dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi
... kalian siran dari (berawal) seorang manusia ini belum mempunyai.
POLA HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PADA ANAK (STUDI PADA SDN 01 PAGI CIPULIR KEBAYORAN LAMA JAKARTA)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom I)
Disusun Oleh Nama : Herdiansyah Pratama NIM
: 105051001930
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H. / 2011 M.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skirpsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 03 Agustus 2011
Herdiansyah Pratama NIM. 105051001930
ABSTRAK HERDIANSYAH PRATAMA Pola Hubungan Komunikasi Interpersonal Antara Orangtua Dengan Anak Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa (Studi Pada SDN 01 Pagi Cipulir Kebayoran Lama Jakarta Selatan) Komunikasi interpersonal yang terjalin dalam sebuah keluarga melibatkan komunikasi antara anak dan orang tua. Anak membutuhkan orang lain untuk berkembang. Dalam hal ini, orang yang mempunyai peranan yang besar dalam pembentukan kepribadian anak dan pertama bertanggung jawab adalah orang tua. Orang tua bertanggung jawab dalam membimbing anak, agar proses belajar tetap berlangsung dengan terarah. Untuk mencapai prestasi yang diharapkan, seorang anak membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk belajar dan menyayangi apa yang dipelajarinya. Di sini orang tua sangat berperan dalam menciptakan suasana yang dapat mendorong anak senang belajar sehingga prestasi anak tersebut meningkat. Orang tua dapat mendampingi anak dengan menciptakan suasana belajar di rumah yang menyenangkan. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui dan menganalisis pola hubungan komunikasi interpersonal antara orang tua dengan anak terhadap peningkatan motivasi berprestasi SDN 01 Pagi Cipulir Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitiatif. Komunikasi interpersonal (interpersonal communication) adalah komunikasi yang dilakukan secara langsung antara seseorang dengan orang lain, antara dua orang atau lebih. Motivasi berprestasi adalah dorongan yang ada dalam diri individu untuk mencapai suatu keberhasilan yang sebenar-benarnya ingin dicapai oleh individu tersebut. Populasi dalam penelitian ini yakni siswa SDN 01 Cipulir Pagi Kebayoran Lama Jakarta Selatan yang berjumlah 42 siswa. Adapun karakteristik populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V SDN 01 Pagi Cipulir Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 18 diperoleh korelasi komunikasi interpersonal orang tua terhadap komunikasi interpersonal anak sebesar 0.483 dengan nilai signifikansi 0.001 (p 5 juta
2 0
Berdasarkan grafik 4, diketahui bahwa responden dengan tingkat pendapatan < 500 ribu sebanyak 13 responden atau 32 %, disusul dengan 500 ribu – 1 juta sebanyak 12 responden atau 29 %, kemudian 1 juta – 3 juta sebanyak 14 responden atau 34 %, disusul dengan tingkat pendapatan 3 juta – 5 juta sebanyak 1 responden atau 3 % dan terakhir >5 juta sebanyak 1 responden atau 2 % sedangkan sisanya sebanyak 1 responden sudah tidak memiliki Ayah dan Ibu dikarenakan sudah meninggal dunia. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat perekonomian responden berada pada level menengah ke bawah.
70
2. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Komunikasi Interpersonal Siswa Berdasarkan hasil penyebaran angket kepada 42 siswa SDN 01 Pagi Cipulir Kebayoran Lama tentang komunikasi interpersonal antara siswa terhadap orangtua, maka diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.1 Aspek Keterbukaan Dalam Komunikasi Interpersonal Siswa No.
Daftar Pernyataan Saya merasa nyaman mengungkapkan 1 apa yang saya rasakan kepada orang tua saya Saya selalu menunjukkan hasil ulangan 2 saya kepada orang tua meskipun hasilnya tidak baik Saya lebih memilih menceritakan 3 kesulitan yang saya hadapi kepada teman saya dibandingkan kepada orang tua saya Saya sering mengakui ketidakmampuan 4 saya dalam beberapa mata pelajaran kepada orang tua saya Saya tidak akan menceritakan kesulitan 5 yang saya hadapi di sekolah kepada orang tua saya Saya tidak pernah menceritakan 6 ketidakmampuan saya dalam mata pelajaran kepada siapapun Saya selalu menceritakan kesulitan yang 7 saya hadapi di sekolah kepada orang tua saya x = 148.86
SS
S
TS
STS
Skor
14
23
3
2
170
16
17
6
3
163
5
7
16
14
153
10
18
8
6
144
5
11
16
10
141
6
11
16
9
137
8
15
15
4
134 1042
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa banyak siswa yang memiliki komunikasi interpersonal dengan orang tua dalam hal keterbukaan sudah cukup baik. Baik dalam
71
hal pengungkapan diri dan kejujuran terhadap apa yang diungkapkan. Hal tersebut terlihat dari besarnya skor total yang diperoleh siswa yakni sebesar 170 dalam hal merasa nyaman mengungkapkan apa yang mereka rasakan kepada orang tua mereka.. Begitupun dengan perihal bahwa siswa selalu menunjukkan hasil ulangan mereka kepada orang tua meskipun hasilnya tidak baik. Ada sebesar 163 skor total yang diperoleh siswa dalan hal tersebut. Selain itu, siswa lebih memilih menceritakan kesulitan yang mereka hadapi kepada orang tua dibandingkan kepada teman mereka. Skor total yang diperoleh untuk hal ini yakni sebesar 153. Sementara itu, mengenai pengakuan siswa terhadap ketidakmampuannya dalam beberapa mata pelajaran, siswa mengaku sering mengakui ketidakmampuan mereka tersebut kepada orang tua mereka. Hal ini terlihat dari skor total yang mereka peroleh yakni sebesar 144. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kenyamanan yang dirasakan siswa kepada orang tua mereka dapat membuat anak menjadi terbuka dalam segala hal. Anak tidak merasa takut atau malu untuk menceritakan kesulitan yang mereka hadapi disekolah dan ketidakmampuan mereka dalam mata pelajaran kepada orang tua. Dengan begitu orang tua dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi anak, dan dapat membantu anak untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.
