PROSES PEMBERDAYAAN MELALUI PELATIHAN ...

3 downloads 112 Views 70KB Size Report
PROSES PEMBERDAYAAN MELALUI PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI KELUARGA MISKIN ... pemberdayaan ini dapat dikatakan berjalan dengan sesuai.
PROSES PEMBERDAYAAN MELALUI PELATIHAN KETERAMPILAN BAGI KELUARGA MISKIN PADA KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT ANGGREK KELURAHAN KALI RUNGKUT KECAMATAN RUNGKUT SURABAYA POOR FAMILY EMPOWERMENT THROUGH TRAINING SKILLS IN ORCHID SELF-HELP COMMUNITY GROUP AT KALI RUNGKUT VILLAGE RUNGKUT SUB DISTRICT SURABAYA

Santi Aprillia Citra Resmi Tjitjik Rahaju

ABSTRAK Kata kunci: Proses Pemberdayaan, Pelatihan Keterampilan Bagi Keluarga Miskin

Program Pelatihan Keterampilan Bagi Keluarga Miskin merupakan salah satu wujud dari upaya Pemerintah Kota Surabaya dalam pengentasan kemiskinan. Dalam pelaksanaan program Pelatihan Ketrampilan Bagi Keluarga Miskin, pemerintah pusat bekerja

sama

dengan

Bapemas

(Badan

Pemberdayaan

Masyarakat)

dalam

penyelenggaraan program ini. Hal tersebut sebagaimana yang telah terlampir Peraturan Presiden No 15 Tahun 2010. Program Pelatihan Keterampilan Bagi Keluarga Miskin telah berlangsung di beberapa wilayah di Kota Surabaya. Di kota Surabaya sendiri program Pelatihan Keterampilan Bagi Keluarga Miskin telah dilaksanakan sejak tahun 2010. Pemerintah kota Surabaya telah bekerja sama dengan Bapemas (Badan Pemberdyaan Masyarakat) untuk bersedia melaksanakan program Pelatihan Keterampilan Bagi Keluarga Miskin. Hal tersebut terlampir dalam Peraturan Walikota Surabaya Nomor 63 tahun 2010 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Anggaran Belanja Langsung dan Pengadaan Barang dan Jasa dalam Pedoman Umum Pelaksanaan Program Pelatihan Keterampilan Bagi Keluarga Miskin. Salah satu wilayah yang melaksanakan program Pelatihan Keterampilan Bagi Keluarga Miskin adalah Kelurahan Kali Rungkut, Kecamatan Rungkut, Surabaya. Penelitian ini untuk mendiskripsikan mengenai Proses Pemberdayaan hasil dari program Pelatihan Ketrampilan Bagi Keluarga Miskin dalam aspek perbaikan kondisi pendapatan keluarga dan mensejahterakan masyarakat. Pada penelitian ini digunakan 1

metode deskriptif kuantitatif dengan prosentase. Guna memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini maka teknik pengambilan data yang dipakai yaitu kuisioner, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Perolehan data penelitian setelah dikaitkan dengan model Proses Pemberdayaan Fahrudin diketahui dari 7 variabel proses pemberdayaan mayoritas yang menyatakan setuju dengan adanya pelatihan keterampilan bagi keluarga miskin, sehingga proses pemberdayaan ini dapat dikatakan berjalan dengan sesuai.

ABSTRACT Key words: The process of Empowerment, Skills Training for Poor Families

Skills Training Program for Poor Families is one manifestation of the Surabaya City Government's efforts in poverty alleviation. In the implementation of the Skills Training program for poor families, the central government in cooperation with Bapemas (Badan Pemberdayaan Masyarakat) in the administration of this program. It has been attached as Presidential Decree No. 15 of 2010. Skills Training Program for Poor Families have been taking place in some areas in the city of Surabaya. In the city of Surabaya itself, Skills Training program for poor families has been implemented since 2010. Surabaya city government has been working with Bapemas (Community Empowerment Agency) to be willing to implement the Skills Training program for poor families. It is enclosed in Surabaya Mayor Regulation Number 63 of 2010 on Guidelines for the Technical Implementation of Direct Budget and Procurement in the General Guidelines for Implementation Skills Training Program for Poor Families. One of the areas that implement Skills Training program for urban poor families are Kalirungkut Village, Rungkut Sub District, Surabaya. This research is to describe and explain the Empowerment Process result of Skills Training program for poor families in the aspect of improving the condition of the family income and the welfare of society. This research uses a quantitative descriptive method with percentage. In order to gain the data in this research, therefore, the data collection techniques which are used are questioner, observation, and documentation. 2

