Proposal Teknis Perencanaan Pengembangan Sektor Pariwisata ...

219 downloads 15028 Views 1MB Size Report
pariwisata menjadi salah satu sumber perekonomian dan lapangan pekerjaan. Pada perencanaan pengembangan pariwisata kali ini akan dilakukan di Kota.
BAB I PENDAHULUAN

perencanaan pengembangan wilayah yang Planning process could be different, there is no a single widely-accepted process to every problem and the choice of what is the best process depends on some aspects such as the current state, context of planning, who is the client, and what goals? But they have similarities and that’s idealized planning (Bendavid Val,1991)

dilaksanakan

pada

kondisi

yang

diperlukan untuk tujuan pelatihan dan untuk lebih memahami alam dan ruang lingkup pembangunan ekonomi dan sosial. Dalam

studio

kali

ini

kami

mengambil tema pariwisata. Mengapa 1.1

pariwisata

Latar Belakang Beberapa

wilayah

di

peranannya

penting

sebagai

dalam

generator

melakukan

pengembangan wilayah? Hal ini tentunya

mengakibatkan

tidak lepas dari efek mobilitas penduduk

sedang

gencar-gencarnya

otonomi

daerah

yang

Indonesia

menjadi

munculnya persaingan antar wilayah. Hal

dari

ini

ketidakmerataan

sebaliknya yang mampu menggerakkan

kesejahteraan atau distribusi pendapatan

aktivitas-aktivitas perkotaan. Dari hal

dan ketidakseimbangan perkembangan

tersebut

wilayah, dimana di satu cakupan wilayah

menghidupkan berbagai sektor kegiatan

hanya ada satu kota primer yang menjadi

mulai

nodal pertumbuhan, tetapi pada akhirnya

perdagangan, dll. Selain itu, aktivitas

wilayah

mampu

pariwisata menjadi salah satu sumber

menjadi

perekonomian dan lapangan pekerjaan.

dipicu

oleh

disekitarnya

mengimbanginya

tidak

hingga

urban

ke

aktivitas

dari

hinterland

pariwisata

transportasi,

maupun

mampu

industri,

tertinggal dari segi pembangunan fisik, ekonomi, dan sumber daya manusianya. (Priasukmana, 2001) Adanya

perkembangan

tersebut

dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya dipicu oleh adanya demand dan supply antara urban dan hinterland-nya, dimana

urban

urban

dan

hinterland

sebagai

relevance for coastal areas and island territories and to vulnerable rural or mountain regions that might find in tourism a rare opportunity for development facing the decline of their traditional economic activities. (Antonio de la Morena 2004).

membutuhkan

hinterlandnya untuk memasok kebutuhan pokok

Tourism brings economic development and the creation of direct and indirect jobs. Tourism projects might be of special

pusat

Pada perencanaan pengembangan

membutuhkan

pariwisata kali ini akan dilakukan di Kota

pemasaran

Solo dan Kabupaten Boyolali yang

produknya. Oleh karena itu, dibutuhkan

termasuk

ke

dalam

1|S t u dio 4 – In tegra ted Touri sm Ma nag ement Pl an ning of Solo-Boyolali

wilayah

SUBOSUKAWONOSRATEN Boyolali,

Sukoharjo,

(Surakarta, Karanganyar,

mempromosikan pariwisata budayanya, Ada

berbagai

objek

wisata

seperti

Wonogiri, Sragen, dan Klaten). Wilayah–

museum, taman budaya, dan tur kota yang

wilayah ini memiliki keterkaitan dimana

sangat menarik di sepanjang Jalan Slamet

kota Solo sebagai kota berhirarki paling

Riyadi. Untuk melakukan integrasi paket

tinggi yang melayani kebutuhan wilayah di

wisata

sekitarnya.

tersebut

Kabupaten Boyolali sangat tepat karena

membangun kerjasama dan terdapat

masih berdekatan, aksesibel, dan sejalur

badan yang menaunginya yaitu Badan

utama

Kerjasama Antar Daerah (BKAD). Dalam

Dibanding dengan kabupaten lain, Boyolali

ikatan

paling memungkinakan untuk dilakukan

Wilayah-wilayah

kerjasama

hukum,

ini

memiliki

terdapat

dasar

program–program

tersebut,

dengan

integrasi

pemilihan

Jalan

paket

lokasi

Slamet

wisata.

di

Riyadi.

