perbedaan malaria pada daerah dataran rendah ... - Pasca Unhas

50 downloads 67 Views 364KB Size Report
DATARAN TINGGI DI KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT ... dataran tinggi) dengan Desa Manglusi Kecamatan Nirunmas (mewakili dataran rendah) ...
PERBEDAAN MALARIA PADA DAERAH DATARAN RENDAH DENGAN DATARAN TINGGI DI KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT TAHUN 2013 THE DIFFERENCES IN MALARIA IN LOW-LYING AREA SWITH THE HIGHLANDS SOUTHEAST MALUKU THE DISTRIC TWEST IN 2013

Yanto Kulle,1A. Arsunan Arsin,2Anwar Daud3 1

Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku Tenggara Barat 2 Bagian Epidemiologi FKM Universitas Hasanuddin 3 Bagian Kesehatan Lingkungan FKM Universitas Hasanuddin

Alamat Korespondensi : Yanto Kulle Jl. Pertamina, Olilit Batu-Saumlaki MTB Hp. 08159422216 E-Mail : [email protected]

ABSTRAK Keberhasilan pembangunan Indonesia sangat ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas, dimana pembangunan sektor kesehatan merupakan salah satu unsur penentu.Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan malaria pada daerah dataran rendah dengan dataran tinggi di kabupaten Maluku Tenggara Barat tahun 2013.Penelitian ini dilaksanakan di dusun Wesawak Kecamatan Tanimbar Selatan (mewakili daerah dataran tinggi) dengan Desa Manglusi Kecamatan Nirunmas (mewakili dataran rendah) Jenis penelitian ini adalah observasional dengan rancangan cross sectional study. Sampel sebanyak 252 yang terbagi atas 214 orang positif malaria di desa Manglusi dengan 38 orang positif malaria di dusun Wesawak. Analisis data yang digunakan adalah chi square dan regresi logistik.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan kebiasaan keluar rumah malam hari (p=0,029), tempat perkembangbiakan nyamuk (p=0,027) dan mobilitas penduduk (p=0,009),akses pelayanan kesehatan (P=0,000) pada dataran rendah dengan dataran tinggi. Sedangkan keberadaan kandang ternak (p=0,054) tidak berbeda pada dataran rendah dengan dataran tinggi. Variabel yang paling dominan perbedaannya untuk menderita malaria di dataran rendah dengan dataran tinggi adalah akses pelayanan kesehatan (Wald=24,92, p=0,000). Kata kunci : malaria, mobilitas penduduk, keberadaan kandang ternak

ABSTRACT The success of Indonesia's development is largely determined by the availability of qualified human resources, which the health sector development is one key element. This researchaims to determine differences in malaria in the lowlands with highlands in southeast Maluku the district west in 2013.Study was implementedin the hamlet of South Tanimbarese Wesawak District (representing theupland areas) withthe Village District Manglusi Nirunmas(representing the Lowlands) The study was observational with cross sectional study. Sample of 252 people, divided into 214 positive malaria in the village Manglusi with 38 positive malaria in the hamlet Wesawak. Data analysis used chi square and regression logistic. The results showed that there are differences inhabits of the people come out at night(p=0.029), mosquito breeding(p=0.027) andmobility of population(p=0.009), access health care(p=0.000) in the lowlands with highlands. While theexistence of cattle sheds(p=0.054) did not differ in with lowland plateau. The most dominant variable difference to suffer from malaria in low with the highlands is access health care(Wald =24.92, p=0.000). Keywords: malaria, mobility of population, the existence ofcattle shed