The data result associated with Empowerment Process Model by Fahrudin that from 7 empowerment process variables, most of them agreed with the skills training for poor families, so that the process of empowerment can be said to run accordingly. 1. PENDAHULUAN

Jumlah penduduk miskin tahun 2004

1.1 Latar Belakang

sebesar 36,10 juta, tahun 2005 sebesar

Permasalahan kemiskinan saat ini

35,10 juta, tahun 2006 sebesar 39,30

sudah menjadi permasalahan kompleks

juta, tahun 2007 37,17 juta, tahun 2008

yang ada di dalam kehidupan masyarakat

sebesar 34,96 juta, tahun 2009 sebesar

Indonesia.

Peraturan

32,53 juta, tahun 2010 sebesar 31,02

Presiden Indonesia Nomor 15 Tahun

juta, tahun 2011 sebesar 30,02 juta,

2010 bahwa kemiskinan merupakan

tetapi

permasalahan bangsa yang memerlukan

Indonesia mengalami penurunan, tetapi

langkah-langkah

dan

realitanya kemiskinan tersebut masih

pendekatan yang sistematik, terpadu,

ada dan masih menjadi persoalan pada

menyeluruh, dalam rangka mengurangi

tahun 2011. Kemiskinan yang terjadi di

beban memenuhi hak-hak dasar warga

Indonesia cukup tinggi dengan jumlah

negara

sekitar

Berdasarkan

penanganan

secara

layak

melalui

pembangunan inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan

untuk

mewujudkan

kehidupan yang bermartabat.

penduduk miskin yang ada di

30,02 juta dengan prosentase

sebesar 12,49%. Berkaitan dengan tingginya tingkat kemiskinan di Indonesia, ada 2 faktor

Masalah kemiskinan itu sendiri, pada

terjadinya penyebab kemiskinan yaitu

kenyataannya tidak bisa dilepaskan dari

faktor internal dan eksternal. Faktor

kehidupan,

hanya

internal datang dari dalam diri si miskin

dialami oleh negara berkembang saja

itu sendiri, seperti rendahnya pendidikan

tetapi

atau

kimiskinan

negara

maju

tidak

yang

taraf

adanya

hambatan

budaya

perekonomiannya sudah mapan juga

sedangkan faktor eksternal datang dari

mengalami

luar

persoalan

kemiskinan.

kemampuan

orang

yang

Seperti kondisi jumlah penduduk miskin

bersangkutan, seperti birokrasi atau

di Indonesia sendiri, menurut laporan

peraturan-peraturan resmi yang dapat

BPS (Badan Pusat Statistik).

menghambat

seseorang

dalam

3

memanfaatkan sumberdaya (Suharto,

ada dalam keluarga miskin tersebut.

2009:135).

Oleh karenanya peran perempuan harus

Berdasarkan

kedua

faktor

inilah

ditingkatkan

kemiskinan sering diistilahkan sebagai

kualitas

kemiskinan struktural, kemiskinan bukan

(Pedoman

hanya

Keterampilan

terjadi

karena

ketidakmauan

orang tersebut untuk bekerja melainkan ketidakmampuan sistem dan stuktur

dalam

kehidupan

peningkatkan keluarga

Umum Bagi

miskin

Pelatihan

Keluarga

Miskin,

2011:2). Atas

dasar

pemikiran

tersebut,

sosial dalam menyediakan kesempatan-

Pemerintah Kota Surabaya berupaya

kesempatan

memberdayakan

yang

memungkinkan

perempuan

dari

mereka untuk bekerja. Salah satunya

keluarga miskin melalui penyelenggaraan

adalah permasalahan yang ada di dalam

kegiatan

diri

Kegiatan keterampilan dimaksud berupa

mereka

yaitu

kurangnya

peningkatan

keterampilan.

keterampilan dan keahlian sehingga

pelatihan

masyarakat perlu untuk diberdayakan.

