hipotesis, sebagai langkah awal untuk menentukan rumus mana yang akan digunakan dalam menguji hipotesis tersebut. Maka, penulis harus meneliti beberapa persyaratan yang dalam hal ini yaitu uji normalitas dan homogenitas sampel, baik kelompok siswa yang berkecerdasan interpersonal maupun intrapersonal yang diambil dari data selisih antara nilai pre test dan post test yang mana untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada masing-masing kelompok. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS, didapat kelompok siswa yang berkecerdasan interpersonal nilai rata-ratanya sebesar 22,13, variansnya sebesar 143,69 dan simpangan bakunya sebesar 11,99. Sedangkan untuk kelompok siswa yang berkecerdasan intrapersonal diperoleh nilai rata-ratanya sebesar 24,15, variansnya sebesar 142,42 dan simpangan bakunya sebesar 11,93. Kelompok interpersonal. Hasil pre test kelompok interpersonal diperoleh nilai tertinggi adalah 83 dan nilai terendah adalah 30. Dari hasil perhitungan didapat nilai rata-ratanya adalah 51,78 dengan varians 146 |

EduMa, Vol. 1, No. 2, Desember 2009: 143 - 150

sebesar 196,37 dan simpangan baku 14,01. Tabel hasil interpretasi sebagai berikut: Tabel 1. Interpretasi Hasil Tes awal Kelompok Interpersonal Nilai

Interpretasi

Frekuensi

0 – 20

Sangat rendah Rendah Cukup Baik Sangat Baik

0

Persentase (%) 0,0

11 18 11 1

26,8 43,9 26,8 2,5

21 – 40 41 – 60 61 – 80 81 – 100

Setelah peneliti memberikan pembelajaran terhadap kelompok siswa yang berkecerdasan interpersonal pada pokok bahasan segitiga, diperoleh data post test kelompok interpersonal diperoleh nilai tertinggi adalah 91 dan nilai terendah adalah 52. Dari hasil perhitungan didapat nilai rata-ratanya adalah 73,44 dengan varians sebesar 109,65 dan simpangan baku 10,47. Data post test kelompok siswa yang berkecerdasan interpersonal diinterpretasikan untuk memperjelas hasil belajar setelah diberikan pembelajaran yakni dengan metode belajar kelompok. Tabel hasil interpretasi sebagai berikut : Tabel 2. Interpretasi Hasil Tes Akhir Kelompok Interpersonal Nilai

Interpretasi

0 – 20 21 – 40 41 – 60 61 – 80 81 – 100

Sangat rendah Rendah Cukup Baik Sangat Baik

Frekuen si 0 0 5 22 14

Persentase (%) 0,0 0,0 12,2 53,6 34,2

Kelompok Intrapersonal. Sebelum peneliti memberikan pembelajaran terhadap kelompok siswa yang berkecerdasan intrapersonal, data pre test kelompok intrapersonal diperoleh nilai tertinggi adalah 83 dan nilai terendah adalah 22. Dari hasil perhitungna didapat nilai rata-ratanya adalah 49,96 dengan varians sebesar 340,04 dan simpangan baku 18,44. Tabel 3. Interpretasi Hasil Tes awal Kelompok Intrapersonal Nilai

Interpretasi

0 – 20

Sangat rendah Rendah Cukup Baik Sangat Baik

21 – 40 41 – 60 61 – 80 81 – 100

Frekuen si 0

Persentase (%) 0,0

9 8 5 1

39,2 34,8 21,7 4,3

Perbandingan Hasil Belajar Siswa .... (Mumun Munawaroh dan E’ah Lisfuroe’ah)

| 147

Setelah peneliti memberikan pembelajaran terhadap kelompok siswa yang berkecerdasan intrapersonal pada pokok bahasan segitiga, diperoleh data post test kelompok intrapersonal diperoleh nilai tertinggi adalah 91 dan nilai terendah adalah 30. Dari hasil perhitungan didapat nilai rata-ratanya adalah 73,74 dengan varians sebesar 163,56 dan simpangan baku 12,79. Data post test kelompok siswa yang berkecerdasan intrapersonal diinterpretasikan untuk memperjelas hasil belajar setelah diberikan pembelajaran yakni dengan metode belajar individual. Tabel hasil interpretasi sebagai berikut : Tabel 4. Interpretasi Hasil Tes Akhir Kelompok Intrapersonal Nilai

