Membuat dan menyampaikan laporan perkembangan kemajuan pekerjaan
Infrastruktur ...... Catatan Harian Pelaksanaan Kegiatan, terdiri dari formulir
berikut :.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
PETUNJUK TEKNIS
PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI - PERKOTAAN
Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan Umum PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
i
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
ii
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
Daftar Isi
halaman Daftar Isi ………………………………………………………………………………………………........................................ i Daftar Istilah & Singkatan ……………………………………………………………………....................................... iii BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………......................................... 1 1.1. MAKSUD DAN TUJUAN ........................................................................................................ 1 1.2. RUANG LINGKUP ................................................................................................................. 1 BAB II 2.1. 2.1.1. 2.1.2. 2.1.3. 2.1.4.
KETENTUAN UMUM PERAN PELAKU .................................................................................................................... 3 Peran BKM............................................................................................................................ 3 Peran UPL ............................................................................................................................ 3 Peran KSM ........................................................................................................................... 4 Bagaimana Hubungan Antara BKM dengan KSM ................................................................ 5
BAB III 3.1. 3.1.1. 3.1.2. A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. K. L. M.
TAHAP PELAKSANAAN ........................................................................................................ 7 LANGKAH - LANGKAH PELAKSANAAN ................................................................................ 7 PERSIAPAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI ............................................................................. 8 PELAKSANAAN PEMBANGUNAN (KONSTRUKSI) .................................................................. 11 Pencairan Dana ................................................................................................................... 11 Mobilisasi Tenaga Kerja/Bahan/Alat .................................................................................... 12 Musyawarah Pengadaan Bahan dan Alat ............................................................................ 12 Praktek Kerja dilapangan/”On the Job Training” (OJT) ....................................................... 12 Pelaksanaan Konstruksi/Fisik .............................................................................................. 13 Metode Kerja ...................................................................................................................... 14 Supervisi Pelaksanaan Konstruksi ....................................................................................... 15 Rapat Evaluasi Kemajuan Lapangan .................................................................................... 17 Pemantauan Dampak Lingkungan kondisi 50% & 100% ..................................................... 18 Dokumentasi (Photo-photo) kondisi 50%, 100% ................................................................ 18 Peruba han Pekerjaan dilapangan ..................................................................................... 18 Penyelesaiaan pekerjaan KSM ............................................................................................ 19 Sertifikasi/Pemeriksaan Kegiatan ....................................................................................... 20
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
i
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
BAB IV ADMINISTRASI KSM ………………………………………………………………...................................... 4.1. ADMINISTRASI KEGIATAN & PEMBUKUAN KSM .................................................... .......... 4.1.1. Pengertian administrasi KSM …………………………………………............................................... 4.1.2. Tujuan dilakuan administrasi KSM ……………………………………............................................. 4.1.3. Bentuk-bentuk Administrasi KSM ……………………………………............................................. 4.1.4. Contoh-contoh formulir Administrasi Kegiatan KSM ………………....................................... 4.1.5. Contoh-contoh Formulir Administrasi Pembukuan KSM …………....................................... LAMPIRAN
1) CONTOH BENTUK SPPD-L 2) FORMULIR SERTIFIKASI, BAP2 & SP3 KEGIATAN 3) CONTOH BENTUK LAPORAN DWI-MINGGUAN dan PERTANGGUNG JAWABAN KEGIATAN
ii
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
25 25 25 25 26 26 32
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
Daftar Istilah & Singkatan
A Advisory : AD/ART : ANDAL : APBD : APBN : B BKM : BLM : BOP : BA : D DED : DIPA : F Fasilitator : FGD : FKA-BKM : H HOK : K KBK : KBP : KE : KMP : KMW : Korkot : KSM : L LKM : LKMD :
Penasehat dan perancang program dibawah Kementerian Pekerjaan Umum Anggaran Dasar/Anggran Rumah Tangga Analisis Dampak Lingkungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Badan Keswadayaan Masyarakat Bantuan Langsung Masyarakat Biaya Operasional Berita Acara Detailed Engineering Design Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tenaga Pendamping Masyarakat sebagai Agen Perubahan Focussed Group Discussion / Diskusi Kelompok terarah Forum Komunikasi Antar BKM Tingkat Kota/Kabupaten Hari Orang Kerja Komunitas Belajar Kelurahan Komunitas Belajar Perkotaan Konsultan Evaluasi Konsultan Manajemen Pusat Konsultan Manajemen Wilayah Koordinator Kota, KMW Kelompok Swadaya Masyarakat Lembaga Keswadayaan Masyarakat Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
iii
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
M MCK N ND O O&M P P2KP PMA PJM PJOK PLPBK PNPM Mandiri PNPM MP PPM PRONANGKIS PRA PS PU PMA PAP PAH R RAB Renta RK RKM RPD RPJM RTBL RT/RW RTRW RWT RUTR RTDR S SIM SKPD SOP SPPB SPPP SPPD-L SNI SGL SPT U UP UPK UPL UPS T TK W WB
iv
:
Mandi Cuci Kakus
:
Neighbourhood Development
:
Operations and Maintenance
: : : : : : : : : : : : : : :
Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan Penangkap Mata Air Program Jangka Menengah Penanggung Jawab Operasional Kegiatan Penataan Lingkungan Permukinan Berbasis Komunitas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan Penanganan Pengaduan Masyarakat Program Penanggulangan Kemiskinan Participatory Rural Appraisal Pemetaan Swadaya Pekerjaan Umum Penangkap Mata Air Penangkap Air Permukaan Penangpung Air Hujan
: : : : : : : : : : : :
Rencana Anggaran Biaya Rencana Tahunan Refleksi Kemiskinan Rembug Kesiapan Masyarakat Rencana Penggunaan Dana Rencana Pembangunan Jangka Menengah Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Rukun Tetangga/Rukun Warga Rencana Tata Ruang Wilayah Rembug Warga Tahunan Rencana Umum Tata Ruang Rencana Detail Tata Ruang.
: : : : : : : : :
Sistem Informasi Manajemen Satuan Kerja Perangkat Daerah Standard Operational Procedures Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan Surat Pernyataan Penyelesaian Pekerjaan Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan Standart Nasional Indonesia Sumur Gali Sumur Pompa Tangan
: : : : : :
Unit Pengelola yang dibentuk BKM Unit Pengelola Keuangan Unit Pengelola Lingkungan Unit Pengelola Sosial
Tukang World Bank
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
Bab I. Pendahuluan
Pelaksanaan kegiatan Pembangunan sarana & prasarana merupakan kelanjutan dari tahapan persiapan & perencanaan teknis kegiatan. Posisi kegiatan ini dalam siklus PNPM Mandiri Perkotaan adalah termasuk kegiatan pemanfaatan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM). Sederhananya adalah tahapan ini merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh KSM dalam rangka untuk mewujudkan bangunan atau sarana & prasarana yang yang dibutuhkan sesuai dengan standar atau hasil perencanaan sebelumnya. Pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana, harus memperhatikan kesesuaian dari spesifikasi teknis (persyaratan teknis) agar bangunan yang dibuat lebih aman dan kuat sehingga benarbenar dapat dimanfaatkan lebih lama. Salah satu hal penting yang perlu mendapat perhatian dari keseluruhan proses pelaksanaan pembangunan ini adalah (1). Hasil yang dicapai/Bangunan yang terwujud harus berkualitas baik, bermanfaa/berfungsi sesuai umur rencana bangunan dan dipelihara secara bersama-sama oleh warga masyarakat pemakai sehingga terjadi kesinambungan manfaat dan lestari.
1.1.
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari buku ini adalah untuk dijadikan sebagai acuan pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana & Prasarana, dalam rangka memenuhi persyaratan pelaksanaan kegiatan lingkungan program PNPM Mandiri Perkotaan. Tujuannya adalah untuk memberikan petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan Pembangunan Sarana & Prasarana bagi pelaksana kegiatan dan pendamping, agar pelaksanaan kegiatan infrastruktur dapat memenuhi ketentuan teknis dan administrasi sesuai dengan persyaratan kegiatan lingkungan yang telah ditetapkan program PNPM Mandiri Perkotaan. 1.2.
RUANG LINGKUP
Buku ini mencakup maksud, tujuan, ruang lingkup, peran pelaku pada kegiatan pembangunan, Langkahlangkah pelaksanaan kegiatan tahap pelaksanaan pembangunan, Administrasi & Pembukuan KSM. PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
1
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
Buku ini juga sekaligus dapat digunakan sebagai petunjuk teknis pelaksanaan kegiatan PAKET dan ND, khususnya kegiatan sebagaimana diuraikan dalam BAB III, Tahapan Pelaksanaan, kecuali SPPD-L dan Administarsi/pembukuan untuk PAKET harus disesuaikan kembali.
2
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
Bab II. Ketentuan Umum
1.1.
PERAN PELAKU
Pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana lingkungan perlu didukung oleh berbagai pihak seperti BKM, UPL, serta masyarakat penerima manfaat langsung yaitu warga miskin dan warga sekitar. Sedangkan KSM sebagai pelaksana pembangunanpun akan didukung peran sertanya oleh Fasilitator Kelurahan. Berikut ini penjelasan peran-peran pelaku pembangunan;
1.1.1. Peran BKM a. Memfasilitasi KSM dalam Pengadaan Bahan/Alat, terutama pengadaan yang bernilai diatas Rp. 50 Juta; b. Melaksanakan pencairan dana kepada KSM; c.
Memfasilitasi peningkatan dan realisasi swadaya masyarakat
d. Menyelenggarakan rembug/musyawarah pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan KSM; e. Membuat Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan (SPPD-L) dengan KSM pelaksana kegiatan Lingkungan; f.
Memfasilitasi penyelesaian permasalahan yang mungkin muncul ditingkat kelurahan, termasuk memberikan sanksi/peringatan kepada KSM atas pelanggaran pemanfaatan dana dan atau pelanggaran atas ketentuan-ketentuan dalam SPPD-L :
1.1.2. Peran UPL
a. Memfasilitasi pembentukan Organisasi Pengelola O&P (Tim Pengelola dan Rencana Kerjanya); b. Menyelenggarakan Musyawarah Persiapan Pelaksanaan Konstruksi (MP2K) bagi semua KSM Lingkungan; c. Menyiapkan dan Memfasilitasi penandatanganan Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan (SPPD-L) antara BKM dengan KSM; PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
3
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
d. Bersama Faskel/Askot Infra memfasilitasi kegiatan Coaching atau On The Job Training (OJT) kepada KSM; e.
emfasilitasi dan Memverifikasi administrasi pencairan dana kepada KSM (RPD, LPD, BA M Pembayaran);
f.
Merekomendasi dan Memfasilitasi pencairan dana kepada Panitia;
g. Menyusun Tim, Jadwal dan melaksanakan Pengadaan Bahan/Alat secara Terbatas (pengadaan diatas Rp. 50 Juta) yang dibutuhkan oleh KSM, (bila ada); h. Memfasilitasi, mengawasi dan mengkoordinir seluruh pelaksanaan kegiatan KSM termasuk memberikan penguatan teknik konstruksi maupun administrasi kegiatan; i.
Menyelenggarakan rapat-rapat evaluasi rutin bersama KSM untuk mengevaluasi kemajuan kegiatan infrastruktur dan mendorong upaya-upaya percepatan penyelesaiaan kegiatan lapangan;
j.
Bersama Faskel Teknik dan KSM melakukan Opname pekerjaan dilapangan;
k.
emfasilitasi penyusunan dan memverifikasi laporan-laporan Kegiatan KSM (Harian, Mingguan, M Bulanan, LPJ, termasuk photo2 dokumentasi);
l. Memfasilitasi dan merekomendasikan perubahan (amandemen) SPPD-L akibat adanya perubahan pekerjaan dilapangan (bila ada) m. Membuat dan menyampaikan laporan perkembangan kemajuan pekerjaan Infrastruktur kepada BKM; emastikan semua infrastruktur memenuhi persyaratan teknis (Bangunan berKualitas Baik/ n. M Kuat & Tahan Lama, Bermanfaat/Berfungsi dan Ada O&P termasuk Rencana Kerjanya); ersama Fasilitator Teknik/Askot Infrastruktur melakukan Verifikasi proposal KSM (termasuk o. B membuat Berita Acara Verifikasi); ersama Fasilitator Teknik/Askot Infrastruktur dan pihak KSM melakukan Sertifikasi Kegiatan p. B (termasuk membuat BAP2-nya); q. Memfasilitasi terealisasinya swadaya masyarakat r.
Menyelenggarakan rembug/musyawarah pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan KSM;
s.
emfasilitasi penyelesaian permasalahan yang mungkin muncul ditingkat kelurahan, M termasuk merekomendasikan sanksi/peringatan atas pelanggaran pemanfaatan dana dan atau pelanggaran atas ketentuan-ketentuan dalam SPPD-L;
1.1.3. Peran KSM a.
Mengelola kegiatan infrastruktur yang transparan dan dapat dipertanggung jawabkan;
engikuti coaching/OJT yang dilaksanakan UPL/faskel baik terkait teknis infrastruktur, b. M administrasi maupun pembukuan keuangan KSM; c.
Memastikan prasarana yang dibangun tidak boleh menimbulkan Dampak Lingkungan dan Social;
d. Melakukan musyawarah untuk Membentuk Organisasi Pemanfaat dan Pemelihara (O&P); e. Menyampaikan Jadwal Kerja, Rencana Pengadaan Bahan/Alat, Rencana Pemeliharaan, Rencana Tenaga Kerja, Tim Pelaksana Kegiatan yang lebih rinci kepada UPL sebelum dilaksanakan Musyawarah Pra Pelaksanaan Kegiatan (MP2K); f. Melaksanakan Musyawarah Pengadaan Bahan/Alat, Musyawarah Pertanggungjawaban Pelaksanaan Kegiatan dan memastikan Tim O&P turut serta dalam MP2K; a. Membangun proposal; 4
prasarana dengan kualitas baik dan bermanfaat sesuai persyaratan teknis/
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
b. Membuat Papan Nama/Informasi Proyek sehingga dapat diketahui oleh masyarakat umum; c. Membuat administrasi, termasuk photo-photo, laporan-laporan pertanggungjawaban kegiatan dan mengarsipkannya; d. M elakukan penggantian atau perbaikan prasarana yang diperintahkan oleh konsultan/UPL selama proses konstruksi berlangsung; e. Mendorong Peningkatan Swadaya Masyarakat, minimal merealisasikan seluruh swadaya yang telah disepakati sebelumnya; f.
Mendorong pelibatan masyarakat sebanyak-banyaknya dalam pelaksanaan kegiatan;
g.
ktif melakukan penyelesaian permasalahan yang mungkin muncul akibat pelaksanaan A kegiatannya;
1.1.4. Bagaimana hubungan antara KSM dengan BKM ? a.
Organisasi Pelaksana PNPM Mandiri Perkotaan di tingkat desa/kelurahan terdiri dari Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM);
b. Kedudukan BKM dan KSM pada dasarnya adalah mitrakerja; c. Pada Organisasi BKM terdapat UP-UP (Unit-Pengelola), diantaranya adalah UPL (Unit Pengelola Lingkungan). UPL inilah yang akan memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur yang dikerjakan oleh KSM; BKM bertanggungjawab dalam hal penyaluran dana BLM kepada KSM dan pengawasan d. pemanfaatan dana tersebut, sedangkan KSM bertanggunjawab untuk melaksanakan langsung kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana (pemanfaatan dana BLM); e.
engurus BKM (termasuk UPL) tidak boleh rangkap jabatan sebagai pengurus KSM, begitu juga P sebaliknya;
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
5
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
3.1. LANGKAH - LANGKAH PELAKSANAAN 6
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
Bab III. Tahapan Pelaksanaan
Tahap Pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana pada dasarnya merupakan pelaksanaan kegiatan tahapan pemanfaatan dana dalam Siklus kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan. Kegiatan dalam tahapan ini pada garis besarnya dibagi atas 2 tahapan yaitu (1). tahap persiapan pelaksanaan dan (2). tahap pelaksanaan konstruksi itu sendiri. Adapun mekanisme kegiatan pada tahap pelaksanaan sebagaimana terlihat pada gambar 1. diagram alir pelaksanaan kegiatan pembangunan prasarana. Gambar 1. Diagram Alir Tahap Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Fisik
BAP2 : BERITA ACARA PEMERIKSAAN PEKERJAAN SP3 : SURAT PERNYATAAN PENYELESAIAN PEKERJAAN LPJ : LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
7
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
Masing-masing kegiatan pada diagram tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. 3.1.1. PERSIAPAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI A.
