POLA KOMUNIKASI SUAMI ISTRI DALAM PENYELESAIAN ...

31 downloads 148 Views 56KB Size Report
Komunikasi Antara Suami Istri Dalam Penyelesaian Konflik Di Usia ..... pribadi yang berasal dari keluarga, sifat, kebiasaan, dan budaya yang berbeda.
POLA KOMUNIKASI SUAMI ISTRI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK DI USIA PERNIKAHAN DI BAWAH 5 TAHUN ( Studi Kualitatif Deskriptif Tentang Pola Komunikasi Suami Istri Dalam Penyelesaian Konflik Di Usia Pernikahan Di Bawah 5 Tahun )

Disusun Oleh :

EVA NADIA KUSUMA NINGRUM 0743010205

Telah disetujui unuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui,

Pembimbing Utama

Dra. Diana Amalia, M.Si NIP. 196309071991032001

Mengetahui DEKAN

Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.si NIP. 195507181983022001

ii   

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT, penulis panjatkan karena dengan limpahan rahmat, karunia serta hidayah-Nya, skripsi yang berjudul Pola Komunikasi Antara Suami Istri Dalam Penyelesaian Konflik Di Usia Pernikahan Di Bawah 5 Tahun dapat penulis susun dan selesai sebagai wujud pertanggung jawaban atas terlaksananya kegiatan perkuliahan penulis. Dalam proses penyelesaian Skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak berikut ini: 1.

Dra. Hj. Suparwati.M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UPN “Veteran” Jatim.

2.

Juwito, S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jatim.

3.

Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jatim.

4.

Dosen Pembimbing Skripsi Penulis, Ibu Diana Amalia, M.Si. Terima kasih atas bantuan dan bimbingan Ibu dalam penyusunan Skripsi ini.

5.

Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi maupun Staf Karyawan FISIP hingga UPN “Veteran” Jatim pada umumnya.

6.

Dosen penguji Bu Diana, Pak Didiek, dan Bu Yuli yang telah banyak memberikan masukan bagi penulis untuk bisa lebih baik lagi..

7.

Orang tua tercinta, saudara, dan tunanganku yang telah memberikan doa dan dukungan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

iv

8.

Seluruh pihak yang tak dapat penulis sebutkan atas keterbatasan halaman ini, untuk segala bentuk bantuan yang diberikan, penulis ucapkan terima kasih. Akhir kata, penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik maupun saran penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat sekaligus menambah pengetahuan bagi berbagai pihak. Amin.

Surabaya, 6 desember 2010

Penulis

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI ...........................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .............................................

iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................

iv

DAFTAR ISI ...................................................................................................

v

ABSTRAK ......................................................................................................

vi

BAB I

PENDAHULUAN ........................................................................

1

1.1

Latar Belakang Masalah ....................................................

1

1.2

Perumusan Masalah ..........................................................

7

1.3

Tujuan Penelitian ..............................................................

7

1.4

Manfaat Penelitian .............................................................

7

LANDASAN TEORI ...................................................................

8

2.1

Komunikasi .......................................................................

8

2.1.1

Komunikasi Interpersonal ................................................

8

2.2

Pernikahan .........................................................................

13

2.2.1

Fase Kritis Dalam Pernikahan ...........................................

14

2.3.

Konflik ..............................................................................

16

2.3.1. Tipe Manusia Dalam Menghadapi Konflik........................

17

2.3.2. Manajemen Konflik Yang Efektif......................................

18

2.3.3. Jenis – Jenis Konflik ..........................................................

19

2.3.4. Sumber Konflik Yang Dialami Oleh Suami Istri...............

20

BAB II

2.4.

BAB III

BAB IV

Pola Komunikasi.................................................................

22

2.4.1. Pengertian Keluarga ......... ..................................................

23

2. 4.2. Pola Komunikasi Keluarga .....................................................

24

2.4.3. Tahapan Dalam Membina Hubungan ................................

26

2.4.4. Perusakan Hubungan..........................................................

27

2.5.

Kerangka Berpikir..............................................................

31

METODE PENELITIAN ...........................................................

34

3.1

Metode Penelitian .............................................................

34

3.2

Konsep Operasional ..........................................................

35

3.3

Informan.............................................................................

36

3.4.

Teknik Pengumpulan Data.................................................

37

3.6.

Teknik Analisis Data..........................................................

38

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.

Gambaran Obyek Penelitian ..............................................

40

4.1.2. Penyajian Data ...................................................................

41

4.2.

Analisi Data........................................................................

45

4.2.1. Konflik Suami Istri ............................................................

45

4.2.2. Pola Komunikasi Suami Istri .............................................

55

4.3.

Pembahasan........................................................................

61

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

68

LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Guide Interview..................................................................

70

Lampiran 2.

Hasil Wawancara ...............................................................

71

Daftar Tabel

Tabel 1.

Pola Komunikasi Suami Istri Dalam Penyelesaian Konflik Di Usia pernikahan Di Bawah 5 Tahun ……………………………………..