72
Tabel 4.2 Aspek Empati Dalam Komunikasi Interpersonal Siswa No.
Daftar Pernyataan
SS
S
TS
STS
Skor
1
Saya dapat merasakan apa yang orang tua saya harapkan dari diri saya
19
19
2
2
177
2
Harapan orang tua saya terhadap saya membuat saya merasa bersemangat dalam mencapai prestasi di sekolah
20
14
6
2
170
3
Saya tidak memperdulikan apa yang orang tua harapkan dari saya
3
9
15
15
156
4
Saya merasa orang tua saya selalu memaksakan kehendaknya kepada saya
2
9
25
6
150
5
Harapan orang tua terhadap saya membuat saya tertekan
4
11
19
8
142
6
Saya seringkali merasa orang tua saya tidak memahami masalah yang saya hadapi
5
15
18
4
127
x = 153.67
922
Tabel 4.2 menunjukkan banyak dari siswa yang dapat merasakan apa yang orang tua mereka harapkan terhadap diri mereka. Hal ini terbukti dari skor total yang diperoleh yakni sebesar 177. Selanjutnya siswa menyatakan bahwa harapan orang tua terhadap mereka membuat mereka merasa bersemangat dalam mencapai prestasi di sekolah. Hal ini terlihat dari skor total dari pernyataan tersebut yakni sebesar 170. Selain itu, banyak siswa menyatakan bahwa mereka mempedulikan apa yang orang tua harapkan, yakni ada sebesar 156 jumlah skor total yang diperoleh.
73
Siswa banyak berpendapat bahwa orang tua tidak memaksakan kehendaknya kepada mereka. Hal ini sesuai dengan perolehan skor total yakni sebesar 150. Mengenai harapan orang tua yang dapat membuat siswa tertekan, banyak siswa menyatakan bahwa harapan orang tua terhadap mereja tidak membuat mereka tertekan. Hal ini dapat dilihat dari perolehan skor total yakni sebesar 142. Selain itu, siswa menyatakan bahwa mereka seringkali merasa orang tua memahami masalah yang mereka hadapi. Hal ini terbukti dari skor total yang diperoleh yakni 127. Berkenaan dengan temuan penelitian diatas, menurut Henry Backrack (1976) empati adalah kemampuan seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu. Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang. Pengertian yang empatik ini akan membuat seseorang lebih mampu menyesuaikan komunikasinya1.
1
Joseph A. Devito. Komunikasi Antarmanusia edisi kelima. 1996. Profesional Books. Jakarta H. 259 260
74
Tabel 4.3 Aspek Sikap Mendukung Dalam Komunikasi Interpersonal Siswa No.
Daftar Pernyataan
SS
S
TS
STS
Skor
1
Orang tua saya mendukung segala keputusan yang telah saya ambil
12
24
2
4
164
2
Kehadiran orang tua saya ketika saya mengikuti suatu perlombaan membuat saya lebih bersemangat
15
17
4
6
157
3
Orang tua saya selalu hadir setiap saya mengikuti perlombaan
10
19
10
3
149
4
Orang tua saya jarang menanyakan pendapat kepada saya
3
9
22
8
149
5
Segala keputusan menyangkut diri saya tidak pernah dikompromikan kepada saya
3
10
20
9
148
6
Orang tua saya jarang hadir ketika saya mengikuti perlombaan
5
14
14
9
134
x = 149.5
897
Tabel 4.3 banyak siswa menyatakan bahwa orang tua mendukung segala keputusan yang telah mereka ambil. Hal ini terlihat dari skor total yang diperoleh yakni sebesar 164. Sementara itu, mengenai kehadiran orang tua ketika mereka mengikuti perlombaan membuat mereka lebih bersemangat. Ada sebesar 157 jumlah dari skor total yang diperoleh siswa. Selanjutnya, siswa menyatakan bahwa orang tua selalu hadir setiap mereka mengikuti perlombaan yakni ada sebesar 149 jumlah skor total yang diperoleh.
