Pidato PenguklJhan sebagai Guru Besar Madya dalam Ilmu Sastra ...
Kebudayaan sebagai gejala manusia, merupakari penjelmaan yang serentak
dariĀ ...
Pidato Pengukuhan Diucapkan pada Peresmian Penerimaon Jabatan Guru Besar Madya dalarr. Ilmu Sastra Indonesia pada Fakultas Scstra Universitas Diponegoro
Sernarang pada hari Kamis; 21 April 1994
Oleh
Yth.
Bapak.
Rektor/Ketua
Senat Universitas Diponegoro,
Yth.
Para Anggota
Senat Universitas
Yth.
Bapak-bapak
Anggota
Yth.
Bapak-bapak
Pejabat Sipil dan ABRI,
Yth.
Bapak-bapak
Pirnpinan Perguruan
Yth.
Bepak-bapak
Diponegoro,
Dewan Penyantun,
Pembantu
Tinggi Negeri dan Swasta,
Rektor Universitas
Diponegoro,
para
Oekan, Pernba~tu Dekan, Ketua dan Sekretaris Lernbaga, Ketua
Jurusan
Universitas Yth.
Bapak
Ketua
Program
Studi
di lingkungan
Diponegoro,
Ketua
Universitas
dan
para
dan
para
Anggota
Senat
Fakultas
Sastra
Diponegoro,
Yth.
Para Guru Besar, Lektor, Asisten,
Yth.
Para tarnu undangan,
Karyawan,
ternan-ternan
dan Mahasiswa,
sejawat,
dan hadirin yang
saya hormati.
Perkenankanlah terlebih
dahulu
memanjatkan
pada
kesempatan
saya mengajak
puji syukur
para hadirin
ke hadirat
yang telah memperkenankan
yang
sangat
untuk
indah
ini
bersama-sama
Tuhan Yang Maha Pengasih,
kita sekalian
bertemu
dan berkumpul
khusus
saya
dalam ruangan ini. Pada
kesempatan
ini pula,
secara
ucapkan
selamat datang dan terima kasif"! kepada seluruh hadirin, yang telah bersedia
meluangkan
waktu menghadiri
pertemuan
ini.
Hadirin yang saya hormati, Pada
kesempatan
yang
sangat G
membahagiakan
ini,
saya
mendapat
tugas
menyampaikan
dan sekaligl Pidato
PenguklJhan
dalam Ilmu Sastra Indonesia, Bahasa Indonesia, Adapun hadirin
Hambatannya,
yang
Bahasa dalsm
sebagai
khususnya
di hadapan
persoalan
adalah
s merupakan
untuk
Guru Besar
Madya
bidang Linguistik
atau Ilmu
hadirin sekalian. akan saya sampaikan
Indonesia:
PJP
kehormatan
Peran,
ke hadapan
Tantangan,
dan
II.
Hadirin yang saya hormati, Sebagai gejala manusia, kebudayaan dengan sejarah manusia
itu sendiri, baik manusia sebagai makhluk
individu,
maupun
dikatakan
bahwa manusia
kebersamaan kehidupan menyaksikan Dengan
manusia
sebcgai
purba.
bagaimana
singkat
makhluk
sosial.
Dapat juga
adalah makhluk yang membudaya
dengan sesamanya. manusla
(termasuk bahasa), setua
Hal ini dapat kita saksikan
Dalam
kita sampai
dapat dikatakan
sejarah,
kita
pada keadaan
juga
dalam sejak telah
sekarang
bahwa pad a hakikatnya
ini.
m~nusia
sefalu dalam gerak perubahan. Hadirin yang saya hormati, -
Kebudayaan sebagai gejala manusia, yang serentak dari "ada-dan-menjadi", demikianlah
kebudayaan
diada-adakan
dan dijadi-jadikan"
yang pertama mendukung yang
kedua tidak
sejati
merupakari penjelmaan dan hanya dengan
berkembang, (Hassan,
terbentuk.nya
bukan
"yang
1988 : 15). Sebab jika
identitas sejati, sedClngkan
lebih dari suatu maskerade
dengan
kosmetika
sementara. 2
Q
T
0
N
G
u
K
u
A
Kita
pun,
sejak
memproklamasikan yang sejati, dan
tanggal
17
Agustus
1945
telah
diri menjadi 'bangsa yang "ada-dan-menjadi" bukan bangsa yang "diada-adakan dan
dijadi-jadikan".