Beberapa

khusus serta membahas solusi dari

alasannnya karena terdapat bandara Adi

permasalahan

meliputi

Sumarmo yang sangat berpotensi sebagai

berbagai bidang yaitu, ketenagakerjaan

“pintu masuk” wisatawan yang mudah.

dan kepegawaian, bidang tata ruang dan di

Namun pengelolaan pariwisata di Kota

bidang pariwisata. Dalam hal yang akan

Solo tidak cukup baik karena terdapat

direncanakan

benturan

antarwilayah

yaitu

pariwisata,

Solo

kepentingan

antar

sebagai kota primer yang memiliki banyak

stakeholders sedangkan di Boyolali,

objek wisata budaya yang tidak dimiliki

infrastruktur

wilayah

masih belum memadai. Padahal untuk

sekitarnya

yaitu

SUBOWONOSRATEN. Pariwisata

Solo

menuju

objek

wisata

mencapai kualitas pariwisata yang baik dan

Boyolali

dibutuhkan

IQM

(Integrated

Quality

merupakan sebuah integrasi pariwisata

Management) hal ini dilakukan agar

yang

wisatawan punya keinginan untuk kembali

sangat

baik.

Kabupaten

Hal

ini

Boyolali

karena mampu

mengunjungi

wisata

manawarkan pariwista alam yang tidak

merekomendasikannya

dipunyai Kota Solo, sedangkan Kota

yang potensial lainnya.

itu ke

dan

pengunjung

Solo menawarkan pariwisata budaya yang

lebih

menonjol

dibanding

Boyolali. Jalan utama di Kota Solo yaitu Jalan Slamet Riyadi dipilih dalam ruang lingkup pengamatan dan perencanaan

Tourism as a regional agent of development, tourism development is

diffused from core to peripheral areas. In the context of countries deemed peripheral, such as the world’s less developed countries, there is little detailed research undertaken on tourism (Brown and Hall, 2000).

pariwisata di Kota Solo. Hal ini karena Jalan Slamet Riyadi mampu mawakili panorama

Kota

Solo

yang

sanggup

Oleh

karena

itu

dibutuhkan

perencanaan pengembangan pariwisata di

2|S t u dio 4 – In tegra ted Touri sm Ma nag ement Pl an ning of Solo-Boyolali

wilayah Solo-Boyolali. Perencanaan ini

Kabupaten Boyolali yang terkait

berlaku untuk tahun 2011-2021, sehingga

dengan

diharapkan konsep yang nanti diterapkan

pariwisata. 

mampu mengembangkan pariwisata dan menggerakan pendukung

pertumbuhan lainnya

di

antara

Terencanakan

sektor

pengembangan

kedua

berbasis

wilayah tersebut.

konsep pariwisata

Integrated

tourism

management . 

1.2

pengembangan

Tersusun skenario dan strategi

Tujuan dan Sasaran

pengembangan pariwisata Kota

1.2.1

Solo dan Kabupaten Boyolali

Tujuan Tujuan

perencanaan

dari ini

adalah

merencanakan wilayah

studio untuk

pengembangan

berbasis

selama 10 tahun ke depan.

integrasi

1.3

Ruang Lingkup 1.3.1

Ruang Lingkup Wilayah

pengelolaan paket wisata di Kota

Ruang lingkup wilayah pada

Solo dan Kabupaten Boyolali dari

kegiatan ini pada wilayah Kabupaten

tahun 2011 hingga 2021 di wilayah

Boyolali dengan Kota Solo. Namun

Solo-Boyolali yang. Hal ini akan

yang

melibatkan kondisi potensi wisata

kegiatan

yang ada, konstelasi antar titik

pariwisata

lokasi pengembangan pariwisata,

maupun hubungan antar keduanya.