75
Selain itu siswa menyatakan bahwa orang tua seringkali menanyakan pendapat kepada mereka. Hal ini sesuai dengan perolehan skor total yakni sebesar 149. Mengenai keputusan yang dikompromikan, banyak siswa menyatakan bahwa segala keputusan menyangkut diri mereka selalu dikompromikan terlebih dahulu bersama-sama. Hal ini dapat dilihat dari perolehan skor total yakni sebesar 148. Menurut Devito hubungan antarpribadi yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung (supportiveness). Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak akan berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung2. Oleh karena itu sikap mendukung juga diperlukan agar komunikasi interpersonal bias berjalan dengan baik. Tabel 4.4 Aspek Sikap Positif Dalam Komunikasi Interpersonal No. 1 2 3 4
Daftar Pernyataan Pujian yang diberikan orang tua saya membuat saya menjadi lebih bersemangat dalam mencapai prestasi berikutnya Orang tua saya seringkali memberikan ucapan selamat kepada saya jika saya mendapatkan nilai yang baik di sekolah Orang tua saya selalu memberikan hadiah jika saya mendapatkan prestasi yang baik di sekolah Orang tua saya sering menceritakan kegagalan yang saya alami kepada orang lain
Orang tua saya selalu memuji prestasi yang saya raih meskipun di depan orang banyak Orang tua saya jarang sekali memberikan 6 hadiah atas prestasi yang telah saya raih di sekolah x = 152.33 5
2
SS
S
TS
STS
Skor
22
13
5
2
174
24
10
4
4
172
14
21
2
5
163
3
13
15
11
144
6
16
18
2
132
4
15
20
3
129 914
Joseph A. Devito. Komunikasi Antarmanusia edisi kelima. 1996. Proffesional Books. Jakarta. H. 265
76
Tabel 4.4 menunjukkan siswa merasa pujian yang diberikan orang tua membuat mereka menjadi lebih bersemangat dalam mencapai prestasi berikutnya yakni sebesar 174 jumlah skor total yang diperoleh. Selanjutnya, mengenai seringnya orang tua memberikan ucapan selamat kepada siswa, siswa menyatakan bahwa orang tua seringkali memberikan ucapan selamat jika mereka mendapatkan nilai yang baik di sekolah. Hal ini terlihat dari skor total yang diperoleh yakni sebesar 172. Sementara itu, siswa juga menyatakan bahwa orang tua selalu memberikan hadiah jika mereka mendapatkan prestasi yang baik di sekolah. Dalam hal ini ada sebesar 163 skor total yang diperoleh. Siswa banyak berpendapat bahwa orang tua tidak menceritakan kegagalan yang mereka alami kepada orang lain. Hal ini sesuai dengan perolehan skor total yakni sebesar 144. Mengenai pujian yang diberikan orang tua, banyak siswa yang menyatakan bahwa orang tua selalu memuni prestasi yang mereka raih meskipun di depan orang banyak. Hal ini dapat dilihat dari perolehan skor total yakni sebesar 132. Tabel 4.5 Apek Kesetaraan Dalam Komunikasi Interpersonal No.
Daftar Pernyataan
SS
S
TS
STS
Skor
1
Saran yang diberikan orang tua saya kebanyakan adalah saran-saran yang baik untuk saya
20
17
2
3
175
2
Saya selalu menyelesaikan masalah pelajaran sendiri
3
1
22
16
173
x = 174
348
77
Tabel 4.5 menunjukkan banyak dari siswa yang menyatakan bahwa saran yang diberikan orang tua sebagian besar adalah saran-saran yang baik untuk mereka. Hal ini terbukti dari skor total yang diperoleh yakni sebesar 175. Selanjutnya siswa menyatakan bahwa mereka tidak menyelesaikan masalah pelajaran mereka seorang diri. Hal ini terlihat dari skor total dari pernyataan tersebut yakni sebesar 173. Komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Kesetaan tidak mengharuskan kita menerima pihak lain, atau menurut istilah Carl Rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan penghargaan positif tak bersyarat kepada orang lain3. 2.
Motivasi Beprestasi Siswa Selain data diatas dari hasil penyebaran angket kepada 42 siswa SDN 01 Pagi
Cipulir Kebayoran Lama tentang pola hubungan komunikasi interpersonal antara orang tua dengan anak terhadap motivasi berperstasi siswa, maka diperoleh data sebagai berikut:
33
Joseph A. Devito. Komunikasi Antarmanusia edisi kelima. 1996. Proffesional Books. Jakarta. H. 264
78
Tabel 4.6 Aspek Motivasi Intrinsik Dalam Motivasi Berprestasi Siswa No.
Daftar Pernyataan Saya akan berusaha semaksimal mungkin 1 untuk mencapai prestasi yang baik di sekolah Saya tidak peduli pada pelajaran yang 2 diberikan guru saya Bagi saya prestasi di sekolah tidaklah 3 penting x = 173.33
SS
S
TS
STS
Skor
29
7
0
6
179
2
3
19
18
174
3
4
19
16
167 520
Tabel 4.6 menunjukkan banyak dari siswa yang menyatakan bahwa mereka akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai prestasi yang baik di sekolah. Hal ini terbukti dari skor total yang diperoleh yakni sebesar 179. Keinginan untuk berusaha itu diperkuat dengan pernyataan siswa yang menyatakan bahwa mereka peduli terhadap pelajaran yang diberikan oleh guru dan merasa bahwa bisa berprestasi di sekolah merupakan sesuatu hal yang penting. Hal ini terlihat dari kedua skor total dari pernyataan tersebut yakni 174 untuk sikap peduli dan 167 untuk prestasi yang dianggap penting oleh siswa. Berkenaan dengan temuan penelitian diatas, menurut Oemar Hamalik motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu
79
kebutuhan4. Hal ini pula yang ditunjukkan oleh siswa kelas V SDN 01 Pagi Cipulir, pada pernyataan yang mereka berikan terlihat adanya kebutuhan untuk mencapai prestasi yang baik di sekolah.