PENDAHULUAN Malaria merupakan penyakit menular yang sangat dominan di daerah tropis dan subtropis dan dapat mematikan.Setidaknya 270 juta penduduk dunia menderita malaria dan lebih dari 2 miliar atau 42% penduduk bumi memiliki risiko terkena malaria.WHO mencatat setiap tahunnya tidak kurang dari 1 hingga 2 juta penduduk meninggal karena penyakit yang disebarluaskan nyamuk Anopheles(Harmendo, 2008). Pada tahun 2010 (API : tahun 2011 : 10,4 %, 2012, 18,0 % ) data yang didapat dari desa Manglusi daerah dataran rendah jumlah penduduk 1.073 jiwa terjadi peningkatan kasus malaria, untuk dataran tinggi desa Wesawak pada tahun 2010 API : 68,0% tahun 2011 API: 95,0%, tahun 2012 API 154%, dengan Wesawak jumlah penduduk 221 jiwa. (P2M Dinkes MTB, 2012). Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus plasmodiumyang dapat dengan mudah dikenali dari gejala meriang (panas, dingin dan menggigil) serta demam berkepanjangan. Penyakit ini menyerang manusia dan juga sering ditemukan pada hewan berupa burung, kera, dan primata lainnya (Achmadi U.F, 2005).Secara umum penyakit malaria tidak mengenal tingkatan umur.Hanya saja anak-anak lebih rentan terhadap infeksi malaria. Menurut Gunawan (2000), perbedaan prevalensi malaria menurut umur dan jenis kelamin berkaitan dengan derajat kekebalan karena variasi keterpaparan kepada gigitan nyamuk. Orang dewasa dengan berbagai aktivitasnya di luar rumah terutama di tempat-tempat Perkembangbiakan nyamuk pada waktu gelap atau malam hari, akan sangat memungkinkan untuk kontak dengan nyamuk. Gejala malaria terdiri dari beberapa serangan demam dengan interval tertentu (disebut parokisme), diselingi oleh suatu periode yang penderitanya bebas sama sekali dari demam disebut periode laten. Gejala yang khas tersebut biasanya ditemukan pada penderita non imun. Sebelum timbulnya demam, biasanya penderita merasa lemah, mengeluh sakit kepala, kehilangan nafsu makan, merasa mual, di ulu hati, atau muntah semua gejala awal ini disebut gejala prodromal (Arsin A.A , 2012).Keluhan dan tanda klinis, merupakan petunjuk yang penting dalam diagnosa malaria. Gejala klinis ini dipengaruhi oleh jenis/ strain Plasmodium, imunitas tubuh dan jumlah parasit yang menginfeksi. Waktu mulai terjadinya infeksi sampai timbulnya gejala klinis dikenal sebagai waktu inkubasi, sedangkan waktu antara terjadinya infeksi sampai ditemukannya parasit dalam darah disebut periode prepaten (Harijanto, 2000). Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit (Plasmodium) yang ditularkan oleh gigitan nyamuk yang terinfeksi (vector borne disease).Malaria pada manusia

dapat disebabkan oleh P. malariae, P. vivax, dan P. ovale.Pada tubuh manusia, parasit membelah diri dan bertambah banyak di dalam hati dan kemudian menginfeksi sel darah merah (Depkes RI, 2008).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiperbedaan Malaria pada daerah dataran rendah dengan dataran tinggi di Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2013.

BAHAN DAN METODE Lokasi danRancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan rancangan cross sectional study.Penelitian dilaksanakan mulai bulan April sampai dengan Juni 2013 di Desa Wesawak, Kecamatan Tanimbar Selatan mewakili daerah dataran tinggi dengan Desa Manglusi Kecamatan Nirunmas mewakili daerah dataran rendah. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua penduduk yang tinggal secara menetap di Desa Wesawak kecamatan Tanimbar Selatan dengan Desa Manglusi kecamatan Nirunmas Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Sampel adalah semua penderita malaria positif yang di ambil pada daerah dataran rendah yaitu desa Manglusi dan dataran tinggi yaitu desa Wesawak. Jumlah sampel sebanyak 252 orang yang terbagi 214 orang dari desa Manglusi dan 38 orang dari desa Wesawak. Penarikan sampel dilakukan dengan carapurposive sampling. Pengumpulan Data Data primer diperoleh dari wawancara dengan responden menggunakan kuesioner, sedangkan data sekunderdiperoleh dari puskesmas setempat pada dataran rendah maupun dataran tinggi. Data diolah menggunakan programSPSS.Penyajian data dilakukan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi disertai penjelasan. Analisis Data Analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat menggunakan perangkat lunak SPSS.

HASIL Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa dari 104 responden yang mempunyai kebiasaan keluar rumah pada malam hari , 112 orang (90.3%) tinggal di dataran rendahdan 12 orang (9,7%) tinggal di dataran tinggi. Sedangkan dari 128 responden yang tidak biasa

keluar rumah malam hari, ada102 (79.7%) tinggal di dataran rendah dan 26 orang (20,3%) tinggal di dataran tinggi. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,029. Karena nilai p (0,029)