lirik lagu Mulan Jameela yaitu lagu “Makhuk Tuhan Paling Seksi”,. “
Wonderwoman” ..... dua hal yang banyak mendominasi lirik lagu, pop, rock, r&b
dangdut dan.
REPRESENTASI IDEOLOGI PATRIARKI DALAM LIRIK LAGU MULAN JAMEELA
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Guna Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Komunikasi Penyiaran Islam
Disusun oleh : Inne Wahyu Ambarsiwi NIM. 08210058
Pembimbing: Saptoni, S.Ag, M.A NIP. 197330221 199903 1 002
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA 2012 i
PERSEMBAHAN
Teruntuk yang tercinta Bapak dan Ibu, Totok Wahyu Winarto, ST dan Imbar Pangastuti
Adik-adikku tersayang yang kadang nyebelin tapi ngangenin, Izaz Wahyu Hamdhani dan Ilyastuti Wahyu Rahajeng
Seluruh keluarga besar Sutikno, BA dan Muhammad Barzah
Segenap sahabat perjuangan, Almamater Sukijo 08.
I Love so Much to All ^_^
v
MOTTO
“ Kegagalan hanya bisa terjadi bila kita menyerah “ (Lessing)
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Sang Pemilik setiap hembus nafas kita, Allah SWT atas segala limpahan rahmat-Nya. Shalawat serta salam senantiasa terhaturkan kepada suri tauladan makhluk di setiap jengkal dunia, Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat serta pengikut beliau yang setia. Setelah
melalui
proses
yang
panjang,
alhamdulillah
penulis
dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari, bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan moral maupun material dari berbagai pihak. Oleh karenanya, penulis akan menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan tak terhingga kepada: 1. Prof. Dr. Musa Asy’ari, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2. Dr. H. Waryono, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 3. Dra. Evi Septiani T.H., M. Si, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, terimakasih atas kepercayaan, nasehat dan kasih sayang selama ini. 4. Saptoni, M. A, selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah sabar dan meluangkan waktu, tenaga serta fikiran yang sangat berharga dalam penulisan skripsi ini. 5. Dra. Ristiana Kadarsih, selaku dosen Pembimbing Akademik. 6. Alimatul Qibtiyah, M.Si, M.A, selaku penguji I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis. 7. Khadiq, S.Ag, M. Hum, selaku penguji II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis. 8. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan (Pak Komet, Pak Amir makasih buat senyumnya, hehe) Fakultas Dakwah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 9. Terhatur untuk Bapak dan Ibu terkasih, terimakasih atas segala cinta kasih nan tulus dan ikhlas, segala tetes peluh kerja keras, tetesan air mata cinta, vii
kesabaran, nasehat serta pelajaran hidup yang tiada hentinya tercurah kepada ananda. Satu langkah ananda persembahkan untuk kalian, wahai penenang jiwaku. 10. Adik-adikku tersayang, Isas dan Ajeng. Semoga kelak kalian berdua mampu dan lebih baik lagi mempersembahkan kebanggaan dan kebahagian kepada Bapak dan Ibu. 11. Keluarga besar Sutikno, BA dan Muhammad Barzah. Aku berharap bisa mewujudkan dan menjadi bagian dari kesuksesan almarhum eyang-eyang semua. 12. Budhe Nunuk dan Pakdhe Anhar. Terimakasih sudah memberikan dan mewakafkan kamar buatku selama empat tahun empat bulan, semoga usaha warung Barokahnya tambah maju dan besar. Amin. Untuk Fia, rajin belajar ya sayang. Jadi anak yang berbakti bagi kedua orangtuamu. 13. Mba Vina dan mas Bayu. Terimakasih untuk persaudaraan selama empat tahun empat bulan ini. Ayo mba dan mas cepetan lulus. Semangat. 14. M. Cahya Adi Nugraha. Makasih dah sering ngajakin makan. Sukses buat bisnisnya dan cepet lulus juga. 15. Ibu Mufclihah dan pak Ja’far. Terimakasih buat sajian makanan yang enak-enak. Semoga bapak dan ibu senantiasa diberikan kesehatan dan kebahagiaan di hari tua. 16. Teman-teman Kepompong, Tammi (terimakasih buat semuanya), Irma (terimakasih buat candaanmu, maju terus MU, hehhe), Anis, dan Sino. Kalian memberikan sejuta senyuman dan semangat buatku. Buat bundo Iil, ayo semangat dan Ari. Terimakasih sahabatku semua. 17. Teman-teman PPTD, SUKA TV. Teh Euis, Pak Nazili, Adik-adik yang lucu, gokil dan penuh semangat (Andi, Ifa, Habib, Nay, Echa, Nanda, Adib, Amin, Maretha, A’yun, Dedi, Vandi, Anam, Ari Sugeng, Nurma,dan lainnya). 18. Teman-teman Greencard Production. Faris (terimakasih buat ilmu dan ejekanmu), Septi (terimasih buat pinjeman kacamata dan senyummu), Haris (terimakasih buat candaan dan tawamu), Canggih (terimakasih buat viii
make-up mu, hehehe), Kadek (terimakasih buat kebingungan dan semangatmu ^0^), Umam (terimakasih buat nasehat dan wejanganmu), Faisal (terimakasih udah bikin kacamataku rusak 2 kali, hehe) dan Diqi (terimakasih buat editanmu). 19. Teman-teman seangkatan KPI 2008. Rosyid, Bolot, Beni, Khanif, Syarif, Rahma, Ika Bul-bul, Ekhasanti, Makruf, Lili, Dias, Kamal, Ocha, Syifa, Rama, Arif, Yosef, Ayu, Novita, Faisal, Neli, Amin, Aufa, dan yang lain. Kalian membuatku selalu senyum dan kangen, hehehe.
Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya serta membalas amal kebaikan kita bersama dan skripsi ini dapat bermanfaat dan dipergunakan sebagai mana mestinya. Amin ya robbal’alamin. Jazakumullohu Akhsanal Jazaa.
Yogyakarta, 04 Oktober 2012 Penulis
Inne Wahyu Ambarsiwi
ix
ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis mengenai representasi ideologi patriarki dalam lirik lagu Mulan Jameela yaitu lagu “Makhuk Tuhan Paling Seksi”, “Wonderwoman” dan “Lagu Sedih”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguraikan makna-makna yang ditemukan dari setiap kata yang muncul dalam lirik lagu. Penelitian ini menggunakan analisis semiotik dua tahap signifikansi Roland Barthes, melalui empat langkah. Pertama, menemukan tanda-tanda , lalu penanda (signifier) dan petanda (signified). Selanjutnya denotasi dan konotasi, terakhir mitos pada ketiga lirik lagu di atas yang mempresentasikan ideologi patriarki. Hasil penelitian ini menguraikan makna mengenai representasi ideologi patriarki pada ketiga lagu Mulan Jameela yaitu lagu “Makhuk Tuhan Paling Seksi”, “Wonderwoman”, dan “Lagu Sedih” yaitu representasi perempuan sebagai obyektifikasi seksual yang merupakan bentuk kekerasan seksual dan representasi perempuan atas keindahan fisik yang dimiliki untuk menarik laki-laki dalam lirik lagu “Makhluk Tuhan Paling Seksi”. Representasi perempuan sebagai korban kekerasan yang merupakan bentuk kekerasan fisik dan representasi perempuan sebagai subyek yang mampu bertahan dari superioritas laki-laki dalam lirik lagu “Wonderwoman”. Representasi perempuan yang diduakan yang merupakan bentuk kekerasan psikis dalam lirik lagu “Lagu Sedih”. Melalui pendekatan feminisme radikal yang digunakan untuk menganalisa data, sehingga didapat dua kesimpulan. Representasi perempuan sebagai obyektifikasi seksual yang merupakan bentuk kekerasan seksual dalam lirik lagu “Makhluk Tuhan Paling Seksi”, representasi perempuan sebagai korban kekerasan dalam yang merupakan bentuk kekerasan fisik lirik lagu “Wonderwoman” dan representasi perempuan yang diduakan yang merupakan bentuk kekerasan psikis dalam lirik lagu “Lagu Sedih” kontra atau menentang terjadinya feminisme radikal. Sedangkan representasi perempuan atas keindahan fisik yang dimiliki untuk menarik laki-laki dalam lirik lagu “Makhluk Tuhan Paling Seksi” dan representasi perempuan sebagai subyek yang mampu bertahan dari superioritas laki-laki dalam lirik lagu “Wonderwoman” pro atau mendukung terjadinya feminisme radikal.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................
ii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI .....................................................
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...........................................................
v
MOTTO ................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ..........................................................................
vii
ABSTRAK ............................................................................................
x
DAFTAR ISI .........................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL ....................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................