keterampilan tersebut dapat digunakan

Adapun

ekonominya

sebagai bekal awal untuk melakukan

sehingga perlu untuk ditingkatkan taraf

usaha atau bekerja. Dengan demikian

hidupnya untuk menjadi lebih baik dari

diharapkan

sebelumnya dan meningkatkan derajat

pendapatan dikeluarga miskin tersebut

kehidupan mereka yang lebih baik.

sehingga mampu menjadi keluarga tidak

dari

segi

sisi

Kemiskinan di Kota Surabaya menjadi

miskin

Keterampilan

Kota Surabaya. Persoalan urbanisasi yang

2011:2). Berdasarkan

diharapkan

terjadi

(Pedoman

tantangan tersendiri bagi Pemerintah

terjadi dan tingginya biaya hidup di

dasar,

peningkatan

Umum

Bagi

Pelatihan

Keluarga

hasil

Miskin,

dokumentasi

perkotaan menjadi salah satu penyebab

Pelatihan Keterampilan Bagi Keluarga

munculnya keluarga miskin di perkotaan

Miskin bertujuan untuk memberikan

yang selanjutnya akan menyebabkan

keterampilan sebagai bekal bekerja dan

bertambahnya

berwirausaha, mendorong munculnya

beban

kota.

Bagi

Pemerintah Kota Surabaya permasalahan

kelompok-kelompok

usaha

keluarga miskin tidak dapat dipisahkan

meningkatkan

dari keberadaan kaum perempuan yang

perempuan keluarga miskin, mendorong

kualitas

baru,

kehidupan

4

kemandirian

keluarga

terutama

perempuan dari keluarga miskin.

mendorong proses perubahan sosial, wadah pembahasan dan penyelesaian

Adapun sasaran pelatihan adalah

masalah, wadah untuk menyalurkan

penduduk perempuan Kota Surabaya

aspirasi,

dari keluarga miskin yang produktif atau

tumbuhnya saling percaya (Handout

masih

Materi

dianggap

produktif

yang

wadah

untuk

Pelatihan

menggalang

Kader

KB

Kota

dibuktikan dengan KTP dan atau KSK

Surabaya). Menurut Kotze (1987, dalam

serta terdaftar dalam data base gakin-

Hikmat, 2010:6) menyatakan bahwa

2010. Pelatihan keterampilan ini diikuti

masyarakat miskin memiliki kemampuan

oleh seluruh kecamatan yang ada di

yang relatif baik untuk memperoleh

Surabaya yaitu sekitar 31 kecamatan.

sumber melalui kesempatan yang ada.

Salah satunya berada di Kelurahan Kali

Dengan

Rungkut Kecamatan Rungkut Surabaya.

masyarakat

Berdasarkan data BPS (Badan Pusat

membangun kesadarannya, mendorong,

Statistik)

memotivasi,

kemiskinan

tahun

2011

adanya

pemberdayaan diharapkan

dan

untuk

membangkitkan

menunjukkan bahwa jumlah keluarga

kesadaran

miskin di Kecamatan Rungkut yang

berupaya mengembangkannya. Penelitian

terbesar

ini

adalah

di

kelurahan

Kali

Rungkut, dengan prosentase 33,81%. Kelurahan Kali Rungkut terdapat 5 Kelompok Swadaya Masyarakat yang terdiri

dari

Kelompok

Swadaya

akan

yang

ini

mengkaji

dimilikinya

beberapa

untuk

teori

yang

dikemukakan oleh Fahrudin (2003:173) yaitu tahapan proses pemberdayaan meliputi, tahap persiapan (engangement), tahap pengkajian (assessment), program

atau

tahap

perencanaan

kegiatan

alternatif

(designing),

tahap

Masyarakat (KSM) Anggrek, Kelompok

memformulasi rencana aksi, tahap pelaksanaan

Swadaya Masyarakat (KSM) Delima,

program atau kegiatan, tahap evaluasi, serta

Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Asparagus,

Kelompok

Swadaya

Masyarakat (KSM) Boegenvile, Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Flamboyan. Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah Kelompok Swadaya Masyarakat ini berfungsi sebagai sarana

tahap terminasi (disanggagement). 1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan Proses Pemberdayaan Melalui Pelatihan Keterampilan Bagi Keluarga Miskin Pada Kelompok Swadaya Masyarakat