Bersamaan dengan itu pula telah dicanangkan
membangun,
baik
membangun
karakter
bangsa,
untuk
maupun
fisik
material. Karerlanya, sebagai bangsa yang menjunjung tinggi derajat keberadaan Tuhan Ya,ng Mana Esa, maka pembangunan bagi kita adalah
pembangunan
seutuhnya,
dan
keserasian
dan dengan
kebudayaan
masyarakat
Dengan pembangunan,
alam,
dengan
Pencipta.
sesama
Oleh karena
pembangunan,
yang pada gilirannya
itu,
melainkan
akan menentukan
itu sendiri.
~emperhatikan
mengakui
dengan Sang
Indonesia
selalu dalam keselarasan,
elemen eksternal
faktor internal,
makna pembangunan
penting
Tuhan
bukanlah
merupakan
dengan
dan
agar hidup dan kehidupannya
keseimbangan, manusia,
manusia
bahwa
kemlJngkinan kebudayaan
dan kendalanya,
bukaniah
faktor
maka salah satu aspek pembangunan
adalah pembinaar.
dan pengembangan
sarta
eksternal
nasional yailg
bahasa Indonesia.
Hadirin yang saya hormati Sampai sekarang, disepakati
secara
konstitusional sebagai
bahasa
nasional,
sebagai
Indonesia
dan selama
bahasa
sudah selama 65 tafiun 48 tahun
nasion ai, bahasa
diakui
secara
negara,
dan
bahasa persatuan.
Hadirin yang saya hormati, Sejalan dengan persoalan
0
0
E
tersebut G
dl atas, maka perkenankan u
u
A
N
saya dalam kesempatan
ini menYLsun
urutan pembicaraan
sebagai
berikut.
1. Keberadaan
bahasa
Indonesia
dalam
Pembangunan
Nasional
2.
Bahasa
Indonesia
sebagai
wahana
komunikasi
dan
bernalar
3. Membangun
masyarakat
serta mengembangkan
4.
Tantangan
serta
pemakai
bahasa
dan membina
bahasa Indonesia
hambatan
yang
dihadapi
oleh
bahasa
Indonesia Hadirin yang saya hormati, Selanjutnya tersebut
perkenankan
saya membicarakan
permasalahan
di atas satu per satu.
1. Keberadaan Bahasa Indonesia dalam Pembangunan t.Jasional Sebagai
bahasa
persatuan,
bahasa
Indonesia
telah
diakui
secara nasional sejak tanggal 28 Oktober 1928 dan sebagai bahasa nasional
malJpun sebagai
dikukuhkan Dalam
keberadaannya
kedudukannY2
bahasa
persatuan
indonesia budaya
pada
merupakan p
kita
baik
A
T
0
bahasa
merupakan
bahasa
bagian
bahasa
sebagai
dan sekaligus
suatu D
sebagai
hakikatnya
Sebab,
bahaSE Indonesia
telah
dalam UUD 1945 Bab XV Pasal 36.
maupun
Indonesia,
identitas
bahasa negara,
E
sistem
N
negara,
bahasa
pemerkokoh
atau subsistem p
sebagai
pengejawantahan
sebagai
sebagai
nasional,
kesejatian
komunikasi
adalah
kebudayaan, G
u
K
u
dari
bahkan H
A
N
merupakan
bagian
(Nababan,
1984
Masinambow,
perekat
. Sapir,
terpenting
: 50 ; ct.
