PROFIL MAHASISWA YANG MEMILIKI DAN ... - eJournal Unesa

11 downloads 1148 Views 427KB Size Report
Pendidikan Olahraga FIK Unesa harus memiliki motivasi yang kuat. Motivasi ..... dilakukan oleh Efendi (2010) dengan judul. “Motivasi .... skripsi Efendi (2010).
PROFIL MAHASISWA YANG MEMILIKI DAN TIDAK MEMILIKI PRESTASI OLAHRAGA DALAM MENENTUKAN KEINGINAN MOTIVASI YANG DOMINAN (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Olahraga Angkatan 2009) TRI SUTRISNO S1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya Email: [email protected] Dosen Pembimbing: Ayunita Leliana, S.S.,M.Pd. ABSTRAK Di dalam proses belajar mengajar motivasi adalah bagian yang penting, karena motivasi akan membuat seseorang menjadi lebih semangat dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, mahasiswa Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa harus memiliki motivasi yang kuat. Motivasi dapat tumbuh dari beberapa hal, salah satunya adalah prestasi. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Olahraga adalah mahasiswa yang memiliki kemampuan dalam bidang olahraga tertentu dan beberapa dari mereka memiliki prestasi olahraga. Prestasi ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Fenomena ini digunakan untuk membuat penelitian tentang profil mahasiswa yang memiliki dan tidak memiliki prestasi olahraga dalam menentukan keinginan motivasi yang dominan. Sebuah angket digunakan untuk merangking motivasi mahasiswa. Terdapat 28 mahasiswa yang memiliki prestasi olahraga dan 28 mahasiswa yang tidak memiliki prestasi olahraga yang digunakan sebagai sampel penelitian. Berdasarkan hasil penelitian dari mahasiswa yang memiliki prestasi olahraga, 60,7% dari mereka ingin menjadi guru olahraga; 17,9% dari mereka ingin belajar olahraga; 10,7% dari mereka ingin menjadi polisi atau tentara; 3,6% dari mereka ingin menjadi atlet. Sementara hasil penelitian dari mahasiswa yang tidak memiliki prestasi olahraga menunjukkan bahwa 67,9% dari mereka ingin menjadi guru olahraga; 7,1% dari mereka ingin belajar olahraga; 3,6% dari mereka ingin menjadi atlet; 3,6% dari mereka ingin menjadi pelatih; 3,6% dari mereka ingin berwirausaha di bidang olahraga; 3,6% dari mereka ingin mempunyai banyak teman; 3,6% dari mereka ingin memiliki bentuk tubuh yang bagus. Bisa disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap motivasi dalam memilih Jurusan Pendidikan Olahraga antara mahasiswa yang memiliki dan tidak memiliki prestasi olahraga. Kata kunci: Motivasi, Mahasiswa yang memiliki prestasi dan tidak memiliki

prestasi olahraga.

ABSTRACT In teaching and learning processmotivation is an important part, because motivation will make someone have more spirit in order to reach his objective. Therefore, Students of Sport Education Department Sport Science Faculty Unesa must have strong motivation. Motivation can appear from many thing, one of them is achievement. Sport Education Department students are students who have ability in certain sport and some of them have sport achievements. Hopefully, this achievements can increase motivation to study to get the better result. This phenomenon was used to conduct a research about the profileof students who have and do not have sport achievement in determining the passion of dominant motivation. A questionnaire was used to rank students motivation. There are 28 students who have Sport achievement and 28 students who do not have it used as the research sample. Based on the research result of students who have Sport achievement, there is 60,7% of them want to be a sport teacher; 17,9% of them want to learn sport; 10,7 of them want to be a police officer or army; 3,6 of them want to be an athlete; 3,6% of them want to play outside; 3,6% of them like the excitement. While the result of students who do not have sport achievement shows that there is 67,9% of them want to be a sport teacher; 7,1% of them want to learn sport; 3,6% of them want to be an athlete; 3,6% of them want to be a police officer or army; 3,6% of them want to improve health; 3,6% of them want to be a coach; 3,6% of them want to be an entrepreneur in sport; 3,6% of them love to makes friend; and 3,6% want to have good shape of body. It

