Kategori 2 adalah lokasi sasaran kelurahan/desa yang belum memiliki .... c
Dokumen pencairan dan PP BLM diserahkan kepada Satker PIP Kab/Kota
setelah ..... MAJENE. 8. 2.000. POLEWALI MANDAR. 9. 2.250. SULAWESI
BARAT Total. 2.
PETUNJUK PELAKSANAAN
PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN (P4‐IP) DI PERKOTAAN TAHUN 2013
Kementerian Pekerjaan Umum ‐ Direktorat Jenderal Cipta Karya Tahun 2013
2
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah sehingga penyusunan Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan Tahun Anggaran 2013 dapat diselesaikan. P4‐IP dilaksanakan sebagai bentuk antisipasi dampak negatif atas kenaikan harga BBM bagi masyarakat miskin baik di wilayah perdesaan maupun perkotaan, yang digulirkan pemerintah melalui Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum. P4‐IP di Perkotaan merupakan program berbasis pemberdayaan masyarakat, dengan komponen kegiatan meliputi: Penguatan kapasitas masyarakat, pemberian dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM), dan pendampingan untuk mendukung pelaksanaan program. P4‐IP di Perkotaan memberikan peluang dan mendorong munculnya peran aktif masyarakat, terutama masyarakat miskin dan kaum perempuan untuk merencanakan, melaksanakan, mengendalikan serta memanfaatkan dan mengelolanya sendiri dalam setiap tahapan pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan P4‐IP di Perkotaan juga diharapkan dapat membangun munculnya kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat dalam mengatasi permasalahan kemiskinan dan ketertinggalan desanya secara mandiri melalui penyusunan kegiatan yang dituangkan dalam perencanaan masyarakat sesuai dengan hasil pemetaan swadaya dan rencana penanganan permasalahan di wilayahnya. Petunjuk Pelaksanaan P4‐IP di Perkotaan ini akan menjadi acuan bagi pelaksana program di tingkat pusat, provinsi, kabupaten dan kelurahan/desa sasaran, dalam penyelenggaraan program yang mengatur mekanisme pelaksanaan di 2 (dua) kategori wilayah sasaran, yaitu wilayah yang telah memiliki kelembagaan BKM/LKM PNPM Mandiri Perkotaan dan wilayah yang belum memiliki/sudah memiliki kelembagaan masyarakat sejenis selain BKM/LKM PNPM Mandiri Perkotaan. Kami harapkan, petunjuk pelaksanaan ini dapat dipahami dan dilaksanakan dengan sebaik‐baiknya oleh semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan, sehingga program ini dapat mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan. .
Kementerian Pekerjaan Umum Direktur Jenderal Cipta Karya Ir. Imam Santoso Ernawi, MCM. MSc
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
i
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR SINGKATAN BAB 1. PENDAHULUAN
v
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................
8
1.2 Tujuan ……………………………...............................................................................................
9
1.3 Komponen Kegiatan P4‐IP di Perkotaan.........................................................................
9
1.4 Prinsip‐Prinsip Pelaksanaan............................................................................................
9
BAB 2. KETENTUAN UMUM
2.1 Lokasi Sasaran................................................................…………......................................
12
2.2 Jenis Kegiatan Infrastruktur............................................................................................
12
2.3 Jenis Kegiatan Yang Tidak Boleh Dilakukan (Negatif List)……………………….....................
12
BAGIAN 1. PELAKSANAAN DI WILAYAH KATEGORI‐1
BAB 3. MEKANISME PELAKSANAAN.
3.1 Tahapan Pelaksanaan………………………………………...……………………….................................
18
3.2 Mekanisme Pencairan Dana BLM...………………………………………………...............................
19
3.3 Persyaratan Pencairan Dana BLM……………………………………………….................................
20
3.4 Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Fisik.....……………..…………........................
20
3.5 Mekanisme Penyaluran, Pemanfaatan dan Pelaporan Dana BLM P4‐IP di Perkotaan.................
21
BAB 4. MONITORING PELAKSANAAN PEMBANGUNAN FISIK
ii
4.1 Pelaku/Pelaksana………………….........................................................................................
24
4.2 Jadwal dan Pelaksanaan Kegiatan Monitoring ...............................................................
24
4.3 Pelaporan Kegiatan Monitoring......................................................................................
24
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
BAB 5. ORGANISASI DAN TATA PERAN 5.1 Organisasi Pelaksana …………...........................................................................................
26
5.2 Tata Peran Pelaku...........................................................................................................
27
LAMPIRAN
Lampiran 1. Rekapitulasi Lokasi dan Alokasi P4‐IP APBN‐P 2013.........................................
34
Lampiran 2. Dokumen Pencairan.........................................................................................
41
Lampiran 3. Administrasi Keuangan KSM/Tim Pelaksana....................................................
55
Lampiran 4. Contoh SPPD‐L .................................................................................................
58
Lampiran 5. Formulir Sertifikasi, BAP2 dan SP3...................................................................
63
Lampiran 6..Contoh Laporan Pertanggungjawaban..............................................................
68
BAGIAN 2. PELAKSANAAN DI WILAYAH KATEGORI‐2
BAB 3. MEKANISME PELAKSANAAN ……………………..……………………………………………………………..
3.1 Tahapan Pelaksanaan…………………………………………………………………..............................
74
3.2 Pembentukan/Revitalisasi OMS dan Pemilihan Kader Kelurahan/Desa (Relawan) ......
74
3.3 Mekanisme Pencairan Dana BLM..........…………………………………………..........................
75
3.4 Persyaratan Pencairan Dana BLM………………………………………………..............................
77
3.5 Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Fisik .....……………..…………...................
77
3.6 Mekanisme Penyaluran, Pemanfaatan dan Pelaporan Dana BLM P4‐IP di Perkotaan..............
78
BAB 4. MONITORING PELAKSANAAN PEMBANGUNAN FISIK
4.1 Pelaku/Pelaksana……………...........................................................................................
80
4.2 Jadwal dan Pelaksanaan Kegiatan Monitoring ............................................................
80
4.3 Pelaporan Kegiatan Monitoring...................................................................................
80
BAB 5. ORGANISASI DAN TATA PERAN
5.1 Organisasi Pelaksana………….........................................................................................
82
5.2 Tata Peran Pelaku.........................................................................................................
83
LAMPIRAN
Lampiran 1. Berita Acara Pakta Integritas..............................................................................
90
Lampiran 2. Berita Acara Musyawarah Kelurahan/Desa .......................................................
91
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
iii
Lampiran 3. Hasil Pemilihan OMS dan KL/D (Relawan).......................................................... Lampiran 4. Hasil Ketetapan dan Pengesahan OMS dan KL/D...............................................
93 95
Lampiran 5. Dokumen Pencairan........................................................................................... Lampiran 5a. Persyaratan Umum Penyaluran Bantuan..........................................................
96 99
Lampiran 6. Administrasi Keuangan Tim Pelaksana................................................................
110
Lampiran 7. Contoh SPPD‐L....................................................................................................
112
Lampiran 8, Formulir Sertifikasi, BAP2 dan SP3.....................................................................
117
Lampiran 9. Contoh Laporan Pertanggungjawaban.............................................................. Lampiran 10 . Surat Pernyataan Penyelesaian Pekerjaan...................................................... Lampiran 11. Laporan Pertanggungjawaban Tim Pelaksana.................................................
119 121 122
iv Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
DAFTAR SINGKATAN A APBNP : Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan B BKM/LKM : Badan Keswadayaan Masyarakat/Lembaga Keswadayaan Masyarakat BLM : Bantuan Langsung Masyarakat BLSM : Bantuan Langsung Sementara Masyarakat BSM : Bantuan Siswa Miskin BAP2 : Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan BAPPD BLM : Berita Acara Penarikan/Penggunaan Dana BLM BOP : Biaya Operasional Proyek D DIPA : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran DJA : Direktorat Jenderal Anggaran I IDB : Islamic Development Bank J Jamkesmas : Jaminan Kesehatan Masyarakat K KL/D : Kader Kelurahan/Desa (Relawan) KMP : Konsultan Manajemen Pusat Korkot : Koordinator Kota KPP : Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara KPPN : Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara KSM : Kelompok Swadaya Masyarakat L : Laporan Penggunaan Dana LPD LPJ : Laporan Pertanggungjawaban M MK/D I : Musyawarah Kelurahan/ Desa I MK/D II : Musyawarah Kelurahan/ Desa II MK/D III : Musyawarah Kelurahan/ Desa III MP2K : Musyawarah Persiapan Pelaksanaan Konstruksi MP2K : Musyawarah Pra Pelaksanaan Kegiatan
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
v
O OMS O&P P PPN PU PJOK PJM PPBLM PKH PKN P3M P4‐IP
: Organisasi Masyarakat Setempat : Operasional & Pemanfaatan
: Pajak Pertambahan Nilai : Pekerjaan Umum : Penanggung Jawab Operasional Kegiatan : Perencanaan Jangka Menengah : Permohonan Pencairan Bantuan Langsung Masyarakat : Program Keluarga Harapan : Pengelolaan Kas Negara : Pembinaan dan Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat : Program Percepatan dan Perluasan Pembangungan Infrastruktur Permukiman
R RPD : Rencana Penggunaan Dana S SP2D : Surat Perintah Pencairan Dana SPM : Surat Perintah Membayar SPPD‐L : Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan SPPB : Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan SP3 : Surat Pernyataan Penyelesaian Pekerjaan T TNP2K : Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan P PMU P2KP : Program Management Unit Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan U UPL : Unit Pengelola Lingkungan
vi Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
BAB 1
PENDAHULUAN
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
7
1.1. Latar Balakang Kebijakan APBN 2013 masih memberikan alokasi yang cukup besar terhadap subsidi energi seperti BBM sekitar 193,8 Triliun atau 11,5% dialokasikan untuk subsidi BBM pada APBN 2013 dimana lebih dari 50% subsidi BBM tersebut dinikmati oleh 20% orang‐orang kategori mampu. Sementara hanya sekitar 2% dari APBN dinikmati oleh masyarakat sangat miskin, miskin dan hampir miskin yang dianggarkan untuk program‐program perlindungan sosial berbasis rumah tangga seperti Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), Raskin, Bantuan Siswa Miskin (BSM), Program Keluarga Harapan (PKH) dan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Karena itu kebijakan subsidi perlu diubah dari subsidi harga komoditas menjadi subsidi yang lebih tepat sasaran kepada kelompok masyarakat sangat miskin, miskin dan hampir miskin yang membutuhkan. Selain keterbatasan subsidi anggaran untuk program‐program perlindungan sosial berbasis rumah tangga (cluster I) diatas, Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum (PU) meluncurkan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan (P4) Infrastruktur sebagai upaya mengurangi beban hidup masyarakat miskin akibat perubahan besaran subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Anggaran P4 Infrastruktur tersebut berasal dari penghematan atau pemotongan anggaran Kementerian/Lembaga yang dihimpun Pemerintah. Pemerintah memahami bahwa bila BBM naik maka masyarakat miskin akan mengalami dampak negatif, oleh karena itu pemerintah memberikan kompensasi kepada masyarakat akibat perubahan besaran subsidi BBM tahun 2013 untuk membantu mengurangi beban biaya hidup khususnya masyarakat miskin di perdesaan dan di perkotaan, dengan memberikan kemudahan akses terhadap infrastruktur melalui: a. Penyediaan infrastruktur permukiman dengan pola pemberdayaan masyarakat melalui Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP). b. Penyediaan air minum untuk desa nelayan, Ibu Kota Kecamatan (IKK) rawan air, dan kawasan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) perkotaan, melalui Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan SPAM (P4‐SPAM). c. Pembangunan Infrastruktur Sumber Daya Air (SDA) meliputi penyediaan air baku dan pembangunan embung untuk air minum daerah rawan air, perlindungan pantai di permukiman nelayan miskin termasuk perbaikan infrastruktur SDA akibat bencana alam, dan perbaikan irigasi kecil perdesaan dengan pola pemberdayaan, melalui Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur SDA (P4‐ISDA). Program P4‐IP di Perkotaan dalam mendukung Program PNPM Mandiri Perkotaan (P2KP) dimaksudkan sebagai upaya memberikan kemudahan akses penyediaan infrastruktur permukiman di perkotaan, terutama bagi masyarakat miskin, yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Melalui penyediaan infrastruktur Permukiman di Perkotaan tersebut diharapkan masyarakat miskin di wilayah sasaran dengan cepat dapat memulihkan kembali kondisi kesejahteraan dan mengembangkan pertumbuhan ekonomi di wilayahnya Agar penyelenggaraan P4‐IP di Perkotaan ini dapat dilaksanakan sesuai ketentuan dan...untuk memenuhi.amanat.Peraturan.Menteri.Keuangan.No..81.Tahun.2012.Tentang.Belanja.Bantuan.Sosial Pada.Kementerian.Negara.dan.Lembaga,..maka perlu ..disusun..sebuah..buku..petunjuk..pelaksanaan yang.dapat.digunakan.sebagai.acuan.pelaksanaan.bagi.pelaku.di.semua.tingkatan. 8 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
1.2. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah : a. Memberikan kemudahan akses masyarakat miskin terhadap infrastruktur dasar permukiman di perkotaan; b. Mendorong roda perekonomian masyarakat, khususnya masyarakat miskin dengan terbangunnya sarana dan prasarana infrastruktur yang baik;
1.3. Komponen Kegiatan P4‐IP di Perkotaan Komponen kegiatan P4‐IP di Perkotaan terdiri dari : a
Penguatan kapasitas masyarakat. Program ini akan mendukung dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memprioritaskan, merencanakan, melaksanakan, mengelola dan memantau pelaksanaan pembangunan infrastruktur dasar.
b
Komponen Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) sebesar 250 juta/kel termasuk didalamnya untuk BOP BKM/LKM/LKM sebesar 5% dari pagu BLM
c
Komponen pendampingan, digunakan mendukung pelaksanaan program seperti pengadaan fasilitator dan askot berikut gaji dan BOP Tim Faskel dan BOP Satker PBL Propinsi untuk sosialisasi, koordinasi pengendalian pelaksanaan program, monitoring dan evaluasi program.
1.4. Prinsip‐Prinsip Pelaksanaan Kelembagaan masyarakat (BKM/LKM/OMS) yang didukung pemerintah pusat maupun pemerintah daerah harus mampu mengelola kegiatan P4‐IP di Perkotaan ini dengan menerapkan prinsip‐prinsip sebagai berikut: a. Partisipatif, dimana setiap tahapan proses kegiatan (perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban) P4‐IP di Perkotaan melibatkan masyarakat sebagai pelaku sekaligus penerima manfaat. b. Transparan dan Akuntabel, dimana dalam setiap tahapan kegiatan P4‐IP di Perkotaan dilakasanakan secara terbuka dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. c. Sederhana dan Mudah Dikerjakan, artinya jenis kegiatan dan proses pelaksanaannya diupayakan semudah mungkin dan sistematis serta bisa dilakukan oleh masyarakat sendiri dengan tetap mengacu pada ketentuan yang dipersyaratkan. d. Bekualitas secara layak, agar pelaksanaan P4‐IP di Perkotaan ini tetap mengacu pada kualitas standar teknis pekerjaan umum (PU) dan petunjuk teknis pelaksanaan infrastruktur PNPM Mandiri Perkotaan.
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
9
10 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
BAB 2
KETENTUAN UMUM
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
11
2.1. Lokasi Sasaran Lokasi sasaran ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 314/KPTS/M/2013 Tanggal 29 Juli tahun 2013 tentang Penetapan Kelurahan/Desa sasaran Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan Tahun 2013 dengan jumlah lokasi 1.800 kelurahan/desa yang tersebar di 218 kota/kabupaten dan 33 provinsi. Lokasi sasaran P4‐IP di Perkotaan terbagi 2 (dua) kategori : 1. Kategori 1 adalah lokasi sasaran kelurahan/desa yang telah memiliki BKM/LKM PNPM Mandiri Perkotaan sebanyak 1.753 kelurahan/desa. 2. Kategori 2 adalah lokasi sasaran kelurahan/desa yang belum memiliki kelembagaan masyarakat/sudah memiliki kelembagaan masyarakat sejenis selain BKM/LKM PNPM Mandiri Perkotaan sebanyak 47 kelurahan/desa. Rekapitulasi Lokasi dan Alokasi P4‐IP APBN‐P 2013 tersaji pada lampiran 1. Kategori lokasi sasaran tersebut diatas akan menentukan mekanisme pelaksanaan kegiatan P4‐IP di Perkotaan dalam 2 (dua) bagian yaitu : a. Bagian 1. Pelaksanaan untuk lokasi yang telah memiliki BKM/LKM PNPM Mandiri Perkotaan. b. Bagian 2. Pelaksanaan untuk lokasi yang belum memiliki kelembagaan masyarakat/sudah memiliki kelembagaan masyarakat sejenis selain BKM/LKM PNPM Mandiri Perkotaan. Penjelasan lebih detail diatur pada bab 3 s/d bab 5 buku petunjuk pelaksanaan P4‐IP di perkotaan ini.
2.2. Jenis Kegiatan Infrastruktur Jenis kegiatan yang dilaksanakan di P4‐IP di Perkotaan ini adalah kegiatan infrastruktur yang dapat memberikan dampak manfaat langsung kepada masyarakat miskin akan kebutuhan infrastruktur dasar permukiman yang meliputi : a. Jalan dan Jembatan; b. Tambatan Perahu; c. Penyediaan Air Minum; d. Sanitasi Lingkungan (Drainase, Saluran Limbah Rumah Tangga, MCK/Jamban dan Persampahan); dan e. Irigasi; Seluruh usulan kegiatan harus berdasarkan hasil perencanaan masyarakat (PJM/Renta Pronangkis atau Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM).
2.3. Jenis Kegiatan Yang Tidak Boleh di Lakukan (Negatif List) Pengunaan dana BLM tidak boleh dimanfaatkan untuk hal‐hal yang tidak berkaitan langsung dengan upaya penanggulangan kemiskinan di bidang infrastruktur dasar, menimbulkan dampak keresahan sosial dan kerusakan lingkungan, berorientasi pada kepentingan individu atau kelompok tertentu dan bertentangan dengan norma‐norma, hukum serta peraturan yang berlaku. Secara umum beberapa kegiatan yang tidak boleh dibiayai dengan dana BLM P4‐IP di Perkotaan, adalah sebagai berikut:
12 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
a. Kegiatan infrastruktur yang berkaitan dengan politik praktis (kampanye, demonstrasi, dll); b. Pembebasan lahan; c. Pembangunan rumah ibadah; d. Pembangunan gedung kantor pemerintah atau kantor BKM/LKM; e. Kegiatan infrastruktur dasar yang berdampak negatif terhadap lingkungan, penduduk asli dan kelestarian budaya lokal dan lain‐lain yang dilarang dalam safeguard; f.
Pengadaan yang berbahaya
Pengadaan produk apapun yang mengandung asbes;
Pengadaan pestisida atau herbisida;
g. Kegiatan Destruktif
Pembangunan jalan menuju kawasan yang dilindungi (hutan lindung, cagar alam);
Pembangunan sumber daya air pada sungai‐sungai, yang masuk atau keluar dari negara‐ negara lain;
Pengubahan aliran sungai.
h. Lain‐lain.
Reklamasi tanah yang lebih besar dari 50 hektar (ha);
Konstruksi penampungan atau penyimpanan air dengan kapasitas lebih besar dari 10.000 m3
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
13
14 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
BAGIAN I PELAKSANAAN DI WILAYAH KATEGORI – 1 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
15
16 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
BAB 3
MEKANISME PELAKSANAAN
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
17
3.1.
Tahapan Pelaksanaan Tahapan pelaksanaan kegiatan P4‐IP di Perkotaan di masyarakat secara umum terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu tahap 1. Sosialisasi Kegiatan P4‐IP di Perkotaan, Tahap 2 Review PJM dan Renta Pronangkis, tahap 3 pelaksanaan pembangunan serta tahap 4 Operasi dan Pemeliharaan sebagaimana tersaji pada gambar 3.1 dibawah ini :
Gambar 3.1. Tahapan Pelaksanaan di Masyarakat 1. Sosialisasi Kegiatan P4‐IP di Perkotaan, tahapan ini dimaksudkan untuk mensosialisasikan program tingkat kelurahan/desa dengan tujuan untuk penyebarluasan informasi kepada masyarakat tentang akan adanya kegiatan P4‐IP di Perkotaan di kelurahan/desa tersebut. Kegiatan sosialisasi dapat dilakukan dalam forum rembug warga yang diakhiri dengan membangun komitmen bersama, menyepakati untuk mensukseskan P4‐IP di perkotaan yang dituangkan dalam berita acara Rembug Kesiapan Masyarakat. 2. Review PJM dan Renta Pronangkis, pada tahap ini BKM/LKM bersama masyarakat melakukan review PJM/Renta Pronangkis dan selanjutnya menyusun dan menyepakati bersama prioritas usulan kegiatan infrastruktur program P4‐IP. Berdasarkan hasil prioritas tersebut, KSM/Panitia menyusun proposal kegiatan. Proposal tersebut selanjutnya menjadi dokumen rencana kerja/perencanaan kegiatan KSM/panitia dan merupakan bukti dasar kesiapan pelaksanaan kegiatan oleh KSM/Panitia. Seluruh proposal kegiatan KSM/Panitia senilai pagu dana, harus sudah selesai sebelum pencairan BLM tahap‐1 oleh BKM/LKM 3. Pelaksanaan Pembangunan Fisik, kegiatan pelaksanaan ini pada dasarnya merupakan pelaksanaan pembangunan fisik kegiatan P4‐IP di Perkotaan, yang secara garis besarnya mencakup : tahap persiapan pelaksanaan, pelaksanaan konstruksi termasuk Monitoring dan Evaluasi oleh masyarakat. Dengan adanya pemantauan oleh masyarakat ini diharapkan adanya kepedulian masyarakat untuk memantau pelaksanaan P4‐IP di Perkotaan secara berkala dan mandiri, sehingga proses dan hasil pelaksanaan sesuai ketentuan dan berkualitas baik. Adapun evaluasi disini dimaksudkan untuk mengetahui apakah kualitas proses dan hasil pelaksanaan sudah sesuai dengan mekanisme dan ketentuan yang sudah ditetapkan atau belum. 4. Operasi dan Pemeliharaan,.kegiatan .pada..tahap ini..pada..dasarnya..adalah...merupakan. kegiatan pemanfaatan prasarana yang sudah dibangun dan kegiatan pemeliharaannya oleh masyarakat.
18 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
3.2.
Mekanisme Pencairan Dana BLM Pembiayaan BLM dan bantuan teknis P4‐IP di Perkotaan adalah bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBNP) sesuai Undang‐Undang Negara Republik Indonesia No 15 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang‐Undang No 19 Tahun 2012 tentang APBN Tahun 2013. Mekanisme pencairan dana BLM dilaksanakan melalui mekanisme yang dijelaskan pada gambar 3.2 bagan alir dibawah ini :
Gambar 3.2. Bagan Alir Pencairan Dana BLM Penjelasan : Masyarakat melalui BKM/LKM dapat mengusulkan pengajuan pencairan dana BLM dengan persyaratan sebagai berikut : a BKM/LKM telah memiliki rekening dengan minimal 3 (tiga) specimen tanda tangan; b Menyiapkan dokumen pencairan dan diserahkan kepada PJOK. PJOK akan memverifikasi bersama faskel dan kemudian menerbitkan surat Permohonan Pencairan BLM (PP BLM); c Dokumen pencairan dan PP BLM diserahkan kepada Satker PIP Kab/Kota setelah terlebih dahulu diverifikasi oleh Korkot. Satker PIP Kab/Kota akan memproses pencairan dengan menerbitkan SPM kemudian disampaikan ke KPPN; d KPPN melakukan verifikasi dokumen sesuai mekanisme yang berlaku kemudian akan menerbitkan SP2D; e Atas dasar SP2D, bank pelaksana yang ditunjuk akan melakukan transfer dana BLM ke rekening BKM/LKM; f BKM/LKM kemudian akan segera memproses penyaluran dana BLM kepada KSM/Panitia sesuai usulan kegiatan yang telah dinyatakan layak oleh UPL dan diverifikasi oleh fasilitator.
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
19
3.3.