Interpretasi

Frekuensi

0 – 20

Sangat rendah Rendah Cukup Baik Sangat Baik

0

Persentase (%) 0,0

1 2 14 6

4,3 8,7 60,9 26,1

21 – 40 41 – 60 61 – 80 81 – 100

Uji normalitas. Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang terjaring dari masing-masing variabel merupakan suatu distribusi normal atau tidak. Pengujian kenormalan dari distribusi masing-masing kelompok dengan menggunakan uji chi-kuadrat (X2).Untuk kelompok siswa yang berkecerdasan interpersonal, telah diuji normalitas data dengan menggunakan rumus chi-kuadrat (X2) yang mana dari hasil perhitungan didapatkan harga X2hitung sebesar 6,471. Sedangkan harga X2tabel dengan taraf signifikan (α) = 0,05 dan db = k-3 = 6-3 = 3 (K=banyak kelas interval) adalah sebesar 7,81. Karena X2hitung < X2tabel, maka kesimpulan yang dapat diambil dari hasil ini yaitu bahwa sampel berdistribusi normal. Adapun untuk kelompok siswa yang berkecerdasan intrapersonal, setelah diuji normalitas data dengan menggunakan rumus chi-kuadrat (X 2) yang mana dari hasil perhitungan didapat X2hitung sebesar 5,126. Sedangkan harga X2tabel dengan taraf signifikan (α) = 0,05 dan db = k-3 = 6-3 = 3 (K=banyak kelas interval) adalah sebesar 7,81. Karena X 2hitung < X2tabel, maka kesimpulan yang dapat diambil dari hasil ini yaitu bahwa sampel berdistribusi normal. Uji Homogenitas. Untuk menguji homogenitas kedua sampel dilakukan dengan menganalisa varians yaitu dengan uji F.Diketahui varians masingmasing dari data. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai F hitung = 1,009 dengan taraf signifikansi (α ) = 0,05 dan db pembilang = n1-1 = 41 – 1 = 40, dbpenyebut = n2 -1 = 23 – 1 = 22 dari tabel distribusi F di dapat F tabel = 1,93. Dari perhitungan tersebut, terlihat bahwa Fhitung < Ftabel maka kedua data homogen. Uji Hipotesis. Setelah uji syarat dilakukan maka akan mudah menentukan rumus mana yang akan digunakan dalam menguji hipotesis. Untuk 148 |

EduMa, Vol. 1, No. 2, Desember 2009: 143 - 150

distribusi normal dengan sampel yang homogen, maka pengujian hipotesis bisa dilakukan dengan uji t. Hasil perhitungan didapatkan t hitung sebesar 2,528 sementara itu ttabel dengan derajat kebebasan db = n1 + n2 – 2 = 41 + 23 – 2 = 62 dan taraf signifikansi (α ) = 0,05 maka diperoleh harga t tabel sebesar 1,99. Kriteria yang berlaku yaitu tolak Ho, jika t hitung > ttabel , dalam hal lain Ho diterima. Sementara dari hasil perhitungan terlihat bahwa t hitung > ttabel, sehingga hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti ”Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara kelompok siswa yang berkecerdasan interpersonal jika dibandingkan dengan kelompok siswa yang berkecerdasan intrapersonal.” PEMBAHASAN Dengan selesainya pengujian hipotesis, kita bisa mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara kelompok siswa yang berkecerdasan interpersonal jika dibandingkan dengan kelompok siswa yang berkecerdasan intrapersonal. Nilai rata-rata peningkatan hasil belajar siswa yang berkecerdasan interpersonal sebesar 22,13 sedangkan siswa yang berkecerdasan intrapersonal sebesar 24,15 dengan masing-masing data pada kedua kelompok berdistribusi normal serta mempunyai varians yang homogen. Setelah diketahui kedua data berdistribusi normal dan varians yang homogen, selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan statistik uji t. Pada perhitungan uji t diperoleh thitung sebesar 2,528 sementara itu ttabel dengan derajat kebebasan db =62 dan taraf signifikansi (α ) = 0,05 maka diperoleh harga t tabel sebesar 1,99. Terlihat bahwa thitung > ttabel maka Ho ditolak, artinya terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara kelompok siswa yang berkecerdasan interpersonal jika dibandingkan dengan kelompok siswa yang berkecerdasan intrapersonal. Berdasarkan hipotesis tersebut dapat disimpulkan bahwa, setiap siswa memiliki kecerdasan yang berbeda-beda, dalam hal ini kecerdasan interpersonal maupun intrapersonal. Dengan kecerdasan yang beraneka ragam guru diharapkan bisa memahami kecerdasan yang dimiliki siswasiswanya sehingga apapun jenis kecerdasannya bisa berkembang secara maksimal terutama dalam meningkatkan hasil belajar. Siswa yang berkecerdasan interpersonal cenderung lebih mudah bersosialisasi dengan lingkungan disekelilingnya. Terutama di sekolah, dalam suatu proses pembelajaran matematika, siswa yang berkecerdasan interpersonal lebih suka menggunakan metode belajar kelompok karena kemampuan bersosialisasinya bisa tersalurkan, sehingga mereka bisa saling bertukar fikiran dengan teman-temannya. Adapun siswa yang berkecerdasan intrapersonal cenderung mampu untuk mengenali berbagai kekuatan maupun kelemahan yang ada pada dirinya. Terutama dalam suatu proses pembelajaran matematika, siswa yang berkecedasan intrapersonal lebih suka memecahkan sendiri permasalahan yang diberikan oleh gurunya. Selain itu, mereka juga memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan tidak mudah putus asa ketika menemui suatu kegagalan. Kedua kecerdasan tersebut menawarkan beragam jalan menuju pencapaian hasil belajar yang maksimal, tetapi Perbandingan Hasil Belajar Siswa .... (Mumun Munawaroh dan E’ah Lisfuroe’ah)