63

   

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah Ketika seorang laki-laki dan perempuan bertemu dan berkenalan kemudian saling mengenal satu sama lain dan menemukan kecocokan diantara mereka, pasti mereka memutuskan untuk membangun sebuah rumah tangga dengan melangsungkan pernikahan. Pernikahan merupakan sarana dalam mempersatukan dua anak manusia menjadi satu kesatuan yang utuh dalam sebuah rumah tangga, maka apabila penyatuan tersebut tidaklah dilandasi oleh pedoman hidup yang sejalan maka akan membawa sebuah permasalahan yang bisa membawa konflik dalam sebuah pernikahan. Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal dari keluarga, sifat, kebiasaan, dan budaya yang berbeda. Pernikahan juga memerlukan penyesuaian secara terus menerus. Setiap Pernikahan selain cinta juga diperlukan saling pengertian yang mendalam, kesediaan untuk saling menerima pasangan masing-masing dengan latar belakang yang merupakan bagian dari kepribadiannya. Orang menikah bukan hanya mempersatukan diri, tetapi seluruh keluarga besarnya juga ikut. Pernikahan adalah ungkapan iman,dimana terjadi persatuan dua tubuh dan



2   

pribadi yang berbeda, di dalamnya seseorang menaru makna dan kebahagian hidupnya di dalam diri seseorang lainnya. ( Norwan,2007:105) Banyak

pasangan suami istri mencita – citakan kehidupan

perkawinan yang bahagia dan harmonis namun untuk mewujudkannya bukanlah persoalan yang mudah. Menurut Dr. Joseph Abraham seorang psikolog sekaligus konselor mengatakan

bahwa tiap perkawinan tak

selamanya berjalan mulus. Ada beberapa fase yang harus di lewati tiap pasangan suami

istri yaitu fase

bulan madu, Fase Akomodasi, fase

tantangan, Fase Penyimpangan, dan Terlahir kembali. (www.walipop.com) Ketika masing

suami dan

‘mengikatkan diri’

istri berikrar untuk menikah, berarti masingpada pasangan hidup. Kebebasan sebagai

individu ‘dikorbankan’. pernikahan bukan sebuah titik akhir, tetapi sebuah perjalanan panjang untuk mencapai tujuan yang disepakati berdua. Tiap pasangan harus terus belajar mengenai kehidupan bersama dan harus menyiapkan mental untuk menerima kelebihan sekaligus kekurangan pasangannya dengan kontrol diri yang baik. Suami istri adalah dua insan yang berbeda dalam hampir segala sifatnya. Sifat-sifat berbeda diantara keduanya sulit dipersatukan kecuali ada kesadaran diri untuk saling memahami satu sama lain. Salah satu ketidakcocokan dalam keluarga khususnya suami istri disebabkan karna adanya perbedaan pendapat yang memicu timbulnya konflik.

3   

Setiap hubungan antarpribadi mengandung unsur-unsur konflik, pertentangan pendapat, atau perbedaan kepentingan.. Konflik pun dapat timbul karena adanya kesalahan dalam diri seseorang berkomunikasi. Konflik dapat terjadi dimana saja, kapan saja, dan segala macam hubungan. Contohnya hubungan orang tua dengan anak, kakak dan adik, mertua dengan menantu, suami istri,dsb. Seperti konflik yang terjadi dalam hubungan suami istri yang disebabkan suami kurang melakukan komunikasi atau sekedar berbicara. Sebab, banyak pasangan yang tenggelam dengan aktifitas sendiri. Suami istri yang sibuk dengan aktivitasnya tanpa banyak bicara antara pasangan. Sedangkan diwaktu senggan, sering kali mereka gunakan untuk istirahat karena kelelahan setelah aktifitas. Kurangnya atau tak adanya waktu untuk saling berbagi dan berkomunikasi ini sering kali menimbulkan salah pengertian yang mengacuh pada konflik. Faktor komunikasi terbatas merupakan faktor yang dapat menjadi pendorong terjadi konflik. Selain itu penghasilan, anak, orang ketiga, seks,kenyakinan, mertua, ragam perbedaan juga merupakan faktor penyebab terjadinya konflik. ( Tabloid Nova, Jumat 2 April 2010 ) Di awal tahun pernikahan, konflik sering terjadi. Karena awal tahun pernikahan merupakan masa rawan, bahkan dapat disebut sebagai era kritis

karena

pengalaman bersama belum banyak.

Menurut .Dra.