can be concluded that there is not significant difference in motivation of choosing Sport Education Department between students who have sport achievement and do not have it. Key words: Motivation, Student who have achievement and do not have achievement.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prestasi olahraga di Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK), Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tergolong baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil prestasi mahasiswa Universitas Negeri Surabaya Bidang Keilmuan, Seni dan Olahraga di tingkat Regional, Nasional, dan Internasional Tahun 2009-2010. Dari cabang atletik lari 100m, 200m, 1500m, estafet 4x100m, estafet 4x400m, mahasiswa Unesa memperoleh juara I pada Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) XI Tahun 2009 yang diselenggarakan di Palembang. Selain itu, dari ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII Tahun 2012 yang diselenggarakan di Riau, tim sepak takraw Unesa yang mewakili kontingen Jawa Timur berhasil menyumbangkan medali emas.. Mahasiswa yang masuk di Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa adalah mahasiswa yang mempunyai kemampuan skill dan non skill di bidang keolahragaan, selain itu terdapat beberapa mahasiswa yang sebelum masuk di Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa telah memiliki prestasi olahraga atau disebut atlet berprestasi.. Motivasi merupakan suatu hal yang sangat penting secara langsung atau tidak langsung bagi mereka yang terlibat dalam proses belajar-mengajar. Perilaku belajar yang terjadi dalam situasi interaksi belajar mengajar akan berlangsung dengan baik, bila motivasi yang diberikan mempunyai nilai dan mengarah pada hal yang positif. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, selanjutnya dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah ada perbedaan motivasi antara mahasiswa yang memiliki dan tidak memiliki prestasi olahraga dalam menentukan keinginan motivasi yang dominan masuk di Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa?

C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi tentang perbedaan motivasi antara mahasiswa yang memiliki dan tidak memiliki prestasi olahraga dalam masuk di Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi mahasiswa, membantu merumuskan tentang tujuan mahasiswa dalam masuk di Jurusan Pendidikan Olahraga. 2. Bagi Peneliti, menambah pengetahuan tentang bagaimana motivasi antara mahasiswa yang memiliki dan tidak memiliki prestasi olahraga dalam masuk di Jurusan Pendidikan Olahraga terkait motivasi yang dominan. 3. Bagi peneliti lain, dapat dipakai sebagai informasi lanjutan. E. Definisi operasional, Asumsi, dan Keterbatasan 1. Definisi Operasional a. Prestasi Prestasi adalah suatu kumpulan hasil yang telah dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya (Sudarwati, 2007: 8). Adapun yang dimaksud mahasiswa yang memiliki prestasi olahraga adalah mahasiswa yang memiliki prestasi di bidang olahraga di tingkat regional, nasional, dan internasional, sedangkan mahasiswa yang tidak memiliki prestasi olahraga adalah mahasiswa yang tidak memiliki prestasi yang sudah di sahkan.

b.

Motivasi Motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktifitas tertentu guna

mencapai suatu tujuan atau kebutuhan (Djaali, 2011: 101). 2. Asumsi Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang sudah dikemukakan, peneliti berasumsi bahwa mahasiswa memiliki motivasi yang berbedabeda. 3. Keterbatasan Mengingat luasnya masalah yang akan dihadapi, maka perlu membatasi masalah sebagai berikut: a. penelitian ini hanya dibatasi pada motivasi dominan yang mempengaruhi mahasiswa masuk di Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa. b. penelitian terbatas pada mahasiswa yang memiliki prestasi olahraga angkatan 2009 dan mahasiswa yang tidak memiliki prestasi olahraga. KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi 1. Hakikat Motivasi Motivasi berasal dari kata “motif”, yang diartikan sebagai keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu guna mencapai sesuatu tujuan (Suryabrata, 2008: 70). Motif sering juga diartikan keadaan pada seseorang yang dapat mendorong untuk melakukan aktifitas yang dapat membuat seseorang menjadi lebih bermakna. Menurut Surya (2003: 99), motivasi mempunyai 3 karakteristik yaitu sebagai hasil dari kebutuhan, terarah kepada suatu tujuan, dan motivasi dapat menopang perilaku seseorang. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga munculnya tingkah laku tertentu. Menurut Suryabrata (2008: 73-74), berdasarkan isi atau persangkutpautannya motif dapat dibedakan menjadi dua macam: 1. Motif jasmaniah, yaitu motif-motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan

organisme demi kelanjutan hidupnya. 2. Motif rohaniah, yaitu kemauan. Kemauan terbentuk melalui empat momen,seperti dijelaskan dibawah ini: a) Momen timbulnya alasan-alasan b) Momen pilih c) Momen putusan d) Momen terbentuknya kemauan Sebuah kemauan yang timbul dari dalam diri seseorang memang terkadang tidak selamanya begitu saja muncul, tetapi terdapat proses di dalamnya yang saling berurutan seperti yang dikemukakan oleh Suryabrata. Menurut Mc. Donald(dalam Hamalik, 2011: 158-159), motivasi merupakan perubahan energi dalam diri seseorang yang diawali dengan adanya perasaan dan respon untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Melalui pengertian yang dikemukakan Mc.Donald mengandung tiga unsur yang saling berkaitan yaitu: 1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem neurophysiological yang ada pada menusia. 2. Motivasi yang timbul karena adanya stimulasi afektif. Mula-mula merupakan ketegangan psikologis, kemudian berubah menjadi suasana emosi. Suasana emosi inilah yang menimbulkan kelakuan yang bermotif. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalanpersoalan kejiwaan, efeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. 3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi

motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang barasal dari diri manusia, tetapi kemunculannya karena terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini akan menyangkut soal kebutuhan. Dengan adanya tiga unsur yang saling berkaitan tersebut maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga bergantung dengan persoalan gejala jiwa, perasaan, juga emosi, untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan. Dalam mencapai sebuah tujuan yang akan dicapai individu juga harus memiliki karakteristik motivasi berprestasi tinggi agar peluang tercapainya sebuah tujuan lebih besar. Keberhasilan akan sulit terwujud apabila dalam melakukan setiap aktivitas tidak disertai atau diiringi dengan rasa senang atau mempunyai motivasi yang tinggi terhadap apa yang dilakukan, karena rasa senang itu mewakili atau menunjukkan situasi kejiwaan, mental, dan emosional seseorang. Jika situasi kejiwaan atau emosional tidak stabil maka peluang terjadinya dampak negatif akan semakin besar seperti kurang sabar dalam melakukan sesuatu, mudah putus asa jika pekerjaan terlalu sulit, kurang menunjukkan sikap tanggung jawab, hasil pekerjaan yang kurang maksimal, dan lain sebagainya. Penguasaan diri yang baik akan melatih seseorang untuk bertindak secara realistis dan selalu mempertimbangkan semua dampak yang akan timbul dari setiap tindakan yang dilakukan, sehingga fungsi motivasi berjalan dengan baik. Menurut Hamalik (2011: 161), ada tiga fungsi motivasi yang sangat dominan di dalam diri seseorang yaitu: a. Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, jadi tanpa motivasi maka tidak akan timbul

sesuatu perbuatan seperti belajar. b. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, yaitu mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan. c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, yaitu besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. 2. Prinsip-Prinsip Motivasi Memberikan motivasi kepada pihak yang ingin menjadi calon pengajar bukan hal yang mudah tetapi harus dilakukan dengan kerja keras. Mengingat tugas yang berat itu, calon pengajar harus mempunyai prinsipprinsip motivasi belajar dan harus dilaksanakan seefektif mungkin agar nanti dalam penerapannya tidak asal mengajar. Kenneth H. Hover (dalam Hamalik, 2011: 163-166), mengemukakan prinsip-prinsip motivasi yang dapat dijadikan acuan antara lain: 1. Pujian lebih efektif daripada hukuman. 2. Semua individu mempunyai kebutuhan-kebutuhan psikologis tertentu yang harus mendapat kepuasan. 3. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif dari pada motivasi yang dipaksakan dari luar. 4. Motivasi mudah menjalar atau tersebar terhadap orang lain. 5. Pemahaman yang jelas terhadap tujuan-tujuan akan merangsang motivasi. 6. Pujian-pujian yang datangnya dari luar kadang-kadang diperlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat yang sebenarnya. 7. Teknik dan proses mengajar yang bermacam-macam adalah efektif untuk memelihara minat. 8. Kecemasan yang besarakan menimbulkan kesulitan belajar.

9. Setiap orang mempunyai tingkat frustrasi toleransi yang berbeda. 3. Jenis-Jenis Motivasi Jenis-jenis motivasi yang sangat mempengaruhi dalam diri manusia yaitu: 1. Motivasi instrinsik Motivasi instrinsik adalah motivasi yang hidup dalam diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional (Hamalik, 2011: 162). Motivasi instrinsik merupakan motivasi yang dapat menjadikan seseorang bergairah untuk meningkatkan kualitas keterampilan yang nantinya akan berdampak kepada pencapaian kesempatan untuk prestasi. Kegiatan yang didorong oleh motivasi ini biasanya lebih baik dan sifatnya lebih lama dibandingkan dengan motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik sebaiknya ditanamkan dan ditumbuhkan sedini mungkin pada setiap kegiatan atau aktifitas agar harapan untuk mencapai tujuan menjadi mudah. Dapat ditarik kesimpulan motivasi instrinsik dapat menunjukkan suatu aktifitas yang dimaksudkan untuk mendapat kepuasan yang melekat dari aktifitas tertentu. Motivasi instrinsik merupakan kecenderungan dalam diri untuk menemukan hal-hal baru dan tantangan baru, mengembangkan diri, bereksplorasi, dan belajar. Kegiatan yang didasari oleh motivasi instrinsik biasanya dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan internal. 2. Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti angka kredit, ijazah, tingkatan hadiah, medali pertentangan, dan persaingan yang bersifat negatif ialah sarcasm, ridicule, dan hukuman (Hamalik, 2011: 163). Motivasi ekstrinsik menyebabkan seseorang bertingkah laku karena adanya dorongan atau rangsangan dari luar. Motivasi ini tidak selalu menyebabkan timbulnya hal-hal yang negatif. Motivasi ekstrinsik tetap dapat merupakan dorongan yang baik kepada seseorang untuk dapat