1
A. Penegasan Judul ..................................................................
1
B. Latar Belakang Masalah.......................................................
5
C. Rumusan Masalah ...............................................................
8
D. Tujuan Penelitian ................................................................
8
E. Manfaat Penelitian...............................................................
9
F. Kajian Pustaka ....................................................................
9
G. Kerangka Teori ...................................................................
11
H. Metode Penelitian ...............................................................
24
I. Sistematika Pembahasan .....................................................
28
BAB II MUSIK, MULAN JAMEELA DAN FEMINISME DI INDONESIA .....................................................................
30
A. Gambaran Singkat Perkembangan Musik di Indonesia .....
30
xi
B. Mulan Jameela dan Album-albumnya ................................
33
C. Feminisme di Indonesia .....................................................
44
BAB III Ideologi Patriarki Dalam Lirik Lagu Mulan Jameela ...
51
A. Representasi Perempuan sebagai Obyektifikasi Seksual: Bentuk Kekerasan Seksual dalam Lirik Lagu “Makhluk Tuhan Paling Seksi” ........................................................
51
B. Representasi Perempuan sebagai Korban Kekerasan: Bentuk Kekerasan Fisik dalam Lirik Lagu “Wonderwoman” ...............................................................
67
C. Representasi Perempuan yang Diduakan: Bentuk Kekerasan Psikis dalam Lirik Lagu “Lagu Sedih” ..............................
87
D. Representasi Perempuan atas Keindahan Fisik yang Dimiliki untuk Menarik Laki-Laki dalam Lirik Lagu “Makhluk Tuhan Paling Seksi” ..................................................................
103
E. Representasi Perempuan sebagai Subyek yang Mampu Bertahan dari Superioritas Laki-Laki dalam Lirik Lagu “Wonderwoman” ........................................................
111
BAB IV PENUTUP ...........................................................................
119
A. Kesimpulan ........................................................................
119
B. Saran ..................................................................................
121
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN xii
123
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
Tabel
1.1. Siklus Kekerasan terhadap Perempuan ............................
18
Gambar 1.1. Signifikansi Dua Tahap Barthes ......................................
25
Tabel
1.2. Perbandingan Bahasa dan Mitos ......................................
26
Tabel
3.1. Tanda- tanda “Perempuan sebagai Obyektifikasi Seksual
51
Tabel
3.2. Penanda dan Petanda “Perempuan sebagai Obyektifikasi Seksual”.............................................................................
Tabel
53
3.3. Denotasi dan Konotasi Lagu “Perempuan sebagai Obyektifikasi Seksual” ............................................................................
54
Tabel
3.4. Tanda-tanda “Perempuan sebagai Korban Kekerasan”....
69
Tabel
3.5. Penanda dan Petanda “Perempuan sebagai Korban Kekerasan” ........................................................................
Tabel
70
3.6. Denotasi dan Konotasi “Perempuan sebagai Korban Kekerasan”........................................................................
72
Tabel
3.7. Tanda-tanda “Perempuan yang Diduakan” .....................
88
Tabel
3.8. Penanda dan Petanda “Perempuan yang Diduakan”.........
89
Tabel
3.9. Denotasi dan Konotasi “Perempuan yang Diduakan”......
90
Tabel
3.10 Penanda dan Petanda “Perempuan atas Keindahan Fisik yang Dimiliki untuk Menarik Laki-Laki”................................
Tabel
3.11 Denotasi dan Konotasi “Perempuan atas Keindahan Fisik yang Dimiliki untuk Menarik Laki-Laki” ...............................
Tabel
105
106
3.12. Penanda dan Petanda “Perempuan Subyek yang Mampu Bertahan dari Superioritas Laki-Laki” ............................................. xiii
113
Tabel
3.13 Denotasi dan Konotasi Lagu “Perempuan Subyek yang Mampu Bertahan dari Superioritas Laki-Laki” ..............................
xiv
114
BAB I PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul Untuk menghindari adanya kesalahan dalam penafsiran atau pemahaman terhadap judul, maka penulis akan memberikan batasan agar pembahasan dapat terarah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. 1. Representasi Representasi dapat diartikan sebagai produksi makna melalui bahasa yang mempunyai dua prinsip. Pertama, adalah untuk mengartikan
sesuatu,
yaitu
untuk
menjelaskan
atau
menggambarkannya dalam pikiran dengan sebuah gambaran imajinasi. Prinsip kedua adalah representasi digunakan untuk menjelaskan (konstruksi) makna sebuah simbol.1 Jadi, makna objek dapat dikomunikasikan melalui bahasa kepada orang lain yang bisa mengerti dan memahami konvensi bahasa yang sama. Representasi juga bisa diartikan
sebagai
proses
perekonstruksian
dunia
dan
proses
memaknainya.2 Jadi, representasi adalah proses penggambaran makna sebuah simbol.
1
Stuart Hall, Culture, The Media and The Ideological Effect (London: London University, 1982), hlm. 16. 2
Pappilon Halomoan Manurung, Membaca Representasi Tubuh dan Identitas Sebagai Sebuah Tatanan Simbolik dalam Majalah Remaja, Jurnal Komunikasi Volume 1 Nomor 1 Juni (Yogyakarta: FISIP UAJY, 2004), hlm. 34.
2
2. Ideologi Patriarki Menurut Kamus Filsafat ideologi berasal dari bahasa Yunani: “idea yang berarti ide, gagasan dan logos yang berarti studi tentang...”.3 Idea juga diartikan dengan pemikiran, khayalan, konsep dan keyakinan, sedangkan logos berarti logika.4 Dalam perkembangannya, pengertian ideologi semakin meluas meskipun sebenarnya mind point-nya tetap sama yakni ide
atau
gagasan. Secara harfiah dan sebagaimana yang digunakan dalam metafisika klasik, ideologi merupakan ilmu pengetahuan tentang ideide, studi tentang asal-usul ide-ide. Sementara dalam penggunaan modern, ideologi mengandung makna peyoratif (makna negatif atau jelek) sebagai teorisasi atau spekulasi dogmatik dan khayalan kosong yang tidak betul atau tidak realitas bahkan palsu dan menutup-nutupi realitas sesungguhnya. Sedangkan dalam arti melioratif (makna positif atau baik), ideologi adalah setiap sistem gagasan yang mempelajari keyakinan-keyakinan dan hal-hal atau ide filosofis, ekonomis, politis dan sosial.5 Jadi, secara umum ideologi adalah pemikiran yang mencakup konsepsi mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode untuk merasionalisasikan pemikiran tersebut berupa fakta. 3
Loren Bagus, Kamus Filsafat edisi I November (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1996), hlm. 306. 4
Imam Munawar, Posisi Islam di Tengah Pertarungan Ideologi dan Keyakinan, cet.1 (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1986), hlm. 33. 5
Ibid. Bandingkan dengan Oxford Advanced Learner’s Dictionary, AS. Hornby edisi IV (Oxford: Oxford University Press, 1989), hlm. 616.
3
Istilah patriarkhi sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Yunani. Dalam Kamus Internasional kata ini disebut patriarches, dari asal kata patri (bangsa atau turunan) dan archos (pemimpin). Menurut kamus ini, patriarkhi selain berhubungan dengan kekuasaan atau pemimpin dalam suatu keturunan bangsa atau suku bangsa, juga dipakai untuk menyebut orang yang dianggap sebagai bapak dari suatu hasil usaha.6 Istilah patriarkhi menjadi semakin luas pemakaiannya setelah dihubungkan tidak hanya dengan konteks sosial, budaya dan politik, tetapi juga dengan penggambaran struktur masyarakat laki-laki dan perempuan yang tidak seimbang dan tidak berkeadilan. Istilah tersebut juga digunakan untuk menunjuk suatu kondisi ketika patriarkhi bertindak sebagai standar atas yang lain yakni perempuan.7 Jadi, secara lebih umum patriarkhi digunakan untuk menyebut kekuasaan laki-laki, cara laki-laki menguasai perempuan dan untuk menyebut sistem yang membuat perempuan tetap dikuasai.8
6
Ibid.
7
Syafiq Hasyim, Hal-hal yang Takterpikirkan tentang Isu-isu Keperempuanan dalam Islam (Bandung: Mizan, 2001), hlm. 82. 8
Kamla Bhasin, Menggugat Patriarki Pengantar tentang Persoalan Dominasi terhadap Kaum Perempuan, cet.1(Yogyakarta: Bentang Budaya, 1996), hlm. 1.