Indonesia
yang
sangat
ke-kita-an kuat.
bahasa
bahwa sedemikian yang menyertai
Kluckhohn,
kebangsaan
nasional
Hal tersebut
1967;
If'\donesia,
Begitu
eratnya
penjalin
mendapat karena
bahasa
Indonesia
kita, kita kadang -kadang sebagai
apa
dan
bag aim ana
terjadi
negara-negara
Afrika,
bahkan
di India, Philipina,
teisebut
Padahal,
jika
kedua
sebagai adalah bahasa
apabila
eksistensi
Kita bisa melihat, misalnya Malaysia,
atau bahkan
Bahasa yang masih menduduki
dijadikan
negara-negara
jadinya
salah
satu
bahasa
bahasa
Inggris
tersebut
posisi atau
adalah
berekor perang,
persatuan
sebagai
disebabkan Setiap yang
yang berakibat hancurnya
oleh fanatisme
suku lebih
'(Sukarsono kenyataan
akibat
bangsa tinggi
ingin
daripada
dari
pertentangan
atau
di
bahasa
bahasa
peristiwa-peristiwa
di
yang
resm!
bangsa yang pernan menjajahnya. Selanjutnya sejarah juga telah mencatat bangsa
lupa
kenyataan
kita. Kita pasti akan merasa lebih terhentak
kita tanpa bahasa Indonesia.
pernah
menjadi
dimungkinkan
tinggi nilai bahasa Indonesia
membayangkan
Perancis.
kebudayaan
kita. Kohesi nasional
melekat pada eksistensi kebangsaan
panting
1983;
sebagai- bahasa
dan pengikat
keberadaan
yang
daTi sistem
1985).
Bahasa kesatuan
yang
dari yang
dan kesatuan kontlik
yang
pada
posisi
bahasa, menempatkan posisi
bahasanya
bahasa
suku
bangsa
lainnya
dalam Kongres Bahasa Ir,donesia IV, 1992: 210). Meiihat ini, kita sebagai
bahasa Indonesia
bangs a Indonesia,
sebagai bahasc:. nasional, G
yang telah memiliki
bahasa negara, maupun 5
bahasa
persatuan,
boleh berban~ga
diri dan mengatakan
"Untung
ada bahasa Indonesia", Jadi jelaslah
bahwa bahasa Indonesia
terciptanya
kestabilan
merupakan
penguat
ketahanan
2. Bahasa
Indonesia
sebagai
Oalam semua komunikasi,
nasional
kegiatan
yaitu bahasa.
pula bahwa
Wahana
konsep
tatanan
hidup
bahasa
cenderung
Komunikasi
bermasyarakat,
kita memerlukan
merupakan
Bahasa masyarakat
berubah
bagian
bahasa Indonesia perasaan,
ce(min
pemakainya.
mengikuti
ke Planet Mars,
der&p
6
p
perubahan
A
waktu dan derap Indonesia,
tegas,
dan
yang otak manusia
0
p
maka
bahk~n manusia disusun
canggih untuk melakukan
yang renik dan pelik.
T
yang
pemakainya
abad perjalanan
ke dalam mesin-mesin
(manusia)
0
angan-angan
demikian
alat dalam menyampaikan
yang
dan abad komputer,
yang
dari konsep-
Dengan
masyarakat
masyarakat
dituhtu1 untuk menjadi
atau diprogramkan pekerjaan
nasional
yang rumit,
itu
bahwa bahasa mencerminkan
merupakan
keputusan-keputusan
pikiran-pikiran
wahana
kebudayaan
(Lauder, 1993: 5 ). Sejalan dengan perkembangan pembangunan
alat
Oi samping sebagai alat, dapat
muncul pada tatanan hid up darl kehidupan dinamika
dan Bernalar
Oalam masyarakat Indonesia,
bahasa
itu sendiii.
benar-benar
nasional.
paling sentral, kerena boleh dikatakan kebudayaan
salah satu faktor
yang pada gilirannya
tidak lain adalah bahasa Indonesia dilihat
merupakan
G
K
Hadirin yang saya hormati, Oleh
karena
diindikasikan
kemajuan
dari perkembangan
bahasa
(Indonesia)
tersebut.