Penyiapan Organisasi Pengelola Pemanfaatan & Pemeliharaan
Penyiapan organisasi Pengelola Pemanfaatan & pemeliharaan prasarana disini mencakup kegiatan (1). pembentukan Organisasi Pengelola (Struktur Organisasi) termasuk penentuan orang-orang yang akan bertanggungjawab pada setiap unit kerja, (2). Penyusunan Rencana Kerja Pemanfaatan dan pemeliharaan. Pada prinsipnya semua prasarana yang telah dibangun harus dipelihara. Namun demikian, mengingat pemanfaat setiap prasarana tidak seluruhnya sama maka pembentukan/pengorganisasian O&P disini hanya diprioritaskan pada prasarana yang berifat umum/publik dan prasarana kelompok. Sedangkan untuk prasarana yang bersifat individu atau pengunaan oleh satu keluarga saja, tidak perlu dibentuk Organisasi Pengelolanya, seperti Jamban Keluarga, Saluran Limbah Rumah Tangga, karena sudah langsung dipelihara oleh masing-masing keluarga pengguna. Waktu pelaksanaan pembentukan organisasi Pengelola ini dilakukan sejak awal persiapan pelaksanaan kegiatan. Jadi tidak dibentuk setelah pekerjaan fisik selesai. Pendekatan ini diharapkan dapat memunculkan “kesadaran dan rasa tanggungjawab” bagi KSM untuk memelihara sarana dan prasarana yang telah dibangunnya sehingga dapat memberikan manfaat yang berkesinambungan dan lestari. Selain itu juga diharapkan agar Tim Pengelola yang dipilih sejak awal dapat terlibat langsung dalam pelaksanaan pembangunan fisik/konstruksi sehingga setelah pekerjaan selesai masyarakat/tim pengelola sudah siap melaksanakan pemeliharaan. Penyelenggaraan penyiapan organisasi pemanfaat dan pemeliharaan ini dilakukan oleh KSM melalui forum musyawarah warga pemanfaat (atau forum musyawarah pengambilan keputusan tertinggi KSM). Dan difasilitasi oleh pihak BKM/UPL, Konsultan, Ka Desa/Lurah. Secara lebih detail penjelasan apa dan bagaimana pelaksanaan dari kedua tahapan kegiatan tersebut diatas dapat dilihat pada Buku Petunjuk Teknis Pemanfaatan & Pemeliharaan. B.
Penajaman Rencana Kerja
Rencana kerja hendaklah dibuat serinci mungkin agar lebih mudah untuk dipahami dan dilaksanakan. Untuk mencapai hal tersebut tidak cukup mudah, apalagi ada keterbatasan kemampuan teknis personil dalam menyusun perencanaan dan keterbatasan waktu yang tersedia untuk merencankan kegiatan. Untuk mengantisipasi adanya kelemahan-kelemahan dalam perencanaan tersebut maka perlu dilakukan evaluasi atau penajaman kembali rencana kerja sebelum pelaksanaan dimulai. Penajaman rencana kerja yang dilakukan oleh KSM ini antara lain adalah rencana jadwal pelaksanaan, rencana pengadaan/mobilisasi tenaga kerja/ bahan/alat, rencana tim pelaksana lapangan, rencana Calon Tenaga Kerja yang akan terlibat, termasuk rencana pelatihan administrasi dan teknis konstruksi bagi tim pelaksana lapangan. Keseluruhan hasil penajaman rencana ini akan menjadi masukan dalam penyelenggaraan Musyawarah Persiapan Pelaksanaan Konstruksi yang diselenggarakan oleh UPL. C.
Musyawarah Persiapan Pelaksanaan Konstruksi (MP2K)
Musyawarah Persiapan Pelaksanaan Konstruksi disingkat MP2K adalah merupakan Rapat/Forum musyawarah warga dalam rangka Persiapan Pelaksanaan Konstruksi Fisik/Pembangunan Infrastruktur (Pre Construction Meeting/PCM). Jadi Rapat ini diselenggarakan sesegera mungkin sebelum dimulainya kegiatan pembangunan prasarana/fisik. Penyelenggara kegiatan MP2K ini adalah UPL (dengan difasilitasi 8
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
oleh Faskel Teknik) dan dihadiri oleh seluruh pihak KSM yang akan melaksanakan kegiatan pembangunan infrastruktur diwilayahnya. Forum ini ditujukan untuk membahas dan mengetahui sejauh mana persiapan-persiapan yang telah dilakukan KSM serta untuk memberikan penjelasan-penjelasan dan penyepakatan hal-hal yang menyangkut teknis maupun administrasi dalam rangka pelaksanaan pembangunan prasarana. Jadi pada forum ini juga pihak KSM dapat melakukan konsultasi terkait hal-hal yang belum dipahami baik teknis maupun administrasi kegiatan. a)
Apakah hasil yang diharapkan dari pelaksanaan MP2K
1. Adanya Organisasi & Rencana Kerja O&P yg telah disepakati KSM; 2. Adanya Rencana & Jadwal Pengadaan Bahan/Alat bagi KSM; 3. Adanya Kepastian Daftar Calon T. Kerja yang akan dimobilisasi; 4. Adanya Tim Pelaksana Kegiatan Yang Paham Tugas-tugasnya; 5. Adanya kesepakatan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan; 6. Meningkatnya pemahaman KSM untuk melaksanakan SPPD-L / kegiatan secara tepat waktu,
tepat kualitas, tepat biaya, tertib administrasi, dan tidak bertentangan dengan ketentuan PNPM Mandiri Perkotaan;
b)
Siapa Saja Pelaksana Dan Peserta MP2K?
Pelaksana : Penanggungjawab penyelenggaraan kegiatan MP2K adalah UPL/BKM dengan difasilitasi oleh Tim Faskel. Sedangkan Peserta : Peserta adalah semua Tim Pelaksana dari Panitia yang ada dan mengundang BKM, Tomas, Lurah/ Kades dan Tim Konsultan serta undangan lain yang dianggap perlu. c)
Bagaimana mekanisme pelaksanaan MP2K?
Secara rinci langkah-langkah pelaksanaan MP2K sbb : No Tahapan 1 Penyampaian Undangan MP2K
Pelaksana BKM/UPL
Hasil Pelaksanaan Surat Und. diterima/ Semua Tim Pelaksana dari KSM, BKM, UPL, diketahui peserta Tomas, Lurah/Kades dan Tim Konsultan serta undangan lain yang dianggap perlu.
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
9
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
No 2
Tahapan Pelaksana P e l a k s a n a a n UPL/Faskel MP2K
Hasil • Adanya Orgn. O&P (& Renc. Kerjanya), Jadwal Kegiatan, Renc. Pengadaan, Tim Lapangan dan kesiapan Calon Tenaga Kerja, tiap KSM;
Pelaksanaan • Peserta diminta mengisi Daft. Hadir; • Acara dibuka oleh Ketua BKM/UPL; • Penjelasan Maksud, Tujuan, Hasil Yang Ingin Dicapai serta tatacara forum;
• Pembahasan setiap Agenda. Proses pembahasan dipandu oleh UPL dan Faskel. Untuk pembahasan materi • Meningkatnya O&P (termasuk rencana kerjanya), pemahaman KSM Jadwal, Organisasi Lapangan, untuk melaksanakan apabila waktu tidak memungkinkan SPPD-L/kegiatan maka dapat meminta cukup 1 secara tepat waktu, KSM untuk mempresentasikan tertib administrasi, kemudian ditanggapi oleh peserta memenuhi lain (khususnya faskel & UPL persyaratan mengarahkan untuk hasil yang teknis dan tidak benar & optimal). Selanjutnya KSM bertentangan yang lain dapat langsung melakukan dengan ketentuan perbaikan/melengkapi sesuai PNPM; masukan presentasi sebelumnya; • Daftar Hadir; • Pembacaan Hasil Kesepakatan; • BA Pelaksanaan; • Penyusunan BA MP2K D.
Pelatihan (Coaching) Administrasi dan Teknis Pelaksanaan Konstruksi
Yaitu bimbingan/coaching yang diberikan terutama oleh Faskel Teknik dan UPL tentang teknik-teknik pelaksanaan konstruksi prasarana dan administrasi pencatatan atau pelaporan kegiatan pembangunan prasarana yang akan dilakukan KSM selam pelaksanaan konstruksi. Kegiatan ini sangat penting dan diharapkan dapat dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan konstruksi guna meningkatkan pemahaman dan keterampilan KSM sehingga tidak menemui kesulitan dalam melaksanakan kegiatan konstruksi secara benar, sesuai persyarata teknis yang ditentukan. Kegiatan ini harus dilakukan sesederhana mungkin dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh KSM sehingga mereka benar-benar mampu dan siap untuk melaksanakan kegiatan fisik dan pengadministrasiannya. Adapun cakupan substansi materi kegiatan ini mengacu pada standar teknis dan administrasi yang telah ada dalam PNPM Mandiri Perkotaan dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan setiap KSM, khususnya terkait jenis prasarana yang dibangunnya. Proses pembelajaran KSM ini diharapkan akan berlanjut pada kegitan “Praktek Kerja dilapangan/On the Job Trainning (OJT)” pada setiap awal pelaksanaan kegiatan konstruksi dilapangan (tahap pelaksanaan konstruksi). E.
Sosialisasi Kegiatan
Pada tahap ini, KSM melakukan sosialisasi kepada warga, khususnya anggota KSM bersangkutan mengenai keseluruhan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai SPPD-L;
10
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
F.
Pembuatan & Pemasangan Papan Nama Kegiatan
Sebelum kegiatan fisik dimulai, KSM harus membuat dan memasang papan nama kegiatan/sub-proyek pada tempat strategis dilokasi kegiatan. Papan nama ini dimaksudkan untuk memberikan informasi dan transparansi kegiatan serta wajib terpasang selama kegiatan pembangunan prasarana berlangsung. Informasi yang perlu tercantum dalam Papan Nama Proyek ini antara lain : Wilayah administratif kegiatan (kelurahan, kecamatan & kabupaten); Nama BKM Penanggung jawab Kegiatan; Jenis/Nama Kegiatan; Volume Kegiatan; Biaya Kegiatan (Swadaya, BLM dan Total); Waktu pelaksanaan; Lokasi kegiatan; Nama KSM Pelaksana 3.1.2. PELAKSANAAN PEMBANGUNAN (KONSTRUKSI) A.
Pencairan Dana
Pencairan pemanfaatan dana kegiatan lingkungan dari BKM kepada KSM dapat dilakukan tiga tahap/ termin, dengan ketentuan : (i). Jika nilai BLM yang tercantum dalam proposal/SPPD-L kurang atau sama dengan Rp. 30 juta dapat dlakukan dengan cara cash/tunai. (ii). Jika nilai BLM yang tercantum dalam proposal/SPPD-L lebih besar Rp. 30 juta maka dlakukan dengan cara transfer melalui rekening KSM. Adapun ketentuan pencairan setiap tahap/termin diatur sebagai berikut : a)
Pencairan tahap/termin pertama
Setelah ditandatanganinya SPPD-L, KSM dapat mengajukan pembayaran uang muka kepada BKM sebagai pembayaran tahap pertama sebesar 30% dari nilai SPPD-L. Persyaratan untuk penarikan uang muka, yaitu : 1. 2. 3. 4. b)
SPPD-L Rekening Buku Tabungan KSM (untuk kegiatan yang nilai BLM lebih besar Rp. 30 juta) Berita Acara Penarikan Tahap Pertama; Rencana Penggunaan Dana (RPD) Tahap Pertama Pencairan Tahap/termin Kedua
KSM dapat mengajukan pembayaran tahap kedua sebesar 60 % dari nilai SPPD-L setelah pekerjaan fisik mencapai kemajuan fisik sekurang-kurangnya sebesar 25 % dan pemanfaatan dana tahap pertama sekurang-kurangnya telah dimanfaatkan 90%. Persyaratan untuk pengajuan tahap kedua adalah : 1. 2. 3. 4.
c)
Laporan Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan; Laporan Penggunaan Dana (LPD) Termin Pertama; Berita Acara Pembayaran Termin Kedua; Rencana Penggunaan Dana (RPD) Termin Kedua.
Pencairan tahap/termin ketiga
Angsuran tahap ketiga sebesar 10 % dari SPPD-L diajukan setelah prestasi fisik pekerjaan mencapai minimal 85 % dan pemanfaatan dana tahap kedua sekurang-kurangnya telah dimanfaatkan 90%. Persyaratan untuk pengajuan tahap ketiga, yaitu :
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
11
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
1. 2. 3. 4. 5. B.
Laporan Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan; Laporan Penggunaan Dana (LPD) Termin Kedua; Berita Acara Pembayaran Termin Ketiga; Rencana Penggunaan Dana (RPD) Termin Ketiga. Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Seluruh Kegiatan Fisik Mobilisasi Tenaga Kerja/Bahan/Alat
Kegiatan mobilisasi Tenaga Kerja adalah mendatangkan tenaga kerja yang diperlukan (masyarakat yang terdaftar untuk bekerja) guna melaksanakan kegiatan pembangunan fisik dilokasi pekerjaan. Sedangkan mobilisasi bahan dan alat adalah mendatangkan bahan (pembelian) dan alat (sewa) yang diperlukan untuk pembangunan sarana/prasarana kelokasi pekerjaan. Sebagai pedoman pelaksanaannya adalah Daftar Rencana Pengadaan yang telah dibuat dan disepakati dalam MP2K sebelumnya (tahap persiapan pelaksanaan konstruksi). Hal terpenting yang juga harus diperhatikan dalam keseluruhan proses ini adalah kesesuaian jumlah maupun kualitas/ketrampilan dari tenaga kerja/bahan/alat yang akan dipergunakan/dimobilisasi serta ketepatan waktunya karena hal ini akan sangat mempengarhi kualitas akhir dan waktu penyelesaiaan suatu pekerjaan dilapangan. Dalam rangka pengadaan bahan/alat ini, maka terdapat 2 (dua) ”Metode Pengadaan” yang telah ditentukan dalam PNPM Mandiri Perkotaan yang wajib diikuti, yaitu (1). metode pengadaan secara langsung dan (2). metode pengadaan Terbatas. Kedua metode tersebut dapat dilihat pada Buku Pedoman Teknis Pengadaan Barang dan Jasa yang dicetak terpisah. Musyawarah Pengadaan Bahan dan Alat
C.
Musyawarah Pengadaan Bahan/Alat adalah forum musyawarah pengadaan terbatas, untuk menetapkan siapa pihak ketiga yang akan menjadi mitra kerja KSM dalam rangka Pengadaan Bahan/Alat yang dibutuhkan. Jadi Forum ini hanya dilakukan pada setiap ada kegiatan Pengadaan Terbatas. Penyelenggaraan Forum Musyawarah Pengadaan ini dimaksudkan untuk meningkatkan adanya transparanasi dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan, khususnya dalam pemanfaatan dana pada kegiatan pengadaan bahan/alat, bagi KSM Lingkungan. Mekanisme pelaksanaan forum ini pada dasarnya merupakan mekanisme pelaksanaan secara sekaligus dari rangkaian acara : Pemasukan, Pembukaan, Evaluasi Penawaran Pemasok & Penetapan Pemenang pada proses pengadaan terbatas. Sedangkan peserta yang diundang adalah calon pemasok/toko dan anggota KSM terkait, wakil BKM, wakil UPL, Kepala Desa/Lurah, Tomas setempat dan Tim Konsultan. D.
Praktek Kerja dilapangan/”On the Job Training” (OJT)
Yaitu latihan kerja atau pemberian contoh kerja langsung dilapangan, khususnya tentang teknik atau cara-cara pelaksanaan suatu kegiatan pembangunan prasarana yang akan dilaksanakan. Difasilitasi/ dibimbing oleh fasilitator kelurahan/desa bidang teknik, UPL atau pihak ketiga yang akan melaksanakan pekerjaan konstruksi tersebut. Fokus perhatiaannya lebih kepada bagaimana cara pengerjaan yang benar dari suatu pekerjaan, misalnya bagaimana cara melaksanakan komposisi campuarn beton, bagaimana cara pengadukan (pemberian air), bagaimana cara pengangkutan atau pemasangannya, bagaimana cara pemadatan, bagaimana cara penyambungan, bagaiman cara perapihan/finishing pekerjaan, dll. Pendekatan pelaksanaannya adalah : •
12
isesuaikan dengan jenis pekerjaaan yang akan dilaksanakan dilapangan. Artinya OJT ini D mengikuti tahapan/jadwal pekerjaan dilapangan sehingga tidak memerlukan biaya khusus PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
untuk pengadaan tenaga kerja atau bahan/alat yang diperlukan, tetapi dapat langsung menggunakan tenaga kerja atau bahan yang sudah tersedia untuk pekerjaan tersebut. Sebaiknya tidak melakukan OJT pekerjaan plesteran sementara pekerjaan dilapangan masih melakukan pasangan batu/bata, dll. •
ilaksanakan pada awal memulai pekerjaan. Hal ini dimaksudkan agar dengan pemahaman/ D keterampilan yang telah dipraktekkan pada saat OJT tadi, dapat langsung diikuti oleh masyarakat untuk menyelesaikan seluruh volume pekerjaan tersebut;
•
ilakukan untuk pekerjaan tertentu yang diprioritaskan. Artinya OJT ini tidak perlu dilakukan D untuk semua pekerjaan tetapi cukup diprioritaskan pada pekerjaan tertentu yang dianggap paling menentukan kualitas dan atau kurang dipahami oleh pelaksana lapangan/tenaga kerja.
On the Job Training harus dilakukan terutama untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang kurang dipahami oleh masyarakat/tenaga kerja selama pelaksanaan kegiatan konstruksi di kegiatan PNPM maupun kegiatan lain seperti PAKET, Chanelling dan ND. E.
Pelaksanaan Konstruksi/Fisik
prasarana tersebut.