4
3. Lirik Lagu Mulan Jameela Lirik adalah karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi atau susunan kata sebuah nyanyian.9 Lagu adalah ragam suara yang berirama atau nyanyian atau ragam nyanyi.10 Jadi, lirik lagu adalah susunan kata sebuah nyanyian atau karya sastra yang berupa curahan perasaan pribadi. Mulan Jameela adalah seorang penyanyi Indonesia yang sebelumnya juga dikenal sebagai Mulan Kwok. Awal popularitasnya dimulai saat menjadi vokalis grup Ratu di awal tahun 2005. Setelah berpisah dari Ratu di tahun 2007, Mulan merilis album solo perdananya Mulan Jameela di tahun 2008.11 Dua lagu di album perdananya ini, “Wonderwoman” dan “Makhuk Tuhan Paling Seksi” yang dijadikan obyek penelitian penulis. Selain itu, juga lagu berjudul “Lagu Sedih” yang merupakan lagu di Album Kompilasi The Best Of Republik Cinta Artists Vol. I yang dirilis tahun 2008. Ketiga lirik lagu tersebut menceritakan betapa perempuan diceritakan sebagai sosok yang lemah dan sangat bergantung pada laki-laki.
9
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm. 528. 10
Peter Salim dan Yenny Peter, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (Jakarta: Modern English Press 1991), hlm. 811.
11
http://ahmaddhani.com/dhani/mulan-jameela/ diakses tanggal 09 April 2012.
5
Berdasarkan batasan-batasan pengertian di atas, penelitian ini akan membahas tentang penggambaran makna ideologi patriarkhi dalam lirik lagu Mulan Jameela, yang berupa simbol-simbol patriarki yang direpresentasikan melalui lirik lagu Mulan Jameela dalam bentuk teks. B. Latar Belakang Musik sebagai salah satu hasil karya seni, tidak mungkin hadir atau dihadirkan oleh penciptanya kalau tidak memiliki manfaat bagi masyarakat di mana musik itu diciptakan. Bagi pengarang sendiri, musik sebagai salah satu karya seni, di samping bertujuan untuk menghibur, dengan lirik lagu yang dibuatnya merupakan media komunikasi untuk menyampaikan apa yang ada dalam benak penciptanya. Musik sebagai salah satu karya seni dapat dipahami sebagai simbol dalam komunikasi. Musik dan komunikasi secara umum mempunyai kemampuan untuk menghasilkan kembali atau menentang struktur sosial yang dominan, karena komunikasi dibentuk dari masyarakat. Hubungan antara musik dan masyarakat adalah timbal balik dimana dalam hubungan tersebut keduanya saling mempengaruhi. Bahasa menjadi bagian penting dari lagu, bahasa mencakup kodekode representasi yang penuh dengan beragam kompleksitas visual literal, simbol dan metafora. Proses komunikasi termasuk musik merupakan refleksi dari realitas yang ada di masyarakat. Lewat lirik lagu seorang penyanyi menyampaikan berbagai pesan yang dikemas dalam tema-tema
6
tertentu seperti pesan cinta, pesan semangat nasionalisme, tema-tema lingkungan hidup, keadilan sosial, serta tentang perempuan. Berkaitan dengan perempuan, perempuan seringkali menjadi inspirasi bagi banyak pencipta lagu dalam menghasilkan sebuah karya seni. Keindahan perempuan serta kekaguman terhadap perempuan adalah dua hal yang banyak mendominasi lirik lagu, pop, rock, r&b dangdut dan sebagainya. Ketika perempuan menjadi simbol dalam seni-seni komersial, dalam hal ini adalah aliran musik pop, keberadaan mereka kemudian hanya menjadi simbol dari kekuatan laki-laki. Tidak sedikit lagu-lagu pop yang didalamnya mengandung lirik-lirik yang tidak memihak perempuan, perempuan seringkali hanya menjadi subordinasi dibawah kaum laki-laki. Subordinasi perempuan di bawah laki-laki inilah yang disebut dengan patriarkhi. Salah satu contohnya pada penggalan lirik lagu milik Mulan Jameela yang berjudul “Wonderwoman”. Lagu ”Wonderwoman” adalah salah satu contoh dari lagu pop yang juga mensubordinasi perempuan. Lagu ini menceritakan penderitaan perempuan yang terus-menerus disakiti. Kata-kata yang menunjukkan penderitaan adalah “tipu”, “siksa”, “tampar”, “remuk”, “hancur”, “paksa”. Kata-kata ini dipakai untuk menggambarkan betapa menderitanya si perempuan hingga tidak bisa berbuat banyak.12 Selain itu, penulis juga meneliti dua lagu lain, yaitu “Makhluk Tuhan Paling Seksi” dan “Lagu Sedih”. Kedua lirik lagu 12
Lina Meilinawati Rahayu, Pengajaran Berpikir Logis Melalui Lagu-lagu Populer Indonesia (Bandung: Unpad, 2011), hlm. 9.
7
tersebut menceritakan betapa perempuan diceritakan sebagai sosok yang lemah dan sangat bergantung pada laki-laki. Dalam banyak kasus, perempuan hanya dianggap sebagai kaum kelas dua setelah laki-laki. Nilai-nilai yang dikenalkan sejak kecil dalam keluarga menyulitkan perempuan dalam relasi gender di masyarakat. Nilai dan mitos yang di bangun atas dasar ideologi patriarkhi tersebut tertanam bertahun-tahun dalam pikiran dan kehidupan. Ini menyebabkan setiap tindakan budaya, termasuk penciptaan karya musik dipengaruhi oleh ideologi tersebut. Lagu-lagu yang tercipta karena terinspirasi sosok yang dibicarakan oleh pencipta lagu. Kurang adanya kesetaraan dan keadilan yang gender digambarkan dalam lirik lagu membuat penulis tertarik untuk menganalisis lebih jauh mengenai bagaimana sesungguhnya perempuan dimaknai dalam lirik lagu yang dinyanyikan Mulan Jameela ini. Dalam konteks penelitian ini dapat dikatakan bahwa ideologi patriarki digunakan oleh kelas dominan, yang dalam hal ini laki-laki, untuk meneruskan dominasinya atas kelas yang tersubordinat, yakni perempuan melalui institusi media massa (lirik lagu Mulan Jameela) para laki-laki (kreator seniman, kebanyakan laki-laki), berusaha menyakinkan khalayak (termasuk perempuan) bahwa peran domestik perempuan merupakan suatu yang alami atau takdir Tuhan yang tidak perlu dipertanyakan lagi karena begitulah seharusnya. Berkaitan dengan ini, penulis memilih lagu yang dibawakan Mulan Jameela yang cukup akrab didengar di telinga masyarakat. Mulan Jameela
8
terkenal sejak bergabung dengan Republik Cinta Management Artist (RCMA) yang dikomandani Ahmad Dhani, pencipta lagu sekaligus orang yang membawa Mulan Jameela ke puncak kesuksesan, banyak menciptakan lagu tentang cinta dan mengangkat perempuan sebagai objeknya. Dalam pandangan peneliti, lirik-lirik lagu tersebut mengandung makna yang kompleks dan kaya akan kode-kode sosial representasi tandatanda, simbol dan lambang yang dapat menggambarkan posisi perempuan. Sebagai pisau analisis, peneliti memilih menggunakan metode semiotika, yang merupakan metode yang tepat untuk menginterpretasikan sebuah teks. Semiotika digunakan sebagai pisau analisis untuk menemukan makna yang manifes maupun laten yang ingin disampaikan oleh penciptanya. C. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini, rumusan masalah yang menjadi pokok pembahasan yaitu : Bagaimana representasi ideologi patriarkhi dalam lirik lagu Mulan Jameela? D.
Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan, tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk
mengetahui makna yang muncul pada representasi ideologi
patriarki dalam lirik lagu Mulan Jameela. 2. Untuk mengetahui ideologi patriarki dalam lirik lagu Mulan Jameela.
9
E. Manfaat Penelitian 1.
Manfaat praktis a) Untuk dapat dijadikan pertimbangan dengan menggunakan pesan ideologi patriarkhi pada lirik lagu, sebagai salah satu upaya alternatif untuk mengefektifkan penyampaian pesan melalui lirik lagu. b) Hasil penelitian ini diharapkan berguna sebagai media koreksi dan evaluasi, agar untuk masa yang akan datang pesan dalam lirik lagu lebih mengena dan tepat sasaran.
2. Manfaat teoritis a) Untuk memberikan sumbangan pemikiran tertulis kepada fakultas Dakwah, khususnya pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. b) Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam penelitian karyakarya ilmiah selanjutnya, khususnya bagaimana membaca dan memaknai simbol-simbol yang muncul dalam suatu lirik sebuah lagu. c) Memberikan
masukan
bagi
pihak-pihak
terkait
dalam
mengembangkan kesetaraan gender di Indonesia. F. Kajian Pustaka Sejauh penelusuran dan pengetahuan peneliti, berkenaan dengan penelitian yang telah ada, maka peneliti menemukan beberapa hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan topik penelitian ini.