Persyaratan Pencairan Dana BLM Proses pencairan BLM P4‐IP di Perkotaan ini dilakukan dari satker PIP kabupaten/kota ke rekening BKM/LKM yang direalisasikan dalam 3 (tiga) tahap pencairan yaitu tahap I sebesar 40 %, Tahap II sebesar 30% dan tahap III sebesar 30 %. Anggaran tersebut dapat dimanfaatkan untuk BOP BKM/LKM dan pelaksanaan pembangunan fisik. Persyaratan pencairan dana BLM P4‐IP di Perkotaan disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 3.1. Persyaratan Pencairan Dana BLM Tahap Pencairan Tahap 1: 40 %, Alokasi peruntukan: 1. BOP BKM/LKM sebesar 5% dari Tahap I 2. Pelaksanaan pembangunan fisik tahap I
Syarat Pencairan
Rencana Penggunaan Dana (RPD) senilai Pagu yang disusun oleh BKM/LKM
Proposal kegiatan seluruh KSM senilai pagu dana, Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan (SPPB) antara BKM/LKM dengan PJOK
Melengkapi berkas pencairan lainnya (PP BLM, Kwitansi, dll) Tahap 2 : 30 % Alokasi peruntukan : 1. BOP BKM/LKM sebesar 5% dari Tahap II 2. Pelaksanaan Pembangunan Fisik tahap II (lanjutan) Tahap 3 : 30 % Alokasi peruntukan : 1. BOP BKM/LKM sebesar 5% dari Tahap III 2. Pelaksanaan Pembangunan Fisik tahap III (lanjutan)
1. Surat pernyataan kemajuan pelaksanaan kegiatan minimal sudah mencapai 30 % 2. Melengkapi berkas pencairan lainnya (PP BLM, BAPPD, Kwitansi, dll)
1. Surat pernyataan kemajuan pelaksanaan kegiatan minimal sudah mencapai 60 % 2. Melengkapi berkas pencairan lainnya (PP BLM, BAPPD, Kwitansi, dll)
Format dokumen pencairan dana BLM tersaji dalam lampiran 2
3.4.
Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Fisik Sebelum pelaksaan pembangunan fisik dilaksanakan, atas dasar uraian program dan kegiatan yang tercantum dalam proposal, maka KSM/Panitia selaku pelaksana pembangunan diwajibkan menyusun dokumen perencanaan teknis yang berisi gambar perencanaan, RAB dan jadwal pelaksanaan. Proses kegiatan perencanaan tersebut KSM/Panitia didampingi dan difasilitasi oleh Tim fasilitator. Selain itu KSM/Panitia juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya anggota KSM/Panitia bersangkutan mengenai keseluruhan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.
20 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
3.5.
Mekanisme Penyaluran, pemanfaatan dan Pelaporan Dana BLM P4‐IP di Perkotaan Setelah dana BLM P4‐IP di Perkotaan masuk ke rekening BKM/LKM, maka dana tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat melalui KSM/Panitia. BKM/LKM menyalurkan dana P4‐IP di Perkotaan kepada KSM/Panitia sesuai RPD yang telah diverifikasi dan diberikan secara bertahap sebagai berikut:: 1. Tahap 1 : sebesar 40 % dari nilai BLM kegiatan KSM/Panitia, setelah proposal kegiatan KSM/Panitia dinyatakan layak oleh UPL dan diverifikasi oleh korkot/askot mandiri. 2. Tahap 2 : sebesar 30 % dari nilai BLM kegiatan KSM/Panitia setelah kemajuan Pelaksanaan Kegiatan mencapai minimum 30 % dan diverifikasi oleh UPL dan Fasilitator Teknik. 3. Tahap 3 : sebesar 30 % dari nilai BLM kegiatan KSM/Panitia setelah kemajuan Pelaksanaan Kegiatan mencapai minimum 60 % dan diverifikasi oleh UPL dan Fasilitator Teknik. Setelah kegiatan selesai, KSM/Panitia menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) pelaksanaan kegiatan termasuk didalamnya Laporan Penggunaan Dana (LPD).
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
21
22 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
BAB 4
MONITORING PELAKSANAAN PEMBANGUNAN FISIK
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
23
Kegiatan monitoring ini diselenggarakan untuk memastikan pelaksanaan pembangunan tepat waktu, hasil‐hasil pembangunan memenuhi standar kualitas yang diharapkan serta mengantisipasi dan meminimalisasi terjadinya penyimpangan/penyalahgunaan pemanfaatan dana. Pemanfaatan Anggaran tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan.
4.1.
Pelaku/Pelaksana Pelaksana kegiatan monitoring terdiri pelaku dari tingkat pusat, tingkat propinsi, tingkat kab/kota, tingkat kecamatan dan tingkat kelurahan/desa dengan pelaku‐pelaku yang terlibat sebagai berikut: a. Tingkat Pusat terdiri dari Tim Pengarah Pusat P4‐IP di Perkotaan, PMU, Satker P2KP/PPK Pusat dibantu oleh Konsultan Manajemen Pusat dan Advisory; b. Tingkat Propinsi terdiri dari Satker PBL Propinsi, Dinas PU Propinsi dibantu oleh konsultan (KMW); c. Tingkat Kabupaten/Kota terdiri dari Satker PIP dan PPK P2KP dibantu oleh Tim Korkot; d. Tingkat Kecamatan terdiri dari PJOK, Unsur Kecamatan dibantu oleh Tim Fasilitator; e. Tingkat Kelurahan/Desa terdiri dari BKM/LKM/UPL, Perangkat kelurahan/desa, Relawan dibantu oleh fasilitator.
4.2.
Jadwal dan Pelaksanaan Kegiatan Monitoring Kegiatan monitoring diselenggarakan secara periodik, sekurang‐kurangnya satu kali setiap tahapan pelaksanaan. Khusus untuk tingkat kelurahan/desa monitoring kegiatan dilakukan sejak tahap perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan dan pemeliharaan.
4.3.
Pelaporan Kegiatan Monitoring Tim monitoring berkewajiban menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan monitoring. Bila dalam kegiatan monitoring tersebut terindentifikasi adanya penyimpangan dan penyalahgunaan pemanfaatan dana P4‐IP di Perkotaan, maka satker PIP kabupaten/kota dapat menghentikan sementara pelaksanaan kegiatan dan pemanfaatan dana sesuai surat perjanjian yang tertuang dalam Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan (SPPB) serta dapat menyelesaikannya persoalan tersebut melalui jalur hukum.
24 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
BAB 5
ORGANISASI DAN TATA PERAN Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
25
5.1. Organisasi Pelaksana Organisasi penyelenggaraan yang diuraikan adalah khusus organisasi penyelenggaraan PNPM Mandiri Perkotaan yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan P4‐IP di Perkotaan. Dalam penyelenggaraan P4‐IP di Perkotaan, Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya menugaskan Program Management Unit (PMU) PNPM Mandiri Perkotaan /P2KP. PMU melalui Satker P2KP menugaskan Konsultan Manajemen Pusat (KMP) dan Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) untuk melaksanakan manajemen proyek secara menyeluruh. Di tiap kota/kabupaten difasilitasi Tim Koordinator Kota (Korkot)/Asisten Korkot Mandiri (Askot Mandiri). Secara rinci hubungan kerja antar unsur pelaksana proyek dari tingkat Pusat sampai dengan tingkat masyarakat dapat dilihat pada gambar 5.1 di bawah ini.
Gambar 5.1. Struktur Organisasi Pengelolaan P4‐IP di Perkotaan
26 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
5.2. Tata Peran Pelaku a. Tingkat Nasional Penanggung jawab pengelolaan kegiatan P4‐IP di Perkotaan adalah Kementerian Pekerjaan Umum yang bertindak sebagai lembaga penyelenggara program (executing agency). Untuk melaksanakan program tersebut agar dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan dan terciptanya sinergi dengan program lainnya dan untuk mengoptimalkan hasil yang dicapai dalam rangka keberlanjutan program, telah dibentuk Unit Manajemen Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (PMU P2KP). 1) Unit Manajemen Program P2KP (PMU‐P2KP) Unit Manajemen Program P2KP adalah sebuah unit kerja yang dibentuk berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor :76/KPTS/DC/2013 tanggal 1 Agustus 2013 tentang Perubahan atas Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor 33/KPTS/DC/2011 tentang Pengangkatan Kepala PMU, Asisten dan Koordinator Wilayah pada Unit Manajemen Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan/Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PMU P2KP/PNPM‐Mandiri‐Perkotaan). Unit Manajemen Program P2KP dalam penyelenggaraan P4‐IP di Perkotaan memiliki kewenangan sebagai berikut: a) Menyusun kebijakan penyelenggaraan P4‐IP di Perkotaan; b) Menyusun petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis dan modul‐modul pelatihan; c) Menyusun kebijakan tentang rekrutmen askot dan fasilitator; d) Melakukan sosialisasi tingkat pusat dan propinsi; e) Melakukan pembinaan kelembagaan; f)
Melakukan monitoring dan pelaporan serta;
g) Membantu menyelesaikan masalah dan pengaduan. 2) Satker P2KP Satker P2KP berperan membantu pelaksanaan tugas PMU‐P2KP dalam pelaksanaan P4‐IP di Perkotaan melaksanakan tugas sebagai berikut : a) Melaksanakan kegiatan diseminasi dan sosialisasi; b) Menyampaikan informasi yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan P4‐IP di Perkotaan; c) Melakukan penanganan pengaduan dari pihak manapun yang berkaitan dengan P4‐IP di Perkotaan; d) Melakukan pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan tugas KMP dan KMW. Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
27
b. Tingkat Propinsi Pelaksana di tingkat propinsi ditunjuk Satker PBL Propinsi dengan tugas dan tanggungjawab sebagai berikut : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)
c.
Melaksanakan kegiatan teknis dan administratif untuk pelaksanaan P4‐IP di Perkotaan; Melakukan rekrutmen Askot Infrastruktur Mandiri dan Fasilitator Melakukan pembayaran gaji dan BOP Askot Infrastruktur Mandiri dan Fasilitator; Melaksanakan Sosialisasi dan Koordinasi tingkat Propinsi; Melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan P4‐IP di Perkotaan; Mengelola tata pelaporan pelaksanaan P4‐IP di Perkotaan; Mempertanggungjawabkan seluruh pengeluaran dana sesuai ketentuan yang berlaku; Menindak lanjuti berbagai pengaduan terkait PNPM Mandiri Perkotaan sampai proses hukum/ke tangan penegak hukum dengan tetap mengutamakan penyelesaian secara kekeluargaan.
Tingkat Kabupaten/Kota Pelaksana di tingkat Kabupaten/Kota ditunjuk Satker PIP Kabupaten/Kota dengan tugas dan tanggungjawab sebagai berikut : 1) Memfasilitasi berlangsungnya koordinasi dan konsolidasi dalam pelaksanaan P4‐IP di Perkotaan; 2) Menyalurkan dan mengadministrasikan dana BLM P4‐IP di Perkotaan, terutama laporan SP2D dan e‐monitoring pencairan dana BLM; 3) Melakukan pengendalian pemanfaatan dana BLM P4‐IP di Perkotaan; 4) Menindaklanjuti berbagai pengaduan terkait dengan P4‐IP di Perkotaan sampai ke proses hukum/ke tangan penegak hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 5) Memberikan pelaporan secara berkala sesuai ketentuan yang berlaku.
d. Tingkat Kecamatan Pemerintah kecamatan, dalam hal ini adalah perangkat daerah kecamatan sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang dipimpin oleh camat, dengan tugasnya adalah: 1) Mengkoordinasikan penyelenggaraan P4‐IP di Perkotaan di wilayah kerjanya; 2) Membina dan mengendalikan penyelenggaraan P4‐IP di Perkotaan di wilayah kerjanya;
3) Melakukan pembinaan kepada pemerintahan kelurahan/desa, BKM/LKM. Unsur utama pelaksanaan P4‐IP di Perkotaan di tingkat kecamatan adalah Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) dengan peran dan tugas adalah sebagai berikut: 1) Memantau pelaksanaan P4‐IP di Perkotaan sesuai dengan pentahapan yang sudah ditentukan; 2) Melaksanakan administrasi program berupa penandatanganan SPPB, menerbitkan SPP BLM dan menyampaikan dokumen pencairan kepada Satker PIP Kab/Kota; 3) Membuat laporan bulanan pelaksanaan tugas setiap bulan; 4) Membuat laporan pertanggungjawaban pada akhir masa jabatannya; 28 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
5) Melakukan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan P4‐IP di Perkotaan dengan Korkot/Askot Mandiri dan Tim Fasilitator untuk bersama‐sama menangani penyelesaian permasalahan dan pengaduan mengenai pelaksanaan P4‐IP di wilayah kerjanya. 6) Melakukan pemeriksaan terhadap penggunaan dana yang telah disalurkan kepada masyarakat (KSM/Panitia) sesuai dengan usulan yang disetujui Fasilitator. e. Tingkat Kelurahan/Desa Di tingkat kelurahan/desa, unsur utama pelaksanaan P4‐IP adalah (1) Lurah/Kades dan perangkatnya, (2) BKM/LKM, (3) UPL, (4) KSM/ Panitia dan (5) Relawan Masyarakat dengan peran dan tugas masing‐masing unsur adalah sebagai berikut: 1) Lurah/Kepala Desa Secara umum peran utama Lurah/Kepala Desa adalah memberikan dukungan dan jaminan agar pelaksanaan P4‐IP di wilayah kerjanya dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga tujuan yang diharapkan melalui P4‐IP dapat tercapai dengan baik. Untuk Itu Lurah/ Kepala Desa dapat mengerahkan perangkat kelurahan atau desa sesuai dengan fungsi masing‐masing. Secara rinci tugas dan tanggung jawab Lurah/Kepala Desa dalam pelaksanaan P4‐IP di Perkotaan adalah sebagai berikut: (a) Membantu sosialisasi tingkat kelurahan/desa; (b) Memfasilitasi terselenggaranya pertemuan pengurus RT/RW dan masyarakat dengan Korkot/Askot Mandiri/Tim Fasilitator, dan relawan masyarakat dalam upaya penyebarluasan informasi dan pelaksanaan P4‐IP di Perkotaan; (c) Memfasilitasi koordinasi dan sinkronisasi kegiatan yang terkait dengan pelaksanaan P4‐IP di Perkotaan; (d) Berkoordinasi dengan Tim Fasilitator, relawan masyarakat dan BKM/LKM, memfasilitasi penyelesaian persoalan dan konflik serta penanganan pengaduan yang muncul dalam pelaksanaan P4‐IP di Perkotaan. 2) BKM/LKM BKM/LKM dalam pelaksanaan P4‐IP di perkotaan mempunyai tugas sebagai berikut : (a) Melaksanakan pencairan dana kepada KSM/Panitia; (b) Membuat Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan (SPPD‐L) dengan KSM/ Panitia selaku pelaksana kegiatan P4‐IP di Perkotaan; dan (c) Memfasilitasi penyelesaian permasalahan yang mungkin muncul ditingkat kelurahan, termasuk memberikan sanksi/peringatan kepada KSM/Panitia atas pelanggaran pemanfaatan dana dan atau pelanggaran atas ketentuan‐ketentuan dalam SPPD‐L. 3) Unit Pengelola Lingkungan (UPL) Unit Pengelola Lingkungan (UPL) unit pelaksana yang dibentuk oleh BKM/LKM berperan mengkoordinasikan seluruh kegiatan sebagai berikut : (a) Memfasilitasi pembentukan Organisasi Pengelola Operasional & Pemanfaat (O&P); (b) Menyelenggarakan Musyawarah Persiapan Pelaksanaan Konstruksi (MP2K) bagi semua tim pelaksana (KSM/ Panitia) termasuk praktek lapangan;
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
29
(c) Memverifikasi administrasi pencairan/pemanfaatan dana kepada KSM/ Panitia; (d) Memfasilitasi, mengawasi dan mengkoordinir seluruh pelaksanaan kegiatan KSM/ Panitia termasuk memberikan penguatan teknik konstruksi maupun administrasi kegiatan; (e) Menyelenggarakan rapat‐rapat evaluasi rutin bersama KSM/ Panitia untuk mengevaluasi kemajuan pelaksanaan kegiatan dan mendorong upaya‐upaya percepatan penyelesaiaan kegiatan lapangan; (f) Bersama Faskel Teknik dan KSM/ Panitia melakukan Opname pekerjaan dilapangan; (g) Memfasilitasi penyusunan dan memverifikasi laporan‐laporan Kegiatan KSM/ Panitia (Mingguan, Bulanan, LPJ, termasuk photo2 dokumentasi) dan melaporkannya kepada koordinator BKM/LKM; (h) Memastikan semua infrastruktur memenuhi persyaratan teknis (Bangunan berkualitas Baik/Kuat & Tahan Lama, Bermanfaat/Berfungsi dan Ada O&P termasuk Rencana Kerjanya); (i) Bersama Fasilitator Teknik/Askot Infrastruktur melakukan Verifikasi proposal KSM/ Panitia (termasuk membuat Berita Acara Verifikasi); (j) Bersama Fasilitator Teknik/Askot Infrastruktur dan pihak KSM/ Panitia melakukan Sertifikasi Kegiatan (termasuk membuat BAP2‐nya); 4) Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) (a) Peran KSM/Panitia dalam kegiatan P4‐IP di Perkotaan adalah sebagai berikut : (b) Menyusun proposal kegiatan infrastruktur yang sudah disepakati bersama jenis kegiatan dan lokasinya; (c) Mengelola dan melaksanakan kegiatan P4‐IP di Perkotaan secara transparan dan dapat dipertanggung jawabkan, serta memastikan prasarana yang dibangun tidak boleh menimbulkan Dampak Infrastruktur dan Sosial; (d) Menyampaikan Jadwal Kerja, Rencana Pengadaan Bahan/Alat, Rencana Pemeliharaan, Rencana Tenaga Kerja, Tim Pelaksana Kegiatan yang lebih rinci kepada UPL sebelum dilaksanakan Musyawarah Pra Pelaksanaan Kegiatan (MP2K); (e) Melaksanakan Musyawarah Pengadaan Bahan/Alat, Musyawarah Pertanggungjawaban Pelaksanaan Kegiatan dan memastikan Tim O&P turut serta dalam MP2K; (f) Membangun prasarana dengan kualitas baik, bermanfaat sesuai kebutuhan masyarakat dan persyaratan teknis konstruksi; (g) Membuat Papan Nama/Informasi Proyek sehingga dapat diketahui oleh masyarakat umum; (h) Membuat laporan pertanggungjawaban (LPJ) kegiatan dan mengarsipkannya; (i) Melakukan penggantian atau perbaikan prasarana yang diperintahkan oleh konsultan/UPL selama proses konstruksi berlangsung; (j) Mendorong pelibatan masyarakat sebanyak‐banyaknya dalam pelaksanaan kegiatan; (k) Aktif melakukan penyelesaian permasalahan yang mungkin muncul akibat pelaksanaan kegiatannya;
30 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
5) Relawan Masyarakat Relawan masyarakat adalah pelopor‐pelopor pengerak dari masyarakat yang mengabdi tanpa pamrih, ikhlas, peduli dan memiliki komitmen kuat pada kemajuan masyarakat di wilayahnya. Program ini mendorong masyarakat di lokasi sasaran agar membuka kesempatan seluas mungkin bagi warga yang ikhlas, jujur, adil, peduli dan memiliki komitmen untuk membantu masyarakat dalam melaksanakan seluruh tahapan kegiatan program agar bermanfaat bagi masyarakat miskin serta seluruh masyarakat di wilayahnya. Dengan demikian peran utama para relawan adalah : (a) Pengerak masyarakat dalam menjalani seluruh proses kegiatan P4‐IP di Perkotaan yang memang direncanakan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat; (b) Mengawal proses partisipasi, transparansi, akuntabilitas, demokrasi dsb; (c) Mitra kerja BKM/LKM dalam kegiatan P4‐IP di Perkotaan
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
31
32 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
LAMPIRAN‐LAMPIRAN LAMPIRAN 1. REKAP LOKASI DAN ALOKASI PER KABUPATEN/KOTA LAMPIRAN 2. DOKUMEN PENCAIRAN BLM P4‐IP DI PERKOTAAN LAMPIRAN 3. ADMINISTRASI KEUANGAN KSM/PANITIA LAMPIRAN 4. CONTOH SPPD‐L LAMPIRAN 5. FORMULIR SERTIFIKASI, BAP2 DAN SP3 LAMPIRAN 6. CONTOH LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN KSM/PANITIA
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
33
LAMPIRAN 1 Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor : 314 /KPTS/M/2013 Tanggal: 29 Juli 2013 Tentang Penetapan Desa/Kelurahan Sasaran Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan lnfrastruktur Permukiman (P4‐IP) Tahun 2013 Daftar Kelurahan Sasaran
REKAPITULASI LOKASI DAN ALOKASI P4‐IP APBN‐P 2013 NO
PROPINSI
1
NANGGROE ACEH DARUSSALAM NANGGROE ACEH DARUSSALAM Total SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA Total SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT Total RIAU
2 3 4
JML KEL I DESA
KABUPATEN/KOTA ACEH TENGAH ACEH TAMlANG KOTA BANDA ACEH KOTA SABANG 4 LABUHAN BATU DAIRI KARO DELl SERDANG LANGKAT KOTA SIBOLGA KOTA TANJUNG BALAI KOTA PEMATANG SIANTAR KOTA TEBING TINGGI KOTAMEDAN KOTA BINJAI KOTA PADANGSIDIMPUAN 12 SIJUNJUNG PADANG PARIAMAN LIMA PULUH KOTA KOTA PADANG KOTA SOLOK KOTA PADANG PANJANG KOTA BUKITIINGGI KOTA PAYAKUMBUH 8 INDRAGIRI HILIR BENGKALIS KOTA PEKANBARU
18 1 11 10 40 1 3 5 4 5 5 7 12 4 8 11 5 70 4 1 2 15 5 4 24 16 71 1 5 10
TOTAL BLM 4.500 250 2.750 2.500 10.000 250 750 1.250 1.000 1.250 1.250 1.750 3.000 1.000 2.000 2.750 1.250 17.500 1.000 250 500 3.750 1.250 1.000 6.000 4.000 17.750 250 1.250 2.500
34 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
NO 5 6 7 8 9 10 11 12
PROPINSI RIAU Total JAMBI JAMBI Total SUMATERA SELATAN SUMATERA SELATAN Total BENGKULU BENGKULU Total LAMPUNG LAMPUNG Total KEPULAUAN BANGKA BELITUNG ' KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Total KEPULAUAN RIAU KEPULAUAN RIAU Total DKI JAKARTA DKI JAKARTA Total JAWA BARAT
JML KEL I DESA
KABUPATEN/KOTA KOTA DUMA I 4 KOTA JAMB! KOTA SUNGAI PENUH 2 OGAN ,KOMERING ULU OGAN KOMERING ILIR KOTA PALEMBANG KOTA PRABUMUL!H KOTA PAGAR ALAM KOTA LUBUKLINGGAU 6 REJANG LEBONG KOTA BENGKULU 2 LAMPUNG UTARA PRINGSEWU KOTA BANDAR LAMPUNG KOTAMETRO TULANG BAWANG BARAT TULANG BAWANG LAMPUNG TENGAH LAMPUNG SELATAN 8 BELITUNG TIMUR 1 KARIMUN BAT AM TANJUNG PINANG 3 KEPULAUAN SERIBU KOTAJAKARTASELATAN KOTA JAKARTA PUSAT KOTA JAKARTA BARAT KOTA JAKARTA UTARA 5 BOGOR SUKABUMI CIANJUR BANDUNG GARUT TASIKMALAYA ClAMIS
5 21 36 4 40 4 14 5 10 11 5 49 4 6 10 12 3 15 15 3 3 3 2 56 1 1 2 5 1 8 3 56 11 55 10 135 6 5 4 8 7 7 4
TOTAL BLM 1.250 5.250 9.000 1.000 10.000 1.000 3.500 1.250 2.500 2.750 1.250 12.250 1.000 1.500 2.500 3.000 750 3.750 3.750 750 750 750 500 14.000 250 250 500 1.250 250 2.000 750 14.000 2.750 13.750 2.500 33.750 1.500 1.250 1.000 2.000 1.750 1.750 1.000
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
35
NO 13
PROPINSI JAWA BARAT Total JAWA TENGAH
JML KEL I DESA
KABUPATEN/KOTA KUNINGAN CIREBON MAJALENGKA SUMEDANG INDRAMAYU SUBANG PURWAKARTA KARAWANG BEKASI BANDUNG BARAT KOTA BOGOR KOTA SUKABUMI KOTA BANDUNG KOTA CIREBON KOTA BEKASI KOTA DEPOK KOTA CIMAHI KOTA TASIKMALAYA 25 BANYUMAS PURBALINGGA BANJARNEGARA KEBUMEN PURWOREJO WONOSOBO MAGELANG KLATEN SUKOHARJO WONOGIRI KARANGANYAR SRAGEN GROBOGAN BLORA REMBANG PATI KUDUS JEPARA DEMAK SEMARANG TEMANGGUNG KENDAL SATANG PEKALONGAN
3 10 6 7 14 7 8 7 5 7 7 21 88 6 10 11 15 5 278 5 8 1 5 9 4 7 16 5 16 4 1 4 9 10 6 6 5 6 2 8 8 1 3
TOTAL BLM 750 2.500 1.500 1.750 3.500 1.750 2.000 1.750 1.250 1.750 1.750 5.250 22.000 1.500 2.500 2.750 3.750 1.250 69.500 1.250 2.000 250 1.250 2.250 1.000 1.750 4.000 1.250 4.000 1.000 250 1.000 2.250 2.500 1.500 1.500 1.250 1.500 500 2.000 2.000 250 750
36 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
NO 14 15 16
PROPINSI JAWA TENGAH Total DIYOGYAKARTA Dl YOGYAKARTA Total JAWA TIMUR JAWA TIMUR Total BANTEN
JML KEL I DESA
KABUPATEN/KOTA PEMALANG TEGAL BREBES KOTA MAGELANG KOTA SURAKARTA KOTA SALATIGA KOTA SEMARANG KOTA PEKALONGAN KOTA TEGAL 33 KULON PROGO BANTUL SLEMAN KOTA YOGYAKARTA 4 TULUNGAGUNG BLITAR KEDIRI MALANG LUMAJANG JEMBER BANYUWANGI BONDOWOSO SITUBONDO PROBOLINGGO PASURUAN SIDOARJO MOJOKERTO JOMBANG NGANJUK MAGETAN TUBAN LAMONGAN GRESIK KOTA KEDIRI KOTAMALANG KOTA PROBOLINGGO KOTA PASURUAN KOTA SURABAYA ' KOTA BATU 25 PANDEGLANG LEBAK
9 8 2 12 2 2 16 11 10 221 5 7 9 14 35 5 5 5 1 1 1 1 1 4 5 5 24 6 14 1 6 1 8 7 2 7 5 3 41
TOTAL BLM 2.250 2.000 500 3.000 500 500 4.000 2.750 2.500 55.250 1.250 1.750 2.250 3.500 8.750 1.250 1.250 1.250 250 250 250 250 250 1.000 1.250 1.250 6.000 1.500 3.500 250 1.500 250 2.000 1.750 500 1.750 1.250 750 10.250
15 3.750 174 43.500 4 1.000 4 1.000
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
37
NO 17 18 19 19 20 21 22
PROPINSI BANTEN Total BALl BALl Total NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA BARAT Total NUSA TENGGARA TIMUR NUSA TENGGARA TIMUR NUSA TENGGARA TIMUR Total KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN BARAT Total KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN TENGAH Total KALIMANTAN SELATAN
JML KEL I DESA
KABUPATEN/KOTA TANGERANG KOTA TANGERANG KOTA CILEGON KOTA SERANG KOTA TANGERANG SELATAN 7 GIANYAR KLUNGKUNG BULELENG 3 LOMBOK BARAT LOMBOK TENGAH LOMBOK TIMUR SUMBAWA KOTA MATARAM KOTA BIMA 6 SUMBA BARAT SUMBA TIMUR TIMOR TENGAH SELATAN BELU ENDE NGADA MANGGARAI KOTA KUPANG MANGGARAI TIMUR MANGGARAI BARAT NAGEKEO 11 SAMBAS BENGKAYANG KOTA PONTIANAK KOTA SINGKAWANG KOTAWARINGIN TIMUR KOTA PALANGKA RAYA 2 TANAH LAUT KOTA BARU BARITO KUALA HULU SUNGAI SELATAN HULU SUNGAI UTARA KOTA BANJAR BARU
15 5 29 20 1 78 2 2 4 8 5 9 15 5 9 5 48 6 6 4 4 5 18 10 20 18 5 4 100 2 1 1 4 8 4 16 20 2 1 1 1 2 2
TOTAL BLM 3.750 1.250 7.250 5.000 250 19.500 500 500 1.000 2.000 1.250 2.250 3.750 1.250 2.250 1.250 12.000 1.500 1.500 1.000 1.000 1.250 4.500 2.500 5.000 4.500 1.250 1.000 25.000 500 250 250 1.000 2.000 1.000 4.000 5.000 500 250 250 250 500 500
38 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
NO 23 24 25 26 27 28 29 30 31
PROPINSI KALIMANTAN SELATAN Total KALIMANTAN TIMUR KALIMANTAN TIMUR Total SULAWESI UTARA SULAWESI UTARA Total SULAWESI TENGAH SULAWESI TENGAH Total SULAWESI SELATAN SULAWESI SELATAN Total SULAWESI TENGGARA SULAWESI TENGGARA Total GORONTALO GORONTALO Total SULAWESI BARAT SULAWESI BARAT Total MALUKU MALUKU Total MALUKU UTARA
JML KEL I DESA
KABUPATEN/KOTA 6 PASER KUTAIKARTANEGARA MALINAU NUNUKAN KOTA BALIKPAPAN KOTA SAMARINDA KOTA TARAKAN KOTA BONTANG 8 MINAHASA MINAHASA UTARA KOTAMANADO KOTA BITUNG KOTA TOMOHON KOTAMOBAGU 6 POSO KOTA PALU 2 BANTAENG WAJO PINRANG TORAJA UTARA KOTA MAKASSAR KOTA PARE‐PARE KOTA PALOPO 7 KOLAKA KOTA KENDARI KOTA BAU‐BAU 3 GORONTALO KOTA GORONTALO 2 MAJENE POLEWALI MANDAR 2 KOTA AMBON KOTA TUAL 2 KOTA TERNATE KOTA TIDORE KEPULAUAN
9 6 2 2 1 5 8 5 2 31 2 1 5 45 6 5 64 1 31 32 1 2 1 18 5 1 19 47 3 13 11 27 12 18 30 8 9 17 10 5 15 5 5
TOTAL BLM 2.250 1.500 500 500 250 1.250 2.000 1.250 500 7.750 500 250 1.250 11.250 1.500 1.250 16.000 250 7.750 8.000 250 500 250 4.500 1.250 250 4.750 11.750 750 3.250 2.750 6.750 3.000 4.500 7.500 2.000 2.250 4.250 2.500 1.250 3.750 1.250 1.250
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
39
NO 32 33
PROPINSI MALUKU UTARA Total PAPUA BARAT PAPUA BARAT Total PAPUA PAPUA Total Grand Total
JML KEL I DESA
KABUPATEN/KOTA 2
TOTAL BLM
1
10 10 30 40 7 7
2.500 2.500 7.500 10.000 1.750 1.750
218
1.800
450.000
MANOKWARI KOTA SORONG 2 KOTA JAYAPURA
40 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
LAMPIRAN 2
LEMBAR VERIFIKASI DOKUMEN PENCAIRAN DANA BLM P4‐IP DI PERKOTAAN Nama BKM/LKM
:........................................