Pelaksanaan Konstruksi adalah serangkaian pelaksanaan kegiatan pembangunan/fisik sarana & prasarana untuk mewujudkan bangunan yang direncanakan. Termasuk juga disini adalah kegiatan-kegiatan penanganan Dampak Lingkungan/mitigasi yang telah direncanakan. Dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana tersebut, harus diperhatikan kesesuaian dari spesifikasi teknis (persyaratan teknis) agar bangunan yang dibuat lebih aman dan kuat sehingga benarbenar dapat dimanfaatkan lebih lama. Pelaksanaan setiap jenis pekerjaan/kegiatan membutuhkan cara-cara penanganan yang berbeda-beda sesuai spesifikasi dari masing-masing jenis
Untuk itu maka pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur harus mengacu pada ketentuanketentuan teknis, cara pelaksanaan kegiatan sebagaimana ditetapkan dalam pedoman teknis pembangunan prasarana, baik untuk kegiatan yang didanai melalui swadaya maupun melalui BLM. Untuk menjaga capaian hasil pekerjaan fisik tetap berkualitas baik sesuai dengan persyaratan teknis yang berlaku maka pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana & prasarana oleh KSM dapat dilakukan selain dengan cara gotong-royong juga dapat dilaksanakan dengan cara kerjasama dengan pihak ketiga yang lebih mampu, khususnya untuk pekerjaan yang memerlukan teknologi yang rumit/sulit atau tidak mampu ditangani oleh masyarakat sendiri. Tujuan Pelaksanaan melalui cara kerjasama oleh KSM dengan pihak ketiga ini adalah selain untuk memenuhi persyaratan teknis konstruksi, juga untuk meningkatkan prinsip transparansi, akuntabilitas pelaksanaan dan sekaligus dapat menjadi wahana pembelajaran bagi masyarakat dalam hal pekerjaan yang memerlukan teknologi yang rumit/sulit. Penting untuk diperhatikan bahwa pelaksanaan dengan cara kerjasama ini bukanlah ditujukan untuk mencari keuntungan finansial bagi KSM melainkan sematamata untuk memenuhi persyaratan teknis dan prinsip-prinsip diatas. Beberapa hal yang berkaitan dengan cara pelaksanaan kerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : F.
Metode Kerja
Metode Kerja atau cara kerja disini adalah merupakan cara bagaimana pekerjaan konstruksi dilaksanakan. Apakah menggunakan tenaga kerja atau dengan peralatan berat/besar. PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
13
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
Pada prinsipnya penentuan metode kerja telah dilakukan sejak awal perencanaan teknis sebelumnya, seperti tahap penyusunan RAB, Penyusunan Jadwal Pelaksanaan. Dengan tetap mengacu pada metode kerja yang telah dibuat sebelumnya tersebut maka pada tahapan ini peranan metode kerja lebih difokuskan untuk memilih dan menentukan bagian mana dari pekerjaan yang akan ditangani sendiri atau ada yang perlu Disub-kontrakan (dipihak ketigakan). Untuk pelaksanaan kegiatan PNPM, maka metode pelaksanaan pekerjaan konstruksinya dapat dilaksanakan dengan salah satu metode kerja berikut : a. Metode Gotong-Royong, adalah pelaksanaan kegiatan konstruksi dengan cara mengunakan tenaga kerja murni swadaya dari masyarakat setempat; b. Metode semi gotong-royong, adalah pelaksanaan kegiatan konstruksi, dengan cara mengunakan tenaga kerja swadaya dari masyarakat setempat, dan juga melibatkan pihak lain (tenaga kerja dari luar) yang secara teknis lebih mampu. c. Metode Kerjasama (Disub-kontrakkan), adalah pelaksanaan kegiatan konstruksi dengan cara dikerjasamakan dengan pihak ketiga yang lebih mampu untuk melaksanakan pekerjaan yang tidak mampu dikerjakan oleh KSM. • Apa saja Jenis Kegiatan yang boleh dikerjasamakan oleh KSM dengan pihak Ketiga ? Secara umum jenis kegiatan yang dapat dilakukan oleh KSM melalui bentuk kerjasama dengan pihak ketiga, dapat dibedakan atas 2 macam, yaitu : 1).
a.
Pelaksanaan pekerjaan/bagian pekerjaan tertentu yang secara teknis tidak dapat dilaksanakan sendiri oleh KSM, yaitu pekerjaan/kegiatan yang memerlukan Teknologi/Metode Kerja yang Sulit, dengan kriteria berikut : Bila dikerjakan oleh KSM sendiri akan memerlukan waktu yang lebih lama dari yang ditetapkan oleh program PNPM;
b. Pekerjaan memerlukan alat-alat berat, seperti Excavator, Mesin Gilas/Pemadat, dll. c.
ekerjaan memerlukan Tenaga Kerja yang mempunyai keahlian/pengalaman khusus dan tidak P dimiliki oleh KSM.
Misalnya : kegiatan Pemadatan Konstruksi Perkerasan Jalan, Pemasangan kabel Jembatan Gantung atau Pemasangan rangka/gelagar jembatan baja, dll. 2).
Pengadaan Bahan Bangunan atau Peralatan Konstruksi (alat berat/besar) dengan nilai biaya diatas Rp. 50 Juta. (Penjelasan tatacara pengadaan ini secara rinci dapat dilihat pada buku Tatacara Pengadaan Bahan/Alat Konstruksi).
• Siapa Pihak Ketiga Yang boleh bekerjasama dengan KSM ? Sesuai dengan keterlibatan pihak ketiga didalam pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana, maka pihak ketiga yang boleh bekerjasama dengan KSM, dapat dibedakan atas dua, yaitu : a. Pihak ketiga untuk pengadaan Bahan/Alat : a). Toko/Pemasok Bahan Bangunan atau b). Pemasok/ Penyewa Alat Besar/Berat; b. P ihak ketiga untuk pelaksanaan kegiatan konstruksi : dapat berbentuk Kelompok Tenaga Kerja (atau perorangan) yang mempunyai keahlian/pengalaman dan lebih mampu melaksanakan kegiatan dan atau Pemasok Alat berat/besar (termasuk operator alatnya).
14
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
Untuk pengadaan tenaga kerja maka diprioritaskan kepada tenaga kerja setempat yang memenuhi persyaratan yang dibutuhkan. Dan pelaksanaannya dapat dilakukan dengan cara upah Borongan atau upah Harian. Penting untuk diperhatikan bahwa meskipun kegiatan tertentu dapat dilakukan dengan cara kerjasama dengan pihak ketiga, hal tersebut bukan berarti bahwa tanggunjawab pelaksanaan kegiatan berpindah kepada pihak ketiga tersebut, tetapi tetap ada ditangan KSM sendiri. Jadi KSM harus bisa mengendalikan/mengatur semua kegiatannya agar sesuai dengan hasil yang diharapkan, termasuk kegiatan yang dikerjakan oleh pihak ketiga (bila ada); G.
Supervisi Pelaksanaan Konstruksi
Pengawasan/supervisi dapat diartikan sebagai tindakan yang dilakukan untuk menjadikan segala kegiatan di proyek berlangsung dan berhasil sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dengan demikian maka Supervisi pelaksanaan pekerjaan konstruksi mencakup kegiatan/tindakan mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai standar konstruksi/rencana yang telah ditetapkan, kemudian mengadakan pengukuran/penilaian pelaksanaan sesuai standar pengukuran kegiatan tersebut dan membandingkan antara hasil pelaksanaan yang dicapai dengan standar/rencananya untuk mengetahui apakah ada penyimpangan (evaluasi). Standar yang dipergunakan adalah mencakup standar konstruksi itu sendiri atau spesifikasi/persyaratan teknis pekerjaan, seperti kuantitas, dimensi/ukuran, kualitas, cara pengerjaan atau rencana kerja yang telah ditetapkan sebelumnya seperti biaya atau jadwal/waktu pelaksanaan kegiatan, dan lain-lain. Sedangkan penyimpangan disini dapat merupakan hasil yang sesuai atau lebih baik (hal ini merupakan suatu prestasi) dan penyimpangan yang negatif atau tidak sesuai/dibawah standar yang telah ditetapkan (merupakan suatu masalah yang harus diselesaikan). Sasaran pengawasan pekerjaan konstruksi adalah untuk melihat apakah terjadi penyimpangan negatif dari standar teknis atau rencana yang telah ditetapkan, seperti apakah kualitas bahan yang dipergunakan kurang, apakah volume atau ukuran/dimensi pekerjaan kurang atau apakah cara pengerjaan salah, atau apakah waktu pelaksanaan pekerjaan terlambat, dll, yang bisa berakibat pada kualitas dan kuantitas bangunan yang hendak dibangun tidak terpenuhi sesuai standar teknis/rencana awalnya. Sedangkan tujuannya adalah agar dilakukan tindakan perbaikan atau penyelesaiaan (pengendalian) bilamana ditemukan adanya kesalahan atau kukurangan dari pekerjaan yang sedang dilaksanakan sehingga tujuan untuk mewujudkan bangunan/infrastruktur yang berkualitas baik (kuat) dan dapat berfungsi/dimanfaatkan lebih lama dapat tercapai dengan baik. Pengawasan secara teratur merupakan cara yang diperlukan untuk menghindari hasil yang tidak dapat diterima yang disebabkan oleh faktor-faktor seperti bentuk/ukuran konstruksi yang dibuat dilapangan tidak sesuai dengan desain/gambar kerja, ketrampilan kerja yang kurang, perubahan bahan (bermutu jelek), peralatan yang tidak sesuai atau tidak memadai, kuantitas yang kurang dan kondisi lain yang merugikan/menghambat kelancaran pekerjaan di lapangan.
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
15
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
Pengawasan pelaksanaan pembangunan prasarana pada prinsipnya dilakukan terhadap semua aspek kegiatan, namun demikian dalam proses pengawasan ini dapat difokuskan pada 5 (lima) aspek-aspek pengawasan pelaksanaan berikut : 1.
olume pekerjaan, termasuk dimensi atau ukuran konstruksi, yang perlu disupervisi antara V lain, adalah :
Ø Jenis dan volume tiap pekerjaan, termasuk dimensi atau ukuran konstruksi yang tercantum
dalam daftar kuantitas dan gambar rencana, apakah sesuai dengan kondisi pada saat supervisi;
Ø Kondisi lokasi, apakah sesuai dengan perencanaan/gambar atau ada perubahan; Ø Apakah secara keseluruhan bangunan dapat berfungsi/bermanfaat; Ø Termasuk juga disini adalah apakah semua rencana pengamanan dampak lingkungan sudah dilaksanakan;
2.
Mutu/Kualitas pekerjaan, yang perlu disupervisi antara lain, adalah :
Ø Apakah sumber, kualitas, kuantitas bahan/Alat/tenaga kerja yang dipergunakan pada sestiap jenis pekerjaan sesuai rencana;
Ø Apakah kualitas hasil pekerjaan sudah sesuai/baik; Ø Apakah kelengkapan bangunan sudah cukup atau kurang untuk keamanan dan atau kenyamanan pemakai;
Ø Apakah metode atau cara pelaksanaan tiap jenis pekerjaan benar; Ø Apakah telah dilakukan koordinasi pelaksanaan dengan pihak/instansi/dinas terkait setempat, seperti :
§ Sumur dalam/Bor harus koordinasi dengan dinas pertambangan atau perindustrian dan geologi setempat, § Prasarana Pendidikan harus berkoordinasi dengan dinas Pendidikan setempat; § Prasarana kesehatan harus berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat; § Prasarana persampahan dengan dinas kebersihan kota/terkait.
Ø Khusus air bersih yang sumber airnya bukan dari Air PDAM/Sejenis, Air Hujan, apakah telah dilakukan pengujian kualitas Air bersih;
3.
Waktu pelaksanaan, yang perlu disupervisi antara lain, adalah :
Ø Apakah Pelaksanaan tiap-tiap item pekerjaan tetap mengacu pada jadual yang telah direncanakan.
Ø Apabila terjadi keterlambatan dan/atau percepatan waktu pelaksanaan pekerjaan maka harus diperhitungkan perubahan waktu kerja tersebut terhadap jadual kerja sehingga dapat dipastikan bahwa seluruh pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu sesuai jangka waktu yang ditetapkan dalam SPPD-L atau perubahannya (bila ada)
Ø Apabila diperkirakan seluruh pekerjaan tidak dapat diselesaikan sesuai jadual, maka konsultan
memberikan justifikasi/pertimbangan teknis kepada UPL/BKM untuk : memperpanjang jangka waktu pelaksanaan kontrak atau menghentikan pekerjaan/pemutusan kontrak (bila perlu).
16
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
4.
Biaya, yang perlu disupervisi antara lain, adalah :
Ø Apakah tidak terjadi pembelanjaan atau penggunaan dana yang berlebihan pada suatu
kegiatan sehingga dapat mengakibatkan pekerjaan tidak dapat diselesaikan secara keseluruhan;
Ø Apakah tidak terjadi penyelewengan dana; Ø Apakah proses transaksi selalu disertai dengan bukti-bukti tertulis; Ø Apakah dilaksanakan pembukuan Keuangan dengan baik; Ø Apakah aspek kontribusi swadaya masyarakat dipenuhi. 5.
Administrasi pelaksanaan, yang perlu disupervisi, adalah :
Ø Apakah semua administrasi yang diperlukan dibuat lengkap, benar dan sesuai kondisi lapangan/yang sebenarnya;
Ø Apakah semua administrasi diarsipkan dan dipelihara dengan baik, Tanggungjawab Supervisi ini dilakukan secara rutin selama proses pelaksanaan kegiatan konstruksi oleh pihak UPL bersama Konsultan (pihak diluar KSM) dan tentunya juga oleh KSM/Tim Pelaksana Lapangan secara internal sebagai fungsi yang melekat pada tugas/tanggungjawabnya. Termasuk hasil monitoring partisipatif yang dilakukan oleh warga masyarakat sebagai masukan dalam proses pengawasan ini. H.
Rapat Evaluasi Kemajuan Lapangan
Kegiatan evaluasi pada prinsipnya merupakan bagian dari proses pengawasan/pengendalian pelaksanaan kegiatan, hanya umumnya dilakukan untuk periode waktu tertentu, meskipun juga dapat dilakukan sewaktu-waktu (mendesak). Rapat Evaluasi Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan adalah merupakan pertemuan yang dilaksanakan oleh KSM (tim pelaksana kegiatan) pada setiap setiap peride waktu tertentu (biasanya mingguan atau sesuai periode waktu yang disepakati) untuk mengevaluasi sejauhmana kemajuan pelaksanaan kegiatan telah dicapai, termasuk penyelesaiaan masalah yang muncul. Rapat ini dihadiri oleh semua pengurus/ pelaksana kegiatan (termasuk dapat mengundang pihak-pihak terkait lainnya yang diperlukan). Beberapa hal penting yang perlu menjadi agenda evaluasi berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan dilapangan, antara lain :
ü
pakah Volume pekerjaan (kemajuan pelaksanaan) yang telah dicapai sesuai dengan yang A direncanakan?
ü
pakah Realisasi Volume Pengadaan Bahan/Alat/Tenaga Kerja sampai saat ini sesuai atau A apakah masih cukup/memungkinkan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan yang direncanakan? Coba bandingkan total Volume dari hasil pengadaan Tenaga/Bahan/Alat sampai saat ini dengan Volume yang masih harus dibeli/dibayar lagi sampai proyek selesai;
ü
pakah Realisasi Biaya Pengadaan Bahan/Alat/Tenaga Kerja sampai saat ini sesuai dan cukup/ A masih memungkinkan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan yang direncanakan? Coba Bandingkan total biaya dari hasil pembayaran Upah/Bahan/Alat sampai saat ini dengan Biaya yang masih harus dikeluarkan/dibayar lagi sampai proyek selesai (termasuk total dana yang Belum dicairkan).
ü
Apakah Realisasi Swadaya Masyarakat sesuai rencana swadaya ?
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
17
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
ü
Apakah Administrasi/laporan-laporan sudah dibuat dan diarsipkan ?
ü
pakah masalah-masalah yang timbul dilapangan, termasuk dampak lingkungan/sosial sudah A diselesaikan?, dll.
Hasil pembahasan setiap agenda/permasalahan hendaknya dapat memberikan/menyepakati apa bentuk penyelesaian, siapa yang bertanggung jawab untuk pelaksanaannya, bagaimana cara pelaksanaannya dilapangan dan kapan akan dilakukan tindakan tersebut. Hasil-hasil kesepakatan/pembahasan tersebut dicatat pada Notulen/Catatan Hasil Rapat Mingguan dan diarsipkan dengan baik. I.
Pemantauan Dampak Lingkungan kondisi 50% & 100%
Pengamanan dampak lingkungan adalah pelaksanaan seluruh kegiatan penanganan dampak lingkungan sebagaimana telah direncanakan sebelumnya. Sedangkan Pemantauan Dampak Lingkungan disini adalah merupakan monitoring atau pengecekan atas hasil pelaksanaan rencana tindakan penanganan dampak/ mitigasi tersebut. Apakah telah dikerjakan atau belum selesai? Kegiatan Pemantauan ini dilakukan pada Pada tahap pelaksanaan Konstruksi/pelaksanaan pembangunan dengan menggunakan instrumen pemantauan berupa Ceklist/Daftar Uji Identifikasi Dampak Lingkungan (sesuai Form-7, Proposal) yang telah dibuat sebelumnya, yaitu : ira-kira pertengahan proses konstruksi (kondisi kemajuan 50%), disaat peluang untuk a) K memperbaiki masih ada maka dilakukan pemantauan kelapangan dimana daftar yang sama (checklist tadi) di cocokkan lagi, apakah semua tindakan yang telah direncanakan telah dilakukan atau belum. Dan terakhir, i akhir konstruksi (kondisi kemajuan selesai 100%), daftar yang sama (checklist tadi) dicocokkan b) D lagi dibandingkan dengan rencana aslinya guna memastikan bahwa semua tindakan pengamanan yang telah direncanakan. Keseluruhan kegiatan pemantauan diatas dilakukan baik oleh KSM sendiri maupun oleh UPL dan Tim Konsultan dilapangan. J.
Dokumentasi (Photo-photo) kondisi 50%, 100%;
Yaitu potret kondisi atau keadaan pertengahan pelaksanaan pekerjaan (kira-kira pada progres mencapai 50%) atau keadaan akhir setelah pekerjaan selesai 100% pada lokasi dibangun Infrastruktur. Jumlah titik lokasi yang diambil/potret minimal sama dengan titik lokasi pengambilan potret kondisi nol (0%) sebelumnya. Penting untuk diperhatikan bahwa titik lokasi dan arah pengambilan gambar kondisi 50% dan 100% ini harus sama dengan titik dan arah pengambilan gambar kondisi awal (0%) sebelumnya. K.