10
Ibnul
A'robi,13
telah
melakukan
penelitian
dengan
judul
Perempuan Jawa Dan Kekerasan Budaya Patriarkhi : Sebuah Tinjauan Hukum Islam. Penelitian ini, salah satunya menganalisis bagaimana pengaruh patriarkhisme Jawa dalam pembentukan subordinasi terhadap perempuan. Teknik analisis data dengan cara mengambil kesimpulan terhadap data yang ada, kemudian dianalisis dengan analisis kualitatif dengan menggunakan metode induktif-deduktif. Hasil penelitian ini bahwa adanya patriarkhisme Jawa sangat berpengaruh dalam pembentukan subordinasi terhadap perempuan dan kekerasan dalam pandangan Islam bagaimanapun bentuknya tidak sesuai dengan prinsip universalitas yang mengajarkan rasa keadilan, kesamaan dan persaudaraan antar sesama. Skripsi Puji Sukiswanti,14 dengan judul Eksploitasi Perempuan dalam Iklan (Studi Analisis Semiotik Iklan Televisi L-Men versi “eyes on you”, “trust me it works”dan “dream on man”). Penelitian ini menggunakan analisis semiotik dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Secara harfiah penelitian ini, perempuan hanya dijadikan obyek semata dan dalam realitas iklan hanyalah realitas semu yang dibangun oleh para kapitalis yang sengaja untuk mempromosikan produk-produk. 13
Ibnul A'robi, Perempuan Jawa dan Kekerasan Budaya Patriarkhi, skripsi tidak diterbitkan (Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2004). 14
Puji Sukiswanti, Eksploitasi Perempuan dalam Iklan (Studi Analisis Semiotik Iklan Televisi L-Men versi “eyes on you”, “trust me it works”dan “dream on man”), skripsi tidak diterbitkan ( Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2011).
11
Bila dibandingkan dengan penelitian yang penulis lakukan, perbedaan dari penelitian tersebut adalah penelitian yang dilakukan Ibnul A'robi mengupas pengaruh patriarkhisme Jawa dalam pembentukan subordinasi terhadap perempuan, dan Puji Sukiswanti menyimpulkan bahwa perempuan hanya dijadikan obyek semata dalam iklan. Sedangkan penulis fokus terhadap makna ideologi patriarkhi dalam lirik lagu Mulan Jameela. G. Kerangka Teori 1. Representasi Ideologi Patriarki Representasi adalah salah satu praktek penting yang memproduksi kebudayaan. Kebudayaan merupakan konsep yang sangat luas. Kebudayaan menyangkut pengalaman berbagi. Seseorang akan dikatakan berasal dari kebudayaan yang sama jika manusia-manusia dapat membagi pengalaman yang sama dan saling berbagi konsepkonsep yang sama. Proses representasi melibatkan tiga elemen : pertama, objek yakni sesuatu yang direpresentasikan. Kedua, tanda yakni representasi itu sendiri. Ketiga, coding yakni seperangkat aturan yang menentukan hubungan tanda dengan pokok persoalan.15 Coding membatasi maknamakna yang mungkin muncul dalam proses interpretasi tanda. Tanda dapat menghubungkan objek untuk bisa diidentifikasi, sehingga satu
15
hlm.64.
Ratna Noviani, Jalan Tengah Memahami Iklan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002),
12
tanda mengacu pada satu objek, atau satu tanda mengacu pada kelompok objek yang telah ditentukan secara jelas. Dalam proses representasi, terdapat beberapa masalah yang harus dipahami. Masalah ini diantaranya adalah : 1. Representasi adalah hasil suatu proses seleksi yang mengakibatkan bahwa ada sejumlah aspek dari realitas yang ditonjolkan serta ada sejumlah aspek lain yang dimarginalisasi. Hal ini menyebabkan hasil representasi bersifat sempit dan tidak lengkap. 2. Apa yang diartikan oleh kenyataan di dunia, tidak perlu untuk dipermasalahkan. Bahwa tidak ada satupun representasi dari realitas yang secara keseluruhan pastilah benar dan nyata. 3. Pemikiran yang menyatakan bahwa media tidaklah harus merefleksikan realitas. Permasalahan di atas diperlukan untuk dipahami dalam melihat proses representasi termasuk representasi dalam lirik lagu. Pihak yang melakukan representasi memiliki pengalaman sosial dan budaya yang mungkin berbeda dengan keberadaan sifat kepatriarkhian. Faktor ini mengakibatkan proses representasi tidak pasti dan benar secara keseluruhan berdasarkan makna sebenarnya. Keberadaan media dalam melakukan representasi tidak selalu merefleksikan realitas yang ada dalam masyarakat. Media dalam melakukan representasi mampu untuk memunculkan realitas baru yang sering disebut realitas media. Media
13
dalam membentuk realitas tidak lepas dari ideologi dan budaya media dimana simbol tersebut direpresentasikan. Raymond Williams (1976) memberikan definisi idelogi sebagai “himpunan ide-ide yang muncul dari seperangkat kepentingan material tertentu, atau secara lebih luas, dari sebuah kelas atau kelompok tertentu”. Ideologi juga bisa diartikan sebagai cara-cara dimana ritualritual dan kebiasaan-kebiasaan tertentu menghasilkan akibat-akibat yang mengikat dan melekatkan pada tatanan sosial, sebuah tatanan sosial yang ditandai adanya kesenjangan kesejahteraan, gap status dan jurang kekuasaan yang menonjol.16 Disini, ideologi digunakan oleh kelas dominan yang dalam hal ini laki-laki, untuk meneruskan dominasinya atas kelas yang tersubordinat yakni perempuan. Ideologi gender yang berkembang di masyarakat, dimana realitas marginalisasi dan subordinasi perempuan tumbuh subur. Melalui media massa (lirik lagu Mulan Jameela), para laki-laki
(kreator
seniman,
kebanyakan
laki-laki),
berusaha
menyakinkan khalayak (termasuk perempuan), bahwa peran domestik perempuan adalah merupakan suatu yang alami atau takdir Tuhan yang tidak perlu dipertanyakan lagi karena begitulah seharusnya. Bahwa
16
Elvinaro Ardianto, Filsafat Ilmu Komunikasi (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009), hlm. 117.
14
pada akhirnya ideologi akan sangat menentukan visi atau pandangan suatu kelompok budaya terhadap realitas.17 Dalam hal ini, patriarkhi dapat didefinisikan suatu sistem yang bercirikan laki-laki (ayah). Sistem ini, laki-laki yang berkuasa untuk menentukan. Sistem ini dianggap wajar sebab disejajarkan dengan kerja berdasarkan seks.18 Patriarkhi sebagai the magic system, karena kemampuan dalam berkuasa yang tidak lagi dalam ranah keluarga tetapi dalam semua bidang yang mempertontonkan dunia kognitif yang luar biasa cenderung memiliki ideologi. Menurut Kamla Bhasin, bahwa yang dihadapi oleh masyarakat sekarang adalah sebuah sistem, yaitu sistem dominasi dan superioritas laki-laki, sistem kontrol terhadap perempuan, dimana perempuan dikuasai. Melekat dalam sistem ini adalah ideologi yang menyatakan bahwa laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan, bahwa perempuan harus dikontrol oleh laki-laki dan bahwa perempuan adalah bagian dari milik laki-laki.19 Ideologi ini dianggap merupakan salah satu dari basis penindasan perempuan karena :
17
Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa (Jakarta: Methuen, 2004), hlm. 20. 18
Nunuk P & Murniati A, Getar jender :“Buku Kedua Perempuan Indonesia dalam Perspektif Agama, Budaya dan Keluarga” (Magelang: Indonesiatera, 2004), hlm.80. 19
Kamla Bhasin, Menggugat Patriarki Pengantar Tentang Persoalan Dominasi Terhadap Kaum Perempuan, cet.1 (Yogyakarta: Bentang Budaya, 1996), hlm. 4.