serta pengaruh yang diharapkan

Aktivitas

dapat meningkatkan perekonomian

Kabupaten Boyolali yaitu Wisata

dan

Tlatar

hubungan

kelembagaan

di

antara kedua wilayah tersebut. 1.2.2

perencanaan sasaran

ini

maka

yang

harus

dilakukan, yaitu dengan: 

Teridentifikasi

karakteristik

atau gambaran Kota Solo dan Kabupaten Boyolali. 

Terdeintifikasi masalah

adalah

aktivitas

diantara

pariwisata

yang

keduanya

di

terdapat

daerah di

Desa

Kota

potensi

dan

Solo

dan

Selo. Sedangkan, untuk di daerah Kota Solo yaitu sepanjang koridor Jalan Raya Slamet Riyadi. Wisata– wisata

ini

memiliki

keunikan

tersendiri dikarenakan merupakan ciri khas sebagai wisata alam untuk daerah Kabupaten Boyolali dengan wisata budaya untuk daerah Kota Solo.

3|S t u dio 4 – In tegra ted Touri sm Ma nag ement Pl an ning of Solo-Boyolali

pada

Desa Wisata Samiran, Kecamatan

Untuk mencapai tujuan dari

terdapat

ini

diperhatikan

Kebonbimo, Kecamatan Boyolali dan

Sasaran

studio

lebih

Wilayah

amatan

di

wisata yang menarik dan diminati

ambil pada kegaiatan ini disesuaikan

wisatawan, baik dari lokal maupun

berdasarkan daerah keempat obyek

mancanegara. Diantara kedua wisata

wisata

di

tersebut

yang

dan

kawasan

wilayah tersebut

mempunyai

sekitarnya. Dalam kegiatan kali ini

potensi untuk dijadikan paket wisata

obyek–obyek

diperhatikan

dikarenakan mempunyai integrasi

tidak hanya di dalam obyek wisata

yang unik antara wisata budaya

tersebut,

dengan wisata alam. Keberadaan

yang

tetapi

sekitarnya

juga

seperti

daerah kawasan

sektor

pariwisata

ini

dapat

permukiman, industri, perdagangan

berdampak bagi pemasukan pajak

dan jasa serta infrastruktur dan

yang berguna untuk pembangunan

fasilitas

sekitar

di Wilayah Boyolali maupun Solo

pariwisata. yang berada di sekitar

serta pemberdayaan sumber daya

obyek wisata.

lokal.

penunjang

di

Alasan pemilihan lokasi studi ini

karena

mempunyai

karakter

Sumber: Analisis Kelompok 4, 2011

Gambar 1.1 Ruang Lingkup Wilayah Studi

1.3.2

Ruang Lingkup Materi Pada penyusunan rencana

pengembangan

wilayah

perlu dibahas dan diteliti sesuai dengan literatur yang ada.

berbasis

Industri pariwisata menjadi

pariwisata, ada beberapa hal yang

salah satu sumber perekonomian

4|S t u dio 4 – In tegra ted Touri sm Ma nag ement Pl an ning of Solo-Boyolali

dan lapangan pekerjaan. Pemerintah

Penyediaan fasilitas pendukung

wilayah

ini

dan

pemerintah

lokasl

membantu

sektor

berperan besar dalam kebijakan

perdagangan

pengembangan

berkembang di sekitar obyek

pariwisata

yaitu

berupa proyek infrastruktur yang besar (Constantin, 2000).

yang

dan

jasa

turut

wisata. 3. Sektor Kelembagaan

Menurut Kusmayadi (2000),

Hal

perlu

kebijakan, tingkat penyerapan

diperhatikan

dalam

ini

berkaitan

sektor pariwisata yaitu:

tenaga

1.