Tabel 4.7 Aspek Motivasi Ekstrinsik Dalam Motivasi Berprestasi Siswa No. 1
2
3
Daftar Pernyataan Saya tetap saja merasa malas belajar meskipun orang tua saya menjanjikan memberikan hadiah kepada saya jika saya belajar Saya akan berusaha mendapatkan nilai yang baik di sekolah jika orang tua saya memberikan hadiah Saya selalu ingin mendapatkan nilai yang lebih baik dari teman saya
Lingkungan yang penuh dengan persaingan membuat saya menjadi 4 bersemangat menjadi yang terbaik di sekolah Saya tidak peduli ketika teman saya 5 mendapatkan nilai yang lebih baik dari saya x = 153.6
SS
S
TS
STS
Skor
3
4
19
16
167
23
10
2
7
166
22
11
0
9
163
9
18
10
5
142
5
15
15
7
130 768
Tabel 4.7 menunjukkan banyak dari siswa yang menyatakan tidak lagi merasa malas untuk belajar setelah orang tua mereka menjanjikan akan memberikan hadiah jika mereka mau belajar. Hal ini terbukti dari skor total yang diperoleh yakni sebesar 4
Oemar Hamalik, Proses belajar mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), cet ke-I, h. 162
80
167. Selanjutnya siswa menyatakan bahwa mereka akan berusaha untuk mendapatkan nilai yang baik di sekolah jika orang tua memberikan hadiah kepada mereka. Hal ini terlihat dari skor total dari pernyataan tersebut yakni sebesar 166. Siswa banyak berpendapat bahwa mereka ingin mendapatkan nilai yang lebih baik dari teman mereka. Hal ini sesuai dengan perolehan skor total yakni sebesar 163. Mengenai lingkungan yang penuh dengan persaingan, banyak siswa menyatakan bahwa lingkungan yang penuh dengan persaingan membuat mereka menjadi bersemangat menjadi yang terbaik di sekolah. Hal ini dapat dilihat dari perolehan skor total yakni sebesar 142. Selain itu, siswa menyatakan bahwa mereka peduli jika ada salah satu dari teman mereka yang mendapatkan nilai yang lebih baik dari mereka. Hal ini terbukti dari skor total yang diperoleh yakni 130. Hasil penelitian memberikan indikasi bahwa ternyata siswa juga memerlukan motivasi yang berasal dari luar diri mereka atau ekstrinsik selain motivasi intrinsik yang telah mereka miliki. Faktor reward berupa hadiah dan lingkungan yang mendukung menjadi faktor yang berpengaruh untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa. Penelitian pada dampak terhadap pemberian ganjaran atau reward menganjurkan supaya berhati-hati dalam penggunaan hadiah yang berupa materi untuk tugas sekolah yang siswa terima. Walaupun beberapa jenis ganjaran atau reward seperti pujian dan hadiah pada umumnya dibutuhkan untuk memotivasi siswa agar melakukan sebagian besar tugas sekolah dengan hasil yang terbaik, akan jauh lebih baik jika orang tua menghindari membagi-bagikan hadiah yang berupa materi
81
dimana siswa tidak memerlukan tetapi mereka harus tidak mengulang dari penggunaan hadiah ketika siswa membutuhkan5.
Tabel 4.8 Aspek Prestasi Akademik Dalam Motivasi Berprestasi Siswa No.
Daftar Pernyataan
SS
S
TS
STS
Skor
1
Banyak tugas-tugas sekolah yang tidak saya kerjakan
1
2
19
20
181
2
Bagi saya mendapatkan nilai tinggi itu penting
26
10
0
6
176
3
Saya akan berusaha sekuat tenaga untuk memperbaiki nilai ulangan saya yang tidak baik
23
10
2
7
166
4
Saya ingin semua tugas yang diberikan dapat saya selesaikan sebaik mungkin
21
11
1
9
160
x = 170.75
683
Tabel 4.8 banyak siswa menyatakan bahwa mereka mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dan mereka menginginkan semua tugas yang diberikan tersebut dapat mereka selesaikan sebaik mungkin. Hal ini terlihat dari skor total yang diperoleh yakni sebesar 181 dan 160. Sementara itu siswa juga berpendapat bahwa mendapatkan nilai yang tinggi itu penting. Ada sebesar 176 jumlah dari skor total 5
Sri Esti Wuryani Djiwandono. Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Gramedia, 2006) h.358
82
yang diperoleh siswa. Oleh karena siswa merasa nilai yang tinggi itu penting maka siswa berusaha sekuat tenaga untuk dapat memperbaiki nilai ulangan yang tidak atau belum baik yang telah mereka dapatkan sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah skor total sebesar 166. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa memiliki keinginan untuk memiliki prestasi akademik yang baik di sekolah. Walaupun ada beberapa siswa yang tidak terlalu memperdulikan prestasi akademik mereka. Menurut Page yang dikutip Sri Esti siswa yang diberi nilai dan juga mendapat komentar tentang jawaban yang salah mempunyai prestasi yang lebih baik daripada siswa yang hanya diberi nilai dengan angka atau huruf saja. Dengan diberikan komentar, siswa akan mengerti apa yang harus dilakukan. Demikian juga menurut Cross dan Cross yang dikutip Sri Esti siswa yang ulangan mereka hanya dinilai saja tanpa komentar, merasa bahwa nilai yang mereka dapat hanya karena keberuntungan, atau karena faktor-faktor dari luar, bukan karena usaha mereka, dan semua ini mempengaruhi kesuksesan mereka di sekolah6.