| 149

masing-masing kecerdasan memainkan peran yang penting. Interaksi manusia yang berhasil dalam bentuk apapun memerlukan kemampuan untuk mengenal diri sendiri dan bekerjasama dengan orang lain. Akan tetapi dengan melihat dari hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara siswa yang berkecerdasan interpersonal jika dibandingkan dengan siswa yang berkecerdasan intrapersonal. Dalam hal ini, dengan melihat nilai rata-rata peningkatan hasil belajar siswa yang berkecerdasan intrapersonal lebih tinggi jika dibandingkan dengan siswa yang berkecerdasan interpersonal. Hal ini menunjukan bahwa siswa yang memiliki kecerdasan intrapersonal yang kuat akan lebih bisa mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya terutama dalam memahami pelajaran matematika. Selain itu, mereka juga bisa memotivasi dirinya sendiri sehingga memperoleh hasil belajar yang maksimal. Dari data hasil penelitian dan setelah dilakukan pengolahan data melalui perhitungan statistik, peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: Hasil belajar matematika siswa yang berkecerdasan interpersonal untuk pre-test sebesar 51,78 sedangkan untuk post-test sebesar 71,24. Sehingga peningkatan hasil belajar matematika siswa yang berkecerdasan interpersonal, dalam hal ini berdasarkan nilai rata-rata selisih antara pretest dan post-test sebesar 22,13. Hasil belajar matematika siswa yang berkecerdasan intrapersonal untuk pre-test sebesar 49,96 sedangkan untuk post-test sebesar 73,74. Sehingga peningkatan hasil belajar matematika siswa yang berkecerdasan intrapersonal, dalam hal ini berdasarkan nilai rata-rata selisih antara pre-test dan post-test sebesar 24,15. Perbedaan hasil belajar matematika siswa antara yang berkecerdasan interpersonal dengan yang berkecerdasan intrapersonal dapat dilihat dari selisih nilai rata-ratanya yaitu 24,15 - 22,13 = 2,02. Dengan menggunakan statistik uji t di dapat thitung sebesar 2,528 dan ttabel sebesar 1,99 terlihat bahwa thitung > ttabel artinya terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika antara kelompok siswa yang berkecerdasan interpersonal jika dibandingkan dengan kelompok siswa yang berkecerdasan intrapersonal. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Mulyono. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Efendi, Agus. 2005. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung : Alfabeta. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT Bumi Aksara. Hardjana, M.Agus. 2003. Komunikasi Interpersonal & Intrapersonal.Yogyakarta: Kanisius. Hoerr, Thomas R. 2000. Buku Kerja Multiple Intelligences. Bandung : Kaifa. Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset. Nazir, moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Purwanto, Ngalim. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Riduwan. 2003. Dasar-dasar Statistika. Bandung. Alfabeta. 150 |

EduMa, Vol. 1, No. 2, Desember 2009: 143 - 150

Rose, Colin & Malcolm J Nicholl. 2006. Accelerated Learning for the 21st Century. Bandung : Nuansa. Slameto. 1995. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Subana, M. 2005. Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia. Sudijono, Anas. 2003. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Sudjana, Nana. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo Offset. . 2002. Penilaian Hasil proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Suherman, Erman,dkk. 2003. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA Supranata, Sumarna dan Muhammad Hatta. 2004. Penilain Portofolio Implementasi Kurikulum 2004. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Surya, Moh. 1996. Psikologi Pendidikan. Bandung: Pembangunan Jaya. Syaodih, Nana. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Usman, Uzer dan Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Williams English, Evelyn. 2005. Mengajar dengan Empati. Bandung : Nuansa. Yamin, Martinis. 2007. Profesionalisasi Guru & Implemensati KTSP. Jakarta : Gaung Persada Press.

Perbandingan Hasil Belajar Siswa .... (Mumun Munawaroh dan E’ah Lisfuroe’ah)

| 151