Wisatawan

masyarakat setempat, promosi

Hal yang perlu diamati dari

wisata,

wisatawan yaitu yang terkait

pendapatan, penyediaan sarana

dengan asal wisatawan, lama

dan prasarana, dan koordinasi

domisili di tempat wisata, jenis

antara stakeholders.

akomodasi

yang

diinginkan,

souvenir,

kebutuhan

akan

kerja,

dengan

peran

tingkat

serta

distribusi

4. Infrastruktur

Pendukung

Pariwisata

pemanduan selama berwisata

Hal

yang diharapkan. Hal tersebut

ketersediaan

membantu

infrastruktur pendukung seperti

dapat

perencana membuat

untuk

ini

berkaitan dan

kondisi

konsep

kondisi

pengembangan

industri

listrik,

pariwisata

dengan

drainase, pengelolaan sampah,

sesuai

permintaan pasar.

air

ketersediaan

bersih,

sistem

prasarana telekomunikasi, jalan,

2. Industri Pariwisata Industri

jalan,

dengan

dan

pariwisata

sanitasi.

Keseluruhan

terkait

infrastruktur

sarana

diperhatikan terkait pemenuhan

pendukung yang terkait dengan

kebutuhan untuk kenyamanan

akomodasi seperti ketersediaan

tinggal warga pengelola obyek

restoran,

wisata maupun wisatawannya.

dengan

fasilitas

atau

penginapan,

transportasi

yang

tersedia,

Berikut

ini

ini

kerangka

wajib

sistem

pengembangan daerah tujuan

pariwisata menurut Soekadijo

wisata yang didukung dengan

(1996):

kelayakan

obyek

wisata,

arsitektur bangunan, rekayasa, dll),

ketersediaan

rekreasi

dan

atraksi

fasilitas wisata.

5|S t u dio 4 – In tegra ted Touri sm Ma nag ement Pl an ning of Solo-Boyolali

Menurut Jurnal Integrated

Wisatawan

Quality Promosi

Transport asi

Atraksi Wisata Wisatawan

pengembangan

komponen

pariwisata oleh Inskeep (1991): 1. Atraksi wisata yang bersumber daya tarik kondisi fisik alam dan budaya meliputi

hotel,

cottage, homestay, dan lain-lain. 3. Fasilitas dan pelayanan yang mendukung keberadaan suatu obyek wisata seperti tempat perdagangan, toko souvenir dan pelayanan umum lainnya untuk segala

kebutuhan

wisatawan. meliputi

jalan,

bandara, dan moda transportasi meliputi

7

prasarana: telepon, listrik, air sanitasi,

servis

maupun

produk

menyediakan rentetan kualitas yang dari

hubungan

antara

operator tur, agen tracel di luar

klasifikasi

bersih,

bahwa

dibuat

Adapun

5. Infrastruktur,

kualitas itu hanya untuk menjamin

dan harapan konsumen. Pariwisata

Gambar 1.2 Kerangka Sistem Pariwisata Menurut Soekadijo (1996)

4. Transportasi

Turism

tersebut sesuai dengan keinginan

Sumber: Metode Penelitian dalam Bidang Pariwisata, 2000

memenuhi

of

(European Comission, 2000) suatu

(demand ) (supply)

2. Akomodasi

Management

drainase

&

pengelolaan sampah. 6. Institusi, yaitu badan pengelola dan aturan yang diterapkan dari pemerintah maupun swasta.

tujuan wisata, angkutan penumpang, agen travel yang ada di dalam tujuan wisata hotel-hotel, dan penyedia pelayanan lainnya. Pengunjung juga dipertemukan

dengan

satu

set

stimultan atas tujuannya, walaupun tidak spesifik didesain untuk mereka sehingga

membentuk

persepsi

mereka mengenai keamanan, status kondisi jalanan, berbagai polusi dan pelayanan lokal. Menurut Kutipan Jurnal Tourism As A Development Factor In The Light Of Regional Development Theories (Leszek