Kelurahan
:........................................
Kecamatan
:........................................
Kabupaten/Kota
:........................................
Propinsi
:........................................
A. Verifikasi Kelengkapan & Kebenaran Dokumen No. 1 2 3 4 5 6 7
Jenis Dokumen SPP BLM SPPB Kuitansi BAPPD BA‐PP SP‐KPK Fotocopy Rekening BKM/LKM
Tahap 1,2,3 1 1,2,3 1,2 2,3 2,3 1,2,3
Kelengkapan Ada
Tidak
Kebenaran Pengisian Data Benar Salah
B. Rekomendasi Verifikator No.
1. 2. 3. 4.
Level
Tim Faskel Korkot PJOK Satker PIP Kab/Kota
Nama, Tanda Tangan & Cap Lembaga/Instansi
Tanggal
Keterangan/Catatan
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
41
SURAT PERMOHONAN PEMBAYARAN (SPP) BLM Kepada Yth. Pejabat Yang Melakukan Tindakan Yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja Satker PIP Kabupaten/Kota.............................. di Tempat Pada Hari ini……………….tanggal……….……bulan………….…tahun……..…, kami yang bertandatangan dibawah ini: Nama : ……………………………………………………………………………………………………………………………... Jabatan : Penanggung Jawab Operasional Kecamatan.............................................................. berdasarkan keputusan Walikota/Bupati Nomor.....……, bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia Berdasarkan hasil verifikasi bersama terhadap kesiapan pelaksanaan Program Percepatan Perluasan Pembangunan Infrastruktur (P4‐IP) di Perkotaan, maka dengan ini kami mengajukan Permohonan Pembayaran Dana BLM P4‐IP di Perkotaan untuk: BKM/LKM : (tulis nama BKM/LKM) Kelurahan/Desa : Kecamatan : Kabupaten/Kota : Provinsi : : (tulis nama Bank secara jelas dan lengkap) Yang Membuka Rekening di Bank Alamat Bank : Rekening Atas Nama : (tulis Nama Pemegang Rek. sesuai buku tab./giro) No. Rekening : Jumlah Dana BLM yang Diajukan : Rp. Terbilang : Demikian Permohonan Pembayaran Dana BLM ini kami ajukan agar dapat diproses sebagaimana mestinya. PJOK Kecamatan.................................. _______________________________ (isi nama jelas, tanda tangan dan cap) Catatan: Kelengkapan dan kebenaran dokumen terlampir * Coret yang tidak perlu
42 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
SURAT PERJANJIAN PENYALURAN BANTUAN (SPPB)
Kelurahan/Desa
: _____________________________________
Kecamatan
: _____________________________________
Kabupaten/Kota
: _____________________________________
Propinsi
: _____________________________________
Berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan, Nomor: .............................., tanggal .............................. A. Kami yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama : ……………………………….. Jabatan : Penanggung jawab Operasional Kegiatan (PJOK) PNPM‐MP Kecamatan: ………………Kabupaten/Kota: …………….Propinsi : …………………………….. Berdasarkan keputusan Bupati/Walikota: ……………..Nomor:……………..……………… Bertindak atas nama Pemerintah Indonesia, selanjutnya disebut Pihak Pertama. 2. Nama : …………………………………………………………………………………….(nama lengkap sesuai KTP) Jabatan : Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat / Lembaga Keswadayaan Masyarakat (BKM/LKM).......................………....…………............................................................................. Kelurahan/Desa …...…............……………… Kecamatan……………………....................... Kabupaten/Kota, Propinsi.........................., berdasarkan musyawarah masyarakat kelurahan dan disahkan/dicatatkan di Notaris ………………............………. No. ………, tanggal ….......……………………………………………………………….. Alamat: ……………(diisi alamat Nama Koordinator sesuai KTP) …………………........ Selanjutnya disebut: Pihak Kedua B.
Kedua belah pihak sepakat : 1. Pihak kedua berwewenang dan bertanggungjawab untuk menerima serta menyalurkan dana BLM dari pemerintah ke masyarakat melalui KSM/Panitia. KSM/Panitia akan menerima dana BLM melalui proses seleksi yang ditetapkan oleh BKM/LKM. KSM/Panitia akan melaksanakan kegiatan sesuai dengan proposal kegiatan yang diajukan dan memenuhi seluruh persyaratan umum perjanjian, sebagaimana terlampir dalam SPPB ini. 2. Pihak kedua akan melaksanakan kegiatan sesuai dengan Rencana Tahunan Program Penanggulangan Kemiskinan (Pronangkis) dan segera menyalurkan dana BLM ini ke KSM/Panitia sesuai proposal kegiatan yang disusun serta disepakati masyarakat kelurahan setempat dan telah diverifikasi oleh Korkot. 3. Pihak kedua bersedia mematuhi berbagai ketentuan yang berlaku di P4‐IP, sebagaimana disebutkan dalam Buku Juknis P4‐IP dan ketentuan‐ketentuan lainnya, serta memenuhi persyaratan umum perjanjian (terlampir). 4. Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan ini ditandatangani oleh kedua belah pihak setelah Pihak Kedua menyerahkan hasil verifikasi terhadap PJM dan Rencana Tahunan Pronangkis yang disepakati masyarakat kepada PJOK.
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
43
C.
Tahap Pencairan Dana BLM P4‐IP : Pembayaran Tahap I (40%) Pembayaran Tahap II (30%) Pembayaran Tahap II (30%) Jumlah Bantuan Dana BLM
5.
Rp................................... Rp................................... Rp................................... ______________________+ Rp...................................
Dana BLM ini disalurkan melalui rekening Bank pihak kedua, sebagai berikut :
Rekening atas nama
: ………………………………………………………………
Nama bank
: ………………………………………………………………
Alamat bank
: ………………………………………………………………
Nomor Rekening
: ………………………………………………………………
............……………………, 2013 Pihak Pertama,
Pihak Kedua,
PJOK Kecamatan.................
Koordinator BKM/LKM
(___________________________)
(__________________________)
*SPPB, salah satunya dilengkapi dengan materai Rp 6,000, lampiran SPPB dan berikut lampirannya dibuat 5 (lima) rangkap untuk dokumen penagihan ke Satker.
44 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
PERSYARATAN UMUM PENYALURAN BANTUAN *) Lampiran ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari SPPB dan memiliki ketentuan yang mengikat.
A. Definisi Kecuali apabila di dalam konteks kalimatnya mengharuskan diartikan lain, istilah yang digunakan dalam Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan ini diartikan sebagai berikut: 1. “Hukum yang berlaku” berarti hukum dan segala perangkatnya yang ditetapkan dan dinyatakan berlaku di Pemerintah Indonesia; 2. “SPPB” berarti Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan dana BLM yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan umum terlampir, bersama‐sama dengan seluruh dokumen yang ditandatangani; 3. “Persyaratan Umum” berarti persyaratan umum pada SPPB ini; 4. “Pemerintah” berarti Pemerintah Indonesia, yang dalam hal ini Satker P2KP 5. “Pihak Pertama” berarti Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) Kecamatan yang bertindak atas nama Pemerintah Indonesia; 6. “Pihak Kedua” berarti Badan Keswadayaan Masyarakat/Lembaga Keswadayaan Masyarakat (BKM/LKM)……………................................................……, yang bertindak atas nama Masyarakat Kelurahan/Desa…….....………………….............................., Kecamatan..............….........................……………… Kabupaten/Kota .........................................................., ....Propinsi............................................................... B. Tanggungjawab 1. Tanggungjawab BKM/LKM: a) Menjamin bahwa dana BLM yang diterima akan segera dibayarkan kepada KSM/Panitia sesuai SPPB pada butir ke‐2 dan 3, point B ; b) Menjamin bahwa usulan‐usulan Calon Penerima Hibah telah layak sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam Petunjuk Pelaksanaan P4‐IP maupun criteria tambahan yang ditetapkan oleh Pemerintah, dalam hal ini Satker P2KP. c) Menjamin bahwa proposal kegiatan KSM/Panitia telah dinyatakan layak oleh UPL dan hasil penilaian kelayakan tersebut telah direkomendasi serta ditandatangani oleh KMW atau Korkot; d) Menjamin bahwa dana BLM yang akan disalurkan ke masyarakat oleh KSM/Panitia adalah sesuai dengan usulan yang telah diajukannya. Dalam hal terdapat perubahan dari rencana usulan semula, harus dibuat Berita Acara pertemuan KSM/Panitia bersangkutan yang selanjutnya dibahas dan disahkan oleh Rapat Anggota BKM/LKM serta diverifikasi oleh KMW atau Korkot; e) Menjamin bahwa kegiatan P4‐IP di Perkotaan yang dilaksanakan sesuai dengan prinsip‐prinsip transparansi dan akuntabilitas. f)
Melakukan pengelolaan keuangan secara benar, tranparansi dan akuntabilitas sesuai dengan standar akuntansi yang ditetapkan.
g) BKM/LKM terbuka terhadap pemeriksa keuangan yang ditunjuk oleh Inspektorat Jenderal atau instansi pemeriksa lainnya. h) Jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penyimpangan penggunaan dana oleh BKM/LKM, maka BKM/LKM wajib mengembalikan dana yang dimaksud. Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
45
i)
BKM/LKM wajib menyimpan catatan dan bukti‐bukti pengeluaran terkait dengan P4‐IP di Perkotaan selama jangka waktu 5 tahun.
j)
Melakukan monitoring dan evaluasi setiap tahapan pelaksanaan sub‐proyek dan menyerahkan laporan kemajuan setiap bulan ke PJOK, Kelurahan/Desa dan KMW atau Korkot; Selain itu memberikan kesempatan juga kepada instansi pemerintah untuk mendapatkan salinan laporan dimaksud dan salinan‐salinan laporan lainnya, serta mengadakan peninjauan lapangan. Pada akhir pekerjaan, BKM/LKM berkewajiban menyerahkan laporan akhir penyelesaian pekerjaan kepada PJOK dan KMW.
2. Tanggung jawab Penerima Hibah (a) Melaksanakan kegiatan sesuai dengan usulan, prinsip‐prinsip transparansi dan akuntabilitas. (b) Menjamin bahwa dalam keseluruhan pelaksanaan kegiatan P4‐IP di Perkotaan, sejak tahap penyusunan usulan kegiatan hingga pelaksanaan kegiatan, senantiasa didasarkan pada prinsip dan nilai serta ketentuan dalam Petunjuk Pelaksanaan P4‐IP di Perkotaan. (c) Menjamin membayarkan upah kerja/membelikan peralatan, dalam jumlah dan waktu sesuai yang tercantum pada proposal kegiatan. (d) Menyerahkan laporan kegiatan P4‐IP di Perkotaan kepada UPL‐BKM/LKM baik laporan akhir kegiatan maupun laporan pertanggungjawaban administrasi keuangan. (e) Menjamin keterbukaan terhadap pemeriksaan keuangan yang dilakukan Inspektorat Jenderal atau instansi pemeriksa lainnya. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penyimpangan penggunaan dana, maka KSM/Panitia harus menindaklanjuti rekomendasi laporan hasil audit hingga tuntas. KSM/Panitia wajib menyimpan catatan dan bukti‐bukti pengeluaran berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan P4‐IP di Perkotaan selama jangka waktu 5 tahun. Namun demikian, KSM/Panitia diperkenankan untuk tidak melaksanakan kegiatan setelah dana diterima, jika: 1) Terjadi force majeure, yaitu suatu kejadian yang mengganggu atau merusak pekerjaan di luar kemampuan pengendalian KSM/Panitia. Dalam keadaan demikian, KSM/Panitia wajib melaporkan kepada BKM/LKM untuk dibahas dan ditetapkan dalam Rapat Anggota BKM/LKM. Selanjutnya BKM/LKM melaporkan kepada KMW atau Korkot dalam batas waktu 7 (tujuh) hari setelah Rapat Anggota BKM/LKM dimaksud dan keputusan harus diambil KMW dalam batas waktu 14 (empat belas) hari; 2) Terdapat tanda‐tanda yang menunjukkan bahwa sebaiknya kegiatan itu dibatalkan. Dalam keadaan demikian, maka keputusan dimaksud harus dilaporkan kepada KMW atau Korkot dalam batas waktu 7 hari dan keputusan diambil dalam batas waktu 14 (empat belas) hari; Untuk berbagai kejadian di atas, pencairan dana selanjutnya akan ditinjau kembali. Peninjauan kembali pencairan dana dapat juga terjadi jika KSM/Panitia melalaikan kewajiban dan/atau kegiatannya. Dalam keadaan demikian, maka KMW atau Korkot harus mempelajari dan menentukan langkah‐langkah selanjutnya; uang yang telah diterima mungkin harus dikembalikan segera oleh KSM/Panitia, jika BKM/LKM memutuskan demikian. 3. Tanggung jawab KMW atau Korkot: (a) Memfasilitasi penguatan kapasitas UPL untuk mampu memberikan pertimbangan profesional (teknis, keuangan, dan lingkungan) terhadap proposal kegiatan yang diajukan oleh KSM/Panitia.
46 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
(b) Memberikan rekomendasi terhadap proses dan hasil penilaian kelayakan oleh UPL apakah telah memenuhi standard penilaian kelayakan proposal/usulan kegiatan; (c) Memfasilitasi penyiapan usulan masyarakat dalam hal ketepatan sasaran, kesesuaian dengan prinsip dan nilai. (d) Menilai dan memberikan rekomendasi terhadap proses dan hasil kegiatan P4‐IP di Perkotaan sesuai dengan Petunjuk Pelaksanaan P4‐IP di Perkotaan dan ketentuan‐ketentuan lain yang berlaku; (e) Mendampingi dan memfasilitasi proses penyiapan masyarakat dalam mengidentifikasi calon penerima hibah. (f) Membantu BKM/LKM dan PJOK dalam memproses administrasi pencairan dana. (g) Melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan. (h) Mengawal BKM/LKM dalam melaksanakan penyaluran dana BLM kepada KSM/Panitia. (i) Menyelesaikan perbedaan‐perbedaan pendapat yang mungkin terjadi antara Penerima Hibah/pekerja, BKM/LKM, PJOK dan fasilitator berdasarkan bukti‐bukti faktual dan perjanjian yang ada. (j) Senantiasa menjaga konsistensi penerapan prinsip dan nilai oleh masyarakat, Penerima Hibah, UP‐UP dan BKM/LKM dalam keseluruhan proses kegiatan P4‐IP di Perkotaan di wilayah itu. C. Sanksi 1. Sanksi Terhadap Penyimpangan Ketentuan Teknis: a) Definisi Penyimpangan Ketentuan Teknis Penyimpangan ketentuan teknis adalah tindakan dan kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak kedua yang tidak sesuai atau bertentangan dengan Buku Petunjuk Pelaksanaan P4‐IP di Perkotaan, ketentuan‐ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker P2KP, serta ketentuan‐ketentuan yang diatur di SPPB ini beserta lampirannya. b) Sanksi (1) Apabila berdasarkan penilaian KMW dan PJOK, pihak kedua dinilai melakukan penyimpangan ketentuan teknis, maka pihak pertama berhak menghentikan bantuan dana BLM untuk sementara waktu sampai batas yang ditetapkan oleh pihak pertama. (2) Selama penghentian bantuan dana BLM sementara waktu tersebut, pihak kedua diberi kesempatan untuk memperbaiki kinerjanya hingga telah dapat memenuhi ketentuan teknis, sebagaimana ditetapkan pada Petunjuk Pelaksanaan P4‐IP di Perkotaan, SPPB beserta lampirannya dan ketentuan‐ketentuan lain yang ditetapkan Pemerintah Indonesia. (3) Selama penghentian bantuan sementara waktu tersebut, pihak pertama berhak menunjuk pihak tertentu untuk melakukan pemeriksaan, maupun langkah‐langkah lainnya yang dianggap perlu agar ketentuan teknis dapat dilaksanakan dengan baik oleh pihak kedua. (4) Termasuk kategori sanksi penghentian yang bersifat sementara ini adalah penundaan atau penghentian sementara pelaksanaan kegiatan P4‐IP di Perkotaan, penundaan atau penghentian sementara pembayaran dana BLM dan tindakan lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia. 2. Sanksi Terhadap Penyimpangan atau Penyalahgunaan Dana BLM: a) Definisi Penyimpangan atau Penyalahgunaan Dana BLM (1) Penyimpangan atau penyalahgunaan Dana BLM adalah penggunaan, pengelolaan dan pemanfaatan Dana BLM yang tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Petunjuk Pelaksanaan P4‐IP
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
47
dan ketentuan lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker P2KP, serta ketentuan‐ketentuan yang diatur di SPPB ini beserta lampirannya. (2) Termasuk penyimpangan atau penyalahgunaan Dana BLM dalam hal ini, antara lain ialah: Dana BLM digunakan atau dimanfaatkan untuk kegiatan fiktif; dan/atau Dilakukan pemotongan Dana BLM yang seharusnya dibayarkan kepada penerima manfaat; dan/atau Menggelapkan atau melarikan dana BLM; dan/atau Penggunaan dana yang tidak dapat dipertanggungjawabkan; dan/atau Bentuk‐bentuk penyalahgunaan Dana BLM lainnya. b) Sanksi Selama Pelaksanaan Kegiatan (1) Sanksi Penghentian Sementara Bantuan Dana BLM dan Audit Khusus (a) Apabila terdapat indikasi bahwa pihak kedua melakukan penyimpangan atau penyalahgunaan Dana BLM, Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker P2KP berhak melakukan penghentian kegiatan untuk sementara waktu di wilayah bersangkutan; (b) Selama masa penghentian bantuan sementara tersebut Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker P2KP, berhak menunjuk auditor independen untuk melakukan audit khusus kepada pihak kedua. (2) Sanksi Penghentian Bantuan Dana BLM dan Tindakan Hukum (a) Apabila berdasarkan hasil audit khusus tersebut menunjukkan secara nyata adanya penyimpangan atau penyalahgunaan dana, maka Pihak pertama menghentikan kegiatan dan Bantuan Dana BLM secara tetap; (b) Pihak Pertama berhak untuk melakukan tindakan hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku; (c) Pihak Kedua berkewajiban untuk mengembalikan Bantuan Dana BLM kepada Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker, untuk selanjutnya disetor ke kas negara, sesuai ketentuan hukum yang berlaku. D. Keadaan Memaksa (Force Majeure) 1. Definisi: a) Untuk keperluan SPPB ini, “Keadaan Memaksa” (“Force Majeure”) berarti sebagai suatu kejadian yang tidak dapat dihindari dan diluar kemampuan salah satu pihak, yang menyebabkan salah satu pihak tersebut tidak mungkin melaksanakan tanggungjawabnya, atau tidak dapat melaksanakan tugasnya; Keadaan seperti itu termasuk, tapi tidak terbatas pada, perang, huru‐hara, epidemi, gempa bumi, badai, banjir atau akibat dari kondisi alam lainnya, pemogokan masal (kecuali apabila dalam hal pemogokan, larangan bekerja atau gangguan industri tersebut, Kedua belah pihak atau salah satu pihak memiliki kemampuan untuk mencegah terjadinya Keadaan Memaksa), penyitaan atau tindakan lain oleh pemerintah. b) Keadaan memaksa tidak termasuk (i) kejadian yang disebabkan oleh kelalaian atau tindakan disengaja dari salah satu pihak. (ii) kejadian dimana salah satu pihak dapat menduga hal‐hal sebagai berikut: (A) Pada saat itu sudah bisa mempertimbangkan konsekuensi dari adanya SPPB, (B) menghindari atau mengatasi kendala dalam pelaksanaan kewajiban‐kewajiban yang ditentukan dalam proyek. 48 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
2. Tidak Merupakan Pelanggaran atas SPPB: Kegagalan salah satu pihak dalam memenuhi kewajibannya yang diatur dalam SPPB ini, tidak dapat dianggap sebagai suatu pelanggaran atau ingkar janji, jika kegagalan tersebut karena suatu “Keadaan Memaksa”, dengan ketentuan bahwa pihak yang terkena kejadian tersebut telah melakukan segala tindakan pencegahan yang wajar dan melakukan upaya alternatif yang dapat dipertanggungjawabkan, semua itu dilakukan dengan tujuan melaksanakan ketentuan dan syarat SPPB. 3. Langkah‐Langkah yang Harus Diambil: a. Pihak yang mengalami Keadaan Memaksa harus secepatnya melakukan segala tindakan yang dapat mengatasi halangan tersebut agar dapat memenuhi kewajiban SPPB dengan sekecil mungkin keterlambatan. b. Pihak yang mengalami Keadaan Memaksa harus memberitahukan secepatnya kepada Pihak lainnya selambat‐lambatnya 14 (empat belas) hari sejak terjadinya keadaan memaksa tersebut, menyampaikan fakta dan menjelaskan sifat dari kejadian tersebut, demikian pula secepat mungkin memberitahukan jika keadaan telah normal kembali. c. Kedua belah Pihak harus melakukan segala tindakan yang wajar agar Konsekuensi dari kejadian Keadaan Memaksa tersebut menjadi sekecil mungkin. 4. Konsultasi: Selambat‐lambatnya 30 (tiga puluh) hari, dari terjadinya keadaan memaksa yang mengakibatkan salah satu pihak tidak dapat melaksanakan kewajibannya tersebut, Para Pihak harus saling berkonsultasi untuk memperoleh kesepakatan mengenai tindakan tepat apa yang harus dilakukan dalam keadaan itu. E. Berlaku Jujur, Adil, Transparan dan Akuntabel Para Pihak yang terikat dalam SPPB ini harus berlaku jujur, menghormati hak‐hak pihak lain, transparan, akuntabel serta harus menjalankan semua keputusan‐keputusan yang telah disepakati untuk merealisasikan SPPB ini. F. Penyelesaian Perselisihan 1. Penyelesaian Secara Musyawarah: Para Pihak yang terikat dalam SPPB akan mencari jalan keluar terbaik untuk menyelesaikan setiap perselisihan yang timbul, atau perselisihan yang berhubungan dengan pasal‐pasal dalam SPPB ini atau perselisihan yang timbul karena penafsiran atas SPPB ini . 2. Penyelesaian Sesuai Ketentuan Hukum yang Berlaku: Jika ada perselisihan yang timbul diantara para pihak dalam SPPB ini yang tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah diterima oleh satu pihak dari pihak yang lain, permintaan penyelesaian masalah dapat dimintakan oleh salah satu pihak untuk diselesaikan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
49
.........………………….,2013 Pihak Kedua,
Koordinator BKM/LKM
(________________________)
(_______________________)
Pihak Pertama,
PJOK Kecamatan....................