15
1. Menciptakan watak feminim dan maskulin yang melestarikan patriarki, 2. Menciptakan dan memperkuat pembatas antara privat dan publik, 3. Membatasi gerak dan perkembangan perempuan serta memproduksi dominasi kaum laki-laki. Media adalah alat representasi yang sangat penting di tangan laki-laki kelas atas dan kasta atas untuk menyebarluaskan ideologi gender dan kelas. Dari film dan televisi sampai majalah, koran, radio, dan juga lagu-lagu, penggambaran perempuan sifatnya streotipikal dan terdistorsi. Pesan-pesan mengenai kekuatan laki-laki dan kelemahan perempuan diulang-ulang secara konstan melalui media. Kekerasan terhadap perempuan sangat merajalela. Bersama sejumlah faktor lain, perempuan sangat ditonjolkan di media secara profesional dan biasbias dalam pemberitaan, liputan, iklan, lagu dan pesan-pesan masih sangat seksis.20 Nilai dan mitos yang di bangun atas dasar ideologi patriarki tersebut tertanam bertahun-tahun dalam pikiran dan kehidupan. Ini menyebabkan setiap tindakan budaya, termasuk penciptaan karya musik dipengarui oleh ideologi tersebut. Lagu-lagu yang tercipta karena terinspirasi sosok yang dibicarakan oleh pencipta lagu.
20
Ibid, hlm.14
16
Jadi,
dengan
kata
lain
(lirik
lagu
Mulan
Jameela),
menggambarkan tentang bagaimana cara suatu kelompok (laki-laki) memandang sebuah fenomena sosial (gender) berdasarkan sistem representasi ideologi patriarkhi yang dikonstruksikan melalui kodekode sehingga menghasilkan sebuah wacana yang memberikan pembenaran bahwa peran-peran perempuan seperti mengurus anak, suami dan memasak di dapur adalah merupakan sesuatu yang sifatnya normal, alami, ideal dan tidak perlu dipertanyakan lagi karena sudah benar adanya.21 Selain itu, kehidupan masyarakat yang dipengaruhi oleh ideologi patriarkhi dalam memandang sosok perempuan, dapat dipastikan akan memunculkan kepatriarkian dalam lirik lagu yang ditulis oleh pengarang lagu. Dan apabila hal ini dibiarkan, maka lirik lagu dapat menjadi kontribusi hegemoni yang terus melanggengkan nilai-nilai budaya patriarki.22 2. Kekerasan terhadap Perempuan Kekerasan (violence) adalah segala bentuk perbuatan yang menimbulkan luka baik secara fisik maupun psikologis. Jenis kekerasan yang dipahami di sini adalah fisik, psikis, ekonomi serta seksual dan masing-masing memiliki dampak yang berbeda-beda.
21
22
Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa, hlm.20.
http://airputihku.wordpress.com/2012/06/10/marginalisasi-perempuan-dalam-musikdosa-musisi-laki-laki-atau-industrinya-1/ diakses tanggal 27 Juni 2012.
17
a.
Kekerasan fisik, seperti dipukul, ditampar, disudut rokok bahkan
dibakar. Dampak yang diakibatkan adalah memar, luka bakar, pendarahan sampai patah tulang. b.
Kekerasan psikis, seperti dihina, dicaci bahkan direndahkan.
Dampak yang terjadi adalah luka jiwa seperti rendah diri, merasa tidak berarti, trauma bahkan depresi. c.
Kekerasan seksual, seperti pencabulan, pelecehan seksual dan
perkosaan. Dampak yang diakibatkan adalah luka di organ-organ reproduksi, penyakit menular seksual sampai kehamilan yang tidak dikehendaki. d.
Kekerasan ekonomi, terjadi jika perempuan dieksploitasi (diperas
tenaganya) tetapi tidak dibayar atau ahsilnya dinikmati orang lain. Kekerasan biasanya terjadi karena pola hubungan yang tidak setara pada kedua belah pihak, seperti orang tua dan anak, majikan dan buruh, laki-laki dan perempuan dan sebagainya. Kekerasan yang dilakukan laki-laki pada perempuan terjadi karena adanya budaya patriarki, dimana laki-laki ditempatkan pada posisi lebih tinggi dari perempuan. Dalam hal ini pihak yang memiliki posisi atau kekuasaan lebih tinggi akan cenderung melakukan kekerasan pada pihak yang lebih lemah.23 Kekerasan terhadap perempuan dapat terjadi di sepanjang siklus kehidupannya, seperti dalam tabel dibawah ini: 23
Rifka Annisa, Kekerasan terhadap Perempuan (Yogyakarta: Rifka Annisa Women’s Crisis Center, tt), hlm. 2.
18
Tabel 1.1 Siklus Kekerasan terhadap Perempuan Pra Kelahiran Fase
Masa bayi Masa anak-anak Masa remaja
Masa dewasa
Masa lanjut usia
Jenis kekerasan yang dialami Pengguguran kandungan karena berjenis kelamin perempuan, penganiayaan saat hamil Pembunuhan bayi perempuan, penelantaran, perbedaan perlakuan Perkawinan anak, penyunatan anak perempuan, anak yang dilacurkan, perkisaan Perkosaan dalam pacaran, perkosaan, penjualan, pelecehan seksual di tempat umum/ sekolah Kekerasan terhadap isteri, perkosaan, penjualan, kekerasan atas dasar mahar, pelecehan seksual di tempat kerja/ umum Kekerasan terhadap janda, perkosaan
3. Feminisme Radikal Gerakan ini beranggapan bahwa faktor utama yang menjadi sebab pembagian kerja secara seksual adalah sistem patriarkal. Gerakan ini diilhami oleh Kate Millet dengan buku Sexual Politics (1970) dan Shulamith Firestone dengan buku The Dialectic of Sex (1972). 24 Millet mengungkapkan bahwa, hubungan antara laki-laki dan perempuan di dalam masyarakat merupakan hubungan politik. Hal ini karena makna istilah politik, merupakan hubungan yang berdasarkan pada struktur kekuasaan, suatu sistem masyarakat dimana kelompok manusia dikendalikan oleh kelompok manusia lain. Nama struktur
24
Kasiyan, Manipulasi dan Dehumanisasi Perempuan dalam Iklan (Yogyakarta: Ombak, 2008 ), hlm. 88.
19
kekuasaan dimana laki-laki mengendalikan perempuan, adalah patriarki dan lembaga utama dari sistem ini adalah keluarga. Perintis feminis radikal Charlotte Perkins Gilman, Emma Goldman dan Margaret Sanger menyatakan bahwa perempuan harus melakukan kontrol radikal terhadap tubuh dan kehidupan mereka. Teori utama dari feminisme radikal kontemporer dikembangkan oleh kelompok di New York akhir tahun 1960-an 1970-an. Tri-GraceAtkinson menyatakan bahwa sistem peran laki-laki-perempuan yang secara politik menindas merupakan model asli dari semua penindasan. Dan Anne Koedt menyatakan bahwa penindasan perempuan terutama terjadi secara psikologis dan bukan ekonomis.25 Persoalan-persoalan tertentu menempatkan feminisme radikal berbeda dengan perspektif feminis lainnya, terutama pandangan sosialis akan sentralitas kelas dan pendangan perempuan kulit hitam akan sentralitas ras. Juliet Mitchell mengkritik Firestone secara khusus dan feminisme radilak pada umumnya karena tidak berbicara mengenai penindasan perempuan dalam cara tertentu secara historis. Dalam hal ini dikarenakan feminisme radikal, misalnya dalam teori Adrienne Rich, Mary Daly dan Shulamith Firestone berkaitan dengan seksualitas dan sosialisasi pekerja. Dengan menfokuskan pada kesadaran dan budaya di satu sisi dan ketidaksadaran di sisi lain, feminis radikal menganalisis struktur psikis, seksual dan ideologis yang membedakan 25
384.
Maggie Humm, Ensiklopedia Feminisme (Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru, 2007), hlm.
20
kedua jenis kelamin dalam kaitannya dengan dengan ketidaksetaraan gender. Feminisme radikal memberikan sumbangan terhadap teori feminisme dalam beberapa hal yang berbeda. Pertama, menciptakan konsep budaya perempuan di mana bangunan institusi alternatif bisa menghasilkan perubahan sosial, suatu konsep yang analog dengan libertarianisme. Kedua, femininme radikal adalah teori yang pertama mengkonsepkan kembali secara total realitas dari sudut pandang perempuan. Ketiga, feminisme radikal mengungkapkan bahwa ada bias maskulin yang tersembunyi dalam kerangaka konseptual dari berbagai pengetahuan tradisional dan dualisme bahwa penggunaan teori politik tradisional untuk menjustifikasi subordinasi perempuan. Dan, lebih dari teori
lainnya,
feminisme
radikal
bekerja
untuk
memperjelas
ketidaknampakan dengan membawa ke fokus struktur gender masyarakat.26 Aliran feminisme radikal menganggap penguasaan fisik perempuan oleh laki-laki merupakan bentuk penindasan terhadap perempuan. Dimana patriarki adalah sumber ideologi penindasan yang merupakan sistem hierarki seksual. Pada sistem hirarki tersebut lakilaki memiliki kekuasaan superior dan privilege (hak istimewa) ekonomi. Penindasan kaum perempuan lebih disebabkan karena sistem kelas jenis kelamin. Oleh karena itu aliran ini melihat faktor biologis 26
Ibid., hlm. 385.