Perubahan Pekerjaan dilapangan
Dalam pelaksanaan pekerjaan infrastruktur, seringkali tidak dapat dihindari adanya perubahan pekerjaan karena kesalahan desain atau perubahan kondisi lokasi prasarana yang mengakibatkan perubahan kontrak kerja / SPPD-L. Meskipun demikian, sedapat mungkin perubahan pekerjaan dilapangan dihindari karena bila terjadi kekurangan dana/volume pekerjaan dari rencana awal maka harus diupayakan dengan mengusahakan melalui swadaya. Dalam keadaan tertentu, dimana usaha swadaya atau lainnya tidak cukup juga untuk menutupi volume sesuai rencana awal maka dapat dilakukan perubahan kegiatan dari rencana awal atau perubahan SPPD-L sehingga kegiatan tetap dapat selesai sesuai kontrak. Perubahan SPPD-L adalah cukup dengan membuat Berita Acara Perubahan yang memuat adanya perubahan kegiatan yang terjadi dilapangan dari keadaan awal (SPPD-L sebelumnya). Apabila terjadi perubahan 18
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
demikian maka KSM akan melaksanakan kegiatan dilapangan sesuai perubahan tersebut. Adapun yang boleh mengusulkan perubahan tersebut adalah dapat diajukan oleh BKM (bila menurut keputusan BKM perlu perubahan) atau boleh diajukan oleh KSM karena menurut KSM harus dilakukan adanya perubahan dilapangan. Semua perubahan tersebut harus disetujui oleh Tim KMW. Perubahan SPPD-L tersebut dapat dilakukan diawal, ditengah atau diakhir pelaksanaan pekerjaan, apabila : a)
danya perubahan total Volume Pekerjaan menjadi lebih kecil dari rencana awal sedangkan A jumlah total dana BLM/PNPM tetap (tidak berubah). Misalnya Jalan Kerikil direncanakan 100 meter berubah menjadi 90 meter, dll;
b)
danya perubahan berupa penambahan volume item kegiatan tertentu atau pengurangan/ A penghilangan item pekerjaan tertentu pada pekerjaan, Sedangkan nilai total dana BLM tetap (tidak berubah);
c)
A danya perubahan jumlah total dana BLM yang digunakan dari rencana semula, misalnya SPPD-L semula Rp. 15 Juta berubah menjadi Rp. 14 Juta;
L.
Penyelesaiaan pekerjaan KSM
Penyelesaian pekerjaan adalah pencapaian realisasi pelaksanaan pekerjaan dilapangan sesuai kuantitas/ volume dan Nilai/biaya pekerjaan sebagaimana dicantumkan dalam SPPD-L beserta semua dokumen perjanjian yang merupakan bagian tak terpisahkan dari SPPD-L. Dengan demikian maka Pekerjaan hanya dapat dikatakan selesai apabila dana BLM yang diusulkan oleh KSM sesuai SPPD-L (atau perubahannya), sudah habis dimanfaatkan untuk kegiatan pembangunan infrastruktur dan volume pekerjaan yang dilaksanakan telah sesuai rencana sebagaimana tercantum dalam SPPD-L atau perubahannya. Jadi ukuran untuk menyatakan bahwa kegiatan BLM telah selesai adalah dana BLM yang sudah habis (tidak ada sisa) dan jumlah volume pekerjaan yang dibuat dilapangan sudah dicapai sesuai dengan rencana (dinyatakan dalam dokumen SPPD-L).
Setelah pekerjaan selesai 100% atau minimal 97%, KSM berhak mengajukan secara tertulis kepada BKM/UPL dan Konsultan untuk melakukan Sertifikasi Pekerjaan. Hasil Sertifikasi Pekerjaan yang dilaksanakan secara bersama-sama oleh kedua belah pihak dan KMW ini dituangkan dalam Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan (BAP2). Bagaimana jika pada akhir pelaksanaan pekerjaan masih terdapat sisa dana yang belum digunakan untuk pembangunan infrastruktur? Apabila terdapat sisa dana pelaksanaan kegiatan infrastruktur maka sisa dana tersebut dapat dimanfaatkan kembali oleh KSM bersangkutan untuk meningkatkan fungsi pelayanan prasarana/sarana yang dibangun. Caranya adalah dengan :
i.
enambah volume item kegiatan yang sudah ada, misalnya pembangunan jalan kerikil yang M semula hanya 200 meter ditambah panjangnya menjadi 210 meter;
ii.
enambah item kegiatan baru (masih satu kesatuan) dilokasi prasarana yang bersangkutan, M misalnya semula hanya direncanakan membangun perkerasan kerikil, tetapi karena ada sisa dana maka dapat digunakan untuk membuat saluran atau penahan tanah ditempat yang memerlukan disepanjang jalan kerikil yang dibangun.
iii.
enambah kegiatan baru dilokasi yang berbeda tetapi masih mendukung secara langsung M peningkatan fungsi layanan prasarana yang bersangkutan, misalnya semula hanya direncanakan membangun jembatan kayu, namun karena ada sisa dana maka dapat digunakan untuk membangun gorong-gorong pada jalan yang menghubungkan jembatan tersebut, dll. PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
19
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
Untuk mendukung pemanfaatan dana tersebut, maka administrasi yang perlu dibuat oleh KSM adalah :
i.
Surat Pernyataan Kesanggupan KSM untuk menyelesaikan seluruh kegiatan fisik (100%) sebelum berakhirnya masa pencairan BLM;
ii.
Perubahan SPPD-L disertai Justifikasi/alasan Teknisnya.
Bagaimana jika hasil pelaksanaan pekerjaan tidak sama dengan bestek/perencanaan awal? Jika hasil pekerjaan melebihi rencana volume pekerjaan awal maka kelebihan itu merupakan prestasi KSM dan dapat dicatat sebagai keswadayaan yang dilakukan. Namun jika hasil pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan yang diperjanjikan dalam SPPD-L, baik yang ditemukan sebelum maupun setelah Sertifikasi maka pihak KSM selaku pelaksana pekerjaan wajib memperbaiki ketidak sesuaian tersebut dengan cara swadaya, dan dalam waktu yang disepakati antara KSM dengan pihak BKM/UPL. Masa perbaikan/penyempurnaan ini selambat-lambatnya harus selesai sebelum laporan pertanggungjawaban KSM dilaksanakan. Bagaimana jika terdapat sisa dana tetapi KSM sudah tidak bersedia memanfaatkan kembali sisa tersebut untuk pembangunan infrastruktur ? Pada dasarnya dana kegiatan fisik yang dianggarkan untuk tiap kegiatan KSM harus dimanfaatkan seluruhnya untuk pembangunan infrastruktur, namun apabila volume pekerjaan yang dibuat sudah sesuai SPPD-L dan masih terdapat sisa dana, sedangkan pihak KSM sudah tidak bersedia memanfaatkan sisa dana tersebut untuk menambah volume kegiatannya, maka KSM harus mengembalikan semua sisa dana kepada BKM dengan melampirkan surat pernyataan bahwa KSM sudah tidak sanggup/bersedia memanfaatkan sisa dana. M.
Sertifikasi/Pemeriksaan Kegiatan
Sertifikasi disini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh tim untuk memeriksa dan menilai capaian kualitas dan pemanfaatan dari sarana & prasarana yang telah dibangun oleh KSM Melalui kegiatan tersebut diharapkan dapat terjadi proses pembelajaran masyarakat untuk mewujudkan kebutuhkan akan sarana & prasarana yang berkualitas baik (berfungsi, kuat dan tahan lama) dan dapat bermanfaat bagi masyarakat secara berkesinambungan . Selanjutnya, untuk memastikan bahwa hasil yang diharapkan benar-benar telah memenuhi ketentuanketentuan program dan teknis (kualitas baik dan bermanfaat) maka konsultan, khususnya tenaga-tenaga infrastruktur bersama UPL harus melakukan sertifikasi atau penilaian kegiatan tersebut.
•
Apa saja Tujuan dan Hasil Yang diharapkan?
Tujuan sertifikasi adalah untuk mengetahui apakah hasil pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana & prasarana telah memenuhi persyaratan teknik (kualitas yang baik) dan dapat bermanfaat lebih lama. Sedangkan hasil yang diharapkan dari kegiatan Sertifikasi ini adalah adanya rekomendasi atas kelayakan (kualitas dan manfaat) dari sarana dan prasarana yang telah dibangun tersebut.
•
Apa saja Materi Sertifikasi?
Pelaksanaan Sertifikasi hasil pembangunan sarana & prasarana dilakukan terhadap aspek capaian kualitas proses, kualitas konstruksi, manfaat dan pemanfaatan dana (termasuk penanganan dampak dan dokumen proses kegiatan yang mendukung). Sedangkan uraian secara terinci dari masing-masing aspek tersebut dapat dilihat pada Formulir Sertifikasi, terlampir.
20
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Nasional Pemberdayaan (PNPM) Mandiridilihat - Perkotaanpada Formulir terinci dari Program masing-masing aspekMasyarakat tersebut dapat Sertifikasi, terlampir.
• •
Bagaimana Mekanisme Pelaksanaan Sertifikasi Kegiatan?
Bagaimana Mekanisme Pelaksanaan Sertifikasi Kegiatan? Pendekatan pelaksanaan Sertifikasi ini adalah dilakukan langsung
dilapangan secara Tim yang terdiri atas : wakil UPL (masing-masing
Pendekatan pelaksanaan Sertifikasi ini adalah dilakukan langsung dilapangan secara Tim yang terdiri atas : BKM), Faskel Teknik/Askot Infrastruktur dan KSM bersangkutan. wakil UPL (masing-masing BKM), Faskel Teknik/Askot Infrastruktur danWakil Wakil KSM bersangkutan. Adapun Adapun mekanismenya sesuai diagram alir sertifikasi dapat sebagaidilihat berikut : mekanismenya sesuai diagram alir sertifikasi dapat dilihat (gambar 1), yang dapat diuraikan
(gambar 1), yang dapat diuraikan sebagai berikut :
Gambar 1. Diagram Alir Proses Sertifikasi Kegiatan
Gambar 1. Diagram Alir Proses Sertifikasi Kegiatan
Hasil Pembangunan & Administrasi KSM Permintaan Sertifikasi (Oleh KSM)
Pemeriksa an
Oleh Tim Sertifikasi (UPL,Faskel/Askot
Penyusunan BAP2
)
Selesai Layak
SP3
Penyusunan
LPJ
Belum Selesai/ Layak dgn Penyempurnaan
Diagram tersebut dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut:
Diagram tersebut dapat dijelaskanlaporan secara ringkas sebagai berikut: a. Berdasarkan kemajuan pekerjaan KSM yang menunjukan a.
b.
c. i.
bahwa kemajuan pekerjaan telah selesai 100%, maka KSM
erdasarkan laporan kemajuan pekerjaan KSM yang menunjukan bahwa kemajuan pekerjaan B mengajukan permohonan kepada Tim Sertifikasi Askot Infra telah selesai 100%, makasurat KSM mengajukan surat permohonan kepada Tim (c.q. Sertifikasi (c.q. Askot selaku Ketua Tim untuk Sertifikasi) untuk dilakukan Sertifikasi hasil Infra selaku Ketua Tim Sertifikasi) dilakukan Sertifikasi hasil pekerjaan;
pekerjaan; Askotb.Infra bersama-sama dengan Faskeldengan Teknik, UPL dan wakil KSMUPL melakukan pemeriksaan Askot Infra bersama-sama Faskel Teknik, dan wakil KSM dan penilaian atas semua aspek sertifikasi. Hasil Penilaian masing-masing aspek sertifikasi melakukan pemeriksaan dan penilaian atas semua aspek sertifikasi. disepakati bersama-sama oleh Tim (termasuk KSM); Hasil Penilaian masing-masing aspek sertifikasi disepakati bersamasama oleh Tim (termasuk KSM); S etelah seluruh pemeriksaan aspek selesai, maka dilanjutkan dengan membuat kesimpulan dan c. Setelah seluruh pemeriksaan aspek dan selesai, maka dilanjutkan dengan rekomendasi. Adapun alternatif bentuk kesimpulan rekomendasi, yaitu : membuat kesimpulan dan rekomendasi. Adapun alternatif bentuk kesimpulan dan rekomendasi, yaitubaik : & bermanfaat); Pekerjaan dinyatakan Layak/Selesai (berkualitas i. Pekerjaan
dinyatakan
Layak/Selesai
(berkualitas
baik
&
Apabila pekerjaan bermanfaat); dinyatakan selesai maka dilanjutkan dengan pembuatan Surat Pernyataan Penyelesaiaan Pekerjaan (SP3). ii.
Apabila pekerjaan dinyatakan selesai maka dilanjutkan dengan pembuatan Surat Pernyataan Penyelesaiaan Pekerjaan (SP3). Pekerjaan dinyatakan Belum Selesai/Layak dengan Penyempurnaan; ii. Pekerjaan
dinyatakan
Belum
Selesai/Layak
dengan
Adapun tindaklanjutnya adalah KSM harus melakukan perbaikan sebagaimana catatan/rekomendasi Penyempurnaan; PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
21
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
pemeriksaan. Penyempurnaan ini harus dievaluasi kembali oleh Tim Sertifikasi. Dan setelah hasil perbaikan/penyempurnaan dinyatakan diterima baru dapat dilanjutkan dengan pembuatan SP3. d.
Seluruh hasil Sertifikasi ini dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan (BAP2).
Bagaimana Langkah – langkah Pelaksanaan Sertifikasi Kegiatan A. Persiapan Tim Sertifikasi : 1. UPL dan Faskel memperoleh penjelasan cara melaksanakan Sertifikasi (termasuk cara pengisian formulir) dari Askot Infra/TA. Infra; 2. UPL menginformasikan jadwal sertifikasi kepada KSM; 3. Membawa laporan kemajuan pekerjaan terakhir yang disampaikan oleh KSM; 4. Menyiapkan Formulir Penilaian Sertifikasi (Form-S1); B. Pelaksanaan Sertifikasi : Langkah-langkah pelaksanaan Sertifikasi: 1.
Kegiatan Sertifikasi dilakukan untuk setiap jenis Kegiatan yang dilaksanakan oleh KSM;
2.
etode yang digunakan dapat mencakup pemeriksaan terhadap dokumen yang diperlukan, M pemeriksaan langsung dilapangan (fisik) maupun wawancara langsung dengan pihak KSM (yang terkait langsung dengan pelaksanaan kegiatan dilapangan);
3.
Acuan proses Sertifikasi adalah formulir Sertifikasi (Form : S.1), contoh format terlampir;
4.
Perlu diperhatikan bahwa kesimpulan atau rekomendasi yang dimasukan dalam hasil sertifikasi ini agar disepakti bersama oleh seluruh Tim dengan pihak KSM selaku penanggungjawab pelaksana.
5.
Buatlah Berita Acara Hasil Pemeriksaan Pekerjaan (BAP2), dilampiri lembar Sertifikasi yang telah diisi dan ditandatangani. Semua administrasi ini diarsipkan minimal oleh UPL dan Askot Infra, termasuk dilaporkan juga kepada PJOK.
Apa yang dimaksud dengan BAP2? Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan disingkat BAP2, adalah bukti secara administrasi bahwa telah dilakukan pemeriksaan atas seluruh hasil pekerjaan KSM, khususnya terkait teknis dan keuangan. BAP2 dibuat bersama-sama oleh tim sertifikasi setelah melakukan pemeriksaan/Sertifikasi pekerjaan dilapangan. Jadi syarat BAP2 dibuat adalah apabila telah dilakukan pemeriksaan pekerjaan bersamasama (Tim Serifikasi). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam BAP2 adalah :
22
1)
engisian tabel Status Penyelesaiaan Fisik yang belum selesai 100%, diambil berdasarkan hasil P kesimpulan/rekomendasi dari Pemeriksaan/Sertifikasi sebelumnya.
2)
atasan waktu penyelesaiaan kekurangan/penyempurnaan yang ditetapkan, hendaknya B disepakti bersama dengan pihak KSM selaku penanggungjawab pelaksananya.
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
3)
S tatus Pencairan Dana dan Pemanfaatannya, agar diambil sesuai hasil laporan pembukuan KSM bersangkutan. Dalam BAP2 ini seharusnya tidak terdapat sisa dana atau sisa adalah nihil (Nol/0) atau hanya sisa dana yang harus dikembalikan kepada BKM karena tidak dimanfaatkan kembali oleh KSM bersangkutan. Sebab bilamana terdapat sisa dana dan masih dapat dimanfaatkan kembali oleh KSM harusnya diakomodir terlebih dahulu dalam perubahan pekerjaan/perubahan SPPD-L, sebelum terjadi proses serttifikasi pekerjaan (lihat penjelesan penyelesaiaan pekerjaan/ perubahan pekerjaan). Contoh Bentuk SP3 ini sebagaiman format terlampir.
Apa yang dimaksud dengan SP3 ? Surat Pernyataan Penyelesaiaan Pekerjaan disingkat SP3, merupakan Pernyataan Bersama antara pihak KSM, BKM dan Konsultan yang menyatakan bahwa seluruh kegiatan KSM sesuai SPPD-L yang disepakti awal telah selesai 100%. Dengan demikian maka SP3 ini merupakan tindak lanjut dari hasil Sertifikasi/Pemeriksaan Pekerjaan, termasuk telah dilakukan penyempurnaan pekerjaan (bila ada) atau yang dinyatakan telah layak/Selesai. Contoh Bentuk SP3 ini sebagaiman format terlampir.