Perwakilan KSM/Panitia 1. ____________________ 2. ____________________ 3. ____________________ 4. ____________________
Mengetahui :
KMW (..............................................) TL/Korkot
50 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
BERITA ACARA PENARIKAN/PENGGUNAAN DANA (BAPPD)
Kelurahan/desa
: _______________________
Kecamatan
: _______________________
Kota/kabupaten
: _______________________
Pada Hari ini………..……tanggal………..…bulan……….……….tahun………, kami yang bertandatangan dibawah ini: 1. Nama
: ………………………………………………………………………………………………………………………………
Jabatan : Penanggung jawab Operasional Kegiatan (PJOK) PNPM‐MP di kecamatan tersebut di atas, berdasarkan keputusan Bupati/Walikota …………… Nomor ……, bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia, selanjutnya disebut Pihak Pertama. 2. Nama
: ………………………………………………………………………………………………………………………………
Jabatan : Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat/Lembaga Keswadayaan Masyarakat (BKM/LKM) ……………….…………. di Kelurahan/desa tersebut di atas, Berdasarkan musyawarah warga dan disahkan/dicatatkan di Notaris …………………………….. No. ….………., tanggal ……………. Selanjutnya disebut Pihak Kedua
Dengan ini secara bersama‐sama telah melakukan penelitian dan menyatakan bahwa: (1) KSM/Panitia di Desa/Kelurahan dimaksud telah siap melaksanakan kegiatan yang diusulkan dan disetujui oleh BKM/LKM, dengan bantuan P4‐IP di Perkotaan (2) BKM/LKM berhak menerima pencairan dana tahap …... dan telah memenuhi persyaratan*) berikut: Ya 1 .
2 .
Syarat Pencairan Tahap I :
Rencana Penggunaan Dana (RPD) senilai Pagu yang disusun oleh BKM/LKM Proposal kegiatan seluruh KSM senilai pagu dana, Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan (SPPB) antara BKM/LKM dengan PJOK Melengkapi berkas pencairan lainnya (PP BLM, Kwitansi, dll)
Syarat Pencairan Tahap II :
Surat pernyataan kemajuan pelaksanaan kegiatan minimal sudah mencapai 30 % Melengkapi berkas pencairan lainnya (PP BLM, BAPPD, Kwitansi, dll)
3 Syarat Pencairan Tahap III :
Tidak
Surat pernyataan kemajuan pelaksanaan kegiatan minimal sudah mencapai 60 % Melengkapi berkas pencairan lainnya (PP BLM, BAPPD, Kwitansi, dll)
*) Persyaratan dinilai terpenuhi jika BKM/LKM menjawab “Ya” untuk setiap syarat di atas !
(3)
Rekapitulasi penarikan/penggunaan dana:
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
51
No.
Uraian
Jumlah
1.
Total bantuan dana BLM yang disetujui (a)
Rp …………………..
2.
Pencairan sampai dengan tahap lalu (b)
Rp …………………..
3.
Dana yang telah dimanfaatkan/ditarik dari rekening BKM/LKM (c)
Rp …………………..
4.
Sisa dana yang belum dimanfaatkan (b‐c)
Rp …………………..
5.
Pengajuan Pencairan tahap ini (d)
Rp …………………..
6.
Sisa bantuan yang belum dicairkan (a‐b‐d)
Rp …………………..
Dengan disepakatinya pencairan dana tahap ini, maka BKM/LKM bertanggungjawab untuk menyalurkannya kepada KSM/Panitia di Desa/Kelurahan dimaksud sesuai dengan persyaratan, jadwal dan sasaran yang telah disepakati. Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Pihak Pertama
Pihak Kedua,
Penanggung Jawab Operasional Kegiatan
BKM/LKM .................................
(__________________________)
(___________________________)
Koordinator
Pernyataan KMW/Korkot
Kami telah meneliti Surat Pernyataan di atas dan bertanggung jawab atas kebenaran isinya, serta menyanggupi untuk turut mengawasi pelaksanaannya
(_________________________)
Nama Jelas, Tanda tangan dan cap
52 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
Nomor Bukti : ……kosongkan…… MAK : ……kosongkan……
KUITANSI BUKTI PEMBAYARAN Nomor : ……………kosongkan………………… : Pejabat Yang Melakukan Tindakan Yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja Satker PIP........................
Sudah Terima Dari
Jumlah Uang
: Rp. .......................................
Terbilang
: .................................................................................................
.................................................................................................
Untuk Pembayaran
: Pencairan Dana BLM
kepada BKM/LKM ...................................................................
…............................,...................200.... BKM/LKM ……………………………………. Setuju dibayar : a.n. Kuasa Pengguna Anggaran/Pembuat Komitmen Pejabat Yang Melakukan Tindakan Yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja Kota/Kabupaten………………………….
Mengetahui : Kuasa Pengguna Anggaran Satker PIP Kab/Kota ………………………….
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
---------------------------------------
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
53
Surat Pernyataan Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan (SP‐KPK)
Kelurahan/Desa
: …………………………………..
Kecamatan
: …………………………………..
Kabupaten/Kota
:......................................
Propinsi :...................................... Yang bertanda tangan di bawah ini Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat/Lembaga Keswadayaan Masyarakat (BKM/LKM) di Kelurahan sebagaimana di maksud di atas, dengan ini secara bersama‐sama menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan P4‐IP di Perkotaan telah mencapai kemajuan rata‐rata .............% sebagaimana dalam laporan kemajuan kegiatan KSM yang sudah diverifikasi oleh UPL dan Fasilitator dengan rincian sebagai berikut:. Nilai BLM Kemajuan Fisik No. Nama KSM/Panitia Jenis Kegiatan Kegiatan (Rp.) (%) 1 2 3 ……………………,…............ 2013. Yang Membuat Pernyataan Pernyataan Korkot/Askot Mandiri Kami telah meneliti Surat Pernyataan di 1 .......................................... (Koordinator BKM/LKM) atas dan dengan ini menyatakan turut bertanggungjawab atas kebenaran isinya 2. ……………………………............(UPL) (nama jelas & cap)
(………………………...……………......…..)
54 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
LAMPIRAN 3 A. ADMINISTRASI KEUANGAN KSM Bentuk‐bentuk formulir administrasi Keuangan KSM, meliputi : 1. 2. 3. 4. 5.
Buku Tabungan KSM di Bank Buku Kas Rencana Penggunaan Dana (RPD); Laporan Penggunaan Dana (LPD) Laporan Pertanggungjawaban (LPJ)
Contoh‐contoh form administrasi Pembukuan KSM : 1)
Buku Tabungan KSM di Bank (Form AK‐01)
Penjelasan:
2)
Tanggal, adalah tanggal pada saat terjadi pencatatan transaksi; Uraian, adalah transaksi/jenis kegiatan yang dikerjakan; Nomor Bukti , adalah nomor urutan yang dicatat sebagai pembuktian Transaksi , adalah catatan jumlah uang masuk (M) dan uang keluar (K) Saldo (D), adalah jumlah total transaksi yang tercatat pada tanggal tersebut
Buku Kas Harian (Form AK‐02)
Penjelasan:
Tanggal, adalah tanggal pada saat terjadi pencatatan transaksi; Keterangan, adalah jumlah saldo awal; Nomor Bukti , adalah nomor urutan yang dicatat sebagai pembuktian (nota) Masuk, adalah catatan jumlah uang masuk (M) Keluar, adalah catatan jumlah uang keluar (K) Saldo (D), adalah jumlah total transaksi yang tercatat pada tanggal tersebut .
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
55
3)
Rencana Penggunaan Dana (RPD) Contoh form RPD
Penjelasan:
4)
Kolom (1), dikosongkan (sudah terisi); Kolom (2), diisi uraian tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi yang diperlukan ; Kolom (3), diisi satuan tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi; Kolom (4), diisi volume/jumlah tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi; Kolom (5), diisi Harga satuan dari tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi Kolom (6), diisi Jumlah biaya dari tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi (nilai kolom (4) di kali nilai kolom (5));
Laporan Penggunaan Dana (LPD)
Contoh form LPD Penjelasan:
56 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
Keterangan :
Kolom (1), dikosongkan (sudah terisi); Kolom (2), diisi uraian tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi yang telah diadakan melalui dana BLM; Kolom (3), diisi satuan tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi; Kolom (4), diisi volume/jumlah tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi; Kolom (5), diisi Harga satuan pengadaan dari tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/ administrasi; Kolom (6), diisi Jumlah biaya dari tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi (nilai kolom (4) di kali nilai kolom (5)); Baris (E),diisi Jumlah total nilai kolom (6) Baris (F),diisi Jumlah nilai BLM yang telah diterima (yang sedang dipertanggungjawabkan) Baris (G),diisi Jumlah sisa dana BLM yang diterima (Nilai (F) dikurang nilai (G))
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
57
LAMPIRAN 4 SURAT PERJANJIAN PEMANFAATAN DANA LINGKUNGAN (SPPD‐L) PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN (P4‐IP) Proyek : P4‐IP di Perkotaan Tahun Anggaran 201…1) Paket Perjanjian Kerja : Pekerjaan/Kegiatan ....................................2) No Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan : ….................................................................3) Berdasarkan : 1. Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan BLM (SPPB BLM) antara BKM/LKM dengan Penanggungjawab Operasional Kegiatan (PJOK) Kec....................... Kab./Kota ...................... 5), Nomor : ..................... tanggal.............................. 5) Kami yang bertandatangan dibawah ini : I. Nama : .....................................................................6) Jabatan : Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat/Lembaga Keswadayaan Masyarakat (BKM/LKM) ......................................................................................... 7) Desa/Kelurahan ........................…, Kecamatan .......................…, Kabupaten/Kota .......................…, Provinsi .......................…8) Berdasarkan Hasil Musyawarah Masyarakat Desa/Kelurahan dan disyahkan/dicatatkan di Notaris ..............................…, tanggal .......................................... 9) Alamat : ..................................................................… 10) Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA II. Nama : .....................................................................11) Jabatan : Ketua KSM*) .............................................. 12), Desa/Kelurahan ........................…, Kecamatan .......................…, Kabupaten/Kota .......................… Provinsi .......................……………………………….13) Berdasarkan Hasil Musyawarah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dan disyahkan/dicatatkan pada buku register BKM/LKM tentang KSM dengan No. Induk..............................………………….14), Alamat : ..........................................................................................................… 15) Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA Maka dengan ini disetujui oleh dan diantara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA tersebut, hal‐hal sebagai berikut : PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN PIHAK KEDUA harus melaksanakan, menyelesaikan, memperbaiki Pekerjaan, yaitu : Nama Paket/Jenis Pekerjaan : ......................................................................16) Lokasi : ......................................................................................................... 17) PASAL 2 DOKUMEN PERJANJIAN KERJA Dokumen Perjanjian Kerja sebagaimana ditentukan dibawah ini harus dibaca serta merupakan bagian dari Perjanjian Kerja ini, yaitu : (1) Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan (SPPD‐L) (2) Persyaratan Umum Perjanjian sebagaimana terlampir (3) Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis Pembangunan Sarana & Prasarana (4)
Dokumen Usulan Proposal Pelaksanaan Kegiatan (termasuk catatan/perubahan hasil verifikasinya) : (i) Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
58 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
(ii) (iii) (iv) (v)
Struktur Organisasi dan Usulan Tim Pelaksana Kegiatan KSM Rencana Anggaran Biaya Pelaksanaan & Kuantitas Pekerjaan Daftar Usulan Tenaga Kerja Gambar Rencana PASAL 3 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
3.1. Sesuai dengan SPPD‐L dan lampirannya ini, jangka waktu penyelesaian pekerjaan dihitung sejak Tanggal Mulai Kerja, adalah…………………………………………………..…18) (......................................................……19) hari kalender kerja). 3.2. Perjanjian Kerja tersebut berlaku sejak tanggal penanda‐tanganan oleh kedua belah pihak yang bersangkutan. Surat Perjanjian ini juga sekaligus sebagai Surat Perintah Mulai Kerja. PASAL 4 JUMLAH NILAI PERJANJIAN KERJA Jumlah Nilai Perjanjian Kerja untuk pekerjaan yang tertuang didalam Pasal (1) SPPD‐L ini, sebagaimana dicantumkan dalam Rencana Anggaran Biaya pada dokumen Usulan Proposal Pelaksanaan Kegiatan PIHAK KEDUA bersangkutan, sebesar : Rp..................................... (........................................................ Rupiah)20) tanpa Pajak Pertambahan Nilai (PPN). PASAL 5 HAK DAN KEWAJIBAN 5.1. PIHAK KEDUA menerima dari PIHAK PERTAMA untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 1, berdasarkan uraian pekerjaan, persyaratan serta gambar‐gambar kerja dan ketentuan lain yang terdapat dalam SPPD‐L ini. 5.2. PIHAK KEDUA berkewajiban : (1). Melaksanakan, menyelesaikan, dan memperbaiki pekerjaan dengan penuh ketelitian dan kesungguhan, serta menyediakan tenaga teknis pelaksana lapangan (atau mandor), tenaga kerja, bahan‐bahan bangunan, peralatan kerja, pengangkutan ke atau dari lapangan dan di dalam atau disekitar pekerjaan, serta melaksanakan segala sesuatu baik yang bersifat permanen maupun bersifat sementara yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan, penyelesaian, dan perbaikan pekerjaan. (2). Melaksanakan, menyelesaikan, dan memperbaiki seluruh pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan dalam perjanjian ini sampai diterima baik oleh Konsultan Manajemen Wilayah, kecuali apabila menurut hukum ataupun secara fisik tidak mungkin dilakukan. (3) Menyediakan dan memenuhi seluruh kontribusi swadaya yang disepakati bersama, dalam jumlah dan waktu sesuai yang tercantum pada usulan proposal kegiatan KSM sebelumnya; (4) Melakukan pembongkaran dan atau perbaikan atas kekurangan pekerjaan yang telah dilaksanakan atas biaya sendiri/swadaya sesuai rekomendasi hasil sertifikasi atau sesuai perintah yang disampaikan oleh Konsultan Pendamping. (5) Membuat papan nama pekerjaan dilokasi pekerjaan; (6) Membuat administrasi dan laporan kemajuan pekerjaan secara berkala maupun laporan akhir pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dan keuangan dengan dilampiri photo‐photo kegiatan. (7) Dalam hal terdapat kelebihan sisa dana nilai perjanjian dan PIHAK KEDUA tidak bersedia ataupun secara fisik tidak mungkin melakukan pekerjaan tambah untuk memanfaatkan kembali sisa dana tersebut maka PIHAK KEDUA wajib mengembalikannya kepada PIHAK PERTAMA. 5.2. PIHAK PERTAMA berkewajiban : (1). (2).
Membayar kepada PIHAK KEDUA atas pelaksanaan, penyelesaian, perbaikan pekerjaan pada waktu dan dengan cara yang telah ditentukan dalam Perjanjian ini. Memantau dan memberikan bimbingan keterampilan kepada PIHAK KEDUA agar mutu konstruksi dan administrasi hasil pekerjaan dapat tercapai. Pelaksanaan hal ini selanjutnya secara harian akan dijalankan oleh Unit Pengelola Infrastruktur(UPL).
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
59
5.3
Tanggungjawab kedua belah pihak dijelasakan secara lebih rinci pada persyaratan umum perjanjian ini dan merupakan satu kesatuan dengan perjanjian ini. PASAL 6 TAHAP PENCAIRAN
6.1. 6.2.
6.3. 6.4.
Pelaksanaan pencairan pekerjaan tersebut dalam pasal (1) Surat Perjanjian ini akan dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahap melalui Bank/Cash PIHAK KEDUA oleh PIHAK PERTAMA; Tahap Pertama sebesar 40 % (empat puluh per seratus) dari nilai SPPD‐L diberikan sebagai uang muka setelah penandatanganan dokumen SPPD‐L tanpa harus ada jaminan/Bank Garansi. PIHAK PERTAMA mengajukan surat permintaan pembayaran dengan melampirkan Rekening Buku Tabungan KSM (untuk nilai SPPD‐L diatas Rp. 30 juta); Proposal kegiatan yang sudah diverifikasi layak dan Rencana Penggunaan Dana (RPD); Tahap Kedua sebesar 30 % dari nilai SPPD‐L dengan ketentuan prestasi pekerjaan telah mencapai minimum sebesar 30 % dengan melampirkan RPD tahap II, dan Laporan Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan. Tahap Ketiga sebesar 30 % dari nilai SPPD‐L dengan ketentuan prestasi pekerjaan telah mencapai minimum sebesar 60 % dengan melampirkan RPD tahap III, dan Laporan Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan dan Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Seluruh Kegiatan Fisik. PASAL 7 SANKSI
7.1.
7.2.
8.1. 8.2.
Berdasarkan hasil penilaian Konsultan Manajemen Wilayah dan atau PJOK, apabila PIHAK KEDUA terbukti melakukan penyimpangan terhadap ketentuan teknis atau ditemukan adanya penyalahgunaan dana maka PIHAK PERTAMA dapat memberikan sanksi kepada PIHAK KEDUA berupa penghentian sementara pencairan dana dan atau pemutusan perjanjian dan atau pengembalian dana dan atau sanksi sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Bentuk‐bentuk sanksi tersebut sebagaimana diuraikan secara rinci pada Persyaratan Umum Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan. PASAL 8 PENYELESAIAN PEKERJAAN Setelah pekerjaan selesai 100% atau minimal 97%, PIHAK KEDUA berhak mengajukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA dan Konsultan untuk melakukan Sertifikasi Pekerjaan. Hasil Sertifikasi Pekerjaan yang dilaksanakan secara bersama‐sama oleh kedua belah pihak ini dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan (BAP2). PASAL 9 PEMELIHARAAN HASIL PEKERJAAN
PIHAK KEDUA sepakat dan berjanji untuk memelihara hasil pekerjaan atau sarana dan prasarana yang telah dibangun melalui swadaya masyarakat dengan sebaik‐baiknya. PASAL 10 KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEUR) 10.1
10.2
Selambat‐lambatnya 14 (empatbelas) hari dari hari terjadinya keadaan memaksa, Para Pihak harus saling berkonsultasi untuk memperoleh kesepakatan mengenai tindakan tepat apa yang harus dilakukan dalam keadaan itu. Yang dimaksud “Keadaan Memaksa” (“Force Majeure”) adalah sebagai suatu kejadian yang tidak dapat dihindari dan diluar kemampuan salah satu pihak, yang menyebabkan salah satu pihak tersebut tidak mungkin melaksanakan tanggungjawabnya, atau tidak dapat melaksanakan tugasnya; Keadaan seperti itu termasuk, tapi tidak terbatas pada, perang, huru‐hara, epidemi, gempa bumi, badai, banjir atau akibat dari kondisi alam lainnya, pemogokan masal (kecuali apabila dalam hal pemogokan, larangan bekerja atau gangguan industri tersebut, Kedua belah pihak atau salah satu pihak memiliki kemampuan untuk mencegah terjadinya Keadaan Memaksa), penyitaan atau tindakan lain oleh pemerintah.
60 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
10.3
10.4
Keadaan memaksa tidak termasuk (i) kejadian yang disebabkan oleh kelalaian atau tindakan disengaja dari salah satu pihak. (ii) kejadian dimana salah satu pihak dapat menduga hal‐hal sebagai berikut: (A) Pada saat itu sudah bisa mempertimbangkan konsekuensi dari adanya SPPD‐L, (B) menghindari atau mengatasi kendala dalam pelaksanaan kewajiban‐kewajiban yang ditentukan dalam proyek. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh karena terjadinya keadaan memaksa tidak dapat dikenai sanksi.