6
Sri Esti Wuryani Djiwandono. Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Gramedia, 2006) h.401 - 402
83
Tabel 4.9 Aspek Prestasi Non-Akademik Dalam Motivasi Berprestasi Siswa No.
Daftar Pernyataan
SS
S
TS
STS
Skor
1
Bagi saya, kegiatan ekskul hanyalah buang-buang waktu saja
2
0
19
21
183
2
Saya bangga bisa bergabung dalam salah satu kelompok ekskul di sekolah saya karena saya dapat menyalurkan minat dan bakat saya
25
13
0
4
181
3
Saya tidak tertarik untuk mengikuti kegiatan ekskul di sekolah
3
3
17
19
172
4
Saya merasa malas untuk datang dalam kegiatan ekskul di sekolah
2
3
22
15
171
5
Bagi saya, kegiatan ekskul tidaklah penting
2
6
20
14
164
6
Saya selalu hadir dalam kegiatan ekskul di sekolah
16
18
1
7
161
7
Saya selalu berusaha agar saya dapat mendapatkan prestasi di ekskul saya
16
17
0
9
157
8
Saya tidak ingin datang terlambat ketika kegiatan ekskul berlangsung
10
20
2
10
144
x = 166.62
1333
Tabel 4.9 menunjukkan banyak dari siswa yang terlibat dalam kegiatan di luar kegiatan belajar mengajar (ekstrakurikuler). Hal ini dapat terlihat dari jawaban kuesioner yang diberikan peneliti. Banyak siswa yang tidak sependapat dengan
84
pernyataan yang menyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler hanyalah buang-buang waktu saja. Hal ini terbukti dari skor total yang diperoleh yakni sebesar 183. Selanjutnya siswa menyatakan bahwa mereka merasa bangga bisa bergabung dalam salah satu kelompok ekstrakurikuler di sekolah karena mereka dapat menyalurkan minat dan bakat yang dimiliki. Hal ini terlihat dari skor total dari pernyataan tersebut yakni sebesar 181. Selain itu, banyak siswa tidak setuju dengan pernyataan yang menyatakan bahwa mereka tidak tertarik untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, yakni ada sebesar 172 jumlah skor total yang diperoleh. Dan banyak siswa yang menyatakan bahwa mereka selalu berusaha untuk mendapatkan prestasi yang baik pada ekstrakurikuler yang mereka ikuti. Hal ini terlihat dari jumlah skor total dari pernyataan tersebut yakni 157. Selain itu dalam tabel 9 juga menunjukkan bahwa siswa merasa bersemangat dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Hal ini terbukti dari pernyataan siswa yang tidak setuju dengan pernyataan yang menyatakan bahwa mereka merasa malas untuk datang dalam kegiatan ekstrakurikuler. Hal ini sesuai dengan perolehan skor total yakni sebesar 171. Sebaliknya banyak siswa yang setuju dengan pernyataan yang menyatakan bahwa mereka selalu hadir dan tidak ingin datang terlambat ketika kegiatan ekstrakurikuler berlangsung. Hal ini dapat dilihat dari perolehan skor total yakni sebesar 161 dan 144. Sementara itu, banyak siswa tidak setuju dengan pernyataan yang menyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler tidaklah penting. Hal ini terbukti dari skor total yang diperoleh yakni 164.
85
3.
Komunikasi Interpersonal Orang Tua Berdasarkan hasil penyebaran angket kepada 42 orang tua siswa SDN 01 Pagi
Cipulir Kebayoran Lama tentang pola hubungan komunikasi interpersonal antara orang tua dengan anak terhadap motivasi berprestasi siswa, maka diperoleh data sebagai berikut. Tabel 4.10 Aspek Keterbukaan Dalam Komunikasi Interpersonal Orangtua No.