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
23
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
24
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
Bab IV. Administrasi KSM
4.1.
ADMINISTRASI KEGIATAN & PEMBUKUAN KSM
4.1.1. Pengertian Administrasi KSM Administrasi KSM adalah proses pencatatan setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh KSM dalam program PNPM. Pencatatan dilakukan pada formulir – formulir yang telah disediakan dan tinggal mengisikan halhal yang terjadi, dilaksanakan, dan diperlukan dalam formulir tersebut. Pencatatan yang dilakukan KSM adalah untuk mendokumentasikan atau merekam seluruh kegiatan KSM terkait dengan program PNPM Mandiri Perkotaan. 4.1.2. Tujuan dilakuan administrasi KSM Dengan pencatatan yang tertib dan kemudian menghimpun atau mengarsipkannya maka akan dapat digambarkan kembali proses-proses yang telah dilalui dan dilakukan KSM, sehingga apabila pada suatu saat dibutuhkan dapat dibuka kembali. Tujuan dilaksanakannya administrasi KSM adalah untuk : a. Keterbukaan; dengan adanya pencatatan atas setiap kegiatan, dan hasil pencatatan tersebut dapat diketahui oleh semua pihak, maka akan sangat kecil sekali kemungkinan untuk menyembunyikan sesuatu, sebab semua kejadian sudah tercatat dalam formulir administrasi. b. Menghindari pertentangan; konflik dalam suatu organisasi biasanya terjadi karena adanya kesalahpahaman, sedangkan salah paham terjadi karena adanya perbedaan informasi di antara pihakpihak yang berselisih tersebut. Perbedaan informasi tersebut dapat diperkecil atau bahkan dihilangkan dengan adanya pencatatan/administrasi. c. Alat monitoring; dokumen administrasi KSM adalah dokumen yang terbuka dalam arti siapapun pihak yang terlibat dalam kegiatan yang sedang berjalan, berhak untuk mengetahui setiap kejadian ataupun kesepakatan yang telah dibuat bersama. Bahan penyusunan laporan; selama pelaksanaan kegiatan konstruksi fisik, KSM harus menyusun d. beberapa laporan secara bertahap sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat serta berdasarkan perkembangan pelaksanaan pekerjaan. Apabila pencatatan administrasi KSM dilakukan secara disiplin PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
25
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
dan tertib, maka hasilnya dapat digunakan sebagai bahan penyusunan laporan. Sebagai data – data yang mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan di lapangan, termasuk mutu pekerjaan. 4.1.3. Bentuk-bentuk Administrasi KSM Bentuk-bentuk administrasi KSM, pada tahap pelaksanaan konstruksi / pembangunan sarana & prasarana akan mencakup administrasi : 1). a. b. c. d.
Catatan Harian Pelaksanaan Kegiatan, terdiri dari formulir berikut : Daftar Hadir Harian Tenaga Kerja dari Swadaya dan BLM (Form TK2) Daftar Hadir Harian Tenaga Kerja untuk Penyediaan Material dari Swadaya (Form TK2a); Daftar Harian Penerimaan Bahan/Alat dari Swadaya & BLM (Form-BA1) Nota Penerimaan Bahan/Alat;
2).
Daftar Mingguan Pelaksanaan Kegiatan, terdiri dari formulir berikut :
Administrasi Mingguan ini dapat dibuat untuk periode pelaksanaan kegiatan KSM per minggua yang mencakup : a. b. c. d. 3).
Daftar Hadir Mingguan Tenaga Kerja dari Swadaya (Form-TK3a) Daftar Hadir Mingguan & Pembayaran Upah Tenaga Kerja dari BLM (Form-TK3b) Daftar Mingguan Penerimaan Bahan/Alat dari Swadaya & BLM (Form-BA2) Daftar Mingguan/Dwi-Mingguan Opname Pekerjaan (Form-Opname) Laporan Kegiatan yang mencakup :
a. Laporan Dwi Mingguan (dua mingguan) Kemajuan Kegiatan KSM (Form-L.Lm); b. Laporan Akhir/Pertanggungjawaban Kegiatan KSM (Form-L.LPJ). 4.1.4. Contoh-contoh formulir administrasi Kegiatan KSM 1). Daftar Hadir Harian Tenaga Kerja (Form-TK2)
Penjelasan :
26
q
Nama, adalah nama tenaga kerja
q
K/T/P, adalah kualifikasi tenaga kerja (K=Kepala Kelompok/Mandor, T=Tukang, P=Pekerja)
q
Umur/Usia, adalah umur tenaga kerja bersangkutan
q
Jenis kelamin, adalah jenis kelamin tenaga kerja (L=Laki-laki, P=Perempuan)
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
q
M/KM, adalah status kemampuan tenaga kerja (M=Mampu; KM=Kurang Mampu/Miskin)
q
Jam Kerja Mulai, adalah waktu/jam tenaga kerja mulai kerja, misalnya pukul 08.00
q
Jam Kerja Selesai, adalah waktu/jam tenaga kerja selesai bekerja, misalnya pukul 17.00
q
Hari Orang Kerja (HOK), adalah jumlah Hari Kerja dari tenaga kerja tersebut.
q
S umber dana, adalah menunjukan apakah tenaga kerja pada hari tersebut bekerja sebagai tenaga Swadaya atau tenaga kerja BLM/PNPM. Isilah salah satu kolom swadaya bila dari tenaga swadaya atau kolom BLM bila Tandatang/cap jempol, adalah tandatangan tenaga kerja bersangkutan.
q
J umlah (K/T/P/L/P/M/KM) adalah jumlah masing-masing tenaga kerja (K/T/P/L/P/M/KM) pada ha
2). Daftar Harian Penerimaan Bahan/Alat dari Swadaya & BLM (Form-BA1)
Penjelasan: q
No, adalah nomor urut pencatatan;
q
Hari/Tanggal, adalah Hari/Tanggal bahan/alat diterima diproyek;
q
Nama Donatur/Pemasok/Toko, adalah nama masyarakat/pihak ketiga/Pemasok/Toko yang menyerahkan bahan.
q
Alamat, Alamat Donatur/Pemasok/Toko;
q
Uraian Jenis Bahan, adalah tempat mencatat nama tiap jenis bahan/alat yang diterima;
q
kuran, adalah ukuran/dimensi sesuai tiap jenis bahan (P=Panjang, L=Lebar, T=tebal). Ukuran U ini diisi bila dianggap penting seperti balok gelagar/papan jembatan, dll.
q
Volume dan Satuan, adalah jumlah volume dan satuan yang sesuai dari tiap jenis bahan/alat;
q
Sumber dana, adalah menunjukan apakah Bahan/Alat yang diterima pada hari tersebut merupakan Swadaya atau BLM/PNPM. Isilah salah satu kolom swadaya bila dari swadaya atau kolom BLM bila bahan/alat dari BLM/PNPM, dengan tanda ” √ ”.
Penting untuk diperhatikan bahwa, hendaknya formulir tersebut diisi berdasarkan tanda terima/Nota Penerimaan Bahan/Alat yang sebelumnya telah dilakukan pengecekannya (volume, kualitas) sesuai pesanan KSM, khususnya bahan/alat dari BLM/PNPM.
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
27
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
3). Nota Penerimaan Bahan/Alat Nota Penerimaan Bahan/Alat, merupakan surat bukti bahwa KSM telah menerima Bahan/Alat dilokasi pekerjaan. Nota ini hendaknya dibuat/ada untuk setiap periode waktu penerimaan bahan/alat, baik bahan/alat dari swadaya maupun dari pihak toko/pemasok. Nota ini sangat penting, terutama untuk mencocokan volume & jenis bahan/alat (kualitas) antara yang diterima dan yang dibayar sekaligus dapat menghindari kesalah pahaman yang bisa muncul dikemudian hari. Nota ini, baik yang dibuat untuk swadaya yang diterima KSM maupun Nota pembelian dari toko selanjutnya merupakan bagaian yang tak terpisahkan dengan buku material/alat (Form KSML-4). 4). Daftar Hadir Mingguan Tenaga Kerja dari Swadaya (Form-TK3a) Formulir ini merupakan Rekapitulasi Mingguan Daftar Hadir Harian Tenaga Kerja dari Swadaya (Mandor, Tukang, Pekerja) yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan konstruksi. Sumber data pengisian formulir ini adalah dari data-data Formulir Daftar Hadir Harian Tenaga Kerja Swadaya & BLM yang telah dibuat sebelumnya (Form-TK2 untuk bagian sumber dana Swadaya). Contoh Form-TK3a
Penjelasan:
28
q
No, adalah nomor urut penulisan
q
Nama, adalah nama tenaga kerja
q
K/T/P, adalah kualifikasi tenaga kerja (K=Kepala Kelompok/Mandor, T=Tukang, P=Pekerja)
q
Jenis kelamin, adalah jenis kelamin tenaga kerja (L=Laki-laki, P=Perempuan)
q
M/KM, adalah status kemampuan tenaga kerja (M=Mampu; KM=Kurang Mampu/Miskin)
q
incian HOK diisi dengan Jumlah HOK tenaga Kerja sesuai hari kerjanya. Nilai yang ditulis adalah R bentuk angka. Misalnya Hari Senin (kolom Sn) = 0,5; Selasa (kolom Sl) = 1; Rabu (R) : 1, Kamis (K) : 0,5; Jumat (J) : 1, Sabtu (Sb) : 1.
q
J umlah HOK, jumlah nilai HOK mulai hari pertama (Sn) sampai hari terakhir (Sb) untuk tiap tenaga;
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
q
Tandatang/cap jempol, adalah tandatangan tenaga kerja bersangkutan.
q
J umlah (K/T/P/L/P/M/KM) adalah jumlah masing-masing tenaga kerja (L/P/M/KM) pada minggu bersangkutan.
q
Jumlah Total HOK : Jumlah HOK dari semua tenaga kerja selama minggu bersangkutan.
5). Daftar Hadir Mingguan & Pembayaran Upah Tenaga Kerja dari BLM (Form-TK3b) Contoh Form-TK3b
Penjelasan: q
Nama, adalah nama tenaga kerja
q
K/T/P, adalah kualifikasi tenaga kerja (K=Kepala Kelompok/Mandor, T=Tukang, P=Pekerja)
q
Jenis kelamin, adalah jenis kelamin tenaga kerja (L=Laki-laki, P=Perempuan)
q
M/KM, adalah status kemampuan tenaga kerja (M=Mampu; KM=Kurang Mampu/Miskin)
q
incian HOK diisi dengan Jumlah HOK tenaga Kerja sesuai hari kerjanya. Nilai yang ditulis adalah R bentuk angka. Misalnya Hari Senin (kolom Sn) = 0,5; Selasa (kolom Sl) = 1; Rabu (R) : 1, Kamis (K) : 0,5; dst.
q
J umlah HOK, jumlah nilai HOK mulai hari pertama (Sn) sampai hari terakhir (Sb) untuk tiap tenaga, misalnya dari rincian diatas maka jumlah HOKnya = 5.
q
Tandatang/cap jempol, adalah tandatangan tenaga kerja bersangkutan.
q
Jumlah adalah jumlah total masing-masing tenaga kerja (K/T/P/L/P/M/KM/HOK/Biaya) pada minggu bersangkutan.
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
29
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
6). Daftar Mingguan Penerimaan Bahan/Alat dari Swadaya & BLM (Form-BA2)
Penjelasan: q
No, adalah nomor urut pencatatan;
q
Tanggal, adalah tanggal bahan/alat diterima (sesuai form harian);
q
ama Donatur/Pemasok/Toko/Suplier, adalah nama Donatur/Pemasok/ Toko/Suplier pihak N ketiga yang menyerahkan swadaya atau pembelian;
q
Nomor Bukti, adalah Nomor bukti Penerimaan Bahan/Alat;
q
Satuan, adalah satuan volume yang sesuai Jenis Bahan/Alat yang diterima (sesuai bukti/nota);
q
olume, adalah jumlah volume dari tiap jenis bahan/alat. Volume Swadaya bila bahan/alat dari V swadaya dan volume untuk bila bahan/alat dari pembelian/sewa (sesuai bukti/nota);
q
iaya, adalah jumlah biaya dalam rupiah dari tiap jenis bahan/alat yang dibeli/sewa melalui dana B BLM/PNPM. Jumlah biaya disini ditulis sesuai jumlah volumenya sebagaimana yang tercantum di Nota pemeblian bahan/sewa alat.
Formulir ini sangat penting dipergunakan untuk alat pengendalian pembelian atau pengadaan bahan (baik volumenya atau biayanya) apakah tidak berlebih dari rencana dalam RAB. 7). Daftar Mingguan Opname Pekerjan (Form-Opname) Contoh Form-Opname
30
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
Penjelasan: q
Uraian Pekerjaan, adalah Nama jenis kegiatan yang dikerjakan;
q
Satuan, adalah satuan volume yang sesuai Jenis kegiatan;
q
Volume, adalah jumlah volume dari tiap jenis bahan/alat;
q
Sketsa, Ukuran dan Perhitungan Volume, diisi dengan sketsa/gambar dari kegiatan yang dikerjakan dilapangan dengan dilengkapi ukuran-ukurannya seperti Panjang, lebar, tebal/tinggi. Kemudian tuliskan dibawah/disamping sketsa tersebut perhitungan volume pekerjaan sampai didapatkan nilainya;
q
Volume Yang dicapai, adalah nilai volume tiap kegiatan yang dihasilkan pada minggu tersebut. Nilai ini diperoleh dari hasil perhitungan tadi (pada sketsa).
q
eterangan, diisi dengan keterangan lokasi, misalnya jalan dari sta. .... s/d sta. ... atau hal lain K yang secara spesifik menunjukan lokasi pekerjaan yang diukur.
5.
Laporan Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan (Dwi-Mingguan)
Laporan Dwi-Mingguan (Form-L.Lm) merupakan formulir laporan tentang kemajuan kegiatan yang telah dicapai/dihasilkan oleh KSM selama periode dua mingguan. Jadi laporan ini dibuat setiap akhir pelaksanaan dua mingguan. Laporan ini dibuat minimal 3 rangkap, masing-masing rangkap disampaikan untuk UPL, Faskel Teknik dan arsip KSM. Formulir ini pada dasarnya merupakan rekapitulasi dari formulir Daftar Mingguan yang telah dibuat. Dengan demikian maka sumber data utama untuk pengisian formulir ini adalah data-data dari rekapitulasi datrar mingguan dan harian. Hal-hal yang dilaporkan adalah : 1).
emajuan Fisik Pekerjaan, adalah Nilai prosentase (dan volume) yang telah dicapai oleh K keseluruhan kegiatan, termasuk sisa pekerjaan yang belum dikerjakan. Kemajuan pelaksanaan pekerjaan dibuat berdasarkan tiap bagian pekerjaan dan dihitung bobot atau persentasenya terhadap hasil akhir keseluruhan pekerjaan.
2).
ealisasi dana, adalah besarnya dana yang telah terealisasi (pencairan BLM, Realisasi Swadaya R dan Realisasi Dana Lain-lain (bila ada));
3).
ealisasi Penggunaan dana BLM dan Penggunaan Swadaya, yaitu Realisasi penggunaan dana R BLM dan realisasi Swadaya untuk kegiatan konstruksi (dirinci untuk komponen upah, bahan, alat, administrasi dan konsumsi);
4).
ealisasi Tenaga Kerja, adalah realisasi penggunaan tenaga kerja baik dari sumber dana BLM R maupun Swadaya (jumlah HOK, Jumlah Tenaga Kerja (L/P/Miskin);Contoh bentuk format laporan dwi-mingguan, seperti terlampir.
6.
Laporan Akhir atau Pertanggungjawaban Kegiatan
Laporan Akhir atau Pertanggungjawaban Kegiatan KSM (Form-L.La) merupakan laporan yang dibuat oleh KSM setelah pekerjaan selesai (setelah dibuat Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan/BAP2, termasuk telah dilakukan perbaikan pekerjaan bila ada). Laporan ini sekaligus menjadi laporan dwi-mingguan terakhir pelaksanaan kegiatan. Jadi pada periode terakhir pelaksanaan kegiatan, KSM tidak perlu membuat laporan Dwi-Mingguan terakhir lagi, melainkan langsung membuat Laporan Akhir. Adapun cakupan laporan akhir ini adalah juga cakupan laporan laporan Dwi Mingguan terakhir ditambah 2 (dua) substansi, yaitu (1). Realisasi Usulan Kegiatan dan (2). Rincian Realisasi Penggunaan Dana BLM dan Swadaya sejak awal sampai akhir pelaksanaan kegiatan, termasuk dokumentasi/photo. PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
31
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
Contoh format Laporan Akhir, seperti terlampir (Form-L.La). 7.
Musyawarah Pertanggungjawaban
Musyawarah Pertanggungjawaban Kegiatan merupakan forum pertemuan yang diselenggarakan oleh BKM/UPL dengan agenda untuk penyampaian laporan Akhir Pelaksanaan atau Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan kegiatan KSM. Forum ini dihadiri oleh BKM/UPL selaku penyelenggara, KSM selaku yang menyampaikan laporan, Pihak Konsultan (Faskel) dan undangan, seperti Pemerintah Kelurahan/Desa, Warga, dan lain-lain yang dianggap perlu. Pendekatan pelaksanaannya adalah dapat dilakukan bersamaan/sekaligus beberapa KSM atau bisa juga hanya satu KSM yang menyampaikan laporan pertanggungjawaban. Pendekatan mana yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan kondisi penyelesaiaan kegiatan KSM dilapangan. Hasil kegiatan ini menjadi masukan bagi bahan evaluasi atau laporan pertanggungjawaban BKM. Contoh bentuk laporan, terlampir 8.