berusaha dan mencurahkan kemampuannya yang maksimal untuk berprestasi yang sebaik-baiknya. Motivasi ekstrinsik juga memiliki pengaruh yang kuat pada diri siswa, sehingga diharapkan pada akhirnya motivasi ekstrinsik akan berubah menjadi motivasi instrinsik. Kedua motivasi ini tetap akan ada dalam proses pembelajaran. Jadi motivasi ekstrinsik diwujudkan dari rangsangan luar dengan tujuan menggerakkan individu supaya melakukan sesuatu aktifitas yang membawa faedah kepada seseorang. B. Prestasi Olahraga Memiliki prestasi adalah harapan dan keinginan bagi setiap orang. Dalam perjalanan mencapai cita-cita pada berbagai cabang kehidupan, prestasi merupakan simbol pencapaian tertinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan usaha dan kerja keras untuk menjadi seorang yang berprestasi. Prestasi yang diperoleh seseorang bukan sematamata karena keajaiban saja, melainkan akumulasi dari beberapa faktor, yaitu faktor teknis, fisik, kekuatan mental (psikologis), dan kecermatan taktik dan strategi. Menurut Sumoprawiro (2007: 56), prestasi adalah pencapaian akhir yang memuaskan oleh seseorang atau tim, berdasarkan target awal yang dibebankan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa prestasi olahraga adalah suatu pencapaian akhir yang memuaskan berdasarkan target awal tim atau atlet, dalam lingkup dunia olahraga. Prestasi olahraga yang diraih seseorang tidak terlepas dari beberapa faktor yang mempengaruhinya. Banyak faktor yang mempengaruhi terciptanya suatu prestasi olahraga, diantaranya fisik, psikologi, dan sarana prasarana olahraga yang dimiliki. Menurut Gunarsa (dalam Sudarwati, 2007: 39-42), banyak faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi, diantara lain: a. Sehat fisik dan mental b. Lingkungan yang sehat dan menyenangkan

c. Fasilitas lapangan dan alat yang lengkap dan baik untuk latihan d. Olahraga yang sesuai dengan bakat dan naluri e. Pengaturan aktivitas latihan yang menarik f. Alat bantu audio-visual g. Metode latihan h. Kondisi fisiologis i. Keyakinan diri Semua faktor yang telah diuraikan tersebut, dalam penerapannya saling berkaitan satu sama lain, tetapi faktor yang pertama kali harus dimiliki oleh seorang adalah kepercayaan diri atau keyakinan diri dan kondisi fisiologisnya dalam melakukan setiap aktivitas. C. Keyakinan Diri Keyakinan diri (self-efficacy) merupakan landasan bagi performa yang kompeten. Dalam situasi yang kompetitif, semakin tinggi keyakinan diri seseorang, maka akan semakin baik pula performa yang dihasilkan, serta semakin rendah rangsangan emosi yang dialami. Selain itu, keyakinan diri juga dapat mempengaruhi usaha dan ketahanan seseorang dalam menghadapi situasi yang mengancam, tantangan yang sulit, serta halhal yang beresiko tinggi untuk gagal. Keyakinan diri dapat dianggap sebagai salah satu cara untuk mengatasi stres, depresi, perasaan tidak berdaya, ketergantungan, dan kognisi yang irasional. Keyakinan diri merupakan kunci terhadap optimisme, perubahan tingkah laku yang positif, dan pencapaian tujuan. Ketika seseorang merasa berada pada tingkat keyakinan diri yang tinggi, ia akan mempunyai kekuatan dan daya tahan yang lebih dalam menghadapi situasi apa pun. Sementara itu, seseorang dengan keyakinan diri yang rendah akan mudah menyerah ketika menghadapi situasi yang mengancam atau situasi yang tidak menyenangkan. Jadi, dapat ditarik kesimpulan ketika seseorang menghadapi suatu tantangan yang sangat sulit, ia memerlukan

kekuatan dan daya tahan yang lebih untuk mengatasinya. Oleh karena itu, ia perlu memiliki keyakinan diri yang tinggi untuk dapat menghasilkan usaha yang diharapkan, yaitu prestasi yang tinggi. D. Hasil PenelitianTerdahulu Berikut ini merupakan penelitian yang dilakukan oleh Efendi (2010) dengan judul “Motivasi Utama Mahasiswi Memilih Jurusan Pendidikan Olahraga”. Dari analisis data yang yang dilakukan oleh Efendi dengan menggunakan instrumen penelitian jenis angket memperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Kecenderungan motivasi utama mahasiswi dalam mengambil Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa secara berturut-turut angkatan 2005 adalah ingin belajar olahraga, ingin menjadi guru, dan ingin menjadi jurnalis. 2. Kecenderungan motivasi utama mahasiswi dalam mengambil Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa secara berturut-turut untuk angkatan 2006 adalah ingin menjadi guru, ingin belajar olahraga, dan senang bersaing. 3. Kecenderungan motivasi utama mahasiswi dalam mengambil Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa secara berturut-turut untuk angkatan 2007 adalah ingin menjadi guru, suka pada dosen, dan ingin menjadi pelatih. 4. Kecenderungan motivasi utama mahasiswi dalam mengambil Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa secara berturut-turut untuk angkatan 2008 adalah ingin menjadi guru, ingin menjadi instruktur outbound, dan ingin menjadi atlet. 5. Motivasi utama mahasiswi secara keseluruhan dalam mengambil Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa secara berturut-turut angkatan 2005-2008 adalah ingin menjadi guru, suka pada dosen, dan ingin belajar olahraga. Penelitian yang akan dilakukan juga menggunakan instrumen jenis angket yang diadaptasi dari skripsi Efendi (2010), dengan subyek penelitiannya adalah mahasiswa yang memiliki dan tidak memiliki prestasi olahraga dalam memilih

