PERBEDAAN KECEMASAN ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN ...

18 downloads 2568 Views 159KB Size Report
Jalur masuk Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret sekarang ini ada ..... kedokteran membuat mereka mencoba berbagai test masuk perguruan tinggi.
PERBEDAAN KECEMASAN ANTARA MAHASISWA KEDOKTERAN YANG MASUK LEWAT JALUR SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (SNMPTN) DAN SWADANA

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

TAUFIK HIDAYANTO G0005190

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta,19 Januari 2010

Taufik Hidayanto NIM. G0005190

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul : Perbedaan Kecemasan antara Mahasiswa Kedokteran yang Masuk Lewat Jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan SWADANA Taufik Hidayanto, NIM / Semester: G0005190/IX, Tahun 2010 Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Pada Hari Selasa, Tanggal 19 Januari 2010

Pembimbing Utama Nama : Yusvick M Hadin, dr., SpKJ NIP : 19490455.1976.09.1.001

....................................

Pembimbing Pendamping Nama : H.Djoko Suwito, dr., SpKJ NIP : 19580223.1985.11.1.001

....................................

Penguji Utama Nama : Prof. Dr. M Fanani, dr., SpKJ NIP : 19510711.1980.03.1.001

………………………

Anggota Penguji Nama : Made Setiamika, dr., SpTHT. NIP : 19550727.1983.12.1.002

....................................

Surakarta, ................................. Ketua Tim Skripsi

Sri Wahjono, dr., MKes. NIP 19450824.1973.10.1.001

Dekan FK UNS

Prof. Dr. A. A. Subijanto, dr, MS. NIP 19481107.1973.10.1.003

ABSTRAK

Taufik Hidayanto, G0005190, 2010. Perbedaan Kecemasan antara Mahasiswa Kedokteran yang Masuk Lewat Jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan SWADANA. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Jalur masuk Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret sekarang ini ada beberapa macam,yang paling banyak adalah SNMPTN dan SWADANA. Jalur masuk ini mempengaruhi tingkat kecemasan mahasiswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kecemasan antara mahasiswa kedokteran yang masuk lewat jalur SNMPTN dan SWADANA. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan skala LMMPI dan T-MAS. Dengan menggunakan uji hipotesis chi-square. Subjek penelitian adalah 60 sampel yaitu mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, terdiri dari 30 orang mahasiswa yang masuk lewat jalur SNMPTN dan 30 orang mahasiswa yang masuk lewat jalur SWADANA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mahasiswa kedokteran yang masuk lewat jalur SNMPTN terdapat 14 orang yang mengalami kecemasan dan 16 orang yang tidak mengalami kecemasan. Sedangkan pada Mahasiswa kedokteran yang masuk lewat jalur SWADANA terdapat 23 orang yang mengalami kecemasan dan 7 orang yang tidak mengalami kecemasan. Dari uji statistik penelitian ini didapatkan X2hitung sebesar 5,711, sementara X2tabel (db = 1, α = 0.05) sebesar 3,841(p X2 tabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima yang berarti Mahasiswa kedokteran yang masuk lewat jalur SWADANA lebih cemas daripada Mahasiswa kedokteran yang masuk lewat jalur SNMPTN.

BAB V PEMBAHASAN

Dari penelitian diperoleh hasil yang sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa ada perbedaan kecemasan bermakna antara mahasiswa kedokteran yang masuk lewat jalur seleksi nasional masuk perguruan tinggi negeri (SNMPTN) dan SWADANA. Dimana Mahasiswa kedokteran yang masuk lewat jalur SWADANA memiliki rata-rata skor TMAS yang lebih tinggi, dengan kata lain lebih cemas daripada Mahasiswa kedokteran yang masuk lewat jalur SNMPTN. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: 1. Jalur

seleksi

SWADANA

kurang

kompetitif

dibandingkan

seleksi

SNMPTN,sehingga banyak mahasiswa SWADANA yang mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran. 2. Biaya yang sangat mahal menjadi beban tersendiri bagi mahasiswa yang masuk lewat jalur SWADANA. 3. Mahasiswa yang masuk lewat jalur SNMPTN yang berhasil bersaing dengan ribuan peserta lain untuk masuk di kedokteran,lebih siap mengikuti pelajaran. Berdasar

faktor-faktor

tersebut

di

atas,

dapat

disimpulkan

adanya

kecenderungan mahasiswa kedokteran yang masuk lewat jalur SWADANA memiliki kemungkinan mengalami kecemasan lebih besar dibandingkan masuk lewat jalur SNMPTN.