Dengan
men3yaratkan
harus
dengan
kemampuan itu,
bahasa
(Indonesia)
ilmu dan teknologi
yang
harus
merekam
menyampaikannya,
dapat
baku yang mendasari
diajukan
dan
adalah "bagaimana
atau pemerasionalar,nya
tersebut
dapat
membentuk
Bentuk kalimatnya
objektif (cf. Moeliono, Bahasa
Keilmuan
leksikal
ambiguitas, bertafsil-tafsil,
bahaS8 keilmuan, dapat
pernyataan
bahwa
bahasa
yang tepat, seksama,
dan
ketelitian penalaran yang
1981: 65). dilihat
dari
tidak
sudut
dan (3) yang
dapat
Bahasa
keilmuan
memerlukan
ketaksaan
pemerincian
melambangkan
bukan imaginasi (Moeliono, 1981). Namun apa yang terjadi dalam pemakaian E
leksikon
mengandung
(2) yang dapat menegaskan
c
Pencendekiaan
diaitikan,
mencerminkan
(1) yang
dan generik.
beranggapan
ialah kecendekiaannya.
bahasa
0
dan keteknologian
itu"?
ciri yang menonjol
abstrak
kemajuan
(1964), pemuka aliran Praha, yang pernah membicarakan
::iri bahasa
satuan
cirinya
pihak lain.
yang segera
bahasa keilmuan
abstrak.
keilmuan
dengan
timbal balik antara kemajuan
kepada
Pertanyaan
bahwa
satu
pesat ilmu dan teknologi,
dan sejajar
mengabstraksikannya,
menjelaskannya
Havranek
hadir
salah
laras baha3a dan kosakata khusus. Dengan demikian
hubungan
ciri-ciri
yang
yang
kata lain, bahasa
terdapat kemajuan
zaman
atau
konsep
yang
konsep
yang
mengutamakan
informasi
bahasa sehari-hari?
Hadirin
yang
saya
horma
Pada waktu akhir-akhir tidak
pernah
seperti
membaca
it
ini, kita sering mendengar
pemakaian
kata barangkali
atau paling
dalam kalimat
berikut ini.
(1) Barangkali
hat itu terjadi karena kekhilafan
(2) Barangkali
terjadinya
kebocoran
manajemen. Penggunaan kata barangkali mencerminkan Sedangkan
saja.
itu disebabkan
kesalahan
pada kalimat di atas pada dasarnya
keterselubungan.
Hal ini nampak
pada kalimat (2) mencerminkan
pada kalimat (1).
kekurangtajaman
pikiran
atau penalaran. Oi sam ping
kedua
contoh
bawah ini juga menunjukkan (3) Kita bertekad (4) Kita
harus
kalimat
beberapa
kalimat
di
kekurangna!aran.
mengentaskan mengejer
pengetahuan
tersebut,
kemiskinan.
ketinggCtlan
dalam
bidang
ilmu
dan teknologi.
(5) Oengan berolahraga,
kita tingkatkan
partisipasi
kita dalam
pembangunan. (6) Pada pjPT
II ini sudah saatnya kita _tinggal landas.
Hadirin yang saya hormati, Jika kita mencoba membuka kamus, maka kata mengentaskan diartikan
dengan
menyadarkan.
Dengan
mengangkat, p
(1) mengangkat, demikian,
mengeluarkan, 0
A
T
(2) mengeluarkan,
0
kalimat
at au p
E
(3)
dapat
menyadarkan N
G
u
K
dan (3) diartikan
kemiskinan. u
H
Padahal
yang
tersebut
adalah
yang
dimaksudkan
oleh
agar keduapuluh'
masih tergolong
miskin,
pemerintah tujuh juta
akan
diubah
dengan
penduduk nasibnya
kalimat Indonesia
agar tidak
miskin lagi. Sedangkan
kalimat (4) letak kekurangbernalarannya
kata mengej2r ket;nggalan, Contoh
ket!ngga!an.