PASAL 11 PENYELESAIAN PERSELISIHAN (a) Para Pihak yang akan mencari jalan keluar terbaik untuk menyelesaikan setiap perselisihan yang timbul, atau perselisihan yang berhubungan dengan pasal‐pasal dalam SPPD‐L ini atau perselisihan yang timbul karena penafsiran atas SPPD‐L ini . (b) Jika ada perselisihan yang timbul diantara para pihak dalam SPPD‐L ini yang tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka salah satu pihak atau kedua belah pihak dapat menyelesaikan melalui ketentuan hukum yang berlaku. PASAL 12 PENUTUP Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan(SPPD‐L) ini dianggap sah setelah ditandatangani oleh kedua belah pihak pada tanggal, bulan, dan tahun tersebut dibawah, dan dibuat dalam rangkap 3 (tiga), terdiri dari 2 (dua) lembar asli dan bermaterai secukupnya dan 1 (satu) lembar asli tanpa materai, serta mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA. ......................., ................ ‐ ......... 201 .....20) PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA, Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat Ketua KSM*) Meterai RP.6000 7) …………………....................13) ...............……..........………..… Mengetahui, Konsultan Pendamping 21 ………………………………… )
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
61
PENJELASAN 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14) 15) 16) 17) 18) 19) 20) 21)
= Tahun Anggaran Pelaksanaan Proyek = Nama Pekerjaan/Paket Pekerjaan yang akan dilaksanakan = Nomor Perjanjian Kerja = Nama Kecamatan dan Kab/Kota Lokasi Kegiatan = Nomor dan Tanggal SPPB BLM = Nama Koordinator BKM/LKM bersangkutan = Nama BKM/LKM bersangkutan = Nama Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kab/Kota dan Provinsi Lokasi Kegiatan = Nomor dan Tanggal Pengesahan Notaris dari BKM/LKM = Alamat Sekretariat BKM/LKM = Nama Ketua KSM = Nama KSM = Nomor Induk/Registari KSM yang tercatat dibuku Registrasi BKM/LKM = Alamat Sekretariat KSM = Lokasi Kegiatan/Prasarana (RT/RW/Dusun/Kampung) = Tanggal Mulai Kerja yang sama dengan tanggal penandatangan perjanjian ini = Jumlah hari kalender pelaksanaan pekerjaan = Jumlah Nilai BLM dalam angka dan huruf = Jumlah hari kalender dalam huruf = Tempat, Tanggal Perjanjian dibuat = Nama Konsultan Pendamping; Tanda …* = Dipilih yang sesuai
62 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
LAMPIRAN 5
Form : S.1
SERTIFIKASI INFRASTRUKTUR Nama KSM/Panitia
: …………………………...
Desa/Kelurahan
: ……………………………….
Jenis Kegiatan
: . ..………………………..
Kecamatan
: ……………………………....
Volume
: . ..………………………..
Kota/Kabupaten
: ……………………………….
Progres Fisik
: . ..……………………. %
Konsultan Pendamping
: ……………………………….
Berilah tanda (√) pada Kolom ”Ya/Tidak” yang sesuai PENILAIAN No
BUTIR SERTIFIKASI
A. CAPAIAN KUALITAS PROSES & PEMANFAATAN 1 2 3 4 5 6 7
8 9 10
Apakah KSM/Panitia sudah memperoleh pelatihan/coaching mengenai cara perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi dan pemeliharaan ? Apakah kelayakan Teknik Kegiatan KSM/Panitia telah diverifikasi dan disetujui oleh Tim Verifikasi? (UPL dan Konsultan Pendamping) Apakah KSM/Panitia melakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian bahan yang diterima dengan spesifikasi teknik/contoh yang disetujui konsultan ? Apakah pekerjaan dilaksanakan oleh tenaga kerja/tukang yang memahami cara melakukan pekerjaan? Apakah kelengkapan Bangunan yang dibuat dapat memberikan keamanan/kenyamanan bagi pemakai ? Apakah bangunan dapat berfungsi/bermanfaat ? Apakah prosedur penanganan dampak telah dilaksanakan dengan baik/terpenuhi? (Jawaban pertanyaan ini berdasarkan hasil ceklist pengamanan dampak/Form 5,Proposal) Apakah ada Surat Pernyataan Kesanggupan Pemanfaatan & Pemeliharaan Prasarana dari KSM/Panitia ? Apakah Panitia telah membentuk dan menyepakati Organisasi Pengelola Pemanfaatan & Pemeliharaan Prasarana ? Apakah Panitia telah membuat dan menyepakati Rencana Kerja Pemeliharaan?
CATATAN YA
TIDAK
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
63
B. CAPAIAN KESESUAIAN VOLUME & KUALITAS PEKERJAAN Total Realisasi Volume Pekerjaan s.d saat ini adalah .................. dan hasil Pemeriksaan Kegiatan sbb :
No
URAIAN KEGIATAN
KESESUAIAN VOLUME
CACAT & KEKURANGAN
REKOMENDASI PERBAIKAN
1 2
3 4
5 6
7 8
9 Dst
C. PEMANFAATAN DANA BLM & CAPAIAN SWADAYA MASYARAKAT a. Nilai BLM (SPPD‐L s.d perubahan. terakhir (bila ada)) b. Jumlah dana SPPD‐L yang telah terserap dari BKM/LKM c. d. e. f.
Sisa dana SPPD‐L (a‐b) Jumlah Nilai Target Swadaya Jumlah Nilai Realisasi Swadaya Prosen Raealisasi Swadaya terhadap total nilai Kegiatan (dx100/e)
: Rp. ……...………......... : Rp………………...........
: Rp……..………............ : Rp. ……...………......... : Rp………………........... : ........... ………………..%
Kesimpulan & Rekomendasi :
Demikian hasil Sertifikasi ini dibuat dalam keadaan yang sebenarnya dan apabila dikemudian hari ditemukan ada ketidaksesuaian maka bersedia mempertanggungjawabkan dan menerima sanksi sesuai ketentuan yang ada. ............................, ..................... 201.... Tim Seritifikasi : No
Nama
Jabatan/Posisi
1
2
3
Tanda Tangan
64 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
Form : BAP-2
BERITA ACARA PEMERIKSAAN PEKERJAAN (BAP‐2) Nomor : ………………………………………….. Pada hari ini ………………tanggal ………………bulan……………tahun ……….telah dilaksanakan Sertifikasi / Pemeriksaan Pekerjaan Pembangunan Infrastruktur : Nama Pekerjaan : ............................................................... Volume : ............................................................... Lokasi : ............................................................... Nama KSM : ............................................................... Nomor SPPD‐L : ............................................................... Berdasarkan surat permohonan sertifikasi dari KSM/Pelaksana Kegiatan Nomor: ………………. telah dilaksanakan pemeriksaan lapangan yang dilakukan bersama‐sama oleh UPL, pihak KSM dan unsur konsultan (Askot Infra/Faskel Teknik*), dengan hasil yang disepakati sbb: 1. KSM selaku Pelaksana Kegiatan sudah / belum*) membentuk Organisasi (Pengelola) Operasi & Pemeliharaan (O&P) dan Rencana Kerja pemeliharaan; 2. Status Penyelesaian Fisik Pekerjaan yang telah dicapai, adalah *) : Realisasi fisik seluruh pekerjaan telah mencapai 100 %; Realisasi fisik seluruh pekerjaan telah selesai 100%, namun masih perlu dilakukan penyempurnaan pada beberapa pekerjaan berikut : No 1
Uraian Pekerjaan
Pekerjaan yang perlu disempurnakan
2 3 4 5 dst Penyempurnaan pekerjaan tersebut diatas akan diselesaikan oleh Pelaksana Kegiatan selambat lambatnya tanggal …………………………... atau sebelum dilaksanakan Laporan Pertanggungjawaban KSM/Panitia.
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
65
3. Status pencairan dana pada saat pemeriksaan sebagai berikut : a)Nilai dana ( Nilai sesuai Kontrak/SPPD‐L) b).Jumlah.dana.yang.telah.diserap.dari.BKM/LKM.
: Rp. ……............……….... : Rp. …………...................
c) Sisa dana (a‐b) ..............................................................: Rp................................ 4. Capaian atas kemanfaatan/fungsi infrastruktur yang dibangun terhadap tujuan awalnya*) :
Tercapai
Tidak Tercapai
5. Capaian akhir kualitas infrastruktur *) Layak
Layak dengan penyempurnaan
Demikian Berita Acara ini kami buat rangkap 3 (tiga) dalam keadaan sehat dan tanpa ada unsur paksaan dari pihak manapun, untuk dipergunakan seperlunya dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Tim Seritifikasi : No
Nama
Jabatan/Posisi
Tanda Tangan
1
2
3
4
5
Keterangan : *) pilih yang sesuai Lampirkan Copy Formulir Sertifikasi yang telah terisi
66 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
Form : SP-3
SURAT PERNYATAAN PENYELESAIAN PEKERJAAN (SP3)
Kelurahan/Desa
: ____________________________________
Kecamatan
: ____________________________________
Kota/Kabupaten
: ____________________________________
Konsultan Pendamping :____________________________________
Yang bertandatangan di bawah ini, Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat dan Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat/Panitia (KSM/Panitia) *) ………………………… di Kelurahan sebagaimana dimaksud di atas, dengan ini secara bersama‐sama menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan ………………..........…… oleh KSM tersebut, telah mencapai kemajuan 100% sebagaimana dalam Proposal yang disetujui. Dengan selesainya pelaksanaan kegiatan tersebut maka selanjutan tanggungjawab “pengoperasian dan pemeliharaan prasarana berada di tangan Tim Pemelihara (masyarakat) dibawah pendampingan UPL” . Yang Membuat Pernyataan, KSM/Panitia………………….
BKM/LKM
(___________________________)
(________________________)
Ketua KSM
Koordinator,
Diketahu/Disetujui
(_____________________)
Konsultan Pendamping
(* Coret yang tidak perlu)
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
67
LAMPIRAN 6
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KSM/PANITIA A.
DATA REALISASI KEGIATAN :
Kota/Kabupaten
:
Kecamatan
:
Kelurahan/Desa
:
Nama BKM/LKM
:
Nama KSM/Panitia
KSM
:
Jumlah Pengurus & Anggota KSM/Panitia (Org) L
P
Jumlah
Kegiatan
:
Lingkungan
Nama Pekerjaan
:
Volume Pekerjaan
:
(Meter/Unit)
Total Biaya (Rp)
Nilai Kegiatan
Alasan Pembangunan Prasarana
:
Swadaya (Rp)
BLM P4‐IP DI PERKOTAAN (Rp)
Dusun/RT/RW : ……………..........................
Lokasi Pekerjaan
:
Kelurahan/Desa : …………….......................... Kecamatan :.............................................
Penerima Manfaat
:
Metode Pelaksanaan
:
Jumlah ...........KK
Gotong Royong
Luas Lahan (Hibah/Ijin Pakai)
:
Status Lahan / Lokasi Kegiatan
:
B.
Miskin..............KK
Swakelola KSM
Miskin..........% Kerjasama Pihak Ketiga
Halaman berikutnya diisi dengan Laporan Pembukuan Keuangan dan Bukti/Kuitansi Belanja KSM (Asli
68 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
69
70 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
BAGIAN II PELAKSANAAN DI WILAYAH KATEGORI ‐ 2
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
71
72 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
BAB 3
MEKANISME PELAKSANAAN
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
73
3.1.
Tahapan Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan kegiatan P4‐IP di Perkotaan di masyarakat secara umum terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu tahap‐1 penyiapan dan mobilisasi masyarakat, tahap‐2 perencanaan partisipatif, tahap‐ 3 pelaksanaan fisik serta tahap‐4 operasi dan pemeliharaan sebagaimana tersaji pada gambar 3.1 dibawah ini :
Gambar 3.1. Tahapan Pelaksanaan di Masyarakat Pelaksanaan kegiatan P4‐IP di Perkotaan dilaksanakan melalui serangkaian tahapan kegiatan yang saling terkait. Adapun tahapan kegiatan yang dilakukan di tingkat desa secara umum adalah: 1. Penyiapan..dan Mobilisasi Masyarakat, terdiri.atas kegiatan.: a. Rembug Penyiapan Warga; b. Sosialisasi dan Penandatanganan Pakta Integritas; c. Musyawarah Kel/Desa I (pPembentukan/Revitalisasi OMS, KPP serta pemilihan KD.). 2. Perencanaan. Partisipatif, terdiri. atas. kegiatan: a. Musyawarah Kel/Desa II (perumusan prioritas masalah, perumusan Usulan Prioritas Kel/Desa (UPK/D) dan RKM serta pemilihan jenis infrastruktur yang akan dibangun); b. Finalisasi RKM; c. Penyusunan Rencana Teknis dan RAB. 3.
Pelaksanaan Fisik,.terdiri. atas. kegiatan: a. Musyawarah Kel/Desa III (Penyiapan kontrak dan rekening OMS, KPP); b. Penandatanganan Kontrak Kerja OMS; c. Penempelan Papan Informasi; d. Pencairan dana tahap I (40%) dan pelaksanaan tahap I (Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur) dan Surat Pernyataan Kemajuan fisik minimal 30%; e. Pencairan dana tahap II (30%) dan pelaksanaan tahap II (Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur) dan Surat Pernyataan Kemajuan fisik minimal 60%; f. Pencairan dana tahap III (30% dan pelaksanaan tahap III (Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur);
4. Operasi dan Pemeliharaan oleh Masyarakat, terdiri atas kegiatan: a. Serah terima pekerjaan (OMS‐Satker; Satker‐Desa); b. Operasi dan Pemeliharaan.
3.2.
Pembentukan/Revitalisasi OMS .dan Pemilihan Kader kelurahan/Desa (Relawan) OMS adalah kelembagaan masyarakat yang anggotanya dipilih secara langsung, jujur, adil, tanpa kampanye dan tanpa pencalonan merupakan kepemimpinan kolektif yang terdiri dari koordinator, sekretaris, bendahara dan anggota. Anggota OMS dan Kader Kelurahan dipilih berdasarkan kriteria nilai‐nilai luhur kemanusiaan seperti jujur, adil, peduli, amanah dan dapat dipercaya. Pembentukan
74 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
OMS dan KL/D dilaksanakan pada saat Musyawarah Desa I setelah ditandatanganinya Pakta Integritas oleh perwakilan masyarakat dan diketahui oleh Lurah/Kepala Desa. Pembentukan OMS dilaksanakan bersamaan dengan pemilihan KL/D. Beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan sebelum pembentukan OMS ini adalah : a. Disyaratkan di setiap kelurahan/desa sasaran ditetapkan 1 (satu) OMS dan disahkan oleh Masyarakat serta diketahui oleh Lurah/Kepala Desa. b. Disyaratkan bahwa minimal 40% dari jumlah anggota OMS adalah kaum perempuan. c. Apabila di desa sudah ada OMS atau kelembagaan masyarkat sejenis lainya yang diterima oleh masyarakat serta memiliki kinerja yang baik, maka masyarakat tidak perlu membentuk kelembagaan masyarakat baru. Namun demikian penetapan OMS tersebut harus dilakukan melalui pelaksanaan Musyawarah Desa I. d. Dalam hal KPP, masyarakat dapat menggunakan KPP yang sudah ada dan memiliki kinerja yang baik (tranparan, akuntabel, jujur dan dapat dipercaya). Jika KPP yang sudah ada belum memiliki kinerja baik maka masyarakat dengan didukung oleh Tim Fasilitator dan perangkat pemerintah kelurahan/desa harus merevitalisasi organisasi tersebut pada saat Musyawarah kelurahan/desa III. Masyarakat dapat mengusulkan penambahan unit pelaksana tertentu dalam KPP sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Kebutuhan biaya O&P sebagai akibat pembangunan infrastruktur baru harus ditetapkan dalam tahap kegiatan ini. e. Pemilihan anggota OMS dan KL/D dilaksanakan satu kali ditingkat kelurahan/desa dengan mengundang masyarakat yang telah memiliki hak pilih yang ditandai dengan bukti Kartu Tanda Penduduk. f. Seluruh warga kelurahan/desa dewasa memiliki hak memilih dan hak dipilih oleh sepanjang memenuhi kriteria anggota OMS, KL/KD dan KPP. g. Tata cara pemilihan secara detail akan diatur dalam petunjuk teknis pemilihan OMS dan KL/D.
3.3.
Mekanisme Pencairan Dana
Pembiayaan BLM dan bantuan teknis P4‐IP di Perkotaan adalah bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBNP) sesuai Undang‐Undang Negara Republik Indonesia No 15 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang‐Undang No 19 Tahun 2012 tentang APBN Tahun 2013. Mekanisme pencairan dana BLM dilaksanakan sesuai mekanisme yang telah dijalankan di PNPM Mandiri Perkotaan yang dijelaskan pada gambar 3.1 bagan alir dibawah ini :
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
75
Gambar 3.1. Bagan Alir Pencairan Dana BLM Penjelasan : Masyarakat melalui BKM/LKM dapat mengusulkan pengajuan pencairan dana BLM dengan persyaratan sebagai berikut : a. Dana BLM kegiatan P4‐IP di Perkotaan disalurkan ke masyarakat melalui rekening OMS. b. Ketua OMS bersama bendahara diwajibkan membuka rekening bantuan dana sosial di Bank Umum terdekat dengan lokasi desa atas nama OMS [Nama Desa]. c. OMS menyampaikan foto kopi buku rekening kepada PPK P3M Propinsi; d. Masing‐masing pejabat Satker yaitu Kuasa Pengguna Anggaran, Pembuat Komitmen, Penguji Pembebanan dan Penandatangan SPM, Bendahara, menyampaikan nama dan spesimen tanda tangan serta menyampaikan cap dinas instansi penerbit SPM kepada KPPN setempat; e. Kontrak kerja ditandatangani oleh PPK Satker PBL Propinsi dengan OMS; f. Pencairan dana untuk pembayaran Kegiatan P4‐IP di Perkotaan dilakukan setelah KPPN setempat menerima Surat Perintah Membayar (SPM) dari Satker PBL Propinsi g. PA/Kuasa PA menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) rangkap 3 (tiga) yang dilaksanakan oleh Pejabat Penandatangan SPM dengan lembar kesatu dan kedua disampaikan kepada KPPN Pembayar, dan lembar ketiga sebagai pertinggal pada kantor satuan kerja yang bersangkutan; h. KPPN menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana atau SP2D yang ditujukan kepada kantor cabang Bank Indonesia/bank pemerintah yang telah ditunjuk. Penerbitan SP2D paling lambat dalam waktu 1 (satu) hari kerja sejak diterimanya SPM secara lengkap. Apabila berkas SPM tidak memenuhi persyaratan, pengembalian SPM dilakukan paling lambat 1 (satu) hari kerja sejak diterimanya SPM. 76 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
3.4.
Persyaratan Pencairan Dana BLM Proses pencairan BLM P4‐IP di Perkotaan ini dilakukan dari satker PBL Propinsi ke rekening OMS yang direalisasikan dalam 3 (tiga) tahap pencairan. Yaitu tahap I sebesar 40 %, Tahap II sebesar 30% dan tahap III sebesar 30 %. Anggaran tersebut dapat dimanfaatkan untuk BOP OMS dan pelaksanaan pembangunan fisik. Persyaratan pencairan BLM P4‐IP di Perkotaan secara jelas disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 3.1. Persyaratan Pencairan Dana BLM Tahap Pencairan
Syarat Pencairan
Tahap 1: 40 %, Alokasi peruntukan: 1. BOP OMS sebesar 5% dari Tahap I 1. Rencana Penggunaan Dana (RPD) senilai Pagu yang disusun oleh OMS 2. Pelaksanaan pembangunan fisik tahap I 2. Proposal kegiatan seluruh KSM senilai pagu dana, 3. Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan (SPPB) antara OMS dengan PPK P3M Propinsi 4. Melengkapi berkas pencairan lainnya (PP BLM, Kwitansi, dll) Tahap 2 : 30 % Alokasi peruntukan : 1. Surat pernyataan kemajuan pelaksanaan kegiatan 1. BOP OMS sebesar 5% dari Tahap II minimal sudah mencapai 30 % 2. Pelaksanaan Pembangunan Fisik tahap II (lanjutan) 2. Melengkapi berkas pencairan lainnya (PP BLM, BAPPD, Kwitansi, dll) Tahap 3 : 30 % Alokasi peruntukan : 1. Surat pernyataan kemajuan pelaksanaan kegiatan 1. BOP OMS sebesar 5% dari Tahap III minimal sudah mencapai 60 % 2. Pelaksanaan Pembangunan Fisik 2. Melengkapi berkas pencairan lainnya (PP BLM, BAPPD, tahap III (lanjutan) Kwitansi, dll)
Format dokumen pencairan dana BLM tersaji dalam lampiran 2
3.5.
Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Fisik Sebelum pelaksaan pembangunan fisik dilaksanakan, atas dasar uraian program dan kegiatan yang tercantum dalam proposal, maka Tim Pelaksana selaku pelaksana pembangunan diwajibkan menyusun dokumen perencanaan teknis yang berisi gambar perencanaan, RAB dan jadwal pelaksanaan. Dalam menyusun perencanaan tersebut Tim Pelaksana didampingi dan difasilitasi oleh fasilitator teknik. Selain itu Tim Pelaksana juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat,
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
77
khususnya anggota Tim Pelaksana bersangkutan mengenai keseluruhan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.
3.6.
Mekanisme Penyaluran, pemanfaatan dan Pelaporan Dana BLM P4‐IP di Perkotaan Setelah dana BLM P4‐IP di Perkotaan masuk ke rekening OMS, maka dana tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat melalui Tim Pelaksana. OMS menyalurkan dana P4‐IP di Perkotaan kepada Tim Pelaksana sesuai RPD yang telah diverifikasi dan diberikan secara bertahap sebagai berikut : 1. Tahap 1 : sebesar 40 % dari nilai BLM kegiatan Tim Pelaksana, setelah proposal kegiatan Tim Pelaksana dinyatakan layak oleh Tim Teknis OMS dan diverifikasi oleh Askot infrastruktur mandiri. 2. Tahap 2 : sebesar 30 % dari nilai BLM kegiatan Tim Pelaksana setelah kemajuan Pelaksanaan Kegiatan mencapai minimum 30 % dan diverifikasi oleh Tim Teknis OMS dan Fasilitator Teknik. 3. Tahap 3 : sebesar 30 % dari nilai BLM kegiatan Tim Pelaksana setelah kemajuan Pelaksanaan Kegiatan mencapai minimum 60 % dan diverifikasi oleh Tim Teknis OMS dan Fasilitator Teknik. Setelah kegiatan selesai, Tim Pelaksana menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) pelaksanaan kegiatan termasuk didalamnya Laporan Penggunaan Dana (LPD).
78 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
BAB 4
MONITORING PELAKSANAAN PEMBANGUNAN FISIK
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
79
Kegiatan monitoring ini diselenggarakan untuk memastikan pelaksanaan pembangunan tepat waktu, hasil‐hasil pembangunan memenuhi standar kualitas yang diharapkan serta mengantisipasi dan meminimalisasi terjadinya penyimpangan/penyalahgunaan pemanfaatan dana. Pemanfaatan Anggaran tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan.
4.1. Pelaku/Pelaksana Pelaksana kegiatan monitoring terdiri pelaku dari tingkat pusat, tingkat propinsi, tingkat kab/kota, tingkat kecamatan dan kelurahan/desa dengan pelaku‐pelaku yang terlibat sebagai berikut : a. Tingkat Pusat terdiri dari Tim Pengarah Pusat P4‐IP di Perkotaan, PMU, Satker P2KP/PPK dibantu oleh Konsultan Manajemen Pusat dan Advisory; b. Tingkat Propinsi terdiri dari Satker PBL Propinsi, Dinas PU Propinsi dibantu oleh konsultan (KMW); c. Tingkat Kabupaten/Kota terdiri dari Satker PIP dan PPK P2KP dibantu oleh Tim Korkot; d. Tingkat Kecamatan terdiri dari PJOK, Unsur Kecamatan dibantu oleh Tim Fasilitator; e. Tingkat Kelurahan/Desa terdiri dari BKM/LKM/UPL, Perangkat kelurahan/desa, Relawan dibantu oleh fasilitator.
4.2. Jadwal dan Pelaksanaan Kegiatan Monitoring Kegiatan monitoring diselenggarakan secara periodik, sekurang‐kurangnya satu kali setiap tahapan pelaksanaan. Khusus untuk tingkat kelurahan/desa monitoring kegiatan dilakukan sejak tahap perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan dan pemeliharaan.
4.3. Pelaporan Kegiatan Monitoring Tim monitoring berkewajiban menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan monitoring. Bila dalam kegiatan monitoring tersebut terindentifikasi temuan adanya penyimpangan dan penyalahgunaan pemanfaatan dana P4‐IP di Perkotaan, maka satker PIP kabupaten/kota dapat menghentikan sementara pelaksanaan kegiatan dan pemanfaatan dana sesuai surat perjanjian yang tertuang dalam Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan (SPPB) serta dapat menyelesaikannya persoalan tersebut melalui jalur hukum.