Butowski,

keberlanjutan

2010),

pengembangan

pariwisata di level wilayah dan lokal harus

memenuhi

pendekatan

konsisten di tingkat nasional sebagai implementasi penting dari kerja sama otoritas pemerintah pusat dan aktor lainnya, seperti NGO’s dan pihak

swasta,

kebijakan

dan

sehingga strategi

langkah yang

diterapkan dalam pariwisata wilayah dapat saling melengkapi satu sama

6|S t u dio 4 – In tegra ted Touri sm Ma nag ement Pl an ning of Solo-Boyolali

lain dan menguntungkan semua



aktor yang terkait. Oleh karena itu, sistem pengelolaan dan pemegang

Ketergantungan

ekonomi

pada sektor pariwisata. 

Muncul lapangan pekerjaan

kepentingan di sektor pariwisata

yang

perlu dibahas.

musim-musim tertentu saja.

Daya perlu

saing

wilayah

diperhatikan

juga dalam

pengembangan pariwisata karena

 

wilayah lainnya. Daya saing wilayah

pada

Degradasi lingkungan.

Merangsang

pembentukan

lapangan pekerjaan baru. 

yang jenisnya sama maupun berbeda dari wilayah perencanaan terhadap

aktif

2. Pengaruh positif

melalui daya saing ini, kita dapat mengidentifikasi potensi unggulan

hanya

Pengembangan infrastruktur yang lebih baik.



Peningkatan ekonomi. Dari berbagai sumber di atas

terbagi atas dua yaitu:

dapat disimpulkan hal yang akan



Keunggulan Komperatif

dibahas



Keunggulan Kompetitif

rencana pengembangan pariwisata

Pengaruh

dan

dampak

Pariwisata juga perlu diperhatikan dalam

rencana

pengembangan

di

dalam

penyusunan

Solo-Boyolali ini adalah: 1. Jenis,

lokasi,

sejarah

perkembangan

pariwisata

pariwisata, seperti yang dikutip di

yang ditawarkan oleh Kota Solo

jurnal

dan Boyolali

Tourism

and

Regional

Development in the Aegean Region of

2. Informasi terkait wisatawan

Turkey (Prof. Dr. Sedef Akgüngör),

yaitu asal wisatawan, lama

yaitu:

domisili di tempat wisata, jenis

1. Pengaruh negatif:

akomodasi yang diinginkan,





Biaya

pembangunan

serta

infrastruktur

yang

pemanduan wisata.

cukup

kebutuhan

akan

besar terutama di lokasi-

3. Sarana pendukung pariwisata

lokasi yang memberdayakan

berupa ketersediaan restoran,

penduduk

penginapan,

lokal

sebagai

sarana

lokasi pariwisata.

perdagangan,

Memicu peningkatan harga-

atraksi

harga barang terutama harga

transportasi yang tersedia.

lahan, rumah, dan lokasi-

4. Prasarana

ketersedian

wisata

dan

pendukung

lokasi yang strategis untuk

pariwisata seperti aksesibilitas

dikembangkan.

jalan (kondisi jalan, lebar jalan,

7|S t u dio 4 – In tegra ted Touri sm Ma nag ement Pl an ning of Solo-Boyolali

jaringan

jalan),

pengelolaan

koordinasi

sampah, ketersediaan listrik, air

bersih,

jaringan

telekomunikasi,

drainase,

stakeholders. 6. Daya saing sektor pariwisata terhadap

dan sanitasi 5. Sektor

antara

SUKAWONOSRATEN.

kelembagaan

yang

1.4

berkaitan dengan kebijakan

Kerangka Pikir Kerangka pemikiran bertujuan unuk

pariwisata,

pengelolaan

menjelaskan konstelasi hubungan antara

pariwisata,

tingkat

variabel-variabel yang akan diteliti dalam

kerja,

pembuatan rencana. Kerangka pemikiran

penyerapan

tenaga

tingkat pendapatan,

distribusi peran

serta

masyarakat, promosi wisata,

dalam

merencanakan

pengembangan

pariwisata di Kota Solo dan Kabupaten Boyolali adalah:

Kota Solo dan Kabupaten Boyolali Memiliki Aset Pariwisata generator pengembangan wilayah

Data Primer : - Observasi Langsung - Observasi Visual Foto - Wawancara - Kuesioner

Identifikasi Karakteristik Kota Solo Kabupaten boyolali

Identifikasi Isu/ dugaan permasalahan

Data Sekunder : - Artikel Internet - Literatur

Data Sekunder : - Survei Instansional - Overlay Peta

Pengumpulan Data

Kualitatif : - Analisis Potensi Pariwisata -Analisis Kebijakan dan kinerja pengelolaan sektor pariwisata -Analisis dampak keberadaan sektor pariwisata terhadap perkembangan wilayah

Analisis Data

Perumusan Potensi dan Masalah

Kuantitatif : - Analisis Wisatawan - Analisis Kelayakan Objek WIsata

Review Tujuan Perencanaan

Konsep Perencanaan

Skenario dan Strategi Perencanaan Rencana Pengembangan Pariwisata Kota Solo – Kabupaten Boyolali Berbasis Integrated Tourism Development Sumber: Analisis Kelompok 4, 2011.

Gambar 1.2 Kerangka Pikir Analisis Kelompok, 2011

8|S t u dio 4 – In tegra ted Touri sm Ma nag ement Pl an ning of Solo-Boyolali

1.5

Sistematika Penulisan Laporan ini terdiri dari empat bab

pengumpulan dan teknik analisis data

yaitu Pendahuluan, Profil Kota Solo dan

diantaranya pengumpulan data dan

Kabupaten Boyolali, Rancangan Kegiatan,

pengolahan data serta analisis data

serta Rencana Kerja. Uraiannya adalah

dan pengenalan masalah,

preparat

sebagai berikut:

atau

kegiatan

alat

bantu

untuk

BAB I PENDAHULUAN

lapangan

berupa

Bab ini bertujuan untuk memberi

kegiatan

lapangan,

penjelasan mengenai latar belakang,

rencana foto, peralatan untuk kegiatan

tujuan dan sasaran, ruang lingkup

lapangan, form survey, dan teknik

yang meliputi ruang lingkup wilayah

sampling.

dan ruang lingkup materi, kerangka

BAB IV RENCANA KERJA

pikir, serta sistematika penulisan.

Rencana kerja dalam laporan studio

BAB II

perencanaan ini diantaranya adalah

PROFIL KOTA SOLO-

bahan

untuk

pengambilan

KABUPATEN BOYOLALI

penetapan wilayah amatan, jadwal

Bab ini bertujuan untuk menjelaskan

kegiatan

konstelasi

serta

kegiatan dan output yang diharapkan,

maupun

mobilsasi personil, kontribusi kerja

yaitu

dan pembagian tim kerja, dan yang

SUBOSUKAWONOSRATEN dalam hal

terakhir adalah organisasi kerja serta

hubungannya terhadap demand and

manajemen tim.

keduanya

Solo-Boyolali baik

internal

eksternalnya

yang

meliputi

supply yang berkaitan dengan sektor pariwisata, serta membahas mengenai profil

Kota

Solo

dan

Kabupaten

Boyolali yang meliputi letak geografis, karakteristik

fisik,

karakteristik

penggunaan

lahan,

karakteristik

penduduk dan demografi, kondisi ekonomi, karakteristik prasarana dan sarana, karakteristik pariwisata, serta kondisi aspek lain. BAB III RANCANGAN KEGIATAN Pada

bab

ini

berisi

mengenai

rancangan kegiatan yang meliputi kebutuhan

data

Kabupaten

Kota

Boyolali,

Solo

dan

metode

9|S t u dio 4 – In tegra ted Touri sm Ma nag ement Pl an ning of Solo-Boyolali

tahapan