Anggrek

Kelurahan

Kali

Rungkut Kecamatan Rungkut Surabaya. 5

2. KAJIAN PUSTAKA 2.1

2.3 Proses Pemberdayaan

Pengertian

Pemberdayaan

Pemberdayaan merupakan

Masyarakat Pemberdayaan atau pemberkuasaan (Empowerment)

menurut

(Suharto,

masyarakat sebuah

sebenarnya

proses

yang

berkesinambungan seperti yang dikemukakan oleh

Fahrudin

(2011:173)

bahwa

sebuah

pemberdayaan berlangsung melalui tujuh tahap

2009:57), secara konseptual berasal dari

program pemberdayaan: Tahap Persiapan

kata

atau

(engagement) dalam tahapan ini harus

seringkali

dilakukan adalah persiapan petugas dan

dianggap sebagai kemampuan seseorang

lapangan, Tahap Pengkajian (assessment)

untuk melakukan apa yang kita inginkan,

yaitu

sedangkan

dianggap

sumber daya yang dimiliki klien, Tahap

seseorang

Perencanaan Alternatif Program atau

khususnya pada kelompok rentan dan

Kegiataan (designing), pada tahap ini

lemah

memiliki

diusahakan partisipasi kelompok sasaran

kemampuan dan kekuatan yang ada di

untuk berfikir tentang masalah mereka

dalam diri mereka sehingga mereka

hadapi dan cara mengatasinya, Tahap

dapat

dasar

Memformulasikan Rencana Aksi, pada

sehari-hari sehingga mereka memiliki

tahapan ini petugas menulis usulan

kebebasan.

gagasan

2.2 Tujuan Pemberdayaan

Pelaksanaan Program atau Kegiatan,

‘power’

keberdayaan).

(kekuasaan Kekuasaan

pemberdayaan

sebagai

kemampuan

sehingga

memenuhi

mereka

kebutuhan

pendifinisian

kelompok

kebutuhan

sasaran,

dan

Tahap

Tujuan pemberdayaan menurut Payne

pada tahapan ini program yang telah

(1997:268 dalam Huraerah 2011:99)

direncanakan dilaksanakan Dan harus

menjelaskan tujuan dasar pemberdayaan

ada kerjasama antara agen pemberdaya

adalah

keadilan

memberikan

sosial

dengan

dengan masyarakat, Tahap Evaluasi yaitu

ketentraman

kepada

tahap

untuk

menilai

dan

proses

masyarakat yang lebih besar serta

pegawasan dari petugas dan masyarakat,

persamaan politik dan sosial melalui

Tahap

upaya saling membantu dan belajar

yaitu

melalui pengembangan langkah-langkah

pemberdayaan

kecil guna tercapainya tujuan yang lebih

pemutusan hubungan secara formal.

Terminasi

(disanggagement),

berakhirnya dan

saat

kegiatan dilakukan

besar. 6

3. Metode Penelitian

Pelatihan Keterampilan Bagi Keluarga

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini menggambarkan proses pemberdayaan Pelatihan Keterampilan Bagi

Keluarga

menggunakan deskriptif.

Miskin

pendekatan

Adapun

dalam kuantitatif

pengertian

dari

penelitian deskriptif kuantitatif menurut (Sugiyono, 2010:15) adalah data yang berbentuk

angka

atau

data

kualitatif yang diangkakan.

yang Proses

pemberdayaan ini dapat dilihat dari indikator-indikator

menurut

Fahrudin

yaitu 7 tahapan pemberdayaan. Program ini ditetapkan oleh Bapemas untuk aktifitas miskin

pemberdayaan salah

masyarakat

satunya yaitu melalui

penelitian Pelatihan Keterampilan Bagi Keluarga

Miskin.