berkuliah di Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa. E. Hipotesis Berdasarkan penelitan tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis: 1. Terdapat perbedaan motivasi antara mahasiswa yang memiliki dan tidak memiliki prestasi olahraga dalam memilih berkuliah di Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian non-eksperimen. Penelitian noneksperimen adalah suatu penelitian dimana peneliti sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk memberikan perlakuan atau melakukan manipulasi terhadap variabel yang mungkin berperan dalam munculnya suatu gejala, karena gejala yang diamati telah terjadi (ekpost facto) (Maksum, 2008: 11). Desain penilitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain komparatif. Pada desain komparatif, penelitian dilakukan untuk membandingkan satu kelompok sampel dengan kelompok lainnya. Desain komparatif dapat digambarkan seperti berikut: X

Y

Gambar 3.1 : Gambar desain komparatif (Maksum, 2009: 52)

B. Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2011: 38). Secara garis

besar, variabel ada dua macam , yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi, sementara variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat yaitu: 1. Variabel Bebas (X) : Mahasiswa yang memiliki prestasi olahraga dan mahasiswa yang tidak memiliki prestasi olahraga. 2. Variabel Terikat (Y) : Motivasi C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan individu atau objek yang dimaksudkan untuk diteliti dan yang nantinya akan dikenai generalisasi (Maksum, 2009: 39). Jadi populasi adalah sekelompok subyek yang diperlukan untuk menentukan masalah di dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa yang terdiri atas 28 mahasiswa angkatan 2009 yang mempunyai prestasi olahraga dan 28 mahasiswa yang tidak mempunyai prestasi olahraga. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006: 131). Dapat disimpulkan sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap sebagai wakil dari populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling. Random sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi individu yang menjadi anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Maksum, 2008: 40). Dengan teknik ini didapat sampel untuk mahasiswa yang memiliki prestasi olahraga 28 mahasiswa dan mahasiswa yang tidak memiliki prestasi olahraga 28 mahasiswa. D. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Secara garis besar, alat pengumpul data ada dua kategori, yaitu tes dan non-tes (Maksum, 2008: 55). Instrumen dalam penelitian ini menggunakan angket. Angket adalah serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengungkap informasi, baik menyangkut fakta atau

pendapat. Pertanyaan bersifat terbuka apabila responden memiliki keleluasaan untuk memberikan jawaban. Sementara pertanyaan yang bersifat tertutup apabila jawaban dari responden sudah diarahkan pada pilihan jawaban yang tersedia (Maksum, 2008: 59). Instrumen penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting dan strategis kedudukannya dalam keseluruhan kegiatan penelitian, instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data atau pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya akan lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006: 160). Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting, salah satu diantaranya adalah validitas instrumen. Instrumen yang baik akan memperoleh data-data yang benar sehingga kesimpulan yang dicapai sesuai dengan kenyataan, namun instrumen yang tidak baik akan memperoleh data yang tidak benar dan akhirnya akan mendapatkan kesimpulan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Untuk memperoleh data yang diinginkan dalam hal ini menggunakan sistem uji angket yang nantinya disebarkan kepada mahasiswa yang menjadi sampel dalam penelitian. Dalam proses penelitian salah satu hal yang penting yang perlu dilakukan dalam menghimpun pendapat melalui daftar pertanyaan berupa angket adalah uji instrumen atau alat ukur. Ada dua syarat yang berlaku pada sebuah angket, yaitu validitas dan reliabilitas. Pengujian validitas dan reliabilitas adalah proses menguji butir-butir pertanyaan tersebut valid dan reliabel. Dalam penelitian ini angket diadopsi dari Efendi (2010) yang sudah diuji validitas dan reliabilitas dengan reliabilitas 0,168 dan validitas 0,135 s.d 0,996 (Efendi, 2010). Kisi-kisi instrumen dapat digambarkan seperti pada tabel berikut ini: Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Dimensi Indikator Motivasi Keteram - Ingin belajar utama pilan olahraga mahasiswa - Senang yang memiliki bersaing dan tidak - Suka memiliki tantangan

prestasi olahraga dalam memilih berkuliah di Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa

Status

-

-

-

-

Pengelua ran energi

Suasana kampus

-

Persahab atan

-

-

Kebugar an

-

Ingin menjadi atlet Ingin menjadi guru Ingin menjadi pelatih Ingin menjadi wasit Ingin menjadi masseur Ingin menjadi jurnalis Ingin menjadi instruktur fitnes Ingin menjadi TNI/POLRI Ingin berwirausaha di bidang olahraga Ingin menjadi instruktur outbound Ingin menjadi pembina ekstrakurikule r olahraga Suka kemenangan Suka bermain di luar Suka bergerak Suka pada dosen Suka bermain bersama Menyukai kegembiraan Suka banyak teman Ingin mendapatkan pujian dari teman Ingin mendapatkan perhatian dari lawan jenis Meningkatkan kesehatan Memiliki

badan bagus Efendi (2010: 23-24) E. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah proses pengadaan data baik primer maupun sekunder untuk kepentingan penelitian (Maksum, 2008: 53). Mengumpulkan data penelitian merupakan hal penting, kegiatan ini merupakan bentuk nyata yang dilakukan langsung dan bertemunya peneliti dengan populasi atau sampel. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angket. Langkah-langkah pengisian angket sebagai berikut: 1.

2.

3. 4.

Mahasiswa yang memiliki prestasi olahraga dikumpulkan pada satu ruang kelas. Mahasiswa yang tidak memiliki prestasi olahraga juga dikumpulkan pada satu ruang kelas setelah mahasiswa yang memiliki prestasi olahraga selesai dalam mengisi angket. Mahasiswa mendapat pengarahan tentang cara pengisian angket. Angket diisi selama 15-20 menit. Setelah data terkumpul yaitu berupa kuesioner atau angket, terdiri dari 25 item pernyataan yang diadopsi dari skripsi Efendi (2010). Selanjutnya data tersebut dianalisis untuk mengetahui apakah ada perbedaan motivasi yang dominan antara mahasiswa yang memiliki dan tidak memiliki prestasi olahraga dalam masuk di Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa.

F. Teknik Analisis Data Setelah data diperoleh langkah selanjutnya terlebih dahulu diorganisir dalam suatu tabel. Jumlah dari setiap pernyataan diorganisir dan dipilih antara data yang baik dan tidak sah. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan persentase, dimana dari hasilnya akan diambil suatu kesimpulan. Rumus yang digunakan adalah: Persentase = x 100% Keterangan:

n = Jumlah kasus N = Jumlah total ( Maksum, 2009: 9 ) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis hasil penelitian akan dikaitkan dengan tujuan penelitian sebagaimana yang telah dikemukakan pada Bab I, maka dapat diuraikan dengan deskripsi data yang berupa data angket tentang perbandingan motivasi mahasiswa yang memiliki dan tidak memiliki prestasi olahraga dalam memilih berkuliah di Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa. Penyebaran angket pada penelitian ini diberikan pada mahasiswa yang memiliki dan tidak memiliki prestasi olahraga di Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa. Sampel penelitian ini berjumlah 56 yang terdiri atas 28 mahasiswa yang memiliki prestasi olahraga dan 28 mahasiswa yang tidak memiliki prestasi olahraga. Angket motivasi ini bersifat tertutup yang terdiri atas 21 urutan tujuan memilih Jurusan Pendidikan Olahraga. Sampel penelitian diharapkan untuk mengurutkan pilihan tujuan mahasiswa dalam memilih dari 21 item yang dianggap penting sampai kurang penting bagi sampel penelitian. A. Deskripsi Data Proses awal dari analisis data diawali dari peneliti melakukan observasi pada mahasiswa di Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa untuk diberikan angket motivasi dalam memilih Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa. Setelah itu peneliti melakukan penelitian dilakukan penskoran terhadap data angket motivasi. Dalam melakukan penskoran data ini bertujuan untuk mengetahui mengenai urutan jawaban tanggapan mahasiswa tentang motivasi mahasiswa dalam memilih berkuliah di Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa. Dari hasil tabel perhitungan 4.1 di atas maka dapat diketahui bahwa hasil 20 pilihan sampel secara keseluruhan motivasi mahasiswa yang memiliki prestasi olahraga dalam memilih Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa sebagian besar memilih ingin menjadi guru sebanyak 17 mahasiswa (60,7%), ingin belajar olahraga sebanyak 5 mahasiswa