Ssbenarnya
aebab ketinggalan mengejar
saja. Mengenai
justru harus diatasi.
mengejar
kebodohan.
kebodohan,
berarti
kalimat (5) kekurangnalarannya
dengan
berolahraga,
bermakna
mengenai
kalimat
contoh
pergunaKan
Mungkin
adalah
kalimat di etas jelas mempunyai
dengan pjPT
kita
pembangunan
nasional
II. Dan selanjutnya
langsung bahasa
pula dengan Indonesia,
masalah
sebab
pembinaan
c
saya,
kalimat
seperti
landas
mempunyai
landas".
keterka:tan
Beberapa
secara langsung
keterkaitann~'a
pembinaan yang
dan pengembangan
E
G
ini
untuk kalimat ini yang
"Iepas
lebih-lebih
satu aspek penting dalam pemi?angunan
0
pada konstruksi
dengan
sudah barang tentu ada keterkaitan masalah
bodoh
pembangunan.
(6) kata tinggal
makna "masih tetap ada di alasnya". tepat
hemat
mengabaikan
Kalau kita
kita akan tetap terletak
Men urut
meremehkan,
Sedangkan lebih
kita tidak perlu mengejar
sebaiknya
lain yang sepola adalah
benar-benar
pada gabungan
telah
secara
dan pengembangan diuraikan
di muka,
bahasa merupakan
salah
nasional.
9
Membangun
Masyarakrt
Pemakai
serta Mengembangkan Pembangunan bangsa Hal
ini
berarti
bahwa
pembangunan
pada
sumber
manusia
daya
pembangunan meliputi
agama, teknologi.
setiap
dan perbaikan
tahap
yang
menyangkut adalah
yang
ditempuh
dalam
peningkatan
kualitas
proses
lingkungan,
misi budaya,
kata
humanisasi
manusia.
meliputi
usaha
hidup.
Dengan
dan matra kehidupan
pariwisata,
mengemban
Membina
merupakan
dan kehidupannya.
nasional
ekonomi,
budaya
kemajuan
hakikatnya
segala aspek
itu, pembangunan
proses
dasarnya
pada
dan
~ahasa Indonesia
sebagai
untuk mendapatkan
Bahasa
yang
Oleh karena
segal a aspek pemerintahan,
termasuk
lain,
seperti ilmu dan
di dalamnya
bahasa
(Indonesia). Hadirin yang saya hcrmati, Kualitas dilihat
dari
Indonesia
sumber sudut di
daya
bahasa,
dalam
mengkomunikasikan
manusia adalah
yang
hendak
kualitas
menyampaikan,
gagasan,
pemakaian
dimulai
dengan
perilaku
hidupnya.
pelatihan
rnasyarakat
perasaan,
usaha
pemakai
kehendak
Pendisiplinan
yang diberikan
dapat diartikan
keteraturan
dalam bidang
.
(Indonesia)
bangs a Indonesia
kepada seseorang
membina watak, efisiensi,
dan
ilmu dan teknologi,
bahasa
pendisiplinan
bahasa
menjelaskan,
a9ama, pariwisata, -lingkungan, pemerintahan, secara tepat, seksama, dan logis. Membangun
kita bangun,
sebagai
dalam
pelat!han-
atau masyarakat,
serta kemampuan
dapat
untuk
kontrol diri
(Guralnik. 1972). Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 10 3.
