PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN ...

129 downloads 393 Views 3MB Size Report
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) ... ➢Identifikasi kebutuhan pelatihan ( bengkel dan ... Diterapkan di Malaysia tahun 1994 dengan dikeluarkannya.
PERENCANAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DI PPNS-ITS (BERDASARKAN PERMENAKER 05/MEN/1996) GRA GRATCIA N. SIMANJUNTAK 6506040003

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG LA • Rencana manajemen PPNS-ITS mewujudkan kampus PPNS yang safety • PPNS-ITS belum memiliki SMK3 • Permenaker 05/MEN/1996 Bab III pasal 3 mengatakan: bahwa tempat kerja yang berisi 100 orang atau lebih; memiliki potensi bahaya yang yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan produksi; atau dapat mengakibatkan kecelakaan kerja dan kerugian, wajib menerapkan SMK3

RUMUSAN MASALAH • Bagaimana menyusun Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

TUJUAN • Bertujuan untuk menyusun draft Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) berdasarkan Peraturan menteri tenaga kerja RI No. Per-05/MEN/1996 bagi PPNS-ITS

MANFAAT  Bagi PPNS-ITS (user) • Sebagai suatu rekomendasi yang sangat penting dan berguna serta dapat diterapkan secara manajemen.  Bagi penulis Sebagai suatu pembelajaran dan menambah pengetahuan tentang Sistem Manajemen K3.

BATASAN MASALAH • Dokumen (manual) yang akan disusun sampai pada tahap peninjauan ulang dan peningkatan oleh manajemen • Tahap penerapan/implementasi akan membahas elemen tentang:  Identifikasi kebutuhan pelatihan (bengkel dan laboratorium)  Identifikasi bahaya (bengkel dan laboratorium)

TINJAUAN PUSTAKA

SEJARAH SISTEM MANAJEMEN K3 • Diterapkan di Malaysia tahun 1994 dengan dikeluarkannya UU K3 • Lembaga ISO telah menyusun SMK3 dengan pendekatan SMM (sistem manajemen mutu) dan SML (sistem manajemen lingkungan) • Tahun 1998 ILO bersama IOHA mengidentifikasi elemen kunci SMK3 • Akhir tahun 1999, BSI meluncurkan proposal pembentukan komite teknik untuk membentuk Standard Internasional Nonsertifikasi, namun ditolak karena bertentangan dengan ILO yang mempopulerkan SMK3 • Tahun 1999 BSI dan badan sertifikasi dunia meluncurkan OHSAS 18001

SISTEM MANAJEMEN K3 DI BEBERAPA NEGARA Negara

Penanggung jawab

Australia-Selandia Baru

Komisi

nasional

gubernur

Negara

Aturan

K3, bagian,

(the

Isi

national

OHS

Pedoman

Sistem sertifikasi

bagi

Negara-

Pengendali JAS-ANZ yang

bagian,

dukungan

diakreditasi badan sertifikasi

improvement framework by

negara

NOHSC)

untuk AS/NZS 4301

SMK3

OHSMS Trial Standard

Materi pedoman bagi biro

Akreditasi

dan komisi pedoman

sertiikasi

dan

komisi

nasional pengawas keamanan

registrasi

auditor

komisi

produksi

pedoman

agensi yang terkait pada JAS-ANZ China

Komisi dan

Hongkong

nasional

ekonomi

perdagangan,

biro

Departemen perburuhan

Kerangka

kerja

parlemen

organisasi

Pedoman dewan K3

Rencana audit safety OSHC

(Standard K3)

NA

Bukan pada tingkat nasional

Menteri tenaga kerja dan

Ketetapan menteri tentang

Pedoman SMK3 dan audit

Tiga

transmigrasi

SMK3 dan ketetapan audit

untuk SMK3 India

Menteri

perburuhan,

direktorat jenderal industri dan inspektorat propinsi Indonesia

Jepang

Menteri perburuhan kesejahteraan

kesehatan, dan

kategori

sertifikasi

berdasarkan audit

Peraturan tentang pedoman

Pedoman

K3

SMK3

bagi

kegiatan

Tidak ada sertifikasi resmi

SISTEM MANAJEMEN K3 DI BEBERAPA NEGARA Negara

Penanggung jawab

Aturan

Isi

Sistem sertifikasi

Korea

Menteri perburuhan, Korea

Pedoman SMK3

Kode KOSHA pada SMK3

Sertifikasi program KOSHA

dan program KOSHA 2000

2000

OHSAS 18001 bagi standard

Sertifikasi

organisasi

oleh SIRIM QAS Sdn Bhd

Kode praktis untuk SMK3

Tidak

Occupational

Safety

and

Health Agency (KOSHA)

Malaysia

Menteri

sumber

daya

(Undang-undang K3)

manusia

Singapura

Menteri tenaga kerja

Regulasi industri

OHSAS 18001

mempersyaratkan

sertifikasi

Thailand

Menteri

perburuhan

kesejahteraan perindustrian

sosial

dan dan

TIS 18000

Pedoman SMK3 khususnya

Sertidikasi TIS 18000 oleh

bagi perusahaan kecil dan

institusi

menengah

manajemen

sertifikasi

sistem

MANFAAT PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 • Perlindungan karyawan Tujuan inti penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 adalah memberi perlindungan kepada pekerja. Bagaimanapun, pekerja adalah asset perusahaan yang harus dipelihara dan dijaga keselamatannya. Pengaruh positif terbesar yang dapat diraih adalah mengurangi angka kecelakaan kerja. • Mengurangi biaya Dengan menerapkan sistem ini, kita dapat mencegah terjadinya kecelakaan, kerusakan atau sakit akibat kerja. Dengan demikian kita tidak perlu mengeluarkan biaya yang ditimbulkan akibat kejadian tesebut.Salah satu biaya yang dapat dikurangi dengan penerapan sistem manajemen K3 adalah biaya premi asuransi.