Administrasi Keuangan KSM Lingkungan
Bentuk-bentuk formulir administrasi Keuangan KSM, meliputi : a.
Buku Tabungan KSM di Bank (Form KSM L-1)
b.
Buku Kas (Form KSM L-2)
c.
Buku Material dan Peralatan (Form KSM L-3)
d.
Ongkos Tenaga Kerja (Form KSM L-4)
e.
Administrasi (Form KSM L-5)
f.
Rencana Penggunaan Dana (RPD);
g.
Laporan Penggunaan Dana (LPD)
4.1.5 Contoh-contoh form administrasi Pembukuan KSM :
32
1). Buku Tabungan KSM di Bank (Form KSM L-1)
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
Penjelasan: q Tanggal, adalah tanggal pada saat terjadi pencatatan transaksi; q
Uraian, adalah transaksi/jenis kegiatan yang dikerjakan;
q
Nomor Bukti , adalah nomor urutan yang dicatat sebagai pembuktian
q
Transaksi , adalah catatan jumlah uang masuk (M) dan uang keluar (K)
q
Saldo (D), adalah jumlah total transaksi yang tercatat pada tanggal tersebut
2). Buku Kas Harian (Form KSM L-2)
Penjelasan: q
Tanggal, adalah tanggal pada saat terjadi pencatatan transaksi;
q
Keterangan, adalah jumlah saldo awal;
q
Nomor Bukti , adalah nomor urutan yang dicatat sebagai pembuktian
q
Masuk, adalah catatan jumlah uang masuk (M)
q
Keluar, adalah catatan jumlah uang keluar (K)
q
Saldo (D), adalah jumlah total transaksi yang tercatat pada tanggal tersebut
4). Buku Material & Peralatan (Form KSM L-3)
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
33
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
Penjelasan: q Tanggal, adalah tanggal pada saat terjadi pencatatan transaksi; q
Jenis material/peralatan, adalah jenis material/peralatan yang diadakan sesuai dengan kegiatan
q
Nomor Bukti , adalah nomor urutan yang dicatat sebagai pembuktian
q
Jumlah Unit, adalah catatan jumlah material/peralatan yang diadakan
q
Harga per unit, adalah satuan harga material/peralatan yang diadakan
q
Jumlah Rupiah Swadaya, jumlah dana yang diberikan masyarakat untuk pengadaan material/ peralatan secara swadaya
q
Jumlah Rupiah BLM, jumlah dana BLM yang dipergunakan untuk pengadaan material/peralatan
q
Jumlah Total, adalah jumlah total pengeluaran yang tercatat pada tanggal tersebut
;
5). Buku Ongkos Tenaga Kerja (Form KSM L- 4) Form KSM L- 4
Penjelasan: q Tanggal, adalah tanggal pada saat terjadi pencatatan transaksi;
34
q
Jenis material/peralatan, adalah jenis material/peralatan yang diadakan sesuai dengan kegiatan
q
Nomor Bukti , adalah nomor urutan yang dicatat sebagai pembuktian
q
Jumlah Unit, adalah catatan jumlah material/peralatan yang diadakan
q
Harga per unit, adalah satuan harga material/peralatan yang diadakan
q
Jumlah Rupiah Swadaya, jumlah dana yang diberikan masyarakat untuk pengadaan material/ peralatan secara swadaya
q
Jumlah Rupiah BLM, jumlah dana BLM yang dipergunakan untuk pengadaan material/peralatan
q
Jumlah Total, adalah jumlah total pengeluaran yang tercatat pada tanggal tersebut
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
6). Biaya Administrasi (Form KSM L- 5) Biaya Administrasi adalah catatan tentang biaya – biaya administrasi yang dikeluarkan sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan. Form KSM L- 5
Penjelasan: q Tanggal, adalah tanggal pada saat terjadi pencatatan transaksi; q
Keterangan, adalah macam kegiatan administrasi yang terjadi;
q
Nomor Bukti , adalah nomor urutan yang dicatat sebagai pembuktian
q
Jumlah Rp, adalah jumlah pengeluaran untuk tiap kegiatan administrasi
q
Jumlah Total , adalah jumlah pengeluaran berbagai kegiatan administrasi yang dicatat pada tanggal yang sama
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
35
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
7). Rencana Penggunaan Dana (RPD) Contoh form RPD
Penjelasan: q Kolom (1), dikosongkan (sudah terisi); q
Kolom (2), diisi uraian tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi yang diperlukan ;
q
Kolom (3), diisi satuan tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi;
q
Kolom (4), diisi volume/jumlah tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi;
q
Kolom (5), diisi Harga satuan dari tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi
q
olom (6), diisi Jumlah biaya dari tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi (nilai kolom K (4) di kali nilai kolom (5));
8). Laporan Penggunaan Dana (LPD) Contoh form LPD
36
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
Penjelasan: q
Kolom (1), dikosongkan (sudah terisi);
q
olom (2), diisi uraian tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi yang telah diadakan K melalui dana BLM;
q
Kolom (3), diisi satuan tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi;
q
Kolom (4), diisi volume/jumlah tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi;
q
olom (5), diisi Harga satuan pengadaan dari tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/ K administrasi;
q
olom (6), diisi Jumlah biaya dari tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi (nilai kolom K (4) di kali nilai kolom (5));
q
Baris (E),diisi Jumlah total nilai kolom (6)
q
Baris (F),diisi Jumlah nilai BLM yang telah diterima (yang sedang dipertanggungjawabkan)
q
Baris (G),diisi Jumlah sisa dana BLM yang diterima (Nilai (F) dikurang nilai (G))
Penting: Pencatatan formulir-formulir administrasi KSM tersebut dilakukan oleh sekretaris, bagian pengadaan, pelaksana lapangan dan bendahara sesuai dengan tugas-tugas yang telah ditetapkan kepada setiap unit/ bagian kerja KSM tersebut. asil pencatatan administrasi KSM disimpan di Kantor KSM H sendiri, sebagai butki pelaksanaan pekerjaan PANITIA dan juga sebagai bahan bukti pertanggungjawaban kepada pihak pemberi pekerjaan dan kepada masyarakat. Dengan demikian perlu diarsipkan atau dihimpun sehingga siap digunakan atau dilihat bilamana diperlukan. Pencatatan dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berjalan atau segera dilakukan setelah suatu pekerjaan selesai. Jadi tidak perlu menunggu sampai beberapa lama untuk mencatat suatu kejadian kegiatan, sebab kalau pencatatan ditunda-tunda, maka kemungkinan besarakan terjadi kesalahan-kesalalahan yang timbul karena lupa.
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
37
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
38
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
Lampiran-lampiran 1)
CONTOH SPPD-L
2)
FORMULIR SERTIFIKASI, BAP2 dan SP3
3)
CONTOH LAPORAN DWI-MINGGUAN dan PERTANGGUNG JAWABAN KSM
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
39
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
SURAT PERJANJIAN PEMANFAATAN DANA LINGKUNGAN (SPPD-L) PNPM MANDIRI PERKOTAAN
Proyek
Paket Perjanjian Kerja
: PNPM MANDIRI Perkotaan Tahun Anggaran 201…1)
: Pekerjaan/Kegiatan .....................2)
No Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan
: …..................3)
Berdasarkan : 1. Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan BLM (SPPB BLM) antara BKM dengan Penanggungjawab Operasional Kegiatan (PJOK) PNPM Mandiri Perkotaan Kec....................... Kab./Kota ...................... 5), Nomor : ..................... tanggal.............................. 5)
Kami yang bertandatangan dibawah ini :
I.
Nama
: ..................................................................... 6)
Jabatan
: Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) ................................ 7)
Desa/Kelurahan ........................…, Kecamatan .......................…, Kabupaten/Kota .......................…, Provinsi .......................…8) Berdasarkan Hasil Musyawarah Masyarakat Desa/Kelurahan dan disyahkan/dicatatkan di Notaris .......... ....................…, tanggal ................................ 9) Alamat
: ..................................................................… 10)
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
II.
Nama
: ..................................................................... 11)
Jabatan
: Ketua KSM*) ................................. 12),
Desa/Kelurahan ........................…, Kecamatan .......................…, Kabupaten/Kota .......................… Provinsi .......................…13) Berdasarkan Hasil Musyawarah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dan disyahkan/dicatatkan pada buku register BKM tentang KSM dengan No. Induk..............................…14), Alamat
: ..................................................................… 15)
Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA Maka dengan ini disetujui oleh dan diantara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA tersebut, hal-hal sebagai berikut :
40
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN
PIHAK KEDUA harus melaksanakan, menyelesaikan, memperbaiki Pekerjaan, yaitu : Nama Paket/Jenis Pekerjaan : ...................................................................... 16) Lokasi : .......................................................................................... 17)
PASAL 2 DOKUMEN PERJANJIAN KERJA Dokumen Perjanjian Kerja sebagaimana ditentukan dibawah ini harus dibaca serta merupakan bagian dari Perjanjian Kerja ini, yaitu : (1)
Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan (SPPD-L)
(2)
Persyaratan Umum Perjanjian sebagaimana terlampir
(3)
Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis Pembangunan Sarana & Prasarana
(4) Dokumen Usulan Proposal Pelaksanaan Kegiatan (termasuk catatan/perubahan hasil verifikasinya) : (i)
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
(ii)
Struktur Organisasi dan Usulan Tim Pelaksana Kegiatan KSM
(iii)
Rencana Anggaran Biaya Pelaksanaan & Kuantitas Pekerjaan
(iv)
Daftar Usulan Tenaga Kerja
(v)
Gambar Rencana
(iv)
Adendum, bila ada PASAL 3 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
3.1. Sesuai dengan SPPD-L dan lampirannya ini, jangka waktu penyelesaian pekerjaan dihitung sejak Tanggal Mulai Kerja, adalah………18) (.................................……19) hari kalender kerja). 1.2. Perjanjian Kerja tersebut berlaku sejak tanggal penanda-tanganan oleh kedua belah pihak yang bersangkutan. Surat Perjanjian ini juga sekaligus sebagai Surat Perintah Mulai Kerja. PASAL 4 JUMLAH NILAI PERJANJIAN KERJA Jumlah Nilai Perjanjian Kerja untuk pekerjaan yang tertuang didalam Pasal (1) SPPD-L ini, sebagaimana dicantumkan dalam Rencana Anggaran Biaya pada dokumen Usulan Proposal Pelaksanaan Kegiatan PIHAK KEDUA bersangkutan, sebesar : Rp..................................... (........................................................ Rupiah)20) tanpa Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
41
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
PASAL 5 HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA menerima dari PIHAK PERTAMA untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana 5.1. dimaksudkan dalam Pasal 1, berdasarkan uraian pekerjaan, persyaratan serta gambar-gambar kerja dan ketentuan lain yang terdapat dalam SPPD-L ini. 5.2.
PIHAK KEDUA berkewajiban :
(1). Melaksanakan, menyelesaikan, dan memperbaiki pekerjaan dengan penuh ketelitian dan kesungguhan, serta menyediakan tenaga teknis pelaksana lapangan (atau mandor), tenaga kerja, bahan-bahan bangunan, peralatan kerja, pengangkutan ke atau dari lapangan dan di dalam atau disekitar pekerjaan, serta melaksanakan segala sesuatu baik yang bersifat permanen maupun bersifat sementara yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan, penyelesaian, dan perbaikan pekerjaan. (2). Melaksanakan, menyelesaikan, dan memperbaiki seluruh pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan dalam perjanjian ini sampai diterima baik oleh Konsultan Manajemen Wilayah, kecuali apabila menurut hukum ataupun secara fisik tidak mungkin dilakukan. (3) Menyediakan dan memenuhi seluruh kontribusi swadaya berupa uang dan natura atau lainnya, dalam jumlah dan waktu sesuai yang tercantum pada usulan proposal kegiatan KSM sebelumnya; (4) Melakukan pembongkaran dan atau perbaikan atas kekurangan pekerjaan yang telah dilaksanakan atas biaya sendiri/swadaya sesuai rekomendasi hasil sertifikasi atau sesuai perintah yang disampaikan oleh KMW. (5) Membuat papan nama pekerjaan dilokasi pekerjaan; (6) Membuat administrasi dan laporan kemajuan pekerjaan secara berkala maupun laporan akhir pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dan keuangan dengan dilampiri photo-photo kegiatan. (7) Dalam hal terdapat kelebihan sisa dana nilai perjanjian dan PIHAK KEDUA tidak bersedia ataupun secara fisik tidak mungkin melakukan pekerjaan tambah untuk memanfaatkan kembali sisa dana tersebut maka PIHAK KEDUA wajib mengembalikannya kepada PIHAK PERTAMA. 5.2.
PIHAK PERTAMA berkewajiban :
(1). Membayar kepada PIHAK KEDUA atas pelaksanaan, penyelesaian, perbaikan pekerjaan pada waktu dan dengan cara yang telah ditentukan dalam Perjanjian ini. (2). Memantau dan memberikan bimbingan keterampilan kepada PIHAK KEDUA agar mutu konstruksi dan administrasi hasil pekerjaan dapat tercapai. Pelaksanaan hal ini selanjutnya secara harian akan dijalankan oleh Unit Pengelola Lingkungan (UPL). Tanggungjawab kedua belah pihak dijelasakan secara lebih rinci pada persyaratan umum 1.3 perjanjian ini dan merupakan satu kesatuan dengan perjanjian ini. PASAL 6 TAHAP PENCAIRAN 1.1. Pelaksanaan pencairan pekerjaan tersebut dalam pasal (1) Surat Perjanjian ini akan dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahap melalui Bank PIHAK KEDUA oleh PIHAK PERTAMA; 1.2. 42
Tahap Pertama sebesar 30 % (tigapuluh per seratus) dari nilai SPPD-L diberikan sebagai uang
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
muka setelah penandatanganan dokumen SPPD-L tanpa harus ada jaminan/Bank Garansi. PIHAK PERTAMA mengajukan surat permintaan pembayaran dengan melampirkan Rekening Buku Tabungan KSM (untuk nilai SPPD-L diatas Rp. 30 juta); Rencana Kerja dan Rencana Penggunaan Dana (RPD); 1.3. Tahap Kedua sebesar 60 % dari nilai SPPD-L dengan ketentuan prestasi pekerjaan telah mencapai minimum sebesar 25 % dengan melampirkan RPD, Laporan Penggunaan Dana (LPD) dan Laporan Mingguan/Bulanan terakhir dan Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan Seluruh Kegiatan Fisik. 1.4. Tahap Ketiga sebesar 10 % dari nilai SPPD-L dengan ketentuan prestasi pekerjaan telah mencapai minimum sebesar 85% dengan melampirkan RPD, Laporan Penggunaan Dana (LPD), Laporan Mingguan/Bulanan terakhir. PASAL 7 SANKSI 1.1. Berdasarkan hasil penilaian Konsultan Manajemen Wilayah dan atau PJOK, apabila PIHAK KEDUA terbukti melakukan penyimpangan terhadap ketentuan teknis atau ditemukan adanya penyalahgunaan dana maka PIHAK PERTAMA dapat memberikan sanksi kepada PIHAK KEDUA berupa penghentian sementara pencairan dana dan atau pemutusan perjanjian dan atau pengembalian dana dan atau sanksi sesuai ketentuan hukum yang berlaku. 1.2. Bentuk-bentuk sanksi tersebut sebagaimana diuraikan secara rinci pada Persyaratan Umum Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan. PASAL 8 PENYELESAIAN PEKERJAAN
1.1. Setelah pekerjaan selesai 100% atau minimal 97%, PIHAK KEDUA berhak mengajukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA dan Konsultan untuk melakukan Sertifikasi Pekerjaan. 1.2. Hasil Sertifikasi Pekerjaan yang dilaksanakan secara bersama-sama oleh kedua belah pihak dan KMW ini dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan (BAP2). PASAL 9 PEMELIHARAAN HASIL PEKERJAAN
PIHAK KEDUA sepakat dan berjanji untuk memelihara hasil pekerjaan atau sarana dan prasarana yang telah dibangun melalui swadaya masyarakat dengan sebaik-baiknya. PASAL 10 KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEUR) 10.1 Selambat-lambatnya 14 (empatbelas) hari dari hari terjadinya keadaan memaksa, Para Pihak harus saling berkonsultasi untuk memperoleh kesepakatan mengenai tindakan tepat apa yang harus dilakukan dalam keadaan itu. 10.2 Yang dimaksud “Keadaan Memaksa” (“Force Majeure”) adalah sebagai suatu kejadian yang tidak dapat dihindari dan diluar kemampuan salah satu pihak, yang menyebabkan salah satu pihak tersebut tidak mungkin melaksanakan tanggungjawabnya, atau tidak dapat melaksanakan tugasnya; Keadaan seperti itu termasuk, tapi tidak terbatas pada, perang, huru-hara, epidemi, gempa bumi, badai, banjir atau akibat dari kondisi alam lainnya, pemogokan masal (kecuali apabila dalam hal pemogokan, larangan bekerja atau gangguan industri tersebut, Kedua belah pihak atau salah satu pihak memiliki kemampuan untuk mencegah terjadinya Keadaan Memaksa), penyitaan atau tindakan lain oleh pemerintah. PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
43
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
10.3 Keadaan memaksa tidak termasuk (i) kejadian yang disebabkan oleh kelalaian atau tindakan disengaja dari salah satu pihak. (ii) kejadian dimana salah satu pihak dapat menduga hal-hal sebagai berikut: (A) Pada saat itu sudah bisa mempertimbangkan konsekuensi dari adanya SPPD-L, (B) menghindari atau mengatasi kendala dalam pelaksanaan kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam proyek. 10.4 Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh karena terjadinya keadaan memaksa tidak dapat dikenai sanksi.