21
yang menjadi dasar pembedaan gender.27 Sasaran utama analisis feminisme ini adalah citra patriarki sebagai praktek kekerasan oleh lakilaki dan organisasi yang didominasi laki-laki. Kekerasan tak selalu berbentuk kekejaman fisik lahiriah. Kekerasan muncul bila salah satu kelompok mengendalikan peluang hidup, lingkungan, tindakan, dan persepsi kelompok lain untuk kepentingannya sendiri, seperti yang dilakukan laki-laki terhadap perempuan. 4. Lirik Lagu Sebagai Teks Semiotika Lirik lagu merupakan ekspresi seseorang tentang suatu hal yang
sudah
dilihat,
mengekspresikan
didengar
maupun
pengalamannya,
penyair
dialaminya. atau
pencipta
Dalam lagu
melakukan permainan kata-kata dan bahasa untuk menciptakan daya tarik dan kekhasan terhadap lirik atau syairnya. Lagu yang terbentuk dari hubungan antara unsur musik dengan unsur syair atau lirik lagu merupakan salah satu bentuk komunikasi massa. Pada kondisi ini, lagu merupakan media penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dalam jumlah yang besar melalui media massa. Menunjuk pada Barthes, semiotika dipahami sebagai ilmu mengenai bentuk (form) dimana studi ini mengkaji signifikasi yang terpisah dari isinya (content). Semiotika tidak hanya meneliti mengenai signifier dan signified. Tetapi juga hubungan yang mengikat 27
Mansour Fakih, dkk., Membincang Feminisme: Diskursus Gender Perspektif Islam, (Surabaya: Risalah Gusti, 2000), hlm. 40.
22
mereka, tanda yang berhubungan secara keseluruhan. Teks merupakan penandaan umum dalam teori komunikasi untuk suatu kompleks signifikasi baik linguistik maupun audio-visual, seperti percakapan, program radio, novel, lukisan, komik, film dan lain-lain. Teks bagi Barthes tidak berarti berkaitan dengan aspek linguistik saja. Semiotika dapat meneliti dimana tanda-tanda terkodefikasi, dengan demikian semiotika dapat meneliti bermacam-macam teks seperti berita, film, iklan, fashion, fiksi, puisi dan drama.28 Lirik lagu merupakan sebuah teks yang terdiri atas elemenelemen yang dikonstruksikan secara cermat oleh pengarang lagu berisi pesan yang ingin disampaikannya. Pesan itu sendiri terdiri atas isi (content) dan lambang (symbol). Selanjutnya lambang-lambang tersebut dimengerti sebagai tanda.29 Dalam lirik lagu terdapat suatu sistem tanda yang kompleks yang
dibentuk
oleh
simbol
dan
tanda-tanda
bahasa
yang
merepresentasikan suatu kondisi sosial tertentu dalam masyarakat. Untuk menemukan makna yang ada dalam teks tersebut diperlukan proses membaca. Dalam
sebuah
teks
beragam
penandaan
ditampilkan,
selanjutnya direpresentasikan dalam bentuk kata-kata yang memiliki 28
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 123. 29
Onong Effendi, Dinamika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997), hlm.12.
23
makna. Di sinilah analisis semiotika digunakan sebagai pisau analisis untuk membedah dan menemukan makna di balik lirik lagu. Lirik lagu merupakan sebuah teks yang terdiri atas elemenelemen yang dikonstruksikan secara cermat oleh pengarang, dimana berisi pesan yang ingin disampaikannya. Pesan itu sendiri terdiri atas isi (content) dan lambang (symbol). Simbol-simbol atau lambang-lambang itu dipahami sebagai tanda (signs). Di sini, tanda-tanda bahasa sebagai salinan pesan (pikiran manusia yang ingin disampaikan) disebut sebagai simbol atau lambang untuk media komunikasi secara langsung yang akan mampu menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikan. Tapi dalam hal ini musisi menuangkan ekspresinya pada teks lirik-lirik lagu, kemudian proses komunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian pesan dari komunikan kepada komunikator. Pesan tersebut bisa menggunakan tanda-tanda atau lambang-lambang sebagai media.30 Dalam proses representasi termasuk representasi dalam lirik lagu, pihak yang melakukan representasi memiliki pengalaman sosial dan budaya yang mungkin berbeda dengan keberadaan sifat kepatriarkian. Faktor ini mengakibatkan proses representasi tidak pasti dan benar secara keseluruhan berdasarkan makna sebenarnya.
30
John Fiske, Cultural and Communication Studies, hlm. 8-9.
24
H. Metode Penelitian Kebenaran data penelitian ini, mempunyai arti bahwa peneliti harus memakai referensi yang sama terhadap data yang sama pula. Titik berat pada analisis ini terdapat simbol-simbol yang ada pada lirik lagu Mulan Jameela mengenai ideologi patriarkhi yang terdapat di dalamnya. 1. Fokus Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi fokus penelitiannya adalah lirik lagu Mulan Jameela mengenai ideologi patriarkhi yang ada di dalamnya. Penulis mengambil 3 lirik lagu Mulan Jameela yang akan diteliti pada penelitian ini. Lirik-lirik lagu tersebut adalah lagu “Makhluk Tuhan Paling Seksi”, “Wonderwoman”, dan “Lagu Sedih”. Dalam lsirik lagu-lagu di atas mengandung ideologi patriarki yang akan digunakan penulis untuk menganalisa data. 2. Analisis Data Analisis data yang dilakukan adalah menganalisis lirik-lirik lagu Mulan Jameela dengan cara menginterpretasikan makna-makna yang ada pada tiga teks lirik lagu Mulan Jameela tersebut. Pertama, dengan mengidentifikasi tanda-tanda yang terdapat dalam masing-masing teks untuk mengetahui makna-makna yang dipresentasikan dalam lirik lagu tersebut, baik makna denotasi maupun makna konotasi. Tanda disini menghubungkan objek untuk bisa di identifikasi, sehingga satu tanda mengacu pada satu objek, atau satu tanda mengacu pada kelompok objek yang telah ditentukan secara jelas.
25
Lalu pada setiap lirik lagu akan dipisahkan signifier (penanda) dan signified (petanda), kemudian tanda-tanda itu akan diuraikan berdasarkan strukturnya agar bisa terbaca makna denotasi dan konotasi. Makna denotasi yaitu makna langsung, eksplisit atau tersurat pada teks atau gambar. Sedangkan makna konotatif yaitu makna implisit, tersirat dan tidak langsung, khususnya makna-makna yang tercipta ketika sebuah citraan dikaitkan dengan konsep-konsep yang berasal dari ideologi dan mitos. Setelah itu, akan dilihat juga keterkaitan antara tanda yang satu dengan yang lainnya, apakah makna yang muncul dari hubungan antara tanda-tanda tersebut. Seperti yang ada pada gambar di bawah ini: Gambar 1.1 : Signifikansi Dua Tahap Barthes31 Tatanan Pertama Realitas
Tatanan Kedua
Tanda
Budaya Bentuk
Denotasi
Konotasi
Penanda Petanda Isi
Mitos
Melalui model ini Barthes seperti dikutip oleh Fiske, menjelaskan bahwa, signifikansi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier dan signified di dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Barthes 31
John Fiske, Cultural and Comunication Studies (Bandung : Jalasutra, 1990), hlm.120.
26
menyebutnya sebagai denotasi, yaitu makna yang nyata dari tanda. Signifikansi
terhadap
kedua
yang
disebut
dengan
konotasi,
menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaannya. Dengan kata lain denotasi adalah apa yang di gambarkan tanda terhadap sebuah objek, sedangkan konotasi adalah bagaimana menggambarkannya. Denotasi sebagai suatu hubungan tanda isi sederhana. Konotasi adalah suatu tanda yang berhubungan dengan suatu isi melalui satu atau lebih fungsi tanda lain.32 Dalam semiologi Barthes, denotasi merupakan sistem signifikasi tingkat pertama, sementara konotasi merupakan tingkat kedua. Dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi ideologi, yang disebut sebagai “mitos“. Mitos berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu. Dalam mitos juga terdapat tiga pola dimensi yaitu penanda, petanda dan tanda. Namun sebagai suatu sistem yang unik, mitos dibangun oleh suatu rangkai pemaknaan yang telah ada sebelumnya, atau dengan kata lain mitos adalah suatu pemaknaan tataran kedua. Di dalam mitos pula sebuah petanda dapat memiliki beberapa penanda. Selain itu, mitos dapat diartikan sebagai cara berpikir dari suatu kebudayaan tentang sesuatu. Mitos adalah cerita yang digunakan suatu 32
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 128.