Tujuan

penelitian

adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai Proses Pemberdayaan Melalui Pelatihan Keterampilan Bagi Keluarga Miskin

Pada

Masyarakat

Kelompok

Anggrek

Swadaya

Kelurahan

Kali

Rungkut Kecamatan Rungkut Surabaya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

ibu-ibu

Kelompok

Swadaya

Masyarakat di Kelurahan Kali Rungkut terutama

kelompok

Anggrek

yang

berkenan langsung dengan program

Miskin. Diketahui jumlah dari seluruh ibu-ibu atau para peserta latih sebanyak 25 orang. Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2010:81). Dengan demikian sampel yang diambil dari populasi tersebut harus betul-betul representatif atau dapat mewakili. Pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan sebanyak 25 orang

responden sebagai sampelnya

tanpa melihat siapa yang berpeluang mengisi kuesioner. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa

proses

pemberdayaan

masyarakat tersebut dapat dijelaskan melalui tujuh tahapan yaitu Tahap Persiapan,

Tahap

Pengkajian

(assessment),

Tahap

Perencanaan

Alternatif

Program

(designing), Rencana

Tahap

Aksi,

atau

Kegiatan

Memformulasikan

Tahap

Pelaksanaan

Program atau Kegiatan, Tahap Evaluasi, Tahap Terminasi (disanggagement). 4.1. Tahap Persiapan Data kuesioner pada tahap persiapan dapat dilihat pada tabel berikut ini: 7

No.

Tahapa n

Indikator dari Tahapan

Tahap Persiap an (engag ement)

Jenis pelatihan yang diberikan sesuai dgn keinginan saya Menurut saya jumlah peserta latih telah memenuhi Jadwal yang telah ditentukan sesuai Tempat yang disediakan telah sesuai Bahan yang digunakan pelatihan sudah sesuai Alat-alat yang digunakan sudah sesuai Kualitas pelatih yang disediakan sudah memenuhi Persyaratan administrasi yang ditetapkan mudah dipenuhi materi yang disediakan mudah dipahami Kerjasama yang dijalin dengan universitas lain telah bisa meningkatkan pelatihan ini Kerjasama yang dijalin perusahaan lain telah bisa meningkatkan pelatihan Syarat yang digunakan untuk mengajukan proposal mudah dana yg diberikan sudah bisa mengembangkan usaha saya Selama ini bapemas sudah melakukan kegiatan sosialisasi tentang pelatihan ini

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11 12 13

14

Respon Tentang Alternatif Kegiatan Sa Sang Ra Tid ng at Set gu ak at Tidak uju Ra Set Set Setuj gu uju uju u 8

17

0

0

0

0

25

0

0

0

1

23

1

0

0

2

21

1

1

0

3

19

2

1

0

4

16

3

2

0

4

20

1

0

0

2

14

9

0

0

2

16

6

1

0

1

21

3

0

0

1

15

9

0

0

0

16

9

0

0

1

11

13

0

0

1

23

1

0

0

universitas dan perusahaan lain, dan persyaratan yang mudah, juga materi yang mudah dipahami. Dalam hal ini sosialisasi yang telah dilakukan oleh Bappemas juga turut mendukung kelancaran sehingga dapat berjalan dengan baik dan lancar. 4.2. Tahap Pengkajian Respon baik dari peserta latih juga dapat dilihat pada tahap pengkajian (asessment). Pada tahap pengkajian (asessment) ini menggambarkan bahwa

Sumber: Data Primer Diolah, 2012

Berdasarkan hasil tabel di atas terlihat

hasil yang diperoleh sangat baik. Hasil

bahwa jumlah dari alternatif jawaban

pada tahap pengkajian dapat dilihat

pada tahap persiapan ini menunjukkan

pada tabel berikut ini:

bahwa mayoritas menyatakan setuju

Respon Tentang Alternatif Kegiatan

terhadap tahapan persiapan. Dengan No.

Tahapan

Indikator dari Tahapan

demikian dapat dikatakan bahwa respon

tersebut

disebabkan

karena

jenis pelatihan yang diberikan telah

yang disediakan, bahan yang digunakan, dan alat – alat yang dipakai yang mana sebagian besar kesemuanya telah sesuai dengan yang diharapkan oleh peserta latih, dan didukung dengan pelatih yang mumpuni,

kerjasama

dengan

Ragu

Setuj

uju

Ragu

Tidak

at

Setuj

Tidak

u

Setuj u

melakukan pendataan 1

terhadap semua warga

2

23

0

0

0

0

19

6

0

0

1

23

1

0

0

yang membutuhkan

2

Tahap

pelatihan

Pengkajia

Pendataan jenis

n

kebutuhan yang akan

(asessme

dilakukan sudah

nt)

dilakukan oleh Bapemas Pendataan jenis pelatihan yg dibutuhkan

3

oleh ibu-ibu sudah

sesuai dengan kebutuhan. Terlebih lagi dalam hal penentuan jadwal, tempat

Set

Bapemas sudah

semua

persiapan awal yang dilakukan mulai dari

at

u

dari peserta latih dalam tahap persiapan (engagement) ini tergolong baik. Hal

Sang

Sang

dilakukan oleh Bapemas

Sumber: Data Primer Diolah, 2012

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa jumlah seluruh peserta latih manyoritas menyatakan setuju. Dengan

demikian

dapat

dikatakan

bahwa ada respon yang baik dari peserta ketika mengikuti pelatihan keterampilan.