(17,9%), ingin menjadi TNI/POLRI sebanyak 3 mahasiswa (10,7%), ingin menjadi atlet sebanyak 1 mahasiswa (3,6%), suka bermain di luar sebanyak 1 mahasiswa (3,6%), menyukai kegembiraan sebanyak 1 mahasiswa (3,6%). Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa motivasi mahasiswa yang memiliki prestasi olahraga dalam memilih Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa sebagian besar yaitu memilih ingin menjadi guru. Berdasarkan hasil penghitungan diagram histrogram 4.1 maka dapat diketahui persentase motivasi mahasiswa yang memiliki prestasi olahraga dalam memilih Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa sebagai berikut : 1) ingin menjadi guru sebesar 60,7%; 2) ingin belajar olahraga sebesar 17,9%; 3) ingin menjadi TNI/POLRI sebesar 10,7%; 4) ingin menjadi atlet sebesar 3,6%; 5) ingin bermain di luar sebesar 3,6%; 6) menyukai kegembiraan sebesar 3,6%; Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa sebagian besar rata-rata motivasi mahasiswa yang memiliki prestasi olahraga dalam masuk di Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa bertujuan untuk menjadi guru. 1.

Motivasi Mahasiswa Yang Tidak Memiliki Prestasi Olahraga Dalam Masuk di Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa Tabel 4.2: Persentase Motivasi Mahasiswa Yang Tidak Memiliki Prestasi Olahraga Dalam Masuk di Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa.

No.

Jenis Motivasi

1

Ingin menjadi guru Ingin belajar olahraga

2

Frekuensi (F) 19

Persentase (%) 67,9%

2

7,1%

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

Ingin menjadi atlet Ingin menjadi TNI/POLRI Meningkatkan Kesehatan Ingin menjadi pelatih Ingin berwirausaha di bidang olahraga Suka banyak teman Memiliki badan bagus Suka bermain di luar Menyukai kegembiraan Senang bersaing Ingin menjadi wasit Ingin menjadi messeur Ingin menjadi jurnalistik Ingin menjadi instruktur fitnes Ingin menjadi instruktur outbound Suka kemenangan Suka bergerak Suka pada dosen Suka bermain bersama

1

3,6%

1

3,6%

1

3,6%

1

3,6%

1

3,6%

1

3,6%

1

3,6%

0

0%

0

0%

0 0

0% 0%

0

0%

0

0%

0

0%

0

0%

0 0 0

0% 0% 0%

0

0%

Sumber : Lampiran 7 penghitungan SPSS. 15.00 for Windows Dari hasil tabel penghitungan 4.2 di atas maka dapat diketahui bahwa hasil pilihan sampel secara keseluruhan motivasi mahasiswa yang memiliki prestasi olahraga dalam memilih Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa sebagian besar memilih ingin menjadi guru sebesar 67,9%, ingin belajar olahraga sebesar 7,1%, ingin menjadi atlet sebesar 3,6%, ingin menjadi TNI/POLRI sebesar 3,6%, meningkatkan kesehatan sebesar 3,6%, ingin menjadi pelatih sebesar 3,6%, ingin berwirusaha dalam olahraga sebesar 3,6%, suka banyak teman sebesar 3,6%, memiliki badan bagus sebesar 3,6%. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa motivasi mahasiswa yang tidak memiliki prestasi olahraga dalam masuk di

Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa sebagian besar yaitu memilih ingin menjadi guru. Berdasarkan hasil penghitungan diagram histogram 4.2 maka dapat diketahui persentase motivasi mahasiswa yang tidak memiliki prestasi olahraga dalam memilih Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa sebagai berikut : 1) ingin menjadi guru sebesar 67,9%; 2) ingin belajar olahraga sebesar 7,1%; 3) ingin menjadi atlet sebesar 3,6%; 4) ingin menjadi TNI/POLRI sebesar 3,6%; 5) meningkatkan kesehatan sebesar 3,6%; 6) ingin menjadi pelatih sebesar 3,6%; 7) ingin berwirusaha di bidang olahraga sebesar 3,6%; 8) suka banyak teman sebesar 3,6%; 9) memiliki badan bagus sebesar 3,6%; Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa sebagian besar rata-rata motivasi mahasiswa yang tidak memiliki prestasi olahraga dalam masuk di Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa bertujuan untuk menjadi guru. B.

Hasil Penelitian Pada hasil penelitian ini peneliti akan membahas tentang perbandingan motivasi mahasiswa yang memiliki dan tidak memiliki prestasi olahraga dalam memilih berkuliah di Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa. Berdasarkan tabel hasil penghitungan chi-square di atas maka dapat diketahui nilai chi-square (X2hitung) hitung sebesar 7,000. Kemudian dikonsultasikan dengan chi-square tabel (X2tabel) dengan df = 8 menggunakan taraf signifikan 5% ( = 0,05) yaitu sebesar 15,507. Dengan demikian maka didapatkan nilai chi-square hitung lebih kecil dari chisquare tabel (7,000 < 15,507). Hal ini berarti tidak ada perbedaan antara motivasi mahasiswa yang memiliki dan tidak memiliki prestasi olahraga dalam masuk di Jurusan

Pendidikan Olahraga FIK Unesa. Berdasarkan data sampel ternyata ingin menjadi guru menjadi tujuan utama mahasiswa dalam memilih berkuliah di Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa. C.