27
kebudayaan untuk menjelaskan atau memahami beberapa aspek dari realitas atas alam. Mitos primitif berkenaan dengan hidup dan mati, manusia dan dewa, baik dan buruk. Maskulinitas, feminitas, keluarga, keberhasilan, ilmu juga termasuk ke dalam mitos. Secara teknis, Barthes menyebutkan bahwa mitos merupakan urutan kedua dari sistem semiotika, di mana tanda-tanda pada urutan pertama pada sistem itu (yaitu kombinasi antara petanda dan penanda) menjadi penanda dalam sistem kedua. Dengan kata lain tanda dalam sebuah sistem linguistik menjadi penanda dalam mitos dan kesatuan antara penanda dan petanda dalam sistem yang disebut “penandaan”. Barthes menggunakan istilah khusus untuk membedakan sistem mitos dan hakekat bahasanya. Barthes juga menggambarkan penanda dalam mitos sebagai bentuk dan petanda sebagai konsep. Pembedaan istilah-istilah tersebut dimaksudkan bukan hanya agar peneliti tidak bingung, melainkan juga proses signification dalam sistem semiotika tingkat pertama dan kedua tidak persis sama. Jika sistem pertama adalah sistem liguistik, sedangkan sistem kedua adalah sistem mistis yang mempunyai keunikan. Kombinasi kedua istilah seperti yang telah tersebut diatas merupakan penandaan. Penjelasan ini dapat dilihat dalam tabel berikut:
28
Tabel 1.2 : Perbandingan Bahasa dan Mitos 33 Bahasa Penanda (Signifier) Petanda (Signified) Tanda (Sign)
Mitos Bentuk (Form) Konsep (Concept) Penandaan (Signification)
I. Sistematika Pembahasan Skripsi yang baik diantaranya harus disusun secara sistematis sehingga memudahkan dalam memahami isi skripsi tersebut. Adapun sistematika pembahasan pada skripsi ini diawali dengan halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, dan daftar isi. Selanjutnya diikuti oleh empat bab dimana setiap bab terdapat beberapa sub bab. Bab pertama berisi penegasan judul, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, telaah pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab ini merupakan rujukan dasar untuk penelitian dan penulisan bab-bab selanjutnya. Bab kedua terdiri dari 3 sub bab, yaitu: pertama, mengenai gambaran singkat perkembangan musik di Indonesia. Kedua, Mulan Jameela dan album-albumnya. Bagian ketiga, menjelaskan tentang feminisme di Indonesia.
33
Asa Berger, Media Analisis Techniques, Second Edition (Yogyakarta: Universitas Atmajaya, 2000), hlm. 56.
29
Bab ketiga merupakan bagian yang sangat penting, yaitu merupakan analisis data, dimana tanda-tanda ideologi patriarki yang muncul dalam ketiga lirik lagu terdiri dari Mulan Jameela, yaitu representasi perempuan sebagai obyektifikasi seksual dan representasi perempuan atas keindahan fisik yang dimiliki untuk menarik laki-laki dalam lirik lagu “Makhluk Tuhan Paling Seksi”, representasi perempuan sebagai korban kekerasan dan representasi perempuan sebagai subyek yang mampu bertahan dari superioritas laki-laki dalam lirik lagu “Wonderwoman” dan representasi perempuan yang diduakan dalam lirik lagu “Lagu Sedih”. Bab keempat merupakan bab penutup yang terdiri dari dua sub bab. Pertama, berisi kesimpulan dari keseluruhan pembahasan mengenai “Representasi Ideologi Patriarkhi dalam Lirik Lagu Mulan Jameela (Studi Analisis Semiotik)”. Kedua, berisi saran-saran yang perlu disampaikan yang tentunya relevan dengan tema penelitian.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Penelitian ini menganalisis tiga lirik lagu yang dinyanyikan oleh Mulan Jameela, yaitu “Makhluk Tuhan Paling Seksi”, “Wonderwoman” dan “Lagu Sedih”. Setiap lirik lagunya terdapat pesan-pesan yang menyampaikan ideologi patriarki kepada publik, sehingga ideologi yang diangkat akan mudah dipahami dan diterima oleh khalayak luas. Lirik dalam sebuah lagu merupakan sebuah media yang telah menyebarkan ideologi-ideologi kepada masyarakat. Individu sebagai bagian dari masyarakat telah tersentuh ruang privatnya sebagai audiens untuk menerima ideologi itu bukan dengan cara represif (menekan), melainkan diluar kesadarannya. Hal ini terbukti bahwa di tiga lirik lagu tersebut terdapat ideologi patriarki. Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan antaralain: 1. Penelitian ini menggunakan analisis semiotika dua tahap signifikansi Roland Barthes, dengan menemukan makna-makna yang muncul dalam lirik lagu “Makhluk Tuhan Paling Seksi”, “Wonderwoman” dan “Lagu Sedih”, hasilnya adalah bahwa dalam setiap lirik lagu tersebut terdapat dominasi kaum laki-laki terhadap kaum perempuan yang menyebabkan budaya patriarki akan selalu eksis.
120
2. Dari hasil analisa yang dilakukan, penulis menemukan lima representasi ideologi patriarki dalam ketiga lirik lagu Mulan Jameela tersebut, yaitu: a) Representasi perempuan sebagai obyektifikasi seksual yang merupakan bentuk kekerasan seksual dalam lirik lagu “Makhluk Tuhan Paling Seksi”. b) Representasi perempuan sebagai korban kekerasan yang merupakan
bentuk
kekerasan
fisik
dalam
lirik
lagu
“Wonderwoman”. c) Representasi perempuan yang diduakan yang merupakan bentuk kekerasan psikis dalam lirik lagu“Lagu Sedih”. d) Representasi perempuan atas keindahan fisik yang dimiliki untuk menarik laki-laki dalam lirik lagu “Makhluk Tuhan Paling Seksi”. e) Representasi perempuan sebagai subyek yang mampu bertahan dari superioritas laki-laki dalam lirik lagu “Wonderwoman”. 3. Melaluipendekatan feminisme radikal yang digunakan untuk menganalisa data, sehingga didapat dua kesimpulan. Representasi perempuan sebagai obyektifikasi seksual yang merupakan bentuk kekerasan seksualcdalam lirik lagu “Makhluk Tuhan Paling Seksi”, representasi perempuan sebagai korban kekerasan yang merupakan bentuk kekerasan fisik dalam lirik lagu “Wonderwoman” dan representasi perempuan yang diduakan yang merupakan bnetuk
121
kekerasan psikis dalam lirik lagu “Lagu Sedih” kontra atau menentang terjadinya feminisme radikal. Sedangkan representasi perempuan atas keindahan fisik yang dimiliki untuk menarik lakilaki dalam lirik lagu “Makhluk Tuhan Paling Seksi” dan representasi perempuan sebagai subyek yang mampu bertahan dari superioritas laki-laki dalam lirik lagu “Wonderwoman”pro atau mendukung terjadinya feminisme radikal. B. Saran Dari hasil analisis tersebut di atas peneliti merekomendasikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Penelitian ini menggunakan analisis semiotika dimana penulis memaknai tiga lirik lagu Mulan Jameela, yaitu Makhluk Tuhan Paling Seksi, Wonderwoman dan Lagu Sedih dengan menggunakan pendekatan feminisme radikal, pemaknaan dari feminisme radikal masih kurang relevan. Untuk itu diharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca, agar lebih memperkaya khasanah bacaan tentang feminisme radikal. 2. Dalam penelitian ini, penulis mengalami kesulitan untuk menemukan kajian semiotika yang dibutuhkan penulis sebgaia referensi. Kajian semiotika musik yang ada hanya teori dan perspektif saja, sehingga sangat diperlukan penelitian semiotika musik agar bisa memperkaya kajian culture studies, khususnya dalam musik yang termasuk popular culture.
122
3. Dalam penelitian ini, kajian-kajian musik sebagai bagian dari popular culture masih kurang popular dibandingkan dengan kajian culture studies, seperti film, foto, desain atau iklan. Maka sangat diperlukan kajian tentang musik baik dari segi etnomusikologi, maupuh genre agar memperkaya kajian penelitian tentang musik.
123
DAFTAR PUSTAKA
Ardian Novianto, Handayani, dan Cristina S, Kuasa Wanita Jawa, Yogyakarta: LKSI, 2004.