pihak 8

Hal ini menunjukkan bahwa Bappemas

ragu

telah melakukan kinerjanya dengan baik

dikarenakan pada tahap perencanaan

terkait pendataan yang perlu dilakukan

alternatif

dalam

sehingga

(designing) bahwa peserta latih ikut

mendapatkan respon yang baik dari para

dilibatkan pada waktu untuk dimintai

peserta latih.

pendapat, mengusulkan kegiatan dan

4.3.

tahap

Tahap

pengkajian

Perencanaan

Alternatif

Program atau Kegiatan Tahap

selanjutnya

Pada

tidak

setuju.

program

adalah

tahap

tahap

perencanaan

alternatif program atau kegiatan ini untuk mengetahui bahwa hasil yang diperoleh atas respon yang baik dari peserta latih pada waktu mengikuti pelatihan keterampilan. Hasil penelitian

atau

berikut:

Kemudian tahap selanjutnya adalah tahap memformulasikan rencana aksi. Pada tahapan ini terlihat jelas bahwa respon yang didapat adalah cukup baik juga. Hasil pada tahap memformulasikan rencana aksi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Respon Tentang Alternatif Kegiatan Sa No.

Tahap

Indikator dari Tahapan

an

ng at Set

Sa Indikator dari

ng

Tahapan

at Set

Ra Setuj u

gu Ra gu

uju

2

3

pendapat pd waktu

18

6

Tidak

at

Setuj

Tidak

u

Setuj u

0

1

kegiatan saya juga dimintai Tahap Memf

2

ormul

0

kegiatan saya juga dimintai

asikan

sampaikan selalu

Pada waktu

diperhatikan di dalam setiap

n Alternatif

mengusulkan

kegiatan keterampilan

Program

kegiatan saya juga

atau

dilibatkan

kegiatan saya juga

0

16

7

2

0

1

15

9

0

0

uju

Setuj u

0

19

4

2

0

1

17

6

1

0

Aksi

0

22

3

0

0

Sumber: Data Primer Diolah, 2012

diketahui bahwa mayoritas para peserta

dilibatkan

latih menyatakan setuju dan dapat

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa besar

gu

at Tidak

Berdasarkan tabel tersebut, dapat

Sumber: Data Primer Diolah, 2012

sebagian

Set

Pendapat yang saya

Perencanaa

Ketika menyusun

Ra

usulan

na 3

alternatif-alternatif

uju

Sang

Ketika akan dibentuk sebuah

perencanaan

(designing)

ak

pendapat

Tahap

Kegiatan

Tid

gu

Ketika akan dibentuk sebuah

Sang

Renca 1

Ra Set

uju

Saya juga dimintai 1

kegiatan

Aksi

Respon Tentang Alternatif Kegiatan

Tahapan

ini

menyusun alternatif-alternatif.

ini dapat dilihat pada tabel sebagai

No.

Hal

4.4. Tahap Memformulasikan Rencana

perencanaan alternatif program atau kegiatan.

dan

para

peserta

latih

menyatakan setuju, sedangkan sebagian

dikatakan bahwa peserta latih juga dilibatkan dalam segala kegiatan dan diberikan

kebebasan

untuk

kecil lainnya masih menyatakan ragu – 9

mengutarakan

pendapat

mereka

bahwa para peserta latih merasa puas

terhadap pelatihan keterampilan ini.

terhadap kinerja pemerintah. Hal ini

4.5. Tahap Pelaksaan Program atau

menunjukkan

Kegiatan

pelaksanaanya pelatihan keterampilan

Tahap

selanjutnya

adalah

bahwa

dalam

tahap

tersebut telah berjalan sangat baik,

pelaksanaan program atau kegiatan.

sehingga mendapatkan respon yang baik

Hasil respon pada tahap ini dapat dilihat

dari peserta latih sehingga pelatihan ini

pada tabel sebagai berikut:

dapat berjalan dengan lancar. 4.6. Tahap Evaluasi

Respon Tentang Alternatif Kegiatan

No.

