10 Des 2013 ... sedang naik turun (labil), kurangnya ide-ide baru dalam menulis atau ... "Cerita-
cerita, pengalaman sepele atau kegelisahan bisa menjadi bahan ... Mengajar
Bahasa Inggris Tatkala Mendampingi Suami Bertugas di FEB.
Raditya Dika : Penulis yang Baik Wujudkan Cerita yang Unik Dikirim oleh humas3 pada 10 Desember 2013 | Komentar : 0 | Dilihat : 5292
Banyak sekali penulis mengalami masalah ketika sedang menyusun sebuah naskah cerita, entah itu mood yang sedang naik turun (labil), kurangnya ide-ide baru dalam menulis atau kurangnya pemahaman dalam teknik penulisan. Semuanya itu mengakar dalam permasalahan utama pada sang penulis itu sendiri. Namun sejatinya sebagai seorang penulis, sudah sepatutnya mereka dituntut sekreatif mungkin dalam memanajemen waktu dan pikiran mereka. Dalam acara talkshow yang diselenggarakan BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) di gedung Widyaloka, Minggu (8/12), sang aktor serta komedian, Raditya Dika membeberkan tips-tips ringan kepada seluruh peserta yang hadir untuk menjadi seorang penulis yang baik. Dalam paparannya ia mengatakan bahwa penetapan deadline adalah salah satu hal penting dalam menyusun sebuah naskah. Menurutnya, deadline menjadi faktor utama yang cukup krusial dimana penulis nantinya dapat melakukan progress secara terukur dalam menulis. "Dengan menetapkan deadline, kita dapat melakukan tahapan menulis secara teratur. Kita bisa menyelesaikan sebuah karya tulisan dalam ratusan halaman sekalipun apabila kita sudah bersepakat dengan hal yang bernama deadline," ujarnya. Selain itu penetapan konsep cerita yang matang juga menjadi sebuah pertimbangan, agar nantinya cerita yang telah dibuat tidak melenceng dari tema yang sudah dibuat. "Terkadang, seorang penulis juga mengalami stuck (writer block) hanya gara-gara tidak ada lagi ide yang berkelanjutan dalam menulis. Namun situasi tersebut sebenarnya merupakan sebuah kambing hitam dari kemalasan atau kesalahan dari si penulis itu sendiri," tambahnya. Pengalaman-pengalaman pribadi atau lingkungan sekitar sesungguhnya dapat menjadi bahan tulisan. Penulis dapat menciptakan sebuah konsep cerita yang beragam, menjadikan hal yang biasa-biasa saja menjadi suatu karya yang unik. Intinya be different. "Cerita-cerita, pengalaman sepele atau kegelisahan bisa menjadi bahan yang dapat diangkat ke dalam sebuah tulisan. Hanya saja kita perlu mengasah kreativitas kita agar cerita tersebut bisa menjadi lebih berbeda di mata para pembaca," pungkasnya. Mahasiswa S2 Ilmu Politik Universitas Indonesia ini mengungkapkan, jika ingin mengirimkan naskah tulisan ke penerbit, yang paling baik dilakukan penulis pemula adalah mendatangi langsung kantor penerbit yang bersangkutan. Sebab, tiap hari penerbit selalu menerima ratusan yang dikirmkan lewat pos. Sudah tentu jika naskah-naskah tersebut belum tentu dilirik para editor, apalagi untuk diterbitkan. Dengan datang sendiri ke kantor penerbit, sang penulis sudah menunjukkan integritas dan rasa profesionalisme mereka. Ditambah lagi penulis dapat menjelaskan tentang pribadi diri mereka sendiri serta mempresentasikan karyanya yang akan diajukan, Hal tersebut bisa menjadi nilai tambah bagi penulis. [indra]
Artikel terkait FEB Kerjasama dengan Lembaga Penjamin Simpanan FEB Awali Rangkaian Dies Natalis dengan Tasyakuran
Tim FEB Sabet Juara 1 dalam Ajang Kesatuan Accounting Battle 2017 CBCC FEB Dorong Ekonomi Kreatif Mahasiswa FEB Raih Good Practice Award dari ABEST 21