Daftar Pernyataan Saya selalu mengungkapkan kepada 1 anak saya untuk menyampaikan pendapatnya Saya lebih memilih mengutarakan ketidakmampuan saya dalam membantu 2 anak saya kepada teman-teman dibandingkan langsung kepada anak saya Saya tidak pernah mengutarakan kekecewaan saya kepada anak saya jika 3 anak saya mendapatkan nilai yang tidak baik Saya sering mengungkapkan 4 kekecewaan dan ketidaksukaan atas apa yang anak saya lakukan Saya seringkali mengakui kepada anak saya ketidakmampuan saya dalam 5 membantu anak saya untuk menyelesaikan kesulitan belajar x = 146.4
SS
S
TS
STS
Skor
10
30
2
0
174
1
8
27
6
155
1
12
24
5
146
3
22
15
2
135
1
18
22
1
122 732
86
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa orang tua memiliki komunikasi interpersonal dengan anak dalam hal keterbukaan sudah cukup baik. Baik dalam hal pengungkapan diri dan kejujuran terhadap apa yang diungkapkan. Hal tersebut terlihat dari besarnya skor total yang diperoleh orang tua yakni sebesar 174 dalam hal selalu mengungkapkan kepada anak untuk menyampaikan pendapatnya kepada mereka. Begitupun dengan perihal bahwa orang tua sering mengungkapkan kekecewaan dan ketidaksukaan atas apa yang anak lakukan. Ada sebesar 135 skor total yang diperoleh siswa dalan hal tersebut. Selain itu, orang tua seringkali mengakui kepada anak mengenai ketidakmampuannya dalam membantu anak mereka untuk menyelesaikan kesulitan belajar. Skor total yang diperoleh untuk hal ini yakni sebesar 122. Sementara itu, mengenai pengungkapan orang tua terhadap kekecewaan kepada anak jika anak mendapatkan nilai yang tidak baik, banyak orang tua yang tidak setuju dengan pernyataan yang menyatakan tidak pernah mengutarakan kekecewaan kepada anak mereka jika anak mendapatkan nilai yang tidak baik. Hal ini terlihat dari skor total yang mereka peroleh yakni sebesar 146. Banyak orang tua pula yang tidak setuju dengan pernyataan yang menyatakan bahwa orang tua lebih memilih mengutarakan ketidakmampuan dalam membantu anak kepada teman-teman mereka dibandingkan langsung kepada anak. Terbukti dari jumlah skor total yang diperoleh dalam hal ini yakni sebesar 155. Berkenaan dengan temuan penelitian diatas, menurut Muhammad Rasyid Dimas berbicara secara langsung dan tidak bertele-tele, dalam memberikan
87
pemahaman kepada anak tentang kebenaran, akan menjadikan anak lebih siap dan kuat untuk menerimanya. Sementara itu cara yang bertele-tele dan berbelit-belit tidak akan memperoleh tempat dalam berinteraksi dengan anak7. Tabel 4.11 Aspek Empati Dalam Komunikasi Interpersonal Orangtua No.
Daftar Pernyataan
SS
S
TS
STS
Skor
1
Saya jarang menanyakan kendala yang dihadapi anak saya di sekolah
0
2
34
6
170
2
Saya dapat merasakan kesulitan yang dihadapi anak saya dalam belajar
5
31
5
1
160
3
Saya dapat memahami kejenuhan anak dalam kegiatan belajar di sekolah
4
32
6
0
160
5
10
21
6
139
Yang terpenting bagi saya adalah prestasi yang diraih anak saya di 4 sekolah tanpa memikirkan kesulitan yang dihadapi anak saya dalam belajar x = 157.25
629
Tabel 4.11 menunjukkan banyak orang tua yang tidak sependapat dengan pernyataan yang menyatakan orang tua jarang menanyakan kendala yang dihadapi anak di sekolah. Hal ini terbukti dari skor total yang diperoleh yakni sebesar 170. Selanjutnya orang tua menyatakan bahwa mereka dapat memahami kejenuhan anak dalam kegiatan belajar di sekolah dan dapat merasakan kesulitan yang dihadapi anak 7
Muhammad Rasyid Dimas. 25 Kiat Memengaruhi Jiwa dan Akal Anak. (Bandung: Arkan Publishing, 2008) h. 61
88
dalam belajar. Hal ini terlihat dari skor total dari kedua pernyataan tersebut yakni sebesar 160. Selain itu, banyak orang tua yang juga tidak setuju dengan pernyataan yang menyatakan bahwa prestasi yang diraih anak di sekolah merupakan hal yang penting tanpa memikirkan kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar, yakni ada sebesar 139 jumlah skor total yang diperoleh. Menurut Muhammad Rasyid Dimas, memahami dan berempati kepada anak akan menanamkan sikap positif saat anak menghadapi kehidupannya. Dengan memahami dan berempati, anak akan belajar bahwa dalam kehidupan ada saat memberi dan ada saat menerima; anak akan berlatih untuk tunduk kepada kebenaran sebab anak melihat teladan yang baik di hadapannya; anak akan membiasakan diri bersikap adil dalam menerima kebenaran. Dengan begitu akan tumbuhlah kemampuan untuk memilih cara mengungkapkan perasaan yang ada di dalam jiwanya dan cara menuntut hak-haknya. Sementara itu, sikap sebaliknya akan memasung, membunuh dan mengubur kemampuan itu8.
8
Muhammad Rasyid Dimas. 25 Kiat Memengaruhi Jiwa dan Akal Anak. (Bandung: Arkan Publishing, 2008) h. 14 - 15
89
Tabel 4.12 Aspek Sikap Mendukung Dalam Komunikasi Interpersonal Orang Tua No.