Tahapan

Sang

Indikator dari Tahapan

Tid

at

Set

Ragu

ak

Setuj

uju

Ragu

Set

u

uju

Sang

Setuj u

Kegiatan telah 1

dilakukan sesuai

1

22

2

0

0

3

17

5

0

0

jadwal

aan yang telah disediakan sudah sesuai Alokasi waktu

3

pelatihan

adalah

tahap

evaluasi.

Pada

tahap

evaluasi

ini

mengindikasikan bahwa jumlah yang

peserta latih berada pada kategori sangat baik. Hasil respon pada tahap

pelaksanaan pada waktu

selanjutnya

diperoleh atas respon yang baik dari

tempatpelaksan 2

Tahap

at Tidak

1

20

3

1

0

evaluasi dalam penelitian ini dapat

keterampilan

dilihat pada tabel sebagai berikut:

sudah sesuai Tahap Pelaksana 4

an Program

Materi yang dibutuhkan Bapemas sudah

atau Kegiatan

23

0

0

0 Respon Tentang Alternatif Kegiatan

Bahan-bahan yang dalam

5

2

sesuai

pelaksanaan

Sang No. 2

22

1

0

Tahapan

Indikator dari Tahapan

0

sudah sesuai

Ra

Tid

at

Setuj

gu

ak

Setuj

u

Ra

Set

gu

uju

u

Alat-alat yangg

dalam

3

20

2

0

0

penting dilakukan untuk memberi

1

kesempatan ibu-ibu menambah

pelaksanaan

u

6

19

0

0

0

6

19

0

0

0

1

19

4

15

0

3

16

6

0

0

4

15

6

0

0

Pelatihan ini menurut saya

instruktur 2

pelaksanaan dalam pelatihan

Setuj

keterampilan

sudah sesuai

7

at Tidak

Pelatihan ini menurut saya

digunakan 6

Sang

2

20

2

1

penting dilakukan untuk member tambahan penghasilan ibu-ibu

0

Tahap

keterampilan

Terminasi

sudah sesuai

3

(disengag ement)

Sumber: Data Primer Diolah, 2012

Berdasarkan tabel di atas, dapat

Menurut saya perlu diberikan pelatihan lanjutan perlunya pelatihan lanjutan berupa pengemasan produk Menurut saya perlu diberikan

4

pelatihan lanjutan beruoa pemasaran produk

diketahui bahwa jumlah total seluruh respon dari para peserta latih mayoritas menyatakan

setuju

terhadap

tahap

Menurut saya perlu diberikan 5

kesempatan lebih banyak lagi bagi ibu-ibu memasarkan produknya

Sumber: Data Primer Diolah, 2012

Berdasarkan tabel tersebut, dapat

pelaksanaan program atau kegiatan.

diketahui

Dengan

responden menyatakan setuju. Dengan

demikian

dapat

dikatakan

bahwa

mayoritas

seluruh

10

demikian dapat dikatakan bahwa respon

program pemberdayaan bagi keluarga

dari peserta latih dalam tahap terminasi

miskin sudah berjalan dengan baik dan

adalah tergolong baik dan mereka setuju

sebagaimana

terhadap pelatihan keterampilan bagi

dilaksanakan.

mestinya

yang

telah

keluarga miskin karena dapat membantu

Sejatinya, bahwa program Pelatihan

perekonomian keluarga menjadi lebih

Keterampilan Bagi Keluarga Miskin yang

baik dari sebelumnya.

dilaksanakan di Kelurahan Kali Rungkut

5. SIMPULAN DAN SARAN

Kecamatan Rungkut Surabaya dapat

5.1. Simpulan

dikatakan sudah berjalan dengan baik

Berdasarkan hasil penelitian yang

dan lancar, baik itu secara langsung

telah dibahas pada bab sebelumnya,

ataupun

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

mempengaruhi proses pemberdayaan.