Dharmayati Utoyo Lubis, MA, PhD, tahun pertama perkawinan memang paling rawan. Ibarat koin, tahun pertama memiliki dua sisi. "Satu sisi memang masih bulan madu, masih manis. Satu sisi lainnya adalah masa

4   

penyesuaian, sehingga akan banyak menumbuhkan konflik," terang pembantu dekan I Fakultas Psikologi UI ini. Nah, konflik inilah yang merupakan pemicu terjadinya perceraian apabila suami-istri tak mampu mengelola konflik secara baik. ( Tabloid Nova, Jumat 23 Juli 2010 ) Sedangkan menurut Tiwin Herman, M.Psi, mengatakan bahwa usia di bawah 5 tahun merupakan usia pernikahan yang rawan dengan konflik. Hal ini disebabkan oleh proses penyesuaian diri yang terhambat. Banyak suami istri yang mengeluh bahwa sifat dan sikap pasangannya berubah setelah menikah, tidak seperti pacaran. Jika masa ini tidak terselesaikan akan menyebabkan komunikasi berjalan tidak lancar karena adanya ketidakpuasan dari masing – masing pihak dan itu akan menyebabkan masalah baru akan muncul karena adanya ketidak puasan atau kekecewaan dari sifat atau sikap pasangan. (www.kompas.com) Komunikasi

Interpersonal

menjadi

ujung

tombak

dalam

penyelesaian konflik rumah tangga, karena dengan adanya komunikasi tersebut maka setiap pasangan suami istri dapat lebih terbuka dengan pasangan

masing-masing dalam penyampaian maupun penyelesaian

masalah. Komunikasi interpersonal atau yang lebih dikenal dengan komunikasi antar pribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal ataupun non verbal (Mulyana, 2000).

5   

Di sisi lain manusia tidak akan pernah lepas dari sebuah komunikasi karena manusia merupakan mahkluk sosial. Seperti halnya suami istri di dalam sebuah pernikahan tidak akan terlepas dari adanya komunikasi karena setiap hari selalu terjadi proses interaksi antara suami dan istri. Namun masing – masing pasangan memiliki cara tersendiri dalam berkomunikasi yang dikenal dengan pola komunikasi. Pola komunikasi yang terjadi diantara suami istri di setiap masing – masing keluarga berbeda , hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu usia pernikahan , kondisi sosial ekonomi, latar belakang masing – masing pasangan, budaya dari masing – masing pasangan. Pola komunikasi ini merupakan bentuk hubungan dua orang atau lebih dalam proses pengiriman pesan dan penerimaan pesan dengan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami dan dimengerti. (Djamarah,2004:1) Menurrut Djamarah, ada tiga model pola komunikasi suami istri yang sering terjadi diantaranya yaitu Model Stimulus – Respons (S-R), Model ABX, dan Model Interaksional. Pola komunikasi Stimulus – Respons (S-R) bersifat linier yang tingkat kedudukannya tidak sama. Dalam model pola komunikasi S-R ada salah satu pihak ada yang lebih mendominasi. Adanya kedudukan yang tidak seimbang ini disebabkan karena salah satu pihak pasif dan pihak yang lain aktif dalam memberikan rangsangan. Sedangkan pola komunikasi model ABX

menggambarkan adanya perbedaan pandangan

antara kedua belah individu yang memiliki satu kedekatan terhadap sebuah obyek. Ketegangan mungkin akan muncul yang akan menuntut individu ini

6   

untuk mencari keseimbangan dengan cara mengubah sikap terhadap pihak lain atau terhadap hal yang di permasalahkan. Dan model ketiga yaitu model interaksional yang merupakan kebalikan dari pola komunikasi model S-R. Dalam model interaksional, kedua belah pihak yang terlibat dalam komunikasi sama – sama aktif dan kreatif dalam menciptakan arti terhadap ide atau gagasan yang disampaikan via pesan, sehingga jalannya komunikasi terkesan lebih dinamis dan komunikatif. Peneliti memilih topik ini karena peneliti ingin mengetahui bagaimana pola komunikasi antara suami istri yang usia pernikahannya dibawah 5 tahun dalam menyelesaikan konflik dan peneliti mengambil pasangan suami istri yang usia pernikahannya dibawah 5 tahun dikarenakan usia pernikahan di bawah 5 tahun merupakan usia yang rawan terjadinya sebuah konflik karena di usia ini terjadi proses penyesuaian dan penyatuan dua individu yang memiliki perbedaan yang akan berpotensi besar untuk terjadinya sebuah konflik. Dalam penelitian ini, peneliti sebelumnya telah melakukan observasi di lingkungan sekitar. Selain itu peneliti akan melakukan wawancara mendalam untuk mengetahui konflik apa yang sedang terjadi dan bagaimana pola komunikasi suami istri dalam menyelesaikan konflik tersebut.

7   

1.1.

Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut: “ Bagaimana pola komunikasi suami istri dalam penyelesaian konflik di usia pernikahan di bawah 5 tahun ?”

1.2.

Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penulis yaitu untuk mengetahui Bagaimana pola komunikasi suami istri dalam konflik usia pernikahan di bawah 5 tahun

1.3.

Manfaat Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi berkaitan dengan pola komunikasi suami dengan istri. 1.4.2. Kegunaan praktis a.

Hasil Penelitian ini dapat memberi masukan pada suami istri tentang pola komunikasi yang tepat untuk menyelesaikan setiap konflik diantara suami istri.

b.

Memberikan gambaran bagi pembaca, khususnya masyarakat umum tentang pola komunikasi di antara suami istri dalam menyelesaikan konflik dalam rumah tangga