Pembahasan Pada pembahasan ini peneliti akan membahas mengenai perbandingan motivasi mahasiswa yang memiliki dan tidak memiliki prestasi olahraga dalam masuk di Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa. Berdasarkan keterangan tabel 4.4 di atas maka dapat diketahui motivasi mahasiswa yang memiliki prestasi olahraga sebagian besar memilih bertujuan ingin menjadi guru yaitu sebesar 60,7%. Demikian juga motivasi mahasiswa yang tidak memiliki prestasi olahraga sebagian besar yaitu memilih ingin menjadi guru yaitu sebesar 67,9%. Berdasarkan urutan tujuan motivasi kedua kelompok tersebut maka tidak ada perbedaan antara motivasi mahasiswa yang memiliki dan tidak memiliki prestasi olahraga dalam masuk di Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa. Berdasarkan penghitungan chi2 square maka dapat diketahui nilai X hitung lebih kecil dari X2tabel (7,000 < 15,507). Hal ini berarti tidak ada perbedaan antara motivasi mahasiswa yang memiliki dan tidak memiliki prestasi olahraga dalam masuk di Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa. Motivasi ingin menjadi guru merupakan tujuan utama mahasiswa dalam masuk di Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa. Dengan demikian mahasiswa di Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa sudah terlebih dahulu telah mengetahui bahwa mereka ingin berkuliah di Jurusan Pendidikan Olahraga karena mereka ingin menjadi guru. Hal ini sesuai dengan tujuan didirikan dari Jurusan Pendidikan Olahraga di Unesa yaitu untuk mendidik dan menciptakan tenaga guru yang diharapkan untuk menerapkan keilmuan yang dimilikinya pada lembaga pendidikan yaitu sekolah.

SIMPULAN DAN SARAN Pembahasan pokok pada bab V ini berdasarkan pada latar belakang masalah, kajian pustaka, hipotesis, dan hasil penelitian yang telah di uraikan pada bab sebelumnya.

Dalam bab ini disajikan tentang simpulan dan saran sebagai berikut: A. Simpulan Melihat hasil pengolahan data bab IV, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan motivasi antara mahasiswa yang memiliki dan tidak memiliki prestasi olahraga. Hal ini dapat dilihat dari hasil penghitungan statistik yang diperoleh dari pengisian angket di dapat nilai mahasiswa yang memiliki prestasi olahraga yang ingin menjadi guru adalah 60,7% (17 mahasiswa) dan nilai mahasiswa yang tidak memiliki prestasi olahraga yang ingin menjadi guru adalah 67,9% (19 mahasiswa). Menjelaskan bahwa mahasiswa yang memiliki dan tidak memiliki prestasi olahraga mempunyai keinginan yang hampir sama besar yaitu bertujuan untuk menjadi guru. Adapun hasil penghitungan chi-square pada mahasiswa yang memiliki dan tidak memiliki prestasi olahraga diperoleh nilai X2hitung lebih kecil dari X2tabel (7,000 < 15,507) dengan menggunakan taraf signifikan 5%. B. Saran Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi Universitas Negeri Surabaya, disarankan untuk menambah sarana dan prasarana 30 yang menunjang guna meningkatkan kualitas pada perkuliahan dan memperlancar proses pembelajaran. 2. Bagi Dosen Universitas Negeri Surabaya, diharapkan memberikan pembelajaran yang optimal kepada mahasiswa agar pencapaian motivasi yang telah direncanakan sebelumnya dapat terlaksana dengan baik dimasa yang akan datang. 3. Bagi Mahasiswa, disarankan untuk lebih mempelajari dan memahami tentang karakteristik menjadi seorang guru yang ideal. 4. Penelitian ini masih perlu dikembangkan mengingat jumlah sampel pada penelitian ini kurang seimbang. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Cholik, Toho dan Maksum, Ali. 2007. Sport Development Index: Konsep, Metodologi, dan Aplikasi. Jakarta: PT. Index Djaali. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Efendi, Nur. 2010. Motivasi Utama Mahasiswi Memilih Jurusan Pendidikan Olahraga Skripsi yang tidak diterbitkan. Surabaya: Jurusan Pendidikan Olahraga FIK Unesa. Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Maksum, Ali. 2008. Buku Ajar Mata Kuliah. Surabaya. Maksum, Ali. 2009. Buku Ajar Mata Kuliah. Surabaya. Samani,

Muchlas. 2010. Informasi untuk Mahasiswa. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sudarwati, Lilik. 2007. Mental Juara Modal Atlet Berprestasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Surya, Mohamad. 2003. Psikologi Konseling. Bandung: CV. Pustaka Bani Quraisy. Suryabrata, Sumadi. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Uno dan Hamzah. 2007. Teori Motivasi & Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan. Gorontalo: Bumi Aksara. Yuwana, Setya dkk. 2006. Panduan Penulisan dan Penilaian Skripsi. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.