80 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
BAB 5
ORGANISASI DAN TATA PERAN
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
81
5.1. Organisasi Pelaksana Organisasi penyelenggaraan yang diuraikan adalah khusus organisasi penyelenggaraan PNPM Mandiri Perkotaan yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan P4‐IP di Perkotaan. Dalam penyelenggaraan P4‐IP di Perkotaan, Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya menugaskan Program Management Unit (PMU) PNPM Mandiri Perkotaan /P2KP. PMU melalui Satker P2KP menugaskan Konsultan Manajemen Pusat (KMP) dan Konsultan Manajemen Wilayah (KMW) untuk melaksanakan manajemen proyek secara menyeluruh. Di tingkat kabupaten di lokasi kategori wilayah‐2 merupakan wilayah non PNPM Mandiri Perkotaan, maka dalam pelaksanaannya Satker PBL Propinsi melakukan pengadaan Askot Infrastruktur Mandiri dan Tim Fasilitator dengan komposisi 1 (satu) Faskel Teknik dan 1 (satu) Faskel Sosial akan memfasilitasi 3 (tiga) kelurahan/desa. Askot Infrastruktur Mandiri akan menginduk pada Kantor Korkot PNPM Mandiri Perkotaan yang terdekat dengan wilayah tugasnya. Disamping itu di tiap desa/kelurahan, warga masyarakat didorong untuk memilih Kader Kel/Desa (relawan). Kader Kel/Desa (relawan) ini berperan sebagai mediator dan motivator bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan P4‐IP di Perkotaan agar sesuai dengan petunjuk pelaksanaan. Secara rinci hubungan kerja antar unsur pelaksana proyek dari tingkat Pusat sampai dengan tingkat masyarakat dapat dilihat pada gambar 5.1 di bawah ini.
Gambar 5.1 Struktur Organisasi Pengelolaan P4‐IP 82 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
5.2. Tata Peran Pelaku a. Tingkat Nasional Penanggung jawab pengelolaan kegiatan P4‐IP di Perkotaan adalah Kementerian Pekerjaan Umum yang bertindak sebagai lembaga penyelenggara program (executing agency). Untuk melaksanakan program tersebut agar dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan dan terciptanya sinergi dengan program lain, serta untuk mengoptimalkan hasil yang dicapai dalam rangka keberlanjutan program, telah dibentuk Unit Manajemen Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (PMU P2KP). 1) Unit Manajemen Program P2KP (PMU‐P2KP) Unit Manajemen Program P2KP adalah sebuah unit kerja yang dibentuk berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor :76/KPTS/DC/2013 tanggal 1 Agustus 2013 tentang Perubahan atas Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor 33/KPTS/DC/2011 tentang Pengangkatan Kepala PMU, Asisten dan Koordinator Wilayah pada Unit Manajemen Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan/Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PMU P2KP/PNPM Mandiri Perkotaan). Unit Manajemen Program P2KP dalam pelaksanaan P4‐IP di Perkotaan memiliki kewenangan sebagai berikut: a) b) c) d) e) f) g)
Menyusun kebijakan penyelenggaraan P4‐IP; Menyusun petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis dan modul‐modul pelatihan; Menyusun kebijakan tentang rekrutmen askot dan fasilitator; Melakukan sosialisasi tingkat pusat dan propinsi; Melakukan pembinaan kelembagaan; Melakukan monitoring dan pelaporan serta; Membantu menyelesaikan masalah dan pengaduan.
2) Satker P2KP Satker P2KP berperan membantu pelaksanaan tugas PMU‐P2KP dalam pelaksanaan P4‐IP di Perkotaan dalam melaksanakan tugas sebagai berikut : a) b) c) d)
Melaksanakan kegiatan diseminasi dan sosialisasi; Menyampaikan informasi yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan P4‐IP; Melakukan penanganan pengaduan dari pihak manapun yang berkaitan dengan P4‐IP; Melakukan pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan tugas KMP dan KMW.
b. Tingkat Propinsi Pelaksana di tingkat propinsi ditunjuk Satker PBL Propinsi dengan tugas dan tanggungjawab sebagai berikut : 1) 2) 3) 4)
Melaksanakan kegiatan teknis dan administratif untuk pelaksanaan P4‐IP di Perkotaan; Melakukan rekrutmen Askot Infrastruktur Mandiri dan Fasilitator Melakukan pembayaran gaji dan BOP Askot Infrastruktur Mandiri dan Fasilitator; Melaksanakan Sosialisasi dan Koordinasi tingkat Propinsi;
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
83
5) 6) 7) 8) 9)
Menyalurkan dan mengadministrasikan dana BLM P4‐IP di Perkotaan, terutama laporan SP2D dan e‐monitoring pencairan dana BLM; Melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan P4‐IP di Perkotaan; Mengelola tata pelaporan pelaksanaan P4‐IP di Perkotaan; Mempertanggungjawabkan seluruh pengeluaran dana sesuai ketentuan yang berlaku; Menindak lanjuti berbagai pengaduan terkait PNPM Mandiri Perkotaan sampai proses hukum/ke tangan penegak hukum dengan tetap mengutamakan penyelesaian secara kekeluargaan.
c. Tingkat Kabupaten/Kota Pemerintah Kabupaten/Kota dalam hal ini Bupati/Walikota, adalah penanggung jawab pelaksanaan program di tingkat kabupaten/kota. Secara umum tugas dari pemerintah kabupaten c.q. Dinas PU Kabupaten/kota adalah mengkoordinasikan penyelenggaraan program P4‐IP di Perkotaan di wilayah kerjanya. Tugas Pemerintah Kabupaten/kota meliputi: 1) Mengkoordinasikan penyelenggaraan P4‐IP di Perkotaan di wilayah kerjanya; 2) Membina dan mengendalikan penyelenggaraan P4‐IP di wilayah kerjanya; a. Tingkat Kecamatan 1) Mengkoordinasikan penyelenggaraan P4‐IP di Perkotaan di wilayah kerjanya; 2) Membina dan mengendalikan penyelenggaraan P4‐IP di Perkotaan di wilayah kerjanya; 3) Melakukan pembinaan kepada pemerintahan kelurahan/desa, OMS dan KPP. b. Tingkat Kelurahan/Desa Di tingkat kelurahan/desa, unsur utama pelaksanaan P4‐IP adalah (1) Lurah/Kades dan perangkatnya, (2) OMS, (3) KSM/Tim Pelaksana, (4) KPP dan (5) Kader Kel/Desa (Relawan) Masyarakat dengan peran dan tugas masing‐masing unsur adalah sbb: 1) Lurah atau Kepala Desa Secara umum peran utama Lurah/Kepala Desa adalah memberikan dukungan dan jaminan agar pelaksanaan P4‐IP di wilayah kerjanya dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga tujuan yang diharapkan melalui P4‐IP dapat tercapai dengan baik. Untuk Itu Lurah/ Kepala Desa dapat mengerahkan perangkat kelurahan atau desa sesuai dengan fungsi masing‐masing. Secara rinci tugas dan tanggung jawab Lurah/Kepala Desa dalam pelaksanaan P4‐IP adalah sebagai berikut: a) Mengkoordinasikan penyelenggaraan P4‐IP di Perkotaan di wilayah kerjanya; b) Menyelenggarakan Musyawarah Kelurahan/Desa Persiapan (sosialisasi dan pembentukan OMS, KD) dan memfasilitasi musyawarah desa selanjutnya; c) Memfasilitasi terbentuknya OMS, KPP dan KD yang dilakukan melalui forum musyawarah tingkat kelurahan/desa; d) Membantu kelancaran proses penyusunan UPD dan RKM; e) Mengetahui dan menyetujui hasil perencanaan dan hasil pelaksanaan kegiatan; f) Menjamin dan memfasilitasi transparansi pelaksanaan kegiatan;
84 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
g) Menyiapkan Sekretariat OMS yang digunakan sebagai sekretariat program di kelurahan/desa; h) Memfasilitasi KPP untuk melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan hasil infrastruktur terbangun; i) Menerima infrastruktur terbangun dari pemerintah kabupaten dan meneruskan pengelolaannya kepada masyarakat melalui KPP; j) Membina OMS agar dapat berfungsi secara berkelanjutan dalam proses perencanaan pembangunan partisipatif selanjutnya; k) Menandatangani serta mentaati Pakta Integritas bersama wakil masyarakat. 2) Organisasi Masyarakat Setempat (OMS) OMS ditetapkan dalam Musyawarah Desa I di setiap kelurahan/desa sasaran program dan diketahui oleh Lurah/Kepala Desa. Jika dikehendaki masyarakat dapat memanfaatkan kelembagaan yang sudah ada dan memenuhi kriteria yang telah disepakati, dengan tetap melalui Musyawarah Desa I dan diketahui oleh Lurah/ Kepala Desa. Apabila desa pernah melaksanakan program PPIP dan keanggotaan OMSnya berkinerja baik, disarankan agar masyarakat menggunakan OMS yang sudah ada. Susunan OMS terdiri dari Koordinator, Bendahara, Sekretaris, Tenaga Teknis, dan anggota. Perangkat pemerintah kelurahan/desa tidak diperbolehkan duduk dalam kepengurusan OMS dan tim pendukung OMS lainnya. OMS dipilih oleh masyarakat melalui pemilihan langsung, tanpa kampanyeu, tanpa pencalonan dengan kriteria diutamakan pada nilai‐nilai kemanusiaan (jujur, adil, amanah, dapat dipercaya, dan peduli). Tugas OMS meliputi: a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) k) l)
Menandatangani dan menaati Pakta Integritas yang disepakati bersama lurah/kepala desa dan wakil masyarakat; Melaksanakan Pemetaan Swadaya bersama Kader Desa/Kelurahan dan Masyarakat; Mendorong dan memfasilitasi keterlibatan kaum perempuan, masyarakat miskin dan kelompok minoritas dalam setiap tahapan kegiatan; Menyusun UPD dan RKM; Melaksanakan RKM; Membuka rekening bantuan dana sosial (rekening harus dengan tiga specimen tanda tangan, terdiri dari Koordinator, Sekretaris dan Bendahara OMS); Menjamin dan memfasilitasi transparansi kegiatan; Menandatangani SPPB (oleh ketua OMS) dengan Pejabat Pembuat Komitmen P3M Propinsi; Melakukan pengajuan pencairan kepada Satker PBL Propinsi; Menyusun laporan Buku Kas OMS dan mengumpulkan bukti‐bukti pengeluaran; Menyusun laporan kemajuan pelaksanaan sesuai dengan format pedoman; Menyelenggarakan rembug‐rembug warga untuk membahas kemajuan dan permasalahan pelaksanaan kegiatan minimal seminggu sekali;
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
85
m) Menyebarluaskan laporan kemajuan kegiatan melalui media komunikasi yang ada di tingkat desa, papan informasi, dan media lainnya yang dapat diakses oleh semua pihak minimal seminggu sekali; n) Menyusun laporan akhir/pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan yang dibahas dalam Musdes IV; o) Menyelenggarakan Musdes IV; p) Menyampaikan laporan akhir hasil Musdes IV kepada Satker PBL Propinsi; q) Menyimpan seluruh dokumen perencanaan dan pelaksanaan secara baik untuk kepentingan audit. 3) Tim Teknis Tim Teknis dibentuk oleh OMS diharapkan dapat berfungsi mengkoordinasikan seluruh kegiatan pembangunan infrastruktur dan berperan dalam hal : a) Menyelenggarakan Musyawarah Persiapan Pelaksanaan Konstruksi (MP2K) bagi semua tim pelaksana termasuk praktek lapangan; b) Memverifikasi administrasi pencairan/pemanfaatan dana kepada Tim Pelaksana; c) Memfasilitasi, mengawasi dan mengkoordinir seluruh pelaksanaan kegiatan Tim Pelaksana termasuk memberikan penguatan teknik konstruksi maupun administrasi kegiatan; d) Menyelenggarakan rapat‐rapat evaluasi rutin bersama Tim Pelaksana untuk mengevaluasi kemajuan pelaksanaan kegiatan dan mendorong upaya‐upaya percepatan penyelesaiaan kegiatan lapangan; e) Bersama Faskel dan Tim Pelaksana melakukan Opname pekerjaan dilapangan; f) Memfasilitasi penyusunan dan memverifikasi laporan‐laporan Kegiatan Tim Pelaksana (Mingguan, Bulanan, LPJ, termasuk photo2 dokumentasi) dan melaporkannya kepada koordinator OMS; g) Memastikan semua infrastruktur memenuhi persyaratan teknis (Bangunan berKualitas Baik/Kuat & Tahan Lama, Bermanfaat/Berfungsi dan Ada O&P termasuk Rencana Kerjanya); h) Bersama Fasilitator Teknik/Askot Infrastruktur melakukan Verifikasi proposal Tim Pelaksana (termasuk membuat Berita Acara Verifikasi); i) Bersama Fasilitator Teknik/Askot Infrastruktur dan pihak Tim Pelaksana melakukan Sertifikasi Kegiatan (termasuk membuat BAP2‐nya); 4) Tim Pelaksana Peran Tim Pelaksana dalam kegiatan P4‐IP di Perkotaan adalah sebagai berikut : a) Menyusun proposal kegiatan infrastruktur yang sudah disepakati bersama jenis kegiatan dan lokasinya; b) Mengelola dan melaksanakan kegiatan P4‐IP di Perkotaan secara transparan dan dapat dipertanggung jawabkan, serta memastikan prasarana yang dibangun tidak boleh menimbulkan Dampak Infrastruktur dan Sosial; c) Menyampaikan Jadwal Kerja, Rencana Pengadaan Bahan/Alat, Rencana Pemeliharaan dan Rencana Tenaga Kerja; d) Melaksanakan Musyawarah Pengadaan Bahan/Alat, Musyawarah Pertanggungjawaban Pelaksanaan Kegiatan dan memastikan KPP turut serta dalam MP2K; 86 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
e) Membangun prasarana dengan kualitas baik, bermanfaat sesuai kebutuhan masyarakat dan persyaratan teknis konstruksi; f) Membuat Papan Nama/Informasi Proyek sehingga dapat diketahui oleh masyarakat umum; g) Membuat laporan pertanggungjawaban (LPJ) kegiatan dan mengarsipkannya; h) Melakukan penggantian atau perbaikan prasarana yang diperintahkan oleh konsultan/Tim Teknis OMS selama proses konstruksi berlangsung; i) Mendorong pelibatan masyarakat termasuk masyarakat miskin dan perempuan sebanyak‐ banyaknya dalam pelaksanaan kegiatan; j) Aktif melakukan penyelesaian permasalahan yang mungkin muncul akibat pelaksanaan kegiatannya; 5) Kader Kelurahan/Desa (Relawan) Kader kelurahan/Desa (Relawan) adalah pelopor pengerak dari masyarakat yang mengabdi tanpa pamrih, ikhlas, peduli dan memiliki komitmen kuat pada kemajuan masyarakat di wilayahnya. Kriteria seorang Kader Desa, antara lain: a) b) c)
Dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat; Memiliki kepedulian, komitmen, adil dan jujur dan dikenal sebagai panutan masyarakat; Memiliki kemampuan, kemauan dan waktu untuk melaksanakan tugasnya.
Tugas dan fungsi Kader kelurahan/desa (relawan) antara lain: a) b) c) d)
Sebagai mediator dan motivator masyarakat untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan P4‐IP di Perkotaan agar sesuai dengan petunjuk pelaksanaan; Bersama OMS dan KPP melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan dan melakukan tindak turun tangan untuk penyelesaian permasalahan yang timbul; Mendapatkan penguatan kapasitas (pelatihan/coaching) dari fasilitator berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya; Mendampingi, memfasilitasi masyarakat setelah selesainya program.
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
87
88 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
LAMPIRAN‐LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. BERITA ACARA PAKTA INTEGRITAS LAMPIRAN 2. BERITA ACARA MUSYAWARAH KELURAHAN/DESA I LAMPIRAN 3. HASIL PEMILIHAN OMS DAN KL/D LAMPIRAN 4. HASIL KETETAPAN & PENGESAHAN OMS DAN KL/D LAMPIRAN 5. DOKUMEN PENCAIRAN BLM P4‐IP DI PERKOTAAN LAMPIRAN 6. ADMINISTRASI KEUANGAN KSM/PANITIA LAMPIRAN 7. CONTOH SPPD‐L LAMPIRAN 8. FORMULIR SERTIFIKASI, BAP2 DAN SP3 LAMPIRAN 9. CONTOH LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN KSM/PANITIA
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
89
LAMPIRAN 1
BERITA ACARA PAKTA INTEGRITAS Sesuai dengan Sosialisasi P4‐IP di Perkotaan Tahun 2013, yang diselenggarakan di Desa ……………………............................ Kecamatan ……….......………………, Kabupaten/Kota ….....………………….., Provinsi ...……………………., pada hari …….....………., tanggal ………, bulan ………., tahun ……….., jam ………….., s.d. …………………. Maka dengan ini msyarakat telah Memutuskan / Menyepakati yaitu : 1.
2. 3.
Menerima Bantuan Dana P4‐IP di Perkotaan Tahun 2013 dan sanggup melaksanakan dan menyelesaikannya sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan, serta tidak melakukan Pemotongan Dana BLM yang disalurkan kepada masyarakat. Sepakat untuk tidak memberi atas pungutan apapun kepada pihak siapapun. Bilamana ditemukan Penyalahagunaan Dana berdasarkan Hasil Pemeriksaan / Audit Tim Pemeriksa maka masyarakat desa harus menyelesaikan temuan secara tuntas dan mengoptimalkan manfaat BLM bagi masyarakat.
Demikian Berita Acara ini dibuat dan disahkan dengan penuh tanggung jawab agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. …………………………….. , tanggal ………………………., 2013 Lurah/Kepala Desa ………................... (…………………………………) Nama Jelas Menyetujui : 1 Wakil Masyarakat No
Nama
Jabatan
Tanda Tangan
1
....................................................
...................................
1.............................................
2
....................................................
...................................
2.............................................
3
....................................................
...................................
3.............................................
4
....................................................
...................................
4.............................................
dst
....................................................
...................................
5.............................................
1
Wakil masyarakat yang menyetujui Pakta Integritas terdiri dari: LPM/BPD, Wakil-wakil organisasi masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Perempuan, perwakilan kaum miskin, dll.
90 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
LAMPIRAN 2
BERITA ACARA MUSYAWARAH KELURAHAN/DESA I
Berkaitan dengan Pelaksanaan Program P4‐IP di Perkotaan Tahun 2013, di Kelurahan/Desa …………………................, Kecamatan …………………………., Kabupaten/Kota ………………………….., Provinsi ……………………….…, maka pada hari ini : Hari dan Tanggal : ……………………………………………………………………… Jam : pukul ………………………… s.d. pukul ................... Tempat : ……………………………………………………………………… Telah diselenggarakan Musyawarah Kelurahan/Desa I yang dihadiri oleh Masyarakat Kelurahan/Desa dan seluruh Dusun / RW serta Tokoh Masyarakat / Organisasi Masyarakat di Kelurahan/Desa sebagaimana tercantum dalam Daftar Hadir Peserta terlampir. Materi atau Topik yang dibahas dalam Musyawarah Kelurahan/Desa I ini serta yang bertindak selaku unsur Pimpinan Rapat dan Narasumber adalah : A. Agenda Memilih/melakukan revitalisasi dan menetapkan OMS dan keanggotaannya sebagai penanggung jawab operasional kegiatan di tingkat desa; Memilih dan menetapkan KL/D sebagai aktor pemberdayaan; B. Materi atau Topik Penjelasan tujuan, prinsip dan pendekatan program Penjelasan Struktur Organisasi Program Penjelasan Kriteria Pemilihan OMS dan KL/D C. Unsur Pimpinan Rapat dan Narasumber Pemimpin Rapat : ………………………… Jabatan ……………………………….. Notulis / Sekretaris : ………………………… Jabatan ……………………………….. Narasumber 1. 2. 3. 4.
:
……………………….......................Jabatan …………………..........….. ……………………........................ Jabatan ……………………….......... ……………………........................ Jabatan ……………………............ ……………………....................... .Jabatan ………………….........…….
Setelah dilakukan Pembahasan dan Diskusi terhadap Materi atau Topik di atas selanjutnya seluruh Peserta Memutuskan dan Menyampaikan beberapa hal yang ditetapkan menjadi Keputusan Akhir dari Musyawarah Kelurahan/Desa I, yaitu : .............................................................................................................................................................................. .............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. ............................................................................................................................................................................. .............................................................................................................................................................................
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
91
Pimpinan Musyawarah
Notulis/Sekretaris
(................................................)
(................................................) Mengetahui :
Lurah/Kepala Desa
Fasilitator
(................................................)
(................................................) Menyetujui :
Wakil Peserta Musyawarah
Nama
Alamat
Tanda Tangan
1................................................
1................................................
1................................................
2................................................
2................................................
2................................................
3................................................
3................................................
3................................................
4................................................
4................................................
4................................................
dst................................................ dst................................................ dst..............................................
92 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
LAMPIRAN 3
HASIL PEMILIHAN OMS DAN KL/D Provinsi Kabupaten Kel/Desa
: : :
Acara : Pemilihan OMS dan KL/D Tanggal :
A. Organisasi Masyarakat Setempat (OMS) Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Koordinator Organisasi masyarakat Setempat
No.
Nama
Perolehan Suara
1.
2.
3.
Total Suara
Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Sekretaris Organisasi Masyarakat Setempat
No. Nama
Perolehan Suara
1.
2.
3.
Total Suara
Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Bendahara Organisasi masyarakat Setempat
No.
Nama
Perolehan Suara
1.
2.
3.
Total Suara
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
93
Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Anggota Organisasi Masyarakat Setempat
No. Nama
Perolehan Suara
1.
2.
3.
Total Suara
B. Kader Kelurahan/Desa (KL/D) Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Kader Kelurahan/Desa
No. Nama
Perolehan Suara
1.
2.
3.
Total Suara
....................................,.........................2013
Mengetahui : Lurah/Kepala Desa
Fasilitator
(................................................)
(................................................) Komite Pemilihan
(...................................................)
94 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
LAMPIRAN 4
HASIL KETETAPAN & PENGESAHAN OMS DAN KL/D Provinsi : Acara : Pemilihan OMS dan KL/D Kabupaten : Tanggal : Kel/Desa : A. Organisasi Masyarakat Setempat (OMS) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Nama
Jabatan Koordinator Sekretaris Bendahara Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota
B. Kader Kelurahan/Desa (KL/D) Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Kader Kelurahan/Desa No. 1.
Nama
Jabatan Kader Kelurahan/Desa
....................................,.........................2013 Mengetahui : Lurah/Kepala Desa
Fasilitator
(................................................)
(................................................) Komite Pemilihan
(...................................................)
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
95
LAMPIRAN 5 LEMBAR VERIFIKASI DOKUMEN PENCAIRAN DANA BLM P4‐IP DI PERKOTAAN Nama OMS :........................................ Kelurahan/Desa :........................................ Kecamatan :........................................ Kabupaten/Kota :........................................ Propinsi :........................................ A. Verifikasi Kelengkapan & Kebenaran Dokumen No. 1 2 3 4 5 6 7
Jenis Dokumen SPP SPPB Kuitansi BAPPD BA‐PP SP‐KPK Fotocopy Rekening OMS
Tahap 1,2,3 1 1,2,3 1,2 2,3 2,3 1,2,3
Kelengkapan Ada
Tidak
Kebenaran Pengisian Data Benar Salah
B. Rekomendasi Verifikator No.
1. 2. 3.
Level
Tim Faskel Askot Mandiri Satker PBL /PPK P3M Propinsi
Nama, Tanda Tangan & Cap Lembaga/Instansi
Tanggal
Keterangan/Catatan
96 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
SURAT PERJANJIAN PENYALURAN BANTUAN (SPPB)
Kelurahan/Desa
: _____________________________________
Kecamatan
: _____________________________________
Kabupaten/Kota
: _____________________________________
Propinsi
: _____________________________________
Berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan, Nomor: .............................., tanggal .............................. A. Kami yang bertanda tangan di bawah ini: 1. Nama : ………………………………………………………………………………(nama lengkap sesuai KTP) Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen P3M Propinsi.............................. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor……………….......... Bertindak atas nama Pemerintah Indonesia, selanjutnya disebut Pihak Pertama. 2. Nama : …………………………………………………………………………….(nama lengkap sesuai KTP) Jabatan : Koordinator Organisasi Masyarakat Setempat (OMS)…………………..........Kelurahan/Desa……………………Kecamatan…………………….........Kabupaten/Kota, Propinsi....................................................., berdasarkan musyawarah masyarakat Kelurahan/Desa dan disahkan/dicatatkan di Notaris…………………………………. No. ……………, tanggal …………………………………….. Alamat : ………………..(diisi alamat Nama Koordinator sesuai KTP) …………………...................... Selanjutnya disebut Pihak Kedua B. Kedua belah pihak sepakat : 1. Pihak kedua berwewenang dan bertanggungjawab untuk menerima serta menyalurkan dana BLM dari pemerintah ke masyarakat melalui Tim Pelaksana. Tim Pelaksana akan menerima dana BLM melalui proses seleksi yang ditetapkan oleh OMS. Tim Pelaksana akan melaksanakan kegiatan sesuai dengan proposal kegiatan yang diajukan dan memenuhi seluruh persyaratan umum perjanjian, sebagaimana terlampir dalam SPPB ini. 2. Pihak kedua akan melaksanakan kegiatan sesuai dengan Rencana Prioritas Program dan segera menyalurkan dana BLM ini ke Tim Pelaksana sesuai proposal kegiatan yang disusun serta disepakati masyarakat Kelurahan/Desa setempat dan telah diverifikasi oleh KMW atau Askot Mandiri. 3. Pihak kedua bersedia mematuhi berbagai ketentuan yang berlaku di P4‐IP, sebagaimana disebutkan dalam Buku Petunjuk Pelaksanaan P4‐IP di Perkotaan dan ketentuan‐ketentuan lainnya, serta memenuhi persyaratan umum perjanjian (terlampir). 4. Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan ini ditandatangani oleh kedua belah pihak setelah Pihak Kedua menyerahkan hasil verifikasi KMW terhadap Rencana Kegiatan Masyarakat yang disepakati masyarakat kepada PPK P3M PROPINSI. Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
97
C.