MANFAAT PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 • Membuat sistem manajemen yang efektif Salah satu bentuk nyata yang bisa kita lihat dari penerapan sistem manajemen K3 adalah adanya prosedur terdokumentasi. Dengan adanya prosedur, maka segala aktivitas dan kegiatan yang terjadi akan terorganisir, terarah dan berada dalam koridor yang teratur. Rekaman-rekaman sebagai bukti penerapan sistem disimpan untuk memudahkan pembuktian dan identifikasi akar masalah ketidak sesuaian.

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN K3 BERDASARKAN PERMENAKER 05/MEN/1996

METODE PENELITIAN

MULAI

IDENTIFIKASI MASALAH

PENENTUAN TUJUAN DAN RUMUSAN MASALAH PENELITIAN

STUDI PUSTAKA: SMK3 PERMENAKER 05/ MEN/1996

STUDI LAPANGAN: PENGAMATAN PROSES KERJA IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA

DAT DATA: KOMITMEN KEBIJAKAN VISI DAN MISI PROFIL PPNS-ITS STRUKTUR ORGANISASI

PENYUSUNAN DRAFT MANUAL SMK3 UNTUK PPNS-ITS.

IMPLEMENTASI SESUAI ELEMEN DALAM BATASAN MASALAH

ANALISA DAN KESIMPULAN

SELESAI

PENGOLAHAN DATA

Komitmen Perusahaan tentang K3 POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA ITS (PPNS-ITS) bertekad memberikan hasil kepada seluruh pihak yang berkepentingan dengan menerapkan praktek K3 yang terbaik dalam menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Kebijakan K3 PPNS-ITS menetapkan kebijakan untuk: – Menciptakan suasana kampus yang berbudaya K3. – Melaksanakan 5R (Rapi, Resik, Ringkas, Rajin, Rawat) – Mencegah dan menanggulangi kecelakaan kerja pada lingkungan kampus. – Mengkomunikasikan dan selalu berusaha mematuhi setiap hukum serta kebijakan mutu dalam K3 kepada seluruh Civitas Akademika dan pihak terkait lainnya. – Menerapkan dan mengembangkan sistem manajemen mutu dalam K3 dengan benar, tepat dan konsisten. Kebijakan ini wajib dipahami dan dilaksanakan oleh seluruh karyawan, mitra kerja dan pihak-pihak terkait lainnya sesuai bidang tugas masingmasing.

Usulan pembentukan Tim Kerja

• • • • •

Dalam melaksanakan SMK3 sesuai dengan peraturan yang berlaku, maka diusulkan untuk membentuk Tim kerja yang akan melaksanakan seluruh prosedur dalam Manual SMK3 yang disusun. Dalam hal ini, tim kerja yang diusulkan bernama TIM SMK3. Didalam TIM SMK3 terdapat struktur organisasi yang bersifat fungsional dan memiliki kompetensi dalam bidang-bidang yang berkaitan dengan SMK3. Kompetensi yang dibutuhkan tersebut adalah sebagai berikut: Kompetensi dalam hal kepemimpinan Kompetensi dalam hal identifikasi bahaya Kompetensi dalam peraturan perundang-undangan Kompetensi dalam pengetahuan akan mesin dan peralatan yang ada di PPNS-ITS Kompetensi dalam penanganan dokumen

Usulan pembentukan Divisi K3 • Divisi K3 mendapat peranan penting dalam perusahaan. Selain membantu kesuksesan SMK3, divisi ini juga memiliki peran vital dalam melaksanakan komitmen dan kebijakan K3 sebuah perusahaan.

Usulan penunjukan Manajemen Representatif • Istilah MR diadopsi dari OHSAS 18001. Manajemen representatif adalah peran fungsional, dan bertanggung jawab memimpin TIM SMK3. MR bertugas melaporkan kemajuan SMK3 kepada manajemen puncak PPNS-ITS.

Penyusunan draft manual SMK3 Setelah seluruh data dikumpulkan maka langkah selanjutnya adalah menyusun draft manual SMK3. Draft manual ini disajikan dalam BAB IV pada Tugas Akhir ini.

Penyusunan prosedur bagi draft manual SMK3 Prosedur yang disusun adalah prosedur yang dibutuhkan oleh draft manual SMK3. Berhubung jumlah prosedur yang banyak, maka prosedur disajikan tersendiri di LAMPIRAN II.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan • Manual dan prosedur telah disusun dan siap untuk diterapkan. • Hasil perhitungan jam kerja di PPNS-ITS adalah 1490 jam kerja, digunakan sebagai indikator kinerja keberhasilan penerapan SMK3. • Peneliti memberikan usulan jenis pelatihan yang dibutuhkan di bengkel dan lab berdasarkan potensi bahaya di tempat kerja.

Saran • Proses perhitungan jam kerja sebaiknya dilakukan setiap hari di bengkel dan lab. • TIM SMK3 yang dibentuk diharapkan dapat bekerja secara optimal. • Untuk penelitian selanjutnya dapat mengangkat masalah tentang cara pendataan penyakit akibat kerja (PAK) berdasarkan kondisi PPNS-ITS.

TERIMA KASIH