O'
0
p
E
N
G
u
(1988)
kata disiplin
kemiliteran,
dsb.),
diartikan
dengan
(1) tata tertib
(2) Ketaatan terAadap
dan (3) bidang
studi
yang
memiliki
peraturan
objek,
(di sekolah,
tata tertib, dsb.
sistem,
dan metode
tertentu. Jika kedisiplinan gilirannya bahasa
telah menjelma
akan tercermin yang
merupakan
menjadi suatu budaya,
pula dalam perilaku
me!"upakan
subsistem
sebuah disiplin.
berbahasa.
budaya,
Bahasa juga merupakan
sejumlah
sistem atau aturan yang harus diikuti
pemakai
bahasa,
agar terjalin
pengertian
sam a antara penutur dan pendengar dapat dikatakan, merupakan
terdapat hubungan
cerminan
budaya
itu tidak hanya terjadi
tetapi
juga
antara
etnis,
dan juga
antara
terjadi dalam kebudayaan Oi samping (Indonesia) bahasa
dapat juga
yang terus-menerus melalui
gerakan
atau
atau dipatuhi
oleh yang
antara pikiran yang
bahasa.
pengaruh
yang
dan pikiren saja,
bahasa
dar. perilaku yang
(Boas, dalam Blount, 1974: 88-100). masyarakat pendisiplinan
dilakukan
dengan
terhadap
bahasa
nasiona!
sebuah
dan pGrubahan-perubahan
dengan
seperti yang disebutkan Bahasa Indonesia
timbal-balik
antara bahasa
pembangunan
dilakukan
hakikatnya
atau pemahaman
dan adat, antara
bahasa
Sebab,
(Oinnen, 1976). Secara singkat
dan
timbal-balik
bahasa
pada
pada
(misalnya
pemakai bangsa,
menanamkan Indonesia
dengan
bahasa
pembinaan sikap
positif
bahkan jika perlu
model penataran
dalam ~alah satu butir keputusan
P-4,
Kongres
VI).
Hadirin yang saya hormati Penanaman
sikap
positif E
terhadap G
bahasa
Indonesia 11
dipandang sikap
penting,
berbahasa
rendah.
karena seta' na ini kita sering mendengar masyarakat
Keadaan
semacam
awam gaia, tetapi pejabat,
ilmuwan,
sementara tragedi
juga
orang
nasional
ini tidak
menimpa
wartawan, itu benar,
(Sadtoilo,
itu kiranya
kebahasaan
dan khususnya
kita bersama
Indonesia dosen,
atau guru. pejabat
masyaral~at, bahwa
dosen,
(baik
informasi,
dan guru.
Jika
perlu kita ingat kembali
seperti keluhan
te!ah terjadi
masalah
bahwa
masalah
Indonesia,
adalah
lagi masalah
bahasa
bahasa
dan bukan hanya merupakan
sikap
positif
terhadap
baiknya apabila diprioritaskan
pusat
maupun
dosen,
itulah
yang
dan bahkan
merekalah
terpandang,
masyara~at tertentu gaia, seperti wartawan,
wartawan,
mereka
sangat
masyarakat
hal itu dapat dikatekan
Penanaman
Indonesia ini alangkah para
masyarakat
atau lebih tegasnya
segotongan
Indonesia
hanya menimpa
ini adalah masatah nasional,
masalahnya
bahasa
1975 dalam Gunarwan).
Oteh karena masalah
Jerhadap
bahwa
daerah),
serta guru. merupakarl
marupakan
kita banyak
berharap,
bahasa
terutama untuk
para ilmuwan,
tokoh
Oengan pertimbangan agen perubahan,
agen kebudayaan. lebih-lebih
agen
Oi pundak
bila kita mengakui
bahwa budaya kita adalah budaya paternalistik
(budaya. figur).