SS
S
TS
STS
Skor
13
29
0
0
181
2
Saya mendukung keputusan yang anak saya ambil selama itu keputusan yang terbaik untuk dirinya
19
20
3
0
181
3
Saya merasa kehadiran saya pada event penting anak saya sangat berarti bagi anak saya
15
23
3
1
174
4
Saya seringkali memutuskan hal-hal apapun untuk anak saya tanpa saya kompromikan terlebih dahulu
0
4
26
12
172
1
Daftar Pernyataan Saya selalu memberikan kesempatan kepada anak saya untuk menyampaikan pendapatnya
x = 177
708
Pada tabel 4.12 orang tua menyatakan bahwa mereka selalu memberikan kesempatan kepada anak untuk menyampaikan pendapatnya dan mendukung keputusan yang anak ambil selama itu keputusan yang terbaik untuk dirinya . Hal ini terlihat dari kedua skor total yang diperoleh yakni sebesar 181. Sementara itu, mengenai kehadiran orang tua pada event penting anak, banyak orang tua yang merasa kehadiran mereka sangat berarti bagi anak. Ada sebesar 174 jumlah dari skor total yang diperoleh orang tua. Sementara itu, orang tua tidak setuju dengan pernyataan yang menyatakan bahwa orang tua seringkali memutuskan hal-hal apapun untuk anak tanpa di kompromikan terlebih dahulu yakni ada sebesar 172 jumlah skor total yang diperoleh.
90
Tabel 4.13 Aspek Sikap Positif Dalam Komunikasi Interpersonal Orangtua No.
SS
S
TS
STS
Skor
18
23
1
0
184
2
Saya selalu memberikan pujian kecil kepada anak saya jika ia memang pantas mendapatkannya
13
29
0
0
181
3
Saya merasa pujian yang saya berikan dapat membangkitkan semangat anak saya
16
23
1
2
176
7
24
11
0
153
1
Daftar Pernyataan Saya memberikan ucapan selamat kepada anak saya jika prestasi di sekolahnya baik
Saya selalu memberikan hadiah jika anak saya mendapatkan prestasi yang baik di sekolahnya x = 173.5 4
694
Tabel 4.13 menunjukkan orang tua memberikan ucapan selamat kepada anak jika prestasi di sekolahnya baik. yakni sebesar 184 jumlah skor total yang diperoleh. Selanjutnya, mengenai pemberian pujian kecil kepada anak, orang tua menyatakan bahwa mereka selalu memberikan pujian kecil kepada anak jika anak memang pantas mendapatkannya. Hal ini terlihat dari skor total yang diperoleh yakni sebesar 181. Sementara itu, orang tua juga merasa jika pujian yang mereka berikan dapat membangkitkan semangat anak. Dalam hal ini ada sebesar 176 skor total yang diperoleh. Orang tua banyak yang menyatakan mereka selalu memberikan hadiah jika anak mendapatkan prestasi yang baik di sekolah. Hal ini sesuai dengan perolehan skor total yakni sebesar 153.
91
Tabel 4.14 Apek Kesetaraan Dalam Komunikasi Interpersonal Orangtua No. 1
2
3
4
Daftar Pernyataan Saya merasa senang dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi anak saya dalam pelajaran Saya mau meluangkan waktu saya untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi anak saya dalam pelajaran Saya selalu dimintai saran oleh anak saya atas kesulitan yang saya hadapi di sekolah Saya terlalu sibuk untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi anak saya dalam pelajaran
Saya merasa anak saya dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam pelajaran seorang diri x = 162 5
SS
S
TS
STS
Skor
9
30
3
0
171
9
30
3
0
171
6
32
3
1
165
0
4
34
4
164
1
15
22
4
139 810
Tabel 4.14 menunjukkan banyak dari orang tua yang merasa senang dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi anak dalam pelajaran dan mau meluangkan waktu untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi anak dalam pelajaran. Hal ini terbukti dari skor total yang diperoleh dari kedua pernyataan tersebut yakni sebesar 171. Sebaliknya orang tua tidak setuju dengan pernyataan yang menyatakan bahwa orang tua terlalu sibuk untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi anak dalam pelajaran. Hal ini terlihat dari skor total dari pernyataan tersebut yakni sebesar 164.
92
Orang tua juga tidak setuju dengan pernyataan yang menyatakan bahwa mereka merasa anak dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam pelajaran seorang diri. Hal ini sesuai dengan perolehan skor total yakni sebesar 139. Oleh karena itu, banyak orang tua yang mau meluangkan waktu mereka untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi anak di sekolah. Selanjutnya orang tua menyatakan bahwa mereka selalu dimintai saran oleh anak atas kesulitan yang dihadapi di sekolah. Hal ini sesuai dengan perolehan skor total yakni sebesar 165.