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut : 1. Mahasiswa kedokteran yang masuk lewat jalur SWADANA lebih cemas daripada mahasiswa kedokteran yang masuk lewat jalur SNMPTN. B. SARAN 1. Pihak Kemahasiswaan FK UNS perlu meninjau tentang sistem peneriamaan mahasiswa baru apakah sesuai dengan kejiwaan (khususnya kecemasan) mahasiswa

dan

perlu

mengantisipasi

terjadinya

kecemasan

dengan

memberikan pengarahan dan bimbingan kepada mahasiswa khususnya yang masuk lewat jalur SWADANA. 2. Bagi mahasiswa, perlu lebih meningkatkan kemampuannya dengan giat belajar, berpikir positif, menjadikan belajar sebagai suatu kebiasaan yang menyenangkan bukan sebagai tuntutan sehingga diharapkan dapat mengurangi tingkat kecemasan.

26 3. Perlu penelitian lebih lanjut dan dengan sampel lebih besar untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Penerimaan mahasiswa baru. http://www.spmb.uns.ac.id. (2 juni 2009).

Azwar.2007.Konsep Pengukuran Validitas.Jakarta: Gunadharma Press, p:60.

Butcher J.N. 2005. A Beginner’s Guide to the MMPI-2. Second Edition. Washington D.C.: American Psychological Association, pp: 3-5

Daradjat Z. 1988. Kesehatan Mental. Jakarta: CV Aji Masagung, p:106.

Gorini A. dan Riva G. 2008. The potential of virtual reality as anxiety management tool: A randomized controlled study in a sample of patients affected by generalized anxiety disorder. Trials 9:25. http://www.trialsjournal.com/content/9/1/25 (16 Oktober 2008)

Graham J.R., 1990. MMPI-2 Assessing Personality and Psychopathology. New York: Oxford University Press, pp: 23-5

Gail S.W.2002.Buku Saku Keperawatan Jiwa.Jakarta:EGC, p:144

Hawari D. 2006. Manajemen Stres, cemas, dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, pp: 130-2

Kaplan H.I dan Sadock B.J. 1997. Sinopsis Psikiatri. Jakarta: Bina Rupa Aksara, pp: 2-3.

Kartini Kartono. 2000.Hygiene Mental. Bandung: Mandar Maju, pp: 120-1, 194-5

Kendurkar K. dan Kaur B. 2008. Major depressive disorder, obsessive-compulsive disorder, and generalized anxiety disorder: do the sexual dysfunctions differ? Prim Care Companion J Clin Psychiatry. 10(4): 299– 305.http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?tool=pubmed&pubme did=18787674 (16 Oktober 2008)

28

Khan H., Kalia S., Itrat A., Khan A., Kamal M., Khan MA., Khalid R., Khalid S., Javed S., Umer A., Naqvi H. 2007. Prevalence and demographics of anxiety disorders: a snapshot from a community health centre in Pakistan. Annals of General Psychiatry. 6:30. http://www.annals-generalpsychiatry.com/content/6/1/30 (20 Oktober 2008)

Langgulung H. 1999. Teori-Teori Kesehatan Mental. Jakarta: Pustaka Al-Husna, pp: 96-7

Maramis, W.F. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press. pp : 69, 89

Markam, S.S., 1999. Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, pp: 41-2

Mudjaddid, E. 2006. Pemahaman dam Penanganan Psikosomatik Gangguan Ansietas dan Depresi di Bidang ilmu Penyakit dalam. In : Ilmu Penyakit dalam Jilid II. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, p: 913

Pulangasih. 2004. snmptm. http://www.shvoong.com (20 juli 2008)

Ridwan. 2003. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta, pp: 20-1

Sarwono S.W. 2002. Psikologi Sosial, Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka, p: 305

Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta, p: 61

Taufiqurohman MA. 2004. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu Kesehatan. Klaten: CGSF(The Community of Self Help Group Forum), pp:62-8

Terry Conley. 2006. Breaking free from the anxiety trap. http://www.wshg.org.uk.(4 Agustus 2008). Trismiati. 2004. Perbedaan tingkat kecemasan antara pria dan wanita akseptor kontrasepsi mantap di RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta. http://www.psikologi.binadarma.ac.id/jurnal/jurnal_trismiati.pdf.(10 September 2008).