PASAL 11 PENYELESAIAN PERSELISIHAN (a) Para Pihak yang akan mencari jalan keluar terbaik untuk menyelesaikan setiap perselisihan yang timbul, atau perselisihan yang berhubungan dengan pasal-pasal dalam SPPD-L ini atau perselisihan yang timbul karena penafsiran atas SPPD-L ini . (b) Jika ada perselisihan yang timbul diantara para pihak dalam SPPD-L ini yang tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka salah satu pihak atau kedua belah pihak dapat menyelesaikan melalui ketentuan hukum yang berlaku.
PASAL 12 PENUTUP Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana Sosial (SPPD-L) ini dianggap sah setelah ditandatangani oleh kedua belah pihak pada tanggal, bulan, dan tahun tersebut dibawah, dan dibuat dalam rangkap 3 (tiga), terdiri dari 2 (dua) lembar asli dan bermaterai secukupnya dan 1 (satu) lembar asli tanpa materai, serta mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA. ......................., ................ - ......... 201 ...20)
PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA, Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat
Ketua KSM*)
Meterai 6000
44
...............……..........……7)
Mengetahui,
Konsultan Manajemen Wilayah
………………………………… 21)
………………....................13)
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
PENJELASAN 1)
= Tahun Anggaran Pelaksanaan Proyek
2)
= Nama Pekerjaan/Paket Pekerjaan yang akan dilaksanakan
3)
= Nomor Perjanjian Kerja
4)
= Nama Kecamatan dan Kab/Kota Lokasi Kegiatan
5)
= Nomor dan Tanggal SPPB BLM
6)
= Nama Koordinator BKM bersangkutan
7)
= Nama BKM bersangkutan
8)
= Nama Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kab/Kota dan Provinsi Lokasi Kegiatan
9)
= Nomor dan Tanggal Pengesahan Notaris dari BKM
10) = Alamat Sekretariat BKM 11) = Nama Ketua KSM 12) = Nama KSM 13) = Nomor Induk/Registari KSM yang tercatat dibuku Registrasi BKM 14) = Alamat Sekretariat KSM 15) = Lokasi Kegiatan/Prasarana (RT/RW/Dusun/Kampung) 16) = Tanggal Mulai Kerja yang sama dengan tanggal penandatangan perjanjian ini 17) = Jumlah hari kalender pelaksanaan pekerjaan 18) = Jumlah Nilai BLM dalam angka dan huruf 19) = Tempat, Tanggal Perjanjian dibuat 20) = Nama KMW (atau yang mewakili dari Infrastruktur); Tanda …* = Dipilih yang sesuai
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
45
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
Lampiran SPPD-L Persyaratan Umum Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan Lampiran ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari SPPD-L dan memiliki ketentuan yang mengikat. Definisi
A.
Kecuali apabila di dalam konteks kalimatnya mengharuskan diartikan lain, istilah yang digunakan dalam Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan ini diartikan sebagai berikut: 1. “Hukum yang berlaku” berarti hukum dan segala perangkatnya yang ditetapkan dan dinyatakan berlaku di Pemerintah Indonesia; 2. “SPPD-L” berarti Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan PNPM MANDIRI PERKOTAAN yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan umum terlampir, bersama-sama dengan seluruh dokumen yang tercantum pada pasal 2 SPPD-L PNPM MANDIRI PERKOTAAN yang ditandatangani; 3. “Persyaratan Umum” berarti persyaratan umum pada SPPD-L ini; 4. “ Pemerintah” berarti Pemerintah Indonesia, yang dalam hal ini Satker PNPM MANDIRI PERKOTAAN Pusat 5. PJOK adalah Penanggung Jawab Operasional Kegiatan yang berkedudukan di Kecamatan 6. KMW adalah Konsultan Manajemen Wilayah yang berkedudukan di Regional/Propinsi 7. U PL adalah Unit Pengelola Lingkungan, dibentuk oleh BKM sebagai unit operasional bidang lingkungan 8. N ilai Perjanjian adalah nilai/harga yang tercantum dalam SPPD-L dan selanjutnya dapat disesuaikan menurut ketentuan-ketentuan dalam perjanjian. 9. Hari adalah hari kalender; Bulan adalah bulan kalender. 10. Kekurangan adalah bagian Pekerjaan yang tidak sesuai dengan Perjanjian. 11. S ertifikasi disini diartikan sebagai Pemeriksaan adalah kegiatan mengukur dan menilai hasil Pekerjaan KSM. 12. Pengukuran adalah kegiatan mengukur panjang, lebar, tinggi, luas atau isi hasil Pekerjaan 13. Pekerjaan Sementara adalah pekerjaan yang dirancang, dibangun, dipasang dan dibongkar oleh KSM yang diperlukan untuk pelaksanaan dan pemasangan Pekerjaan 14. Pekerjaan adalah hal-hal yang ditentukan didalam SPPD-L yang mewajibkan KSM untuk melaksanakan, memasang, memperbaiki bila ada yang rusak dan setelah selesai harus dimanfaatkan dan dipelihara secara swadaya oleh KSM (melalui Organisasi Pengelola Pemanfaaat & Pemeliharaan). Penyelesaian pekerjaan adalah pencapaian realisasi pelaksanaan pekerjaan dilapangan 15. sesuai kuantitas/volume dan Nilai/biaya pekerjaan sebagaimana dicantumkan dalam SPPD-L beserta semua dokumen perjanjian .yang merupakan bagian dari SPPD-L ini. B. Tanggungjawab 1. Tanggungjawab BKM: (a) (b)
46
enjamin bahwa anggota KSM adalah masyarakat miskin dan masyarakat yang berhak M mendapat bantuan PNPM MANDIRI PERKOTAAN, berdasarkan peta kemiskinan yang disusun melalui proses pemetaan swadaya yang dilakukan masyarakat sendiri; Menjamin bahwa usulan-usulan kegiatan yang diajukan, dinilai kelayakan oleh UPL dan kemudian disetujui BKM adalah merupakan kegiatan yang didasarkan dari hasil
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
pemetaan swadaya dan perencanaan partisipatif (baik PJM maupun rencana tahunan Pronangkis) yang telah disusun dan disepakati sebelumnya oleh masyarakat. (c) Menjamin bahwa usulan-usulan kegiatan yang disetujui telah dipilih dengan menggunakan kriteria yang ditetapkan dalam Buku-Buku Pedoman PNPM MANDIRI PERKOTAAN maupun kriteria tambahan yang ditetapkan Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker PNPM MANDIRI PERKOTAAN; (d) M enjamin bahwa usulan-usulan kegiatan KSM telah diverifikasi dan dinyatakan layak serta telah direkomendasi/disetujui oleh KMW; (e) Menjamin jumlah kebutuhan dana yang diperjanjikian tidak melebihi nilai biaya usulan kegiatan sebagaimana dicantumkan dalam proposal kegiatan (termasuk hasil verifikasinya bila ada); (f) M engundang pemeriksa keuangan independen untuk memeriksa laporan keuangan BKM, minimal satu kali satu tahun dengan biaya BKM. Selain itu, BKM juga akan terbuka terhadap pemeriksa keuangan yang ditunjuk oleh BPKP atau instansi pemeriksa lainnya. (g) Jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penyimpangan penggunaan dana oleh BKM, maka BKM wajib mengembalikan dana yang dimaksud. (h) B KM wajib menyimpan catatan dan bukti-bukti pengeluaran terkait dengan PNPM MANDIRI PERKOTAAN selama jangka waktu 5 tahun. Menyerahkan laporan kemajuan setiap bulan ke PJOK dan KMW; Selain itu (i) memberikan kesempatan juga kepada instansi pemerintah, dan perwakilan donor untuk mendapatkan salinan laporan dimaksud dan salinan-salinan laporan lainnya, serta mengadakan peninjauan lapangan. Pada akhir pekerjaan, BKM berkewajiban menyerahkan laporan akhir penyelesaian pekerjaan kepada PJOK dan KMW. (j) M enjamin bahwa dalam proses pengajuan usulan, penilaian kelayakan, persetujuan usulan, hingga pelaksanaan kegiatan maupun pemeliharaan kegiatan senantiasa didasarkan pada penerapan prinsip dan nilai PNPM MANDIRI PERKOTAAN secara konsisten oleh segenap pelaku di tingkat masyarakat, KSM, UPL dan BKM. (k) Menjamin bahwa pelaksanaan usulan-usulan kegiatan pembangunan atau rehabilitasi prasarana lingkungan dan permukiman, didasarkan pada pedoman pengadaan, pedoman pembebasan lahan dan penampungan serta pedoman lingkungan sebagaimana diatur Panduan PNPM MANDIRI PERKOTAAN dan/atau peraturan perundangan yang berlaku. Menjamin bahwa usulan-usulan kegiatan yang akan dilaksanakan dari bantuan dana (l) BLM PNPM MANDIRI PERKOTAAN adalah bukan kegiatan yang termasuk dalam daftar kegiatan yang dilarang di PNPM MANDIRI PERKOTAAN (negatif list). (m) Menjamin bahwa pelaksanaan usulan kegiatan didasarkan padat karya atau dengan cara lain yang membuka peluang kesempatan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat miskin di lokasi kegiatan. 2. Tanggung jawab KSM (a) (b)
enjamin dan melaksanakan kegiatan sesuai dengan usulan, pedoman lingkungan M dan pedoman pembebasan lahan dan penampungan (jika diperlukan, dilampirkan di perjanjian ini). M enjamin bahwa dalam keseluruhan pelaksanaan kegiatan di KSM, sejak tahap penyusunan usulan kegiatan hingga pelaksanaan dan pemeliharaan kegiatan, senantiasa didasarkan pada prinsip dan nilai serta ketentuan PNPM MANDIRI PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
47
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
(c) (d) (e)
(f) (g)
(h) (i) 1)
2)
PERKOTAAN. M enjamin bahwa kegiatan yang akan dilaksanakan dari bantuan dana BLM PNPM MANDIRI PERKOTAAN adalah bukan kegiatan atau hal-hal yang termasuk dalam daftar kegiatan yang dilarang di PNPM MANDIRI PERKOTAAN (negatif list). Melibatkan tim atau petugas teknis Organisasi Pemanfaat & Pemelihara Sarana & Prasarana yang telah dibentuk sebelumnya oleh KSM dalam pelaksanaan pekerjaan. M enjamin bahwa hasil keseluruhan pekerjaan yang dilaksanakan berkualitas baik, sarana dan prasarana tersebut berfungsi dengan baik dan dibentuk organisasi pengelola pemanfaat dan pemelihara sehingga dapat bermanfaat minimal sampai 3 (tiga) tahun kedepan. M enjamin pengelolaan pelaksanaan pekerjaan dan pemeliharaan dan pengembangan hasil-hasil kegiatan yang telah dibangun, dilaksanakan secara bertanggungjawab, transparan dan akuntabel. Menjamin keterbukaan terhadap pemeriksaan keuangan yang ditentukan oleh BPKP, maupun pemeriksa keuangan independen yang diundang oleh BKM. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan adanya penyimpangan penggunaan dana maka KSM wajib mengembalikan dana dimaksud, sejumlah perhitungan penyimpangan yang telah terjadi. KSM wajib menyimpan catatan, laporan dan bukti-bukti pengeluaran berkaitan dengan PNPM MANDIRI PERKOTAAN selama jangka waktu 3 tahun. M enjamin bahwa dilakukan sosialisasi atau publikasi rencana kegiatan dan hasilhasilnya (termasuk rencana anggaran dan penggunaannya) kepada masyarakat melalui papan-papan informasi PNPM atau media lainnya yang ada dimasyarakat. Namun demikian, KSM diperkenankan untuk tidak melaksanakan kegiatan setelah dana diterima, jika: Terjadi force majeure, yaitu suatu kejadian yang mengganggu atau merusak pekerjaan di luar kemampuan pengendalian KSM. Dalam keadaan demikian, KSM wajib melaporkan kepada BKM untuk dibahas dan ditetapkan dalam Rapat Anggota BKM. Selanjutnya BKM melaporkan kepada KMW dalam batas waktu 7 hari setelah Rapat Anggota BKM dimaksud dan keputusan harus diambil KMW dalam batas waktu 14 hari; Terdapat tanda-tanda yang menunjukkan bahwa sebaiknya kegiatan itu dibatalkan. Dalam keadaan demikian, maka keputusan dimaksud harus dilaporkan kepada KMW dalam batas waktu 7 hari dan keputusan diambil dalam batas waktu 14 hari;
Untuk berbagai kasus di atas, pencairan dana selanjutnya akan ditinjau kembali. Peninjauan kembali pencairan dana dapat juga terjadi jika KSM melalaikan kewajiban dan/atau kegiatannya. Dalam keadaan demikian, maka KMW harus mempelajari dan menentukan langkah-langkah selanjutnya. 3.
Tanggung jawab KMW: (a)
(b) 48
emfasilitasi penyiapan usulan kegiatan oleh masyarakat dalam hal ketepatan sasaran, M kesesuaian dengan prinsip dan nilai PNPM MANDIRI PERKOTAAN, serta pembelajaran masyarakat untuk membuat usulan kegiatan berdasarkan kebutuhannya, khususnya dalam kegiatan Survey & Investigasi, RAB, Detailed Engineering Design (DED), penyusunan Proposal Kegiatan dan lainnya sehingga dapat menjamin capaian masa pemanfaatan lebih lama (kualitas baik, prasarana fungsi dan dapat dipelihara oleh masyarakat). Memfasilitasi penguatan kapasitas UPL untuk mampu memberikan fasilitasi dan
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
bimbingan (teknis, administrasi, keuangan, dan lingkungan) baik selama tahap persiapan, perencanaan teknis, pelaksanaan maupun pemeliharaan kepada KSM. (c) Menilai dan memberikan rekomendasi terhadap proses dan hasil penilaian kelayakan oleh UP apakah telah memenuhi kesesuaian dengan prinsip dan nilai PNPM MANDIRI PERKOTAAN serta standard penilaian kelayakan proposal/usulan kegiatan; (d) M engawasi dan memfasilitasi proses prioritas dan persetujuan usulan kegiatan yang dilakukan oleh BKM. (e) Membantu BKM dan PJOK dalam memproses administrasi pencairan dana. (f) Melakukan pendampingan dan pengawasan pelaksanaan kegiatan fisik dilapangan. (g) Melaksanakan pengecekan keabsahan pengeluaran BKM dan KSM-KSM serta menandatangani dokumen pembayaran. (h) M enyelesaikan perbedaan-perbedaan pendapat yang mungkin terjadi antara KSM dan BKM berdasarkan bukti-bukti faktual dan perjanjian yang ada. (i) Mengadakan penyesuaian biaya bila terjadi perubahan dalam rincian awal pekerjaan, dan perubahan ini dibenarkan oleh KMW. Perubahan spesifikasi pekerjaan ini harus dituangkan dalam Perjanjian Tambahan/Amanademen. (j) Senantiasa menjaga konsistensi penerapan prinsip dan asas PNPM MANDIRI PERKOTAAN oleh masyarakat, KSM, UPL dan BKM dalam keseluruhan proses kegiatan PNPM MANDIRI PERKOTAAN di wilayah itu. (k) Menjamin bahwa kegiatan yang disetujui telah memenuhi Pedoman Pembebasan Lahan dan Penampungan, dan Rencana Pengelolaan Lingkungan, jika diharuskan, atau persyaratan teknis lainnya, sebagai prasyarat pencairan dana. (l) Bersama dengan PJOK, melakukan verifikasi dan penilaian terhadap kinerja BKM maupun pencapaian hasil keseluruhan kegiatan KSM sebagai dasar pertimbangan untuk memberikan rekomendasi pembayaran dana tahap berikutnya. (m) Memfasilitasi BKM sedemikian rupa sehingga menjamin BKM memiliki kemampuan untuk berkelanjutan (sustainability) dan mandiri. C. Sanksi 1. Sanksi Terhadap Penyimpangan Ketentuan Teknis PNPM MANDIRI PERKOTAAN: (a)
Definisi Penyimpangan Ketentuan Teknis PNPM MANDIRI PERKOTAAN
(1)
D imaksud dengan penyimpangan ketentuan teknis PNPM MANDIRI PERKOTAAN adalah tindakan dan kegiatan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA yang tidak sesuai atau bertentangan dengan Buku-Buku Pedoman/Petunjuk PNPM MANDIRI PERKOTAAN, ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Pemimpin Proyek PNPM MANDIRI PERKOTAAN, serta ketentuan-ketentuan yang diatur di SPPD-L ini beserta lampirannya.