B. Kategorisasi Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan Anak Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 18 diperoleh sebagai berikut: 1. Komunikasi Interpersonal Anak DescriptiveStatistics N
Minimum
SkorTotal
42
Valid N (listwise)
42
65.00
Maximum 125.00
Mean 98.2619
Std. Deviation 13.75404
Rentangan penyebaran skor skala Komunikasi Interpersonal Anak adalah 27 – 135, karena dalam penelitian ini penulis menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu skor terendah 1 x 27 = 27 dan skor tertinggi 5 x 27 = 135, mean dari skala
93
komunikasi interpersonal anak sebesar 98.26 dengan standard deviasi 13.75, dan nilai maksimum 125, nilai minimum 65. Untuk mengetahui tingkat komunikasi interpersonal anak, peneliti membagi ke dalam tiga kategori tingkat komunikasi interpersonal yaitu tingkat tinggi, sedang, dan rendah. Skala ini terdiri dari 27 aitem, dengan setiap aitem favorable diberi skor 1 untuk jawaban STS, 2 untuk jawaban TS, 4 untuk jawaban S dan 5 untuk jawaban SS sedangkan setiap aitem unfavorable diberi skor 1 untuk jawaban SS, 2 untuk jawaban S, 4 untuk jawaban TS dan 5 untuk jawaban STS. Dengan luas jarak sebenarnya adalah 135 – 27 = 108. Tabel 4.15 Klasifikasi skor skala komunikasi interpersonal anak Kategori
Nilai
Angka
Tinggi
x > (M+SD)
x > 135
Sedang
(M+SD) < x < (M+SD)
108 < x < 135
Rendah
x < (M-1 SD)
x < 108
Sesuai dengan keterangan diatas, maka data yang diperoleh berdasarkan mean temuan sebesar 98.26 maka dapat kita ketahui bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat komunikasi interpersonal yang positif dengan tingkat rendah. Tingkat komunikasi interpersonal pada anak yang berada pada tingkat rendah dapat
94
dipengaruhi oleh berbagai macam aitem keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan. 2. Komunikasi Interpersonal Orang tua Descriptive Statistics N
Minimum
SkorTotal
42
Valid N (listwise)
42
76.00
Maximum 96.00
Mean 85.0714
Std. Deviation 4.51228
Rentangan penyebaran skor skala Komunikasi Interpersonal orang tua adalah 25 – 125, karena dalam penelitian ini penulis menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu skor terendah 1 x 25 = 25 dan skor tertinggi 5 x 25 = 125, mean dari skala komunikasi interpersonal orang tua sebesar 85.07 dengan standard deviasi 4.51, dan nilai maksimum 96, nilai minimum 76. Untuk mengetahui tingkat komunikasi interpersonal anak, peneliti membagi ke dalam tiga kategori tingkat komunikasi interpersonal yaitu tingkat tinggi, sedang, dan rendah. Skala ini terdiri dari 25 aitem, dengan setiap aitem favorable diberi skor 1 untuk jawaban STS, 2 untuk jawaban TS, 4 untuk jawaban S dan 5 untuk jawaban SS sedangkan setiap aitem unfavorable diberi skor 1 untuk jawaban SS, 2 untuk jawaban S, 4 untuk jawaban TS dan 5 untuk jawaban STS. Dengan luas jarak sebenarnya adalah 125 – 25 = 100.
95
Tabel 4.16 Klasifikasi skor skala komunikasi interpersonal orang tua Kategori
Nilai
Angka
Tinggi
x > (M+SD)
x > 125
Sedang
(M+SD) < x < (M+SD)
100 < x < 125
Rendah
x < (M-1 SD)
x < 100
Sesuai dengan keterangan diatas, maka data yang diperoleh berdasarkan mean temuan sebesar 85.07 maka dapat kita ketahui bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat komunikasi interpersonal yang positif dengan tingkat rendah. Tingkat komunikasi interpersonal pada orang tua yang berada pada tingkat rendah dapat dipengaruhi oleh berbagai macam aitem keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif dan kesetaraan.
3. Motivasi Berprestasi Siswa Descriptive Statistics N
Minimum
SkorTotal
42
Valid N (listwise)
42
38.00
Maximum 95.00
Mean 77.6905
Std. Deviation 14.23580
96
Rentangan penyebaran skor skala Motivasi berprestasi siswa adalah 20 – 100, karena dalam penelitian ini penulis menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu skor terendah 1 x 20 = 20 dan skor tertinggi 5 x 20 = 100, mean dari skala motivasi berprestasi siswa sebesar 77.69 dengan standard deviasi 14.23, dan nilai maksimum 95, nilai minimum 38. Untuk mengetahui tingkat motivasi berprestasi siswa, peneliti membagi ke dalam tiga kategori tingkat motivasi berprestasi yaitu tingkat tinggi, sedang, dan rendah. Skala ini terdiri dari 20 aitem, dengan setiap aitem favorable diberi skor 1 untuk jawaban STS, 2 untuk jawaban TS, 4 untuk jawaban S dan 5 untuk jawaban SS sedangkan setiap aitem unfavorable diberi skor 1 untuk jawaban SS, 2 untuk jawaban S, 4 untuk jawaban TS dan 5 untuk jawaban STS. Dengan luas jarak sebenarnya adalah 100 – 20 = 80. Tabel 4.17 Klasifikasi skor skala motivasi berprestasi siswa Kategori
Nilai
Angka
Tinggi
x > (M+SD)
x > 100
Sedang
(M+SD) < x < (M+SD)
80 < x < 100
Rendah
x < (M-1 SD)
x < 80
97
Sesuai dengan keterangan diatas, maka data yang diperoleh berdasarkan mean temuan sebesar 77.69 maka dapat kita ketahui bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat motivasi berprestasi yang positif dengan tingkat rendah. Tingkat motivasi berprestasi pada siswa yang berada pada tingkat rendah dapat dipengaruhi oleh berbagai macam aitem motivasi intrinsic, motivasi ekstrinsik, prestasi akademik dan prestasi non akademik.
C. Korelasi Komunikasi Interpersonal Orang Tua dan Anak Terhadap Motivasi Berprestasi Siswa Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 18 diperoleh korelasi komunikasi interpersonal orang tua terhadap komunikasi interpersonal anak sebesar 0.483 dengan nilai signifikansi 0.001 (p