Ardianto, Elvinaro, Filsafat Ilmu Komunikasi, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009. A'robi, Ibnul, Perempuan Jawa Dan Kekerasan Budaya Patriarkhi, Yogyakarta: skripsi Jurusan Al Ahwal As Syakhsiyah, Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2004.
Bagus, Loren, Kamus Filsafat edisi I November, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1996.
Berger Asa, Media Analisis Techniques, Second Edition, Yogyakarta: Universitas Atmajaya, 2000.
Bhasin, Kamla, Menggugat Patriarki Pengantar Tentang Persoalan Dominasi Terhadap Kaum Perempuan, cet.1, Yogyakarta: Bentang Budaya, 1996.
Bhasin, Kamla dan Nighat Said Khan, Persoalan Pokok Mengenai Feminisme dan Relevansinya, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama bekerjasama dengan Kalyanamitra, 1999.
Budiman, Arief Pembagian Kerja Secara Seksual: Sebuah Pembahasan Sosiologis tentang Peran Perempuan di dalam Masyarakat, Jakarta: Gramedia, 1985.
Bungin, Burhan Konstruksi Sosial Media Massa, Jakarta: Kencana, 2008. C. Ollenburger, Jane dan Helen A. Moore, Sosiologi Perempuan. Terj. Budi Sucahyono dan Yan Sumaryana, Jakarta: Rineka Cipta, 1996.
Effendi, Onong, Dinamika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997.
124
Fakih, Mansour dkk, Membincang Feminisme (Diskursus Gender Perspektif Islam), Surabaya: Risalah Gusti, 2000.
Fiske, John, Cultural and Communication Studies, Sebuah Pengantar Paling Kompehensif, Yogyakarta: Jalasutra, 2002.
Gill, Rosalind Gender and The Media, Cambridge: Press Syndicate University of Cambridge, 2007.
Hall,
Stuart, The Work of Representation dalam refrentasi: Cultural Representation and Signifying Practise, New Delhi: Sage Publication, 1997.
Hamad, Ibnu, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa, Jakarta:Methuen, 2004. Hasyim, Syafiq, Hal-hal yang Takterpikirkan Tentang Isu-isu Keperempuanan dalam Islam, cet. 1, Bandung: Mizan, 2001.
Ibrahim Alfian, T. Disilpin Sejarah dalam Merekonstruksi Masa Lampau untuk Menyongsong Masa Depan, Makalah disampaikan pada Lokakarya Nasional Pengajaran Sejarah Arsitektur ke-4 di Yogyakarta: April 1999.
Ibrahim, Subandi Lifestyle Ecstasy: Kebudayaan Pop dalam Masyarakat Komoditas Indonesia, Jakarta: Jalan Sutera, 1997.
Kasiyan, Manipulasi dan Dehumanisasi Perempuan dalam Iklan, Yogyakarta: Ombak, 2008.
Manurung, Pappilon Halomoan, Membaca Representasi Tubuh dan Identitas Sebagai Sebuah Tatanan Simbolik dalam Majalah Remaja, Jurnal Komunikasi Volume 1 Nomor 1 Juni, Yogyakarta: FISIP UAJY, 2004.
Muhaya, Abdul, Bersufi Melalui Musik : Sebuah Pembelaan Musik Sufi oleh Ahmad Ghazali, Yogyakarta: Gama Media, 2003.
125
Munawar, Imam, Posisi Islam di Tengah Pertarungan Ideologi dan Keyakinan, cet.1 Surabaya: PT Bina Ilmu, 1986. Murniati, Nunuk P, Getar jender :“Buku Kedua Perempuan Indonesia dalam Perspektif Agama, Budaya dan Keluarga”, Magelang : Indonesiatera, 2004.
Noviani, Ratna, Jalan Tengah Memahami Iklan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002.
Raliby, Osman, Kamus Internasional, Jakarta: Bulan Bintang, 1982.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1989.
Puji Sukiswanti, Eksploitasi Perempuan dalam Iklan (Studi Analisis Semiotik Iklan Televisi L-Men versi “eyes on you”, “trust me it works”dan “dream on man”) Yogyakarta : skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, 2011.
Peter, Yenny dan Peter Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta : Modern English Press, 1991.
Priyatna Prabasmoro, Aquarini Kajian Budaya Feminis: Tubuh, Sastra dan Budaya Pop, Yogyakarta: Jalasutra, 2006.
Sadli, Saparinah Wanita dalam Masyarakat Indonesia: Pemberdayaan dan Kesempatan, Yogyakarta: Suka Press, 2001.
Akses
Siregar, Ashadi Media dan Gender: Perspektif Gender atas Industri Surat Kabar Indonesia, Yogyakarta: Kerjasama antara Lembaga Penelitian Pendidikan dan Penerbitan Yogyakarta dan The Ford Foundation, 1999.
Synnott, Anthony Tubuh Sosial: Simbolisme, Diri dan Masyarakat, Yogyakarta: Jalasutra, 2003.
126
Sobur, Alex, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001.
........, Semiotika Komunikasi, Bandung: Rosdakarya, 2003.
Strianti, Dominic Analisis Wacana Ideologi Gender Media Anak-anak, Semarang: Mimbar dan Yayasan Adikarya serta Ford Foundatin, 2003.
Widyatama, Rendra Bias Gender dalam Iklan Televisi, Yogyakarta: Media Pesindo, 2006.
Tesis, Analisis Kebijakan Hukum Pidana terhadap Tindak Pidana Kekerasan dalam Rumah Tangga , Undang-Undang No. 23 tahun 2004. Yosef Bria, Benyamin “Kekerasan Terhadap Perempuan,” Kekerasan Terhadap Perempuan dan Bagaimana Menyikapinya, Yogyakarta: Pustaka Nusatama, 2003).
http://ahmaddhani.com/dhani/mulan-jameela/
http://www.angelfire.com/journal/fsulimelight/betina.html
http://forumnova.tabloidnova.com/showthread.php?t=1130
http://www.tribunnews.com/2011/04/30/yuk-intip-isi-album-baru-mulan-jameela
http://www.musisiindonesia.com/news/news-album/159-mulan-jameela.html
http://www.musikji.net/search/label/Mulan%20Jameela
http://www.lirikdanlagu.com/album32_24-Ratu+and+Friends.html
127
http://www.indonesiamp3.info/the-best-of-republik-cinta-artists-vol-i-%C2%BBdownload-full-album/
http://www.indonesiamp3.info/va-the-best-republik-cinta-artists-vol-ii-2009/
http://www.stafaband.info/download-mp3-laguThe_Rock_Sprite_D_Plong_Sensasi_Rock__n__Dut.html
http://forum.detik.com/showthread.php?p=2222646
http://suficinta.wordpress.com/2007/09/18/arus-feminisme-dan-perpolitikanindonesia/
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2008/06/18/18171/Hegemoni.P atriarki.dalam.Lagu
http://pppakb.grobogan.go.id/artikel/56-emansipasi-wanita-dibalik-kepeloporankartini-.html
http://sosok.kompasiana.com/2011/03/14/kodrat-kaum-wanita-atas-kewajibannya/
http://www.lbh-apik.or.id/fact%20-%20kdrt%20dalam%20islam.htm
http://ibawel.com/threads/wanita-itu-makhluk-lemah-atau-memang-bodoh.8287/
http://wapannuri.com/a.cinta/tentang_cinta_pria.htmlhttp://4dgi.wordpress.com/2 010/07/01/wanita-butuh-kesetiaan-pria-butuh%C2%A0kekaguman/
http://priaoke.wordpress.com/2012/08/04/bagaimana-memikat-wanita/
http://dumalana.com/2012/07/23/inilah-alasan-umum-mengapa-pria-tinggalkanhubungan/
DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. Identitas Diri Nama
: Inne Wahyu Ambarsiwi
Tempat/Tgl. Lahir
: Klaten, 18 Oktober 1989
Alamat
: Derepan, Gedaren, Jatinom, Klaten 57481
Nama Ayah
: Totok Wahyu Winarto, ST
Nama Ibu
: Imbar Pangastuti
B. Riwayat Pendidikan 1. Pendidikan Formal a. SD/ MI, Tahun Lulus : SDN 2 Gedaren, tahun 2002 b. SMP/ Mts, Tahun Lulus
: SMPN 3 Klaten, tahun 2005
c. SMA/ MA, Tahun Lulus
: SMAN 3 Klaten , tahun 2008
C. Prestasi/ Penghargaan 1. Juara II Lomba Mengarang Tingkat SMA Se Kabupaten Klaten tahun 2006
D. Pengalaman Organisasi 1. JCM (Jama’ah Cinema Mahasiswa) tahun 2008-2010 2. Suka TV PPTD (Pusat Pengembangan Teknologi Dakwah) tahun 2011-2012