(2)
Termasuk penyimpangan ketentuan teknis PNPM MANDIRI PERKOTAAN dalam hal ini, antara lain ialah: ketidaksesuaian terhadap prinsip dan nilai PNPM MANDIRI PERKOTAAN, ketidaksesuaian dengan tujuan dan sasaran PNPM MANDIRI PERKOTAAN, ketidakmampuan mengelola dana lingkungan sesuai dengan prinsip standard, dan bentuk-bentuk penyimpangan lainnya, dengan indikator-indikator antara lain:
o Terdapat indikasi bahwa prinsip dan nilai PNPM MANDIRI PERKOTAAN tidak dapat dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA secara taat asas dan konsisten; dan/atau o Pelaksanaan kegiatan oleh PIHAK KEDUA tidak melibatkan dan/atau tidak bermanfaat bagi kepentingan perbaikan kesejahteraan masyarakat miskin; dan/atau PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
49
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
o Pencapaian kemajuan Pekerjaan KSM tidak memuaskan dalam kurun waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan; dan/atau o D iketemukan indikasi adanya penyalahgunaan wewenang dan keputusan dalam penggunaan dana bantuan PNPM MANDIRI PERKOTAAN; dan/atau o Tidak terdapat indikasi potensi keberlanjutan (sustainability) kegiatan; dan/atau o T erdapat indikasi bahwa PIHAK KEDUA mengabaikan tanggungjawab dan kewajibannya sesuai dengan ketentuan dalam SPPD-L ini beserta lampirannya. (b)
Sanksi Selama Masa Proyek PNPM MANDIRI PERKOTAAN
(1)
Sanksi Penghentian Bantuan Yang Bersifat Sementara
i.
pabila berdasarkan penilaian KMW dan PJOK, PIHAK KEDUA dinilai melakukan A penyimpangan ketentuan teknis PNPM MANDIRI PERKOTAAN, maka PIHAK PERTAMA berhak menghentikan bantuan untuk sementara waktu sampai batas waktu yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA. S elama penghentian bantuan sementara waktu tersebut, PIHAK KEDUA diberi kesempatan untuk memperbaiki kinerjanya hingga telah dapat memenuhi ketentuan teknis PNPM MANDIRI PERKOTAAN, sebagaimana ditetapkan pada Buku-Buku Pedoman PNPM MANDIRI PERKOTAAN, SPPD-L beserta lampirannya dan ketentuan-ketentuan lain yang ditetapkan Pemerintah Indonesia. Selama penghentian bantuan sementara waktu tersebut, PIHAK PERTAMA berhak menunjuk pihak tertentu untuk melakukan pemeriksaan maupun langkah-langkah lainnya yang dianggap perlu agar ketentuan teknis PNPM MANDIRI PERKOTAAN dapat dilaksanakan dengan baik oleh PIHAK KEDUA. Termasuk kategori sanksi penghentian yang bersifat sementara ini adalah penundaan atau penghentian sementara pelaksanaan kegiatan, penundaan atau penghentian sementara pembayaran dana BLM tahap berikutnya dan tindakan lain yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia.
ii.
iii.
iv.
(2)
Sanksi Penghentian Bantuan Yang Bersifat Tetap/Permanen
i.
alam hal setelah diberi kesempatan untuk memenuhi ketentuan teknis PNPM MANDIRI D PERKOTAAN, dengan difasilitasi oleh KMW ataupun bentuk bantuan teknis lainnya yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA, ternyata PIHAK KEDUA dinilai masih tidak mampu memenuhi ketentuan teknis yang berlaku di PNPM MANDIRI PERKOTAAN sampai batas waktu yang ditetapkan, maka PIHAK PERTAMA berhak menghentikan pencairan dana bantuan PNPM MANDIRI PERKOTAAN secara tetap/permanen di KSM tersebut. Melalui penghentian pencairan dana bantuan PNPM MANDIRI PERKOTAAN yang bersifat tetap/permanen, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk menunjuk pihak lain untuk melaksanakan, menyelesaikan, memperbaiki pekerjaan dimaksud. Hal ini berarti bahwa PIHAK KEDUA tidak diperkenankan lagi diikutsertakan dalam pelaksanaan PNPM MANDIRI PERKOTAAN.
ii.
2. Sanksi Terhadap Penyimpangan atau Penyalahgunaan Dana Bantuan PNPM :
50
(a)
Definisi Penyimpangan atau Penyalahgunaan Dana Bantuan PNPM Mandiri Perkotaan :
1)
imaksud dengan penyimpangan atau penyalahgunaan Dana Bantuan PNPM MANDIRI D PERKOTAAN adalah penggunaan, pengelolaan dan pemanfaatan dana bantuan PNPM MANDIRI PERKOTAAN yang tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam PNPM MANDIRI PERKOTAAN, ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker PNPM,
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
serta ketentuan-ketentuan yang diatur di SPPD-L ini beserta lampirannya. 2)
Termasuk penyimpangan atau penyalahgunaan Dana Bantuan PNPM MANDIRI PERKOTAAN dalam hal ini, antara lain ialah:
o Dana Bantuan PNPM MANDIRI PERKOTAAN digunakan atau dimanfaatkan untuk kegiatan fiktif; dan/atau o Dilakukan potongan dana Bantuan PNPM MANDIRI PERKOTAAN yang disalurkan kepada KSM atau masyarakat yang tidak sesuai dengan ketentuan PNPM MANDIRI PERKOTAAN; dan/atau o Menggelapkan atau Melarikan Dana Bantuan (BLM) PNPM MANDIRI PERKOTAAN; dan/ atau o Penggunaan dana yang tidak dapat dipertanggungjawabkan; dan/atau o Bentuk-bentuk penyalahgunaan dana bantuan (BLM) PNPM MANDIRI PERKOTAAN lainnya. (b)
Sanksi Selama Proyek PNPM MANDIRI PERKOTAAN
1)
S anksi Penghentian Sementara Bantuan PNPM MANDIRI PERKOTAAN dan Audit Khusus Apabila terdapat indikasi bahwa PIHAK KEDUA melakukan penyimpangan atau penyalahgunaan dana bantuan PNPM-PNPM MANDIRI PERKOTAAN, Pemerintah Indonesia, dalam Satker PNPM-PNPM MANDIRI PERKOTAAN Pusat berhak melakukan penghentian kegiatan dan bantuan PNPM-PNPM MANDIRI PERKOTAAN untuk sementara waktu di wilayah bersangkutan. Selama masa penghentian bantuan sementara tersebut Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker PNPM-PNPM MANDIRI PERKOTAAN, berhak menunjuk auditor independent untuk melakukan audit khusus kepada PIHAK KEDUA.
i.
ii.
2)
Sanksi Penghentian Bantuan PNPM MANDIRI PERKOTAAN dan Tindakan Hukum
i.
pabila berdasarkan hasil audit khusus tersebut menunjukkan secara nyata adanya A penyimpangan atau penyalahgunaan dana bantuan PNPM MANDIRI PERKOTAAN, maka PIHAK PERTAMA menghentikan kegiatan dan bantuan PNPM MANDIRI PERKOTAAN secara tetap PIHAK PERTAMA berhak untuk melakukan tindakan hukum sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku P IHAK KEDUA berkewajiban untuk mengembalikan dana bantuan PNPM MANDIRI PERKOTAAN kepada Pemerintah Indonesia, dalam hal ini Satker PNPM MANDIRI PERKOTAAN Pusat, untuk selanjutnya disetor ke kas negara, sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
ii. iii.
D. Berlaku Jujur, Adil, Transparan dan Akuntabel Para Pihak yang terikat dalam SPPD-L ini harus berlaku jujur, menghormati hak-hak pihak lain, transparan, akuntabel serta harus menjalankan semua keputusan-keputusan yang telah disepakati untuk merealisasikan SPPD-L ini.
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
51
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
E. Perubahan Kegiatan Pekerjaan 1). Apabila menurut penilaian KMW atau PJOK, terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan pada saat pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan dalam dokumen perjanjian atau jika setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100%, tetapi masih terdapat kelebihan sisa dana nilai perjanjian maka PIHAK PERTAMA dan Kedua yang telah disetujui KMW dapat melakukan perubahan perjanjian, yang meliputi antara lain : a.
menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam perjanjian.
b. mengurangi atau menambah jenis pekerjaan. c.
mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan.
d. m elaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam perjanjian yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan. 2). Pekerjaan Tambah dilaksanakan dengan pertimbangan tidak ada dana tambahan atau tetap mengioptimalkan dana yang tercantum dalam nilai surat perjanjian SPPD-L yang telah ada. Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PIHAK PERTAMA secara tertulis kepada PIHAK KEDUA setelah mendapat persetujuan KMW, ditindak lanjuti dengan verifikasi teknis dan harga dengan tetap mengacu pada ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam perjanjian awal. Hasil verifikasi teknis dan harga tersebut dituangkan dalam Berita Acara sebagai dasar penyusunan adendum perjanjian.
F. Penyelesaian Perselisihan 1. Penyelesaian Secara Musyawarah: Para Pihak yang akan mencari jalan keluar terbaik untuk menyelesaikan setiap perselisihan yang timbul, atau perselisihan yang berhubungan dengan pasal-pasal dalam SPPD-L ini atau perselisihan yang timbul karena penafsiran atas SPPD-L ini .
2. Penyelesaian Sesuai Ketentuan Hukum Yang Berlaku: Jika terjadi perselisihan yang timbul diantara para pihak dalam SPPD-L ini yang tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah diterima oleh satu pihak dari pihak yang lain, permintaan penyelesaian masalah dapat dimintakan oleh salah satu pihak untuk diselesaikan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
52
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
SERTIFIKASI INFRASTRUKTUR Nama KSM Jenis Kegiatan Volume Progres Fisik
: …………………………... : . ..……………………….. : . ..……………………….. : . ..………… %
Desa/Kelurahan Kecamatan Kota/Kabupaten KMW/Provinsi
: ………………………………. : …………………………….... : ………………………………. : ……………………………….
Berilah tanda (√) pada Kolom ”Ya/Tidak” yang sesuai No
BUTIR SERTIFIKASI
PENILAIAN YA TIDAK
CATATAN
A. CAPAIAN KUALITAS PROSES & PEMANFAATAN 1 Apakah Panitia sudah memperoleh pelatihan/coaching mengenai cara perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi dan pemeliharaan ?
2
Apakah kelayakan Teknik Kegiatan Panitia telah diverifikasi dan disetujui oleh Tim KMW ? Apakah Panitia melakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian bahan yang diterima dengan spesifikasi teknik/contoh yang disetujui konsultan ? Apakah pekerjaan dilaksanakan oleh tenaga kerja/tukang yang memahami cara melakukan pekerjaan? Apakah kelengkapan Bangunan yang dibuat dapat memberikan keamanan/kenyamanan bagi pemakai ?
3 4 5 6
Apakah bangunan dapat berfungsi/bermanfaat ? Apakah prosedur penanganan dampak telah dilaksanakan dengan baik/terpenuhi? (Jawaban pertanyaan ini berdasarkan hasil ceklist pengamanan dampak/Form 5,Proposal) Apakah ada Surat Pernyataan Kesanggupan Pemanfaatan & Pemeliharaan Prasarana dari Panitia ? Apakah Panitia telah membentuk dan menyepakati Organisasi Pengelola Pemanfaatan & Pemeliharaan Prasarana ? Apakah Panitia telah membuat dan menyepakati Rencana Kerja Pemeliharaan?
7 8 9 10
B. CAPAIAN KESESUAIAN VOLUME & KUALITAS PEKERJAAN No
URAIANKEGIATAN
KESESUAIAN VOLUME
CACAT & KEKURANGAN
REKOMENDASI PERBAIKAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Dst
Total Realisasi Volume Pekerjaan s.d saat ini adalah ...................... dan hasil Pemeriksaan Kegiatan sbb :
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
53
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
C. PEMANFAATAN DANA BLM & CAPAIAN SWADAYA MASYARAKAT
a. Nilai BLM (SPPD-L s.d perubahan. terakhir (bila ada))
: Rp. ……...……….........
b. Jumlah dana SPPD-L yang telah terserap dari BKM
: Rp………………...........
c. Sisa dana SPPD-L (a-b)
: Rp……..………............
d. Jumlah Nilai Target Swadaya
: Rp. ……...……….........
e. Jumlah Nilai Realisasi Swadaya
: Rp………………...........
f. Prosen Raealisasi Swadaya terhadap total nilai Kegiatan (dx100/e) : ........... %
Kesimpulan & Rekomendasi : Demikian hasil Sertifikasi ini dibuat dalam keadaan yang sebenarnya dan apabila dikemudian hari ditemukan ada ketidaksesuaian maka bersedia mempertanggungjawabkan dan menerima sanksi sesuai ketentuan yang ada. ............................, ..................... 201....
Tim Seritifikasi : No 1
Nama
Jabatan/Posisi
2 3 4 5
Catatan : Lampirkan Copy Ceklist Daftar Uji Identifikasi Lingkungan yang telah terisi
54
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Tanda Tangan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
BERITA ACARA PEMERIKSAAN PEKERJAAN (BAP2) Nomor : ………………………………………….. Pada hari ini ………………tanggal ………………bulan……………tahun ……….telah dilaksanakan Sertifikasi / Pemeriksaan Pekerjaan Pembangunan Infrastruktur : Nama Pekerjaan
: ...............................................................
Volume
: ...............................................................
Lokasi
: ...............................................................
Nama KSM
: ...............................................................
Nomor SPPD-L
: ...............................................................
Berdasarkan surat permohonan sertifikasi dari KSM/Pelaksana Kegiatan Nomor: ………………. telah dilaksanakan pemeriksaan lapangan yang dilakukan bersama-sama oleh UPL, pihak KSM dan unsur konsultan (Askot Infra/Faskel Teknik*), dengan hasil yang disepakati sbb: 1. KSM selaku Pelaksana Kegiatan sudah / belum*) membentuk Organisasi (Pengelola) Operasi & Pemeliharaan (O&P) dan Rencana Kerja pemeliharaan; 2. Status Penyelesaian Fisik Pekerjaan yang telah dicapai, adalah *) : Realisasi fisik seluruh pekerjaan telah mencapai 100 %; Realisasi fisik seluruh pekerjaan telah selesai 100%, namun masih perlu dilakukan penyempurnaan pada beberapa pekerjaan berikut :
No
Uraian Pekerjaan
Pekerjaan yang perlu disempurnakan
1 2 3 4 5 dst Penyempurnaan pekerjaan tersebut diatas akan diselesaikan oleh Pelaksana Kegiatan selambat lambatnya tanggal …………………………... atau sebelum dilaksanakan Laporan Pertanggungjawaban KSM/Pelaksana Kegiatan. 3. Status pencairan dana pada saat pemeriksaan sebagai berikut : a) b)
Nilai dana ( Nilai sesuai Kontrak/SPPD-L) Jumlah dana yang telah diserap dari BKM
: Rp. ……............……….... : Rp. …………........…….....
c)
Sisa dana (a-b)
: Rp. .......……..……….......
4. Capaian atas kemanfaatan/fungsi infrastruktur yang dibangun terhadap tujuan awalnya*) : Tercapai Tidak Tercapai 5. Capaian akhir kualitas infrastruktur *) Layak
Layak dengan penyempurnaan
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
55
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
Demikian Berita Acara ini kami buat rangkap 3 (tiga) dalam keadaan sehat dan tanpa ada unsur paksaan dari pihak manapun, untuk dipergunakan seperlunya dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Tim Seritifikasi : No
Nama
Jabatan/Posisi
1 2 3 4 5
Keterangan : *) pilih yang sesuai Lampirkan Copy Formulir Sertifikasi yang telah terisi
56
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Tanda Tangan
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
S URAT P ERNYATAAN P ENYELESAIAN P EKERJAAN BLM (SP3 BLM) Kelurahan/Desa Kecamatan Kotamadya/Kabupaten
: ___________________ : ___________________ : ___________________
KMW Provinsi
:___________________
Yang bertandatangan di bawah ini, Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat dan Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) *) ………………………… di Kelurahan sebagaimana dimaksud di atas, dengan ini secara bersama-sama menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan ………………..........…… oleh KSM tersebut, telah mencapai kemajuan 100% sebagaimana dalam Proposal yang disetujui. Dengan selesainya pelaksanaan kegiatan tersebut maka selanjutan tanggungjawab “pengoperasian dan pemeliharaan prasarana berada di tangan Tim Pemelihara (masyarakat) dibawah pendampingan UPL” . Yang Membuat Pernyataan, KSM…………………..
(___________________________) Ketua KSM
BKM/LKM
(____________________) Koordinator, Diketahu/Disetujui
(_____________________) Askot Infra/ Fastek
(* Coret yang tidak perlu)
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
57
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
58
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Catatan : Format ini merupakan bagian untuk pencairan Dana BLM tahap II dan tahap III, dibuat sesuai jumlah KSM prasarana yang telah menerima dana BLM PNPM Maniri Perkotaan tahap sebelumnya.
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
59
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KSM A. DATA REALISASI KEGIATAN : Kota/Kabupaten Kecamatan
: :
Kelurahan/Desa
:
Nama BKM
:
KSM
:
Kegiatan
:
Nama Pekerjaan
:
Volume Pekerjaan
:
Jumlah Pengurus & Anggota KSM (Org) L P Jumlah
Nama KSM
Lingkungan
(Meter/Unit)
Total Biaya (Rp) Nilai Kegiatan
Alasan Pembangunan Prasarana Lokasi Pekerjaan Penerima Manfaat Metode Pelaksanaan
60
BLM (Rp)
(BLM + Swadaya)
Swadaya (Rp)
:
:
Dusun/RT/RW : …………….......................... Kelurahan/Desa : …………….......................... Kecamatan :.............................................
: Jumlah :
:
……...... KK Gotong
Miskin :
……...... KK
Swakelola KSM
Royong
Luas Lahan (Hibah/Ijin Pakai)
:
Status Lahan / Lokasi Kegiatan
:
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Miskin :
…...... %
Kerjasama
Pihak Ketiga
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
61
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
62
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
Halaman berikutnya diisi dengan Laporan Pembukuan Keuangan dan Bukti/Kuitansi Belanja KSM (Asli)
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
63
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri - Perkotaan
64
PETUNJUK TEKNIS | PELAKSANAAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR
KANTOR PUSAT JL. Pattimura No.20 Kabayoran Baru Jakarta Selatan, Indonesia - 12110 KANTOR PROYEK Jl. Penjernihan 1 No. 19 F Pejompongan Jakarta Pusat Indonesia - 10210
SEKRETARIAT TP PNPM MANDIRI www.pnpm-mandiri.org PENGADUAN P.O. BOX 2222 JKPMT SMS 0817 48048 e-mail :
[email protected] www.p2kp.org | www.pnpm-perkotaan.org