Hadirin yang saya hormati, Menurut
matra
dibedakan
menjadi
perencanaan
status
korpus tujuannya 12
mengacu
sasarannya, dua, (Kloss,
perencanaan
yaitu
perencanaan
1969; Moeliono,
ke perencanaan
bahasa
adalah untuk mengembangkan 0
0
p
bahasa
E
korpus
1981). sebagai
dapat dan
Perencanaan sandi
dan
bahasa agar dapat dipakai N
G
u
sebagai
wahana
kemajuan
modern
yang
zam'an, utamanya
efe.ktif dan efisien seiring
perkembangan
teknologi. Perencanaan
status,
merujuk
hubunganr"lya
dengan
bahasa-bahasa
untuk
membina
bahasa,
agar
dikehendaki
dengan
menjadi
hakikatnya
mempunyai
fungsional
beranggapan struktur
pun beragamnya
yang
bahasa,
seperti
yang
setiap
sarna.
pengetahuan
harus
seperti
dan teknologi,
dapat berkata
Dengan
tata
politik,
dapat
sifatnya
dicari
(Periksa: bahwa
menjalankan
peran
membar.gun usaha
dan
kenegaraannya
ekonomi,
mensyaratkan
atau berbicara
pada
demikian,
dari kenyataan
yang
penyelenggaraan bidang,
bahasa
sesungguhnya
Masyarakat
berbagai
antara pandangan
yang semesta
bersangkutan
mengembangkan
harus
bahasa
bahwa
yang
ciri umurn kebahasaan
kemasyarakatan. dalam
perencanaan
terhadap bahasa.
Greenberg, 1978; Verhaar, 1970). Usaha pengembangan bahasa bertolak bahasa
adalah
sasaran
perfu dibedakan
pandangan
struktural
sejumlah
di dalam
yang lain; tujuannya
menggunakan
bahasa,
Pandangan betapa
bahasa
dan
perencananya.
Dalam pengembangan struktural
yang
merekamau
ilmu pengetahuan
ke perencanaan
orang-orang
dengan
pendidikan,
bahwa
setiap
dan menulis tentang
ilmlJ orang
apa pun
juga dan serumit apa pun juga lewat bahasa. SehubL:ngan
Ferguson
(1962;
bahasa
mempunyai
dengan
tolok 0
dengan
1968) tiga
ukur 0
persoalan
pengembangan
mengemukakan matra
pembangunan
atau
bahwa dimensi
nasional G
bahasa
ini,
pengembangan yang
yang
berkorelasi
sifatnya
bukan 13
bahasa,
seperti
industri
dan
perdagangan,
pengefisiensian
aparatur
(Moeliono,
keberaksara
~n penduduk, serta
p~mbakuan
kegiatan
pemerintah
di bidang
pemodernan
dan
kalangan
dan swasta
1981; 78).
Ketiga matra tersebut adalah (1) Per.gaksaraan, (3} Pemodernan
(2) Pembakuan,
dan
Bahasa.
Hadirin yang saya hormati, Pengaksaraan menciptakan
tata aksara
pada pemilihan seperti kata
pemakaian
pemakaian
selanjutnya
seperti
merupakan
terletak
adalah terjadinya
bahwa keniraksaraar. Usaha
pads
0
penggantian
dengan
yang
kits
usaha dan kita
kenai
dengan
kebahasaan
1981).
genting
dan
kemungkinannya
terjadi
Jika hal ini terjadi,
akibat
jurang pemisah "keterpahaman:'
.pada
Dengan menyadari
gilirannya
kegentingan
menumbuhkan
kesadaran
itu penting.
pembakuan
mempertimbangkan 14
pads
pes an pembangunan.
kebahasaan
diartikan
Buta) (periksa Moeliono,
masalah
setiap .gejala dan gerak kehidupan. masalah
dapat
penulisan
Hal ini sudah kita ~adari
3 B (nga
Kegentingannya
"ketakterpahaman"
huruf kapital,
dapat dikaitkan
mengatasinya,
pemberantasan
penting.
juga
keniraksaraan.
Keniraksaraan
aturan lain,
yang sudah lazim dengan tata aksara lain.
pengaksaraan
mencoba
program
juga
usaha
hanya terbatas
tetapi juga menyangkut
bac