Tahap Pencairan Dana BLM P4‐IP : Pembayaran Tahap I (40%) Rp................................... Pembayaran Tahap II (30%) Rp................................... Pembayaran Tahap II (30%) Rp................................... ______________________+ Jumlah Bantuan Dana BLM Rp...................................
Dana BLM ini disalurkan melalui rekening Bank pihak kedua, sebagai berikut :
Rekening atas nama
: ………………………………………………………………
Nama bank
: ………………………………………………………………
Alamat bank
: ………………………………………………………………
Nomor Rekening
: ………………………………………………………………
.....……………………,20….. Pihak Pertama
PPK P3M PROPINSI.......................
Pihak Kedua,
Koordinator OMS
(___________________________)
(__________________________)
*SPPB, salah satunya dilengkapi dengan materai Rp 6,000, lampiran SPPB dan berikut lampirannya dibuat 3 (tiga) rangkap untuk dokumen penagihan ke Satker.
98 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
LAMPIRAN 5a
PERSYARATAN UMUM PENYALURAN BANTUAN *) Lampiran ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari SPPB dan memiliki kekuatan yang
mengikat. A. Definisi Kecuali apabila di dalam konteks kalimatnya mengharuskan diartikan lain, istilah yang digunakan dalam Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan ini diartikan sebagai berikut: 1. “Hukum yang berlaku” berarti hukum dan segala perangkatnya yang ditetapkan dan dinyatakan berlaku di Pemerintah Indonesia; 2. “SPPB” berarti Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan dana BLM yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan umum terlampir, bersama‐sama dengan seluruh dokumen yang ditandatangani; 3. “Persyaratan Umum” berarti persyaratan umum pada SPPB ini; 4. “Pemerintah” berarti Pemerintah Indonesia, yang dalam hal ini Satker P2KP 5. “Pihak Pertama” berarti Pejabat Pembuat Komitmen P3M Propinsi yang bertindak atas nama Pemerintah Indonesia; 6. “Pihak Kedua” berarti Organisasi Masyarakat Setempat (OMS)…………………, yang bertindak atas nama Masyarakat Kelurahan/Desa………………………………………………………… Kecamatan……………………..……………… Kabupaten/Kota..............................................................., Propinsi.............................................................. B. Tanggungjawab 1. Tanggungjawab OMS: a) Menjamin bahwa dana BLM yang diterima akan segera dibayarkan kepada KSM/Tim Pelaksana sesuai SPPB pada butir ke‐2 dan 3, point B ; b) Menjamin bahwa usulan‐usulan Calon Penerima Hibah telah layak sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam Petunjuk Pelaksanaan P4‐IP di Perkotaan maupun criteria tambahan yang ditetapkan oleh Pemerintah, dalam hal ini Satker P2KP. c) Menjamin bahwa proposal kegiatan Tim Pelaksana telah dinyatakan layak oleh Tim Teknis OMS dan hasil penilaian kelayakan tersebut telah direkomendasi serta ditandatangani oleh KMW atau Askot Mandiri; d) Menjamin bahwa dana BLM yang akan disalurkan ke masyarakat oleh Tim Pelaksana adalah sesuai dengan usulan yang telah diajukannya. Dalam hal terdapat perubahan dari rencana usulan semula, harus dibuat Berita Acara pertemuan Tim Pelaksana bersangkutan yang selanjutnya dibahas dan disahkan oleh Rapat Anggota OMS serta diverifikasi oleh KMW atau Askot Mandiri; e) Menjamin bahwa kegiatan P4‐IP di Perkotaan yang dilaksanakan sesuai dengan prinsip‐prinsip transparansi dan akuntabilitas.
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
99
f)
Melakukan pengelolaan keuangan secara benar, tranparansi dan akuntabilitas sesuai dengan standar akuntansi yang ditetapkan.
g) Mengundang pemeriksa keuangan independen untuk memeriksa laporan keuangan OMS, minimal satu kali satu tahun dengan biaya OMS. Selain itu, OMS juga akan terbuka terhadap pemeriksa keuangan yang ditunjuk oleh Inspektorat Jenderal atau instansi pemeriksa lainnya. h) Jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penyimpangan penggunaan dana oleh OMS, maka OMS wajib mengembalikan dana yang dimaksud. i)
OMS wajib menyimpan catatan dan bukti‐bukti pengeluaran terkait dengan P4‐IP di Perkotaan selama jangka waktu 5 tahun.
j)
Melakukan monitoring dan evaluasi setiap tahapan pelaksanaan sub‐proyek dan menyerahkan laporan kemajuan setiap bulan ke PPK P3M Propinsi, Kelurahan/Desa dan KMW atau Askot Mandiri; Selain itu memberikan kesempatan juga kepada instansi pemerintah untuk mendapatkan salinan laporan dimaksud dan salinan‐salinan laporan lainnya, serta mengadakan peninjauan lapangan. Pada akhir pekerjaan, OMS berkewajiban menyerahkan laporan akhir penyelesaian pekerjaan kepada PPK P3M Propinsi dan KMW.
2. Tanggung jawab Penerima Hibah (a) Melaksanakan kegiatan sesuai dengan usulan, prinsip‐prinsip transparansi dan akuntabilitas. (b) Menjamin bahwa dalam keseluruhan pelaksanaan kegiatan P4‐IP di Perkotaan, sejak tahap penyusunan usulan kegiatan hingga pelaksanaan kegiatan, senantiasa didasarkan pada prinsip dan nilai serta ketentuan dalam Petunjuk Pelaksanaan P4‐IP di Perkotaan. (c) Menjamin membayarkan upah kerja/membelikan peralatan, dalam jumlah dan waktu sesuai yang tercantum pada proposal kegiatan. (d) Menyerahkan laporan kegiatan P4‐IP di Perkotaan kepada OMS baik laporan akhir kegiatan maupun laporan pertanggungjawaban administrasi keuangan. (e) Menjamin keterbukaan terhadap pemeriksaan keuangan yang ditentukan oleh Inspektorat Jenderal, maupun pemeriksa keuangan independen yang diundang oleh OMS. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penyimpangan penggunaan dana, seperti untuk keperluan di luar rencana (tidak sesuai dengan proposal kegiatan yang telah dinyatakan layak), maka KSM/Tim Pelaksana sebagai penanggungjawab wajib mengembalikan dana dimaksud, sejumlah perhitungan penyimpangan yang telah terjadi. KSM/Tim Pelaksana wajib menyimpan catatan dan bukti‐bukti pengeluaran berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan P4‐IP di Perkotaan selama jangka waktu 1 tahun. Namun demikian, Tim Pelaksana diperkenankan untuk tidak melaksanakan kegiatan setelah dana diterima, jika: 1) Terjadi force majeure, yaitu suatu kejadian yang mengganggu atau merusak pekerjaan di luar kemampuan pengendalian Tim Pelaksana. Dalam keadaan demikian, Tim Pelaksana wajib melaporkan kepada OMS untuk dibahas dan ditetapkan dalam Rapat Anggota OMS. Selanjutnya
100 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
OMS melaporkan kepada KMW atau Askot Mandiri dalam batas waktu 7 (tujuh) hari setelah Rapat Anggota OMS dimaksud dan keputusan harus diambil KMW dalam batas waktu 14 (empat belas) hari; 2) Terdapat tanda‐tanda yang menunjukkan bahwa sebaiknya kegiatan itu dibatalkan. Dalam keadaan demikian, maka keputusan dimaksud harus dilaporkan kepada KMW atau Askot Mandiri dalam batas waktu 7 hari dan keputusan diambil dalam batas waktu 14 (empat belas) hari; Untuk berbagai kasus di atas, pencairan dana selanjutnya akan ditinjau kembali. Peninjauan kembali pencairan dana dapat juga terjadi jika Tim Pelaksana melalaikan kewajiban dan/atau kegiatannya. Dalam keadaan demikian, maka KMW atau Askot Mandiri harus mempelajari dan menentukan langkah‐langkah selanjutnya; uang yang telah diterima mungkin harus dikembalikan segera oleh Tim Pelaksana, jika OMS memutuskan demikian. 3. Tanggung jawab KMW atau Askot Mandiri: a) Memfasilitasi penguatan kapasitas Tim Teknis OMS untuk mampu memberikan pertimbangan profesional (teknis, keuangan, dan lingkungan) terhadap proposal kegiatan yang diajukan oleh Tim Pelaksana. b) Memberikan rekomendasi terhadap proses dan hasil penilaian kelayakan oleh Tim Teknis OMS apakah telah memenuhi standard penilaian kelayakan proposal/usulan kegiatan; c) Memfasilitasi penyiapan usulan masyarakat dalam hal ketepatan sasaran, kesesuaian dengan prinsip dan nilai. d) Menilai dan memberikan rekomendasi terhadap proses dan hasil kegiatan P4‐IP di Perkotaan sesuai dengan Petunjuk Pelaksanaan P4‐IP di Perkotaan dan ketentuan‐ketentuan lain yang berlaku; e) Mendampingi dan memfasilitasi proses penyiapan masyarakat dalam mengidentifikasi calon penerima hibah. f)
Membantu OMS dan PPK P3M Propinsi dalam memproses administrasi pencairan dana.
g) Melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan. h) Mengawal OMS dalam melaksanakan penyaluran dana BLM kepada Tim Pelaksana. i)
Menyelesaikan perbedaan‐perbedaan pendapat yang mungkin terjadi antara Penerima Hibah/pekerja, OMS, PPK P3M Propinsi dan fasilitator berdasarkan bukti‐bukti faktual dan perjanjian yang ada.
j)
Senantiasa menjaga konsistensi penerapan prinsip dan nilai oleh masyarakat, Penerima Hibah dan OMS dalam keseluruhan proses kegiatan P4‐IP di Perkotaan.
C. Sanksi 1. Sanksi Terhadap Penyimpangan Ketentuan Teknis: a) Definisi Penyimpangan Ketentuan Teknis Dimaksud dengan penyimpangan ketentuan teknis adalah tindakan dan kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak kedua yang tidak sesuai atau bertentangan dengan Buku Petunjuk Pelaksanaan P4‐IP,
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
101
ketentuan‐ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker P2KP, serta ketentuan‐ketentuan yang diatur di SPPB ini beserta lampirannya. b) Sanksi (1) Apabila berdasarkan penilaian KMW dan PPK P3M Propinsi, pihak kedua dinilai melakukan penyimpangan ketentuan teknis, maka pihak pertama berhak menghentikan bantuan dana BLM untuk sementara waktu sampai batas yang ditetapkan oleh pihak pertama. (2) Selama penghentian bantuan dana BLM sementara waktu tersebut, pihak kedua diberi kesempatan untuk memperbaiki kinerjanya hingga telah dapat memenuhi ketentuan teknis, sebagaimana ditetapkan pada Petunjuk Pelaksanaan P4‐IP, SPPB beserta lampirannya dan ketentuan‐ketentuan lain yang ditetapkan Pemerintah Indonesia. (3) Selama penghentian bantuan sementara waktu tersebut, pihak pertama berhak menunjuk pihak tertentu untuk melakukan pemeriksaan, maupun langkah‐langkah lainnya yang dianggap perlu agar ketentuan teknis dapat dilaksanakan dengan baik oleh pihak kedua. (4) Termasuk kategori sanksi penghentian yang bersifat sementara ini adalah penundaan atau penghentian sementara pelaksanaan kegiatan P4‐IP di Perkotaan, penundaan atau penghentian sementara pembayaran dana BLM dan tindakan lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia. 2. Sanksi Terhadap Penyimpangan atau Penyalahgunaan Dana BLM: a) Definisi Penyimpangan atau Penyalahgunaan Dana BLM 1) Dimaksud dengan penyimpangan atau penyalahgunaan Dana BLM adalah penggunaan, pengelolaan dan pemanfaatan Dana BLM yang tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Petunjuk Pelaksanaan P4‐IP di Perkotaan dan ketentuan lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker P2KP, serta ketentuan‐ketentuan yang diatur di SPPB ini beserta lampirannya. 2) Termasuk penyimpangan atau penyalahgunaan Dana BLM dalam hal ini, antara lain ialah: (a) Dana BLM digunakan atau dimanfaatkan untuk kegiatan fiktif; dan/atau (b) Dilakukan pemotongan Dana BLM yang seharusnya dibayarkan kepada penerima manfaat; dan/atau (c) Menggelapkan atau melarikan dana BLM; dan/atau (d) Penggunaan dana yang tidak dapat dipertanggungjawabkan; dan/atau (e) Bentuk‐bentuk penyalahgunaan Dana BLM lainnya. b) Sanksi Selama Pelaksanaan Kegiatan 1)
Sanksi Penghentian Sementara Bantuan Dana BLM dan Audit Khusus (a) Apabila terdapat indikasi bahwa pihak kedua melakukan penyimpangan atau penyalahgunaan Dana BLM, Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker P2KP berhak melakukan penghentian kegiatan untuk sementara waktu di wilayah bersangkutan;
102 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
(b) Selama masa penghentian bantuan sementara tersebut Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker P2KP, berhak menunjuk auditor independen untuk melakukan audit khusus kepada pihak kedua. 2)
Sanksi Penghentian Bantuan Dana BLM dan Tindakan Hukum (a) Apabila berdasarkan hasil audit khusus tersebut menunjukkan secara nyata adanya penyimpangan atau penyalahgunaan dana, maka Pihak pertama menghentikan kegiatan dan Bantuan Dana BLM secara tetap; (b) Pihak Pertama berhak untuk melakukan tindakan hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku; (c) Pihak Kedua berkewajiban untuk mengembalikan Bantuan Dana BLM kepada Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker, untuk selanjutnya disetor ke kas negara, sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
D. Keadaan Memaksa (Force Majeure) 1. Definisi: a) Untuk keperluan SPPB ini, “Keadaan Memaksa” (“Force Majeure”) berarti sebagai suatu kejadian yang tidak dapat dihindari dan diluar kemampuan salah satu pihak, yang menyebabkan salah satu pihak tersebut tidak mungkin melaksanakan tanggungjawabnya, atau tidak dapat melaksanakan tugasnya; Keadaan seperti itu termasuk, tapi tidak terbatas pada, perang, huru‐hara, epidemi, gempa bumi, badai, banjir atau akibat dari kondisi alam lainnya, pemogokan masal (kecuali apabila dalam hal pemogokan, larangan bekerja atau gangguan industri tersebut, Kedua belah pihak atau salah satu pihak memiliki kemampuan untuk mencegah terjadinya Keadaan Memaksa), penyitaan atau tindakan lain oleh pemerintah. b) Keadaan memaksa tidak termasuk (i) kejadian yang disebabkan oleh kelalaian atau tindakan disengaja dari salah satu pihak. (ii) kejadian dimana salah satu pihak dapat menduga hal‐hal sebagai berikut: (A) Pada saat itu sudah bisa mempertimbangkan konsekuensi dari adanya SPPB, (B) menghindari atau mengatasi kendala dalam pelaksanaan kewajiban‐kewajiban yang ditentukan dalam proyek. 2. Tidak Merupakan Pelanggaran atas SPPB: Kegagalan salah satu pihak dalam memenuhi kewajibannya yang diatur dalam SPPB ini, tidak dapat dianggap sebagai suatu pelanggaran atau ingkar janji, jika kegagalan tersebut karena suatu “Keadaan Memaksa”, dengan ketentuan bahwa pihak yang terkena kejadian tersebut telah melakukan segala tindakan pencegahan yang wajar dan melakukan upaya alternatif yang dapat dipertanggungjawabkan, semua itu dilakukan dengan tujuan melaksanakan ketentuan dan syarat SPPB. 3. Langkah‐Langkah Yang Harus Diambil: (a) Pihak yang mengalami Keadaan Memaksa harus secepatnya melakukan segala tindakan yang dapat mengatasi halangan tersebut agar dapat memenuhi kewajiban SPPB dengan sekecil mungkin keterlambatan.
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
103
(b) Pihak yang mengalami Keadaan Memaksa harus memberitahukan secepatnya kepada Pihak lainnya selambat‐lambatnya 14 (empat belas) hari sejak terjadinya keadaan memaksa tersebut, menyampaikan fakta dan menjelaskan sifat dari kejadian tersebut, demikian pula secepat mungkin memberitahukan jika keadaan telah normal kembali. (c) Kedua belah Pihak harus melakukan segala tindakan yang wajar agar Konsekuensi dari kejadian Keadaan Memaksa tersebut menjadi sekecil mungkin. 4. Konsultasi: Selambat‐lambatnya 30 (tiga puluh) hari, dari terjadinya keadaan memaksa yang mengakibatkan salah satu pihak tidak dapat melaksanakan kewajibannya tersebut, Para Pihak harus saling berkonsultasi untuk memperoleh kesepakatan mengenai tindakan tepat apa yang harus dilakukan dalam keadaan itu. E.
Berlaku Jujur, Adil, Transparan dan Akuntabel Para Pihak yang terikat dalam SPPB ini harus berlaku jujur, menghormati hak‐hak pihak lain, transparan, akuntabel serta harus menjalankan semua keputusan‐keputusan yang telah disepakati untuk merealisasikan SPPB ini.
F. Penyelesaian Perselisihan 1. Penyelesaian Secara Musyawarah: Para Pihak yang terikat dalam SPPB akan mencari jalan keluar terbaik untuk menyelesaikan setiap perselisihan yang timbul, atau perselisihan yang berhubungan dengan pasal‐pasal dalam SPPB ini atau perselisihan yang timbul karena penafsiran atas SPPB ini 2. Penyelesaian Sesuai Ketentuan Hukum yang Berlaku: Jika ada perselisihan yang timbul diantara para pihak dalam SPPB ini yang tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah diterima oleh satu pihak dari pihak yang lain, permintaan penyelesaian masalah dapat dimintakan oleh salah satu pihak untuk diselesaikan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. ……………….....................….,2013 Pihak Pertama, Pihak Kedua, PPK P3M Propinsi ....................
Koordinator OMS
(__________________________)
(________________________)
Perwakilan Tim Pelaksana 1. ___________________________________________ 2. ___________________________________________ 3. ___________________________________________ 4. ___________________________________________
104 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
Mengetahui : KMW (..............................................) TL/Askot Mandiri
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
105
BERITA.ACARA PENARIKAN/PENGGUNAAN DANA (BAPPD)
Kelurahan/Desa
: _____________________________
Kecamatan
: _____________________________
Kota/kabupaten
: _____________________________
Pada Hari ini…………………..tanggal……………bulan……………tahun….…, kami yang bertandatangan dibawah ini: 1.
Nama
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen PPK P3M Propinsi, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum …………… Nomor ……, bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia, selanjutnya disebut Pihak Pertama.
2. Nama
: ……………………………………………………………………………………………….
: ……………………………………………………………………………………………….
Jabatan : Koordinator Organisasi Masyarakat Setempat/Lembaga Keswadayaan Masyarakat (OMS)……………….…………. di Kelurahan/Desa tersebut di atas, Berdasarkan musyawarah warga dan disahkan/dicatatkan di Notaris ……………………………..................... No. ….………., tanggal ……..............………. Selanjutnya disebut Pihak Kedua
Dengan ini secara bersama‐sama telah melakukan penelitian dan menyatakan bahwa: (1) Tim Pelaksana di Desa/Kelurahan dimaksud telah siap melaksanakan kegiatan yang diusulkan dan disetujui oleh OMS, dengan bantuan P4‐IP (2) OMS berhak menerima pencairan dana tahap …….. dan telah memenuhi persyaratan*) berikut: ......Ya.............Tidak
Syarat Pencairan Tahap I : Rencana Penggunaan Dana (RPD) senilai Pagu yang disusun oleh OMS Proposal kegiatan seluruh Tim Pelaksana senilai pagu dana, Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan (SPPB) antara OMS dengan PPK.P3M.Propinsi Melengkapi berkas pencairan lainnya (PP BLM, Kwitansi, dll) Syarat Pencairan Tahap II : 2 . Surat pernyataan kemajuan pelaksanaan kegiatan minimal sudah mencapai 30 % Melengkapi berkas pencairan lainnya (PP BLM, BAPPD, Kwitansi, dll) Syarat Pencairan Tahap III : 3 Surat pernyataan kemajuan pelaksanaan kegiatan minimal sudah mencapai 60 % Melengkapi berkas pencairan lainnya (PP BLM, BAPPD, Kwitansi, dll)
1 .
*) Persyaratan dinilai terpenuhi jika OMS menjawab “Ya” untuk setiap syarat di atas !
106 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
(3) Rekapitulasi penarikan/penggunaan dana: No.
Uraian
Jumlah
1.
Total bantuan dana BLM yang disetujui (a)
Rp ……………..
2.
Pencairan sampai dengan tahap lalu (b)
Rp ……………..
3.
Dana yang telah dimanfaatkan/ditarik dari rekening OMS (c)
Rp ……………..
4.
Sisa dana yang belum dimanfaatkan (b‐c)
Rp ……………….
5.
Pengajuan Pencairan tahap ini (d)
Rp ……………….
6.
Sisa bantuan yang belum dicairkan (a‐b‐d)
Rp ……………….
Dengan disepakatinya pencairan dana tahap ini, maka OMS bertanggungjawab untuk menyalurkannya kepada Tim Pelaksana di Desa/Kelurahan/Desa dimaksud sesuai dengan persyaratan, jadwal dan sasaran yang telah disepakati. Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Pihak Pertama
Pejabat Pembuat Komitmen PBL Propinsi
Pihak Kedua,
OMS .................................
(__________________________)
(___________________________)
Koordinator
Pernyataan KMW
Kami telah meneliti Surat Pernyataan di atas dan bertanggung jawab atas kebenaran isinya, serta menyanggupi untuk turut mengawasi pelaksanaannya
(_________________________)
Nama Jelas, Tanda tangan dan cap
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
107
Nomor Bukti MAK
: ……kosongkan…… : ……kosongkan……
KUITANSI BUKTI PEMBAYARAN
Nomor : ……………kosongkan………………… : Pejabat Yang Melakukan Tindakan Yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja Satker PBL Provinsi........................
Sudah Terima Dari
Jumlah Uang
: Rp. .......................................
Terbilang
: .................................................................................................
.................................................................................................
Untuk Pembayaran
: Pencairan Dana BLM
kepada OMS ..............................................................................
…............................,...................200....
OMS …………………………………….
Mengetahui : Kuasa Pengguna Anggaran Satker PBL Provinsi .............................................
Setuju dibayar : a.n. Kuasa Pengguna Anggaran/Pembuat Komitmen Pejabat Yang Melakukan Tindakan Yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran Belanja Provinsi………………………….
‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐
--------------------------------------
108 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
Surat Pernyataan Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan (SP‐KPK)
Kelurahan/Desa
: …………………………………..
Kecamatan
: …………………………………..
Kabupaten/Kota
:......................................
Propinsi :...................................... Yang bertanda tangan di bawah ini Koordinator Organisasi Masyarakat Setempat (OMS) di Kelurahan/Desa sebagaimana di maksud di atas, dengan ini secara bersama‐sama menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan P4‐IP di Perkotaan telah mencapai kemajuan rata‐rata .............% sebagaimana dalam laporan kemajuan kegiatan Tim Pelaksana yang sudah diverifikasi oleh Tim Teknis OMS dan Fasilitator denga rincian sebagai berikut:. No.
Nama Tim Pelaksana
1 2 3 ……………………,…............ 200….. Yang Membuat Pernyataan 1 .......................................... (Koordinator OMS) 2. ……………………………............(Tim Teknis) (nama jelas & cap)
Jenis Kegiatan
Nilai BLM Kegiatan (Rp.)
Kemajuan Fisik (%)
Pernyataan Korkot/Askot Mandiri Kami telah meneliti Surat Pernyataan di atas dan dengan ini turut bertanggungjawab atas kebenaran isinya (_________________________)
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
109
LAMPIRAN 6 B. ADMINISTRASI KEUANGAN Tim Pelaksana Bentuk‐bentuk formulir administrasi Keuangan Tim Pelaksana, meliputi : 1. 2. 3. 4. 5.