dari tujuh proses pemberdayaan dimana

Dengan adanya pelatihan keterampilan

hampir

jawaban

ini mereka bisa membantu suami dan

menampakkan hasil yang sangat tinggi

meningkatkan perekonomian keluarga

yaitu dengan keseluruhan menjawab

untuk

setuju

sebelumnya.

semuanya

dengan

adanya

pelatihan

keterampilan bagi keluarga miskin, jika

tidak

menjadi

langsung

lebih

akan

baik

dari

5.2 Saran

di lihat berdasarkan tiap-tiap indikator

Berdasarkan hasil program Pelatihan

bahwa sebagian besar menunjukkan

Ketrampilan Bagi Keluarga Miskin dalam

prosentase yang baik. Pada pelatihan

rangka

keterampilan

yang

Indonesia khususnya di kota Surabaya,

hambatan,

maka saran yang diajukan adalah: (1)

menyatakan

ditemui masih

ada

ada

pengentasan

kemiskinan

namun jika ditelusuri langsung secara

Meneruskan

keseluruhan

tidak

yang

Ketrampilan Bagi Keluarga Miskin tidak

menghambat

proses

pemberdayaan,

hanya di Surabaya saja tetapi di kota-

hambatan yang terjadi tidak begitu

kota lain juga dapat melaksanakan

berarti

menjadi

program tersebut dan juga terkait

masalah, karena masih bisa di atasi

dengan penanganan masalah yang akan

dengan

secara

muncul dalam pelaksanaan program. (2)

keseluruhan proses pemberdayaan pada

Lebih ditingkatkan sarana dan prasarana

atau

baik

ada

tidak

hal

begitu

sehingga

program

di

Pelatihan

11

pelatihan sehingga bisa berkembang

Huraerah, Abu. 2011. Pengorganisasian

menjadi lebih baik. (3) Untuk Bapemas

& Pengembangan Masyarakat

(Badan

Masyarakat),

Model & Strategi Pembangunan

lebih banyak lagi kelompok sasaran yang

Berbasis Kerakyatan. Bandung:

dijadikan

Humaniora.

Pemberdayaan

target

program

Pelatihan

Ketrampilan Bagi Keluarga Miskin. Serta lebih banyak lagi mengikutkan lembagalembaga

yang

berkompeten

atau

profesional di bidangnya, sehingga jenis pelatihannya lebih berkembang lagi.

Sugiyono.

2010.

Metode

Edi.

2009.

Masyarakat

Suatu

Pendekatan

Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Perempuan

Di

Lingkungan Di Indonesia Siapa Dapat

Mengendalikan Jakarta:PT

Rakyat.

Penelitian

Elex

Membangun

Memberdayakan Bandung.

Retike

Aditama. Sulistyani

Djamallwarn, Zoer’aini. 2009. Besarnya

Penyulutnya?.

Bandung. Remaja Rosdakarya.

Suharto,

Arikunto, Suharsimi. 2011. Prosedur

Eksploitasi

Penelitian Kualitatif Edisi Revisi.

Administrasi. Bandung: Alfabeta

DAFTAR PUSTAKA

Penelitian

Moleong, J Lexy. 2012. Metodologi

Teguh

Kemitraan

Ambar. Dan

2004.

Model-Model

Pemberdayaan., Pertama.

Cetakan

Yogyakarta:

Gava

Media Riduwan. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Media Komputindo.

Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun Fahrudin, Adi. 2003. Pemberdayaan Partisipasi

&

Penguatan

Kapasitas. Bandung: Humaniora. Fahrudin, Adi. 2011. Pemberdayaan Partisipasi

&

Penguatan

Kapasitas Masyarakat. Bandung: Humaniora.

2010

Tentang

Penanggulangan

Percepatan Kemiskinan.

www.presidenri.go.id/DokumenU U.php/429.pdf, (diakses

pada

tanggal 2 Maret 2012 jam 08.40) Peraturan Walikota Surabaya Nomor 81 Tahun

2009

Tugas

dan

tentang Fungsi

Rincian Lembaga

Teknis Kota Surabaya, (diakses 12

pda tanggal 2 Maret 2012 jam 08.40) Widoyoko, Putro Eko. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar www. bps .go.id (diakses pada tanggal 5 Maret 2012 jam 11.00) www.//googlepdf.com

Berita

Resmi

Statistik (diakses pada tanggal 6 Maret 2012 jam 19.47)

13