Buku Tabungan Tim Pelaksana di Bank Buku Kas Rencana Penggunaan Dana (RPD); Laporan Penggunaan Dana (LPD) Laporan Pertanggungjawaban (LPJ)
Contoh‐contoh form administrasi Pembukuan KSM/Tim Pelaksana : 1) Buku Tabungan KSM/Tim Pelaksana di Bank (Form AK‐01) Penjelasan: Tanggal, adalah tanggal pada saat terjadi pencatatan transaksi; Uraian, adalah transaksi/jenis kegiatan yang dikerjakan; Nomor Bukti , adalah nomor urutan yang dicatat sebagai pembuktian Transaksi , adalah catatan jumlah uang masuk (M) dan uang keluar (K) Saldo (D), adalah jumlah total transaksi yang tercatat pada tanggal tersebut 2) Buku Kas Harian (Form AK‐02) Penjelasan: Tanggal, adalah tanggal pada saat terjadi pencatatan transaksi; Keterangan, adalah jumlah saldo awal; Nomor Bukti , adalah nomor urutan yang dicatat sebagai pembuktian (nota) Masuk, adalah catatan jumlah uang masuk (M) Keluar, adalah catatan jumlah uang keluar (K) Saldo (D), adalah jumlah total transaksi yang tercatat pada tanggal tersebut
110 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
3)
Rencana Penggunaan Dana (RPD) Contoh form RPD
Penjelasan: Kolom (1), dikosongkan (sudah terisi); Kolom (2), diisi uraian tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi yang diperlukan ; Kolom (3), diisi satuan tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi; Kolom (4), diisi volume/jumlah tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi; Kolom (5), diisi Harga satuan dari tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi Kolom (6), diisi Jumlah biaya dari tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi (nilai kolom (4) di kali nilai kolom (5)); 4) Laporan Penggunaan Dana (LPD) Contoh form LPD Penjelasan: Kolom (1), dikosongkan (sudah terisi); Kolom (2), diisi uraian tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi yang telah diadakan melalui dana BLM; Kolom (3), diisi satuan tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi; Kolom (4), diisi volume/jumlah tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi; Kolom (5), diisi Harga satuan pengadaan dari tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/ administrasi; Kolom (6), diisi Jumlah biaya dari tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi (nilai kolom (4) di kali nilai kolom (5)); Baris (E),diisi Jumlah total nilai kolom (6) Baris (F),diisi Jumlah nilai BLM yang telah diterima (yang sedang dipertanggungjawabkan) Baris (G),diisi Jumlah sisa dana BLM yang diterima (Nilai (F) dikurang nilai (G))
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
111
LAMPIRAN 7 SURAT PERJANJIAN PEMANFAATAN DANA LINGKUNGAN (SPPD‐L) PROGRAM PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN (P4‐IP)
Proyek : P4‐IP di Perkotaan Tahun Anggaran 201……..1) Paket Perjanjian Kerja : Pekerjaan/Kegiatan ........................... 2) No Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan............ :.….........................................................3) Berdasarkan : 2. Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan BLM (SPPB BLM) antara OMS dengan PPK P3M Propinsi............................................ 5), Nomor : ........................ tanggal.............................. 5) Kami yang bertandatangan dibawah ini : I. Nama : .....................................................................6) Jabatan : Koordinator Organisasi Masyarakat Setempat/Lembaga Keswadayaan Masyarakat (OMS) ................................ 7) Desa/Kelurahan/Desa .......... ..............…, Kecamatan .......................…, Kabupaten/Kota .......................………, Provinsi .......................…8) Berdasarkan Hasil Musyawarah Masyarakat Desa/Kelurahan/Desa dan disyahkan/dicatatkan di Notaris ..............................…, tanggal .......................................... 9) Alamat : ...................................................................… 10) Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA II. Nama : .......................................................................11) Jabatan : Ketua Tim Pelaksana*) ................................. 12), Desa/Kelurahan/Desa .........................…, Kecamatan ........................…, Kabupaten/Kota ..........................… Provinsi .......................…13) Berdasarkan Hasil Musyawarah Tim Pelaksana dan disyahkan/dicatatkan pada buku register OMS tentang Tim Pelaksana dengan No. Induk..........................................…14), Alamat : ..................................................................… 15) Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA Maka dengan ini disetujui oleh dan diantara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA tersebut, hal‐hal sebagai berikut :
PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN PIHAK KEDUA harus melaksanakan, menyelesaikan, memperbaiki Pekerjaan, yaitu : Nama Paket/Jenis Pekerjaan : ......................................................................16) Lokasi : .......................................................................................................... 17)
PASAL 2 DOKUMEN PERJANJIAN KERJA Dokumen Perjanjian Kerja sebagaimana ditentukan dibawah ini harus dibaca serta merupakan bagian dari Perjanjian Kerja ini, yaitu : (1) Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan (SPPD‐L) (2) Persyaratan Umum Perjanjian sebagaimana terlampir (3) Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis Pembangunan Sarana & Prasarana (4) Dokumen Usulan Proposal Pelaksanaan Kegiatan (termasuk catatan/perubahan hasil verifikasinya) :
112 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
(i) (ii) (iii) (iv) (v)
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Organisasi dan Usulan Tim Pelaksana Kegiatan Rencana Anggaran Biaya Pelaksanaan & Kuantitas Pekerjaan Daftar Usulan Tenaga Kerja Gambar Rencana
PASAL 3 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
3.1. Sesuai dengan SPPD‐L dan lampirannya ini, jangka waktu penyelesaian pekerjaan dihitung sejak Tanggal Mulai Kerja, adalah………18) (.................................……19) hari kalender kerja). 3.3. Perjanjian Kerja tersebut berlaku sejak tanggal penanda‐tanganan oleh kedua belah pihak yang bersangkutan. Surat Perjanjian ini juga sekaligus sebagai Surat Perintah Mulai Kerja.
PASAL 4 JUMLAH NILAI PERJANJIAN KERJA Jumlah Nilai Perjanjian Kerja untuk pekerjaan yang tertuang didalam Pasal (1) SPPD‐L ini, sebagaimana dicantumkan dalam Rencana Anggaran Biaya pada dokumen Usulan Proposal Pelaksanaan Kegiatan PIHAK KEDUA bersangkutan, sebesar : Rp..................................... (........................................................ Rupiah)20) tanpa Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
PASAL 5 HAK DAN KEWAJIBAN 5.1. PIHAK KEDUA menerima dari PIHAK PERTAMA untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 1, berdasarkan uraian pekerjaan, persyaratan serta gambar‐gambar kerja dan ketentuan lain yang terdapat dalam SPPD‐L ini. 5.2. PIHAK KEDUA berkewajiban : (1). Melaksanakan, menyelesaikan, dan memperbaiki pekerjaan dengan penuh ketelitian dan kesungguhan, serta menyediakan tenaga teknis pelaksana lapangan (atau mandor), tenaga kerja, bahan‐bahan bangunan, peralatan kerja, pengangkutan ke atau dari lapangan dan di dalam atau disekitar pekerjaan, serta melaksanakan segala sesuatu baik yang bersifat permanen maupun bersifat sementara yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan, penyelesaian, dan perbaikan pekerjaan. (2). Melaksanakan, menyelesaikan, dan memperbaiki seluruh pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan dalam perjanjian ini sampai diterima baik oleh Konsultan Manajemen Wilayah, kecuali apabila menurut hukum ataupun secara fisik tidak mungkin dilakukan. (8) Menyediakan dan memenuhi seluruh kontribusi swadaya yang disepakati bersama, dalam jumlah dan waktu sesuai yang tercantum pada usulan proposal kegiatan KSM/Tim Pelaksana sebelumnya; (9) Melakukan pembongkaran dan atau perbaikan atas kekurangan pekerjaan yang telah dilaksanakan atas biaya sendiri/swadaya sesuai rekomendasi hasil sertifikasi atau sesuai perintah yang disampaikan oleh Konsultan Pendamping. (10) Membuat papan nama pekerjaan dilokasi pekerjaan; (11) Membuat administrasi dan laporan kemajuan pekerjaan secara berkala maupun laporan akhir pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dan keuangan dengan dilampiri photo‐photo kegiatan. (12) Dalam hal terdapat kelebihan sisa dana nilai perjanjian dan PIHAK KEDUA tidak bersedia ataupun secara fisik tidak mungkin melakukan pekerjaan tambah untuk memanfaatkan kembali sisa dana tersebut maka PIHAK KEDUA wajib mengembalikannya kepada PIHAK PERTAMA. 5.2. PIHAK PERTAMA berkewajiban : (1).
Membayar kepada PIHAK KEDUA atas pelaksanaan, penyelesaian, perbaikan pekerjaan pada waktu dan dengan cara yang telah ditentukan dalam Perjanjian ini.
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
113
(2).
5.4
Memantau dan memberikan bimbingan keterampilan kepada PIHAK KEDUA agar mutu konstruksi dan administrasi hasil pekerjaan dapat tercapai. Pelaksanaan hal ini selanjutnya secara harian akan dijalankan oleh Tim Teknis OMS. Tanggungjawab kedua belah pihak dijelasakan secara lebih rinci pada persyaratan umum perjanjian ini dan merupakan satu kesatuan dengan perjanjian ini.
PASAL 6 TAHAP PENCAIRAN 6.5. 6.6.
6.7. 6.8.
Pelaksanaan pencairan pekerjaan tersebut dalam pasal (1) Surat Perjanjian ini akan dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahap melalui Bank PIHAK KEDUA oleh PIHAK PERTAMA; Tahap Pertama sebesar 40 % (empat puluh per seratus) dari nilai SPPD‐L diberikan sebagai uang muka setelah penandatanganan dokumen SPPD‐L tanpa harus ada jaminan/Bank Garansi. PIHAK PERTAMA mengajukan surat permintaan pembayaran dengan melampirkan Rekening Buku Tabungan Tim Pelaksana (untuk nilai SPPD‐L diatas Rp. 30 juta); Proposal kegiatan yang sudah diverifikasi layak dan Rencana Penggunaan Dana (RPD); Tahap Kedua sebesar 30 % dari nilai SPPD‐L dengan ketentuan prestasi pekerjaan telah mencapai minimum sebesar 30 % dengan melampirkan RPD tahap II, dan Laporan Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan. Tahap Ketiga sebesar 30 % dari nilai SPPD‐L dengan ketentuan prestasi pekerjaan telah mencapai minimum sebesar 60 % dengan melampirkan RPD tahap III, dan Laporan Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan dan Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Seluruh Kegiatan Fisik.
PASAL 7 SANKSI 7.3.
7.4.
Berdasarkan hasil penilaian Konsultan Manajemen Wilayah dan atau PPK P3M Propinsi, apabila PIHAK KEDUA terbukti melakukan penyimpangan terhadap ketentuan teknis atau ditemukan adanya penyalahgunaan dana maka PIHAK PERTAMA dapat memberikan sanksi kepada PIHAK KEDUA berupa penghentian sementara pencairan dana dan atau pemutusan perjanjian dan atau pengembalian dana dan atau sanksi sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Bentuk‐bentuk sanksi tersebut sebagaimana diuraikan secara rinci pada Persyaratan Umum Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan.
PASAL 8 PENYELESAIAN PEKERJAAN 8.3. 8.4.
Setelah pekerjaan selesai 100% atau minimal 97%, PIHAK KEDUA berhak mengajukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA dan Konsultan untuk melakukan Sertifikasi Pekerjaan. Hasil Sertifikasi Pekerjaan yang dilaksanakan secara bersama‐sama oleh kedua belah pihak ini dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan (BAP2).
PASAL 9 PEMELIHARAAN HASIL PEKERJAAN PIHAK KEDUA sepakat dan berjanji untuk memelihara hasil pekerjaan atau sarana dan prasarana yang telah dibangun melalui swadaya masyarakat dengan sebaik‐baiknya.
PASAL 10 KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEUR) 10.1
10.2
Selambat‐lambatnya 14 (empatbelas) hari dari hari terjadinya keadaan memaksa, Para Pihak harus saling berkonsultasi untuk memperoleh kesepakatan mengenai tindakan tepat apa yang harus dilakukan dalam keadaan itu. Yang dimaksud “Keadaan Memaksa” (“Force Majeure”) adalah sebagai suatu kejadian yang tidak dapat dihindari dan diluar kemampuan salah satu pihak, yang menyebabkan salah satu pihak tersebut tidak mungkin melaksanakan tanggungjawabnya, atau tidak dapat melaksanakan tugasnya; Keadaan seperti itu
114 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
termasuk, tapi tidak terbatas pada, perang, huru‐hara, epidemi, gempa bumi, badai, banjir atau akibat dari kondisi alam lainnya, pemogokan masal (kecuali apabila dalam hal pemogokan, larangan bekerja atau 10.3
10.4
gangguan industri tersebut, Kedua belah pihak atau salah satu pihak memiliki kemampuan untuk mencegah terjadinya Keadaan Memaksa), penyitaan atau tindakan lain oleh pemerintah. Keadaan memaksa tidak termasuk (i) kejadian yang disebabkan oleh kelalaian atau tindakan disengaja dari salah satu pihak. (ii) kejadian dimana salah satu pihak dapat menduga hal‐hal sebagai berikut: (A) Pada saat itu sudah bisa mempertimbangkan konsekuensi dari adanya SPPD‐L, (B) menghindari atau mengatasi kendala dalam pelaksanaan kewajiban‐kewajiban yang ditentukan dalam proyek. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh karena terjadinya keadaan memaksa tidak dapat dikenai sanksi.
PASAL 11 PENYELESAIAN PERSELISIHAN (c) Para Pihak yang akan mencari jalan keluar terbaik untuk menyelesaikan setiap perselisihan yang timbul, atau perselisihan yang berhubungan dengan pasal‐pasal dalam SPPD‐L ini atau perselisihan yang timbul karena penafsiran atas SPPD‐L ini . (d) Jika ada perselisihan yang timbul diantara para pihak dalam SPPD‐L ini yang tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka salah satu pihak atau kedua belah pihak dapat menyelesaikan melalui ketentuan hukum yang berlaku.
PASAL 12 PENUTUP Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan(SPPD‐L) ini dianggap sah setelah ditandatangani oleh kedua belah pihak pada tanggal, bulan, dan tahun tersebut dibawah, dan dibuat dalam rangkap 3 (tiga), terdiri dari 2 (dua) lembar asli dan bermaterai secukupnya dan 1 (satu) lembar asli tanpa materai, serta mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA. ......................., ................ ‐ ......... 201 ...20) PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA, Koordinator Organisasi Masyarakat Setempat Ketua KSM/Tim Pelaksana*) 7) …….........................13) ...............……..........……………… Mengetahui, Konsultan Pendamping 21 ………………………………… )
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
115
PENJELASAN 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) 10) 11) 12) 13) 14) 15) 16) 17) 18) 19) 20)
= Tahun Anggaran Pelaksanaan Proyek = Nama Pekerjaan/Paket Pekerjaan yang akan dilaksanakan = Nomor Perjanjian Kerja = Nomor dan Tanggal SPPB BLM = Nama Koordinator OMS bersangkutan = Nama OMS bersangkutan = Nama Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kab/Kota dan Provinsi Lokasi Kegiatan = Nomor dan Tanggal Pengesahan Notaris dari OMS = Alamat Sekretariat OMS = Nama Ketua Tim Pelaksana = Nama Tim Pelaksana = Nomor Induk/Registari KSM yang tercatat dibuku Registrasi OMS = Alamat Sekretariat Tim Pelaksana = Lokasi Kegiatan/Prasarana (RT/RW/Dusun/Kampung) = Tanggal Mulai Kerja yang sama dengan tanggal penandatangan perjanjian ini = Jumlah hari kalender pelaksanaan pekerjaan = Jumlah Nilai BLM dalam angka dan huruf = Jumlah hari kalender dalam huruf = Tempat, Tanggal Perjanjian dibuat = Nama Konsultan Pendamping; Tanda …* = Dipilih yang sesuai
116 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
LAMPIRAN 8
Form : S.1
SERTIFIKASI INFRASTRUKTUR Nama KSM/TP
: ………………………..
Desa/Kelurahan/Desa
: ……………………………….
Jenis Kegiatan
: ..……………………...
Kecamatan
: ……………………………....
Volume
: .………………………..
Kota/Kabupaten
: ……………………………….
Progres Fisik
: . ..………………….….%
Konsultan Pendamping
: ……………………………….
Berilah tanda (√) pada Kolom ”Ya/Tidak” yang sesuai PENILAIAN
No
BUTIR SERTIFIKASI
CATATAN YA
A. CAPAIAN KUALITAS PROSES & PEMANFAATAN 1 2 3 4 5 6 7
8 9 10
Apakah Tim Pelaksana sudah memperoleh pelatihan/coaching mengenai cara perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi dan pemeliharaan ? Apakah kelayakan Teknik Kegiatan Tim Pelaksana telah diverifikasi dan disetujui oleh Tim Verifikasi? (Tim Teknis dan Konsultan Pendamping) Apakah Tim Pelaksana melakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian bahan yang diterima dengan spesifikasi teknik/contoh yang disetujui konsultan ? Apakah pekerjaan dilaksanakan oleh tenaga kerja/tukang yang memahami cara melakukan pekerjaan? Apakah kelengkapan Bangunan yang dibuat dapat memberikan keamanan/kenyamanan bagi pemakai ? Apakah bangunan dapat berfungsi/bermanfaat ? Apakah prosedur penanganan dampak telah dilaksanakan dengan baik/terpenuhi? (Jawaban pertanyaan ini berdasarkan hasil ceklist pengamanan dampak/Form 5,Proposal) Apakah ada Surat Pernyataan Kesanggupan Pemanfaatan & Pemeliharaan Prasarana dari Tim Pelaksana ? Apakah Tim Pelaksana telah membentuk dan menyepakati Organisasi Pengelola Pemanfaatan & Pemeliharaan Prasarana ? Apakah Tim Pelaksana telah membuat dan menyepakati Rencana Kerja Pemeliharaan?
TIDAK
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
117
B. CAPAIAN KESESUAIAN VOLUME & KUALITAS PEKERJAAN Total Realisasi Volume Pekerjaan s.d saat ini adalah ...................... dan hasil Pemeriksaan Kegiatan sbb :
No
URAIAN KEGIATAN
KESESUAIAN VOLUME
CACAT & KEKURANGAN
REKOMENDASI PERBAIKAN
1 2
3 4
5 6
7 8
9 Dst
C. PEMANFAATAN DANA BLM & CAPAIAN SWADAYA MASYARAKAT a. Nilai BLM (SPPD‐L s.d perubahan. terakhir (bila ada)) : Rp. ……...………......... b. Jumlah dana SPPD‐L yang telah terserap dari OMS : Rp………………........... c. Sisa dana SPPD‐L (a‐b)
: Rp……..………............
d. Jumlah Nilai Target Swadaya : Rp.……...………......... : Rp………………........... e. Jumlah Nilai Realisasi Swadaya f. Prosen Raealisasi Swadaya terhadap total nilai Kegiatan (dx100/e) : .......................... % D. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Demikian hasil Sertifikasi ini dibuat dalam keadaan yang sebenarnya dan apabila dikemudian hari ditemukan ada ketidaksesuaian maka bersedia mempertanggungjawabkan dan menerima sanksi sesuai ketentuan yang ada. ............................, ..................... 2013. Tim Seritifikasi : No
Nama
Jabatan/Posisi
1
2
3
Tanda Tangan
118 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
LAMPIRAN 9.
Form : BAP-2
BERITA ACARA PEMERIKSAAN PEKERJAAN (BAP2) Nomor : ………………………………………….. Pada hari ini ………………tanggal ………………bulan……………tahun ……….telah dilaksanakan Sertifikasi / Pemeriksaan Pekerjaan Pembangunan Infrastruktur : Nama Pekerjaan : ............................................................... Volume : ............................................................... Lokasi : ............................................................... Nama Tim Pelaksana : ............................................................... Nomor SPPD‐L : ............................................................... Berdasarkan surat permohonan sertifikasi dari Tim Pelaksana Nomor: ………………. telah dilaksanakan pemeriksaan lapangan yang dilakukan bersama‐sama oleh Tim Teknis, pihak Tim Pelaksana dan unsur konsultan (Askot Infra/Faskel Teknik*), dengan hasil yang disepakati sbb: 1. Tim Pelaksana selaku Pelaksana Kegiatan sudah / belum*) membentuk Organisasi (Pengelola) Operasi & Pemeliharaan (O&P) dan Rencana Kerja pemeliharaan; 2. Status Penyelesaian Fisik Pekerjaan yang telah dicapai, adalah *) : Realisasi fisik seluruh pekerjaan telah mencapai 100 %; Realisasi fisik seluruh pekerjaan telah selesai 100%, namun masih perlu dilakukan penyempurnaan pada beberapa pekerjaan berikut : No 1
Uraian Pekerjaan
Pekerjaan yang perlu disempurnakan
2 3 4 5 dst Penyempurnaan pekerjaan tersebut diatas akan diselesaikan oleh Pelaksana Kegiatan selambat lambatnya tanggal …………………………... atau sebelum dilaksanakan Laporan Pertanggungjawaban Tim Pelaksana. 3. Status pencairan dana pada saat pemeriksaan sebagai berikut : a) Nilai dana ( Nilai sesuai Kontrak/SPPD‐L) b) Jumlah dana yang telah diserap dari OMS c) Sisa dana (a‐b)
: Rp. ……............……….... : Rp. …………........…….....
: Rp. .......……..……….......
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
119
4. Capaian atas kemanfaatan/fungsi infrastruktur yang dibangun terhadap tujuan awalnya*) : Tercapai
Tidak Tercapai
5. Capaian akhir kualitas infrastruktur *) Layak
Layak dengan Penyempurmaam
Demikian Berita Acara ini kami buat rangkap 3 (tiga) dalam keadaan sehat dan tanpa ada unsur paksaan dari pihak manapun, untuk dipergunakan seperlunya dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Tim Seritifikasi : No
Nama
Jabatan/Posisi
Tanda Tangan
1
2
3
4
5
Keterangan : *) pilih yang sesuai Lampirkan Copy Formulir Sertifikasi yang telah terisi
120 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
Form : SP3
LAMPIRAN 10
SURAT PERNYATAAN PENYELESAIAN PEKERJAAN
Kelurahan/Desa
: _____________________________
Kecamatan
: _____________________________
Kota/Kabupaten
: _____________________________
Konsultan Pendamping
: _____________________________
Yang bertandatangan di bawah ini, Koordinator Organisasi Masyarakat Setempat dan Ketua Tim Pelaksana *) ………………………… di Kelurahan/Desa sebagaimana dimaksud di atas, dengan ini secara bersama‐sama menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan ………………..........…… oleh Tim Pelaksana tersebut, telah mencapai kemajuan 100% sebagaimana dalam Proposal yang disetujui. Dengan selesainya pelaksanaan kegiatan tersebut maka selanjutan tanggungjawab “pengoperasian dan pemeliharaan prasarana berada di tangan Tim Pemelihara (masyarakat) dibawah pendampingan OMS” . Yang Membuat Pernyataan, Tim Pelaksana……………..
OMS
(___________________________)
(____________________)
Ketua Tim Pelaksana
Koordinator
Diketahui/Disetujui, (___________________________) Konsultan Pendamping (* Coret yang tidak perlu)
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
121
LAMPIRAN 11
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN TIM PELAKSANA C.DATA REALISASI KEGIATAN : :
Kota/Kabupaten Kecamatan Kelurahan/Desa Nama OMS
:
:
:
Nama Tim Pelaksana
:
KSM/Tim Pelaksana
Jumlah Pengurus & Anggota Tim Pelaksana (Orang) L
P
Jumlah
:
Kegiatan
Lingkungan
Nama Pekerjaan
:
Volume Pekerjaan
:
(Meter/Unit)
Total Biaya (Rp)
Nilai Kegiatan
Alasan Pembangunan Prasarana
:
Swadaya (Rp)
BLM P4‐IP (Rp)
Dusun/RT/RW : ……………..........................
Lokasi Pekerjaan
:
Kelurahan/Desa : …………….......................... Kecamatan :.............................................
Penerima Manfaat Metode Pelaksanaan
:
Jumlah :..............KK
:
Gotong Royong
Luas Lahan (Hibah/Ijin Pakai)
:
Status Lahan / Lokasi Kegiatan
:
Miskin..............KK
Swakelola KSM
Miskin...........%
Kerjasama Pihak Ketiga
122 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
D.
Halaman berikutnya diisi dengan Laporan Pembukuan Keuangan dan Bukti/Kuitansi Belanja TIM PELAKSANA (Asli)
Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan
123
124 Petunjuk Pelaksanaan Program Percepatan dan Perluasan Pembangunan Infrastruktur Permukiman (P4‐IP) di Perkotaan